sop pemasangan pipa edit

Upload: prihanantosa

Post on 18-Oct-2015

355 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Microsoft Word - 9 CLEAN CONSTRUCTION 28 juni 2011

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)KONSTRUKSI PIPA AIR LIMBAHA. PEKERJAAN PERSIAPANA.1. Survey TopografiSurvey topografi merupakan bagian dari pekerjaan persiapan yang mengawali seluruh rangkaian pekerjaan, meliputi kegiatan: Pengecekan ulang elevasi rencana. Menyebarkan titik-titik panduan diseluruh wilayah kerja. Menentukan titik-titik (koordinat) posisi manhole.

Penentuan Titik Koordinat Posisi Manhole1. Pemeriksaan ulang elevasi rencanaPemeriksaan ulang elevasi rencana perlu dilakukan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam rentang waktu antara perencanaan dengan pelaksanaan sekaligus memeriksa kebenaran/akurasi survey perencanaan.

Pemeriksaan Ulang Elevasi Rencana

Dalam pelaksanaan survey topografi digunakan titik acuan yang ditentukan oleh perencana dan menggunakan titik Benchmark (BM) yang tersebar di seluruh wilayah survey. Titik referensi utama adalah Benchmark Titik Tinggi Geodesi (TTG) 1615 yang ditetapkan oleh Badan Koordinator Survey dan Pemetaan Nasional (BAKORSURTANAL) serta benchmark yang ditetapkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) 13.2. Penyebaran titik panduan di seluruh wilayah kerja dan menentukan titik (koordinat) posisi manholeTujuan dari penyebaran titik-titik panduan bantuan ini adalah bila di suatu lokasi hendak dilakukan pemasangan pipa, maka titik panduan bantuan tersebut dapat dipergunakan sebagai acuan dalam menentukan elevasi invert saluran. Titik lokasi manhole dan titik panduan bantuan tersebut harus dilengkapi informasi mengenai nomor, koordinat, elevasi invert, dan elevasi permukaan jalan.

Diagram Alir Survey Topografi dan Penentuan Posisi Manhole di Lapangan

A.2. Test PitTest pit adalah kegiatan untuk mengetahui utilitas yang ada di bawah permukaan tanah. Utilitas tersebut berupa pipa PDAM, kabel PLN dan Telkom, serta utilitas lainnya yang mungkin ada. Bila ternyata dalam test pit ditemukan adanya utilitas yang menghalangi jalur pipa, maka jalur pipa tersebut harus disesuaikan.Penyesuaian dengan memindahkan posisi pipa (dari tepi jalan ke tengah jalan atau sebaliknya). Atau bila ternyata memungkinkan, perubahan yang dilakukan adalah memindahkan utilitas bersangkutan dengan berkoordinasi dengan instansi terkait.

Diagram Alir Test PitA.3. Pemeriksaan Kondisi Bangunan ExistingSebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor perlu melakukan pemeriksaan terhadap kondisi existing bangunan yang ada di sekitar lokasi kegiatan, seperti adanya retak pada bangunan, tembok atau dinding dan sebagainya. Hal tersebut ditujukan agar di kemudian hari apabila ada keluhan dari pemilik bangunan bisa diketahui apakah kerusakan tersebut diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan atau sudah terjadi sebelumnya ataupun ada sebab lainnya. Semua dokumentasi haruslah dilengkapi dengan foto.

Pemeriksaan Bangunan ExistingB. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA B.1. Karakteristik PipaPipa primer dan sekunder terbuat dari beton bertulang (RCP) dengan bahan dari semen anti sulfat, sedangkan untuk pipa lateral menggunakan pipa PVC. Kedua jenis pipa tersebut memiliki fungsi yang sama, yaitu mengalirkan air limbah secara gravitasi.Tabel 1. Jenis Pipa Yang Akan DigunakanDiameterBahan

200Pipa PVC (Polyvinyl Chloride)

250Pipa PVC (Polyvinyl Chloride)

300Pipa Beton (Reinforced Concrete Pipe/ RCP)

400Pipa Beton (Reinforced Concrete Pipe/ RCP)

500Pipa Beton (Reinforced Concrete Pipe/ RCP)

600Pipa Beton (Reinforced Concrete Pipe/ RCP)

700Pipa Beton (Reinforced Concrete Pipe/ RCP)

800Pipa Beton (Reinforced Concrete Pipe/ RCP)

B.2. Metoda Pemasangan Pipa Dengan Metode Clean ConstructionClean Construction adalah prinsip kerja pemasangan pipa yang bersih, rapi dan tertib sehingga dapat mengurangi gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Penggalian dan pemasangan pipa untuk tiap segmen sepanjang 50 m. Tanah galian langsung diangkut dengan dump truck ke tempat pembuangan sementara untuk digunakan kembali nantinya Tidak diperkenankan menaruh material di jalan/trotoar kecuali dalam area di tempat kerja. Dilengkapi pagar pengaman dan rambu lalu lintas yang memadai. Untuk pekerjaan pada malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan / pengaman Penyiraman dengan air di sekitar tempat kerja dilakukan setiap hari untuk menghindari debu.SOP KONSTRUKSI PIPA AIR LIMBAH

SOP | 11 Pekerjaan Penggalian Dengan Metode Clean Construction

B.3. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan PipaTahapan pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa seperti pada diagram alir berikut ini:

Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan Pipa1. Penandaan Jalur Pipa dan Pemotongan Permukaan JalanBila pekerjaan pemasangan pipa akan dilakukan, terlebih dulu dilakukan penentuan jalur pipa yang akan dipasang. Penandaan jalur pipa pada permukaan jalan dilakukan untuk mempermudah pekerjaan dan sebagai batas pekerjaan galian. Posisi jalur pipa disesuaikan dengan kondisi jalan dan utilitas yang ada di bawah jalan. Selain sebagai penanda jalur pipa, tanda pada permukaan jalan juga berfungsi untuk memberi arah dan batas galian. Permukaan jalan yang telah ditandai kemudian dipotong dengan mesin sampai kedalaman 5-7 cm. Pemotongan ini dimaksudkan agar lapis permukaan jalan di luar batas galian tidak ikut rusak karena aktivitas penggalian. Pemotongan permukaan jalan sampai kedalaman 5-7 cm dengan mesin dimaksudkan agar lapisan permukaan jalan di luar batas galian tidak ikut rusak karena aktivitas penggalian.

Pekerjaan Penandaan Jalur Pipa

Pengupasan Permukaan Jalan2. Pekerjaan galianJalur pipa yang telah siap kemudian digali. Metode pelaksanaan galian disatu lokasi dengan lokasi lain adakalanya tidak sama. Terdapat beberapa hal penting yang menjadi faktor utama dalam menentukan metode pelaksanaan penggalian, yaitu; Lebar daerah milik jalan (Damija), Jenis tanah, Elevasi muka air tanah dan Kepadatan lalu lintas.

Berdasarkan lebar Damija, metode pelaksanaan terbagi menjadi 2 yaitu secara manual (tenaga manusia) dan dengan mesin gali (excavator). Bahan galian langsung diangkut ke tempat pembuangan. Di lokasi - lokasi tertentu penggalian dilakukan dengan mesin dan manual. Bagian atas, dilakukan secara manual untuk menghindari kerusakan utilitas, dan selanjutnya dengan excavator.

Pekerjaan Penggalian Secara Manual Dan Penggunaan Mesin a. Pemasangan TurapBerdasarkan jenis karakteristik tanah, metode pelaksanaan terbagi menjadi 2 yaitu galian dengan turap dan tanpa turap. Secara umum jenis tanah yang dikategorikan yaitu tanah yang tidak runtuh (butiran padat) dan tanah yang mudah runtuh (butiran lepas). Penggalian tanpa turap umumnya dilaksanakan untuk pemasangan pipa dengan diameter kecil, galian tidak terlalu dalam dan kondisi tanah stabil. Untuk tanah yang mudah runtuh, maka penggunaan turap sangat diperlukan untuk memastikan galian tetap pada kondisi yang diharapkan. Jenis turap yang digunakan antara lain turap kayu, sheeting plate dan sheet pile.

Pemasangan Turap

Sheet PileSheet pile seperti terlihat pada gambar di samping dapat dipergunakan sebagai material untuk turap karena bila sheet pile tersebut dirangkai dengan sheet pile lainnya, maka akan diperoleh permukaan turap yang dapat menahan runtuhan tanah juga menahan masuknya air tanah ke dalam lubang galian.Sheet pile seperti terlihat pada gambar di samping dapat dipergunakan sebagai material untuk turap karena bila sheet pile tersebut dirangkai dengan sheet pile lainnya, maka akan diperoleh permukaan turap yang dapat menahan runtuhan tanah juga menahan masuknya air tanah ke dalam lubang galian.

Turap dengan menggunakan material dari kayu

Pemasangan Sheeting Plate

b. DewateringBerdasarkan elevasi muka air tanah, pekerjaan galian harus disertai dengan usaha membuang air (dewatering) bila elevasi air tanah lebih dangkal dari dasar galian. Artinya tanah galian terendam air sehingga mengganggu proses penggalian dan pemasangan pipa. Pada galian tanah yang dalam, dengan muka air tanah tinggi, mudah terhanyutkan oleh aliran air bawah tanah, maka galian harus diamankan dengan penggunaan turap yang kedap air (sheet pile). Air dipompa ke saluran terdekat atau dengan menggunakan tempat penampungan.

Pekerjaan Dewatering3. Pemasangan PipaPemasangan pipa sangat terkait dengan pemasangan manhole. Data yang sangat diperlukan diawal pemasangan pipa adalah elevasi invert manhole awal dan akhir (pipa terpasang dari manhole ke manhole). Elevasi ini menentukan kemiringan pipa karena terjadi beda tinggi antara invert awal dan akhir. Berdasarkan data-data tersebut, surveyor yang terlibat dalam pemasangan pipa harus mengawasi dan mengecek elevasi dari masing-masing pipa karena pipa dipasang satu per satu.

Konstruksi ManholePada prinsipnya pipa dipasang setelah manhole selesai dipasang namun kenyataan dilapangan, seringkali jaringan pipa dipasang terlebih dahulu. Pemasangan pipa seperti ini biasanya akan berhenti menjelang manhole dengan menyisakan 2 batang pipa. Pemasangan 2 pipa terakhir tersebut akan dilakukan dalam rangkaian pemasangan manhole. Cara ini dipilih karena manhole memiliki lebar galian yang lebih besar dari galian pipa dan terutama untuk manhole yang posisinya pada persimpangan jalan, potensi untuk menimbulkan kemacetan arus lalu lintas sangat besar sehingga diperlukan konsentrasi dan penanganan khusus.Hal yang penting dalam pelaksanaan pemasangan pipa adalah penyambungan, pengukuran elevasi/kemiringan, dan pengukuran kelurusan pipa. Ketiga hal tersebut di atas bila tidak dapat terlaksanakan dengan benar, maka jaringan pipa akan berisiko bocor, terjadi genangan atau endapan, dan bahkan tidak mengalir.a. Penyambungan pipaPipa diturunkan dengan penggantung dan diletakkan di atas tumpukan karung yang diisi pasir. Maksud dari tumpukan karung pasir adalah agar pipa memperoleh dudukan yang baik dan stabil. Dengan demikian saat pipa disambung dan ditimbun secara keseluruhan, elevasi dapat dipertahankan. Penyambungan pipa berikutnya dapat dimulai dari spigot ataupun socket.

Diagram Alir Pemasangan/Penyambungan Pipa

b. Pengukuran elevasi/kemiringan pipaPipa yang diturunkan dan sudah disambung, harus diperiksa elevasi/kemiringannya. Pengecekan ini dilakukan pada dua titik yaitu pada titik sambungan (sekaligus untuk mengetahui apakah ada perubahan setelah disambung) dan pada ujung lainnya. Bila kedua titik tersebut telah sesuai kemiringannya, maka pipa dapat disambung dengan pipa lainnya.c. Pengukuran kelurusan pipaSelain elevasi/kemiringan pipa harus benar, kelurusan pipa secara keseluruhan juga harus benar. Apabila pipa tidak tepat lurus, maka akan berpengaruh pada posisi manhole dan pengaturan jaringan pipa berikutnya. Pengukuran kelurusan dilakukan dengan cara menarik benang as pipa dari manhole ke manhole. Benang ini berada di atas galian. Untuk memastikan apakah pipa sudah lurus, harus ditarik garis tegak lurus dari benang tersebut ke permukaan pipa atau dapat juga menggunakan rantai penggantung pipa. Dapat juga menggunakan batang kayu atau aluminium yang diberi tanda pada bagian tengahnya. Dengan demikian, kelurusan pipa dapat diperiksa dari tanda pada tengah batang kayu atau aluminium tersebut.4. Timbunan Dan PengaspalanTimbunan kembali dilakukan secara bertahap lapis demi lapis. Masing-masing tahapan harus dipadatkan. Timbunan kembali dimulai dengan timbunan pasir dan diikuti oleh timbunan dengan material pilihan dan agregat kelas A & B. Timbunan berhenti pada ketinggian minus 90 mm dari permukaan jalan. Tujuannya adalah untuk diisi/dilapisi dengan Asphalt Treatment Base (ATB) setebal 50 mm serta lapisan aspal (AC) setebal 40 mm. Tahapan penimbunan kembali dilakukan seperti alur kegiatan di samping berikut ini.a. Timbunan / urugan pasirProses penimbunan pasir dibantu dengan mengalirkan air pada pasir timbunan.Tujuan dari memberikan aliran air adalah agar pasir ikut hanyut dan mengisi celah-celah antara pipa dengan tanah. Timbunan pasir tidak dipadatkan dengan alat bantu mekanis tetapi hanya disiram air dan ditusuk-tusuk dengan kayu. Pemadatan dengan alat bantu mekanis pada timbunan pasir (sand bedding) tidak dibenarkan karena dapat merusak pipa.b. Timbunan/urugan material pilihanTimbunan pasir dilanjutkan dengan timbunan menggunakan material pilihan. Material yang digunakan adalah tanah hasil galian yang memenuhi syarat material pilihan. Urugan dengan material pilihan harus dipadatkan lapis per lapis setiap tebal lapisan 20 cm. Selanjutnya adalah pengisian dengan agregat A dan B. Pemadatan urugan material pilihan menggunakan alat pemadat mekanis.Untuk mendapatkan kepadatan yang optimal pada pekerjaan timbunan kembali, perlu iperhatikan teknik pemadatannya dan alat yang digunakan. Kepadatan yang kurang baik akan menimbulkan rongga antar butiran yang berukuran besar dan dalam jumlah yang banyak. Rongga-rongga tersebut bila dibiarkan akan mengakibatkan turunnya permukaan jalan dikemudian hari. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kadar air material timbunan. Kadar air yang tinggi akan menyebabkan tanah timbunan tidak padat karena butiran selalu bergerak bersama gerakan hidrostatik air. Kadar air yang kurang juga akan menyebabkan pemadatan tidak optimal karena tanah timbunan sulit bergerak dan hanya mengakibatkan padat permukaan saja. Kadar air yang baik adalah kadar air optimal sesuai dengan hasil pengujian laboratorium. Kondisi inilah yang seharusnya diterapkan di lapangan, namun kenyataannya sering kali tidak dilakukan. Untuk mendapatkan kadar air yang cukup kontraktor melakukan penyiraman atau menggenangi timbunan dengan air untuk keesokan harinya dipadatkan dengan alat bantu mekanis. Peralatan yang memadai juga berperan untuk menghasilakan pemadatan yang baik. Penggunaan alat pemadat mekanis seperti stamper, tendem, baby roller sangat membantu menghasilkan pemadatan yang baik. Selain itu jumlah lintasan alat pemadat juga harus cukup dan merata. Pemadatan yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan permukaan jalan di tempat bekas galian sehingga membahayakan kendaraan / pengguna jalan.

Diagram Alir Proses Penimbunan

Potongan Timbunan/Urugan Pasirc. PengaspalanPengembalian kondisi permukaan jalan yang dilalui pipa sewer Medan dibedakan dalam 2 tipe penanganan sesuai kelas jalan sebaga berikut :1) Jalan negara, pengembalian kondisi dengan hot mix ATB tebal 5 cm dan AC tebal 4 cm hanya selebar galian pipa .2) Jalan provinsi dan jalan kota, pengembalian kondisi dengan ATB tebal 5 cm selebar galian pipa sewer dan AC tebal 4 cm selebar perkerasan aspal jalan tersebut.Adapun proses penghamparan hot mix (ATB & AC) sebagai berikut : Hot mix diproduksi pada instalasi pencampur aspal (AMP) sesuai proporsi material job mix formula yang sudah disetujui. Persiapan lahan hamparan dengan alat compressor untuk membersihkan permukaan hamparan dari debu dan kotoran sampah Aspal prime coat dengan volume + 0,8 liter/m2 disemprotkan di atas permukaan agregat A sebagai perekat hamparan ATB, dilanjutkan proses pemadatan ATB dengan alat roda bagi tandem seberat 5-8 ton pada suhu (110-125)C dengan jumlah lintasan 1-2 PP. Kemudian dilanjutkan dengan mesin pemadat roda karet (tire roller) pada suhu antara (95-110)C dengan jumlah lintasan 12-16 PP. Asphalt take coat dengan volume + 0,3 ltr / m2 disemprotkan di atas permukaan perkerasan aspal lama sebagai perekat hamparan AC baru, dilanjutkan proses pemadatan AC denganalat roda besi tandem (5-8 ton) pada suhu (110-125)C dengan lintasan 1-2 PP. Kemudian dilanjutkan dengan mesin pemadat roda karet (tire roller) pada suhu antara (95-110)C dengan jumlah lintasan 12-16 PP. Hari berikutnya dilakukan pengambilan sampel hamparan ATB & AC di lapangan untuk uji laboratorium dengan core drill. Adapun pengujian yang dilakukan antara lain untuk mengetahui kepadatan lapangan yaitu minimal 98 % dari kepadatan laboratorium (JMF) dan tst Extraksi( Kadar aspal dan gradasi agregat ). Setelah hamparan AC berumur minimal 2 minggu dilanjutkan dengan pembuatan marka jalan sesuai marka yang lama.