skripsi upaya meningkatkan hasil belajar … › id › eprint › 196 › 1 › skripsi...
TRANSCRIPT
-
SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
STAD DI SDN 01 ADIWARNO LAMPUNG TIMUR
Oleh:
IRMA APRILLIA
NPM. 14120225
Jurusan :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas :Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1440 H/2019 M
-
ii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM (PAI) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STAD DI SDN 01
ADIWARNO LAMPUNG TIMUR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Irma Aprillia
NPM: 14120225
Pembimbing I : Sudirin, M.Pd.
Pembimbing II: Nuryanto, M.Pd.I.
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) METRO LAMPUNG
1440H / 2019 M
-
iii
PERSETUJUAN
-
iv
NOTA DINAS
-
v
PENGESAHAN
-
vi
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM (PAI) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STAD DI SDN 01
ADIWARNO LAMPUNG TIMUR
Oleh:
IRMA APRILLIA
NPM. 14120225
Salah satu masalah yang dialami dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) di SDN 01 Adiwarno Lampung Timur adalah guru yang jarang
menerapkan model pembelajaran variatif, menyenangkan dan menarik. Karenanya
siswa menjadi pasif dan hasil belajarnya rendah. Masalah lain yang dihadapi
siswa adalah kurang memperhatikan penjelasan guru, kurangnya interaksi antara
siswa dengan guru. Oleh sebab itu, peneliti memilih dan menerapkan Model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) untuk
mengatasi masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
Rumusan masalah dalam penelitian ini “Bagaimana penggunaan model
pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada siswa kelas V di
SDN 01 Adiwarno tahun pelajaran 2018/2019?”
Model STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai prestasi maksimal. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok
beranggotakan 4-5 siswa yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya.
Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Team Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN 01 Adiwarno Tahun
Pelajaran 2018/2019, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mencapai
KKM 75 pada siklus I sebesar 64,5% meningkat menjadi 87% pada sisklus II hal
ini mengalami peningkatan sebesar 23% dengan demikian hasil tersebut telah
memenuhi target yang ditetapkan oleh peneliti sebesar 75%.
-
vii
ORISINALITAS PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Irma Aprillia
NPM : 14120225
Jurusan : PGMI
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah asli hasil penelitian saya
kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dalam daftar pustaka.
Metro, 9 Juli 2019
Yang Menyatakan
IRMA APRILLIA NPM. 14120225
-
viii
MOTTO
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”1
1 QS. Al-Ahzab [33]: ayat 21
-
ix
PERSEMBAHAN
Alhamdulilahhirobil’aalamiin puji syukur atas nikmat sehat dan
perlindungan Allah SWT sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini
berjalan dengan lancar. Hasil studi selama di IAIN ini saya persembahkan
kepada orang-orang yang sangat berarti di hidup saya:
1. Kedua orang tua, Ibunda Hartini dan Ayahanda Subandri (Alm) serta
Bapak Qomar yang senantiasa dengan tulus memberikan do’a dan kasih
sayang yang tulus serta memberi dukungan penuh kepada anaknya supaya
meraih keberhasilan.
2. Kakak tercinta (Evan Pradita) yang selalu memberikan dukungan untuk
kelancaran study.
3. Sahabat-sahabat terbaik Intan Pradita Wati, Riki Meliyana, Hanif Fadilah,
Diyah Damayanti, Setia Wulandari, Wina Triandani, Debi Merta Selawati,
Lusiana Kurniawati, Ratna Dewi Apriani, Dewi Nurindah dan Rizqi Agna
Sari. Mereka merupakan sahabat yang selalu memberikan dukungan, do’a,
dan menjadi mitra dalam menempuh perkuliahan di kampus IAIN Metro.
4. Almamater tercinta IAIN Metro Lampung.
-
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobil’aalamiin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
atas taufik hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Skripsi ini.
Hasil penelitian ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro guna memperoleh
gelar S. Pd.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Enizar, M.Ag, selaku Rektor IAIN Metro Lampung. 2. Dr. Akla, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Metro Lampung
3. Nurul Afifah, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
4. H. Sudirin, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan banyak motivasi sekaligus membimbing dalam penyelesaian penelitian ini.
5. Nuryanto, M.Pd.I, selaku pembimbing II yang telah memberikan banyak motivasi sekaligus membimbing dalam penyelesaian penelitian ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Metro yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan.
7. Sawiyem, S.Pd., selaku Kepala SDN 01 Adiwarno yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian
8. Marpuah, S.Pd.I., selaku Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas V SDN 01 Adiwarno yang telah banyak membantu penulis selama
melakukan penelitian.
Kritik dan saran demi perbaikan Skripsi ini sangat diharapkan dan akan
diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Metro, 9 Juli 2019
Penulis
IRMA APRILLIA
NPM. 14120225
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
NOTA DINAS .................................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ................................................ vii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... ix
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................. x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAL TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6
C. Batasan Masalah ............................................................................ 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 7
F. Penelitian Relevan.......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar ................................................................................... 10
1. Pengertian Hasil Belajar........................................................... 10
2. Macam-macam Hasil Belajar ................................................... 11
3. Indikator Hasil Belajar ............................................................. 12
4. Penilaian Keberhasilan ............................................................. 13
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................... 14
-
xii
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ................................ 16
1. Pengertian Model Pembelajaran .............................................. 16
2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ....................................... 17
3. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif ............. 19
4. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif ............................... 20
5. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ................ 21
6. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ........ 22
7. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD ............................................................................... 23
8. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tipe STAD.. . 27
C. Pendidikan Agama Islam ............................................................... 29
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ....................................... 29
2. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam .................................... 31
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ............................................. 34
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................. 35
5. Standar Isi ................................................................................ 36
D. Materi Rasul-Rasul Allah............................................................... 38
E. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 45
BAB III MODEL PENELITIAN
A. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 47
B. Setting Penelitian ........................................................................... 49
C. Subjek Penelitian........................................................................... 49
D. Prosedur Penelitian ........................................................................ 49
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 52
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 54
G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 55
H. Indikator Keberhasilan ................................................................... 57
-
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 57
1. Deskripsi Lokasi Penelitian...................................................... 57
a. Sejarah Singkat Berdirinya SDN 01 Adiwarno ................. 57
b. Keadaan guru, Karyawan dan siswa SD Negeri 01
Adiwarno ............................................................................ 58
c. Keadaan Sarana dan Prasarana Serta Denah Lokasi
SD Negeri 1 Adiwarno Lampung Timur ........................... 59
d. Struktur Organisasi SDN 01 Adiwarno ............................. 62
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................... 62
a. Kondisi Awal ..................................................................... 63
b. Pelaksanaan Siklus I ........................................................... 63
c. Pelaksanaan Siklus II ......................................................... 79
B. Pembahasan .................................................................................... 93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 99
B. Saran............................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Nilai Ujian Tengah Semester Kelas V SDN 01 Adiwarno Tahun
Pelajaran 2018/2019 ................................................................................... 4
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ............................................. 21
3. Skor Individu STAD .................................................................................. 25
4. Skor Kelompok STAD .............................................................................. 26
5. SK dan KD Pendidikan Agama Islam SD kelas V Semester I dan II ........ 37
6. Daftar Guru SD Negeri 01 Adiwarno Batanghari Lampung Timur .......... 58
7. Daftar Keadaan siswa SD Negeri 1 Adiwarno ........................................... 59
8. Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri 1 Adiwarno ............................ 60
9. Pelaksanaan siklus I ................................................................................... 64
10. Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan ke- 1 ............................................ 67
11. Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan ke- 1 .......................... 68
12. Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan ke- 2 ............................................ 72
13. Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan ke- 2 .......................... 73
14. Observasi Kegiatan Siswa Dengan Menggunakan Model Student Team
Achievement Divisions (STAD) Siklus I .................................................. 75
15. Hasil Belajar Siswa Pre-Test dan Post-Test Siklus I ................................. 77
16. Pelaksanaan Siklus II ................................................................................. 79
17. Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan ke- 1 .......................................... 82
18. Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan ke- 1 ........................ 83
19. Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan ke- 2 .......................................... 88
20. Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan ke- 2 ........................ 89
21. Observasi Kegiatan Siswa Dengan Menggunakan Model Student Team
Achievement Divisions (STAD) Siklus II ................................................. 90
22. Hasil Belajar Siswa Pre-Test dan Post-Test Siklus II ................................ 91
23. Rata – Rata Presentase Aktivitas Siswa ..................................................... 94
-
xv
24. Data Skor Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Student Team Achievement
Divisions (STAD) Pada Siklus I dan II ...................................................... 96
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart............................................ 49
2. Denah SDN 01 Adiwarno .......................................................................... 61
3. Struktur Organisasi SDN 01 Adiwarno ..................................................... 62
4. Grafik Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan ke-1 ............... 69
5. Grafik Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan ke-2 ............... 74
6. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................................... 77
7. Grafik Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan ke-1 .............. 84
8. Grafik Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan ke-2 .............. 89
9. Grafik Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus 2 ......................................... 92
10. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan II ....................................... 97
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Bimbingan Skripsi ..................................................................... 104
2. Surat Pra-Survey ................................................................................. 105
3. Surat Izin Research ............................................................................. 106
4. Surat Tugas .......................................................................................... 107
5. Surat Balasan Research ........................................................................ 108
6. Surat Bebas Pustaka Jurusan PGMI ..................................................... 109
7. Surat Keterangan Bebas Pustaka.......................................................... 110
8. Formulir Bimbingan Skripsi .............................................................. 111
9. Silabus Pembelajaran .......................................................................... 116
10. RPP Silkus I ........................................................................................ 120
11. Kisi-Kisi Soal Siklus I ......................................................................... 130
12. Lembar Soal Pretest dan Postest Siklus I ........................................... 131
13. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest Siklus I ................................ 132
14. Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus I ........ 134
15. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ......................................... 138
16. Data Hasil Tes Hasil Belajar I ............................................................ 142
17. RPP Silkus II ........................................................................................ 143
18. Kisi-Kisi Soal Siklus II ........................................................................ 153
19. Lembar Soal Pretest dan Postest Siklus II ........................................... 154
20. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest Siklus II ............................... 155
21. Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus II ....... 157
22. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ....................................... 161
23. Data Hasil Tes Hasil Belajar II ............................................................ 165
24. Foto Kegiatan Penelitian ..................................................................... 166
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar adalah salah satu tujuan dari proses
pendidikan yang akan dicapai guna mendapatkan ilmu pengetahuan,
memahami tingkah laku, cara berpikir dan kemampuan siswa dalam belajar.
Dari beberapa aspek tersebut, tentu timbul harapan bagi siswa di dalam
proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Keberhasilan untuk mencapai tujuan di dalam pembelajaran tergantung pada
proses pembelajaran yang diikuti oleh siswa pada beberapa aspek yang ada di
dalamnya.
Jenjang sekolah dasar memiliki mata pelajaran dengan tingkat
kesulitan masing-masing. Daya tangkap yang dimiliki oleh anak didik juga
berebeda-beda. Salah satu pelajaran yang penting di sekolah dasar adalah
pendidikan agama Islam. Agama Islam adalah mata pelajaran yang diajarkan
anak sejak dini bahkan sebelum mereka masuk ke jenjang pendidikan formal.
Meskipun hanya pendidikan dasar, tapi anak perlu diberi ilmu mengenai
agama untuk pengetahuan dan pedoman kehidupannya seraya dibimbing oleh
orang tua yang mendampinginya sehari-hari.
Allah SWT berfirman:
-
2
Yang artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.”2
Ayat di atas mengisyaratkan adanya tiga komponen yang terlibat
dalam teori pembelajaran, yaitu: al-sam’a (pendengaran), al-bashar
(penglihatan), al-fu’ad (hati). Kaitan antara ketiga komponen tersebut adalah
bahwa pendengaran memelihara ilmu pengetahuan yang telah ditemukan dari
hasil belajar dan pembelajaran, penglihatan bertugas mengembangkan ilmu
pengetahuan dan menambahkan hasil penelitian dengan mengadakan
pengkajian terhadapnya. Hati yang bertugas membersihkan ilmu pengetahuan
dari segala sifat yang buruk.
Al-Qur’an dan al-Hadits adalah pedoman umat manusia untuk
mengerti dan memahami Islam serta seluruh alam semesta. Karena kehidupan
di dunia dan di akhirat berada dalam Al-Qur’an.
Dari proses pembelajaran di SD Negeri 01 Adiwarno, guru yang
mengajar pendidikan agama Islam jarang menerapkan metode dan media
pembelajaran yang variatif.3 Sehingga siswa menjadi objek yang pasif
mengikuti pembelajaran yang diarahkan oleh guru. Meskipun siswa memliki
cara pandangan belajar dan pemahaman materi yang berbeda-beda. Maka
untuk mencegah terjadinya kepasifan dan rendahnya hasil belajar siswa dalam
proses pembelajaran, metode-metode yang diterapkan harus lebih variatif.
2 QS. An-Nahl (16): Ayat 78.
3 Wawancara dengan Cherli Hida Yanti dan Fajar Anugrah Pratama selaku siswa kelas V
SDN 01 Adiwarno Lampung Timur pada 08 Oktober 2018 pukul 10.10 WIB.
-
3
Observer melakukan kegiatan pra-survey yang dilakukan di lapangan,
guru seringkali menemukan masalah yang timbul dan muncul di dalam kelas.
Dalam proses pembelajaran, masih banyak siswa yang tidak memperhatikan
ketika dijelaskan dan banyak yang bermain-main serta mengobrol dengan
teman sebangku. Hal itu dikarenakan kurangnya penggunaan metode yang
menarik dan menyenangkan, siswa kurang memperhatikan penjelasan dari
guru ketika pembelajaran pendidikan agama Islam, kurangnya interaksi siswa
dengan guru dalam proses pembelajaran yang menyebabkan siswa cenderung
lebih pasif saat kegiatan belajar berlangsung dan menyebabkan hasil belajar
masih rendah yang ditandai dengan adanya beberapa nilai siswa yang belum
mencapai KKM.4
Diketahui dari hasil pra-survey yang telah dilakukan observer
memperoleh data dari hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 01 Adiwarno
Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur yaitu dari ulangan tengah
semester ganjil.
4 Wawancara dengan ibu Marpuah, S.Pd.I, selaku Guru Mata Pelajaran PAI kelas V di
SD Negeri 01 Adiwarno Lampung Timur pada hari Rabu tanggal 08 Agustus 2018 pukul 09.45
WIB.
-
4
Tabel 1.1
Daftar Nilai Ulangan Tengah Semester Ganjil Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Siswa Kelas V SD Negeri 01 Adiwarno Kecamatan
Batanghari Kabupaten Lampung Timur
No Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase
1
-
5
Memahami berbagai masalah yang muncul di atas, maka observer
menerapkan solusi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Model pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam ini menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions
(STAD).
Model pembelajaran tipe STAD ini merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang bertujuan agar siswa bekerja sama untuk belajar
dan bertanggung jawab. Siswa dituntun untuk belajar secara aktif dengan
membentuk kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok
4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dari penyampaian tujuan
pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan
penghargaan kelompok.6
Dilihat dari gambaran penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD tersebut, diharapkan siswa menjadi lebih cerdas, cakap, mampu
memahami dengan baik materi yang diajarkan guru, mampu bersikap dan
bertindak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh guru. Sehingga siswa aktif
dan dapat meningkatkan hasil belajar, oleh karena itu sangat penting
melakukan sebuah penelitian tindakan.
Berdasarkan latar belakang di atas untuk mengatasi rendahnya hasil
belajar siswa, observer akan melakukan penelitian dengan menggunakan
6 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2009), h. 68
-
6
model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar
pendidikan agama Islam.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas observer mengidentifikasi masalah yaitu:
1. Kurangnya penggunaan model pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan.
2. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru pada setiap pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
3. Kurangnya interaksi siswa dengan guru dalam proses pembelajaran yang
menyebabkan siswa cenderung lebih pasif saat kegiatan belajar
berlangsung.
4. Hasil belajar yang masih rendah yang ditandai dengan adanya beberapa
nilai siswa yang belum mencapai KKM.
C. Batasan Masalah
Agar pembatasan masalah dari penelitian ini lebih terarah dan tidak
jauh menyimpang maka permasalahan dibatasi yaitu upaya meningkatkan
hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) menggunakan model Student
Team Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas V di SDN 01
Adiwarno Lampung Timur tahun pelajaran 2018/2019.
-
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah yaitu:
bagaimana penggunaan model pembelajaran Student Team Achievement
Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam
(PAI) pada siswa kelas V di SDN 01 Adiwarno Lampung Timur tahun
pelajaran 2018/2019?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model
pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) dalam
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa
kelas V di SDN 01 Adiwarno Lampung Timur tahun pelajaran
2018/2019.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain:
a. Bagi siswa, untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Bagi guru: untuk menambah wawasan guru sebagai metode alternatif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi sekolah: untuk menambah sumber keilmuan baru bagi sekolah,
sehingga dapat mengembangkan dan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
-
8
(STAD) dalam proses pembelajaran dalam upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
F. Penelitian Relevan
Dalam hal ini observer mengkaji skripsi-skripsi terdahulu yang berkaitan
sebagai bahan rujukan diantaranya adalah:
1. Penelitian karya Rapiudin (NPM: 0957385) Prodi PGMI yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKN melalui Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V MI Asysyahadatain
Kunyayan Wonosobo Tanggamus Tahun Pelajaran 2013/2014.” Dalam
karyanya, peneliti menjelaskan pelajaran yang dilakukan menitik
beratkan pada bagaimana menghabiskan materi pelajaran dari buku teks
melalui metode ceramah, dan menuliskan materi di papan tulis, sehingga
siswa tidak begitu aktif dalam proses pembelajaran. Dan setelah peneliti
melakukan penelitian menggunakan metode pembelajaran tipe STAD, ia
mendapatkan hasil belajar dengan hasil postes siklus I diperoleh data
siswa yang tuntas belajar sebesar 57% dan siklus II yang tuntas belajar
86% mengalami peningkatan 29%. Dengan hasil ini target yang ingin
dicapai minimal 80% dari siswa yang memperoleh nilai 60 dapat
dicapai.7
2. Penelitian karya Sri Sundariyati (NPM: 0957805) Prodi PGMI yang
berjudul “Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Student Team
Achievement Division untuk Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam
7 Rapiudin, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKN melalui Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V MI Asysyahadatain Kunyayan Wonosobo Tanggamus
Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi IAIN Jurai Siwo Metro Tahun 2014.
-
9
Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Al-Khiriyah Suak Kecamatan
Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.”
Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan peneliti melalui karyanya,
peserta didik kelas IV kurang begitu aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran yang mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh sangat
rendah dan belum memenuhi KKM yang telah ditentukan. Ketidakaktifan
peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut dimungkinkan karena
metode pembelajaran yang diterapkan guru tidak sesuai dengan materi
pembelajaran yang disampaikan. Dan setelah peneliti menerapkan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada penelitiannya,
diperoleh hasil belajar pada siklus pertama 65,27 menjadi 75,83 pada
siklus kedua. Artinya penerapan metode kooperatif tipe STAD
memberikan dampak baik bagi hasil siswa dalam proses pembelajaran.8
8Sri Sundariyati, Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Team
Achievement Divisions untuk Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Kelas IV di Madrasah
Ibtidaiyah Al-Khiriyah Suak Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran
2013/2014. SkSripsi IAIN Jurai Siwo Metro Tahun 2014.
-
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar
manusia memperoleh keterampilan dan kemampuan sehingga terbentuklah
sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi, hasil belajar itu adalah
suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai
kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk
raport pada setiap semester.
Dan bentuk dari belajar adalah hasil belajar yang merupakan sebuah
puncak dari proses belajar individu. Dapat dikatakan hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi dan ketrampilan.9 Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik.10
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi,
yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan sebelum
belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru
merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil juga bisa diartikan
9 M. Thobroni, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2015), h. 20. 10
Ibid., h. 21.
-
11
adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku
pada orang tersebut, misalnya tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti.11
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa
tersebut melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran serta bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotor, yang dinyatakan dalam symbol, hruf
maupun kalimat.12
2. Macam-macam Hasil Belajar
Tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)
pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis
hasil belajar dapat diisi dalam bahan yang telah ditetapkan dalam
kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni
(a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d)
sikap, dan (e) keterampilan motoris.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi
hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotoris.
11
Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: PT: Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 28. 12
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2003), h. 60.
-
12
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif
tingkat tinggi.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a)
gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan
perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan
kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.13
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar.
Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh
para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa
dalam menguasai isi bahan pengajaran.
3. Indikator Keberhasilan
Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai
berikut:
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
13
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 22
-
13
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus
(TIK) telah dicapai oleh siswa, aik secara individu maupun kelompok.
Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur
keberhasilan adalah daya serap.14
4. Penilaian Keberhasilan
a. Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.
b. Tes Subsmatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah
diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh
gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar
siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses
belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
c. Tes Sumatif
Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan
pokok-pokok bahasanan yang telah diajarkan selama satu semester,
satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan
tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar
14
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010),
h. 105-106.
-
14
tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimafaatkan untuk kenaikan kelas,
menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.15
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Tidak semua siswa yang melakukan kegiatan belajar mendapat hasil
yang baik. Karena siswa memiliki karakteristik masing-masing, mereka
juga memiliki gaya belajar tersendiri agar hasil belajarnya baik. Namun
perlu diperhatikan juga apa yang mempengaruhi atau melatarbelakangi
siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Pasti ada hal yang membuat
mereka malas belajar ataupun juga giat belajar hingga berpengaruh pada
hasil belajarnya. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa hal yang
mempengaruhi proses belajar.
a) Faktor Internal meliputi:
1) Faktor jasmaniah: proses belajar seseorang akan terganggu jika
kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badan lemah, kurang
darah ataupun gangguan-gangguan, kelainan-kelainan alat fungsi
tubuh.
2) Faktor kesehatan: inderanya serta tubuhnya
a. Cacat tubuh: sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh/badan.
3) Faktor Psikologis
15
Ibid., h. 24.
-
15
a. Intelegensi: kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam
situasi yang baru dengan cepat dan efektif.
b. Perhatian: adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itu pun
semata-mata tertuj kepada suatu objek.
c. Minat: Kecenderungan untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan.
d. Bakat: kemampuan untuk belajar.
e. Motif: motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yan akan
dicapai.
f. Kematangan: suatu tingkat fase dalam pertumbuhan seseorang
dimana alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru.
g. Kesiapan: kesiapan untuk memberi respon atau bereaksi.16
b) Faktor eksternal meliputi:
1) Faktor yang datang dari lingkungan keluarga. Misalnya: motivasi,
keadaan ekonomi keluarga, kebiasaan dalam keluarga.
2) Faktor yang datang dari lingkungan sekolah, meliputi: cara guru
mengajar, penerapan metode mengajar, bahan pengajaran,
pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler, dan sebagainya.17
16
Dirman, Cicih Juarsih, Penilaian dan Evaluasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2014), h.
15. 17
Ibid., h. 15.
-
16
Faktor- faktor yang mempengaruhi proses belajar terdiri atas faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal
dari dalam diri individu sedangkan faktor eksternal berasal dari luar
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Divisions (STAD)
1. Pengertian Model Pembelajaran
Secara umum istilah “model” diartikan sebagai kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu
kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau
benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti “globe” adalah model
dari bumi tempat kita hidup.18
Secara kaffah, model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep
yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata
dan konversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.19
“The term teaching model refers to a pacticular approach to
instruction that includes its goals, syntax, environment, and management
system.” Istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan
pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu
18
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2012), h. 127. 19
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), h. 21.
-
17
termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem
pengelolaannya.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran.
Pembelajaran yang dimaksud disini termasuk penggunaan media
pembelajaran secara umum, seperti buku-buku, film, komputer,
kurikulum, dan lain-lain.20
Setiap model pembelajaran mengarah kepada
desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan efektif dan efisien.21
Jadi bisa dikatakan model pembelajaran adalah suatu kerangka,
pola, perencanaan, pendekatan pembelajaran yang digunakan sebagai
acuan atau pedoman dalam melakukan suatu kegiatan untuk membantu
siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang
mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai
dengan 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan
oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan
20
Ibid., h. 22. 21
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2015), h. 14-15.
-
18
serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk
membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.22
Pada hakikatnya, pembelajaran kooperatif sama dengan kerja
kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang menyatakan tidak ada
sesuatu yang aneh dalam cooperative learning, karena mereka telah biasa
melakukan pembelajaran cooperative learning dalam bentuk belajar
kelompok, walaupun tidak semua belajar kelompok disebut sebagai
cooperative learning. “Pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui
sharing proses antara peserta didik, sehingga dapat dapat mewujudkan
pemahaman bersama antara peserta didik itu sendiri”.23
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang
melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling
berinteraksi. Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar kerja
sama dengan anggota lainnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami
bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa memiliki dua tanggung
jawab, yaitu belajar untuk dirinya sendiri, dan membantu sesama anggota
untuk belajar.24
3. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman
22
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), h. 54-55. 23
Ibid., h. 174. 24.
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.
174.
-
19
sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan pada siswa yang berbeda latar belakangnya.25
Berikut adalah beberapa tujuan dari pembelajaran kooperatif, diantaranya:
1. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Metode
kooperatif ini memiliki keunggulan dalam membantu siswa untuk
memahami konsep-konsep yang sulit;
2. Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai perbedaan latar belakang;
3. Mengembangkan keterampilan sosial siswa; berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk
bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja dalam
kelompok.
Ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan
prestasi belajar yang rendah, yaitu:
1) Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas;
2) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi;
3) Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah;
4) Memperbaiki kehadiran;
5) Angka putus sekolah menjadi rendah;
6) Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar,
7) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil;
8) Konflik antar pribadi berkurang;
25
Trianto, Mendesain model Pmebelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), h. 58.
-
20
9) Sikap apatis berkurang;
10) Pemahaman yang lebih mendalam;
11) Meningkatkan motivasi lebih besar;
12) Hasil belajar lebih tinggi;
13) Retensi lebih lama;
14) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.26
4. Ciri-Ciri Metode Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri atau karakteristik sebagai
berikut:
1. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar;
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi,
sedang, dan rendah (heterogen);
3. Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku dan jenis kelamin yang berbeda;
4. Penghargaan lebih berorientasi paada kelompok daripada indivdu.27
5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah itu ditunjukkan
pada tabel di bawah ini:
26.
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, h. 175-176. 27.
Ibid., h. 176.
-
21
Tabel 2.1
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif28
Fase Tingkah Laku Guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.
Fase-2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu
setiap kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien.
Fase-4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka
Fase-5 Guru mengevaluasi hasil belajar
28.
Ibid., h. 179
-
22
Evaluasi tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase-6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.
6. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan
pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi maksimal.29
Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan 4-5
orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru
memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok
memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai
pelajaran tersebut.30
Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa
bekerja dalam tim mereka memastikan seluruh anggota tim telah
menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes
tentang materi tersebut, pada saat tes mereka tidak diperbolehkan saling
membantu. 31
29
Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung: ALFABETA, 2014), h. 51 30
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 213. 31
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, h. 68.
-
23
7. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu
dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana
Pembelajaran (RP), Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta
jawabannya.32
a. Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
b. Pembagian Kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap
kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan
heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik,
gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.
c. Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu
menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan
tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru
memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif.
Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi,
pertanyaan datau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan
32
Ibid., h. 69.
-
24
yang diharapkan diskusi siswa, tugas dan pekerjaan yang harus
dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.
d. Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru meyiapkan
lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga
semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan
kontribusi selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan,
memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan.
Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.33
e. Kuis
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang
materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap
presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan
kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini
dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung
jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.
Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya
60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.
f. Penghargaan Prestasi Tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian
33
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, h. 215.
-
25
penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru
dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:34
1) Menghitung skor individu
Untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung
sebagaimana dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.2
No. Nilai Tes Skor Perkembangan
1. Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin
2. 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 poin
3. Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin
4. Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin
5. Pekerjaan sempurna (tanpa memerhatikan
skor dasar)
30 Poin
2) Menghitung Skor Kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor
perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan
semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan
membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan
rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh skor
kelompok sebagaimana dalam tabel sebagai berikut:
34
Ibid., h. 216.
-
26
Tabel 2.3
No. Rata-rata skor Kualifikasi
1. 0 N 5 -
2. 6 N 15 Tim yang Baik (Good Team)
3. 16 N 20 Tim yang Baik sekali (Great Team)
4. 21 N 30 Tim yang Istimewa (Super Team)
3) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh
predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada
masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya (kriteria
tertentu yang ditetapkan guru).
STAD merupakan suatu metode generik tentang pengaturan kelas
dan bukan metode pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru
menggunakan pelajaran dan materi mereka sendiri. Lembar tugas dan
kuis disediakan bagi kebanyakan subjek sekolah untuk siswa, tetapi
kebanyakan guru menggunakan materi mereka sendri untuk menambah
atau mengganti materi.35
8. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Tipe STAD
Dalam penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD, terdapat
kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihannya adalah sebagai berikut:
35
Ibid., h. 216-217.
-
27
1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama
dengan siswa lain;
2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan;
3) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif;
4) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.36
5) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung
tinggi norma-norma kelompok.
6) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil
bersama.
7) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
8) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan
mereka dalam berpendapat.
9) Meningkatkan kecakapan individu.
10) Meningkatkan kecakapan kelompok.
11) Tidak bersifat kompetitif.
12) Tidak memiliki rasa dendam.37
Adapun kekurangan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:
1) Membutuhkan waktu yang lama;
2) Siswa pandai cenderung enggan apabila disatukan dengan temannya
yang kurang pandai, dan yang kurang pandai pun merasa minder
36
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, h. 188. 37
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2014), h. 189.
-
28
apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama
kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya;
3) Siswa diberikan kuis dan tes secara perorangan. Pada tahap ini setiap
siswa harus memerhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa
yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal
kuis atau tes sesuai dengan kemampuannya. Pada saat mengerjakan
kuis atau tes ini, setiap siswa bekerja sendiri;
4) Penentuan skor. Hasil kuis atau tes diperiksa oleh guru, setiap skor
yang diperoleh siswa dimasukan ke dalam daftar skor individual,
untuk melihat peningkatan individual meruapakan sumbangan bagi
kinerja percapaian hasil kelompok;
5) Penghargaan terhadap kelompok. Berdasarkan skor peningkatan
individu, maka akan diperoleh skor kelompok. Dengan demikian, skor
kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu.38
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan
ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-
Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta
penggunaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat
38
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, h. 188.
-
29
beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan
bangsa (Kurikulum PAI).
Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan
ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada
akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan
hidup.39
Salah satu ahli mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai
usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,
kecakapan. Dan keterampilan kepada Allah Swt, berbudi pekerti luhur,
dan berkepribadian yang memahami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran agama Islam dalam kehidupannya, sedangkan menurut ahli lain
pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan kepada
seseorang agar ia berkembang secara sesuai dengan ajaran Islam.40
Munculnya anggapan-anggapan yang kurang menyenangkan
tentang pendidikan agama, seperti Islam diajarkan lebih pada hafalan
(padahal Islam penuh dengan nilai-nilai) yang harus dipraktikkan;
pendidikan agama lebih ditekankan pada hubungan formalitas antara
hamba dengan Tuhan-Nya; penghayatan nilai-nilai agama kurang
mendapat penekanan dan masih terdapat sederet respons krisis terhadap
pendidikan agama. Hal ini disebabkan oleh penilaian kelulusan siswa
dalam pelajaran agama diukur dengan berapa banyak hafalan dan
39
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 11-12. 40
Ibid., h. 12.
-
30
mengerjakan ujian tertulis di kelas yang dapat didemonstrasikan oleh
siswa.
Memang pola pembelajaran tersebut bukanlah khas pola
pendidikan agama. pendidikan secara umum pun diakui oleh para ahli
dan pelaku pendidikan negara kita yang juga mengidap masalah yang
sama. Masalah besar dalam pendidikan selama ini adalah kuatnya
dominasi pusat dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga yang
muncul uniform-sentralistik kurikulum, metode hafalan dan monolog,
materi ajar yang banyak, serta kurang menekankan pada pembentukan
karakter bangsa.41
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara keseluruhannya
terliput dalam lingkup Al-Qur’an dan Al-Hadis, keimanan, akhlak,
fiqih/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang
lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah Swt,
diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya
(Hablun minallah wa hablun minannasz).
Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,
memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,
41
Ibid., h. 12.
-
31
pengajaran atau pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.42
2. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar
yang kuat. Dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut:
1. Dasar Yuridis/Hukum
Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama yang
berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat
menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah
secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam:
a. Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama:
Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Dasar strukural/konstitusional, yaitu UUD’45 dalam Bab XI pasal
29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi : 1) Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan
beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.
c. Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No.
IV/MPR/1973/ yang kemudian dikukuhkan dalam Tap MPR No.
IV/MPR 1978 jo. Ketetapan MPR Np. II/MPR/1983, diperkuat
oleh Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No. II/MPR
1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada
42
Ibid., h. 13.
-
32
pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama
secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah
formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.43
2. Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam,
Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah dari Tuhan
dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an
banyak ayat-ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain:
a. “Seluruh manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik....”44
b. “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan
mencegah dari yang munkar. . . .”45
3. Aspek Psikologis
Psikologis, yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek
kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam
hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak
tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan
hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairi dkk bahwa: Semua
manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup
43
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 4-5 44
QS. Al-Nahl [16]: Ayat 125. 45
Q. S. Ali-Imran [3]: Ayat 104.
-
33
yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada
suatu perasaan yang mengakui adanya Zat Yang Maha Kuasa, tempat
mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan.46
Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitif
ataupun masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan
tentram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada
Zat Yang Maha Kuasa.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa untuk membuat hati
tengan dan tentram adalah dnegan jalan mendekatkan diri kepada
Tuhan. Hal itu sesuai dengan firman Allah “..... Ingatlah hanya dengan
mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”47
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai
berikut.
1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah Swt. yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban
menanamkan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam
keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih
lanjut diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar
keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
46
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 14-15. 47
Q.S. Ar-Rad [13]: ayat 28.
-
34
2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
4. Perbaikan, yaitu untuk memperbarui kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.48
5. Pencegahan, yaitu untuk hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
6. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan nirnyata), sistem dan fungsionalnya.
7. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secar optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.49
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman
48
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 15. 49
Ibid., h. 15-16.
-
35
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembag dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa
dan bernegara, serta untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
Tujuan agama Islam di atas merupakan turunan dari tujuan
pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UUSPN (UU No. 20 tahun
2003), berbunyi: “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusi yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.50
Jadi pada dasarnya tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk
membentuk peserta didik yang berakhlaq mulia, sebagai wujud
keimanannya kepada Allah SWT dan wujud kepatuhannya terhadap
syariat islam.51
5. Standar Isi (SI) Pendidikan Agama Islam Kelas V Sekolah Dasar
(SD)
Kaitannya dengan kurikulum pembelajaran Pendidikan Agama
Islam khususnya kelas V SD peneliti memaparkan standar kompetensi
(SK) dan kompentesi dasar (KD) mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam kelas V SD berdasarkan standar isi (SI) kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) pada semester I dan II sebagai berikut:
50
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 16-17. 51
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Agama Islam: Berbasis Pendidikan Karakter,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 122.
-
36
Tabel 2.4
SK dan KD Pendidikan Agama Islam kelas V Semester I dan II52
Kelas V, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al Qur’an
1. Mengartikan Al Qur’an
surat pendek pilihan
1.1 Membaca QS Al-Lahab dan Al-Kafirun
1.2 Mengartikan QS Al-Lahab dan Al-Kafirun
Aqidah
2. Mengenal kitab-kitab
Allah SWT
2.1 Menyebutkan nama-nama kitab Allah SWT
2.2 Menyebutkan nama-nama Rasul yang menerima
kitab-kitab Allah SWT
2.3 Menjelaskan Al-Qur’an sebagai kitab suci
terakhir
Tarikh
3. Menceritakan kisah Nabi
3.1 Menceritakan kisah Nabi Ayyub AS
3.2 Menceritakan kisah Nabi Musa AS
3.3 Menceritakan kisah Nabi Isa AS
Akhlak
4. Membiasakan perilaku
terpuji
4.1 Meneladani perilaku Nabi Ayyub AS
4.2 Meneladani perilaku Nabi Musa AS
4.3 Meneladani perilaku Nabi Isa AS
Fiqih
5. Mengumandangkan
adzan dan iqamah
5.1 Melafalkan lafal adzan dan iqamah
5.2 Mengumandangkan adzan dan iqamah
52
https://www.google.co.id/url?q=http://wbgfiles.worldbank.org/documents/hdn/ed/saber/
supporting_doc/EAP/Teachers/Indonesia/1_AGAMA%2520ISLAM%2520SD-
MI.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiJhbrTrNfdAhUHq48KHc8TD_AQFjABegQICRAB&usg=AOvV
aw3n82St_yvITGB8A4Wb9L4e diunduh pada 03 September 2018 pukul 16.47 WIB.
https://www.google.co.id/url?q=http://wbgfiles.worldbank.org/documents/hdn/ed/saber/supporting_doc/EAP/Teachers/Indonesia/1_AGAMA%2520ISLAM%2520SD-MI.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiJhbrTrNfdAhUHq48KHc8TD_AQFjABegQICRAB&usg=AOvVaw3n82St_yvITGB8A4Wb9L4ehttps://www.google.co.id/url?q=http://wbgfiles.worldbank.org/documents/hdn/ed/saber/supporting_doc/EAP/Teachers/Indonesia/1_AGAMA%2520ISLAM%2520SD-MI.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiJhbrTrNfdAhUHq48KHc8TD_AQFjABegQICRAB&usg=AOvVaw3n82St_yvITGB8A4Wb9L4ehttps://www.google.co.id/url?q=http://wbgfiles.worldbank.org/documents/hdn/ed/saber/supporting_doc/EAP/Teachers/Indonesia/1_AGAMA%2520ISLAM%2520SD-MI.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiJhbrTrNfdAhUHq48KHc8TD_AQFjABegQICRAB&usg=AOvVaw3n82St_yvITGB8A4Wb9L4ehttps://www.google.co.id/url?q=http://wbgfiles.worldbank.org/documents/hdn/ed/saber/supporting_doc/EAP/Teachers/Indonesia/1_AGAMA%2520ISLAM%2520SD-MI.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiJhbrTrNfdAhUHq48KHc8TD_AQFjABegQICRAB&usg=AOvVaw3n82St_yvITGB8A4Wb9L4e
-
37
Kelas V, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al Qur’an
6. Mengartikan Al Quran
Surat pendek pilihan
6.1 Membaca QS Al-Maun dan Al-Fiil
6.2 Mengartikan QS Al-Maun dan Al-Fiil
Aqidah
7. Mengenal Rasul- Rasul Allah SWT
7.1 Menyebutkan nama-nama Rasul Allah SWT
7.2 Menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi dari
para Rasul
7.3 Membedakan Nabi dan Rasul
Tarikh
8. Menceritakan kisah
Sahabat Nabi
8.1 Menceritakan kisah Khalifah Abubakar RA
8.2 Menceritakan kisah Umar bin Khattab RA
Akhlak
9. Membiasakan perilaku
terpuji
9.1 Meneladani perilaku Khalifah Abubakar RA
9.2 Meneladani perilaku Umar bin Khattab RA
Fiqih
10. Mengenal puasa wajib
10.1 Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa
Ramadhan
10.2 Menyebutkan hikmah puasa
D. Materi Rasul-Rasul Allah SWT
1. Nama-Nama Rasul Allah SWT
Setiap Rasul dan Nabi adalah contoh bagi umatnya. Oleh karena itu,
setiap Rasul wajib memiliki sikap keteladanan untuk dicontoh dan ditiru
oleh umatnya. Firman Allah Swt.:
-
38
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.53
Adapun sifat-sifat yang wajib dimiliki para utusan Allah adalah:
1. Siddiq artinya benar atau jujur. Mustahil seorang rasul Kizib artinya
berdusta.
2. Amanah artinya dapat dipercaya dalam segala hal. Mustahil rasul
Khianat artinya tidak dapat dipercaya.
3. Tablig artinya menyampaikan kebenaran dari Allah kepada umat
manusia. Mustahil seorang rasul Kitman artinya menyembunyikan
firman Allah.
4. Fatanah artinya cerdas, pintar dan cakap. Mustahil seorang rasul itu
Baladah artinya bodoh.
Iman kepada Rasul Allah Swt. adalah rukun iman yang keempat
sebagaimana hadis Nabi: Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah Saw. bersabda, “Iman itu adalah percaya kepada Allah, kepada
malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul- rasul-Nya
53
Q.S. Al-Ahzab [33]: ayat 21.
-
39
kepada hari akhir dan percaya kepada takdir baik dan buruk dari Allah
Swt.54
Rasul yang wajib kita ketahui ada 25. Nama-nama Rasul itu adalah
sebagai berikut.
Nama Rasul Nama Rasul
1. Nabi Adam a.s.
2. Nabi Idris a.s.
3. Nabi Nuh a.s.
4. Nabi Hud a.s.
5. Nabi Saleh a.s.
6. Nabi Ibrahim a.s.
7. Nabi Luth a.s.
8. Nabi Ismail a.s.
9. Nabi Ishak a.s.
10. Nabi Ya’kub a.s.
11. Nabi Yusuf a.s.
12. Nabi Ayub a.s.
13. Nabi Zulkifli a.s.
14. Nabi Syu’aib a.s.
15. Nabi Musa a.s.
16. Nabi Harun a.s.
17. Nabi Daud a.s.
18. Nabi Sulaiman a.s.
19. Nabi Ilyas a.s.
20. Nabi Ilyasa a.s.
21. Nabi Yunus a.s.
22. Nabi Zakaria a.s.
23. Nabi Yahya a.s.
24. Nabi Isa a.s.
25.Nabi Muhammad saw.
54
H.R. Muslim, No. 8.
-
40
2. Nama-Nama Rasul Ulul Azmi dari Para Rasul
Dari 25 nabi dan rasul yang wajib kita ketahui, beberapa di
antaranya mendapat gelar ulul azmi. Mereka diberi gelar ulul azmi karena
memiliki ketabahan, keuletan, dan keberanian, yang sangat luar biasa
dalam menghadapi segala rintangan, tantangan, dan bahaya. Nabi dan
Rasul yang mendapat gelar ulul azmi adalah Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim
a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan Nabi Muhammad Saw.55
a. Nabi Nuh a.s.
Umat Nabi Nuh yang tidak mau beriman kepada Allah
mendapat azab Nabi Nuh a.s. sangat taat dan patuh kepada Allah Swt.
dan sabar dalam menghadapi umatnya. Nabi Nuh menyeru umatnya
900 tahun lamanya, tetapi yang taat hanya sekitar 40 orang. Bahkan
anak dan istrinya pun tidak mau beriman kepada Allah Swt. Karena
umat Nabi Nuh tidak mau beriman kepada Allah, akhirnya mereka
mendapat azab dari Allah berupa banjir yang besar yang
menenggelamkan mereka. Habislah umat Nabi Nuh a.s., kecuali dirinya
dan orang-orang yang beriman. Mukjizat Nabi Nuh adalah membuat
kapal.
55
Ismail Ahmad, dkk. Pendidikan Agama Islam 5. (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2011), h. 67-69.
-
41
Artinya: dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang
laksana gunung. dan Nuh memanggil anaknya,[719] sedang anak itu
berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal)
bersama Kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang
kafir."56
b. Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Ibrahim a.s. diutus kepada kaum yang suka menyembah
berhala. Mereka adalah kaum yang penuh dengan kemusyrikan dan
kezaliman. Dengan keberaniannya yang luar biasa, Nabi Ibrahim a.s.
menghancurkan berhala-berhala yang biasa disembah oleh Raja
Namrud dan kaumnya. Akibat dari perbuatan tersebut, Nabi Ibrahim
ditangkap dan dihukum dengan cara dibakar. Namun, atas kekuasaan
Allah Swt. Nabi Ibrahim selamat. Firman Allah Swt.:
Artinya: Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi
keselamatanlah bagi Ibrahim.57
Setelah diangkat menjadi Rasul, Nabi Ibrahim a.s. mendapat
perintah untuk menyembelih putranya, yaitu Nabi Ismail. Kemudian
perintah itu dilaksanakan dengan ikhlas, dan sembelihannya diganti
oleh Allah Swt. dengan gibas yang besar, yang sekarang jadi ibadah
kurban bagi kita yang mampu. Nabi Ibrahim sebagai peletak batu
56
QS. Hud, [11]: Ayat 42. 57
Q.S. Al-Anbiya' [21] : Ayat 69.
-
42
pertama pembangunan Ka’bah bersama dengan Nabi Ismail. Mukjizat
Nabi Ibrahim adalah dibakar tidak hangus.
c. Nabi Musa a.s.
Nabi Musa a.s. diutus kepada Raja Fir’aun yang mengaku
dirinya sebagai Tuhan di muka bumi. Nabi Musa mengingatkan ayah
angkatnya itu agar mau menyembah Allah Swt. Nabi Musa a.s.
dibesarkan di lingkungan keluarga kerajaan Firaun. Nabi Musa a.s.
mengajak manusia untuk menyembah hanya kepada Allah Swt. Setelah
diangkat menjadi nabi dan rasul, Nabi Musa mendapat tugas untuk
memerangi Firaun dan bala tentaranya, akhirnya Firaun tenggelam
bersama bala tentaranya yang tidak beriman. Mukjizat Nabi Musa a.s.
adalah tongkatnya dapat berubah menjadi ular.
d. Nabi Isa a.s.
Nabi Isa adalah putra Maryam. Dengan kekuasaan Allah, Nabi
Isa a.s. dilahirkan dengan perantaraan ibu saja. Oleh orang-orang kafir,
Nabi Isa a.s. dianggap sebagai anak Tuhan. Itu adalah prasangka yang
sangat buruk terhadap Tuhan. Dengan kesabaran, Nabi Isa a.s.
mengajak umatnya untuk menyembah Allah, sehingga Nabi Isa a.s.
mendapat murid 12 orang dari kaum Hawariyyun. Kemudian muridnya
bertambah satu orang yang bernama Yahuda ( Yudas Iskariot). Akan
tetapi, Yahuda berkhianat sehingga dengan pengkhianatan Yahuda Nabi
Isa dikejar-kejar oleh orang-orang Yahudi untuk disalib. Yahuda
(Yudas Iskariot) yang berkhianat disalib karena dikira Nabi Isa Nabi Isa
-
43
a.s. diselamatkan oleh Allah Swt., sedangkan Yahuda oleh Allah Swt.
diubah wajahnya mirip Nabi Isa a.s., dan akhirnya Yahuda mati di tiang
salib. Itulah balasan kepada pengkhianat. Mukjizat Nabi Isa a.s., di
antaranya sebagai berikut.
a. Menyembuhkan orang buta dengan izin Allah Swt.
b. Menghidupkan orang mati dengan izin Allah Swt.
c. Membuat burung dari tanah dengan izin Allah Swt.
d. Menyembuhkan penyakit corob dengan izin Allah Swt.
e. Mendatangkan hidangan dari langit dengan izin Allah Swt.
e. Nabi Muhammad Saw.
Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir atau nabi akhir zaman,
artinya tidak akan ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad Saw. Firman
Allah Swt.:
Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-
laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.
Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.58
Dalam perjuangannya menyebarkan agama Islam, Nabi
Muhammad Saw. mendapat tantangan yang luar biasa dari kaum Kafir
Quraisy dan juga dari keluarga yang tidak mau beriman. Dalam
menyebarkan Islam, Nabi Muhammad Saw. mengalami dilempari batu
58
Q.S. Al-Ahzab [33] : Ayat 40.
-
44
sehingga beliau terluka bercucuran darah. Malaikat Jibril turun dan
meminta izin kepada beliau untuk menghukum kaum Kafir Quraisy,
tetapi beliau menolak malah berdoa, yang artinya “Ya Allah, kaumku
tidak bersalah. Mereka melakukan ini karena belum mengerti, maka
bukakanlah pintu hati mereka.59
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban teoritis terhadap rumusan bahwa:
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data.60
Berdasarkan landasan teori dapat dirumuskan hipotesis tindakan
sebagai berikut upaya meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam
dengan menggunakan metode Student Team Achievement Divisions (STAD)
kelas V di SDN 01 Adiwarno Lampung Timur tahun pelajaran 2018/2019.
59
Ismail Ahmad, dkk. Pendidikan Agama Islam 5. (Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2011), h. 69-72.
60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 64.
-
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Oprasional Variabel
Variabel sebagai objek tindakan yang diteliti yaitu variabel bebas dan
variabel terikat, dalam penelitian ini penjelasannya sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Pembelajaran Kooperatif Model STAD)
Variabel bebas atau independent variable merupakan sebab yang
diperkirakan dari beberapa perubahan dalam variabel terikat, biasanya
dinotasikan dengan simbol X. Dengan kata lain variabel bebas merupakan
variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat.61
Variabel Bebas pada penelitian ini adalah Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD berikut
akan peneliti bahas mengenai langkah-langkah pembelajarannya:
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2: Menyajikan/menyampaikan informasi
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau
lewat bahan bacaan.
61
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 48.
-
46
Fase 3: Mengorganisasi siswa dalam kelompok-kelompok
Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara
efisien.
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas.
Fase 5: Evaluasi
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6: Memberikan penghargaan
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun kelompok hasil
belajar individu dan kelompok.62
2. Variabel terikat (Hasil Belajar)
Variabel terikat atau dependent variable merupakan faktor utama
yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor
lain, biasa dinotasikan dengan Y. Dengan kata lain, variabel terikat inilah
yang sebaiknya dikupas tuntas pada latar belakang penelitian. Berikan
porsi yang lebih dalam membahas variabel terikat daripada variabel
bebasnya karena merupakan implikasi dari hasil penelitian.63
62
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 20089), h.71 63
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, h.
49.
-
47
Variabel terikat daam penelitian ini adalah meningkatkan hasil
belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa berarti adanya peningkatan
hasil belajar siswa dari nilai sebelumnya tapi dalam artian nilai ini
mengalami perubahan yang lebih baik.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas dapat diartikan suatu kegiatan ilmiah yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang,
melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa
siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki
atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.64
Penelitian ini
dilakukan di SD Negeri 01 Adiwarno Kecamatan Batanghari Kabupaten
Lampung Timur Provinsi Lampung.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 01 Adiwarno
Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur pada pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) semester 2 (genap) yang berjumlah 31 siswa
yang terdiri dari 20 laki-laki dan 11 perempuan.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 2 siklus, masing-masing siklus
terdiri dari 2 pertemuan. Dengan menggunakan metode yang telah
dikembangan Arikunto dkk. “Secara garis besar terdapat empat tahapan yang
64
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Depok: PT Rajagrafindo
Persada, 2008), h. 46..
-
48
lazim dilalui yaitu, (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) pengamatan (4)
refleksi”.65
Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk
siklus. Adapun metode dan penjelasan untuk masing-masing ta