kelurahan sidotopo

Upload: cahayakebenar9388

Post on 09-Jul-2015

295 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

61 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Setting Penelitian 1. Keadaan Geografis Kelurahan Sidotopo Luas area wilayah kelurahan Sidotopo sampai tahun 2008 tercatat 40 Ha. Wilayah ini membentang dari Barat ke Timur dengan batasbatas wilayah : Sebelah Utara Sebelah Timur Simokerto Sebelah Selata n Sebelah Barat : dibatasi Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir : dibatasi Kelurahan Pegirian Kecamatan Semampir : dibatasi Kelurahan Pegirian Kecamatan Semampir : dibatasi Kelurahan Simokerto Kecamatan

Kelurahan Sidotopo terdiri dari 12 RW dengan jumlah RT sebanyak 96 RT. 2. Data Monografi Penduduk a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis KelaminTabel 2 No 1 2 3 Status Laki-laki Perempuan Kepala Keluarga Jumlah 14.033 Orang 14.942 Orang 7.704 KK

62 b. Jumlah Penduduk Berdasarkan UsiaTabel 3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 Usia 5 Tahun ke Bawah 6 s/d 8 Tahun 10 s/d 16 Tahun 17 Tahun 18 s/d 25 Tahun 26 s/d 40 tahun 41 s/d 59 Tahun Di atas 60 Tahun Laki-laki 1.464 Orang 1.262 Orang 2.351 Orang 523 Orang 2.677 Orang 3.205 Orang 2.422 Orang 264 Orang Perempuan 1.379 Orang 1.568 Orang 2.632 Orang 577 Orang 2.854 Orang 3. 012 Orang 2.445 Orang 599 Orang Jumlah 2.843 Orang 2.830 Orang 4.983 Orang 1.100 Orang 5.531 Orang 6.297 Orang 4.867 Orang 863 Orang

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata PencaharianTabel 4 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Pedagang Pegawai Negeri Sipil Anggota TNI Anggota POLRI Purnawirawan TNI Purnawirawan POLRI Pensiunan PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Buruh Pembantu Pekerjaan Jumlah 2.012 Orang 75 Orang 63 Orang 25 Orang 337 Orang 65 Orang 128 Orang 4.235 Orang 756 Orang 6.436 Orang 35 Orang

6312 13 14 Dokter Guru / Dosen Tenaga Medis Lain 4 Orang 35 Orang 15 Orang

d. Tingkat Pendidikan PendudukTabel 5 No 1 2 3 4 5 6 7 8 SD SLTP SLTA AKADEMI DIPLOMA S1 S2 S3 Pendidikan Jumlah 4.615 Orang 1.650 Orang 3.018 Orang 311 Orang 105 Orang 110 Orang 12 Orang - Orang

Penelitian ini diadakan di lingkungan Kelurahan Sidotopo Kecamatan Semampir Kota Surabaya. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan yaitu: 1) Kelurahan ini merupakan kelurahan yang heterogen baik dari segi etnis maupun dari segi sosial ekonomi. Dengan demikian penduduk kelurahan ini dianggap mewakili penduduk kota Surabaya yang sangat heterogen. 2) Kelurahan ini letaknya dekat dengan peneliti tinggal, sehingga diharapkan dapat mempermudah dalam proses pengumpulan data di lapangan.

64 3) Adanya keinginan untuk mengenal kehidupan keluarga khususnya para wanita karier dari warga masyarakat di mana peneliti bertempat tinggal. B. Penyajian Data 1. Model Komunikasi Wanita Karier di Kelurahan Sidotopo Terhadap Suaminya a. Interaksi antara Istri dan Suami Interaksi antara istri dan suami selalu saja terjadi, di mana dan kapan saja. Tetapi interaksi sosial dengan intensitas yang tinggi lebih sering terjadi di rumah, karena berbagai kepentingan. Misalnya, karena masalah kehangatan cinta, karena ingin berbincang-bincang, karena ada permasalahan kelua rga yang harus dipecahkan, karena masalah anak, karena masalah sandang pangan, karena untuk meluruskan kesalahan pengertian antara suami dan istri, dan sebagainya. Mengenai topik yang banyak dibicarakan dalam komunikasi suami istri, topik anak adalah yang relatif banyak didiskusikan, dikalangan informan. Rupanya para informan merupakan orang tua yang berorientasi pada anak. Hal ini seperti diungkapkan oleh Bu Sundari (35 tahun) Kalau mas ada di rumah dan kita lagi ngobrol ya yang diomongin gak ada lain kecuali tentang anak, soal pendidikannya apalagi saya jarang bisa bertemu mas karena kesibukan kami masing-masing, mas kadang juga musti ke luar kota.79

79

Wawancara dengan Bu Sundari tanggal 10 Mei 2008

65 Jawaban yang sama juga diberikan oleh Bu Anik (40 tahun) Aku jarang mbak ketemu bapak jadi sekalinya ketemu yang dibicarakan otomatis masalah anak terutama pendidikannya, perkembangan nilaii-nilainya di sekolah...Bapak pulang gak mesti karena sekarang bapak di tempatkan di Madura jadi apa-apa yang harus diomongin ya diomongin lewat telpon, Cuma gimanapun kan juga kasihan anak-anak mereka jarang ketemu kita, apalagi dengan bapaknya...walaupun anak-anakku bukan anak yang terlalu nuntut supaya orang tuanya selalu ada di rumah tapi lo mbak jenenge wong tuwo...80 Kemudian ditanyakan kepada informan pada waktu kapan saja para wanita ini bisa bertemu secara langsung dengan suaminya, para informan rata-rata menjawab pada waktu pulang kerja. Ketika pulang dari kerja itulah mereka dapat bertemu kembali dengan anggota keluarga lainnya dalam hal ini suami dan anaknya, terkecuali dua informan yaitu Bu Sundari dan Bu Anik yang tidak selalu dapat bertemu setiap hari dengan suaminya karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan suaminya tinggal di luar kota tetapi mereka mengakui komunikasi tetap dapat dilakukan melalui fasilitas telpon / HP. Bu Sundari yang bekerja sebagai perawat di salah satu Rumah Sakit Swasta di Surabaya baru dapat bertemu dengan suaminya hanya pada hari Sabtu dan Minggu saja tetapi bagi mereka hal itu bukanlah masalah karena selama ini hal tersebut dapat diatasi dengan baik oleh mereka tanpa mengabaikan kepentingan keluarga. Kebanyakan jawaban yang diberikan oleh informan tentang intensitas pertemuan dengan suami mereka mengatakan cukup terbantu

80

Wawancara dengan Bu Anik tanggal 10 Mei 2008

66 dengan adanya kemudahan berkomunikasi melalui telepon seluler / HP dan melalui fasilitas SMS (Short Message Service), disamping itu adanya rasa saling percaya da n keterbukaan untuk selalu membicarakan hal-hal mengenai urusan keluarga. Seperti dikatakan oleh Bu Ira (30 tahun) Selama ini komunikasiku dengan mas terbantu lewat HP, kalau dulu mungkin harus selalu telpon tapi sekarang cukup sms aja apa yang pingin kita sampaikan bisa diketahui langsung. Palagi sekarang kan biaya untuk bersms atau telepon dengan sesama operator kan murah 81 . Kemudian ditanyakan kepada informan mengenai bagaimana sikap suami dan pandangan suami terhadap kondisi mereka yang bekerja, jawaban kebanyakan yang diberikan oleh informan bahwa suami mendukung sepenuhnya dengan pekerjaan mereka asalkan para wanita tersebut tidak mengabaikan keluarga. Mengenai sikap suami, dapat dilihat bahwa semua suami menyetujui para istri mereka bekerja, namun harus dipenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat yang paling banyak diajukan adalah asal rumah tangga beres. Dari syarat itu kelihatan jelas bahwa ibu bekerja dituntut untuk berperan ganda memenuhi tugas-tugas sebagai pekerja dan di samping itu menjaga supaya semua urusan rumah tangga terselenggara dengan baik.

81

Wawancara dengan Bu Ira tanggal 11 Mei 2008

67 Para informan mengaku siap jika disuruh suaminya untuk menghentikan status kerjanya demi kepe ntingan anak dan keluarga mereka sanggup untuk memenuhinya. Mengenai hal ini Bu Ibah (43 tahun) memberikan jawabannya Kalau bapak (begitu ia menyebut suaminya) selalu mendukung apa yang saya lakukan termasuk bekerja, selama pekerjaan itu tidak mengabaikan tugas saya sebagai seorang istri maupun ibu rumah tangga.82 Alasan yang agak berbeda dikemukakan oleh Bu Wiwik (39 tahun) Aku mbak kerja itu udah dari dulu sebelum aku nikah ama papanya Mega (begitu ia menyebut suaminya), emang awalnya sebelum nikah kita dulu kan satu kantor tapi sesudah menikah kantor gak ngebolehin suami istri kerja dalam satu kantor itu, jadinya salah satu musti keluar dan setelah diomongin bareng akhirnya papanya Mega yang keluar kerja di tempat lain. Papanya Mega gak masalah kalo aku musti kerja toh kalo urusan rumah tangga kita berdua udah saling ngerti kok bagiannya masingmasing. Aku nih orangnya biasa kerja, gak bisa diem daripada aku kaya ibu-ibu laen yang kerjaannya duduk-duduk ngerumpi di luar rumah ngomongin orang ya mending aku kerja palagi kalo anakku butuh duit buat jajan aku gak perlu lagi minta ama suami 83 . Para informan menyatakan bahwa mereka telah bekerja bahkan sebelum mereka menikah, jadi bekerja sudah menjadi bagian dari kehidupan disamping mengurus suami dan anak. Mengenai hal ini Bu Nadya (34 tahun) menjelaskan Suamiku sangat pengertian, ia tahu aku telah bekerja bahkan sebelum kenal dia dan memutuskan untuk menikah dengannya. Ia juga b anyak tahu tentang pekerjaanku, jadi ia mendukung karier aku. Dia tahu ini juga untuk menambah penghasilan keluarga.84

82 83

Wawancara dengan Bu Ibah tanggal 11 Mei 2008 Wawancara dengan Bu Wiwik tanggal 11 Mei 2008 84 Wawancara dengan Bu Nadya tanggal 12 Mei 2008

68 Keinginan seorang ibu bekerja untuk membina hubungan yang harmonis dengan pasangan bukanlah hal yang muluk. Asal kondisinya memungkinkan dan mau berusaha, harapan ini bisa terwujud. Semua itu hanya istri dan pasangan yang bisa menjawab, sesuai komitmen berdua. Ketika ditanyakan kepada informan mengenai makna keluarga bagi mereka, semua mengatakan keluarga adalah alasan dan motif yang membuat mereka tetap bisa menjalankan peran dengan baik, sebagai seorang pekerja di tempat kerja dan sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga di rumah. Hal ini dapat diketahui melalui ungkapan Bu Anik (40 tahun) Keluarga itu segalanya, lewat keluarga kita mendapat dukungan lewat keluarga pula kita mendapat kritikan yang berguna untuk memperbaiki diri kita. Seberapapun sibuknya kita di luar rumah keluarga tetap nomer satu.85 Dalam memenuhi kebutuhan gandanya ini wanita akan sangat terbantu bila pria juga mengulurkan tangannya ikut berperan ganda. Jadi wanita yang berperan ga nda akan lebih mudah memenuhi kebutuhannya bila didampingi oleh pria yang juga bersedia berperan ganda. Hal ini tergambar melalui kegiatan sehari-hari yang terjadi pada keluarga Bu Wiwik, Seperti biasa Bu Wiwik bangun sekitar pukul 04.00 pagi, Ia bergegas membangunkan anaknya untuk melaksanakan sholat shubuh berjamaah. Kemudian ia mandi dan mempersiapkan sarapan untuk keluarganya, Mereka makan bersama dalam satu meja. Kegiatan yang ia lakukan selanjutnya memandikan si kecil Syahira (3 tahun). Bu Wiwik adalah seorang ibu rumah tangga dengan dua anak, anaknya yang sulung, Mega (10 tahun) adalah murid sebuah SD Islam terkenal di kota Surabaya,85

Wawancara dengan Bu Anik tanggal 12 Mei 2008

69 sedangkan yang bungsu Syahira (3 tahun). Setelah memeriksa perlengkapan yang akan dibawanya kemudian ia dan suaminya berangkat bersama -sama. Mereka tidak langsung menuju ke tempat kerja mereka, tetapi pergi ke rumah orang tua Bu Wiwik yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah mereka untuk menitipkan si kecil Syahira kepada kakek dan neneknya, karena Bu Wiwik merasa lebih aman bila anaknya diawasi oleh kedua orang tuanya. Lalu ia pergi ketempat kerjanya dan sang suami, Pak Anto mengantarkan Mega sekolah lalu terus bekerja. Mereka bisa berkumpul bersama lagi di sore hari, kemudian Bu Wiwik memasak menu yang praktis untuk makan bersama keluarga, sedangkan suaminya bertugas menjaga Syahira dengan mengajaknya bermain. Di malam harinya mereka beralih tu gas di mana Pak Anto yang mendampingi Mega untuk belajar sedangkan Bu Wiwik menjaga Syahira untuk kemudian menidurkannya . Beg itulah gambaran kegiatan yang terjadi pada keluarga Bu Wiwik yang juga harus bekerja di lu ar rumah. Kegiatan rutin itu telah dijalaninya bersama suaminya selama kurang lebih 11 tahun usia perkawinan mereka.86 Dalam kehidupan berumah tangga, pernikahan boleh saja semakin berumur, tapi bara cinta harus dapat terus menyala. Kapan dan dimana pun berada, pasangan suami- istri selalu mendambakan kehangatan cinta dari lawan jenisnya. Mereka tidak ingin kehangatan cinta itu padam dalam perjalanan waktu. Oleh karena itu, mereka berusaha mencari sikap dan perilaku yang dapat mengantarkan kepada kehangatan cinta. Seperti yang selama ini telah dilakukan oleh Bu Ibah dan Bu Anik dalam menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangganya, Memang mbak, menjaga rumah tangga bisa bertahan hingga sekarang tuh gak mudah tapi aku dan bapak selalu punya cara supaya keluarga tetap harmonis, yang biasa kami lakuka n adalah terbiasa membicarakan tentang masalah yang terjadi pada hari itu supaya bisa dicari penyelesaiannya, waktunya ya biasa menjelang akan tidur terus kalo ada waktu buat berdua ya kita biasa jalan jalan berdua saja tanpa anak-anak.87

86 87

Pengamatan peneliti pada keluarga Bu Wiwik t anggal 14 Mei 2008 Waw ancara dengan Bu Anik tanggal 16 Mei 2008

70 Selain itu bentuk perhatian yang diberikan oleh Bu Anik terhadap suaminya seperti selalu mengerti kebiasaan suaminya selama ini, Sebaga i istri dari seorang polisi, aku benar -benar mendukung tugas suami seperti misalnya peranku sebagai ibu dharma wanita, jadi kadang jika bapak tidak dapat hadir mengikuti acara dinas, maka akulah yang menggantikannya tentunya di hari libur kerja, seperti hari Sabtu atau Minggu. Tapi kalau sehari-hari bapak kalo pulang kantor kan sore, aku biasanya selalu menyediakan air hangat buat bapak mandi karena itu sudah jadi kebiasaannya terus nyiapin makanan bersama pembantu tapi kadang-kadang aku juga bikin surprise seperti nyuruh dia pulang kantor lebih awal nah...biasanya aku smsin dulu atau kalau bisa langsung telepon bapak, kejutannya ya masakin makanan kesukaannya tapi yang lebih istimewa dibanding hari-hari biasanya tanpa dia minta sebelumnya.88 Walaupun suda h bekerja sebagai staf di kantor pemerintah, Bu Anik tetap memperhatikan kebutuhan suaminya, kepeduliannya terhadap suami ia tunjukkan melalui perhatiannya yang selalu pulang kerja lebih dulu, menyiapkan makanan untuk suaminya, menyiapkan air hangat untuk mandi suaminya. Di luar hal itu ia tetap pula memperhatikan kebersihan dan kenyamanan tempat tinggalnya . Lain halnya ungkapan Bu Ibah, wujud pengabdiannya kepada suami telah ia buktikan hingga perkawinannya bisa bertahan hingga 23 tahun lamanya, Namanya berumah tangga ada saja godaannya tapi bagaimana cara kita yang menjalankannya, saya dan bapak selalu melihat tujuan dari perkawinan yaitu adanya keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah ya...seperti tuntunan agama lah mbak, prinsip untuk saling percaya satu sama lain dan berusaha menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan kita itulah yang membuat saya bisa tetap bisa menjaga kelangsungan keluarga ini. Karena gimanapun susah seneng kita menjalankannya sama-sama.88

Waw ancara dengan Bu Anik tanggal 16 Mei 2008

71 Kejutan-kejutan kecil juga kadang saya berikan pada bapak seperti memberikannya hadiah kado untuk ulang tahunnya. Walaupun bukan yang mahal tapi saya percaya hal seperti itu bisa menambah kedekatan kami.89 Mengenai interaksi yang terjadi antara Suami-Istri, para wanita ini menginginkan hubungan yang dapat terbina dengan baik antara mereka dan pasangannya. Keluarga yang harmonis merupakan gambaran keluarga yang ideal menurut mereka dimana suami dapat menjalankan perannya sebagai kepala keluarga dengan baik, Istri sebagai wanita yang bekerja pun juga tetap dapat menjalankan perannya dengan baik. b. Proses Komunikasi antara Istri dan Suami Proses komunikasi yang terjadi pada wanita yang bekerja terhadap suaminya menunjukkan suatu proses yang terjadi pada komunikasi pada umumnya, dimana ada komunikator / source (pengirim pesan), adanya message (pesan yang disampaikan), dan adanya komunikan / receiver (penerima pesan). Ini merupakan bentuk sederhana dalam proses komunikasi. Dalam keluarga yang peneliti temui proses komunikasi yang berusaha dibangun antara suami-istri adalah komunikasi yang

membutuhkan umpan balik (feedback ). Hal ini dikarenakan topik pembicaraan yang dilakukan diantara suami-istri adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keluarga seperti : masalah sandang dan pangan , pendidikan anak, pekerjaan di kantor dan sebagainya.

89

Wawancara dengan Bu Ibah tanggal 17 Mei 2008

72 Wanita terkenal sebagai makhluk yang multitasking, mampu melakukan berbagai peran dan pekerjaan di waktu yang sama. Keistimewaan ini terbukti dengan semakin bertambahnya wanita pekerja yang juga berperan sebagai ibu rumah tangga. Dalam sebuah hubungan wanita kerap berbentur dengan keinginan mengungkapkan perasaan dengan konsekuensi menjaga keutuhan sebuah hubungan. Padahal, dalam sebuah hubungan, komunikasi memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kebahagiaan bersama. Perlahan tapi pasti, wanita saat ini mulai berani untuk menata ulang kembali cara menjalin hubungan dengan pasangan. Dan mencari cara mengaktualisasikan diri dimana pun berada, termasuk dalam menjalin sebuah hubungan. Tentunya untuk mencapai kesepakatan yang dibutuhkan adalah kesetaraan dalam berkomunikasi antara wanita dengan pasangannya. Faktanya, saat ini wanita lebih mandiri dan memiliki lebih banyak alternatif untuk memulai perubahan dalam hidup dan mencari cara terbaik berkomunikasi de ngan pasangan. Dengan demikian, konsep melayani tidak lagi menjadi harga mati, lewat caranya wanita mulai mencari celah dimana dua pribadi bisa saling bertukar pikiran dan pendapat. Wanita dituntut untuk mampu mengasah kreativitasnya dalam

menciptakan momen dimana berbicara menjadi kegiatan yang menyenangkan bersama dengan pasangan. Dengan menciptakan suasana yang sehat dalam berkomunikasi, hubungan pun akan menjadi lebih berkualitas.

73 Kesemua hal itu umumnya membutuhkan umpan balik yang dapat diketahui secara langsung melalui komunikasi antara suami-istri, komunikasi yang terjadi meliputi komunikasi verbal dan nonverbal, komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambang, mimik muka, dan lain sebagainya. Komunikasi yang terjadi antara istri suami bisa berbentuk komunikasi langsung baik melalui komunikasi tatap muka maupun melalui media komunikasi seperti HP / telepon rumah. c. Cara Membina Komunikasi Interpersonal yang Baik dengan Suami Ada beberapa cara yang dapat mengantarkan pasangan suami-istri kepada kehangatan cinta seperti melalui mengungkapkan kata cinta, efek sentuhan, beri bantuan, siap dengan dukungan, jangan pelit pujian, munculkan segala kebaikannya, sisihkan waktu berdua, panggilan khusus, dengarkan dan tiga kata ajaib. Ungkapkan cinta. Pernyataan cinta dan sayang bukan sesuatu yang tabu. Pengungkapan cinta dan sayang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bisa via kata-kata melalui pesan-pesan singkat SMS. Misalnya, Aku sayang kamu. Efek sentuhan . Sandra Anne Taylor, pengarang Secret of Attraction: The Universal Law of Love, Sex and Romance, mengatakan bahwa: Setiap kali sentuhan penuh kasih sayang diberik an pada manusia, tubuhnya

74 segera memproduksi oxytocin yang akan merangsang munculnya rasa aman. Secara psikologis sentuhan memberikan efek kesehatan pada jiwa seseorang dalam bentuk rasa aman, tenteram, dan bahagia. Oleh karena itu, sentuhan-sentuhan kecil pada pasangan, mengusap kepala, mengusap tangan, menjawil pipi, akan menguatkan deklarasi cinta. Tentu saja tidak sembarangan. Dalam situasi bagaimana, kapan, dan di mana sentuhan mesra itu dapat diberikan adalah hal penting yang patut diperhatikan. Beri bantuan. Kerja sama dalam rumah tangga mungkin saja menjadi bagian rutin sehari-hari bagi suami-istri. Ini adalah hal yang wajar. Tetapi bantuan-bantuan kecil yang tak diminta justru akan menambah nilai plus hubungan suami-istri. Sekali waktu tanpa did uga istri membantu menyelesaikan tugas tertentu bagi suami, begitu juga sebaliknya, seorang istri akan merasa senang, sangat terke jut dan bahagia manakala sekali waktu, di tengah kelelahannya, ketika ia pulang dan mendapati kamar tidur sudah rapi dan wangi karena dikerjakan oleh suaminya sendiri di rumah. Siap dengan Dukungan. Cinta tak hanya berarti hasrat dan sayang. Cinta adalah juga kerelaan untuk mendampingi pasangan dalan susah dan senang, dalam sempit dan lapang, dalam suka dan duka, dalam kaya dan miskin, dalam sukses dan gagal, dalam sehat dan sakit. Memberikan segelas minuman hangat saat pasangan tengah sibuk dengan pekerjaan di malam hari, menggenggam tangan istri saat ia misalnya, gagal meraih kemenangan dalam lomba penulisan, bahkan sekedar memberikan senyum

75 paling manis saat suami berkata uang bulanan sudah menipis adalah contoh-contoh dukungan kecil yang dapat ditunjukkan pada pasangan. Jangan pelit pujian. Pujian mengandung aspek psikologis yang positif bagi bagi yang menerimanya. Pujian dapat menurunkan kadar stres hingga 15%. Sebaliknya, mengungkapkan aspek negatif pasangan akan

menambah beban stresnya hingga meningkat sebesar 48%. Inilah hasil studi yang dipublikasikan dalam Journal of Family Psychology. Munculkan segala kebaikannya. Munculkan segala kebaikannya meskipun tidak berada di dekat pasangan. Hal ini dapat meningkatkan kehangatan cinta kepada pasangan. Sisihkan waktu berdua. Sekali waktu, meskipun sibuk sekali usahakan sisihkan waktu untuk berdua-duaan di tempat tertentu. Makan berduaan di luar atau berjalan-jalan ke tempat rekreasi dapat mempererat hubungan suami-istri. Menyisihkan waktu menjelang tidur, untuk saling berbagi cerita adalah penting dilakukan untuk meneguhkan hubungan menjadi lebih dekat dan harmonis. Panggilan khusus. Panggilan khusus ternyata memiliki kekuatan romantis bagi pasangan. Panggilan khusus merupakan simbol cinta dan sayang dari pasangan. Ada kekuatan cinta dan kasih sayang dengan memakai panggilan khusus itu. Dengarkan. Sebagai suami atau istri tidak saja sebagai penyampai informasi, tetapi antara keduanya dapat saja bertindak sebagai pendengar yang baik bagi pasangan. Sikap egois harus disingkirkan dengan

76 terjalinnya komunikasi yang baik. Terampil berkomunikasi tak berarti hanya terampil bicara, melainkan juga terampil mendengar. Maka jadilah pendengar yang baik yang selalu siap sedia mendengarkan keluhan, curahan, perasaan marah, sedih, kecewa, dan sebagainya dari pasangan. Bersikap sebagai pendengar yang baik demi kepentingan bersama dapat mempererat hubungan suami-istri. Gunakan tiga kata ajaib. Gunakan kata Tolong, Terima Kasih dan Maaf sebagai tiga kata ajaib pemanis hubungan sosial suami istri. Ketiga kata ini sangat menyenangkan untuk didengar dan perlu untuk ditradisikan dalam berumah tangga. Karena hal ini dapat memesrakan hubungan suami-istri. Upaya para wanita karier di Kelurahan Sidotopo Surabaya dalam membina komunikasi interpersonal yang baik dengan suami di lakukan melalui beberapa hal, seperti : 1) Selalu melibatkan pasangan di dalam menyelesaikan persoalan rumah tangga khususnya masalah anak. 2) Memberi bantuan dan dukungan melalui kerja sama dalam

menyelesaikan pekerjaan rumah tangga yang jika pekerjaan itu hanya dibebankan sepenuhnya kepada istri yang juga bekerja di luar rumah dikhawatirkan dapa t mengganggu keharmonisan dalam rumah tangga. 3) Selalu menyempatkan waktu untuk dapat berdua dengan pasangan seperti mengefektifkan dan memanfaatkan waktu-waktu seperti menjelang tidur, ketika selesai sholat berjamaah atau ketika pergi berdua ke suatu tempat.

77 4) Ketika tidak dapat berkomunikasi secara tetap muka maka solusi yang digunakan untuk tetap dapat menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan adalah melalui media ber komunikasi seperti telepon / HP, melalui menelepon secara langsung melalui fasilitas pengiriman pesan teks lewat HP yaitu SMS. 2. Model Komunikasi Wanita Karier di Kelurahan Sidotopo Terhadap Anaknya a. Interaksi Antara Ibu Anak Kenyataan menunjukkan, bahwa peranan ibu pada masa anak-anak besar sekali. Sejak dilahirkan, peranan tersebut tampa k dengan nyata sekali, sehingga dapat dikatakan bahwa pada awal proses sosialisasi, seorang ibu mempunyai peranan yang besar sekali (bahkan lebih besar daripada seorang ayah). Peranan seorang ibu dalam membantu proses sosialisasi tersebut mengantarkan anak ke dalam sistem kehidupan sosial yang berstruktur. Anak diperkenalkan dengan kehidupan kelompok yang saling berhubungan dan saling ketergantungan dalam jalinan interaksi sosial. Dalam mengatasi hal ini Bu Ira (30 tahun) yang masih mempunyai anak berumur 7 bulan menuturkan: Anak saya, Indra biasa saya bawa ke tempat kerja dan untungnya baik atasan saya maupun rekan kerja tidak ada yang protes, malah atasan saya yang menyuruh karena dilihatnya Indra masih membutuhkan pengawasan yang khusus dan serta membutuhkan pemberian ASI eksklusif , tetapi itu hanya sekali waktu saja ketika tidak ada orang di rumah karena kan biasa yang mengasuh indra di rumah itu ibu saya sendiri, kalau ibu pergi ya baru saya ajak Indra ke tempat kerja .90

90

Wawancara dengan Bu Ira tanggal 16 Mei 2008

78 Berdasarka n penuturan Bu Ira di atas terlihat betapa pentingnya kehadiran seorang ibu di sisi anak yang memang masih betul- betul membutuhkan hadirnya seorang ibu. Asalkan tidak ada halangan untuk ibu tetap bekerja semuanya bisa diatur. Menyusui merupakan proses menjalin komunikasi, saat menyusui terjalin kedekatan antara ibu dan si kecil. Detak jantung, sentuhan dan kontak mata adalah proses komunikasi nonverbal yang membantu menjalin hubungan psikologis yang positif antara ibu dan si kecil dan menstimulasi perkembangan indera si kecil. Sehingga para ibu yang masih mempunyai bayi seharusnya benar-benar menikmati saat berinteraksi dengan buah hatinya melalui kegiatan menyusui. Aktifitas lain yang terlihat dari kegiatan Bu Ira dalam berinteraksi dengan anaknya dapat diketahui melalui pengamatan dan hasil wawancara berikut: Sore itu sekitar pukul 16.00 terlihat Bu Ira mendorong sebuah kereta dorong didalamnya ada seorang bayi mungil yang tersenyum memandang kearah Bu Ira , kmeudian ia membalas pula dengan sebuah senyuman tetapi tak berapa la ma bayi itu menangis dengan buru-buru Bu Ira pun menggendongnya.91 Mengenai interaksinya dengan buah hatinya ia menjelaskan, Pagi-pagi benar saya musti memandikan Indra, memakaikannya popok, menggendongnya sehingga ia bisa mendapatkan rasa aman berada dalam dekapan saya...kemudian menyusuinya setelah itu berangkat bekerja. Pulang kerja juga saya sempatkan untuk mengajaknya berputar jalan-jalan disekitar rumah dengan kereta dorong. 92

91 92

Pengamatan pada keluarga Bu Ira tanggal 16 Mei 2008 Wawancara dengan Bu Ira tanggal 16 Mei 2008

79 Karena pada dasarnya ekspresi yang terlihat pada balita merupakan alat yang dipakai si kecil untuk menyatakan apa yang diinginkannya. Ibu yang bekerja tidak bisa melepas tanggung jawabnya untuk memberi rangsangan bagi perkembangan sosial buah hatinya. Sejak kehadiran, Amanda , 5 tahun lalu, Bu Nadya (34 tahun) betulbetul menikmati perannya sebagai orang tua dalam membesarkan buah hatinya. Kesibukannya bekerja sebagai customer service sebuah bank swasta terkenal di Surabaya membuatnya harus meninggalkan rumah lebih dari 10 jam setiap harinya. Waktu untuk dapat berkumpul bersama Amanda pun menjadi sangat sedikit. Namun ia tak mengkuatirkan hal itu, Buat saya yang penting adalah kualitas kebersamaan dengan Amanda . Meski saya sadar waktu saya sangat terbatas dengan Amanda , namun saya selalu menjadikannya sebagai waktu yang berharga bagi perkembangannya. Biasanya waktu bersamanya saya isi dengan melakukan permainan yang dapat membantu perkembangan kecerdasan dan emosi Amanda. Sepulang kerja saya paling sering bercakap dengan Amanda, mende ngarkan hafalan doa-doanya, Alhamdulillah...dia mulai lancar atau sekedar membacakannya cerita ketika akan tidur.93 Meluangkan waktu bersama anak menurut Bu Nadya amat diperlukan agar anak tak kehilangan sosok ibunya. Bagi Bu Nadya, peran suami dalam bersama mengurus anak juga amatlah besar. Jika bukan dia yang bersama putrinya, pasti ada suaminya yang menemani anaknya. Alhamdulillah...suami saya tak lepas tangan. Dia tahu benar bagaimana repotnya saya. Jadi, kalau kira-kira akan pulang malam, saya pasti minta tolong padanya untuk pulang agak cepat dari kantor. Sejak anak kami kecil, dia juga tidak segan memandikan atau menceboki. Bahkan, dia juga yang selalu bangun malam untuk membuatkan Amanda susu, lalu menggendongnya ke kamar mandi93

Wawancara dengan Bu Nadya tanggal 17 Mei 2008

80 untuk pipis. Kalau saya yang bangun, saya susah tidur lagi. Padahal, saya butuh waktu untuk istirahat.94 Interaksi lain yang dilakukan oleh Bu Nadya terhadap putrinya Amanda, sebelum berangkat kerja ia membiasakan pamit kepada putrinya dengan cara putrinya menyalaminya dan mencium tangannya lalu Bu Nadya memba las dengan mengecup kedua pipi putrinya. Lalu saling mengucapkan kata da..da.. sebagai ungkapan berpisah. Aktifitas lain terlihat pada keseharian Bu Indah, dimana pekerjaannya sebagai seorang pengusaha tas dan sepatu menuntutnya lebih banyak beraktifitas di luar rumah, membuat waktunya bersama anak-anak lebih banyak pada hari libur, tapi ia selalu berusaha untuk tetap dekat dengan anak-anaknya. Dalam melayani kebutuhan anak-anaknya ia cukup terbantu dengan adanya bantuan dari keluarganya dan pembantu. Untuk sesuatu yang sifatnya penting pasti saya turun tangan. Baby sitter atau pembantu kan hanya menangani hal- hal yang ringan dan rutin. Tapi, soal makanan untuk mereka, saya juga sering menangani. Misalnya, soal sarapan pagi untuk mereka. Kalau soal khawatir untungnya saya selalu keep contact. Kalau saya pergi, anak-anak tinggal dengan ummi saya dirumah. Meskipun saya bekerja, anak-anak masih bisa diperhatikan karena suami saya dan anak-anak bisa pergi bersama-sama pagi-pagi. Sekolah anak-anak kan kebetulan satu wilayah dengan tempat suami saya bekerja. Saya cukup percaya anak-anak bisa selalu ditemani oleh orangorang yang baik. Guru-guru mereka pun penuh perhatian. Jadi, saya enggak pernah khawatir berlebihan. Apalagi, saya benar-benar percaya bahwa Tuhan d orang-orang di sekitar selalu bisa baik an kepada kami. Saya bersyukur dikaruniai anak-anak yang sehatsehat dan lucu -lucu.95

94 95

Wawancara dengan Bu Nadya tanggal 17 Mei 2008 Wawancara dengan Bu Indah tanggal 18 Mei 2008

81 Seperti halnya Bu Wiwik, dalam pengasuhan anak, ia merasa cukup aman jika selama bekerja anaknya tinggal bersama orang tuanya. Kalau dulu mbak ketika Syahira masih kecil, aku biasa pulang ke rumah dengan minta izin dulu ke kantor atau ketika ada jam istirahat untuk memantau dan memberikan ASI, pihak kantor memberikan kemudahan padaku karena mereka mengerti aku mempunyai anak yang masih kecil selain itu faktor dekatnya jarak kantor dengan rumah neneknya, tetapi sekarang aku memantau anak melalui telepon rumah saja dengan menanyakan bagaimana keadaannya selama aku bekerja apa sudah makan, mandi... melalui telepon rumah. Dan hal itu cukup membantu.96 Keinginan anak untuk berbicara dari hati ke hati melahirkan komunikasi interpersonal. Komunikasi di sini dilandasi oleh kepercayaan anak kepada orang tuanya. Dengan kepercayaan itu, anak berusa ha membangun keyakinan untuk membuka diri bahwa orang tuanya dapat dipercaya dan sangat mengerti perasaannya. Sebagai orang tua tentu saja keinginan anak itu harus direspons secara arif dan bijaksana. Mengenai waktu yang lain bersama anaknya BuWiwik menjelaskan, Aku amat memperhatikan dengan siapa anakku bergaul, siapa teman-temannya dan aku memang membiasakan kepada Mega untuk terbuka ngomong kesaya sebagai orang tuanya hal apapun yang terjadi baik tentang teman-temannya maupun pelajaran disekolahnya. Aku memang selektif mbak kalo masalah pergaulan anakku yah...maklumlah mbak sekarang beda sama kecil kita dulu, Anak-anak sekarang cepat sekali meniru apa yang dilakukan baik ketika main dengan temannya atau orang dewasa. Apalagi bahasa sama ucapan anak sekarang suka kasar ngomong dan aku gak mau Mega meniru yang seperti itu. Aku lebih senang dan tenang kalau waktu aku bekerja Mega dan Syahira ikut sama neneknya, jadi paling ketemunya sama sepupu-sepupunya saja yang masih polospolos ngomongnya. Kalau dengan Syahira, aku juga tetap mengikuti perkembangannya walaupun badan terasa capek habis kerja tapi hal itu akan tergantikan begitu bisa melihat Syahira tertawa dan melihat tingkahnya yang kucu, hal inilah yang selalu96

Wawancara dengan Bu Wiwik tanggal 17 Mei 2008

82 membuatku ingin langsung pulang kerumah setelah bekerja. Aku tahu gak banyak waktu untuk bisa berkumpul sama-sama, jadi kadang pulang kerja aku selalu membawa kejutan untuk anak -anak atau kalau tidak begitu biasanya ketika jam istirahat di kantor aku menelpon mereka menanyakan apa ada sesuatu yang lagi mereka pingin kemudian aku membelikannya untuk mereka.97 Untuk menjalin hubungan yang akrab dalam keluarga tidak mesti harus diawali dengan pertemuan formal. Pertemuan informal juga memiliki nilai strategis dalam mengakrabkan hubungan orang tua dengan anak. Bahkan terkadang via pertemuan informal pesan-pesan kebaikan dapat tersalur secara efektif. Mengenai hal ini Bu Wiwik (39 tahun) menuturkan : Kalau hari Sabtu sama Minggu itu kan papanya Mega sama aku libur kerja, jadi ya waktu-waktu itulah biasa aku gunakan buat ngajak anak jalan, kadang beli keperluan rumah bersama di Carrefour, setelah itu ngajakin anak makan dan kadang beliin baju buat mereka, kalau untuk Syahira biasanya ikut permainan yang ada disitu, atau kalau gak pergi ke Marina ngajakin anak-anak berenang, mereka cukup sena ng.Gak mesti jauh-jauh mbak yang penting sekeluarga bisa kumpul bareng, itu saja, Tapi mungkin untuk liburan sekolah nanti aku sama papanya Mega berencana ngajakin anak-anak ke Wisata Bahari Lamongan, karena mereka kan belum pernah ke sana .98 Hubungan akrab antara orang tua dan anak sangat penting untuk dibina dalam keluarga. Keakraban hubungan itu dapat dilihat dari frekuensi pertemuan antara orang tua dan anak dalam suatu waktu dan kesempatan. Masalah waktu dan kesempatan menjadi faktor penentu berhasil atau gagalnya suatu pertemuan.

97 98

W awancara dengan Bu Wiwik tanggal 17 Mei 2008 Wawancara dengan Bu Wiwik tanggal 17 Mei 2008

83 Pertemuan antara anggota keluarga bisa dijalin juga melalui kegiatan sholat berjamaah, hal ini terlihat pada keseharian keluarga Bu Anik. Ia mengungkapkan pentingnya kegiatan rutin ini sebagai jembatan untuk bisa bersama dengan keluarganya. Rasanya hati ini jadi tenang mbak, tentram gitu bisa melihat aku, bapak dan anak-anak bisa berkumpul untuk sholat berjamaah dan hal ini terbiasa kami lakukan sejak dulu, biasanya kami sholat sama-sama waktu Shubuh dan Maghrib kemudian aku membiasakan kepada kedua putriku Okta dan April untuk mengaji bersama. Kemudian kami makan malam bersama.99 Sebenarnya, pertemuan anggota keluarga untuk duduk bersama dalam satu waktu dan kesempatan sangat penting sebagai simbol keakraban keluarga. Momen seperti waktu makan, menonton televisi, duduk santai, ketika anak sedang bermain-main di dalam rumah, dapat dimanfaatkan oleh orang tua untuk bercengkrama, bersenda gurau atau membicarakan hal-hal yang bermanfaat bagi kebaikan anggota keluarga. Hal ini dapat terlihat melalui dialog yang terjadi pada Bu Wiwik dengan anaknya Syahira, Bu Wiwik : Ayo Syahira main bonekanya selesai ya nak, sini nak mama punya huruf-huruf nih Syahira : ya ma...(tapi tetap terlihat asyik bermain dengan bonekanya) Bu Wiwik : Ayo nak sini main huruf sama mama (sambil tangannya memanggil-manggil Syahira) Kemudian Syahira menghampiri mamanya, kemudian mulai menyebut huruf-huruf yang ditunjukkan oleh jemari ibunya Bu Wiwik : Pintar sekali anak mama ini (sambil mendekap tubuh Syahira kemudian mencium pipi anaknya)100

99

100

Wawancara dengan Bu Anik tanggal 18 Mei 2008 Pengamatan pada keluarga Bu Wiwik tanggal 18 Mei 2008

84 Begitulah yang terlihat ketika terjadi interaksi antara Bu Wiwik dengan putri kecilnya Syahira, ketika ia mengajak anaknya belajar dan mengenalkan huruf. Ia menyebut kata main huruf sebagai kata ganti untuk belajar huruf. Senang sekali mbak bisa melihat Syahira cepat sekali mengerti apa yang aku ajarkan, Sekarang Sya hira bisa mengerti sebagian huruf dan waktu aku mengenalkan padanya bagaimana cara memegang pensil dia juga cepet ngerti hasilnya sekarang dia mulai mencoret-coret diatas kertas. Pokoknya kalau ngeliat ada bolpen atau pensil dan kertas pasti deh tangannya langsung coret-coret, kadang sampai buku sekolah kakaknya jadi sasaran. Kadang kalau aku liat dia lagi jenuh biasanya aku ngajakin dia ngomongngomong sama bonekanya atau juga nyanyi sama-sama.101 Dalam perhubungan antara orang tua dan anak akan terjadi interaksi. Dalam interaksi itu orang tua berusaha mempengaruhi anak untuk terlibat secara pikiran dan emosi untuk memperhatikan apa yang akan disampaikan. Anak mungkin berusaha menjadi pendengar yang baik dalam menafsirkan pesan-pesan yang akan disampaikan oleh orang tua. b. Proses Komunikasi Antara Ibu Anak Proses komunikasi yang terjadi antara ibu dengan anak, khususnya ketika anak masih dalam keadaan balita maka komunikasi yang membentuk Stimulus Respons lah yang peneliti temui di lapangan penelitian. komunikasi yang terjadi pada saat ibu sedang mengasuh bayinya. Komunikasi membentuk aksi reaksi, ibu le bih aktif dan kreatif memberikan stimulus (rangsangan), sementara bayi / anak berusaha memberikan respons (tanggapan).101

Wawancara dengan Bu Wiwik tanggal 18 Mei 2008

85 Sedangkan untuk anak di atas usia 5 tahun pola komunikasi yang banyak terjadi mengikuti model komunikasi dua arah (two way communication), dimana kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi sama-sama aktif dan kreatif dalam menciptakan arti terhadap ide atau gagasan yang disampa ikan via pesan, sehingga jalannya komunikasi terkesan lebih dinamis dan komunikatif. Kegiatan komunikasi verbal menempati frekuensi terbanyak dalam keluarga. Setia p hari orang tua selalu ingin berbincang-bincang kepada anaknya. Canda dan tawa menyertai dialog antara orang tua dan anak. Perintah, suruhan, larangan, dan sebagainya merupakan alat pendidikan yang sering dipergunakan oleh orang tua atau anak dalam kegiatan komunikasi keluarga. Komunikasi nonverbal sering dipakai oleh orang tua dalam menyampaikan suatu pesan kepada anak. Sering tanpa berkata sepatah katapun, orang tua menggerakkan hati anak untuk melakukan sesuatu. Kebiasaan oarng tua dalam mengerjakan sesuatu dan karena anak sering melihatnya, anak pun ikut mengerjakan apa yang pernah dilihat dan didengarnya dari orang tuanya. Masalah pendidikan salat misalnya, karena anak sering melihat orang tuanya mengerjakan salat siang dan malam di rumah, anak pun me niru gerakan salat yang pernah dilihatnya dari orang tuanya. Terlepas benar atau salah gerakan salat yang dilakukan oleh anak, yang jelas pesan-pesan nonverbal telah direspons oleh anak.

86 Dalam konteks sikap dan perilaku orang tua yang lain, pesan nonverbal juga dapat menerjemahkan gagasan, keinginan, atau maksud yang terkandung dalam hati. Tanpa harus didahului oleh kata-kata sebagai pendukungnya, tepuk tangan, pelukan, usapan tangan, duduk, dan berdiri tegak mampu mengekspresikan gagasan, keinginan, atau maksud. Pelukan atau usapan tangan di kepala anak oleh orang tua orang tua sebagai pertanda bahwa orang tua memberikan kasihsayang kepada anaknya. Tepukan tangan orang tua boleh jadi sebagai ekspresi kegembiraan orang tua atas keberhasilan belajar anaknya di sekolah. Sebaliknya, perasaan sedih, kecewa, atau marah, sering membuat seseorang tidak mampu mengungkapkan kata-kata dengan benar dan baik. Kegoncangan emosi yang luar biasa membuat seseorang lebih banyak diam daripada berbicara. Oleh karena itu, perasaan atau emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal ketimbang pesan verbal. Tidak hanya orang tua, anak juga sering menggunakan pesan nonverbal dalam menyampaikan gagasan, keinginan, atau maksud tertentu kepada orang tuanya. Malasnya anak untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan oleh orang tua adalah sebagai ekspresi penolakan anak atas perintah. Kebiasaan anak mengucapkan salam ketika ke luar masuk rumah merupakan simbol keberhasilan orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak melalui ke teladanan dan pembiasaan.

87 c. Cara Membina Komunikasi Interpersonal yang Baik dengan Anak Dalam keluarga, orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak. Mendidik anak berarti mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Memberikan nasihat kepada anak mesti dilakukan jika dalam sikap dan perilakunya terdapat gejala yang kurang baik bagi perkembangannya. Pemberian nasihat perlu waktu yang tepat dan dengan sikap yang bijaksana., jauh dari kekerasan dan kebencian. Orang tua bisa menasihati anak pada saat rekreasi, dalam perjalanan di atas kendaraan, saat makan, atau pada waktu anak sedang sakit. Untuk mendukung ke arah pengembangan diri anak yang baik salah satu upayanya adalah pendidikan disiplin. Pendidikan disiplin dapat diberikan dalam bentuk keteladanan dalam rumah tangga. Ayah dan ibu harus memberikan teladan dalam hal disiplin yang baik dengan bijaksana dan dengan menggunakan pujian, bukan selalu dengan kritik atau hukuman. Sebab anak yang tumbuh dalam suasana pujian dan persetujuan akan tumbuh lebih bahagia, lebih produktif dan lebih patuh daripada anak yang terus menerus dikritik. Untuk melahirkan anak dengan disiplin yang baik tidak mungkin dapat terbentuk dalam waktu singkat, tetapi diperlukan waktu yang cukup lama dalam siklus proses. Karenanya mendidik anak butuh kesabaran dan memiliki kepekaan terhadap anak.

88 Orang tua yang baik adalah ayah-ibu yang pandai menjadi sahabat sekaligus sebagai teladan bagi anaknya sendiri. Karena sikap bersahabat dengan anak mempunyai peranan besar dalam mempengaruhi jiwanya. Sebagai sahabat, tentu saja orang tua harus menyediakan waktu untuk anak. Menemani anak dalam suka dan suka, memilihkan teman yang baik untuk anak dan bukan membiarkan anak memilih teman sesuka hatinya tanpa petunjuk bagaimana cara memilih teman yang baik. Pendidikan dengan menggunakan metode keteladanan dan metode pembiasaan sangat efektif dalam mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Sebab dengan keteladanan dan diperkuat dengan pembiasaan akan memperkuat tertanamnya pesan-pesan nonverbal atau pesan-pesan verbal di dalam jiwa anak. Karena seringnya dilakukan, pesan-pesan nonverbal dan pesan-pesan verbal itu menjadi fungsional dalam kehidupan anak. Para Ibu yang bekerja ini biasanya menyediakan waktu untuk digunaka n bersama dengan anaknya. Diantaranya melalui: 1) Menyediakan waktu untuk berdua dengan anak diantaranya dengan mengajaknya berbincang-bincang mengenai pelajaran sekolahnya, temantemannya , bermain -main dengannya di dalam rumah atau sesekali makan di luar bersamanya. 2) Terlibat bersama dalam satu kegiatan, membacakan sebuah buku cerita kesukaan untuk anak, menonton TV bersa ma dengan anak tetapi acara itu bersifat edukatif dan anak menyukainya, mengajak anak menemani berbelanja, atau kegiatan yang bernilai ibadah seperti sholat berjamaah.

89 3) Perhatian pada kesempatan-kesempatan khusus, seperti mengobrol santai dengannya saat ia akan berangkat tidur, merayakan ulang tahun anak menurut cara pilihannya sendiri asalkan tidak melewati batas, atau mengisi hari libur sekolah dengan rekreasi ke suatu tempat. 4) Memberikannya per hatian melalui ucapan-ucapan bahwa ibu sangat

mencintainya dan menyayanginya , bentuk perhatian tersebut diiringi dengan ungkapan bahasa nonverbal seperti : memeluknya sambil berkata: Anak mama yang cantik atau bentuk pujian yang lain seperti Kamu pintar sekali nak sambil memegang pundaknya dan tersenyum padanya. 5) Memanfaatkan saluran / channel dalam berkomunikasi dengan anak misalnya melalui pemanfaatan HP atau telepon rumah untuk mengetahui apa saja yang telah dilakukan anak serta mempermudah dalam berkomunikasi dengan anak, ketika ibu sedang bekerja karena tidak dapat bertatap muka langsung dengan anak. C. Analisis Data Berdasarkan pedoman wawancara yang telah dilakukan, hendak dijawab pertanyaan-pertanyaa n seperti bagaimanakah komunikasi di antara para anggota keluarga inti dalam keluarga di mana ibu bekerja baik terhadap suaminya maupun terhadap anaknya, bagaimanakah pembagian pekerjaan dalam rumah tangga dan cara mereka memanfaatkan waktu yang ada bersama keluarga, bagaimanakah pengambilan keputusan, dan apakah alasan-alasan dari bekerjanya serta bagaimanakah sikap suami dan anak terhadap ibu yang bekerja .

90 Dalam penelitian ini yang khusus memfokuskan kepada wanita karier ingin memahami kehidupan wanita yang bekerja juga berperan sebagai ibu rumah tangga, bagaimana ia menjalin komunikasi yang efektif dengan keluarganya dalam hal ini yaitu komunikasi terhadap anaknya serta komunikasi terhadap suaminya. Sehingga ia dapat memainkan perannya dengan baik. Komunikasi dalam keluarga merupakan aspek yang dianggap perlu untuk dibahas dalam penelitian ini karena setiap anggota keluarga terikat satu sama lain melalui proses interaksi dan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini hanya mencakup komunikasi yang terjadi antara suami-istri serta antara ibu anak. Dalam penelitian ini data orang tua diperoleh melalui ibu sebagai informan. Setelah peneliti mengadakan penelitian di lapangan peneliti menemukan bahwa proses komunikasi yang dijalankan para wanita karier adalah proses komunikasi yang pada dasarnya terjadi antar manusia, komunikasi yang dimaksud ialah komunikasi interpersonal. Pada proses komunikasi interpersonal adanya kedudukan sender (komunikator) dan receiver (komunikan) saling bergantian. Siapa berbicara dialah sender (komunikator), siapa menerima pesan (informasi) dialah receiver (komunikan). Proses komunikasi itu berhenti dengan hasil efektif bila terjadi himpitan kepentingan (overlapping of interest) antara dua individu yang terlibat dalam proses komunikasi itu, atau gagal bila tidak terjadi demikian. Komunikasi yang terjadi antara suami-istri berbentuk komunikasi langsung baik melalui komunikasi tatap muka maupun melalui media komunikasi seperti HP / telepon rumah.

91Gambar 3 Model Komunikasi Suami - Istri Umpan Balik

Suami / Istri

Pesan

Saluran

Suami / Istri

Hambatan

Berdasarkan

gambar

diatas,

terlihat

bahwa

yang

menjadi

komunikator (pengirim pesan) dan penerima pesan bisa dilakukan oleh suami maupun istri, karena komunikasi yang terjadi di lapangan penelitian menunjukkan adanya umpan balik yang dibutuhkan dalam proses komunikasi. Suami maupun istri bisa berkedudukan sebagai komunikator maupun komunikan. Pesan yang disampaikan melalui saluran bisa melalui pernyataan bahasa verbal (kata -kata) maupun nonverbal menggunakan komunikasi secara langsung (tatap muka) dan pemanfaatan sarana telepon rumah ataupun telepon seluler. Hal ini dikarenakan topik pembicaraan yang dilakukan diantara suami-istri adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keluarga seperti: masalah sandang dan pangan , pendidikan anak, pekerjaan di kantor dan sebagainya. Kesemua hal itu umumnya membutuhkan umpan balik yang dapat diketahui secara langsung melalui komunikasi antara suami-istri, komunikasi yang terjadi meliputi komunikasi verbal dan nonverbal, komunikasi verbal adalah

92 komunikasi yang mengguna kan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambang, mimik muka, dan lain sebagainya. Komunikasi verbal yang terjadi antara istri dan suami berbentuk dia log mengenai persoalan keluarga baik tentang kebutuhan sandang dan pangan, masalah sekolah anak, sampai kepada masalah keintiman hubungan istri dan suami. Komunikasi berlangsung secara tatap muka maupun melalui media dalam hal ini yaitu telepon rumah atau telepon seluler, dengan memanfaatkan pula fasilitas SMS (Short Message Service) untuk mengirim pesan singkat berbentuk teks. Melalui SMS, komunikasi dengan suami bisa tetap dilakukan untuk sekedar mengirim berita tentang keberadaan, kegiatan apa yang sedang dilakukan, memberi dukungan kepada suami, mengungkapkan perasaan sayang dan lain-lain.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, pemakaian sarana ini terbukti cukup membantu para wanita karier dalam berkomunikasi dengan keluarganya. Hambatan yang muncul dala m proses komunikasi dapat berupa kesalahan dalam mempersepsikan pesan yang diterima, situasi dan kondisi yang tidak tepat pada waktu pengiriman pesan sehingga yang dibutuhkan adalah kesamaan dalam mempersepsi pesan serta mengenali situasi dan kondisi pada waktu pengiriman pesan, komunikator dan komunikan harus saling mengembangkan sikap keterbukaan dan empati pada masing-masing pihak. Pesan yang dikirim dapat diterima dengan baik

93 oleh komunikan, sehingga umpan balik yang diinginkan kedua pihak dapat terwujud. Kunci keharmonisan rumah tangga adalah keseimbangan suami istri dalam menjalankan kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab. Jika suami istri tahu dan mau menjalankan kewajibannya, pasti kehidupan rumah tangga mereka berjalan dengan harmonis. Pemenuhan kewajiban itu dilihat sebagai wujud nyata dari prinsip kasih yang sesungguhnya. Baik sender maupun receiver masing-masing memiliki pengetahuan, pengalaman, dan minat yang mungkin sama tetapi mungkin pula berbeda. Perbedaan ini mungkin jauh dan mungkin juga tidak. Oleh karena itu, pemrakarsa komunikasi sebelum berkomunikasi harus melakukan empati, yaitu proses penempatan diri pada pihak yang akan diajak berkomunikasi. Proses komunikasi interpersonal merupakan cara berkomunikasi yang paling efektif, karena arus balik (feedback ) langsung dapat diketahui dan sekaligus dapat dijawab. Hasil akhir dari proses komunikasi pun langsung dapat diketahui. Karena pada komunikasi ini komunikator dengan komunikan langsung berhadapan yaitu melalui komunikasi tatap muka. Komunikasi interpersonal yang dilakukan wanita karier terhadap suami maupun anaknya juga dapat dilakukan dengan menggunakan sarana komunikasi seperti telepon. Melalui sarana -sarana komunikasi ini arus balik dapat diterima langsung, hanya kurang efektif dibandingkan dengan

94 komunikasi secara tatap muka karena yang terlibat dalam komunikasi tidak saling berhadapan, tetapi hal itu sudah cukup membantu dalam proses komunikasi yang dilakukan meskipun ekspresi wajah dan tubuh tidak dapat langsung terlihat. Untuk model komunikasi yang dilakukan wanita karier terhadap anaknya adalah terkait posisinya sebagai ibu dalam keluarga yang memiliki anak-anak. Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan penelitian ditemukan adanya bentuk komunikasi yang berbeda dalam berkomunikasi terhadap anaknya. Hal ini terkait dengan usia sang anak, dimana para wanita karier ini memiliki anak yang masih bayi, dan anak yang berusia di atas 5 tahun serta yang sudah be rusia remaja (di atas 15 tahun).Gambar 4 Model Komunikasi Ibu Bayi / Balita

Ibu

Pesan

Bayi / Balita

=

Tujuan

Berdasarkan gambar 4 diatas terlihat bahwa yang berkedudukan sebagai komunikator adalah ibu dimana dia memberikan suatu pesan, pesan yang dikirimkan dapat berupa verbal ataupun non verbal. Hal ini terlihat melalui bentuk komunikasi yang dilakukan ibu kepada anak bayinya dalam memberikan bentuk perhatian khusus melalui ungkapan rasa sayang secara langsung dan bentuk perlakuan dengan menggendong bayinya, memberikan senyuman, canda tawa serta usapan lembut. Untuk

95 anak yang berumur di bawah lima tahun komunikasi yang dilakukan juga lebih banyak bersifat satu arah, hal ini dikarenakan anak dengan usia tersebut banyak meniru dan mencontoh apa yang dilakukan oleh orang terdekatnya dalam hal ini orang tua merupakan model pertama dalam keluarga, peran aktif ibu dalam memberikan rangsangan yang baik tentu akan mendapat tanggapan secara tepat dari anak. Komunikasi yang diberikan oleh ibu baik verbal atau non verbal, sampai pada batas-batas tertentu dapat dimengerti oleh anak meski penguasaan bahasa mereka masih sangat terbatas. Hal ini dapat terlihat melalui bentuk komunikasi instruksional pada anak, contohnya ketika ibu menyuruh anaknya untuk makan, tidur, atau belajar. Anak memberikan tanggapannya dengan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh ibunya. Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh ibu kepada anaknya yang berusia diatas lima tahun maupun usia remaja adalah komunikasi dua arah, dimana terjadi dialog-dialog, percakapan yang membutuhkan umpan balik. Minimnya intensitas pertemuan yang dilakukan antara ibu dengan anaknya menyebabkan penggunaan telepon seluler sebagai sarana untuk tetap dapat berkomunikasi dengan anaknya dapat dilakukan, tetapi kegiatan rutin sehari-hari seperti makan bersama, sholat berjamaah shubuh atau maghrib bersama, atau ketika mengantar anak ke sekolah menjadi waktu pilihan yang digunakan untuk berkomunikasi. Waktu luang yang dimiliki seperti hari Sabtu dan Minggu, jika tidak ada kegiatan betul-betul dimanfaatkan oleh keluarga para wanita karier untuk menjalin komunikasi dan

96 menciptakan kebersamaan dengan suami dan anak-anak. Kegiatan bermain bersama anak, menonton TV bersama, memasak bersama atau pergi rekreasi ke suatu tempat menjadi sarana untuk mendekatkan diri dengan keluarga. Minimnya intensitas pertemuan justru memacu wanita karier untuk selalu memanfaatkan waktu luang yang ada seefektif mungkin. Hal ini tidak jauh berbeda dengan komunikasi yang dilakukan oleh istri terhadap suaminya yang merupakan bentuk komunikasi antar pribadi.Gambar 5 Model Komunikasi Ibu - Anak

Umpan Balik

Ibu

Pesan

Saluran

Anak

Hambatan

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium). Contohnya kegiatan percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, surat menyurat pribadi. Fokus pengamatannya adalah bentuk-bentuk dan sifat-sifat dan hubungan karakteristik

(relationship ), percakapan (discourse),

interaksi

komunikator. Pemilihan saluran komunikasi harus disesuaikan dengan sifat isi pesan dan tujuan yang hendak dicapai. Untuk itu pemilihan sarana untuk proses komunikasi harus dilandasi pemikir an menyangkut efisiensi

97 dan efektivitas. Dalam memilih channel / saluran untuk berkomunikasi, para wanita karier ini memilih Handphone / telepon seluler dan telepon rumah sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan suami maupun anaknya. Istilah channel atau saluran yang dimaksudkan dalam model ini adalah jalan yang dilalui pesan dari sumber kepada penerima. Saluran komunikasi yang biasa adalah gelombang suara dan gelombang cahaya sehingga kita dapat mendengar dan melihat satu sama lain.Menerima pesan dapat dilakukan dengan mendengarkan, melihat, meraba, mencium, dan merasakan. Mengikuti pesan yang dimaksudkan untuk mereka, dengan memusatkan perhatian kepada stimulus tertentu dan menghilangkan gangguan yang dapat mengganggu si penerima. Berespons terhadap pengirim pesan, saluran, lingkungan,

gangguan, dan pesan. Respons terhadap suatu pesan mungkin berupa komentar bahwa pesan sudah diterima, dan dapat juga berupa anggukan atau gelengan kepala sebagai tanda bahwa pesan tidak dipahami atau meminta informasi yang lebih banyak. Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa melalu i telepon, radio, dan sebagainya. Pesan yang nonverbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.

98 Paul Deutchmann mengemukakan suatu cara mengklasifikasikan situasi komunikasi sebegitu rupa untuk menjelaskan saluran -saluran komunikasi, Untuk saluran pribadi dibagi menjadi dua yaitu :102 1. Tatap muka (dua orang berbincang ketika makan malam) 2. Berperantara (dua orang berbincang melalui telepon) Informan memang mengemukakan bahwa perhatian untuk

pekerjaan dan urusan anak, sama-sama menyita waktu. Namun, mereka tetap berpendapat bahwa kepentingan keluarga harus didahulukan ketimbang kepentingan karier mereka. Pada umumnya mereka menjawab bahwa tugas utama adalah mengurus suami, anak-anak dan rumah tangga. Dalam kontak antarmanusia, pe rsepsi kedua belah pihak sangat penting, misalnya, bagaimana saya menampilkan diri, bagaimana saya melihat orang lain, bagaimana saya pikir orang memandang saya, bagaimana orang lain melihat saya. 103 Keinginan anak untuk berbicara dengan orang tuanya dari hati ke hati melahirkan komunikasi interpersonal. Komunikasi di sini dilandasi oleh kepercayaan anak kepada orang tuanya. Dengan kepercayaan itu, anak berusaha membangun keyakinan untuk membuka diri bahwa orang tuanya dapat dipercaya dan sangat mengerti perasaannya.

102 Abdillah Hanafi, Memahami Komunikasi Antar Manusia (Surabaya: Usaha Nasional, 1984), hal. 102. 103 Ratna Saptari dan Brigitte Holzner, Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial Sebuah Pengantar Studi Perempuan (Jakarta: Pustaka Utama, 1997), hal. 459.

99 Sebagai orang tua tentu saja keinginan anak itu harus direspons secara arif dan bijaksana, dan bukan sebaliknya, bersikap egois tanpa kompromi. Menjadi pendengar yang baik dan selalu membuka diri untuk berdialog dengan anak adalah langkah awal dalam rangka mengakrabkan hubungan antara orang tua dan anak. Dalam penelitian ini diperoleh data tentang kegiatan bersama yang dilakukan wanita karier dengan keluarganya yaitu makan, nonton TV dan rekreasi, bahwa mereka terbiasa melakukannya terutama untuk hari Sabtu dan Minggu sebagai hari libur kerja. Alasan dipilihnya ketiga kegiatan tersebut sebab kegiatan-kegiatan tersebut adalah kegiatan yang dapat dilakukan bersama oleh seluruh anggota keluarga. Dengan melakukan kegiatan tersebut bersama -sama, terbuka kemungkinan komunikasi dan interaksi di antara para anggota keluarga dapat berlangsung dengan mudah. Dunia anak adalah dunia yang khas, bukan miniatur orang dewasa. Maka semangat berkomunikasi kepada anak adalah bukan

memberitahukan sesuatu yang dianggap baik dari sudut pandang orang dewasa, melainkan duduk sejajar bersama anak, berempati, menemani, dan membuat suasa na yang menyenangkan bagi anak. 104

Ike Junita Ekomadyo, 22 Prinsip Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), hal. 6.

104

100 Proses empati atau Inference Theory of Emphaty menurut David K. Berlo ada tiga tahap, yaitu: 1. Komunikator membayangkan dalam kedudukan sebagai komunikan . 2. Lalu membandingkan sikap komunikator dan komunikan seandainya komunikator ada dalam keadaan khayal tadi. 3. Mengambil kesimpulan dari sikap komunikan dan membandingkannya dengan reaksi khayal yang dibayangkan oleh komunikan seandainya di dalam keadaan sebagai komunikator. Komunikasi sebagai wahana untuk mengupayakan anak agar memiliki nilai- nilai sosial, dapat diwujudkan dalam dua cara. Pertama, mengkomunikasikan anak dengan perilaku dan atau contoh-contoh yang ditampilkan orang tua. Kedua, berkomunikasi kepada anak dengan sesuatu yang bernuansa nonverbal, seperti sentuhan, gerakan, dan ekspresi perasaan.105 Pemahaman mengenai hubungan merupakan suatu aspek penting dari studi tentang komunikasi antarpribadi, karena hubungan berkembang dan berakhir melalui komunikasi. Sebuah keluarga yang ideal adalah sebuah keluarga yang lengkap posisi dan peranannya. Ada suami dan istri yang juga berperan sebagai bapak dan ibu bagi anak-anak mereka. Hubungan antar anggota keluarga ini terbentuk karena sebuah komunikasi yang tepat dan sesuai untuk digunakan dalam keluarga itu, dan bisa jadi masing-masing keluarga menerapkan pola komunikasi yang105

Moh. Sochib, Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hal. 105.

101 berbeda -beda karena sangat tergantung kebutuhan dan situasi yang melatar inya. dikategorikan dalam pola kesamaan dimana masing-masing pihak berkedudukan sama, saling percaya dan masing masing pihak terbuka terhadap ide-ide, pendapat serta kepercayaan pada orang lain. Dengan kondisi semacam ini, maka komunikasi yang terjadi dala m keluarga dapat seimbang dimana masing-masing pihak saling

menempatkan diri sesuai peranannya. Pada intinya setiap kelu arga membutuhkan komunikasi yang tepat dan ideal pada situasi yang berbeda. Pemahaman akan media dan sarana komunikasi yang tepat akan memudahkan tercapainya tujuan keluarga itu sendiri. Masing-masing pihak akan dapat saling memahami hak dan tanggung jawab bersama dan pada akhirnya akan mampu menuntaskan dan menyelesaikan semua persoalan yang ada dalam keluarga tersebut. D. Pembahasan Konfirmasi Temuan Dengan Teori Motivasi untuk bekerja yang terlihat pada wanita karier di Kelurahan Sidotopo Surabaya adalah tidak hanya untuk mendapat penghasilan saja, melainkan juga untuk menggunakan ketrampilan dan pengetahuan yang telah mereka peroleh serta untuk mengembangkan dan mengaktualisasi diri. Pekerjaan memberikan banyak arti bagi diri, mulai dari dukungan finans ial, mengembangkan pengetahuan dan wawasan, memungkinkan aktualisasi kemampuan, memberikan kebanggaan diri dan kemandirian,

102 serta memungkinkan para wanita mengaktualisasika n aspirasi pribadi lain yang mendasar (seperti memberikan rasa berarti) sebagai pribadi, memberikan manfaat untuk lingkungan, orang lain, maupun memenuhi esensi hidup sebagai manusia. Setiap orang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis atau fisiologis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis. Diantaranya kebutuhan akan makan, air, udara, pakaian, kenyamanan dan seksual. Kebutuhan lain bersifat psikologis, kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis, seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok, harga diri dan kekuasaan. Kebutuhan ini merupakan hasil dari keadaan subyektif fisiologis individual dari hubungan dengan orang lain. Kebanya kan dari kebutuhan ini tidak cukup untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu waktu tertentu. Sebuah kebutuhan akan menjadi motif jika orang didorong untuk mencapai tingkat intensitas yang memadai Proses komunikasi interpersonal merupakan model dasar proses komunikasi antarmanusia. Dalam komunikasi interpersonal dapat

dirasakan bahwa proses komunikasi adalah proses yang dinamis dalam saling tukar informasi antara dua individu. Kegiatan bersama yang dilakukan dalam keluarga seperti makan bersama, sholat shubuh berjamaah, menonton TV bersama merupakan kesempatan untuk

103 berinteraksi dan berkomunikasi antara anggota keluarga menjadi sarana untuk menjalin hubungan yang lebih harmonis. Efektif tidaknya suatu kegiatan komunikasi bergantung dari ketepatan penggunaan kata-kata atau kalimat dalam mengungkapkan sesuatu. Proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik bila komunikan dapat menafsirkan secara tepat pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui penggunaan bahasa dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Di lapangan ditemukan bahwa pembagian kerja dalam upaya membentuk keluarga yang diharapkan suami istri yang sama-sama bekerja, hanya pekerjaannya berbeda dan hasilnya digunakan untuk keperluan keluarga. Hal ini merupakan kesepakatan bersama antara su ami istri dan terdapat pula kerjasama dalam menyelesaikan tugas rumah tangga. Pada keluarga -keluarga yang tidak memiliki pembantu rumah tangga terdapat pula beberapa keluarga di mana suami dan istri saling berbagi tugas. Sejak anak dalam usia balita ibu sudah sering berinteraksi dengan anak. Ketika anak yang berumur satu setengah tahun sedang menyusu, seorang ibu berusaha untuk berbicara kepada anaknya dengan bahasa tersendiri, walaupun ketika itu anak belum mengerti perkataan yang merangkai kalimat yang terucap lewat bahasa yang ibu sampaikan. Tetapi, anak berusaha tersenyum memberikan tanggapan atas respons yang diberikan oleh ibu. Demikian juga ketika seorang ibu melambaikan sebelah tangan kepada anak ketika akan berangkat bekerja, anak akan

104 memberikan ta nggapan atas respons yang diberikan itu. Jadi, disini, ibu dan anak terlibat dalam interaksi simbolik. Dalam deskripsi Mead, proses pengambilan peran menduduki tempat penting. Interaksi berarti bahwa para peserta masing-masing memindahkan diri mereka secara mental ke dalam posisi orang lain. Dengan berbuat demikian, mereka mencoba mencari arti maksud yang oleh pihak lain diberikan kepada aksinya, sehingga komunikasi dan interaksi dimungkinkan. Jadi, interaksi tidak hanya berlangsung melalui gerak-gerak saja, melainkan terutama melalui simbol-simbol yang perlu difahami dan dimengerti maknanya. Artinya, gerak yang menentukan. Dalam interaksi simbolik, orang mengartikan dan menafsirkan gerak-gerak orang lain dan bertindak sesuai dengan arti itu. Komunikasi dalam keseluruhan artiannya pada dasarnya bertujuan membentuk dan mengembangkan kebersamaan dalam makna. Keadaan yang dikehendaki dalam komunikasi antarpribadi adalah keadaan dimana antara komunikator dengan komunikan saling mengetahui makna pesan yang sama. Komunikasi yang terjadi antara anggota keluarga terutama komunikasi antara istri dan suami membutuhkan suatu keterbukaan, adanya pengungkapan diri (self disclosure) untuk mencapai saling pengertian yang timbal balik dalam sebuah hubungan interpersonal yang lebih efektif dan produktif.

105 Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki (need for love and belongingness) merupakan suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain, terutama di lingkungan keluarga yang terikat dalam suatu ikatan perkawinan. Di luar yang disebutkan diatas, yang lebih mulia adalah bila kebutuhan untuk tetap berkarier dilatar belakangi oleh niat mengabdi dan beribadah. Apapun peran yang dijalani, dikerjakan sebagai sebuah ibadah. Menjadi ibu rumah tangga sekalipun adalah sebuah pekerjaan. Pekerjaan seorang ibu rumah tangga, yang mengayomi anak-anaknya dan menjaga kerukunan dan keutuhan keluarga, adalah bentuk pengabdian kepada sang Pencipta.