dinding jadi

18
DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN I. PENGENALAN TENTANG DINDING I.1. DEFINISI Dinding adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai pemisah antara ruangan luar dengan ruangan dalam, dan sebagai pembatas ruangan satu dengan ruangan lainnya. Selain itu, diniding berfungsi pula sebagai penahan cahaya panas dari matahari, menahan tiupan angin dari luar, dan untuk menghindari gangguan binatang atau templas. Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Pada umumnya dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, melindungi dan membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining). Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. STAN BATAVIA | DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN

Upload: spmbstan

Post on 04-Jul-2015

703 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNANI. PENGENALAN TENTANG DINDINGI.1. DEFINISIDinding adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai pemisah antara ruangan luar dengan ruangan dalam, dan sebagai pembatas ruangan satu dengan ruangan lainnya. Selain itu, diniding berfungsi pula sebagai penahan cahaya panas dari matahari, menahan tiupan angin dari luar, dan untuk menghindari gangguan binatang atau templas. Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Pada umumnya dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, melindungi dan membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining). Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.

I.2. FUNGSI DINDINGI.2.a. Fungsi Dinding Secara Umum 1

STAN BATAVIA | DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN

Sebagai pemikul beban diatasnya. Dinding harus dapat bertahan terhadap beban sendiri dan beban dari atas (beban vertikal). Selain itu, dinding harus dapat bertahan terhadap beban dan desakan dari samping (beban horizontal).

Sebagai pembatas ruang. Dinding sebagai pembatas ruang harus mempunyai sifat yang : o Privasi o Indah dan bagus dalam skala, warna, tekstur o Dapat dibuat transparan o Sebagai peredam terhadap bunyi baik dari dalam maupun dari luar

Pelindung terhadap gangguan dari luar o Meredam sinar matahari sehingga dapat menahan atau mengurangi efek radiasinya o Mengurangi atau menambah kehangatan udara dari luar/dalam o Isolasi terhadap suhu, baik dari luar maupun dalam ruangan o Menahan air hujan dan kelembapan sehingga harus dilapisi dengan lapisan yang tahan air hujan dan kedap air o Menahan hembusan angin o Menghalangi datangnya gangguan dari luar

I.2.b. Fungsi Dinding dilihat dari Nilai Kenyamanan, Kesehatan dan Keamanan Sebagai pemisah antar ruangan Sebagai pemisah ruang yang bersifat probadi, dan bersifat umum Sebagai penahan cahaya, angin, hujan, banjir dan lain-lain yang bersumber dari alam Sebagai pembatas dan penahan struktur (untuk fungsi tertentu seperti dinding, lift, resovoar dan lain-lain) Sebagai penahan kebisingan untuk ruang yang memerlukan ambang kekedapan suara tertentu seperti studio rekaman atau studio siaran Sebagai penahan radiasi sinar atau zat-zat tertentu seperti pada ruang radiologi, ruang operasi, laboratorium, dan lain-lain Sebagai fungsi artistik tertentu dan penyimpan surat-surat berharga seperti brankas di bank dan lain-lain, 2

STAN BATAVIA | DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN

I.2.c. Fungsi Dinding Menurut Konstruksi Dinding berfungsi sebagai pemikul. Itulah sebabnya konstruksinya harus kuat dan kokoh agar mampu menahan beban super struktur, bebannya sendiri serta beban horizontal. Dinding berfungsi sebagai pembatas/partisi, tidak perlu kokoh tetapi harus kaku sehingga perlu kolom penguat ( kolom praktis ).

II.

BAHAN-BAHAN DINDING DAN MACAMNYAII.1. BAHAN DINDINGBahan untuk membuat dinding dapat berasal dari bahan alam seperti batu alam, batu pecah/batu belah. Selain dari bahan alam, dinding juga dapat dibuat dari bahan buatan seperti batu bata, batu pres, batako, beton blok, dan selcon. II.1.a. Batu Bata/Bata Merah Dibuat dari tanah liat yang dicampur dengan sekam (kulit padi), diaduk bersama air dan dicetak dengan alat yang sederhana. Bahan bata tersebut dijemur di panas matahari, setelah kering dibakar pada tempat pembakaran sehingga berwarna merah (bata merah). Berdasarkan ukurannya, batu bata merah dibedakan menjadi bata besar, bata sedang, dan bata kecil. Pemasangan dinding selengkpanya menggunkan bata sesuai dengan ukuran, disusun engan menggunakan adukan (spesi) dari campuran semen (PC) dengan pasir yang dicampur air, dengan ukuran 1:5. Kemudian kedua belah sisi dinding dilapis dengan plesteran.

3

Gbr. Bata Merah

STAN BATAVIA | DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN

II.1.b. Bata Pres Bata pres dibuat dari bahan yang sama dengan bata merah, tetapi pembuatannya menggunakan cetakan yang dipres secara maksimal, dan dibakar dengan tungku pembakaran khusus, dengan panas yang tinggi. Ukuran harus tepat sehingga dalam pemasangannya tidak perlu diadakan plesteran seperti pada pemasangan bata merah biasa. II.1.c. Batako Batako dibuat dari bahan tanah tras (batu cadas dan gamping), atau campuran semen dengan pasir, yang disebut juga bata semen. Campuran bahan ini dicetak menngunakan cetakan mesin sederhana dengan bentuk dan ukuran yang bermacam-macam sesuai dengan fungsinya seperti : untuk dinding di tengah, untuk kolom/tiang penguat, untuk sloof/balok ring, dan untuk pengakhiran dinding. II.1.d. Beton Blok Memasang beton blok dilakukan dengan sistem pemasangan seperti pada bata merah, yaitu garis spesi (siar) tidak boleh segaris antara pemasangan pertama dengan pemasangan kedua. Selain cara pemasangan yang siarnya tidak boleh segaris, beton blok dapat dipasang dengan cara siar dan dibuat segaris tegak serta dapat memilih beton blok dengan tekstur permukaan yang bervariasi tanpa diplester, fungsinya untuk keindahan. Pemasangan dinding dengan menggunakan beton blok berguna untuk mengurangi kebisingan suara yang datangnya dari luar tembok.

4

Gbr. Beton Blok

STAN BATAVIA | DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN

II.1.e. Selcon Komponen pasangan dinding berbahan beton ringan. Modulnya besar dan biasanya digunakan untuk dinding bangunan tinggi (karena bobotnya ringan).

Gbr. Selcon

II.1.f. Beton/Bata Kerawang Suatu batu yang dibuat dari beton atau bata yang tidak padat, dengan ukuran bervariasi lebih kurang 20x15 cm, tebal 10-12 cm, dan membentuk lubang-lubang yang menerawang tembus padang. Dinding bata kerawang ini dipasang dengan sistem pemasangan seperti pada dinding pembatas dari batu, harus diberi penguat kolom dan balok praktis, tidak boleh menerima beban dari atas karena mempunyai sifat sebagai dinding pemisah saja. II.1.g. Blok Kaca (Glass Block) Blok kaca bersifat transparan, tembus cahaya tetapi tidak tembus pandang. Berukuran 19x19x8 cm dan beraneka warna, bertujuan dapat memberikan keindahan pada dinding sebagai pembatas.

5

STAN BATAVIA | DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN

II.2. MACAM-MACAM DINDINGII.2.a. Macam Dinding Menurut Bahan Pembuatannya Dinding Batu. Batu gamping adalah salah satu yang memiliki daya tahan yang kuat dan tahan cuaca. Paras lebih keras dan lebih tahan tetapi lebihsulit dalam pengerjaannya dan membersihkannya. Granit juga termasuk bahan yang memilki daya tahan cukup tinggi. Karena terbuat dari batu, dinding batu memiliki kekuatan dalam menahan beban melebihi material lainnya. Batu juga tahan terhadap rembesan air dan kelembaban. Dinding Tipis. Digunakan sebagai penyekat atau sebagai tirai pada bangunan. Tidak perlu terlalu kuat tetapi cukup untuk bisa menahan angin. Ada beberapa jenis material yang digunakan untuk dinding ini antara lain : o Panel beton Panel beton precast dapat mengulangi keretakan tetapi ada masalah saat penggabungannya sehingga memungkinkan masuknya air. Diperlukan teknik tertentu untuk mengatasinya seperti open drained joint. o Aluminium Penampilan aluminium cukup memuaskan ntuk berbagai situasi, namun permukaannya kusam. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan mencuci secara periodik atau pencucian dengan menggunakan sikat. o Plastik Varietas plastik banyak diguanakan untuk dinding. Kelemahannya adalah terlalu kilap.stiap bahan dari plastik memiliki karakteristik tertentu yang memerlukan penanganan berbeda-beda juga. o Kayu Keuntungan penggunaan kayu adalah tersedia dalam potonganpotongan kecil, apalagi dirawat dengan pengawetan tertentu. Perlu perawatan tahunan terutama pengawetan agar kayu tidak ditumbuhi jamur dan sebagainya. 6

STAN BATAVIA | DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN

II.2.b. Macam Dinding Menurut Fungsinya Dinding Interior. Dinding Interior adalah dinding yang dipakai di dalam ruangan. Ada pemilik rumah yang menginginkan rumahnya memiliki dinding permanen atau dinding massive, ada juga pemilik yang menggunakan dinding bangunan yang mudah seperti menggunakan partisi. Dinding partisi ini merupakan sekat pembatas yang dapat diangkat atau dipindahkan.

Dinding Exterior. Adalah dinding yang letaknya di luar ruangan. Karena terletak di luar ruangan maka dinding exterior harus kuat, indah, dan tahan cuaca, terutama disesuaikan dengan cuaca daerah sekitar. Disebut harus kuat karena dinding exterior tersebut mengalami kontak langsung dengan kondisi lingkungan seperti perubahan cuaca. Di daerah yang sering terjadi gempa, sering hujan, dan tingkat cuaca panasnya tinggi, pemilihan jenis materialnya untuk dinding sangat berpengaruh terhadap kekuatan dinding tersebut. Sementara itu, disebut indah karena penampakan dari luar akan menjadi nilai tambah pada sebuah rumah atau bangunan bila penampilannya indah.

7

STAN BATAVIA | DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN

Dinding Fungsi Khusus. Bila dinding mempunyai fungsi khusus, tentu jenisnya disesuaikan dengan fungsi yang harus diembannya. Misalnya dinding kedap suara, tentu dinding tersebut harus terbuat dari bahan akustik yang disesuaikan dengan tingkat ambang kebisingan yang dapat ditoleran.

III.

PERMASALAHAN PADA DINDING DAN SOLUSINYAIII.1. REMBESAN AIR PADA DINDINGBanyak hal yang dapat menyebabkan air merembes pada dinding. Biasanya hal ini disebabkan oleh atap rumah yang bocor, sehingga air mengalir dan merembes melalui plafond ke dinding. Namun rembesan air pada plafond juga bisa terjadi akibat dinding. Hal ini terjadi apabila plafond yang basah adalah palfond pada bangunan lantai satu, sementara tembok yang merembes berasal dari lantai 2. Solusinya : Tutupi tembok yang retak-retak tersebut dengan adukan semen. Kemudian tutupi lagi setelah kering dengan aqua proof. Jika ingin perfect bilas lagi dengan cat yang anti hujan atau perubahan cuaca. Perbaiki genteng. Mulai dari nok atap hingga dudukan genteng secara keseluruhan. Bisa jadi ada genteng yang bergeser atau nok yang retak. Setelah yakin tak ada bocor (tes saat hujan atau coba disiram dengan air gentengnya ) maka untuk pastinya, lapisi bagian atas gypsum dengan cat yang tahan air. Atau bisa juga dilapisi dengan plastik cor yang murah. Namun secara fungsi tetap optimal.

III.2. RETAKAN PADA DINDING8 Retakan pada dinding banyak disebabkan oleh kurangnya kualitas beton dinding basement. Kualitas beton dinyatakan dengan satuan K (contoh : K-125, K175, K-250 dst). Untuk rumah-rumah yang dibangun secara massal, kerusakan STAN BATAVIA | DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN

semacam ini banyak ditemui. Keretakan pada lantai disebabkan oleh gaya uplift yang melebihi kapasitas lantai basement serta adanya pergerakan tanah di bawah lantai basement, sehingga terjadi keretakan pada dinding dan lantai basement. Ini dapat juga mengakibatkan sobeknya waterstop (karet penahan air tanah). Keretakan pada dinding juga dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: a. Tebal plesteran dan acian; total kamprotan, plesteran dan acian yang tidak sempurna sehingga dinding mudah retak. Tebal plesteran dan acian; total kamprotan, plesteran dan acian yang ideal adalah 1,3 cm. Semakin tebal plesteran, maka semakin besar pula peluang terjadinya keretakan. b. Retakan pada dinding atas; disebabkan oleh beban terpusat (atap), dapat dihindari dengan memasang balok perata beban berupa balok ring atau balok pengikat keliling yang meliputi seluruh bagian atas dinding. c. Retak pada daerah bukaan (pintu dan jendela), disebabkan oleh penyusutan dan pemuaian bahan kusen kayu. Pastikan kusen yang dipakai telah kering udara dengan baik. d. Faktor alam seperti gempa bumi yang dapat meretakkan dinding bahkan menghancurkannya.

Solusinya : Injection (grouting). Perbaikan injection adalah memasukkan bahan yang bersifat encer kedalam celah atau retakan pada beton, kemudian diinjection dengan tekanan, sampai terlihat pada lubang atau celah lain telah terisi atau mengalir keluar. Metode ini direkomendasikan untuk perbaikan dengan mempertimbangkan dan menggabungkan dengan metode perbaikan yang lain. Epoxy injection. Menyiapkan cairan kimia khusus yang sifatnya mengikat dan cepat kering (epoxy), selanjutnya suntikkan/grouting pada daerah retakan Mengganti plesteran yang lama dengan yang baru dengan campuran 1 Pc : 3 pasir. Sebelum plesteran baru ini dilaksanakan, balok beton dibiarkan terbuka beberapa waktu sambil menunggu perbaikan strukturnya. Adapun perbaikan ini dilaksanakan pada seluruh plesteran yang rusak akibat rembesan air yang secara visuil kelihatan basah dan cat-catan mengelupas. 9

STAN BATAVIA | DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN

III.3. EFFLORESCENCE (Kotoran Putih Berbentuk Bunga-bunga)Muncul pada dinding yang baru, berbentuk seperti bubuk putih atau berbentuk kristal akibat endapan garam. Masalah ini terjadi pada musim panas dan saat dinding mengering pertama kali. Sangat tidak enak dilihat tetapi tidak berbahaya. Garam berasal dari batu bata sendiri (kebanyakan bata dari tanah liat mengandung garam), dari tanah yang bersentuhan langsung dengan dinding (tidak ada penahan kelembaban) atau kontaminasi dari air laut. Untuk menangani efflorescence dapat diminimalisasi dengan mengefektifkan pengaman kelembaban, menghindari penggunaan batu bata yang mengandung garam, membiarkan batu bata mongering terlebih dahulu sebelum dipasang dan menutup dinding setiap hari sebelum pekerjaan benar-benar selesai. Untungnya efflorescence normalnya akan hilang pada saat hujan dan tidak perlu perawatan khusus.

III.4. NODABentuknya bisa putih seperti efflorescence terapi tidak bisa hilang saat hujan. Noda putih pada dinding yang banyak mengandung kapur biasanya akibat tumpukan kapur. Penanganannya adalah sebagai berikut : Bersihkan dinding dengan air bersih Disikat dengan sikat dan ditambah cairan tertentu Setelah noda dibersihkan, bersihkan lagi dengan air bersih Dilakukan perawatan secara teratur untuk membersihkan noda

III.5. SERANGAN SULFATSerangan sulfat adalah hasil reaksi tricalcium aluminate pada semen Portland, sebab lain yaitu air tanah dari batu bata sendiri (tanah liat), juga dari air hujan. Efek sulfat ini terlihat pada bagian dalam dinding juga dinding dekat atap. Plester menjadi putih dan terdapat retakan putih pada bagian tengah. 10

STAN BATAVIA | DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN

Solusinya untuk daerah yang banyak terkena sulfat ini harus dihindari menggunakan semen Portland (menggunakan semen yang bisa mengatasi pengaruh sulfat), menggunakan bahan penahan kelembaban dan dinding diusahakan selalu kering.

III.6. PENURUNANPenurunan bangunan yang normal tidak akan berpengaruh pada keretakan bangunan, tetapi penurunan bangunan secara differensial dapat mengakibatkan keretakan bangunan.

III.7. STABILITAS DINDINGPada kasus tertentu terdapat dinding yang tidak stabil dan dapat diatasi dengan cara-cara berikut : Memasang balok antara dua dinding baik pada bagian atas ataupun bawah dinding kemudian dinding diikatkan sedemikian rupa sehingga dinding menjadi kuat. Membuat dinding penopang pada dinding yang tidak stabil Pada bagian dinding yang mengalami kerusakan diganti dengan material yang baru.

III.8. KARATAN BESI ATAU BAJADinding yang ditempeli material dari besi, pada kondisi tertentu dapat mengakibatkan kerusakan akibat karatan yang ditimbulkan oleh besi tertentu. Kerusakan yang timbul antara lain : keretakan pada plester, kotoran pada dinding.

11

STAN BATAVIA | DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN

III.9. PENYUSUTAN KARENA KERING DAN PEMUAIAN AKIBAT KONDISI BASAHBatako dapat retak khususnya pada bagian jendela dan pintu karena penyusutan batako tersebut akibat kondisi kering. Resiko ini bisa diminimalisasi dengan menggunakan batako matang atau batako kering dan menggunakan plester yang tidak terlalu kuat. Sebaliknya untuk batu bata (tanah liat) dapat mengembang pada kondisi basah. Penangannya sama seperti pada batako yaitu menggunakan batu bata yang sudah matang.

III.10. LUMUT, JAMUR DAN TUMBUHAN LAINNYATumbuhan seperti lumut dan jamur tidak terlalu membahayakan dinding tetapi bisa membuat kotoran pada dinding. Solusinya dengan membersihkan secara periodic atau menggunakan cairan tertentu seperti sodium ortho

pentachlorophenate.

III.11. DINDING PAGAR MIRING Gali tanah di sekitar pondasi, luruskan pagar yang miring dengan penambahan perkuatan sementara, berupa penopang kayu/besi pada dinding pagar. Buat pondasi dan sloof di belakang pagar sebagai tempat dudukan kolom/tiang penopang Buat kolom/tiang berbentuk segitiga untuk menahan kemiringan pagar. Ukuran tiang disesuaikan dengan beban dinding yang ditopang.

12

STAN BATAVIA | DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN

DAFTAR PUSTAKABuilding Information Centre. Rumah Sederhana Tahan Gempa. http://www.bicsulsel.com (diakses 22 November 2008). Konstruksi Dinding. Macam Dinding dan Fungsinya. http://rajabangunan.com (diakses 22 November 2008). Pedoman Pembangunan Rumah Sederhana. Struktur Bangunan. http://www.pu.go.id (diakses 22 November 2008). PT. Prime Mortar Indonesia. Pemasangan Dinding Beton Ringan Aerasi.

http://www.primemortar.com (diakses 22 November 2008). Tanggoro, Dwi, A. Sadili, dan Kuntjoro Sukardi. 2005. Teknologi Bangunan. Jakarta : Universitas Indonesia.

13

STAN BATAVIA | DINDING SEBAGAI ELEMEN BANGUNAN