skripsi s1 hubungan jumlah kombinasi obat …

16
SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT ANTIHIPERTENSI TERHADAP KENDALI TEKANAN DARAH PADA PASIEN POLIKLINIK GINJAL DAN HIPERTENSI IPD DI RSCM Fridyan Ratnasari a , Pringgodigdo Nugroho b a Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, b Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta Abstrak Hipertensi tidak terkendali sebagai masalah kesehatan utama yang sering tidak terdiagnosa sehingga prevalensinya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kondisi tidak terkendali ini merupakan kontributor utama mortalitas dan morbiditas penyakit kardiovaskular. Prevalensi tertinggi hipertensi tersebar di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Namun, dari seluruh pasien hipertensi, hanya 37% yang mendapatkan tatalaksana obat antihipertensi. Semakin meningkatnya angka kejadian hipertensi terutama hipertensi tidak terkendali dari tahun ke tahun semakin mempertegas pentingnya evaluasi penatalaksanaan pada pasien hipertensi dalam mencapai hipertensi terkendali. Untuk menjawab permasalahan klinis tersebut, peneliti melakukan analisa data 198 rekam medis pasien hipertensi melalui penelitian dengan metode cross sectional di Poliklinik Ginjal dan Hipertensi IPD RSCM. Tujuan penelitian adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara jumlah pemberian obat antihipertensi dengan terkendalinya kendali tekanan darah. Dari seluruh data yang terkumpul, peneliti mengeksklusi data yang tidak lengkap hingga menjadi 117 data yang selanjutnya menunjukkan karakteristik pasien hipertensi. Penderita hipertensi 53% nya merupakan wanita. Selain itu, 50,4% pasien hipertensi berada pada status obesitas. Penelitian ini menunjukkan proporsi pasien dengan hipertensi tidak terkendali sebesar 41% dan 78,6% dari seluruh pasien hipertensi mendapatkan obat antihipertensi lebih dari dua obat. Pada pengobatan kombinasi, terdapat 47,8% pasien dengan hipertensi tidak terkendali dan 52,2% pasien dengan hipertensi terkendali, sedangkan pada pengobatan monoterapi terdapat 16% pasien dengan hipertensi tidak terkendali dan 84% pasien dengan hipertensi terkendali. Berdasarkan analisa uji hipotesis dengan Chi-square test, terhadap variabel jumlah pemberian obat didapatkan p= 0,004 (p<0,05) yang menunjukkan adanya hubungan bermakna antara jumlah pemberian obat antihipertensi dengan kendali tekanan darah pada pasien hipertensi Poliklinik Ginjal dan Hipertensi IPD-RSCM. Kata Kunci : hipertensi tidak terkendali, jumlah pemberian antihipertensi Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Upload: others

Post on 20-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

SKRIPSI S1

HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT ANTIHIPERTENSI TERHADAP KENDALI TEKANAN DARAH PADA PASIEN

POLIKLINIK GINJAL DAN HIPERTENSI IPD DI RSCM

Fridyan Ratnasaria, Pringgodigdo Nugrohob

aProgram Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, bDepartemen

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta

Abstrak

Hipertensi tidak terkendali sebagai masalah kesehatan utama yang sering tidak terdiagnosa sehingga prevalensinya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kondisi tidak terkendali ini merupakan kontributor utama mortalitas dan morbiditas penyakit kardiovaskular. Prevalensi tertinggi hipertensi tersebar di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Namun, dari seluruh pasien hipertensi, hanya 37% yang mendapatkan tatalaksana obat antihipertensi. Semakin meningkatnya angka kejadian hipertensi terutama hipertensi tidak terkendali dari tahun ke tahun semakin mempertegas pentingnya evaluasi penatalaksanaan pada pasien hipertensi dalam mencapai hipertensi terkendali. Untuk menjawab permasalahan klinis tersebut, peneliti melakukan analisa data 198 rekam medis pasien hipertensi melalui penelitian dengan metode cross sectional di Poliklinik Ginjal dan Hipertensi IPD RSCM. Tujuan penelitian adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara jumlah pemberian obat antihipertensi dengan terkendalinya kendali tekanan darah. Dari seluruh data yang terkumpul, peneliti mengeksklusi data yang tidak lengkap hingga menjadi 117 data yang selanjutnya menunjukkan karakteristik pasien hipertensi. Penderita hipertensi 53% nya merupakan wanita. Selain itu, 50,4% pasien hipertensi berada pada status obesitas. Penelitian ini menunjukkan proporsi pasien dengan hipertensi tidak terkendali sebesar 41% dan 78,6% dari seluruh pasien hipertensi mendapatkan obat antihipertensi lebih dari dua obat. Pada pengobatan kombinasi, terdapat 47,8% pasien dengan hipertensi tidak terkendali dan 52,2% pasien dengan hipertensi terkendali, sedangkan pada pengobatan monoterapi terdapat 16% pasien dengan hipertensi tidak terkendali dan 84% pasien dengan hipertensi terkendali. Berdasarkan analisa uji hipotesis dengan Chi-square test, terhadap variabel jumlah pemberian obat didapatkan p= 0,004 (p<0,05) yang menunjukkan adanya hubungan bermakna antara jumlah pemberian obat antihipertensi dengan kendali tekanan darah pada pasien hipertensi Poliklinik Ginjal dan Hipertensi IPD-RSCM. Kata Kunci : hipertensi tidak terkendali, jumlah pemberian antihipertensi

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 2: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

  2  

Abstract Uncontrolled-hypertension is one of the health problem which mostly undiagnosed in which its prevalence increase year by year. It is the main contributor for mortality and morbidity of cardiovascular disease. The highest prevalence of hypertension spread highly in most advancing countries such as Indonesia. Unfortunately, from all hypertensive patients, only 37% was prescribed for anti-hypertensive drugs. This proportion is out of those undiagnosed hypertension. The increasing number of uncontrolled-hypertension become an important factor to be evaluated factor in prescribing anti-hypertensive drugs for the patient. In line with this clinical question, researcher analyze 198 hypertensive patients’ medical records by cross-sectional study in Renal and Hypertension Division of Internal Medicine, Cipto Mangunkusumo Hospital. This study was conducted to analyze if there is an association between the number of prescribed anti-hypertensive drugs with the controlling condition of hypertension. From all hypertensive-patients datas, researcherexclude the unqualified datas becoming 117 datas which describe the characteristic of hypertensive patients’ datas. This research shows the proportion ofhypertention in women about 53% ang 47% in men. Meanwhile, 50,4% patients are in obesity stage. From all datas, 41% patients have uncontrolled hypertension. All patients get anyhypertensive drugs with the proportion of using more than one drug is 78,6%. The proportion of patient on combination treatment is 47,8% diagnosed uncontrolled hypertension and 52,2% controlled hypertension, meanwhile in monotherapy patients, there is about 16% uncontrolled hypertension patient and 84% in controlled hypertension. Based on the analized datas by using Chi-square test, p value for the number of anti-hypertensive drugs is 0,004 (p<0,05). From this reasearch, researcher concludes that there is significant assosiation between the number of anti-hypertensive drugs given to hypertensive patients to the controlling factor of hypertension. Keyword : uncontrolled hypertension, anti-hypertensive drugs

PENDAHULUAN

Hipertensi sebagai salah satu penyakit kronis yang terus menjadi masalah kesehatan

dunia. Sekitar 25% dari seluruh orang di dunia mengalami hipertensi dengan 67% penderita

hipertensi merupakan penduduk negara berkembang seperti Indonesia. 1 Prevalensi hipertensi

juga terus meningkat seiring dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan

tekanan darah secara teratur. Hal ini merupakan ancaman tersendiri karena hipertensi

merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular.1 Di Amerika Serikat, menurut survei

NHANES, risiko hipertensi terus meningkat seiring dengan pertambahan usia dimana 1 dari 3

orang dewasa menderita hipertensi.2

Dalam hal terapi antithipertensi, dari total penderita hipertensi, hanya 70.9% yang

menjalani terapi dan 50% penderitanya tidak mencapai tekanan darah terkendali setelah

terapi.3 Dengan rendahnya angka penderita hipertensi terkendali, maka semakin meningkat

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 3: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

  3  

angka mortalitas pada penderita hipertensi.1,3. Terkendalinya hipertensi dipengaruhi oleh

berbagai faktor risiko, seperti faktor usia, faktor jenis kelamin, faktor pendidikan, faktor gaya

hidup, faktor obat termasuk penyakit penyerta seperti DM, obesitas, penyakit ginjal, penyakit

jantung. Untuk mendapatkan tekanan darah yang terkendali, setiap pasien akan mendapatkan

jenis dan jumlah pengobatan sesuai dengan penyebab peningkatan tekanan darah.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk

mengetahui hubungan jumlah kombinasi obat anti hipertensi yang diberikan pada pasien

hipertensi dengan tekanan darah pada Poliklinik Ginjal Hipertensi IPD RSCM. Dari penelitian

ini, peneliti mencari jawaban dari masalah utama yakni apakah terdapat hubungan antara

jumlah pemberian obat hipertensi dengan kendali tekanan darah pada pasien hipertensi.

Sehingga diakhir penelitian, dapat diketahui hubungan antara jumlah pemberian obat

antihipertensi dengan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi.

TINJAUAN TEORITIS

Secara umum, hipertensi merupakan kondisi tekanan darah sistolik lebih 140 mmHg

dan diastolik lebih dari 90 mmHg.3 Berdasarkan The Seventh Report of The Joint National

Committee in Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC

VII), hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan/atau tekanan

darah diastolik lebih dari 90 mmHg.4 Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pengukuran

rata-rata dari minimal dua kali pengukuran pada dua kunjungan yang berbeda.5,6

Terjadinya hipertensi tidak terkendali terjadi akibat tekanan darah yang tidak ditangani

dengan pengobatan maupun perubahan gaya hidup. Salah satu bukti lainnya menyebutkan

peningkatan angka hipertensi tidak terkendali juga disebabkan oleh medikasi antihipertensi

yang gagal pada peningkatan dosis obat termasuk peningkatan jumlah medikasi

antiihipertensi. Selain itu, terdapat juga peningkatan pasien dengan hipertensi tidak terkendali

terutama yang disertai penyakit komorbid seperti diabetes mellitus dan penyakit ginjal

kronik.7,8

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan dilatasi pembuluh darah terdapat di pusat

vasomotor pada medula otak dimana terdapat sistem simpatis. Sistem simpatis ini menerima

rangsang atau impuls dari pusat vasomotor melalui pelepasan asetilkolin. Respon diterimanya

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 4: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

  4  

impuls ini berupa pengeluaran norepinefrin yang menyebabkan terjadinya konstriksi

pembuluh darah.6 Adanya vasokonstriksi pembuluh direspin oleh medula adrenal dengan

pengeluatan epinefrin yang menambah efek vasokonstriksi.

Penurunan aliran darah ke ginjal direspon oleh ginjal dengan pelepasan renin yang

mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Selanjutnya angiotensin II merangsang

sekresi aldosteron dari korteks adrenal sehingga terjadilah retensi natrium dan air oleh tubulus

ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah akibat peningkatan tekanan

intravaskuler.9,10

Gambar 1.Kerangka Teori Patofisiologi Terjadinya Hipertensi

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 5: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

  5  

Pada usia dewasa hingga lanjut usia, pembuluh darah mengalami penurunan elastisitas

pembuluh, penebalan dinding pembuluh darah, penurunan relaksasi otot pembuluh yang pada

akhirnya menyebabkan penyempitan lumen pembuluhh serta kekakuan pembuluh darah,

hingga gangguan adaptasi baroreseptor aorta dan karotis terhadap tekanan darah yang tinggi,

sehingga pusat kendali kardiovaskular di otak menginterpretasikan tekanan darah yang tinggi

tersebut sebagai suatu kondisi yang normal sehingga baroreseptor tersebut tidak menyebabkan

terinisiasinya refleks untuk menurunkan tekanan darah. 11, 12,13

Adanya patogenesis hipertensi pada sistolik maupun diastolik melibatkan perubahan

struktur arteri sehingga meningkatkan resistensi arteri akibat proses remodelling dan

hipertrofi. Selain itu juga terjadi proses arteriosklerosis yang berkontribusi besar dalam

menyebabkan kerusakan organ target pada hipertensi lama. Seiring dengan pertambahan usia,

terjadi peningkatan risiko atherosklerosis pada arteri besar. Kondisi ini diperparah dengan

adanya peningkatan high shear stress. Lesi arteri yang disebabkan hipertensi bisa berupa

nekrosis fibrinoid, sklerosis arteri proliferatif, sklerosis arteri-hialin dengan penebalan

hialinisasi pada tunika intima dan media arteri, aneurisma miliar, plak arteriosklerosis.6,8

Peningkatan kejadian kematian pada hipertensi umumnya disertai dengan komplikasi

baik penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, renovaskular, hingga kegagalan fungsi organ.

Dari berbagai risiko penyebab kematian, menurut data WHO tahun 2000, hipertensi

mempunyai dampak paling tinggi dibandingkan penyakit lainnya. Untuk mencegah

komplikasi, maka terapi hipertensi diharapkan dapat mencapai tekanan darah 140/90 mmHg,

sedangkan untuk pasien diabetes atau dengan penyakit ginjal kronik (chronic kidney diseases,

CKD), target tekanan darah adalah 130/80 mmHg (JNC 7, ESC/ESH).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode cross-

sectional untuk mengetahui hubungan jumlah pemberian obat anti hipertensi dengan

terkendalinya tekanan darah. Pengambilan data dilakukan dengan mendata rekam medis

pasien hipertensi yang berobat di Poliklinik Ginjal dan Hipertensi IPD RSCM. Pengambilan

data dilakukan selama bulan Mei hingga Juni 2013 dengan simple consecutive random

sampling dari seluruh data yang ada, untuk diambil sejumlah subjek hingga memenuhi besar

sampel penelitian.

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 6: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

  6  

Subyek yang diteliti adalah data rekam medis pasien hipertensi rawat jalan di Poli

Ilmu Penyakit Dalam Divisi Ginjal dan Hipertensi RSCM yang memenuhi kriteria inklusi

berupa pasien terdiagnosa hipertensi dan sedang dalam pengobatan antihipertensi. Adapaun

jumlah sampel minimal yang dibutuhkan pada penelitian ini sekitar 96 sampel.

Variabel terikat dalam penelitian ini berupa kendali tekanan darah dengan

penggolongan hipertensi terkendali dan hipertensi tidak terkendali. Sedangkan variabel bebas

penelitian berupa jumlah obat antihipertensi yang diberikan pada pasien setiap hari berupa

monoterapi atau terapi kombinasi (pemberian lebih dari satu obat antihipertensi). Selanjutnya,

analisa hubungan penyakit dan faktor risiko merupakan jenis data nominal, dengan bentuk

tabel uji hipotesis 2x2 untuk selanjutnya dianalisa dengan uji chi-square. Apabila tidak

memenuhi syarat maka dilakukan uji Fisher.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data rekam medis pasien hipertensi dari Poliklinik Ginjal dan Hipertensi IPD RSCM

didapatkan sejumlah 198 rekam medis, namun hanya 117 rekam medis yang sesuai dengan

kriteria inklusi penelitian. Dari rekam medis pasien didapatkan perbedaan proporsi yang tidak

signifikasn antara penderita wanita dan pria, dimana pria yang mengalami hipertensi 47%

sedangkan wanita 53%, dengan rentang usia rata-rata antara 20-86 tahun.

Tabel 1. Tabel Proporsi berdasarkan Jenis Kelamin pada Pasien Hipertensi

Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 55 47

Perempuan 62 53

Berdasarkan kelompok usia, maka hipertensi paling banyak dialami oleh pasien usia

60-79 tahun dengan persentase 55,6%. Sedangkan berdasarkan data berat dan tinggi badan

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 7: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

  7  

pasien, dengan menghitung indeks massa tubuh pasien, didapatkan 72,6% pasien hipertensi

mengalami kelebihan berat badan dan termasuk kategori obesitas.

Tabel 2. Tabel Proporsi berdasarkan Usia pada Pasien Hipertensi

Usia Jumlah Persentase (%)

20-59 tahun 45 38,5

60-79 tahun 65 55,6

≥ 80 tahun 7 6,0

Durasi follow-up tekanan darah setiap pasien dibuat sama satu dengan lainnya dengan

mengambil data tekanan darah 2 bulan terakhir. Hal ini sesuai dengan data Riskesdas yang

menyatakan adanya peningkatan prevalensi hipertensi seiring dengan peningkatan usia pada

penduduk usia 65-74 tahun sebesar 63.5% dan 67,2% pada penduduk usia lebih dari 75 tahun,

sedangkan usia 25-34 tahun mengalami hipertensi 19%.

Tabel 3. Tabel Proporsi berdasarkan Status Indeks Massa Tubuh

Status Indeks Massa

Tubuh

Jumlah Persentase (%)

Obesitas 59 50,4

Tidak Obesitas 58 49,6

Berdasarkan kelompok usia, maka hipertensi paling banyak dialami oleh pasien usia

60-79 tahun dengan persentase 55,6%. Sedangkan berdasarkan data berat dan tinggi badan

pasien, dengan menghitung indeks massa tubuh pasien, didapatkan 72,6% pasien hipertensi

mengalami kelebihan berat badan dan termasuk kategori obesitas. Durasi follow-up tekanan

darah setiap pasien dibuat sama satu dengan lainnya dengan mengambil data tekanan darah 2

bulan terakhir.

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 8: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

  8  

Tabel 4 Proporsi pasien hipertensi

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa terdapat 48 pasien (41 %) yang mempunyai

hipertensi tidak terkendali. Namun sebagian besar, yaitu sebanyak 69 pasien (59%) dari

seluruh responden dalam penelitian ini memiliki hipertensi terkendali. Sehingga secara

umum, lebih dari setengah pasien hipertensi pada Poliklinik Ginjal Hipertensi mencapai target

tekanan darah terkendali.

Tabel 5 Proporsi pengobatan antihipertensi

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

Jumlah

pemberian obat

anti-hipertensi

Terapi Kombinasi (lebih dari satu

obat antihipertensi) 92 78,6

Monoterapi 25 21,4

Dari Tabel 5 dapat dilihat pasien yang menerima satu obat antihipertensi sebanyak 25

orang dengan persentase 21,4% sedangkan sekitar 92 orang (78,6%) sudah mendapatkan lebih

dari satu obat antihipertensi (kombinasi) untuk mencapai target tekanan darah terkendali.

Sehingga secara umum, pada Poliklinik Ginjal dan Hipertensi lebih dari setengah jumlah

pasien umumnya sudah mendapatkan obat kombinasi antihipertensi.

Variabel Klasifikasi Jumlah Persentase (%)

Status Hipertensi Tidak Terkendali 48 41

Terkendali 69 59

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 9: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

  9  

Tabel 6 Hubungan antara jumlah obat dan kontrol hiperetensi

Hipertensi p RP (95% CI : min-max)

Tak terkendali Terkendali

N % n %

Jumlah Obat

0,004

0,24 (CI 95%;

0,67 – 0,653)

Kombinasi 44 47,8 % 48 52,2 %

Monoterapi 4 16 % 21 84 %

Dari tabel 6, dapat dilihat bahwa pada monoterapi antihipertensi terdapat 16% pasien

dengan hipertensi tidak terkendali, dan 84% nya mengalami hipertensi terkendali. Sedangkan

pada pasien yang menggunakan terapi kombinasi (lebih dari satu jenis obat antihipertensi),

didapatkan jumlah pasien dengan hipertensi tidak terkendali sebesar 47,8% sedangkan pasien

dengan hipertensi terkendali sebesar 46,8%.

Berdasarkan analisis data hubungan antara jumlah pemberian obat antihipertensi

dengan kontrol tekanan darah pasien didapatkan nilai p 0,004 ( p < 0,05 ), dengan rasio

prevalens sebesar 0,24 dan interval kepercayaan (CI) sebesar 0,67-0,653.

Berdasarkan hubungan antara jumlah kombinasi obat antihipertensi dan kontrol

tekanan darah pasien didapatkan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang bermakna.

Hubungan antara kedua variabel menunjukkan bahwa dengan pengobatan kombinasi,

hipertensi tidak terkendali dapat mengalami penurunan sebesar 24%. Untuk mencapai hasil

penelitian yang lebih baik,dilakukan tidak hanya dengan data rekam medis namun juga data

hasil wawancara dengan pasien secara langsung , dan juga follow up pasien dalam jangka

waktu yang sama antara satu dengan lainnya selama penggunaan obat antihipertensi. Namun

dengan keterbatasan sumber daya, maka penelitian ini sebatas menilai berdasarkan data yang

sudah tertera dalam rekam medis saja.

Berdasarkan hubungan antara jumlah kombinasi obat antihipertensi dan kontrol

tekanan darah pasien didapatkan bahwa kedua variabel memiliki perbedaan bermaknaantara

variabel jumlah obat antihipertensi dengan kontrol tekanan darah. Uji Chi-Square

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 10: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

  10  

menunjukkan nilai p<0.05 yakni p=0,004. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan

bermakna antara kedua variabel tersebut.

Selain itu, dari data juga didapatkan rasio prevalens sebesar 0,24 dan interval

kepercayaan (CI) sebesar 0,67-0,653. Hal ini menunjukkan rasio prevalens kurang dari 1

dengan interval kepercayaan yang tidak mencakup angka satu, maka berarti faktor jumlah

obat merupakan faktor protektif terhadap terkendalinya hipertensi. Hal ini juga berarti bahwa

pasien dengan pengobatan kombinasi antihipertensi memiliki penurunan probabilitas sebesar

0,24 kali untuk mengalami hipertensi tidak terkendali dibandingkan dengan pasien yang tidak

meminum obat kombinasi antihipertensi.

Pada penelitian sebelumnya, terdapat penurunan persentase hipertensi tidak terkendali

pada pasien dengan penggunaan 3 obat antihipertensi atau lebih. Dalam mengontrol tekanan

darah, terdapat peningkatan pada pemberian 3 atau lebih obat antihipertensi. Hal ini didasari

dengan adanya peningkatan angka pasien hipertensi terkendali pada pasien yang mendapatkan

lebih dari 4 obat antihipertensi, dari 5,2% pada tahun 1994 menjadi 7.3% pada akhir tahun

2008.15

Menurut AHA 2010, lebih kurang terdapat 75% pasien hipertensi membutuhkan terapi

kombinasi untuk mencapai target tekanan darah. Berdasarkan suatu meta analisis, salah satu

contohnya adalah pada kombinasi tambahan dengan thiazide yang mampu meningkatkan efek

penurunan tekanan darah dibandingkan monoterapi tanpa diuretik. Namun berbeda dengan

pedoman tatalaksana di Amerika Serikat, dimana penggunaan obat kombinasi akan diberikan

hanya jika pasien sudah mencapai hipertensi derajat 2 dengan sistolik ≥ 160 mmHg dan

diastolik ≥ 100 mmHg.

Jumlah pemberian obat anti hipertensi per hari dengan pemberian lebih dari 2 obat

antihipertensi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Daniel Gunawan, didapatkan adanya

pengaruh jumlah pemberian obat anti hipertensi dengan terkendalinya tekanan darah pada

pasien usia lanjut walaupun hasil ini tidak bermakna secara statistik namun kemungkinan

terjadi karena 72.3% subyek mendapatkan dua jenis obat anti hipertensi atau lebih, tapi tidak

didapatkan data mengenai waktu pemberian obat, apakah diberikan bersamaan atau terpisah.16

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 11: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

  11  

Kepatuhan pasien meminum obat dengan efektivitas dalam mencapai tekanan darah

terkendali, pada suatu studi SHEP (Systolic Hypertension in the Elderly Program) dan SYST-

EUR (Systolic Hypertension in Europe) didapatkan kegagalan anti hipertensi monoterapi

dalam mengontrol tekanan darah pada hipertensi usia lanjut walaupun tingkat kepatuhan

pasien meningkat. Hanya 30% responden yang mencapai tekanan darah normal dengan

monoterapi, sedangkan dengan terapi kombinasi didapatkan 80% mencapai tekanan darah

normal. 17,18

Di sisi lain, adanya penggunaan obat kombinasi dalam satu obat tunggal, yang secara

langsung mengurangi jumlah obat antihipertensi yang harus diminum pasien berasosiasi

secara signifikan dengan adanya peningkatan compliance dan kepatuhan selama terapi

walaupun secara statistik tidak bermakna. Hal ini pun erat kaitannya dengan faktor

pengetahuan, pendidikan, biaya pengobatan, efek samping obat, tingkat kepercayaan pasien

terhadap dokter maupun sistem kesehatan hingga edukasi pemberian obat. 16,17

Hal ini bisa dilihat dari karakteristik umum pasien di Poliklinik IPD bahwa lebih

kurang 63% pasien merupakan pasien usia lebih dari 60 tahun. Penggunaan obat saja hanya

mampu mempertahankan perburukan kondisi tekanan darah. Selain itu, sebagai salah satu

rumah sakit tersier yang juga pusat rujukan nasional, RSCM cenderung menangani pasien

dengan kasus yang sudah pada tahap kompleks sehingga target pencapaian tekanan darah

terkendali dengan penggunaan obat kombinasi relatif sulit untuk dicapai. Tidak hanya pasien

yang murni dengan kasus hipertensi namun juga disertai dengan komorbiditas lainnya seperti

penyakit ginjal, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan lainnya. Sedangkan pada pasien

dengan monoterapi, tingkat keberhasilan pencapaian tekanan darah terkendali lebih besar

karena memang pasien berada pada hipertensi derajat I yang rentang tekanan darahnya tidak

berbeda dari kondisi 140/80 mmHg.

Pada penelitian selanjutnya, anamnesis dan wawancara lebih lanjut secara langsung

kepada pasien untuk mengetahui efektivitas pengaruh jumlah kombinasi obat yang lebih

objektif. Sedangkan dari segi penelitian, terdapat perbedaan dari segi sampel, pedoman

diagnosa hipertensi, maupun data rekam medis yang tidak tercatat lengkap menjadi faktor

yang turut mempengaruhi hasil penelitian.

Selain itu, sebagai salah satu rumah sakit tersier yang juga pusat rujukan nasional,

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 12: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

  12  

RSCM cenderung menangani pasien dengan kasus yang sudah pada tahap kompleks sehingga

target pencapaian tekanan darah terkendali dengan penggunaan obat kombinasi relatif sulit

untuk dicapai. Tidak hanya pasien yang murni dengan kasus hipertensi namun juga disertai

dengan komorbiditas lainnya seperti penyakit ginjal, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan

lainnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa penelitian ini disimpulkan berdasarkan jumlah pasien yang

melakukan kontrol hipertensi pada bulan Mei 2013, didapatkan subjek penelitian sejumlah

198 orang, namun sejumlah 81 data rekam medis tidak lengkap sehingga hanya 117 data

rekam medis yang lengkap dan dapat dijadikan sebagai sampel penelitian. Proporsi pasien

yang mengalami hipertensi tidak terkendali pada kunjungan kontrol di Poliklinik Ginjal dan

Hipertensi IPD RSCM adalah 41%, sedangkan antihipertensi hipertensi terkendali mencapai

59%. Berdasarkan jumlah obat antihipertensi, terdapat 78,6% pasien dengan hipertensi yang

mendapatkan terapi kombinasi antihipertensi, sedangkan sisanya, 21,4% pasien meminum

satu obat.

Pada pengobatan kombinasi, terdapat 47,8% pasien dengan hipertensi tidak terkendali

dan 52,2% pasien dengan hipertensi terkendali, sedangkan pada pengobatan monoterapi

terdapat 16% pasien dengan hipertensi tidak terkendali dan 84% pasien dengan hipertensi

terkendali. Dengan nilai p= 0,004 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan

bermakna antara jumlah pemberian obat antihipertensi yang digunakan dengan kontrol

hipertensi pasien Poliklinik Ginjal dan Hipertensi IPD RSCM.

SARAN

Saran dari peneliti berdasarkan hasil dan diskusi penelitian ini antara lain sebagai

klinisi, dokter disarankan untuk mengetahui kondisi kesehatan setiap pasien untuk

menyesuaikan dengan obat yang akan digunakan. Adanya perbedaan proporsi antara

hipertensi terkendali dan tidak terkendali pada pasien dengan pengobatan kombinasi

disebabkan kondisi hipertensi pasien yang sulit untuk dikendalikan sehingga pengobatan

antipertensi kombinasi harus diawasi lebih ketat dibandingkan dengan monoterapi. Sehingga

diharapkan pengobatan hipertensi mampu mencapai tekanan darah yang terkendali.

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 13: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

  13  

Untuk rumah sakit diharapkan tim medis dapat bekerja sama dalam melengkapi data

dasar pasien seperti berat badan, tinggi badan, penyakit penyerta, hingga hasil laboratorium

sesuai dengan tanggal dilakukannya pemeriksaan laboratorium sehingga hal ini bisa menjadi

data dasar yang membantu dokter dalam memantau terkendalinya hipertensi pasien.

Dan untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisa data tekanan darah dalam

satu jangka waktu yang lebih lama, hal ini bisa dilakukan dengan metode cohort untuk

melihat efikasi dan efektivitas kombinasi jumlah obat. Selain itu, peneliti juga disarankan

selanjutnya tidak hanya memperhatikan jumlah kombinasi namun juga jenis-jenis kombinasi

obat antihipertensi yang diberikan kepada setiap pasien, sehingga dapat digunakan untuk

perbaikan pola pengobatan pasien hipertensi selanjutnya.

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 14: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

  14  

DAFTAR PUSTAKA

1. Fields LE, Burt VL, Cutler JA, Hughes J, Roccella EJ, Sorlie P. The Burden of

Adult Hypertension in the United States 1999 to 2000: A Rising Tide.

Hypertension. 2004;44:398-404.

2. Kearney PM, Whelton M, Reynolds K, et al. Global burden of hypertension:

analysis of worldwide data. Lancet 2005;365:217-23.

3. Keenan NL, Rosendorf KA. Prevalence of hypertension and controlled

hypertension. MMWR CDC: United States. 2011: 60 (01).

4. Wang W, et al. A longitudinal study of hypertension risk factors and their relation

to cardiovascular disease: the strong heart study. Journal of Hypertension. 2006;

47: 403-9.

5. High Blood Pressure. Statistical Fact Sheet 2012 Update. [Internet] 2012.

American Heart Association. [cited 2013 June 2]. Available from:

http://www.heart.org.

6. Kaplan NM, Victor RG, Flynn JT. Kaplan’s clinical hypertension. 10th Ed. New

York: Lippincot Williams & Wilkins; 2010. P. 108, 192.

7. Marianne E, Gee. Bienek, Asako. Clinical Research: Factors Associated with Lack

of Awareness and Uncontrolled High Blood Pressure Among Canadian Adults

with Hypertension. Canadian Journal of Cardiology 28(2012) 375-382.

8. European Society of Hypertension–European Society of Cardiology Guidelines

Committee. J Hypertens 2003; 21:1011–1053.

9. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Riset Kesehatan Dasar: Laporan Nasional Tahun 2007 [Internet]. [cited

2013, June 3]. Available from: http://www.litbang.depkes.go.id/bl_riskesdas2007/

10. Kumar, Abbas. Robbin’s and Cotran’s pathologic basis of disease. 7th ed.

Philadelphia: ElSevier-Saunders. 2009. [e-book]

11. Hypertension of the European Society of Hypertension (ESH) and of the European

Society of Cardiology (ESC). Eur. Heart J 2007;28:1462 - 536.

12. Wald DS, Law M, Morris JK, Bestwick JP, Wald NJ. Combination therapy versus

monotherapy in reducing blood pressure: meta-analysis on 11,000 participants

from 42 trials. Am J Med. 2009;122(3):290–300.

13. Saruta, Takao, Ogihara, Toshio. Antihypertensive Efficacy and Safety of FDC

with Losartan plus Hydrochlorothiazide in Japanese Patients with Essential

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 15: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

  15  

Hypertension.

14. Aronow WS, Fleg JL, Pepine CJ, et al. ACCF/AHA 2011 expert consensus

document on hypertension in the elderly. American Society of Hypertension,

American Society of Nephrology, Association of Black Cardiologists, and

European Society of Hypertension. J Am Coll Cardiol. 2011;57(20):2037–2114.

15. Elliot William J, Black Henry R. Hypertension: A companion to Braunwauld’s

heart disease. Ed 2nd . Elsevier Saunders: Washington. 2012.

16. Daniel G. Proporsi hipertensi pada pasien usia lanjut dan faktor yang

mempengaruhi keterkontrolan. (Tesis) Jakarta FKUI 2010.

17. McPhee SJ, Lingappa VR, Ganong WF, Lange JD. Patophysiology of disease. 2nd

ed. 1997. Connecticut: Appleton&Lange. p. 269-74.

18. David DS. Compliance with hypertensive therapy. Hypertension. 2006;48(4

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013

Page 16: SKRIPSI S1 HUBUNGAN JUMLAH KOMBINASI OBAT …

 

 

Hubungan jumlah kombinasi..., Fridyan Ratnasari, FK UI, 2013