skripsi - · pdf filesemester ii mts. n fakultas pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
PEMBELAJARANDENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA
POKOK BAHASAN EKOSISTEM TERHADAP SISWA KELAS VII A
SEMESTER II MTs. N
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
PEMBELAJARANDENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA
POKOK BAHASAN EKOSISTEM TERHADAP SISWA KELAS VII A
SEMESTER II MTs. NURUL HUDA MERENG-WARUNGPRING
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
Skripsi
Oleh :
SLAMET JUMERI
NPM: 04320160
IKIP PGRI SEMARANG
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2011
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
PEMBELAJARANDENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA
POKOK BAHASAN EKOSISTEM TERHADAP SISWA KELAS VII A
WARUNGPRING
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA
LEMBAR PERSETUJUAN
Kami selaku Pembimbing I dan Pembimbing II dari mahasiswa IKIP PGRI
Semarang.
Nama : Slamet Jumeri
N P M : 04320160
Jurusan : Pendidikan Biologi
Judul Skripsi : ” Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran
Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Pokok Bahasan
Ekosistem Terhadap Siswa Kelas VII A Semester II MTs.
Nurul Huda Mereng Warungpring Pemalang Tahun
Pelajaran 2010 / 2011”.
Dengan ini dinyatakan bahwa skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut di atas
telah selesai dan siap diujikan.
Semarang, … April 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Hj. Endah Rita S. Dewi, S.Si, M.Si Hj. Fenny Roshayanti, S.Pd, M.PdNPP. 937001100 NIP. 132086675
PENGESAHAN
Skripsi berjudul ” Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran
Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Pokok Bahasan Ekosistem Terhadap Siswa
Kelas VII A Semester II MTs. Nurul Huda Mereng Warungpring Pemalang Tahun
Pelajaran 2010 / 2011” ditulis oleh Slamet Jumeri, NPM. 04320160 telah
dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang.
Pada hari : Kamis
Tanggal : 17 Pebruari 2011
Panitia Ujian,
Ketua, Sekretaris,
Ary Susatyo Nugroho, S.Si, M.Si Hj. Endah Rita S.D, S.Si, M.SiNPP. 132089694 NPP. 937001100
Anggota Penguji,
1. Hj. Endah Rita S.D, S.Si, M.Si ( )NPP. 937001100
2. Hj. Fenny Roshayanti, S.Pd, M.Pd ( )NIP. 132086675
3. Hj. Dra. Mei Sulistyoningsih, M. Si ( )NPP.936701099
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
”Tiga jalan untuk mencapai kesuksesan adalah percaya kepada diri sendiri-selalu
jujur, bekerja keras dan tekun”.
”Kemudahan itu datang setelah kesulitan dan Allah tidak akan menguji hamba-
Nya di luar batas kemampuannya”.
”Tidak perlu memaksa untuk jadi yang terbaik, tetapi berjuanglah untuk jadi yang
terbaik bagi diri sendiri”.
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini kupersembahan untuk :
1. Kedua orang tuaku yang telah memberikan do’a
restunya dalam keberhasilanku.
2. Kakakku dan adikku serta keponakanku yang
kusayangi.
3. Pengelola IKIP PGRI Semarang Kelas Randudongkal.
4. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberiku
motivasi.
5. Almamaterku IKIP PGRI Semarang.
ABSTRAK
Slamet Jumeri, NPM.04320160, 2011,” Peningkatan Hasil Belajar SiswaMelalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual Pada PokokBahasan Ekosistem Terhadap Siswa Kelas VII A Semester II MTs. NurulHuda Mereng Pemalang Tahun Pelajaran 2010 / 2011”. Pembimbing I Hj.Endah Rita S. D, S. Si, M. Si. Pembimbing II Hj. Fenny Roshayanti, S. Pd, M.Pd.Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal diperlukan metode belajar yangmenarik siswa. Metode konvensional tidak menarik siswa untuk belajar sehinggahasil belajar siswa rendah.Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa padamateri ekosistem di kelas VII A MTs. Nurul Huda Mereng.Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar SiswaMelalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Pokok BahasanEkosistem Pada siswa Kelas VII A MTs. Nurul Huda Mereng Tahun Pelajaran2010 / 2011.Penelitian ini menggunakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui dua siklus.Subjek Penelitian ini adalah kelas VII A yang berjumlah 40 siswa.Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka penggunaan pendekatankontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini di buktikan denganadanya peningkatan rata-rata prosentase ketuntasan siswa secara individu sebesar66,67% pada siklus I dan menjadi 75,92% pada siklus II dan secara klasikalsebesar 65 % pada siklus I dan menjadi 85 % pada siklus II. Dan juga terjadipeningkatan jumlah siswa yang tuntas, sebelum penggunaan pendekatankontekstual hanya 20 siswa. Setelah penggunaan pendekatan kontekstual sebesar26 siswa pada siklus I menjadi 34 pada siklus II.Peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa dan kinerja guru. Hasil analisisaktivitas siswa menunjukan adanya peningkatan secara klasikal dari 67,5 % padasiklus I menjadi 92,5 % pada siklus II. Sedangkan aktivitas kinerja gurumeningkat sebesar 57,1 % pada siklus I dan menjadi 85,7 % pada siklus II.Minat belajar siswa juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 77,2 % padasiklus I dan menjadi 82 % pada siklus II.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan atas segala nikmat dan karuni-Nya,
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi tanpa ada halangan
sesuatu apapun. Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Ibu Hj. Endah Rita S.D, S.Si, M.Si, selaku pembimbing I dan selaku Ketua
Jurusan Biologi yang telah mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya
serta sabar dan bijaksana dalam membimbing dan mengarahkan penulisan
skripsi ini.
2. Ibu Hj. Fenny Roshayanti, S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyususnan skripsi ini.Bapak
dan Ibu Dosen Pengampu pada jurusan pendidikan biologi yang telah
memberikan bekal pengetahuan kepada penulis.
3. Kepala Sekolah MTs. Nurul Huda Mereng Warungpringyang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapa bermanfaat bagi semua pihak
yang membacanya. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Semarang, 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
DAFTAR ISI............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
D. Pemecahan Masalah ................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian...................................................................... 4
F. Penegasan Istilah ........................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 7
A. Landasan Teori ......................................................................... 7
B. Hipotesis Tindakan ................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 23
A. Subjek Penelitian ........................................................................... 23
B. Variabel Penelitian ........................................................................ 23
C. Rancangan Penelitian .................................................................... 24
D. Instrumen Penelitian ...................................................................... 29
E. Uji Instrumen ................................................................................ 30
F. Pengumpulan Data ........................................................................ 34
G. Analisis Data ................................................................................. 36
H. Indikator Keberhasilan .................................................................. 37
I. Sistematika Penulisan Skripsi ....................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 39
A. Data Hasil Penelitian ..................................................................... 39
B. Analisis Siklus I dan Siklus II ....................................................... 48
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 54
BAB V PENUTUP .................................................................................... 56
A. Kesimpulan .................................................................................... 56
B. Saran .............................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 58
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 59
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran ..................................... 33
Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Daya Beda .................................................. 34
Tabel 4.1. Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II .......................................... 39
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Sklus II ........... 40
Tabel 4.3. Data Hasil Aktivitas Siswa ...................................................... 42
Tabel 4.4. Data Ringkasan Aktivitas Siswa Siklus I dan II ...................... 43
Tabel 4.5. Hasil Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I dan II .................. 44
Tabel 4.6. Hasil Rekapitulasi Aktivitas Kinerja Guru .............................. 45
Tabel 4.7. Hasil Analisis Angket Minat Siswa Siklus I dan Siklus II ...... 46
Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Analisis Angket Minat Siswa Siklus I dan II 48
Tabel 4.9. Data Analisis Refleksi Siklus I ................................................ 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
MTs. Nurul Huda adalah lembaga pendidikan swasta ternama di
Kecamatan Warungpring yang berada di bawah naungan Kementrian Agama.
Dipilihnya MTs. Nurul Huda Warungpring kelas VII A, karena sekolah
tersebut memiliki sawah, kolam, dan sungai yang sangat mendukung terhadap
penelitian materi ekosistem, sedangkan hasil belajar siswa kurangyang
ditunjukkandenganhasil ketuntasan siswa hanya 20 siswa dari 40 siswa atau
sekitar 50%. Dari hasil pengamatan terhadap pembelajaran di kelasdiperoleh
informasi pula bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah metoda yang
digunakan gurumasih berupapendekatan tradisional atau
konvensional.Sehingga siswa merasa bosan dan kegiatan belajar mengajar
menjadi tidak menarik. Atas dasar itu, maka perlu dikembangkan sistem
pembelajaran yang lebih inovatif, salah satu alternatifnya adalah pendekatan
kontekstual.
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan dalam pembelajaran
dimana guru mempraktekkan materi pelajaran secara langsung dengan
kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Atau guru menghadirkan situasi
nyata untuk menyampaikan materi pelajaran agar mudah dipahami (Nurhadi,
2004).
2
Lebih lanjut Nurhadi (2004), menjelaskanapabila pendekatan
kontekstual diterapkan dengan benar, maka siswa akan terlatih untuk dapat
menghubungkan apa yang diperoleh di kelas dengan kehidupan nyata sehari-
hari. Pendekatan kontekstual dapat dikembangkan tanpa harus mengubah
kurikulum dan tatanan yang ada.
Pendekatan kontekstual dapat diterapkan dengan berbagai metode
pembelajaran. Apabila siswa dalam proses pembelajaran dihadapkan pada
masalah dunia nyata, maka diharapkan siswa termotivasi kemauan belajarnya
dengan motivasi belajar yang meningkat diharapkan siswa dapat menyerap
pengetahuan dan informasi lebih banyak sehingga hasil belajar siswa bisa
meningkat. Beberapa aspek pembelajaran seperti aspek kognitif, afektif dan
ketrampilan motorik siswa tercantum dalam pendekatan kontekstual. Dengan
semua aspek tersebut, kemampuan siswa dan hasil belajar jadi meningkat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji
tentang” Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Dengan
Pendekatan Kontekstual Pada Pokok Bahasan Ekosistem terhadap Siswa
Kelas VII A Semester II MTs. Nurul Huda Mereng Warungpring-Pemalang
Tahun Pelajaran 2010 / 2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disusun suatu rumusan masalah
sebagai berikut : ”Apakah Penggunaan Pendekatan Kontekstual Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pokok Bahasan Ekosistem
terhadap Siswa Kelas VII A Semester II MTs. Nurul Huda Mereng
Warungpring Pemalang Tahun Pelajaran 2010 / 2011”.
3
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pada
pokok bahasan ekosistem terhadap siswa kelas VII A semester II MTs. Nurul
Huda Mereng Warungpring Pemalang tahun pelajaran 2010 / 2011.
D. Pemecahan masalah
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru dikelas VII A MTs
Nurul Huda mereng diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa-siswinya
menurun. Hal ini bisa diketahui dari ketuntasan belajar siswanya yaitu 20
siswa dari 40 siswa atau sekitar 50%. Hal ini terjadi karena pendidiknya
masih menggunakan pendekatan konvensional atau ceramah sedangkan siswa
harus mendengarkan materi pelajaran yang diberikan guru sehingga siswa
merasa bosan dan kegiatan pembelajaran jadi tidak menarik. Selain itu
keterbatasan sarana sekolah yang dimiliki serta pendekatan yang digunakan
guru selalu monoton.
Atas dasar itu maka perlu diterapkan sistem pembelajaran yang lebih
inovatif sehingga diharapkan proses pembelajaran lebih bervariasi dan
menarik perhatian siswa. Salah satu alternatifnya adalah dengan
menggunakan pendekatan kontekstual.
Pemilihan pendekatan kontekstual didasarkan pada proses pemahaman
dan pendalaman materi pelajaran dengan menghubung-hubungkan materi
pelajaran di sekolah dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari jadi ada
unsur teori dan praktek sehingga siswa mendapatkan gambaran yang utuh dan
menyeluruh terhadap materi pelajaran.
4
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan dalam pembelajaran
dimana guru mempraktekkan secara langsung materi pelajaran dengan
kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Atau guru menghadirkan situasi
dunia nyata dalam kelas agar materi pelajaran mudah dipahami ( Nurhadi,
2004 ).
Dalam hal ini pendekatan kontekstual dapat diterapkan dengan metode
pembelajaran apa saja seperti : metode diskusi, metode observasi tanpa harus
mengubah kurikulum dan tatanan yang ada ( Nurhadi, 2004 ). Dengan
pendekatan kontekstual siswa merasa senang dan tidak bosan karena metode
pembelajaran yang digunakan bervariasi. Hal ini dapat mendorong semangat
belajar siswa agar hasil belajarnya bisa meningkat sehingga ketuntasan
belajar siswa bisa naik.
E. Manfaat Penelitian
1. Untuk siswa
a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan pendekatan
kontekstual siswa bisa memahami dan mampu menghubungkan materi
pelajaran yang diperoleh di sekolah dengan kenyataan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga pembelajaran lebih menarik dan bermakna.
b. Menumbuhkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi.
2. Untuk guru
a. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyampaikan materi
pelajaran
b. Kegiatan belajar mengajar guru lebih bervariasi sehingga wawasan guru
lebih meningkat
5
3. Untuk sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan
dalam upaya meningkatkan pembelajaran di sekolah.
F. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah pengertian dan mempertegas judul
penelitian : ”Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui pembelajaran dengan
Pendekatan Kontekstual Pada Pokok Bahasan Ekosistem Terhadap Siswa
Kelas VII A Semester II MTs. Nurul Huda Mereng Warungpring Pemalang
Tahun Pelajaran 2010 / 2011”. Maka perlu diberi penegasan istilah sebagai
berikut :
1. Peningkatan adalah sebuah usaha untuk membuat sesuatu lebih meningkat
(Tim KBBI, 1992).
2. Pembelajaran adalah proses membangun makna atau pemahaman terhadap
informasi dan pengalaman (Depdiknas, 2003).
3. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual adalah suatu konsep belajar dimana guru
menghadirkan situasi nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat
(Nurhadi,2004).
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah Prestasi belajar yang diperoleh siswa (Depdiknas,
2003).
6
5. Pokok Bahasan Ekosistem
Pokok bahasan ekosistem yaitu materi pelajaran utama tentang ekosistem
yang merupakan hubungan timbal balik antaran makhluk hidup dengan
lingkungannya yang saling mempengaruhi(Suharno, 2004).
6. Siswa kelas VII A MTs. Nurul Huda Mereng Warungpring
Siswa kelas VII A MTs. Nurul Huda Mereng Warungpring yaitu semua
individu yang tercatat sebagai peserta didik di kelas VII A MTs. Nurul
Huda Mereng Warungpring.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Biologi
Di alam semesta ini manusia tidak dapat lepas dari makhluk hidup
lainnya.Kebutuhan manusia semakin meningkat tetapi usaha untuk
memenuhikebutuhan itu selalu melibatkan orang lain(mahluk hidup
lain).Berbagai permasalahan di alam semesta ini yang semakin kompleks
membuat manusia ingin mempelajari seluk beluk makhluk hidup lain.Ilmu
yang mempelajari mahluk hidup beserta fenomenanya dikenal dengan
istilah Biologi (Suharno, 2004).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tak lepas
dari pemanfaatan ilmu pengetahuan alam khususnya cabang biologi.
Contohnya adalahpemanfaatan ilmu biologi di bidang pertanian,kehutanan,
farmasi, kedokteran dan lain lain (Sudjino, 2006).
Objekpenelitian tentang makhluk hidup tidak hanya tentang
manusia saja tapi juga tumbuhan, hewan,bakteri, jamur,virus dan lain
sebagainya. Keadaan inilah yang membuat semakin luasnya ruang lingkup
biologi,mulai dari atom hingga biosfer (Suharno, 2004).
Biologi mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan
berbagai fenomena kehidupan makhluk hidup pada berbagai tingkat
organisasi kehidupan dan interaksinya dengan faktor lingkungan.Makhluk
8
hidup sebagai obyek biologi memiliki karakteristik tersendiri
dibandingkan objek sains lainnya (Suharno, 2004).
Berdasarkan struktur keilmuan menurut BSCS (Biological
Science Curricullum Study, Meyer 1980) Biologi memiliki objek berupa
kerajaan (kingdom) : Plantae (tumbuhan), Animalia (hewan) dan
Protista.Ketiga obyek itu dikaji dari tingkat molekul, sel, jaringan dan
organ, individu, populasi, komunitas sampai tingkat bioma (Sumarwan,
2004).
Adapun persoalan yang dikaji meliputi 9 (sembilan) tema
dasar,yaitu : 1) Biologi sebagai proses inkuiri (penemuan), 2) Sejarah
konsep biologi, 3) Evolusi, 4) Keanekaragaman dan keseragaman, 5)
Genetika dan kelangsungan hidup, 6) Organisme dan lingkungan, 7)
Perilaku, 8) Struktur dan fungsi, 9) Regulasi (Sumarwan, 2004).
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, objek biologi
juga terus berkembang. Klasifikasi makhluk hidup yang semula hanya
dibagi menjadi 3 (tiga) kerajaan sekarang berubah menjadi 5 (lima)
kerajaan yaitu : Plantae, Animalia, Protista, Monera dan fungi (jamur)
(Sumarwan, 2004).
2. Belajar dan pembelajaran
Belajar berarti menguasai bahan pelajaran dan mengubah
kelakuan anak (Nasution, 1982). Hal ini dapat dikatakan bahwa belajar
mengandung makna menjadikan siswa untuk mengetahui, memiliki sikap
dan pemahaman, perluasan minat, penghargaan norma-norma serta
kecakapan. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang sangat
9
kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu
sendiri (Dimyati, 2002). Proses belajar akan terjadi bila siswa memperoleh
sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya. Baik berupa lingkungan alam,
benda-benda, makhluk hidup atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
Sedangkan pembelajaran adalah cara atau proses yang
menyebabkan siswa belajar.Skiner (dalam Dimyati, 2002) dikatakan
bahwa belajar adalah suatu perilaku. Dalam belajar akan ditemukan hal-hal
sebagai berikut : (1) kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan
respon belajar, (2) respon siswa dan (3) konsekuensi yang bersifat
menguatkan respon tersebut. Pendapat skiner ini kemudian dikenal dengan
teori Skiner (Dimyati, 2002). Teori Skiner disebut juga teori kondisioning
operan. Langkah-langkah dalam teori kondisioning operan adalah sebagai
berikut : (1) Mempelajari keadaan kelas, (2) membuat daftar penguat
positif, (3) memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari
serta jenis penguatnya, (4) Membuat program pembelajaran yang berisi
urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku
dan evaluasi (Dimyati, 2002).
Gagne (Dimyati, 2002) berpendapat bahwa belajar merupakan
kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar
orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya
kapabilitas tersebut adalah : (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan,
dan, (2) proses kognitif yang dilakukan oleh siswa. Pendapat Gagne ini
kemudian dikenal dengan teori Gagne. Berdasarkan pendapat ini maka
belajar merupakan proses kognitif yang mengubah stimulasi dari
10
lingkungan melalui prose pengolahan informasi menjadi pengetahuan
baru.
3. Tujuan belajar
Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar. Sebagai subjek siswa akan mengalami proses belajar. Dalam
proses tersebut siswa akan menggunakan kemampuan mentalnya untuk
mempelajari materi pelajaran (Dimyati, 2002) Adanya informasi tentang
sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan
keberhasilan belajar menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan
dirinya.
Siswa belajar karena didorong oleh keingintahuan atau
kebutuhannya akan menimba ilmu pengetahuan, sehingga segala sesuatu
yang didapat siswa melalui belajar harus dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya di kemudian hari. Tujuan belajar harus disesuaikan dengan
perilaku yang hendaknya dapat dilakukan siswa (Nasution, 1982).
Pada proses belajar terjadi proses interaksi antara siswa dan guru.
Proses interaksi ini sangat berguna dan sangat diperlukan guna
meningkatkan hasil belajar siswa. Proses belajar merupakan aktifitas psikis
dan berhubungan dengan bahan ajar atau bahan belajar. Aktifitas belajar
ini sangat memerlukan waktu dan konsentrasi (Dimyati, 2002). Lama
waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari bahan ajar ditentukan oleh :
jenis bahan ajar, sifat bahan ajar dan kemampuan siswa dalam
mempelajari dan memahami bahan ajar tersebut.
11
Dalam proses belajar ditemukan tiga tahap penting, yaitu : (1)
Sebelum belajar. Menurut Biggs, Telfer dan Winkel sebelum belajar ada
hal-hal yang berpengaruh, diantaranya ciri khas pribadi, minat, kecakapan,
pengalaman dan keinginan belajar, (2) Proses belajar. Pada proses belajar
ini berlangsung kegiatan belajar yang dialami dan dihayati oleh siswa itu
sendiri. Pada tahap ini terjadi proses mengolah, menyimpan, menggali dan
memahami materi ajar, (3) Sesudah belajar. Tahap ini merupakan tahap
untuk mencapai hasil belajar. Secara wajar diharapkan agar hasil belajar
menjadi lebih baik bila dibandingkan dengan keadaan sebelum belajar
(Dimyati, 2002).
4. Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijadikan pedomanatau alat ukur bagi siswa
untuk mengetahui pencapaian siswa dalam mengikuti mata pelajaran di
sekolah, apakah sudah berhasil atau belum(Nasution, 1982).
Indikator keberhasilan dari sebuah proses belajar mengajar adalah
tercapainya kompetensi dasarmateri pelajaran yang disampaikan oleh
guruyang sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan.Ini berarti bahwa
indikator keberhasilansuatu proses belajar mengajar ditentukan
oleh:guru,pendekatan yang digunakan,kurikulum,sarana dan sistem
administrasi sekolah( Dimyati, 2002).
Menurut teori Gagne belajar merupakan interaksi antara kondisi
internal siswa dengan proses kognitif siswa dengan stimulus dari
lingkungan. Proses kognitif tersebut menghasilkan hasil belajar. Hasil
12
belajar siswa berupa informasi verbal, keterampilan intelektual,
keterampilan motorik, sikap dan siasat kognitif (Dimyati, 2002).
Hasil belajar siswa merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas
siswa tersebut diuraikan oleh (Dimyati, 2002) sebagai berikut :
a. Informasi Verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan
pengetahuan bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan
informasi verbal memungkinkan individu berperan dalam kehidupan.
b. Keterampilan Intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk
berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak,
konsep konkret dan terdefinisi dan prinsip.
c. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi konsep dan kaidah dalam
memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik adalah kemampuan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud secara otomatis gerak
jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.
Gagne (Dimyati, 2002) menyatakan bahwa dalam belajar terdiri
dari tiga tahap yang meliputi sembilan fase. Tahapan itu adalah ; (1)
persiapan untuk belajar, (2) pemerolehan dan unjuk perbuatan
(performansi), (3) alih belajar. Pada tahap persiapan dilakukan tindakan
mengarahkan perhatian, pengharapan dan mendapatkan kembali informasi.
13
Pada tahap pemerolehan dan unjuk perbuatan digunakan untuk persepsi
selektif atas sikap stimulus, sandi semantik, pembangkit kembali respon
serta penguatan. Tahap alih belajar dilakukan untuk membangkitkan dan
memberlakukan secara umum (Dimyati, 2002).
Berdasarkan teori-teori belajar yang diuraikan tersebut di atas
maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses yang di sengaja
dan secara sadar dilakukan secara aktif dan positif untuk memperoleh
perubahan tingkah laku untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Hasil
belajar akan melekat pada siswa dalam bentuk keterampilan motorik,
keterampilan intelektual, sikap, dan siasat kognitif. Proses belajar terjadi
secara bertahap melalui beberapa fase, karena itu dalam merencanakan
pembelajaran, seorang guru harus mengikuti tahapan atau fase
perkembangan belajar siswa (Dimyati, 2002).
5. Pendekatan Kontekstual
1. Pengertian
Pendekatan kontekstual adalah suatu konsep belajar dimana guru
menghadirkan situasi nyata kedalam kelas dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (Nurhadi,2004).
Jadi dalam pendekatan kontekstual guru harus bisa
menghubungkan materi pelajaran yang disampaikan dengan kenyataan
dalam kehidupan. Hal ini ditujukan agar siswa memperoleh pemahaman
dan pengetahuan yang utuh dan menyeluruh.
14
2. Latar Belakang
Adanya pendekatan kontekstual dilatar belakangi oleh:
a. Paham Progresivisme (John Dewey) yang menyebutkan bahwa siswa
akan belajar dengan baik jika apa yang mereka pelajari berhubungan
dengan apa yang telah mereka ketahui (Nurhadi, 2004).
Pokok-pokok pandangan progesivisme antara lain : Siswa belajar
dengan baik jika dapat mengkonstruksi sendiri pemahamannya
tentang apa yang diajarkan oleh guru, siswa harus bebas agar bisa
berkembang dengan wajar, penumbuhan minat melalui pengalaman
langsung, guru sebagai pembimbing dan pengarah, harus ada kerja
sama antara sekolah dengan masyarakat.
b. Paham Kognitif,yang menyebutkan bahwa siswa akan belajar
dengan baik jika siswa terlibat secara aktif pada kegiatan di kelas.
3. Karakteristik / ciri-ciri
Ada 8 karakteristik pendekatan kontekstual, diantaranya:Adanya
hubungan bermakna,melakukan kegiatan yang signifikan,belajar yang
diatur sendiri,bekerja sama,berpikir kritis dan kreatif,memelihara
pribadi siswa, tercapainya standar yang tinggi,adanya penelitian yang
autentik (Nurhadi, 2004).
4. Enam kunci dasar pendekatan kontekstual
The North west regional education laboratory USA (Nurhadi,
2004) mengidentifikasikan ada 6 kunci dasar pembelajaran kontekstual,
yaitu :
a. Pembelajaran bermakna
15
Adanya pemahaman, relevansi dan penilaian pribadi yang berkaitan
dengan kepentingan siswa dalam mempelajari materi pelajaran.
Pembelajaran harus berhubungan dengan kehidupan nyata sehingga
siswa tahu manfaatnya untuk kehidupan yang akan datang sehingga
menjadi bermakna.
b. Penerapan pengetahuan
Siswa harus mampu memahami apa yang dipelajari dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Berpikir tingkat tinggi
Anak didik mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif dalam memecahkan masalah.
d. Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar
Isi pembelajaran harus dikaitkan dengan standar lokal, propinsi,
nasional, perkembangan iptek serta dunia kerja.
e. Responsif terhadap budaya
Guru harus menghargai budaya, kepercayaan, kebiasaan siswa,
pendidik dan masyarakat karena hal itu mempengaruhi pembelajaran
dan cara mengajar guru.
f. Penilaian autentik
Adanya berbagai penilaian cara autentik seperti penilaian proyek,
rubrik serta pedoman observasi.Seorang pendidik harus mengetahui
dan menerapkan 6 kunci dasar pendekatan kontekstual agar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
16
5. Prinsip-prinsip penerapan pendekatan kontekstual
a. Merencanakan pembelajaran sesuai perkembangan mental siswa.
Hubungan antara isi kurikulum dan metode yang dipakai harus
sesuai kondisi sosial ekonomi, usia dan perkembangan intelektual
siswa.
b. Membentuk kelompok belajar yang saling tergantung. Siswa saling
belajar dari sesamanya dalam kelompok, contoh melalui diskusi. Hal
ini dimaksudkan agar ada kerjasama.
c. Menyediakan lingkungan yang mendukung belajar mandiri.
Lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri yaitu adanya
kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan.
d. Mempertimbangkan keragaman siswa, guru harus mengajar siswa
dengan berbagai keragaman baik agama, ras, budaya, sosial, dan
ekonomi.
e. Memperhatikan multi intelegensi siswa, guru harus memperhatikan
multi intelegensi siswa agar pengajaran efektif bagi siswa dengan
berbagai intelegensinya.
f. Mamakai teknik bertanya. Teknik bertanya yang digunakan harus
dapat meningkatkan perkembangan siswa, ketrampilan berpikir
tingkat tinggi serta pertanyaan yang dipakai harus tepat.
g. Menerapkan penilaian autentik. Penilaian ini diperlukan untuk
mengevaluasi pengetahuan dan berpikir kompleks siswa.
17
6. Tujuh komponen pendekatan kontekstual
Menurut (Nurhadi, 2004) dikatakan sekolah menerapkan pendekatan
kontekstual jika telah menggunakan tujuh komponen, diantaranya :
a. Konstruktivisme (membangun)
Siswa harus mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang dimilikinya agar
pembelajaran lebih bermakna.
b. Proses menemukan
Pembelajaran ditekankan pada aktivitas siswa untuk menemukan
permasalahan dan mencari penyelesaian sendiri.
c. Bertanya.
Pertanyaan digunakan untuk mengetahui tingkat berpikir siswa,
pemahaman siswa serta untuk menimbulkan sifat ingin tahu siswa.
d. Masyarakat belajar.
Pembentukkan masyarakat belajar dapat meningkatkan wawasan siswa,
kerja sama antar siswa dan pemecahan masalah lebih cepat teratasi
contoh : diskusi.
e. Pemodelan.
Pemodelan merupakan pembelajaran yang menggunakan model seperti
: benda-benda, orang dan karya inovasi. Hal ini ditujukan agar
pembelajaran lebih mudah dipahami dan dimengerti siswa.
f. Refleksi
Refleksi diperlukan agar pembelajaran bisa diketahui tujuan yang
hendak dicapai sehingga dapat melakukan tindak lanjut.
18
g. Melakukan penilaian yang sebenarnya (autentik).
Penilaian sebenarnya adalah penilaian yang dilakukan pada
pembelajaran yang mencakup proses, kinerja dan produk (hasil) dalam
kegiatan belajar mengajar.
Ciri – ciri penilaian autentik adalah harus mengukur semua aspek
pembelajaran, dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran,
memakai berbagai cara dan sumber, tes hanya merupakan salah satu
penilaian, tugas yang diberikan pada siswa mencerminkan kehidupan
siswa sehari-hari, penilaian menekankan kedalaman pengetahuan,
keahlian serta psikomotorik siswa.
7. Kajian pokok bahasan Ekosistem
1. Pengertian
Ekosistem merupakanhubungan timbal balik antara makhluk
hidup yang satu dengan yang lainnya atau antara mahluk hidup dengan
lingkungannya (Sumarwan, 2004).
Makhluk hidup atau biotik meliputi manusia, tumbuhan, hewan,
dan mikroorganisme. Sedangkan lingkungan atau abiotik meliputi air,
tanah, suhu, sinar matahari, ketinggian, dan angin.
Contoh interaksi antara komponen biotik dan abiotik terjadi dalam
ekosistem sawah. Dalam ekosistem sawah, padi bisa tumbuh karena
dikelola manusia, ada sinar matahari, ada pupuk, ada air, ada angin.
Jadi dalam hal ini ada interaksi (Sumarwan, 2004).
2. Komponen penyusun ekosistem
a. Berdasarkan sifatnya
19
1. Faktor biotik yaitu faktor-faktor yang berasal dari makhluk hidup.
Faktor ini meliputi ; manusia, tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme.
2. Faktor abiotik yaitu faktor-faktor yang berasal dari benda mati
atau lingkungan. Faktor abiotik ini meliputi ; air, tanah, suhu,
sinar matahari, ketinggian, dan angin.
b. Berdasarkan fungsinya
1. Komponen autotrof.
Komponen autotrof adalah komponen yang mampu menghasilkan
bahan makanan sendiri. Contohnya tumbuhan
2. Komponen heterotrof.
Komponen heterotrof yaitu komponen yang hanya memanfaatkan
sumber makanan yang dihasilkan oleh tumbuhan. Contohnya
Manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme.
3. Komponen pengurai (dekomposer).
Komponen pengurai adalah komponen yang berfungsi
menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati.
3. Interaksi antar komponen penyusun ekosistem
a. Interaksi antar organisme, meliputi ; predasi, netral, parasitisme,
komensalisme, dan mutualisme.
b. Interaksi antar populasi.
Contohnya interaksi antara populasi kambing dan populasi sapi
dalam memperebutkan rumput untuk kelangsungan hidupnya.
20
c. Interaksi antar komunitas, misalnya ; komunitas sawah dengan
komunitas ladang
d. Interaksi antar komponen biotik dan abiotik.
Contohnya pada pertumbuhan padi, ada interaksi antara manusia
dengan pupuk, air, sinar matahari dan angin (Sumarwan, 2004).
4. Macam ekosistem
a. Ekosistem darat yaitu ekosistem yang terdapat di daratan, meliputi ;
gurun, padang rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga, dan tundra.
b. Ekosistem perairan yaitu ekosistem yang berada di perairan, meliputi
; ekosistem air tawar dan air laut(Sumarwan, 2004).
5. Suksesi pada ekosistem.
Perubahan pada populasi mendorong perubahan pada komunitas.
Perubahan tersebut menyebabkan perubahan ekosistem.Perubahan
ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan. Bila keadaan
seimbang ini mengalami gangguan dari luar, maka keseimbangan ini
akan berubah dan selalu akan mendorong terjadinya keseimbangan
baru.
Rangkaian perubahan mulai dari ekosistem tanaman perintis
hingga mencapai ekosistem klimaks disebut suksesi. Proses suksesi
akan berakhir bila terjadi ekosistem klimaks atau dalam keadaan
homeostatis.
Di alam ini ada 2 (dua) macam suksesi, diantaranya :
a. suksesi primer, yaitu suksesi yang terjadi bila komunitas asal
terganggu sehingga mengakibatkan hilangnya komunitas asal secara
21
total atau keseluruhan,gangguan ini bisa terjadi secara alami maupun
secara buatan.
b. Suksesi sekunder, yaitu suksesi yang terjadi bila komunitas asal
terganggu secara sebagian jadi masih ada sisa-sisa substrat yang
ditinggalkan. Gangguan ini terjadi baik secara alami maupun secara
buatan.
6. Piramida ekologi
Piramida ekologi meliputi ; piramida jumlah, piramida massa, dan
piramida energi.
a. Piramida jumlah yaitu piramida yang disajikan berdasarkan jumlah
organisme yang terdapat pada tiap tingkat tropik yang disusun dari
bawah ke atas semakin kecil jumlahnya.
b. Piramida bio massa yaitu piramida yang disajikan berdasarkan berat
organisme ditiap tingkatan tropik dari bawah keatas semakin sedikit
beratnya.
c. Piramida energi yaitu piramida yang disajikan berdasarkan jumlah
atau kadar aliran energi yang besarnya semakin menurun dari bawah
keatas.
7. Rantai makanan.
Rantai makanan yaitu proses pengalihan energi yang berasal dari
tumbuhan ke organisme lain melalui peristiwa makan dan dimakan.
Rantai makanan meliputi ; rantai parasit, rantai saprofit dan rantai
pemangsa (Sumarwan, 2004).
22
B. Hipotesis Tindakan
Hipotesis pada penelitian ini berdasarkan landasan teoridi atas yaitu:
”Ada peningkatan hasil belajar siswa melalui Pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual pada pokok bahasan ekosistem di kelas VII A
semester II MTs. Nurul Huda Mereng Warungpring tahun pelajaran 2010 /
2011”.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII A MTs. Nurul Huda Mereng
Warungpring tahun pelajaran 2010 / 2011.Dipilihnya kelas VII A ini sebagai
subjek penelitian dikarenakan siswa-siswinya sangat pasif dalam kegiatan
belajar mengajar, sedikit sekali yang mengajukan pertanyaan karena takut
salah hal ini menyebabkan hasil belajar siswanya masih rendah. Siswa-siswi
di kelas ini juga kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru,
mereka merasa bosan dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.
B. Variabel Penelitian
Merupakan variabel atau faktor yang menentukan dalam penelitian
meliputi :
1. Faktor siswa,yaitu dengan cara mengamati aktifitas siswa dalam proses
kegiatan pembelajaran.Aktifitas siswa ini merupakan indikasi dari tingkat
keberhasilan dalam penelitian ini.
2. Faktor guru,yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan kegiatan
belajar mengajar di kelas.
3. Proses pembelajaran, yaitu proses-proses yang terjadi selama kegiatan
belajar mengajar.
24
Kegiatan belajar mengajar meliputi: Aktifitas guru,aktifitas siswa dan
interaksi antara guru dan siswa serta berbagai unsur yang mendukung
kegiatan belajar mengajar.
C. Rancangan Penelitian
Rancanganpenelitian ini berupa penelitian tindakan kelas yang
dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh proses belajar mengajar yang
dilakukan sudah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihan proses belajar mengajar yang telah di
laksanakan. Dengan adanya penelitian tindakan kelas,maka diharapkan hasil
belajar siswa bisa meningkat.
Tahapan dalam penelitian tindakan kelas berupa siklus. Siklus ini
memiliki empat tahapan, diantaranya : Perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
Apabila dalam siklus I hasil belajar siswanya masih rendah, maka
dilaksanakan siklus II, jika siklus II belum memuaskan, maka dilaksanakan
siklus III dan seterusnya sampai tindakan kelas mencapai kriteria yang
ditetapkan.
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian melalui sistem berdaur
dalam proses belajar mengajar. Penelitian tindakan kelas dapat digambarkan
sebagai berikut :
25
Gambar 1. Rencana penelitian tindakan kelas
(IGAK Wardhani,2007)
a. Siklus I
1. Perencanaan /Planning.
Merupakan tahap awal persiapan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal
ini dimaksudakan agar kegiatan yang dilakukan terarah. Hal-hal yang
perlu dilakukan dalam perencanaan adalah :
a. Peneliti bersama guru mengembangkan RPP pembelajaran
kontekstual pada kompetensi dasar.
b. Guru mempersiapkan alat, bahan serta instrumen yang diperlukan.
Siklus II
Pengamatan
Perencanaan
Siklus I
TindakanRefleksi
Pengamatan
Perencanaan
TindakanRefleksi
26
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
d. Menyampaikan garis besar materi pelajaran yang dipelajari.
2. Tindakan / Acting.
Yaitu tahap pelaksanaan dari perencanaan yang sudah dibuat. Dalam
hal ini pembelajaran menggunakan metode diskusi.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Disajikan permasalahan tentang : ”Komponen-komponen apa
sajakah yang menyusun ekosistem itu?”
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok
maksimal 6 (enam) orang.
c. Tiap kelompok diberi tugas melakukan pengamatan di luar kelas.
d. Setelah melakukan pengamatan siswa diminta masuk kelas. Tiap
kelompok membahas hasil pengamatannya.
e. Ketua kelompok dipersilahkan mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas.
f. Kelompok lain diperbolehkan mengajukan pertanyaan atau meminta
penjelasan.
g. Guru memberi kesimpulan terhadap hasil diskusi.
3. Pengamatan / Observing.
Pengamatan dilakukan berhubungan dengan tindakan kelas selama
pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini menggunakan angket siswa,
lembar observasi yang meliputi aktifitas siswa dan kinerja guru.
27
4. Refleksi / Reflecting.
Yaitu tahap renungan dari semua tahapan yang telah dilakukan dan
bagaimana dampaknya bagi siswa dalam memahami mata pelajaran
yang disampaikan guru, agar bisa diketahui kekurangan-kekurangan
yang ada dan kemudian diambil langkah perbaikan lebih lanjut.
b. Siklus II
1. Perencanaan /Planning.
Siklus ini merupakan perbaikan dari siklus I. Setelah melakukan revisi
terhadap segala kekurangan, atau kelemahannya, guru memberikan
pengantar penjelasan tentang segala sesuatu yang akan dilaksanakan
berkaitan dengan tindakan kelas yang akan dilakukan.
Hal ini dimaksudakan agar kegiatan yang dilakukan terarah. Hal-hal
yang perlu dilakukan dalam perencanaan adalah :
a. Peneliti bersama guru mengembangkan RPP pembelajaran
kontekstual pada kompetensi dasar berdasarkan hasil refleksi siklus
pertama.
b. Guru mempersiapkan alat, bahan serta instrumen yang diperlukan.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
d. Menyampaikan garis besar materi pelajaran yang dipelajari.
2. Tindakan / Acting.
Yaitu tahap pelaksanaan dari perencanaan yang sudah dibuat. Dalam
hal ini pembelajaran menggunakan metode diskusi.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
28
a. Disajikan permasalahan tentang : ”Hal-hal apa sajakah yang
membedakan faktor biotik dan abiotik ?”
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok
maksimal 6 (enam) orang.
c. Tiap kelompok diberi tugas melakukan pengamatan di luar kelas.
d. Setelah melakukan pengamatan siswa diminta masuk kelas. Tiap
kelompok membahas hasil pengamatannya.
e. Ketua kelompok dipersilahkan mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas.
f. Kelompok lain diperbolehkan mengajukan pertanyaan atau meminta
penjelasan.
g. Guru memberi kesimpulan terhadap hasil diskusi.
3. Pengamatan / Observing.
Pengamatan dilakukan berhubungan dengan tindakan kelas selama
pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini menggunakan angket siswa,
lembar observasi yang meliputi aktifitas siswa dan kinerja guru.
4. Refleksi / Reflecting.
Yaitu tahap renungan dari semua tahapan yang telah dilakukan dan
bagaimana dampaknya bagi siswa dalam memahami mata pelajaran
yang disampaikan guru, agar bisa diketahui kekurangan-kekurangan
yang ada dan kemudian diambil langkah perbaikan lebih lanjut.
29
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau bahan-bahan yang
digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian.
Instrumen penelitian ini meliputi:
1. Skenario pembelajaran
Skenario pembelajaran berisi langkah-langkah dalam kegiatan belajar
mengajar yang dirancang oleh guru (pendidik).
2. Materi dan jenis tes
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pokok bahasan
ekosistem, sedangkan bentuk soal berupa pilihan ganda dengan 4 (empat)
alternatif jawaban.
a. Menentukan alokasi waktu dan jumlah soal.
Alokasi waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut
selama 60 menit. Sedangkan jumlah soal yang digunakan untuk tes
sebanyak 20 soal.
b. Menentukan jenis soal
Jenis atau type soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
obyektif sedangkan bentuk soalnya berupa pilihan ganda dengan 4
(empat) alternatif jawaban.
c. Penyusunan kisi-kisi (ini adalah bagian dari jenis instrument tes)
Kisi-kisi soal digunakan sebagai dasar dalam pembuatan soal. Kisi-kisi
soal memuat kemampuan dasar, indikator. Tiap indikator bisa disusun 1
(satu) atau lebih soal.
30
d. Sistem penskoran
e. Sistem penskoran dalam hal ini adalah untuk jawaban benar mendapat
skor 1 (satu) sedangkan untuk jawaban salah mendapat skor 0 (nol).
3. Panduanwawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui : motivasi belajar siswa,
perhatian khusus dalam proses pembelajaran, rasa tanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan, dan aktivitas siswa setelah proses
pembelajaran dan pada akhirnya siswa diberikan evaluasi.
4. Lembarobservasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja
guru dalam proses pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran biologi
kelas VII A di MTs. Nurul Huda Mereng-Warungpring.
E. Uji Instrumen
Uji Instrumen meliputi:
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu soal dikatakan
valid atau tidak. Hasil perhitungan soal dikonsultasikan dengan taraf
signifikan 5% dengan tabelr 0,312.Jika tabelhitung rr , maka soal dikatakan valid
(Suharsimi Arikunto, 2002).
Rumus : 2222 yyNxxN
yxxyNrxy
Keterangan :
xyr = Koefisien korelasi antara x dan y
31
N = Jumlah responden
X = Skor item
Y = Skor total. (Suharsimi Arikunto, 1997)
Berdasarkan hasil perhitungan pada siklus I, maka diperoleh data validitas
butir instrumen yang tergolong valid ada 12 butir soal yaitu no : 1, 2, 4, 5,
6, 7, 9, 12, 13, 14, 19, 20, sedangkan pada siklus II butir instrumen yang
tergolong valid ada 20 butir soal yaitu no : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, hasil perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah objek-
objek itu memiliki hasil yang sama(konstan).Apabila tabelhitung rr , maka
instrumen dikatakan reliabel (Suharsimi Arikunto, 1997),Dengan taraf signifikan
5% dengan tabelr =0,312.
Rumus:
2
2
1 S
pqS
n
nrh
Keterangan :
hr = reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir pertanyaan
p = proporsi yang terjawab dengan benar
q = proporsi yang terjawab salah
32
pq = jumlah perkalian antara p dan q
S = standar deviasi dari tes (akar varians).
(Suharsimi Arikunto, 1997)
Dari hasil perhitungan reliabilitas pada siklus I :
26,4pq 36,152 S
761,036,15
26,436,15
120
20
1 2
2
S
pqS
n
nrh
Instrumen dikatakan reliabel jika tabelhitung rr dan 761,0hitungr , maka
instrumen dikatakan reliabel sebab memenuhi syarat tersebut.
Sedangkan hasil perhitungan reliabilitas pada siklus II :
47,4pq 45,202 S
822,045,20
47,445,20
120
20
1 2
2
S
pqS
n
nrh
Instrumen dikatakan reliabel jika tabelhitung rr dan 822,0hitungr , maka
instrumen dikatakan reliabel sebab memenuhi syarat tersebut.
3. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran yaitu mudah atau tidaknya suatu soal
Rumus:sJ
BP
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh peserta tes. (Suharsimi Arikunto, 1997).
33
Dengan kriteria yang digunakan sebagai berikut :
0,00 – 0,30 = butir soal sukar
0,31 – 0,70 = butir soal sedang
0,71 – 1,00 = butir soal mudah (Suharsimi Arikunto, 1997).
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran
Kategori Nomor soal
SukarSiklus ISiklus II
::
--
SedangSiklus ISiklus II
::
2, 4, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 201, 3, 4, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16,17, 18, 20
MudahSiklus ISiklus II
::
1, 3, 5, 8, 10, 15, 17, 192, 5, 8, 10, 19
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
4. Daya pembeda soal
Daya pembeda soal yaitu kemampuan soal untuk membedakan siswa yang
pandai dengan siswa yangtidak pandai.
Rumus: BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BDB
Keterangan :
AJ = banyaknya peserta kelompok atas
BJ = banyaknya peserta kelompok bawah
AB = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar
34
BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar
AP = proporsi pesesrta kelompok atas yang menjawab benar
BP = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Dalam analisis ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
0,00 – 0,20 = daya beda jelek
0,21 – 0,40 = daya beda cukup
0,41 – 0,70 = daya beda baik
0,71 – 1,00 = daya beda baik sekali (Suharsimi Arikunto, 1997).
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Daya Beda
Kategori Nomor soal
JelekSiklus ISiklus II
::
3, 10, 11, 15, 16, 175, 8, 11, 19
CukupSiklus ISiklus II
::
1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 18, 19, 201, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 12, 14, 15, 16,17, 18, 20
BaikSiklus ISiklus II
::
7, 1413
BaikSekali
Siklus ISiklus II
::
--
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
F. Pengumpulan data
Macam metode pengumpulan data :
1. Metode observasi
35
Metode observasi merupakan salah satu tekhnik pengumpulan data yang
sangat menentukan dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan mengamati
aktifitas siswa dan aktifitas guru.
a. Lembar observasi aktifitas siswa digunakan untuk mengetahui aktifitas
siswa.
b. Lembar observasi kinerja guru digunakan untuk mengetahui kegiatan
pembelajaran.
2. Metode tes
Metode tes adalah metode yang dirancang dan dilaksanakan oleh siswa
pada waktu dan tempat tertentu serta menggunakan tes tertentu
(Depdiknas, 2006). Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
secara individu maupun klasikal.
3. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi ini bersumber pada siswa, guru dan observer
(pengamat).
4. Metode angket
Metode ini digunakan untuk mengetahui sikap dan tanggapan siswa
terhadap proses pembelajaran. Dalam hal ini siswa hanya memberi tanda
cek list ( √ ) pada kolom yang tersedia. Ada 4 (empat) alternatif jawaban,
yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak
setuju).
Untuk skor positip SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1 dan untuk skor negatip
SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4.
36
5. Metode wawancara
Metode ini dilakukan untuk mengtahui sikap siswa dan guru terhadap
pembelajaran.
G. Analisis Data
Analisis data merupakan analisis yang digunakan untuk penghitungan data.
Analisis ini meliputi :
1. Analisis kualitatif
Analisis kualitatif adalah analisis yang menggunakan data kualitatif.Data
kualitatif adalah data yang menggambarkan usaha yang dicapai seseorang
dalam bentuk pernyataan naratif (Dep.Dik.Nas,2004).
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui lembar
observasi aktifitas siswa dan kinerja guru.
a. Analisis data aktifitas siswa
Rumus :
1) Skor Individu = x 100%
2) Skor klasikal = x 100 %
b. Analisis data kinerja guru
Rumus :
Skor individu = x 100 %
c. Analisis data minat siswa
1) Skor individu = x 100 %
Skor yang didapatSkor maksimal
Jumlah skor seluruh siswaJumlah siswa
Skor yang diperolehSkor maksimal tiap indikator
skor yang didapatskor maksimal
37
2) Skor klasikal = x 100 %
2. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data hasil belajar siswa dalam bentuk angka
(Dep.Dik.Nas, 2004).
Data kuantitatif diperoleh melalui tes tertulis untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa yang meliputi :
a) Ketuntasan belajar individu
Rumus :
Ketuntasan belajar individu = x 100%
b) Ketuntasan belajar klasikal
Rumus :
Ketuntasan belajar klasikal = x 100%
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan belajar siswa melalui penerapan pendekatan
kontekstual dalam penelitian ini yaitu :
1. Ketuntasan belajar individu
Seorang siswa dikatakan tuntas belajar bila mencapai prosentase minimal
65 %. Atau bila dinyatakan dalam skala 10 menjadi 6,5 (sesuai standar
KKM yang ditetapkan).
Jumlah jawaban benarJumlah soal
Jumlah siswa yang tuntasJumlah siswa
Jumlah skor seluruh siswaJumlah skor maksimal
38
2. Ketuntasan belajar klasikal
Ketuntasan belajar klasikal dikatakan berhasil bila mencapai 85 %,
sehingga klas itu dikatakan tuntas.
I. Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis penulisan skripsi ini disusun menjadi tiga bagian,yaitu
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
Bagian awal meliputihalaman sekolah, halaman persetujuan dan
pengesahan, halaman motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
Bagian isi terdiri dari lima bab yaitu : Bab pertama, Pendahuluan
berisi : latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab kedua, Tinjauan Pustaka berisi : pembelajaran biologi, hasil belajar,
pendekatan kontekstual, ekosistem, dan hipotesis penelitian.
Bab ketiga, Metode Penelitian berisi : subjek penelitian, variabel penelitian,
rencana penelitian, instrumen penelitian, uji instrumen, pengumpulan data,
analisis data, dan indikator keberhasilan.
Bab keempat, Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi : data hasil penelitian,
analisis siklus serta pembahasan.
Bab kelima, Penutup berisi : kesimpulan dan saran-saran.
Bagian akhir berisi : daftar pustaka dan lampiran.
Daftar pustaka berisi : literatur yang digunakan dalam pembuatan skripsi,
sedangkan lampiran berisi data-data penunjang.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
dengan metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa
melalui pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan
ekosistem di kelas VII A di MTs. Nurul Huda Mereng-Warungpring.
A. Data Hasil Penelitian
1. Data Hasil Belajar
Tabel. 4.1. Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
No RespondenSiklus I Siklus II
Skor Ketuntasan Skor Ketuntasan1 A – 01 75 Tuntas 74 Tuntas2 A – 02 83 Tuntas 95 Tuntas3 A – 03 58 Tak tuntas 74 Tuntas4 A – 04 67 Tuntas 84 Tuntas5 A – 05 58 Tak tuntas 74 Tuntas6 A – 06 83 Tuntas 63 Tak tuntas7 A – 07 67 Tuntas 100 Tuntas8 A – 08 58 Tak tuntas 84 Tuntas9 A – 09 75 Tuntas 74 Tuntas10 A – 10 75 Tuntas 63 Tak tuntas11 A – 11 58 Tak tuntas 68 Tuntas12 A – 12 67 Tuntas 79 Tuntas13 A – 13 83 Tuntas 95 Tuntas14 A – 14 75 Tuntas 95 Tuntas15 A – 15 50 Tak tuntas 100 Tuntas16 A – 16 67 Tuntas 74 Tuntas17 A – 17 75 Tuntas 89 Tuntas18 A – 18 67 Tuntas 68 Tuntas19 A – 19 75 Tuntas 95 Tuntas20 A – 20 67 Tuntas 68 Tuntas21 A – 21 75 Tuntas 74 Tuntas
40
No RespondenSiklus I Siklus II
Skor Ketuntasan Skor Ketuntasan22 A – 22 58 Tak tuntas 63 Tak tuntas23 A – 23 75 Tuntas 74 Tuntas24 A – 24 58 Tak tuntas 68 Tuntas25 A – 25 67 Tuntas 74 Tuntas26 A – 26 42 Tak tuntas 74 Tuntas27 A – 27 67 Tuntas 63 Tak tuntas28 A – 28 58 Tak tuntas 68 Tuntas29 A – 29 67 Tuntas 74 Tuntas30 A – 30 75 Tuntas 68 Tuntas31 A – 31 50 Tak tuntas 79 Tuntas32 A – 32 67 Tuntas 79 Tuntas33 A – 33 83 Tuntas 68 Tuntas34 A – 34 58 Tak tuntas 74 Tuntas35 A – 35 58 Tak tuntas 58 Tak tuntas36 A – 36 67 Tuntas 79 Tuntas37 A – 37 75 Tuntas 68 Tuntas38 A – 38 50 Tak tuntas 63 Tak tuntas39 A – 39 75 Tuntas 74 Tuntas40 A – 40 58 Tak tuntas 79 Tuntas
Jumlah 2667 26 3037 34Rata-rata 66,67 75,92
Ketuntasan 65% 85%
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Sklus II
Skor Hasil Belajar Siklus I Siklus II
Skor Tertinggi 83 100
Skor Terendah 42 58
Skor Rata-rata 66,67 75,92
Ketuntasan Klasikal 65 % 85 %
Gambar 4.1. Diagram rata
Gambar
2. Data Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa diamati oleh observer dengan menggunakan lembar
observasi selama proses pembelajaran. Lembar observasi terdiri atas 4
indikator. Observer akan memberikan tanda chek list (
melakukan aktivitas sesuai lembar observasi.
lembar observasi sebagai berikut : skor 1 untuk siswa yang melakukan
Rata-rata skor
ketuntasan
individu
Prosentase
ketuntasan
klasikal
1. Diagram rata-rata skor ketuntasan individu siklus I dan II
Gambar 4.2. Diagram ketuntasan klasikal siklus I dan II
Data Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa diamati oleh observer dengan menggunakan lembar
observasi selama proses pembelajaran. Lembar observasi terdiri atas 4
indikator. Observer akan memberikan tanda chek list ( √ ) bagi siswa yang
melakukan aktivitas sesuai lembar observasi. Adapun kriteria penilaian
lembar observasi sebagai berikut : skor 1 untuk siswa yang melakukan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Siklus I Siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Siklus I Siklus II
65%
85%
66,67
75,92
41
rata skor ketuntasan individu siklus I dan II
2. Diagram ketuntasan klasikal siklus I dan II
Aktivitas siswa diamati oleh observer dengan menggunakan lembar
observasi selama proses pembelajaran. Lembar observasi terdiri atas 4
) bagi siswa yang
apun kriteria penilaian
lembar observasi sebagai berikut : skor 1 untuk siswa yang melakukan
42
kegiatan sesuai deskriptor. Skor 0 untuk siswa yang tidak melakukan
kegiatan sesuai deskriptor.
Tabel 4.3. Data Hasil Aktivitas Siswa
Kodesiswa
Siklus I Siklus IIJml skor % skor Ket Jml skor % skor Ket
A – 01 7 87,50 Baik sekali 7 87,50 Baik sekaliA – 02 3 37,50 Kurang baik 5 62,50 BaikA – 03 6 75,00 Baik 6 75,00 BaikA – 04 5 62,50 Baik 5 62,50 BaikA – 05 7 87,50 Baik sekali 7 87,50 Baik sekaliA – 06 5 62,50 Baik 5 62,50 BaikA – 07 5 62,50 Baik 5 62,50 BaikA – 08 4 50,00 Cukup 6 75,00 BaikA – 09 4 50,00 Cukup 7 87,50 Baik sekaliA – 10 4 50,00 Cukup 5 62,50 BaikA – 11 7 87,50 Baik sekali 7 87,50 Baik sekaliA – 12 7 87,50 Baik sekali 7 87,50 Baik sekaliA – 13 5 62,50 Baik 5 62,50 BaikA – 14 5 62,50 Baik 5 62,50 BaikA – 15 5 62,50 Baik 5 62,50 BaikA – 16 5 62,50 Baik 5 62,50 BaikA – 17 6 75,00 Baik 6 75,00 BaikA – 18 7 87,50 Baik sekali 7 87,50 Baik sekaliA – 19 6 75,00 Baik 6 75,00 BaikA – 20 5 62,50 Baik 5 62,50 BaikA – 21 4 50,00 Cukup 6 75,00 BaikA – 22 5 62,50 Baik 5 62,50 BaikA – 23 5 62,50 Baik 5 62,50 BaikA – 24 4 50,00 Cukup 4 50,00 CukupA – 25 4 50,00 Cukup 6 75,00 BaikA – 26 5 62,50 Baik 5 62,50 BaikA – 27 4 50,00 Cukup 5 62,50 BaikA – 28 6 75,00 Baik 6 75,00 BaikA – 29 4 50,00 Cukup 5 62,50 BaikA – 30 3 37,50 Kurang baik 7 87,50 Baik sekaliA – 31 4 50,00 Cukup 4 50,00 CukupA – 32 6 75,00 Baik 6 75,00 BaikA – 33 5 62,50 Baik 5 62,50 BaikA – 34 5 62,50 Baik 5 62,50 BaikA – 35 3 37,50 Kurang baik 6 75,00 BaikA – 36 4 50,00 Cukup 4 50,00 CukupA – 37 5 62,50 Baik 5 62,50 Baik
A – 38 5A – 39 7A – 40 5Jumlah 201
Skormaks
320
Skorklasikl
67,5
Gambar 4.
Tabel 4.4. Data Ringkasan Aktivitas Siswa Siklus I dan II
Kategori
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang baik
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Skor klasikal
aktivitas
siswa
62,50 Baik 5 62,5087,50 Baik sekali 7 87,5062,50 Baik 5 62,50
222
320
92,5
Gambar 4.3. Diagram klasikal aktivitas siswa siklus I dan
Tabel 4.4. Data Ringkasan Aktivitas Siswa Siklus I dan II
KategoriSiklus I Siklus II
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase6 15 % 8 20
21 52,5 % 29 72,5
10 25 % 3 7,5
Kurang baik 3 7,5 % 0 0
Siklus I Siklus II
67,5
92,5
43
62,50 Baik87,50 Baik sekali62,50 Baik
al aktivitas siswa siklus I dan II
Tabel 4.4. Data Ringkasan Aktivitas Siswa Siklus I dan II
Siklus IIProsentase
20 %
72,5 %
7,5 %
0 %
Gambar 4.4. Diagram Ringkasan Aktivitas Siswa Siklus I dan II
Tabel 4.5. Hasil Rekapitulasi
Kode
A Mendengarkan penjelasan guruB Mengamati objek permasalahan diskusiC Mengerjakan LKSD Berani bertanyaE Menjawab pertanyan secara individuF Menjawab pertanyaan kelompokG Kerjasama dalam kelompok
HMengerjakan dan mengumpulkan tugastepat waktu
Berdasarkan data di atas dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran pada siklus I dan
disajikan pada diagram di bawah ini :
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Prosentase
Ringkasan
Aktivitas
siswa
Gambar 4.4. Diagram Ringkasan Aktivitas Siswa Siklus I dan II
. Hasil Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I dan II
Indikator Siklus I
Mendengarkan penjelasan guru 65Mengamati objek permasalahan diskusi 62,5Mengerjakan LKS 55Berani bertanya 70Menjawab pertanyan secara individu 67,5Menjawab pertanyaan kelompok 72,5Kerjasama dalam kelompok 72,5Mengerjakan dan mengumpulkan tugastepat waktu
60
Berdasarkan data di atas dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II yang dapat
disajikan pada diagram di bawah ini :
Siklus I Siklus II
15%
52,5%
7,5%
25%20%
72,5%
7,5%
0%
44
Gambar 4.4. Diagram Ringkasan Aktivitas Siswa Siklus I dan II
Aktivitas Siswa Siklus I dan II
Siklus II
858580
82,577,57580
82,5
Berdasarkan data di atas dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas
siklus II yang dapat
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang baik
Gambar 4.
3. Hasil Aktivitas Kinerja
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran oleh observer dengan
lembar observasi terdiri atas 3 indikator sebagai berikut :
Tabel 4.6. Hasil Rekapitulasi
A. Menggali ingatan siswa pada materi yanglalu
B. Melaksanakan pembelajaran sesuai denganrencana kegiatan
C. Membuat kesimpulan dan menyusunpenilaian
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
65
85
Rekapitulasi
aktivitas
siswa
Gambar 4.5. Diagram Aktivitas Siswa Siklus I dan II
Hasil Aktivitas Kinerja Guru
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran oleh observer dengan
observasi terdiri atas 3 indikator sebagai berikut :
. Hasil Rekapitulasi Aktivitas Kinerja Guru
IndikatorProsentase
Siklus IMenggali ingatan siswa pada materi yang
66,6
Melaksanakan pembelajaran sesuai denganrencana kegiatan
50
Membuat kesimpulan dan menyusunpenilaian
66,6
5
62,5
85
55
80
70
82,5
67,5
77,572,5
7572,5
2,5
80
60
82,5
45
. Diagram Aktivitas Siswa Siklus I dan II
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran oleh observer dengan
ProsentaseSiklus I Siklus II
66,6 100
75
66,6 100
Siklus I
Siklus II
,5
Gambar 4.6. Diagram Aktivitas
4. Data Hasil Angket
Data hasil minat siswa didapat dari pengisian angket setelah pembelajaran
yang terdiri 4 indikator pada siklus I dan siklus II. Untuk pertanyaan
sangat setuju (SS) skor 4, setuju (S) skor 3, tidak setuju (TS) skor 2, sangat
tidak setuju (STS) skor 1.
Tabel 4.7. Hasil Analisis
NoKodesiswa
1. A2. A3. A4. A5. A6. A7. A8. A
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
Prosentase
Rekapitulasi
Aktivitas
Kinerja Guru
Keterangan : Siklus I siklus II
. Diagram Aktivitas Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus II
Angket Minat Siswa
Data hasil minat siswa didapat dari pengisian angket setelah pembelajaran
yang terdiri 4 indikator pada siklus I dan siklus II. Untuk pertanyaan
sangat setuju (SS) skor 4, setuju (S) skor 3, tidak setuju (TS) skor 2, sangat
tidak setuju (STS) skor 1.
. Hasil Analisis Angket Minat Siswa Siklus I dan Siklus II
Kodesiswa
Siklus I Siklus IISkor Ket Skor Ket
A – 01 45 sangat baik 42 baikA – 02 42 baik 46 sangat baikA – 03 46 sangat baik 47 sangat baikA – 04 43 sangat baik 46 sangat baikA – 05 41 baik 48 sangat baikA – 06 40 baik 41 baikA – 07 42 baik 48 sangat baikA – 08 42 baik 48 sangat baik
66,6
100
50
75
100
66,6
46
Keterangan : Siklus I siklus II
Guru pada Siklus I dan Siklus II
Data hasil minat siswa didapat dari pengisian angket setelah pembelajaran
yang terdiri 4 indikator pada siklus I dan siklus II. Untuk pertanyaan
sangat setuju (SS) skor 4, setuju (S) skor 3, tidak setuju (TS) skor 2, sangat
Minat Siswa Siklus I dan Siklus II
Ketbaik
sangat baiksangat baiksangat baiksangat baik
baiksangat baiksangat baik
47
NoKodesiswa
Siklus I Siklus IISkor Ket Skor Ket
9. A – 09 42 baik 49 sangat baik10. A – 10 43 sangat baik 40 sangat baik11. A – 11 45 sangat baik 49 sangat baik12. A – 12 44 sangat baik 46 sangat baik13. A – 13 39 baik 42 baik14. A – 14 46 sangat baik 47 sangat baik15. A – 15 48 sangat baik 45 sangat baik16. A – 16 41 baik 48 sangat baik17. A – 17 43 sangat baik 46 sangat baik18. A – 18 41 baik 45 sangat baik19. A – 19 46 sangat baik 46 sangat baik20. A – 20 42 baik 41 baik21. A – 21 41 baik 40 baik22. A – 22 48 sangat baik 47 sangat baik23. A – 23 42 baik 48 sangat baik24. A – 24 48 sangat baik 43 sangat baik25. A – 25 44 sangat baik 46 sangat baik26. A – 26 41 baik 47 sangat baik27. A – 27 47 sangat baik 45 sangat baik28. A – 28 48 sangat baik 49 sangat baik29. A – 29 42 baik 46 sangat baik30. A – 30 42 baik 45 sangat baik31. A – 31 44 sangat baik 42 baik32. A – 32 41 baik 48 sangat baik33. A – 33 45 sangat baik 45 sangat baik34. A – 34 40 baik 46 sangat baik35. A – 35 49 sangat baik 49 sangat baik36. A – 36 42 baik 49 sangat baik37. A – 37 41 baik 47 sangat baik38. A – 38 46 sangat baik 42 baik39. A – 39 45 sangat baik 49 sangat baik40. A – 40 42 baik 46 sangat baik
Jumlah 1739 1847Skor Max 2240 2240
Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Analisis
No
AMinat terhadap pelajaran biologi
BMinat terhadap pokok bahasan ekosistem
CMinat pada pembelajaran biologi melaluimetode diskusi
DMinat terhadap cara mengajar guru
Gambar 4.
B. Analisis Siklus I dan II
1. Siklus I
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan diruang kelas dengan
pendekatan konte
siswa, kinerja guru, danminat siswa.Pada awalnya guru mulai
pembelajaran dengan menggali pengetahuan
70
72
74
76
78
80
82
84
86
88
Indikator A
76
Prosentase
Rekapitulasi
Minat Siswa
. Rekapitulasi Hasil Analisis Angket Minat Siswa Siklus I dan II
IndikatorProsentase rataSiklus I
Minat terhadap pelajaran biologi76,9
Minat terhadap pokok bahasan ekosistem79,4
Minat pada pembelajaran biologi melaluimetode diskusi
76,4
Minat terhadap cara mengajar guru75,9
Gambar 4.7. Diagram Angket Minat Siswa Siklus I dan Siklus II
I dan II
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan diruang kelas dengan
pendekatan kontesktual. Peneliti melakukan pengamatan terhadap akti
siswa, kinerja guru, danminat siswa.Pada awalnya guru mulai
pembelajaran dengan menggali pengetahuansiswa dengan prosentase
Indikator A Indikator B Indikator C Indikator D
76,9
78,4
79,4
87,3
83,8
76,475,9
78,3
48
Minat Siswa Siklus I dan II
Prosentase rata-rataSiklus I Siklus II
78,4
87,3
83,8
78,3
Minat Siswa Siklus I dan Siklus II
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan diruang kelas dengan
ktual. Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas
siswa, kinerja guru, danminat siswa.Pada awalnya guru mulai
siswa dengan prosentase
Siklus I
Siklus II
49
66,6% dan perhatian siswa dalam mendengarkan penjelasan guru sekitar
65%, kemampuan siswa mengamati obyek permasalahan diskusi mencapai
62,5%. Akan tetapi kemampuan siswa dalam mengerjakan LKS masih
57,5%. Hal ini terjadi karena guru dalam melaksanakan pembelajaran
belum maksimal. Ini terbukti dari prosentase guru dalam melaksanakan
pembelajaran mencapai 50%. Jadi guru belum bisa mengarahkan siswanya
dalam mengerjakan LKS. Prosentase siswa dalam mengajukan pertanyaan
sebesar 70%, ini berarti banyak siswa yang belum jelas terhadap
pembelajaran sehingga banyak siswa yang mengajukan pertanyaan.
Kemampuan siswa menjawab pertanyaan secara individu sebesar 67,5%.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual melalui diskusi siswa
mampu menjawab pertanyaan secara kelompok dengan prosentase 72,5%.
Kebiasaan siswa dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat
waktu masih belum tercapai, ini dilihat dari prosentase yang hanya sebesar
60% sedangkan kemampuan guru dalam memberikan kesimpulan dalam
pembelajaran sebesar 66,6%.
Angket minat siswa terhadap cara mengajar guru mencapai 75,9%.
Sedangkan Angket minat siswa terhadap pelajaran biologi melalui diskusi
sebesar 76,4%. Angket Minat siswa terhadap pokok bahasan ekosistem
sangat tinggi mencapai 79,4% , hal ini terjadi karena siswa dapat
memahami dan mengerti terhadap apa yang disampaikan guru. Siswa juga
sangat senang dengan pendekatan kontekstual. Siswa bisa melakukan
pengamatan langsung dan mencari hubungan terhadap pelajaran yang
diperoleh dengan pengamatan di luar kelas.
50
Akhir dari pembelajaran guru mengadakan test evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Hasil evaluasi diketahui dari skor rata-rata
ketuntasan siswa sebesar 66,67%, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26
siswa, yang belum tuntas 14 siswa dan ketuntasan klasikal mencapai 65%.
Pembelajaran sebelum menggunakan pendekatan kontekstual
diketahui ketuntasan klasikal siswa sebesar 50% dari 40 siswa.
Dengan demikian jika dibandingkan sebelum menggunakan
pendekatan kontekstual, maka mengalami peningkatan ketuntasan klasikal
sebesar 15%, yaitu dari 50% menjadi 65%. Peningkatan ini bisa diketahui
dari dialog berikut ini :
Guru : ”Apakah kalian berminat pada pelajaran ini ?”Siswa : ”Ya pak,tapi saat bapak menyampaikan materi pelajaran Rina,
Dodi, Andi mengobrol sendiri sehingga mengganggu konsentrasikami.
Guru : ”Baiklah, Rina, Dodi, Andi Bapak harap kalian janganmengulangi lagi.Bagaimana dengan penjelasan bapak saatpembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual ?”.
Siswa : ”Senang Pak, tapi kami belum paham dengan model pembelajaranini”.
Guru : ”Apakah kalian memahami matei yang telah didiskusikan ?”.Siswa : ”Belum semua pak, karena kesimpulan yang bapak sampaikan
belum jelas!”.
Sebelum melanjutkan ke siklus II, maka dilakukan refleksi dari siklus I.
Sebagai acuan tindak lanjut pada siklus II, maka dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.9. Data Analisis Refleksi Siklus I
Jenis kendalayang muncul
Hasil refleksi Tindak lanjut pada siklus II
Pembelajarankontekstualmerupakan halbaru bagisiswa
Hasil belajar siswabelum mencapaiketuntasan maksimal,baru 26 siswa yangtuntas
Guru menjelaskan padasiswa tentangpembelajaran denganpendekatan kontekstual
51
Jenis kendalayang muncul
Hasil refleksi Tindak lanjut pada siklus II
Beberapasiswa masihmalakukankegiatan yangkurangmendukungpembelajaran
1. Perhatian siswa padamateri pelajaranmasih kurang.
2. Masih ada siswa yangmengobrol sendiri
1. Guru berusahamelakukanpembelajaran yangmenyenangkan siswa.
2. Guru menegur siswayang suka mengobrol
Kinerja gurukurangmaksimal
Pembelajaran belumsesuai dengan rencanapelaksanaanpembelajaran
Guru mempersiapkan dirisebelum pembelajarandilaksanakan
2. Siklus II
Pembelajaran pada siklus II juga dilaksanakan di ruang kelas. Pada
mulanya guru menyampaikan pelajaran pada siswa kemudian siswa keluar
kelas untuk melakukan pengamatan, lalu siswa masuk kelas membahas
hasil pengamatan bersama guru. Guru memberi beberapa pertanyaan untuk
membangkitkan antusias siswa pada materi ekosistem dengan
mengembangkan materi dan contoh-contoh yang berbeda dari siklus I. Hal
ini dilakukan agar pembelajaran lebih bervariasi sehingga menyenangkan
dan menarik siswa. Kegiatan pembelajaran selanjutnya siswa bersama
kelompoknya berdiskusi membahas materi yang telah dijelaskan dan
perwakilan kelompok mempresentasikan di depan kelas. Hasil presentasi
tiap-tiap kelompok dibahas bersama guru agar diperoleh pemahaman.
Dalam siklus II ini diharapkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
Sebagaimana siklus I, maka pada siklus II juga dibahas tentang
aktivitas siswa, kinerja guru, minat siswa dan hasil belajar. Aktivitas siswa
pada siklus II mengalami peningkatan diantaranya : siswa lebih serius
mendengarkan penjelasan guru. Hal ini terlihat dari prosentase sebesar
52
65% pada siklus I dan menjadi 72,5% pada siklus II. Prosentase siswa
dalam mengamati obyek diskusi mencapai 62,5% pada siklus I dan
menjadi 72,5% pada siklus II. Kemampuan siswa dalam mengerjakan LKS
sebesar 57,5% pada siklus I dan menjadi 80% pada siklus II. Siswa lebih
banyak bertanya dengan prosentase 70% pada siklus I dan menjadi 75%
pada siklus II. Peningkatan ini terjadi karena antusias siswa pada materi
ekosistem melalui pendekatan kontekstual dapat menarik perhatian siswa.
Kemampuan siswa secara individu dalam menjawab pertanyaan guru pada
siklus I sebesar 67,5% dan menjadi 75% pada siklus II. Prosentase tiap
kelompok dalam menjawab pertanyaan guru sebesar 72,5% pada siklus I
dan menjadi 75% pada siklus II.Kerjasama siswa dalam kelompok pada
siklus I 60% dan menjadi 80% pada siklus II. Siswa lebih disiplin dan
antusias dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas secara tepat waktu.
Hal ini diketahui dari prosentase sebesar 60% pada siklus I dan menjadi
82,5% pada siklus II.
Kinerja guru juga mengalami peningkatan pada siklus II. Guru
mampu menggali ingatan siswa pada materi yang lalu dengan prosentase
66,6% pada siklus I dan menjadi 100% pada siklus II. Pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran sebesar 50% pada siklus
I dan menjadi 75% pada siklus II. Kemampuan guru dalam membuat
kesimpulan dan melaksanakan penilaian sebesar 66,6% pada siklus I dan
menjadi 100% pada siklus II.
Beberapa angket minat siswa pada siklus II juga mengalami
peningkatan. Angket minat siswa terhadap pelajaran biologi sebesar 76,9%
53
pada siklus I dan menjadi 78,4% pada siklus II. Sedangkan angket minat
terhadap materi ekosistem cukup tinggi dengan prosentase 80,9% pada
siklus I dan menjadi 87,3% pada siklus II, hal ini terjadi karena guru
memberikan kebebasan siswa untuk melakukan pengamatan sehingga
materi pelajaran mudah dipahami. Pembelajaran dengan metode diskusi
pada siklus I mencapai 76,4% dan menjadi 83,8% pada siklus II. Angket
minat siswa terhadap cara mengajar guru sebesar 75,9% pada siklus I dan
menjadi 78,3 pada siklus II.
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus II hal ini
disebabkan adanya peningkatan pada aktivitas siswa, minat siswa, dan
kinerja guru. Hasil belajar yang meningkat dapat dilihat dari hasil skor
rata-rata test evaluasi. Skor ketuntasan 66,67% pada siklus I dan menjadi
75,92% pada siklus II. Sedangkan jumlah siswa yang tuntas pada siklus I
sebanyak 26 siswa dan menjadi 34 siswa pada siklus II dari 40 siswa.
Adapun ketuntasan belajar klasikal pada siklus I mencapai 65% dan
menjadi 85% pada siklus II, jadi mengalami peningkatan sebesar 20 %.
Tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah menunjukan
peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari :Keaktifan siswa
dan keaktifan guru selama proses pembelajaran menunjukan kearah
optimal, Ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah tercapai dengan
prosentase 65 % pada siklus I dan 85 % pada siklus II, Minat siswa pada
pelajaran biologi dengan pendekatan kontekstual lebih menyenangkan,
karena siswa lebih aktif dan antusias dibanding dengan pembelajaran
54
sebelumnya yaitu dengan ceramah (konvensional).Hal ini dapat dilihat
dari dialog berikut :
Guru : ”Apakah anak – anak suka dengan pelajaran biologi ?”.Siswa : ”Sangat suka pak “.Guru :”Apakah kalian sudah paham dengan materi yang baru saja
bapak sampaikan ?”.Siswa : ”Sudah paham pak”.Guru : ”Terus bagaimana dengan metode belajar seperti yang
kalian lakukan sekarang ini”.Siswa :”Menyenangkan dan mudah untuk dipahami. Serta kami
sangat suka pak !”.Guru : ”Baiklah,mudah-mudahan kalian bisa belajar lebih baik dan
hasil belajar kalian akan lebih meningkat”.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa
setelah menggunakan pembelajaran kontekstual, maka hasil belajar siswa
mengalami peningkatan. Hal ini diketahui dari ketuntasan siswa yang
meningkat dari siklus I sampai siklus II. Peningkatan kegiatan pembelajaran
secara menyeluruh dari siklus I dan siklus II dapat dikemukakan sebagai
berikut : siswa lebih aktif selama proses pembelajaran, siswa lebih serius
mendengarkan penjelasan guru, sering mengajukan pertanyaan, mampu
bekerjasama dalam kelompok dan dapat mengerjakan tugas tepat waktu..
Bruner mengatakan bahwa diskusi menimbulkan rasa kerjasama tim, rasa
saling berbagi pengetahuan antar anggota sehingga permasalahan yang ada
dapat diselesaikan dengan baik. Melalui diskusi dan observasi dapat
memperjelas pemahaman siswa terhadap materi pelajaran agar lebih menarik
dan lebih bermakna (Nurhadi, 2004)
55
Penilaian individu dalam bentuk test memberi informasi kemampuan
setiap siswa. Penghargaan secara individu maupun kelompok dapat menjadi
motivasi siswa untuk berprestasi, membangkitkan keinginan baru dan
rangsangan dalam belajar serta membawa pengaruh psikologis bagi siswa
(Hamalik, 1988).
Agar hasil pembelajaran maksimal dapat dicapai, maka peran guru
sangat menentukan. Guru harus memiliki keprofesionalan yang baik,
diantaranya : menguasai landasan kependidikan, memahami psikologi
kependidikan, menguasai materi pelajaran, mampu menerapkan berbagai
metode dan strategi pembelajaran termasuk salah satunya adalah penggunaan
pendekatan kontekstual (Nurhadi, 2004).
Keberhasilan dalam pembelajaran didukung oleh sistem. Sistem
bermanfaat untuk merencanakan pembelajaran. Perencanaan adalah cara
berpikir yang membantu menciptakan hasil yang diharapkan (Ely,1979).
Beberapa keuntungan pembelajaran yang melalui perencanaan secara
sistematis dianataranya : guru terhindar dari keberhasilan yang untung-
untungan, guru dapat mengatasi hambatan yang dihadapi sehingga bisa
menentukan tindakan selanjutnya.
Pendekatan kontekstual merupakan salah satu sistem pembelajaran
dimana guru memberikan materi pelajaran dan mempraktekkan serta
menghubungkan dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
pembelajaran menjadi menarik dan lebih menyenangkan bagi siswa (Nurhadi,
2004).
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari penelitian yang
dilakukan disimpulkan bahwa : ada peningkatan hasil belajar siswa setelah
menggunakan pendekatan kontekstul melalui kajian materi ekosistem pada
kelas VII A siswa MTs. Nurul Huda Mereng Kabupaten Pemalang tahun
pelajaran 2010 / 2011 yang ditunjukkan dengan :
1. Adanya peningkatan prosentase ketuntasan siswa secara klasikal dari 65%
pada siklus I dan menjadi 85% pada siklus II, jadi prosentase
peningkatannya adalah 20%. Adanya peningkatan jumlah siswa yang
tuntas secara individu dari 26 siswa pada siklus I menjadi 34 siswa pada
siklus II.
2. Adanya peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru. Hasil aktivitas siswa
rata-rata menunjukkan peningkatan dari siklus I sebesar 65,6% dan
menjadi 81% pada siklus II. Hasil kinerja guru rata-rata menunjukkan
adanya peningkatan sebesar 57,1% pada siklus I menjadi 85,7% pada
siklus II.
3. Adanya peningkatan minat belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya prosentase rata-rata minat siswa pada siklus I sebesar 77,5%
dan menjadi 82% pada siklus II.
57
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis ingin mengajukan
saran-saran agar pembelajaran biologi menjadi lebih baik, diantaranya :
1. Guru harus selalu mencoba berbagai pendekatan yang lebih bermakna dan
menarik sehingga pembelajaran lebih menyenangkan bagi siswa. Salah
satu alternatifnya dengan menggunakan pendekatan kontekstual agar hasil
belajar siswa dapat meningkat.
2. Guru hendaknya tidak hanya memberi pengetahuan pada siswa saja tapi
berperan sebagai fasilitator agar dapat membantu siswa mencapai hasil
belajar yang meningkat.
3. Guru harus memberikan kesempatan pada siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih berperan.
4. Guru hendaknya memanfaatkan fasilitas dan kondisi lingkungan yang ada
secara maksimal sebagai media belajar agar pembelajaran tidak monoton
dan membosankan sehingga diharapkan siswa lebih tertarik mengikuti
pembelajaran biologi.
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1997.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta :
Rineka Cipta.
Depdiknas. 2003. Sains. Jakarta : Depdiknas
Depdiknas, 2004.Petunjuk Umum Pelaksanaan Kurikulum SLTP.Jakarta :
Depdikbud.
Depdiknas, 2006.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Dimyati, 2002.Belajar dan pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Ely, 1979.Tekhnik Pembelajaran.Surabaya : Pustaka Cipta.
Hamalik.1988.Wawasan Pendidikan.Bandung : Putra Kencana.
Nasution,1982.Dikdaktik Asas-asas mengajar. Bandung :Penerbit Jemmars.
Nurhadi, 2004.Pembelajaran kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.Malang
: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Sudjino, 2006Metode Statistika, Bandung: Tarsito
Suharno, 2004. Sains biologi SMP untuk Kelas VII. Jakarta : Erlangga
Sumarwan, 2004.Pengantar Ilmu Biologi. Jakarta : Balai Pustaka.
Tim KBBI Prop. Jateng, 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdikbud
Kanwil Prop. Jateng : Proyek Perluasan SLTP Jawa Tengah.
Wardhani, I.G.A.K.2007.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
59
LAMPIRAN 1
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VII A
NO NAMA1 Abdul Aziz Bakhtiar2 Aenul Yakin3 Ahmad Aryanto4 A'inun Nazib5 Almuhit6 Amanatul Nadiyah7 Anggun Khoirunisa8 Aulia Nurul Fakhriz9 Bayu Aldi Nugroho10 Diyan Agus Stianingsih11 Eli Mujazi12 Endang Lestiyani13 Hasbi Niami14 Ifan Handika15 Iin Kurniasih16 Kurnia Izzati17 Luthfi Maulana18 Ma'lufatul Fuadiyah19 Manarul Hilal20 Muchammad Rizal Maulana21 Muhamad Nur Kholil22 Muhamad Oki Aryandi23 Muhammad Khadiq24 Muhammad Khosi Fadli25 Nandya Tyas Prayoga26 Nur Khoerunisa27 Nurjanatun28 Ofi Nurjanah29 Patoni Imron30 Puji Nur Baena A.31 Ria Nilam Cahya32 Riska Khairunisa33 Salman Al Parisi34 Silfi Nahdiatul Ummah35 Siti Nur Inayah36 Sofa Toliqoh37 Syufa Aziz38 Tika Murni Asih39 Trisno Maulana40 Umi Nahdiyah
60
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Biologi
Status Pendidikan : MTs / SMP
Kelas / Semester : VII A / II
Pokok Bahasan : Ekosistem
Pendekatan : Kontekstual
Metode : Ceramah, Diskusi, dan Observasi
Pertemuan : 1 X pertemuan
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
Memahami pentingnya ekosistem untuk keseimbangan lingkungan.
II. KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan komponen penyusun ekosistem dan peranannya dalam
lingkungan.
III. INDIKATOR
Siswa mengetahui komponen penyusun ekosistem.
IV. SUMBER / ALAT DAN BAHAN
1. Sumber :
a. Buku Sains Biologi kelas VII terbitan Klaten
b. Buku paket Biologi kelas VII
c. Buku lain yang relevan
2. Alat dan Bahan
61
a. Halaman sekolah
b. LKS
V. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
1. Pendahuluan (5 menit)
a. Apersepsi
Pada pembahasan yang lalu kita telah mempelajari bersama tentang
hewan Vertebrata, Apakah kalian sudah paham ? Apakah ada yang mau
ditanyakan ?
Baiklah kalau begitu kita lanjutkan pembahasan mengenai “
komponen– komponen penyusun ekosistem”.
b. Motivasi
Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai ” Komponen-komponen
penyusun ekosistem ”, Bapak ingin bertanya ” Mengapa tanaman padi
di sawah dapat tumbuh? ”. Pada pembahasan kali ini kita awali dengan
pengamatan di alam terbuka sehingga kalian bisa melihat dan
mengetahui komponen-komponen penyusun ekosistem.
c. Pra syarat
1. Melakukan pengamatan terhadap ekosistem
2. Mengetahui komponen- komponen penyusun ekosistem.
2. Kegiatan Inti ( 65 menit )
a. Guru mengajukan permasalahan : ”komponen-komponen apa sajakah
penyusun ekosistem itu ?”
b. Guru membagi siswa dalam kelas menjadi beberapa kelompok. Tiap
kelompok beranggotakan maksimal 6 (enam) orang.
62
c. Tiap-tiap kelompok diberi tugas untuk mengamati komponen-
komponen penyusun ekosistem di lingkungan sekitar.
d. Guru memberi LKS (Lembar Kerja Siswa) pada tiap kelompok dan
memberi penjelasan cara mengerjakannya.
e. Guru membimbing siswa untuk melakukan pengamatan tentang
komponen-komponen penyusun di sekitar sekolah.
f. Selesai melakukan pengamatan, siswa diminta masuk ke kelas untuk
membahas hasil pengamatan bersama kelompoknya masing-masing.
g. Tiap-tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil
pengamatannya melalui ketua kelompok atau juru bicara yang ditunjuk.
3. Penutup (10 menit)
a. Guru memberikan kesimpulan terhadap hasil diskusi.
b. Guru memberi tugas kelompok.
VI. PENILAIAN
1. Tugas kelompok
2. Hasil diskusi
Warungpring, Agustus 2010
Mengetahui,
Guru Mapel Kepala Sekolah
Sopi’i, S.Pd H. Machmud H.A
63
LAMPIRAN 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Biologi
Status Pendidikan : MTs / SMP
Kelas / Semester : VII A / II
Pokok Bahasan : Ekosistem
Pendekatan : Kontekstual
Metode : Ceramah, Diskusi, dan Observasi
Pertemuan : 1 X pertemuan
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
Memahami pentingnya ekosistem untuk keseimbangan lingkungan.
I. KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan komponen penyusun ekosistem dan peranannya dalam
lingkungan.
II. INDIKATOR
Siswa mampu membedakan faktor biotik dan faktor abiotik.
III. SUMBER / ALAT DAN BAHAN
1. Sumber :
a. Buku Sains Biologi kelas VII terbitan Klaten
b. Buku paket Biologi kelas VII
c. Buku lain yang relevan
64
2. Alat dan Bahan
a. Halaman sekolah
b. LKS
IV. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
1. Pendahuluan (5 menit)
a. Apersepsi
Pada pembahasan yang lalu kita telah mempelajari bersama tentang
hewan Vertebrata, Apakah kalian sudah paham ? Apakah ada yang mau
ditanyakan ?
Baiklah kalau begitu kita lanjutkan pembahasan mengenai “ Perbedaan
faktor biotik dengan faktor abiotik”.
b. Motivasi
Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai ” Perbedaan faktor biotik
dengan faktor abiotik ”, Bapak ingin bertanya ” Mengapa pada
ekosistem sawah, padi bukan merupakan faktor abiotik? ”. Pada
pembahasan kali ini kita awali dengan pengamatan di alam terbuka
sehingga kalian bisa melihat dan mengetahui komponen-komponen
penyusun ekosistem.
c. Pra syarat
1. Melakukan pengamatan terhadap ekosistem
2. Mengetahui komponen- komponen penyusun ekosistem.
2. Kegiatan Inti ( 65 menit )
a. Guru mengajukan permasalahan “Apa perbedaan antara faktor biotik
dengan faktor abiotik?”.
65
b. Guru membagi siswa dalam kelas menjadi beberapa kelompok. Tiap
kelompok beranggotakan maksimal 6 (enam) orang.
c. Tiap-tiap kelompok diberi tugas untuk mengamati komponen-
komponen penyusun ekosistem di lingkungan sekitar.
d. Guru memberi LKS (Lembar Kerja Siswa) pada tiap kelompok dan
memberi penjelasan cara mengerjakannya.
e. Guru membimbing siswa untuk melakukan pengamatan tentang
komponen-komponen penyusun di sekitar sekolah.
f. Selesai melakukan pengamatan, siswa diminta masuk ke kelas untuk
membahas hasil pengamatan bersama kelompoknya masing-masing.
g. Tiap-tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil
pengamatannya melalui ketua kelompok atau juru bicara yang ditunjuk.
3. Penutup (10 menit)
a. Guru memberikan kesimpulan terhadap hasil diskusi.
b. Guru memberi tugas kelompok.
V. PENILAIAN
1. Tugas kelompok
2. Hasil diskusi
Warungpring, Agustus 2010
Mengetahui,
Guru Mapel Kepala Sekolah
Sopi’i, S. Pd H. Machmud H. A
66
LAMPIRAN 4
KISI – KISI SOAL TES UJI COBA
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SLTP
Kelas / Semester : VII / II
Tahun Pelajaran : 2010 / 2011
Mata Pelajaran : Biologi
Waktu : 60 menit
Bentuk Tes : Pilihan Ganda
Jumlah Butir Soal : 20 butir
No IndikatorAspek Kognitif dan nomor soal
C1 C2 C3 C4
1Siswa dapat menghubungkankomponen penyusun ekosistem.
12,
2Siswa mampu membedakan faktorbiotik dan faktor abiotik.
2
3
Siswa mampu menyebutkan,membedakan dan menghubungkaninteraksi-interaksi yang terjadi antarakomponen biotik dan abiotik.
1, 6, 8,9, 10,11, 15,16, 17,18
3, 5,7, 13,14, 19
4, 20
67
LAMPIRAN 5
LEMBAR SOAL UJI COBA SIKLUS I
BIDANG STUDI : IPA BIOLOGI
KONSEP : EKOSISTEM
KELAS / SEMESTER : VII / II
WAKTU : 60 MENIT
JUMLAH SOAL : 20 BUTIR
PETUNJUK UMUM
1. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas, dan nomor absen pada lembar
jawaban yang telah disediakan
2. Laporkan kepada petugas bila terdapat tulisan yang kurang jelas
3. Dahulukan menjawab soal yang kamu anggap mudah
4. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf yang kamu anggap benar
5. Periksalah pekerjaan kamu sebelum diserahkan kepada petugas
SELAMAT MENGERJAKAN
68
1. Hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain
atau antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang saling
mempengaruhi disebut ....
A. Populasi C. Ekologi
B. Ekosistem D. Komunitas
2. Berikut ini merupakan komponen biotik dalam suatu ekosistem, kecuali ....
A. Hewan C. tumbuhan
B. Manusia D. Angin
3. Trenggiling memiliki moncong panjang dan bergetah yang berfungsi
menghisap semut, rayap dan hewan merayap lain, kemampuan ini
dinamakan ....
A. Adaptasi C. Evolusi
B. Biotik D. Populasi
4. Sapi makan rumput karena tak bisa membuat makanan sendiri. Karena sifat
itu sapi disebut ....
A. Heterotop C. Tingkatan tropik
B. Autotrop D. Kemosintesis
5. Pada suatu habitat kita jumpai singa yang sedang memangsa rusa. Tanpa
mangsa singa tak dapat hidup. Tanpa singa populasi rusa jadi meningkat.
Peristiwa ini disebut ....
A. Pemangsa C. Predasi
B. Ekologi D. Predator
6. Pohon inang (induk) sering kita jumpai hidup dengan benalu dengan kondisi
pertumbuhan pohon inang yang tidak normal,seperti batangnya kecil, daun
agak layu. Simbiosis ini dinamakan ....
A. Mutualisme C. Parasitisme
B. Predatorisme D. Komensalisme
7. Pada peristiwa meletusnya gunung krakatau, terjadi suksesi primer karena
....
A. Komunitas yang sebelumnya ada hilang sebagian dan terbentuk habitat
baru
69
B. Komunitas yang sebelumnya ada hilang secara keseluruhan dan
terbentuk habitat baru
C. Populasi yang sebelumnya ada hilang sebagian dan terbentuk habitat
baru
D. Populasi yang sebelumnya ada hilang secara keseluruhan dan terbentuk
habitat baru
8. Dibawah ini merupakan bentuk adaptasi tumbuhan gurun pasir ....
A. Berdaun tebal C. Berduri
B. Banyak stomata D. Berdaun tebal dan berduri
9. Bentuk paruh burung yang beraneka ragam merupakan proses adaptasi ....
A. Morfologi C. Fisiologi
B. Hidrologi D. Tingkah laku
10. Piramida yang digunakan untuk menggambarkan berat organisme pada tiap
tingkatan tropik yang semakin atas semakin sedikit ....
A. Piramida ukuran C. Piramida jumlah
B. Piramida bio Massa D. Piramida energi
11. Hewan berikut ini yang termasuk dalam rantai saprofit adalah ....
A. Jamur C. Semut
B. Kuda D. Bakteri
12. Manakah proses dibawah ini yang merupakan peristiwa fotosintesis.
A. Air + Karbondioksida Amilum + Oksigen
B. Air + Amilum Karbon dioksida + Oksigen
C. Karbondioksida + Amilum Air + Oksigen
D. Karbondioksida + Oksigen Air + Amilum
13. Tanaman teratai mampu hidup terapung karena ....
A. Memiliki daun kecil dan memiliki akar jangkar
B. Memiliki daun lebar dan memiliki akar jangkar
C. Memiliki daun lebar dan tak memiliki akar jangkar
D. Memiliki daun kecil dan tak memiliki akar jangkar
14. Manakah dibawah ini yang merupakan tumbuhan perintis ?
I. Liken III. Tumbuhan Paku
II. Lumut IV. Tumbuhan Biji
70
A. I dan IV C. II dan III
B. III dan IV D. I dan II
15. Hewan berikut ini yang hidup di bioma gurun adalah....
A. Kambing C. Ular
B. Harimau D. Gajah
16. Hutan pinus termasuk dalam bioma taiga. Hal ini disebabkan karena ....
A. Terdiri dari lebih dua spesies tumbuhan
B. Terdiri dari berbagai macam tumbuhan yang kompleks
C. Terdiri dari dua spesies tumbuhan
D. Terdiri dari satu spesies tumbuhan
17. Beruang kutub dan rusa kutub hidup di bioma ....
A. Tundra C. Gurun pasir
B. Taiga D. Kutub
18. Proses perubahan ekosistem karena terjadi gangguan dari luar. Dan pada
akhirnya akan terjadi keseimbangan. Hal ini disebut ....
A. Homeostasis C. Netralitas
B. Equilibrum D. Titik puncak
19. Jamur penicillium menghasilkan zat yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri tertentu. Contoh ini dinamakan ....
A. Antibiotik C. Antibiosa
B. Anabiosa D. Anabiotik
20. Pada sore hari daun petai cina menjadi kuncup. Hal ini menunjukan bahwa
tumbuhan tersebut melakukan ....
A. Adaptasi terhadap cuaca
B. Adaptasi terhadap angin
C. Adaptasi terhadap udara
D. Adaptasi terhadap sinar matahari
71
KUNCI JAWABAN
SOAL UJI COBA SIKLUS I
1. B 11. C
2. D 12. A
3. A 13. B
4. A 14. D
5. C 15. C
6. C 16. D
7. B 17. A
8. D 18. A
9. A 19. B
10. B 20. D
72
LAMPIRAN 6
KISI – KISI SOAL TES UJI COBA
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SLTP
Kelas / Semester : VII / II
Tahun Pelajaran : 2010 / 2011
Mata Pelajaran : Biologi
Waktu : 60 menit
Bentuk Tes : Pilihan Ganda
Jumlah Butir Soal : 20 butir
No IndikatorAspek Kognitif dan nomor soal
C1 C2 C3 C4
1Siswa dapat menunjukkan danmembedakan komponen penyusunekosistem.
4, 10,12, 15,19
9
2Siswa dapat menyebutkan faktorbiotik dan faktor abiotik.
20
3
Siswa dapat menunjukkan danmembedakan interaksi-interaksi yangterjadi antara komponen biotik danabiotik.
1, 3, 5,6, 7,11, 13,14, 17,18
2, 8,16
73
LAMPIRAN 7
LEMBAR SOAL UJI COBA SIKLUS II
BIDANG STUDI : IPA BIOLOGI
KONSEP : EKOSISTEM
KELAS / SEMESTER : VII / II
WAKTU : 60 MENIT
JUMLAH SOAL : 20 BUTIR
PETUNJUK UMUM
1. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas, dan nomor absen pada lembar
jawaban yang telah disediakan
2. Laporkan kepada petugas bila terdapat tulisan yang kurang jelas
3. Dahulukan menjawab soal yang kamu anggap mudah
4. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf yang kamu anggap benar
5. Periksalah pekerjaan kamu sebelum diserahkan kepada petugas
SELAMAT MENGERJAKAN
74
1. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut..
A. Morfologi C. Fisiologi
B. Ekologi D. Psikologi
2. Tumbuhan kantong semar memiliki bentuk seperti piala dengan permukaan
dalam yang licin untuk menggelincirkan serangga yang hinggap. Hal ini
merupakan jenis adaptasi ....
a. Morfologi C. Fisiologi
b. Ekologi D. Tingkah laku
3. Pada suatu padang rumput dijumpai populasi kambing dan populasi sapi.
Kumpulan dari dua populasi atau lebih disebut ....
A. Ekosistem C. Komunitas
B. Individu D. Ekologi
4. Makhluk hidup yang mampu mensintesis makanan sendiri dinamakan....
A. Dekomposer C. Autotrop
B. Heterotrop D. Kemotropik
5. Hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies untuk hidup bersama,
spesies yang satu diuntungkan dan yang lain tidak dirugikan dinamakan ....
A. Parasitisme C. Mutualisme
B. Netralisme D. Komensalisme
6. Hubungan antara dua organisme berikut ini yang termasuk dalam
mutualisme adalah ....
A. Anggrek dengan pohon inang
B. Plasmodium dengan manusia
C. Capung dengan sapi
D. Bakteri Rhizobium dengan akar polong-polongan
7. Interaksi antara dua populasi , populasi yang satu menghasilkan zat yang
dapat menghalangi pertumbuhan populasi yang lain disebut ....
A. Alelopati C. Antibiotik
B. Anabiosa D. Kompetisi
75
8. Berikut ini merupakan interaksi antara organisme adalah ....
I. Predasi III. Anabiosa
II. Kompetisi IV. Parasitisme
A. I dan IV C. III dan IV
B. II dan III D. I dan II
9. Tikus makan padi di sawah karena tikus merupakan organisme heterotrop
karena ....
A. Tikus hidup di sawah
B. Tikus hewan mamalia
C. Tikus tak bisa membuat makanan sendiri
D. Tikus bisa membuat makanan sendiri
10. Organisme di bawah ini yang termasuk dalam komunitas sungai adalah ....
I. Belalang III. Zooplankton
II. Ikan IV. Tikus
A. I dan II C. III dan IV
B. II dan III D. I dan IV
11. Perubahan ekosistem dari tanaman perintis sampai ekosistem klimaks yang
kompleks dinamakan ....
A. Ekologi C. Homeostasis
B. Suksesi D. Komunitas
12. Bioma yang terletak di daerah kutub atau berada di puncak gunung yang
tinggi disebut ....
A. Tundra C. Hutan basah
B. Taiga D. Hutan gugur
13. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
sehingga kelangsungan hidupnya bisa bertahan, hal ini dinamakan ....
A. Kompetisi C. Adaptasi
B. Suksesi D. Sanitasi
14. Ikan mampu mengatasi perbedaan tekanan air yang terdapat dalam tubuhnya
dengan lingkungan perairan melalui sistem pengairan yang disebut ....
A. Hidroregulasi C. Hidrografi
B. Osmosis D. Osmoregulasi
76
15. Daerah dalam perairan yang tidak dapat ditembus oleh sinar matahari
disebut ....
A. Abiotik C. Biotik
B. Afotik D. Fotik
16. Ledakan populasi ganggang disebabkan karena melimpahnya sumber
makanan yang mengandung ....
A. Pospor dan Nitrogen C. Nitrogen dan Kalsium
B. Pospor dan Kalsium D. Nitrogen dan Natrium
17. Jamur dan bakteri digolongkan ke dalam rantai ....
A. Saprofit C. Parasit
B. Pemangsa D. Makanan
18. Pada piramida energi yang memiliki jumlah energi terbesar terletak pada
tingkatan tropik ....
A. Produsen C. Konsumen tingkat II
B. Konsumen tingkat I D. Pengurai
19. Tempat bertemunya aliran air sungai dan air laut dinamakan ....
A. Formasi prescaprae C. Estuari
B. Formasi barringtonia D. Pesisir
20. Faktor biotik dan abiotik merupakan penggolongan faktor penyusun
ekosistem berdasarkan ....
A. Fungsi C. Manfaat
B. Sifat D. Lingkungan
77
KUNCI JAWABAN
SOAL UJI COBA SIKLUS II
1. B 11. B
2. A 12. A
3. C 13. C
4. C 14. D
5. D 15. B
6. D 16. A
7. A 17. A
8. A 18. A
9. C 19. C
10. B 20. B
78
LAMPIRAN 8
ANGKET MINAT BELAJAR SISWA
I. Identitas
Nam a :
No. Absen :
II. Petunjuk mengerjakan angket
1. Pilih salah satu jawaban yang telah disediakan.
2. Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia
3. Setiap pertanyaan pada kolom disediakan tempat jawaban, yaitu :
a. SS : sangat setuju
b. S : setuju
c. TS : tidak setuju
d. STS : sangat tidak setuju
Indikator PertanyaanJawaban
SS S TS STS
A. Minat terhadappelajaranbiologi
1. Saya bersemangatbelajar pelajaran biologikarena sangat menarikdan menyenangkan.
2. Saya tidak bersemangatbelajar pelajaran biologikarena tidak menarikdan sulit
B. Minat terhadappokok bahasanekosistem
3. Materi ekosistemmenarik danmenyenangkan.
4. Belajar materi ekosistemmenarik karena disertaiobservasi.
79
5. materi ekosistem tidakmenarik karena tidakdisertai contoh nyata.
6. Belajar materi ekosistemtidak menarik danmembosankan.
C. Minat padapembelajaranbiologi melaluimetode diskusi
7. Saya suka metodediskusi karenamenyenangkan.
8. Saya bersemangatmengikuti pelajarandengan metode diskusikarena membantupemahaman saya.
9. Saya tidak suka metodediskusi karena saya tidakpaham.
10. Saya tidak semangatmengikuti pembelajarandengan metode diskusikarena tidak paham.
D. Minat terhadapcara mengajarguru
11. saya suka saat gurubiologi memakai metodediskusi karena melatihsiswa belajar kerja sama
12. Saya suka saat gurubiologi menjelaskanpelajaran dengan metodediskusi
13. Saya tidak suka saatguru biologimenerangkan pelajarandengan metode diskusikarena membosankan.
14. Saya tidak suka gurumemakai metode diskusikarena tidak jelas.
80
LAMPIRAN 9
DATA HASIL ANGKET MINAT SISWA SIKLUS I
KODE
INDIKATORA
INDIKATOR B INDIKATOR C INDIKATOR DJML KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
A - 01 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 45 SANGAT BAIK
A - 02 2 3 3 4 3 4 2 4 3 3 2 3 4 2 42 BAIK
A - 03 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 46 SANGAT BAIK
A - 04 4 1 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 43 SANGAT BAIK
A - 05 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 1 1 4 41 BAIK
A - 06 4 3 2 3 3 3 4 3 1 2 3 4 4 1 40 BAIK
A - 07 1 3 1 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 2 42 BAIK
A - 08 4 3 3 3 4 4 4 2 1 4 3 3 3 1 42 BAIK
A - 09 3 2 2 4 4 1 4 4 4 2 3 3 2 4 42 BAIK
A - 10 1 4 1 4 4 4 3 3 3 4 4 2 2 4 43 SANGAT BAIK
A - 11 4 4 3 3 2 4 4 2 3 3 4 3 3 3 45 SANGAT BAIK
A - 12 1 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 1 4 4 44 SANGAT BAIK
A - 13 2 2 4 4 3 4 4 3 3 1 1 4 3 1 39 BAIK
A - 14 3 3 4 3 4 3 2 4 4 2 3 3 4 4 46 SANGAT BAIK
A - 15 3 4 1 4 1 2 4 4 3 1 4 4 1 2 38 SANGAT BAIK
A - 16 4 3 3 4 4 2 3 3 2 2 3 3 4 1 41 BAIK
A - 17 4 4 2 2 3 3 4 4 4 3 3 2 4 1 43 SANGAT BAIK
A - 18 3 2 4 4 2 3 3 4 2 4 4 1 1 4 41 BAIK
A - 19 2 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 46 SANGAT BAIK
A - 20 4 3 2 3 4 2 1 4 3 3 3 2 4 4 42 BAIK
A - 21 3 4 4 3 3 1 2 3 3 4 4 3 2 2 41 BAIK
A - 22 2 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 48 SANGAT BAIK
A - 23 2 1 4 1 3 4 3 2 4 3 4 4 4 3 42 BAIK
A - 24 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 48 SANGAT BAIK
A - 25 3 4 2 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 2 44 SANGAT BAIK
A - 26 4 3 2 3 4 2 3 2 1 4 3 3 3 4 41 BAIK
A - 27 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 1 47 SANGAT BAIK
A - 28 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 48 SANGAT BAIK
A - 29 4 3 4 3 4 3 1 1 3 3 3 4 4 2 42 BAIK
A - 30 2 4 1 2 4 2 4 2 3 4 3 4 3 4 42 BAIK
A - 31 3 3 3 3 3 4 4 3 1 4 4 4 2 3 44 SANGAT BAIK
A - 32 4 3 4 3 3 3 2 1 1 3 4 2 4 4 41 BAIK
A - 33 4 4 3 3 2 4 2 3 3 3 4 4 4 2 45 SANGAT BAIK
A - 34 3 3 3 2 4 2 4 4 1 3 2 4 2 3 40 BAIK
A - 35 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 49 SANGAT BAIK
A - 36 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 1 3 1 4 42 BAIK
A - 37 1 4 1 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 1 41 BAIK
81
A - 38 2 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 2 4 46 SANGAT BAIK
A - 39 4 4 4 2 4 2 3 2 4 3 4 3 4 2 45 SANGAT BAIK
A - 40 3 3 4 3 4 4 4 2 1 4 3 2 1 4 42 BAIK
Jumlah 118 128 119 130 136 123 128 120 113 128 126 120 123 117 1729
% 73.8 80 74.4 81.3 85 76.9 80 75 70.6 80 78.8 75 76.9 73.1
Rata-rata
76.9 79.4 76.4 75.9
Keterangan kriteria :
0 – 14 : kurang
15 – 28 : sedang
29 – 42 : baik
43 – 56 : sangat baik
82
CONTOH PERHITUNGAN DATA ANGKET SIKLUS I
Tanggapan siswa terhadap pembelajaran
Rata-rata tiap indikator = x 100 %
Skor maksimal = skor maksimal item x jumlah siswa
= 4 x 40 = 160
Indikator A Minat siswa terhadap pelajaran biologi
∑ skor = 118 + 128 = 246
∑ skor maksimal = 160 + 160 =320
Rata-rata = %9,76%100320
246X
Indikator B Minat siswa terhadap pokok bahasan ekosistem
∑ skor = 119 + 130 + 136 + 123 = 508
∑ skor maksimal = 160 + 160 + 160 + 160 = 640
Rata-rata = %4,79%100640
508X
Indikator C Minat siswa pada pembelajaran biologi melalui metode diskusi
∑ skor = 128 + 120 + 113 + 128 =489
∑ skor maksimal = 160 + 160 + 160 + 160 = 640
Rata-rata = %4,76%100640
489X
Indikator D Minat siswa terhadap cara mengajar guru
∑ skor = 126 + 120 + 123 + 117 = 486
∑ skor maksimal = 160 + 160 + 160 + 160 =640
Rata-rata = %9,75%100640
486X
Jumlah skor yang diperolehJumlah skor maksimal
83
LAMPIRAN 10
DATA HASIL ANGKET MINAT SISWA SIKLUS II
KODE
INDIKATORA
INDIKATOR B INDIKATOR C INDIKATOR DJML BAIK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
A - 01 3 4 3 3 3 4 4 4 2 1 2 3 3 3 42 BAIK
A - 02 4 1 4 3 4 2 2 3 4 4 3 4 4 4 46 SANGAT BAIK
A - 03 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 47 SANGAT BAIK
A - 04 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 49 SANGAT BAIK
A - 05 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 1 48 SANGAT BAIK
A - 06 2 4 3 4 3 2 4 2 3 1 4 2 3 4 41 BAIK
A - 07 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 50 SANGAT BAIK
A - 08 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 48 SANGAT BAIK
A - 09 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 49 SANGAT BAIK
A - 10 4 3 4 3 3 1 4 2 3 4 4 4 3 1 43 SANGAT BAIK
A - 11 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 49 SANGAT BAIK
A - 12 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 48 SANGAT BAIK
A - 13 4 2 3 4 1 4 1 4 3 3 3 4 4 2 42 BAIK
A - 14 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 1 47 SANGAT BAIK
A - 15 2 3 4 4 4 1 2 4 3 4 3 4 4 3 45 SANGAT BAIK
A - 16 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 48 SANGAT BAIK
A - 17 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 1 4 48 SANGAT BAIK
A - 18 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 1 4 2 45 SANGAT BAIK
A - 19 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 46 SANGAT BAIK
A - 20 4 3 2 3 3 3 3 4 2 4 2 3 3 4 43 SANGAT BAIK
A - 21 3 4 2 4 3 3 3 4 4 1 3 2 1 3 40 BAIK
A - 22 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 2 47 SANGAT BAIK
A - 23 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 1 4 4 48 SANGAT BAIK
A - 24 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 1 4 3 1 43 SANGAT BAIK
A - 25 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 48 SANGAT BAIK
A - 26 4 4 2 1 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 47 SANGAT BAIK
A - 27 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 2 47 SANGAT BAIK
A - 28 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 49 SANGAT BAIK
A - 29 1 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 46 SANGAT BAIK
A - 30 4 1 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 1 45 SANGAT BAIK
A - 31 2 4 3 4 4 4 3 3 1 4 3 1 2 4 42 BAIK
A - 32 1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 48 SANGAT BAIK
A - 33 4 3 4 4 4 3 3 1 4 3 1 4 4 3 45 SANGAT BAIK
A - 34 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 1 4 2 4 46 SANGAT BAIK
A - 35 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 49 SANGAT BAIK
A - 36 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 2 49 SANGAT BAIK
A - 37 4 1 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 47 SANGAT BAIK
84
A - 38 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 1 2 4 1 42 BAIK
A - 39 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 49 SANGAT BAIK
A - 40 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 2 46 SANGAT BAIK
Jumlah 124 127 136 146 144 133 138 131 133 134 130 131 129 111 1847
% 77.5 79.4 85 91.3 90 83.1 86.3 81.9 83.1 83.8 81.3 81.9 80.6 69.4
Rata-rata
78.4 87.3 83.8 78.3
Keterangan kriteria :
0 – 14 : kurang
15 – 28 : sedang
29 – 42 : baik
43 – 56 : sangat baik
85
CONTOH PERHITUNGAN DATA ANGKET SIKLUS II
Tanggapan siswa terhadap pembelajaran
Rata-rata tiap indikator = x 100 %
Skor maksimal = skor maksimal item x jumlah siswa
= 4 x 40 = 160
Indikator A Minat siswa terhadap pelajaran biologi
∑ skor = 124 + 127 = 251
∑ skor maksimal = 160 + 160 =320
Rata-rata = %4,78%100320
251x
Indikator B Minat siswa terhadap pokok bahasan ekosistem
∑ skor = 136 + 146 + 144 + 133 = 559
∑ skor maksimal = 160 + 160 + 160 + 160 = 640
Rata-rata = %3,87%100640
559x
Indikator C Minat siswa pada pembelajaran biologi melalui metode diskusi
∑ skor = 138 + 131 + 133 + 134 = 536
∑ skor maksimal = 160 + 160 + 160 + 160 = 640
Rata-rata = %8,83%100640
536x
Indikator D Minat siswa terhadap cara mengajar guru
∑ skor = 130 + 131 + 129 + 111 = 501
∑ skor maksimal = 160 + 160 + 160 + 160 = 640
Rata-rata = %3,78%100640
501x
Jumlah skor yang diperolehJumlah skor maksimal
86
LAMPIRAN 11
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I
KODEINDIKATOR JML
SKOR% SKOR KET
1 2 3 4 5 6 7 8
A - 01 1 1 0 1 1 1 1 1 7 87.50 Baik sekali
A - 02 1 0 0 0 1 1 1 0 4 50.00 Kurang baik
A - 03 1 1 1 0 1 1 1 0 6 75.00 Baik
A - 04 1 0 0 1 0 1 1 1 5 62.50 Baik
A - 05 1 1 1 0 1 1 1 1 7 87.50 Baik sekali
A - 06 1 0 0 1 1 1 1 0 5 62.50 Baik
A - 07 1 0 0 1 1 1 1 0 5 62.50 Baik
A - 08 0 0 0 1 1 1 0 1 4 50.00 Cukup
A - 09 0 0 0 1 1 1 1 1 5 62.50 Cukup
A - 10 1 0 0 1 1 1 0 0 4 50.00 Cukup
A - 11 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87.50 Baik sekali
A - 12 1 1 1 1 0 1 1 1 7 87.50 Baik sekali
A - 13 1 0 0 1 1 1 1 0 5 62.50 Baik
A - 14 0 1 1 0 1 1 1 0 5 62.50 Baik
A - 15 1 0 0 1 1 1 0 1 5 62.50 Baik
A - 16 0 1 1 1 0 0 1 1 5 62.50 Baik
A - 17 0 1 1 1 1 1 1 0 6 75.00 Baik
A - 18 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87.50 Baik sekali
A - 19 1 0 0 1 1 1 1 1 6 75.00 Baik
A - 20 0 1 1 1 0 0 1 1 5 62.50 Baik
A - 21 0 1 1 1 1 0 1 0 5 62.50 Cukup
A - 22 1 1 1 0 0 0 1 1 5 62.50 Baik
A - 23 1 1 0 1 1 1 0 0 5 62.50 Baik
A - 24 1 0 0 0 0 1 1 1 4 50.00 Cukup
A - 25 0 1 1 1 0 0 1 1 5 62.50 Cukup
A - 26 0 1 1 0 1 1 1 0 5 62.50 Baik
A - 27 1 0 0 1 1 1 0 1 5 62.50 Cukup
A - 28 1 1 1 1 1 0 1 0 6 75.00 Baik
A - 29 1 0 0 0 0 1 1 1 4 50.00 Cukup
A - 30 0 1 0 0 0 0 1 1 3 37.50 Kurang baik
A - 31 0 1 1 1 1 0 0 0 4 50.00 Cukup
A - 32 1 1 1 0 0 1 1 1 6 75.00 Baik
A - 33 1 0 1 1 1 1 0 0 5 62.50 Baik
A - 34 1 1 0 0 1 1 1 1 6 75.00 Baik
A - 35 0 0 0 1 0 1 1 0 3 37.50 Kurang baik
A - 36 1 1 1 1 0 0 0 1 5 62.50 Cukup
A - 37 0 1 1 0 1 1 1 1 6 75.00 Baik
87
A - 38 1 1 1 1 0 0 0 1 5 62.50 Baik
A - 39 1 1 1 1 1 1 1 0 7 87.50 Baik sekali
A - 40 0 1 1 1 1 1 0 1 6 75.00 Baik
JUMLAH 26 25 22 28 27 29 29 24 211 2637.50
% SKOR 65 62.5 55 70 67.5 72.5 72.5 60 527.5
RATA-RATA
65 62.5 55 70 67.5 72.5 72.5 60 527.5
Keterangan KriteriaBaik sekali : 81 – 100 %Baik : 61 – 80 %Cukup : 41 – 60 %Kurang baik : 21 – 40 %Kurang sekali : 0 – 20 %
CONTOH PERHITUNGAN OBSERVASI SISWA SIKLUS I
% Ketercapaian = X 100 %
Contoh siswa no A – 01 dengan jumlah skor = 7, Jml skor maksimal = 8
Prosentase ketercapaian = %5,87%1008
7x
Minat belajar tinggi/baik sekali
Rata-rata = %15%10040
6x
Minat belajar baik
Rata-rata = %5,52%10040
21x
Minat belajar cukup
Rata-rata = %25%10040
10x
Minat belajar kurang baik
Rata-rata = %5,7%10040
3x
Jumlah skor yang diperolehJumlah skor maksimal
88
LAMPIRAN 12
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
KODEINDIKATOR JML
SKOR% SKOR KET
1 2 3 4 5 6 7 8
A - 01 1 1 1 1 0 1 1 1 7 87.50 Baik sekali
A - 02 1 1 1 0 1 1 0 1 6 75.00 Baik
A - 03 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100.00 Baik
A - 04 1 0 1 1 0 1 1 1 6 75.00 Baik
A - 05 1 1 1 0 1 1 1 1 7 87.50 Baik sekali
A - 06 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100.00 Baik
A - 07 1 1 0 1 1 1 1 1 7 87.50 Baik
A - 08 0 1 1 1 1 1 1 1 7 87.50 Baik
A - 09 1 1 0 1 1 1 1 1 7 87.50 Baik sekali
A - 10 1 0 1 1 1 1 0 1 6 75.00 Baik
A - 11 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87.50 Baik sekali
A - 12 1 1 1 1 0 1 1 1 7 87.50 Baik sekali
A - 13 1 1 0 1 1 1 1 0 6 75.00 Baik
A - 14 0 1 1 0 1 1 1 1 6 75.00 Baik
A - 15 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87.50 Baik
A - 16 1 1 1 1 0 0 1 1 6 75.00 Baik
A - 17 1 1 1 1 1 1 1 0 7 87.50 Baik
A - 18 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87.50 Baik sekali
A - 19 1 0 0 1 1 1 1 1 6 75.00 Baik
A - 20 0 1 1 1 1 0 1 1 6 75.00 Baik
A - 21 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87.50 Baik
A - 22 1 1 1 1 0 0 1 1 6 75.00 Baik
A - 23 1 1 0 1 1 1 0 1 6 75.00 Baik
A - 24 1 0 1 1 0 1 1 1 6 75.00 Cukup
A - 25 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87.50 Baik
A - 26 1 1 1 0 1 1 1 0 6 75.00 Baik
A - 27 1 1 0 1 1 1 0 1 6 75.00 Baik
A - 28 1 1 1 1 1 0 1 0 6 75.00 Baik
A - 29 1 0 0 1 0 1 1 1 5 62.50 Baik
A - 30 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87.50 Baik sekali
A - 31 1 1 1 1 1 0 1 0 6 75.00 Cukup
A - 32 1 1 1 0 1 1 1 1 7 87.50 Baik
A - 33 1 0 1 1 1 1 0 1 6 75.00 Baik
A - 34 1 1 0 0 1 1 1 0 5 62.50 Baik
A - 35 0 1 1 1 1 1 1 1 7 87.50 Baik
A - 36 1 1 1 1 0 0 1 1 6 75.00 Cukup
A - 37 0 1 1 0 1 1 1 0 5 62.50 Baik
89
A - 38 1 1 1 1 0 0 1 1 6 75.00 Baik
A - 39 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100.00 Baik sekali
A - 40 0 1 1 1 1 1 1 1 7 87.50 Baik
JUMLAH 34 34 32 33 31 30 32 33 260 3250.00
% SKOR 85 85 80 82.5 77.5 75 80 82.5 650
RATA-RATA
85 85 80 82.5 77.5 75 80 82.5 650
Keterangan KriteriaBaik sekali : 81 – 100 %Baik : 61 – 80 %Cukup : 41 – 60 %Kurang baik : 21 – 40 %Kurang sekali : 0 – 20 %
CONTOH PERHITUNGAN OBSERVASI SISWA SIKLUS II
% Ketercapaian = X 100 %
Contoh siswa no A – 01 dengan jumlah skor = 7, Jml skor maksimal = 8
Prosentase ketercapaian = %5,87%1008
7x
Minat belajar tinggi/Baik sekali
Rata-rata = %20%10040
8x
Minat belajar baik
Rata-rata = %5,72%10040
29x
Minat belajar cukup
Rata-rata = %5,7%10040
3x
Jumlah skor yang diperolehJumlah skor maksimal
90
LAMPIRAN 13
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang kosong untuk menilai aktifitas guru
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
No Indikator PertanyaanSkala Siklus I Skala Siklus IIYa Tidak Ya Tidak
1
2
Guru mengingatkansiswa pada materiyang lalu.
Guru melaksanakankegiiatan sesuaidengan rencanapembelajaran.
1. Apakah gurumenging atkan siswapada materi yang lalu?
2. Apakah gurumemotivasi siswa ?
3. Apakah gurumenyampaikanindikator hasilbelajar ?
1. Apakah gurumembagi siswamenjadi kelompokKelompok.
2. Apakah gurumenjelaskan dulu kegiatanpengamatan yangdilakukan.
3. Apakah gurumengarahkankegiatan pengamatanyang dilakukansiswa.
4. Apakah guru terlibatlangsung dalampengamatan ?
5. Apakah gurumembahas hasilpengamatan ?
6. Apakah gurumemperhatikansiswa sat kegiatanpengamatan ?
7. Apakah guruberkeliling untuk
91
3 Guru melakukanevaluasi ,membuatkesimpulan dantugas
8. memotivasi danmengamati aktifitassiswa ?
1. Apakah gurumemberi evaluasipada siswa ?
2. Apakah gurumengajak siswauntuk membuatkesimpulan ?
3. Apakah gurumembuat tugas padasiswa ?
Keterangan skor :
Skala “ya” = 1
Skala “tidak” = 0
Skor maksimal = 14
Penilaian :
Skor 10 – 14( 75 % - 100%) = kinerja baik
Skor 7 – 9( 65 % - 74%) = kinerja cukup
Skor < 6 ( < 64 % ) = kinerja kurang
DATA ANALISIS OBSERVASI GURU SIKLUS I
KODE Indikator A Indikator B Indikator C
Guru 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3
Skor 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1
Jumlah 2 4 2
% 66.7 50 66.7
DATA ANALISIS OBSERVASI GURU SIKLUS II
KODE Indikator A Indikator B Indikator C
Guru 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3
Skor 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
Jumlah 3 6 3
% 100 75 100
92
CONTOH PERHITUNGAN LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I
% ketercapaian = X 100 %
Contoh observasi guru dengan skor diperoleh = 8
Jumlah skor maksimal = 14
% ketercapaian = %10014
8x
= 57,1 %
Indikator A menggali ingatan / pengetahuan siswa
∑ skor = 1 + 1+ 0 = 2
∑ skor maksimal = 1 + 1 + 1 = 3
Rata-rata = %7,66%1003
2x
Indikator B melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana
∑ skor = 1 + 1 + 0 + 1 + 1 + 0 + 0 + 0 = 4
∑ skor maksimal = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 8
Rata-rata = %50%1008
4x
Indikator C membuat kesimpulan dan penilaian
∑ skor = 1 + 0 + 1 = 2
∑ skor maksimal = 1 + 1 + 1 = 3
Rata-rata = %7,66%1003
2x
Jumlah skor yang diperolehJumlah skor maksimal
93
CONTOH PERHITUNGAN LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS II
% ketercapaian = X 100%
Contoh observasi guru dengan skor diperoleh = 12
Jumlah skor maksimal = 14
% ketercapaian = %7,85%10014
12x
Indikator A menggali ingatan/pengetahuan siswa
∑ skor = 1 + 1 + 1 = 3
∑ skor maksimal = 1 + 1 + 1 = 3
Rata-rata = %100%1003
3x
Indikator B melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana
∑ skor = 1 + 1 + 0 + 1 + 0 + 1 + 1 + 1 = 6
∑ skor maksimal = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 8
Rata-rata = %75%1008
6x
Indikator C membuat kesimpulan dan penilaian
∑ skor = 1 + 1 + 1 = 3
∑ skor maksimal = 1 + 1 + 1 = 3
Rata-rata = %1003
3x
= 100 %
Jumlah skor yang diperolehJumlah skor maksimal
94
LAMPIRAN 14
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA
Berilah tanda cek ( √ ) pada kolom yang kosong untuk menilai aktifitas siswa
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
No IndikatorSkala Siklus I Skala Siklus II
Ya Tidak Ya Tidak
12
345
678
Mendengarkan penjelasan guruMengamati objek permasalahandiskusiMengerjakan LKSBerani bertanyaMenjawab pertanyan secaraindividuMenjawab pertanyaan kelompokKerjasama dalam kelompokMengerjakan danmengumpulkan tugas tepatwaktu
Keterangan Kriteria :
Baik sekali : 81 – 100 %
Baik : 61 – 80 %
Cukup : 41 – 60 %
Kurang baik : 21 – 40 %
Kurang sekali : 0 – 20 %
Skala ya : skor 1
Skala tidak : skor 0
95
LAMPIRAN 15
PEDOMAN WAWANCARA
SIKLUS I
Kelas :
Hari / Tanggal :
Konsep :
IndikatorNo.
PertanyaanJawaban
SiswaSkor
A
B
C
D
Motifasiterhadapprosespembelajaran
Perhatiankhusus dalamprosespembelajaran
Rasatanggungjawabterhadap tugas
Aktifitassiswa setelahprosespembelajaranselesai
1
2
3
4
5
6
7
8
Apakah kamu selalu aktif dansenang mengikuti pelajaran biologimelalui pendekatan kontekstual ?
Apakah kamu selalu mengajukanpertanyaan ataupun pendapat padasaat diskusi kelompok ?
Apakah kamu selalu memperha-tikan atau mendengarkan bila adateman sedang mengemukakanpendapat ?
Apakah kamu akan selalu bersikaptertib dalam proses pembelajaranmelalui diskusi kelompok ataupendekatan kontekstual?
Apakah kamu selalu mengerjakantugas yang telah diberikan dengantepat waktu ?
Apakah kamu akan berusahamengerjakan tugas dengan benar ?
Apakah setelah pelajaran selesaikamu mempunyai catatan yanglengkap tentang pelajaran yangtelah diberikan ?
Apakah kamu selalu rajinmembaca buku catatan tentangpelajaran yang telah didapatkan ?
96
LAMPIRAN 16
PEDOMAN WAWANCARA
SIKLUS II
Kelas :
Hari / Tanggal :
Konsep :
IndikatorNo.
PertanyaanJawaban
SiswaSkor
A
B
C
D
Motifasiterhadapprosespembelajaran
Perhatiankhusus dalamprosespembelajaran
Rasatanggungjawabterhadap tugas
Aktifitassiswa setelahprosespembelajaranselesai
1
2
3
4
5
6
7
8
Apakah kamu selalu aktif dansenang mengikuti pelajaran biologimelalui pendekatan kontekstual ?
Apakah kamu selalu mengajukanpertanyaan ataupun pendapat padasaat diskusi kelompok ?
Apakah kamu selalu memperhati-kan atau mendengarkan bila adateman sedang mengemukakanpendapat ?
Apakah kamu akan selalu bersikaptertib dalam proses pembelajaranmelalui diskusi kelompok ataupendekatan kontekstual ?
Apakah kamu selalu mengerjakantugas yang telah diberikan dengantepat waktu ?
Apakah kamu akan berusahamengerjakan tugas dengan benar ?
Apakah setelah pelajaran selesaikamu mempunyai catatan yanglengkap tentang pelajaran yangtelah diberikan ?
Apakah kamu selalu rajinmembaca buku catatan tentangpelajaran yang telah didapatkan ?
97
LAMPIRAN 17
Contoh Perhitungan Validitas Soal Item Nomor : 1
Pada Siklus I
29x 512y
292 x 71682 y
401xy N = 40
Rumus : 2222 yyNxxN
yxxyNrxy
22512716840292940
5122940140
262144286708411160
1484816040
24576319
1992
426,0954,2799
1992
7839744
1992
Dari tabel diketahui N = 40 312,0%95 tabelr hasil perhitungan tabelhitung rr , maka
item soal nomor 1 tersebut dikatakan signifikan atau valid.
98
LAMPIRAN 18
Contoh Perhitungan Reliabilitas Pada Siklus I
S2
NN
yy
22
4040
5127168
2
40
60,65537168
40
40,614
36,15
26,4pq 36,152 S
761,036,15
26,436,15
120
20
1 2
2
S
pqS
n
nrh
99
LAMPIRAN 19
Contoh Perhitungan Daya Beda Soal Item Nomor : 1
Pada Siklus I
Dari siswa kelompok atas yang menjawab benar : 18
Dari siswa kelompok bawah yang menjawab benar : 11
35,020
11
20
18
B
B
A
A
J
B
J
BDB
Adapun klasifikasi daya beda soal sebagai berikut :
0,00 – 0,20 = daya beda jelek
0,21 – 0,40 = daya beda cukup
0,41 – 0,70 = daya beda baik
0,71 – 1,00 = daya beda baik sekali (Suharsimi Arikunto, 1997)
Dari perhitungan daya beda soal pada item no 1 didapat 0,35 , maka item tersebut
termasuk ke dalam kategori cukup.
100
LAMPIRAN 20
Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Item Nomor : 1
Pada Siklus I
Dari siswa yang menjawab benar : 29
Dan jumlah seluruh siswa adalah : 40
Sehingga tingkat kesukaran dapat dihitung sebagai berikut :
725,040
29
sJ
BP
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :
0,0 – 0,30 = butir soal sukar
0,31 – 0,70 = butir soal sedang
0,71 – 1,00 = butir soal mudah (Suharsimi Arikunto, 1997).
Dari perhitungan tingkat kesukaran pada item no 1 didapat 0,72 , maka item
termasuk ke dalam kategori mudah.
101
LAMPIRAN 21
Contoh Perhitungan Validitas Soal Item Nomor : 1
Pada Siklus II
27x 502y
272 x 71182 y
403xy N = 40
Rumus : 2222 yyNxxN
yxxyNrxy
22502711840272740
5022740340
2520042847207291080
1355416120
32716351
2566
757,0704,3388
2566
11483316
2566
Dari tabel diketahui N = 40 312,0%95 tabelr hasil perhitungan tabelhitung rr , maka
item soal nomor 1 tersebut dikatakan signifikan atau valid.
102
LAMPIRAN 22
Contoh Perhitungan Reliabilitas Pada Siklus II
S2
NN
yy
22
4040
5027118
2
40
10,63007118
40
90,817
45,20
47,4pq 45,202 S
822,045,20
47,445,20
120
20
1 2
2
S
pqS
n
nrh
103
LAMPIRAN 23
Contoh Perhitungan Daya Beda Soal Item Nomor : 1
Pada Siklus II
Dari siswa kelompok atas yang menjawab benar : 16
Dari siswa kelompok bawah yang menjawab benar : 11
25,020
11
20
16
B
B
A
A
J
B
J
BDB
Adapun klasifikasi daya beda soal sebagai berikut :
0,00 – 0,20 = daya beda jelek
0,21 – 0,40 = daya beda cukup
0,41 – 0,70 = daya beda baik
0,71 – 1,00 = daya beda baik sekali (Suharsimi Arikunto, 1997)
Dari perhitungan daya beda soal pada item no 1 didapat 0,25 , maka item tersebut
termasuk ke dalam kategori cukup.
104
LAMPIRAN 24
Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Item Nomor : 1
Pada Siklus II
Dari siswa yang menjawab benar : 27
Dan jumlah seluruh siswa adalah : 40
Sehingga tingkat kesukaran dapat dihitung sebagai berikut :
675,040
27
sJ
BP
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :
0,0 – 0,30 = butir soal sukar
0,31 – 0,70 = butir soal sedang
0,71 – 1,00 = butir soal mudah (Suharsimi Arikunto, 1997).
Dari perhitungan tingkat kesukaran pada item no 1 didapat 0,675 , maka item
termasuk ke dalam kategori sedang.
105
LAMPIRAN 25
DATA HASIL EVALUASI SIKLUS I
NoAbsen
Skor yang diperoleh
Skor NilaiKetuntasan Belajar
Individu1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tuntas Tak Tuntas
A-01 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 9 75 Tuntas
A-02 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 83 Tuntas
A-03 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 7 58 Tak Tuntas
A-04 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 8 67 Tuntas
A-05 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 7 58 Tak Tuntas
A-06 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10 83 Tuntas
A-07 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 8 67 Tuntas
A-08 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 58 Tak Tuntas
A-09 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9 75 Tuntas
A-10 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 9 75 Tuntas
A-11 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7 58 Tak Tuntas
A-12 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 8 67 Tuntas
A-13 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 83 Tuntas
A-14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 9 75 Tuntas
A-15 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 6 50 Tak Tuntas
A-16 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 8 67 Tuntas
A-17 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 9 75 Tuntas
A-18 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 8 67 Tuntas
A-19 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 9 75 Tuntas
A-20 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 8 67 Tuntas
A-21 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 9 75 Tuntas
A-22 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 7 58 Tak Tuntas
A-23 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 9 75 Tuntas
A-24 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 7 58 Tak Tuntas
A-25 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 8 67 Tuntas
A-26 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 42 Tak Tuntas
A-27 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 8 67 Tuntas
A-28 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 58 Tak Tuntas
A-29 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 8 67 Tuntas Tak Tuntas
A-30 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9 75 Tuntas
A-31 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 6 50 Tak Tuntas
A-32 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 8 67 Tuntas
A-33 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 83 Tuntas
A-34 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 7 58 Tak Tuntas
A-35 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 7 58 Tak Tuntas
A-36 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 67 Tuntas
A-37 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 9 75 Tuntas
A-38 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 6 50 Tak Tuntas
A-39 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9 75 Tuntas
A-40 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 7 58 Tak Tuntas
∑ Skor 30 31 27 28 25 23 28 25 26 25 29 23 320 2667 26 14
∑ Total 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
∑ S.Top
75 77.5 67.5 70 62.5 57.5 70 62.5 65 62.5 72.5 57.5 65 35
106
Contoh Perhitungan Soal Evaluasi Siklus I
1. Nilai rata-rata keberhasilan siswa mencapai 66,67 %
Nilai rata-rata siswa :
∑x = Jumlah skor seluruh siswa
N = Jumlah siswa
67,6640
2667
N
xX
2. Ketuntasan Belajar
a. Ketuntasan belajar individu
% Ketercapaian = x 100 %
Contoh : Siswa A – 01 dengan jumlah skor = 9
Jumlah skor maksimal = 12
% Ketercapaian = %75%10012
9x
Karena persen ketercapaian 65 % , maka siswa A – 1 dinyatakan tuntas
individu.
b. Ketuntasan belajar klasikal
Jumlah siswa yang tuntas belajar klasikal = 26
Jumlah seluruh siswa = 40
% Ketuntasan belajar klasikal = x 100 %
= %10040
26x
= 65 %
Jumlah skor yang diperolehJumlah skor maksimal
Jumlah siswa yang tuntasJumlah siswa
107
LAMPIRAN 26
DATA HASIL EVALUASI SIKLUS II
NoAbsen
Skor yang diperoleh
Skor NilaiKetuntasan Belajar
Individu1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Tuntas Tak Tuntas
A-01 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 14 74 Tuntas
A-02 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 95 Tuntas
A-03 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 14 74 Tuntas
A-04 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 84 Tuntas
A-05 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 14 74 Tuntas
A-06 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 12 63 Tak Tuntas
A-07 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 100 Tuntas
A-08 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 84 Tuntas
A-09 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 14 74 Tuntas
A-10 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 12 63 Tak Tuntas
A-11 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 13 68 Tuntas
A-12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 15 79 Tuntas
A-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 95 Tuntas
A-14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 95 Tuntas
A-15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 100 Tuntas
A-16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 14 74 Tuntas
A-17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 17 89 Tuntas
A-18 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 13 68 Tuntas
A-19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 95 Tuntas
A-20 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 13 68 Tuntas
A-21 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 14 74 Tuntas
A-22 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 12 63 Tak Tuntas
A-23 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 14 74 Tuntas
A-24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 13 68 Tuntas
A-25 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 14 74 Tuntas
A-26 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 74 Tuntas
A-27 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 12 63 Tak Tuntas
A-28 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 13 68 Tuntas
A-29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 14 74 Tuntas
108
A-30 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 13 68 Tuntas
A-31 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 15 79 Tuntas
A-32 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15 79 Tuntas
A-33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 13 68 Tuntas
A-34 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 14 74 Tuntas
A-35 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 11 58 Tak Tuntas
A-36 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 15 79 Tuntas
A-37 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 13 68 Tuntas
A-38 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 12 63 Tak Tuntas
A-39 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 14 74 Tuntas
A-40 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15 79 Tuntas
∑ Skor 33 35 31 30 33 31 29 34 31 35 28 30 30 28 31 29 27 26 26 577 3037 34 6
∑Total
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
∑ S.Top
82.5 87.5 77.5 75 82.5 77.5 72.5 85 77.5 87.5 70 75 75 70 77.5 72.5 67.5 65 65 85 15
109
Contoh Perhitungan Soal Evaluasi Siklus II
1. Nilai rata-rata keberhasilan siswa mencapai 75,92 %.
Nilai rata-rata siswa :
∑x = Jumlah skor seluruh siswa
N = Jumlah siswa
92,7540
3037
N
xX
2. Ketuntasan Belajar
a. Ketuntasan belajar individu
% Ketercapaian = x 100 %
Contoh : Siswa A – 01 dengan jumlah skor = 14
Jumlah skor maksimal = 19
% Ketercapaian = %74%10019
14x
Karena persen ketercapaian 65 % , maka siswa A – 1 dinyatakan tuntas
individu.
b. Ketuntasan belajar klasikal
Jumlah siswa yang tuntas belajar klasikal = 34
Jumlah seluruh siswa = 40
% Ketuntasan belajar klasikal = x 100 %
= %10040
34x
= 85 %
Jumlah skor yang diperolehJumlah skor maksimal
Jumlah siswa yang tuntasJumlah siswa
110
LAMPIRAN 27
HASIL UJI COBA INSTRUMEN SIKLUS I
No KodeNo Item
Y Y21 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 UC-1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400
2 UC-2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 289
3 UC-3 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 12 144
4 UC-4 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 144
5 UC-5 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9 81
6 UC-6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 16 256
7 UC-7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361
8 UC-8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361
9 UC-9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400
10 UC-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 15 225
11 UC-11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 18 324
12 UC-12 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 14 196
13 UC-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 361
14 UC-14 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 14 196
15 UC-15 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 15 225
16 UC-16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 12 144
17 UC-17 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 15 225
18 UC-18 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 14 196
19 UC-19 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 15 225
111
20 UC-20 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 15 225
21 UC-21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 13 169
22 UC-22 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 14 196
23 UC-23 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 13 169
24 UC-24 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 8 64
25 UC-25 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 12 144
26 UC-26 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 11 121
27 UC-27 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 10 100
28 UC-28 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6 36
29 UC-29 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 5 25
30 UC-30 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 14 196
31 UC-31 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 7 49
32 UC-32 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 11 121
33 UC-33 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 9 81
34 UC-34 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 8 64
35 UC-35 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 9 81
36 UC-36 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 13 169
37 UC-37 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 8 64
38 UC-38 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 8 64
39 UC-39 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 9 81
40 UC-40 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 14 196
Va
lid
ita
s
ΣX 29 28 33 23 32 23 17 34 23 32 26 21 22 18 29 23 29 24 30 16 512 7168
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
P 0.725 0.7 0.825 0.575 0.8 0.575 0.425 0.85 0.575 0.8 0.65 0.525 0.55 0.45 0.725 0.575 0.725 0.6 0.75 0.4
112
q 0.28 0.30 0.18 0.43 0.20 0.43 0.58 0.15 0.43 0.20 0.35 0.48 0.45 0.55 0.28 0.43 0.28 0.40 0.25 0.60
pq 0.20 0.21 0.14 0.24 0.16 0.24 0.24 0.13 0.24 0.16 0.23 0.25 0.25 0.25 0.20 0.24 0.20 0.24 0.19 0.24 ∑pq 4.26
rxy 0.426 0.398 0.128 0.395 0.437 0.434 0.612 0.139 0.446 0.246 0.070 0.475 0.531 0.572 0.226 0.253 0.154 0.023 0.486 0.445
Ket V V T.V V V V V T.V V T.V T.V V V V T.V T.V T.V T.V V V
Da
ya
Be
da
BA 18 18 18 15 18 14 13 19 15 17 14 14 15 14 16 13 15 14 18 12
BB 11 10 15 8 14 9 4 15 8 15 12 7 7 4 13 10 14 10 12 4
JA 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
JB 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DB 0.35 0.40 0.15 0.35 0.20 0.25 0.45 0.20 0.35 0.10 0.10 0.35 0.40 0.50 0.15 0.15 0.05 0.20 0.30 0.40
Ket ckp ckp Jelek ckp ckp ckp baik ckp ckp Jelek Jelek ckp ckp baik Jelek Jelek Jelek ckp ckp ckp
T.
Ke
su
ka
ran
B 29 28 33 23 32 23 17 34 23 32 26 21 22 18 29 23 29 24 30 16
Js 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
P 0.725 0.70 0.825 0.575 0.80 0.575 0.425 0.85 0.575 0.80 0.65 0.525 0.55 0.45 0.725 0.575 0.725 0.60 0.75 0.40
Ket mdh sdg mdh sdg mdh sdg sdg mdh sdg mdh sdg sdg sdg sdg mdh sdg mdh sdg sdg sdg
113
LAMPIRAN 28
HASIL UJI COBA INSTRUMEN SIKLUS II
No KodeNo Item
Y Y2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 UC-1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 14 196
2 UC-2 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 11 121
3 UC-3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 14 196
4 UC-4 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 289
5 UC-5 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 11 121
6 UC-6 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 10 100
7 UC-7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400
8 UC-8 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 289
9 UC-9 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 12 144
10 UC-10 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 144
11 UC-11 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9 81
12 UC-12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 16 256
13 UC-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361
14 UC-14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361
15 UC-15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400
16 UC-16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 15 225
17 UC-17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 18 324
18 UC-18 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 14 196
19 UC-19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 361
114
20 UC-20 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 14 196
21 UC-21 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 15 225
22 UC-22 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 12 144
23 UC-23 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 15 225
24 UC-24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 14 196
25 UC-25 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 15 225
26 UC-26 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 14 196
27 UC-27 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 13 169
28 UC-28 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 13 169
29 UC-29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 13 169
30 UC-30 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 6 36
31 UC-31 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 11 121
32 UC-32 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 8 64
33 UC-33 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 9 81
34 UC-34 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 5 25
35 UC-35 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 5 25
36 UC-36 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 13 169
37 UC-37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 9
38 UC-38 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 6 36
39 UC-39 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 3 9
40 UC-40 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 8 64
va
lid
ita
s
ΣX 27 31 28 25 30 21 21 32 23 29 27 24 21 19 28 24 23 20 30 19 502 7118
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
P 0.675 0.775 0.7 0.625 0.75 0.525 0.525 0.8 0.575 0.725 0.675 0.6 0.525 0.475 0.7 0.6 0.575 0.5 0.75 0.475
115
q 0.325 0.225 0.3 0.375 0.25 0.475 0.475 0.2 0.425 0.275 0.325 0.4 0.475 0.525 0.3 0.4 0.425 0.5 0.25 0.525
pq 0.2194 0.17 0.21 0.23 0.19 0.25 0.25 0.16 0.24 0.20 0.22 0.24 0.25 0.25 0.21 0.24 0.24 0.25 0.19 0.25 ∑pq 4.47
rxy 0.757 0.608 0.369 0.540 0.772 0.669 0.581 0.517 0.608 0.496 0.379 0.607 0.691 0.693 0.478 0.539 0.451 0.387 0.364 0.416
Ket V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Da
ya
Be
da
BA 16 18 16 16 16 14 14 17 14 17 14 16 15 12 17 15 14 12 16 12
BB 11 13 11 9 15 7 7 15 9 12 13 8 6 7 11 9 9 8 14 7
JA 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
JB 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DB 0.25 0.25 0.25 0.35 0.05 0.35 0.35 0.10 0.25 0.25 0.05 0.40 0.45 0.25 0.30 0.30 0.25 0.20 0.10 0.25
Ket ckp ckp ckp ckp Jelek ckp ckp Jelek ckp ckp Jelek ckp baik ckp ckp ckp ckp ckp Jelek ckp
T.
Ke
su
ka
ran
B 27 31 28 25 30 21 21 32 23 29 27 24 21 19 28 24 23 20 30 19
Js 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
P 0.675 0.775 0.70 0.625 0.75 0.525 0.525 0.80 0.575 0.725 0.675 0.60 0.525 0.475 0.70 0.60 0.575 0.50 0.75 0.475
Ket sdg mdh sdg sdg mdh sdg sdg mdh sdg mdh sdg sdg sdg sdg sdg sdg sdg sdg mdh sdg
116
1. Siswa sedang melakukan test evaluasi
2. Siswa sedang melakukan observasi
117
3. Siswa sedang melakukan diskusi
4. Siswa sedang melakukan presentasi