skripsi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan...

67
ANALISIS PERILAKU DAN KECERDASAN SOSIAL SISWA (STUDI KASUS PADA ANAK HOMESCHOOOLING ALAM DEPOK) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh: HAFIDZ TAUFIQURRAHMAN NIM: 11140150000034 KONSENTRASI SOSIOLOGI PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 26-Oct-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

ANALISIS PERILAKU DAN KECERDASAN SOSIAL SISWA

(STUDI KASUS PADA ANAK HOMESCHOOOLING ALAM

DEPOK)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

HAFIDZ TAUFIQURRAHMAN

NIM: 11140150000034

KONSENTRASI SOSIOLOGI

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

LEMBAR PENGESAⅡ AN PEMBIPIBING SKRIPSI

ANALISIS PERILAKU DAN KECERDASAN SOSIAL SISWA(STUDIKASUS PADA ANAK ⅡOMESCH00LING SEKOLAⅡ ALAⅣI

DEPOK) _

SKRIPSI

Dttukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syar江

Untuk Mcmperolch Gclar Sttana PCndidikan(S.Pd)

Disusun olch:

ⅡAFIDZ TAUFIQURRAⅡ MAN

NIPI.11140150000034

Mengesahkan,

Dosen Pe_mbimbjng I bing II

Cut Dhien Nourwahida,ⅣIo A

NIP。 197912212008012016ati,PIoSi

14118001

Page 3: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

LEMBAR PENGESAIIAN PENGUJI

Skripsi berjudul "Analisis Perilaku dan Kecerdasan Sosial Siswa (Studi Kasus

Pada Anak Ilomeschooling AIam Depok" disusun oleh Hafidz Taufiqurrahman, NIM,

11140150000034, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah lakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian

Munaqasah pada tanggal 23 Mei 2019 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis

berhak mernperoleh gelar Sa{ana (S1) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial.

Jakarta,28 NIci 2019

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Sidang(Ketua Jurusan Pendidkall IPS)

Dr.Iwan Purwanton M.PdNIP.19730424200801 1012

Sekretaris Sidang(Sekertaris Jurusan Pendidikan

Andri Noor Ardiansvah,M.Si卜IIP.198403122015031002

Dosen Penguji l

Maila Dinia Цusni Rahinl,PLD.M.ANIP.197803142006042002

Dosen Pengu11 2

Neng Sri Nuraeni.Ⅳ I.Pd

NIE〉N.2005058801

lt fs7'ts

Mengetahui,Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1971031 1998032001

Page 4: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

Yang berlanda

Nama

NIM

Fakultas

Jurusan

Alamat

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

tangan dibawah ini:

Hafrdz Taufiqurrahman

11140150000034

1lmu Tttbiyah dan]《 cguruan

Pcndidikan IInlu Pcngetalluan Sosial

JIッ.BttongSari RT.02/RW.01 Kccalllatan BoiongSari Kota Dcpok

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul "Analisis Perilaku dan Kecerdasan Sosial Siswa(Studi Kasus Pada Anak Homeschooling Alam Depok)" adalah benar hasil

karya sendiri di bawah bimbingan

Dosen:

Pcmbilnbing I

NIP

Pembilnbing II

NIDN

Cut Dhieri Nollrwahida,ヽ 4.A

197912212008012016

Tri Httawati,M.Si

2014118001

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menelima segala konsekuensinya apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil

karya sendiri

Jakarta,13 111ci 2019

Page 5: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

i

ABSTRAK

HAFIDZ TAUFIQURRAHMAN. Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Perilaku Dan Kecerdasan Sosial Siswa (Studi Kasus Pada Anak

Homeschooling Alam Depok).

Tujuan penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui Analisis Perilaku

dan Kecerdasan Sosial yang dimiliki siswa pada tingkat SMP di kelas

Homeschooling Sekolah Alam Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti

adalah dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan

teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Teknik

pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Analisis data menggunakan uji keabsahan data dengan proses triangulasi. Analisis

data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa analisis perilaku siswa di Homeschooling

Alam Depok memiliki kecendrungan menerapkan sikap sesuai norma dan

memiliki sifat pemberani dengan masuk tepat waktu saat bel berbunyi. memiliki

hubungan sosial yang sangat baik dengan temannya dan memiliki perilaku

ekspresif yang sangat suka bersaing melalui prestasi akademiknya di kelas.

Kecerdasan Sosial siswa di Homeschooling Sekolah Alam Depok memiliki

kemampuan berkomunikasi serta berinteraksi yang sangat baik, mempunyai sifat

yang aktif, serta terbuka dalam mengeluarkan pendapat ketika berlangsungnya

pembelajaran, memiliki kemampuan dalam membaca situasi yang jujur, terbuka,

beretika dapat dipercaya guru dan temannya. Memiliki kemampuan

berkomunikasi baik dengan teman. Menunjukan perilaku sadar dan perhatian pada

perasaan orang lain.

Kata Kunci : Perilaku, Kecerdasan Sosial, Homeschooling

Page 6: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

ii

ABSTRACT

HAFIDZ TAUFIQURRAHMAN. The Social Sciences Education Department,

Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta. Student Behavior and Social Intelligence (Case Study in

Natural Homeschooling Children Depok).

The purpose of this study was to determine the Behavior Analysis and

Social Intelligence of students at the junior high school level in the Depok

Homeschooling School class. This study uses a descriptive qualitative approach.

The sampling technique used by researchers is to use purposive sampling.

Purposive sampling is a sampling technique of data sources with certain

considerations. Data collection techniques using the method of observation,

interviews, and documentation. Data analysis using the data validity test with the

triangulation process. Data analysis in this study uses the Miles and Huberman

models.

The results of this study can be concluded that the behavior analysis of

students in Depok Homeschooling has a tendency to apply attitudes according to

the norm and have the courageous nature of entering on time when the bell rings.

have a very good social relationship with their friends and have expressive

behavior that is very like to compete through their academic achievements in

class. Social Intelligence students at Homeschooling Alam School Depok has

excellent communication and interacting skills, has an active nature, and is open

to expressing opinions when learning takes place, has the ability to read

situations that are honest, open, and can be trusted by teachers and friends.

Having the ability to communicate well with friends. Showing conscious behavior

and attention to the feelings of others.

Keywords: Behavior, Social Intelligence, Homeschooling

Page 7: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Perilaku Dan

Kecerdasan Sosial Siswa (Studi Kasus Pada Anak Homeschooling Alam Depok)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan

dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata satu (S1) Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis berharap

semoga skripsi ini bisa bermanfaat untuk semua pihak yang membutuhkan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat langsung

ataupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini, yaitu:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M. Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakata dan sekaligus sebagai dosen penasehat akademik yang

senantiasa memberikan motivasi dan semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini

3. Bapak Drs. Syaripulloh, M. Si selaku dosen Penasihat Akademik yang

telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama masa

perkuliahan sampai saat ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini

4. Ibu Cut Dhien Nourwahida, M.A, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya dalam membimbing penulis

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Ibu Tri Harjawati, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang memberikan

bimbingan, tambahan pemikiran dan menyemangati penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, beserta jajaran Guru

Homeschooling Alam Depok yang telah membantu memberikan informasi

data untuk penulisan skripsi serta telah memberikan izin penulis untuk

melalkukan penelitian skripsi.

Page 8: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

iv

7. Teristimewa orang tua penulis, Ayahanda Maruf Sukendar dan Ibunda

Rina Anggraeni yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada

penulis sehingga penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan

skripsi.

8. Kepada Kakak, dan Adikku. Iqbal Yoga Ginanjar, Siti Kania Nurhalizah

dan Aqila Azzahra yang telah membantu dan memotivasi penulis agar

menyelesaikan skripsi ini

9. Kepada teman-teman Sosio-sosioan 2014 dan sahabat-sahabatku Dimas,

Esa, Singgih, Oji, Fica, Rans, dan Qooidah yang telah membantu

memberikan arahan dan masukannya kepada penulis.

10. Beserta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-

persatu yang telah turut serta memberikan kontribusinya baik berupa

masukan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Hanya harapan dan do‟a yang penulis panjatkan, semoga semua pihak yang

membantu dalam penyelesaian skripsi ini mendapatkan ridha dan balasan yang

berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

kesempurnaan penulis dimasa yang akan datang, Penulis berharap, semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat yang sangat besar, khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi siapa saja yang membacanya.

Jakarta, 13 Mei 2019

Penulis,

Hafidz Taufiqurrahman

Page 9: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................. 7

D. Perumusan Masalah .............................................................. 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................. 7

F. Manfaat Penelitian ................................................................ 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teori .......................................................................... 9

1. Perilaku Sosial ................................................................... 9

a. Definisi Perilaku Sosial ............................................. 9

b. Jenis-Jenis Perilaku ................................................... 11

c. Pembentuk Perilaku ................................................... 12

d. Bentuk-bentuk Perilaku Sosial ................................. 13

2. Kecerdasan Sosial .............................................................. 15

a. Pengertian Kecerdasan Sosial .................................. 15

b. Dimensi Kecerdasan Sosial ....................................... 18

3. Homeschooling .................................................................. 19

a. Pengertian Homeschooling ....................................... 19

b. Sejarah Homeschooling ............................................. 20

Page 10: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

vi

c. Jenis-Jenis Homeschooling ....................................... 24

d. Keuntungan Homeschooling ..................................... 25

B. Hasil Penelitian Relevan ....................................................... 27

C. Kerangka Berpikir ................................................................. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 35

B. Metode Penelitian .................................................................. 36

C. Subjek Penelitian ................................................................... 37

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 38

E. Instrumen Penelitian .............................................................. 40

F. Teknik Analisis Dan Pengolahan Data ................................ 45

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data ..................................... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pendahuluan .......................................................................... 48

B. Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................... 48

1. Sejarah Singkat Homeschooling Sekolah Alam Depok .... 48

2. Visi Dan Misi Homeschooling Sekolah Alam Depok ...... 49

3. Tujuan Homeschooling Sekolah Alam Depok .................. 49

4. Data Guru Homeschooling Alam Depok .......................... 50

5. Data Siswa Homeschooling Alam Depok ......................... 50

6. Informasi Partisipan .......................................................... 50

C. Data Peneliti .......................................................................... 52

1. Hasil Observasi ................................................................. 52

2. Hasil Wawancara .............................................................. 53

a. Perilaku Peran ................................................................. 53

b. Hubungan Sosial ............................................................ 55

c. Perilaku Ekspresif ........................................................... 56

3. Kecerdasan Sosial Siswa Kelas VII Dan VIII di

Homeschooling Sekolah Alam Depok .................................. 58

a. Kecerdasan Situasional ................................................... 58

b. Kemampuan Membawa Diri .......................................... 60

c. Autentisitas ..................................................................... 62

d. Kejelasan ........................................................................ 64

Page 11: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

vii

e. Empati ............................................................................ 66

D. Pembahasan Hasil Analisis Perilaku Dan Kecerdasan Sosial

Siswa

................................................................................................ 68

E. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 73

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................... 74

B. Implikasi ................................................................................ 75

C. Saran ...................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 77

Page 12: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Relevan ........................................................................... 30

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian ................................................................ 35

Tabel 3.2 Pedoman Observasi ......................................................................... 41

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ..................................................... 42

Tabel 3.4 Perolehan Dokumentasi .................................................................. 45

Page 13: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 34

Page 14: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Wawancara Ibu Ernia Dely Simamora, Wali kelas VII

Lampiran 2 : Hasil Wawancara Ibu Nur Asiyah, Wali kelas VIII

Lampiran 3 : Hasil Wawancara Putri Handayani, siswi kelas VII

Lampiran 4 : Hasil Wawancara Ahmad Muzaki, siswa kelas VII

Lampiran 5 : Hasil Wawancara Sarah Septiani, siswi kelas VIII

Lampiran 6 : Hasil Wawancara Arya Tegar Pratama, siswa kelas VIII

Lampiran 7 : Dokumentasi

Lampiran 8 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 9 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 10 : Lembar Uji Refrensi

Lampiran 11 : Biodata Penulis

Page 15: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hak dan kewajiban bagi semua warga

negara, sebagai hak setiap warga negara berhak untuk mendapatkan

pendidikan dalam rangka pengembangan potensi dirinya agar menjadi

warga negara yang cerdas, sedangkan sebagai kewajiban setiap warga

negara memiliki kewajiban untuk memajukan pembangunan pendidikan

dengan cara ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan pendidikan

sehingga akan didapatkan suatu layanan pendidikan yang baik, berkualitas

dan tetap terjangkau oleh semua pihak, sebagaimana yang telah

dimanfaatkan dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Negara dalam hal ini diwakili oleh pemerintah, memiliki

kewajiban untuk melaksanakan pendidikan dasar. Negara wajib untuk

mengupayakan secara penuh pemenuhan hak anak atas pendidikan yang

wajib.

Namun sering kali kita lihat melalui media online, televisi maupun

koran, Banyak kasus kekerasan serta penyimpangan terhadap peserta

didik. Belum lagi peserta didik diwajibkan untuk mengikuti mata pelajaran

yang sudah dirancang ke dalam kurikulum tanpa mempertimbangkan

karakteristik peserta didik.

Seperti yang disampaikan oleh Seto Mulyadi di bangkapos.com

bahwa “kurikulum yang dikembangkan di Indonesia sering tidak berpihak

kepada perkembangan perilaku kecerdasan anak. Kurikulum terlalu padat

dan cenderung dijejalkan kepada anak yang seharusnya bisa dirangsang

kreativitasnya sesuai potensi unggul yang dimilikinya”.1

1 Dedy Purwadi, Urgensi Kecerdasan Sosial, 2015, h. 1,

(http://bangka.tribunnews.com/2012/06/14/urgensi-kecerdasan-sosial) Artikel ini diakses pada

tanggal 04 Agustus 2018, pukul 09:04 WIB.

Page 16: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

2

Bukan hanya itu, orangtua juga khawatir dengan lingkungan

negatif yang bila saja dapat terjadi terhadap anak mereka ketika sedang

menuntut ilmu di sekolah. Misalnya saja tawuran antar pelajar. Seperti

yang diberitakan oleh KOMPAS.com tanggal 26 Agustus 2012, terjadi

tawuran antar pelajar di rel kereta api Stasiun Buaran, Kecamatan Duren

Sawit, Jakarta Timur. Dalam tawuran tersebut, seorang pelajar SMP 6,

Bulak Klender, Jakarta Timur, tewas disambar kereta api yang melintas.

Menurut saksi mata bernama Saman, petugas portir keamanan Stasiun

Buaran, korban yang bernama Jasuli (16) Lari ke arah rel kereta saat

tawuran. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.00 WIB.2

Masalah lain mengisyaratkan bahwa sekolah formal belum

memberikan suasana aman, nyaman dan mengasyikkan bagi para siswa

yakni, guru melakukan tindak kekerasan kepada siswa. Hal ini terlihat

dalam data berikut oleh SINDONEWS.com pada tanggal 30 Oktober 2014

seorang siswa SMP Islam dianiaya oleh guru agamanya. Kasus ini terjadi

pada siswa SMP di Kabupaten Serang, Banten. Peristiwa tersebut terjadi

ketika jam pelajaran sedang berlangsung. Penganiayaan tersebut bermula

ketika sang siswa ingin meminjam spidol ke temannya, tiba-tiba guru

tersebut menampar pipi kirinya dan bahkan sempat mendorongnya. Siswa

dipukul empat kali oleh guru. Siswa tersebut mengalami luka di bagian

wajah dan punggung akibat tamparan dan dorongan gurunya. Peristiwa ini

dilaporkan kepada Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Serang

oleh ayah dari siswa tersebut dengan maksud supaya tidak ada korban

lainnya.3

Kejadian ini juga terjadi pada siswa SMP negeri di Desa

Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi seperti yang

diberitakan oleh SINDONEWS.com pada tanggal 27 Oktober 2014 enam

orang siswa menjadi korban kekerasan guru saat camping. Sejumlah siswa

mengaku di tendang dan dipukul pada bagian wajahnya, bahkan sebagian

2 Robertus Belarminus, Tawuran lari ke rel, Pelajar ditabrak kereta, 2012, h. 1,

(https://regional.kompas.com/read/2012/08/29/18462794/tawuran.lari.ke.rel.pelajar.ditabrak.kereta

). Artikel ini diakses pada tanggal 04 Agustus 2018, pukul 11:09 WIB. 3 Rasyid Ridho, Ditampar Guru, Siswa SMP Ini Melapor ke Polisi, 2014, h. 1,

(http://daerah.sindonews.com/read/917615/ditampar-guru-siswa-smp-ini-melapor-ke-polisi-

1414672333). Artikel ini diakses pada tanggal 04 Agustus 2018, pukul 11:48 WIB.

Page 17: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

3

siswa lainnya mengalami luka lebam pada bagian punggung akibat di

pukul menggunakan kayu. Akibat kejadian tersebut siswa mengalami

trauma sehingga terpaksa harus di dampingi orangtuanya saat hendak

masuk sekolah. Kondisi ini memicu para orangtua untuk melaporkan

tindak kekerasan yang telah dilakukan oleh guru berinisial DN ke polsek

setempat.4

Dengan masalah yang sama, siswa SMP negeri di Subang, Jawa

Barat, seperti yang diberitakan oleh SINDONEWS.com pada tanggal 10

November 2014 delapan siswa menjadi korban pemukulan guru olahraga

karena tidak mengikuti acara yasinan di sekolah. Kedepalan siswa tersebut

yakni Kevin Kelas IX, Abdul Kelas IX, Dede Taryana Kelas IX, Iryanto

Kelas IX, Nanda Permana Kelas IX, M. Sandi Kelas IX, Anggis Rahmat

Kelas IX dan Yopi Kelas VIII. Insiden pemukulan ini terjadi sebanyak dua

kali, yakni 7 November dan Sabtu 8 November berawal ketika delapan

siswa tersebut telat masuk sekolah sehingga tidak mengikuti kegiatan

yasinan dan shalawatan yang rutin diadakan di sekolah setiap hari Jumat.

Saat itu salah satu guru mendatangi mereka, karena takut, mereka berusaha

lari dan guru itu pun mengejarnya. Tujuh dari delapan siswa berhasil di

kejar oleh guru, sedangkan seorang siswa lainnya berhasil lari karena

ketakutan. Tujuh siswa tersebut di beri hukuman, diantaranya dipukuli

berkali-kali di bagian punggung dengan menggunakan gagang alat

pengepel lantai yang terbuat dari aluminium. dilempar sepatu dan disuruh

jalan jongkok sambil menggendong tong sampah. Wajah mereka juga

ditampar oleh guru tersebut. Akibatnya mereka menderita luka lebam dan

membiru di bagian punggung serta pinggang. Seorang siswa yang berhasil

lari, keesokan harinya di panggil oleh guru dan di pukuli sampai tubuhnya

merasa kesakitan. Orangtua yang tidak menerima anaknya diperlakukan

seperti itu, lantas melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Pagaden.5

4 Toni Kamajaya, Enam Siswa Jadi Korban Kekerasan Guru saat Camping, 2014, h. 1-2,

(http://daerah.sindonews.com/read/915958/21/enam-siswa-jadi-korban-kekerasan-guru-saat-

camping-1414404873). Artikel ini diakses pada tanggal 06 Agustus 2018, pukul 09:48 WIB 5 Usep Husaeni, Tak Ikut Yasinan, 8 Siswa SMPN Dipukuli Guru, 2015, h. 1-3,

(http://daerah.sindonews.com/read/922225/21/tak-ikuti-yasinan-8-siswa-smpn-dipukuli-guru-

1415606157). Artikel ini diakses pada tanggal 06 Agustus 2018, pukul 11:27 WIB.

Page 18: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

4

Dari data tersebut membuktikan bahwa memang masih banyak

kasus kekerasan atau intimidasi anak sehingga membuat sekolah dirasa

kurang memberikan suasana aman, nyaman, menyenangkan dan

membangkitkan semangat peserta didik untuk mengembangkan bakat,

minat dan potensi pribadinya secara optimal.

Pendidikan tidak selamanya harus dilakukan di sekolah

pendidikan dapat dilakukan dimana pun dan kapan pun. Pada awalnya,

pendidikan diselenggarakan di rumah dalam bentuk apa saja. Kegiatan ini

dikenal dengan istilah otodidak. “Yakni, proses belajar yang dilakukan

secara mandiri dan dengan kemampuan sendiri. Kesadaran untuk

memperoleh ilmu pengetahuan bergantung pada kemauan yang tumbuh

dalam diri. Dari otodidak pula, tidak jarang berhasil menemukan teori-

teori dasar ilmu pengetahuan, misalnya pendidikan otodidak.”6

Demikian pula, sistem pendidikan tak hanya ada dalam bentuk

sekolah formal sebagaimana umumnya dikenal dan berkembang di

masyarakat. Ada pun bentuk-bentuk pendidikan lain (alternatif) yang

dikenal dan diakui dalam sistem pendidikan nasional yang berlaku di

Indonesia, yakni pendidikan nonformal dan informal yang tercantum

dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 26 dan 27. Isi dalam UU

tersebut pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat

yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,

penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung

pendidikan sepanjang hayat.

Hasil pendidikan nonformal dan informal dapat dihargai setara

dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian

penyetaraan yang dilakukan di lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah

atau pemerintah daerah setempat, pendidikan formal merupakan

pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya.

Sedangkan pendidikan nonformal terdapat di TPA, atau taman pendidikan

Al Quran, yang banyak terdapat di Masjid dan Sekolah minggu, yang

6 Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak...?!, (Jogjakarta:

Divapress,

2010), h. 65.

Page 19: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

5

terdapat di semua Gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya

kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya.

Sekolah rumah atau yang lebih dikenal dengan nama

homeschooling telah menjadi perbincangan di Indonesia, terlebih setelah

pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang

mengesahkan pendidikan informal ini. Homeschooling menjadi pilihan

bagi sebagian besar orang karena alasan-alasan tertentu. Homeschooling

merupakan pendidikan alternatif yang lebih fleksibel dan suasana

pembelajaran pun tidak formal, proses pembelajaran dilakukan di rumah.

Rumah dan segala isinya merupakan sumber media pembelajaran siswa.

Pada sistem homeschooling, orangtua dapat menjadi fasilitator sepenuhnya

bagi anak atau jika merasa perlu orangtua dapat memanggil orang yang

memiliki keahlian di bidang tertentu untuk memberikan pengajaran kepada

anaknya, karena tidak semua orangtua berprofesi sebagai guru dan mampu

menjadi seorang guru yang dapat memenuhi kebutuhan proses belajar

anak.

Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap

lingkungannya. Dari batasan dapat diuraikan bahwa reaksi dapat diuraikan

bermaam-macam bentuk, yang pada hakekatnya digolongkan menjadi dua,

yaitu bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau kongkret) dan dalam bentuk

aktif dengan tindakan nyata atau (konket).

Pengertian perilaku mempunyai arti yang luas sekali, yang tak

hanya mencakup kegiatan motoris saja seperti berbicara, berjalan, lari-lari,

berolahraga, bergerak, dan lain-lain. Akan tetapi juga membahas macam-

macam fungsi seperti melihat, mendengar, mengingat, berfikir fantasi,

penampilan emosi-emosi dalam bentuk tangis atau senyum dan seterusnya.

Perilaku menurut kamus ilmiah populer adalah tindakan, perbuatan, sikap.7

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa yang dimaksud

dengan perilaku adalah segala kegiatan manusia yang tidak kelihatan, yang

disadari maupun yang tidak disadari. Termasuk di dalamnya berbicara,

berjalan, cara ia melakukan kegiatan sesuatu. Caranya bereaksi terhadap

segala sesuatu yang datang dari luar dirinya, Maupun dari dalam dirinya.

Dengan kata lain bagaimana cara seseorang berintegrasi dengan dunia luar

7 Pius A Partanto, et, Al Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Arkolia, 1994), h. 587.

Page 20: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

6

“Kecerdasan merupakan keterampilan berpikir dan kemampuan

untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari.”8

Sedangkan sosial adalah berkenaan dengan masyarakat. Jadi kecerdasan

sosial adalah kepandaian berpikir yang berhubungan dengan masyarakat.

Menurut Thorndike, “Kecerdasan Sosial (Social Intelligence) didefinisikan

sebagai kemampuan untuk berperilaku bijaksana dalam berhubungan

dengan sesama manusia.”9

Anak yang memiliki kecerdasan sosial, mereka mampu bergaul,

berperan serta dalam kelompok sebaya maupun dengan orang dewasa,

dapat bersifat sopan santun kepada orang lain dan berbicara dengan baik.

Kenyataan terhadap kecerdasan sosial anak dalam berkomunikasi dan

berinteraksi saat ini masih rendah. Terbukti dengan adanya berbagai

konflik seperti tawuran antar sekolah seperti yang dilakukan anak-anak

dari dua kubu perkumpulan.

Kapanpun seseorang berinteraksi dengan orang lain, apakah dengan

teman kelas, anggota organisasi, guru, dosen, office boy, cleaning service,

maupun penjaga parkir, kecerdasan sosial merupakan suatu keterampilan

yang harus dimiliki setiap individu. Sikap yang menunjukkan individu

cerdas secara sosial dapat terlihat dalam bentuk kasih sayang, peduli alam

sekitar, mampu membawa diri, jujur, empati, menolong, menghargai dan

perhatian terhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan.

Berdasarkan uraian masalah diatas, peneliti tertarik untuk meneliti

permasalahan tersebut ke dalam penelitian dengan judul “Analisis

Perilaku dan Kecerdasan Sosial Siswa (Studi Kasus Pada Anak

Homeschooling Sekolah Alam Depok)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

identifikasi masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Dalam pendidikan formal masih ada bentuk kekerasan atau

penyimpangan yang dilakukan terhadap siswa.

8 John W. Santrock, Perkembangan Anak, Edisi Kesebelas, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga,

2007), h. 317. 9 Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, Referensi Penting bagi

Para Pendidikan & Orangtua, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), h. 5.

Page 21: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

7

2. Kekerasan yang dilakukan guru kepada siswa di sekolah formal

menunjukkan bahwa sekolah formal belum mampu memberikan rasa

aman, nyaman dan menyenangkan.

3. Dengan homeschooling anak kurangnya interaksi karena keluarga

yang sering tidak menetap tempat tinggalnya, faktor keamanan

lingkungan sekolah dan kesehatan fisik anak mengakibatkan

minimnya interaksi dengan teman sebaya maupun lingkungan

sekitar.

4. Kecerdasan Sosial pada anak Homeschooling masih belum optimal

5. Tawuran antar pelajar yang sering dilakukan oleh siswa SMK dan

SMP karena kurangnya pengawasan dari orang tua dan sekolah

ataupun faktor internal lainnya.

6. Peserta didik diwajibkan untuk mengikuti mata pelajaran yang sudah

dirancang oleh kurikulum tanpa mempertimbangkan karakteristik

peserta didik, Sehingga kurikulum terlalu padat dan cenderung

dijejalkan kepada anak yang seharusnya bisa dirangsang

kreativitasnya.

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah penelitian pada

Analisis Perilaku dan kecerdasan sosial yang dimiliki siswa pada tingkat

SMP di kelas Homeschooling Sekolah Alam Depok.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan dalam latar belakang di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana analisis

perilaku dan kecerdasan sosial siswa pada tingkat SMP di kelas

Homeschooling Sekolah Alam Depok?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Perilaku dan

kecerdasan sosial yang dimiliki siswa pada tingkat SMP di kelas

Homeschooling Sekolah Alam Depok.

Page 22: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

8

F. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberi informasi tentang model pendidikan alternatif yaitu

homeschooling.

b. Diharapkan mampu memberikan sumbangsih terhadap dunia

pendidikan terutama dalam pendidikan alternatif.

c. Sebagai bahan referensi dan kajian untuk penelitian selanjutnya

terkait kecerdasan sosial siswa SMP pada kelas homeschooling

Sekolah Alam Depok.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan

menambah pengetahuan mengenai perkembangan Perilaku dan

kecerdasan sosial siswa SMP pada Homeschooling Sekolah

Alam

b. Bagi Homeschooling Sekolah Alam Depok

Sebagai masukan agar mengenal siswa baik dari perilaku

maupun kecerdasan yang di miliki peserta didiknya.

c. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi mengenai perilaku dan kecerdasan

sosial siswa pada Homeschooling Sekolah Alam Depok yang

dapat meberikan kontribusi pengembangan khazanah ilmu.

Page 23: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teori

1. Perilaku Sosial

a. Definisi Perilaku Sosial

Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang

merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia.

Sebagai bukti bahwa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup

sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan

memerlukan bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, manusia

dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak

mengganggu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat.

Menurut Hurlock perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan

psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka

memenuhi diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial.10

Sedangkan menurut Rusli Ibrahim perilaku sosial adalah suasana

saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin

keberadaan manusia, artinya bahwa kelangsungan hidup manusia

berlangsung dalam suasana saling mendukung kebersamaan.11

Menurut B.F Skinner perilaku sosial dapat didefinisikan

sebagai perilaku dari dua orang atau lebih yang saling terkait atau

bersama dalam kaitan dengan sebuah lingkungan bersama. Perilaku

sosial berbeda dari perilaku individual, perilaku sosial seseorang

merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara

yang berbeda-beda. Interaksi sosial diantara manusia pada

perkembangannya menuju kedewasaan dapat merealisasikan

10

Siti Nisrima dkk, “Pembinaan Perilaku Sosial Remaja Penghuni Yayasan Islam Media

Kasih Kota Banda Aceh”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiah, Vol.

1, 2016, h. 195 11 Ibid..h. 195

Page 24: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

10

kehidupannya secara individual. Jika tidak ada timbal balik dari

interaksi sosial tersebut, maka manusia tidak dapat merealisasikan

potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil

interaksi sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya dapat diketahui

dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang

ditunjukkannya adalah perilaku sosial.12

Peneliti mengartikan perilaku sosial sebagai perilaku

seseorang merupakan sifat relative untuk menanggapi orang lain

dengan cara yang berbeda-beda. Sebagai contoh dalam melakukan

kejasama, ada orang yang melakukan di atas kepentingan

peribadinya, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabar dan

hanya ingin mencari untung sendiri.

Perilaku merupakan tindakan atau aktivitas dari manusia itu

sendiri yang mempunyai bentangan sangat luas antara lain:

berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis dan

membaca. Atau dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku

manusia adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan

oleh mahluk hidup.

Sejumlah sinonim yang umum digunakan untuk istilah

perilaku adalah aktivitas, tindakan, performa, aksi, perbuatan, dan

reaksi. Pada esensinya, perilaku (behavior) adalah apa pun yang

dikatakan atau dilakukan seseorang.13

Menurut Garry Martin dan

Joseph Pear, karakteristik perilaku yang dapat diukur disebut

dimensi perilaku. Ada tiga jenis dimensi perilaku, (1) durasi, yaitu

sebuah perilaku merujuk panjangnya waktu yang dibutuhkan

perilaku melakukan aksinya, (2) frekuensi, yaitu sebuah perilaku

merujuk pada jumlah tindakan yang muncul di periode waktu

tertentu, (3) intensitas atau kekuatan, yaitu Sebuah perilaku

12 Emaret Silastuti, “Perbedaan Perilaku Sosial Siswa Yang Pembelajarannya

Menggunakan Model Klarifikasi Nilai Dan Konsiderasi Dengan Memperhatikan Konsep Diri Pada

Pembelajaran PPkn Kelas XI SMKN 2 Bandar Lampung”, Tesis pada Pascasarjana Universitas

Lampung, Bandar Lampung, 2016, h. 20.

13

Garry Martin dan Joseph Pear, Modifikasi Perilaku: Makna dan Penerapannya, Terj. Dari Behavior Modification oleh Yudi Santoso, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015), h. 3.

Page 25: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

11

merujuk pada upaya fisik atau energi yang dilibatkan untuk

melakukan perilaku.14

Dari penjelasan mengenai perilaku, peneliti menilai bahwa

perilaku merupakan tindakan yang dilakukan seseorang terhadap

suatu rangsangan dari luar.

b. Jenis-jenis Perilaku

Skinner membedakan perilaku menjadi dua, yaitu perilaku

yang alami (innate behavior) dan perilaku operan (operant

behavior)

1. Perilaku alami merupakan perilaku yang dibawa sejak

organisme dilahirkan, yaitu yang berupa refleks-refleks dan

insting-insting. Perilaku yang refleksif merupakan perilaku

yang terjadi sebagai reaksi secara spontan terhadap stimulus

yang mengenai organisme yang bersangkutan. Misalnya reaksi

kedip mata bila mata terkena sinar matahari yang kuat,

menarik jari bila jari terkena api. Reaksi atau perilaku ini

terjadi dengan sendirinya, secara otomatis, dan tidak diperintah

oleh pusat susunan syaraf atau otak.

2. Perilaku operan merupakan perilaku yang dibentuk, dipelajari,

dan dapat dikendalikan melalui proses belajar. Perilaku ini

dikendalikan dan diatur oleh pusat kesadaran atau otak.15

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku

berasal dari sumber kekuatan otak dengan caranya yang akan

menirukan atau mencontoh dari apa yang seseorang lihat,

dengar, rasakan dari orang lain. Seperti halnya anak-anak yang

mencontoh perilaku orang tuanya.

Sedangkan menurut Garry Martin dan Joseph Pear, ada

dua jenis perilaku yaitu perilaku defisit dan perilaku

berlebihan. Perilaku defisit artinya perilaku yang terlalu

sedikit, misalnya seorang anak tidak berbicara dengan jelas

dan tidak berinteraksi dengan anak-anak lain, seorang remaja

14 Ibid., h. 5.

15

Bimo Walgito, Psikologi Sosial: Suatu Pengantar, (Yogyakarta: CV Andi

Offset) h. 17

Page 26: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

12

tidak menyelesaikan pekerjaan rumahnya atau membersihkan

rumah atau membicarakan masalah dan kesulitannya dengan

orang tua. Sedangkan perilaku berlebihan merupakan perilaku

yang terlalu banyak, misalnya seorang anak yang sering kali

mengompol di tempat tidur atau membuang-buang makanan ke

lantai, seorang remaja yang sering kali memotong percakapan

orang tuanya dengan orang dewasa lain atau menghabiskan

waktu berjam-jam untuk bermain facebook.16

Dari pernyataan diatas ada dua tipe jenis perilaku yaitu

perilaku defisit dan perilaku berlebihan yang keduanya

mempunyai perbedaan masing-masing seperti contoh yang

telah di jelaskan di atas

c. Pembentuk Perilaku

Menurut Bimo Walgito ada tiga cara membentuk perilaku

sesuai dengan yang diharapkan:

1. Cara pembentukan perilaku dengan kebiasaan

Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan

kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku

seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku

tersebut. Misalnya, dibiasakan bangun pagi, menggosok gigi

sebelum tidur, dan mengucapkan terimakasih bila diberi

sesuatu oleh orang lain.

2. Pembentukan perilaku dengan pengertian

Di samping pembentukan proses perilaku dengan kebiasaan,

pembentukan perilaku juga dapat ditempuh dengan pengertian.

Misalnya, datang kuliah jangan sampai terlambat karena hal

tersebut dapat mengganggu teman-teman yang lain, dan bila

naik motor harus pakai helm karena helm tersebut untuk

keamanan diri.

3. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model

Di samping dengan cara-cara pembentukan perilaku seperti

yang disebutkan di atas, pembentukan perilaku dapat ditempuh

16 Garry Martin dan Joseph Pear, op. cit., h. 9.

Page 27: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

13

dengan menggunakan model atau contoh. Jika orang bicara

bahwa orang tua sebagai contoh anak-anaknya, pemimpin

sebagai panutan yang dipimpinnya hal tersebut menunjukan

pembentukan perilaku dengan menggunakan model.17

Dari pernyataan Bimo Walgito dapat disimpulkan hal-hal yang

diharapkan dari cara membentuk perilaku seperti, melalui

kebiasaan, melalui pengertian dan menggunakan suatu model.

Ketiganya memiliki cara-cara tersendiri dalam membentuk

perilaku seseorang.

d. Bentuk-bentuk Perilaku Sosial

Berbagi bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang pada

dasarnya merupakan karakter atau ciri kepribadian yang dapat

teramati ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain. Seperti

dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku sosial

seseorang yang menjadi anggota kelompok akan terlihat jelas di

antara anggota kelompok lainnya. Menurut Didin Budiman,

perilaku sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon

antar pribadi, yaitu:

1. Kecenderungan Perilaku Peran

- Sifat pemberani dan pengecut secara sosial.

Orang yang memiliki sifat pemberani, biasanya akan suka

mempertahankan dan membela haknya, tidak malu-malu

atau tidak segan melakukan sesuatu perbuatan yang sesuai

norma di masyarakat dalam mengedepankan kepentingan

diri sendiri sekuat tenaga. Sedangkan sifat pengecut

menunjukkan perilaku atau keadaan sebaliknya.

- Sifat berkuasa dan sifat patuh.

Orang yang memiliki sifat berkuasa dalam perilaku sosial,

biasanya ditunjukkan oleh perilaku seperti bertindak tegas,

berorientasi kepada kekuatan, percaya diri, berkemauan

keras, suka member perintah dan memimpin langsung.

17 Bimo Walgito, op.cit., h. 18 – 19

Page 28: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

14

Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah menunjukkan

perilaku sosial yang sebaliknya.

2. Kecenderungan Perilaku dalam Hubungan Sosial

- Suka bergaul dan tidak suka bergaul

Orang yang suka bergaul biasanya memiliki hubungan

sosial yang baik, senang bersama dengan yang lain dan

senang bepergian. Sedangkan orang yang tidak suka

bergaul menunjukkan sifat dan perilaku sebaliknya.

- Sifat ramah dan tidak ramah

Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka,

mudah didekati orang, dan suka bersosialisasi. Sedang

orang yang tidak ramah cenderung bersifat sebaliknya.

- Simpatik dan tidak simpatik

Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli

terhadap perasaan dan keinginan orang lain, murah hati dan

suka membela orang tertindas. Sedangkan orang yang tidak

simpatik menunjukkan sifat-sifat yang sebaliknya.

3. Kecenderungan Perilaku Ekspresif

- Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka

bersaing (suka bekerjasama)

Orang yang suka bersaing biasanya menganggap hubungan

sosial sebagai perlombaan, lawan adalah saingan yang

harus dikalahkan, memperkaya diri sendiri. Sedangkan

orang tidak suka bersain menunjukkan sifat-sifat yang

sebaliknya.

- Sifat suka pamer atau menonjolkan diri

Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan,

suka mencari pengakuan, berperilaku aneh untuk mencari

perhatian orang lain.18

18 Didin Budiman, Perilaku Sosial, 2017, p. 1,

(http://File.Upi.Edu/Direktori/Fpok/.Pend._Olahraga/1974090720011Didin_Budiman/Psi

kologi_Anak _Dlm_Penjas/Perilaku_Sosial.Pdf,), Di akses pada tanggal 26 September 2018 pukul 14.30 WIB

Page 29: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

15

2. Kecerdasan Sosial

a. Pengertian Kecerdasan Sosial

Menurut goleman, kecerdasan sosial adalah ukuran

kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan

kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang disekelilingnya

atau sekitarnya.19

Dari bayi hingga dewasa, manusia terus menerus

mengalami interaksi dengan lingkungannya. Seseorang dianggap

inteligen, bila respon yang diberikan sesuai dengan stimulus yang

diterimanya. Inteligensi anak merupakan potensi bawaan yang

sering dikaitkan dengan hasil belajar anak di sekolah. Dalam buku

Psikologi Umum, “intelegensi berasal dari kata Latin intelligere

yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (to

organize, to relate, to bind, together)”.20

Kecerdasan sosial berkait rapat dengan perkataan

sosialisasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan

“sosialisasi sebagai proses belajar seorang anggota masyarakat

dalam lingkungannya.”21

Manusia sebagai makhluk individu selalu

berhubungan dengan lingkungannya, karena tanpa adanya

hubungan ini individu bukanlah individu lagi. Contoh hubungan

manusia dengan lingkungan berupa interaksi sosial. Kecerdasan

sosial kadang disebut juga dengan “inteligensi interpersonal yaitu

kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif

dengan orang lain.”22

H. Bonner dalam bukunya Social Psychology

mengatakan bahwa “interaksi sosial adalah suatu hubungan antara

individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu

mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu

yang lain atau sebaliknya.”23

Sedangkan menurut Goleman, beliau

19

Yulinda Rachmawati, Social Intellegence (keperibadian sosial) 2013, h. 5,

Https://personalityhemasyulindarachmawati.wordpress.com/2013/12/16/kecerdasan-sosial-social-

intellegence-2/, Di akses pada tanggal 28 desember 2018 pukul 14.19 20

Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 89 21

KBBI, Sosialisasi, (http://kbbi.web.id/sosialisasi). Diakses pada tanggal 15 Agustus

2018, pukul 18:29 WIB. 22

Ohn W. Santrock, op. cit., h. 323. 23

Abu Ahmadi, op. cit., h. 49.

Page 30: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

16

menggunakan istilah “social intelligence untuk menjelaskan

mengenai sekumpulan keterampilan yang memungkinkan kita

untuk menjadi efektif dalam mengelola interaksi sosial.”24

Dari pengertian ketiga para ahli di atas mempunyai

pengertian yang senada bahwa manusia selalu berhubungan dengan

lingkungan dan manusia mempengaruhi individu lainnya satu sama

lain dalam interaksi sosial

Menurut Karl Albrecht, beliau mendefinisikan kecerdasan

sosial atau social intelligence (SI) sebagai “kemampuan untuk

bekerja sama dengan orang lain dan membuat mereka bersedia

bekerja sama dengan Anda.”25

Selain itu menurut Buzan,

kecerdasan sosial merupakan “ukuran kemampuan diri seseorang

dalam pergaulan di masyarakat serta kemampuan untuk

berinteraksi sosial dengan orang di sekeliling atau sekitarnya.”26

Berdasarkan definisi di atas, dapat kita simpulkan yang

dimaksud kecerdasan sosial adalah kepandaian berpikir seseorang

atau kemampuan seseorang yang berhubungan dengan masyarakat,

seperti berinteraksi (dengan individu lain di lingkungan tempat

tinggal, lingkungan kerja, sekolah, pasar, tempat makan, dan

sebagainya), bergaul, memahami dan bekerja sama.

Sebagai seorang siswa, kecerdasan sosial sangat diperlukan

dalam pembelajaran karena dapat membantu mereka dalam

berinteraksi dengan teman sebaya, teman sekelas, kakak kelas, adik

kelas, guru sampai penjaga sekolah, berinteraksi dengan

masyarakat serta mempunyai keberanian berbicara dengan orang

lain untuk mengungkapkan pendapat.

24

Wenny Rosalia K dan Prihastuti, Hubungan antara Kecerdasan Sosial dengan Gaya

Penyelesaian Konflik Siswa Seminari Menengah ST. Vincentius A. Paulo Garum Blitar, Jurnal

INSAN, Vol. 13, 2011, h. 99 25

Karl Albrecht, Cerdas Bergaul Kunci Sukses dalam Bisnis dan Masyarakat, Terj. dari

Social Intelligence: The New Science of Success oleh Devi Femina, dkk, (Jakarta: PPM, 2006),

Cet. 1, h. 3. 26 Frisda Agriani Ambarita, Pusdiklat Keuangan Umum: Mengenal Kecerdasan Sosial,

2014, h.1,(https://bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/artikel/418-artikel-soft-competency/20241-mengenal-kecerdasan-sosial). Artikel ini diakses pada tanggal 15 Agustus 2018, pukul 18.48 WIB.

Page 31: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

17

mencari nafkah sehingga intensitas interaksi antara anak

dan orang tua terhambat, hal tersebut yang bisa mempengaruhi

kecerdasan anak itu sendiri. Faktor eksternalnya adalah teknologi,

dimana informasi dan semacamnya di dapat dengan mudah yang

bisa mempengaruhi juga kepada kecerdasan sosial anak.

Hubungan sosial di mulai dari tingkat sederhana dan

terbatas, yang di dasari oleh kebutuhan yang sederhana pula.

Semakin dewasa dan bertambahnya umur manusia, kebutuhan

manusia juga menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat

hubungan sosial juga berkembang menjadi sangat kompleks.

Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Menurut Sunarto dan B. Agung Hartono, perkembangan

sosial dipengaruhi oleh keluarga, kematangan (fisik dan psikis),

pendidikan, dan kapasitas mental (emosi dan inteligensi).27

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan

pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk

untuk perkembangan sosialnya. Dari keluarga seseorang belajar

bagaimana norma-norma yang ada di lingkungan, perilaku dan

lain-lain. Pengalaman-pengalaman berinteraksi dalam keluarga

menjadi awal dan pedoman untuk berinteraksi dengan masyarakat.

Kematangan fisik dan psikis sangat diperlukan ketika

bersosialisasi karena untuk mampu mempertimbangkan dalam

proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain,

memerlukan kematangan intelektual dan emosional serta

kemampuan berbahasa.

Pendidikan umumnya terjadi di sekolah. Sekolah bukan

hanya sebagai tempat untuk menimba ilmu pengetahuan tetapi juga

tempat perkembangan sosial siswa itu sendiri. Penanaman norma

perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada siswa yang

belajar di sekolah. Di sekolah siswa akan dapat bekerja sama dalam

kelompok, mematuhi aturan-aturan sekolah, dimana semua itu

27 Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2008), h. 130.

Page 32: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

18

termasuk dalam meningkatkan perkembangan kecerdasan sosial

anak.

b. Kecerdasan Sosial

Kecerdasan sosial mendapatkan peran penting ketika kita

hendak membangun sebuah hubungan yang harmonis dengan

teman sebaya, tetangga, rekan kerja, relasi dan lainnya. Hubungan

harmonis tersebut dapat berjalan dengan baik apabila kita mampu

mengaplikasikan beberapa elemen penting dalam kecerdasan

sosial. Karl Albrecht menyebut adanya lima dimensi yang bisa

mengasah kecerdasan sosial seseorang yang beliau singkat menjadi

kata S.P.A.C.E, yaitu:

Dimensi yang pertama adalah kata S merujuk pada kata

kecerdasan situasional (situational awareness). Makna dari

kecerdasan ini adalah kemampuan untuk membaca situasi dan

mengartikan perilaku orang-orang dalam situasi tersebut, dalam hal

niat mereka yang mungkin, kondisi emosional, dan kemampuan

untuk berinteraksi.

Dimensi yang kedua adalah kata P, merujuk pada kata

kemampuan membawa diri (presence). Dimensi ini sering disebut

sebagai bearing, kehadiran menyatukan kisaran pola verbal dan

nonverbal, penampilan seseorang, postur, kualitas suara, dan

pergerakan halus.

Dimensi yang ketiga adalah kata A, merujuk pada kata

autentisitas (authenticity) yang berarti kemampuan untuk membaca

situasi dari orang lain yang menangkap berbagai sinyal dari

perilaku kita yang membuat mereka menilai kita sebagai jujur,

terbuka, beretika, dapat dipercaya, dan berniat baik.

Dimensi yang keempat adalah kata C, merujuk pada kata

kejelasan (clarity). Dimensi ini menjelaskan kemampuan kita untuk

menjelaskan diri kita, menerangkan ide, menyampaikan data secara

jelas dan akurat, serta mengartikulasikan pandangan kita dan

mengusulkan tindakan-tindakan sehingga orang lain bisa

menerimanya dengan senang hati.

Page 33: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

19

Dimensi yang terkahir adalah kata E, yakni merujuk pada

kata empati (empathy). Makna dari empati disini bukan

menyebutkan empati sebagai memiliki perasaan untuk orang lain

tetapi mendefinisikan empati sebagai perasaan yang dibagi antara

dua orang. Maksudnya dalam kondisi ini kita akan

mempertimbangkan empati sebagai keadaan keterkaitan dengan

orang lain yang menciptakan dasar bagi interaksi positif dan kerja

sama.28

Dari kelima dimensi yang telah dijelaskan di atas, dapat

disimpulkan bahwa pentingnya kelima dimensi kecerdasan sosial

tersebut dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam membangun

hubungan yang baik dengan orang lain.

3. Homeschooling

a. Pengertian Homeschooling

Orangtua memilih pendidikan informal seperti

homeschooling karena orangtua ingin anaknya lebih fokus dalam

hal belajar. Hal ini diperkuat dengan data di lapangan bahwa

dalam satu kelas hanya terdapat beberapa siswa saja yang lebih

difokuskan pada anak tersebut. Pola pendidikan di sekolah formal

belum begitu fleksibel untuk membentuk suatu karakter dan dapat

mengoptimalisasi siswa sesuai dengan minat dan bakat hal ini

dapat dilihat dalam definisi yang diberikan oleh Prof. Dr. Arief

Rachman, M.Pd :

Secara etimologis, homeschooling adalah sekolah yang diadakan di rumah, namun secara hirarki ia adalah sebuah sekolah alternatif yang menempatkan anak sebagai subyek pendekatan pendidikan secara at home. Dengan pendekatan ini anak merasa nyaman. Mereka bisa belajar sesuai

keinginan dan gaya belajar masing-masing, kapan saja dan dimana saja, sebagaimana ia tengah berada di rumahnya sendiri.

29

28

Karl Albrecht, op. cit., h. 29-30. 29 Arief Rachman, Homeschooling Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku, (Jakarta: Buku

Kompas, 2007), h. 18.

Page 34: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

20

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa homeschooling

adalah model pendidikan alternatif dengan sistem belajar yang

dapat disesuaikan dengan kondisi siswa dan tidak kaku saat proses

belajar sehingga siswa merasa nyaman ketika mengikuti proses

pembelajaran.

Menurut Sumardiono “Homescholing bukanlah lembaga,

tetapi keluarga. Homeschooling adalah model pendidikan saat

keluarga memilih menyelenggarakan sendiri dan bertanggung

jawab pendidikan anak-anaknya.30

Homeschooling salah satu bentuk dari pendidikan alternatif

(informal) yang telah diakui oleh pendidikan nasional

Indonesia sejak tahun 2003. Seperti yang terlampir dalam UU RI

No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

“pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan.”31

Model pendidikan juga sudah diatur keberadaanya dalam

UU RI No. 20 Tahun 2003. Alasan mengapa orangtua lebih

memilih memberikan pendidikan anaknya dirumah dari pada di

sekolah formal karena adanya rasa ketidak puasan terhadap pola

pendidikan sekolah formal, selain itu orangtua khawatir tentang

lingkungan negatif di luar sana yang kapan saja dapat

mempengaruhi kepribadian anaknya.

b. Sejarah Homeschooling

Sejarah homeschooling berawal dari Amerika Serikat.

Homeschooling di Amerika sudah mulai sejak lama, tapi

konsepnya berubah seiring berjalannya waktu.

Awalnya, Homeschooling adalah diselenggarakan di rumah.

Kegiatan itu disebut dengan belajar sendiri atau otodidak. Otodidak

berarti proses belajar yang dilakukan secara mandiri. Dan dengan

kemampuan sendiri. Dari proses otodidak itu pula, dari waktu ke

30 Sumardiono, Apa Itu Homeschooling, 35 Gagasan Pendidikan Berbasis Keluarga,

(Jakarta PandaMedia, 2014), h. 6. 31 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 13, h. 2.

Page 35: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

21

waktu terjadi perkembangan ilmu pengetahuan dan cara berpikir di

dalam diri seseorang.

Hal ini sesuai dengan menurut Holy Setyowati bahwa

konsep Homeschooling sudah ada sebelum adanya sekolah umum.

Tidak adanya sekolah umum yang dekat dengan tempat tinggal,

kadang tidak puas dengan sekolah yang ada, atau juga karena tidak

adanya akses untuk bisa sekolah, seperti masalah biaya yang

membuat homeschooling menjadi suatu sarana untuk mendapatkan

pendidikan yang setara dengan pendidikan di sekolah umum.32

Pada tahun 1960-an terjadi perbincangan dan perdebatan luas

mengenai pendidikan sekolah dan sistem sekolah. Jhon Caldwell

Holt merupakan guru sekaligus pengamat anak dan pendidikan,

mengatakan bahwa: Penyelenggaraan pendidikan formal melalui

sekolah adalah formatnya yang bersifat instruktif. Tahun 1964,

Holt menerbitkan sebuah buku yang berjudul How Children Fail

untuk mengkritik sekolah-sekolah pada waktu itu. Buku tersebut

sebagai dasar teori dalam upayanya mengembangkan gagasannya

sebagai guru yang mencermati kegagalan akademik dari

pendidikan dasar di sekolah akibat tekanan kepada anak oleh

orangtua/guru.33

Tiga tahun setelahnya, Holt menulis kembali buku dengan

judul How Children Learn, di mana ia menunjukkan bagaimana

proses belajar anak. Setelah pemikirannya tentang kegagalan

sistem sekolah mendapat tanggapan luas dari masyarakat, tahun

1976, Holt kemudian menerbitkan karyanya yang lain yakni

“Instead of Education; Ways to Help People Do Things Better.

Buku ini mendapatkan sambutan hangat dari para orangtua

homeschooling di berbagai penjuru Amerika Serikat. Pada tahun

1977, Holt menerbitkan majalah untuk pendidikan di rumah yang

32

Holy Setyowati Sie, Homeschooling Creating The Best of Me, (Jakarta: Elex Media

Komputindo, 2010), h. 1. 33

Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak...?!, (Jogjakarta:

Divapress, 2010), h. 68

Page 36: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

22

diberi nama Grow Without Schooling.”34

Kemudian homeschooling

terus berkembang dengan berbagai alasan.

Pengertian homeschooling atau sekolah rumah di Indonesia

sudah ada sejak tahun 1990-an. Walaupun begitu, istilah

homeschooling atau sekolah rumah masih dianggap sebagai istilah

yang relatif baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. “Sejak

tanggal 4 Mei 2006, di Jakarta telah dideklarasikan berdirinya

ASAH PENA (Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan

Alternatif) oleh beberapa tokoh dan praktisi pendidikan di Kantor

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pelindungannya adalah

Dr. Ace Suryadi (Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah)

dengan para penasihat, antara lain Prof. Dr. Mansyur Ramli

(Kepala Balitbang Depdiknas) dan Dr. Ella Yuliawati (Direktur

Kesetaraan Depdiknas). Apresiasi Depdiknas terhadap lahirnya

ASAH PENA tentu memperkuat keyakinan bahwa homeschooling

bisa merupakan salah satu alternatif pendidikan pada masa

depan.”35

Menurut Seto Mulyadi, mantan Ketua Umum Komisi

Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) yang sekarang

menjabat sebagai ketua Perlindungan Anak, “kemunculan

Homeschooling sebagai salah satu alternatif memang perlu

dibuktikan keberhasilannya sebagai sebuah kompetisi proses

menimba ilmu melalui sistem nonformal.”36

Kehadiran

homeschooling dilatar belakangi sebagai upaya mengantisipasi

keberadaan pendidikan formal yang tidak merata di tiap-tiap

daerah. Informasi seputar Homeschooling saat ini belum

sepenuhnya dapat dipahami oleh masyarakat, tetapi keberadaan

dan legalitas Homeschooling sebagai bagian integral dalam sistem

34 Mahariah, Homeschooling dalam Sistem Pendidikan Nasional dan Islam, Jurnal Al-

Irsyad, Vol. IV, 2014, h. 7. 35 Maulia D. Kembara, Panduan Lengkap Homeschooling, (Bandung: Progressio, 2007),

h. 43. 36 Indosiar, Homeschooling: Sekolah Rumah atau Rumah Sekolah, 2015, h. 1,

(www.indosiar.com). Artikel ini diakses pada tanggal 15 Agustus 2018, pukul 19.13 WIB.

Page 37: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

23

pendidikan yang berlaku di Indonesia telah diatur dalam UU RI

No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 27:

Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga

dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil

pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui sama

dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik

lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Ketentuan

mengenai pengakuan hasil pendidikan informal sebagai-mana

dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan

pemerintah.37

Pada Homeschooling, orangtua memilih sendiri metode dan

materi ajar apa saja yang diperlukan untuk anak-anaknya. Tidak

masalah apabila orangtua tidak menggunakan tenaga ahli untuk

membantu memberikan pendidikan kepada anaknya. Tetapi jika

orangtua merasa perlu adanya bantuan dari tenaga ahli, misal

menghadirkan seorang guru di rumah, maka orangtua dapat

memanggil guru ke rumah untuk memberikan materi pembelajaran

kepada si anak.

Siswa Homeschooling biasanya dihadapkan oleh pilihan

harus mengikuti ujian penyetaraan pendidikan atau tidak.

Pendidikan kesetaraan adalah hak dan bersifat pilihan. Jika siswa

Homeschooling menginginkannya, mereka dapat menempuhnya.

Jika tidak, orangtua tetap dapat memilih dan memberikan yang

terbaik untuk anak-anaknya. Penyetaraan pendidikan ini digunakan

untuk dapat dihargai dan setara dengan hasil pendidikan formal,

tentu setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga

yang ditunjuk pemerintah dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan. Penyetaraan dalam praktek Homeschooling yaitu

penyetaraan ujian, penilaian, penyelenggaraan dan tujuan

pendidikan. Pendidikan kesetaraan meliputi program Paket A yang

setara dengan lulusan SD, Paket B serta SMP dan Paket C setara

dengan SMA.

37 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 27 ayat 1, 2, dan 3, h. 9.

Page 38: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

24

Jika kita bandingkan sejarah Homeschooling di Amerika

Serikat dan di Indonesia, maka dapat dilihat bahwa tidak ada

perbedaan secara spesifik. Pemicu utama terselenggaranya

Homeschooling di kedua negara ini karena faktor kekecewaan

orangtua terhadap kondisi pendidikan di sekolah pada umumnya

c. Jenis-jenis Homeschooling

Beberapa orang beranggapan bahwa Homeschooling hanya

dilakukan di rumah serta diajarkan oleh orangtua sendiri.

Walaupun orangtua menjadi penanggung jawab utama atas

pendidikan anaknya, akan tetapi pendidikan Homeschooling tidak

hanya dan harus dilakukan oleh orangtua sendiri. Orangtua dapat

mengundang guru privat, mendaftarkan pada kursus atau para

Homeschooler dapat membentuk kelompok-kelompok belajar

untuk bersosialisasi dengan Homeschooler yang lain. Sesuai

dengan namanya yaitu Homeschooling yang berarti belajar

berpusat di rumah, tapi prosesnya tidak hanya mengambil lokasi di

rumah saja melainkan para orangtua dapat menggunakan sarana

apa saja dan dimana saja untuk pendidikan Homeschooling

anaknya. Saat ini, setidaknya ada tiga jenis Homeschooling yang

dibagi berdasarkan kegiatan Homeschooling-nya. Hal ini dijelaskan

oleh Maulia D. Kembara yaitu Homeschooling tunggal,

Homeschooling majemuk dan komunitas homeschooling.38

Homeschooling tunggal adalah Homeschooling yang

dilaksanakan oleh orangtua dalam satu keluarga saja yang

dilibatkan dalam proses pembelajaran si anak. Dalam

homeschooling jenis ini, orangtua benar-benar mengambil peran

sebagai pembimbing, teman belajar, sekaligus penilai.

Homeschooling tunggal memiliki fleksibilitas yang tinggi. Tempat,

bentuk dan waktu belajar bisa disepakati. Biasanya Homeschooling

jenis ini diterapkan karena adanya tujuan atau alasan khusus dari

para Homeschooler.

38

Maulia D. Kembara, op. cit., h. 30-32.

Page 39: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

25

Homeschooling majemuk adalah Homeschooling yang

dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu,

sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orangtua

masing-masing. Alasan Homeschooler memilih Homeschooling

jenis ini biasanya memiliki kebutuhan-kebutuhan yang dapat

dikompromikan oleh beberapa keluarga untuk melakukan kegiatan

bersama. Contohnya kurikulum dari konsorsium, kegiatan olahraga

(misalnya keluarga atlet tenis), keahlian musik/seni, kegiatan sosial

dan kegiatan agama.

Sedangkan komunitas Homeschooling merupakan gabungan

beberapa Homeschooling majemuk yang menyusun dan

menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olahraga,

musik/seni, dan bahasa), sarana/prasarana, dan jadwal

pembelajaran.

Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

terdapat beberapa jenis Homeschooling, yaitu Homeschooling

tunggal, Homeschooling majemuk dan komunitas Homeschooling.

Pembeda dari masing-masing tipe Homeschooling adalah proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh para Homeschooler.

Penentuan dari jenis-jenis Homeschooling mana yang akan dipilih

dan dilakukan tergantung dari orangtua dan anak yang menentukan,

semua itu dilakukan agar terwujudnya suasana belajar yang

diinginkan, menyenangkan dan sesuai dengan minat si anak.

d. Keuntungan Homeschooling

Adapun model pendidikan yang dipilih, baik pendidikan

formal maupun pendidikan nonformal keduanya memiliki

keuntungan masing-masing. Mengikuti proses pendidikan di

Homeschooling memiliki keuntungan tersendiri bagi para

Homeschooler. Beberapa hal yang harus kita ketahui tentang

beberapa keuntungan dari pelaksanaan Homeschooling,

diantaranya:

Page 40: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

26

“Yang pertama, fleksibilitas waktu untuk belajar. Siswa

dapat mengatur jadwal waktu belajarnya sendiri, tetapi

harus seizin dari orangtua. Kedua, dapat menerapkan

displin pada diri sendiri. Ketiga, pengembangan bakat

setiap anak secara maksimal. Keempat, belajar sesuai

dengan kecepatan masing-masing. Maksudnya, ketika kita

bersekolah di sekolah formal, biasanya kita akan mengikuti

kecepatan belajar semua siswa. Bagi yang belajarnya

cepat, hal ini sangat membosankan, tetapi bagi yang

belajar sedikit lebih lambat dari yang lain, tentu hal ini

akan sangat membebankan karena pada saat siswa belum

paham sepenuhnya sudah harus berpindah ke bab

berikutnya. Kelima, kesempatan untuk mengatur

kurikulum sendiri. Keenam, tidak mendapat tekanan dari

sesama teman. Kejadian yang sering dijumpai di sekolah-

sekolah formal, jumlah siswa yang banyak dengan

kecerdasan masing-masing anak berbeda-beda dan dari

berbagai tingkatan kelas sosial masyarakat yang berbeda,

biasanya akan memicu tekanan bagi siswa yang memiliki

kecerdasan dan kelas sosialnya lebih rendah dibandingkan

teman-teman sekelasnya. Tetapi jika di homeschooling rasa

beban seperti itu tidak akan terjadi. Siswa homeschooling

bisa tumbuh dan belajar dengan lebih maksimal tanpa

perlu takut untuk mendapatkan ejekan dari orang lain.

Yang ketujuh kebebasan untuk belajar secara maksimal

dengan cara apapun.”39

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

Homeschooling memberi banyak keuntungan bagi yang menjalani

pendidikan nonformal ini. Bagi anak yang memiliki kesibukan di

luar pendidikan akademik, Homeschooling memberikan

kemudahan dalam belajar karena waktu belajar yang dapat

disesuaikan dengan jadwal kegiatan si anak. Begitu pula bagi anak

yang mempunyai masalah dengan proses daya tangkap

pembelajaran yang lambat, mereka tidak perlu khawatir karena

tertinggal pelajaran karena di Homeschooling siswa bisa belajar

sendiri tanpa merasa ada beban ketika belum paham dengan

materi yang sedang diajarkan. Siswa Homeschooling dapat

mengulang pelajarannya sendiri dengan bantuan tutor/guru tanpa

39 Holy Setyowati Sie, op.cit, h. 103-116.

Page 41: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

27

harus merasa malu dengan siswa yang memiliki kecepatan belajar

lebih cepat dari dirinya

B. Hasil Penelitian Relevan

Referensi yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya

berdasarkan pada teori – teori dari buku, melainkan juga melihat pada

penelitian yang sebelumnya telah dilakukan. Penelitian sebelumnya yang

telah dilakukan yang dikaitkan dengan penelitian ini yaitu:

1. Skripsi milik Pratiwi Wulandari mahasiswi Universitas Islam Negeri

Yogyakarta 2010 dengan judul “Hubungan Antara Kecerdasan Sosial

dengan Perilaku Agresif Pada Siswa SMK Muhammadiyah Piyungan

Yogyakarta”. Penelitian ini meneliti tentang adanya hubungan negatif

antara kecerdasan sosial dengan perilaku agresif pada siswa. Subjek

yang digunakan adalah siswa SMK Muhammadiyah Piyungan

Yogyakarta. Analisis yang digunakan untuk mencari korelasi antara

kecerdasan sosial dengan perilaku agresif pada siswa SMK

Muhammadiyah Piyungan Yogyakarta adalah analisis product

moment dan pearson. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa

ada hubungan negatif dan signifikan antara kecerdasan sosial dengan

perilaku agresif pada siswa SMK Muhammadiyah Piyungan

Yogyakarta. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kecerdasan sosial

maka perilaku agresif akan semakin rendah. Namun sebaliknya, jika

semakin rendah kecerdasan sosial maka perilaku agresif akan semakin

tinggi.40

2. Skripsi milik Fifia Wandi mahasiswi Universitas Islam Negeri Malang

2008 dengan judul “Pengembangan Pendidikan Agama Islam di

Homeschooling (Studi Kasus di Komunitas Homeschooling Sekolah

Dolan Malang) Penelitian ini meneliti tentang orangtua homeschooler

dapat menggunakan kurikulum dari Diknas dengan kurikulum dari

luar negeri, kurikulumnya juga dapat dibuat sendiri menyesuaikan

40 Pratiwi Wulandari, “Hubungan Antara Kecerdasan Sosial dengan Perilaku

Agresif Pada Siswa SMK Muhammadiyah Piyungan Yogyakarta”, Skripsi pada UIN Yogyakata,

Yogyakarta, 2010.

Page 42: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

28

dengan kebutuhan anak. Tidak ada patokan khusus dalam penggunaan

kurikulum, sehingga dapat mengembangkannya sendiri. Selanjutnya

dalam menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan, Fifia Wandi

menggunakan metode kualitatif, yaitu berupa data-data yang tertulis

atau lisan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara,

observasi dan dokumentasi. Keabsahan data dengan perpanjangan

keikutsertakan peneliti dan ketekunan pengamatan. Hasil penelitian

mengungkapkan bahwa komunitas Homeschooling Sekolah Dolan

melakukan pengembangan materi kurikulum. Dalam hal urusan

kurikulum dikembangkan dengan menggali terus sumber kurikulum

yang ada dan setelah itu diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan

anak, yang penting tujuannya tercapai dan anak merasa nyaman

dengan kurikulum yang ada. Tidak semua kurikulum cocok dengan

anak, sehingga yang sering terjadi anak stres dengan pelajaran yang

menumpuk. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pengembangan

materi kurikulum orangtua homeschooler dapat menggunakan

kurikulum dari Diknas dengan kurikulum dari luar negeri,

kurikulumnya juga dapat dibuat sendiri menyesuaikan dengan

kebutuhan anak. Tidak ada patokan khusus dalam penggunaan

kurikulum, sehingga dapat mengembangkannya sendiri, dan metode

yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan anak serta penggunaan

portofolio sebagai evaluasinya.41

3. Skripsi Moh Fauzi Ibrahim, mahasiswa Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 dengan judul. “Implementasi Model

Homeschooling di Komunitas Sekolah Rumah Pelangi Ciputat”.

Penelitian ini dilakukan di Komunitas Homeschooling Pelangi

Ciputat. Permasalahan yang menjadi fokus penelitian Moh Fauzi

Ibrahim ini adalah tentang implementasi yang dilakukan oleh

Komunitas Sekolah Rumah Pelangi Ciputat dengan model

Homeschool Montessori (unit pembelajaran/unit studies) dan model

41 Fifia Wandi, “Pengembangan Pendidikan Agama Islam di Homeschooling

(Studi Kasus di Komunitas Homeschooling Sekolah Dolan Malang)”, Skripsi pada Universitas

Islam Negeri Malang , Malang, 2008.

Page 43: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

29

Homeschool Charlotte Mason, serta homeschooling komunitas.

Selanjutnya dalam menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan

Moh Fauzi Ibrahim menggunakan metode kualitatif deskripsi dalam

bentuk studi kasus. Data diperoleh dari Komunitas Sekolah Rumah

Pelangi Ciputat Tangerang Selatan. Sedangkan pengumpulan data

diperoleh dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

Instrumennya yaitu peneliti sendiri dan pedoman pengumpulan data.

Keabsahan data dengan perpanjangan keikutsertaan peneliti dan

ketekunan pengamatan. Analisis data dalam penelitian ini berproses

secara induksi-interpretasi-konseptualisasi. Hasil dari penelitian ini

terdapat bahwa Komunitas Sekolah Rumah Pelangi Ciputat telah

mengimplementasikan model Homeschool Montessori (unit

pembelajaran/ unit studies) dan model Homeschool Charlotte Mason,

serta homeschooling komunitas, tanpa melupakan minat dan

kebutuhan anak seusianya, sehingga dapat lebih meningkatkan potensi

anak secara optimal lebih cepat, fleksibel dalam materi, meningkatkan

potensi dan kreatifitas yang anak miliki, dan yang terpenting supaya

anak tidak terhambat.42

4. Skripsi Yuliawati mahasiswi, IAIN Syekh Nurjati Cirebon 2013

dengan judul Hubungan Kecerdasan sosial dengan minat belajar siswa

pada mata pelajaran IPS di SMP veteran Cirebon Penelitian ini

dilakukan di SMP Veteran Cirebon Permasalahan yang menjadi fokus

penelitian Yuliawati ini adalah tentang terdapat hubungan antara

kecerdasan sosial dengan minat belajar siswa kelas VII pada mata

pelajaran IPS di SMP Veteran cirebon dan hasilnya tidak terdapat

hubungan antara kecerdasan sosial dengan minat belajar siswa kelas

VII pada mata pelajaran IPS di SMP Veteran cirebon.43

5. Skripsi Pauji mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta 2010 dengan judul perilaku sosial keagamaan pengguna

narkoba dan minuman keras. Penelitian ini dilakukan kecamatan

42

Moh Fauzi Ibrahim, “Implementasi Model Homeschooling di Komunitas Sekolah

Rumah Pelangi Ciputat”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Jakarta, 2010. 43

Yuliawati, “Hubungan Kecerdasan sosial dengan minat belajar siswa pada mata

pelajaran IPS di SMP veteran Cirebon”, Skripsi pada Universitas IAIN Syekh Nurjati Cirebon

2013.

Page 44: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

30

ciledug kota tanggerang provinsi banten. Sudimara selatan,

Permasalahan yang menjadi fokus penelitian Pauji ini adalah tentang

permasalahan perilaku sosial yang dikaitkan dengan narkoba. Hasil

dari penelitian ini terdapat bahwa pernikahan dapat memberi pengauh

positif terhadap pengguna narkoba dan miras, baik secara moral dan

sosial karna dapat menghindarkan diri dari pola hidup perilaku

menyimpang, seperti prostitusi, freesex dan mencuri. Narkoba dan

minuman keras sangat merugikan bagi kesehatan misalnya bagi

pengguna narkoba akan mengalami jantung berdebar-debar.44

Tabel 2.1 Penelitian Relevan

No. Nama/Tahun Judul Penelitian Persamaan dan Perbedaan

1 Pratiwi Wulandari

(2010)

Hubungan antara

Kecerdasan Sosial dengan

Perilaku Agresif para

siswa SMK

Muhammadiyah Piyungan

Yogyakarta.

Persamaan dari penelitian ini

adalah variabel X saja, yaitu

kecerdasan sosial. Namun, yang

menjadi perbedaan dengan

penelitian yang akan diteliti adalah

hanya menggunakan dua variabel

X, yaitu perilaku sosial siswa (X1)

dan kecerdasan sosial siswa (X2)

2 Fifia wandi

(2008)

Pengembangan Pendidikan

Agama Islam di

Homeschooling (Studi

Kasus di Komunitas

Homeschooling Sekolah

Dolan Malang.

Persamaan dari penelitian ini

adalah tempat lokasi yang sama di

tempat Homeschooling. Sedangkan

perbedaan pada penelitian yang

akan diteliti menggunakan variabel

X, yaitu perilaku sosial (X1) dan

kecerdasan sosial siswa (X2)

3 Muhammad Fauzi

Ibrahim

(2010)

Implementasi Model

Homeschooling di

komunitas Sekolah Rumah

Pelangi Ciputat

Persamaan dari penelitian ini

adalah lokasi yang akan di teliti

yaitu Homeshooling. Sedangkan

perbedaan pada penelitian yang

akan diteliti menggunakan dua

variabel X, yaitu perilaku sosial

(X1) dan kecerdasan sosial siswa

(X2)

44

Pauji, “perilaku sosial keagamaan pengguna narkoba dan minuman keras”, Skripsi pada

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010.

Page 45: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

31

4 Yuliawati

(2013)

Hubungan Kecerdasan

sosial dengan minat belajar

siswa pada mata pelajaran

IPS di SMP veteran

Cirebon

Persamaan dari penelitian ini

adalah variabel X saja, yaitu

Kecerdasan Sosial dengan minat

belajar. Sedangkan perbedaan pada

penelitian yang akan diteliti

menggunakan dua variabel X, yaitu

perilaku sosial (X1) dan kecerdasan

sosial siswa (X2)

5 Pauji (2010) Perilaku Sosial

Keagamaan Pengguna

Narkoba Dan Minuman

Keras.

Persamaan dari penelitian ini

adalah variabel X, yaitu perilaku

sosial. Sedangkan perbedaan pada

penelitian selanjutnya adalah

menggunakan variabel X dengan

dua variabel, yaitu perilaku sosial

siswa dan kecerdasan sosial.

C. Kerangka Berpikir

Perilaku Sosial adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu

sendiri yang mempunyai bentangan sangat luas antara lain: berjalan,

berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah menulis, dan membaca. Atau

dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia segala

perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh mahluk hidup. Perilaku sosial

juga dapat diartikan sebagai perilaku seseorang dalam menanggapi respon

dari orang lain untuk memenuhi diri sendiri maupun orang lain sesuai

dengan tuntutan sosial, peneliti mengambil contoh perilaku sosial remaja

yang senang bergaul, berbagi, berpecaran dan berkelompok (genk). Maka

yang menjadi fokus penelitian tentang perilaku sosial adalah dari bentuk-

bentuk perilaku sosial Kecendrungan perilaku peran adalah sifat

pemberani dan pengecut secara rasional, orang yang memiliki sifat

pemberani, biasanya akan suka mempertahankan dan membela haknya,

tidak malu-malu atau tidak segan melakukan perbuatan yang sesuai

dengan norma. Selanjutnya kecendrungan perilaku dalam hubungan sosial

memiliki tiga aspek yaitu: suka bergaul dan tidak suka bergaul adalah

memiliki hubungan sosial yang baik, senang bersama dengan yang lain

dan senang berpergian. sifat ramah dan tidak ramah adalah orsng yang

periang, hangat, terbuka, mudah didekati orang, dan suka bersosialisasi.

Page 46: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

32

Sedang orang yang tidak ramah cendrung sebaliknya. simpatik dan tidak

simpatik adalah orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli

terhadap perasaan dan keinginan orang lain, murah hati dan suka membela

orang tertindas. Sedangkan orang yang tidak simpatik menunjukan sifat

sebaliknya. Kecendrungan perilaku ekspresif yaitu sifat suka bersaing

orang yang suka bersaing biasanya menganggap hubungan sosial sebagai

perlombaan, lawan adalah saingan yang harus dikalahkan, memperkaya

diri sendiri. Sedangkan orang yang tidak suka bersaing menunjukan sifat-

sifat yang sebalikny, seperti sifat suka pamer atau menonjolkan diri.

Kecerdasan Sosial adalah bisa diasumsikan sebagai kemampuan

untuk secara efektif menavigasi dan bernegoisasi dalam interaksi dan

lingkungan sosial. Kecerdasan sosial adalah gabungan dari kesadaran diri

dan kecerdasan sosial, evolusi keyakinan sosial dan sikap, serta kapasitas

dan mengelola peubahan sosial yang nantinya akan di teliti di

Homeshcolling sekolah alam depok.

Terdapat lima dimensi kecerdasan sosial, menurut karl albrecht

kecerdasan situasional (situational awareness), adalah kemampuan untuk

membaca situasi dan mengartikan perilaku orang-orang dalam situasi

tersebut, dalam hal niat mereka yang mungkin, kondisi emosional, dan

kemampuan untuk berintersksi. Dimensi yang kedua adalah kata P,

merujuk pada kata kemampuan membawa diri (presence). Dimensi ini

sering disebut sebagai bearing, kehadiran menyatukan kisaran pola verbal

dan nonverbal, penampilan seseorang, postur, kualitas suara, dan

pergerakan halus. Dimensi yang ketiga adalah kata A, merujuk pada kata

autentisitas (authenticity) yang berarti kemampuan untuk membaca situasi

dari orang lain yang menangkap berbagai sinyal dari perilaku kita yang

membuat mereka menilai kita sebagai jujur, terbuka, beretika, dapat

dipercaya, dan berniat baik. Dimensi yang keempat adalah kata C, merujuk

pada kata kejelasan (clarity). Dimensi ini menjelaskan kemampuan kita

untuk menjelaskan diri kita, menerangkan ide, menyampaikan data secara

jelas dan akurat, serta mengartikulasikan pandangan kita dan mengusulkan

tindakan-tindakan sehingga orang lain bisa menerimanya dengan senang

hati. Dimensi yang terkahir adalah kata E, yakni merujuk pada kata empati

(empathy). Makna dari empati disini bukan menyebutkan empati sebagai

Page 47: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

33

memiliki perasaan untuk orang lain tetapi mendefinisikan empati sebagai

perasaan yang dibagi antara dua orang. Maksudnya dalam kondisi ini kita

akan mempertimbangkan empati sebagai keadaan keterkaitan dengan

orang lain yang menciptakan dasar bagi interaksi positif dan kerja sama

Dari variabel-variabel diatas maka peneliti, meneliti perilaku sosial

yang dilihat dari jenis-jenis perilaku sosial kecendrungan perilaku peran,

kecendurngan perilau hubungan sosial dan kecendrungan perilaku

ekspersif. Sedangkan dari kecerdasan sosial peneliti mengfokuskan ke

lima dimensi diantaranya Situational Awareness, Presence, Authenticity,

Clarity, Empathy. Bahwa pentingnya kelima dimensi kecerdasan sosial

tersebut dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam membangun

hubungan yang baik dengan orang lain

Page 48: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

34

Membangun Hubungan yang

baik pada orang lain melalui

kecerdasan sosial

Perilaku

hubungan

sosial

Perilaku Sosial Kecerdasan Sosial

Bentuk-bentuk Perilaku Sosial Aspek-Aspek Dimensi Kecerdasan Sosial

Sebaya Menurut Karl Albrect (S.P.A.C.E)

Perilaku

Peran

Perilaku

Ekspresif

Situational

Awareness

Presence

Authenticity

Homeschooling Sekolah Alam

Depok

C. Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

-Sifat

pemberani

dan

pengecut

secara sosial

-Sifat

berkuasa dan

sifat patuh

-Suka

bergaul dan

tidak suka

bergaul

-Sifat ramah

dan tidak

ramah

Simpatik

dan tidak

simpatik

-Sifat

bersaing dan

tidak

bersaing

-Sifat suka

pamer atau

menonjolkan

diri

Clarity

Empathy

Page 49: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Homeschooling Sekolah Alam

Depok, bertempat di Jl. Tanah Baru Raya Gg. Anggrek ABRI No.80

RT.002 RW.005 Tanah Baru-Depok Telp 021-29208974, Beji-Depok-

1642 Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut yang Subyek

penelitian di lokasi tersebut memiliki masalah yang relevan dengan

masalah yang diangkat peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tujuh bulan yakni dari bulan Juli

sampai Januari 2019. Pengambilan waktu pelaksanaan ini didasarkan pada

pertimbangan bahwa pada waktu tersebut penulis sudah dapat mengatur

waktu untuk memfokuskan penelitian dan penulisan skripsi.

Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penlitian

No Kegiatan Jul Agst Sep Okt Nov Des Jan

1. Revisi Proposal

Skripsi

2. Penyusunan

Instrumen Penelitian

3. Pengujian Instrumen

Penelitian

4. Mengambil Data

Penelitian

5. Mengolah Data

Penelitian

6. Menyusun Bab 4

dan 5

Page 50: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

36

7 Melengkapi

Lampiran

8 Sidang Munaqasah

9 Revisi Skripsi

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif,

yaitu metode penelitian yang data-datanya dalam bentuk kata-kata atau

kalimat. “Metode penelitian kualitatif ini muncul karena terjadinya perubahan

paradigma dalam memandang suatu realitas/ fenomena/gejala”.45

Dalam

perjalanannya metode kualitatif seringkali dihubungkan dengan segala jenis

penelitian sosial termasuk di dalamnya mengenai perilaku sosial

Menurut Lodico, Saulding, dan Voegtle penelitian kualitatif berfokus

pada fenomena sosial dan pada pemberian suara pada perasaan dan persepsi

dari partisipan di bawah studi. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa

“pengetahuan dihasilkan dari seting sosial dan bahwa pemahaman

pengetahuan sosial adalah suatu proses ilmiah yang sah (legitimate)”.46

Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulan bahwa metode

penelitian kualitatif ialah bertujuan untuk memahami invidu secara mendalam

dan terperinci, karena metode kualitatif secara langsung bertemu dan

melakukan wawancara yang lebih dalam, oleh sebab itu penelitian yang

dilakukan penulis mengenai perilaku sosial dan kecerdasan sosial (studi kasus

Homeshooling sekolah alam depok) sangat cocok menggunakan metode

kualitatif.

Metode penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu berupa narasi cerita,

penuturan informan, dokumen-dokumen pribadi seperti foto, catatan pribadi,

perilaku, gerak tubuh, mimik, dan banyak hal lain yang tidak didominasi

angka-angka sebagaimana penelitian kuantitatif.47

Jadi, bisa disimpulkan

45

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alfabeta, 2014), Cet.IX, h.1 46

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Press, 2011) ,

h. 2 47

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), hal.25

Page 51: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

37

bahwa penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif lebih condong ke

pemahaman yang mendalam terhadap sebuah kasus atau permasalahan.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi

oleh Spradley dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas

tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity), yang

berinteraksi secara sinergi.48

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi

sebagai narasumber atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam

penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif juga disebut sampel teoritis,

karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.49

Sesuai dengan jenis penelitian bahwa penelitian kualitatif tidak

menggunakan populasi dan sampel tetapi menggunakan pendekatan secara

intensif kepada informan yang akan dijadikan sebagai sumber data dalam

penelitian ini.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah

dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan

teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan sesuai dengan objek/ situasi sosial yang

diteliti.50

Pemilihan informan ini menggunakan metode purposive sampling,

kriteria yang ditetapkan adalah siswa yang berada di Homeschooling Sekolah

Alam Depok. Adapun kriteria subjek penelitian untuk dapat dijadikan sampel

adalah sebagai berikut:

1. Siswa Homeschooling Sekolah Alam Depok

2. Pengajar Homeschooling Sekolah Alam Depok

3. Wakli kurikulum Sekolah Alam Depok

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Siswa sekolah dan

Guru yang berada di Homeschooling Sekolah Alam Depok. Yaitu terdiri dari

4 orang siswa dari 2 kelas yang berbeda yaitu kelas VII Dan kelas VIII Selain

48

Ibid, h.215 49

Ibid, h.216 50

Ibid, h.218-219

Page 52: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

38

itu, 3 orang dari guru serta wakli kurikulum Homeschooling Sekolah Alam

Depok.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian, teknik pengumpulan data

yang digunakan peneliti adalah:

1. Observasi

Observasi didefinisikan sebagai “suatu proses melihat, mengamati,

dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu

tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat

digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis”.51

Inti dari

observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang

ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat

dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat

diukur.

Terdapat beberapa macam observasi, yaitu:

a. Observasi Partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan

apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka

dukanya. Dengan observasi partisipatif ini, maka data yang diperoleh

akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna

dari setiap perilaku yang nampak.

b. Observasi Terus Terang atau Tersamar

Dalam hal ini peneliti dalam emlakukan pengumpulan data

menyatakan secara terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang

melakukan penelitian. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus

terang atau tersamar dalam observasi, hal ini dilakukan untuk

menghindari apabila data yang di cari merupakan data yang masih

dirahasiakan.

51

Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups , (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2015), Cet.II , h.131.

Page 53: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

39

c. Observasi Tidak Terstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan

secara sistematis tentang apa yangakan diobservasi. Hal ini dilakukan

karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.52

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam observasi,

yaitu observasi partisipatif dan observasi terus terang atau tersamar.

Observasi partisipatif yaitu pengamatan yang melibatkan peneliti dalam

kegiatan sehari-hari dimana peneliti tidak secara terus terang

mengungkapkan kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan

penelitian.

2. Wawancara

Susan Stainback mengemukakan bahwa “interviewing provide the

researcher a means to gain deeper understanding of how the participant

interprest a situation or phenomenon than can be gained through

observation along”.53

Interview merupakan hatinya penelitian sosial. Jadi,

dengan wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih

mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan

fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui

observasi.

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara

semi-struktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-

dept interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini

adalah untuk menemukan permasalah secara lebih terbuka, di mana pihak

yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.54

Dalam

melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan

mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

Ada dua jenis wawancara yakni wawancara terstruktur dan tidak

terstruktur (bebas). Dalam penelitian ini mewawancarai delapan belas

informan dengan wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

52 Sugiyono, op. cit., h. 64-67.

53 Sugiyono, Op.cit, h.232

54 Sugiyono, Ibid, h.233

Page 54: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

40

pengumpulan data, jika peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan

wawancara, sebelumnya peneliti telah menyiapkan instrument penelitian

berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun

telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap informan atau

responden diberi pertanyaan yang sama, dan jawabannya dicatat oleh

peneliti.55

Wawancara terstruktur dilakukan kepada siswa dan guru

Homeschooling Sekolah Alam Depok yang telah ditentukan siapa yang

akan diwawancarai

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dokumen yang berebentuk tulisan misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.

Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa

dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya karya seni, yang

dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.

Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dokumentasi berupa

foto, video, serta dokumen internal tentang data siswa Homeschooling

yang diperoleh dari sekolah alam Homeschooling depok. Dokumen

internal ini seperti, data profil Sekolah Homeschooling, data jumlah Guru

dan Siswa Homeschooling yang digunakan untuk mengumpulkan data-

data yang dibutuhkan peneliti dalam menambah informasi.

E. Instrumen Penelitian

Salah satu kegiatan penelitian adalah melakukan pengukuran terhadap

fenomena sosial maupun alam. Karena itu, di dalam penelitian, baik

penelitian ekonomi maupun penelitian sosial, disamping terdapat beberapa

metode pengumpulan data, juga terdapat beberapa alat atau instrumen

(instrument) yang digunakan dalam mengumpulkan data.56

Instrumen

pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti

55 Sugiyono, op. cit., h. 73.

56 Agus Purwoto, Metode Penelitian, (Bogor: IN MEDIA, 2015), h. 115

Page 55: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

41

dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis

dan dipermudah olehnya.57

“Instrumen Penelitian” yang diartikan sebagai “alat bantu” merupakan

saran yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questionnaire),

daftar cocok (checklist) atau pedoman wawancara (interview guide atau

interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan

(observation sheet atau observation schedule) soal tes (yang kadang-kadang

hanya disebut dengan “tes” saja, inventori (invertory), skala (scala), dan lain

sebagainnya.58

1. Instrumen Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

informasi dan data baik mengenai fisik dan nonfisik bertempat di

Homeschooling Sekolah Alam Depok. Berikut adalah pedoman dalam

melaksanakan observasi di lapangan tertera pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Pedoman Observasi

No. Observasi yang Dilakukan Keterangan

1. Aktivitas perilaku dan kecerdasan sosial

siswa di dalam kelas

Observasi ini

dilakukan saat siswa

ada di dalam kelas.

Kebanyakan saat siswa

di kelas mereka

mengobrol dengan

teman sebangku,

bermain smartphone,

bercanda, tertawa,

tidur, baca buku.

Sedangan kecerdasan

sosialnya, ada siswa

yang membantu

menghibur temannya

yang sedang bersedih,

membantu teman,

membersihkan kelas

2. Aktivitas perilaku dan kecerdasan sosial

siswa di luar kelas

Observasi ini

dilakukan saat siswa

berada di luar kelas,

peneliti melihat siswa

57

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian,(Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 101 58

Ibid, h. 101

Page 56: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

42

di luar kelas cendrung

bergeng antar teman,

ada siswa yang selalu

menyendiri, ada juga

siswa jajan dikantin,

atau ada siswa yang

suka iseng terhadap

temannya, dan bermain

bola dilapangan.

sedangkan kecerdasan

sosialnya siswa

tersenyum saat melihat

guru berjalan bersalam

dengan guru, empati

terhadap teman jatuh

dilapangan. Ada juga

siswa yang saling

berbagi makanan

ketika berada di

kantin, menjenguk

temannya sakit.

2. Instrumen Wawancara

Berikut kisi-kisi instrumen wawancara penelitian:

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Wawancara

No Indikator Sub indikator Pertanyaan

1. Perilaku sosial

(siswa)

Perilaku peran 1. Apakah di Homeshooling

kamu termasuk orang yang

masuk di awal waktu ketika

pelajaran dimulai?

2. Apakah kamu orang yang

sering tidak mengerjakan

PR sekolah?

Hubungan sosial 1. Apakah kamu termasuk

orang yang mudah bergaul?

2. Apakah kamu termasuk

orang yang ramah terhadap

oang-orang di lingkungan

homeschooling? 3. Apakah kamu termasuk orang

mau membantu temanmu jika

Page 57: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

43

kesulitan? Dan apa alasannya!

perilaku ekspresif 1. Apakah kamu berusaha

menjadi juara kelas setiap

tahunnya?

2. Apakah disetiap

perlombaan kamu selalu

mengikuti?

3. Apakah kamu termasuk

orang yang senang

membawa barang-barang

mewah saat masuk ke

sekolah?

2. Kecerdasan

sosial

(siswa)

Aspek-Aspek

Dimensi

Kecerdasan Sosial

1. Apa Alasan kamu senang

berteman dengan orang-

orang di homeschooling dan

bagaimana cara kamu

bermain dengan mereka?

2. Apa Alasan kamu senang

bermain dengan teman di

luar homeschooling dan

bagaimana cara kamu

bermain dengan mereka?

3. Apakah ada diantara teman

kamu yang mengatakan

kamu orang yang jujur?

4. Apakah kamu sering

menyampaikan ide dikelas

dan teman kamu dapat

menerimanya?

5. Bagaimana Cara kamu

bergaul dengan teman di

homeschooling?

6. Bagaimana cara kamu

menghibur teman yang

sedang sedih dan cara kamu

menghiburnya?

3. Perilaku sosial

(Guru)

Perilaku peran

Hubungan sosial

perilaku ekspresif

1. Apakah di sekolah siswa

selalu masuk tepat waktu

ketika bel berbunyi?

2. Apakah di kelas terdapat

siswa yang sering tidak

mengerjakan PR?

3. Apakah siswa-siswi

homeschooling termasuk

orang yang mudah bergaul?

4. Apakah sekolah pernah

Page 58: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

44

mengadakan kegiatan

sosial?

5. Kegiatan sosial apa yang

biasa dilakukan?

6. Adakah siswa

homeschooling selalu

bekerjasama dan perduli

ketika ada teman kelasnya

yang sedang ditimpa

musibah?

4. Kecerdasan

sosial (Guru)

Aspek-Aspek

Dimensi

Kecerdasan Sosial

1. Menurut Bapak/ibu,

bagaimana tingkahlaku

anak ketika berada di

lingkungan homeschooling?

2. Menurut Bapak/ibu,

bagaimana cara interaksi

siswa kepada guru

kelasnya?

3. Menurut Bapak/ibu,

bagaimana cara interksi

siswa kepada teman

sekelas?

4. Menurut Bapak/ibu,

bagaimana cara interaksi

siswa kepada petugas di

lingkungan homeschooling?

5. Bagaimana sikap siswa

ketika memberi salam saat

bertemu dengan guru/tutor?

6. Bagaimana sikap siswa

ketika di kelas saat

pembelajaran berlangsung?

3. Lembar Dokumentasi

Dokumetasi dilakukan sebagai penguat hasil/bukti dari penelitian yang

telah dilakukan. Dokumen ini berupa info tentang sekolah di

Homeshooling Sekolah Alam Depok selama penelitian berlangsung.

Page 59: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

45

Tabel 3.5

Perolehan Dokumentasi

No. Dokumen Yang Diperoleh Sumber Data

1. Profil Sekolah Wakil Kurikulum

2. Data guru dan siswa Wakil kurikulum

3. Foto-foto kegiatan disekolah Homeschooling

Sekolah Alam Depok

F. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.59

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa “Data

analysis is the process of systematically searching and arranging the

interview trancripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to

increase your own understanding of them and to enable you to present what

you have discovered to others”.60

Analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Tujuan analisis data

adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan

di implementasikan.

Miles dan Hubermain mengajukan model analisis data yang

disebutnya sebagai model interaktif. Miles dan Hubermain mengemukakan

bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh”.61

Pengolahan data dalam penelitian ini akan melalui tiga kegiatan

analisis, yakni sebagai berikut:

59

Sugiyono, Op.cit, h.244 60

Sugiyono, Ibid, h.244 61

Sugiyono, Ibid, h.246

Page 60: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

46

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data,

merangkum data, memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan

informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering

digunakan adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.

Tetapi, biasanya dalam penelitian kualitatif lebih sering penyajian data

dalam bentuk uraian singkat atau teks yang bersifat naratif.

3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Langkah ke tiga dalam analisis data kalitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sejak langkah

awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang

segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi suatu konfigurasi

tertentu. Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara

tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan

perkembangan perolehan data.62

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data

Dalam teknik pengecekan keabsahan data atau uji keabsahan data

dalam penelitian, ditekankan pada uji validitas dan reabilitas. Validasi

merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian

dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti, sedangkan reabilitas

berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Oleh

karena itu, Susan Stainback menyatakan bahwa, “penelitian kuantitatif lebih

62

Idrus, Op.cit, h.150-151

Page 61: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

47

menekankan pada aspek reabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada

aspek Validitas”.63

Uji keabsahan data ini dilakukan dengan perpanjangan waktu

penelitian dimaksudkan agar data-data yang diperoleh peneliti

memungkinkan adanya peningkatan derajat kepercayaan diri peneliti sendiri.

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Triangulasi dalam pengujian keabsahan data diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu. Terdapat tiga triangulasi yaitu: triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan Triangulasi waktu.64

Dengan begitu data yang

diperoleh dari lapangan akan terlihat valid atau tidaknya dari uji triangulasi

tersebut.

1) Triangulasi sumber, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2) Triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda.

3) Triangulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.

Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan

dengan cara wawancara dan observasi dengan waktu yang berulang-

ulang sehingga ditemukan kepastian datanya.65

63

Sugiyono, Op.cit, h.267-268 64

Sugiyono, Ibid, h.273 65

Sugiyono, Ibid, h.274

Page 62: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

74

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini maka

peneliti menarik kesimpulan bahwa pertama, sebagian besar siswa di

Homeschooling Sekolah Alam Depok menerapkan sikap sesuai norma dan

memiliki sifat pemberani dengan masuk tepat waktu saat bel berbunyi.

Kedua, hubungan sosial siswa di Homeschooling Sekolah Alam Depok di

dalamnya memiliki hubungan sosial yang sangat baik dengan temannya,

dengan bergaul bersama. Ketiga, perilaku ekpresif sosial siswa di

Homeschooling Sekolah Alam Depok. di dalamnya memiliki perilaku

ekspresif yang sangat suka bersaing dengan prestasi akademiknya di kelas.

Mempunyai motivasi tersendiri untuk menjadi siswa terbaik di sekolah

alam. Keempat, kecerdasan situasional siswa di Homeschooling Sekolah

Alam Depok. di dalamnya memiliki Kemampuan berkomunikasi serta

berinteraksi yang sangat baik. Memiliki sikap yang dewasa dalam

berteman, maupun teman di luar kelas Homeschooling Alam Depok.

Kelima, kecerdasan membawa diri (Presence) siswa di Homeschooling

Sekolah Alam Depok. mempunyai sifat yang aktif, serta terbuka dalam

mengeluarkan ide, maupun opini ketika berlangsungnya pembelajaran,

diskusi kelompok yang dapat diterima oleh teman kelasnya. Keenam,

kecerdasan situasional siswa Homeschooling Sekolah Alam Depok. Siswa

memiliki kemampuan dalam membaca situasi, jujur, terbuka, beretika,

dapat dipercaya oleh siswa maupun guru di Homeschooling Sekolah Alam

Depok. Ketujuh, Kecerdasan Situasional siswa Homeschooling Sekolah

Alam Depok. menunjukkan kemampuan interaksi sosial yang berbeda-

beda saat menggunakan bahasa non verbal ketika berkomunikasi, yakni

memberikan anggukkan kepala ketika ditanya tutor apakah sudah mengerti

dengan materi pelajaran yang sedang dijelaskan, salim tangan ketika

bertemu dengan tutor atau orang yang lebih tua darinya, memberikan

senyuman sebagai tanda sapaan saat bertemu dengan orang. Kedelapan,

Empati siswa Homeschooling Sekolah Alam Depok. menunjukkan

perilaku sadar dan perhatian pada perasaan orang lain, seperti siswa juga

Page 63: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

75

ikut merasakan kesedihan dan kebahagiaan orang lain, seperti ikut

merasakan kesedihan teman yang memiliki masalah dan merasa gembira

pada saat siswa berhasil membantu permasalahan temannya.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya dapat

memberikan implikasi diantaranya:

1. Memberikan informasi mengenai faktor yang mempengaruhi

kecerdasan sosial

2. Memberikan informasi mengenai sejarah Homeschooling seluruh

wilayah di indonesia

3. Memberikan informasi mengenai jenis-jenis Homeschooling

4. Mengetahui keuntungan belajar di Homeschooling

C. SARAN

1. Siswa

Bagi siswa diharapkan mampu meningkatkan perilaku dan kecerdasan

sosial lebih baik lagi, seperti kemampuan membaca situasional di

lingkungan sekitar dan mampu membawa dirinya ke dalam lingkungan

baru. Hal tersebut dapat dilakukan siswa dengan cara lebih sering

berinteraksi dengan orang lain baik dengan teman sebaya atau orang

yang lebih tua agar kemampuan bersosialisasinya menjadi terlatih dan

siswa menjadi terbiasa untuk berkomunikasi di lingkungan

masyarakat.

2. Guru

Untuk para guru, wali kelas dan pihak homeschooling diharapkan lebih

sering lagi mengadakan kegiatan yang dapat meningkatkan perilaku

dan kecerdasan sosial siswanya, seperti ekstrakurikuler. Kegiatan di

dalam ekstrakurikuler secara tidak langsung akan melatih kemampuan

siswa dalam bersosialisasi. Siswa akan belajar bahwa dalam

bersosialisasi ada sikap-sikap positif yang harus dikembangkan agar

teman disekelilingnya suka dan ada sikap-sikap negatif yang harus

siswa hindari agar tidak dijauhi oleh teman-temannya. Selain itu saat

proses belajar mengajar, guru pun juga bisa memasukkan beberapa

Page 64: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

76

dimensi kecerdasan sosial yang dapat mengembangkan kecerdasan

sosial siswa, yakni guru bisa mengajak siswa untuk melakukan diskusi

kelompok di sela-sela pembelajaran. Maksud dan tujuan diskusi

tersebut bukan hanya sekedar agar siswa terbiasa untuk berani

mengemukakan pendapat, tetapi melatih siswa untuk bagaimana

menghormati perbedaan pendapat yang ada selama diskusi

berlangsung

3. Sekolah

Bagi sekolah agar memberikan arahan kepada siswanya dalam

berperilaku terhadap teman sekolahnya, guru maupun orang sekitar

rumah. serta mengaplikasian kecerdasan intelektualnya kepada

masyarakat ketika lulus dari homeschooling.

4. Peneliti Selanjutnya

Bagi para peneliti selanjutnya yang berminat ingin melanjutkan

penelitian dengan tema perilaku dan kecerdasan sosial siswa di

Homeschooling sekolah alam, semoga penelitian ini dapat menjadi

acuan serta bahan referensi penelitian Anda.

Page 65: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

77

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)

Dedy Purwadi, Urgensi Kecerdasan Sosial, 2015

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali

Press, 2011

Garry Martin dan Joseph Pear, Modifikasi Perilaku: Makna dan

Penerapannya, Terj. Dari Behavior Modification oleh Yudi Santoso,

Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015

Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups , Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2015

Holy Setyowati Sie, Homeschooling Creating The Best of Me, Jakarta: Elex

Media Komputindo, 2010

John W. Santrock, Perkembangan Anak, Edisi Kesebelas, Jilid 1, Jakarta:

Erlangga, 2007

Karl Albrecht, Cerdas Bergaul Kunci Sukses dalam Bisnis dan Masyarakat,

Terj. dari Social Intelligence: The New Science of Success oleh Devi

Femina, dkk, Jakarta: PPM, 2006

Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, Referensi

Penting bagi Para Pendidikan & Orangtua, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

2010

Maulia D. Kembara, Panduan Lengkap Homeschooling, Bandung:

Progressio, 2007

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif, Yogyakarta: Erlangga, 2009

Pius A Partanto, et, Al Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Arkolia, 1994)

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2007

Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak...?!,

(Jogjakarta: Divapress, 2010

Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2008

Page 66: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

78

Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak...?!,

Jogjakarta: Divapress, 2010

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV Alfabeta, 2014

B. Skripsi dan Jurnal

Emaret Silastuti, “Perbedaan Perilaku Sosial Siswa Yang Pembelajarannya

Menggunakan

Model Klarifikasi Nilai Dan Konsiderasi Dengan

Memperhatikan Konsep Diri Pada Pembelajaran PPkn Kelas XI SMKN 2

Bandar Lampung”, Tesis pada Pascasarjana Universitas Lampung,

Bandar Lampung, 2016, h. 20

Fifia Wandi, “Pengembangan Pendidikan Agama Islam di Homeschooling

(Studi Kasus di Komunitas Homeschooling Sekolah Dolan Malang)”,

Skripsi pada Universitas Islam Negeri Malang , Malang, 2008.

Moh Fauzi Ibrahim, “Implementasi Model Homeschooling di Komunitas

Sekolah Rumah Pelangi Ciputat”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010

Pauji, “perilaku sosial keagamaan pengguna narkoba dan minuman keras”,

Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Jakarta, 2010.

Pratiwi Wulandari, “Hubungan Antara Kecerdasan Sosial dengan Perilaku

Agresif Pada Siswa SMK Muhammadiyah Piyungan Yogyakarta”,

Skripsi pada UIN Yogyakata, Yogyakarta, 2010

Siti Nisrima dkk, “Pembinaan Perilaku Sosial Remaja Penghuni Yayasan

Islam Media Kasih Kota Banda Aceh”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiah, Vol. 1, 2016, h. 195

Wenny Rosalia K dan Prihastuti, Hubungan antara Kecerdasan Sosial dengan

Gaya Penyelesaian Konflik Siswa Seminari Menengah ST. Vincentius A.

Paulo Garum Blitar, Jurnal INSAN, Vol. 13, 2011, h. 99

Yuliawati, “Hubungan Kecerdasan sosial dengan minat belajar siswa pada

mata pelajaran IPS di SMP veteran Cirebon”, Skripsi pada Universitas

IAIN Syekh Nurjati Cirebon 2013.

Page 67: SKRIPSI Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46612/1/HAFIDZ... · teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

79

C. Internet

Dedy Purwadi, Urgensi Kecerdasan Sosial, 2015, h. 1,

(http://bangka.tribunnews.com/2012/06/14/urgensi-kecerdasan-sosial) Artikel

ini diakses pada tanggal 04 Agustus 2018, pukul 09:04 WIB.

Robertus Belarminus, Tawuran lari ke rel, Pelajar ditabrak kereta, 2012, h. 1,

(https://regional.kompas.com/read/2012/08/29/18462794/tawuran.lari.ke.rel.pelajar.dita

brak.kereta). Artikel ini diakses pada tanggal 04 Agustus 2018, pukul 11:09 WIB.

Yulinda Rachmawati, Social Intellegence (keperibadian sosial) 2013, h. 5,

Https://personalityhemasyulindarachmawati.wordpress.com/2013/12/16/kecerd

asan-sosial-social-intellegence-2/, Di akses pada tanggal 28 desember 2018

pukul 14.19