sop preeklamsia
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 SOP Preeklamsia
1/12
-
8/11/2019 SOP Preeklamsia
2/12
dan bebas dari kontrol neurovascular normal, sehingga memungkinkan arus darah yang adekuat
untuk pemasokan oksigen dan nutrisi bagi janin.
Pada preeklampsia terjadi defisiensi plasentasi. Terjadi kegagalan pada invasi trofoblas,
sehingga perubahan fisiologis pada arteri spiralis tidak terjadi. Perubahan hanya terjadi pada
sebagian arteri spiralis segmen desidua, sementara arteri spiralis segmen miometrium masih
diselubungi oleh sel-sel otot polos. Selain itu ditemukan pula adanya hyperplasia tunika media dan
thrombosis. Garis tengah arteri spiralis 40% lebih kecil dibandingkan pada kehamilan normal, hal ini
menyebabkan tahanan terhadap aliran darah bertambah dan pada akhirnya menyebabkan
insufisiensi dan iskemia.
C. INSIDEN DAN FAKTOR RESIKO
Insidens preeklamsia relatif stabil antara 4-5 kasus per 10.000 kelahiran hidup pada negara
maju. Pada negara berkembang insidens bervariasi antara 6-10 kasus per 10.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu bervariasi antara 0%-4%. Kematian ibu meningkat karena komplikasi yang dapat
mengenai berbagai sistem tubuh. Penyebab kematian terbanyak ibu adalah perdarahan
intraserebral dan oedem paru. Kematian perinatal berkisar antara 10%-28%. Penyebab terbanyak
kematian perinatal disebabkan karena prematuritas, pertumbuhan janin terhambat, dan
meningkatnya karena solutio plasenta. Sekitar kurang lebih 75% eklampsi terjadi antepartum dan
25% terjadi pada postpartum. Hampir semua kasus ( 95% ) eklampsi antepartum terjadi pada terjaditrisemester ketiga.
Dilaporkan angka kejadian rata-rata sebanyak 6% dari seluruh kehamilan dan 12 % pada
kehamilan primigravida. Lebih banyak dijumpai pada primigravida daripada multigravida terutama
primigravida usia muda.
Faktor risiko preeklampsia adalah:
1. Nullipara2. Kehamilan ganda
3. Obesitas
4. Riwayat keluarga preeklampsia eklampsia
5. Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
6. Diabetes mellitus gestasional
7. Adanya trombofilia
8. Adanya hipertensi atau penyakit ginjal
-
8/11/2019 SOP Preeklamsia
3/12
D. PATOFISIOLOGI
Perubahan pokok yang didapatkan pada preeklampsia adalah adanya spasme pembuluh
darah disertai dengan retensi garam dan air. Bila dianggap bahwa spasmus arteriolar juga
ditemukan diseluruh tubuh, maka mudah dimengerti bahwa tekanan darah yang meningkat
nampaknya merupakan usaha mengatasi kenaikan tahanan perifer, agar oksigenasi jaringan dapat
tercukupi. Peningkatan berat badan dan oedema yang disebabkan penimbunan cairan yang
berlebihan dalam ruang interstitial belum diketahui sebabnya. Telah diketahui bahwa pada
preeklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan kadar prolaktin yang tinggi daripada
kehamilan normal. Aldosteron penting untuk mempertahankan volume plasma dan mengatur
retensi air dan natrium. Pada preeklampsia permeabilitas pembuluh darah terhadap protein
meningkat.
a. Perubahan Kardiovaskuler
Turunnya tekanan darah pada kehamilan normal ialah karena vasodilatasi perifer yang
diakibatkan turunnya tonus otot polos arteriol, mungkin akibat meningkatnya kadar progesteron di
sirkulasi, dan atau menurunnya kadar vasokonstriktor seperti angiotensin II dan adrenalin serta
noradrenalin, dan atau menurunnya respon terhadap zat-zat vasokonstriktor tersebut akan
meningkatnya produksi vasodilator atau prostanoid seperti PGE2 atau PGI2. Pada trimester ketiga
akan terjadi peningkatan tekanan darah yang normal ke tekanan darah sebelum hamil.
Kurang lebih sepertiga pasien dengan preeklampsia akan terjadi pembalikan ritme diurnalnya,
sehingga tekanan darahnya akan meningkat pada malam hari.
b. Regulasi Volume DarahPengendalian garam dan homeostasis juga meningkat pada preeklampsia. Kemampuan
untuk mengeluarkan natrium juga terganggu tapi pada derajat mana hal ini terjadi adalah sangat
bervariasi dan pada keadaan berat mungkin tidak dijumpai adanya oedem. Bahkan jika dijumpai
oedem interstitial, volume plasma adalah lebih rendah dibandingkan pada wanita hamil normal dan
akan terjadi hemokonsentrasi. Terlebih lagi suatu penurunan atau suatu peningkatan ringan volume
plasma dapat menjadi tanda awal hipertensi.
c. Volume darah, hematokrit, dan viskositas darahRata-rata volume plasma menurun 500 ml pada preeklampsia dibandingkan hamil normal,
penurunan ini lebih erat hubungannya dengan wanita yang melahirkan BBLR.
-
8/11/2019 SOP Preeklamsia
4/12
d. Aliran Darah di Organ-Organ
1. Aliran darah di otak
Pada preeklampsia arus darah dan konsumsi oksigen berkurang 20%. Hal ini
berhubungan dengan spasme pembuluh darah otak yang mungkin merupakan suatu faktor
penting dalam terjadinya kejang pada preeklampsia maupun perdarahan otak.
2. Aliran darah ginjal dan fungsi ginjal
Terjadi perubahan arus darah ginjal dan fungsi ginjal yang sering menjadi pertanda
pada kehamilan muda. Pada preeklampsia arus darah efektif ginjal rata-rata berkurang 20%
(dari 750 ml menjadi 600ml/menit) dan filtrasi glomerulus berkurang rata-rata 30% (dari 170
menjadi 120ml/menit) sehingga terjadi penurunan filtrasi. Pada kasus berat akan terjadi
oligouria, uremia dan pada sedikit kasus dapat terjadi nekrosis tubular dan kortikal. Plasenta
ternyata membentuk renin dalam jumlah besar, yang fungsinya mungkin untuk dicadangkan
untuk menaikan tekanan darah dan menjamin perfusi plasenta yang adekuat. Pada
kehamilan normal renin plasma, angiotensinogen, angiotensinogen II dan aldosteron
semuanya meningkat nyata diatas nilai normal wanita tidak hamil. Perubahan ini merupakan
kompensasi akibat meningkatnya kadar progesteron dalam sirkulasi. Pada kehamilan normal
efek progesteron diimbangi oleh renin, angiotensin dan aldosteron, namun keseimbangan ini
tidak terjadi pada preeklampsi. Sperof (1973) menyatakan bahwa dasar terjadinya
preeklampsia adalah iskemi uteroplasenter, dimana terjadi ketidak seimbangan antara
massa plasenta yang meningkat dengan aliran perfusi sirkulasi darah plasentanya yang
berkurang. Apabila terjadi hipoperfusi uterus, akan dihasilkan lebih banyak renin uterus yang
mengakibatkan vasokonstriksi dan meningkatnya kepekaan pembuluh darah, disamping itu
angiotensin menimbulkan vasodilatasi lokal pada uterus akibat efek prostaglandin sebagai
mekanisme kompensasi dari hipoperfusi uterus.
Glomerulus filtration rate (GFR) dan arus plasma ginjal menurun pada preeklampsi tapi
karena hemodinamik pada kehamilan normal meningkat 30% sampai 50%, maka nilai pada
preeklampsi masih diatas atau sama dengan nilai wanita tidak hamil. Klirens fraksi asam urat
juga menurun, kadang-kadang beberapa minggu sebelum ada perubahan pada GFR, dan
hiperuricemia dapat merupakan gejala awal. Dijumpai pula peningkatan pengeluaran
protein, biasanya ringan sampai sedang, namun preeklampsia merupakan penyebab
terbesar sindrom nefrotik pada kehamilan.
-
8/11/2019 SOP Preeklamsia
5/12
Penurunan hemodinamik ginjal dan peningkatan protein urin adalah bagian dari lesi
morfologi khusus yang melibatkan pembengkakan sel-sel intrakapiler glomerulus, yang
merupakan tanda khas patologi ginjal pada preeklampsia.
3. Aliran darah uterus dan choriodesiduaPerubahan arus darah di uterus dan choriodesidua adalah perubahan patofisiologi
terpenting pada preeklampsi, dan mungkin merupakan faktor penentu hasil kehamilan.
Namun yang disayangkan belum ada satupun metode pengukuran arus darah yang
memuaskan baik di uterus maupun didesidua.
4. Aliran darah paru
Kematian ibu pada preeklampsi dan eklampsi biasanya oleh karena edema paru yang
menimbulkan dekompensasi cordis.
5. Aliran darah di mata
Dapat dijumpai adanya edema dan spasme pembuluh darah. Bila terjadi hal-hal
tersebut, maka harus dicurigai terjadinya PEB. Gejala lain yang mengarah ke eklampsia
adalah skotoma, diplopia dan ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan
peredaran darah dalam pusat penglihatan dikorteks serebri atau dalam retina.
6. Keseimbangan air dan elektrolit
Terjadi peningkatan kadar gula darah yang meningkat untuk sementara, asam laktat
dan asam organik lainnya, sehingga konvulsi selesai, zat-zat organik dioksidasi dan
dilepaskan natrium yang lalu bereaksi dengan karbonik dengan terbentuknya natrium
bikarbonat. Dengan demikian cadangan alkali dapat pulih kembali.
E. MANIFESTASI KLINIS
Dua gejala yang sangat penting pada preeklampsia yaitu hipertensi dan proteinuria,merupakan kelainan yang biasanya tidak disadari oleh wanita hamil. Pada waktu keluhan seperti
oedema, sakit kepala, gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium mulai timbul, kelainan tersebut
biasanya sudah berat.
1. Tekanan darah
Kelainan dasar pada preeklampsi adalah vasospasme arteriol, sehingga tidak mengherankan
bila tanda peringatan awal yang paling bisa diandalkan adalah peningkatan tekanan darah. Tekanan
-
8/11/2019 SOP Preeklamsia
6/12
diastolik mungkin merupakan tanda prognostik yang lebih andal dibandingakan tekanan sistolik, dan
tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih menetap menunjukan keadaan abnormal.
2. Kenaikan Berat badan
Peningkatan berat badan yang terjadi tiba-tiba dapat mendahului serangan preeklampsia,
dan bahkan kenaikan berat badan yang berlebihan merupakan tanda pertama preeklampsia pada
wanita. Peningkatan berat badan sekitar 0,45 kg perminggu adalah normal tetapi bila melebihi dari 1
kg dalam seminggu atau 3 kg dalam sebulan maka kemungkinan terjadinya preeklampsia harus
dicurigai. Peningkatan berat badan yang mendadak serta berlebihan terutama disebabkan oleh
retensi cairan dan selalu dapat ditemukan sebelum timbul gejala edem non dependen yang terlihat
jelas, seperti kelopak mata yang membengkak, kedua tangan atau kaki yang membesar.
3. Proteinuria
Derajat proteinuria sangat bervariasi menunjukan adanya suatu penyebab fungsional
(vasospasme) dan bukannya organik. Pada preeklampsia awal, proteinuria mungkin hanya minimal
atau tidak ditemukan sama sekali. Pada kasus yang paling berat, proteinuria biasanya dapat
ditemukan dan mencapai 10 gr/lt. Proteinuria hampir selalu timbul kemudian dibandingkan dengan
hipertensi dan biasanya lebih belakangan daripada kenaikan berat badan yang berlebihan.
4. Nyeri kepala
Jarang ditemukan pada kasus ringan, tetapi akan semakin sering terjadi pada kasus-kasus
yang lebih berat. Nyeri kepala sering terasa pada daerah frontalis dan oksipitalis, dan tidak sembuh
dengan pemberian analgesik biasa. Pada wanita hamil yang mengalami serangan eklampsi, nyeri
kepala hebat hampir dipastikan mendahului serangan kejang pertama.
5. Nyeri epigastrium
Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas merupakan keluhan yang sering ditemukan
preeklampsi berat dan dapat menunjukan serangan kejang yang akan terjadi. Keluhan ini mungkin
disebabkan oleh regangan kapsula hepar akibat oedem atau perdarahan.
6. Gangguan penglihatan
Seperti pandangan yang sedikit kabur, skotoma hingga kebutaan sebagian atau total.
Disebabkan oleh vasospasme, iskemia dan perdarahan ptekie pada korteks oksipital.
-
8/11/2019 SOP Preeklamsia
7/12
F. KLASIFIKASI
Kriteria minimum untuk mendiagnosis preeklampsia adalah adanya hipertensi dan
proteinuria. Kriteria lebih lengkap digambarkan oleh Working Group of the NHBPEP ( 2000 ) seperti
digambarkan dibawah ini:
Disebut preeklamsi ringan bila terdapat:
1. Tekanan darah >140 / 90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu.
2. Proteinuria kuantitatif (Esbach) 300 mg / 24 jam, atau dipstick +1.
Disebut preeklampsia berat bila terdapat:
1. Tekanan darah >160 / 110 mmHg.
2. Proteinuria kuantitatif (Esbach) 2 gr / 24 jam, atau dipstick +2.
3. Trombosit < 100.000 / mm 3.
4. Hemolisis mikroangiopathi ( peningkatan LDH )
5. Peningkatan SGOT / SGPT.
6. Adanya sakit kepala hebat atau gangguan serebral, gangguan penglihatan.
7. Nyeri di daerah epigastrium yang menetap.
-
8/11/2019 SOP Preeklamsia
8/12
Problem Mild Pre-Eclampsia Severe Pre-Eclampsia
Blood Pressure >140/90 >160/110
Proteinuria 1+ (300 mg/24 hours) 2+ (1000 mg/24 hours)
Edema +/- +/-
Increased reflexes +/- +
Upper abdominal pain - +
Headache - +
Visual Disturbance - +
Decreased Urine Output - +
Elevation of Liver Enzymes - +
Decreased Platelets - +
Increased Bilirubin - +
Elevated Creatinine - +
-
8/11/2019 SOP Preeklamsia
9/12
PERAWATAN PASIEN DENGAN PREEKLAMSIA RINGAN
Pengertian
Preeklamsia ringan merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah padaseorang wanita hamil (> 140/90 mmHg dan < 160/110 mmHg) disertai tanda-tanda adanyaoedem dan proteinuria.
Tujuan
Untuk mengetahui adanya keadaan preeklamsia ringan serta memberikanpengobatan untuk mencegah terjadinya keadaan yang lebih buruk (preeklamsi berat daneklamsia) sehingga akan menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.
Kebijakan
Pasien preeklamsia ringan dapat dirawat dengan rawat jalan, tetapi apabilapengelolaan rawat jalan gagal maka pasien harus dirawat inap dan dikelola sebagi pasienpreeklamsia berat.
Prosedur
1. Pasien datang untuk memeriksakan kondisi kehamilan ke IGD.2. Lakukan anamnesis teliti meliputi paritas, HPHT, riwayat penyakit yang pernah
diderita serta riwayat obstetri yang lalu.3. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk mengetahui : keadaan umum ibu, tinggi
fundus uteri, keadaan dan letak janin serta adanya kontraksi rahim.4. Lakukan pemeriksaan penunjang USG untuk memastikan umur kehamilan, keadaan
janin dan plasenta.5. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui adanya proteinuria.6. Setelah diagnosis preeklamsia ringan ditegakkan, jelaskan kepada pasien dan
keluarganya tentang keadaan kehamilannya serta penyulit yang mungkin timbulserta tanda-tanda bahaya. Pastikan pasien dan keluarga mengerti dengan baik dananjurkan pasien untuk kontrol teratur sesuai jadwal yang dianjurkan.
7. Minta pasien untuk kontrol kembali setelah 3 hari.8. Bila pada pemeriksaan selanjutnya tekanan darah pasien turun dan menjadi normal,
maka rawat jalan dapat dilanjutkan dengan memberikan pengertian pada pasien dankeluarga untuk tetap waspada pada tanda-tanda bahaya.
9. Bila tekanan darah pasien tetap atau semakin meningkat, lakukan perawatan dirumah sakit dengan sedativa. Bila tetap tidak berhasil pasien dikelola sebagaipreeklamsi berat.
-
8/11/2019 SOP Preeklamsia
10/12
PERAWATAN PASIEN DENGAN PREEKLAMSIA BERAT
Pengertian
Preeklamsia berat adalah keadaan meningkatnya tekanan darah seorang wanitahamil > 160/110 mmHg disertai tanda-tanda adanya oedem dan proteinuria.
Tujuan
Untuk memberikan terapi pada pasien preeklamsia berat untuk mencegah terjadinyakejang (eklamsia) sehingga resiko terhadap ibu dan janinnya dapat diturunkan.
Kebijakan
Setiap pasien preeklamsia berat harus menjalani rawat inap di rumah sakit dan
mendapat terapi antikonvulsan profilasis, dengan pemantauan ketat terhadap keadaan ibudan janinnya.
Prosedur
1. Pasien datang untuk memeriksakan kondisi kehamilan ke IGD.2. Lakukan anamnesis teliti meliputi paritas, HPHT, riwayat penyakit yang pernah
diderita serta riwayat obstetri yang lalu.3. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk mengetahui : keadaan umum ibu, tinggi
fundus uteri, keadaan dan letak janin serta adanya kontraksi rahim.4. Lakukan pemeriksaan penunjang USG untuk memastikan umur kehamilan, keadaan
janin dan plasenta.5. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui adanya proteinuria serta
kelainan hematologis yang mungkin timbul.6. Setelah diagnosis preeklamsia berat ditegakkan, jelaskan kepada pasien dan
keluarganya tentang keadaan pasien serta resiko yang mungkin timbul sebagaiakibat dari keadaan tersebut. Pastikan pasien dan keluarganya mengerti tentang halyang dijelaskan serta beritahu bahwa pasien harus dirawat inap di rumah sakit.
7. Pasang infus dan kateter.8. Berikan terapi antikonvulsan Magnesium Sulfat 40 % dengan dosis awal 8 gram i.m.
dan lanjutkan dengan dosis 4 gram setiap 6 jam.9. Bila tekanan darah > 180/110 mmHg, berikan terapi antihipertensi sublingual
/peroral.10. Lakukan pemantauan ketat terhadap keadaan ibu dan janin.11. Bila kehamilan sudah aterm, lakukan induksi persalinan dengan memperhatikan
keadaan ibu dan janin serta serviks.12. Bila kehamilan belum aterm, lakukan perawatan konservatif selama 2 hari dengan
pemantauan ketat keadaan ibu dan janin.
-
8/11/2019 SOP Preeklamsia
11/12
13. Bila selama perawatan keadaan ibu dan janin baik dan tekanan darah membaik,pasien dapat dipulangkan dengan diberikan penjelasan tentang tanda-tanda bahayadan minta pasien untuk kontrol kembali.
14. Bila selama perawatn keadaan ibu dan atau janin memburuk atau tekanan darah
tetap tinggi/meningkat, lakukan induksi persalinan.
-
8/11/2019 SOP Preeklamsia
12/12
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, H. Pre-eklampsia dan eklampsia. Ilmu Kandungan edisi ketiga. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2007. 281-301.
2. Sastrawinata S, Martaadisoebrata D, Wirakusumah F.Obstetri Patologi ilmu kesehatan
reproduksi Edisi 2. Gestosis. Jakarta: EGC; 2005; h.64-82.
3. Cunningham, FG et.al. Hypertensive Disorder in Pregnancy. Williams Obstetrics, 21 st
ed. Prentice Hall International Inc. Appleton and Lange. Connecticut. 2001.
653 - 694.
4. Jurnal penatalaksanaan Pre-eklampsi dan Eklampsi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, RS. Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, April 1998.
5. http://www.healthatoz.com/health/ency/pre-eclamptic.
6. http:/ /www.emedicine.com/health/topic1905.html
7. http:/ /www.emedicine.com/health/topic3250.html
http://www.healthatoz.com/health/ency/pre-eclamptichttp://www.emedicine.com/health/topic1905.htmlhttp://www.emedicine.com/health/topic3250.htmlhttp://www.emedicine.com/health/topic3250.htmlhttp://www.emedicine.com/health/topic1905.htmlhttp://www.healthatoz.com/health/ency/pre-eclamptic