sop untuk sisi tegangan 20 kv pltu asam asam
DESCRIPTION
SOP UNTUK SISI TEGANGAN 20 kVPLTU ASAM ASAMTRANSCRIPT
LAPORAN MINGGUAN OJT D1
MINGGU XV
SOP UNTUK SISI TEGANGAN 20 kV
PLTU ASAM ASAM
Oleh :
MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN
Bidang Operator Gardu Induk
PROGRAM BEASISWA D1 JURUSAN TRAGI
PT PLN (PERSERO) SEKTOR ASAM ASAM
WILAYAH KALIMANTAN SELATAN DAN KALIMANTAN TENGAH
2009
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ON THE JOB TRAINING ( OJT )
PT PLN ( Persero ) WILAYAH KALIMANTAN SELATAN DAN TENGAH
SEKTOR ASAM - ASAM
SOP UNTUK SISI TEGANGAN 20 kV
Disusun oleh :
Nama : Muhammad Zakiy Ramadhan
Tempat : PT PLN ( Persero ) Sektor Asam - Asam Wilayah
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
Waktu : 18 Mei s/d 22 Mei 2009 ( Minggu ke-15 )
Telah diperiksa pada : Mei 2009
Mengetahui : Diperiksa:
Mentor OJT Tim Knowledge Management
Erwin M. Arsyad Azis
NIP 7704010-D NIP 7604007-D
PENDAHULUAN
Generator PLTU Asam Asam menghasilkan tegangan 11 kV pada masing-
masing unit. Di tiap-tiap unit terhubung ke auxiliary trafo(trafo PS) dan main trafo(trafo
step up). Auxiliary trafo adalah trafo tenaga yang berfungsi mengubah tegangan 11 kV
menjadi 6 kV untuk pemakaian sendiri di PLTU Asam Asam. Main trafo adalah trafo
tenaga yang berfungsi mengubah tegangan 11 kV dari generator menjadi 150 kV untuk
disalurkan ke Gardu Induk 150 kV Asam Asam.
Gardu Induk Asam Asam menggunakan busbar satu setengah PMT (one half
breaker) dengan 3 diameter. Di mana diameter 1 terhubung ke main trafo 1 dan ke town
feeder trafo 2. Untuk mengoperasikan sistem di sisi 20 kV ini tiap gardu induk
pembangkit memiliki SOP yang berbeda. Di bawah ini akan di bahas lebih lanjut tentang
SOP yang ada di pembangkit PLTU Asam Asam WKSKT.
PEMBAHASAN
SOP UNTUK SISI TEGANGAN 20 kV
SOP (Standing Operation Procedure) di terapkan dalam pengoperasian peralatan
maupun komunikasi di gardu induk. Operator GI Asam Asam diharapkan selalu stand by
pada monitor sistem 20 kV, lihat gambar di bawah ini.
Gambar 1. 20 kV Switchgear
Kondisi Normal :
1. Melakukan opnam (operasi tiap jam) dengan cara melakukan monitoring
2. Menginformasikan data operasi yang diperlukan dispatcher AP2B,
meliputi :
a. Data penyulang tiap jam :
Beban aktif (MW, kV, A)
b. Data pengusahaan tiap jam 24.00 WITA meliputi :
Angkat baca titik ukur kWh meter
Jam operasi
Pemakaian bahan bakar (coal)
Tegangan (kV) untuk transmisi dan trafo
Beban aktif (MW, A) untuk transmisi dan trafo
Beban reaktif (MVAR) untuk transmisi dan trafo
Kondisi Gangguan :
Trip untuk PMT 20 kV incoming trafo, maka :
1. Catat tanggal dan jam kejadian
2. Buka PMT 20 kV penyulang dari incoming trafo yang trip
3. Periksa relay proteksi yang bekerja, dicatat dan direset
4. Lapor ke dispatcher AP2B sistem KalSelTeng, tunggu permintaan/perintah
selanjutnya.
Trip untuk PMT 20 kV penyulang, maka :
1. Catat tanggal dan jam kejadian
2. Periksa relai yang bekerja, dicatat dan direset
3. Lapor ke dispatcher AP2B sistem KalSelTeng, tuggu permintaan/perintah
selanjutnya.
Kondisi Darurat :
Bila terjadi keadaan darurat, operator dapat segera membebaskan peralatan yang
sedang beroperasi sesuai dengan SOP kondisi darurat yang ada di masing-masing unit
pembangkit. Kemudian lapor ke dispatcher AP2B sistem KalSelTeng untuk menunggu
permintaan/perintah selanjutnya.
Kondisi Siaga :
Bila terjadi frekuensi rendah maka operator GI harus cepat mengambil
tindakan/inisiatif tanpa menunggu perintah dari AP2B. Petugas operator harus bersiaga
melepas PMT penyulang yang memakan beban paling besar, yakni pada AS 21 line
ranting Satui. Karena menurut informasi dari AP2B, beban 1 MW = 0.05 Hz. Setelah itu,
hubungi dispatcher AP2B terlebih dahulu, laporkan tanggal dan jam PMT Open dengan
alasan frekuensi rendah. Operator segera menghubungi ranting Satui dengan memberikan
pengertian frekuensi sedang turun, dan pastikan juga bahwa petugas ranting Satui sudah
mengurangi beban penyulang dengan melepas LBS(Load Breaker Switch) atau
FCO(Fuse Cut Out).
KESIMPULAN
1. Dalam kondisi darurat SOP pengoperasian peralatan
khususnya pada PMT penyulang dapat lakukan tanpa konfirmasi kepada AP2B.
2. Menurut informasi dari AP2B, beban 1 MW = ±0.05 Hz.
3. SOP (Standing Operation Procedure) di terapkan dalam
pengoperasian peralatan maupun komunikasi di gardu induk.