slide titrasi redoks
DESCRIPTION
titrasi redoksTRANSCRIPT
Kelompok 15Marina Marfi yanti
Iqbal Sujida R.Prasetyo Hadi N.
Dinisa AruniVirgaust Andy W.
TITRASI REDOKS
Titrasi Redoks adalah titrasi yang melibatkan reaksi penangkapan elektron (reduksi) dan pelepasan elektron (oksidasi).
Jumlah elektron yang dilepaskan oleh reduktor harus sama dengan jumlah elektron yang ditangkap oleh oksidator
TITRASI REDOKS
Reaksi harus berjalan dengan cepat.Reaksi harus berjalan secara stoikiometriTitik akhir titrasi harus dapat diketahui
Membuat kurva titrasi antara potensial larutan dengan volume titran
Menggunakan indikator
SYARAT TITRASI REDOKS
Permanganometri Iodometri Iodimetri IodatometriBromometriBromatometriCerimetriNitrimetriDikromatometriTitrasi yang paling sering digunakan adalah iodimetri, iodometri, dan permanganometri.
JENIS TITRASI REDOKS
Titrasi langsung Iodium (I2) sebagai pentiter Iodium merupakan oksidator yang relatif kuat dengan
nilai potensial oksidasi +0.535VAnalit Bersifat reduktorPada saat reaksi oksidasi, iodium akan direduksi
menjadi iodida sesuai dengan reaksi I2 + 2e - 2I -
Deteksi titik akhir Indikator amilum warna biru pada saat tercapainya titik
akhir titrasi
IODIMETRI
Syarat: pH netral - sedikit asam atau netral - sedikit basa. Jika pH terlalu asam:
Indikator amilum akan rusak Sifat reduktor analit akan turun I- akan bereaksi dengan oksigen terlarut dalam larutan sehingga
kadar sampel tidak dapat diketahui. Jika pH terlalu basa:
Akan terbentuk hipoiodat
Dalam Farmakope Indonesia, titrasi iodimetri digunakan untuk menetapkan kadar asam askorbat, natrium askorbat, metampiron (antalgin), serta natrium tiosulfat dan sediaan injeksinya
IODIMETRI
Titrasi tidak langsung – pada suasana asam Penambahan KI (Reduktor) berlebih dalam analit (Oksidator)
Analit + I - I2 + analit I2 yang terbentuk dititrasi dengan larutan baku Natrium
tiosulfat
I2 + S2O32- I - + S4O6
2
Banyaknya volume tiosulfat yang digunakan setara dengan I2 yang dihasilkan dan setara dengan banyaknya sampel
IODOMETRI
Indikator yang digunakan dalam titrasi ini juga menggunakan amilum
Titik akhir titrasi larutan tidak berwarna.
I2+ S2O3
2-
I2 + I- + S4O6
2-
+ Amilum
Iod –amilum + I- + S4O6
2-
I- + S4O62-
+Amilum
+ S2O32-
KMnO4 merupakan oksidator yang sangat kuatTitrasi permanganometri bertujuan untuk menentukan
kadar senyawa reduktor. Dilakukan dalam suasana asam
MnO4- + 8H+ + 5e - Mn2+ + 4H2O
Merupakan autoindikator
PERMANGANOMETRI
MnO4- + H+ Mn2+
Analit + MnO4- Analit +
Mn2+Pink30-60 detik
TidakBerwarna
Semakin ke kanan letak unsur logam tersebut maka sifat logam itu akan semakin mudah mengalami reduksi
DERET VOLTA
ERed+++
Li-K-Ba-Sr-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H)-Sb-Bi-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Rumus kimia ZnO
Kelarutan di dalam air
(20 °C) tidak larut
Titik leleh 1975 °C
Massa molar 81.37 g/mol
Densitas 5.61 g/cm3 (20 °C)
Bulk density 200 - 700 kg/m3
Angka pH 7 (50 g/l, H2O, 20 °C)
Tekanan uap (20 °C)
MONOGRAFI ZINK OKSIDA
Sinonim D-Gluconic acid calcium salt monohydrateRumus kimia C12H22CaO14 . H2OPemerian Hablur, granul atau serbuk putih. Tidak berbau;
tidak berasa. Stabil di udara. Larutan bersifat netral terhadap air. Susut pengeringan tidak lebih dari 3 %.
Kelarutan Agak sukar (dan lambat) larut dalam air (30 g/l (20 °C)); mudah larut dalam air mendidih; tidak larut dalam etanol
Titik leleh 178 °C
Massa molar 448.40 g/mol
Bulk density 560 kg/m3
Angka pH 6.4 - 8.0 (50 g/l, H2O, 20 °C)
MONOGRAFI CA-GLUKONAT
Penentuan konsentrasi Zn2+
PROSEDUR TITRASI ZNO
10 ml larutan sampel zink dimasukkan ke dalam erlemeyer.
Asam Sulfat (1:8) sebanyak 10 ml dan H3PO4 pekat sebanyak 1 ml ditambahkan ke dalam erlemeyer.
Campuran tersebut dititrasi dengan larutan KMnO4 yang telah dibakukan hingga mencapai titik ekuivalen
Konsentrasi Zn2+ dalam sampel setara dengan KMnO4 yang diperlukan
8H+ + 5Zn2+ + MnO4 - 5Zn3+ + Mn2+
+ 4H2O
Preparasi sampel1. 20-100mL larutan sampel dimasukkan ke dalam gelas piala
250mL 2. + aquadest 25-30mL. 3. + 10mL ammonium oksalat jenuh
Mengendapkan kalsium menjadi kalsium oksalat. Ca2+ + (NH4)2C2O4 → CaC2O4 ↓ + 2NH4
+
4. + 2 tetes indikator metil merah. Untuk mengetahui perubahan pH dalam larutan merah dalam
kondisi asam (pH < 4,2) dan kuning dalam kondisi netral-basa (pH > 6,2).
5. + Amonia encer membuat larutan bersifat sedikit alkalis, ditandai dengan perubahan
warna indikator metil merah kekuningan. menggeser kesetimbangan reaksi lebih ke kanan terbentuknya
produk endapan kalsium oksalat
PROSEDUR TITRASI CA-GLUKONAT
6. + Asam asetat sampai larutan berwarna
merah muda (pH 5,0).
7. Larutan dipanaskan hingga mendidih
8. Larutan diendapkan selama satu minggu agar pengendapan kalsium yang berjalan lambat dapat berlangsung sempurna.
9. Larutan yang telah diendapkan selanjutnya disaring dengan kertas Whatman 41
10. Kemudian dilakukan pembilasan dengan aquadest panas bebas ion
• Endapan kalsium oksalat yang menempel dalam kertas Whatman 41 dilarutkan dalam asam sulfat encer.
• Dilakukan pemanasan hingga suhu 70-80oC
• Titrasi dengan KMNO4 yang telah dibakukan hingga mencapai titik akhir titrasi (warna merah muda yang stabil)
PROSEDUR TITRASI
CaC2O4 + H2SO4 → H2C2O4 + CaSO4
2MnO4- + 5H2C2O4
+ 6H+→ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
TERIMA KASIH