struktur kontrol kolom distilasi...

Download STRUKTUR KONTROL KOLOM DISTILASI ALDEHYDEpersonal.its.ac.id/files/pub/5631-trb-ep-Makalah_aldehide_jurnal... · Neraca massa panas: n n n n n n n n n n L h L h V H V H dt d M h 1

If you can't read please download the document

Upload: vominh

Post on 06-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 1

    STRUKTUR KONTROL KOLOM DISTILASI ALDEHYDE

    Totok R. Biyanto

    Jurusan Teknik Fisika - FTI ITS Surabaya

    Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111

    Telp : 62 31 5947188 Fax : 62 31 5923626

    Email : [email protected]

    Abstrak

    Kelangkaan gas alam di Jawa Timur, menimbulkan permasalahan dalam ketersediaan

    bahan baku industri petrokimia. Salah satu proses yang mengalami penurunan laju feed adalah

    pemisahan Isobutyraldehyde (C4H8O) dan Normalbutyraldehyde (C4H8O) dari crude aldehyde

    menggunakan kolom distilasi. Masalah utama yang dialami oleh sebuah perusahaan petrokimia

    di Jawa Timur dalam pengoperasian kolom distilasi aldehyde adalah biaya operasi yang tinggi,

    yaitu dapat mencapai 50% dari biaya keseluruhan pengoperasian kolom distilasi. Ditambah lagi

    sulitnya mendapatkan bahan baku, menyebabkan produksi menurun tetapi pemakaian energi

    hampir sama dan mengganggu konsistensi komposisi produk.

    Makalah ini membahas alternatif strategi kontrol pada kolom distilasi yang mampu

    mempertahankan konsistesi komposisi produk, menghemat pemakaiaan energi walaupun terjadi

    penurunan laju feed ataupun komposisi feed akibat ketersediaan gas alam.

    Metodelogi yang digunakan adalah dengan merubah struktur kontrol yang ada yaitu dari

    pengendalian inferensial ke pengendalian secara direct dengan struktur LV. Hasil simulasi

    menunjukkan bahwa struktur yang yang diajukan lebih mampu mempertahankan komposisi

    produk dan lebih hemat energi ketika terjadi disturbance. Pengujian dilakukan dengan

    membandingkan nilai Integral Absolute Error (IAE) dan energi yang dibutuhkan kedua struktur

    kontrol ketika terjadi disturbance. Dari pengujian diperoleh bahwa struktur pengendalian

    secara direct mempunyai nilai IAE yang jauh lebih kecil daripada struktur pengendalian secara

    inverential untuk pengendalian kolom distilasi aldehyde dengan disturbance berupa penurunan

    laju feed dan perubahan komposisi feed.

    Kata kunci : Struktur kontrol, kolom distilasi aldehyde, komposisi produk, penghematan energi

    mailto:[email protected]

  • 2

    PENDAHULUAN

    Aldehyde column merupakan kolom distilasi

    biner yang memisahkan isobutyraldehyde (i-butanal)

    dan normalbutyraldehyde (n-butanal) dari crude

    aldehyde. Kelemahan utama kolom distilasi adalah

    konsumsi energinya yang sangat besar, yaitu

    mencapai 40%-50% dari total biaya operasinya

    [10,11]. Hal ini akan akan menyebabkan biaya

    produksi yang besar, apalagi ditengah melambungnya

    harga LPG yang merupakan bahan bakar pada boiler.

    Kesulitan mendapatkan bahan baku berupa gas

    alam membuat kolom distilasi aldehyde tidak bisa

    berproduksi sesuai kapasitas yang maksimal [7].

    Dengan berkurangnya bahan baku juga akan

    mengurangi laju feed pada kolom distilasi aldehyde,

    yang pada akhirnya menurunkan laju produksi.

    Namun penurunan laju panas pada reboiler tidak

    sebanding dengan besarnya dengan penurunan laju

    produksi, sehingga efisiensi pemakaian energi

    menurun.

    Penurunan laju feed pada kolom distilasi

    aldehyde juga akan mempengaruhi kualitas komposisi

    produk yang dihasilkan. Padahal kualitas komposisi

    produk merupakan prioritas yang harus dicapai dan

    dipertahankan melalui pengendalian proses [2].

    Untuk meminimalkan konsumsi energi pada

    kolom distilasi dapat dilakukan dengan cara

    penerapan integrasi panas pada kolom distilasi

    [1,8,11]. Namun untuk penerapan integrasi panas

    harus merubah konstruksi dari kolom distilasi. Hal ini

    sulit dilakukan karena selain biaya yang sangat mahal

    dan memakan waktu yang lebih lama, kolom distilasi

    aldehyde ini sudah terpasang dan harus terus

    beroperasi. Untuk mengatasi hal itu maka alternatif

    lain adalah merubah strategi kontrol sudah

    terpasang dengan strategi kontrol yang mampu

    mengatasi terjadinya gangguan berupa penurunan

    laju feed.

    Permasalahannya adalah bagaimana strategi

    kontrol yang dapat menjaga komposisi produk tetap

    stabil dan juga sekaligus bisa meminimalkan

    pemakaiaan energi.

    Penelitian ini bertujuan untuk mencari

    alternatif strategi kontrol pada kolom distilasi untuk

    proses pemisahan Isobutyraldehyde dan

    Normalbutyraldehyde yang dapat menjaga

    kestabilan komposisi produk dan tahan terhadap

    gangguan serta meminimalkan penggunaan energi,

    khususnya energi panas pada reboiler.

    KOLOM DISTILASI BINER

    Prinsip dasar dari proses distilasi adalah

    memisahkan campuran zat cair menjadi dua zat cair

    yang murni melalui perbedaan titik didih dengan

    menggunakan pemanasan pada campuran zat cair

    sampai pada temperatur diantara titik didih mereka

    [5]. Selain itu proses distilasi juga bergantung pada

    konsentrasi komponen tersebut [9].

    F, Xf

    D,XD

    V

    R

    L

    Qr

    B,Xb

    Reflux drum

    reboiler

    kondensor

    Lb,Xb

    Vb,Yb

    L,Xd

    Vd,Yd

    Vn-1

    ,Yn-1

    Ln,Xn

    rectifying

    stripping

    Vn,YnLn-1,Xn-1

    Gambar 1. Skema kolom distilasi

  • 3

    Kolom distilasi sendiri disusun oleh tray-tray

    yang disusun keatas. Cairan pada feed merupakan

    campuran dari kedua komponen yang akan dipisahkan

    masuk pada kolom pada satu atau lebih tray tertentu.

    Cairan tersebut akan mengalami over flow pada tray

    dimana dia masuk dan kemudian jatuh ke tray di

    bawahnya. Sedangkan gelembung uap naik

    menembus tray diatasnya yang berisi cairan melalui

    lubang-lubang yang ada pada tray. Jadi dalam sebuah

    tray ada empat arus yang keluar dan masuk pada tray

    tersebut. Misalnya saja tray n, ada cairan Ln 1

    mol/jam dari tray n 1 dan Ln mol/jam, turun ke tray

    n + 1. Kemudian ada uap Vn + 1 mol/jam dari tray n +

    1 dan Vn ke tray n 1. Dalam hal ini konsentrasi dari

    fase uap dinotasikan dengan y dan konsentrasi dari

    fase cair dinotasikan dengan x. Arus cairan dan uap

    dari tray satu ke tray yang lain dapat dilihat pada

    Gambar 1.

    Adapun konsentrasi yang masuk dan keluar dari

    tray n adalah :

    n

    nn

    x

    xy

    )1(1

    (1)

    dimana, Xn= komposisi liquid pada tray ke-n

    Yn= komposisi vapor pada tray ke-n

    = relative volatility

    Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan [5] yang

    mengatakan bahwa kolom distilasi biner dengan

    relative volatility konstan sepanjang kolom dengan

    efisiensi tray 100%, mempunyai kesetimbangan uap-

    cair dengan hubungan sebagaimana yang dinyatakan

    pada Persamaan 1.

    Proses paling penting dalam kolom distilasi

    adalah terjadinya contact antara uap dari tray bawah

    dan cairan yang tertahan oleh bendungan di tray

    sehingga terjadi proses perpindahan panas. Molekul

    dengan boiling point tinggi berubah dari fase uap ke

    fase cair dengan melepaskan panas, molekul yang

    lain dengan boiling point rendah menggunakan

    panas yang dilepaskan molekul pertama untuk

    berubah dari fase cair ke fase uap [6].

    Pada bagian bawah kolom terdapat banyak

    sekali cairan yang sebagin besar merupakan

    komponen dengan titik didih yang lebih tinggi dari

    komponen lainnya. Cairan ini merupakan akumulasi

    dari cairan-cairan yang turun dari tray n ke tray n +

    1. Pada base column ini cairan akan dipanaskan di

    reboiler dengan tujuan komponen dengan titik didih

    rendah yang masih tersisa dapat menguap menuju

    tray diatasnya, sehingga didapatkan komponen

    dengan titik didih lebih tinggi yang murni. Cairan

    dengan kemurnian tinggi tersebut akan keluar

    sebagai produk bawah dari kolom distilasi.

    Sebaliknya pada kolom bagian atas miskin

    sekali cairan dan kaya akan uap. Uap ini selanjutnya

    akan terdorong ke kondenser karena tekanan kolom

    lebih besar dari pada di kondenser. Pada kondenser

    terjadi proses kondensasi yaitu uap-uap dari kolom

    tadi didinginkan agar berubah fase menjadi cairan

    dan ditampung pada tangki refluk. Dari tangki

    refluk ini sebagian besar diumpankan lagi ke kolom

    yang dinamakan refluk, dan sebagian lainnya

    dialirkan menjadi produk atas/distilate.

    Kesetimbangan Uap-Cair

    Kolom distilasi didesain berdasarkan titik

    didih komponen-komponen campuran yang akan

  • 4

    dipisahkan. Sehingga ukuran, dalam hal ini ketinggian

    kolom distilasi ditentukan oleh data kesetimbangan

    uap-cair (Vapor-Liquid Equilibrium = VLE)

    campuran tersebut. Data VLE tekanan konstan

    didapat dari diagram titih didih. Data VLE campuran

    biner sering dipresentasikan dalam sebuah plot,

    seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

    Konsentrasi fraksi mol A0 A

    1,00 B

    1,00 A

    0 B

    A

    B

    su

    hu

    Xn YnXn -1 Yn -1

    Gambar 2. Diagram titik didih

    Diagram VLE menunjukkan bubble point dan

    dew point campuran biner pada tekanan konstan.

    Garis lengkung disebut garis kesetimbangan

    (equilibrium line) dan menjelaskan komposisi

    kesetimbangan cair dan uap.

    Aldehyde Column

    Dalam rangkaian proses produksi octanol

    terdapat kolom distilasi aldehyde column pada salah

    satu bagian prosesnya. Aldehyde column mempunyai

    produk atas berupa isobutyraldehyde atau disingkat i-

    butanal dan produk bawah berupa

    normalbutyraldehyde atau disingkat n-butanal.

    Umpan dari aldehyde column adalah crude aldehyde

    yang merupakan hasil dari proses syn gas plant yang

    telah dipisahkan dari katalisnya. Produk dari aldehyde

    column ini yang nantinya akan diproses lebih lanjut

    menghasilkan octanol sebagai produk utama,

    normal butyl alcohol dan isobutil alkohol sebagai

    produk sampingan.

    PEMODELAN KOLOM DISTILASI

    Ada dua macam metode dalam memulai

    perancangan kolom distilasi biner, yaitu metode

    short cut dan metode McCabe-Thiele. Metode short

    cut didasarkan pada penyelesaian perhitungan

    rumus-rumus matematis, sedangkan metode

    McCabe-Thiele didasarkan pada grafik untuk

    menemukan parameter-parameter yang diinginkan.

    Kedua metode tersebut diatas merupakan metode

    perhitungan secara pendekatan untuk memulai

    perancangan kolom sistilasi yang selanjutnya akan

    diteruskan dengan metode rigorus. Dalam

    penelitian ini menggunakan metode short cut yang

    kemudian dilanjutkan dengan metode rigorus.

    Perhitungan Short Cut

    Penentuan jumlah tray minimum melalui persamaan

    Fenske

    m

    j

    i

    j

    i

    b

    b

    d

    d

    Nm

    log

    log

    (2)

    Penentuan rasio refluk minimum dengan persamaan

    Underwood

    1,,

    ,

    ,

    ,

    ,

    FHKLK

    FHK

    DHK

    FHKLK

    FLK

    DLK

    m

    Z

    X

    Z

    X

    D

    LRm

    (3)

  • 5

    Perhitungan Rigorous

    Kondensor dan refluk drum

    Neraca massa total:

    DLVdt

    dMNTNT

    D 1 (4)

    Neraca massa komponen:

    DNTNTNTDD xDLyV

    dt

    xMd)(

    )(1 (5)

    Neraca massa panas:

    DNTNTNTNTDD QDhHLHV

    dt

    hMd 11

    )( (6 )

    Reboiler dan base kolom

    Neraca massa total:

    BVLdt

    dMRB

    n 1 (7)

    Neraca massa komponen:

    bBRBBB BxyVxL

    dt

    xMd 11

    )( (8)

    Neraca massa panas:

    (9)

    Tray umpan (n = NF)

    Neraca massa total:

    NFNFNFNFNF VVFLL

    dt

    dM 11 (10)

    Neraca massa komponen:

    FzNFNFNFNFNFNFNFNF

    NFNF XFYVYVXLXLdt

    XMd 1111

    )(

    (11)

    Neraca panas :

    FNFNFNFNFNFNFNFNFNFNF FhHVHVhLhL

    dt

    hMd 1111

    )(

    (12)

    Tray ke-n

    Neraca massa total:

    nnnn VVLLdt

    dMn 11 (13)

    Neraca massa komponen:

    nnnnnnnnnn yVyVxLxL

    dt

    xMd 1111

    )((14)

    Neraca massa panas:

    nnnnnnnnnn HVHVhLhL

    dt

    hMd 1111

    )( (15)

    PENGENDALIAN PID

    PID merupakan pengendali yang sering

    digunakan di industri karena mudah untuk

    diaplikasikan dan pada umumnya sudah cukup

    untuk mengendalikan plant yang ada. PID terdiri

    atas susunan kontroler proporsional (P), integral (I)

    dan derivative (D). Berikut akan diuraikan untuk

    masing masing parameter :

    Proportional (P)

    Variabel yang dimanipulasi (Mv) didasarkan

    atas persamaan :

    Mv(t) = Kp.e(t) (16)

    Dimana Kp merupakan gain proporsional dan e

    adalah error (setpoint dikurangi proses

    variabel). Dalam beberapa kontroler, gain

    proporsional dinyatakan dalam bentuk

    proporsional band (PB) yaitu :

    Kp = 100 %/ PB (17)

    Aksi proporsional akan mengurangi error

    antara setpoint dan proses variabel, tetapi tidak

    sampai menghilangkan nya. Memperbesar nilai

    Kp akan mempercepat respon sistem loop

    tertutup. Akan tetapi, dengan Kp yang makin

    bbBRBBB QBhHVhL

    dt

    hMd 11

    )(

  • 6

    t

    dtteTi

    kptMv

    0)()(

    ])([)( tedt

    d

    DKtMv

    )(])1()([)( neT

    Tnene

    T

    TnMv DD

    besar, kompensasinya akan meningkatkan osilasi

    dan apabila terlalu besar maka sistem menjadi

    tidak stabil.

    Integral (I)

    Pada kontroler intergral, Mv didasarkan pada

    jumlah total eror yang terjadi pada peiode

    tertentu. Aksi Integral ini akan membuat error

    menjadi nol sehingga disebut juga kontroler reset.

    Persamaannya sebagai berikut:

    (18)

    dimana Ti merupakan konstanta waktu Integral

    dalam satuan menit atau detik. Pada beberapa

    kontroler, Ti dinyatakan sebagai gain integral

    (Ki) yaitu :

    Ki = Kp / Ti (19)

    Dalam kontroler digital, integrasi didekati oleh

    persamaan:

    ])([)1()()(0

    neTi

    TnMvie

    Ti

    TnMv

    n

    i

    (20)

    dimana T adalah periode sampling, n adalah

    jumlah sampling, dan e(n) adalah error pada

    sampling ke-n.

    Fungsi Integral pada dasarnya adalah untuk

    menekan offset menjadi nol. Akan tetapi aksi ini

    akan berpengaruh pada kecepatan respon yang

    menjadi lamban.

    Derivative (D)

    Kontroler ini disebut juga aksi laju karena bekerja

    atas laju perubahan error. Persamaan umum dari

    kontroler Integral sebagai berikut:

    (21)

    dimana TD adalah konstanta waktu derivative

    dalam satuan menit atau detik. Pada beberapa

    kontroler, TD dinyatakan dalam gain derivative

    (KD) yaitu:

    KD = Kp x TD (22)

    Dalam kontroler digital, derivative didekati

    oleh:

    (23)

    dimana T adalah periode sampling dan n adalah

    jumlah sampling.

    Perubahan besar pada disturbance akan

    diantisipasi oleh aksi laju. Selain itu, juga

    meniadakan efek respon sistem yang melambat

    pada aksi Integral. Akan tetapi, penggunaan

    kontroler derivative disyaratkan pada sistem

    yang proses variabel dan variabel terkontrolnya

    bebas noise. Hal ini disebabkan aksi derivative

    akan menguatkan noise yang terjadi.

    Tuning PID

    Tuning adalah suatu cara untuk menentukan

    parameter-parameter pengendali dari alat

    pengendali yang dipasangkan. Salah satu dari cara

    tradisional untuk mendesain controller PID adalah

    dengan menggunakan tuning secara empiris yang

    berdasarkan pengukuran yang dilakukan terhadap

    plant. Metode yang digunakan adalah metode yang

    berdasarkan kurva reaksi

  • 7

    Tuning Ziegler-Nichols metode proses kurva reaksi

    Proses tuning dilakukan dengan merubah sistem close

    loop menjadi open loop dengan memindahkan

    kontroler ke posisi manual. Kemudian melakukan

    perubahan output untuk memperoleh kurva reaksi

    pada output, seperti pada Gambar 3 dan.4.

    0

    5

    10

    30252015100 5

    time

    Input

    vari

    abel

    Gambar 3 Kurva step input

    model secara umum untuk step output dengan t

    adalah

    /)(1)(' teKptY (24)

    35

    0

    10

    20

    50 3025201510

    S

    time

    Ou

    tpu

    t v

    aria

    bel

    Gambar 4 Kurva reaksi proses

    dengan slope untuk respon pada t adalah

    /)(/)(1

    )('

    te

    teKp

    dt

    d

    dt

    tdY (25)

    Maksimum slope yang terjadi pada t =

    adalah S = /, jadi parameter model dapat dihitung

    dengan;

    Kp ,

    S

    (26)

    dengan ,

    Kp = gain proporsional = gain output

    = time delay = settlingtime

    = gain input S = slope

    METODOLOGI

    Pemodelan Kolom Distilasi dengan Metode Short

    Cut

    Pemodelan dan simulasi pada penelitian ini

    menggunakan software Hysys 3.1. Pemodelan

    secara short cut adalah pemodelan secara kasar atau

    pemodelan yang dilakukan tidak secara detail.

    Parameter-parameter yang didapatkan dari

    pemodelan secara short cut pada kolom distilasi

    aldehyde column adalah sebagai berikut:

    Jumlah minimum tray = 25.283

    Jumlah tray optional = 44.865

    Letak feed tray = 32.123

    Sedangkan parameter-parameter yang harus

    diketahui oleh perancang adalah:

    Laju Feed (kmol/jam) = 271.27

    Temperatur Feed (C) = 52.8

    Tekanan Feed (kPa) = 114.5

    Komposisi Feed = 0.9

    Light key in bottom (i-butanal) = 0.01

    Heavy key in distillate (n-butanal) = 0.01

    Tekanan Kondenser (kPa) = 111.132

    Tekanan Reboiler (kPa) = 117.016

    Pemodelan Kolom Distilasi dengan Metode

    Rigorus

    Hasil dari perancangan secara short cut akan

    digunakan sebagai dasar perancangan kolom

    distilasi secara rigorus, diantaranya untuk

    menentukan jumlah tray dan letak feed tray. Tidak

  • 8

    seperti perancangan kolom distilasi short cut,

    perancangan kolom distilasi rigorus ini tidak akan

    menghasilkan parameter-parameter berupa angka,

    namun sudah berupa plant simulasi secara statis dan

    dapat dirubah menjadi dinamis dengan penambahan

    inventori kontrol.

    Perancangan secara rigorus merupakan

    perancangan yang lebih detail dan teliti dari pada

    perancangan secara shortcut, oleh karena itu

    parameter-parameter yang dimasukkan juga akan

    lebih detail. Dalam perancangan kolom distilasi

    secara rigorus ini harus diperhatikan derajat

    kebebasan dari kolom distilasi ini. Perancang tidak

    bisa memasukkan parameter-parameter yang

    disediakan secara keseluruhan, meskipun telah

    dihitung dengan baik. Kolom distilasi Aldehyde

    mempunyai tiga material stream dan dua derajat

    kebebasan (total condenser), sehingga ada satu

    material stream yang tidak akan diisi parameter yaitu

    material stream bottom (B). Apabila ketiga material

    stream yaitu feed, distillate, dan bottom parameternya

    diisi semua akan terjadi perhitungan yang conflict

    antara perhitungan perancang dan hasil perhitungan

    dari software Hysys 3.1 dan menyebabkan simulasi

    kolom distilasi menjadi unconvergen. Parameter-

    parameter yang dimasukkan dalam perancangan

    Aldehyde column secara rigorus adalah:

    Jumlah tray = 45

    Letak feed tray = 32

    Laju Feed (kmol/h) = 271.27

    Temperatur Feed (C) = 52.8

    Tekanan Feed (kPa) = 114.5

    Komposisi Feed (n-butanal) = 0.9

    Tekanan Condenser (kPa) = 111.132

    Tekanan Reboiler (kPa) = 117.016

    Reflux ratio = 30

    Light key in Distillate (i-butanal) = 0.99

    Hasil perancangan kolom distilasi aldehyde

    column dapat dilihat pada Gambar 5. Ada tiga

    material stream yaitu feed (F), distillate (D), bottom

    (B) dan dua energy stream yaitu kondenser (Qc)

    dan reboiler (Qr). Kolom terdiri dari 45 tray dan

    feed tray terletak pada tray ke-32.

    Gambar 5 Hasil perancangan kolom distilasi

    aldehyde

    Pemilihan Strategi Kontrol

    Strategi kontrol pada makalah ini ditekankan

    pada struktur kontrol, sedangkan algoritma kontrol

    tetap, yaitu PID yang sudah terpasang. Pemilihan

    struktur kontrol dilakukan untuk menggantikan

    struktur kontrol yang telah ada yaitu sistem

    pengendalian secara inferential, yang tidak mampu

    menjaga kestabilan komposisi produk atas maupun

    produk bawah ketika terjadi gangguan dan efisiensi

    energi yang relatif lebih rendah, dan mengganti

    dengan sistem pengendalian secara direct. Sistem

    pengendalian secara direct yaitu sistem

  • 9

    pengendalian yang secara langsung mengendalikan

    komposisi produk. Perbedaannya adalah sistem pada

    pengendalian secara inferential tidak mempunyai

    sensor komposisi produk, sedangkan sistem

    pengendalian secara direct sensor komposisi

    terpasang sebagai proses variabel.

    Pada sistem pengendalian secara direct terdapat

    beberapa struktur yang bisa diaplikasikan dalam

    mengendalikan kolom distilasi aldehyde diantaranya

    struktur L-V, struktur D-V, struktur L-B, struktur RR-

    V, struktur RR-BR. Diantara struktur-struktur

    tersebut, struktur L-V adalah yang paling cocok untuk

    sistem pengendalian kolom distilasi biner [2]. Maka

    dipilihlah stuktur L-V untuk mengendalikan kolom

    distilasi aldehyde.

    Pengendalian Kolom Distilasi

    Tabel 1 Parameter Kp, Ti, Td dalam pengendalian

    secara inferential

    Jenis

    Kontroler Kc Ti Td

    TIC - 100 18.5 0.336 0

    PIC - 100 6.5 0.212 0

    FIC - 100 0.173 0.0176 0

    LIC - 100 26.4 0.237 0

    LIC - 101 4.89 0.26 0

    Setelah mendapatkan struktur kontrol yang

    terbaik yaitu menggunakan struktur LV, maka

    langkah selanjutnya adalah mencari parameter kontrol

    PID secara open loop. Dengan menggunakan metode

    tuning Ziegler-Nichols secara open-loop kita dapat

    memperoleh parameter-parameter Kp, Ti dan Td dari

    algoritma kontrol PID. Parameter-parameter tuning

    Kp, Ti, Td dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 2 Parameter Kp, Ti, Td dalam pengendalian

    secara direct

    Jenis

    Kontroler Kc Ti Td

    TIC - 100 5.8 0.18 0

    PIC - 100 26.2 0.229 0

    FIC - 100 4.02 0.248 0

    LIC - 100 67.7 6.34 0

    LIC - 101 38.7 0.165 0

    Pengujian Struktur Kontrol dan Analisa

    Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah

    pengendalian secara direct dengan struktur LV

    mampu mengatasi permasalahan, yaitu

    menstabilkan komposisi produk dan mengurangi

    konsumsi energi panas pada reboiler.

    Ada dua pengujian yaitu penurunan laju feed

    dan perubahan komposisi feed. Laju feed diturunkan

    dari mula-mula 271.27 kmol/jam menjadi 250

    kmol/jam kemudian 225 kmol/jam dan terakhir 200

    kmol/jam dalam waktu 9.1 jam. Kemudian untuk uji

    perubahan komposisi feed ada dua macam, yaitu

    kandungan i-butanal yang mula-mula 0.1

    diturunkan mejadi 0.05 dan dinaikkan menjadi 0.15

    dalam waktu 5.85 jam.

    ANALISA DAN PEMBAHASAN

    Uji Perubahan Laju Feed

    Uji penurunan laju feed dilakukan hingga laju

    feed turun menjadi 200 kmol/jam dari mula-mula

  • 10

    sebesar 271.27 kmol/jam selama 9.1 jam (Gambar 6).

    Penurunan F Terhadap t Pengendalian Secara

    Direct

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    0 1 2 3 4 5 6 7 8

    Waktu (jam)

    Laju

    Ali

    ran

    (km

    ol/

    jam

    )

    F

    Gambar 6 Grafik penurunan laju feed terhadap waktu

    Gambar 7 menunjukkan bagaimana respon

    komposisi produk atas dengan pengendalian secara

    direct struktur LV ketika terjadi penurunan laju feed.

    Komposisi produk atas selalu kembali mendekati nilai

    setpoint walaupun pada setiap penurunan laju feed

    terjadi overshoort yang kecil, yaitu maksimumnya

    sebesar 0.0002 dari nilai setpoint. Pada komposisi

    produk atas ini diperoleh nilai IAE sebesar 0.76972.

    Pengaruh Penurunan F Terhadap Xd -

    Pengendalian Secara Direct

    0.98785

    0.9879

    0.98795

    0.988

    0.98805

    0.9881

    0.98815

    0.9882

    0.98825

    0 1 2 3 4 5 6 7 8

    Waktu (jam)

    Ko

    mp

    osis

    i (m

    ol

    %)

    SP Xd

    PV Xd

    Gambar 7 Grafik respon Xd oleh adanya

    penurunan laju feed pada pengendalian secara direct

    Sedang untuk respon komposisi produk atas

    dengan pengendalian secara inferential dapat dilihat

    pada Gambar 8. Komposisi produk atas terus naik

    hingga mencapai nilai 0.995594 dan didapatkan nilai

    IAE sebesar 152.0986. Kenaikan nilai komposisi

    produk atas ini disebabkan tidak adanya pengendalian

    secara langsung terhadap komposisi. Ketika laju feed

    turun akan menyebabkan laju distilat juga turun dan

    laju refluk tetap karena dikendalikan, maka nilai

    refluk rasio yaitu perbandingan antara laju refluk

    dan laju distilat semakin besar. Dengan

    bertambahnya nilai refluk rasio ini, komposisi

    produk atas juga semakin besar atau semakin murni.

    Pengaruh Penurunan F Terhadap Xd -

    Pengendalian Secara Inferential

    0.982

    0.984

    0.986

    0.988

    0.99

    0.992

    0.994

    0.996

    0.998

    0 1 2 3 4 5 6 7 8

    Waktu (jam)

    Ko

    mp

    osis

    i (m

    ol

    %)

    SP Xd

    PV Xd

    Gambar 8 Grafik respon Xd oleh adanya penurunan

    laju feed pada pengendalian secara inferential

    Komposisi produk bawah dengan

    pengendalian secara inferential nilainya menurun

    ketika terjadi penurunan laju feed (Gambar 9).

    Penurunan ini menyebabkan nilai IAE yang cukup

    besar, yaitu 32.22162.

    Pengaruh Penurunan F Terhadap Xb -

    Pengendalian Secara Inferential

    0

    0.002

    0.004

    0.006

    0.008

    0.01

    0.012

    0 1 2 3 4 5 6 7 8

    Waktu (jam)

    Ko

    mp

    osis

    i (m

    ol

    %)

    SP Xb

    PV Xb

    Gambar 9 Grafik respon Xb oleh adanya

    penurunan laju feed pada pengendalian secara

    inferential

    Pengaruh Penurunan F Terhadap Xb -

    Pengendalian Secara Direct

    0.00897

    0.008975

    0.00898

    0.008985

    0.00899

    0.008995

    0.009

    0.009005

    0.00901

    0 1 2 3 4 5 6 7 8

    Waktu (jam)

    Ko

    mp

    osis

    i (m

    ol

    %)

    SP Xb

    PV Xb

    Gambar 10 Grafik respon Xb oleh adanya

    penurunan laju feed pada pengendalian secara

    direct

  • 11

    Nilai IAE komposisi produk bawah dengan

    pengendalian secara inferential sangat jauh bila

    dibandingkan dengan pengendalian secara direct

    struktur LV yang hanya sebesar 0.01196. Komposisi

    produk bawah dengan pengendalian secara direct

    struktur LV walaupun terlihat berosilasi, namun

    dalam range yang sangat kecil yaitu sekitar plus

    minus 0.0005 dari nilai setpoint yang ditentukan

    (Gambar 10).

    Penurunan nilai komposisi produk bawah

    dengan pengendalian secara inferential disebabkan

    adanya kenaikan komposisi produk atas. Sehingga

    komposisi produk bawah harus turun sesuai dengan

    hukum kesetimbangan pada kolom distilasi. Pada

    pengendalian direct struktur LV, komposisi produk

    bawah dikendalikan secara langsung dengan

    memanipulasi laju panas pada reboiler. Sehingga

    ketika ada penurunan laju feed komposisi produk

    bawah akan berubah, namun kembali lagi mengikuti

    setpoint.

    Pengaruh Penurunan F Terhadap Qr -

    Pengendalian Secara Direct

    0.00E+00

    5.00E+06

    1.00E+07

    1.50E+07

    2.00E+07

    2.50E+07

    3.00E+07

    0 1 2 3 4 5 6 7 8

    Waktu (jam)

    Laju

    Pan

    as (

    kJ/j

    am

    )

    Qr

    Gambar 11 Grafik respon Qr oleh adanya penurunan

    laju feed pada pengendalian secara direct

    Dilihat dari sisi penghematan, khususnya

    konsumsi energi pengendalian secara direct dengan

    struktur LV lebih banyak pengurangan laju panas

    reboilernya dibandingkan dengan pengendalian secara

    inferential. Pada Gambar 11 ditunjukkan penurunan

    laju feed hingga 200 kmol/jam pada pengendalian

    secara direct dengan struktur LV bisa menurunkan

    laju panas reboiler sebesar 17.41 % , yaitu dari

    27,000,000 kJ/jam turun menjadi 22,300,000

    kJ/jam.

    Bila menggunakan pengendalian secara

    inferential laju panas reboiler hanya turun sebesar

    3.98 % yaitu dari 25,100,000 kJ/jam turun menjadi

    24,100,000 kJ/jam (Gambar 12).

    .

    Pengaruh Penurunan F Terhadap Qr -

    Pengendalian Secara Inferential

    2.30E+07

    2.35E+07

    2.40E+07

    2.45E+07

    2.50E+07

    2.55E+07

    0 1 2 3 4 5 6 7 8

    Waktu (jam)

    Laju

    Pan

    as (

    kJ/j

    am

    )

    Qr

    Gambar 12 Grafik respon Qr oleh adanya

    penurunan laju feed pada pengendalian secara

    inferential

    Uji Perubahan Komposisi Feed

    Komposisi mula-mula pada feed adalah 0.1 i-

    butanal dan 0.9 n-butanal. Uji perubahan komposisi

    feed ini ada dua macam yaitu penurunan dan

    kenaikan kandungan i-butanal dalam feed masing-

    masing naik sebesar 0.05 dan turun 0.05.

    Komposisi Feed Turun

    Pada pengujian dengan menurunkan

    kandungan i-butanal sebesar 0.05 menjadi 0.05 i-

    butanal dan 0.95 n-butanal didapatkan respon

    komposisi produk atas seperti pada Gambar 13

    untuk pengendalian secara inferential dan Gambar

    14 untuk pengendalian secara direct struktur LV.

  • 12

    Pengaruh Penurunan Xf Terhadap Xd -

    Pengendalian Secara Inferential

    0.98799

    0.987995

    0.988

    0.988005

    0.98801

    0.988015

    0.98802

    0 1 2 3 4 5

    Waktu (jam)

    Ko

    mp

    osis

    i (m

    ol

    %)

    SP Xd

    PV Xd

    Gambar 13 Grafik respon Xd oleh adanya penurunan

    komposisi feed pada pengendalian secara inferential

    Untuk pengendalian secara direct struktur LV

    walaupun naik namun komposisi produk atas kembali

    mendekati setpoint yaitu 0.988, sedangkan komposisi

    produk atas pada pengendalian secara inferential tidak

    bisa mencapai setpoint yang diinginkan dan nilai IAE

    yang didapatkan yaitu 0.29305.

    Pengaruh Penurunan Xf Terhadap Xd -

    Pengendalian Secara Direct

    0.987850.9879

    0.987950.988

    0.988050.9881

    0.988150.9882

    0.988250.9883

    0 1 2 3 4 5

    Waktu (jam)

    Ko

    mp

    osis

    i (m

    ol

    %)

    SP Xd

    PV Xd

    Gambar 14. Grafik respon Xd oleh adanya penurunan

    komposisi feed pada pengendalian secara diect

    Pengaruh Penurunan Xf Terhadap D -

    Pengendalian Secara Inferential

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    0 1 2 3 4 5

    Waktu (jam)

    Laju

    Ali

    ran

    (km

    ol/

    jam

    )

    D

    Gambar 15 Grafik respon D oleh adanya penurunan

    komposisi feed pada pengendalian secara inferential

    Untuk pengendalian secara direct struktur LV

    nilai IAE-nya adalah 1.106874, karena pada

    pengendalian secara direct struktur LV, komposisi

    produk atas mampu kembali mendekati setpoint

    setelah adanya gangguan berupa perubahan komposisi

    feed. Walaupun mempunyai nilai IAE yang lebih

    kecil untuk komposisi produk atas, namun

    pengendalian secara inferential tidak bisa

    diterapkan karena dengan adanya penurunan

    komposisi feed laju distilat menjadi 0 kmol/jam atau

    atau sama sekali tidak ada aliran (Gambar 15).

    Padahal laju aliran distilat ini nantinya menjadi

    input untuk proses produksi selanjutnya, jadi bila

    tidak ada aliran pada distilat maka akan

    mengganggu proses selanjutnya.

    Untuk komposisi produk bawah masing-

    masing respon dari pengendalian secara inferential

    dan pengendalian secara direct struktur LV dapat

    dilihat pada Gambar 16 dan 17

    Pengaruh Penurunan Xf Terhadap Xb -

    Pengendalian Secara Inferential

    0

    0.005

    0.01

    0.015

    0.02

    0 1 2 3 4 5

    Waktu (jam)

    Ko

    mp

    osis

    i (m

    ol

    %)

    SP Xb

    PV Xb

    Gambar 16 Grafik respon Xb oleh adanya

    penurunan komposisi feed pada pengendalian

    secara inferential

    Pengaruh Penurunan Xf Terhadap Xb -

    Pengendalian Secara Direct

    0.00899

    0.008992

    0.008994

    0.008996

    0.008998

    0.009

    0.009002

    0.009004

    0.009006

    0 1 2 3 4 5

    Waktu (jam)

    Ko

    mp

    osis

    i (m

    ol

    %)

    SP Xb

    PV Xb

    Gambar 17 Grafik respon Xb oleh adanya

    penurunan komposisi feed pada pengendalian

    secara diect

    Walaupun nilai komposisi produk bawah

    dengan pengendalian secara direct struktur LV

    terlihat mengalami osilasi, namun nilai IAE-nya

    lebih kecil dari pada nilai IAE pada pengendalian

  • 13

    secara inferential. Hal ini disebabkan karena

    walaupun berosilasi namun masih berada di sekitar

    nilai setpoint, dan range osilasinya pun sangat kecil.

    Nilai IAE untuk komposisi produk bawah dengan

    pengendalian secara direct struktur LV adalah

    0.01602, sedang dengan pengendalian secara

    inferential adalah 131.8988.

    Komposisi Feed Naik

    Pengujian dilakukan dengan menaikkan

    kandungan i-butanal menjadi 0.15 dari mula-mula 0.1

    pada komposisi feed, jadi komposisi feed menjadi

    0.15 i-butanal dan 0.85 n-butanal. Seperti pada

    penurunan komposisi feed, pada kenaikan komposisi

    feed ini akan dilihat respon komposisi produk atas dan

    produk bawah dari kedua jenis pengendalian.

    Respon komposisi produk atas dengan

    pengendalian secara inferential dapat dilihat pada

    Gambar 18. Komposisi produk atas terus turun hingga

    melewati range yang diizinkan yaitu sebesar 0.94

    hingga 0.9999 untuk komposisi produk atas, sehingga

    menyebabkan nilai IAE juga besar yaitu 256.752. Hal

    ini tidak dipebolehkan, karena mutu produk akhir

    berupa iso butyl alcohol tidak konsisten.

    Pengaruh Kenaikan Xf Terhadap Xd -

    Pengendalian Secara Inferential

    0.9

    0.92

    0.94

    0.96

    0.98

    1

    0 1 2 3 4 5 6 7 8

    Waktu (jam)

    Ko

    mp

    osis

    i (m

    ol

    %)

    SP Xd

    PV Xd

    Gambar 18 Grafik respon Xd oleh adanya

    kenaikan komposisi feed pada pengendalian secara

    inferential

    Pengaruh Kenaikan Xf Terhadap Xd -

    Pengendalian Secara Direct

    0.987650.9877

    0.987750.9878

    0.987850.9879

    0.987950.988

    0.988050.9881

    0 1 2 3 4 5

    Waktu (jam)

    Ko

    mp

    osis

    i (m

    ol

    %)

    SP Xd

    PV Xd

    Gambar 19 Grafik respon Xd oleh adanya kenaikan

    komposisi feed pada pengendalian secara direct

    Pengaruh Kenaikan Xf Terhadap Xb -

    Pengendalian Secara Direct

    0.00899

    0.008992

    0.008994

    0.008996

    0.008998

    0.009

    0.009002

    0.009004

    0.009006

    0 1 2 3 4 5

    Waktu (jam)

    Ko

    mp

    osis

    i (m

    ol

    %)

    SP Xb

    PV Xb

    Gambar 20 Grafik respon Xb oleh adanya

    kenaikan komposisi feed pada pengendalian secara

    direct

    Berbeda dengan respon komposisi produk atas

    dengan pengendalian secara direct struktur LV yang

    dapat mempertahankan komposisi produk atas.

    Walaupun sempat turun, namun komposisi produk

    atas kembali naik dan mendekati setpoint. Dengan

    pengendalian secara direct struktur LV ini

    didapatkan nilai IAE sebesar 0.69106.

    Pengaruh Kenaikan Xf Terhadap Xb -

    Pengendalian Secara Inferential

    0

    0.002

    0.004

    0.006

    0.008

    0.01

    0.012

    0.014

    0.016

    0 1 2 3 4 5

    Waktu (jam)

    Ko

    mp

    osis

    i (m

    ol

    %)

    SP Xb

    PV Xb

    Gambar 21 Grafik respon Xb oleh adanya kenaikan

    komposisi feed pada pengendalian secara

    inferential

    Respon komposisi produk bawah pada

    pengendalian secara direct struktur LV didapatkan

    nilai IAE sebesar 0.010729, sedang pada

    pengendalian secara inferential adalah 56.26529.

  • 14

    Pada pengendalian secara direct struktur LV terlihat

    respon komposisi produk bawah berosilasi di sekitar

    nilai setpoint (Gambar 20), sedang pada pengendalian

    secara inferential komposisi produk bawah naik dan

    menjauhi nilai setpoint (Gambar 21).

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Struktur pengendalian secara direct lebih mampu

    menjaga kestabilan komposisi produk kolom

    distilasi aldehyde column terhadap adanya

    disturbance berupa penirunan laju feed dan

    perubahan komposisi feed.

    Ketika terjadi disturbance berupa penurunan laju

    feed hingga 200 kmol/jam, nilai IAE untuk

    pengendalian secara direct lebih kecil dari pada

    pengendalian secara inferential.

    Penurunan laju panas reboiler ketika terjadi

    disturbance berupa penurunan laju feed hingga

    200 kmol/jam adalah 17.41 % untuk pengendalian

    secara direct dan 4.78 % untuk pengendalian

    secara inferential.

    Ketika terjadi disturbance berupa penurunan

    komposisi feed yaitu i-butanal sebesar 0.05, nilai

    IAE untuk pengendalian secara inferential lebih

    kecil dari pada pengendalian secara direct, namun

    tidak diperbolehkan karena terjadi kekosongan

    pada laju distilat.

    Ketika terjadi disturbance berupa kenaikan

    komposisi feed yaitu i-butanal sebesar 0.05, nilai

    IAE untuk pengendalian secara direct lebih kecil

    dari pada pengendalian secara inferential

    Saran

    Kelemahan struktur kontrol secara direct adalah

    memerlukan sensor komposisi yang relatif

    mahal, reliabiliti ynag lebih rendah

    dibandingkan sensor variabel termodinamik dan

    respon yang lambat. Sehingga pemakaian soft

    sensor yang juga telah kami kembangkan akan

    dapat mengatasi permasalahan ini [3].

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Biyanto, TR., Kusmartono, B, Mahfud, AH,

    2005,. Controllability and Total Annual

    Cost Analysis of Design and Control

    Acetone-Ethanol-Butanol Distillation

    Column with Heat Integration, Journal

    Academia ISTA Vol.10 No 1, June

    [2] Biyanto, TR., 2005, LV, DV and RR-V

    Binary Distillation Column Control

    Performance Evaluation, Industrial

    Electronic Seminar V 2005, Electronic

    Engineering Polytechnic Institute of Surabaya

    ITS, Surabaya, November 24th.

    [3] Biyanto, TR., 2005, Design of Non Linier

    Soft Sensor for Predict Composition (mole-

    fraction) distillate and Bottom Product in

    Single Methanol-water Binary Distillation

    Column, International Conference on

    Instrumentation, Communication and

    Information Technology (ICICI) 2005 Proc.,

    Universitat Munchen-ITB, Bandung, August

    3rd -5th.

    [4] http://csd.newcastle.edu.au/control/simulation

    s/dist_sim.html.

    http://csd.newcastle.edu.au/control/simulations/dist_sim.htmlhttp://csd.newcastle.edu.au/control/simulations/dist_sim.html

  • 15

    [5] Luyben, William L, 1990, Process Modelling,

    simulation and Control for Chemical

    Engineers, McGraw-Hill Publishing

    Company, Ney York

    [6] www.chemeng.ed.ac.uk

    [7] www.dprin.go.id, Laporan utama.

    [8] www.engr.pitt.edu, Design of a heat-

    Integrated Distillation Column.

    [9] www.lorien.ncl.ac.uk/ming/distil Distillation

    [10] www.oit.doe.gov/chemicals, Distillation

    Column Modeling Tools

    [11] www.psenterprise.com, Heat-integrated

    Distillation Column".

    http://www.chemeng.ed.ac.uk/http://www.dprin.go.id/http://www.engr.pitt.edu/http://www.lorien.ncl.ac.uk/ming/distil%20%20Distillationhttp://www.oit.doe.gov/chemicalshttp://www.psenterprise.com/