sminar jadi
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 SMINAR JADI
1/54
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang
Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yanhg sehat. Apabila
lingkungan sehat maka bakteri dan virus akan lebih sedikit berkembang
biak disana. Begitupun dengan bakteri salmonella typhi penyebab demam
tifod akan lebih banyak terdapat pada lingkungan yang kotor dan tingkat
perilaku hidup bersih sehat sangat kurang sehingga kuman tersebut akan
banyak terdapat disana. Kurangnya menjaga kebersihan lingkungan dan
rendahnya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih sehat
akan menjadi bumerang bagi masyarakat itu sendiri, khususnya
lingkungan mereka akan lebih rentan terkena penyakit.
Demam tifoid menjadi masalah kesehatan, yang umumnya terjadi
di negara yang sedang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas
dan kekurangan air bersih yang dapat diminum. Demam tifoid merupakan
suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella thypi
yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang yang
terutama terletak di daerah tropis dan subtropis. enyakit ini juga
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena
penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan penduduk,
kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar
higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah !Simanjuntak,
".#, $%%&'.
Suatu penelitian epidemiologi di masyarakat (ietnam khususnya didelta Sungai )ekong, diperoleh angka insidensi *&+ per *%%.%%%
penduduk dan di Delhi ndia sebesar &+% per *%%.%%% penduduk. ada
beberapa dekade terakhir demam tifoid sudah jarang terjadi di negara-
negara industri, namun tetap menjadi masalah kesehatan yang serius di
sebagian ilayah dunia, seperti bekas negara /ni Soviet, anak benua
ndia, Asia 0enggara, Amerika Selatan dan Afrika. )enurut 1#2,
diperkirakan terjadi *3 juta kasus per tahun dan 3%% ribu diantaranya
-
8/19/2019 SMINAR JADI
2/54
berakhir dengan kematian. Sekitar 4% 5 dari seluruh kasus kematian itu
menimpa penderita demam tifoid di Asia.
Berdasarkan laporan Ditjen elayanan )edis Depkes 6, pada
tahun $%%+, demam tifoid menempati urutan kedua dari *% penyakit
terbanyak pasien raat inap di rumah sakit di ndonesia dengan jumlah
kasus +*.**3 dengan proporsi 7,*85, urutan pertama ditempati oleh diare
dengan jumlah kasus *&7.+83 dengan proporsi 4,8$5, urutan ketiga
ditempati oleh DBD dengan jumlah kasus 44.87& dengan proporsi 7,%*5
!Depkes 6, $%%&'.
Berdasarkan penelitian "yrus #. Simanjuntak., di aseh !9aa
Barat' tahun $%%&, insidens rate demam tifoid pada masyarakat di daerah
semi urban adalah 784,3 per *%%.%%% penduduk per tahun. nsiden demam
tifoid bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi
lingkungan: di daerah 9aa Barat, terdapat *84 kasus per *%%.%%%
penduduk sedangkan di daerah urban di temukan 43%-+*% per *%%.%%%
penduduk.
Apabila demam tifoid tersebut tidak dideteksi dan diobati secara
cepat dan tepat dapat menyebabkan komplikasi yang berujuang pada
kematian, seperti perdarahan usus, kebocoran usus, infeksi selaput usus,
renjatan bronkopnemonia !peradangan paru', dan kelainan pada otak.
)aka dari itu untuk mencegah terjadinya demam tifoid dan menurunkan
angka kejadian, harus memperhatikan sanitasi lingkungan, pola makan
yanjg sehat dan rajin mencuci tangan terutama sebelum dan setelah makan.
I.2.Rumusan Masalah*.$.* Apa definisi dari demam tifoid ;
*.$.$ Apa etiologi dari demam tifoid ;
*.$.7 Apa patofisiologi dari demam tifoid ;
*.$.< Bagaimana gejala dan tanda demam tifoid;
*.$.8 Apa manifestasi klinis dari demam tifoid ;
*.$.3 Bagaimana penanganan atau pencegahan demam tifoid;
I.3.Tujuan
*.7.* /ntuk mengetahui definisi dari demam tifoid.
*.7.$ /ntuk mengetahui etiologi dari demam tifoid.
*.7.7 /ntuk mengetahui patofisiologi dari demam tifoid.
*.7.< /ntuk mengetahui gejala dan tanda demam tifoid.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
3/54
*.7.8 /ntuk mengetahui manifestasi klinis dari demam tifoid.
*.7.3 /ntuk mengetahui cara penanganan atau pencegahan
demam tifoid.
I..Man!aat
*.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
4/54
BAB 2
TIN"AUAN PU#TA$A
2.1 TIN"AUAN TE%RI
2.1.1 PEN&ERTIAN
0ifoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan
infeksi Salmonella 0hypi. 2rganisme ini masuk melalui makanan dan
minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang
terinfeksi kuman salmonella !Smelt=er > Bare, $%%$'. 0ifoid adalah
penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman Salmonella
0hypi !)ansjoer, A, $%%&'.
0ifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan
oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A, B, ". Sinonim
dari penyakit ini adalah 0yphoid dan paratyphoid abdominalis !Sudoyo,
A.1., > B. Setiyohadi, $%%3'. 0ifoid adalah penyakit infeksi pada usus
halus, tifoid disebut juga paratyphoid fever, enteric fever, typhus dan para
typhus abdominalis !Seoparman, $%%4'.
Demam tifoid !tifus abdominalis' atau lebih populer dengan nama
tifus, merupakan penyakit infeksi akut oleh kuman Salmonela typhi yang
menyerang saluran pencernaan. enyakit demam tifoid ini masih banyak
dijumpai di negara berkembang seperti di beberapa negara Asia 0enggara
dan Afrika, terutama di daerah yang kebersihan dan kesehatan
lingkungannya kurang memadai.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan baha demam
tifoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan olehsalmonella type A, B dan " yang dapat menular melalui oral, fecal,
makanan dan minuman yang terkontaminasi.
2.1.2 ANAT%MI
Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal !mulai dari mulut
sampai anus' adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi =at-=at gi=i dan energi,
-
8/19/2019 SMINAR JADI
5/54
menyerap =at-=at gi=i ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari
tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan !faring',
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak di luar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
A. /sus #alus !usus kecil'
/sus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut =at-=at yang diserap ke hati melalui
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir !yang melumasi isi usus' dan
air !yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna'.
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil en=im yang mencerna
protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus meliputi, lapisan mukosa
!sebelah kanan', lapisan otot melingkar !) sirkuler', lapisan otot
memanjang !) longitudinal' dan lapisan serosa !sebelah luar'.
/sus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
duodenum', usus kosong !jejenum' dan usus penyerapan !ileum'. (illi
usus halus terdiri dari pipa berotot !? 3 cm', pencernaan secara kimiai,
penyerapan makanan. 0erbagi atas usus *$ jari !duodenum', usus tengah
!jejenum', usus penyerapan !ileum'.
*' /sus dua belas jari !Duodenum'
/sus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus
yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong
!jejenum'. Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari
usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum
0reit=.
/sus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. p# usus dua belas jari
yang normal berkisar pada derajat sembilan. ada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pancreas dan kantung empedu. @ama
-
8/19/2019 SMINAR JADI
6/54
duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua
belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
!duodenum', yang merupakan bagian pertama dari usus halus. )akanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pylorus dalam jumlah yang
bisa dicerna oleh usus halus. 9ika penuh, duodenum akan mengirimkan
sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
$' /sus Kosong !jejenum'
/sus kosong atau jejenum !terkadang sering ditulis yeyunum'
adalah bagian dari usus halus, diantara usus dua belas jari !duodenum' dan
usus penyerapan !ileum'. ada manusia deasa, panjang seluruh usus
halus antara $-+ meter, *-$ meter adalah bagian usus kosong. /sus kosong
dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
ermukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot
usus !vili', yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat
dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar
Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan,
yaitu sedikitnya sel goblet dan plak eyeri. Sedikit sulit untuk
membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.7' /sus enyerapan !ileum'
/sus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
ada sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar $-< m dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.
leum memiliki p# antara 4 dan + !netral atau sedikit basa' dan berfungsi
menyerap vitamin B*$ dan garam-garam empedu.
B. /sus Besar !Kolon'
/sus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara
usus buntu dan rektum. ungsi utama organ ini adalah menyerap air dari
feses. /sus besar terdiri dari kolon asendens !kanan', kolon transversum,
kolon desendens !kiri', kolon sigmoid !berhubungan dengan rectum'.
Banyaknya bakteri yang terdapat didalam usus besar berfungsi mencerna
makanan beberapa bahan dan membantu penyerapan =at-=at gi=i.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
7/54
Bakteri didalam usus besar juga berfungsi membuat =at-=at
penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari
usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
". /sus Buntu !sekum'
/sus buntu atau sekum !Bahasa Latin caecus, Cbuta' dalam
istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. 2rgan ini
ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian
besar herbivore memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora ekslusif
memiliki yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai
cacing.
D. /mbai "acing !AppendiE'
/mbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus
buntu. nfeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.
Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan
membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis !infeksi
rongga abdomen'. Dalam anatomi manusia, umbai cacing adalah ujung
buntu tabung yang menyambung dengan caecum. /mbai cacing terbentuk
dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang deasa, umbai cacing
berukuran sekitar *% cm tetapi bisa bervariasi dari $ sampai $% cm.
alaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda-beda di retrocaecal atau di pinggang !pelvis' yang jelas tetap
terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ
vestigial !sisihan', sebagian yang lain percaya baha apendiks mempunyai
fungsi dalam sistem limfatik. 2perasi membuang umbai cacing dikenal
sebagai appendiktomi.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
8/54
F. 6ektum dan Anus
6ektum adalah sebuah ruangan yang beraal dari usus besar
!setelah kolon sigmoid' dan berakhir di anus. 2rgan ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena
tinja disimpang ditempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.
9ika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar !BAB'. )engembangnya dinding
rektum karena penumpukan material didalam rectum akan memicu sistem
saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. 9ika
defekasi tidak terjadi, seringkali material akan dikembalikan ke usus besar,
dimana penyerapan air akan kembali dilakukan. 9ika defekasi tidak terjadi
untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
2rang deasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi
bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus merupakan
lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limba keluar dari
tubuh. Sebagian besar anus terbentuk dari permukaan tubuh !kulit' dan
sebagian lainnya dari usus. embukaan dan penutupan anus diatur oleh
otot spinter. eses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi !buang air
besar G BAB', yang merupakan fungsi utama anus.
2.1.3 ETI%L%&I
enyebab dari demam thypoid yaitu
a. &3 5 disebabkan oleh Salmonella 0yphi, basil gram negative yang
bergerak dengan bulu getar, tidak berspora mempunyai sekuran-
kurangnya 7 macam antigen, yaitu
*' Antigen 2 !somatic terdiri dari =at komplek lipolisakarida'
$' Antigen # !flagella'
7' Antigen ( dan protein membran hialin
b. Salmonella paratyphi A
c. Salmonella paratyphi B
d. Salmonella paratyphi "
e. eces dan urin yang terkontaminasi dari penderita typus !1ong ,$%%7'.
Kuman salmonella typosa dapat tumbuh di semua media p# 4,$
dan suhu 74%" dan mati pada suhu 8
-
8/19/2019 SMINAR JADI
9/54
Demam typhoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan
Salmonella yang memasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan.
Sumber utama yang terinfeksi adalah manusia yang selalu mengeluarkan
mikroorganisme penyebab penyakit,baik ketika ia sedang sakit atau sedang
dalam masa penyembuhan.ada masa penyembuhan, penderita pada masih
mengandung Salmonella spp didalam kandung empedu atau didalam
ginjal. Sebanyak 85 penderita demam tifoid kelak akan menjadi karier
sementara,sedang $ 5 yang lain akan menjadi karier yang
menahun.Sebagian besar dari karier tersebut merupakan karier intestinal
!intestinal type' sedang yang lain termasuk urinarytype. Kekambuhan yang
yang ringan pada karier demam tifoid,terutama pada karier
jenisintestinal,sukar diketahui karena gejala dan keluhannya tidak jelas.
2.1. PAT%'I#I%L%&I
Kuman masuk ke dalam mulut melalui makanan atau minuman
yang tercemar oleh Salmonella !biasanya ?*%.%%% basil kuman'. Sebagian
kuman dapat dimusnahkan oleh asam #"L lambung dan sebagian lagi
masuk ke usus halus. 9ika respon imunitas humoral mukosa !gA' usus
kurang baik, maka basil Salmonella akan menembus sel-sel epitel !sel )'
dan selanjutnya menuju lamina propia dan berkembang biak di jaringan
limfoid plak peyeri di ileum distal dan kelejar getah bening mesenterika.
Kuman Salmonella typi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan
makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnakan oleh asam
lambung. Sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan
limfoid plaHue peyeri di ileum terminalis yang mengalami hipertrofi. Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi.
Kuman Salmonella 0ypi kemudian menembus ke lamina propia, masuk
aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial, yang juga
mengalami hipertrofi. Setelah meleati kelenjar-kelenjar limfe ini
salmonella typi masuk ke aliran darah melalui ductus thoracicus. Kuman
salmonella typi lain mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
10/54
Salmonella typi bersarang di plaHue peyeri, limpa, hati dan bagian-
bagian lain sistem retikuloendotelial. Semula disangka demam dan gejala-
gejala toksemia pada demam tifoid disebabkan oleh endotoksemia. 0api
kemudian berdasarkan penelitian ekperimental disimpulkan baha
endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam tifoid. Fndotoksin salmonella typi berperan pada
patogenesis demam tifoid, karena membantu terjadinya proses inflamasi
lokal pada jaringan tempat salmonella typi berkembang biak. Demam pada
tifoid disebabkan karena salmonella typi dan endotoksinnya merangsang
sintesis dan penglepasan =at pirogen oleh =at leukosit pada jaringan yang
meradang.
9aringan limfoid plak peyeri dan kelenjar getah bening mesenterika
mengalami hiperplasia. Basil tersebut masuk ke aliran darah !bakterimia'
melalui ductus thoracicus dan menyebar ke seluruh organ
retikuloendotalial tubuh, terutama hati, sumsum tulang, dan limfa melalui
sirkulasi portar dari usus.
#ati membesar !hepatomegali' dengan infiltrasi limfosit, =at
plasma, dan sel mononuclear. 0erdapat juga nekrosis fokal dan pembesaran
limfa !splenomegali'. Di organ ini, kuman S. 0hypi berkembang biak dan
masuk sirkulasi darah lagi, sehingga mengakibatkan bakterimia kedua
yang disertai tanda dan gejala infeksi sistemik !demam, malaise, mialgia,
sakit kepala, sakit perut, instabilitas vaskuler, dan gangguan mental
koagulasi'.
endarahan saluran cerna terjadi akibat erosi pembuluh darah di
sekitar plak peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasia.roses patologis ini dapat berlangsung hinga ke lapisan otot, serosa usus,
dan mengakibatkan perforasi usus. Fndotoksin basil menempel di reseptor
sel endotel kapiler dan dapat mengakibatkan komplikasi, seperti gangguan
neuropsikiatrik kardiovaskuler, pernapasan, dan gangguan organ lainnya.
ada minggu pertama timbulnya penyakit, terjadi jyperplasia !pembesaran
sel-sel' plak peyeri. Disusul kemudian, terjadi nekrosis pada minggu kedua
dan ulserasi plak peyeri pada minggu ketiga. Selanjutnya, dalam minggu
-
8/19/2019 SMINAR JADI
11/54
ke empat akan terjadi proses penyembuhan ulkus dengan meninggalkan
sikatriks !jaringan parut'.
)asa inkubasi demam tifoid berlangsung selama 4-*< hari
!bervariasi antara 7-3% hari' bergantung jumlah dan strain kuman yang
tertelan. Selama masa inkubasi penderita tetap dalam keadaan asimtomatis.
!Soegeng soegijanto, $%%$'.
2.1.( TANDA DAN &E"ALA DEMAM TH)P%ID
enyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui
makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu
usus halus. Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai
hati dan limpa sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa
nyeri saat diraba. Iejala klinis demam tifoid pada anak dapat bervariasi
dari yang ringan hingga yang berat. Biasanya gejala pada orang deasa
akan lebih ringan dibanding pada anak-anak. Kuman yang masuk ke dalam
tubuh anak, tidak segera menimbulkan gejala. Biasanya memerlukan masa
tunas sekitar 4-*< hari. )asa tunas ini lebih cepat bila kuman tersebut
masuk melalui makanan, dibanding melalui minuman.
Iejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan
gambaran klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala !asimtomatik'.
Secara garis besar, tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain
a. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun
menjelang malamnya demam tinggi.
b. Lidah kotor. Bagian tengah berarna putih dan pinggirnya merah.
Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan
yang asam-asam atau pedas.
c. )ual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak
di hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya
menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang
berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan
biasanya keluar lagi leat mulut.
d. Diare atau )encret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna
menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare,
-
8/19/2019 SMINAR JADI
12/54
namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi !sulit buang air
besar'.
e. Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa
lemas, pusing. 0erjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan
rasa sakit di perut.
f. ingsan, 0ak sadarkan diri. enderita umumnya lebih merasakan
nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan
kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.
2.1.* MENI'E#TA#I $LINI#
)anifestasi klinis demam tifoid pada anak seringkali tidak khas
dan sangat bervariasi yang sesuai dengan patogenesis demam tifoid.
Spektrum klinis demam tifoid tidak khas dan sangat lebar, dari
asimtomatik atau yang ringan berupa panas disertai diare yang mudah
disembuhkan sampai dengan bentuk klinis yang berat baik berupa gejala
sistemik panas tinggi, gejala septik yang lain, ensefalopati atau timbul
komplikasi gastrointestinal berupa perforasi usus atau perdarahan. #al ini
mempersulit penegakan diagnosis berdasarkan gambaran klinisnya saja.
Demam merupakan keluhan dan gejala klinis terpenting yang
timbul pada semua penderita demam tifoid. Demam dapat muncul secara
tiba-tiba, dalam *-$ hari menjadi parah dengan gejala yang menyerupai
septisemia oleh karena Streptococcus atau neumococcus daripada S.
typhi. Sifat demam juga muncul saat sore menjelang malam hari.
)enggigil tidak biasa didapatkan pada demam tifoid tetapi pada penderita
yang hidup di daerah endemis malaria, menggigil lebih mungkin
disebabkan oleh malaria. @amun demikian demam tifoid dan malaria dapat
timbul bersamaan pada satu penderita. Sakit kepala hebat yang menyertai
demam tinggi dapat menyerupai gejala meningitis, di sisi lain S. typhi juga
dapat menembus saar darah otak dan menyebabkan meningitis.
)anifestasi gejala mental kadang mendominasi gambaran klinis, yaitu
konfusi, stupor, psikotik atau koma. @yeri perut kadang tak dapat
dibedakan dengan apendisitis. ada tahap lanjut dapat muncul gambaran
peritonitis akibat perforasi usus.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
13/54
engamatan selama 3 tahun !*&+4-*&&$' di LabJS) lmu
Kesehatan Anak K /nairJ6S/ Dr.Soetomo Surabaya terhadap
-
8/19/2019 SMINAR JADI
14/54
Berikut gejala Klinis yang biasa ditemukan, yaitu
a. Demam
b. ada kasusGkasus yang khas, demam berlangsung 7 minggu
Dalam minggu pertama penyakit keluhan gejala serupa dengan
penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing,
nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak
enak di perut, batuk dan epistaksis. ada pemeriksaan fisik hanya
didapatkan suhu badan meningkat.
Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas dengan
demam, bradikardia relatif, lidah yang khas !kotor di tengah, tepi dan
ujung merah dan tremor', hepatomegali, splenomegali, meteroismus,
gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis,
roseolae jarang ditemukan pada orang ndonesia.
Dalam minggu ketiga suhu badan berangsur G angsur turun dan
normal kembali pada akhir minggu ketiga.
c. Iangguan pada saluran pencernaan
ada mulut terdapat nafas bau tidak sedap, bibir kering dan pecah G
pecah. Lidah ditutupi selaput putih kotor, ujung ditemukan kemerahan ,
jarang ditemui tremor.ada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut
kembung. #ati dan limfa membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya
didapatkan konstipasi akan tetapi mungkin pula normal bahkan dapat
terjadi diare.
d. Iangguan keasadaran
/mumnya kesadaran penderita menurun alaupun tidak berapa
dalam yaitu apatis sampai samnolen. 9arang stupor, koma atau gelisah.Disamping gejalaGgejala yang biasanya ditemukan tersebut, mungkin pula
ditemukan gejala lain. ada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan
bintik G bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit.Biasanya
dtemukan alam minggu pertama demam kadang G kadang ditemukan
bradikardia pada anak besar dan mungkin pula ditemukan epistaksis.
0ransmisi terjadi melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi urinJfeses dari penderita tifus akut dan para pembaa
-
8/19/2019 SMINAR JADI
15/54
kumanJkarier. Fmpat !inger, iles, omites dan fluids' dapat
menyebarkan kuman ke makanan, susu, buah dan sayuran yang sering
dimakan tanpa dicuciJdimasak sehingga dapat terjadi penularan penyakit
terutama terdapat dinegara-negara yang sedang berkembang dengan
kesulitan pengadaan pembuangan kotoran !sanitasi' yang andal !Sudoyo,
A.1., > B. Setiyohadi. $%%3'. )asa inkubasi demam tifoid berlangsung
selama 4-*< hari !bervariasiantara 7-3% hari' bergantung jumlah dan strain
kuman yang tertelan. Selamamasa inkubasi penderita tetap dalam keadaan
asimtomatis !soegijanto,S, $%%$'.
2.1.+ PEMERI$#AAN PENUN"AN&
a. emeriksaan leukosit
Di dalam beberapa literatur dinyatakan baha demam typhoid terdapat
leukopenia dan limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia
tidaklah sering dijumpai. ada kebanyakan kasus demam typhoid,
jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal
bahkan kadang-kadang terdapat leukosit alaupun tidak ada komplikasi
atau infeksi sekunder. 2leh karena itu pemeriksaan jumlah leukosit
tidak berguna untuk diagnosa demam typhoid.
b. emeriksaan SI20 Dan SI0
SI20 Dan SI0 pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi
dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
c. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila
biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam
typhoid. #al ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari
beberapa faktor *' 0eknik pemeriksaan Laboratorium
#asil pemeriksaan satu laboratorium berbeda dengan laboratorium
yang lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media
biakan yang digunakan. 1aktu pengambilan darah yang baik
adalah pada saat demam tinggi yaitu pada saat bakteremia
berlangsung.
$' Saat pemeriksaan selama perjalanan enyakit
-
8/19/2019 SMINAR JADI
16/54
Biakan darah terhadap salmonella thypi terutama positif pada
minggu pertama dan berkurang pada minggu-minggu berikutnya.
ada aktu kambuh biakan darah dapat positif kembali.
7' (aksinasi di masa lampau(aksinasi terhadap demam typhoid di masa lampau dapat
menimbulkan antibodi dalam darah klien, antibodi ini dapat
menekan bakteremia sehingga biakan darah negatif.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
17/54
demam tifoid belum lengkap. Diagnosis ini hanya dibuat
pada pelayanan kesehatan dasar.
b' robable "ase telah didapatkan gejala klinis lengkap atau
hampir lengkap, serta didukung oleh gambaran laboraorium
yang menyokong demam tifoid !titer idal 2 ? *J*3% atau #
? *J*3% satu kali pemeriksaan'.
c' Definite "ase Diagnosis pasti, ditemukan S. 0hypi pada
pemeriksaan biakan atau positif S.0hypi pada pemeriksaan
"6 atau terdapat kenaikan titer1idal < kali lipat !pada
pemeriksaan ulang 8-4 hari' atau titer idal 2? *J7$%, # ?
*J3
-
8/19/2019 SMINAR JADI
18/54
sampai saat ini masih menganut 0rilogi penatalaksanaan demam
thypoid yaitu
*' Kloramphenikol dosis hari pertama < E $8% mg, hari kedua < E
8%% mg, diberikan selama demam berkelanjut sampai $ hari bebas
demam, kemudian dosis diturunkan menjadi < E $8% mg selama 8
hari kemudian.
$' enelitian terakhir !netan, dkk.' penggunaan kloramphenikol
masih memperlihatkan hasil penurunan suhu < hari, sama seperti
obat-obatan terbaru dari jenis kuinolon.
7' AmpisilinJamoksisilin dosis 8%-*8 mgJkgJBBJhari, diberikan
selama $ minggu.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
19/54
7' )obilisasi bertahap bila tidak panas, sesuai dengan pulihnya
kekuatan pasien.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
20/54
Kontraindikasi pada hipersensitif, hamil, menyusui, sedang demam
dan anak umur $ tahun.
ndikasi vaksinasi adalah bila hendak mengunjungi daerah
endemik, orang yang terpapar dengan penderita karier tifoid dan
petugas laboratoriumJmikrobiologi kesehatan.
b. encegahan Sekunder
encegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara mendiagnosa
penyakit secara dini dan mengadakan pengobatan yang cepat dan tepat.
/ntuk mendiagnosis demam tifoid perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium. Ada 7 metode untuk mendiagnosis penyakit demam tifoid,
yaitu
*' Diagnosis klinik.
$' Diagnosis mikrobiologikJpembiakan kuman.
7' Diagnosis serologik.
encegahan sekunder dapat berupa
a' enemuan penderita maupun carrier secara dini melalui
penigkatan usaha surveilans demam tifoid.
b' eraatan umum dan nutrisi yang cukup.
c' emberian anti mikroba !antibiotik' Anti mikroba !antibiotik'
segera diberikan bila diagnosa telah dibuat. pada anita
hamil, terutama pada trimester karena dapat menyebabkan
partus prematur, serta janin mati dalam kandungan. 2leh
karena itu obat yang paling aman diberikan pada anita
hamil adalah ampisilin atau amoksilin.
c. encegahan 0ersier
encegahan tersier adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi
keparahan akibat komplikasi. Apabila telah dinyatakan sembuh dari
penyakit demam tifoid sebaiknya tetap menerapkan pola hidup sehat,
sehingga imunitas tubuh tetap terjaga dan dapat terhindar dari infeksi
ulang demam tifoid. ada penderita demam tifoid yang carier perlu
-
8/19/2019 SMINAR JADI
21/54
dilakukan pemerikasaan laboratorium pasca penyembuhan untuk
mengetahui kuman masih ada atau tidak.
2.2 A#UHAN $EPERA0ATAN
2.2.1 PEN&$A"IAN
a. engkajian Fsofagus dan abdomen kiri atas
*' eraat menanyakan tentang napsu makan pasien: tetap
sama,meningkat atau menurun.
$' Adakah ktidaknyamanan saat menelan, bila ada apakah terjadi hanya
karena pada makanan tertentu;
7' Apakah berhubungan dengan nyeri;
-
8/19/2019 SMINAR JADI
22/54
3' emeriksaan fisik:
4' alpasi ringan dari ujung kiri atas abdomen sampai sedikit
meleati garis kuadran kanan atas untuk mendeteksi adanya nyeri
tekan.
c. engkajian abdomen kuadran kanan atas
*'. #ati dan kandung empedu
Anamnese
a' Kaji adanya keluhan digestif: mual, muntah, muntah darah,anoreksia,
diare dan melena
b' Kaji riayat perubahan mental dan ganggguan motorik
c' 0anyakan apakah pasien telah mengalami perubahan berat badan atau
intoleransi terhadap diet: mual, muntah, kejang dalam $< jam terakhir
d' Kaji adanya sendaa, kesulitan menelan, flatulensi, muntah berdarah
!hematemesis', feses kehitaman, jantung terasa terbakar, diare atau
konstipasi
e' 0anyakan riayat keluarga tentang adanya kanker, penyakit ginjal,
alkoholisme, hipertensi atau penyakit jantung.
f' eriksa penggunaan alkohol yang biasa pasien lakukan
g' 0anyakan apakan pasien menggunakan =at atau obat tertentu yang
bersifat hepatoksik
$'. emeriksaan fisik:
nspeksi
1arna kulit
Sclera mata untuk menilai adanya ikterus embesaran abdomen akibat cairan !asites'
erkusi
untuk menilai luasnya asites dapat dilakukan perkusi abdomen,
apabila sudah terdapat cairan dalam kavum peritoneal maka daerah
pinggang akan menonjol ketika pasian dalam posisi supinasi.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan shifting dullness aau dengan
mendeteksi gelombang cairan.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
23/54
alpasi
alpasi pada daerah kuadran kanan atas dibaah rongga iga untuk
mendapatkantepi baah hati, untuk memeriksa pembesaran hati.
Letakan tangan kiri dibaah toraks posterior kanan pasien pada iga
kesebelas dan dua belas, kemudian memberi tekanan keatas. Dengan
jari-jari tangan kanan mengarah pada tepi kostal kanan, peraat
meletakan tangan di atas kuadran kanan atas tepat dibaah tepi
hati.pada saat peraat menekan keatas dan kebaah secara perlahan,
pasien menarik napas dalam melalui abdomen. ada saat pasien
berinhalasi, peraat mencoba memalpasi tepi hati pada saat hati
menurun.
ada keadaan normal hati tidak mengalami nyeri tekan dan memiliki
tepi yang teratur dan tajam.
d. engkajian abdomen kuadran kiri dan kanan baah
*' Kolon
Anamnese
Kaji adanya keluhan digestif: mual, muntah, muntah
darah,anoreksia, diare dan melena
Bila pasien mengalami nyeri abdomen atau nyeri punggung
baah, kaji karakter nyeri secara terperinci.
Kaji adanya penggunaan laksatif
erhatikan gerakan dan posisi pasien. osisi dan gerakan
mengindikasikan letak nyeri. 0anyakan apakah pasien mengalami penurunan berat badan
selama $< jam terakhir
0entukan apakah pasien anita sedang mengandung atau tidak.
nspeksi
-
8/19/2019 SMINAR JADI
24/54
nspeksi abdomen melihat kondisi abdomen pasien dikuadran
baah tentang kontur dan simetrisitas dari abdomen dilihat dengan
identifikasi penonjolan lokal, distensi, atau gelombang peristalitik.
Auskultasi
Dilakukan terlebih dahulu seblum palpasi dan perkusi yang dapat
meningkatkan motilitas usus dan dengan demikian dapat
mengubah bising usus.
Auskultasi abdomen untuk mendengarkan bising usus dari
motilitas usus dan mendeteksi bunyi vaskular. asien diminta
untuk tidak berbicara.
alpasi
alpasi ringan dan palpasi dalam pada bagian bah abdomen
kaji ukuran, lokasi, bentuk, lokasi, bentuk, konsitensi, nyeri tekan,
pulsasi, dan mobilitasnya.
erkusi
mengetahui letak oragn-organ yang berada dibaahnya, tulang
dan massa, serta untuk membantu mengungkapkan adanya
udara didalam lambung dan usus.
"atat suara timpani atau pekak.
e. engkajian feses
Bila feses mengandung darah yang menghasilkan arna hitam!melena', dicurigai adanya pendarahan pada rektal baah atau anal.
2.2.2 DIA&N%#A $EPERA0ATAN
Diagnosa keperaatan yang sering muncul dalam kasus demam
thypoid adalah sebagai berikut
a. #ipertermi berhubungan dengan penyakit atau trauma.
b. erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d arbsorpsi nutrisi
-
8/19/2019 SMINAR JADI
25/54
c. ntoleransi aktifitas b.d peningkatan kebutuhan metabolism sekunder
terhadap infeksi akut.
d. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya b.d kurang informasi.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
26/54
2.2.3 INTEREN#I
NDagnsa
ke4era5atanTujuan6hasl 7ang 8hara4kan Ren9ana Tn8akan Rasnal
* #ypertermi b.d
proses infeksi
Setelah dilakukan tindakan
keperaatan selama.E $< jam
pasien menujukan temperatur
dalan batas normal dengan
kriteria
Bebas dari kedinginan
Suhu tubuh stabil 73-74 "
0anda-tanda vital dalam
rentang normal
*. antau suhu tubuh pasien setiap < jam.
$. Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai
anjuran
7. 0urunkan panas dengan melepaskan
selimut atau menanggalkan pakian yang
terlalu tebal, beri kompres dingin pada
aksila dan liatan paha.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
27/54
dianjurkan. 3. )enghindari kehilangan air natrium
klorida dan kalium yang berlebihan.
$ perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh b.d
arbsorpsi nutrisi
Setelah dilakukan tindakan
keperaatan selama $E$< jam
nafsu makan bertambah dan
kebutuhan nutrisi terpenuhi
dengan kriteria hasil
0idak demam
)ual berkurang
0idak ada muntah
orsi makan tidak
dihabiskan
*. Berikan makanan yang t idak
merangsang saluran cerna, dan sajikan
dalam keadaan hangat
$. )onitor dan catat makanan yang
dihabiskan pasien
7. Kaji kemampuan makan klien
-
8/19/2019 SMINAR JADI
28/54
4. Anjurkan kepada orang tua
klienJkeluarga untuk menghindari
makanan yang mengandung gasJasam,
peda
+. Kolaborasi berikan antiemetik,
antasida sesuai indikasi
4. Dapat meningkatkan asam lambung yang
dapat memicu mual dan muntah
danmenurunkan asupan nutrisi
+. )engatasi mualJmuntah, menurunkan
asam lambung yang dapat memicu
mualJmuntah
7 intoleransi
aktifitas b.d
peningkatan
kebutuhan
metabolism
sekunder
terhadap infeksi
akut
Setelah dilakukan tindakan
keperaatan selama $E$<
jamkebutuhan sehari-hari
terpenuhi setelah diberi
tindakan keperaatandengan
Kriteria hasil
asien mengatakan tidak
lemah
0ampak rileks
*. Kaji kemampuan pasien dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari
$. Bantu pasien dalam melakukan
aktivitas
*. /ntuk mengetahui tingkat kemampuan
pasien
$. Agar kebutuhan pasien dapat terpenuhi
<
Kurangnya pengetahuan
tentang
0ujuan Setelah dilakukantindakan keperaatan,
diharapkan pasien dan keluarga
*. Kaji sejauh mana tingkat pengetahuan
pasien tentang penyakitnya
$. Beri pendidikan kesehatan tentang
*. )engetahui apa yang diketahui pasien
tentang penyakitnya.
$. Supaya pasien tahu tata laksana penyakit,
-
8/19/2019 SMINAR JADI
29/54
penyakitnya b.d
kurang
informasi.
menunjukkan perubahan pola
persepsi terhadap penyakit
typhoid dan perubahan pola
hidup dan engetahuan
keluarga meningkat.
Kriteria hasil
a. )ampu mengidentifikasi
hubungan tanda dan gejala.
b. )encari sumber untuk
membantu mengidentifikasi
perubahan.
penyakit dan peraatan pasien.
7. Beri kesempatan pasien dan keluaga
pasien untuk bertanya bila ada yang
belum dimengerti.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
30/54
BAB 3
TIN"AUAN $A#U#
3.1 PEN&$A"IAN
3.1.1 IDENTITA# ANA$
@ama An. A
/murJtanggal lahir *7 0ahun
9enis kelamin Laki-laki
Agama slam
Iolongan darah o
Bahasa yang dipakai Bahasa ndonesia
Anak ke *
9umlah saudara $ bersaudara
Alamat Surabaya
6uangan D$
Diagnosa medis 0hypoid
@o. 6egister
-
8/19/2019 SMINAR JADI
31/54
3.1.3 $ELUHAN UTAMA
asien mengatakan badannya panas selama 7 hari
3.1. RI0A)AT PEN)A$IT #E$ARAN&
asien mengatakan denam sejak tanggal %7-%*-$%*3 tetapi tak
kunjung tturun,kemudian pasien dibaa ke ID 6SAL pada tanggal
%3-%*-$%*3 pukul **.7% oleh ayahnya dengan menggunakan mobil. Di
ID pasien mendapatkan terapi injeksi obat ceftriaEon ,santagesic dan
ranitidin.asien terpasang infus D8 *J8 @s *< tetes.Lalu pukul *7.8%
pasien dipindah diruang D$ dan dilakukan pemeriksaan lab DL dan
observasi 00( 0D **%J+% mmhg, @ ++ EJmenit, 66 $% kali EJmenit
dan S 73 ".
3.1.( RI0A)AT $EHAMILAN DAN PER#ALINAN
A. renatal "are
ada saat hamil ibu tidak ada gangguan, ibu sering memeriksakan ke
poli kandunga 6SAL. ada saat hamil ibu sering minum susu hamil,
ibu rutin periksa /SI dan ibu minum vit k.
B. @atal "are
asien lahir secara normal arna ketuban jernih, pasien lahir dengan
BB $4%% gram, panjang 3%cm.0ali pusat baik, menangis kuat.
". ost @atal "are
munisasi lengkap #b %, bb $4%% gram, ibu memberi anaknya susu asi
sampai umur * tahun.
3.1.* RI0A)AT MA#A LAMPAU
A. enyakit-enyakit 1aktu Kecil
bu pasien mengatakan tidak ada riayat penyakit diaktu kecil.
B. ernah Diraat Di 6umah Sakit
bu pasien mengatakan sebelumnya pasien belum pernah diraat di 6s,
baru pertama kali ini diraat di 6s.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
32/54
". enggunaan 2bat-2batan
bu pasien mengatakan pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
D. 0indakan !2perasi Atau 0indakan Lain'
bu pasien mengatakan pasien tidak pernah mempunyai riayat tindakan
operasi atau tindakan lainnya..
F. Alergi
bu pasien pasien mengatakan anaknya memiliki alergi obat
parasetamol ,pinicilin dan alergi makanan seperti udang reaksinya badan
gatal-gatal.
. Kecelakaan
asien tidak pernah mengalami kecelakaan
I. munisasi
E mendapatkan imunisasi lengkap dan terjadal dengan benar.
% bulan #B %
* bulan B"I, olio *
$ bulan D0J#B *, olio $
7 bulan D0J#B $, olio 7
< bulan D0J#B 7, olio <
& bulan "ampak
3.1.+ PEN&$A"IAN $ELUAR&A
A. Ienogram
Keterangan
laki-laki
perempuan
pasien
-
8/19/2019 SMINAR JADI
33/54
tinggal * rumah
B. sikososial Keluarga
bu pasien mengatakan berharap agar anaknya segera sembuh
karena kashian melihat anaknya terbaring lemas di 6s.
3.1., RI0A)AT #%#IAL
A. Mang )engasuh Anak
asien di asuh oleh orang tua
B. #ubungan Dengan Anggota Keluarga
bu mengatakan hubungan dengan keluarga baik, anak lebih dekat
dengan ibu dan ayahnya.
". #ubungan Dengan 0eman Sebaya
asien bergaul dengan teman disekolah, dirumah pasien bermain
dengan tetangga yang seumuran
D. embaaan Secara /mum
asien sangat kooperatif hubungan denga keluarga dan teman
seumurannya sangat baik.
3.1.- $EBUTUHAN DA#AR
a. ola ersepsi Sehat-elaksanaan Sehat
Selama ini apabila anak sakit ibunya segera membaa ke 6umah
Sakit.
b. ola @utrisi
@utrisi diit di 6umah Sakit nasi tim, lauk dan sayuran.
S)6S )akan 7EJhari dengan jumlah habis * porsi !nasi, lauk,sayuran'.)inum N*8%% ccJhari
)6S )akan 7EJhari dengan jumlah habis Oporsi atau < sendok
ibu pasien mengatakan anaknya mual tidak nafsu makna .)inum
*$%%ccJhari.
c. ola 0idur
Kebiasaan sebelum tidur pasien membaca bukunterlebih dahulu
S)6S Siang tidak menentu, malam pukul $*.%%-%3.%%
-
8/19/2019 SMINAR JADI
34/54
)6S Siang pukul *7.%%-*3.%%, )alam pukul $*.%%-%3.%%
0otal jam tidur S)6S + jamJhari
0otal jam tidur )6S ** 9amJhari
Kualitas 0idur 0idur nyenyak
d. ola AktivitasJBermain
asien sangat aktif dalam kegiatan yang ada disekolah dan dirumah
namun sejak )6S pasien hanya bisa berbaring saja dikamar 6s.
ADL dibantu sebagian oleh ibunya.
e. ola Fliminasi
S)6S BAK 3-&EJhari arna kuning jernih N *$%%cc, BAB
*EJhari konsentrasi lembek, arna kuning kecoklatan bau khas
fases.
)6S BAK 3-&EJhari, arna kuning jernih N *$%%cc, BAB *E
konsistensi lembek, arna kuning kecoklatan bau khas fases
f. ola Seksualitas 6eproduktif
asien berjenis kelamin laki-laki berusia *7 tahun dan merupakan
anak dari 0n, A dan @y. @.
g. ola eran #ubungan
eran hubungan pasien dengan orangtua baik dan tidak ada
gangguan. #ubungan dengan teman orang lain dan temannya
terganggu karena istirahat di 6s.
h. ola ersepsi Diri G Konsep Diri
asien tidak mengalami gangguan
i. ola Kognitif erseptual
Saat pengkajian klien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengaran dan penglihatan normal
j. ola @ilai Keyakinan
asien beragama islam, pasien melaksanakan sholat 8 aktu
k. ola Koping 0oleransi Stress
asien tampak tenang saat dilakukan tindakan.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
35/54
3.1.1 $EADAAN UMUM :PENAMPILAN UMUM;
A. "ara )asuk
)elalui ID pada tgl %3 januari $%*3 jam **.7%. lalu di pindahkn
untuk raat inap di ruang D$ jam *7.8%
B. Keadaan /mum
asien tampak lemas karena mual, I"S
-
8/19/2019 SMINAR JADI
36/54
F. )ulut Dan 0enggorokan
)ulut simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis, lidah
tampak bersih, tidak ada kelaianan, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
. 0engkuk dan Leher
0idak ada kaku kuduk, tidak terdapat lesiJluka, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis,
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
I. aru
Bentuk dada normochest, tidak ada edema dan penonjolan pada
dada pola nafas teratur, irama nafas reguler, tidak ada nyeri tekan
pada dada, pergerakan simetris vocal fremitus teraba d thoraE
anterior dan posterior, suara nafas vesikuler tidak ada suara nafas
tambahan.
#. 9antung
0idak ada pembesaran vena jugularis, terasa nadi karotis, tidak ada
sianosis, tidak ada nyeri tekan crt Q$ detik, nadi *$
-
8/19/2019 SMINAR JADI
37/54
K. emeriksaan )uskuloskeletal
0idak ada edema, kemampuan pergerakan sendi bebas,
Skala kekuatan otot
88888 88888
88888 88888
0idak ada atofi, hipertrofi otot, paralisis, hemiparase, deformitas,
nyeri sendi, nyeri tulang, fraktur dislokasi, tidak ada alat bantu,
turgor kulit elastis, "60Q $ detik
L. emeriksaan @eurologi
I"S
-
8/19/2019 SMINAR JADI
38/54
). emeriksaan ntegumen
0urgor kulit menurun, kulit berarna sao matang dan akral
hangat
3.1.13 TIN&$AT PER$EMBAN&AN
A. ADA0AS S2SAL
asien mampu beradaptasi dengan orang yang ada dilingkungan
sekitar dengan baik.
B. BA#ASA
DFngan berkembangnya Bahasa pasien mulai tertarik mempelajari
Bahasa asing.
". KFS)/LA@
0ahapan perkembangan pasien sesuai dengan usia pasien.
3.2 PEMERI$#AAN PENUN"AN&
3.2.1 LAB%RAT%RIUM
0anggal %3-%*-$%*3
1B" 3.*mmT normal &.%-*$.%
#IB *
-
8/19/2019 SMINAR JADI
39/54
L0 $37 normal *8%-
-
8/19/2019 SMINAR JADI
40/54
ANALISA DATA
N
%
DATA MA#ALAH PEN)EBAB
1DS bu pasien mengatakan panas anak
saya masih naik turun.
D2
- Keadaan umum pasien lemas
- Akral teraba hangat
- I"S
-
8/19/2019 SMINAR JADI
41/54
makan.
o A
BB S)6S 3% kg
BB )6S 8& kg
0B *3%kg
o B1B" 3.*
6B" 8.3+
#IB *
-
8/19/2019 SMINAR JADI
42/54
PRIORITAS MASALAH
N
%
DIA&N%#A $EERA0ATAN TAN&AL PERA0AT
DITEMU$A
N
TERATA#I
DE
*
#ipertermi berhubungan dengan proses
infeksi
%3 9anuari
$%*3
%+9anuari
$%*36#)
DE
$
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
%3 9anuari
$%*3
%+9anuari
$%*3
6#)
-
8/19/2019 SMINAR JADI
43/54
INTERVENSI
N
O
MASALAH TUJUAN DAN KRITERIA
HASIL
INTERVENSI RASIONAL
1 Hipertermi
b.d proses
i!e"si
Sete#$% di #$"&"$
"eper$'$t$ 1( 24 )$m
di %$r$p"$ s&%& t&b&%
orm$# *+,- */,-
Kriteri$ %$si# 0
S&%& t&b&% orm$#
*+,- */,- TTV d$#$m ret$
orm$# Tid$" $d$ per&b$%$
"it d$ tid$" $d$
p&si
1. K$)i peeb$b %ipertermi
2. TTV ti$p 4 )$m se"$#i
*. 3eri "ompres p$d$ d$%i d$
$(i##$ de$ $ir bi$s$
1. Hipertermi mer&p$"$ s$#$%
s$t& e)$#$ $t$& "ompes$si
t&b&% ter%$d$p $d$$ i!e"si
b$i" se$r$ #o$# m$&p&sistemi" p$sie
2. 5roses pei"$t$ TTV
me&)&""$ proses pe$"it
i!e"si $"&t
*. 5$d$ d$er$% $(i##$ d$ d$%i
mer&p$"$ )$ri$ tipi&s d$
terd$p$t pemb&% d$rr$%
se%i$ proses 6$sodi#$t$si
pemb&% d$r$% #ebi% ep$t
se%i$ perer$"$ mo#e"
ep$t
4. Ut&" meer$p "eri$t
7. S&p$$ tid$" "e#ebi%$ $ir$
-
8/19/2019 SMINAR JADI
44/54
4. 5$"$i p$"$i$ $ tipis
7. A)&r"$ mi&m sedi"it ses&$i
"eb&t&%$
+. Ko#$bor$si de$ do"ter
d$#$m pemberi$ $tipireti"
+. Ob$t $tipireti" d$p$t be"er)$
seb$$i pe$t&r "emb$#i
p&s$t pe$t&r p$$s.
2 Ketid$"seimb
$$ &trisi
"&r$ d$ri
"eb&t&%$
b.d $ore"si$
Sete#$% di#$"&"$
tid$"$ "eper$'$t$
se#$m *(24 )$m
di%$r$p"$ po#$ &trisi
terpe&%i.
Kriteri$ %$si# 0
M&$# d$ m&t$%
%i#$ $t$&
ber"&r$ Me&)&"$ 33 $
st$bi#
5orsi m$"$ %$bis 1
porsi
1. 3eri"$ porsi m$"$
sedi"it t$pi seri.
2. A)$r"$ "ep$d$ "#ie d$
"e#&$r$ d$#$m %$# d$!t$r
m$"$$ d$ $ir$ $
diperbo#e%"$ d$ doro
d$#$m ter#ib$t p$d$
pi#i%$ me&.
*. A)&r"$ or$# %iet.
4. Hid$rim$"$$ $ b$&
$ tid$" sed$p.
7. Obser6$si TTV d$
"e#&%$ p$sie.
1. M$"$ $ de$ porsi sedi"it
#ebi% di to#erir o#e% pederit$
$ore(i$.
2. Mei"$t"$ se#$r$ m$"$
d$ r$s$ se%$t.
*. Me&r$i it$ r$s$ $
tid$" e$" $ mer$s$
se#er$ m$"$.
4. Me&r$i r$s$ m&$#m&t$%.
7. Ut&" meet$%&i
per"emb$$ p$sie d$
"e$d$$ p$sie.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
45/54
+. Ko#$bor$si de $s#i i8i
&t&" meet&"$ diet
tii "$#ori9 tii
protei9 "$rbo%idr$t d$
6it$mi
+. Ut&" me)$mi pem$s&"$
8$t8$t m$"$$ $
$de"&$t d$#$m
meideti:"$si m$"$$
$ p$#i ses&$i
-
8/19/2019 SMINAR JADI
46/54
NO D;
KE5
T1+
17.>>
1+.>>
1/.>>
1?.>>
1?.*>
1@.>>
3HS5 de$ p$sie d$ "e#&$r$
Me#$"&"$ obser6$si TTV
TD0 11>=?> mmH
S 0*?9+,-
N 0 ??(=meit
RR 022(=meit
Me$)&r"$ p$sie &t&" "ompres
de$ $ir bi$s$ p$d$ $"si#$ d$ d$%i
Memberi"$ i)e"si ob$t
- e!tri$(o- S$t$esi
Me$)&r"$ p$sie &t&" mi&m $ir p&ti%
ses&$i "eb&t&%$
Me#$"&"$ obs TTV
>+>1
2>1+
2>.>>
S0 Ib& p$sie me$t$"$ s&%& t&b&%
$$"$ m$si% $i" t&r&
O0 5$sie t$mp$" #em$s
Obser6$si tt6
TD0 11>=/>mmH
S 0 *?,-
N 0 ?>(=meit
RR 021(=meitH$si# #$b
3- +.1
H
TIBIH ?>
A0 M$s$#$% be#&m ter$t$si
50 Iter6esi di#$)&t"$ 29*94979+
-
8/19/2019 SMINAR JADI
47/54
TD0 11>=/> mmH
S 0 *?,-
N 0 ?>(=meit
RR 021(=meit
2
2
1
1
1 C 2
1
>/>1
2>1+
>/.>>
>/.*>
>?.>>
>?.17
>?.*>
>@.>>
>@.*>
1>.>>
Memberi"$ porsi m$"$ d$ me$)&r"$
m$"$ sedi"it t$pi seri
Meobser6$si "e#&%$ m&$# p$d$ p$sie 9
p$sie m$"$ %$bis porsi
Obser6$si TTV
TD0 11>=?> mmH
S 0*?,-
N 0 ??(=meit
RR 02>(=meit
Me$)&r"$ p$sie &t&" "ompres
de$ $ir bi$s$ p$d$ $(i##$ d$ d$%i
Me$)&r"$ p$sie &t&" mem$"$i
p$"$i$ tipis
S0 Ib& p$sie me$t$"$ s&%& t&b&%
$$"$ m$si% $i" t&r&
O0 5$sie t$mp$" #em$s
Obser6$si tt6
TD0 12>=?> mmH
S 0*/9*,-
N 0 ?>(=meit
RR 02>(=meit
H$si# #$b
3- +.1
H
-
8/19/2019 SMINAR JADI
48/54
2
2
2
2
11.*>
12.>>
12.*>
12.47
Memberi"$ i)e"si ob$t
- -e!tri$(oe- S$t$esi- Od$etro
Me$)&r"$ p$sie mi&m ses&$i"eb&t&%$
Me$)$r"$ "ep$d$ p$sie d$ "e#&$r$
d$#$m memi#i% d$!t$r m$"$$ $ di
s&"$i p$sie
Me$)&r"$ p$sie &t&" or$# %iee
sebe#&m m$"$
Meobser6$si TTV
TD0 12>=?> mmH
S 0*/9*,-
N 0 ?>(=meit
RR 02>(=meit
M-N 24.?
IDAL
TIBIO 1+>
TIBIH ?>
A0 M$s$#$% be#&m ter$t$si
50 Iter6esi di#$)&t"$ 29*94979+
D( Kep 2
S 0 Ib& p$sie me$t$"$ m&$# p$d$
$$"$ s&d$% ber"&r$
A 0
33 SMRS +> "
33 MRS 7@ "
T3 1+>"
3 0 3- 0 +.1
R3- 0 7.+?
-
8/19/2019 SMINAR JADI
49/54
Me$)i"$ m$"$$ "ep$d$ p$sie d$#$m
bet&" %$$t
Meobser6$si $d$$ m&$# p$d$ p$sie9
"e#&%$ m&$# p$sie s&d$% ber"&r$
H=?> mmH
S 0*/9*,-
*N 0 ?>(=meit
RR 02>(=meit
A 0 M$s$#$% ter$t$si seb$i$
5 0 Iter6esi di#)&t"$ 19*94979+
-
8/19/2019 SMINAR JADI
50/54
* 1
1 C 2
1
2
2
1C2
>?>1
2>17
>?.>>
>@.>>
>@.*>
11.>>
12.>>
12.17
1*.>>
14.>>
O3SERVASI TTV
TD0 12>=?> mmH
S 0*/91,-
N 0 ?4(=meit
RR 02>(=meit
Memberi"$ i)e"si ob$t
- -e!tri$(oe- S$t$esi- Od$metro
Me$)&r"$ p$sie &t&" mi&m ses&$i
de$ "eb&t&%$
Meobser6$si TTV
TD0 11>=?> mmH
S 0*+9*,-
N 0 ?>(=meit
RR 02>(=meit
D( Kep 1
S 0 Ib& p$sie me$t$"$ s&%& t&b&%
$$"$ s&d$% ber"&r$
O 0
- 5$sie t$mp$" eri$
- Obser6$si TTV
TD0 11>=?> mmH
S 0*+9*,-
N 0 ?>(=meit
RR 02>(=meit
A0 M$s$#$% ter$t$si
5 0 Iter6esi di %eti"$
D( "ep 2
S 0 Ib& p$sie me$t$"$ $!s& m$"$
$$"$ s&d$% memb$i"
-
8/19/2019 SMINAR JADI
51/54
1+.>>
Me$)i"$ m$"$$ "ep$d$ p$sie d$
me$)&r"$ m$"$ sedi"it tet$pi seri
Obser6$si m&$# p$d$ p$sie 9 "e#&%$ m&$#
p$d$ p$sie ber"&r$
Memberi"$ i)e"si ob$t
- -e!tri$(oe- S$t$esi
Me#$"&"$ dis%$re p#$i
- 5$sie %$r&s d$p$t di$"i"$ &i
t$$ de$ s$b& sete#$%
de!e"$si- Mee$% #$#$t me%i$pi
m$"$$ d$ mi&m$- 5$sie memer#&"$ istir$%$t- Diit #&$" $ tid$" mer$s$
d$ red$% ser$t- Memberi"$ i!orm$si tet$
"eb&t&%$ me#$"&"$ $"ti6it$s
ses&$i de$ ti"$tper"emb$$
- Me)e#$s"$ ter$pi di beri"$ s$$t
dir&m$%- Te"$"$ &t&" me#$"&"$ otro#
ses&$i )$d'$# $ di tet&"$
A 0
33 SMRS +> "
33 MRS 7@ "
T3 1+>"
3 0
3- 0 +.1
R3- 0 7.+?
H
-
8/19/2019 SMINAR JADI
52/54
5$sie KRS - Obser6$si TTV
TD0 11>=?> mmH
S 0*+9*,-
N 0 ?>(=meit
RR 02>(=meit
A 0 M$s$#$% ter$t$si
5 0 Iter6esi di %eti"$
5$sie KRS
-
8/19/2019 SMINAR JADI
53/54
BAB
PENUTUP
.1 $E#IMPULAN
*. Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan
oleh salmonella tipe A, B dan " yang dapat menular melalui oral, fecal,
makanan dan minuman yang terkontaminasi.
$. Demam typhoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan
Salmonella yangmemasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan.
7. )asa inkubasi demam tifoid berlangsung selama 4-*< hari !bervariasi
antara 7-3% hari' bergantung jumlah dan strain kuman yang tertelan.
Selama masa inkubasi penderita tetap dalam keadaan asimtomatis.
-
8/19/2019 SMINAR JADI
54/54
DA'TAR PU#TA$A
*. Aru 1. Sudoyo.!$%%&' Buku ajar ilmu penyakit dalam. Fd (.9ilid . 9akarta
nterna ublishing
$. Departemen Kesehatan 6. !$%%&'. rofil Kesehatan ndonesia 0ahun $%%+.
Depkes 6, 9akarta
7. @ugroho, Susilo, !$%**'. engobatan Demam 0ifoid. Mogyakarta @uha )edika
Bare. !$%%$'. Keperaatan )edikal Bedah . 9akarta FI"
+. Soedarmo, Sumarmo S ooro, dkk. !$%*$'. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis.
9akarta DA'
&. 1idodo, D. !$%%4'. Buku Ajar Keperaatan Dalam. 9akarta K/