sma al muslim - tambun selatan · kami sudah coba apa yang kami bisa tapi kerja belum selesai,...

28
SMA AL MUSLIM - Tambun Selatan http://sma-almuslim.org/ Masa Orientasi Sekolah dan Masa Orientasi Kepramukaan TP 2018 -2019 Softcopy kegiatan ini dapat didownload pada alamat http://majalah-online.sma-almuslim.org/index.php?option=com_contact&view=contact&Id=1&Itemid=53 SMA AL MUSLIM - Tambun Selatan Masa Orientasi Sekolah dan Masa Orientasi Kepramukaan TP 2018 -2019 http://sma-almuslim.org/

Upload: duongthien

Post on 14-Jul-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SMA AL MUSLIM - Tambun Selatanhttp://sma-almuslim.org/

Masa Orientasi Sekolah dan Masa Orientasi Kepramukaan TP 2018 -2019

Softcopy kegiatan ini dapat didownload pada alamat http://majalah-online.sma-almuslim.org/index.php?option=com_contact&view=contact&Id=1&Itemid=53

SMA AL MUSLIM - Tambun SelatanMasa Orientasi Sekolah dan Masa Orientasi Kepramukaan TP 2018 -2019

http://sma-almuslim.org/

2

“Panitia Masa Orientasi Sekolah (MOS) dan MOK 2018”“Panitia Masa Orientasi Sekolah (MOS) dan MOK 2018”

Montaged by herd. Softcop Kegiatan Pembekalan Kelas XII ini dapat didownload pada alamat http://majalah-online.sma-almuslim.org/index.php?option=com_contact&view=contact&Id=1&Itemid=53

Fotografer : Syifa Kencana Iwanusa, Abimanyu A. Nasaruddin dan her

4

5

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

PANITIA MOS - MOK Tahun Pelajaran 2017/2018

No. Nama

1 Taufik Ismail2 Abimanyu A. Nasaruddin3 Achmad Athariq4 Allisha Widi Assyifa5 Almas Barlinti6 Anatya Azzahra Hendarin7 Aulia Triwahyuni8 Aziz Akram Maulana9 Bagas Abimanyu10 Daffa Baihaki11 Dicky Mashudi Putra12 Dinar Hasbiallah13 Fadil Muhajir14 Fathul Qorib A15 Fathurrahman Naufal16 Ghaniyya Triza Azyumardi17 Hafizha Salma Fadiyah18 Hajarot Najiha19 Hana Badii’ah20 Irmadela Pangesti Indrianingrum21 Jasmine Nafisa22 Kevin Galih Firdaus

23 Khayrani Kamal Bhojwani24 M. Yuan Ramadhan S25 Muhammad Falah Ikkyusan26 Muhammad Falbian Arsetyo Nugraha27 Muhammad Hafidz Luzman28 Muhammad Raihan Andriawan Putra29 Nanda Nurlaely Ramadhani30 Nanda Nurlaely Ramadhani31 Naufal Raihan Chandra32 Novanto Aryo Sulistyo33 Nurauliya Syifa Khofiyan34 Pandu Enggal Dwi Rifa’i35 Putri Dara Christine Rindyani36 Raudhafilhaq Alfitrah37 Rosita Alyaa Damayanti38 Sapto Nugroho Setiawan39 Syifaa Kencana Iwanu40 Tegar Indrasta41 Valinda Ayu42 Widia Puspayanti43 Yolanda Pratiwi

6

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

7

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

8

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

9

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

10

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

11

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

12

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

13

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

14

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

15

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

16

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

17

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

18

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

19

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

20

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

21

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

22

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

23

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

24

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

25

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

26

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

27

MOS dan MOK Tahun Pelajaran 2018 - 2019

28

Krawang-Bekasi

karya: Chairil Anwar (1948)

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi

tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,

terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.

Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan

atau tidak untuk apa-apa,

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata

Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami

Teruskan, teruskan jiwa kami

Menjaga Bung Karno

menjaga Bung Hatta

menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat

Berikan kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami

Puisi untuk para Pejuang di Jawa Barat

Karawang - Bekasi adalah front terdepan Republik Indonesia yang menjadi salah satu palagan tempur,selain palagan yang banyak tersebar di seluruh Jawa Barat lainnnya.

Sehingga untuk meredam, mengalahkan dan menghapus kembali Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945yang telah tercetus, terlahir dan bergelora di Jawa Barat. Kolonilalis melakukan berbagai strategi dan taktikdengan menempatkan konsentrasi pasukan terbesar tentara sekutu dan Nica di Jawa Barat.

Hingga tahun 1947 di Jawa Barat yang wilayahnya tidak luas ini, telah ditempatkan 2 divisi yaitu Divisi C danDivisi B dengan kekuatan Brigade 7 December, Brigade V dan Brigade W oleh pihak Belanda.

Sementara daerah lainnya oleh Divisi A yang terdiri dari Brigade Marinir :·Wilayah Surabaya oleh Brigade X·Wilayah Sumatera dengan kekuatan dari Brigade Z menduduki Kota Medan·Wilayah Sumatera dengan kekuatan dari Brigade U menduduki Kota Padang·Wilayah Sumatera dengan kekuatan dari Brigade Y menduduki Kota Palembang.

Ketika tanggal 5 Oktober 1945 Pemerintah RI mengeluarkan maklumat pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR ). Maka di Jawa Barat dibentuk Komandemen I TKR yang membawahi 3 Divisi, yaitu : Divisi I, meliputiKaresidenan Banten dan Bogor dengan markas Komando berkedudukan di Serang. Divisi II meliputiKaresidenan Jakarta dan Cirebon dengan Markas Komando berkedudukan di Linggar jati dan Divisi III meliputiKaresidenan Priangan berpusat di Bandung.

Pada tanggal 20 Mei 1946 ketiga divisi tersebut digabungkan menjadi satu dengan nama “Divisi Siliwangi”

Long March Siliwangi, kembalinya TNI merebut Ibu Kota Indonesia dari Belanda.

Hijrah dan Long March Siliwangi, adalah salah satu peristiwa paling bersejarah dan heroik dalam perjalananbangsa, khususnya Tentara Nasional Indonesia. Hijrah dan Long March Siliwangi adalah peristiwa pergerakanpasukan Siliwangi untuk menegakkan Proklamasi 17 Agustus 1945 oleh sekitar29 ribu s/d 30 ribu orang dariYogyakarta dan sekitar Jawa Tengah yang bergerak kembali ke Jawa Barat pada bulan Februari 1949.

Long March harus dilakukan secara senyap. Apalagi, serangan atau sergapan Belanda bisa terjadi di mana saja dankapan saja. Perjalanan pasukan penuh dengan bahaya dan rintangan, tak hanya pasukan, rombongan juga mengikutkanseluruh anggota keluarganya.

Medan yang dilalui Divisi Siliwangi benar-benar tidak masuk akal, tak jarang memakan korban jiwa.

“Batalyon-batalyon pada awal tahun 1948 di’hijrah’kan dari Jawa Barat, banyak keluarganya yang menyusuldan mencari suami-suaminya di daerah ‘hijrah’ di Jawa Tengah. Dan setelah pasukan Siliwangi harus kembalike Jawa Barat, tidak ada jalan lain, mereka ikut kembali,” tulis Himawan Soetanto dalam bukunya ‘Long MarchSiliwangi’, yang diterbitkan Kata Hasta Pustaka tahun 2007.

Seperti halnya para pasukan, istri dan anak mereka juga ikut berjalan kaki menuju kantong gerilya. Merekaharus melalui jalan yang gelap gulita, menyeberangi sungai deras, mendaki bukit-bukit licin dan curam,termasuk menghadapi hewan-hewan liar dan buas.

“Ada anak-anak bahkan istri-istri yang hanyut dibawa arus sewaktu pasukan yang diikuti keluargamenyeberangi sungai-sungai yang sedang banjir,” tulis Himawan.

“Memang benarlah bahwa kemerdekaan (dan merebut kembali ibu kota Jakarta) itu kita tidak peroleh sebagaihadiah,” Medan berbahaya, bahkan bisa mengancam nyawa istri dan anak prajurit rupanya tak mengurangisemangat para prajurit. Sepanjang perjalanan, mereka hanya memperlihatkan raut wajah yang gembira.

Di belakang mereka, terdapat pasukan Belanda yang terus membuntuti, mereka adalah Batalyon Inf-V KNILatau dikenal ‘Anjing Nica’. Pasukan Belanda yang mengikuti konvoi prajurit Siliwangi juga terus mengintimidasidan melakukan penyerangan. (sejarah)