skripsi sistem pelayanan perizinan satu pintu di dinas

111
Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI PROVINSI SULAWESI -SELATAN Disusun dan diusulkan oleh NAJIR Nomor Stambuk : 105640158412 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

Skripsi

SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS PENANAMAN

MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

DI PROVINSI SULAWESI -SELATAN

Disusun dan diusulkan oleh

NAJIR

Nomor Stambuk : 105640158412

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

i

Sistem Pelayanan Perizinan Satu Pintu Di Dinas Penanaman Modal Dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Provinsi Sulawesi Selatan

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan diusulkan oleh

NAJIR

Nomor Stambuk : 105640158412

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

ii

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Sistem Pelayanan Perizinan Satu Pintu Di Dinas

Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Di Provinsi Sulawesi Selatan

Nama Mahasiswa : NAJIR

Nomor Stanbuk : 105640158412

Program Studi : ilmu Pemerintahan

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Abd. Kadir Adys, SH,MM Dr. Hj. Ihyani. Malik, S.S.os,M.si

Mengetahui:

Dekan Ketua Jurusan

Fisipol Unismuh Makassar Ilmu Pemerintahan

Dr. Hj. Ihyani. Malik, S.S.os,M.si Dr. Nuryanti Mustari,S.IP,M.Si

Page 4: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

iii

PENERIMAAN TIM

Telah diterima oleh TIM Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan surat

keputusan/undangan menguji ujian skripsi Dekan Fisipol Universitas

Muhammadiyah Makassar, nomor 072 /FSP/A.3-VIII/I/41/2020, sebagai salah

satu syarat untuk memporoleh gelar serjana (S. 1) Dalam program studi Ilmu

Pemerintahan di Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari Rabu tanggal 8

Januari 2020.

TIM PENILAI

Ketua Sekretaris

Dr.Hj. Ihyani Malik, S.Sos,.M.Si Dr.Burhanuddin ,S.Sos ,.M.si

Penguji

1. Dr.Muhlis Madani ,M.Si (Ketua) ( )

2. Dra.Hj. St.Nurmaeta , MM ( )

3. Dr.Nuryanti Mustari, S.IP,.M.Si ( )

4. Nur Khaerah, S.IP,.M.Si ( )

Page 5: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : NAJIR

Nomor Stambuk : 105640158412

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri

tanpa bantuan dari pihak lain atau ditulis/dipublikasikan orang lain atau

melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di

kemudian hari pernyataan ini tidak benar,maka saya bersedia menerima sanksi

akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 25 0ktober 2019

Yang Menyatakan,

NAJIR

Page 6: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

v

Abstrak

NAJIR: 10564 01584 12, Sistem Pelayanan Perizinan Satu Pintu Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Provinsi Sulawesi Selatan. (dibimbing oleh Abd. Kadir Adys,/Hj. Ihyani. Malik).

Penelitian ini membahas tentang Sistem Pelayanan Perizinan Satu Pintu Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Provinsi Sulawesi Selatan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data perimer dan sumber data sekunder. Informan dalam penelitian ini sebanyak 7 orang. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi langusng dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sistem pelayanan perizinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) provinsi sulawesi selatan dapat dilihat dari mekanisme pelayanan perizinan dan implementasi standar pelayanan Mempan No. 63 Tahun 2003 di DPMPTSP Provinsi Sulawesi Selatan yang meliputi : kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan, keramahan dan kesopanan, serta kenyamanan. Dengan melihat kedua hal tersebut di atas dan respon yang diberikan masyarakat Kota Makassar atas pelayanan yang diselenggarakan oleh DPMPTSP menunjukkan bahwa pelayanan perizinan di Kota Makassar telah mengalami perbaikan kearah yang lebih positif melalui penerapan system pelayanan perizinan terpadu satu pintu meskipun masih terdapat berbagai keluhan dari masyarakat terkait keterlambatan jadwal pengambilan surat izin. Dan yang menjadi faktor pendukung: a) adanya kebijakan Pemerintah, b) kualitas sumber daya manusia yang memadai, c) dan adanya partisipasi dari masyarakat. Faktor penghambat: a)Perbedaan Persepsi Antara Penyelenggara Pelayanan Perizinan Terpadu dengan SKPD Terkait, dan b) Kuantitas Aparat Pelayanan Perizinan yang masih kurang

Kata Kunci : Sistem Pelayanan Perizinan, Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu

Page 7: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segala puji hanya milik Allah SWT yang

menentukan setiap makhlukNya dan memberikan bimbinganNya. Dengan segala

nikmat dan kesempatan yang tercurahkan sehingga menjadi sempurnalah segala

amal saleh yang kita lakukan. Shalawat dan salam kepada junjungan kita, Nabi

Muhammad SAW, pemimpin para rasul dan imam dari orang-orang yang

bertaqwa, karena dengan perjuangannyalah kita bisa mengenal agama yang

sempurna, mulia dan penuh cahaya ini, Islam. Dengan segala waktu dan kesehatan

yang diberikan olehNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan

menuliskan hasil penelitian ini dalam suatu karya ilmiah, yaitu skripsi. Skripsi

yang berjudul “ Sistem Pelayanan Perizinan Satu Pintu Di Dinas Penanaman

Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Provinsi Sulawesi Selatan.” Pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar. Selama penulisan skripsi ini, penulis mengalami

berbagai rintangan dan hambatan yang datang silih berganti. Namun, berkat

motivasi dan bantuan dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril maupun

materil sehingga semua rintangan dan hambatan dapat diatasi.

Oleh karena itu, pada kesempatan yang berharga ini penulis secara khusus

menyampaikan terima kasih yang tak berhingga kepada yang terhormat Ayahanda

dan Ibunda tersayang atas segala pengorbanan yang telah diberikan kepada

Page 8: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

vii

penulis sejak dalam kandungan sampai sekarang ini. Atas segala didikan, tenaga,

materi, kasih sayang yang berlimpah dan doa restunya serta ucapan terima kasih

kepada Bapak Abd. Kadir Adys, SH,MM selaku Pembimbing I dan Ibu Dr. Hj.

Ihyani Malik,S.Sos,M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim,SE,M.M selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik,S.Sos,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Nuryanti Mustari,S.IP,M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Suluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas

Muhammadiyah Makassar yang senantiasa meluangkan waktunya untuk

memberi ilmu kepada penulis selama menempuh perkuliahan dan atas ilmu

serta nasehat-nasehatnya.

5. Sahabat-sahabatku angkatan 2012 dan semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi.

6. Seluruh rekan-rekan seperjuangan dan kawan-kawan angkatan 2012 yang

selalu menemani, merasakan suka duka penyusunan skripsi dan membantu

serta kawan-kawan yang sama-sama berjuang dalam meraih cita-cita untuk

sama-sama meraih kesuksesan serta semua pihak yang telah membantu dan

mendukung terselesaikannya skripsi ini.

Page 9: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

viii

7. Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di

Provinsi Sulawesi Selatan, beserta para staf kantor Dinas Penanaman Modal

Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Provinsi Sulawesi Selatan terima kasih

telah memberikan kemudahan dalam mencari data.Dan seluruh rekan serta

pihak yang penulis tidak sebutkan namanya satu persatu, penulis ucapkan

banyak terima kasih yang tak terhingga atas bantuan dan doanya sehingga

penulis dapat menyusun skripsi ini dengan semaksimal mungkin

Dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan saran

dan kritikan yang sifatnya membangun karna penulis yakin bahwa suatu persoalan

tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Semoga karya skripsi ini

dapat bermanfaat serta memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang

membutuhkan. Amin.

Makassar, 25 oktober 2019

Yang Menyatakan,

NAJIR

Page 10: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

ix

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ............................................................................... ii

Penerimaan Tim ......................................................................................... iii

Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .......................................................... iv

Abstrak ........................................................................................................ v

Kata Pengantar .......................................................................................... vi

Daftar Isi ..................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep, Defenisi dan Teori.............................................................. 8 1. Defenisis Pelayanan .................................................................. 8 2. Pelayanan Publik ....................................................................... 10 3. Prinsip-Prinsip Pelayanan .......................................................... 18

B. Sistem Pelayanan Terpadu ............................................................... 20 C. Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Provinsi

Sulawesi Selatan............................................................................... 22 D. Pengertian Perizinan......................................................................... 25 E. Asas Pelayanan Publik ..................................................................... 26 F. Prinsip Pelayanan Publik ................................................................. 27 G. Standar Pelayanan Publik ................................................................. 28 H. Kerangka Pikir ................................................................................. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian .......................................................... 34 B. Jenis Dan Tipe Penelitian ................................................................ 34

1. Jenis Penelitian ........................................................................... 34 2. Tipe Penelitian .......................................................................... 34

C. Sumber Data ..................................................................................... 35 D. Informan Penelitian .......................................................................... 35 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 36 F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 37 G. Teknik Keabsahan Data ................................................................... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................... 41

Page 11: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

x

B. Sistem Pelayanan Perizinan Satu Pintu Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Provinsi Sulawesi Selatan . 53

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Terpadu di Sulawesi Selatan .................................................................... 87

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 95 B. Saran ................................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 99

Page 12: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak reformasi bergulir di tanah air Indonesia, berbagai aspek kehidupan

bangsa juga mengalami perubahan yang begitu besar mulai dari sistem

tatanan kenegaraan hingga ke hal yang paling kecil dan mendasar. Reformasi

sebagai suatu sistem pemerintahan Indonesia yang disuarakan saat itu

dituntut sebagai sebuah sistem yang dapat mengakomidir seluruh tuntunan

masyarakat yang semakin cerdas melihat dinamika bangsa, namun disaat

yang bersamaan animo masyarakat terhadap sistem pemerintahan Indonesia

mengalami masa yang paling sulit. Di satu sisi cita-cita kebangsaan yang

tertuang dalam pembukaan undang-undang dasar berintegrasi dengan

fenomena kebangsaan yang ada sehingga animo perubahan terhadap sistem

pemerintahan Indonesia semakin baik pasca reformasi.

Salah satu hal yang menjadi pusat perhatian di era reformasi adalah sikap dan

perilaku aparat pemerintahan yang ada pada birokrasi, mereka di tuntut untuk

lebih profesional dan lebih transparan dalam menjalankan tugas dan tanggung

jawab tanpa mencederai sistem yang berlaku demi tercapainya tujuan

bersama sebagaimana yang telah termaktub dalam pembukaan UUD 1945.

Tujuan bersama ini hanya karena bisa dilakukanjika semua elemen

menempatkan posisinya sebagai pekerja profesional di bidangnya dengan

memberikan pelayanan yang prima mengingat bahwa salah satu faktor yang

bisa menunjang tercapainya tujuan bersama adalah adanya kepercayaan yang

Page 13: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

2

terbangun di masing-masing elemen dengan sama-sama memberikan

pelayanan yang baik.

Pada dasarnya sistem pemerintahan yang ada di Indonesia meletakan

pelayanan sebagai dasar membangun hubungan birokrasi antara negara

dengan masyarakat yang mereka letakan dalam sistem pemerintahan.

Pelayanan sebagai jembatan tercapainya tujuan bersama sudah pasti harus

mendapatkan perhatian khusus demi tercapainya cita-cita bangsa. Untuk itu

birokrasi publik dituntut menjadi lebih professional dalam menjalankan

tugasnya dan lebih bertanggung jawab mengingat pelayanan publik

merupakan salah satu perwujudan dari fungsi negara yang terjemahkan dalam

sikap dan perilaku aparat birokrasi. Dengan konsep seperti ini maka diharap

adanya hubungan timbal balik yang terjadi antara masyarakat dengan

pemerintah demi terwujudnya kesejahteraan bersama.

Setidaknya Negara dalam mewujudkan pelayanan prima dalam kesejahteraan

masyarakat harus memenuhi empat kriteria seperti yang dikemukakan oleh

Luthfi J. Kurniawan “Suatu negara dapat digolongkan sebagai negara

sejahtera manakala telah memenuhi empat pilar utama, yaitu: social

citizenship, full democrasy, modernindustrial relation system, dan right to

education and the expansion of modern mass education system”.

Empat pilar yang dimaksud adalah kewarganegaraan sosial, demokrasi secara

menyeluruh, sistem perindustrian yang modern, hak atas pendidikan dan

perluasan sistem pendidikan masyarakat modern. Empat pilar tersebut akan

berjalan dengan baik hanya jika diikuti oleh kebijakan sosial yang mampu

Page 14: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

3

melindungi hak-hak sosial rakyatnya, bukan hanya menyangkut distribusi

kesejahteraan oleh negara untuk rakyatnya, tetapi jauh lebih penting dari hal

itu adalah untuk membangun relasi sosial dalam bermasyarakat dan

berbangsa.

Pada dasarnya pelayanan publik adalah pemberian pelayanan kepada

masyarakat atas kebutuhan masyarakat secara kualitas dan kuantitas dalam

kehidupan negara atau sistem pemerintahaan. Pemerintah sebagai alat

kelengkapan negara wajib memberikan pemenuhan atas setiap kebutuhan

masyarakat hal ini sangat diperlukan mengingat bahwa salah satu indikator

keberhasilan dalam sistem pemerintahan yang dilakukan oleh para aparat

birokrasi adalah adanya kepuasaan masyarakat atas pelayanan yang mereka

peroleh, ini merupakan suatu titik ukur keberhasilan pelayanan dalam

pelaksanaan birokrasi pemerintahan.

Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan menyadari bahwa pemberian

pelayanan yang optimal merupakan kewajiban yang harus dipenuhi.

Pemerintah provinsi Sulawesi selatan menunjukan komitmen mengenai

upaya reformasi dalam bidang perizinan dan pelayanan umum yaitu dengan

dibentuknya DinasPelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Dan Penanaman

Modal (DPPTSPM).

Pembentukan DPPTSPM berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu. Lahirnya DPPTSPM di provinsi Sulawesi Selatan

berdasarkan Pergub Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal.

Page 15: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

4

Sebelumnya pelayanan perizinan di Provinsi Sulawesi Selatan dilayani oleh

banyak SKPD teknis sehingga membuat masyarakat enggan untuk mengurus

perizinan karena kerumitan prosedur, ketidakjelasan waktu, biaya, cara

pelayanan, pungutan liar, percaloan, dan tindak diskriminatif. Oleh karena

itu, pengurusan perizinan disatupintukan melalui DPTSPM yang mulai

beroperasi pada tahun 2013.

Melalui BPTSPM ini diharapkan pemerintah dapat mengatasi keluhan

masyarakat mengenai pelayanan perizinan yang berbelit-belit serta untuk

meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam penyelenggaraan pelayanan

perizinan dan penanaman modal sehingga dapat memberikan kepuasan

kepada masyarakat.

Realitanya Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman

Modal di Provinsi Sulawesi Selatan terindikasi dihiasi sejumlah masalah.

Berdasarkan hasil observasi awal penulis permasalahan yang dihadapi oleh

BPTSPM seperti sarana dan prasarana layanan yang belum memadai, belum

maksimalnya pemanfataan teknologi, informasi dan komunikasi sebagai

akses pelayanan bagi masyarakat.

Hal ini menandakan bahwa banyaknya masyarakat yang mengurus perizinan

dan non perizinan menuntut Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu

dan Penanaman Modal untuk memberikan pelayanan yang cepat, mudah dan

transparan sehingga sarana dan prasarana sangat mendukung untuk mencapai

tujuan tersebut.

Page 16: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

5

Pergub Nomor 12 Tahun 2013, yang tertuang dalam Organisasi dan tata kerja

badan pelayanan perizinan terpadu dan penanaman modal Provinsi Sulawesi

Selatan merupakan satu upaya yang dilakukan pemerintah provinsiSulawesi

Selatan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam pelayanan

birokrasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya oleh Luthfi J. Kurniawan,

Perwujudan yang kemudian direalisasikan oleh pemerintah provinsi

Sulawesi Selatan bukan sekedar hanya pada peraturan daerah tapi upaya

dalam pemberian pelayanan juga diwujudkan dengan membentuk Dinas

Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (DPPTPM) yang berdiri

dalam lingkup Pusat Pelayanan Publik Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan

untuk memenuhi kebutuhan daerah dan menjalankan kewajiban yang

tertuang dalam peraturan yang mengatur tentang penyelenggaraan pelayanan

terpadu satu pintu, dengan harapan keberadaannya mampu memotivasi dan

mendorong masyarakat lokal maupun luar untuk turut serta memaksimalkan

potensi yang di miliki pemerintah provisi Sulawesi Selatan.

Asumsi yang kemudian berkembang dengan adanya badan ini adalah

peningkatan kualiatas pelayanan perijinan sebagai jawaban dari kebutuhan

masyarakat yang semakin hari semakin meningkat secara signifikan. Hal ini

kemudian terbukti sejak dimulainya pelayanan perijinan di tahun 2015,

Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan telah mendapatkan beberapa

penghargaan di sektor pelayanan publik khususnya pelayanan perijinan satu

pintu.

Page 17: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

6

Melihat beberapa penjelasan dan fenomena yang terjadi di pemerintahan

Provinsi Sulawesi Selatan khususnya tentang Pelayanan perijinan membuat

saya tertarik untuk melakukan penelusuran secara mendalam. Hal inilah yang

kemudian menurut saya patut untuk dijadikan sebagai satu fokus kajian yang

saya wujudkan dalam rencana penelitian dengan judul “Sistem Pelayanan

Perizinan Satu Pintu di Dinas Penanaman Modal dan PelayananTerpadu

Satu Pintu di Provinsi Sulawesi Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan hal diatas, penulis melihat bahwa yang menjadi rumusan

masalah untuk penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sistem pelayanan perizinan di Dinas Penanaman Modal Dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan pelayanan perizinan

terpadu di Provinsi Sulawesi Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sistem pelayanan perizinan di Dinas Penanaman

Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi selatan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Dinas Penanaman

Modal Dan pelayanan terpadu satu pintu di Provinsi Sulawesi Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 18: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

7

1. Manfaat Teoritis, sebagai bahan kemajuan ilmu, khususnya kajian Ilmu

Pemerintahan yang berkaitan dengan pengawasan pemerintah terhadap

pendidikan di Indonesia dalam memberikan kontribusi sebagai

pengembangan ilmu pemerintahan.

2. Manfaat Praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

evaluasi bagi pemerintah untuk meningkatkan sistem pelayanan

khususnya di Dinas Penanaman Modal Dan pelayanan terpadu satu pintu

provinsi Sulawesi Selatan

Page 19: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep, Defenisi dan Teori

1. Defenisi Pelayanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pelayanan

sebagai usaha untuk melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani

adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang.

Pelayanan pada dasarnya adalah cara melayani, membantu, menyikapi,

mengurus, menyelesaikan keperluan kebutuhan seseorang atau sekelompok

orang, dan menyangkut pemenuhan suatu hak.

Pengertian pelayanan (service) menurut American Marketing

Association yang dikutip oleh Donal (1948:22) dalam Hardiyansyah

(2011:10) bahwa pelayanan pada dasarnya adalah merupakan kegiatan atau

manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada

hakekatnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu,

proses produksinya juga mungkin tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

Sedangkan menurut Lovelock dalam Hardiyansyah (2011:10) “service

produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar dan dirasakan atau

dialami.”Artinya service merupakan produk yang tidak ada wujud dan

bentuknya sehingga tidak tahan lama, tetapi dialami dan dapat dirasakan oleh

penerima layanan.

Page 20: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

9

Pengertian yang lebih luas lagi di sampaikan oleh Sarlito Wirawaiz

bahwa, pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karenanya

itu merupakan serangkaian proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung

secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam

masyarakat. Lebih tegas lagi H.A.S Moenir mengemukakan pandangannya

mengenai pengertian pelayanan, yaitu pelayanan adalah setiap kegiatan yang

di lakukan oleh pihak lain yang ditujukan guna memenuhi kepentingan orang

banyak. Pelayanan ini sifatnya tidak selalu kolektif, sebab melayani

kepentingan perorangan asal kepentingan itu masih termasuk dalam rangka

pemenuhan hak dan kebutuhan bersama telah diatur, termasuk dalam

pengertian pelayanan Lebih lanjut H.A.S Moenir menyatakan bahwa

timbulnya pelayanan kepada seseorang karena ada faktor penyebab yang

bersifat mendasar. Faktor yang dimaksud yaitu:

a. Adanya rasa cinta dan kasih sayang, manusia di ciptakan lengkap dengan

perasaan saling mencintai, saling mengasihi, dan saling menyayangi.

Perasaan inilah yang menyebabkan orang rela berkorban demi orang

lain.

b. Adanya keyakinan untuk saling tolong-menolong sesamanya, tolong-

menolong sesamanya dalam segala dimensinya juga menyertai

kehidupan manusia di dunia sehingga ia tidak dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya tanpa bantuan orang lain. Hal ini merupakan salah

satu bentuk pelayanan.

Page 21: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

10

c. Adanya keyakinan bahwa berbuat baik kepada orang lain adalah bentuk

amal soleh, salah satu ciri khusus yang membedakan manusia dengan

makhluk lainnya di dunia ini adalah adanya sifat untuk berbuat baik

terhadap sesamanya.

Hal ini merupakan bentuk lain dari pelayanan. Ketiga faktor ideal tersebut

menimbulkan pelayanan kepada setiap manusia di sekitar atau di

lingkungannya. Sedangkan faktor lain yang menyebabkan timbulnya

pelayanan adalah faktor material yang lebih menekankan pada aktifitas

layanan organisasi, dimana dalam hal ini melayani keperluan orang atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai yang

ditetapkan dalam organisasi tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

manusia berusaha baik melalui aktifitas sendiri maupun aktifitas orang lain

secara tidak langsung. Terjadinya aktifitas dari orang lain adalah suatu proses

pelayanan yang melibatkan dua unsur atau kelompok orang yang saling

membutuhkan. Untuk terjadinya proses pelayanan yang lebih berkualitas

sebelumnya terdapat kesepakatan dan aturan main yang dijadikan acuan

dalam melakukan pelayanan.

2. Pelayanan Publik

Penjelasan mengenai timbulnya pelayanan, dan pelayanan sebagai proses

maka selanjutnya akan di terangkan mengenai pengertian pelayanan publik

dari berbagai ahli. Pelayanan ialah proses pemenuhan kebutuhan yang

langsung melalui aktifitas orang lain. Proses dalam pengertian ini terbatas

Page 22: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

11

pada kegiatan manajemen dalam rangka tujuan organisasi, jadi pelayanan di

sini adalah pelayanan dalam rangkaian organisasi manajemen.

Publik berasal dari bahasa inggris public yang berarti umum, masyarakat,

atau orang banyak. Frederickson menjelaskan konsep publik dalam lima

perspektif, yaitu: (1) Publik sebagai kelompok kepentingan, yaitu publik

dilihat sebagai manifestasi dari interaksi kelompok yang melahirkan

kepentingan masyarakat, (2) Publik sebagai pemilih yang rasional, yaitu

masyarakat terdiri atas individu-individu yang berusaha memenuhi kebutuhan

dan kepentingan sendiri, (3) Publik sebagai perwakilan kepentingan

masyarakat, yaitu kepentingan publik diwakili melalui suara, (4) Publik

sebagai konsumen, yaitu konsumen yang sebenarnya tidak terdiri dari

individu-individu yang tidak berhubungan satu sama lain, namun dalam

jumlah yang cukup besar mereka menimbulkan tuntutan pelayanan birokrasi,

karena itu posisinya juga dianggap sebagai publik, dan (5) Publik sebagai

warga Negara, yaitu warga Negara dianggap sebagai publik karena partisipasi

masyarakat dalam seluruh proses penyelenggaraan pemerintahan dipandang

sebagai sesuatu yang paling penting.

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

ditegaskan dalam Pasal 1 butir 1 : “Pelayanan publik adalah kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang

diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik”. Inu dan kawan-

Page 23: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

12

kawan dalam Sinambela, mendefinisikan publik adalah sejumlah manusia

yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan

yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang merasa memiliki.

Pelayanan publik adalah berbagai kegiatan yang bertujuanmemenuhi

kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa.Menurut John Wilson dalam

bukunya teori dan praktik pemerintah dan otoda yang dikutip oleh Hanif

Nurcholis( 2005: 175 ) mengemukkan bahwa pelayanan Publik berhubungan

dengan pelayanan yang masuk kategori sektor publik, bukan sektor privat.

Pelayanan tersebut dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan

BUMN atau BUMD.Ketiga komponen yang menangani sektor publik

tersebut menyediakan layanan publik, seperti kesehatan, pendidikan,

keamanan dan ketertiban, bantuan sosial, dan penyiaran.Defenisi pelayanan

publik untuk kegiatan operasional masihdidasarkan pada Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7.2003, yaitu:

“Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di

Pusat, di Daerah, dan di Lingkungan Badan UsahaMilik Negara atau Badan

Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka

pemenuhan kebutuhan masyarakat, maupun dalam rangka pelaksanaan

ketentuan perundang-undangan”.Sedangkan lebih lanjut Departemen Dalam

Negeri (2004) menyebutkan “pelayanan publik adalah pelayanan umum”,

kemudian mendefenisikan “pelayanan umum sebagai suatu proses bantuan

kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan

Page 24: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

13

hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiappelayanan

menghasilkan produk, baik berupa barang dan jasa”.

Menurut UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; “Pelayanan

publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi

setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan

administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik”.

Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik yaitu :

a. Pertama adalah organisasi pemberi (penyelenggara) pelayanan yaitu

Pemerintah Daerah;

b. Unsur kedua adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau

masyarakat atau organisasi yang berkepentingan;

c. Unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh

penerima layanan (pelanggan).

Beberapa pendapat lain mengenai pelayanan publik di antaranya;Lebih lanjut

H.A.S Moenir( 2009 : 26 ) menyatakan, pelayanan umum adalah kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan

faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka

usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.

Pemenuhan kebutuhan publik dirumuskan dalam konseplayanan publik

dimana para administrator didalamnya melakukan kegiatan yang diembannya

adalah berorientasi pada pemenuhan layanan publik. Layanan dalam

paradigma baru adalah layanan publik baru yaitu layanan yang didasarkan

Page 25: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

14

pada pertimbangan humanisme organisasional. Pertimbangan yang

mendasarkan pada nilai-nilai dan ajaran-ajaran kemanusiaan seperti nilai

keterbukaan. Nilai kebersamaan dan sejumlah nilai kemanusiaan lainnya.

Dengan demikian layanan publik yang berlangsung dalam hubungan

kemanusiaan adalah dilandasi pada humanisme. Dikemukakan oleh N.E.

Long, S.Krislov, serta K. J. Meier dalam teori constitouten mengatakan

bahwa layanan publik merupakan bentuk perwakilan terhadap publik dan

bukan kepada pejabat yang terpilih. Dengan adanya kalangan ahli yang

bekerja didalam layanan ini, serta efek dari keadilan peluang kerja dan

program-programnya, layanan publik merupakan cerminan dari publik itu

sendiri.

Secara umum, penyediaan pelayanan publik dituntut untuk mampu

memberikan pelayanan yang berkualitas dengan cepat, tepat dan murah,

namun ini merupakan suatu hal yang tidak mudah dilakukan. Fungsi

pelayanan yang dijalankan oleh pemerintah saat ini sesungguhnya.

Sebagaimana dikatakan Rasyid adalah untuk melayani masyarakat. Hal ini

berarti pelayanan merupakan sesuatu yang terkait dengan peran dan fungsi

pemerintah yang harus dijalankannya. Perandan fungsinya itu dimaksudkan

selain untuk melindungi juga memenuhi kebutuhan dasar masyarakat secara

luas guna mewujudkan kesejahteraan rakyat.

David Osborne dan Ted( 2006 : 32 ) berpendapat bahwa,

mengupayakan peningkatan publik oleh birokrasi pemerintah yaitu dengan

memberi wewenang kepada swasta lebih banyak berpartisipasi, karena

Page 26: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

15

mereka menyadari pemerintah itu milik rakyat bukan rakyat milik kekuasaan

pemerintah.

Selanjutnya dikatakan bahwa dalam rangka memperbaiki sistem untuk

mewujudkan masyarakat lebih baik maka David Osborne dan Ted Gaebler

menyimpulkan prinsip-prinsip yang mereka anggap sebagai keputusan model

baru yaitu:

a. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan tidak perlu harus selalu menjadi

pelaksana dalam berbagai urusan pemerintahan tetapi cukup sebagai

penggerak.

b. Sebagai badan yang dimiliki masyarakat luas, pemerintah bukan hanya

senantiasa melayani publik tetapi juga memberdayakan segenap lapisan

secara optimal.

c. Sebagai pemilik wewenang untuk mengkompetensikan berbagai

lapisan,pemerintah hendaknya tetap menyuntikkan idepembangunan

tetapi dalam misinya ini tetap diberi kebebasan berkarya kepada berbagai

lapisan tersebut agar hasil dan berbagai masukan dapat ditampung, dalam

rangka pemenuhan kebutuhan bersama. Dengan demikian berbagai pihak

bukan hanya sekedar menghabiskan anggaran tetapi menemukan

pertumbuhan kembangnya.

d. Pemerintah sebagai pembangkit partisipasi seluruh lapisan masyarakat

juga mampu melihat dan mengantisipasi keadaan dalam arti lebih baik

mencegah akan terjadinya berbagai kemungkinan kendala daripada

menanggulangi di kemudian hari.

Page 27: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

16

e. Dengan kewenangannya, pemerintah yang terdesentralisasi mampu

menyerahkan sebagian urusan pemerintahannya, sehingga kekakuan

aturan dari pemerintah pusat yang lebih atas dapat berganti mengikut

sertakan daerah-daerah, dimana diharapkan terbentuk tim kerja yang

optimal dan potensial.

f. Pemerintah sudah waktunya berorientasi pasar, dimana kecenderungannya

penyelewengan dan korupsi relatif kecil sehingga untuk itu diperluksn

perubahan aturan agar lebih efektif dan efisien melalui pengendalian

mekanisme pasar itu sendiri.

Agar penerapan prinsip-prinsip tersebut dapat berjalan dengan baikmaka tiap-

tiap unit pelayanan haruslah membuat standar pelayanan yang menjelaskan

tentang prosedur pelayanan, waktu penyelesaian,biaya pelayanan, produk

pelayanan, sarana danprasarana serta kompetensi petugas.

Bentuk pelayanan publik yang dilakukan oleh organisasi pemerintah maupun

swasta pada dasarnya mempunyai tiga bentuk layanan antara lain; layanan

lisan, layanan tulisan, dan layanan dengan perbuatan.

a. Layanan Lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh pegawai pada bidang hubungan

masyarakat, bidang informasi dan bidang – bidang lain yang tugasnya

memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang

memerlukan. Agar layanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan,

ada syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku layanan :

1) Memahami masalah –masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.

Page 28: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

17

2) Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat

dan jelas.

3) Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.

4) Memiliki kedisiplinan.

b. Layanan Tulisan

Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol

dalam pelaksanaan tugas, tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari segi

peranannya. Pada dasarnya layananmelalui tulisan cukup efisien terutama

bagi layanan jarak jauh karena faktor biaya.Layanan tulisan terbagi atas

dua bagian yaitu :

1) Layanan berupa petunjuk, informasi dan yang sejenisnya ditujukan

pada orang–orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka

dalam berurusan dengan instansi.

2) Layanan berupa berkas tertulis atas permohonan, laporan, keluhan,

pemberian dan pemberitahuan.

c. Layanan Perbuatan

Layanan bentuk perbuatan sering terkombinasi dengan layanan lisan, hal

ini disebabkan karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam

hubungan pelayanan secara umum, namun fokusnya pada perbuatan itu

sendiri yang ditunggu oleh orang berkepentingan.Jadi tujuan utama orang

yang berkepentingan adalah mendapatkan pelayanan dalam bentuk

perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar penjelasan dan kesanggupan

secara lisan.

Page 29: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

18

Pada dasarnya karakteristik pelayanan publik yang diselenggarakan

pemerintah (LAN, 2006:4) adalah sebagai berikut:

1. Memiliki dasar hukum yang jelas dalam penyelenggaraannyaMemiliki

kelompok kepentingan yang luas termasuk kelompok sasaran yang

ingin dilayani.

2. Memiliki tujuan sosial.

3. Dituntut untuk akuntabel kepada publik.

4. Memiliki konfigurasi indikator kinerja yang perlu kelugasan, serta.

5. Seringkali menjadi sasaran isu politik.

Pelayanan publik ini menyangkut peran pemerintah sebagai pengatur melalui

kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan termasuk penegakan kebijakan-

kebijakan tersebut.Peran ini memang sesungguhnya esensi dari peran

pemerintah sebagai pengelola kehidupan bermasyarakat.Kebijakan yang

menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi merupakan salah satu bentuk

pelayanan publik yang baik.

3. Prinsip-Prinsip Pelayanan

Cris Skelcher mengungkapkan tujuh prinsip dalam pelayanan kepada

masyarakat, yaitu;19 (1).Standar, yaitu adanya kejelasan secara eksplisit

mengenai tingkat pelayanan di dalamnya termasuk pegawai dalam melayani

masyarakat, (2), Openness, yaitu menjelaskan bagaimana pelayanan

masyarakat dilaksanakan, berapa biayanya, dan apakah suatu pelayanan

sudah sesuai dengan standar yang ditentukan.(3). Information, yaitu

informasi yang menyeluruh dan mudah dimengerti tentang suatu pelayanan,

Page 30: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

19

(4).Choice, yaitu memberikan konsultasi dan pilihan kepada masyarakat

sepanjang diperlukan, (5).Non Discrimination, yaitu pelayanan diberikan

tanpa membedakan ras dan jenis kelamin, (6).Accessbility, memberikan

kepuasan kepada pelanggan, (7).Redress, adanya sistem publikasi yang baik

dan prosedur penyampaian komplain yang mudah.

Selanjutnya dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63/KEP/M.PAN/7.200320 dinyatakan bahwa ada 10 prinsip-prinsip

pelayanan publik terdiri dari :

a. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur/tata cara pelayanan

diselenggarakan secara mudah dan cepat. Tidak berbelit-belit, mudah

dipahami dan dilaksanakan.

b. Kejelasan, dalam arti adanya kejelasan mengenai:

1) Persyaratan pelayanan teknis dan administrasi pelayanan publik

2) Rincian biaya atau tarif pelayanan umum dan tata cara

pembayarannya.

c. Kepastian waktu, dalam arti pelaksanaan pelayanan dapat diselesaikan

dalam kurun Waktu yang telah ditentukan

d. Akurasi; produk layanan diterima dengan benar, tepat dan sah.

e. Keamanan; dalam hal keamanan berarti mulai proses sampai produk

layanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum. Hasil produk

layanan memenuhi kualitas teknis (aman) dan dilengkapi dengan jaminan

pelayanan secara administratif (pencatatan, dokumentasi, dan tagihan).

Page 31: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

20

f. Tanggungjawab; pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat

yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

penyelesaian persoalan yang timbul.

g. Kelengkapan sarana dan prasarana; tersedia sarana dan prasarana kerja,

peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk

penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.

h. Kemudahan akses; tempat, lokasi dan sarana pelayanan yang memadai,

mudah dijangkau dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan

informatika.

i. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan; pemberi layanan harus bersikap

disiplin, santun, serta ikhlas.

j. Kenyamanan; lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, nyaman, bersih,

rapi, serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung pelayanan.

B. Sistem Pelayanan Terpadu

Sistem pelayanan ini menyelenggarakan perizinan dan non perizinan, yang

pengelolaanya dilakukan terpadu dalam satu tempat.Pelayanan ini pada

dasarnya ditujukan untuk menyederhanakan birokrasi penyelenggaraan

pelayanan dalam bentuk pemangkasan tahapan dan prosedur lintas instasi

maupun dalam instam instansi yangbersangkutan, pemangkasan pembiayaan,

pengurangan jumlahpersyaratanpengurangan jumlah paraf dan tanda tangan

yang diperlukan, dan pengurangan waktupemerosesan.

Page 32: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

21

Dengan dilaksankannya sistem ini, maka telah terjadi perubahan paradigma

dalam penyelenggaraan pelayanan publik, hal ini dapat dilihat dalam

penyelenggaraannya, sebagai berikut:

a. Tujuan hakiki adalah peningkatan kualitas pelayanan

b. Reinventing Government. Proses transformasi sektor publik ini didasari

prinsip- prinsip:

1) Pemerintah pengatur dan pengendali, bukan pelaksana

2) Pemerintah mendorong iklim kompetisi dalam mimber pelayanan

3) Sebaiknya lebih beroreintasi pada hasil

4) Melayani masyarakat secara optimal, bukan masyarakt yang

melayani birokrasi

5) Melimpahkan tugasnya kepada partisipasi masyarakat dan kerja tim

6) Berorientasi kepada pasar, mengurangi hambatan birokrasi, dan

meningkatkan daya saing.

c. Banishing Bureaucracy (memangkas birokrasi) dengan ditetapkannya

lima strategi:

1) Strategi inti, pendekatan pada kejelasan tujuan, peran dan arahan

2) Strategi Konsekuensi, pendekatan pada penilaian kinerja

3) Strategi Pelanggan, pendekatan pada pilihan pelanggan, kompetensi

dan kualitas

4) Strategi kekuatan, pendekatan pada pemberdayan, dan partisipasi

masyarakat

5) Strategi Kultur, pendekatan pada nilai, kebiasaan, visi dan nurani.

Page 33: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

22

Dengan adanya konsep kebijakan pelayanan terpadu atap, konsep ini

merupakan salah satu kebijakan pemerintah sebagai implementasi kebijakan-

kebijakanpemerintah yang terkait dengan peningkatan pelayanan, yang

terdiridari beberapa aspek antara lain:

a. Wewenang dan Penandatanganan

b. Koordinasi

c. Mekanisme dan Prosedur Pelayanan

d. Pengawasan

e. Standar Pelayanan Prima

f. Lokasi dan Model Pelayanan

g. Kelembagaan

h. Target PAD

i. Status Kepegawaian

C. Dinas Penanaman Modal dan PelayananTerpadu Provinsi Sulawesi

Selatan

Layanan terpadu merupakan bagian dari upaya mewujudkan tatakelola

pemerintahan yang baik.Dari hal ini prinsip transparansi, akuntabilitas, dan

keadilan merupakan hal hal yang ingin ditonjolkan dalam pelaksanaannya

Sebagai sebuah lembaga yang bersinggungan langsung dengan masyarakat

kebutuhan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan integritas

tinggi serta mampu merespons permintaan masyarakat secara cepat, tepat dan

akurat merupakan keniscayaan.

Page 34: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

23

Ditinjau dari produk yang disediakan.Menurut Surat Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman

Umum Penyelenggaraan Pelayanan Pubik, “Pelayanan terpaduadalah

pelayanan berbagai jenis jasa yang dibutuhkan masyarakat yang

diselenggarakan dalam satu tempat pelayanan”.Selanjutnya, pelayanan

terpadu ini terbagi atas:

Pelayanan terpadu satu atap, yaitu pola pelayanan yang diselenggarakan

dalam satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak

mempunyai keterkaitan proses, dan dilayani melalui beberapa pintu;

a. Pelayanan terpadu satu pintu, yaitu pola pelayanan yang diselenggarakan

dalam satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki

keterkaitan proses, dan di layani melalui satu pintu;

b. Gugus Tugas, yaitu yaitu pola pelayanan yang diselenggarakan oleh

petugas pelayanan publik secara perorangan atau dalam bentuk gugus

tugas, yang ditempatkan pada suatu lembaga dan lokasi pelayanan

tertentu.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik sistem pelayanan terpadu diselenggarakan dengan tujuan:

a. Memberikan perlindungan dan kepastianhokum kepada Masyarakat;

b. Mendekatkan pelayanan kepada Masyarakat;

c. Memperpendek proses pelayanan;

Page 35: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

24

d. Mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan,

pasti, dan terjangkau; dan

e. Memberikan akses yang lebih luas kepada Masyarakat untuk

memperoleh pelayanan.

Diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 tahun 2006

tentang pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagai

penjabaran Inpres No. 3 tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim

Investasi, merupakan bagian dari upaya mencapai kualitas pelayanan publik

dan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh

layanan publik. Penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu merupakan

kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses

pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai ke tahapterbitnya

dokumen yang di lakukan pada satu tempat.

Secara lebih spesifik lagi, layanan terpadu satu pintu ini adalah sebagai upaya

pemerintah untuk:

a. Penyederhanaan Pelayanan, yaitu upaya penyingkatan terhadap waktu,

prosedur dan biaya pemberian perizinan.

b. Perbaikan iklim investasi dengan mendorong perkembangan usaha

mikro, kecil dan menengah melalui penyederhanaan pelayanan.

c. Mengupayakan pemberantasan KKN di ruang lingkup pelayanan

publik,yang selama ini masih menjadi penghalang untuk perbaikan

kualitas pelayanan publikdi Negara ini.

Page 36: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

25

Didalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006,

Bupati/Walikota wajibmelakukan penyederhanaan layanan meliputi:

a. pelayanan atas permohonan perizinan dan non perizinan dilakukan oleh

PPTSP;

b. Percepatan waktu proses penyelesaian pelayanan tidak melebihi standar

waktu yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah;

c. Kepastian biaya pelayanan tidak melebihi dari ketentuan yang telah

ditetapkan dalam peraturan daerah;

d. Kejelasan prosedur pelayanan dapat ditelusuri dan diketahui setiap

tahapan proses pemberian perizinan dan non perizinan sesuai dengan

urutan prosedurnya;

e. Mengurangi berkas kelengkapan permohonan perizinan yang sama untuk

dua atau lebih permohonan perizinan;

f. Pembebasan biaya perizinan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) yang ingin memulai usaha baru sesuai dengan peraturan yang

berlaku; dan

g. Pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi dalam

kaitannya denganpenyelenggaraan pelayanan.

D. Pengertian Perizinan

Pengertian umum berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, izin diartikan

sebagai pernyataan mengabulkan (tidak melarang, dsb); persetujuan

membolehkan. Sedangkan perizinan diartikansebagai hal pemberian izin;

pemberian pernyataan mengabulkan ataupersetujuan membolehkan.

Page 37: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

26

Menurut Syahran Basah( 2012 : 94 ); “Izin adalah perbuatan hukum

administrasi Negara bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal

kongkrit berdasarkan persyaratan prosedur sebagaimana di tetapkan oleh

ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Berdasarakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006

pasal 1; Ayat (8), izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah

daerah berdasrakan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan

bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau badan

untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu. Ayat (9), perizinan adalah

pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha atau kegiatan

tertentu, baik dalam bentuk izin maupun daftar usaha.Perizinan adalah salah

satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yangdi

miliki oleh pemerintah terhadap kegiatan yang dilakukan olehmasyarakat.

E. Asas Pelayanan Publik

1. Transparansi adalah bersifat terbuka,mudah dan dapat diakses semua pihak

yang membutuhkan dan disediakan secara memadai dan mudah dimengerti.

a. Akuntabilitas dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

b. Kondisional,sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan

penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efesiensi dan

efektifitas.

c. Partisipatif, mendorong peran serta masyarakat dalampenyeleng-

Page 38: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

27

garaan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi kebutuhan dan

harapan masyarakat.

d. Kesamaan hak,tidak diskrimintaif dalam arti tidak membedakan

suku,ras,agama,golongan,gender dan status ekonomi.

e. Keseimbangan hak dan kewajiban,pemberi dan penerima pelayanan

publik,harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

F. Prinsip Pelayanan Publik

Menurut Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor

63 Tahun 2003 bahwa dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus

memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:

a. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur/tata cara pelayanan

diselenggarakan secara mudah dan cepat. Tidak berbelit-belit, mudah

dipahami dan dilaksanakan.

b. Kejelasan, dalam arti adanya kejelasan mengenai:

1) Persyaratan pelayanan teknis dan administrasi pelayanan publik

2) Rincian biaya atau tarif pelayanan umum dan tata cara

pembayarannya.

c. Kepastian waktu, dalam arti pelaksanaan pelayanan dapat diselesaikan

dalam kurunwaktu yang telah ditentukan

d. Akurasi; produk layanan diterima dengan benar, tepat dan sah.

e. Keamanan; dalam hal keamanan berarti mulai proses sampai produk

layanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum. Hasil

produk layanan memenuhi kualitas teknis (aman) dan dilengkapi dengan

Page 39: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

28

jaminan pelayanan secara administratif (pencatatan, dokumentasi, dan

tagihan).

f. Tanggungjawab; pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat

yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

penyelesaian persoalan yang timbul.

g. Kelengkapan sarana dan prasarana; tersedia sarana dan prasarana kerja,

peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk

penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.

h. Kemudahan akses; tempat, lokasi dan sarana pelayanan yang memadai,

mudah dijangkau dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan

informatika.

i. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan; pemberi layanan harus

bersikap disiplin, santun, serta ikhlas.

j. Kenyamanan; lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, nyaman, bersih,

rapi, serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung pelayanan.

G. Standar Pelayanan Publik

a. Prosedur pelayanan, proedur pelayanan yang dibukukan bagi pemberi

dan penerima, pelayanan termasuk pengaduan.

b. Waktu penyelesaian, ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan smpai

dengan penyelesaiaan pelayanan termasuk pengaduan.

c. Biaya pelayanan, termasuk rinciannyayangditetapkan dalam

proses pemberian pelayanan.

Page 40: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

29

d. Produk pelayanan, haisl pelayanan yang akn diterima sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan.

e. Sarana dan prasanara, penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang

memeadai oleh penyelenggaran publik.

f. Kompetensi petugas pemberi pelayan, harus ditetapkan dengan tepat

berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku

yang dibutuhkan.

Alur Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (

DPMPTSP ) provinsi sulawesi selatan :

a. Pemohon mendatangi bagian informasi untuk memperoleh informasi

seputar izin yang akan di butuhkan beserta syarat-syaratnya;

b. Bagian informasi memberikan formulir pendaftaran untuk diisi oleh

pemohon;

c. Pemohon mengajukan formulir pendaftaran dan berkas permohonan di

loket pendaftaran;

d. Pegawai di loket pendaftaran menerima dan memeriksa kelengkapan

berkas permohonan, berkas yang lengkap akan diregistrasi dan

selamjutnya pemberian nomor register dan tanda terima sedangkan

berkas yang tidak lengkap akan dikembalikan kepada pemohon untuk

dilengkapi.

e. Loket Pelayanan (Seksi Administrasi Pelayanan dan Perencanaan

Perizinan) akan mengadakan validasi dokumen berkas, jika dinyatakan

Page 41: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

30

valid maka dijadwalkan untuk mengadakan rapat dan peninjauan

lapangan Tim Teknis.

f. Sub Bagian Tata Usaha membuat surat tugas peninjauan lapangan.

g. Tim Teknis mengadakan peninjauan lokasi dengan membuat Berita

Acara Pemeriksaan Lapangan (BAPL) dan mengadakan Rapat Tim

Teknis, apabila :

1) Dinyatakan layak, maka diproses lebih lanjut yang dituangkan

dalam rekomendasi Tim Teknis.

2) Dinyatakan tidak layak, maka berkas permohonan dikembalikan

disertai surat alasan yang diketahui oleh Tim Teknis.

h. Tim teknis menyerahkan Rekomendasi beserta lampirannya berupa

BAPL, SKRD dan SSRD di Loket Pelayanan untuk diproses lebih lanjut.

i. Selanjutnya Loket Pelayanan melakukan input data dan pencetakan

naskah surat izin.

j. Kepala Sub Bagian Tata Usaha melakukan koreksi dan paraf Surat Izin.

k. Kepala DinasPenanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

melakukan penandatanganan surat izin.

l. Pemohon melakukan pembayaran Retribusi di Loket Bank Sulsel

berdasarkan surat ketetapan retribusi daerah dari tim teknis.

H. Kerangka Pikir

Masyarakat sebagai penerima layanan yang diberikan oleh pemerintah sering

mengeluhkan tentang pelayanan yang diberikan tidak prima. Merespon

masalah tersebut, dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat,

Page 42: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

31

Dinas Penanaman Modala dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu mulai

merelisasikan agar tercipta pelayana publik yang prima dengan cara

menerapkan pola manajemen Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Dalam

penelitian ini akan di kaji bagaimana penerapana manajemen pelayanan

terpadu satu pintu menggunakan indikator prinsip-prinsip pelayanan publik

menurut keputusan Menpan No. 63 Tahun 2003.

Bagan Kerangka Pikir

Sistem Pelayanan Perizinan Satu Pintu

Faktor Penghambat 1. Perbedaan Persepsi

Antara Penyelenggara Pelayanan Terpadu Dengan SKPD Terkait

2. Kuantitas Aparat Pelayanan Perizinan

Indikator :

1. Kesedehanaan 2. Kejelasan 3. Kepastian 4. Akurasi 5. Keamanan 6. Tanggungjawab 7. Kelengkapan

Saranan Dan Prasarana

8. Kemudahan Akses 9. Kedisiplinan,Kesopa

nan Dan Keramahan 10. Kenyamanan

Faktor Pendukung 1. Kebijakan

Pemerintah/ Aturan Tentang Pelaksanaan Perizinan Terpadu Satu Pintu

2. Kualitas Sumber Daya Manusia

3. Parsitipassi Masyarakat

Efektivitas Pelayanan Satu Pintu DPMPTSP

Page 43: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

32

I. Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan sebagai dasar dalam pengumpulan data untuk

menyamakan pemahaman dan cara pandang terhadap karya ilmiah ini. Fokus

penelitian merupakan penjelasan dari kerangka pikir.

J. Deskripsi Fokus

Adapaun deskripsi fokus dalam penelitian ini yaitu, standar pelayanan

berdasarkan peraturan Mempan No, 63 Tahun 2003, terkait dengan beberapa

indikator yang sekaligus di jadikan sebagai fokus penelitian, sebagai berikut :

a. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur/tata cara pelayanan

diselenggarakan secara mudah dan cepat. Tidak berbelit-belit, mudah

dipahami dan dilaksanakan.

b. Kejelasan, dalam arti adanya kejelasan mengenai:

1) Persyaratan pelayanan teknis dan administrasi pelayanan publik

2) Rincian biaya atau tarif pelayanan umum dan tata cara

pembayarannya.

c. Kepastian waktu, dalam arti pelaksanaan pelayanan dapat diselesaikan

dalam kurun waktu yang telah ditentukan

d. Akurasi; produk layanan diterima dengan benar, tepat dan sah.

e. Keamanan; dalam hal keamanan berarti mulai proses sampai produk

layanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum. Hasil

produk layanan memenuhi kualitas teknis (aman) dan dilengkapi dengan

jaminan pelayanan secara administratif (pencatatan, dokumentasi, dan

tagihan).

Page 44: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

33

f. Tanggungjawab; pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat

yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

penyelesaian persoalan yang timbul.

g. Kelengkapan sarana dan prasarana; tersedia sarana dan prasarana kerja,

peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk

penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.

h. Kemudahan akses; tempat, lokasi dan sarana pelayanan yang memadai,

mudah dijangkau dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan

informatika.

i. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan; pemberi layanan harus

bersikap disiplin, santun, serta ikhlas.

j. Kenyamanan; lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, nyaman, bersih,

rapi, serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung pelayanan.

Page 45: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan setelah ujian proposal,

penelitian ini mengambil tempat di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu ( DPMPTSP ) Provinsi Sulawesi Selatan yang beralamat

di Jl. Boungenville No 5. Masale, Panakkukang Kota Makassar. Adapun

alasan penulis mengambil lokasi penelitian di Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( DPMPTSP ) Provinsi Sulawesi Selatan

mengingat kantor ini merupakan salah satu perangkat pemerintah daerah di

Provinsi Sulawesi Selatan yang membawahi 24 kabupaten / kota yang secara

khusus memberikan pelayanan mengenai berbagai macam perizinan yang

langsung bersinggungan kepada masyarakat.

B. Jenis Dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu

penelitian yang mendekripsikan tentang di Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP ) Sulawesi Selatan.

2. Tipe Penelitian

Tipe dalam penulisan penelitian ini adalah tipe fenomenologi

dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai

masalah–masalah yang di teliti berdasarkan pengalaman yang dialami

Page 46: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

35

oleh Informan. Adapun masalah–masalah yang di teliti mengenai

bagaimana Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

( DPMPTSP ) Provinsi Sulawesi Selatan.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dibagi kedalam dua bagian yaitu:

1. Data primer, yaitu data yang di kumpulkan penulis untuk memperkaya

dan mempertajam analisis bagi penarikan kesimpulan yang meliputi:

pengamatan langsung (observasi), dan wawancara yang di lakukan

penulis tentang bagaimana Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

2. Data Sekunder yaitu data yang di kumpulkan penelitian dari berbagai

laporan-laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis

yang di gunakan dalam penelitian. Adapun laporan atau dokumen yang

bersifat informasi tertulis yang di kumpulkan peneliti adalah mengenai

bagaimana Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) Sulawesi Selatan.

D. Informan Penelitian

Pemilihan informan dalam penelitian ini dengan cara purposive sampling,

yaitu teknik penarikan sample secara subjektif dengan maksud atau tujuan

tertentu, yang mana menganggap bahwa informan yang di ambil tersebut

memiliki informan yang di perlukan bagi peneliti yang akan di lakukan.

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

Page 47: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

36

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Inisial Jabatan Jumlah 1. A.M Yamin S.E, M.S M.Y Kepala Dinas Penanaman Modal

Sulawesi Selatan 1 orang

2. Muhammad Said Wahab, S.E,M.M

M.S Kabid penyelenggara Pelayanan Perizinan Sulawesi Selatan

1 orang

3. Mustamin, S.E,M.M M.N Kabid Promosi Penanaman Modal Sulawesi Selatan

1 orang

4. Andi Syahruni S.E A. S Seksi Pengaduan DPMPTSP 1 orang 5. Ramli Dg Rewa R.R Pemohon yang ingin mengajukan

SIUP 1 orang

6 Haris Dg Pasang H.P Pemohon yang ingin mengajukan SIUP

1 orang

7. Rahman Bin Lasupu R.L Pemohon yang ingin mengajukan IMB

1 orang

Jumlah 7 orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian

Maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Pengamatan (observasi)

Pada penelitian ini, observasi dilakukan melalui pengamatan penulis

secara langsung di lapangan melalui teknik observasi partisipatif mengenai

bagaimana Dinas penanaman modal pelayanan terpadu satu pintu (

DPMPTSP ) Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Wawancara (interview)

Wawancara atau interview ini akan diberlakukan pada Informan yang telah

ditetapkan.

Page 48: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

37

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh

melalui dokumen-dokumen, arsip, maupun gambar tentang keadaan obyek

penelitian yang ada kaitanya dengan masalah yang di teliti.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan metode analisis data

metode (miles, huberman dalam sugiono,2012),Mengemukakan bahwa aktifitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interatif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh, Aktifitas dalam

analisis data, yaitu data reduction data display dan conclusion drawing atau

verification.

1. Reduksi Data (Data reduction)

Semakin lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan semaking

banyak, kompleks dan rumit. Mereduksi data berarti merangkum,

memilihhal-hal yang pokok, memfokuskan padahal-hal yang penting, di

cari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah di reduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

mengumpulkan dan selanjutnya, dan mencarinya bila di perlukan. Reduksi

data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer mini,

dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu (Sugiono, 2012).

2. Penyajian Data (data display)

Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif setelah mereduksi data

adalah mendisplaykan data atau penyajian data, dalam penelitian kualitatif,

Page 49: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

38

penyajian data bias, dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan atar kategori flow chart dan sejenisnya, dalam hal ini ( Miles,

Huberman, Sugiono. 2012) menyatakan yang paling sering di gunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat

naratif. Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk

memahami tersebut (Miles, Huberman, Sugiono, 2012).

3. PenarikanKesimpulan(Conclusion Drawing and verification)

Langkah ketiga dalam analisis dan kualitatif model miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dilakukan verifikasi karena

kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya, Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan pengumpulan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan berupa kesimpulan yang kredibel.

Berdasarkan penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah

rangkaian kegiatan penelayaan, pengelompokan, sistematis, penafsiran dan

verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademik dan

ilmiah, analisis data penelitian bersifat berkelanjutan dan dikembangkan

sepanjang program. Analisis data dilaksanakan mulai penetapan masalah,

pengumpulan data dan setelah data terkumpul. Dengan menetapkan

masalah penelitian, penelitian sudah melakukan analisis terhadap

permasalahan tersebut.

Page 50: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

39

G. Teknik Keabsahan Data

Salah satu cara yang di gunakan oleh penelitian dalam menguji

ankredibilitas data adalah tringulasi. Menurut Sugiono (2012:125), trigulasi

diartikan sebagai pengecekan data dari sebagai sumber dengan berbagi cara

,dan berbagai waktu. Lebih lanjut Sugiono (2012:127) membagi trigulasi

kedalam tiga macam yaitu:

1. Trianggulasi Sumber

Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian data yang

telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara dan dokumen-

dokumen yang ada. Kemudian peneliti membandingkan hasil pengamatan

dengan wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Trianggulasi teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data dengan sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda dalam hal ini data yang diperoleh

dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumen apabila

dengan tiga teknik pengujian krebilitas data tersebut. Menghasilkan data

yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada

sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data

mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut

pandangannya berbeda-beda.

3. Trianggulasi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi krebilitas data. Data yang di kumpulkan

dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat narasumber masih segar,

Page 51: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

40

belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga

lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kreabilitas data dapat di

lakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi

atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda, maka di lakukan

secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya,

triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian,

dari tim penelitian lain diberi tugas melakukan pengumpulan data.

Page 52: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Selatan ialah salah satu instansi yang dibentuk

dengan harapan dapat mempercepat upaya mensejahterakan masyarakat

Makassar, baik masyarakat maupun aparatur pemerintah melalui perluasan

kesempatan dibidang usaha yang sifatnya dalam kegiatan mempermudah

pelayanan kepada masyarakat, yang dilaksanakan mengarah pada upaya

peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dibutuhkan guna meningkatkan

profesionalisme pegawai dan masyarakat untuk mampu bekerja sebagai

wirausaha yang mandiri.

Gambar 4. 1 Peta lokasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu ( DPMPTSP ) provinsi Sulawesi Selatan

Sebagaimana yang tertuang pada Peraturan Daerah Kota Makassar

Nomor 139 Tahun 2014, tugas dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

41

Page 53: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

42

Terpadu Satu Pintu ( DPMPTSP ) provinsi Sulawesi Selatan adalah antara lain

merumuskan kebijakan teknis pelayanan terpadu dibidang perizinan, non

perizinan dan penanaman modal, baik untuk masyarakat maupun

aparatur/pegawai yang berbasis pada potensi daerah.

1. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( DPMPTSP ) provinsi sulawesi selatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( DPMPTSP )

provinsi sulawesi selatan yang di bentuk berdasarkan Keputusan Peraturan

Walikota Makassar Nomor 99 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal Dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan tugas dan fungsi sebagai berikut:

a. Tugas Pokok :

Bahwa dalam rangka efisien dan efektifitas pelaksanaan tugas-tugas

Pemerintahan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di Kota

Makassar dan untuk menjabarkan Peraturan Daerah Nomor & Tahun 2013

tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan tata Kerja Badan Perizinan

Terpadu dan Penanaman Modal Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

b. Fungsi :

1) Penyusunan rumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pelayanan

perizinan dan penanaman modal.

2) Penyusunan, perumusan dan penetapan program serta kebijakan di bidang

pelayanan perizinan dan penanaman modal.

3) Penyelenggaraan pelayanan di bidang penananman modal dan pelayanan

perizinan terpadu satu pintu.

Page 54: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

43

4) Pembinaan, pengawasan, pengendalian dan pelayanan perizinan dan non

perizinan di bidang penanaman modal.

5) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di

bidang perizinan dan non perizinan.

6) Pembinaan dan pelaksanaan pelayanan informasi, pemrosesan atau

pengolahan dan pelaporan penyelenggaran perizinan dan non perizinan.

7) Pelaksanaan pelayanan pengaduan dan melakukan penyelesaian atas

pengaduan.

8) Penandatanganan perizinan dan non perizinan yang menjadi kewenangan

Dinas Perizinan Terpadu dan Penananman Modal.

9) Pelaksanaan koordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan

non perizinan, termasuk koordinasi pengkajian teknis perizinan melalui

Tim teknis.

10) Perumusan, pengembangan dan pengendalian penyelenggaraan pelayanan

perizinan sesuai dengan kewenangannya.

11) Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian teknis operasional pengelolaan

keuangan, kepegawaian dan pengurusan barang milik daerah yang berada

dalam penguasaannya.

12) Pelaksanaan kesekretariatan.

13) Pembinaan Unit Pelaksana teknis dan tenaga fungsional.

Page 55: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

44

2. VISI, MISI, DAN MOTTO,

Visi

Visi adalah cita-cita atau impian sebuah organisasi yang ingin dicapai di

masa depan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Visi

adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar

dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Misi UPT Pelayanan Perizinan Terpadu

dirumuskan sebagai berikut :

“Terwujudnya Pelayanan Perizinan Terpadu Yang Prima”

Misi

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh organisasi

dalam usahanya mewujudkan visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman

pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi interpretasi visi. Misi

merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat memberikan petunjuk

garis besar cara pencapaian visi. Misi UPT Pelayanan Perizinan Terpadu

dirumuskan sebagai berikut:

a) Mengembangkan Kebijakan Pelayanan Perizinan Terpadu yang dapat

diterima Masyarakat, Parsitipatif, Bertanggungjawab dan Berkelanjutan.

b) Mewujudkan Pelayanan Perizinan Terpadu yang Mudah, Cepat, Murah

dan Transparan.

c) Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dan Seluruh Pemangku

Kepentingan dalam Proses Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan

Terpadu di Provinsi Sulawesi Selatan.

d) Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat

Page 56: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

45

e) Memberikan Kepastian Hukum kepada Masyarakat

f) Meningkatkan Iklim Investasi

g) Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Memiliki Integrasi Tinggi dan

Profesional.

h) Membangun Sistem Kelembagaan Pelayanan Perizinan Terpadu yang

Berbasis Kompetensi dan Teknologi Informasi.

Motto

Motto UPT Pelayanan Perizinan Terpadu dirumuskan sebagai berikut :

“Melayani dan Memahami”

1) Kepala Badan

Kepala Badan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok sesuai

Kebijaksanaan Walikota dan Peraturan perundang-undangan yang berlaku,

Page 57: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

46

merumuskan kebijaksanaan, mengkoordinasikan, membina dan mengendaliakan

tugas-tugas Badan. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas mempunyai

fungsi :

a) Penyusunan rumusan kebijaksanaan pelaksanaan bidang pelayanan

administrasi perizinan dan peningkatan pelayanan izin-izin kepada

masyarakat;

b) Penyusunan rumusan kebijaksanaan teknis pelaksanaan bidang penerbitan

izin-izin yang telah mendapat rekomendasi dari instansi terkait;

c) Penyusunan rumusan kebijaksanaan pelaksanaan pengelolaan pungutan biaya

perizinan dan pembukuan;

d) Penyusunan bimbingan dan pengendalian pelaksanaan pengkoordinasian dan

penyusunan program pendataan izin dan pembuatan laporan izin yang telah

diterbitkan;

e) Pengelolaan administrasi urusan tertentu.

2) Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif bagi

seluruh satuan kerja di Lingkungan Dinas Perizinan Terpadu dan Penanaman

Modal. Dalam melaksanakan tugas, Sekretaris menyelenggarakan fungsi sebagai

berikut:

a) pengelolaan ketatausahaan ;

b) pelaksanaan urusan kepegawaian ;

c) pelaksanaan urusan keuangan;

d) pelaksanaan urusan perlengkapan ;

Page 58: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

47

e) pelaksanaan urusan umum dan rumah tangga .

2.1 Sub bagian Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas menyusun rencana kerja, melaksanakan tugas teknis

ketatausahaan, mengelola administrasi kepegawaian serta melaksanakan urusan

rumah tangga Badan.

2.3 Sub bagian Keuangan

Mempunyai tugas menyusun rencana kerja serta melaksanakan tugas teknis

keuangan.

2.4 Sub bagian Perlengkapan

Mempunyai tugas menyusun rencana kerja, melaksanakan tugas teknis

perlengkapan, membuat laporan serta mengevaluasi semua pengadaan barang.

3) Bidang Pelayanan Perizinan

Bidang Pelayanan Perizinan mrempunyai tugas menyusun rencana, meneliti

berkas pemohon dan melakukan koordinasi sesuai ketentuan yang telah

ditetapkan. Dalam melaksanakan tugas, bidang pelayanan menyelenggarakan

fungsi :

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) Bidang Pelayanan Perizinan;

b. Penyusunan rencana dan program kerja Bidang Pelayanan Perizinan;

c. Perumusan bahan/data dan informasi untuk menyusun program Bidang

Pelayanan Perizinan;

d. perencanaan Bidang Pelayanan Perizinan;

e. Pelaksanaan monitoring program Bidang Pelayanan Perizinan;

Page 59: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

48

f. Penginventarisasian permasalahan yang timbul dan merumuskan langkah-

langkah pemecahannya;

g. Pengevaluasian pelaksanaan program agar hasil yang dicapai sesuai

sasaran yang telah ditetapkan;

h. Pengkoordinasian kegiatan penyusunan perencanaan bidang Pelayanan

Perizinan;

i. Pengkoordinasian internal dengan sekretaris, bidang-bidang serta

koordinasi eksternal dengan satuan kerja terkait dalam penyusunan

rencana dan program Bidang Pelayanan Perizinan;

j. Pengelolaan administrasi urusan tertentu.

3.1 Sub bidang Informasi dan Pengaduan

Mempunyai tugas menyusun rencana, mengolah bahan dan data terkait informasi

dan pengaduan terkait perizinan.

3.2 Sub bidang Pedaftran dan Penyerahan Perizinan

Mempunyai tugas menyusun rencana, meneliti berkas pemohon, melakukan

penginputan dan proses penerbitan izin serta melakukan koordinasi sesuai

ketentuan yang telah ditetapkan dalam melaksnakan tugasnya.

4) Bidang Pengolahan Perizinan

Bidang Pengolahan Perizinan mempunyai tugas melaksanakan pemrosesan

penerbitan rekomendasi perizinan dan non perizinan serta penetapan SKRD.

Bidang pengolahan perizinan menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) Bidang Pengolahan Perizinan;

Page 60: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

49

b) bahan/data dan informasi untuk menyusun program pembangunan di bidang

Pengolahan Perizinan;

c) Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pengolahan Perizinan;

d) Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perizinan;

e) Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perizinan;

f) Pelaksanaan pelayanan perizinan;

g) Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan

permohonan izin;

h) Pengkoordiniran pengolahan data perizinan;

i) Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap

permohonan izin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

j) Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, dan persiapan konsep Surat

Keputusan Perizinan;

k) Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang

pelayanan perizinan;

l) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan di

Bidang Pelayanan Perizinan.

m) Menyiapkan bahan pemecahan masalah yang berkaitan dengan administrasi

pelayanan perizinan;

n) Melaksanakan pelayanan legalisasi perizinan; dan pengelolaan administrasi

urusan tertentu.

Page 61: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

50

5) Bidang Penanaman Modal

Bidang Penanaman Modal mempunyai tugas melaksanakan pengakajian,

penelitian dan promosi potensi daerah, penyusunan profil investasi daerah dalam

rangka kerjasama antar daerah dalam luar negeri. bidang penanaman modal

menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksa\naan

Anggaran (DPA) Bidang Penanaman Modal;

b) Melaksanakan pengkajian terhadap permasalahan penanaman modal daerah;

c) Melaksanakan pengkajian dan penelitian mengenai potensi penanaman modal

daerah;

d) Melaksanakan penyusunan profil investasi daerah; \

e) Melaksanakan penetapan bidang usaha unggulan/prioritas sesuai dengan

potensi dan daya dukung daerah dalam bentuk daftar bidang-bidang usaha

unggulan/prioritas;

f) Melaksanakan konsultasi, bimbingan dan pengendalian teknis pemberian

persetujuan proyek baru, perluasan PMDN dan perubahan atas bidang

usaha/proyek yang menjadi kewenangan daerah;

g) Melaksanakan pengumpulan dan sistematiskan data peruntukan tanah sesuai

dengan rencana tata kota dan rencana tata guna tanah;

h) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan

penanaman modal serta penggunaan fasilitas penanaman modal;

i) Melaksanakan promosi potensi daerah;

Page 62: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

51

j) Melaksanakan kerjasama antar daerah dalam dan luar negeri dalam bidang

penanaman modal;

5.1. Subbidang Pengkajian dan Pengembangan

Mempunyai tugas menyusun rencana, melakukan pengkajian dan penelitian

potensi daerah, menyusun profil investasi daerah serta menyusun laporan.

5.2. Subbidang Promosi dan Investasi

Mempunyai tugas menyusun rencana dan mendorong pengembangan dunia usaha

serta transformasi potensi daerah menjadi kekuatan ekonomi melalui promosi

potensi dan peluang investansi di dalam negeri dan luar negeri.

6) Bidang Data dan Pengendalian

Bidang Data dan Pengendalian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

data, dokumentasi dan penerapan teknologi informasi dan regulasi, monitoring

dan evaluasi pelayanan perizinan dan penanaman modal. Bidang data dan

pengendalian menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) Bidang Data dan Pengendalian;

b. Penyusunan bahan pengelolaan Data, Dokumentasi dan Penerapan teknologi

informasi;

c. Pengelolaan regulasi pelayanan perizinan dan penanaman modal;

d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelayanan perizinan dan penanaman

modal;

e. Pengelolaan administrasi urusan tertentu.

Page 63: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

52

6.1 Sub bidang Data,Dokumentasi dan Penerapan Teknologi Informasi

Mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan data, dokumentasi dan penerapan

teknologi informasi.

6.2. Sub bidang Regulasi, Monitoring dan Evaluasi

Mempunyai tugas menyusun rencana, mengumpulkan data dan bahan terkait

regulasi, monitoring dan evaluasi pelayanan perizinan dan penanaman modal.

3. Keadaan Sumber Daya Manusia Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( DPMPTSP ) provinsi Sulawesi Selatan.

Dalam penunjang tugas pokok dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( DPMPTSP ) provinsi Sulawesi Selatan salah

satu faktor yang penting adalah faktor sumber daya manusia aparatur. Adapun

jumlah PNS yang dipekerjakan pada Badan Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( DPMPTSP ) provinsi Sulawesi Selatan tahun

2018 ialah sebanyak 70 orang. Dengan presentase 28 tenaga kontrak dan 42

pegawai negeri sipil. Pegawai merupakan salah satu kunci pokok dalam

pelaksanaan tugas atau pekerjaan organisasi untuk melaksanakan tuntutan tugas

atau pekerjaan tersebut. Untuk mengetahui keadaan pegawai Badan Perizinan

Terpadu dan Penanaman Modal pemerintah provinsi Sulawesi-selatan. dapat

dilihat sebagai berikut :

1) Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dalam pelaksanaan tugas selain jumlah pegawai yang dibutuhkan oleh

sebuah instansi atau organisasi, dalam pelaksanaan tugas juga membutuhkan

adanya kemampuan dan keterampilan dari pegawai. Adapun tingkat pendidikan

Page 64: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

53

yag imiliki oleh pegawai Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota

Makassar dapat dilihat pada tabel di halaman selanjutnya :

Tabel 4.1 Persentase Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jenis Pendidikan Laki – laki

Perempuan

Persentase 1 S2 5 7 12 2 S1 17 25 42 3 D3 1 4 5 4 SLTA 5 6 11 5 SLTP 0 0 0

Jumlah 70

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pegawai Badan Perizinan Terpadu dan

Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Selatan paling banyak memiliki tingkat

pendidikan S1 dengan jumlah 42 orang, kemudian tingkat pendidikan SLTA

dengan jumlah 11 orang, tingkat pendidikan S2 dengan jumlah 12 orang, tingkat

pendidikan D3 dengan jumlah 5 orang dan jumlah pegawai dengan tingkat

pendidikan SLTP ialah 0 orang.

B. Sistem Pelayanan Perizinan Satu Pintu di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu diProvinsi Sulawesi Selatan

Pelayanan perizinan terpadu merupakan suatu pelayanan yang sangat

kompleks, perizinan merupakan salah satu aspek penting dalam pelayanan

publik. Kualitas pelayanan publik di bidang perizinan usaha memainkan peranan

penting dalam menarik investor untuk menanamkan modalnya di suatu daerah.

Kualitas pelayanan perizinan sendiri juga dapat diidentifikasi dari peraturan

pemerintah daerah dalam mendukung sekaligus memberikan legitimasi lembaga

perizinan di daerah untuk memberikan pelayanan secara lebih efisien dan efektif.

Dalam hal penyediaan pelayanan perizinan, petugas birokrasi seringkali

Page 65: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

54

memberikan prosedur yang sangat rumit dan cenderung berbelit-belit, sulit

diakses, memiliki prosedur yang sangat rumit serta tidak adanya kepastian

waktu dan keterbukaan biaya pelayanan yang dibutuhkan. Jika mekanisme yang

rumit terus tetap berjalan, otomatis membuat masyarakat menjadi malas dan

enggan dalam mengurus perizinan.

Keberadaan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) di Provinsi Sulawesi Selatan diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi masyarakat umum, dunia usaha dan juga pemerintah itu sendiri. Bagi

masyarakat, dengan adanya DPMPTSP pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

masyarakat dapat memperoleh pelayanan publik yang lebih baik serta

mendapatkan kepastian dan jaminan hukum serta kemudahan dalam perizinan

usaha. Sementara itu keberadaan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Provinsi Sulawesi Selatan mampu

mengurangi beban administratif, karena pelayanan yang lebih efisien dan efektif

sehingga mengurangi beban satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lain serta

menghindari adanya duplikasi pelayanan perizinan dan non perizinan, selain itu

juga berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)

karena masyarakat akan semakin percaya dengan pelayanan publik pemerintah

khususnya Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP )

di Provinsi Sulawesi Selatan. Metode Pelayanan Perizinan dapat dilakukan

dengan 2 (dua) cara yaitu Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan

Pelayanan Perizinan Satu Atap (PTSA), dari 2 (dua) metode pelayanan tersebut

sama baiknya tetapi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menggunakan

Page 66: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

55

Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, dengan membentuk Kantor Pelayanan

Terpadu Satu Pintu pada tahun 2012 dan sekarang berubah kantor menjadi Badan

Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal sejak tahun 2013. Upaya dalam

memberikan pelayanan publik yang berkualitas yang merupakan harapan

masyarakat dan sekaligus tujuan dari Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman

Modal. Maka dari itu, diperlukan transparansi informasi pelayanan publik

mengenai prosedur, kepastian waktu dan biaya pelayanan agar pelayanan dapat

berjalan optimal.

1. Kesederhanaan

Kesederhanan yang dimaksud disini adalah proses pelayanan publik yang

tidak berbelit-belit,mudah dipahami dan mudah di mengerti.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) di Provinsi Sulawesi Selatan menetapkan standar untuk mekanisme

penyelenggaraan perizinan. Untuk prosedur penyelenggaraan perizinan Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal telah menentukan standar

sebagai berikut :

a) Pemohon mendatangi bagian informasi untuk memperoleh informasi

seputar izin yang akan di butuhkan beserta syarat-syaratnya;

b) Bagian informasi memberikan formulir pendaftaran untuk diisi oleh

pemohon;

c) Pemohon mengajukan formulir pendaftaran dan berkas permohonan di

loket pendaftaran;

Page 67: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

56

d) Pegawai di loket pendaftaran menerima dan memeriksa kelengkapan

berkas permohonan, berkas yang lengkap akan diregistrasi dan selanjutnya

pemberian nomor register dan tanda terima sedangkan berkas yang tidak

lengkap akan dikembalikan kepada pemohon untuk dilengkapi.

e) Loket Pelayanan (Bidang Pengolahan Perizinan ) akan mengadakan

validasi dokumen berkas, jika dinyatakan valid maka dijadwalkan untuk

mengadakan rapat dan peninjauan lapangan Tim Teknis.

f) Tim Teknis mengadakan peninjauan lokasi dengan membuat Berita Acara

Pemeriksaan Lapangan (BAPL) dan mengadakan Rapat Tim Teknis,

apabila :

1. Dinyatakan layak, maka diproses lebih lanjut yang dituangkan

dalam rekomendasi Tim Teknis.

2. Dinyatakan tidak layak, maka berkas permohonan dikembalikan

disertai surat alasan yang diketahui oleh Tim Teknis.

g) Tim teknis menyerahkan Rekomendasi beserta lampirannya berupa BAPL

SKRD dan SSRD di Loket Pelayanan untuk diproses lebih lanjut serta

menghubungi pemohon untuk melakukan pembayaran Retribusi di Loket

Bank Sulsel berdasarkan surat ketetapan retribusi daerah dari tim teknis.

h) Selanjutnya Loket Pelayanan melakukan input data dan pencetakan

naskah surat izin.

i) Bidang Pelayanan Perizinan melakukan koreksi dan paraf Surat Izin

j) Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal

melakukan penandatanganan surat izin.

Page 68: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

57

k) Pemohon menerima Surat Izin di Loket Penyerahan Izin

Gambar 4.2 Mekanisme Pelayanan pada Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) diProvinsi Sulawesi

Dalam wawancara dengan salah seorang aparat pelayanan perizinan di

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Provinsi

Sulawesi Selatan yang bertugas di bagian Seksi Pengaduan DPMPTSP

menyatakan:

“Mekanisme pelayanan perizinan dikantor kami sebenarnya sudah sangat jelas dan mudah karena pemohon yang ingin melakukan izin akan dibimbing langsung oleh pegawai kami. Selain itu, mekanisme pelayanan juga dibiasanya kami terbitkan melalui media massa yaitu koran ataupun televisi lokal, agar masyarakat dapat mengetahui cara melakukan perizinan.”( Wawancara dengan A.S tanggal 24 September 2019)

Hal senada juga disampaikan oleh Kabid penyelenggara pelayanan

perizinan Sulawesi Selatan mengatakan bahwa:

“Terkait dengan standar mekanisme pelayanan perizinan dikantor kami sebenarnya sudah sangat jelas dan mudah sesuai dengan apa yang di butuhkan oleh pemohon yang ingin melakukan izin akan dibimbing langsung oleh pegawai kami. .”( Wawancara dengan M.S tanggal 24

September 2019)

Page 69: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

58

Hal sejalan di perkuat oleh Kabid Promosi penanaman modal Sulawesi

Selatan yang mengatakan bahwa:

“Semua pelayanan yang kami berikan kepada setiap pemohon sudah sesuai dengan standar pelayanan operasional (SOP) yang di gunakan di kantor .”( Wawancara dengan M.N tanggal 24 September 2019)

Mekanisme pelayanan perizinan di Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Provinsi Sulawesi sudah cukup baik

dibandingkan dengan sebelumnya, karena masyarakat tidak lagi mendatangi

banyak kantor yang memiliki prosedur berbeda di setiap kantor.

Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh salah seorang

pemohon yang ingin mengajukan izin usaha yang didirikannya:

“Saya mengurus surat ijin usaha (SIUP) yang akan saya jalankan. Saya berfikir pengurusannya akan rumit, karena sebelumnya teman saya juga melakukan pengurusan izin usaha dan mengatakan pengurusannya sangat rumit karena banyaknya kantor yang harus di datangi, tetapi setelah saya datang di kantor DPMPTSP kepengurusannya tidak rumit lagi, saya cukup mendatangi kantor DPMPTSP dengan melengkapi berkas pemohon. Tanpa keluar kantor urusan saya bisa selesai karena untuk pembayaran dan pengambilan surat izin saja di tempat yang sama karena ternyata di dalam kantornya sudah ada loket Bank Sulselbar.”

(Wawancaa dengan R.L tanggal 25 September 2019) Hal senada yang diungkapkan oleh salah seorang pemohon yang ingin

mengajukan izin usaha yang didirikannya:

“Saat mengurus SIUP (surat izin usaha pedagang) tidak rumit lagi, saya cukup mendatangi kantor DPMPTSP dengan melengkapi berkas pemohon. Tanpa keluar kantor urusan saya bisa selesai karena untuk pembayaran dan pengambilan surat izin saja di tempat yang sama karena ternyata di dalam kantornya sudah ada loket Bank Sulselbar.”

(Wawancara dengan H.P tanggal 25 September 2019)

Page 70: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

59

Hal yang sama juga disampaikan oleh pemohon lainnya yang mengatakan bahwa:

“Dulu waktu saya mau mengurus SIUP (surat izin usaha pedagang) sangat rumit karena harus datang ke kantor Lurah dulu ambil surat izin mendirikan usaha baru kemudian mendatangi kantor DPMPTSP dengan melengkapi berkas pemohon. .” (Wawancara dengan R.R tanggal 25

September 2019)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa Mekanisme

pelayanan perizinan dianggap telah lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya

yang mengharuskan masyarakat untuk mendatangi banyak kantor yang bisa

memilki prosedur berbeda di setiap instansi. Sudah menjadi kewajiban bagi

pegawai yang bertugas di bagian front office untuk bukan hanya melayani tetapi

juga membantu masyarakat yang mengajukan permohonan perizinan.

2. Kejelasan

Kejelasan yang dimaksud disini adalah persyaratan teknis dan administrasi

pelayanan publik serta rincian biaya pelayanan publik dan tata cara.

a. Persyaratan Umum Pengurusan Izin

Persyaratan umum untuk setiap pengurusan izin pada Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Provinsi Sulawesi adalah :

1) Mengajukan Permohonan Surat Izin yang hendak di urus ditujukan kepada

Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan

Terpadu dengan materai Rp. 6.000,-

2) Surat Pernyataan tidak keberatan dari tetangga yang diketahui Kepala

Lingkungan/Dusun, Kepala Desa/Lurah, dan Camat

3) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)

4) Fotocopy Bukti Pelunasan SPPT PBB Tahun berjalan

Page 71: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

60

5) Rekomendasi dari Kepala Desa/Lurah diketahui oleh Camat

6) Akta pendirian perusahaan (Khusus untuk Usaha Usaha yang berbadan

hukum)

7) Rekomendasi dari instansi teknis (Khusus usaha tertentu)

8) Keterangan Situasi Bangunan (KSB) mengenai batas-batas dan garis

sempadan bangunan (Khusus IMB)

9) Gambar rencana bangunan 2 (dua) rangkap (Khusus IMB)

10) Foto berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 3 (tiga) Lembar

Pelayanan perizinan merupakan salah satu bagian penting dalam sektor

pelayanan publik di Provinsi Sulawesi-selatan. mengingat cukup tingginya

kebutuhan masyarakat atas izin usaha perkebunan (IUP). Oleh karena itu,

Pemerintah Provinsi Sulawesi-Selatan. melalui Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Provinsi Sulawesi dituntut bukan hanya mampu

menyelenggarakan namun dapat lebih memudahkan masyarakat dalam

melakukan proses permohonan perizinan IUP. Syarat penyelenggaraan perizinan

merupakan hal pertama yang harus dipenuhi masyarakat agar permohonan izin

yang diajukan kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu di Provinsi Sulawesi-Selatan dapat diproses. Jadi sudah seharusnya syarat

ini harus ada, tetapi bukan untuk memberatkan masyarakat.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Kabid penyelenggara Pelayanan

perizinan Sulawesi Selatan menyatakan:

“Permohonan surat izin usaha perkebunan( IUP) di Provinsi Sulawesi-Selatan cukup tinggi karena wilayah yang begitu beragam akan banyak menarik minat untuk mendirikan usaha perkebunan. Permohonan izin ini cukup tinggi di kantor ini, sehingga kami harus betul-betul menyeleksi

Page 72: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

61

dan menetapkan syarat yang tepat. Syarat-syarat ini bukan untuk membatasi tetapi untuk menghindari tindakan-tindakan tidak bertanggung jawab”.( Wawancaa dengan M.S tanggal 20 September 2019)

Terlalu rentannya praktik-praktik penipuan dan percaloan disektor pelayanan

publik khususnya pelayanan perizinan memang menjadi masalah dalam upaya

menciptakan pelayanan yang prima bagi masyarakat. Berikut kutipan

wawancara dengan Kabid Promosi Penanaman Modal menyatakan::

“Syarat-syarat perizinan di DPMPTSP kami harap dapat menunjukkan kepada masyarakat, bahwa syarat penyelenggaraan perizinan tidak lagi sulit seperti dulu, sehingga masyarakat dapat melakukan permohonan perizinan sendiri tanpa melalui calo lagi. Di samping itu kami sengaja mencantumkan beberapa syarat tentang data diri dan foto pemohon sehingga potensi-potensi untuk praktik percaloan semakin kecil”.( Wawancaa dengan M.N tanggal 20 September 2019)

Kemudahan yang telah diberikan dalam hal persyaratan penyelenggaraan

perizinan ini tentu dapat memberikan dorongan positif bagi masyarakat di Kota

Makassar untuk lebih percaya kepada pihak penyelenggara perizinan, dalam hal

ini Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di

Provinsi Sulawesi Selatan. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang yang

mengurus IUP untuk usaha yang dikelolanya:

“Sekarang mengurus perizinan untuk usaha tidak sesulit dulu lagi.

Sebelumnya jika mengurus izin usaha saya harus mendatangi beberapa dinas dan setiap dinas memiliki syarat yang bermacam-macam padahal kalau dilihat syaratnya hampir serupa di setiap dinas. Bulan lalu saya mengurus izin usaha saya dan ternyata syaratnya sudah tidak sebanyak dulu, kalau kata petugas yang menjelaskan ini namanya pelayanan terpadu satu pintu” (Wawancaa dengan R.R tanggal 20 September 2019)

Seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal

mengatakan bahwa:

Page 73: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

62

“Biaya yang diperlukan untuk surat izin ditentukan sama dinas yang terkait dan untuk perincian biayanya dihitung oleh dinasnya sendiri. Ada rumus tersendirinya dari perwali yang diturunkan sama dinasnya itu jadi mereka langsung memberikan berapa banyak biaya yang harus dibayar oleh pemohon izin”.( Wawancaa dengan M.Y tanggal 23 September 2019)

Keseluruhan biaya yang harus dibayar untuk mendapatkan suatu bentuk

pelayanan harus dirinci dengan jelas sehingga, pengguna layanan tidak bertanya-

tanya tentang keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan

suatu bentuk pelayanan. Kejelasan ini akan memudahkan pengguna layanan

memahami dengan jelas keseluruhan biaya pelayanan yang dibutuhkan sehingga

tidak menimbulkan kecurigaan terhadap biaya pelayanan yang ditetapkan.

Perincian biaya pelayanan yang jelas dan tepat sangat membangun kepercayaan

pengguna layanan dalam memenuhi biaya yang dikenakan dalam pelayanan.

Kemudian pernyataan dari bertugas di bagian Seksi Pengaduan

DPMPTSP menyatakan :

“Banyak yang beranggapan bahwa biaya pelayanan publik terlalu mahal apalagi pelayanan perizinan. Oleh karena itu dengan menggratiskan biaya pelayanan di DPMPTSP bertujuan untuk lebih meringankan masyarakat dalam mengurus perizinan, dan kami berharap ke depannya tidak akan lagi ada usaha yang tidak memiliki izin”.(Wawancaa dengan A.S tanggal 23 September 2019) Selama ini banyak yang menganggap bahwa penetapan biaya untuk

layanan perizinan tidak wajar dan kadang mengada-ada oleh karena itu

dibutuhkan ketetapan yang transparan untuk biaya pelayanan perizinan. Sehingga

dengan adanya kepastian akan biaya pelayanan sangat penting untuk memberikan

jaminan kepada masyarakat untuk mengurus perizinan yang dibutuhkannya.

Page 74: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

63

Berkaitan dengan itu, pernyataan juga dilontarkan oleh Bapak Haris

selaku penggun layanan, menyatakan bahwa :

“Alur pembayarannya kami tidak tahu, karena kami langsung terima saja dari loket berapa nilanya lalu membayar di bank”. (Wawancaa dengan H.P tanggal 25 September 2019) Hal lain yang diungkapkan oleh aparat yang bertugas di bagian informasi

DPMPTSP yang mengatakan bahwa :

“Tidak ada biaya yang diberikan kepada petugas yang menyerahkan izn usaha. Tetapi, biasanya ada masyarakat yang memberikan uang sukarela sebagai ucapan terima kasih.” (Wawancaa dengan R.D tanggal 20 september 2019)

Komunikasi yang baik antara petugas dan pemohon tentu akan berimbas

terhadap tanggapan masyarakat terhadap pelayanan perizinan yang

diselenggarakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

di Provinsi Sulawesi. Oleh karena itu sebaiknya disamping melayani aparat

pelayanan juga dapat membantu memberikan penjelasan kepada masyarakat yang

membutuhkan perizinan.

Page 75: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

64

Gambar 4.2 Mekanisme Pembayaran Retriusi pada Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Provinsi Sulawesi

Upaya perbaikan kualitas pelayanan perizinan tentu harus berjalan lurus

dengan partisipasi masyarakat dalam mengikuti peraturan yang telah ditetapkan

oleh pemerintah. Budaya tip dan kebiasaan memberi sogokan yang masih sering

dilakukan oleh masyarakat malah sebaliknya akan memberikan dampak negatif

terhadap upaya pemerintah dalam perbaikan pelayanan publik. Atas fenomena

masih banyaknya masyarakat yang memberikan biaya untuk memperoleh

perlakuan khusus dan juga tip kepada petugas,

Pernyataan lain juga disampaikan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal

mengatakan bahwa :

“Jika kami menemukan ada petugas yang menerima uang yang di

berikan oleh masyarakat baik tip maupun untuk memperoleh perlakuan khusus tentu akan ditindak tegas, karena sekecil apapun yang diberikan, itu tetaplah suap dan jelas melanggar peraturan. Karena itu kami telah menghimbau kepada seluruh petugas untuk tidak menerima apapun yang diberikan oleh pengguna jasa, dan jika masih ada yang memberikan kami berharap petugas pelayanan dapat memberikan penjelasan tentang peraturan yang berlaku”.(Wawancaa dengan M.Y tanggal 23septembe 2019)

Page 76: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

65

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa Standar

untuk biaya pelayanan yang ditetapkan oleh Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Provinsi Sulawesi-Selatan Modal

tentu harus menjadi pegangan bagi setiap pegawainya agar dapat bekerja sesuai

dengan peraturan yang berlaku. Penyelenggaraan layanan perizinan terpadu satu

pintu (PTSP) dalam pelayanan perizinan di pemerintah provinsi Sulawesi-Selatan

di anggap telah memberikan dampak positif terhadap kesadaran masyarakat

untuk memiliki legalitas atas kegiatan yang di laksanakan, baik usaha maupun

non usaha. Di sisi lain tentu hal ini akan meningkatkan pendapatan daerah

melalui biaya retribusi atas perizinan yang yang di berikan.

3. Kepastian Waktu

Syarat dan mekanisme yang yang di tetapkan dalam penyelenggaraan

pelayanan perizinan tentu akan berimbas terhadap waktu untuk menyelesaikan

proses perizinan yang dibutuhkan masyarakat. Jangka waktu yang dimaksud di

sini, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perizinan mulai dari

pendaftaran dan dilengkapinya/dipenuhinya persyaratan teknis dan atau

persyaratan administratif sampai dengan selesainya suatu proses pelayanan.

Sudah tentu harapan masyarakat adalah memperoleh perizinan yang

dibutuhkannya secepat mungkin sesuai harapannya. Harapan masyarakat untuk

jangka waktu perizinan yang dibutuhkannya, kemudian berupaya di penuhi oleh

pemerintah melalui penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu.

Page 77: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

66

Salah satu prinsip dalam pelayanan terpadu satu pintu adalah kepastian

waktu, yang berarti pemrosesan permohonan perizinan dan non perizinan dapat

diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan tanpa memperhatikan skala usaha

pemohon, prinsip ini juga yang harus dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Provinsi Sulawesi selaku

Badan penyelenggara pelayanan perizinan terpadu satu pintu di Provinsi

Sulawesi-Selatan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah staf., menyatakan bahwa :

“Semenjak berubah dari kantor menjadi Badan, proses penyelesaian

layanan sudah sesuai standar yaitu 5 hari kerja. Meskipun terkadang lebih lama dikarenakan banyaknya permohonan surat izin usaha perdagangan yang masuk di kantor”.(Wawancaa dengan H .S tanggal 27 September 2019) Standar untuk waktu penyelesaian izin ini juga dibenarkan oleh

masyarakat selaku pengguna layanan, menyatakan bahwa :

“Saya mengurus Surat Izin Usaha Perkebunan (IUP) mulai dari pendaftaran sampai menerima izinnya hanya butuh waktu dua hari, selesainya pengurusan tersebut saya langsung dihubungi oleh pegawai kantor DPMPTSP dan saya langsung mengambil surat izin tersebut. Saya sangat puas dengan sistem pelayanan di kantor karena sesuai dengan standar pelayanan kantor tersebut dan selesai tepat pada waktunya.” (Wawancaa dengan R.R tanggal 25 September 2019)

Lanjut hal yang sama di sampaikan oleh Bapak Ramli Dg Rewa, menyatakan

bahwa:

“Saya dulu diberitahu enam hari kerja, tapi sekarang sudah hampir dua minggu juga belum selesai”. (Wawancara dengan R.R tanggal 25 September 2019)

Lanjut hal yang sama di sampaikan oleh Bapak Ramli Dg Rewa, menyatakan

bahwa:

Page 78: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

67

“Memang yang tertempel di papan pengumuman kepastian selesainya pembuatan SIUP, IMB dll itu hanya seminggu. Akan tetapi ada warga yang datang mengeluh jika surat izin yang dia suruh buat sudah hampir 1 bulan belum selesai, saya pribadi saja sudah 2 Minggu SIUP yang saya buat belum selesai ”. (Wawancara dengan R.R tanggal 25 September 2019)

Pernyataan yang lain di perkuat pula oleh Bapak Rahman Bin Lasupu,

menyatakan bahwa:

“Terkait dengan pengurusan surat-surat izin disini memang betul ada beberapa warga yang bolak balik datang kemari mempertanyakan kapan surat-surat yang mereka urus cepat selesainya. Hanya pengurusan SIUP (surat izin usaha pedagang saja yang terbilang cepat selesainya paling lambat 1 Minggu saja ”. (Wawancara dengan R.L tanggal 25 September 2019)

Selanjutnya selaku Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu (DPMPTSP) di Provinsi Sulawesi. menyatakan:

“Untuk beberapa jenis perizinan kami sangat berharap kerja sama dan

profesionalisme dari tim teknis, karena walaupun telah di SK kan untuk berkantor di sini, terkadang tim teknis juga jarang berada disini. Sehingga hal ini tentu bisa menjadi penghambat dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan di DPMPTSP.”(Wawancaa dengan M.Y tanggal 30 September 2019) Pembentukan penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu pada

dasarnya ditujukan untuk menyederhanakan birokrasi pelayanan perizinan dan

non-perizinan yang salah satunya adalah mempercepat waktu pelayanan dengan

mengurangi tahapan-tahapan dalam pelayanan yang kurang penting, seperti waktu

yang dihabiskan oleh pemohon izin untuk mendatangi berbagai instansi.

Koordinasi yang lebih baik antar instansi yang terkait dengan perizinan juga akan

sangat berpengaruh terhadap percepatan layanan perizinan.

Page 79: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

68

Kemudian pernyataan dari bertugas di bagian Seksi Pengaduan

DPMPTSP menyatakan :

“Ada beberapa masyarakat yang datang mengadu terkait pelayanan yang ada disini terkait kepastian waktu selesainya surat izin yang mereka buat”.(Wawancara dengan A.S tanggal 13 September 2019)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Provinsi

Sulawesi belum bisa dikatakan baik dalam hal pemberian kepastian penyelesaian

layanan kepada pelanggan, masih banyaknya keluhan yang disampaikan oleh

masyarakat merupakan akan keterlambatan penyelesaian surat izin menjadi

indikatornya.

4. Akurasi

Salah satu indikator yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan

pelayanan publik khususnya pelayanan perizinan adalah pelayanannya tepat dan

diterima dengan benar hal itu tentunya harus ditunjang oleh kualitas sumber daya

manusia yang dimiliki oleh penyelenggara pelayanan perizinan. Kualitas SDM ini

berkaitan kemampuan setiap aparat pelaksana pelayanan perizinan dalam

menjalankan kewajibannya melayani kebutuhan masyarakat atas jasa layanan

perizinan. Selain kemampuan yang dimiliki oleh aparatnya, kualitas sumber daya

manusia penyelenggara pelayanan perizinan juga dapat dinilai dari perilaku yang

ditunjukkan oleh aparat pelaksana pelayanan perizinan dalam melayani

masyarakat. Perilaku yang ditunjukkan oleh aparat pelaksana pelayanan perizinan

tentu akan berdampak terhadap penilaian masyarakat atas layanan perizinan yang

diselenggarakan.

Page 80: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

69

Berikut hasil wawancara dengan salah seorang yang pernah melakukan

izin yang mengatakan bahwa :

“Saya merasa dalam pelayanan perizinan di kantor DPMPTSP cepat,tepat, dan akurat ini dibuktikan oleh pelayanan yang diberikan oleh pegawai yang ada di kantor tersebut”. (Wawancaa dengan R.L tanggal 25 September 2019) Berkaitan dengan itu, pernyataan juga dilontarkan oleh Bapak Haris

selaku penggun layanan, menyatakan bahwa :

“Pelayanan disini termasuk sudah baiklah karena pegawai-pegawai disini sangat ramah dalam memberikan pengarahan”. (Wawancara dengan H.P tanggal 25 September 2019)

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

memang sangat memperhatikan tentang akurasi pelayanan yang diberikan, karena

hal tersebut merupakan salah satu misi dari DPMPTSP. Dengan terciptanya

pelayanan yang akurat secara otomatis akan menambah minat masyarakat untuk

melakukan proses perizinan. Beberapa cara DPMPTSP untuk menciptakan proses

pelayanan yang akurat yaitu :

a) Penyederhanaan Administasi Perizinan

Melakukan Penyederhanaan Administasi Perizinan dengan membuat satu

permohonan perzinan untuk semua perizinan usaha dan melakukan pelayanan

izin paralel.

b) Penyederhanaan Proses Perizinan

Membuat SK Tim Teknis yang ditempatkan dan berkantor di DPMPTSP untuk

memberikan Rekomendasi Teknis layak tidaknya izin tersebut diterbitkan.

Dengan adanya tim teknis maka dalam penerbitan izin tidak lagi berdasar dari

Page 81: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

70

rekomendasi dari SKPD yang berkaitan melainkan hanya melalui rekomendasi

tim teknis sehingga permohonan hanya diproses pada satu tempat sesuai konsep

PTSP. Melihat kondisi sekarang kantor DPMPTSP sudah sangat berhasil dengan

proses pelayanan yang akurat.

Hal tersebut diperkuat oleh salah seorang yang pernah melakukan

permohonan surat izin usaha yaitu Ridwan yang mengatakan bahwa :

“Pelayanan yang akurat yang diberikan oleh pegawai yang ada pada

kantor DPMPTSP sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh kantor tersebut, hal ini mengakibatkan saya merasa puas karena kepengurusan izin saya sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu 2 hari. (Wawancaa dengan R.R tanggal 25 September 2019) Kemudian pernyataan dari bertugas di bagian Seksi Pengaduan

DPMPTSP menyatakan :

“Saya rasa pelayanan yang ada di kantor ini sudah sangat tepat dan memenuhi standar oprasional pelayanan yang ada. Jika terjadi atau terdapat keluhan dari masyarakat menurut saya itu hanya kesalahan teknis saja”.(Wawancara dengan A.S tanggal 13 September 2019)

Hal tersebut diperkuat oleh Kabid penyelenggara Pelayanan perizinan

Sulawesi Selatan yang menyatakan:

“Saya merasa dalam pelayanan perizinan di kantor DPMPTSP cepat, tepat, dan akurat ini dibuktikan oleh pelayanan yang diberikan oleh pegawai yang ada di kantor tersebut.”( Wawancaa dengan M.S tanggal

13 September 2019)

Hal tersebut diatas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kabid Promosi

Penanaman Modal menyatakan::

“Petugas di kantor kami (DPMPTSP) akan bertanggung jawab apabila

ada masalah dalam pemerosesan izin ataupun mengenai penerbitan izin yang dilakukan oleh kantor DPMPTSP. Jika ada masalah yang

Page 82: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

71

dilakukan oleh petugas dikantor kami, maka pemohon diharapkan untuk melapor secepatnya di unit pengaduan yang terdapat di kantor DPMPTSP.”( Wawancaa dengan M.N tanggal 13 September 2019)

5. Keamanan

Pelayanan perizinan merupakan salah satu bagian penting dalam proses

pelayanan publik, mengingat izin akan memberikan jaminan keamanan atas

kegiatan yang dilakukan masyarakat. Dengan memberikan kemudahan dalam

perizinan tentu akan membantu masyarakat agar mentaati Undang-undang yang

berlaku.

Penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu pada dasarnya bertujuan

untuk menyederhanakan birokrasi pelayanan perizinan dan non perizinan dalam

bentuk mempercepat waktu pelayanan, menekan biaya pelayanan, dan

menyederhanakan persyaratan. Dengan adanya pelayanan terpadu satu pintu

masyarakat dapat memperoleh pelayanan publik yang lebih baik serta

mendapatkan kepastian dan jaminan hokum dari formalitas yang dimiliki.

Dalam wawancara dengan Ramli Dg Rewa seorang yang pernah

melakukan perizinan usaha yang mengatakan bahwa:

“Kalau saya ingin uzaha perdagangan saya di lindungi oleh hukum kan seharusnya legal dan untuk melegalkan usaha saya. Saya harus mempunyai surat izin usaha perdagangan dari kantor BP2TPM, saya juga merasa nyaman kalau sudah ada payung hukumnya.’’ (Wawancaa dengan R.R tanggal 25 September 2019) Berikut hasil wawancara dengan salah seorang yang pernah melakukan

izin yang mengatakan bahwa :

“Salah satu syarat untuk mendirikan usaha yaitu harus memiliki terlebih dahulu suruat izin, begitupula dengan izin mendirikan bangunan hal tersebut dibutuhkan sebagai syarat mutlak agar sewaktu-waktu usaha

Page 83: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

72

maupun bangunan lainnya jika ingin di hancurkan tidak semudah itu karena sudah memiliki payung hukum ”. (Wawancara dengan R.L tanggal 25 September 2019) Berkaitan dengan itu, pernyataan juga dilontarkan oleh Bapak Haris

selaku penggun layanan, menyatakan bahwa :

“Pelayanan disini termasuk sudah baiklah karena pegawai-pegawai disini sangat ramah dalam memberikan pengarahan”. (Wawancara dengan H.P tanggal 25 September 2019)

Hal tersebut diperkuat oleh Kabid penyelenggara Pelayanan perizinan

Sulawesi Selatan yang menyatakan:

“Setiap masyarakat yang ingin melakukan usaha perdagangan harus mempunyai izin. Apabila terdapat masyarakat yang tidak mempunyai surat izin maka masyarakat tersebut telah melanggar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.”( Wawancaa dengan M.S tanggal 30 September 2019)

Hal tersebut diatas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kabid Promosi

Penanaman Modal menyatakan::

“Petugas di kantor kami (DPMPTSP) akan bertanggung jawab apabila

ada masalah dalam pemerosesan izin ataupun mengenai penerbitan izin yang dilakukan oleh kantor DPMPTSP. Jika ada masalah yang dilakukan oleh petugas dikantor kami, maka pemohon diharapkan untuk melapor secepatnya di unit pengaduan yang terdapat di kantor DPMPTSP.”( Wawancaa dengan M.N tanggal 13 September 2019)

Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu mengatakan bahwa:

“Aturan perundang-undangan tersebut di buat agar setiap masyarakat yang ingin melakukan usaha perdagangan harus mempunyai izin. Apabila terdapat masyarakat yang tidak mempunyai surat izin maka masyarakat tersebut telah melanggar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah” (Wawancara dengan M.Y tanggal 13 September 2019)

Page 84: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

73

Kemudian pernyataan dari bertugas di bagian Seksi Pengaduan

DPMPTSP menyatakan :

“Saya rasa pelayanan yang ada di kantor ini sudah sangat tepat dan memenuhi standar oprasional pelayanan yang ada. Oleh karena itusetiap masyarakat yang ingin melakukan usaha perdagangan harus mempunyai izin. Apabila terdapat masyarakat yang tidak mempunyai surat izin maka masyarakat tersebut telah melanggar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah ”.(Wawancara dengan A.S tanggal 13 September 2019)

. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

di Provinsi Sulawesi-Selatan sebagai penyelenggara pelayanan perizinan terpadu

satu pintu di Sulawesi-Selatan tentu di harapkan dapat menjalankan

kewajibannya menyelenggarakan pelayanan perizinan dengan sistem yang baik

dan tepat seperti yang diharapkan bersama, baik oleh masyarakat maupun

pemerintah. Melalui regulasi yang jelas dan tepat, persyaratan yang jelas,

mekanisme yang sederhana, waktu yang lebih singkat dan pembiayaan yang wajar

dan terbuka maka proses penyelenggaran pelayanan perizinan di Sulawesi-Selatan

menjadi lebih sederhana dan lebih mudah dipahami oleh masyarakat disamping

itu akan menjadi salah satu indikator dalam keberhasilan Pemerintah Daerah

menjalankan fungsinya sebagai abdi Negara maupun sebagai abdi masyarakat.

6. Tanggung Jawab

Tanggung jawab yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemimpin

penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab

atas penyelenggara pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam

pelaksanaan pelayanan publik.

Page 85: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

74

Setiap proses perizinanan yang dilakukan di Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) harus dilayani sesuai dengan

prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh kantor tersebut. Apabila

terdapat permasalahan yang dialamai oleh pemohon yang ingin melakukan izin

baik itu masalah tatacara ataupun masalah izin yang diterbitkan oleh kantor

DPMPTSP maka pejabat akan bertanggung jawab atas masalah tersebut.

Hal tersebut diatas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kabid Promosi

Penanaman Modal menyatakan::

“Petugas di kantor kami (DPMPTSP) akan bertanggung jawab apabila

ada masalah dalam pemerosesan izin ataupun mengenai penerbitan izin yang dilakukan oleh kantor DPMPTSP. Jika ada masalah yang dilakukan oleh petugas dikantor kami, maka pemohon diharapkan untuk melapor secepatnya di unit pengaduan yang terdapat di kantor DPMPTSP.”( Wawancaa dengan M.N tanggal 27 September 2019)

Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu mengatakan bahwa:

“Setiap terjadi kesalahan dalam pelayanan yang diberikan baik itu kesalahan teknis maupun yang lainnya pemerintah harus sigap dalam menyelesaikan itu semua. Karena hal tersebut merupakan tanggung jawab dari pemerintah” (Wawancara dengan M.Y tanggal 13 September 2019)

Page 86: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

75

Gambar 4.3 Mekanisme Pengaduan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Provinsi Sulawesi

Di Kantor DPMPTSP telah menyediakan unit pelayanan pengaduan, Unit

Pelayanan Pengaduan memiliki tugas pokok untuk menerima dan melakukan

tindakan penyelesaian atas pengaduan masyarakat melalui media pengaduan yang

disediakan. Fungsi unit pengaduan sebagai berikut :

1) Menerima Pengaduan masyarakat melalui media pengaduan yang

disediakan (Pengaduan Langsung ke Unit Pelayanan Pengaduan berupa

Lisan dan Tulisan, SMS, Telepon dan Kotak pengaduan) ;

2) Mencatat pengaduan dalam Buku Agenda Pengaduan;

3) Memberikan Nomor pengaduan ;

4) Menentukan Analisa penyebab pengaduan ;

5) Menetapkan Tindakan penyelesaian ;

6) Memberi Informasi kepada pemohon/pengguna jasa/masyarakat atas

rencana tindakan penyelesaian ;

7) Melakukan Tindakan Aksi Penyelesaian Pengaduan ;

Page 87: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

76

8) Melakukan Tahap Verifikasi kepada pemohon/pengguna jasa/masyarakat

atas tindakan aksi penyelesaian ;

9) Menerima pernyataan Puas dan tidak puas dari pemohon/pengguna

jasa/masyarakat , dan ;

10) Melaporkan Pengaduan yang masuk kepada Kepala KantorPelayanan

Perizinan Terpadu secara berkala sebulan 1 (satu) kali.

Adapun mekanisme pengaduaan adalah sebagai berikut :

1) Petugas Loket Pengaduan Pada Unit Pelayanan Pengaduan

a. Setiap hari kerja ditunjuk 1 (satu) orang petugas Loket Pengaduan

yang selanjutnya diatur oleh Koodinator

b. Petugas Loket Pengaduan bertugas :

1. Menerima pengaduan yang masuk melalui media pengaduan yang

disediakan (pengaduan langsung ke Loket Pengaduan baik Lisan

maupun Tulisan, SMS, telepon dan Kotak Pengaduan)

2. Mencatat pengaduan dalam Buku Agenda Pengaduan ;

3. Memberikan Nomor Pengaduan kepada Pemohon/pengguna

jasa/masyarakat;

4. Melaporkan pengaduan yang masuk kepada Koordinator;

5. Memberikan informasi kepada pemohon/pengguna

jasa/masyarakat atas rencana tindakan penyelesaian yang diambil ;

6. Menerima pernyataan Puas dan tidak puas dari pemohon/pengguna

jas/masyarakat .

c. Mengisi buku petugas Loket Pengaduan ;

Page 88: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

77

Bagan alir (flow chart) Mekanisme pengaduan tersebut dapat di lihat

pada Gambar di bawah ini

2) Koordinator Unit Pelayanan Pengaduan

1. Menerima Laporan pengaduan dari petugas Loket Pengaduan ;

2. Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis dan Seksi Administrasi

Pelayanan dan perencanaan perizinan untuk menentukan analisa

penyebab pengaduan;

3. Melakukan Rapat Koordinasi Unit Pelayanan Pengaduan;

4. Melakukan pemeriksaan dokumen dan atau pokok pengaduan ;

5. Menetapkan tindakan penyelesaian ;

6. Melakukan tindakan aksi penyelesaian pengaduan ;

7. Melakukan Tahap verifikasi kepada pemohon/pengguna

jasa/masyarakat atas tindakan aksi penyelesaian ;

8. Melaporkan pengaduan yang masuk kepada Kepala DPMPTSP ;

9. Melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pengawasan

pelaksanaan Unit Pelayanan Pengaduan ;

3) Waktu Pelayanan Pengaduan

Pengaduan yang masuk akan diselesaikan paling lambat 5 (Lima) Hari

kerja sejak pengaduan masuk dan tercatat pada Buku Agenda Pengaduan.

Hal yang diungkapkan oleh Mustamin, S.E.,M.M sesuai dengan yang

diungkapkan oleh salah seorang pemohon yaitu Bapak Haris Dg Pasang yang

pernah melakukan izin usaha di Kantor DPMPTSP bahwa :

“Saya pernah melakukan perizinan di kantor ini, dan menurut saya

petugas di kantor DPMPTSP sangat bertanggung jawab, saya

Page 89: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

78

mengatakan demikian karena ketika saya membuat izin untuk usaha, saya melihat jangku waktu yang ditetapkan di kantor tersebut adalah 2 hari. Namun ketika saya kembali untuk mengambil izin saya, ternyata izin tersebut belum selesai. Dan saya langsung melaporkannya di unit pelayanan pengaduan. Keesokan harinyai izin saya telah selesai di proses.” (Wawancaa dengan H.P tanggal 25 September 2019)

Kemudian pernyataan dari bertugas di bagian Seksi Pengaduan

DPMPTSP menyatakan :

“Jika ada masyarakat yang ingin mengurus surat-surat perizin kadangkala ada masyarakat yang ingin secepatnya surat izin tersebut di terbitkan. Maka dari kami sebagai pelayan publik harus memberikan jangka waktu yang tepat kepada mereka. Misalnya saja bila ingin mengurus IMB (izin mendirikan bangunan) paling tidak 2 Minggu baru bisa selesai”.(Wawancara dengan A.S tanggal 13 September 2019)

Dalam wawancara yang dilakukan oleh salah satu pemohon yang

melakukan izin yaitu mengatakan bahwa:

“Disini ada tempat pengaduan yang disediakan. Gunanya ialah apabila ada keluhan bisa langsung mendatangi pegawai yang ada di dalam untuk menyampaikan apa yang menjadi keluhan kita’’ (Wawancara dengan R.R tanggal 25 September 2019) Hal senada juga di sampaikan oleh bapak Rahman Bin Lasupu mengatakan bahwa : “Setahu saya jika ada kendala terhadap pelayanan yang terjadi itu

merupakan tanggung jawab dari pemerintah ’(Wawancara dengan R.L tanggal 25

maret 2019)

Hal tersebut sesuai yang diungkapkan oleh salah seorang yaitu Ramli Dg

Rewa yang melakukan perizinan usaha bahwa:

“Disini ada tempat pengaduan yang disediakan. Gunanya ialah apabila ada keluhan bisa langsung mendatangi pegawai yang ada di dalam untuk menyampaikan apa yang menjadi keluhan kita. (Wawancara dengan H.P tanggal 25 September 2019)

Page 90: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

79

7. Kelengkapan Saranan Dan Prasarana

Walaupun telah diakui bahwa pelayanan perizinan yang diselenggarakan

oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di

Provinsi Sulawesi mendapat respon positif dan cukup memuaskan masyarakat,

namun di sisi lain masih ada kekurangan dalam hal sarana dan prasarana, baik itu

sarana pelayanan maupun sarana kerja

Gambar 4.3

Kelengkapan Saranan Dan Prasarana pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) diProvinsi Sulawesi

Dalam wawancara yang dilakukan oleh salah satu pemohon yang ingin

melakukan izin yang mengatakan bahwa:

“Fasilitas yang ada di kantor DPMPTSP angat baik tetapi khusus untuk fasilitas pendingin yaitu AC menurut saya masih kurang, kalau fasilitas yang lain menurut saya sudah sangat bagus’’ ((Wawancaa dengan R.R tanggal 27 september 2019)

Wawancara juga dilakukan oleh salah satu pemohon yang ingin

melakukan izin yaitu Ridwan mengatakan bahwa :

Page 91: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

80

“Fasilitas di kantor DPMPTSM untuk masalah prasarana perlu lagi ada peningkatan karena saya melihat petugas yang bekerja ada yang memakai laptop pribadinya itu membuktikan bahwa fasilitas di kantor tersebut masih kurang’’(Wawancaa dengan R.L tanggal 25 September 2019)

Hal tersebut sesuai yang diungkapkan oleh salah seorang yaitu Ramli Dg Rewa

yang melakukan perizinan usaha bahwa:

“Menurut saya sarana yang harus di tingkatkan adalah penambahan tempat duduk di ruang tunggu karena jika hari Senin sampai Kamis banyak warga yang datang mengurus surat-surat perizinan”.

(Wawancara dengan H.P tanggal 25 september 2019) Dalam wawancara dengan Kepala Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu tentang kedisiplinan bawahannya mengungkapkan

bahwa:

“Menurut saya semua sarana dan prasarana yang ada sudah cukup memadai. Jika ada yang harus di tambah adalah tempat duduk saja bagi masyarakat yang sedang antri”.(Wawancara dengan M.Y tanggal 13 september 2019)

Kemudian pernyataan dari bertugas di bagian Seksi Pengaduan DPMPTSP menyatakan :

“Fasilitas yang ada di kantor ini sudah sangat memadai sekali jika ada lonjakan antrian itu hanya sewaktu-waktu saja tapi jika hari Jumat dan Sabtu masyarakat yang datang hanya sedikit saja”.(Wawancara dengan A.S tanggal 13 september 2019)

Hal senada juga disampaikan oleh Kabid Pelayanan perizinan Sulawesi Selatan

menyatakan:

“Fasilitas yang ada di kantor ini sudah sangat memadai sekali jika ada lonjakan antrian itu hanya sewaktu-waktu saja tapi jika hari Jumat dan Sabtu masyarakat yang datang hanya sedikit saja”.(Wawancara dengan M.N tanggal 13 september 2019)

Page 92: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

81

8. Kemudahan Akses

Kemudahan akses yang dimaksud adalah tempat dan lokasi serta sarana

pelayanan yang memadai mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat

memanfaatkan telekomunikasi dan informatika.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

di Provinsi Sulawesi terletak strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat

karena lokasi yang ditempati kantor DPMPTSP terletak di pusat perkantoran,

selain itu lokasi yang di tempati juga mudah di akses oleh jaringan internet karena

berada di pusat kota.

Hal tersebut sesuai yang diungkapkan oleh salah seorang yaitu Ramli Dg Rewa

yang melakukan perizinan usaha bahwa:

“Kantor DPMPTSP mudah dijangkau atau di cari karena selain bertempat diwilayah pusat perkantoran Kota Makassar, juga berada diperkotaan”. (Wawancaa dengan SD tanggal 27 September 2019)

Hal yang sama juga di sampaikan oleh Bapak Haris dg Pasang yang mengatakan

bahwa :

“Pegawai di DPMPTSP selalu memberitahukan untuk melihat perkembangan tentang pelayanan yang ada di kantor masyarakat boleh mengaksesnya lewat website Dinas Penanaman Modal ”(Wawancara dengan H.P tanggal 25 September 2019)

Dalam wawancara dengan Kepala Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu tentang kedisiplinan bawahannya mengungkapkan

bahwa:

Page 93: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

82

“Untuk petugas sendiri kami telah memberikan pelatihan khusus, disamping untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pegawai dalam hal pelayanan perizinan, juga untuk mendorong setiap pegawai di DPMPTSP lebih disiplin dan bertanggungjawab terhadap peraturan yang telah ditetapkan”.(Wawancara dengan M.Y tanggal 13 September

2019)

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di

Provinsi Sulawesi menggunakan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan

Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) dalam melakukan pelayanan perizinan

usaha serta Melaksanakan Laporan Kegiatan Penanaman Modal secara online.

a. Seluruh permohonan masuk dalam SPIPISE (100%)

b. Memiliki hak akses LKPM Online.

Selain itu Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

juga memaksimalkan penggunaan teknologi Informasi dan Komunikasi.

a. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perizinan (SIMPP),

yaitu sistem integrasi proses layanan mulai frontoffice sampai dengan

pengambilan izin serta pelaporan dan informasi.

b. Aplikasi SPIPISE yaitu sistem integrasi pelayanan penanaman modal

9. Kedisiplinan, Keramahan dan Kesopanan

Dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan telah ditetapkan aturan yang

menjadi kewajiban bagi setiap pelaksananya. Aturan ini bertujuan agar seluruh

aparat pelaksana pelayanan perizinan dapat lebih disiplin dan bertanggungjawab

melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan.

Dalam wawancara dengan Kepala Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu tentang kedisiplinan bawahannya mengungkapkan

bahwa:

Page 94: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

83

“Untuk petugas sendiri kami telah memberikan pelatihan khusus, disamping untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pegawai dalam hal pelayanan perizinan, juga untuk mendorong setiap pegawai di DPMPTSP lebih disiplin dan bertanggungjawab terhadap peraturan yang telah ditetapkan”.(Wawancaa dengan M.Y tanggal 30 September 2019)

Kedisiplinan dan tanggung jawab yang ditunjukkan oleh aparat pelaksana

pelayanan perizinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu. Modal dalam menjalankan tugasnya juga merupakan upaya untuk turut

memperbaiki kualitas pelayanan publik di Provinsi Sulawesi Selatan sehingga

dapat mengubah paradigma masyarakat yang sebelumnya menganggap pelayanan

perizinan rumit dan tanpa kejelasan.

Hal tersebut diatas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kabid Promosi

Penanaman Modal menyatakan::

“Kami selalu memberitahu kepada setiap pegawai staf kantor agar senantiasa memberikan pelayanan yang prima. Dan jangan lupa senyum kepada setiap mayarakat yang membutuhkan pelayanan kita.”( Wawancaa dengan M.N tanggal 13 September 2019)

Kemudian pernyataan dari bertugas di bagian Seksi Pengaduan

DPMPTSP menyatakan :

“Menurut saya selama ini belum pernah menerima aduan terkait keramah tamahan yang di terima oleh warga. masyarakat sangat senan dengan pelayanan yang kami berikan ”.(Wawancara dengan A.S tanggal 13 September 2019)

Hal tersebut diatas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kabid Kabid

Penyelenggara pelayanan perizinanl menyatakan::

Page 95: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

84

“Terkait kenyamana yang terdapat di kantor DPMPTSP menurut saya sudah sangat nyaman karena semua fasilitas sarana dan prasarana sudah memadai juga pelayanan yang diberikan mudah di pahami oleh masyqrakat.”( Wawancaa dengan M.S tanggal 13 September 2019)

Sebagai pelaksana pelayanan perizinan sudah tentu akan terus

berhubungan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu sangat penting bagi

setiap aparat pelayanan publik untuk mampu memberikan sikap yang ramah dan

sopan terhadap masyarakat yang membutuhkan, tanpa terkecuali aparat pelayanan

perizinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di

Provinsi Sulawesi Selatan.

Selain memang telah menjadi prinsip dalam pelaksanaan pelayanan

publik, keramahan dan kesopanan yang ditunjukkan oleh aparat pelayanan

perizinan tentu akan memberikan kepuasan tersendiri kepada masyarakat.

Sebagaimana diungkapkan oleh beberapa masyarakat yang telah mengurus

perizinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di

Provinsi Sulawesi Selatan., Bapak Rahman Bin Lasupu mengatakan:

“Pegawai di DPMPTSP betul-betul sopan dan ramah saat masuk ke ruang tunggunya kita kemudian disapa dengan halus dan senyuman.”(Wawancaa dengan R.L tanggal 25 september 2019)

Bapak Ramli Dg Rewa yang datang untuk mengurus izin usahanya juga

menambahkan:

“Pegawainya selalu senyum dan ramah mulai dari memberi informasi, mendaftar, sampai dengan saya mengambil surat izin. Saya sendiri akhirnya jadi merasa akrab dengan pegawainya.” (Wawancaa dengan E tanggal 25 September 2019)

Hal yang sama juga di sampaikan oleh Bapak Haris dg Pasang yang mengatakan

bahwa :

Page 96: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

85

“Pegawai di DPMPTSP betul-betul sopan dan ramah saat masuk ke ruang tunggunya kita kemudian disapa dengan halus dan senyuman.”(Wawancara dengan H.P tanggal 25 September 2019)

Sikap sopan dan ramah yang berikan oleh aparat pelaksana pelayanan

perizinan tentu menjadi nilai positif bagi peningkatan kualitas layanan yang

diberikan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di

Provinsi Sulawesi Selatan. Masyarakat akan lebih partisipatif dan memberikan

respon yang baik apabila didukung oleh sikap, penampilan, dan tutur kata aparat

yang melayani.

10. Kenyamanan

Kenyamanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kenyamanan

lingkungan pelayan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman,

bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas

yang mendukung pelayanan, seperti parkir, toilet dan laini-lain. Kenyamaan

sebagai suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat

individual dan holistik. Dengan terpenuhinya kenyamanan dapat menyebabkan

perasaan sejahtera pada diri individu tersebut.

Dalam wawancara yang dilakukan oleh salah satu pemohon yang

melakukan izin yaitu Malik mengatakan bahwa:

“Menurut saya di kantor DPMPTSP sangat bersih,ini mengakibatkan kenyamanan bagi kami pemohon yang ingin melakukan izin. Hal ini juga diperkuat dengan fasilitas ruang tunggu dan keramahan seluruh pegawainya .” ((Wawancaa dengan S tanggal 25 September 2019)

Kenyamanan sudah seharusnya sangat diperhatikan bagi birokrasi atau pelayanan

publik karena jika setiap orang yang dilayani merasakan nyaman maka akan

Page 97: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

86

mengakibatkan kepuasan. Hal tersebut berbanding terbalik dengan apa yang

dikatakan dengan salah satu informan yang mengatakan bahwa :

“Untuk masalah kenyamanan dikantor dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan belum maksimal karena parkiran kendaraan yang ada dikantor tersebut belum bagus dan itu membuktikan sewaktu saya melakukan proses perizinan parkiran motornya penuh. Ini perlu diperhatikan supaya orang yang ingin melakukan proses perizinan sangat nayaman.” ((Wawancaa dengan R. A tanggal 25 September 2019)

Hal yang sama juga di sampaikan oleh Bapak Haris dg Pasang yang mengatakan

bahwa :

“Untuk masalah kenyamanan dikantor Kota Makassar belum maksimal karena parkiran kendaraan yang ada dikantor tersebut belum bagus dan itu membuktikan sewaktu saya melakukan proses perizinan parkiran motornya penuh. Ini perlu diperhatikan supaya orang yang ingin melakukan proses perizinan sangat nayaman.” ((Wawancaa dengan H.P tanggal 25 September 2019)

Dalam wawancara dengan Kepala Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu tentang kedisiplinan bawahannya mengungkapkan

bahwa:

“Untuk petugas sendiri kami telah memberikan pelatihan khusus, disamping untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pegawai dalam hal pelayanan perizinan, juga untuk mendorong setiap pegawai di DPMPTSP lebih disiplin dan bertanggungjawab terhadap peraturan yang telah ditetapkan”.(Wawancara dengan M.Y tanggal 13 September

2019)

Hal tersebut diatas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kabid Promosi

Penanaman Modal menyatakan::

“Terkait kenyamana yang terdapat di kantor DPMPTSP menurut saya sudah sangat nyaman karena semua fasilitas sarana dan prasarana

Page 98: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

87

sudah memadai juga pelayanan yang diberikan mudah di pahami oleh masyqrakat.”( Wawancaa dengan M.N tanggal 13 September 2019)

Kemudian pernyataan dari bertugas di bagian Seksi Pengaduan

DPMPTSP menyatakan :

“Menurut saya di kantor DPMPTSP sangat bersih,ini mengakibatkan kenyamanan bagi kami pemohon yang ingin melakukan izin. Hal ini juga diperkuat dengan fasilitas ruang tunggu dan keramahan seluruh pegawainya”.(Wawancara dengan A.S tanggal 13 September 2019)

Hal tersebut diatas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kabid Kabid

Penyelenggara pelayanan perizinanl menyatakan::

“Terkait kenyamana yang terdapat di kantor DPMPTSP menurut saya sudah sangat nyaman karena semua fasilitas sarana dan prasarana sudah memadai juga pelayanan yang diberikan mudah di pahami oleh masyqrakat.”( Wawancaa dengan M.S tanggal 13 September 2019)

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pelayanan Perizinan

Terpadu di Sulawesi Selatan

Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Provinsi Sulawesi

Selatan, terdapat banyak faktor yang mendukung maupun menghambat

pelaksanaan pelayanan perizinan. Berdasarkan hasil Dalam penyelenggaraan

sistem pelayanan terpadu satu pintu di Badan penelitian dan observasi yang telah

dilakukan, faktor-faktor tersebut dapat bersumber dari dalam ataupun dari luar

penyelenggara pelayanan perizinan.

1. Faktor Pendukung

a. Kebijakan Pemerintah/Aturan tentang Pelaksanaan Pelayanan

Perizinan Terpadu Satu Pintu

Page 99: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

88

Kesuksesan Perwali dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan bagi

masyarakat dapat terjadi karena adanya kebijakan yang jelas dan

sistematis. Mulai dari peraturan ditingkatan pusat yaitu Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan

Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah, pada pasal 2 ayat

1 menyatakan “Dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat di

bidang perizinan dibentuk unit pelayanan perizinan terpadu dengan

sebutan Badan atau Kantor.”

Peraturan diatas yang mewajibkan setiap daerah untuk membentuk

unit pelayanan terpadu di daerah. Kota Makassar sendiri membentuk

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Provinsi

Sulawesi Selatan sebagai penyelenggara pelayanan perizinan di Provinsi

Sulawesi Selatan Peraturan Gubernur Nomor 40 Tahun 2012 Tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja

Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Selain

kedua regulasi di atas, masih banyak kebijakan-kebijakan yang berkaitan

dengan pengembangan pelayanan publik dibidang perizinan. Pada

dasarnya keseluruhan regulasi hukum tersebut tentu merupakan kebijakan

yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan yang baik dan

profesional.

b. Kualitas Sumber Daya Manusia

Salah satu tantangan dari pelaksanaan pelayanan perizinan adalah

kesiapan sumber daya manusia pengelola yang profesional Sumber daya

Page 100: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

89

manusia dalam hal ini adalah aparat pelaksana pelayanan perizinan. Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Provinsi

Sulawesi Selatan. sebagai penyelenggara pelayanan perizinan di Kota

Makassar merespon tantangan tersebut dengan terus berupaya

menciptakan aparat yang berkualitas dan profesional dalam memberikan

pelayanan perizinan kepada masyarakat Sulawesi-Selatan. Upaya yang

dilakukan yaitu dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan dan

pendidikan khusus bagi aparatnya baik di tingkat lokal, regional, maupun

nasional.

Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kepala Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu mengatakan bahwa:

“Dari tahun 2015-2017 kami telah mengirim pegawai yang ada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi-Selatan untuk mengikuti pelatihan ditingkatan lokal maupun nasional, karena ada standar yang harus terpenuhi untuk penilaian sumber daya manusia pelaksana PTSP.” (Wawancaa dengan M.Y tanggal 30 September 2019)

Upaya dan usaha yang dilakukan oleh Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Provinsi Sulawesi

Selatan tentu tidak akan tanpa hasil, pengetahuan dan kemampuan aparat

pelaksana pelayanan perizinan di DPMPTSP telah mampu memberikan

dampak positif terhadap penyelenggaraan pelayanan perizinan, seperti

lebih memudahkan masyarakat, dan juga para pegawai juga lebih

bertanggung jawab atas kewajibannya. Dalam penyelenggaraan sistem

pelayanan terpadu satu pintu telah ditetapkan standar untuk sumber daya

manusia penyelenggara pelayanan. Atas dasar inilah setiap penyelenggara

Page 101: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

90

wajib memberikan pendidikan dan pelatihan khusus agar kualitas aparat

yang dimiliki setiap penyelenggara dapat sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.

Seperti yang disampaikan oleh Kabid penyelenggara Pelayanan

perizinan Sulawesi Selatan menyatakan:

“Selain memberikan pendidikan dan pelatihan khusus untuk pegawai di DPMPTSP, kami juga berupaya untuk membangun tata nilai baru sebagaimana tata nilai profesional swasta”. (Wawancaa dengan M.N 25 Tanggal September 2019)

Selama ini jika dibandingkan pelayanan yang tunjukkan oleh aparat

pelaksana pelayanan antara swasta dan pemerintah, tentu banyak yang

menganggap pelayanan swasta lebih baik. Hal ini karena tuntutan untuk

pegawai swasta agar bekerja secara profesional lebih besar dibanding

pegawai pemerintah. Oleh karena itu Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Provinsi Sulawesi Selatan

berupaya untuk membangun tata nilai baru seperti tata nilai yang dimiliki

oleh swasta, agar aparat yang dimilikinya dapat bekerja secara profesional,

disiplin dan bertanggungjawab penuh atas kewajibannya.

Secara kualitas pegawai di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dianggap telah cukup mampu untuk

menyelenggarakan pelayanan perizinan terpadu satu pintu, dan terus

diupayakan agar semakin baik sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Namun kendala berkaitan dengan kuantitas aparat pelaksana pelayanan

perizinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) di Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 102: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

91

c. Partisipasi Masyarakat

Salah satu unsur penting dari penyelenggaraan pelayanan publik

adalah masyarakat, tetapi tidak terkecuali pelayanan perizinan. Sistem

yang baik, regulasi yang jelas dan tepat, ataupun aparat yang berkualitas

tentu tidak akan berarti tanpa respon dan partisipasi dari masyarakat.

Kualitas dari pelayanan publik atau perizinan tentu dapat di nilai dengan

cara melihat sejauh mana kepuasan yang ditunjukkan masyarakat terhadap

pelayanan yang telah diberikan oleh pemerintah.

Penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu di bidang perizinan

yang diselenggarakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Provinsi Sulawesi Selatan yang telah

berlangsung selama kurang lebih 7 tahun terus mengalami perkembangan.

Hal ini tidak terlepas dari masyarakat Kota Makassar yang juga

berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan perizinan, dilihat dari cukup

banyaknya jumlah perizinan yang telah diterbitkan oleh DPMPTSP.

Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

perizinan, baik dengan terus mengadakan perizinan atas usaha ataupun

bangunannya, maupun melalui penilaian positif terhadap layanan perizinan

yang diselenggarakan, dan hal tersebut tentu akan menjadi motivasi bagi

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

di Provinsi Sulawesi Selatan untuk memberikan pelayanan yang baik dan

berkualitas bagi masyarakat.

2. Faktor Penghambat

Page 103: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

92

a. Perbedaan Persepsi Antara Penyelenggara Pelayanan Perizinan

Terpadu dengan SKPD Terkait

Pada dasarnya pelayanan perizinan yang diselenggarakan oleh Unit

Pelayanan Terpadu satu pintu adalah bentuk pelayanan administratif.

Pelayanan administratif merupakan pelayanan oleh Penyelenggara yang

menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh

masyarakat. Penyelenggara pelayanan perizinan terpadu satu pintu hanya

berhak melakukan tindakan administratif yaitu pelayanan pemberian

dokumen berupa perizinan dan non perizinan. Sedangkan untuk

pembinaan dan pengawasan tetap menjadi wewenang instansi atau dinas

yang berkaitan dengan izin yang dibutuhkan masyarakat. Penentuan

disetujui atau ditolaknya permohonan izin juga merupakan wewenang

dinas terkait melalui penugasan tim teknis dalam Unit Pelaksanan

Pelayanan perizinan terpadu satu pintu. Sebagai penyelenggara pelayanan

perizinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) di Provinsi Sulawesi Selatan mengintegrasikan seluruh

proses pelayanan publik di bidang perizinan ke dalam suatu sistem

penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu yaitu penyelenggaraan

perizinan dan Penanaman Modal yang proses pengelolaannya mulai dari

tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen perizinan dilakukan

dalam satu tempat. Atas dasar ini masyarakat yang membutuhkan

dokumen perizinan hanya mengurus perizinannya di DPMPTSP, tidak

perlu lagi mendatangi dinas-dinas yang berkaitan izin yang dibutuhkannya.

Page 104: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

93

Hal ini memunculkan persepsi berbeda dalam dinas-dinas terkait perizinan

di lingkup Pemerintahan Provinsi Sulawesi-Selatan , seperti anggapan

bahwa keberadaan DPMPTSP telah melangkahi wewenang instansi atau

dinas yang sebelumnya menyelenggarakan perizinan.

Masalah ini berimbas kepada kinerja tim teknis dari setiap instansi

terkait yang ditugaskan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Provinsi Sulawesi Selatan cukup sulit

ditemui keberadaannya. Padahal ruang kerja untuk tim teknis telah

disediakan, selain itu berdasarkan struktur organisasi DPMPTSP tim teknis

berada dibawah koordinasi Kepala Bidang pelayanan perizinan usaha dan

non usaha.

b. Kuantitas Aparat Pelayanan Perizinan

Kualitas aparat pelaksana pelayanan dalam penyelenggaraan pelayanan

publik harus diimbangi dengan jumlah personil yang dimiliki, hal ini harus

disesuaikan agar pembagian tugas dapat berjalan dengan baik dan

lancar.Pembagian kerja dan tugas merupakan hal mutlak yang harus dilakukan

oleh setiap organisasi. Oleh karena itu, pembagian kerja tentu harus didukung

dengan kuantitas aparat yang mencukupi. Dalam proses penyelenggaraan di

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di

Provinsi Sulawesi Selatan, dibagi menjadi beberapa bagian tugas yaitu bagian

informasi, bagian pendaftaran, bagian pemrosesan izin, bagian tata usaha, bagian

cetak dokumen izin, bagian data dan informasi, serta bagian pengambilan izin.

Setiap bagian tentu memiliki tugas masing-masing, dan tugas-tugas inilah yang

Page 105: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

94

dilaksanakan oleh setiap aparat badan sesuai dengan pembagian kerja yang telah

ditetapkan.

Kenyataan yang dihadapi bahwa jumlah tugas dan jumlah aparat Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Provinsi

Sulawesi Selatan, kurang berimbang, sehingga banyak petugas bekerja dalam dua

bagian tugas. Hal ini tentu akan menghambat kelancaran pelayanan perizinan di

DPMPTSP jika masih terus terjadi. Seperti yang Seperti yang disampaikan oleh

Kabid penyelenggara Pelayanan perizinan Sulawesi Selatan menyatakan bahwa:

“Kekurangannya sekarang ini, jumlah tugas dan aparat BP2TPM tidak seimbang, jadi banyak petugas yang bekerja dalam 2 bagian. Seperti ini yang akan menghambat kelancaran dari pelayanan perizinan di kantor kami, jika hal ini masih terus terjadi.” (Wawancaa dengan M.N 25 tanggal September 2019).

Page 106: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

95

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terkait Sistem

Pelayanan Perizinan Satu Pintu di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu di Provinsi Sulawesi Selatan diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Sistem pelayanan perizinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat dari

mekanisme pelayanan perizinan dan implementasi standar pelayanan

Mempan No. 63 Tahun 2003 di DPMPTSP Provinsi Sulawesi Selatan yang

meliputi : kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan,

tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses,

kedisiplinan, keramahan dan kesopanan, serta kenyamanan. Dengan melihat

kedua hal tersebut di atas dan respon yang diberikan masyarakat Provinsi

Sulawesi Selatan atas pelayanan yang diselenggarakan oleh DPMPTSP

menunjukkan bahwa pelayanan perizinan di Provinsi Sulawesi Selatan telah

mengalami perbaikan kearah yang lebih positif melalui penerapan system

pelayanan perizinan terpadu satu pintu meskipun masih terdapat berbagai

keluhan dari masyarakat terkait keterlambatan jadwal pengambilan surat izin.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pelayanan perizinan terpadu

di Provinsi Sulawesi Selatan . Dalam penyelenggaraan system pelayanan

terpadu satu pintu di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Selatan terdapat;

95

Page 107: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

96

1) Faktor yang mendukung pelaksanaan pelayanan perizinan di Provinsi

Sulawesi Selatan.

a. Kebijakan pemerintah/aturan tentang pelaksanaan pelayanan perizinan

terpadu satu pintu, terlihat dengan cukup banyaknya aturan hukum

yang mendukung pelayanan perizinan terpadu satu pintu baik di

tingkat pusat maupun di tingkat lokal, yaitu Provinsi Sulawesi Selatan

sendiri. Hal ini tentu akan memberikan pedoman yang jelas dan

sistematis dalam pelaksanaan pelayanan perizinan.

b. Sumber daya manusia berkualitas yang dimiliki oleh Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

Provinsi Sulawesi Selatan mampu menjalankan kewajibannya secara

baik dan profesional. Hal ini tidak terlepas dari aturan dan pendidikan

ataupun pelatihan khusus yang diberikan untuk aparat pelaksana

pelayanan perizinan.

c. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan,

baik dengan terus mengadakan perizinan atas usaha ataupun

bangunannya, maupun melalui penilaian positif terhadap layanan

perizinan yang diselenggarakan, dan hal tersebut tentu akan menjadi

motivasi bagi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Selatan untuk memberikan

pelayanan yang baik dan berkualitas bagi masyarakat.

2) Faktor yang menghambat pelaksanaan pelayanan perizinan di Provinsi

Sulawesi Selatan.

Page 108: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

97

a. Pada dasarnya pelayanan perizinan yang diselenggarakan oleh Unit

Pelayanan Terpadu satu pintu adalah bentuk pelayanan administratif.

Pelayanan administratif merupakan pelayanan oleh Penyelenggara

yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan

oleh masyarakat. Penyelenggara pelayanan perizinan terpadu satu

pintu hanya berhak melakukan tindakan administratif yaitu pelayanan

pemberian dokumen berupa perizinan dan non perizinan. Sedangkan

untuk pembinaan dan pengawasan tetap menjadi wewenang dinas-

dinas terkait, persepsi ini masih belum dipahami secara keseluruhan

oleh beberapa dinas-dinas yang berkaitan dengan pelaksanaan SIUP.

Sehingga cenderung memunculkan ego-ego sektoral dalam lingkup

pelayanan perizinan di Provinsi Sulawesi Selatan.

b. Walaupun telah didukung dengan kualitas aparat yang cukup

professional, namun jika melihat jumlah aparat pelaksana pelayanan

perizinan di DPMPTSP Provinsi Sulawesi Selatan yang masih belum

mencukupi akibatnya berimbas terhadap pembagian kerja yang tidak

dapat dilaksanakan secara optimal.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Demi pelayanan yang prima kepada masyarakat, sebaiknya Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

Provinsi Sulawesi Selatan sesegera mungkin dapat mengeluarkan Standar

Operasional Prosedur yang sementara direvisi atau yang baru.

Page 109: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

98

Dalam pembuatan Surat Izin Usaha oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Selatan , Pembahasan Asset

Pelabuhan Pamatata Selayar

2. aparat pemberi layanan harusnya memperhatikan beberapa faktor demi

memenuhi kepuasan pelanggan diantaranya memberikan kejelasan akan

biaya penyelesaian layanan, waktu penyelesaian pelayanan dan menepati

janji pelayanan yang diberikan pada masyarakat

3. Demi meningkatkan efektifitas dan kualitas pelayanan kepada masyarakat

hendaknya para pegawai di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Selatan tetap

mempertahankan keramahan serta sikap yang responsif terhadap

masyarakat demi kelancaran dan efektifnya pelayanan

4. Sarana dan prasarana yang ada di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Selatan perlu

diperbaharui, agar lebih mendukung kinerja para aparat pelaksana

pelayanan dan meningkatkan kenyamanan bagi masyarakat pengguna

layanan.

Page 110: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

99

DAFTAR PUSTAKA

Amy Y.S. Rahayu, 1977, Fenomena Sector Public dan Era Service Quality Dalam Bisnis dan Birokrasi No. 1/Vol. III/ April/ 1997 .

Bateson, John Bateson, 1992, Managing Service Marketing, Orlando : The Dryden Press

Birokrasi Pemerintah dan Politik Orde Baru: Kajian Awal, Jakarta: Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI)

Faried, Ali, 2012, studi Kebijakan Pemerintah, Bandung : Refika aditama

Goetsch, 2000, The Total Quality Approach to quality Management, New Jersey: Prentice Hall

Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media.

Hatminto, dkk, 2005, Manajemen Pelayanan, Yogyakarta: Pustaka pelajar

Koentjaraningrat, 1981, Pengantar Antropologi, Rajawali Pers, Jakarta.

Kusnadi, Usman, M.Pd.Dr., 1996, Metode Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta

Luthfi J. Kurniawan, Wajah Buram Pelayan Publik, 2007, Jakarta: Malang Corruption Wacth (MCW) Malang dan Aliansi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi (YAPPIKA)

Mansyur M. Chiolij, 1989. Sosiologi Masyarakat Desa dan Kota, Erlangga

Moenir, H. A.S, 1995, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara

Nasir.M, 1988, Metode Penelitian. Jakarta: Galia

Nogi, S, Hassel, 2005, Tangkilisan, Manajemen Publik, Jakarta: Grasindo, Jakarta

Nurcholis, Hanif, 2005, Teori Dan Praktik Pemerintahan Dan Otda, Jakarta: Grasindo

Ratminto dan Winarsih Atik Septi, 2000 Manajemen Pelayanan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Page 111: Skripsi SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI DINAS

100

Rasyid, M. Ryass., 1997, Makna Pemerintahan, PT. Mutiara Sumber Widya, Jakarta

S. Pramudiji, 1983, Ekologi Administrasi Negara, Jakarta: Bina Aksara

Sinanbela, Lijan Poltak, 2006, Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan Implementasi, Jakarta: Bina Aksara

Skelcher, Cris, 1992, Managing For Service Quality, U.K Longman Group.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-22. Bandung Alfabeta.

Supranto, J, Pengukuran, 2001, Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Jakarta: Rineke Cipta.

Tjiptono, Fandy, 2004, Manajemen Jasa, Yogyakarta: Andi