slide 11

7
SLIDE 11 Cairan akan mudah memasuki botol bila leher botol besar. Hal ini serupa dengan patensi tuba yang abnormal dimana selain udara, cairan/sekret juga dapat lewat secara bebas dari nasofaring ke telinga tengah, sehingga sering menimbulkan "refluks otitis media". 2,3,5 Aliran cairan juga tergantung pada panjang dari leher botol maupun viskositas cairannya. Selain itu, posisi botol berhubungan dengan cairan sangat mempengaruhi. Posisi terlentang akan memudahkan aliran masuk ke dalam telinga tengah, sehingga bayi mempunyai resiko tinggi untuk menderita "refluks otitis media" oleh karena posisi tuba pada bayi lebih datar dan posisi bayi lebih sering terlentang. Refluks juga dapat timbul bila pada botol dibuat suatu lobang sehingga mengurangi tekanan positip dalam botol 2,3 . Hal serupa terdapat pada membran timpani yang perforasi atau pada tindakan memasang "tympanostomy tube", yang dapat menyebabkan refluks sekret dari nasofaring. Hal yang sama juga terjadi pada keadaan pasca radikal mastoidektomi dan tuba Eustakhius yang paten. Jika digunakan tekanan negatif pada botol maka cairan akan mudah masuk ke

Upload: bayulesmono

Post on 25-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

THT

TRANSCRIPT

Page 1: SLIDE 11

SLIDE 11

Cairan akan mudah memasuki botol bila leher botol besar. Hal ini serupa dengan

patensi tuba yang abnormal dimana selain udara, cairan/sekret juga dapat lewat secara bebas

dari nasofaring ke telinga tengah, sehingga sering menimbulkan "refluks otitis media".2,3,5

Aliran cairan juga tergantung pada panjang dari leher botol maupun viskositas

cairannya. Selain itu, posisi botol berhubungan dengan cairan sangat mempengaruhi. Posisi

terlentang akan memudahkan aliran masuk ke dalam telinga tengah, sehingga bayi

mempunyai resiko tinggi untuk menderita "refluks otitis media" oleh karena posisi tuba pada

bayi lebih datar dan posisi bayi lebih sering terlentang.

Refluks juga dapat timbul bila pada botol dibuat suatu lobang sehingga mengurangi

tekanan positip dalam botol2,3. Hal serupa terdapat pada membran timpani yang perforasi atau

pada tindakan memasang "tympanostomy tube", yang dapat menyebabkan refluks sekret dari

nasofaring. Hal yang sama juga terjadi pada keadaan pasca radikal mastoidektomi dan tuba

Eustakhius yang paten. Jika digunakan tekanan negatif pada botol maka cairan akan mudah

masuk ke dalam botol. Bila dijumpai tekanan negatif yang tinggi pada telinga tengah maka

dapat menyebabkan aspirasi sekret nasofaring ke dalam telinga tengah.

Bila tekanan positif digunakan pada leher botol maka cairan akan didorong masuk ke

dalam botol. Hal ini sering terjadi bila kita meniup melalui hidung atau menelan dengan

hidung ditutup, menyelam ataupun sedang dalam pesawat terbang, akan timbul tekanan

positif dalam nasofaring.

Salah satu perbedaan menyolok antara leher botol yang kaku (rigid) dengan tuba

secara biologi yaitu adanya "compliance" (penyesuaian). Bila digunakan tekanan positif pada

botol dengan leher botol yang mempunyai "compliance" maka akan timbul distensi sehingga

mempertinggi aliran cairan ke dalam botol. Jadi tekanan yang sedikit positif diperlukan untuk

insuflasi ke dalam botol. Pada manusia, insuflasi sekret nasofaring ke dalam telinga tengah

Page 2: SLIDE 11

mudah terjadi pada keadaan tuba Eustakhius dengan kelainan distensi (peninggian

"compliance"). Bila digunakan tekanan negatif dalam waktu cepat pada leher botol yang

mempunyai "compliance", aliran cairan tidak akan timbul kecuali bila digunakan tekanan

negatif secara perlahan. Pada manusia, aspirasi gas ke dalam telinga tengah mung-kin terjadi

karena tekanan negatif pada telinga tengah timbul secara perlahan. Sebaliknya penggunaan

tekanan negatif pada telinga tengah secara cepat seperti pada perobahan tekanan atmosfer

yang cepat (pesawat terbang yang sedang naik, orang yang timbul ke permukaan setelah

menyelam atau selama tes fungsi tuba) akan timbul penutupan tuba sehingga mencegah aliran

udara. Aliran cairan dari telinga tengah ke nasofaring dapat digambarkan sebagai botol/labu

yang dibalik. Cairan yang ada di dalam botol tidak akan mengalir keluar oleh karena timbul

tekanan negatif di dalam botol.

SLIDE 14

Tes ini merupakan cara lama tapi masih berguna dalam penentuan fungsi tuba. Tes

biasanya dianggap positif bila ada perubahan hasil tekanan dalam telinga tengah, terutama

bila timbul tekanan negatif dalam telinga tengah sewaktu menelan sambil menutup hidung

(meskipun selintas tanpa tuba yang patulous).

Bila gendang telinga intak, adanya tekanan negatif dalam telinga tengah harus

ditentukan dengan otoskop pneumatik atau memeriksa timpanogram sebelum dan sesudah

tes. Bila gendang telinga tidak intak lagi, dapat digunakan "impedance bridge" dengan

manometer.

Page 3: SLIDE 11

SLIDE 18

1. Tekanan istirahat telinga tengah di rekam dalam bentuk timpanogram

2. Tekanan kanalis akustikus eksternus ditingkatkan menjadi +200 mmH20 sehingga

membran timpani terdorong ke medial, sejalan dengan itu terjadi peningkatan tekanan

dalam telinga tengah. Subjek menelan untuk menyamakan kelebihan tekanan dalam

telinga tengah.

3. Pada saat subjek berhenti menelan, tekanan dalam kanalis akustikus eksternus

dikembalikan ke normal sehingga terjadi sedikit tekanan negatif dalam telinga tengah

(akibat gendang telinga terdorong ke arah luar). Timpanogram mencatat tekanan

negatif dalam telinga tengah.

4. Subjek menelan dalam usaha menyamakan tekanan negatif telinga tengah. Bila

berhasil, udara akan mengalir dari nasofaring ke dalam telinga tengah.

5. Timpanogram mencatat hasil keseimbangan di atas.

6. Tekanan dalam kanalis akustikus eksternus direndahkan menjadi -200 mmH20 yang

menyebabkan terdorongnya gendang telinga ke arah lateral disertai pengurangan

tekanan dalam telinga tengah. Subjek menelan untuk menyamakan tekanan negatif

dalam telinga tengah, udara mengalir dari nasofaring ke dalam telinga tengah.

7. Subjek berhenti menelan dan waktu itu tekanan dalam kanalis akustikus eksternus

dikembalikan ke normal, sehingga terjadi sedikit tekanan positif dalam telinga tengah

akibat gendang telinga terdorong ke medial. Timpanogram mencatat tekanan positif.

8. Subjek menelan untuk mengurangi tekanan positif. Bila ini berhasil, udara mengalir

dari telinga tengah ke dalam nasofaring.

9. Timpanogram akhir mencatat perubahan sampai keseimbangan tercapai.

Page 4: SLIDE 11

SLIDE 19

Prosedur tes sebagai berikut:

1. Inflasi atau tekanan positif diberikan ke dalam telinga tengah sampai tuba membuka

secara spontan. Pada saat itu pompa ditutup secara manual, udara mengalir ke dalam

tuba sampai kemudian tuba menutup secara pasif.

2. Tekanan dimana tuba dibuka paksa secara pasif disebut tekanan pembukaan,

sedangkan tekanan saat tertutup secara pasif disebut tekanan penutupan.

3. Penderita disuruh menelan untuk menyamakan tekanan secara aktif. tekanan yang

tersisa dalam telinga tengah sesudah menelan dicatat. Fungsi aktif juga dicatat

dengan memberikan tekanan positif dan negatif ke dalam telinga tengah, kemudian

penderita berusaha menyamakan tekanan dengan menelan.

4. Tekanan residu negatif yang masih terdapat dalam telinga tengah setelah usaha

menyeimbangkan tekanan negatif atau deflasi -200 mmH20 dicatat.

Kecepatan pemberian tekanan positif dan negatif merupakan variabel penting dalam

melakukan tes tuba metode inflasi-deflasi. Makin cepat tekanan positif diberikan, makin

tinggi tekanan pembukaan. Sebaliknya makin cepat tekanan negatif diberikan, makin besar

kemungkinan fenomena "locking" akan terjadi. "Locking" artinya keadaan dimana tuba

bagian membranokartilagenous kolaps dan aktivitas muskular tidak mampu untuk mengatasi

perbedaan tekanan ekstratimpanik dan telinga tengah.