speak with power - presentasiefektif.com · “sebagai seorang professional trainer di bidang...

39
1

Upload: duongtuyen

Post on 04-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

2

SPEAK WITH POWER

Cara menginformasi, menginspirasi dan menghibur audiens

dengan presentasi anda

3

ENDORSEMENT

“Sebagai seorang Professional Trainer di bidang bisnis online dan online marketing, saya mengira saya sudah mengerti banyak tentang public speaking, sampai saya bertemu dengan sahabat saya, David Pranata, yang merupakan expert di bidang komunikasi dan public speaking. Hanya dari diskusi, berkonsultasi dan melihatnya saat membawakan presentasi, saya langsung mendapatkan beberapa 'pencerahan' yang bisa saya gunakan untuk meningkatkan presentasi saya sendiri. Slide presentasi saya jadi jauh lebih menarik dan berkualitas. Kemampuan story telling (menyampaikan poin presentasi dengan menggunakan cerita) juga langsung jadi meningkat. Dan masih banyak tips presentasi yang saya pelajari langsung dari sahabat saya ini. Oleh sebab itu, saya sungguh senang saat beliau mengeluarkan buku Speak with Power ini karena ini bisa jadi referensi yang sangat berharga bagi Anda yang ingin meningkatkan kualitas presentasi dan keahlian public speaking. Saya suka buku Speak with Power ini karena detil, to the point dan banyak ceritanya :) Sehingga membacanya jadi mengalir, mudah dicerna dan dapat banyak manfaat. Saya SANGAT MEREKOMENDASI buku ini untuk Anda! Terimakasih David atas karya pertamanya yang sungguh berkualitas ini. Keep Producing!”

~Sukarto Sudjono Online Business & Marketing Expert

Co-Founder BelajarBisnisInternet.com (BBI)

“Buku Speak With Power sarat informasi berharga dan sangat disarankan bagi Anda yang ingin

belajar dan mempraktikkan berbicara di depan publik secara efektif, terampil, dan dengan daya

pengaruh maksimal. Bacalah dan dapatkan manfaatnya untuk diri Anda.”

~Dr. Adi W. Gunawan, CCH.

Indonesia Leading Expert in Mind Technology

Penulis buku laris “Quantum Life Transformation” dan

“Hypnotherapy: The Art of Subconscious Restructuring”

www.AdiWGunawan.com

FB: Adi W Gunawan

“Siapapun Anda, apapun posisi Anda, pastilah membutuhkan keterampilan presentasi dan public speaking. Lantas bagaimana jika Anda termasuk orang yang suka grogi ketika tampil di depan umum? Buku yang ditulis David Pranata ini adalah jawabannya.

4

Dengan bahasa yang lugas, Anda akan belajar bagaimana mengatasi mitos-mitos seputar public speaking yang mungkin masih ada di kepala Anda. Anda akan diajak untuk memiliki mindset positif dan melatih keterampilan presentasi langkah demi langkah.

Begitu banyak contoh diberikan mulai dari menata konten dengan menarik, menciptakan pembukaan yang mampu merebut perhatian audiens, dan mengakhiri sesi presentasi Anda dengan sebuah penutupan yang powerful. Tidak cukup sampai disitu, buku ini juga memberi Anda tips praktis dalam menghadapi sesi tanya jawab, menggunakan story telling, dan menciptakan hubungan yang kuat dengan audiens Anda.

Ya, inilah buku tentang public speaking dalam bahasa Indonesia yang begitu lengkap dan praktis ditulis oleh ahlinya untuk panduan Anda. Jika sebelumnya Anda seperti kebanyakan orang yang takut jika harus berbicara di depan umum, maka setelah membaca buku ini dan mempraktekkannya, saya yakin kepercayaan diri Anda akan meningkat. Anda pun mampu berbicara dengan meyakinkan, Speak With Power.”

~Muhammad Noer Pendiri dan Trainer Utama Presentasi.net

"Kemampuan dan ketrampilan berbicara di hadapan orang banyak (public speaking) secara menarik dan meyakinkan selama ini dianggap sebagai talenta bawaan lahir karena memang tidak diajarkan di sekolahan. Namun ternyata ketrampilan tersebut bisa dipelajari dan memang ada ilmunya; dan berbicara mengenai public speaking expert, nama yang terlintas pertama adalah David Pranata. Dalam buku terbarunya ini, David secara lugas berbagi pengetahuan dan pengalamannya dari yang sudah banyak diketahui sampai detil-detil yang tidak banyak diketahui orang lain.

Dengan hanya membaca buku ini, tentu saja Anda tidak akan serta merta menjadi public speaker yang jago; namun Anda sudah memulai langkah yang tepat, membaca buku yang tepat, belajar dari orang yang tepat, dan bersiaplah menghadapi kejutan pada saat penampilan Anda selanjutnya."

~Darwin Tjoe

Founder of CPSSoft(Accurate Acounting Software)

“So many aspects of presentation I learnt from this book. Read it and you will be a better speaker.”

~Sutarno Kho

District 87 Governor (Indonesia, East Malaysia and Brunei)

Toastmasters International – Where Leaders Are Made

"Tidak semua orang memiliki kemampuan dan keberanian utk tampil didepan pubik dan berbicara; dan dari semua yang mampu dan berani tampil didepan publik itu, tidak semua memiliki kemampuan public speaking yang baik. Saya yakin buku Speak with Power, karya Pak David Pranata ini akan menginspirasi Anda dalam berkomunikasi didepan publik, serta meningkatkan kapasitas dan karisma Anda dalam berbicara dihadapan khalayak ramai.

5

Buku ini perlu ada didalam setiap perpustakaan2 Institusi Pendidikan di Indonesia, shg dapat melengkapi dan menginspirasi generasi bangsa Indonesia dengan kemampuan public speaking yang baik"

~Imam Wijoyo

Chairman of IBMT International University

“Berbicara adalah salah satu cara komunikasi yang utama. Setiap manusia di dunia ini senatiasa

mempunyai kesempatan untuk berbicara kepada manusia lainnya baik dalam lingkungan formal

maupun informal. Namun, walau sering dilakukan tidak semua komunikasi bicara mempunyai

power dan pengaruh. Lebih sering terjadi komunikasi yang keliru sehingga menimbulkan dampak

yang tidak diinginkan.

David Pranata menawarkan kepada kita bukan hanya cara berbicara yang efektif tetapi berbicara

yang mempunyai power. Power untuk menyampaikan apa yang kita maksudkan dengan tepat dan

power untuk memperoleh hasil yang tepat dan maksimal.

Diawali dengan mengulas dasar dasar tentang berbicara sebagai media komunikasi utama, David

dengan cerdas membahas pentingnya isi dan cara menyampaikan pembicaraan. Kedua hal tersebut

memang merupakan jantung dari berbicara dan dipaparkan dengan sederhana dan lugas sehingga

mudah dicerna. David juga menambahkan tip dan saran saran praktis dalam berbicara. Contoh dan

pengalaman yang disampaikan membuka mata kita bahwa sesungguhnya berbicara itu tidak sulit.

Berbicara dengan power bukanlah hal yang mustahil sejauh kita mengetahui cara caranya.

Terimakasih kepada David Pranata yang bersedia membukakan banyak rahasia berbicara efektif

kepada kita. Pengalamannnya sebagai pembicara dan trainer sangat membantu kita memahami

salah satu rahasia kehidupan ini. Selamat membaca dan selamat berbicara.”

~Tony Antonio

Rektor Universitas Ciputra Surabaya

6

Buku ini didedikasikan untuk:

Niken dan Gwen

Yang sudah membuat hidupku benar-benar berarti

7

DAFTAR ISI

Ucapan terima kasih ............................................................................................................................................................. 10

Kata Pengantar ........................................................................................................................................................................ 11

BAGIAN I:DASAR PUBLIC SPEAKING: Apa yang Tiap Orang Harus Ketahui Tentang Mitos, Fakta dan Kenyataan Dalam Public Speaking ................................................................................................. 13

Bab 1: Public Speaking – Mengapa dan Bagaimana ............................................................................................. 14 01-1 Public Speaking? Mengapa Kita Perlu Mempelajarinya ............................................................... 14 01-2 Mitos dan Pandangan Keliru Tentang Presentasi ........................................................................... 17 01-3 Faktor yang Membuat Sebuah Presentasi Menjadi Menarik ..................................................... 22

Bab 2: Hilangkan Rasa Nervous Anda – Sekarang dan Selamanya .............................................................. 27 02-1 Tidak Ada yang Pernah Tewas Melakukannya, Tetapi Mengapa Kita Nervous............... 27 02-2 Mindset yang Harus Dimiliki Dalam Menghadapi Rasa Nervous ............................................ 29 02-3 Bagaimana Mengatasi Rasa Nervous Dalam Presentasi .............................................................. 31

BAGIAN II: KONTEN PRESENTASI: Cara Menyusun Isi Presentasi yang Membuat Audiens Rela Menahan Pipis Hanya Untuk Mendengarkan Anda .....................................................................................

Bab 3: Pemilihan Topik Presentasi ............................................................................................................................... 03-1 Menentukan Topik Presentasi yang Sesuai dengan Expertise Anda ..................................... 03-2 Menyesuaikan Topik Presentasi dengan Kebutuhan Audiens .................................................

Bab 4: Menentukan Tujuan Presentasi ....................................................................................................................... 04-1 Tujuan Umum Presentasi............................................................................................................................. 04-2 Tujuan Khusus Presentasi ...........................................................................................................................

Bab 5: Mengorganisasikan Struktur Presentasi..................................................................................................... 05-1 Kesalahan yang Sering Terjadi Dalam Penyusunan Struktur Presentasi ........................... 05-2 Struktur Umum Suatu Presentasi ............................................................................................................

Bab 6: Menyusun Isi / Body Presentasi ..................................................................................................................... 06-1 Langkah Pertama: Menentukan Poin-Poin Presentasi ................................................................. Lima Template Penentuan Poin Presentasi .................................................................................. 06-2 Langkah Kedua: Mengelaborasi / Menjelaskan Poin Presentasi............................................. Enam Cara Menjelaskan dan Mengelaborasikan Presentasi Anda ................................... Empat Booster untuk Memperkuat Pesan dan Tujuan Presentasi ...................................

NOTES: Ebook ini hanya berisi dua bab awal saja. Jika anda ingin mendapatkan bab-bab selanjutnya, anda bisa mendapatkan versi cetaknya di: http://presentasiefektif.com/buku-speak-with-power

8

Bab 7: Teknik dan Cara Membuka Presentasi ........................................................................................................ 07-1 Cara Mendapat Perhatian Audiens Bahkan Sebelum Anda Memulai Presentasi ............ 07-2 Pembukaan Langkah #1: Bang Opening .............................................................................................. 07-3 Pembukaan Langkah #2: The Big Promise ......................................................................................... 07-4 Pembukaan Langkah #3: Roadmap ........................................................................................................

Bab 8: Teknik dan Cara Menutup Presentasi .......................................................................................................... 08-1 Penutupan Langkah #1: Memberikan Sinyal Penutupan ............................................................ 08-2 Penutupan Langkah #2: Memberikan Ringkasan ........................................................................... 08-3 Penutupan Langkah #3: Power Closing ...............................................................................................

Bab 9: Menyusun Transisi ................................................................................................................................................. Tiga Cara Menggunakan Transisi yang Membuat Audiens Rela Menahan Pipis ........................

BAGIAN III: DELIVERY / CARA PENYAMPAIAN: Bagaimana Membawakan Presentasi yang Mampu Memenangkan Hati Audiens .....................................................................................................................

Bab 10: Kekuatan Persiapan dan Latihan ................................................................................................................. 10-1 Persiapan / Preparation ............................................................................................................................... 10-2 Latihan / Practice .............................................................................................................................................

Bab 11: Menggunakan Bahasa Tubuh ......................................................................................................................... 11-1 Bahasa Tubuh yang Harus Anda Hindari ............................................................................................. 11-2 Bahasa Tubuh yang Harus Anda Miliki .................................................................................................

Bab 12: Mengoptimalkan Intonasi Suara .................................................................................................................. 12-1 Kesalahan yang Umum Terjadi ................................................................................................................. 12-2 Teknik Pernafasan ........................................................................................................................................... 12-3 Komponen Suara ..............................................................................................................................................

Bab 13: Mengatur Setting / Faktor Eksternal ......................................................................................................... 13-1 Menata Setting Ruangan ............................................................................................................................... 13-2 MempersiapkanPeralatan dan Perlengkapan Presentasi ...........................................................

BAGIAN IV: TIPS-TIPS EKSKLUSIF DALAM PRESENTASI: Hal-hal Simpel yang Jarang Diketahui Orang Seputar Teknik Presentasi ............................................................................................................................

Bab 14: Mengatasi Sesi Tanya Jawab ........................................................................................................................... 14-1 Merencanakan Sesi Tanya Jawab ............................................................................................................. 14-2 Tips-Tips untuk Menjawab Pertanyaan ...............................................................................................

Bab 15: Menguasai Storytelling / Teknik Bercerita ............................................................................................. 15-1 Mengapa Kita Membutuhkan Cerita ....................................................................................................... 15-2 Komponen dari Sebuah Cerita .................................................................................................................. 15-3 Contoh Penggunaan Cerita dan Komponennya ................................................................................

Bab 16: Tips Menghadapi Berbagai Macam Tipe Audiens ............................................................................... 16-1 Menghadapi Audiens yang Cenderung Pasif ......................................................................................

9

16-2 Menghadapi Audiens yang Tidak Tertarik dengan Topik yang Anda Bawakan.............. 16-3 Menghadapi Audiens yang Lebih Senior dari Anda .......................................................................

Penutup .......................................................................................................................................................................................

10

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan karena (akhirnya) buku ini selesai juga saya tulis dan bisa

berada di tangan anda. Terima kasih atas berkat dan rahmat-Nya yang sudah mengijinkan saya

untuk berbagi pengalaman, pengetahuan serta menjadikannya sebagai aktivitas yang saya sukai.

Saya tidak akan pernah bisa menyelesaikan buku ini tanpa dukungan, semangat dan cinta dari istri

saya yang terkasih, Rosalyn Niken Tantono dan putri kita yang sedang lucu-lucunya, Lauren Gwen

Winata. Kalian berdualah yang membuat hidup saya penuh warna dan arti.

Terima kasih juga untuk mami tercinta, Melly, dan mendiang papi, Isnardi Wigiarto, yang telah

membuat masa kecil saya menjadi sebuah waktu dan kenangan yang sangat indah. Saya bisa

menjadi diri saya yang sekarang ini adalah karena berkat bimbingan, doa dan support papi dan

mami.

Terima kasih juga kepada papa dan mama, Franky Tantono dan Tjiang Gunawati Tjandra yang

selama ini selalu mempercayai setiap langkah yang saya lakukan. Di saat saya sedang mengalami

kesulitan atau hambatan, papa dan mama selalu siap membantu.

Kepada mentor sekaligus sahabat saya, Pak Sukarto Sudjono, yang tiap minggu selalu meluangkan

waktu untuk membimbing. Rabu siang selalu menjadi saat yang selalu saya tunggu-tunggu untuk

bisa belajar sekaligus saling bercerita tentang pekerjaan dan hidup.

Kepada teman-teman di Toastmasters, Sutarno, Ibu Mien, Pak Arlan, Dave Pearman, Boon Yong, Bu

Hanna, Anthony, Martin, Fellysia, yang telah banyak menginspirasi dengan cerita-cerita dan

pengalaman kalian. Di organisasi inilah saya mulai mengenal dunia public speaking dan bisa

berkembang sampai akhirnya menekuni profesi sebagai seorang trainer.

Apa yang saya capai hari ini tentunya juga tidak lepas dari figur-figur di mana saya belajar serta

memperoleh pengetahuan, pengalaman dan inspirasi. Jadi terima kasih kepada Papa Gerald Green,

Craig Valentine, Pak Adi W. Gunawan, Michael Hyatt. Merekalah yang sampai hari ini saya jadikan

role model.

Kepada Pak Tony Antonio, Pak Imam Wijoyo, Pak Darwin Tjoe, Pak Muhammad Noer, Pak Sukarto,

Pak Adi W. Gunawan, Sutarno, terima kasih banyak telah menyempatkan waktu membaca draft

awal buku ini, memberikan kritik saran dan memberikan endorsement.

Terima kasih juga kepada para pembaca setia blog saya di david-pranata.com, komentar dan

dorongan positif dari andalah yang terus menyemangati saya untuk tetap berkarya dan berbagi.

Dan juga bagi semua orang yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

membantu buku ini sampai akhirnya berhasil diterbitkan. Mohon maaf jikalau memang ada nama

yang kelewatan.

11

KATA PENGANTAR

Waktu saya masih duduk di bangku kelas 6 SD, guru saya bertanya “Ayo anak-anak, apa cita-citamu

waktu sudah besar nanti?”. Tanpa pikir panjang saya langsung menyahut “Saya ingin jadi guru!”.

Jikalau anda bertanya mengapa saya bisa menjawab seperti itu, saya juga tidak tahu.

Seiring berjalannya waktu saya mulai melupakan mimpi masa kecil saya. Apalagi setelah lamaran

saya untuk menjadi dosen ditolak oleh universitas tempat saya menimba ilmu. Setelah itu yang

terpikir hanyalah bagaimana bisa mendapat pekerjaan dan bekerja keras hingga mampu untuk

hidup layak.

Sekian tahun saya bekerja di perusahaan dengan berbagai macam posisi, mulai dari production

planning, pembelian dan marketing. Saya tidak membenci pekerjaan saya, hanya saja saya merasa

bahwa ada sesuatu yang kurang. Terkadang saya masih teringat akan mimpi masa kecil saya untuk

menjadi guru atau dosen, akan tetapi dalam hati kecil saya berkata bahwa hal itu tidak mungkin

terwujud.

Sampai suatu hari saya mengunjungi sebuah klub yang bernama Toastmasters. Bagi anda yang

belum mengetahuinya, ini adalah sebuah organisasi non profit di mana kita bisa belajar public

speaking dan kepemimpinan. Dari klub Toastmasters ini saya mulai banyak belajar dan menyukai

aktivitas berbicara di depan umum. Akan tetapi waktu itu saya melakukannya masih sebatas hobby

saja, sama sekali tidak terpikir untuk menjadikannya sebagai sebuah sumber penghasilan atau

sebuah profesi.

Sementara itu saya mulai merasakan kejenuhan dalam menjalani pekerjaan utama saya. Seringkali

saya terheran-heran bagaimana mungkin saya merasa lebih bersemangat untuk datang ke

pertemuan Toastmasters dan mempersiapkan presentasi dibandingkan mengerjakan pekerjaan

kantor dan mengejar karir saya.

Sampai suatu saat di kala saya mengendarai motor menuju ke perusahaan tempat saya bekerja

terbersitlah suatu ide “Jikalau memang kamu menyukai dunia public speaking, mengapa tidak

menjadikannya sebagai suatu profesi?”. Good Idea! Hanya saja saya tidak tahu bagaimana harus

memulainya.

Setelah sekian banyak bongkar pasang rencana dan kegagalan dalam membuat kursus public

speaking, akhirnya suatu hari (seakan-akan doa saya terjawab) saya mendapat tawaran untuk

menjadi guru ekstrakurikuler public speaking di sebuah SMP/SMA di Surabaya. Hanya saja ada satu

masalah utama, ekstrakurikuler hanya diadakan satu minggu sekali itupun waktu siang hari di saat

jam kerja.

Karena benar-benar ingin memulai sesuatu yang menjadi passion saya, akhirnya saya putuskan

untuk menerima tawaran tersebut. Konsekuensinya adalah saya harus keluar dari pekerjaan utama

12

dan hidup hanya dari Rp 750 ribu perbulan hasil dari mengajar ekstrakurikuler. Jumlah yang jelas-

jelas tidak mencukupi, bayangkan uang kost saya saja sebulannya sudah Rp 350 ribu.

Tapi itulah langkah awal yang memulai langkah-langkah berikutnya. Dari situ saya mulai

mendapatkan klien-klien dan tawaran-tawaran lainnya. Ada suatu waktu dimana saya hampir

menangis gembira ketika menerima honor pembicara yang besarnya 3 bulan gaji saya sewaktu

bekerja di perusahaan. Saya juga akhirnya menerima tawaran untuk menjadi dosen di sebuah

universitas terkenal di Surabaya.

Mengapa saya menceritakan hal-hal tersebut di atas?

Saya hanya ingin menyampaikan bagaimana kemampuan public speaking telah membantu saya

mencapai impian masa kecil saya. Sekarang profesi saya adalah seorang pembicara, dosen dan

penulis.

Apakah anda juga memiliki impian masa kecil? Atau mungkin mimpi-mimpi yang anda miliki

sekarang?

Saya yakin anda memiliki mimpi-mimpi dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Entah itu

menjadi pimpinan di tempat sekarang anda bekerja, menjalankan bisnis anda sendiri atau hanya

sekedar menjadi ayah/ibu yang baik.

Menguasai kemampuan presentasi atau public speaking akan membantu dan mempercepat anda

untuk mencapai hal-hal yang anda inginkan di dalam hidup. Saya adalah bukti bagaimana

penguasaan atas kemampuan ini bisa merubah hidup saya.

Mengapa bisa demikian?

Karena dengan kemampuan public speaking anda akan mampu menyampaikan hal-hal yang anda

anggap penting dalam hidup anda. Entah hal penting itu berupa produk, ide, opini atau pendapat

anda.

Jadi marilah kita bersama-sama belajar dan menguasai skill public speaking supaya anda bisa:

“SPEAK AND EXPRESS WHAT MATTER MOST”

David Pranata

13

BAGIAN I

DASAR PUBLIC SPEAKING

Apa yang Tiap Orang Harus Ketahui tentang Mitos, Fakta dan Kenyataan dalam Public Speaking

14

BAB #1

PUBLIC SPEAKING – MENGAPA DAN BAGAIMANA

01-1 Public Speaking? Mengapa Kita Perlu Mempelajarinya?

Pada sesi training yang saya adakan, saya sering memulai dengan menanyakan pada audiens “Apa

hal pertama yang terlintas di pikiran begitu anda mendengar kata “presentasi”?”. Dengan semangat

membara mereka pun saling sahut-menyahut “bosan”, “ngantuk”, “lapar”, dan masih banyak lagi

variasi-variasi yang lain. Dari semua komentar itu, hanya ada satu saja kesamaannya yaitu

semuanya berkonotasi negatif.

Saya pun mulai berpikir “Kok bisa begitu ya?”. Mengapa presentasi selalu dikonotasikan dengan

hal-hal dan perasaan yang sifatnya negatif? Bukankah seharusnya presentasi itu menyenangkan

karena kita bisa belajar banyak hal baru, terhibur karena presenternya lucu atau bahkan merasa

terinspirasi untuk berubah?

Tapi akhirnya saya bisa mengerti apa yang mereka rasakan setelah saya mengalami suatu kejadian

berikut:

Suatu hari saya mendapat undangan untuk menghadiri sebuah seminar nasional di Surabaya.

Seminar ini diadakan oleh sebuah lembaga kementrian yang bekerja sama dengan satu Universitas

swasta terkemuka di Surabaya.

Acara akan berlangsung selama satu hari penuh di sebuah hotel berbintang lima, jadi anda sudah

bisa bayangkan betapa gembiranya saya. Saya bisa belajar dari ahli-ahli terkemuka plus makan

siang gratis di hotel berbintang lima. Horee! Singkat cerita saya pun tiba lokasi acara. Di Ballroom

tempat acara berlangsung sudah tampak meja kursi yang sudah tertata rapi untuk 200 peserta. Di

bagian depan terdapat sederet meja pembicara, sedang di belakang ruang meeting tampak meja

buffett yang menyajikan hidangan makan siang yang menggoda. Di agenda seminar saya melihat

daftar pembicara yang beragam mulai wakil kementrian, rektor universitas, guru besar dan dosen

senior. Wow!

Pukul 9 tepat ruangan sudah penuh dan acara pun segera dimulai, pembicara pertama adalah wakil

dari kementrian yang akan menyampaikan kata sambutan. Persis ketika beliau maju ke depan ada

seseorang yang membagikan berlembar-lembar kertas kepada tiap peserta yang hadir. Setelah saya

cermati ternyata kertas setebal setebal lebih dari 10 halaman itu berisi naskah pidato yang akan

disampaikan. Bersamaan dengan itu wakil dari kementrian sudah siap berdiri di belakang podium

dan mulai membaca kata per kata persis seperti apa yang ada di naskah. Bla bla bla…. Bla bla bla….

saya tidak memiliki keahlian sebagai juru ramal, akan tetapi dengan naskah pidato di tangan, saya

bisa meramalkan dengan tepat apa yang akan terjadi dalam kurun waktu 20 menit ke depan.

15

Setelah penantian panjang selama 20 menit, akhirnya pembicara ke dua siap maju. Beliau adalah

rektor dari sebuah universitas swasta terkenal di Surabaya. Tampaknya topik yang dibawakan

bakal cukup menarik (begitu pikiran saya pada awalnya). Dengan slide presentasi gaya jadul, penuh

dengan teks plus agak ruwet, beliau pun mulai membawakan materi, menerangkan angka-angka,

grafik dengan bahasa dan istilah yang bagi saya agak susah untuk dimengerti. Hal serupa saya alami

juga pada pembicara ketiga, keempat sampai terakhir. Saya pun tercenung, bingung dan mulai

timbul pertanyaan dalam hati “Mengapa saya tidak bisa menangkap isi presentasi yang

disampaikan?” Apakah pemahaman saya yang kurang ataukah saya kurang berkonsentrasi?

Untuk mengetes apakah saya yang bermasalah (siapa tahu karena sudah terlalu lama tidak lagi

duduk di bangku kuliah), maka bertanyalah saya kepada peserta di sisi kiri dan kanan. “Halo, jika

ada satu hal (selain makan siang yang lezat) yang anda ingat dari seminar hari ini, apakah itu?”.

Mereka pun terdiam, berpikir dan akhirnya menjawab “Iya ya.. apa ya?” Perasaan saya langsung

tercampur antara gembira dan prihatin. Gembira karena ternyata saya normal-normal saja,

buktinya orang lain juga merasa bingung. Prihatin karena tentunya dana yang sudah dikeluarkan

untuk penyelenggaraan seminar ini tidak sedikit, bisa jadi puluhan bahkan ratusan juta, akan tetapi

hasil yang didapatkan sangat minim. Untuk mengingat satu pesan saja yang bisa didapatkan dari

seminar, peserta sudah kesusahan.

Saya pun mulai berpikir mengapa hal ini bisa terjadi. Menurut saya salah satu faktor penyebabnya

adalah kurang mumpuninya kemampuan berbicara di depan umum (public speaking). Tidak peduli

seberapa tinggi titel anda, seberapa pandai anda, kemampuan ini musti dipelajari jika anda ingin

menyampaikan pesan dan memberi pengaruh kepada orang lain.

Hanya saja sayangnya, baik di sekolah, universitas maupun perusahaan, kemampuan ini sangat

jarang atau bahkan tidak pernah diberikan. Sebagai hasilnya banyak orang masih belum mengerti

bagaimana teknik dan cara untuk berbicara di depan umum secara efektif.

Padahal sebenarnya banyak manfaat yang bisa anda dapatkan dari belajar dan menguasai teknik

presentasi. Manfaat ini bisa anda rasakan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Berikut

saya uraikan manfaat-manfaat yang bisa anda dapatkan:

Untuk diri anda sendiri:

1. Mampu menstrukturkan pemikiran anda dengan lebih jelas

Presentasi tidak melulu tentang teknik berbicara ketika sudah di depan orang banyak, akan tetapi

anda juga belajar menyajikan konten yang terstruktur dan mudah dipahami. Sering kali terjadi kita

memiliki sebuah pemikiran atau ide akan tetapi kita bingung cara menjelaskannya kepada orang

lain. Dengan belajar presentasi maka anda akan mengetahui cara-cara untuk menjelaskan sesuatu

secara lebih terstruktur sehingga mudah diterima dan diingat oleh orang lain

2. Mampu meningkatkan rasa percaya diri anda

Presentasi termasuk satu aktivitas yang ditakuti dan dihindari oleh kebanyakan orang. Sehingga

jika anda sering melakukannya otomatis ini juga melatih rasa percaya diri anda. Ketika anda

16

akhirnya anda sudah terbiasa dan mahir melakukannya maka rasa percaya diri anda juga akan

meningkat

3. Mampu meningkatkan kredibilitas anda

Ketika anda sudah berbicara di depan umum dan berbagi entah itu tentang pengalaman,

pengetahuan ataupun pemikiran-pemikiran anda, maka anda akan dipandang sebagai pribadi yang

lebih kredibel. Masyarakat juga akan memulai memandang anda sebagai seorang ahli/expert di

bidang yang anda tekuni.

4. Mempercepat karir, bisnis dan (otomatis) laju pendapatan anda

Kemampuan presentasi adalah sebuah skill yang dibutuhkan jika anda ingin menduduki jenjang

karir yang lebih tinggi. Jika anda memegang posisi manajerial bukankah anda harus mampu

mengatur, memotivasi dan memberi arahan kepada anak buah anda? Di sinilah memiliki

kemampuan presentasi akan sangat membantu anda.

Jika anda bergerak di bisnis tentunya anda juga harus meyakinkan pelanggan atas barang atau jasa

yang anda miliki, bahkan bisa jadi anda harus melakukan pitch presentation (presentasi untuk

meyakinkan calon investor supaya mereka mau menanamkan investasi di bisnis anda). Di sinilah

mau tidak mau anda musti menguasai skill dan teknik presentasi.

Sehingga jika anda bisa mempercepat karir atau melanggengkan bisnis anda, tentunya secara

otomatis laju pendapatan anda juga akan ikut meningkat. Anda akan bisa mencapai suatu tingkatan

karir atau pendapatan yang tidak pernah anda bayangkan sebelumnya karena anda menguasai

kemampuan berpresentasi ini.

5. Menjadi sarana untuk berbagi

Selain menulis, public speaking adalah satu sarana berbagi yang sangat efektif. Saya kira tiap orang

memiliki hasrat untuk berkontribusi, berbagi dan memberi arti bagi orang lain. Ketika anda bisa

membagikan pengalaman, pengetahuan dan cerita sehingga hidup orang lain menjadi lebih sukses,

maka anda juga akan merasakan sebuah kepuasan tersendiri. Nah, disinilah kemampuan public

speaking akan membantu anda untuk membagikan pesan anda tersebut.

6. Menjadikannya sebagai profesi

Ada orang yang akhirnya merasakan bahwa public speaking dan berbagi adalah passion mereka.

Mereka merasa bahwa ini adalah hal yang mereka sukai dan membuat hidup mereka penuh arti

dan manfaat, sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi pembicara atau trainer

profesional. Ini adalah sebuah profesi di mana banyak orang benar-benar mendapatkan kepuasaan

ketika menjalaninya plus ini adalah salah satu profesi yang sangat menjanjikan dalam hal finansial.

Selain manfaaat yang bisa anda dapatkan untuk diri anda sendiri, audiens juga akan merasakan

manfaat yang luar biasa ketika anda menguasai kemampuan public speaking. Mereka akan mampu

17

menerima informasi dan pengetahuan dengan lebih baik dan efektif. Mereka juga akan mampu

terhibur dan terinspirasi dari apa yang anda sampaikan.

Dan di akhirnya anda bisa membuat hidup orang lain menjadi lebih baik karena apa yang anda

bagikan. Berdasar pengalaman pribadi saya ini adalah suatu hal yang tidak ternilai harganya, jadi

tunggu apa lagi, mari kita belajar presentasi! Dan buat hidup orang lain lebih baik karenanya.

“I believe speaking is God wants me to do with my life

to be able to enter someone’s else life for a few moments

and share with them your expectation

To check into where they are

and to take them to where they have never been before

To get them to look at themselves

and their circumstances…differently

And say that their live are better off….

because they heard you speak

What an honor, What a blessing”

Les Brown

Setelah anda mengetahui manfaat-manfaat dan pentingnya belajar presentasi, saya yakin sekarang

anda sudah antusias untuk belajar cara berpresentasi yang baik dan benar. Hanya saja banyak

mitos-mitos dan pandangan keliru yang menghambat banyak orang untuk mempelajari

kemampuan presentasi ini.

Apa saja mitos dan pandangan keliru tentang presentasi yang ada? Yuk.. kita simak bersama-sama

di bagian berikutnya

01-2 MITOS DAN PANDANGAN KELIRU TENTANG PRESENTASI

Pernahkah anda menyaksikan seorang pembicara yang benar-benar memukau? Mendengar dia

berbicara anda bisa menyerap pengetahuan dan informasi baru dengan cepat plus sekaligus merasa

terhibur. Waktu terasa berlalu dengan cepat sampai anda baru sadar jika ternyata si pembicara

sudah tiba di penghujung isi presentasinya. Di akhir presentasinya, pembicara tersebut

mendapatkan tepuk tangan yang meriah, audiens juga berkomentar betapa bagus dan

bermanfaatnya informasi yang dia sampaikan.

Anda pun berpikir “Andaikan saja saya bisa seperti dia, tapi……

….. saya ini orangnya tidak pandai bicara dan merangkai kata-kata

….. saya kan orangnya pendiam / introvert

18

….. saya ini orangnya tidak percaya diri

Itu adalah mitos atau keyakinan yang sering dimiliki oleh kebanyakan orang tentang presentasi.

Seringkali hal-hal inilah yang menghambat ketika mereka ingin belajar berpresentasi. Atau yang

lebih buruk, mereka berpikir bahwa presentasi bukanlah untuk mereka dan memutuskan untuk

tidak akan pernah melakukan aktivitas yang satu ini.

Oleh karena itu, pada bagian ini akan saya bahas mengenai mitos dan keyakinan tersebut dan apa

sesungguhnya kebenaran yang ada di baliknya.

Mitos #1: “Tapi Pak.. saya kan orangnya tidak pandai bicara dan merangkai kata-kata”

Inilah keyakinan yang paling banyak saya temukan. Sewaktu dulu saya masih menjadi mahasiswa

saya sering sekali menjumpainya. Ketika ada tugas kelompok yang mengharuskan untuk presentasi,

setiap anggota kelompok beragumen dengan sangat meyakinkan bahwa merekalah bukan orang

yang tepat untuk mewakili kelompok berpresentasi. Mereka berkata “Saya orangnya ini tidak bisa

berpresentasi, saya tidak jago ngomong, atau saya mustinya tahu apa intinya, tapi tidak bisa

menyampaikannya” (herannya cara mereka menyampaikan argumen ini begitu meyakinkan,

berapi-api seperti seorang pembicara yang jago berpresentasi )

Untuk membahas mitos yang satu ini, rasanya lebih baik jika saya ceritakan saja tentang

pengalaman saya ketika belajar presentasi:

Bagi saya, dulunya presentasi adalah suatu aktivitas yang tidak saya kuasai. Saya masih ingat

ketika dulu pertama kali saya memutuskan untuk bergabung di Toastmasters Club. Niatan

utama saya ketika bergabung adalah untuk melatih dan mempraktekkan kemampuan

berbahasa Inggris saya.

Setelah menghadiri pertemuan pertama barulah saya tahu ketika mayoritas kegiatannya

adalah dalam bentuk presentasi. Dengan semangat membara untuk melatih berbicara

bahasa Inggris, saya pun mengajukan diri untuk mencoba di sebuah sesi yang disebut Table

Topic. Ini adalah suatu sesi untuk melatih kemampuan berbicara secara impromtu (tanpa

persiapan). Di sesi ini anda akan mendapat sebuah pertanyaan yang musti anda jawab dalam

bentuk presentasi singkat berdurasi 1 – 2 menit.

Pertanyaan yang saya dapat waktu itu adalah “Apa yang akan kamu katakan jika bisa

bertemu dengan Christiano Ronaldo, si atlet sepak bola terkenal itu?”

Jawaban saya waktu itu “Saya akan sangat gembira…. …. …. ….(hening)”

Hanya 4 kata yang terucap dan setelah itu saya tidak tahu musti berkata apa lagi (Hayo

tebak.. kira-kira saya berhasil melampaui waktu minimal satu menit atau tidak ?)

Setelah kejadian memalukan itu, saya merasa bahwa saya benar-benar butuh belajar

presentasi. Saya kira akan sangat konyol jika peristiwa serupa terjadi di waktu saya

menghadapi sesi interview atau presentasi sesungguhnya. Setelah bergabung beberapa saat,

akhirnya saya pun siap untuk menghadapi tantangan berikutnya yaitu prepared speech

19

session. Ini adalah sebuah sesi di mana anda akan mempersiapkan sebuah pidato berdurasi

5 – 7 menit.

Apa yang terjadi ketika saya mencoba sesi itu? Di tengah-tengah presentasi, mendadak saya

blank dan lupa apa yang harus saya sampaikan, setelah berpikir keras dan mencoba untuk

mengingat-ingat akhirnya saya menyerah. Saya pun memohon kepada MC untuk diijinkan

kembali duduk. Diiringi tatapan mata seluruh audiens, ruangan yang hening, saya pun

berjalan dari podium kembali ke tempat duduk saya.

Jikalau anda menjadi saya, apa yang kira-kira anda rasakan? Pasti malunya bukan main

bukan? Bisa-bisa itu adalah hari terakhir anda menampakkan wajah di tempat itu. Demikian

halnya dengan saya, kejadian itu sempat membekas dan meninggalkan trauma dalam diri

saya. Ketika harus berpresentasi, saya benar-benar takut hal tersebut akan terulang sehingga

setiap kali berpresentasi saya akan membawa notes berisi draft lengkap presentasi. Saya

butuh beberapa waktu sampai akhirnya trauma tersebut bisa hilang.

Akan tetapi… tarik ke depan 5 tahun setelah kejadian itu. Apa yang terjadi? Saya berhasil

menjadi 2nd runner up di Speech Evaluation contest dan International Speech Contest di level

District (Indonesia, Malaysia dan Brunei) yang diselenggarakan oleh Toastmasters

International. Saya juga diangkat menjadi koordinator training dari Toastmasters, yang

bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan tentang komunikasi dan kepemimpinan di

3 negara (Indonesia, Malaysia dan Brunei). Saya juga telah beralih profesi menjadi seorang

dosen dan trainer, memberikan pelatihan tentang presentasi dan komunikasi di institusi

pendidikan, organisasi, instansi pemerintah dan perusahaan. Singkat cerita berbicara di

depan umum telah menjadi hal yang saya lakukan sehari-hari dan bahkan menjadi mata

pencaharian saya.

Mengapa saya menceritakan hal ini semua (termasuk hal-hal memalukan yang saya alami tadi) ?

Untuk menunjukkan kepada anda bahwa kemampuan berpresentasi bukan datang begitu saja

(Walaupun memang ada orang yang hebat dari sononya, yang secara alami langsung bisa

berpresentasi dengan bagus banget… dan psstt kadang melihat mereka saya juga merasa iri). Saya

bukanlah seorang yang punya bakat istimewa untuk pandai bicara dan merangkai kata-kata. Saya

bisa karena saya terus menerus belajar. Saya membaca sekian banyak buku tentang public

speaking, mengikut pelatihan dan terus menerus praktek. Jadi pesan saya adalah:

Presentasi merupakah suatu skill yang bisa dipelajari dan siapa pun bisa mempelajarinya.

Jika anda melihat pembicara yang memukau, maka anda pun juga bisa seperti dia. Dengan

mengetahui tips, trik dan teknik yang benar maka anda juga mampu memukau audiens anda,

membuat mereka duduk di ujung kursi mereka dan siap mendengarkan apapun yang anda

sampaikan. Saya sendiri sudah membuktikannya, saya bukanlah seseorang yang bisa bepresentasi

karena sudah jago dari sononya, akan tetapi saya bisa karena sudah mempelajari dan menemukan

tips, trik dan teknik untuk menguasai skill presentasi ini.

20

Bagi anda yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang Toastmasters. Anda bisa

mencek sejarah, aktivitas, klub terdekat dan jadwal meeting berikutnya di website

Toastmasters International di www.toastmasters.org

Dan hal-hal itulah yang akan saya bagikan di dalam buku ini, buku ini merupakan intisari tentang

hal-hal yang telah saya pelajari dan alami sendiri. Ini adalah kiat-kiat praktis yang telah mampu

mengubah saya dari seseorang yang tidak tahu musti berkata apa dan sering lupa ketika

berpresentasi sampai akhirnya menjadi seorang trainer dan pembicara profesional.

Uraian ini akan saya tutup dengan suatu quote indah dari salah seorang pembicara favorit saya:

“God did not give me the gift to speak eloquently. He gave me strength and persistence to learn how”

Darren LaCroix – 2001 World Champion of Public Speaking

Mitos #2: “Tapi Pak.. saya kan orangnya memang pendiam dan introvert”

Kemampuan untuk berbicara didepan umum adalah suatu skill yang harus dipelajari oleh setiap

orang yang ingin mengemukakan pesan, ide dan pendapatnya. Tidak peduli apakah seseorang itu

seorang introvert atau ekstrovert, mereka tetap harus mempelajari cara-caranya jika ingin

berpresentasi dengan efektif.

Presentasi juga bukanlah sekedar maju ke depan dan menumpahkan apa yang ada di isi kepala kita.

Kita harus tetap belajar bagaimana cara mempersiapkan materi, menstrukturkan alur pemikiran

sampai dengan cara menyampaikannya. Seorang ekstrovert yang berpresentasi tanpa mengetahui

hal-hal ini akan berpresentasi dengan kurang efektif,misalnya penyampaian yang tidak terstruktur,

berputar-putar dan tidak jelas poin apa yang ingin disampaikan.

Saya sendiri adalah seorang dengan tipe intovert. Banyak teman dan keluarga yang tidak percaya

ketika mereka mendengar bahwa profesi saya adalah seorang dosen dan pembicara. Mereka

berkata “Lo.. kok bisa ya, bukankah David itu orangnya pendiam”. Tampaknya mitos bahwa

seseorang yang sering melakukan presentasi itu haruslah seseorang yang suka bicara dan

ekstrovert masih berlaku

Dan memang, dalam keseharian saya termasuk orang dengan tipe pendiam. Dalam percakapan

sehari-hari baik itu satu lawan satu ataupun dalam grup, saya termasuk orang yang lebih banyak

mendengarkan. Saya bukanlah tipe yang banyak mendominasi pembicaraan dan menjadi pusat

perhatian. Waktu luang saya pun lebih banyak saya habiskan dengan bersantai sendiri dan

membaca buku.

Akan tetapi ketika harus melakukan presentasi dan sesi training, saya bisa berbicara sampai

seharian penuh. Mengapa bisa begitu? Karena saya telah melakukan persiapan sebelumnya,

mengetahui bagaimana teknik presentasi dan cara menyampaikannya. Dan yang paling penting

adalah saya percaya bahwa apa yang saya ungkapkan adalah sesuatu yang berguna dan bisa

membawa manfaat bagi mereka yang mendengarnya.

21

Dan menurut saya itu adalah kunci bagi anda yang bertipe introvert, mungkin anda merasa tidak

nyaman berdiri sendirian di depan umum, menghadapi pandangan orang yang tertuju kepada anda

dan harus menyampaikan pesan-pesan anda. Akan tetapi jika anda percaya bahwa apa yang anda

sampaikan bakal berguna baik untuk diri anda sendiri maupun audiens yang akan mendengarnya,

saya yakin anda akan mempelajari caranya dan melakukannya.

Jadi sekali lagi saya tegaskan bahwa presentasi adalah sebuah skill yang harus dipelajari dan

dikuasai, tidak peduli apakah orang itu seorang introvert atau extrovert.

Notes: bagi anda seorang intovert, ada sebuah buku menarik yang saya rekomendasikan ke anda

berjudul Quiet: The Power of Introverts in a World that Can’t Stop Talking oleh pengarang Susan

Cain.

Mitos 3: “Tapi Pak.. saya ini orangnya tidak percaya diri”

Banyak orang berkata bahwa mereka tidak bisa presentasi karena tiap kali berdiri di depan orang

banyak mereka selalu merasa demam panggung. Mereka pun berkesimpulan bahwa mereka

orangnya memang tidak percaya diri sehingga tidak bisa berpresentasi.

Padahal kenyataannya tiap orang yang presentasi pasti merasa nervous, kadarnya saja yang

berbeda-beda. Orang akhirnya bisa sukses berpresentasi karena mereka berhasil mengendalikan

rasa takut dan bahkan mengubahnya menjadi satu hal yang mendukung kesuksesan mereka

berpresentasi.

Jadi ada tips dan teknik yang bisa membuat kita lebih percaya diri untuk berpresentasi. Berhubung

pembahasan tentang hal ini sendiri cukup banyak dan kompleks maka akhirnya saya jadikan

sebuah bab tersendiri di buku ini. Anda bisa menyimak di Bab 2 untuk mengetahui lebih mendalam

tentang bagaimana mengatasi rasa gugup dan nervous ketika berpresentasi.

Nah.. sekarang anda sudah mengetahui manfaat belajar presentasi plus mendapat pencerahan

bahwa mitos atau pandangan keliru yang mungkin menghambat anda untuk belajar presentasi

ternyata tidak benar. Sekarang anda sudah bersemangat dan tidak sabar lagi untuk segera belajar

skill yang akan mampu mengubah hidup anda.

Tapi… tunggu-tunggu, tenyata ilmu public speaking itu luas sekali. Jadi apa saja yang harus

dipelajari? Kalau begitu ada baiknya kita mengetahui hal-hal apa saja yang musti kita pelajari

supaya menjadi seorang presenter yang handal.

Oleh karena itu mari kita simak bagian berikutnya tentang faktor-faktor yang membuat sebuah

presentasi menjadi menarik.

22

01-3 FAKTOR YANG MEMBUAT SEBUAH PRESENTASI MENJADI MENARIK

Setelah membaca bagian sebelumnya, tentunya sekarang anda sudah mengetahui bahwa mitos-

mitos yang ada tersebut ternyata bukan merupakan faktor penentu apakah sebuah presentasi bakal

menjadi menarik atau tidak. Asalkan anda mengetahui, mempelajari dan menerapkan cara-cara

untuk berpresentasi efektif maka andapun bisa menguasai ilmu yang satu ini.

Nah.. sekarang pertanyaannya adalah "Apakah faktor yang membuat sebuah presentasi menjadi

benar-benar memukau?"

Ketika pertanyaan saya tanyakan kepada peserta seminar atau workshop yang saya adakan,

jawaban-jawaban yang saya dapat antara lain:

Pembicaranya musti tampan/cantik (haha..berita baik untuk anda yang penampilannya

menarik dan berita buruk untuk yang wajahnya pas-pasan)

Intonasinya tidak datar

Ada interaksi dengan audiens

Pembicaranya humoris

Slide presentasi yang digunakan menarik

Topik nya menarik

Dan masih banyak lagi jawaban-jawaban yang lain, saya tidak akan membahas apakah jawaban-

jawaban di atas tepat atau tidak. Akan tetapi satu hal yang pasti bahwa ternyata dibutuhkan

beberapa macam faktor supaya suatu presentasi bisa benar-benar menjadi menarik. Memiliki satu

faktor saja tetapi tidak didukung oleh faktor yang lain hasilnya juga akan kurang maksimal.

Misalnya:

Ada pembicara sangat menguasai topik yang dia sampaikan, akan tetapi cara dia

menyampaikan dan istilah-istilah yang digunakan tidak bisa anda pahami.

Pembicara membawakan materi dengan menarik, lucu dan membuat anda terhibur

sepanjang presentasi. Mendengarkan dia berbicara ibarat mendengarkan sebuah stand up

comedy, akan tetapi anda pulang dan lupa semua apa yang disampaikan. Anda akhirnya

merasa tidak mendapat pengetahuan atau hal baru dari presentasi tersebut.

Pembicara membawakan topik yang menarik untuk anda, penyusunan materinya juga jelas.

Akan tetapi dia berbicara dengan ritme yang pelan dan monoton, setelah 15 menit berlalu

anda pun harus berjuang keras untuk menahan kantuk.

Topik presentasi menarik, materi presentasi disusun dengan jelas, pembicara juga humoris

dan dinamis, akan tetapi ruangan penuh sesak dengan orang yang diperburuk dengan

matinya AC di ruangan. Sepanjang presentasi anda hanya sibuk kipas-kipas dengan

menggunakan handout yang ada.

Jadi kesimpulannya untuk menghadirkan sebuah presentasi yang menarik dan bermanfaat untuk

audiens, ada beberapa faktor yang musti anda perhatikan. Presentasi anda akan berhasil jika anda

bisa menguasai faktor-faktor yang berpengaruh tersebut.

23

Jika coba saya kelompokkan maka faktor-faktor itu bisa saya kategorikan menjadi 3 kelompok. Ini

dia masing-masing kelompok beserta dengan penjelasannya:

Komponen#1: Konten / Isi Presentasi

Konten adalah isi materi yang anda bawakan. Konten sendiri memiliki beberapa bagian yang harus

anda perhatikan, berikut adalah bagian-bagian tersebut:

Topik presentasi

Topik presentasi yang anda bawakan harus sesuai dengan kebutuhan dari audiens. Jika

anda memberikan presentasi dengan topik "Cara Merajut Efektif" atau "Budidaya Kaktus" di

depan para pebisnis, pastilah mayoritas dari mereka tidak akan mendengarkan anda.

Tujuan presentasi

Tujuan presentasi juga harus ditentukan dengan jelas. Ketika anda memberikan presentasi,

tentukan terlebih dahulu tujuan apa yang hendak anda capai, baik dari sudut pandang anda

maupun dari sudut pandang audiens.

Struktur presentasi

Sudahkah anda menyusun alur presentasi dengan jelas dan tidak melompat-lompat?

Apakah presentasi anda cukup simpel sehingga mudah diterima audiens? Berapa banyak

poin yang ingin anda sampaikan dalam presentasi anda? Nah.. pertanyaan-pertanyaan

tersebut adalah mengenai penyusunan struktur presentasi anda. Tanpa struktur yang jelas

audiens akan susah mengikuti dan mengingat konten presentasi anda.

Teknik elaborasi

Teknik elaborasi adalah bagaimana cara anda mengembangkan struktur yang sudah anda

buat menjadi materi presentasi yang menarik dan menghibur. Apakah anda menguasai

teknik "storytelling" dalam menyampaikan pesan? Apakah anda menggunakan humor

dalam penyampaian materi? Adakah variasi cara dalam memberikan materi sehingga

audiens tidak jenuh? Hal-hal tersebut berkaitan dengan teknik elaborasi.

Komponen#2: Desain

Faktor desain ini timbul karena mengakomodasi perkembangan jaman, sekarang ini hampir semua

presenter berpresentasi dengan menggunakan slide presentasi. Hanya saja mayoritas dari mereka

masih belum tahu bagaimana menggunakannya dengan efektif. Slide yang mereka gunakan masih

bergaya jadul, ruwet dan penuh dengan tulisan.

Tentu saja ada prinsip dan cara untuk membuat slide presentasi yang menarik. Ketika anda

menggunakan pendekatan yang tepat maka slide presentasi anda tidak hanya membuat audiens

terpukau karena keindahannya melainkan juga membantu supaya pesan anda lebih jelas dan

mudah diingat.

Sampai di sini saya ada berita buruk dan berita baik untuk anda.

24

Saya mulai dengan berita buruk dulu ya. Berita buruknya adalah buku Speak with Power ini tidak

akan membahas aspek desain slide presentasi. Haha.. di sini saya sudah bisa membayangkan wajah

anda yang pucat pasti sambil berkata “Waduh.. bagaimana ini Pak, pembelajaran presentasi saya

tidak komplit donk?”.

Tenang saja… ini berita baiknya. Berita baiknya adalah, untuk aspek desain ini saya sudah siapkan

dalam format yang lebih sesuai untuk anda yaitu dalam bentuk video tutorial. Anda akan lebih

mudah dan lebih cepat mempelajarinya jika saya tuntun klik demi klik dalam bentuk video.

Notes: Ada beberapa buku yang sangat saya rekomendasikan ke anda dalam bidang desain slide

presentasi. Silahkan anda cara buku Presentation Zen dan Presentation Zen Design karya Garr

Reynolds serta Slide:ology karya Nancy Duarte

Komponen #3: Delivery / Cara Penyampaian

Delivery adalah mengenai teknik dan cara kita dalam menyampaikan materi. Jika faktor-faktor

sebelumnya banyak anda lakukan dalam tahapan planning/perencanaan presentasi, maka faktor

delivery ini anda lakukan ketika anda sedang mempresentasikan materi anda. Delivery sendiri juga

memiliki beberapa komponen yaitu:

Bahasa tubuh

Bahasa tubuh yang anda komunikasikan akan mempengaruhi penyampaian pesan anda.

Bahkan ada sebuah riset yang mengatakan bahwa audiens akan lebih mempercayai apa

yang mereka tangkap melalui bahasa tubuh dibandingkan apa yang dikomunikasikan secara

verbal. Beberapa contoh dari bahasa tubuh adalah ekspresi wajah, gestur, cara berdiri dan

kontak mata.

Intonasi suara

Banyak keluhan yang disampaikan audiens bahwa presenter menyampaikan materinya

dengan monoton. Monoton di sini berarti presenter berpresentasi dengan nada datar tanpa

adanya antusiasme. Nah.. oleh karena itu variasi intonasi suara dibutuhkan untuk membuat

audiens tetap tertarik mendengarkan anda.

Penguasaan setting

Setting adalah adalah faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan presentasi anda,

contohnya adalah venue, perlengkapan dan peralatan. Sebagai seorang presenter kita pun

Bonus buku berisi video desain slide bisa anda dapatkan ketika anda

berinvestasi di buku versi fisik. Untuk mendapatkannya, silahkan

anda kunjungi website berikut ini:

http://presentasiefektif.com/buku-speak-with-power/

25

harus mengetahui setting ruangan apa yang ideal, cara mengoperasikan LCD projector dan

lain-lain.

Jika kita bisa memaksimalkan ketiga komponen di atas, tentunya presentasi anda akan menjadi

lebih baik dan anda akan mampu Speak with Power. Saya akan membahas secara lebih mendalam

masing-masing komponen tersebut pada bagian-bagian berikutnya dari buku ini.

Dan itulah cara saya menyusun buku ini, bab-bab selanjutnya akan membahas satu persatu dari

komponen di atas. Berikut adalah bagaimana saya menyusun dan menstrukturkan buku ini:

Bagian #1: Dasar Public Speaking

Apa yang tiap orang harus ketahui tentang mitos, fakta dan kenyataan dalam public

speaking

Bab yang sedang anda baca sekarang ini termasuk dalam bagian pertama ini. Di sini kita akan

membahas tentang mengapa kita perlu mempelajari public speaking, mitos yang sering

menghambat anda serta fakta & kenyataan yang sebenarnya.

Ditambah ada lagi satu bab lagi yang mengupas tentang masalah favorit yang dialami orang ketika

harus berpresentasi. Saya yakin anda bisa menebak masalah apa itu. Yup… betul sekali, bab ini akan

membahas tentang bagaimana mengatasi rasa gugup, nervous dan sering lupa ketika harus

berpresentasi.

Bagian#2: Konten Presentasi

Cara menyusun isi presentasi yang membuat membuat audiens rela menahan pipis hanya

untuk mendengarkan anda

Bagian ini akan secara total membahas tentang bagaimana menyusun konten presentasi yang

simpel, menarik dan aplikatif. Saya akan bahas secara detil tiap-tiap bagian yang sudah saya

sebutkan di atas yaitu bagaimana memilih topik presentasi, menentukan tujuan, menyusun

struktur presentasi dan mengembangkannya menjadi sebuah konten yang utuh dan solid.

Bagian #3: Delivery / Cara Penyampaian

Bagaimana membawakan presentasi yang mampu memenangkan hati audiens

Konten presentasi yang sudah anda rancang sedemikian rupa bisa menjadi berantakan ketika anda

tidak mampu membawakannya dengan menarik. Bagian ini akan membahas bagaimana anda musti

menggunakan bahasa tubuh dan intonasi suara untuk menghadirkan sebuah presentasi yang

informatif, menarik sekaligus inspiratif. Plus ada juga bab yang membahas tentang penguasaan

setting yaitu pengetahuan akan tata ruang dan peralatan presentasi.

Bagian #4: Tips-Tips Eksklusif dalam Presentasi

Hal-hal simpel yang jarang diketahui orang seputar teknik presentasi

Bagian ini akan membahas bagaimana menghadapi kasus dan kejadian khusus saat anda

berpresentasi, misalnya saja:

26

Cara menghadapi sesi tanya jawab

Bagaimana menggunakan teknik storytelling untuk presentasi anda

Bagaimana membuat presentasi anda menjadi lebih interaktif

Cara menghadapi audiens yang tidak tertarik pada topik anda

Mengetahui teknik yang dibahas dalam bagian ini bisa menyelamatkan anda dari kondisi-kondisi

sulit ketika presentasi sekaligus membuat presentasi anda menjadi lebih bersinar.

Nah.. itulah topik-topik yang akan saya bahas dalam buku Speak with Power ini. Siapkah anda

memulai perjalanan ini?

Sebelum kita mempelajari teknik mempersiapkan konten atau membawakan sebuah presentasi

marilah kita belajar tentang satu fenomena berikut terlebih dahulu. Pernahkah anda ketika akan

berpresentasi merasa jantung mulai berdebar-debar, keluar keringat dingin dan perut terasa tidak

enak? atau dengan kata lain anda merasa nervous?

Tentunya anda pernah mengalaminya bukan?

Oleh karena itu kita juga harus menguasai cara untuk mengatasi rasa nervous. Jika sampai rasa

nervous ini mendominasi bisa-bisa jalannya presentasi anda bakal menjadi kacau balau dan

berantakan. Mari kita bersama-sama menyimak fenomena, sebab dan cara untuk mengatasi rasa

nervous berpresentasi ini di halaman berikutnya.

27

BAB #2

HILANGKAN RASA NERVOUS ANDA… SEKARANG DAN

SELAMANYA

02-1 TIDAK ADA YANG PERNAH TEWAS MELAKUKANNYA, TETAPI

MENGAPA KITA NERVOUS?

“A brain is a wonderful thing. It never stops working from the time you are born, until the moment

you stand up and give a speech”

Robert Frost

“Pak… mengapa ya setiapkali saya harus berpresentasi saya selalu merasa dag dig dug, gemetaran

dan keluar keringat dingin (baca: nervous)?” Ini adalah satu pertanyaan yang paling sering

ditanyakan ketika saya mengadakan seminar atau pelatihan. Hal ini membuktikan bahwa

presentasi termasuk dalam satu aktivitas yang coba untuk dihindari orang. Ataupun jika mereka

terpaksa harus melakukannya maka respon fisik nervous seperti tegang, jantung berbebar, perut

tidak enak, keluar keringat dingin pun mulai timbul.

Di salah satu artikel yang pernah saya baca juga menyebutkan bahwa ketakutan untuk berbicara di

depan umum menduduki peringkat pertama di dalam daftar hal-hal yang ditakuti oleh orang.

Bahkan ketakutan dalam hal ini mengungguli ketakutan akan kematian.

Sebenarnya saya sendiri kurang setuju dengan artikel ini, bayangkan saja jika benar, tentunya

angka bunuh diri di universitas dan kantor bakal tinggi. Setiap kali ada yang diminta untuk

melakukan presentasi, tiba-tiba orang yang ditunjuk langsung lari dan lompat dari gedung

bertingkat.

Sebelum kita membahas mengenai bagaimana mengatasi rasa takut, ada baiknya jika kita

membahas terlebih dahulu apa sebab kebanyakan orang merasa takut ketika hendak berpresentasi.

Berikut adalah beberapa alasannya:

1. Alasan dari jaman purbakala

Wah.. apa ini maksudnya alasan dari jaman purbakala? Nah.. penjelasannya seperti ini, bayangkan

anda masih berada di jaman purbakala, di mana anda masih memakai pakaian seadanya dari bulu

binatang dan memegang pentungan dari kayu. Pekerjaan anda sehari-hari adalah berburu binatang

untuk dijadikan santapan anda dan keluarga.

Kemudian anda menghadapi situasi seperti berikut: anda berdiri sendirian di tanah lapang yang

luas, tidak membawa senjata dan dikelilingi makhluk-makhluk tak dikenal yang semuanya menatap

28

anda. Menurut anda, apakah situasi tersebut termasuk situasi yang nyaman atau justru situasi yang

berbahaya?

Saya kira anda akan menjawab “Wah.. kalau kondisinya demikian itu situasi bahaya gawat darurat,

bisa-bisa itu adalah kondisi di mana saya akan dijadikan mangsa.” Dan ketika hal itu terjadi, apa

yang anda rasakan? Gemetar, keluar keringat dingin, perut mulas dan tentu saja anda siap

melarikan diri.

Memang sekarang jaman sudah berubah, anda tidak lagi harus berburu atau dikejar-kejar harimau

dan dinosaurus. Akan tetapi tampaknya otak kita masih belum sepenuhnya beradaptasi. Coba kita

cermati kondisi ketika berpresentasi, bukankah hampir sama dengan kondisi yang di atas? Anda

berdiri sendirian, tidak membawa senjata dan dikelilingi orang-orang yang tidak anda kenal yang

semuanya menatap anda. Begitu anda menghadapi situasi ini, otak kita langsung berkata “Wah.. ini

kondisi bahaya” sehingga anda langsung gemetaran, keluar keringat dingin dan kalau bisa ingin

cepat-cepat kembali ke tempat duduk.

Sehingga wajar saya jika kita merasa takut ketika akan berpresentasi, karena memang kita

mewarisi sistem dari jaman purbakala yang didesain seperti itu.

2. Takut gagal, ditertawai dan tampak bodoh

Salah satu hal yang banyak menghalangi kita untuk semakin maju adalah takut gagal. Sebelum

berpresentasi kita sudah membayangkan bagaimana kalau nanti di tengah-tengah presentasi saya

tiba-tiba lupa, bagaimana kalau ternyata audiens tidak suka dengan topik yang saya bawakan,

bagaimana kalau tiba-tiba laptop saya meledak. Dengan sekian banyak pikiran negatif itu, wajar

saja kalau akhirnya sebelum presentasi kita merasa takut. Dan akhirnya malah terjadilah hal-hal

yang kita takuti itu.

Jadi, cobalah untuk berteman dengan kegagalan. Jika anda memang sudah melakukan persiapan

dengan matang, dan ternyata di tengah-tengah presentasi anda lupa atau laptop anda meledak,

ambil saja sisi positifnya. Berarti anda akan punya topik menarik yang bisa anda ceritakan pada

teman-teman anda atau bahkan anda gunakan pada presentasi anda yang selanjutnya.

Satu hal lagi yang perlu kita sadari adalah audiens sebenarnya ingin kita berhasil. Saya kita tidak

ada orang yang pergi ke suatu acara presentasi dan berharap “Saya ingin nanti seminarnya

berlangsung membosankan dan kalau perlu pembicaranya lupa-lupa terus di tengah-tengah

presentasi”. Audiens berharap bahwa mereka akan mendengarkan presentasi yang menarik,

sehingga mereka bisa belajar sesuatu yang baru, terhibur dan terinspirasi karenanya.

3. Sesuatu yang baru

Pernahkah anda belajar menyetir mobil? Ketika pertama kali menyetir apakah anda merasa

nervous? Sudah tentu. Kita merasa takut dan tidak nyaman, segala macam pertanyaan dan kejadian

muncul di benak kita waktu itu. Mulai dari bagaimana ini caranya pindahkan persneling, kapan saya

29

musti belokkan setir sampai bagaimana kalau saya menabrak rombong bakso di depan. Sekarang

ketika anda sudah mahir menyetir, apakah anda masih takut? Sudah tidak lagi kan.

Demikian juga dengan presentasi, pertama-tama kita merasa takut karena hal itu merupakan

sesuatu yang baru sehingga kita tidak terbiasa. Presentasi juga suatu aktifitas yang tidak setiap hari

kita lakukan, kecuali kalau anda seorang guru atau sales. Jadi wajar-wajar saja ketika di awal-awal

anda merasa takut. Akan tetapi ketika kita sudah melakukannya berulang-ulang kali, lama

kelamaan kita akan menjadi terbiasa. Mungkin rasa takut itu tetap ada, akan tetapi intensitasnya

sudah jauh berkurang dan dapat kita atasi.

4. Tidak ada atau kurang persiapan

Nah, kalau ini adalah sebabnya mengapa anda takut, maka saya katakan anda memang benar-benar

berhak 100% untuk merasa takut. Sebagai seorang presenter sudah merupakan kewajiban anda

untuk benar-benar melakukan persiapan dengan matang, mengingat sekian banyak audiens yang

sudah meluangkan waktu berharga mereka untuk mendengarkan anda. Audiens akan bisa

memaafkan segalah kesalahan atau kegagalan yang anda alami ketika anda presentasi kecuali jika

anda gagal karena anda tidak/kurang persiapan.

Setelah mengetahui sebab-sebab mengapa setiap kali harus berpresentasi anda merasa tegang, dag

dig dug, gemetaran, perut terasa tidak enak, ketiak mulai basah (ooppss ), sekaranglah saatnya

kita mengetahui juga mindset atau cara pandang yang harus kita miliki terhadap rasa takut yang

kita alami. Seperti apa mindset yang harus kita miliki? Yuk bersama-sama simak bagian yang

berikutnya.

02-2 MINDSET YANG HARUS DIMILIKI DALAM MENGHADAPI RASA

NERVOUS

Ada dua mindset atau cara pandang yang harus anda miliki dalam menghadapi rasa takut ketika

berpresentasi:

1. Rasa nervous adalah sesuatu yang normal

Jikalau anda merasa nervous ketika berpresentasi, anda tidak sendiri. Semua orang mengalaminya,

baik dia seorang pembicara profesional sekalipun, jadi sebetulnya perasaan ini adalah normal. Oleh

karena itu anda tidak perlu ke dokter ketika anda mengalami hal seperti ini. Jika anda ke dokter

pun mungkin dia akan menjawab “Sama kalau begitu, saya juga deg-degan terus setiap mau

presentasi.” (Haha.. sebagai buktinya saya pernah memberikan coaching presentasi untuk seorang

dokter yang harus mempresentasikan makalahnya di sebuah seminar internasional). Yang bisa kita

lakukan hanyalah meminimalkan rasa nervous ini supaya tidak sampai menganggu jalannya

presentasi kita.

30

Mungkin saat ini anda juga bertanya, “Kalau Pak David sendiri apakah sekarang juga masih nervous

ketika akan memberikan presentasi”. Jawabannya adalah “Ya”, terutama untuk event-event besar

atau spesial. Waktu saya akan memberikan sebuah seminar yang audiensnya adalah kumpulan dari

pemilik bisnis, saya benar-benar merasa nervous sampai sebelumnya tidak ada selera makan sama

sekali. Waktu saya harus berkompetisi di International Speech Contest di mana saya harus

berbicara di depan kurang lebih 350 orang dari berbagai macam negara, saya juga benar-benar

nervous. Sampai-sampai apa yang disampaikan oleh pembicara-pembicara sebelumnya tidak bisa

saya tangkap dengan jelas karena kondisi saya yang benar-benar nervous.

Jadi sekali lagi, rasa nervous adalah sesuatu yang normal, semua orang mengalaminya bahkan

pembicara profesional juga mengalaminya.

2. Rasa nervous itu baik untuk anda

“Hah… ini pernyataan kontroversial nih, mana mungkin rasa nervous justru baik untuk saya?”

Yup, benar sekali, adanya rasa nervous justru baik untuk anda. Ini adalah salah satu perwujudan

good stress / stress yang baik. Kita semua butuh good stress untuk mendorong kita menjadi lebih

baik, tanpa good stress hidup kita akan terasa datar-datar saja dan tidak ada hal yang mendorong

kita untuk menjadi lebih maju. Dan bukankah semua hal-hal yang baik seperti waktu anda

menembak pacar anda, memulai bisnis baru atau menjalani suatu petualangan yang mengasyikkan,

semuanya itu diawal dengan rasa nervous terlebih dahulu?

Contoh lain yang menunjukkan bahwa rasa nervous itu justru baik untuk anda akan saya berikan di

dalam sebuah ilustrasi berikut. Misalkan, minggu depan Bapak Presiden berencana untuk

berkunjung ke perusahaan anda. Boss meminta anda sebagai wakil perusahaan yang memberi kata

sambutan. Nah, bagaimana perasaan anda? Pasti deg-deg an dan nervous tidak karuan kan? Tentu

saja, apalagi yang datang Bapak Presiden sendiri. Ok, tetapi apa yang terjadi setelah itu? Pasti siang

malam anda bersiap dan berlatih berpidato, di meja makan, kamar mandi, ataupun di mobil, anda

akan terus mengulang-ulang isi pidato anda. Mungkin sampai orang-orang di sekitar mengajukan

protes dan akhirnya ikut hafal isi pidato anda.

Akan tetapi apakah yang bisa kita petik dari ilustrasi di atas? Semakin besar rasa nervous yang

anda hadapi, maka semakin mendorong anda untuk melakukan persiapan dan latihan yang

diperlukan untuk presentasi anda. Tanpa adanya rasa nervous, mungkin anda tidak akan

menganggap penting untuk bisa tampil baik di dalam suatu presentasi. Sehingga akhirnya anda pun

melewatkan tahapan bersiap dan berlatih. Kalau begitu berarti baik kan kalau ternyata kita

memiliki rasa nervous?

Sampai di sini anda sudah mengetahui jika ternyata rasa nervous itu adalah sesuatu yang normal,

hampir semua orang mengalaminya dan justru memiki rasa nervous itu baik untuk anda. Jadi,

tentunya anda malahan tidak ingin untuk menghilangkannya bukan? Yang ingin anda lakukan

adalah bagaimana bisa mengendalikan rasa nervous supaya tidak menganggu jalannya presentasi

dan bahkan anda mampu mengubah energi nervous itu menjadi semangat positif untuk

menyampaikan presentasi dengan memukau. Apa ada teknik dan caranya? Tentu saja ada, silahkan

simak bagian berikutnya untuk mengetahui teknik-tekniknya.

31

02-3 BAGAIMANA MENGATASI RASA NERVOUS DALAM PRESENTASI

Berikut akan saya bagikan beberapa teknik ampuh dan teruji untuk mengatasi (baca:

meminimalkan) rasa nervous anda. Ingat! Rasa nervous tidak bisa benar-benar kita hilangkan, yang

bisa kita lakukan adalah meminimalkan dan mengatasinya supaya tidak sampai menganggu

performa kita dalam melakukan presentasi. Ini dia tips-tips mengatasi rasa nervous tersebut:

1. Persiapan yang matang

Tips yang simpel sekali sebetulnya, bahkan saya yakin anda sudah mengetahuinya sebelum ini.

Dalam acara seminar, sering saya bertanya pada audiens "Ketika akan berpresentasi, apa yang bisa

kita lakukan untuk mengurangi rasa nervous dan tampil lebih baik?" Biasanya serempak mereka

akan menjawab... "Persiapan yang baik dan matang."

Nah semua sudah tahu kan apa yang harus dilakukan. Tapi pertanyaannya sesungguhnya adalah

"Apakah kita sudah melakukannya?" Seringkali yang tarjadi adalah “Common sense is not the

common practice” – Hal yang umum diketahui tapi tidak dilakukan. Berikut adalah ilustrasinya:

Saya mengajar program public speaking di salah satu universitas di Surabaya dan saya merasa

bangga pada anak didik saya, karena mereka selalu "on time" dalam persiapan. Dalam konteks ini

"on time" berarti dengan ajaib slide presentasi bisa selesai persis 1 detik sebelum kelas dimulai.

Dan berikut ini adalah hal-hal yang terjadi ketika mereka berpresentasi:

1. Murid maju ke depan dengan percaya diri, membuka file presentasi, mengambil remote control

clicker dan kata pertama yang terucap adalah "Pak, bagaimana nih caranya memakai clicker?"

2. Beberapa murid mengklik laptop dengan panik dan putus asa ketika video yang sudah susah-

susah mereka cari ternyata tidak bisa dijalankan pada waktu presentasi. Telah dua tahun

berturut-turut peristiwa dramatis ini diakhiri dengan menangisnya beberapa siswa. Saya

akhirnya merasa terharu dan di akhir sesi memutuskan untuk mari bersama-sama menonton

video-video yang tidak terputar.

3. Ada seorang murid yang ingin berpresentasi tentang "Twilight Saga". Rupanya dia adalah fans

berat novel dan film ini karena sampai font yang digunakan pun adalah font khusus Twilight. Di

hari presentasi dia menggunakan laptop saya (yang tentunya tidak terinstall font ini) tanpa

dicek terlebih dahulu. Hasilnya adalah... huruf depan setiap kata hilang semua, jadi akhirnya dia

berpresentasi tentang "Wilight Aga"

Dan jikalau anda beranggapan bahwa semua itu terjadi hanya karena biasanya yang selalu kurang

persiapan hanyalah pelajar & mahasiswa, berikut hal-hal yang pernah saya lihat atau alami sendiri

dengan pembicara profesional

Dalam suatu meeting perkumpulan, sang pembicara dengan kerja kerasnya telah berhasil

mempersiapkan slide power point terindah yang pernah ia buat. Dia datang ke meeting dan

baru menyadari bahwa ternyata tidak ada satu orangpun yang membawa LCD projector

32

Setelah MC memanggil dan memperkenalkan sang pembicara, dia pun dengan gagah berani

maju ke depan. Kalimat pembukanya adalah "Bagaimana ya caranya menghidupkan mic?"

Si MC membuka acara, menyambut audiens dengan hangat, dan di akhir bagian perkenalan sang

pembicara, dia berkata "Mari Bapak-bapak, Ibu-ibu kita sambut dengan meriah pembicara

kita.... Eee maaf Pak, siapa ya nama Bapak?"

Nah.. untuk memastikan bahwa di presentasi anda selanjutnya tidak dibuka dengan "Bagaimana

cara menyalakan mic?", diakhiri dengan tangisan karena tidak terputarnya video atau berganti

judul menjadi "Each Our Oal" (dari judul asli Reach Your Goal), maka apa yang harus dilakukan?

Yup.. persiapan, persiapan dan persiapan.

Sering kali kita mengalami nervous karena kita tidak benar-benar melakukan persiapan yang

matang. Kita datang sambil tergopoh-gopoh, tidak benar-benar sempat mengecek peralatan, slide

presentasi yang masih amburadul. Jika keadaannya seperti itu wajar saja jika kita merasa nervous.

Dengan persiapan yang matang akan menghindarkan anda dari hal-hal yang tidak ingin anda alami

seperti di atas. Persiapan yang matang juga akan memberikan anda ketenangan secara mental,

yaitu anda tahu bahwa anda telah bersiap dan melakukan yang terbaik. Jadi sekali lagi saya

tekankan, lakukanlah persiapan yang matang, ini adalah tips presentasi paling jitu yang pernah

saya temukan.

2. Berlatih.. berlatih dan berlatih

Apa perbedaannya dari persiapan yang matang dan berlatih? Kalau persiapan lebih berhubungan

dengan mempersiapkan materi, peralatan, handout dst, sedang berlatih adalah proses untuk

mengulang-ulang materi kita sehingga kita menjadi terbiasa. Beberapa orang menyebut proses ini

sebagai internalization.

Kebanyakan orang hanya mempersiapkan materi dan slide presentasi mereka, setelah itu mereka

menganggap tugas sudah selesai. Mereka tidak menyempatkan waktu untuk berlatih, selain karena

malas, ada juga anggapan bahwa berlatih itu tidak menyenangkan, buang-buang waktu dan toh

orang lain juga tidak melakukannya. Jikalau kita tidak berlatih dahulu, apakah presentasi kita bakal

maksimal? Tentu ada sudah tahu jawabannya.

Lalu bagaimana caranya berlatih? Ada banyak cara, ada yang suka berlatih di depan cermin, ada

yang suka di kamar mandi atau mungkin ada juga yang suka di atap rumah. Terserah anda pilih

mana yang anda sukai. Untuk saya pribadi, cara berlatih yang saya sukai adalah dengan

menceritakan isi presentasi saya pada orang lain (istri saya paling sering jadi korban untuk hal

yang satu ini). Atau jika pas tidak ada orang lain, saya berlatih dengan seolah-olah menceritakan isi

presentasi saya kepada audiens.

Satu hal yang perlu diingat bahwa tujuan dari berlatih bukanlah menghafal isi presentasi kata per

kata, akan tetapi untuk membiasakan diri dengan isi presentasi kita. Ketika kita terbiasa maka kita

akan lebih lancar dalam mempresentasikannya.

33

3. Ubah fisiologi anda

Apapun yang anda pikirkan biasanya akan termanifestasikan juga ke dalam bahasa tubuh (fisiologi)

anda. Misalnya ketika pikiran dan kondisi emosi anda sedang sedih maka bahasa tubuh anda akan

mengikuti, bahu menutup, kepala menunduk dan raut wajah muram. Sebaliknya ketika pikiran dan

perasaan anda sedang gembira maka bahasa tubuh anda juga mengikuti, badan tegak, kepala

menghadap ke depan dan raut muka berseri-seri.

Sama halnya dengan sedih atau gembira, rasa nervous yang berlebihan juga bersumber dari pikiran

yang kemudian mempengaruhi fisik anda. Ketika dalam pikiran anda mulai merasa nervous,

sekejab kemudian badan anda mulai merasa gemetar, perut tidak enak dan keluar keringat dingin.

Nah.. sekarang pertanyaannya adalah jika pikiran bisa mempengaruhi fisik, apakah sebaliknya bisa

berlaku yaitu fisik bisa mempengaruhi pikiran?

Dari hasil penelitian para ahli dan pakar menunjukkan ternyata jawabannya adalah Ya.

Bagaimanapun juga pikiran dan badan anda adalah satu kesatuan. Bagian yang satu selalu

mencerminkan bagian yang lain. Anda bisa mengubah pikiran dengan mengubah fisiologi anda.

Oleh karena itu jika anda merasa nervous berlebihan sebelum presentasi, ubahlah fisiologi anda

terlebih dahulu. Langkah pertama adalah ubahlah nafas anda menjadi lebih teratur. Segala macam

emosi negatif seperti marah, nervous dan sedih akan diikuti dengan nafas yang tidak teratur. Ketika

anda meluangkan waktu sejenak, memusatkan pikiran ke nafas anda dan membuatnya lebih teratur

maka otomatis anda akan merasa lebih tenang.

Setelah itu langkah berikutnya adalah berposelah seperti pose orang yang percaya diri, tegakkan

badan anda, bukalah kedua kaki anda sedikit lebih lebar, pandangan tegak ke depan, senyum dan

kepalkan kedua tangan anda ke atas. Beberapa orang bahkan melakukan hal ini sambil melompat-

lompat.

Seorang peneliti dari Harvard Business School, Amy Cuddy, mengatakan bahwa berdasar hasil

penelitian dibutuhkan waktu sekitar dua menit untuk benar-benar bisa merubah pikiran dan emosi

anda. Yang terjadi dalam dua menit semenjak anda merubah bahasa tubuh adalah pergantian

hormon yang dominan ada di tubuh anda. Hormon kortisol yang menyebabkan gelisah dan stress

akan mulai digantikan oleh hormon testoteron yang membuat anda lebih tenang dan nyaman.

Notes: Anda bisa melihat video TED talks dari Amy Cuddy untuk melihat pemaparan lengkap

bagaimana mengubah fisiologi mampu mengubah kondisi emosi anda. Silahkan google saja

namanya Amy Cuddy, maka anda tidak akan mengalami kesulitan menemukan video TED talks-nya

yang termasuk paling banyak ditonton orang.

4. Visualisasi

Jika proses bersiap dan berlatih lebih condong ke proses pesiapan fisik, maka visualisasi

merupakan proses persiapan mental sebelum anda berpresentasi. Banyak olahragawan melakukan

proses yang satu ini. Sebelum mulai bertanding mereka akan membayangkan terlebih dahulu

34

bagaimana mereka sukses dan mendapatkan kemenangan ketika bertanding. Sehingga ketika hari

di mana mereka benar-benar bertanding tiba, mereka merasa sudah terbiasa dan lebih percaya diri.

Mengapa proses visualisasi bisa membantu mengurangi rasa nervous dan mendukung kesuksesan?

Karena otak tidak bisa membedakan antara imaginasi dan kenyataan, contoh yang paling

sederhana dari hal ini adalah ketika anda menangis tersedu-sedu menonton film yang sedih

(padahal anda jelas-jelas tahu jika itu hanya sebuah film saja). Apa yang anda bayangkan ketika

sukses berpresentasi akan dianggap sebagai kenyataan oleh otak anda, sehingga akhirnya andapun

lebih percaya diri dalam menghadapi event sesungguhnya.

Nah.. sekarang bagaimana caranya melakukan visualisasi yang efektif? Berikut adalah beberapa tips

yang bisa anda lakukan

Bayangkan kesuksesan anda dan proses anda mencapainya

Yang sering dibayangkan dan dipikirkan kebanyakan orang justru adalah hal-hal negatif yang

mungkin terjadi ketika mereka berpresentasi. Mereka terus menerus berpikir bagaimana jika

nanti mereka lupa, bagaimana jika audiens merasa bosan mendengar presentasi mereka dan

segala macam kekuatiran yang lain. Kekuatiran sebetulnya adalah salah satu bentuk visualisasi

negatif, ini seperti memberikan perintah ke otak bahwa hal itulah yang anda inginkan untuk

terjadi.

Yang harus anda visualisasikan justru adalah hal-hal positif yang terjadi dalam presentasi anda

Bayangkan bahwa presentasi anda mendapat kesuksesan. Anda bisa menyampaikan materi

dengan lancar, audiens mendengarkan dengan antusias dan di akhir presentasi anda mendapat

tepuk tangan yang meriah dari audiens.

Setelah memvisualisasikan hasil akhirnya, jangan lupa juga untuk memvisualisasikan

prosesnya. Bayangkan juga seperti apa proses anda berlatih, bagaimana anda mempersiapkan

draft, slide dan peralatan presentasi anda. Dengan membayangkan prosesnya maka secara

tidak langsung anda mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dan harus anda lakukan untuk

mencapai kesuksesan anda.

Bayangkan secara detil

Visualisasi yang detil akan lebih efektif, oleh karena itu jika memungkinkan kunjungilah lokasi

yang akan anda gunakan untuk presentasi terlebih dahulu sehingga anda mengetahui detil-detil

yang ada di sana. Dalam membayangkan coba gunakan sebanyak mungkin indera yang anda

miliki, bayangkan apa yang anda lihat, apa yang anda dengar, apa yang ada cium dan apa yang

rasakan waktu itu. Semakin detil visualisasi anda maka semakin efektiflah hasilnya.

5. Fokuslah kepada apa yang bisa anda berikan ke audience

Bagaimana jika nanti saya lupa? Bagaimana kalau nanti ternyata audiens tidak menyukai topik yang

saya bawakan? Bagaimana jika saya ternyata membosankan? Jikalau kita cermati segala kekuatiran

yang ada di atas, semuanya ternyata timbul karena kita terlalu berfokus pada diri kita sendiri.

35

Padahal ketika kita berpresentasi siapakah yang paling penting? Yup, betul sekali.. yang paling

penting adalah audiens.

Jadi bagaimana ketika pada presentasi anda yang berikutnya anda lebih berfokus kepada apa yang

bisa anda berikan kepada audiens. Bagaimana anda bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat,

membuat mereka terhibur dan terinspirasi. Jika kita bisa mengalihkan fokus ke apa yang bisa kita

berikan pada audiens, maka kita akan memiliki waktu yang lebih sedikit untuk kuatir mengenai diri

kita sendiri.

Audiens tidak datang ke acara presentasi untuk memuja anda atau sebaliknya mencari-cari

kesalahan yang anda lakukan. Mereka datang karena mereka ingin mendapatkan sesuatu yang bisa

membantu diri mereka. Oleh karena itu fokuskanlah untuk bisa memenuhi harapan audiens

tersebut.

-------------------------------------

Jika anda sudah mencoba semua teknik ini dan masih merasa nervous, maka saran terakhir saya

untuk anda adalah ikuti slogan Nike “Just Do It”. Lakukanlah saja dan nikmati, mungkin di tengah

presentasi ada bagian yang sedikit lupa, ada bagian di mana anda kesleo lidah atau mungkin laptop

anda meledak. Nikmati saja proses nya. Fakta bahwa anda telah mencoba dan belajar sesuatu hari

itu akan membuat anda selangkah lebih maju untuk menjadi presenter yang lebih baik di masa

depan.

“What doesn’t kill you makes you stronger”

Friedrich Nietszche

Jika anda bisa memiliki cara pandang tersebut, maka itulah yang disebut oleh Carol S. Dweck

(dalam bukunya yang berjudul Mindset) sebagai growth mindset. Anda tidak melihat kegagalan

sebagai sesuatu yang tetap atau bawaan (fixed mindset). Orang dengan fixed mindset akan

berpandangan jika diri mereka mengalami kegagalan maka itu berarti mereka memang tidak

berbakat atau tidak pandai. Tidak heran jika akhirnya mereka cepat sekali berhenti atau menyerah.

Sebaliknya orang dengan growth mindset akan melihat kegagalan sebagai proses untuk belajar dan

bertumbuh. Mereka akan menggunakan hal tersebut sebagai umpan balik untuk membuat proses

berikutnya menjadi lebih baik.

Nah, sampai di sini tentunya anda sudah memiliki mindset yang tepat dalam menghadapi rasa

nervous plus beberapa cara untuk meminimalkan rasa nervous yang timbul. Sekarang marilah kita

menuju ke bagian “how-to” dari presentasi.

Pertama-tama kita akan belajar bagaimana mempersiapkan sebuah konten presentasi yang solid.

Ketika konten presentasi anda simpel, menarik dan menghibur, tentunya audiens akan betah

mendengarkan isi presentasi anda. Tidak hanya itu mereka juga akan mudah menyerap dan

menerapkan apa yang telah anda sampaikan. Di akhir mereka akan merasakan manfaat dari

mendengarkan presentasi anda.

36

Jadi bagaimana cara kita mempersiapkan konten presentasi yang soild, marilah kita memulai

dengan bagian pertama dari menyusun konten yaitu dengan menentukan topik. Simak halaman

berikut untuk memulai

37

Dapatkan Versi Lengkap dari Buku Speak with Power!

Kunjungi website berikut untuk info lebih lanjut:

http://presentasiefektif.com/buku-speak-with-power/

38

PROFIL PENULIS

David Pranata adalah seorang speaker, trainer dan writer di

bidang komunikasi dan presentasi. Dia juga adalah pendiri

dari PresentasiEfektif.com, sebuah situs pembelajaran

presentasi secara online. Pada kesehariannya dia juga

mengajar sebagai dosen di dua universitas di Surabaya yaitu

Universitas Ciputra dan IBMT.

Berbekal ketekunan dan passionnya dalam mempelajari

ilmu public speaking dan presentasi, pada tahun 2012 David

berhasil menjadi 2nd runner up di District 87 Toastmasters

International Speech Contest, sebuah kontes public speaking

berlevel internasional.

Pada tahun yang sama David juga mendapat kepercayaan

menjadi koordinator training di Toastmasters International

untuk memberikan pelatihan bagi klub-klub Toastmasters yang bernaung di tiga negara (Indonesia,

Malaysia dan Brunei).

David juga aktif berbicara baik di institusi pendidikan, instansi pemerintahan maupun perusahaan.

Dia sering memberikan kuliah tamu, seminar sampai pelatihan intentif untuk institusi dan

perusahaan. Seminar dan trainingnya selalu mendapat respon positif karena simpel, mudah

diterapkan dan sangat menghibur.

David juga aktif menulis baik di website maupun blog pribadinya. Lebih dari 2000 orang aktif

mengikuti dan membaca secara rutin artikel-artikel yang dia tulis setiap minggunya. Anda juga bisa

mengikuti tulisannya melalui blog pribadinya di www.david-pranata.com

Sekarang ini dia tinggal di Surabaya bersama istri tercintanya, Rosalyn Niken Tantono dan seorang

putrinya, Lauren Gwen Winata.

Penulis dapat dihubungi melalui:

Email : [email protected]

Website : www.PresentasiEfektif.com

www.david-pranata.com

39