kata serapan - repository.uinjkt.ac.id

206
KATA SERAPAN Perbandingan Perubahan Makna Kata Serapan dari Bahasa Arab pada Al-Qur’an Terjemah Bahasa Indonesia Dan Bahasa Sunda (Surah At-Taubah Ayat 1-50) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S.) Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh: Zaky Mubarok NIM: 104024000851 PROGRAM STUDI TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

KATA SERAPAN Perbandingan Perubahan Makna Kata Serapan dari Bahasa Arab

pada Al-Qur’an Terjemah Bahasa Indonesia Dan Bahasa Sunda

(Surah At-Taubah Ayat 1-50)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sastra (S.S.)

Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh:

Zaky Mubarok NIM: 104024000851

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/ 2011 M

Page 2: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

i

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strara 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 23 Agustus 2011

Zaky Mubarok

NIM: 104024000851

Page 3: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul KATA SERAPAN; PERBANDINGAN PERUBAHAN MAKNA

KATA SERAPAN DARI BAHASA ARAB PADA AL-QUR’AN TERJEMAH

BAHASA INDONESIA DAN BAHASA SUNDA (Surah At-Taubah Ayat 1-50)

yang ditulis oleh Zaky Mubarok, NIM : 104024000851 telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26

Agustus 2011, dan telah diperbaikai sesuai dengan saran dan komentar Tim Penguji.

TIM PENGUJI

Dr. Akhmad Saehudin, M. Ag., (…………………………..) (Ketua Sidang) Tanggal: Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum., (…………………………..) (Sekretaris Sidang) Tanggal: Dr. Akhmad Saehudin, M. Ag., (…………………………..) (Pembimbing) Tanggal: Drs. Ikhwan Azizi, MA, (…………………………..) (Penguji I) Tanggal: Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum., (…………………………..) (Penguji II) Tanggal:

Page 4: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

KATA SERAPAN Perbandingan Perubahan Makna Kata Serapan dari Bahasa Arab

pada Al-Qur’an Terjemah Bahasa Indonesia Dan Bahasa Sunda

(Surah At-Taubah Ayat 1-50)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sastra (S.S.)

Diajukan Oleh:

Zaky Mubarok

NIM: 104024000851

Pembimbing,

Dr. Akhmad Saehudin, M. Ag.

NIP: 19700505 200003 1 003

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H/ 2008 M

Page 5: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Allah Swt. yang melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulisan skripsi sebagai sarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra di

Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta ini dapat penulis selesaikan.

Salawat salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw.,

keluarga, dan para sahabatnya. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di

hari akhir. Amin!

Dalam terima kasih ini, penulis haturkan terima kasih kepada Prof. Dr.

Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta; Dr. Wahid Hasyim, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora; dan Dr.

Ahmad Syaekhudin M. Ag., Ketua Jurusan Tarjamah.

Kepada pembimbing, Dr. Ahmad Syaekhudin M. Ag. yang telah

meluangkan waktu di tengah kesibukannya serta kesabarannya dalam bimbingan

penulis haturkan terima kasih; Dr. Sukron Kamil, MA, dan Moch. Syarif

Hidayatullah M.Hum. selaku pembimbing Akademik yang telah mengarahkan,

mengajarkan, dan mendidik penulis selama menjadi mahasiswa.

Kepada seluruh dosen Jurusan Tarjamah yang telah mendidik dan

mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan bahasa, budaya, dan terjemahan,

khususnya Moch. Syarif Hidyatullah, M.Hum, yang mengajarkan seluk beluk

dunia terjemah, terima kasih. Semoga amal mereka diterima Allah Swt. Amin!

Kepada orang tua tercinta, Drs. Olih MS dan Yeti Rohayati M. Pd. yang

selalu mendoakan penulis, sehingga penysusunan skripsi ini terasa lebih ringan.

Begitu juga, kepada Adik-adik tercinta Irfan Fuad Nugraha, Tri Ayu Meilawati

dan Anna Qurratuain yang menjadi penyemangat penulis dalam menapaki dunia

ini. kepada yang tercinta Hamsi El-sahara yang selalu menjadi inspirasi dan

dorongan untuk terus bergerak. Terima kasih.

Page 6: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Terima kasih yang amat sangat kepada WS. Rendra yang telah memberi

pijar pada jalan yang sudah gelap. Ibu Ken Zuraida Rendra yang selalu memberi

semangat tiada henti. Teh Mey dan Kang Arul, Mas Esis, Icha dan Joel, Totenk

Mahdasi Tatang, Ambadewi, Om Yus, Bi Lili dan keluarga, aku cinta padamu.

Kawan-kawan Jurusan Tarjamah 2004, Abdur Rahman, Heri, Luki,

Nurikhwan, Alhafiz, Amir, Anna. Fina, Muna, Munay, Silvi, Nunung, Erwan dan

Puput atas segala dukungan dan bantuan mereka, khususnya Tatam yang selalu

memberi bantuan dan semangat yang tiada henti, sehingga skripsi ini dapat

penulis selesaikan. Juga kawan-kawan angkatan 2005-2010, terimakasih.

Saudara-saudara di Sanggar Altar, Makyun Subuki, Aa Isol, Ipoeng, Ipul

dan Liga, Hijarah Ahmad, Mas Hendri, Elex sw, Komarudin King-king, Hafas,

Basri, Akbar Soge, Boby Efri, kapan kita pentas lagi? Saudara di El-Na’ma,

Teater Syahid, KMM Riak, Galuh Jaya, terima kasih. Juga kawan diskusi dan

menulis yang selalu hangat, Iyya, Dede, Bowo, dan Abah Alawi, terima kasih.

Keluarga besar Sanjo Boyz yang selalu bergerak tanpa beban. Keluarga

besar Ken Zuraida Project, Om Amir, Om Edhar, Dwi Klik Santosa, yang selalu

mendorong untuk terus bergerak pada perubahan.

Semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi peminat

penerjemahan khususnya penerjemahan al-Quran. Kurangnya ada, lebihnya pun

ada. Semoga masukan dan saran-saran dari semua pihak dapat melengkapi skripsi

ini. Amin!

Jakarta, Agustus 2011

Zaky Mubarok

Page 7: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………i

SURAT PERNYATAAN ...................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iv

TERIMA KASIH .................................................................................... v

DAFTAR ISI…………………………………………………………... vii

TRANSLITERASI ARAB-LATIN ........................................................ x

ABSTRAK .............................................................................................. xii

BAB I:

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan .................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 7

D. Metodologi Penelitian ............................................................ 8

E. Sistematika Penulisan ............................................................. 9

BAB II

Kerangka Teori

A. Kosakata dan Makna .......................................................................... 11

B. Kata Serapan Arab .............................................................................. 12

Page 8: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

C. Proses Penyerapan Kata-kata Bahasa Arab

Ke dalam Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia ................................. 15

1. Bidang Fonem ......................................................................... 16

a. Penggantian Fonem ..................................................... 17

b. Penghilangan Fonem ................................................... 25

c. Pelonggaran kaidah Fonem .......................................... 27

2. Pola Suku Kata ........................................................................ 30

D. Kata Istilah, Pengulangan, dan Imbuhan ............................................ 32

1. Kata Istilah .............................................................................. 32

2. Pengulangan ............................................................................ 33

3. Imbuhan ................................................................................... 35

E. Hakikat Makna dan Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Arab ... 38

F. Jenis Perubahan Makna ...................................................................... 39

a. Peluasan Makna ......................................................................... 39

b. Penyempitan Makna .................................................................. 40

c. Peninggian Makna ..................................................................... 40

d. Penurunan Makna ..................................................................... 40

e. Persamaan Makna ...................................................................... 41

f. Pertukaran Makna ...................................................................... 41

Page 9: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

BAB III

Perbandingan Perubahan Makna Kata Serapan dari Bahasa Arab

pada al-Qur’an Terjemah Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda .... 42

A. Perbandingan Perubahan Makna Kata serapan .................................. 43

B. Perbandingan Bentuk Penyerapan ...................................................... 79

BAB IV

Penutup

A. Keimpulan .............................................................................. 82

B. Saran dan Kritik ...................................................................... 85

Daftar Pustaka ......................................................................................... 86

Page 10: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA

Transliterasi yang dipakai dalam Skripsi ini adalah pedoman Transliterasi Arab-

Indonesia berdasarkan Surat Keputusan bersama Meneri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Jauari 1988.

Arab Latin Arab Latin Arab Latin

q ق z ز a ا

k ك s س b ب

l ل sy ش t ت

m م sh ص ts ث

n ن d ض j ج

w و th ط h ح

h ه z ظ kh خ

’ ء ‘ ع d د

y ي g غ ż ذ

- f ف r ر

Catatan:

1. Konsonan yang bersyaddah ditulis dengan rangkap

Misalnya ; ربـنـا ditulis rabbanâ.

Page 11: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

2. Vokal panjang (mad) ;

Fathah (baris di atas) di tulis â, kasrah (baris di bawah) di tulis î, serta

dammah (baris di depan) ditulis dengan û. Misalnya; ـارعـةقالـ ditulis al-

qâri‘ah, المــسـاآـيـن ditulis al-masâkîn, الـمـفـلحون ditulis al-muflihûn

3. Kata sandang alif + lam (ال)

Bila diikuti oleh huruf qamariyah ditulis al, misalnya ; الـكافـرون ditulis al-

kâfirûn. Sedangkan, bila diikuti oleh huruf syamsiyah, huruf lam diganti

dengan huruf yang mengikutinya, misalnya ; الـرجـال ditulis ar-rijâl.

4. Ta’ marbûthah ( ة ).

Bila terletak diakhir kalimat, ditulis h, misalnya; الـبـقـرة ditulis al-baqarah.

Bila ditengah kalimat ditulis t, misalnya; زآاة الـمـال ditulis zakât al-mâl, atau

ـسـاءنسـورة ال ditulis sûrat al-Nisâ`.

5. Penulisan kata dalam kalimat dilakukan menurut tulisannya, Misalnya;

.ditulis wa huwa khair ar-Râziqîn وهـو خـيـرازقــين

Page 12: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

  iv

ABSTRAK 

 

Zaky Mubarok, “Kata Serapan, Perbandingan Perubahan Makna Kata

Serapan dari Bahasa Arab pada Al-Qur’an Terjemah Bahasa Indonesia Dan

Bahasa Sunda (Surah At-Taubah Ayat 1-50)”, Program Studi Tarjamah,

Fakultas Adab Dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta 1432 H/ 2011 M. 

Kajian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kata serapan bahasa Arab

berpengaruh dan digunakan dalam bahasa Indonesia dan bahsa Sunda. Khususnya

dalam penerjemahan teks keagaamaan seperti Al-Qur’an.

Bahasa merupakan alat komunikasi pertama. Komunikasi yang dilakukan dengan

bahasa lisan maupun tulisan, sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan dan

perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan dipengaruh oleh proses interaksi

antar budaya dan salah satunya adalah melalui bahasa. Interaksi antar bahasa

mengakibatkan saling mempengaruhi, dan bahasa yang kosakatanya lebih banyak

mempunyai pengaruh yang lebih besar.

Kegiatan komunikasi inilah yang nantinya mengakibatkan penyerapan terjadi di

mana-mana, baik budaya, kesenian, maupun bahasa. Proses penyerapan ini bisa

terjadi melalui kegiatan apa saja. Khusus proses penyerapan bahasa biasanya

terjadi melaui interaksi komunikasi lisan maupun tulisan, sampai kemudian

nantinya ada yang dinamakan bahasa serapan.

 

Page 13: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Bahasa adalah gejala manusiawi-umum. Tidak ada manusia tanpa bahasa dan

tidak ada bahasa tanpa manusia. Di manapun manusia hidup, mereka menuturkan

suatu bahasa.

Bahasa merupakan alat komunikasi pertama. Komunikasi yang dilakukan

dengan bahasa lisan maupun tulisan, sangatlah berpengaruh terhadap

perkembangan dan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan dipengaruh

oleh proses interaksi antar budaya dan salah satunya adalah melalui bahasa.

Interaksi antar bahasa mengakibatkan saling mempengaruhi, dan bahasa yang

kosakatanya lebih banyak mempunyai pengaruh yang lebih besar. Seperti halnya

bahasa Arab, Inggris, Portugis, Spanyol dan Belanda mempengaruhi bahasa

Nusantara (Melayu, Sunda, Jawa, Makasar, Sulawesi, dll.) Bahasa asing ini

memberikan kekayaan kosakata dan makna bagi penutur bahasa di Nusantara.

Bahkan pengaruh bahasa asing terhadap bahasa Indonesia sudah terjadi sebelum

bahasa Indonesia dinyatakan resmi sebagai bahasa nasional.1

Pengambilan kata dari satu bahasa oleh bahasa lain merupakan gejala yang

biasa, baik pada masa lalu maupun pada masa kini. Jepang sebagai negara maju

memiliki bahasa yang kata-katanya menyerap dari bahasa Cina dan Bahasa

Inggris, bahasa internasional yang sering dianggap memiliki perbendaharaan kata

1 Nyoman Tusthi Eddy, Unsur Serapan dari Bahasa Asing Terhadap Bahasa Indonesia

(Tinjaua Kesejahteraan dan Perkembangan), (Kendari: Nusa Indah, 1989), h. 10

Page 14: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

yang kaya banyak menyerap bahasa Perancis, sedangkan bahasa Perancis

menyerap kata-kata dari latin.2

Bahasa melayu sebagai dasar bahasa Indonesia banyak sekali terpengaruh

oleh bahasa asing seperti bahasa Belanda, Portugis, Arab dan bahasa lainya.

Pengaruh tersebut terjadi karena adanya kontak kebudayaan, perdagangan dan

penyebaran agama. Di Indonesia, penyebaran agama menjadi salah satu faktor

penentu bagi tersebarnya bahasa asing, terutama bahasa serapan Arab.

Islam masuk ke kawasan Melayu pada khususnya dan Nusantara pada

ummnya melalui Gujarat. Bersama dengan masuknya agama Islam di Melayu,

masuk pula kebudayaan, kesusastraan, bahasa Arab dan Persi. Masuknya bahasa

arab ke Melayu diikuti pula dengan masuknya tulisan dan kosakata Arab.

Masuknya kata-kata Arab dalam bahasa Melayu sebagian besar melalui proses

asimilasi dan adaptasi fonemis dan morfemis.

Kegiatan komunikasi inilah yang nantinya mengakibatkan penyerapan

terjadi dimana-mana, baik budaya, kesenian, maupun bahasa. Proses penyerapan

ini bisa terjadi melalui kegiatan apa saja. Khusus proses penyerapan bahasa

biasanya terjadi melaui interaksi komunikasi lisan maupun tulisan, sampai

kemudian nantinya ada yang dinamakan bahasa serapan.

Bahasa serapan dapat terjadi melaui aktifitas pengajaran bahasa misalnya,

seseorang yang menguasai dua bahasa (bilingual) atau lebih (multilingual), maka

bahasa kedua akan banyak mempengaruhi bahasa pertama. Dilihat dari segi

2 Sudarno, Kata Serapan dari Bahasa Arab, (Jakarta: Arikha Media Cipta, 1992), Cet.

Ke-2, h. 14

Page 15: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

statusnya bahasa dapat dibagi atas beberapa bahasa di antaranya adalah bahasa

Daerah, bahasa Nasional dan bahasa Negara.3

Bahasa daerah adalah penamaan bahasa yang digunakan oleh kelompok

orang yang anggotanya-anggotanya secara relatif memperlihatkan frekuensi

interaksi yang lebih tinggi diantara mereka dibanding dengan mereka yang tidak

bertutur kata dalam basaha daerah.4 Biasanya bahasa daerah digunakan sebagai

ikatan-ikatan kekerbatan dan upacara-upacara yang berkaitan dengan lingkaran

lingkungan hidup masing-masing.

Bahasa Sunda termasuk rumpun melayu yang kita sebut Melayu Polinesia.

Bahasa ini erat berhubungan dengan dengan bahasa Jawa dan Melayu, terutama

dengan yang tersebut pertama, dan dipergunakan di seluruh Jawa Barat, yaitu di

kresidenan Priangan, Cirebon, Jakarta, Banten dan Karawang yang dahulu juga

merupakan kresidenan sendiri.5

Pada proses penyebaran agama Islam, khususnya di wilayah penutur

bahasa Sunda, penyerapan bahasa Arab terjadi bukan hanya karena interaksi

dengan para pedagang saja, melainkan melalui penerjemahan-penerjemah buku-

buku berbahasa Arab sebagai sumber kajian. Kata-kata yang tidak ada

padanannya dalam bahasa Sunda akhirnya digunakan.

Tidak menjadi persoalan ketika makna kata yang diserap tidak berubah

dalam bahasa sasaran. Seperti kata adil -عادل- /‘âdil/, kata tersebut tidak

mengalami perubahan makna. Kata adil dalam bahasa Sunda bermakna ‘merenah,

3 Mansur Peteda, Linguistik Terapan, (Kendari: Nusaindah,1991), cet. Ke-1, h. 84-85 4 Sugihastuti, Bahasa Indonesia dari Awam, Mahasiswa sampai Wartawan, (Yogyakarta,

Gamma Media, 2003), cet. Ke-1, h. 52 5 Coolsma, S, Soendaneesche Spraakkunst, (Tata Bahasa Sunda), terjemehan Husein

Widjaya kusumah dan Yus Rusyana, (Bandung: Djambatan, 1985), h. 3

Page 16: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

dina tempatna, teu beurat sabeulah’6 (pas, pada tempatnya, tidak berat sebelah –

terjemahan Penulis-).’ Pada bahasa Indonesia kata adil bermakna ‘sama berat;

tidak berat sebelah; tidak memihak.’7 Pada bahasa arab kata عادل bermakna

‘meluruskan; membuat imbang; yang sama; sepadan.’8

Berbeda dengan kata الفتنة /al-fitnah/ dalam bahasa Indonesia menjadi

fitnah. Sedangkan dalam bahasa Sunda menjadi pitenah. Makna kata الفتنة dalam

bahasa Arab yang bermakna ‘kesesatan’.9 Pada bahasa Indonesia kata fitnah

bermakna ‘perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan

dengan maksud menjelekan orang,’10 sedangkan dalam bahasa Sunda pitenah

bermakna ‘caritaan anu ngandung maksud ngarugikeun batur (perkataan yang

mengandung maksud merugikan orang lain’.11

Perubahan makna tersebut akan menjadi berbahaya jika dipakai untuk

menerjemakan. Ide bahasa sumber (bsu) akan menjadi menjadi melenceng, dan

pesan bahasa sumber menjadi berbeda dalam bahasa sasaran (bsa).

Penggunaan kata serapan yang berubah maknanya terjadi dalam

penerjemahan al-Qur’an bahasa Indonesia oleh Depag dan al-Qur’an bahasa

Sunda oleh K.H. Komarudin Shaleh pada seperti pada surah at-Taubah ayat 49:

6 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, Kamus Umum Bahasa Sunda, (Bandung: Tarate,

1980), cet. Ke-2, h. 3 7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar bahasa Indonesia, Edisi Ketiga,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet. Ke-3, h. 8 8 Munawir, A, W, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997), cet. Ke-14, h.905 9 Idem, h. 1033 10 Departemen Pendidikan Nasional, h. 318 11 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 389

Page 17: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

ρuΒÏΖ÷γßΝ Β¨⎯ ƒt)àθΑã #$ø‹xβ <kÍ’ ρuωŸ ?søGÏ_hÍ©û 4 &rωŸ ûÎ’ #$9øÏG÷ΖuπÏ ™y)sÜäθ#( 3 ρu)Îχ _yγyΨ¨Οz 8π sÜŠ Åsßϑ s9 š⎥⎪ Í Ï≈x6ø9$$Î/ ∩⊆®∪

Terjemah bahasa Indonesia: Di antara mereka ada orang yang berkata:

“berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan jangan jadikan saya

terjerumus dalam fitnah.” Ketahuilah bahwa mereka telah terjurumus ke dalam

fitnah. Dan sesungguhnya jahanam itu meliputi orang-orang yang kafir.

Terjemah bahasa sunda: Jeung ti antara maranéhna aya anu nyarita:

“Idinan kaula (cicing) jeung poma ulah mitenah kaula.” Sing nyaho yén

manéhna geus tigebrus kana pitenah. Jeung saéstuna Jahanam téh ngurung

jalma-jalma kapir.

Padahal, makna kata fitnah pada ayat di atas adalah, fitnah pertama

‘kegagalan menghadapi ujian,’ dan fitnah kedua ‘neraka.’12

Sebaiknya, penerjemahan ayat tersebut adalah, Di antara merekeka ada

yang berkata: “Izinkanlah aku dan jangan menjerumuskan aku kedalam

kegagalan menghadapi ujian.” Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke

dalam Neraka karena gagal. Sungguh, neraka Jahanam adalah untuk orang-

orang kafir. -terjemahan penulis-)

12 Shihab, M. Q, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an (Lentera Hati,

Jakarta 2007), Cet. ke-VII, hal. 613-615

Page 18: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Fakta di atas tadilah yang mendorong Penulis untuk meneliti kata-kata

serapan dari bahasa Arab yang terdapat dalam bahasa Sunda dan bahasa

Indonesia. Hingga Penulis melakukan penelitian dan menuliskannya dengan judul

"Kata Serapan; Perbandingan Perubahan Makna Kata Serapan dari Bahasa

Arab pada al-Qur’an Terjemah Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Surah

at-Taubah Ayat 1-50)"

B. Pembatasan dan Perumusan

Penelitian terhadap bahasa pastilah memerlukan waktu yang sangat

panjang dan melelahkan. Sebab jika meneliti satu sisi dari bahasa, maka sisi yang

lainnya muncul sebagai unsur yang sama pentingnya dengan sisi sebelumnya.

Sisi-sisi tersebut saling berkaitan satu sama lain dan saling menguatkan bahkan

menjadi teori yang baru.

Oleh karena hal tersebut, untuk mengurangi pelebaran masalah dari

penelitian yang akan dilakukan, Penulis sengaja membatasi masalah-masalah yang

akan diteliti. Penulisan ini hanya terkait pada kata-kata serapan yang terdapat pada

al-Qur’an terjemah bahasa Sunda dan al-Qur’an terjemahan bahasa Indonesia

yang berasal dari bahasa Arab surah at-Taubah ayat 1-50. Penelitian ini

dikhususkan untuk membandingkan perubahan makna kata serapan dari bahasa

Arab pada bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dengan studi kasus pada al-Qur’an

terjemaha kedua bahasa tersebut.

Page 19: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Dengan demikian, penulisan ini Penulis rumuskan sebagai berikut dengan

bentuk pertanyaan yang akan dijawab setelah penelitian dan pengkajian yang

mendalam. Ada pun pertanyaannya sebagai berikut:

1. Seberapa besarkah pengaruh kata serapan terhadap proses

penerjemahan?

2. Bagaimanakah perubahan makna kata serapan bahasa Arab pada

bahasa Indonesia dan bahasa Sunda?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini tidaklah tanpa tujuan. Dari tujuan itu

timbulah manfaat-manfaat yang dapat diambil. Dengan jelas Penulis merumuskan

tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui kata serapan dalam bahasa Sunda dan bahasa Indonesia

yang berasal dari bahasa Arab pada kedua al-Qur’an terjemahan

dalam surah at-Taubah

2. Membandingkan pergeseran makna kata serapan bahasa Arab pada

bahasa Indonesia dan Sunda

Ada pun manfaat yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Memperkaya khasanah kebahasaan bahasa Sunda dan bahasa

Indonesia.

2. Mempermudah bagi siapa saja yang ingin mengetahui kata sarapan

dari bahasa Arab yang terdapat dalam bahasa Sunda dan bahasa

Indonesia.

Page 20: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

D. Metodologi Penelitian

Metode yang Penulis gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

Naratif komparatif, yaitu dengan cara mengumpulkan data kemudian

menguraikan dan membandingkan hingga tercapai tujuan penelitian yang telah

dirumuskan sehingga data hasil penelitian bisa diambil manfaatnya.

Ada pun dalam pencarian data, Penulis menganalisis sejumlah kata

serapan dari bahasa Arab yang terdapat dalam al-Qur’an terjemah bahasa

Indonesia dan al-Qur’an terjemah bahasa Sunda pada surah at-Taubah ayat 1-50.

Kemudian Penulis menguraikan, mengelompokan dan membandingkan

maknanya, dengan teori yang sesuai dengan penelitian dan fakta-fakta yang

menyebabkan terjadinnya pergeseran makna.

Di luar itu, untuk menunjang materi dan keilmiahan penelitian, Penulis

melakukan konsultasi dengan para ahli yang terkait. Merujuk sumber-sumber lain

yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini seperti, buku-buku semantik,

linguistik, morfologi, fonologi, data-data dari internet, dan lain-lain.

Kemudian dalam penyusunan dan tehnik penulisan skiripsi, Penulis

berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi) yang dikeluarkan oleh Center of Quality Development an Assurance

(CeQDA) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

Sedangkan pedoman translitersai yang digunakan Penulis adalah transliterasi al-

Qur’an terjemahan Departemen Agama.

Page 21: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

E. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini penulis lakukan dengan sistematika sebagai berikut:

Bab Pertama, berupa pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah

penulisan, kemudian pembatasan dan perumusan masalah agar penulisan tidak

melebar, dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari hasil

penelitian Pada bagian terakhir bab ini tulisan ditutup dengan sistematika

penulisan.

Bab kedua, berupa Kerangka Teori yang berisikan Teori Penerjemahan, Hakikat

Kosakata dan Makna, Hakikat Kata Serapan Arab, Proses Penyerapan Kata-kata

Bahasa Arab Kedalam Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia dengan pembagian

sebagai berikut: pertama, Bidang Fonem, pada bagian ini yaitu, Penggantian

Fonem, Penghilangan Fonem, Pelonggaran kaidah Fonem. Kedua, Pola Suku Kata

yang dibagi kepada: Pengubahan Pola dan Penggantian Pola. Kemudian

dilanjutkan dengan sub bab selanjutnya Kata-kata Istilah, Pengulangan

(reduplikasi), dan Pengimbuhan (afiksasi), Hakikat Makna dan Perubahan Makna

Kata Serapan Bahasa Arab, dan Jenis Perubahan Makna yang berisikan, Meluas,

Menyempit, Peninggian, Penurunan Persamaan dan Pertukaran makna.

Bab ketiga, adalah pembahasa Perbandingan kata serapan, bab ini akan

membahas perbandingan kata serpan pada bahasa Sunda dan bahasa Indonesia

sesuai dengan teori dan dikelompokan menjadi dua sub judul, pertama,

Perbandingan perubahan makna Kata serapan. Kedua, Perbandingan Proses

Penyerapan.

Page 22: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Bab keempat, Penutup, bab ini adalah penutup dari seluruh penelitian. Bab ini

akan diisi oleh Kesimpulan, Saran dan Kritik. Pada bab ini juga memuat tesis

Penulis dari hasil panelitian yang sudah dilakukan

Page 23: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

BAB II

KATA SERAPAN

A. Kosakata dan Makna

Bila kita perhatikan dengan teliti percakapan seseorang dengan yang lainnya atau

sebuah tulisan, maka akan kita jumpai beberapa kata dengan susunan tertentu

sehingga menjadi urutan kata-kata yang bermakna. Dengan kata lain, orang

berbahasa (baik tulisan atau lisan) ialah orang yang sedang menyusun kata-kata

dengan urutan tertentu sehingga menghasilkan makna. Semakin banyak jumlah

kata yang dikuasai seseorang, memungkinkan terciptanya kelancaran berbahasa

dan makna yang luas.

Hal ini akan jelas terlihat jika kita perhatikan perkembangan berbahasa

pada manusia. Perbendaharaan dan penguasaan kata-kata bertambah pula seiring

dengan tingkat kedewasaan dan keluasan ilmu pengetahuannya. Penambahan

perbendaharaan kata-kata menjadi pengetahuan dalam diri seseorang sampai akhir

hayatnya.

Penggunaan secara sistematis terhadap unsur bahasa lain oleh seseorang

merupakan bagian dari suatu bahasa yang tanpa disadari oleh pemakainya.

Peminjaman ini disebut proses integrasi.1 Pada proses integrasi unsur-unsur

bahasa lain yang terbawa masuk itu sudah dianggap, diperlakukan, dan dipakai

sebagai bagian dari bahasa yang menerimanya atau yang dimasukinya. Proses

integrasi itu telah disesuaikan, baik lafalnya, ejaannya, maupun tata bentuknya.

1 Harimukti Kridalakasana, Kamus Linguistik, (Jakarta: PT. Gramedia, 1983), cet. ke-2, hal. 62

Page 24: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Terbawa masuknya unsur bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang

dipergunakan, sehingga tampak adanya penyimpangan kaidah dari bahasa yang

sedang dipergunakan disebut dengan interferensi.

B. Kata Serapan

Kata serapan adalah salah satu faktor yang sangat aktif dalam menentukan

perkembangan bahasa. Penyerapan terjadi akibat adanya kontak antar satu bahasa

dengan bahasa lain, baik yang sekerabat maupun yang tidak sekerabat. Kontak

dengan bahasa-bahasa lain menimbulkan saling adanya pengaruh dalam bahasa

mereka dan pengaruh yang paling sederhana berupa pinjaman kata-kata karena

perkembangan antar bahasa yang saling mempengaruhi pastilah berbeda. Oleh

karena itu kata-kata serapan pasti ada pada setiap bahasa di dunia. Sebagaimana di

Indonesia, selain ada bahasa Nasional yaitu bahasa Indonesia ada juga bahasa-

bahasa daerah. Bahkan kebanyakan masyarakat Indonesia menjadikan bahasa

Indonesia menjadi bahasa kedua setelah bahasa daerahnya masing-masing.

Dengan situasi kebahasaan seperti itu, dapat dikatakan bahwa masyarakat

Indonesia termasuk masyarakat bilingual atau multilingual karena tidak sedikit

dari masyarakat itu yang menguasai lebih dari satu bahasa, misalnya mereka

menguasai bahasa Indonesia, bahasa daerahnya sendiri, juga menguasai bahasa

asing.

Penyerapan dari satu bahasa ke bahasa lain dapat terjadi secara leksikal.

Pada proses penyerapan unsur bahasa secara leksikal akan terbawa juga proses

Page 25: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

penyerapan bunyi. Penyerapan leksikal dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu

penyerapan dialek, penyerapan mesra, penyerapan kultural.

1). Penyerapan dialek adalah penyerapan yang diambil dari salah satu

dialek dalam bahasa Indonesia, seperti damprat (memaki-maki),

mendusin (sadar), dan lain-lain. Dianggap sebagai penyerapan dialek

karena merupakan salah satu dialek bahasa Indonesia yang diambil

dari bahasa Jakarta (Betawi).

2). Penyerapan mesra adalah penyerapan dari bahasa lain yang terdapat

dalam daerah kebahasaan Indonesia, seperti kata ganteng, leluhur,

dan prihatin yang berasal dari bahasa Jawa.

3). Penyerapan kultural adalah bahasa yang diambil dari bahasa yang

tidak ada dalam daerah kebahasaan Indonesia, seperti kata fakir,

jahiliyah, dan kiamat yang diserap dari bahasa Arab.

Di samping penyerapan leksikal ada pula penyerapan struktural, yang

termasuk dalam penyerapan ini adalah penyerapan yang menyangkut unsur

fonem, morfem, dan kalimat.2

Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu, dalam

perkembangannya telah banyak menyerap kata-kata dari bahasa serumpun

ataupun bahasa asing. Salah satu bahasa asing yang telah banyak mempengaruhi

perkembangan bahasa Indonesia adalah bahasa Arab. Kehadiran bahasa Arab

dalam bahasa Indonesia dimulai sejak berkembangnya agama Islam di Indonesia

yang dibawa oleh orang-orang Persia, India, dan Arab. Al-Qur’an sebagai kitab

2 Samsuri, Analisa Bahasa, (Jakarta, Erlangga, 1994), cet. Ke-9, h. 52-53

Page 26: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

suci umat islam yang berbahasa Arab memegang peran penting dalam proses

penyebaran islam, selain itu mereka mengisahkan cerita-cerita tentang para nabi

dan juga tulisan-tulisan lain tentang agama islam yang berbahasa Arab, sehingga

tanpa disadari kata-kata tersebut terserap dalam bahasa Indonesia.3

Kata-kata serapan dari bahasa Arab telah memperkaya kosa kata bahasa

Indonesia. Kata-kata yang berasal dari bahasa Arab sudah sering digunakan oleh

hampir seluruh masyarakat Indonesia dalam keseharian mereka, terutama dalam

bidang keagamaan, sehingga kata-kata tersebut sudah tidak terasa asing lagi.

Kata-kata yang terkait dalam bidang keagamaan, seperti masya Allah, insya Allah,

takdir, dan masih banyak lagi yang lainnya yang mungkin sudah tidak asing lagi

ditelinga kita.

Bahasa Sunda, semula oleh para sarjana belanda disebut-sebut sebagai

sempalan dari bahasa Jawa, oleh karenanya wilayah sunda pada jaman kolonial

disebut jawa bagian barat atau Jawa Barat. Namun, kenyataannya ternyata tidak

begitu, Sunda merupakan wilayah tersendiri yang bukan jawa. Begitu juga dengan

bahasanya. Bahkan pada tahun 1956, para pemuda pasundan pernah mengadakan

kongres untuk menolak penyebutan Jawa Barat untuk wilayah Sunda.4 Namun

hasilnya hanya tersimpan dalam hati saja.

Seperti halnya yang terjadi pada semua bahasa, kontak antar bahasa pasti

tidak bisa dihindari. Sehingga terjadilah proses integrasi, serap-menyerap,

berdasarkan pada kebutuhan perkembangan zaman. Begitu juga pada bahasa

3 Simorangkir, dkk, Kesusastraan Indonesia, (Jakarta : Pembangunan, 1959), h.66 4 Ajip Rosidi, The Sundanese Youth Congres translated by J. Noorduyn, dalam Tulak

Bala; Sistem Pertahanan Tradisional Masyarakat Sunda dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda, (Bandung: Pusat Studi Sunda, 2003), h. 57

Page 27: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Sunda, percampuran terjadi karena para penutur bahasa Sunda bersinggungan

dengan penutur bahasa lain.

Pada bahasa Sunda, kata serapan disebut basa kosta (bahasa asing)5 atau

kecap serepan.6 Dengan begitu, kata serapan serapan adalah bahasa asing yang

digunakan dalam bahasa lokal. Perkembangan penggunaannya tidak jauh berbeda

seperti yang terjadi pada bahasa Indonesia. Kontak budaya dan bahasa yang

terjadi di tanah Sunda menjadi penyebab utama berkembang dan masuknya lebih

banyak lagi kata serapan. Oleh karena orang Sunda banyak yang memeluk agama

Islam, maka kata-kata yang berasal dari bahasa Arab tidak bisa ditolak. Terlebih

untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak ada padanannya dalam bahasa Sunda

seperti istilah-istilah yang sangat erat hubungannya dengan keagamaan.

C. Proses Penyerapan Kata-kata Bahasa Arab Kedalam Bahasa Sunda

dan Bahasa Indonesia

Proses penyerapan bahasa terjadi melalui kontak budaya antar bangsa.

Kontak bahasa yang tidak bisa dihindarkan akhirnya terjadi dan saling

mempengaruhi. Masuknya kata-kata yang berasal dari bahasa Arab dan diserap

oleh berbagai bahasa yang ada di Nusantara bersamaan dengan masuknya agama

Islam ke Nusantara.7

5 Rahmat Taufik Hidayat, dkk, Peperenian Urang Sunda, (Banding: Kiblat, 2007), Cet.

ke-2, h. 260 6 Budi Rahayu Tamsyah, dkk, Galuring Basa Sunda, (Bandung: CV. Pustaka Setia,

2010), cet. ke-4, h.65 7 Superno, Ep., Logat (Catatan Kata-Kata Serapan Bahasa Indonesia dari Bahasa Arab),

(Surya angkasa, Semarang, 1994), Cet. ke-1, hal. 1

Page 28: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Setiap bahasa memiliki aturan atau kaidah yang disebut dengan tata

bahasa. Dalam tata bahasa diatur segala sesuatu yang berkaitan dengan

kebahasaan seperti bidang semantik, sintaksis, morfologi, dan fonologi. Apabila

terdapat bahasa asing atau bahasa daerah yang terserap ke dalam bahasa Indonesia

maka kata atau bahasa tersebut akan menyesuaikan dengan kaidah atau sistem

bahasa Indonesia sehingga akan mengalami perubahan. Begitu juga pada bahasa

Sunda, bila ada kata asing yang masuk ke dalam bahasa Sunda, maka akan

mengalami perubahan karena menyesuaikan dengan kaidah bahasa Sunda.

Bentuk penyerapan yang masuk kedalam bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda secara garis besar ada dua:

1. Bidang Fonem

Fonem merupakan abstraksi, sedangkan wujud fonetisnya tergantung

beberapa faktor terutama posisinya dalam hubungan dengan bunyi lain. Adapun

fonem itu sendiri adalah satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukan kontras

makna.8

Fonem dalam bahasa Indonesia mempunyai 27 fonem, sedangkan bahasa

Arab mempunyai 34 fonem. Kecuali berbeda dalam jumlah, fonem dalam kedua

bahasa tersebut juga berbeda dalam wujud.9 Bahasa sunda sendiri memilki fonem

30.

Ke-27 fonem dalam bahasa Indonesia itu terdiri dari fonem vokal

sebanyak 6 dan fonem konsonan sebanyak 21, bahasa Arab memiliki fonem vokal

8 Harimurti Kridalaksana, hal. 44 9 Soedarno, hal. 61

Page 29: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

5 dan fonem konsonan sebanyak 28, dan fonem suprasegmental satu. Sedangkan

bahasa Sunda memiliki 7 fonem vokal dan 19 fonem konsonan lokal dan 5 fonem

konsonan asing.10

a. Penggantian Fonem

Di depan dinyatakan, baik bahasa Arab bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda sama-sama mempunyai fonem vokal /a/, /i/, dan /u/. Kalau fonem

vokal tersebut sama-sama memiliki oleh ketiga bahasa, tentulah tidak akan

terjadi penggantian apabila ada kata-kata bahasa Arab yang mengandung

vokal tersebut masuk ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

Maksudnya ialah tidak ada penggantian, misalnya terdapat pada kata-kata :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Akbâr - آبرأ akbar akbar

‘ibâdah - عبادة ibadah ibadah

Ma’lûm - معلوم maklum ma’lum

yang masing-masing mengandung vokal /a/, /i/, dan /u/.

Tetapi bila daftar kata bahasa Indonesia dan bahasa Sunda yang

berasal dari bahasa Arab itu kita teliti lebih cermat, maka akan segera

tampak bahwa kelima vokal tersebut dalam kenyataannya ada yang

diganti, malahan justru dengan vokal yang tidak terdapat dalam bahasa

Arab. Sebagai contoh vokal /a/, /i/, dan /u/, diftong /ai/ dan /au/ bahasa

10 Budi Rahayu Tamsyah, h.17

Page 30: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Arab masing-masing diganti dengan vokal /e/ (pepet), /e/ (teleng), /o/

bahasa Indonesaia, /e/ (pepet), / é / (teleng) dan /o/ bahasa Sunda seperti

dalam kata :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Tartîb - ترتيب tertib tartib

Dâ’irah - دائرة daerah daérah

Penggantian vokal semacam itu tidak akan dibicarakan pada

penggantin fonem karena penggantian semacam itu merupakan akibat

penyesuaian dengan ketentuan tentang suku kata rangkaian suku kata

dalam membentuk kata.

Gejala yang sama terjadi juga dalam bidang konsonan. Sebagai contoh

konsonan /b/ dan /d/ yang dimiliki oleh bahasa Arab maupun bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda, tetapi terjadi juga penggantian di bawah ini :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Sabt - سبت saptu atau sabtu saptu

Hasûd - حسود hasut hasud

Ada lagi satu masalah yang menyangkut fonem vokal, yaitu

penggantian vokal /a/ bahasa Arab, yang dalam tulisan Arabnya

dilambangkan dengan fathah, dengan vokal /o/ bahasa Indonesia dan

bahasa Sunda yang justru tidak terdapat dalam bahasa Arab. Penggantian

itu misalnya terdapat dalam kata :

Page 31: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Qadîm - قديم kodim kodim

Ridâ - رضى rido rido

Diketahui, vokal /a/ yang lambangnya dalam tulisan Arab berupa

fathah, bila berangkaian dengan konsonan /kh/, /r/, /sh/, /d/, /th/, /z/, /g/

dan /q/ bahasa Arab disebut huruf mufakham11diganti dengan vokal /o/

pada bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

Persoalan penggantian dan penerimaan fonem dalam rangka

penyesuiannya dengan pelonggaran kaidah bahasa Indonesia. Penggantian

dan pelanggaran itu berlaku untuk fonem-fonem bahasa Arab yang tidak

terdapat dalam bahasa Indonesia dan sunda, yaitu fonem konsonan /ś/, /h/,

/kh/, /z/, /s/, /sy/, /sh/, /d/, /th/, /ż/, /..‘./, /g/, /f/, dan /q/. Di samping itu, ada

juga penghilangan, bukan penggantian, yaitu konsonan /..’./ dan fonem

suprasegmental maddah.

a. 1. Konsonan /ś/

Konsonan geser antar gigi tak bersuara bahasa Arab ini setelah

masuk ke dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda pada umumnya

diganti dengan konsonan /s/ geser gigi bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda, baik ia terletak di awal maupun di akhir suku kata. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Śulâsâ - ثلاثاء selasa salasa

11 Ibid, h. 64

Page 32: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Miśâl - مثال misal misal

a. 2. Konsonan /h/

Konsonan geser faringal tak bersuara bahasa Arab ini setelah

masuk ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa sunda biasanya diganti

dengan konsonan /h/ bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, baik ia terletak

di awal maupun di akhir suku kata. Contoh penggantian itu adalah :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Mahkamah - محكمة mahkamah mahkamah

a. 3. Konsonan /kh/

Konsonan geser langit-langit lembut bersuara bahasa Arab ini

setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia biasanya diganti dengan

konsonan hambat langit-langit lembut tak bersuara, bila ia terletak di awal

suku kata. Penggantian itu misalnya terdapat dalam kata :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Khabr - خبر kabar kabar

a. 4. Konsonan / ż /

Konsonan geser antargigi bersuara bahasa Arab ini setelah masuk

ke dalam bahasa Indonesia umumnya diganti dengan konsonan hambat

langit-langit keras bersuara bahasa Indonesia. Misalnya :

Page 33: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Iżn - إذن ijin ijin

a. 5. Konsonan /z/

Konsonan geser gigi bersuara bahasa Arab ini setelah masuk dalam

bahasa Indonesia umumnya diganti dengan konsonan hambat langit-langit

keras bersuara bahasa Indonesia juga. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Ziyârah - زيارة jiarah jiarah

Ada juga yang diganti dengan konsonan /s/ bahasa Indonesia,

terutama bila terletak di tengah atau akhir suku kata. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Ijâsah - إجازة ijasah ijasah

a. 6. Konsonan /sy/

Konsonan geser pangkal gigi tak bersuara bahasa Arab ini setelah

masuk ke dalam bahasa Indonesia biasanya diganti dengan konsonan /sy/

bahasa Indonesia, baik di awal dan lebih-lebih di akhir suku kata. Tetapi

pada bahasa Sunda, konsonan ini diganti dengan konsonan /s/. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Syarîkat - شريكة syarikat sarekat

Page 34: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

a. 7. Konsonan /sh/

Konsonan geser pangkal gigi tak bersuara bahasa Arab ini setelah

masuk ke dalam bahasa Indonesia biasa diganti dengan konsonan geser

gigi /s/ bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, baik ia menduduki posisi awal

maupun di akhir suku kata. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Nashîhat - ةحنصي nasehat nasehat

a. 8. Konsonan /d/

Konsonan hambat pangkal gigi bersuara bahasa Arab ini setelah

masuk ke dalam bahasa Indonesia biasanya diganti dengan konsonan

hambat gigi bersuara bahasa Indonesia /d/. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Da‘îf - ضعيف daif doip

a. 9. Konsonan /th/

Konsonan hambat pangkal gigi tak bersuara bahasa Arab ini

setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda biasa diganti

dengan konsonan hambat gigi tak bersuara /t/ bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda, baik menduduki posisi awal maupun di akhir suku kata. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Thama’ - طمع tamak tamak

Page 35: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

a. 10. Konsonan /z/

Konsonan geser pangkal gigi tak bersuara bahasa Arab ini setelah

masuk ke dalam bahasa Indonesia biasanya diganti dengan kosonan

samping gigi bahasa Indonesia /l/. Penggantian itu terdapat pada kata yang

sudah lama masuk ke dalam bahasa Indonesia. Bila kata itu relatif baru, ia

diganti dengan konsonan /z/. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Lafz - لفظ lafal lafal

Hafz - حفظ hafal hafal

a. 11. Konsonan /..‘../

Konsonan hambat faringal bahasa Arab ini masuk ke dalam bahasa

Indonesia dan bahasa Indonesia mengalami dua macam perlakuan.

Pertama, bila ia menduduki posisi awal suku, baik suku kata itu di awal

maupun di tengah kata, konsonan tersebut dihilangkan. Kedua, bila ada di

akhir suku kata, konsonan tersebut diganti dengan /k/. Lafal /k/ itu seperti

lafal /k/ bahasa Indonesia yang menduduki posisi akhir suku kata pada

umumnya. Tetapi pada bahasa Sunda, konsonan tersebut tetap

dimunculkan. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

‘ilm - علم ilmu élmu

Ma‘lûm - معلوم maklum ma’lum

Page 36: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

a. 12. Konsonan /g/

Konsonan geser anak tekak bersuara bahasa Arab ini setelah masuk

ke dalam bahasa Indonesia pada umumnya diganti dengan konsonan

hambat langit-langit lembut bersuara /g/ bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda, baik ia menduduki posisi awal maupun posisi akhir suku kata,

misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Magfirah - مغفرة magfirah magfiroh

a. 13. Konsonan /f/

Konsonan geser bibir gigi bahasa Arab ini setelah masuk ke dalam

bahasa Indonesia dan bahasa Sunda biasanya diganti dengan konsonan

hambat bibirtak bersuara /p/ bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, baik ia

menduduki posisi awal maupun posisi akhir suku kata. Tetapi pada bahasa

Indonesia masih ada yang dipertahankan. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Fikr - فكر pikir pikir

Fitnah - فتنة fitnah pitenah

a. 14. Konsonan /q/

Konsonan hambat anak tekak tak bersuara bahasa Arab ini setelah

masuk ke dalam bahasa Indonesia biasanya diganti dengan konsonan /k/

bahasa Indonesia, baik ia menduduki posisi awal, tengah, maupun akhir

Page 37: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

suku kata. Bila ia menduduki posisi awal suku kata, lafalnya seperti lafal

konsonan /k/ bahasa Indonesia yang menduduki posisi awal suku kata.

Tetapi, bila ia menduduki posisi akhir suku kata, lafalnya ada yang seperti

lafal /k/ bahasa Indonesia yang menduduki akhir suku kata. Sebagai mana

bunyi hamzah, ada pula yang berupa konsonan /k/ jelas, seperti bila /k/ itu

menduduki posisi awal kata. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Rizq - رزق rejeki rejeki

Mutlaq - قمطل mutlak mutlak

Haqq - حق hak hak

b. Penghilangan Fonem

Penghilangan fonem ini akan membahas bagaimana penyesuaian

bahasa Arab terhadap bahasa Indonesia dan bahasa Sunda dengan

mengganti fonem bahasa Arab oleh fonem bahasa Indonesia dan Sunda

yang dianggap paling mirip.

Fonem bahasa Arab yang mendapat dua macam perlakuan12, yaitu

diganti dengan fonem bahasa Indonesia atau bahasa Sunda yang paling

mirip bila fonem bahasa Arab itu menduduki posisi akhir suku/kata dan

yang kedua dihilangkan bila fonem tersebut menduduki posisi awal

suku/kata. Fonem bahasa Arab yang mempunyai dua bentuk ialah fonem

yang biasa ditulis dengan huruf ta marbutah ( ة), dan selalu menduduki

12 Harimurti Kridalaksana, h. 75

Page 38: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

posisi akhir kata. Lafal fonem tersebut sama dengan lafal konsonan /h/ bila

pengucapan tidak disambung dengan kata berikutnya dan sama dengan

lafal konsonan /t/ bila pengucapan itu disambung dengan kata berikutnya.

Fonem tersebut masuk ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda ada

dua, yaitu : konsonan /h/ dan konsonan /t/ bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda.

Yang menarik tentang fonem itu ialah dikelompokkan menjadi tiga13:

pertama, kata-kata fonem penggantinya adalah konsonan /h/ bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda. Kedua. kata-kata fonem penggantinya adalah

konsonan /t/ bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Ketiga, bentuk yang

berfonem akhir konsonan /t/. Di bawah ini contoh ketiga kelompok kata

tersebut.

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Fâ'idah - فا ئدة faedah faedah

Jamâ'ah/t - جماعة jamaah/jamaat jamaah

Adapun fonem-fonem yang dihilangkan adalah sebagian berikut:

b. 1. Konsonan /..‘../

Konsonan hambat glottal tak bersuara bahasa Arab ini setelah masuk

ke dalam bahasa Indonesia atau bahasa Sunda biasanya dihilangkan baik ia

menduduki posisi awal atau ahir kata. Misalnya :

13 Ibid, h. 75

Page 39: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

‘ulamâ - علماء ulama ulama

b. 2. Maddah (â, î, dan û)

Fonem Suprasegmental yang berupa tekanan panjang atau tempo

dalam bahasa Arab ini setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia dan

bahasa Sunda biasanya dihilangkan, baik ia menduduki posisi awal, tengah

maupun akhir kata. Fonem tersebut dianggap tidak ada pada bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda. Dalam bahasa Arab fonem suprasegmental

melekat pada vokal dan lafal vokal dalam bahasa Arab yang lebih panjang

dibandingkan dengan vokal yang tidak disertai fonem suprasegmental.

Contoh kata yang mengandung fonem suprasegmental itu adalah :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Hâl - حال hal hal

Maqâm - مقام makam makom

c. Pelonggaran kaidah Fonem

Pelonggaran kaidah adalah pelonggaran kaidah bahasa dalam usaha

menampung unsur dari luar yang berupa fonem-fonem bahasa.

Pelonggaran itu berupa menerima fonem bahasa dan menggunakannya

dalam bahasa lainnya. Dengan kata lain, fonem-fonem yang diterima

dalam bahasa itu tidak lagi diganti dengan fonem lain yang mirip. Di

antara fonem-fonem bahasa Arab yang diterima bahasa Indonesia,

Page 40: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

semuanya fonem konsonan dan tidak ada fonem vokal atau fonem

suprasegmental.

a. Konsonan /f/

Konsonian /f/ agaknya diterima oleh bahasa Indonesia cukup

banyak, sebagian dari kata itu masih mempunyai dua bentuk. Yang satu,

masih dengan konsonan /f/ dan yang kedua, sudah diganti dengan /p/. Ada

juga /f/ dan /p/ itu yang sudah fonemis. Misalnya terdapat dalam kata

kafan dan kapan. Namun tidak terlalu banyak dalam bahasa Sunda.

Kebanyakan, pada bahasa Sunda fonem /f/ diubah menjadi /p/. seperti

halnya dalam kata fitnah (indonesia) pada bahasa Sunda menjadi pitenah.

Di bawah ini contoh yang masih mempunyai kembaran tanpa /f/

maupun yang sudah tidak mempunyai lagi.

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Infaq - انفق Infak infak

b. Konsonan /kh/

Konsonan /kh/ dari bahasa Arab kiranya juga diterima oleh bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda. Ada juga yang masih mempunyai bentuk

kembaran, yang satu masih dengan konsonan /kh/ dan satunya lagi,

konsonan itu sudah diganti dengan /h/. Ada juga /kh/ dan /h/ itu yang

sudah fonemis, misalnya dalam khas dan has. Di bawah ini contohnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Page 41: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Akhlâq - اخلاق Akhlak Ahlak

Khâliq خالق Khalik Halik

c. Konsonan /sy/

Konsonan ini diterima oleh bahasa Indonesia dan bahsa Sunda

tidak banyak, karena sedikit kata kembar yang /sy/ dan /s/. Konsonan ini

yang sudah fonemis misalnya dalam kata syarat dan sarat. Bahkan, pada

bahasa Sunda konsonan /sy/ hanya ditukar dengan konsonan /s/. Di bawah

ini contoh-contoh yang mengandung konsonan /sy/:

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Syukr - شكر Syukur Sukur/ syukur

Syart - شرط Syarat/ Sarat Sarat

d. Konsonan /z/

Konsonan /z/ diterima oleh bahasa Indonesia karena berbeda

dengan Konsonan bahasa Arab yang lainnya. Konsonan ini dipergunakan

untuk mengganti konsonan bahasa Arab selain /z/. Namun pada bahasa

Sunda, konsonan /z/ diganti dengan /j/.

Di bawah ini contoh kata-katanya, baik berasal dari konsonan /z/

maupun konsonan lainnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Ziyârah زيارة Ziarah Jiarah

Page 42: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

2. Pola Suku Kata

Untuk pembahasan masalah ini, perlu diketahui lebih dahulu pola-pola

suku kata yang dimiliki oleh masing-masing bahasa. Dan pola suku kata bahasa

Arab ada tiga pola suku kata. Ada pun pola-pola suku kata dan contohnya sebagai

berikut :

1. KV (Konsonan Vokal)

Contoh : ja-da - (جد)

2. KVK (Konsonan Vokal Konsonan)

Contoh : bab - باب , mas-jid - مسجد

3. KVKK (Konsonan Vokal Konsonan Konsonan)

Contoh : fikr - فكر

Bahasa Indonesia memiliki empat pola suku kata. berikut adalah

keempat pola beserta contohnya:

1. V (Vokal)

Contoh : a-ku, e-mas, i-kat, o-rang

2. VK (Vokal Konsonan)

Contoh : am-bil, un-dang, in-dah

3. KV (Konsonan Vokal)

Contoh : ma-u, ta-hu, mu-da

4. KVK (Konsonan Vokal Konsonan)

Contoh : pin-dah, pas-ti

Page 43: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Sedangkan bahasa Sunda memiliki enam pola suku kata (engang).

Keenam pola tersebut sebagai berikut:

1. V (Vokal)

Contoh : a-ya, a-bah, i-raha

2. VK (Vokal Konsonan)

Contoh : ab-di, im-bit

3. KV (Konsonan Vokal)

Contoh : ba-pa, ti-suk

4. KVK (Konsonan Vokal Konsonan)

Contoh : ban-da, har-ta, cen-tok

5. KKV (Konsonan Konsonan Vokal)

Contoh : pra-bu, sri-pang-gung

6. KKVK (Konsonan Konsonan Vokal Konsonan)

Contoh : tres-na, brang-ta

Karena perbedaan pola itulah maka penyerapan kata-kata dari bahasa

Arab ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda membawa dua macam

akibat.14 Pertama, penyesuaian kata-kata bahasa Arab yang masuk ke

dalam bahasa Indonesia dan bahsa Sunda disesuaikan dengan kaidah

bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, terutama kaidah yang menyangkut

suku kata, dan pelonggaran kaidah bahasa Indonesia guna menampung

14 Ibid, h. 83

Page 44: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

unsur dari luar. Kedua, diserap secara langsung atau utuh tetapi belum

sepenuhnya menjadi milik bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

D. Kata-kata Istilah, Pengulangan (reduplikasi), dan Imbuhan (afiksasi)

1. Kata Istiliah

Sebagaimana telah diterangkan sebelumnya, dalam penyerapan bahasa

asing ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda dibedakan menjadi dua, yaitu :

unsur serapan yang belum sepenuhnya diserap ke dalam kedua bahasa dan unsur

serapan yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda.

Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat

mengungkapkan konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang

tertentu.15 Kata-kata istilah yang khususnya dari bahasa Arab tentang istilah

keagamaan digolongkan pada unsur serapan jenis pertama, yaitu belum

sepenuhnya diserap ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

Berikut beberapa contohnya:

Bahasa Arab Bahasa Indonesai Bahasa Sunda

al-marhûm مالمرحو al-marhum al-marhum

Ustâdz أستاذ ustadz ustad

’Ażân أذان adzan adan

15 Harimurti Kridalaksana, op.cit., h. 67

Page 45: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

2. Pengulangan (reduplikasi)

Reduplikasi adalah proses morfologi yang mengulang bentuk dasar, baik

secara keseluruhan, secara sebagian maupun dengan perubahan bunyi.16 Contoh

kata ulang seluruhnya adalah aba menjadi aba-aba. Contoh kata ulang sebagian

seperti berkata menjadi berkata-kata dan contoh kata ulang sebagian dengan

perubahan bunyi seperti muda-mudi atau bolak-balik. Reduplikasi berfungsi

sebagai alat fonologis atau gramatikal dalam sebuah proses pengulangan satuan

bahasa.17

Dalam bahasa Sunda proses reduplikasi ini dinamakan rajekan.18 Pada

kedua bahasa, Indonesia dan Sunda, gejala reduplikasi hampir mirip, yakni,

reduplikasi dwipurwa, dwilingga / dwimurni, dwilingga salin swara /dwiréksa ,

dwiwasana, kombinasi / binarung rarangkén dan trilingga.

Berikut adalah contoh reduplikasi ke dua bahasa:

1. Dwipurwa (pengulangan suku pertama pada kata)

Ind. : tetangga, lelaki

Sund. : kokolot, pupuhu

Ada perbedaan sedikit dalam pengulangan suku kata, pada bahasa

Indonesia terjadi pelemahan vokal, sedang pada bahasa Sunda tidak.

2. Dwilingga / Dwimurni (pengulangan kata)

Ind. : rumah-rumah, makan-makan

Sund. : jalma-jalma, nini-nini

16Abdul Chaer, Op. cit., h. 182 17 Ibid, h. 31 18 Sudaryat, Yayat, Tata Bahasa Sunda Kiwari, 2009, (Bandung, Yrama Widya) cet. Ke-2, h. 57

Page 46: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

3. Dwilingga Salin Swara / dwiréksa (pengulangan kata dengan variasi

pada fonem)

Ind. : mondar-mandir, corat-coret

Sund. : sura-seuri, curat-corét

4. Dwiwasana ( pengulangan bagian belakan dari kata)

Indo. : pertama-tama, perlahan-lahan

Sund. : saalus-alus,

5. Kombinasi / Binarung Rarangkén (pengulangan yang berimbuhan)

Ind. : men- cakar-cakar, turun- te-murun, tumbuh-tumbuh -an

Sund. : pa-huleng-huleng, kukuda-an, aprak-aprak-an

6. Trilingga (pengulangan onomatope tiga kali dengan variasi fonem)

Ind. : dag-dig-dug, dar-der-dor

Sund. : balg-blig-blug, dar-dér-dor

Namun reduplikasi tersebut tidak terdapat dalam bahasa Arab. Yang ada

dalam bahasa Arab adalah kata-kata yang bermakna tunggal (mufrad), bermakna

dua (mutsana) dan bermakna banyak (Jama') yang kemudian dalam bahasa

Indonesia menjadi proses afiksasi. Berikut ini beberapa contoh diantaranya :

Page 47: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Bentuk tunggal (mufrad)

آتاب /kitâb/ artinya buku

Bentuk bermakna dua (mutsanna)

آتابان /kitâbân/ artinya dua buku

Bentuk bermakna banyak (jama')

kutub/ artinya buku-buku/ آتب

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa bentuk pengulangan dari

kata seperti ulama-ulama, sehat-sehat dan sarat-sarat bukan bentuk kata bahasa

Arab. Pengulangan kata itu terjadi setelah kata dasar dari bahasa Arab diserap ke

dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Setelah itu kata-kata serapan tersebut

dianggap sebagai warga kata bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Dengan

demikian, kata-kata tersebut dapat diulang seperti kata-kata bahasa Indonesia asli.

Dengan kata lain, dalam bahasa arab tidak ada pengulangan. Pengulangan pada

bahasa Indonesia dan bahasa Sunda lebih banyak digunakan untuk menyatakan

bentuk jamak (banyak) dari suatu kata.

3. Imbuhan (Afikasasi)

Dari sebuah kata dasar, dapat dibentuk sejumlah kata lain yang masih

bertalian dari segi bentuk, lafal maupun maknanya. Misalnya, kita ambil kata

dasar tulis. Dari kata dasar ini akan terbentuk kata bentukan baru menulis, ditulis,

menuliskan, bertuliskan, tulisan, tuliskan, tulisi dan sebagainya. Misal dalam

bahasa Sunda, dari kata gawé, bisa diperoleh bentukan baru seperti, ngagawékeun,

ngagawéan, pagawé, pagawéan, sagawéan, dan sebagainya.

Page 48: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Proses perubahan seperti tersebut diatas dinamakan afiksasi atau

pemberian imbuhan pada kata. Afiksasi (imbuhan) dalam bahasa Sunda disebut

dengan istilah rundayan.19 Ada pun bentuk dan pola imbuhan ke dua bahasa

adalah sebagai berikut:

1. Awalan / Rarangkén Hareup (prefiks)

Pemberian imbuhan diawal kata. Contoh:

Ind. : melamar, ditulis, beriman

Sund. : kahayang, didahar, ariman

Awalan dalam bahasa Indonesia antara lain, me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-

, per-,dan se-.

Rarangkén hareup dalam bahasa Sunda antara lain, ba-, barang-, di-,

ka-, N-, pa-, pada-, pang-, para-, per-, pi-, sa-, sang-, si-, silih/sili-, ti-,

dan ting/pating-.

2. Sisipan / Rarangkén Tengah (infiks)

Pemberian imbuhan ditengah kata. Contoh:

Ind. : gemetar, gelegar, sinambung,

Sund. : larieur, tinulis, lumampah, sarolat, jarakat

Sisipan dalam bahasa Indonesia antara lain, -el-, -er-, -em-, dan -in-.

Rarangkén Tengah dalam bahasa Sunda antara lain, -ar-, -um-, dan –

in-.

19 Idem.

Page 49: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

3. Akhiran / Rarangkén Tukang (sufiks)

Pemberian imbuhan akhir kata. Contoh:

Ind. : layangkan, masukan, maknai

Sund. : sakolaan, dahareun, bajuna

Akhiran pada bahasa Indonesia antara lain, -an, -kan, dan -i.

Rarangkén tukang dalam bahasa Sunda antara lain, -an, eun, -ing/ning,

-keun, dan -na/ana/nana.

4. Gabungan / Barung (konfiks)

Pemberian imbuhan digabungkan antara awalan dan akhiran. Contoh:

Ind. : diberikan, keadaan

Sund. : dibikeunan, kaayaan, sajadina

Bentuk gabungan pada bahasa indonesia antara lain, me-kan, di-kan,

ke-an, per-an, dan lain-lain.

Bentuk Rarangkén barung pada bahasa Sunda antara lain, di-an, ka-an,

sa-na, pika-eun, dan lain sejenisnya.

5. Kombinasi / Bareng (ambifiks)

Pemberian imbuhan dilakukan dengan cara mengkombinasikan kata

yang sudah diberi imbuhan deberikan lagi imbuhan. Contoh:

Ind. : memperbodohi, memperistrikan

Sund. : sakahayangna, dipangaralaankeun

Page 50: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Kombinasi dalam bahasa Indonesia antara lain, memper-i, memper-

kan, dan sejenisnya.

Rarangkén Bareng dalam bahasa Sunda antara lain, saka-na, di-pang-

N-ar-----an-keun, dan sejenisnya.

E. Hakikat Makna dan Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Arab

Perubahan bahasa (linguistic change) yaitu berubah atau bergantinya

tanda-tanda bahasa dari satu tahap ke tahap yang lainnya, sedangkan berubahnya

makna (semantic change) yaitu berubahnya makna dalam perkembangan sejarah

suatu bahasa atau akibat dari persinggungan dengan bahasa lain.20

Dari keterangan di atas, jelas bahwa perubahan makna membahas seputar

bergantinya suatu keadaan dan bentuk makna, meluas dan menyempit, menambah

atau mengurangi sifat rasa, bertukar rasa, dan lain-lain yang berkaitan ketika

bahasa digunakan.

Bahasa, dalam perkembanganya selalu berubah-ubah mengikuti

perkembangan para penuturnya. Begitu juga dengan makna, makna leksikal atau

makna idiomatikal dalam suatu bahasa sering sekali mengalami perubahan-

perubahan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan tersebut terjadi, di

antaranya akibat pengaruh bahasa lain. Selain itu, ada juga hal-hal yang bersifat

praktis bisa menyebabkan bahasa berubah, seperti, disebabkan berkembangnya

bahasa dan berkembangnya para penutur bahasa.

20 Sudaryat, Yayat, Ulikan Semantik Sunda, (Geger Sunten; Bandung 2003), Cet. ke-3, hal. 29

Page 51: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Sebab perubahan arti dapat sangat bermacam-macam. Akan tetapi, hakikat

perubahan arti dari ungkapan tertentu selalu dapat diasosiasikan. Selalu terdapat

jenis hubungan tertentu yang mengaitkan antara arti lama sebuah kata atau

ungkapan dengan arti baru yang dimilikinya. Secara umum, hubungan tersebut

dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu hubungan yang didasarkan atas keserupaan

(similarity) dan hubungan yang didasarkan atas kedekatan (contiguity). Hubungan

dalam yang pertama biasa disebut metafora dan yang kedua disebut metonimi.

F. Jenis Perubahan Makna

a. Meluas (generalisasi)

Makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang

sebelumnya hanya memiliki sebuah makna, tetapi karena berbagai macam faktor

kemudia memiliki makna-makna yang lain.

Perubahan makna meluas adalah perubahan yang terjadi pada sebuah kata

yang pada awalnya hanya memiliki sebuah makna, dengan perkembangan zaman

kata tersebut menjadi makna-makna yang lain. Seperti pada kata دابأ /abâd/ yang

bermakna ‘masa’21, dalam bahasa Indonesia kata abad bermakna ‘masa 100

tahun,’22 dan pada bahasa Sunda makna kata abad menjadi ‘masa 100 tahun, dan

zaman’.

21 Munawir, A, W, h.1 22 Departemen Pendidikan Nasional, h. 1

Page 52: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

b. Menyempit (spesialisasi)

Makna menyempit adalah kebalikan dari makna meluas. Kata yang

sebelumya memiliki makna yang luas berubah menjadi kata yang memiliki makna

terbatas (khusus). Contoh pada kata عالم /‘âlim/ yang bermakna ‘orang yang

berilmu,’23 dalam bahasa Indonesia kata alim bermakna ‘berilmu, berpengetahuan

pandai dalam hal agama Islam,’24 dan pada bahasa Sunda kata alim bermakna

‘orang yang luas pengetahuan agamanya, saléh’.25

c. Peninggian Makna (ameliorasi)

Peninggian makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna

yang baru dirasakan lebih tinggi/ hormat/ halus/ baik nilainya daripada makna

lama. Contoh, bung ‘panggilan kepada orang laki-laki’ makna baru ‘panggilan

kepada pemimpin’ putra ‘anak laki-laki’ makna baru ‘lebih tinggi daripada anak’.

Bojo (istri) dirasa lebih tinggi dari pada pamajikan. Habib ‘yang dicintai-siapa

saja’ makna baru ‘panggilan untuk orang yang diduga keturunan Nabi

Muhammad Saw.’

d. Penurunan Makna (Peyorasi)

Penurunan makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna

baru dirasakan lebih rendah/ kurang baik/ kurang menyenangkan nilainya

daripada makna lama. Contoh, bini ‘perempuan yang sudah dinikahi’ lebih

23 Munawir, A, W, h.1 24 Departemen Pendidikan Nasional, h. 30 25 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 10

Page 53: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

rendah daripada istri/ nyonya. Bunting ‘mengandung’ lebih rendah dari kata

hamil, gorombolan ‘kumpulan orang’ lebih rendah dengan makna baru

‘sekelompok orang yang ingin mengganggu keamanan’.

e. Persamaan (asosiasi)

Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara

makna lama dan makna baru. Contoh, amplop ‘sampul surat’ makna baru ‘uang

sogok’, bunga ‘kembang’ makna baru ‘gadis cantik’, dua kata ini pada bahasa

Sunda pun sama. Fulus ‘uang’ makna baru ‘komisi’.

f. Pertukaran (sinestesia)

Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera

yang berbeda dari indera penglihatan ke indera pendengar, dari indera perasa ke

indera pendengar, dan sebagainya. Contoh, suaranya terang sekali (pendengaran

ke penglihatan), rupanya manis (penglihat ke perasa), namanya harum

(pendengar ke pencium). Amis budi (perasa ke penglihat), sorana lemes pisan

(perasa ke pendengar).

Page 54: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

BAB III

Perbandingan Perubahan Makna Kata Serapan dari Bahasa Arab pada al-

Qur’an Terjemah Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Surah At-Taubah

Ayat 1-50

Terkait kata serapan yang terdapat di dalam terjemahan al-Qur’an bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda, penulis melakukan pendekatan secara langsung

terhadap kata-kata serapan dari bahasa Arab yang digunakan dalam terjemahan

sehingga menjadi milik bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Kemudian penulis

akan menggabarkan dalam betuk tabel, perbandingan bentuk dan perbandingan

perubahan makna.

Pada prosesnya, penulis akan menyertakan terjemahan al-Qur’an kedua

bahasa supaya langsung terlihat jelas kata serapan dari bahasa Arab dipergunakan

seperti apa dan bentuk jadiannya menjadi seperti apa. Dari titik inilah kemudian

penulis akan membuat daftar bentuk kata serapan dan daftar perubahan makna

dari makna asal ke makna yang sudah menjadi milik dalam bahasa Indonesia dan

bahasa Sunda.

Pada proses memperbandingkan, penulis akan menggunakan cara

tersendiri, yakni, pada setiap ayat, penulis akan memberikan keterangan bagian

mana yang berubah bagian mana yang tidak. Untuk menandai, penulis

menebalkan kata yang diserap dari bahasa Arab pada terjemahnya. Kemudian

penulis tidak akan mengulang kata yang sudah diterangkan pada ayat sebelumnya,

Page 55: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

jika menemukan kembali kata yang sama pada ayat selanjutnya, kecuali terjadi

perubahan.

A. Perbandingan Perubahan Makna Kata serapan

×οu™!#tt/ z⎯ÏiΒ «!$# ÿ⎯Ï& Î!θß™ u‘ uρ ’n< Î) t⎦⎪ Ï% ©!$# Ν ›?‰yγ≈tã z⎯ ÏiΒ t⎦⎫ Ï. Î ô³ ßϑ ø9 $# ∩⊇∪

1. (Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka).

1. (Ieu téh wawaran) putusna hubungan ti Allah katut ka Rasul-Na ka

jalma-jalma musrikin anu (jeung maranéhna) maranéh geus nalikeun pasini.

Kata allah, rasul, musyrikin, kaum, dan muslimin pada terjemahan bahasa

Indonesia adalah serapan dari bahasa Arab. Begitu juga kata allah, rasul dan

musrikin pada terjemahan bahasa Sunda. Pada proses penyerepan oleh kedua

bahasa tersebut, beberapa kata mengalami cara yang sama dalam penyerapannya

dan tidak mengalami perubahan makna, seperti kata allah dan rasul keduanya

tidak berubah. Baik bunyi, ataupun maknanya. Berbeda dengan kata musyrikin,

muslimin, kaum, musrikin, muslimin, dan kaom pada kedua bahasa.

Pada proses penyerapan, kata مشرآين /musyrikîn/ menjadi musyrikin dan

musrikin mengalami penyesuaian fonem. Konsonan /ش/ dalam bahasa Arab

menjadi /sy/ dalam bahasa Indonesia dan menjadi /s/ dalam bahasa Sunda.

Kemudian vokal /î/ menjadi /i/ dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Pada

Page 56: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

makna terjadi sedikit pergeseran akibat perubahan dari bentuk jamak dalam

bahasa Arab, menjadi bentuk tunggal dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

Sehingga dalam penggunaan kata musyrikin dan musrikin untuk memberikan

padanan pada kata مشرآين /musyrikîn/ dalam bahasa Arab yang bermakna ‘para

pelaku perbuatan syirik atau musyrik’ harus didampingi atau dimunculkan kata

orang-orang dalam bahasa Indonesia dan jalma-jalma dalam bahasa Sunda

sebagai pengganti bentuk jamak. Begitu juga yang terjadi pada kata مسلمين

/muslimîn/ dan قوم /qoum/ yang diserap ‘begitu saja.’ Selain bunyi yang diserap

begitu saja, makna yang diambil pun begitu saja adanya.

Di bawah ini adalah kata serapan yang terdapat pada ayat pertama:

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Allah/ Allah Allah/ االله

Rasûl/ Rasul Rasul/ رسول

Musyrikîn/ Musyrikin Musrikin/ مشريكين

Muslimîn/ Muslimin Muslimin/ مسلمين

Qoum/ Kaum Kaom/ قوم

(#θßs‹Å¡ sù ’Îû ÇÚö‘ F{$# sπ yèt/ö‘ r& 9åκ ô−r& (#þθßϑ n=÷æ $#uρ ö/ä3 ¯Ρ r& ç öxî “ Ì“ Éf÷èãΒ «!$#   ¨βr&uρ ©!$# “Ì“ øƒèΧ

t⎦⎪ ÍÏ≈s3 ø9$# ∩⊄∪

2. Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa Sesungguhnya kamu tidak akan

Page 57: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

dapat melemahkan Allah, dan Sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir.

2. Ku kituna, pek maranéh (musrikin) geura ngalalana di ieu bumi opat

bulan, jeung sing nyaho yén saéstuna maranéh moal bisa lésot (tina siksaan) Allah jeung (sing nyaho) yén Allah téh ngahinakeun jalma-jalma kapir.

Pada ayat kedua ini, ditemukan kata kafir dalam bahasa Indonesia dan

kapir dalam bahasa Sunda. Kata tersebut diserap dari kata آافر /kâfir/ yang

mengandung makna ‘pelaku.’ Sedangkan dalam bahasa Indonesia dan Sunda

menjadi kata sifat saja. Pada bunyi, kata kafir dalam bahasa Indonesia tidak

mengalami penyesuaian fonem. Tetapi pada bahasa Sunda, fonem /ف/ menjadi

/p/. Makna tidak berubah. Pada bahasa Arab kâfir bermakna ‘yang tidak beriman

kepada Allah.’1 Pada bahasa Indonesia kafir bermakna ‘orang yang tidak percaya

kepada Allah dan RasulNya.’2 Pada bahasa Sunda kapir bermakna ‘orang yang

tidak percaya pada wahyu Allah yang disampaikan oleh para rasulnya.’3

Berbeda dengan kata musyrikin dan muslimin di atas yang diserap secara

utuh dari bentuk jamak kata مشرآين /musyrikîn/ dan kata مسلمين /muslimîn/, kata

kafir dan kapir tidak demikian, melainkan diserap dari bentuk tunggalnya آافر

/kâfir/.

1 Munawir, A, W, h. 1309 2 Departemen Pendidikan Nasional, h. 489 3 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 213

Page 58: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Di bawah ini adalah kata serapan yang terdapat pada ayat kedua:

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

kâfir/ kafir kapir/ آافر

×β≡sŒr&uρ š∅ÏiΒ «!$# ÿ⎯ Ï&Î!θß™u‘ uρ ’n< Î) Ĩ$Ζ9$# tΠöθtƒ Ædk pt ø:$# Î y9ò2 F{ $# ¨β r& ©!$# Ö™ü“ Ìt/ z⎯ ÏiΒ

t⎦⎫Ï. Îô³ ßϑ ø9$#   … ã&è!θß™u‘ uρ 4 β Î* sù öΝ çFö6 è? uθßγ sù × öyz öΝ à6©9 ( β Î)uρ öΝ çGøŠ ©9uθs? (#þθßϑ n= ÷æ$$ sù öΝ ä3Ρ r& çö xî

“ Ì“Éf ÷èãΒ «!$# 3 Î Åe³ o0uρ t⎦⎪ Ï% ©!$# (#ρã x x. >U#x‹ yèÎ/ AΟŠ Ï9r& ∩⊂∪

3. Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa Sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertaubat, Maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.

3. Jeung (ieu téh) wawaran ti Allah jeung Rasul-Na ka manusa dina hiji poé haji akbar, yen saéstuna Allah jeung Rasul-Na megatkeun hubungan ti kaom musrikin. Ku kituna, upama maranéh tobat, nya hadé pisan pikeun maranéh, jeung upama maranéh ngabalieur, nya sing nyaho yen maranéh moal bisa lesot tina (siksaan) Allah; jeung geura bejakeun ka jalma-jalma kapir perkara siksaan anu kacida nyerina.

Pada ayat ketiga, kata serapan yang dipergunakan tidak jauh berbeda

dengan ayat sebelumnya. Pada ayat ini muncul kata serapan yang baru dalam

terjemahan bahasa Indonesia, yaitu, permakluman, haji akbar dan bertaubat.

Sedangkan pada terjemahan bahasa Sunda hanya muncul kata haji akbar dan

tobat.

Page 59: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Di bawah ini adalah kata serapan yang terdapat pada ayat ketiga:

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

ma’lûm/ maklum ma’lum/ معلوم

al-hajj al-akbar / haji akbar haji akbar/ الحخ الأآبر

taubah/ taubat tobat/ توبة

Kata maklum, diambil dari kata معلوم /ma’lûm/ yang bermakna ‘yang

dikenal.’4 Pada penyerapan kepada bahasa Indonesia, terjadi penyesuain

konsonan. Yakni, konsonan /…‘…/ menjadi konsonan /k/. Sedangkan pada

bahasa Sunda tidak. Kemudian, makna tidak berubah. Kata permakluman pada

terjemahan bahasa Indonesia adalah hasil perubahan kelas kata, dari kata kerja

menjadi kata benda. Perubahan tersebut karena imbuhan yang digunakan adalah

imbuhan gabungan pembetuk kata benda dari kata kerja pe-an. Sehingga, makna

menjadi menjadi bergeser, dari ‘paham; mengerti; tahu’ menjadi

‘pemberitahuan.’5 Keputusan mengambil kata maklum atau permakluman untuk

padanan kata أذان /’ażân/ kurang tepat. Sebab, makna yang dikehendaki adalah

‘pemberitahuan’ atau berita. Berbeda dengan terjemahan bahasa Sunda yang

menggunakan kata wawaran yang berarti ‘pemberitahuan.’

Haji akbar tidak ada masalah secara makna atau proses penyerepan. Sebab

kata haji akbar adalah kata istilah atau idiom untuk suatu ibadah umat Islam,

yakni, ibadah haji dengan hari wukuf di Padang Arafah jatuh pada hari jumat.6

4 Atabik Ali, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, Yogyakarta; 1998, h. 905 5 Departemen Pendidikan Nasional, h. 702 6 Idem, h. 381

Page 60: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Kata taubat dan tobat, diserap dari kata توبة /taubah/. Penyesuaian yang

terjadi adalah pada bahasa Sunda, diftong /au/ pada bahasa Arab diganti dengan

vokal /o/ pada bahasa Sunda sedangkan pada bahasa Indonesia tidak. Kemudian,

konsonan ta marbutah /ة/ diganti dengan konsonan /t/ pada ke dua bahasa.

ωÎ) š⎥⎪ Ï% ©!$# Ν ›?‰yγ≈tã z⎯ ÏiΒ t⎦⎫Ï. Îô³ ßϑ ø9$# §Ν èO öΝ s9 öΝ ä.θÝÁà)Ζ tƒ $\↔ ø‹x© öΝ s9uρ (#ρ ãÎγ≈sà ムöΝ ä3 ø‹n= tæ

# Y‰tnr& (# þθ‘ϑ Ï? r'sù öΝ Îγ øŠ s9Î) óΟ èδy‰ôγ tã 4’n< Î) öΝ Íκ ÌE£‰ ãΒ 4 ¨β Î) ©!$# =Ït ä† t⎦⎫ É) −G ßϑø9 $# ∩⊆∪

4. Kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah Mengadakan Perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, Maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.

4. Kajaba maranéhna, anu maranéh geus nalikeun jangji jeung jalma-jalma

musrikin sarta satuluyna maranehna henteu cidra kana jangjina saeutik oge jeung maranéhna hanteu ngabantu jalma-jalma (anu ngamusuh ka maranéh) saurang ogé, nya geura tedunan ka maranéhna jangjina nepi ka béak waktuna, karana Allah micinta jalma-jalma anu takwa.

Pada ayat keempat ini muncul kata taqwa untuk bahasa Indonesia dan

takwa untuk bahasa Sunda. Keduanya diserap dari kata تقوى /taqwâ/.

Di bawah ini adalah kata serapan yang terdapat pada ayat keempat:

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

taqwâ/ taqwa takwa/ تقوى

Page 61: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Penyesuaian yang terjadi pada proses penyerapan adalah, pada bahasa

Indonesia terjadi pada vokal /â/ menjadi /a/ begitu juga untuk bahasa Sunda. Pada

bahasa Sunda, terjadi penyesuain konsonan, yakni konsonan /q/ menjadi /k/.

Kemudian, makna di antara bahasa Indonesia dan bahasa Sunda tidak jauh

berbeda yakni, ‘keadaan terpelihara dan kesiapan diri untuk menjalankan perintah

Allah dan menjauhi segala laranganNya.’7 Sedangkan dalam bahasa Sunda, takwa

bermakna ‘menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya.’8

Yang membedakan atas keduanya adalah kelas kata. Pada bahasa Indonesia,

taqwa menempati kelas kata benda, sedankan pada bahasa Sunda, takwa

menempati kelas kata kerja. Makna asal dari bahasa arab sendiri adalah ‘keadaan

kuat, menjadi kuat, taqwa, ketaqwaan’9 dan menempati kelas kata masdar atau

kata benda.

Pada kata ini, juga terjadi terjadi perluasan makna bahkan total. Makna

yang baru untuk kata taqwa dan takwa adalah ‘baju model cina yang biasa dipakai

oleh kaum lelaki atau sekarang lebih dikenal dengan nama baju koko.’10’11

Pada terjemahan bahasa Indonesia, kata yang digunakan adalah bertaqwa,

kata jadian dari taqwa setelah mendapat imbuhan ber- pembuat kata kerja dari

kata benda. Sehingga makna yang muncul adalah ‘menjalankan taqwa.’

7 Departemen Pendidikan Nasional, h. 1126 8 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 501 9 Atabik Ali, h. 79 10 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 501 11 Departemen Pendidikan Nasional, h. 1126

Page 62: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

#sŒÎ* sù y‡n= |¡Σ$# ãåκ ô− F{$# ãΠãçt ø:$# (#θè= çGø%$$ sù t⎦⎫Ï. Î ô³ ßϑ ø9$# ß]ø‹ym óΟ èδθßϑ ›?‰ y uρ óΟ èδρ ä‹äz uρ

öΝ èδρ çÝÇôm$#uρ (#ρ ߉ãèø%$# uρ öΝ ßγ s9 ¨≅à2 7‰|¹ ósΔ 4 β Î*sù (#θç/$ s? (#θãΒ$ s%r& uρ nο 4θ n= ¢Á9$# (#âθs?#u™uρ

nο4θ Ÿ2 ¨“9$# (#θ= y⇐sù öΝ ßγn=‹ Î; y™ 4 ¨β Î) ©!$# Ö‘θà xî ÒΟ‹ Ïm§‘ ∩∈∪

5. Apabila sudah habis bulan-bulan haram itu, Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

5. Nya upama bulan-bulan haram geus lastari, prak geura paéhan kaom

musrikin teh di mana wae maranéhna kapanggih ku maraneh sarta prak geura boyong maranéhna, jeung prak geura dodoho maranéhna dina tempat-tempat pangintipana. Tapi, upama maranehna tobat jeung ngadegkeun salat sarta nyumponan jakat mah, nya bebaskeun waé maranéhna teh sina merdeka; karana saéstuna Allah Maha Jembar Pangampura, Maha Asih.

Pada ayat ini muncul lagi kata serapan yang lain, yakni haram, shalat, dan

zakat untuk bahasa Indonesia dan haram, solat, dan jakat untuk bahasa Sunda.

Di bawah ini adalah kata serapan yang terdapat pada ayat keempat:

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

harâm/ haram haram/ حرام

ةصلو /shalât/ shalat solat

ο4θ Ÿ2¨ز /zakât/ zakat jakat

Page 63: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Ke tiga kata di atas merupakan kata istilah untuk hal peribatan dalam

Islam. Sehingga, makna yang ingin dicapai atau disampaikan adalah makna yang

disimpulkan dari apa yang diperbuat dari kata tersebut. Maka pergeseran dari

makna asal pun terjadi, tetapi tidak pada makna sasaran.

÷β Î)uρ Ó‰tn r& z⎯ÏiΒ š⎥⎫ Ï. Î ô³ ßϑ ø9 $# x8u‘$ yftF ó™$# çνöÅ_r'sù 4©®Lym yì yϑ ó¡ o„ zΝ≈n= x. «! $# ¢Ο èO çμ øóÎ= ö/r&

… çμ uΖ tΒ ù'tΒ 4 y7 Ï9≡sŒ öΝ åκΞr'Î/ ×Πöθ s% ω šχθßϑ n= ôètƒ ∩∉∪

6. Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.

6. Jeung upama salah saurang ti antara musrikin menta panangtayungan

ka manéh, pek geura tangtayungan manéhna, supaya manéhna ngadenge kana pidawuh Allah, tuluy anteurkeun manéhna kana tempat panyalindunganana. Pangna kitu teh, lantaran maranéhna kaom anu henteu nyarahoeun.

y# ø‹Ÿ2 ãβθä3tƒ t⎦⎫ Å2 Îô³ ßϑ ù=Ï9 î‰ôγ tã y‰ΨÏã «!$# y‰Ζ Ïãuρ ÿ⎯Ï& Î!θß™u‘ ωÎ) š⎥⎪ Ï% ©!$# óΟ ›?‰yγ≈tã

y‰ΨÏã ωÉf ó¡ yϑ ø9$# ÏΘ#t ptø: $# ( $ yϑ sù (#θßϑ≈s) tF ó™$# öΝ ä3 s9 (#θßϑŠ É) tGó™ $$ sù öΝ çλ m; 4 ¨β Î) ©! $# =Ïtä†

š⎥⎫ É) −Gßϑ ø9$# ∩∠∪

7. Bagaimana bisa ada Perjanjian (aman) dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah Mengadakan Perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidilharaam? Maka selama mereka Berlaku Lurus terhadapmu, hendaklah kamu

Page 64: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Berlaku Lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.

7. Kumaha bisana kaom musrikin jangji ka Allah jeung Rasul-Na, kajaba

jalma-jalma anu nalikeun jangji jeung maranéh di Masjidil Haram? Nya satungtung maranéhna jujur ka maranéh mah, atuh maranéh ogé kudu jujur ka maranéhna. Saéstuna Allah micinta jalam-jalma anu takwa.

Pada ayat ini muncul lagi kata serapan yang berbentuk istilah, idiom atau

nama, yakni masjidil haram. Pada serapan ini, tidak ada perubahan makna. Juga

pada proses penyerapan diserap begitu saja.

y# ø‹Ÿ2 β Î) uρ (#ρãyγ ôà tƒ öΝ à6ø‹n= tæ Ÿω (#θç7 è%ötƒ öΝ ä3‹Ïù ~ωÎ) Ÿωuρ Zπ ¨Β ÏŒ 4 Ν ä3 tΡθàÊöムöΝ Îγ Ïδ≡uθøùr'Î/

4’n1ù's? uρ óΟ ßγç/θè=è% öΝ èδç sYò2r& uρ šχθà) Å¡≈ sù ∩∇∪

8. Bagaimana bisa (ada Perjanjian dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin), Padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kébanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian).

8. Kumaha rék bisana, padahal upama maranéhna ngelehkeun maranéh,

maranéhna moal miroséa tatali warga jeung moal nyumponan jangji ka maranéh. Maranéhna ngabubungah maranéh ku sungutna, tapi hatena mah teu sarukaeun, lantaran kalolobaanana ti antara maranéhna teh jalma-jalma anu pasék.

Pada terjemahan ayat delapan di atas, kata serapan yang muncul baru dari

kedua terjemahan adalah kata fasik untuk bahasa Indonesia dan pasék untuk

Page 65: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

bahasa Sunda. Kata fasik dan pasek diserap dari kata فاسق /fâsiq/ yang bermakna

‘orang yang keluar dari jalan yang haq serta kesalihan.’12 Pada bahasa Indonesia

fasik bermakna ‘tidak peduli terhadap perintah Tuhan.’13 Sedangkan pada bahasa

Sunda pasék bermakna ‘tidak benar imannya.’14 Pada proses penyerapan bentuk

bunyi di ke dua bahasa terjadi penyesuain konsonan dan vokal. Pada bahasa

Indonesia, penyesuaian vocal /â/ menjadi /a/ dan penyesuain konsonan /q/ menjadi

/k/. Pada bahasa Sunda juga terjadi penyesuaian untuk konsonan /f/ menjadi /p/,

konsonan /q/ menjadi /k/, vokal /a/ menjadi /â/ dan vokal /i/ menjadi /é/ (teleng).

(#÷ρ utI ô© $# ÏM≈tƒ$t↔Î/ «!$# $YΨ yϑrO WξŠÎ= s% (#ρ ‘‰ |Ásù ⎯ tã ÿ⎯Ï&Î#‹ Î6y™ 4 öΝåκΞÎ) u™!$y™ $tΒ (#θ çΡ$Ÿ2 tβθ è=yϑ÷è tƒ ∩®∪

9. Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu.

9. Maranéhna ngajual ayat-ayat Allah ku harga anu murah, ku lantaran

éta maranéhna ngahalangan tina jalan Anjeuna. Saéstuna kacida goréngna saniskara anu ku maranéhna dilampahakeun teh.

Pada terjemaha ayat kesembilan, ada kata serapan yang lain dari

sebelumnya, yakni kata ayat. Pada kedua terjemahan, kata ayat di serap begitu

saja sebab tidak ada padanan sebelumnya di ke dua bahasa dan merupakan sesuatu

yang baru bagi ke dua bahasa.

12 Munawir, A, W, h. 1134 13 Departemen Pendidikan Nasional, h. 314 14 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 364

Page 66: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Ÿω tβθç7 è%ö tƒ ’Îû ?⎯ÏΒ ÷σ ãΒ ~ωÎ) Ÿωuρ Zπ ¨Β ÏŒ 4 šÍׯ≈ s9'ρ é& uρ ãΝ èδ šχρ߉ tG÷èßϑ ø9$# ∩⊇⊃∪

10. Mereka tidak memelihara (hubungan) Kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

10. Maranéhna hanteu miroséa tatali warga jeung henteu nyumponan

jangji kaom mu’minin. Jeung maranéhna téh jalma-jalma ngaliwatan wates-wangen.

Pada ayat kesepuluh, terdapat kata kerabat dan mukmin pada terjemahan

bahasa Indonesia, dan mu’minin pada terjemahan bahasa Sunda. Penyerapan kata

mukmin dan mu’minin dari kata mu’min tidak mengalami perubahan makna. Pada

terjemahan bahasa Indonesia terdapat kata kerabat yang diserap dari kata قرابة

/qarabah/ yang bermakna kedekatan. Setelah mengalami penyesuain fonem,

makna dalam bahasa sasaran tidak mengalami pergeseran.

β Î* sù (#θç/$ s? (#θãΒ$ s%r&uρ nο4θn=¢Á9$# (#âθs?#u™ uρ nο4θŸ2¨“9$# öΝ ä3çΡ≡uθ÷z Î* sù ’Îû Ç⎯ƒÏe$!$# 3 ã≅Å_Á x çΡ uρ ÏM≈tƒFψ $#

5Θöθs) Ï9 tβθßϑ n= ôètƒ ∩⊇⊇∪

11. Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.

11. Nya upama seug maranéhna tobat jeung ngadegkeun salat sarta

nyumponan jakat mah, maranéhna jadi dulur dina agama, jeung Kami ngawincik, ayat-ayat Kami pikeun anu ngalarti.

Page 67: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

β Î)uρ (#þθèWs3 ¯Ρ Ν ßγ uΖ≈yϑ ÷ƒr& .⎯ ÏiΒ Ï‰ ÷èt/ öΝ Ïδωôγ tã (#θãΖyèsÛ uρ ’Îû ôΜ à6ÏΖƒÏŠ (#þθè= ÏG≈s) sù sπ £ϑÍ←r& Ì ø à6ø9 $#  

öΝ ßγ ¯ΡÎ) Iω z⎯≈yϑ ÷ƒr& óΟ ßγ s9 öΝ ßγ ¯=yès9 šχθßγ tG⊥ tƒ ∩⊇⊄∪

12. Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, Maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena Sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti.

12. Jeung upama maranéhna ngalanggar sumpahna sabada maranéhna

ngucapkeun jangji, jeung maranéhna ngajejeléh agama maranéh, nya pék geura perangan pamingpin-pamingpin jalma-jalma kapir téh karana saéstuna maranéhna téh jalma-jalma anu henteu beunang dipercaya, supaya maranéhna areureun.

Pada terjemahan di atas, khususnya pada terjemahan bahasa sunda muncul

serapan sabada yang diserap dari kata بعد /ba‘da/. Selain mengalami proses

penyesuain fonem dan terjadi pengimbuhan, maknanya tidak berubah.

Ÿωr& šχθè= ÏG≈s) è? $ YΒ öθs% (#þθèWs3 ¯Ρ óΟ ßγ uΖ≈yϑ ÷ƒr& (#θ‘ϑ yδuρ Æl#t÷z Î* Î/ ÉΑθß™ §9$# Ν èδuρ öΝ à2ρ â™y‰ t/

š^ρ r& Bο§tΒ 4 óΟ ßγ tΡöθt± øƒ rB r& 4 ª! $$ sù ‘, ymr& β r& çνöθt± øƒrB βÎ) Ο çFΖ ä. š⎥⎫ÏΖ ÏΒ÷σ •Β ∩⊇⊂∪

13. Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), Padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu?. Mengapakah kamu takut kepada mereka Padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.

Page 68: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

13. Naha maranéh henteu merangan jalma-jalma anu geus ngalanggar sumpah-sumpahna jeung rék nundung Rasul, padahal maranéhna anu ngamimitian (merangan) maranéh? Naha maranéh sieun ku maranéhna? Nya Allah anu leuwih pantes dipikasieun ku maranéh, upama maranéh jalma-jalma anu ariman mah.

Pada terjemahan ayat ke 13, muncul kata yang lain, yaitu hak dan iman

yang telah mengalami proses morfologis untuk terjemahan bahasa Indonesia.

Sedangkan pada bahasa Sunda hanya muncul kata iman saja yang juga

mengakami proses morfologis.

Pada terjemahan bahasa Indonesia, memunculkan kata hak sesungguhnya

sangat beresiko. Sebab, dalam bahasa Indonesia juga mengenal kata hak dengan

makna yang lain, yakni, ‘telapak sepatu yang tinggi.’15

öΝ èδθè= ÏF≈s% ÞΟ ßγö/Éj‹ yèムª!$# öΝ à6ƒÏ‰÷ƒr'Î/ öΝ ÏδÌ“ øƒ ä†uρ öΝ ä.÷ ÝÇΖ tƒuρ óΟ Îγ øŠ n=tæ É#ô± o„ uρ u‘ρ ߉߹ 7Θöθs%

š⎥⎫ÏΖ ÏΒ÷σ •Β ∩⊇⊆∪

14. Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.

14. Geura perangan maranéhna ku maranéh! Tanwandé Allah bakal nyiksa

maranéhna ku leungeun maranéh, jeung Anjeunna baris ngahinakeun maranéhna sarta nulungan maranéh ngéléhkeun maranéhna, jeung Anjeunna bakal nyugemakeun hate kaom mu'minin.

15 Departemen Pendidikan Nasional, h. 381

Page 69: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

ó=Ïδõ‹ ãƒuρ xá ø‹xî óΟ Îγ Î/θè=è% 3 Ü>θçF tƒuρ ª!$# 4’n?tã ⎯tΒ â™!$ t± o„ 3 ª!$#uρ îΛ⎧ Î= tæ íΟŠÅ3 ym ∩⊇∈∪

15. Dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendakiNya. Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

15. Jeung Anjeunna baris ngaleungitkeun kajéngkélan haté maranéhna

(anu ariman), jeung Allah baris nampi tobat ti sing saha anu dikersakeun ku Anjeunna, karana Allah ten Maha Uninga, Maha Wijaksana.

ôΘr& óΟ çF ö6Å¡ ym β r& (#θä. uøIè? $£ϑ s9uρ ÄΝ n=÷ètƒ ª!$# t⎦⎪ Ï%©!$# (#ρ߉ yγ≈y_ öΝ ä3ΖÏΒ óΟ s9uρ (#ρä‹ Ï‚−Gtƒ ⎯ ÏΒ Èβρ ߊ

«!$# Ÿωuρ ⎯ Ï&Î!θß™u‘ Ÿωuρ t⎦⎫ÏΖ ÏΒ÷σ ßϑ ø9$# Zπ yf‹Ï9uρ 4 ª!$# uρ 7 Î7 yz $ yϑ Î/ šχθè= yϑ÷ès? ∩⊇∉∪

16. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

16. Naha maranéh nyangka yén maranéh rék diantepkeun baé, padahal

Allah tacan ngabuktikeun saha jalma-jalma anu jihad ti antara maranéh; jeung jalma-jalma anu henteu ngajadikeun saha-saha jadi sobat dalitna salian ti Allah katut Rasul-Na jeung kaom mu'minin. Jeung Allah Maha Ningali kana saniskara anu ku maranéhna dilampahkeun.

Pada terjemahan di atas, khususnya pada terjemahan bahasa Indonesia

muncul kembali kata serapan yang lain. Kata jihad yang diserap dari kata جهاد

/jihâd/. Setelah penyesuaian fonem /â/ menjadi /a/ dalam bahasa Indonesia, kata

Page 70: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

ini mengalami penyempitan makna. Makna asal adalah ‘perjuangan’16 tetapi

makna sasaran menjadi ‘usaha sungguh-sungguh membela agama islam dengan

mengorbankan harta benda’17

$tΒ tβ%x. t⎦⎫ Ï.Î ô³ ßϑ ù= Ï9 β r& (#ρ ãßϑ÷ètƒ y‰ Éf≈|¡ tΒ «! $# z⎯ƒÏ‰ Îγ≈x© #’n?tã Ν Îγ Å¡ àΡ r& Ì ø ä3ø9 $$ Î/ 4 y7 Íׯ≈s9'ρ é&

ôM sÜ Î7 ym óΟ ßγ è=≈yϑ ôã r& ’Îûuρ Í‘$Ζ9$# öΝ èδ šχρà$ Î#≈yz ∩⊇∠∪

17. Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.

17. Henteu pantes jalma-jalma musrikin ngama’murkeun masjid-

masjid Allah kalawan maranéhna nyarakseni kana kakupuran dirina sorangan. Maranéhna jalma-jalma anu gugur sagala amalna, jeung nya di naraka maranéhna baris langgéng.

Pada terjemahan ayat di atas, muncul kata serapan yang lain, makmur, dan

mesjid untuk bahasa Indonesia. Ma’mur, masjid dan kupur untuk bahasa Sunda.

Kata serapan yang mengalami pergeseran makna ialah kata makmur / ma’mur

yang diserap dari kata معمور /ma‘mur/ yang bermakna ‘yang didiami.’18

Sedangkan pada bahasa sasaran bermakna ‘banyak hasil, sejahtera dan serba

16 Munawir, A, W, h. 234 17 Departemen Pendidikan Nasional, h. 473 18 Munawir, A, W, h. 1043

Page 71: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

berkecukupan’19 untuk bahasa Indonesia dan bermakna ‘segala ada dan serba

berkecukupan’20 untuk bahasa Sunda.

Dengan demikian, pada kedua terjemahan kata makmur dan ma’mur

menjadi sangat metaforis. Namun, tidak tepat memunculkan untuk memberikan

padanan pada kata yang dikehendaki dengan makna ‘mendiami’. Proses

penyesuaian fonem tidak berbeda dengan kata yang sedah diterangkan yang

mempunyai kemiripan dalam bentuk.

$ yϑ ¯ΡÎ) ã ßϑ ÷è tƒ y‰ Éf≈|¡ tΒ «! $# ô⎯tΒ š∅ tΒ#u™ «! $$ Î/ ÏΘöθu‹ø9$#uρ ÌÅz Fψ $# tΠ$ s%r&uρ nο4θ n= ¢Á9$# ’tA# u™uρ

nο4θ Ÿ2 ¨“9$# óΟ s9uρ |· øƒs† ωÎ) ©! $# ( #†|¤ yèsù y7 Íׯ≈ s9'ρ é& β r& (#θçΡθä3 tƒ z⎯ÏΒ š⎥⎪ ωtF ôγ ßϑ ø9$# ∩⊇∇∪

18. Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

18. Anu rék ngama'murkeun masjid-masjid téh mah ngan wungkul

jalma-jalma anu ariman malah jeung kana poé ahir jeung anu ngaradakeun salat sarta nyarumponan jakat anu henteu sarieun salian ti ku Allah. Ku sabab éta mugia maranéhna jadi ti antara jalma-jalma anu mareunang pituduh.

pada terjemahan di atas, kata serapan yang baru adalah ahir untuk bahasa

sunda yang diserap dari kata أخر /’akhir/ tanpa perubahan makna.

19 Departemen Pendidikan Nasional, h. 703 20 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 300

Page 72: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

* ÷Λä⎢ ù= yèy_r& sπ tƒ$ s) Å™ Ædl!$ ptø: $# nοu‘$yϑ Ïãuρ ω Éf ó¡ yϑ ø9$# ÏΘ# t ptø: $# ô⎯yϑ x. z⎯tΒ#u™ «!$$Î/ ÏΘöθu‹ø9$#uρ ÌÅz Fψ$#

y‰yγ≈y_uρ ’Îû È≅‹Î6y™ «!$# 4 Ÿω tβ…âθtF ó¡ tƒ y‰ΖÏã «!$# 3 ª! $#uρ Ÿω “ ω öκu‰ tΠöθ s) ø9$# t⎦⎫ ÏΗÍ>≈©à9$# ∩⊇®∪

19. Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.

19. Naha (jalma-jalma) anu meré nginum ka jalma anu munggah haji

jeung anu ngama'murkeun Masjidil Haram téh ku maranéh disaruakeun jalma-jalma anu ariman ka Allah katut kana poé ahir sarta anu jihad dina jalan Allah? Maranéhna hénteu sarua mungguhing Allah, jeung Allah henteu maparin pituduh ka jalma-jalma anu darolim.

Kata serapan yang lain yang muncul pada terjemahan ini ialah kata zalim

dan dolim. Setelah penyesuaian fonem, keduanya tidak mengalami perubahan

makna yang fatal.

t⎦⎪ Ï% ©!$# (#θãΖ tΒ#u™ (#ρ ãy_$ yδ uρ (#ρ ߉ yγ≈y_ uρ ’Îû È≅‹Î6y™ «!$# ôΜÏλ Î;≡uθøΒr'Î/ öΝ Íκ ŦàΡ r& uρ ãΝ sà ôãr& ºπ y_ u‘ yŠ

y‰ΨÏã «!$# 4 y7 Íׯ≈s9'ρ é& uρ ç/èφ tβρ â“ Í←!$x ø9$# ∩⊄⊃∪

20. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.

Page 73: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

20. Jalma-jalma anu ariman jeung anu hijrah sarta anu jihad dina jalan Allah ku harta-bandana katut jiwana, luhur pisan darajatna mungguhing Allah; jeung nya maranéhna jalma-jalma anu meunang kauntungan.

Kata hijrah dan derajat yang diserap oleh ke bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda juga tidak mengalami perubahan makna. Makna yang terkandung dalam

kata hijrah dan derajat/darajat pada bahasa sasaran masih sama dengan bahasa

sumber.

öΝ èδç Åe³ t6ãƒ Ο ßγ š/u‘ 7π yϑ ôm tÎ/ çμ ÷ΨÏiΒ 5β≡uθ ôÊÍ‘ uρ ;M≈Ζ y_uρ öΝ çλ °; $ pκ Ïù ÒΟŠ ÏètΡ íΟŠ É) •Β ∩⊄⊇∪

21. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal.

21. Pangeran maranéhna ngabubungah maranéhna ku rahmat ti Anjeunna,

ku karido jeung sawarga pikeun maranehna, di dinyana kasenangan anu langgeng.

š⎥⎪Ï$ Î#≈yz !$ pκÏù #´‰ t/r& 4 ¨β Î) ©!$# ÿ… çνy‰ΨÏã íô_r& ÒΟŠ Ïà tã ∩⊄⊄∪

22. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

22. Kaayaan maranéhna langgeng di dinya salalawasna; karana saestuna

Allah, di Anjeunna aya pahala anu gedé.

Page 74: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

$ pκ š‰r'¯≈tƒ š⎥⎪ Ï% ©!$# (#θãΖtΒ#u™ Ÿω (# ÿρä‹ Ï‚−F s? öΝ ä. u™!$ t/# u™ öΝ ä3tΡ≡uθ÷z Î)uρ u™!$ uŠ Ï9÷ρ r& ÈβÎ) (#θ™6ystGó™$# tø à6ø9$#

’n?tã Ç⎯≈yϑƒM} $# 4 ⎯tΒ uρ Ο ßγ ©9uθtGtƒ öΝ ä3ΖÏiΒ y7 Íׯ≈s9'ρ é'sù ãΝ èδ šχθßϑ Î=≈©à9$# ∩⊄⊂∪

23. Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.

23. Yeuh, jalma-jalma anu ariman! Maranéh ulah ngajadikeun bapa-bapa

maranéh jeung dulur-dulur maraneh jadi pamingpin, upama maranéhna leuwih mikaresep kakupuran batan kaimanan mah. Jeung sing saha ti antara maranéh anu ngangkat maranéhna jadi pamingpin-pamingpin; nya maranéhna jalma-jalma anu darolim.

ö≅ è% β Î) tβ%x. öΝ ä. äτ !$ t/#u™ öΝ à2äτ !$ oΨö/r&uρ öΝ ä3çΡ≡uθ÷z Î)uρ ö/ä3 ã_≡uρ ø—r& uρ óΟ ä3 è? uϱtãuρ îΑ≡uθøΒ r&uρ

$yδθßϑ çGøùu tI ø%$# ×οt≈pgÏB uρ tβ öθt± øƒrB $ yδyŠ$ |¡ x. ß⎯ Å3≈|¡ tΒ uρ !$ yγ tΡöθ|Ê ös? ¡=ymr& Ν à6ø‹s9Î) š∅ ÏiΒ «!$#

⎯Ï& Î!θß™u‘ uρ 7Š$ yγ Å_uρ ’Îû ⎯ Ï&Î#‹Î7 y™ (#θÝÁ−/utI sù 4©®L ym š†ÎA ù' tƒ ª!$# ⎯ ÍνÍöΔr'Î/ 3 ª!$#uρ Ÿω “ ωöκ u‰ tΠöθ s) ø9$#

š⎥⎫ É) Å¡≈x ø9$# ∩⊄⊆∪

24. Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu takuti kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Page 75: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

24. Pok caritakeun: "Upama bapa-bapa arandika, jeung anak-anak arandika, jeung dulur-dulur arandika, jeung bojo-bojo arandika, jeung baraya-baraya arandika, jeung harta-banda anu ku arandika diusahakeun, jeung perdagangan anu ku arandika dipikarempan bisi rugi, jeung padumukan-padumukan anu ku arandika dipikabetah, ku arandika leuwih dipicinta ti batan Allah jeung Rasul-Na jeung jihad dina jalan-Na, nya pék geura tunggu nepi ka Allah ngadatangkeun siksa-Na. Jeung Allah henteu maparin pituduh ka kaom anu parasék.

ô‰s) s9 ãΝ à2u|ÇtΡ ª!$# ’Îû z⎯ÏÛ#uθtΒ ;οuÏWŸ2   tΠöθtƒuρ A⎦ ÷⎫ uΖ ãm   øŒÎ) öΝ à6÷Gt6 yfôãr& öΝ à6è? uøYx. öΝ n= sù

Ç⎯ øóè? öΝ à6Ζ tã $\↔ ø‹x© ôMs%$ |Êuρ ãΝ à6ø‹n= tæ Ù⇓ ö‘ F{$# $yϑ Î/ ôM t6ãmu‘ §Ν èO Ν çGøŠ ©9 uρ š⎥⎪ ÌÎ/ô‰•Β

∩⊄∈∪

25. Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai Para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang Luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.

25. Saenyana Allah mindeng pisan nulungan maranéh (mu'minin) di

médan-médan pangperangan. Tapi di médan perang Hunain nalika maranéh ujub alatan lobana balad maranéh, nya taya paédahna pikeun maranéh saeutik ogé; jeung bumi anu jembar oge ku maranéh karasa heurin, tuluy maranéh jicir ngalacir.

Pada kedua terjemahan terdapat kata hunain yang diserap begitu saja oleh

karena ia adalah nama. Pada terjemahan bahasa Indonesia muncul kata manfaat

yang diserap dari kata ةعمنف /manfa‘ah/ dan menyerap maknanya begitu saja. Juga

pada bahasa Sunda muncul kata paédah yang diserap dari kata فائدة /fâidah/

dengan penyesuain fonem tetapi menyerap maknanya begitu saja.

Page 76: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

§Ν èO tΑt“Ρ r& ª!$# … çμ tGt⊥‹Å3 y™ 4’n? tã ⎯Ï& Î!θß™u‘ ’n? tãuρ š⎥⎫ ÏΖ ÏΒ÷σ ßϑ ø9$# tΑt“Ρ r&uρ # YŠθãΖ ã_ óΟ ©9 $ yδ÷ρ ts?

z> ¤‹ tãuρ š⎥⎪ Ï% ©!$# (#ρ ãx x. 4 šÏ9≡sŒuρ â™!#t“ y_ t⎦⎪ÍÏ≈ s3 ø9$# ∩⊄∉∪

26. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan Demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.

26. Ti dinya Allah maparin katengtreman ka Rasul-Na jeung ka kaom

mu'minin. Jeung Allah nurunkeun balatentara anu henteu katenjo ku maranéh, jeung Allah nibankeun siksaan ka jalma-jalma anu kalupur. Eta teh wawales pikeun jalma-jalma kapir.

¢Ο èO Ü>θçGtƒ ª!$# .⎯ÏΒ Ï‰÷èt/ šÏ9≡sŒ 4’n? tã ⎯tΒ â™!$ t± o„ 3 ª!$#uρ Ö‘θà xî ÒΟ‹ Ïm§‘ ∩⊄∠∪

27. Sesudah itu Allah menerima taubat dari orang-orang yang dikehendakiNya. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

27. Tuluy Allah nampi tobat sabadana kitu ti sing saha anu dikersakeun

ku Anjeunna. Jeung Allah teh Maha Jembar Pangampura, Maha Asih.

$yγ •ƒr'¯≈tƒ š⎥⎪Ï% ©!$# (#þθãΖtΒ# u™ $yϑ ¯Ρ Î) šχθä. Îô³ ßϑ ø9$# Ó§ pgwΥ Ÿξsù (#θç/tø) tƒ y‰Éfó¡ yϑ ø9$# tΠ#tysø9$# y‰÷è t/

öΝ Îγ ÏΒ$tã #x‹≈yδ 4 ÷β Î)uρ óΟ çF ø Åz \'s# øŠ tã t∃öθ|¡ sù ãΝ ä3‹ÏΖ øóムª!$# ⎯ ÏΒ ÿ⎯ Ï&Î# ôÒsù β Î) u™!$ x© 4 χ Î) ©!$#

íΟŠ Î=tæ ÒΟŠ Å6ym ∩⊄∇∪

Page 77: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

28. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang

musyrik itu najis, Maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam

sesudah tahun ini. dan jika kamu takut menjadi miskin, Maka Allah

nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia

menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana.

28. Yeuh jalma-jalma anu ariman!"Saéstuna taya lian kaom musrikin téh

manusa nu najis, ku sabab éta maranéhna teu meunang ngadeukeutan

Masjidil Haram sabada taun-taun ieu. Jeung upama maranéh sieun

jadi miskin, nya Allah engke baris maparin kabeungharan ka maranéh

tina kurnia-Na, upama Anjeunna ngersakeun, saéstuna Allah Maha

Uninga, Maha Wijaksana.

Pada terjemaha di atas, di ke dua terjemahan muncul kata najis yang

diserap begitu saja sebab berhubungan dengan hal-hal tertentu dalam soal

peribadatan pada agama Islam.

Page 78: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

#θè=ÏG≈s% š⎥⎪ Ï% ©!$# Ÿω šχθãΖÏΒ ÷σ ム«!$$Î/ Ÿωuρ ÏΘöθu‹ø9$$ Î/ ÌÅz Fψ $# Ÿωuρ tβθãΒÌhpt ä† $tΒ tΠ§ym ª!$#

… ã& è!θß™u‘ uρ Ÿωuρ šχθãΨƒÏ‰tƒ t⎦⎪ ÏŠ Èd,ysø9$# z⎯ÏΒ š⎥⎪ Ï% ©!$# (#θè?ρ é& |=≈ tF Å6 ø9$# 4©®Lym (#θäÜ ÷è ãƒ

sπ tƒ÷“ Éfø9$# ⎯ tã 7‰ tƒ öΝ èδuρ šχρãÉó≈|¹ ∩⊄®∪

29. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (Yaitu orang-orang) yang diberikan al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam Keadaan tunduk.

29. Prak geura perangan jalma-jalma anu henteu ariman ka Allah jeung

teu ariman kana poé ahir jeung henteu ngaharamkeun saniskara anu geus diharamkeun ku Allah jeung Rasul-Na, jeung henteu ngagem agama anu hak, ti antara jalma-jalma (Yahudi jeung Nasrani) anu geus dipaparin kitab nepi ka maranehna mayar jizyah (upeti) kalawan ta'at sarta serah bongkokan.

Selain kata jizyah dan kitab yang diserap begitu saja, pada terjemahan

bahasa Sunda muncul kata ta’at. Kata ta’at diserap dari kata /tâ’ah/.

ÏM s9$s%uρ ߊθßγ u‹ø9$# í÷ƒt“ ãã ß⎦ø⌠ $# «!$# ÏMs9$ s%uρ “ t≈|Á ¨Ψ9$# ßxŠ Å¡ yϑø9$# Ú∅ ö/$# «!$# ( šÏ9≡sŒ Ο ßγä9öθs%

óΟ Îγ Ïδ≡uθøùr'Î/ ( šχθä↔ Îγ≈ŸÒムtΑöθs% t⎦⎪Ï% ©!$# (#ρã x Ÿ2 ⎯ ÏΒ ã≅ö6s% 4 ÞΟ ßγ n= tG≈s% ª!$# 4 4’Τ r&

šχθà6 sù÷σ ム∩⊂⊃∪

30. Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al masih itu putera Allah". Demikianlah itu Ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru Perkataan

Page 79: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?

30. Jeung urang Yahudi nyarita: "Uzair téh putra Allah", jeung urang

Nasrani nyarita: "Al-Masih téh putra Allah." Éta téh omongan maranéhna ku sungut-sungutna kawas pok-pokan jalma-jalma kalupur anu ti heula. Allah ngabinasakeun maranéhna! Kumaha pangna maranehna nepi ka ngabalieur?

(#ÿρ ä‹ sƒªB $# öΝ èδu‘$ t6ômr& öΝ ßγ uΖ≈ t6÷δ â‘ uρ $\/$ t/ö‘ r& ⎯ ÏiΒ Âχρߊ «!$# yx‹Å¡ yϑ ø9$#uρ š∅ö/$# zΝ tƒötΒ !$ tΒuρ

(#ÿρ ãÏΒé& ωÎ) (#ÿρ ߉ç6÷èu‹Ï9 $ Yγ≈s9Î) #Y‰Ïm≡ uρ ( Hω tμ≈s9Î) ωÎ) uθèδ 4 … çμ oΨ≈ ysö7 ß™ $ £ϑ tã šχθà2Ìô±ç„ ∩⊂⊇∪

31. Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

31. Maranéhna ngajadikeun ulama-ulamana jeung rahib-rahibna jadi

pangéran salian ti Allah, jeung nganggap (pangeran) ka Al-Masih anak Maryam, padahal maranéhna henteu diparéntah anging supaya ibadah ka Pangeran Nu Maha Tunggal. Taya deui Pangéran anging Anjeunna. Maha Suci Anjeunna tina saniskara anu ku maranéhna disarékatkeun.

Pada terjemaha ayat ini muncul rahib untuk kedua bahasa yang diserap

utuh dan begitu saja. Juga muncul kata ulama pada terjemahan bahasa sunda yang

pada terjemahan bahasa Indonesia menggunakan kata alim.

Page 80: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

šχρ ߉ƒÌムβ r& (#θä↔ Ï ôÜ ãƒ u‘θçΡ «!$# óΟ ÎγÏδ≡uθøùr'Î/ †p1ù'tƒuρ ª!$# HωÎ) β r& ¢Ο ÏF ム… çνu‘θçΡ öθs9uρ oνÌŸ2

šχρãÏ≈s3 ø9$# ∩⊂⊄∪

32. Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.

32. Maranéhna rék mareuman cahaya Allah ku sungut-sungutna, tapi

Allah henteu mikersa lian ti nyampurnakeun cahaya-Na, sanajan jalma-jalma kapir téh henteu sarukaeun.

uθèδ ü”Ï% ©!$# Ÿ≅ y™ö‘ r& … ã& s!θß™u‘ 3“ y‰ßγ ø9$$ Î/ È⎦⎪ ÏŠuρ Èd,ysø9$# … çνtÎγ ôà ã‹ Ï9 ’n?tã Ç⎯ƒÏe$!$# ⎯ Ï&Íj#à2 öθs9uρ

oνÌŸ2 šχθä.Î ô³ ßϑ ø9$# ∩⊂⊂∪

33. Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.

33. Nya Anjeunna anu geus ngutus Rasul-Na kalawan (mawa) pituduh

(Quran) jeung agama anu hak, pikeun Anjeunna ngabuktikeun kaunggulanana tina sakabeh agama, sanajan jalma-jalma musrik henteu sarukaeun.

Page 81: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

* $ pκ š‰r'¯≈tƒ t⎦⎪ Ï% ©!$# (# þθãΖtΒ# u™ ¨β Î) #ZÏWŸ2 š∅ÏiΒ Í‘$t6ômF{$# Èβ$t7 ÷δ”9$#uρ tβθè= ä. ù' u‹s9 tΑ≡uθøΒ r& Ĩ$ ¨Ψ9$#

È≅ ÏÜ≈t6ø9$$Î/ šχρ‘‰ÝÁ tƒuρ ⎯tã È≅‹Î6y™ «!$# 3 š⎥⎪ Ï% ©!$# uρ šχρã”É∴õ3 tƒ |=yδ©%!$# sπ ÒÏ ø9$#uρ Ÿωuρ

$pκ tΞθà) ÏΖム’Îû È≅‹Î6y™ «!$# Ν èδ÷Åe³ t7 sù A>#x‹ yèÎ/ 5ΟŠ Ï9r& ∩⊂⊆∪

34. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.

34. Yeuh, jalma-jalma anu ariman! Saéstuna kalolobaanana ti antara

ulama-ulama Yahudi jeung rahib-rahib Nasrani téh ngadalahar harta-banda batur kalawan cara anu batal, jeung maranéhna ngahalang-halang (batur) tina jalan Allah. Jeung jalma-jalma anu nyarimpen emas jeung pérak sarta henteu ngadermakeun dina jalan Allah, nya geura bubungah maranéhna ku siksaan anu kacida peurihna.

Pada terjemahan di atas, pada ke dua bahasa muncul kata batil dan batal

keduanya diserap dari kata باطل /bâtil/. Makna pada bahasa sasaran tijak jauh

bergeser.

tΠöθtƒ 4‘ yϑ øtä† $yγ øŠ n= tæ ’Îû Í‘$ tΡ zΟ ¨Ζ yγ y_ 2”uθõ3 çGsù $ pκ Í5 öΝ ßγ èδ$ t6Å_ öΝ åκæ5θãΖ ã_uρ öΝèδâ‘θßγ àß uρ ( #x‹≈yδ

$tΒ öΝ è? ÷”t∴Ÿ2 ö/ä3 Å¡ àΡ L{ (#θè%ρä‹ sù $ tΒ ÷Λä⎢Ζä. šχρâ“ ÏΨõ3 s? ∩⊂∈∪

35. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu

Page 82: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."

35. (Nyaeta) dina poéan dipanaskeunana (harta-bandana) di naraka

Jahanam, tuluy diistrikakeun harta anu geus panas téa kana tarangna kana gédéngna jeung kana tonggongna, (sarta dicaritakeun): "leu téh saniskara anu ku maranéh ditimbun pikeun diri maranéh téa, ku kituna pék geura rasakeun alatan maranéh geus nimbun."

Kata jahanam diserap sebagai istilah nama yang berkaitan dengan agama

Islam. Pada makna, juga diserap begitu saja.

¨β Î) nÏã Í‘θåκ’¶9$# y‰Ζ Ïã «!$# $oΨøO$# u |³ tã #\öκ y− ’Îû É=≈ tF Å2 «!$# tΠöθtƒ t,n= y{ ÏN≡uθ≈ yϑ ¡¡9$#

š⇓ ö‘ F{$# uρ !$ pκ ÷]ÏΒ îπ yèt/ö‘ r& ×Πããm 4 šÏ9≡sŒ ß⎦⎪Ïe$!$# ãΝ ÍhŠ s) ø9$# 4 Ÿξsù (#θßϑ Î= ôà s? £⎯ ÍκÏù öΝ à6|¡ àΡ r& 4

(#θè= ÏG≈s%uρ š⎥⎫Å2Îô³ ßϑ ø9$# Zπ©ù!%x. $ yϑŸ2 öΝ ä3 tΡθè=ÏG≈s) ムZπ ©ù!$ Ÿ2 4 (#þθßϑ n=÷æ $#uρ ¨β r& ©!$# yì tΒ

t⎦⎫ É) −GãΚ ø9$# ∩⊂∉∪

36. Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

36. Saestuna bilangan bulan mungguhing Allah mah nya duawelas bulan,

(kaungel) dina kitab Allah dina mangsa Anjeunna ngayugakeun iangit katut bumi, ti antarana aya opat bulan anu mulya. Éta téh (katangtuan) agama anu lempeng, ku kituna poma maranéh ulah nganiaya diri pribadi dina bulan éta, jeung prak geura perangan kaom

Page 83: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

musrikin sakumna cara maranéhna merangan maranéh sakumna. Jeung sing nyaho, yén Allah téh nyarengan jalma-jalma anu takwa.

$ yϑ ¯ΡÎ) â™û©Å¤Ψ9$# ×οyŠ$ tƒÎ— ’Îû Ìø à6ø9$# ( ‘≅ ŸÒムÏμÎ/ š⎥⎪Ï% ©!$# (#ρ ãx x. … çμ tΡθ= Ïtä† $ YΒ% tæ … çμ tΡθãΒÌhpt ä†uρ

$ YΒ%tæ (#θä↔ÏÛ# uθã‹ Ïj9 n Ïã $ tΒ tΠ§ym ª!$# (#θ= Åsã‹sù $tΒ tΠ§ym ª!$# 4 š∅Îiƒã— óΟ ßγs9 â™þθß™ óΟ ÎγÎ=≈yϑ ôãr& 3

ª!$#uρ Ÿω “ωôγ tƒ tΠöθs) ø9$# š⎥⎪ ÍÏ≈ x6ø9$# ∩⊂∠∪

37. Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan Haram itu adalah

menambah kekafiran. disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, Maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

37. Saéstuna ngulur-ngulur (bulan-bulan haram) téh taya lian jaba ti

nambahan kakupuran, lampah kitu téh nyasarkeun jalma-jalma kapir, (nyaeta) maranéhna anu ngahalalkeunana dina taun ieu jeung maranéhna ngaharamkeunana dina taun (lianna), pikeun ngajejegkeun bilangan (bulan-bulan) anu diharamkeun ku Allah, jadi maranéhna ngahalalkeun (bulan-bulan) anu ku Allah diharamkeun. Dipapaésan pikeun maranéhna amal-amalna nu goréng, jeung Allah henteu maparin pituduh ka kaom kapirin.

$yγ •ƒr'¯≈tƒ š⎥⎪ Ï% ©!$# (#θãΖ tΒ#u™ $tΒ ö/ä3 s9 # sŒÎ) Ÿ≅ŠÏ% â/ä3 s9 (#ρã ÏΡ $# ’Îû È≅‹Î6y™ «!$# óΟ çF ù= s%$ ¯O$# ’n< Î) ÇÚö‘ F{$#

4 Ο çFÅÊu‘ r& Íο4θu‹ysø9$$Î/ $u‹ ÷Ρ ‘‰9$# š∅ÏΒ ÍοtÅz Fψ $# 4 $yϑ sù ßì≈tF tΒ Íο4θuŠysø9$# $ u‹÷Ρ ‘‰9$# ’Îû ÍοtÅz Fψ$# ωÎ)

î≅‹Î= s% ∩⊂∇∪

Page 84: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

38. Hai orang-orang yang beriman, Apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.

38. Yeuh, jalma-jalma ariman! Naon sababna upama diparéntahkeun ka

maranéh: "Prak geura jihad dina jalan Allah", maraneh beurat ka dunya? Naha maranéh leuwih micinta kahirupan dunya batan kahirupan ahérat, padahal kahirupan dunya dibandingkeun jeung kahirupan ahérat mah ngan saeutik pisan?

ωÎ) (#ρã ÏΖs? öΝ à6ö/Éj‹ yèム$ ¹/# x‹ tã $ VϑŠ Ï9r& öΑωö7 oKó¡ o„ uρ $·Β öθs% öΝ à2uöxî Ÿωuρ çνρ ”àÒ s? $\↔ ø‹x© 3 ª!$#uρ

4’n?tã Èe≅à2 &™ó_x« íƒÏ‰s% ∩⊂®∪

39. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

39. Upama maraneh henteu arindit (ka pangperangan) Anjeunna baris

nyiksa maraneh ku siksaan anu kacida peurihna, jeung Anjeunna bakal ngaganti maraneh ku hiji kaom nu séjén, sedengkeun maranéh moal bisa ngamadorotkeun Anjeunna saeutik ogé, karana Allah téh Maha Kawasa kana sagala perkara.

ωÎ) çνρ ãÝÁΖs? ô‰s) sù çνt|ÁtΡ ª!$# øŒÎ) çμ y_ t÷z r& t⎦⎪Ï% ©!$# (#ρ ãx Ÿ2 š†ÎΤ$ rO È⎦÷⎫ oΨøO$# øŒÎ) $ yϑèδ †Îû

Í‘$ tóø9$# øŒÎ) ãΑθà) tƒ ⎯ Ïμ Î7 Ås≈|ÁÏ9 Ÿω ÷β t“ øt rB χ Î) ©!$# $ oΨyè tΒ ( tΑt“Ρ r'sù ª!$# … çμ tGt⊥‹ Å6y™ Ïμ ø‹n= tã

… çνy‰−ƒ r&uρ 7ŠθãΨàfÎ/ öΝ ©9 $yδ÷ρ ts? Ÿ≅yèy_uρ sπ yϑ Î=Ÿ2 š⎥⎪ Ï% ©!$# (#ρ ãx Ÿ2 4’n?ø ¡9$# 3 èπ yϑÎ= Ÿ2uρ «!$#

š†Ïφ $ u‹ù=ãèø9$# 3 ª!$# uρ ͕ tã íΟŠ Å3 ym ∩⊆⊃∪

Page 85: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

40. Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

40. Upama maranéh (munapikin) henteu daék nulungan manéhna

(Muhammad), nya saéstuna Allah geus nulungan manehna nalika jalma-jalma kapir ngusir manéhna, manehna téh anu kadua ti antara duaan nalika maranehna di jero guha; manéhna nyarita ka baturna (Abu Bakar): "Poma ulah pisan anjeun nalangsa, karana saestuna Allah nyarengan urang." Tuluy Allah maparin katengtreman Anjeunna ka manéhna, jeung Anjeunna nguatkeun manéhna ku balatentara anu ku maranéh henteu katenjo, sarta Anjeunna ngajadikeun kalimah jalma-jalma kapir di handap jeung nya kalimah-kalimah Allah anu luhung, karana Allah Maha Gagah, Maha Wijaksana.

(#ρãÏΡ $# $ ]ù$x Åz Zω$ s) ÏO uρ (#ρ ߉Îγ≈y_uρ öΝ à6Ï9≡ uθøΒr'Î/ öΝä3 Å¡ àΡ r&uρ ’Îû È≅‹Î6y™ «!$# 4 öΝ ä3Ï9≡ sŒ ×ö yz

öΝ ä3 ©9 β Î) óΟ çFΖä. šχθßϑ n=÷ès? ∩⊆⊇∪

41. Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat,

dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

41. Bral geura arindit boh dina kaayaan enténg boh dina kaayaan beurat,

jeung geura jihad ku harta-banda maranéh katut jiwa maranéh dina jalan Allah, karana lampah kitu téh leuwih hade pikeun maranéh, upama maranéh nyaho mah.

Page 86: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

öθs9 tβ%x. $ZÊ { tã $Y7ƒÌs% #\x y™ uρ #Y‰Ï¹$ s% x8θãèt7 ¨? ^ω .⎯ Å3≈s9 uρ ôNy‰ãèt/ ãΝ Íκ ön= tã èπ¤) ’±9$# 4

šχθà Î= ósu‹y™uρ «!$$Î/ Èθs9 $oΨ÷èsÜ tF ó™$# $ uΖ ô_tsƒm: öΝ ä3 yètΒ tβθä3 Î= öκç‰ öΝ åκ |¦àΡ r& ª!$#uρ ãΝ n= ÷ètƒ öΝ åκ ¨ΞÎ)

tβθç/É‹≈s3 s9 ∩⊆⊄∪

42. Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu Keuntungan yang mudah

diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu Amat jauh terasa oleh mereka. mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: "Jikalau Kami sanggup tentulah Kami berangkat bersama-samamu." mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.

42. Upama anu diuarkeun ka maranéhna téh kasénangan anu nampeu

(mangpa'at) jeung perjalanan anu pikabungaheun, tanwandé maranéhna bakal nurut ka manéh, tapi éta perjalanan téh rumpil pikeun maranéhna mah, jeung maranéhna baris susumpahan kalayan asma-Na Allah: "Upama kaula sarerea bisa mah tanwandé kaula saréréa baris indit babarengan jeung aran-dika." (Tah peta kitu téh) ngabinasakeun dirina pribadi, jeung Allah uninga yén maranéhna jalma-jalma anu ngabarohong.

$x tã ª!$# šΖtã zΝ Ï9 |MΡ ÏŒr& óΟ ßγ s9 4©®L ym t⎦¨⎫ t6tGtƒ šs9 š⎥⎪ Ï% ©!$# (#θè%y‰|¹ zΜn= ÷ès? uρ

š⎥⎫ Î/É‹≈s3 ø9$# ∩⊆⊂∪

43. Semoga Allah mema'afkanmu. mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?

Page 87: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

43. Allah maparin ma'ap ka manéh, naha geuning manéh (Muhammad) ngidinan maranéhna saméméh tétéla pikeun manéh jalma-jalma anu bener jeung kanyahoan jalma-jalma anu barohong?

Ÿω šçΡ É‹ ø↔ tF ó¡ o„ t⎦⎪ Ï% ©!$# šχθãΖÏΒ ÷σ ム«!$$ Î/ ÏΘöθu‹ ø9$# uρ ÌÅz Fψ $# β r& (#ρ ߉Îγ≈yfムóΟ Îγ Ï9≡uθøΒr'Î/

öΝ Íκ ŦàΡ r&uρ 3 ª!$#uρ 7ΟŠ Î=tæ t⎦⎫ É) −Gßϑ ø9$$Î/ ∩⊆⊆∪

44. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang bertaqwa.

44. Jalma-jalma anu ariman ka Allah jeung kana poé ahir, moal ménta

idin ka maneh (pikeun mundur) tina jihad ku harta bandana katut jiwana, karana Allah uninga ka jalma anu takwa.

$ yϑ ¯ΡÎ) šçΡ É‹ ø↔tF ó¡o„ t⎦⎪ Ï% ©!$# Ÿω šχθãΖÏΒ ÷σ ム«!$$ Î/ ÏΘöθ u‹ø9$# uρ ÌÅz Fψ $# ôM t/$ s? ö‘ $# uρ óΟ ßγ ç/θè=è% óΟ ßγ sù ’Îû

óΟ Îγ Î6÷ƒu‘ šχρߊ¨Šu tI tƒ ∩⊆∈∪

45. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari Kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya.

45. Anu menta idin ka maneh téh ngan wungkul jalma-jalma anu henteu

ariman ka Allah jeung kana poé ahir, jeung anu haténa marangmang. Ku kituna maranéhna bakal mandeg-mayong dina kamangmanganana.

Page 88: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

* öθs9 uρ (#ρ ߊ# u‘ r& ylρ ãã‚ø9$# (#ρ ‘‰tãV{ … ã&s! Zãã ⎯Å3≈s9uρ oνÌŸ2 ª!$# öΝ ßγ rO$ yèÎ7 /Ρ $# öΝ ßγsÜ ¬7 sVsù Ÿ≅ŠÏ%uρ

(#ρ ߉ãèø%$# yìtΒ š⎥⎪ ωÏè≈ s) ø9$# ∩⊆∉∪

46. Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, Maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu."

46. Jeung upama maranéhna harayangeun indit, tangtu maranéhna baris

nyadiakeun bekel, tapi Allah henteu mikaresep maranéhna arindit, ku kituna Anjeunna ngahoréamkeun maranéhna, sarta nimbalan: "Geura caricing maranéh babarengan jeung jalma-jalma anu caricing!"

öθs9 (#θã_t yz /ä3‹Ïù $ ¨Β öΝ ä.ρ ߊ# y— ωÎ) Zω$t6yz (#θãè|Ê ÷ρ V{uρ öΝ ä3n=≈n=Ï{ ãΝ à6tΡθäóö7 tƒ sπ uΖ ÷F Ï ø9$#

óΟ ä3‹Ïùuρ tβθãè≈£ϑ y™ öΝ çλm; 3 ª!$#uρ 7ΟŠ Î=tæ t⎦⎫Ïϑ Î=≈©à9$$Î/ ∩⊆∠∪

47. Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk Mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang Amat suka mendengarkan Perkataan mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.

47. Upama maranéhna arindit bareng jeung maranéh, maranéhna henteu

nambahan naon-naon salian ti ngacowkeun, jeung maranéhna baris tingsulusup di antara maranéh pikeun nyebarkeun pacéngkadan lantaran di antara maranéh aya jalma-jalma anu daék ngadéngé ka maranéhna, tapi Allah Maha Uninga ka jalma-jalma anu darolim.

Page 89: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

ωs) s9 (#âθtó tF ö/$# sπ uΖ÷F Ï ø9$# ⎯ÏΒ ã≅ö6s% (#θç7 ¯= s%uρ šs9 u‘θãΒ W{$# 4©®L ym u™!$ y_ ‘,ysø9$# tyγ sß uρ â öΔr& «!$# öΝ èδuρ

šχθèδÌ≈Ÿ2 ∩⊆∇∪

48. Sesungguhnya dari dahulupun mereka telah mencari-cari kekacauan dan mereka mengatur pelbagai macam tipu daya untuk (merusakkan)mu, hingga datanglah kebenaran (pertolongan Allah) dan menanglah agama Allah, Padahal mereka tidak menyukainya.

48. Saestuna maranéhna seja nimbulkeun pitenah ti anggalna jeung

maranéhna ngusutkeun perkara-perkara pikeun manéh, nepi ka datang hak jeung tétéla pisan urusan Allah, sedengkeun maranéhna ceuceubeun.

Ν ßγ ÷Ζ ÏΒuρ ⎯Β ãΑθà) tƒ β x‹ ø$# ’Ík< Ÿωuρ û©Íh_ ÏGø s? 4 Ÿωr& ’Îû Ïπ uΖ÷GÏ ø9$# (#θäÜ s) y™ 3 χ Î)uρ zΟ ¨Ψyγ y_

8π sÜŠ Åsßϑ s9 š⎥⎪ Í Ï≈x6ø9$$Î/ ∩⊆®∪

49. Di antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah." ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.

49. Jeung ti antara maranéhna aya anu nyarita: "Idinan kaula (cicing)

jeung poma ulah mitenah kaula." Sing nyaho yen maranehna geus tigebrus kana pitenah. Jeung saéstuna Jahanam téh ngurung jalma-jalma kapir.

Pada ayat ini ditemukan satu kata serapan yang makna dan bentuk

bunyinya berubah. Kata الفتنة /al-fitnah/ dalam bahasa Indonesia menjadi fitnah

sedangkan dalam bahasa Sunda menjadi pitenah. Makna kata الفتنة dalam bahasa

Page 90: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Arab yang bermakna ‘kesesatan’.21 Pada bahasa Indonesia kata fitnah bermakna

‘perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan

maksud menjelekan orang,’22 sedangkan dalam bahasa Sunda pitenah bermakna

‘caritaan anu ngandung maksud ngarugikeun batur (perkataan yang mengandung

maksud merugikan orang lain)’.23 Dengan kata lain, penerjemahan kata /al-fitnah/

di atas kurang tepat. Sebab yang dimaksud pada ayat di atas adalah sebagaimana

sudah diterangkan pada Bab I.

β Î) šö7 ÅÁ è? ×π uΖ |¡ ym öΝ èδ÷σ Ý¡ s? ( β Î)uρ šö7 ÅÁè? ×π t6ŠÅÁ ãΒ (#θä9θà) tƒ ô‰s% !$ tΡ õ‹ s{ r& $ tΡ tøΒ r& ⎯ÏΒ ã≅ö6s%

(#θ©9uθtGtƒuρ öΝ èδ¨ρ šχθãmÌsù ∩∈⊃∪

50. Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: "Sesungguhnya Kami sebelumnya telah memperhatikan urusan Kami (tidak pergi perang)" dan mereka berpaling dengan rasa gembira.

50. Upama kahadéan tumiba ka manéh, maranéhna henteu sarukaeun;

jeung upama kacilakaan tumiba ka manéh, pokna: Saéstuna kaula saréréa geus ngajaga diri pribadi ti anggalna", Jeung maranéhna ngabalieur kalayan suka bungah.

21 Munawir, A, W, h. 1033 22 Departemen Pendidikan Nasional, h. 318 23 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 389

Page 91: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

B. Perbandingan Bentuk Penyerapan

Daftar kata serapan di bawah ini berdasarkan urutan kemunculan dari ayat

pertama sampai ayat ke lima puluh. Daftar di bawah dimaksudkan untuk melihat

secara keseluruhan perbandingan bentuk penyerapan. Bentuk yang disusun dalam

daftar adalah betuk dasar kata yang diserap dari bahasa Arab yang ada dalam

bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

no Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Allah Allah االله 1

رسول 2 Rasul Rasul

مشرآيـن 3 Musyrikin Musrikin

مسلميـن 4 Muslimin Muslimin

آافر 5 Kafir Kapir

لومعم 6 Maklum Ma’lum

قوم 7 Kaum Kaom

حج 8 Haji Haji

آبرأ 9 Akbar Akbar

ةتوب 10 Taubat Tobat

تقوى 11 Takwa Takwa

ماحر 12 Haram Haram

صلاة 13 Sholat Salat

زآاة 14 Zakat Jakat

فاسق 15 Fasik Pasék

ةيآ 16 Ayat Ayat

بعد 17 Bakda Bada

Page 92: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

حق 18 Hak Hak

نامإي 19 Iman Iman

داجه 20 Jihad Jihad

مسجد 21 Mesjid Masjid

آفر 22 Kufur Kupur

مورعم 23 Makmur Ma’mur

اخير 24 Akhir Ahir

ظالم 25 Zalim Dolim

رضى 26 Ridha Rido

فائدة 27 Faidah Paédah

سنج 28 Najis Najis

عالم 29 Alim Alim

علماء 30 Ulama Ulama

بهار 31 Rahib Rahib

باطل 32 Batil Batal

عامل 33 Amal Amal

خرةأ 34 Akhirat Ahérat

مضرة 35 Mudharat Madorot

منافق 36 Munafik Munapik

ةعمنف 37 Manfaat Mangpa’at

اءاسم 38 Asma Asma

معف 39 Ma’af Ma’ap

رعذ 40 Uzur Udur

فتنة 41 Fitnah Pitenah

Page 93: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Kata-kata yang ditebalkan tidak muncul dalam terjemahan bahasa Indonesia.

Demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana bentuk

kata serapan pada kedua bahasa dan perbandingan perubahan makna pada kedua

bahasa. Dari daftar di atas bisa langsung jelas terlihat bagaimana penyesuaian

fonem dalam penyerepan dilakukan pada kedua bahasa.

Page 94: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

BAB IV

Penutup

A. Keimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan dari berbagai aspek yang

dibutuhkan, penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Kata serapan, secara keseluruhan, jika dipakai dengan tepat tidak lah

terlalu berpengaruh fatal. Terkecuali, kata serapan yang sudah

memiliki makna baru yang berbeda dengan kata asal atau sudah

termasuk ke dalam daftar kata faux amis. Pada penerjemahan,

penggunaan kata serapan dari bahasa sumber yang diterjemahkan

sebaiknya dihindari jika masih ada padanan dalam bahasa sasar yang

bisa digunakan. Dengan demikian, terjemahan akan lebih mengena dan

makna yang diinginkan bahasa sumber tercapai. Sebagai contoh yang

tidak tepat menggunakan kata serapan terdapat pada ayat 3.

×β≡sŒr&uρ š∅ÏiΒ «!$# ÿ⎯Ï&Î!θß™u‘ uρ ’n< Î) Ĩ$ ¨Ζ9$# tΠöθtƒ Ædk ptø: $# Î y9 ò2F{ $# ¨β r& ©!$# Ö™ü“ Ìt/ z⎯ ÏiΒ

t⎦⎫Ï. Îô³ ßϑ ø9$#   … ã&è!θß™u‘ uρ 4 βÎ* sù öΝ çF ö6è? uθßγ sù ×öyz öΝ à6©9 ( β Î)uρ öΝ çGøŠ ©9uθs? (#þθßϑ n= ÷æ$$ sù öΝ ä3 ¯Ρ r&

çöxî “Ì“ Éf÷èãΒ «!$# 3 Î Åe³ o0uρ t⎦⎪ Ï% ©!$# (#ρã x x. >U#x‹ yèÎ/ AΟŠ Ï9r& ∩⊂∪

Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa Sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertaubat, Maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. dan

Page 95: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Jeung (ieu téh) wawaran ti Allah jeung Rasul-Na ka manusa dina hiji poé haji akbar, yen saéstuna Allah jeung Rasul-Na megatkeun hubungan ti kaom musrikin. Ku kituna, upama maranéh tobat, nya hadé pisan pikeun maranéh, jeung upama maranéh ngabalieur, nya sing nyaho yen maranéh moal bisa lesot tina (siksaan) Allah; jeung geura bejakeun ka jalma-jalma kapir perkara siksaan anu kacida nyerina.

Pada terjemahan bahasa Indonesia, penggunaak kata permakluman

yang berasal dari kata maklum yang diserap dari kata ma‘lûm bahasa

Arab kurang tepat untuk memberikan pada kata ‘ażân yang bermakna

pemberitahuan.

2. Kata serapan pada bahasa Indonesia dan bahasa Sunda dari bahsa Arab

tidak terlalu jauh berbeda. Ini disebabkan kedua bahasa ini mengalami

kontak yang sangat panjang. Baik dari proses penyerapan atau proses

penyesuaian tidak terlalu nampak berbeda. Bentuk perubahan pun

tidak terlalu jauh berbeda. Adapun bentuk-bentuk perubahan yang

terjadi pada kata serapan yang masuk dalam bahasa Indonesia dan

bahasa Sunda secara umum adalah sebagai berikut:

a. Protesis, yaitu penambahan vokal atau konsonan pada awal kata

untuk memudahkan lafal, seperti mas menjadi emas. Stal menjadi

istal.

b. Epentesis, yaitu penyisipan bunyi atau huruf dalam kata terutama

pada kata serapan untuk menyesuaikan dengan pola fonologis

Page 96: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

bahasa sasaran, seperti baru menjadi baharu. Trommel menjadi

torombol.

c. Paragog, yaitu penambahan bunyi pada akhir kata untuk

keindahan lafal, seperti bapa menjadi bapak. Bank menjadi

bangku.

d. Aferesis, yaitu penanggalan bunyi atau kata dari awal sebuah

ujaran, seperti mpunya menjadi punya. Examen menjadi samen.

e. Singkope, yaitu hilangnya bunyi atau huruf dari tengah-tengah

kata, seperti sahaya menjadi saya. Officier menjadi opsir.

f. Apokope, yaitu pemenggalan satu bunyi atau lebih dari ujung kata,

seperti pelangit menjadi pelangi. Bénzine menjadi bénsin menjadi

béngsin

g. Metatesis, yaitu perubahan lelak huruf, bunyi atau suku kata dalam

kata, seperti sapu menjadi usap, tebal menjadi lebat. Léor menjadi

réol, aduy menjadi ayud.

h. Asimilasi yaitu proses perubahan bunyi yang mengakibatkan mirip

atau sama dengan bunyi lain di dekatnya, seperti me-tulis menjadi

menulis. Kontraksi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan

leksem dasar atau gabungan leksem, seperti tuanku menjadi

tengku. Gambar menjadi gamar, kadéron menjadi kanéron.

Secara garis besar, kata serapan dari bahasa arab yang masuk kedalam

bahasa Indonesia dan bahasa Sunda mengalami perubahan dengan cara

metatesis dan asimilasi.

Page 97: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

B. Saran dan Kritik

Penulis amat sangat menyadari, bahwa proses penelitian ini masih

membutuhkan waktu yang lebih agar menacapai titik yang lebih memuaskan.

Penulis juga mendarari bahwa penelitian masih harus dilanjutkan lebih mendalam

agar menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi khasanan kebahasaan di negeri

ini. Jika saja penelitian ini terus berlanjut maka akan sangat bermanfaat untuk

memperkaya pengetahuan kosakata yang tidak berasal dari bahasa Indonesia dan

bahasa Sunda. Sehingga dalam menulis atau menerjemahkan, para pelaku lebih

bisa menyaring dan memilih kata dengan menggunakan kata bahasa Indonesia

saja. Hal ini akan sangat beguna sebagai upaya menjaga keutuhan bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda, terutama dalam menggunakan kata serapan yang

jelas-jelas ada pada bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

Demikian kiranya, segala macam kekurangan akan sangat berguna jika

saja mendapat masukan dan dikemudian dilakukan perbaikan.

Page 98: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Atabik, 1998, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, Yogyakarta

Chaer, Abdul., 1994, Linguistik Umum, Jakarta; PT. Rineka Cipta,

__________., Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Jakarta; Rineka Cipta,

1995, Edisi Revisi

Coolsma, S, Soendaneesche Spraakkunst, (Tata Bahasa Sunda), terjemehan

Husein Widjaya kusumah dan Yus Rusyana, Bandung: Djambatan, 1985

Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta; 1971

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta; Balai Pustaka, 2005

____________________________________, Tata Bahasa Baku Bahasa

Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka, 1992

Eddy, Nyoman Tusthi, 1989, Unsur Serapan Dari Bahasa Asing dalam Bahasa

Indonesia (Tinjauan Kesejahteraan dan Perkembangan), Nusa Indah:

Kendari.

Effendi, S., Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Bendar, Jakarta;

Pustaka Jaya, 1995

Haenen, Paul., Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah, Jakarta; Yayasan Obor

Indonesia, 2002

Hidayat, Rahmat Taufik, dkk, 2007, Peperenian Urang Sunda, Banding: Kiblat,

Cet. ke-2

Page 99: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

Kridalaksana, Harimurti., Kamus Linguistik, Jakarta: PT Gramedia, 1983, cet. Ke-

2

____________________., Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia, Jakarta;

Gramedia, 1996, cet. Ke-2

Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, Kamus Umum Basa Sunda, Bandung; Tarate,

1980

Moeliono, Anton. M., Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta:

Djambatan, 1985

Muhammad, Abu Bakar., Tata Bahasa Arab, Surabaya; Al-Ikhlas, 1982

Munawir, Ahmad Warson, Al-Munawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia,

Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1984

Peteda, Mansur, 1991, Linguistik Terapan, Nusa Indah: Endari. Cet-1

Ajip Rosidi, 2003, The Sundanese Youth Congres translated by J. Noorduyn,

dalam Tulak Bala; Sistem Pertahanan Tradisional Masyarakat Sunda

dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda, Bandung: Pusat Studi

Sunda

Samsuri, Analisa Bahasa, Jakarta, Erlangga, 1994

Shaleh, Qamaruuddin, Al-amin, Al-Qur’an Terjemah Bahasa Sunda, Bandung;

CV. Penerbit Diponegoro, 2003, Cet. Ke-10

Shihab, M. Q, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,

Lentera Hati, Jakarta 2007, Cet. ke-VII

Simorangkir, dkk, Kesusastraan Indonesia, Jakarta : Pembangunan, 1959

Sudaryat, Yayat., Tata Bahasa Sunda Kiwari, Bandung: Yrama Widya, 2009

Page 100: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

_____________., Ulikan Semantik Basa Sunda, Bandung: CV. Geger Sunten,

2003, Cet. ke-3

Soedarno., Kata Serapan dari bahasa Arab, Jakarta; Arikha Media Cipta, 1990

Superno. E.p., Logat (Catatan Kata-kata Serapan Bahasa Indonesia dari bahasa

Arab), (Semarang; Surya Angkasa, 1994), cet. Ke-1

Sugihastuti, Bahasa Indonesia dari Awam, Mahasiswa sampai Wartawan,

Yogyakarta, Gamma Media, 2003

Tamsyah, Budi Rahayu., dkk, 2010, Galuring Basa Sunda, Bandung: CV. Pustaka

Setia, cet. ke-4

Page 101: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

KATA SERAPAN Perbandingan Perubahan Makna Kata Serapan dari Bahasa Arab

pada Al-Qur’an Terjemah Bahasa Indonesia Dan Bahasa Sunda

(Surah At-Taubah Ayat 1-50)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sastra (S.S.)

Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh:

Zaky Mubarok NIM: 104024000851

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/ 2011 M

Page 102: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

untuk yang tercinta… Papah dan Mamah, Drs. Olih M.S dan Yeti Rohayati M.Pd

Irfan, Lala, Roro Hamsiyah

WS. Rendra dan Ken Zuraida Rendra

Page 103: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strara 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 23 Agustus 2011

Zaky Mubarok

NIM: 104024000851

Page 104: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

iii

KATA SERAPAN Perbandingan Perubahan Makna Kata Serapan dari Bahasa Arab

pada Al-Qur’an Terjemah Bahasa Indonesia Dan Bahasa Sunda

(Surah At-Taubah Ayat 1-50)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sastra (S.S.)

Diajukan Oleh:

Zaky Mubarok

NIM: 104024000851

Pembimbing,

Dr. Akhmad Saehudin, M.Ag

NIP: 19700505 200003 1 003

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H/ 2008 M

Page 105: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul KATA SERAPAN; PERBANDINGAN PERUBAHAN

MAKNA KATA SERAPAN DARI BAHASA ARAB PADA AL-QUR’AN

TERJEMAH BAHASA INDONESIA DAN BAHASA SUNDA (Surah At-

Taubah Ayat 1-50) yang ditulis oleh Zaky Mubarok, NIM : 104024000851 telah

diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada 26 Agustus 2011, dan telah diperbaikai sesuai dengan

saran dan komentar Tim Penguji.

TIM PENGUJI

Dr. Akhmad Saehudin, M. Ag., (…………………………..) (Ketua Sidang) Tanggal: Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum., (…………………………..) (Sekretaris Sidang) Tanggal: Dr. Akhmad Saehudin, M. Ag., (…………………………..) (Pembimbing) Tanggal: Drs. Ikhwan Azizi, MA, (…………………………..) (Penguji I) Tanggal: Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum., (…………………………..) (Penguji II) Tanggal:

Page 106: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

v

TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Allah Swt. yang melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulisan skripsi sebagai sarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra di

Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta ini dapat penulis selesaikan.

Salawat salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw.,

keluarga, dan para sahabatnya. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di

hari akhir. Amin!

Dalam terima kasih ini, penulis haturkan terima kasih kepada Prof. Dr.

Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta; Dr. Abdul Wahid Hasyim, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora; dan Dr.

Ahmad Syaekhudin M. Ag., Ketua Jurusan Tarjamah.

Kepada pembimbing, Dr. Akhmad Saehudin M. Ag. yang telah

meluangkan waktu di tengah kesibukannya serta kesabarannya dalam bimbingan

penulis haturkan terima kasih; Dr. Sukron Kamil, MA, dan Moch. Syarif

Hidayatullah M.Hum. selaku pembimbing Akademik yang telah mengarahkan,

mengajarkan, dan mendidik penulis selama menjadi mahasiswa.

Kepada seluruh dosen Jurusan Tarjamah yang telah mendidik dan

mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan bahasa, budaya, dan terjemahan,

khususnya Moch. Syarif Hidyatullah, M.Hum, yang mengajarkan seluk beluk

dunia terjemah, terima kasih. Semoga amal mereka diterima Allah Swt. Amin!

Kepada orang tua tercinta, Drs. Olih MS dan Yeti Rohayati M. Pd. yang

selalu mendoakan penulis, sehingga penysusunan skripsi ini terasa lebih ringan.

Begitu juga, kepada Adik-adik tercinta Irfan Fuad Nugraha, Tri Ayu Meilawati

dan Anna Qurratuain yang menjadi penyemangat penulis dalam menapaki dunia

ini. kepada yang tercinta Hamsi El-Sahara yang selalu menjadi inspirasi dan

dorongan untuk terus bergerak. Terima kasih.

Page 107: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

vi

Terima kasih yang amat sangat kepada WS. Rendra yang telah memberi

pijar pada jalan yang sudah gelap. Ibu Ken Zuraida Rendra yang selalu memberi

semangat tiada henti. Teh Mey dan Kang Arul, Mas Esis, Icha dan Joel, Totenk

Mahdasi Tatang, Ambadewi, Om Yus, Bi Lili dan keluarga, aku cinta padamu.

Kawan-kawan Jurusan Tarjamah 2004, Abdur Rahman, Heri, Luki,

Nurikhwan, Alhafiz, Amir, Anna. Fina, Muna, Munay, Silvi, Nunung, Erwan dan

Puput atas segala dukungan dan bantuan mereka, khususnya Tatam yang selalu

memberi bantuan dan semangat yang tiada henti, sehingga skripsi ini dapat

penulis selesaikan. Juga kawan-kawan angkatan 2005-2010, terimakasih.

Saudara-saudara di Sanggar Altar, Makyun Subuki, Aa Isol, Ipoeng, Ipul

dan Liga, Hijarah Ahmad, Mas Hendri, Elex sw, Komarudin King-king, Hafas,

Basri, Akbar Soge, Boby Efri, kapan kita pentas lagi? Saudara di El-Na’ma,

Teater Syahid, KMM Riak, Galuh Jaya, terima kasih. Juga kawan diskusi dan

menulis yang selalu hangat, Iyya, Dede, Bowo, dan Abah Alawi, terima kasih.

Keluarga besar Sanjo Boyz yang selalu bergerak tanpa beban. Keluarga

besar Ken Zuraida Project, Om Amir, Om Edhar, Dwi Klik Santosa, yang selalu

mendorong untuk terus bergerak pada perubahan.

Semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi peminat

penerjemahan khususnya penerjemahan al-Quran. Kurangnya ada, lebihnya pun

ada. Semoga masukan dan saran-saran dari semua pihak dapat melengkapi skripsi

ini. Amin!

Jakarta, Agustus 2011

Zaky Mubarok

Page 108: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………i

SURAT PERNYATAAN ...................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iv

TERIMA KASIH .................................................................................... v

DAFTAR ISI…………………………………………………………... vii

TRANSLITERASI ARAB-LATIN ........................................................ x

ABSTRAK .............................................................................................. xii

BAB I:

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan .................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 7

D. Metodologi Penelitian ............................................................ 8

E. Sistematika Penulisan ............................................................. 9

BAB II

Kerangka Teori

A. Kosakata dan Makna .......................................................................... 11

B. Kata Serapan Arab .............................................................................. 12

Page 109: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

viii

C. Proses Penyerapan Kata-kata Bahasa Arab

Ke dalam Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia ................................. 15

1. Bidang Fonem ......................................................................... 16

a. Penggantian Fonem ..................................................... 17

b. Penghilangan Fonem ................................................... 25

c. Pelonggaran kaidah Fonem .......................................... 27

2. Pola Suku Kata ........................................................................ 30

D. Kata Istilah, Pengulangan, dan Imbuhan ............................................ 32

1. Kata Istilah .............................................................................. 32

2. Pengulangan ............................................................................ 33

3. Imbuhan ................................................................................... 35

E. Hakikat Makna dan Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Arab ... 38

F. Jenis Perubahan Makna ...................................................................... 39

a. Peluasan Makna ......................................................................... 39

b. Penyempitan Makna .................................................................. 40

c. Peninggian Makna ..................................................................... 40

d. Penurunan Makna ..................................................................... 40

e. Persamaan Makna ...................................................................... 41

f. Pertukaran Makna ...................................................................... 41

Page 110: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

ix

BAB III

Perbandingan Perubahan Makna Kata Serapan dari Bahasa Arab

pada al-Qur’an Terjemah Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda .... 42

A. Perbandingan Perubahan Makna Kata serapan .................................. 43

B. Perbandingan Bentuk Penyerapan ...................................................... 79

BAB IV

Penutup

A. Keimpulan .............................................................................. 82

B. Saran dan Kritik ...................................................................... 85

Daftar Pustaka ......................................................................................... 86

Page 111: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi yang dipakai dalam Skripsi ini adalah pedoman Transliterasi Arab-

Indonesia berdasarkan Surat Keputusan bersama Meneri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Jauari 1988.

Ara

b

Latin Arab Latin Arab Latin

q ق z ز a ا

k ك s س b ب

l ل sy ش t ت

m م sh ص ts ث

n ن d ض j ج

w و th ط h ح

h ه z ظ kh خ

’ ء ‘ ع d د

y ي g غ ż ذ

- f ف r ر

Catatan:

1. Konsonan yang bersyaddah ditulis dengan rangkap

Misalnya ; ربـنـا ditulis rabbanâ.

Page 112: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

xi

2. Vokal panjang (mad) ;

Fathah (baris di atas) di tulis â, kasrah (baris di bawah) di tulis î, serta

dammah (baris di depan) ditulis dengan û. Misalnya; ـارعـةقالـ ditulis al-

qâri‘ah, المــسـاآـيـن ditulis al-masâkîn, الـمـفـلحون ditulis al-muflihûn

3. Kata sandang alif + lam (ال)

Bila diikuti oleh huruf qamariyah ditulis al, misalnya ; الـكافـرون ditulis al-

kâfirûn. Sedangkan, bila diikuti oleh huruf syamsiyah, huruf lam diganti

dengan huruf yang mengikutinya, misalnya ; الـرجـال ditulis ar-rijâl.

4. Ta’ marbûthah ( ة ).

Bila terletak diakhir kalimat, ditulis h, misalnya; الـبـقـرة ditulis al-baqarah.

Bila ditengah kalimat ditulis t, misalnya; زآاة الـمـال ditulis zakât al-mâl, atau

ـسـاءنسـورة ال ditulis sûrat al-Nisâ`.

5. Penulisan kata dalam kalimat dilakukan menurut tulisannya, Misalnya;

.ditulis wa huwa khair ar-Râziqîn وهـو خـيـرازقــين

 

 

 

 

 

 

 

Page 113: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

xii

ABSTRAK 

 

Zaky Mubarok, “Kata Serapan, Perbandingan Perubahan Makna Kata

Serapan dari Bahasa Arab pada Al-Qur’an Terjemah Bahasa Indonesia Dan

Bahasa Sunda (Surah At-Taubah Ayat 1-50)”, Program Studi Tarjamah,

Fakultas Adab Dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta 1432 H/ 2011 M. 

Kajian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kata serapan bahasa Arab

berpengaruh dan digunakan dalam bahasa Indonesia dan bahsa Sunda. Khususnya

dalam penerjemahan teks keagaamaan seperti Al-Qur’an.

Bahasa merupakan alat komunikasi pertama. Komunikasi yang dilakukan dengan

bahasa lisan maupun tulisan, sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan dan

perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan dipengaruh oleh proses interaksi

antar budaya dan salah satunya adalah melalui bahasa. Interaksi antar bahasa

mengakibatkan saling mempengaruhi, dan bahasa yang kosakatanya lebih banyak

mempunyai pengaruh yang lebih besar.

Kegiatan komunikasi inilah yang nantinya mengakibatkan penyerapan terjadi di

mana-mana, baik budaya, kesenian, maupun bahasa. Proses penyerapan ini bisa

terjadi melalui kegiatan apa saja. Khusus proses penyerapan bahasa biasanya

terjadi melaui interaksi komunikasi lisan maupun tulisan, sampai kemudian

nantinya ada yang dinamakan bahasa serapan.

 

Page 114: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

F

SYA

FAKULTAUNIVERS

ARIF HID

S ADAB DASITAS ISL

DAYATU

AN HUMANLAM NEGLLAH JA

NIORAGERI AKARTAA

Page 115: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Bahasa adalah gejala manusiawi-umum. Tidak ada manusia tanpa bahasa dan

tidak ada bahasa tanpa manusia. Di manapun manusia hidup, mereka menuturkan

suatu bahasa.

Bahasa merupakan alat komunikasi pertama. Komunikasi yang dilakukan

dengan bahasa lisan maupun tulisan, sangatlah berpengaruh terhadap

perkembangan dan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan dipengaruh

oleh proses interaksi antar budaya dan salah satunya adalah melalui bahasa.

Interaksi antar bahasa mengakibatkan saling mempengaruhi, dan bahasa yang

kosakatanya lebih banyak mempunyai pengaruh yang lebih besar. Seperti halnya

bahasa Arab, Inggris, Portugis, Spanyol dan Belanda mempengaruhi bahasa

Nusantara (Melayu, Sunda, Jawa, Makasar, Sulawesi, dll.) Bahasa asing ini

memberikan kekayaan kosakata dan makna bagi penutur bahasa di Nusantara.

Bahkan pengaruh bahasa asing terhadap bahasa Indonesia sudah terjadi sebelum

bahasa Indonesia dinyatakan resmi sebagai bahasa nasional.1

Pengambilan kata dari satu bahasa oleh bahasa lain merupakan gejala yang

biasa, baik pada masa lalu maupun pada masa kini. Jepang sebagai negara maju

memiliki bahasa yang kata-katanya menyerap dari bahasa Cina dan Bahasa

Inggris, bahasa internasional yang sering dianggap memiliki perbendaharaan kata

1 Nyoman Tusthi Eddy, Unsur Serapan dari Bahasa Asing Terhadap Bahasa Indonesia

(Tinjaua Kesejahteraan dan Perkembangan), (Kendari: Nusa Indah, 1989), h. 10

Page 116: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

2

yang kaya banyak menyerap bahasa Perancis, sedangkan bahasa Perancis

menyerap kata-kata dari latin.2

Bahasa melayu sebagai dasar bahasa Indonesia banyak sekali terpengaruh

oleh bahasa asing seperti bahasa Belanda, Portugis, Arab dan bahasa lainya.

Pengaruh tersebut terjadi karena adanya kontak kebudayaan, perdagangan dan

penyebaran agama. Di Indonesia, penyebaran agama menjadi salah satu faktor

penentu bagi tersebarnya bahasa asing, terutama bahasa serapan Arab.

Islam masuk ke kawasan Melayu pada khususnya dan Nusantara pada

ummnya melalui Gujarat. Bersama dengan masuknya agama Islam di Melayu,

masuk pula kebudayaan, kesusastraan, bahasa Arab dan Persi. Masuknya bahasa

arab ke Melayu diikuti pula dengan masuknya tulisan dan kosakata Arab.

Masuknya kata-kata Arab dalam bahasa Melayu sebagian besar melalui proses

asimilasi dan adaptasi fonemis dan morfemis.

Kegiatan komunikasi inilah yang nantinya mengakibatkan penyerapan

terjadi dimana-mana, baik budaya, kesenian, maupun bahasa. Proses penyerapan

ini bisa terjadi melalui kegiatan apa saja. Khusus proses penyerapan bahasa

biasanya terjadi melaui interaksi komunikasi lisan maupun tulisan, sampai

kemudian nantinya ada yang dinamakan bahasa serapan.

Bahasa serapan dapat terjadi melaui aktifitas pengajaran bahasa misalnya,

seseorang yang menguasai dua bahasa (bilingual) atau lebih (multilingual), maka

bahasa kedua akan banyak mempengaruhi bahasa pertama. Dilihat dari segi

2 Sudarno, Kata Serapan dari Bahasa Arab, (Jakarta: Arikha Media Cipta, 1992), Cet.

Ke-2, h. 14

Page 117: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

3

statusnya bahasa dapat dibagi atas beberapa bahasa di antaranya adalah bahasa

Daerah, bahasa Nasional dan bahasa Negara.3

Bahasa daerah adalah penamaan bahasa yang digunakan oleh kelompok

orang yang anggotanya-anggotanya secara relatif memperlihatkan frekuensi

interaksi yang lebih tinggi diantara mereka dibanding dengan mereka yang tidak

bertutur kata dalam basaha daerah.4 Biasanya bahasa daerah digunakan sebagai

ikatan-ikatan kekerbatan dan upacara-upacara yang berkaitan dengan lingkaran

lingkungan hidup masing-masing.

Bahasa Sunda termasuk rumpun melayu yang kita sebut Melayu Polinesia.

Bahasa ini erat berhubungan dengan dengan bahasa Jawa dan Melayu, terutama

dengan yang tersebut pertama, dan dipergunakan di seluruh Jawa Barat, yaitu di

kresidenan Priangan, Cirebon, Jakarta, Banten dan Karawang yang dahulu juga

merupakan kresidenan sendiri.5

Pada proses penyebaran agama Islam, khususnya di wilayah penutur

bahasa Sunda, penyerapan bahasa Arab terjadi bukan hanya karena interaksi

dengan para pedagang saja, melainkan melalui penerjemahan-penerjemah buku-

buku berbahasa Arab sebagai sumber kajian. Kata-kata yang tidak ada

padanannya dalam bahasa Sunda akhirnya digunakan.

Tidak menjadi persoalan ketika makna kata yang diserap tidak berubah

dalam bahasa sasaran. Seperti kata adil -عادل- /‘âdil/, kata tersebut tidak

mengalami perubahan makna. Kata adil dalam bahasa Sunda bermakna ‘merenah,

3 Mansur Peteda, Linguistik Terapan, (Kendari: Nusaindah,1991), cet. Ke-1, h. 84-85 4 Sugihastuti, Bahasa Indonesia dari Awam, Mahasiswa sampai Wartawan, (Yogyakarta,

Gamma Media, 2003), cet. Ke-1, h. 52 5 Coolsma, S, Soendaneesche Spraakkunst, (Tata Bahasa Sunda), terjemehan Husein

Widjaya kusumah dan Yus Rusyana, (Bandung: Djambatan, 1985), h. 3

Page 118: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

4

dina tempatna, teu beurat sabeulah’6 (pas, pada tempatnya, tidak berat sebelah –

terjemahan Penulis-).’ Pada bahasa Indonesia kata adil bermakna ‘sama berat;

tidak berat sebelah; tidak memihak.’7 Pada bahasa arab kata عادل bermakna

‘meluruskan; membuat imbang; yang sama; sepadan.’8

Berbeda dengan kata الفتنة /al-fitnah/ dalam bahasa Indonesia menjadi

fitnah. Sedangkan dalam bahasa Sunda menjadi pitenah. Makna kata الفتنة dalam

bahasa Arab yang bermakna ‘kesesatan’.9 Pada bahasa Indonesia kata fitnah

bermakna ‘perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan

dengan maksud menjelekan orang,’10 sedangkan dalam bahasa Sunda pitenah

bermakna ‘caritaan anu ngandung maksud ngarugikeun batur (perkataan yang

mengandung maksud merugikan orang lain’.11

Perubahan makna tersebut akan menjadi berbahaya jika dipakai untuk

menerjemakan. Ide bahasa sumber (bsu) akan menjadi menjadi melenceng, dan

pesan bahasa sumber menjadi berbeda dalam bahasa sasaran (bsa).

Penggunaan kata serapan yang berubah maknanya terjadi dalam

penerjemahan al-Qur’an bahasa Indonesia oleh Depag dan al-Qur’an bahasa

Sunda oleh K.H. Komarudin Shaleh pada seperti pada surah at-Taubah ayat 49:

6 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, Kamus Umum Bahasa Sunda, (Bandung: Tarate,

1980), cet. Ke-2, h. 3 7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar bahasa Indonesia, Edisi Ketiga,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet. Ke-3, h. 8 8 Munawir, A, W, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997), cet. Ke-14, h.905 9 Idem, h. 1033 10 Departemen Pendidikan Nasional, h. 318 11 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 389

Page 119: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

5

ρuΒÏΖ÷γßΝ Β¨⎯ ƒt)àθΑã #$ø‹xβ <kÍ’ ρuωŸ ?søGÏ_hÍ©û 4 &rωŸ ûÎ’ #$9øÏG÷ΖuπÏ ™y)sÜäθ#( 3 ρu)Îχ _yγyΨ¨Οz 8π sÜŠÅsßϑs9 š⎥⎪ÍÏ≈ x6 ø9 $$Î/ ∩⊆®∪

Terjemah bahasa Indonesia: Di antara mereka ada orang yang berkata:

“berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan jangan jadikan saya

terjerumus dalam fitnah.” Ketahuilah bahwa mereka telah terjurumus ke dalam

fitnah. Dan sesungguhnya jahanam itu meliputi orang-orang yang kafir.

Terjemah bahasa sunda: Jeung ti antara maranéhna aya anu nyarita:

“Idinan kaula (cicing) jeung poma ulah mitenah kaula.” Sing nyaho yén

manéhna geus tigebrus kana pitenah. Jeung saéstuna Jahanam téh ngurung

jalma-jalma kapir.

Padahal, makna kata fitnah pada ayat di atas adalah, fitnah pertama

‘kegagalan menghadapi ujian,’ dan fitnah kedua ‘neraka.’12

Sebaiknya, penerjemahan ayat tersebut adalah, Di antara merekeka ada

yang berkata: “Izinkanlah aku dan jangan menjerumuskan aku kedalam

kegagalan menghadapi ujian.” Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke

dalam Neraka karena gagal. Sungguh, neraka Jahanam adalah untuk orang-

orang kafir. -terjemahan penulis-)

12 Shihab, M. Q, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an (Lentera Hati,

Jakarta 2007), Cet. ke-VII, hal. 613-615

Page 120: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

6

Fakta di atas tadilah yang mendorong Penulis untuk meneliti kata-kata

serapan dari bahasa Arab yang terdapat dalam bahasa Sunda dan bahasa

Indonesia. Hingga Penulis melakukan penelitian dan menuliskannya dengan judul

"Kata Serapan; Perbandingan Perubahan Makna Kata Serapan dari Bahasa

Arab pada al-Qur’an Terjemah Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Surah

at-Taubah Ayat 1-50)"

B. Pembatasan dan Perumusan

Penelitian terhadap bahasa pastilah memerlukan waktu yang sangat

panjang dan melelahkan. Sebab jika meneliti satu sisi dari bahasa, maka sisi yang

lainnya muncul sebagai unsur yang sama pentingnya dengan sisi sebelumnya.

Sisi-sisi tersebut saling berkaitan satu sama lain dan saling menguatkan bahkan

menjadi teori yang baru.

Oleh karena hal tersebut, untuk mengurangi pelebaran masalah dari

penelitian yang akan dilakukan, Penulis sengaja membatasi masalah-masalah yang

akan diteliti. Penulisan ini hanya terkait pada kata-kata serapan yang terdapat pada

al-Qur’an terjemah bahasa Sunda dan al-Qur’an terjemahan bahasa Indonesia

yang berasal dari bahasa Arab surah at-Taubah ayat 1-50. Penelitian ini

dikhususkan untuk membandingkan perubahan makna kata serapan dari bahasa

Arab pada bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dengan studi kasus pada al-Qur’an

terjemaha kedua bahasa tersebut.

Page 121: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

7

Dengan demikian, penulisan ini Penulis rumuskan sebagai berikut dengan

bentuk pertanyaan yang akan dijawab setelah penelitian dan pengkajian yang

mendalam. Ada pun pertanyaannya sebagai berikut:

1. Seberapa besarkah pengaruh kata serapan terhadap proses

penerjemahan?

2. Bagaimanakah perubahan makna kata serapan bahasa Arab pada

bahasa Indonesia dan bahasa Sunda?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini tidaklah tanpa tujuan. Dari tujuan itu

timbulah manfaat-manfaat yang dapat diambil. Dengan jelas Penulis merumuskan

tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui kata serapan dalam bahasa Sunda dan bahasa Indonesia

yang berasal dari bahasa Arab pada kedua al-Qur’an terjemahan

dalam surah at-Taubah

2. Membandingkan pergeseran makna kata serapan bahasa Arab pada

bahasa Indonesia dan Sunda

Ada pun manfaat yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Memperkaya khasanah kebahasaan bahasa Sunda dan bahasa

Indonesia.

2. Mempermudah bagi siapa saja yang ingin mengetahui kata sarapan

dari bahasa Arab yang terdapat dalam bahasa Sunda dan bahasa

Indonesia.

Page 122: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

8

D. Metodologi Penelitian

Metode yang Penulis gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

Naratif komparatif, yaitu dengan cara mengumpulkan data kemudian

menguraikan dan membandingkan hingga tercapai tujuan penelitian yang telah

dirumuskan sehingga data hasil penelitian bisa diambil manfaatnya.

Ada pun dalam pencarian data, Penulis menganalisis sejumlah kata

serapan dari bahasa Arab yang terdapat dalam al-Qur’an terjemah bahasa

Indonesia dan al-Qur’an terjemah bahasa Sunda pada surah at-Taubah ayat 1-50.

Kemudian Penulis menguraikan, mengelompokan dan membandingkan

maknanya, dengan teori yang sesuai dengan penelitian dan fakta-fakta yang

menyebabkan terjadinnya pergeseran makna.

Di luar itu, untuk menunjang materi dan keilmiahan penelitian, Penulis

melakukan konsultasi dengan para ahli yang terkait. Merujuk sumber-sumber lain

yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini seperti, buku-buku semantik,

linguistik, morfologi, fonologi, data-data dari internet, dan lain-lain.

Kemudian dalam penyusunan dan tehnik penulisan skiripsi, Penulis

berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi) yang dikeluarkan oleh Center of Quality Development an Assurance

(CeQDA) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

Sedangkan pedoman translitersai yang digunakan Penulis adalah transliterasi al-

Qur’an terjemahan Departemen Agama.

Page 123: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

9

E. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini penulis lakukan dengan sistematika sebagai berikut:

Bab Pertama, berupa pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah

penulisan, kemudian pembatasan dan perumusan masalah agar penulisan tidak

melebar, dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari hasil

penelitian Pada bagian terakhir bab ini tulisan ditutup dengan sistematika

penulisan.

Bab kedua, berupa Kerangka Teori yang berisikan Teori Penerjemahan, Hakikat

Kosakata dan Makna, Hakikat Kata Serapan Arab, Proses Penyerapan Kata-kata

Bahasa Arab Kedalam Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia dengan pembagian

sebagai berikut: pertama, Bidang Fonem, pada bagian ini yaitu, Penggantian

Fonem, Penghilangan Fonem, Pelonggaran kaidah Fonem. Kedua, Pola Suku Kata

yang dibagi kepada: Pengubahan Pola dan Penggantian Pola. Kemudian

dilanjutkan dengan sub bab selanjutnya Kata-kata Istilah, Pengulangan

(reduplikasi), dan Pengimbuhan (afiksasi), Hakikat Makna dan Perubahan Makna

Kata Serapan Bahasa Arab, dan Jenis Perubahan Makna yang berisikan, Meluas,

Menyempit, Peninggian, Penurunan Persamaan dan Pertukaran makna.

Bab ketiga, adalah pembahasa Perbandingan kata serapan, bab ini akan

membahas perbandingan kata serpan pada bahasa Sunda dan bahasa Indonesia

sesuai dengan teori dan dikelompokan menjadi dua sub judul, pertama,

Perbandingan perubahan makna Kata serapan. Kedua, Perbandingan Proses

Penyerapan.

Page 124: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

10

Bab keempat, Penutup, bab ini adalah penutup dari seluruh penelitian. Bab ini

akan diisi oleh Kesimpulan, Saran dan Kritik. Pada bab ini juga memuat tesis

Penulis dari hasil panelitian yang sudah dilakukan

Page 125: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

F

SYA

FAKULTAUNIVERS

ARIF HID

S ADAB DASITAS ISL

DAYATU

AN HUMANLAM NEGLLAH JA

NIORAGERI AKARTAA

Page 126: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

11

BAB II

KATA SERAPAN

A. Kosakata dan Makna

Bila kita perhatikan dengan teliti percakapan seseorang dengan yang lainnya atau

sebuah tulisan, maka akan kita jumpai beberapa kata dengan susunan tertentu

sehingga menjadi urutan kata-kata yang bermakna. Dengan kata lain, orang

berbahasa (baik tulisan atau lisan) ialah orang yang sedang menyusun kata-kata

dengan urutan tertentu sehingga menghasilkan makna. Semakin banyak jumlah

kata yang dikuasai seseorang, memungkinkan terciptanya kelancaran berbahasa

dan makna yang luas.

Hal ini akan jelas terlihat jika kita perhatikan perkembangan berbahasa

pada manusia. Perbendaharaan dan penguasaan kata-kata bertambah pula seiring

dengan tingkat kedewasaan dan keluasan ilmu pengetahuannya. Penambahan

perbendaharaan kata-kata menjadi pengetahuan dalam diri seseorang sampai akhir

hayatnya.

Penggunaan secara sistematis terhadap unsur bahasa lain oleh seseorang

merupakan bagian dari suatu bahasa yang tanpa disadari oleh pemakainya.

Peminjaman ini disebut proses integrasi.13 Pada proses integrasi unsur-unsur

bahasa lain yang terbawa masuk itu sudah dianggap, diperlakukan, dan dipakai

sebagai bagian dari bahasa yang menerimanya atau yang dimasukinya. Proses

integrasi itu telah disesuaikan, baik lafalnya, ejaannya, maupun tata bentuknya.

13 Harimukti Kridalakasana, Kamus Linguistik, (Jakarta: PT. Gramedia, 1983), cet. ke-2, hal. 62

Page 127: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

12

Terbawa masuknya unsur bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang

dipergunakan, sehingga tampak adanya penyimpangan kaidah dari bahasa yang

sedang dipergunakan disebut dengan interferensi.

B. Kata Serapan

Kata serapan adalah salah satu faktor yang sangat aktif dalam menentukan

perkembangan bahasa. Penyerapan terjadi akibat adanya kontak antar satu bahasa

dengan bahasa lain, baik yang sekerabat maupun yang tidak sekerabat. Kontak

dengan bahasa-bahasa lain menimbulkan saling adanya pengaruh dalam bahasa

mereka dan pengaruh yang paling sederhana berupa pinjaman kata-kata karena

perkembangan antar bahasa yang saling mempengaruhi pastilah berbeda. Oleh

karena itu kata-kata serapan pasti ada pada setiap bahasa di dunia. Sebagaimana di

Indonesia, selain ada bahasa Nasional yaitu bahasa Indonesia ada juga bahasa-

bahasa daerah. Bahkan kebanyakan masyarakat Indonesia menjadikan bahasa

Indonesia menjadi bahasa kedua setelah bahasa daerahnya masing-masing.

Dengan situasi kebahasaan seperti itu, dapat dikatakan bahwa masyarakat

Indonesia termasuk masyarakat bilingual atau multilingual karena tidak sedikit

dari masyarakat itu yang menguasai lebih dari satu bahasa, misalnya mereka

menguasai bahasa Indonesia, bahasa daerahnya sendiri, juga menguasai bahasa

asing.

Penyerapan dari satu bahasa ke bahasa lain dapat terjadi secara leksikal.

Pada proses penyerapan unsur bahasa secara leksikal akan terbawa juga proses

Page 128: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

13

penyerapan bunyi. Penyerapan leksikal dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu

penyerapan dialek, penyerapan mesra, penyerapan kultural.

1). Penyerapan dialek adalah penyerapan yang diambil dari salah satu

dialek dalam bahasa Indonesia, seperti damprat (memaki-maki),

mendusin (sadar), dan lain-lain. Dianggap sebagai penyerapan dialek

karena merupakan salah satu dialek bahasa Indonesia yang diambil

dari bahasa Jakarta (Betawi).

2). Penyerapan mesra adalah penyerapan dari bahasa lain yang terdapat

dalam daerah kebahasaan Indonesia, seperti kata ganteng, leluhur,

dan prihatin yang berasal dari bahasa Jawa.

3). Penyerapan kultural adalah bahasa yang diambil dari bahasa yang

tidak ada dalam daerah kebahasaan Indonesia, seperti kata fakir,

jahiliyah, dan kiamat yang diserap dari bahasa Arab.

Di samping penyerapan leksikal ada pula penyerapan struktural, yang

termasuk dalam penyerapan ini adalah penyerapan yang menyangkut unsur

fonem, morfem, dan kalimat.14

Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu, dalam

perkembangannya telah banyak menyerap kata-kata dari bahasa serumpun

ataupun bahasa asing. Salah satu bahasa asing yang telah banyak mempengaruhi

perkembangan bahasa Indonesia adalah bahasa Arab. Kehadiran bahasa Arab

dalam bahasa Indonesia dimulai sejak berkembangnya agama Islam di Indonesia

yang dibawa oleh orang-orang Persia, India, dan Arab. Al-Qur’an sebagai kitab

14 Samsuri, Analisa Bahasa, (Jakarta, Erlangga, 1994), cet. Ke-9, h. 52-53

Page 129: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

14

suci umat islam yang berbahasa Arab memegang peran penting dalam proses

penyebaran islam, selain itu mereka mengisahkan cerita-cerita tentang para nabi

dan juga tulisan-tulisan lain tentang agama islam yang berbahasa Arab, sehingga

tanpa disadari kata-kata tersebut terserap dalam bahasa Indonesia.15

Kata-kata serapan dari bahasa Arab telah memperkaya kosa kata bahasa

Indonesia. Kata-kata yang berasal dari bahasa Arab sudah sering digunakan oleh

hampir seluruh masyarakat Indonesia dalam keseharian mereka, terutama dalam

bidang keagamaan, sehingga kata-kata tersebut sudah tidak terasa asing lagi.

Kata-kata yang terkait dalam bidang keagamaan, seperti masya Allah, insya Allah,

takdir, dan masih banyak lagi yang lainnya yang mungkin sudah tidak asing lagi

ditelinga kita.

Bahasa Sunda, semula oleh para sarjana belanda disebut-sebut sebagai

sempalan dari bahasa Jawa, oleh karenanya wilayah sunda pada jaman kolonial

disebut jawa bagian barat atau Jawa Barat. Namun, kenyataannya ternyata tidak

begitu, Sunda merupakan wilayah tersendiri yang bukan jawa. Begitu juga dengan

bahasanya. Bahkan pada tahun 1956, para pemuda pasundan pernah mengadakan

kongres untuk menolak penyebutan Jawa Barat untuk wilayah Sunda.16 Namun

hasilnya hanya tersimpan dalam hati saja.

Seperti halnya yang terjadi pada semua bahasa, kontak antar bahasa pasti

tidak bisa dihindari. Sehingga terjadilah proses integrasi, serap-menyerap,

berdasarkan pada kebutuhan perkembangan zaman. Begitu juga pada bahasa

15 Simorangkir, dkk, Kesusastraan Indonesia, (Jakarta : Pembangunan, 1959), h.66 16 Ajip Rosidi, The Sundanese Youth Congres translated by J. Noorduyn, dalam Tulak

Bala; Sistem Pertahanan Tradisional Masyarakat Sunda dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda, (Bandung: Pusat Studi Sunda, 2003), h. 57

Page 130: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

15

Sunda, percampuran terjadi karena para penutur bahasa Sunda bersinggungan

dengan penutur bahasa lain.

Pada bahasa Sunda, kata serapan disebut basa kosta (bahasa asing)17 atau

kecap serepan.18 Dengan begitu, kata serapan serapan adalah bahasa asing yang

digunakan dalam bahasa lokal. Perkembangan penggunaannya tidak jauh berbeda

seperti yang terjadi pada bahasa Indonesia. Kontak budaya dan bahasa yang

terjadi di tanah Sunda menjadi penyebab utama berkembang dan masuknya lebih

banyak lagi kata serapan. Oleh karena orang Sunda banyak yang memeluk agama

Islam, maka kata-kata yang berasal dari bahasa Arab tidak bisa ditolak. Terlebih

untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak ada padanannya dalam bahasa Sunda

seperti istilah-istilah yang sangat erat hubungannya dengan keagamaan.

C. Proses Penyerapan Kata-kata Bahasa Arab Kedalam Bahasa Sunda

dan Bahasa Indonesia

Proses penyerapan bahasa terjadi melalui kontak budaya antar bangsa.

Kontak bahasa yang tidak bisa dihindarkan akhirnya terjadi dan saling

mempengaruhi. Masuknya kata-kata yang berasal dari bahasa Arab dan diserap

oleh berbagai bahasa yang ada di Nusantara bersamaan dengan masuknya agama

Islam ke Nusantara.19

17 Rahmat Taufik Hidayat, dkk, Peperenian Urang Sunda, (Banding: Kiblat, 2007), Cet.

ke-2, h. 260 18 Budi Rahayu Tamsyah, dkk, Galuring Basa Sunda, (Bandung: CV. Pustaka Setia,

2010), cet. ke-4, h.65 19 Superno, Ep., Logat (Catatan Kata-Kata Serapan Bahasa Indonesia dari Bahasa

Arab), (Surya angkasa, Semarang, 1994), Cet. ke-1, hal. 1

Page 131: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

16

Setiap bahasa memiliki aturan atau kaidah yang disebut dengan tata

bahasa. Dalam tata bahasa diatur segala sesuatu yang berkaitan dengan

kebahasaan seperti bidang semantik, sintaksis, morfologi, dan fonologi. Apabila

terdapat bahasa asing atau bahasa daerah yang terserap ke dalam bahasa Indonesia

maka kata atau bahasa tersebut akan menyesuaikan dengan kaidah atau sistem

bahasa Indonesia sehingga akan mengalami perubahan. Begitu juga pada bahasa

Sunda, bila ada kata asing yang masuk ke dalam bahasa Sunda, maka akan

mengalami perubahan karena menyesuaikan dengan kaidah bahasa Sunda.

Bentuk penyerapan yang masuk kedalam bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda secara garis besar ada dua:

1. Bidang Fonem

Fonem merupakan abstraksi, sedangkan wujud fonetisnya tergantung

beberapa faktor terutama posisinya dalam hubungan dengan bunyi lain. Adapun

fonem itu sendiri adalah satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukan kontras

makna.20

Fonem dalam bahasa Indonesia mempunyai 27 fonem, sedangkan bahasa

Arab mempunyai 34 fonem. Kecuali berbeda dalam jumlah, fonem dalam kedua

bahasa tersebut juga berbeda dalam wujud.21 Bahasa sunda sendiri memilki fonem

30.

Ke-27 fonem dalam bahasa Indonesia itu terdiri dari fonem vokal

sebanyak 6 dan fonem konsonan sebanyak 21, bahasa Arab memiliki fonem vokal

20 Harimurti Kridalaksana, hal. 44 21 Soedarno, hal. 61

Page 132: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

17

5 dan fonem konsonan sebanyak 28, dan fonem suprasegmental satu. Sedangkan

bahasa Sunda memiliki 7 fonem vokal dan 19 fonem konsonan lokal dan 5 fonem

konsonan asing.22

a. Penggantian Fonem

Di depan dinyatakan, baik bahasa Arab bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda sama-sama mempunyai fonem vokal /a/, /i/, dan /u/. Kalau fonem

vokal tersebut sama-sama memiliki oleh ketiga bahasa, tentulah tidak akan

terjadi penggantian apabila ada kata-kata bahasa Arab yang mengandung

vokal tersebut masuk ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

Maksudnya ialah tidak ada penggantian, misalnya terdapat pada kata-kata :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Akbâr - آبرأ akbar akbar

‘ibâdah - عبادة ibadah ibadah

Ma’lûm - معلوم maklum ma’lum

yang masing-masing mengandung vokal /a/, /i/, dan /u/.

Tetapi bila daftar kata bahasa Indonesia dan bahasa Sunda yang

berasal dari bahasa Arab itu kita teliti lebih cermat, maka akan segera

tampak bahwa kelima vokal tersebut dalam kenyataannya ada yang

diganti, malahan justru dengan vokal yang tidak terdapat dalam bahasa

Arab. Sebagai contoh vokal /a/, /i/, dan /u/, diftong /ai/ dan /au/ bahasa

22 Budi Rahayu Tamsyah, h.17

Page 133: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

18

Arab masing-masing diganti dengan vokal /e/ (pepet), /e/ (teleng), /o/

bahasa Indonesaia, /e/ (pepet), / é / (teleng) dan /o/ bahasa Sunda seperti

dalam kata :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Tartîb - ترتيب tertib tartib

Dâ’irah - دائرة daerah daérah

Penggantian vokal semacam itu tidak akan dibicarakan pada

penggantin fonem karena penggantian semacam itu merupakan akibat

penyesuaian dengan ketentuan tentang suku kata rangkaian suku kata

dalam membentuk kata.

Gejala yang sama terjadi juga dalam bidang konsonan. Sebagai contoh

konsonan /b/ dan /d/ yang dimiliki oleh bahasa Arab maupun bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda, tetapi terjadi juga penggantian di bawah ini :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Sabt - سبت saptu atau sabtu saptu

Hasûd - حسود hasut hasud

Ada lagi satu masalah yang menyangkut fonem vokal, yaitu

penggantian vokal /a/ bahasa Arab, yang dalam tulisan Arabnya

dilambangkan dengan fathah, dengan vokal /o/ bahasa Indonesia dan

bahasa Sunda yang justru tidak terdapat dalam bahasa Arab. Penggantian

itu misalnya terdapat dalam kata :

Page 134: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

19

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Qadîm - قديم kodim kodim

Ridâ - رضى rido rido

Diketahui, vokal /a/ yang lambangnya dalam tulisan Arab berupa

fathah, bila berangkaian dengan konsonan /kh/, /r/, /sh/, /d/, /th/, /z/, /g/

dan /q/ bahasa Arab disebut huruf mufakham23diganti dengan vokal /o/

pada bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

Persoalan penggantian dan penerimaan fonem dalam rangka

penyesuiannya dengan pelonggaran kaidah bahasa Indonesia. Penggantian

dan pelanggaran itu berlaku untuk fonem-fonem bahasa Arab yang tidak

terdapat dalam bahasa Indonesia dan sunda, yaitu fonem konsonan /ś/, /h/,

/kh/, /z/, /s/, /sy/, /sh/, /d/, /th/, /ż/, /..‘./, /g/, /f/, dan /q/. Di samping itu, ada

juga penghilangan, bukan penggantian, yaitu konsonan /..’./ dan fonem

suprasegmental maddah.

a. 1. Konsonan /ś/

Konsonan geser antar gigi tak bersuara bahasa Arab ini setelah

masuk ke dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda pada umumnya

diganti dengan konsonan /s/ geser gigi bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda, baik ia terletak di awal maupun di akhir suku kata. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Śulâsâ - ثلاثاء selasa salasa

23 Ibid, h. 64

Page 135: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

20

Miśâl - مثال misal misal

a. 2. Konsonan /h/

Konsonan geser faringal tak bersuara bahasa Arab ini setelah

masuk ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa sunda biasanya diganti

dengan konsonan /h/ bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, baik ia terletak

di awal maupun di akhir suku kata. Contoh penggantian itu adalah :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Mahkamah - محكمة mahkamah mahkamah

a. 3. Konsonan /kh/

Konsonan geser langit-langit lembut bersuara bahasa Arab ini

setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia biasanya diganti dengan

konsonan hambat langit-langit lembut tak bersuara, bila ia terletak di awal

suku kata. Penggantian itu misalnya terdapat dalam kata :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Khabr - خبر kabar kabar

a. 4. Konsonan / ż /

Konsonan geser antargigi bersuara bahasa Arab ini setelah masuk

ke dalam bahasa Indonesia umumnya diganti dengan konsonan hambat

langit-langit keras bersuara bahasa Indonesia. Misalnya :

Page 136: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

21

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Iżn - إذن ijin ijin

a. 5. Konsonan /z/

Konsonan geser gigi bersuara bahasa Arab ini setelah masuk dalam

bahasa Indonesia umumnya diganti dengan konsonan hambat langit-langit

keras bersuara bahasa Indonesia juga. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Ziyârah - زيارة jiarah jiarah

Ada juga yang diganti dengan konsonan /s/ bahasa Indonesia,

terutama bila terletak di tengah atau akhir suku kata. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Ijâsah - إجازة ijasah ijasah

a. 6. Konsonan /sy/

Konsonan geser pangkal gigi tak bersuara bahasa Arab ini setelah

masuk ke dalam bahasa Indonesia biasanya diganti dengan konsonan /sy/

bahasa Indonesia, baik di awal dan lebih-lebih di akhir suku kata. Tetapi

pada bahasa Sunda, konsonan ini diganti dengan konsonan /s/. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Syarîkat - شريكة syarikat sarekat

Page 137: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

22

a. 7. Konsonan /sh/

Konsonan geser pangkal gigi tak bersuara bahasa Arab ini setelah

masuk ke dalam bahasa Indonesia biasa diganti dengan konsonan geser

gigi /s/ bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, baik ia menduduki posisi awal

maupun di akhir suku kata. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Nashîhat - ةحنصي nasehat nasehat

a. 8. Konsonan /d/

Konsonan hambat pangkal gigi bersuara bahasa Arab ini setelah

masuk ke dalam bahasa Indonesia biasanya diganti dengan konsonan

hambat gigi bersuara bahasa Indonesia /d/. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Da‘îf - ضعيف daif doip

a. 9. Konsonan /th/

Konsonan hambat pangkal gigi tak bersuara bahasa Arab ini

setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda biasa diganti

dengan konsonan hambat gigi tak bersuara /t/ bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda, baik menduduki posisi awal maupun di akhir suku kata. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Thama’ - طمع tamak tamak

Page 138: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

23

a. 10. Konsonan /z/

Konsonan geser pangkal gigi tak bersuara bahasa Arab ini setelah

masuk ke dalam bahasa Indonesia biasanya diganti dengan kosonan

samping gigi bahasa Indonesia /l/. Penggantian itu terdapat pada kata yang

sudah lama masuk ke dalam bahasa Indonesia. Bila kata itu relatif baru, ia

diganti dengan konsonan /z/. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Lafz - لفظ lafal lafal

Hafz - حفظ hafal hafal

a. 11. Konsonan /..‘../

Konsonan hambat faringal bahasa Arab ini masuk ke dalam bahasa

Indonesia dan bahasa Indonesia mengalami dua macam perlakuan.

Pertama, bila ia menduduki posisi awal suku, baik suku kata itu di awal

maupun di tengah kata, konsonan tersebut dihilangkan. Kedua, bila ada di

akhir suku kata, konsonan tersebut diganti dengan /k/. Lafal /k/ itu seperti

lafal /k/ bahasa Indonesia yang menduduki posisi akhir suku kata pada

umumnya. Tetapi pada bahasa Sunda, konsonan tersebut tetap

dimunculkan. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

‘ilm - علم ilmu élmu

Ma‘lûm - معلوم maklum ma’lum

Page 139: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

24

a. 12. Konsonan /g/

Konsonan geser anak tekak bersuara bahasa Arab ini setelah masuk

ke dalam bahasa Indonesia pada umumnya diganti dengan konsonan

hambat langit-langit lembut bersuara /g/ bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda, baik ia menduduki posisi awal maupun posisi akhir suku kata,

misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Magfirah - مغفرة magfirah magfiroh

a. 13. Konsonan /f/

Konsonan geser bibir gigi bahasa Arab ini setelah masuk ke dalam

bahasa Indonesia dan bahasa Sunda biasanya diganti dengan konsonan

hambat bibirtak bersuara /p/ bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, baik ia

menduduki posisi awal maupun posisi akhir suku kata. Tetapi pada bahasa

Indonesia masih ada yang dipertahankan. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Fikr - فكر pikir pikir

Fitnah - فتنة fitnah pitenah

a. 14. Konsonan /q/

Konsonan hambat anak tekak tak bersuara bahasa Arab ini setelah

masuk ke dalam bahasa Indonesia biasanya diganti dengan konsonan /k/

bahasa Indonesia, baik ia menduduki posisi awal, tengah, maupun akhir

Page 140: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

25

suku kata. Bila ia menduduki posisi awal suku kata, lafalnya seperti lafal

konsonan /k/ bahasa Indonesia yang menduduki posisi awal suku kata.

Tetapi, bila ia menduduki posisi akhir suku kata, lafalnya ada yang seperti

lafal /k/ bahasa Indonesia yang menduduki akhir suku kata. Sebagai mana

bunyi hamzah, ada pula yang berupa konsonan /k/ jelas, seperti bila /k/ itu

menduduki posisi awal kata. Misalnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Rizq - رزق rejeki rejeki

Mutlaq - قمطل mutlak mutlak

Haqq - حق hak hak

b. Penghilangan Fonem

Penghilangan fonem ini akan membahas bagaimana penyesuaian

bahasa Arab terhadap bahasa Indonesia dan bahasa Sunda dengan

mengganti fonem bahasa Arab oleh fonem bahasa Indonesia dan Sunda

yang dianggap paling mirip.

Fonem bahasa Arab yang mendapat dua macam perlakuan24, yaitu

diganti dengan fonem bahasa Indonesia atau bahasa Sunda yang paling

mirip bila fonem bahasa Arab itu menduduki posisi akhir suku/kata dan

yang kedua dihilangkan bila fonem tersebut menduduki posisi awal

suku/kata. Fonem bahasa Arab yang mempunyai dua bentuk ialah fonem

yang biasa ditulis dengan huruf ta marbutah ( ة), dan selalu menduduki

24 Harimurti Kridalaksana, h. 75

Page 141: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

26

posisi akhir kata. Lafal fonem tersebut sama dengan lafal konsonan /h/ bila

pengucapan tidak disambung dengan kata berikutnya dan sama dengan

lafal konsonan /t/ bila pengucapan itu disambung dengan kata berikutnya.

Fonem tersebut masuk ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda ada

dua, yaitu : konsonan /h/ dan konsonan /t/ bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda.

Yang menarik tentang fonem itu ialah dikelompokkan menjadi tiga25:

pertama, kata-kata fonem penggantinya adalah konsonan /h/ bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda. Kedua. kata-kata fonem penggantinya adalah

konsonan /t/ bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Ketiga, bentuk yang

berfonem akhir konsonan /t/. Di bawah ini contoh ketiga kelompok kata

tersebut.

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Fâ'idah - فا ئدة faedah faedah

Jamâ'ah/t - جماعة jamaah/jamaat jamaah

Adapun fonem-fonem yang dihilangkan adalah sebagian berikut:

b. 1. Konsonan /..‘../

Konsonan hambat glottal tak bersuara bahasa Arab ini setelah masuk

ke dalam bahasa Indonesia atau bahasa Sunda biasanya dihilangkan baik ia

menduduki posisi awal atau ahir kata. Misalnya :

25 Ibid, h. 75

Page 142: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

27

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

‘ulamâ - علماء ulama ulama

b. 2. Maddah (â, î, dan û)

Fonem Suprasegmental yang berupa tekanan panjang atau tempo

dalam bahasa Arab ini setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia dan

bahasa Sunda biasanya dihilangkan, baik ia menduduki posisi awal, tengah

maupun akhir kata. Fonem tersebut dianggap tidak ada pada bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda. Dalam bahasa Arab fonem suprasegmental

melekat pada vokal dan lafal vokal dalam bahasa Arab yang lebih panjang

dibandingkan dengan vokal yang tidak disertai fonem suprasegmental.

Contoh kata yang mengandung fonem suprasegmental itu adalah :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Hâl - حال hal hal

Maqâm - مقام makam makom

c. Pelonggaran kaidah Fonem

Pelonggaran kaidah adalah pelonggaran kaidah bahasa dalam usaha

menampung unsur dari luar yang berupa fonem-fonem bahasa.

Pelonggaran itu berupa menerima fonem bahasa dan menggunakannya

dalam bahasa lainnya. Dengan kata lain, fonem-fonem yang diterima

dalam bahasa itu tidak lagi diganti dengan fonem lain yang mirip. Di

antara fonem-fonem bahasa Arab yang diterima bahasa Indonesia,

Page 143: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

28

semuanya fonem konsonan dan tidak ada fonem vokal atau fonem

suprasegmental.

a. Konsonan /f/

Konsonian /f/ agaknya diterima oleh bahasa Indonesia cukup

banyak, sebagian dari kata itu masih mempunyai dua bentuk. Yang satu,

masih dengan konsonan /f/ dan yang kedua, sudah diganti dengan /p/. Ada

juga /f/ dan /p/ itu yang sudah fonemis. Misalnya terdapat dalam kata

kafan dan kapan. Namun tidak terlalu banyak dalam bahasa Sunda.

Kebanyakan, pada bahasa Sunda fonem /f/ diubah menjadi /p/. seperti

halnya dalam kata fitnah (indonesia) pada bahasa Sunda menjadi pitenah.

Di bawah ini contoh yang masih mempunyai kembaran tanpa /f/

maupun yang sudah tidak mempunyai lagi.

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Infaq - انفق Infak infak

b. Konsonan /kh/

Konsonan /kh/ dari bahasa Arab kiranya juga diterima oleh bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda. Ada juga yang masih mempunyai bentuk

kembaran, yang satu masih dengan konsonan /kh/ dan satunya lagi,

konsonan itu sudah diganti dengan /h/. Ada juga /kh/ dan /h/ itu yang

sudah fonemis, misalnya dalam khas dan has. Di bawah ini contohnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Page 144: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

29

Akhlâq - اخلاق Akhlak Ahlak

Khâliq خالق Khalik Halik

c. Konsonan /sy/

Konsonan ini diterima oleh bahasa Indonesia dan bahsa Sunda

tidak banyak, karena sedikit kata kembar yang /sy/ dan /s/. Konsonan ini

yang sudah fonemis misalnya dalam kata syarat dan sarat. Bahkan, pada

bahasa Sunda konsonan /sy/ hanya ditukar dengan konsonan /s/. Di bawah

ini contoh-contoh yang mengandung konsonan /sy/:

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Syukr - شكر Syukur Sukur/ syukur

Syart - شرط Syarat/ Sarat Sarat

d. Konsonan /z/

Konsonan /z/ diterima oleh bahasa Indonesia karena berbeda

dengan Konsonan bahasa Arab yang lainnya. Konsonan ini dipergunakan

untuk mengganti konsonan bahasa Arab selain /z/. Namun pada bahasa

Sunda, konsonan /z/ diganti dengan /j/.

Di bawah ini contoh kata-katanya, baik berasal dari konsonan /z/

maupun konsonan lainnya :

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Ziyârah زيارة Ziarah Jiarah

Page 145: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

30

2. Pola Suku Kata

Untuk pembahasan masalah ini, perlu diketahui lebih dahulu pola-pola

suku kata yang dimiliki oleh masing-masing bahasa. Dan pola suku kata bahasa

Arab ada tiga pola suku kata. Ada pun pola-pola suku kata dan contohnya sebagai

berikut :

1. KV (Konsonan Vokal)

Contoh : ja-da - (جد)

2. KVK (Konsonan Vokal Konsonan)

Contoh : bab - باب , mas-jid - مسجد

3. KVKK (Konsonan Vokal Konsonan Konsonan)

Contoh : fikr - فكر

Bahasa Indonesia memiliki empat pola suku kata. berikut adalah

keempat pola beserta contohnya:

1. V (Vokal)

Contoh : a-ku, e-mas, i-kat, o-rang

2. VK (Vokal Konsonan)

Contoh : am-bil, un-dang, in-dah

3. KV (Konsonan Vokal)

Contoh : ma-u, ta-hu, mu-da

4. KVK (Konsonan Vokal Konsonan)

Contoh : pin-dah, pas-ti

Page 146: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

31

Sedangkan bahasa Sunda memiliki enam pola suku kata (engang).

Keenam pola tersebut sebagai berikut:

1. V (Vokal)

Contoh : a-ya, a-bah, i-raha

2. VK (Vokal Konsonan)

Contoh : ab-di, im-bit

3. KV (Konsonan Vokal)

Contoh : ba-pa, ti-suk

4. KVK (Konsonan Vokal Konsonan)

Contoh : ban-da, har-ta, cen-tok

5. KKV (Konsonan Konsonan Vokal)

Contoh : pra-bu, sri-pang-gung

6. KKVK (Konsonan Konsonan Vokal Konsonan)

Contoh : tres-na, brang-ta

Karena perbedaan pola itulah maka penyerapan kata-kata dari bahasa

Arab ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda membawa dua macam

akibat.26 Pertama, penyesuaian kata-kata bahasa Arab yang masuk ke

dalam bahasa Indonesia dan bahsa Sunda disesuaikan dengan kaidah

bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, terutama kaidah yang menyangkut

suku kata, dan pelonggaran kaidah bahasa Indonesia guna menampung

26 Ibid, h. 83

Page 147: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

32

unsur dari luar. Kedua, diserap secara langsung atau utuh tetapi belum

sepenuhnya menjadi milik bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

D. Kata Istilah, Pengulangan (reduplikasi), dan Imbuhan (afiksasi)

1. Kata Istiliah

Sebagaimana telah diterangkan sebelumnya, dalam penyerapan bahasa

asing ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda dibedakan menjadi dua, yaitu :

unsur serapan yang belum sepenuhnya diserap ke dalam kedua bahasa dan unsur

serapan yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda.

Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat

mengungkapkan konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang

tertentu.27 Kata-kata istilah yang khususnya dari bahasa Arab tentang istilah

keagamaan digolongkan pada unsur serapan jenis pertama, yaitu belum

sepenuhnya diserap ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

Berikut beberapa contohnya:

Bahasa Arab Bahasa Indonesai Bahasa Sunda

al-marhûm مالمرحو al-marhum al-marhum

Ustâdz أستاذ ustadz ustad

’Ażân أذان adzan adan

27 Harimurti Kridalaksana, op.cit., h. 67

Page 148: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

33

2. Pengulangan (reduplikasi)

Reduplikasi adalah proses morfologi yang mengulang bentuk dasar, baik

secara keseluruhan, secara sebagian maupun dengan perubahan bunyi.28 Contoh

kata ulang seluruhnya adalah aba menjadi aba-aba. Contoh kata ulang sebagian

seperti berkata menjadi berkata-kata dan contoh kata ulang sebagian dengan

perubahan bunyi seperti muda-mudi atau bolak-balik. Reduplikasi berfungsi

sebagai alat fonologis atau gramatikal dalam sebuah proses pengulangan satuan

bahasa.29

Dalam bahasa Sunda proses reduplikasi ini dinamakan rajekan.30 Pada

kedua bahasa, Indonesia dan Sunda, gejala reduplikasi hampir mirip, yakni,

reduplikasi dwipurwa, dwilingga / dwimurni, dwilingga salin swara /dwiréksa ,

dwiwasana, kombinasi / binarung rarangkén dan trilingga.

Berikut adalah contoh reduplikasi ke dua bahasa:

1. Dwipurwa (pengulangan suku pertama pada kata)

Ind. : tetangga, lelaki

Sund. : kokolot, pupuhu

Ada perbedaan sedikit dalam pengulangan suku kata, pada bahasa

Indonesia terjadi pelemahan vokal, sedang pada bahasa Sunda tidak.

2. Dwilingga / Dwimurni (pengulangan kata)

Ind. : rumah-rumah, makan-makan

Sund. : jalma-jalma, nini-nini

28Abdul Chaer, Op. cit., h. 182 29 Ibid, h. 31 30 Sudaryat, Yayat, Tata Bahasa Sunda Kiwari, 2009, (Bandung, Yrama Widya) cet. Ke-2, h. 57

Page 149: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

34

3. Dwilingga Salin Swara / dwiréksa (pengulangan kata dengan variasi

pada fonem)

Ind. : mondar-mandir, corat-coret

Sund. : sura-seuri, curat-corét

4. Dwiwasana ( pengulangan bagian belakan dari kata)

Indo. : pertama-tama, perlahan-lahan

Sund. : saalus-alus,

5. Kombinasi / Binarung Rarangkén (pengulangan yang berimbuhan)

Ind. : men- cakar-cakar, turun- te-murun, tumbuh-tumbuh -an

Sund. : pa-huleng-huleng, kukuda-an, aprak-aprak-an

6. Trilingga (pengulangan onomatope tiga kali dengan variasi fonem)

Ind. : dag-dig-dug, dar-der-dor

Sund. : balg-blig-blug, dar-dér-dor

Namun reduplikasi tersebut tidak terdapat dalam bahasa Arab. Yang ada

dalam bahasa Arab adalah kata-kata yang bermakna tunggal (mufrad), bermakna

dua (mutsana) dan bermakna banyak (Jama') yang kemudian dalam bahasa

Indonesia menjadi proses afiksasi. Berikut ini beberapa contoh diantaranya :

Page 150: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

35

Bentuk tunggal (mufrad)

آتاب /kitâb/ artinya buku

Bentuk bermakna dua (mutsanna)

آتابان /kitâbân/ artinya dua buku

Bentuk bermakna banyak (jama')

kutub/ artinya buku-buku/ آتب

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa bentuk pengulangan dari

kata seperti ulama-ulama, sehat-sehat dan sarat-sarat bukan bentuk kata bahasa

Arab. Pengulangan kata itu terjadi setelah kata dasar dari bahasa Arab diserap ke

dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Setelah itu kata-kata serapan tersebut

dianggap sebagai warga kata bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Dengan

demikian, kata-kata tersebut dapat diulang seperti kata-kata bahasa Indonesia asli.

Dengan kata lain, dalam bahasa arab tidak ada pengulangan. Pengulangan pada

bahasa Indonesia dan bahasa Sunda lebih banyak digunakan untuk menyatakan

bentuk jamak (banyak) dari suatu kata.

3. Imbuhan (Afikasasi)

Dari sebuah kata dasar, dapat dibentuk sejumlah kata lain yang masih

bertalian dari segi bentuk, lafal maupun maknanya. Misalnya, kita ambil kata

dasar tulis. Dari kata dasar ini akan terbentuk kata bentukan baru menulis, ditulis,

menuliskan, bertuliskan, tulisan, tuliskan, tulisi dan sebagainya. Misal dalam

bahasa Sunda, dari kata gawé, bisa diperoleh bentukan baru seperti, ngagawékeun,

ngagawéan, pagawé, pagawéan, sagawéan, dan sebagainya.

Page 151: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

36

Proses perubahan seperti tersebut diatas dinamakan afiksasi atau

pemberian imbuhan pada kata. Afiksasi (imbuhan) dalam bahasa Sunda disebut

dengan istilah rundayan.31 Ada pun bentuk dan pola imbuhan ke dua bahasa

adalah sebagai berikut:

1. Awalan / Rarangkén Hareup (prefiks)

Pemberian imbuhan diawal kata. Contoh:

Ind. : melamar, ditulis, beriman

Sund. : kahayang, didahar, ariman

Awalan dalam bahasa Indonesia antara lain, me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-

, per-,dan se-.

Rarangkén hareup dalam bahasa Sunda antara lain, ba-, barang-, di-,

ka-, N-, pa-, pada-, pang-, para-, per-, pi-, sa-, sang-, si-, silih/sili-, ti-,

dan ting/pating-.

2. Sisipan / Rarangkén Tengah (infiks)

Pemberian imbuhan ditengah kata. Contoh:

Ind. : gemetar, gelegar, sinambung,

Sund. : larieur, tinulis, lumampah, sarolat, jarakat

Sisipan dalam bahasa Indonesia antara lain, -el-, -er-, -em-, dan -in-.

Rarangkén Tengah dalam bahasa Sunda antara lain, -ar-, -um-, dan –

in-.

31 Idem.

Page 152: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

37

3. Akhiran / Rarangkén Tukang (sufiks)

Pemberian imbuhan akhir kata. Contoh:

Ind. : layangkan, masukan, maknai

Sund. : sakolaan, dahareun, bajuna

Akhiran pada bahasa Indonesia antara lain, -an, -kan, dan -i.

Rarangkén tukang dalam bahasa Sunda antara lain, -an, eun, -ing/ning,

-keun, dan -na/ana/nana.

4. Gabungan / Barung (konfiks)

Pemberian imbuhan digabungkan antara awalan dan akhiran. Contoh:

Ind. : diberikan, keadaan

Sund. : dibikeunan, kaayaan, sajadina

Bentuk gabungan pada bahasa indonesia antara lain, me-kan, di-kan,

ke-an, per-an, dan lain-lain.

Bentuk Rarangkén barung pada bahasa Sunda antara lain, di-an, ka-an,

sa-na, pika-eun, dan lain sejenisnya.

5. Kombinasi / Bareng (ambifiks)

Pemberian imbuhan dilakukan dengan cara mengkombinasikan kata

yang sudah diberi imbuhan deberikan lagi imbuhan. Contoh:

Ind. : memperbodohi, memperistrikan

Sund. : sakahayangna, dipangaralaankeun

Page 153: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

38

Kombinasi dalam bahasa Indonesia antara lain, memper-i, memper-

kan, dan sejenisnya.

Rarangkén Bareng dalam bahasa Sunda antara lain, saka-na, di-pang-

N-ar-----an-keun, dan sejenisnya.

E. Hakikat Makna dan Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Arab

Perubahan bahasa (linguistic change) yaitu berubah atau bergantinya

tanda-tanda bahasa dari satu tahap ke tahap yang lainnya, sedangkan berubahnya

makna (semantic change) yaitu berubahnya makna dalam perkembangan sejarah

suatu bahasa atau akibat dari persinggungan dengan bahasa lain.32

Dari keterangan di atas, jelas bahwa perubahan makna membahas seputar

bergantinya suatu keadaan dan bentuk makna, meluas dan menyempit, menambah

atau mengurangi sifat rasa, bertukar rasa, dan lain-lain yang berkaitan ketika

bahasa digunakan.

Bahasa, dalam perkembanganya selalu berubah-ubah mengikuti

perkembangan para penuturnya. Begitu juga dengan makna, makna leksikal atau

makna idiomatikal dalam suatu bahasa sering sekali mengalami perubahan-

perubahan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan tersebut terjadi, di

antaranya akibat pengaruh bahasa lain. Selain itu, ada juga hal-hal yang bersifat

praktis bisa menyebabkan bahasa berubah, seperti, disebabkan berkembangnya

bahasa dan berkembangnya para penutur bahasa.

32 Sudaryat, Yayat, Ulikan Semantik Sunda, (Geger Sunten; Bandung 2003), Cet. ke-3, hal. 29

Page 154: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

39

Sebab perubahan arti dapat sangat bermacam-macam. Akan tetapi, hakikat

perubahan arti dari ungkapan tertentu selalu dapat diasosiasikan. Selalu terdapat

jenis hubungan tertentu yang mengaitkan antara arti lama sebuah kata atau

ungkapan dengan arti baru yang dimilikinya. Secara umum, hubungan tersebut

dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu hubungan yang didasarkan atas keserupaan

(similarity) dan hubungan yang didasarkan atas kedekatan (contiguity). Hubungan

dalam yang pertama biasa disebut metafora dan yang kedua disebut metonimi.

F. Jenis Perubahan Makna

a. Peluasan Makna (generalisasi)

Makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang

sebelumnya hanya memiliki sebuah makna, tetapi karena berbagai macam faktor

kemudia memiliki makna-makna yang lain.

Perubahan makna meluas adalah perubahan yang terjadi pada sebuah kata

yang pada awalnya hanya memiliki sebuah makna, dengan perkembangan zaman

kata tersebut menjadi makna-makna yang lain. Seperti pada kata أباد /abâd/ yang

bermakna ‘masa’33, dalam bahasa Indonesia kata abad bermakna ‘masa 100

tahun,’34 dan pada bahasa Sunda makna kata abad menjadi ‘masa 100 tahun, dan

zaman’.

33 Munawir, A, W, h.1 34 Departemen Pendidikan Nasional, h. 1

Page 155: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

40

b. Penyempitan Makna (spesialisasi)

Makna menyempit adalah kebalikan dari makna meluas. Kata yang

sebelumya memiliki makna yang luas berubah menjadi kata yang memiliki makna

terbatas (khusus). Contoh pada kata عالم /‘âlim/ yang bermakna ‘orang yang

berilmu,’35 dalam bahasa Indonesia kata alim bermakna ‘berilmu, berpengetahuan

pandai dalam hal agama Islam,’36 dan pada bahasa Sunda kata alim bermakna

‘orang yang luas pengetahuan agamanya, saléh’.37

c. Peninggian Makna (ameliorasi)

Peninggian makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna

yang baru dirasakan lebih tinggi/ hormat/ halus/ baik nilainya daripada makna

lama. Contoh, bung ‘panggilan kepada orang laki-laki’ makna baru ‘panggilan

kepada pemimpin’ putra ‘anak laki-laki’ makna baru ‘lebih tinggi daripada anak’.

Bojo (istri) dirasa lebih tinggi dari pada pamajikan. Habib ‘yang dicintai-siapa

saja’ makna baru ‘panggilan untuk orang yang diduga keturunan Nabi

Muhammad Saw.’

d. Penurunan Makna (Peyorasi)

Penurunan makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna

baru dirasakan lebih rendah/ kurang baik/ kurang menyenangkan nilainya

daripada makna lama. Contoh, bini ‘perempuan yang sudah dinikahi’ lebih

35 Munawir, A, W, h.1 36 Departemen Pendidikan Nasional, h. 30 37 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 10

Page 156: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

41

rendah daripada istri/ nyonya. Bunting ‘mengandung’ lebih rendah dari kata

hamil, gorombolan ‘kumpulan orang’ lebih rendah dengan makna baru

‘sekelompok orang yang ingin mengganggu keamanan’.

e. Persamaan Makna (asosiasi)

Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara

makna lama dan makna baru. Contoh, amplop ‘sampul surat’ makna baru ‘uang

sogok’, bunga ‘kembang’ makna baru ‘gadis cantik’, dua kata ini pada bahasa

Sunda pun sama. Fulus ‘uang’ makna baru ‘komisi’.

f. Pertukaran Makna (sinestesia)

Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera

yang berbeda dari indera penglihatan ke indera pendengar, dari indera perasa ke

indera pendengar, dan sebagainya. Contoh, suaranya terang sekali (pendengaran

ke penglihatan), rupanya manis (penglihat ke perasa), namanya harum

(pendengar ke pencium). Amis budi (perasa ke penglihat), sorana lemes pisan

(perasa ke pendengar).

Page 157: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

F

SYA

FAKULTAUNIVERS

ARIF HID

S ADAB DASITAS ISL

DAYATU

AN HUMANLAM NEGLLAH JA

NIORAGERI AKARTAA

Page 158: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

42

BAB III

Perbandingan Perubahan Makna Kata Serapan dari Bahasa Arab pada al-

Qur’an Terjemah Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Surah At-Taubah

Ayat 1-50

Terkait kata serapan yang terdapat di dalam terjemahan al-Qur’an bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda, penulis melakukan pendekatan secara langsung

terhadap kata-kata serapan dari bahasa Arab yang digunakan dalam terjemahan

sehingga menjadi milik bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Kemudian penulis

akan menggabarkan dalam betuk tabel, perbandingan bentuk dan perbandingan

perubahan makna.

Pada prosesnya, penulis akan menyertakan terjemahan al-Qur’an kedua

bahasa supaya langsung terlihat jelas kata serapan dari bahasa Arab dipergunakan

seperti apa dan bentuk jadiannya menjadi seperti apa. Dari titik inilah kemudian

penulis akan membuat daftar bentuk kata serapan dan daftar perubahan makna

dari makna asal ke makna yang sudah menjadi milik dalam bahasa Indonesia dan

bahasa Sunda.

Pada proses memperbandingkan, penulis akan menggunakan cara

tersendiri, yakni, pada setiap ayat, penulis akan memberikan keterangan bagian

mana yang berubah bagian mana yang tidak. Untuk menandai, penulis

menebalkan kata yang diserap dari bahasa Arab pada terjemahnya. Kemudian

penulis tidak akan mengulang kata yang sudah diterangkan pada ayat sebelumnya,

Page 159: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

43

jika menemukan kembali kata yang sama pada ayat selanjutnya, kecuali terjadi

perubahan.

A. Perbandingan Perubahan Makna Kata serapan

×οu™!# tt/ z⎯ ÏiΒ «!$# ÿ⎯ Ï&Î!θß™ u‘ uρ ’ n<Î) t⎦⎪Ï% ©!$# Ν ›?‰yγ≈ tã z⎯ ÏiΒ t⎦⎫Ï. Îô³ ßϑ ø9 $# ∩⊇∪

1. (Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka).

1. (Ieu téh wawaran) putusna hubungan ti Allah katut ka Rasul-Na ka

jalma-jalma musrikin anu (jeung maranéhna) maranéh geus nalikeun pasini.

Kata allah, rasul, musyrikin, kaum, dan muslimin pada terjemahan bahasa

Indonesia adalah serapan dari bahasa Arab. Begitu juga kata allah, rasul dan

musrikin pada terjemahan bahasa Sunda. Pada proses penyerepan oleh kedua

bahasa tersebut, beberapa kata mengalami cara yang sama dalam penyerapannya

dan tidak mengalami perubahan makna, seperti kata allah dan rasul keduanya

tidak berubah. Baik bunyi, ataupun maknanya. Berbeda dengan kata musyrikin,

muslimin, kaum, musrikin, muslimin, dan kaom pada kedua bahasa.

Pada proses penyerapan, kata مشرآين /musyrikîn/ menjadi musyrikin dan

musrikin mengalami penyesuaian fonem. Konsonan /ش/ dalam bahasa Arab

menjadi /sy/ dalam bahasa Indonesia dan menjadi /s/ dalam bahasa Sunda.

Kemudian vokal /î/ menjadi /i/ dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Pada

Page 160: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

44

makna terjadi sedikit pergeseran akibat perubahan dari bentuk jamak dalam

bahasa Arab, menjadi bentuk tunggal dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

Sehingga dalam penggunaan kata musyrikin dan musrikin untuk memberikan

padanan pada kata مشرآين /musyrikîn/ dalam bahasa Arab yang bermakna ‘para

pelaku perbuatan syirik atau musyrik’ harus didampingi atau dimunculkan kata

orang-orang dalam bahasa Indonesia dan jalma-jalma dalam bahasa Sunda

sebagai pengganti bentuk jamak. Begitu juga yang terjadi pada kata سلمينم

/muslimîn/ dan قوم /qoum/ yang diserap ‘begitu saja.’ Selain bunyi yang diserap

begitu saja, makna yang diambil pun begitu saja adanya.

Di bawah ini adalah kata serapan yang terdapat pada ayat pertama:

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Allah/ Allah Allah/ االله

Rasûl/ Rasul Rasul/ رسول

Musyrikîn/ Musyrikin Musrikin/ مشريكين

Muslimîn/ Muslimin Muslimin/ مسلمين

Qoum/ Kaum Kaom/ قوم

(#θßs‹Å¡ sù ’ Îû ÇÚ ö‘ F{ $# sπ yèt/ ö‘ r& 9åκ ô−r& (# þθßϑn=÷æ$# uρ ö/ ä3¯Ρr& çö xî “Ì“ Éf÷èãΒ «!$#   ¨βr& uρ ©!$# “Ì“ øƒ èΧ

t⎦⎪ÍÏ≈ s3ø9 $# ∩⊄∪

2. Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa Sesungguhnya kamu tidak akan

Page 161: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

45

dapat melemahkan Allah, dan Sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir.

2. Ku kituna, pek maranéh (musrikin) geura ngalalana di ieu bumi opat

bulan, jeung sing nyaho yén saéstuna maranéh moal bisa lésot (tina siksaan) Allah jeung (sing nyaho) yén Allah téh ngahinakeun jalma-jalma kapir.

Pada ayat kedua ini, ditemukan kata kafir dalam bahasa Indonesia dan

kapir dalam bahasa Sunda. Kata tersebut diserap dari kata آافر /kâfir/ yang

mengandung makna ‘pelaku.’ Sedangkan dalam bahasa Indonesia dan Sunda

menjadi kata sifat saja. Pada bunyi, kata kafir dalam bahasa Indonesia tidak

mengalami penyesuaian fonem. Tetapi pada bahasa Sunda, fonem /ف/ menjadi

/p/. Makna tidak berubah. Pada bahasa Arab kâfir bermakna ‘yang tidak beriman

kepada Allah.’38 Pada bahasa Indonesia kafir bermakna ‘orang yang tidak percaya

kepada Allah dan RasulNya.’39 Pada bahasa Sunda kapir bermakna ‘orang yang

tidak percaya pada wahyu Allah yang disampaikan oleh para rasulnya.’40

Berbeda dengan kata musyrikin dan muslimin di atas yang diserap secara

utuh dari bentuk jamak kata مشرآين /musyrikîn/ dan kata مسلمين /muslimîn/, kata

kafir dan kapir tidak demikian, melainkan diserap dari bentuk tunggalnya آافر

/kâfir/.

38 Munawir, A, W, h. 1309 39 Departemen Pendidikan Nasional, h. 489 40 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 213

Page 162: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

46

Di bawah ini adalah kata serapan yang terdapat pada ayat kedua:

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

kâfir/ kafir kapir/ آافر

×β≡ sŒ r& uρ š∅ÏiΒ «!$# ÿ⎯ Ï&Î!θß™ u‘ uρ ’ n<Î) Ĩ$ ¨Ζ9 $# tΠ öθtƒ Ædk pt ø:$# Î y9ò2 F{ $# ¨βr& ©!$# Ö™ü“Ìt/ z⎯ ÏiΒ

t⎦⎫Ï. Îô³ ßϑø9 $#   … ã&è!θß™ u‘ uρ 4 βÎ* sù öΝ çFö6 è? uθßγ sù ×ö yz öΝ à6 ©9 ( βÎ)uρ öΝ çGøŠ©9 uθs? (# þθßϑ n=÷æ$$sù öΝ ä3¯Ρr& çö xî

“Ì“ Éf÷èãΒ «!$# 3 ÎÅe³ o0uρ t⎦⎪Ï% ©!$# (#ρãx x. >U# x‹yèÎ/ AΟŠ Ï9 r& ∩⊂∪

3. Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa Sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertaubat, Maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.

3. Jeung (ieu téh) wawaran ti Allah jeung Rasul-Na ka manusa dina hiji poé haji akbar, yen saéstuna Allah jeung Rasul-Na megatkeun hubungan ti kaom musrikin. Ku kituna, upama maranéh tobat, nya hadé pisan pikeun maranéh, jeung upama maranéh ngabalieur, nya sing nyaho yen maranéh moal bisa lesot tina (siksaan) Allah; jeung geura bejakeun ka jalma-jalma kapir perkara siksaan anu kacida nyerina.

Pada ayat ketiga, kata serapan yang dipergunakan tidak jauh berbeda

dengan ayat sebelumnya. Pada ayat ini muncul kata serapan yang baru dalam

terjemahan bahasa Indonesia, yaitu, permakluman, haji akbar dan bertaubat.

Sedangkan pada terjemahan bahasa Sunda hanya muncul kata haji akbar dan

tobat.

Page 163: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

47

Di bawah ini adalah kata serapan yang terdapat pada ayat ketiga:

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

ma’lûm/ maklum ma’lum/ معلوم

al-hajj al-akbar / haji akbar haji akbar/ الحخ الأآبر

taubah/ taubat tobat/ توبة

Kata maklum, diambil dari kata معلوم /ma’lûm/ yang bermakna ‘yang

dikenal.’41 Pada penyerapan kepada bahasa Indonesia, terjadi penyesuain

konsonan. Yakni, konsonan /…‘…/ menjadi konsonan /k/. Sedangkan pada

bahasa Sunda tidak. Kemudian, makna tidak berubah. Kata permakluman pada

terjemahan bahasa Indonesia adalah hasil perubahan kelas kata, dari kata kerja

menjadi kata benda. Perubahan tersebut karena imbuhan yang digunakan adalah

imbuhan gabungan pembetuk kata benda dari kata kerja pe-an. Sehingga, makna

menjadi menjadi bergeser, dari ‘paham; mengerti; tahu’ menjadi

‘pemberitahuan.’42 Keputusan mengambil kata maklum atau permakluman untuk

padanan kata أذان /’ażân/ kurang tepat. Sebab, makna yang dikehendaki adalah

‘pemberitahuan’ atau berita. Berbeda dengan terjemahan bahasa Sunda yang

menggunakan kata wawaran yang berarti ‘pemberitahuan.’

Haji akbar tidak ada masalah secara makna atau proses penyerepan. Sebab

kata haji akbar adalah kata istilah atau idiom untuk suatu ibadah umat Islam,

yakni, ibadah haji dengan hari wukuf di Padang Arafah jatuh pada hari jumat.43

41 Atabik Ali, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, Yogyakarta; 1998, h. 905 42 Departemen Pendidikan Nasional, h. 702 43 Idem, h. 381

Page 164: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

48

Kata taubat dan tobat, diserap dari kata توبة /taubah/. Penyesuaian yang

terjadi adalah pada bahasa Sunda, diftong /au/ pada bahasa Arab diganti dengan

vokal /o/ pada bahasa Sunda sedangkan pada bahasa Indonesia tidak. Kemudian,

konsonan ta marbutah /ة/ diganti dengan konsonan /t/ pada ke dua bahasa.

ωÎ) š⎥⎪Ï% ©!$# Ν ›?‰yγ≈ tã z⎯ ÏiΒ t⎦⎫Ï. Îô³ ßϑø9 $# §Ν èO öΝ s9 öΝ ä.θÝÁà)Ζtƒ $\↔ø‹x© öΝ s9 uρ (#ρãÎγ≈ sà ムöΝ ä3ø‹n=tæ

# Y‰tnr& (# þθ‘ϑÏ?r'sù öΝ Îγ øŠs9 Î) óΟ èδy‰ôγ tã 4’ n<Î) öΝ Íκ ÌE£‰ãΒ 4 ¨βÎ) ©!$# = Ït ä† t⎦⎫É) −G ßϑø9 $# ∩⊆∪

4. Kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah Mengadakan Perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, Maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.

4. Kajaba maranéhna, anu maranéh geus nalikeun jangji jeung jalma-jalma

musrikin sarta satuluyna maranehna henteu cidra kana jangjina saeutik oge jeung maranéhna hanteu ngabantu jalma-jalma (anu ngamusuh ka maranéh) saurang ogé, nya geura tedunan ka maranéhna jangjina nepi ka béak waktuna, karana Allah micinta jalma-jalma anu takwa.

Pada ayat keempat ini muncul kata taqwa untuk bahasa Indonesia dan

takwa untuk bahasa Sunda. Keduanya diserap dari kata تقوى /taqwâ/.

Di bawah ini adalah kata serapan yang terdapat pada ayat keempat:

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

taqwâ/ taqwa takwa/ تقوى

Page 165: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

49

Penyesuaian yang terjadi pada proses penyerapan adalah, pada bahasa

Indonesia terjadi pada vokal /â/ menjadi /a/ begitu juga untuk bahasa Sunda. Pada

bahasa Sunda, terjadi penyesuain konsonan, yakni konsonan /q/ menjadi /k/.

Kemudian, makna di antara bahasa Indonesia dan bahasa Sunda tidak jauh

berbeda yakni, ‘keadaan terpelihara dan kesiapan diri untuk menjalankan perintah

Allah dan menjauhi segala laranganNya.’44 Sedangkan dalam bahasa Sunda,

takwa bermakna ‘menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala

laranganNya.’45 Yang membedakan atas keduanya adalah kelas kata. Pada bahasa

Indonesia, taqwa menempati kelas kata benda, sedankan pada bahasa Sunda,

takwa menempati kelas kata kerja. Makna asal dari bahasa arab sendiri adalah

‘keadaan kuat, menjadi kuat, taqwa, ketaqwaan’46 dan menempati kelas kata

masdar atau kata benda.

Pada kata ini, juga terjadi terjadi perluasan makna bahkan total. Makna

yang baru untuk kata taqwa dan takwa adalah ‘baju model cina yang biasa dipakai

oleh kaum lelaki atau sekarang lebih dikenal dengan nama baju koko.’47’48

Pada terjemahan bahasa Indonesia, kata yang digunakan adalah bertaqwa,

kata jadian dari taqwa setelah mendapat imbuhan ber- pembuat kata kerja dari

kata benda. Sehingga makna yang muncul adalah ‘menjalankan taqwa.’

44 Departemen Pendidikan Nasional, h. 1126 45 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 501 46 Atabik Ali, h. 79 47 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 501 48 Departemen Pendidikan Nasional, h. 1126

Page 166: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

50

# sŒ Î* sù y‡n=|¡Σ$# ãåκ ô−F{ $# ãΠ ãçt ø:$# (#θè=çGø%$$sù t⎦⎫Ï. Îô³ ßϑø9 $# ß] ø‹ym óΟ èδθßϑ›?‰ y uρ óΟ èδρä‹äzuρ

öΝ èδρçÝÇôm$# uρ (#ρ߉ãèø%$# uρ öΝ ßγ s9 ¨≅ à2 7‰|¹ósΔ 4 βÎ* sù (#θç/$s? (#θãΒ$ s%r& uρ nο 4θ n=¢Á9 $# (# âθs?# u™uρ

nο4θ Ÿ2 ¨“9 $# (#θ=y⇐ sù öΝ ßγn=‹Î; y™ 4 ¨βÎ) ©!$# Ö‘θà xî ÒΟ‹Ïm§‘ ∩∈∪

5. Apabila sudah habis bulan-bulan haram itu, Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

5. Nya upama bulan-bulan haram geus lastari, prak geura paéhan kaom

musrikin teh di mana wae maranéhna kapanggih ku maraneh sarta prak geura boyong maranéhna, jeung prak geura dodoho maranéhna dina tempat-tempat pangintipana. Tapi, upama maranehna tobat jeung ngadegkeun salat sarta nyumponan jakat mah, nya bebaskeun waé maranéhna teh sina merdeka; karana saéstuna Allah Maha Jembar Pangampura, Maha Asih.

Pada ayat ini muncul lagi kata serapan yang lain, yakni haram, shalat, dan

zakat untuk bahasa Indonesia dan haram, solat, dan jakat untuk bahasa Sunda.

Di bawah ini adalah kata serapan yang terdapat pada ayat keempat:

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

harâm/ haram haram/ حرام

ةصلو /shalât/ shalat solat

ο4θ Ÿ2 zakât/ zakat jakat/ ز¨

Page 167: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

51

Ke tiga kata di atas merupakan kata istilah untuk hal peribatan dalam

Islam. Sehingga, makna yang ingin dicapai atau disampaikan adalah makna yang

disimpulkan dari apa yang diperbuat dari kata tersebut. Maka pergeseran dari

makna asal pun terjadi, tetapi tidak pada makna sasaran.

÷βÎ)uρ Ó‰tnr& z⎯ ÏiΒ š⎥⎫Ï. Îô³ ßϑ ø9 $# x8u‘$yftFó™ $# çνöÅ_r'sù 4©®Lym yì yϑó¡o„ zΝ≈ n=x. «! $# ¢Ο èO çμ øóÎ=ö/ r&

… çμ uΖtΒù'tΒ 4 y7Ï9≡ sŒ öΝ åκΞ r'Î/ ×Πöθ s% ω šχθßϑn=ôètƒ ∩∉∪

6. Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.

6. Jeung upama salah saurang ti antara musrikin menta panangtayungan

ka manéh, pek geura tangtayungan manéhna, supaya manéhna ngadenge kana pidawuh Allah, tuluy anteurkeun manéhna kana tempat panyalindunganana. Pangna kitu teh, lantaran maranéhna kaom anu henteu nyarahoeun.

y#ø‹Ÿ2 ãβθä3tƒ t⎦⎫Å2 Îô³ ßϑ ù=Ï9 î‰ôγ tã y‰Ψ Ïã «! $# y‰ΖÏãuρ ÿ⎯Ï& Î!θß™ u‘ ωÎ) š⎥⎪Ï% ©!$# óΟ ›?‰yγ≈ tã

y‰Ψ Ïã ωÉf ó¡ yϑ ø9 $# ÏΘ# t pt ø:$# ( $yϑ sù (#θßϑ≈ s) tFó™ $# öΝ ä3s9 (#θßϑŠ É) tGó™ $$sù öΝ çλm; 4 ¨βÎ) ©! $# =Ït ä†

š⎥⎫É) −G ßϑø9 $# ∩∠∪

7. Bagaimana bisa ada Perjanjian (aman) dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah Mengadakan Perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidilharaam? Maka selama mereka Berlaku Lurus terhadapmu, hendaklah kamu

Page 168: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

52

Berlaku Lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.

7. Kumaha bisana kaom musrikin jangji ka Allah jeung Rasul-Na, kajaba

jalma-jalma anu nalikeun jangji jeung maranéh di Masjidil Haram? Nya satungtung maranéhna jujur ka maranéh mah, atuh maranéh ogé kudu jujur ka maranéhna. Saéstuna Allah micinta jalam-jalma anu takwa.

Pada ayat ini muncul lagi kata serapan yang berbentuk istilah, idiom atau

nama, yakni masjidil haram. Pada serapan ini, tidak ada perubahan makna. Juga

pada proses penyerapan diserap begitu saja.

y#ø‹Ÿ2 βÎ)uρ (#ρãyγ ôà tƒ öΝ à6 ø‹n=tæ Ÿω (#θç7 è%ötƒ öΝ ä3‹Ïù ~ωÎ) Ÿωuρ Zπ ¨ΒÏŒ 4 Ν ä3tΡθàÊöムöΝ Îγ Ïδ≡ uθøùr'Î/

4’ n1ù's? uρ óΟ ßγç/θè=è% öΝ èδçsYò2r& uρ šχθ à) Å¡≈ sù ∩∇∪

8. Bagaimana bisa (ada Perjanjian dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin), Padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kébanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian).

8. Kumaha rék bisana, padahal upama maranéhna ngelehkeun maranéh,

maranéhna moal miroséa tatali warga jeung moal nyumponan jangji ka maranéh. Maranéhna ngabubungah maranéh ku sungutna, tapi hatena mah teu sarukaeun, lantaran kalolobaanana ti antara maranéhna teh jalma-jalma anu pasék.

Pada terjemahan ayat delapan di atas, kata serapan yang muncul baru dari

kedua terjemahan adalah kata fasik untuk bahasa Indonesia dan pasék untuk

Page 169: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

53

bahasa Sunda. Kata fasik dan pasek diserap dari kata فاسق /fâsiq/ yang bermakna

‘orang yang keluar dari jalan yang haq serta kesalihan.’49 Pada bahasa Indonesia

fasik bermakna ‘tidak peduli terhadap perintah Tuhan.’50 Sedangkan pada bahasa

Sunda pasék bermakna ‘tidak benar imannya.’51 Pada proses penyerapan bentuk

bunyi di ke dua bahasa terjadi penyesuain konsonan dan vokal. Pada bahasa

Indonesia, penyesuaian vocal /â/ menjadi /a/ dan penyesuain konsonan /q/ menjadi

/k/. Pada bahasa Sunda juga terjadi penyesuaian untuk konsonan /f/ menjadi /p/,

konsonan /q/ menjadi /k/, vokal /a/ menjadi /â/ dan vokal /i/ menjadi /é/ (teleng).

(#÷ρ utIô© $# ÏM≈tƒ$t↔Î/ «!$# $YΨ yϑrO WξŠÎ=s% (#ρ‘‰|Ásù ⎯ tã ÿ⎯Ï&Î#‹Î6y™ 4 öΝåκ¨ΞÎ) u™ !$y™ $tΒ (#θçΡ$Ÿ2 tβθè=yϑ÷ètƒ ∩®∪

9. Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu.

9. Maranéhna ngajual ayat-ayat Allah ku harga anu murah, ku lantaran

éta maranéhna ngahalangan tina jalan Anjeuna. Saéstuna kacida goréngna saniskara anu ku maranéhna dilampahakeun teh.

Pada terjemaha ayat kesembilan, ada kata serapan yang lain dari

sebelumnya, yakni kata ayat. Pada kedua terjemahan, kata ayat di serap begitu

saja sebab tidak ada padanan sebelumnya di ke dua bahasa dan merupakan sesuatu

yang baru bagi ke dua bahasa.

49 Munawir, A, W, h. 1134 50 Departemen Pendidikan Nasional, h. 314 51 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 364

Page 170: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

54

Ÿω tβθ ç7 è%ö tƒ ’ Îû ?⎯ ÏΒ ÷σ ãΒ ~ωÎ) Ÿωuρ Zπ ¨ΒÏŒ 4 šÍׯ≈ s9 'ρé& uρ ãΝ èδ šχρ ߉tG÷èßϑø9 $# ∩⊇⊃∪

10. Mereka tidak memelihara (hubungan) Kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

10. Maranéhna hanteu miroséa tatali warga jeung henteu nyumponan

jangji kaom mu’minin. Jeung maranéhna téh jalma-jalma ngaliwatan wates-wangen.

Pada ayat kesepuluh, terdapat kata kerabat dan mukmin pada terjemahan

bahasa Indonesia, dan mu’minin pada terjemahan bahasa Sunda. Penyerapan kata

mukmin dan mu’minin dari kata mu’min tidak mengalami perubahan makna. Pada

terjemahan bahasa Indonesia terdapat kata kerabat yang diserap dari kata قرابة

/qarabah/ yang bermakna kedekatan. Setelah mengalami penyesuain fonem,

makna dalam bahasa sasaran tidak mengalami pergeseran.

βÎ* sù (#θç/$s? (#θãΒ$s%r& uρ nο4θn=¢Á9 $# (# âθs?# u™uρ nο4θŸ2“9 $# öΝ ä3çΡ≡ uθ÷zÎ* sù ’ Îû Ç⎯ƒ Ïe$!$# 3 ã≅ Å_Áx çΡuρ ÏM≈ tƒ Fψ$#

5Θöθs) Ï9 tβθßϑn=ôètƒ ∩⊇⊇∪

11. Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.

11. Nya upama seug maranéhna tobat jeung ngadegkeun salat sarta

nyumponan jakat mah, maranéhna jadi dulur dina agama, jeung Kami ngawincik, ayat-ayat Kami pikeun anu ngalarti.

Page 171: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

55

βÎ)uρ (#þθèWs3¯Ρ Ν ßγ uΖ≈ yϑ÷ƒ r& .⎯ ÏiΒ Ï‰ ÷è t/ öΝ Ïδωôγ tã (#θãΖyèsÛ uρ ’ Îû ôΜ à6 ÏΖƒ ÏŠ (#þθè=ÏG≈ s) sù sπ £ϑÍ←r& Ìø à6 ø9 $#  

öΝ ßγ ¯ΡÎ) Iω z⎯≈ yϑ÷ƒ r& óΟ ßγ s9 öΝ ßγ ¯=yès9 šχθßγ tG⊥ tƒ ∩⊇⊄∪

12. Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, Maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena Sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti.

12. Jeung upama maranéhna ngalanggar sumpahna sabada maranéhna

ngucapkeun jangji, jeung maranéhna ngajejeléh agama maranéh, nya pék geura perangan pamingpin-pamingpin jalma-jalma kapir téh karana saéstuna maranéhna téh jalma-jalma anu henteu beunang dipercaya, supaya maranéhna areureun.

Pada terjemahan di atas, khususnya pada terjemahan bahasa sunda muncul

serapan sabada yang diserap dari kata بعد /ba‘da/. Selain mengalami proses

penyesuain fonem dan terjadi pengimbuhan, maknanya tidak berubah.

Ÿωr& šχθè=ÏG≈ s) è? $YΒöθs% (# þθèWs3¯Ρ óΟ ßγ uΖ≈ yϑ÷ƒ r& (#θ‘ϑyδ uρ Æl# t÷zÎ* Î/ ÉΑθß™ §9 $# Ν èδuρ öΝ à2ρâ™y‰ t/

š^ρr& Bο§tΒ 4 óΟ ßγ tΡöθt±øƒ rB r& 4 ª! $$ sù ‘, ymr& βr& çνöθt±øƒ rB βÎ) Ο çFΖä. š⎥⎫ÏΖ ÏΒ÷σ •Β ∩⊇⊂∪

13. Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), Padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu?. Mengapakah kamu takut kepada mereka Padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.

Page 172: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

56

13. Naha maranéh henteu merangan jalma-jalma anu geus ngalanggar sumpah-sumpahna jeung rék nundung Rasul, padahal maranéhna anu ngamimitian (merangan) maranéh? Naha maranéh sieun ku maranéhna? Nya Allah anu leuwih pantes dipikasieun ku maranéh, upama maranéh jalma-jalma anu ariman mah.

Pada terjemahan ayat ke 13, muncul kata yang lain, yaitu hak dan iman

yang telah mengalami proses morfologis untuk terjemahan bahasa Indonesia.

Sedangkan pada bahasa Sunda hanya muncul kata iman saja yang juga

mengakami proses morfologis.

Pada terjemahan bahasa Indonesia, memunculkan kata hak sesungguhnya

sangat beresiko. Sebab, dalam bahasa Indonesia juga mengenal kata hak dengan

makna yang lain, yakni, ‘telapak sepatu yang tinggi.’52

öΝ èδθè=ÏF≈ s% ÞΟ ßγö/ Éj‹yèムª!$# öΝ à6ƒ ω÷ƒ r'Î/ öΝ ÏδÌ“ øƒ ä†uρ öΝ ä. ÷ÝÇΖtƒ uρ óΟ Îγ øŠn=tæ É#ô±o„ uρ u‘ρ߉߹ 7Θöθs%

š⎥⎫ÏΖÏΒ÷σ •Β ∩⊇⊆∪

14. Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.

14. Geura perangan maranéhna ku maranéh! Tanwandé Allah bakal nyiksa

maranéhna ku leungeun maranéh, jeung Anjeunna baris ngahinakeun maranéhna sarta nulungan maranéh ngéléhkeun maranéhna, jeung Anjeunna bakal nyugemakeun hate kaom mu'minin.

52 Departemen Pendidikan Nasional, h. 381

Page 173: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

57

ó= Ïδõ‹ãƒ uρ xáø‹xî óΟ Îγ Î/θè=è% 3 Ü>θçFtƒ uρ ª!$# 4’ n?tã ⎯ tΒ â™!$t±o„ 3 ª!$# uρ îΛ⎧ Î=tæ íΟŠ Å3ym ∩⊇∈∪

15. Dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendakiNya. Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

15. Jeung Anjeunna baris ngaleungitkeun kajéngkélan haté maranéhna

(anu ariman), jeung Allah baris nampi tobat ti sing saha anu dikersakeun ku Anjeunna, karana Allah ten Maha Uninga, Maha Wijaksana.

ôΘr& óΟ çFö6 Å¡ym βr& (#θä. uøIè? $£ϑs9 uρ ÄΝ n=÷ètƒ ª!$# t⎦⎪Ï% ©!$# (#ρ߉ yγ≈ y_ öΝ ä3ΖÏΒ óΟ s9 uρ (#ρä‹Ï‚−Gtƒ ⎯ ÏΒ Èβρߊ

«!$# Ÿωuρ ⎯ Ï&Î!θß™ u‘ Ÿωuρ t⎦⎫ÏΖ ÏΒ÷σ ßϑø9 $# Zπ yf‹Ï9 uρ 4 ª!$# uρ 7 Î7 yz $yϑÎ/ šχθè= yϑ÷ès? ∩⊇∉∪

16. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

16. Naha maranéh nyangka yén maranéh rék diantepkeun baé, padahal

Allah tacan ngabuktikeun saha jalma-jalma anu jihad ti antara maranéh; jeung jalma-jalma anu henteu ngajadikeun saha-saha jadi sobat dalitna salian ti Allah katut Rasul-Na jeung kaom mu'minin. Jeung Allah Maha Ningali kana saniskara anu ku maranéhna dilampahkeun.

Pada terjemahan di atas, khususnya pada terjemahan bahasa Indonesia

muncul kembali kata serapan yang lain. Kata jihad yang diserap dari kata جهاد

/jihâd/. Setelah penyesuaian fonem /â/ menjadi /a/ dalam bahasa Indonesia, kata

Page 174: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

58

ini mengalami penyempitan makna. Makna asal adalah ‘perjuangan’53 tetapi

makna sasaran menjadi ‘usaha sungguh-sungguh membela agama islam dengan

mengorbankan harta benda’54

$tΒ tβ% x. t⎦⎫Ï. Î ô³ ßϑ ù=Ï9 βr& (#ρãßϑ÷ètƒ y‰ Éf≈ |¡ tΒ «! $# z⎯ƒ ωÎγ≈ x© #’ n?tã Ν Îγ Å¡àΡr& Ìø ä3ø9 $$ Î/ 4 y7Íׯ≈ s9 'ρé&

ôMsÜ Î7 ym óΟ ßγ è=≈ yϑôãr& ’ Îûuρ Í‘$Ζ9 $# öΝ èδ šχρà$ Î#≈ yz ∩⊇∠∪

17. Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.

17. Henteu pantes jalma-jalma musrikin ngama’murkeun masjid-

masjid Allah kalawan maranéhna nyarakseni kana kakupuran dirina sorangan. Maranéhna jalma-jalma anu gugur sagala amalna, jeung nya di naraka maranéhna baris langgéng.

Pada terjemahan ayat di atas, muncul kata serapan yang lain, makmur, dan

mesjid untuk bahasa Indonesia. Ma’mur, masjid dan kupur untuk bahasa Sunda.

Kata serapan yang mengalami pergeseran makna ialah kata makmur / ma’mur

yang diserap dari kata معمور /ma‘mur/ yang bermakna ‘yang didiami.’55

Sedangkan pada bahasa sasaran bermakna ‘banyak hasil, sejahtera dan serba

53 Munawir, A, W, h. 234 54 Departemen Pendidikan Nasional, h. 473 55 Munawir, A, W, h. 1043

Page 175: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

59

berkecukupan’56 untuk bahasa Indonesia dan bermakna ‘segala ada dan serba

berkecukupan’57 untuk bahasa Sunda.

Dengan demikian, pada kedua terjemahan kata makmur dan ma’mur

menjadi sangat metaforis. Namun, tidak tepat memunculkan untuk memberikan

padanan pada kata yang dikehendaki dengan makna ‘mendiami’. Proses

penyesuaian fonem tidak berbeda dengan kata yang sedah diterangkan yang

mempunyai kemiripan dalam bentuk.

$yϑΡÎ) ãßϑ ÷è tƒ y‰ Éf≈ |¡ tΒ «! $# ô⎯ tΒ š∅ tΒ# u™ «! $$Î/ ÏΘöθu‹ø9 $# uρ ÌÅz Fψ$# tΠ$s%r& uρ nο4θ n=¢Á9 $# ’ tA# u™uρ

nο4θ Ÿ2 ¨“9 $# óΟ s9 uρ |·øƒ s† ωÎ) ©! $# ( #†|¤ yèsù y7Íׯ≈ s9 'ρé& βr& (#θçΡθä3 tƒ z⎯ ÏΒ š⎥⎪ωtFôγ ßϑø9 $# ∩⊇∇∪

18. Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

18. Anu rék ngama'murkeun masjid-masjid téh mah ngan wungkul

jalma-jalma anu ariman malah jeung kana poé ahir jeung anu ngaradakeun salat sarta nyarumponan jakat anu henteu sarieun salian ti ku Allah. Ku sabab éta mugia maranéhna jadi ti antara jalma-jalma anu mareunang pituduh.

pada terjemahan di atas, kata serapan yang baru adalah ahir untuk bahasa

sunda yang diserap dari kata أخر /’akhir/ tanpa perubahan makna.

56 Departemen Pendidikan Nasional, h. 703 57 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 300

Page 176: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

60

* ÷Λ ä⎢ù=yè y_r& sπ tƒ$s) Å™ Ædl!$pt ø:$# nοu‘$yϑÏãuρ ω Éf ó¡ yϑø9 $# ÏΘ# t pt ø:$# ô⎯ yϑx. z⎯ tΒ# u™ «!$$Î/ ÏΘöθu‹ø9 $# uρ ÌÅzFψ$#

y‰yγ≈ y_uρ ’ Îû È≅‹ Î6 y™ «!$# 4 Ÿω tβ… âθtFó¡tƒ y‰ΖÏã «! $# 3 ª! $# uρ Ÿω “ω öκ u‰ tΠ öθs) ø9 $# t⎦⎫ÏΗÍ>≈ ©à9 $# ∩⊇®∪

19. Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.

19. Naha (jalma-jalma) anu meré nginum ka jalma anu munggah haji

jeung anu ngama'murkeun Masjidil Haram téh ku maranéh disaruakeun jalma-jalma anu ariman ka Allah katut kana poé ahir sarta anu jihad dina jalan Allah? Maranéhna hénteu sarua mungguhing Allah, jeung Allah henteu maparin pituduh ka jalma-jalma anu darolim.

Kata serapan yang lain yang muncul pada terjemahan ini ialah kata zalim

dan dolim. Setelah penyesuaian fonem, keduanya tidak mengalami perubahan

makna yang fatal.

t⎦⎪Ï% ©!$# (#θãΖtΒ# u™ (#ρãy_$ yδ uρ (#ρ߉ yγ≈ y_ uρ ’ Îû È≅‹ Î6 y™ «! $# ôΜ ÏλÎ;≡ uθøΒr'Î/ öΝ Íκ ŦàΡr& uρ ãΝ sà ôãr& ºπ y_ u‘ yŠ

y‰Ψ Ïã «!$# 4 y7Íׯ≈ s9 'ρé& uρ ç/ èφ tβρâ“ Í←!$x ø9 $# ∩⊄⊃∪

20. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.

Page 177: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

61

20. Jalma-jalma anu ariman jeung anu hijrah sarta anu jihad dina jalan Allah ku harta-bandana katut jiwana, luhur pisan darajatna mungguhing Allah; jeung nya maranéhna jalma-jalma anu meunang kauntungan.

Kata hijrah dan derajat yang diserap oleh ke bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda juga tidak mengalami perubahan makna. Makna yang terkandung dalam

kata hijrah dan derajat/darajat pada bahasa sasaran masih sama dengan bahasa

sumber.

öΝ èδçÅe³ t6 ãƒ Ο ßγ š/ u‘ 7π yϑ ôm tÎ/ çμ ÷Ψ ÏiΒ 5β≡ uθ ôÊÍ‘ uρ ;M≈ ¨Ζy_uρ öΝ çλ°; $pκ Ïù ÒΟŠ ÏètΡ íΟŠ É) •Β ∩⊄⊇∪

21. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal.

21. Pangeran maranéhna ngabubungah maranéhna ku rahmat ti Anjeunna,

ku karido jeung sawarga pikeun maranehna, di dinyana kasenangan anu langgeng.

š⎥⎪Ï$ Î#≈ yz !$pκ Ïù # ´‰t/ r& 4 ¨βÎ) ©!$# ÿ… çνy‰Ψ Ïã íô_r& ÒΟŠ Ïà tã ∩⊄⊄∪

22. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

22. Kaayaan maranéhna langgeng di dinya salalawasna; karana saestuna

Allah, di Anjeunna aya pahala anu gedé.

Page 178: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

62

$pκ š‰ r'≈ tƒ š⎥⎪Ï% ©!$# (#θãΖtΒ# u™ Ÿω (# ÿρä‹Ï‚−Fs? öΝ ä. u™!$t/# u™ öΝ ä3tΡ≡ uθ÷zÎ) uρ u™!$uŠÏ9 ÷ρr& ÈβÎ) (#θ™6 ystGó™ $# tø à6 ø9 $#

’ n?tã Ç⎯≈yϑƒ M}$# 4 ⎯ tΒuρ Ο ßγ ©9 uθtGtƒ öΝ ä3ΖÏiΒ y7Íׯ≈ s9 'ρé'sù ãΝ èδ šχθßϑÎ=≈ ©à9 $# ∩⊄⊂∪

23. Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.

23. Yeuh, jalma-jalma anu ariman! Maranéh ulah ngajadikeun bapa-bapa

maranéh jeung dulur-dulur maraneh jadi pamingpin, upama maranéhna leuwih mikaresep kakupuran batan kaimanan mah. Jeung sing saha ti antara maranéh anu ngangkat maranéhna jadi pamingpin-pamingpin; nya maranéhna jalma-jalma anu darolim.

ö≅ è% βÎ) tβ% x. öΝ ä. äτ!$t/# u™ öΝ à2äτ!$oΨ ö/ r& uρ öΝ ä3çΡ≡ uθ÷zÎ)uρ ö/ ä3ã_≡ uρø—r& uρ óΟ ä3è?u ϱtãuρ îΑ≡ uθøΒr& uρ

$yδθßϑçGøùu tIø%$# ×οt≈ pg ÏB uρ tβöθ t±øƒ rB $yδyŠ$ |¡x. ß⎯ Å3≈ |¡tΒuρ !$yγ tΡöθ|Êös? ¡= ymr& Ν à6 ø‹s9 Î) š∅ÏiΒ «!$#

⎯ Ï&Î!θß™ u‘ uρ 7Š$yγ Å_uρ ’ Îû ⎯ Ï&Î#‹Î7 y™ (#θÝÁ−/ utI sù 4©®Lym š†ÎAù' tƒ ª!$# ⎯ ÍνÍöΔr'Î/ 3 ª!$# uρ Ÿω “ωöκ u‰ tΠ öθs) ø9 $#

š⎥⎫É) Å¡≈ x ø9 $# ∩⊄⊆∪

24. Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu takuti kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Page 179: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

63

24. Pok caritakeun: "Upama bapa-bapa arandika, jeung anak-anak arandika, jeung dulur-dulur arandika, jeung bojo-bojo arandika, jeung baraya-baraya arandika, jeung harta-banda anu ku arandika diusahakeun, jeung perdagangan anu ku arandika dipikarempan bisi rugi, jeung padumukan-padumukan anu ku arandika dipikabetah, ku arandika leuwih dipicinta ti batan Allah jeung Rasul-Na jeung jihad dina jalan-Na, nya pék geura tunggu nepi ka Allah ngadatangkeun siksa-Na. Jeung Allah henteu maparin pituduh ka kaom anu parasék.

ô‰s) s9 ãΝ à2u|ÇtΡ ª!$# ’Îû z⎯ ÏÛ#uθtΒ ;οu ÏWŸ2   tΠ öθtƒ uρ A⎦ ÷⎫ uΖãm   øŒ Î) öΝ à6 ÷Gt6 yfôãr& öΝ à6 è?uøYx. öΝ n=sù

Ç⎯ øóè? öΝ à6Ζtã $\↔ø‹x© ôMs%$|Êuρ ãΝ à6 ø‹n=tæ Ù⇓ö‘ F{ $# $yϑÎ/ ôMt6 ãmu‘ §Ν èO Ν çGøŠ©9 uρ š⎥⎪ÌÎ/ ô‰•Β

∩⊄∈∪

25. Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai Para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang Luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.

25. Saenyana Allah mindeng pisan nulungan maranéh (mu'minin) di

médan-médan pangperangan. Tapi di médan perang Hunain nalika maranéh ujub alatan lobana balad maranéh, nya taya paédahna pikeun maranéh saeutik ogé; jeung bumi anu jembar oge ku maranéh karasa heurin, tuluy maranéh jicir ngalacir.

Pada kedua terjemahan terdapat kata hunain yang diserap begitu saja oleh

karena ia adalah nama. Pada terjemahan bahasa Indonesia muncul kata manfaat

yang diserap dari kata ةعمنف /manfa‘ah/ dan menyerap maknanya begitu saja. Juga

pada bahasa Sunda muncul kata paédah yang diserap dari kata فائدة /fâidah/

dengan penyesuain fonem tetapi menyerap maknanya begitu saja.

Page 180: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

64

§Ν èO tΑ t“Ρr& ª!$# … çμ tGt⊥‹ Å3y™ 4’ n?tã ⎯ Ï&Î!θß™ u‘ ’ n?tãuρ š⎥⎫ÏΖÏΒ÷σ ßϑø9 $# tΑ t“Ρr& uρ # YŠθãΖã_ óΟ ©9 $yδ÷ρts?

z>¤‹tãuρ š⎥⎪Ï% ©!$# (#ρãx x. 4 šÏ9≡ sŒ uρ â™!# t“ y_ t⎦⎪ÍÏ≈ s3ø9 $# ∩⊄∉∪

26. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan Demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.

26. Ti dinya Allah maparin katengtreman ka Rasul-Na jeung ka kaom

mu'minin. Jeung Allah nurunkeun balatentara anu henteu katenjo ku maranéh, jeung Allah nibankeun siksaan ka jalma-jalma anu kalupur. Eta teh wawales pikeun jalma-jalma kapir.

¢Ο èO Ü>θçGtƒ ª!$# .⎯ ÏΒ Ï‰÷èt/ šÏ9≡ sŒ 4’ n?tã ⎯ tΒ â™!$t±o„ 3 ª!$# uρ Ö‘θà xî ÒΟ‹Ïm§‘ ∩⊄∠∪

27. Sesudah itu Allah menerima taubat dari orang-orang yang dikehendakiNya. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

27. Tuluy Allah nampi tobat sabadana kitu ti sing saha anu dikersakeun

ku Anjeunna. Jeung Allah teh Maha Jembar Pangampura, Maha Asih.

$yγ •ƒ r'≈ tƒ š⎥⎪Ï% ©!$# (# þθãΖtΒ# u™ $yϑΡÎ) šχθä. Îô³ ßϑø9 $# Ó§ pg wΥ Ÿξsù (#θç/ tø) tƒ y‰Éfó¡ yϑø9 $# tΠ# tysø9 $# y‰÷è t/

öΝ Îγ ÏΒ$tã # x‹≈ yδ 4 ÷βÎ)uρ óΟ çFø Åz \'s#øŠtã t∃öθ|¡sù ãΝ ä3‹ÏΖøóムª!$# ⎯ ÏΒ ÿ⎯ Ï&Î#ôÒsù βÎ) u™!$ x© 4 χÎ) ©!$#

íΟŠ Î=tæ ÒΟŠ Å6 ym ∩⊄∇∪

Page 181: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

65

28. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang

musyrik itu najis, Maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam

sesudah tahun ini. dan jika kamu takut menjadi miskin, Maka Allah

nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia

menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana.

28. Yeuh jalma-jalma anu ariman!"Saéstuna taya lian kaom musrikin téh

manusa nu najis, ku sabab éta maranéhna teu meunang ngadeukeutan

Masjidil Haram sabada taun-taun ieu. Jeung upama maranéh sieun

jadi miskin, nya Allah engke baris maparin kabeungharan ka maranéh

tina kurnia-Na, upama Anjeunna ngersakeun, saéstuna Allah Maha

Uninga, Maha Wijaksana.

Pada terjemaha di atas, di ke dua terjemahan muncul kata najis yang

diserap begitu saja sebab berhubungan dengan hal-hal tertentu dalam soal

peribadatan pada agama Islam.

Page 182: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

66

#θè=ÏG≈ s% š⎥⎪Ï% ©!$# Ÿω šχθãΖÏΒ÷σ ム«!$$Î/ Ÿωuρ ÏΘöθu‹ø9 $$Î/ ÌÅzFψ$# Ÿωuρ tβθãΒÌhpt ä† $tΒ tΠ §ym ª!$#

… ã&è!θß™ u‘ uρ Ÿωuρ šχθãΨƒ ωtƒ t⎦⎪ÏŠ Èd,ysø9 $# z⎯ ÏΒ š⎥⎪Ï% ©!$# (#θè?ρé& |=≈ tF Å6 ø9 $# 4©®Lym (#θäÜ ÷è ãƒ

sπ tƒ ÷“ Éfø9 $# ⎯ tã 7‰tƒ öΝ èδuρ šχρ ãÉó≈ |¹ ∩⊄®∪

29. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (Yaitu orang-orang) yang diberikan al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam Keadaan tunduk.

29. Prak geura perangan jalma-jalma anu henteu ariman ka Allah jeung

teu ariman kana poé ahir jeung henteu ngaharamkeun saniskara anu geus diharamkeun ku Allah jeung Rasul-Na, jeung henteu ngagem agama anu hak, ti antara jalma-jalma (Yahudi jeung Nasrani) anu geus dipaparin kitab nepi ka maranehna mayar jizyah (upeti) kalawan ta'at sarta serah bongkokan.

Selain kata jizyah dan kitab yang diserap begitu saja, pada terjemahan

bahasa Sunda muncul kata ta’at. Kata ta’at diserap dari kata /tâ’ah/.

ÏMs9$s%uρ ߊθßγ u‹ø9 $# í÷ƒ t“ ãã ß⎦ø⌠ $# «!$# ÏMs9$s%uρ “t≈ |Á¨Ψ9 $# ßxŠÅ¡yϑø9 $# Ú∅ö/ $# «!$# ( šÏ9≡ sŒ Ο ßγä9 öθs%

óΟ Îγ Ïδ≡ uθøùr'Î/ ( šχθä↔Îγ≈ ŸÒムtΑ öθs% t⎦⎪Ï% ©!$# (#ρãx Ÿ2 ⎯ ÏΒ ã≅ ö6 s% 4 ÞΟ ßγ n=tG≈ s% ª!$# 4 4’ ¯Τr&

šχθà6 sù÷σ ム∩⊂⊃∪

30. Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al masih itu putera Allah". Demikianlah itu Ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru Perkataan

Page 183: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

67

orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?

30. Jeung urang Yahudi nyarita: "Uzair téh putra Allah", jeung urang

Nasrani nyarita: "Al-Masih téh putra Allah." Éta téh omongan maranéhna ku sungut-sungutna kawas pok-pokan jalma-jalma kalupur anu ti heula. Allah ngabinasakeun maranéhna! Kumaha pangna maranehna nepi ka ngabalieur?

(# ÿρä‹sƒ ªB $# öΝ èδu‘$t6 ômr& öΝ ßγ uΖ≈ t6 ÷δ â‘ uρ $\/$t/ ö‘ r& ⎯ ÏiΒ Âχρ ߊ «!$# yx‹Å¡yϑø9 $# uρ š∅ö/ $# zΝ tƒ ötΒ !$tΒuρ

(# ÿρãÏΒé& ωÎ) (# ÿρ߉ç6 ÷èu‹Ï9 $Yγ≈ s9 Î) # Y‰Ïm≡ uρ ( Hω tμ≈ s9 Î) ωÎ) uθèδ 4 … çμ oΨ≈ ysö7 ß™ $£ϑtã šχθà2Ìô±ç„ ∩⊂⊇∪

31. Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

31. Maranéhna ngajadikeun ulama-ulamana jeung rahib-rahibna jadi

pangéran salian ti Allah, jeung nganggap (pangeran) ka Al-Masih anak Maryam, padahal maranéhna henteu diparéntah anging supaya ibadah ka Pangeran Nu Maha Tunggal. Taya deui Pangéran anging Anjeunna. Maha Suci Anjeunna tina saniskara anu ku maranéhna disarékatkeun.

Pada terjemaha ayat ini muncul rahib untuk kedua bahasa yang diserap

utuh dan begitu saja. Juga muncul kata ulama pada terjemahan bahasa sunda yang

pada terjemahan bahasa Indonesia menggunakan kata alim.

Page 184: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

68

šχρ ߉ƒ Ìムβr& (#θä↔Ï ôÜ ãƒ u‘θçΡ «!$# óΟ ÎγÏδ≡ uθøùr'Î/ †p1ù'tƒ uρ ª!$# HωÎ) βr& ¢Ο ÏFム… çνu‘θçΡ öθs9 uρ oνÌŸ2

šχρ ãÏ≈ s3ø9 $# ∩⊂⊄∪

32. Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.

32. Maranéhna rék mareuman cahaya Allah ku sungut-sungutna, tapi

Allah henteu mikersa lian ti nyampurnakeun cahaya-Na, sanajan jalma-jalma kapir téh henteu sarukaeun.

uθèδ ü”Ï% ©!$# Ÿ≅ y™ ö‘ r& … ã&s!θß™ u‘ 3“y‰ßγ ø9 $$Î/ È⎦⎪ÏŠ uρ Èd,ysø9 $# … çνtÎγ ôà ã‹Ï9 ’ n?tã Ç⎯ƒ Ïe$!$# ⎯ Ï&Íj#à2 öθs9 uρ

oνÌŸ2 šχθä. Îô³ ßϑø9 $# ∩⊂⊂∪

33. Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.

33. Nya Anjeunna anu geus ngutus Rasul-Na kalawan (mawa) pituduh

(Quran) jeung agama anu hak, pikeun Anjeunna ngabuktikeun kaunggulanana tina sakabeh agama, sanajan jalma-jalma musrik henteu sarukaeun.

Page 185: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

69

* $pκ š‰ r'≈ tƒ t⎦⎪Ï% ©!$# (# þθãΖtΒ# u™ ¨βÎ) # Z ÏWŸ2 š∅ÏiΒ Í‘$t6 ômF{ $# Èβ$t7 ÷δ”9 $# uρ tβθè=ä. ù' u‹s9 tΑ≡ uθøΒr& Ĩ$ ¨Ψ9 $#

È≅ ÏÜ≈ t6ø9 $$Î/ šχρ ‘‰ÝÁtƒ uρ ⎯ tã È≅‹ Î6 y™ «!$# 3 š⎥⎪Ï% ©!$# uρ šχρ ã”É∴ õ3tƒ |= yδ©%!$# sπ ÒÏ ø9 $# uρ Ÿωuρ

$pκ tΞθà) ÏΖム’Îû È≅‹ Î6 y™ «!$# Ν èδ÷Åe³ t7 sù A># x‹yèÎ/ 5ΟŠ Ï9 r& ∩⊂⊆∪

34. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.

34. Yeuh, jalma-jalma anu ariman! Saéstuna kalolobaanana ti antara

ulama-ulama Yahudi jeung rahib-rahib Nasrani téh ngadalahar harta-banda batur kalawan cara anu batal, jeung maranéhna ngahalang-halang (batur) tina jalan Allah. Jeung jalma-jalma anu nyarimpen emas jeung pérak sarta henteu ngadermakeun dina jalan Allah, nya geura bubungah maranéhna ku siksaan anu kacida peurihna.

Pada terjemahan di atas, pada ke dua bahasa muncul kata batil dan batal

keduanya diserap dari kata باطل /bâtil/. Makna pada bahasa sasaran tijak jauh

bergeser.

tΠ öθtƒ 4‘ yϑøt ä† $yγ øŠn=tæ ’ Îû Í‘$tΡ zΟ ¨Ζyγ y_ 2”uθõ3çGsù $pκ Í5 öΝ ßγ èδ$t6 Å_ öΝ åκæ5θãΖã_uρ öΝèδâ‘θßγ àß uρ ( # x‹≈ yδ

$tΒ öΝ è?÷”t∴ Ÿ2 ö/ ä3Å¡àΡL{ (#θè%ρä‹sù $tΒ ÷Λä⎢Ζä. šχρ â“ ÏΨ õ3s? ∩⊂∈∪

35. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu

Page 186: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

70

dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."

35. (Nyaeta) dina poéan dipanaskeunana (harta-bandana) di naraka

Jahanam, tuluy diistrikakeun harta anu geus panas téa kana tarangna kana gédéngna jeung kana tonggongna, (sarta dicaritakeun): "leu téh saniskara anu ku maranéh ditimbun pikeun diri maranéh téa, ku kituna pék geura rasakeun alatan maranéh geus nimbun."

Kata jahanam diserap sebagai istilah nama yang berkaitan dengan agama

Islam. Pada makna, juga diserap begitu saja.

¨βÎ) nÏã Í‘θåκ ’¶9 $# y‰ΖÏã «!$# $oΨ øO$# u|³ tã # \öκ y− ’Îû É=≈ tFÅ2 «!$# tΠ öθtƒ t,n=y{ ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9 $#

š⇓ö‘ F{ $# uρ !$pκ ÷] ÏΒ îπ yèt/ ö‘ r& ×Π ããm 4 šÏ9≡ sŒ ß⎦⎪Ïe$!$# ãΝ ÍhŠs) ø9 $# 4 Ÿξsù (#θßϑÎ=ôà s? £⎯ ÍκÏù öΝ à6 |¡àΡr& 4

(#θè=ÏG≈ s%uρ š⎥⎫Å2Îô³ ßϑø9 $# Zπ©ù!% x. $yϑŸ2 öΝ ä3tΡθè=ÏG≈ s) ムZπ ©ù!$Ÿ2 4 (# þθßϑn=÷æ$# uρ ¨βr& ©!$# yì tΒ

t⎦⎫É) −GãΚø9 $# ∩⊂∉∪

36. Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

36. Saestuna bilangan bulan mungguhing Allah mah nya duawelas bulan,

(kaungel) dina kitab Allah dina mangsa Anjeunna ngayugakeun iangit katut bumi, ti antarana aya opat bulan anu mulya. Éta téh (katangtuan) agama anu lempeng, ku kituna poma maranéh ulah nganiaya diri pribadi dina bulan éta, jeung prak geura perangan kaom

Page 187: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

71

musrikin sakumna cara maranéhna merangan maranéh sakumna. Jeung sing nyaho, yén Allah téh nyarengan jalma-jalma anu takwa.

$yϑΡÎ) â™û©Å¤Ψ9 $# ×οyŠ$tƒ Η ’ Îû Ìø à6 ø9 $# ( ‘≅ ŸÒムÏμÎ/ š⎥⎪ Ï% ©!$# (#ρãx x. … çμ tΡθ=Ït ä† $YΒ% tæ … çμ tΡθãΒÌhpt ä†uρ

$YΒ% tæ (#θä↔ÏÛ#uθã‹Ïj9 nÏã $tΒ tΠ §ym ª!$# (#θ=Åsã‹sù $tΒ tΠ §ym ª!$# 4 š∅Îiƒ ã— óΟ ßγs9 â™þθß™ óΟ ÎγÎ=≈ yϑôãr& 3

ª!$# uρ Ÿω “ωôγ tƒ tΠ öθs) ø9 $# š⎥⎪ÍÏ≈ x6 ø9 $# ∩⊂∠∪

37. Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan Haram itu adalah

menambah kekafiran. disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, Maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

37. Saéstuna ngulur-ngulur (bulan-bulan haram) téh taya lian jaba ti

nambahan kakupuran, lampah kitu téh nyasarkeun jalma-jalma kapir, (nyaeta) maranéhna anu ngahalalkeunana dina taun ieu jeung maranéhna ngaharamkeunana dina taun (lianna), pikeun ngajejegkeun bilangan (bulan-bulan) anu diharamkeun ku Allah, jadi maranéhna ngahalalkeun (bulan-bulan) anu ku Allah diharamkeun. Dipapaésan pikeun maranéhna amal-amalna nu goréng, jeung Allah henteu maparin pituduh ka kaom kapirin.

$yγ •ƒ r'≈ tƒ š⎥⎪Ï% ©!$# (#θãΖtΒ# u™ $tΒ ö/ ä3s9 # sŒ Î) Ÿ≅Š Ï% â/ ä3s9 (#ρãÏΡ$# ’Îû È≅‹ Î6 y™ «!$# óΟ çFù=s%$O$# ’ n<Î) ÇÚ ö‘ F{ $#

4 Ο çF ÅÊu‘ r& Íο4θu‹ysø9 $$Î/ $u‹÷Ρ‘‰9 $# š∅ÏΒ ÍοtÅz Fψ$# 4 $yϑsù ßì≈ tFtΒ Íο4θuŠysø9 $# $u‹÷Ρ‘‰9 $# ’ Îû ÍοtÅzFψ$# ωÎ)

î≅‹ Î=s% ∩⊂∇∪

Page 188: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

72

38. Hai orang-orang yang beriman, Apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.

38. Yeuh, jalma-jalma ariman! Naon sababna upama diparéntahkeun ka

maranéh: "Prak geura jihad dina jalan Allah", maraneh beurat ka dunya? Naha maranéh leuwih micinta kahirupan dunya batan kahirupan ahérat, padahal kahirupan dunya dibandingkeun jeung kahirupan ahérat mah ngan saeutik pisan?

ωÎ) (#ρãÏΖs? öΝ à6 ö/ Éj‹yèム$¹/# x‹tã $VϑŠ Ï9 r& öΑ ωö7 oK ó¡o„ uρ $·Βöθs% öΝ à2uö xî Ÿωuρ çνρ”àÒ s? $\↔ø‹x© 3 ª!$# uρ

4’ n?tã Èe≅à2 &™ó_x« íƒ Ï‰s% ∩⊂®∪

39. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

39. Upama maraneh henteu arindit (ka pangperangan) Anjeunna baris

nyiksa maraneh ku siksaan anu kacida peurihna, jeung Anjeunna bakal ngaganti maraneh ku hiji kaom nu séjén, sedengkeun maranéh moal bisa ngamadorotkeun Anjeunna saeutik ogé, karana Allah téh Maha Kawasa kana sagala perkara.

ωÎ) çνρãÝÁΖs? ô‰s) sù çνt|ÁtΡ ª!$# øŒ Î) çμ y_t÷zr& t⎦⎪Ï% ©!$# (#ρãx Ÿ2 š†ÎΤ$rO È⎦÷⎫oΨ øO$# øŒÎ) $yϑèδ †Îû

Í‘$tóø9 $# øŒ Î) ãΑθà) tƒ ⎯ Ïμ Î7 Ås≈ |ÁÏ9 Ÿω ÷βt“ øt rB χÎ) ©!$# $oΨ yè tΒ ( tΑ t“Ρr'sù ª!$# … çμ tGt⊥‹ Å6 y™ Ïμ ø‹n=tã

… çνy‰−ƒ r& uρ 7ŠθãΨ àfÎ/ öΝ ©9 $yδ÷ρt s? Ÿ≅ yèy_uρ sπ yϑÎ=Ÿ2 š⎥⎪Ï% ©!$# (#ρãx Ÿ2 4’ n?ø ¡9 $# 3 èπ yϑÎ=Ÿ2 uρ «!$#

š†Ïφ $u‹ù=ãèø9 $# 3 ª!$# uρ  Í•tã íΟŠ Å3ym ∩⊆⊃∪

Page 189: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

73

40. Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

40. Upama maranéh (munapikin) henteu daék nulungan manéhna

(Muhammad), nya saéstuna Allah geus nulungan manehna nalika jalma-jalma kapir ngusir manéhna, manehna téh anu kadua ti antara duaan nalika maranehna di jero guha; manéhna nyarita ka baturna (Abu Bakar): "Poma ulah pisan anjeun nalangsa, karana saestuna Allah nyarengan urang." Tuluy Allah maparin katengtreman Anjeunna ka manéhna, jeung Anjeunna nguatkeun manéhna ku balatentara anu ku maranéh henteu katenjo, sarta Anjeunna ngajadikeun kalimah jalma-jalma kapir di handap jeung nya kalimah-kalimah Allah anu luhung, karana Allah Maha Gagah, Maha Wijaksana.

(#ρãÏΡ$# $]ù$x Åz Zω$s) ÏO uρ (#ρ߉Îγ≈ y_uρ öΝ à6 Ï9≡ uθøΒr'Î/ öΝä3Å¡àΡr& uρ ’ Îû È≅‹ Î6 y™ «!$# 4 öΝ ä3Ï9≡ sŒ ×ö yz

öΝ ä3©9 βÎ) óΟ çFΖä. šχθßϑn=÷ès? ∩⊆⊇∪

41. Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat,

dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

41. Bral geura arindit boh dina kaayaan enténg boh dina kaayaan beurat,

jeung geura jihad ku harta-banda maranéh katut jiwa maranéh dina jalan Allah, karana lampah kitu téh leuwih hade pikeun maranéh, upama maranéh nyaho mah.

Page 190: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

74

öθs9 tβ% x. $ZÊ{tã $Y7ƒ Ìs% # \x y™ uρ # Y‰Ï¹$s% x8θãèt7 ¨?ω .⎯ Å3≈s9 uρ ôNy‰ãèt/ ãΝ Íκ ö n=tã èπ¤) ’±9 $# 4

šχθà Î=ósu‹y™ uρ «!$$Î/ Èθs9 $oΨ ÷èsÜ tFó™ $# $uΖô_tsƒ m: öΝ ä3yètΒ tβθä3Î=öκ ç‰ öΝ åκ |¦àΡr& ª!$# uρ ãΝ n=÷ètƒ öΝ åκ ¨Ξ Î)

tβθç/ É‹≈ s3s9 ∩⊆⊄∪

42. Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu Keuntungan yang mudah

diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu Amat jauh terasa oleh mereka. mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: "Jikalau Kami sanggup tentulah Kami berangkat bersama-samamu." mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.

42. Upama anu diuarkeun ka maranéhna téh kasénangan anu nampeu

(mangpa'at) jeung perjalanan anu pikabungaheun, tanwandé maranéhna bakal nurut ka manéh, tapi éta perjalanan téh rumpil pikeun maranéhna mah, jeung maranéhna baris susumpahan kalayan asma-Na Allah: "Upama kaula sarerea bisa mah tanwandé kaula saréréa baris indit babarengan jeung aran-dika." (Tah peta kitu téh) ngabinasakeun dirina pribadi, jeung Allah uninga yén maranéhna jalma-jalma anu ngabarohong.

$x tã ª!$# šΖtã zΝ Ï9 |MΡÏŒ r& óΟ ßγ s9 4©®Lym t⎦⎫t6 tGtƒ šs9 š⎥⎪Ï% ©!$# (#θè%y‰|¹ zΜ n=÷ès?uρ

š⎥⎫Î/ É‹≈ s3ø9 $# ∩⊆⊂∪

43. Semoga Allah mema'afkanmu. mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?

Page 191: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

75

43. Allah maparin ma'ap ka manéh, naha geuning manéh (Muhammad) ngidinan maranéhna saméméh tétéla pikeun manéh jalma-jalma anu bener jeung kanyahoan jalma-jalma anu barohong?

Ÿω šçΡÉ‹ø↔tFó¡o„ t⎦⎪Ï% ©!$# šχθãΖÏΒ÷σ ム«!$$Î/ ÏΘöθu‹ø9 $# uρ ÌÅzFψ$# βr& (#ρ߉Îγ≈ yfムóΟ Îγ Ï9≡uθøΒr'Î/

öΝ Íκ ŦàΡr& uρ 3 ª!$# uρ 7ΟŠ Î=tæ t⎦⎫É) −Gßϑø9 $$Î/ ∩⊆⊆∪

44. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang bertaqwa.

44. Jalma-jalma anu ariman ka Allah jeung kana poé ahir, moal ménta

idin ka maneh (pikeun mundur) tina jihad ku harta bandana katut jiwana, karana Allah uninga ka jalma anu takwa.

$yϑΡÎ) šçΡÉ‹ø↔tFó¡o„ t⎦⎪Ï% ©!$# Ÿω šχθãΖÏΒ÷σ ム«!$$Î/ ÏΘöθ u‹ø9 $# uρ ÌÅzFψ$# ôMt/$s?ö‘ $# uρ óΟ ßγ ç/θè=è% óΟ ßγ sù ’ Îû

óΟ Îγ Î6÷ƒ u‘ šχρߊ ¨Š utItƒ ∩⊆∈∪

45. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari Kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya.

45. Anu menta idin ka maneh téh ngan wungkul jalma-jalma anu henteu

ariman ka Allah jeung kana poé ahir, jeung anu haténa marangmang. Ku kituna maranéhna bakal mandeg-mayong dina kamangmanganana.

Page 192: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

76

* öθs9 uρ (#ρߊ# u‘ r& ylρãã‚ø9 $# (#ρ‘‰tãV{ … ã&s! Zãã ⎯ Å3≈ s9 uρ oνÌ Ÿ2 ª!$# öΝ ßγ rO$yèÎ7 /Ρ$# öΝ ßγsÜ ¬7 sV sù Ÿ≅Š Ï%uρ

(#ρ߉ãèø%$# yì tΒ š⎥⎪ωÏè≈ s) ø9 $# ∩⊆∉∪

46. Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, Maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu."

46. Jeung upama maranéhna harayangeun indit, tangtu maranéhna baris

nyadiakeun bekel, tapi Allah henteu mikaresep maranéhna arindit, ku kituna Anjeunna ngahoréamkeun maranéhna, sarta nimbalan: "Geura caricing maranéh babarengan jeung jalma-jalma anu caricing!"

öθs9 (#θã_t yz / ä3‹Ïù $Β öΝ ä.ρߊ# y— ωÎ) Zω$t6 yz (#θãè |Ê÷ρV{ uρ öΝ ä3n=≈ n=Ï{ ãΝ à6 tΡθäóö7 tƒ sπ uΖ÷FÏ ø9 $#

óΟ ä3‹Ïùuρ tβθãè≈ £ϑy™ öΝ çλm; 3 ª!$# uρ 7ΟŠ Î=tæ t⎦⎫ÏϑÎ=≈ ©à9$$Î/ ∩⊆∠∪

47. Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk Mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang Amat suka mendengarkan Perkataan mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.

47. Upama maranéhna arindit bareng jeung maranéh, maranéhna henteu

nambahan naon-naon salian ti ngacowkeun, jeung maranéhna baris tingsulusup di antara maranéh pikeun nyebarkeun pacéngkadan lantaran di antara maranéh aya jalma-jalma anu daék ngadéngé ka maranéhna, tapi Allah Maha Uninga ka jalma-jalma anu darolim.

Page 193: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

77

ωs) s9 (# âθtó tFö/ $# sπ uΖ÷FÏ ø9 $# ⎯ ÏΒ ã≅ ö6 s% (#θç7 ¯=s%uρ šs9 u‘θãΒW{ $# 4©®Lym u™!$y_ ‘,ysø9 $# tyγ sß uρ âöΔr& «!$# öΝ èδuρ

šχθèδÌ≈ Ÿ2 ∩⊆∇∪

48. Sesungguhnya dari dahulupun mereka telah mencari-cari kekacauan dan mereka mengatur pelbagai macam tipu daya untuk (merusakkan)mu, hingga datanglah kebenaran (pertolongan Allah) dan menanglah agama Allah, Padahal mereka tidak menyukainya.

48. Saestuna maranéhna seja nimbulkeun pitenah ti anggalna jeung

maranéhna ngusutkeun perkara-perkara pikeun manéh, nepi ka datang hak jeung tétéla pisan urusan Allah, sedengkeun maranéhna ceuceubeun.

Ν ßγ ÷ΖÏΒuρ ⎯ ¨Β ãΑθà) tƒ βx‹ø $# ’Ík< Ÿωuρ û©Íh_ÏGø s? 4 Ÿωr& ’ Îû Ïπ uΖ÷GÏ ø9 $# (#θäÜ s) y™ 3 χÎ)uρ zΟ ¨Ψ yγ y_

8π sÜŠÅsßϑs9 š⎥⎪ÍÏ≈ x6 ø9 $$Î/ ∩⊆®∪

49. Di antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah." ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.

49. Jeung ti antara maranéhna aya anu nyarita: "Idinan kaula (cicing)

jeung poma ulah mitenah kaula." Sing nyaho yen maranehna geus tigebrus kana pitenah. Jeung saéstuna Jahanam téh ngurung jalma-jalma kapir.

Pada ayat ini ditemukan satu kata serapan yang makna dan bentuk

bunyinya berubah. Kata الفتنة /al-fitnah/ dalam bahasa Indonesia menjadi fitnah

sedangkan dalam bahasa Sunda menjadi pitenah. Makna kata الفتنة dalam bahasa

Page 194: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

78

Arab yang bermakna ‘kesesatan’.58 Pada bahasa Indonesia kata fitnah bermakna

‘perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan

maksud menjelekan orang,’59 sedangkan dalam bahasa Sunda pitenah bermakna

‘caritaan anu ngandung maksud ngarugikeun batur (perkataan yang mengandung

maksud merugikan orang lain)’.60 Dengan kata lain, penerjemahan kata /al-fitnah/

di atas kurang tepat. Sebab yang dimaksud pada ayat di atas adalah sebagaimana

sudah diterangkan pada Bab I.

βÎ) šö7 ÅÁè? ×π uΖ|¡ym öΝ èδ÷σ Ý¡s? ( βÎ)uρ šö7 ÅÁè? ×π t6ŠÅÁãΒ (#θä9θà) tƒ ô‰s% !$tΡõ‹s{ r& $tΡtøΒr& ⎯ ÏΒ ã≅ö6 s%

(#θ©9 uθtGtƒ uρ öΝ èδρ šχθãmÌsù ∩∈⊃∪

50. Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: "Sesungguhnya Kami sebelumnya telah memperhatikan urusan Kami (tidak pergi perang)" dan mereka berpaling dengan rasa gembira.

50. Upama kahadéan tumiba ka manéh, maranéhna henteu sarukaeun;

jeung upama kacilakaan tumiba ka manéh, pokna: Saéstuna kaula saréréa geus ngajaga diri pribadi ti anggalna", Jeung maranéhna ngabalieur kalayan suka bungah.

58 Munawir, A, W, h. 1033 59 Departemen Pendidikan Nasional, h. 318 60 Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, h. 389

Page 195: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

79

B. Perbandingan Bentuk Penyerapan

Daftar kata serapan di bawah ini berdasarkan urutan kemunculan dari ayat

pertama sampai ayat ke lima puluh. Daftar di bawah dimaksudkan untuk melihat

secara keseluruhan perbandingan bentuk penyerapan. Bentuk yang disusun dalam

daftar adalah betuk dasar kata yang diserap dari bahasa Arab yang ada dalam

bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

no Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda

Allah Allah االله 1

رسول 2 Rasul Rasul

مشرآيـن 3 Musyrikin Musrikin

مسلميـن 4 Muslimin Muslimin

آافر 5 Kafir Kapir

لومعم 6 Maklum Ma’lum

قوم 7 Kaum Kaom

حج 8 Haji Haji

آبرأ 9 Akbar Akbar

ةتوب 10 Taubat Tobat

تقوى 11 Takwa Takwa

ماحر 12 Haram Haram

صلاة 13 Sholat Salat

زآاة 14 Zakat Jakat

فاسق 15 Fasik Pasék

ةيآ 16 Ayat Ayat

بعد 17 Bakda Bada

Page 196: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

80

حق 18 Hak Hak

نامإي 19 Iman Iman

داجه 20 Jihad Jihad

مسجد 21 Mesjid Masjid

آفر 22 Kufur Kupur

مورعم 23 Makmur Ma’mur

اخير 24 Akhir Ahir

ظالم 25 Zalim Dolim

رضى 26 Ridha Rido

فائدة 27 Faidah Paédah

سنج 28 Najis Najis

عالم 29 Alim Alim

علماء 30 Ulama Ulama

بهار 31 Rahib Rahib

باطل 32 Batil Batal

عامل 33 Amal Amal

خرةأ 34 Akhirat Ahérat

مضرة 35 Mudharat Madorot

منافق 36 Munafik Munapik

ةعمنف 37 Manfaat Mangpa’at

اءاسم 38 Asma Asma

معف 39 Ma’af Ma’ap

رعذ 40 Uzur Udur

فتنة 41 Fitnah Pitenah

Page 197: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

81

Kata-kata yang ditebalkan tidak muncul dalam terjemahan bahasa Indonesia.

Demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana bentuk

kata serapan pada kedua bahasa dan perbandingan perubahan makna pada kedua

bahasa. Dari daftar di atas bisa langsung jelas terlihat bagaimana penyesuaian

fonem dalam penyerepan dilakukan pada kedua bahasa.

Page 198: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

F

SYA

FAKULTAUNIVERS

ARIF HID

S ADAB DASITAS ISL

DAYATU

AN HUMANLAM NEGLLAH JA

NIORAGERI AKARTAA

Page 199: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

82

BAB IV

Penutup

A. Keimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan dari berbagai aspek yang

dibutuhkan, penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Kata serapan, secara keseluruhan, jika dipakai dengan tepat tidak lah

terlalu berpengaruh fatal. Terkecuali, kata serapan yang sudah

memiliki makna baru yang berbeda dengan kata asal atau sudah

termasuk ke dalam daftar kata faux amis. Pada penerjemahan,

penggunaan kata serapan dari bahasa sumber yang diterjemahkan

sebaiknya dihindari jika masih ada padanan dalam bahasa sasar yang

bisa digunakan. Dengan demikian, terjemahan akan lebih mengena dan

makna yang diinginkan bahasa sumber tercapai. Sebagai contoh yang

tidak tepat menggunakan kata serapan terdapat pada ayat 3.

×β≡ sŒ r& uρ š∅ÏiΒ «!$# ÿ⎯Ï&Î!θß™ u‘ uρ ’ n<Î) Ĩ$ ¨Ζ9 $# tΠöθtƒ Ædk pt ø: $# Î y9 ò2 F{ $# ¨βr& ©!$# Ö™ü“Ì t/ z⎯ ÏiΒ

t⎦⎫Ï. Îô³ ßϑø9 $#   … ã&è!θß™ u‘ uρ 4 βÎ* sù öΝ çF ö6 è? uθßγ sù ×ö yz öΝ à6 ©9 ( βÎ)uρ öΝ çGøŠ©9 uθs? (# þθßϑn=÷æ$$ sù öΝ ä3¯Ρr&

çö xî “Ì“ Éf÷èãΒ «!$# 3 ÎÅe³ o0uρ t⎦⎪Ï% ©!$# (#ρãx x. >U# x‹yèÎ/ AΟŠ Ï9 r& ∩⊂∪

Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa Sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertaubat, Maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. dan

Page 200: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

83

beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Jeung (ieu téh) wawaran ti Allah jeung Rasul-Na ka manusa dina hiji poé haji akbar, yen saéstuna Allah jeung Rasul-Na megatkeun hubungan ti kaom musrikin. Ku kituna, upama maranéh tobat, nya hadé pisan pikeun maranéh, jeung upama maranéh ngabalieur, nya sing nyaho yen maranéh moal bisa lesot tina (siksaan) Allah; jeung geura bejakeun ka jalma-jalma kapir perkara siksaan anu kacida nyerina.

Pada terjemahan bahasa Indonesia, penggunaak kata permakluman

yang berasal dari kata maklum yang diserap dari kata ma‘lûm bahasa

Arab kurang tepat untuk memberikan pada kata ‘ażân yang bermakna

pemberitahuan.

2. Kata serapan pada bahasa Indonesia dan bahasa Sunda dari bahsa Arab

tidak terlalu jauh berbeda. Ini disebabkan kedua bahasa ini mengalami

kontak yang sangat panjang. Baik dari proses penyerapan atau proses

penyesuaian tidak terlalu nampak berbeda. Bentuk perubahan pun

tidak terlalu jauh berbeda. Adapun bentuk-bentuk perubahan yang

terjadi pada kata serapan yang masuk dalam bahasa Indonesia dan

bahasa Sunda secara umum adalah sebagai berikut:

a. Protesis, yaitu penambahan vokal atau konsonan pada awal kata

untuk memudahkan lafal, seperti mas menjadi emas. Stal menjadi

istal.

b. Epetesis, yaitu penyisipan bunyi atau huruf dalam kata terutama

pada kata serapan untuk menyesuaikan dengan pola fonologis

Page 201: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

84

bahasa sasaran, seperti baru menjadi baharu. Trommel menjadi

torombol.

c. Paragog, yaitu penambahan bunyi pada akhir kata untuk

keindahan lafal, seperti bapa menjadi bapak. Bank menjadi bangku.

d. Aferesis, yaitu penanggalan bunyi atau kata dari awal sebuah

ujaran, seperti mpunya menjadi punya. Examen menjadi samen.

e. Singkope, yaitu hilangnya bunyi atau huruf dari tengah-tengah

kata, seperti sahaya menjadi saya. Officier menjadi opsir.

f. Apokope, yaitu pemenggalan satu bunyi atau lebih dari ujung kata,

seperti pelangit menjadi pelangi. Bénzine menjadi bénsin menjadi

béngsin

g. Metatesis, yaitu perubahan lelak huruf, bunyi atau suku kata dalam

kata, seperti sapu menjadi usap, tebal menjadi lebat. Léor menjadi

réol, aduy menjadi ayud.

h. Asimilasi yaitu proses perubahan bunyi yang mengakibatkan mirip

atau sama dengan bunyi lain di dekatnya, seperti me-tulis menjadi

menulis. Kontraksi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan

leksem dasar atau gabungan leksem, seperti tuanku menjadi

tengku. Gambar menjadi gamar, kadéron menjadi kanéron.

Secara garis besar, kata serapan dari bahasa arab yang masuk

kedalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda mengalami perubahan

dengan cara metatesis dan asimilasi.

Page 202: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

85

B. Saran dan Kritik

Penulis amat sangat menyadari, bahwa proses penelitian ini masih

membutuhkan waktu yang lebih agar menacapai titik yang lebih memuaskan.

Penulis juga mendarari bahwa penelitian masih harus dilanjutkan lebih mendalam

agar menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi khasanan kebahasaan di negeri

ini. Jika saja penelitian ini terus berlanjut maka akan sangat bermanfaat untuk

memperkaya pengetahuan kosakata yang tidak berasal dari bahasa Indonesia dan

bahasa Sunda. Sehingga dalam menulis atau menerjemahkan, para pelaku lebih

bisa menyaring dan memilih kata dengan menggunakan kata bahasa Indonesia

saja. Hal ini akan sangat beguna sebagai upaya menjaga keutuhan bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda, terutama dalam menggunakan kata serapan yang

jelas-jelas ada pada bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

Demikian kiranya, segala macam kekurangan akan sangat berguna jika

saja mendapat masukan dan dikemudian dilakukan perbaikan.

Page 203: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

F

SYA

FAKULTAUNIVERS

ARIF HID

S ADAB DASITAS ISL

DAYATU

AN HUMANLAM NEGLLAH JA

NIORAGERI AKARTAA

Page 204: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

86

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Atabik, 1998, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, Yogyakarta

Chaer, Abdul., 1994, Linguistik Umum, Jakarta; PT. Rineka Cipta,

__________., Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Jakarta; Rineka Cipta,

1995, Edisi Revisi

Coolsma, S, Soendaneesche Spraakkunst, (Tata Bahasa Sunda), terjemehan

Husein Widjaya kusumah dan Yus Rusyana, Bandung: Djambatan, 1985

Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta; 1971

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta; Balai Pustaka, 2005

____________________________________, Tata Bahasa Baku Bahasa

Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka, 1992

Eddy, Nyoman Tusthi, 1989, Unsur Serapan Dari Bahasa Asing dalam Bahasa

Indonesia (Tinjauan Kesejahteraan dan Perkembangan), Nusa Indah:

Kendari.

Effendi, S., Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Bendar, Jakarta;

Pustaka Jaya, 1995

Haenen, Paul., Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah, Jakarta; Yayasan Obor

Indonesia, 2002

Hidayat, Rahmat Taufik, dkk, 2007, Peperenian Urang Sunda, Banding: Kiblat,

Cet. ke-2

Page 205: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

87

Kridalaksana, Harimurti., Kamus Linguistik, Jakarta: PT Gramedia, 1983, cet. Ke-

2

____________________., Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia, Jakarta;

Gramedia, 1996, cet. Ke-2

Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, Kamus Umum Basa Sunda, Bandung; Tarate,

1980

Moeliono, Anton. M., Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta:

Djambatan, 1985

Muhammad, Abu Bakar., Tata Bahasa Arab, Surabaya; Al-Ikhlas, 1982

Munawir, Ahmad Warson, Al-Munawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia,

Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1984

Peteda, Mansur, 1991, Linguistik Terapan, Nusa Indah: Endari. Cet-1

Ajip Rosidi, 2003, The Sundanese Youth Congres translated by J. Noorduyn,

dalam Tulak Bala; Sistem Pertahanan Tradisional Masyarakat Sunda

dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda, Bandung: Pusat Studi

Sunda

Samsuri, Analisa Bahasa, Jakarta, Erlangga, 1994

Shaleh, Qamaruuddin, Al-amin, Al-Qur’an Terjemah Bahasa Sunda, Bandung;

CV. Penerbit Diponegoro, 2003, Cet. Ke-10

Shihab, M. Q, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,

Lentera Hati, Jakarta 2007, Cet. ke-VII

Simorangkir, dkk, Kesusastraan Indonesia, Jakarta : Pembangunan, 1959

Sudaryat, Yayat., Tata Bahasa Sunda Kiwari, Bandung: Yrama Widya, 2009

Page 206: KATA SERAPAN - repository.uinjkt.ac.id

88

_____________., Ulikan Semantik Basa Sunda, Bandung: CV. Geger Sunten,

2003, Cet. ke-3

Soedarno., Kata Serapan dari bahasa Arab, Jakarta; Arikha Media Cipta, 1990

Superno. E.p., Logat (Catatan Kata-kata Serapan Bahasa Indonesia dari bahasa

Arab), (Semarang; Surya Angkasa, 1994), cet. Ke-1

Sugihastuti, Bahasa Indonesia dari Awam, Mahasiswa sampai Wartawan,

Yogyakarta, Gamma Media, 2003

Tamsyah, Budi Rahayu., dkk, 2010, Galuring Basa Sunda, Bandung: CV. Pustaka

Setia, cet. ke-4