spa 4 hotel and art center.docx

99
BAB I PENDAHULUAN 1.1 JUDUL Solo Hotel Central Art 1.2 PENGERTIAN JUDUL Solo adalah sebutan sebuah kota yaitu Surakarta di Provinsi Jawa Tengah, Hotel adalah suatu bangunan yang dikelola secara komersil guna memberikan fasilitas penginapan kepada masyarakat umum dengan fasilitas antara lain jasa penginapan, pelayanan barang bawaan, pelayanan makanan dan minuman, penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya serta jasa pencucian pakaian. Central Art merupakan wadah kegiatan berkesenian yang terpusat pada sebuah daerah yang menaungi segala bentuk kesenian. 1.3 LATAR BELAKANG Salah satu usaha untuk menarik kedatangan wisatawan pada suatu negara adalah dengan jalan memelihara dan membina kesenian yang dimiliki negara yang bersangkutan, di mana seni mempunyai daya tarik yang kuat sebagai tontonan, selain komunikatif, penampilannya dinamis dan akrab dengan para penonton. Solo merupakan kota yang memiliki keanekaragaman kesenian yang sangat tinggi dan memiliki potensi untuk dikembangkan dalam sektor pariwisata. Dalam mewujudkan seni sebagai bagian dari sektor pariwisata pada sebuah kota maka perlu adanya wadah dalam menaungi kegiatan-kegiatan tersebut. Wadah yang dimaksud adalah art center, art center yang dibutuhkan adalah yang dapat mewadahi kegiatan seni tari, seni musik ,seni lukis dan jenis kesenian yang lain. Sehingga wisatawan yang berkunjung ke Indonesia dapat menikmati kesenian tersebut pada sebuah wadah yang sentral di Kota Solo. Dalam berkegiatan berkesenian bagi wisatawan lokal maupun mancanegara pasti membutuhkan sebuah akomodasi penginapan seperti hotel. Hotel yang memiliki tema tersendiri sesuai karakter kota dapat meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung karena berbeda dengan hotel yang lain. Oleh karena itu pembuatan bangunan berfungsi ganda Hotel dan Art Center di Kota Solo sangat dapat terwujud sebagai pendukung pariwisata kota. 1.4 RUMUSAN MASALAH 1.4.1 PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka timbul permasalahan-permasalahan sebagai berikut: Bagaimana mewujudkan Solo Hotel and Museum Center yang secara kualitatif dan kuantitatif mampu menyediakan fasilitas perhot elan dan mampu mewujudkan museum budaya yang secara tidak langsung membantu perkembangan pariwisata kota serta, Bagaimana mewujudkan Exhibition

Upload: candra-semakin-sharappz

Post on 11-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 JUDUL

Solo Hotel Central Art

1.2 PENGERTIAN JUDULSolo adalah sebutan sebuah kota yaitu Surakarta di Provinsi Jawa Tengah, Hotel adalah suatu bangunan yang dikelola secara komersil guna memberikan fasilitas penginapan kepada masyarakat umum dengan fasilitas antara lain jasa penginapan, pelayanan barang bawaan, pelayanan makanan dan minuman, penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya serta jasa pencucian pakaian. Central Art merupakan wadah kegiatan berkesenian yang terpusat pada sebuah daerah yang menaungi segala bentuk kesenian.

1.3 LATAR BELAKANGSalah satu usaha untuk menarik kedatangan wisatawan pada suatu negara adalah dengan jalan memelihara dan membina kesenian yang dimiliki negara yang bersangkutan, di mana seni mempunyai daya tarik yang kuat sebagai tontonan, selain komunikatif, penampilannya dinamis dan akrab dengan para penonton.Solo merupakan kota yang memiliki keanekaragaman kesenian yang sangat tinggi dan memiliki potensi untuk dikembangkan dalam sektor pariwisata. Dalam mewujudkan seni sebagai bagian dari sektor pariwisata pada sebuah kota maka perlu adanya wadah dalam menaungi kegiatan-kegiatan tersebut.Wadah yang dimaksud adalah art center, art center yang dibutuhkan adalah yang dapat mewadahi kegiatan seni tari, seni musik ,seni lukis dan jenis kesenian yang lain. Sehingga wisatawan yang berkunjung ke Indonesia dapat menikmati kesenian tersebut pada sebuah wadah yang sentral di Kota Solo.Dalam berkegiatan berkesenian bagi wisatawan lokal maupun mancanegara pasti membutuhkan sebuah akomodasi penginapan seperti hotel. Hotel yang memiliki tema tersendiri sesuai karakter kota dapat meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung karena berbeda dengan hotel yang lain.Oleh karena itu pembuatan bangunan berfungsi ganda Hotel dan Art Center di Kota Solo sangat dapat terwujud sebagai pendukung pariwisata kota. 1.4 RUMUSAN MASALAH1.4.1 PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka timbul permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

Bagaimana mewujudkan Solo Hotel and Museum Center yang secara kualitatif dan kuantitatif mampu menyediakan fasilitas perhot elan dan mampu mewujudkan museum budaya yang secara tidak langsung membantu perkembangan pariwisata kota serta, Bagaimana mewujudkan Exhibition center yang mampu mewadahi fungsi yang berbeda didalamnya dan dapat menjadi bangunan penghubung antara Hotel dan Museum . Bagaimana merancang bangunan yang komunikatif dan atraktif sehingga mampu menarik perhatian umum, dengan demikian masyarakat tertarik untuk mendatangi dan menyewanya di sana.

1.4.2 PERSOALANSetelah mengungkapkan masalah yaitu bagaimana mewujudkan Solo Hotel and Museum Center yang komunikatif dan atraktif, mampu Menyediakan fasilitas untuk perhotelan dan pariwisata budaya, serta mampu mewadahi fungsi yang berbeda tersebut dan dapat menghubungkan bangunan satu sama lain, muncul beberapa persoalan seperti: Penentuan lokasi site yang strategis dan aksesibel bagi seluruh masyarakat Kota Surakarta. Penentuan program kegiatan yang ditampung oleh Solo Hotel and Museum Center, termasuk di dalamnya kegiatan penyediaan peralatan dan pemeliharaannya. Penentuan program ruang yang menampung seluruh kegiatan di dalam Solo Hotel and Museum Center. Penentuan Konsep Penampilan Fisik yang dapat :Mencerminkan ekspresi bangunan yang mewadahi teknologi canggih tetapi tanpa melupakan unsur-unsur lokal atau lingkungan sekitar. Mencerminkan ekspresi bangunan yang komunikatif dan atraktif sebagai bangunan yang dapat menarik pengunjung. Merespon iklim setempat untuk menciptakan kenyamanan fisik dan non fisik. Menentukan sistem utilitas yang mendukung kesehatan di dalam bangunan dan lingkungan sekitarnya serta menentukan sistem struktur dan kontruksi yang akan digunakan nantinya.1.5 TUJUAN DAN SASARAN1.5.1 TUJUAN

Mewujudkan Solo Hotel and Museum Center yang secara kualitatif dan kuantitatif mampu menyediakan fasilitas perhot elan dan mampu mewujudkan museum budaya yang komunikatif dan atraktif, serta mampu mewadahi fungsi yang berbeda tersebut dan dapat menghubungkan bangunan satu sama lain.

1.5.2 SASARAN

Merumuskan suatu konsep programatis maupun desain berupa: Konsep perancangan, terdiri dari: Penentuan lokasi tapak. Pengolahan tapak.Konsep aktifitas, terdiri dari: Penentuan jenis aktifitas. Penzoningan aktifitas. Persyaratan aktifitas.

Konsep peruangan, terdiri dari: Macam dan jenis ruang. Besaran ruang. Bentuk dasar ruang. Sirkulasi antar ruang. Persyaratan ruang. Pola hubungan dan organisasi antar ruang.Konsep bangunan, terdiri dari: Penataan bangunan dan ruang luar. Penampilan bentuk bangunan. Penentuan system struktur dan bahan. Konsep mekanikal dan elektrikal bangunan.

1.6 LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN

1.6.1 LINGKUP PEMBAHASAN Pembahasan ditekankan pada disiplin ilmu Arsitektur, dengantetap memperhatikan aspek-aspek perilaku dan psikologis user yang nantinya akan memanfaatkan bagunan Solo Hotel and Museum Center. Pembahasan dilakukan berdasarkan pada analisa data yang ada dan relevan terhadap perencanaan bagunan Solo Hotel and Museum Center yang diperoleh berdasarkan survey, pengamatan serta studi literatur.

1.6.2 BATASAN PEMBAHASAN Pembahasan hanya meliputi disiplin ilmu arsitektur, sedangkan disiplin ilmu lain hanya sebatas pendukung yang akan dibahas secara garis besar yang di selaraskan dengan tujuan dan sasarannya. Pemilihan lokasi merupakan lokasi yang dianggap paling sesuai dengan proyek ini, dengan kriteria-kriteria yang mendukung keberadaannya. Solo Hotel and Museum Center ini merupakan usaha swasta yang tujuannya mewadahi fungsi Mix Use yang terdapat di dalamnya Hotel dan Museum. Dana dan segala perizinan dianggap sudah tersedia. Kegiatan pada Solo Hotel and Museum Center yang terdiri dari Hotel dan Museum. memiliki bobot pembahasan yang sama. 1.7 METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGANMetode yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan meliputi metode pengumpulan data, metode pengolahan data, metode pembahasan dan metode perumusan konsep.

1.7.1 Metode Pengumpulan DataPengumpulan data, dengan cara observasi dan survey, wawancara, studi literatur. a. Survey meliputi: Survey eksisting site Survey mengenai perkembangan bangunan mix use di Solo.b. Observasi ke bangunan-bangunan mall, rent office, dan apartmen beberapa kota-kota besar, seperti Semarang, Solo dan Yogyakarta untuk mendapatkan data mengenai fasilitas yang mewadahi kegiatan Hotel dan Museum.c. Studi literatur meliputi: Peraturan daerah yang terangkum dalam RUTRW dan RUTRK Solo. Buku-buku yang mendukung tinjauan mengenai highrise building dan bangunan mix use. Buku-buku yang menunjang pembahasan secara arsitektural. Karya ilmiah (konsep/skripsi) yang telah ada sebelumnya, baik yang terdapat di UNS maupun di luar UNS. 1.7.2 Pengolahan data

Data dan informasi yang diperoleh melalui observasi, survey, wawancara dan studi literatur dipilih dan dikelompokkan sesuai tema. Data yang telah dikelompokkan tersebut dipaparkan melalui tinjauan Hotel, tinjaunan Museum, tinjauan exebition center, tinjauan kondisi dan potensi Kota Surakarta.

1.7.3 Pembahasan Analisa dan sintesa

a. Mengidentifikasikan unsur dan masalah-masalah yang berkaitan serta menunjang tujuan pembahasan.b. Data dan informasi yang telah diolah menjadi tinjauan, diidentifikasi dan dianalisa untuk mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan Solo Hotel and Museum Center.

1.7.4 Perumusan Konsep

Penyusunan hasil analisa dalam proses pembahasan ke dalam konsep perencanaan dan perancangan desain Solo Hotel and Museum Center.

1.8 METODE PENULISAN

Penulisan Konsep perencanaan dan perancangan Hotel Central Art di Kota Surakarta ini menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut :BAB IPENDAHULUAN

Berisi tentang pokok-pokok pemikiran yang melatar belakangi pemilihan judul, tujuan, sasaran dan manfaat pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN UMUM HOTEL DAN ART CENTER SEBAGAI MIXED USE BUILDING Berisi uraian tentang pengertian dan kriteria hotel, art center dan fasilitas pendukung. Dibahas pula penggabungan hotel dan art center dalam bangunan (mixed use building), pengertian dan criteria mixed use building. Pada bab ini juga akan dijelaskan mengenai lokasi yang akan digunakan sebagai site kantor sewa dan mall elektronik tersebut lebih rinci lagi.BAB III TINJAUAN KHUSUS BANGUNAN HOTEL DAN ART CENTERDalam pembahasan bab kali ini akan lebih membahas lebih dalam lagi mengenai hotel dan art center yang akan direncanakan. Pembahasan yang akan dipaparkan berupa pengertian dasar dari hotel dan art center, struktur organisasi yang berada di cakupan nbangunan tersebut serta pemakai dan kegiatan apa saja yang dilakukan di dalam bangunan hotel dan art center tersebut.

BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL DAN ART CENTER DI KOTA SURAKARTAPada bab ini akan dibahas lebih rinci serta detail lagi mengenai pendekatan konsep perancangan hotel dan art center. Pendekatan yang akan dibahas berupa pendekatan konsep peruangan, pendekatan lokasi, pendekatan tapak, pendekatan bentuk ruang & bangunan, pendekatan struktur konstruksi, serta pendekatan utilitas. Dalam pembahasan mengenai pendekatan konsep ini nantinya akan dapat dilihat serta dirumuskan mengenai rencana bangunan yang akan terbangun.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KANTOR SEWA DAN MALL ELEKTRONIK DI KOTA SURAKARTAPembahasan dalam bab lima ini menjadi pembahasan terakhir dalam konsep perencanaan dan perancangan hotel dan art center di Kota Surakarta. Dalam pembahasan bab lima ini akan menghasilkan/ menyajikan konsep perencanaan yang didapat dari poin-poin pembahasan pada bab sebelumnya.

BAB IITINJAUAN UMUM HOTEL DAN ART CENTER SEBAGAI MIXED USE BUILDING

2.1 Tinjauan Umum Hotel2.1.1 Pengertian Hotel Secara UmumPengertian Hotel menurut Hotel Prpictors Act, 1956 (Sulatiyono, 1999:5) adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membatar dengan jumlah wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus (perjanjian membeli barang yang disertai dengan perundingan perundingan sebelumnya).Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM. 37/PW.304/MPPT-86 : Hotel sebagai jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian besar atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.Definisi hotel menurut Webster New World Dictionary Hotel as a commercial establishment providing lodging and usually meals and other services for the public, especially for travels. (Fred R.Lawson, 1988). Yang artinya hotel adalah suatu bangunan yang menyediakan jasa penginapan, makanan, minuman, serta pelayanan lainnya untuk umum yang dikelola secara komersial terutama untuk para wisatawan.Sedangkan pengertian yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc.(1995)yang menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum.Maka dari beberapa pernyataan itu dapat disimpulkan bahwa hotel adalah suatuakomodasi yang menyediakan jasa penginapan, makan, minum, dan bersifat umum serta fasilitas lainnya yang memenuh syarat kenyamanan dan dikelola secara komersil.

2.1.2 Pengertian City HotelCity Hotel merupakan hotel yang terletak di bagian kota dengan katareristik kegiatan perdagangan. Sehingga disediakan fasilitas-fasilitas pusat busana, bisnis, restoran, bar, konferensi, pusat kebugaran, dan sebagainya (Walter A rutes and Partners,1985). City Hotel atau Hotel kota biasanya termasuk hotel mewah, hotel kepariwisataan. Karateristiknya antara lain tingginya perbandingan pemakaian ruang-ruang, keteraturan pemanfaatan ruang-ruang yang disediakan, termasuk pertokoan atau perkantoran, sehingga dalam pengembangannya memungkinkan keberhasilan hotel tersebut (Ernst Neufert, 1987 hal 211)Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa City Hotel atauHotel Kota adalah Hotel yang ditinjau dari lokasinya terletak di perkotaan, umumnya dipergunakan untuk kegiatan bisnis seperti rapat atau pertemuan-pertemuan perusahaan juga bagi para tamu yang mengadakan perjalanan dan menginap dalam waktu singkat. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya tamu yang sedang berwisata dan lebih suka mengidap di area perkotaan, terlebih jika jarak tempat wisatanya dekat atau terletak di daerah perkotaan.2.1.3 Penggolongan HotelPemerintah telah menetapkan kualitas dan kuantitas hotel yang menjadi kebijaksanaan yang berupa standar jenis klasifikasi yang ditujukan serta berlaku bagi suatu hotel. Penentuan jenis hotel berdasarkan letak, fungsi, susunan organisasinya dan aktifitas penghuni hotel sesuai dengan SK Mentri Perhubungan RI No. 241/4/70 tanggal15 Agustus 1970. Hotel digolongkan atas :1) Residential Hotel, yaitu hotel yang disediakan bagi para pengunjung yang mnginap dalam jangka waktu yang cukup lama. Tetapi tidak bermaksud menginap. Umumnya terletak dikota, baik pusat maupun pinggir kota dan berfungsi sebagai penginapan bagi orang-orang yang belum mendapatkan perumahan dikota tersebut.2) Transietal Hotel, yaitu hotel yang diperuntukkan bagi tamu yang mengadakan perjalanan dalam waktu relative singkat. Pada umumnya jenis hotel ini terletak pada jalan jalan utama antar kota dan berfungsi sebagai terminal point. Tamu yang menginap umumnya sebentar saja, hanya sebagai persinggahan.3) Resort Hotel, yaitu diperuntukkan bagi tamu yang sedang mengadakan wisatadan liburan. Hotel ini umumnya terletak didaerah rekreasi/wisata. Hotel jenis ini pada umumnya mengandalkan potensi alam berupa view yang indah untuk menarik pengunjung.Penentuan jenis hotel yang didasarkan atas tuntutan tamu sesuai dengan keputusan Mentri Perhubungan RI No.PM10/PW.301/phb-77, dibedakan atas:1) Bussiness hotel, yaitu hotel yang bertujuan untuk ,melayani tamu yangmemiliki kepentingan bisnis.2)Tourist hotel, yaitu bertujuan melayani para tamu yang akan mengujungi objek objek wisata.3)Sport hotel, yaitu hotel khusus bagi para tamu yang bertujuan untuk olahraga atau sport4)Research hotel, yaitu fasilitas akomodasi yang disediakan bagi tamu yang bertujuan melakukan riset.Sedangkan penggolongan hotel dilihat dari lokasi hotel menurut Keputusan DirjenPariwisata terbagi menjadi dua, yaitu :1)Resort hotel (pantai/gunung), yaitu hotel yang terletak didaerah wisata, baik pegunungan atau pantai. Jenis hotel ini umumnya dimanfaatkan oleh para wisatawan yang datang untuk wisata atau rekreasi.2) City hotel (hotel kota), yaitu hotel yang terletak diperkotaan, umumnyadipergunakan untuk melakukan kegiatan bisnis seperti rapat atau pertemuan-pertemuan perusahaan.Penggolongan berbagai jenis hotel serta bentuk akomodasi tersebut pada dasarnya tidak merupakan pembagian secara mutlak bagi pengujung. Dapat juga terjadi overlapping yaitu salingmenggunakan satu dengan yang lainnya, misalnya seorang turis tidak akan ditolak jika ingin menginap pada sebuah city hotel, ataupun sebaliknya.

2.1.4 Klasifikasi HotelBerdasarkan keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/1988, tentang usaha dan pengelolaan hotel menjelaskan bahwa klasifikasi hotel menggunakan sistem bintang.Dari kelas yang terendah diberi bintang satu, sampai kelas tertinggi adalah hotel bintang lima.Sedangkan hotel-hotel yang tidak memenuhi standar kelima kelas tersebut atau yang berada dibawah standar minimum yang ditentukan disebut hotel non bintang. Pernyataan penentuan kelas hotel ini dinyatakan oleh Dirjen Pariwisata dengan sertifikat yang dikeluarkan dan dilakukan tiga tahun sekali dengan tata cara pelaksanaan ditentukan oleh Dirjen Pariwisata.Dasar penilaian yang digunakan antara lain mencakup: Persyaratan fisik, meliputi lokasi hotel dan kondisi bangunan. Jumlah kamar yang tersedia. Bentuk pelayanan yang diberikan Kualifikasi tenaga kerja, meliputi pendidikan dan kesejahteraan karyawan. Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia seperti kolam renang lapangan tenis dan diskotik.

Klasifikasi hotel berbintang tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut :a. Hotel bintang satuoJumlah kamar standar minimal 15 kamar dan semua kamar dilengkapi kamar mandi didalamoUkuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20 m2 untuk kamar double dan 18 m2 untuk kamar singleoRuang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur tidur, minimal terdiri dari lobby, ruang makan (> 30m2) dan bar.o Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga.

b. Hotel bintang duao Jumlah kamar standar minimal 20 kamar (termasuk minimal 1 suite room,44 m2).o Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20m2 untuk kamar double dan 18 m2 untuk kamar single.o Ruang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby, ruang makan (>75m2) dan bar.o Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berhargam penukaran uang asing, postal service, dan antar jemput.

c. Hotel bintang tigao Jumlah kamar minimal 30 kamar (termasuk minimal 2 suite room, 48m2).oUkuran kamar minimum termasuk kamar mandi 22m2 untuk kamar single dan 26m2 untuk kamar double.oRuang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby, ruang makan (>75m2) dan bar.oPelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran uang asing, postal service dan antar jemput.d. Hotel bintang empato Jumlah kamar minimal 50 kamar (temrasuk minimal 3 suite room, 48 m2)oUkuran kamar minimum termasuk kamar mandi 24 m2 untuk kamar single dan 28 m2 untuk kamar doubleoRuang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari kamar mandi, ruang makan (>100 m2) dan bar (>45m2)oPelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran uang asing, postal service dan antar jemput.oFasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x jumlah kamar), ruang laundry (>40m2), dry cleaning (>20m2), dapur (>60% dari seluruh luas lantai ruang makan).oFasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan, maskapai perjalanan, drugstore, salon, function room, banquet hall, serta fasilitas olahraaga dan sauna.e. Hotel bintang limao Jumlah kamar minimal 100 kamar (termasuk mminimal 4 suite room,58m2)oUkuran kamar minimum termasuk kamar mandi 26 m2 untuk kamar single dan 52m2 untuk kamar double.oRuang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby, ruang makan (>135m2) dan bar (>75m2).oPelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran uang asing, postal service dan antar jemput.oFasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x jumlah kamar), ruang laundry (>40m2), dry cleaning (>30m2), dapur (>60% dari seluruh luas lantai ruang makan).oFasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan, maskapai perjalanan, drugstore, salon, function room, banquet hall, serta fasilitas olahraaga dan sauna.oDengan adanya klasifikasi hotel tersebut dapat melindungi konsumen dalam memperoleh fasilitas yang sesuai dengan keinginan.Memberikan bimbingan pada pengusaha hotel serta tercapainya mutu pelayananyang baik.

2.1.5 Bentuk

Menurut Ernst Neufert dalam Data Arsitek (1987;213), disebutkan bahwa bentuk-bentuk kamar tidur merupakan bagian terbesar pembangunan suatu hotel. Bagian yang menunjukkan berbagai penataan yang mungkin dapat dilaksanakan sebgai bentuk-bentuk rencana denah untuk kamar kamar hotel adalah sebgai berikut:1) Bentuk blok gandaDapat dikembangkan menurut bentuk L dan U, yang diterapkan pada lahan yang luas dan membentuk taman ditengahnya. Bentuk ini hanya membutuhkan dua daerah tangga dan memungkinkan penataan blok yang ekonomis.2) Bentuk blok TMemungkinkan dibangun dengan ekonomis walaupun dibutuhkan tiga daerah tangga 3) Bentuk blok berderet tunggalDapat juga dikembangkan menjadi bentuk L dan U diatas lahan yang luas dengan taman ditengah. Bukan pemecahan yang ekonomis, walaupun bentuk ini banyak dipakai. Bila bentuk ini dikembangakan lebih lanjut, akan dapat memperjelas bentuk taman yang ada ditengahnya dan dapat digunakan untuk memberi kesan bentuk atrium.4) Bentuk blok bujur sangkarDengan menyatukan semua sirkulasi vertical pada core, baik untuk sirkulasi pelayanan maupun untuk sirkluasi petugas hotel dan sebagainya.Bentuk ini cukup terpadu dan dapat diterapkan pada lahan yang semput dan dapat dikembangkan bentuk menara.5) Bentuk denah YMembutuhkan tiga empat tangga, stukturnya lebih rumit dibandingkan dengan bentuk blok yang tegas. System struktur ini akan menyulitkan pembentukan ruang-ruang yang bersifat umum6) Bentuk lengkung tiga sudutSama dengan bentuk Y walaupun tempat sirkulasi lebih luas.Lengkung yang ada memungkinkan penambahan luas beberapa kamar tidur.7) Bentuk melingkarPerhitungan yang seksama diperlukan untuk memperhitungkan kerumitan dalam pengaturan kamar saling membelakangi ataupun berhadapan.8) Bentuk melingkat dengan blok ditengahBentuknya mirip blok bujur sangkar, tetapi lebih membutuhkan perhitungan seksama bagi ruang-ruang yang saling membelakangi.

2.1.6 Aktifitas dan Fasilitas HotelAktifitas dan fasilitas yang tercakup dalam sebuah Hotel:a. Aktifitas1. Kelompok Aktifitas utamaKelompok aktifitas yang paling penting dalam sebuah hotel yang mencakup tamu hotel2. Kelompok Aktifitas PendukungKelompok aktifitas yang mendukung kellangsungan kegiatan kelompok aktifitas utama, mencakup di dalamnya: kegiatan administrasi, penyediaan barang, perawatan dan pemeliharaan gedung. Yang terlibat di dalamnya adalah karyawan hotel.3. Kelompok aktifitas pelayananKelompok aktifitas di dalamnya kegiatan servis bagi tamu baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang terlibat dalam kelompok aktifitas ini adalah staf house keeping. Kelompok penyedia room dan beverage, dan room boy.4. Kelompok Aktifitas Pengelola5. Kelompok Katifitas servisb. Fasilitas1. Fasilitas kegiatan privatFasilitas yang digunkaan mewadahi kegiatan utama dalam beristirahat. Fasilitas yang dimaksud yaitu kamar tidur dan perlengkapannya2. Fasilitas kegiatan publikRuang publik setiap jenis hotel akan berbeda-beda sesuai dengan jenis hotelnya. Ruang publik adalah ruang yang disediakan bersama-sama. Kegiatan yang tercakup di dalamnya yaitu: Kegiatan pertemuanFasilitas yang dibutuhkan dalam kegaiatan ini adalah function room (ruang serba guna) yang dilengkapi lobby, lavatory, dan meeting room. Kegiatan Makan dan minumFasilitas yang diperlukan dibedakan untuk kegiatan formal dan informal.o Kegiatan formal: banquet room (ruang perjamuan)o Kegiatan informal: coffe shop, bar, dan coctail loungeo Kreasi dan olahragaFasilitas yang diperlukan pada kegiatan ini adalah: Kegiatan Indoor: fitness center, sauna, billiard, game room, dan massage Kegiatan outdor: lapangan tenis, kolam renang Kegiatan Check in & Check OutRuang yang diperlukan dalam kegaiatn ini adlah ruang lobby, front office, dan lounge Kegiatan Pelayanan KhususKegiatan ini mencakup pelayanan kesehatan, informasi bida jasa wisata, keuangan, shooping, dan lavatory. Adapun ruang yang diperlukan adalah klinik untuk tamu, wartel ataupun internet, bank, money charger, travel agent, butik, salon, dan souvenir shop. Kegiatan Parkir kendaraanFasilitas yang dibutuhkan adalah ruang parkir dalam bangunan maupun di luar bangunan yang memenuhi standar baik dalam ukuran maupun daya tampung. Untuk ruang parkir harus ada pemisah antara ruang parkir tamu dan pengelola hotel.

3. Fasilitas kegiatan servisFasilitas yang digunakan untuk menunjang berlangsungnya kinerja hotel dan melayani tamu secara tidak langsung.Kegiatan ini terbagi dalam:Kegiatan pelayanan restoran, yang dibutuhkan adalah dapur yang dapat mewadahi kegiatan memasak sesuai kebutuhan ruang standarKegiatan pengelola hotel, yang dibutuhkan adlaah ruang kerja bagi pengelola dengan ruang rapat.Kegaitan houskeeping, yang dibutuhkan adalah ruang seragam, ruang laundry, dan ruang room boy.Kegiatan operasional hotel, yang dibutuhkan adalah rung untuk menyimpan barang dan bahan. Termasuk dalam kegiatan ini adalah gudang makanan dan minuman, gudang peralatan dan perlengkapan, gudang mekanikal elektrikal, gudang barang-barang bekas, ruang loker karyawan, ruang ibadah, serta pusat tenaga (power supply).Kegiatan keamanan hotel, yang dibutuhkan adalah ruang unruk kegiatan keamanan minimal pada setiap pintu masuk dan pintu keluar hotel.

2.1.7 Organisasi Ruang HotelSusunan organisasi ruang pada dasarnya, memiliki kesamaan, karena setiap hotel mempunyai pelayanan yang sama yaitu pelayanan penginapan, makan dan minum. Menurut Walter Rutes and Richard Penner dalam buku Hotel Planning and Design, 1985, hal 257, membedakan organisasi ruang hotel menurut fungsinya, terdiri dari:a. Pembagian organisasi ruang menurut fungsinyaPembagian organisasi hotel menurut fungsinya dapat dirinci sebagai berikut:1) Public Space, merupakan kelompok ruang umum termasuk lobby utama, front office dan function room.2) Consession and rentable space, merupakan kelompok ruang yangdisewakan untuk melayani keperluan tamu hotel dan juga usaha bisnis lainnya yang terpisah dari kegiatan hotel.3) Food and Beverage Store Space, kelompok ruang yang melayani bagian makan dan minum bagi tamu yang menginap maupun yang tidak menginap. Termasuk kelompok ini adalah restaurant, coffee shop, bar, kitchen dan gudang.4) General service space, kelompok ruang pelayanan secara umum meliputibagian penerimaan (receiving) storage empoyees room, employee diningroom, laundry, linen room, house keeping dan maintenance.5) Guest Room Service, kelompok yang terdiri dari atas ruang tidur bagi tamu yang menginap, dilengkapi fasilitas untuk ruang tidur, toilet, koridor, lift dan perlengkapan lainnya.6) Recreation and Sport Space, kelompok fasilitas rekreasi olahraga yangbiasanya diproritaskan untuk para tamu hotel yang memerlukannya dan ruang ini ternuka untuk masyarakat luar.Pembagian organisasi ruang hotel menurut fungsinya, dapat dilihat pada gambardibawah ini :

PUBLIC SPACE

RECREATION& SPORT SPACE

RENTABLE SPACE

FOOD& BEVERAGE SPACE

GENERAL SERVICE SPACE

Diagram 2.1 Organisasi Ruang Hotel menurut FungsinyaSumber: Hotel Planning and Design, Walter A. Rutes and Richard Penner, 1985

b. Pembagian organisasi ruang menurut sifatPembagian organisasi ruang menurut sifat dari ruangannya adalah sebagai berikut:1) Public Room, kelompok ruang yang dipakai untuk keperluan umum seperti lobby utama, front office, restaurant, recreation, and sport centre, function room, dan rentable room.2) Bed Room, kelompok ruang tidur para tamu dengan fasilitas dan perlengkapannya.3) Service room, kelompok ruang yang sifatnya melakukan pelayanan, yaitu:kitchen, laundry, linen, general store, house keeping dan maintenance. Untuk mengetahui pembagian organisasi ruang dapat dilihat diagramdibawah ini :

SERVICE ROOM

BED ROOM (BUNK ROOM & FAMILY ROOM)

Diagram 2.2 Organisasi Ruang Hotel menurut SifatnyaSumber: Hotel Planning and Design, Walter A. Rutes and Richard Penner, 1985Service Room

PUBLIC ROOM

2.1.8 Sistem Pengelolaan HotelUsaha pengelolaan hotel perhotelan merupakan sebuha usaha yang mencari keuntungan dengan menjual tiga produk utama yaitu: penyewaan kamar, penjualan makanan dan minuman serta penyewaan fasilitas. Oleh karena itu bisni perhotelan harus ditunjang dengan struktur organisasi yang sangat baik. Kelengkapan struktur organisasi tergantung pada kelas hotel, tipe hotel dan sebagainya.Terdapat beberapa bagian dalam pengelolaan hotel. Seluruh bagian ini terkoodinir serta dikendalikan oleh seorang General Manager yang biasanya dibantu oleh Executive Assistant Manager. Bagian-bagian tersebut antara lain (Walter A. Rutes and Richard H Penner, 1985; 229):a. Front Office1. Guest Room: terdiri dari kamar kamar tamu2. Public Space: Terdiri dari exterior approach & exterace, lobby, food & baverages outlet, function space serta recreation facilities, dan pakir.3. Administration Office: terdiri dari front desk, accounting office, execurive office, sales and catering office.b. Back of House1. Food preperation and storage area2. Receiving, trash and general storage area3. Employee area terdiri dari personel and time keeper office, locker and toilet, employee dinning and housing4. Laudry and housekeeping5. Engineering and mechanical areas yang terdiri dari enginerring office, maintenace shop, mechanical/electrical areas.Dalam pengelolaan bagian-bagian hotel tersebut diperasikan oleh departemen- departemen yang dikelompokan sebagai berikut:a. Room DepartementDepartemen yang bertugas menyedikan kebutuhan kamar bagi para pengunjung b. Housekeeping DepartementDepartemen yang bertugas memelihara kebersihan, kerapian dan kelengkapankamar-kamar tamu, restoran, bar, dan tempat-tempat umum dalam hotel c. Food and Baverages DepartementDepartemen yang menyediakan dan menyajikan makanan dan minumand. Engineering DepartementDepartemen yang bertugas melaksanakan pelaksanaan, perancangan, pemasangan, dan pemeliharan gedung serta perlengkapan hotel lainnya.e. Personal DepartementDepartemen yang bertugas melaksanakan pemilihan dan pengadaan tenaga kerja hotel, termasuk di dalamnya pemeliharaan moral, dan kesejahteraan tenaga kerja, serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja hotel.f. Marketing DepartementDepartemen yang mengelola keuangan, baik penerimaan maupun pengeluaran uang hotelg. Security DepartmentDepartemen yang bertugas memelihara dan menjaga keamanan dan ketertiban di dalam lingkungan hotelh. Other Preperation DepartmentDepartemen yang ridak termasuk ke dalam kelompok-kelompok di atas seperti:bank, sport club, diskotik, massege dan lain-lain.Sedangkan menurut De Chiara dan Callender dalam Time Server Standart forBuilding Types (1973; 719-735) pada dasarnya sebuah hotel terdiri dari dua bagian, yaitu:a. Front OfficeMenyangkut pengelolaan bagian umum, karyawan, dan tamu hotel seperti: bagian segistrasi tamu, area administrasi, lobby, kamar tamu serta fasilitas umum seperti restoran dan sebagainya.b. Back of the houseMenyangkut pengelolaan bagian hotel seperti housekeeping, laundry, dan ruang mekanikal.

Dari kedua bagian ini diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok ruang yaitu:a. Public SpaceKelompok ruang umum termasuk lobby utama, front office dan entertainment room.b. Conssesion and rentable spaceKelompok ruang yang disewakan untuk melayani keperluan tamu hotel dan juga usaha bisnis lainnya yang terpisah kegiatan hotelc. Food and baverages store spaceKelompok ruang yang melayani penyediaan makanan dan minuman baik penerimaan sampai pelayan kepada tamu. Termasuk dalam kelompok ini adalah store room, ruang penerima, restoran, coffee shop, bar, dapur, gudang dan lain-lain.d. General service spaceKelompok ruang pelayanan secara umum meliputi administrasi umum, operasi, gudang, loker, ruang makan karyawan, laundry, linen room, houskeeping, maintenance, dan sebaginyae. Guest room spaceKelompok yang terdiri dari ruang tidur bagi tamu yang menginap, dilengkapi dengan fasilitas ruang tidur, hotel, toilet, koridor, lift dan perlengkapan lainnya.

Hotel sebagai suatu usaha insdutri pelayanan jasa, menghasilkan, menyediakan, dan melayani tamu dalam bentuk barang dan jasa. Dari segi wujudnya, produk industri hotel terdiri dari dua bagain, yaitu:a. Tangible Product (Produk yang berwujud)Produk hotel yang secara nyata dapat dilihat, diraba, atau secara langsung terlihat dalam wujud benda, seperti kamar tidur, makanan, minuman, dan lain-lainb. Non Tangible Product (Produk yang tidak terwujud)Produk hotel yang tidak secara nyata terlihat, tetapi sangat berpengaruh terhadap nilai atau mutu dari Tangible Product misalnya suasana lingkungan, ketenangan, ketentraman, keramahan, jaminan kesehatan, kebersihan dan lain-lainnyaBerdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No 14/U/II/88, penentuan hubungankelompok ruang merupakan hal yang penting dalam perancangan sebuah hotel dengan aktifitas yang kompleks. Hubungan ini ditentukan berdasarkan aktifitas yang sejenis dan berhubungan erat. Untuk mengetahui hubungan per kelompok ruangdapat dilihat pada diagram berikut:Kelompok Ruang TamuMenginap

Kelompok Ruang Pengelola

Kelompok Ruang KegiatanUmum

Kelompok Ruang Pelayanan

Kelompok Ruang TamuBersama

Keterangan:Erat = Kurang erat = Tidak erat =

Diagram 2.2 Hubungan Kelompok RuangSumber: SK Dirjen Pariwisata No. 1/U/I/1998

2.1.9 Pedoman Perencanaan HotelDalam perencanaan sebuah hotel menurut W.S Hatrell and Patners dalam bukuHotel, Restaurant, Bars (1996 : 23) terdapat dasar-dasar perencanaan hotel yaitu : Syarat Lokasi Tapaka. Pemilihan LokasiFaktor ini akan mempengaruhi sifat dan jenis hotel. Misalnya pemilihan lokasi di daerah wisata akan berbeda dengan pemilihan lokasi pada tengah kota. Dalam hal ini pertimbangan harga lahan, potensi lingkungan, aksesibilitas menjadi salah satu faktor utama.b. Orientasi BangunanOrientasi bangunan menjadi faktor yang memberikan pengaruh dari danke dalam bangunan terhadap lingkungan yang ada. Orientasi ini dimaksudkan untuk menyerap potensi baik dari lingkungan yang ada seperti pemanfaatan view, pencapaian, sianar matahari, serta menghindari gangguan dari lingkungan seperti kebisingan, dan sebagainya. Dengan ini menjadikan bangunan lebih berintegrasi dengan lingkungannya.c. StrukturStruktur bangunan akan tergantung dari ukuran, site, kondisi tanah, harga, serta cuaca (klimatologi). Pemilihan modul struktur mempengaruhi bentuk dan modul ruang ruang yang ada khususnya kamar kamar yang ada.d. Kebenaran SirkulasiFungsi hotel menjadi efisien dan ekonomis karena pengaturan pola sirkulasi yang baik.Pemisahan sirkulasi umum dan sirkulasi pelayanan merupakan salah satu pemecahan yang baik agar tercipta keteraturan dalam bangunan

2.1.10 Dasar-Dasar Dalam Menentukan Lokasi untuk HotelPada dasarnya penentuan lokasi hotel menurut Oka A. Yoeti dalam buku HotelMarketing, (1999:41-42) ada 3 (tiga) factor yaitu :a.Accessibility, yaitu lokasi hotel harus mudah dikunjungi orang banyak. Dengan pengertian hotel hendaknya dapat dikunjungi dari arah mana saja untuk tujuan yang bermacam-macam. Untuk hotel resort lebih banyak dipilih pada daerah pegunungan yang ramai dikunjungi pada waktu libur.b.Visibility, yaitu mudah dan dapat dilihat dengan jelas fisik bangunannya, sehingga tidak sukar dicarinya. Orang-orang yang akan menginap pada suatu hotel sangat dipengaruhi oleh pandangan pertama.c.Adaptability, yaitu areal lokasi hendaknya dapat disesuaikan dengan kebutuhan masa depan. Karena itu area hotel harus luas, sehingga cukup untuk taman parkir, lapangan tenis, kolam renang, jogging track, dan taman bermain anak-anak. Disamping juga diperhatikan terhadap rencana pelebaran jalan.Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebagai wadah untuk menyediakan jasa penginapan yang terletak di daerah wisata, baik pegunungan atau pantai, hotel resort memerlukan pertimbangan dasar perencanaan sehingga pemasarannya dapat berjalan dengan baik. Peraturan Bangunan SetempatPeraturan bangunan kondominium di Semarang harus memenuhi peraturan peraturan bangunan pada lokasi tapak yang akan di bangun sesuai dengan daerah wilayahnya, antara lain:a. Garis Sempadan Bangunan (GSB)Dalam penjelasan di Pasal 13 Undang-undang No. 28 Thn 2002, Garis Sempadan Bangunan atau GSB tersebut memiliki arti sebuah garis yg membataskan jarak bebas minimum dari sisi terluar sebuah massa bangunan terhadap batas lahan yg dikuasai. Pengertian ini dapat disimpulkan bahwa GSB ialah batas bangunan yg diperbolehkan untuk dibangun rumah atau gedung.b. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)KDB (Koefisien Dasar Bangunan) adalah angka prosentase perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap luas perpetakan atau luas daerah perencanaan.c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)KLB (Koefisien Lantai Bangunan) adalah angka perbandingan jumlah luas seluruh lantai bangunan terhadap luas perpetakan atau luas daerah perencanaand. Ketinggian Bangunan (KB)Ketinggian Bangunan adalah jumlah lapis bangunan yang dihitung dari dari permukaan tanah atau dari lantai dasar bangunan.

2.2 Studi Banding2.2.1. Grand Swiss-Belhotel Medan1) Gambaran UmumGrand Swiss-Belhotel Medan beralamat di Jalan S. Parman 217 Medan, Sumatera Utara. Bersebelahan dengan Cambridge Mall, hotel ini adalah tujuan paling menarik untuk menyambut pengunjung di Medan yang masuk dalam kategori bintang lima dan memiliki 242 kamar. Dirancang dengan desain minimalis modern. Hotel ini terletak di pusat kota yang terdiri dari fasilitas yang luar biasa seperti outlet makan, konsep kolam renang yang unik, sebuah pusat inspirasi kesehatan, dan sebagian besar terkenal karena budaya layanan yang luar biasa dari para stafnya. Pengunjung bisa menikmati musik band terbaik di lantai 26 di The View. 'Wining and Dining' terletak di lantai 27, dalam suasana alfresco dengan suara yang menenangkan dari DJ dan pemandangan kota Medan yang indah.Grand Swiss-Belhotel Medan adalah salah satu dari bangunan komersial di Sumatera dengan perangkat bantalan seismik yang meminimalkan hingga 12 skala Richter dampak dari gempa bumi. Hotel adalah bagian dari rantai hotel global Swiss-Belhotel International.

Gambar 2.1 Grand Swiss-Belhotel Medan

2) Kamar Hotela. Deluxe RoomTerdiri dari 108 unit kamar dengan luas 26,5 30 m2. Menawarkan tamu mendapatkan kenyamanan jauh dari rumah fitur gaya dan kenyamanan dengan lampu baca individual di Queen bed room.

Gambar 2.2 Deluxe Room Swiss-Belhotel Medan

b. Superior Deluxe RoomTerdiri dari 96 unit kamar, dengan luas berkisar antara 33 - 38.72 m2, dengan bergaya interior artistik di setiap kamar. Kamar yang nyaman langsung menciptakan suasana elegan dan relaksasi dengan meja kerja, kursi ergonomis, kursi ottoman dan sofa.

Gambar 2.2 Superior Deluxe Room Swiss-Belhotel Medan

c. Executive Deluxe RoomTerdiri 8 kamar dihias dengan elegan, terletak di lantai eksekutif, dengan fasilitas yang luar biasa dan fasilitas unggul dalam ruangan.

d. Executive Superior Deluxe RoomTerdiri dari 9 unit kamar.Kamar terletak di lantai eksekutif, dengan luas berkisar dari 33 - 38.72 m2, dan mencakup interior penuh dengan kenyamanan dan keanggunan. Kamar yang nyaman langsung menciptakan suasana elegan dan relaksasi dengan meja kursi ergonomis bekerja, kursi ottoman dan sofa

e. Grand Deluxe RoomTerdiri dari 12 unit dengan luas 47.23 m2. dengan 2 kursi dan sofa ruang tamu, fasilitas yang luar biasa dan fasilitas unggul melihat ke kolam renang dari Cambridge Kondominium. Furnitur minimalis bergaya dan interior menonjolkan perasaan kenyamanan murni.

Gambar 2.4 Grand Deluxe Room Swiss-Belhotel Medan

f. Executive Grand Deluxe RoomTerdiri dari 2 unit kamar dengan luas dari 47.23 m2. Grand Deluxe Room terdapat 2 kursi dan sofa ruang tamu, dan menyediakan fasilitas terbaik melihat ke kolam renang dari Cambridge Kondominium. Terletak di Lantai Eksekutif, furnitur bergaya minimalis dan interior menonjolkan kenyamanan murni.

g. Suite RoomTerdiri dari 4 unit kamar dengan luas 75.6 m2, kamar suite terdiri dari kamar tidur dan ruang tamu yang menakjubkan, terhalang kota karena berada pada lantai 22 dan lantai 23. Pengunjung dapat menikmati Saluran satelit dengan32 'TV LCD, atau bermalas-malasan berselancar di web dengan internetbroadband gratis

Gambar 2.5 Suite Room Swiss-Belhotel Medan

h. Presidential Suite RoomMemiliki 2 unit kamar dengan ukuran luas 174 meter persegi, lantai teratas presidential suite memiliki pemandangan yang tak tertandingi dari kota. Terdiri dari kamar tidur elegan yang dirancang dan ruang tamu, presidential suite ini dilengkapi dengan semua fasilitas yang ditawarkan ke kamar,

dengan semua layanan tambahan yang diinginkan. Nikmati Saluran satelit dengan 32 'TV LCD kami, bermalas-malasan berselancar di web dengan akses internet broadband gratis.

Gambar 2.6 Presidential Suite Room Swiss-Belhotel Medan

3) FasilitasGrand Swiss-Belhotel Medan memiliki beberapa fasilitas yang menunjang hotel ini sebagai hotel berstandart bintang 5, antara lain :a. Restaurant The Edge RestaurantTerletak di lantai 27 Grand Swiss-Belhotel Medan. Konsep indoor and outdoor. Indoor dengan desain open kitchen dan open Bar menambah kesan nyaman dan unik. Area outdoor tidak kalah menarik dengan panorama hampir mencakup seluruh wajah kota Medan. Sajian menu Fusion Western menambah nikmat anda bersantap sambil menikmati pemandangan Kota Medan. Memiliki kapasitas 60 orang.

Gambar 2.7 The Edge Restaurant Swiss-Belhotel Medan

Rendez-vous Lobby LoungeIdeal untuk pertemuan bisnis atau bersantai sambil minum dengan rekan dan kerabat. Menyediakan menu makanan ringan ala barat maupun hidangan lokal sepanjang hari. Alunan musik hidup memberikan nuansa yang sempurna untuk bersantai melewatkan malam yang menyenangkan. Memiliki kapasitas 40 tempat duduk.

Gambar 2.8 Rendez-vous Lobby Lounge Swiss-Belhotel MedanSumber: www.agoda.com

Swiss CafeSwiss-Caf terletak di lantai 1 merupakan restoran bergaya kontemporer yang dilengkapi dengan konsep dapur terbuka. Memiliki kapasitas 144 orang.

Gambar 2.9 Swiss Cafe Swiss-Belhotel Medan

b. Swimming Pool and Fitness Area & SpaKolam renang berfitur dinding kaca luas di sepanjang sisi yang pertama di Medan, terletak di lantai 7. My Life Gym & Spa, yang terletak di lantai dasar Cambridge City Square dan di lantai 7 Grand Swiss-Belhotel Medan, dilengkapi dengan berbagai peralatan latihan kardiovaskular danresistensi.

Gambar 2.10 Swimming Pool, Fitness, and Spa and Bar Swiss-Belhotel Medan

c. Meeting RoomGrand Swiss-Belhotel Medan menyediakan ruang pertemuan dan Ballroom dengan kapasitas sampai 500 orang. Terletak di lantai 2 dan 15 dan ruang pribadi di lantai 26 yang menawarkan ruang pertemuan tertinggi di Medan dengan pemandangan indah

Gambar 2.11 Meeting Room Swiss-Belhotel Medan

2.2.2. Emerald Garden International Hotel Medan1) Gambaran UmumEmerald Garden Hotel Medan memiliki kategori bintang 4 (empat) yang terletak di jantung kota Medan. Aksesbilitas dari pusat-pusat bisnis dan komersial membuat pilihan yang logis untuk pelancong bisnis atapun rekreasi. Hotel ini terletak di Jalan Kolonel Laut Yos Sudarso No 1, Medan Petisah, Medan 20235. Memiliki total 158 kamar.

2)Kamar Hotel a. Superior

Gambar 2.12 Emerald Garden International Hotel

Terletak di lantai 3 sampai 6, Kamar Superior ini menawarkan kenyamananelegan, pemandangan kota yang luar biasa. Setiap kamar memiliki finishing yang kontemporer

Gambar 2.13 Superior Emerald Garden International Hotel

b. Executive DeluxeTerletak di lantai 3 sampai 6, Kamar Executive Deluxe ini menawarkan kenyamanan elegan, pemandangan kota yang luar biasa

Gambar 2.14 Executive Deluxe Emerald Garden International Hotel

c. Executive Junior SuiteJunior suite yang luas kami dilengkapi dengan ruang tamu yang terpisah dengan tingkat pribadi yang unik dari layanan yang memastikan setiap tamu menerima yang terbaik.

Gambar 2.15 Executive Junior Suite Emerald Garden International Hotel

d. Executives SuiteExecutive Suite menawarkan kemewahan ketika Anda tinggal di luar kamar. Kamar ini baru saja direnovasi dan ditingkatkan.

Gambar 2.16 Executives Suite Emerald Garden International Hotel

e. PenthousePenthouse suite Emerald Garden Hotel ini memiliki pemandangan kota Medan. Menampilkan tema geometris dan desain modern, garis tebal dan fitur bergaya setiap suite. Penthouse Suite menawarkan banyak ruang untuk bisnis, relaksasi dan kesempatan keluarga.

Gambar 2.17 Penthouse Suite Emerald Garden International Hotel

3) FasilitasEmerald Garden International Hotel Medan memiliki beberapa fasilitas yang menunjang hotel ini sebagai hotel berstandart bintang 4, antara lain :a. Restaurant Meranti Coffee House

Gambar 2.18 Meranti Coffee House Emerald Garden International Hotel

The Palace Chinesse Restaurant

Gambar 2.19 The Palace Chinesse Restaurant Emerald Garden International Hotel

Lobby LoungeTerletak di lobi, Lobby Lounge membangkitkan suasana keanggunan dan kecanggihan.

b. Executive Club

Gambar 2.20 Lobby Lounge Emerald Garden International Hotel

Gambar 2.21 Executive Club Emerald Garden International Hotel

c. Healthy Club

Gambar 2.22 Healthy Club Emerald Garden International Hotel

d. Business Centre

Gambar 2.23 Business Centre Emerald Garden International Hotel

e. Meeting RoomEmerald Garden Hotel memiliki Grand Ballroom dengan kapasitas 1000 orang, 2 Ballroom, 2 Meeting Room kecil kapasitas 20 orang.

Gambar 2.24 Meeting Room Emerald Garden International Hotel

2.2.3. Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan1) Gambaran UmumHotel Santika Premiere Dyandra memiliki kategori bintang empat dan memiliki ruang konvensi terbesar, terletak di tengah kota medan dengan jarak 90 menit dari bandara, selempar batu dari pusat bisnis, gedung pemerintah, dan mall besar, Sun Plaza Mall dan Mall Paladium dekat dengan hotel ini. Akses mudah dari segala arah dengan ruang parker hingga 600 kendaraan.Hotel Santika Premiere Dyandra memiliki 325 kamar tamu, 8 fungsional dan ruang pertemuan yang modern. Terletak di Jalan Kapt. Maulana Lubis No. 7, Pusat Kota Medan.

Gambar 2.25 Santika Premiere Dyandra Hotel Medan

2) Kamar Hotela. Superior RoomSuperior Room ini dirancang secara minimalis modern dengan desain yang kompak memenuhi perjalanan bisnis atau pelancong. Varian jenis tempat tidur, twin dan double dengan warna yang hangat dan sentuhan interior yang indah dilengkapi meja kerja. Total superior room ini 152 kamar yang terletak di lantai 5 sampai 12 dengan pemandangan kota yang spektakuler. Dengan luas kamar 21 m2.

Gambar 2.26 Superior Room Santika Premiere Dyandra Hotel Medan

b. Deluxe RoomKamar deluxe didedikasikan untuk pelancong bisnis yang membutuhkan akomodasi kompak dan sempurna. Ruangan dilengkapi dengan kayu bergaya dengan twist sentuhan merah, dan dilengkapi dengan meja kerja dan kursi ergonomis cocok untuk membedakan tamu. Ruang yang tersedia dengan twin atau double bed. Total deluxe room ini 111 kamar yang terletak di lantai 5 sampai 12 dengan luas kamar 30,38 m2

Gambar 2.27 Deluxe Room Santika Premiere Dyandra Hotel Medan

c. Premiere RoomPremiere Room adalah jenis kamar yang sempurna dan mewah. Para tamu dapat menikmati kamar yang luas dengan pemandangan panorama kota Medan dari atas. Manjakan dengan perabotan modern dan indah dengan sentuhan mewah. Premeire Room berjumlah 31 kamar dengan luas 31,16 41,78 m2 yang terletak di lantai 7,8,12 ( no smoking room) dan di lantai5,6,9,10,11 ( smoking room).

Gambar 2.28 Premiere Room Santika Premiere Dyandra Hotel Medan

d. Premiere SuitePremiere Suite terletak di lantai atas, memberikan eksklusivitas tersendiri bagi tamu hotel yang ingin privasi dan mewah. Dengan luas 42-49 meter persegi, Premiere Suite room menyatu interior modern, tempat tidur king size lengkap dengan tempat tidur bangku. Nikmati pemandangan kota Medan dari atas. Premiere Suite berjumlah 19 kamar yang terletak di lantai 11.

Gambar 2.29 Premiere Suite Santika Premiere Dyandra Hotel Medan

e. Executive SuiteExecutive Room memiliki desain kamar yang indah dengan kayu dan penuh furniture selalu menjadi pilihan untuk prestise tamu. Terletak di 5 - 12 lantai suite menawarkan akomodasi yang tinggi dan mewah, dengan meja kerja dan kursi, nirkabel internet kecepatan tinggi. Executive Suite berjumlah 10 kamar dengan luas 53,75 m2 yang terletak di lantai 7,8, dan12.

f. Santika SuiteTerletak di lantai 11, Santika Suite adalah kebanggaan bagi para penghuninya. Dirancang dengan luas lebih dari 71 meter persegi, ruang ini dibagi menjadi dua bagian dengan desain terpadu. Para tamu dimanjakan dengan kamar yang luas, fasilitas lengkap, dan furnitur merek teratas. Desain minimalis dan bertemu ergonomis semua kebutuhan tamu hotel dengan rasa modern.

3) FasilitasFasilitas yang dimiliki Hotel Santika Primiere Dyandra antara lain , :a. Olahraga, terdiri dari fitness center yang berstandar dan swimming pool

Gambar 2.20 Swimming Pool & Fitness Santika Premiere Dyandra Hotel Medan

b. Restaurant

Gambar 2.21 Restaurant Santika Premiere Dyandra Hotel Medan

c. Meeting Room

Gambar 2.22 Meeting Room Santika Premiere Dyandra Hotel Medan

2.3 Pusat Kesenian2.3.1PENGERTIAN SENI

Berikut pengertian Seni menurut Ahli:

o Alexander Baum Garton

Seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.

o Ki Hajar Dewantara

Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan persasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.2.3.2PENGERTIAN SENI RUPA

Salah satu cabang seni yang bisa dilihat perwujudan batiniyah serta pengalaman estetik yang diwujudkan melalui media Dalam arti salahsatu cabang seni yang bisa dilihat perwujudannya. Dalam arti, karya seni ini bisa dinikmati secara langsung dengan indra penglihatan. Seni rupa sendiri kerap dimaknai sebagai sebuah refleksi batin serta pengalaman estetis yang disampaikan dalam media garis, warna, tekstur, volume, serta adanya komposisi gelap terang (Sudarmadji, 2000)

Seni Rupa mencangkup:

o Seni lukis

o Seni grafis

o Seni patung

o Seni Instalasi

o Seni pertunjukan

o Seni fotografi

2.3.3PENGERTIAN SENI KONTEMPORER

Seni Kontemporer adalah seni yang mengekspresikan secara bebas dan luas dan di jawantahkan melalui bahan dan media, kebebasan ini berarti tidak terikat pada suatu aliran tertentu dalam seni, ekspresi yang muncul adalah ekspresi yang bebas tanpa ikatan formal. ((Konneman, World of Contemporary Architecture XX)

2.3.4 Kompleks Bangunan Seni

Pengertian kompleks pada perancangan ini adalah beberapa bangunan yang berada dalam satu wilayah dan memiliki fungsi yang sama seperti perancangan kompleks ini diantaranya adalah : Galeri dan Pusat Media

Ditujukan untuk memamerkan hasil karya seni rupa kontemporer, menjadi pusat dari kompleks dipetuntukan untuk umum Studio Seni Rupa

Dipergunakan untuk edukasi yaitu pembelajaran kursus seni

Public Workshop dan Community Centre

Dipergunakan sebagai empat berkumpulnya seniman-seniman dan komunitas di bidang seni rupa, dan tempat sharing antara seniman dan awam.Dari suatu kawasan tersebut terdapat beberapa bangunan namun keseluruhan bangunan tersebut memiliki satu fungsi yang sama yaitu penunjang kegiatan seni khususnya di bidang Seni Rupa Kontemporer.

2.3.5 Seni Rupa yang Dipamerkan

Seni rupa sendiri terdiri dari banyak seni yang terkait dengan seni rupa, diantara banyak seni tersebut pada kompleks ini hasil karya seni yang dipamerkan antara lain adalah:2.3.6 Seni Lukis

Seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari Menggambar, kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, sepertikanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa

dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisabermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.

2.3.7 Seni GrafisSeni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai 'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan

2.3.8 Seni Patung/Pahat

Cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan). Seiring dengan perkembangan seni patung modern, maka karya-karya seni patung menjadi semakin beragam, baik bentuk maupun bahan dan teknik yang digunakan, sejalan dengan perkembangan teknologi serta penemuan bahan-bahan baru.

2.3.9 Seni Pertunjukan

Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Meskipun seni pertunjukan bisa juga dikatakan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan seni mainstream seperti teater, tari, musik dan sirkus, tapi biasanya kegiatan-kegiatan seni tersebut pada umumnya lebih dikenal dengan istilah performing arts. Seni performance adalah istilah yang biasanya mengacu pada seni konseptual atau avant garde yang tumbuh dari seni rupa dan kini mulai beralih ke arah seni kontemporer.

2.3.10 Seni PhotografiFotografi adalah proses melukis/ menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.

2.3.11 Seni Instalasi

(instalasi = pemasangan) adalah seni yang memasang, menyatukan, dan mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu.2.3.2. Kegiatan

Pendekatan ini dilakukan berdasarkan hasil telaah analisis hasil survey proyek sejenis

2.3.2.1 Pelaku

Pelaku kegiatan terdiri dari:

Pengelola

Gambar 2.34 :Diagram Organisasi PengelolaSumber: Dokumen Pribadi

Pengunjung

Jenis Kelompok Pengunjung menurut tujuannya dibedakan menjadi:- Pengunjung unit pameran

- Pengunjung peminat

- Pengunjung konsumen

- Pengunjung fasilitas pendukung

- Seniman

Seniman dibagi menjadi seniman perorangan dan komunitas seniman.

2.3.3 Fasilitas

Fasilitas Kompleks Seni Rupa dibagi menjadi tiga diantaranya adalah fasilitas utama, fasilitas penunjang, dan fasilitas pengelola.Fasilitas utama berupa:

Ruang PameranMerupakan Ruang yang digunakan untuk memamerkan karya seni rupa kontemporer HallRuang ini dimanfaatkan sebagai tempat menyelenggarakan pertunjukan seni, dan sebagai tempat untuk seminar dan gathering seni rupa kontemporer

Fasilitas Pendukung Berupa

Plaza

Berupa area terbuka untuk pemeran seni terbuka

Ruang Workshop

Ruang yang digunakaan untuk mengadakan pembelajaran dan pelatihan seni bagi awam Art Shop

Berupa area komersil sebagai tempat penjualan karya seni

Lobby

Merupakan ruang penerima, ruang informasi, dan sitting group.

Caffe

Tempat penjualan makan minum dan bencengkrama bagi pengunjung kompleks Guest House/ Penginapan Seniman Tamu

Tempat bagi seniman tamu dari luar kota atau luar negri yang akan mengisi acara di kompleks.Fasilitas Pengelola Berupa

Kantor Pengelola

Ruang tempat para pengelola

GudangTempat penyimpanan peralatan yang berhubungan dengan aktifitas kompleks Dapur

Tempat pengolahan makanan dan minuman bagi pengelola kompleks2.3.4 Fasilitas Penunjang Berupa

Ruang Cleaning Servis, Ruang Genset, AHU, dan Mechanical Electrical Ruang control daya listrik Kamar mandi / WC WC pengelola dan pengunjung dipisah sehingga terdapat WC pengelola dan pengunjung, sementara untuk pengunjung disediakan juga WC untuk difabel.2.3.5. Studi Komparasi

Selasar Sunaryo

Lokasi : Bukit Pakar Timur no 100, Bandung

Jam Buka :Buka setiap Selasa sampai minggu (10.00 17.00) Fasilitas :- Ruang A (Galeri A)

Luas 177 m2, digunakan untuk menunjukan hasil karya seni dari Sunaryo sendiri, dan digunakan untuk Exhibitions promosi seni dari nasionalmaupun internasional.

Gambar 2.36 : Galeri A Sumber www.selasarsunaryo.com

- Stone GardenLuas 190m2 digunakan untuk open space hasil karya sunaryo yang terbuat dari batu.

Gambar 2.37: Stone GardenSumber www.selasarsunaryo.com

- Ruang Sayap (Wing Gallery)Luas 48m2, digunakan untuk memamerkan hasil karya dari seniman muda Indonesia tingkat internasional, Ruang Sayap merupakan galeri permanen.

Gambar 2.38: Ruang SayapSumber www.selasarsunaryo.com

- Ruang B (Galeri B)Luas 210m2 digunakan juga untuk memerkan karya seni seniman nasional dan internasional, ruangan ini juga termasuk ruangan permanent

Gambar 2.39: Ruang B Sumber www.selasarsunaryo.com

- Kopi Selasar

Luas 157m2 merupakan kafe outdoor.

Gambar 2.30: Kopi Selasar Sumberwww.selasarsunaryo.com

- Cinderamata Selasar (Selasar Shop)Bangunan ini berfungsi sebagai tempat menjual souvenir dan alat seni untuk oleh-oleh.

Gambar 2.31: CinderamataSelasar Sumber www.selasarsunaryo.com

- AmphitheaterLuas 198m2 digunakan untuk galeri seni terbuka, untuk tempat performa seni panggung, tempat bersantai pengunjung, dan event budaya, dengan kapasitas 300 orang.

Gambar 2.32: Amphitheater Sumber www.selasarsunaryo.com

- Bamboo HouseLuas 76m2, tempat menginap para seniman, atau pengunjung yang berkunjung menginap

Gambar 2.33: Rumah BambuSumberwww.selasarsunaryo.com

- Bale HandapBale Handap digunakan untuk tempat berkumpul, berdiskusi melakukan event, dan workshop terbuka, berupa pendopo, bale handap merupakanpusat dari kompleks bangunan.

Gambar 2.34: Bale Handap Sumber www.selasarsunaryo.com

- Bale TonggohLuas 190m2 merupakan bangunan semi-permanent difungsi sebagai pameran terbuka temporary

Gambar 2.35: Bale Tonggoh Sumber www.selasarsunaryo.com

BAB IIITINJAUAN KHUSUS BANGUNAN HOTEL DAN ART CENTER

3.1 TINJAUAN KOTA SOLOSolo adalah sebutan gaul untuk Surakarta. Surakarta secara de yure merupakan wilayah daerah tingkat Ilebih kecil cakupannya daripada Boyolali. Luas kota Solo sendiri hanya -nya Boyolali, ukuran dan cakupan wilayahnya yang lebih rendah dari Boyolali tidak mengurangi bobot kota sebagai sentral zona di Jawa bagian tengah. Dari dua kota yang lebih maju, Yogya-Semarang, Solo justru menjadi pusatnya perputaran roda ekonomi Jawa bagian tengah. Aspek historis Solo, yang merupakan pecahan kerajaan Mataram, nampaknya berakumulasi pada perkembangan kota Solo hingga saat ini dan menjadi salah satu daya saing kota ini. Solo kontemporer (sekarang) menyedot pedagang, pekerja, pelajar, investor dari sekeliling SurakartaBoyolali, Sragen, Purwodadi, Wonogiri, Klaten, dan daerah sekitar Jawa Tengah lainnya termasuk Yogyakarta dan Semarang, bahkan dari daerah penting lain seperti Jakarta, Bandung, dan Surabayamelakukan transaksi perdagangan, bekerja, belajar, berbisnis, bahkan tinggal di Surakarta, baik di pusat maupun pinggirannya. Pada sektor perdagangan dan bisnis ritel, kota Solo sudah mulai diramaikan dengan banyak pembangunan ruko-ruko, serta direncanakannya beberapa pusat perbelanjaan dan perdagangan baru di banyak tempat dalam kota. Setiap hari terdapat pergerakan masuk-di dalam-dan keluar dari Solo, pagi dan sore, siang dan malam. Dengan lebih terbukanya kebijakan investasi pembangunan di kota Solo, dapat diprediksi bahwa jumlah pergerakan akan berlipat ganda.3.2 LETAK GEOGRAFIS KOTA SURAKARTALetak geografis kota Surakarta berada di antara 1104515 -110 4535 Bujur Timur ; 7036-7056 Lintang Selatan. Daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah kota Surakarta : Sebelah Utara: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali Sebelah Timur: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo Sebelah Selatan: Kabupaten Sukoharjo Sebelah Barat: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo

Gambar 2I.1Peta Kota Surakarta

Kota Surakarta berada didataran rendah,antara kaki Gunung Lawu dan Gunung Merapi, dua buah sungai; kali Pepe dan kali Jenes membelah tengah kota, sungai Bengawan Solo mengalir disebelah Timur kota. Luas wilayah kota Surakarta adalah 44.04km2 . 3.3 POTENSI KOTA SURAKARTA3.3.1 Potensi EkonomiKota Surakarta merupakan bagian dari 35 Dati 2 di Propinsi Jawa Tengah. Persisnya, terletak di bagian Selatan. Areal wilayah merupakan daerah penghubung antara Propinsi Jawa Timur, DI Yogyakarta, Jawa Barat maupun DKI Jakarta. Persisnya, terletak di sebelah Selatan.Daerah ini, menempati posisi letak yang sangat strategis. Jalur transportasi darat, sebagai penghubung ibukota Dati 2 maupun propinsi yang lain. Jalur Kereta Api (KA), sebagai penghubung kota besar di Pulau Jawa. Belum lagi, posisi ini ditunjang dengan pengembangan Bandara Adi Sumarmo ditingkatkan dari penerbangan domistik menjadi ke Internasional. Tidak aneh, bila kota Surakarta semakin hari bertambah padat dari berbagai aktivitas manusia. dengan jumlah penduduk 550.251 jiwa berdasar sensus tahun 2000. Tingkat pertumbuhan 0,77% per tahun. Kepadatan rata-rata 117 jiwa per ha. Sedang tingkat kemakmuran tercermin dalam income per kapita Rp. 2.147.830. 3.3.2 Potensi Iklim dan Cuaca1. Suhu Udara kotaSurakarta termasuk dalam kelompok iklim tropis panas pada daerah equator 7,50LS, 1110 BT. Perbedaan temperatur pada wilayah equator pada umumnya berkisar antara 80 C dengan maksimal temperatur pada siang hari berkisar 300 C dan malam hari 240 C. suhu rata-rata tercatat pada tahun 1995 maksimal 32,64 0 C dan minimal 19,820 C.2. Curah HujanCurah hujan yang tejadi pada wilayah tropis equator pada umumya antara 2000 5000 mm/th dengan maksimal curah hujan sebesar 500 mm/bl pada musim penghujan, dan 50 mm/bl pada musin kemarau . Pada tahun 1994 di Surakarta banyaknya curah hujan maksimal adalah 2790 mm/ bulan dan minimal 30 mm/ bulan.3. Kelembaban UdaraKelembaban udara relatif umumnya berkisar 75 % dan dapat terjadi antara 55 100 % yang relatif basah. Pada tahun 1995 kelembaban udara yang terjadi di kota surakarta adalah 74 %. 3.4 PERKEMBANGAN POTENSI KOTASejalan dengan pertumbuhan penduduk Surakarta yang besar, bidang perekonomian juga tumbuh pesat. Untuk mendukung pesatnya aktivitas ekonomi tersebut, di Surakarta telah tersedia sarana dan prasarana seperti jalan yang panjang keseluruhan mencapai 591 Km yang pada umumnya dalam kondisi baik. Pusat-pusat perekonomian dan fasilitas komersial yang terdapat di Surakarta dapat dikelompokkan antara lain :

3.4.1 Fasilitas perdagangan Meliputi fasilitas pertokoan, pasar skala kota dan supermarket. Kegiatan ini tumbuh dan berkembang di jalur-jalur pergerakan lalulintas kota yang kemudian berfungsi sebagai jalur ekonomi kota.1. PertokoanTumbuh di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Jalan Yosudarso, Jalan Diponegoro, Jalan Dokter Rajiman, Jalan Honggowongso, Jalan Kapten Mulyadi, Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, kawasan Secoyudan, pusat grosir dan perbelanjaan Beteng.2. Pasar skala kotaPasar Klewer, Pasar Gede, Pasar Kliwon, Pasar Kadipolo, Pasar Hardjodaksimo, Pasar Legi, Pasar Gading.3. SupermarketKawasan Purwasari, kawasan Secoyudan ( singosaren ), Jalan Honggowongso, Jalan Jend. S. Parman, Jalan Gading barat.3.4.2 Fasilitas jasa komersialMeliputi fasilitas-fasilitas akomodasi ( hotel, losmen ), jasa keuangan atau perbankan, serta perkantoran perdagangan.

3.4.3 Sarana lain yang cukup penting adanya terminal angkutan darat dan bandara Adi Sumarmo yang telah mulai dipersiapkan untuk penerbangan internasional.

3.5 PENGEMBANGAN SUB WILAYAH PEMBANGUNAN DI SURAKARTADalam Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) tahun 1993-2013, Kota Surakarta dibagi dalam 10 SWP, yaitu: 1. Pucang Sawit, meliputi Pucang Sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkrah, Sewu, dan Semanggi

2. Kampung Baru, meliputi Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Dinoprajan.3. Gajahan, meliputi Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan, Kemlayan, Pasdar, Kliwon, gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu dan Joyosuran.4. Sriwedari, meliputi Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan, dan Mangkubumen.5. Sondakan, meliputi Pajang, Laweyan, dan Sondakan.6. Jajar, meliputi Jajar, Karang Asem, dan Kerten.7. Sumber, meliputi Sumber dan Banyuanyar.8. Jebres, meliputi Jebres dan Tegalharjo.9. Kadipiro, meliputi Kadipiro dan Nusukan.10. 13876542109Mojosongo

Gambar V.2PEMBAGIAN SUB WILAYAH PEMBANGUNAN (SWP)Sumber : RUTRK Surakarta3.6 RENCANA PEMANFAATAN RUANG SURAKARTAMenurut Permendagri no.2 tahun 1987 yang dimaksud dengan rencana pemanfaatan ruang kota mencakup arahan pemanfaatan ruang yang menggambarkan lokasi intensitas tiap penggunaan, baik kegiatan fungsi primer dan fungsi sekunder yang ada di dalam kota sampaiu akhir tahun perencanaan. Jadi dalam hal ini mencakup materi yang berupa pengaturan lokasi dan luas lahan yang dirinci dalam Sub Wilayah Pembangunann (SWP), untuk kegiatan primer maupun sekunder.Dasar dan arah pemanfaatan ruang di wilayah kota Surakarta dipertimbangkan atas kenyataan fisik, sodial, ekonomi dan budaya masyarakat dan kotanya, agar dicapai suatu perimbangan penggunaan ruang yang efisien, harmonis dan wajar. Secara lebih konkret, konsep rencana pemanfaatan ruang kota akan disusun dengan mempertimbangkan potensi setiap lokasi terhadap kegiatan yang ada sekarang dengan mengingat :1. Ketersediaan lahan kota.2. Keterkaitan antar kegiatan.3. Sifat fleksibilitas suatu kegiatan.4. Peranan dan fungsi kawasan tersebut terhadap kota.5. Karakteristik budaya masyarakat.6. Peninggalan budaya dan sejarah kota.

Adapun kegiatan-kegiatan yang disediakan ruangnya didalam wilayah kota Surakarta mengacu pada pengembangan fungsi-fungsi kota Surakarta di masa mendatang (2013), yakni :1. Penyediaan areal pusat pariwisata.2. Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan.3. Penyediaan areal olahraga.4. Penyediaan areal relokasi industri.5. Penyediaan areal perluasan dan pembangunan pendidikan.6. Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan dan perbelanjaan.7. Penyediaan areal pusat perkantoran/pusat administrasi.8. Penyediaan areal lingkungan perumahan.

3.7 PENATAAN BANGUNAN3.7.1 Penataan Lingkungan dan BangunanPenataan kepadatan bangunan pada penggal jalan utama untuk tiap SWP di kota Surakarta :1. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) tinggi (>75%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks. 4 Lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan.2. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) sedang (50 - 75%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks. 8 Lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 Lantai untuk perumahan.3. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) rendah (20 - 50%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) min. 9 Lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 Lantai untuk industri.2.7.2 Penataan Bangunan Bertingkat banyak1. Sangat PotensialSepanjang jalan Slamet Riyadi, Urip Sumoharjo, Sudirman, Yos Sudarso, Gatot Subroto, dan Dr. Rajiman (Coyudan)2. PotensialSepanjang jalan A. Yani, Kapt. Mulyadi, Gajah Mada, Sutan Syahrir, S. Parman, Sudiarto, Veteran, Honggowongso, dan Kol. Sutarto.3. Cukup PotensialSepanjang jalan R.M Said, Akhmad Dahlan, Juanda Teuku umar, Ronggowarsito, Kartini, Monginsidi, Dr. Rajiman (Laweyan), Adi Sucipto, Dr. Moewardi, dan Katamso.4. Kurang PotensialSepanjang jalan Kyai Mojo, Cokroaminoto, Suryo, Yosodipuran, Bhayangkara, Perintis Kemerdekaan, Dr. Wahidin, Hasanuddin, MT Haryono, Ir. Sutami, dan Sugiyono5. Tidak PotensialSepanjang jalan Cipto Mangun Kusumo, Sugiyopranoto, Prof. Dr. soeharso, Mangun Sarkoro, Adi Sumarmo, dan Ki Hajar Dewantara.3.7.3 Penataan Perpetakan Bangunan jalan-jalan Utama1. Kawasan peruntukan dan penggal jalan dengan petak > 5000 m2 untuk KB min. 9 lantai.2. Kawasan peruntukan dan penggal jalan dengan petak 2000 - 5000 m2 untuk KB max. 8 lantai.3. Kawasan peruntukan dan penggal jalan dengan petak 1000 - 2500 m2 untuk KB max. 4 lantai.4. Kawasan peruntukan dan penggal jalan dengan petak < 1000 m2 untuk KB max. 2 lantai.2.7.4 Penataan Ketinggian BangunanMateri atau kirteria perancangan yang diatur dalam penataan ketinggian bangunan adalah jumlah lantai ketinggian bangunan maksimum pada jalan-jalan utama di tiap Sub Wilayah Pengembangan Kota Surakarta yaitu:1. Ketinggian bangunan sangat rendah, yaitu blok dengan bangunan tidak bertingkat maksimum 2 lantai dengan tinggi puncak dasar dan dengan Angka Luas Lantai = 2 x Angka Lntai Dasar2. Ketinggian Bangunan Rendah, yaitu blok dengan bangunan bertingkat maksimim 4 lantai dengan tinggi puncak maksimum 20m dan minimum 12m dan lantai dasar dan dengan Angka Luas Lantai maksimum =4xAngka Lantai Dasar.3. Ketinggian Bangunan Sedang, yaitu blok dengan bangunan bertingkat maksimum 8 lantai dengan tinggi puncak bangunan maksimim 36m dan minimum 24m dari lantai dasar dan Angka Luas Lantai maksimum =8xAngka Lantai Dasar.4. Ketinggian Bangunan Tinggi, yaitu blok dengan bangunan bertingkat minimum 9 lantai dengan tinggi puncak bangunan minimum 40m dari lantai dasar dan Angka Luas Lantai minimum=9xAngka Lantai Dasar, maksimum 20 lantai dengan tinggi puncak bangunan maksimum 84m dari lantai dasar dan Angka Luas Lantai =20xAngka Lantai Dasar.

3.8 PERKIRAAN ARAH PERKEMBANGAN KOTAArah pengembangan kota Surakarta adalah kearah utara dan barat. Arah utara memungkinkan untuk pengembangan karena belum banyak terbangun, sedngkan arah barat karena pertimbangan orientasi ke Bandar udara Internasional Adi Sumarmo dan kota semarang sebagai pintu gerbang Jawa Tengah. Ke 4 wilayah pengembangan di Surakarta memiliki fungsi dan orientasi pembangunan fasilitas tertentu sesuai dengan karakteristik dan potensi wilayah tersebut.3.8.1 ANALISA MAKRO3.8.1.1 ANALISA PEMILIHAN LOKASI SITEDalam menentukan suatu lokasi site untuk bangunan yang direncanakan harus memperhatikan beberapa hal atau syarat-syarat, sehingga lokasi yang digunakan untuk bangunan tersebut dapat memenuhi tuntutan pengguna.Kriteria pemilihan lokasi : Strategis Site merupakan point of interest kawasan Sesuai RIK / RTRK Tingkat pencapaian tinggi dengan lokasi sekitarnya Kelengkapan sistem utilitas kota sebagai jaringan pendukung kegiatan bangunan Fasilitas pendukung lainnyaKriteria pemilihan site : Posisi mendukung fungsi bangunan yang direncanakan. Akses ke lokasi ini mudah dicapai baik dengan kendaraan umum ataupun pribadi. Memiliki sanitasi dan drainase yang baik.b. Pendekatan LokasiPemilihan lokasi untuk penempatan bangunan yang direncanakan harus mampu memenuhi tuntutan kebutuhan pada bangunan yang direncanakan tersebut. Pemilihan tapak ini ditinjau dari :a. Segi atrakt22tas dan aksesibilitas tapak, antara lain : berakses baik, mudah dicapai kendaraan umum atau pribadi, mudah dalam penyediaan sarana prasarana, serta baik secara arsitektural yang meliputi kondisi lahan, 2Isual atau 2Iew.b. Segi teknis tapak, meliputi luasan tapak yang memenuhi persyaratan bangunan yang diprogramkan, serta infra struktur yang menunjang.Segi lingkungan tapak, antara lain sesuai dengan kegiatan atau fungsi bangunan serta sesuai dengan rencana pengembangan kawasan atau tata ruang.3.8.1.2 Analisa Pemilihan TapakKarakteristik yang harus di penuhi oleh tapak bangunan yang direncanakan ini adalah antara lain :a. Peruntukan tanahSesuai dengan fungsi bangunan komersial, maka perletakannya pada daerah-daerah strategis dan memiliki nilai komersial.b. Kondisi lingkunganKondisi lingkungan harus benar-benar mendukung keberadaan dan karakter bangunan.c. Pencapaian menuju tapakKemudahan pencapaian dari fasilitas transportasi umum, seperti dari airport ke site bangunan.d. Posisi sudut pandangSesuai dengan sifat rental office, dan Museum yaitu komersial, maka posisi tapak yang berkesan menarik merupakan potensi yang mendukung keberadaan bangunan.e. Kondisi fisik tapak dan topografiBerkaitan dengan bentuk tapak dan kemudahan dalam mengembangkan desain, diharapkan kontur tanah relatif datar dengan pertimbangan kemudahan pelaksanaan.f. Drainase dan utilitasTersedianya sarana pada tapak yang meliputi jaringan telekomunikasi, listrik, air bersih, pembuangan air kotor, dan jaringan instalasi dalam kawasan itu sendiri.g. Penyediaan tanahMasalah penyediaan tanah merupakan awal kelancaran suatu proyek, maka kemudahan pembebasan tanah juga diperhitungkan.

BAB IVPENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL DAN ART CENTER DI KOTA SURAKARTA

4.1 DEFINISI DAN FUNGSI HOTEL WISATA DAN CULTURAL CENTER

Hotel dibagi menjadi berbagai jenis. Hotel yang akan dirancang ini termasuk kedalam kategori hotel pariwisata. Karena hotel ini dikhususkan untuk menunjang sektor pariwisata dengan menyediakan akomodasi dan fasilitas yang lengkap bagi wisatawan asing maupun domestik yang berkunjung ke Solo.Definisi hotel pariwisata itu sendiri menurut Dinas Pariwisata Daerah adalah hotel yang sebagian besar fasilitasnya ditujukan untuk memfasilitasi tamu yang bertujuan berekreasi. Sebagai fasilitas pendukung aktivitas rekreasi, hotel seperti ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk bersantai dan relaksasi baik itu untuk kegiatan outdoor ataupun indoor.Hotel pariwisata ini tergolong kedalam hotel semiresidensial karena lamanya tempo tamu yang menginap rata-rata seminggu atau lebih. Sehingga hotel ini dilengkapi fasilitas yang mampu menunjang kebutuhan sehari-hari para tamu. Hotel ini terletak di lokasi yang mudah diakses dari tujuan-tujuan wisata khususnya di kota Solo ini.Selain untuk tempat menginap, hotel ini juga berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat sekitar untuk memperkenalkan budaya dan tradisi lokal kepada pengunjung hotel, sehingga nilai budaya mereka dapat tetap terlestarikan, dan dampak positifnya, kota Solo akan lebih dikenal danpariwisata Solo akan lebih maju.

4.2 PENDEKATAN KONSEP PERENCANAANDalam konsep perencanaan bangunan kali ini akan mendekatkan kepada visi, misi serta tujuan dari Solo Hotel and Central Arts di Surakarta. Hal ini dilakukan karena perencanaan yang dilakukan memiliki hubungan erat dari dasar-dasar konsep pembangunan bangunan Solo Hotel and Central Arts ini. Berikut adalah visi misi serta tujuan dan konsep-konsep perencanaan yang menyertai di dalamnya.VISI: Menjadi bangunan komersial yang dapat mewadahi aktifitas akomodasi perhotelan dan jual beli khusus di Surakarta. Memberikan fasilitas bagi penyedia usaha untuk dapat lebih mengembangkan serta memajukkan perusahaannya. Menjadi bangunan yang menyediakan lahan aktifitas untuk akomodasi perhotelan dan aktifitas jual beli dalam lingkup dunia teknologi dan di Surakarta. Memberikan ruang publik yang serba ada dan lengkap khususnya di bidang perdagangan . Meningkatkan mutu jual beli dan pendapatan para perusahaan .

MISI: Memberikan ruang kerja yang efektif, kondusif serta nyaman dalam penggunaannya. Menyewakan kantor dan retail bagi perusahaan-perusahaan khususnya dalam bidang . Memberikan fasilitas-fasilitas kelas atas guna menunjang peningkatan transaksi jual beli perusahaan-perusahaan khusus . Menyediakan wadah yang dapat menyelaraskan serta melayani kebutuhan perdagangan industry dalam bidang ekonomi.TUJUAN: Menyediakan wadah guna menaungi dan memberikan fasilitas bagi para perusahaan khususnya dalam bidang dalam menjalankan aktifitas akomodasi perhotelan serta menjajakan, memperjual-belikan, memamerkan dan melakukan transaksi ekonomi dalam suatu wadah yang dapat melakukan kedua fungsi tersebut.Dari visi, misi dan tujuan di atas maka akan diperoleh konsep-konsep perencanaan bangunan Solo Hotel and Central Arts ini berupa : Memberikan ruang kerja bagi pihak Solo Hotel and Central Arts yang efektif, kondusif serta nyaman dalam penggunaannya. Hal ini dapat berupa perencanaan tata ruang, modul ruang, tata letak masa, instalasi serta perhatian pada utilitas yang ada di dalam maupun luar bangunan. Menyewakan kantor dan retail bagi perusahaan-perusahaan khususnya dalam bidang . Hal ini merupakan konsep serta tujuan utama dari terbangunnya bangunan ini. Penyewaan kantor dan retail yang disediakan ini kedepannya diharapkan agar bisa memberikan wadah bagi industry untuk meningkatkan nilai jual serta pendapatannya. Memberikan fasilitas-fasilitas kelas atas guna menunjang peningkatan transaksi jual beli perusahaan-perusahaan khusus . Pemberian fasilitas-fasilitas kelas atas yang ada di dalam bangunan ini berupa kenyaman dalam berkantor maupun dalam berbelanja. Hal ini diwujudkan dengan pemberian fasilitas ruang yang ada di dalam bangunan tersebut yang lengkap, modern, serba ada, dan berbeda dari Solo Hotel and Central Arts lainnya. Menyediakan wadah yang dapat menyelaraskan serta melayani kebutuhan perdagangan industri dalam bidang ekonomi. Dalam hal penyediaan wadah ini diwujudkan dengan tersedianya ruang yang cukup untuk disewakan, baik ruang untuk pameran maupun sebagai hotel. Perhitungan kebutuhan ruang yang ada di dalam bangunan ini menjadi hal penting dan pokok guna mencapai tujuannya, yaitu memberikan pelayanan dan menyediakan ruang-ruang public untuk industry perdagangan maupun industry perusahaan yang bergerak dalam bidang .

4.3 KONSEP PERANCANGAN4.3.1 PENDEKATAN PERUANGAN4.3.1.1.1 KEBUTUHAN RUANGBerikut ini adalah ruang-ruang yang dibutuhkan dalam perancangan bangunan Solo Hotel and Central Arts di Surakarta. Adapun pengelompokan ruang berdasarkan pelaku dan kesamaan kebutuhan ruang yaitu :

Kelompok kegiatan umumAdapun ruang kegiatan umum yaitu : Entrance Taman Lobby Ruang parkir Ruang resepsionis Ruang pameran Selasar Ruang retail took Mushola Toilet Ruang seminar

Kelompok kegiatan akomodasi perhotelan (Perusahaan perdagangan) Ruang direktur perusahaan perdagangan Ruang tamu pada ruang direktur perusahaan perdagangan Ruang rapat kantor perusahaan perdagangan Ruang kantor perusahaan perdagangan Ruang tamu pada ruang kantor perusahaan perdagangan Toilet

Kelompok kegiatan pengelola Ruang tamu pada ruang direktur hotel Ruang kerja wakil presiden direktur Ruang tamu pada ruang kerja wakil presiden direktur Ruang kerja divisi periklanan Ruang kerja departemen umum Ruang kerja divisi pengembangan Ruang kerja departemen penyewaan Ruang kerja manajer penjualan dan staff Ruang kerja divisi asuransi Ruang rapat pengelola hotel Toilet

Kelompok kegiatan pendukung Ruang konferensi Panggung/ podium Gedung ruang konferensi Ruang panel konferensi Kelompok kegiatan servis Ruang kerja administrasi kepala bagian perawatan bangunan dan staff Ruang control dan operator bangunan Ruang istirahat Toilet Ruang loker Ruang chiller Ruang panel teekomunikasi Ruang reparasi Ruang genset dan transformator Ruang pompa air dan tangki air Ruang bahan bakar Gudang peralatan Ruang kerja divisi perawatan Gudang Tanki sampahRuang-ruang tersebut adalah ruang-ruang yang akan ada dalam bangunan Solo Hotel and Central Arts ini. Ruang-ruang tersebut nantinya akan berfungsi sebagai pendukung fungsi utama dari bangunan tersebut.4.3.1.1.2 BESARAN DAN PERSYARATAN RUANGDasar pertimbangan : Standart besaran ruang yang digunakan : Architects Data, Ernest Neufert, New York, 1981 New Metric Hand Book Planning and Design Data, Patricia Tutt and David Adler Time Saver Standart for Building Types, Joseph de Chiara and John Calender, Mc Graw Hill Book, 1981 Kapasitas besaran ruang disesuaikan dengan : Jumlah dan besar peralatan yang akan ditampung Jenis kegiatan yang akan diwadahiAdapun hasil pertimbangan besaran ruang yang akan digunakan adalah sebagai berikut : Kegiatan akomodasi perhotelanStandar peruangan untuk ruang kantor menurut Neufert, Data Arsitek

4.3.1.1.3 HUBUNGAN DAN ORGANISASI RUANGBerikut ini adalah hasil analisis hubungan dan organisasi ruang yang ada di dalam bangunan Solo Hotel and Central Arts di kota Surakarta.Dasar pertimbangan organisasi ruang dan pola hubungan ruang yaitu : Jenis kegiatan pola dan alur kegiatan Jenis dan kebutuhan ruang Hubungan antar kegiatan

Kelompok Kegiatan Umum1 = Entrance 2 = Taman3 = Ruang parker4 = Lobby5 = Ruang pameran6 = Mushola7 = Toilet

4.3.1 Struktur Organisasi Hotel

Organisasi merupakan suatu wadah yang diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dalam suatu organisasi selalu ada hirarki yang sering kita sebut sebagai struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan pencerminan lalu lintas wewenang dan tanggungjawab baik secara vertikal maupun horizontal. Jadi harus terdapat suatu sasaran yang dinamis dalam pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam alur penguraian jabatan setiap individu yang ada dalam organisasi. Berikut adalah stuktur organisasi hotel:

4.3.2 Pola Aktivitas Dalam Hotel

Pola ktivitas dalam hotel didapat dari menganalisis pola-pola pelaku pengguna hotel itu sendiri. Secara garis besar pengguna hotel dibedakan menjadi 5 jenis yaitu: pengunjung hotel, tamu hotel, staff dan pengelola, dan pimpinan hotel . Berikut adalah pola kegiatan yang dilakukan oleh ketiga pelaku tadi:

Tamu HotelTamu hotel adalah seseorang yang datang ke hotel untuk menggunakan jasa akomodasi pada hotel. Aktifitas tamu hotel yaitu:

Datang Parkir Lobby

Check In

Restauran

Rapat/Seminar

Rekreasi

Istirahat

Lavatory

Olah Raga

Pub/Bar

Check Out

PengunjungPengunjung adalah seseorang yang datang ke hotel hanya untuk melakukan rapat, seminar atau kegiatan bisnis lainnya tanpa menginap di hotel.Pengunjung hotel yaitu:

Datang Parkir Lobby

Check In

Restauran

Rapat/Seminar

Pub/Bar

Check Out

Staff dan PengelolaStaff dan pengelola adalah orang yang datang ke hotel untuk bekerja. Staff merupakan pekerja hotel yang bekerja dibidang administrasi, accounting, engineering, marketing dan personalia. Sedangkan pengelola adalah pekerja yang bertugas mengelola keperluan hotel, seperti pada bagianhousekeeping dan bagian food and beverage

Datang Parkir Berganti Pakaian

Bekerja Di Divisi Masing-Masing

Food And Beverage (F&B) Front OfficeEngineering

Housekeepin Keamanan Kontrol/PersonalMarketing

Ke Pantry Ke Toilet

Pimpinan HotelPimpinan hotel terdiri dari President Manager dan General Manager. President manager bertanggung jawab atas pekerjaan-pekerjaan bidang- bidang dibawahnya. Sedangkan General Manager merupakan pimpinantertinggi di hotel yang bertanggung jawab terhadap pemilik hotel.

Datang Parkir Bekerja Dikantor

Menghadiri Rapat

Ke Toilet

4.3.3 Tabel Kegiatan Dan Kebutuhan Ruang

Dari perbandingan jumlah kamar hotel bintang empat di Semarang, yaitu Hotel Novotel sebanyak 172 kamar, Star Hotel sebanyak 129 kamar, Hotel Horison sebanyak 165 kamar, dan Oak Tree Hotel sebanyak 172 kamar, maka diambil rata-rata dari keempat hotel tersebut.

Sumber :http://seputarsemarang.com/tag/hotel-bintang-4/

Jumlahkamar =

172 +129+165 +1724

= 6384

= 159. 5

= 159 kamar

Perbandingan kamar standart : deluxe : suite = 12 : 2 : 1

12

Jumlah kamar standart =152Jumlah kamar deluxe =151Jumlah kamar suite =15

159 = + 127 kamar 159 = + 21 kamar 159 = + 11 kamar

RuangAnalisaKebutuhanKapasitas

Kelompok Ruang Penerimaan

HallAsumsi menampung 100%

jumlah kamarRuang penerimaan,

drop off, drop in159 orang

Front OfficeDisesuaikan dengan

kebutuhan pengelolaCounter desk

- resepsionis, reservasi

- operator

- informasi1 unit

2 orang

1 orang

1 orang

Lobby and LoungeAsumsi menampung 20%

jumlah kamar

(20% x 159) = 31.6

Dibulatkna 32 orangRuang duduk32 orang

LavatoryAsumsi untuk masing-

masing 1untuk pengunjung pria dan wanitaLavatory2 unit

ParkirAsumsi 80% pengunjung

datang menggunakanParkir mobil

pengunjung30 mobil

mobil, 1 mobil 2 orang

(80% X 159):2 = 63,2 mobil

Dibulatkan 63 mobil

20% menggunakan kendaraan umum

Asumsi 50% pengelola datang menggunakan mobil, 1 mobil 2 orang (50% x 28 ) : 2 = 7 mobil

50% menggunakan kendaraan umum

Parkir mobil pengelola

7 mobil

SecurityAsumsi untuk pintu masuk

dan pintu keluarSecurity manager

Pos Jaga1 orang

2 unit

Kelompok Kegiatan Utama

Ruang InapTerdapat 3 jenis ruang

inap, yaitu standart, deluxe, dan suite- Standart Room

- Deluxe Room

- Suite Room60 unit

10 unit

5 unit

GymAsumsi 15% pengunjung

melakukan aktivitas gym

(15% x 159 ) = 23.7

Dibulatkan 24 orang- alat gym

- trainer

- loker dan ruang ganti24 unit

2 orang

2 unit

Spa and MassageAsumsi 20% pengunjung

melakukan aktivitas spa and massage(20% x 159) = 31.6 orang

Dibulatkan 32 orang

Dibagi menjadi 2, pria (16)

dan wanita (16)Spa

- kolam air panas

- sauna

- ruang pendinginan

- ruang bilas

- loker dan ruang ganti

Massage

- privat massage

- couple massage

2 unit

2 unit

2 unit

2 unit

2 unit

2 unit

1 unit

- lavatory3 unit

Swimming Pool

IndoorAsumsi 20% pengunjung

melakukan aktivitas renang (20% x 159) = 31.6 orang Dibulatkan 32 orang- Kolam renang

- Ruang bilas

- loker dan ruang ganti1 unit

2 unit

2 unit

Bussines CenterDapat menampung 80%

pengunjung untuk melakukan aktivitas bisnis di hotel(75% x 159) = 118.5

Dibulatkan 120 orang- internet hotspot

- printer

- scanner

- desk120 orang

RestaurantAsumsi dapat menampung

50% dari total pengunjung (50% x 159) = 79 orang Dibulatkan 80 orang- main dinning room

- kasir

- coffe shop

- mini stage

- lavatory

- dapur

- gudang

- staff room

- lavatory80 orang

1 unit

1 unit

1 unit

2 unit

1 unit

1 unit

8 orang

2 unit

Meeting RoomAsumsi ruang meeting

besar dapat menampung

30% dari total pengunjung (30% x 159) = 47.4 orang Dibulatkan 48 orangAsumsi ruang meeting kecil dapat menampung 10 % dari total pengunjung(10% x 159) = 15.9 orang

Dibulatkan 16 orang- meeting room besar

- meeting room kecil- 48 orang

- 16 orang

Convention HallDiasumsikan dapat

menampung 250 orang- Free function hall

- Ballroom Area

- Service room

- Gudang1 unit

250 orang

1 unit

1 unit

- Preparation room

Toilet

Ruang rias

- Toilet dan mushola

- Control Room

- Panel Room2unit

1 unit

1unit

1 unit

Kelompok Pengelola

Ruang ManagerDiasumsikan sebanyak

perhitungan jumlah pengelola- R. General Manager

- R. Asisten GM

- Lavatory1 orang

1 orang

2 unit

R. DireksiDiasumsikan sebanyak

jumlah perhitungan pengelola- Divisi Manager

- Ruang Rapat

- Lavatory8 orang

1 unit

2 unit

R. StaffDiasumsikan sebanyak

jumlah perhitungan pengelolaOffice Staff

Lavatory8 orang

2 unit

Kelompok Service

House Keeping and

LaundryDiasumsikan sebanyak

jumlah perhitungan- House Keeping tiap

lantai

- Ruang Laundry

- ShaftTiaplantai

1 unit

Tiaplantai

ME RoomDiasumsikan sebanyak

jumlah perhitungan- ruang genset

- ruang panel listrik

- ruang pompa

- ruang water treatment- shaft sampah1 unit

1 unit

1 unit

1 unit

1 unit

KitchenDiasumsikan sebanyak

jumlah perhitungan- Dapur

- Gudang

- Lavatory

- Loading Dock1 unit

1 unit

1 unit

1 unit

4.4 KRITERIA DESAIN

4.4.1 KRITERIA DESAIN HOTEL

Untuk membangun sebuah hotel khususnya hotel bintang 4 harus memperhatikan persyaratan dan criteria bangunan sebagai berikut:1. Lokasi dan Lingkungan

- Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum/pribadi roda 4 langsung ke area hotel.