skripsi upaya peningkatan cakupan imunisasi bayi di...

163
SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN IMUNISASI BAYI DI PUSKESMAS SIDOTOPO WETAN SURABAYA (Studi Benchmarking di Puskesmas Sidotopo Surabaya) ANDRI NUR WAHYUTI NIM. 100431579 UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2006 ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

20 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN IMUNISASI BAYI DI PUSKESMAS SIDOTOPO WETAN

SURABAYA (Studi Benchmarking di Puskesmas Sidotopo Surabaya)

ANDRI NUR WAHYUTI

NIM. 100431579

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

SURABAYA 2006

i

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan

diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Pada tanggal 28 Juli 2006

Mengesahkan

Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dekan,

Prof. Dr. Tjipto Suwandi, dr., M.OH, SpOk NIP. 130517177

Tim Penguji : 1. Retno Adriyani, S.T., M.Kes 2. Ernawaty, drg., M.Kes 3. Rias Ari Mukti, drg., M.Kes

ii

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Bagian Administrasi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga

Oleh :

ANDRI NUR WAHYUTI NIM. 100431579

Mengetahui,

Ketua Bagian

Dr. Nyoman Anita D., drg., M.S. NIP. 131871470

Surabaya, 10 Agustus 2006 Menyetujui,

Pembimbing

Ernawaty, drg., M.Kes NIP. 104278446

iii

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya proposal skripsi dengan judul

“UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN IMUNISASI BAYI DI PUSKESMAS

SIDOTOPO WETAN SURABAYA (Studi Benchmarking di Puskesmas Sidotopo

Surabaya)“, sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan

kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

Dalam skripsi ini dijabarkan bagaimana upaya peningkatan cakupan

imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo sebagai tempat benchmarking, sehingga

nantinya dapat menjadi bahan acuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi bayi

di Puskesmas Sidotopo Wetan.

Selanjutnya terima kasih yang tak terhingga disampaikan kepada Ibu

Ernawaty, drg., M.Kes, selaku pembimbing yang telah memberikan petunjuk,

saran dan koreksi sehingga terwujud skripsi ini.

Selain itu kami juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Tjipto Suwandi, dr., M.OH, SpOk, selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

2. Ibu Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., M.S., selaku Ketua Bagian AKM

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

3. Kepala Dinas Kota Surabaya beserta staf yang telah memberi ijin dan

informasi untuk kelancaran penelitian di Puskesmas Sidotopo Wetan dan

Puskesmas Sidotopo.

iv

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

4. Kepala Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan beserta staf yang

telah memberikan ijin dan informasi untuk kelancaran penelitian ini.

5. Ibu Rias Ari Mukti dan Ibu Retno Adriyani yang telah bersedia menjadi

penguji skripsi dan memberikan masukkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Yang paling berpengaruh dalam pembuatan skipsi ini tentunya Ibuku, Ibuku,

Ibuku, Bapakku dan kedua adikku David dan Lila yang tak henti-hentinya

melimpahkan kasih sayangnya.

7. “Spesial buat mas tersayang, kekasih muning” yang selalu menjadi penjaga

hati dan tempatku bersandar.

8. Bu Min, Peti, mbak Alin, Lu’lu’, Sebo, Cepot, Yunan, Diar dan semua temen

“Geng Ijo” yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

9. Teman seperjuangan AKK 2004 yang selalu kompak.

10. Dan semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan skripsi ini yang

tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT selalu meridhoi atas segala budi baik yang telah

diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi penulis sendiri maupun pihak lain

yang memanfaatkannya.

Surabaya, Agustus 2006

v

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

ABSTRACT

One of Republic Indonesia Health Department’s policy is to decrease the incidence of acute infectious diseases by having of immunization program. From the annual report of Sidotopo Wetan Public Health Center (PHC), it was discovered that the coverage realization of immunization for babies was below the target of Universal Child Immunization (UCI). The purpose of this research is to formulate strategic plant to increase the coverage of babies immunization at Sidotopo Wetan PHC through a benchmarking study at Sidotopo PHC. The basis of choosing Sidotopo PHC as comparison in benchmarking study is due to both PHCs have the same characteristics, such as: 1) The number of immunization executors 2) Both PHCs are PHC without inpatient ward; and 3) Both have the same population characterictic of Madurese ethnic majority. Variables observed are midwive’s and nurse’s motivation, tool and equipment, and the management process (planning, executing, and evaluating). The result of the study revealed that, both PHCs have the same range, nonetheless the coverage of Sidotopo PHC was higher than Sidotopo Wetan PHC. From midwives and nurses of Sidotopo PHC’s motivation which having lower coverage namely about acknowledgement of work accomplishment, interesting job, chances to follow the seminar, some guidance given by Head of PHC on working, informal communization with Head of PHC and satisfaction about bonus. For tool and equipment namely about maintaining vaccine necessity, observe vaccine storage temperature, the temperature inside the thermos bottle must be 2-8oC dan providing immunization service data form. And for planning are about maintaining immunization coverage realization, determinig number of the babies, making the schedule, involving inter-programs and inter-sectoral dan planning on sweeping. For executing namely made coordination meeting with inter-program and inter-sectoral, giving information about immunization time and place, giving illumination dan sweeping. And for evaluating namely about gathering reports from RS, BKIA, doctor and midwives, made some evaluation, gathering some feed back and act after evaluation. It is suggested to the Head of Sidotopo Wetan PHC, to give more attention to midwives and nurses by giving them motivation, so that motivation can increase the work performance of midwives and nurses. To increase midwives and nurses management knowledge and skill, continuous guidance from Provincial Health Office and inter-sectoral institution coordination needs to be strengthen. Key words: benchmarking, immunization, coverage realization

vi

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

ABSTRAK

Salah satu kebijakan Depkes R.I untuk menurunkan angka kejadian

penyakit infeksi akut dilakukan melalui program imunisasi. Dari laporan tahunan Puskesmas Sidotopo Wetan diketahui bahwa pencapaian cakupan imunisasi bayi belum mencapai target yang telah ditetapkan Universal Child Immunization (UCI). Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun upaya pencapaian cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan melalui studi benchmarking di Puskesmas Sidotopo. Alasan pemilihan Puskesmas Sidotopo sebagai Puskesmas pembanding dalam studi benchmarking ini adalah karena kedua Puskesmas ini mempunyai karakteristik yang sama. yaitu: (1) Jumlah tenaga pelaksana imunisasi (2) Merupakan Puskesmas non perawatan. (3) Karakteristik masyarakatnya sama yaitu mayoritas dari suku Madura. Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah motivasi bidan dan perawat, sarana dan prasarana serta proses manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penilaian).

Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo mempunyai kriteria yang sama, namun pencapaian di Puskesmas Sidotopo lebih tinggi dibandingkan Puskesmas Sidotopo Wetan. Dari motivasi bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo Wetan yang pencapaiannya masih rendah yaitu tentang pengakuan atas hasil kerja, pekerjaan yang menarik, kesempatan mengikutui seminar, Kepala Puskesmas membimbing dalam melaksanakan tugas, komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas dan puas terhadap bonus. Untuk sarana dan prasarana yaitu tentang menetapkan kebutuhan vaksin, memperhatikan suhu penyimpanan vaksin, suhu dalam termos 2-8oC dan menyediakan format pendataan pelayanan imunisasi. Untuk perencanaan yaitu tentang menentukan target cakupan imunisasi, menetapkan jumlah sasaran bayi, menetapkan jadual melibatkan lintas program dan lintas sektor, dan merencanakan sweeping. Untuk pelaksanaan yaitu melakukan rapat koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor, penyebarluasan informasi tentang jadual dan tempat imunisasi, melakukan penyuluhan dan melakukan sweeping. Dan untuk penilaian yaitu tentang mendapatkan laporan dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek, melakukan evaluasi, mendapatkan feed back dan ada tidaknya tindak lanjut setelah evaluasi.

Kepala Puskesmas Sidotopo Wetan diharapkan lebih memperhatikan bidan dan perawat dengan memberikan motivasi, sehingga dengan motivasi tersebut dapat meningkatkan prestasi kerja bidan dan perawat. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bidan dan perawat di bidang manajemen, perlu adanya pembinaan dari Dinas Kesehatan dan koordinasi dengan lintas sektor perlu ditingkatkan. Kata kunci: Benchmarking, imunisasi, pencapaian cakupan

vii

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

DAFTAR ISI

Hal HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv ABSTRACT..................................................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii DAFTAR ISI.................................................................................................... viii DAFTAR TABEL............................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang................................................................................ 1 I.2 Identifikasi Penyebab Masalah ....................................................... 6 I.3 Pembatasan Masalah....................................................................... 11 I.4 Perumusan Masalah ........................................................................ 12

BAB II TUJUAN DAN MANFAAT II.1 Tujuan Umum................................................................................ 13 II.2 Tujuan Khusus............................................................................... 13 II.3 Manfaat Penelitian......................................................................... 14

BAB III TUNJAUAN PUSTAKA III.1 Konsep Pusat Kesehatan Masyarakat........................................... 15 III.2 Konsep Imunisasi ......................................................................... 17 III.3 Motivasi ....................................................................................... 21 III.4 Manajemen................................................................................... 26 III.5 Benchmarking .............................................................................. 40

BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL IV. 1 Kerangka Konseptual.................................................................. 51

BAB V METODE PENELITIAN V.1 Rancang Bangun Penelitian .......................................................... 53 V.2 Populasi Penelitian ........................................................................ 53 V.3 Sampel dan Besar Sampel ............................................................ 53 V.4 Lokasi dan Waku Penelitian.......................................................... 53 V.5 Kerangka Operasional ................................................................... 54 V.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 54 V.7 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data .................................... 58 V.8 Teknik Analisis Data..................................................................... 58 V.9 Kriteria Penilaian........................................................................... 59

BAB VI HASIL PENELITIAN VI.1 Gambaran Umum Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo

Wetan ............................................................................................. 61 VI.2 Karakteristik Responden................................................................. 64 VI.3 Hasil Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 66

viii

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

1. Motivasi .................................................................................... 66 2. Sarana dan prasarana................................................................. 84 3. Perencanaan............................................................................... 91 4. Pelaksanaan............................................................................... 98 5. Penilaian.................................................................................... 105

VI.4 Rangkuman Hasil............................................................................ 111 BAB VII PEMBAHASAN

VII.1 Motivasi Bidan dan Perawat.......................................................... 113 VII.2 Sarana dan Prasarana ..................................................................... 115 VII.3 Manajemen .................................................................................... 116 VII.4 Rekomendasi Benchmarking ......................................................... 120

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN VIII.1 Kesimpulan .................................................................................. 123 VIII.2 Saran............................................................................................. 126

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 128 LAMPIRAN

ix

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel I.1 Data cakupan imunisasi bayi Puskesmas kota Surabaya tahun 2004

2

Tabel I.2 Data cakupan imunisasi bayi Puskesmas Kenjeran tahun 2002 – 2004

3

Tabel 1.3 Data cakupan imunisasi bayi Puskesmas Sidotopo tahun 2002 – 2004

4

Tabel 1.4 Tabel Perbandingan Pencapaian Cakupan Imunisasi Bayi Puskesmas Kenjeran dan Puskesmas Sidotopo Tahun 2002-2004

5

Tabel III.1 Tabel VI.1 Tabel VI.2 Tabel VI.3 Tabel VI.4 Tabel VI.5 Tabel VI.6 Tabel VI.7 Tabel VI.8 Tabel VI.9 Tabel VI.10 Tabel VI.11

Contoh Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode USG Hasil Cakupan Imunisasi Puskesmas Sidotopo tahun 2005 Hasil Cakupan Imunisasi Puskesmas Sidotopo Wetan tahun 2005 Distribusi bidan dan perawat berdasarkan umur di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi responden berdasarkan jenis profesi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi prestasi kerja tentang target yang ingin dicapai bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi pengakuan atas hasil kerja bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi pendapat responden tentang pekerjaannya sebagai bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi tugas yang dibebankan kepada bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi menyelesaikan tugas sesuai petunjuk dari Kepala Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi mengecek pekerjaan yang diserahkan kepada teman di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

31

62

64

65

65

67

67

68

69

69

70

71

x

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

Tabel VI.12

Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti pelatihan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

71

Tabel VI.13 Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti studi banding di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

72 Tabel VI.14 Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk

mengikuti seminar di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

73 Tabel VI.15 Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk

melanjutkan pendidikan formal di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

73 Tabel VI.16 Distribusi frekuensi supervise dalam 1 tahun di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

74 Tabel VI.17 Distribusi manfaat supervisi di Puskesmas Sidotopo

dan di Puskesmas Sidotopo Wetan 74

Tabel VI.18 Distribusi tentang Kepala Puskesmas membimbing

dalam melaksanakan tugas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

75 Tabel VI.19

Distribusi tentang sering terjadinya komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

76

Tabel VI.20

Distribusi tentang saling mengetahui tugas antar teman di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

76

Tabel VI.21 Distribusi tentang menyampaikan masalah kepada teman yang berkaitan dengan tugas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

77 Tabel VI.22

Distribusi tentang saran dari teman untuk mengatasi masalah di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

77 Tabel VI.23

Distribusi tentang melaksanakan saran dari teman di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

78

Tabel VI.24 Distribusi tentang kondisi tata letak ruangan kerja di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

78 Tabel VI.25 Distribusi tentang fasilitas ruangan di Puskesmas

Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan 79

Tabel VI.26 Distribusi tentang tempat tinggal bidan dan perawat di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

80

Tabel VI.27 Distribusi tentang pernah mendapatkan bonus di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

80 Tabel VI.28 Distribusi tentang perasaan puas bidan dan perawat 81

xi

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

terhadap bonus tersebut di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Tabel VI.29 Distribusi tentang perasaan puas bidan dan perawat

terhadap bonus tersebut di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

81 Tabel VI.30 Distribusi Motivasi pada Bidan dan perawat di

Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan 82

Tabel VI.31 Distribusi tentang menetapkan kebutuhan vaksin

untuk kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

85 Tabel VI.32

Distribusi tentang menetapkan kebutuhan vaksin berdasarkan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

85

Tabel VI.33 Tabel VI.34

Distribusi tentang menetapkan alat suntik untuk satu kali pemakaian sesuai dengan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

86

Distribusi tentang penyimpanan vaksin dalam termos di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

87

Tabel VI.35 Distribusi tentang memperhatikan suhu penyimpanan

vaksin dalam termos di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

87 Tabel VI.36 Distribusi tentang suhu penyimpanan vaksin dalam

termos di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

88 Tabel VI.37 Distribusi tentang menyediakan buku pedoman

pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

88 Tabel VI.38 Distribusi tentang menyediakan format pendataan

sasaran dalam pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

89 Tabel VI.39 Distribusi tentang menyediakan format pelaporan

untuk pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

89 Tabel VI.40 Distribusi Sarana dan Prasarana di Puskesmas

Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan 90

Tabel VI.41 Distribusi tentang menentukan target cakupan

imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

92 Tabel VI.42 Distribusi tentang ada tidaknya pembentukan atau

penetapan tim untuk penggerak masyarakat atau kader di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

92 Tabel VI.43 Distribusi tentang menentukan jumlah sasaran bayi

untuk setiap kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

93 Tabel VI.44 Distribusi tentang menetapkan jumlah tenaga untuk 93

xii

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

pendataan sasaran dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Tabel VI.45 Distribusi tentang menetapkan jumlah tenaga

pelaksana kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

94 Tabel VI.46 Distribusi tentang menetapkan tenaga selalu

disesuaikan dengan jumlah sasaran dan pembagian wilayah di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

95 Tabel VI.47 Distribusi tentang menetapkan jadual kegiatan

imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

95 Tabel VI.48 Distribusi tentang menetapkan jadual kegiatan

imunisasi melibatkan lintas program dan lintas sektor di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

96 Tabel VI.49 Distribusi Perencanaan di Puskesmas Sidotopo dan

Puskesmas Sidotopo Wetan 96

Tabel VI.50 Distribusi tentang melakukan rapat koordinasi dengan

lintas program dan lintas sektor dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

99 Tabel VI.51 Distribusi tentang penyebarluasan jadual imunisasi ke

lintas program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

99 Tabel VI.52 Distribusi tentang penyebarluasan tempat kegiatan

imunisasi ke lintas program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

100 Tabel VI.53 Distribusi tentang melakukan penyuluhan di setiap

kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

101

Distribusi tentang melakukan sweeping jika hasil cakupannya rendah di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Tabel VI.54 101 Tabel VI.55 Distribusi tentang membuat rekapitulasi hasil

kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

102

Tabel VI.56 Distribusi tentang kegiatan imunisasi sesuai dengan

yang direncanakan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

102 Tabel VI.57 Distribusi Pelaksanaan di Puskesmas Sidotopo dan

Puskesmas Sidotopo Wetan 103

Tabel VI.58 Distribusi tentang membuat rekapitulasi hasil

kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

105

xiii

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

Tabel VI.59 Distribusi tentang ketepatan waktu dalam membuat laporan bulanan hasil kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

106 Tabel VI.60 Distribusi tentang penilaian atau perhitungan hasil

kegiatan imunisasi dilakukan berdasarkan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

106 Tabel VI.61 Distribusi tentang ada tidaknya pelaporan imunisasi

dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

107 Tabel VI.62 Distribusi melakukan evaluasi di Puskesmas Sidotopo

dan di Puskesmas Sidotopo Wetan 107

Distribusi ada tidaknya feed back baik secara lisan maupun tertulis dari hasil kegiatan bulanan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Tabel VI.63 108 Tabel VI.64 Distribusi ada tidaknya tindak lanjut terhadap

masalah imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

108 Tabel VI.65 Distribusi Penilaian di Puskesmas Sidotopo dan

Puskesmas Sidotopo Wetan 109

Tabel VI.66 Rangkuman hasil sebagai temuan peneliti di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

111

xiv

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar I.1 Faktor yang kemungkinan menjadi penyebab rendahnya pencapaian cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Kenjeran halaman

6

Gambar IV.1 Kerangka Konseptual 51 Gambar V.1 Kerangka Operasional 54

xv

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran Halaman 1 Kuesioner untuk bidan dan perawat 130 2 Surat ijin penelitian 143

xvi

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Daftar Arti Lambang % : Persentase °C : Derajat celsius ± : Kurang lebih ∑ : Jumlah n : Nominal > : lebih besar Daftar Singkatan APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah BCG : Bacillus Callmate Guerin BKIA : Balai Kesehatan Ibu dan Anak CARL : Capability Acceptibility Readiness Leaverage Depkes : Departemen Kesehatan DKK : Dinas Kesehatan Kota DPT : Difteria Pertusis Tetanus DT : Difteria Tetanus ERAPO : Eradikasi Poliomyelitis ETN : Eliminasi Tetanus Neonatorum Hb : Hepatitis B LSM : Lembaga Swadana Masyarakat NGT : Nominal Group Technique NTB : Nusa Tenggara Barat PD3I : Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Recam : Reduksi Campak RPK : Rencana Pelaksanaan Kegiatan RS : Rumah Sakit RUK : Rencana Usulan Kegiatan TT : Tetanus Toksoid UCI : Universal Cild Imunization USG : Urgency Seriousness Growth WHO : World Health Organization

xvii

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN IMUNISASI BAYI DI PUSKESMAS SIDOTOPO WETAN

SURABAYA (Studi Benchmarking di Puskesmas Sidotopo Surabaya)

ANDRI NUR WAHYUTI

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

SURABAYA 2006

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak

dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk

mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2004). Imunisasi secara masal

dimulai pada tahun 1956 dengan vaksinasi cacar di pulau Jawa. Kegiatan ini

berhasil membasmi penyakit cacar di Indonesia sehingga pada tahun 1974

Indonesia dinyatakan bebas cacar oleh WHO. Dengan terbuktinya kemampuan

vaksinasi dalam memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit cacar, beberapa

antigen mulai ditambahkan dalam kegiatan imunisasi seperti vaksinasi BCG

(Bacillus Callmate Guerin) tahun 1973, vaksinasi TT (Tetanus Toksoid) 1976,

vaksinasi Polio tahun 1980 dan vaksinasi Campak tahun 1982.

Pada bulan Nopember 1990 secara nasional Indonesia telah mencapai UCI

(Universal Child Imunization), yaitu mencakup DPT 3, Polio 3 dan Campak

minimal 80% sebelum anak usia 1 tahun dan cakupan untuk BCG, DPT 1, dan

Polio 1 minimal 90%. Sementara itu sejak tahun 1987 dilakukan suatu penelitian

operasional terhadap vaksinasi hepatitis B di NTB yang berlangsung sampai

dengan tahun 1990. Selanjutnya sejak tahun 1997 program imunisasi mencakup 7

(tujuh) jenis antigen dengan masuknya vaksinasi hepatitis B.

Dari hasil cakupan imunisasi bayi tahun 2004 di wilayah kota Surabaya

telah berhasil mencapai UCI dengan cakupan imunisasi untuk BCG sebesar 99%,

DPT 1 sebesar 99%, DPT 3 sebesar 95,7%, Polio 4 sebesar 97,5%, Campak

1

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

2

sebesar 97,3% dan Hepatitis B3 sebesar 90%, maka cakupan imunisasi bayi kota

Surabaya telah mencapai target yang telah ditetapkan. Cakupan imunisasi bayi di

Puskesmas wilayah kota Surabaya dapat di lihat pada tabel I.1

Tabel I.1 Data cakupan imunisasi bayi Puskesmas kota Surabaya tahun 2004

HASIL PELAYANAN IMUNISASI

BCG DPT 1 DPT 3 POLIO 4 CAMPAK Hb 3 NO PUSKESMAS JUMLAH BAYI

N % N % N % N % N % N %

1 Kenjeran 1059 157 14.83 229 21.6 171 16.15 105 9.91 118 11.14 134 12.7

2 Lidah Kulon 806 167 20.72 239 29.7 208 25.81 239 29.65 236 29.28 203 25.2

3 Rangkah 1405 765 54.45 697 49.6 585 41.64 470 33.45 564 40.14 362 25.8

4 Mojo 1687 644 38.17 653 38.7 491 29.1 419 24.84 483 28.63 484 28.7

5 Wiyung 841 432 51.37 633 75.3 579 68.85 618 73.48 573 68.13 256 30.4

6 Ngagel Rejo 1188 300 25.25 464 39.1 426 35.86 438 36.87 404 34.01 370 31.1

7 Tambak Rejo 1269 409 32.23 736 58 325 25.61 761 59.97 730 57.53 421 33.2

8 Jeruk 589 172 29.2 213 36.2 154 26.15 194 32.94 177 30.05 199 33.8

9 Kedungdoro 946 193 20.4 342 36.2 343 36.26 454 47.99 433 45.77 335 35.4

10 Klampis Ngasem 665 337 50.68 361 54.3 297 44.66 368 55.34 351 52.78 268 40.3

11 Simolawang 836 443 52.99 472 56.5 449 53.71 572 68.42 495 59.21 382 45.7

12 Perak Timur 1782 777 43.6 904 50.7 722 40.52 872 48.93 671 37.65 825 46.3

13 Dupak 1470 822 55.92 976 66.4 828 56.33 743 50.54 782 53.2 701 47.7

14 Sawahan 1132 728 64.31 771 68.1 623 55.04 654 57.77 785 69.35 557 49.2

15 Peneleh 857 336 39.21 477 55.7 389 45.39 423 49.36 359 41.89 444 51.8

16 Dr Soetomo 1340 1054 78.66 760 56.7 735 54.85 719 53.66 752 56.12 717 53.5

17 Wonokusumo 1063 762 71.68 759 71.4 644 60.58 707 66.51 760 71.5 570 53.6

18 Gading 1733 1046 60.36 1191 68.7 962 55.51 1014 58.51 972 56.09 946 54.6

19 Gundih 885 721 81.47 877 99.1 579 65.42 750 84.75 704 79.55 498 56.3

20 Sidotopo Wetan 821 843 102.7 717 87.3 518 63.09 499 60.78 500 60.9 464 56.5

21 Dukuh Kupang 944 633 67.06 619 65.6 539 57.1 518 54.87 523 55.4 535 56.7

22 Krembangan Sel 919 814 88.57 1020 111 633 68.88 757 82.37 745 81.07 523 56.9

23 Pegirian 1190 1082 90.92 988 83 870 73.11 894 75.13 800 67.23 681 57.2

24 Kalirungkut 1071 1034 96.55 884 82.5 729 68.07 712 66.48 732 68.35 645 60.2

25 Putatjaya 1603 1307 81.53 1455 90.8 1301 81.16 1439 89.77 1326 82.72 967 60.3

26 Gunung Anyar 677 379 55.98 546 80.6 483 71.34 449 66.32 423 62.48 441 65.1

27 Wonokromo 853 959 112.4 672 78.8 633 74.21 628 73.62 682 79.95 605 70.9

28 Asemrowo 624 684 109.6 623 99.8 563 90.22 583 93.43 626 100.3 452 72.4

29 Gayungan 743 697 93.81 662 89.1 601 80.89 587 79 683 91.92 539 72.5

30 Pacarkeling 1106 837 75.68 877 79.3 768 69.44 753 68.08 815 73.69 827 74.8

31 Kedurus 1021 608 59.55 969 94.9 749 73.36 894 87.56 827 81 766 75

32 Pucangsewu 1180 888 75.25 1035 87.7 911 77.2 795 67.37 821 69.58 887 75.2

33 Benowo 523 357 68.26 443 84.7 403 77.06 369 70.55 328 62.72 395 75.5

34 Mulyorejo 1133 428 37.78 1039 91.7 608 53.66 1112 98.15 1061 93.65 913 80.6

35 Simomulyo 1168 727 62.24 979 83.8 814 69.69 860 73.63 880 75.34 952 81.5

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

3

HASIL PELAYANAN IMUNISASI

BCG DPT 1 DPT 3 POLIO 4 CAMPAK Hb 3 NO PUSKESMAS JUMLAH BAYI

N % N % N % N % N % N %

36 Kebon Sari 615 566 92.03 598 97.2 537 87.32 513 83.41 485 78.86 520 84.6

37 Tembok Dukuh 1208 859 71.11 1087 90 1005 83.2 1038 85.93 1048 86.75 1060 87.7

38 Jemur Sari 642 6473 100.8 668 104 608 94.7 549 85.51 615 95.79 505 78.7

39 Sidotopo 839 1805 215.1 1116 133 850 101.3 814 97.02 624 74.37 673 80.240 Menur 954 888 93.08 907 95.1 773 81.03 924 96.86 769 80.61 861 90.3

41 Sidosermo 611 526 86.09 704 115 541 88.54 596 97.55 616 100.8 571 93.5

42 Manukan Kulon 1713 2026 118.3 2158 126 1875 109.5 2173 126.9 2118 123.6 1717 100

43 Sememi 500 492 98.4 645 129 603 120.6 655 131 616 123.2 513 103

44 Ketabang 436 223 51.15 451 103 602 138.1 535 122.7 588 134.9 501 115

45 Tenggilis 836 842 100.7 1145 137 977 116.9 991 118.5 1071 128.1 975 117

46 Tanjunngsari 536 699 130.4 755 141 571 106.5 632 117.9 697 130 741 138

47 Pakis 37 64 62 85 90 58

48 Lontar 334 444 414 429 369 384 Sumber: Laporan tahunan program imunisasi DKK Surabaya tahun 2004

Dari tabel I.1 dapat diketahui bahwa Puskesmas Sidotopo merupakan salah

satu Puskesmas yang cakupan imunisasi bayinya telah mencapai target yang telah

ditetapkan. Sedangkan Puskesmas Sidotopo Wetan adalah Puskesmas yang

pencapaian cakupan imunisasi bayinya masih rendah dan belum mencapai target

yang telah ditetapkan. Pencapaian cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo

Wetan dapat di lihat pada tabel I.2 sebagai berikut:

Tabel I.2 Data cakupan imunisasi bayi Puskesmas Sidotopo Wetan tahun 2002- 2004

Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004

Cakupan Cakupan Cakupan No

Jenis Imunisasi Target

Sasaran N %

Sasaran N %

Sasaran N %

1 BCG 90% 1649 460 28 1059 237 22 821 843 103

2 DPT 1 90% 1649 479 29 1059 757 71 821 717 87

3 DPT 3 80% 1649 501 30 1059 306 29 821 518 63

4 POLIO 4 80% 1649 450 27 1059 565 53 821 499 60

5 CAMPAK 80% 1649 414 25 1059 491 46 821 500 60

6 Hb 3 80% 1649 521 32 1059 459 43 821 464 56 Sumber: Laporan tahunan program imunisasi DKK Surabaya tahun 2002-2004

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

4

Dari tabel I.2 dapat diketahui bahwa pencapaian cakupan imunisasi bayi di

Puskesmas Sidotopo Wetan masih rendah dan ada beberapa cakupan imunisasi

yang belum mencapai target. Dari 48 Puskesmas non perawatan yang ada di kota

Surabaya, salah satu Puskesmas yang pencapaian cakupan imunisasinya mencapai

target adalah Puskesmas Sidotopo. Pencapaian cakupan imunisasi di Puskesmas

Sidotopo Wetan berbeda dibandingkan dengan Puskesmas Sidotopo, berikut

ditampilkan data pencapaian cakupan imunisasi bayi dari tahun 2002-2004 pada

tabel berikut ini.

Tabel I.3 Data cakupan imunisasi bayi Puskesmas Sidotopo tahun 2002 – 2004

Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004

Cakupan Cakupan Cakupan No

Jenis Imunisasi Target

Sasaran N %

Sasaran N %

Sasaran N %

1 BCG 90% 980 541 55 839 673 80 839 1805 215

2 DPT 1 90% 980 577 59 839 634 76 839 1116 133

3 DPT 3 80% 980 523 53 839 270 32 839 850 101

4 POLIO 4 80% 980 657 67 839 607 72 839 814 97

5 CAMPAK 80% 980 346 35 839 605 72 839 624 74

6 Hb 3 80% 980 590 60 839 497 60 839 673 80 Sumber: Laporan tahunan program imunisasi DKK Surabaya 2002-2004

Berdasarkan tabel 1.3 pencapaian cakupan imunisasi bayi di Puskesmas

Sidotopo mengalami peningkatan selama 3 tahun berturut-turut yaitu tahun 2002-

2004. Pada tahun 2004 pencapaian cakupan imunisasi bayi tersebut rata-rata di

atas 80%, hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh bayi yang ada telah

mendapatkan pelayanan imunisasi baik di Puskesmas maupun dari pelayanan

imunisasi swasta.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

5

Tabel I.4 Tabel Perbandingan Pencapaian Cakupan Imunisasi Bayi Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo Tahun 2002-2004

Tahun

2002 2003 2004 No Jenis Imunisasi SW S SW S SW S

1 BCG 28% 55% 22% 80% 103% 215%

2 DPT 1 29% 59% 71% 76% 87% 133%

3 DPT 3 30% 53% 29% 32% 63% 101%

4 Polio 4 27% 67% 53% 72% 60% 97%

5 Campak 25% 35% 46% 72% 60% 74%

6 Hb 3 32% 60% 43% 60% 56% 80% Sumber: Laporan tahunan program imunisasi DKK Surabaya 2002-2004

Keterangan: SW : Sidotopo Wetan

S : Sidotopo

Berdasarkan tabel 1.4 hasil cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo

Wetan masih rendah dibandingkan Puskesmas Sidotopo. Pencapaian cakupan

imunisasi di Puskesmas Sidotopo Wetan tahun 2004 yang sudah mencapai target

bahkan melebihi target adalah imunisasi BCG yaitu mencapai 103%. Sedangkan

yang belum mencapai target adalah: DPT 1 : 87%, DPT 3 : 63%, Polio 4 : 60%,

Campak : 60%, Hb 3 : 56%.

Untuk Puskesmas Sidotopo, cakupan imunisasi bayi yang belum mencapai

target adalah imunisasi campak yaitu pencapainya 74%. Sedangkan untuk jenis

imunisasi BCG, DPT 1, DPT 3, Polio 4 dan Hb 3 pencapaian cakupan

imunisasinya sudah mencapai target.

Pemilihan Puskesmas Sidotopo sebagai Puskesmas pembanding dalam

studi benchmarking ini adalah karena ke dua Puskesmas mempunyai karakteristik

hampir sama yaitu:

a. Dilihat dari jumlah tenaga pelaksana program imunisasi di Puskesmas

Sidotopo hampir sama dengan Puskesmas Sidotopo Wetan, di

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

6

Puskesmas Sidotopo jumlah bidannya 2 orang dan jumlah perawatnya

3 orang, sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan jumlah bidannya

ada 4 orang dan jumlah perawatnya ada 3 orang.

b. Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo merupakan

Puskesmas non perawatan.

c. Masyarakatnya memiliki karakteristik yang sama yaitu mayoritas dari

ras atau suku Madura.

Dari latar belakang tersebut, yang menjadi masalah dalam penelitian ini

adalah rendahnya pencapaian cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo

Wetan.

I.2 Identifikasi Penyebab Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka banyak faktor yang menjadi

penyebab rendahnya cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan.

Berikut ini adalah faktor yang kemungkinan menjadi penyebab rendahnya

pencapaian cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan.

INPUT Puskesmas

1. Jumlah tenaga 2. Motivasi bidan dan perawat 3. Beban kerja 4. Sarana dan prasarana 5. Waktu pelayanan

Masyarakat (ibu bayi) 1.Pendidikan 2.Pengetahuan tentang

imunisasi 3.Penghasilan 4.Persepsi terhadap sehat dan sakit

OUTPUT rendahnya pencapaian

cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan.

PROSES 1.Perencanaan program

imunisasi 2.Pelaksanaan program

imunisasi 3.Penilaian hasil

pelaksanaan program imunisasi

LINGKUNGAN 1. Jarak Puskesmas 2. Pelayanan kesehatan lain

Gambar I.1 Faktor yang kemungkinan menjadi penyebab rendahnya pencapaian cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

7

Berdasarkan gambar I.1, maka penyebab rendahnya pencapaian cakupan

imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan adalah sebagai berikut:

1 INPUT

A. Faktor Puskesmas

1. Jumlah Tenaga

Jumlah tenaga sangat penting dalam melaksanakan kegiatan imunisasi

bayi. Untuk menjaga agar tidak terjadi kekosongan tenaga pemberi layanan

imunisasi pada saat kegiatan imunisasi yang telah ditetapkan, maka perlu

adanya tenaga pengganti bila sewaktu-waktu tenaga inti tidak dapat

menjalankan tugasnya. Kurangnya tenaga pelaksana imunisasi ini yang

kemungkinan menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi bayi di

Puskesmas Sidotopo Wetan.

2. Motivasi

Motivasi merupakan pendorong dan keinginan petugas pelaksana program

imunisasi untuk melaksanakan tugasnya guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Bila petugas pelaksana program imunisasi termotivasi melakukan

pekerjaannya, maka apa yang menjadi tujuan Puskesmas dapat tercapai.

Kemungkinan kurangnya motivasi petugas ini yang menjadi penyebab

rendahnya cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan.

3. Beban Kerja

Jumlah tenaga pelaksana kegiatan imunisasi yang terbatas, menyebabkan

petugas harus merangkap beberapa pekerjaan. Tingginya beban kerja petugas

pelaksana imunisasi ini yang kemungkinan menyebabkan rendahnya

pencapaian cakupan imunisasi di Puskesmas Sidotopo Wetan.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

8

4. Sarana dan prasarana

Persediaan vaksin, obat dan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan

imunisasi belum tersedia secara cukup, kemungkinan hal ini yang menjadi

penyebab rendahnya cakupan imunisasi di Puskesmas Sidotopo Wetan.

5. Waktu Pelayanan

Waktu pelayanan kegiatan imunisasi di Puskesmas dan di posyandu yang

tidak terjadual dengan baik sehingga menyebabkan masyarakat tidak dapat

memanfaatkan pelayanan imunisasi. Kemungkinan faktor waktu pelayanan ini

yang menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi di Puskesmas Sidotopo

Wetan.

B. Faktor Masyarakat (ibu bayi)

Karakteristik suatu masyarakat sangat mempengaruhi keberhasilan serta

memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian hasil cakupan program-

program kesehatan seperti program imunisasi, karakteristik tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat akan semakin mudah

mereka menerima berbagai informasi dan semakin banyak informasi yang

diterima, akan semakin banyak pula pengetahuan yang didapat, termasuk

pengetahuan tentang penting dan manfaatnya imunisasi bagi kesehatan

bayinya. Kemungkinan rendahnya pendidikan masyarakat di sekitar

Puskesmas Sidotopo Wetan yang menjadi penyebab rendahnya cakupan

imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

9

b. Pengetahuan tentang imunisasi

Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi merupakan faktor

yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program imunisasi. Dengan

pengetahuan yang dimiliki, kesadaran masyarakat untuk meminta pelayanan

imunisasi akan semakin baik. Kemungkinan kurangnya pengetahuan

masyarakat ini yang menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi bayi di

Puskesmas Sidotopo Wetan.

c. Penghasilan keluarga

Penghasilan keluarga yang relatif rendah menuntut anggota keluarga untuk

berusaha memenuhi kebutuhan sehari-harinya terutama kebutuhan untuk

makan. Hal ini akan membuat anggota keluarga tersebut lebih mementingkan

mencari nafkah daripada datang ke tempat pelayanan imunisasi, yang

menyebabkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh penghasilan.

Kemungkinan rendahnya penghasilan ini yang menjadi penyebab rendahnya

cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan.

d. Persepsi ibu bayi terhadap sehat dan sakit

Saat ini ada kesalahan persepsi dari masyarakat bahwa memanfaatkan

fasilitas kesehatan untuk berobat, setelah penyakit parah. Tentunya kondisi

demikian sangat irrasional bila dikaitkan dengan program imunisasi karena

imunisasi adalah upaya pencegahan dengan memberikan kekebalan aktif

kepada tubuh manusia terhadap beberapa penyakit tertentu dan bukan untuk

mengobati penyakitnya. Faktor persepsi masyarakat ini yang kemungkinan

menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo

Wetan.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

10

2 PROSES

1. Perencanaan

Kurangnya kesiapan perencanaan tentang tenaga pelaksana, dana, sarana,

waktu dan penentuan sasaran untuk program imunisasi menyebabkan kegiatan

imunisasi tidak dapat berjalan dengan baik. Dari berbagai fungsi administrasi

yang terpenting diantaranya adalah fungsi perencanaan, apabila pelaksanaan

suatu upaya kesehatan tidak didukung oleh suatu perencanaan yang baik maka

akan sulit dapat diharapkan tercapainya tujuan dari upaya kesehatan tersebut

(Azwar, 1996). Kurangnya perencanaan program imunisasi ini yang

kemungkinan menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi di Puskesmas

Sidotopo Wetan.

2. Pelaksanaan

Kurangnya penggerakan, koordinasi, supervisi dan pengawasan dalam

pelaksanaan kegiatan imunisasi, menyebabkan kegiatan imunisasi tidak dapat

berjalan dengan baik. Hal ini kemungkinan yang menyebabkan cakupan

imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan belum mencapai target yang

telah ditetapkan.

3. Penilaian

Puskesmas tidak pernah melaksanakan penilaian atau evaluasi sejak awal

penyusunan rencana kegiatan program maupun pada saat pelaksanaan rencana

kegiatan program imunisasi. Evaluasi hanya dilakukan pada akhir pelaksanaan

kegiatan program imunisasi. Cakupan program imunisasi bayi di Puskesmas

Sidotopo Wetan belum mencapai target yang telah ditetapkan, hal ini

kemungkinan disebabkan karena Puskesmas belum melaksanakan evaluasi.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

11

3. Lingkungan

1. Jarak Puskesmas

Jarak merupakan suatu hal yang penting dalam setiap pengambilan

keputusan akan permintaan pelayanan imunisasi dan bila dilihat dari segi

ekonomis tentunya tidak terlepas dari seberapa besar biaya yang harus

dikeluarkan. Bagi ibu yang memiliki bayi yang tinggalnya jauh dari pusat

pelayanan imunisasi, akan memikirkan berapa besar biaya yang harus

dikeluarkan untuk sekali pelayanan imunisasi dan bagi keluarga dengan

pendapatan rendah terkadang kesehatan dinomer duakan. Kemungkinan faktor

jarak puskesmas ini yang menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi di

Puskesmas Sidotopo Wetan.

2. Pelayanan Kesehatan Lain

Pelayanan kesehatan lain yang ada akan berpengaruh terhadap terjadinya

rendahnya cakupan imunisasi pada bayi. Adanya Rumah Sakit, dokter praktek,

bidan praktek ataupun BKIA merupakan pilihan untuk mendapatkan jasa

pelayanan imunisasi bagi ibu bayi. Sehingga rendahnya cakupan imunisasi

dapat saja terjadi apabila tidak terjalin kerja sama antara Puskesmas dan

pelayanan kesehatan lain dalam hal pencatatan dan pelaporan ataupun dalam

hal tukar menukar informasi.

I.3 Batasan Masalah

Penelitian ini akan difokuskan pada motivasi bidan dan perawat, sarana

dan prasarana dan proses manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penilaian) di

Puskesmas Sidotopo Wetan melalui studi benchmarking ke Puskesmas Sidotopo.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

12

yang cakupan imunisasi bayinya lebih tinggi dibandingkan Puskesmas Sidotopo

Wetan.

I.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan data dan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah motivasi bidan dan perawat dalam melaksanakan kegiatan

imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo?

2. Bagaimanakah sarana dan prasarana yang digunakan dalam melaksanakan

kegiatan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas

Sidotopo?

3. Bagaimanakah perencanaan program imunisasi bayi di Puskesmas

Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo?

4. Bagaimanakah pelaksanaan program imunisasi bayi di Puskesmas

Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo?

5. Bagaimanakah penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan program imunisasi

bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo?

6. Bagaimanakah upaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi bayi di

Puskesmas Sidotopo Wetan berdasarkan studi benchmarking dengan

Puskesmas Sidotopo?

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

13

BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT

II.1 Tujuan Umum

Menyusun upaya peningkatan cakupan imunisasi bayi di

Puskesmas Sidotopo Wetan berdasarkan studi benchmarking di Puskesmas

Sidotopo.

II.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis motivasi bidan dan perawat dalam pelaksanaan kegiatan

imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo.

2. Menganalisis sarana dan prasarana yang digunakan dalam melaksanakan

kegiatan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas

Sidotopo.

3. Menganalisis proses perencanaan kegiatan imunisasi bayi di Puskesmas

Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo.

4. Menganalisis proses pelaksanaan kegiatan imunisasi bayi di Puskesmas

Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo.

5. Menganalisis proses penilaian kegiatan imunisasi bayi di Puskesmas

Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo.

6. Menganalisis upaya peningkatan cakupan imunisasi bayi di Puskesmas

Sidotopo Wetan berdasarkan studi benchmarking dengan Puskesmas

Sidotopo.

13

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

14

II.3 Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Sidotopo Wetan

Penelitian ini dapat membantu dalam meningkatkan cakupan imunisasi di

Puskesmas Sidotopo Wetan di masa yang akan datang.

2. Bagi peneliti

Merupakan upaya penerapan ilmu yang di peroleh selama mengikuti

pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Sebagai perwujudan pengabdian institusi kepada masyarakat dengan

pengembangan ilmu pengetahuan yang diterapkan dan dapat dimanfaatkan

oleh masyarakat luas dan sebagai masukan pengembangan ilmu

pengetahuan dan menambah khasanah perpustakaan institusi pendidikan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

15

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1 Konsep Pusat Kesehatan Masyarakat

1. Definisi Puskesmas

Puskesmas adalah suatu unit pelaksanaan fungsional yang berfungsi

sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta

masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat

pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu

wilayah tertentu (Azwar,1996).

Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan

dan kedudukan Puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan

kesehatan Indonesia. Ini disebabkan karena peranan dan kedudukan

Puskesmas di Indonesia amat unik. Sebagai sarana pelayanan kesehatan

terdepan di Indonesia, maka Puskesmas selain bertanggung jawab dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, juga bertanggung jawab

dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran.

2. Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud

15

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

16

derajad kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan

Indonesia Sehat 2010 (Depkes R.I, 2004).

3. Fungsi Puskesmas

Menurut Depkes R.I (2004) Puskesmas mempunyai fungsi pengembangan

upaya kesehatan, pembinaan peran serta masyarakat dan pelayanan kesehatan

masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan pemerataan jangkauan

pelayanan kesehatan, Puskesmas berfungsi menegakkan diagnosa masalah

masyarakat, mengadakan pengamatan secara terus menerus segala

perubahan yang terjadi yang mungkin membahayakan kesehatan

masyarakat, mengembangkan inovasi dan memanfaatkan teknologi tepat

guna dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Sebagai pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayah kerjanya

dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.

3. Sebagai pusat untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh,

terpadu dan bermutu kepada masyarakat dalam rangka memelihara dan

melindungi kesehatan masyarakat.

4. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas

Dalam pendekatan Primary Health Care telah ditetapkan minimal

melaksanakan delapan unsur pelayanan kesehatan pokok, sebagai berikut: 1)

Penyuluhan kesehatan mengenai berbagai masalah kesehatan yang dihadapi,

cara pencegahannya dan pengendaliannya. 2) Peningkatan pengadaan

makanan dan perbaikan gizi. 3) penyediaan air bersih dan perbaikan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

17

lingkungan. 4) Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana. 5)

Imunisasi terhadap berbagai penyakit menular yang utama. 6) Pencegahan dan

pemberantasan penyakit endemik setempat. 7) Pengobatan penyakit umum

dam cedera. 8) Pengadaan obat esensial (Depkes R.I, 2004).

III.2 Konsep Imunisasi

1. Tujuan Program Imunisasi

Tujuan umum program imunisasi adalah: menurunnya angka kematian

bayi akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

Sedangkan tujuan khususnya adalah: 1) tercapainya Universal Child

Immunization (cakupan DPT-1 minimal 90% dan polio-3, campak 80%). 2)

Tercapainya eliminasi tetanus neonatorum (insidens di bawah 1 per 10.000

kelahiran hidup). 3) tercapainya eradikasi poliomyelitis (Depkes R.I, 2001).

2. Sasaran Program Imunisasi

Sasaran program imunisasi yang dilaksanakan di Indonesia diberikan

kepada: 1) Bayi (umur 0 bulan sampai 11 bulan). 2) Ibu hamil (hamil 0

bulan sampai 9 bulan). 3) Calon pengantin wanita. 4) Anak SD kelas I. 5)

Anak SD kelas II sampai kelas VI khusus wanita (Depkes R.I, 2001).

3. Kebijaksanaan Program Imunisasi di Indonesia

Menurut Depkes RI (2001) kebijaksanaan umum program imunisasi di

Indonesia adalah: 1) Melaksanakan kesepakatan global (ERAPO, ETN,

Recam, dan mutu pelayanan sesuai standard termasuk safe injection). 2)

Meningkatkan jangkauan pelayanan. 3) Menghindari missed opportunity. 4)

Meningkatkan kinerja dan efisiensi. 5) Meningkatkan kemitraan sosial

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

18

mobilisasi. 6) Meningkatkan kemandirian masyarakat. 7) Memantau dampak

program terhadap PD3I dari keadaan sebelumnya. Sedangkan kebijaksanaan

khususnya adalah: 1) Mengupayakan sumber dana dari APBN, LSM,

masyarakat. 2) Perhatian khusus untuk wilayah rawan sosial dan Indonesia

Bagian Timur. 3) Keterpaduan lintas program dan lintas sektor (Depkes R.I,

2001) .

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan imunisasi adalah

sebagai berikut:

a. Cold Chain

1) Pengertian Cold Chain

Cold chain atau rantai dingin diartikan suatu prosedur dan peralatan

yang digunakan dalam pengiriman atau penyimpanan vaksin mulai dari

pembuatan vaksin sampai diberikan kepada pasien.

2) Manfaat Cold Chain

Untuk memperkecil kesalahan selama penanganan terhadap vaksin

dan dapat diyakinkan bahwa vaksin yang digunakan berada pada suhu

dingin yang ditetapkan dan masih mempunyai potensi yang dapat

menimbulkan kekebalan.

3) Peralatan yang Termasuk Rantai Dingin

Peralatan yang termasuk rantai dingin adalah:

a) Lemari Es

Alat ini digunakan untuk menyimpan vaksin, baik di Propinsi, Dati II

maupun di Puskesmas. Jenis lemari es dengan tutup atas lebih baik

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

19

dari pada tutup di depan, karena tutup atas dapat mempertahankan

suhu dingin lebih lama saat lemari es dibuka. Sumber tenaga lemari

es Puskesmas dapat berupa listrik maupun minyak tanah. Sumber

listrik untuk lemasi es dapat diperoleh dari PLN, tenaga surya,

ataupaun tenaga angin. Untuk sumber tenaga listrik, tipe pendingin

lemari es dapat menggunakan kompresi (menggunakan kompresor)

maupun absorbsi (menggunakan refrigerant moniak). Sedangkan

lemari es minyak tanah hanya dapat memakai tipe absorbsi.

b) Mini Freezer

Alat ini selain digunakan untuk membuat cold pack, mini freezer di

Puskesmas justru digunakan untuk membuat cold pack dan bukan

untuk menyimpan vaksin. Sumber tenaga maupun tipe sistem

pendinginanya sama dengan lemari es. Freezer dapat dimodifikasi

menjadi lemari es dengan cara mengganti thermostat.

c) Vaccine Carrier

Vaccine carrier bentuknya empat persegi, dengan insulasi yang

dapat mempertahankan suhu penyimpanan dibawah ±8°C sampai 36

jam bila tertutup rapat serta diisi dengan cukup cold pack beku

disekelilingnya

d) Cold Box

Peralatan ini berfungsi untuk membawa vaksin dalam system rantai

dingin (suhu 2-8°C).

Cold box bentuknya empat persegi, dengan insulasi yang dapat

mempertahankan suhu penyimpanan vaksin sampai 72 jam bila

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

20

tertutup rapat serta diisi dengan cukup cold pack beku. Cold box

selain digunakan untuk alat transportasi, juga digunakan untuk

menyimpan vaksin dalam rangka penyelamatan sementara pada saat

lemari es terganggu.

e) Termos

Alat pembawa vaksin terkecil, digunakan untuk kegiatan posyandu

ruang KIA atau tempat di luar gedung lainnya, alat ini hanya dapat

mempertahankan suhu 2 - 8°C selama 12 jam.

f) Cold Pack

Terbuat dari bahan insulator, berisi air. Bila di dalamnya beku, cold

pack yang diletakkan di dalam sarana penyimpanan dan pengangkut

vaksin dapat membantu mempertahankan suhu penyimpanan dari

dalam terutama bila jumlahnya cukup dan sarana tersebut tertutup

rapat.

b. Vaksin

Terdapat 7 vaksin yang diprogramkan, yaitu BCG, DPT, polio, campak,

hepatitis B, DT, dan TT. Vaksin memerlukan pengelolaan khusus,

memerlukan sistem rantai dingin dengan suhu tertentu dari sejak pembuatan

hingga masuk ke tubuh manusia, baik dalam penyimpanan maupun

transportasinya. Hal ini perlu untuk menjaga potensi vaksin dalam

memberikan kekebalan.

c. Peralatan Suntik

Peralatan suntik yang digunakan hingga saat ini ada 4 jenis, yaitu: 1)

reusable syringe (syringe yang dapat disterilkan kembali dengan volume

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

21

0,05 ml untuk imunisasi BCG dan 0,5 ml untuk imunisasi lainnya. Dalam

proses pengadaan sering disebut dengan paket B. 2) Disposable syringe (alat

suntik sekali pakai), namun memiliki resiko digunakan lagi. 3) Autodestruct

syringe (alat suntik sekali pakai yang tidak mungkin dipakai kembali). 4)

Autodestruct prefilled syringe (alat suntik yang sudah berisi vaksin), sering

disebut dengan uniject (Depkes RI, 2001).

III.3 Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Menurut Handoko (1999) motivasi diartikan sebagai keadaan dalam

pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

Menurut Mangkunegara (2005) motivasi merupakan kondisi atau energi

yang menggerakkan diri karyawan yang terarah yang tertuju untuk mencapai

tujuan organisasi perusahaan. Sikap karyawan yang pro dan positif terhadap

situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai

kerja maksimal.

2. Teori Motivasi

a. Teori Kepuasan

Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan

dan kepuasan individu yang menyebabkan bertindak dan berperilaku

dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor

dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan

menghentikan perilakunya. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

22

kebutuhan apa yang memuaskan dan mendorong semangat bekerja

seseorang. Hal ini memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk

memenuhi kebutuhan dan kepuasan materiil maupun nonmaterial yang

diperolehnya dari hasil pekerjaannya.

Menurut Hasibuan (2005) jika kebutuhan dan kepuasan terpenuhi

semakin terpenuhi, maka semangat bekerjanya pun akan semakin baik

pula. Jadi pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan

bertindak (bersemangat bekerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan-

kebutuhan dan kepuasannya. Semakin tinggi standar kebutuhan dan

kepuasan yang diinginkan, maka semakin giat orang tersebut bekerja.

Teori kepuasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Herzberg’s

Two Factors Motivation Theory oleh Frederick Herzberg.

Herzberg’s Two Factors Motivation Theory atau teori motivasi dua

faktor atau teori motivasi kesehatan atau faktor higienis.

Menurut teori ini motivasi yang ideal yang dapat merangsang

usaha adalah “peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih

membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan

kemampuan”.

Herzberg berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan ada tiga hal

penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahannya yaitu:

1. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah “pekerjan yang

menantang yang mencakup perasaan untuk berprestasi,

bertanggung jawab, kemajuan dapat menikmati pekerjaan itu

sendiri dan adanya pengakuan atas semua itu”.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

23

2. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor

yang bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan

pekerjaan, penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji,

tunjangan dan lain-lainnya.

3. Karyawan kecewa, jika peluang untuk berprestasi terbatas.

Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai

mencari-cari kesalahan.

“Motivator hari ini adalah higiene hari esok”, tetapi “ motivator untuk

seseorang adalah higiene bagi orang lain” cukup masuk akal. Herzberg

menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi

oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu: (a) Maintenance Factors

dan (b) Motivation Factor.

a. Maintenance Factors

Maintenance Factors adalah faktor-faktor pemeliharaan yang

berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman

badaniah. Kebutuhan kesehatan ini menurut Herzberg merupakan kebutuhan

yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik

nol setelah dipenuhi. Misalnya orang lapar akan makan, kemudian lapar lagi

lalu makan lagi dan seterusnya.

Menurut Hasibuan (2003) faktor-faktor pemeliharaan meliputi hal-hal gaji,

kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervisi yang menyenangkan, mobil

dinas, rumah dinas dan macam-macam tunjangan lainnya. Hilangnya faktor-

faktor pemeliharaan ini dapat menyebabkan timbulnya ketidakpuasan dan

absent karyawan, bahkan dapat menyebabkan banyak karyawan yang keluar.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

24

Faktor-faktor pemeliharaan ini perlu mendapat perhatian yang wajar dari

pimpinan, agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat ditingkatkan.

Maintenance Factors ini bukanlah merupakan motivasi bagi karyawan, tetapi

merupakan keharusan yang harus diberikan oleh pimpinan kepada mereka,

demi kesehatan dan kepuasan bawahan.

b. Motivation Factor

Motivation Factor adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan

psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan.

Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang

secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya kursi yang empuk,

ruang yang nyaman, penempatan yang lengkap dan sebagainya.

Konsep higiene juga disebut teori dua faktor, yaitu:

1. Isi (Content = satisfiers = motivator) pekerjaan

a. Prestasi (Achievement)

b. Pengakuan (Rekognition)

c. Pekerjaan itu sendiri (The work it self)

d. Tanggung jawab (Responsibility)

e. Pengembangan potensi individu (Advencement)

Rangkaian ini melukiskan hubungan seseorang dengan apa yang

dikerjakannya yaitu kandungan kerja pada tugasnya.

2. Faktor Higienis (Demotivasi = Dissatisfiers)

a. Gaji atau upah (wages or salaries)

b. Kondisi kerja (working condition)

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

25

c. Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (company policy and

administration)

d. Hubungan antar pribadi (interpersonal relation)

e. Kualitas supervisi (quality supervisor)

Dari teori ini timbul paham bahwa perencanaan pekerjaan harus

diusahakan sedemikian rupa, agar kedua faktor ini (faktor pemeliharaan dan

faktor motivasi) dapat dipenuhi. Banyak kenyataan yang dapat dilihat

misalnya dalam suatu perusahaan, kebutuhan kesehatan mendapat perhatian

yang lebih banyak daripada pemenuhan kebutuhan individu secara

keseluruhan. Hal ini dapat dipahami, karena kebutuhan ini mempunyai

pengaruh yang dominan terhadap kelangsungan hidup individu. Kebutuhan

peningkatan prestasi dan pengakuan ada kalanya dapat dipenuhi dengan

memberikan bawahan suatu tugas yang menarik untuk dikerjakannya. Ini

adalah suatu tantangan bagaimana suatu pekerjaan direncanakan sedemikian

rupa, sehingga dapat menstimulasi dan menantang si pekerja serta

menyediakan kesempatan baginya untuk maju.

3. Prinsip Motivasi

Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi karyawan, yaitu:

a. Prinsip partisipasi

Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan

ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh

pemimpin.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

26

b. Prinsip Komunikasi

Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan

dengan usaha mencapai tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai

akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

c. Prinsip mengakui andil bawahan

Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil di

dalam usaha pencapai tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai

akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

d. Prinsip pendelegasian wewenang

Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai

bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap

pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang

bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang

diharapkan oleh pemimpin.

e. Prinsip memberi perhatian

Pemimpin memberi perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai

bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh

pemimpin (Mangkunegara, 2005).

III.4 Manajemen

1 Pengertian Manajemen

Menurut Stoner (1982) dalam Handoko (1999) manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

27

para anggota organisasi dan pengguna sumber daya - sumber daya organisasi

lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah tetapkan.

Menurut Gulick (1965) dalam Handoko (1999) mendefinisikan

manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha

secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja

bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih

bermanfaat bagi kemanusiaan.

2 Fungsi Manajemen

a. Perencanaan

Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen karena

fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi

perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara

keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan, tidak mungkin fungsi

manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan

manajerial akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap

semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan dan

kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntunan terhadap proses

pencapaian tujuan secara efektif dan efisien (Muninjaya, 2004).

1) Pengertian Perencanaan

Menurut Muninjaya (2004) perencanaan kesehatan adalah sebuah

proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang

di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,

menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-

langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

28

Menurut Supriyanto dan Damayanti (2005) menyatakan bahwa,

perencanaan adalah proses untuk mengantisipasi peristiwa di masa

datang dan menentukan strategi (cara, tindakan adaptif) untuk mencapai

tujuan organisasi di masa mendatang (the process of anticipating future

events and determining strategies to achieve organizational objectives in

the future).

Menurut Handoko (1999) menyatakan bahwa, perencanaan adalah

pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang

harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang

baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang

akan datang dimana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan

dilaksanakan pada periode sekarang saat rencana dibuat.

Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

perencanaan adalah merupakan salah satu fungsi manajemen yang

dilakukan untuk mengantisipasi perubahan dikemudian hari serta

menentukan berbagai strategi atau cara (kapan, bagaimana, oleh siapa)

untuk mencapai tujuan organisasi.

2) Manfaat Perencanaan

Handoko (1999) menyatakan bahwa perencanaan mempunyai

banyak manfaat dalam suatu organisasi, manfaat perencanaan yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan lingkungan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

29

2. Membantu dalam kristalisasi penyesuaian pada masalah-masalah

utama

3. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran

operasi lebih jelas

4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat

5. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi

6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai

bagian organisasi

7. Membantu tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah

dipahami

8. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti

9. Menghemat waktu, usaha dan dana

3) Prinsip Perencanaan

Menurut Supriyanto dan Damayanti (2005) prinsip perencanaan ada

empat, yakni: 1) Integral dengan proses menyeluruh yang melibatkan

analisis kebijakan, persiapan perencanaan, pengelolaan pelaksanaan,

evaluasi dan penelitian (Keputusan kebijakan). 2) Keseimbangan

tanggung jawab fungsi perencanaan, pelaksanaan dan konsumen. 3)

Keberhasilan suatu perencanaan terutama tergantung pada perilaku

individu, motivasi dan kecakapan. Perlu diciptakan kondisi yang

mendukung seperti kerjasama, sistem imbalan dan lain-lain. 4)

Perencanaan efektif adalah penerapan metode dan teknik dari berbagai

disiplin ilmu yang relevans dan merupakan proses belajar.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

30

4) Langkah-langkah Perencanaan

Langkah awal dalam menyusun perencanaan dapat dimulai dengan

sebuah gagasan cita-cita yang terfokus pada situasi tertentu. Perencanaan

kesehatan dapat disusun dalam skala besar atau kecil tergantung besar

kecilnya wilayah dan tergantung tanggung jawab organisasi.

Sebagai suatu proses, perencanaan kesehatan mempunyai beberapa

langkah. Ada lima langkah yang perlu dilakukan pada proses

penyusunan sebuah perencanaan.

Menurut Supriyanto dan Damayanti (2005) dalam membuat

perencanaan yang dimaksud, pada langkah-langkah sebagai berikut:

a) Analisis situasi

Analisa situasi adalah suatu proses kegiatan analisa terhadap data

yang terkumpul, yang pada dasarnya adalah untuk memberikan

format tertentu terhadap data tersebut berupa angka-angka sehingga

dapat menunjukkan situasi tertentu menjadi informasi. Tujuan

analisis situasi adalah untuk mengadakan analisa terhadap kelompok-

kelompok data yang timbul baik analisa terhadap keadaan lampau,

saat ini maupun kecenderungan proyeksi masa mendatang.

Analisa terhadap data yang dikumpulkan, dapat dilakukan melalui

beberapa langkah, sebagai berikut :

a. Mengadakan penilaian mutu data yang dikumpulkan

b. Memilih data yang memang betul-betul diperlukan

c. Menyusun data yang telah dipilih secara sistematis sesuai

keperluan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

31

d. Menyajikan informasi secara jelas, sehingga dapat

menunjukkan situasi atau keadaan dan masalah yang dihadapi

dalam uraian kalimat (narasi) yang mudah dipahami.

b) Perumusan Prioritas Masalah

Setelah identifikasi masalah, langkah selanjutnya menentukan

prioritas masalah dengan memperhitungkan berbagai hal yaitu

apakah masalah tersebut benar-benar dapat diselesaikan dengan

tuntas sesuai dengan kemampuan dan keadaan sumber daya yang

dimiliki. Agar lebih meyakinkan penetapan prioritas dapat

dipergunakan berbagai teknik skoring dan pembobotan, seperti:

metode USG (Urgency Seriousness Growth) dan metode CARL

(Capability atau kesanggupan, Acceptibility atau dapat di terima,

Readiness atau ketersediaan dan Leaverage atau daya ungkit).

Berikut ini adalah contoh penentuan prioritas masalah dengan

metode USG.

Tabel III.1 Contoh Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode USG

Skor No Masalah

Urgency Seriousness Growth Total Ranking

1 A 2 3 2 7 3 2 B 4 2 2 8 2 3 C 6 2 1 9 1

Berdasarkan tabel III.1 nampak bahwa penilaian terhadap masalah

A, B, dan C tersebut setelah disusun dan disepakati, akhirnya

ditetapkan bahwa urutan prioritas masalahnya adalah C, B dan A

untuk dipecahkan persoalannya.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

32

c) Identifikasi Penyebab Masalah

Setelah masalah diketahui, maka langkah selanjutnya

mengidentifikasi penyebab masalah. Beberapa teknik untuk

identifikasi penyebab masalah yang dapat digunakan adal sebagai

berikut: a) Metode fish bone (diagram tulang ikan atau diagram

ishikawa). b) Flow Chart. c) Diagram unsur organisasi. d)

Sumbang saran. e) Nominal Group Technique (NGT).

d) Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) program imunisasi

Sebelum penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) perlu

beberapa pertimbangan yaitu dengan memperhatikan kemampuan

sumber daya, antara lain: 1) Informasi, masalahnya apa, dimana,

siapa, bilamana, kapan. 2) Mekanisme apa yang bisa dipakai untuk

mengatasi masalah. 3) Teknologi atau cara, punyakah kita

teknologi atau cara untuk mengatasi masalah. 4) Humano atau

orang, seberapa besar kekuatan sumber daya manusia yang tersedia

dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) pelaksanaannya

sebagai berikut: 1) Penyusunan dilaksanakan secara kelompok. 2)

Inventarisasi semua pendekatan pemecahan masalah. 3)

Menyatukan pendekatan masalah yang sifatnya sama menjadi satu

pendekatan saja. 4) Setiap pendekatan pemecahan masalah usulkan

rencana kegiatannya. 5) Tentukan target, volume kegiatan, sasaran

serta lokasi. 6) Setelah RUK dirumuskan, lakukan penilaian

kembali keadaan tenaga, sarana Puskesmas. 7) Hal yang perlu

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

33

diingat dalam penyusunan RUK adalah kita harus memperhatikan

hasil kegiatan tahun lalu karena akan menjadi pertimbangan untuk

rencana mendatang (Supriyanto dan Damayanti, 2005).

e) Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau POA

Rencan pelaksanaan kegiatan program imunisasi berisi kegiatan,

sarana, dana, tenaga yang dibutuhkan, jadwal waktu, pembagian

tugas dan tanggung jawab pelaksana. Rencan pelaksanaan kegiatan

program imunisasi dapat disusun dengan baik setelah Puskesmas

mengetahui alokasi dana yang ada. Penyusunan rencana

pelaksanaan kegiatan program dilakukan melalui suatu

pembahasandalam mini lokakarya intern Puskesmas (Supriyanto

dan Damayanti, 2005).

b. Pelaksanaan

Menurut Supriyanto dan Damayanti (2005) setelah dilakukan

perencanaan program yang menghasilkan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

(RPK) program maka langkah selanjutnya yang perlu dikerjakan adalah

mewujud nyatakan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dengan

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan program tersebut

dapat tercapai. Fungsi manajemen yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Penggerakan

Pelaksanaan penggerakan adalah penggalangan kerja sama tim untuk

kegiatan program Puskesmas dan merupakan kegiatan yang dilakukan

setelah tahapan perencanaan selesai dikerjakan. Tujuannya agar

rencana pelaksanaan kegiatan program yang telah dibuat dapat

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

34

terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan dan tepat waktu serta

dikerjakan secara lintas program melalui tim kerja yang ada di

Puskesmas. Penggalangan tim melalui kegiatan pertemuan koordinasi

bulanan (intern Puskesmas) dan koordinasi triwulan yang merupakan

pertemuan lintas sektoral. Dengan pelaksanaan penggerakan akan

dapat diketahui secara dini adanya penyimpangan pelaksanaan rencana

pelaksanaan kegiatan dan secepatnya dilakukan tindakan tindakan

pengendalian sehingga rencana kegiatan program dapat dicapai secara

efektif dan efisien (Supriyanto dan Damayanti, 2005).

a) Tujuan Fungsi Penggerakan

1) Menciptakan kerja sama yang lebih efisien. 2) Mengembangkan

kemampuan dan ketrampilan staf. 3) Menumbuhkan rasa memiliki

dan menyukai pekerjaan. 4) Mengusahakan suasana lingkungan

kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf. 5)

Membuat organisasi berkembang secara dinamis.

Fungsi penggerakan harus dimulai pada diri manajer selaku

pimpinan organisasi. Manajer harus menunjukkan kepada stafnya

bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka

terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai kemampuan bekerja

sama dengan orang lain secara harmonis. Manajer harus bersikap

obyektif yaitu obyektif dalam menghadapi sebagai perbedaan dan

persamaan karakter stafnya baik sebagai individu maupun

kelompok manusia.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

35

b) Faktor Penghambat Fungsi Penggerakan

Kegagalan manajer menumbuhkan motivasi staf merupakan

hambatan utama fungsi penggerakan. Hal ini dapat terjadi karena

manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar

manusia. Seorang manajer yang berhasil akan menggunakan

pengetahuannya tentang perilaku manusia untuk menggerakkan

stafnya agar bekerja secara optimal dan produktif (Muninjaya,

2004).

2) Koordinasi

Koordinasi adalah proses komunikasi, penyatuan kegiatan (integrasi),

adanya kejelasan pembagian tugas (sinkronisasi) dan program-program

dibuat realistik (simplikasi) pada unit kerja Puskesmas dengan

mekanisme kerjasama tim agar tujuan Puskesmas dapat tercapai secara

efektif dan efisien.

3) Supervisi

Merupakan salah satu upaya pengarahan dengan pemberian petunjuk

dan saran setelah menemukan alasan dan keluhan pelaksanaan dalam

mengatasi permasalahan yang dihadapi. Juga merupakan pembinaan

dan pengarahan untuk meningkatkan gairah dan prestasi kerja.

4) Pengawasan Pengendalian

Pengawasan Pengendalian dan penilaian dilaksanakan karena adanya

dorongan atau keinginan untuk mengukur pencapaian hasil kerja atau

kegiatan pelaksanaan program terhadap tujuan yang telah ditetapkan

(Supriyanto dan Damayanti, 2005).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

36

Pengawasan adalah segala usaha atau keinginan untuk mengetahui dan

menilai kenyataan yang sebenarnya tentang pelaksanaan tugas dan

keinginan, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak.

Pengendalian adalah segala upaya atau keinginan untuk

mengendalikan atau menjamin dan mengarahkan agar suatu tugas atau

pekerjaan berjalan dengan semestinya. Kegiatan yang terlalu cepat

dikendalikan untuk diperlambat dengan melakukan mobilisasi sumber

daya ke arah kegiatan yang lambat, sehingga terjadi koordinasi seluruh

kegiatan.

Tujuan pengawasan pengendalian adalah mengetahui adanya

penyimpangan sedini mungkin dan meluruskannya apabila ditemukan

penyimpangan, sehingga rencana program dan kegiatan Puskesmas

berjalan sesuai rencana.

Dengan dilaksanakannya pengawasan pengendalian ini maka seberapa

jauh keberhasilan kegiatan Puskesmas baik internal maupun eksternal

dapat diketahui dan selanjutnya dapat dilakukan perbaikan bila ada

penyimpangan dari tujuan yang ingin dicapai dan peningkatan

program.

c. Penilaian

Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang juga sering

dilakukan untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program. Perbedaannya

terletak pada sasarannya, sumber data, siapa yang akan melaksanakannya

dan waktu pelaksanaannya. Antara evaluasi dengan fungsi pengawasan juga

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

37

mempunyai kesamaan tujuan untuk memperbaiki efisien dan efektifitas

pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi manajemen.

Data yang diperoleh dari fungsi pengawasan merupakan data primer dan

dilakukan oleh unsur pimpinan. Data yang didapat dari pelaksanaan evaluasi

adalah data primer dan sekunder, evaluasi dilaksanakan oleh pihak luar

bekerja sama dengan pihak manajemen. Baik fungsi pengawasan maupun

evaluasi selalu mengumpulkan data untuk dimanfaatkan memperbaiki fungsi

perencanaan. Keduanya juga mempunyai orientasi ke masa depan.

1) Pengertian Penilaian

Supriyanto dan Damayanti (2005) mengatakan bahwa penilaian atau

evaluasi adalah merupakan bagian integral dari fungsi manajemen dan

didasarkan pada sistem informasi manajemen.

Evaluasi dilaksanakan karena adanya dorongan atau keinginan untuk

mengukur pencapaian hasil kerja atau kegiatan pelaksanaan program

terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi dimaksudkan untuk

mendapatkan relevansi informasi guna pengambilan keputusan.

2) Jenis Penilaian Program

Supriyanto dan Damayanti (2005) mengatakan bahwa secara umum

penilaian atau evaluasi dapat dibedakan atas dua jenis yaitu Formative

evaluation dan Summative evaluation.

a) Formative evaluation

Evaluasi yang dilakukan pada tahap pelaksanaan program dengan

tujuan untuk mengubah atau memperbaiki program. Evaluasi ini

dilakukan untuk memperbaiki program yang sedang berjalan dan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

38

didasarkan atas kegiatan sehari-hari, minggu, bulan bahkan tahun

atau waktu relatif pendek. Manfaat evaluasi formatif terutama

untuk memberikan umpan balik kepada manajer program,

tentang hasil yang dicapai beserta hambatan-hambatan yang

dihadapi. Evaluasi formatif sering disebut evaluasi proses atau

monitoring.

b) Summative evaluation

Evaluasi yang dilakukan untuk melihat hasil keseluruhan dari

suatu program yang telah selesai dilaksanakan. Evaluasi ini

dilakukan pada akhir kegiatan atau beberapa kurun waktu setelah

program, guna melihat keberhasilan program. Hasil evaluasi

dapat memberikan jawaban atas pertanyaan: apakah tujuan

program dapat tercapai atau tidak dan alasan-alasan mengapa

demikian. Karena itu output program berupa outcome dan

dampak sangat diperlukan.

3) Tujuan Penilaian

Supriyanto dan Damayanti (2005) mengatakan bahwa tujuan

diadakan suatu evaluasi program biasanya bervariasi, tergantung dari

pihak yang memerlukan informasi hasil tersebut. Walaupun

demikian pada dasarnya evaluasi mempunyai tujuan sebagai berikut:

a) Sebagai alat untuk memperbaiki kebijakan pelaksanaan program

dan perencanaan program yang akan datang. Hasil evaluasi akan

memberikan pengalaman mengenai hambatan atau pelaksanaan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

39

program yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki kebijakan

dan pelaksanan program yang akan datang.

b) Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana, daya dan

manajemen saat ini serta dimasa yang akan datang. Tanpa adanya

evaluasi akan terjadi pemborosan penggunaan sumber dana dan

daya yang sebenarnya dapat diadakan penghematan serta

penggunaan untuk program-program lain.

c) Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu

program. Sehubungan dengan hal ini perlu mengecek kembali

relevansi dari program dalam hal perubahan-perubahan kecil

yang terus menerus, mengukur kemajuan terhadap target yang

direncanakan, menentukan sebab dan faktor internal maupun

eksternal yang mempengaruhi pelaksanaan program.

4) Proses Penilaian

Proses kegiatan evaluasi secara keseluruhan dapat disimpulkan atas

empat dimensi atau empat langkah kegiatan.

a) Dimensi kegiatan berfikir secara konseptual

Kegiatan di sini meliputi : 1) Formulasi tujuan, sasaran, dan

manfaat evaluasi. 2) Formulasi sumber dan informasi yang

dibutuhkan. 3) informasi kriteria yang akan digunakan. 4)

Formulasi model atau kerangka kerja atau rancang bangun.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

40

b) Dimensi kegiatan operasional

Kegiatan disini meliputi kegiatan pengumpulan informasi baik

melalui kegiatan wawancara, observasi, nominal group tehnique,

dan lain-lain. Jenis informasi bisa primer ataupun sekunder.

c) Dimensi kegiatan penilaian

Kegiatan disini meliputi kegiatan : 1) Formulasi derajat

keberhasilan. 2) Formulasi dan identitas masalah. 3) Formulasi

faktor-faktor penunjang dan penghambat program. 4) Formulasi

ketidak berhasilan program.

d) Dimensi kegiatan tindak lanjut

Kegiatan disini meliputi : 1) Formulasi atau rekomendasi tindak

pemecahan masalah. 2) Feedback mechanisme kebutuhan

nformasi tambahan. 3) Feedback hasil evaluasi kepada institusi

yang membutuhkan. 4) Follow up atau monitoring dari

pelaksanaan tindak koreksi atau pemecahan masalah. Proses

kegiatai 1 sampai 4 adalah fleksibel, dinamis dan

berkesinambungan artinya setelah kegiatan 4 selesai, proses

dapat dimulai lagi dari kegiatan 1 atau 2 atau 3 dan seterusnya

(Supriyanto dan Damayanti, 2005).

III.5 Benchmarking

1 Definisi Benchmarking

Menurut Wetson, Gregory. H. (1997) dalam Margastuti (1999)

benchmarking adalah merupakan pencarian dan aplikasi praktek yang lebih

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

41

baik secara terus menerus, yang mengarah pada kinerja kompetitif yang

superior.

Menurut Emerson (2000) dalam Tjahyo (2005) benchmarking adalah

berbagai kinerja dan informasi operasional untuk membandingkan aktivitas

yang berkelanjutan antara organisasi untuk mengidentufikasi “praktek

terbaik” dan memperbaiki kinerja.

Menurut Buswell (2000) dalam Tjahyo (2005) benchmarking adalah

proses penemuan, adaptasi dan implementasi praktek yang sangat bagus.

Benchmarking adalah proses pengukuran operasional bisnis sebuah

perusahaan dan membandingkannya ke perusahaan yang prakteknya sangat

bagus.

Jadi yang dimaksud benchmarking adalah mencari informasi tentang

praktek terbaik lalu menggunakannya sebagai masukan standar untuk

memperbaikinya dalam lingkungan tempat kerja.

2 Tujuan Benchmarking

Mengubah suatu organisasi sedemikian rupa sehingga meningkatkan

kinerjanya. Dengan demikian, benchmarking adalah suatu studi untuk

memperoleh suatu tolok ukur relatif bagi kinerja bisnis (Watson, Gregory H,

1997 dalam Margastuti, 1999).

3 Jenis Benchmarking

Menurut Gaspersz (2003) terdapat empat jenis benchmarking yang

berbeda dimana masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan

kekurangan sendiri, yaitu:

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

42

a. Internal Benchmarking

Studi ini merupakan investigasi benchmarking yang paling mudah

dengan membandingkan operasi-operasi diantara fungsi-fungsi dalam

organisasi itu sendiri. Jenis investigasi ini dapat diterapkan pada

perusahaan internasional atau multidivisi. Dengan demikian internal

Benchmarking adalah paket upaya perbaikan terus menerus untuk

mengidentifikasi praktek bisnis terbaik yang ada di dalam lingkungan

perusahaan sendiri.

Misalnya, praktek bisnis di salah satu anak perusahaan atau unit

bisnis yang setelah diteliti menunjukkan atau memiliki performasi

terbaik, dimana sifat-sifat tertentu yang unggul ini kemudian ditularkan

kepada anak perusahaan lain atau unit bisnis lain yang berada dalam

kelompok perusahaan yang sama. Dengan melakukan internal

benchmarking dapat diperoleh informasi yang lebih jelas, kritis, dan

obyektif tentang adanya kesenjangan performasi antara unit bisnis atau

bagian di dalam perusahaan, serta penyebab terjadi kesenjangan

performasi itu.

Implementasi internal benchmarking akan mendorong semakin

berkembangnya komunikasi internal dan pemecahan masalah secara

bersama diantara unit bisnis atau bagian yang ada di dalam organisasi

itu.

Dalam melakukan perbandingan, perlu ditetapkan benchmark

targets. Untuk jenis internal benchmarking yang menjadi target adalah

unit bisnis atau fungsi dalam perusahaan yang diketahui memiliki

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

43

performasi terbaik atau memiliki keunggulan tertentu pada sifat-sifat

tertentu, sehingga patut untuk diteladani oleh unit bisnis lain atau fungsi-

fungsi lain dalam perusahaan.

b. Competitive Benchmarking

Studi ini berorientasi memposisikan produk perusahaan terhadap

produk dari pesaing. Competitive Benchmarking diterapkan untuk

menciptakan atau meningkatkan daya saing serta mampu memperbaiki

posisi produk dalam pasar yang kompetitif. Melalui Competitive

Benchmarking akan diperoleh informasi tentang performasi terbaik dari

pesaing, di mana informasi ini dapat dipergunakan oleh perusahaan

untuk menciptakan produk yang terbaik dari yang terbaik.

Upaya untuk mencari model dan praktek-praktek bisnis terbaik

yang ada di pasar global dan memiliki pengaruh langsung terhadap

praktek bisnis yang dilakukan perusahaan, akan meningkatkan daya

saing perusahaan di pasar global itu.

Dalam Competitive Benchmarking, target pembanding berada di

luar perusahaan yang bersifat fleksibel, tergantung pada tujuan

melakukan Competitive Benchmarking itu. Dalam hal ini benchmark

targets, dapat berupa produk-produk sejenis yang terbaik yang menjadi

pesaing utama atau bukan produk sejenis asalkan performasi spesifik

tertentu dari produk itu di pandang dapat di instalasi pada desain produk

baru atau keunggulanya dapat mendatangkan inspirasi atau gagasan baru

bagi perbaikan produk yang ada.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

44

Competitive Benchmarking sering juga disebut sebagai external

benchmarking. Informasi ini dapat diperoleh dari majalah-majalah

perdagangan, asosiasi bisnis sejenis, publikasi riset, dan sumber lain.

c. Functional Benchmarking

Studi ini memusatkan penyelidikan pada aktifitas atau fungsi

operasi tertentu. functional Benchmarking dapat melakukan investigasi

pada perusahaan-perusahaan yang unggul dalam industri yang tidak

sejenis. Bagaimanapun relevansi dari perbandingan pada functional

Benchmarking perlu dipertahankan dengan mendefinisikan karakteristik

performasi yang harus serupa dengan fungsi-fungsi perusahaan.

Dengan demikian dalam functional Benchmarking, nilai target

pembanding dapat berasal dari perusahaan tidak sejenis yang unggul.

Implementasi functional Benchmarking mamang sulit dilakukan,

mengingat informasi yang diperlukan pada umumnya lebih sulit

diperoleh dan benchmark targets memerlukan imajinasi dan kreatifitas

yang tinggi “berdasarkan fakta” dan bukannya “ berdasarkan anggapan”

semata.

d. Generic Benchmarking

Merupakan jenis benchmarking dimana beberapa fungsi bisnis dan

proses adalah sama tanpa mempedulikan ketidak serupaan atau

ketidaksejenisan diantara industri-industri. Generic Benchmarking

membutuhkan konseptualisasi yang komprehensif (Broad

conceptualisasi), serta merupakan jenis benchmarking yang paling sulit.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

45

Generic Benchmarking merupakan perluasan dari funcsional

benchmarking.

Studi ini dengan pendekatan-pendekatan pelatihan dan pendidikan

yang digunakan oleh sejumlah perusahaan yang memiliki program-

program yang terkenal keunggulannya.

Keempat tipe studi benchmarking dibedakan berdasarkan sumber

data dan tipe kemitraan. Studi benchmarking dapat bersifat internal

maupun eksternal, tergantung apakah partisipan berasal dari perusahaan

sendiri atau perusahaan lain.

4. Syarat Benchmarking

Ada beberapa syarat keberhasilan studi benchmarking menurut Watson,

Gregory (1997) dalam Margastuti (1999):

a. Adanya sebuah tim manajemen yang suportif yang mempunyai

persoalan nyata yang harus dipecahkan.

b. Akses ke semua mitra benchmarking yang punya pengalaman

berhasil memecahkan persoalan yang sama.

c. Sebuah tim benchmarking berpengaruh luas dengan kemampuan

menggunakan perlengkapan mutu dasar serta praktak-praktak riset

untuk menyelidiki masalah proses sampai ke penyebabnya yang

mendasar.

d. Kegigihan dalam melakukan riset serta kesabaran.

5 Proses benchmarking

Pada hakekatnya proses benchmarking terdiri dari lima tahap (Karlof

dan Ostblom 1993 dalam Tjahyo, 2005) yaitu meliputi: 1) Tahap keputusan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

46

mengenai apa yang akan di benchmark. 2) Identifikasi mitra benchmarking.

3) Pengumpulan informasi. 4) Analisis. 5) Implementasi. Kelima proses ini

diperinci oleh Goettsch dan Davis (1997) dalam Tjahyo (2004) menjadi 14

langkah sebagai berikut:

a. Komitmen manajemen

Sasaran utama benchmarking adalah untuk menemukan proses yang

lebih baik yang akan menggantikan proses yang ada atau paling tidak

melakukan berbagai perubahan pokok terhadap proses yang sudah

ada. Oleh karena itu, mandate dan komitmen dari pihak manajemen

puncak sangat penting dalam melakukan benchmarking.

b. Basis pada proses perusahaan sendiri

Sebelum suatu perusahaan memutuskan untuk melakukan perbaikan

berkesinambungan dan menerapkan pengendalian proses statistical,

perusahaan tersebut harus benar-benar memahami proses yang ada

dalam perusahaan itu sendiri. Jadi, apa yang akan dibandingkan telah

benar-benar dimengerti dan dipahami. Pemahaman ini sendiri

meliputi kemampuan, diagram alur proses dan aspek lainnya.

c. Identifikasi dan dokumentasi kekuatan dan kelemahan proses

Proses yang telah berjalan sesuai harapan adalah kekuatan sedangkan

yang tidak memenuhi harapan dikelompokkan sebagai proses yang

lemah, tetapi semua proses (baik yang menjadi kekuatan maupun

kelemahan) perlu didokumentasikan. Hal ini dikarenakan dalam

benchmarking, setiap pihak berusaha membandingkan prosesnya

dengan proses perusahaan lain yang lebih baik. Jadi, mitra

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

47

benchmarking membutuhkan pula informasi mengenai proses yang

telah dimiliki.

d. Pemilihan proses untuk di benchmark

Apabila proses sudah dipahami, maka langkah selanjutnya adalah

memilih proses yang akan di benchmark. Obyek yang akan di

benchmarking adalah setiap perilaku dan kinerja organisasi, yaitu

meliputi barang, jasa proses operasi, sistem pendukung, staf, biaya,

modal, customer-perceived value dan sebagainya. Pedoman dalam

langkah ini adalah memilih proses yang benar-benar menjadi

kelemahan dan ingin diubah. Pemilihan ini juga harus

mempertimbangkan faktor tingkat kematangan kualitas proses dan

produk, serta tujuan perusahaan yang bersangkutan. Pengukuran

kepuasan pelanggan juga dapat dimasukkan dalam menentukan

proses yang akan di benchmark, misalnya mengenai aspek kinerja

customer service, prosedur penjualan atau rancang bangun produk.

e. Pembentukan tim benchmarking

Pelaksanaan benchmarking perlu dibentuk tim khusus. Tim ini harus

terdiri dari tiga unsur utama, yaitu setiap orang menjalankan atau

mengoperasikan proses yang di benchmark, setiap orang yang

memberikan input kepada proses tersebut, dan mereka menggunakan

output itu. Selain itu, juga melibatkan wakil dari pihak manajemen dan

orang yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan penelitian.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

48

f. Penelitian terhadap Best-In-Class

Mitra benchmarking haruslah organisasi atau perusahaan yang

prosesnya terbaik dalam kelasnya dan bersedia menjadi mitra. Menurut

Karlof dan Otsblom (1993) dalam Tjahyo (2000) biasanya organisasi

yang terbaik dalam kelasnya memiliki karakteristik sebagai berikut: 1)

Fokus pada prestasi. 2) Cost conciousness. 3) Memiliki hubungan

dekat dengan pelanggan. 4) Memiliki hubungan dekat dengan

pemasok. 5) Fokus pada perbaikan kualitas dan produktifitas. 6)

Memanfaatkan teknologi mutahir. 7) Fokus pada core business.

g. Pemilihan calon mitra benchmarking Best-In-Class

Setelah teridentifikasi proses terbaik dalam kelasnya, maka tim harus

menentukan mitra yang paling tepat. Faktor pertimbangannya adalah

lokasi dan apakah pesaing atau bukan pesaing. Kemitraan

benchmarking yang baik akan memberikan manfaat bagi kedua belah

pihak.

h. Mencapai kesepakatan dengan mitra benchmarking

Bila mitra sudah ditemukan, maka tim harus menghubunginya untuk

mencapai kesepakatan mengenai aktifitas benchmarking. Biasanya

kesepakatan yang ada bersifat informal dan meliputi jadwal kunjungan

antar perusahaan, pengungkapan dan aspek kerja sama.

i. Pengumpulan data

Bila telah ada kesepakatan di kedua belah pihak, maka tim mulai dapat

melakukan pengamatan, pengumpulan data dan dokumentasi segala

sesuatu yang berkaitan dengan proses mitranya terutama mengenai

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

49

factor yang menjadi kunci suksesnya. Pengumpulan data bias

dilakukan dengan wawancara langsung, survey melalui telpon atau

surat dan pengumpulan data sekunder.

j. Analisis data dan penentu Gap

Berdasarkan data yang terkumpul, maka tim dapat melakukan analisis

dan perbandingan dengan data tentang proses perusahaannya sendiri

sehingga gap atau kesenjangan yang ada dapat diidentifikasi secara

numerik. Gap disini adalah perbedaan kinerja antara proses kedua

belah pihak.

Bila diperoleh bahwa proses mitra lebih unggul, maka tim perlu

menentukan apakah implementasi proses mitra layak atau tidak. Hal

yang perlu dipertimbangkan adalah: 1) Apakah proses mitra dapat

mengganti proses perusahaan? 2) Berapa biaya proses implementasi

proses baru tersebut, dan apakah perusahaan sanggup

menggunakannya? 3) Apakah pengaruh proses tersebut terhadap

proses lainnya yang berkaitan?

k. Perencanaan tindakan untuk mengurangi gap atau mengunggulinya

Aspek yang perlu mendapat perhatian disini adalah bahwa tujuan

benchmarking adalah mendapat proses yang terbaik dalam kelasnya.

Apabila tim semata-mata meniru proses mitranya, maka tujuan tidak

tercapai. Perusahaan harus dapat mengungguli kinerja proses tersebut.

Oleh karena itu, tim perlu menerapkan strategi pengembangannya

dalam jangka waktu tertentu.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

50

l. Implementasi Perubahan

Langkah ini, yang perlu diperhatikan adalah bahwa penerapan

prosedur baru mungkin membutuhkan waktu untuk menjadi kebiasaan.

Oleh karena itu adalah wajar bila kinerja awal implementasi perubahan

belum sama dengan benchmarknya. Apabila karyawan telah dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan dan permasalahan pada tahap

awal teratasi, maka kinerja perusahaan akan mendekati benchmarking.

Bila tidak mungkin ada faktor penting yang terabaikan sehingga

kembali ke mitra perlu dilakukan.

m. Pemantauan

Bila proses baru digunakan dan berjalan, maka biasanya kinerja akan

meningkat dengan pesat. Pelaksanaan perbaikan berkesinambungan

yang dilakukan dapat mengungguli benchmark. Hal tersebut tercapai

bila adanya kegiatan pemantauan. Pemantauan bias dilakukan dengan

pengendalian proses statistical serta bagan lainnya.

n. Memperbaiki benchmarking

Penerapan benchmarking tidak hanya meniru tetapi harus mengungguli

yang terbaik dikelasnya saat ini juga akan mengembangkan diri dan

memperbaiki prosesnya. Oleh karena itu, benchmarking harus

diperbarui sewaktu-waktu dan terus berhubungan dengan perusahaan

terbaik dikelasnya. Jadi perusahaan harus tetap melakukan perbaikan

berkesinambungan pada proses terbaiknya dan mengkonsentrasikan

benchmarking pada proses yang merupakan kelemahannya.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

51

BAB IV

KERANGKA KONSEPTUAL

IV.1 Kerangka Konseptual

PROSES 1.Perencanaan

program imunisasi 2.Pelaksanaan program imunisasi 3.Penilaian hasil

pelaksanaan program imunisasi

OUTPUT Hasil

Pencapaian program imunisasi

3. Beban kerja 4. Jumlah tenaga

5. Waktu pelayanan Masyarakat (ibu bayi)

1.Pendidikan 2.Pengetahuan

tentang imunisasi 3.Penghasilan 4.Persepsi terhadap

sehat dan sakit

INPUT Organisasi Puskesmas

1. Motivasi bidan dan perawat

2. Sarana dan prasarana

Feed back

LINGKUNGAN 1. Jarak Puskesmas 2. Pelayanan kesehatan

lain

DAMPAK Angka

kesakitan penyakit yang bisa dicegah

dengan imunisasi

Keterangan:

= diteliti

= tidak diteliti

Gambar IV.1. Kerangka Konseptual

51

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

52

Mengacu pada identifikasi masalah dan tinjauan teoritis maka dalam

kerangka konseptual menggunakan konsep pendekatan sistem dalam manajemen

organisasi, yaitu input, proses, output dan dampak. Lingkungan yang meliputi

jarak Puskesmas dan pelayanan kesehatan lain yang akan mempengaruhi hasil

cakupan imunisasi bayi.

Untuk meningkatkan cakupan imunisasi ditentukan oleh input dan proses.

Faktor input dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor Puskesmas dan faktor

masyarakat. Faktor Puskesmas dipengaruhi oleh motivasi petugas dalam

melaksanakan kegiatan imunisasi, sarana dan prasarana yang digunakan dalam

kegiatan imunisasi tersebut, beban kerja petugas yang melakukan kegiatan

imunisasi jumlah tenaga dan waktu pelayanan imunisasi. Untuk faktor masyarakat

dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan, penghasilan serta persepsi masyarakat

terhadap sehat dan sakit. Untuk proses dipengaruhi oleh proses perencanaan

kegiatan imunisasi, pelaksanaan kegiatan imunisasi dan penilaiaan hasil

pelaksanaan kegitan imunisasi.

Semua faktor yang terdapat pada input dapat mempengaruhi proses

pelaksanaan kegiatan imunisasi bayi, jika input dan proses jelek pencapaian

cakupan imunisasi bayinya rendah sehingga hal ini dapat menyebabkan terjadinya

penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

53

BAB V

METODE PENELITIAN

V.1 Rancang Bangun Penelitian

Penelitian ini menggunakan studi benchmarking. Hasil penelitian

menguraikan faktor organisasi Puskesmas (motivasi petugas dan sarana dan

prasarana) dan proses manajemen (perencanaan, palaksanaan dan penilaian) di

Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo Surabaya.

V.2 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pelaksana kegiatan imunisasi di

Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo Surabaya .

V.3 Sampel dan besar sampel

3.1 Sampel dan Besar sampel

Sampelnya adalah seluruh pelaksana program kegiatan imunisasi di

Puskesmas Sidotopo Wetan dan di Puskesmas Sidotopo Surabaya.

Besar sampel adalah total sampel, yaitu seluruh bidan dan perawat yang

melaksanakan kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas

Sidotopo Surabaya. Untuk Puskesmas Sidotopo Wetan sebanyak 7 orang yang

terdiri dari 4 orang bidan dan 3 orang perawat, sedangkan Puskesmas Sidotopo

sebanyak 5 orang yang terdiri dari 2 orang bidan dan 3 orang perawat.

V.4 Lokasi dan waktu penelitian

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas

Sidotopo Surabaya.

53

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

54

4.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama bulan April sampai dengan bulan Mei tahun

2006.

V.5 Kerangka Operasional

Hasil Pencapaian

program imunisasi

1.Perencanaan program imunisasi

2.Pelaksanaan Kegiatan program

imunisasi 3.Penilaian hasil

pelaksanaan program imunisasi

Organisasi Puskesmas 1. Motivasi bidan dan

perawat 2. Sarana dan

prasarana

PUSKESMAS SIDOTOPO WETAN DAN PUSKESMAS SIDOTOPO

Faktor-faktor yang bisa di benchmark

Rekomendasi upaya peningkatan cakupan imunisasi bayi

Gambar V.1 Kerangka Operasional

V.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

6.1 Variabel Penelitian

a. Faktor Puskesmas:

1. Motivasi petugas:

a) Faktor motivator

b) Faktor higiene

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

55

2. Sarana dan prasarana

a. Menetapkan kebutuhan vaksin

b. Menetapkan alat suntik

c. Penyimpanan vaksin

d. Penyediaan buku pedoman pelaksanaan imunisasi

e. Penyediaan format pendataan

f. Penyediaan format pelaporan

b. Proses manajemen :

P1 : Perencanaan :

a. Perencanaan tenaga penggerak dan kader

b. Perencanaan kebutuhan vaksin dan alat suntik

c. Perencanaan penentuan sasaran

d. Perencanaan kebutuhan tenaga pelaksana kegiatan

imunisasi

e. Perencanaan jadual kegiatan imunisasi

f. Perencanaan penyebarluasan informasi

P2 : Pelaksanaan :

1. Rapat koordinasi lintas program dan lintas sektor

2. Penyebaran informasi (waktu dan tempat)

3. Penyediaan tempat

4. Sweeping (kunjungan rumah)

5. Kegiatan pencatatan

P3 : Penilaian :

a. Rekapitulasi hasil kegiatan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

56

b. Pembuatan laporan

c. Pertemuan evaluasi program tingkat Puskesmas

d. Rencana tindak lanjut terhadap permasalahan program

6.2 Definisi Operasional

Variabel Penelitian Definisi Operasional Indikator Cara Pengukuran Skala

a. Motivasi bidan dan perawat

b. Sarana dan

prasarana

Adalah suatu motif yang mendorong bidan dan perawat untuk bekerja dengan baik Adalah segala peralatan yang digunakan dalam kegiatan imunisasi

A Faktor motivator 1. Prestasi kerja 2. Pengakuan atas hasil

kerja 3. Pekerjaan yang menarik 4. Tanggung jawab 5. Perasaan maju dan

berkembang B Faktor Higiene 1.Supervisi 2.Hubungan antar

personal 3.Kondisi kerja 4.Insentif Sarana dan prasarana dalam kegiatan imunisasi bayi, meliputi: 1.Penetapan kebutuhan

vaksin 2. Penetapan alat suntik 3. Penyimpanan vaksin 4.Penyediaan buku

pedoman pelaksanaan imunisasi

5.Penyediaan format pendataan

6.Penyediaan format pelaporan

Wawancara dengan kuesioner sebagai acuan penilaian motivasi bidan dan perawat, ditunjukkan pada pertanyaan no 1 sampai 13 untuk motivator dan 1 sampai 14 untuk higiene, dengan nilai:

a = 1 b = 2 c = 3 d = 4

Hasil pengukuran dengan kriteria: 1,00-1,75: sangat rendah 1,76-2,50: rendah 2,51-3,25: tinggi 3,26-4,00: sangat tinggi Wawancara dengan kuesioner sebagai acuan penilaian penggunaan sarana dan prasarana pada pertanyaan no 1 sampai 9, dengan nilai: 0 = tidak pernah 1 = jarang 2 = sering 3 = selalu

Hasil pengukuran dengan kriteria:

1. Kurang : ≤ 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan yang terkumpul 2. Baik : > 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan terkumpul.

Ordinal Ordinal

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

57

Variabel penelitian

c. Manajemen

imunisasi 1. Perencanaan

(P1)

2. Pelaksanaan

kegiatan imunisasi

3. Penilaian

Definisi Operasional Adalah proses penyusunan rencana kerja/kegiatan program imunisasi Kegiatan Puskesmas dalam mengaplikasikan rencana yang seharusnya dilaksanakan Kegiatan Puskesmas yang dilakukan untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan program pada saat kegiatan program imunisasi telah selesai dilaksanakan

Indikator

Kegiatan perencanaan imunisasi adalah: 1.Perencanaan tenaga penggerak dan kader 2.Perencanaan penentuan sasaran 3. Perencanaan tenaga

pendataan sasaran 4.Perencanaan kebutuhan

tenaga pelaksana kegiatan imunisasi

5.Perencanaan jadual kegiatan imunisasi

6.Perencanaan penyebarluasan informasi

Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi adalah: 1. Rapat koordinasi

dengan lintas program dan lintas sektor

2. Penyebaran informasi (waktu dan tempat)

3. Melakukan penyuluhan

4. Sweeping 5. Rekapitulasi hasil

kegiatan 6. Kegiatan imunisasi

sesuai dengan rencana Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian adalah: 1. Pembuatan laporan

bulanan 2. Laporan tepat waktu

Cara Pengukuran

Wawancara dengan kuesioner sebagai acuan penilaian perencanaan pada pertanyaan no 1 sampai 8, dengan nilai: 0 = tidak pernah 1 = jarang 2 = sering 3 = selalu

Hasil pengukuran dengan kriteria:

1. Kurang : ≤ 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan yang terkumpul 2. Baik : > 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan terkumpul. Wawancara dengan kuesioner sebagai acuan penilaian perencanaan pada pertanyaan no 1 sampai 7 dengan nilai:

0 = tidak pernah 1 = jarang 2 = sering 3 = selalu Hasil pengukuran dengan kriteria:

Hasil pengukuran dengan kriteria:

1. Kurang : ≤ 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan yang terkumpul 2. Baik : > 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan terkumpul.

Wawancara dengan kuesioner sebagai acuan penilaian perencanaan pada pertanyaan no 1 sampai 7, dengan nilai:

Skala

Ordinal Ordinal Ordinal

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

58

Variabel Penelitian

Definisi Operasional

Indikator 3. Perhitungan hasil

berdasarkan jumlah sasaran dan target

4. Laporan kegiatan imunisasi dari RS, BKIA,dokterr dan bidan praktek

5. Evaluasi program tingkat Puskesmas

6. Feed back pelaksanaan kegiatan

7. Rencana tindak lanjut

Cara Pengukuran 0 = tidak pernah 1 = jarang 2 = sering 3 = selalu

Hasil pengukuran dengan kriteria:

1. Kurang : ≤ 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan yang terkumpul

2. Baik : > 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan terkumpul.

Skala

V.7 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

7.1 Instrumen pengumpulan data

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah kuesioner dan dokumen.

7.2 Teknik Pengumpulan Data

a. Data primer

Data primer yang diperlukan dikumpulkan dengan menggunakan

kuesioner yang ditanyakan langsung kepada responden.

b. Data sekunder

Data sekunder di peroleh dari laporan tahunan program imunisasi Dinas

Kesehatan Kota Surabaya, profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan

profil Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

59

V.8 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisa secara diskriptif. Karena dalam penelitian

ini menggunakan studi benchmarking, maka hasil dari masing-masing

Puskesmas dibandingkan. Dari hasil perbandingan tersebut akan di dapat

aspek yang lebih positif dari Puskesmas tempat bencmark yang akan

menjadi acuan dalam menyusun upaya pencapaian cakupan imunisasi bayi

di Puskesmas Sidotopo Wetan.

V.9 Kriteria Penilaian

1. Motivasi

Motivasi terdiri dari 2 (dua) variabel yaitu motivator dan higiene.

Motivator terdiri dari presrasi kerja, pengakuan atas hasil kerja, pekerjaan

yang menarik, tanggung jawab, dan perasaan maju dan berkembang. Higiene

terdi dari supervisi, hubungan antar personal, hubungan kerja dan insentif.

Masing-masing variabel ada beberapa pertanyaan dengan 4 (empat) pilihan

jawaban dengan ketentuan penilaian yaitu jika memilih jawaban a = nilai 1,

jawaban b = nilai 2, jawaban c = nilai 3 dan jawaban d = nilai 4. Kemudian

hasil jawaban responden dijumlahkan kemudian dibagi jumlah pertanyaan

dalam variabel tersebut, hasilnya dapat dikelompokkan ke dalam kriteria

seperti di bawah ini:

1. Kriteria sangat rendah apabila jawaban kuesioner dengan skor antara

1,00-1,75.

2. Kriteria rendah apabila jawaban kuesioner dengan skor antara 1,76-2,50.

3. Kriteria tinggi apabila jawaban kuesioner dengan skor antara 2,51-3,25.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

60

4. Kriteria sangat tinggi apabila jawaban kuesioner dengan skor antara

3,26-4,00.

2. Proses Sarana Prasarana dan Manajemen

Masing-masing variabel terdiri dari beberapa pertanyaan yang

terdiri dari 4 (empat) pilihan jawaban yaitu tidak pernah dilakukan = nilai 0,

jarang = nilai 1, sering = nilai 2, selalu = nilai 3. Kemudian hasil jawaban

responden dijumlahkan dibagi jumlah total nilai kumulatif tertinggi

dikalikan 100%, hasilnya dapat dikelompokkan ke dalam kriteria seperti di

bawah ini:

1. Suatu tahapan dalam proses perencanaan berkriteria baik apabila

jawaban kuesioner dengan skor antara 51%-100% dari nilai kumulatif

tertinggi.

2. Suatu tahapan dalam proses perencanaan berkriteria kurang apabila

jawaban kuesioner dengan skor antara 0%-50% dari nilai kumulatif

tertinggi.

Nilai kumulatif tertinggi dari faktor sarana prasarana, perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian di Puskesmas adalah:

Sarana prasarana = 27 (terdiri dari 9 pertanyaan)

P1 : Perencanaan = 24 (terdiri dari 8 pertanyaan)

P2 : Pelaksanaan = 21 (terdiri dari 7 pertanyaan)

P3 : Penilaian = 21 (terdiri dari 7 pertanyaan)

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

61

BAB VI

HASIL PENELITIAN

VI.1 Gambaran Umum Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan

1.1 Puskesmas Sidotopo

A. Keadaan Geografis

Puskesmas Sidotopo terletak di wilayah Surabaya Utara, tepatnya di

Kecamatan Semampir dengan luas wilayah kerjanya 78 ha dengan jumlah

penduduk 43.562 jiwa, yang membawahi 2 kelurahan yaitu kelurahan

Sidotopo dan Kelurahan Ampel dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara : Kelurahan Pegirian

b. Sebalah timur : Kelurahan Wonokusumo

c. Sebelah selatan : Kelurahan Simolawang

d. Sebelah barat : Jalan Sidodadi Kelurahan Simolawang

B. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Sidotopo adalah

sebagai berikut:

a. Puskesmas induk : 1

b. Puskesmas pembantu : 0

c. Posyandu : 23

61

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

62

C. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Sidotopo adalah:

a. Dokter umum : 2

b. Dokter gigi : 1

c. Bidan : 2

d. Perawat : 3

e. Perawat gigi : 1

f. Tenaga administrasi : 1

g. Petugas kebersihan : 1

h. Lain-lain : 3

D Hasil Kegiatan Imunisasi

Hasil kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo Tahun 2005 dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel VI.1 Hasil Cakupan Imunisasi Puskesmas Sidotopo tahun 2005

Puskesmas Sidotopo Cakupan No Jenis Imunisasi Target

Sasaran N %

1 BCG 90% 980 2480 253 2 DPT 1 90% 980 1243 126.8 3 DPT 3 80% 980 916 93.5 4 POLIO 4 80% 980 779 79.5 5 CAMPAK 80% 980 914 93.3 6 Hb 3 80% 980 877 89.5

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

63

1.2 Puskesmas Sidotopo Wetan

A. Keadaan Geografis

Puskesmas Sidotopo Wetan terletak di Kecamatan Sidotopo Wetan

dengan jumlah penduduk 63.769 jiwa dengan luas wilayah 621.950 Km²,

melayani 3 kelurahan yaitu: Kelurahan Sidotopo Wetan, Kelurahan

Tambak Wedi dan Kelurahan Bulak Banteng, dengan batas wilayah:

a. Sebelah Utara : Selat Madura

b. Sebalah Timur : Wilayah Puskesmas Tanah Kali Kedinding

c. Sebelah Selatan : Wilayah Puskesmas Gading

d. Sebelah Barat : Wilayah Puskesmas Wonokusumo

B. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Sidotopo adalah

sebagai berikut:

a. Puskesmas induk : 1

b. Puskesmas pembantu : 2

c. Posyandu : 38

C. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di Puskesms Sidotopo Wetan adalah sebagai

berikut:

i. Dokter umum : 1

j. Dokter gigi : 1

k. Bidan : 4

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

64

l. Perawat : 3

m. Perawat gigi : 1

n. Petugas laborat : 1

o. Petugas obat : 1

p. Tenaga administrasi : 2

q. Sopir : 1

r. Petugas kebersihan : 1

s. Lain-lain : 5

D Hasil Kegiatan Imunisasi

Hasil kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo Tahun 2005 dapat

dilihat pada tabel VI.2.

Tabel VI.2 Hasil Cakupan Imunisasi Puskesmas Sidotopo Wetan tahun 2005

Puskesmas Sidotopo Wetan

Cakupan No Jenis Imunisasi Target Sasaran

N % 1 BCG 90% 1297 1132 87.2 2 DPT 1 90% 1297 795 61.3 3 DPT 3 80% 1297 765 58.9 4 POLIO 4 80% 1297 416 32.1 5 CAMPAK 80% 1297 1085 83.6 6 Hb 3 80% 1297 783 60

VI.2 Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data responden berdasarkan umur

dan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel VI.3 dan VI.4.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

65

1. Umur

Distribusi responden penelitian berdasarkan umur dapat dilihat pada

tabel VI.3.

Tabel VI.3 Distribusi bidan dan perawat berdasarkan umur di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Puskesmas Sidotopo

Puskesmas Sidotopo Wetan No Umur (thn)

n % n % 1 26 - 35 3 60 1 14 2 > 35 2 40 6 86

Total 5 100 7 100

Dari tabel VI.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden di

Sidotopo (60%) berumur antara 26-35 tahun, dan yang berumur lebih dari

35 tahun hanya 40%. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan yang

berumur 26-35 tahun hanya 14% dan yang berumur lebih dari 35 tahun

sebesar 86%.

2. Jenis Profesi

Distribusi responden penelitian berdasarkan jenis profesi dapat dilihat

pada tabel VI.4.

Tabel VI.4 Distribusi responden berdasarkan jenis profesi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Puskesmas Sidotopo Puskesmas Sidotopo Wetan No jenis profesi

n % n % 1 Bidan 2 40 4 57 2 Perawat 3 60 3 43

Jumlah 5 100 7 100

Dari tabel VI.4 di atas diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo ada

40% yang berprofesi sebagai bidan dan ada 60% yang berprofesi sebagai

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

66

perawat. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan ada 57% yang

berprofesi sebagai bidan dan yang berprofesi sebagai perawat ada 43%.

VI.3 Hasil Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan wawancara dengan responden dan observasi data sekunder

baik di Puskesmas Sidotopo maupun di Puskesmas Sidotopo Wetan didapat hasil

sebagai berikut:

1. Motivasi

Salah satu faktor yang dianggap dapat mempengaruhi pencapaian cakupan

imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan adalah

tingkat motivasi bidan dan perawat pelaksana program imunisasi. Setelah

dilakukan wawancara dengan responden, diperoleh hasil untuk faktor

motivator dan faktor higiene dengan kriteria penilaian seperti dibawah ini.

Kriteria : 1,00 – 1,75 = sangat rendah

1,76 – 2,50 = rendah

2,51 – 3,25 = tinggi

3,26 – 4,00 = sangat tinggi

Distribusi bidan dan perawat berdasarkan prestasi kerja tentang target yang

ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan imunisasi dapat dilihat pada tabel

VI.5.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

67

Tabel VI.5 Distribusi prestasi kerja tentang target yang ingin dicapai bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Target yang ingin dicapai n % Skor n % Skor

1 75% 0 0 0 0 0 0 2 80% 1 20 2 3 42.80 6 3 90% 0 0 0 1 14.40 3 4 100% 4 80 16 3 42.80 12

Total skor 5 100 18 7 100 21 Rata-rata skor 3.60 3.00

Dari tabel VI.5 di atas diketahui bahwa dari prestasi kerja tentang target

yang ingin dicapai oleh bidan dan perawat dari pelaksanaan kegiatan

imunisasi di Puskesmas Sidotopo lebih tinggi dengan rata-rata skor sebesar

3,60 dengan kriteria sangat tinggi, sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan

dengan skor rata-rata sebesar 3,00 dengan kriteria tinggi.

Distribusi bidan dan perawat tentang pengakuan atas hasil kerja dapat

dilihat pada tabel VI.6.

Tabel VI.6 Distribusi pengakuan atas hasil kerja bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Pengakuan atas hasil kerja n % Skor n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 3 42.86 3 2 Jarang 2 40 4 4 57.14 8 3 Sering 3 60 9 0 0 0 4 Selalu 0 0 0 0 0 0

Total 5 100 13 7 100 11 Rata-rata skor 2.60 1.57

Berdasarkan tabel VI.6 di atas faktor motivator untuk pengakuan atas hasil

kerja di Puskesmas Sidotopo dengan skor rata-rata 2,60 dengan kriteria tinggi,

sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah dengan skor rata-rata

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

68

1,57 dengan kriteria rendah. Pengakuan atas hasil kerja disini hanya dihitung

pada yang pernah mendapatkan pujian atau ucapan terima kasih dari

pimpinan.

Distribusi pendapat responden tentang pekerjaannya sebagai bidan dan

perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat

dilihat pada tabel VI.7.

Tabel VI.7 Distribusi pendapat responden tentang pekerjaannya sebagai bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Pendapat responden tentang pekerjaan sebagai bidan dan perawat n % Skor n % Skor

1 Membosankan 0 0 0 1 14.29 1 2 Biasa-biasa saja 3 60 6 1 14.29 2 3 Menarik dan menantang 1 20 3 4 57.14 12 4 Sangat menarik 1 20 4 1 14.29 4

Total 5 100 13 7 100 19 Rata-rata skor 2.60 2.71

Berdasarkan tabel VI.7 di atas di Puskesmas Sidotopo menganggap bahwa

pekerjaan sebagai bidan dan perawat merupakan pekerjaan yang biasa-biasa

saja dengan rata-rata skor 2,60, sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan

menganggap sebagai pekerjaan yang menarik dan menantang dengan rata-rata

skor 2,71.

Distribusi tentang tugas yang dibebankan kepada bidan dan perawat dapat

dilihat pada tabel VI.8.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

69

Tabel VI.8 Distribusi tugas yang dibebankan kepada bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Beban pekerjaan n %

Skor n %

Skor

1 Sangat memberatkan 0 0 0 1 14.29 1 2 Memberatkan 1 20 2 3 42.86 6 3 Ringan 0 0 0 2 28.57 6 4 Sedang 4 80 16 1 14.29 4

Total 5 100 18 7 100 17 Rata-rata skor 3.60 2.43

Berdasarkan tabel VI.8 diatas dapat diketahui bahwa menurut responden di

Puskesmas Sidotopo lebih banyak menganggap tugas yang dibebankan

merupakan tugas yang sedang dengan skor rata-rata 3,60 dengan kriteria

sangat tinggi. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih banyak

menganggap bahwa tugas tersebut memberatkan dengan rata-rata skor 2,43

dengan kriteria rendah.

Distribusi tentang melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas

di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.9.

Tabel VI.9 Distribusi melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 1 14.29 2 3 Sering 2 40 6 5 71.43 15 4 Selalu 3 60 12 1 14.29 4

Total 5 100 18 7 100 21 Rata-rata skor 3.60 3.00

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

70

Dari tabel VI.9 di atas responden di Puskesmas Sidotopo selalu

melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas dengan rata-rata skor

3,60 dngan kriteria sangat tinggi, sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan

dengan rata-rata skor 3,00 dengan kriteria tinggi.

Distribusi tentang menyelesaikan tugas sesuai petunjuk dari Kepala

Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat

dilihat pada tabel VI.10.

Tabel VI.10 Distribusi menyelesaikan tugas sesuai petunjuk dari Kepala Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Menyelesaikan tugas sesuai petunjuk Kepala Puskesmas n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 1 14.29 1 2 Jarang 0 0 0 2 28.57 4 3 Sering 3 60 9 0 0 0 4 Selalu 2 40 8 4 57.14 16

Total 5 100 17 7 100 21 Rata-rata skor 3.40 3.00

Berdasarkan tabel VI.10 di atas dapat diketahui bahwa responden di

Puskesmas Sidotopo dalam menyelesaikan tugas sesuai petunjuk Kepala

Puskesmas adalah sangat tinggi (3,40) dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

adalah tinggi (3,00).

Distribusi mengecek pekerjaan yang diserahkan kepada teman dapat

dilihat pada tabel VI.11.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

71

Tabel VI.11 Distribusi mengecek pekerjaan yang diserahkan kepada teman di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Mengecek pekerjaan yang diserahkan kepada teman n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 1 20 2 0 0 0 3 Sering 4 80 12 0 0 0 4 Selalu 0 0 7 100 28

Total 5 100 14 7 100 28 Rata-rata 2.80 4.00

Dari tabel VI.11 diketahui bahwa dalam mengecek pekerjaan yang

diserahkan kepada teman, Puskesmas Sidotopo adalah tinggi dengan rata-rata

skor 2,80 dan di Puskesmas Sidotopo Wetan adalah sangat tinggi dengan rata-

rata skor 4,00.

Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti pelatihan dapat

dilihat pada tabel VI.12.

Tabel VI.12 Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti pelatihan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Kesempatan mengikuti pelatihan

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 1 20 1 1 14.29 1 2 Jarang 1 20 2 2 28.57 4 3 Sering 2 40 6 0 0 0 4 Selalu 1 20 4 4 57.14 16

Total 5 100 13 7 100 21 Rata-rata 2.60 3.00

Berdasarkan tabel VI.12 di atas dapat diketahui bahwa kesempatan

responden untuk mengikuti pelatihan di Puskesmas Sidotopo adalah tinggi

(2,60), dan di Puskesmas Sidotopo Wetan juga tinggi (3,00).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

72

Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti studi banding di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.13.

Tabel VI.13 Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti studi banding di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Kesempatan mengikuti studi banding

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 1 20 1 1 14 1 2 Jarang 2 40 4 2 29 4 3 Sering 1 20 3 4 57 12 4 Selalu 1 20 4 0 0

Total 5 100 12 7 100 17 Rata-rata 2.40 2.43

Berdasarkan tabel VI.13 di atas dapat diketahui bahwa kesempatan

responden untuk mengikuti pelatihan di Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas

Sidotopo Wetan adalah sama-sama rendah, untuk Puskesmas Sidotopo dengan

rata-rata skor 2,40 dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dengan rata-rata skor

2,43.

Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti seminar di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.14.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

73

Tabel VI.14 Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti seminar di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Kesempatan mengikuti seminar

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 1 20 1 3 43 3 2 Jarang 1 20 2 4 57 8 3 Sering 2 40 6 0 0 0 4 Selalu 1 20 4 0 0 0

Total 5 100 13 7 100 11 Rata-rata 2.60 1.57

Dari tabel VI.14 dapat dilihat bahwa kesempatan responden untuk

mengikuti seminar di Puskesmas Sidotopo tinggi (2,60) dan di Puskesmas

Sidotopo Wetan sangat rendah (1,57).

Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk melanjutkan pendidikan

formal di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat

pada tabel VI.15.

Tabel VI.15 Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk melanjutkan pendidikan formal di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Kesempatan melanjutkan pendidikan formal n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 1 20 1 4 57 4 2 Jarang 3 60 6 1 14 2 3 Sering 0 0 0 2 29 6 4 Selalu 1 20 4 0 0 0

Total 5 100 11 7 100 12 Rata-rata 2.20 1.71

Dari tabel VI.15 terlihat bahwa kesempatan untuk melanjutkan pendidikan

formal di Puskesmas Sidotopo adalah rendah dengan skor rata-rata 2,20 dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan adalah sangat rendah dengan skor rata-rata 1,71.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

74

Distribusi bidan dan perawat untuk faktor higiene di Puskesmas Sidotopo

dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Distribusi bidan dan perawat tentang frekuensi supervisi dalam 1 tahun di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.16.

Tabel VI.16 Distribusi frekuensi supervise dalam 1 tahun di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Supervisi dalam 1 tahun

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 1 kali 3 60 6 4 57 8 3 2-3 kli 2 40 6 1 14 3 4 4 kali atau lebih 0 0 0 2 29 8

Total 5 100 12 7 100 19 Rata-rata 2.40 2.71

Dari tabel VI.16 dapat diketahui bahwa frekuensi supervisi dalam 1 tahun

di Puskesmas Sidotopo adalah rendah dengan rata-rata skor 2,40 dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan adalah tinggi dengan rata-rata skor 2,71.

Distribusi bidan dan perawat tentang manfaat supervisi di Puskesmas

Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.17.

Tabel VI.17 Distribusi manfaat supervisi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Manfaat supervisi n %

Skor n %

Skor

1 Tidak bermanfaat 0 0 0 0 0 0 2 Biasa-biasa saja 0 0 0 0 0 0 3 Bermanfaat 2 40 6 3 43 9 4 Sangat bermanfaat 3 60 12 4 57 16

Total 5 100 18 7 100 25 Rata-rata 3.60 3.57

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

75

Berdasarkan tabel VI.17 dapat diketahui bahwa bidan dan perawat di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan sebagian besar

menganggap bahwa supervisi sangat bermanfaat. Hal ini ditunjukkan dari rata-

rata skor di Puskesmas Sidotopo 3,60 dengan kriteria sangat tinggi dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan 3,57 dengan kriteria sangat tinggi juga.

Distribusi tentang Kepala Puskesmas membimbing dalam melaksanakan

tugas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat

pada tabel VI.18.

Tabel VI.18 Distribusi tentang Kepala Puskesmas membimbing dalam melaksanakan tugas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Kepala Puskesmas membimbing dalam melaksanakan tugas n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 1 14.29 1 2 Jarang 0 0 0 3 42.86 6 3 Sering 4 80 12 2 28.57 6 4 Selalu 1 20 4 1 14.29 4

Total 5 100 16 7 100 17 Rata-rata 3.20 2.43

Dari tabel VI.18 di atas diketahui bahwa dalam melaksanakan tugas bidan

dan perawat di Puskesmas Sidotopo lebih sering dibimbing oleh Kepala

Puskesmas dengan rata-rata skor 3,20 sedangkan di Puskesmas Sidotopo

Wetan sebagian besar dari bidan dan perawat jarang dibimbing oleh Kepala

Puskesmas dengan rata-rata skor 2,43.

Distribusi tentang sering terjadinya komunikasi informal dengan Kepala

Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat

dilihat pada tabel VI.19.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

76

Tabel VI.19 Distribusi tentang sering terjadinya komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 2 28.57 2 2 Jarang 1 20 2 2 28.57 4 3 Sering 4 80 12 3 42.86 9 4 Selalu 0 0 0 0 0 0

Total 5 100 14 7 100 15 Rata-rata 2.80 2.14

Berdasarkan tebel VI.19 di atas dapat diketahui bahwa di Puskesmas

Sidotopo lebih sering terjadi komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas,

hal ini terlihat dari rata-rata skornya sebesar 2,80. Sedangkan di Puskesmas

Sidotopo Wetan tidak semua bidan dan perawat sering melakukan komunikasi

informal dengan Kepala Puskesmas dengan rata-rata skor 2,14.

Distribusi tentang saling mengetahui tugas antar teman di Puskesmas

Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.20.

Tabel VI.20 Distribusi tentang saling mengetahui tugas antar teman di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Saling mengetahui tugas antar teman

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 1 20 3 3 42.86 9 4 Selalu 4 80 16 4 57.14 16

Total 5 100 19 7 100 25 Rata-rata 3.80 3.57

Dari tabel VI.20 di atas dapat diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo dan

di Puskesmas Sidotopo Wetan antara bidan dan perawat saling mengetahui

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

77

tugas antar teman sangat tinggi. Di Puskesmas Sidotopo dengan rata-rata skor

3,80 dan di Puskesmas Sidotopo Wetan 3,57.

Distribusi tentang menyampaikan masalah kepada teman yang berkaitan

dengan tugas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat

dilihat pada tabel VI.21.

Tabel VI.21 Distribusi tentang menyampaikan masalah kepada teman yang berkaitan dengan tugas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Menyampaikan masalah kepada teman

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 1 20 2 1 14.29 2 3 Sering 2 40 6 3 42.86 9 4 Selalu 2 40 8 3 42.86 12

Total 5 100 16 7 100 23 Rata-rata 3.20 3.29

Dari tabel VI.21 diketahui bahwa dalam menyampaikan masalah dengan

teman di Puskesmas Sidotopo adalah tinggi (3,20) dan di Puskesmas Sidotopo

Wetan adalah sangat tinggi (3,29).

Distribusi tentang saran dari teman untuk mengatasi masalah di Puskesmas

Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.22.

Tabel VI.22 Distribusi tentang saran dari teman untuk mengatasi masalah di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Saran dari teman kerja n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 2 40 6 4 57.14 12 4 Selalu 3 60 12 3 42.86 12

Total 5 100 18 7 100 24 Rata-rata 3.60 3.43

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

78

Berdasarkan tabel VI.22 diketahui bahwa tentang mendapatkan saran dari

teman adalah sama-sama sangat tinggi, namun di Puskesmas Sidotopo

mempunyai rata-rata skor lebih tinggi yaitu 3,60 sedangkan di Puskesmas

Sidotopo Wetan yaitu 3,43.

Distribusi tentang melaksanakan saran dari teman di Puskesmas Sidotopo

dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.23.

Tabel VI.23 Distribusi tentang melaksanakan saran dari teman di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Melaksanakan saran tersebut n % Skor n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 1 14.29 2

3 Sering 3 60 9 4 57.14 12 4 Selalu 2 40 8 2 28.57 8

Total 5 100 17 7 100 22 Rata-rata 3.40 3.14

Dari tabel VI.23 tersebut ternyata bidan dan perawat d Puskesmas

Sidotopo dalam melaksanakan saran dari teman mempunyai rata-rata skor

sangat tinggi (3,40) dan di Puskesmas Sidotopo Wetan adalah tinggi (3,14).

Distribusi tentang kondisi tata letak ruangan di Puskesmas Sidotopo dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.24.

Tabel VI.24 Distribusi tentang kondisi tata letak ruangan kerja di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Kondisi tata letak ruangan kerja n % Skor n % Skor

1 Tidak mendukung 0 0 0 0 0 0 2 Biasa-biasa saja 0 0 0 4 57.14 8 3 Mendukung 4 80 12 2 28.57 6 4 Sangat mendukung 1 20 4 1 14.29 4

Total 5 100 16 7 100 18 Rata-rata 3.20 2.57

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

79

Dari tabel VI.24 tersebut ternyata bidan dan perawat di Puskesmas

Sidotopo dan di Sidotopo Wetan menganggap bahwa tata letak ruangan

kerjanya mendukung dalam bekerja dengan kriteria sam tinggi yaitu 3,20 di

Puskesmas Sidotopo dan 2,57 di Puskesmas Sidotopo Wetan.

Distribusi tentang fasilitas ruangan di Puskesmas Sidotopo dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.25.

Tabel VI.25 Distribusi tentang fasilitas ruangan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Kondisi fasilitas ruangan

n % Skor n % Skor

1 Tidak mendukung 0 0 0 0 0 0 2 Biasa-biasa saja 0 0 0 3 43 6 3 Mendukung 5 100 15 3 43 9 4 Sangat mendukung 0 0 0 1 14 4

Total 5 100 15 7 100 19 Rata-rata 3.00 2.71

Dari tabel VI.25 tersebut ternyata bidan dan perawat di Puskesmas

Sidotopo dan di Sidotopo Wetan menganggap bahwa fasilitas di ruangan

kerjanya mendukung dalam bekerja dengan kriteria sama tinggi yaitu 3,00 di

Puskesmas Sidotopo dan 2,71 di Puskesmas Sidotopo Wetan.

Distribusi tentang tempat tinggal bidan dan perawat di Puskesmas

Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.26.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

80

Tabel VI.26 Distribusi tentang tempat tinggal bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Kondisi tempat tinggal n %

Skor n %

Skor

1 Tidak mendukung 2 40 2 0 0 0 2 Biasa-biasa saja 0 0 0 0 0 0 3 Mendukung 3 60 9 4 57.14 12 4 Sangat mendukung 0 0 0 3 42.86 12

Total 3 60 11 7 100 24 Rata-rata 3.67 3.43

Dari tabel VI.26 diketahui bahwa kondisi tempat tinggal bidan dan

perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan sama-sama

mendukung. Di Puskesmas Sidotopo dengan kriteria sangat tinggi (3,67) dan

di Puskesmas Sidotopo Wetan juga sangat tinggi (3,43).

Distribusi tentang pernah mendapatkan bonus di Puskesmas Sidotopo dan

di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.27.

Tabel VI.27 Distribusi tentang pernah mendapatkan bonus di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Insentif : pernah mendapat bonus

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 4 80 8 6 85.71 12 3 Sering 0 0 0 1 14.29 3 4 Selalu 1 20 4 0 0 0

Total 5 100 12 7 100 15

Rata-rata 2.40 2.14

Dari tabel VI.27 ternyata bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan jarang mendapatkan bonus. Di Puskesmas

Sidotopo dengan skor rata-rata 2,40 dan di Puskesmas Sidotopo Wetan 2,14.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

81

Distribusi tentang perasaan puas bidan dan perawat terhadap bonus

tersebut di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat

dilihat pada tabel VI.28.

Tabel VI.28 Distribusi tentang perasaan puas bidan dan perawat terhadap bonus tersebut di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Puas terhadap bonus tersebut

n % Skor

n % Skor

1 Tidak puas 0 0 0 0 0 0 2 Biasa-biasa saja 0 0 0 4 57.14 8 3 Puas 5 100 15 3 42.86 9 4 Sangat puas 0 0 0 0 0 0

Total 5 100 15 7 100 17 Rata-rata 3.00 2.43

Dari tabel VI.28 ternyata bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo

merasa puas terhadap bonus yang diberikan dengan rata-rata skor 3,00 dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah dengan rata-rata skor 2,43.

Distribusi tentang bonus bisa memotivasi bidan dan perawat untuk

meningkatkan prestasi kerja di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas

Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.29.

Tabel VI.29 Distribusi tentang perasaan puas bidan dan perawat terhadap bonus tersebut di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Bonus selalu memotivasi prestasi kerja n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 4 57 8 3 Sering 3 60 9 0 0 0 4 Selalu 2 40 8 3 43 12

Total 5 100 17 7 100 20 Rata-rata 3.40 2.86

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

82

Dari tabel VI.29 di atas ternyata di Puskesmas Sidotopo bonus bisa

memotivasi bidan dan perawat untuk meningkatkan prestasi kerja dan

mendapatkan skor dengan kriteria sangat tinggi (3,40) sedangkan di

Puskesmas Sidotopo Wetan dengan kriteria tinggi (2,86).

Tabel VI.30 Distribusi Motivasi pada Bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan

Puskesmas Sidotopo Puskesms Sidotopo Wetan

Nilai Nilai

Skor Skor No Item

n 1 2 3 4

∑ rata-rata

n 1 2 3 4

∑ rata-rata

A Motivator 1 Prestasi kerja 5 1 4 18 3.60 7 3 1 3 21 3.00 2 Pengakuan atas hasil kerja 5 2 3 13 2.60 7 3 4 11 1.57 3 Pekerjaan yang menarik 5 3 1 1 13 2.60 7 1 1 4 1 19 2.71 4 Tanggung jawab Beban pekerjaan 5 1 4 18 3.60 7 1 3 2 1 17 2,43

Melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas

5 2 3 13 3.60 1 5 1 21 3.00

Menyelesaikan tugas sesuai petunjuk Kepala Puskesmas 5 3 2 17 3.40 1 2 4 21 3.00

Mengecek pekerjaan yang diserahkan kepada teman 5 1 4 14 2.80 7 7 28 4.00

5 Perasaan maju dan berkembang

Kesempatan mengikuti latihan 5 1 1 2 1 13 2.60 7 1 2 4 21 3.00

Kesempatan mengikuti studi banding 5 1 2 1 1 12 2.40 7 1 2 4 17 2.43

Kesempatan mngikuti seminar 5 1 1 2 1 13 2.60 3 4 11 1.57

Kesempatan melanjutkan pendidikan formal 5 1 3 1 11 2.20 7 4 1 2 12 1.71

RATA - RATA 3.11 2.88 B Higiene 1 Supervisi dalam 1 tahun 3 2 12 2.40 4 1 2 19 2.71 Manfaat supervisi 2 3 18 3.60 3 4 25 3.57

2 Hubungan antar personal

Kepala Puskesmas membimbing dalam melaksanakan tugas

5 4 1 16 3.20 7 1 3 2 1 17 2.43

Komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas 5 3 2 12 2.80 7 3 3 15 2.14

Dilanjutkan…

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

83

Lanjutan dari tabel VI.30

Puskesmas Sidotopo Puskesms Sidotopo Wetan Nilai Nilai

Skor Skor No Item

n 1 2 3 4

∑ rata-rata

n 1 2 3 4

∑ rata-rata

Saling mengetahui tugas antar teman 5 1 4 19 3.80 7 3 4 25 3.57

Menyampaikan masalah dengan teman 5 1 2 2 16 3.20 7 1 3 3 23 3.29

Saran dari teman kerja 5 2 3 18 3.60 7 4 3 24 3.43

Melaksanakan saran tersebut 5 3 2 17 3.40 7 1 4 2 22 3.14

3 Kondisi ruangan kerja 5 4 1 16 3.20 7 4 2 1 18 2.57 Kondisi fasilitas ruangan 5 5 15 3.00 7 3 3 1 19 2.71 Kondisi tempat tinggal 5 2 3 11 2.20 7 4 3 24 3.43

4 Insentif : pernah mendapat bonus 5 4 1 12 2.40 7 6 1 15 2.14

Puas terhadap bonus tersebut 5 5 15 3.00 7 4 3 17 2.43

Bonus selalu memotivasi prestasi kerja 5 3 2 17 3.40 7 4 3 20 2.86

RATA - RATA 3.09 2.89 RATA-RATA TOTAL 3.10 2.88

Keterangan : nilai 1,2,3 dan 4 menunjukkan nilai makin tinggi berarti makin

baik atau makin tinggi.

Kriteria : 1,00 – 1,75 = sangat rendah

1,76 – 2,50 = rendah

2,51 – 3,25 = tinggi

3,26 – 4,00 = sangat tinggi

Berdasarkan tabel VI.30 di atas menunjukkan bahwa faktor motivator

bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo lebih tinggi dibandingkan faktor

motivator bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo Wetan. Hal ini

ditunjukkan dari 11 pernyataan ada 7 pernyataan yang skor rata-ratanya lebih

tinggi dibandingkan dengan Puskesmas Sidotopo Wetan. Dari 7 pernyataan itu

adalah tentang prestasi kerja, pengakuan atas hasil kerja, beban kerja,

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

84

melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas, menyelesaikan tugas

sesuai petunjuk Kepala Puskesmas, kesempatan mengikuti seminar dan

melnjutkan pendidikan formal. Sehingga diperoleh skor rata-rata untuk faktor

motivator di Puskesmas Sidotopo yaitu dengan jumlah skor rata-rata 3,11 dan

Puskesmas sidotopo Wetan yaitu dengan jumlah skor rata-rata 2,88.

Untuk faktor higiene bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo

lebih tinggi dibandingkan faktor higiene bidan dan perawat di Puskesmas

Sidotopo Wetan. Hal ini ditunjukkan dari 14 pernyataan ada 12 pernyataan

yang skor rata-ratanya lebih tinggi dibandingkan dengan Puskesmas Sidotopo

Wetan. Dari 12 pernyataan itu adalah tentang manfaat supervisi, adanya

komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas, saling mengetahui tugas

antar teman, mendapatkan saran dari teman jika ada masalah yang berkaitan

dengan tugas, melaksanakan saran dari teman, kondisi ruangan, kondisi

fasilitas ruangan, kondisi tempat tinggal, pernah mendapatkan bonus, puas

terhadap bonus tersebut dan bonus tersebut selalu memotivasi untuk

meningkatkan prestasi kerja. Sehingga diperoleh skor rata-rata untuk faktor

higiene di Puskesmas Sidotopo yaitu dengan jumlah skor rata-rata 2,63 dan

Puskesmas Sidotopo Wetan yaitu dengan jumlah skor rata-rata 2,45.

2. Sarana dan Prasarana

Dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi, sarana dan prasarana merupakan

peralatan yang sangat dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan imunisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden dapat dilihat pada tabel

tersebut di bawah ini.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

85

Distribusi tentang menetapkan kebutuhan vaksin untuk kegiatan imunisasi

di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.31.

Tabel VI.31 Distribusi tentang menetapkan kebutuhan vaksin untuk kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No

Menetapkan kebutuhan vaksin untuk kegiatan imunisasi n % Skor n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0.0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0.0 0 3 Sering 1 20 2 1 14.29 2 4 Selalu 4 80 12 6 85.71 18

Total 5 100 14 7 100 20

Dari tabel VI.31 di atas diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo dan

Puskesmas Sidotopo Wetan selalu menetapkan kebutuhan vaksin. Untuk

Puskesmas Sidotopo ada 80% dan di Puskesmas Sidotopo Wetan 85,71%.

Distribusi tentang menetapkan kebutuhan vaksin berdasarkan jumlah

sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat

dilihat pada tabel VI.32.

Tabel VI.32 Distribusi tentang menetapkan kebutuhan vaksin berdasarkan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No

Dalam menetapkan kebutuhan vaksin berdasarkan jumlah sasaran n %

Skorn %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 1 20 2 3 42.86 6 4 Selalu 4 80 12 4 57.14 12

Total 5 100 14 7 100 18

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

86

Dari tabel VI.32 tersebut di atas diketahui bahwa dalam menentukan

kebutuhan vaksin berdasarkan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo selalu

melakukan 80%, sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan 57,14%.

Distribusi tentang menetapkan alat suntik untuk satu kali pemakaian sesuai

dengan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo

Wetan dapat dilihat pada tabel VI.33.

Tabel VI.33 Distribusi tentang menetapkan alat suntik untuk satu kali pemakaian sesuai dengan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No

Menetapkan alat suntik untuk satu kali pemakaian sesuai dengan jumlah sasaran imunisasi n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 0 0 0 2 28.57 4 4 Selalu 5 100 15 5 71.43 15

Total 5 100 15 7 100 19

Berdasarkan tabel VI.33 dalam menetapkan alat suntik untuk satu kali

pemakaian sesuai dengan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo selalu

melakukan sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan yang selalu melakukan

ada 71,43%.

Distribusi tentang penyimpanan vaksin dalam termos di Puskesmas

Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.34.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

87

Tabel VI.34 Distribusi tentang penyimpanan vaksin dalam termos di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Vaksin selalu disimpan dalam termos

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 0 0 4 0 0 0 4 Selalu 5 100 9 7 100 21

Total 5 100 15 7 100 21

Dari tabel VI.34 ternyata untuk penyimpanan vaksin di Puskesmas

Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan selalu disimpan dalam termos.

Distribusi tentang memperhatikan suhu penyimpanan vaksin dalam termos

di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.35.

Tabel VI.35 Distribusi tentang memperhatikan suhu penyimpanan vaksin dalam termos di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Memperhatikan penyimpanan vaksin suhu penyimpanan

n % Skor

n % Skor

0 Tidak pernah 0 0 0 0 1 Jarang 0 0 1 14.29 1 2 Sering 2 40 4 5 71.43 10 3 Selalu 3 60 9 2 28.57 6

Total 5 100 13 7 100 17

Dari tabel VI.35 di atas diketahui bahwa ada 60% bidan dan perawat di

Puskesmas Sidotopo yang selalu memperhatikan suhu penyimpanan vaksin

dalam termos, sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 28,57%.

Distribusi tentang suhu penyimpanan vaksin dalam termos di Puskesmas

Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.36.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

88

Tabel VI.36 Distribusi tentang suhu penyimpanan vaksin dalam termos di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Suhu dalam termos selalu 2-8°C n %

Skor n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 1 20 1 3 42.86 3 3 Sering 1 20 2 3 42.86 6 4 Selalu 3 60 9 1 14.29 3

Total 5 100 12 7 100 12

Dari tabel VI.36 di atas dalam penyimpanan vaksin di Puskesmas

Sidotopo selalu memperhatikan suhu dalam termos yaitu 2-8°C ada 60%

sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah yaitu 14,29%.

Distribusi tentang menyediakan buku pedoman pelaksanaan imunisasi di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.37.

Tabel VI.37 Distribusi tentang menyediakan buku pedoman pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Menyediakan buku pedoman pelaksanaan imunisasi

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 0 0 0 0 0 0 4 Selalu 5 100 15 7 100 21

Total 5 100 15 7 100 21

Dari tabel VI.37 di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo

Wetan sama-sama selalu menyediakan buku pedoman pelaksanaan imunisasi.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

89

Distribusi tentang menyediakan format pendataan sasaran dalam

pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo

Wetan dapat dilihat pada tabel VI.38.

Tabel VI.38 Distribusi tentang menyediakan format pendataan sasaran dalam pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Menyediakan format pendataan dalam pelayanan imunisasi n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0

2 Jarang 0 0 0 1 14 1 3 Sering 2 40 4 2 29 4 4 Selalu 3 60 9 4 57 12

Total 5 100 13 7 100 17

Dari tabel VI.38 di atas dalam menyediakan format pendataan untuk

pelayanan imunisasi, di Puskesmas Sidotopo lebih tinggi yaitu 60% sedangkan

di Puskesmas Sidotopo Wetan yaitu 57%.

Distribusi tentang menyediakan format pelaporan untuk pelaksanaan

imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat

dilihat pada tabel VI.39.

Tabel VI.39 Distribusi tentang menyediakan format pelaporan untuk pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Menyediakan format pelaporan untuk pelayanan imunisasi n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 1 20 2 2 29 4 4 Selalu 4 80 12 5 71 15

Total 5 100 14 7 100 19

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

90

Dari tabel VI.39 di atas diketahui bahwa dalam menyediakan format

pelaporan untuk pelayanan imunisasi di Puskesmas Sidotopo ada 80% dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan ada 71%.

Untuk distribusi sarana dan prasarana secara keseluruhan dapat dilihat

pada tabel VI.40.

Tabel VI.40 Distribusi Sarana dan Prasarana di Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan

Puskesmas Sidotopo Puskesmas Sidotopo Wetan

Nilai Skor Nilai Skor No Pernyataan

n 1 2 3 4 ∑ rata-

rata n

0 1 2 3 ∑ rata-rata

1 Menetapkan kebutuhan vaksin untuk kegiatan imunisasi

5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 0 1 6 20 2.86

2

Dalam menetapkan kebutuhan vaksin berdasarkan jumlah sasaran

5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 0 3 4 18 2.57

3

Menetapkan alat suntik untuk satu kali pemakaian sesuai dengan jumlah sasaran imunisasi

5 0 0 0 5 15 3.00 7 0 0 2 5 19 2.71

4 Vaksin selalu disimpan dalam termos 5 0 0 2 3 15 3.00 7 0 0 7 21 3.00

5 Memperhatikan penyimpanan vaksin suhu penyimpanan

5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 2 4 2 16 2.29

6 Suhu dalam termos selalu 8°C 5 0 1 1 3 12 2.40 7 0 3 3 1 12 1.71

7 Menyediakan buku pedoman pelaksanaan imunisasi

5 0 0 0 5 15 3.00 7 0 0 0 7 21 3.00

8 Menyediakan format pendataan untuk pelayanan imunisasi

5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 1 2 4 17 2.43

9 Menyediakan format pelaporan untuk pelayanan imunisasi

5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 0 2 5 19 2.71

Total 125 25.00 163 23.28 Rata-rata 2.78 2.59

Dari tabel VI.40 menunjukkan bahwa di Puskesmas Sidotopo dalam

menentapkan kebutuhan sarana dan prasarana lebih baik dibandingkan di

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

91

Puskesmas sidotopo Wetan. Dari 9 pernyataan ada 3 pernyataan yang skor

rata-ratanya dibawah rata-rata total yaitu tentang memperhatikan suhu

penyimpanan vaksin dalam termos, suhu dalam termos selalu 2-8°C dan

tentang menyediakan format pendataan. Namun nilai ini lebih tinggi

dibandingkan dengan Puskesmas Sidotopo Wetan, dalam menetapkan

kebutuhan vaksin berdasarkan sasaran, memperhatikan suhu penyimpanan

vaksin dalam termos, suhu dalam termos selalu 2-8°C dan tentang

menyediakan format pendataan mempunyai rata-rata lebih rendah.

Dari perhitungan sarana dan prasarana diperoleh hasil untuk Puskesmas

Sidotopo mempunyai sarana dan prasarana dengan kriteria baik dengan skor

92,6% sedangkan untuk Puskesmas Sidotopo Wetan juga dengan kriteria baik

dengan skor 86,2%. Hal ini menunjukkan bahwa pada sarana dan prasarana di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas sidotopo Wetan mempunyai kriteria

yang sama namun Puskesmas Sidotopo mempunyai hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan di Puskesmas Sidotopo Wetan.

3. Hasil Pelaksanaan Fungsi Manajemen

a. Perencanaan (P1)

Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat

penting dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan. Hasil penilaian proses perencanaan dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Distribusi tentang menentukan target cakupan imunisasi di Puskesmas

Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.41.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

92

Tabel VI.41 Distribusi tentang menentukan target cakupan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Menentukan target cakupan imunisasi

n % Skor

n % Skor

0 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 1 Jarang 0 0 0 0 0 0 2 Sering 2 40 4 5 71 10 3 Selalu 3 60 9 2 29 6

Total 5 100 13 7 100 16

Dari tabel VI.41 di atas diketahui bahwa bidan dan perawat di Puskesmas

Sidotopo yang selalu menentukan target cakupan imunisasi yaitu 60%

sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 29%.

Distribusi tentang ada tidaknya pembentukan atau penetapan tim untuk

penggerak masyarakat atau kader di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas

Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.42.

Tabel VI.42 Distribusi tentang ada tidaknya pembentukan atau penetapan tim untuk penggerak masyarakat atau kader di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Ada tidaknya pembentukan/penetapan tim untuk penggerak masyarakat/kader n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 3 60 6 0 0 0 4 Selalu 2 40 6 7 100 21

Total 5 100 12 7 100 21

Dari tabel VI.42 diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo dalam

pembentukan atau penetapan tim untuk penggerak masyarakat atau kader

hanya 40% sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih tinggi yaitu 100%.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

93

Distribusi tentang menentukan jumlah sasaran bayi untuk setiap kegiatan

imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat

dilihat pada tabel VI.43.

Tabel VI.43 Distribusi tentang menentukan jumlah sasaran bayi untuk setiap kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Menentukan jumlah sasaran bayi untuk setiap kegiatan imunisasi

n % Skor

n % Skor

0 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 1 Jarang 0 0 0 3 43 3 2 Sering 2 40 4 4 57 8 3 Selalu 3 60 9 0 0 0

Total 5 100 13 7 100 11

Dari tabel VI.43 dapat diketahui bahwa bidan dan perawat di Puskesmas

Sidotopo yang selalu menentukan jumlah sasaran bayi untuk setiap kegiatan

imunisasi yaitu ada 60% sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan tidak ada.

Distribusi tentang menetapkan jumlah tenaga untuk pendataan sasaran

dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo

Wetan dapat dilihat pada tabel VI.44.

Tabel VI.44 Distribusi tentang menetapkan jumlah tenaga untuk pendataan sasaran dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Menetapkan jumlah tenaga untuk pendataan sasaran dalam kegiatan imunisasi n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 1 20 2 3 43 6 4 Selalu 4 80 12 4 57 12

Total 5 100 14 7 100 18

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

94

Dari tabel VI.44 di atas ternyata dalam menetapkan jumlah tenaga untuk

pendataan sasaran dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo lebih

tinggi yaitu 80% dan di Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 57%.

Distribusi tentang menetapkan jumlah tenaga pelaksana kegiatan imunisasi

di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.45.

Tabel VI.45 Distribusi tentang menetapkan jumlah tenaga pelaksana kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Menetapkan jumlah tenaga pelaksana kegiatan imunisasi

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 1 20 2 2 28 4 4 Selalu 4 80 12 5 72 15

Total 5 100 14 7 100 19

Dari tabel VI.45 di atas diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo selalu

menetapkan jumlah tenaga pelaksana kegiatan imunisasi ada 80% dan

sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan yang selalu menetapkan jumlah

tenaga pelaksana kegiatan imunisasi ada 72%.

Distribusi tentang menetapkan tenaga selalu disesuaikan dengan jumlah

sasaran dan pembagian wilayah di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas

Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.46.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

95

Tabel VI.46 Distribusi tentang menetapkan tenaga selalu disesuaikan dengan jumlah sasaran dan pembagian wilayah di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Menetapkan tenaga selalu disesuaikan dengan jumlah sasaran dan pembagian wilayah n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 2 40 4 3 43 6 4 Selalu 3 60 9 4 57 12

Total 5 100 13 7 100 18

Dari tabel VI.46 di atas terlihat bahwa dalam menetapkan tenaga yang

disesuaikan dengan jumlah sasaran dan pembagian wilayah di Puskesmas

Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan hampir sama, yaitu 60% di

Puskesmas Sidotopo dan 57% di Puskesmas Sidotopo Wetan.

Distribusi tentang menetapkan jadual kegiatan imunisasi di Puskesmas

Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.47.

Tabel VI.47 Distribusi tentang menetapkan jadual kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Menetapkan jadual kegiatan imunisasi

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 0 0 0 0 0 0 4 Selalu 5 100 15 7 100 21

Total 5 100 15 7 100 21

Dari tabel VI.47 ternyata di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas

Sidotopo Wetan sama-sama selalu menetapkan jadual kegiatan imunisasi.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

96

Distribusi tentang menetapkan jadual kegiatan imunisasi melibatkan lintas

program dan lintas sektor di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo

Wetan dapat dilihat pada tabel VI.48.

Tabel VI.48 Distribusi tentang menetapkan jadual kegiatan imunisasi melibatkan lintas program dan lintas sektor di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No menetapkan jadual kegiatan melibatkan lintas program dan lintas sektor n %

Skor n %

Skor

0 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 1 Jarang 1 20 1 3 43 3 2 Sering 2 40 4 3 43 6 3 Selalu 2 40 6 1 14 3

Total 5 100 11 7 100 12

Dari tabel VI.48 ternyata di Puskesmas Sidotopo dalam menentukan jadual

kegiatan imunisasi lebih sering melibatkan lintas program dan lintas sektor

yaitu ada 40% sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan ada 14%

Untuk distribusi perencanaan secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel

VI.49.

Tabel VI.49 Distribusi Perencanaan di Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan

Puskesmas Sidotopo Puskesmas Sidotopo Wetan

Nilai Skor Nilai Skor No Item

n 0 1 2 3 ∑ rata-rata

n 0 1 2 3 ∑ rata-rata

1 Menentukan target cakupan imunisasi 5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 0 5 2 16 2.29

2

Ada tidaknya pembentukan/penetapan tim untuk penggerak masyarakat/kader

5 0 0 3 2 12 2.40 7 0 0 7 21 3.00

3

Menentukan jumlah sasaran bayi untuk setiap kegiatan imunisasi

5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 3 4 11 1.57

Dilanjutkan...

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

97

Lanjutan dari tabel VI.49

Puskesmas Sidotopo Puskesmas Sidotopo Wetan Nilai Skor Nilai Skor

No Item n 0 1 2 3 ∑ rata-

rata n 0 1 2 3 ∑ rata-

rata

4

Menetapkan jumlah tenaga untuk pendataan sasaran dalam kegiatan imunisasi

5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 0 3 4 18 2.57

5 Menetapkan jumlah tenaga pelaksana kegiatan imunisasi

5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 0 2 5 19 2.71

6

Menetapkan tenaga selalu disesuaikan dengan jumlah sasaran dan pembagian wilayah

5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 0 3 4 18 2.57

7 Menetapkan jadual kegiatan imunisasi 5 0 0 0 5 15 3.00 7 0 0 0 7 21 3.00

8

menetapkan jadual kegiatan melibatkan lintas program dan lintas sektor

5 0 1 3 1 11 2.20 7 0 3 3 1 12 1.71

TOTAL 105 21.00 136 19.42

RATA-RATA 2.63 2.43

Keterangan:

0 : Tidak pernah

1 : Jarang

2 : Sering

3 : Selalu

Berdasarkan tabel VI.49 diatas dapat diketahui bahwa jumlah total

rata-rata perencanaan di Puskesmas Sidotopo lebih tinggi dari Puskesmas

Sidotopo Wetan, di Puskesmas Sidotopo dengan rata-rata 2,63 dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan dengan rata-rata 2,43. Di Puskesmas Sidotopo

dari 8 pernyataan ada 2 pernyataan yang nilainya lebih rendah dari rata-

ratanya yaitu ada tidaknya pembentukan atau penetapan tim untuk penggerak

kader dalam menetapkan jadual imunisasi melibatkan lintas program dan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

98

lintas sektor. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan dari 8 pernyataan ada

3 pernyataan yang nilainya lebih rendah dari rata-rata yaitu tentang

menentukan target dalam cakupan imunisasi, dalam menentukan jumlah

sasaran bayi untuk kegiatan imunisasi dan menetapkan jadual kegiatan

imunisasi yang melibatkan lintas program dan lintas sektor. Namun secara

kseluruhan ada 6 pernyataan yang nilainya lebih rendah dari Puskesmas

Sidotopo. Berdasarkan jawaban responden diperoleh informasi bahwa di

Puskesmas Sidotopo selain merencanakan hal tersebut diatas juga

merencanakan pengadaan stok vaksin, alat suntik dan merencanakan

sweeping. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan kegiatan perencanaan

lain yang dilakukan adalah menetapkan kebutuhan vaksin, alat suntik dan

perlengkapan imunisasi lainnya. Untuk kegiatan sweeping tidak dimasukkan

dalam perencanaan.

Hasil penilaian perencanaan di Puskesmas Sidotopo adalah sebesar

87,5% dengan kriteria baik, sedangkan untuk Puskesmas Sidotopo Wetan

sebesar 80,9% dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,

Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan mempunyai kriteria

yang sama yaitu baik, namun Puskesmas Sidotopo mempunyai nilai yang

lebih tinggi dibandingkan Puskesmas Sidotopo Wetan.

b. Pelaksanaan (P2)

Dalam proses manajemen, pelaksanaan kegiatan merupakan kegiatan

yang dilakukan setelah tahap perencanaan. Berdasarkan hasil wawancara

dengan responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

99

Distribusi tentang melakukan rapat koordinasi dengan lintas program

dan lintas sektor dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.50.

Tabel VI.50 Distribusi tentang melakukan rapat koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Melakukan rapat koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 1 20 1 4 57 4 3 Sering 4 80 8 2 29 4 4 Selalu 0 0 0 1 14 3

Total 5 100 9 7 100 11

Dari tabel VI.50 Puskesmas Sidotopo dalam melakukan rapat

koordinasi dengan lintas program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam

kegiatan imunisasi lebih sering yaitu ada 80% dan di Puskesmas Sidotopo

Wetan hanya 29%.

Distribusi tentang penyebarluasan jadual imunisasi ke lintas program

dan lintas sektor di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

dapat dilihat pada tabel VI.51.

Tabel VI.51 Distribusi tentang penyebarluasan jadual imunisasi ke lintas program dan lintas sektor di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Jadual kegiatan imunisasi disebarluaskan ke lintas program dan lintas sektor n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 3 43 3 3 Sering 3 60 6 3 42 6 4 Selalu 2 40 6 1 14 3

Total 5 100 12 7 100 12

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

100

Dari tabel VI.51 di atas ternyata di Puskesmas Sidotopo selalu (40%)

menyebarluaskan jadual kegiatan imunisasi ke lintas program, lintas sektor

dan tenaga pelaksana dalam kegiatan imunisasi, sedangkan di Puskesmas

Sidotopo Wetan tidak selalu (14%).

Distribusi tentang penyebarluasan tempat kegiatan imunisasi ke lintas

program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam kegiatan imunisasi di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.52.

Tabel VI.52 Distribusi tentang penyebarluasan tempat kegiatan imunisasi ke lintas program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No

Tempat kegiatan imunisasi disebarluaskan ke lintas sektor, koordinasi program, pelaksana program n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 1 14.29 1 3 Sering 2 40 4 2 28.57 4 4 Selalu 3 60 9 4 57.14 12

Total 5 100 13 7 100 17

Dari tabel VI.52 d atas ternyata tempat kegiatan imunisasi yang

disebarluaskan ke lintas program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam

kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo lebih tinggi yaitu 2,60 dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 2,43.

Distribusi tentang melakukan penyuluhan di setiap kegiatan imunisasi

di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.53.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

101

Tabel VI.53 Distribusi tentang melakukan penyuluhan di setiap kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Melakukan penyuluhan di setiap kegiatan imunisasi

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 4 57 4 3 Sering 1 20 2 2 29 4 4 Selalu 4 80 12 1 14 3

Total 5 100 14 7 100 11

Dari tabel VI.53 di atas ada 80% bidan dan perawat di Puskesmas

Sidotopo yang selalu melakukan penyuluhan di setiap kegiatan imunisasi dan

di Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 14%.

Distribusi tentang melakukan sweeping jika hasil cakupannya rendah

di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.54.

Tabel VI.54 Distribusi tentang melakukan sweeping jika hasil cakupannya rendah di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Melakukan sweeping jika hasil cakupan imunisasinya rendah

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 1 20 1 4 57 4 3 Sering 3 60 6 2 29 4 4 Selalu 1 20 3 1 14 3

Total 5 100 10 7 100 11

Dari tabel VI.54 di atas diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo lebih

sering melakukan sweeping jika hasil cakupannya rendah, sedangkan di

Puskesmas Sidotopo Wetan lebih jarang melakukan sweeping.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

102

Distribusi tentang membuat rekapitulasi hasil kegiatan imunisasi di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.55.

Tabel VI.55 Distribusi tentang membuat rekapitulasi hasil kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Membuat rekapitulasi hasil kegiatan imunisasi

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 0 0 0 1 14 2 4 Selalu 5 100 6 6 86 18

Total 5 100 6 7 100 20

Dari tabel VI.55 di atas diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo semua

bidan dan perawat selalu membuat rekapitulasi hasil kegiatan imunisasi dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan mempunyai tidak semua bidan dan perawat selalu

membuat rekapitulasi hasil kegiatan imunisasi.

Distribusi tentang kegiatan imunisasi sesuai dengan yang direncanakan

di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.56.

Tabel VI.56 Distribusi tentang kegiatan imunisasi sesuai dengan yang direncanakan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Kegiatan imunisasi sesuai dengan yang direncanakan

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 2 40 4 3 43 6 4 Selalu 3 60 9 4 57 12

Total 5 100 13 7 100 18

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

103

Dari tabel VI.56 diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo ada 60%

yang kegiatan imunisasinya sesuai dengan yang direncanakan dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan ada 57%.

Untuk mengetahui fungsi manajemen pelaksanaan secara keseluruhan

di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.57.

Tabel VI.57 Distribusi Pelaksanaan di Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan

Puskesmas Sidotopo Puskesms Sidotopo Wetan

Nilai Skor Nilai Skor No Item

n 0 1 2 3 ∑ rata-

rata n

0 1 2 3 ∑ rata-rata

1

Melakukan rapat koordinasi dengan lintas program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam kegiatan imunisasi bayi

5 0 1 4 0 9 1.80 7 0 4 2 1 11 1.57

2

Jadual kegiatan imunisasi disebarluaskan ke lintas sektor, koordinasi program, pelaksana program

5 0 0 3 2 12 2.40 7 0 3 3 1 12 1.71

3

Tempat kegiatan imunisasi disebarluaskan ke lintas sektor, koordinasi program, pelaksana program

5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 1 2 4 17 2.43

4 Melakukan penyuluhan tentang imunisasi dalam setiap kegiatan imunisasi

5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 4 2 1 11 1.57

5

Melakukan sweeping jika hasil cakupan imunisasinya rendah (untuk semua imunisasi)

5 0 1 3 1 10 2.00 7 0 4 2 1 11 1.57

6 Membuat rekapitulasi hasil kegiatan 5 0 0 0 5 15 3.00 7 0 0 1 6 20 2.86

7 Kegiatan imunisasi sesuai dengan yang direncanakan 5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 0 3 4 18 2.57

TOTAL 86 17.20 100 14.34

RATA-RATA 2.46 2.46

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

104

Keterangan:

0 : Tidak pernah

1 : Jarang

2 : Sering

3 : Selalu

Berdasarkan tabel VI.57 menunjukkan bahwa ada 3 pernyataan yang

nilainy dibawah rata-rata yaitu tentang melakukan rapat koordinasi dengan

lintas program, lintas sektor dan pelaksana program, penyebarluasan jadual

imunisasi dan melakukan sweeping jika cakupannya rendah. Sedangkan di

Puskesmas Sidotopo Wetan ada 5 pernyataan yang nilainya lebih rendah dari

Puskesmas Sidotopo dan lebih rendah dari rata-rata, yaitu tentang melakukan

rapat koordinasi dengan lintas program, lintas sektor dan pelaksana program,

penyebarluasan jadual dan tempat imunisasi, melakukan penyuluhan dan

melakukan sweeping jika cakupannya rendah.

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa Puskesmas Sidotopo

dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi mempunyai skor lebih tinggi dari

Puskesmas Sidotopo Wetan. Dari perhitungan penilaian pelaksanaan kegiatan

imunisasi, diperoleh hasil untuk Puskesmas Sidotopo sebesar 82% dengan

kriteria baik, sedangkan untuk Puskesmas Sidotopo Wetan sebesar 68%

dengan kriteria baik.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

105

c. Penilaian (P3)

Penilaian merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang sangat

penting. Hasil penilaian kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di

Puskesmas sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Distribusi tentang membuat rekapitulasi hasil kegiatan imunisasi di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.58.

Tabel VI.58 Distribusi tentang membuat rekapitulasi hasil kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Membuat laporan bulanan kegiatan imunisasi bayi

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 1 20 2 3 43 6 4 Selalu 4 80 12 4 57 12

Total 5 100 14 7 100 18

Dari tabel VI.58 di atas diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo bidan

dan perawat yang membuat laporan bulanan kegiatan imunisasi ada 80% dan

di Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 57%.

Distribusi tentang ketepatan waktu dalam membuat laporan hasil

kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

dapat dilihat pada tabel VI.59.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

106

Tabel VI.59 Distribusi tentang ketepatan waktu dalam membuat laporan bulanan hasil kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Ketepatan waktu dalam membuat laporan

n % Skor

n % Skor

0 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 1 Jarang 0 0 0 0 0 0 2 Sering 3 60 6 4 57 8 3 Selalu 2 40 6 3 43 9

Total 5 100 12 7 100 17

Dari tabel VI.59 di atas ternyata bidan dan perawat dalam membuat

laporan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan tidak selalu

tepat waktu.

Distribusi tentang penilaian atau perhitungan hasil kegiatan imunisasi

dilakukan berdasarkan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.60.

Tabel VI.60 Distribusi tentang penilaian atau perhitungan hasil kegiatan imunisasi dilakukan berdasarkan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Penilaian atau perhitungan hasil kegiatan munisasi dilakukan berdasarkan jumlah sasaran n %

Skorn %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 1 14 1 3 Sering 2 40 4 3 43 6 4 Selalu 3 60 9 3 43 9

Total 5 100 13 7 100 16

Dari tabel VI.60 di atas ternyata dalam penilaian atau perhitungan hasil

kegiatan imunisasi tidak selalu dilakukan berdasarkan jumlah sasaran, di

Puskesmas Sidotopo lebih tinggi yaitu 60% dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

hanya 43%.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

107

Distribusi tentang ada tidaknya pelaporan imunisasi dari RS, BKIA,

dokter praktek dan bidan praktek di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas

Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.61.

Tabel VI.61 Distribusi tentang ada tidaknya pelaporan imunisasi dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Ada tidaknya pelaporan imunisasi dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek n %

Skorn %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 3 43 3 3 Sering 1 20 2 3 43 6 4 Selalu 4 80 12 1 14 3

Total 5 100 14 7 100 12

Dari tabel VI.61 ternyata di Puskesmas Sidotopo selalu ada pelaporan

dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek 80% dan di Puskesmas

Sidotopo Wetan hanya 14%.

Distribusi melakukan evaluasi di Puskesmas Sidotopo dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.62.

Tabel VI.62 Distribusi melakukan evaluasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Melakukan evaluasi n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 02 Jarang 1 20 1 1 14 13 Sering 1 20 2 4 57 84 Selalu 3 60 9 2 29 6

Total 5 100 12 7 100 15

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

108

Dari tabel VI.62 di atas diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo

setelah kegiatan imunisasi melakukan evaluasi ada 60% dan di Puskesmas

Sidotopo Wetan hanya 29%.

Distribusi ada tidaknya feed back baik secara lisan maupun tertulis dari

hasil kegiatan bulanan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo

Wetan dapat dilihat pada tabel VI.63.

Tabel VI.63 Distribusi ada tidaknya feed back baik secara lisan maupun tertulis dari hasil kegiatan bulanan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Ada tidaknya feed back n %

Skor n %

Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 4 57 4 3 Sering 1 20 2 2 29 4 4 Selalu 4 80 12 1 14 3

Total 5 100 14 7 100 11

Dari tabel VI.63 di atas ternyata di Puskesmas Sidotopo ada 80% yang

mendapatkan feed back dan di Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 14%.

Distribusi ada tidaknya tindak lanjut terhadap masalah imunisasi di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.64.

Tabel VI.64 Distribusi ada tidaknya tindak lanjut terhadap masalah imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

Sidotopo Sidotopo Wetan

Jumlah Jumlah No Ada tidaknya tindak lanjut terhadap masalah munisasi

n % Skor

n % Skor

1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 2 29 2 3 Sering 1 20 2 3 42 6 4 Selalu 4 80 12 2 29 6

Total 5 100 14 7 100 14

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

109

Dari tabel VI.64 di atas ternyata di Puskesmas Sidotopo ada 80% yang

selalu mendapatkan tindak lanjut terhadap masalah imunisasi dan di

Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 29%.

Untuk mengetahui fungsi manajemen penilaian secara keseluruhan di

Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada

tabel VI.65.

Tabel VI.65 Distribusi Penilaian di Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan

Puskesmas Sidotopo Puskesms Sidotopo Wetan

Nilai Skor Nilai Skor No Item n

0 1 2 3 ∑ rata-rata

n 0 1 2 3 ∑ rata-

rata

1 Membuat laporan bulanan kegiatan imunisasi bayi

5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 0 3 4 18 2.57

2 Laporan tepat waktu 5 0 0 3 2 12 2.40 7 0 0 4 3 17 2.40

3

Penilaian atau perhitungan hasil kegiatan munisasi dilakukan berdasarkan sasaran dan target

5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 1 3 3 16 2.29

4

Ada tidaknya pelaporan kegiatan imunisasi dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek

5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 3 3 1 12 1.71

5 Melakukan evaluasi 5 0 1 1 3 12 2.40 7 0 1 4 2 15 2.14

6

Mendapatkan feed back baik secara lisan maupun tertulis dari hasil laporan bulanan

5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 4 2 1 11 1.57

7 Melakukan tindak lanjut terhadap masalah munisasi

5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 2 3 2 14 2.00

TOTAL 93 18.60 103 14.71

RATA-RATA 2.66 2.10 Keterangan:

0 : Tidak pernah

1 : Jarang

2 : Sering

3 : Selalu

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

110

Berdasarkan tabel VI.65 diketahui bahwa pada fungsi manajemen

penilaian Puskesmas Sidotopo ada 3 pernyataan yang nilainya lebih rendah

dari rata-rata, yaitu tentang laporan tepat waktu, penilaian atau perhitungan

hasil kegiatan munisasi dilakukan berdasarkan target jumlah sasaran dan

melakukan evaluasi. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan ada 3

pernyataan yang nilainya dibawah rata-rata, yaitu tentang ada tidaknya

pelaporan kegiatan imunisasi dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan

praktek, mendapatkan feed back baik secara lisan maupun tertulis dari hasil

laporan bulanan dan melakukan tindak lanjut terhadap masalah munisasi.

Dari 7 pernyataan ada 6 pernyataan yang nilainya lebih rendah dari Puskesmas

Sidotopo, yaitu tentang membuat laporan bulanan kegiatan imunisasi bayi,

penilaian atau perhitungan hasil kegiatan munisasi dilakukan berdasarkan

target jumlah sasaran, ada tidaknya pelaporan kegiatan imunisasi dari RS,

BKIA, dokter praktek dan bidan praktek, melakukan evaluasi, mendapatkan

feed back baik secara lisan maupun tertulis dari hasil laporan bulanan dan

melakukan tindak lanjut terhadap masalah imunisasi. Untuk laporan tepat

waktu, responden Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan

mempunyai skor rata-rata yang sama.

Dari perhitungan penilaian (P1) diperoleh hasil untuk Puskesmas

Sidotopo mempunyai nilai sebesar 89% dengan kriteria baik sedangkan di

Puskesmas Sidotopo Wetan mempunyai kriteria yang sama dengan nilai

sebesar 70%. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi manajemen untuk penilaian

di Puskesmas Sidotopo mempunyai skor yang lebih tinggi dari Puskesmas

Sidotopo Wetan.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

111

VI.4 Rangkuman Hasil

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diperoleh hasil untuk

Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan adalah sebagai berikut:

Tabel VI.66 Rangkuman hasil sebagai temuan peneliti di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan

No Puskesmas Sidotopo Puskesmas Sidotopo Wetan Variabel

Motivasi 1 a. Motivator Sangat rendah (1,57) a) Pengakuan atas hasil

kerja Tinggi (2,60)

Rendah (2,43) b) Pekerjaan yang menarik Sangat tinggi (3,60) Sangat rendah (1,57) c) Kesempatan mengikuti

seminar Tinggi (2,60)

2

3

b. Higiene a) Kepala Puskesmas

membimbing dalam melaksanakan tugas

Rendah (2,43) Tinggi (3,20)

Tinggi (2,80) b) Komunikasi informal dengan

Rendah (2,14)

Kepala Puskesmas Tinggi (3,00) c) Puas terhadap bonus Rendah (2,43) 1. Dalam menetapkan

kebutuhan vaksin selalu berdasarkan jumlah sasaran

Sarana dan Prasarana

2. Hampir semua bidan dan perawat selalu memperhatikan suhu penyimpanan vaksin

1. Dalam menetapkan kebutuhan vaksin tidak selalu berdasarkan jumlah sasaran

2. Tidak semua bidan dan perawat selalu memperhatikan suhu penyimpanan vaksin

3. Suhu dalam termos tidak selalu 2-8°C 3. Suhu dalam termos selalu 2-

8°C Manajemen P1 (Perencanaan)

4. Selalu menyediakan format

pendataan pelayanan imunisasi

4. Tidak selalu menyediakan format pendataan pelayanan imunisasi

1. Selalu menentukan target

cakupan imunisasi

1. Tidak selalu menentukan

target cakupan imunisasi 2. Selalu menetapkan jumlah

sasaran bayi 2. Jarang menetapkan jumlah

sasaran bayi 3. Dalam menetapkan jadual 3. Jarang melibatkan

kegiatan sering melibatkan koordinator lintas program dan lintas sektor

koordinator lintas program dan lintas sektor dalam memetapkan jadual imunisasi

4. Merencanakan sweeping 4. Tidak merencanakan sweeping

Dilanjutkan…

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

112

Puskesmas Sidotopo Wetan Puskesmas Sidotopo No Variabel

P2 (Pelaksanaan) P3 (Penilaian)

1. Sering melakukan rapat

koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor

2. Jadual imunisasi disebarluaskan ke lintas program dan lintas sektor

3. Tempat imunisasi disebarluaskan ke lintas program dan lintas sektor

4. Hampir semua bidan dan perawat selalu melakukakan penyuluhan

5. Sering melakukan sweeping 1. Selalu mendapatkan laporan

dari BKIA, dokter praktek dan bidan praktek

2. Selalu melakukan evaluasi 3. Hampir semua bidan dan

perawat selalu mendapatkan feed back

4. Selalu ada tindak lanjut setelah dilakukan evaluasi

1. Jarang melakukan rapat koordinasi dengan lintas progam dan lintas sektor

2. Penyebarluasan jadual imunisasi jarang dilakukan

3. Penyebarluasan tempat

imunisasi tidak selalu dilakukan

4. Jarang melakukan penyuluhan

5. Jarang melakukan sweeping 1. Jarang mendapatkan laporan

dari BKIA, dokter praktek dan bidan praktek

2. Jarang melakukan evaluasi 3. Tidak semua bidan dan

perawat mendapatkan feed back

4. Tidak selalu ada tindak lanjut setelah dilakukan evaluasi

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

113

BAB VII

PEMBAHASAN

VII.1 Motivasi Bidan dan Perawat

Dari BAB VI diperoleh gambaran bahwa tingkat motivasi bidan dan

perawat di Puskesmas Sidotopo lebih tinggi dari Puskesmas Sidotopo Wetan

walaupun masih berada dalam kriteria yang sama. Di Puskesmas sidotopo

Wetan untuk faktor motivator yang meliputi pengakuan atas hasil kerja

sebesar 1,57 dengan kriteria sangat rendah, beban kerja sebesar 2,43 dengan

kriteria rendah dan kesempatan mengikuti seminar sebesar 1,57 dengan

kriteria sangat rendah. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo untuk pengakuan

atas hasil kerja dengan kriteria tinggi (2,60), beban kerja dengan kriteria

sangat tinggi (3,60), dan untuk kesempatan mengikuti seminar dengan

kriteria tinggi (2,60). Di Puskesmas Sidotopo Wetan untuk faktor higiene

yang meliputi Kepala Puskesmas membimbing dalam melaksanakan tugas

(2,43) dengan kriteria rendah, adanya komunikasi informal dengan Kepala

Puskesmas (2,14) dengan kriteria rendah dan puas terhadap bonus (2,43)

juga dengan kriteria rendah. Untuk Puskesmas Sidotopo tentang Kepala

Puskesmas membimbing dalam melaksanakan tugas (3,20) dengan kriteria

tinggi, adanya komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas (2,80)

dengan kriteria tinggi dan puas terhadap bonus (3,00) dengan kriteria tinggi.

Menurut Hasibuan (2003) untuk memotivasi bawahan dilakukan

dengan memberikan tanggung jawab dan kesempatan yang luas untuk

mngambil keputusan dalam menyelesaikan pekerjaan. Motivasi gairah

113

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

114

bekerja seseorang akan meningkat jika mereka diberi kepercayaan dan

kesempatan untuk membuktikan kemampuannya.

Herzberg (Hasibuan, 2003) mengembangkan teori motivasi yang

kemudian terkenal dengan teori dua faktor. Dari hasil penelitian Herzberg

diperoleh gambaran yang jelas bahwa ada pemisahan yang fundamental

antara faktor-faktor yang membawa kepada perasaan puas atau tidak puas

didalam pekerjaan seseorang. Kelompok faktor yang membawa kepada

perasaan puas adalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan atau

aspek intrinsik dari pekerjaan. Kelompok faktor yang membawa puas itu

berupa: (1) Prestasi kerja, (2) Pengakuan pengakuan atas hasil kerja, (3)

Pekerjaan yang menarik, (4) Tanggung jawab dan (5) Perasaan maju dan

berkembang.

Apabila kelompok faktor ini terdapat dalam pekerjaan, maka akan

menggerakkan tingkat motivasi secara kuat, tetapi jika kondisi ini tidak ada

maka tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Oleh karena

itu kondisi ini berhubungan dengan munculnya penampilan kerja yang

superior maka disebut dengan faktor motivator.

Pada pihak lain, kelompok yang membawa kepada perasaan tidak puas

adalah yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan atau aspek

ekstrinsik dari pekerjaan, yaitu berupa: (1) Hal-hal yang berkaitan dengan

kebijaksanaan dan administrasi , (2) Supervisi, (3) Hubungan antar manusia

(hubungan dengan supervisor dan dengan teman kerja), (4) Kondisi kerja

dan (5) Insentif.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

115

VII.2 Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dalam menetapkan

kebutuhan sarana dan prasarana di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah

dari Puskesmas Sidotopo.

Dalam menentukan kebutuhan vaksin di Puskesmas Sidotopo Wetan

tidak selalu berdasarkan data jumlah sasaran riil, sedangkan di Puskesmas

Sidotopo Wetan selalu berdasarkan data jumlah sasaran riil. Padahal

menurut Depkes R.I, 2001 bahwa rencana kebutuhan vaksin harus berasal

dari Puskesmas dan dibuat berdasarkan data jumlah sasaran riil, target setiap

jenis imunisasi dan indek pmakaian vaksin Puskesmas tahun lalu. Dinas

Kesehatan dapat melakukan perencanaan kebutuhan vaksin secara umum

setelah menerima rencana kebutuhan vaksin dari Puskesmas yang kemudian

akan didistribusikan berdasarkan permintaan Puskesmas.

Menurut Depkes R.I, 2001 bahwa setelah melakukan pendataan

sasaran program imunisasi dan mendapatkan data jumlah sasaran yang

sebenarnya, Puskesmas akan menggunakan data tersebut sebagai bahan

acuan dalam menyusun rencana kebutuhan logistik program imunisasi.

Dalam menentukan kebutuhan sarana peralatan imunisasi perhitungan

disesuaikan dengan kebijakan yaitu 1 spuit dan 1 jarum steril untuk satu kali

suntikan standart jumlah dan umur pemakaian setiap jenis peralatan (Depkes

R.I, 2001).

Menurut Depkes R.I, 2001 bahwa termos untuk penyimpanan vaksin

pada waktu kegiatan posyandu KIA dan imunisasi diluar gedung dapat

mempertahankan penyimpanan pada suhu 2-8°C.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

116

VII.3 Manajemen

A. Perencanaan

Dalam fungsi manajemen perencanaan, di Puskesmas Sidotopo Wetan

lebih rendah dari Puskesmas Sidotopo.

Menurut Supriyanto (2005) prencanaan adalah proses untuk

mengantisipasi peristiwa dimasa mendatang dan mementukan strategi (cara,

tindakan adaptif).

Menurut Hasibuan (2005) perencanaan merupakan proses pemikiran,

penentuan tindakan-tindakan secara sadar berdasarkan keputusan-keputusan

yang menyangkut tujuan, fakta dan ramalan. Dalam perencanaan harus

diarahkan pada tercapainya tujuan dan didasarkan pada kenyataan-

kenyataan obyektif dan rasional untuk mewujudkan adanya kerjasama yang

efektif.

Di Puskesmas Sidotopo Wetan dalam perencanaan tidak selalu

menentukan target cakupan imunisasi, sedangkan di Puskesmas Sidotopo

Wetan selalu menentukan target cakupan imunisasi.

Menurut Depkes R.I (2001) penentuan target merupakan bagian yang

penting dari perencanaan, karena target dipakai sebagai salah satu tolak ukur

dalam pelaksanaan, pemantauan, maupun evaluasi. Untuk mengurangi faktor

subyektivitas diperlukan analisa situasi yang tepat.

Untuk penentuan target oleh bidan dan perawat tentang faktor motivasi

pada faktor higiene item prestasi kerja ternyata nilai pencapaian di

Puskesmas Sidotopo masih rendah dibandingkan di Puskesmas Sidoopo

Wetan.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

117

Dalam menentukan jumlah sasaran bayi untuk kegiatan imunisasi di

Puskesmas Sidotopo Wetan masih rendah dibandingkan dengan di

Puskesmas Sidotopo. Padahal menurut Depkes R.I (2001) menentukan

jumlah sasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting karena

menjadi dasar dari perencanaan sampai evaluasi.

Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan imunisasi bayi maka harus

disusun jadual kegiatan yang disepakati oleh pelaksana program, petugas

lintas sektoral serta disebarluaskan ke sasaran program.

Sweeping dimaksudkan untuk meningkatkn jangkauan/aksesbilitas

program. Bila dari hasil analisa situasi Pemantauan Wilayah Setempat

(PWS) atau hasil survey cakupan ditemukan rendahnya cakupan kontak

pertama (BCG, DPT 1, Polio 1) maka upaya pencarian sasaran secara aktif

diperlukan. Selain meningkatkan cakupan kontak pertama, sweeping juga

memberi tambahan cakupan kontak berikutnya yang secara kebetulan

ditemukan (Depkes R.I, 2001).

B. Pelaksanaan

Dalam melakukan rapat koordinasi dengan lintas program dan lintas

sektor, penyebarluasan jadual dan tempat imunisasi, melakukan penyuluhan

dan melakukan sweeping di Puskesmas Sidotopo sering dilakukan,

sedangkan di Puskesms Sidotopo Wetan belum dilakukan dengan baik.

Menurut Supriyanto (1999) koordinasi adalah proses komunikasi,

integrasi, sinkronisasi dan siplikasi kegiatan-kegiatan pada unit kerja

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

118

Puskesmas dengan mekanisme kerjasama tim (intern Puskesmas dan lintas

sector) agar tujuan Puskesmas dapat tercapai secara lebih efektif dan efisien.

Tujuan dari koordinasi ini adalah (1) Terlaksananya penggalangan

kerjasama tim lintas program dalam rangka pengembangan manajemen

sederhana, terutama dalam pembagian tugas dan pembuatan rencana kerja

harian. (2) Terlaksananya penggalangan kerjasama lintas sektoral dalam

rangka pembinaan peran serta masyarakat. (3) Terlaksananya rapat kerja

bulanan Puskesmas sebagai tindak lanjut penggalangan kerjasama tim

Puskesmas. (4) Terlaksananya rapat kerja tribulan lintas sektoral sebagai

tindak lanjut penggalangan kerjasama lintas sektor.

Menurut Depkes R.I (2004) bahwa dalam rangka membina petugas

Puskesmas untuk bekerja sama dalam tim dengan baik perlu melakukan

mini lokakarya Puskesmas. Pelaksanaan lokakarya mini Puskesmas dimulai

dengan kegiatan penggalangan untuk memperoleh kesepakatan kerjasama

dalam tim, pembagian tugas, tanggung jawab daerah binaan dan penetapan

rencana masing-masing.

Dalam menetapkan lokasi dan jadual kegiatan imunisasi harus

disepakati oleh pelaksana kegiatan dan petugas lintas sektor, disamping itu

informasinya disebarluaskan kepada sasaran.

Menurut Depkes R.I (2001) bahwa untuk mensukseskan program

imunisasi, pemberitahuan jadual dan tempat imunisasi mutlak dilakukan.

Penyampaian informasi tersebut bertujuan untuk mengingatkan masyarkat

tentang waktu pelayanan imunisasi.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

119

Menurut Azwar (1996) komunikasi adalah pertukaran pikiran atau

keterangan dalam rangkan menciptakan rasa saling mengerti serta saling

percaya demi terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan

orang lain.

Menurut Notoadmodjo (2003) pendidikan kesehatan pada hakikatnya

adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan

kepada msyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan

adanya pesan tersebut masyarakat, kelompok atau individu dapat

memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik Dengan adanya

pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan sasaran.

Menurut Depkes R.I (2001) sebelum pelaksanaan sweeping perlu

melakukan (1) analisis Penentuan Wilayah Setempat (PWS), (2) pendataan

sasaran melalui kader, (3) persiapan vaksin, (4) Pemberitahuan kepada desa

yang bersangkutan.

C. Penilaian

Di Puskesmas Sidotopo tidak selalu mendapatkan laporan imunisasi

dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek. Bidan dan perawat jarang

mendapatkan feed back hasil kegiatan imunisasi dan setelah evaluasi tindak

lanjut belum dilakukan dengan baik. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo

selalu mendapatkan laporan imunisasi dari RS, BKIA, dokter praktek dan

bidan praktek. Bidan dan perawat hampir semua selalu mendapatkan feed

back hasil kegiatan imunisasi dan setelah evaluasi selalu ada tindak lanjut.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

120

Supriyanto dan Damayanti (2005) mengatakan bahwa penilaian atau

evaluasi adalah merupakan bagian integral dari fungsi manajemen dan

didasarkan pada sistem informasi manajemen.

Evaluasi dilaksanakan karena adanya dorongan atau keinginan untuk

mengukur pencapaian hasil kerja atau kegiatan pelaksanaan program

terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi dimaksudkan untuk

mendapatkan relevansi informasi guna pengambilan keputusan.

Menurut Depkes R.I (2001) untuk mengantisipasi semakin besarnya

peran swasta di daerah urban, perlu meningkatkan kerjasama dalam bentuk

pencatatan dan pelaporan.

Bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo Wetan tidak selalu

melakukan penyusunan rencana tindak lanjut pemecahan masalah program.

Akibatnya beberapa jenis imunisasi yang belum mencapai target sejak tahun

2002 berkelanjutan sampai sekarang. Setelah evaluasi selesai dikerjaan ada

segudang masalah yang ditemukan. Tentunya perlu dibuat suatu rencana

tindak lanjut untuk menanggulangi permasalahan tersebut.

VII.4 Rekomendasi Benchmarking

Dari pelaksanaan penelitian maka rekomendasi sebagai upaya pencapaian

cakupan imunisasi di Puskesmas Sidotopo Wetan adalah sebagai berikut:

1. Benchmark Puskesmas Sidotopo untuk motivasi adalah:

Untuk meningkatkan motivasi bidan dan perawat , dengan asumsi bahwa

dengan meningkatnyamotivasi bidan dan perawat maka diharapkan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

121

pelaksanaan imunisasi bayi dapat berjalan dengan baik. Yang perlu

dilakukan oleh Kepala Puskesmas adalah:

a. Memberikan pujian atau ucapan terima kasih bagi bidan dan perawat

yang berprestasi

b. Memberikan kesempatan bagi bidan dan perawat untuk mengikuti

seminar

c. Membimbing bidan dan perawat sebelum melaksanakan tugas

d. Meningkatkan komunikasi informal dengan bidan dan perawat

2. Untuk sarana dan prasarana

a. Menetapkan kebutuhan vaksin

b. Bagi bidan dan perawat, dalam setiap kegiatan imunisasi lebih

memperhatikan suhu penyimpanan vaksin

c. Menyediakan format pendataan imunisasi

3. Untuk fungsi manajemen

a. Perencanaan

a) Penentuan target cakupan imunisasi perlu dimasukkan dalam

perencanaan

b) Menetapkan jumlah sasaran bayi untuk kegiatan imunisasi

c) Melibatkan koordinator lintas program dan lintas sektor dalam

merencanakan jadual kegiatan imunisasi

d) Menentukan perencanaan sweeping

b. Pelaksanaan

a) Meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor

b) Lebih pendekatan dengan Kepala Kelurahan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

122

c) Revitalisasi Posyandu yaitu dengan penggalangan kader baru

berkelanjutan, pemberian penghargaan atau pengakuan pada

kader, mengusulkan tunjangan kader atau kesejahteraan kader

dan gratis berobat untuk kader

d) Melakukan penyuluhan disetiap kegiatan imunisasi

e) Melakukan sweeping jika cakupan imunisasinya rendah atau

belum mencapai target

f) Meningkatkan peran serta masyarakat dengan mensosialisasikan

bahwa posyandu bukan hanya milik tenaga kesehatan dan juga

tentang manfaat posyandu

c. Penilaian

a) Meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor dalam hal

pencatatan dan pelaporan

b) Melakukan evaluasi kegiatan setiap bulannya

c) Feed back hasil kegiatan setiap bulannya harus disampaikan

d) Setelah kegiatan imunisasi perlu dilakukan kegiatan tindak lanjut

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

123

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

VIII.1 Kesimpulan

Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai tolok ukur adalah motivasi,

sarana dan prasarana dan fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan

penilaian), sehingga dari hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Untuk motivasi bidan dan perawat yang meliputi:

a. Faktor motivator di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah dari

Puskesmas Sidotopo terutama dalam hal : pengakuan atas hasil

kerja, beban kerja dan kesempatan mengikuti seminar.

b. Faktor higiene di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah dari

Puskesmas Sidotopo terutama dalam hal : Kepala Puskesmas

membimbing dalam melaksanakan tugas, komunikasi informal

dengan Kepala Puskesmas, dan puas terhadap bonus.

2. Untuk sarana dan prasarana Puskesmas Sidotopo lebih tinggi dari

Puskesmas Sidotopo Wetan, yaitu tentang menetapkan kebutuhan

vaksin, memperhatikan suhu penyimpanan vaksin, suhu dalam termos

2-8oC dan menyediakan format pendataan pelayanan imunisasi.

3. Untuk Perencanaan (P1) di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah

dari Puskesmas Sidotopo terutama dalam hal: masih rendahnya bidan

dan perawat dalam menentukan target cakupan imunisasi, rendahnya

bidan dan perawat dalam menentukan jumlah sasaran bayi, kurangnya

123

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

124

koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor dan tidak adanya

perencanaan sweeping.

4. Untuk pelaksanaan (P2) di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah

dari Puskesmas Sidotopo terutama dalam hal: koordinasi dengan lintas

sektor dalam menyebarluaskan jadual dan tempat kegiatan imunisasi,

melakukan penyuluhan dan sweeping.

5. Untuk penilaian (P3) di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah dari

Puskesmas Sidotopo terutama dalam hal: mendapatkan laporan dari

Rumah Sakit, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek dan melakukan

evaluasi.

6. Rekomendasi untuk peningkatan cakupan imunisasi bayi bagi

Puskesmas Sidotopo Wetan adalah sebagai berikut:

No

Puskesmas Sidotopo Puskesmas Sidotopo Wetan Upaya

1

2

Motivasi a. Motivator

a) Pengakuan atas hasil kerja tinggi (2,60)

b) Menganggap pekerjaanya sangat menarik (2,60)

c) Selalu diberikan kesempatan untuk mengikuti seminar (2,60)

b. Higiene a) Kepala Puskesmas sering

membimbing bidan dan perawat sebelum melaksanakan tugas (3,20)

b) Sering terjadi komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas (2,80)

c) Puas terhadap bonus (3,00) Sarana dan Prasarana 1. Dalam menetapkan kebutuhan vaksin

selalu berdasarkan jumlah sasaran

Motivasi a. Motivator

a) Pengakuan atas hasil kerja sangat rendah (1,57)

b) Menganggap pekerjaanya memberatkan (2,71)

c) Jarang diberikan kesempatan untuk mengikuti seminar (1,57)

b.Higiene

a)Kepala Puskesmas jarang membimbing bidan dan perawat sebelum melaksanakan tugas (2,43)

b)Jarang terjadi komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas (2,14)

c)Kurang puas terhadap bonus (2,40)

Sarana dan Prasarana 1.Dalam menetapkan kebutuhan

vaksin tidak selalu berdasarkan jumlah sasaran

Kepala Puskesmas a. Memberikan pujian dan

ucapan terima kasih bagi bidan dan perawat yang berprestasi

b. Mempermudah dalam memberi ijin bidan dan perawat untuk mengikuti seminar

c. Membimbing bidan dan perawat dalam melaksanakan tugas

d. Lebih sering melakukan komunikasi informal dengan bidan dan perawat

Puskesmas a. Memberikan penghargaan

bagi bidan dan perawat yang berprestasi

Kepala Puskesmas a.Menetapkan kebutuhan vaksin

berdasarkan jumlah sasaran riil

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

125

Upaya Puskesmas Sidotopo Puskesmas Sidotopo Wetan N

o

3

2. Hampir semua bidan dan perawat selalu memperhatikan suhu penyimpanan vaksin

3. Suhu dalam termos selalu 2-8°C 4. Selalu menyediakan format pendataan

pelayanan imunisasi Manajemen P1 (Perencanaan) 1. Selalu menentukan target cakupan

imunisasi 2. Selalu menetapkan jumlah sasaran

bayi 3. Dalam menetapkan jadual

kegiatan sering melibatkan koordinator lintas program dan lintas sektor

4. Merencanakan sweeping P2 (Pelaksanaan) 1. Sering melakukan rapat koordinasi

dengan lintas program dan lintas sektor

2. Jadual imunisasi disebarluaskan ke lintas program dan lintas sektor

3. Tempat imunisasi disebarluaskan ke lintas program dan lintas sektor

4. Hampir semua bidan dan perawat selalu melakukakan penyuluhan

5. Sering melakukan sweeping

2.Tidak semua bidan dan perawat selalu memperhatikan suhu penyimpanan vaksin

3. Suhu dalam termos tidak selalu 2-8°C

4.Tidak selalu menyediakan format pendataan imunisasi

b.Lebih sering mengingatkan bidan dan perawat untuk memperhatikan suhu penyimpanan vaksin selama kegiatan imunisasi

c.Menyediakan format pendataan imunisasi

Puskesmas Manajemen a. Penentuan target cakupan

imunisasi perlu dimasukkan dalam perencanaan

P1 (Perencanaan) 1. Tidak selalu menentukan target

cakupan imunisasi 2. Jarang menetapkan jumlah

sasaran bayi b. Menetapkan jumlah sasaran bayi untuk kegiatan imunisasi

3. Jarang melibatkan koordinator lintas program dan lintas sektor dalam memetapkan jadual imunisasi

c. Melibatkan koordinator lintas program dan lintas sektor dalam merencanakan jadual kegiatan imunisasi

4. Tidak merencanakan sweeping d. Menentukan perencanaan

sweeping P2 (Pelaksanaan) 1. Jarang melakukan rapat

koordinasi dengan lintas progam dan lintas sektor

Puskesmas a. Meningkatkan koordinasi

dengan lintas sektor

2. Penyebarluasan jadual imunisasi jarang dilakukan

b. Lebih pendekatan dengan Kepala Kelurahan

3. Penyebarluasan tempat imunisasi tidak selalu dilakukan

c. Revitalisasi Posyandu yaitu dengan penggalangan kader baru berkelanjutan, pemberian penghargaan atau pengakuan pada kader, mengusulkan tunjangan kader atau kesejahteraan kader dan gratis berobat untuk kader

4. Jarang melakukan penyuluhan 5. Jarang melakukan sweeping d. Melakukan penyuluhan

disetiap kegiatan imunisasi e. Melakukan sweeping jika

cakupan imunisasinya rendah

f. Meningkatkan peran serta

masyarakat dengan mensosialisasikan bahwa posyandu bukan hanya milik tenaga kesehatan dan juga tentang manfaat posyandu

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

126

Upaya Puskesmas Sidotopo Wetan N

o Puskesmas Sidotopo

P3 (Penilaian) 1. Selalu mendapatkan laporan dari

BKIA, dokter praktek dan bidan praktek

2. Selalu melakukan evaluasi 3. Hampir semua bidan dan perawat

selalu mendapatkan feed back 4. Selalu ada tindak lanjut setelah

dilakukan evaluasi

P3 (Penilaian) 1. Jarang mendapatkan laporan

dari BKIA, dokter praktek dan bidan praktek

2. Jarang melakukan evaluasi 3. Tidak semua bidan dan perawat

mendapatkan feed back 4. Tidak selalu ada tindak lanjut

setelah dilakukan evaluasi

Puskesmas a. Meningkatkan koordinasi

dengan lintas sektor dalam hal pencatatan dan pelaporan

b. Melakukan evaluasi kegiatan setiap bulannya

c. Feed back hasil kegiatan setiap bulannya harus disampaikan

d. Melakukan kegiatan tindak lanjut

VIII.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ada beberapa saran yang

perlu mendapatkan perhatian, yaitu:

1. Untuk Dinas Kesehatan Kota Surabaya

a. Diharapkan menyediakan dana untuk kegiatan sweeping, dana

tersebut bisa diambil dari dana APBD. Dengan disediakannya dana

untuk transpot sweeping tersebut diharapkan motivasi petugas

meningkat sehingga hasil cakupan imunisasi juga bisa meningkat

dan mencapai target yang telah ditetapkan.

b. Perlu adanya pembinaan tentang pengetahuan dan ketrampilan

bidan dan perawat di bidang manajemen.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

127

2. Untuk Puskesmas Sidotopo Wetan

a. Lebih memperhatikan bidan dan perawat dengan memberikan

motivasi, sehingga diharapkan dengan motivasi tersebut dapat

meningkatkan prestasi kerja bidan dan perawat.

b. Frekuensi supervisi ke posyandu perlu ditingkatkan.

c. Untuk mencapai keberhasilan program imunisasi secara maksimal,

perlu dilakukan koordinasi antar unit kerja di jajaran kesehatan dan

sektor terkait. Koordinasi tersebut dapat secara vertikal yaitu antara

Dinas Kesehatan dengan Puskesmas, atau secara horisontal yaitu

dengan lintas sektor dengan melibatkan PKK, tokoh pemuda dan

masyarakat. Adapun wujud koordinasi adalah dengan mengadakan

pertemuan-pertemuan seperti rapat kerja tingkat kecamatan dan

tingkat kelurahan dengan frekuensi satu bulan sekali.

d. Perlu dilakukan sosialisasi berkesinambungan kepada pelaksana

program imunisasi supaya mempunyai komitmen terhadap

ketepatan waktu dalam pengumpulan laporan hasil kegiatan

imunisasi.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

128

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Asrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa.

Depkes. R.I., 2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Ditjen Yankes.

Depkes. R.I., 2001. Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi di Indonesia.

Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2004. Profil Kesehatan Kota Surabaya.

Surabaya Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2005. Pedoman Tata Cara Penulisan serta Ujian

Skripsi. Surabaya. Gaspersz, Vincent. 2003. Total Quality Manajemen. Jakarta P.T. Gramedia

Pustaka. Handoko, H. 1999. Manajemen. Yokyakarta: BPFE.

Hasibuan, H. 2003. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, H. 2005. Manajemen. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara

Hidayat, Aziz. 2004. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Surabaya: Salemba Medika.

Mangkunegara, Prabu A. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika

Aditama. Margastuti, Poeri H. 1999. Strategi Meningkatkan Tingkat Hunian Rawat Inap

Kelas Atas di Rumah Sakit Studi Benchmarking Rumah Sakit Adihusada Kapasari dengan Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya. Tesis. Surabaya: Universitas Airlangga.

Marzuki . 2005. Metodologi Riset. Yogyakarta. Ekonisia.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Puskesmas Sidotopo, 2005. Profil Puskesmas. Surabaya. Puskesmas Sidotopo Wetan, 2005 Profil Puskesmas. Surabaya.

128

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

129

Supriyanto, S. 2003. Metodologi Riset. Surabaya: Universitas Airlangga. Supriyanto, S dan Damayanti. 1999. Pelaksanaan Penggerakkan dan

Pengawasan Pengendalian di Puskesmas. Surabaya: Universitas Airlangga.

Supriyanto, S dan Damayanti. 2005. Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya:

Universitas Airlangga. Tjahyo, Soekresno W. 2005. Upaya Peningkatan Kunjungan Rawat Jalan Rumah

Sakit Reksa Waluyo Mojokerto Melalui Studi Benchmarking dengan Rumah Sakit Babtis Kediri. Tesis. Surabaya: Universitas Airlangga.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

130

Lampiran : 1

KUESIONER PENELITIAN UNTUK BIDAN DAN PERAWAT

Kuesioner ini bukan merupakan penilaian pekerjaan saudara, tidak

memiliki efek negatif yang berkaitan dengan pekerjaan dan jabatan saudara.

Mohon diisi pertanyaan dibawah ini yang menyangkut penilaian anda terhadap

hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan saudara. Kami ucapkan banyak

terima kasih atas kesediaan dan partisipasi saudara dalam menjawab kuesioner ini.

I. Identitas Responden

Nama responden :

Nama Puskesmas :

Umur :

Jabatan :

II. Motivasi bidan dan perawat

Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut yang

saudara anggap paling sesuai dengan memberikan tanda silang (X) .

A. Motivator

a. Prestasi kerja

1. Berapakah target yang ingin saudara capai dari target yang telah

ditetapkan (100%) dalam pelaksanaaan kegiatan imunisasi?

a. 75%

b. 80%

c. 90%

d. 100%

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

131

b. Pengakuan atas hasil kerja

2. Pernahkah saudara mendapatkan pujian atau ucapan terima kasih dari

pimpinan saudara jika saudara berprestasi?

a. Tidak pernah langsung ke nomer 4

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

3. Jika pernah, apakah pemberian pujian atau ucapan terima kasih

tersebut mendorong anda dalam bekerja?

a. Tidak mendorong

b. Biasa-biasa saja

c. Mendorong

d. Sangat mendorong

c. Pekerjaan yang menarik

4. Bagaimanakah pendapat saudara tentang pekerjaan saudara sebagai

bidan atau perawat?

a. Membosankan

b. Biasa-biasa saja

c. Menarik dan menantang

d. Sangat menarik

d. Tanggung jawab

5. Bagaimana pendapat saudara mengenai tugas-tugas yang dibebankan

kepada saudara?

a. Sangat memberatkan

b. Memberatkan

c. Ringan

d. Sedang

6. Selain melaksanakan tugas-tugas pokok, apakah saudara melaksanakan

tugas-tugas tambahan dari pimpinan?

a. Tidak pernah

b. Jarang

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

132

c. Sering

d. Selalu

7. Apakah saudara dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

petunjuk dari Kepala Puskesmas?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

8. Bila untuk sementara saudara terpaksa menyerahkan sebagian dari

pekerjaan saudara kepada orang lain karena suatu hal, apakah saudara

mngecek hasilnya untuk melihat kebenaran pekerjaan tersebut?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

e. Perasaan maju dan berkembang

9. Pernahkah saudara mendapatkan kesempatan untuk mengikuti

pelatihan?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

10. Pernahkah saudara mendapatkan kesempatan untuk mengikuti studi

banding ke Puskesmas lain?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

11. Pernahkah saudara mendapatkan kesempatan mengikuti seminar?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

133

d. Selalu

13. Pernahkah saudara mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan

pendidikan formal?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

B. Higiene

a. Supervisi

1. Berapa kali dalam 1 tahun saudara mendapatkan kunjungan/supervisi?

a. Tidak pernah

b. 1 kali

c. 2-3 kali

d. 4 kali atau lebih

2. Apakah supervisi tersebut bermanfaat bagi saudara?

a. Tidak bermanfaat

b. Biasa-biasa saja

c. Bermanfaat

d. Sangat bermanfaat

b. Hubungan antar personal

3. Apakah Kepala Puskesmas saudara membimbing saudara dalam

melaksanakan tugas?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

4. Apakah diluar jam kerja sering terjadi komunikasi informal

(pembicaraan diluar pekerjaan) dengan Kepala Puskesmas?

a. Tidak pernah langsung ke nomer 7

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

134

5. Apakah saudara dan teman saudara saling mengetahui tugasnya satu

dengan yang lain?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

6. Apakah saudara menyampaikan kepada teman saudara tentang masalah

yang berkaitan dengan tugas saudara?

a. Tidak pernah langsung ke c

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

7. Apakah teman kerja saudara memberikan saran-saran untuk mengatasi

masalah tersebut?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

8. Apakah saran tersebut selalu saudara laksanakan?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

c. Kondisi kerja

9. Apakah tata letak ruangan kerja yang ada sekarang mendukung saudara

dalam bekerja?

a. Tidak mendukung

b. Biasa-biasa saja

c. Mendukung

d. Sangat mendukung

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

135

10. Apakah fasilitas yang ada di ruangan (lemari, meja, kursi, kipas

angin/AC) mndukung saudara dalam bekerja?

a. Tidak mendukung

b. Biasa-biasa saja

c. Mendukung

d. Sangat mendukung

11. Apakah tempat tinggal (rumah) yang saudara tempati mendukung anda

dalam bekerja atau dekat dengan tempat kerja?

a. Tidak mendukung

b. Biasa-biasa saja

c. Mendukung

d. Sangat mendukung

d. Insentif

12. Pernahkah saudara mendapatkan bonus?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

13. Apakah saudara merasa puas terhadap bonus yang saudara terima?

a. Tidak puas

b. Biasa-biasa saja

c. Puas

d. Sangat puas

14. Apakah bonus tersebut selalu memotivasi saudara untuk meningkatkan

prestasi kerja?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

136

III. Sarana dan Prasarana

1. Apakah Puskesmas saudara menetapkan kebutuhan vaksin untuk

kegiatan imunisasi?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

2. Apakah dalam menetapkan kebutuhan vaksin selalu berdasarkan

indek pemakaian dan sasaran kontak?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

3. Apakah Puskesmas saudara menetapkan alat suntik untuk satu kali

pemakaian sesuai dengan jumlah sasaran imunisasi?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

4. Apakah saudara selalu menyimpan vaksin dalam termos?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

5. Apakah dalam penyimpanan vaksin, saudara memperhatikan suhu

penyimpanan?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

137

6. Apakah dalam menyimpan vaksin, suhu dalam termos selalu 2-8°C?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

7. Apakah Puskesmas saudara menyediakan buku pedoman pelayanan

imunisasi?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

8. Apakah Puskesmas saudara menyediakan format pendataan untuk

pelayanan imunisasi?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

9. Apakah Puskesmas saudara menyediakan format pelaporan untuk

pelayanan imunisasi (lihat dokumen)?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

138

IV. Pelaksanaan Imunisasi

P1 (Perencanaan)

1. Apakah saudara menentukan target cakupan imunisasi dalam

kegiatan imunisasi (lihat dokumen)?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

2. Apakah di Puskesmas saudara dalam perencanaan kegiatan

imunisasi, ada pembentukan/penetapan tim untuk penggerak

masyarakat/kader (lihat dokumen)?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

3. Apakah di Puskesmas saudara menentukan jumlah sasaran bayi

untuk kegiatan imunisasi (lihat dokumen)?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

4. Apakah Puskesmas saudara menetapkan jumlah tenaga untuk

pendataan sasaran dalam kegiatan imunisasi?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

5. Apakah Puskesmas saudara menetapkan jumlah tenaga pelaksana

kegiatan imunisasi?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

139

d. Selalu

6. Apakah Puskesmas saudara menetapkan tenaga tersebut selalu

disesuaikan dengan jumlah sasaran dan pembagian wilayah?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

7. Apakah Puskesmas saudara menetapkan jadual kegiatan imunisasi

(lihat dokumen)?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

8. Apakah dalam menetapkan jadual kegiatan melibatkan koordinator

program, pelaksana program, petugas fungsional lain (lintas sektor)?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

9. Selain merencanakan kegiatan diatas, kegiatan apakah yang saudara

rencanakan?

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

b. P2 : Pelaksanaan

1. Apakah Puskesmas saudara melakukan rapat koordinasi dengan

lintas program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam kegiatan

imunisasi bayi?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

140

d. Selalu

2. Apakah jadual kegiatan imunisasi yang telah tersusun disebarluaskan

ke lintas sektor, koordinasi program, pelaksana program?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

3. Apakah tempat kegiatan imunisasi yang telah tersusun

disebarluaskan ke lintas sektor, koordinasi program, pelaksana

program?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

4. Apakah saudara melakukan penyuluhan di setiap kegiatan imunisasi?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

5. Apakah Puskesmas saudara melakukan sweeping jika hasil cakupan

imunisasinya rendah?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

6. Apakah setelah kegiatan imunisasi saudara membuat rekapitulasi

hasil kegiatan (lihat dokumen)?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

141

7. Apakah dalam setiap kegiatan imunisasi, sesuai dengan yang saudara

rencanakan?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

c. P3 : Penilaian

1. Apakah saudara membuat laporan bulanan kegiatan imunisasi bayi

(lihat dokumen)?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

2. Apakah dalam membuat laporan saudara tepat waktu?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

3. Apakah penilaian atau perhitungan hasil kegiatan imunisasi

dilakukan berdasarkan jumlah sasaran dan target?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

4. Apakah ada pelaporan kegiatan imunisasi dari RS, BKIA, dokter

praktek dan bidan praktek (lihat dokumen)?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

142

5. Apakah Puskesmas saudara setelah kegiatan imunisasi melakukan

evaluasi?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

6. Apakah saudara mendapatkan feed back baik secara lisan maupun

tertulis dari laporan kegiatan imunisasi?

a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Selalu

7. Apakah Puskesmas saudara melakukan tindak lanjut terhadap

masalah kegiatan program imunisasi?

e. Tidak pernah

f. Jarang

g. Sering

h. Selalu

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

143

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

144

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti

145

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti