skripsi persepsi auditor dalam memberikan opini …
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
PERSEPSI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
JOJO SUNARJO DAN REKAN
MUHAMMAD NATSYR105730353012
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR2017
ii
PERSEPSI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT ATAS
LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
JOJO SUNARJO DAN REKAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
Disusun dan Diajukan Oleh
Muhammad Natsyr
Nomor Stambuk : 105730353012
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR2017
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Penelitian : PERSEPSI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN
OPINI AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK JOJO
SUNARJO DAN REKAN
Nama Mahasiswa : MUHAMMAD NATSYR
No. Stambuk/Nim : 105730353012
Jurusan : AKUNTANSI
Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan diujikan di depan
Panitia Penguji Strata Satu (S1) Pada Hari Rabu 17 Mei pada program
study Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar
Makassar, 19 Mei 2017
Menyetujui
Pembimbing I
Dr. Hj. Ruliaty, MM
Pembimbing I
Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CANBM. 107328
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Ismail Rasulong, SE.,MM NBM. 903078
Ketua Jurusan Akuntansi
Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CANBM. 107328
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi atas nama MUHAMMAD NATSYR, Nim 10573 03530 12 ini Telah
Diperiksa dan Diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor:
105 Tahun 1438 H/ 2017 M dan Telah Dipertahankan di depan Penguji pada Hari
Rabu, 17 Mei 2017 M. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
22 Sha’ban 1438 HMakassar,
19 Mei 2017 M
Panitia Ujian:
1. Pengawas Umum : Dr. H. Rahman Rahim, SE.,M.M ( ............................. )
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE.,M.M ( ............................. )
(Dekan Fakultas Ekonomi)
3. Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, SE.,M.Si ( ............................. )
(Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi)
4. Penguji :
a. Dr. Andi Rustam, SE.,MM.,Ak.,CPAI ( ............................. )
b. Dr. Hj. Ruliaty, MM ( ............................. )
c. Samsul Rizal, SE., MM ( ............................. )
d. Mukminati Ridwan, SE.,M.Si ( ............................. )
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Muhammad Natsyr
Nomor Stambuk : 10573 03530 12
Program Studi : Akuntansi
Judul Skripsi : Persepsi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit
Atas Laporan Keuangan Pada Kantor Akuntan
Publik Jojo Sunarjo dan Rekan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 19 Mei 2017Yang Membuat Pernyataan
Muhammad Natsyr
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas berkat dan ridha-Nyalah sehingga penulis masih diberikan kesehatan,
kesempatan, kesabaran terlebih lagi karunia kemauan serta tekad yang
dianugerahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, tak lupa
pula penulis panjatkan salam dan salawat atas junjungan nabi besar Muhammad
SAW, sebagai suri tauladan untuk menjadi manusia yang cerdas dan berakhlak di
dunia ini.
Sebagai manusia yang tak luput dari berbagai kekurangan, banyak
kendala yang dihadapi dalam penyusunan skripsi ini, penulis ini telah banyak
mendapat bantuan dalam bentuk bimbingan, saran maupun dorongan dari
berbagai pihak, sehingga skripsi dapat terselesaikan. Oleh karena itu, selayaknya
apabila dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua Umar Maman dan
Arinah, Miratunnisa S.Pd dan Alyah Arfianti yang telah memberikan motivasi
maupun material selama penulis kuliah sampai menyusun skripsi.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahman Rahim, SE. M.Si, sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulog, SE.,MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
viii
3. Bapak Ismail Badollahi, SE.M.Si.Ak.CA, selaku Ketua Jurusan Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Ibu Dr. Hj. Ruliaty, MM, selaku Pembimbing I dan Bapak Ismail Badollahi,
SE.M.Si.Ak.CA, selaku Pembimbing II yang telah membimbing,
mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi.
5. Bapak Imsan Muhaimin, selaku Pimpinan Kantor Akuntan Jojo Sunarjo dan
Rekan, Kakanda Muhammad Nur dan Kakanda Edy Susanto, selaku
responden penelitian saya, dan Kakanda Aswar dan Kakanda Arial, yang telah
banyak memberikan masukan informasi tambahan selama saya meneliti di
Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan.
6. Bapak dan ibu dosen Jurusan Akuntansi yang telah membekali penulis
berbagai pengetahuan selama kuliah sampai penyusunan skripsi ini.
7. Teman-teman dari lembaga Himpunan Masiswa Akuntansi (HIMANSI),
Ikatan Mahasiwa Muhammadiyah Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Ikatan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (IMAI) Simpul Sulawesi Selatan
yang telah banyak memberikan motivasi maupun masukan terhadap penulis
untuk penyelesaian skripsi ini.
8. Teman-teman satu pondokan Pondok Mentari yang telah setia untuk motivasi
penulis.
9. Para pihak lain yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini masih jauh dari kesmpurnaan,
untuk itu kritik dan saran membangun sangat diharapkan. Semoga segala bantuan,
ix
motivasi, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak senatiasa mendapat berkah dan
rahmat dari Ilahi Robbi.
Makassar, 19 Mei 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR.................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5C. Tujuan Penelitian................................................................................ 6D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 8
A. Pengertian Persepsi Auditor............................................................... 8B. Auditing ............................................................................................. 13C. Opini Audit ........................................................................................ 17D. Laporan Keuangan ............................................................................. 20E. Standar Pemeriksaan .......................................................................... 25F. Kerangka Berpikir.............................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 29B. Jenis dan Tipe Penelitian.................................................................... 29C. Sumber Data....................................................................................... 30D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 30E. Metode Analisis.................................................................................. 31
BAB IV OBJEK PENELITIAN.................................................................. 32
A. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................... 32B. Jenis- Jenis Pelayanan Jasa Kantor Akuntan Publik.......................... 34
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 41
A. Deskriptif Objek Penelitian ............................................................... 41B. Persepsi Auditor Dalam Pemberian Opini Audit Atas Laporan
Keuangan Sektor Publik..................................................................... 42
xi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN............................................................. 62
A. Simpulan ............................................................................................ 62B. Saran................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 67
LAMPIRAN.................................................................................................. 69
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
32
DAFTAR GAMBAR
2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi .......................................... 12
2.2 Kerangka Berpikir.................................................................................... 28
4.1 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan .... 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi akuntan publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah
jasa asuransi dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah
satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, profesi
akuntan publik memiliki peranan yang besar dalam mendukung perekonomian
nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi
dalam bidang keuangan.
Akuntan publik tersebut mempunyai peran terutama dalam peningkatan
kualitas dan kredibilitas informasi keuangan atau laporan keuangan suatu entitas.
Dalam hal ini akuntan publik mengemban kepercayaan masyarakat untuk
memberikan opini atas laporan keuangan suatu entitas. Dengan demikian, tanggung
jawab Akuntan Publik terletak pada opini atau pernyataan pendapatnya atas laporan
atau informasi keuangan suatu entitas, sedangkan penyajian laporan atau informasi
keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen.
Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia usaha, dalam era globalisasi
perdagangan barang dan jasa, kebutuhan pengguna jasa Akuntan Publik akan
semakin meningkat, terutama kebutuhan atas kualitas informasi keuangan yang
2
digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dengan
demikian, Akuntan Publik dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mengemban
kepercayaan publik.
Meskipun Akuntan Publik berupaya untuk senantiasa memutakhirkan
kompetensi dan meningkatkan profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan
pengguna jasa, kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pemberian jasa Akuntan
Publik akan tetap ada. Untuk melindungi kepentingan masyarakat dan sekaligus
melindungi profesi Akuntan Publik, diperlukan suatu undang-undang yang mengatur
profesi Akuntan Publik. Sampai saat terbentuknya Undang-Undang ini, di Indonesia
belum ada undang-undang yang khusus mengatur profesi Akuntan Publik.
Peran auditor telah menjadi pusat kajian dan riset di kalangan akademisi.
Tidak hanya itu, praktisi juga semakin kritis dengan selalu menganalisa kontribusi
apa yang diberikan auditor. Auditor bertanggung jawab dalam pelaksanaan audit serta
mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan
kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi
yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan dan memastikan
kesesuaian antara laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dengan standar
3
akuntansi yang ada. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik
kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak atau
belum diaudit.
Laporan merupakan hal yang sangat penting dalam penugasan audit karena
mengkomunikasikan temuan-temuan auditor. Laporan audit adalah tahap akhir dari
keseluruhan proses audit. Laporan ini menjadi amat penting karena laporan tersebut
dapat menginformasikan tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang
diperolehnya.
Menurut Mardiasmo (2009:189) terdapat tiga aspek utama yang mendukung
terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance) yaitu pengawasan,
pengendalian dan pemeriksaan. Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah,
analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional
berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
(SPKN, 2007). Laporan audit inilah yang digunakan oleh auditor untuk
menyampaikan pernyataan atau pendapat kepada para pemakai laporan keuangan,
sehingga bisa dijadikan acuan bagi pemakai laporan keuangan. Laporan audit harus
memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan
atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan (IAI, SA
Seksi 150). Oleh karena itu, pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP tidak hanya
4
menghasilkan opini atas laporan keuangan yang diaudit tetapi juga memberikan
catatan hasil temuan.
Berkenaan dengan opini yang dikeluarkan KAP terhadap laporan keuangan
sector publik terdapat lima macam opini menurut Standar Profesional Akuntan Publik
per 31 Maret 2011 (PSA 29 SA Seksi 508) : (1) Wajar Tanpa Pengecualian
(Unqualified Opinion), (2) Wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang
ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified Opinion with explanatory
language), (3) Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion), (4) Tidak Wajar
(Adverse Opinion), dan (5) Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion).
Perumusan opini atas laporan keuangan sektor public merupakan tahapan yang
krusial dalam sebuah penugasan audit keuangan. Di samping menjadi ukuran atas
kualitas laporan keuangan pemerintah, opini yang dikeluarkan auditor juga
mencerminkan kualitas dari pekerjaan audit itu sendiri.
Sekarang ini banyak kalangan yang salah persepsi tentang pemberian opini
wajar tanpa pengecualian (WTP) atas laporan keuangan. Beberapa kalangan
beranggapan bahwa opini WTP yang di keluarkan oleh KAP semacam stempel bebas
korupsi. Pada umumnya masyarakat berpandangan bahwa opini WTP
menggambarkan kondisi entitas yang mendapatkannya bersifat bebas korupsi.
Sehingga apabila terjadi kasus korupsi di entitas yang mendapatkan opini tersebut,
maka masyarakat meragukan pemberian opini tersebut. Ada juga yang
mempertanyakan kenapa suatu entitas mendapatkan opini WTP padahal kinerjanya
5
buruk. Atau, entitas yang menyatakan bahwa jika instansinya mendapat opini WTP,
maka bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Hal itu yang membuat
banyak kalangan menilai opini KAP tidak obyektif, bahkan ada yang menilai kalau
opini KAP bisa diperjual belikan. Ada dua jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh
KAP yaitu, Ditinjau dari luasnya pemeriksaan (Pemeriksaan Umum (General Audit)
dan Pemeriksaan Khusus (Special Audit)) dan Ditinjau dari jenis pemeriksaa
(Management Audit (Operational Audit), Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit),
Pemeriksaan Intern (Internal Audit), dan Computer Audit). Pemeriksaan keuangan
ditujukan untuk memberikan opini apakah laporan keuangan sudah disajikan secara
wajar.
Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan terhadap laporan keuangan, auditor
KAP memberikan opini sesuai dengan kinerja entitas selama satu periode. Auditor
KAP wajib bertanggung jawab dan menjaga kepercayaan publik atas opini yang
diberikannya terhadap entitas. Dengan memiliki tanggung jawab dan kepercayaan
publik yang tinggi auditor KAP akan meningkat kredibilitasnya di mata entitas dan
terhadap indepedensi auditor. Auditor memiliki insentif mempertahankan
independensi untuk melindungi reputasi mereka, dengan demikian membantu mereka
untuk memberikan kualitas audit yang baik. Lennox (199) dalam Choi et al. (2010)
menyatakan bahwa auditor yang memiliki reputasi dapat memberikan kualitas audit
yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang tidak memiliki reputasi. Hal
tersebut menjadi perhatian auditor, karena apabila publik menemukan kecurangan
6
pada entitas yang tidak diungkapkan auditor, maka hal itu dapat mengancam reputasi
mereka.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Persepsi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Atas Laporan
Keuangan Pada Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah yaitu: Bagaimana persepsi auditor dalam pemberian opini audit atas
laporan keuangan pada Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka tujuan dari
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi auditor dalam
memberikan opini audit atas laporan keuangan pada Kantor Akuntan Publik Jojo
Sunarjo dan Rekan
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat, baik dari aspek teoritis
maupun aspek praktis, serta kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.
1. Aspek teoritis
Dalam aspek teoritis, manfaat penelitian ini adalah:
a. Hasil penelitian ini diharapkan untuk menambah pengetahuan tentang persepsi
auditor dalam memberikan opini audit atas laporan keuangan.
7
b. Penelitian ini akan menjadi bahan perbandingan atau acuan dalam
pengembangan penelitian selanjutnya, khususnya di bidang pengauditan.
2. Aspek praktis
Dalam aspek praktis, manfaat penelitian ini adalah:
a. Sebagai bahan informasi bagi aparatur pemerintah, masyarakat, dan pengguna
laporan keuangan lainnya bagaimana persepsi auditor dalam memberikan opini
audit atas laporan keuangan.
b. Memberikan kontribusi untuk para auditor pemerintah agar menjadi lebih baik
lagi dalam mengambil pertimbangan opini audit terhadap laporan keuangan
pemerintah.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persepsi Auditor
1. Auditor
Auditor adalah seseorang yang menyatakan suatu pendapat atas suatu
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, dalam hal kewajaran pada
seluruh hal yang sifatnya material, posisi keuangan serta arus kas yang sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
Jika dilihat dari sudut profesi akuntan publik, auditor adalah seorang yang
melakukan pemeriksaan (examination) secara obyektif terhadap laporan keuangan
suatu entitas bisnis atau perusahaan yang bertujuan untuk menentukan apakah
laporan keuangan yang telah disusun tersebut menyajikan informasi keuangan
secara wajar, dalam segala hal yang bersifat material, posisi keuangan serta hasil
usaha entitas bisnis atau perusahaan tersebut.
Jenis jenis auditor berdasarkan kelompok dan pelaksanaan audit terbagi
menjadi empat, yakni :
a. Auditor Ekstern adalah auditor independent bekerja untuk kantor
akuntan publik yang statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka
audit. Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas finansial
audit.
9
b. Auditor Intern adalah auditor intern bekerja untuk perusahaan yang
mereka audit. Laporan audit manajemen umumnya berguna bagi
manajemen perusahaan yang diaudit. Oleh karena iu tugas internal
auditor biasanya adalah audit manajemen yang termasuk jenis
compliance audit.
c. Auditor Pajak adalah auditor pajak bertugas melakukan ketaatan yang
diaudit terhadap undang-undang perpajakan yang berlaku.
d. Auditor Pemerintah adalah tugas auditor pemerintah adalah untuk
menilai kewajaran informasi keuangan yang disusun oleh instansi
pemerintah. Disamping itu juga dilakukan untuk menilai efisiensi,
efektivitas dan ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang
milik pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan
yang dikeluarkan pemerintah. Auditing yang dilaksanakan oleh
pemerintahan dapat di laksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
2. Persepsi
Menurut Ikhsan (2010), persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat
atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Orang-orang bertindak
atas dasar persepsi mereka dengan mengabaikan apakah persepsi itu
mencerminkan kenyataan sebenarnya. Pada kenyataannya, setiap orang memiliki
10
persepsinyan sendiri atas suatu kejadian. Uraian kenyataan seseorang mungkin
jauh berbeda dengan uraian orang lain.
Lebih jauh Ikhsan menjelaskan behwa persepsi merupakan suatu proses
yang melibatkan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya dalam memperoleh dan
menginterpretasikan stimulus yang ditujukan oleh pancaindra. Dengan kata lain,
persepsi merupakan kombinasi antar faktor utama dunia luar (stimulus visual) dan
diri manusia itu sendiri (pengetahuan-pengetahuan sebelumnya).
Persepsi juga merupakan pengalaman tentang objek atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Meskipun demikian, karena persepsi tentang objek atau peristiwa tersebut
tergantung pada suatu kerangka ruang dan waktu, maka persepsi akan bersifat
sangat subjektif dan situasional. Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan
situasional. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan
hal-hal lain yang termasuk dalam faktor fungsional. Oleh karena itu, yang
menentukan persepsi bukanlah jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang
yang memberikan respons terhadap stimuli tersebut. Sementara iti, faktor
structural berasal dari sifat fisik dan dampak saraf yang ditimbulkan pada sistem
saraf individu.
Robbins (2009) mendefinisikan persepsi (perception) sebagai proses
dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka
guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Namun, apa yang diterima
11
seseorang pada dasarnyabisa berbeda dari realitas objektif. Walaupun seharusnya
tidak perlu ada, perbedaan tersebut sering timbul.
Persepsi individu dalam membuat penilaian terhadap invidu lain, akan
dikaitkan dengan teori atribusi (Ikhsan, 2010). Teori atribusi merupakan
penjelasan dan cara-cara manusia menilai orang secara berlainan, bergantungan
pada makna yang dihubungkan ke suatu perilaku tertentu. Pada dasarnya, teori
menyarankan bahwa jika seseorang mengamati perilaku seorang individu, orang
tersebut berusaha menentukan apakah perilaku itu disebabkan oleh factor internal
atau eksternal. Namun, penentuan tersebut sebagian besar bergantungan pada tiga
faktor berikut:
a. Kekhususan (ketersendirian), merujuk pada apakah seorang individu
memperlihatkan perilaku-perilaku yang berlainan dalam situasi yang berlainan.
b. Konsensus, yaitu jika semua orang yang menghadapi suatu situasi serupa
bereaksi dengan cara yang sama.
c. Konsistensi, yaitu individu yang memberikan reaksi dengan cara yang sama
dari waktu ke waktu.
Persepsi dikatakan rumit dan aktif karena walaupun persepsi merupakan
pertemuan antara proses kognitif dan kenyataan, persepsi lebih banyak melibatkan
kegiatan kognitif. Persepsi lebih banyak dipengaruhi oleh kesadaran, ingatan,
pikiran, dan bahasa. Dengan demikian, persepsi bukanlah cerminan yang tepat dari
realitas (Ikhsan, 2010).
12
Dari beberapa definisi persepsi, dapat disimpulkan bahwa persepsi setiap
individu mengenai suatu objek atau peristiwa tergantung pada dua faktor, yaitu
faktor dalam diri seseorang (aspek kognitif) dan faktor dunia luar (aspek stimulus
visual). Robbins (2009), mengemukakan bahwa sejumlah faktor beroperasi untuk
membentuk dan terkadang mengubah persepsi. Faktor-faktor ini biasa terletak
dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau
dalam konteks situasi dimana persepsi tersebut dibuat.
Robbins menjelaskan bahwa ketika seorang individu melihat sebuah target
dan berusaha untuk menginterpretasikan apa yang ia lihat, interpretasi itu sangat
dipengaruhi oleh berbagai karakteristik pribadi dari pembuat persepsi individual
tersebut. Karakteristik pribadi yang memengaruhi persepsi meliputi sikap,
kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu, dan harapan-harapan seseorang.
Karakteristik target yang diobservasi bias memengaruhi apa yang diartikan. Target
tidak dilihat secara khusus, hubungan sebuah target dan latar belakangnya juga
memengaruhi persepsi, seperti halnya kecenderungan untuk mengelompokkan hal-
hal yang dekat dan hal-hal yang mirip. Konteks dimana kita melihat berbagai
objek atau peristiwa juga penting. Waktu sebuah objek atau peristiwa dilihat dapat
memengaruhi perhatian, seperti halnya lokasi, cahaya, panas, atau sejumlah faktor
situasional lainnya.
13
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Sumber : Robbins, Stephen P., Perilaku Organisasi
B. Auditing
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) menjelaskan pengertian
pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan
secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk
menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Mulyadi (2011:9) menyatakan bahwa: Secara umum auditing adalah suatu
proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
mangenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan
Faktor pada Pemersepsi
Sikap-sikap Motif-motif
Minat-minat
Pengalaman
Harapan-harapanFaktor dalam situasi
Waktu
Keadaan Kerja
Keadaan Sosial
Persepsi
Faktor pada Target
Sesuatu yang baru Gerakan
Suara
Ukuran
Latar belakang
Kedekatan
Kemiripan
14
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan.
Jenis-jenis audit ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu (Agoes, 2008:9):
a) Pemeriksaan umum (General Audit)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP) independen dengan tujuan untuk bisa
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan.
b) Pemeriksaan Khusus (Spesial Audit)
Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) independen, dan pada akhir
pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan
terbatas pada masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang
dilakukan juga terbatas.
Menurut Mulyadi (2011:30-32) pada umumnya auditing dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu :
1) Audit laporan keuangan
15
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor
independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk
menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan atas dasar
kesesuaian dengan prinsip akuntansi berterima umum.
2) Audit kepatuhan
Audit kepatuhan adalah audit yang bertujuan untuk menentukan apakah
yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit
kepatuhan biasanya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat
kriteria, dalam hal ini biasanya pemerintah.
3) Audit operasional
Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi
atau bagian daripadanya dalam hubungannya dengan tujuan tertentu seperti
mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan dan
membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (SA seksi 110) menyatakan bahwa tujuan
audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan
pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip yang berlaku umum.
Dalam melaksanakan audit ada beberapa prosedur yang biasa dilakukan oleh
auditor yaitu (Mulyadi, 2011:86-89):
1. Inspeksi
16
Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau
kondisi fisik sesuatu. Dengan melakukan inspeksi terhadap sebuah
dokumen, auditor akan dapat menentukan keaslian dokumen tersebut.
2. Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi merupakan prosedur audit yang digunakan oleh
auditor untuk melihat atau menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan.
Dengan pengamatan ini auditor akan dapat memperoleh bukti visual
mengenai pelaksanaan suatu kegiatan.
3. Permintaan keterangan (enquiry)
Permintaan keterangan merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan
meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yang dihasilkan dari prosedur
ini adalah bukti lisan dan bukti dokumenter.
4. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor
memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas. .
5. Penelusuran (tracing)
Dalam melaksanakan prosedur audit ini, auditor melakukan penelusuran
informasi sejak mula-mula data tersebut direkam pertama kali dalam
dokumen, dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data tersebut dalam
proses akuntansi.
6. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)
17
Vouching merupakan prosedur audit yang meliputi:
1. Inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi
atau data keuangan untuk menentukan kewajaran dan kebenarannya.
2. Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang
berkaitan.
7. Perhitungan (counting)
Prosedur audit ini meliputi:
1. Perhitungan fisik terhadap sumber daya berwujud seperti kas atau
sediaan di tangan
2. Pertanggungjawaban semua formulir bernomor urut cetak.
8. Scanning
Scanning merupakan review secara cepat terhadap dokumen, catatan dan
daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang
memerlukan penyelidikan lebih mendalam.
9. Pelaksanaan ulang (reperforming)
Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan
oleh klien. Umumnya pelaksanaan ulang diterapkan pada penghitungan dan
rekonsiliasi yang telah dilakukan oleh klien.
10. Teknik audit berbantuan komputer
18
Bilamana catatan akuntansi klien diselenggarakan dalam media elektronik,
auditor perlu menggunakan teknik audit berbantuan komputer dalam
menggunakan berbagai prosedur audit yang dijelaskan di atas.
C. Opini Audit
Auditor sebagai pihak yang independen dalam pemeriksaan laporan keuangan
suatu entitas akan memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Opini
audit merupakan opini yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian
laporan keuangan perusahaan tempat auditor melakukan audit. Ikatan Akuntan
Indonesia (SA Seksi 150) menyatakan bahwa laporan audit harus memuat suatu
pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi
bahwa pernyataan demikian tidak diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan atau
suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan
auditan, dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan
laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum (Mulyadi,
2011:19).
Sebagaimana menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi
508), ada lima jenis opini audit, yaitu :
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material
19
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.Laporan audit
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika
kondisi berikut ini terpenuhi :
a. Semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan
laporan arus kas terdapat dalam laporan keuangan.
b. Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh
auditor.
c. Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah
melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk
melaksanakan tiga standar pekerjaan lapangan.
d. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia.
e. Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf
penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified
Opinion with Explanatory Language)
Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau
bahasa penjelas yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan
keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat.
20
Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf
penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit baku adalah:
a. Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum.
b. Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.
c. Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang
dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
d. Penekanan atas suatu hal5. Laporan audit yang melibatkan auditor lain.
3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan
secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal
yang dikecualikan. Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam
keadaan :
a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
terhadap lingkupaudit.
b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia
berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
21
Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan audit
tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
5. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan
audit yangauditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini
juga diberikan apabila dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya
dengan klien
D. Laporan Keuangan
Pada dasarnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat pengujian saja
tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu
perusahaan. Dengan analisis tersebut, maka dapat membantu pihak yang
berkepentingan dalam mengambil keputusan. Jadi untuk mengetahui kondisi
keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan tersebut
perlu adanya laporan keuangan perusahaan.
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah
organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan
hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan
informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal.
Laporan keuangan bagi pihak manajemen perusahaan berfungsi sebagai
laporan pertanggung jawaban keuangan pada pemilik modal. Bagi pemilik modal,
22
laporan keuangan berfungsi untuk megevaluasi kinerja manajer perusahaan selama
satu periode. Dengan adanya laporan keuangan ini, manajer perusahaan akan bekerja
semaksimal mungkin agar kinerjanya dinilai baik.
Menurut Munawir (Sugiono, 2008) laporan keuangan adalah bersifat
historis dan menyeluruh sebagai suatu laporan kemajuan (Progress Report). Selain
itu, dikatan bahwa laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari
suatu kombinasi antara fakta-fakta yang dicatat (Recorder Fact), prinsip-prinsip dan
kebiasaan dalam akuntansi, serta pendapat pribadi.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Kuangan
(2015) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan ini adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan ekonomi. Untuk dapat mencapai tujuan ini, laporan keuangan menyajikan
informasi mengenai elemen dari entitas yang terdiri dari asset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan dan beban termasuk untung dan rugi, kontribusi dari dan distribusi
kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dan arus kas. Informasi tersebut
diikut dengan catatan, akan membantu pengguna memprediksi arus kemasa depan.
Menurut Rudianto (2013) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi tentang posisi keuangan , kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu
entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
23
ekonomi ataupun siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan
khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya,
laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(Sterwarship) atau pertanggungjawaban manajemen atau sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Menurut Mahmud (2008), mengatakan bahwa tujuan dari laporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya dalam
membuat keputusan. Penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari perilaku
manajemen perusahaan yaitu sehubungan dengan pemilihan kebijakan akuntansi.
Manajer perusahaan akan menerapkan kebijakan konservatif atau cenderung liberal,
bergantung nilai laba yang diinginkan.
Pemakaian laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor
potensial, karyawan, pemberian pinjaman , pemasok dan kreditur usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda.
Beberapa kebutuhan ini meliputi :
1. Investor
Penanaman modal resiko dan penagihan mereka berkepentingan dengan
resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli , menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik
24
pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan
untuk membayar deviden .
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik
dengan informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan
dalam memeberi jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman tersebut serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan
dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam
tenggang waktu yang lebih pendek dari pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai
pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalo mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang
dengan atau tergantung perusahaan.
25
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dikekuasaan berkepentingan
dengan alokasi sumber daya dan kerena itu berkepentingan dengan aktivitas
perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar menyusun statistic
pendaptan nasional dan pendapatan lainya.
7. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian
nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan terhadap penanaman modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecendrungan dan
perkembangan terakhir kemakmuran serta rangkaian aktivitas.
Setelah transaksi yang terjadi didalam perusahaan dicatat dalam persamaan
dasar akuntansi, kemudian ringkasan transaksi tersebut dilaporkan kepada pihak luar
perusahaan yang memerlukannya.
Laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan
Standar Laporan Keuangan No. 1 Tahun 2015 (PSAK No 1 Tahun 2015) terdiri dari:
a. Laporan Posisi Keuangan (neraca pada akhir periode);
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif selama periode;
c. Laporan Perubahan Ekuitas selama periode;
26
d. Laporan Arus Kas selama periode;
e. Catatan atas Laporan Keuangan berisi informasi ringkasan kebijakan
akuntansi penting dan informsi penjelasan lain.
f. Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang
disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara
retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan
keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya.
E. Standar Pemeriksaan
Kantor Akuntan Publik menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) sebagai pedoman pelaksanaan tugas pemeriksaan yang dikeluarkan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan. SPKN ditetapkan dengan peraturan BPK Nomor 01
Tahun 2007 sebagaimana amanat UU yang ada.
SPKN dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Pemeriksaan (PSP) yang
terdiri atas :
1. PSP Nomor 01 tentang Standar Umum.
2. PSP Nomor 02 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan.
3. PSP Nomor 03 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan.
4. PSP Nomor 04 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja.
5. PSP Nomor 05 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan Kinerja.
27
6. PSP Nomor 06 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Dengan Tujuan
Tertentu.
7. PSP Nomor 07 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan Dengan Tujuan
Tertentu.
SPKN berlaku bagi BPK dan akuntan publik atau pihak lainnya yang
melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara,
untuk dan atas nama BPK (SPKN, 2007).
Standar auditing atau lebih dikenal Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merupakan pedoman
bagi akuntan publik dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar ini
terdiri atas :
1. Pernyataan Standar Auditing (PSA)
Standar auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis.
Standar auditing terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk PSA.
Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing
standar yang tercantum dalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-
ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh akuntan public dalam
melaksanakan perikatan audit.
2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT)
Standar atestasi merupakan standar yang memberikan rerangka untuk
fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan
28
tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis,
pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi
lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan,
dan prosedur yang disepakati).
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR)
Standar jasa akuntansi dan review merupakan standar yang memberikan
kerangka untuk fungsi nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup
jasa akuntansi dan review.
4. Pernyataan Standar Jasa konsultasi (PSJK)
Standar jasa konsultasi merupakan standar yang memberikan panduan bagi
praktisi yang menyediakan jasa konsultasi bagi kliennya melalui kantor
akuntan publik.
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM)
Standar pengendalian mutu merupakan standar yang memberikan panduan
bagi kantor akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas
jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar
profesi yang ditetapkan oleh DSP IAPI (termasuk Kode Etik Profesi
Akuntan Publik).
F. Kerangka Berpikir
Persepsi merupakan suatu pemahaman setiap individu kepada lingkungannya.
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda-beda tergantung dengan faktor-
29
faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut. Persepsi auditor Kantor Akuntan Publik
Jojo Sunarjo terhadap opini audit atas laporan keuangan akan berbeda setiap individu.
Bertolak dari pemikiran tersebut, maka dikaitkan persepsi auditor dengan
opini audit atas laporan keuangan. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Kerangka Berpikir
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
JOJO SUNARJO DAN REKAN
Persepsi Auditor
Opini Audit atas Laporan Keuangan
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian ini yaitu di Kantor Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan
Rekan di Makassar Jalan Batua Raya Ruko Batara No. A2 Makassar Sulawesi
Selatan. Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan, yakni bulan
September-Oktober 2016
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian
yang mendeskripsikan tentang persepsi auditor dalam memberikan opini audit
atas laporan keuangan pada Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan.
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang dilakukan menggunakan analisis kualitatif, dimana
pertanya “apa dan bagaimana” menjadi permasalahan utama untuk menjawab
semua permasalahan yang diangkat dan diteliti, oleh sebab itu untuk
menggambarkan atau menjelaskan suatu hal yang kemudian yang
diklarifikasikan sehingga dapat diambil satu kesimpulan, kesimpulan tersebut
dapat lebih mempermudah dalam melakukan penelitian dan pengamatan.
31
C. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian in yaitu :
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan mengadakan
wawancara tanya jawab terhadap auditor pada kantor Kantor Akuntan Publik
Jojo Sunarjo dan Rekan sebagai obyek penelitian.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh diluar perusahaan yaitu melalui
buku-buku atau literatur, makalah, dan jurnal-jurnal yang berkaitan erat
dengan masalah yang akan dibahas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk kelengkapan penulisan ini penulis memperoleh bahan dan data dari
berbagai cara:
1. Penelitian Pustaka (Library Research), yaitu metode pengumpulan data dengan
mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan judul yang diajukan
serta bahan kuliah dari berbagai buku yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas untuk dijadikan landasan teori
2. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu metode pengumpulan data yang
dilakukan dilokasi (obyek penelitian) secara langsung, yakni dengan melakukan
wawancara lansung. Wawancara merupakan suatu teknik untuk mendekati
sumber informasi dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara
sistematis dan berdasarkan kepada tujuan penelitian.
32
E. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Analisis
deskriptif kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.”
Sama halnya menurut Arif Furchan, Pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan prilaku
yang dapat diamati dari subyek itu sendiri.
Begitu juga menurut Kasiran dalam bukunya Metodologi Penelitian
Kuantitatif dan Kualitaif, Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau
memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau
sebagimana adanya (natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol atau
bilangan, sedangkan perkataan penelitian pada dasarnya berarti rangkaian kegiatan
atau proses pengungkapan rahasia sesuatu yang belum diketahui dengan
mempergunakan cara bekerja atau metode yang sistematis, terarah dan dapat
dipertanggungjawabkan.
33
BAB IV
OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan adalah pejabat yang
independen dalam menilai kewajaran laporan keuangan badan usaha atau sektor
publik. Kinerja keuangan yang telah dilakukan oleh suatu badan usaha atau organisasi
akan dinilai, apakah telah dilaporkan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Peranan ini berguna bagi investor, Bank dan Pemerintah maupun bagi pihak-
pihak yang berkepentingan, manajemen organisasi ataupun pihak-pihak lainnya yang
membutuhkannya. Sebagai agen Profesional resmi yang diangkat dan ditetapkan oleh
pemerintah dalam hal ini Departemen Keuangan, Kantor Akuntan Publik Jojo
Sunarjo dan Rekan adalah institusi independen dalam memberikan pelayanan jasa
kepada yang membutuhkannya.
Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan telah melakukan perubahan
akte perusahaan sesuai Akte Perubahan No. 22 Tanggal 7 Mei 2013 oleh Notaris
Daniel Parganda Marpaung, SH, MH Notaris di Jakarta. Akte perubahan tersebut
adalah untuk menggantikan nama Kantor Akuntan Publik, Ruchiat dan Arifin,
menjadi Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan, dan mengangkat nama-
nama tersebut sebagai rekan :
34
a. Drs. Jojo Sunarjo, Ak, MM – Rekan Pimpinan
b. Drs. H. Zainal Arifin, Ak, MM – Rekan Pimpinan Cabang
c. Ridwan Saleh, SE, Ak, CPA – Rekan
d. Muhaimin, SE, Ak – Rekan Pimpinan Makassar
Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan memperoleh izin praktek
dari Departemen KEP-220/KM.5/2005 Tanggal 29 Juli 2005 serta telah terdaftar
dalam Buku Directory Institut Akuntan Publik Indonesia. Kantor Akuntan Publik
Jojo Sunarjo dan Rekan telah sesuia dengan surat izin usaha Kantor Akuntan Publik
dari Menteri Keuangan Nomor : KEP-440/KM.1/2013 Tanggal 19 Juni 2013,
Berkantor Pusat di Gedung Dewan Pers Lantai 5 Jl. Kebon Sirih No. 32-34, Jakarta
Pusat -10110, telepon (021) 3506192, 70640024, Fax (021) 3506192, saat ini telah
memiliki 3 (Tiga) Cabang Utama yaitu :
a. Kantor Pusat Jakarta
b. Cabang Bandung Jawa Barat
c. Kntor Makassar Sulawesi Selatan
Pimpinan perusahaan (Managing Partner) adalah Drs. Jojo Sunarjo,Ak, MM
ini terdaftar sebagai Akuntan Pasar Modal Nomor : 313/PM/STTD-AP/2002 Tanggal
1 Mei 2002 serta terdaftar sebagai Auditor Bank Umum No : 4/250/DPIP/DtB
Tanggal 05 Agustus 2002. Kemudian kantor cabang di Makassar di pimpin oleh
Imsan Muhaimin sekaligus sebagai auditor dengan sertifikat No.
35
57/DPK/KAP/JKT/12/2008, yang beralamat di Jalan Batua Raya Ruko Batara No. A2
Makassar Sulawesi Selatan.
B. Jenis- Jenis Pelayanan Jasa Kantor Akuntan Publik
Dengan tersedianya tenaga-tenaga profesional yang telah berpengalaman,
maka kami bersedia dan mampu memberikan beberapa jenis pelayanan jasa yang
meliputi :
1. Pemeriksaan Umum (General Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Akuntan Publik terhadap laporan
keuangan perusahaan yang meliputi, Neraca, Perhitungan Laba-Rugi, Ikhtisar
Laba ditahan, dan Ikhtisar perusahaan posisi keuangan kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan.
Pemeriksaan umum diperlukan antara lain untuk keperluan :
a. Laporan pertanggungjawaban dari pimpinan perusahaan (Management)
kepada dewan komisaris dan rapat umum pemegang saham.
b. Persyaratan memperoleh fasilitas kredit dari Bank atau Lembaga
Keuangan Non Bank.
c. Persyaratan memperoleh ijin menjual saham kepada masyarakat.
d. Penilaian laporan pertanggungjawaban keuangan dari anak perusahaan
kepada induk perusahaan atau dari kantor cabang kepada kantor pusat.
e. Laporan keuangan untuk kepentingan merger atau joint venture untuk
kepentingan perpajakan.
36
2. Pemeriksaan Khusus (Investigation)
Pemeriksaan khusus (Investigation) dilakukan atas permintaan perusahaan
untuk memeriksa kejadian-kejadian khusus, yang meliputi antara lain :
a. Masalah pembelian
b. Menemukan kecurangan atau penggelapan
c. Masalah perluasa usaha
d. Masalah struktur permodalan perusahaan
e. Masalah kalkulasi harga pokok
f. Masalah persediaan
g. Dll.
3. Pemeriksaan Pengelolaan (Management Audit)
Merupakan evaluasi secara bebas, seletif dan analisis terhadap suatu
program, kegiatan atau fungsi dalam manajemn untuk memberikan saran atau
informasi penting demi terselenggaranya pelaksanaan manajemen sehat, efektif
dan efesien.
Pemeriksaan manajemen meliputi ruang lingkup antara lain :
a. Menilai apakah sistem akutansi dan pelaporan sudah cukup memadai.
b. Menilai apakah kegiatan operasi perusahaan sudah berjalan secara efektif
dan efesien.
c. Menilai apakah cara-cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu
telah dilaksanakan dengan biaya yang efisien.
37
d. Menilai efektifitas kerja, saluran distribusi, serta efektifitas pemasaran.
e. Menilai efisiensi perusahaan, baik intern maupun dalam perbandingannya
dengan perusahaan pesaing atau dengan rata-rata perusahaan yang sejenis.
4. Penyusun Sistem Akuntansi (Accounting System Design)
Yang dimaksud dengan sistem akuntansi adalah semua alat bantu
manajemen yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan,
mengklasifikasi, melaporkan dan menafsirkan informasi mengenai transaksi
perusahaan secara efektif dan efisien, agar dapat menjamin keamanan harta milik
perusahaan serta dapat dilaksanakannya kebijakan-kebijakan perusahaan yang
telah ditetapkan.
Ruang lingkup penyusunan sistem akuntansi meliputi :
a. Penilaian dan penyusunan fungsi-fungsi dalam organisasi perusahaan
yang dapat dipertanggungjawabkan ditinjau dari segi pengawasan intern
(internal kontrol)
b. Penyusunan sistem dan prosedur berbagai fungsi dalam organisasi
perusahaan yang meliputi sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan
kas, pembelian dan pengeluaran kas, persediaan, produksi, pembayaran
gaji dan upah, hubungan antara anak perusahaan dengan induk
perusahaan, hubungan antara kantor cabang dengan kantor pusat dan
sebagainya.
c. Penyusunan pedoman akuntansi umum (general accounting manual)
38
d. Penyusunan pedoman akuntansi biaya (cost accounting manual)
e. Penyusunan pedoman klarifikasi rekening dank kode rekening
f. Merancang bentuk dan isi formulir, buku besar, buku pembantu, serta
bentuk dan isi laporan keuangan, laporan produksi dan laporan lainnya.
5. Penyusunan Anggaran dan penyusunan system anggaran
Pelayanan jasa ini meliputi penyusunan rencana seluruh kegiatan
perusahaan dalam jamgka waktu tertentu dalam bentuk kuantitatif
Bentuk layanan jasa ini meliputi :
a. Penyusunan anggaran perusahaan (budget preparation), baik untuk
perencanaan jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
b. Penyusunan anggaran perusahaan untuk kegiatan khusus
c. Memfungsionalkan anggaran perusahaan sebagai alat pengendalian biaya
(budgetary control).
6. Jasa Administrasi (Clerical Service)
Bentuk jasa akuntasi (clerical service) mencakup pembuatan buku-buku
atau catatan-catatan yang perlu dimiliki perusahaan serta membimbing melakukan
akutansi umum yang berlaku di Indonesia. Pelayanan jasa ini meliputi
a. Mengatur dokumen dan bukti-bukti transaksi untuk di arsipkan dengan
baik, serta mempersiapkan buku yang diprerlukan untuk mencatat
transaksi-transaksi perusahaaan.
39
b. Membantu melakukan pembukuan sampai dengan penyusunan laporan
keuangan perusahaaan secara manual atau dengan computer
7. Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Pelayanan jasa studi kelayakan (feasibility study) mencakup kegiatan
analisis dan evaluasi terhadap suatu rencana kegiatan atau proyek, yang meliputi
aspek-aspek organisasi dan manajemen, pemasaran, teknis, keuangan dan
ekonomi, dengan tujuan untuk dapat memberikan rekomendasi mengenai
kelayakan suatu proyek. Hasil study kelayakan dapat digunakan sebagai dasar
untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan atau proyek dapat
dipertanggungjawabkan secara ekonomis untuk masa sekarang dan yang akan
datang.
Study kelayakan pada umumnya diperlukan dalam rangka :
a. Membangun suatu proyek baru, atau perluasan proyek yang sudah ada
b. Memperoleh fasilitas kredit dari bank atau lembaga keuangan non bank
c. Sebagai salah satu persyaratan memperoleh izin investasi dari badan
koordinasi penanaman modal, baik dalam rangka Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN), maupun Penanaman Modal Asing (PMA).
d. Penilaian (valuation) dari perusahaan.
8. Konsultasi Manajemen dan Perpajakan (Managemant and Tax Consulting)
Kegiatan bidang ini meliputi pelayanan jasa berupa pemberian saran atau
nasehat manajemen dan perpajakan yang mencakup masalah keuangan akuntansi,
40
produksi, pemasaran, pengelola persediaan, serta dan nasehat yang menyangkut
perpajakan, termaksut cara-cara pengisian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT),
neraca fiskal serta pengurusanya.
Pembuatan tax planning meliputi design bentuk transaksi flow of
documents untuk mengoptimalkan dan menyederhanakan alur-alur transaksi dan
beban pajaknya (fax efficiency). Jasa perpajakan juga meliputi penyiapan data-
data yang layak diberikan sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh
fiskus, sosialisasi dan updating peraturan/ ketantuan perpajakan yang berdampak
langsung maupun terhadap kewajiban perajakan perusahaan.
Disamping itu, penyelasaian perpajakan yang meliputi proses sejak
pengajuan keberatan sampai dengan banding kepengadilan. Jasa perpajakan yang
dapat kami lakukan pada proses banding meliputi penyiapan materi banding dan
ikut serta dalam proses persidagan tersebut.
41
STRUKTUR ORGANISASIKANTOR AKUNTAN PUBLIKJOJO SUNARJO DAN REKAN
Gambar : 4.1 Bagan Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo Dan Rekan
REKAN PIMPINANDRS. JOJO SUNARJO, AK., MM
Terdaftar di Bank Indonesia
RekanZainal Arifin, Ak. MM
RekanImsan Muhaimin, SE. Ak,
CA
RekanRidwan, SE, Ak, CA
Supervisor/ Pengawas Pemeriksanaan
Drs. Sujono R. N
Supervisor/ Pengawas Pemeriksanaan
Sugiono, SE, Ak
Supervisor/ Pengawas Pemeriksanaan
Shamad Mustang, SE, Ak
Supervisor Dan Staff PelaksanaMasri Hendra, SE
Sarfin Nasirun, SE, AkFatmawati, S.Pd
Muhammad Nur, SEMuhammad Fitra Ilyas, SE
Edy Sulastri, SEAkmam, SE
Danang Ruhadi
Staff Ahli :Ide Juang Humantito, SE, Ak, M.Si
Edie Susanto, SE, Ak, M.SiMuh. Taufik Tj. Aman, SE, AkDanang Rahmad, SE, Ak.,M.Si
Fithratuddin, S.S.T
SekretariatNani Aminah, SE
42
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Objek Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, yakni suatu
prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Sampel yang dipilih dari
populasi penelitian untuk memperoleh data primer dengan cara melakukan
wawancara lansung dimana yang menjadi objek penelitian adalah auditor yang dipilih
secara acak sebanyak dua orang yang telah lama bekerja dan berpengalaman dalam
bidang audit. Proses wawancara secara langsung ini dilakukan kepada auditor yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan. Pertanyaan wawancara
yang dibuat untuk mendapat data primer terhadap responden mencakup persepsi
auditor dalam pemberian opini audit atas laporan keuangan sektor publik. Terdiri atas
opini audit, laporan keuangan sektor publik, prosedur audit, hambatan, tuntutan
hukum, pengaruh hasil opini audit, dan rekomendasi auditor.
Proses wawancara ini dilakukan secara langsung dengan mendatangi langsung
auditor. Pertanyaan wawancara dilakukan secara berurut menurut nomor urut
pertanyaan dan proses direkam dan foto dokumentasi.
43
B. Persepsi Auditor Dalam Pemberian Opini Audit Atas Laporan Keuangan
1. Opini audit
Opini audit merupakan pendapat yang dikeluarkan oleh seorang auditor
atau hasil dari suatu pemeriksaan yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik
atas laporan keuangan perusahaan yang berisi kewajaran penyajian laporan
keuangan klien yang di auditnya. Jika pendapat secara keseluruhan atau suatu
asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan
keuangan auditan, dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas
kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi
berterima umum. Opini audit diberikan oleh auditor dengan melalui beberapa
tahap audit sehingga auditor tersebut bisa memberikan kesimpulan dari opiini
yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya tersebut.
Hasil wawancara penelitian dengan Muhammad Nur adalah sebagai
berikut :
”menurut saya , yang saya tau opini audit atas laporan keuangan sektor publik itu adalah kesimpulan atau hasil dari audit terhadap laporan keuangan yang di audit auditor kantor akuntan publik atau pemerintah” (wawancara tanggal 14 April 2017)
“Berdasarkan hasil wawancara dengan responden maka dapat
digambarkan, opini audit merupakan hasil akhir dari pelaksanaan audit laporan
keuangan yang dilakukan oleh seorang auditor kantor akuntan publik maupun
pemerintah. Opini audit ini berisi tentang kewajaran penyajian laporan keuangan
44
perusahaan klien selama satu periode akuntansi. Untuk menentukan opini audit
yang ingin dikeluarkan, auditor harus memperhatikan apakah laporan keuangan
bebas dari salah saji, bukti-bukti yang mendukung. Opini audit wajar tanpa
kecualian merupakan pencapaian yang sangat bagus oleh perusahaan, karena
opini ini dapat mendefinisikan bahwa perusahan ini telah memberikan laporan
keuangannya yang baik yang bebas dari kesalahan penyajian.
Sedangkan hasil wawancara penelitian dengan Edi Susanto adalah sebagai
berikut :
“opini audit merupakan suatu laporan yang diberikan oleh seorang auditor yang terdaftar, yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma atau aturan dengan pendapat mengenai kewajaran keuangan yang di periksanya” (wawancara tanggal 14 April 2017)
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden maka dapat diuraikan,
opini audit merupakan laporan audit yang diberikan oleh auditor terdaftar hasil
penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Sesuai
dengan profesi akuntan publik, dalam pelaksanaan audit dan pengambilan
keputusan audit, auditor diwajibkan melaksanakan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab dan profesionalisme. Opini yang dikeluarkan sesuai dengan isi
laporan keuangan yang diperiksa, dengan mempertimbangkan norma, aturan dan
standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi posisi
keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perusahaan selama satu periode
45
akuntansi. Lapoaran keuangan ini di buat oleh manajemen perusahaan yang
bertujuan untuk mempertanggungjawabkan manajemen perusahan.
Adapun hasil wawancara penelitian dengan Muhammad Nur sebagai
berikut :
“menurut saya laporan keuangan adalah laporan keuangan atau posisi keuangan perusahaan yang menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan. Laporan ini disusun oleh manajer perusahaan untuk dipertanggungjawabkan kepada pemilik modal” (wawancara tanggal 14 April 2017)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat digambarkan, laporan keuangan
yang menggambarkan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan nerasa, dan
laporan perubahan modal perusahaan dalam satu periode akuntasi. Laporan
keuangan perusahaan disusun oleh manajer perusahaan untuk dipertanggung
jawabkan kepada pemilik perusahaan atau pemilik modal usaha. Bagi pemilik
modal usaha, laporan keuangan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk satu periode
perusahaan. Dengan laporan keuangan ini, manajer perusahaan dapat
meningkatkan kinerja semaksimal mungkin dan menjadi lebih baik.
Laporan keuangan yang sudah disusun dengan baik sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia dan harus dapat dengan
mudah di baca untuk dapat menarik pihak-pihak yang berkepentingan seperti
investor dan penanam modal untuk berinvestasi di perusahaan ini. Laporan
keuangan harus dapat mencapai tujuan perusahaan, yaitu mencapai elemen dari
46
entitas yang terdiri dari asset, kewajiban, beban dan pendapatan, perubahan modal
dan arus kas.
Sedangkan hasil wawancara penelitian dengan Edi Susanto adalah sebagai
berikut :
“yang saya ketahui tentang laporan keuangan yaitu represetansi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh satu entitas sektor publik, laporan keuangan ini menjadi komponen penting untuk menciptakan akuntabilitasnya” (wawancara tanggal 14 April 2017)
Bardasarkan hasil wawancara, laporan keuangan perusahaan dapat
menggambarkan semua aktifitas perusahaan selama satu periode mulai
mengumpulkan bukti-bukti transaksi sampai pada penyusanan laporan keuangan.
Manajer perusahaan bertanggungjawab terhadap laporan keuangan. Laporan
keuangan yang di buat bertujuan untuk memberikan informasi kepada pihak-
pihak yang berkepentingan baik intern perusahaan itu sendiri maupun pihak di
luar perusahaan seperti penanam modal. Tujuan umum laporan keuangan adalah
penyajian informasi mengenai laporan keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
dari entitas yang sangat berguna untuk membuat keputusan ekonomis bagi
penggunanya.
Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi
keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan
operasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna
bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di
luar perusahaan oleh karena itu untuk mengetahui Kinerja laporan keuangan
47
tersebut kita memerlukan suatu analisis, analisis-analisis inilah yang harus
dipahami oleh kita, baik sebagai manajemen perusahaan untuk mengevaluasi
kinerja perusahaan ataupun sebagai investor jika kita ingin menginvestasikan
harta kita terhadap suatu perusahaan.
3. Dasar Pertimbangan Pengambilan Keputusan Opini Audit
Dalam menyatakan sebuah opini pada laporan keuangan perusahaan yang
telah di audit. Jika auditor akuntan publik telah melaksanakan pemeriksaan,
dalam pengambilan keputusan opini audit, auditor harus memperhatikan apakah
laporan yang di audit sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku
umum di Indonesia, dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian yang
cukup untuk mendukung opini yang dikeluarkan, serta kesalahan material atas
penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS, maka auditor akuntan publik baru bisa
menyatakan opininya atas laporan keuangan yang telah di auditnya.
Adapun hasil wawancara penelitian dengan Muhammad Nur sebagai
berikut :
“biasanya untuk pertimbangan untuk pengambilan keputusan opini audit ada beberapa hal, cuman yang lebih diperhitungkan biasanya adalah materialitas suatu laporan keuangan atau posisi keuangan, dalam materialitas ini bisa berdampak signifikan terhadap kondisi perusahaan. Misalkan auditor independen memberikan opini tidak wajar, opini ini keluarkan jika laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS ” (wawancara tanggal 14 April 2017)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat dijelaskan, materialitas
merupakan konsep sentral dalam audit keuangan karena menjadi tolok ukur dalam
48
menentukan derajat salah saji yang terjadi dalam pelaporan keuangan. Sebuah
salah saji dapat dikatakan material apabila kesalahan penyajian tersebut dapat
mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pengguna laporan. Tingkat
materialitas dalam pengambilan keputusan hasil audit laporan keuangan sangat
berpengaruh karena menjadi titik potong dimana informasi keuangan menjadi
relevan untuk pengambilan keputusan kebutuhan pengguna laporan keuangan.
Oleh karena itu informasi laporan keuangan harus lengkap. Informasi akan
dianggap material jika informasi tersebut dihilangkan atau ada kesalahan maka
informasi tersebut akan mempengaruhi para penggunanya untuk mengambil
keputusan opini audit laporan keuangan oleh auditor. Oleh seorang auditor tingkat
materialitas laporan
Sedangkan hasil wawancara penelitian dengan Edi Susanto adalah sebagai
berikut :
“dalam pengambilan keputusan opini audit yang menjadi dasar pertimbangan seorang auditor yaitu gambaran yang dijelaskan, maksudnya disini merupakan penjelasan tambahan mempertimbangkan kondisi dan tingkat materealitas terhadap opini, misalnya pendapat wajar tanpa pengecualian, pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha atau arus kas, entitas tertentu, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, tetapi ada pengecuali misalkan tidak ada disajikannya laporan arus kas yang mengakibatkan tidak lengkapnya penyajian, tidak diakuinya aset dan liabilitas sewa guna usaha tertentu” (wawancara tanggal 14 April 2017)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat dijelaskan, tingkat materialitas
menjadi tolak ukur dalam menyatakan opini audit laporan keuangan perusahaan.
Materialitas merupakan kesalahan atas penyimpangan dengan peraturan pada
49
standar SAK/ETAP/IFRS, standar ini tolak ukur dalam pemeriksaan laporan
kuangan. Adanya kesalahan pemberian pernyataan opini audit merupakan kurang
profesionalnya auditor dalam mengukur tingkat kesalahaan penyajian laporan
keuangan.
4. Cara Auditor untuk Menyatakan Opini Audit
Dengan dasar pertimbangan pengambilan keputusan opini audit yang telah
sesuai dengan norma atau aturan audit, maka auditor dapat menyatakan atau
memberikan opini yang sesuai dengan hasil audit laporan keungan sektor publik.
Adapun hasil wawancara penelitian dengan Muhammad adalah sebagai
berikut :
“Untuk opini audit atas laporan keuangan yang telah diaudit biasa dilampirkan atau digambarkan dalam sebuah opini yang menggambarkan kesimpulan dari hasil audit” (wawancara tanggal 14 April 2017)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat dijelaskan, dalam
menyampaikan opini audit atas laporan keuangan yang telah diadit, langkah
terakhir dari pelaksanaan audit adalah laporan audit. Laporan audit merupakan
dasar dalam pembuatan surat opini audit, rekomendasi dan keputusan audit.
Pengambilan keputusan opini audit dapat digambarkan pada laporan audit ini.
Laporan audit yang dibuat harus lengkap, akurat, objektif, meyakinkan, jelas, dan
ringkas dengan memuat semua informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi
tujuan audit, meningkatkan pemahaman yang benar dan memadai atas hal yang
dilaporkan, dan memenuhi persyaratan isi laporan. Pada laporan audit, opini audit
50
terdapat pada pragaraf pendapat yang isinya bertujuan untuk menunjukkan
kesimpulan yang diambil atas dasar pertimbangan profesional.
Sedangkan hasil wawancara penelitian dengan Edi Susanto adalah sebagai
berikut :
“untuk menyampaikan opini audit, biasa opini itu di lampirkan atau dimasukkan dalam sebuah laporan auditor independen, isi dari laporan auditor independen itu menjelaskan pemeriksaan, dasar-dasar pengujian, penentuan standar akuntansi yang digunakan dan estimasi-estimasi signifikan yang di buat manajemen, dan penilai penyajian laporan keuangan secara keseluruhan, penyajian ini merupakan opini audit atas laporan keuangan yang diaudit” (wawancara tanggal 14 April 2017)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat dijelaskan, opini audit dari
laporan keuangan yang telah di audit dapat disampaikan atau digambarkan dalam
sebuah laporan audit independen. Laporan audit independen merupakan dasar
yang penting untuk mengumpulkan dan mengolah informasi audit. Laporan audit
menyampaikan informasi dan masalah yang berhubungan dengan belanja dan
pendapatan serta kegiatan-kegiatan ekonomi yang relevan dari institusi atau
proyek yang diaudit. Laporan audit mengevaluasi kewajaran, ketaatan dan kinerja
dari auditan dan memberikan opini audit dan memberikan rekomendasi
berdasarkan temuan audit.
Untuk dapat mencapai keputusan pengambilan opini audit laporan
keuangan harus dapat menyatakan apakah laporan keuangan disajikan sesuian
perinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, laporan keuangan harus
memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan serta keseluruhan
atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
51
secara keseluruhan tidak dapat dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal ini nama auditor dapat berkaitan dengan laporan keuangan, laporan
auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikul auditor.
5. Hambatan dalam proses audit dan memberikan opini audit
Hambatan merupakan suatu masalah yang selalu ada pada saat
melaksanakan proses audit. Hambatan yang biasa terjadi berupa tidak lengkapnya
data laporan keuangan perusahaan klien, laporan audit perusahaan klien tidak
disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di
Indonesia, serta kesalahan material atas penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS
Adapun hasil wawancara penelitian dengan Muhammad Nur adalah
sebagai berikut :
“kalau menurut saya hambatan-hambatan yang diperoleh dalam melaksanakan audit, biasanya itu diperoleh dari susahnya dalam pengambilan data, karena data-data perusahaan itu biasanya bersifat rahasia dan terkadang beberapa perusahaan tidak memberikan akses untuk mendapatkan informasi tersebut” (wawancara tanggal 14 April 2017)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat dijelaskan, dalam
melaksanakan tugas audit, auditor dengan keahlian profesional yang dimilikinya
dapat dengan mudah melaksanakan tugas auditnya. Akan tetapi, masih ada juga
kendala yang menjadi hambatan yang mempengaruhi proses audit. Dalam proses
audit ini, yang menjadi kendala adalah susahnya dalam pengambilan data-data
perusahaan dan pihak perusahaan tidak memberikan izin akses, karena data
52
tersebut bersifat rahasia untuk mendukung kelancaran audit. Data-data tersebut
berupa bukti-bukti transaksi maupun data pelengkap laporan keuangan
perusahaan selama satu periode perusahaan. Manajer membatasi akses data
karena data tersebut sudah diketahuinya telah menyimpang dari
SAK/ETAP/IFRS. Data-data seperti ini dapat mengakibatkan hasil keputusan
audit memberikan opini Wajar dengan Pengecualian, karena auditor yakin bahwa
laporan keuangan berisi penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS, yang berdampak
materil dan berkesimpulan memberikan opini ini.
Sedangkan hasil wawancara penelitian dengan Edi Susanto adalah sebagai
berikut :
“yang menjadi hambatan dalam melaksanakan audit yaitu biasanya karena kurangnya respon dari manajemen perusahaan, baik disaat di audit oleh internal auditor maupun auditor independen, bahkan beberapa orang merasa bahwa proses audit mengganggu pekerja utamanya dan auditor kurang mempunyai power untuk melaksanakan audit sehingga teman-teman dari manajemen perusahaan tidak direspon sepenuh hati” (wawancara tanggal 14 April 2017)
Bardasarkan hasil wawancara maka dapat dijelaskan, pelaksanaan audit
sering kali mengambil waktu yang lama dari perjanjian yang disepakati dengan
klien diakibatkan hambatan yang terjadi pada saat melaksanakan audit. Manajer
perusahaan bertanggungjawab atas laporan keuangan yang diaudit, bukan
sebaliknya manajer perusahaan kurang merespon atas adanya pelaksanaan audit.
Auditor kurang mempuyai power untuk melaksanakan audit sehingga teman-
teman dari manajemen perusahaan tidak direspon sepenuh hati. Sebelum
53
malaksanakan audit, kantor akuntan publik memilih anggota auditor yang
memiliki bakat dan kemampuan penuh tanggungjawab, integritas dan
independensi yang berprofesional yang tinggi, sehingga pada saat pelaksanaan
audit proses pengambilan data-data transaksi dapat berjalan dengan sempurna
tanpa ada hambatan sedikitpun.
6. Tuntutan hukum bagi Kantor Akuntan Publik terhadap salah
memberikan Opini Audit.
Tuntutan hukum bisa berasal dari Klien, calon Invetor, Bapepam- LK,
PPAJP-Departemen Kuangan Bank Indonesia, Pengguna Laporan Kuangan.
Kemudian sanksi yang diberikan PPAJP-Departeemen Keuangan bisa dalam
bentuk peringatan tertulis, penghentian sementara pemberian jasa akuntan publik
atau, usulan kepada Menteri Keuangan untuk pencabutan izin praktik akuntan
publik tergantung berat atau ringannya pelanggaran dan sanksi yang diberikan
oleh Bapepam-LK dalam bentuk peringatan tertulis, larangan pemberian jasa di
pasar modal dan pihal klien lainnya (klien, investor BI, pengguna laporan
keuangan) bisa mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan jika merasa dirugikan.
Adapun hasil wawancara penelitian dengan Muhammad Nur adalah
sebagai berikut :
“menurut saya yang saya tau, jika terjadi hal seperti itu karna itu diatur dalam undang-undang dan ada hukum yang berlaku yang saya ketahui sampai sekarang ketika terjadi hal seperti itu biasa kantor akuntan publik yang mengeluarkan opini yang ternyata laporan keuangan tersebut mengandung salah saji material itu akan dibekukan selama 3 bulan” (wawancara tanggal 14 April 2017)
54
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat dijelaskan, profesi akuntan
publik merupakan profesi yang menghadapi resiko yang sangat tinggi. Hampir
semua auditor akuntan publik menyadari bahwa mereka harus memberikan jasa
profesionalnya sesuai dengan standar profesional akuntan publik, mentaati kode
etik, dan mempunyai standar pengendalian mutu. Jika tidak auditor akuntan bisa
saja salah dalam memberikan opini, karena telah memberikan opini wajar tanpa
pengecualian padahal laporan ini mengandung salah saji material. Kesalahan yang
seperti dapat tuntut oleh pihak yang berkepentingan seperti klien ataupun calon
investor. Tuntutan hukum atau sanksi yang diberikan berikan sesuai dengan
beratnya kesalahan yang dilakukan oleh auditor, misalkan berupa bentuk
peringatan tertuli, pencabutan izin praktik bahkan dapat dibekukan selama 3
bulan.
Sedangkan hasil wawancara penelitian dengan Edi Susanto adalah sebagai
berikut :
“dalam hal ini biasanya terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh seorang akuntan auditor pada kantor akuntan publik dalam memberikan jasanya baik atas temuan-temuan atau bukti pelanggaran ataupun yang bersifat ringan biasanya tuntutan hukumnya itu biasanya dikenakan sanksi adminitratif berupa sanksi peringatan, sanksi pembekuan izin, sanksi pencabutan izin, penghukuman dalam pemberian sanksi hingga pencabutan izin baru dilakukan dalam hal seorang akuntan publik tersebut telah melanggar ketentuan yang diatur dalam SPAP dan termasuk juga dalam pelanggaran kode etik yang ditetapkan oleh IAPI itu sendiri” (wawancara tanggal 14 April 2017)
55
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat dijelaskan, auditor akuntan
publik dapat dikenakan saksi apabila terjadi kelalaian auditor dalam memberikan
jasa profesionalisme dalam audit laporan keuangan perusahaan. Tuntutan hukum
yang biasa terjadi manakala akuntan publik menyimpulkan bahwa laporan
keungan disajikan secara wajar dan memberikan opini wajar tan pengecualian
padahal dalam kenyataannya laporan keuangan mengandung salah saji material.
Kesalahan ini dapat dituntut oleh klien yang merasa dirugikan dan adanya
tuntutan lain dari pihak-pihak yang berkepentingan yang menggunakan laporan
tersebut.
Sanksi dari pelanggaran ini biasanya dapat diberikan oleh PPAJP-
Departemen Kuangan yang berupa sanksi bentuk peringatan tertulis, penghentian
sementara pemberian jasa akuntan public, atau usalan kepada Menteri Kuangan
pencabutan izin praktik akuntan public tergantung berat ringanya pelanggaran.
Sanksi dari Bapepam-LK berupa peringatan tertulis, larangan pemberian jasa di
pasar modal dan datang dari pihak lain yang berkepentingan mereka bisa
mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan jika merasa dirugikan.
7. Pengaruh opini audit terhadap keberlangsungan entitas sektor publik
selama ini dan relevansi kedepannya.
Pengaruh opini audit atas keberlangsungan perusahaan sangat besar
apalagi untuk menarik minat para calon investor.
56
Adapun hasil wawancara penelitian dengan Muhammad Nur adalah
sebagai berikut :
“pengaruh opini audit terhadap keberlangsungan entitas itu bergantung pada bagaimana kesimpulan atau hasil yang didapatkan dari proses audit, karna itu akan mempengaruhi kinerja ataupun liquiditas perusahaan kedepannya, jadi menurut saya sangat berpengaruh untuk melakukan perbaikan kedepan jika terjadi kesalahan atau kekurangan masa lalu” (wawancara tanggal 14 April 2017)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat dijelaskan, laporan audit
independen berisi opini audit dari laporan keuangan perusahaan yang telah
diaudit. Laporan audit ini telah disusun sesuai dengan standar pelaporan yang
berlaku umum di Indonesia tanpa ada kesalahan saji material. Opini audit yang
dikeluarkan akan menjadi bahan evaluasi bagi manajer perusahaan dan pemilik
perusahaan untuk lebih meningkat kinerja kedepannya. Bukan hanya dari dalam
perusahaan itu sendiri, pihak–pihak yang berkepentingan diluar perusahaan
sangat membutuhkan hasil dari laporan audit perusahaan tersebut, sebagai bahan
pertimbangan memberikan modal atau berinvestasi terhadap perusahaan tersebut.
Sedangkan hasil wawancara dengan Edi Susanto adalah sebagai berikut :
“pengaruh opini audit terhadap keberlangsungan entitas sektor publik selama ini dan relevansi kedepannya, ketika hasil audit laporan keuangan sektor publik, dengan opini yang di keluarkan wajar tanpa pengecualian, dengan opini wajar tanpa pengecualian ini dapat menarik manfaat kedepan bagi perusahaan yakni dapat menambah investor dan penanam modal asing” (wawancara tanggal 14 April 2017),
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat dijelaskan, pengaruh opini audit
terhadap masa depan perusahaan sangat relevan. Apalagi kalau opini audit yang
57
dikeluarkan adalah opini wajar tanpa pengecualian, opini memberikan manfaat
yang besar bagi perusahaan yakni untuk bahan evaluasi kedepan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan, selain memberikan informasi kepada pihak
yang berkepentingan diluar untuk bahan pertimbangan menanamkan modalnya
diperusahaan ini.
8. Bentuk tanggung jawab auditor KAP terhadap opini atas laporan
keuangan yang telah di auditnya
Auditor KAP tidak diperkenankan mengungkap, membeberkan semua
informasi klien pada laporan keuangan sektor publik, tanpa sepengetahuan
terlebih dahulu dari klien itu sendiri. Dan dalam menjalan tanggung jawab yang
professional auditor harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesioanal dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai auditor yang
berprofesional auditor mempunyai peran yang penting dalam masyarakat. Sejalan
dengan peran tersebut, auditor bertanggung jawab kepada semua pemakai jasa
professional mereka, bertanggung jawab terhadap sesama auditor untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan
menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri.
Adapun hasil wawancara penelitian dengan Muhammad Nur adalah
sebagai berikut :
“jadi menurut saya tangggung jawab auditor itu termasuk salah satunya mempertanggung jawabkan opini audit yang telah dikeluarkan dan juga pekerjaan audit yang telah dilakukan dalam artian tanggung jawab tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan dapat dipercaya serta tidak
58
ada kesalahan salah saji material yang terkandung dalam proses audit” (wawancara tanggal 14 April 2017)
Berdasarkan hasil wawancara, auditor bertanggungjawab penuh terhadap
opini audit yang dikeluarkannya. Opini tersebut bebas dari kesalahan salah saji
material yang terkandung didalamnya. Apabila ada kesalahan lain, maka auditor
siap menerima sanksi selama kesalahan terjadi akibat kelalaian auditor itu sendiri
dan auditor tidak bertanggungjawab atas kesalahan yang terjadi akibat dari
laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan.
Auditor tidak diperkenakan mengungkapkan infomasi klien untuk
dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu yang bersifat
rahasia yang diketahuinya dalam pelaksanaan audit tanpa persetujuan dari klien.
Sebab informasi rahasia ini merupakan kekurangan atau kelemahan perusahaan
yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan untuk
kedepannya.
Sedangkan hasil wawancara penelitian dengan Edi Susanto adalah sebagai
berikut :
“Auditor berkewajiban melaksanakan pekerjaan dengan seksama, maksudnya melaksanakan audit laporan keuangan dan menggunakan kemahiran profesionalnya, jika tidak dia akan dianggap lalai dan bisa dikenakan sanksi” (wawancara tanggal 14 April 2017)
Berdasarkan hasil wawancara, auditor diwajibkan melaksanakan audit
laporan keuangan dengan kemampuan yang profesional yang dimilikinya. Ketika
terjadi kesalahan, auditor dianggap telah lalai dalam melaksanakan tugas, karena
59
profesi ini sangat tinggi resikonya. Sesuai dengan kode etik profesi akuntan
publik, auditor ditekan untuk bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan
audit dan bertanggungjawab terhadap opini audit perusahaan kliennya.
9. Rekomendasi Auditor
Rekomendasi auditor merupakan saran perbaikan yang diberikan auditor
atas berbagai kekurangan/ kelemahan yang terjadi pada program/aktivitas yang
diaudit. Rekomendasi biasanya merupakan usulan laporan singkat oleh auditor
sebagai apa yang sudah dikerjakan untuk mengembangkan entitas yang diaudit
tentang perbaikan/kemajuan kinerja. Rekomendasi harus disertakan dalam
laporan hasil audit. Rekomendasi audit harus bersifat dapat dilaksanakan,
operasional, spesifik dan mengidentifikasi subjek yang bertanggung jawab untuk
melakukan tindak lanjut. Pihak manajemen dari sebuah organisasi mempunyai
tanggungjawab untuk menerapkan setiap rekomendasi yang diberikan auditor
guna untuk saran perbaikan kinerja.
Pengomunikasian hasil temuan mutlak harus dilakukan di mana auditor
harus mendapatkan komentar yang seimbang berkaitan dengan berbagai temuan
dari berbagai pihak yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan
tersebut. Sebelum mengajukan rekomendasi final di dalam laporannya, auditor
terlebih dahulu mendiskusikannya dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
Dengan demikian diharapkan rekomendasi tersebut diterima dan dilaksanakan
dengan penuh komitmen dan tanpa keterpaksaan.
60
Adapun hasil wawancara penelitian dengan Muhammad Nur adalah
sebagai berikut :
“Menurut pengalaman saya yang saya dapatkan selama mengaudit laporan keuangan perusahaan. Rekomendasi dapat disampaikan bersamaan dengan laporan hasil audit, rekomendasi auditor identik dengan saran perbaikan dari kesalahan laporan keungan. Rekomendasi yang disampaikan itu harus sesuai dengan masalah yang ditemui pada saat audit. Contoh, tingkatkan supervisi terhadap proses transaksi untuk mendorong dipatuhinya kebijakan dan prosedur penjualan kredit. Sejalan dengan kebijakan pengurangan jumlah staf pegawai dibagian kredit, manajemen sebaiknya memberikan tanggungjawab tambahan kepada Staff di bagian kredit untuk menganalisis umur piutang/kredit setiap pelanggan/debitur dengan status open account” (wawancara tanggal 26 April 2017)
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dijelaskan, rekomendasi dapat
disampaikan bersamaan dengan laporan hasil audit. Setelah penyampaian laporan
hasil audit, rekomendasi auditor harus disampaikan juga. Rekomendasi yang
diberikan harus sesuai dengan permasalahan yang ditemukan pada saat
pelaksanaan audit dengan pertimbangan dari berbagai pihak. Rekomendasi
merupakan saran perbaikan yang diberikan auditor atas berbagai
kekurangan/kelemahan yang terjadi pada program/aktivitas yang diaudit.
Rekomendasi biasanya merupakan usulan laporan singkat oleh auditor sebagai
apa yang sudah dikerjakan untuk mengembangakan entitas yang diaudit tentang
perbaikan/kemajuan kinerja
Sedangkan hasil wawancara penelitian dengan Edi Susanto adalah sebagai
berikut :
“Menurut saya rekomendasi merupakan tindakan perbaikan yang disarankan dari pihak auditor kepada pihak manajemen. Rekomendasi yang
61
disampaikan dapat dipertimbangkan oleh pihak manajemen yang nantinya akan dicantumkan dalam laporan audit. Penyeleksian rekomendasi dari auditor ini harus mampu diidentifikasi dengan baik guna pengambilan keputusan yang efisien dan efektif. Maka dari itu dalam penyampaian rekomendasi ini diharapkan mampu memberikan penjelasan yang mudah dipahami oleh manajemen. Adapun contohnya misalkan terjadi kesalahan terhadap penyusunan laporan keuangan oleh manajer perusahaan tidak lengkap dan susah dibaca. Untuk ini auditor merekomendasikan agar manajemen perusahaan menyusun laporan keuangan perusahaan selama satu periode sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia, agar laporan keuangan ini mudah dibaca oleh auditor yang memeriksa dan pihak yang berkepentingan lain yang membutuhkan laporan ini” (wawancara tanggal 26 April 2017)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat dijelaskan, rekomendasi auditor
merupakan tindakan perbaikan yang disarankan dari pihak auditor kepada pihak
manajemen atas laporan keuangan yang telah di audit. Saran perbaikan ini dapat
menyelesaikan atau mengatasi masalah tertentu yang digambarkan dalam setiap
unsur temuan audit. Rekomendasi yang disampaikan dapat dipertimbangkan oleh
pihak manajemen yang nantinya akan dicantumkan dalam laporan audit.
Manajemen harus memperhatikan atau memberikan tanggapan atas temuan audit,
tetapi tidak harus menerima setiap rekomendasi auditor.
Penyeleksian rekomendasi dari auditor ini harus mampu diidentifikasi
dengan baik guna pengambilan keputusan yang efisien dan efektif. Maka dari itu
dalam penyampaian rekomendasi ini diharapkan mampu memberikan penjelasan
yang mudah dipahami oleh manajemen. Setiap rekomendasi yang diajukan oleh
auditor harus dilengkapi dengan analisis yang menyangkut adanya peningkatan
ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas yang akan dicapai pada pelaksanaan
program atau aktivitas serupa di masa yang akan datang atau berbagai
62
kemungkinan kerugian yang akan terjadi pada perusahaan jika rekomendasi
tersebut tidak dilaksanakan
63
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai persepsi auditor dalam pemberian
opini audit atas laporan keuangan sektor publik pada kantor akuntan publik Jojo
Sunarjo dan Rekan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Opini audit merupakan hasil atau kesimpulan dari laporan keuangan sektor
publik yang telah diperiksa oleh auditor kantor akuntan publik maupun
auditor pemerintah yang sudah terdaftar yang dilakukan sesuai dengan norma
atau aturan yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan Keuangan merupakan laporan keuangan atau representasi posisi
keuangan dari transaksi-transaksi yang menggambarkan keadaan keuangan
suatu perusahaan yang dapat menjadikan konponen penting untuk
menciptakan akuntabilitas.
3. Dasar pertimbangan pengambilan keputusan opini audit ada beberapa hal
yakni auditor harus memperhatikan apakah laporan sudah menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yan material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas, dan arus kas suatu entitas tersebut sudah sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)
64
4. Opini audit atas laporan keuangan yang telah diaudit dapat dilampirkan atau
digambarkan pada laporan auditor independen, laporan ini merupakan hasil
atau kesimpulan laporan keuangan yang telah diaudit.
5. Hambatan-hambatan dalam proses audit dan memberikan opini audit adalah
sebagai berikut susahnya dalam pengambilan data-data, karena data
perusahaan itu bersifat rahasia dan terkadang perusahaan tidak memberikan
izin untuk mengakses data perusahaan, kurang responnya pihak manajemen
perusahaan dan auditor kurang mempunyai power pada saat melaksanakan
proses audit.
6. Tuntutan hukum bagi Kantor Akuntan Publik terhadap salah memberikan
Opini Audit yakni pemberian sanksi adminitratif berupa sanksi peringatan,
sanksi pembekuan izin, dan pencabutan izin.
7. Pengaruh opini audit terhadap keberlangsungan entitas sektor publik itu
bergantung pada bagaimana kesimpulan atau hasil yang didapatkan dari
proses audit, karna itu akan mempengaruhi kinerja ataupun liquiditas
perusahaan kedepannya, dan dapat menambah investor dan penanam modal
asing.
8. Auditor kantor akuntan publik bertanggung jawab penuh terhadap opini audit
laporan keuangan kliennya yang telah dikeluarkan dan dapat dipercaya dan
dipertanggungjawabkan.
65
9. Rekomendasi merupakan saran perbaikan atas kekurangan dan kelemahan,
yang diberikan oleh auditor kepada manajemen perusahaan atas laporan
keuangan yang telah diaudit. Rekomendasi biasanya merupakan usulan
laporan singkat oleh auditor sebagai apa yang sudah dikerjakan untuk
mengembangakan entitas yang diaudit tentang perbaikan/kemajuan kinerja.
Rekomendasi harus disertakan dalam laporan hasil audit. Rekomendasi audit
harus bersifat dapat dilaksanakan, operasional, spesifik dan mengidentifikasi
subjek yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut.
B. Saran
1. Untuk mendapatkan opini yang diharapkan perusahaan, laporan keuangan
perusahaan yang akan di audit telah disajikan dengan wajar dalam hal yang
meteril, tanpa ada pengecualiaan dan penyimpangan terhadap laporan
keuangan.
2. Untuk perusahaan, dalam membuat laporan keuangan, laporan keuangan
harus menyajikan secara terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang
berlaku umum di Indonesia.
3. Untuk auditor independen, untuk dapat memberikan opini pada laporan
keuangan yang telah diaudit, auditor harus memperhatikan apakah laporan
sudah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yan material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu entitas tersebut
66
sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
(SAK/ETAP/IFRS)
4. Auditor dalam ini, pihak yang mengaudit laporan keuangan diharapkan
memperhatikan laporan hasil audit pada lampiran laporan audit dan jangan
sampai salah pemberian laporan hasil audit.
5. Untuk menghidari adanya kendala atau hambatan dalam proses audit. Kantor
akuntan publik harus memilih anggota tim audit yang berpengalaman,
integritas yang tinggi dan berprofesional, sehingga dapat dengan mudah
melaksanakan proses audit.
6. Untuk menghindari tuntutan hukum, ada beberapa hal yang dilakukan akuntan
publik: jangan sembarangan menerima klien, pilih staff yang memiliki
integritas dan mempertahankan independensi, patuhi standar auditing dan
kode etik akuntan publik, lakukan audit yang berkualitas, dan dukung laporan
audit dengan kertas kerja yang lengkap.
7. Diharapkan untuk perusahaan, agar dapat mempengaruhi kinerja atau
likuiditas perusahaan kedepannya, manajer perusahaan harus mempelajari
hasil dari laporan audit sekarang sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan
kinerja perusahaan kedepannya.
8. Audior dalam hal ini, diharapkan dapat bertanggungjawab penuh atas laporan
audit yang telah dikeluarkan atas laporan keuangan perusahaan yang telah di
67
audit, baik tanggungjawab terhadap klien itu sendiri, masyarakat, maupun
pihak yang berkepentingan lainnya.
9. Untuk perusahaan, setelah mendapatkan rekomendasi dari auditor, diharapkan
manajemen perusahaan dapat melaksanakan perbaikan atas kekurangan dan
kelemahaan untuk meningkat kinerja laporan keuangan kedepannya.
68
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2008. Auditing Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2015). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Ikhsan, Arfa dan Muhammad Ishak. (2005). Akuntansi Keprilakuan. Salemba Empat: Jakarta.
Mahmud, Amir. (2008). Persepsi mahasiswa akuntansi mengenai etika penyusunan laporan keuangan. Lembaran ilmu kepedidikan jilid 37, No 2
Mardiasmo, 2009, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi.
Mulyadi. 2011. Auditing Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. 2007. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan.
Pura, Rahman. 2012. Bahan Ajar Mata Kuliah Riset Akuntansi. Makassar: Jurusan Akuntansi STIEM-BONGAYA.
Robins, Stephen P., 1996, Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit PT. Prenhalindo, Jakarta.
69
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2009. Perilaku Organisasi. Edisi 12. Diterjemahkan oleh Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat.
Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Siregar, Silky Raditya. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertimbangan Opini Auditor Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah IstimewaYogyakarta. Accounting Analysis Journal, 1(2).
Sugiono, Arif dan Untung Edy. (2008). Panduan Praktis Dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)
70
LAMPIRAN
71
RIWAYAT HIDUP
MUMAMMAD NATSYR, Lahir di Nggembe Kecamatan
Bolo Kabupaten Bima pada Tanggal 21 Desember 1993,
anak ke 2 (Dua) dari 4 (Empat) bersaudara, buah hati dari
pasangan Umar Maman dan Arinah
Penulis masuk pada jenjang pendidikan pertama di
Sekolah Dasar Negeri Inpres Nggembe dan Selesai pada
tahun 2005. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 28 Bima (Sekarang SMPN 3 Bolo) dan selesai pada tahun 2008. Selanjutnya
penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bolo dan selesai
pada tahun 2011. Dan pada tahun 2012 memperoleh kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan Strata Satu (S1) Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 2017.
72
PERSEPSI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT ATAS
LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
JOJO SUNARJO DAN REKAN MAKASSAR
Isilah dengan singkat dan jelas berdasarkan data diri Bapak/Ibu/sdr(i)
Nama Responden :
Nama Instansi :
Usia : ..................Tahun
Pangkat/Gol :
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Pendidikan Terakhir : S3
S2
S1
D3
Lainnya
Lama Bekerja : ..................Tahun
Bapak/Ibu/saudara yang kami hormati, mohon kiranya Bapak/Ibu/Saudara menjawab
pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar berdasarkan pengetahuan dan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Pertanyaan wawancara ini dibuat untuk
mendapatkan jawaban dari responden dalam rangka penelitian skripsi akuntansi.
73
Daftar Pertanyaan:
1. Apa yang anda ketahui tentang opini audit atas laporan keuangan sektor publik?
2. Apa yang anda ketahui tentang laporan keuangan sektor publik?
3. Dalam pengambilan keputusan opini audit, bagaimana dasar pertimbangan opini
audit yang biasa dilakukan oleh seorang auditor?
4. Bagaimana cara auditor untuk menyatakan opini audit atas laporan keuangan yang
telah di audit?
5. Menurut anda apa saja yang menjadi hambatan dalam melaksanakan audit dan
sekaligus memberikan opini audit?
6. Bagaimana tuntutan hukum apabila opini audit yang di keluarkan, misalkan
memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian terhadap laporan keuangan yang di
audit padahal laporan keuangan tersebut mengandung salah saji material?
7. Bagaimana pengaruh opini audit terhadap keberlangsungan entitas sektor publik
selama ini dan relevansi kedepannya?
8. Bagaimana bentuk tanggung jawab auditor KAP terhadap opini atas laporan
keuangan yang telah di auditnya.
9. Bagaimana rekomendasi yang diberikan oleh auditor kepada manajer perusahaan
di saat setelah pemberian opini audit.