sop - penanganan obat kadaluarsa

Upload: pptrejeki

Post on 01-Mar-2016

1.020 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

RUMAH SAKIT

TRANSCRIPT

PEDOMAN DAN PROGRAM BIMBINGAN KEPERAWATAN

BAB 1

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Dalam rangka membina hubungan baik dengan lembaga Institusi Pendidikan yang terkait dalam proses pembelajaran para mahasiswanya untuk praktik di Rumah Sakit Islam Surabaya, diperlukan adanya pedoman pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan untuk menunjang dan memperlancar proses praktik klinik keperawatan.

Pengelolaan pembelajaran klinik dapat diartikan sebagai proses membelajarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan tingkat pendidikannnya. Pembelajaran klinik merupakan satu kesatuan proses pembelajaran yang dimulai dikelas dan dilanjutkan diklinik dimana klien berada yakni meliputi pemahaman pengetahuan, ketrampilan dan sikap keperawatan dan proses sosialisasi keprofesian ( Marifin Husin 1999 )Komponen yang terkait dalam pembelajaran klinik adalah pembimbing klinik ( CE : Clinikal Edukator ), Lahan praktek, panduan praktek klinik, mahasiswa, evaluasi praktek klinik. Berikut ini akan dibahas tentang Pedoman Pengelolaan Pembelajaran Klinik, yang didalamnya akan dibahas diantaranya : Pengertian pengertian istilah, Tujuan Bimbingan Praktik Klinik, Persiapan Pembelajaran Klinik, Pembimbing klinik, Konsep Rancangan Praktik Klinik, Metode Penugasan praktik Klinik, Evaluasi Pembelajaran Klinik, dan Ketentuan di Lahan praktek yakni di RSIS.

B. TUJUAN

Program praktek merupakan kelanjutan dari belajar di kelas yang berupa teori dan laboratorium, untuk itu praktek yang dilaksanakan harus bisa mengakomodasi tujuan instruksional pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan seoptimal mungkin. Sehingga tujuan dari bimbingan klinik pada saat peserta didik menjalani praktek klinik diantaranya sebagai berikut :1. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan kegiatan praktik klinik keperawatan peserta didik diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

2.Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktik klinik keperawatan, peserta didik mampu membuat asuhan keperawatan sesuai dengan tujuan yang meliputi :

1. Melaksanakan pengkajian.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan.

3. Menyusun rencana tindakan keperawatan

4. Melaksanakan rencana keperawatan / Implementasi

5. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikanC. SASARAN Seluruh pembimbing klinik di RS Islam Surabaya

BAB 2

KONSEP DASAR

PEMBIMBING KLINIK KEPERAWATAN

2.1 PENGERTIAN PENGERTIAN ISTILAHa. Pembelajaran Klinik atau Pengajaran klinik adalah suatu proses belajar mengajar untuk mencapai kompetensi klinik sesuai dengan kurikulum

b.Instruktur klinik / Clinikal Edukator ( CE ) adalah

Model yang akan dicontoh oleh peserta didik selama masa praktek di klinik dan merupakan seseorang yang bertanggungjawab dan berkewajiban melaksanakan pengajaran klinik. Idealnya ratio pembimbing dan peserta didik adalah 1 : 1 yang disebut preceptor. Seseorang yang melaksanakan bimbingan pembelajaran klinik dalam bentuk tindakan edukatif untuk memberikan pengalaman nyata dan membantu peserta didik secara optimal agar mereka dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan.c.Bimbingan praktek klinik adalah segala bentuk tindakan edukatif yang dilaksanakan oleh instruktur klinik untuk memberikan pengalaman nyata secara optimal dan membantu peserta didik agar mereka dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.d.Sarana Pembelajaran klinik adalah tempat mahasiswa mengaplikasikan teori kedalam pengalaman belajar klinik yang sering disebut lahan praktik, adapaun dalam pedoman ini yang di maksud lahan praktik adalah di Rumah Sakit Islam Surabaya.e.Mahasiswa atau Peserta didik adalah seorang yang sudah dinyatakan boleh mengikuti praktek klinik dilahan praktek sesuai persyaratan yang sudah ditentukan oleh pihak institusi pendidikan dan lahan praktik.f.Pedoman pembelajaran klinik adalah sebuah buku yang berisi tuntunan pembelajaran dan kompetensi kompetensi yang akan dicapai oleh mahasiswa selama proses pembelajaran klinik. Pedoman pembelajaran disusun oleh pembimbing dan disesuaikan dengan kompetensi serta kewenangan lulusan keperawatan. Buku pedoman dibawa oleh mahasiswa pada saat praktik klinikg.Rancangan Praktik Klinik.Adalah suata perencanaan yang harus dilakukan oleh pembimbing klinik (CE) sebelum peserta didik melakukan kegiatan di rumah sakit atau tatanan pelayanan lainnya agar saat pembimbingan pembimbing klinik sudah mempunyai konsep yang jelas dalam melakukan pembimbingan pada peserta didik.h.Metode Penugasan

Suatu bentuk bimbingan yang diberikan kepada peserta didik dengan memberikan kegiatan mandiri. Peserta didik melaksanakan kegiatan memberikan askep sesuai dengan kasus yang ditunjuk serta sesuai dengan target pencapaian tujuan.i. Evaluasi adalah proses perubahan pendidikan pada diri peserta didik yang yang dinamis, terus menerus dan saling terkait dengan proses belajar mengajar yang yang menekankan pada adanya hubungan perkembangan peserta didik. Evaluasi dapat juga kumpulan keterangan atau data yang sistematis untuk menetapkan apakah terjadi perubahan tertentu pada individu yang akan diambil data sesuai dengan tingkat perubahan yang telah ditetapkan ( Reilly, D.E dan Oermann, M.H, 1985 ).

BAB 3PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KLINIK KEPERAWATAN

DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

3.1 PERSIAPAN ADMINISTRASI3.1.1 Kesepakatan Kerja Sama (Memorandum of Understading)

Untuk dapat mengakomodasikan tujuan praktek yang sudah ditetapkan oleh institusi pendidikan maka lahan praktek (RSIS) perlu membuat nota kesepakatan dengan institusi pendidikan untuk menyepakati hal-hal yang berkaitan dengan program praktek yang meliputi :

1. Hak dan Kewajiban.

2. Program praktek yang diselenggarakan.

3. Instrumen-instrumen yang disepakati.4. Surat pemberitahuan tentang praktik klinik dari pendidikan ( 1 bulan sebelum pelaksanaan praktik klinik ).Dengan penandatanganan nota kesepakatan ini diharapkan dapat terjalin kerjasama saling menguntungkan antara institusi pendidikan dengan rumah sakit.

3.1.2 Penentuan kompetensi pembelajaran

a. Terdapat tujuan praktik klinik yang jelas dari pihak pendidikan.b. Adanya target kompetensi berdasarkan skala yang ditetapkan oleh pihak pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi RSIS.c. Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan metode pembelajaran yang disepakati antara pendidikan dan RSIS.d. Kontrak waktu kegiatan praktik klinik disesuaikan dengan target kompetensi yang sudah ditentukan .e. Terdapat instrumen penilaian pencapaian kompetensi. f. Adanya pengorganisasian pembelajaran klinik.3.1.3 Persiapan peserta didik

a. Telah mendapatkan teori dan lulus ujian laboratorium.b. Telah mengikuti kegiatan pembekalan dari pendidikan.c. Memiliki buku panduan pembelajaran klinik dari pendidikan.d. Menyusun kontrak belajar.3.1.4 Persiapan pembimbing klinik RSIS

Membuat rancangan praktek klinik yang meliputi diantaranya :

a. Menentukan tujuan yang akan dicapai oleh peserta didikb. Membuat jadwal peserta didik

c. Menentukan jumlah peserta didik

d. Target pencapaian kompetensi berdasarkan skala kompetensi

e. Pengorganisasian peserta didik

f. Metoda yang digunakan dalam pembelajaran klinik

g. Mekanisme, strategi dan proses penilaian

3.2 PEMBIMBING KLINIK / CLINICAL EDUKATOR ( CE )3.2.1 KRITERIA PEMBIMBING KLINIK / CLINICAL EDUKATOR ( CE ) RSIS

Perawat yang ditunjuk oleh pimpinan Rumah Sakit Islam Surabaya yang dianggap mampu dalam membimbing praktik keperawatan di Rumah Sakit Islam Surabaya. Persyaratan / kemampuan yang harus dimiliki pembimbing praktik ( CE ) adalah :

a).Persyaratan Profesional

Lulusan S-I Keperawatan atau D-III Keperawatan/ Kebidanan

Dapat sebagai Role model yang baik

Memiliki kompetensi pada unit kompetensi yang diujikan

Latar belakang profesi harus sesuai dengan program / sesuai dengan bidang kerjanya

Berasal dari unit pelayanan yang digunakan sebagai lahan praktik

Pengalaman klinik minimal 5 tahun termasuk 1 tahun di area klinik yang dikelola

Mempunyai Sertifikat Clinical Edukator ( CE )

Bersedia mengembangkan diri untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan pelayanan keperawatanb) Persyaratan Pribadi Mempunyai minat sebagai CE Mempunyai komitmen

Dapat memahami dan memotivasi mahasiswa dalam mencapai tujuan belajar.

Mempunyai perhatian dan minat baik terhadap individu maupun terhadap mahasiswa

Mempunyai sifat bersahabat dan penuh semangat

Bersedia menerima pendapat orang lain

Ada kemauan mengembangkan karier

Mempunyai etika baik / kepribadian yang menarik

c). Persyaratan Sosial

Mampu mengkomunikasikan bimbingannya dengan jelas

Dapat menjadi teladan bagi mahasiswa

Dapat menjalin hubungan baik dan dapat bekerja sama dengan tim kesehatan lain

Mau menghadiri rapat koordinasi pembimbing klinik yang dilaksanakan oleh Diklat maupun Asisten Wadir Klinik Bidang Keperawatan3.2.2 PERAN PEMBIMBING KLINIK / CLINICAL EDUKATOR( CE ) RSISPeran merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan social baik profesi keperawatan maupun luar profesi keperawatan. Peran pembimbing klinik dapat terdiri dari peran sebagai advokad, coordinator, educator, konsultan, pembaharu. Pembimbing klinik keperawatan diharapkan dapat memfasilitasi perkembangan kognitif, efektif dan psikomotor dari mahasiswa perawat dengan menjalankan berbagai peran sebagai pembimbing klinik secara maksimal.1. Peran sebagai advocad

Peran ini dilakukan pembimbing klinik dalam membantu mahasiswa mempertahankan dan melindungi hak mahasiswa atas pelayanan yang baik dan kesempatan melakukan praktek klinik keperawatan.

Menjembatani hubungan antara staf lahan praktik/perawat dan mahasiswa untuk mempermudah mahasiswa mendapatkan kesempatan praktik.

2. Peran sebagai educator/fasilitator

Sebagai pengajar klinik yang berkualitas: memiliki pengetahuan yang memadai; sikap yang sesuai; trampil dalam bidangnya; mampu berkomunikasi secara efektif dan menggunakan dirinya sebagai role model yang tepat yang sering kali ditiru oleh mahasiswa.

Terlibat langsung dalam proses pendidikan baik di institusi pendidikan keperawatan maupun institusi pelayanan kesehatan

Pembimbing perlu menjadi pengamat atau observer untuk mengumpulkan informasi tentang bagaimana peserta didik mengunakan kelompoknya serta memberikan umpan balik yang konkrit mengenai anggota kelompok secara keseluruhan.

Melakukan evaluasi terhadap mahasiswa selama melakukan praktik klinik keperawatan sesuai kondisinya.

Membantu mahasiswa mempertinggi pengetahuan dalam melakukan asuhan keperawatan mulai dari tahap pengkajian-evaluasi

Mengikuti perkembangan keperawatan

3. Peran sebagai coordinator Mengadakan pertemuan secara periodic dengan peserta didik dan pembimbing dari institusi pendidikan

Mengatur dan member pengarahan secara langsung kepada mahasiswa sebelum, selama dan sesudah praktik

Menguasai situasi yang ada dilahan praktik4. Peran sebagai konsultan

Tempat konsultasi terhadap masalah yang dialami peserta didik dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien.

Tempat konsultasi terhadap masalah yang dialami peserta didik diluar maslah pemberian asuhan keperawatan pada pasien sepanjang masih berhubungan dengan praktik klinik keperawatan yang dilakukan mahasiswa serta masih dalam lingkup wewenangnya. Peran ini dilakukan atas permintaan mahasiswa terhadap informasi tentang praktik keperawatan yang dilakukan.

5. Peran sebagai pembaharu (change Agent)

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan ulang praktik klinik keperawatan berdasarkan pada hasil evaluasi praktik klinik sebelumnya

Mengadakan kerja sama dengan institusi pendidikan yang membuat perubahan dalam praktik klinik keperawatan untuk kepentingan mahasiswa dan lahan praktik

Mengadakan perubahan yang sistematis dan terarah terhadap metode bimbingan, evaluasi praktik yang di anggap kurang tepat

Melaukan penelitian yang sesuai dengan tujuan dan prioritas tatanan klinik serta peningkatan kemampuan mahasiswa dilahan praktik

3.2.3 METODE BIMBINGAN KLINIKBimbingan klinik dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan praktik profesionalnya, untuk itu pembimbing klinik harus membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan metoda bimbingan yang efektif dan berkualitas. Penetapan bimbingan klinik yang tepat akan memberikan kepuasan bagi peserta didik sehingga termotifasi untuk menjalankan prinsip sehinggaa akhirnya dapat membantu meningkankat kualitas dalam pemberian asuhan keperawatan.Agar metoda pengajaran bimbingan berhasil diterapkan di klinik maka perlu pertimbangan dalam memilih metoda bimbingan yaitu :

1. Waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan metoda bimbingan dan waktu untuk mempersiapkan metoda tersebut.

2. Tempat dan perlengkapan alat-alat yang dibutuhkan.3. Biaya yang dibutuhkan.4. Jumlah peserta didik yang efektif untuk penerapan metoda.Metode bimbingan yang umum dilakukan di Indonesia :1. Konferensi Konferensi adalah bentuk diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah (Keliat,2003). Manfaat :

Peserta didik dapat mengemukakan pendapat melalui proses pemecahan masalah, Segera menerima umpan balik dari kelompok dan pembimbing.Hubungan antara pembimbing dan peserta didik dalam kelompok sangat penting untuk meningkatkan kelancaran diskusi, perasaan aman peserta didik dalam kelompok dengan peserta lain.

Konferensi yang sesuai dengan metode bimbingan di klinik adalah :

a. Konferansi awal (Pre Conference)Konferensi awal adalah diskusi tentang persiapan peserta didik untuk pengalaman praktik di klinik, membantu peserta didik dalam pengenalan masalah dan evaluasi.Konferensi awal dapat dilakukan secara individual atau kelompok tergantung kebutuhan peserta didik, pilihan pembimbing dan keadaan lahan praktik.b. Konferensi akhir (Post Confernce)Konferensi akhir adalah diskusi tentang penyelesaian masalah klien, evaluasi perkembangan klien dan pengalaman praktik.Konferensi ini dilakukan pada akhir praktik.Pelaksanaan konferensi adalah :1. Konferensi dipimpin oleh satu pembimbing klinik, jika memungkinkan didampingi oleh pembimbing klinik yang lain.

2. Upayakan pembimbing yang sama memimpin konferensi awal dan konferensi akhir.

3. Lama konferensi berkisar 30-60 menit disesuaikan dengan kondisi pembimbing klinik dan ruangan praktik

4. Pembimbing mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang ingin didiskusikan oleh peserta didik.

5. Pembimbing memotivasi peserta didik lain untuk member pendapat dan umpan balik untuk pemenuhan kebutuhan atau penyelesaian masalah.

6. Pembimbing menyimpulkan dan menambah informasi sehingga peserta didik mendapat informasi lengkap.

2. Bed side teachingBed side teaching adalah metode bimbingan klinik untuk meningkatkan kemampuan psikomotor peserta didik pada praktik keperawatan.

Cara pelaksanaan :

a. Diskusikan tentang tindakan dan tujuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh peserta didik. Umumnya dikaitkan dengan proses keperawatan yang ditetapkan.

b. Tentukan metode yang digunakan adalah observasi, kunjungan dan demonstrasi.

c. Pembimbing klinik memberikan contoh langsung pada situasi nyata, peserta didik melihat kemudian melakukannya.

d. Pembimbing klinik mengobservasi kegiatan atau tindakan keperawatan yang dilakukan oleh peserta didik.e. Setelah selesai pembimbing klinik mengajak peserta didik mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan memberi umpan balik.

3. Penugasan klinik.

Penugasan adalah penempatan peserta didik pada tempat praktik dengan tujuan memberikan pengalaman praktik klinik yang nyata sebagai tempat mengembangkan keterampilan professional.

Manfaat penugasan klinik :

Membantu peserta didik menggunakan konsep-konsep dan teori-teori dalam praktik,

Mempelajari cara belajar,

Mengembangkan keterampilan untuk memprioritaskan tindakan,

Memecahkan masalah

Mengambil keputusan.

Pelaksanaan penugasan klinik adalah :

a. Membuat kontrak yang jelas dengan peserta didik tentang penugasan klinik yang akan dilakukan seperti :

Lamanya waktu penugasan klinik,

Kompetensi yang harus dicapai (kehadiran, target, ceklist, laporan kasus),

Metode bimbingan dan

Metode evaluasi yang akan dilakukan. Penugasan membuat laporan tertulis dapat dilakukan sebagi persiapan praktik klinik atau bersamaan.

2) Setiap kelompok terdiri dari 8 orang peserta didik, masing-masing kelompok dibimbing oleh satu orang pembimbing.

Metode yang digunakan dalam penugasan klinik adalah : Diskusi kelompok.

Tujuan : Untuk membahas masalah-masalah atau kebutuhan-kebutuhan yang ditemukan dalam praktik klinik keperawatan. Pelaksanaan diskusi kelompok adalah :

a. Diskusi kelompok sebaiknya dilakukan pada pertengahan praktik klinik keperawatan pada hari tersebut dan dipimpin oleh satu orang pembimbing yang berfungsi sebgai fasilitator.

b. Mendiskusikan keberhasilan dan kesulitan dalam melakukan asuhan keperawatan kepada klien maupun isu-isu yang terkait dan menstimulus peserta didik untuk mencari penyelesaian.

3.2.4 KONSEP RANCANGAN PRAKTEK KLINIK

Sebelum melakukan bimbingan kepada peserta didik, Clinikal Edukator ( CE ) harus mepersiapkan diri dengan membuat rancangan praktek klinik pada peserta didik, adapun konsep dalam pembuatan rancangan klinik tersebut adalah sebagai berikut :

1 Fase Persiapan :a. Merencanakan ketrampilan & kompetensi yang akan dicapai

b. Menyiapkan alat evaluasi

c. Menentukan kasus

d. Perkenalan

2. Fase pelaksanaan

Kontrak belajar dan mengakaji kemampuan peserta didik3. Fasse Kerja :a. Orientasib. Memberi kasus sesuai target ketrampilan yang akan dicapai

c. Melaksanakan bimbingan ( bed side teaching )

d. Menggali masalah yang ada dan diskusi untuk penyelesaian masalah keperawatan

e. Menjelaskan tekhnik Keperawatan yang sudah dan yang akan belum dicapai

f. Melaksanakan evaluasi pencapaian tujuan praktek klinik

4. Fase Evaluasi meliputi :

a. Merefleksi hasil praktek klinikb. Menggali keunggulan dan kelemahanc. Peer review dan self evaluation3.2.5 FASE PELAKSANAAN BIMBINGAN KLINIK

1) Fase Persiapan

*Memberikan informasi tentang kasus terpilih

*Mengorientasikan peserta didik yang meliputi :

Ruangan dan alat-alat perawatan

Staf perawat, dokter, dan non perawat yang ada diruangan

Lain-lain yang dianggap perlu dalam menunjang kegiatan praktik.

*Menempatkan peserta didik dengan membuat jadwal penempatannnya, termasuk menentukan dinas jaga diruang perawatan dengan memperhatikan tujuan praktik.2)Fase pelaksanaan

*Memberikan bimbingan langsung kepada peserta didik

*Menerapkan metode bimbingan bervariasi

*Mendampingi peserta didik sesuai tingkat kemandiriannya

*Memberi sanksi kepada mahasiswa yang melakukan kesalahan sesuai aturan yang telah disepakati

* Melaporkan ke Diklat bila ada masalah dalam pelaksanaan praktik termasuk pelanggaran disiplin.*Melaksanakan pre conference conference - post conference

3)Fase Evaluasi

*Menganalisa laporan peserta didik

*Memberikan nilai terhadap target pencapaian kompetensi

*Mengirimkan hasil penilaian, absensi mahasiswa ke Diklat melalui Asisten Bidang keperawatan.

*Memberikan umpan balik atau tindak lanjut dari hasil evaluasi.3.2.6 EVALUASI BIMBINGAN KLINIKEvaluasi pembelajaran klinik keperawatan dimaksudkan sebagai proses untuk menentukan apakah tahapan-tahapan kemampuan klinik keperawatan telah dicapai oleh peserta didik sesuai dengan jenjangnya. Evaluasi klinik yang dilakukan secara tertulis, observasi, wawancara dan penerapan OSCE (Objektif Struktural Clinical Evaluation)

A. KONSEP EVALUASI BELAJAR PERFORMA KLINIKEvaluasi hasil pendidikan adalah proses sistematis untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pendidikan yang terdiri dari kegiatan mengukur dan menilai.Mengukur adalah kegiatan mengamati penampilan peserta didik berdasarkan indicator yang telah ditetapkan, menggunakan alat dan metode pengukuran tertentu. Menilai adalah membandingkan hasil pengukuran penampilan peserta didik dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan.Menurut W. Galo terdapat 4 ciri evaluasi dalam pengajaran :

1. Mengukur perubahan

Jika dihubungkan dengan tujuan pengajaran, maka perubahan yang diinginkan oleh program pengajaran adalah meningkatkan kemampuan keterampilan motorik

2. Bukti-bukti yang dikumpulkan sebagai dasar penilaian dan evaluasinya. Bukti tersebut perlu dideskripsikan secara jelas.

3. Pengukuran terhadap bukti-bukti yang dideskripsikan tersebut.pengukuran ini bersifat kuantitatif dengan hasil pengukuran berupa skoring4. Pengambilan keputusan

Berdasarkan hasil pengukuran, akhirnya perlu diambil suatu keputusan lulus dan tidak lulus.

Evaluasi klinik adalah kegiatan hasil pendidikan yang dilaksanankan diklinik atau tatanan tempat penbelajaran klinik mahasiswa untuk mengetahui pencapaian kompetensi yang harus dimiliki.

B. TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASIa. Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai ketrampilan atau pengetahuan dasar tertentub. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam belajarc. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didikd. Sebagai feedbackSiswa dapat : Mengetahui kekuatan-kekuatan maupun kelemahan-kelemahan diwaktu yang lampau, sehingga kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaiki dan kekuatan-kekuatan dapat ditingkatkan Mengetahui apakah ia belajar sesuai dengan kemampuannya Mengetahui apakah ia telah mempelajari apa yang seharusnya dipelajari dan dalam mempelajarinya itu apakah menggunakan cara-cara yang tepatMacam Evaluasi dikelompokkan menurut tujuan instruksional : (Suciati, 1997)

1. Aspek kognitifAdalah kemampuan berfikir mencakup intelektual yang sederhana sampai yang kompleks. Kemampuan yang dinilai :

Mengetahui Memahami,

Menerapkan,

Menganalisa,

Melakukan,

Sintesa

Evaluasi

2. Aspek afektif

Berhubungan dengan perasaan, emosi, system dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Kememapuan yang dinilai adalah : Proses sikap tertentu

Tingkah laku. Respon

3. Aspek psikomotor

Psikomotor adalah ketrampilan motorik atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot.

C. CIRI-CIRI TES YANG BAIK

1. Sahih (valid)

Evaluasi dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang sebenarnya diukur. Apabila yang diukur adalah sikap, tetapi evaluasi mengukur pengetahuan makan evaluasi tersebut tidak valid. Untuk mendapatkan tes yang valid, isi dan kedalaman tes perlu disesuaikan dengan tujuan atau sasaran belajar.

2. Dapat dipercaya (realibel)

Evaluasi dapat dikatakan realibel jika alat yang sama dilakukan tehadap kelompok siswa yang sama beberapa kali dalam waktu yang berbeda-beda atau situasi yang berbeda-beda akan memberikan hasil yang sama

3. Obyektif

Evaluasi dikatakan obyektif jika tidak mendapat pengaruh subyektif atau unsur pribadi dari pihak penilai. Suatu tes dikatakan memiliki obyektifitas apabila dalam melaksanakan tes ini tidak ada factor luar yang mempengaruhi.

4. Seimbang

Keseimbangan ini meliputi keseimbangan bahan, keseimbangan kesukaran dan keseimbangan tujuan. Bahan harus seimbang diantara berbagai pokok bahasan. Keseimbangan dalam kesukaran artinya antara yang mudah, sedang dan sukar harus dalam proporsi yang tertentu. Keseimbangan tujuan adalah keseimbangan dalam berbagai matra dalam kawasan tertentu antara penngetahuan pemahamana.,aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi dalam kawasan matra kognitif yang harus disusun dalam proporsi tertentu.

5. Membedakan

Suatu evaluasi harus dapat membedakan prestasi individual diantara sekelompok siswa. Evaluasi harus dapa membedakan siswa yang sangat berhasil, cukup berhasil, kurang berhasil, gagal dan sebagainya.

6. Norma

Evaluasi yang baik, hasilnya mudah ditafsirkan. Hal ini menyangkut tentang adanya ukuran atau norma tertentu untuk menafsirkan hasil evaluasi dari setiap siswa.

7. Fair

Evaluasi yang fair mengemukakan persoalan-persoalan dengan wajar, tidak bersifat jebakan dan tidak mengandung kata-kata yang bersifat menjebak. Disamping itu terdapat keadilan untuk setiap siswa yang dievaluasi.

8. Praktis

Baik ditinjau dari segi pembiayaan maupun dari segi pelaksanaan, evaluasi harus efisien dan mudah dilaksanakan.

D. ASPEK YANG DINILAI

Menurut Bradshaw ( 1989 ), aspek yang perlu di evaluasi pada performan klinik meliputi 4 ketrampilan :1. Kemampuan Sosial

- Bekerja dengan sejawat

- kesadaran diri

2. Ketrampilan berkomunikasi

- Berbicara dan mendengar

- Membaca dan menulis

3. Ketrampilan praktek

- Menggunakan alat

- Teknik aseptic

- Pemberian Obat

4. Kemampuan mengambil keputusan

- Asuhan Keperawatan

- Manajemen

- Pendidikan kesehatan

E. METODA EVALUASI KLINIK

1. OBSERVASI

Untuk mengevaluasi penampilan psikomotor, sikap perilaku, interaksi baik verbal maupun non verbal. Untuk mengurangi kecenderungan subyektivitas, metoda observasi perlu didukung dengan perangkat evaluasi berupa :

Kejelasan aspek yang dinilai dan pemberian nilai (score), alat evaluasi dapat berupa chek list

Pemberian umpan balik dilakukan segera setelah observasi dilaksanakan disertai proses diskusi. Hal ini dilakukan untuk validasi dan klarifikasi terhadap kwalitas penampilan yang dievaluasi

Dinilai lebih dari satu orang 2. TERTULIS

Metoda tertulis dilaksanakan untuk mengevaluasi kemampuan kognitif. Aplikasi dan pemecahan masalah. Metoda ini diberikan dangan cara memberi penugasan pada peserta didik.

Contoh penugasan mahasiswa yang dijadikan bahan evaluasi dapat berupa :

Studi kasus

Rencana keperawatan

Laporan proses keperawatan

Rencana pendidikan kesehatan

Penugasan tertulis lain3. LISAN

Metoda ini dimaksudkan untuk terjadinya Tanya jawab terhadap pertanyaan yang diajukan oleh penguji, tetapi metoda ini perlu didukung oleh perangkat evaluasi yang jelas untuk member pertanyaan dan member nilai.

Secara spesifik metoda ini digunakan pada:

Saat pembimbing melakukan validasi terhadap data yang dikumpulkan dalam menyusun renpra

Menilai alasan yang digunakan mahasiswa untuk melakukan tindakan

Menilai kemampuan mahasiswa terhadap pembuatan kasus.4. OSCE

OSCE (Obyektif struktur clinical evaluation) adalah metoda untuk menilai penampilan / kemampuan klinik secara terstruktur dan bersifat objektif. Melalui OSCE dapat dievaluasi secara bersamaan kognitif, psikomotor, sikap.

1. Pelaksanaan OSCE

b. Tempatkan secara terpisah diruang evaluasi (10 terminal), yang berisi:

Soal/instruksi

Klien

Alat

Staf (bila perlu)

c. Beri nomor urut setiap terminal, tambahkan 2 terminal untuk istirahat. Jadi jumlah terminal keseluruhan adalah 12

d. Penanggung jawab memonitor pelaksanaan OSCE, setiap terminal dilalui dalam waktu 5 menit. Jadi waktu keseluruhan 12x5=60 menit.

e. Pelaksanaan :

Tahap awal tampakkan 12 orang mahasiswa menempati 121 terminal

Setiap 5 menit penanggung jawab member tanda untuk mahasiswa berpindah terminal searah jarum jam

Sebelum meninggalkan ruangan, mahasiswa menyerahkan jawaban tertulis kepada penganggung jawab

6) PEMBERIAN NILAI

Pemberian nilai dilakukan secara bertahap sepanjang kegiatan pengalaman belajar klinik berlangsung. Patokan nilai dapat digunakan sesuai standar yang lazim digunakan, selain itu perlu diperhitungkan pembobotan.

Pada dasarnya kegiatan evaluasi klinik harus didukung dengan sarana pencatatan yang baik (lihat lampiran), sehingga memungkinkan bagi team pengajar mendapatkan data tentang penampilan mahasiswa, menganalisanya dan menetapkan nilai atau tingkat keberhasilan mahasiswa serta membuat keputusan.

7) KEPUTUSAN DAN PEMBERIAN PREDIKAT

Tahap akhir dari rangkaian evaluasi adalah membuat keputusan, apakah mahasiswa dapat dikatakan berhasil atau tidak dan sejauh mana keberhasilannya. Untuk itu perlu ditentukan nilai batas lulus. Pemberian predikat dari hasil penilaian dapat disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada masing0masing institusi, mulai sangat memuaskan atau sangat kurang.

8) PENCATATAN DAN PELAPORAN Pencatatan hasil bimbingan ditulis pada lembar kerja untuk setiap peserta didik ( Biasanya disiapkan oleh pihak pendidikan, dan kalau tidak disiapkan maka CE harus menyiapkan ), apakah pada tingkat bantuan penuh, dapat dilepas sedikit bantuan atau sudah mandiri dengan mengerjakan tindakan Keperawatan sesuai standart Hasil bimbingan dilaporkan kepada pembimbing institusi pendidikan dengan beberapa catatan khusus apabila diperlukan.3.3 PERSIAPAN MAHASISWA.Proses keperawatan adalah : penerapan pemecahan masalah keperawatan secara ilmiah yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan secara sistematis dan melaksanakannya serta mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (Ann Marriner).Asuhan keperawatan diberikan atas dasar ketidaktauan, ketidakmampuan dan ketidakmauan klien memenuhi kebutuhan dasarnya. Seorang perawat dituntut memberi asuhan yang komperhensif sehingga pelayanan yang bermutu dapat dirasakan oleh klien maupun perawat itu sendiri.Mahasiswa harus menyiapkan diri untuk mulai melaksanakan asuhan keperawatan paripurna. Untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang paripurna diperlukan kelengkapan data kesehatan meliputi :

3.3.1 STANDAR I : Pengkajian KeperawatanAdalah proses pengumpulan, pengorganisasian, validasi, dan pencatatan data tentang status klien.A. KOMPETENSI YANG HARUS DICAPAI :1) KOGNITIF :a. Mengetahui data apa yang diperlukan untuk mengembangkan rencana keperawatan yang efektif sesuai dengan kebutuhan klien.b. Mengetahui kebutuhan spesifik klien yang harus dikaji dan cara untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.c. Mengetahui bagaimana cara menggunakan tekhnik wawancara dan perkembangan dari fase orientasi, kerja dan terminasi.d. Mengetahui bagaimana menggunakan metode inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mengumpulkan data selama pemeriksaan fisik.e. Mengetahui hubungan antara standart perawatan dengan peraturan institusi2) TEKNISa. Kemampuan menggunakan dan melakukan teknik pengumpulan data dengan tepat.3) INTERPESONAL

a. Mampu membina hubungan saling percaya P-K sesuai dengan tanggung jawab perawatan.

b. Mampu berkomunikasi dengan klien dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan klien.

c. Mampu bekerja sama dengan tim kesehatan yang terlibat untuk mengkaji kebutuhan perawatan klien.

4) ETIKA

1. Komitmen untuk melakukan apapun yang diperlukan untuk mengumpulkan data dan mencatat data dasar yang adekuat.

2. Mampu memberikan pelayanan yang dapat dipercaya dan memberikan dukungan kepada klien dengan efektif.

B. TAHAPAN PENGKAJIAN KEPERAWATANPengkajian keperawatan meliputi :

1. Pengumpulan data :Kriteria :

a) Menggunakan format yang baku

b) Sistematis

c) Diisi sesuai item yang tersedia

d) Actual ( baru )

e) Abasah ( valid )

2. Pengelompokan DataKriteria :a) Data biologisb) Data psiklogisc) Data sociald) Data spiritual

b. Perumusan masalahKriteria :a) Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan.

b) Perumusan masalah di tunjang oleh data yang telah dikumpulkan

3.3.2 STANDAR II : Diagnose KeperawatanAdalah : suatu penilaian klinis yang merupakan respon aktual atau potensial dari masalah kesehatan atau proses kehidupan, yang meliputi individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat. Diagnose keperawatan menyediakan dasar bagi perawat untuk melaksanakan tindakan keperawatan, yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.Diagnose keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisa dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien.Tahap tahap diagnosis keperawatan:

1. Interpretasi dan anlisa data

2. Menyusun dan melakukan validasi diagnosis keperawatan.

A. KOMPETENSI YANG HARUS DICAPAI:

1) KOGNITIF:

1. Mampu berpikir kritis dan menggunakan untuk alasan diagnostik.2. Mampu untuk mengembangkan diagnosis keperawatan sesuai dengan masalah kesehatan klien.

3. Mengetahui hubungan antara standard dan peraturan institusi.

2) TEKNIS:

1. Mampu memilih literature yang diperlukan untuk mengembangkn daftar prioritas diagnosis keperawatan.

2. Mampu menggunakan sistem pencatatan yang tepat untuk mencatat daftar prioritas diagnosis keperawatan.

3) INTERPERSONAL:

1. Mampu membina hubungan saling percaya P-K sesuai dengan pengetahuan yang diperlukaan klien.

2. Mampu berkomunikasi dengan klien dengan tetap memperhatikan kesehatan klien.

4) ETIKA:

1. Komitmen menyusun apa saja yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengkomunikasikan daftar prioritas diagnosis keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.2. Mampu memberikan pelayanan yang dapat dipercaya dan memberikan dukungan kepada klien dengan efektif.B. TAHAPAN PERUMUSAN DIAGNOSAKriteria :1. Diagnose keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien.

2. Dibuat sesuai dengan wewenang perawat.

3. Komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan gejala / tanda ( PES ) atau terdiri dari masalah dan penyeab ( PE )

4. Bersifat actual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi.

5. Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar akan terjadi.6. Dapat ditangulangi oleh perawat.3.3.3 STANDAR III : Perencanaan Keperawatan

Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah masalah klien.LANGKAH PERENCANAAN

1. Menyusun prioritas

2. Menentukan tujuan dan kriteria hasil

3. Menentukan rencana tindakan keperawatan

4. Mengkomunikasikan perencanaan keperawatan A. KOMPETENSI YANG HARUS DICAPAI:

1) KOGNITIF:

a. Mengetahui informasi apa saja yang diperlukan untuk menyusun perencanaan keperawatan yang efektif sesuai dengan kebutuhan kesehatan klien (bagaimana menyusun prioritas, menentukan tujuan / kriteria hasil dan strategi evaluasi, menentukan tindakan keperawatan dan mengkomunikasikan perencanaan keperawatan).

b. Mengetahui hubungan standar perawatan dengan peraturan institusi.

c. Mampu berpikir kritis tentang kebutuhan klien terhadap asuhan keperawatan.

2) TEKNIS:

a. Mampu memilih literatur yang diperlukan untuk menyusun perencanaan keperawatan.b. Mampu menggunakan sistem dokumentasi yang tepat untuk mengkomunikasikan perencanaan keperawatan klien.

3) INTERPERSONAL:

a. Mampu membina hubungan saling percaya P K dengan tetap memperhatikan tanggung jawab perawatan.

b. Mampu empati dengan klien, berusaha bersama dengan klien untuk mencapai tujuan dan memberikan pujian pada klien bila tujuan tercapai.

c. Mampu bekerjasama dengan anggota tim kesehatan yang memberikan perawatan.

4) ETIKA:

a. Mampu melakukan komunikasi dengan tepat dan tetap menghargai klien.b. Komitmen melakukan apapun yang diperlukan untuk menjaga kesehatan klien dengan tetap memperhatikan tanggung jawab professional.c. Mampu memberikan pelayanan yang dapat dipercaya dan memberikan dukungan kepada klien dengan efektif.C. TAHAPAN PERENCANAAN Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose keperawatan.Komponen perencanaan keperawatan meliputi :1. Prioritas masalah :

Criteria :

a. Masalah masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas pertama.

b. Masalah masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah prioritas kedua.

c. Masalah masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas ketiga.

2. Tujuan asuhan keperawatan

Criteria :

a. Spesifikb. Bisa diukurc. Bias dicapaid. Realistic e. Ada batas waktu

3. Rencana tindakan :

Criteria :

a. Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan

b. Melibatkan pasien / keluarga

c. Mempertimbangkan latar belakan budaya pasien / keluarga

d. Menentukan alternative tindakan yang tepat

e. Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku, lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada.f. Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien

g. Kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya mudah dimengerti.

3.3.4 STANDAR IV : Intervensi KeperawatanIntervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan keluarga.

Implementasi / pelaksanaan adalah: inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.

Implementasi di sesuaikan dengan RENPRA

LANGKAH LANGKAH

1. Melaksanakan rencana tindakan

2. Melanjutkan pengumpulan data dan modifikasi rencana tindakan

3. Dokumentasi tindakan keperawatan yang telah di lakukan.

A. KOMPETENSI YANG HARUS DICAPAI:1) KOGNITIF:

1. Mengetahui apa yang diperlukan untuk melakukan perencanaan keperawatan yang efektif sesuai dengan kebutuhan klien.

2. Mengetahui hubungan antara standar perawatan dan peraturan institusi.2) TEKNIS:

1. Mampu menggunakan peralatan dan teknik yang tepat dalam melakukan perencanaan keperawatan.

3) INTERPERSONAL:

1. Mampu membina hubungan saling percaya antara P K yang didasarkan pada tanggung jawab perawatan.

2. Mampu berkomunikasi dengan klien dan tetap memperhatikan kesehatan klien.

3. Mampu bekerjasama dengan anggota tim pelayanan kesehatan yang terlibat dalam perawatan klien.

4) ETIKA:

1. Komitmen untuk melakukan apapun yang dibutuhkan untuk melaksanakn rencana dengan sukses.

2. Mampu memberikan pelayanan yang dapat dipercaya dan memberikan dukungan kepada klien dengan efektif.

3. Konsisten menggunakan tindakan yang aman saat melakukan tindakan keperawatan.

c. TAHAPAN PELAKSANAAN1. Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan

2. Menyangkut keadaan bio psiko spiritual pasien

3. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien / kelarga

4. Sesuai dengan waktu yang ditentukan

5. Menggunakan sumber daya yang ada

6. Menerapkan prinsip aseptic dan antiseptic7. Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy dan mengutamakan keselamatan pasien8. Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien9. Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan pasien10. Mencatat semua semua tindakan yang sudah dilaksanakan11. Menerapkan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan12. Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis yang telah ditentukan.Intervensi keperawatan berorientasi pada 14 komponen keperawatan dasar meliputi :a. Memenuhi kebutuhan oksigen

b. Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit

c. Memenuhi kebutuhan eliminasi

d. Memenuhi kebutuhan keamanan

e. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyaman fisik

f. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur

g. Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani

h. Memenuhi kebutuhan spiritual

i. Memenuhi kebutuhan emosional

j. Memenuhi kebutuhan komunikasi

k. Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis

l. Memenuhi kebutuhan pengbatan dan membantu proses penyembuhan

m. Memenuhi kebutuhan penyuluhan

n. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi3.3.5 STANDAR V : Evaluasi Keperawatan

Adalah: Tindakan yang intelektual untuk melengkapi proses keperawatan dengan mengindikasikan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah berhasil dicapai. Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodek, sistemis dan berencana ntuk menilai perkembangan pasien.TAHAP TAHAP EVALUASI:

1. Mengukur pencapaian tujuan

2. Mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi kegagalan dan pencapaian tujuan.

3. Memodifikasi rencana keperawatan, jika ada indikasi.

A. KOMPETENSI YANG HARUS DICAPAI:1) KOGNITIF:1. Mengetahui informasi apa saja yang diperlukan untuk evaluasi atau perencanaan keperawatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan kesehatan klien (mampu mengukur kemampuan klien mencapai tujuan dan berpikir kritis tentang faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan)

2. Mengetahui bagaimana memodifikasi perencanaan keperawatan, jika ada indikasi atau melihat kembali variable lain yang mempengaruhi pencapaian tujuan.

3. Mengetahui hubungan antara standar perawatan dengan peraturan intitusi.2) TEKNIS:

1. Mampu menggunakan sistem pencatatan dengan tepat tentang perkembangan pencapaian tujuan.

3) INTERPERSONAL:

1. Mampu mempertahankan hubungan saling percaya P K dengan tatap memperhatikan tanggung jawab perawatan.

2. Mampu berkomunikasi dengan klien dan tetap memperhatikan kesehatan klien serta memperhatiak pencapaian tujuan

3. Mampu bekerjasama dengan tim kesehatan yang mempengaruhi kemampuan klien mencapai tujuan.

4) ETIKA:

1. Komitmen melakukan apapun yang diperlukan untuk mengevaluasi pencapain tujuan.

2. Mampu memberikan pelayanan yang dapat dipercaya dan memberikan dukungan kepada klien dengan efektif

B. TAHAPAN EVALUASI KEPERAWATAN:

1. Setiap tindakan keperawata dilakukan evaluasi

2. Evaluasi hasil menggunakan indicator yang ada pada rumusan tujuan

3. Hasil evaluasi seger dicatat dan di komunikaskan

4. Evaluasi hasil melibatkan pasien, kelarga Dan tim kesehatan

5. Evaluasi dilakukan sesuai denga standar3.3.6 STANDAR VI : Catatan Asuhan KeperawatanCatatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual.

1. Dilakukan selama pasien dirawat nginap dan rawat jalan

2. Dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan

3. Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan

4. Penulisannya harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang baku

5. Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan

6. Setiap pencatatan harus mencantumkan initial / paraf / nama perawat yan melaksanakan tindakan dn waktunya

7. Menggunakan formulir yang baku

8. Disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3.4 KETENTUAN DILAHAN PRAKTIK : RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

Ketentuan Pelaksanaan Mahasiswa Praktik Keperawatan di Rumah Sakit Islam Surabaya, meliputi :a. Ketentuan Pokok1) Adanya perjanjian kerjasama antara Rumah Sakit Islam Surabaya dengan Institusi Pendidikan yang bersangkutan2) Institusi pendidikan yang bersangkutan mengajukan surat permohonan kepada Direktur Rumah Sakit Islam Surabaya, dengan melampirkan proposal tembusan kepada Diklat RSIS dan Bidang Keperawatan Rumah Sakit Islam Surabaya .3) Permohonan diajukan sekurang-kurangnya 1 bulan sebelumnya guna penyusunan jadwal.4) Sebelum praktik diruangan mahasiswa yang bersangkutan wajib mengikuti pengarahan dari pimpinan Rumah Sakit Islam Surabaya atau pejabat yang ditunjuk.5) Wajib mengikuti orientasi di Rumah Sakit Islam Surabaya 6) Rumah Sakit Islam Surabaya berhak memutuskan hubungan dengan pihak Institusi pendidikan yang bersangkutan apabila tidak mematuhi atau melanggar aturan atau ketentuan yang telah ditetapkan.b. Ketentuan KhususLama Praktik klinik disetiap ruangan minimal 2 minggu atau menurut waktu yang disepakati dengan Institusi Pendidikan yang bersangkutan.a. Mahasiswa yang akan melaksanakan Praktik harus sudah mendapatkan teori Praktik klinik dan teori laboratorium klinik dari institusi pendidikan sesuai dengan ruangan yang akan digunakan untuk Praktik klinik.b. Pembimbing mahasiswa dari institusi yang bersangkutan melakukan bimbingan dan secara aktif memantau mahasiswanya yang sedang Praktik dilapangan.c. Mahasiswa wajib menguasai dan memahami Tujuan Instruksi Umum dan . Khusus ( TIU dan TIK ).c. Kewajiban Rumah Sakit Islam Surabaya a. Memberikan fasilitas dan sarana berupa tempat Praktik klinik dan bantuan pembimbing praktek klinik di lapangan.b. Mengatur mahasiswa dalam melaksanakan Praktik klinik di Rumah Sakit Islam Surabaya.c. Memberikan pengarahan umum tentang kebijakan Rumah Sakit Islam Surabaya.d. Memberikan bimbingan dan pengalaman praktek klinik kepada mahasiswa yang menyangkut aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai dengan tujuan praktek.e. Memberikan teguran/ sanksi kepada mahasiswa yang melakukan kesalahan dalam praktik asuhan keperawatan atau mengembalikan mahasiswa praktek kepada pihak pendidikan apabila telah melanggar disiplin dan ketentuan atau tata tertib dari Rumah Sakit Islam Surabaya.f. Memberikan evaluasi kepada mahasiswa dan masukan untuk perbaikan sistem bimbingan praktek kepada institusi pendidikan diakhir dinas/ praktek.g. Berhak menugaskan mahasiswa kapan saja apabila pada saat itu ada KLB ( Kejadian Luar Biasa ) di Rumah Sakit Islam Surabaya.d. Kewajiban Pihak Institusi Pendidikana. Membekali mahasiswa yang akan praktik dengan teori dan praktik laboratorium di kelas.b. Mematuhi peraturan atau ketentuan tentang praktek klinik keperawatan yang telah ditentukan oleh Pimpinan Rumah Sakit Islam Surabaya.c. Memberikan bimbingan dan memantau secara aktif pada mahasiswanya yang sedang menjalankan praktik dilapangan.d. Memberikan evaluasi / masukan untuk perbaikan terhadap sistem bimbingan praktek lapangan.e. Kewajiban Mahasiswa Yang Menjalankan Praktek

a. Wajib mematuhi peraturan/ ketentuan yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Islam Surabaya.b. Wajib mengikuti acara orientasi atau pengarahan dari Pimpinan Rumah Sakit Islam Surabaya atau pejabat yang ditunjuk.c. Wajib mengikuti bimbingan dari Kepala Ruangan, Clinical Instruction ( CI ) dan perawat ruangan .d. Wajib mematuhi tata tertib yang ada diruangan masing-masing.e. Wajib mengikuti evaluasi akhir yang diberikan oleh pembimbing di ruangan.f. Tata Tertib Mahasiswa

a. Menggunakan pakaian dan identitas yang telah ditentukan dari Institusi pendidikan ( khusus yang perempuan berbusana muslimah ) dan tidak boleh memakai perhiasan, kecuali jam tangan.b. Mengikuti kegiatan belajar mengajar atau diskusi, visite dan operan jaga ditempat kerja. c. Dapat membantu kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Islam Surabaya.d. Dapat menjaga rahasia jabatan, berlaku sopan dan ramah, baik kepada staf perawat, dokter, non perawat, teman sejawat, dan terutama pasien maupun keluarga pasien yang ada di Rumah Sakit Islam Surabaya.e. Harus menjaga kebersihan lingkungan, serta berpartisipasi dalam program penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya.f. Selalu menjaga dan menggunakan alat yang ada di Rumah Sakit sesuai dengan petunjuk yang ada.g. Tidak diperkenankan meminjam alat-alat Rumah Sakit atau membawa pulang/keluar Rumah Sakit tanpa seijin Kepala Ruangan atau Pembimbing Praktik.h. Mahasiswa yang sengaja atau tidak sengaja telah membuat rusak atau hilang alat yang ada di tempat praktik diwajibkan menggantinya.i. Wajib membuat laporan kegiatan sesuai denga ketentuan yang ada dan harus diketahui dan diteliti Pembimbing Praktik atau Ruangan.j. Mahasiswa yang melanggar tata tertib diatas akan mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.k. Datang dan pulang tepat pada waktunya serta mengisi daftar hadir / absensi di komputer front ofice yang telah tersedia dengan jam dinas ditentukan sebagai berikut : Dinas Pagi : Pukul 07.00 14.00

Dinas Sore : Pukul 14.00 21.00

Dinas Malam : Pukul 21.00 07.0012) Bila berhalangan hadir, wajib membuat surat keterangan yang syah kepada Pembimbing Praktik atau Kepala Ruangan yang telah disyahkan oleh bagian pendidikan.13) Setelah selesai menjalankan praktik diwajibkan minta ijin kepada pembimbing praktik, penanggungjawab ruangan yang ditempati, serta diwajibkan menulis saran dengan jujur di buku yang telah disediakan untuk perbaikan bimbingan selanjutnya.

g. Tugas Mahasiswa

a. Melaksanakan tugas praktik klinik keperawatan sesuai dengan jadwal yang diberikan.b. Memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan tujuan Praktik.c. Melaksanakan prosedur keperawatan sesuai dengan kebutuhan kliend. Meminta bimbingan dan penilaian prosedur ketrampilan kepada pembimbing klinik keperawatan di ruangan atau perawat senior yang ditunjuk sesuai target yang dicapai.e. Membuat studi kasus atau laporan kegiatan bimbingan praktik klinik keperawatan.f. Mengumpulkan hasil studi kasus atau laporan kegiatan praktik klinik keperawatan.

h. Sanksi

a. Apabila mahasiswa tidak hadir praktik 1 hari tanpa pemberitahuan sebelumnya, maka harus mengganti 2 hari praktik.b. Apabila mahasiswa tidak masuk praktik dengan pemberitahuan sebelumnya, maka harus mengganti sesuai dengan jumlah hari tidak masuk.c. Apabila Mahasiswa tidak masuk karena sakit dengan melampirkan surat keterangan dari dokter, maka harus mengganti sesuai dengan jumlah hari tidak masuk.d. Terlambat lebih dari 15 menit, wajib mengganti 1 hari kerja.e. Apabila memecahkan alat, harus mengganti alat atau uang sesuai dengan harga rumah sakit.f. Apabila salah dalam pemberian tindakan baik berdampak ringan atau fatal, maka akan diberikan sanksi lain yang akan ditentukan oleh pendidikan.g. Apabila tugas dan praktik tidak tercapai pada waktu yang telah ditentukan, maka harus melengkapinya pada waktu pengkayaan.i. Lain Lain Yang Perlu Diperhatikan Mahasiswa1) Bekerja sesuai etika keperawatan2) Bekerja dengan serius3) Mengetahui perasat ( Standar Prosedur ) yang harus dikerjakan atau bisa menyebutkan secara benar4) Dapat mengerjakan perasat atau prosedur kerja secara aktif dan didampingi CE atau perawat ruangan.h. Dilarang meningggalkan ruangan tanpa ijin kepala ruangan atau pembimbing ruangan.i. Apabila membuat kesalahan dalam mengerjakan perasat harus membuat surat pernyataan diketahui kepala ruangan./ pembimbing ruangan.j. Sesuai dengan kebijakan Direksi RSIS bahwasanya ruangan kelas I sampai dengan diatasnya tidak diperkenankan untuk dipakai praktik klinik.j. Perlu adanya penambahan dan pengadaan alat yang menunjang pelaksanaan program bimbingan Diusulkan oleh masing-masing kepala ruangan kepada Direktur RSIS melalui manager keperawatan.BAB 4

PENUTUP

Demikian buku pedoman pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan di Rumah Sakit Islam Surabaya kami susun, semoga dapat dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan bimbingan kepada mahasiswa atau peserta didik yang ada di Rumah Sakit Islam Surabaya. Adapun masukan dan saran untuk perbaikan buku pedoman pembelajaran klinik keperawatan ini kami harapkan guna peningkatan pelaksanaan bimbingan yang ada di Rumah Sakit Islam Surabaya dimasa mendatang.

Lampiran:1 ( satu )

PETUNJUK ACARA PENERIMAAN / ORIENTASI

MAHASISWA PRAKTIK KEPERAWATAN

DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA1. Pembukaan

2. Sambutan sambutan :

i. Institusi Pendidikan yang mengirim mahasiswa ( acara penyerahan mahasiswa Praktik )

ii. Pimpinan Rumah Sakit Islam Surabaya atau pejabat yang ditunjuk3. Perkenalan staf dan pembimbing Praktik

4. Pengarahan / orientasi :

a. Penjelasan garis besar atau gambaran umum Rumah Sakit Islam Surabaya yang meliputi :1) Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Surabaya 2) Visi, Misi, Motto dan Tujuan Rumah Sakit Islam Surabaya 3) Peran dan fungsi Diklat4) Sistem pelayanan di Rumah Sakit Islam Surabaya 5) Lain-lain yang dianggap perlu

b. Penjelasan tata tertib praktik.

4.Penutup

5.Pengenalan lingkungan Rumah Sakit Islam Surabaya dengan melihat langsung ruangan yang ada kaitannya dengan praktik ( sesudah penutup ).

Lampiran : 2 ( dua )

PROGRAM BIMBINGAN

No.KegiatanSasaranWaktu PelaksanaanKeterangan

200620072008

1.Praktik Klinik KeperawatanSTIKES YARSISXXXSudah berjalan, MOU ada

2.Praktik Klinik KebidananSTIKES YARSISXXXSudah berjalan, MOU ada

3.Praktik Klinik S1 Keperawatan STIKES YARSISXXXSudah berjalan MOU ada

4.Praktik Klinik Keperawatan / KebidananAkper / Akbid Institusi Pendidikan LainXXXSudah berjalan, MOU ada

5.Pre Conference Conference dan post Conference di unit perawatanMahasiswa Praktik Klinik KeperawatanPada saat Pelaksanaan Praktek Klinik

6.Presentasi kasusMahasiswa Praktik Klinik KeperawatanPada akhir Praktek Klinik Keperawatan

7.Pelatihan CEPerawat RSISBila ada jadwal pelatihan Peruangan / perunit keperawatan minimal 1 orang

8.Pengadaan buku keperawatanBuku keperawatan dan kebidanan sebagai pendukung dalam program bimbingan

18- 33 -

Pedoman pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan/S2P2/2010/BidKep