sop patwal dit pol air polda metro jaya

40
3. Ruang Lingkup ….. S.O.P ( STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ) PATROLI DAN PENGAWALAN PERAIRAN DIREKTORAT POLISI PERAIRAN POLDA METRO JAYA TAHUN 2011 BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. Dengan adanya arus globalisasi, informasi dan transportasi serta pasar bebas dan ditambah dengan meningkatnya arus keluar masuk kapal barang dan manusia melalui perairan Teluk Jakarta yang menuju atau dari pelabuhan Tanjung Priuk maka dengan menyesuaikan dan memperhatikan situasi dan kondisi dilapangan serta perkembangan gangguan kamtibmas di wilayah perairan Polda Metro Jaya. b. Guna menangkal dampak yang akan timbul diwilayah perairan Dit Pol Air Polda Metro Jaya melaksanakan upaya pembinaan kamtibmas serta penegakan hukum, dalam pelaksanaan kegiatannya mengadakan koordinasi lintas fungsional dan sektoral dengan satuan atas maupun instansi terkait lainnya. 2. Maksud dan tujuan a. Maksud Standar Operasional Prosedur ini adalah agar dapat di gunakan sebagai pedoman dan petunjuk bagi semua anggota Polisi Perairan dalam melaksanakan tugas di lapangan. b. Tujuan Standar Operasional Prosedur ini adalah agar pelaksanaan patroli dan pengawalan di wilayah perairan Polda Metro Jaya dapat berjalan dengan terarah dan mencapai hasil yang Optimal. 3. Ruang lingkup

Upload: 123habib123fikri

Post on 24-Oct-2015

1.320 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Peraturan dan Perundangan Patroli Polisi Air, Kapal patroli,

TRANSCRIPT

Page 1: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

3. Ruang Lingkup …..

S.O.P

( STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR )

PATROLI DAN PENGAWALAN PERAIRAN

DIREKTORAT POLISI PERAIRAN POLDA METRO JAYA

TAHUN 2011

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum

a. Dengan adanya arus globalisasi, informasi dan transportasi serta pasar bebas dan ditambah dengan

meningkatnya arus keluar masuk kapal barang dan manusia melalui perairan Teluk Jakarta yang menuju

atau dari pelabuhan Tanjung Priuk maka dengan menyesuaikan dan memperhatikan situasi dan kondisi

dilapangan serta perkembangan gangguan kamtibmas di wilayah perairan Polda Metro Jaya.

b. Guna menangkal dampak yang akan timbul diwilayah perairan Dit Pol Air Polda Metro Jaya

melaksanakan upaya pembinaan kamtibmas serta penegakan hukum, dalam pelaksanaan kegiatannya

mengadakan koordinasi lintas fungsional dan sektoral dengan satuan atas maupun instansi terkait

lainnya.

2. Maksud dan tujuan

a. Maksud Standar Operasional Prosedur ini adalah agar dapat di gunakan sebagai pedoman dan petunjuk

bagi semua anggota Polisi Perairan dalam melaksanakan tugas di lapangan.

b. Tujuan Standar Operasional Prosedur ini adalah agar pelaksanaan patroli dan pengawalan di wilayah

perairan Polda Metro Jaya dapat berjalan dengan terarah dan mencapai hasil yang Optimal.

3. Ruang lingkup

Page 2: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

Ruang Lingkup Standar Operasional Prosedur ini meliputi urutan-urutan tindakan yang harus di laksanakan

oleh setiap anggota Polisi Perairan dalam melaksanakan tugas.

4. Tata Urut

a. BAB I PENDAHULUAN

b. BAB II DASAR-DASAR KEBIJAKSANAAN

c. BAB III PENGGOLONGAN DAN PELAKSANAAN

d. BAB IV ADMINISTRASI DAN LOGISTIK

e. BAB V PENUTUP

5. Pengertian-pengertian

a. 1) Patroli dalam fungsi Pol Air adalah salah satu kegiatan pencegahan Pol Air dalam rangka

pelaksanaan tugas POLRI di wilayah Perairan RI dengan tujuan mencegah terjadinya kriminalitas /

ancaman terhadap Kamtibmas diwilayah perairan.

2) Wilayah perairan Indonesia meliputi laut territorial Indonesia, Perairan Kepulauan dan Perairan

Pedalaman, adapun pengertiannya . a.l :

a) Laut Teritorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 ( dua belas ) Mil Laut yang di ukur dari

garis pangkal kepulauan Indonesia.

b) Perairan kepulauan Indonesia adalah garis pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan

kedalaman atau jarak dari pantai.

c) Perairan Pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi darat dari garis

air rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk kedalamannya semua bagian dari perairan

yang terletak pada sisi darat dari suatu garis penutup.

b. Kapal adalah Kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun yang digerakan oleh tenaga mekanik,

tenaga angin, atau di tunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah

permukaan air serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

Page 3: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

c. Kapal Patroli Adalah kapal Pemerintah yang mempunyai Identitas yang jelas dan mempunyai

kewenangan untuk menegakan Hukum di laut. ( Dasar Hukum : Pasal 224 UU No. 17 Tahun 1985 ).

BAB II

DASAR - DASAR KEBIJAKSANAAN

6. Dasar Hukum

a. Undang – Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

b. Undang – Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP.

c. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

d. Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah.

e. Keputusan Kapolri No. Pol : Kep / 53 / X / 2002 tanggal 17 oktober 2002 tentang organisasi dan tata

cara kerja satuan organisasi di tingkat Mabes Polri.

f. Perkap No 22 Tahun 2010 tgl 28 september tentang sususnan organisasi dan tata kerja tingkat Polda.

g. Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep / 1250 / IX / 2000 tanggal 11 September 2000 tentang revisi

himpunan juklap dan juknis proses penyidikan tindak pidana.

h. Surat Keputusan Kababinkam Polri No. Pol : Skep / 04 / VII / 2004 tanggal 13 Juli 2004 tentang naskah

sementara buku petunjuk lapangan patrol di wilayah perairan Indonesia dengan kapal Polisi.

BAB III

PENGGOLONGAN DAN PELAKSANAAN

7. Dalam pelaksanaannya SOP ini di golongkan menjadi :

a. Situasi

b. Tugas Pokok

c. Organisasi

d. Kemampuan dan Keterampilan

e. Alut dan Alsus

Page 4: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

f. Sasaran

g. Cara Bertindak

h. Hal – hal yang perlu di perhatikan

i. struktur Organisasi

8. Pelaksanaan

a. Situasi

Wilayah hukum Dir Pol Air Polda Metro Jaya adalah merupakan daerah perairan yang meliputi pesisir

pantai dan lautan yang terdapat Gugusan pulau – pulau di Kepulauan Seribu terdapat Masyarakat /

Penduduk sebagian terdapat Pulau Wisata, Cagar Alam, dan Taman Arkeologi sedang wilayah

perairan sebagai jalur transportasi keluar masuk kapal / jalur Domestik maupun Internasional dari dan

menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

b. Tugas Pokok

Melaksanakan tugas patrol di wilayah perairan hukum Polda Metro Jaya dalam rangka Preemtif,

Preventif dan penegakan hukum serta memberikan pelayanan, pengayoman dan perlindungan kepada

masyarakat secara cepat dan tepat. Dalam pelaksanaan tugas Satuan Patroli menggunakan sarana

dan prasarana serta alat utama berupa kapal yang dimiliki oleh jajaran Dit Pol Air Polda Metro Jaya

dengan melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

1) Mendatangi dan melaksanakan tindakan pertama di TKP.

2) Memberikan pertolongan pertama kepada korban ( P3K ).

3) Mengumpulkan barang bukti, mencari saksi dan menangkap pelaku.

4) Melaksanakan pencarian dan penyelamatan ( SAR ).

5) Membuat sket TKP.

6) Melakukan pemeriksaan dokumen – dokumen serta muatan kapal.

7) Memberikan informasi navigasi, syahbandar setempat.

c. Organisasi

1) Tingkat Direktorat

Page 5: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

Unit kapal merupakan satuan unsure pelaksanaan patrol tingkat Direktorat yang melibatkan kapal

– kapal patrol polisi sesuai dengan standar yang dimiliki.

2) Kewilayahan

a) Pos Polisi Perairan Dit Pol Air merupakan unsur pelaksana terdepan yang melaksanakan

tugas patroli dengan menggunakan peralatan / alut yang ada diwilayah hukumnya.

b) Luas wilayah perairan yuridiksi Polda Metropolitan Jakarta Raya adalah sebagai berikut :

c) Dari titik sebelah barat dan titik batas sebelah timur ditarik batas pada peta maka jarak ini

adalah kurang lebih 42 Mil ( bila menyusuri pantai berjarak kurang lebih 65 Mil ).

d) Dari sebelah utara ditarik garis lurus ke pantai Utara Teluk Jakarta berjarak 90 Mil.

e) Maka luas seluruh perairan Yuridiksi Polda Metropolitan Jakarta Raya diperkirakan adalah 42

Mil X 60 Mil = 3780 Mil Persegi.

d. Kemampuan dan Keterampilan

Kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap anggota Polisi Perairan adalah :

1) Kemampuan dasar Kepolisian

a) Kemampuan dasar Patroli

b) Kemampuan melakukan tindakan pertama di TKP

c) Mampu memberikan bantuan, perlindungan, arahan, kepada masyarakat yang memerlukan

d) Mampu membuat laporan dan pengaduan

2) Kemampuan Navigasi :

a) Mampu menggunakan kompas

b) Mampu menjangka peta

c) Mampu olah gerak kapal

d) Mampu tehnik mesin

3) Kemampuan perundang – undangan tentang perairan dan pelayaran.

4) Kemampuan dasar SAR :

a) Mampu melaksanakan pencarian dan pertolongan serta penyelamatan terhadap korban

musibah.

b) Mampu melakukan perlindungan terhadap jiwa, harta benda milik masyarakat yang mengalami

musibah.

5) Kemampuan berkomunikasi :

Page 6: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

a) Menggunakan HT.

b) Menggunakan Semapore.

6) Kemampuan menghentikan dan melakukan pemeriksaan kapal.

7) Kemampuan deteksi.

8) Keterampilan :

a) Memiliki keterampilan fisik ( Cekatan ).

b) Memiliki keterampilan menggunakan perahu karet, jetski atau jet motor boat.

c) Memiliki keterampilan beladiri POLRI.

d) Memiliki keterampilan mendayung, berenang, selam, repling hely jump.

e) Memiliki keterampilan pertolongan pertama ( P3K )

e. Alat Utama dan Alat Khusus

1) Alat utama berupa :

a) Kapal Polisi Tipe C1, C2, dan C3 sebagai berikut :

NO JENIS ALUT /

KAPAL

NO

LAMBU

NG

MEREK MESIN PK

TH

BUA

T

GOL /

TIPE

KONDISI

KETERANGAN BB RR RB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

KAPAL

PATROLI

I PEMAKAI HSD

-

1

601 MITSHUBISHI 2x158 2000 C1 - 1 -

2

3101 MITSHUBISHI 2x158 1984 C1 - 1 - TIPE C 1 :

PEMAKAI MT.88

4 UNIT 3

3102 SUZUKI 2x250 2006 C1 - 1 -

4

3103 SUZUKI 2x250 2008 C1 - 1 -

5

3201 YAMAHA 2x200 2004 C2 - 1 -

TIPE C 2 :

3 UNIT

6

3202 YAMAHA 2x250 2006 C2 - 1 -

7

3203 YAMAHA /

MERCURY 2x250 2008 C2 - 1 -

Page 7: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

III PEMAKAI MT.88

8

3304 YAMAHA 1x200 1995 C3 - 1 -

9

3305 YAMAHA 1x115 1995 C3 - 1 -

10

3306 YAMAHA 2 x 40 2002 C3 - 1 -

11

3307 YAMAHA 1x115 2002 C3 - 1 -

12

3308 YAMAHA 2x250 2003 C3 - 1 -

13

3309 YAMAHA 2 x 40 2004 C3 - 1 -

14

3310 YAMAHA 2 x 40 2004 C3 - 1 -

15

3311 YAMAHA 1 x 85 2004 C3 - 1 -

16

3312 YAMAHA 1 x 85 2004 C3 - 1 -

17

3313 YAMAHA 1x200 2006 C3 - 1 - TIPE C 3

18

3314 YAMAHA 1x200 2006 C3 - 1 - 24 UNIT

19

3315 YAMAHA 1x200 2007 C3 - 1 -

20

102 YAMAHA 2 x 40 1978 C3 - 1 -

21

103 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -

22

105 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -

23

106 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -

24

108 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -

25

110 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -

26

111 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -

27

112 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -

28

113 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -

29

114 YAMAHA 1x115 2000 C3 - 1 -

30

115 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -

31

116 YAMAHA 1 x 40 2000 C3 - 1 -

Page 8: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

b) Rubber Boat ( Perahu Karet ).

c) Jet ski / Jet Boat.

d) Perahu

2) Alat Khusus :

a) Life Jacket

b) Ring Bouy

c) Sign Lamp

d) Kompas

e) Peta

f) Alat P3K

g) Alat Selam ( baju selam, tabung oksigen, fin, snorkel )

h) Alkom ( HT, Alat, Semaphore )

i) Megaphone

j) Sirine

k) Tangga Pandu

l) Alat pemadam kebakaran

m) Generator

n) Senter

o) Kamera

p) Tali

q) Dan sarana lainnya

3) Perlengkapan Tiap Anggota :

a) Pakaian Dinas

b) Tongkat POLRI

c) Borgol

d) Senjata Genggam dan senjata laras panjang

e) Sempritan peluit

f) Buku Note dan bolpen

Page 9: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

f. Sasaran :

1) Tindak Pidana / Pelanggaran hukum di perairan Teluk Jakarta :

a) Penanganan Terhadap Kejahatan Perompakan

(1) Peran pemeriksaan kapal yang sedang di rompak

(a) Untuk menghentikan berikan tanda isyarat bendaera K.

(b) Dengan isyarat cahaya.

(c) Tembakan peringatan ke udara atau ke air.

(d) catat waktu kejadian termasuk usaha penghentian kapal.

(e) Menentukan posisi kejadian perompakan dan penghentian kapal dalam peta dan

catat dalam buku jurnal kapal.

(f) Amankan tersangka dan barang bukti .

(g) Membantu bila ada korban luka.

(h) Bantu upaya perbaikan kapal.

(i) Informasikan kepada agen pemilik kapal.

(j) Membawa kapal dengan cara di gandeng atau dapat dengan cara di kawal kapal

patrol Polisi.

(2) Perompakan pengeboran minyak lepas pantai :

(a) Lakukan tindakan kepolisian.

(b) Informasikan ke perusahaan kapal yang bersangkutan.

(c) Pam olah TKP.

(d) Amankan dokumen penting bilamana ada.

(e) Koordinasikan dengan instansi yang berwenang berkaitan dengan pengeboran

minyak lepas pantai.

b) Pemberkasan awal :

(1) Buat laporan Polisi .

(2) Gambar situasi pengejaran dan penghentian kapal ( GSPP ).

(3) Pernyataan posisi.

(4) Berita acara pemeriksaan.

(5) Surat perintah memeriksa kapal.

(6) Surat perintah membawa / mengawal kapal.

Page 10: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

(7) Berita acara pemeriksaan membawa / mengawal kapal.

(8) Laporan Dan kapal via radio kepada Direktur Polisi Perairan.

g. Cara Bertindak

1) Urutan tidakan secara umum yang dilaksanakan dalam penanganan terhadap kejahatan narkotika

dan / atau psikotoprika di wilayah perairan adalah :

2) Berusaha menghentikan kapal yang sedang mengangkut narkotika dan atau psikotropika dengan

urutan tindakan sebagai berikut :

a) Dengan isyarat bendera K

b) Dengan isyarat cahaya

c) Dengan tembakan peringatan ke udara

d) Dengan tembakan peringatan ke air

3) Melakukan pemeriksaan kapal setelah kapal, yang di duga mengangkut narkotika dan atau

psikotropika berhenti dan merapat di lambung kapal patrol Polisi, tindakan selanjutnya adalah :

a) Semua ABK dan penumpang dikumpulkan di lokasi haluan kapal untuk memudahkan

pengamanan dan segera lakukan penyidikan

b) Tim penyidik segera melakukan pengecekan pada peta laut yang ada untuk menentukan

posisi.

c) Dengan disaksikan oleh nahkoda dan 1 ( satu ) ABK dan atau Tersangka, Tim penyidik

mengadakan pencarian barang bukti berupa :

(1) Narkotika dan atau Psikotropika

(2) Mengamankan seluruh barang bukti Narkotika dan atau Psikotropika yang di temukan

(3) Dokumen kapal dan dokumen ABK termasuk dokumen pengangkutan, surat persetujuan

ekspor dan atau impor

d) Apabila tidak terdapat cukup bukti mengangkut narkotika dan atau psikotropika, maka kapal

dapat di lepas kembali dengan :

(1) Membuat surat pernyataan hasil penyidikan

(2) Dicatat dalam buku jurnal kapal patrol Polisi

(3) Buat laporan ke kesatuan atau sesuai prosedur

Page 11: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

e) Apabila terdapat cukup bukti mengankut narkotika dan atau psikotropika, maka tindakan tim

penyidik selanjutnya adalah :

(1) Membawa kapal

(a) Di Ad Hock ke satuan kewilayahan yang terdekat

(b) Dikawal

(c) Digandeng

(2) Mengamankan para tersangka dan barang bukti

(3) Pemberkasan awal penahanan adalah

(a) Laporan Polisi

(b) Gambar situasi pengejaran penghentian kapal (GSPP).

(c) Pernyataan posisi

(d) Berita Acara Pemeriksaan Perkara

(e) Surat Perintah Memeriksa Kapa

(f) Surat perintah Membawa/mengawal kapal

(g) Berita Acara Pemeriksaan Membawa/mengawal kapal.

(4) Laporkan dan Kapal Patroli Polisi ke kesatuan atasan melalui alkom yang ada

h. Hal – hal yang harus diperhatikan antara lain :

1) Untuk tindakan kepolisian terhadap kapal berbendera asing yang sedang berlayar yang di curigai

membawa narkotika dan atau psikotropika perlu menerapkan prinsip kehati-hatian dalam bertindak

petugas,karena bila tidak terdapat barang bukti narkotika dan atau psikotropika yang dimaksud

dapat merugikan pelayanan Polri.

2) Kapal yang sedang tidak berlayar dan atau sedang sadar di pelabuhan baik berbendera Indonesia

maupun kapal berbendera asing mengikut sertakan petugas intansi yanag berwenang antara lain

Tim Refresi BNN ( Badan Narkotika Nasional ) dan petugas Keimigrasian,kecuali dalam hal

tertangkap tangan.

3) Mengenali dan memastikan bahwa barang buktinya termasuk jenis Narkotika dan atau

psikotropika.

4) Adakan pemeriksaan dibawah air dengan cara penyelaman.

i. Instruksi dan Koordinasi

1) Instruksi

Page 12: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

a) Laporkan pada kesempatan pertama apabila menangani tindak kejahatan narkotika dan/ atau

psikotropika di wilayah perairankepada Kababinkam Polri Up. Dir Pol Air Polri apabila

penugasan dari mabes Polri, dan kepada Kapolda Up. Dir Pol Air Polda bila penugasan dari

kewilayahan.

b) Cegah dan hindari sejauh mungkin jatuhnya korban personil dan harta benda dalam proses

penanganan narkotika dan/ atau psikotropika di wilayah perairan.

2) Koordinasi :

a) Adakan koordinasi dengan sebaik – baiknya antar fungsi antar satuan dan instasi terkait.

b) Pedomani dan berlakukan petunjuk lapangan ini sesuai perkembangan situasi dan kondisi.

c) Setiap pemerintah yang tidak diatur dalam petunjuk lapangan yang telah berlaku agar

diinformasikan sebelumnya.

3) Pemeriksaan Kapal ( Cara Memeriksa Kapal )

a) Cara Memeriksa Kapal :

(1) Persiapan.

Keselamatan tim pemeriksa merupakan perhatian utama, maka harus memperhatikan

setiap usaha untuk menjamin keselamatan dengan memperhatikan prosedur

pengamanan, persiapan pemeriksaan kapal meliputi hal – hal sebagai berikut :

(2) Observasi sebelum pemeriksaan.

Observasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dan mencatat informasi yang dapat

dilihat dan berguna nantinya pada saat pemeriksaan.Obyek yang perlu di observasi

adalah :

(a) Posisi/Lokasi Kapal.

(b) Kegiatan Kapal.

(c) Jenis Kapal.

(d) Tanda – tanda di lambung Kapal.

(e) Kondisi Kapal.

(f) Bendera Kapal / Kebangsaan.

(g) Haluan dan kecepatan.

Page 13: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

(h) Elektronik yang dimiliki

(i) Jenis dan kondisi perlengkapan.

(j) Jumlah orang yang ada di Kapal.

(k) Reaksi para awak kapal atas kehadiran pemeriksa.

(l) Bagaimana orang tersebut.

(3) Tingkatan resiko atau ancaman.

Semua pemeriksaan dapat mengakibatkan resiko personil tim pemeriksa. Penentuan

tingkat resiko dibuat untuk menentukan cara bertindak dalam mengantisipasi

kemungkinan resiko yang akan terjadi. Beberapa hal untuk menentukan tingkat resiko

adalah :

(a) Jumlah pers yang ada di Kapal.

(b) Konfigurasi Kapal.

(c) Kebangsaan awak Kapal.

(d) Reaksai awak kapal atas kehadiran pemeriksa.

(e) Keadaan cuaca.

(f) Waktu ( siang / malam )

(g) Kemungkinan adanya senjata api di kapal yang akan diperiksa.

(4) Membuat rencana pemeriksaan.

Tujuan membuat rencana pemeriksaan adalah untuk menjamin bahwa setiap orang

dalam tim pemeriksa tahu apa yang harus dikerjakan dan kapan dikerjakannya dan juga

untuk mencapai hasil – hasil yang maksimum dengan gangguan yang minimum.

Rencana pemeriksaan meliputi :

(a) Tingkat resiko.

(b) Tugas – tugas khusus bagi setiap anggota ketika naik kapal.

(c) Kapan dan dimana mengumpulkan awak kapal.

(d) Bagaimana rekomunikasi antar tim pemeriksa.

(e) Bagaimana rekkomunikas dengan kapal pemeriksa.

(f) Apakah ada kata – kata kode yang di gunakan.

(g) Rencana pengamanan petugas pemeriksa.

Page 14: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

(5) Prosedur pemeriksaan Kapal.

Keselamatan tim pemeriksa adalah hal yang utama sehingga proses pemeriksaan dapat

berjalan dengan lancar. Untuk itu prosedur – prosedur pemeriksaan harus di perhatikan.

Beberapa butir prosedur pemeriksaan diuraikan sebagai berikut :

(a) pada saat naik ke kapal :

- Keamanan tim pemeriksa.

- Keamanan kedua kapal ( kapal yang memeriksa dan kapal yang diperiksa ).

- Ukuran Kapal yang diperiksa.

- Lokasi bawah Kapal.

- Lokasi perlengkapan Kapal ( Jaring – jarring, muatan ).

(b) Tata cara naik ke Kapal.

- Orang yang pertama naik ke kapal segera nengamankan situasi awak kapal

Orang kedua yang naik kapal membantu yang lain yang akan naik ke Kapal.

- Orang lain berikutnya setelah naik ke kapal harus bergerak ke posisi aman

dan selalu mengawasi posisi fisik seluruh tim pemeriksa, lokasi semua

senjata, awak kapal.

- Hanya berurusan dengan nahkoda kapal karena dialah yang mengepalai

seluruh awak kapal.

- Seluruh anggota tim pemeriksa harus terima informasi agar mengerti atas

setiap gerakan awak kapal

(c) Pengenalan tim pemeriksa

Tujuannya adalah untuk memperkenalkan diri, menyampaikan maksud

pemeriksaan, pemeriksaan jikalau ada senjata di kapal. Dilakukan terhadap

nahkoda kapal segera setelah naik ke kapal. Beberapa hal yang mencakup

tindakan memperkenalkan diri :

- Katakan nama ( Pimpinan ) pemeriksa.

- Dari kantor / instansi mana ( POLRI ).

- Katakana secara ringkas alas an mengapa tim pemeriksa naik ke kapal.

- Mintalah senjata – senjata bila di kapal tersebut ada senjata ( jangan

mengambil sendiri ).

Page 15: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

(d) Pengecekan dokumen

Kelengkapan dokumen merupakan salah satu syarat yang terus dipenuhi oleh

setiap operator Kapal sebagaimana diatur dalam perundangan yang ada.

Beberapa dokumen yang dapat diperiksa :

(e) Dokumen kapal :

- Kapal motor dengan isi kotor < 7 GT

Pas kecil.

Sertifikat keselamatan.

SIB.

- Kapal motor dengan isi kotor 7 GT < 35 GT

Pas tahunan.

Sertifikat keselamatan SV 1935 pasal 5 ( 5 ).

Sertifikat garis muat untuk panjang kapal lebih dari 24 M.

Surat ukur.

SIB.

- Kapal layar bermotor bantu isi kotor s/d 35 GT

Sertifikat keselamatan SV 1935 pasal 5 ( 7 a ).

Sertifikat radio.

Surat ukur.

SIB.

- pal layar bermotor bantu ( KLM ) 35 s/d 150 GT :

Sertifikat keselamatan sesuai aturan SK Dirjen.

Hubla No. DKP. 46 / 1 / 2 – 02.

Sertifikat radio.

Surat ukur..

SIB.

- Kapal layar bermotor bantu isi kotor s/d 500 GT :

Sertifikat keselamatan sesuai SK Dirjen Hubla No. PY. 66 / 1 / 2 – 02.

Pas tahunan / surat laut.

Page 16: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

- Kapal penyebrangan :

Sertifikat keselamatan penyebrangan.

Surat tanda kebangsaan.

Surat ukur.

IOPP sertifikat.

Sertifikat kelas.

SIB.

- Kapal kecepatan tinggi :

Sertifikat kapal kecepatan tinggi.

Surat ijin pengoprasian kapal kecepatan tinggi.

Surat ukur.

IOPP sertifikat.

Sertifikat kelas.

SIB.

Brevet A / Brevet B.

Uji rute yang di tunjuk.

- Dokumen muatan.

Manifest.

Copy B / L ( Bill of ledding ).

Stoweight ( cek kebenarannya ).

Personil effect list ( daftar barang ABK )

Surat-surat lain yang berkenaan dengan muatan.

- Dokumen awak kapal

Daftar sijil ABK (awak).

Daftar penumpang.

Buku pelaut.

Paspor.

Buku kesehatan.

Page 17: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

Surat-surat lain yang berkenaan dengan identitas awak kapal dan

penumpang.

(f) Wawancara.

Wawancara yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi yang berguna dan

merencanakan informasi yang telah ada. Wawancara dilakukan dengan cara yang

sopan dan professional, meliputi pertanyaan sebagai berikut :

- Siapa

- Apakah

- Dimana

- Dengan apa

- Mengapa

- Bagaimana

- Bilamana

Hindari pertanyaan – pertanyaan yang dijawab dengan “ ya ” atau “ tidak ” atau

pertanyaan yang tidak mengandung jawaban.

(g) Penggeledahan kapal.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari / menemukan barang buktik kejahatan,

penyidikan hendaknya perhatikan hal – hal sebagai berikut :

- Pusatkan perhatian pada ruang – ruang tersembunyi.

- Tim terdiri dari 3 ( tiga ) orang minimum 2 ( dua ) orang, 1 ( satu ) orang yang memeriksa ruangan lainnya menjaga keamanan pemeriksaan yang dipersenjatai senjata pinggang atau senpi genggam.

- Mengikutkan minimal 2 ( dua ) orang awak kapal yang diperiksa, hal mana diperlukan sebagai saksi bahwa penyidikan tidak merugikan awak kapal yang diperiksa.

Page 18: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

- Jaga jarak antara tim pemeriksa dan awak kapal untuk menjaga keamanan dari ancaman mendadak.

- Perhatikan lubang – lubang, pintu – pintu, benda –benda disekitar yang dilalui / diperiksa yang setiap saat dapat menjadi bahaya yang mengancam anggota tim pemeriksa.

- Mengatur posisi tubuh sehubungan dengan tempat dan senjata sehingga setiap saat dapat menjaga kewaspadaan dari segala kemungkinan ancaman bahaya.

(h) Tindakan terhadap kapal yang tidak melakukan tindak pidana.

- Membuat pernyataan hasil pemeriksaan.

- Membuat catatan di buku jurnal Kapal yang diperiksa.

- Diberi pengarahan / bimmas.

- Diberangkatkan / dibebaskan.

- Lapor satuan atas

(i) Tindakan terhadap kapal yang melakukan tindak pidana :

- Membuat laporan polisi ( LP ).

- Membuat gambaran GSPP ( Gambar Situasi Pengejaran dan Penghentian ).

- Pernyataan tentang Polisi :

- Surat perintah pemeriksaan kapal.

- Berita acara pemeriksaan kapal.

- Pernyataan hasil pemeriksaan.

- Pernyataan keadaan muatan.

- Kapal diserahkan ke Mako Dit Polair.

(j) Cara membawa Kapal

Page 19: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

Kapal beserta awaknya yang diduga melakukan tindak pidana harus segera ke

pelabuhan terdekat untuk dilakukan tindakan penyelidikan lebih lanjut.

Membawa kapal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

- Ad Hock Karena pertimbangan bahwa besarnya kapal tersangka tidak

memungkinkan untuk digandeng atau memang kondisi kapal tersebut tidak

memungkinkan untuk berlayar sendiri.Beberapa hal yang perlu diperhatikan

adalah :

Surat perintah membawa kapal / ad hock.

Menempatkan tim pengawalan pada kapal tersangka dengan

pertimbangan kekuatan tim pengawal dan perbandingan awak kapal

memenuhi syarat keamanan bagi tim pengawal.

Komunikasi tim pengawal dan kapal pemeriksa terjamin baik / lancar.

Memindahkan sebagian barang, perlengkapan dan personil kapal

tersangka ke kapal

pemeriksa.

Kapal pemeriksa menjaga jarak yang memungkinkan dapat mengawasi

secara visual setiap kegiatan di kapal tersangka.

Berita acara membawa kapal.

- Menggandeng / tunda dilakukan apabila memang memungkinkan dan

keadaan harus demikian, pertimbangan kekuatan kapal yang menggandeng

harus di utamakan demi keamanan. Beberapa hal yang harus diperhatikan

adalah :

Kekuatan tali gandeng / tunda.

Menggandeng di lambung kanan / kiri. Menggandeng ke belakang.

Pergunakan kecepatan aman.

pertimbangan keselamataan kedua kapal.

Perhatikan cuaca.

Berita acara membawa kapal.

(k) Pengamanan Dan Pengawalan di Atas Kapal Penumpang dan Kapal Barang.

Page 20: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

Indonesia adalah Negara kepulauan, dimana wilayahnya lebih dari 2/3 terdiri dari

wilayah perairan. Wilayah perairan yang demikian luas merupakan asset Negara

untuk menunjang pembangunan nasional termasuk kapal – kapal yang berlayar di

atasnya. Kapal laut merupakan salah satu sarana transportasi laut yang

menghubungkan wilayah Indonesia sesuatu mottonya “ merangkai pulau

mewujudkan nusantara “ berupaya untuk meningkatkan pelayanan, kenyamanan

dan keselamatan penumpang serta harta bendanya. Dit Polair Polda Metro Jaya

sebagai pengemban fungsi kepolisian di wilayah perairan dalam menunjang

keberhasilan operasional pengamanan/

pengawalan kapal penumpang dan barang perlu menyusun pentunjuk lapangan (

Juklap ) untuk dipedomani setiap anggota yang akan melaksanakan pengamanan /

pengawalan.

Dasar kebijaksanaan :

a. Undang – undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

b. Undang – undang No. 6 tahun 1995 tentang Perairan Indonesia.

c. Undang – undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

d. Undang – undang No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP.

e. Undang – undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.

f. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 53 / X / 2002, tanggal 17 Oktober 2002 tentang

organisasi dan tata kerja satuan – satuan organisasi pada tingkat Markas Besar Kepolisian

Negara Republik Indonesia.

g. Perkap No. 22 tahun 2010 tanggal 28 September tentang susunan organisasi dan tata kerja

pada tingkat Kepolisian Daerah.

h. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep /1205 / IX / 2000, tanggal 11 September 2000

tentang Revisi himpunan Juklak dan Juknis proses penyidikan tindak pidana.

Cara Bertindak

Melaksanakan deteksi dini, penggalangan, mengumpulkan informasi dan melakukan

pengamanan terhadap kapal, penumpang dan barang. Bila terjadi tindak pidana segera

Page 21: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

melakukan olah TKP, dan segera mengamankan tersangka atau orang yang dicurigai untuk

dimintai keterangan. Sedangkan untuk pelanggaran disesuaikan dengan Perda ( Peraturan

Daerah ) yang berlaku.

Dalam situasi aman, anggota melakukan patroli rutin diatas kapal dan memberikan

himbauan kepada seluruh penumpang agar mentaati segala peraturan yang berlaku di atas

kapal, bila situasi berubah menjadi rawan maka setiap anggota wajib meningkatkan patroli,

bila diperlukan melakukan sweping terhadap penumpang kapal dan tingkatkan

kewaspadaan juga melaporkan perkembangan situasi kepada Dan Tim. Dalam situasi

yang semakin menigkat sehingga mengarah pada situasi yang tidak terkendali maka

anggota dapat melakukan tindakan tegas sesuai Protap yang berlaku di Polri.

Hal – hal yang perlu diperhatikan :

Bahwa setiap anggota harus menampilkan penampilan yang simpatik terhadap seluruh

penumpang kapal, dan wajib mengayomi, melayani dan melindungi setiap penumpang yang

berada di atas kapal.

(l) Pertolongan Orang Jatuh Dilaut

Di dalam melaksanakan patroli ada kemungkinan ditemukannya orang / korban baik masih hidup

atau sudah meninggal, maka perlu diadakan latihan ini. Karena wajib bagi setiap kapal untuk

memberikan pertolongan kepada korban tersebut.

Yang dilakukan bila melihat orang jatuh di laut :

i. Segera melempar Lifebuoy ( pelampung ) kea rah orang tersebut.

ii. Melaporkan Kepada Komandan kapal atau Mualim jaga sambil berteiak “ ORANG JATUH DI

LAUT DISEBELAH KANAN KAPAL atau KIRI KAPAL “.

Tindakan Bintara jaga setelah menerima laporan :

- Membelokan kapal dengan cikar kanan atau cikar kiri sesuai dimana orang tersebut jatuh

untuk menghindari dari bahaya putaran baling – baling.

- Membunyikan alarm tanda orang jatuh di laut satu kali tiup panjang agar semua ABK standby.

Page 22: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

- Selalu mengawasi orang tersebut jangan sampai hilang dari pengawasan.

- Mencatat kejadian tersebut kedalam buku jurnal kapal.

Tindakan penyelamatan yang di lakukan :

- Membentuk tim penyelamat.

- Menyiapkan alat- alat keselamatan seperti tangga penyelamat, jarring penyelamat, dan

sekoci penolong untuk mengangkat orang tersebut keatas kapal patroli.

- Menyiapkan peralatan Medis untuk memberi pertolongan pertama kepada korban termasuk

member pakaian dan selimut untuk mengatasi hipothermi.

Pembagian Pos dan tugas ABK Kapal Polisi dalam pelaksanaan peran pertolongan terhadap

orang adalah sebagai berikut :

1. Komandan Kapal.

Pemegang komando dan pengendalian.

2. Bintara Nautika

a. Membantu komandan kapal dalam rangka olah gerak kapal dan penentuan posisi kapal.

b. Menyiapkan peralatan komunikasi dan melaksanakan hubungan radio antar kapal.

Peralatan komunikasi yang di pergunakan antara lain : HT untuk komunikasi intern

kapal,Radio VHF untuk komunikasi antar kapal.

c. Memgang kemudi dalam rangka olah gerak kapal. Melaksanakan dan mengulangi aba –

aba kemudi.

3. Bintara Mesin

a. Memegang Handle mesin motor induk dan melaksanakan serta mengulangi aba – aba

dari komandan kapal.

b. Mengawasi dan bertanggung jawab semua kegiatan di kamar mesin serta melaporkan

kepada Komandan Kapal bila ada masalah.

c. Membantu dikamar mesin dalam memeriksa keadaan motor kapal.

d. Membantu dikamar mesin dalam memeriksa keadaan motor bantu pada kapal.

(m) Penanganan Kecelakaan di Wilayah Perairan.

1. Proses penanganan

Pelaksanaan penanganan laka diwilayah perairan dilaksanakan setelah diketahui bahwa

suatu laka telah terjadi melalui laporan kapal, stasiun pantai, masyarakat atau diketahui dan

Page 23: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

ditemukan langsung oleh DAN kapal dan atau ABK kapal patrol Polri. Dijabarkan sebagai

berikut :

a. Laporan kejadian Laka Laut di wilayah perairan dari kapal.

Terima laporan tentang adanya laka di wilayah air dari kapal melalui radio SSB, melalui

kontak langsukng dengan kapal atau dating ke kantor Polair. Membuat Laporan Polisi

yang ditanda tangani oleh Komandan Kapal Polri.

b. Laporan yang disampaikan melalui stasiun pantai.

Melalui sarana komunikasi seperti Radio VHF, SSB pada chanel 16 dll. Petugas

menerima laporan dan mnginformasikan kepada komandan Kapal Patroli Polri melalui

Alkom yang ada.

c. Laporan kejahatan perompakan di wilayah perairan dari masyarakat.

Menerima laporan tetang adanya kecelakaan di wilayah perairan dari masyarakat, baik

melalui kontak langsung dengan kapal – kapal patrol atau dating ke kantor ke kantor

Kepolisian Perairan, secara tertulisn maupun lisan. Laporan yang diajukan baik secara

tertulis maupun lisan di catat terlebih dahulu oleh petugas yang saat itu menerima

laporan, kemudian diinformasikan kepada Komandan Kapal Patroli Polri dan di tuangkan

dalam laporan polisiyang ditandatangani oleh Komandan Kapal Patroli Polri.

d. Diketahui / ditemukan langsung oleh Komandan Kapal dan / atau Anak Buah Kapal

Patroli Polri

Peristiwa kecelakaan di wilayah perairan, diketahui atau ditemukan langsung oleh

Komandan Kapal atau Anak Buah Kapal Patroli Polri maka wajib segera melakukan

tindakan – tindakan sesuan dengan kewenangan yaitu sesuai jabatan, pos, lokasi dan

tugas masing – masing melaporkan pada kesempatan pertama dengan alat komunikasi

yang ada ke atasan. Segera melakukan tindakan Kepolisian terhadap kasus perompakan

yang terjadi.setiap petugas Kepolisian Perairan tanpa surat perintah dapat melakukan

penangkapan, penggeledahan dan penyitaan serta tindakan lain yang dapat

dipertanggung jawabkan menurut hukum yang berlaku. Tahap – tahap tindakan yang

harus di laksanakan dalam penanganan kecelakaan yang terjadidi wilayah perairan

adalah sebagai berikut :

a. Persiapan

Page 24: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

Keselamatan Kapal Patroli Polri beserta ABK Kapal Patroli Polri merupakan perhatian

utama, maka harus memperhatikan setiap usaha untuk menjamin keselamatan

dengan

memperhatikan setiap prosedur pengamanan. Persiapan penanganan kecelakaan

adalah sebagai berikut :

1. Observasi.

Observasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dan mencatat informasi yang

dapat dilihat dan berguna pada saat penanganan. Sasaran yang perlu di

observasikan adalah :

a) Posisi / lokasi kapal.

b) Kegiatan kapal.

c) Jenis kapal.

d) Tanda – tanda di lambung kapal.

e) Kondisi kapal.

f) Bendera kapal / kebangsaan.

g) Haluan dan kecepatan.

h) Elektronik yang dimiliki.

i) Jenis dan kondisi kelengkapan.

j) Jumlah awak kapal.

2. Tingkat resiko dan ancaman

Semua penanganan dapat mengakibatkan resiko bagi awak kapal patrol Polri.

Penentuan tingkat resiko dibuat untuk menentukan cara bertindak dalam

mengantisipasikemungkinan resiko yang akan terjadi. Beberapa hal yang

menentukan tingkat resiko, meliputi :

a) Konfigurasi kapal yang mengalami kecelakaan.

b) Kebangsaan awak kapal yang mengalami kecelakaan.

c) Reaksi awak kapal terhadap kehadiran kapal patrol Polri.

3. Membuat rencana.

Tujuan membuat rencana penanganan meliputi :

a. Tingkat resiko.

b. Tugas – tugas khusus bagi setiap ABK kapal patrol Polri ketika naik ke kapal

Page 25: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

28

1. Bunyikan Alarm …..

c. yang mengalami kecelakaan.

d. Kapal dan dimana mengumpulkan awak kapal.

e. Bagaimana rekomunikasi antar ABK kapal patroli.

f. Apakah ada kata – kata kode yang digunakan.

4. Ada 4 ( empat ) petunjuk perencanaan yang perlu diikuti, sebagai berikut :

a. Pusat komando

Kelompok yang mengontrol kegiatan di bawah pimpinan atau komandan

kapal patroli atau perwira senior serta dilengkapi perangkat komunikasi intern

dan ekstern.

b. Satuan keadaan darurat

Kelompok dibawah perwira senior yang dapat menaksir keadaan,

melaporkan ke pusat komando, menyarankan tindakan apa yang harus

diambil, jenis bantuan apa dan darimana bantuan tersebut di butuhkan.

c. Skelompok pendukung

Kelompok pendukung ini di bawah seorang perwira yang harus siap

membantu kelompok induk dengan perintah pusat komando, tugasnya

menyediakan bantuan pendukung seperti peralatan, perbekalan bantuan

medis, termasuk alat bantu pernapasan, dll.

d. Kelompok ahli mesin

Kelompok ini di bawah satuan engineering atau kepala kamar mesin ( KKM

)yang menyediakan bantuan atas perintah pusat komando. Tanggung jawab

utamanya di ruang kamar mesin dan dapat memberi bantuan bila diperlukan.

b. Pelaksanaan

Cara bertindak kapal patroli meliputi :

a) TPTKP dalam tangani laka oleh petugas patroli, dengan urutan sebagai berikut:

1. Bunyikan alarm dan sirine di kapal patroli sebagai tanda adanya laka laut,

maka komandan kapal beserta ABK segera menuju posisi masing – masing

sesuai perannya di atas kapal patrol polisi dengan memperhatikan ketentuan

Page 26: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

2. ketentuan berpakaian dan perlengkapannya.

3. Abk kapal patroli yang pertama kali melihat / mengetahui adanya laka laut,

segera berteriak “ KECELAKAAN LAUT “ di posisi ( Posisi laka tersebut

terjadi atau dilihat ) secara berulang – ulang, kemudian menginformasikan

kejadian tersebut kepada PA jaga kapal.

4. Kecepatan laju kapal patrol segera dikurangi dan haluan diarahkan ke lokasi

laka yang terjadi dan diusahakan posisi lokasi laka senantiasa pada posisi

lambung dari kapal patrol.

5. Komandan kapal menuju salah satu abk kapal untuk selalu mengawasi posisi

laka.

6. Merapatkan kapal patrol ke lokasi laka dengan memperhatikan posisi yang

aman bagi kapal patroli.

7. Olah gerak kapal patroli dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu korban yang sedang berusaha menyelamatkan diri.

8. Pada malam hari, lampu sorot kapal patroli seluruhnya dinyalakan dan

diarahkan pada lokasi kecelakaan.

9. Dalam hal penanganan terhadap korban, melakukan tindakan – tindakan

antara lain :

a) Bilamana ada korban yang jatuh ke laut usahakan dalam melempar

pelampung kearah korban yang jatuh ke laut harus memperhatikan arus

laut,agar korban dapat menjangkau pelampung.

b) Anggota tim penolong yang diterjunkan kelaut dengan maksud

memberikan pertolongan harus sudah memakai baju penyelamat ( Life

Jacket ) atau alat pengaman lainnya.

c) Dalam hal penanganan korban luka berat dan luka ringan diusahakan

dibaringkan ditempat yang terbuka dan atau terdapat sirkulasi udara di

atas kapal.

d) Segera memberikan tindakan pertama terhadap korban dengan

mempergunakan alat kesehatan yang berada di atas kapal patrol polri

sebelum mendapatkan perawatan yang intensif dari pihak Rumah Sakit.

Page 27: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

c. Tindakan pengakhiran penanganan kecelakaan diwilayah perairan meliputi :

1. Konsolidasi, hal ini dimaksud untuk mengecek personel, perlengkapan dan

segala hal yang diketahui / ditemukan serta dilakukan pada saat penanganan

kecelakaan oleh petugas kapal patrol Polri.

2. Korban luka maupun yang meninggal dunia segera dibawa kepelabuhan terdekat

guna penanganan lebih lanjut oleh pihak yang berwenang dengan menggunakan

kapal patrol Polri.

3. Pemberkasan awal penanganan meliputi :

a) Laporan Polisi

b) Pernyataan posisi

c) Berita Acara Pemeriksaan

d) Surat perintah pemeriksaan kapal

e) Membuat sketsa TKP

f) Membuat laporan dan Berita Acara Pemeriksaan TKP

g) Menyiapkan visum et revertum apabila ada korban luka maupun meninggal

dunia

h) Berita acara membawa / mengawal kapal

i) Menyerahkan hasil kegiatan di TKP kepada penyidik beserta tersangka,

saksi dan barang bukti yang ditemukan dan berkoordinasi dengan instasi

terkait

4. Disamping Berita Acara Pemeriksaan di TKP dibuat juga Berita Acara

Pemotretan di TKP serta Berita Acara lain sesuai tindakan yang dilakukan.

5. Melaporkan setiap tindakan yang telah dilakukan terhadap penanganan

kecelakaan

6. diwilayah perairan kepada satuan atas dengan mempergunakan alat komunikasi

yang ada di atas kapal patroli Polri.

d. Instruksi dan koordinasi

1) Instruksi

a. laporkan pada kesempatan pertama apabila menangani kecelakaan

diwilayah perairan kepada Kababinkam Polri Up. Direktur Polair Polri apabila

Page 28: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

penugasan dari Mabes Polri dan kepada Kapolda Up. Direktur Polair Polda

bila penugasan dan kewilayahan.

b. Cegah dan hindari sejauh mungkin jatuhnya korban personil dan harta benda

dalam proses penanganan kecelakaan diwilayah perairan.

2) Koordinasi

a. Adakan koordinasi dengan sebaik – baiknya antar fungsi, antar satuan dan

instansi terkait.

b. Apabila kapal patroli Polri mengalami kesulitan dalam menangani

kecelakaan, demi keamanan dan keselamatan ABK kapal patroli Polri maka

segera minta bantuan kepada antar fungsi, antar satuan dilingkungan Polri

maupun instansi yang terkait dengan alat komunikasi yang ada.

e. Bunyi alarm di kapal patroli Polri sebagai tanda adanya laka di wilayah perairan :

1) Dengan bel alarm “ SATU PANJANG “ secara terus menerus selama 60 detik,

diikuti dengan pengumuman “ KECELAKAAN DI LAUT “ di posisi….. sebanyak 3

kali secara berulang – ulang.

2) Dengan Lonceng, membunyikan lonceng dengan cara “ DUA KALI PUKULAN “

secara berulang – ulang selama 60 detik.

3) Dengan suling, dilaksanakan dengan cara meniup suling “ SATU KALI PANJANG

4) selama 60 detik secara berulang – ulang. Tanda aman, membunyikan bel alarm “

DUA KALI “ panjang selama 60 detik secara berulang – ulang.

(n) Penanggulangan kebakaran diatas kapal

Pengertian Kebakaran

Sejak dahulu api merupakan kebutuhan hidup manusia, dari hal kecil hingga hal besar. Sebagai

salah satu contoh, api digunakan untuk memasak atau untuk pemakaian skala besar dalam

industri dalam peleburan logam. Tetapi sudah tidak dapat dikendalikan lagi, api menjadi musuh

manusia yang merupakan malapetaka dan dapat menimbulkan kerugian baik materi maupun

jiwa manusia. Hal tersebut yang biasa disebut kebakaran.

Page 29: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

Proses Kebakaran

Kebakaran berawal dari proses reaksi oksidasi antara unsur Oksigen ( O2 ), Panas dan Material

yang mudah terbakar ( bahan bakar ). Keseimbangan unsur – unsur tersebutlah yang

menyebabkan kebakaran. Berikut ini adalah definisi singkat mengenai unsur – unsur tersebut :

a. Oksigen

Oksigen atau gas O2 yang terdapat diudara bebas adalah unsur penting dalam pembakaran.

Jumlah oksigen sangat menentukan kadar atau keaktifan pembakaran suatu benda. Kadar

oksigen yang kurang dari 12 % tidak akan menimbulkan pembakaran.

b. Panas

Panas menyebabkan suatu bahan mengalami perubahan suhu / temperatur, sehingga akhirnya

mencapai titik nyala dan menjadi terbakar. Sumber – sumber panas tersebut dapat berupa sinar

matahari, listrik, pusat energi mekanik, pusat reaksi kimia dan sebagainya.

Bahan yang mudah terbakar ( Bahan bakar )

Bahan tersebut memiliki titik nyala rendah yang merupakan temperatur terendah suatu bahan

untuk dapat berubah menjadi uap dan akan menyala bila tersentuh api. Bahan makin mudah

terbakar bila memiliki titik nyala yang makin rendah. Dari ketiga unsur – unsur di atas dapat

digambarkan pada segitiga api.

Oksigen

Rantai

reaksi

Kimia

Panas

Bahan

Bakar

Page 30: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

Proses kebakaran berlangsung melalui beberapa tahapan, yang masing – masing tahapan

terjadi peningkatan suhu, yaitu perkembangan dari suatu rendah kemudian meningkat hingga

mencapai puncaknya dan pada akhirnya berangsur – angsur menurun sampai saat bahan yang

terbakar tersebut habis dan api menjadi mati atau padam. Pada umumnya kebakaran melalui

dua tahapan, yaitu :

a. Tahap Pertumbuhan ( Growth Period )

b. Tahap Pembakaran ( Steady Combustion )

Tahap tersebut dapat dilihat pada kurva suhu api di bawah ini.

Growth Time ( Detik )

600

200200

010 20 30

400

1200

1000

TC

800

8040 50 7060 10090

Gambar Kurva Suhu Api

Pada suatu peristiwa kebakaran, terjadi perjalanan yang arahnya dipengaruhi oleh lidah api dan

materi yang menjalarkan panas. Sifat penjalarannya biasanya kearah vertikal sampai batas

tertentu yang tidak memungkinkan lagi penjalarannya, maka akan menjalar kearah horizontal.

Karena sifat itu, maka kebakaran pada gedung – gedung bertingkat tinggi, api menjalar ketingkat

yang lebih tinggi dari asal api tersebut. Saat yang paling mudah dalam memadamkan api adalah

pada tahap pertumbuhan. Bila sudah mencapai tahap pembakaran, api akan sulit dipadamkan

atau dikendalikan

Page 31: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

Tabel Laju Pertumbuhan Kebakaran

Klasifikasi Pertumbuhan Waktu Pertumbuhan / Growth Time

( detik )

Tumbuh Lambat ( Slow Growth ) > 300

Tumbuh Sedang ( Moderete Growth ) 150 – 300

Tumbuh Cepat ( Fast Growth ) 80 – 150

Tumbuh Sangat Cepat (Very Fast Growth ) < 80

Klasifikasi Kebakaran

Klasifikasi Kebakaran, Material dan Media Pemadam Kebakaran di Indonesia dapat dilihat dari

tabel di bawah ini.

Klasifikasi Kebakaran

RESIKO MATERIAL ALAT PEMADAM

Class A Kayu, kertas, kain Dry Chemichal Multiporse dan ABC soda

acid

Class B Bensin, Minyak tanah, varnish Dry Chemichal foam ( serbuk bubuk ), BCF

(Bromoclorodiflour Methane), CO2, dan gas

Hallon

Class C Bahan – bahan seperti

asetelin, methane, propane

dan gas alam

Dry Chemichal, CO2, gas Hallon dan BCF

Class D Uranium, magnesium dan

titanium

Metal x, metal guard, dry sand dan bubuk

pryme

Dari keempat jenis kebakaran tersebut yang jarang ditemui adalah kelas D, biasanya untuk kelas

A, B dan C alat pemadamnya dapat digunakan dalam satu tabunng / alat, kecuali bila diperlukan

jenis khusus.

Penyebab Kebakaran

Page 32: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

Berikut ini adalah penyebab kebakaran :

1. Manusia, kesalahan manusia dapat berupa kurang hati – hati dalam menggunakan alat yang

dapat menimbulkan api atau kurangnya pengertian tentang bahaya kebakaran. Sebagai

salah satu contoh merokok atau memasak.

2. Alat, disebabkan karena kualitas alat yang rendah, cara penggunaan yang salah,

pemasangan instalasi yang kurang memenuhi syarat. Sebagai contoh : pemakaian daya

listrik yang berlebihan atau kebocoran.

3. Alam, sebagai contoh adalah panasnya matahari yang amat kuat dan terus menerus

memancarkan panasnya sehingga dapat menimbulkan kebakaran.

4. Penyalaan sendiri, sebagai contoh adalah kebakaran kapal yang membawa bahan kimia

akibat reaksi kimia yang disebabkan oleh kebocoran atau hubungan pendek listrik.

5. Kebakaran disengaja, seperti huru – hara, sabotase dan untuk mendapatkan asuransi ganti

rugi.

Penggolongan penyebab kebakaran dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel Penyebab Kebakaran

Alam Kemajuan Teknologi

Perkembangan Penduduk

Matahari

Gempa bumi

Petir

Gunug merapi

Listrik

Biologis

Kimia

Ulah manusia :

− sengaja

− tidak sengaja

− awam ( ketidakpahaman )

Penyebab kebakaran dapat dilihat secara mendalam dari beberapa faktor berikut di bawah ini :

a. Faktor Non Fisik

● Lemahnya peraturan perundang – undangan yang ada, serta kurangnya pengawasan

terhadap pelaksanaannya ( Perda No. 3 Tahun 1992 ).

● Adanya kepentingan yang berbeda antar berbagai instansi yang berkaitan dengan usaha –

usaha pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran.

Page 33: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

37

>> Bila Jalan …..

Kondisi masyarakat yang kurang mematuhi peraturan perundang – undangan yang berlaku sebagai

usaha pencegahan terhadap bahaya kebakaran.

● Lemahnya usaha pencegahan terhadap bahaya kebakaran pada kapal yang dikaitkan

dengan faktor ekonomi, dimana pemilik kapal terlalu mengejar keuntungan dengan cara

melanggar peraturan yang berlaku.

● Dana yang cukup besar untuk menanggulangi bahaya kebakaran pada bangunan Kapal

terutama Kapal besar.

b. Faktor Fisik

● Keterbatasan jumlah personil dan unit pemadam kebakaran serta peralatan.

● Kondisi Kapal.

● Kondisi lalu lintas pelayaran yang tidak menunjang dalam penanggulangan bahaya

kebakaran.

Pola Meluasnya Kebakaran

Dari segi cara api meluas dan menyala, yang menentukan ialah meluasnya kebakaran. Bedanya

antara kebakaran besar dan kebakaran kecil sebetulnya hanya terletak pada cara meluasnya api

tersebut.

Perhitungan secara kuantitatif tentang cara meluasnya kebakaran sukar untuk ditentukan. Tetapi

berdasarkan penyelidikan – penyelidikan, kiranya dapat diperkirakan pola cara meluasnya

kebakaran itu sebagai berikut :

a. Konveksi ( Convection ) atau perpindahan panas karena pengaruh aliran, disebabkan

karena molekul tinggi mengalir ke tempat yang bertemperatur lebih rendah dan

menyerahkan panasnya pada molekul yang bertemperatur lebih rendah.

» Panas dan gas akan bergerak dengan cepat ke atas ( langit – langit atau bagian dinding

sebelah atas yang menambah terjadinya sumber nyala yang baru ).

» Panas dan gas akan bergerak dengan cepat melalui dan mencari lubang – lubang

vertikal seperti cerobong, pipa – pipa, ruang tangga lubang lift, dsb.

» Bila jalan arah vertikal terkekang, api akan menjalar kearah horizontal melalui ruang

bebas, ruang langit – langit, saluran pipa atau lubang – lubang lain di dinding kapal.

Page 34: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

» Udara panas yang mengembang, dapat mengakibatkan tekanan kepada pintu, jendela

atau bahan – bahan yang kurang kuat dan mencari lubang lainnya untuk ditembus.

b. Konduksi ( Conduction ) atau perpindahan panas karena pengaruh sentuhan langsung dari

bagian temperatur tinggi ke temperatur rendah di dalam suatu medium.

» Panas akan disalurkan melalui pipa – pipa besi, saluran atau melalui unsur kontruksi

lainnya diseluruh bagian Kapal.

» Karena sifatnya meluas, maka perluasan tersebut dapat mengakibatkan keretakan di

dalam kontruksi yang akan memberikan peluang baru untuk penjalaran kebakaran.

c. Radiasi ( Radiation ) atau perpindahan panas yang bertemperatur tinggi kebenda yang

bertemperatur rendah bila benda dipisahkan dalam ruang karena pancaran sinar dan

gelombang elektromagnetik. Permukaan suatu kapal tidak mustahil terbuat dari bahan –

bahan yang bila terkena panas akan menimbulkan api.

» Karena udara itu mengembang ke atas, maka langit – langit dan dinding bagian kapal

akan terkena panas terlebih dahulu dan paling kritis. Bahan bangunan kapal yang

digunakan untuk itu sebaiknya ialah yang angka penigkatan perluasan apinya ( fleme-

spread ratings ) rendah.

» Nyala mendadak ( flash-over ) yang disebabkan oleh permukaan dan sifat bahan

bangunan kapal yang sangat mudah termakan api, adalah gejala yang umum di dalam

suatu kebakaran. Kalau suhu meningkat sampai ± 4250 C atau gas – gas yang sudah

kehausan zat asam tiba – tiba dapat tambahan zat asam, maka akan menjadi nyala api

yang mendadak, dan membesarnya bukan saja secara setempat tetapi meliputi

beberapa tempat.

» Sama halnya dengan cerobong sebagai penyalur ke luar dari gas – gas panas yang

mengakibatkan adanya bagian kosong udara di dalam ruangan ( yang berarti pula

menarik zat asam ), semua bagian – bagian yang sempit atau lorong – lorong vertikal di

dalam kapal bersifat sebagai cerobong, dan dapat memperbesar nyala api, terutama

kalau ada kesempatan zat asam membantu pula perluasan api tersebut.

Page 35: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

Cara Pemadaman.

Dari pengertian tentang penyebab kebakaran maka dapat ditemukan sistem pemadaman api,

yaitu :

a. Cara penguraian, adalah sistem pemadaman dengan cara memisahakan / menjauhkan

benda – benda yang dapat terbakar. Contohnya, bila terjadi kebakaran dalam kapal, yang

terdekat dengan sumber api harus segera dibongkar / dimatikan.

b. Cara pendinginan, adalah sistem pemadaman dengan cara menurunkan panas. Contoh,

penyemprotan air ( bahan pokok pemadam ) pada benda yang terbakar.

c. Cara isolasi, adalah sistem pemadaman dengan cara mengurangi kadar O2 pada lokasi

sekitar benda- benda terbakar. Sistem ini disebut juga dengan sistem lokalisasi, yaitu

dengan membatasi / menutupi benda – enda yang terbakar agar tidak bereaksi dengan O2,

contohnya :

▪ Menutup benda – benda yang terbakar dengan karung yang dibasahi air, misalnya

pada kebakaran yang bermula dari kompor.

▪ Menimbun benda – benda yang terbakar dengan pasir atau tanah.

▪ Menyemprotkan bahan kimia yaitu dengan alat pemadam jenis CO2

Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Pemadam Kebakaran Pemeriksaan Sistem Pemadam

Kebakaran

Pada tahapan ini ada 2 macam pemeriksaan yang perlu dilakukan, yaitu :

a. Pemeriksaan Sebagian – sebagian

Pemeriksaan ini perlu dilakukan sebelum sesuatu bagian dari sistem pemadam kebakaran

ditanam kapal atau sebelum diletakan diantara plafond dengan plat lantai. Kesemua ini

harus dilakukan disaat proses pembangunan kapal agar pemeriksaan dapat dilakukan lebih

baik.

b. Pemeriksaan Keseluruhan

Page 36: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

Pemeriksaan ini dilaksanakan apabila seluruh sistem telah terpasang dan kapal telah

mencapai penyelesaian sebesar 75 % dari rencana keseluruhan.

Pengujian Sistem Pemadam Kebakaran

Pengujian umumnya dilakukan atas masing – masing jenis alat dan fungsi dari seluruh sistem

setelah selesai pemasangan.

a. Pengujian Tekanan

Pada pengujian tekanan ini perlu diketahui apakah pengujian sampai kesemua bagian dari

sistem instalasi pipa pemadam kebakaran tersebut. Cara pelaksanaannya yaitu dengan :

menjalankan pompa penguji untuk menghantarkan tekanan air kesemua pipa cabang dan

membuka semua katup untuk sementara agar dapat diketahui apakah tekanan air yang

masuk pada tiap – tiap pipa cabang sesuai dengan yang diinginkan dan selama pengujian

berlangsung tidak boleh terjadi perubahan / penurunan tekanan.

b. Pengujian Tangki

Setelah selesai dibangun atau dipasang, tangki harus dibersihkan secara baik dan kemudian

diisi dengan air untuk memeriksa adanya kebocoran, dan pada pengujian ini tangki harus

tidak menunjukan gejala – gejala adanya kebocoran sekurang – kurangnya selama 24 jam.

b. Pengujian Pipa dan Aliran

Pada pengujian ini aliran harus benar – benar lancar sehingga debit aliran masuk mendekati

/ sama dengan debit aliran keluar. Jika hal tersebut tidak terpenuhi maka sistem instalasi

harus diperiksa ulang untuk menjamin bahwa sistem yang dipasang dapat berfungsi dengan

baik.

d. Pengujian Sistem Automatisasi Sprinkler

Cara ini dapat dilakukan hanya pada bagian dari beberapa sprinkler, yaitu dengan cara

memanaskan sprinkler head, pada temperatur tertentu tabung kaca sprinkler head akan

Page 37: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

pecah dan katup akan terbuka sehingga air akan terpancar keluar melalui lubang – lubang

sprinkler head.

e. Pengujian Katup

Pengujian katup secara khusus dilaksanakan, walaupun pengujian pada katup sudah

tercakup pada pengujian aliran pada pipa.

(o) Tolak Sandar Kapal Patroli

Peran tolak sandar di atas kapal dilaksanakan pada saat kapal akan meninggalkan pelabuhan (

dermaga ) dan pada saat kapal akan merapat ke dermaga. Peran tolak sandar dilaksanakan

dibawah komando dan pengendalian Komandan Kapal yang dibantu Perwira Nautika yang

diawali dengan tanda isyarat bunyi taitu tiga kali tiup panjang ( ------ ------ ------ ). Setelah

terdengar tanda isyarat ini maka dengan segera setiap ABK menuju tempatnya masing – masing

sesuai tugas dan tanggung jawabnya.

a. One Hour Notice / Satu Jam Persiapan

One Hour Notice adalah suatu pemberitahuan untuk semua ABK agar seluruh ABK stanby di

posisinya masing – masing, yang diberikan satu jam sebelum kapal akan merapat atau

meninggalkan dermaga, serta untuk mengecek keplengkapan jumlah anggota. Seluruh ABK

harus sudah siap dengan pakaian seragam ( PDH, PDL, atau Wear Pack ) untuk menerima

arahan kegiatan selanjutnya. Persiapan yang dilakukan :

1. Bagian Mesin

a) Cek bahan bakar dan minyak pelumas.

b) Menghidupkan dan memanasi motor induk.

c) Menghidupkan motor bantu ( generator ).

d) Cek semua kondisi di kamar mesin dan melaporkan kepada Komandan Kapal bila

ada masalah.

e) Mencoba telegraph / handle mesin di anjungan.

f) Bila sudah siap segera melapor ke Komandan Kapal.

2. Persiapan di Anjungan.

a) Menyiapkan Peta dan Daftar Pasang Surut.

Page 38: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

Membuat garis haluan yang aman dan efektif serta melaporkan kepada Komandan

Kapal bila diperlukan adanya perubahan.

b) Menyiapkan peralatan navigasi.

- Menyalakan RADAR.

- Menyalakan GPS.

- Menyalakan ECHO SOUNDER.

c) Mengecek lampu navigasi

d) Menyalakan dan mencoba system kemudi.

e) Menyiapkan Binokuler / teropong.

3. Persiapan bagian dek

a) Menyiapkan tali –temali di haluan dan buritan baik tali tros maupun spring ,

termasuk tali buangan.

b) Menyiapkkan dapra.

c) Menyalakan dan mencoba mesin winch di haluan dan buritan.

4. Persiapan Radio

a) Menyiapkan peralatan komunikasi seperti HT, radio VHF dan SSB.

b) Meminta informasi kepada Kepanduan tentang alur lalu – lintas pelayaran dan

informasi keadaan cuaca.

c) Menyiapkan suling kapal dan mencobanya.

5. Bila ada masalah segera melaporkannya ke Komandan Kapal.

Pembagian Peran dan tugas ABK kapal Polisi pada saat pelaksanaan peran tolak

sandar adalah sebagai berikut :

a) Komandan Kapal.

Pemegang komando dan pengendalian.

b) Bintara Nautika.

1) Membantu Komandan Kapal dalam rangka olah gerak kapal.

2) Memegang kemudi dalam rangka olah gerak kapal.

3) Melaksanakan dan mengulangi aba – aba kemudi.

c) Bintara Operator Radio dan Telekomunikasi.

Page 39: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

4 / Surat Keputusan …..

Menyiapkan peralatan komunikasi dan melaksanakan hubungan radio dengan

kepanduan setempat mengenai alur pelayaran pelabuhan serta hubungan antar

kapal. Peralatan komunikasi yang digunakan antara lain : HT untuk komunikasi

intern kapal, Radio VHF untuk komunikasi antar kapal.

d) Bintara Teknik

Memegang handle mesin motor kapal patroli Polisi dan melaksanakan serta

mengulangi aba- aba dari Komandan Kapal.

dikeluarkan di : Jakarta

pada tanggal : Desember 2011

DIR POL AIR POLDA METRO JAYA

Drs. EDISON SITORUS, MH

KOMISARIS BESAR POLISI NRP 66120397

Page 40: Sop Patwal Dit Pol Air Polda Metro Jaya

POLRI DAERAH METRO JAYA DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Nomor : SOP/ /XII/2011/Dit Pol Air PMJ

tentang

BINMAS PERAIRAN

JAKARTA, Desember 2011