mk-hafidz nugraha.pdf
TRANSCRIPT
1
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
2
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
3
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
4
ANALISIS TOKOH KANCIL DI DALAM SERAT KANCIL
SALOKADARMA
Hafidz Nugraha, Nanny Sri Lestari
Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, Jawa Barat,
16424, Indonesia
Abstrak
Cerita kancil merupakan cerita rakyat yang sangat populer. Kancil sebagai tokoh utama diibaratkan seperti
seseorang yang sangat cerdas dan lihai. Kancil memiliki pengalaman yang sangat banyak. Bersama teman-
temannya, Kancil menghadapi lawan-lawannya. Cerita Kancil tidak pernah usang dimakan jaman. Cerita Kancil
dapat dianggap sebagai cerita anak. Sampai saat ini cerita Kancil masih dianggap sebagai cerita untuk anak. Di
Jawa cerita Kancil dibukukan dalam Serat Kancil Salokadarma. Serat Kancil Salokadarma berbentuk tembang
macapat.
Abstract
Analysis Characters of Kancil In Manuscript Kancil Salokadarma
Kancil story is very popular folklore. Kancil as the main character likened to some one who is very
smart and cunning. Kancil have very much experience. Together with his friends, Kancil face his
opponents. Kancil story never worn by the ages. Kancil story can be considered as children's stories.
Until now Kancil story is still regarded as a story for children. In Java, a story about Kancil recorded in
the manuscript Kancil Salokadarma. Manuscript Kancil Salokadarma shaped macapat.
Keyword : Kancil, Manuscript, Macapat, Salokadarma, Characterizations
1. Pendahuluan
1.1 LatarBelakang
Naskah kuno sebagai salah satu bentuk karya sastra di nusantara menceritakan hal-
hal di masa lalu yang berisikan tentang ajaran atau petuah masyarakat pada masa itu untuk
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
5
generasi-generasi selanjutnya. Petuahtersebut berisikan berbagai macam hal seperti
pengobatan, teknologi, adat istiadat, keagamaan, dan lain-lain. Naskah kuno sebagai bentuk
karya sastra pada umumnya ditulis dalam ragam puisi dan prosa. Masyarakat Jawa
merupakan satu dari sekian banyak masyarakat di Nusantara yang memeliki kekayaan
terutama karya sastra. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya naskah yang masih disimpan hingga
saat ini. Masyarakat Jawa sudah mengenal budaya menulis sangat lama. Selain karya sastra
juga ada peninggalan prasasti kuno yang banyak ditemukan di pulau Jawa. karya sastra ragam
puisi banyak sekali ditulis oleh para pujangga Jawa.
Ciri khas dari puisi tradisional Jawa adalah bentuknya yang sebagian besar berbentuk
tembang macapat. Tembang (sekar) menurut Karsono H. Saputra dalam bukunya yang
berjudul Puisi Jawa adalah susunan titilaras sebagai perangkat untuk membaca puisi
tradisional terutama macapat (2001:195), sedangkan macapat masih menurut Karsono H.
Saputra dalam bukunya yang sama merupakan maca-pat lagu ‘tembang tahapan keempat’
dalam perjalanan puisi Jawa bertembang; macapat berasal dari manca-pat, yakni sebuah
konsep pemikiran pengklasifikasian dalam kebudayaan Jawa; macapat dapat berarti
kependekan dari maca papat-papat ‘membaca empat demi empat (suku kata)’ (2001:103-
104).
Serat Kancil Salokadarma merupakan salah satu karya sastra Jawayang berbentuk
teks tembang macapat. Serat Kancil Salokadarmakarangan dari R. Panji Sastrawijaya pada
tahun 1805. Terdapat beberapa versi tertulis cerita kancil diantaranya adalah Serat Kancil
Amongsastra; Serat Kancil Amongpraja; Serat Kancil Kridhamartana; dan Serat Kancil
Salokadarma. Naskah atau serat pertama yang diketahui sebagai naskah paling awal yang
menceritakan tokoh Kancil adalah Serat Kancil Amongsastra. Serat Kancil Amongsastra
dibuat oleh Kyai Rangga Amongsastra seorang penulis kadipaten pada tahun 1822 selama
pemerintahan Paku Buwono V di Surakarta.Kisah yang diceritakan di dalam Serat Kancil
Salokadarma sebagian mirip dengan cerita yang di ceritakan Serat Kancil Amongsastra
seperti pada babak cerita Kancil dan Keyong adu lari dan juga babak ketika Kancil mencuri
ketimun, yang membedakan keduanya adalah pada bagian akhir cerita.
Serat Kancil Salokadarma terdiri dari 11 babak cerita yakni.
1. Kerbau dan Harimau (pupuh 1-9)
2. Kelahiran Kancil (pupuh 9-11)
3. Kancil diperdaya Keyong (pupuh 12-18)
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
6
4. Kancil mencuri Ketimun (pupuh 18-24)
5. Kancil menipu Gajah (pupuh 24-26)
6. Kancil menjadi Raja di Gerbangtinatar (pupuh 27-29)
7. Kijang menginjak Anak Berang-berang (pupuh 30-35)
8. Buaya menipu Banteng (pupuh 35-44)
9. Wawua diutus Kancil Menmui Srenggala (pupuh 45-50)
10. Persidangan Musang (pupuh 50-55)
11. Kancil mendapat pengajaran dari Srenggala (pupuh 56-72)
Cerita kancil mengisahkan kehidupan Kancil di dalam hutan dalam menghadapi musuh-
musushnya. Dengan bentuk tubuhnya yang kecil, ia tidak rendah diri karena ia memiliki
kecerdasaan di atas rata-rata hewan di dalam hutan untuk mengelabui musuh-musuhnya.
Kancil sendiri tergolong hewan kecil berbentuk seperti rusa yang hidup di dalam hutan
dangan cara memakan buah-buahan yang jatuh ke tanah.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah menjelaskan bagaimana
penggambaran tokoh Kancil di dalam Serat kancil Salokadarma.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan dan memaparkan lebih jauh tentang tokoh
Kancil di dalam Serat Kancil Salokadarma dan menjelaskan penokohan tokoh pendukung
pembangun watak Kancil.
Hasil tulisan ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dari penelitian sebelumnya dan
juga menambah wawasan masyarakat khususnya mengenai tokohKancil yang ada di dalam
Serat Kancil Salokadarma.
1.4 Penelitian Sebelumnya
Penelitian sejenis mengenai Serat Kancil sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh
dua mahasiswa FIB UI jurusan Sastra Jawa yakni:
• Ganefara Abing, Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Depok,
dengan judul skripsi Motif Ajaran Keyong Kepada Kancil Degan Motif Ajaran di
Dalam Serat Wedhatama, pada tahun 1991.
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
7
• Setyowati, Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Depok, dengan
skripsi berjudul Analisis Nilai Moral Serat Kancil Salokadarma, pada tahun 2006.
1.5 Metode dan teknik Penelitian.
Dalam tulisan ini, penulis akan menggunakan metode penelitian deskriptif-analitis
(kualitatif), yakni metode yang memaparkan dan menggambarkan data dalam teks, lalu
melakukan penelaahan terhadap data tersebut. Teknik penelitian yang digunakan adalah
teknik kepustakaan, yakni teknik penelitian yang menggunakan naskah-naskah, atau literatur-
literatur sebagai data acuan dalam penganalisisan.
1.6 Sumber Data
Data yang digunakan sebagai data primer dalam penelitian ini adalah buku Serat
Kancil 1, 2, dan 3 karya Sri Suharini. Buku ini dipilih sebagai data primer karena merupakan
transelitrasi dari teks naskah Serat Kancil Salokadarma.
1.7 Ringkasan Cerita
Alkisah di negeri Ajan (Pakistan) yang dipimpin seorang raja bernama Nabi
Sulaeman. Ia memerintah negeri itu dengan adil dan bijak. Nun jauh di hutan belantara
hiduplah beraneka macam hewan di dalamnya. Diantara hewan-hewan itu hiduplah Kenthus
yang terkenal bijak dan cerdas. Pada suatu hari di tengah pertapaanya, Kenthus mendapat
isyarat dewa bahwasanya dia akan menikah dengan seekor kambing betina bernama Wedhus
Pruchul. Wedhus Prucul sendiri sebelumnya juga mendapat petunjuk dari dewa jika nanti dia
akan melahirkan hewan yang pandai bernama Bagus Yatim alias Kancil Amongpraja.
Kenthus dan Wedhus Prucul pun menikah dan dianugerahi seorang putera bernama Kancil.
Saat berusia 16 tahun Kancil sudah mahir dengan berbagai ilmu. Pada suatu hari Kancil
bertemu dengan Keyong hewan sejenis siput yang berjalan lambat. Kancil kemudian
mengejek Keyong yang berjalan lambat. Karena ejekan Kancil, Keyong pun marah pada
Kancil, dia menantang Kancil untuk adu lari. Karena meremehkan si Keyong, Kancil pun
mengiyakan ajakan si Keyong. Hari yang ditentukan untuk adu lari pun tiba, Kancil berlari
sekencang-kencangnya. Akan tetapi karena muslihat dari Keyong Kancil pun kalah. Di akhir
kisah Keyong memberi petuah kepada Kancil. Pada suatu hari setelah kejadian adu lari
dengan si Keyong, Kancil melihat ladang luas yang ditumbuhi ketimun. Melihat ketimun
yang segar dan gemuk membuat Kancil tergoda untuk mencicipinya. Rasa ketimun yang
begitu segar dan manis membuat Kancil mencobanya lagi dan lagi. Sejak saat itu Kancil
hampir setiap hari datang untuk memakan ketimun. Pak Sutatruna (pak tani) merasa ketimun
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
8
miliknya semakin berkurang. Pak tani pun kemudian memasang orang-orangan sawah. Suatu
hari Kancil hendak mencuri ketimun lagi. Dia melihat sesosok tubuh mirip manusia berdiri
diam di tengah ladang itu. Karena Kancil hewan yang pandai, ia menyadari bahwa itu adalah
orang-orangan sawah. Kancil pun merobohkan orang-orangan sawah itu dengan kakinya dan
melanjutkan memakan ketimun-ketimun pak tani. Melihat orang-orangan sawahnya tidak
berhasil menakuti si pencuri ketimun tidak membuat pak tani kehilangan akal. Pak tani
kemudian mendirikan kembali orang-orangan sawah itu tetapi pak tani menambahkan getah
yang lengket di sekujur tubuh orang-orangan sawah itu. Kancil pun kembali ke ladang untuk
mencuri ketimun lagi. Disana ia melihat kembali orang-orangan sawah yang sebelumnya
sudah ia robohkan. Tanpa pikir panjang Kancil pun kembali merobohkan orang-orangan
sawah itu dengan kakinya kembali. Akan tetapi ketika kakinya sudah menempel dan
mendorong orang-orangan sawah tersebut, Kancil merasa kakinya menempel erat pada
orang-orangan sawah itu. Semakin keras ia berusaha melepaskan diri, semakin erat kakinya
menempel. Tidak lama berselang pak tani datang dan melihat jebakannya berhasil menjebak
Kancil. Kancil pun kemudian ditangkap dan dimasukan ke dalam kurungan dan dibawa ke
gudang. Disana Kancil menyesal akan dosa-dosa yang telah ia perbuat. Di dalam gudang itu
pak tani mengutus anjing untuk menjaga Kancil agar tidak lolos dari kurungannya. Timbul
niat Kancil untuk mengelabui anjing. Kancil mengatakan kepada anjing bahwa ia dikurung
oleh pak tani karena ia akan dijadikan menantu oleh pak tani. Mendengar cerita Kancil
membuat anjing menjadi iri dan ingin mengantikan posisi Kancil di dalam kurungan.
Kemudian anjing membuka pintu kurungan yang membuat Kancil keluar dari kurungan dan
dia masuk menggantikan Kancil. Kancil kemudian menutup pintu kurungan dan pergi
meninggalkan anjing di dalam kurungan. Melihat anjing di dalam kurungan membuat pak
tani marah dan mengusir anjing. Anjing pun pergi ke dalam hutan mencari keberadaan
Kancil. Di dalam perjalanan menuju hutan, Kancil tanpa sengaja terperosok ke dalamnlubang
yang cukup dalam. Sekeras apapa pun ia mencoba untuk keluar dari lubang itu tetap saja ia
tidak keluar dari sana. Di dalam lubang itu Kancil teringat akan dosa-dosanya kepada anjing.
Ia pun berteriak dan didengar oleh gajah yang kemudian menolong dia. Setelah menolong
gajah, si Knacil mengajarkan ilmu makrifat kepada gajah. Ajarannya ialah agar setiap orang
seharusnya menyerahkan dirinya kepada tuhan secara penuh. Gajah yang senang mendengar
ajaran yang disampaikan Kancil kemudian menyebarkan ajaran yang ia terima kepada teman-
temannya. Kancil yang menyesal akan dosa-dosanya yang telah lalu kemudian bertaubat. Ia
kemudian bertapa di dalam gua selama beberapa hari. Di tengah pertapaanya, Kancil
didatangi seorang lelaki tua. Lelaki tua itu ternyata adalah utusan nabi Sulaeman yang
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
9
memberikan surat kekuasaan kepada Kancil, kancil pun kembali ke hutan. Sesampainya di
hutan Kancil disambut oleh ribuan binatang yang ingin mendengarkan ajarannya. Di hutan ia
mendirikan kerajaan Gebang Tinatar sebagai ia rajanya. Ia lalu mengangkat gajah sebagai
juru bicaranya dan kera sebagai juru tulisnya. Kekuasaan Gebang Tinatar meliputi daerah di
seluruh Jawa. Di bawah kekuasaanya,hukum di kerajaan Gebang Tinatar dilaksanakn dengan
adil. Di bawah kekuasaan Kancil berhasil menyelesaikan berbgai macam masalah seperti
masalah kijang dengan berang-berang dan masalah buaya dengan banteng. Ketika kerajaan
Gebang Tinatar kian kokoh berdiri, Kancil mendengar kabar bahwa anjing yang dulu diusir
oleh pak tani kini memiliki ilmu makrifat yang diterimanya dari Nabi Ilyas. Kancil pun
mengutus utusannya memanggil anjing ke kerajaanya. Akan tetapi Srenggala (nama anjing)
menolak ajakan Musang hewan yang diutus Kancil menuju ke Gebang Tinatar. Srenggala
mengatakan akan menemui Kancil tiga tahun lagi di Gebang Tinatar. Kancil yang sudah tidak
sabar ingin bertemu dengan Srenggala kemudian meninggalkan istana untuk bertemu
Srenggala. Stelah mereka bertemu, keduanyan kemudian beragumen yang berujung kepada
adu kepandaian. Srenggala kemudian menajukan enam pertanyaan mengenai kehidupan
kepada Kancil. Kancil yang tidak bisa menjawab keenam pertanyaan itu mengaku kalah dan
bermaksud memberikan kekuasaannya kepada Srenggala. Akan tetapi Srenggala menolak
kekuasaan dari Kancil. Dia bersedia membantu Kancil menjalankan pemerintahan di Gebang
Tinatar. Stelah itu Srenggala menjelaskan uraian keenam pertanyaannya tadi kepada Kancil.
Kancil pun mengangkat Srenggala sebagai panembahan dengan nama panembahan
Juruwarta. Setelah itu kerajaan Gebang Tinatar menjadi kerajaan yang makin makmur dan
damai.
2. Analisis Tokoh dan Penokohan
Menurut Grimes dalam buku Memahami Cerita Rekaan (Sudjiman, 1992: 16). Tokoh
adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dan berlakuan di dalam sebuah cerita.
Tokoh tersebut dapat berupa apa saja, manusia, hewan, tumbuhan, atau pun benda-benda lain
yang diinsankan. Berdasarkan fungsinya tokoh dapat dibagi menjadi dua yakni tokoh
utama/sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral ialah tokoh yang memiliki peranan atau
intensitas keterlibatan paling tinggi menyangkut peristiwa-peristiwa yang membangun cerita.
Tokoh sentral merupakan tokoh terpenting di dalam sebuah cerita rekaan.
Tokoh sentral dapat dibedakan menjadi empat yakni:
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
10
• Tokoh Protagonis: tokoh yang menjadi penggerak cerita, pada umumnya memiliki
dan menyampaikan nilai-nilai positif.
• Tokoh Antagonis: tokoh lawan protagonis pada umumnya memiliki dan
menyampaikan nilai-nilai negatif.
• Tokoh Wirawan: tokoh yang berfungsi sebagai penasihat atau pendamping tokoh
protagonis.
• Tokoh Antiwirawan: tokoh yang berfungsi sebagai penasihat atau pendamping tokoh
Antagonis.
Kedudukan tokoh Wirawan dan Antiwirawan sewaktu-waktu memungkinkan untuk
dapat menggeser kedudukan Protagonis dan Antagonis (Sudjiman: 18-19). Panuti Sudjiman
(1992: 18) menjelaskan bahwa kriteria yang digunakan untuk menentukan tokoh utama
bukanlah frekuensi kemunculan tokoh di dalam cerita, melainkan intensitas keterlibatan
tokoh dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita tersebut. Tokoh bawahan ialah
tokoh yang tidak sentral peranannya dalam cerita, namun kehadirannya sangat diperlukan
untuk mendukung keberadaan tokoh utama (Sudjiman, 1992: 19).
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh (Sudjiman,
1992: 23). Watak memiliki arti “sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan
tingkah laku; budi pekerti; dan tabiat” (KBBI, 2008: 1619). Sedangkan citra menurut KBBI
(2008: 270) memiliki arti “kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah
kata, frasa, atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa”.
Penokohan dalam sebuah penceritaan mencakup ciri-ciri lahir, sifat dan sikap batin, serta
pikiran dari seorang tokoh.
Menurut Jakob Sumardjo (1994: 65) ada lima cara dalam mengungkapkan watak tokoh
yakni.
• Melalui tindakan-tindakan tokoh, terutama cara ia bersikap dalam situasi kritis
• Melalui ucapan-ucapan tokoh
• Melalui penggambaran fisik tokoh
• Melalui pemikiran-pemikiran tokoh
• Melalui penggambaran langsung
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
11
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan gabungan dari ketiga teori di
atas namun lebih menekankan pada teori unsur-unsur teks Panuti Sudjiman dari bukunya
yang berjudul Memahami Cerita Rekaan (1992). Teori unsur-unsur teks digunakan untuk
membahas karya sastra dilihat dari struktur pembangun karya sastra tersebut, khusus dalam
hal ini adalah tokoh dan penokohan. Dalam melakukan klasifikasi peran, penulis menilai
berdasarkan intensitas keterlibatan tokoh dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita
tersebut.
2.1 Klasifikasi Tokohdi Dalam Serat Kancil Salokadarma
Pengklasifikasian tokoh didasarkan atas intensitas keterlibatan masing-masing tokoh
dengan peristiwa pembangun cerita. Berikut adalah pengklasifikasian tokoh mulai dari tokoh
yang paling dominan hingga tokoh bawahan.
2.1.1 Tokoh Sentral
Berikut adalah tokoh yang memiliki intensitas keterlibatan peristiwa yang paling
tinggi.
1. Kancil adalah seekor hewan mamalia kecil yang memiliki tanduk dan mirip dengan
kijang. Ia dilahirkan oleh pasangan Wedhus Prucul dan Kenthus. Sebelum kelahirannya
melalui Wedhus Prucul ibunya ia sudah di ramalkan akan menjadi hewan yang pandai
oleh dewa. Pada awal cerita ia diceritakan sebagai hewan yang nakal, sombong, licik,
dan cerdik. ia memanfaatkan kepandainnya menipu hewan-hewan lainnya untuk
keuntungannya sendiri. Ia kemudian berubah menjadi tokoh yang arif dan bijaksana
setelah ia bertaubat dan menjadi raja dari kerajaan Gebang Tinatar.
2. Srenggala adalah sejenis anjing hutan yang di awal-awal cerita bekerja kepada pak tani
sebagai anjing penjaga. Ia kemudian ditugaskan pak tani untuk menjaga Kancil yang
sebelumnya tertangkap pak tani di gudang agar tidak kabur. Ia kemudian dikelabui
Kancilyang membuat dirinya berada di dalam kurungan menggantikan Kancil
sedangkan Kancil berhasil lolos menuju hutan. Akibatnya ia kemudian diusir oleh pak
tani ke hutan. Di dalam hutan ia bertapa dan membuatnya menjadi hewan yang sangat
arif dan bijak. Ia kemudian dihormati oleh seluruh hewan di hutan termasuk Kancil
yang mengangkatnya sebagai panembahan di kerajaanya Gebang Tinatar.
2.1.2 Tokoh Bawahan
Berikut ini tokoh bawahan yang ada pada Serat Kancil Salokadarma.
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
12
1. Kenthus adalah hewan sejenis Kinthel (kodok yang bisa menggembung) tetapi juga bisa
berati hewan mamalia kecil seperti kancil (Poerwadarminta, 1939: 210). Kenthus
adalah hewan kecil yang pandai dan terkenal arif dan bijak di hutan. Ia pernah
menyelesakan masalah anatara Harimau dan Kerbau. Ia adalah suami dari Wedhus
Prucul dan ayah dari Kancil.
2. Wedhus Prucul adalah kambing betina yang pandai. Dia adalah ibu dari Kancil dan istri
dari Kenthus.
3. Harimau adalah hewan karnivora di dalam hutan. Ia pernah membantu kerbau
membawakan makanan ketika kerbau tidak sanggup lagi mencari makanan. Ia menagih
janji kepada kerbau agar budi baiknya dibalas yakni dengan cara meminta daging
bagian belakang Kerbau. Kerbau yang tidak bisa memenuhi persyaratan itu kemudian
meminta bantuan kepada Kenthus. Kenthus pun berhasil mengelabui harimau sehingga
kerbau pun tidak jadi dimangsa.
4. Kerbau adalah hewan herbivora di dalam hutan. Ia Pernah dibantu harimau dicarikan
makanan dengan memberikan janji akan membalas budi baik Harimau kelak. Ketika
harimau meminta dagingnya sebagai bentuk balas budi, kerbau tidak bisa
menyanggupinya. Kerbau yang tidak bisa memenuhi persyaratan itu kemudian meminta
bantuan kepada Kenthus. Kenthus pun berhasil mengelabui Harimau sehingga kerbau
pun tidak jadi dimangsa.
5. Kuwuk adalah sejenis kucing hutan yang mirip dengan musang. Di dalam cerita Serat
Kancil Salokadarma terdapat dua penokohan Kuwuk. Yakni Kuwuk yang membantu
Harimau menangkap Kerbau yang kemudian mati di tangan Harimau dan Kuwuk
sebagai Musang yang berkhianat kepada Kancil.
6. Keyong adalah sejenis siput yang bercangkang dan berjalan dengan sangat lambat. Ia
mengajak Kancil muda adu lari dengannya karena ia marah diremehkan oleh Kancil.
dengan kepandaiannya dan bantuan saudar-saudaranya ia berhasil memenangkan adu
lari tersebut. Ia adalah hewan yang baik dan bijak. Di akhir perlombaan ia memberikan
wejangan kepada Kancil muda.
7. Pak Sutatruna (pak tani), dia adalah seorang petani yang memiliki ladang ketimun yang
dicuri oleh Kancil.
8. Banteng adalah hewan yang mirip dengan kerbau akan tetapi memiliki warna dan
tanduk yang lebih gelap. Ia hewan yang baik hati yang dijebak oleh Buaya yang licik.
Ia kemudian dibantu Kancil mengelabui buaya yang membuatnya lolos dari maut.
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
13
9. Buaya adalah Reptil karnivora yang sering ada di rawa-rawa dan sungai. Ia adalah
hewan licik yang berusaha memangsa banteng yang sudah berbaik hati menolongnya.
Karena kelicikannya dan kejahatannya ia berhasil dijebak Kancil.
10. Gajah adalah hewan berbelalai panjang yang berbadan sangat besar. Ia adalah hewan
yang baik hati yang selalu menuruti kata-kata dari Kancil.
11. Wauwau adalah seekor monyet hutan yang berukuran kecil. Ia adalah utusan Kancil
yang ditugaskan Kancil membawa Srenggala ke kerajaan Gebang Tinatar. Tetapi ia
terpikat oleh ilmu yang dimiliki Srenggala dan kemudian menjadi murid dari Srenggala
meski begitu ia tetap setia kepada Kancil.
12. Berang-berang adalah mamalia yang hidup dan mencari makan di air. Anaknya mati
terinjak oleh kijang yang tanpa sengaja menginjaknya. Ia kemudian meminta keadilan
kepada Kancil selaku raja Gebang Tinatar. masalah ini akhirnya berhasil diselesaikan
oleh Kancil.
13. Kijang adalah hewan sejenis rusa yang memiliki tanduk yang panjang dan tajam. Ia
pernah tanpa sengaja menginjak anak berang-berang hingga tewas, tetapi masalah itu
berhasil diselesaikan oleh Kancil.
14. Ketam adalah hewan sejenis kepiting (yuyu) yang hidup di air. Ia pernah mencapit kaki
kijang hingga berdarah sehingga kijang berlari dan tanpa sengaja menginjak anak
berang-berang. Ia kemudian dihukum oleh Kancil atas kesalahannya.
2.2 Penggambaran Tokoh dan Analisis Penokohan Kancil
Berikut adalah penggambaran tokoh dan analisis penokohan Kancil di dalam Serat
Kancil Salokadarma.
• Pandai, hal ini bisa dilihat di seluruh babak cerita bagaimana Kancil menyelesaikan
masalah dengan kepandaiannya. Jika pada awal-awal cerita (pupuh 12-26) ia
menggunakan kepandainnya itu untuk menipu hewan lain demi keuntungan
pribadinya, maka pada pupuh ke-27 sampai akhir cerita ia menggunakan
kepandainnya itu untuk membantu hewan lain.
• Nakal, hal ini bisa dilihat pada awal-awal cerita Kancil ketika ia masih muda
terutama pada saat ia mencuri ketimun pak tani untuk ia makan sendiri. Ia
menghabiskan banyak ketimun pak tani setiap harinya. Ia tidak hanya mencuri
ketimun tetapi juga menghancurkan orang-orangan sawah milik pak tani.
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
14
• Licik, hal ini bisa dilihat pada pembabakan cerita Kancil Mencuri Ketimun dan
Kancil Menipu Gajah. Pada kedua cerita ini Kancil menggunakan kepandaiannya
untuk menipu demi keuntungannya sendiri. Pada cerita Kancil Mencuri Ketimun,
setelah Kancil berhasil ditangkap oleh pak tani ia kemudian dimasukan kedalam
kurungan. Kurungan itu kemudian ditempatkan di dalam sebuah gudang yang dijaga
oleh seekor anjing milik pak tani. Di dalam gudang kemudian ia berniat menipu
anjing agar ia dapat lolos dari kurungan tersebut. Kancil kemudian berkata kepada
anjing bahwa ia dikurung pak tani karena ia akan dijadikan menantu oleh pak tani.
Mendengar perkataan Kancil membuat anjing menjadi iri dan ingin menggantikan
posisi Kancil di dalam kurungan. Kemudian anjing membuka pintu kurungan yang
membuat Kancil keluar dari kurungan dan ia masuk menggantikan Kancil. Kancil
kemudian menutup pintu kurungan dan pergi meninggalkan anjing di dalam
kurungan sembari menertawai kebodohan anjing. Melihat anjing di dalam kurungan
membuat pak tani marah dan mengusir anjing. Pada cerita Kancil Menipu Gajah,
Kancil yang tanpa sengaja terperosok ke dalam lubang yang dalam menipu gajah
agar gajah mau masuk ke dalam lubang itu bersamanya. Ia menipu gajah dengan
cara berbohong kepada gajah bahwa dunia akan segera kiamat dan dia sedang
berlindung di dalam lubang menghindari kiamat. gajah yang ketakutan kemudian
ikut masuk ke dalam lubang tersebut. Karena tubuh gajah yang besar, Kancil dengan
mudahnya keluar dari lubang itu dengan cara memanjat tubuh gajah.
• Sombong, hal ini bisa dilihat pada babak cerita Kancil Diperdaya Keyong. Sifat
sombong ini ditunjukkan ketika Kancil yang merasa memiliki lari yang cepat dan
lincah meremehkan kemampuan Keyong yang berjalan sangat lambat.
• Ceroboh, hal ini dapat dilihat di beberapa cerita seperti ketika Kancil terjebak oleh
perangkap pak tani dan ketika ia terperosok ke dalam lubang yang dalam.
• Arif, hal ini bisa dilihat pada babak cerita Kancil Menipu Gajah.Ketika Kancil muda
yangsebelumnya telah lolos dari kurungan pak tani terperosok ke dalam lubang yang
dalam. Di tengah keputusasaan karena tak kunjung bisa keluar dari lubang tersebut,
Kancil termenung dan mulai menyadari dosa-dosa yang telah ia perbuat. Ia juga
menyesal karena telah menipu anjing yang sebenarnya tidak bersalah apa-apa
kepadanya. Setelah Kancil keluar dari lubang itu perlahan-lahan sikapnya mulai
berubah. Ia menjadi sosok kancil yang mulai menggunakan kepandaiannya untuk
membantu orang lain.
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
15
• Bijaksana, hal ini bisa dilihat pada babak cerita Kijang Menginjak anak Berang-
berang dan Buaya Menipu Banteng. Pada cerita Kijang Menginjak Anak Berang-
berang, Kancil sebagai raja dari kerajaan Gebang Tinatar berusaha menyelidiki
penyebab Kijang menginjak hingga mati anak berang-berang. Dia tidak serta merta
menjatuhi hukuman kepada kijang, tetapi ia melakukan penyelidikan secara
menyeluruh atas sebab musabab kenapa kijang bisa sampai tak sengaja menginjak
anak berang-berang. Akhirnya Kancil berhasil menemukan fakta bahwa kijang
berlari karena dicapit oleh Ketam dan menjatuhi hukuman kepada Ketam. Pada
cerita Buaya Menipu Banteng, Kancil berhasil menyelamatkan nyawa banteng jantan
dari buaya yang meni punya. Buaya yang licik dan jahat yang sebelumnya tertimpa
batang kayu besar lalu meminta pertolongan kepada sepasang banteng yang
melintas. Setelah banteng menyingkirkan batang kayu itu timbul niat jahat Buaya
untuk memangsa banteng. Buaya meminta pertolongan sekali lagi kepada banteng
agar digendong menuju sungai. Banteng jantan pun mengendongnya ketepian sungai
Opak. Setelah di tepian sungai, buaya kemudian mencengkram tubuh banteng jantan
dari belakang. Melihat hal itu banteng betina pun memohon pertolongan Kancil.
sesampainya di sungai, Kancil mendapat ide agar bisa menyelamatkan banteng dari
buaya yakni dengan cara meminta Buaya merekonstruksi awal kejadian sebelum
banteng menolongnya. Buaya yang tertipu mengiyakannya lalu batang pohon
kembali ditindihkan ke tubuhnya. Kini buaya kembali terjebak dibawah batang
pohon. Dalam keadaan tertimpa batang pohon, Kancil memberi petuah kepada buaya
yang membuat ia menyadari dosa-dosanya. Setelah terbebas dari batang pohon,
buaya pun bertaubat dan mengamalkan kembali ajaran Kancil kepada Teman-
temannya.
• Sportif, hal ini ditujukan pada babak akhir cerita yakni cerita Kancil Mendapat
Pengajaran Dari Srenggala. Di babak cerita ini Kancil beradu pintar dengan
Srenggala, ia mengaku kalah pintar dengan Srenggala ketika Srenggala menanyakan
enam pertanyaan mengenai kehidupan kepada Kancil dan tidak bisa dijawabnya.
Kancil mengaku kalah dan berniat menyerahkan kekuasaanya kepada Srenggala
tetapi ditolak halus oleh Srenggala.
3. Kesimpulan
Sebelum Kancil menjadi raja di Gerabang Tinatar, ia adalah hewan yang nakal, licik,
dan sombong. Meski ia sudah pandai sedari kecil,ia justru menggunakan kepandainnya
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
16
untuk menipu hewan-hewan lainnya demi keuntungan pribadinya. Berbagai kejadian
seperti kekalahannya dengan Keyong dalam adu lari dan tertangkapnya ia oleh pak tani
sedikit demi sedikit menyadarkannya bahwasanya perbuatan yang selama ini telah ia
lakukan adalah salah dan karenanya ia bertaubat. Setelah ia bertaubat, ia diberi surat
kuasa dari nabi Sulaeman untuk menjalankan pemerintahan di dalam hutan. Sejak saat itu
berdirilah kerajaan Gebang Tinatar dibawah kekuasaan Kancil sebagai rajanya. Di bawah
kekuasaanya, Kancil memerintah kerajaan Gebang Tinatar dengan arif dan bijak. Berbagai
persoalan seperti anak berang-berang yang mati karena tidak sengaja terinjak Kijang dan
persoalan antara Banteng dan Buaya diselesaikannya dengan sangat arif dan bijak. sifat
sportifitas juga ditunjukkannya ketika ia mengaku kalah kepada Srenggala di dalam adu
pintar karena ia tidak bisa menjawab enam pertanyaan mengenai kehidupan dari
Srenggala. Ia pun dengan ikhlas memberi kekuasaanya kepada Srenggala, meski pada
akhirnya Srenggala menolak dengan halus pemberian itu. Perubahan karakter Kancil dari
hewan yang nakal, licik, dan sombong menjadi sosok pemimpin yang arif dan bijaksana
dilalui tidak serta merta begitu saja. Runtutan peristiwa yang dialaminya menyadarkannya
bahwa kepandaian yang dimilikinya bukanlah untuk menipu hewan lain demi kepentingan
pribadinya. Akan tetapi kepandainnya yang dianugerahkan kepadanya seyogyanya
digunakan untuk kepentingan bersama. Terlebih ketika ia diberi amanah menjadi raja di
Gebang Tinatar. Ia menggunakan kepandaiannya untuk membantu sesama menyelesaikan
persoalan-persoalan yang ada.
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013
17
DAFTAR PUSTAKA
Poerwadarminta, W. J. S. Baoesatra Djawa, Batavia: Groningen, 1939.
Saputra, Karsono H. Puisi Jawa: Struktur Struktur dan Estetika, Jakarta: Wedatama Widya
Sastra, 2001.
Sudjiman, Panuti. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya, 1992.
Suharini, Sri. Serat Kancil 1, 2, dan 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1986.
Analisis tokoh ..., Hafidz Nugraha, FIB UI, 2013