sop patwal dit pol air polda metro jaya
DESCRIPTION
Peraturan dan Perundangan Patroli Polisi Air, Kapal patroli,TRANSCRIPT
3. Ruang Lingkup …..
S.O.P
( STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR )
PATROLI DAN PENGAWALAN PERAIRAN
DIREKTORAT POLISI PERAIRAN POLDA METRO JAYA
TAHUN 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Dengan adanya arus globalisasi, informasi dan transportasi serta pasar bebas dan ditambah dengan
meningkatnya arus keluar masuk kapal barang dan manusia melalui perairan Teluk Jakarta yang menuju
atau dari pelabuhan Tanjung Priuk maka dengan menyesuaikan dan memperhatikan situasi dan kondisi
dilapangan serta perkembangan gangguan kamtibmas di wilayah perairan Polda Metro Jaya.
b. Guna menangkal dampak yang akan timbul diwilayah perairan Dit Pol Air Polda Metro Jaya
melaksanakan upaya pembinaan kamtibmas serta penegakan hukum, dalam pelaksanaan kegiatannya
mengadakan koordinasi lintas fungsional dan sektoral dengan satuan atas maupun instansi terkait
lainnya.
2. Maksud dan tujuan
a. Maksud Standar Operasional Prosedur ini adalah agar dapat di gunakan sebagai pedoman dan petunjuk
bagi semua anggota Polisi Perairan dalam melaksanakan tugas di lapangan.
b. Tujuan Standar Operasional Prosedur ini adalah agar pelaksanaan patroli dan pengawalan di wilayah
perairan Polda Metro Jaya dapat berjalan dengan terarah dan mencapai hasil yang Optimal.
3. Ruang lingkup
4 / Surat Keputusan …..
Ruang Lingkup Standar Operasional Prosedur ini meliputi urutan-urutan tindakan yang harus di laksanakan
oleh setiap anggota Polisi Perairan dalam melaksanakan tugas.
4. Tata Urut
a. BAB I PENDAHULUAN
b. BAB II DASAR-DASAR KEBIJAKSANAAN
c. BAB III PENGGOLONGAN DAN PELAKSANAAN
d. BAB IV ADMINISTRASI DAN LOGISTIK
e. BAB V PENUTUP
5. Pengertian-pengertian
a. 1) Patroli dalam fungsi Pol Air adalah salah satu kegiatan pencegahan Pol Air dalam rangka
pelaksanaan tugas POLRI di wilayah Perairan RI dengan tujuan mencegah terjadinya kriminalitas /
ancaman terhadap Kamtibmas diwilayah perairan.
2) Wilayah perairan Indonesia meliputi laut territorial Indonesia, Perairan Kepulauan dan Perairan
Pedalaman, adapun pengertiannya . a.l :
a) Laut Teritorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 ( dua belas ) Mil Laut yang di ukur dari
garis pangkal kepulauan Indonesia.
b) Perairan kepulauan Indonesia adalah garis pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan
kedalaman atau jarak dari pantai.
c) Perairan Pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi darat dari garis
air rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk kedalamannya semua bagian dari perairan
yang terletak pada sisi darat dari suatu garis penutup.
b. Kapal adalah Kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun yang digerakan oleh tenaga mekanik,
tenaga angin, atau di tunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah
permukaan air serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
4 / Surat Keputusan …..
c. Kapal Patroli Adalah kapal Pemerintah yang mempunyai Identitas yang jelas dan mempunyai
kewenangan untuk menegakan Hukum di laut. ( Dasar Hukum : Pasal 224 UU No. 17 Tahun 1985 ).
BAB II
DASAR - DASAR KEBIJAKSANAAN
6. Dasar Hukum
a. Undang – Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b. Undang – Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP.
c. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
d. Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah.
e. Keputusan Kapolri No. Pol : Kep / 53 / X / 2002 tanggal 17 oktober 2002 tentang organisasi dan tata
cara kerja satuan organisasi di tingkat Mabes Polri.
f. Perkap No 22 Tahun 2010 tgl 28 september tentang sususnan organisasi dan tata kerja tingkat Polda.
g. Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep / 1250 / IX / 2000 tanggal 11 September 2000 tentang revisi
himpunan juklap dan juknis proses penyidikan tindak pidana.
h. Surat Keputusan Kababinkam Polri No. Pol : Skep / 04 / VII / 2004 tanggal 13 Juli 2004 tentang naskah
sementara buku petunjuk lapangan patrol di wilayah perairan Indonesia dengan kapal Polisi.
BAB III
PENGGOLONGAN DAN PELAKSANAAN
7. Dalam pelaksanaannya SOP ini di golongkan menjadi :
a. Situasi
b. Tugas Pokok
c. Organisasi
d. Kemampuan dan Keterampilan
e. Alut dan Alsus
4 / Surat Keputusan …..
f. Sasaran
g. Cara Bertindak
h. Hal – hal yang perlu di perhatikan
i. struktur Organisasi
8. Pelaksanaan
a. Situasi
Wilayah hukum Dir Pol Air Polda Metro Jaya adalah merupakan daerah perairan yang meliputi pesisir
pantai dan lautan yang terdapat Gugusan pulau – pulau di Kepulauan Seribu terdapat Masyarakat /
Penduduk sebagian terdapat Pulau Wisata, Cagar Alam, dan Taman Arkeologi sedang wilayah
perairan sebagai jalur transportasi keluar masuk kapal / jalur Domestik maupun Internasional dari dan
menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
b. Tugas Pokok
Melaksanakan tugas patrol di wilayah perairan hukum Polda Metro Jaya dalam rangka Preemtif,
Preventif dan penegakan hukum serta memberikan pelayanan, pengayoman dan perlindungan kepada
masyarakat secara cepat dan tepat. Dalam pelaksanaan tugas Satuan Patroli menggunakan sarana
dan prasarana serta alat utama berupa kapal yang dimiliki oleh jajaran Dit Pol Air Polda Metro Jaya
dengan melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
1) Mendatangi dan melaksanakan tindakan pertama di TKP.
2) Memberikan pertolongan pertama kepada korban ( P3K ).
3) Mengumpulkan barang bukti, mencari saksi dan menangkap pelaku.
4) Melaksanakan pencarian dan penyelamatan ( SAR ).
5) Membuat sket TKP.
6) Melakukan pemeriksaan dokumen – dokumen serta muatan kapal.
7) Memberikan informasi navigasi, syahbandar setempat.
c. Organisasi
1) Tingkat Direktorat
4 / Surat Keputusan …..
Unit kapal merupakan satuan unsure pelaksanaan patrol tingkat Direktorat yang melibatkan kapal
– kapal patrol polisi sesuai dengan standar yang dimiliki.
2) Kewilayahan
a) Pos Polisi Perairan Dit Pol Air merupakan unsur pelaksana terdepan yang melaksanakan
tugas patroli dengan menggunakan peralatan / alut yang ada diwilayah hukumnya.
b) Luas wilayah perairan yuridiksi Polda Metropolitan Jakarta Raya adalah sebagai berikut :
c) Dari titik sebelah barat dan titik batas sebelah timur ditarik batas pada peta maka jarak ini
adalah kurang lebih 42 Mil ( bila menyusuri pantai berjarak kurang lebih 65 Mil ).
d) Dari sebelah utara ditarik garis lurus ke pantai Utara Teluk Jakarta berjarak 90 Mil.
e) Maka luas seluruh perairan Yuridiksi Polda Metropolitan Jakarta Raya diperkirakan adalah 42
Mil X 60 Mil = 3780 Mil Persegi.
d. Kemampuan dan Keterampilan
Kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap anggota Polisi Perairan adalah :
1) Kemampuan dasar Kepolisian
a) Kemampuan dasar Patroli
b) Kemampuan melakukan tindakan pertama di TKP
c) Mampu memberikan bantuan, perlindungan, arahan, kepada masyarakat yang memerlukan
d) Mampu membuat laporan dan pengaduan
2) Kemampuan Navigasi :
a) Mampu menggunakan kompas
b) Mampu menjangka peta
c) Mampu olah gerak kapal
d) Mampu tehnik mesin
3) Kemampuan perundang – undangan tentang perairan dan pelayaran.
4) Kemampuan dasar SAR :
a) Mampu melaksanakan pencarian dan pertolongan serta penyelamatan terhadap korban
musibah.
b) Mampu melakukan perlindungan terhadap jiwa, harta benda milik masyarakat yang mengalami
musibah.
5) Kemampuan berkomunikasi :
4 / Surat Keputusan …..
a) Menggunakan HT.
b) Menggunakan Semapore.
6) Kemampuan menghentikan dan melakukan pemeriksaan kapal.
7) Kemampuan deteksi.
8) Keterampilan :
a) Memiliki keterampilan fisik ( Cekatan ).
b) Memiliki keterampilan menggunakan perahu karet, jetski atau jet motor boat.
c) Memiliki keterampilan beladiri POLRI.
d) Memiliki keterampilan mendayung, berenang, selam, repling hely jump.
e) Memiliki keterampilan pertolongan pertama ( P3K )
e. Alat Utama dan Alat Khusus
1) Alat utama berupa :
a) Kapal Polisi Tipe C1, C2, dan C3 sebagai berikut :
NO JENIS ALUT /
KAPAL
NO
LAMBU
NG
MEREK MESIN PK
TH
BUA
T
GOL /
TIPE
KONDISI
KETERANGAN BB RR RB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KAPAL
PATROLI
I PEMAKAI HSD
-
1
601 MITSHUBISHI 2x158 2000 C1 - 1 -
2
3101 MITSHUBISHI 2x158 1984 C1 - 1 - TIPE C 1 :
PEMAKAI MT.88
4 UNIT 3
3102 SUZUKI 2x250 2006 C1 - 1 -
4
3103 SUZUKI 2x250 2008 C1 - 1 -
5
3201 YAMAHA 2x200 2004 C2 - 1 -
TIPE C 2 :
3 UNIT
6
3202 YAMAHA 2x250 2006 C2 - 1 -
7
3203 YAMAHA /
MERCURY 2x250 2008 C2 - 1 -
4 / Surat Keputusan …..
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
III PEMAKAI MT.88
8
3304 YAMAHA 1x200 1995 C3 - 1 -
9
3305 YAMAHA 1x115 1995 C3 - 1 -
10
3306 YAMAHA 2 x 40 2002 C3 - 1 -
11
3307 YAMAHA 1x115 2002 C3 - 1 -
12
3308 YAMAHA 2x250 2003 C3 - 1 -
13
3309 YAMAHA 2 x 40 2004 C3 - 1 -
14
3310 YAMAHA 2 x 40 2004 C3 - 1 -
15
3311 YAMAHA 1 x 85 2004 C3 - 1 -
16
3312 YAMAHA 1 x 85 2004 C3 - 1 -
17
3313 YAMAHA 1x200 2006 C3 - 1 - TIPE C 3
18
3314 YAMAHA 1x200 2006 C3 - 1 - 24 UNIT
19
3315 YAMAHA 1x200 2007 C3 - 1 -
20
102 YAMAHA 2 x 40 1978 C3 - 1 -
21
103 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -
22
105 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -
23
106 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -
24
108 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -
25
110 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -
26
111 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -
27
112 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -
28
113 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -
29
114 YAMAHA 1x115 2000 C3 - 1 -
30
115 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -
31
116 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -
4 / Surat Keputusan …..
b) Rubber Boat ( Perahu Karet ).
c) Jet ski / Jet Boat.
d) Perahu
2) Alat Khusus :
a) Life Jacket
b) Ring Bouy
c) Sign Lamp
d) Kompas
e) Peta
f) Alat P3K
g) Alat Selam ( baju selam, tabung oksigen, fin, snorkel )
h) Alkom ( HT, Alat, Semaphore )
i) Megaphone
j) Sirine
k) Tangga Pandu
l) Alat pemadam kebakaran
m) Generator
n) Senter
o) Kamera
p) Tali
q) Dan sarana lainnya
3) Perlengkapan Tiap Anggota :
a) Pakaian Dinas
b) Tongkat POLRI
c) Borgol
d) Senjata Genggam dan senjata laras panjang
e) Sempritan peluit
f) Buku Note dan bolpen
4 / Surat Keputusan …..
f. Sasaran :
1) Tindak Pidana / Pelanggaran hukum di perairan Teluk Jakarta :
a) Penanganan Terhadap Kejahatan Perompakan
(1) Peran pemeriksaan kapal yang sedang di rompak
(a) Untuk menghentikan berikan tanda isyarat bendaera K.
(b) Dengan isyarat cahaya.
(c) Tembakan peringatan ke udara atau ke air.
(d) catat waktu kejadian termasuk usaha penghentian kapal.
(e) Menentukan posisi kejadian perompakan dan penghentian kapal dalam peta dan
catat dalam buku jurnal kapal.
(f) Amankan tersangka dan barang bukti .
(g) Membantu bila ada korban luka.
(h) Bantu upaya perbaikan kapal.
(i) Informasikan kepada agen pemilik kapal.
(j) Membawa kapal dengan cara di gandeng atau dapat dengan cara di kawal kapal
patrol Polisi.
(2) Perompakan pengeboran minyak lepas pantai :
(a) Lakukan tindakan kepolisian.
(b) Informasikan ke perusahaan kapal yang bersangkutan.
(c) Pam olah TKP.
(d) Amankan dokumen penting bilamana ada.
(e) Koordinasikan dengan instansi yang berwenang berkaitan dengan pengeboran
minyak lepas pantai.
b) Pemberkasan awal :
(1) Buat laporan Polisi .
(2) Gambar situasi pengejaran dan penghentian kapal ( GSPP ).
(3) Pernyataan posisi.
(4) Berita acara pemeriksaan.
(5) Surat perintah memeriksa kapal.
(6) Surat perintah membawa / mengawal kapal.
4 / Surat Keputusan …..
(7) Berita acara pemeriksaan membawa / mengawal kapal.
(8) Laporan Dan kapal via radio kepada Direktur Polisi Perairan.
g. Cara Bertindak
1) Urutan tidakan secara umum yang dilaksanakan dalam penanganan terhadap kejahatan narkotika
dan / atau psikotoprika di wilayah perairan adalah :
2) Berusaha menghentikan kapal yang sedang mengangkut narkotika dan atau psikotropika dengan
urutan tindakan sebagai berikut :
a) Dengan isyarat bendera K
b) Dengan isyarat cahaya
c) Dengan tembakan peringatan ke udara
d) Dengan tembakan peringatan ke air
3) Melakukan pemeriksaan kapal setelah kapal, yang di duga mengangkut narkotika dan atau
psikotropika berhenti dan merapat di lambung kapal patrol Polisi, tindakan selanjutnya adalah :
a) Semua ABK dan penumpang dikumpulkan di lokasi haluan kapal untuk memudahkan
pengamanan dan segera lakukan penyidikan
b) Tim penyidik segera melakukan pengecekan pada peta laut yang ada untuk menentukan
posisi.
c) Dengan disaksikan oleh nahkoda dan 1 ( satu ) ABK dan atau Tersangka, Tim penyidik
mengadakan pencarian barang bukti berupa :
(1) Narkotika dan atau Psikotropika
(2) Mengamankan seluruh barang bukti Narkotika dan atau Psikotropika yang di temukan
(3) Dokumen kapal dan dokumen ABK termasuk dokumen pengangkutan, surat persetujuan
ekspor dan atau impor
d) Apabila tidak terdapat cukup bukti mengangkut narkotika dan atau psikotropika, maka kapal
dapat di lepas kembali dengan :
(1) Membuat surat pernyataan hasil penyidikan
(2) Dicatat dalam buku jurnal kapal patrol Polisi
(3) Buat laporan ke kesatuan atau sesuai prosedur
4 / Surat Keputusan …..
e) Apabila terdapat cukup bukti mengankut narkotika dan atau psikotropika, maka tindakan tim
penyidik selanjutnya adalah :
(1) Membawa kapal
(a) Di Ad Hock ke satuan kewilayahan yang terdekat
(b) Dikawal
(c) Digandeng
(2) Mengamankan para tersangka dan barang bukti
(3) Pemberkasan awal penahanan adalah
(a) Laporan Polisi
(b) Gambar situasi pengejaran penghentian kapal (GSPP).
(c) Pernyataan posisi
(d) Berita Acara Pemeriksaan Perkara
(e) Surat Perintah Memeriksa Kapa
(f) Surat perintah Membawa/mengawal kapal
(g) Berita Acara Pemeriksaan Membawa/mengawal kapal.
(4) Laporkan dan Kapal Patroli Polisi ke kesatuan atasan melalui alkom yang ada
h. Hal – hal yang harus diperhatikan antara lain :
1) Untuk tindakan kepolisian terhadap kapal berbendera asing yang sedang berlayar yang di curigai
membawa narkotika dan atau psikotropika perlu menerapkan prinsip kehati-hatian dalam bertindak
petugas,karena bila tidak terdapat barang bukti narkotika dan atau psikotropika yang dimaksud
dapat merugikan pelayanan Polri.
2) Kapal yang sedang tidak berlayar dan atau sedang sadar di pelabuhan baik berbendera Indonesia
maupun kapal berbendera asing mengikut sertakan petugas intansi yanag berwenang antara lain
Tim Refresi BNN ( Badan Narkotika Nasional ) dan petugas Keimigrasian,kecuali dalam hal
tertangkap tangan.
3) Mengenali dan memastikan bahwa barang buktinya termasuk jenis Narkotika dan atau
psikotropika.
4) Adakan pemeriksaan dibawah air dengan cara penyelaman.
i. Instruksi dan Koordinasi
1) Instruksi
4 / Surat Keputusan …..
a) Laporkan pada kesempatan pertama apabila menangani tindak kejahatan narkotika dan/ atau
psikotropika di wilayah perairankepada Kababinkam Polri Up. Dir Pol Air Polri apabila
penugasan dari mabes Polri, dan kepada Kapolda Up. Dir Pol Air Polda bila penugasan dari
kewilayahan.
b) Cegah dan hindari sejauh mungkin jatuhnya korban personil dan harta benda dalam proses
penanganan narkotika dan/ atau psikotropika di wilayah perairan.
2) Koordinasi :
a) Adakan koordinasi dengan sebaik – baiknya antar fungsi antar satuan dan instasi terkait.
b) Pedomani dan berlakukan petunjuk lapangan ini sesuai perkembangan situasi dan kondisi.
c) Setiap pemerintah yang tidak diatur dalam petunjuk lapangan yang telah berlaku agar
diinformasikan sebelumnya.
3) Pemeriksaan Kapal ( Cara Memeriksa Kapal )
a) Cara Memeriksa Kapal :
(1) Persiapan.
Keselamatan tim pemeriksa merupakan perhatian utama, maka harus memperhatikan
setiap usaha untuk menjamin keselamatan dengan memperhatikan prosedur
pengamanan, persiapan pemeriksaan kapal meliputi hal – hal sebagai berikut :
(2) Observasi sebelum pemeriksaan.
Observasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dan mencatat informasi yang dapat
dilihat dan berguna nantinya pada saat pemeriksaan.Obyek yang perlu di observasi
adalah :
(a) Posisi/Lokasi Kapal.
(b) Kegiatan Kapal.
(c) Jenis Kapal.
(d) Tanda – tanda di lambung Kapal.
(e) Kondisi Kapal.
(f) Bendera Kapal / Kebangsaan.
(g) Haluan dan kecepatan.
4 / Surat Keputusan …..
(h) Elektronik yang dimiliki
(i) Jenis dan kondisi perlengkapan.
(j) Jumlah orang yang ada di Kapal.
(k) Reaksi para awak kapal atas kehadiran pemeriksa.
(l) Bagaimana orang tersebut.
(3) Tingkatan resiko atau ancaman.
Semua pemeriksaan dapat mengakibatkan resiko personil tim pemeriksa. Penentuan
tingkat resiko dibuat untuk menentukan cara bertindak dalam mengantisipasi
kemungkinan resiko yang akan terjadi. Beberapa hal untuk menentukan tingkat resiko
adalah :
(a) Jumlah pers yang ada di Kapal.
(b) Konfigurasi Kapal.
(c) Kebangsaan awak Kapal.
(d) Reaksai awak kapal atas kehadiran pemeriksa.
(e) Keadaan cuaca.
(f) Waktu ( siang / malam )
(g) Kemungkinan adanya senjata api di kapal yang akan diperiksa.
(4) Membuat rencana pemeriksaan.
Tujuan membuat rencana pemeriksaan adalah untuk menjamin bahwa setiap orang
dalam tim pemeriksa tahu apa yang harus dikerjakan dan kapan dikerjakannya dan juga
untuk mencapai hasil – hasil yang maksimum dengan gangguan yang minimum.
Rencana pemeriksaan meliputi :
(a) Tingkat resiko.
(b) Tugas – tugas khusus bagi setiap anggota ketika naik kapal.
(c) Kapan dan dimana mengumpulkan awak kapal.
(d) Bagaimana rekomunikasi antar tim pemeriksa.
(e) Bagaimana rekkomunikas dengan kapal pemeriksa.
(f) Apakah ada kata – kata kode yang di gunakan.
(g) Rencana pengamanan petugas pemeriksa.
4 / Surat Keputusan …..
(5) Prosedur pemeriksaan Kapal.
Keselamatan tim pemeriksa adalah hal yang utama sehingga proses pemeriksaan dapat
berjalan dengan lancar. Untuk itu prosedur – prosedur pemeriksaan harus di perhatikan.
Beberapa butir prosedur pemeriksaan diuraikan sebagai berikut :
(a) pada saat naik ke kapal :
- Keamanan tim pemeriksa.
- Keamanan kedua kapal ( kapal yang memeriksa dan kapal yang diperiksa ).
- Ukuran Kapal yang diperiksa.
- Lokasi bawah Kapal.
- Lokasi perlengkapan Kapal ( Jaring – jarring, muatan ).
(b) Tata cara naik ke Kapal.
- Orang yang pertama naik ke kapal segera nengamankan situasi awak kapal
Orang kedua yang naik kapal membantu yang lain yang akan naik ke Kapal.
- Orang lain berikutnya setelah naik ke kapal harus bergerak ke posisi aman
dan selalu mengawasi posisi fisik seluruh tim pemeriksa, lokasi semua
senjata, awak kapal.
- Hanya berurusan dengan nahkoda kapal karena dialah yang mengepalai
seluruh awak kapal.
- Seluruh anggota tim pemeriksa harus terima informasi agar mengerti atas
setiap gerakan awak kapal
(c) Pengenalan tim pemeriksa
Tujuannya adalah untuk memperkenalkan diri, menyampaikan maksud
pemeriksaan, pemeriksaan jikalau ada senjata di kapal. Dilakukan terhadap
nahkoda kapal segera setelah naik ke kapal. Beberapa hal yang mencakup
tindakan memperkenalkan diri :
- Katakan nama ( Pimpinan ) pemeriksa.
- Dari kantor / instansi mana ( POLRI ).
- Katakana secara ringkas alas an mengapa tim pemeriksa naik ke kapal.
- Mintalah senjata – senjata bila di kapal tersebut ada senjata ( jangan
mengambil sendiri ).
4 / Surat Keputusan …..
(d) Pengecekan dokumen
Kelengkapan dokumen merupakan salah satu syarat yang terus dipenuhi oleh
setiap operator Kapal sebagaimana diatur dalam perundangan yang ada.
Beberapa dokumen yang dapat diperiksa :
(e) Dokumen kapal :
- Kapal motor dengan isi kotor < 7 GT
Pas kecil.
Sertifikat keselamatan.
SIB.
- Kapal motor dengan isi kotor 7 GT < 35 GT
Pas tahunan.
Sertifikat keselamatan SV 1935 pasal 5 ( 5 ).
Sertifikat garis muat untuk panjang kapal lebih dari 24 M.
Surat ukur.
SIB.
- Kapal layar bermotor bantu isi kotor s/d 35 GT
Sertifikat keselamatan SV 1935 pasal 5 ( 7 a ).
Sertifikat radio.
Surat ukur.
SIB.
- pal layar bermotor bantu ( KLM ) 35 s/d 150 GT :
Sertifikat keselamatan sesuai aturan SK Dirjen.
Hubla No. DKP. 46 / 1 / 2 – 02.
Sertifikat radio.
Surat ukur..
SIB.
- Kapal layar bermotor bantu isi kotor s/d 500 GT :
Sertifikat keselamatan sesuai SK Dirjen Hubla No. PY. 66 / 1 / 2 – 02.
Pas tahunan / surat laut.
4 / Surat Keputusan …..
- Kapal penyebrangan :
Sertifikat keselamatan penyebrangan.
Surat tanda kebangsaan.
Surat ukur.
IOPP sertifikat.
Sertifikat kelas.
SIB.
- Kapal kecepatan tinggi :
Sertifikat kapal kecepatan tinggi.
Surat ijin pengoprasian kapal kecepatan tinggi.
Surat ukur.
IOPP sertifikat.
Sertifikat kelas.
SIB.
Brevet A / Brevet B.
Uji rute yang di tunjuk.
- Dokumen muatan.
Manifest.
Copy B / L ( Bill of ledding ).
Stoweight ( cek kebenarannya ).
Personil effect list ( daftar barang ABK )
Surat-surat lain yang berkenaan dengan muatan.
- Dokumen awak kapal
Daftar sijil ABK (awak).
Daftar penumpang.
Buku pelaut.
Paspor.
Buku kesehatan.
4 / Surat Keputusan …..
Surat-surat lain yang berkenaan dengan identitas awak kapal dan
penumpang.
(f) Wawancara.
Wawancara yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi yang berguna dan
merencanakan informasi yang telah ada. Wawancara dilakukan dengan cara yang
sopan dan professional, meliputi pertanyaan sebagai berikut :
- Siapa
- Apakah
- Dimana
- Dengan apa
- Mengapa
- Bagaimana
- Bilamana
Hindari pertanyaan – pertanyaan yang dijawab dengan “ ya ” atau “ tidak ” atau
pertanyaan yang tidak mengandung jawaban.
(g) Penggeledahan kapal.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari / menemukan barang buktik kejahatan,
penyidikan hendaknya perhatikan hal – hal sebagai berikut :
- Pusatkan perhatian pada ruang – ruang tersembunyi.
- Tim terdiri dari 3 ( tiga ) orang minimum 2 ( dua ) orang, 1 ( satu ) orang yang memeriksa ruangan lainnya menjaga keamanan pemeriksaan yang dipersenjatai senjata pinggang atau senpi genggam.
- Mengikutkan minimal 2 ( dua ) orang awak kapal yang diperiksa, hal mana diperlukan sebagai saksi bahwa penyidikan tidak merugikan awak kapal yang diperiksa.
4 / Surat Keputusan …..
- Jaga jarak antara tim pemeriksa dan awak kapal untuk menjaga keamanan dari ancaman mendadak.
- Perhatikan lubang – lubang, pintu – pintu, benda –benda disekitar yang dilalui / diperiksa yang setiap saat dapat menjadi bahaya yang mengancam anggota tim pemeriksa.
- Mengatur posisi tubuh sehubungan dengan tempat dan senjata sehingga setiap saat dapat menjaga kewaspadaan dari segala kemungkinan ancaman bahaya.
(h) Tindakan terhadap kapal yang tidak melakukan tindak pidana.
- Membuat pernyataan hasil pemeriksaan.
- Membuat catatan di buku jurnal Kapal yang diperiksa.
- Diberi pengarahan / bimmas.
- Diberangkatkan / dibebaskan.
- Lapor satuan atas
(i) Tindakan terhadap kapal yang melakukan tindak pidana :
- Membuat laporan polisi ( LP ).
- Membuat gambaran GSPP ( Gambar Situasi Pengejaran dan Penghentian ).
- Pernyataan tentang Polisi :
- Surat perintah pemeriksaan kapal.
- Berita acara pemeriksaan kapal.
- Pernyataan hasil pemeriksaan.
- Pernyataan keadaan muatan.
- Kapal diserahkan ke Mako Dit Polair.
(j) Cara membawa Kapal
4 / Surat Keputusan …..
Kapal beserta awaknya yang diduga melakukan tindak pidana harus segera ke
pelabuhan terdekat untuk dilakukan tindakan penyelidikan lebih lanjut.
Membawa kapal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Ad Hock Karena pertimbangan bahwa besarnya kapal tersangka tidak
memungkinkan untuk digandeng atau memang kondisi kapal tersebut tidak
memungkinkan untuk berlayar sendiri.Beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah :
Surat perintah membawa kapal / ad hock.
Menempatkan tim pengawalan pada kapal tersangka dengan
pertimbangan kekuatan tim pengawal dan perbandingan awak kapal
memenuhi syarat keamanan bagi tim pengawal.
Komunikasi tim pengawal dan kapal pemeriksa terjamin baik / lancar.
Memindahkan sebagian barang, perlengkapan dan personil kapal
tersangka ke kapal
pemeriksa.
Kapal pemeriksa menjaga jarak yang memungkinkan dapat mengawasi
secara visual setiap kegiatan di kapal tersangka.
Berita acara membawa kapal.
- Menggandeng / tunda dilakukan apabila memang memungkinkan dan
keadaan harus demikian, pertimbangan kekuatan kapal yang menggandeng
harus di utamakan demi keamanan. Beberapa hal yang harus diperhatikan
adalah :
Kekuatan tali gandeng / tunda.
Menggandeng di lambung kanan / kiri. Menggandeng ke belakang.
Pergunakan kecepatan aman.
pertimbangan keselamataan kedua kapal.
Perhatikan cuaca.
Berita acara membawa kapal.
(k) Pengamanan Dan Pengawalan di Atas Kapal Penumpang dan Kapal Barang.
4 / Surat Keputusan …..
Indonesia adalah Negara kepulauan, dimana wilayahnya lebih dari 2/3 terdiri dari
wilayah perairan. Wilayah perairan yang demikian luas merupakan asset Negara
untuk menunjang pembangunan nasional termasuk kapal – kapal yang berlayar di
atasnya. Kapal laut merupakan salah satu sarana transportasi laut yang
menghubungkan wilayah Indonesia sesuatu mottonya “ merangkai pulau
mewujudkan nusantara “ berupaya untuk meningkatkan pelayanan, kenyamanan
dan keselamatan penumpang serta harta bendanya. Dit Polair Polda Metro Jaya
sebagai pengemban fungsi kepolisian di wilayah perairan dalam menunjang
keberhasilan operasional pengamanan/
pengawalan kapal penumpang dan barang perlu menyusun pentunjuk lapangan (
Juklap ) untuk dipedomani setiap anggota yang akan melaksanakan pengamanan /
pengawalan.
Dasar kebijaksanaan :
a. Undang – undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.
b. Undang – undang No. 6 tahun 1995 tentang Perairan Indonesia.
c. Undang – undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
d. Undang – undang No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP.
e. Undang – undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.
f. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 53 / X / 2002, tanggal 17 Oktober 2002 tentang
organisasi dan tata kerja satuan – satuan organisasi pada tingkat Markas Besar Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
g. Perkap No. 22 tahun 2010 tanggal 28 September tentang susunan organisasi dan tata kerja
pada tingkat Kepolisian Daerah.
h. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep /1205 / IX / 2000, tanggal 11 September 2000
tentang Revisi himpunan Juklak dan Juknis proses penyidikan tindak pidana.
Cara Bertindak
Melaksanakan deteksi dini, penggalangan, mengumpulkan informasi dan melakukan
pengamanan terhadap kapal, penumpang dan barang. Bila terjadi tindak pidana segera
4 / Surat Keputusan …..
melakukan olah TKP, dan segera mengamankan tersangka atau orang yang dicurigai untuk
dimintai keterangan. Sedangkan untuk pelanggaran disesuaikan dengan Perda ( Peraturan
Daerah ) yang berlaku.
Dalam situasi aman, anggota melakukan patroli rutin diatas kapal dan memberikan
himbauan kepada seluruh penumpang agar mentaati segala peraturan yang berlaku di atas
kapal, bila situasi berubah menjadi rawan maka setiap anggota wajib meningkatkan patroli,
bila diperlukan melakukan sweping terhadap penumpang kapal dan tingkatkan
kewaspadaan juga melaporkan perkembangan situasi kepada Dan Tim. Dalam situasi
yang semakin menigkat sehingga mengarah pada situasi yang tidak terkendali maka
anggota dapat melakukan tindakan tegas sesuai Protap yang berlaku di Polri.
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
Bahwa setiap anggota harus menampilkan penampilan yang simpatik terhadap seluruh
penumpang kapal, dan wajib mengayomi, melayani dan melindungi setiap penumpang yang
berada di atas kapal.
(l) Pertolongan Orang Jatuh Dilaut
Di dalam melaksanakan patroli ada kemungkinan ditemukannya orang / korban baik masih hidup
atau sudah meninggal, maka perlu diadakan latihan ini. Karena wajib bagi setiap kapal untuk
memberikan pertolongan kepada korban tersebut.
Yang dilakukan bila melihat orang jatuh di laut :
i. Segera melempar Lifebuoy ( pelampung ) kea rah orang tersebut.
ii. Melaporkan Kepada Komandan kapal atau Mualim jaga sambil berteiak “ ORANG JATUH DI
LAUT DISEBELAH KANAN KAPAL atau KIRI KAPAL “.
Tindakan Bintara jaga setelah menerima laporan :
- Membelokan kapal dengan cikar kanan atau cikar kiri sesuai dimana orang tersebut jatuh
untuk menghindari dari bahaya putaran baling – baling.
- Membunyikan alarm tanda orang jatuh di laut satu kali tiup panjang agar semua ABK standby.
4 / Surat Keputusan …..
- Selalu mengawasi orang tersebut jangan sampai hilang dari pengawasan.
- Mencatat kejadian tersebut kedalam buku jurnal kapal.
Tindakan penyelamatan yang di lakukan :
- Membentuk tim penyelamat.
- Menyiapkan alat- alat keselamatan seperti tangga penyelamat, jarring penyelamat, dan
sekoci penolong untuk mengangkat orang tersebut keatas kapal patroli.
- Menyiapkan peralatan Medis untuk memberi pertolongan pertama kepada korban termasuk
member pakaian dan selimut untuk mengatasi hipothermi.
Pembagian Pos dan tugas ABK Kapal Polisi dalam pelaksanaan peran pertolongan terhadap
orang adalah sebagai berikut :
1. Komandan Kapal.
Pemegang komando dan pengendalian.
2. Bintara Nautika
a. Membantu komandan kapal dalam rangka olah gerak kapal dan penentuan posisi kapal.
b. Menyiapkan peralatan komunikasi dan melaksanakan hubungan radio antar kapal.
Peralatan komunikasi yang di pergunakan antara lain : HT untuk komunikasi intern
kapal,Radio VHF untuk komunikasi antar kapal.
c. Memgang kemudi dalam rangka olah gerak kapal. Melaksanakan dan mengulangi aba –
aba kemudi.
3. Bintara Mesin
a. Memegang Handle mesin motor induk dan melaksanakan serta mengulangi aba – aba
dari komandan kapal.
b. Mengawasi dan bertanggung jawab semua kegiatan di kamar mesin serta melaporkan
kepada Komandan Kapal bila ada masalah.
c. Membantu dikamar mesin dalam memeriksa keadaan motor kapal.
d. Membantu dikamar mesin dalam memeriksa keadaan motor bantu pada kapal.
(m) Penanganan Kecelakaan di Wilayah Perairan.
1. Proses penanganan
Pelaksanaan penanganan laka diwilayah perairan dilaksanakan setelah diketahui bahwa
suatu laka telah terjadi melalui laporan kapal, stasiun pantai, masyarakat atau diketahui dan
4 / Surat Keputusan …..
ditemukan langsung oleh DAN kapal dan atau ABK kapal patrol Polri. Dijabarkan sebagai
berikut :
a. Laporan kejadian Laka Laut di wilayah perairan dari kapal.
Terima laporan tentang adanya laka di wilayah air dari kapal melalui radio SSB, melalui
kontak langsukng dengan kapal atau dating ke kantor Polair. Membuat Laporan Polisi
yang ditanda tangani oleh Komandan Kapal Polri.
b. Laporan yang disampaikan melalui stasiun pantai.
Melalui sarana komunikasi seperti Radio VHF, SSB pada chanel 16 dll. Petugas
menerima laporan dan mnginformasikan kepada komandan Kapal Patroli Polri melalui
Alkom yang ada.
c. Laporan kejahatan perompakan di wilayah perairan dari masyarakat.
Menerima laporan tetang adanya kecelakaan di wilayah perairan dari masyarakat, baik
melalui kontak langsung dengan kapal – kapal patrol atau dating ke kantor ke kantor
Kepolisian Perairan, secara tertulisn maupun lisan. Laporan yang diajukan baik secara
tertulis maupun lisan di catat terlebih dahulu oleh petugas yang saat itu menerima
laporan, kemudian diinformasikan kepada Komandan Kapal Patroli Polri dan di tuangkan
dalam laporan polisiyang ditandatangani oleh Komandan Kapal Patroli Polri.
d. Diketahui / ditemukan langsung oleh Komandan Kapal dan / atau Anak Buah Kapal
Patroli Polri
Peristiwa kecelakaan di wilayah perairan, diketahui atau ditemukan langsung oleh
Komandan Kapal atau Anak Buah Kapal Patroli Polri maka wajib segera melakukan
tindakan – tindakan sesuan dengan kewenangan yaitu sesuai jabatan, pos, lokasi dan
tugas masing – masing melaporkan pada kesempatan pertama dengan alat komunikasi
yang ada ke atasan. Segera melakukan tindakan Kepolisian terhadap kasus perompakan
yang terjadi.setiap petugas Kepolisian Perairan tanpa surat perintah dapat melakukan
penangkapan, penggeledahan dan penyitaan serta tindakan lain yang dapat
dipertanggung jawabkan menurut hukum yang berlaku. Tahap – tahap tindakan yang
harus di laksanakan dalam penanganan kecelakaan yang terjadidi wilayah perairan
adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
4 / Surat Keputusan …..
Keselamatan Kapal Patroli Polri beserta ABK Kapal Patroli Polri merupakan perhatian
utama, maka harus memperhatikan setiap usaha untuk menjamin keselamatan
dengan
memperhatikan setiap prosedur pengamanan. Persiapan penanganan kecelakaan
adalah sebagai berikut :
1. Observasi.
Observasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dan mencatat informasi yang
dapat dilihat dan berguna pada saat penanganan. Sasaran yang perlu di
observasikan adalah :
a) Posisi / lokasi kapal.
b) Kegiatan kapal.
c) Jenis kapal.
d) Tanda – tanda di lambung kapal.
e) Kondisi kapal.
f) Bendera kapal / kebangsaan.
g) Haluan dan kecepatan.
h) Elektronik yang dimiliki.
i) Jenis dan kondisi kelengkapan.
j) Jumlah awak kapal.
2. Tingkat resiko dan ancaman
Semua penanganan dapat mengakibatkan resiko bagi awak kapal patrol Polri.
Penentuan tingkat resiko dibuat untuk menentukan cara bertindak dalam
mengantisipasikemungkinan resiko yang akan terjadi. Beberapa hal yang
menentukan tingkat resiko, meliputi :
a) Konfigurasi kapal yang mengalami kecelakaan.
b) Kebangsaan awak kapal yang mengalami kecelakaan.
c) Reaksi awak kapal terhadap kehadiran kapal patrol Polri.
3. Membuat rencana.
Tujuan membuat rencana penanganan meliputi :
a. Tingkat resiko.
b. Tugas – tugas khusus bagi setiap ABK kapal patrol Polri ketika naik ke kapal
28
1. Bunyikan Alarm …..
c. yang mengalami kecelakaan.
d. Kapal dan dimana mengumpulkan awak kapal.
e. Bagaimana rekomunikasi antar ABK kapal patroli.
f. Apakah ada kata – kata kode yang digunakan.
4. Ada 4 ( empat ) petunjuk perencanaan yang perlu diikuti, sebagai berikut :
a. Pusat komando
Kelompok yang mengontrol kegiatan di bawah pimpinan atau komandan
kapal patroli atau perwira senior serta dilengkapi perangkat komunikasi intern
dan ekstern.
b. Satuan keadaan darurat
Kelompok dibawah perwira senior yang dapat menaksir keadaan,
melaporkan ke pusat komando, menyarankan tindakan apa yang harus
diambil, jenis bantuan apa dan darimana bantuan tersebut di butuhkan.
c. Skelompok pendukung
Kelompok pendukung ini di bawah seorang perwira yang harus siap
membantu kelompok induk dengan perintah pusat komando, tugasnya
menyediakan bantuan pendukung seperti peralatan, perbekalan bantuan
medis, termasuk alat bantu pernapasan, dll.
d. Kelompok ahli mesin
Kelompok ini di bawah satuan engineering atau kepala kamar mesin ( KKM
)yang menyediakan bantuan atas perintah pusat komando. Tanggung jawab
utamanya di ruang kamar mesin dan dapat memberi bantuan bila diperlukan.
b. Pelaksanaan
Cara bertindak kapal patroli meliputi :
a) TPTKP dalam tangani laka oleh petugas patroli, dengan urutan sebagai berikut:
1. Bunyikan alarm dan sirine di kapal patroli sebagai tanda adanya laka laut,
maka komandan kapal beserta ABK segera menuju posisi masing – masing
sesuai perannya di atas kapal patrol polisi dengan memperhatikan ketentuan
–
4 / Surat Keputusan …..
2. ketentuan berpakaian dan perlengkapannya.
3. Abk kapal patroli yang pertama kali melihat / mengetahui adanya laka laut,
segera berteriak “ KECELAKAAN LAUT “ di posisi ( Posisi laka tersebut
terjadi atau dilihat ) secara berulang – ulang, kemudian menginformasikan
kejadian tersebut kepada PA jaga kapal.
4. Kecepatan laju kapal patrol segera dikurangi dan haluan diarahkan ke lokasi
laka yang terjadi dan diusahakan posisi lokasi laka senantiasa pada posisi
lambung dari kapal patrol.
5. Komandan kapal menuju salah satu abk kapal untuk selalu mengawasi posisi
laka.
6. Merapatkan kapal patrol ke lokasi laka dengan memperhatikan posisi yang
aman bagi kapal patroli.
7. Olah gerak kapal patroli dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu korban yang sedang berusaha menyelamatkan diri.
8. Pada malam hari, lampu sorot kapal patroli seluruhnya dinyalakan dan
diarahkan pada lokasi kecelakaan.
9. Dalam hal penanganan terhadap korban, melakukan tindakan – tindakan
antara lain :
a) Bilamana ada korban yang jatuh ke laut usahakan dalam melempar
pelampung kearah korban yang jatuh ke laut harus memperhatikan arus
laut,agar korban dapat menjangkau pelampung.
b) Anggota tim penolong yang diterjunkan kelaut dengan maksud
memberikan pertolongan harus sudah memakai baju penyelamat ( Life
Jacket ) atau alat pengaman lainnya.
c) Dalam hal penanganan korban luka berat dan luka ringan diusahakan
dibaringkan ditempat yang terbuka dan atau terdapat sirkulasi udara di
atas kapal.
d) Segera memberikan tindakan pertama terhadap korban dengan
mempergunakan alat kesehatan yang berada di atas kapal patrol polri
sebelum mendapatkan perawatan yang intensif dari pihak Rumah Sakit.
4 / Surat Keputusan …..
c. Tindakan pengakhiran penanganan kecelakaan diwilayah perairan meliputi :
1. Konsolidasi, hal ini dimaksud untuk mengecek personel, perlengkapan dan
segala hal yang diketahui / ditemukan serta dilakukan pada saat penanganan
kecelakaan oleh petugas kapal patrol Polri.
2. Korban luka maupun yang meninggal dunia segera dibawa kepelabuhan terdekat
guna penanganan lebih lanjut oleh pihak yang berwenang dengan menggunakan
kapal patrol Polri.
3. Pemberkasan awal penanganan meliputi :
a) Laporan Polisi
b) Pernyataan posisi
c) Berita Acara Pemeriksaan
d) Surat perintah pemeriksaan kapal
e) Membuat sketsa TKP
f) Membuat laporan dan Berita Acara Pemeriksaan TKP
g) Menyiapkan visum et revertum apabila ada korban luka maupun meninggal
dunia
h) Berita acara membawa / mengawal kapal
i) Menyerahkan hasil kegiatan di TKP kepada penyidik beserta tersangka,
saksi dan barang bukti yang ditemukan dan berkoordinasi dengan instasi
terkait
4. Disamping Berita Acara Pemeriksaan di TKP dibuat juga Berita Acara
Pemotretan di TKP serta Berita Acara lain sesuai tindakan yang dilakukan.
5. Melaporkan setiap tindakan yang telah dilakukan terhadap penanganan
kecelakaan
6. diwilayah perairan kepada satuan atas dengan mempergunakan alat komunikasi
yang ada di atas kapal patroli Polri.
d. Instruksi dan koordinasi
1) Instruksi
a. laporkan pada kesempatan pertama apabila menangani kecelakaan
diwilayah perairan kepada Kababinkam Polri Up. Direktur Polair Polri apabila
4 / Surat Keputusan …..
penugasan dari Mabes Polri dan kepada Kapolda Up. Direktur Polair Polda
bila penugasan dan kewilayahan.
b. Cegah dan hindari sejauh mungkin jatuhnya korban personil dan harta benda
dalam proses penanganan kecelakaan diwilayah perairan.
2) Koordinasi
a. Adakan koordinasi dengan sebaik – baiknya antar fungsi, antar satuan dan
instansi terkait.
b. Apabila kapal patroli Polri mengalami kesulitan dalam menangani
kecelakaan, demi keamanan dan keselamatan ABK kapal patroli Polri maka
segera minta bantuan kepada antar fungsi, antar satuan dilingkungan Polri
maupun instansi yang terkait dengan alat komunikasi yang ada.
e. Bunyi alarm di kapal patroli Polri sebagai tanda adanya laka di wilayah perairan :
1) Dengan bel alarm “ SATU PANJANG “ secara terus menerus selama 60 detik,
diikuti dengan pengumuman “ KECELAKAAN DI LAUT “ di posisi….. sebanyak 3
kali secara berulang – ulang.
2) Dengan Lonceng, membunyikan lonceng dengan cara “ DUA KALI PUKULAN “
secara berulang – ulang selama 60 detik.
3) Dengan suling, dilaksanakan dengan cara meniup suling “ SATU KALI PANJANG
“
4) selama 60 detik secara berulang – ulang. Tanda aman, membunyikan bel alarm “
DUA KALI “ panjang selama 60 detik secara berulang – ulang.
(n) Penanggulangan kebakaran diatas kapal
Pengertian Kebakaran
Sejak dahulu api merupakan kebutuhan hidup manusia, dari hal kecil hingga hal besar. Sebagai
salah satu contoh, api digunakan untuk memasak atau untuk pemakaian skala besar dalam
industri dalam peleburan logam. Tetapi sudah tidak dapat dikendalikan lagi, api menjadi musuh
manusia yang merupakan malapetaka dan dapat menimbulkan kerugian baik materi maupun
jiwa manusia. Hal tersebut yang biasa disebut kebakaran.
4 / Surat Keputusan …..
Proses Kebakaran
Kebakaran berawal dari proses reaksi oksidasi antara unsur Oksigen ( O2 ), Panas dan Material
yang mudah terbakar ( bahan bakar ). Keseimbangan unsur – unsur tersebutlah yang
menyebabkan kebakaran. Berikut ini adalah definisi singkat mengenai unsur – unsur tersebut :
a. Oksigen
Oksigen atau gas O2 yang terdapat diudara bebas adalah unsur penting dalam pembakaran.
Jumlah oksigen sangat menentukan kadar atau keaktifan pembakaran suatu benda. Kadar
oksigen yang kurang dari 12 % tidak akan menimbulkan pembakaran.
b. Panas
Panas menyebabkan suatu bahan mengalami perubahan suhu / temperatur, sehingga akhirnya
mencapai titik nyala dan menjadi terbakar. Sumber – sumber panas tersebut dapat berupa sinar
matahari, listrik, pusat energi mekanik, pusat reaksi kimia dan sebagainya.
Bahan yang mudah terbakar ( Bahan bakar )
Bahan tersebut memiliki titik nyala rendah yang merupakan temperatur terendah suatu bahan
untuk dapat berubah menjadi uap dan akan menyala bila tersentuh api. Bahan makin mudah
terbakar bila memiliki titik nyala yang makin rendah. Dari ketiga unsur – unsur di atas dapat
digambarkan pada segitiga api.
Oksigen
Rantai
reaksi
Kimia
Panas
Bahan
Bakar
4 / Surat Keputusan …..
Proses kebakaran berlangsung melalui beberapa tahapan, yang masing – masing tahapan
terjadi peningkatan suhu, yaitu perkembangan dari suatu rendah kemudian meningkat hingga
mencapai puncaknya dan pada akhirnya berangsur – angsur menurun sampai saat bahan yang
terbakar tersebut habis dan api menjadi mati atau padam. Pada umumnya kebakaran melalui
dua tahapan, yaitu :
a. Tahap Pertumbuhan ( Growth Period )
b. Tahap Pembakaran ( Steady Combustion )
Tahap tersebut dapat dilihat pada kurva suhu api di bawah ini.
Growth Time ( Detik )
600
200200
010 20 30
400
1200
1000
TC
800
8040 50 7060 10090
Gambar Kurva Suhu Api
Pada suatu peristiwa kebakaran, terjadi perjalanan yang arahnya dipengaruhi oleh lidah api dan
materi yang menjalarkan panas. Sifat penjalarannya biasanya kearah vertikal sampai batas
tertentu yang tidak memungkinkan lagi penjalarannya, maka akan menjalar kearah horizontal.
Karena sifat itu, maka kebakaran pada gedung – gedung bertingkat tinggi, api menjalar ketingkat
yang lebih tinggi dari asal api tersebut. Saat yang paling mudah dalam memadamkan api adalah
pada tahap pertumbuhan. Bila sudah mencapai tahap pembakaran, api akan sulit dipadamkan
atau dikendalikan
4 / Surat Keputusan …..
Tabel Laju Pertumbuhan Kebakaran
Klasifikasi Pertumbuhan Waktu Pertumbuhan / Growth Time
( detik )
Tumbuh Lambat ( Slow Growth ) > 300
Tumbuh Sedang ( Moderete Growth ) 150 – 300
Tumbuh Cepat ( Fast Growth ) 80 – 150
Tumbuh Sangat Cepat (Very Fast Growth ) < 80
Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi Kebakaran, Material dan Media Pemadam Kebakaran di Indonesia dapat dilihat dari
tabel di bawah ini.
Klasifikasi Kebakaran
RESIKO MATERIAL ALAT PEMADAM
Class A Kayu, kertas, kain Dry Chemichal Multiporse dan ABC soda
acid
Class B Bensin, Minyak tanah, varnish Dry Chemichal foam ( serbuk bubuk ), BCF
(Bromoclorodiflour Methane), CO2, dan gas
Hallon
Class C Bahan – bahan seperti
asetelin, methane, propane
dan gas alam
Dry Chemichal, CO2, gas Hallon dan BCF
Class D Uranium, magnesium dan
titanium
Metal x, metal guard, dry sand dan bubuk
pryme
Dari keempat jenis kebakaran tersebut yang jarang ditemui adalah kelas D, biasanya untuk kelas
A, B dan C alat pemadamnya dapat digunakan dalam satu tabunng / alat, kecuali bila diperlukan
jenis khusus.
Penyebab Kebakaran
4 / Surat Keputusan …..
Berikut ini adalah penyebab kebakaran :
1. Manusia, kesalahan manusia dapat berupa kurang hati – hati dalam menggunakan alat yang
dapat menimbulkan api atau kurangnya pengertian tentang bahaya kebakaran. Sebagai
salah satu contoh merokok atau memasak.
2. Alat, disebabkan karena kualitas alat yang rendah, cara penggunaan yang salah,
pemasangan instalasi yang kurang memenuhi syarat. Sebagai contoh : pemakaian daya
listrik yang berlebihan atau kebocoran.
3. Alam, sebagai contoh adalah panasnya matahari yang amat kuat dan terus menerus
memancarkan panasnya sehingga dapat menimbulkan kebakaran.
4. Penyalaan sendiri, sebagai contoh adalah kebakaran kapal yang membawa bahan kimia
akibat reaksi kimia yang disebabkan oleh kebocoran atau hubungan pendek listrik.
5. Kebakaran disengaja, seperti huru – hara, sabotase dan untuk mendapatkan asuransi ganti
rugi.
Penggolongan penyebab kebakaran dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel Penyebab Kebakaran
Alam Kemajuan Teknologi
Perkembangan Penduduk
Matahari
Gempa bumi
Petir
Gunug merapi
Listrik
Biologis
Kimia
Ulah manusia :
− sengaja
− tidak sengaja
− awam ( ketidakpahaman )
Penyebab kebakaran dapat dilihat secara mendalam dari beberapa faktor berikut di bawah ini :
a. Faktor Non Fisik
● Lemahnya peraturan perundang – undangan yang ada, serta kurangnya pengawasan
terhadap pelaksanaannya ( Perda No. 3 Tahun 1992 ).
● Adanya kepentingan yang berbeda antar berbagai instansi yang berkaitan dengan usaha –
usaha pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran.
37
>> Bila Jalan …..
Kondisi masyarakat yang kurang mematuhi peraturan perundang – undangan yang berlaku sebagai
usaha pencegahan terhadap bahaya kebakaran.
● Lemahnya usaha pencegahan terhadap bahaya kebakaran pada kapal yang dikaitkan
dengan faktor ekonomi, dimana pemilik kapal terlalu mengejar keuntungan dengan cara
melanggar peraturan yang berlaku.
● Dana yang cukup besar untuk menanggulangi bahaya kebakaran pada bangunan Kapal
terutama Kapal besar.
b. Faktor Fisik
● Keterbatasan jumlah personil dan unit pemadam kebakaran serta peralatan.
● Kondisi Kapal.
● Kondisi lalu lintas pelayaran yang tidak menunjang dalam penanggulangan bahaya
kebakaran.
Pola Meluasnya Kebakaran
Dari segi cara api meluas dan menyala, yang menentukan ialah meluasnya kebakaran. Bedanya
antara kebakaran besar dan kebakaran kecil sebetulnya hanya terletak pada cara meluasnya api
tersebut.
Perhitungan secara kuantitatif tentang cara meluasnya kebakaran sukar untuk ditentukan. Tetapi
berdasarkan penyelidikan – penyelidikan, kiranya dapat diperkirakan pola cara meluasnya
kebakaran itu sebagai berikut :
a. Konveksi ( Convection ) atau perpindahan panas karena pengaruh aliran, disebabkan
karena molekul tinggi mengalir ke tempat yang bertemperatur lebih rendah dan
menyerahkan panasnya pada molekul yang bertemperatur lebih rendah.
» Panas dan gas akan bergerak dengan cepat ke atas ( langit – langit atau bagian dinding
sebelah atas yang menambah terjadinya sumber nyala yang baru ).
» Panas dan gas akan bergerak dengan cepat melalui dan mencari lubang – lubang
vertikal seperti cerobong, pipa – pipa, ruang tangga lubang lift, dsb.
» Bila jalan arah vertikal terkekang, api akan menjalar kearah horizontal melalui ruang
bebas, ruang langit – langit, saluran pipa atau lubang – lubang lain di dinding kapal.
4 / Surat Keputusan …..
» Udara panas yang mengembang, dapat mengakibatkan tekanan kepada pintu, jendela
atau bahan – bahan yang kurang kuat dan mencari lubang lainnya untuk ditembus.
b. Konduksi ( Conduction ) atau perpindahan panas karena pengaruh sentuhan langsung dari
bagian temperatur tinggi ke temperatur rendah di dalam suatu medium.
» Panas akan disalurkan melalui pipa – pipa besi, saluran atau melalui unsur kontruksi
lainnya diseluruh bagian Kapal.
» Karena sifatnya meluas, maka perluasan tersebut dapat mengakibatkan keretakan di
dalam kontruksi yang akan memberikan peluang baru untuk penjalaran kebakaran.
c. Radiasi ( Radiation ) atau perpindahan panas yang bertemperatur tinggi kebenda yang
bertemperatur rendah bila benda dipisahkan dalam ruang karena pancaran sinar dan
gelombang elektromagnetik. Permukaan suatu kapal tidak mustahil terbuat dari bahan –
bahan yang bila terkena panas akan menimbulkan api.
» Karena udara itu mengembang ke atas, maka langit – langit dan dinding bagian kapal
akan terkena panas terlebih dahulu dan paling kritis. Bahan bangunan kapal yang
digunakan untuk itu sebaiknya ialah yang angka penigkatan perluasan apinya ( fleme-
spread ratings ) rendah.
» Nyala mendadak ( flash-over ) yang disebabkan oleh permukaan dan sifat bahan
bangunan kapal yang sangat mudah termakan api, adalah gejala yang umum di dalam
suatu kebakaran. Kalau suhu meningkat sampai ± 4250 C atau gas – gas yang sudah
kehausan zat asam tiba – tiba dapat tambahan zat asam, maka akan menjadi nyala api
yang mendadak, dan membesarnya bukan saja secara setempat tetapi meliputi
beberapa tempat.
» Sama halnya dengan cerobong sebagai penyalur ke luar dari gas – gas panas yang
mengakibatkan adanya bagian kosong udara di dalam ruangan ( yang berarti pula
menarik zat asam ), semua bagian – bagian yang sempit atau lorong – lorong vertikal di
dalam kapal bersifat sebagai cerobong, dan dapat memperbesar nyala api, terutama
kalau ada kesempatan zat asam membantu pula perluasan api tersebut.
4 / Surat Keputusan …..
Cara Pemadaman.
Dari pengertian tentang penyebab kebakaran maka dapat ditemukan sistem pemadaman api,
yaitu :
a. Cara penguraian, adalah sistem pemadaman dengan cara memisahakan / menjauhkan
benda – benda yang dapat terbakar. Contohnya, bila terjadi kebakaran dalam kapal, yang
terdekat dengan sumber api harus segera dibongkar / dimatikan.
b. Cara pendinginan, adalah sistem pemadaman dengan cara menurunkan panas. Contoh,
penyemprotan air ( bahan pokok pemadam ) pada benda yang terbakar.
c. Cara isolasi, adalah sistem pemadaman dengan cara mengurangi kadar O2 pada lokasi
sekitar benda- benda terbakar. Sistem ini disebut juga dengan sistem lokalisasi, yaitu
dengan membatasi / menutupi benda – enda yang terbakar agar tidak bereaksi dengan O2,
contohnya :
▪ Menutup benda – benda yang terbakar dengan karung yang dibasahi air, misalnya
pada kebakaran yang bermula dari kompor.
▪ Menimbun benda – benda yang terbakar dengan pasir atau tanah.
▪ Menyemprotkan bahan kimia yaitu dengan alat pemadam jenis CO2
Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Pemadam Kebakaran Pemeriksaan Sistem Pemadam
Kebakaran
Pada tahapan ini ada 2 macam pemeriksaan yang perlu dilakukan, yaitu :
a. Pemeriksaan Sebagian – sebagian
Pemeriksaan ini perlu dilakukan sebelum sesuatu bagian dari sistem pemadam kebakaran
ditanam kapal atau sebelum diletakan diantara plafond dengan plat lantai. Kesemua ini
harus dilakukan disaat proses pembangunan kapal agar pemeriksaan dapat dilakukan lebih
baik.
b. Pemeriksaan Keseluruhan
4 / Surat Keputusan …..
Pemeriksaan ini dilaksanakan apabila seluruh sistem telah terpasang dan kapal telah
mencapai penyelesaian sebesar 75 % dari rencana keseluruhan.
Pengujian Sistem Pemadam Kebakaran
Pengujian umumnya dilakukan atas masing – masing jenis alat dan fungsi dari seluruh sistem
setelah selesai pemasangan.
a. Pengujian Tekanan
Pada pengujian tekanan ini perlu diketahui apakah pengujian sampai kesemua bagian dari
sistem instalasi pipa pemadam kebakaran tersebut. Cara pelaksanaannya yaitu dengan :
menjalankan pompa penguji untuk menghantarkan tekanan air kesemua pipa cabang dan
membuka semua katup untuk sementara agar dapat diketahui apakah tekanan air yang
masuk pada tiap – tiap pipa cabang sesuai dengan yang diinginkan dan selama pengujian
berlangsung tidak boleh terjadi perubahan / penurunan tekanan.
b. Pengujian Tangki
Setelah selesai dibangun atau dipasang, tangki harus dibersihkan secara baik dan kemudian
diisi dengan air untuk memeriksa adanya kebocoran, dan pada pengujian ini tangki harus
tidak menunjukan gejala – gejala adanya kebocoran sekurang – kurangnya selama 24 jam.
b. Pengujian Pipa dan Aliran
Pada pengujian ini aliran harus benar – benar lancar sehingga debit aliran masuk mendekati
/ sama dengan debit aliran keluar. Jika hal tersebut tidak terpenuhi maka sistem instalasi
harus diperiksa ulang untuk menjamin bahwa sistem yang dipasang dapat berfungsi dengan
baik.
d. Pengujian Sistem Automatisasi Sprinkler
Cara ini dapat dilakukan hanya pada bagian dari beberapa sprinkler, yaitu dengan cara
memanaskan sprinkler head, pada temperatur tertentu tabung kaca sprinkler head akan
4 / Surat Keputusan …..
pecah dan katup akan terbuka sehingga air akan terpancar keluar melalui lubang – lubang
sprinkler head.
e. Pengujian Katup
Pengujian katup secara khusus dilaksanakan, walaupun pengujian pada katup sudah
tercakup pada pengujian aliran pada pipa.
(o) Tolak Sandar Kapal Patroli
Peran tolak sandar di atas kapal dilaksanakan pada saat kapal akan meninggalkan pelabuhan (
dermaga ) dan pada saat kapal akan merapat ke dermaga. Peran tolak sandar dilaksanakan
dibawah komando dan pengendalian Komandan Kapal yang dibantu Perwira Nautika yang
diawali dengan tanda isyarat bunyi taitu tiga kali tiup panjang ( ------ ------ ------ ). Setelah
terdengar tanda isyarat ini maka dengan segera setiap ABK menuju tempatnya masing – masing
sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
a. One Hour Notice / Satu Jam Persiapan
One Hour Notice adalah suatu pemberitahuan untuk semua ABK agar seluruh ABK stanby di
posisinya masing – masing, yang diberikan satu jam sebelum kapal akan merapat atau
meninggalkan dermaga, serta untuk mengecek keplengkapan jumlah anggota. Seluruh ABK
harus sudah siap dengan pakaian seragam ( PDH, PDL, atau Wear Pack ) untuk menerima
arahan kegiatan selanjutnya. Persiapan yang dilakukan :
1. Bagian Mesin
a) Cek bahan bakar dan minyak pelumas.
b) Menghidupkan dan memanasi motor induk.
c) Menghidupkan motor bantu ( generator ).
d) Cek semua kondisi di kamar mesin dan melaporkan kepada Komandan Kapal bila
ada masalah.
e) Mencoba telegraph / handle mesin di anjungan.
f) Bila sudah siap segera melapor ke Komandan Kapal.
2. Persiapan di Anjungan.
a) Menyiapkan Peta dan Daftar Pasang Surut.
4 / Surat Keputusan …..
Membuat garis haluan yang aman dan efektif serta melaporkan kepada Komandan
Kapal bila diperlukan adanya perubahan.
b) Menyiapkan peralatan navigasi.
- Menyalakan RADAR.
- Menyalakan GPS.
- Menyalakan ECHO SOUNDER.
c) Mengecek lampu navigasi
d) Menyalakan dan mencoba system kemudi.
e) Menyiapkan Binokuler / teropong.
3. Persiapan bagian dek
a) Menyiapkan tali –temali di haluan dan buritan baik tali tros maupun spring ,
termasuk tali buangan.
b) Menyiapkkan dapra.
c) Menyalakan dan mencoba mesin winch di haluan dan buritan.
4. Persiapan Radio
a) Menyiapkan peralatan komunikasi seperti HT, radio VHF dan SSB.
b) Meminta informasi kepada Kepanduan tentang alur lalu – lintas pelayaran dan
informasi keadaan cuaca.
c) Menyiapkan suling kapal dan mencobanya.
5. Bila ada masalah segera melaporkannya ke Komandan Kapal.
Pembagian Peran dan tugas ABK kapal Polisi pada saat pelaksanaan peran tolak
sandar adalah sebagai berikut :
a) Komandan Kapal.
Pemegang komando dan pengendalian.
b) Bintara Nautika.
1) Membantu Komandan Kapal dalam rangka olah gerak kapal.
2) Memegang kemudi dalam rangka olah gerak kapal.
3) Melaksanakan dan mengulangi aba – aba kemudi.
c) Bintara Operator Radio dan Telekomunikasi.
4 / Surat Keputusan …..
Menyiapkan peralatan komunikasi dan melaksanakan hubungan radio dengan
kepanduan setempat mengenai alur pelayaran pelabuhan serta hubungan antar
kapal. Peralatan komunikasi yang digunakan antara lain : HT untuk komunikasi
intern kapal, Radio VHF untuk komunikasi antar kapal.
d) Bintara Teknik
Memegang handle mesin motor kapal patroli Polisi dan melaksanakan serta
mengulangi aba- aba dari Komandan Kapal.
dikeluarkan di : Jakarta
pada tanggal : Desember 2011
DIR POL AIR POLDA METRO JAYA
Drs. EDISON SITORUS, MH
KOMISARIS BESAR POLISI NRP 66120397
POLRI DAERAH METRO JAYA DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Nomor : SOP/ /XII/2011/Dit Pol Air PMJ
tentang
BINMAS PERAIRAN
JAKARTA, Desember 2011