solusi keberlanjutan industri tpt nasional menyongsong masyarakat ekonomi asean 2015

Upload: balaibesartekstil

Post on 03-Apr-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015

    1/12

    4/16/2013

    1

    SOLUSI KEBERLANJUTAN INDUSTRI TPT

    NASIONAL MENYONGSONG

    MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

    2015: PELUANG DAN TANTANGAN

    Badan PengkajianKebijakan, IklimdanMutu Industri (BPKIMI)

    Seminar Tekstil 2013

    Bandung, 15 April 2013

    Posisi Indonesia Dibanding Beberapa Eksportir Tekstil di Dunia

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    2

    Sumber:Trademap, diolah Kemenperin (2011)

    Pada tahun 2011, total ekspor

    tekstil di dunia mencapai USD756,34 Milyar.

    Ekspor tekstil Indonesia pada

    tahun 2011 sebesar USD 13,26

    Milyar atau sekitar 1,75% dari

    total ekspor dunia (berada di

    peringkat 16 berdasarkan

    negara pengekspor tekstil

    terbesar di dunia atau berada

    di peringkat 11, apabila Uni

    Eropasebagai suatu region).

  • 7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015

    2/12

    4/16/2013

    2

    Posisi Urutan Nilai Ekspor Tekstil Indonesia Dibanding 20 Negara

    Eksportir Tekstil Terbesar di Dunia

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    3

    Sumber:Trademap, diolah Kemenperin (2011)

    No Negara 2007 2008 2009 2010 2011

    Nilai Ekspor

    (Milyar USD)

    Ranking NilaiEkspor

    (Milyar USD)

    Ranking Nilai Ekspor

    (Milyar USD)

    Ranking Nilai Ekspor

    (Milyar USD)

    Ranking Nilai Ekspor

    (Milyar USD)

    Ranking

    1 China 166,1 1 179,7 1 161,3 1 199,5 1 240,5 1

    2 Germany 34,6 4 37,3 4 31,6 3 34,4 2 39,4 2

    3 Italy 38,9 3 40,2 2 30,7 4 32,0 4 36,6 3

    4 Hong Kong, China 40,8 2 38,8 3 31,9 2 34,3 3 34,6 4

    5 India 21,0 7 22,7 6 21,9 5 27,1 5 29,6 5

    6 United States of

    America (USA)

    22,0 6 22,6 7 18,3 7 23,6 6 28,7 6

    7 Turkey 22,9 5 23,1 5 19,3 6 21,8 7 25,0 7

    8 Bangladesh 10,7 15 14,1 10 14,6 9 17,1 8 22,0 8

    9 Viet Nam 8,6 18 10,2 17 10,4 14 13,8 11 17,3 9

    10 France 17,9 8 18,4 8 15,1 8 15,1 9 16,5 10

    11 Belgium 17,0 9 18,0 9 14,6 10 14,5 10 16,2 11

    12 Republic of Korea 13,3 10 13,1 12 11,4 12 13,7 12 15,7 12

    13 Netherlands 12,9 11 14,1 11 12,2 11 13,3 13 15,7 13

    14 Spain 10,2 16 11,6 13 10,9 13 10,8 17 13,9 1415 Pakistan 10,7 14 10,6 16 9,6 15 11,6 14 13,6 15

    16 Indonesia 9,8 17 10,1 18 9,3 18 11,2 16 13,3 1617 Chinese Taipei 11,6 12 10,9 15 9,4 16 11,3 15 12,7 17

    18 United Kingdom 11,5 13 11,0 14 9,3 17 10,1 18 11,7 18

    19 Japan 8,4 19 8,7 19 7,4 19 8,6 19 9,9 19

    20 Thailand 7,0 21 7,2 20 6,5 20 7,8 20 8,4 20

    Posisi Urutan Nilai Ekspor Tekstil Indonesia Dibanding Eksportir

    Tekstil Terbesar di Dunia (termasuk Uni Eropa)

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    4

    Sumber:Trademap, diolah Kemenperin (2011)

    No Negara 2007 2008 2009 2010 2011

    Nilai Ekspor

    (Milyar USD)

    Ranking Nilai Ekspor

    (Milyar USD)

    Ranking Nilai Ekspor

    (Milyar USD)

    Ranking Nilai Ekspor

    (Milyar USD)

    Ranking Nilai Ekspor

    (Milyar USD)

    Ranking

    1 UE (27) 189,8 1 199,7 1 164,1 1 172,2 2 198,8 2

    2 China 166,1 2 179,7 2 161,3 2 199,5 1 240,5 1

    3 Hong Kong, China 40,8 3 38,8 3 31,9 3 34,3 3 34,6 3

    4 India 21,0 6 22,7 5 21,9 4 27,1 4 29,6 4

    5 United States ofAmerica

    22,0 5 22,6 6 18,3 6 23,6 5 28,7 5

    6 Turkey 22,9 4 23,1 4 19,3 5 21,8 6 25,0 6

    7 Bangladesh 10,7 10 14,1 7 14,6 7 17,1 7 22,0 7

    8 Viet Nam 8,6 12 10,2 11 10,4 9 13,8 8 17,3 8

    9 Republic of Korea 1 3,3 7 13,1 8 11,4 8 13,7 9 15,7 9

    10 Pakistan 10,7 9 10,6 10 9,6 10 11,6 10 13,6 10

    11 Indonesia 9,8 11 10,1 12 9,3 12 11,2 12 13,3 1112 Chinese Taipei 11,6 8 10,9 9 9,4 11 11,3 11 12,7 12

    13 Japan 8,4 13 8,7 13 7,4 13 8,6 13 9,9 13

    14 Thailand 7,0 15 7,2 14 6,5 14 7,8 14 8,4 14

    15 Mexico 7,3 14 6,9 15 5,7 15 6,3 15 6,8 15

    16 Australia 3,3 21 2,8 23 2,3 24 3,4 18 6,2 16

    17 Cambodia 2,7 25 3,0 22 2,5 22 3,1 20 5,4 17

    18 Tunisia 4,1 16 4,2 16 3,5 16 3,5 17 4,3 18

    19 Sri Lanka 3,4 20 3,5 19 3,3 18 3,6 16 4,3 19

    20 Morocco 3,8 18 3,7 17 3,4 17 3,3 19 4,1 20

  • 7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015

    3/12

    4/16/2013

    3

    6,65

    6,70

    6,75

    6,80

    6,85

    6,90

    2011 2012

    11,50

    12,00

    12,50

    13,00

    13,50

    14,00

    2011 2012

    Ekspor-Impor Tekstil 2012 dibanding 2011 (USD Milyar)

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    5

    Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)

    5,96% 1,04%

    Ekspor Menurun Impor Meningkat

    Kontribusi Ekspor Tekstil Terhadap Total Ekspor Produk Industri

    Indonesia

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    6

    Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)

    9,50%

    10,00%

    10,50%

    11,00%11,50%

    12,00%

    12,50%

    13,00%

    2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Ekspor Industri 76.430 88.352 73.436 98.015 122.189 116.145

    Ekspor Tekstil 9.790 10.116 9.245 11.206 13.234 12.446

    Nilai (US$ Juta)

  • 7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015

    4/12

    4/16/2013

    4

    Negara Asal Impor Tekstil Indonesia

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    7

    REP RAKYAT

    CINA; 29,45

    KOREA

    SELATAN,

    17.06

    HONGKONG,

    8.40

    TAIWAN; 7,87

    BRASILIA; 4,45

    THAILAND,

    4.09

    LAINNYA,

    28.69

    Impor tekstil Indonesia didominasi oleh produk

    tekstil asal China yang mencapai 29,45% dari totalimpor produk tekstil, kemudian Korea Selatan

    sekitar 17%dan Hongkong lebih dari 8%. Importekstil Indonesia dari ASEAN sekitar 9,57%

    Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)

    Negara Jumlah Penduduk

    (orang)

    Persentase

    Brunai Darussalam 401.890 0,07

    Burma 58.840.000 9,75

    Kamboja 13.388.910 2,22

    Laos 6.477.211 1,07

    Malaysia 27.565.821 4,57

    Pilipina 101.833.938 16,87

    Singapura 5.076.700 0,84

    Thailand 66.720.153 11,05

    Vietnam 85.846.997 14,22

    Indonesia 237.556.363 39,35

    Total 603.707.983 100,00

    Sumber: ASEAN Sekretariat dan Wikipedia, diolah Kemenperin(20 11)

    Indonesia menjadipasar terbesar di

    ASEAN, denganjumlah penduduk

    yang mencapai lebih

    dari39% daritotal

    ASEAN

    TINGGINYA JUMLAH PENDUDUK ASEAN

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    8

  • 7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015

    5/12

    4/16/2013

    5

    Perdagangan Intra ASEAN Tahun 2011

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    9

    Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)

    Country Trade with World Trade with ASEANN

    Exports Imports Exports Share toWorld

    Imports Sharet oWorld

    BruneiDarussalam

    12362.3 2460.0 1721.1 13.92% 1191.1 48.42%

    Cambodia 6710.6 6133.6 833.7 12.42% 2170.1 35.38%

    Indonesia 203496.7 177435.6 42098.9 20.69% 57254.3 32.27%

    Lao DPR 1746.5 2209.4 959.8 54.96% 1570.5 71.08%

    Malaysia 228179.1 187542.8 56049.7 24.56% 52090.0 27.77%

    Myanmar 8119.2 6805.9 3957.4 48.74% 3250.3 47.7%

    Philippines 48042.2 63079.4 8635.3 17.97% 15040.3 23.61%

    Singapore 409443.5 365709.1 127544.5 31.15% 78126.4 21.36%

    Thailand 228820.7 230083.6 72226.6 31.56% 39224.2 17.05%

    Vietnam 95365.6 104216.5 13504.8 14.16% 20793.2 19.95%

    Negara Tujuan Ekspor Tekstil Indonesia Tahun 2012

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    10

    Amerika Serikat merupakan

    pangsa pasar utama produktekstil Indonesia, disusul

    dengan Jepang danJerman.

    Ekspor tekstil ke ASEANhanya sekitar 6,34%.

    Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)

    AMERIKA SERIKAT;

    32,89

    JEPANG; 8,58

    JERMAN; 5,00TURKI; 4,53KOREA

    SELATAN; 4,45

    REP RAKYAT CINA;

    3,60

    UNI EM IRAT ARAB;

    3,29

    LAINNYA; 37,66

  • 7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015

    6/12

    4/16/2013

    6

    China; 40,16

    Bangladesh; 9,06

    Viet Nam; 7,82

    Mexico; 6,69

    Indonesia; 5,78

    India; 5,06

    Italy; 2,49

    Lainnya; 22,94

    Pangsa Pasar Produk Garmen di Amerika

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    11

    Amerika Serikat merupakan

    pangsa pasar utama produktekstil Indonesia, termasuk

    garmen. Namun saat ini, pasar garmen

    di Amerika Serikat dikuasaioleh China

    Bahkan, Indonesia sudah sulitbersaing dengan Bangladesh,

    Vietnam dan Meksiko.

    Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)

    Pangsa Pasar Produk Garmen di Jepang

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    12

    Jepang merupakan pangsa

    pasar terbesar kedua produktekstil Indonesia, termasuk

    garmen. Saat ini, pasar garmen di

    Jepang juga dikuasai olehChina yang mencapai lebih

    dari 70% Indonesia kalah bersaing

    dengan Vietnam danMyanmar.

    Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)

    China ; 73,94

    Viet Nam; 8,03

    Italy; 3,45

    Myanmar; 2,39

    Indonesia; 2,05 Bangladesh; 1 ,69India,

    1.58

  • 7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015

    7/12

    4/16/2013

    7

    Pangsa Pasar Produk Garmen di Jerman

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    13

    Jerman merupakan pangsa

    pasar terbesar ketiga produktekstil Indonesia, termasuk

    garmen. Saat ini, pasar garmen di

    Jerman juga dikuasai olehChina yang mencapai lebih

    dari 25% Indonesia hanya mampu

    menguasai pasar garmenJerman sekitar 1,97%, atau

    hanya berada di peringkat ke-15.

    Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)

    No. Negara % PenguasaanPasar

    1 China 26.35

    2 Bangladesh 7.04

    3 Netherlands 6.43

    4 Turkey 6.35

    5 Poland 5.71

    6 Italy 5.22

    7 Romania 3.54

    8 India 2.94

    9 Viet Nam 2.79

    10 Denmark 2.74

    11 France 2.60

    12 Bulgaria 2.2413 United Kingdom 2.19

    14 Belgium 2.13

    15 Indonesia 1.97Lainnya 19.77

    Daya Saing Produk Tekstil Indonesia Dibanding Beberapa

    Negara Eksportir Tekstil Utama Dunia

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    14

    Indonesia memiliki daya saing produk tekstiltertinggidibanding produsen tekstil utama dunia untuk produk

    serat stapel buatan (HS 55) dan filamen buatan, stripdansejenisnya daribahan tekstil buatan (HS54).

    Untuk kelompok produk tekstil lainnya, Indonesia

    relatif masih sulit bersaing dengan produsen tekstil

    utama dunia, kecuali untuk produk pakaian dan

    aksesoripakaian bukan rajutanatau kaitan (HS62).

    Berdasarkan analisis RCA pda

    tahun 2011, untuk 14 kelompok

    produk tekstil (HS 2 digit),

    Indonesia masih memiliki daya

    saing yang relatif cukup tinggi,meski masih di bawah 4

    produsen tekstil utama dunia

    (China, Italy, Hongkong, dan

    India).

  • 7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015

    8/12

    4/16/2013

    8

    Daya Saing Produk Tekstil Indonesia Dibanding Beberapa

    Eksportir Tekstil di ASEAN (ASEAN 6)

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    15

    Indonesia memiliki daya saing produk tekstil tertinggi dibandingprodusen tekstil ASEAN 6 untuk produkserat stapel buatan (HS 55)

    dan filamen buatan, strip dan sejenisnya dari bahan tekstil buatan(HS54).

    Untuk kelompok produk tekstil lainnya, Indonesia relatif masih bisa

    bersaing dengan produsen tekstildi ASEAN.

    Semakin pesatnya kemajuan industri tekstil Vietnam, menjadi

    ancaman yang serius untukindustri tekstildalam negeri.

    Berdasarkan analisis RCA

    pada tahun 2011, untuk 14

    kelompok produk tekstil (HS

    2 digit = TPT), Indonesia

    memiliki daya saingtertinggi kedua di ASEAN,

    dibawah Vietnam.

    Kinerja Logistik Indonesia

    16

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    No. Negara Peringkat Peringkat Subindexes 2012

    2007 2010 2012 Customs Infrastructure International

    shipments

    Logistics

    quality and

    competence

    Tracking and

    tracing

    Timeliness

    1 S in ga pu ra 1 2 1 1 2 2 6 6 1

    2 H ong Kong 8 13 2 3 7 1 5 5 4

    3 Jepang 6 7 8 11 9 14 9 9 6

    4 K orea Se la ta n 25 23 21 23 22 12 22 22 21

    5 China 30 27 26 30 26 23 28 31 30

    6 Ma la ys ia 27 29 29 29 27 26 30 28 28

    7 Tha ila nd 31 35 38 42 44 35 49 45 39

    8 India 39 47 46 52 56 54 38 54 44

    9 P il ipina 65 44 52 67 62 56 39 39 69

    10 Vietnam 53 53 53 63 72 39 82 47 38

    11 Indonesia 43 75 59 75 85 57 62 52 421 2 K am bo ja 81 129 101 108 128 101 103 78 104

    13 Laos 117 118 109 93 106 123 104 111 118

    1 4 Burma 147 133 129 122 133 116 110 129 140

    Sumber: The Logisti cs Performance Index and Its Indicators, World Bank (2012)

    Kinerja logistik Indonesia pada tahun 2012 mengalami peningkatan dibandinng tahun sebelumnya, yaknidariperingkatke-75menjadiperingkatke-59dari155negara.

    Infrastruktur merupakan kendala terbesar, karena mendapatkan penilaian terburuk diantara komponen

    penilaian lainnya untuk Indonesia.

    Penilaian infrastruktur yang dilakukan oleh World Bank menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-85dari155 negaradi dunia.

  • 7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015

    9/12

    4/16/2013

    9

    Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan

    Produk Tekstil

    17

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    Program ini bertujuan untuk memodernisasi permesinan ITPT yang kebanyakan

    telah tua, untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas kualitas, termasuk kualitaslingkungan.

    Program restrukturisasi Mesin/Peralatan I TPT telah dilaksanakan sejak tahun

    2007 -2011,dimana program ini terbagi dalam 2 skema yaitu:

    1. Pemberian Memberikan potongan harga sebesar 10% dari nilai investasi

    (2007-2011).

    2. Memberikan kredit dengan suku bunga rendah (7%/tahun) dengan sistimmodal padanan yaitu 70% Kemenperin, 10% LPP & 20% dunia usaha

    dengan masa pinjaman maks 5 tahun dengan nilai kredit Rp. 100 juta s/d Rp.5 M/perusahaan/Tahun Anggaran (2007-2009)

    Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan

    Produk Tekstil Tahun 2007-2011

    18

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    Anggaran :Rp 1,101 Triliun

    Penyerapan :

    Rp 781,216 Miliar

    Peserta :

    322 Perusahaan

    InvestasiRp 7,87 Triliun

    Penyerapan Tenaga Kerja61.000Orang

    Peningkatan Produksi

    15 % - 28 %

    Penurunan Konsumsi Energi

    10% -22%

    Peningkatan Produktivitas

    7% - 17%

  • 7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015

    10/12

    4/16/2013

    10

    Upaya Lainnya Yang Telah dan Akan Dilakukan Pemerintah

    Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Industri TPT

    19

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    1. Pengembangan Teknologi Produksi ITPT melalui kerjasama dengan negara

    berteknologi maju, sebagaimana telah diimplementasikan dalampilot projectNEDO

    di bidang dyeing & finishing yang hemat energi (52%), air (38%) dan bahan kimia

    (20-25%) diPT. Daliatex Bandung

    2. Audit teknologi untuk beberapa industri tahun 2009-2010 atas bantuan NEDO

    3. Memfasilitasi industri TPT untuk memperoleh fasilitas BMDTP bagi importasi bahan

    baku/bahan penolong yang belum diproduksi di dalam negeri, (2009-sekarang)

    polipropilene untuk industri karpet)

    4. Mengembangkan standard produk tekstil (SNI) untuk mendorong pencapaian

    tingkat mutu yang unggul serta keamanan dan keselamatan, serta pengembangan

    standard kompetensitenaga kerja industri tekstil (SKKNI)

    5. Mengembangkan lembaga penelitian yang kegiatannya sinergi dengan kebutuhan

    ITPT serta pendirian pusat-pusat pelatihan operator garmen, seperti di Semarang,

    Jakartadanlainnya.

    Upaya Lainnya Yang Telah dan Akan Dilakukan Pemerintah

    Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Industri TPT

    20

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    6. Mengembangkan lembaga pendidikan Tekstil yang mampu menghasilkan tamatan yang

    memenuhi harapan dunia kerja

    7. Mengkolaborasikan antara Produsen Tekstil dengan para Designer dalam rangka

    meningkatkan daya saing produk TPT Nasional baik di pasar dalam negeri maupun

    ekspor

    8. Pelaksanaan Program Audit Energi dan Bimbingan Konservasi Energi (tahun 2006-tahun

    2009)

    9. Promosi produkTPT melalui Pameran baik di dalammaupun di luar Negeri

    10. Pengembangan Industri TPT melalui Pendekatan Klaster dengan meningkatkan

    kerjasama antara industri hulu, industri antara dan industri hilir untuk memperpanjang

    rantai nilai dalam rangka meningkatkan nilai tambah di dalam negeri dan membentuk

    forum-forum, workinggroup dan pertemuan antaranggota klaster

    11. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait dalam

    rangka menyelesaikan masalah yang menghambat pengembangan klaster ITPT (misal:

    masalah banjir, sarana jalan,transportasi,perizinan dll.

  • 7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015

    11/12

    4/16/2013

    11

    TERIMA KASIH

    Negara Industri

    Tangguh Dunia

    Tahun 2025

    Badan PengkajianKebijakan, Iklim dan MutuIndustri(BPKIMI)

    Lt. 19 GedungKementerian Perindustrian

    Jl. Ga totSubroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950

    www.kemenperin.go.id

    Keterangan HS

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    22

    HS Keterangan

    50 Sutra Silk

    51Wol, bulu hewanhalusataukasar; benang bulukudadan kain

    tenunanWool, a nimal hair, horsehair yarn and fabric thereof

    52 Kapas Cotton

    53

    Serat tekstil nabati lainnya; benangkertasdan kaintenunan

    dari benangkertas Vegetable textil e fibres nes, paper yarn, woven fabric54 Fil amen buatan; strip dan sejenisnya daribahantekstil buatanManmade filaments

    55 Serat stapel buatan Manmade staple fibres

    56

    Gumpalan, kainkempada nbukan tenunan; benang khusus;

    benang pintal, tali, tambangdan kabelserta barang

    daripadanyaWadding, felt, nonwovens, yarns, twine, cordage, etc

    57 Karpet dan tekstil penutup lantai lainnya Carpets and other textile floor coverings

    58Kai n tenunan khusus; kain tekstilberjumbai; renda; permadani

    dinding; hiasan; sulamanSpeci al woven or tufted fabric, lace, tapestry etc

    59Kai n tekstil diresapi, dilapisi, ditutupiatau dilaminasi; barang

    tekstil darij enisyang cocok untukkeperluani ndustryImpregnated, coated or laminated texti le fabric

    60 Kai n rajutan atau kain kaitan Knitted or crocheted fabric

    61 Pakaian dan aksesori pakaian, barang rajutan atau kaitan Articles of apparel, accessories, knit or crochet

    62 Pakaian dan aksesori pakaian, bukan rajutan atau kaitan Articles of apparel, accessories, not knit or crochet

    63Barang tekstilsudah jadil ainnya; set; pakaianbekas dan

    bara ngtekstilbekas; gombalOther made textile articles, sets, worn clothing etc

  • 7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015

    12/12

    4/16/2013

    Analisis Revealed Comparative Advantage (RCA)

    Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

    (BPKIMI)

    23

    Analisis RCA adalah indikator yang bisa menunjukkan perubahan keunggulan komparatifatau perubahan tingkat daya

    saing industri komoditi suatu negara relatif daya saing dunia. Indeks RCA menunjukkan keunggulan komparatif atau daya

    saing ekspor dan impor dari suatunegara dalam suatukomoditas terhadap daya saingkomoditi yang sama secara global.

    Secara matematis,I ndeksRCA dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Keterangan:

    Xik = nilai ekspor komoditas k dari negarai

    Xi = nilaiekspor total(produk kdan lainnya)dari negarai

    Xjk = nilai ekspor komoditas k dunia

    Xj = nilai ekspor totaldunia j

    Jika nilai nilai RCA suatu negara untukkomoditas tertentu adalah lebihbesar dari satu (1), maka negara bersangkutanmemiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata negara lain untukkomoditas tersebut. Sebaliknya, bila lebih kecil dari satu

    (1), berarti keunggulan komparatif untuk komoditis tersebut tergolong rendah, di bawah rata-rata negara lain. Semakinbesarnilai indeks, semakint inggipula tingkat keunggulan komparatifnya.

    X

    X

    X

    X

    RCA

    k

    i

    ik