efektivitas anestetikum kombinasi medetomidin … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi,...

31
EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN DENGAN KETAMIN PADA KUCING LOKAL (Felis domestica) INDONESIA DEDI NUR ARIPIN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Upload: vanhanh

Post on 03-Mar-2019

353 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN

DENGAN KETAMIN PADA KUCING LOKAL

(Felis domestica) INDONESIA

DEDI NUR ARIPIN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa
Page 3: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas

Anestetikum Kombinasi Medetomidin dengan Ketamin pada Kucing Lokal (Felis

domestica) Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

Dedi Nur Aripin

NIM B04110121

Page 4: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa
Page 5: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

ABSTRAK

DEDI NUR ARIPIN. Efektivitas Anestetikum Kombinasi Medetomidin dengan

Ketamin pada Kucing Lokal (Felis domestica) Indonesia. Dibimbing oleh

WASMEN MANALU dan ANDRIYANTO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas anestetikum

kombinasi medetomidin dengan ketamin pada kucing lokal (Felis domestica).

Sebanyak dua puluh ekor kucing yang telah dewasa kelamin dengan bobot badan

3-5 kg dibagi menjadi empat perlakuan dan masing-masing perlakuan

menggunakan lima ekor kucing sebagai ulangan. Kelompok tersebut ialah kucing

percobaan yang tidak mendapatkan anestesi (Kontrol), kucing percobaan yang

disuntik ketamin dengan dosis 20 mg/kg BB (perlakuan 1), kucing percobaan

yang disuntik medetomidin dengan dosis 0.15 mg/kg BB (perlakuan 2), dan

kucing percobaan yang disuntik dengan medetomidin dosis 0.1 mg/kg BB dan

sesaat setelahnya disuntik dengan ketamin dosis 10 mg/kg BB (perlakuan 3).

Sediaan anestetikum diberikan pada kucing secara intramuskuler (IM). Parameter

yang diamati terdiri atas onset, durasi, frekuensi napas, frekuensi jantung, dan

suhu rektal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi anestesi

medetomidin-ketamin memiliki efektivitas yang lebih baik jika dibandingkan

dengan anestesi ketamin maupun medetomidin. Anestesi kombinasi medetomidin-

ketamin memiliki onset yang lebih cepat sekitar 3 menit dibandingkan

medetomidin dan sekitar 8 menit dibandingkan ketamin. Kucing yang disuntik

kombinasi medetomidin-ketamin memiliki durasi yang lebih lama sekitar 78

menit dibandingkan medetomidin dan sekitar 172 menit dibandingkan ketamin.

Anestesi kombinasi medetomidin-ketamin menghasilkan tekanan yang minimal

terhadap kondisi fisiologis tubuh yang meliputi fungsi pernapasan, fungsi jantung,

dan suhu tubuh. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini ialah kombinasi

medetomidin-ketamin efektif digunakan sebagai alternatif sediaan anestesi pada

kucing lokal.

Kata kunci: anestesi, ketamin, kombinasi, kucing, medetomidin

Page 6: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

ABSTRACT

DEDI NUR ARIPIN. Effectivity of Anesthetic Combination of Medetomidine with

Ketamine in Indonesian Local Cats (Felis domestica). Supervised by WASMEN

MANALU and ANDRIYANTO.

This study aimed to determine the effectivity of anesthetics combination of

medetomidine with ketamine in local cat (Felis domestica). Twenty adult cats with

body weights ranged 3-5 kg were divided into five groups consisted of five cats

each and each group was given different treatments. The first group was control

group that did not receive anesthesia. The second group consisted of cats injected

with ketamine at a dose of 20 mg/kg BW (treatment 1). The third group consisted

of cats injected with medetomidine at a dose of 0.15 mg/kg BW (treatment 2). The

fourth group consisted of cats injected with medetomidine at a dose of 0.1 mg/kg

BW and shortly thereafter injected with ketamine at a dose of 10 mg/kg (treatment

3). The anestheticum was administered by intramuscular (IM) injection. The

observed parameters were onset, duration, respiratory rate, heart rate, and rectal

temperature. Results of this study showed that the anesthetic combination of

medetomidine-ketamine had a better effectivity when compared to ketamine and

medetomidine. Anesthetic combination of medetomidine-ketamine has a faster

onset as compared to medetomidine (about 3 minutes) and ketamine (about 8

minutes). Cats injected with anesthetic combination of medetomidine-ketamine

had a longer duration as compared to medetomidine (about 78 minutes) and

ketamine (about 172 minutes). Anesthetic combination of medetomidine-ketamine

produced a minimal depression of the physiological conditions such as the

functions of breathing, heart function, and body temperature. Conclusion in this

study is the combination of medetomidine-ketamin can be effectively used as an

alternative anesthesia in local cats.

Keywords: anesthesia, cats, combination, ketamine, medetomidine

Page 7: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN

DENGAN KETAMIN PADA KUCING LOKAL

(Felis domestica) INDONESIA

DEDI NUR ARIPIN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 8: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa
Page 9: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Wasmen Manalu Drh Andriyanto, MSi

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Drh Agus Setiyono, MS PhD APVet

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi : Efektivitas Anestetikum Kombinasi Medetomidin dengan

Ketamin pada Kucing Lokal (Felis domestica) Indonesia

Nama : Dedi Nur Aripin

NIM : B04110121

Page 10: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa
Page 11: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian yang berjudul “Efektivitas Anestetikum Kombinasi

Medetomidin dengan Ketamin pada Kucing Lokal (Felis domestica) Indonesia”.

Tulisan ini menjelaskan tentang pengaruh anestetikum kombinasi medetomidin

dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, serta pengaruhnya pada frekuensi

napas, frekuensi jantung, dan suhu tubuh pada kucing lokal.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik

karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Orang tua penulis ayahanda Mustakim dan ibunda Gege Nurhayati yang telah

membesarkan dan merawat penulis dengan penuh kasih sayang serta menjadi

sumber motivasi paling besar untuk penyelesaian skripsi ini.

2. Kakak penulis Noor Janah dan adik penulis Septiadi Yusuf S, M. Rizky

Ramadhan yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk

penyelesaian skripsi ini.

3. Prof Dr Ir Wasmen Manalu dan Drh Andriyanto, MSi selaku dosen

pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberi

masukan serta saran yang berarti selama proses penyelesaian penulisan

skripsi ini.

4. Drh Aulia Andi Mustika, MSi dan Drh Ridi Arif yang telah memberikan

saran yang berarti selama proses penyelesaian penulisan skripsi ini.

5. Drh Adi Winarto, PhD selaku dosen pembimbing akademik selama berkuliah

di Fakultas Kedokteran Hewan IPB

6. Beasiswa Bidikmisi yang diberikan oleh DIKTI yang sangat meringankan

penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Institut Pertanian Bogor.

7. Bapak Dikdik dan Bapak Angga yang selalu membantu dalam proses

penelitian.

8. Teman-teman Ganglion (FKH 48). Terima kasih untuk kebersamaannya

selama ini.

9. Gusti Habiby SN dan Pramesti Nugraheni, sahabat seperjuangan penulis

selama melaksanakan kegiatan penelitian dan penulisan tugas akhir.

Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

dan pembaca.

Bogor, September 2015

Dedi Nur Aripin

Page 12: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa
Page 13: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Kucing Lokal 2

Anestesia 3

Medetomidin 3

Ketamin 4

Onset dan Durasi 5

METODE 6

Waktu dan Tempat Penelitian 6

Alat dan Bahan 6

Prosedur Penelitian 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

SIMPULAN 13

SARAN 14

DAFTAR PUSTAKA 14

RIWAYAT HIDUP 17

Page 14: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

ix

DAFTAR TABEL

1 Rataan onset (rasa nyeri, tonus otot, kesadaran, refleks pedal, pupil, dan

onset sempurna) pada berbagai waktu pengamatan 8

2 Rataan durasi (rasa nyeri, tonus otot, kesadaran, refleks pedal, pupil, dan

durasi total) pada berbagai waktu pengamatan 9

DAFTAR GAMBAR

1 Struktur kimia medetomidin (C13H16N2) 3

2 Struktur kimia ketamin HCl (C13H16ClNO.HCl) 5

3 Hubungan antara frekuensi napas dan waktu 11

4 Hubungan antara frekuensi jantung dan waktu 12

5 Hubungan antara suhu dan waktu 13

Page 15: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kucing merupakan hewan peliharaan yang populer di Indonesia, selain

hewan lainnya, seperti anjing, burung, dan hewan eksotik (Purwantoro 2010).

Kucing banyak dijadikan sebagai hewan peliharaan untuk pemenuhan kesenangan

ataupun hobi pemiliknya. Hal ini dikarenakan kucing memiliki sifat yang manja,

bentuk tubuh yang menggemaskan, perilaku yang lucu ketika bercanda, dan

memiliki rambut yang halus (Suwed dan Rodame 2011). Pada pemeliharaannya,

banyak ditemukan kasus penyakit pada kucing. Penanganan yang dilakukan

terhadap penyakit pada kucing dapat berupa tindakan nonbedah maupun tindakan

bedah. Tindakan bedah, seperti kastrasi maupun ovariohisterektomi, umum

dilakukan pada kucing dalam usaha untuk mengurangi populasi, selain itu juga

sebagai terapi penyakit yang ada di dalam organ reproduksi (Noviana et al. 2006).

Tindakan bedah dalam upaya terapi tidak bisa dilepaskan dari pemberian

anestetikum kepada pasien yang akan dibedah. Pemberian anestetikum merupakan

tahapan penting sebelum melakukan tindakan bedah karena tindakan bedah belum

dapat dilakukan bila anestetikum belum diberikan. Pemberian anestetikum

dimaksudkan untuk menghilangkan kesadaran dan rasa sakit, relaksasi otot serta

mengurangi timbulnya konvulsi otot (Sardjana 2003). Pemilihan anestetikum

yang ideal mutlak diperlukan dan menunjang tindakan bedah sehinga tindakan

bedah dapat dilakukan dengan aman tanpa menimbulkan gangguan sistem vital

tubuh pasien.

Ada beberapa kriteria untuk menentukan suatu anestetikum ideal.

Anestetikum ideal harus memenuhi kriteria anestesi, yaitu sedasi, analgesi,

relaksasi, ketidaksadaran, aman untuk sistem vital tubuh, ekonomis, dan mudah

diaplikasikan baik di lapangan maupun di ruang operasi (Swarayana 2015).

Menurut Thurman et al. (1996), anestetikum ideal tidak bergantung pada

metabolisme untuk aksi dan eliminasinya, memiliki onset induksi cepat,

pergantian kedalaman anestesi singkat, pemulihan cepat, tidak menekan fungsi

kardiopulmoner, tidak mengiritasi jaringan, tidak mahal, stabil, serta tidak

memerlukan peralatan khusus untuk administrasi obat tersebut. Suatu anestetikum

tidak dapat memiliki semua kriteria tersebut sehingga pemilihan suatu

anestetikum harus disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi.

Untuk memperoleh suatu anestetikum yang ideal dapat dilakukan dengan

cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. Pada praktik penanganan

kesehatan hewan kesayangan dengan tindakan pembedahan umumnya

menggunakan kombinasi ketamin dengan xylazin sebagai sediaan obat anestesi.

Hanya saja penggunaan kombinasi ini masih dirasa kurang efektif mengingat

kombinasi xylazin dengan ketamin menekan fungsi pernapasan, fungsi jantung,

dan suhu tubuh (Kilic 2004; Yudaniayanti et al. 2010; Sudisma et al. 2012)

sehingga perlu dilakukan kembali penelitian tentang kombinasi anestetikum.

Salah satu yang dapat dilakukan adalah penelitian mengkombinasikan

medetomidin dengan ketamin.

Page 16: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

2

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas anestetikum

kombinasi medetomidin dan ketamin dengan menggunakan kucing lokal (Felis

domestica) Indonesia sebagai hewan percobaan.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi ilmiah mengenai

pengaruh anestetikum kombinasi medetomidin dengan ketamin pada onset dan

durasi anestesi, serta pengaruhnya pada frekuensi napas, frekuensi jantung, dan

suhu tubuh pada kucing lokal. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

informasi yang berguna bagi dokter hewan dan pendidikan kedokteran hewan

tentang pilihan kombinasi anestesi medetomidin dengan ketamin sebagai anestesi

yang ideal untuk menunjang tindakan bedah.

TINJAUAN PUSTAKA

Kucing Lokal

Kucing merupakan hewan predator yang berukuran kecil dan termasuk

dalam Ordo Carnivora (pemakan daging), termasuk mamalia crepuscular yang

telah berasosiasi dengan manusia. Kucing peliharaan hidup dalam simbiosis

mutualisme dengan manusia. Dalam hubungannya dengan manusia, kucing

menggunakan variasi vokalisasi dan tipe bahasa tubuh untuk komunikasi, meliputi

meowing, purring, hissing, growling, squeaking, chirping, clicking, dan grunting

(Rahman 2008).

Kucing lokal (Felis domestica) merupakan salah satu dari beberapa hewan

kesayangan yang sering dijadikan peliharaan. Hal tersebut dikarenakan kucing

memiliki daya adaptasi yang baik, perilaku yang lucu ketika bercanda, sifat

manja, rambut yang halus, dan karakter yang unik bila dibandingkan dengan

hewan kesayangan lain. Klasifikasi kucing lokal menurut Fowler (1993) adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Ordo : Carnivora

Subordo : Conoidea

Famili : Felidae

Subfamili : Felinae

Genus : Felis

Spesies : Felis domestica

Page 17: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

3

Anestesia

Anestesi dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi sedasi,

analgesi, relaksasi, dan penekanan refleks yang optimal dan adekuat untuk

dilakukan tindakan dan prosedur diagnostik atau pembedahan tanpa menimbulkan

gangguan hemodinamik, respiratorik, dan metabolik yang dapat mengancam

(Adams 2001; Miller 2010). Pada hewan, anestesi umumnya digunakan untuk

alasan menghilangkan rasa dan sensasi terhadap suatu rangsangan yang

merugikan (rasa sakit), melakukan pengendalian hewan (restraint), membantu

melakukan diagnosis atau proses pembedahan, keperluan penelitian biomedis,

mencegah kekejangan otot, dan untuk melakukan euthanasia (Adams 2001).

Stadium anestesi dibagi menjadi empat, yaitu stadium induksi, stadium

eksitasi, stadium pembedahan, dan stadium paralisis medular. Stadium induksi

dimulai dari pemberian agen anestesi sampai menimbulkan hilangnya kesadaran,

indra penciuman dan rasa nyeri hilang, ada kemungkinan mengalami mimpi serta

halusinasi pendengaran dan penglihatan. Pada stadium eksitasi atau delirium

terjadi kehilangan kesadaran akibat penekanan korteks serebri, eksitasi dan

gerakan yang tidak menurut kehendak, pernapasan tidak teratur, inkontinensia

urin, muntah, midriasis, hipertensi, dan takikardia. Stadium pembedahan

merupakan stadium yang menandakan dimulainya prosedur operasi. Stadium

paralisis medular merupakan tahap toksik dari anestesi yang ditandai dengan

paralisis otot dada, pulsus cepat, dan pupil dilatasi (Boulton dan Colin 1994;

Munaf 2008).

Medetomidin

Medetomidin merupakan agonis alpha 2-adrenoseptor dengan rumus ((4-

[2,3]dimethylphenylethyl)-1H-imidazole). Molekul medetomidin memiliki dua

stereoisomer, yaitu D-stereoisomer dan L-stereoisomer. D-stereoisomer adalah

komponen aktif yang dapat mempengaruhi sistem saraf dan kardiovaskuler,

sedangkan L-stereoisomer tidak aktif (Schmeling et al. 1991). Medetomidin

digunakan sebagai obat penenang dengan efek yang ditimbulkan berupa

analgesik, relaksasi otot, dan efek anxiolytic (Rioja 2013). Pemberian

medetomidin pada hewan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pada sistem

kardiovaskuler, sistem pulmonari, gastrointestinal, dan sistem endokrin.

Pemberian medetomidin pada hewan dapat mengakibatkan terjadinya muntah dan

hewan mengalami hipotermia (Cullen 1996).

Gambar 1. Struktur kimia medetomidin (C13H16N2) (www.lookchem.com 2015)

Page 18: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

4

Efek sedatif medetomidin ini dimediasi oleh adanya pusat alpha 2-

adrenoseptor yang banyak terdapat di lokus coeruleus otak (Correa-Sales et al.

1992). Diketahui dari berbagai studi tentang autoradiografik menunjukkan bahwa

pada lokus coeruleus ditemukan neurons noradrenergik dalam jumlah besar.

Lokus coeruleus banyak dilewati oleh jalur saraf yang mentransmisikan impuls ke

otak depan dan sistem limbik. Stimulasi terhadap alpha 2-adrenoseptor di lokus

coeruleus menyebabkan hiperpolarisasi neuron sehingga terjadi hambatan

transmisi impuls dan menghasilkan efek sedasi (Cullen 1996).

Agonis alpha 2-adrenoseptor (medetomidin) menghasilkan efek analgesia

dengan cara menstimulasi reseptor di berbagai lokasi jalur rasa sakit pada spinal

dan tingkat supraspinal (Pertovaara et al. 1991; Akbar et al. 2014). Berbagai studi

tentang radioligand menunjukkan adanya pengikatan alpha 2 dengan konsentrasi

tinggi pada tanduk dorsal dari spinal cord (terdapat sinapsis serabut nosiseptif)

dan batang otak, di mana modulasi dari sinyal nosiseptif akan dimulai (Cullen

1996).

Agonis alpha 2-adrenoseptor dapat mempengaruhi fungsi kardiovaskuler

dengan cara menstimulasi reseptor pusat dan perifer. Stimulasi terhadap reseptor

ditemukan pada bagian yang berbeda di otak, termasuk nukleus dari traktus

solitarius yang menjadi pusat utama dalam kontrol otonom (Hayashi dan Maze

1993), peningkatan aktivitas nervus vagus dan penurunan aktivitas saraf simpatik

yang menghasilkan efek bradikardia dan hipotensi (Cullen 1996). Hipotermia

dapat terjadi akibat tertekannya reseptor noradrenergik di hipotalamus oleh

agonis alpha 2-adrenoseptor. Diketahui dari hasil penelitian, pembiusan anjing

dengan medetomidin mengakibatkan terjadinya sedikit penurunan suhu rektal

(Cullen dan Reynoldson 1993; Pettifer dan Dyson 1993).

Ketamin

Ketamin HCl merupakan golongan phencyclidine dengan rumus 2-(0-

chlorophenil)-2-(methylamino)-cyclohexanone hydrochloride (Adams 2001).

Ketamin ialah larutan yang tidak berwarna, stabil pada suhu kamar, dan

mempunyai tingkat keamanan yang lebar. Ketamin termasuk ke dalam golongan

nonbarbiturat dan merupakan disosiatif anestesi, yaitu pada dosis rendah sebagai

preanestesi dan pada dosis lebih tinggi sebagai anestesi umum. Ketamin

merupakan anestetikum yang mempunyai sifat analgesik, anestetik, dan kataleptik

dengan kerja singkat (Gunawan et al. 2009; Azizpour dan Hassani 2012).

Ketamin mempunyai sifat menghilangkan rasa sakit yang kuat serta reaksi

anestesinya tidak menyebabkan ngantuk (Kul et al. 2001). Ketamin menghasilkan

pengaruh anestesi melalui mekanisme aksi secara antagonis terhadap reseptor N

methyl D aspartate (NMDA). Afinitas ketamin sangat tinggi pada reseptor

NMDA sehingga menghasilkan pengaruh analgesik yang sangat kuat (Stawicki

2007; Kurdi et al. 2014). Sebagai antagonis NMDA, ketamin menghambat refleks

nosiseptik spinal, yaitu menghambat konduksi rasa nyeri ke talamus dan daerah

korteks.

Ketamin merangsang sistem kardiovaskuler yang mengakibatkan

peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan meningkatkan curah jantung,

yang dimediasi terutama melalui sistem saraf simpatik (Kolawole 2001). Ketamin

memiliki efek minimal terhadap pusat pernapasan dan menghasilkan relaksasi

Page 19: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

5

pernapasan dengan cara mempengaruhi berbagai reseptor dan otot bronkhial.

Pembiusan dengan menggunakan ketamin mengakibatkan terjadinya peningkatan

salivasi dan tonus otot (Kurdi et al. 2014).

Gambar 2. Struktur kimia ketamin HCl (C13H16ClNO.HCl) (daily

med.nlm.nih.gov 2015)

Onset dan Durasi

Waktu induksi (onset) adalah waktu yang diukur dari awal penyuntikan

sampai awal terjadinya anestesia. Dikenal dua waktu induksi, waktu induksi 1

adalah waktu antara anestetikum diinjeksikan sampai keadaan hewan tidak dapat

berdiri. Waktu induksi 2 adalah waktu antara anestetikum diinjeksikan sampai

keadaan hewan tidak ada refleks pedal atau hewan sudah tidak merasakan sakit

(stadium operasi) (Swarayana 2015). Waktu induksi dipengaruhi oleh banyak

faktor, termasuk kelarutan anestetikum dalam lemak. Faktor lain yang

mempengaruhi adalah seperti kemudahan untuk berdifusi melalui jaringan ikat.

Pemberian anestetikum secara IM atau subkutan (SC) langsung masuk

interstitium jaringan otot atau kulit ke pembuluh darah kapiler kemudian

memasuki peredaran darah sistemik. Anestetikum larut lemak masuk ke dalam

darah kapiler dengan melintasi membran sel endotel secara difusi pasif. Hanya

anestetikum yang larut air masuk darah melalui celah antarsel endotel bersama air,

dengan kecepatan yang berbanding terbalik dengan besar molekulnya (Gunawan

et al. 2009).

Durasi anestesi adalah waktu yang diukur dari mulai kejadian anestesi

sampai hewan mulai sadar (ada gerakan), ada respons rasa sakit, dan ada suara

dari hewan, dan ada refleks. Durasi anestesi harus cukup lama sehingga cukup

waktu untuk melakukan tindakan operasi (Swarayana 2015). Secara umum, durasi

kerja berkaitan dengan kelarutan anestetikum dalam lemak. Anestesi lokal dengan

kelarutan lemak tinggi mempunyai durasi yang lebih panjang karena lebih lama

diekskresikan dari dalam darah. Waktu pemulihan adalah waktu antara ketika

hewan memiliki kemampuan merasakan nyeri bila saraf di sekitar jari kaki ditekan

atau mengeluarkan suara sampai hewan memiliki kemampuan untuk duduk

sternal, berdiri atau jalan. Waktu pemulihan ini bergantung pada panjang anestesi,

kondisi hewan, jenis hewan, jenis anestetikum yang diberikan dan rute

pemberiannya, dan temperatur tubuh hewan (McKelvey dan Hollingshead 2003).

Page 20: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

6

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret

tahun 2015 di kandang Unit Pengelola Hewan Laboratorium, Fakultas Kedokteran

Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Penelitian ini menggunakan hewan coba kucing lokal Indonesia. Kucing

yang digunakan berjenis kelamin jantan dengan kondisi normal secara fisiologis.

Anestetikum yang digunakan ialah medetomidin (Medetin®, Dong Bang) dan

ketamin (Ketamine 10% inj, Kepro, Holland). Pakan yang digunakan bentuk

pakan kering (Whiskas®, Mars Inc., US), pemberian air minum (Aqua®, Danone,

FR) secara ad libitum, obat cacing (Combantrin®, Pfizer, CA) untuk eliminasi

cacing, dan disinfektan kandang.

Alat yang digunakan ialah timbangan, syringe (1 mL), kapas beralkohol,

termometer, stetoskop, senter kecil, pinset syrurgis, kandang kucing, tempat

pakan kucing, litter box, kantong plastik, sarung tangan, dan masker.

Prosedur Penelitian

Persiapan Kucing

Kucing yang digunakan dalam penelitian ini adalah kucing yang telah

dewasa kelamin dengan bobot badan 3-5 kg. Kucing yang telah disiapkan

diperiksa kondisi kesehatannya, pemeriksaan yang utama adalah pemeriksaan

fisiologis kucing. Kucing yang telah diperiksa kesehatannya diaklimatisasi

terlebih dahulu selama dua minggu sehingga dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan kandang penelitian. Selama aklimatisasi, kucing diberikan obat cacing

supaya terjaga kesehatannya dan fit digunakan untuk penelitian.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap

(RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Sebanyak dua puluh ekor

kucing yang telah dewasa kelamin digunakan dalam penelitian ini, dibagi menjadi

empat perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan tersebut ialah kucing yang tidak

diberikan sediaan anestetikum, kucing yang diberikan sediaan anestetikum

ketamin, kucing yang diberikan sediaan anestetikum medetomidin, dan kucing

yang diberikan sediaan anestetikum kombinasi medetomidin-ketamin.

Pemberian Sediaan Anestetikum

Sediaan anestetikum diberikan pada kucing secara intramuskuler (IM).

Kelompok kontrol ialah kucing percobaan yang tidak mendapatkan anestesi.

Kelompok perlakuan pertama ialah kucing percobaan yang disuntik ketamin

Page 21: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

7

dengan dosis 20 mg/kg BB. Kelompok perlakuan kedua ialah kucing percobaan

yang disuntik medetomidin dengan dosis 0.15 mg/kg BB. Perlakuan ketiga ialah

kucing percobaan yang disuntik dengan medetomidin dosis 0.1 mg/kg BB dan

sesaat setelahnya disuntik dengan ketamin dosis 10 mg/kg BB. Sebelum diberikan

perlakuan, kucing percobaan dipuasakan selama 12 jam.

Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati dalam penelitian ini ialah onset (rasa nyeri, tonus

otot, kesadaran, refleks pedal, dan pupil) dan durasi (rasa nyeri, tonus otot,

kesadaran, refleks pedal, dan pupil) dari sediaan anestetikum. Penelitian ini juga

mengamati pengaruh pemberian sediaan anestetikum pada kondisi fisiologis

kucing, seperti frekuensi napas, frekuensi jantung, dan suhu rektal.

Pengamatan dan Pengambilan Data

Pengambilan data onset dan durasi sediaan anestetikum dilakukan dengan

mengamati rasa nyeri, tonus otot, kesadaran, refleks pedal, dan pupil. Rasa nyeri

diamati dengan mencubit telinga kucing dengan pinset syrurgis dan tonus otot

diamati dengan melihat kemampuan kucing melakukan kontraksi otot untuk

berdiri maupun bergerak. Kesadaran diamati dengan melihat perilaku kucing dan

kemampuannya dalam menanggapi rangsangan. Refleks pedal diamati dengan

mencubit ujung jari kucing dengan pinset syrurgis kemudian diamati reaksinya

dan pupil diamati dengan melihat adanya reaksi terhadap rangsangan cahaya.

Pengamatan terhadap rasa nyeri, tonus otot, kesadaran, refleks pedal, dan pupil

dilakukan setiap tiga menit sekali yang dimulai pada saat sebelum pemberian

perlakuan sampai dengan kucing sadar (recovery kembali).

Kondisi fisiologis kucing yang diamati adalah ferkuensi napas, frekuensi

jantung, dan suhu rektal. Frekuensi napas dilakukan secara visual dengan

memperhatikan gerakan inspirasi dan ekspirasi di bagian abdominal selama satu

menit. Frekuensi jantung diukur dengan auskultasi mempergunakan stetoskop

yang diletakkan pada apeks jantung di rongga dada sebelah kiri atau merasakan

pulsus arteri pada arteri femoralis selama satu menit. Suhu rektal diamati dengan

menempatkan termometer pada bagian rektal kucing. Pengamatan kondisi

fisiologis kucing dilakukan setiap sepuluh menit yang dimulai pada saat sebelum

pemberian perlakuan sampai dengan kucing sadar (recovery kembali).

Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan one way

ANOVA metode Duncan untuk melihat perbedaan pada setiap perlakuan. Analisis

data dilakukan menggunakan program Microsoft Excel 2013 dan IBM SPSS

Statistics 20.

Page 22: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tindakan bedah dalam upaya terapi sangat bergantung pada pemberian

anestetikum kepada pasien. Hal tersebut dikarenakan tindakan bedah belum dapat

dilakukan bila anestetikum belum diberikan. Pemberian anestetikum bertujuan

untuk menciptakan kondisi sedasi, analgesi, relaksasi, dan penekanan refleks yang

optimal untuk dilakukan tindakan dan prosedur diagnostik atau pembedahan

(Adams 2001; Miller 2010). Tindakan bedah dapat ditunjang dengan pemberian

anestetikum yang ideal sehingga dapat berlangsung dengan aman tanpa

mengganggu fungsi vital tubuh. Suatu anestetikum dikatakan ideal apabila

memenuhi kriteria, yaitu memiliki waktu induksi (onset) cepat, pergantian

kedalaman anestesi singkat, pemulihan cepat, tidak menekan fungsi

kardiopulmoner, tidak mengiritasi jaringan, tidak mahal, stabil, serta tidak

memerlukan peralatan khusus untuk administrasi obat tersebut (Thurman et al

1996; Swarayana 2015).

Data hasil pengamatan rataan onset (rasa nyeri, tonus otot, kesadaran,

refleks pedal, pupil, dan onset sempurna) disajikan pada Tabel 1. Hasil ini

menunjukkan bahwa pemberian sediaan anestesi ketamin, medetomidin, dan

kombinasi medetomidin-ketamin tidak berpengaruh pada refleks pupil dan

memiliki pengaruh yang berbeda secara nyata pada waktu mulai hilangnya rasa

nyeri, tonus otot, kesadaran, refleks pedal, dan onset sempurna. Hasil ini juga

menunjukkan bahwa pemberian sediaan anestesi ketamin tidak berpengaruh pada

refleks pedal kucing dan pemberian sediaan anestesi medetomidin tidak

berpengaruh pada rasa nyeri kucing. Selain itu, kelompok kucing yang diberikan

sediaan anestesi kombinasi medetomidin-ketamin memiliki onset sempurna yang

lebih cepat sekitar 3 menit dibandingkan medetomidin dan sekitar 8 menit

dibandingkan ketamin.

Tabel 1. Rataan onset (rasa nyeri, tonus otot, kesadaran, refleks pedal, pupil, dan

onset sempurna) pada berbagai waktu pengamatan (menit ke-)

Kontrol Ketamin Medetomidin Medetomidin-

Ketamin

P<0.05

1 Rasa nyeri 90.00±0.00c 11.40±5.37b 90.00±0.00c 4.80±4.02a 0.000

2 Tonus 90.00±0.00b 9.60±4.93a 6.00±4.24a 4.80±4.02a 0.000

3 Refleks Pedal 90.00±0.00b 90.00±0.00b 7.20±3.42a 4.80±4.02a 0.000

4 Kesadaran 90.00±0.00c 10.80±5.45b 6.00±4.24ab 4.80±4.02a 0.000

5 Pupil 90.00±0.00a 90.00±0.00a 90.00±0.00a 90.00±0.00a 0.000

Onset Sempurna 90.00±0.00c 12.00±5.61b 7.20±3.42ab 4.80±4.02a 0.000 Keterangan: huruf superskript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang

berbeda nyata pada P<0.05

Ketamin menghasilkan efek yang bervariasi pada tonus otot, umumnya

ketamin menyebabkan tidak adanya perubahan tonus otot atau dapat

meningkatkan tonus otot. Ketamin tidak menghilangkan refleks pinnal dan pedal,

Page 23: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

9

maupun refleks pupil, korneal, laringal, atau faringal (Plumb 1999). Medetomidin

memiliki efek sedasi, relaksasi pada otot, dan menghilangkan refleks tubuh, tetapi

hewan masih berespons terhadap adanya stimulasi rasa nyeri (Burside et al. 2013).

Onset sempurna yang lebih cepat pada pemberian sediaan anestesi kombinasi

medetomidin-ketamin ini disebabkan oleh adanya interaksi obat yang saling

mempengaruhi sehingga obat diabsorbsi dengan cepat (Pertiwi 2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Akbar et al. (2015) menunjukkan bahwa

pemberian sediaan anestesi medetomidin dan kombinasi medetomidin-ketamin

pada kucing memiliki pengaruh yang berbeda secara nyata pada onset kerja obat.

Pemberian sediaan anestesi kombinasi medetomidin-ketamin memiliki onset yang

lebih cepat dibandingkan dengan pemberian sediaan anestesi hanya medetomidin

saja. Grint dan Pamela (2008) juga melaporkan bahwa onset sediaan kombinasi

medetomidin-ketamin lebih cepat jika dibandingkan dengan midazolam-ketamin

yang diberikan pada kelinci. Sementara dalam penelitian yang dilakukan Kilic

(2004) tentang perbandingan kombinasi anestesi medetomidin-ketamin dengan

xylazin-ketamin menunjukkan bahwa pengaruh anestesi tidak berbeda secara

nyata pada onset kerja obat yang diuji pada kelinci.

Durasi anestesi adalah waktu yang diukur dari mulai kejadian anestesi

sampai hewan mulai sadar (ada gerakan), ada respons rasa sakit, ada suara dari

hewan, dan ada refleks (Swarayana 2015). Data hasil pengamatan rataan durasi

(rasa nyeri, tonus otot, kesadaran, refleks pedal, pupil, dan durasi total) disajikan

pada Tabel 2. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian sediaan anestesi ketamin,

medetomidin, dan kombinasi medetomidin-ketamin memiliki pengaruh yang

berbeda secara nyata pada rataan durasi (rasa nyeri, tonus otot, kesadaran, refleks

pedal, dan durasi total). Durasi hilangnya rasa nyeri pada kucing yang diberikan

sediaan anestesi kombinasi medetomidin-ketamin lebih lama sekitar 72 menit

dibandingkan dengan kucing yang hanya diberikan sediaan anestesi ketamin saja.

Hasil ini juga menunjukkan bahwa kelompok kucing yang diberikan sediaan

anestesi kombinasi medetomidin-ketamin memiliki durasi yang lebih lama sekitar

78 menit dibandingkan medetomidin dan sekitar 172 menit dibandingkan ketamin.

Tabel 2. Rataan durasi (rasa nyeri, tonus otot, kesadaran, refleks pedal, pupil, dan

durasi total) pada berbagai waktu pengamatan (menit)

Kontrol Ketamin Medetomidin Medetomidin-

Ketamin

P<0.05

1 Rasa nyeri 0.00±0.00a 16.80±7.53a 0.00±0.00a 90.00±28.06b 0.000

2 Tonus 0.00±0.00a 39.60±10.26b 122.00±10.19c 208.00±32.91d 0.000

3 Refleks Pedal 0.00±0.00a 0.00±0.00a 115.00±36.80b 185.00±44.77c 0.000

4 Kesadaran 0.00±0.00a 34.80±13.18b 122.00±10.19c 208.00±32.91d 0.000

5 Pupil 0.00±0.00a 0.00±0.00a 0.00±0.00a 0.00±0.00a 0.000

Durasi Total 0.00±0.00a 36.60±12.07b 130.80±17.57c 208.00±32.91d 0.000 Keterangan: huruf superskript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang

berbeda nyata pada P<0.05

Ketamin merupakan anestetikum yang mempunyai sifat analgesik,

anestetik, dan kataleptik dengan kerja singkat (Gunawan et al. 2009; Azizpour dan

Page 24: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

10

Hassani 2012). Ketamin dapat menghambat konduksi rasa nyeri ke talamus dan

daerah korteks dengan mekanisme aksi secara antagonis terhadap reseptor N

methyl D aspartate (NMDA) (Kurdi et al. 2014). Waktu hilangnya rasa nyeri dan

durasi total yang lebih lama disebabkan oleh adanya potensiasi efek depresan

ketamin yang dikombinasi dengan medetomidin karena medetomidin berfungsi

sebagai sedatif dan analgesia. Efek sedatif terjadi karena medetomidin

menghambat transmisi impuls yang melewati lokus coeruleus dengan cara

menstimulasi reseptor alpha 2-adrenoseptor (Cullen 1996). Medetomidin

menghasilkan efek analgesi yang minimal, efek analgesi ini terjadi akibat

stimulasi reseptor alpha 2-adrenoseptor di tanduk dorsal spinal kord dan batang

otak (Cullen 1996; Akbar et al. 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Kilic (2004) menunjukkan bahwa waktu

hilangnya rasa nyeri yang dihasilkan oleh sediaan anestesi kombinasi

medetomidin-ketamin lebih panjang dibandingkan dengan anestesi kombinasi

xylazin-ketamin yang diuji pada kelinci. Akbar et al. (2015) melaporkan bahwa

pemberian anestesi medetomidin dan kombinasi medetomidin-ketamin pada

kucing memiliki pengaruh yang berbeda secara nyata pada durasi kerja obat, di

mana anestesi kombinasi medetomidin-ketamin menghasilkan durasi kerja yang

lebih lama. Pemberian kombinasi anestesi medetomidin-ketamin diketahui

menghasilkan relaksasi otot dan penghilangan refleks yang lebih baik

dibandingkan dengan pemberian anestesi ketamin (Lee et al. 2010).

Efektivitas dan keamanan suatu sediaan anestesi dapat diketahui dengan

melakukan pengamatan terhadap kondisi fisiologis tubuh. Parameter fisiologis

yang terpenting diamati selama periode anestesi ini ialah frekuensi napas,

frekuensi denyut jantung, dan suhu tubuh (Adams 2001). Pengamatan terhadap

parameter fisiologis kucing dalam penelitian ini dilakukan setiap interval 10 menit

dan hasil pengamatan disajikan dalam bentuk grafik. Pernapasan bertujuan untuk

mempertahankan konsentrasi O2, CO2, dan ion hidrogen dalam cairan tubuh

sehingga fungsi jaringan tubuh dapat terus berlangsung. Pengaturan fungsi

pernapasan dilakukan oleh medulla oblongata dan pons yang merupakan pusat

pernapasan. Di dalam substansi retikularis medulla oblongata terdapat pengaturan

inspirasi dan ekspirasi yang mengatur irama dasar pernapasan, sedangkan

kecepatan dan irama pernapasan terdapat di dalam pons (Frandson 1992).

Pengamatan pada frekuensi napas selama anestesi berlangsung dilakukan untuk

mengetahui gambaran kualitas fungsi pernapasan.

Berdasarkan grafik garis pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa pemberian

sediaan anestesi ketamin, medetomidin, dan kombinasi medetomidin-ketamin

mengakibatkan terjadinya penurunan frekuensi napas pada kucing. Penurunan

frekuensi napas ini disebabkan oleh tertekannya pusat pengatur pernapasan di

otak. Ketamin memiliki efek minimal pada pusat pernapasan dan mengasilkan

relaksasi pernapasan dengan cara mempengaruhi berbagai reseptor dan otot

bronkhial (Kurdi et al. 2014). Penurunan frekuensi napas pada pemberian

medetomidin disebabkan oleh kerja medetomidin yang menekan sistem saraf

pusat dengan cara menstimulasi reseptor alpha 2-adrenoseptor (Sinclair 2003).

Penurunan frekuensi napas terjadi secara signifikan pada pemberian kombinasi

medetomidin-ketamin. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya interaksi obat yang

Page 25: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

11

saling menguatkan untuk menekan pusat pernapasan.

Gambar 3. Hubungan antara frekuensi napas per menit pada kucing perlakuan

pada berbagai waktu pengamatan ( Kucing kontrol, Kucing

yang disuntik ketamin, Kucing yang disuntik medetomidin,

Kucing yang disuntik kombinasi medetomidin-ketamin)

Pengamatan frekuensi denyut jantung dapat menggambarkan kualitas

fungsi kardiovaskuler yang bertugas mengangkut O2 dan nutrien ke seluruh

jaringan tubuh, membawa limbah metabolisme dan mempertahankan homeostasis

seluler (Cunningham 2002). Penurunan denyut jantung pada kondisi teranestesi

adalah normal, akibat adanya pengaruh sebagian besar anestetikum yang dapat

menekan denyut jantung dan fungsi miokardiak. Hanya beberapa anestetikum

yang dapat meningkatkan denyut jantung, seperti atropin, ketamin, dan tiletamin

(McKelvey dan Hollingshead 2003). Hasil pengamatan frekuensi denyut jantung

pada Gambar 4, menunjukkan bahwa pemberian anestesi ketamin mengakibatkan

peningkatan frekuensi denyut jantung, sementara pemberian anestesi medetomidin

dan kombinasi medetomidin-ketamin mengakibatkan penurunan frekuensi denyut

jantung. Pada pemberian anestesi kombinasi medetomidin-ketamin, efek depresi

kardiovaskuler oleh medetomidin diimbangi dengan peningkatan fungsi

kardiovaskuler oleh ketamin sehingga penurunan frekuensi denyut jantung tidak

sesignifikan pada pemberian medetomidin saja.

Ketamin mengakibatkan peningkatan frekuensi denyut jantung disebabkan

oleh sifat simpatomimetik ketamin yang bekerja menghambat saraf parasimpatis

pada sistem saraf pusat dengan neurotransmitter noradrenalin (Katzung 2002).

Kerja ketamin meningkatkan aliran darah otak dan pemakaian oksigen sehingga

Page 26: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

12

terjadi stimulasi general dari pusat vasomotor dan perifer untuk melepaskan

norepinephrin yang membuat frekuensi jantung lebih tinggi (Lumb dan Jones

1996). Medetomidin mempengaruhi fungsi kardiovaskuler dengan cara

menstimulasi reseptor pusat dan perifer. Medetomidin memiliki sifat

parasimpatomimetik yang bekerja menghambat saraf simpatis pada sistem saraf.

Medetomidin menstimulasi tonus vagus yang menyebabkan terjadinya

vasokonstriksi pembuluh darah dan meningkatkan pelepasan asetilkolin dari saraf

parasimpatis yang terdapat pada jantung sehingga terjadi bradikardia dan

hipotensi (Cullen 1996; Gargiulo et al. 2012).

Gambar 4. Hubungan antara frekuensi jantung per menit pada kucing perlakuan

pada berbagai waktu pengamatan ( Kucing kontrol, Kucing

yang disuntik ketamin, Kucing yang disuntik medetomidin,

Kucing yang disuntik kombinasi medetomidin-ketamin)

Berdasarkan grafik garis pada Gambar 5 diketahui bahwa pemberian

sediaan anestesi ketamin dan kombinasi medetomidin-ketamin menyebabkan

peningkatan suhu kemudian mengalami penurunan suhu yang tidak berbeda dari

keadaan awal. Pemberian sediaan anestesi medetomidin menyebabkan terjadinya

penurunan suhu tubuh hewan dari keadaan awal. Peningkatan suhu tubuh dapat

disebabkan oleh penggunaan ketamin yang mempunyai efek meningkatkan

metabolisme dan kerja jantung (Hellyer 1996). Metabolisme tubuh yang

meningkat menyebabkan peningkatan produksi panas tubuh dan pemindahan

panas tubuh akan berlangsung baik dengan meningkatnya kerja jantung. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Cunningham (2002) bahwa jantung dan

pembuluh darah memegang peranan yang sangat penting untuk pemindahan panas

di dalam tubuh.

Page 27: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

13

Gambar 5. Hubungan antara suhu rektal pada kucing perlakuan pada berbagai

waktu pengamatan ( Kucing kontrol, Kucing yang disuntik

ketamin, Kucing yang disuntik medetomidin, Kucing yang

disuntik kombinasi medetomidin-ketamin)

Penurunan suhu tubuh dapat disebabkan oleh abnormalitas termoregulasi

selama hewan teranestesi. Muir et al. (2000) menyatakan bahwa abnormalitas

termoregulasi terjadi akibat produksi panas tubuh yang menurun, penekanan pada

susunan saraf pusat, terjadi vasodilatasi, penyuntikan cairan dengan suhu rendah,

dan kapasitas tubuh yang terbuka terhadap kontak lingkungan. Medetomidin

menyebabkan penurunan suhu tubuh dengan cara menekan reseptor noradrenergik

di hipotalamus. Dalam penelitian yang dilakukan Akbar et al. (2015) menyatakan

bahwa medetomidin menyebabkan terjadinya penurunan suhu tubuh pada kucing

secara signifikan.

SIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah kombinasi

anestesi medetomidin-ketamin memiliki efektivitas yang lebih baik jika

dibandingkan dengan anestesi ketamin maupun medetomidin. Anestesi kombinasi

medetomidin-ketamin memiliki onset yang lebih cepat dan durasi yang lebih

lama. Anestesi kombinasi medetomidin-ketamin menghasilkan tekanan yang

minimal terhadap kondisi fisiologis tubuh yang meliputi fungsi pernapasan, fungsi

jantung, dan suhu tubuh.

Page 28: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

14

SARAN

Perlu dilakukan penelitian serupa dengan menambah parameter yang

diamati dan menggunakan alat monitoring fungsi vital tubuh untuk memudahkan

proses pengamatan dan memperoleh hasil yang akurat terhadap fungsi jantung,

pernapasan, dan suhu tubuh. Perlu juga dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

efektivitas anestetikum kombinasi medetomidin dengan ketamin pada berbagai

tingkatan dosis anestesi.

DAFTAR PUSTAKA

Adams HR. 2001. Veterinary Pharmacology and Therapeutics. Ames (US): Iowa

State Pr.

Akbar H, Muhammad AK, Shehla GB, Mansur UDA, Humaira MK, Aftab AA.

2014. Comparative efficacy of medetomidine HCl and lignocaine HCl as

epidural anesthetic in buffalo calves. Pak Vet J. 34(3):377-380.

Akbar H, Muhammad AK, Shehla GB, Mansur UDA, Muhammad N, Aftab AA,

Humaira MK. 2015. Efficacy of medetomidine hydrochloride alone and in

combination with ketamine hydrochloride for surgical anesthesia in cats.

Pak Vet J. 35(2):151-154.

Azizpour A and Y Hassani. 2012. Clinical evaluation of general anaesthesia in

pigeons using a combination of ketamine and diazepam. J S Afr Vet Assoc.

83:12-15.

Boulton TB, Colin EB. 1994. Anestesiologi. Edisi 10. Jakarta (ID): EGC

Burnside WM, Paul AF, Angus IC, Aurelie AT. 2013. A comparison of

medetomidine and its active enantiomer dexmedetomidine when

administered with ketamine in mice. BMC Veterinary Research. 9:48-56.

Correa-Sales C, Rabin BC, Maze M. 1992. A hypnotic response to

dexmedetomidine, an α2-agonist, is mediated in the locus coeruleus.

Anesthesiology. 76:948-952.

Cullen LK, Reynoldson JA. 1993. Xylazine or medetomidine premedication

before propofol anaesthesia. Veterinary Record. 132:378-383.

Cullen LK. 1996. Medetomidine sedation in dogs and cats : a review of its

pharmacology, antagonism and dose. Br Vet J. 152:519-535.

Cunningham JG. 2002. Veterinary Physiology. Edisi 3. Philadelphia (US): WB

Saunders Company.

Fowler ME. 1993. Zoo and Wild Animal Medicine. Philadelphia (US): W.B

Saunders Company.

Frandson RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta (ID): Gadjah

Mada University Press.

Gargiulo S, Greco A, Gramanzini M, Esposito S, Affuso A, Brunetti A, Vesce G.

2012. Mice anesthesia, analgesia and care, part i: anesthetic considerations

in preclinical research. ILAR J. 53:55-69.

Page 29: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

15

Grint NJ, Pamela JM. 2008. A comparison of ketamine–midazolam and

ketamine–medetomidine combinations for induction of anaesthesia in

rabbits. Veterinary Anaesthesia and Analgesia. 35:113-121.

Gunawan GS, Rianto SN, Elysabeth, editor. 2009. Farmakologi dan Terapi.

Jakarta (ID): Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Hayashi Y, Maze M. 1993. Alpha 2 adrenoceptor agonists and anaesthesia. British

Journal of Anaesthesia. 71:108-118.

Hellyer PW. 1996. General anaesthesia for dog and cats. Ved Med. 91:314-325.

Katzung BG. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8. Jakarta (ID): EGC

Kilic N. 2004. A comparison between medetomidine-ketamine and xylazine-

ketamine anaesthesia in rabbits. Turk J Vet Anim Sci. 28:921-926.

Kolawole IK. 2001. Ketamine hydrochloride: a useful but frequently misused

drug. Niger J Surg Res. 3:118-225.

Kul M, Koe Y, Alkan F, Ogurtan Z. 2001. The effects of xylazine-ketamine and

diazepam-ketamine on arterial blood pressure and blood gases in dog. OJVR

4:124-132.

Kurdi MS, Kaushic AT, Radhika SD. 2014. Ketamine: current applications in

anesthesia, pain, and critical care. Anesthesia: Essays and Researches.

8(3):283-290.

Lee VK, Flynt KS, Haag LM, Taylor DK. 2010. Comparison of the effects of

ketamine, ketamine-medetomidine and ketaminemidazolam on physiologic

parameters and anesthesiainducedstress in rhesus (macaca mulatta) and

cynomolgus (macaca fascicularis) macaques. J Am Assoc Lab Anim Sci.

49:57-63.

Lumb WV, Jones EW. 1996. Veterinary Anesthesia. Edisi 3. Philadelphia (US):

Lea and Febriger.

McKelvey D, Hollingshead KW. 2003. Veterinary Anesthesia and Analgesia.

Missouri (US): Mosby.

Miller RD. 2010. Miller’s Anesthesia. Edisi 7. Philadelphia (US): Churchill

Living Elsevier.

Muir WW, Hubbell JAE, Skarda RT, Bednarski RM. 2000. Veterinary

Anesthesia. Edisi 3. Missouri (US): Mosby

Munaf S. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Palembang (ID): EGC.

Noviana D, Gunanti, Ni RFHJ. 2006. Pengaruh anestesi terhadap saturasi oksigen

(spo2) selama operasi ovariohisterektomi kucing. J Sain Vet. 24(2):177-184.

Pertiwi RE. 2004. Perbandingan gambaran klinis antara kombinasi atropin sulfas-

xylazine-ketamine dan atropin sulfas-midazolam-ketamine pada kucing

[Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Pertovaara A, Kaupila T, Jyajarvi E, Kalso E. 1991. Involvement of supraspinal

and spinal segmental alpha-2-drenergic mechanisms in the medetomidine

induced antinoception. Neuroscience. 44:705-714.

Pettifier GR, Dyson DH. 1993. Comparison of medetomidine and fentanyl-

droperidol in dogs: sedation, analgesia, arterial blood gases and lactate

levels. Canadian Journal of Veterinary Research. 57:99-105.

Plumb DC. 1999. Veterinary Drugs Handbook. Edisi 3. Ames (US): Iowa State

University Pr.

Purwantoro A. 2010. Breeding Aneka Kucing Ras. Jakarta (ID): Gramedia

Page 30: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

16

Rahman A. 2008. Morfogenetika kucing rumah (felis domesticus) di desa

jagobayo kecamatan lais bengkulu utara bengkulu. Jurnal Exacta. 6(2):1-12.

Rioja E, Giacomo G, Alexander V. 2013. Clinical use of a low-dose

medetomidine infusion in healthy dogs undergoing ovariohysterectomy.

CVJ. 54:864-868.

Sardjana IKW. 2003. Penggunaan zoletil dan ketamine untuk anestesia pada

felidae. Berk Penel Hayati. 9:37-40.

Schmeling WI, Kampine JP, Roerig DL, Warlter DC. 1991. The effects of the

stereoisomers of α2-adrenergic agonist medetomidine on systemic and

coronary hemodynamics in consious dogs. Anesthesiology. 75:499-511.

Sinclair MD. 2003. A review of the physiological effects of alpha-2- agonists

related to the clinical use of medetomidine in small animal practice.

Canadian Veterinary Journal. 44:885–897.

Stawicki SP. 2007. Common sedative agents. OPUS 12 Scientist. 1:8-9.

Sudisma IGN, Setyo W, Dondin S, Harry S. 2012. Anestesi infus gravimetrik

ketamin dan propofol pada anjing. J Vet. 13(2): 189-198.

Suwed MA, Rodame MN. 2011. Panduan Lengkap Kucing. Jakarta (ID): Penebar

Swadaya

Swarayana IMI. 2015. Pemeliharaan status teranestesi dengan kombinasi xilasin-

ketamin secara subkutan pada anjing [Tesis]. Bali (ID): Universitas

Udayana

Thurman JC, Tranquille WJ, Benson CJ. 1996. Lumb and Jones’ Veterinary

Anaesthesia. Baltimore (US): Williams and Wilkins.

Yudaniayanti IS, Erfan M, Anwar M. 2010. Profil penggunaan kombinasi

ketamin-xylazine dan ketamin-midazolam sebagai anestesi umum terhadap

gambaran fisiologis tubuh pada kelinci jantan. Vet Med. 3(1): 23-30.

Page 31: EFEKTIVITAS ANESTETIKUM KOMBINASI MEDETOMIDIN … · dengan ketamin pada onset dan durasi anestesi, ... cara mengkombinasikan sediaan obat anestesi. ... alasan menghilangkan rasa

17

RIWAYAT HIDUP

Dedi Nur Aripin lahir pada 17 Juli 1994 di Kotabaru, Kalimantan Selatan

dari pasangan Bapak Mustakim dan Ibu Gege Nurhayati. Penulis merupakan putra

kedua dari empat bersaudara.

Penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kotabaru, Kabupaten Kotabaru,

Kalimantan Selatan, pada tahun 2011 dan pada tahun yang sama melanjutkan

pendidikan di Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor, Fakultas Kedokteran

Hewan melalui jalur SNMPTN Undangan.

Selama mengikuti perkuliahan di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif

dalam beberapa organisasi dan kepanitiaan yang diselenggarakan. Organisasi yang

diikuti penulis di antaranya Paguyuban Bidikmisi IPB sebagai Ketua Divisi

Akademik dan Keilmiahan, Badan Eksekutif Mahasiswa FKH-IPB sebagai

anggota Departemen PSDM, dan Himpunan Profesi Ruminansia FKH-IPB

sebagai anggota Divisi Pendidikan. Kepanitiaan yang diikuti penulis di antaranya

Tutorial Bidikmisi IPB sebagai Ketua Pelaksana, Pelatihan Penulisan Karya Tulis

Ilmiah Mahasiswa Bidikmisi sebagai Ketua Pelaksana, Semarak Bidikmisi IPB

sebagai Ketua Divisi Humas, Bidikmisi Turun Desa sebagai Ketua Divisi Danus

dan Sponsorship, Masa Perkenalan Fakultas sebagai Divisi Acara, dan AFC FKH-

IPB sebagai anggota Divisi Acara. Penulis merupakan salah seorang mahasiswa

penerima Beasiswa Bidikmisi di FKH-IPB. Penulis terlibat sebagai asisten

praktikum pada mata kuliah Anatomi Veteriner. Selain itu, penulis juga aktif

dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa.