sni 03-6815-2002 standar nasional indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur...

32
SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia Tata cara mengevaluasi hasil uji kekuatan beton ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional

Upload: vuthuy

Post on 06-Feb-2018

291 views

Category:

Documents


30 download

TRANSCRIPT

Page 1: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Standar Nasional Indonesia

Tata cara mengevaluasi hasil uji kekuatan beton

ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional

Page 2: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Daftar isi

1. Pendahuluan ..................................................................................................................... 1

2. Variasi-Variasi Dalam Kekuatan Beton........................................................................... 3

2.1 Umum .............................................................................................................................. 3

2.2 Perilaku Beton.................................................................................................................. 3

2.3 Metode Pengujian ............................................................................................................ 4

3. Analisis Data kekuatan..................................................................................................... 6

3.1 Notasi ............................................................................................................................... 6

3.2 Umum .............................................................................................................................. 6

3.3 Fungsi Statistik................................................................................................................. 7

3.4 Variasi Kekuatan.............................................................................................................. 8

4. Kriteria ............................................................................................................................ 15

Lampiran A ............................................................................................................................... 30

i

Page 3: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

TATA CARA MENGEVALUASI HASIL UJI KEKUATAN BETON

( ACI 214-1977, Reapproved 1989 )

1 PENDAHULUAN

Maksud pengujian kekuatan beton adlah untuk menentukan terpenuhinya spesifikasi kekuatan dan

mengukur variabilitas beton. Beton adalah suatu massa yang keras terdiri dan bahan-bahan yang

heterogen.

Variabilitas karakteristik dan setiap bahan penyusun dalam beton dapat menyebabkan variasi

kekuatan dalam beton. Variasi kekuatan ini dapat juga disebabkan oleh pelaksanaan dalam

penentuan proporsi campuran, pelaksanaan pencampuran, pengangkutan, penuanangan dan

pemeliharaan beton, selain variasi-variasi yang terjadi dalam beton sendiri.

Variasi kekuatan dapat juga sisebabkan oleh fabrikasi, pengujian, dan perlakuan pada benda-benda

uji. Variasi dalam kekuatan beton dapat diterima, namun, beton yang berkualitas cukup dapat

dihasilkan jika dilakukan kontrol yang baik, hasil uji diinterprestasikan dengan akurat dan

mempertimbangkan batasan-batasan yang ada.

Kontrol yang baik dapat dicapai dengan menggunakan bahan-bahan yang memenuhi syarat,

penakaran dan pencampuran bahan yang benar, sesuai dengan kualitas yang diinginkan, serta

pelaksanaan yang baik dalam pengangkutan, penuangan, perawatan dan pengujian. Meskipun sifat

alamiah beton yang komplek menghalangi kesempurnaan homogenitas beton adanya variasi

kekuatan yang cukup besar lebih menandakan kurang adanya kontrol yang baik pada pembuatan

beton. Pemimgkatan kontrol dapat mereduksi biaya beton bila kekuatan rata-rata beton dapat

dibuat mendekati spesifikasi yang dibutuhkan. Kekuatan tidak perlu dianggap sebagai factor yang

paling utama dalam menentukan proporsi campuran betonm, bila factor lain seperti durabilitas.

Dapat meekan rasio air – semen lebih rendah dan yang dibutuhkan untuk mencapai kekuatan beton

yang diinginkan. Pada kasus semacam itu, kekutan diperlukan akan dipaksa melampaui kekuatan

structural yang dibutuhkan. Namun pengujian kekuatan tetap pemting, bila dengan menentukan

proporsi campuran, variasi kekuatan menunjukan variasi sifat lain. Benda uji lebih

mengindikasikan potensi kekuatan dari pada kekuatan beton yang sebenarnya dalam stink-tun

supaya diperoleh hasil yang lebih tepat, kesimpulan kekuatan beton harus didapat dari suatu pola

Page 4: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

pengujian dimana karakteristik beton dapat diperkirakan dengan cukup tepat. Pengujian yang tidak

cukup akan menghasilkan kesimpulan yang tidak meyakinkan.

Prosedur statistik menyediakan untuk memperoleh nilai – nilai yang paling mendekati dalam

mengevaluasi hasil pengujian kekuatan beton, informasi yang didapat dari prosedur prosedur

diatas, juga merupakan nilai yang digunakan dalam menentukan criteria perencanaan dan

spesifikasi. Tata cara ini secara ringkas mendiskusikan variasi yang terjadi dalam kekuatan beton,

dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut

yang berhubungan dengan kriteria dan spesifikasi yang dibutuhkan.

Agar prosedur statitik ini sah, data harus dapat dari benda uji yang diambil secara acak dengan

yang direncanakan, untuk mengurangi kemungkinan benda uji merupakan benda uji yang sengaja

dipilih. Pengambilan acak berarti bahwa masing-masing benda uji mempunyai kesempatan yang

sama untuuk terseleksi. Untuk memastikan kondisi pilihan harus diambil melalui beberapa

mekanisme objektif seperti table dari nomor-nomor acak. Jika benda uji diseleksi oleh pengambil

data berdasarkan keputusanya sendiri, akan menimbulkan keputusan yang bias, dan hasil yang

dianalisa dengan cara ini tidak berlaku.

Page 5: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

2 VARIASI-VARIASI DALAM KEKUTAN BETON

2.1 Umum

Besarnya variasi kekuatan contoh uji beton tergantung pada mutu material, pembuatan, dan

kontrol dalam pengujiannya. Perbedaan kekuatan dapat ditemukan dari dua penyebab

utama yang berbeda, seperti yang ditunjukan pada table 2.1 yaitu:

a) Perbedaan dalam perilaku kekuatan yang terbentuk dari campuran beton dan bahan

penyusunnya, dan

b) Perbedaan jelas dalam kekuatan yang disebabkan oleh perpaduan variasi dalam

pengujian.

2.2 Perilaku Beton

Sudah terbukti bahwa kekuatan beton tergantung pada besarnya rasio air-semen. Karena

itu, criteria pertama untuk menghasilkan beton yang mempunyai kekuatan konstan adalah

membuat rasio air-semen konstan. Bila jumlah semen dan air yang ditambahkan dapat

diukur secara akurat, penjagaan rasio air-semen konstan merupakan hal utama untuk

mengkoreksi besarnya variabel kelembaban dalam agregat Homogenitas beton dipengaruhi

oleh variabilitas agregat, semen dan bahan tambahan yang digunakan sesuai konstruksinya

masing-masing pada variasi kekuatan beton. Temperatur beton segar mempengaruhi jumlah

air yang diperlukan untuk mencapai kosistensi yang tepat konsekwensinya sama

memberikan kinstribusi pada variasi kekuatan beton.

Pelaksanaan konstruksi dapat pula menyebabkan variasi dalam kekuatan melalui

pencampuran yang kurang benar, pemadatan yang jelek penundaan dan pemeliharaan yang

tidak tepat. Tidak semua hal diatas dapat ditunjukan oleh

contoh uji yang dibuat dipabrik dan dilakukan pemeliharaan dalam kondisi sesuai yang di

standarkan. Penggunaan bahan pencampur tambahan menambah faktor lain bila masing-

masing bahan pencampur tambahan menambah variabel lain dalam beton. Penakaran bahan

pemercepat, bahan pelambat, puzolan, dan bahan pembentuk gelembung udara/air-

entraining agents, harus di kontrol dengan cermat.

Page 6: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

2.3 Metode Pengujian

Uji beton boleh memasukan semua variasi dalam kekuatan beton, tergantung pada variebel

apa yang akan ditonjolkan sesudah contoh uji dibuat. Diamping itu perbedaan dalam

pengambilan benda uji, pembuatan, pemeliharaan dipabrik, dan pengujian contoh uji dapat

menyebabkan adanya indikasi variasi kekuatan yang tidak tampak dalam beton pada suatu

struktur.

Pekrjaan tidak perlu dihentikan jika variasi yang disebabkan hal diatas sangat esar. Metode

pengujian yang baik akan mengurangi variasi tersebut dan prosedur pengujian standar

seperti yang dijelaskan dalam standar SNI harus diikuti tanpa penyimpangan.

Pentingnya penggunaan mesin uji yang akurat, dan kemampuan menghasilkan penutup

beton tipis, mempunyai kekuatan tinggi, datar dan pararel tidak perlu ditekankan bila hasil

uji tidak dapat lebih akurat dan peralatan dan prosedur yang digunakan. Hasil uji yang

seragam tidak perlu, hasil uji akurat. Peralatan laboratorium dan prosedurnya harus di

kalibrasi dan di cek secara periodic.

Page 7: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Tabel 2.1 Penyebab-penyebab Utama Variasi Kekuatan

Variasi dalam perilaku beton Ketidaksesuaian dalam metode

pengujian

Perubahan dalam rasio air-semen:

Kontrol air yang jelek

Variasi yang sangat besar dari

kelembaban dalam agregat

Perubahan sifat

Variasi dalam kebutuhan air:

Ukuran butir agregat, penyerapan,

bentuk partikel

Perilaku semen dan bahan

pencampur

Waktu antar dan temperature

Variasi dalam karakteristik dan

proporsi bahan-bahan beton:

Agregat

Semen

Puzolan

Bahan pencampur

Variasi dalam pengangkutan,

penempatan dan pemadatan

Prosedur pengambilan benda uji yang

tidak tepat:

Variasi yang disebabkan oleh teknik

pembuatan. Pengangkatan dan

pemeliharaan silinder yang baru dibuat,

kualitas mold yang jelek

Perubahan dalam pemeliharaan:

Variasi suhu

Kelembaban yang bervariasi

Penundaan membawa silinder ke

dalam laboratorium

Prosedur pengujian yang kurang baik:

Kaping silinder

Pengujian tekan

Variasi temperature dan pemeliharaan

Page 8: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

3 ANALISIS DATA KEKUATAN

3.1 Notasi

d2 dan 1s/d2 = factor-faktor untuk menghitung deviasi standar dalam pengujian dari

rentang rata-rata

fcr = kuat tekan rata-rata yang dibutuhkanuntuk meyakinkan bahwa proporsi

pengujian diijinkan tidak dibawah kekuatan yang dispesifikasikan

fc’ = kekuatan tekan beton karakteristik

n = jumlah pengujian

R = rentang

Rm = rentag rata-rata maksimum yang digunakan dalam grafik kontrol untuk

simpangan rentang rata-rata

R = rentang rata-rata

ơ1 = deviasi standar

ơ2 = deviasi standar dalam pengujian

a, = deviasi standar dari suatu pengadukan ke pengadukan lain

t- = konstanta pengali untuk deviasi standar (ơ) yang tergantung pada

jumlah pengujian yang diduga bernilai lebih rendah dari fc’

V = koefisien variasi

VI = koefisien variasi dalam pengujian

Xi = hasil pengujian individu

X = hasil uji rata-rata

3.2 Umum

Untuk memperoleh informasi maksimum, jumlah pengujian harus cukup untuk

mengindikasikan variasi dalam beton yang diproduksi dan untuk memperoleh prosedur

statistik memadai yag digunakan dalam mengintepretasikan hasil uji. Prosedur statistic

merupaka dasar terbaik untuk menentukan potensi kualitas dari kekuatan beton, dan untuk

mengekspresikan hasil uji dalam bentuk yang paling mudah digunakan.

Page 9: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

3.3 Fungsi Statistik

Kekuatan contoh uji beton pada proyek yang akan dikontrol dapat diasumsikan ada dalam

pola yang mendekati kurva distribusi frekuensi normal seperti yang diilustrasika pada

gambar 3.3 (a). jika dilakukan kontrol yang baik, nilai kekuatan beton akan berkumpul

mendekati nilai rata-rata, dan kurva berbentuk tinggi dan sempit. Bila variasi kekuatan

beton bertambah. Nilai penyebar da kekuatan menjadi rendah dan melebar, seperti

diilustrsikan pada gambar 3.3 (b). karelia karakteristik kurva tersebut dapat ditentukan

secara matematik. Fungsi tertentu dari kekuatan beton yang digunakan dapat dihitung

sebagai berikut:

3.3.1 Rata-rata

X kekuatan rata-rata dari semua pengujian individual

X1+X2+X3 +Xn

X = n

Keterangan : X1, X2, X3 ……………… Xn adalah hasil uji kekuatan secara individual, dan

n adalah jumlah total dari pengujian yang ‘1’ dilakukan. Pengujian ditentukan sebagai

kekutan rata-rata dari semua contoh uji yang mempunyai umur sama, dibuat dari satu kali

pengadukan beton.

3.3.2 Deviasa Standar

ơ – Pengukuran penyebaran yang paling umum diakui adalah akar nilai rata-rata deviasi

kekuatan agregat. Statistik ini diketahui sebagai deviasi standard dan dapat dianggap

sebagai radius girasi terhadap garis simetris dari daerah, di bwah kurva distribusi

frekuensi data kekuatan, seperti digambarkan pada gambar 3.3 (a). Berdasarkanpada

jumlah data yang terbatas, perkiraan yang paling mendekati ketepatan didapat dari

persamaan (3.2) atau persamaan aljabarnya, persamaan 3.2.a. Persamaan terakhir lebih

dianjurkan untuk perhitungan, sebab selain mudah dan dapt dilakukan dengan

menggunakan kalkulator biasa, juga untuk menghindarkan kemungkinan adanya kesulitan

yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan.

Page 10: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

n = {[(X1-X)2 + (X2-X)2 + ……+ (Xn-X)2]/(n-1)}k (3.2)

atau:

ơ = √∑X12 – (∑X1)2 (3.2.a)

n

n – 1

3.3.3 Koefesien Variasi, V

Deviasi standar yang diekspresikan sebagai person dari kekuatan rata-rata dinamakan

koefesien variasi:

V = ơ X 100 (3.3.0)

X

3.3.4 Rentang R

Rentang adalah nilai statistik yang didapat dari mengurangi nilai tertinggi dari suatu grup

data dengan nilai terendahnya. Rentang dalm pengujian didapat dengan mengurangi nilai

tertinggi kuat tekan silinder rata-rata dengan nilai terendahnya dalam suatu grup. Rentang

dalam pengujian yang didiskusikan pada pasal selanjutnya.

3.4 Variasi kekuatan

Seperti telah disebutkan dimuka, variasi yang dihasilkan dari hasil uji dapat ditelusuri dari

(a) variasi dalam metode pengujian dan (b) perilaku campuran beton dan bahan

pembentuknya. Dengan menganalisis variasi di atas dimungkinkan untuk menghitung

variasi yang disebabkan oleh masing-masing komponen.

3.4.1 Variasi dalam pengujian

Variasi kekuatan beton dalam pengujian tunggal didapat dari menghitung variasi

pengujian suatu grip silinder uji yang berasal dari beton yang diambil dari

Page 11: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

pengadukan yang ditentukan. Diasumsikan benda uji beton bersifat homogen dan setiap

variasi antara silinder yang dibuat dari sample yang diberian disebabkan oleh cara

pembuatan, pemeliharaan, dan variasi-variasi pengujian.

Pengadukan tunggal beton tidak dapat menyediakan data yang cukup untuk analisis

statistik, dan diperlukan benda uji silinder yang diambil dari paling sedkit sepuluh

pengadukan beton untuk menetapkan nilai R yang dapat diperca. Deviasi standard dan

koefisien variasi dapat dihitung sebagai berikut:

Ơ = i R (3-4)

d2

V1 = ơ X 100 (3-5)

X

Keterangan:

Ơ1 = deviasi standar dalam pengujian

1s/d2 = suatu konstanta yang tergantung pada jumlah silinder uji yang

dirata-rata untuk menghasilkan suatu hasil uji (tabel 3.4.1)

R = rentang rata-rata dalam grup contoh silinder

V1 = koefisien variasi dalam pengujian

X = kekuatan rata-rata

3.4.2 Variasi dari Satu Pengadukan ke Pengadukan Lain

Variasi ini menggambarkan perbedaan kekuatan yang dapat dipertimbangkan sebagai

variasi:

(a) Karakteristik dan perilaku dari komponen bahan pembentuk beton;

(b) Adukan, pencampuran, dan pengambilan contoh uji;

(c) Pengujian silinder yang tidak dapat terdeteksi, bila silinder ini dieri perlakuan

lebih khusus dari silindr yang diuj pada waktu yang berbeda.

Variasi yang berasal dari pengadukan ke pengadukan lain dan sumber variasi lain dalam

pengujian, berhubungan dengan variasi keseluruhan (pers 3-3), dengan persamaan

sebagai berikut:

Page 12: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

ơ2 = ơ12 – ơ2

2

Keterangan:

ơ = deviasi standar keseluruhan

ơ 1 = deviasi standar dalam pengujian

ơ 2 = deviasi standar dari satu pengadukan ke pengadukan lain

sekali parameter di alas sudah dihitung, dan dengan asumsi bahwa hasil uji mengikuti

kurva distribusi frekuensi normal, sejumlah informasi tentang hasil uji akan diketahui.

Gambar 3.4.2 (a) menunjukan pendekatan pembagian dibawah kurva distribusi frekuensi

normal. Contoh, kira-kira 68% dari luasan (lama dengan 68% hasil uji) ada dalam ± 1 ơ

dari nilai rata-rata, 95% dalam ± 2 ơ dan seterusnya. Hasil di atas memperbolehkan

adanya perkiraan bagian dari hasil uji yang di harapkan ada dalam perkalian kelipatan

rata-rata yang diberikan atau nilai tertentu lain. Tabel 3.4.2 di adaptasi dari integral

probabiliti normal dari kurva distribusi frekuensi normal teoritik dan menunjukan

probabiliti hasil uji ada dibawah fc’ dalam hal kekuatan rata-rata dari campuran X = fcr =

(fc’ + tơr). Kurva distribusi kurriulatif dapat juga diplot dengan mengakumulasikan hasi-

hasil uji yang dibawah kekuatan yang ditentukan, diekspresikan sebagai persen dari

kekuatan rata-rata untuk koefisien variasi atau standar deviasi yang berbeda. Gambar

3.4.2 (b) dan 3.4.2 (c) menunjukan keterangan.

Pada gambar tersebut, ordinat menunjukan persen dari populasi nilai kekuatan yang

diduga melampaui kekuatan yang ditunjukan oleh setiap nilai absis untuk koefisien

variasi atau deviasi standar yang dipilih.

3.5 Standar-standar Untuk kontrol

Keputusan apakah deviasi standar atau koefisien variasi merupakan ukuran yang tepat dari

penyebaran yang dapat digunakan dalam setiap situasi, tergantung pada yang mana dari dua

pengukuran lebih konstan mendekati rentang karakteristik kekuatan pada situasi tertentu.

Informasi saat ini menunjukan bahwa deviasi standar mendekati konstan, khususnya untuk

kekuatan dialas 211 kgf / cm2 Untuk variasi dalam pengujian, koefisien variasi dianggap lebih

dapat diterapkan.

Tabel 3.5 menunjukan variasi yang dapat diharapkan trjadi untuk uji kuat tekan pada proyek yang

diduga akan mengalami perbedaan tingkat pengawasan.

Page 13: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Tabel 3.4.1

Faktor-faktor untuk Menghitung Deviasi Standar dalam Pengujian

Jumlah Benda Uji d2 1/d2

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1.128

1.693

2.059

2.236

2.534

2.704

2.847

2.970

3.078

0.8865

0.5907

0.4857

0.4299

0.3946

0.3698

0.3512

0.3367

0.3249

Dari table B2 ASTM, Manual untuk kontrol kualiti bahan

Page 14: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Page 15: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Page 16: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Page 17: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

4 KRITERIA

4.1 Kekuatan dari silinder control umumnya hanya merupakan pembuktian dari kualitas beton

yang dugunakan dalam pelaksanaa konstruksi suatu struktur. Karena adanya kemungkinan

terjadi perbedaan antara kekuatan silinder uji dan kapasitas memikul beban suatu struktur,

data kekuatan yang tidak cukup tidak boleh dipercaya.

Dalam menghitung kapasitas memikul kapasitas memikul beban dari struktur beton , jumlah

hasil uji yang lebih rendah dari kekuatan yang direncanakan adalah lebih penting dari

kekuatan rata-rata yang diperoleh. Kekuatan minimum tidak dapat ditentukan sejauh masih

selalu terjadi kemungkinan diperoleh kekuatan yang lebih rendah, meskipun telah dikontrol

dengan baik. Juga harus diakui bahwa silinder mungkin tidak mewakili beton dalam setiap

bahan struktur secara akurat. Faktor keamanan harus disertakan dalam persamaan dalam

perencanaan yang memperbolehkan adanya deviasi dari kekuatan yang ditentukan tanpa

membahayakan keamanan struktur. Hal diatas sudah digunakan pada dasar pelaksanaan

konstruksi. Prosedur disain dan teknik kontrol kualitas yang digunakan oleh industri

konstruksi. Harus diingat bahwa untuk nilai tengah kekuatan yang diberikan. Jika presentasi

hasil uji yang terletak dibawah kekuatan rencana hanya sedikit, sebagian besar presentasi

hasil uji yang berkaitan akan lebih besar dari kekuatan rencana, dengan sebagian besar

probabilitinya berlokasi didaerah kritis. Konsekwensi lokalisasi beton berkuatan rendah

dalam suatu struktur tergantung pada banyak faktor, termasuk diantranya probabiliti dari

beban awal berlebih – yang diterima, lokasi dan besar dari daerah pada unit struktural

berkualitas rendah tingkat kepercayaan pada kekuatan dalam perencanaan, penyebab utama

dari rendahnya kekuatan, dan konsekwensi-konsekwensi pertimbangan ekonomi dan

kegagalan struktur.

Kriteria akhir yang memperbolehkan probabilitas tetentu daripengujian yang nilainya

dibawah fc untuk digunakan dalam perencanaan, merupakan keputusan dari perencana

berdasarkan pendalaman akan kondisi yang ada. “Building Code Equirment for Reinforced

Cuncrela ACI 318-71” memberikan petunjuk mengenai hal ini. Untuk memenuhi perilaku

kekuatan yang dibutuhkan, kekuatan rata-rata beton harus melampaui fc’, kekuatan rencana.

Besarnya kelebihan kekuatan tergantung pada variabilitas hasil up hasil uji yang diduga

sebagaimana dinyatakan oleh koefisien variasi atau deviasi standar, dan proporsi hasil

pengujian bernilai rendah yang diijinkan.

Data kekuatan untuk menentukan deviasi standar atau koefisien variasi harus mewakili

suatu grup yang paling sedikit dari 30 pengujian yang berurutan yang diambil dari beton

Page 18: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

yang diproduksi dalam kondisi sama dengan yang diharapkan pada proyek. Kebutuhan akan

30 pengujian yang berurutan dianggap terpenuhi jika pengujian mewakili suatu grup dari

pengadukan yang berurutan dari beton yang mempunyai mutu sama atau rata-rata statistik

dari dua grup yang jumlah total pengadukannya 30 atau lebih

Kondisi yang mirip sulit ditentukan yang terbaik adalah mengambil beberapa grup dari 30

pengujian atau lebih. Pada umumnya perubahan material dan prosedur akan menimbulkan

efek yang lebih besar pada tingkat kekuatan rata-rata dari pada deviasi standar atau

koefisien variasinya. Perubahan yang basar pada umumnya termasuk perubahan tipe dan

merk dari semen, bahan pencampur, bahan apegat, proporsi campuran, pengadukan,

pencampuran, atau pengujian. Data harus mewakili beton yang diproduksi, dengan kekuatan

yang ditentukan mengikuti yang ditentukan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan,

sejauh deviasi standar dapat bervariasi sebagaimana kekuatan rata-rata juga bervariasi.

Kekuatan rata-rata yang diperlukan fcr untuk setiap disain dapat dihitung dari persamaan

4.1 atau 4.1 a label 3.4.2 atau dengan pendekatan dari gambar 4.1 a atau 4.1 b tergantung

pada pa yang akan digunakan : koefisien variasi atau deviasi standar.

Fcr = fc

( 1 – tV ) ( 4 - 1)

Fcr = fc’ + tơ ( 4 – 1a )

Keteangan :

fcr = kuat tekan beton rata-rata yang dibutuhkan

fc’ = kuat tekan beton yang dibutuhkan

t = suatu konstanta yng tergantung pada proporsi pengujian yang hasilnya mungkin lebih

lebih rendah dari fc’ ( table 4.1 )

V = nilai prakiraan koefisien variasi dinyatakan sebagai suatu pecahan

tơ = nilai prakiraan deviasi standar

Page 19: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Jika nilai rata-rata jumlahtertentu pengujian n dimasukkan dalam ketentuan, persamaan (4-

1) dimodifikasi sebagai berikut :

fcr = fc’ ( 4-1b )

t.v

1 –

√n

dan

fcr = fc’ tơ ( 4-1c )

√n

Page 20: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Page 21: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Gambar 4.1 (c) menunjukan variabilitas bertambah, fcr juga bartambah dengan demikian

menggambarkan nilai ekonomis dari pengontrolan yang baik. Kebutuhan paling sedikit 30 hasil

pengujian seperti yang disebutkan diatas adalah berdasarkan pada kenyataan bahwa antara 25

sampai 30 hasil pengujian yang diseleksi secara acak dari distribusi normal populasi memberikan

perkiraan nilai rata-rata populasi dan deviasi standar yang dapat digunakan sebagai nilai populasi.

Jika basil pengujian yang akan dipakai untuk perkiraan hanya sedikit, niliai-nilai yang ada

khususnya untuk deviasi standar tidak dapat dipercaya, sehingga fcr tidak dapat ditentukan, jadi

suatu presentase tertentu dari pengujian berikutnya akan diatas fc’, dengan mengasumsikan hasil

pengujian yang ini merupakan satu-satunya informasi yang tersedia. Jika informasi terdahulu

digunakan untuk beton dari tempat pembuatan yang sama, dengan persyaratan yang mirip diatas,

informasi tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai perkiraan dari a yang digunakan untuk

menentukan fcr yang ditargetkan. Untuk pekerjaan kecil yang beru saja dimulai, dimana tidak ada

informasi lebih dahulu, beton harus didisain untuk menghasilkan kekuatan rata-rata fcr paling

sedikit 84.4 kgficra2, lebih besar dari fc’.

Seiring dengan jalannya pekerjaan dan lebih banyak hasil pengujian yang didapat, semua hasil uji

kekuatan dapat dianalisis bersamaan untuk memperoleh perkiraan deviasi standar yang lebih dapat

dipercaya, persamaan (4-1), (4-1a), (4-1b) dan (4-1c)

Page 22: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Tabel 4.1

Nilai-nilai t

Persen hasil pengujian yang

ada didalam batasan X = tơ

Kemungkinan untuk berada

dibawah batasan terendah

t

40

50

60

68.27

70

80

90

95

95.45

98

99

99.73

3 dalam 10

2.5 dalam 10

2 dalam 10

1 dalam 6.3

1.5 dalam 10

1 dalam 10

1 dalam 20

1 dalam 40

1 dalam 44

1 dalam 100

1 dalam 200

1 dalam 741

0.5

0.67

0.84

1.00

1.04

1.28

1.65

1.96

2.00

2.33

2.58

3.00

4.2 Kriteria untuk persyaratan kekuatan beton

Nilai dimana kekuatan rata-rata campuran beton fcr harus melampaui fc’ tergantung pada

criteria yang digunakan dalam spesifikasi dalam suatu proyek. Berikut ini diberikan

contoh-contoh perhitungan yang harus dilakukan untuk menyeleksi kekuatan-kekuatan

rencana dari campuran beton yang akan memenuhi persyaratan.

4.2.1 kriteria nomor 1

proporsi maksimum dari hasil pengujian kekuatan individual secara acak yang rata-

ratanya diperbolehkan, dibawah fc’.

ASTM C 94-74 menggunakan pendekatan yang lama. Untuk beton struktur yang

direncanakan dengan metode kekuatan batas, ASTM merekomendasikan bahwa tidak

lebih dari 10% dari hasil uji kekuatan mempunyai nilai kurang dari kekuatan yang

ditentukan, fe’

Sebagai contoh misalkan tidak lebih dari situ dalam 10 pengujian individual secara acak

diperbolehkan bahwa fc’ = 281 kgf/cm

Page 23: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Metode deviasi standar

Anggap kontrol kualitas yang ssangat baik seperti yang ditunjukan oleh deviasi standar

31.7 kgt/cm

Dengan persamaan (4-1a) dan table 4.1, didapat :

fcr = fc’ + tơ

= 281 + 1.28 x 31.7

= 322 kgf/cm2

Sebagai hasilnya, untuk kekuatan struktural rencana fc’ = 281 k/cm2 campuran beton

harus diproporsikan untuk kekuatan rata-rata tidak kurang dari 322 kgf/cm2.

Catatan :

Koefisien variasi adalah : 31.7/1322x100 = 98%

Metode koefesien variasi

Anggap kontrol kualitas yang baik sebagai ditunjukan oleh koefisien variasi adalah 10%.

Dengan menggunakan persamaan (4-1), dan label 4.1, didapat :

fcr = fc’

1 – tV

fcr = fc’

1-1.28 (0.10)

= 1.15 fc’ (lihat juga gambar 4.1.a)

= 324 kgf/cm2

Dengan menggunakan pendekatan dan data diatas, campuran beton harus diproporsikan

untuk kekuatan rata-rata tidak kurang dari = 324 kgf/cm2

Page 24: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

4.2.2 Kriteria nomor 2

Suatu probabiliti tertentu dimana rata-rata dari n pengujian kekuatan yang berurutan akan

dibawah fc.

ACI 318-71 menyarankan bahwa sesudah didapat data hasil pengujian yang cukup dari

suatu proyek, frekwensi terjadinya nilai rata-rata dari tiga pengujian berurutan yang

dibawah fc’ tidak boleh melampaui 1 (satu) dalam 100 (seratus) pengujian.

Sebagai contoh, situasi dimana tidak lebih dari 1 dalam 100 pengujian rata-rata tiga hasil

pengujian yang diperbolehkan dibawah fc’ sama dengan 281 kgf/cm2.

Metode deviasi standar

Anggap suatu deviasi = 53ko’ / cm’. dengan menggunakan persamaan (4-1c) dan label

4.1, didapat :

fcr = fc’ tơ

√3

= 281 + 233.53

√3

= 351 kgf / cm2

Sebagai hasilnya, untuk kekuatan struktural rencana fc’ = 281 kgf/cm2, campuran beton

harus diproporsikan kekuatan rata-ratanya tidak kurang dari = 351 kgf/cm2.

Metode koefisien variasi

Anggap koefisien variasi 15%, menggunakan persamaan (4-1b) dan table 4.1 didapat :

Page 25: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

fcr = fc’

1- √n

= 281

2.33(0.15)

1-

√3

= 351 kgf/cm2

Dengan menggunakan pendekatan ini campuran beton harus diproporsikan untuk

kekuatan rata-ratanya tidak kurang dari = 351 kgf/cm2

4.2.3 Kriteria nomor 3

Suatu probabilitas tertentu dimana pengujian kekuatan secara individual dan acak akan

bernilai lebih dari suatunilai tertentu dibawah fc’

Pendekatan ini juga digunakan didalam ACI 318 – 71 dengan menetapkan bahwa

probabiliti hasil pengujian secara acak yang mempunyai nilai lebih dari 35.1 kgf/cm2

dibawah fc’ hanya 1 dalam 100.

Sebagai contoh, anggap probabilitas 1 dalam 100 dari pengujian kekuatan akan lebih dari

35.1 kgf/cm2 dibawah fc’ – 2811 kgf/cm2

Metode deviasi standar

Anggap standar deviasi = 531 kgf/cm2 dan menggunakan persamaan (4-1a) dan table 4.1

didapat :

fcr = fc’ – 35.1 + tơ

= 281 – 35.1 + 2.33 (53)

= 369 kgf/cm2

Page 26: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Sebagai hasilnya, campuran beton harus diproporsikan untuk menghasilkan beton dengan

kekuatan rata-raatanya tidak kurang dari psi (kgf/cm2)

Metode koefisien variasi

Menggunakan persamaan (4-1) dan table 4.1, dan koefisien variasi = 15% didapat :

fcr = fc’ – 35.1

1-tV

fcr = 281-35.1

1-2.33 (0.15)

= 379 kgf/cm2

Dengan menggunakan pendekatan ini, campuran harus diproporsikan untuk menghasilkan

beton dengan kekuatan rata-ratanya tidak kurang dari 379 kgf/cm2.

4.2.4 Kriteria nomor 4

Suatu probabilitas tertentu dimana pengujian kekuatan cara individual dan acak akan

mempunyai nilai yang kurang dari presentase tertentu fc’. Sebagai contoh, anggap

probabilitas 1 dalam 100 hasil pengujian kekuatan kurang dari 85 persen dari fc’ – 281

kg/cm2.

Metode deviasi standar

Menggunakan persamaan (4-1a) dan table 4.1 dan deviasi standar = 53 kg/cm2 didapat :

fcr = 0.85 fc’ + tơ

= 0.85 (281) + 2.33 (53)

= 361 kgf/cm2

Sebagai hasilnya, campuran beton harus diproporsikan untuk menghasilkan beton dengan

kekuatan rata-ratanya tidak kurang dari 361 kgf/cm2.

Page 27: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Metode koefisien variasi

Dengan menggunakan persamaan (4-1) dan tabel 4.1 dan koefisien variasi = 15% didapat

:

fcr = 0.85 fc’

1 – tV

fcr = 0.85 (281)

1 – 2.33 (0.15)

= 368 kgf/cm2

Dengan menggunakan pendekatan ini. Campuran beton harus diproporsikan untuk

menghasilkan beton dengan kekuatannya rata-ratanya tidak kurang dari 368 kgf/cm2.

4.3 Informasi Tambahan

Table 4.3 menunjukan informasi tambahan. Nilai-nilai didalam tabel dikolom 2.3, dan 4

adalah merupakan tingkat kekuatan dimana nilai hasil pengujian individu atau nilai rata-

rata dari sejumlah pengujian yang berbeda tidak boleh lebih rendah dari tersebut.

Nilai-nilai diatas berdasarkan pada pemikiran bahwa beton diproporsikan untuk

menghasilkan kekuatan rata-rata sama dengan fcr. Nilai pada kolom 2, secara tioritis hanya

benar unyuk beton dengan koefisien variasi 15%. Nilai-nilai pada kolom 3 dan 4 dapat

diterapkan pada deviasi standar yang mana saja. Jika beton dikontrol secara seksama,

kemungkinan kedua hal diatas terlampaui hanya 0,02. jadi, kegagalan mencapai batasan

yang ditabulasi dalam proporsi permasalahan yang lebih liras dari yang ditetapkan dapat

merupakan petunjuk bahwa kekuatan rata-rata saat ini kurang dari fcr atau ơ atau v nya

telah bertambah hal tersebut dapat disebabkan oleh kekuatan yang lebih rendah atau kontrol

yang jelek yang diharapkan atau keduanya.

Kemungkinan bahwa hasil pengujian mempunyai nilai yang rendah lebih disebabkan oleh

kesalahan dalam pengambilan sample atau cara pengujian dari pada kekuatan dalam beton

sendiri tidak boleh diabaikan. Dalam setiap permasalahan, dituntut adanya tindakan

perbaikan.

Page 28: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Kolom 5 menunjukan kemungkinan bahwa rata-rata dari beapapun sejumlah pengujian

yang berurutan yang didapat, gagal untuk menyamai atau melampaui fc’ jika beton

diproporsikan untuk menghasilkan kekuatan rata-rata sama dengan fcr.

Dapat dilihat bahwa penambahan jumlah pengujian, yang akan dirata-ratakan menambah

kemungkinan fc’ terlampaui, karena variasi cenderung menjadi tidak seimbang dengan

penambahan jumlah pengujian dalam satu set.

Salah stu usaha untuk mengatasinya adalh dengan menyeleksi jumlah pengujian berurutan

yang akan dirata-rata sedemikian sehingga nilai yang didapat sama dengan fc’. Hal trsebut

berarti bahwa rata-rata dari 3 pengujian beton yang berurutan dimana 1 dan 10 pengujian

diperbolehkan lebih rendah dari fc’. Harus diingat bahwa menurut asumsi teori statistik

mengenai asal mula nilai-nilai di atas, bahwa beberapa kegagalan dapat terjadi dan

besarnya diduga 1 dalam 50, meskipun beton dikontrol sesuai rancana dan didisain

berlebihan untuk mencapai kekuatan rata-rata sama dengan fcr.

Sebagian besar spesifikasi kekuatan beton mensyaratkan bahwa suatu pengujian terdiri dari

2 atau 3 benda uji yang diambil dampel pembetonan yang sama. Benda-benda uji tersebut

diperlukan untuk memperoleh rata-rata yang dapt dipercaya untuk sempel yang yang

diberikan dan untuk mempeorleh “rentang” data R untuk menentukan variasi dalam benda

uji.

4.4 Grafil Kontrol Kualitas

Grafik kontrol kualitas sudah bertahun-tahun digunakan oleh perusahaan industri sebagai

alat bantu untuk mengurangi variabilitas dan menambah efisiensi dalam produksi. Metode-

metode untuk penggunaan grafik tersebut sudah dikembangkan dengan baik dan digunakan

dalam ASTM Manual on Quality Control Materials.

Berdasrkan pola hasil sebelumnya dan batasan-batasan yang diterakan kecenderungan hasil

akan segera nampak begitu hasil-hasil data baru diplotkan. Titik-titik yang jauh diluar garis

batasan yang dihitung menunjukan bahwa sesuatu telah mempengaruhi kontrol dari proses

produksi beton.

Grafik tersebut dapat digunakan selama beton masih dalam produksi yang menerus

melampaui waktu yang diperkirakan. Tiga grafik sederhana disediakan khusus unyuk

pengontrolan pembetonan. Seperti diilustrasikan pada gambar 4.4 jika grafik tersebut tidak

meliputi semua ketentuan dalam grafik kontrol formal grafik tersebut tetap berguna para

ahli teknik, arsitek dan pengawasan lapangan.

Page 29: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

(a) Suatu grafik dimana hasil-hasil dari semua pengjian kekuatan diplotkan sesuai

yang didapat. Garis batas untuk kekuatan rata-rata yang diperlukan ditentukan

sebagaimana ditunjukan oleh persamaan (4-1a) atau tabel 4.3, dan dari kekuatan

rencana yang ditentukan;

(b) Perpindahan rata-rata kuat tekan, dimana nilai rata-rata diplotkan untuk 5 set

terdahulu dari 2 silinder yang bersangkutan untuk setiap hari dan setiap shift,

pada permasalahan ini kekuatan yang ditentukan adalah, batasan terendah,.

Grafik ini sangat berguna untuk menentukan kecenderungan dan akan

menunjukan pengaruh dari perubahan keadaan, perubahan dalam material dsb.

Rata-rataa dari jumlah pengujian yang diplotkan sebagai perpindahan rata-rata

dengan batasan terendah yang diterima dapat bervariasi sesuai dengan masing-

masing maksud pekrjaan;

(c) Perpindahan rata-rata untuk rentang, dimana rentang rata-rata dari 10 grup

silinder yang bersangkutan, diplotkan, setiap hari atau setiap shift. Rentang rata-

rata maksimum yang diijinkan untuk kontrol dilaboratorium yang baik juga

diplotkan. Rentang rata-rata maksimum ditentukan sesuai yang telah

didiskusikan pada bab 4.5

Gambar 4.4 menunjukan grafik (a), (b), dan (c) untuk 46 pengujian. Agar betul-

betul efektif, grafik harus dipertahankan sepanjang keseluruhan pekerjaan.

4.5 Pengujian-pengujian dan benda uji yang diperlukan

Untuk setiap pekerjaan tertentu, harus dibuat sejumlah pengujian yang cukup guna

meyakinkan diperolehnya perwakilan yang akurat dari variasi-variasi beton. Pengujian

beton dapat dilakukan berdasarkan pada waktu tertentu atau jumlah kubikasi tertentu,

kondisi dari setiap pekerjaan akan menentukan metode yang paling praktis untuk

menentukan jumlah pengujian yang diperlukan.

Hasil pengujian didefinisikan sebagai kekuatan rata-rata dari semua benda uji yang dibuat

pada umur yang sama pada sample yang diambil dari satu pengadukan beton. Disuatu

proyek dimana semua pengawasan pelaksanaan pekerjaan beton dilakukan oleh seorang

ahli teknik, memberikan kesempatan yang sangat baik untuk dilakukan pengontrolan dan

perkiraan akurat yang dapat dipercaya dengan pengujian minimum.

Page 30: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Segera setelah pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancer, pengujian yang dilaksanakan

setiap hari atau setiap shift, tergantung pada volume beton yang diproduksi, cukup untuk

menghasilkan data yang menggambarkan variasi didalam beton untuk struktur. Pada

umumnya disarankan untuk melakuikan pengujian dalam jumalh yang cukup, sehingga tiap

tipe beton yang berbeda yang di cor tiap hari akan di wakili oleh paling sedikit satu

pengujian yang merupakan rata-rata dari 2 benda uji silinder standar. 15 x 30 cm. yang diuji

pada umur yang ditentukan.

Benda-benda uji tunggal yang setiap hari diambil dari 2 adukan yang berbeda akan

memberikan informasi yang lebih dapat dipercaya terhadp keseluruhan variasi, tetapi

umumnya dikehendaki membuat benda uji tambahan yang berkaitan dengan sampel yang

sama untuk dapat melakukan pengcekan terhadap variasi-variasi dalam pengujian. Jumlah

benda uji yang diperlukan oleh seorang ahli teknik harus didasarkan pada standar yang ada

tetapi dapat dikurangi sesuai tingkat kepercayaan dari pembuat, laboratorium, dan

kontraktor yang bersangkutan.

Laboratorium mempunyai tanggung jawab untuk melakukan pengujian yang alat dan beton

akan diputuskan tidak digunakan jika hasil pengujian menunjukan variasi yang lebih besar

atau tingkat kekuatan rata-rata lebih rendah dari yang seharusnya. Selama rentang antara

benda-benda uji tambahan yang berkaitan dengan sample yang sama dapat di asumsikan

sebagai tanggung jawab dari laboratorium, grfik kontrol untuk rentang-rentang (gambar

4.4), harus dijaga oleh laboratorium sebagai pengecekan terhadap keseragaman

pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Page 31: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

Page 32: SNI 03-6815-2002 Standar Nasional Indonesia 03-6815-2002.pdf · dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut ... Variasi yang disebabkan

SNI 03-6815-2002

LAMPIRAN A

DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA

1. Pemrakarsa : Pusat Litbang Permukiman

2. Penyusun :

NO NAMA LEMBAGA

1. Ir. Silvia Fransisca H, MSc Pusat Litbang Permukiman

3. Susunan Panitia Tetap Standardisasi

JABATAN EX-OFFICIO NAMA

Ketua

Sekretaris

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Kepala Badan Litbang PU

Sekretaris Badan Litbang PU

Dit. Bina Teknik Ditjen Pengairan

Dit. Bina Teknik Ditjen Bina Marga

Dit. Bina Teknik Ditjen Cipta Karya

Kepala Pusat Litbang Pengairan

Kepala Pusat Litbang jalan

Kepala Pusat Litbang pemukiman

Anggota

Kepala Biro Humum Dep. PU

Ir. Julianto Hendro Muljono

Ir. Supradijono Sobirin

Ir. Napirupulu, Dipi. HE.

Ir. Gandhi Harahap, MEng.

Ir. Aim Abdurachim Idris, MSc.

DR. Ir. Badruddin Machbub

DR. Ir. Patana Rantetoting. MSc

Ir. Sutikni Utoro

Wibisono Setyowibowo, Msc.