sop penanganan pascapanen bawang putih fileberdasarkan permentan no. 73 tahun 2013 sehingga dapat...

38
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (PEDOMAN UMUM) PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN TANAMAN SAYURAN DAN OBAT 2014

Upload: ngotuyen

Post on 16-Mar-2019

257 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

(PEDOMAN UMUM)

PENANGANAN PASCAPANEN

Bawang Putih

KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN TANAMAN SAYURAN DAN OBAT

2014

Page 2: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

1

KATA PENGANTAR

Dalam rangka pengembangan bawang putih yang berdaya saing dan bermutu baik, serta

berorientasi pasar, maka penanganan pascapanen perlu menjadi prioritas. Salah satu upaya

yang dilakukan untuk memfasilitasi hal tersebut adalah dengan menyusun Buku SOP

(Standar Operasional Prosedur) Pascapanen Bawang Putih.

Buku SOP Pascapanen Bawang Putih ini diharapkan dapat sebagai acuan bagi pelaku

usaha/petani/petugas untuk melaksanakan penanganan pascapanen yang baik (GHP)

berdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil

bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang umur simpan.

Buku ini disusun bersama-sama dengan para pakar dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran,

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, instansi terkait, para

petani bawang putih dan pelaku usaha yang menangani kegiatan pascapanen.

Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku SOP Pascapanen Bawang Putih. Kami

menyadari Buku ini masih jauh dari sempurna, karena itu memerlukan saran dan masukan

dari berbagai pihak dan para pembaca yang budiman semoga buku pedoman ini akan

banyak manfaatnya.

Jakarta, Maret 2014

Direktur Budidaya dan Pascapanen

Sayuran dan Tanaman Obat

Plt.

Ir. Soesilo, M.Si.

Page 3: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

2

TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab : Ir. Soesilo, M.Si.

Plt. Direktur Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat

Tim Penyusun :

• Ir. Gabriella Susilowati, M.P.

• Lilis Suhaeti, SP.

• Ir. M. Tahir, M.P.

• Dr. Ali Asgar, MS.

• Dr. Ir. Ridwan Rahmat, M.Agr.

• Gunawan, S.Pd., MM.

• Jayanudin S., STP.

• Yetno Suprayitno

• Dede Sunarya

• Lili

• H. Muhtar Efendi

• Riza, SP.

• Ira Dwi Rachmani, STP.

• Dwiyanto Raharjo

• Rasim

Editor :

• Ir. Soesilo, M.Si.

• Ir. Gabriella Susilowati, M.P.

Page 4: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………………

Tim Penyusun ……………………………………………………………………………………………………..

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………

Daftar Gambar ……………………………………………………………………………………………………

Pendahuluan ………………………………………………………………………………………………………

Referensi ……………………………………………………………………………………………………………

SOP Pascapanen Bawang Putih ……………………………………………………………………………

I. Penentuan Waktu Panen dan Penanganan Panen …………………………………

II. Perlakuan Segera Setelah Panen …………………………………………………………

III. Pengeringan ……………………………………………………………………………………..

IV. Pembersihan ……………………………………………………………………………………..

V. Sortasi dan Grading ……………………………………………………………………………

VI. Penyimpanan …………………………………………………………………………………….

VII. Pengemasan ……………………………………………………………………………………...

VIII. Distribusi …………………………………………………………………………………………..

Buku Kerja …………………………………………………………………………………………………………

Deskripsi Varietas Bawang Putih ……………………………………………………………………………

Page 5: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pemanenan bawang putih ………………………………………………………………………

Gambar 2. Bawang putih yang telah dipanen ……………………………………………………………

Gambar 3. Keranjang panen plastik berventilasi …………………………………………………………

Gambar 4. Bawang putih setelah pemotongan tajuk……………………………………………………

Gambar 5. Bawang putih yang telah dibersihkan ……………………………………………………….

Gambar 6. Bawang putih yang dikemas dalam kantung jaring/net ………………………………

Page 6: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

5

PENDAHULUAN

Produksi bawang putih lokal yang mendapatkan stimulus dari pemerintah dirasakan cukup

memberikan konstribusi terhadap berkembanganya agribisnis bawang putih. Untuk itu, perlu

dilaksanakan pengembangan penanganan pascapanen bawang putih yang baik.

Penanganan teknologi pascapanen bawang putih oleh petani pada umumnya masih

dilaksanakan secara tradisional sehingga kehilangan hasil cukup tinggi, di sisi lain hasil-hasil

penelitian teknologi penekanan kehilangan hasil belum banyak diterapkan oleh petani.

Untuk itu perlu disusun SOP Pascapanen Bawang Putih. SOP Penanganan Pascapanen

Bawang Putih disusun sebagai panduan dalam rangka mempertahankan mutu hasil bawang

putih, dengan tingkat kehilangan hasil/kerusakan seminimal mungkin dan memperpanjang

umur simpan.

Target standar bawang putih yang akan dicapai dalam kerangka penerapan Standar

Operasional Prosedur ini adalah: ukuran bawang sesuai permintaan pasar, bentuk sesuai

deskripsi varietas, bawang putih tidak cacat, tidak terkontaminasi benda lain maupun residu

pestisida, menghasilkan bawang putih yang bermutu sesuai tujuannya, menekan tingkat

kehilangan hasil pascapanen dari tingkat petani sampai ke konsumen kurang dari 10 %, dan

meningkatkan efisiensi usaha agribisnis bawang putih.

Page 7: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

6

REFERENSI

• Dr. Ali Asgar, MS. (Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang)

• Dr. Ir. Ridwan Rahmat, M.Agr. (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca

Panen Pertanian)

• Pengalaman Petani dan Pelaku Usaha Bawang Putih dari Kabupaten Bandung dan

Kabupaten Cianjur

Page 8: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

7

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BAWANG PUTIH

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP. I

Tanggal Dibuat

……………..

Penentuan Waktu Panen dan

Penanganan Panen

Revisi……..

Tanggal……..

Disahkan

……………..

I. PENENTUAN WAKTU PANEN DAN PENANGANAN PANEN

A. Pengertian

Penentuan waktu panen pada bawang putih dapat dilakukan secara:

Visual: melihat kondisi tangkai daun 50 – 60% menguning, umbi mulai tampak di

permukaan tanah, warna umbi terlihat kemerahan, dan kulit lapisan terluar umbi

belum pecah.

Fisik: dengan perabaan, leher umbi keras

Komputasi: penentuan umur tanaman antara 90 – 125 HST (tergantung

varietas/kultivar, cuaca/musim, pemeliharaan tanaman).

Penanganan Panen dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun tanaman

secara manual dengan tangan atau dengan cungkilan.

B. Tujuan

Dapat melakukan pemanenan yang baik dan mendapatkan hasil panen bawang putih

dengan kuantitas dan kualitas yang baik.

C. Standar Penentuan Waktu Panen dan Penanganan Panen

1. Secara visual dengan melihat perkembangan fisik tanaman:

Melihat kondisi tangkai daun 50 – 60% menguning, umbi mulai tampak di

permukaan tanah, warna umbi terlihat kemerahan, dan kulit lapisan terluar umbi

belum pecah.

2. Secara komputasi:

Penentuan umur tanaman sejak tanam, tergantung varietas/kultivar,

cuaca/musim, tinggi tempat.

3. Panen dilakukan pada pagi hari setelah tidak ada embun dan tidak pada saat

turun atau menjelang hujan.

Page 9: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

8

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP. I

Tanggal Dibuat

……………..

Penentuan Waktu Panen dan

Penanganan Panen

Revisi……..

Tanggal……..

Disahkan

……………..

4. Panen dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman, umbi terbawa

berikut akar dan diusahakan daun jangan patah. Umbi yang tidak tercabut

dilakukan pencungkilan dengan menggunakan alat (cotek).

5. Panen dilakukan serentak di seluruh petak untuk tanaman dengan umur yang

sama.

D. Alat dan Bahan

1. Data atau informasi untuk mengetahui waktu panen/tingkat kematangan bawang

putih, umur panen optimal bawang putih dan keunggulannya yang mempunyai

ketahanan daya simpan tinggi.

2. Cungkil (cotek) untuk mencungkil umbi bawang putih yang tidak bisa tercabut

3. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

E. Prosedur Kerja Penentuan Waktu Panen dan Penanganan Panen

1. Tentukan waktu panen yang tepat sesuai deskripsi varietas

2. Amati kondisi cuaca saat panen (bila hujan pelaksanaan panen ditunda)

3. Siapkan alat panen dan tenaga kerja yang terampil dan atur pembagian tugas

pemanenan (mencabut dan mengumpulkan)

4. Lakukan pemanenan bawang putih pada petak yang sama dengan cara

mencabut secara hati-hati.

5. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan pada buku kerja

(Tabel 1, lampiran)

F. Sasaran

Hasil panen dengan kuantitas dan kualitas yang optimal melalui penentuan waktu

panen sesuai deskripsi varietas.

Page 10: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

9

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP. I

Tanggal Dibuat

……………..

Penentuan Waktu Panen dan

Penanganan Panen

Revisi……..

Tanggal……..

Disahkan

……………..

Gambar 1. Pemanenan bawang putih

Gambar 2. Bawang putih yang telah dipanen

Page 11: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

10

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP . II

Tanggal Dibuat

……………..

Perlakuan Segera

Setelah Panen

Revisi…….

Tanggal ……..

Disahkan

……………..

II. PERLAKUAN SEGERA SETELAH PANEN

A. Pengertian

“Perlakuan segera setelah panen” adalah tindakan yang harus dilakukan pada

komoditas bawang putih segera setelah panen. Pada bawang putih tindakan ini

berupa pelayuan dan pemotongan tajuk 3 cm dari leher umbi.

B. Tujuan

Perlakuan segera setelah panen untuk mengurangi kerusakan yang dapat terjadi

setelah panen dan menghasilkan bawang putih yang berkualitas dan daya simpan

panjang.

C. Standar Perlakuan segera setelah panen

1. Pelayuan daun: penumpukan umbi bawang putih di ruangan beraerasi cukup,

umbi ditata melingkar, di mana posisi umbi berada di bagian luar, dan daun

berada di bagian dalam lingkaran, selama 2 hari 2 malam.

2. Pemotongan tajuk: dilakukan pemotongan tajuk, disisakan sepanjang 2 – 3 cm

dari leher umbi. Pemotongan tajuk menggunakan pisau atau gunting yang tajam.

3. Pemotongan akar: Pemotongan akar menggunakan pisau dan gunting yang

tajam, sehingga berat umbi akan menjadi 60 – 70%.

4. Pewadahan ke dalam keranjang panen: bawang yang telah dipotong tajuknya

seperti tahapan nomor 2 selanjutnya dimasukkan ke dalam keranjang panen.

D. Alat dan Bahan

1. Pisau dan gunting yang tajam

2. Ruangan untuk pelayuan

3. Keranjang panen berventilasi dari plastik kapasitas netto 20 kg

4. Alat pencatatan digunakan untuk mencatat kegiatan

E. Prosedur Kerja

1. Tumpuk umbi bawang putih di ruangan beraerasi cukup.

Page 12: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

11

2. Umbi ditata melingkar, di mana posisi umbi berada di bagian luar, dan daun

berada di bagian dalam lingkaran.

3. Perlakuan tersebut dilakukan selama 2 hari 2 malam.

4. Lakukan pemotongan tajuk

5. Sisakan tajuk sepanjang 2 – 3 cm dari leher umbi.

6. Lakukan pemotongan akar

7. Seluruh akar dipotong

8. Gunakan pisau atau gunting yang tajam dan bersih

9. Lakukan pewadahan ke dalam keranjang panen

10. Gunakan keranjang plastik berventilasi dengan kapasitas netto 20 kg

11. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan pada buku kerja

(Tabel 2, Lampiran)

Gambar 3. Keranjang panen plastik berventilasi

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP . II

Tanggal Dibuat

……………..

Perlakuan Segera

Setelah Panen

Revisi…….

Tanggal ……..

Disahkan

……………..

Page 13: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

12

F. Sasaran

Hasil panen bawang putih yang berkualitas dan daya simpan lama.

Gambar 4. Bawang putih setelah pemotongan tajuk

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP . II

Tanggal Dibuat

……………..

Perlakuan Segera

Setelah Panen

Revisi…….

Tanggal ……..

Disahkan

……………..

Page 14: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

13

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP. III

Tanggal Dibuat

……………..

Pengeringan Revisi…….

Tanggal ……..

Disahkan

……………..

III. PENGERINGAN

A. Pengertian

Pengeringan adalah penjemuran lanjutan bawang putih untuk menurunkan kadar air

umbi sehingga umur simpannya lebih lama.

B. Tujuan

Untuk menurunkan kadar air bawang putih yang sudah dipotong agar sesuai untuk

konsumsi.

C. Standar Pengeringan

1. Penjemuran dilakukan di lantai jemur atau lahan terbuka yang sudah dilengkapi

dengan saluran drainase, menggunakan alas jemur berupa anyaman bambu.

2. Penjemuran dilakukan langsung setelah pelayuan selama sekitar 7 – 8 hari dari

jam 8 sampai jam 13 dengan penyinaran cahaya matahari yang maksimal, pada

malam hari ditutup memakai plastik transparan.

3. Ketebalan penumpukan umbi yang dijemur paling banyak 2 – 3 umbi.

4. Jika hujan, bawang dikumpulkan di bagian tengah dan ditutup dengan plastik

transparan.

5. Penjemuran dianggap cukup bila kulitpaling luar umbi sudah kering (beratnya

menjadi 80 – 85% dihitung dari berat umbi setelah pemotongan)

D. Alat dan Bahan

1. Lantai jemur atau lahan terbuka yang dilengkapi saluran drainase

2. Anyaman bambu untuk alas jemur

3. Plastik transparan untuk menutup bawang putih pada waktu hujan/malam hari.

Page 15: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

14

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP. III

Tanggal Dibuat

……………..

Pengeringan Revisi…….

Tanggal ……..

Disahkan

……………..

E. Prosedur Kerja

1. Lakukan penataan bawang putih yang sudah dipotong tajuknya pada anyaman

bambu.

2. Lakukan penumpukan bawang putih paling banyak tiga lapis

3. Lakukan penjemuran di lantai jemur atau lahan terbuka yang dilengkapi dengan

saluran drainase

4. Lakukan penjemuran selama 7 – 8 hari dari jam 8 sampai jam 13 dengan asumsi

penyinaran matahari yang maksimal

5. Tutup plastik ketika malam/hujan

6. Buka plastik penutup pada saat siang hari

7. Plastik penutup tidak bersentuhan dengan umbi bawang, gunakan penyangga

plastik.

8. Hentikan pengeringan sampai kulit paling luar umbi kering (beratnya menjadi 80

– 85% dihitung dari berat umbi setelah pemotongan).

9. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan pada buku kerja

(Tabel 3, Lampiran).

F. Sasaran

Dihasilkan bawang putih yang kering untuk konsumsi.

Page 16: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

15

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP. IV

Tanggal Dibuat

……………..

Pembersihan Revisi …….

Tanggal ………

Disahkan

……………..

IV. PEMBERSIHAN

A. Pengertian

Pembersihan adalah proses menghilangkan bagian yang tidak diperlukan (tanah,

daun kering, akar, kulit yang terkelupas).

B. Tujuan

Menghilangkan bagian yang tidak diperlukan (tanah, daun kering, akar, kulit yang

terkelupas) supaya umbi terlihat bersih dan menarik.

C. Standar Pembersihan

1. Menghilangkan tanah

2. Memotong tajuk 2 – 3 cm di atas leher umbi

3. Memotong seluruh akar

4. Membersihkan umbi bawang putih dari kulit kering dan kotoran lainnya.

D. Alat dan Bahan

1. Gunting/pisau untuk memotong tajuk dan akar bawang putih

2. Timbangan untuk menimbang bawang putih

3. Keranjang sampah untuk tempat sampah (kotoran).

4. Anyaman bambu sebagai tempat untuk mengeringkan bawang putih.

5. Bakul-tampi untuk membersihkan bawang putih protolan.

E. Prosedur Pelaksanaan

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebagai sarana pembersih umbi

2. Hilangkan tanah atau kotoran yang menempel di umbi.

3. Potong (trimming) bagian akar dengan menggunakan gunting/ pisau yang tajam

dan bersih.

4. Potong (trimming) tajuk 2 – 3 cm di atas leher umbi

Page 17: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

16

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP. IV

Tanggal Dibuat

……………..

Pembersihan Revisi…….

Tanggal ……..

Disahkan

……………..

5. Buang bagian kulit yang terkelupas menggunakan bakul-tampi

6. Timbang umbi yang telah dibersihkan

7. Letakkan umbi bawang putih yang sudah dibersihkan pada keranjang yang telah

dipersiapkan untuk dikeringanginkan

8. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan pada buku kerja

(Tabel 4, Lampiran).

F. Sasaran

Bawang putih yang bersih dan menarik

Gambar 5. Bawang putih yang telah dibersihkan

Page 18: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

17

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP. V

Tanggal Dibuat

……………..

Sortasi dan Grading Revisi ………

Tanggal ………..

Disahkan

……………..

V. SORTASI DAN GRADING

A. Pengertian

Kegiatan sortasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan mutu

yang baik dengan cara memilah-milah antara produk yang baik dengan yang rusak.

Produk yang baik adalah produk yang bebas dari cacat atau kerusakan fisik akibat

kegiatan panen maupun serangan hama penyakit.

Produk yang rusak adalah produk rusak fisik akibat panen maupun kena serangan

hama penyakit. Setelah dilakukan pemisahan kedua kelompok produk tersebut

dilakukan proses pengkelasan (grading) sesuai dengan standar mutu, Standar

Nasional Indonesia (SNI), atau kesepakatan lainnya.

Grading adalah pengkelasan/penggolongan kubis berdasarkan kualitas seperti

keseragaman bentuk, kebersihan, kepadatan, bebas penyakit dan kerusakan serta

ukuran berat, panjang, diameter.

B. Tujuan

Untuk mendapatkan mutu yang baik dengan cara memilah-milah antara produk yang

baik dengan yang rusak dan sekaligus melakukan proses pengkelasan (grading)

berdasarkan kualitas sesuai dengan mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) bawang

putih atau kesepakatan lainnya.

C. Standar Sortasi dan Grading

1. Sortasi dan grading berdasar ukuran umbi.

• Kelas mutu I, diameter umbi 3 – 4 cm, tidak ada cacat, bentuk umbi normal,

tidak ada serangan hama atau penyakit pada umbi bawang putih.

• Kelas mutu II, diameter umbi 2 – 3 cm, tidak ada cacat, bentuk umbi normal,

tidak ada serangan hama atau penyakit pada umbi bawang putih.

2. Umbi memiliki tekstur keras, berwarna putih tulang sesuai deskripsi varietas,

bentuk umbi normal sesuai deskripsi varietas, tidak cacat dan tidak terinfeksi

Page 19: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

18

hama penyakit.

3. Umbi yang rusak dan terluka dipisahkan karena mudah terkena infeksi mikrobia

pembusuk

4. Sortasi dan grading dilakukan oleh tenaga kerja yang terampil.

D. Alat dan Bahan:

1. Pengki untuk memindahkan umbi bawang putih yang akan disortasi dan

digrading

2. Keranjang plastik berventilasi untuk meletakkan umbi yang sudah disortasi dan

digrading.

3. Terpal digunakan sebagai alas sortasi dan grading

4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

E. Prosedur Pelaksanaan:

1. Siapkan pengki untuk memindahkan umbi bawang putih akan disortasi dan

degrading

2. Siapkan sejumlah keranjang/wadah terpisah untuk masing-masing kelas umbi

bawang putih

3. Pilih umbi yang sudah bersih, pisahkan umbi berdasarkan:

• ada tidaknya cacat pada umbi bawang putih

• normal tidaknya bentuk dan ukuran umbi bawang putih.

• ada tidaknya serangan hama atau penyakit pada umbi bawang putih.

4. Lakukan pengkelasan mutu I dan II umbi.

5. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan pada buku kerja

(Tabel 5, lampiran)

F. Sasaran

Untuk memisahkan bawang putih berdasarkan kriteria kualitas.

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP. V

Tanggal Dibuat

……………..

Sortasi dan Grading Revisi ………

Tanggal ………..

Disahkan

……………..

Page 20: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

19

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP. VI

Tanggal Dibuat

……………..

Peyimpanan Revisi ………

Tanggal ………..

Disahkan

……………..

VI. PENYIMPANAN

A. Pengertian

Penyimpanan adalah proses menyimpan hasil panen sampai hasil tersebut akan

dipasarkan dengan tetap mempertahankan mutu.

B. Tujuan

Untuk mempertahankan mutu selama menunggu saat pemasaran yang tepat.

C. Standar Pengeringan dan Penyimpanan

1. Penyimpanan di dalam gudang/ruang yang teduh, atap sebaiknya dari seng

agar ada penerangan dapat digunakan atap dari fiber glass dan tertutup,

ventilasi ruangan cukup baik, suhu 25- 30oC dan kelembaban 70 - 75%.

2. Gudang penyimpanan dan rak-rak/para-para yang akan digunakan harus bersih.

Penyimpanan bawang putih untuk konsumsi maksimal 2 bulan.

D. Alat dan Bahan

1. Gudang/ruang penyimpanan digunakan sebagai tempat penyimpanan bawang

putih yang telah selesai dibersihkan, disortasi dan degrading.

2. Keranjang plastik berventilasi (tumpukan maksimal 6 susun)

3. Sikat dan sapu lidi untuk membersihkan tempat penyimpanan/para-para/rak

4. Ember, air bersih, sabun/detergen untuk mencuci para-para

5. Tangga untuk memanjat ketika meletakkan umbi bawang putih ke para-

para/rak

6. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

E. Prosedur Pelaksanaan

1. Bersihkan rak/para-para dan lantai gudang dengan sikat, air dan sabun.

2. Letakkan umbi bawang putih di para-para atau tetap di dalam keranjang

Page 21: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

20

berventilasi.

3. Lakukan pencatatan sesuai format pada buku kerja (Tabel 6, lampiran).

F. Sasaran

Mendapatkan hasil bawang putih kering yang disimpan di para-para dengan tujuan

menunggu waktu pemasaran maksimal 2 bulan.

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP. VI

Tanggal Dibuat

……………..

Peyimpanan Revisi ………

Tanggal ………..

Disahkan

……………..

Page 22: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

21

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP. VII

Tanggal Dibuat

……………..

Pengemasan Revisi ………

Tanggal ………..

Disahkan

……………..

VII. PENGEMASAN

A. Pengertian

Pengemasan adalah proses perlindungan bawang putih dengan cara mengepak umbi

untuk tujuan pemasaran, sehingga terhindar dari gangguan faktor luar yang dapat

mempengaruhi masa simpannya dengan menggunakan media (wadah/tempat

dengan bahan tertentu). Hanya komoditas yang baik yang dikemas.

B. Tujuan

Untuk melindungi bawang putih dari kerusakan mekanis, fisik, kimiawi, maupun

biologis, menciptakan daya tarik bagi konsumen, memberikan nilai tambah produk

tersebut dan memperpanjang umur simpan.

C. Standar Pengemasan

1. Jenis kemasan yang digunakan untuk umbi bawang putih harus dapat

melindungi dan mempertahankan mutu bawang putih dari pengaruh luar dan

kerusakan mekanis, fisik, kimiawi maupun biologis.

2. Bahan kemasan terbuat dari bahan yang aman dan tidak mengkontaminasi

bawang putih. Kemasan yang umum digunakan adalah keranjang plastik,

kardus berventilasi, kantung plastik, dan kantung jaring/net.

D. Alat dan Bahan :

1. Keranjang plastik, kardus, kantung plastik, kantung jaring/net.

2. Label berisi keterangan tentang produk yang dikemas

3. Timbangan

4. Merk

5. Alat tulis/blangko isian untuk mencatat kegiatan

Page 23: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

22

E. Prosedur Pelaksanaan :

1. Lakukan pengemasan bawang putih untuk pasar lokal menggunakan karung

jaring plastik atau keranjang plastik dengan kapasitas 20 kg.

2. Lakukan pengemasan bawang putih untuk pemasaran luar daerah

menggunakan kardus berventilasi.

3. Lakukan pengemasan bawang putih untuk pasar swalayan dan restauran/rumah

makan dikemas dengan jaring, berukuran 1 atau 5 kg netto.

4. Lakukan pengemasan bawang putih untuk ekspor dengan kardus khusus dari

eksportir, diberi label berisi keterangan tanggal panen, berat netto, serta

ditempel merk. Kardus diberi ventilasi berupa lubang sebanyak 8 lubang,

masing-masing 2 lubang di keempat sisi tegak kardus dengan ukuran diameter

lubang 2 cm, ukuran kardus 10 kg netto.

5. Lakukan pencatatan sesuai format pada buku kerja (Tabel 7, lampiran)

F. Sasaran

Untuk melindungi bawang putih dari kerusakan mekanis, fisik, kimiawi maupun

bilogis dan memudahkan pengangkutan

Gambar 6. Bawang putih yang dikemas dalam kantung jaring/net

Standar Operasional

Prosedur Nomor:

SOP BP. VII

Tanggal Dibuat

……………..

Pengemasan Revisi ………

Tanggal ………..

Disahkan

……………..

Page 24: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

23

Standar Operasional

Prosedur

Nomor:

SOP BP. VIII

Tanggal Dibuat

……………..

Distribusi

(Pengangkutan / Penyimpanan Berjalan)

Revisi …………

Tanggal ………….

Disahkan

……………..

VIII. DISTRIBUSI

A. Pengertian

Distribusi adalah proses memindahkan bawang putih dari produsen ke pasar atau

konsumen akhir.

B. Tujuan

Untuk mendistribusikan bawang putih sampai ke pasar atau konsumen akhir dengan

aman.

C. Standar Pendistribusian

Dalam pendistribusian harus diketahui tempat tujuan, jumlah dan tanggal

pengiriman. Alat transportasi yang digunakan dalam pendistribusian harus layak dan

aman

D. Alat dan Bahan

1. Alat transportasi yang memadai untuk mengangkut bawang putih ke tempat

tujuan atau pasar

2. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

E. Prosedur Pelaksanaan

1. Lakukan pengecekan tanggal, lokasi dan jumlah yang hendak dikirim.

2. Siapkan alat transportasi yang memadai.

3. Pindahkan bawang putih yang telah dikemas ke alat transportasi secara hati-

hati

4. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan pada buku kerja

(Tabel 8, lampiran)

F. Sasaran

Mengangkut dan memasarkan bawang putih disesuaikan dengan alat transportasi

sehingga sampai di produsen dengan kondisi baik.

Page 25: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

24

BUKU KERJA

Tabel. 1 Form Catatan

Kegiatan Penentuan Waktu dan Penanganan Panen Bawang Putih

Nama Petani :

Alamat Lahan :

Tanggal Luas (Ha) Cara Panen Jumlah Hasil

Panen Petugas

Page 26: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

25

Tabel 2. Form Perlakuan Segera Setelah Panen

Identitas petani :

Tanggal panen :

Luas lahan :

Luas panen:

Hasil panen ( Ikat) :

Waktu Jumlah yang

diikat Jumlah

Protolan

Jenis/ Jml

(%) Kerusakan

Perlakuan Petugas

Tabel 3. Form Pengeringan Bawang Putih

Identitas petani :

Tanggal panen :

Luas lahan :

Luas panen:

Hasil panen (Ikat) :

Hari Stlh

Panen

Kondisi

cuaca Perlakuan

Jenis/ Jml (%)

Kerusakan

Solusi

(a/b) Petugas

1 Mulai

menjemur

2 Penjemuran

3 Pembalikan

penjemuran

a. Ditutup plastik tunel

b. Pembalikan ditunda

Page 27: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

26

Perlakuan Berat awal Berat

akhir

Lamanya

penjemuran

% susut

bobot

Petugas

Ditutup

plastik

tunel

Pembalikan

ditunda

Page 28: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

27

Tabel. 4 Form Catatan Kegiatan Pembersihan Bawang Putih

Nama Petani :.............

Alamat Lahan :.............

Tgl Pembersihan Petugas

Page 29: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

28

Tabel 5. Form Catatan Kegiatan Sortasi dan Grading Bawang Putih

Nama Petani : …………………..

Alamat Kebun : …………………..

Tanggal Jumlah

(kg) Lokasi

Jumlah Dalam Kelas Mutu

(kg) %

Rusak Petugas

I II III

Page 30: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

29

Tgl Grading Pasar

Lokal

Grading Pasar

Swalayan

Grading Pasar

Ekspor Petugas

Page 31: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

30

Tabel. 6 Form Catatan Penyimpanan Bawang Putih

Nama Petani : …………………..

Alamat Kebun : …………………..

Tanggal Volume Tujuan

Pemasaran Tujuan Benih Petugas

Page 32: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

31

Tabel. 7 Form Catatan Pengemasan Bawang Putih

Nama Petani : …………………..

Alamat Kebun : …………………..

Tanggal Jenis Pengemasan Tujuan

Pemasaran Volume (Ton) Petugas

Page 33: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

32

Tabel. 8 Form Catatan Kegiatan Distribusi Bawang Putih

Nama Petani : …………………..

Alamat Kebun : …………………..

Tanggal Jumlah

Kemasan Daerah Tujuan

Jenis Alat

Transportasi

Lama

Perjalanan

(hari)

Petugas

Page 34: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

33

DESKRIPSI BAWANG PUTIH VARIETAS SANGGA SEMBALUN

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR : 79/Kpts/TP.240/2/1995 TANGGAL : 3 Pebruari 1995

Asal : Sembalun, Lombok Timur, NTB

Umur tanaman : 105 – 110 hari

Tinggi tanaman : 80 – 85 cm

Dimeter batang semu : 0,9 – 1,2 cm

Kemampuan berbunga : tidak berbunga

Bentuk daun : silindirs/pipih

Warna daun : hijau muda

Banyak daun : 11 – 12 helai

Habitus tanaman : tegak berserak

Bentuk umbi : bulat telur, ujung agak runcing dan dasar agak rata

Besar umbi : diameter 4,5 – 5,5 cm, panjang 3,4 – 4,5 cm

Warna umbi : petih keunguan

Jumlah siung/umbi : 12 – 14 siung

Bentuk siung : panjang 2,3 – 2,7 cm, lebar 1,2 – 1,3 cm

Warna siung : putih keunguan

Bau dan aroma : tidak terlalu tajam

Rata-rata hasil : 8,75 ton/ha umbi kering

Susut bobot umbi : 65 %

Ketahanan terhadap penyakit : agak tahan terhadap Alternaria sp dan Puccinin sp

Keterangan : cocok untuk dataran tinggi

Peneliti : M. Zain dan Maman A.

Page 35: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

34

DESKRIPSI BAWANG PUTIH VARIETAS TAWANGMANGU BARU

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR : 771/Kpts/TP.240/11/1989 TANGGAL : 1 Nopember 1989

Asal : Tawamangun, Karanganyar

Umur tanaman : 120 – 140 hari (panen)

Tinggi tanaman : 60 – 80 cm

Diameter batang semu : 0,8 – 1,2 cm

Kemampuan berbunga : tidak dapat

Bentuk daun : pipih (panjang 50 – 55 cm , lebar 20 – 24 cm)

Warna daun : hijau kebiru-biruan

Banyak daun : 8 – 10 helai per tanaman

Habitus tanaman : tegak

Bentuk umbi : bulat telur, ujung meruncing dan dasar tidak rata

Besar umbi : diameter 4 – 5 cm

Warna umbi : putih

Jumlah siung per umbi : 12 – 16 buah

Bentuk siung : besar (panjang 2,5 – 3,5 cm, lebar 1,5 – 2,5 cm)

Warna siung : putih keunguan

Bau dan aroma : kuat

Rata-rata hasil : 8 – 12 ton per hektar umbi kering

Susut bobot umbi : 40 – 45 % (dari basah ke kering)

Kepekaan terhadap penyakit : agak tahan terhadap Alternia sp, peka terhadap

Thrips, Nematoda dan Pyrenospora

Keterangan : baik ditanam pada tanah berstruktur remah

dengan ketingiian tempat minimal 1.000 m di atas

permukaan laut

Peneiliti : Mulyono Herlambang, Surachmat Kusumo

Page 36: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

35

DESKRIPSI BAWANG PUTIH VARIETAS LUMBU HIJAU

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR : 894/Kpts/TP.240/11/1984 TANGGAL : 12 Nopember 1984

Asal : lokal Batu, Malang

Umur : panen 112 – 120 hari

Tinggi tanaman : 63 – 75 cm

Diameter batang semu : 1,0 – 1,2 cm

Kemampuan berbunga : tidak dapat berbunga

Bentuk daun : silindris, pipih

- panjang 48,6 – 52,4 cm

- lebar 1,9 – 2,1 cm

Warna daun : hijau muda, agak ungu kemerahan

Banyak daun : 7 – 9 helai per tanaman

Habitus tanaman : berserak (roset)

Bentuk umbi : bulat telur, ujung meruncing dan dasar datar

(rata)

Besar umbi : diameter 3,3 – 3,9 cm, panjang 2,6 – 2,8 cm

Warna umbi : putih keunguan

Jumlah siung per umbi : 13 – 20 buah

Bentuk siung : panjang 2,1 cm, lebar 1,1 – 1,2 cm

Warna siung : putih keunguan

Bau dan aroma : kuat

Produksi umbi : 8 – 10 ton umbi kering/ha

Susut bobot umbi (basah-kering) : 43 %

Ketahanan terhadap penyakit : -

Kepekaan terhadap penyakit : peka terhadap penyakit Alternaria sp

Keterangan : baik untuk daerah dengan ketinggian 900 –

1.100 m di atas permukaan laut

Peneliti : Surachmat Kusumo, Dasi D.W. dan Aliudin

Page 37: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

36

DESKRIPSI BAWANG PUTIH VARIETAS LUMBU KUNING

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR : 895/Kpts/TP.240/11/1984 TANGGAL : 12 Nopember 1984

Asal : lokal Batu, Malang

Umur : panen 105 – 116 hari

Tinggi tanaman : 57 – 58 cm

Diameter batang semu : 0,9 – 1,1 cm

Kemampuan berbunga : tidak dapat berbunga

Bentuk daun : silindris, pipih

- panjang 43 – 44 cm

- lebar 1,8 cm

Warna daun : hijau muda, agak kekuningan

Banyak daun : 7 – 8 helai per tanaman

Habitus tanaman : berserak (roset), agak tegak

Bentuk umbi : bulat telur, ujung meruncing dan dasar datar

(rata)

Besar umbi : diameter 3,0 – 3,8 cm

panjang 2,5 – 2,8 cm

Warna umbi : putih agak keunguan

Jumlah siung per umbi : 14 – 17 buah

Bentuk siung : panjang 2,0 – 2,1 cm, lebar 1,04 – 1,1 cm

Warna siung : putih keunguan

Bau dan aroma : kuat

Produksi umbi : 6 – 8 ton umbi kering/ha

Susut bobot umbi (basah-kering) : 40 %

Ketahanan terhadap penyakit : -

Kepekaan terhadap penyakit : peka terhadap penyakit Alternaria sp

Keterangan : baik untuk daerah dengan ketinggian 600 – 900

m diatas permukaan laut

Peneliti : Winarno dan Aliudin

Page 38: SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Putih fileberdasarkan Permentan No. 73 Tahun 2013 sehingga dapat mempertahankan mutu hasil bawang putih, menekan kehilangan hasil/kerusakan dan memperpanjang

37

DESKRIPSI BAWANG PUTIH VARIETAS LUMBU PUTIH

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR : 273/Kpts/TP.240/4/1988 TANGGAL : 21 April 1988

Asal : lokal D.I. Yogykarta

Umur : 100 – 110 hari

Tinggi tanaman : 52 – 65 cm

Diameter batang semu : 1,25 – 1,50 cm

Kemampuan berbunga : tidak berbunga

Bentuk daun : silindris pipih

- panjang 35,0 – 43,0 cm

- lebar 1,3 – 1,5 cm

Warna daun : hijau tua, agak keabu-abuan

Banyak daun : 8 – 9 helai per tanaman

Habitus tanaman : berserak-agak tegak

Bentuk umbi : bentuk dasar bulat, mengarah kesegitiga

dengan dasar datar (rata)

Besar umbi : diameter 3,5 – 6,0 cm

panjang 2,6 – 4,0 cm

Warna umbi : putih, dengan garis-garis ungu tidak merata

pada ujung umbi

Jumlah siung per umbi : 17 – 27 buah

Bentuk siung : panjang 2,3 – 3,1 cm, lebar 1,3 – 1,7 cm

Warna siung : putih agak cream

Bau dan aroma : kurang kuat

Rata-rata hasil : 6,0 – 8,0 ton umbi kering per hektar

Susut bobot umbi : 35 – 40 %

Keterangan : baik ditanam didataran rendah dengan

ketinggian tempat sekitar 6 – 200 meter dari

muka laut