nurdin n h

Upload: lia-amelia

Post on 25-Feb-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    1/57

    1

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Tanaman Selada (Lactuca sativaL) walaupun bukan tanaman asli

    Indonesia, namun sudah lama dikenal di Indonesia yang merupakan tanaman

    semusim. selada banyak digemari penduduk Indonesia. Karena selada memiliki

    penampilan yang menarik. Daun selada yang agak kriting ini sering dijadikan

    penghias hidangan.

    Usaha untuk meningkatkan kesehatan masyarakat terus ditingkatkan. Salah

    satu usahanya adalah perbaikan gizi. Tinggi rendahnya nilai gizi tergantung jenis

    makanan yang dimakan. Makanan yang bergizi terutama mengandung protein,

    lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Setiap 100 g berat

    basah selada mengandung 1,2 g protein, 0,2 g lemak, 22,0 mg Ca, 25,0 mg P, 0,5 mg

    Fe, 162 mg vitamin A, 0,04 mg vitamin B, 8, 0 mg vitamin C. Di lihat dari

    permintaan pasar dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, maka komoditas

    ini mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan. Dari data Biro Pusat Statistik

    secara nasional digambarkan bahwa ekspor selada pada tahun 2002 adalah 47,942

    ton meningkat menjadi 55,710 ton pada tahun 2003 (Biro Pusat Statistik 2004).

    Sementara itu pengembangan pertanaman didaerah Riau dihadapkan pada

    masalah sumberdaya alam yang dominan tanah PMK, merupakan tanah bermasalah

    sehingga belum banyak diusahakan sebagai lahan pertanian.yang di mana luas tanah

    PMK ini mencapai 3.744 juta Ha. Hasil analisis tanah menunjukan, ternyata tanah

    PMK memiliki kadar bahan organik dan unsur hara sangat rendah terutama N, P dan

    K serta beberapa unsur hara mikro.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    2/57

    2

    Pemakaian pupuk kimia selama ini ternyata membawa dampak yang kurang

    menguntungkan bagi kelestarian lingkungan. Disamping itu, jika dilihat dari segi

    harganya, pupuk kimia relatif lebih mahal dari pada pupuk kandang. Karenanya perlu

    pengoptimalan pemakaian pupuk kandang yang terbukti ramah lingkungan dan harga

    murah. Usaha mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan cara pemberian pupuk

    organik seperti pupuk kandang yang dapat menyuburkan tanaman dan dapat mening

    katkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Pupuk kandang merupakan bahan

    pembenah tanah yang paling baik dan alami pada bahan pembenahan buatan. Pada

    umumnya pupuk kandang mengandung hara makro N, P, K rendah, tetapi

    mengandung hara mikro dalam jumlah yang cukup yang sangat diperlukan

    pertumbuhan tanaman. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk kandang mencegah

    terjadinya erosi, retakan tanah, penetapan pupuk kandang dalam tanah dilakukan

    seperti : pupuk kimia, karena itu pupuk kandang dapat memasok sebagian hara yang

    dikandung pupuk-kimia sintetik.

    Di dalam tanah terdapat banyak organisme pengurai, baik makro maupun

    mikro. Pupuk organik terbentuk karena adanya kerja sama mikroorganisme pengurai

    dengan cuaca serta perlakuan manusia. Kegiatan organisme tanah dalam proses

    penguraian tersebut menjadi sangat penting dalam pembentukan pupuk organik. Sisa

    tumbuhan akan dihancurkan oleh organisme dan unsur-unsur yang sudah terurai

    diikat menjadi senyawa. Senyawa tersebut tentu saja harus terlarut dalam air

    sehingga mudah diserap oleh akar tanaman (Musnamar, 2003).

    Pemberian pupuk organik bermanfaat bagi tanaman dalam penyediaan unsur

    netrogen, sulfur, pospat. Pengaruh pemberiaan pupuk organik terhadap sifat biologi

    tanah salah satunya adalah meningkatkan aktifitas mikroorganisme, sehigga kegiatan

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    3/57

    3

    organisme dalam menguraikan bahan organik juga meningkat dan dengan demikian

    unsur hara yang terdapat didalam tanah menjadi tersedia bagi tanaman(Yunizar, 2000).

    Senyawa organik yang mengandung unsur karbon, vitamin atau metabolit

    sekunder dapat berasal dari ekstra tanaman, tepung ikan, tepung tulang, atau enzim.

    Pengaplikasian pupuk organik cair umumnya dengan cara di semprotkan ke daun

    atau disiramkan ke tanah. Penyemprotan ke daun perlu menggunakan sprayer.

    Adapun contoh pupuk organik padat dan cair yang beredar di pasaran hingga tahun

    2002 (Musnamar, 2003).

    Untuk lebih melengkapi unsur hara yang diperlukan oleh tanaman agar dapat

    tumbuh lebih baik perlu ditambahkan pupuk lainya seperti NPK 16 : 16 : 16. Dengan

    diberikan Pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16 akan memacu pertumbuhan selada.

    Pupuk sebagai unsur hara tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam

    meningkatkan produksi pertanian. Dan dengan adanya perlakuan pemberian Pupuk

    organik dan NPK 16 : 16 : 16 dan terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman selada

    diharapkan memberikan produksi yang optimal sesuai dengan yang diharapkan.

    Bertitik tolak dari permasalahan yang dikemukakan diatas, maka penulis

    telah melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Dan

    Pupuk NPK 16:16:16 Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada

    (Lactuca sativaL).

    B. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara interaksi

    maupun tunggal pemberian Pupuk Organik dan NPK 16:16:16 terhadap pertumbuhan

    dan produksi tanaman selada (Lactuca sativaL ).

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    4/57

    4

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    Tanaman yang termasuk kedalam famili Compositae ialah tanaman sayuran

    selada. Selada merupakan tanaman semusim. Serta selada memiliki penampilan yang

    menarik, Bunganya mengumpul dalam tandan membentuk sebuah rangkaian. Selada

    biasanya disajikan sebagai sayuran penyegar. Daunnya mengandung vitamin A,

    vitamin B, dan vitamin C yang berguna untuk kesehatan tubuh. Tanaman selada yang

    terkenal terdiri dari tiga jenis, yaitu selada mentega, selada tutup, dan selada potong.

    Selain jenis ini, ada pula tanaman yang menyerupai selada baik syarat tumbuh

    maupun cara tanam. Akan tetapi rasanya agak pahit. Jenis selada yang dimaksud

    adalah Andewi (Cichorium endevia.L) (Sutejo, 2008).

    Zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

    memenuhi syarat empat sehat lima sempurna. Dalam sususnan menu tersebut

    sayuran merupakan salah satu komponen yang tidak dapat ditinggalkan. Itulah

    sebabanya manusia berusaha menanam berbagai jenis sayuran untuk memenuhi

    kebutuhan tersebut, salah satunya adalah selada. Dalam budidaya tanaman Selada

    (Lactuca sativa L) merupakan tanaman semusim yang memiliki penampilan sangat

    menarik dengan warna daun hijau kemerah merahan yang memiliki batang yang

    pendek berbuku-buku sebagai tempat kedudukan daun. Dan Ahli botani telah

    dapat mengklasifikasikan tanaman selada secara sistematik yaitu sebagai berikut:

    Divisio Spermatophyta, Subdivisio Angiospermae, Kelas Dikotiledoneae, Ordo Aster

    ales, Famili Asteraceae,GenusLactuca,SpeciesLactuca sativa(Haryanto dkk, 2003).

    Selada daun ini nama internasional untuk jenisnya ialah Leaf lettuce atau

    Cutting lettuce. Selada jenis ini helaian daunnya lepas dan tepi daunnya berombak

    atau bergerigi serta berwana hijau. Ciri khas lainnya tidak membentuk krop. Dalam

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    5/57

    5

    pemakaian selada jenis ini banyak dipakai sebagai hiasan untuk aneka masakan

    selain enak dikomsumsi. Jenis ini umurnya genjah. Apabila daunnya di panen

    dengan cara lepasan satu persatu, tidak dicabut sekaligus, maka tanaman akan dapat

    dipanen beberapa kali. Meskipun demikian umumnya selada daun dipanen sekaligus

    seluruh tanamannya selada lainnya (Suhartini dkk, 1994).

    Selada tergolong tanaman yang dapat tumbuh pada berbagai musim sehingga

    dapat ditanam sepanjang tahun, baik pada musim hujan maupun pada musim

    kemarau dengan hasil relatif tidak jauh berbeda, asalkan air cukup tersedia dan

    jangan sampai terjadi p enggenangan (Haryanto dkk, 2003).

    Tanaman selada dapat tumbuh didataran tinggi maupun dataran rendah.

    Namun, hampir semua tanaman selada lebih baik diusahakan didataran tinggi. Hanya

    jenis selada daun saja yang masih toleran terhadap dataran rendah pada penanaman

    didataran tinggi, jenis - jenis selada krop atau telur menghasilkan krop. Didataran

    sedang hingga rendah pertumbuhanya kurang baik dan tidak menghasilkan krop. Di

    tempat yang panas (dataran rendah) selada juga lebih cepat berbunga. Suhu udara

    optimum untuk pertumbuhannya adalah antara 15 - 200C (Haryanto dkk, 2003).

    Tanaman ini umumnya ditanam pada awal akhir musim penghujan, karena

    termasuk tanaman yang tidak tahan kehujanan. Pada musim kemarau tanaman ini

    memerlukan penyiraman yang cukup teratur. Selain tidak tahan terhadap kehujanan,

    tanaman selada juga tidak tahan terhadap sengatan sinar matahari yang terlalu panas.

    Hanya jenis selada daun dan selada batang saja yang mampu tumbuh dan beradap

    tasi dengan baik pada udara yang panas dan terbuka. Adapun jenis selada lainnya

    terutama selada telur dan selada rapuh (cos) yang menghasilkan krop baik

    diusahakan berhawa sejuk (Haryanto dkk, 2003).

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    6/57

    6

    Daerah - daerah yang dapat ditanami selada terletak pada ketinggian antara

    50 - 2.200 m dpl. Jenis selada daun dan selada batang baik beradaptasi pada

    ketinggian 50-2.200 m dpl tersebut. Untuk pertumbuhan selada menghendaki tanah

    yang subur, gembur, banyak mengandung humus, pH 6 - 7. Pada tanah yang terlalu

    asam, tanaman ini tumbuh kecil. Sedangkan tanah yang paling disenanginya adalah

    tanah yang banyak mengandung pasir dan lumpur serta peka terhadap kekurangan

    atau kelebihan unsur hara terutama unsur nitrogen pada tanah - tanah yang mudah

    becek sering terjadi pembusukan tanaman, maka produksi akan turun (Haryanto dkk,

    2003).

    Rukmana (1994), mengatakan selada termasuk tanaman setahun atau

    semusim yang banyak mengandung air (Herbeceous). Batangnya pendek dan

    berbuku-buku, daun selada mempunyai bentuk bulat panjang mencapai ukuran 25 cm

    atau lebih. Sistem perakaran pada tanaman ini adalah akar tungang dan cabang-

    cabang akar menyebar kesemua arah pada kedalaman antara 25 - 50 cm. Di daerah

    yang beriklim sedang (sub tropis), tanaman selada mudah berbunga, bunga berwarna

    kuning yang terletak pada rangkaian yang lebat dan tangkai bunganya dapat

    mencapai ketinggian 90 cm. Bunga ini menghasilkan buah berbentuk polong yang

    berisi biji, bijinya berbentuk pipih dan berukuran kecil - kecil serta berbulu tajam.

    Tanaman selada pada umumnya diperbanyak dengan biji atau secara

    generatif. Maka upaya budidaya selada dilakukan dengan pembibitan dipersemaian

    dan merupakan salah satu tujuan untuk mendapatkan bahan tanaman dalam jangka

    waktu cepat, segar dan banyak serta mempunyai persentase hidup yang tinggi setelah

    dipindahkan kelapangan (Sunaryono, 1990).

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    7/57

    7

    Nazaruddin (1994), mengatakan bahwa pembibitan merupakan pekerjaan

    awal yang menentukan keberhasilan pertanaman dilapangan. Untuk itu bibit harus

    mempunyai kwalitas yang baik, bila bibit tersebut lemah serta kwalitasnya kurang

    baik maka akan menghasilkan tanaman yang berproduksi rendah.

    Manfaat jenis selada (daun selada) dapat digunakan untuk lalab, gado - gado

    dan salad. Sedangkan selada air dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan

    peternakan ayam. Akan tetapi, selada tidak baik bagi penderita sakit perut. Berbeda

    dengan sayuran lainya, selada tidak pernah dimasak karena rasanya akan menjadi

    agak liat dan sulit dicerna (Sunarjono, 2003).

    Budidaya selada dikembang biakkan dengan bijinya. Dalam 1 ha lahan 250 g

    biji dengan daya kecambah 75%. Biji - biji selada berukuran kecil, lonjong,

    pipih (gepeng), dan berbulu tajam (Sunarjono, 2003).

    Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 20 - 30 cm kemudian diberi

    pupuk kandang sebanyak 10 ton per ha. Setelah itu lahan dibuat bedengan dengan

    lebar satu meter dan memanjang dari arah timur ke barat. Setelah bedengan

    terbentuk. Arah pembuatan alur harus ke arah timur dengan jarak antara alur-alur

    25 cm. Pembuatan alur tersebut sebaiknya tidak terlalu dalam karena akar-akar

    selada mengumpal dilapisan tanah atas (Sunarjono, 2003).

    Biji-biji selada yang ditanam langsung, ditaburkan merata sepanjang alur

    kemudian ditutup tanah tipis-tipis. biji selada akan tumbuh 5 hari kemudian. Setelah

    berumur satu bulan (kira-kira berdaun 3-5 helai), tanaman mulai diperjarang.

    Penjarangan dilakukan terhadap bibit kerdil hinga jarak tanaman menjadi (25 - 30) x

    25 cm. Setelah berumur 2 minggu dari tanam, tanaman diberi pupuk urea sebanyak

    200 kg tiap hektar atau 1 g tiap tanaman. Pupuk diletakan diantara barisan tanaman

    (Sunarjono, 2003).

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    8/57

    8

    Tanaman selada sering menghadapi ancaman serangan penyakit. Penyakit

    yang penting ialah penyakit busuk akar yang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia

    solani Khun. Penyakit ini sering menyerang tanaman muda (waktu di persemaian).

    Akan tetapi, penyakit ini dapat diatasi dengan semprotan larutan Benlate 0,2 - 0,5 %

    pada tanahnya. Pencegahan hama dapat menggunakan pengendalian secara biologis

    dengan memanfaatkan musuh alami, dengan menanam bunga yang berbau

    menyengat atau membuat ramuan organik penganti pestisida kimia.

    Selain penyakit, ada hama yang mengancam pertumbuhan tanaman. Hama

    yang perlu dibrantas ialah kutu-kutu daun (Mysuspersicae Sulzer). belalang dan Ulat

    daun (Grayak) Hama tersebut merupakan serangga vektor penyakit virus yang

    menimbulkan kerugian dan kegagalan seluruh tanaman. Kutu - kutu daun ini dapat di

    berantas dengan semprotan Kelthane 0,2% (Sunarjono, 2003).

    Pada umumnya tanah berpasir seperti PMK kandungan haranya relatif

    rendah, karena tingkat pencucianya cukup tinggi. Untuk mengatasi rendahnya

    kandungan hara pada tanah tersebut adalah dengan pemberian pupuk yang

    mengandung berbagai jenis unsur hara. Sehingga diharapkan dengan tanah tersebut

    akan memberikan keseimbangan hara yang di butuhkan tanaman.

    Pemberian kebutuhan unsur hara pada tanaman dapat dilakukan dengan dua

    cara yaitu pemupukan melalui akar dan melalui daun. Menurut lawanto (2002)

    pemberian pupuk akan lebih efektif melalui daun pada media tanam. Hal ini

    disebabkan daun mampu menyerap pupuk sekitar 90%, sedangkan akar hanya

    mampu menyerap sekitar 10% (Maizar, 2006).

    Pupuk adalah bahan yang memberikan zat hara pada tanaman. Pupuk

    biasanya diberikan pada tanah, tetapi dapat pula diberikan lewat daun atau batang

    sebagi larutan (Harjadi, 1986).

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    9/57

    9

    Masganti (2000) menyatakan bahwa dengan pemberian CaCO3 (kapur

    dolomit) ternyata tanah gambut dapat dijadikan media tanam, kandungan nutrisi

    gambut sebenarnya rendah, maka hal tersebut dapat diperbaiki dengan pemberian

    pupuk buatan sehingga sesuai untuk bercocok tanam. Tanah yang pHnya lebih

    rendah dari pH optimum yang dikhendaki tanaman dapat diatasi dengan cara

    pengapuran pada tanah itu, sehingga pHnya dapat ditingkatkan sesuai pH yang

    dikehendaki.

    Pemupukan sangatlah penting bagi tanaman, maka pemupukan dapat

    dikatakan berhasil, bila kita mengetahui unsur hara yang kurang dalam tanah, gejala

    kekurangan unsur hara dapat dilihat dengan tidak normalnya perumbuhan tanaman.

    Tanah sebagai faktor produksi tidak selalu menyediakan unsur hara yang cukup bagi

    tanaman. Untuk mengatasi masalah tersebut usaha yang dapat dilakukan

    adalah dengan pemupukan (SPP, 2004).

    Pupuk kandang berasal dari hasil pembusukan kotoran hewan, baik itu

    berbentuk padat (berupa fases atau kotoran) maupun cair (berupa air seni atau urine),

    sehingga warna, rupa, tekstur, bau, dan kadar airnya tidak lagi seperti aslinya.

    Sebenarnya, kotoran dari semua jenis hewan dapat dipakai sebagai pupuk. Kotoran

    yang berasal dari hewan - hewan peliharaan, seperti kotoran sapi, ayam, kambing

    kerbau atau kuda adalah yang paling sering digunakan. Karena kotoran hewan

    peliharaan yang dikandangkan gampang dikumpulkan (SPP, 2004).

    Selain itu hal ini tidak terlepas dari manfaat penggunaan pupuk kandang baik

    secara fisik, kimia, maupun biologi. Secara fisik pupuk kandang membentuk agregat

    tanah yang baik. Secara kimia, pupuk kandang sebagai bahan organik dapat

    menyerap bahan yang bersifat racun seperti aluminium (Al), besi (Fe), dan Mangan

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    10/57

    10

    (Mn), serta dapat meningkatkan pH tanah. Secara Biologi, pemberian pupuk kandang

    kedalam tanah akan memperkaya jasad organisme kedalam tanah (Muslihat, 2003).

    Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan dengan sifat fisika tanah, yaitu

    memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur.pemberian pupuk organik,

    terutama dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah

    untuk udara dan air. Ruangan dalam yang berisi udara akan mendukung

    pertumbuhan bakteri aerob yang berada di akar. Sementara air yang tersimpan

    didalam ruangan tanah menjadi persediaan yang sangat berharga bagi tanaman.

    Tanah dengan struktur yang remah juga memudahkan dalam pengolahan sehingga

    akan mengurangi biaya pengolahan (Marsono dan Sigit P, 2000).

    Ada beberapa manfaat pupuk yang berkaitan dengan sifat kimia tanah.

    Manfaat pupuk yang paling banyak dirasakan penggunaannya adalah menyediakan

    unsur hara yang diperlukan bagi tanaman. Pada awalnya unsur hara makro yang di

    utamakan dalam penambahan pupuk, tetapi kemudian disadari bahwa unsur mikro

    ternyata juga mulai berkurang dan dimulailah penambahan unsur mikro dalam

    bentuk pupuk (Marsono dan Sigit P, 2000).

    Kondisi biologis tanah dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk.

    Pemupukan juga dapat menambah mikroorganisme tanah, seperti penggunaan pupuk

    hijau dan mengusahakan kondisi yang optimum bagi biologis tanah. Semakin baik

    kondisi biologi tanah maka semakin baik juga kondisi tanaman yang tumbuh

    diatasnya (Marsono dan Sigit P, 2000).

    Program pemupukan bertujuan meningkatkan kesuburan dan kegiatan

    biologis tanah yang di hasilkan dengan cara menambahkan bahan organik dalam

    jumlah yang memadai dan sedapat mungkin berasal dari dalam petakan pertanaman

    itu sendiri (Rachman, 2002). Pemakaian pupuk atau perlakuan-perlakuan yang harus

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    11/57

    11

    dilakukan sebelum pupuk dipakai, agar bermanfaat sebagai cara untuk

    mengembalikan unsur hara yang telah terangkut oleh tanah.

    Pupuk organik umumnya dapat di sebut pupuk lengkap, artinya mengandung

    unsur makro di bandingkan pupuk anorganik karena beberapa hal sebagai berikut : a.

    Memperbaiki struktur tanah. Bahan organik dapat mengikat butir-butir tanah menjadi

    butiran yang lebih besar dan remah sehingga tanah menjadi gembur dan

    pertumbuhan akar akan menjadi lebih baik. b. Menaikkan daya serap tanah terhadap

    air. Bahan organik dapat mengikat air lebih banyak dan lebih lama. c. Menaikkan

    kondisi kehidupan didalam tanah. Jasad renik dalam tanah amat berperan dalam

    perubahan bahan organik. Dengan adanya pupuk organik, jasad renik tersebut aktif,

    menguraikannya sehingga pupuk organik mudah diserap tanaman. d.Sumber

    makanan bagi tanaman walaupun dalam jumlah yang sedikit, pupuk organik

    mengandung unsur yang lengkap (Prihmantoro, 1996).

    Pupuk organik menempati urutan pertama dalam rangkaian budidaya

    tanaman karena jenis pupuk ini digunakan sebagai pupuk dasar sehingga aplikasinya

    dilaukan paling besar. Senyawa atau unsur-unsur organik yang merupakan

    kandungan utama pupuk ini dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui proses

    dekomposisi didalam tanah. Jadi, cara aplikasi yang efektif pupuk organik adalah

    dengan dimasukkan kedalam tanah (Marsono dan Sigit P, 2000).

    Pupukkandang memiliki beberapa reaksi terhadap tanah antara lain

    memeperbaiki struktur tanah, menaikan daya serap tanah terhadap air, menaikan

    kondisi kehidupan didalam tanah, mengandung sebagian unsur hara

    tanaman (Rinsema, 1999). Dengan begitu pemakaian pupuk organik yang

    teraturakhirnya dapat meningkatkan produksi yang dihasilkan oleh tanaman.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    12/57

    12

    Sumber pupuk organik dapat berasal dari kotoran hewan, bahan tanaman dan

    limbah, seperti : Pupuk kandang (ternak besar dan kecil) hijauan tanaman,

    rerumputan, semak, perdu, dan pohon , limbah pertanian dan limbah Agroindustri.

    Tanah yang diberi dengan pupuk organik mempunyai stuktur yang baik dan tanah

    yang kecukupan bahan organik mempunyai kemampuan mengikat air lebih besar

    dari pada tanah yang kandungan bahan organiknya rendah (Sutanto, 2006).

    Pupuk kandang telah lama di gunakan petani. Pupuk kandang ini berasal dari

    kotoran hewan, seperti penulis telah praktekkan yaitu dari kotoran ayam, sapi dan

    kambing. Kotoran tersebut berupa kotoran padat dengan kandungan zat hara yang

    berlainan, seperti kandungan unsur hara N pada pupuk kandang ayam 1,70 %, pupuk

    kandang kambing 0,55 % dan pupuk kandang sapi 0,29% kandungan hara dalam

    pupuk kandang relatif banyak (Sutanto, 2002).

    Tisdale dan Nelson (1965) dalam Sutedjo (2008), menyatakan bahwa pupuk

    kandang itu biasanya terdiri dari campuran 0,5 % N, 0,25 % P2O5 dan 0,5 % K2O.

    Yang selanjutnya mereka mengemukakan daftar sebagaiberikut :

    Tabel 1. Komposisi Unsur Hara Macam-Macam Pupuk Kandang

    JENIS

    PUPUK

    Wujud

    Bahan

    (%)

    H2O

    (%)

    N

    (%)

    P2O5(%)

    K2O

    (%)

    Pupuk SapiPadat 70

    Cair 30TOTAL -

    85

    92

    86

    0,40

    1,00

    0,60

    0,20

    0,20

    0,15

    0,10

    1,35

    0,45

    Pupuk

    Kambing

    Padat 67

    Cair 33TOTAL -

    60

    8569

    0,75

    1,350,95

    0,50

    0,050,35

    0,45

    2,101,00

    Pupuk Ayam TOTAL - 55 1,00 0,80 0,40

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    13/57

    13

    Pada daftar tabel yang dikemukakan di atas, terdapat kolom bahan padat dan

    cair yang menyatakan bahwa pupuk kandang itu terdiri dari bahan padat (faeces,

    tinja) dan bahan cair (urine, air kencing) hewanya. Pada bahan - bahan ini

    terkandung zat N yang banyaknya sangat tergantung pada mudah atau sukarnya

    makanan dalam perut hewan dapat dicernakan, zat N ini ada dalam bentuk zat putih

    telur. Jadi jika makanan yang diberikan kepada hewan itu banyak mengandung zat

    putih telur, maka pada urine (bahan cair) akan lebih banyak terkandung zat N

    (Sutedjo, 2008).

    Kotoran yang baru saja keluar dari tubuh hewan belum dapat di gunakan

    sebagai pupuk karena kotoran tersebut masih mengalami proses penguaraian oleh

    jasad renik. Salah satu hasil proses penguraian itu adalah energi panas. Energi ini

    akan sangat buruk akibatnya bagi tanaman. Oleh karena itu, kotoran hewan yang

    masih baru tidak di anjurkan dipakai sebagai pupuk. Jadi, pupuk kandang yang dapat

    di gunakan adalah pupuk % (setiap 100 yang telah matang). Artinya dalam pupuk

    tersebut tidak terjadi lagi proses dekomposisi atau penguraian oleh jasad renik.

    Tanda - tanda pupuk kandang yang matang adalah tidak berbau tajam, berwarna

    coklat tua, tampak kering, tidak terasa panas bila dipegang dan gembur bila diremas

    (Anonim, 1996).

    Soedijanto (1980), mengemukakan bahwa pupuk kandang merupakan salah

    satu organik yang berasal dari kotoran hewan padat dan cair yang bercampur dengan

    sisa alas kandang. Pemberian pupuk organik seperti pupuk kandang seperti tanah

    akan meningkatkan agregasi tanah. Koloid organik sebagai perombak bahan-bahan

    organik dari jasad renik tanah dan cairan yang dikeluarkanoleh jasad renik itu

    berfungi sebagai perekat yang mempersekutukan partikel - partikel tanga menjadi

    butitran tanah. Sesuai pendapat (Syarief dalam Sutejo dan Masriah, 2007),

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    14/57

    14

    menyatakan bahwa pupuk kandang merupakan sumber bahan organik, bila bahan

    organik tersebut mengalami penguraian akan membebaskan sejumlah unsur hara

    seperti nitrogen, unsur hara tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetatif

    tanaman.

    Sudiarto dan Gusmaini (2004) menambahkan, bahwa fungsi biologis pupuk

    organik (pupuk kandang) bagi mikroba tanah adalah sebagai sumber utama energi

    untuk aktivitas kehidupan dan perkembang biakan. Pemberian bahan organik dengan

    rasio C/N tinggi akan memacu pembiakan mikroba, memfiksasi beberapa unsur hara

    atau imobilitas N yang bersifat sementara. Seiring dengan menurunnya rasio C/N

    tanah, sebagian mikroba akan mati dan selanjutnya melalui proses perombakan unsur

    hara menjadi tersedia kembali.

    Parawinata dkk dalam Zulkifli (2001), yang menyatakan bahwa nitrogen

    sangat diperlukan oleh tanaman sebagai bahan pembentuk asam amino, sedangkan

    asam amino sebagai pembentuk protein, dan protein bagian dari enzim dan enzim

    sebagai motor oenggerak dari metabolisme, bila diberikan dengan seimbang akan

    sangat mengacu dalam pertumbuhan tanaman.

    Kotoran ayam baik untuk pemupukan, karena banyak mengandung zat - zat

    makanan tumbuh - tumbuhan, ini disebabkan karena susunanan makanan yang

    banyak mengandung protein. Kotoran ayam mengandung nitrogen tiga kali lebih

    banyak dari pupuk organik lainnya. Didalam tanah pupuk ini lebih cepat bereaksi

    karena termasuk pupuk panas (Musnamar, 2003).

    Pupuk kandang ayam banyak mengandung unsur hara yang di butuhkan

    tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Komposisi hara yang terkandung

    pada pupuk kandang ayam adalah sebagai berikut: Nitrogen 1,00 %, Phosphor

    0,80 %, dan kandungan kalsium sebanyak 0,40 %. Pupuk kandang ayam termasuk

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    15/57

    15

    pupuk dingin yaitu dekomposisi untuk merubah bahan-bahan yang terkandung dalam

    pupuk menjadi zat - zat hara yang tersedia dalam tanah untuk mencukupi

    pertumbuhan tanaman secara berlahan - lahan. Perubahan ini sedikit sekali terbentuk

    panas dengan demikian pupuk kandang ayam disebut pupuk dingin (Anonim, 1996).

    Pupuk Kandang dari jenis ternak dari pupuk sapi merupakan pupuk padat

    yang mengandung air dan lendir. Bagi pupuk padat yang keadaannya demikian bila

    terpengaruh oleh udara maka cepat akan terjadi pergerakan - pegerakan sehingga

    keadaannya menjadi keras, selanjutnya air tanah dan udara yang akan melapukkan

    pupuk itu menjadi sukar menembus, merembes kedalamnya. Dalam keadaan

    demikian peran jasad renik untuk mengubah bahan - bahan yang terkandung dalam

    pupuk menjadi zat-zat hara yang tersedia dalam tanah untuk mencukupi keperluan

    pertumbuhan tanaman mengalami hambatan - hambatan, perubahan berlangsung

    secara perlahan-lahan. Pada perubahan-perubahan ini kurang sekali terbentuk panas.

    Keadaan demikian mencirikan bahwa pupuk sapi adalah : pupuk dingin. Karena

    pupuk ini merupakan pupuk dingin, sebaiknya pemakaian atau pembenamannya 3

    atau 4 minggu sebelum masa tanam (Sutedjo, 2008).

    Fuadi (1994), mengatakan Pupuk organik yang berasal dari kotor sapi

    termasuk pupuk dingin dimana perombakan oleh jasad renik berlangsung lambat dan

    kurang terbentuk panas. pupuk padatnya mengandung air dan lendir yang bila

    terkena udara akan berkerak dan sukar masuk kedalam pupuk. Dalam keadaan

    demikian peranan jasad renik dalam perombakan bahan - bahan yang terkandung

    dalam pupuk menjadi zat - zat hara dalam tanah agak terhalang.

    Pada ternak pupuk kandang kambing yang ternyata bahwa kadar N pupuk

    kambing cukup tinggi, kadar air lebih rendah dari kadar air pupuk sapi. Keadaan

    demikian merangsang jasad renik melakukan perubahan - perubaan aktif, sehingga

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    16/57

    16

    perubahan berlangsung dengan cepat. Pada perubahan - perubahan ini berlangsung

    pula pembentukan panas, sehingga pupuk kambing dapat dicirikan sebagai pupuk

    panas. Pemakaian atau pembenaman pupuk ini dalam tanah sebaiknya dilakukan 1

    atau 2 minggu sebelum masa tanam (Sutedjo, 2008).

    Jenis dari ternak pupuk kandang ayam mengandung unsur hara yang

    dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Komposisis hara yang

    dikandung pada pupuk kandang ayam adalah sebagai berikut : Nitrogen 1,00 %,

    Phospor 0,80 %, dan kandungan Kalsium sebanyak 0,40 %. Pupuk kandang ayam

    termasuk pupuk dingin yaitu dekomposisi untuk mengubah bahan-bahan yang

    terkandung dalam pupuk menjadi zat - zat hara yang tersedia dalam tanah untuk

    mencukupi pertumbuhan tanaman secara berlahan - lahan. Perubahan ini sedikit

    sekali terbentuk panas dengan demikian pupuk kandang ayam disebut pupuk dingin

    (Anonim, 1996). kebutuhan pupuk kandang untuk tanah Indonesia pada umumnya 20

    ton/ ha (Lingga, 1986).

    Kebutuhan pupuk kandang untuk tanah Indonesia pada umumnya 20 ton/ha

    (Lingga 1986). Pupuk kandang sapi memiliki komposisi unsure hara yang hampir

    sama dimana kandungan unsure N : 0,60 %, P2O5 : 0,30 % K2O : bersifat dingin,

    artinya proses perubahan atau p enguraian pupuk tersebut secara berlahan - lahan

    (Lingga, 1986).Untuk dosis pemberian pupuk kandang tergantung pada keadaan

    tanahnya, tapi rata - rata untuk tanha di Indonesia diberikan sebanyak 20 ton (20.000

    kg) per hektar (Andoko, 2004).

    Sebagai tambahan kelemahan dari pupuk kandang ayam, sapi dan kambing

    ini perlu pula diperhatikan bahwa penggunaan kotoran kandang sebagai pupuk harus

    disertai pengawasan yang kontinyu dalam arti giat melakukan penyiangan dan

    pemberantasan hama atau penyakit tertentu karena : 1. Dalam pupuk padat sering

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    17/57

    17

    terbawa atau tekandung berbagai biji rumput - rumputan dan semak yangakan

    tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya tanaman yang diusahakan, karena itu kegiatan

    penyiangan harus digiatkan agar tanaman terbebas dari gulma. 2. Dalam pupuk

    sering terbawa pula bibit hama dan penyakit tanaman (telur / larva insekta, bakteri,

    dan cendawan). Bila tanaman telah tumbuh perlu pengawasan sejak umur paling

    muda, jika timbul gejala - gejala atau serangan hama segera lakukan pengendalian

    atau pemberantasan dengan obat-obatan yang dianjurkan (Sutedjo, 2008).

    Selain pupuk organik untuk mempengaruhi N penulis juga menggunakan

    pupuk NPK. Pupuk NPK di sebut sebagai pupuk majemuk lengkap atau Complate

    Fertilizer dan kenyataannya belum biasa di indonesia, baik dipertanian kecil maupun

    di perkebunan - perkebunan, namun mengetahui kandungan - kandungan yang

    terdapat di dalam pupuk ini adalah perlu. pada permulaan dikenalnya (Sebelum

    Perang Dunia ke II), pupuk NPK kenyataan berkadar rendah, jumlah kadar ketiga

    unsur itu hanya sekitar 20 %. Perbaikan - perbaikan dalam arti kegunaannya telah di

    lakukan oleh pabrik pembuatnya sehingga pupuk majemuk lengkap yang si

    pedagangkan kini mempunyai jumlah kadar ketiga unsurnya lebih tinggi, sekitar

    30 % sampai 60 %, dan untuk memenuhi kebutuhan pupuk yang berkaitan dengan

    berbagai jenis tanaman (Sutedjo, 2008).

    Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang memberikan unsur N, P, K

    bagi tanaman. Jenis pupuk NPK cukup banyak dipasaran dengan beragam kadar

    unsur yang dikandungnya. Salah satunya adalah pupuk NPK mutiara (16:16:16).

    Pupuk ini di berikan bertahap pada minggu ke-2, dan ke-4, dan setelah tanam.

    (Marsono dan Lingga, 1999).

    Rinsema (1989), berpendapat bahwa tujuan pemupukan ada dua yaitu

    menyediakan unsur hara yang cukup dan memperbaiki seta memelihara kondisi

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    18/57

    18

    tanah dalam hal struktur, kondisi derajat kemasaman, potensi pengikat terhadap zat

    makanan tanaman. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk bebentuk butiran yang

    mengandung unsur hara, nitrogen, fospor dan kalium. pupuk ini sangat baik untuk

    mendukung masa pertumbuhan tanaman, selain itu keuntungannya adalah unsur hara

    makro yang di sumbangkan dapat memenuhi kebutiuhan hara tanaman.

    Unsur N dan P, merupakan penyusun komponen sel dan cendrung terdapat

    pada biji dan berbagai titik tumbuh tanaman lainnya. Tanaman selada juga

    membutuhkan hara NPK untuk pertumbuhan dan hasil produksinya. Pemberian

    unsur N disertai unsur P dan K, akan cendrung meningkatkan hasil tanaman sayuran

    ( Anonimus, 1992).

    NPK merupakan pupuk majemuk yang sangat baik untuk pertumbuhan dan

    produksi tanaman serta meningkatkan panen dan memberikan keseimbangan unsur

    Netrogen, fosfor dan kalium. Pupuk ini mudah diaplikasikan serta mudah diserap

    oleh tanaman dan dalam pemakaiannya lebih efisien (Anonimus, 1992).

    Pupuk NPK mengandung unsur hara makro yang secara umum dibutuhkan

    oleh tanaman, dan dapat memberikan keseimbangan hara yang baik untuk

    pertumbuhan produiksi tanaman. Lingga, (1986 ). dalam Ariman (1998) mengatakan

    bahwa nitrogen berpengaruh dalam memacu tinggi tanamn serta memberi warna

    hijau pada daun dan memperbesar ukuran buah. Tanaman yang kekurangan tumbuh

    kerdil dan mempunyai perangkalan dangkal, dan berwarna kuning dan mudah

    rontok.

    Posfor sangat diperlukan tanaman dalam pembentukan bunga yang

    memperkuat tubuh tanamn sehingga tanah terhadap kekeringan. Unsur posfor dalam

    tanaman berperan dalam proses respirasi, fotosintesis dan laju pertumbuhan tanaman

    (sugeng, 1983). Menurut Lingga (1986), kalium mempunyai peranan utama dalam

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    19/57

    19

    pembentukan protein dan karbohidrat dan juga untuk memperkuat jaringan tumbuh

    tanaman agar daun lebih tahan terhadap stres air serta gangguan hama dan penyakit.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh simanjuntak (2003) dalam munthe

    (1991) dengan pelakuan pemberian dosis NPK 400kg/ha ternyata memberikan

    pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman semangka begitu

    juga pada pertumbuhan bibit api-api ternyata pemberian NPK dengan dosis 2 g/

    tanaman memberikan pengaruh yang baik ( Suryadi, 2002).

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    20/57

    20

    III. BAHAN DAN METODE

    A. Tempat Dan Waktu

    Penelitian ini telah di laksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian

    Universitas Islam Riau, Jalan Kaharudin Nasution Km 11, Kelurahan Simpang Tiga,

    Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Pelaksanaan penelitian selama tiga bulan,

    dimulai bulan Februari 2009 sampai dengan bulan April 2009 (Lampiran 2).

    B. Bahan Dan Alat

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Benih Selada varietas

    Chia Tai Seed, Cap Kapal Terbang, (lampiran 3) NPK 16 : 16 : 16, Pupuk kandang

    Ayam, Pupuk kandang Kambing, Pupuk kandang Sapi, Curater 3G, Lengkuas, Jahe,

    Seng, Tali rafia, Paku. Alat yang digunakan adalah cangkul, sabit, parang, ember,

    martil, gergaji, meteran, alat tulis, gembor, timbangan, kamera dan Alat tulis.

    C. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) secara

    faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah pupuk organik (O)

    terdiri dari 4 taraf, sedangkan faktor kedua adalah pupuk NPK 16 : 16 : 16 (N) yang

    terdiri dari 4 taraf. Sehingga dapat 16 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi

    perlakuan terdiri dari 3 ulangan sehingga terdapat 48 satuan percobaan, dalam 1

    plot terdapat 9 tanaman. 3 tanaman dijadikan tanaman sampel yang diambil secara

    acak. Penempatan satuan percobaan dilapangan disajikan pada Lampiran 4.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    21/57

    21

    Faktor pemberian pupuk organik terdiri dari empat taraf perlakuan yaitu

    sebagai berikut :

    O0 : Tanpa pemberian pupuk kandang

    O1 : Pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 20 ton/ha ( 2 kg/m 2 )

    O2 : Pemberian pupuk kandang kambing dengan dosis 20 ton/ha. ( 2 kg/m2 )

    O3 : Pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 20 ton/ha. ( 2 kg/m2

    )

    Faktor pemberian pupuk NPK 16:16:16 terdiri dari empat taraf perlakuan

    yaitu sebagai berikut :

    N0 : Tanpa pemberian pupuk NPK 16:16:16

    N1 : Pemberian pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 0,83 g/Tanaman( 75 kg/Ha )

    N2 : Pemberian pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 1,66 g/Tanaman ( 150 kg/Ha)

    N3 :Pemberian pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 2,5 g/Tanaman (225 kg/Ha)

    Kombinasi perlakuan pupuk organik dan pengaruh NPK 16 : 16 :16 dapat dilihat

    pada tabel 1 di bawah.

    Tabel 2. Kombinasi perlakuan pupuk organik dan pupuk NPK 16:16:16

    Perlakuan N0 N1 N2 N3

    O0 O0N0 O0N1 O0N2 O0N3

    O1 O1N0 O1N1 O1N2 O1N3

    O2 O2N0 O2N1 O2N2 O2N3

    O3 O3N0 O3N1 O3N2 O3N3

    Data pengamatan terakhir dianalisis secara statistik dengan menggunakan

    analisis sidik ragam (ANOVA). Apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka

    dilanjutkan dengan melakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    22/57

    22

    D. Pelaksanaan Penelitian

    a. Persiapan Lahan.

    Lahan dibersihkan dari gulma dan sampah yang ada disekitar areal tersebut.

    Setelah lahan bersih dari gulma, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan

    tanah dengan menggunakan cangkul. Pengolahan tanah dilakukan dua kali.

    Pengolahan tanah pertama dilakukan dengan cara mencangkul tanah berbentuk

    bongkahan - bongkahan tanah besar dengan kedalaman 30 cm, dan pengolahan

    tanah kedua dilakukan penggemburan tanah dengan tujuan agar airase atau tata

    udara didalam tanah lebih baik.

    Dalam penelitian ini jumlah plot yang harus disiapkan adalah sebanyak 48

    plot dengan ukuran 1 x 1 m dengan ketinggian bedengan 25 cm dan jarak antar

    bedengan 50 cm. Pembuatan drainase bisa sekaligus berjalan bersamaan dengan

    pembuatan plot. Serta mengetahui pH antara 6, pH dapat di ketahui dengan

    melakukan pengukuran pH dan Penentuan Aldd dengan 3 sampel tanah.

    Membutuhkan alat pengukur pH tanah dan Aldd. Meminta bantuan kepala

    laboratorium bioteknologi untuk mengukur pH dan Aldd (Lampiran 1).

    b. Pemasangan Label

    Pemasangan label dilakukan setelah pembuatan plot selesai. Label - label ini

    akan dipasang sesuai dengan lay Out Penelitian, (lampiran 4). Pemasangan label

    tersebut dimaksudkan untuk mempermudah dalam pemberian perlakuan serta

    pangamatan tanaman selada.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    23/57

    23

    c. Persemaian

    Penyemaian dilakukan dalam polybag kecil lalu di buat bedengan dengan

    ukuran 1 x 1m (arah utara dan selatan). Ketinggian tanah bedengan yaitu 30 cm.

    Tanah yang digunakan adalah tanah dari lapisan atas yang dicampur dengan pupuk

    kandang dengan perbandingan 2 : 1. Persemaian dilakukan dibawah naungan agar

    terhindar dari cahaya matahari dan hujan. Dimana perlindungan dibagian timur lebih

    tinggi dari pada bagian barat (timur 1,5 m - barat 0,8 m). sebelum benih ditanam

    dipersemaian maka media semai harus disiram merata.

    d. Pemberian Perlakuan

    a). Pupuk organik

    Pemberian Pupuk organik berpengaruh positip pada tanaman, diberikan

    seminggu sebelum tanam sesuai dengan dosis perlakuan. Cara pemberian pupuk

    organik adalah dengan cara di sebar dan dicampur merata dengan tanah diatas plot

    sesuai dengan perlakuan yaitu : O 0 = Tanpa pemberian pupuk kandang, O1 =

    Pemberian pupuk kandang ayam 2,0 kg/plot, O2 = Pemberian pupuk kandang

    kambing 2,0 kg/plot, O3 = Pemberian pupuk kandang sapi 2,0 kg/plot.

    b). Pupuk NPK 16:16:16

    Pemberian perlakuan pupuk NPK 16:16:16 diberikan 1 minggu setelah

    tanam. Untuk perlakuan pupuk NPK 16:16:16 diberikan sesuai dengan dosis. Cara

    pemberian pupuk NPK 16:16:16 adalah dengan cara ditugal dalam larikan lalu

    ditutup kembali. Cara lainnya dengan melarutkannya dalam air lalu disiramkan pada

    bedengan. Dosis perlakuan pemupukan NPK 16:16:16 pertanaman yaitu : N 0 =

    Tanpa pemberian pupuk NPK, N1 = Pemberian pupuk NPK 0,83 g/tanaman, N2 =

    Pemberian pupuk NPK 1,66 g/ tanaman, N3 = Pemebrian pupuk NPK 2,5 g/tanaman

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    24/57

    24

    e. Penanaman

    Bibit yang telah berumur dua minggu (14 hari) dipersemaian siap dipindahkan

    ke plot yang telah disediakan dengan jarak tanam 30 x 30 cm. sehingga dalam 1

    baris terdapat 3 tanaman. Bibit yang akan ditanam dipilih bibit yang

    pertumbuhannya seragam dan tidak terserang hama dan penyakit. Pemindahan

    dilakukan dengan hati - hati sehingga akar tidak rusak.

    E. Pemeliharaan

    a. Penyiraman

    kebutuhan air mutlak dipenuhi pada awal penanaman, saat penyiangan

    pertama, dan ketika tanaman berumur sebulan. bila hujan tidak turun lakukan

    penyiraman dengan gembor. Jaga pula parit pengairan mampu melewatkan kelebihan

    air disaat turun hujan lebat. Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu sore hari saja.

    b. Penyulaman

    Penyulaman adalah kegiatan mengganti tanaman yang layu, mati atau terserang

    hama dan penyakit. Bahan penyulaman diambil dari tanaman yang telah disediakan

    sebelumnya. Bibit yang dijadikan pengganti adalah sama jenis dan waktu tanam agar

    pertumbuhan tanaman seragam.

    c. Penyiangan.

    Ketika tanaman berumur 2 minggu sudah harus dilakukan penyiangan.

    Penyiangan juga berfungsi menekan serangan hama - penyakit. tujuan penyiangan

    untuk membuang semua jenis tumbuhan pengganggu (gulma) yang hidup disekitar

    pertanaman selada dengan jalan pencabutan, dan selanjutnya penyiangan gulma

    dilakukan seminggu sekali disesuaikan dengan ada atau tidaknya gulma diareal

    pertanaman, disamping itu sekaligus dengan penggemburan tanah.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    25/57

    25

    d. Pengendalian Hama dan Penyakit.

    Untuk mengendalikan serangan populasi hama, terutama hama tanah maka

    digunakan Curater 3 G. Dengan dosis 100 g / plot. Serangan hama daun seperti

    belalang dan Ulat daun (Grayak) dikendalikan dengan cara mekanis yaitu

    dengan menangkapnya secara langsung lalu di bakar. peneliti juga menggunakan

    pengendalian secara biologis dengan memanfaatkan musuh alami seperti menanam

    bunga tahi ayam dan membuat ramuan dari lengkuas dan jahe yang dicampur

    dengan air, kemudian disemprotkan pada tanaman yang terserang hama ulat

    tersebut.

    e. Panen.

    Selada sudah dipanen ketika berumur antara 34 hari setelah tanam. Dengan

    ciri - ciri jika daun yang bagian paling bawah sudah menyentuh tanah. cara panen

    selada dengan memotong bagian tanaman diatas permukaan tanah dengan

    menggunakan pisau. Bisa juga dengan mencabut semua bagian termasuk akar.

    Setelah akar dicuci, daun - daun yang rusak dibuang.

    F. Parameter Pengamatan

    Pada penelitiaan ini parameter yang akan di amati adalah sebagai berikut :

    1. Tinggi Tanaman (cm)

    Tinggi tanaman diukur dngan menggunakan meteran. diukur dari leher akar

    sampai ujung tajuk. Di mulai dari 1 minggu setelah tanam dengan interval

    pengukuran sekali dalam seminggu.

    2. Jumlah helai daun ( helaian )

    Pengamatan jumlah helai daun dihitung pada daun yang telah membuka

    sempurna, pengamatan dilakukan hanya sekali selama penelitiaan yaitu pada waktu

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    26/57

    26

    panen. Dan hasil pengamatan terakhir dianalisis secara statistik dan disajikan dalam

    bentuk tabel.

    3. Berat segar per tanaman ( g )

    Pengamatan berat basah pada tanaman dilakukan pada akhir penelitiaan.

    Setelah tanaman bersih dan ditimbang bersama akarnya sesuai dengan perlakuaan

    masing - masing. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis secara

    statistik dan disajikan dalm bentuk tabel.

    4. Volume akar (cm)

    Akar yang telah dipisahkan dipotong dan batang tanaman dibersihkan dari

    kotoran melekat lalu dimasukkan kedalam gelas ukur yang telah berisi air dengan

    volume air awal yaitu 15 ml, penambahan volume air itulah disebut sebagai volume

    akar. Hasil pengamatan dianalisis secara statistik dan disajikan dalam bentuk tabel.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    27/57

    27

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. Tinggi Tanaman (cm)

    Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman setelah di analisis sidik ragam

    (lampiran 6a), interaksi antara perlakuan berbagai dosis pupuk organik dan NPK

    16:16:16 tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman selada. Sedangakan

    pemberian b erbagai dosis pupuk organik secara tunggal, berpengaruh nyata terhadap

    tinggi tanaman selada, demikian juga perlakuan berbagai dosis NPK 16:16:16 secara

    tunggal berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman selada. Data hasil pengamatan

    tinggi tanaman selada setelah dilakukan uji lanjut BNJ pada taraf 5 %, dapat dilihat

    pada tabel 2.

    Tabel 2. Rerata tinggi tanaman selada (cm) dengan perlakuan berbagai dosis pupuk

    organik dan NPK 16 : 16 : 16.

    Dosis NPK 16 : 16 : 16Jenis

    Pupuk organik N0

    0 g/tan

    N1

    0,83 g/tan

    N2

    1,66 g/tan

    N3

    2,49 g/tan

    Rerata

    O0

    Tanpa PemberianPupuk Organik

    21,44 27,22 24,67 28,33 25.42 c

    O1

    Pupuk Kandang

    Ayam 2 kg/m

    23,22 28,67 25,89 28,76 26.64 b

    O2

    Pupuk Kandang

    Kambing 2 kg/m

    24,00 30,00 28,33 30,56 28.22 b

    O3

    Pupuk Kandang

    Sapi 2 kg/m

    27,76 33,78 31,00 31,22 30.94 a

    Rerata 24.11 c 29.92 a 27.47 b 29.72 a

    KK = 6,76 % BNJ O / N = 2,08

    Angka angka pada baris yang dikuti huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata

    menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5 %

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    28/57

    28

    Pemberian pupuk kandang jauh lebih baik dari pada kontrol. Pada tabel 2

    terlihat bahwa perlakuan pupuk organik O3 ( Pupuk kandang kambing 20 ton/ha)

    berbeda nyata dengan perlakuan pupuk kandang O 2 (Pupuk kandang Sapi 20 ton/ha),

    O1 (Pupuk kandang Ayam 20 ton/ha) dan O0 (Tanpa Pupuk kandang 0 ton/ha.

    Selanjutnya O2 dan O1 tidak berbeda nyata, akan tetapi berbeda nyata dengan O0.

    Pupuk kandang sapi mempunyai pengaruh terbaik. Perlakuan pupuk organik

    O3 dengan dosis 20 ton/ha merupakan perlakuan yang memberikan pengaruh terbaik

    terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman yaitu 30,94 cm, diikuti dengan O2

    (28,22 cm), O1 (26,64 cm) dan yang terakhir O0 dengan tinggi tanaman 25,42 cm.

    Berdasarkan fakta ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak dosis pupuk organik

    yang diberikan, maka semakin tinggi tanaman selada. Sesuai dengan pendapat

    Soedijanto (1980), mengatakan bahwa pupuk kandang dapat menambah tersedianya

    unsur hara bagi tanaman dan sekaligus mempermudah penyerapan unsur hara dengan

    memperbaiki sifat fisis dan biologis tanah. Dengan pemberian pupuk organik seperti

    pupuk kandang dapat meningkatkan agregasi tanah sehingga sangat membantu

    perakaran tanaman dalam hal penyerapan air dan unsur hara. Hal ini tentunya

    memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan tanaman selada, salah

    satunya tinggi tanaman. Selanjutnya berdasarkan tabel 2. juga dapat diketahui bahwa

    perlakuan pemberian pupuk organik O2 dan O1 memberikan pengaruh relatif sama.

    Pada tabel 2. juga dapat dilihat bahwasanya perlakuan tanpa pemberian

    pupuk organik O0 merupakan perlakuan yang memberikan rata - rata tinggi tanaman

    yang terendah dibanding perlakuan lainnya.

    Menurut VAN DIJK (1952), kadar rata - rata unsur hara pada ternak di

    indonesia terutama pada pupuk kandang yang matang adalah tidak lebih dari : 0,3 %

    N, 0,1 % P, dan 0,3 % K. Mengenai hal ini merinci lebih lanjut sebagai berikut Sapi

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    29/57

    29

    menghasilkan kotoran segar sekitar 7,5 ton per tahun, dari padanya diperoleh pupuk

    kandang matang sekitar 5 ton, yang kandungannya terdiri atas 15 kg N/tahun, 5 kg P

    / tahun, tetapi kandungan K adalah 25 kg / tahun (Sutedjo, 2008).

    Koloid organik sebagai hasil perombakan bahan organik oleh jasad renik

    tanah berfungsi sebagai perekat yang mempersatukan partikel - partikel tanah

    menjadi butiran - butiran tanah (Sutanto, 2006). Dengan begitu kemampuan tanah

    menyimpan air akan semakin besar sejalan dengan besarnya butiran tanah. Hal ini

    tentunya menunjang pertumbuhan tanaman selada yang ditanam, karena tanah

    mampu menyerap dan menyediakan air bagi perakaran tanaman.

    Pupuk kandang kambing terdiri dari 67 % bahan padat dan 33 % baha cair,

    dengan komposisi unsur hara N 0,60 %, P2O5 30 % dan K2O 0,17 %. Kadar air

    pupuk kandang kambing lebih rendah dari kadar air pupuk kandang sapi, keadaan

    demikian meransang jasad renik melakukan perubahan aktif sehingga perubahan

    berlangsung dengan cepat. Pemakaian pupuk kambing sebaiknya diberikan satu atau

    dua minggu sebelum tanam (Soetejo, 1987).

    Nitrogen berada dalam pupuk yang sudah dicernakan dalam bentuk

    protein, persenyawaan amonium dan amoniak. Sebagian langsung tersedia untuk

    diserap tanaman, sisanya tersedia berangsur-angsur sebagai akibat proses penguraian

    mikrobiologis dari protein. Reaksi kerja Nitrogen di dalam pupuk kandang tidak

    sama dengan reaksi kerja Nitrogen pada pupuk buatan. Perbandingan antara

    keduanya ditunjukkan dengan faktor kerja (working coefficient) dari Nitrogen pupuk

    kandang terhadap nitrogen pupuk buatan. Hal ini juga disebut sebagai nilai pupuk

    buatan dari Nitrogen pupuk kandang, dan biasanya dinyatakan dalam persentase.

    Menurut Rinsema (1986), faktor kerja Nitrogen di dalam pupuk kandang padat

    berkisar antara 20 - 40 persen. Berdasarkan hal tersebut, maka konversi kandungan

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    30/57

    30

    Nitrogen pupuk kandang ke dalam pupuk buatan harus mengacu pada faktor

    kerja tersebut. Phosfat dan kalium didalam pupuk kandang padat, nilainya sama deng

    an Phosfat dan kalium yang dikandung oleh pupuk buatan. Oleh karena itu penguran

    gan berdasarkan faktor kerja tidak dilakukan, (Suharyanto, ejournal.unud.ac.id).

    Pada tabel 2 terlihat bahwa pemberian pupuk NPK 16:16:16 pada perlakuan

    N1 memberikan pengaruh terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu

    29.92 cm. Perlakuan N1 ini tidak berbeda nyata dengan N3, akan tetapi kedua

    perlakuan ini berbeda nyata terhadap perlakuan N0 dan N2. Sedangkan perlakuan N0

    merupakan perlakuan yang memberikan hasil yang terendah dibandingkan perlakuan

    lainnya yaitu tinggi tanaman 24, 11 cm.

    Berbeda nyatanya perlakuan pupuk NPK dengan perlakuan tanpa pemberian

    pupuk NPK hal ini disebabkan tanaman dapat menyerap unsur N lebih cepat, sebab

    unsur N yang terdapat pada pupuk NPK lebih tersedia bila dibandingkan dengan

    pupuk yang mengandung N lainnya, sehingga kebutuhan akan unsur hara terpenuhi

    sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tinggi tanaman yang dihasilkan,

    disamping itu nitrogen yang diberikan juga sesuai dengan keperluan pertumbuhan

    tinggi tanaman selada. Hal ini sesuai dengan pandapat Setyamidjaja (1986) dalam

    Irvayanti (1998) yang menyatakan bahwa penambahan unsur N dapat merangsang

    tinggi tanaman.

    Lingga (2002) menyatakan bahwa unsur N berperan penting dalam

    pertumbuhan vegetatif tanaman. Sedangkan Pada perlakukan N0 pertumbuhan tinggi

    tanaman lebih rendah, ini dikarenakan nitrogen yang di dalam tanah masih relatif

    sedikit. Sehingga tidak dapat memnghasilkan tinggi tanaman yang optimal.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    31/57

    31

    2. Jumlah Helai Daun (helai)

    Setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 6b), interaksi antara

    perlakuan berbagai dosis pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16 tidak berpengaruh

    nyata terhadap jumlah daun selada. Berbagai dosis pupuk organik secara tunggal,

    berpengaruh nyata terhadap jumlah daun selada. Perlakuan berbagai dosis NPK 16 :

    16 : 16 secara tunggal berpengaruh nyata terhadap jumlah daun selada. Untuk lebih

    jelasnya mengenai hasil pengamatan jumlah daun selada setelah dilakukan uji lanjut

    BNJ pada taraf 5 %, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 3. Rerata jumlah daun selada (cm) dengan perlakuan perlakuan berbagai dosis

    pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16.Dosis NPK 16 : 16 : 16

    Jenis

    Pupuk organikN0

    0 g/tan

    N1

    0,83 g/tan

    N2

    1,66 g/tan

    N3

    2,49 g/tan

    Rerata

    O0

    Tanpa Pemberian

    Pupuk Organik5.67 6.33 6.00 7.33 6.33 d

    O1Pupuk Kandang

    Ayam 2 kg/m6.00 7.33 8.00 9.33 7.67 c

    O2

    Pupuk KandangKambing 2 kg/m 7.00 8.33 9.00 11.00 8.83 b

    O3Pupuk Kandang

    Sapi 2 kg/m

    9.00 10.67 11.67 13,00 11.17 a

    Rerata 7.00 c 8.17 b 8.67 b 10.17 a

    KK = 10,19 % BNJ O / N = 0,96Angka angka pada baris yang dikuti huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata

    menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5 %.

    Pada tabel 3 diketahui bahwa keempat perlakuan saling berbeda nyata satu

    dengan yang lainnya. Pemberian pupuk organik pada perlakuan O3 memberikan

    pengaruh terbaik yaitu rata-rata 11.17 helai daun, diikuti O2 (8.83), O1 (7.67), dan

    yang terakhir adalah O0 dengan rerata 6.33 helai daun.

    Tingginya rerata jumlah daun yang ditunjukan pada perlakuan O3

    dibandingkan dengan berlakuan O0, O1, dan O2 hal ini disebabkan jumlah bahan

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    32/57

    32

    organik yang berasal dari pupuk kandang sapi sangat mempengaruhi pertumbuhan

    populasi mikroorganisme tanah, dimana semakin banyak bahan - bahan organik yang

    diberikan maka jumlah populasi organisme juga akan semakin bertambah.

    Mikrorganisme dalam tanah berperan dalam merombak bahan - bahan organik

    menjadi materi - materi yang lebih halus dan membentuk struktur tanah yang kaya

    akan bahan organik, sehingga kebutuhan nutrisi tanaman terpenuhi.

    Ardianto (1983) dalam Waseno (1999), megemukakan bahwa banyaknya

    bahan organik yang dimasukan ke dalam tanah mempengaruhi populasi

    mikroganisme, semakin banyak pemberian bahan organik maka populasi

    mikroorganisme makin tinggi. Dengan kehadiran mikroorganisme yang

    menguntungkan di dalam tanah maka ekosistem di dalam tanah akan lebih hidup

    yang berarti akan memberikan medium yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman,

    salah satunya luas daun. Suroto (1985), juga menyatakan bahan organik mekmpunyai

    daya untuk mengubah semua faktor - faktor dan kesuburan tanah, memperbaiki

    struktur tanah, dan mendorong kehidupan jasad renik

    Kemudian pada tabel 3 juga dapat diketahui bahwa pemberian pupuk NPK

    16:16:16 pada perlakuan N3 menunjukan hasil yang tidak berbeda nyatanya. Kedua

    perlakuan ini berbeda nyata dengan perlakuan N0, N1 dan N2. Selanjutnya diketahui

    juga, perlakuan yang memberikan rerata jumlah daun yang terbaik adalah pada

    perlakuan N3 dengan jumlah daun 10.17 helai daun. Sedangkan yang memberikan

    rerata jumlah daun terendah adalah pada peralkuan N0 dengan rerata jumlah helai

    daun 7.00.

    Berbeda nyatanya perlakuan N3 terhadap perlakuan N0, N1 dan N2, hal ini

    disebabkan oleh unsur hara yang tersedia pada perlakuan tanaman yang diberi

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    33/57

    33

    perlakuan N3 tersebut sudah dalam keadaan yang seimbang dan sesuai dengan

    kebutuhan yang diperlukan oleh tanaman selada untuk pertumbuhan jumlah daun.

    Menurut Sudjiati (1989), bahwa untuk mendapatkan pertumbuhan dan

    produksi yang baik tanaman harus diimbangi dengan pemupukan karena tanaman

    kekurangan unsur hara tidak dapat melakukan fungsi fisilogisnya dengan baik. Sama

    halnya menurut pendapat effendi (1979) bahwa unsur hara yang dibutuhkan oleh

    tanaman jika tersedia dalam jumlah yang cukup, memungkinkan tanaman untuk

    tumbuh dan berproduksi semaksimal mungkin.

    Lingga (2002) menyatakan bahwa perananunsur hara nitrogen yang terdapat

    di dalam pupuk NPK, berfungsi merangsang tanaman secara keseluruhan, khususnya

    batang, cabang, daun dan juga buah untuk tanaman yang sudah menghasilkan.

    Nitrogen juga berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna sekali

    dalam hal fotosintesis, apabila fotosintesis berjalan dengan sempurn, maka

    pertumbuhan pada tanaman juga akan jadi lebih baik.

    Sedangkan unsur fosfor dimanfaatkan oleh tanaman dalam pembentukan akar

    sebagai bahan baku pembentukan protein tetentu, pembentukan asimilat, pernafasasn

    tanaman, sekaligus juga membantu proses pembungaan pada tanaman dan juga

    pemasakan biji. Lain halnya dengan unsur kalium yang berperan sebagai

    metabolisme karbohidrat, sintesa protein, dan memacu kegiatan unsur mineral.

    Unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang ini tidak akan merusak tanah

    seperti pupuk buatan pabrik (pupuk anorganik). Pupuk kandang mempunyai

    pengaruh yang cukup lama karena tersedianya unsur hara dalam pupuk kandang yang

    diserap tanaman setelah melalui proses perombakan. Oleh karena itu tanah yang

    diberi pupuk kandang dalam waktu yang relatif lama masih mamapu memberikan

    reaksi yang baik.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    34/57

    34

    Berdarkan proses penguraiannya pupuk kandang digolongkan kedalam dua

    golongan, yaitu pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang

    yang mengurainya oleh mikroorganisme berlangsung cepat, sehingga pada tumpukan

    pupuk yang disimpan terbentuk panas. Yang termasuk ke dalam pupuk panas adalah,

    pupuk kandang ayam, kambing dan kuda. Sedangkan pupuk dingin adalah pupuk

    kandang yang pengurainya oleh mikroorganisme berlangsung secara perlahan-lahan,

    sehingga pada tumpukan pupuk yang dimatangkan tidak timbul panas. Yang

    termasuk pupuk dingin ini adalah pupuk kandang sapi dan kerbau (Syarief, 1986).

    Lingga (1986), mengungkapkan bahwa dalam pemberian pupuk kandang

    tersebut dapat diperhatikan apakah pupuk kandang sudah matang apa belum. Pupuk

    kandang yang sudah matang dicirikan oleh bentuk, warna, dan baunya yang sudah

    berubah dari bentuk aslinya dan bila diremas sudah remah.

    Pemberian NPK 16:16:16 mampu meningkatkan luas daun tanaman selada

    hal ini dikarenakan unsur nitrogen yang terkandung dalam pupuk NPK berperan

    sebagai akativator enzim, reaksi fotosintesis dan respirasi, yang mana kegiatan ini

    mengarah pada pertambahan luas daun tanaman selada.

    Bahan organik dengan nisbah C/N rasio tinggi akan lambat terlapuk. Agar

    bahan organik ini dapat cepat terlapuk maka perlu usaha penambatan nitorgen yaitu

    dengan memberikan bahan organik yang cepta terlapuk dan hal ini juga dibantu

    dengan memberikan sejumlah pupuk nitorgen buatan (Sutedjo dkk, 2002).

    Pupuk kandang dalam penggunaannya terjadi pengaruh agak lambat

    kelemahan ini diakibatkan oleh,masih mengandung biji tanaman pengganggu. Biji-

    bijian yang termakan ternak tidak akan tercerna sehingga dapat tumbuh dan

    mengganggu tanaman. Pupuk kandang sering menjadi faktor pembawa hama

    penyakit karena mengandung larva atau telur sehingga tanamn dapat diserang,

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    35/57

    35

    kandungan unsur hara relatif rendah dibandingkan pupuk an organik sehingga

    penggunaan dosisnya lebih tinggi. Respon tanaman terhadap pupuk organik lebih

    lambat dibanding pupuk an organik (Musnamar, 2003).

    3. Berat Segar Pertanaman ( g )

    Setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 6c), interaksi antara

    perlakuan berbagai dosis pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16 tidak berpengaruh

    nyata terhadap berat tanaman selada. Berbagai dosis pupuk organik secara tunggal,

    berpengaruh nyata terhadap berat tanaman selada. Begitu juga perlakuan berbagai

    dosis NPK 16 : 16 : 16 secara tunggal berpengaruh nyata terhadap berat tanaman

    selada. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil pengamatan berat tanaman selada

    setelah dilakukan uji lanjut BNJ pada taraf 5 %, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 4. Rerata berat tanaman selada (cm) dengan perlakuan perlakuan berbagai

    dosis pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16.

    Dosis NPK 16 : 16 : 16Jenis

    Pupuk organikN0

    0 g/tanN1

    0,83 g/tanN2

    1,66 g/tanN3

    2,49 g/tan

    Rerata

    O0

    Tanpa Pemberian

    Pupuk Organik

    73.83 87.33 79.50 86.37 81.76 d

    O1

    Pupuk KandangAyam 2 kg/m

    101.03 109.43 104.83 106.40 105.42 c

    O2

    Pupuk Kandang

    Kambing 2 kg/m

    110.37 125.60 115.63 120.50 118.03 b

    O3

    Pupuk Kandang

    Sapi 2 kg/m128.80 149.90 128.30 140.97 136.99 a

    Rerata 103.51 c 118.07 a 107.07 b 113.56 b

    KK = 4,55 % BNJ O / N = 5,58Angka angka pada baris yang dikuti huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata

    menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5 %

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    36/57

    36

    Selanjutnya di tabel 4. dapat diketahui bahwa perlakuan berbagai dosis

    pupuk organik, antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya saling berbeda nyata.

    Perlakuan O0 berbeda nyata dengan perlakuan O1, O2, dan O3. Kemudian perlakuan

    pupuk organik yang memberikan pengaruh terbaik adalah pada perlakuan O3, yaitu

    menghasilkan rata-rata 136,99 g berat tanaman selada. Sedangkan perlakuan yang

    memberikan rata-rata terendah adalah pada perlakuan O0 dengan rata-rata berat

    tanaman 81,76 g.

    Kemampuan pupuk kandang dalam membantu meningkatkan berat tanaman

    pada tanaman selada disebabkan pupuk kandang ini sangat berperan didalam proses

    pertumbuhan tanaman khususnya menjaga fungsi tanah, membrikan nutirisi bagi

    tanaman yang cukup, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan proses tukar kation

    selain menambah unsur hara makro dan mikro di dalam tanah. Pupuk kandang ini

    terbukti sangat baik dalam memperbaiki struktur tanah pertanian.

    Jumin (1986), menyatakan keuntungan pemakaian pupuk kandnag

    antaralain dapat memperbaiki kesuburan tanah karena mengandung unsur N, P, K,

    Mg, dan Cl. Kemudian meningkatkan kesuburan biologis, dalam pelapukannya

    sering megeluarkan hormon yang merangsang pertumbuhan tanaman seperti auksin

    dan gibrelin, jadi dengan terbentukmya hormon ini akan merangsang pertumbuhan

    tunas-tunas baru dalam hal ini pada laju pertumbuhan relatif.

    Pemupukan merupakan salah satu cara untuk dapat meningkatkan hasil

    tanaman, terhadap pemberian pupuk akan meningkat bila waktu, jenis serta cara tepat

    dalam penggunaannya. Dengan pemberian pupuk organik menaikan kondisi didalam

    tanah dimana bahan organik menjadi makan utama bagi organisme didalam tanah

    seperti cacing, semut dan mikroorganisme tanah yang dapat menjaga kesuburan

    tanah (Agromedia 2007).

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    37/57

    37

    Kemudian pada tabel 4. juga dapat diketahui pada perlakuan pemberian

    pupuk NPK 16:16:16 secara tunggal, perlakuan N1 dan N3 tidak berbeda nyata,

    namun kedua perlakuan ini berbeda nyata dengan pelakuan N0 dan N2. Sedangkan

    antara perlakuan N0 dan N2 saling tidak berdeda nyata. Selanjutnya dapat diketahui

    juga perlakuan yang memberikan pengaruh terbaik adalah perlakuan N1 dengan

    berat 118,07 g, dan yang memberikan pengaruh terendah adalag perlakuan N0

    dengan berat 103,51 g.

    Pengaruh yang diberikan pupuk NPK 16:16:16 pada berat tanaman

    dikarenakan kandungan unsur N, P dan K yang terkandung. Unsur nitrogen berperan

    dalam perkembangbiakan mikroorganisme dan pelapukan bahan organik. Unsur

    fosfor berperan memperkuat pertumbuhan tanaman serta meningkatkan produksi

    biji-bijian. Kemudian unsur kalium berperan dalam memperkokoh tubuh tanamandan

    mempercepat pembentukan karbohidrat dalam tanaman (Lingga, 2002).

    Selanjutnya Unsur kalium yang terkandung didalam pupuk NPK juga

    berperan dalam merangsang pertumbuhan awal, pembentukan bunga, buah, dan biji,

    bahakan mampu mempercepat pemasakan buah dan umur panen (Novizan, 2005).

    Unsur K berperan dalam pembentukan, pemecahan dan translokasi pati, sintesa

    protein, aktivator enzim, dan peningkatan pertumbuhan jaringan tanaman (Nyakpa

    dkk, 1998).

    4. Volume Akar (cm3)

    Setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 6d), interaksi antara

    perlakuan berbagai dosis pupuk organik dan NPK 16:16:16 tidak berpengaruh nyata

    terhadap volume akar tanaman selada. Berbagai dosis pupuk organik secara tunggal,

    berpengaruh nyata terhadap volume akar tanaman selada. Perlakuan berbagai dosis

    NPK 16:16:16 secara tunggal berpengaruh nyata terhadap volume akar tanaman

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    38/57

    38

    selada. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil pengamatan volume akar tanaman selada

    setelah dilakukan uji lanjut BNJ pada taraf 5 %, dapat dilihat pada tabel berikut ini

    Tabel 5. Rerata volume akar tanaman selada dengan perlakuan perlakuan berbagai

    dosis pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16. (cm3

    )Dosis NPK 16 : 16 : 16

    Jenis

    Pupuk organikN0

    0 g/tan

    N1

    0,83 g/tan

    N2

    1,66 g/tan

    N3

    2,49 g/tan

    Rerata

    O0

    Tanpa Pemberian

    Pupuk Organik

    2.06 2.78 2.33 2.34 2.38 c

    O1

    Pupuk Kandang

    Ayam 2 kg/m

    2.56 3.39 2.94 3.23 3.03 b

    O2

    Pupuk Kandang

    Kambing 2 kg/m3.44 4.32 3.56 4.11 3.86 b

    O3

    Pupuk Kandang

    Sapi 2 kg/m

    3.89 5.83 4.28 5,00 4.75 a

    Rerata 2.99 c 4.08 a 3.28 b 3.67 b

    KK = 16,61 % BNJ O / N = 0,65Angka - angka pada baris yang dikuti huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata menurut

    uji lanjut BNJ pada taraf 5 %.

    Pada tabel 5. diketahui bahwa pada perlakunan pemberian berbagai dosis

    pupuk organik secara tunggal didapatkan hasil bahwa perlakuan O3 berbeda nyata

    dengan O2, O1, dan O0. Selanjutnya perlakuan O2 berbeda nyata dengan perlakuan

    O1 dan O0. Sedangkan perlakuan O1 dan O0 tidak berbeda nyata. Perlakuan O3

    merupakan perlakuan yang terbaik diantara 3 perlakuan lainnya dengan rata-rata

    volume akar adalah 4,75 m.

    Ardianto (1983), mengemukakan bahwa banyaknya bahan organik yang

    dimasukan kedalam tanah mempengaruhi populasi mikroorganisme, makin banyak

    pemberian bahan organik maka populasi mikroorganisme makin tinggi. Dengan

    kehadiran mikroorganisme yang menguntungkan di dalam tanah akan lebih hidup

    yang berarti akan memberikan medium bagi tanaman yang lebih baik. Soeroto

    (1985) menyatakan bahwa organik mempunyai daya untuk mengubah semua faktor-

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    39/57

    39

    faktor kesuburan tanah dalam arti menambah zat makanan, mempertinggi humus,

    memperbaiki struktur tanah, dan mendorong kehidupan jasad renik.

    Selanjutnya Efendi (1976), mengatakan bahwa pemberian pupuk kandang

    terhadap tanah sangat besar pengaruhnya terhadap sifat fisik, biologis dan kimia

    tanah. Secara kimia pupuk kandang berperan sebagai sumber N, P, dan K yang mana

    unsur ini sangat dominan dibutuhkan oleh tanaman sebagai unsur hara esensial,

    kandungan N yang cukup dapat merangsang pertumbuhan vegetatif termasuk daun

    sehingga daun tanaman terlihat lebih hijau yang pada saatnya akan dapat

    mengaktifkan proses fotosintesis yang merupakan sebagai bahan penyusun protein

    dan klorofil. Menurut Thompson dan Kelly dalam Subhan 1989, mengatakan bahwa

    pemberian pupuk organik akan memeberikan tambahan unsur hara terutama nitrogen

    yang dapat meningkatkan pertumbuhan vegetativ tanaman.

    Kemudian pada tabel 5 juga dapat diketahui bahwa pada pemberian

    perlakuan NPK 16:16:16 secara tunggal perlakuan N1 dan N3 tidak berbeda nyata,

    akan tetapi kedua perlakuan ini berbeda nyata dengan perlakuan N0 dan N2.

    Selanjutnya perlakuan N0 dan N2 menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata.

    Perlakuan yang memberikan volume terbaik adalah perlakuan N1 dengan volume

    akar 4,08 ml, sedangkan yang menunjukan volume akar yang terendah adalah

    perlakuan N0 dengan volume akar 2,99 ml.

    Terbaiknya volume akar yang ditunjukan oleh perlakuan N1 hal ini

    disebabkan karena dosis NPK pada perlakuan N1 ini sudah memcukupi kebutuhan

    hara tanaman selada. Lingga (2002) menyatakan bahwa perananunsur hara nitrogen

    yang terdapat di dalam pupuk NPK, berfungsi merangsang tanaman secara

    keseluruhan, khususnya batang, cabang, daun dan juga buah untuk tanaman yang

    sudah menghasilkan. Nitrogen juga berperan penting dalam pembentukan hijau daun

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    40/57

    40

    yang berguna sekali dalam hal fotosintesis, apabila fotosintesis berjalan dengan

    sempurn, maka pertumbuhan pada tanaman akan jadi lebih baik.

    Selanjutnya Unsur kalium yang terkandung didalam pupuk NPK juga

    berperan dalam merangsang pertumbuhan awal, pembentukan bunga, buah, dan biji,

    bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan umur panen (Novizan, 2005).

    Unsur K berperan dalam pembentukan, pemecahan dan translokasi pati, sintesa

    protein, aktivator enzim, dan peningkatan pertumbuhan jaringan tanaman (Nyakpa

    dkk, 1998).

    Sedangkan unsur fosfor dimanfaatkan oleh tanaman dalam pembentukan akar

    sebagai bahan baku pembentukan protein tertentu, pembentukan asimilat,

    pernafasasn tanaman, sekaligus juga membantu proses pembungaan pada tanaman

    dan juga pemasakan biji. Lain halnya dengan unsur kalium yang berperan sebagai

    metabolisme karbohidrat, sintesa protein, dan memacu kegiatan unsur mineral.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    41/57

    41

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil dari penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan

    sebagai berikut :

    1. Interaksi antara perlakuan pemberian berbagai pupuk organik dan pupuk

    NPK 16:16:16 pada penelitian ini tidak berpengaruh terhadap semua

    parameter yang diamati.

    2. Perlakuan berbagai jenis pupuk organik secara tunggal berpengaruh

    terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, berat tanaman, dan

    volume akar. Perlakuan O3, yaitu pemberian pupuk kandang sapi dengan

    dosis 2 kg/m2berpengaruh nyata.

    3. Perlakuan pemberian berbagai dosis NPK 16:16:16 pada tanaman selada

    pada penelitian ini menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata terhadap

    parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan volume akar.

    Perlakuan pemberian NPK16:16:16 yang N1dengan dosis 0,83 g/tanaman

    menunjukan hasil yang terbaik pada penelitian ini.

    B. Saran

    Sesuai dengan hasil yang diperoleh setelah pelaksanan penelitian pengaruh

    pemberian pupuk organik dan pupuk NPK 16:16:16 terhadap pertumuhan dan

    produksi tanaman selada (Lactuca SativaL), maka disarankan :

    1. Dalam kegiatan budidaya tanaman sayuran seperti selada dapat dicoba

    mengaplikasikan penggunaan pupuk organik berupa pupuk kandang sapi

    dengan dosis 2 kg/m2

    dan dapat juga ditambahkan pemggunaan pupuk

    NPK 16:16:16 dengan dosis 0,83 g/tanaman.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    42/57

    42

    2. Agar dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut terhadap tanaman

    selada dengan penggunaan jenis pupuk organik lainnya seperti kompos,

    bokasi atau kascing yang dapat juga dikombinasikan deangan pemberian

    pupuk anorganik lain selain NPK dengan metode tertentu, dengan

    harapan dapat ditemukan kombinasi yang sesuai untuk peningkatan

    produksi tanaman selada.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    43/57

    43

    RINGKASAN

    Tanaman Selada (Lactuca sativa L) merupakan tanaman semusim. selada

    banyak digemari penduduk Indonesia. Karena selada memiliki penampilan yang

    menarik. Daun selada yang agak kriting ini sering dijadikan penghias

    hidangan. Setiap 100 g berat basah selada mengandung 1,2 g protein, 0,2 g lemak,

    22,0 mg Ca, 25,0 mg P, 0,5 mg Fe, 162 mg vitamin A, 0,04 mg vitamin B, 8,0 mg

    vitamin C.Di lihat dari permintaan pasar dalam dan luar negeri terhadap tanaman

    selada, maka komoditas ini mempunyai prospek cerah untuk di kembangkan.

    Pengembangan usaha pertanaman selada di daerah Riau dihadapkan pada

    masalah sumberdaya alam yang dominan tanah PMK yang merupakan tanah

    bermasalah sehingga belum banyak diusahakan sebagai lahan pertanian.

    Usaha mengatasi permasalahan tersebut salah satunya adalah dengan penggunaan

    pupuk organik berupa pupuk kandang. Pupuk kandang merupakan bahan pembenah

    tanah yang paling baik dan alami pada bahan pembenahan buatan. Sebagai bahan

    pembenah tanah, pupuk kandang mencegah terjadinya erosi, retakan tanah,

    penetapan pupuk kandang dalam tanah dilakukan seperti : pupuk kimia, karena itu

    pupuk kandang dapat memasok sebagian hara yang di kandung pupuk-kimia sintetik.

    Untuk lebih melengkapi unsur hara yang diperlukan oleh tanaman agar dapat

    tumbuh lebih baik perlu di tambahkan pupuk lainya seperti NPK 16 : 16 : 16.

    Dengan diberikan Pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16 akan memacu pertumbuhan

    selada. Pupuk sebagai unsur hara tanaman merupakan salah satu faktor penting

    dalam meningkatkan produksi pertanian.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    44/57

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    45/57

    45

    pada tanaman selada pada penelitian ini menunjukan hasil yang berpengaruh nyata

    terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, berat tanaman, dan volume akar.

    Perlakuan pemberian pupuk organik yang menunjukan hasil yang terbaik

    pada penelitian ini adalah perlakuan O3, yaitu pemberian pupuk kandang sapi

    dengan dosis 2 kg/m2. Dan perlakuan pemberian NPK 16:16:16 yang N1 dengan

    dosis 0,83 g/tanaman menunjukan hasil yang terbaik.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    46/57

    46

    DAFTAR PUSTAKA

    Andoko, A. 2004. Budidaya Tanaman Secara Organik. Penerbar Swadaya. Jakarta.

    Anonim. 1992. pupuk NPK. PT. Maroke Tetap Jaya. Indonesia.

    ------------1996. Pupuk Kandang Ayam Banyak Mengandung Unsur Hara BagiTanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.

    Ardianto. 1983. Biologi Pertanian. Penerbit Alumni Bandung.

    Ariman. 1998. Petanian. Angkasa. Bandung.

    Djojosuwito dan Soedijono. 2000. Azolla. Pertanian Organik Dan Multiguna

    Yongyakarta: Penerbit Kanisius.

    ----------------. 2000. Azolla. Proses Pembuatan Kompos. Jakarta: PT. Smart.

    Effendi. 1979. Pupuk dan Cara Pemupukan. Balai Penelitian Tanaman Pangan

    Bogor.

    Fuadi, I. 1994. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Antagonis Gicodium

    Virns Miller Dan Foster Dengan Rhizoctonia Solani Kuhn DalamPengendalian Rebah Kecambah. Skripsi S1 Fakultas Pertanian

    Universitas Andalas. Padang.

    Haryanto. E. Suhartini,T. Rahayu E. dan Sunarjono, H. 2003. Selada Dan SawiOrganik. Penebar swadaya. Jakarta.

    ---------------- 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya, Jakarta.

    Harjadi, S.S. 1986. Pengantar Agronomi. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta.

    Hidayat, A.M. dan Ismunadji. 1978. Pengaruh Pemupukan Nitrogen Melalui Tanah

    Dan Daun Terhadap Serapan Unsur Hara Dan Produksi Kedele, seri

    Fisiologi Vol.IX (9). LP3.Bogor.

    Jumin, H.B. 1988. Dasar-Dasar Agronomi. Penerbit CV. Rajawali. Jakarta

    Lingga, P. dan Marsono. 1986. Petunjuk Menggunakan Pupuk. Penebar Swadaya.Jakarta.

    --------------- 2002. Petunjuk Menggunakan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta

    Marsono dan Sigit, P. 2000. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya.Jakarta

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    47/57

    47

    Maizar. 2006. Pengaruh Pupuk Growmore dan 2,4D Terhadap pertumbuhan Anggrek

    Dendrobium, Jurnal dinamika Pertanian, April 2006 Vol.XXI(1),Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Hal. 8 s/d13.

    Masganti. 2000. Pengaruh Kapur Dosis Rendah Dalam Budidaya TABELA Pada

    Lahan Gambut. J. Agrivitro Vol. 1(2) 60 62. Universitas Brawijaya.Malang.

    Munir, F. 2008. Pemberian Kascing Dan Gandasil D Pada Biacai (Brassica

    chinnencis) Proposal Jurusan Budidaya Pertanian. Universitas islam

    Riau. Tidak di terbitkan.

    Muslihat, L. 2003. Teknik Percobaan Takaran Pupuk Kandang Pada Pembibitan

    Abaca (Musa textilis Nee). Buletin Teknik Pertanian Vol. VIII. No. 1 :

    37 -39.

    Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik. Seri Agri Wawasan, Penebar Swadaya. Bogor.

    Nasrul dan Maryani. 2005. Ejournal. Manfaat Pupuk Kandang Ayam. Kompas,

    www. Kompas.com .

    Nazaruddin. 1994 Budidaya dan Pengaturan Panen Sayur Dataran Rendah. PenebarSwadaya. Jakarta.

    Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka Jakarta.

    Pracaya. 2001. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polibag, Penebar

    Swadaya. Salatiga.

    Prihmantoro, H. 1996. Memupuk Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Bekasi.

    Prihartini, dan Tini. 2001. Quality Control Pupuk Organik, Seminar Berkala

    Permit (Bogor, Balitro).

    Rachman. 2002. Pemupukan Bertujuan Meningkatkan Kesuburan Dan Biologis

    Tanah. Jakarta.

    ---------------- 2002. Pertanian Organik, Penerbit Swadaya. Jakarta.

    Rukmana, R. 1994. Bertanam Selada dan Andewi, PT Kanisius, Jakarta.

    Rinsema, W.T. 1989. Pupuk Dan Cara Pemupukan Brahtama Karya Aksara. Jakarta

    ----------------- 1999. Pupuk Dan Cara Pemupukan Brahtama Karya Aksara. Jakarta

    Setiawan, A.I. 2007. Memanfaatkan Kotoran Ternak (Solusi Masalah Lingkungandan Pemanfaatan Energi Alaternatif. Seri Agritecno. Penebar Swadaya.

    Jakarta.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    48/57

    48

    Setyamadjaja, D. 1986. Pupuk Dan Pemupukan. CV. Siplex. Jakarta Sunarjono. H.

    2003, Bertanam 30 Jenis Sayur, Seri Agri Bisnis. Penebar Swadaya.Bogor.

    Simanjuntak, D.U. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Soil Treatmen (OST)

    dan Pupuk Semangka.(Citrulus vulgarisL).

    Soedijanto. 1980. Pupuk Kandang, Pupuk Hijau, dan Pupuk Kompos. CV. Restu.Jakarta.

    Soeroto. 1985. Ilmu Pemupukan. CV. Yasaguna. Jakarta.

    Syarief. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana Bandung

    Subhan. 1989. Uji Banding Pemakaian Kompos Jagung, Kompos Jerami, Dan Pupuk

    Kandang Domba Terhadap Hasil Kubis (Brassica oleracea Var.

    Capitata. L). Balai Penelitian Hortikultura Lembang. Bandung. Buletin

    Penelitian Hortikultura Vol. XVII. No 4 : 80 90.

    Sudiarto dan Gusmaini. 2004. Pemanfaatan bahan organik in situ untuk efisiensi

    budidaya jahe yang berkelanjutan. Vol. 23(2). 37-45.

    Sutedjo, M.M. dan Kartasapoetra, A.G. 2002. Pengantar Imu Tanah Terbentuknya

    Tanah dan Tanah Pertanian. Rineka Cipta Jakarta.

    ---------------- 1987. Pupuk Dan Cara Pemupukan .Bharata karya Aksana. Jakarta.

    Sutejo, H dan Masriah. 2007. Pengaruh Pupuk Kandang Ayam dan Plant Catalyst2006 Terhadap pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Varietas

    Bisi 2. Jurnal Dinamika Pertanian Vol. 22 (2) : 95 100.

    Suharyanto, ejournal.unud.ac.id. Pupuk Kandang Hasil Kotoran Ternak. pdf

    www. Google.com.

    Suhartini, T. Haryanto, E. dan Rahayu, E. 1994. Sawi dan Selada Penebar Swadaya,Jakarta.

    Sutanto, R. 2006. Pertanian Organik. Kanisius. Yongyakarta.

    Sunaryono, 1998. Kunci Bercocok Tanam Sayur-sayuran Penting. Mulia, Jember.

    Sunarjono, H. 2003. Beratanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya, Bogor.

    SPP-SPMA. 2004. Jurnal Tanah Dan Pemupukan. Vol. XI Paket Satuan

    Keterampilan. Padang Mangantas. Hal 53 - 60.

    Widarni, R. 2006. Pengaruh Pemberian NPK dan Pupuk ABG Terhadap

    Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Panjang. Skripsi Jurusan BudidayaPertanian Universitas Islam Riau. Tidak Diterbitkan.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    49/57

    49

    Yayah, K. 1997. Pengaruh Berbagai Dosis OST Dan Mamigro Terhadap

    Pertumbuhan Dan Produksi Selada (Lactuca sativa) Secara Vertikultur.Skipsi Jurusan Budidaya Pertanian. Universitas islam Riau. Tidak di

    terbitkan.

    Yunizar. 2002. Peluang Dan Kendala Penerapan Pertanian Organik Di ProvinsiRiau.Disampaikan Pada Seminar Pertanian Organik Di Fakultas Pertanian,

    Universitas Riau. 16 September 2000. Pekanbaru.

    Zaid, A. 1994. Manfaat Ekonomis Dan Ekologi Daur Ulang Limbah Kotoran

    Ternak Sapi. Studi Kasus di PT. Pola Nusa Duta, Ciamis. Fakultas

    Kedokteran Hewan Institute Pertanian Bogor, Bogor.

    Zulkifli. 2001. Respon Tinggi dan Besar Diameter Bonggol Bibit Kelapa Sawit

    (Elaeis guieneensis.Jack) Terhadap Dosis dan Dess. Jurnal Dinamika

    Pertanian Vol.16 (2) : 64-70.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    50/57

    50

    Lampiran 1. pH dan Analisis Aldd

    a) pH Tanah

    Sampel

    A = 5,25

    B = 5,21

    C = 4,70

    Al dd

    Sampel

    A B C

    Na oH = 0,2 NaoH = 0,4 NaoH = 0,2

    HCL 0,1 N = 1 Tetes HCL 0,1 N = 0,2 HCL 0,1 N = 0,1

    b) me Aldd/100 g = (me HCL x NHCL) x 40

    = (0,2 x 0,1) x 40

    = 0,02 x 40

    = 0,8 me / 100 g

    c). Untuk dijadikan pH 6

    Kebutuhan kapur (ton/ ha) = 2,1 x Al dd atau sama dengan 2,1 ton CaCo3/ha

    tiap ml Aldd/100 g = 2,1 x 0,8 Al dd = 1,68 ton/ ha

    Kebutuhan ha untuk permeter = 1,680.000 g

    10.000 m2

    = 168 g/m

    2

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    51/57

    51

    Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Selama Penelitian

    FEBRUARI MARET APRILNO KETERANGAN

    KEGIATANPENELITIAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

    1 Penyemaian Benih X X

    2 Persiapan Tempat X X

    3 Pengapuran Dolomit X

    4 Seleksi Bibit X

    5 Penanaman X

    6 Pemeliharaan X X X

    7 PemberianPelakuan :

    8 Organik X

    9 NPK 16 : 16 : 16 X

    10 Pengamatan X X X X X

    11 Panen X

    12 Pembuatan Laporan X X

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    52/57

    52

    Lampiran 3. Deskripsi Tanaman Selada *)

    Asal : PT. BISI INTERNATIONAL

    Golongan varietas : CHIA TAI SEED

    Warna : Hijau kekuning-kuningan

    Bentuk daun : Daun bergelombang

    Dapat di tanam : Dataran rendah dan tinggi

    Tekstur Daun : Renyah

    Tahan terhadap penyakit : Busuk Lunak

    Benih murni minimal : 98%

    Daya kecambah minimal : 90%

    Umur panen : 40 hari setelah tanam

    Kebutuhan Benih : 160-200g/ha

    Jarak Tanam : 40 x30 cm

    Pengusul : PT. TANINDO SUBUR PRIMA

    Peneliti : Tina Suhartini, Estu Rahayu, Drs.H.Hendro S

    *)Keterangan : Eko Haryanto Bulan Oktober Tahun 2003 Sawi &

    Selada Merek Kemasan Chai Tai Seed, Cap Kapal

    Terbang, Benih Selada Lettuce.PT. Tanindo Subur

    Prima.Surabaya. Jawa timur.

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    53/57

    53

    Lampiran 4. Layout (denah) Penelitian di lapangan Menurut Rancangan

    Acak Lengkap (RAL) secara Faktorial

    U

    S

    KETERANGAN :

    O : Faktor Organik

    N : Faktor NPK

    a, b, c : Ulangan 0, 1, 2,3

    Taraf Perlakuan

    O1No

    b

    OoN2

    b

    O3N2

    c

    O1N0

    a

    O2N0

    a

    O2N2

    c

    O0N0

    b

    O2N3

    a

    O1N3

    a

    O1N1

    a

    O3N2

    b

    O2N1

    a

    O3N3

    a

    O3N1

    b

    O1N1

    c

    O2N2

    a

    O3N0

    a

    O0N2

    a

    O0N0

    c

    O1N1

    b

    O2N0

    c

    O1N0

    c

    O1N2

    b

    O3N1

    c

    O0N3

    b

    O2N1

    b

    O1N3

    c

    O3N2

    a

    O2N0 O0N3 O2N3 O1N2

    O2N2

    b

    O3N0

    b

    O0N0

    a

    O3N1

    a

    O0N3

    c

    O0N1

    c

    O0N1

    a

    O0N2

    c

    O3N3

    c

    O1N2

    a

    O1N3

    b

    O0N1

    b

    O3N3

    b

    O2N3

    c

    O2N1

    c

    O3N0

    c

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    54/57

    54

    Lampiran 5. Gambar Plot Bedengan Selada

    Keterangan :

    = 100 cm

    = 100 cm

    = Tanaman Selada

    = Jarak tanam 30 x 30 cm

    = Jarak dengan petakan 20 x 20 cm

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    55/57

    55

    Lampiran 6. Daftar Analisa Sidik Ragam Dari Masing-Masing Parameter Pengamatan

    6a. Analisa Statistik Tinggi Tanaman

    SV DB JK KT F Hitung F Tabel 5%FK

    ON

    ONError

    1

    33

    932

    37110,22

    205,03262,76

    18,17112,85

    -

    68,3487,59

    2,023,53

    19,36 s24,81 s

    0,57 ns

    2,902,90

    2,19

    Jumlah 48 37709.03 - - -

    6b. Analisa Statistik Jumlah Helei Daun

    SV DB JK KT F Hitung F Tabel 5%

    FK

    O

    N

    ON

    Error

    1

    3

    3

    9

    32

    3468,00

    151,33

    62,00

    6,67

    24,00

    -

    50,44

    20,67

    0,74

    0,75

    -

    67,25 s

    27,56 s

    0,98 ns

    2,90

    2,90

    2,19

    Jumlah 48 3712 - - -

    6c. Analisa Statistik Berat Segar Pertanaman

    SV DB JK KT F Hitung F Tabel 5%

    FK

    ON

    ON

    Error

    1

    33

    9

    32

    586622,52

    19323,161527,23

    302,25

    811,10

    -

    6441,05509,08

    33,58

    25,35

    254,09 s20,08 s

    1,32 ns

    2,902,90

    2,19

    Jumlah 48 608586,26 - - -

    6d. Analisa Statistik Volume Akar

    SV DB JK KT F Hitung F Tabel 5%

    FKO

    N

    ONError

    13

    3

    932

    589,0538,13

    8,14

    2,0811,01

    -12,71

    2,71

    0,230,34

    -36,93 s

    7,89 s

    0,67 ns

    2,90

    2,90

    2,19

    Jumlah 48 648,41 - - -

    Keterangan : s = signifikanNs = non signifikan

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    56/57

    56

    Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

    Gambar 1:Bibit Tanaman Selada di Persemaian umur 14 HST.

    Gambar 2:Tanaman Selada umur 32 HST pada perlakuan O0N0 dan O3N3.

    Gambar 3:Tanaman Selada pada saat panen (34 HST).

  • 7/25/2019 Nurdin N H

    57/57

    57

    Gambar 4:Kunjungan Pembimbing 1 Ibu Ir. Rosmimi, SU pada tanggal 05 April

    2009 (33 HST)