skripsi upaya meningkatkan hasil belajar … › id › eprint › 196 › 1 › skripsi...

193
SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STAD DI SDN 01 ADIWARNO LAMPUNG TIMUR Oleh: IRMA APRILLIA NPM. 14120225 Jurusan :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas :Tarbiyah dan Ilmu Keguruan INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1440 H/2019 M

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • SKRIPSI

    UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN

    AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

    STAD DI SDN 01 ADIWARNO LAMPUNG TIMUR

    Oleh:

    IRMA APRILLIA

    NPM. 14120225

    Jurusan :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

    Fakultas :Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

    1440 H/2019 M

  • ii

    UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

    ISLAM (PAI) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STAD DI SDN 01

    ADIWARNO LAMPUNG TIMUR

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi sebagian Syarat Memperoleh

    Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    Irma Aprillia

    NPM: 14120225

    Pembimbing I : Sudirin, M.Pd.

    Pembimbing II: Nuryanto, M.Pd.I.

    Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    (IAIN) METRO LAMPUNG

    1440H / 2019 M

  • iii

    PERSETUJUAN

  • iv

    NOTA DINAS

  • v

    PENGESAHAN

  • vi

    ABSTRAK

    UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

    ISLAM (PAI) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STAD DI SDN 01

    ADIWARNO LAMPUNG TIMUR

    Oleh:

    IRMA APRILLIA

    NPM. 14120225

    Salah satu masalah yang dialami dalam pembelajaran Pendidikan Agama

    Islam (PAI) di SDN 01 Adiwarno Lampung Timur adalah guru yang jarang

    menerapkan model pembelajaran variatif, menyenangkan dan menarik. Karenanya

    siswa menjadi pasif dan hasil belajarnya rendah. Masalah lain yang dihadapi

    siswa adalah kurang memperhatikan penjelasan guru, kurangnya interaksi antara

    siswa dengan guru. Oleh sebab itu, peneliti memilih dan menerapkan Model

    pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) untuk

    mengatasi masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

    Rumusan masalah dalam penelitian ini “Bagaimana penggunaan model

    pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada siswa kelas V di

    SDN 01 Adiwarno tahun pelajaran 2018/2019?”

    Model STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

    menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling

    memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna

    mencapai prestasi maksimal. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok

    beranggotakan 4-5 siswa yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya.

    Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

    Pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student

    Team Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa

    pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN 01 Adiwarno Tahun

    Pelajaran 2018/2019, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mencapai

    KKM 75 pada siklus I sebesar 64,5% meningkat menjadi 87% pada sisklus II hal

    ini mengalami peningkatan sebesar 23% dengan demikian hasil tersebut telah

    memenuhi target yang ditetapkan oleh peneliti sebesar 75%.

  • vii

    ORISINALITAS PENELITIAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Irma Aprillia

    NPM : 14120225

    Jurusan : PGMI

    Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah asli hasil penelitian saya

    kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dalam daftar pustaka.

    Metro, 9 Juli 2019

    Yang Menyatakan

    IRMA APRILLIA NPM. 14120225

  • viii

    MOTTO

    Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

    baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)

    hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”1

    1 QS. Al-Ahzab [33]: ayat 21

  • ix

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulilahhirobil’aalamiin puji syukur atas nikmat sehat dan

    perlindungan Allah SWT sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini

    berjalan dengan lancar. Hasil studi selama di IAIN ini saya persembahkan

    kepada orang-orang yang sangat berarti di hidup saya:

    1. Kedua orang tua, Ibunda Hartini dan Ayahanda Subandri (Alm) serta

    Bapak Qomar yang senantiasa dengan tulus memberikan do’a dan kasih

    sayang yang tulus serta memberi dukungan penuh kepada anaknya supaya

    meraih keberhasilan.

    2. Kakak tercinta (Evan Pradita) yang selalu memberikan dukungan untuk

    kelancaran study.

    3. Sahabat-sahabat terbaik Intan Pradita Wati, Riki Meliyana, Hanif Fadilah,

    Diyah Damayanti, Setia Wulandari, Wina Triandani, Debi Merta Selawati,

    Lusiana Kurniawati, Ratna Dewi Apriani, Dewi Nurindah dan Rizqi Agna

    Sari. Mereka merupakan sahabat yang selalu memberikan dukungan, do’a,

    dan menjadi mitra dalam menempuh perkuliahan di kampus IAIN Metro.

    4. Almamater tercinta IAIN Metro Lampung.

  • x

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahhirobil’aalamiin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

    atas taufik hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    penulisan Skripsi ini.

    Hasil penelitian ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk

    menyelesaikan pendidikan program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro guna memperoleh

    gelar S. Pd.

    Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan

    pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan

    terimakasih kepada:

    1. Prof. Dr. Enizar, M.Ag, selaku Rektor IAIN Metro Lampung. 2. Dr. Akla, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

    Metro Lampung

    3. Nurul Afifah, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

    4. H. Sudirin, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan banyak motivasi sekaligus membimbing dalam penyelesaian penelitian ini.

    5. Nuryanto, M.Pd.I, selaku pembimbing II yang telah memberikan banyak motivasi sekaligus membimbing dalam penyelesaian penelitian ini.

    6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Metro yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan.

    7. Sawiyem, S.Pd., selaku Kepala SDN 01 Adiwarno yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian

    8. Marpuah, S.Pd.I., selaku Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas V SDN 01 Adiwarno yang telah banyak membantu penulis selama

    melakukan penelitian.

    Kritik dan saran demi perbaikan Skripsi ini sangat diharapkan dan akan

    diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga penelitian ini dapat

    bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

    Metro, 9 Juli 2019

    Penulis

    IRMA APRILLIA

    NPM. 14120225

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

    HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

    NOTA DINAS .................................................................................................... iv

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v

    ABSTRAK ......................................................................................................... vi

    HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ................................................ vii

    HALAMAN MOTTO ....................................................................................... viii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... ix

    HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................. x

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

    DAFTAL TABEL .............................................................................................. xiv

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6

    C. Batasan Masalah ............................................................................ 6

    D. Rumusan Masalah .......................................................................... 7

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 7

    F. Penelitian Relevan.......................................................................... 8

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Hasil Belajar ................................................................................... 10

    1. Pengertian Hasil Belajar........................................................... 10

    2. Macam-macam Hasil Belajar ................................................... 11

    3. Indikator Hasil Belajar ............................................................. 12

    4. Penilaian Keberhasilan ............................................................. 13

    5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................... 14

  • xii

    B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ................................ 16

    1. Pengertian Model Pembelajaran .............................................. 16

    2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ....................................... 17

    3. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif ............. 19

    4. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif ............................... 20

    5. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ................ 21

    6. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ........ 22

    7. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

    Tipe STAD ............................................................................... 23

    8. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tipe STAD.. . 27

    C. Pendidikan Agama Islam ............................................................... 29

    1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ....................................... 29

    2. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam .................................... 31

    3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ............................................. 34

    4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................. 35

    5. Standar Isi ................................................................................ 36

    D. Materi Rasul-Rasul Allah............................................................... 38

    E. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 45

    BAB III MODEL PENELITIAN

    A. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 47

    B. Setting Penelitian ........................................................................... 49

    C. Subjek Penelitian........................................................................... 49

    D. Prosedur Penelitian ........................................................................ 49

    E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 52

    F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 54

    G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 55

    H. Indikator Keberhasilan ................................................................... 57

  • xiii

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAASAN

    A. Hasil Penelitian .............................................................................. 57

    1. Deskripsi Lokasi Penelitian...................................................... 57

    a. Sejarah Singkat Berdirinya SDN 01 Adiwarno ................. 57

    b. Keadaan guru, Karyawan dan siswa SD Negeri 01

    Adiwarno ............................................................................ 58

    c. Keadaan Sarana dan Prasarana Serta Denah Lokasi

    SD Negeri 1 Adiwarno Lampung Timur ........................... 59

    d. Struktur Organisasi SDN 01 Adiwarno ............................. 62

    2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................... 62

    a. Kondisi Awal ..................................................................... 63

    b. Pelaksanaan Siklus I ........................................................... 63

    c. Pelaksanaan Siklus II ......................................................... 79

    B. Pembahasan .................................................................................... 93

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................................... 99

    B. Saran............................................................................................... 100

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Hasil Nilai Ujian Tengah Semester Kelas V SDN 01 Adiwarno Tahun

    Pelajaran 2018/2019 ................................................................................... 4

    2. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ............................................. 21

    3. Skor Individu STAD .................................................................................. 25

    4. Skor Kelompok STAD .............................................................................. 26

    5. SK dan KD Pendidikan Agama Islam SD kelas V Semester I dan II ........ 37

    6. Daftar Guru SD Negeri 01 Adiwarno Batanghari Lampung Timur .......... 58

    7. Daftar Keadaan siswa SD Negeri 1 Adiwarno ........................................... 59

    8. Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri 1 Adiwarno ............................ 60

    9. Pelaksanaan siklus I ................................................................................... 64

    10. Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan ke- 1 ............................................ 67

    11. Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan ke- 1 .......................... 68

    12. Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan ke- 2 ............................................ 72

    13. Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan ke- 2 .......................... 73

    14. Observasi Kegiatan Siswa Dengan Menggunakan Model Student Team

    Achievement Divisions (STAD) Siklus I .................................................. 75

    15. Hasil Belajar Siswa Pre-Test dan Post-Test Siklus I ................................. 77

    16. Pelaksanaan Siklus II ................................................................................. 79

    17. Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan ke- 1 .......................................... 82

    18. Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan ke- 1 ........................ 83

    19. Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan ke- 2 .......................................... 88

    20. Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan ke- 2 ........................ 89

    21. Observasi Kegiatan Siswa Dengan Menggunakan Model Student Team

    Achievement Divisions (STAD) Siklus II ................................................. 90

    22. Hasil Belajar Siswa Pre-Test dan Post-Test Siklus II ................................ 91

    23. Rata – Rata Presentase Aktivitas Siswa ..................................................... 94

  • xv

    24. Data Skor Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa dengan

    Menggunakan Model Pembelajaran Student Team Achievement

    Divisions (STAD) Pada Siklus I dan II ...................................................... 96

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart............................................ 49

    2. Denah SDN 01 Adiwarno .......................................................................... 61

    3. Struktur Organisasi SDN 01 Adiwarno ..................................................... 62

    4. Grafik Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan ke-1 ............... 69

    5. Grafik Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan ke-2 ............... 74

    6. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................................... 77

    7. Grafik Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan ke-1 .............. 84

    8. Grafik Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan ke-2 .............. 89

    9. Grafik Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus 2 ......................................... 92

    10. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan II ....................................... 97

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Surat Bimbingan Skripsi ..................................................................... 104

    2. Surat Pra-Survey ................................................................................. 105

    3. Surat Izin Research ............................................................................. 106

    4. Surat Tugas .......................................................................................... 107

    5. Surat Balasan Research ........................................................................ 108

    6. Surat Bebas Pustaka Jurusan PGMI ..................................................... 109

    7. Surat Keterangan Bebas Pustaka.......................................................... 110

    8. Formulir Bimbingan Skripsi .............................................................. 111

    9. Silabus Pembelajaran .......................................................................... 116

    10. RPP Silkus I ........................................................................................ 120

    11. Kisi-Kisi Soal Siklus I ......................................................................... 130

    12. Lembar Soal Pretest dan Postest Siklus I ........................................... 131

    13. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest Siklus I ................................ 132

    14. Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus I ........ 134

    15. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ......................................... 138

    16. Data Hasil Tes Hasil Belajar I ............................................................ 142

    17. RPP Silkus II ........................................................................................ 143

    18. Kisi-Kisi Soal Siklus II ........................................................................ 153

    19. Lembar Soal Pretest dan Postest Siklus II ........................................... 154

    20. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest Siklus II ............................... 155

    21. Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus II ....... 157

    22. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ....................................... 161

    23. Data Hasil Tes Hasil Belajar II ............................................................ 165

    24. Foto Kegiatan Penelitian ..................................................................... 166

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kegiatan belajar mengajar adalah salah satu tujuan dari proses

    pendidikan yang akan dicapai guna mendapatkan ilmu pengetahuan,

    memahami tingkah laku, cara berpikir dan kemampuan siswa dalam belajar.

    Dari beberapa aspek tersebut, tentu timbul harapan bagi siswa di dalam

    proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

    Keberhasilan untuk mencapai tujuan di dalam pembelajaran tergantung pada

    proses pembelajaran yang diikuti oleh siswa pada beberapa aspek yang ada di

    dalamnya.

    Jenjang sekolah dasar memiliki mata pelajaran dengan tingkat

    kesulitan masing-masing. Daya tangkap yang dimiliki oleh anak didik juga

    berebeda-beda. Salah satu pelajaran yang penting di sekolah dasar adalah

    pendidikan agama Islam. Agama Islam adalah mata pelajaran yang diajarkan

    anak sejak dini bahkan sebelum mereka masuk ke jenjang pendidikan formal.

    Meskipun hanya pendidikan dasar, tapi anak perlu diberi ilmu mengenai

    agama untuk pengetahuan dan pedoman kehidupannya seraya dibimbing oleh

    orang tua yang mendampinginya sehari-hari.

    Allah SWT berfirman:

  • 2

    Yang artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam

    keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran,

    penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.”2

    Ayat di atas mengisyaratkan adanya tiga komponen yang terlibat

    dalam teori pembelajaran, yaitu: al-sam’a (pendengaran), al-bashar

    (penglihatan), al-fu’ad (hati). Kaitan antara ketiga komponen tersebut adalah

    bahwa pendengaran memelihara ilmu pengetahuan yang telah ditemukan dari

    hasil belajar dan pembelajaran, penglihatan bertugas mengembangkan ilmu

    pengetahuan dan menambahkan hasil penelitian dengan mengadakan

    pengkajian terhadapnya. Hati yang bertugas membersihkan ilmu pengetahuan

    dari segala sifat yang buruk.

    Al-Qur’an dan al-Hadits adalah pedoman umat manusia untuk

    mengerti dan memahami Islam serta seluruh alam semesta. Karena kehidupan

    di dunia dan di akhirat berada dalam Al-Qur’an.

    Dari proses pembelajaran di SD Negeri 01 Adiwarno, guru yang

    mengajar pendidikan agama Islam jarang menerapkan metode dan media

    pembelajaran yang variatif.3 Sehingga siswa menjadi objek yang pasif

    mengikuti pembelajaran yang diarahkan oleh guru. Meskipun siswa memliki

    cara pandangan belajar dan pemahaman materi yang berbeda-beda. Maka

    untuk mencegah terjadinya kepasifan dan rendahnya hasil belajar siswa dalam

    proses pembelajaran, metode-metode yang diterapkan harus lebih variatif.

    2 QS. An-Nahl (16): Ayat 78.

    3 Wawancara dengan Cherli Hida Yanti dan Fajar Anugrah Pratama selaku siswa kelas V

    SDN 01 Adiwarno Lampung Timur pada 08 Oktober 2018 pukul 10.10 WIB.

  • 3

    Observer melakukan kegiatan pra-survey yang dilakukan di lapangan,

    guru seringkali menemukan masalah yang timbul dan muncul di dalam kelas.

    Dalam proses pembelajaran, masih banyak siswa yang tidak memperhatikan

    ketika dijelaskan dan banyak yang bermain-main serta mengobrol dengan

    teman sebangku. Hal itu dikarenakan kurangnya penggunaan metode yang

    menarik dan menyenangkan, siswa kurang memperhatikan penjelasan dari

    guru ketika pembelajaran pendidikan agama Islam, kurangnya interaksi siswa

    dengan guru dalam proses pembelajaran yang menyebabkan siswa cenderung

    lebih pasif saat kegiatan belajar berlangsung dan menyebabkan hasil belajar

    masih rendah yang ditandai dengan adanya beberapa nilai siswa yang belum

    mencapai KKM.4

    Diketahui dari hasil pra-survey yang telah dilakukan observer

    memperoleh data dari hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 01 Adiwarno

    Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur yaitu dari ulangan tengah

    semester ganjil.

    4 Wawancara dengan ibu Marpuah, S.Pd.I, selaku Guru Mata Pelajaran PAI kelas V di

    SD Negeri 01 Adiwarno Lampung Timur pada hari Rabu tanggal 08 Agustus 2018 pukul 09.45

    WIB.

  • 4

    Tabel 1.1

    Daftar Nilai Ulangan Tengah Semester Ganjil Mata Pelajaran Pendidikan

    Agama Islam Siswa Kelas V SD Negeri 01 Adiwarno Kecamatan

    Batanghari Kabupaten Lampung Timur

    No Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase

    1

  • 5

    Memahami berbagai masalah yang muncul di atas, maka observer

    menerapkan solusi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil

    belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Model pembelajaran yang akan

    digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam ini menggunakan

    model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions

    (STAD).

    Model pembelajaran tipe STAD ini merupakan salah satu model

    pembelajaran kooperatif yang bertujuan agar siswa bekerja sama untuk belajar

    dan bertanggung jawab. Siswa dituntun untuk belajar secara aktif dengan

    membentuk kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok

    4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dari penyampaian tujuan

    pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan

    penghargaan kelompok.6

    Dilihat dari gambaran penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

    STAD tersebut, diharapkan siswa menjadi lebih cerdas, cakap, mampu

    memahami dengan baik materi yang diajarkan guru, mampu bersikap dan

    bertindak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh guru. Sehingga siswa aktif

    dan dapat meningkatkan hasil belajar, oleh karena itu sangat penting

    melakukan sebuah penelitian tindakan.

    Berdasarkan latar belakang di atas untuk mengatasi rendahnya hasil

    belajar siswa, observer akan melakukan penelitian dengan menggunakan

    6 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana

    Prenada Media Group, 2009), h. 68

  • 6

    model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar

    pendidikan agama Islam.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas observer mengidentifikasi masalah yaitu:

    1. Kurangnya penggunaan model pembelajaran yang menarik dan

    menyenangkan.

    2. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru pada setiap pembelajaran

    Pendidikan Agama Islam.

    3. Kurangnya interaksi siswa dengan guru dalam proses pembelajaran yang

    menyebabkan siswa cenderung lebih pasif saat kegiatan belajar

    berlangsung.

    4. Hasil belajar yang masih rendah yang ditandai dengan adanya beberapa

    nilai siswa yang belum mencapai KKM.

    C. Batasan Masalah

    Agar pembatasan masalah dari penelitian ini lebih terarah dan tidak

    jauh menyimpang maka permasalahan dibatasi yaitu upaya meningkatkan

    hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) menggunakan model Student

    Team Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas V di SDN 01

    Adiwarno Lampung Timur tahun pelajaran 2018/2019.

  • 7

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah yaitu:

    bagaimana penggunaan model pembelajaran Student Team Achievement

    Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam

    (PAI) pada siswa kelas V di SDN 01 Adiwarno Lampung Timur tahun

    pelajaran 2018/2019?

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model

    pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) dalam

    meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa

    kelas V di SDN 01 Adiwarno Lampung Timur tahun pelajaran

    2018/2019.

    2. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain:

    a. Bagi siswa, untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar

    sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    b. Bagi guru: untuk menambah wawasan guru sebagai metode alternatif

    dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

    c. Bagi sekolah: untuk menambah sumber keilmuan baru bagi sekolah,

    sehingga dapat mengembangkan dan menggunakan model

    pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

  • 8

    (STAD) dalam proses pembelajaran dalam upaya untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa.

    F. Penelitian Relevan

    Dalam hal ini observer mengkaji skripsi-skripsi terdahulu yang berkaitan

    sebagai bahan rujukan diantaranya adalah:

    1. Penelitian karya Rapiudin (NPM: 0957385) Prodi PGMI yang berjudul

    “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKN melalui Metode Pembelajaran

    Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V MI Asysyahadatain

    Kunyayan Wonosobo Tanggamus Tahun Pelajaran 2013/2014.” Dalam

    karyanya, peneliti menjelaskan pelajaran yang dilakukan menitik

    beratkan pada bagaimana menghabiskan materi pelajaran dari buku teks

    melalui metode ceramah, dan menuliskan materi di papan tulis, sehingga

    siswa tidak begitu aktif dalam proses pembelajaran. Dan setelah peneliti

    melakukan penelitian menggunakan metode pembelajaran tipe STAD, ia

    mendapatkan hasil belajar dengan hasil postes siklus I diperoleh data

    siswa yang tuntas belajar sebesar 57% dan siklus II yang tuntas belajar

    86% mengalami peningkatan 29%. Dengan hasil ini target yang ingin

    dicapai minimal 80% dari siswa yang memperoleh nilai 60 dapat

    dicapai.7

    2. Penelitian karya Sri Sundariyati (NPM: 0957805) Prodi PGMI yang

    berjudul “Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Student Team

    Achievement Division untuk Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam

    7 Rapiudin, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKN melalui Metode Pembelajaran

    Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V MI Asysyahadatain Kunyayan Wonosobo Tanggamus

    Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi IAIN Jurai Siwo Metro Tahun 2014.

  • 9

    Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Al-Khiriyah Suak Kecamatan

    Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.”

    Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan peneliti melalui karyanya,

    peserta didik kelas IV kurang begitu aktif dalam mengikuti proses

    pembelajaran yang mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh sangat

    rendah dan belum memenuhi KKM yang telah ditentukan. Ketidakaktifan

    peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut dimungkinkan karena

    metode pembelajaran yang diterapkan guru tidak sesuai dengan materi

    pembelajaran yang disampaikan. Dan setelah peneliti menerapkan

    metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada penelitiannya,

    diperoleh hasil belajar pada siklus pertama 65,27 menjadi 75,83 pada

    siklus kedua. Artinya penerapan metode kooperatif tipe STAD

    memberikan dampak baik bagi hasil siswa dalam proses pembelajaran.8

    8Sri Sundariyati, Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Team

    Achievement Divisions untuk Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Kelas IV di Madrasah

    Ibtidaiyah Al-Khiriyah Suak Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran

    2013/2014. SkSripsi IAIN Jurai Siwo Metro Tahun 2014.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Hasil Belajar

    1. Pengertian Hasil Belajar

    Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar

    manusia memperoleh keterampilan dan kemampuan sehingga terbentuklah

    sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi, hasil belajar itu adalah

    suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai

    kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk

    raport pada setiap semester.

    Dan bentuk dari belajar adalah hasil belajar yang merupakan sebuah

    puncak dari proses belajar individu. Dapat dikatakan hasil belajar adalah

    pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

    apresiasi dan ketrampilan.9 Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

    afektif, dan psikomotorik.10

    Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi,

    yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

    tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan sebelum

    belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis

    ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru

    merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil juga bisa diartikan

    9 M. Thobroni, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

    Media, 2015), h. 20. 10

    Ibid., h. 21.

  • 11

    adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku

    pada orang tersebut, misalnya tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak

    mengerti menjadi mengerti.11

    Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan

    bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa

    tersebut melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran serta bukti

    keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan aspek

    kognitif, afektif, maupun psikomotor, yang dinyatakan dalam symbol, hruf

    maupun kalimat.12

    2. Macam-macam Hasil Belajar

    Tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)

    pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis

    hasil belajar dapat diisi dalam bahan yang telah ditetapkan dalam

    kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni

    (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d)

    sikap, dan (e) keterampilan motoris.

    Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

    tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi

    hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya

    menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

    psikomotoris.

    11

    Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: PT: Remaja

    Rosdakarya, 2014), h. 28. 12

    Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

    2003), h. 60.

  • 12

    Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

    terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

    aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut

    kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif

    tingkat tinggi.

    Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

    yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

    internalisasi.

    Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan

    dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a)

    gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan

    perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan

    kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.13

    Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar.

    Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh

    para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa

    dalam menguasai isi bahan pengajaran.

    3. Indikator Keberhasilan

    Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai

    berikut:

    a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai

    prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

    13

    Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya, 2011), h. 22

  • 13

    b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus

    (TIK) telah dicapai oleh siswa, aik secara individu maupun kelompok.

    Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur

    keberhasilan adalah daya serap.14

    4. Penilaian Keberhasilan

    a. Tes Formatif

    Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok

    bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang

    daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.

    b. Tes Subsmatif

    Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah

    diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh

    gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar

    siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses

    belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

    c. Tes Sumatif

    Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan

    pokok-pokok bahasanan yang telah diajarkan selama satu semester,

    satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan

    tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar

    14

    Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010),

    h. 105-106.

  • 14

    tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimafaatkan untuk kenaikan kelas,

    menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.15

    5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Tidak semua siswa yang melakukan kegiatan belajar mendapat hasil

    yang baik. Karena siswa memiliki karakteristik masing-masing, mereka

    juga memiliki gaya belajar tersendiri agar hasil belajarnya baik. Namun

    perlu diperhatikan juga apa yang mempengaruhi atau melatarbelakangi

    siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Pasti ada hal yang membuat

    mereka malas belajar ataupun juga giat belajar hingga berpengaruh pada

    hasil belajarnya. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa hal yang

    mempengaruhi proses belajar.

    a) Faktor Internal meliputi:

    1) Faktor jasmaniah: proses belajar seseorang akan terganggu jika

    kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga cepat lelah, kurang

    bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badan lemah, kurang

    darah ataupun gangguan-gangguan, kelainan-kelainan alat fungsi

    tubuh.

    2) Faktor kesehatan: inderanya serta tubuhnya

    a. Cacat tubuh: sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau

    kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

    3) Faktor Psikologis

    15

    Ibid., h. 24.

  • 15

    a. Intelegensi: kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

    kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam

    situasi yang baru dengan cepat dan efektif.

    b. Perhatian: adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itu pun

    semata-mata tertuj kepada suatu objek.

    c. Minat: Kecenderungan untuk memperhatikan dan mengenang

    beberapa kegiatan.

    d. Bakat: kemampuan untuk belajar.

    e. Motif: motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yan akan

    dicapai.

    f. Kematangan: suatu tingkat fase dalam pertumbuhan seseorang

    dimana alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan

    kecakapan baru.

    g. Kesiapan: kesiapan untuk memberi respon atau bereaksi.16

    b) Faktor eksternal meliputi:

    1) Faktor yang datang dari lingkungan keluarga. Misalnya: motivasi,

    keadaan ekonomi keluarga, kebiasaan dalam keluarga.

    2) Faktor yang datang dari lingkungan sekolah, meliputi: cara guru

    mengajar, penerapan metode mengajar, bahan pengajaran,

    pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler, dan sebagainya.17

    16

    Dirman, Cicih Juarsih, Penilaian dan Evaluasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2014), h.

    15. 17

    Ibid., h. 15.

  • 16

    Faktor- faktor yang mempengaruhi proses belajar terdiri atas faktor

    internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal

    dari dalam diri individu sedangkan faktor eksternal berasal dari luar

    individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.

    B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement

    Divisions (STAD)

    1. Pengertian Model Pembelajaran

    Secara umum istilah “model” diartikan sebagai kerangka

    konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu

    kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau

    benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti “globe” adalah model

    dari bumi tempat kita hidup.18

    Secara kaffah, model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep

    yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata

    dan konversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.19

    “The term teaching model refers to a pacticular approach to

    instruction that includes its goals, syntax, environment, and management

    system.” Istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan

    pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu

    18

    Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT.

    Remaja Rosdakarya, 2012), h. 127. 19

    Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan

    Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada

    Media Group, 2009), h. 21.

  • 17

    termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem

    pengelolaannya.

    Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang

    digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran.

    Pembelajaran yang dimaksud disini termasuk penggunaan media

    pembelajaran secara umum, seperti buku-buku, film, komputer,

    kurikulum, dan lain-lain.20

    Setiap model pembelajaran mengarah kepada

    desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa

    sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan efektif dan efisien.21

    Jadi bisa dikatakan model pembelajaran adalah suatu kerangka,

    pola, perencanaan, pendekatan pembelajaran yang digunakan sebagai

    acuan atau pedoman dalam melakukan suatu kegiatan untuk membantu

    siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

    2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

    Pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang

    mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) merupakan bentuk

    pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

    kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai

    dengan 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

    Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan

    oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan

    20

    Ibid., h. 22. 21

    Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya, 2015), h. 14-15.

  • 18

    serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk

    membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.22

    Pada hakikatnya, pembelajaran kooperatif sama dengan kerja

    kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang menyatakan tidak ada

    sesuatu yang aneh dalam cooperative learning, karena mereka telah biasa

    melakukan pembelajaran cooperative learning dalam bentuk belajar

    kelompok, walaupun tidak semua belajar kelompok disebut sebagai

    cooperative learning. “Pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui

    sharing proses antara peserta didik, sehingga dapat dapat mewujudkan

    pemahaman bersama antara peserta didik itu sendiri”.23

    Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang

    melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling

    berinteraksi. Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar kerja

    sama dengan anggota lainnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami

    bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa memiliki dua tanggung

    jawab, yaitu belajar untuk dirinya sendiri, dan membantu sesama anggota

    untuk belajar.24

    3. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif

    Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk

    meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman

    22

    Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar, 2012), h. 54-55. 23

    Ibid., h. 174. 24.

    Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.

    174.

  • 19

    sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta

    memberikan kesempatan pada siswa yang berbeda latar belakangnya.25

    Berikut adalah beberapa tujuan dari pembelajaran kooperatif, diantaranya:

    1. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Metode

    kooperatif ini memiliki keunggulan dalam membantu siswa untuk

    memahami konsep-konsep yang sulit;

    2. Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai

    berbagai perbedaan latar belakang;

    3. Mengembangkan keterampilan sosial siswa; berbagi tugas, aktif

    bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk

    bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja dalam

    kelompok.

    Ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan

    prestasi belajar yang rendah, yaitu:

    1) Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas;

    2) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi;

    3) Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah;

    4) Memperbaiki kehadiran;

    5) Angka putus sekolah menjadi rendah;

    6) Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar,

    7) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil;

    8) Konflik antar pribadi berkurang;

    25

    Trianto, Mendesain model Pmebelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan

    Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada

    Media Group, 2009), h. 58.

  • 20

    9) Sikap apatis berkurang;

    10) Pemahaman yang lebih mendalam;

    11) Meningkatkan motivasi lebih besar;

    12) Hasil belajar lebih tinggi;

    13) Retensi lebih lama;

    14) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.26

    4. Ciri-Ciri Metode Pembelajaran Kooperatif

    Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri atau karakteristik sebagai

    berikut:

    1. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar;

    2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi,

    sedang, dan rendah (heterogen);

    3. Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya,

    suku dan jenis kelamin yang berbeda;

    4. Penghargaan lebih berorientasi paada kelompok daripada indivdu.27

    5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

    Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang

    menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah itu ditunjukkan

    pada tabel di bawah ini:

    26.

    Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, h. 175-176. 27.

    Ibid., h. 176.

  • 21

    Tabel 2.1

    Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif28

    Fase Tingkah Laku Guru

    Fase-1

    Menyampaikan tujuan dan

    memotivasi siswa

    Guru menyampaikan semua tujuan

    pelajaran yang ingin dicapai pada

    pelajaran tersebut dan memotivasi

    siswa belajar.

    Fase-2

    Menyajikan informasi

    Guru menyajikan informasi kepada

    siswa dengan jalan demonstrasi atau

    lewat bahan bacaan.

    Fase-3

    Mengorganisasikan siswa ke

    dalam kelompok kooperatif

    Guru menjelaskan kepada siswa

    bagaimana caranya membentuk

    kelompok belajar dan membantu

    setiap kelompok belajar dan

    membantu setiap kelompok agar

    melakukan transisi secara efisien.

    Fase-4

    Membimbing kelompok

    bekerja dan belajar

    Guru membimbing kelompok-

    kelompok belajar pada saat mereka

    mengerjakan tugas mereka

    Fase-5 Guru mengevaluasi hasil belajar

    28.

    Ibid., h. 179

  • 22

    Evaluasi tentang materi yang telah dipelajari

    atau masing-masing kelompok

    mempresentasikan hasil kerjanya.

    Fase-6

    Memberikan penghargaan

    Guru mencari cara-cara untuk

    menghargai baik upaya maupun hasil

    belajar individu dan kelompok.

    6. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

    STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan

    pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling

    memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran

    guna mencapai prestasi maksimal.29

    Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan 4-5

    orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru

    memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok

    memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai

    pelajaran tersebut.30

    Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa

    bekerja dalam tim mereka memastikan seluruh anggota tim telah

    menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes

    tentang materi tersebut, pada saat tes mereka tidak diperbolehkan saling

    membantu. 31

    29

    Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung: ALFABETA, 2014), h. 51 30

    Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,

    (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 213. 31

    Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, h. 68.

  • 23

    7. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

    Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu

    dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana

    Pembelajaran (RP), Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta

    jawabannya.32

    a. Penyampaian Tujuan dan Motivasi

    Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

    pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

    b. Pembagian Kelompok

    Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap

    kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan

    heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik,

    gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.

    c. Presentasi dari guru

    Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu

    menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan

    tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru

    memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif.

    Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi,

    pertanyaan datau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan

    sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan

    32

    Ibid., h. 69.

  • 24

    yang diharapkan diskusi siswa, tugas dan pekerjaan yang harus

    dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.

    d. Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)

    Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru meyiapkan

    lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga

    semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan

    kontribusi selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan,

    memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan.

    Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.33

    e. Kuis

    Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang

    materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap

    presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan

    kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini

    dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung

    jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.

    Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya

    60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.

    f. Penghargaan Prestasi Tim

    Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan

    diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian

    33

    Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, h. 215.

  • 25

    penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru

    dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:34

    1) Menghitung skor individu

    Untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung

    sebagaimana dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

    Tabel 2.2

    No. Nilai Tes Skor Perkembangan

    1. Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin

    2. 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 poin

    3. Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin

    4. Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin

    5. Pekerjaan sempurna (tanpa memerhatikan

    skor dasar)

    30 Poin

    2) Menghitung Skor Kelompok

    Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor

    perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan

    semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan

    membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan

    rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh skor

    kelompok sebagaimana dalam tabel sebagai berikut:

    34

    Ibid., h. 216.

  • 26

    Tabel 2.3

    No. Rata-rata skor Kualifikasi

    1. 0 N 5 -

    2. 6 N 15 Tim yang Baik (Good Team)

    3. 16 N 20 Tim yang Baik sekali (Great Team)

    4. 21 N 30 Tim yang Istimewa (Super Team)

    3) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

    Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh

    predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada

    masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya (kriteria

    tertentu yang ditetapkan guru).

    STAD merupakan suatu metode generik tentang pengaturan kelas

    dan bukan metode pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru

    menggunakan pelajaran dan materi mereka sendiri. Lembar tugas dan

    kuis disediakan bagi kebanyakan subjek sekolah untuk siswa, tetapi

    kebanyakan guru menggunakan materi mereka sendri untuk menambah

    atau mengganti materi.35

    8. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Tipe STAD

    Dalam penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD, terdapat

    kelebihan dan kekurangannya.

    Kelebihannya adalah sebagai berikut:

    35

    Ibid., h. 216-217.

  • 27

    1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama

    dengan siswa lain;

    2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan;

    3) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif;

    4) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.36

    5) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung

    tinggi norma-norma kelompok.

    6) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil

    bersama.

    7) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

    keberhasilan kelompok.

    8) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan

    mereka dalam berpendapat.

    9) Meningkatkan kecakapan individu.

    10) Meningkatkan kecakapan kelompok.

    11) Tidak bersifat kompetitif.

    12) Tidak memiliki rasa dendam.37

    Adapun kekurangan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:

    1) Membutuhkan waktu yang lama;

    2) Siswa pandai cenderung enggan apabila disatukan dengan temannya

    yang kurang pandai, dan yang kurang pandai pun merasa minder

    36

    Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, h. 188. 37

    Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta:

    Ar-Ruzz Media, 2014), h. 189.

  • 28

    apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama

    kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya;

    3) Siswa diberikan kuis dan tes secara perorangan. Pada tahap ini setiap

    siswa harus memerhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa

    yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal

    kuis atau tes sesuai dengan kemampuannya. Pada saat mengerjakan

    kuis atau tes ini, setiap siswa bekerja sendiri;

    4) Penentuan skor. Hasil kuis atau tes diperiksa oleh guru, setiap skor

    yang diperoleh siswa dimasukan ke dalam daftar skor individual,

    untuk melihat peningkatan individual meruapakan sumbangan bagi

    kinerja percapaian hasil kelompok;

    5) Penghargaan terhadap kelompok. Berdasarkan skor peningkatan

    individu, maka akan diperoleh skor kelompok. Dengan demikian, skor

    kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu.38

    C. Pendidikan Agama Islam

    1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

    menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

    hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan

    ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-

    Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta

    penggunaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk menghormati

    penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat

    38

    Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, h. 188.

  • 29

    beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan

    bangsa (Kurikulum PAI).

    Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan

    mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan

    ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada

    akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan

    hidup.39

    Salah satu ahli mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai

    usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,

    kecakapan. Dan keterampilan kepada Allah Swt, berbudi pekerti luhur,

    dan berkepribadian yang memahami, menghayati, dan mengamalkan

    ajaran agama Islam dalam kehidupannya, sedangkan menurut ahli lain

    pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan kepada

    seseorang agar ia berkembang secara sesuai dengan ajaran Islam.40

    Munculnya anggapan-anggapan yang kurang menyenangkan

    tentang pendidikan agama, seperti Islam diajarkan lebih pada hafalan

    (padahal Islam penuh dengan nilai-nilai) yang harus dipraktikkan;

    pendidikan agama lebih ditekankan pada hubungan formalitas antara

    hamba dengan Tuhan-Nya; penghayatan nilai-nilai agama kurang

    mendapat penekanan dan masih terdapat sederet respons krisis terhadap

    pendidikan agama. Hal ini disebabkan oleh penilaian kelulusan siswa

    dalam pelajaran agama diukur dengan berapa banyak hafalan dan

    39

    Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 11-12. 40

    Ibid., h. 12.

  • 30

    mengerjakan ujian tertulis di kelas yang dapat didemonstrasikan oleh

    siswa.

    Memang pola pembelajaran tersebut bukanlah khas pola

    pendidikan agama. pendidikan secara umum pun diakui oleh para ahli

    dan pelaku pendidikan negara kita yang juga mengidap masalah yang

    sama. Masalah besar dalam pendidikan selama ini adalah kuatnya

    dominasi pusat dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga yang

    muncul uniform-sentralistik kurikulum, metode hafalan dan monolog,

    materi ajar yang banyak, serta kurang menekankan pada pembentukan

    karakter bangsa.41

    Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara keseluruhannya

    terliput dalam lingkup Al-Qur’an dan Al-Hadis, keimanan, akhlak,

    fiqih/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang

    lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian,

    keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah Swt,

    diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya

    (Hablun minallah wa hablun minannasz).

    Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang

    dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,

    memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,

    41

    Ibid., h. 12.

  • 31

    pengajaran atau pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan.42

    2. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

    Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar

    yang kuat. Dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut:

    1. Dasar Yuridis/Hukum

    Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama yang

    berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat

    menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah

    secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam:

    a. Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama:

    Ketuhanan Yang Maha Esa

    b. Dasar strukural/konstitusional, yaitu UUD’45 dalam Bab XI pasal

    29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi : 1) Negara berdasarkan atas

    Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan

    tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan

    beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.

    c. Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No.

    IV/MPR/1973/ yang kemudian dikukuhkan dalam Tap MPR No.

    IV/MPR 1978 jo. Ketetapan MPR Np. II/MPR/1983, diperkuat

    oleh Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No. II/MPR

    1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada

    42

    Ibid., h. 13.

  • 32

    pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama

    secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah

    formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.43

    2. Dasar Religius

    Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam,

    Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah dari Tuhan

    dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an

    banyak ayat-ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain:

    a. “Seluruh manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

    pelajaran yang baik....”44

    b. “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang

    menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan

    mencegah dari yang munkar. . . .”45

    3. Aspek Psikologis

    Psikologis, yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek

    kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam

    hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota

    masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak

    tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan

    hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairi dkk bahwa: Semua

    manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup

    43

    Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan

    Kepribadian Muslim, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 4-5 44

    QS. Al-Nahl [16]: Ayat 125. 45

    Q. S. Ali-Imran [3]: Ayat 104.

  • 33

    yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada

    suatu perasaan yang mengakui adanya Zat Yang Maha Kuasa, tempat

    mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan.46

    Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitif

    ataupun masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan

    tentram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada

    Zat Yang Maha Kuasa.

    Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa untuk membuat hati

    tengan dan tentram adalah dnegan jalan mendekatkan diri kepada

    Tuhan. Hal itu sesuai dengan firman Allah “..... Ingatlah hanya dengan

    mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”47

    3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai

    berikut.

    1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

    peserta didik kepada Allah Swt. yang telah ditanamkan dalam

    lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban

    menanamkan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam

    keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih

    lanjut diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar

    keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal

    sesuai dengan tingkat perkembangannya.

    46

    Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 14-15. 47

    Q.S. Ar-Rad [13]: ayat 28.

  • 34

    2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari

    kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

    3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

    lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

    dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

    4. Perbaikan, yaitu untuk memperbarui kesalahan-kesalahan,

    kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik

    dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam

    kehidupan sehari-hari.48

    5. Pencegahan, yaitu untuk hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari

    budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat

    perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

    6. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum

    (alam nyata dan nirnyata), sistem dan fungsionalnya.

    7. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

    bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat

    berkembang secar optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk

    dirinya sendiri dan bagi orang lain.49

    4. Tujuan Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

    menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

    pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman

    48

    Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 15. 49

    Ibid., h. 15-16.

  • 35

    peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim

    yang terus berkembag dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa

    dan bernegara, serta untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

    lebih tinggi.

    Tujuan agama Islam di atas merupakan turunan dari tujuan

    pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UUSPN (UU No. 20 tahun

    2003), berbunyi: “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

    potensi peserta didik agar menjadi manusi yang beriman dan bertakwa

    kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap

    kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

    bertanggung jawab.50

    Jadi pada dasarnya tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk

    membentuk peserta didik yang berakhlaq mulia, sebagai wujud

    keimanannya kepada Allah SWT dan wujud kepatuhannya terhadap

    syariat islam.51

    5. Standar Isi (SI) Pendidikan Agama Islam Kelas V Sekolah Dasar

    (SD)

    Kaitannya dengan kurikulum pembelajaran Pendidikan Agama

    Islam khususnya kelas V SD peneliti memaparkan standar kompetensi

    (SK) dan kompentesi dasar (KD) mata pelajaran Pendidikan Agama

    Islam kelas V SD berdasarkan standar isi (SI) kurikulum tingkat satuan

    pendidikan (KTSP) pada semester I dan II sebagai berikut:

    50

    Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 16-17. 51

    Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Agama Islam: Berbasis Pendidikan Karakter,

    (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 122.

  • 36

    Tabel 2.4

    SK dan KD Pendidikan Agama Islam kelas V Semester I dan II52

    Kelas V, Semester 1

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    Al Qur’an

    1. Mengartikan Al Qur’an

    surat pendek pilihan

    1.1 Membaca QS Al-Lahab dan Al-Kafirun

    1.2 Mengartikan QS Al-Lahab dan Al-Kafirun

    Aqidah

    2. Mengenal kitab-kitab

    Allah SWT

    2.1 Menyebutkan nama-nama kitab Allah SWT

    2.2 Menyebutkan nama-nama Rasul yang menerima

    kitab-kitab Allah SWT

    2.3 Menjelaskan Al-Qur’an sebagai kitab suci

    terakhir

    Tarikh

    3. Menceritakan kisah Nabi

    3.1 Menceritakan kisah Nabi Ayyub AS

    3.2 Menceritakan kisah Nabi Musa AS

    3.3 Menceritakan kisah Nabi Isa AS

    Akhlak

    4. Membiasakan perilaku

    terpuji

    4.1 Meneladani perilaku Nabi Ayyub AS

    4.2 Meneladani perilaku Nabi Musa AS

    4.3 Meneladani perilaku Nabi Isa AS

    Fiqih

    5. Mengumandangkan

    adzan dan iqamah

    5.1 Melafalkan lafal adzan dan iqamah

    5.2 Mengumandangkan adzan dan iqamah

    52

    https://www.google.co.id/url?q=http://wbgfiles.worldbank.org/documents/hdn/ed/saber/

    supporting_doc/EAP/Teachers/Indonesia/1_AGAMA%2520ISLAM%2520SD-

    MI.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiJhbrTrNfdAhUHq48KHc8TD_AQFjABegQICRAB&usg=AOvV

    aw3n82St_yvITGB8A4Wb9L4e diunduh pada 03 September 2018 pukul 16.47 WIB.

    https://www.google.co.id/url?q=http://wbgfiles.worldbank.org/documents/hdn/ed/saber/supporting_doc/EAP/Teachers/Indonesia/1_AGAMA%2520ISLAM%2520SD-MI.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiJhbrTrNfdAhUHq48KHc8TD_AQFjABegQICRAB&usg=AOvVaw3n82St_yvITGB8A4Wb9L4ehttps://www.google.co.id/url?q=http://wbgfiles.worldbank.org/documents/hdn/ed/saber/supporting_doc/EAP/Teachers/Indonesia/1_AGAMA%2520ISLAM%2520SD-MI.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiJhbrTrNfdAhUHq48KHc8TD_AQFjABegQICRAB&usg=AOvVaw3n82St_yvITGB8A4Wb9L4ehttps://www.google.co.id/url?q=http://wbgfiles.worldbank.org/documents/hdn/ed/saber/supporting_doc/EAP/Teachers/Indonesia/1_AGAMA%2520ISLAM%2520SD-MI.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiJhbrTrNfdAhUHq48KHc8TD_AQFjABegQICRAB&usg=AOvVaw3n82St_yvITGB8A4Wb9L4ehttps://www.google.co.id/url?q=http://wbgfiles.worldbank.org/documents/hdn/ed/saber/supporting_doc/EAP/Teachers/Indonesia/1_AGAMA%2520ISLAM%2520SD-MI.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiJhbrTrNfdAhUHq48KHc8TD_AQFjABegQICRAB&usg=AOvVaw3n82St_yvITGB8A4Wb9L4e

  • 37

    Kelas V, Semester 2

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    Al Qur’an

    6. Mengartikan Al Quran

    Surat pendek pilihan

    6.1 Membaca QS Al-Maun dan Al-Fiil

    6.2 Mengartikan QS Al-Maun dan Al-Fiil

    Aqidah

    7. Mengenal Rasul- Rasul Allah SWT

    7.1 Menyebutkan nama-nama Rasul Allah SWT

    7.2 Menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi dari

    para Rasul

    7.3 Membedakan Nabi dan Rasul

    Tarikh

    8. Menceritakan kisah

    Sahabat Nabi

    8.1 Menceritakan kisah Khalifah Abubakar RA

    8.2 Menceritakan kisah Umar bin Khattab RA

    Akhlak

    9. Membiasakan perilaku

    terpuji

    9.1 Meneladani perilaku Khalifah Abubakar RA

    9.2 Meneladani perilaku Umar bin Khattab RA

    Fiqih

    10. Mengenal puasa wajib

    10.1 Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa

    Ramadhan

    10.2 Menyebutkan hikmah puasa

    D. Materi Rasul-Rasul Allah SWT

    1. Nama-Nama Rasul Allah SWT

    Setiap Rasul dan Nabi adalah contoh bagi umatnya. Oleh karena itu,

    setiap Rasul wajib memiliki sikap keteladanan untuk dicontoh dan ditiru

    oleh umatnya. Firman Allah Swt.:

  • 38

    Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

    yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

    (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.53

    Adapun sifat-sifat yang wajib dimiliki para utusan Allah adalah:

    1. Siddiq artinya benar atau jujur. Mustahil seorang rasul Kizib artinya

    berdusta.

    2. Amanah artinya dapat dipercaya dalam segala hal. Mustahil rasul

    Khianat artinya tidak dapat dipercaya.

    3. Tablig artinya menyampaikan kebenaran dari Allah kepada umat

    manusia. Mustahil seorang rasul Kitman artinya menyembunyikan

    firman Allah.

    4. Fatanah artinya cerdas, pintar dan cakap. Mustahil seorang rasul itu

    Baladah artinya bodoh.

    Iman kepada Rasul Allah Swt. adalah rukun iman yang keempat

    sebagaimana hadis Nabi: Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. berkata:

    Rasulullah Saw. bersabda, “Iman itu adalah percaya kepada Allah, kepada

    malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul- rasul-Nya

    53

    Q.S. Al-Ahzab [33]: ayat 21.

  • 39

    kepada hari akhir dan percaya kepada takdir baik dan buruk dari Allah

    Swt.54

    Rasul yang wajib kita ketahui ada 25. Nama-nama Rasul itu adalah

    sebagai berikut.

    Nama Rasul Nama Rasul

    1. Nabi Adam a.s.

    2. Nabi Idris a.s.

    3. Nabi Nuh a.s.

    4. Nabi Hud a.s.

    5. Nabi Saleh a.s.

    6. Nabi Ibrahim a.s.

    7. Nabi Luth a.s.

    8. Nabi Ismail a.s.

    9. Nabi Ishak a.s.

    10. Nabi Ya’kub a.s.

    11. Nabi Yusuf a.s.

    12. Nabi Ayub a.s.

    13. Nabi Zulkifli a.s.

    14. Nabi Syu’aib a.s.

    15. Nabi Musa a.s.

    16. Nabi Harun a.s.

    17. Nabi Daud a.s.

    18. Nabi Sulaiman a.s.

    19. Nabi Ilyas a.s.

    20. Nabi Ilyasa a.s.

    21. Nabi Yunus a.s.

    22. Nabi Zakaria a.s.

    23. Nabi Yahya a.s.

    24. Nabi Isa a.s.

    25.Nabi Muhammad saw.

    54

    H.R. Muslim, No. 8.

  • 40

    2. Nama-Nama Rasul Ulul Azmi dari Para Rasul

    Dari 25 nabi dan rasul yang wajib kita ketahui, beberapa di

    antaranya mendapat gelar ulul azmi. Mereka diberi gelar ulul azmi karena

    memiliki ketabahan, keuletan, dan keberanian, yang sangat luar biasa

    dalam menghadapi segala rintangan, tantangan, dan bahaya. Nabi dan

    Rasul yang mendapat gelar ulul azmi adalah Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim

    a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan Nabi Muhammad Saw.55

    a. Nabi Nuh a.s.

    Umat Nabi Nuh yang tidak mau beriman kepada Allah

    mendapat azab Nabi Nuh a.s. sangat taat dan patuh kepada Allah Swt.

    dan sabar dalam menghadapi umatnya. Nabi Nuh menyeru umatnya

    900 tahun lamanya, tetapi yang taat hanya sekitar 40 orang. Bahkan

    anak dan istrinya pun tidak mau beriman kepada Allah Swt. Karena

    umat Nabi Nuh tidak mau beriman kepada Allah, akhirnya mereka

    mendapat azab dari Allah berupa banjir yang besar yang

    menenggelamkan mereka. Habislah umat Nabi Nuh a.s., kecuali dirinya

    dan orang-orang yang beriman. Mukjizat Nabi Nuh adalah membuat

    kapal.

    55

    Ismail Ahmad, dkk. Pendidikan Agama Islam 5. (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2011), h. 67-69.

  • 41

    Artinya: dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang

    laksana gunung. dan Nuh memanggil anaknya,[719] sedang anak itu

    berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal)

    bersama Kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang

    kafir."56

    b. Nabi Ibrahim a.s.

    Nabi Ibrahim a.s. diutus kepada kaum yang suka menyembah

    berhala. Mereka adalah kaum yang penuh dengan kemusyrikan dan

    kezaliman. Dengan keberaniannya yang luar biasa, Nabi Ibrahim a.s.

    menghancurkan berhala-berhala yang biasa disembah oleh Raja

    Namrud dan kaumnya. Akibat dari perbuatan tersebut, Nabi Ibrahim

    ditangkap dan dihukum dengan cara dibakar. Namun, atas kekuasaan

    Allah Swt. Nabi Ibrahim selamat. Firman Allah Swt.:

    Artinya: Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi

    keselamatanlah bagi Ibrahim.57

    Setelah diangkat menjadi Rasul, Nabi Ibrahim a.s. mendapat

    perintah untuk menyembelih putranya, yaitu Nabi Ismail. Kemudian

    perintah itu dilaksanakan dengan ikhlas, dan sembelihannya diganti

    oleh Allah Swt. dengan gibas yang besar, yang sekarang jadi ibadah

    kurban bagi kita yang mampu. Nabi Ibrahim sebagai peletak batu

    56

    QS. Hud, [11]: Ayat 42. 57

    Q.S. Al-Anbiya' [21] : Ayat 69.

  • 42

    pertama pembangunan Ka’bah bersama dengan Nabi Ismail. Mukjizat

    Nabi Ibrahim adalah dibakar tidak hangus.

    c. Nabi Musa a.s.

    Nabi Musa a.s. diutus kepada Raja Fir’aun yang mengaku

    dirinya sebagai Tuhan di muka bumi. Nabi Musa mengingatkan ayah

    angkatnya itu agar mau menyembah Allah Swt. Nabi Musa a.s.

    dibesarkan di lingkungan keluarga kerajaan Firaun. Nabi Musa a.s.

    mengajak manusia untuk menyembah hanya kepada Allah Swt. Setelah

    diangkat menjadi nabi dan rasul, Nabi Musa mendapat tugas untuk

    memerangi Firaun dan bala tentaranya, akhirnya Firaun tenggelam

    bersama bala tentaranya yang tidak beriman. Mukjizat Nabi Musa a.s.

    adalah tongkatnya dapat berubah menjadi ular.

    d. Nabi Isa a.s.

    Nabi Isa adalah putra Maryam. Dengan kekuasaan Allah, Nabi

    Isa a.s. dilahirkan dengan perantaraan ibu saja. Oleh orang-orang kafir,

    Nabi Isa a.s. dianggap sebagai anak Tuhan. Itu adalah prasangka yang

    sangat buruk terhadap Tuhan. Dengan kesabaran, Nabi Isa a.s.

    mengajak umatnya untuk menyembah Allah, sehingga Nabi Isa a.s.

    mendapat murid 12 orang dari kaum Hawariyyun. Kemudian muridnya

    bertambah satu orang yang bernama Yahuda ( Yudas Iskariot). Akan

    tetapi, Yahuda berkhianat sehingga dengan pengkhianatan Yahuda Nabi

    Isa dikejar-kejar oleh orang-orang Yahudi untuk disalib. Yahuda

    (Yudas Iskariot) yang berkhianat disalib karena dikira Nabi Isa Nabi Isa

  • 43

    a.s. diselamatkan oleh Allah Swt., sedangkan Yahuda oleh Allah Swt.

    diubah wajahnya mirip Nabi Isa a.s., dan akhirnya Yahuda mati di tiang

    salib. Itulah balasan kepada pengkhianat. Mukjizat Nabi Isa a.s., di

    antaranya sebagai berikut.

    a. Menyembuhkan orang buta dengan izin Allah Swt.

    b. Menghidupkan orang mati dengan izin Allah Swt.

    c. Membuat burung dari tanah dengan izin Allah Swt.

    d. Menyembuhkan penyakit corob dengan izin Allah Swt.

    e. Mendatangkan hidangan dari langit dengan izin Allah Swt.

    e. Nabi Muhammad Saw.

    Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir atau nabi akhir zaman,

    artinya tidak akan ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad Saw. Firman

    Allah Swt.:

    Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-

    laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.

    Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.58

    Dalam perjuangannya menyebarkan agama Islam, Nabi

    Muhammad Saw. mendapat tantangan yang luar biasa dari kaum Kafir

    Quraisy dan juga dari keluarga yang tidak mau beriman. Dalam

    menyebarkan Islam, Nabi Muhammad Saw. mengalami dilempari batu

    58

    Q.S. Al-Ahzab [33] : Ayat 40.

  • 44

    sehingga beliau terluka bercucuran darah. Malaikat Jibril turun dan

    meminta izin kepada beliau untuk menghukum kaum Kafir Quraisy,

    tetapi beliau menolak malah berdoa, yang artinya “Ya Allah, kaumku

    tidak bersalah. Mereka melakukan ini karena belum mengerti, maka

    bukakanlah pintu hati mereka.59

    E. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis merupakan jawaban teoritis terhadap rumusan bahwa:

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

    penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban diberikan baru didasarkan

    pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

    diperoleh melalui pengumpulan data.60

    Berdasarkan landasan teori dapat dirumuskan hipotesis tindakan

    sebagai berikut upaya meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam

    dengan menggunakan metode Student Team Achievement Divisions (STAD)

    kelas V di SDN 01 Adiwarno Lampung Timur tahun pelajaran 2018/2019.

    59

    Ismail Ahmad, dkk. Pendidikan Agama Islam 5. (Jakarta: Pusat Kurikulum dan

    Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2011), h. 69-72.

    60

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

    2014), h. 64.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Definisi Oprasional Variabel

    Variabel sebagai objek tindakan yang diteliti yaitu variabel bebas dan

    variabel terikat, dalam penelitian ini penjelasannya sebagai berikut:

    1. Variabel Bebas (Pembelajaran Kooperatif Model STAD)

    Variabel bebas atau independent variable merupakan sebab yang

    diperkirakan dari beberapa perubahan dalam variabel terikat, biasanya

    dinotasikan dengan simbol X. Dengan kata lain variabel bebas merupakan

    variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau

    timbulnya variabel terikat.61

    Variabel Bebas pada penelitian ini adalah Metode Pembelajaran

    Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD berikut

    akan peneliti bahas mengenai langkah-langkah pembelajarannya:

    Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi

    Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

    pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

    Fase 2: Menyajikan/menyampaikan informasi

    Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau

    lewat bahan bacaan.

    61

    Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,

    (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 48.

  • 46

    Fase 3: Mengorganisasi siswa dalam kelompok-kelompok

    Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok

    belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara

    efisien.

    Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar

    Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan

    tugas.

    Fase 5: Evaluasi

    Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau

    masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

    Fase 6: Memberikan penghargaan

    Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun kelompok hasil

    belajar individu dan kelompok.62

    2. Variabel terikat (Hasil Belajar)

    Variabel terikat atau dependent variable merupakan faktor utama

    yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor

    lain, biasa dinotasikan dengan Y. Dengan kata lain, variabel terikat inilah

    yang sebaiknya dikupas tuntas pada latar belakang penelitian. Berikan

    porsi yang lebih dalam membahas variabel terikat daripada variabel

    bebasnya karena merupakan implikasi dari hasil penelitian.63

    62

    Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada

    Media Group, 20089), h.71 63

    Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, h.

    49.

  • 47

    Variabel terikat daam penelitian ini adalah meningkatkan hasil

    belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa berarti adanya peningkatan

    hasil belajar siswa dari nilai sebelumnya tapi dalam artian nilai ini

    mengalami perubahan yang lebih baik.

    B. Setting Penelitian

    Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK).

    Penelitian tindakan kelas dapat diartikan suatu kegiatan ilmiah yang

    dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang,

    melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa

    siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki

    atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.64

    Penelitian ini

    dilakukan di SD Negeri 01 Adiwarno Kecamatan Batanghari Kabupaten

    Lampung Timur Provinsi Lampung.

    C. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 01 Adiwarno

    Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur pada pelajaran

    Pendidikan Agama Islam (PAI) semester 2 (genap) yang berjumlah 31 siswa

    yang terdiri dari 20 laki-laki dan 11 perempuan.

    D. Prosedur Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 2 siklus, masing-masing siklus

    terdiri dari 2 pertemuan. Dengan menggunakan metode yang telah

    dikembangan Arikunto dkk. “Secara garis besar terdapat empat tahapan yang

    64

    Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Depok: PT Rajagrafindo

    Persada, 2008), h. 46..

  • 48

    lazim dilalui yaitu, (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) pengamatan (4)

    refleksi”.65

    Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk

    siklus. Adapun metode dan penjelasan untuk masing-masing ta