fix pol polan
TRANSCRIPT
BAB I
RINGKASAN
KERAMIK SUDIRMAN merupakan suatu industri rumahan (home
industry) yang bergerak dalam bidang pembuatan keramik dan gips. Home
industri ini memproduksi aneka keramik, gips, dan fiber. Karena semakin mahal
dan sulitnya mencari bahan bakar minyak tanah, KERAMIK SUDIRMAN
berhenti membuat keramik yang telah dirintisnya kurang lebih selama 30 tahun
sehingga mulai tahun 2006 industri rumahan ini beralih membuat kerajinan gips
dengan bahan gipsum. Gips dipilih karena pada proses pembuatannya tidak perlu
dilakukan pembakaran, sehingga pengrajin tidak tergantung pada bahan bakar.
Spesifik dari keramik sudirman ini adalah gips yang dihasilkan memberikan corak
warna yang beraneka ragam dan mengkilat karena menggunakan cat mobil untuk
pewarnaannya. Selain itu KERAMIK SUDIRMAN melayani pemesanan atau
permintaan konsumen sesuai dengan permintaan (bentuk, warna dan ukuran).
Pabrik industri gips dapat memberikan kontribusi yang besar karena dapat
menghasilkan suatu produk gips yang berkualitas dan sesuai dengan yang
diharapkan, hal ini juga disebabkan karena bahan baku yang digunakan murah dan
mudah didapat. Target pemasaran dari produk-produk yang dihasilkan oleh
KERAMIK SUDIRMAN adalah masyarakat umum, yang paling diminati yaitu
cinderamata, souvenir pernikahan dan lain sebagainya. Untuk publikasi produk
pada home industri ini adalah melalui pamflet, radio, internet dan majalah
agrobisnis.
Modal awal yang dibutuhkan untuk mendirikan usaha ini adalah sebesar
Rp. 30.670.000,- dengan perencanaan keuangan yang sudah dibuat adalah sebagai
berikut: pengeluaran total dalam sebulan sebesar Rp. 4.415.000,- lalu total
penjualan diperkirakan sebesar Rp. 7.350.000,- perbulan dengan keuntungan Rp.
2.935.000. Sehingga payback periode yang diperkirakan adalah selama 9,336
bulan, dan diperkirakan break even point sebesar 8.762,85 buah produk (sesuai
dengan harga jual Rp 3500,-).
Produksi gipsum dilakukan melalui proses pembuatan cetakan (silikon),
pencampuran bahan baku (gips : air = 1:1), pengeringan, pengecatan, dan proses
1
pengemasan. Seluruh proses kegiatan produksi tersebut dikerjakan menggunakan
peralatan yang sederhana dan dilakukan di dalam fasilitas industri rumahan ini
yaitu meliputi gudang dan tempat produksi serta kantor pemasaran. Alat
transportasi pada industri ini tidak digunakan dalam proses distribusi tetapi hanya
digunakan untuk mengambil bahan baku dari toko bangunan. Karena merupakan
industri rumahan maka hanya dibutuhkan tenaga kerja yang relatif sedikit.
Walaupun hanya berupa industri kecil namun telah memiliki pelanggan tetap dan
tidak tetap diantaranya tengkulak dari dalam maupun luar kota. Sama halnya
seperti industri yang lain, homr industri ini juga harus mengeluarkan biaya
manufaktur yang mencakup semua biaya proses industri.
Logo home industri:
Papan nama KERAMIK SUDIRMAN :
2
Logo kawasan wisata keramik dinoyo :
Alamat home industri :
KERAMIK SUDIRMAN
Jl. MT Haryono XI D/ 463A Kecamatan Lowok Waru Kota Malang
(0341) 567 797
Hp : 081 805 092 573
Rek . BCA : 3150383616
Email: Sudirman_ [email protected]
3
BAB II
DESKRIPSI HOME INDUSTRI
2.1 Deskripsi Umum Home Industri
KERAMIK SUDIRMAN adalah suatu industri rumahan yang bergerak dalam
bidang pembuatan gips yang merupakan usaha turun temurun dari keluarga usaha
keramik dengan nama pemilik Sudirman sehingga diberi nama KERAMIK
SUDIRMAN. Industri rumahan ini memproduksi aneka gips yang berbahan baku
gipsum. KERAMIK SUDIRMAN ini didirikan pada tahun 2006, terletak di
kawasan wisata keramik tepatnya di Jl. MT Haryono XI D/ 463A dengan luas
bangunan ± 200 m dan dikelola oleh pengusaha yang sudah berpengalaman dan
terampil dalam industri keramik. Manajemen dari industri ini terdiri dari pemilik
sekaligus sebagai pengelola dan dibantu oleh para tenaga kerja serta melakukan
mitra kerja dengan para pengusaha bangunan yang bertindak sebagai pemasok
bahan baku. Selain itu pada wilayah industri rumahan ini, dibentuk suatu
organisasi Paguyuban Perkumpulan Keramik dan Gerabah sehingga terjalin
kerjasama dengan pengusaha gips di wilayah wisata keramik tersebut. Organisasi
ini rutin melakukan pertemuan paguyuban 1 bulan sekali untuk menjalin
silahturahmi antar industri kerajinan keramik wilayah dinoyo.
Dengan adanya kerjasama paguyuban terebut maka apabila ada pesanan
yang melebihi dari jumlah gips yang diproduksi oleh industri KERAMIK
SUDIRMAN ini maka dapat mengambil atau memesan produk gips dari pemilik
usaha gips lain yang tergabung dalam organisasi paguyuban tersebut dengan
memberikan contoh desain yang dipesan. Adapun Struktur organisasi yang
dimiliki oleh industri KERAMIK SUDIRMAN adalah sebagai berikut :
4
Pemilik sekaligus bag.Administrasi
Bag. Produksi Bag. Pengecatan Bag. Pemasaran
Industri rumahan KERAMIK SUDIRMAN memiliki 5 orang karyawan
yang terdiri dari tenaga kerja dalam proses pembuatan, pemasaran, dan
pengecatan. Antara tempat produksi atau gudang dengan tempat pemasaran
berada di lokasi yang jaraknya tidak terlalu jauh yakni sekitar 200 meter. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan distribusi produk gips dari tempat produksi ke
tempat pemasaran yang letaknya di jalan utama kawasan wisata keramik. Adapun
lokasi tempat pemasaran yang terletak di jalan utama bertujuan untuk lebih
mendekatkan produk terhadap konsumen. Dengan kata lain agar para konsumen
lebih mudah menjangkau tempat dimana produk-produk gips tersebut dipasarkan.
Industri rumahan ini dijalankan dengan sistem industri terpadu dan tidak
menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan sekitar lokasi industri akan
tetapi justru dapat memberikan peluang atau menyerap tenaga kerja yang berada
di sekitar industri rumahan tersebut. Adapun keunggulan dari industri rumahan ini
adalah memperkerjakan staf-staf yang ahli di bidangnya yakni dalam bidang
pembuatan keramik maupun gips, proses industri yang mengutamakan kualitas
dari produk yang dihasilkan dan disertai dengan strategi pemasaran yang tepat
serta sistem management atau pengaturan yang kuat. Dengan demikian
diharapkan dapat menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan industri
rumahan di masa yang akan datang.
2.2 Latar Belakang Industri
Di tengah semakin mahal dan sulitnya mencari bahan bakar minyak tanah,
KERAMIK SUDIRMAN berhenti membuat keramik yang dirintisnya kurang
lebih selama 30 tahun. Oleh karena itu sejak tahun 2006 industri keramik ini
mulai beralih menjadi industri gips yang menggunakan bahan baku berupa
gipsum. Gips dipilih karena proses pembuatannya tidak perlu dibakar, sehingga
pengrajin tidak tergantung pada bahan bakar. Para pengrajin yang beralih dari
membuat keramik menjadi kerajinan gips sebanyak 30 % dari total 60 perajin dan
pedagang keramik begitu juga dengan KERAMIK SUDIRMAN.
Pilihan beralih pada kerajinan gips ini cukup baik daripada harus berhenti
berproduksi. Sebab kerajinan gips ini bahannya relatif murah, mudah didapat
5
serta mudah pula proses pembuatannya.. Meski kerajinan berbahan gips sudah
memiliki peminat tersendiri akan tetapi kerajinan ini memiliki kelemahan dari
segi kualitan barang yakni gips lebih mudah rusak atau pecah dibandingkan
dengan keramik sehingga tidak bisa dikirim pada jarak yang jauh.
2.3 Tujuan
Tujuan dari usaha gips ini antara lain menambah daya guna gypsum,
meningkatkan keuntungan dari hasil penjualan kerajinan gips serta dapat
memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat disekitar wilayah industri.
2.4 Spesifikasi Produk
Produk yang ditawarkan oleh KERAMIK SUDIRMAN yaitu aneka
souvenir dari gips diantaranya pigora, celengan, souvenir pernikahan dan lain-
lain. Aneka souvenir ini dibuat dari bahan dasar gipsum dengan menggunakan
macam-macam cetakan yang menarik terbuat dari bahan silikon. Spesifik dari
keramik sudirman ini yaitu gips yang dihasilkan memberikan corak warna
beraneka ragam dan lebih mengkilat karena digunakan cat mobil untuk
pewarnaannya. Selain itu KERAMIK SUDIRMAN juga melayani pemesanan
atau permintaan konsumen sesuai dengan permintaan (bentuk ,warna dan
ukuran).
6
BAB III
BAGIAN PEMASARAN
3.1 Riset dan Analisis
3.1.1 Pasar Sasaran
Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu pusat industri pembuatan gips
dan keramik, khususnya di Kota Malang banyak terdapat industri pembuatan gips
dan keramik. Hal ini menunjukkan bahwa propinsi Jawa Timur merupakan pasar
yang sangat potensial bagi industri pembuatan gips. Hal ini, dibuktikan dengan
adanya kawasan wisata kerajinan keramik di wilayah dinoyo kota Malang, yang
menunjukkan bahwa kota Malang merupakan kota penghasil kerajinan keramik
dan gips yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, di
kota Malang sendiri telah dibentuk suatu organisasi Paguyuban Perkumpulan
Keramik dan Gerabah yang diharapkan dapat memberikan suatu fasilitas
sehingga industri gips dapat mengembangkan usahanya ke luar pulau Jawa,
seperti Bali, Kalimantan, Sumatra sesuai dengan permintaan konsumen.
Pabrik industri gips dapat memberikan kontribusi yang besar kepada
pemerintah kota Malang karena dapat menghasilkan suatu produk gips berkualitas
dengan harga yang relatif terjangkau. Hal ini dikarenakan bahan baku yang
digunakan murah dan mudah diperoleh, serta cara pembuatan dan peralatan yang
digunakan sangat sederhana.
3.1.2 Tren Pasar
Pangsa pasar yang dihadapi oleh industri rumahan industri gips cukup
dinamis, karena industri gips sedang berkembang dengan pesat. Hal ini berakibat
munculnya pesaing dari industri sejenis yang akan menciptakan persaingan yang
ketat untuk memperebutkan konsumen potensial. Perkembangan industri ini
meningkat karena didorong oleh permintaan konsumen akan produk gips yang
cukup tinggi seiring dengan inovasi produk yang dihasilkan oleh industri gips.
Tren pasar yang sedang berkembang pada saat ini adalah para pengrajin
menggunakan bahan baku keramik. Namun, pembuatan keramik ini memerlukan
biaya produksi yang relatif lebih besar dan waktu produksi yang lama serta
7
dibutuhkan ketrampilan khusus sehingga memperlukan modal yang besar untuk
membuka usaha keramik. Dalam proses pembuatan keramik secara konvensional,
memerlukan tong yang panjang untuk proses pembakaran dan membutuhkan
minyak tanah sebagai bahan bakar. Meskipun dengan perkembangan zaman
digunakan oven listrik dengan menggunakan gas elpiji dalam proses pembakaran
keramik, akan tetapi keramik yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih rendah
dibandingkan secara konvensional karena keramik yang dihasilkan belum matang.
Oleh sebab itu, KERAMIK SUDIRMAN memiliki alternatif industri lain dengan
membuka usaha gips, dengan menggunakan peralatan yang lebih sederhana dan
tidak memerlukan pembakaran dalam proses pembuatannya.
3.1.3 Persaingan
Persaingan dalam dunia bisnis pasti akan selalu ada, baik persaingan baru
maupun lama akan selalu berinovasi untuk merebut pasar. Persaingan yang akan
dihadapi adalah persaingan dengan industri yang telah memiliki brand name
dalam dunia industri kerajinan. Namun, KERAMIK SUDIRMAN merupakan
satu-satunya produk yang berbahan dasar gipsum dan lebih mengutamakan
kualitas bahan baku seperti gipsum, silikon sebagai bahan utama cetakan, dan
penggunaan jenis cat yang mana merupakan syarat utama dihasilkan produk yang
berkualitas tinggi dan mampu bersaing dengan produk-produk hasil impor.
3.2 Rencana Pemasaran
Target pemasaran dari produk-produk yang dihasilkan oleh KERAMIK
SUDIRMAN adalah masyarakat Jawa Timur, khususnya masyarakat kota Malang
dan sekitarnya. Produk gips yang dihasilkan dari industri ini seperti cinderamata
berupa pigora yang dapat digunakan sebagai sovenir pernikahan dan sebagainya.
Kawasan industri kerajinan keramik di daerah dinoyo telah banyak
memproduksi produk gips. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam pemasaran
dan promosi produk untuk dapat bersaing dengan produk sejenis gips yang sudah
ada di pasaran, Usaha KERAMIK SUDIRMAN untuk mengenalkan produk
gipsnya kepada masyarakat, dengan melakukan promosi melalui beberapa media
antara lain:
8
1. Internet
Internet merupakan media yang efektif untuk promosi karena cakupan
internet sangat luas dengan pengguna mulai dari anak sekolah hingga para
profesional, tak terkecuali para pelaku bisnis yang dalam hal ini adalah para
industri pengrajin.
2. Majalah industri
Majalah industri mempunyai konsumen tersendiri yang rata-rata adalah
para pelaku industri yang mana konsumennya selalu membutuhkan informasi-
informasi dan inovasi-inovasi terbaru dalam dunia bisnis.
3. Radio
Publikasi melalui radio dianggap cukup efisien karena dengan adanya
iklan yang disampaikan secara lisan dapat menarik konsumen dan dengan
harga yang relatif terjangkau.
4. Pamflet
Selain dengan ketiga media di atas, KERAMIK SUDIRMAN juga
melakukan kerja sama dengan KUD-KUD dan toko-toko cinderamata dalam
pemasaran dan distribusi produk. KUD dan toko cinderamata maupun
masyarakat umum yang mencapai tingkat penjualan tertentu yang ditentukan
oleh KERAMIK SUDIRMAN akan memperoleh bonus dan gratis biaya
pengiriman barang dalam wilayah kota Malang. Bonus dapat diberikan jika
dilakukan pemesanan produk dalam jumlah yang relatif banyak. Harga yang
ditetapkan sangat terjangkau masyarakat, misalnya souvenir yaitu Rp
1.500-/buah untuk ukuran kecil untuk ukuran besar dapat berkisar Rp. 3.500-
7.000,- disesuaikan dengan kualitas produk. Setiap produk seperti pigura,
tempat perhiasan, dan lain-lain dikemas dengan plastik agar lebih terlihat
menarik.
9
BAB IV
DESAIN DAN PENGEMBANGAN
4.1. Rencana Pengembangan
Proses produksi dalam KERAMIK SUDIRMAN memiliki beberapa rencana
pengembangan usaha yang akan dilakukan, antara lain adalah :
a. Mendirikan perusahaan gips yang berasal dari bahan dasar gipsum dan air
dengan menggunakan cetakan dari silikon yang harganya relatif murah dan
tahan lama, industri ini dalam skala industri rumahan yang cukup kuat.
b. Bekerja sama dengan masyarakat daerah kawasan tempat produksi berdiri
untuk membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat
sekitar, dan dapat meningkatkan sumber daya masyarakat sekitar.
c. Menciptakan hubungan kerja (network) dengan distributor di pulau Jawa
maupun luar Jawa yang lebih baik sehingga dapat berpartisipasi dalam
menghasilkan laba yang lebih besar dari penjualan eceran dan sistem ini
akan membantu industri rumahan dapat tumbuh dan berkembang lebih
cepat.
d. Menjadi usaha industri jasa pengiriman produk gips yang tidak dimiliki
oleh industri gips lain dalam wisata industri kerajinan keramik, dengan
Mempunyai kendaraan yang memadai sebagai sarana transportasi.
e. Pengembangan industri rumahan menjadi sebuah CV atau perusahaan
dengan membeli tempat atau kantor pemasaran yang telah ada dan
memperbesar bangunan induk sehingga kantor pemasaran terletak dengan
tempat produksi guna memudahkan monitoring dan pengawasan terhadap
jalannya proses pemasaran gips serta efisiensi waktu.
f. Merebut pangsa pasar keramik dalam skala regional maupun nasional
dalam kurun waktu 5 tahun.
10
4.2 Desain produk
Proses pembuatan gips pada SUDIRMAN KERAMIK ini menggunakan
bahan baku gipsum, air,cat dan silikon sebagai cetakannya. Dalam kehidupan
sehari-hari gipsum memiliki peranan antara lain :
- Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan
- Untuk bahan baku kapur tulis
- Sebagai salah satu bahan pembuat portland semen
- Bahan plester tembok
Gipsum harganya lebih murah, mudah didapatkan di alam, dan lebih
gampang dibentuk sehingga banyak dimanfaatkan masyarakat. Oleh sebab itu,
KERAMIK SUDIRMAN melakukan inovasi gypsum dengan membuat produk
gips berupa pigora sehingga dapat memiki nilai jual yang tinggi dan mempunyai
nilai estetika.
Silikon ini merupakan perkembangan bahan baku dalam proses pembuatan
cetakan pada industri keramik. Sebelum menggunakan silikon, industri ini
menggunakan fiber sebagai bahan bakunya. Akan tetapi bahan baku fiber ini
memiliki harga yang relatif lebih mahal yakni sekitar Rp.50.000 dibandingkan
dengan harga silikon yang hanya sekitar Rp.30.000 dan waktu pengeringannya
lebih lama yakni sekitar 1 hari dibandingkan silikon yang hanya 5 menit. Oleh
karena itu, industri ini beralih menggunakan silikon sebagai bahan baku
pembuatan cetakan. Selain harganya yang murah, silikon juga memiliki kelebihan
yaitu mudah didapat di toko bangunan serta mudah digunakan karena memiliki
kemasan yang praktis sehingga memudahkan pengguna. Cetakan yang telah
dibuat memiliki usia pemakaian yang relatif lama karena dapat digunakan
berulang-ulang dan berbahan elastis sehingga tidak dapat pecah. Selain itu cetakan
ini dapat dilakukan recovery, misalnya ditambahkan bentuk kumbang atau hiasan
kecil lainnya dalam pembuatan cetakan pigora. Akan tetapi cetakan ini hanya
dapat digunakan untuk satu jenis desain produk. Oleh karena itu, cetakan ini harus
diperbaharui apabila ada permintaan desain baru dari konsumen dan cetakan lama
yang sudah rusak dan tidak digunakan lagi dapat dijual sebagai barang bekas.
11
Industri KERAMIK SUDIRMAN mengunakan cat mobil seperti suzuka dalam
proses produksi gips. Penggunaan cat mobil ini bertujuan agar produk gips yang
dihasilkan lebih mengkilat, tidak cepat pudar, dan tidak membutuhkan waktu
pengeringan yang lama, meskipun harganya lebih mahal. Dalam proses
pengemasan diperlukan plastik dan bahan tambahan berupa “kawul” (potongan
kertas) yang diletakkan dalam kardus agar barang yang dikemas tidak mudah
pecah pada saat pengiriman barang kepada konsumen.
Proses pembuatan cetakan:
Proses pembuatan gips:
Gipsum dengan air perbandingannya 1: 1
Ditambah bongkahan gips yang rusak agar adonan tidak terlalu encer
sehingga kuat.
Diaduk sampai merata
Dituangkan secara langsung adonan kedalam cetakan
Ditambah kawat dibagian atas (cantolan)
Dibiarkan hingga kering (kurang lebih 5-10 menit)
Dipisahkan cetakan dengan produk gips yang sudah jadi
Dijemur agar proses pengeringan sempurna
12
Contoh produk yang akan dibuat diletakkan
di piring datar
Diolesi silikon dengan ketebalan 1-2 cm
secara merata
Dijaga agar silikon tidak jatuh kebawah
Dikeringkan kurang lebih 12 jam sampai berbentuk cetakan
berupa gel
Dicat agar halus dan menarik dengan warna sesuai dengan permintaan
konsumen
Dikeringkan kembali
Dibungkus dengan plastik transparan dan pita agar menarik
Diagram alir pembuatan gips:
(+) bongkahan gips
Diaduk
(+) Kawat
Dijemur sampai benar-benar kering
Dibungkus
13
Dicampur gipsum dan air (1:1)
Dituang kedalam Cetakan
Dipisahkan hasil gips dari cetakan
Dibiarkan 5-10
menit
Dicat kemudian dikeringkan
sebentar
Hasil
4.4. Bantuan pemerintah
Pemerintah memberikan apresiasi terhadap kawasan industri kerajinan
keramik wilayah dinoyo yakni dengan memberikan sumbangan dana dan menjalin
kerjasama dengan TELKOM untuk direnovasi kawasan industri keramik menjadi
pusat sorum dan cinderamata sebagai pusat industri. Dengan adanya bantuan dari
pemerintah tersebut diharapkan industri rumahan keramik dinoyo dapat
mengembangkan usahanya dan berkreasi dalam pembuatan produk gips maupun
keramik sehingga kawasan industrii kerajinan keramik wilayah dinoyo dapat
dikenal dalam nasional maupun mancanegara.
14
4.3. Struktur Biaya
a. Biaya Tetap/ Modal Usaha
NO JENIS Jumlah/ Satuan
Harga/ satuan (Rp)
Biaya
(Rp)
1.
2
.
Biaya Pengadaan Alat :
- Bak penampung air
- Tong besar
- Tungku
- Meja
- dll
Alat Transportasi:
- Mobil pick-up second
3
2
2
4
1
35.000
250.000
200.000
100.000
25.000.000
105.000
500.000
400.000
400.000
200.000
25.000.000
TOTAL Rp. 26.605.000
b. Biaya Penyusutan
NO JENIS Biaya (Rp)
1.
2.
Biaya penyusutan peralatan dan bangunan
Biaya penyusutan alat transportasi
50.000
300.000
TOTAL Rp. 350.000
15
c. Modal Kerja
NO JENIS Jumlah Satuan per Bulan
Harga/ satuan (Rp)
Biaya
(Rp)
1.
2.
3
4.
5.
Bahan Baku
- gipsum
- Silikon
- cet
Gaji tenaga kerja
- Pencetak- PengecetBahan Pengemas
-plastik
- Benang hias
Utilitas
- Listrik dan air
- Telepon
Biaya promosi (brosur, iklan, dan internet)
Transportasi (BBM)
10 sak (25 kg)
10 botol
10 botol
orang
1 orang
4 orang
2 rol
100 m
-
-
50 L
42.000
32.000
14.000
700.000
500.000
15.000
300
-
-
4500
420.000
320.000
140.000
700.000
2000.000
30.000
30.000
100.000
100.000
225.000
TOTAL Rp. 4.065.000
16
4.4 Perhitungan
1. Modal yang dibutuhkan
- Modal Tetap = Rp. 26.605.000,-- Modal Kerja = Rp. 4.065.000,- +
Total Biaya yang Diperlukan pada Awal Usaha = Rp. 30.670.000,-
2. Produksi per Bulan
Selama 1 bulan, dari 250 kg gipsum maka diperoleh produk sovenir 3900 buah dan 300 buah untuk pigora, dll
Pendapatan per bulan =
Sovenir :Rp. 1.500,- X 3900 buah = Rp.5.850.000,-
Merchandise (rata2) : Rp. 5000,- X 300 buah = Rp.1.500.000,- +
Rp. 7.350.000,-
3. Biaya Produksi per Bulan
• Biaya Penyusutan per Bulan = Rp. 350.000,-• Modal Kerja = Rp. 4.065.000,- +Jumlah Biaya Produksi per Bulan = Rp. 4.415.000,-
4. Keuntungan per Bulan
• Pendapatan per Bulan = Rp. 7.350.000,-• Biaya Produksi = Rp. 4.415.000,- -Keuntungan per Bulan = Rp. 2.935.000,-
17
5. Proyeksi BEP (Break Event Point)
BEP harga = total biaya produksi per tahun / harga jual
= Rp 30.670.000,- / Rp 3500
= 8.762,85 buah produk
Artinya, pada tingkat penjualan sebanyak 8.762,85 buah produk akan mengalami titik impas pada harga jual Rp 3.500,-/buah
6. Tingkat Pengembalian Modal
Modal Kembali = Jumlah modal yang diperlukan x 1 periode
(keuntungan + penyusutan)
= 30.670.000 (2.935.000 + 350.000)
= 9,336 bulan
18
BAB V
MANUFAKTUR
5.1. Analisis Lokasi
Industri rumahan KERAMIK SUDIRMAN didirikan di kawasan wisata
kerajinan keramik yaitu berada di daerah Dinoyo, Kelurahan Merjosari,
Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Pendirian pabrik di kawasan wisata
keramik dimaksudkan untuk mengurangi biaya transportasi pengangkutan produk
dari pabrik ke tempat pemasaran. Perusahaan penghasil keramik tersebut
menempati sebidang tanah dengan luas 200 m2 yang terdiri atas bangunan induk,
tempat pemasaran, tempat produksi, dan gudang.
Masyarakat di sekitar industri rumahan tersebut adalah para pengrajin dan
pengelola industri rumahan keramik lain yang merupakan salah satu pusat industri
keramik dalam skala besar dan kecil. Daerah ini memiliki potensi tenaga kerja
setengah terlatih yang cukup banyak. Selain itu, daerah ini sangat strategis karena
terletak di pusat kota wilayah kawasan wisata keramik di Jl.MT Haryono XI
D/463A Dinoyo-Malang sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat kota malang
pada khususnya. Industri keramik ini juga dekat dengan toko bangunan yang
menyediakan bahan baku dan penunjang dari industri keramik ini. Disamping itu,
lokasi industri rumahan ini memiliki ketersediaan air (PDAM) yang cukup
sebagai bahan baku sehingga air tidak menjadi kendala dalam proses industri.
5.2. Kebutuhan Produksi, Fasilitas, dan Peralatan
5.2.1. Kebutuhan Produksi
19
Proses produksi gipsum ini membutuhkan proses pembuatan cetakan,
pencampuran bahan baku, pengeringan, pengecatan, dan proses pengemasan.
Bahan baku yang paling penting untuk proses pembuatan cetakan adalah silikon.
Pada proses pembuatan produk gips, memerlukan bahan baku yang berupa
gipsum. Gipsum ini mudah diperoleh di toko bangunan dengan harga yang murah
dan dihasilkan sekitar 4000 produk gips berupa souvenir dan merchandise dalam
10 sak gipsum.
Setelah proses pengeringan dilakukan proses pengecatan dimana pada
proses ini digunakan cat mobil. Proses pengecetan dibutuhkan ketelatenan dan
kesabaran dengan menggunakan kuas. Selanjutnya cat dikeringkan selama 5 menit
yang kemudian dikemas dan dibawa ke kantor pemasaran.
5.2.2. Fasilitas
Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh industri rumahan KERAMIK
SUDIRMAN antara lain :
a. Gudang dan Tempat Produksi
Gudang ini digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan baku, yakni
gipsum, silikon, cat, dan peralatan yang digunakan untuk proses
produksi serta digunakan sebagai tempat pengeringan. Gudang dan
tempat produksi ini memiliki luas tanah dan bangunan sebesar 20 m2 .
Dengan lahan yang kecil maka proses pengeringan dilakukan dengan
cara menggantungkan dan menjemur di teras rumah sehingga hanya
membutuhkan angin dan sinar matahari. Apabila hujan maka
pengeringan dilakukan di dalam tong sebagai wadah pemanas. Oleh
karena itu proses pengeringan hanya membutuhkan peralatan yang
sederhana. Sedangkan tempat pengecatan terletak di dalam bangunan
induk dengan luas tanah/luas bangunan sebesar 162/324 m2.
b. Kantor
Kantor pemasaran industri rumahan SUDIRMAN KERAMIK
menempati suatu ruangan yang letaknya terpisah dari gudang dan
20
tempat produksi, namun lokasinya berdekatan yaitu hanya berjarak
200 m. Kantor pemasaran ini memiliki luas bangunan dan tanah
sebesar 18 m2. Penempatan kantor pemasaran terpisah dengan tempat
produksi gips karena tempat produksi bersatu dengan rumah pengelola
sehingga tidak dapat dibangun sebuah tempat atau kantor untuk
pemasaran. Selain itu, lokasi tempat produksi bukan di jalan utama
wisata industri keramik(terletak di dalam gang) sehingga pengelola
menyewa sebuah tempat untuk kantor pemasaran yang letaknya
dipinggir jalan utama.
5.2.3. Peralatan
Proses produksi gips menggunakan peralatan-peralatan yang sederhana misalnya centong, wadah plastik setengah lingkaran dari potongan bola plastik, ember, kuas, tong, kawat gantungan, piring, plastik dan “kawul” dalam proses pengemasan.
5.3. Transportasi
Dalam industri rumahan KERAMIK SUDIRMAN dibutuhkan
transportasi untuk memperlancar proses produksi dan untuk memenuhi kebutuhan
dalam proses produksi misalnya untuk mengambil bahan baku cetakan berupa
silikon, dan gipsum sebagai bahan baku utama proses industri serta cat mobil dari
toko bangunan yang letaknya dekat dengan tempat produksi. Transportasi yang
digunakan adalah mobil pickup. Pada industri ini tidak melayani transportasi
pengiriman produk gips ke konsumen. Oleh sebab itu, kosumen sendiri yang
datang dan mengambil produk ke kantor pemasaran.
5.4. Tenaga Kerja
Karyawan industri rumahan KERAMIK SUDIRMAN terdiri atas satu
orang sebagai pengelola sekaligus pemilik industri keramik, dan memiliki lima
orang karyawan antara lain satu orang di bagian produksi atau pembuatan, satu
orang di bagian pemasaran, tiga orang di bagian pengecatan. Karyawan industri
ini bekerja dari hari senin hingga sabtu mulai pukul 08.00-16.00 WIB dengan gaji
21
Rp.700.000 per bulan(pencetak) dan ada yang Rp.500.000per bulan (pengecat).
Tenaga kerja dalam bagian produksi dibutuhkan keahlian untuk membuat keramik
agar dihasilkan gips yang berkualitas. Sedangkan tenaga kerja dalam bagian
pengecatan tidak memerlukan keahlian khusus namun hanya dibutuhkan
kesabaran sehingga sebagian besar tenaga kerjanya adalah perempuan muda.
Tenaga kerja pada bagian pemasaran merupakan kerabat dari keluarga pemilik
industri.
5.5 Konsumen
Industri rumahan KERAMIK SUDIRMAN mempunyai konsumen tetap dari luar
kota Malang terdiri dari tengkulak Pasuruan, Jombang sedangkan dari kota
Malang sendiri yakni dari Jatim Park dan pedagang –pedagang kecil. Sebagian
besar konsumen ini memesan gips berupa souvenir, merchandise sekitar 500
buah. Selain itu, industri ini juga memiliki konsumen yang tidak tetap seperti
penyelenggara acara pernikahan, ulang tahun. Konsumen ini memesan produk
gips dengan membawa contoh atau rancangan bentuk gips yang akan dibuat serta
konsep cara pengemasan (seperti parsel, atau dibungkus plastik).
5.6. Biaya Manufaktur
Biaya manufaktur yang dibayarkan oleh industri rumahan KERAMIK
SUDIRMAN dalam hitungan per bulan untuk periode produksi adalah sebagai
berikut: biaya produksi pembuatan cetakan yang meliputi pembelian bahan baku
silikon, biaya produksi pembuatan gips yang meliputi pembelian bahan baku
gypsum dan cat mobil, biaya transportasi pengangkutan bahan baku, biaya untuk
pembayaran fasilitas industri rumahan (air, listrik, dan telepon), biaya sewa kantor
pemasaran dan biaya pembayaran gaji tenaga kerja, serta biaya promosi dan
pemasaran.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ada atau tidaknya perubahan
biaya produksi untuk menghitung biaya manufaktur diantaranya adalah :
1. Perubahan dalam formulasi produk, misalnya perubahan komposisi bahan
baku, penggunaan jenis cat yang berbeda, inovasi pengemasan produk.
22
2. Perubahan biaya bahan baku yang mengikuti harga pasar, biaya fasilitas
industri (air, listrik, dan telepon)
Perubahan biaya pengangkutan (harga BBM) untuk mengambil bahan baku antara
lain gipsum, silikon, dan cat mobil
5.7 Kelemahan
Kelemahan dari industri ini yaitu tidak mempunyai desain sendiri dalam
membuat produksi gipsnya. KERAMIK SUDIRMAN mencotoh atau menjiplak
desain sampel gips yang akan dibuat dari majalah atau toko kerajinan lain atau
konsumen membawa desain produk gips yang akan dipesan sehingga KERAMIK
SUDIRMAN membuat produksi gips sesuai permintaan konsumen dan diproduksi
sesuai jumlahnya. Selain itu kelemahan lainnya, adanya musim hujan yang
mengakibatkan produksi gips tidak kering karena menggunakan sinar matahari
dan angin sebagai sumber sinar . Konsumen yang masih terbatas dalam
lingkungan Jawa Timur saja sehingga produk gips tidak dapat dipasarkan ke luar
Jawa.
23