speks teknis

85
BAB I SPESIFIKASI TEKNIS A. PETUNJUK UMUM (1) Sifat pekerjaan Dalam pelaksanaan proyek Lanjutan Bantuan Rehabilitasi Lapangan Persiba secara keseluruhan, hal-hal yang memerlukan perhatian adalah Konstruksi bangunan, agar para pengguna gedung ini merasa aman dan nyaman. Tercakup dalam pengertian pekerjaan struktur disini, adalah meliputi pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan dan penyediaan tenaga kerja, material, alat-alat pelaksanaan, pekerjaan sementara dan segala sesuatu yang secara permanen atau temporer diperlukan dalam pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan,ditentukan dalam Kontrak. (2)Syarat Umum Pelaksana Pekerjaan “Alat-alat Pelaksanaan”, berarti semua peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam pembangunan, penyelesaian ataupun pemeliharaan pekerjaan atau Pekerjaan Sementara, akan tetapi tidak termasuk material ataupun barang lainnya yang dipergunakan untuk membentuk pekerjaan atau sebagian dari pekerjaan tetap. (3) Pihak-pihak yang terkait dalam Pelaksaan Proyek adalah sebagai berikut : a. “Owner”, berarti Perusahaan / Badan atau perorangan sebagai Pemilik Proyek. ( Pemerintah Kota Balikpapan ) b. “Konsultan”, berarti Perusahaan / Badan atau perorangan yang ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk melakukan perencanaan pada proyek ini, khususnya dalam hal ini adalah Perencanaan Konstruksi. c. “Engineer”, berarti Perusahaan / Badan yang ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk melakukan Pengawasan atau menjadi Management Konstruksi untuk pekerjaan pembangunan proyek ini. d. “Kontraktor”, berarti Perusahaan / Badan yang ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk mengerjakan pembangunan proyek ini.

Upload: noman-rahman

Post on 27-Jun-2015

1.174 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: SPEKS TEKNIS

BAB I

SPESIFIKASI TEKNIS

A. PETUNJUK UMUM (1) Sifat pekerjaan

Dalam pelaksanaan proyek Lanjutan Bantuan Rehabilitasi Lapangan Persiba secara keseluruhan, hal-hal yang memerlukan perhatian adalah Konstruksi bangunan, agar para pengguna gedung ini merasa aman dan nyaman. Tercakup dalam pengertian pekerjaan struktur disini, adalah meliputi pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan dan penyediaan tenaga kerja, material, alat-alat pelaksanaan, pekerjaan sementara dan segala sesuatu yang secara permanen atau temporer diperlukan dalam pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan,ditentukan dalam Kontrak.

(2)Syarat Umum Pelaksana Pekerjaan “Alat-alat Pelaksanaan”, berarti semua peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam pembangunan, penyelesaian ataupun pemeliharaan pekerjaan atau Pekerjaan Sementara, akan tetapi tidak termasuk material ataupun barang lainnya yang dipergunakan untuk membentuk pekerjaan atau sebagian dari pekerjaan tetap.

(3) Pihak-pihak yang terkait dalam Pelaksaan Proyek adalah sebagai berikut :

a. “Owner”, berarti Perusahaan / Badan atau perorangan sebagai Pemilik Proyek. ( Pemerintah Kota Balikpapan )

b. “Konsultan”, berarti Perusahaan / Badan atau perorangan yang

ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk melakukan perencanaan pada proyek ini, khususnya dalam hal ini adalah Perencanaan Konstruksi.

c. “Engineer”, berarti Perusahaan / Badan yang ditunjuk oleh Pemilik

Proyek untuk melakukan Pengawasan atau menjadi Management Konstruksi untuk pekerjaan pembangunan proyek ini.

d. “Kontraktor”, berarti Perusahaan / Badan yang ditunjuk oleh Pemilik

Proyek untuk mengerjakan pembangunan proyek ini.

Page 2: SPEKS TEKNIS

B. ACUAN PENGENDALIAN SELURUH PEKERJAAN

(1) Seluruh pelaksanaan pembangunan proyek ini harus mengacu pada standard dan peraturan-peraturan sebagai berikut :

a) Peraturan-peraturan standar setempat yang biasa dipakai. b) Peraturan Semen Portland Indonesia, 1972, NI-8. c) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat. d) Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborongan

Pekerjaan Umum (AV) No. 9, tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457.

e) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Perencana/M.K.

f) Standar Normalisasi Jerman (DIN). g) American Society for Testing and Material (ASTM).

Dan peraturan-peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan normalisasi di Indonesia yang belum tercantum di atas, serta mendapat persetujuan Perencana dan Pengawas.

(2) Kontraktor harus melaksanakan seluruh pekerjaan menurut dokumen kontrak, instruksi-instruksi tertulis dari Perencana.

(3) Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor

pada setiap saat, kelalaian Perencana dalam pengontrolan / pengawasan terhadap kesalahan yang dilakukan Kontraktor. Kntraktor tetap bertanggung jawab untuk memperbaiki sampai dengan disetujui Perencana dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor.

(4) Pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat peleksanaan (spesifikasi) atau

gambar-gambar dan instruksi tertulis dari Perencana atau Pengawas harus diperbaiki dengan semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

(5) Semua bahan yang akan dipakai atau digunakan untuk proyek ini harus

mendapat persetujuan dari Perencana. (6) Ukuran yang tertera dan terulis pada gambar dan spesifikasi ini adalah

ukuran jadi, bukan ukuran bahan baku.

(7) Apabila terdapat perbedaan antara gambar dengan spesifikasi ini maka, Kontraktor wajib melaporkannya dengan tertulis kepada Perencana untuk dibuatkan putusannya. Kontraktor tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri.

Page 3: SPEKS TEKNIS

C. SETTING OUT

(1) Lokasi proyek ini telah disurvey/diukur oleh pihak Pemilik Proyek dengan hasil sebagaimana tertera dalam gambar Rencana yang diberikan kepada Kontraktor pada saat pemberian surat Perintah Kerja.

(2) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran

ulang untuk mencocokkan areal proyek dengan apa yang tertera pada gambar rencana. Survey ulang tadi harus mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Posisi patok-patok dilapangan, jarak horisontal dan perbedaan tinggi

antara tiap patok. b. Bangunan konstruksi-konstruksi lain, dan benda-benda yang berada

dalam daerah proyek, bentuk denah tanah (land configuration), dan hal lain yang perlu.

(3) Kontraktor wajib memberi report tertulis tentang hasil survey ulang yang

dilakukannya. Bila terjadi perbedaan-perbedaan, maka semua perbedaan tadi wajib dilaporkan kepada Engineer untuk menentukan langkah selanjutnya, sedang peng-koreksian gambar pengukuran harus dilakukan oleh kontraktor dengan diperiksa dan disetujui Engineer.

(4) Sebagai patokan dasar dari ketinggian lantai bangunan, maka peil Arsitektur

lantai dasar ditentukan ketinggiannya adalah ± 0.00 cm dari tanah dasar. (5) Posisi, ketinggian, dan letak bangunan harus sesuai dengan gambar rencana,

dengan tidak ada bagian yang menyimpang dari posisi dan poros-poros bangunan.

(6) Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan ukuran tersebut dan selalu

harus berkonsultasi dengan Engineer untuk mendapatkan persetujuannya.

D. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup Pekerjaan secara keseluruhan :

I. ............................................................................................... MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

II. ............................................................................................... PENGUKURAN & PEMASANGAN BOWPLANK

III. ............................................................................................... MEMBUAT SEROBONG KERJA

IV. ............................................................................................... PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG AKAN DISAMBUNG

Page 4: SPEKS TEKNIS

V. ............................................................................................... PENYEDIAAN AIR KERJA

VI. ............................................................................................... PENGGALIAN PONDASI / URUGAN

VII. ............................................................................................... PEMADATAN

VIII. ............................................................................................... PEMBUANGAN, MENDATANGKAN MATERIAL & DRAINASE

IX. ............................................................................................... PEKERJAAN LAPANGAN BOLA

X. ............................................................................................... PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON

XI. ............................................................................................... PEKERJAAN BEKISTING

XII. ............................................................................................... PEKERJAAN BESI BETON

XIII. ............................................................................................... PEKERJAAN PAGAR LAPANGAN DAN RAILING

XIV. ............................................................................................... PEKERJAAN DINDING

XV. ............................................................................................... PEKERJAAN LANTAI

XVI. ............................................................................................... PLAFOND

XVII. ............................................................................................... PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA

XVIII. ............................................................................................... PEKERJAAN KOSEN & PINTU

XIX. ............................................................................................... PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

XX. ............................................................................................... PEKERJAAN PENGECATAN

XXI. ............................................................................................... PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

XXII. ............................................................................................... PEKERJAAN PLUMBING

XXIII. ............................................................................................... PEKERJAAN SANITARY

E. URAIAN / PENJELASAN PEKERJAAN

Page 5: SPEKS TEKNIS

I. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI Sebelum pekerjaan Bantuan Rehabilitasi Lapangan Persiba dilaksanakan, persiapan-persiapan yang perlu dilakukan adalah Penyediaan sarana tranportasi guna penunjang pelaksanaan pekerjaan proyek.

II. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK

Setelah lokasi selesai di survey hal yang perlu dilakukan adalah mengadakan pengukuran lapangan dan pemasangan bouwplank yang di sesuaikan dengan gambar rencana dari pihak Perencana. Bila ada ketidak sesuaian antara gambar dan lokasi, Kontraktor Tidak berhak merubah sendiri rencana tanpa persetujuan Perencana, dan Kontraktor wajib memberi laporan kepada pihak Perencana untuk dicarikan Penyelesaiannya.

III. MEMBUAT SEROBONG KERJA

Untuk lebih memudahkan dalam proses pelaksanaan proyek ini hal yang perlu dipikirkan adalah penempatan material maupun kantor sementara untuk Pelaksana. Hak ini perlu agar bongkar muat material untuk pelaksanaan proyek dapat dilakukan dengan mudah dan sebisa mungkin tempat kerja sementara maupun tempat penyimpanan material tidak mengganggu aktifitas kerja kantor yang dibangun, dan yang paling penting mempercepat kerja

IV. PEMBONGKARAN BANGUNAN

(1) Sebelum pekerjaan bongkaran dilaksanakan pelaksana harus benar-benar memperhatikan gambar rencana renovasi yang telah ada, agar tidak terjadi kesalahan bongkaran ruang yang akan direnovasi.

(2) Bila dalam pekerjaan pembongkaran dijumpai pipa-pipa saluran

yang sudah tidak dipergunakan lagi, maka pipa-pipa tadi sedapat mungkin dibongkar, dan bila tidak mungkin harus harus disumbat, yang kesemua langkah ini harus sepengetahuan dan seijin Engineer. Sedangkan bila dijumpai instalasi-instalasi yang masih berfungsi seperti pipa air minum, pipa gas, jaringan listrik, jaringan telepon dll, maka kontraktor wajib secepatnya melaporkan hal tersebut kepada Engineer dan pihak berwenang lainnya untuk mendapat petunjuk-petunjuk lebih lanjut dalam menanganinya.

(3)Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran tersebut haruslah sedemikian

rupa sehingga menjamin barang-barang berharga yang berada di ruang yang akan di renovasi tidak rusak. Bila terjadi kerusakan maka biaya reparasi ditanggung oleh pihak kontraktor.

V. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK KERJA

Meliputi penyediaan Air dan listrik untuk kebutuhan pelaksanaan Proyek Pengembangan Lapangan Persiba Balikpapan.

Page 6: SPEKS TEKNIS

VI. PEKERJAAN TANAH

A.PENGGALIAN PONDASI Sebelum Pekerjaan galian dilakukan, seluruh areal yang akan dipakai untuk tempat kerja harus dibersihkan dari pohon, tanggul kayu, semak, bekas-bekas bangunan, dan benda-benda yang tidak diperlukan sebelum memulai pekerjaan. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti mengenai posisi bangunan untuk mengamankan patok-patok sumbu bangunan sebelum memulai pekerjaan pondasi khususnya penentuan patok-patok untuk galian pondasi.

(1) Semua penggalian pondasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

(a) Penggalian biasa Penggalian biasa adalah penggalian pada jenis-jenis tanah seperti tanah liat, lanau, pasir, campuran tanah dengan koral atau batu yang agak besar (boulders), tetapi bukan tipe rock atau weathered rock.

(b) Penggalian pada Weathered Rock (batuan pelapukan)

Penggalian pada weathered rock adalah penggalian pada semua material yang memerlukan penghancuran terlebih dahulu, dengan alat berat atau alat pemecah khusus lainnya, untuk dapat dilakukan penggalian dengan effisien.

(c) Penggalian pada Rock

Penggalian pada rock adalah penggalian pada material yang tidak dapat digali tanpa melakukan peledakan (blasting) untuk memecah dan menghaluskan batuan tadi (rock foundation atau rock fragment).

Khusus untuk proyek ini, semua jenis penggalian adalah termasuk type (a).

(2) Penggalian harus dilakukan dengan teliti sesuai gambar dan syarat-

syarat yang sudah ditentukan, baik mengenai kedalaman atau pun dimensinya harus sesuai dengan gambar rencana yang disetujui Engineer. Lubang galian harus digali dengan kemiringan yang seperlunya untuk keperluan stabilitas lereng galian, atau ditentukan lain oleh Engineer.

(3) Penggalian pada kedalaman dibawah muka air tanah, harus

dilakukan dengan bantuan turap-turap kayu atau besi untuk menjaga kemungkinan longsornya dinding galian. Harga satuan untuk penggalian jenis ini harus sudah termasuk semua material, upah, dan semua biaya untuk penurapan, pompa dll.

Page 7: SPEKS TEKNIS

(4) Semua ukuran-ukuran dan dasar galian harus diselesaikan dengan teliti hingga mencapai ukuran-ukuran, ketinggian-ketinggian, dan kemiringan-kemiringan yang direncanakan.

(5) Permukaan dasar galian pondasi harus bersih dan bebas dari

material-material yang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah dalam mendukung beban yang direncanakan. Kondisi dari dasar galian ini, bila dianggap perlu harus diperiksa oleh Engineer.

(6) Semua perubahan volume dalam pekerjaan penggalian pondasi yang

diakibatkan modifikasi rencana pondasi, dapat mempengaruhi jumlah nilai pekerjaan untuk pekerjaan-pekerjaan galian, beton, bekisting, dan urugan kembali, tetap didasarkan pada harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam Bill of Quantities.

(7) Bila kondisi tanah pada kedalaman rencana ternyata tidak baik dari

segi daya dukung tanah, Engineer dapat memerintahkan penggalian diteruskan atau memperbaiki kondisi tanah tadi dengan batu pecah atau lapisan koral tebal 15 cm yang dipadatkan dengan baik.

(8) Bila Kontraktor melakukan penggalian pondasi melebihi kedalaman

rencana atau ukuran lebar yang melebihi ukuran rencana, maka terhadap dasar galian pondasi ataupun dinding galian pondasi harus dilakukan langkah perbaikan dengan lapisan gravel seperti tersebut di atas atau memperbesar dimensinya, dengan beban biaya Kontraktor sendiri.

B.URUGAN

(1) Seluruh pengurugan dan pemadatan harus dibawah pengawasan Engineer, yang harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Engineer juga akan mempersiapkan macam-macam test yang diperlukan sesuai standart ASTM dibawah pengawasan seorang ahli atau laboratorium Mekanika Tanah yang ditunjuk. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pengurugan tanpa seijin dari Engineer.

(2) Kecuali ditentukan lain oleh Engineer, urugan kembali dari galian

pondasi baru dapat dimulai paling cepat 48 jam setelah pembongkaran bekisting beton pondasi selesai dilakukan.

(3) Material untuk urugan kembali bekas galian pondasi harus bermutu

baik untuk bahan urugan, yang didapat dari bekas galian itu sendiri ataupun mendatangkan dari tempat lain yang kesemuanya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Engineer. Urugan harus dilakukan dengan lapis demi lapis yang dipadatkan dengan baik, dan tebal lapisan maximum 30 cm. Pemadatan harus dilakukan

Page 8: SPEKS TEKNIS

dengan menggunakan peralatan mekanis yang disetujui Engineer, dengan pemadatan minimumnya mencapai nilai 90 % standart proctor.

(4) Kontraktor harus memperhatikan secara benar peil rencana urugan

sesuai dengan gambar rencana.

C.PEMADATAN

(1) Untuk mendapatkan hasil pemadatan sebesar 90 % Standart Proctor maka perlu disediakan alat-alat percobaan : a. Speedy moisture test b. Cone penetrometer Pengambilan sampel pada setiap jarak 10 (sepuluh) meter dengan jumlah minimal 2 (dua) buah.

VII. PEMBUANGAN, MENDATANGKAN MATERIAL, DAN DRAINASE SEMENTARA

(1) Material yang dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai bahan

urugan, harus segera dibuang ke luar sesuai pengarahan Engineer. (2) Kelebihan material bekas galian setelah pengurugan kembali,

harus diratakan dengan mengaturnya secara baik sekitar pondasi. Sedangkan kelebihan material yang didatangkan untuk urugan kembali harus dikeluarkan dari daerah tersebut atas biaya Kontraktor sendiri.

(3) Kontraktor diwajibkan membuat saluran darurat selama

pelaksanaan pekerjaan untuk mengalirkan air dari lokasi proyek dengan tidak mengganggu lingkungannya setempat, sesuai gambar rencana ataupun sebagaimana diinstruksikan oleh Engineer.

VIII. PEKERJAAN BETON

Pasal 1 STANDARDS

Semua ketentuan baik mengenai material maupun metode pemasangan dan juga pelaksanaan pekerjaan beton harus mengikuti semua ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03, terkecuali bila dinyatakan atau diinstruksikan lain oleh Engineer. Bila terdapat hal-hal yang tidak

Page 9: SPEKS TEKNIS

tercakup dalam Peraturan tadi, maka ketentuan-ketentuan berikut ini dapat dipakai dengan terlebih dahulu memberitahukan dan memintakan ijin dari Engineer. Adapun ketentuan-ketentuan tadi adalah sebagai berikut : ASTM C 150 Portland Cement ASTM C 33 Concrete Agregates ASTM C 494 Chemical Admixtures for Concrete ASTM A 615 Deformad and Plain Reinforcing Bars for Concrete

Reinforcement ASTM A 185 Welded Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement

Pasal 2

SEMEN

(1) Kecuali ditentukan lain oleh Engineer, semen yang digunakan adalah semen Type I sesuai ASTM C 150, dan segala sesuatunya harus mengikuti ketentuan SK-SNI T-15-1991-03. Semen yang digunakan harus merupakan produk dari satu pabrik yang telah mendapat persetujuan Engineer terlebih dahulu.

(2) Kontraktor harus menunjukkan sertifikat dari produsen untuk

setiap pengiriman semen, yang menunjukkan bahwa produk tadi telah memenuhi sesuatu test standard yang lazim digunakan untuk material itu.

(3) Engineer berhak untuk memeriksa semen yang disimpan dalam

gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan dan dapat menyatakan untuk menerima atau tidak semen-semen tersebut.

(4) Kontraktor harus menyediakan tempat/gudang penyimpanan semen

pada tempat-tempat yang baik sehingga semen-semen tersebut senantiasa terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak, terutama sekali lantai tempat penyimpanan tadi harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.

(5) Semen dalam kantung-kantung semen tidak boleh ditumpuk lebih

tinggi dari dua meter. Tiap-tiap penerimaan semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat dibedakan dengan penerimaan-penerimaan sebelumnya. Pengeluaran semen harus diatur secara kronologis sesuai dengan penerimaan. Kantung-kantung semen yang kosong harus segera dikeluarkan dari lapangan.

(6) Kontraktor harus mengambil pengelola gudang yang cakap, yang

mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.

Tindasan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Engineer bila dikehendaki, yaitu jumlah semen yang digunakan selama hari itu ditiap bagian kerja.

Page 10: SPEKS TEKNIS

Pasal 3

AIR UNTUK ADUKAN (1) Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan

pemasangan dan grouting, bahan pencuci agregat, dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari bahan-bahan yang berbahaya bagi penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat, bahan organis, garam, silt (lanau), Kadar Silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari 2 % dalam perbandingan beratnya. Kadar sulfat maximum yang diperkenankan adalah 0.5 % atau 5 gr/lt, sedangkan kadar chloor maximum 1,5 % atau 15 gr/lt.

(2) Kontraktor tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa,

sumber air yang berlumpur. Tempat pengambilan harus dapat menjaga kemungkinan terbawanya material-material yang tidak diinginkan tadi. Sedikitnya harus ada jarak vertikal 0.5 meter dari permukaan atas air kesisi tempat pengambilan tadi.

(3) Apabila diadakan perbandingan test beton antara beton yang

diaduk dengan aquadest dibandingkan dengan beton yang diaduk menggunakan air dari suatu sumber, dan hasilnya menunjukkan indikasi ketidakpastian dalam mutu beton walaupun telah digunakan semen yang sama telah disetujui; maka air dari sumber tadi tidak dapat dipakai bila hasil perbandingan test tadi menunjukkan harga-harga yang berbeda lebih kecil dari 10 persen. Test tadi dapat dibandingkan dari mutu kekuatan, dan juga dari waktu pengerasannya. Dallam keadaan ditolak ini, Pemborong diwajibkan mencari sumber lain yang lebih baik dan dapat diterima dan disetujui Engineer.

Pasal 4

AGREGAT HALUS (PASIR) (1) Di dalam spesifikasi ini dipakai bermacam-macam jenis untuk

pekerjaan bangunan yang ditetapkan sebagai berikut :

a. Pasir buatan : Pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.

b. Pasir alam : Pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau pasir alam yang didapat dari persetujuan Engineer.

c. Pasir paduan : Paduan pasir buatan dan pasir alam dengan perbandingan campuran sehingga dicapai gradasi (susunan butiran) yang dikehendaki.

(2) Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan

harus disediakan oleh Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai

Page 11: SPEKS TEKNIS

atau tempat lain sumber alam yang disetujui. Jika pasir alam didapat dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau tidak dikuasai Kontraktor, Kontraktor harus mengadakan persetujuan yang perlu dengan pemiliknya dan harus membayar semua sewa atau lain-lain biaya yang bersangkutan dengan hal tersebut.

(3) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan

sebagai persetujuan keseluruhan untuk semua bahan yang diambil dari alam tersebut, dan kontraktor harus bertanggung jawab untuk kualitas satu demi satu dari bahan sejenis yang dipakai dalam pekerjaan.

(4) Pasir untuk beton, adukan dan grouting harus merupakan pasir

alam, pasir hasil pemecahan batu dapat pula digunakan untuk mencampur agar didapat gradasi pasir yang baik. Pasir yang dipakai harus mempunyai kadar air yang merata dan stabil, dan harus terdiri dari butiran yang keras, padat, tidak terselaput oleh material lain.

(5) Pasir yang ditolak oleh Engineer, harus segera disingkirkan dari

lapangan kerja. Dalam membuat adukan baik untuk beton, plesteran ataupun grouting, pasir tidak dapat digunakan sebelum mendapat persetujuan Engineer mengenai mutu dan jumlahnya.

(6) Pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat,

alkali, bahan-bahan organik dan kotoran-kotoran lainnya yang merusak. Berat subtansi yang merusak tidak boleh lebih dari 5 %.

(7) Pasir beton harus mempunyai modulus kehalusan butir sesuai

dengan persyaratan pada SK-SNI T-15-1991-03.

Pasal 5

AGREGAT KASAR (KORAL) (1) Agregat kasar untuk beton dapat berupa koral dari alam, batu

pecah, atau campuran dari keduanya. Koral yang dipakai harus mempunyai kadar air yang merata dan stabil. Sebagaimana juga pada pasir, koral keras, padat, tidak porous, dan tidak terselaput material lain. Dalam penggunaannya koral harus dicuci terlebih dahulu dan diayak agar didapat gradasi sesuai yang dikehendaki, mempunyai modulus kehalusan butir antara 6 sampai 7.5 atau bila diselidiki dengan saringan standart harus sesuai dengan SK-SNI T-15-1991-03 dan material yang halus yaitu yang lebih kecil dari 5 mm harus disingkirkan.

(2) Koral yang sudah tersedia tidak dapat langsung digunakan sebelum

mendapat persetujuan dari Engineer baik mengenai mutu ataupun jumlahnya.

Page 12: SPEKS TEKNIS

(3) Kontraktor diwajibkan memperhatikan pengaturan komposisi

material untuk adukan, baik dengan menimbang ataupun volume, agar dapat dicapai mutu beton yang direncanakan, memberikan kepadatan maximum, baik workability-nya, dan memberikan kondisi watercement ratio yang minimum.

Pasal 6

BAHAN PENCAMPUR (ADMIXTURES)

Penggunaan bahan admixture harus dengan harus dengan ijin tertulis dari Engineer, dan admixtures ini harus merupakan bagian yang integral dari adukan beton yang dibuat.

Pasal 7

BAJA TULANGAN (1) Baja tulangan harus memenuhi ketentuan dalam SK-SNI T-15-

1991-03 dengan mutu U-39 (tegangan leleh karakteristik = 3900 kg/cm2) untuk diameter lebih besar dari 12 mm; sedangkan untuk diameter yang lebih kecil digunakan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik = 2400 kg/cm2).

(2) Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : - Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat, dan

tidak bercacat seperti retak dll. - Untuk mutu U-39 harus digunakan profil baja tulangan deformed

(deformed-bar). (3) Kontraktor harus mengadakan pengujian mutu beton baja yang

akan dipakai sesuai dengan petunjuk dari Engineer. Batang percobaan diambil dengan disaksikan Engineer sejumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis baik mutu maupun pengiriman massal atau bilamana terjadi keraguan terhadap mutu baja yang dikirim ke proyek. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. Sedangkan panjang setiap benda uji adalah 100 cm.

Pasal 8 TRANSPORTASI DAN PENIMBUNAN MATERIAL

(1) Pengangkutan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga

terlindung dari lembab dan sinar matahari. Semen harus dikirim ke lapangan dalam jumlah yang harus mendapat ijin dari Engineer terlebih dahulu, dengan memperhatikan kemajuan pekerjaan beton.

(2) Segera setelah tiba dilapangan, semen harus disimpan dalam

tempat penyimpanan yang kering, terlindung, bebas pengaruh

Page 13: SPEKS TEKNIS

cuaca, mempunyai ventilasi baik. Lantai tempat penimbunan sedikitnya harus berada 50 cm diatas tanah. Semua kelengkapan dari tempat penyimpanan harus mendapat persetujuan Engineer dan memungkinkan dilakukannya pemeriksaan dengan mudah.

(3) Semen dengan type dan asal yang berbeda harus disimpan pada

tempat yang berbeda pula. Semen dalam kantung-kantung harus ditumpuk dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 13 kantung untuk periode sampai dengan 30 hari, atau tinggi tumpukan maximumnya 7 untuk periode-periode yang lebih panjang. Semen harus secepatnya digunakan segera setelah tiba dilapangan dan pengambilannya dari tempat penyimpanannya harus berurutan hingga dapat dihindari tersimpannya semen secara lama. Semen yang sudah rusak atau terkena lembab harus dengan segera disingkirkan dari lapangan.

(4) Agregat yang berbeda harus disimpan secara terpisah dengan

mempertimbangkan kemungkinan terkena kotoran. (5) Agregat yang telah tercemar ataupun berubah gradasinya akibat

transportasi, harus disingkirkan dan diganti dengan material yang lebih baik atas biaya kontraktor.

(6) Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarinya baja tulangan mengenai tanah. Bila baja tulangan telah mengalami kemunduran dalam mutu akibat dari karat ataupun hal-hal lain akibat transportasi atau penyimpanan, maka baja tadi tidak dapat digunakan. Batang baja dengan mutu dan ukuran yang berbeda harus disimpan secara terpisah dan diberi label tentang mutunya dari test pabrik.

Pasal 9 PERBANDINGAN ADUKAN

(1) Kontraktor harus bertanggung jawab atas mutu adukan beton yang

di buatnya, dan harus merencanakan perbandingan adukan agar didapatkan hasil sesuai yang diminta dalam spesifikasi.

(2) Sedikitnya 8 minggu sebelum dimulainya pekerjaan pengecoran

beton, kontraktor mengajukan usulan komposisi adukan yang akan digunakannya pada Engineer. Asal usul dan gradasi dari agregat, komposisi adukan, metode pengadukan yang dipakai, metode pengecoran, harus turut diberitahukan kepada Engineer. Setelah itu kontraktor harus mengadakan trial test (percobaan pendahuluan), dengan membuat suatu percobaan adukan yang hasilnya dapat diketahui sebelum pelaksanaan pekerjaan pengecoran. Test yang diadakan harus dilakukan dengan diawasi Engineer, dan menggunakan peralatan, bahan, metode yang sesuai dengan kondisi yang akan dipakai nantinya dalam pelaksanaan pekerjaan.

Page 14: SPEKS TEKNIS

(3) Adukan percobaan harus dimodifikasi dan diulangi sampai pihak

Engineer puas dengan kenyataan bahwa material dan prosedur yang digunakan akan menghasilkan beton dangan kekuatan dan kondisi sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Kekuatan dari beton yang disyaratkan harus dibuktikan dengan mengambil kubus test untuk ditest di laboratorium; yang kesemuanya harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Tidak satupun komposisi adukan beton yang dapat digunakan dalam pekerjaan sebelum mendapat persetujuan dari Engineer. Untuk selanjutnya komposisi adukan beton yang digunakan harus berdasar pada hasil adukan percobaan yang telah disetujui.

(4) Komposisi adukan dapat diubah dalam periode pelaksanaan

pekerjaan oleh Engineer dengan berdasar pada hasil test pada agregat dan test beton yang sudah selesai dikerjakan.

(5) Penggunaan material dan komposisi adukan yang konsisten, harus

diterapkan agar tercapai hal-hal sebagai berikut : i) Kekuatan beton rencana yaitu beton K-225. ii) Beton yang padat, kedap air, dan tahan terhadap pengaruh

cuaca dan lingkungan. iii) Pengaruh kembang susut yang kecil.

(6) Pada penggunaan adukan beton “ready mix”, Kontraktor harus

mendapat ijin lebih dahulu dari Engineer, dengan terlebih dahulu mengajukan calon nama dan alamat supplier untuk beton ready mix tadi. Dalam hal ini Kontraktor tetap bertanggung jawab penuh bahwa adukan yang disupply benar-benar memenuhi syarat-syarat dalam spesifikasi ini serta menjamin homogenitas dan kualitas yang kontinu pada setiap pengiriman. Segala test kubus yang harus dilakukan dilapangan harus tetap dijalankan, dan Engineer akan menolak supply beton ready mix bilamana diragukan kualitasnya. Semua resiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut di atas, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

Pasal 10 T E S T I N G

(1) Testing mutu beton harus dilakukan Kontraktor dengan diawasi

Engineer. Kontraktor harus menyiapkan segalanya agar semua proses pengawasan dan pengambilan sample dapat diawasi Engineer dengan mudah dan dapat diawasi dengan baik dan mudah didekati selama periode proyek. Pengambilan sample harus sesuai dan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Benda uji yang dipergunakan harus berupa kubus 15 x 15 x 15 cm3, dimana cetakan untuk benda uji ini harus terbuat dari besi sehingga bisa didapat benda uji yang sempurna.

Page 15: SPEKS TEKNIS

(2) Evaluasi dari kualitas beton akan dilakukan oleh Engineer untuk

dapat dinyatakan suatu pekerjaan beton mutunya dapat memenuhi Spesifikasi, dan juga untuk menolak pekerjaan beton yang sudah dilakukan, dan termasuk menentukan perlu atau tidaknya merubah komposisi adukan beton.

(3) Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi test kekuatan

(crushing test) dan slump test. Kesemua test ini harus mengikuti ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Tentang jumlah dan waktu pelaksanaan pengambilan kubus test, selain mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03, juga harus dilakukan bilamana ditentukan oleh Engineer demi pertimbangan kondisi pelaksanaan. Semua hasil pemeriksaan kubus (crushing test) harus sesegera mungkin disampaikan kepada Engineer.

(4) Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan

pengecoran, dan dilakukan sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Toleransi dalam kekentalan adukan harus dalam batas-batas sebagai berikut :

• 10 mm untuk nilai Slump yang ditentukan kurang dari 80 mm • 5 mm untuk nilai Slump yang ditentukan 80 mm atau lebih Nilai Slump yang disebutkan dalam 10.(4) harus dicapai dalam pelaksanaan sesungguhnya di pelaksanaan pengecoran.

(5) Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya

mutu yang disyaratkan, maka Engineer berhak untuk memerintahkan hal-hal sebagai berikut : a. Mengganti komposisi adukan untuk pekerjaan yang tersisa. b. Memperlama proses penjagaan dalam masa pengerasan beton. c. Non-destructive testing. d. Core drilling. e. Test-test lain yang dianggap relevan dengan masalahnya. Perlu diperhatikan bahwa semua prosedur dan ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03 harus tetap diikuti.

(6) Apabila setelah dilakukan langkah-langkah sebagaimana

disebutkan diatas, dan ternyata mutu beton memang tetap tidak dapat memenuhi Spesifikasi, maka Engineer berhak memerintahkan pembongkaran beton yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tadi sesegera mungkin.

(7) Semua biaya pengambilan sample, pemeriksaan, pembongkaran,

pekerjaan perbaikan, dan pekerjaan pembuatan kembali konstruksi beton yang dibongkar tadi, sepenuhnya menjadi beban kontraktor.

Page 16: SPEKS TEKNIS

Pasal 11 PENGADUKAN

(1) Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan menggunakan alat

pengaduk mekanis (beton mollen) yang harus selalu berada dalam kondisi baik; sehingga dapat dihasilkan mutu adukan yang homogen. Jumlah tiap bagian dari komposisi adukan beton harus diukur dengan teliti sebelum dimasukkan ke dalam alat pengaduk, dan diukur dapat berdasarkan berat atau volume.

(2) Pengadukan beton harus dilakukan dengan alat pengaduk yang

mempunyai kapasitas minimum 0.2 m3 dengan waktu tidak kurang dari 1 ½ menit setelah semua bahan adukan beton dimasukkan dengan segera, kecuali air yang dapat dimasukkan sebagian lebih dahulu. Engineer berhak untuk memerintahkan memperpanjang proses pengadukan bila ternyata hasil adukan yang ada gagal menunjukkan beton yang homogen seluruhnya, dan kekentalannya tidak merata. Adukan beton yang dihasilkan dari proses pengadukan tadi harus mempunyai komposisi dan kekentalan yang merata untuk keseluruhannya.

(3) Air untuk pencampur adukan beton dapat diberikan sebelum dan

sewaktu pengadukan dengan kemungkinan penambahan sedikit air pada waktu proses pengeluaraan dari adukan yang dapat dilakukan berangsur-angsur. Penambahan air yang berlebihan yang dimaksudkan untuk menjaga kekentalan yang disyaratkan, tidak dapat dibenarkan. Mesin pengaduk yang menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, harus segera diperbaiki atau diganti dengan yang baik lainnya. Pada alat pengaduk yang ditempatkan secara sentral, atau pada mixing plants, Kontraktor harus menyediakan sarana agar proses pengadukan dapat diawasi dengan baik dari tempat yang tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pengadukan. Alat pengaduk tidak boleh digunakan untuk mengaduk adukan dengan volume yang melebihi kapasitasnya, kecuali diinstruksikan Engineer.

(4) Alat pengaduk yang digunakan harus menunjukkan dengan jelas

data-data dari pabriknya yang menunjukkan : a. Gross volume dari ruang pengaduk. b. Maximum kecepatan pengadukan. c. Minimum dan maximum kecepatan pengadukan dengan disertai

data-data tentang ruang pengaduk, sirip pengaduk dll. (5) Alat pengaduk (beton molen) harus benar-benar kosong dan bersih

sebelum diisi bahan-bahan untuk mengaduk beton, dan harus segera dicuci bersih setelah selesai mengaduk pada suatu pengecoran. Pada saat memulai adukan yang pertama pada suatu pengecoran dengan beton mollen yang sudah bersih, pengadukan yang pertama harus mengandung koral dengan jumlah

Page 17: SPEKS TEKNIS

perbandingan separuh dari jumlah perbandingan normalnya untuk menjaga adanya material halus dan semen yang tertinggal melekat pada bagian dalam beton mollen. Juga lama pengadukan dengan kondisi pertama ini harus dilakukan dengan sedikitnya satu menit lebih lama dari waktu pengadukan normal.

(6) Pengadukan adukan dengan cara manual tidak diperkenankan,

terkecuali untuk suatu jumlah yang kecil sekali dan hal inipun diperkenankan setelah mendapat persetujuan dari Engineer. Pengadukan dengan manual (hand mixing) ini harus dilakukan pada suatu platform yang mempunyai tepi-tepi penghalang. Pada proses pengadukan ini, bahan-bahan yang akan diaduk harus diaduk dulu secara kering dengan sedikitnya 3 (tiga) kali pengadukan, untuk kemudian air pencampurnya disemprotkan dengan selang air, dan setelah itu dilakukan pengadukan kembali dengan sedikitnya 3 (tiga) kali pengadukan sampai didapat suatu adukan yang benar-benar merata. Dalam pengadukan kembali ini kekentalannya dapat dinaikkan dengan 10 persen, serta tidak diperkenankan melakukan pengadukan dengan cara ini untuk suatu jumlah yang lebih dari ½ m3 diaduk sekaligus.

Page 18: SPEKS TEKNIS

Pasal 12

TRANSPORTASI

(1) Adukan beton dari tempat pengaduk harus secepatnya diangkut ketempat pengecoran dengan cara yang sepraktis mungkin yang metodenya harus mendapat persetujuan Engineer terlebih dahulu. Methode yang dipakai harus menjaga jangan sampai terjadi pemisahan bahan-bahan campuran beton (segregation), kehilangan unsur-unsur betonnya, dan harus dapat menjaga tidak timbulnya hal-hal negatif yang diakibatkan naiknya temperatur ataupun berubahnya kadar air pada adukan. Adukan yang diangkut harus segera dituangkan pada formwork (bekisting) yang sedekat mungkin dengan tujuan akhirnya untuk menjaga pengangkutan lebih lanjut; serta pula penuangan adukan tidak boleh dengan menjatuh bebaskan adukan dengan tinggi jetuh lebih dari satu meter.

(2) Alat-alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton harus

terbuat dari metal, permukaannya halus dan kedap air. (3) Adukan beton harus sampai ditempat dituangkan dengan kondisi

benar-benar merata (homogen). Slump test yang dilakukan untuk sample yang diambil pada saat adukan dituangkan ke bekisting, harus tidak melewati batas-batas toleransi yang ditentukan pada pasal 10.(4)

Pasal 13 PENGECORAN

(1) Sebelum adukan beton dituangkan pada acuannya, kondisi

permukaan dalam dari bekisting atau tempat beton dicorkan harus benar-benar bersih dari segala macam kotoran. Semua bekas-bekas beton yang tercecer pada baja tulangan dan bagian dalam bekisting harus dengan segera dibersihkan.

(2) Juga air tergenang pada acuan beton atau pada tempat beton akan

dicorkan harus segera dihilangkan. Aliran air yang dapat mengalir ketempat beton dicor, harus dicegah dengan mengadakan drainage yang baik atau dengan metode lain yang disetujui Engineer, untuk mencegah jangan sampai beton yang baru dicor menjadi terkikis pada saat atau setelah proses pengecoran.

(3) Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting, tempat

beton dicor, kondisi permukaan beton yang berbatasan dengandaerah yang akan dicor, dan juga keadaan pembesian selesai diperiksa dan disetujui oleh Engineer. Setelah diperiksa dan disetujui Engineer, maka pekerjaan yang dapat dilakukan hanyalah pekerjaan dalam atau terhadap bekisting sampai selesainya

Page 19: SPEKS TEKNIS

pengecoran beton pada daerah yang telah disetujui; terkecuali dengan seijin Engineer.

(4) Pada tiap pengecoran, Kontraktor diwajibkan menempatkan seorang tenaga pelaksananya yang berpengalaman baik dalam pekerjaan beton, dan pelaksana ini harus hadir, mengawasi, dan bertanggung jawab atas pekerjaan pengecoran. Sedang semua pekerjaan pengecoran harus dilakukan oleh tenaga-tenaga pekerja yang terlatih, yang jumlahnya harus mencukupi untuk menangani pekerjaan pengecoran yang dilakukan.

(5) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian

dari pekerjaan beton yang bersifat permanen tanpa dihadiri Engineer atau wakil dari Engineer (inspector).

(6) Kontraktor harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan

adukan beton agar didapat suatu rangkaian kecepatan baik mengangkut, meratakan, dan memadatkan adukan beton dengan suatu kecepatan yang sama dan menerus.

(7) Mengencerkan adukan beton yang sudah diangkut sama sekali

tidak diperkenankan. Adukan beton yang sudah terlanjur agak mengeras tapi belum dicorkan, harus segera dibuang.

(8) Seluruh pekerjaan pengecoran beton harus diselesaikan segera

sebelum adukan betonnya mulai mengeras. Dan segala langkah perlindungan harus segera dilakukan terhadap beton yang baru dicor, dimulai saat-saat beton belum mengeras.

(9) Dalam hal terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam

hal pelaksanaan suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan menerus, Kontraktor harus segera memadatkan adukan yang sudah dicorkan sampai suatu batas tertentu dengan kemiringan yang merata dan stabil saat beton masih dalam keadaan plastis. Bidang pengakhiran ini harus dalam keadaan bersih dan harus dijaga agar berada dalam keadaan lembab sebagaimana juga pada kondisi untuk construction joint, sebelum nantinya dituangkan adukan yang masih baru. Bila terjadi penyetopan pekerjaan pengecoran yang lebih lama dari satu jam, pekerjaan harus ditangguhkan sampai suatu keadaan dimana beton sudah dinyatakan mulai mengeras yang ditentukan oleh pihak Engineer.

(10) Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau

terganggu akibat sinar matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin mengganggu beton yang sudah dicorkan harus ditanggulangi sampai suatu batas waktu yang disetujui Engineer terhitung mulai pengecorannya. Tidak sekalipun diperkenankan melakukan pengecoran beton dalam kondisi cuaca yang tidak baik untuk proses pengerasan beton tanpa suatu upaya perlindungan terhadap adukan beton, hal ini bisa dalam terjadi baik dalam

Page 20: SPEKS TEKNIS

keadaan cuaca yang panas sekali, atau dalam keadaan hujan. Perlindungan yang dilakukan untuk mencegah hal-hal ini harus mendapat persetujuan Engineer.

Pasal 14

PEMADATAN DAN ADUKAN BETON (1) Adukan beton harus dipadatkan hingga mencapai kepadatan yang

maximum sehingga didapat beton yang terhindar dari rongga-rongga yang timbul antara celah-celah koral, gelembung udara, dan adukan tadi harus benar-benar memenuhi ruang yang dicor dan menyelimuti seluruh benda yang seharusnya tertanam dalam beton. Selama proses pengecoran, adukan beton harus dipadatkan dengan menggunakan vibrator yang mencukupi keperluan pekerjaan pengecoran yang dilakukan. Kekentalan adukan beton dan lama proses pemadatan harus diatur sedemikian rupa agar dicapai beton yang bebas dari rongga, pemisahan unsur-unsur pembentuk beton.

(2) Beton yang sedang mengeras harus selalu dibasahi mulai dari

selesai pengecoran dengan sedikitnya selama 2 (dua) hari. Pembasahan harus dilakukan dengan menutup permukaan beton dengan kain atau material lain yang basah agar tetap lembab. Air yang digunakan untuk keperluan ini harus sama mutunya dengan air untuk bahan adukan beton.

Pasal 15

PERBAIKAN BETON (1) Segera setelah bekisting dibuka, kondisi beton harus diperiksa

Engineer. Bila dianggap oleh Engineer perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan atau pembongkaran, maka langkah tadi harus sepenuhnya dikerjakan atas beban biaya Kontraktor.

(2) Langkah-langkah perbaikan beton harus dilakukan oleh tenaga

yang benar-benar ahli. Hal-hal yang perlu diperbaiki antara lain yang menyangkut hal-hal yang kurang baik pada permukaan beton terutama untuk kebutuhan finishing. Kecuali dinyatakan lain, maka pelaksanaan pekerjaan perbaikan ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam semenjak pembukaan bekisting. Tonjolan di permukaan beton harus dihilangkan.

(3) Kondisi beton yang ternyata rusak akibat adanya rongga yang

membahayakan dan permukaan cekung yang berlebihan, dapat mengakibatkan perintah dibongkarnya beton tadi untuk kemudian dilakukan pembersihan dan pengecoran ulang. Batas-batas daerah yang harus dibongkar tadi akan ditentukan oleh pihak Engineer, begitu juga langkah pengecoran dan material yang akan digunakan.

Page 21: SPEKS TEKNIS

Pasal 16 J O I N T S

(1) Lokasi dan type dari construction joints harus sesuai dengan pada

gambar rencana atau sebagaimana ditentukan Engineer. Penambahan construction joint yang dikehendaki Kontraktor demi pertimbangan pelaksanaan, harus mendapat persetujuan Engineer terlebih dahulu. Penentuan letak joint tadi harus memperhatikan pola gaya-gaya yang bekerja ataupun untuk menghindari terjadinya retak.

(2) Pengecoran beton harus dilakukan secara menerus tanpa berhenti.

Bila terjadi penghentian dalam pengecoran pada suatu lokasi dimana pada pengecoran nantinya, beton baru tidak akan dapat tercampur dengan beton lama, maka batas tadi harus diperlakukan seperti construction joints, dimana permukaan construction joints harus dikasarkan, dibersihkan dengan air hingga bersih.

IX. BEKISTING (ACUAN BETON)

Pasal 1 U M U M

Kontraktor harus menyerahkan kepada Engineer semua perhitungan dan gambar rencana bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana diminta Engineer, Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini, walaupun Engineer telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana bekisting dari kontraktor, segala sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting tadi tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

Pasal 2 M A T E R I A L

(1) Material untuk bekisting dapat dibuat dari tripleks 9 mm, kayu,

besi, atau material lain yang disetujui oleh Engineer. Semua type material tadi bila digunakan tetap harus memenuhi kebutuhan untuk bentuk, ukuran, kualitas dan kekuatan, sehingga didapat hasil beton yang halus, rata, dan sesuai dimensi yang direncanakan.

(2) Bekisting yang digunakan untuk beton exposed, harus benar-benar

mempunyai permukaan yang halus. Jika digunakan bekisting multipleks, sambungan antara tepi-tepi bekisting harus dibuat dengan diprofil hingga didapat permukaan dalam bekisting yang benar-benar rata sesuai yang direncanakan.

Page 22: SPEKS TEKNIS

Pasal 3

PELAKSANAAN

(1) Bekisting harus benar-benar menjamin agar air yang terkandung dalam adukan beton tidak hilang atau berkurang. Konstruksi bekisting harus cukup kaku, dengan pengaku-pengaku (bracing) dan pengikat (ties) untuk mencegah terjadinya pergeseran ataupun perubahan bentuk yang diakibatkan gaya-gaya yang mungkin bekarja pada bekisting tadi. Hubungan-hubungan antara bagian bekisting harus menggunakan alat-alat yang memadai agar didapat bentuk dan kekakuan yang baik. Pengikatan bagian bekisting harus dilakukan yang baik. Pengikatan bagian bekisting harus dilakukan horisontal dan vertikal. Semua bekisting harus direncanakan agar dalam proses pembukaan tanpa memukul atau merusak beton. Untuk pengikatan dalam beton harus menggunakan batang besi dan murnya.

(2) Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting harus

dibersihkan dengan teliti sebelum digunakan kembali, dan bekisting yang telah digunakan berulang kali dan kondisinya sudah tidak dapat diterima Engineer, harus segera disingkirkan untuk tidak dapat dipergunakan lagi atau bilamana mungkin diperbaiki agar kembali sempurna kondisinya.

(3) Semua pekerjaan sudut-sudut beton, bilamana tidak dinyatakan lain

dalam gambar harus ditakik 25 mm.

Pasal 4 PEMBASAHAN & MEMINYAKI BIDANG BEKISTING

(1) Bagian dalam dari bekisting besi dan kayu boleh dipoles dengan

non-staining mineral oil dengan sepengetahuan Engineer. Pelumasan tadi harus dilakukan dengan hati-hati agar cairan tadi tidak mengenai bidang dasar pondasi dan juga pembesian.

(2) Bekisting kayu bilamana tidak dipoles minyak seperti tersebut diatas, harus dibasahi hingga benar-benar basah sebelum pengecoran beton.

Pasal 5

PEMBONGKARAN BEKISTING

(1) Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh Engineer, semua bekisting harus disingkirkan dari permukaan beton. Untuk memungkinkan tidak terganggunya kemajuan pekerjaan dan dapat dengan segera dilakukan langkah perbaikan, bila perlu bekisting harus secepatnya dibongkar segera setelah beton mempunyai kekerasan dan kekuatan seperlunya. Bekisting untuk bagian atas dari bidang beton yang miring, harus segera dibongkar setelah

Page 23: SPEKS TEKNIS

beton mempunyai kekakuan untuk mencegah berubahnya bentuk permukaan beton. Bilamana diperlukan perbaikan pada bidang atas beton yang miring, maka perbaikan tadi harus sesegera mungkin, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah penjagaan pada proses pengerasan beton (curing).

(2) Pembukaan bekisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum beton

mencapai umur sesuai daftar dibawah ini setelah pengecorannya dan sebelum beton mengeras untuk menahan gaya-gaya yang akan ditahannya. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah timbulnya kerusakan pada beton. Bilamana timbul kerusakan pada beton pada saat pembongkaran bekisting, maka langkah perbaikannya harus sesegera mungkin dilakukan.

Daftar ketentuan diperkenankannya dibuka suatu bekisting bila dihitung sejak selesai pengecoran : • Sisi-sisi balok, dinding & kolom yang tidak dibebani 2 hari • Plat beton (penyangga tidak dibuka)3 hari • Tiang-tiang penyangga plat bila plat tidak mendapat beban14

hari • Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani 21hari • Tiang-tiang penyangga cantilever28hari

Untuk kondisi-kondisi dimana plat dan balok yang masih ada sistim lantai diatasnya, maka pembukaan bekisting dan penyangganya harus dengan persetujuan Engineer, dimana dalam hal ini segala kemungkinan beban yang akan bekerja serta umur beton yang terbebani harus ditinjau dengan teliti.

X. PEKERJAAN BESI BETON

Pasal 1 U M U M

Pemasangan besi tulangan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Besi beton harus dipasang sebagaimana pada gambar rencana atau seperti yang diinstruksikan Engineer. Terkecuali sebagaimana yang dinyatakan pada gambar atau diinstruksikan Engineer, pengukuran pada pemasangan besi tulangan harus dilakukan terhadap as dari besi tulangan. Besi tulangan yang terpasang harus sesuai ukuran, bentuk, panjang, posisi, dan banyaknya, dan akan diperiksa setelah kondisi terpasang.

Pasal 2 PEMBERSIHAN

Sebelum besi dipasang, besi beton harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat, kotoran lemak, atau material lain yang seharusnya tidak

Page 24: SPEKS TEKNIS

melekat pada besi beton tadi dan dapat mengurangi atau menghilangkan lekatan antara beton dan besi beton. Dan kebersihan ini harus tetap dijaga sampai proses pengecoran beton.

Pasal 3

PEMBENGKOKAN Besi beton harus dibentuk dengan teliti hingga tercapai bentuk dan dimensi sesuai gambar rencana atau bending schedules yang disiapkan oleh Kontraktor dan disetujui Engineer. Semua proses pembengkokan harus dilakukan dengan cara lambat, tekanan yang konstan. Kesemua ujung-ujung pembesian harus mempunyai kait sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Pembengkokan dengan cara dipanasi hanya dapat dibenarkan apabila telah mendapat ijin dari Engineer.

Pasal 4 PELURUSAN

Besi tulangan tidak boleh dibengkokan dengan cara yang dapat menyebabkan kerusakan pada besi beton. Besi tulangan dengan kondisi yang tidak lurus atau dibengkok dengan tidak sesuai gambar tidak diperkenankan dipakai.

Pasal 5 PEMASANGAN

Besi beton harus dipasang dengan teliti agar sesuai dengan gambar rencana, dan harus diikat dengan kuat dengan menggunakan kawat pengikat dan didudukkan pada support dari beton atau besi ataupun dengan hanger agar posisinya tidak berubah selama proses pemasangan dan pengecoran. Pengikat dan tumpuan dari besi tadi tidak boleh menyentuh bidang bekisting dalam hal beton yang dicor adalah beton exposed. Bila besi tulangan didudukan pada blok beton kecil, blok tadi harus dibuat dari beton yang mutunya sama dengan beton rencana dan bentuknya harus menjamin didapatnya permukaan beton yang baik. Kekakuan pada pemasangan besi beton harus menjamin agar tidak berubah bentuk dan tempat bila pekerja berjalan atau memanjat pembesian tadi. Ujung-ujung dari kawat pengikat harus ditekuk kearah dalam beton dan tidak diperkenankan mengarah keluar. Selama proses pengecoran beton, Kontraktor harus menyediakan tenaga-tenaga pekerja yang khusus mengawasi dan memperbaiki pembesian dari kemungkinan tergeser atau berubah bentuk karena hal-hal yang mungkin timbul; dan hal-hal tadi harus cepat diperbaiki sebelum pengecoran mencapai daerah tersebut. Pemasangan besi beton harus mengingat syarat jarak bersih antar tulangan, atau antar tulangan dan angkur, atau antara benda-benda metal tertanam sebagaimana yang ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03.

Page 25: SPEKS TEKNIS

Pasal 6

SELIMUT BETON Besi beton harus dipasang dengan minimum selimut beton (concrete cover) sebagaimana gambar rencana atau sebagaimana ditentukan Engineer. Dalam segala hal tebal selimut beton tidak boleh diambil kurang dari 20 mm.

Pasal 7 SAMBUNGAN LEWATAN (SPLICING)

(1) Sambungan lewatan harus dibuat sesuai gambar rencana instruksi

Engineer, atau minimal mengikuti ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03.

(2) Bilamana dirasa perlu untuk melakukan sambungan lewatan pada

posisi lain dari posisi pada gambar rencana, posisi tersebut harus ditentukan oleh Engineer. Sambungan ini tidak diperkenankan diletakkan pada lokasi tegangan yang maximum, dan penyambungan pada besi beton yang letaknya bersebelahan agar dilaksanakan dengan bergeser posisinya (staggered). Bilamana dikehendaki suatu panjang yang tanpa sambungan, panjang dari batang tadi harus dibuat sepanjang yang bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan panjang sambungan lewatan sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03 terkecuali ditentukan lain.

XI. PEKERJAAN RAILLING

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pekerjaan pagar lapangan dan railing tribun penonton dilakukan untuk seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. - Terbuat dari bahan pipa besi mutu terbaik, produk dalam

negeri, jenis Carbon Steel yang digalvanis (GIP) kelas 1, dan yang disetujui Direksi Pengawas. - Bentuk/ ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Carbon Steel harus mempunyai kekuatan tarik minimum 41 kgf/mm2 (402 N/mm2) dan batas ulur minimum 24 kgf/mm2 (235 N/mm2).

Page 26: SPEKS TEKNIS

b. Tebal plat bahan pipa minimum 2 (dua) mm untuk diameter pipa maksimum 1", sedang untuk pipa yang diameternya lebih dari 1" tebal plat minimum 2,3 mm.

c. Pengelasan konstruksi harus dilakukan sesuai gambar konstruksi dan harus mengikuti prosedur/ persyaratan-persyaratan dalam AWS dan AISC Spesification.

d. Lapis finishing dari seluruh permukaan pagar pipa besi, merupakan lapisan yang bermutu baik produk setara. Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua) lapis. Warna cat akan ditentukan kemudian. Hasil pengecatan dan warna yang dihasilkan, harus baik, merata dan tidak terjadi cacat/noda akibat pemasangan. Bila terjadi kerusakan, perbaikan segera dilakukan tanpa tambahan biaya.

(2) Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh pekerjaan dibengkel harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat dilapangan.

b. Pemeriksaan pekerjaan dibengkel dapat dilakukan bila dikehendaki sewaktu-waktu oleh Direksi Pengawas dan tidak ada pekerjaan yang dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Direksi Pengawas.

c. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan Kontraktor harus mengganti segera tanpa tambahan biaya.

d. Sebelum pekerjaan di bengkel dimulai Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta peralatan lain yang diperlukan/ digunakan dalam pekerjaan ini.

e. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar.

f. Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personel yang memiliki persiapan teknis pekerjaan tersebut.

g. Bagian konstruksi yang setara akan dilas harus dibersihkan dari bekas cat, karat, lemak dan kotoran.

h. Pengelasan konstruksi, baik secara keseluruhan maupun merupakan pengelasan-pengelasan bagian-bagiannya hanya boleh dilakukan setelah diperiksa bahwa hubungan-hubungan yang akan di las sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk konstruksi pagar tersebut.

i. Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan,baik bekas lapisan pertama, maupun bidang-bidang benda kerja dibersihkan dari kerak (slak) dan kotoran lainnya.

l. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slak) dan percikan-percikan logam sebelum memulai dengan lapisan las

Page 27: SPEKS TEKNIS

yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibuang sama sekali.

XII. PEKERJAAN PANCANG ULIN

1. Umum Pasal ini mencakup pemancangan yang dikerjakan sesuai gambar dengan uraian dan syarat-syarat.

2. Material / bahan

a. Material yang digunakan adalah kayu ulin dengan dimensi 10x10 cm dan panjang 2 meter.

a.Kayu ulin harus cukup tua dan lurus. b.Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk menolak kayu ulin yang

dianggap tidak memenuhi syarat. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga yang cukup ahli dan berpengalaman dibidang tersebut.

b.Pemancangan harus menggunakan penumbuk pancang yang berat minimal 40 kg dan tinggi jatuh hamer rata-rata 0,5 meter.

c.Bagian paku yang ditumbuk hammer harus dilindungi dengan helm/topi besi/ring besi agar permukaan tidak pecah.

d.batang kayu ulin harus tegak lurus masuk kedalam tanah. e. Kedalaman pemancangan harus sesuai dengan gambar rencana.

XIII. PEKERJAAN PASANGAN BATA & PLESTERAN

(1) Pekerjaan Dinding Batu Bata

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

2. Persyaratan bahan

a. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal

dan disetujui Direksi Pengawas. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-10.

b. Batu bata yang digunakan ukuran 10 x 10 x 20 cm dengan mutu terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna serta disetujui Direksi Pengawas.

c. Semen portland yang digunakan harus dari satu merk produk, mutu I dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.

Page 28: SPEKS TEKNIS

d. Pasir aduk harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2. e. Air untuk adukan pasangan, harus bersih, tidak mengandung

lumpur, minyak, asam, base serta memenuhi PUBI-1982 pasal 9.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang digunakan, sebelum dipasang terlebih dahulu

harus diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas minimal 3 (tiga) contoh dari hasil produk yang berlainan untuk mendapatkan persetujuannya.

b. Seluruh dinding dari pasangan batu menggunakan adukan 1pc : 4 pasir pasang, kecuali pasangan batu bata semen raam.

c. Untuk dinding semen raam/rapat air, adukan yang digunakan 1 pc : 2 pasir pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok sampai 50 cm diatas permukaan lantai setempat.

(2) Pekerjaan Plesteran Dinding

1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu

bata bagian dalam dan bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Semen portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I

dan yang disetujui Direksi Pengawas serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8.

b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 dan PUBI-1982. c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10. d. Campuran (agregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar

bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan melalui ayakan 1,6 - 2,0 mm.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 Pc :

4 pasir, kecuali pada dinding batu bata semen raam/rapat air. b. Pada dinding batu bata semen raam/rapat air diplester dengan

aduk campuran 1 PC : 2 pasir

Page 29: SPEKS TEKNIS

c. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang disyaratkan.

d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Direksi Pengawas.

e. Semen Portland yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.

f. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.

g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.

h. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diharuskan memeriksa site yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk di mulainya pekerjaan.

i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi Pengawas. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan.

j. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran, pada bagian pekerjaan yang diijinkan Direksi Pengawas.

k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain (kosen dan lain sebagainya), dibuat naat (tali air) lebar minimal 7 mm dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.

l. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen, acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul).

m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.

Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya

Page 30: SPEKS TEKNIS

Kontraktor selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/Pemakai.

XIV. PEKERJAAN LANTAI

a. Pekerjaan Rabat Beton

1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan lantai Rabat ini dilakukan pada finishing lantai bangunan yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

2. Persyaratan bahan

a. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII 0023-81.

b. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Direksi Pengawas.

b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing yang disetujui Direksi Pengawas.

c. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan tegak lurus sesamanya.

d. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

XV. PEKERJAAN PLAFOND

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

Page 31: SPEKS TEKNIS

b. Pekerjaan langit-langit Tripleks ini dilakukan pada ruang serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjukk Direksi Pengawas.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan : Tripleks tebal 4 mm, produk bermutu baik, dan disetujui oleh Direksi Pengawas.

b. Pola pemasangan :Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.

c. Rangka kayu meranti yang telah dikeringkan, rangka pembagi ukuran 5 x 7 cm dan sebagai penggantung utama dengan kayu 6 x 12 cm. Pola pemasangan rangka pembagi maksimal dibuat 60 x 60 cm serta kelos kayu ukuran 3 x 4 cm yang dipasang pada setiap sambungan rangka pembagi.

d. Bahan kayu yang digunakan harus dipilih dari mutu terbaik, kering, tua, lurus dan tanpa cacat. Kelembaban maksimum 17% dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam NI-5.

e. Bagian bawah dari seluruh rangka diratakan/diserut sampai rata dan lurus. Seluruh permukaan rangka kayu dilapis bahan cat.meni kayu yang bermutu baik sampai rata.

f. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PUBI 82 pasal 38, memenuhi SII 0404-81 dan NI-5.

3.Persyaratan Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.

b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas.

c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish). c. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya

pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna.

e. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus konsultasi dengan Direksi Pengawas.

f. Pola pemasangan langit-langit plywood tebal 4 mm sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

g. Bidang pemasangan langit-langit tripleks harus rata/waterpas, jarak pemasangan satu sama lain (naad) dibuat 0,5 cm atau sesuai

Page 32: SPEKS TEKNIS

dengan detail gambar. Naad harus lurus dan sama lebar, pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu sama lian. Hasil pemasangan harus betul-betul bersih.

h. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang ditujukkan dalam detail gambar, dari bahan kayu kamper yang difinish cat sesuai yang disyaratkan.

XVI. PEKERJAAN KAYU KOSEN, PINTU & JENDELA

(1) Pekerjaan Kosen Kayu

1. Lingkup Pekerjaan

a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Persyaratan Bahan

- Bahan kosen dari kayu Bangkirai yang telah dikeringkan,

mutu kelas A, kelas kuat I-II dan kelas awet III dan kayu Ulin untuk kosen KM/WC

- Ukuran finish kosen sesuai detail gambar. - Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan

dalam NI-5 (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII 0458-81.

- Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu fan cacat lainnya.

- Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17%, untuk seluruh bahan kayu kosen yang digunakan.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angkur-angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

Page 33: SPEKS TEKNIS

d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.

e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.

f. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela.

g. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku, sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.

h. Kosen tidak diperkenankan dipoles dengan cat, vernis, meni atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi Pengawas.

i. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat angkur diameter 10 mm. Pada setiap sisi kosen pintu yang tegak dipasang 3 angkur dan untuk sisi kosen jendela 2 angkur.

j. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

k. Pemasangan tiang kosen yang langsung diatas lantai (kosen pintu) dibuat neud tinggi 10 cm. Bahan dari beton adukan 1 PC : 2 pasir beton : 3 koral.

(2) Pekerjaan Daun Pintu Panil Bangkirai

1. Lingkup Pekerjaan a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,

bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan pembuatan daun pintu panil bangkirai dipasangkan pada pintu-pintu dan seluruh detail seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan rangka dari kayu Bengkirai yang telah dikeringkan, mutu I, kelas kuat II dan kelas awet I-II, ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

b. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kelembaban bahan kayu yang digunakan, disyaratkan maksimum 12%. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun 1961),PUBI 82 pasal37 dan memenuhi persyaratan dlm SII 0458-81.

Page 34: SPEKS TEKNIS

c. Setiap sambungan rangka daun pintu dan setiap penempelan permukaan bahan pelapis untuk panel daun pintu, digunakan lem kayu yang bermutu baik, merk Aica Aibon atau merk lain yang setara.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

d. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya ukuran rangka kayu merupakan ukuran jadi.

e. Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen dengan paku/pasak kayu atau bambu serta digunakan lem kayu yang bermutu baik produk dalam negeri dari merk seperti yang telah disyaratkan dan disetujui Direksi Pengawas. Pekerjaan daun pintu dilakukan dibengkel penyambungan rangka dan penempelan dari seluruh bahan panel, dilakukan dengan sistim pres di pabrik).

f. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan kayu yang tampak.

g. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

XVII. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

(1) Lingkup Pekerjaan

1. Yang termasuk pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2.Meliputi pengadaan, pemasangan, pengawasan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan/ditentukan dalam gambar.

Page 35: SPEKS TEKNIS

(2) Persyaratan Bahan

1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi Pengawas.

2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.

3. Perlengkapan Daun Pintu a. Engsel (butt ghinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu

enkel dan 2 x 3 buah untuk pintu double, pada daun jendela minimum dipasang 2 buah setiap daunnya, menggunakan engsel merk Schlage, Falcon atau Curbin type/serie 414, atau merk lain yang setara dan yang disetujui Direksi Pengawas. Material dari bahan stainless steel dengan paku sekrup kembang bahan sama dengan bahan engsel, finish satin stainless steel atau satin chromium.

b. Pada daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan dalam gambar, dipasang Door Closer merk Schlage, Falcon, Curbin type/serie LCN 1000 (steel grey)

c. Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan dalam gambar, dipasang peralatan-peralatan dari merk Schlage, Falcon, Curbin atau merk lain, antara lain : - Flush Bolt type/serie FB 007 dari Satin Stainless Steel - Door Guard type/serie DG 005 dari Polish Chromium - Door Stop type/serie 431 dari alumunium - Door viewer type/serie DV 004 dari Brass - Rack Bolt type/serie WB 006 dari Brass

d. Lock set, Handle dan Back Plate - Pada seluruh daun pintu panel kayu, daun pintu double teak

Teakwood dan daun pintu glasal, digunakan kunci pintu merk Schlage type/serie A dan B dengan material finish satin stainless steel atau satin chromium.

- Knob handle untuk kunci-kunci pintu type/serie A dan D adalah Orbit.

e. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu. f. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish

lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari merk dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup dan nylon plug.

(3) Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Page 36: SPEKS TEKNIS

Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

2. Apabila dianggap perlu, Direksi Pengawas dapat meminta untuk mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 20 cm (as) dari sisi atas pintu kebawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai keatas. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

4. Penarik ‘lock’ dan ‘latch’ harus diajukan oleh Kontraktor kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

XVIII. PEKERJAAN PENGECATAN

1.Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum digunakan terlebih dahulu

harus diserahkan contohnya untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.

b. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatip dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Direksi Pengawas.

c. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.

d. Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan telah diratakan/dihaluskan dengan amplas. Plesteran harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan telah disetujui Direksi Pengawas.

e. Sebelum pengecatan dilakukan, Kontraktor diwajibkan membuat contoh-contoh warna, untuk disetujui Direksi Pengawas.

f. Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik.

g. Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan memenuhi persyaratan dan telah selesainya pekerjaan-pekerjaan yang ada didalamnya.

Page 37: SPEKS TEKNIS

h. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.

3. Pekerjaan Cat (GLOOS, EMULSION, WEATHERSHIELD)

3.1 Yang termasuk pekerjaan cat adalah seluruh permukaan plesteran, beton dan/atau bagian – bagian lain yang ditunjukan dalam gambar.

3.2 Untuk dinding luar - Cat yang dipakai adalah Weathershield. Untuk dinding dalam

- Cat yang dipakai adalah Acrylic emulsion. 3.4 Untuk dinding ruang ME, dipakai cat khusus yang tahan terhadap

lembap, mimyak atau bahan kimia dan dapat dicuci. 3.5 Pemeriksaan kelembapan tembok

•Untuk mengetahui kelembaban tembok gunakan alat PROTIMETER MINI yaitu : Alat untuk mengukur kelembaban atau kadar air. Untuk memeriksa tembok apakah cukup kering untuk dicat, tutup permukaan tembok dengan plastik yang tidak bocor/sobek sebesar 30X30 cm dan rekatkan keempat sisinya dengan double tape adhesive. Biarkan selama 24 jam. Untuk membaca kadar air atau kelembaban, tusukkan jarum lectroda alat PROTIMETER MINI sampai menembus plastik tersebut. Untuk pengecatan dengan cat dasat air, pembacaan meter harus menunjukan daerah berwarna hijau atau kuning. (kadar air kurang dari 18 %). Untuk pengecatan dengan cat dasar minyak, pembacaan meter harus menunjukan daerah warna hijau (kadar air kurang 14 %).

•Bila tidak ada alat tersebut dapat juga dilakukan pemeriksaan secara Visual dan dirasakan dengan telapak tangan. Jika warna permukaan tembok / dinding masih berwarna abu – abu tua sampaihitam dan kalau dipegang terasa lembab atau dingin, menunjukan kadar air dalam tembok masih terlalu tinggi. Jika warna tembok telah berubah menjadi abu – abu muda dan kalau dipegang terasa hangat, menunjukan tembok telah cukup kering untuk dilakukan pengecatan.

3.6 Pemeriksaan kadar alkali tembok

• Cara yang paling mudah adalah dengan mengunakan ker tas lakmus. Gunakan ker tas lakmus pH (INDIKATOR PAPIER NATURALIT) untuk pH 5,5 – 9 ,0 . Tempelkan potongan ker tas lakmus yang te lah disobek sebesar 2 – 3 cm pada permukaan tembok yang telah d ibasahi dengan air . Lakukan pada beberapa tempat . Bila kertas lakmus berubah warna menjadi hi jau kebiru biruan sampai hi jau muda menandakan kadar alkal i seki tar pH 7, permukaan

Page 38: SPEKS TEKNIS

tembok s iap untuk dicat . Bila ker tas lakmus berubah warna menjadi biru sampai biru tua menandakan pH lebih besar pH 8 yang berar t i kadar a lkali masih t inggi . Tembok belum layak untuk dicat .

3.7 Permukaan dinding harus kering minimal telah berusia 28 hari dan

bebas dari kotoran, debu, minyak, olie dengan pH Max 7. apabila permukaan dinding kadar alkalinya masih diatas pH 7 meskipun plesteran telah cukup lama maka bidang dinding tersebut harus dicuci terlebih dahulu menggunakan larutan asam HCL dengan kadar 10 % kemudian dibilas dengan air bersih dan biarkan dinding mengering. Selanjutnya dinding dihampelas permukaan, selanjutnya bersihkan dengan air dan biarkan dinding mengering, jika terdapatn pengkristalan / pengapuran bidang dinding tersebut harus dicuci dengan larutan WASHING COMPOUND kemudian bilas dengan air bersih sampai larutan tersebut tidak tersisa dan biarkan mengering.

3.8Aplikasikan Under Cout Tembok / alkali Resisting Primer dengan

pengecer air bersih sebanyak 10 – 20 %, aplikasikan 1 lapis sampai merata dengan kuas atau rol dan biarkan mengering, apabila sampai tahap ini bidang dinding masih timbul pengkristalan / pengapuran maka bidang dinding tersebut harus di coating 1 lapis dengan wall Sealer Ex Mowolex dan biarkan mengering.

3.9 Pekerjaan cat Finishing dilaksanakan dengan kuas / rol minimal

sebanyak 3 (tiga) atau sampai merata. Lapisan pertama dan kedua aplikasikan cat dengan pengecer air bersih 20 – 30 %, lapisan ketiga aplikasikan cat dengan pengecer air bersih 10 – 20 %. sampai merata.

3.10Untuk warna – warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan

menggunakan kaleng – kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.

3.11Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang

yang utuh, rata, sesuai yang diinginkan, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijagaterhadap pengotoran – pengotoran, atau menjadi cacat akibat pekerjaan lanjutan.

4. Pekerjaan Cat Langit-langit

4.1 Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit – langit tripleks, pelat

beton, atau bagian – bagian lain yang ditentukan dalam gambar. 4.2 Untuk plafond digunakan Acrylic emulsion. 4.3 Permukaan plafond harus kering bebas dari kotoran, debu, minyak,

olie, lemak dan kotoran – kotoran lainya.

Page 39: SPEKS TEKNIS

4.4 Selanjutnya semua metode / prosedur cara aplikasi sama dengan pengecatan dinding dalam pasal ini.

5. Pekerjaan Cat Besi

5.1 Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian – bagian besi, pintu – pintu besi dan pekerjaan besi lainnya yang ditentukan dalam gambar.

5.2 Cat yang dipakai adalah synthetic supergloss. 5.3 Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai

dibersihkan diampelas halus dan bebas debu, oli, sisa – sisa endapan garam dan lain – lain sambungan las atau kelingan dan ujung – ujung yang tajamdiratakan dengan gurinda.

5.4 Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar dengan

Zic Chromate Primer 1 ( satu ) lapisan dengan kuas atau semprot. Sambungan las dan ujung – ujung yang taja diberi “ Touch Up “ dengan dua lapis sampai merata dan dibiarkan mengering selama 4 jam.

5.5 Setelah kering permukaan besi / baja dihamplas sampai halus

selanjutnya bersihkan dengan kain lap kering bersih dan lembut. Aplikasikan lapisan kedua dan ketiga sampai merata dan biarkan mengering, tenggang waktu pengecatan minimum adalah 16 jam untuk setiap lapisan.

5.6 Pengecatan dilakukan dengan mengunakan semprot dan compressor

3 lapis, dengan ketebalan kering 40 micron. 5.7 Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin , utuh, mingkilap,

tidak ada gelembung – gelembung dan sesuai yang diinginkan, tidak ada bagian yang belang dan dijaga terhadap pengotoran – pergotoran, atau menjadi cacat akibat pekerjaan lanjutan.

XIX. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Pasal 1 INSTALASI LISTRIK

1.1. Persyaratan Umum

(1) Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh Instalatur Listrik yang telah mempunyai Surat Pengakuan (PAS) golongan C dari PLN setempat dan SIPP kelas A dari pemerintah setempat.

(2) Gambar spesifikasi dan risalah aanwijzing merupakan suatu kesatuan yang

saling mengikat dan melengkapi. Kontraktor harus menjalin hubungan

Page 40: SPEKS TEKNIS

yang baik dengan kontraktor lain dalam pekerjaan ini, sehingga secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang ditentukan.

(3) Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini, disamping

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, berlaku : - A.V. 1941

-Puil 1987 -AVE/VDE.

- Peraturan/persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja Pemerintah Daerah setempat.

- Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja Pemerintah Daerah setempat.

- Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan dan material tersebut dibuat.

- Peraturan/persyaratan lainnya yang berlaku sah di Indonesia

(4) Semua gambar-gambar kerja atau shop drawing yang dibuat oleh Kontraktor/ Instalatur listrik maka sebelum dilaksanakan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas/ Direksi Lapangan.

(5) Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-

penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) As Built Drawing dan harus diserahkan kepada direksi segera setelah pekerjaan selesai.

(6) Dalam perhitungan biaya penawaran, harus sudah termasuk :

- Biaya perizinan dan pengetesan untuk bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang dipasang.

- Biaya keur dan biaya tanggungan instalsi - Biaya administrasi pengurusan penyambungan.

(7) Semua instalasi peralatan dan mesin yang telah dipasang sebelum

diserahkan harus dites mengenai kemampuan bekerjanya , sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan.

(8) Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang dipasang kepada

direksi. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan pemborong.

(9) Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud dalam

spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga ahli.

(10) Pengawas

Kontraktor wajib bertanggung jawab atas semua pekerjaannya. Kontraktor wajib menempatkan pengawas untuk mengawasi pekerjaannya sendiri. Penanggung jawab pelaksana pekerjaan harus selalu berada di tempat pekerjaan dan dapat mengambil keputusan demi kelancaran pekerjaan.

Page 41: SPEKS TEKNIS

(11) Commisioning & Testing

a. Pemborong pekerjaan instalasi harus dilakukan testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa, mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan yang berlaku.

b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan

testing tersebut merupakan tanggung jawab pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing.

1.2. Persyaratan Teknik Khusus Sistem Elektrikal. 1.2.1. Umum

Pekerjaan sistem elektrikal meliputi semua bahan, peralatan, tenaga kerja, pemasangan, pengujian, perbaikan selama masa pemeliharaan dan trainning bagi calon operator. a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan sistem distribusi daya listrik

- Pengadaan, pemasangan, dan penyambungan panel tegangan menengah

- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan menengah lengkap dengan cable fitting lainnya.

- Pengadaan dan pemasangan trafo distribusi - Pengadaan, pemasangan unit-unit panel tegangan rendah - Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan

rendah dengan berbagai ukuran dan type. - Pekerjaan pentanahan (earthing) dari panel, armatur lampu, kotak

kontak dan pompa.

b. Pekerjaan Sistem Penerangan dan Stop Kontak 1. Sistem Penerangan dan Stop Kontak

- Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur dan lampunya. - Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa atau

khusus - Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, switches - Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi

pelindung kabel serta berbagai accecoris lainnya seperti box untuk saklar, stop kontak, junction box, flexible conduit, bends/elbows, socket, dll.

- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan dan stop kontak.

Page 42: SPEKS TEKNIS

- Pengadaan dan pemasangan pipa conduit, flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung dan armature lampu.

2. Pekerjaan Sistem Penerangan Luar (Outdoor Lighting)

- Pengadaan dan pemasangan tiang lampu, armature, lampu (lampu sorot stadion setara Philips New tipe Arena Vision 403/1 MHNSA 2000W), kabel instalasi , pipa pelindung kabel dan accecorisnya.

3. Instalasi dan pemasangan kabel

a. Umum Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik harus

memenuhi persyaratan PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru,jelas ditandai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalan.

Konduktor yang dipakai dari type : - Untuk instalasi penerangan adalah NYFGBY 4x16mm2

untuk kabel feeder dari LVMDP ke panel penerangan dan NYY 3x6 mm2 untuk kabel dari panel penerangan stadion ke lampu sorot.

Semua kabel harus berada dalam conduit UPVC High Impact

yang disesuaikan ukurannya, semua kabel pada rak kabel harus diklem.

b. Splice/ Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya splice baik dalam feeder maupun cabang, kecuali pada outlet yang bisa dicapai.Sambungan kabel circuit cabang harus di buat secara mekanis dan harus teguh secara electric.

Semua sambungan kabel baik dalam junction box, panel atau tempat lain harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi porselen, bakelite atau PVC.

c. Bahan isolasi

Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, gelas, tape sintetis, resin splice case, composition dan lain-lain harus dari type yang disetujui.

d. Penyambungan kabel

- Semua penyambungan kabel dilakukan dalam kotak-kotak penyambung yang khusus untuk itu.

- Kabel-kabel disambung sesuai warna atau nama masing-masing dan dites tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan.

- Penyambungan tembaga dilapisi timah putih dan kuat. - Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi untuk

pipa PVC yang khusus untuk listrik. - Bila kabel dipasang tegak lurus di permukaan yang terbuka, harus

dilindungi GIP conduit.

Page 43: SPEKS TEKNIS

e. Saluran Penghantar dalam Bangunan - Instalasi penerangan tanpa ceiling gantung, saluran penghantar

(conduit) ditanam dalam beton. - Instalasi penerangan dengan ceiling gantung, saluran penghantar

(conduit) dipasang di atas cable tray dan diletakan di atas ceiling. - Instalasi saluran penghantar di luar bangunan digunakan saluran

beton, kecuali untuk penerangan taman digunakan pipa galvanized.

- Setiap kabel dalam bangunan digunakan pipa conduit minimum 5/8” diameternya.

- Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan socket/ lock nut.

f. Pemasangan kabel dalam Tanah - Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm. - Kabel yang langsung ditanam dalam tanah harus dilindungi bata

merah, diberi pasir , ditanam minimal 80 cm. - Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilapisi

pipa Galvanized. - Kabel yang menyebrang jalur selokan, dilindungi pipa galvanized

atau pipa beton. - Galian untuk tempat kabel harus bersih dari bahan-bahan yang

dapat merusak isolasi kabel, seperti batu, abu, kotoran bahan kimia, dll.

- Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung, harus menggunakan peralatan khusus unrtuk penyambungan kabel dalam tanah.

3. Konstruksi Panel dan Instalasinya.

a. Kabinet. Semua kabinet harus di buat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci.

b. Finishing Semua kabinet dicat dengan warna yang ditentukan direksi.Semua kabinet dari pintu untuk panel board listrik, di buat tahan karat atau diberi lapisan anti karat.

c. Pasangan panel Pasangan panel sedemikain rupa sehingga setiap peralatan dalam panel dengan mudah dijangkau tergantung macam atau type panel.

d. Panel-panel Sub Distribusi Utama Panel-panel sub distribusi harus seperti ditunjuk pada gambar, kecuali ditunjuk lain.

e. Papan nama Setiap pemutus daya harus dilengkapi dengan papan nama dan dapat dilihat dengan mudah.

f. Bus-bar/ Rel Bus bar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan perak, dengan ukuran sesuai dengan

Page 44: SPEKS TEKNIS

kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya disesuaiakan dengan ukuran PUIL.

g. Terminal dan Mur Baut Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga dan disekrup dengan menggunakan mur baut ring dari bahan tembaga atau mur baut yang divernikel dengan ring tembaga.

h. Cadangan/ Penyambungan di kemudian hari Bila dalam gambar ada cadangan, maka ruangantersebut dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung dsb, untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat berupa equipment bus bar, panel kayu, switch, circuit breaker, dll.

i. Alat-alat ukur Setiap panel dilengkapi dengan alat ukur seperti pada gambar.

j. Transformator Arus Traformator fully hermetic, oil immersed indoor type, victor group Dyn 5 dalam ruangan berventiasi.

k. Sikring Sikring adalah dari type kapasitas interupsi tinggi. Sikring harus dipasang pada pendukung yang sama pada peralatan yang dapat dicabut. Sikring cadangan disediakan sebanyak sikring yang ada disimpan dalam almari khusus dan diberi pengenal.

l. Kabel-kabel pengontrol Dipasang di pabrik/ bengkel secara lengkap dan dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran minimal adalah 1,5 mm2 dari type 600 volt PVC.

m. Merk Pabrik Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik. Panel adalah assembling lokal.

n. Peralatan Pengaman Pemutus Daya Peralatan pengaman adalah pemutus daya dengan moulded case.

o. Pilot Lamp

Semua tutup muka panel harus dilengkapi dengan : 1. Pilot lampu untuk menyatakan adanya tegangan R.S.T 2. Pilot lampu untuk push button on/off, untuk menyatakan

sistem telah on / off. 3. Pilot lampu untuk remote control pada panel. Penyediaan dari pilot lampu yang disebutkan di atas

merupakan keharusan, biarpun pada gambar tidak tertera.

Warna-warna untuk pilot lamp : 1. Untuk phase R: warna merah 2. Untuk phase S: warna kuning 3. Untuk phase T: warna biru 4. Untuk menyatakan sistem telah dijalankan dengan push button atau

dengan saklar, ataupun dengan Time Switch menyatakan sistem on dengan warna merah.

5.Untuk menyatakan sistem telah off dengan warna hijau.

Page 45: SPEKS TEKNIS

PPPaaasss aaa lll 222 PPP AAANNN EEELLL TTT EEEGGG AAA NNN GGGAAA NNN MMM EEENNN EEENNN GGGAAA HHH ((( MMMVVV DDD PPP)))

1. Lingkup Pekerjaan

Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian panel-panel tegangan menengah sesuai dengan gambar rencana yaitu : a. Panel utama tegangan menengah di ruang trafo/power house b. Pengadaan seluruh peralatan proteksi termasuk relay, dengan peralatan bantu

lainnya sehingga sistem dapat berjalan dengan baik. c. Pengadaan spare part dan operation manual termasuk training bagi operator. d. Testing dan commissioning lengkap dengan perizinan yang diperlukan untuk

penyambungan dengan sistem PLN.

2. Standard

Switchgear harus dibuat berdasarkan standard international yang berlaku, dan setiap kontraktor harus menyebutkan dan melampirkan standard yang dipergunakan antara lain : - DIN / VDE - IEC - JEC - JIS - BS - NFC Seluruh switchgear harus dilengkapi dengan test L.M.K atau Badan/Lembaga yang berwenang dilokasi proyek..

3. T y p e

Metal-clad switchgear dan control gear tegangan menengah (TM)-20 KV harus tahan terhadap cuaca lembab dan panas untuk pemasangan dalam (indoor) sesuai kondisi tropis.

4. Design Setiap panel harus modular sistem, mudah mengaplikasikan dan aman dalam pengoperasiannya. Setiap panel terdiri dari : - Busbar - Switching - Cable termination - Mechanism, interlocking

5. Karakteristik Switchgear

• Jenis pemutus : LBS dengan fuse.

Page 46: SPEKS TEKNIS

• Tegangan kerja : 20/24 kV • Frekwensi kerja : 50 Hz • Tingkat isolasi : 50/125 kV • Standard Impulse with : 125 kV stand voltage. • Power frequency with : 50 kV

stand voltage, 1 menit • Tegangan test (50 Hz) 1 menit. : 50 kV DC • Rated short-time with : 16/25 kA

stand current. • Rated closing time : 50 ms • Rated opening time : 42 ms • Rated break time : 60 ms • Besaran arus :

◊ Busbar : 630 A ◊ Circuit-Breaker : 400A

• Kondisi kerja : ◊ Jenis produksi : Tahan terhadap iklim tropis ◊ Temperatur ruangan : 40°C ◊ Kelembaban ruangan : 80% - 100%

6. Konstruksi

Switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas. a) Pemutus beban tidak dapat dimasukkan jika saklar pembumian tertutup atau

saklar pembumian tidak dapat dimasukan jika pemutus beban tertutup yang dapat dioperasikan secara mekanik dan elektris.

b) Pengamatan-pengamatan seperti “apakah suatu saklar pemutus beban atau pembumian dalam keadaan terbuka atau tertutup” dan sebagainya dapat dilakukan tanpa membuka pintu/pelindung switchgear.

c) Switchgear terdiri dari kotak-kotak/lemari yang dipergunakan untuk

pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan. Setiap ruang kotak / lemari switchgear hanya dapat dicapai/dimasuki, bila semua peralatan dalam ruangan tersebut telah mati/terputus atau terhubungkan ke tanah.

d) Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengaman (atau sistem intrelock) harus dibuat dari bahan yang cukup kuat sedemikian rupa sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh Petugas.

Page 47: SPEKS TEKNIS

e) Switchgear harus dibuat sedemikian rupa, sehingga cara-cara operasi, sistem pengaman dan perawatan dapat dilakukan sesederhana mungkin. Operasi terhadap switchgear harus dapat dilakukan dengan satu gerakan dengan sebuah handel mekanis yang dipasang.

f) Panel-panel/kubikel dibuat dari stainless steel, tebal tidak kurang dari 2.50 mm, dengan ukuran standard, sehingga dapat ditukar-tukar bagian-bagiannya dan dapat diperluas dengan mudah. Masing-masing terpisah satu sama lain dengan pelat pemisah.

g) Ruangan busbar, dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan dengan mur/sekrup, setelah switchgear dimatikan.

h) Ruangan peralatan, dilengkapi dengan pintu disebelah muka yang dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah mati.

i) Bagian muka dari panel dilengkapi dengan lubang/jendela untuk mengamati posisi dari alat-alat didalamnya.

7. Interlock

Perlengkapan untuk locking dan interlocking harus disediakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam operasi dan menjamin keselamatan petugas. Peralatan ini bekerja secara mekanis, dan mempunyai kekuatan mekanis lebih besar dari alat yang dikontrol. Perlengkapan alat interlock disediakan untuk : Interlock Pintu : • Pintu tidak dapat dibuka bila switch dalam posisi tertutup dan bila switch

pembumian dalam kedudukan terbuka. • Pintu tidak dapat ditutup bila switch pentanahan dalam keadaan tertutup.

Interlock untuk Switch TM : • Switch tidak dapat dioperasikan bila pintu dalam keadaan terbuka dan switch

pembumian dalam keadaan tertutup. 8. Padlocking

Padlocking harus disediakan untuk : • Switch pentanahan dalam keadaan terbuka dan tertutup • Pengaman dalam keadaan terbuka • Pintu dari panel switchgear

9. Pemberian Tanda Pengenal

Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

Page 48: SPEKS TEKNIS

• Fungsi dari peralatan dalam panel • Posisi terbuka atau tertutup • Arah putaran dari handle pengontrol dari switch • Nama dari feeder

Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang. 10. Sistem Pembumian

Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus dihubungkan menjadi satu secara elektrik dengan baik. Suatu rel pentanahan sepanjang panel harus disediakan, dimana bagian-bagian metal tersebut di atas dihubungkan. Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak dilakukan dengan pita tembaga yang fleksibel dan pita ini harus dilindungi terhadap gangguan mekanis (pintu dan lain-lain). Hal-hal dibawah ini harus dihubungkan pada rel pembumian : • Pisau switch pembumian • Pelindung baja dari kabel tegangan menengah

Rangkaian pentanahan harus tahan terhadap arus hubung singkat sebesar 25 KA, selama 1 detik tanpa mengalami kerusakan.

11. Finishing

Semua mur dan baut harus tahan karat dan dilapisi cadmium. Semua bagian-bagian dari baja harus bersih dan sand blasted, dan harus dilindungi terhadap karat sebelum dan sesudah perakitan. Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis warna abu-abu atau warna lain yang disetujui.

12. Pengujian a) Pengujian ini perlu dilakukan di pabrik dengan menunjukkan sertifikat

pengujian yang disetujui oleh lembaga yang berwenang meliputi : • Temperature rise test at continuous box rating • Making and breaking capacity type test • Mechanical endurance type test. • Power frequency voltage type test. • Impulse voltage withstands type test.

b) Routine test • Operating routine test • Power frequency voltage routine test. • Timing routine test for isolating devices • Dielectric routine test for isolating devices

Page 49: SPEKS TEKNIS

Setiap hasi test yang dilengkapi dengan berita acara pengujian harus disiapkan rangkap 4 (4 copy) untuk mendapatkan persetujuan MK/direksi pengawas.

c) Site Test Setiap site test harus dihadiri oleh MK/direksi pengawas dan lembaga yang berwenang, site test yang dilakukan antara lain : • Cable and equipment insulation • Phasing out • Insulating oil • Relay setting (current injection method) and tripping test • High pot tests to 75% of the rated power frequency withstand voltage • Current transformer and voltage transformers • Operational and control sequence and mechanical test • Joint and contact resistance • Corona and partial discharges test • Instrumentation test

d) Local power authority test Setelah seluruh peralatan dipasang, pengaturan dan penyelenggaraan testing dengan local power authority harus segera dilaksanakan, segala biaya dan akibat yang timbul selama dilakukan pengetesan ditanggung oleh sub contractor pelakasana. Hasil test sebanyak 4 copy diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

Pasal 3

TRANSFORMATOR DAYA 1. U m u m

Transformator harus dari tipe OIL IMMERSED, tidak mudah terbakar, tahan kelembaban harus bebas dari muatan parsial, tahan terhadap hubung singkat dan perubahan suhu secara tiba-tiba, kemampuan terhadap beban lebih yang tinggi dan akrab lingkurangan.

2. Spesifikasi Teknis Transformer

a. Step down transformer Jenis transformer : Oil Immersed Standard : IEC 726 dan IEC 354 Kapasitas daya kontinyu : 315 kVA (1 unit) Tegangan primer : 20 kV (Hubung Delta) Tegangan sekunder : 380 V tegangan berbeban (hubung star + netral). Jumlah fasa : HV dan LV tiga fasa

Page 50: SPEKS TEKNIS

Frekuensi : 50 Hz Koneksi grup vektor : Dyn 5 Bahan kumparan : HV dan LV tembaga Insulasi klas : F/F Tapping : ± 2 x 2.5 % Jenis tap changer : off load Rugi tanpa beban : 4,600 Watt Rugi beban pada 75°C : 16,000 Watt Proses casting : HV dan LV Epoxy Resin Under Vacum. Tingkat insulasi : HV = 24 kV, LV = 1.1 kV Power freq. short : HV = 50 kV, LV = 3 kV Duration voltage Tingkat tegangan impuls : 125 kV Temperatur kumparan max. : 100°C Kemampuan beban lebih : 140% dari kapasitas daya Sistem Pendingin : ONAN Kotak pelindung (enclosure). : IP 20

b. Pabrik pembuat : Trafindo, Unindo, ABB.

3. Inti Kumparan Inti harus terbuat dari bahan kualitas tinggi dengan rugi-rugi rendah dari cold rolled grain oriented silicon steel yang saling di tumpuk dan dipotong dengan sudut kemiringan 45° dan di beri lapisan anti karat.

4. Kumparan

Kumparan HV dan LV harus terdiri dari bahan tembaga yang mempunyai daya hantar tinggi yang dicetak/dibalut dengan insulasi epoxy resin dan diperkuat dengan bahan fiber glass. Pencetakan dengan epoxy resin harus dilakukan dalam keadaan vakum dan tekanan tinggi baik untuk kumparan tegangan tinggi maupun untuk tegangan rendah sehingga kumparan dapat dibuat bebas dari gelumbung udara sehingga bahan insulasi tidak tercemar, menjadi getas dan retak terhadap ekspansi, kontraksi dan kondisi cuaca lokal pada saat transformer bekerja pada beban penuh.

5. Perlengkapan Transformer

Setiap transformer harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut : • Sekrup dan link terminal untuk tapping HV • Pelat nama

Page 51: SPEKS TEKNIS

• Sekrup penjepit kabel pentanahan • Topi penutup untuk tapping HV • Cantolan pengangkat (lifting lugs) • Label tanda bahaya • Peralatan Proteksi dan Kontrol

⇒Sensor temperatur (Thermometer) ⇒Thermostat ⇒Gas detection relay ⇒Multiple function safety relays = DGPT-2

• Roda-roda • Bantalan anti getaran.

6. F i n i s h

Transformator harus dapat bekerja pada keadaan cuaca panas dan lembab, dan harus diberi finish yang tahan cuaca tropis. Finish yang akan dipergunakan harus disebutkan dalam penawaran.

7. Pengetesan

Selain ditentukan lain, pengetesan transformer harus dilaksanakan di pabrik pembuatnya yang meliputi test rutin sebagai berikut : • Pengukuran resistansi insulasi kumparan • Pengukuran ratio kumparan • Test hubungan phasa polaritas, pengeseran sudut dan urutan phasa. • Rugi tanpa beban dan arus eksitasi • Rugi beban dan impedansi tegangan • Test perbedaan dialektrik yang dipakai • Test tegangan induksi dialektrik Jika dianggap perlu dapat dilakukan test khusus meliputi : • Test kenaikan temperatur • Test tegangan impuls • Pengukuran tingkat kebisingan • Pengukuran muatan parsial • Test hubung singkat • Test siklus panas.

8. G a r a n s i

Pabrik pembuat trafo harus memberikan garansi terhadap semua trafo yang akan dipasang. Sertifikat pengujian dari pabrik harus disertakan pada penyerahan trafo. Sertifikat tersebut harus menunjukan, bahwa trafo yang bersangkutan adalah sesuai dengan standar-standar yang berlaku. Bila trafo yang

Page 52: SPEKS TEKNIS

bersangkutan mengalami kegagalan dalam pengujian, maka pabrik bertanggung jawab atas trafo tersebut memenuhi syarat setelah diadakan pengujian ulangan, dan diterima baik oleh Konsultan Pengawas.

9. Pendidikan dan Latihan Kepada 3 (tiga) orang yang ditunjuk oleh pemberi tugas tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copies Operating Maintenance dan Refair Manual, segala sesuatunya atas biaya Pemborong.

Pasal 3

KABEL TEGANGAN MENENGAH 1. Karakteristik Sistem

• Tegangan antar phasa : 20 Kv • Tegangan kontinue sistem : 24 Kv • Test tegangan impuls : 125 Kv • Frekwensi : 50 Hz • Rating daya hubung singkat pada jaringan : 500 MVA

2. Konstruksi Kabel • Konduktor dari bahan tembaga stranded dengan kandungan tembaga

99,99%. • Jenis bahan isolasi dari cross linked polyethylene (XLPE) yang mana

dilapisi dengan inner semi conductive bagian dalam dan dilapisi dengan outer semi conductive bagian luar.

• Mempunyai selubung semi conductive water blocking tape yang di beri copper tape pada bagian luar.

• Mempunyai selubung non conductive water blocking tape yang di beri shaper filler.

• Mempunyai selubung non conductive water blocking tape yang di beri PVC (Polyvynil chloride) dan PVC inner sheath.

• Untuk kabel tanah mempunyai flat steel wire dan steel tape. • Selubung terluar dari PVC berwarna merah. • Produk setara merk Tranka, Kabelindo, Kablemetal dan Supreme

Page 53: SPEKS TEKNIS

NO. PROPERTIES SATUAN

BESARANXLPE PVC

1. g/cm³ 0.92 1.4 2. Tensile strength Mpa 22 20 3. Elongation % 600 300 4. Volume resistivity Ohm-cm > 1017 > 1014 5. AC breakdown voltage kV/mm 40-50 20-35 6. Dielectric constant - 2.28 6-8 7. Dissipation faktor % 0.02 4-12 8. Temperatur normal °C 90 70 9. Short circuited temp. °C 250 160

3. Pengujian/Testing

a) Factory Test ⇒ Pengetesan Individual

Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari pengetesan sebagai berikut : • Pengetesan ukuran tahanan hantaran • Pengetesan dielektrik • Pengukuran loss factor

⇒ Pengetesan Khusus Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai. Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai berikut : • Test tegangan impuls • Mekanikal test • Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature • Pengetesan dielektrik • Pengetesan perambatan (Creep Test).

b) Site Test Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-penyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/insulation test. Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak dapat dihapus.

Page 54: SPEKS TEKNIS

4. Pelindung Ujung Kabel

Sebelum dilakukan pemasangan, kabel harus selalu terlindungi dari pengaruh luar. Untuk kebutuhan tersebut kabel harus dilengkapi dengan pelindung ujung kabel (sealing end cable).Pelindung Ujung Kabel harus mempunyai ukuran yang sama dengan kabel yang akan disambungkan. Harus tahan terhadap pengetesan-pengetesan yang dilakukan pada kabel.

Pasal 4 PANEL TEGANGAN RENDAH

1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan kelistrikan, tenaga teknisi dan tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

2. Type dan Macam Panel

Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan harus dibuat mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEC, PUIL dan sebagainya. a. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal enclosed),

free standing untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :

• LVMDP b. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed),

Coulomb/Wall mounting untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :

• Panel Penerangan d. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi

tercantum dalam gambar rencana sebagai panel yang masuk dalam lingkup pekerjaan.

3. Karakteristik Panel

• Tegangan kerja : 400 volt • Tegangan uji : 3.000 volt • Tegangan uji impulse : 20.000 volt

Page 55: SPEKS TEKNIS

• Frekwensi : 50 Hz 4. Konstruksi Panel Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya seperti pengoperasian pemutus tenaga (MCCB), pemutus tenaga mini (MCB), pemasangan kembali indikator-indikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.

a. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.

b. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.

d. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,50 mm dan diberi penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standard, sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-masing terpisah satu sama lain dengan alat pemisah.

e. Tiap panel terdiri dari bagian sebagai berikut : • Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat

dilepaskan dengan baut setelah switchgear dimatikan. • Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang

dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah off/mati.

• Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.

• Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut : Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah

pengelasan, kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi atau "Chromium Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".

Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat “Powder Coating”, warna abu-abu atau warna lain yang disetujui Direksi.

g. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker (MCB) dengan breaking capacity minimal 6 - 8 KA simetris. Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case Circuits Breaker (MCCB) atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana dengan breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus dari type automatic trip dengan kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit. Main MCCB

Page 56: SPEKS TEKNIS

dari setiap panel daya (power panel) harus dilengkapi dengan “Phase Failure Relay” dan kabel control harus tahan api.

h. Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal dibagian bawah/ atas dan mempunyai kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere frame main pemutus tenaga. Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 99,99% . Busbars harus dicat sesuai code warna dalam PUIL 2000; Phasa : Merah, kuning, hitam Netral : Biru Ground : Hijau - Kuning.

i. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan bekerja kontinu pada 10% tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempurna pada 85% tegangan nominal. Magnetic Contactor harus dari produk setara Telemecanique.

j. Pemberian Tanda Pengenal

Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut : • Fungsi peralatan dalam panel • Posisi terbuka atau tertutup • Arah putaran dari handel pengontrol dari switch • Dan lain-lain.

Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang. k. Pengujian

Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang diakui oleh PLN (LMK) : •Test kekuatan tegangan impuls •Test kenaikan temperatur •Test kekuatan hubung singkat •Test arus beban lebih •Test untuk alat-alat pengaman •Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud •Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel •Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock •Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

Page 57: SPEKS TEKNIS

Pasal 5

KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH 1. U m u m

Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang sesuai dengan gambar rencana (NYY, NYFGBY, NYM 06/1 KV) kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.

2. Instalasi dan Pemasangan Kabel

a. Bahan Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL 2000/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kawat dengan panampang 6 mm² keatas haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian kabel kendali/control. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type : • Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan conduit Hight Impact

uPCV • Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY • Kabel yang ditanam di tanah harus menggunakan kabel NYFGbY • Kabel penerangan luar/jalan dengan menggunakan kabel NYFGbY. • Untuk kabel-kabel dari diesel genset menuju ke LVMDP menggunakan

kabel jenis NYY. • Untuk kabel-kabel dari LVMDP menuju ke panel hydrant menggunakan

kabel jenis FRC. • Kabel yang digunakan harus setara dengan merk Kabelindo, Kabelmetal,

Tanka dan Supreme kecuali kabel FRC digunakan merk : Radox, Elcuflamex, Wilson, Fuji, Pirelli

Semua kabel NYY yang ditanam di dalam perkerasan (tembok, beton, dll) harus berada di dalam conduit Galvanis yang diameter dalamnya minimal 1,3 dari diameter luar kabel.

b. "Splice" / Pencabangan Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible). Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara electric, dengan cara-cara "Solderless Connector". Jenis kabel tekanan, jenis compression atau soldered.

Page 58: SPEKS TEKNIS

Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada konductor-konduktor dengan baik, sehingga semua konductor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.

c. Bahan Isolasi Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lainnya harus dipasang memakai cara yang disetujui atau sesuai saran teknis dari pabrik pembuat.

d. Penyambungan Kabel 1. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-

kotak penyambung yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain). Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana.

2. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-namanya masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas.

3. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.

4. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / procelen yang khusus untuk listrik.

5. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi tertentu.

6. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal temperatur-temperatur pengecoran dan semua lobang-lobang udara harus dibuka selama pengecoran.

7. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa baja dengan tebal minimal 2,5 mm.

e. Saluran Penghantar dalam Bangunan

1. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling gantung, saluran penghantar (conduit) ditanam dalam beton.

Page 59: SPEKS TEKNIS

2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung saluran penghantar (conduit) dipasang diatas kabel tray dan diletakkan di atas ceiling dengan tidak membebani ceiling.

3. Untuk instalasi saluran penghantar diuar bangunan, dipergunakan saluaran beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized dengan diameter sesuai standarisasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.

4. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit

minimum 5/8" diameternya. Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di dalam junction box. Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Jerman Eropa, tutup blank plate stainless steel, type "star point".

5. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan "Socket / lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.

f. Pemasangan Kabel dalam Tanah

1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm. 2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata

merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 80 cm. 3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilindungi

dengan pipa Galvanized dengan diameter minimum 2 kali. . 4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa

galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC type AW, kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.

5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. kemudian kabel diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.

6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung, harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.

Page 60: SPEKS TEKNIS

7. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang jelas pada jalur-jalur penanaman kabelnya. Agar memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul.

3. Penujian & Testing

a. Factory Test • Pengetesan Individuil

Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari pengetesan sebagai berikut : ◊ Pengetesan ukuran tahanan hantaran ◊ Pengetesan dielektrik ◊ Pengukuran loss factor ◊ Continuity

• Pengetesan Khusus

Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai. Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai berikut : ◊ Test tegangan impuls ◊ Mekanikal test ◊ Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature ◊ Pengetesan dielektrik ◊ Pengetesan perambatan (Creep Test)

b. Site Test

Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-penyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/insulation test.

Pasal 6 PENERANGAN DAN STOP KONTAK

1. Lampu dan Armaturenya

Lighting System merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari Housing dan Reflector,

Lampu dan Gears.

o Housing, reflector, lampu dan gears (capacitor, ballast, starter dan accessories)

harus merupakan satu set dari satu merk (bukan campuran)

o Reflector harus dengan system anti glare terbuat dari system tiga dimensi

lengkung, sehingga sumber cahaya yang tertangkap oleh kaca (misal : monitor

komputer) tidak terpantulkan.

Page 61: SPEKS TEKNIS

Housing Material dan Finishing Lampu Fluorescent (TL)

o Zinc coated white paint sheet steel 0.5 mm

o Optics: High impurity pre-anodize alumunium sheet, semispecula and specula

finished

o In-fill panel: Cold Rolled steel with white paint

Product ex Philips, General Electric(GE)

Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan

dalam gambar-gambar elektrikal . o Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan (grounding). o Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus

dikompensasi dengan "power factor correction capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari louver.

o Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai bahan tertentu, sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.

o Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.

o Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.

o Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,8 mm, diproses anti korosi proses “posphating”, dicat dasar tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir dengan powder coating warna putih.

o Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.

o Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai ketebalan minimum 0,5 mm.

o Ballast untuk lampu TL harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).

o Tabung Fluorescent harus dari type TLD. o Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan

harus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser harus dari bahan gelas susu atau satin etached opal plastic. Armatur down ligh tersebut harus tahan terhadap bahan kimia maupun gas kimia.

o Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan desain Perencana.

Page 62: SPEKS TEKNIS

2. Stop Kontak Biasa o Stop kontak dinding yang dipakai adalah stop kontak industrial 1 phasa + N + E,

rating 250 Volt, 16 Ampere, untuk pemasangan di dinding / kolom.

o Stop kontak baik tipe tunggal maupun ganda dengan kontak pembumian disisinya

harus dari tipe pemasangan terbenam (inbow) dan harus memenuhi standar CEE7

o Kapasitas minimal stop kontak adalah 250 volt, 16 A bait tipe tunggal maupun

ganda

o Stop kontak dipasang pada ketinggian 30 cm dari atas permukaan lantai, kecuali

ditentukan secara khusus.

o Saklar baik tipe tunggal, rangkap maupun hotel, harus dari tipe pemasangan

terbenam dengan kapasitas minimal 10 A dan harus memnuhi standard BS 3676

o Saklar dipasang pada ketinggian 150 cm dari atas permukaan lantai, kecuali

ditentukan secara khusus

o Stop kontak dan kontak tusuk untuk peralatan harus sesuai dengan rekomendasi dari

pabrik pembuat peralatan

o Kecuali ditentukan lain, semua stopkontak dan saklar dan grid switch harus

berwarna putih.

o Product ex MK, EGA

3. Stop Kontak Industrial, 1 phasa dan 3 phasa + N + E

o Stop kontak industrial yang dipakai adalah stop kontak industrial 1 phasa

dengan 3 pin, untuk pemasangan pada dinding/kolom dengan ketinggian 80

cm di atas lantai dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan

pentanahan.

o Stop kontak industrial 3 phasa yang dipakai adalah stop kontak industrial 3 phasa dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan. Rating 3 Phasa, 415 Volt, 32 A yang dilengkapi switch.

4. Isolating Switches / cam switch atau rotary switch

o Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan indicating lamp. Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya. Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, 3 phasa, 415 Volt.

o Switches harus dipasang pada box.

Page 63: SPEKS TEKNIS

6. Box untuk Saklar dan Stop Kontak o Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak

kurang dari 35 mm. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar atau stop kontak dinding terpasang pada box harus menggunakan baut, pemasangan dengan cara yang mengembang tidak diperbolehkan.

7. Kabel Instalasi

o Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM, NYY). Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut : Fasa R : merah Fasa S : kuning Fasa T : hitam Netral : biru Grounding : hijau/kuning

8. Pipa Instalasi Pelindung Kabel

o Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah conduit uPVC high impact. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.

o Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-Junction box) dan armature lampu.

o Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa conduit uPVC, high impact conduit-heavy gauge, minimum diameter 19 - 25 mm.

9. Rak Kabel Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder yang terbuat dari plat Mild Steel dengan ketebalan min. 2,0 mm, dan difinishing Hot Dip Galvanis dilapisi oleh Zinchromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia. Demikian pula untuk cable tray yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk penerangan dan stop kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan min. 2,0 mm dengan difinishing hot dip galvanized.

Page 64: SPEKS TEKNIS

10. Testing / Pengujian

Testing dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan yang disahkan oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi : 1. Test ketahanan isolasi 2. Test kekuatan tegangan impuls 3. Test kenaikan temperatur 4. Continuity test.

PPP aaasss aaa lll 777

SSS IIISSS TTTEEE MMM PPP EEEMMM BBBUUU MMM III AAANNN

Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus je las dan t idak dapat dihapus. 1.Peralatan Metal lainnya

Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah (individual). Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 5/8" dan harus ditanam sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal 2 Ohm. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standard-standard yang berlaku dalam PUIL 2000. Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut :

Penampang Konduktor Penampang Konduktor daya yang digunakan (mm2) pembumian (mm2) < = 10 mm² 6 mm² 16 mm² 10 mm² 35 mm² 16 mm² 70 mm² 50 mm² 120 mm² 70 mm² > = 150 mm² 95 mm² 2. Teknik Pengerjaan Pembumian

o Tanam pipa galvanis 1,5 “ secara vertical sampai kedalaman tanah tertentu setelah

diukur tahanan pembumian nya harus kurang dari 2 Ohm

o Kemudian pipa dicabut kembali sehingga akan meninggalkan lubang dengan

diameter 1,5 “.

Page 65: SPEKS TEKNIS

o Isi lubang tersebut dengan serbuk arang padat

o Tanam elektrodanya di tengah-tengah serbuk arang tersebut.

o Terminal pembumian tersebut harus terletak di dalam bak kontrol khusus.

o Sambungan sistem pembumian dengan down conductor ditempatkan dalam bak

kontrol

o Penempatan bak kontrol harus mudah dijangkau dan mudah untuk dilakukan

pemeriksaan dan pengetesan.

o Sambungan antara down conductor dan sistem pembumian harus terikat erat

sehingga konduktivitasnya terjamin. Namun demikian harus pula mudah di buka

untuk dilakukan pengetesan.

Jika tahanan pembumiaan yang diinginkan belum bisa dicapai, sehingga untuk

pencapaianya diperlukan beberapa elektrode maka jarak antara elektrode tersebut minimum

harus dua kali panjangnya. Jika elektrode tersebut tidak bekerja efektif pada seluruh

panjangnya, maka jarak minimum antara elektroda harus dua kali panjang efektifnya.

XX. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

Pasal 1

PENJELASAN & SPESIFIKASI UMUM (1) Pekerjaan instalasi plumbing ini harus dilaksanakan oleh Instalatur

Pipa yang telah mempunyai surat pengakuan (P.A.S) golongan III dari PAM setempat dan SIBP klas A dari Pemerintah Daerah.

(2) Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi plumbing ini,

disamping Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, berlaku :

- A.V. 1941 - Peraturan/ persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas

Keselamatan Kerja Pemerintah Daerah setempat. - Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan

Kerja Pemerintah Daerah setempat. - Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin,

peralatan dan material tersebut dibuat. - Peraturan/ persyaratan lainnya yang berlaku sah di Indonesia.

(3) Semua gambar-gambar kerja atau shop drawing yang dibuat oleh Kontraktor/ Instalatur Plumbing maka sebelum dilaksanakan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas/ Contrustion Management.

Page 66: SPEKS TEKNIS

(4) Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor/ Instalastur diharuskan

menyerahkan gambar instalasi yang telah direvisi dan disahkan oleh PAM setempat, dalam rangkap 5 (lima) dilampiri surat tanda keur dari PAM yang menyatakan bahwa pemasangan instalasi telah memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan.

(5) Dalam perhitungan biaya penawaran, harus sudah termasuk :

- Biaya perizinan dan pengetesan untuk bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang dipasang.

- Biaya keur dan biaya tanggungan instalasi. - Semua biaya yang diakibatkannya dan biaya resiko

pecah/rusaknya sanitary fixtures. - Biaya penyimpanan/gudang untuk sanitary fixtures. - Biaya penyambungan PAM.

(6) Semua instalasi, peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang telah

terpasang, sebelum diserahkan harus ditest mengenai kemampuan bekerjanya, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan.

Pasal 2

RUANG LINGKUP PEKERJAAN (1) Pekerjaan Air Bersih

- pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan utama yang diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih berupa pompa-pompa, panel pompa beserta perlengkapan.

- Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan yang meliputi pemipaan reservoir, pemipaan pada instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap titik pengeluaran.

- Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya closed, wastafel, urinal dan lain-lain.

(2) Pekerjaan Air Kotor

- Pengadaan dan pemasangan beserta perlengkapan yang diperlukan dalam sistem pembuangan air kotor.

- Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closed, wastafel, urinal, floor drain dan lain-lain.

Pasal 3

PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM (1) Waktu Pelaksanaan

Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan disesuaikan dengan tahap-tahap pembangunan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Page 67: SPEKS TEKNIS

(2) M a t e r i a l

- Semua material/ bahan yang digunakan/ dipasang harus dari jenis material berkualitas terbaik, dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan rusak atau afkir), sesuai dengan mutu dan standard yang berlaku (SII) atau standard International seperti B.S., J.I.S., A.S.T.M., DIN atau yang setaraf. Instalatur dalam hal ini Kontraktor bertanggung jawab penuh atas mutu dan kwalitas material yang akan dipakai, setelah mendapat persetujuan Pemilik Proyek dan Konsultan Perencana.

- Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru bebas dari defective material, improver material dan menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.

- Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditandatangani berita acara penerimaan barang.

- Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/ peralatan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

- Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, instalasi dipasang/ digunakan untuk diminta persetujuannya kepada Pemilik Proyek dan Konsultan Perencana.

(3) Gambar-gambar dan Spesifikasi

Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan-perencanaan ini merupakan suatu kesatuan dan tidak dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja. Kontraktor harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.

(4) Gambar-gambar Perencanaan

Di dalam gambar-gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan menunjukkan semua pipa-pipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixture secara terperinci. Semua bagian-bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Kontraktor, apabila diperlukan, agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.

(5) Gambar-gambar Kerja Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di site/ lapangan. Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagainya. Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberikan tanda-tanda dengan pensil/

Page 68: SPEKS TEKNIS

tinta merah pada set gambar atas segala perubahannya, penghapusan atau penambahan pada instalasi tersebut.

(6) Gambar Pelaksanaan

Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (Shop Drawing) untuk disetujui oleh Direksi, juga harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing) yang meliputi denah, instalasi yang terpasang, detail pemasangan, detail peralatan dari seluruh instalasi di atas/ digambar dikertas kalkir. Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.

(7) Contoh-contoh Barang

Pemborong wajib mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan, kepada Direksi Lapangan atau brosur-brosur dari alat-alat tersebut dan menunggu persetujuan dari Direksi Lapangan sebelum alat-alat tersebut dipasang. Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke kantor penyelidikan bahan-bahan atas biaya Pemborong/ Kontraktor. Bila ternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak baik/ tidak bisa dipakai oleh Direksi Lapangan, maka Pemborong harus mengangkut bahan-bahan tersebut ke luar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, harus sudah tidak ada di lapangan (site).

(8) Tenaga Pelaksanaan

Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/ tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi. Untuk pelaksanaan, khusus Pemborong harus memberikan surat pernyataan yang membuktikan bahwa tukang-tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut memang mempunyai pengalaman dan kecakapan. Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh PDAM setempat sesuai dengan Domisili dengan Pemborong/ Kontraktor tersebut.

(9) Pengamanan

Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/ peralatan-peralatan untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan-bahan/ peralatan-peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.

(10) Koordinasi

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan koordinasi dengan Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan Struktur, Elektrikal, Interior dan sebagainya, sehingga

Page 69: SPEKS TEKNIS

kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/ dihilangkan.

Pasal 4

PENGECATAN DAN LABEL (1) semua pipa-pipa yang tidak tertanam didalam tembok/ tanah harus

diberi tanda-tanda dengan mengecat pipa-pipa tersebut dengan warna 2 (dua) lapis bahan anti karat dan tanda arah aliran warna akan ditentukan kemudian (kecuali pipa PVC).

(2) Semua pipa-pipa yang akan ditanam didalam tanah harus dilapisi berturut-turut lapisan aspal, lapisan goni dan lapisan aspal/ plinkote minyak.

(3) Pipa-pipa air yang tidak tertanam didalam bagian bangunan harus dicat dengan lapisan cat dasar yang tahan karat dan kemudian difinish dengan cat finish.

(4) Sebelum dilakukan pengecatan/ pelapisan dengan bahan anti karat, semua bagian pipa harus dibersihkan dari kotoran, lemak dan karat dengan menggunakan alat yang sesuai dengan untuk itu.

Pasal 5

PEMASANGAN INSTALASI PIPA AIR BERSIH (1) Pemasangan instalasi air bersih harus dilaksanakan sesuai dengan

ukuran dan lokasi yang telah ditentukan didalam gambar kerja. Pipa yang digunakan untuk keperluan ini adalah pipa GIP.medium class A. Fittings dari Class 10 K dengan tiap-tiap sambungan menggunakan sambungan ulir dan fitting tape atau sambungan flange serta welding untuk hidrant dan sprinkler. Merk pipa : Bakrie, PPI atau setaraf. Merk Fittings : TG, HE atau setaraf.

(2) Pada setiap penyambungan pipa-pipa ke fixtures ataupun

equipments valve harus digunakan union fitting, kecuali apabila fictures atau equipment yang bersangkutan telah dilengkapi oleh alat-alat penyambung tersebut.

(3) Pada setiap pipa penyatu yang disambungkan pada tiap-tiap

fixtures atau equipment harus dipasang valves sesuai dengan gambar. Semua valves ukuran dia. < 2,5" digunakan screwed class 10 K, dan ukuran > 2,5" digunakan flanged class 10 K. Merk : Kitazawa, Toyo atau setaraf.

(4) Ketentuan penggantung Pipa, Konstruksi & Persyaratan Pemipaan.

- Semua alat-alat penggantungan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak merusakkan pipa-pipa dan cukup kuat sehingga tidak menyebabkan turunnya pipa-pipa yang terpasang.

Page 70: SPEKS TEKNIS

- Semua pipa-pipa harus digantung pada struktur bangunan dan tidak diperkenankan meletakkan pipa-pipa tersebut pada rangka langit-langit.

Konstruksi penggantung harus memungkinkan adanya expansi termis dari pipa dan mengurangi transmisi vibrasi sampai batas 1". - 1 1/4"-Mak. 7 feet. - 1,5"-Mak 9 feet. - 2"-Mak. 10 feet. - 3"-Mak. 12 feet. - 4"-Mak. 14 feet. - 6"-Mak. 17 feet.

(5) Pemasangan pipa-pipa harus dilakukan ketentuan-ketentuan

sebagai berikut : - Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya

harus sesuai dengan gambar rencana dan penyambungan kedap air dengan sealing tape

- Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salut dinding/ plesteran dan langit-langit dilaksanakan.

- Pembobokan plesteran/ salut dinding dan pembongkaran langit yang sudah terpasang harus dihindarkan.

- Pemasangan sparing harus pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur bangunan harus dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur yang bersangkutan.

- Pemasangan pipa-pipa atau equipment harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak ada suatu sambungan yang saling bersilangan antara pipa-pipa air bersih dengan pipa-pipa pembuangan lainnya.

(6) Pemotongan pipa harus dilaksanakan dengan menggunakan gergaji

atau pipa cutter. Permukaan pipa bekas potongan harus diratakan sehingga mencapai ukuran penampang aslinya, selanjutnya pipa tersebut harus dibersihkan dari kotoran-kotoran bekas gergaji atau perataan.

(7) Penempatan dari valves, clean out, accessories, equipment dan

lain-lain peralatan harus sedemikian rupa sehingga :

- Terlindung (bila perlu dengan tanda-tanda petunjuk). - Mudah dicapai. - Tidak mengganggu.

(8) Perlindungan/ proteksi waktu pelaksanaan :

- Semua pipa-pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau fixtures, harus ditutup dengan cap atau plug.

Page 71: SPEKS TEKNIS

- Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valves, trape dan fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang akan menyumbat.

- Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan kerusakan-kerusakan.

- Semua pekerjaan gantungan pipa-pipa diplat lantai harus seizin pengawas dan kontraktor sipil.

- Pemasangan pipa datar harus benar-benar lurus dan pemasangan pipa tegak harus benar-benar vertikal.

- Pipa-pipa didalam shaft pipa harus diikat denga “U” klem terhadap kanal yang ditempatkan pada jarak maksimum jauh 1,2 meter dengan konstruksi klem seperti pada gambar.

- Apabila terdapat segmen pemipaan yang ternyata menghalangi jalur instalasi lain maka perbaikan-perbaikan atau pembongkaran dilaksanakan atas biaya pemborong sendiri.

- Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow, bend), begitu pula dengan percabangan harus menggunakan TEE atau Cross tee sesuai dengan kebutuhan, membengkokkan pipa tidak diperkenankan.

- Perubahan design oleh Pemborong atas permintaan Owner, shop drawing yang dibuat harus dengan persetujuan pemilik proyek.

- Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki tahanan aliran yang berlebihan tidak diperkenankan dipasang kecuali bila disyaratkan pada buku ini.

- Sebelum dipasang, selama pemasangan dan sesudah dipasang pipa-pipa dan accessoriesnya, terutama bagian dalamnya harus dijaga agar tetap bersih dan harus diperiksa setiap saat terhadap kerusakan dan kotoran.

- Harus disediakan automatic release valve pada tempat-tempat tertinggi untuk mengeluarkan udara secara otomatis dan pada tempat terendah harus dipasangkan katup blow off berikut pemipaannya menuju ke saluran air hujan terdekat.

(9) Sambungan Pipa

a. Sambungan pipa yang digunakan adalah sambungan ulir, sambungan flange dan sambungan las.

b. Sambungan ulir dipergunakan untuk pipa dengan diameter kurang dari 4 inch dimana setiap jarak 2 length (standard pipe length) harus diberi sambungan flange.

c. Sambungan flange dipergunakan untuk pipa dengan diameter

lebih besar dari 3 inchs, persyaratan flange yang dipakai dan pelubangnya seperti yang tercantum pada pasal selanjutnya.

d. Sambungan las diperlukan untuk membantu pemasangan pada tempat-tempat yang sulit dicapai sehingga segmen pipa tersebut harus dirakit terlebih dahulu sebelum dipasang pada tempatnya. Segmen pipa yang disambung dengan las harus dihubungkan dengan segmen lainnya menggunakan flange.

Page 72: SPEKS TEKNIS

e. Sambungan las harus dipergunakan untuk membuat “intake port” dan “outlet-port” pada pipa header.

f. Pada sambungan ulir, terlebih dahulu harus dilapisi dengan “read-lead cement”, kemudian dibalut dengan menggunakan pintalan serabut kain atau pipa khusus.

g. Pada sambungan flanged harus dilengkapi dengan “Ring Type Gasket” untuk lebih menjamin kekuatan sambungan tersebut.

h. Sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar sudut maksimum yang ditentukan oleh pabrik pipa yang bersangkutan (maksimum deflection allowed).

(10) Pemasangan Peralatan Ukur/ Sensor

Pemasangan peralatan ukur dan peralatan sensor harus mengikuti persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat peralatan tersebut sehingga hasil pengukuran dapat dipertanggung jawabkan.

(11)F i t t i n g

a. Double-nipple, socket, elbow, bend dan lainnya. Jenis : Cast-Iron Fitting Kelas: 150 psi Merk: Top Brand atau setaraf.

b. Flange Jenis: Forged Steel Flange Kelas: 150 psi

c. Flange bolt Jenis: Commercial Bolt

Pasal 6

PERSYARATAN PERALATAN BANTU (1) Katup Penutup

Jenis : Bronze valve, hand-wheel operated Stem : Non-rising (air bersih) rising stem (air cond.) rising stem

(air cond) Kelas : 150 psi Standard: (B.S.), (JIS), (ANSI), (ASTM).

(2) Katup Searah

Jenis: Swing “Y” pattern bronze Arah aliran: Horizontal atau vertikal bergantung posisi pipa Kelas: 150 psi Katup searah harus type anti water hummer.

(3) Katup Pengatur/ Pembalans.

Jenis: Full foot ball bronze valve, lever operated. Kelas: 150 psi

(4) Katup Reservoir/ Foot Valve

Jenis: Ball foot ball bronze valve, lever operated. Kelas: 150 psi

Page 73: SPEKS TEKNIS

(5) Katup Pelepas Udara Jenis: Cast-iron valve Kelas: 150 psi

(6) S t r a i n e r

Jenis: “Y” pattern bronze Screen: Stainless steel Kelas: 150 psi Merk: Kitazawa, Toyo atau setaraf.

(7) Flexible Connection

Jenis: Spool type flexible rubber Bentuk: Spherical Kelas: 150 psi Merk: Proco, Tozen, atau setaraf.

(8) Pressure gauge Jenis: Bourdon, dial-gage Fluida kerja: Air Dial size: 10 cm Range: 1 - 1 0 atm Merk: Nagano,Yamamoto atau setaraf

(9) Flow Meter

Jenis: Direct-reading impact-tube Range : 10 - 100 gpm Tekanan kerja: 5 atm Ketelitian: + 5%

(10) Thermometer

Jenis: Mercury expansion Mounting: Pipa Range: 10 - 40 centrigrade Kelengkapan : - Thermometer well : - Bronze glass guard

(11) Kran Taman & Kran Botol

Jenis: Per chroom Ukuran: 0 1/2" Merk: TOTO,KITZ, TAHO, SAN-EI atau setaraf. Khusus untuk kran taman/ Hose Bibb harus dilengkapi dengan coupling penyambungan ke slang.

Pasal 7

PENGETESAN/ PENGUJIAN SISTIM PEMIPAAN AIR BERSIH Semua peralatan yang sudah terpasang harus ditest dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Page 74: SPEKS TEKNIS

a. Sistim pemipaan harus ditest dengan tekanan hydrostatis sebesar 2 x tekanan kerja atau sekurang-kurangnya 120 psi atau 6 atm absolut selama 6 (enam) jam terus menerus.

b. Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa-pipa tersalut

dengan plesteran/ salut dinding dan sebelum langit-langit di daerah yang bersangkutan terpasang.

c. Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa-pipa tersalut

dengan plesteran/ salut dinding dan sebelum langit-langit di daerah yang bersangkutan terpasang.

d. Pengujian dinyatakan berhasil apabila selama pengujian tidak

terjadi penurunan tekanan. e. Pengujian dilakukan pada pipa utama sebelum pipa tersebut

ditanam dalam tanah atau didalam bagian bangunan. f. Bila terjadi penurunan tekanan selama waktu waktu pengujian,

kontraktor harus mencari sebabnya dan segera memperbaiki kesalahan/ kerusakan/ ketidak sempurnaan tersebut dan pengujian harus diulang.

g. Pekerjaan desinfeksi, dengan memasukkan larutan chlorine ke

dalam sistim pemipaan air bersih dengan sistim injeksi dan menjalankan pompa dan setelah 16 jam harus dibilas dengan air bersih sehingga dosis chlorine yang sisa tidak lebih dari 0,2 ppm

Pasal 8. KETENTUAN PENGGANTUNG PIPA, KONSTRUKSI &

PERSYARATAN PEMIPAAN (1) Semua alat penggantungan harus dikerjakan sedemikian rupa

sehingga tidak merusakkan pipa-pipa, isolasi dan cukup kuat sehingga tidak menyebabkan turunnya pipa-pipa yang terpasang.

(2) Semua pipa harus digantung pada struktur bangunan dan tidak

diperkenankan meletakkan pipa-pipa tersebut pada rangka langit-langit. Konstruksi dan jarak penggantung sesuai dengan ketentuan pada instalasi pipa air bersih.

(3) Untuk pipa-pipa horizontal dipasang miring ke atas mengikuti arah

aliran, kemiringan pipa dari 1 : 200 s/d 1 : 300. (4) Pemotongan pipa, perlindungan/ proteksi pada waktu pelaksanaan

sesuai dengan ketentuan pabrik dan ketentuan pada instalasi pipa air bersih.

Page 75: SPEKS TEKNIS

(5) Apabila terdapat segmen pemipaan yang ternyata menghalangi jalur instalasi lain maka perbaikan-perbaikan atau pembongkaran dilaksanakan atas biaya pemborong sendiri.

(6) Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu

(elbow, bend), begitu pula dengan percabangan harus menggunakan Tee atau Cross Tee sesuai dengan kebutuhan, membengkokkan pipa tidak diperkenankan.

(7) Bila ada perubahan design atas permintaan owner, kontraktor harus

membuat shop srawing dengan persetujuan pemilik proyek.

Pasal 9 FITTING

(1) Double nepple, elbow, bend, tee, reduct, socket dan lainnya,

dengan jenis material yang sama. Kelas atau type dari fitting harus equivalent dengan type dari pipa tembaganya.

Pasal 10

PEMASANGAN INSTALASI PIPA AIR KOTOR & AIR BEKAS (1) Lingkup Pekerjaan

- Pekerjaan pemipaan/saluran air kotor dan air bersih buangan

dari sanitary fixtures sampai ke tempat pengolahan air kotor/ air buangan.

- Pemasangan semua sanitary fixtures dengan perlengkapannya. - Pembuatan bak kontrol (inspection chamber) untuk waste dan

soil.

(2) Persyaratan Pemipaan Air Kotor a. Pemasangan instalasi pipa air kotor dan air bekas harus

dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan lokasi yang telah ditentukan didalam gambar kerja.

Pipa yang digunakan harus dari jenis poly vinyl chloride (P.V.C) klas/ kualitas terbaik (clase A.W.) tidak rapuh, merk : WAVIN atau setaraf (SII Standard), khusus pipa menyeberangi jalan atau parkir harus dilindungi pipa Galvanized Steel Pipe (GSP). Untuk vent dan semua fittingnya menggunakan pipa PVC dengan bentuk sambungan monolit (solit), sambungan dengan las tidak dibenarkan untuk dipakai.

b. Fitting yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan

sebagai berikut

Page 76: SPEKS TEKNIS

- Semua perubahan ukuran pipa harus menggunakan reducing fitting.

- Pembelokkan arah aliran harus menggunakan “Y” fitting

kombinasi dari “Y” dan 1/8 “bend”, long sweep 1/4, 1/6, 1/8 dan 1/16.

- Untuk pipa-pipa vertikal dipakai cabang “Tee” dengan short

weep 1/4 bend, untuk arah aliran horisontal ke vertikal dan untuk belokan pembuangan dari closed.

- Fitting yang digunakan harus sesuai dengan standard PVC connection.

- Fitting, merknya harus sesuai dengan merk pipa yang dipakai.

c. Penggantungan pipa-pipa harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau standard dari jenis pipa PVC system. Tidak dibenarkan menembak/ ramset pada plat lantai untuk keperluan penggantung pipa-pipa, kecuali dengan cara mengebor pada tempat-tempat tertentu atas petunjuk pengawas dan kontraktor sipil.

d. Pemasangan pipa harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan

sebagai berikut : - Arah aliran instalasi pipa air kotor (sewage) & air bekas

ditujukan ke pipa sewage treatment melalui basin pompa sewage.

- Semua pipa-pipa horizontal dengan kemiringan minimal 1,5 % (1,5 cm per meter) ke arah aliran, kecuali apabila dinyatakan lain sesuai dengan kebutuhannya.

- Pipa-pipa dan fitting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kebocoran, rembesan atau retakan-retakan pada sambungannya.

- Cara proteksi, pemotongan dan pembersihan disesuaikan dengan cara sebelumnya.

Penyambungan pipa atau fitting harus mengikuti petunjuk dan instruksi dari pabrik produsen via yang bersangkutan.

e. Trape harus dipasang dengan ketentuan sebagai berikut :

- Setiap pemasangan fixtures harus dilengkapi dengan pemasangan trap pada pipa yang akan menuju fixture, kecuali apabila fixtures tersebut telah dilengkapi dengan trap tersendiri.

- Trap harus dipasang ditempat yang sudah dicapai dan harus menggunakan clean out plug.

f. Floor drain harus dipasangkan dengan dilengkapi trap, grate dan

brass strainer yang dapat dibuka-buka untuk pembersihan. Merk : Toto atau setaraf.

Page 77: SPEKS TEKNIS

g. Vent harus dipasang dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : - Pipa horizontal harus dipasang miring ke arah aliran drain yang

menuju pembuangan tanpa ada trap atau konstruksi yang berbentuk trap.

- Pipa vertikal utama dari instalasi air kotor dan air bekas dengan

ukuran yang sama, diteruskan ke atap sebagai vent yang dengan pipa-pipa vent vertikal lainnya.

- Pipa vent yang berasal dari kelompok fixtures, jika dihubungkan

dengan pipa vent utama harus pada ketinggian tidak kurang dari 30 cm diatas atap dan harus dilengkapi dengan flashing fittings.

h. Sleeves dikerjakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

- Untuk semua pipa-pipa yang menembus beton (sloop plat lantai, dinding atau balok) harus dibuat sleeve, sebelum beton-beton yang bersangkutan dicor.

- Jika tidak memakai isolasi maka sleeve harus dipasang minimal

satu ukuran lebih besar dari pada aslinya. - Sleeve yang dipakai adalah galvanized steel pipe. - Rongga antara pipa instalasi dan sleeve harus ditutup rapat

dengan bahan yang elastis. i. Perlindungan/ proteksi sesuai dengan cara sebelumnya. j. Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari

satu merk dan mengikuti standard yang sama. k. Fittings terbuat dari bahan yang sama dengan jenis bahan pipa dan

merupakan cetakan pabrik. l. Semua pipa tegak harus dijangkar kuat pada tiap jarak 2,5 m

maksimum. Untuk pipa mendatar harus ditumpu/ digantung kuat pada jarak maksimum 2 m.

m. Semua clean out adalah yang dimaksud sampai menembus lantai

(floor clean out) atau type clean out lantai. Merk : San-Ei, Toto atau setaraf.

n. Untuk fitting/ belokan yang menerima beban vertikal akibat adanya

pipa tegak diatas harus diberi penumpu beton/ thrust blok. o. Pipa vent tegak yang keluar dari permukaan tanah harus mempunyai

ketinggian 2,5 m dan diujung pipa tersebut dipasang Tee.

Page 78: SPEKS TEKNIS

p. Pengujian dari seluruh sistim pemipaan air kotor/ bekas ini dilakukan setelah pemasangan selesai dan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk CM/ Perencana.

q. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk

keperluan pengujian tersebut dan segala biaya menjadi tanggung jawab Pemborong.

r. Pemasangan/ perletakan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar

pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tertera jelas dalam gambar.

s. Pada jalur pemipaan setelah keluar dari bangunan harus dipasang

inspection chamber dengan konstruksi sesuai dengan persyaratan/ standard.

t. Pada bagian bawah dari pipa tegak ke pipa datar harus diberi

penumpu/ support dan pipa datar lainnya diberi penggantung.

Pasal 11

PERSYARATAN SAMBUNGAN PIPA AIR KOTOR

(1) Sambungan pipa PVC harus menggunakan sambungan dengan

“solvent cement”. (2) Sambungan harus mampu menahan tekanan air kotor sebesar tinggi

kolom air dari pipa terendam sampai ke titik ujung atap pipa vent stack.

(3) Sambungan antara pipa dan arah yang berbeda harus menggunakan

“Long Radius Elbow” dan/ atau combination WYE. (4) Fitting yang digunakan harus dari jenis “Injection moulded

fitting”, fitting dari jenis welded fitting tidak diperkenankan untuk dipakai.

Pasal 12

PENGUJIAN SISTEM PEMIPAAN AIR KOTOR & VENT

(1) Semua lubang keluar/ pembuangan harus ditutup rapat dengan menggunakan plastik yang khusus untuk itu.

(2) Seluruh sistem pemipaan diisi dengan air sampai ke lubang pipa

vent yang tertinggi. (3) Bila selama 60 menit penurunan permukaan air tidak lebih dari 10

cm, pengujian dinyatakan berhasil.

Page 79: SPEKS TEKNIS

(4) Bila penurunan permukaan air melebihi batas yang telah ditentukan maka

Kontraktor harus segera memperbaiki dan pengujian harus diulang kembali.

Pasal 13

PEMASANGAN INSTALASI AIR HUJAN

(1) Pemasangan dan pemipaan ini meliputi :

- Pemasangan semua instalasi air hujan dari atap sampai ke bak kontrol di lantai dasar.

- Pemasangan roof drain dari pipa yang bersangkutan. - Seluruh bak kontrol untuk air hujan tidak termasuk dalam

skope ini (masuk pekerjaan sipil/ arsitektur). (2) Pipa yang digunakan harus PVC pipe dari clase AW dengan

solvent cement. Merk : Ruchika, Wavin, Pralon atau setaraf. Roof drain ttype cast iron drain.

(3) Untuk pipa-pipa horizontal, kemiringan pipa harus sesuai dengan

gambar dan keadaan setempat. Pengetesan kebocoran dilakukan sesuai dengan diatas.

Pasal 14 PETUNJUK KERJA DAN PETUNJUK PEMELIHARAAN

INSTALASI (1) Setelah selesai pemasangan seluruh instalasi dan setelah selesai

pelaksanaan pengujian, Kontraktor harus menempatkan tenaga terdidik dan ahli dalam mengoperasikan serta memelihara seluruh sistim perlengkapan instalasi yang dilaksanakan.

(2) Kontraktor diharuskan melatih orang-orang yang ditunjuk Pemilik

Bangunan sehingga mahir dalam mengoperasikan seluruh peralatan dan sistim instalasi yang dilaksanakan, sampai orang yang ditunjuk Pemilik Bangunan tersebut benar-benar mahir dan sanggup menggantikannya.

(3) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk mengoperasikan

seluruh peralatan dan sistim instalasi yang dilaksanakan, sampai orang yang ditunjuk Pemilik Bangunan tersebut benar-benar mahir dan sanggup menggantikannya.

Page 80: SPEKS TEKNIS

(4) Kontraktor harus menyerahkan 4 (empat) set buku petunjuk kerja sistim instalasi san petunjuk pemeliharaan kepada CM. Brosur-brosur yang dikeluarkan pabrik pembuat peralatan tidak dapat dianggap sebagai petunjuk kerja dan petunjuk pemeliharaan, tetapi dapat dilampirkan hanya sebagai pelengkap.

(5) Buku petunjuk sistim kerja instalasi dan petunjuk pemeliharaan

harus disusun sedemikian, sehingga mudah dipelajari dan bersampul kertas tebal dengan muka depan tertulis dengan jelas jenis instalasi yang bersangkutan dan tertulis dalam Bahasa Indonesia. Buku tersebut harus memuat : - Uraian secara umum dari sistem dan peralatan instalasi

Plumbing secara keseluruhan. - Sistim kerja dari setiap bagian instalasi. - Cara menjalankan/mematikan setiap peralatan serta mengatasi

kerusakan-kerusakan kecil yang mungkin timbul. - Tebal peralatan yang memuat macam dan jumlah mesin/

peralatan lokasi, pabrik asal, tipe, tahun pembuatan, nama dan alamat perusahaan yang menjadi agen di Indonesia.

- Literatur dari pabrik tentang peralatan yang terpasang. Jangan memasukkan brosur, data dan literatur dari peralatan yang tidak ada sangkut pautnya dengan peralatan yang terpasang.

- Petunjuk pemeliharaan dari sistim instalasi dan semua peralatan, yang memuat tugas pemeriksaan secara umum, semua pemeliharaan berkala, tabel pelunasan dan daftar suku cadang.

Pasal 15 PENGUJIAN INSTALASI, RUNNING TEST DAN

COMMISSIONING (1) Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus diuji, sehingga dapat

dijamin bahwa pekerjaan tersebut dapat bekerja dengan baik, untuk waktu jangka panjang.

(2) Tata cara pengujian dan pelaksanaan pengujian harus dilakukan

dibawah pengawasan CM. (3) Semua perlengkapan, tenaga dan biaya untuk mengadakan

pengujian menjadi tanggungan Kontraktor. (4) Kontraktor harus menanggung biaya untuk pemeriksaan dan

pemberian izin dari instansi yang berwenang, bila diperlukan. (5) Sebelum melakukan test, Kontraktor harus menyerahkan prosedur

running test kepada Direksi/ CM berikut start up manual yang dikeluarkan dari pabrik pembuat mesin tersebut.

Page 81: SPEKS TEKNIS

(6) Harus dilakukan oleh tenaga ahli dari penjual mesin/peralatan tersebut yang mana telah mendapat pendidikan khusus untuk itu dari pabrik pembuat mesin tersebut.

(7) Harus disaksikan oleh Pemberi Tugas, CM/ Team Pengawas dan

badan lain yang berwenang.

XXI. PEKERJAAN PERBAIKAN ATAP

A.PEKERJAAN RANGKA ATAP

(1) Pekerjaan Rangka Atap Baja WF

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pekerjaan bongkaran atap dan rangka atap yang

rusak, dilakukan untuk seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. - Terbuat dari bahan baja WF mutu terbaik dan yang disetujui Direksi Pengawas.

- Bentuk/ ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

Kolom WF 200.100.5,5.8 mutu BJ 37 Kuda-kuda + jurai WF 150.75.5.7 mutu BJ 37 Plat stefner + assesories, mutu ST 42 Pengaku kolom dari pipa GIP Ø 3" Gording canal kait C 150.50.20.2,3 Baja ∟ 40.40.4 dudukan gording mutu BJ 37 Trekstang besi Ø 16 + jarum keras Sograd besi Ø 12 lengkap mur-baut

c. Pengelasan konstruksi harus dilakukan sesuai gambar

konstruksi dan harus mengikuti prosedur/ persyaratan-persyaratan dalam AWS dan AISC Spesification.

Page 82: SPEKS TEKNIS

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh pekerjaan dibengkel harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat dilapangan.

b. Pemeriksaan pekerjaan dibengkel dapat dilakukan bila

dikehendaki sewaktu-waktu oleh Direksi Pengawas dan tidak ada pekerjaan yang dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Direksi Pengawas.

c. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan

gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan Kontraktor harus mengganti segera tanpa tambahan biaya.

d. Sebelum pekerjaan di bengkel dimulai Kontraktor harus

membuat gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta peralatan lain yang diperlukan/ digunakan dalam pekerjaan ini.

e. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab

terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar.

f. Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personel yang memiliki persiapan teknis pekerjaan tersebut.

g. Untuk bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las

listrik serta pengelasannya sudah melalui test & harus memiliki ijasah yang menetapkan kualifikasi, jenis pengelasan yang diperkenankan padanya

h. Bagian konstruksi yang setara akan dilas harus dibersihkan

dari bekas cat, karat, lemak dan kotoran. i. Pengelasan konstruksi, baik secara keseluruhan maupun

merupakan pengelasan-pengelasan bagian-bagiannya hanya boleh dilakukan setelah diperiksa bahwa hubungan-hubungan yang akan di las sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk konstruksi itu.

j. Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus

menjamin situasi yang paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.

k. Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las

ulangan,baikbekas lapisan pertama, maupun bidang-bidang benda kerja dibersihkan dari kerak (slak) dan kotoran lainnya.

Page 83: SPEKS TEKNIS

l. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slak) dan percikan-percikan logam sebelum memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibuang sama sekali.

B. PEKERJAAN PENUTUP ATAP SPANDEK

1.Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi pengadaan dan pemasangan semua bahan penutup

atap seperti yang tertera pada Bill of Quantity dan gambar rencana. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Mengadakan koordinasi dengan disiplin lain, yang berkaitan dengan pekerjaan pemasangan atap, seperti pekerjaan baja, pekerjaan kayu dan pekerjaan lainnya.

2. Persyaratan Bahan Sebelum didatangkan penutup atap di datangkan ke lokasi pekerjaan,

contoh-contoh semua bahan atap, bubungan dan lain sebagainya yang akan digunakan harus diajukan terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan konsultan perencana dan konsultan pengawas.

a. Bahan : SPANDEK tebal 0,45 mm Colour Bond

b. Bahan tidak mudah pecah,tidak mudah berlumut atau

berjamur, tahan terhadap perubahan cuaca, dan dapat mereduksi udara panas dan suara hujan.

c. Spesifikasi bahan :

Ukuran seperti yang tertera pada Bill of Quantity dan gambar rencana, dan sesuai persetujuan konsultan pengawas.

d. Warna sesuai persetujuan perencana dan konsultan pengawas.

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.

b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi

diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam

Page 84: SPEKS TEKNIS

bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas.

c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

Page 85: SPEKS TEKNIS