skripsi perbedaan efektivitas terapi finger …

140
SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER PAINTING DAN TERAPI MERONCE MANIK-MANIK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK SIRAPAN KECAMATAN MADIUN KABUPATEN MADIUN Oleh : ANNISA MAHARANY BUANA SAPUTRI NIM : 201502042 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

SKRIPSI

PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER PAINTING DAN

TERAPI MERONCE MANIK-MANIK TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA

ANAK PRASEKOLAH DI TK SIRAPAN

KECAMATAN MADIUN

KABUPATEN MADIUN

Oleh :

ANNISA MAHARANY BUANA SAPUTRI

NIM : 201502042

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 2: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

ii

SKRIPSI

PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER PAINTING DAN

TERAPI MERONCE MANIK-MANIK TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA

ANAK PRASEKOLAH DI TK SIRAPAN

KECAMATAN MADIUN

KABUPATEN MADIUN

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

ANNISA MAHARANY BUANA SAPUTRI

NIM : 201502042

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 3: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak

Mengikuti Ujian Sidang

SKRIPSI

PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER PAINTING DAN

TERAPI MERONCE MANIK-MANIK TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA

ANAK PRASEKOLAH DI TK SIRAPAN

KECAMATAN MADIUN KABUPATEN MADIUN

Menyetujui, Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Priyoto, S.Kep., Ns., M.Kes

NIS. 20150115

Eulis Liawati, S.Kp. M.Kes

NIS. 20050010

Mengetahui,

Ketua Program Studi Keperawatan

Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep

NIS. 20130092

Page 4: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Tugas Akhir (Skripsi) Dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar (S.Kep)

Pada tanggal ……………………………

Dewan Penguji

1. Kartika, S.Kep.,Ns.,M.K.M

(Ketua Dewan Penguji)

:

………………………………...

2. Priyoto, S.Kep., Ns., M.Kes

(Dewan Penguji 1)

:

………………………………...

3. Eulis Liawati, S.Kp. M.Kes

(Dewan Penguji 2)

:

………………………………...

Mengesahkan,

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Ketua,

Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid)

NIS.20160103

Page 5: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Berjuang dengan usaha ekstra keras di atas rata-rata yang dilakukan orang lain

karena manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

( Thomas Alva Edison)

Page 6: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

vi

PERSEMBAHAN

Dengan segala puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan

dan doa dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan

dengan tepat waktu. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya

banyak bersyukur dan terima kasih saya kepada :

Tuhan yang Maha Esa, karena hanya atas izin dan karunia-Nya maka

skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada tepat waktu. Puji syukur

yang tak terhingga pada Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan

mengabulkan segala doa.

Kedua orang tuaku Bapak Karno dan Ibu Sri Utami, yang telah

memberikan dukungan moril maupun materi serta doa, yang tiada

kata seindah lantunan doa dan tiada doa yang paling khusyuk selain

doa yang terucap dari orang tua. Ucapan terima kasih saja takkan

pernah cukup untuk membalas kebaikan orang tua, oleh karena itu

terimalah persembahan bakti dan cintaku ntuk kalian bapak, ibu dan

adikku

Terima kasih teman-temanku Denis Fina, Ira Widya, Lusi Winda dan

teman-teman lainnya yang tidak bisa sebutkan satu persatu. Terima

kasih sudah mmeberikan semangat dan motivasinya selama ini dan

terima kasih bantuan saat saya kesusahan, sudah memberikan petuah

pada saya. Terima kasih sudah mau jadi tempat berkeluh kesah.

Page 7: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

vii

Semoga keakraban kita akan selalu terjaga dan kita tidak akan

pernah melupakan semuanya.

Keperawatan 8B

Teman-temanku satu angkatan Prodi S1 Keperawatan tahun 2015

yang berjumlah 36 mahasiswa yang tidak mungkin saya sebutkan

satu persatu terima kasih atas kekompakan, kegilaan, dan kejahilan

selama dikelas.

Serta almamaterku SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN.

Dosen Pembimbing Skripsi

Bapak Priyoto S.Kep.,Ns.,M.Kes dan Ibu Elis Liawati S.Kp.,M.Kes

selaku pembimbing tugas akhir saya, terima kasih banyak sudah

membantu saya selama ini, sudah menasehati, saya tidak lupa saya

atas bantuan dan kesabaran dari bapak dan ibu. Seta tidak lupa saya

ucapkan kepada ibu Kartika S.Kep.,Ns.,M.K.M selaku penguji

skripsi saya. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen

Prodi S1 Keperawatan dan seluruh dosen STIKES BHAKTI

HUSADA MULIA MADIUN atas semua ilmu, didikan dan

bimbingan yang selama ini diberikan kepada saya.

Page 8: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

viii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Annisa Maharany Buana Saputri

NIM : 201502042

Judul : Perbedaan Efektivitas Terapi Finger Painting Dan Terapi Meronce

Manik-manik Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Anak

Prasekolah

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan

didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar

sarjana disuatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan

yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun yang belum di

publikasikan/ tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam daftar pustaka.

Madiun, 27 Juli 2019

Annisa Maharany Buana S

NIM. 201502042

Page 9: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

ix

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Annisa Maharany Buana Saputri

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Dan Tanggal Lahir : Manado, 22 Desember 1996

Agama : Islam

Alamat : Ds. Sirapan RT 18/02 Kec/Kab. Madiun

No. Hp : 085785027900

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. Lulus dari TK Cempaka Lamongan Tahun 2003

2. Lulus dari SDN Sirapan 1 Tahun 2009

3. Lulus dari SMPN 2 Nglames Tahun 2012

4. Lulus dari SMAN 1 Nglames Tahun 2015

5. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun 2015-sekarang

Riwayat Pekerjaan : -

Page 10: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

x

ABSTRAK

PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER PAINTING DAN

TERAPI MERONCE MANIK-MANIK TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA

ANAK PRASEKOLAH DI TK SIRAPAN

KECAMATAN MADIUN

KABUPATEN MADIUN

ANNISA MAHARANY BUANA SAPUTRI

118 halaman + 12 tabel + 11 gambar + lampiran

Perkembangan motorik merupakan perubahan progresif dalam perilaku

motorik sebagai akibat interaksi antara faktor biologis dan pengalaman dalam siklus

kehidupan manusia. Finger painting dan meronce manik-manik adalah jenis terapi

yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia

prasekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan

motorik halus anak usia prasekolah melalui terapi finger painting dan terapi meronce

manik-manik di TK Sirapan Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun.

Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan two

group pre-post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak di TK

Sirapan yang berjumlah 20 anak dengan kriteria inklusi yang terdiri dari 10 anak

kelompok terapi finger painting dan 10 anak terapi meronce manik-manik. Data

analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dan Man Whitney

dengan derajat kemaknaan α= 0,05.

Hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan terapi finger painting

terhadap perkembangan motorik halus anak sebelum dan sesudah dilakukan terapi

finger painting (p> 0,083), ada perbedaan perkembangan motorik halus anak

sebelum dan sesudah diberikan terapi meronce manik-manik (p< 0,046). Serta tidak

ada perbedaan efektivitas terapi finger painting dan terapi meronce manik-manik

(p=0,146).

Terapi finger painting dan terapi meronce manik-manik, keduanya dapat

meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia prasekolah. Penelitian lebih

lanjut disarankan melibatkan responden yang lebih besar untuk memberikan hasil

yang lebih akurat.

Kata Kunci : usia prasekolah, finger painting, meronce, perkembangan motorik

halus.

Page 11: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

xi

ABSTRACT

THE DIFFERENCE OF FINGER PAINTING THERAPY AND

BEADS STRINGING THERAPY EFFECTIVENESS TO FINE

MOTORIC DEVELOPMENT TO PRESCHOOL CHILDREN IN

SIRAPAN KINDERGARTEN SCHOOL, MADIUN SUB-

DISTRICT, MADIUN DISTRICT.

ANNISA MAHARANY BUANA SAPUTRI

118 pages, 12 tables, 11 pictures and enclosures

Motoric development is a progressive changing in motoric attitude as an

interactional effect between biological factor and experience in human life cycles.

Finger Painting and beads stringing are therapies which can be used to develop

child fine motoric ability of preschool age children. This research is aimed to

know the different of fine motoric ability of preschool children through finger

painting therapy and beads stringing therapy in Sirapan Kindergarten, Madiun

Sub-district, Madiun District.

Research design that used is quasi eksperimental with two group pre-post

test design. Population in this research is all Sirapan Kindergarten students; it is

20 students, by inclusion criteria of 10 students in finger painting therapy and 10

students in beads stringing therapy. Using Wilcoxon Signed Rank Test and Man

Whitney for data analysis, with significance level α= 0.05.

The result shows that there is no difference of finger painting therapy to

child fine motoric development before and after finger painting therapy applied

(p> 0,083). There is a difference of child fine motoric development before and

after beads stringing therapy applied. No difference in children‟s fine motor after

the finger painting and beads stringing therapy are given (p=0,146).

Both finger painting therapy and beads stringing can develop fine motoric

ability in preschool children. Next research is advised using bigger respondents to

get more accurate result.

Key Words: preschool age, finger painting, stringing, fine motoric

development.

Page 12: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

xii

DAFTAR ISI

Sampul Depan .................................................................................................... i

Sampul Dalam ..................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii

Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv

Lembar Persembahan .......................................................................................... v

Lembar Keaslian Penelitian ................................................................................ viii

Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... ix

Abstrak ................................................................................................................ x

Daftar Isi.............................................................................................................. xii

Daftar Tabel ........................................................................................................ xv

Daftar Gambar ..................................................................................................... xvi

Daftar Lampiran .................................................................................................. xvii

Daftar Istilah........................................................................................................xviii

Daftar Singkatan.................................................................................................. xx

Kata Pengantar ................................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

1.5 Keaslian Penelitian ...................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Anak Usia Prasekolah .................................................... 10

2.1.1 Definisi Anak Usia Prasekolah ..................................... 10

2.1.2 Ciri Umum Anak Usia Prasekolah ................................ 11

2.1.3 Karakteristik Perkembangan Anak Usia Prasekolah ..... 12

2.2 Hakekat Perkembangan Motorik ................................................. 16

2.2.1 Konsep Perkembangan Motorik .................................... 16

2.2.2 Prinsip Perkembangan Motorik ..................................... 17

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik ... 19

2.3 Konsep Perkembangan Motorik halus......................................... 25

2.3.1 Definisi Motorik Halus .................................................. 25

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Motorik Halus .................. 25

2.3.3 Karakter Perkembangan Motorik Halus ........................ 26

2.3.4 Prinsip Perkembangan Motorik Halus .......................... 27

2.3.5 Tujuan Peningkatan Motorik Halus .............................. 27

2.3.6 Penilaian Perkembangan Menggunakan DDST ............ 28

2.4 Konsep Bermain ......................................................................... 38

2.4.1 Definisi Bermain ........................................................... 38

2.4.2 Variasi dan Keseimbangan dalam Aktivitas Bermain ... 38

2.4.3 Manfaat Bermain .......................................................... 39

2.4.4 Alat Permainan Edukatif dan Kreatif ............................ 40

Page 13: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

xiii

2.5 Konsep Terapi Finger Painting ................................................... 41

2.5.1 Definisi Terapi Finger Painting ..................................... 41

2.5.2 Manfaat Terapi Finger Painting .................................... 42

2.5.3 Alat dan Bahan ............................................................. 42

2.5.4 Langkah-Langkah Bermain Finger Painting ................ 43

2.6 Konsep Terapi Meronce Manik-Manik ...................................... 43

2.6.1 Definisi Terapi Meronce Manik-Manik ....................... 43

2.6.2 Manfaat Terapi Meronce Manik-Manik ....................... 44

2.6.3 Alat dan Bahan ............................................................. 44

2.6.4 Langkah-Langkah Bermain Meronce Manik-Manik ... 44

2.7 Kerangka Teori Penelitian .......................................................... 45

2.8 Penerapan Kerangka Teori ......................................................... 47

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 49

3.2 Hipotesis ...................................................................................... 50

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ....................................................................... 51

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian................................................... 52

4.2.1 Populasi Penelitian ....................................................... 52

4.2.2 Sampel Penelitian ......................................................... 52

4.2.3 Kriteria Sampel ............................................................. 53

4.3 Teknik Sampling ......................................................................... 53

4.4 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................... 54

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................ 56

4.5.1 Identifikasi Variabel Penelitian ..................................... 56

4.5.2 Definisi Operasional Variabel ....................................... 56

4.6 Instrumen Penelitian .................................................................... 58

4.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................................... 58

4.7.1 Uji Validitas ................................................................. 58

4.7.2 Uji Reliabilitas .............................................................. 59

4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 60

4.8.1 Lokasi Penelitian .......................................................... 60

4.8.2 Waktu Penelitian .......................................................... 60

4.9 Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 60

4.10 Teknik Analisa Data .................................................................... 61

4.10.1 Pengolahan Data ............................................................ 61

4.10.2 Analisa Data .................................................................. 65

4.11 Etika Penelitian ............................................................................ 66

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian .................................... 70

5.2 Data Umum ................................................................................. 71

5.2.1 Karakter Ibu Berdasarkan Usia ..................................... 71

5.2.2 Karakter Ibu Berdasarkan Pendidikan ........................... 71

5.2.3 Karakter Ibu Berdasarkan Pekerjaan ............................. 72

5.2.4 Karakter Ibu Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 72

Page 14: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

xiv

5.2.5 Karakter Anak Berdasarkan Usia .................................. 73

5.2.6 Pengukuran Motorik Halus Dengan DDST .................. 73

5.3 Data Khusus................................................................................. 74

5.3.1 Perkembangan Motorik Halus Anak Sebelum Dan

Sesudah Diberikan Terapi Finger Painting ................... 74

5.3.2 Perkembangan Motorik Halus Anak Sebelum Dan

Sesudah Diberikan Terapi Meronce Manik-Manik ....... 75

5.3.3 Perbedaan Efektifitas Terapi Finger Painting Dan

Terapi Meronce Manik-Manik ..................................... 75

5.4 Pembahasan ................................................................................ 76

5.4.1 Perkembangan Motorik Halus Anak Sebelum Dan

Sesudah Diberikan Terapi Finger Painting ................... 76

5.4.2 Perkembangan Motorik Halus Anak Sebelum Dan

Sesudah Diberikan Terapi Meronce Manik-Manik ....... 78

5.4.3 Analisis Perbedaan Perkembangan Motorik Halus

Anak Sesudah Diberikan Terapi Finger Painting

Dan Terapi Meronce Manik-Manik .............................. 80

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .................................................................................. 83

6.2 Saran ............................................................................................ 84

Daftar Pustaka .................................................................................................... 86

Lampiran-lampiran ............................................................................................. 89

Page 15: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian........................................................... 8

Tabel 4.1 Desain Penelitian Quasi Eksperimental............................ 51

Tabel 4.2 Definisi Operasional......................................................... 57

Tabel 5.1 Karakter Ibu Berdasarkan Usia......................................... 71

Tabel 5.2 Karakter Ibu Berdasarkan Pendidikan.............................. 71

Tabel 5.3 Karakter Ibu Berdasarkan Pekerjaan................................ 72

Tabel 5.4 Karakter Ibu Berdasarkan Jenis Kelamin......................... 72

Tabel 5.5 Karakter Anak Berdasarkan Usia..................................... 73

Tabel 5.6 Pengukuran Perkembangan Motorik Halus Dengan

DDST................................................................................

73

Tabel 5.7 Perkembangan Motorik Halus Sebelum Dan Sesudah

Diberikan Terapi Finger Painting.....................................

74

Tabel 5.8 Perkembangan Motorik Halus Sebelum Dan Sesudah

Diberikan Terapi Meronce Manik-Manik.........................

75

Tabel 5.9 Perbedaan Efektivitas Terapi Finger Painting Dan

Terapi Meronce Manik-Manik Terhadap Perkembangan

Motorik Halus...................................................................

75

Page 16: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Gambaran Advanced (lebih) pada interprestasi

penilaian indivisual Tes Denver II.................................

33

Gambar 2.2 Gambaran normal pada interprestasi penilaian

indivisual Tes Denver II bila anak gagal atau menolak

ujin coba disebelah kanan garis umur............................

33

Gambar 2.3 Gambaran normal pada interprestasi penilaian

indivisual Tes Denver II bila anak lulus, gagal, atau

menolak uji coba pada garis umur antara persentil 25

dan 75.............................................................................

34

Gambar 2.4 Gambaran countion (perinagatan) pada interprestasi

penilaian indivisual Tes Denver II.................................

34

Gambar 2.5 Gambaran Delay (keterlambatan) pada interprestasi

penilaian indivisual Tes Denver II.................................

35

Gambar 2.6 Gambaran No opportunity (tidak ada kesempatan)

pada interprestas penilaian indivisual Tes Denver II....

35

Gambar 2.7 Lembar DDST................................................................ 37

Gambar 2.8 kerangka konsep Imogene M. King............................... 46

Gambar 2.9 Kerangka teori perkembangan motorik halus anak

prasekolah menurut Imogene King................................

47

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Perbedaan Efektivitas

Terapi Finger Painting dan Terapi Meronce Manik-

Manik Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada

Anak Prasekolah di TK Sirapan.....................................

49

Gambar 4.1 Kerangka kerja efektivitas terapi finger painting dan

terapi meronce manik-manik terhadap perkembangan

motorik halus pada anak prasekolah..............................

55

Page 17: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Izin Pengambilan Data Awal ..................................... 89

Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden.............................. 90

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden................................ 91

Lampiran 4 Kuesioner Data Umum Responden......................................... 92

Lampiran 5 SOP Finger Painting................................................................ 93

Lampiran 6 SOP Meronce Manik-Manik................................................... 94

Lampiran 7 SOP DDST.............................................................................. 95

Lampiran 8 Formulir DDST....................................................................... 96

Lampiran 9 Petunjuk Pelaksanaan.............................................................. 97

Lampiran 10 Lembar Izin Penelitian............................................................ 98

Lampiran 11 Data Demografi Responden Di TK Sirapan Kecamatan

Madiun Kabupaten Madiun.....................................................

100

Lampiran 12 Data Perkembangan Motorik Halus Anak Di TK Sirapan

Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun..................................

102

Lampiran 13 Data Perkembangan Motorik Halus Sebelum Dan Sesudah

Diberikan Terapi Finger Painting Dan Terapi Meronce

Manik-Manik...........................................................................

103

Lampiran 14 Hasil Analisis.......................................................................... 104

Lampiran 15 Hasil Normalitas Data Dari Terapi Finger painting Dan

Terapi Meronce Manik-Manik................................................

110

Lampiran 16 Hasil Tabulasi Data Terapi Finger Painting............................ 113

Lampiran 17 Hasil Tabulasi Data Terapi Meronce Manik-Manik............... 114

Lampiran 18 Hasil Tabulasi Man Whitney.................................................... 115

Lampiran 19 Kartu Bimbingan Tugas Akhir................................................. 116

Lampiran 20 Jadwal Pengajuan Skripsi......................................................... 117

Lampiran 21 Dokumentasi............................................................................. 118

Page 18: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

xviii

DAFTAR ISTILAH

Gross Moto Skills : Motorik kasar

Fine Moto Skills : Motorik halus

Fringer : Terpinggirkan

Golden Age : Umur keemasan/ waktu emas

Preshool Age : Usia prasekolah

Initiative Versus Guilt : Inisiatif vs rasa bersalah

Movement : Gerakan

Cephalocaudal : Perkembangan dari kepala sampai kaki

Proximodistal : Dari pusat tubuh ke bagian periferi

Self Regulatory : Peraturan diri

Readiness : Kesiapan

Rudimentary : Belum sempurna

follow up : Mengikuti

Personal social : Perilaku sosial

Language : Bahasa

Pass : Lulus

Fail : Gagal

No Opportunity : tidak memiliki kesempatan untuk dites

Refusal : Menolak

Advanced : Lebih awal

Countion : Peringatan

Delay : Keterlambatan

No Opportunity : Tidak ada kesempatan

Exloratory Play : Bermain mengamati

Contruction Play : Bermain kontruksi

Dramatic Play : Bermain drama

Theory of Goal Attainment : Teori pencapaian tujuan

Conceptual Framework : Kerangka kerja konseptual

Page 19: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

xix

Personal Systems : Individual

Interpersonal Systems : Kelompok

Social Systems : Sistem sosial

Respect Human Dignity : Prinsip menghargai hak asasi manusia

Right To Justice : Prinsi Keadilan

Anomality : Tanpa nama

Confidentially : Kerahasiaan

Page 20: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

xx

DAFTAR SINGKATAN

IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia

DDST : Denver Develoment Screening Test

KSPS : Kuesioner Pra Screening Perkembangan

APEK : Alat permainan Edukatif dan kreatif

SPSS : Statistical Paadage for Social Sclense

Page 21: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

xxi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Perbedaan Efektivitas Terapi Finger Painting Dan Terapi Meronce

Manik-Manik Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Prasekolah Di

TK SIRAPAN Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir Program Studi

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Penulis menyadari dengan separh hati bahwa dalam rangka kegiatan

penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan,

arahan, dan motivasi kepada penulis. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kepala Sekolah TK SIRAPAN Kec/Kab. Madiun yang telah memberikan izin

penelitian.

2. Zaenal Abidin, SKM.,M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

3. Mega Arianti Putri, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

4. Priyoto, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing 1 yang selalu

membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan

5. Eulis Liawati, S.Kp.,Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing 2 yang selalu

membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.

Page 22: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

xxii

6. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, nasehat dan semangat yang

tiada hentinya kepada saya.

7. Terima kasih banyak untuk Ira Widya, Denis Fina, dan Lusi Winda yang

banyak membantu dan selalu memberi semangat.

8. Terima kasih untuk seseorang yang selalui menyemangati saya dari nol

sampai selesai skripsi ini.

9. Teman-teman Program Studi S1 Keperawatan angkatan 2015 atas kerja sama

dan motivasinya.

10. Semua orang tua dan murid TK SIRAPAN Kecamatan Madiun Kabupaten

Madiun yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan

dalam penyelesaian proposal ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan proposal ini. Akhirnya penulis

berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat.

Madiun, 27 Juli 2019

Peneliti

Annisa Maharany B

NIM. 201502042

Page 23: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuh kembang anak merupakan dua peristiwa berbeda, tetapi

saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan

perkembangan. Proses tahapan perkembangan setiap anak sama, yaitu

merupakan hasil dari proses pematangan. Tetapi dalam pencapainnya,

setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda. Tahapan tumbuh kembang

anak dibagi menjadi beberapa diantaranya adalah masa pranatal dari

konsepsi sampai lahir, masa bayi dari usia 0-1 tahun, masa anak dini usia

1-3 tahun, masa prasekolah usia 3-6 tahun dan masa sekolah usia 6-18 atau

20 tahun (Maghfuroh, 2017).

Pertumbuhan pada anak meliputi perubahan dalam besar jumlah,

ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur

dengan berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur

tulang dan keseimbangan metabolik. Perkembangan pada anak meliputi

aspek kognitif, aspek fisik (motorik), aspek bahasa dan komunikasi, aspek

personal, sosial dan emosional, serta aspek moral dan spiritual.

Keterampilan motorik anak yang harus dikembangkan terdiri dari atas

gross moto skills (motorik kasar) yaitu keterampilan yang dicapai dengan

menggunakan otot-otot besar pada tubuh dan fine motor skills (motorik

halus) yaitu keterampilan yang dicapai dengan menggunakan otot-otot

Page 24: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

2

kecil pada tubuh. Perkembangan motorik kasar seperti berjalan, berlari,

melompat, naik, dan turun tangga, motorik halus seperti menulis,

menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola serta

memainkan alat-alat mainan atau benda-benda (Nurjannaah, 2017).

Perkembangan motorik halus pada anak usia pra sekolah harus mulai

memiliki kemampuan untuk menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar

dua atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang, menggambar

orang, melepas objek dengan garis lurus, menjepit benda, melambaikan

tangan, menggunakan tangannya untuk bermain, menempatkan objek ke

dalam wadah, makan sendiri, minum dari cangkar dengan bantuan,

menggunakan sendok dengan bantuan, makan dengan jari, dan membuat

coretan diatas kertas. Anak sudah dapat dilatih untuk menggambar,

melukis, dan persiapan menulis. Tugas perkembangan motorik halus pada

anak usia pra sekolah contohnya adalah mengikat tali sepatu,

menggunakan gunting, alat sederhana, atau pensil dengan baik, meniru

gambar permata dan segitiga, mencetak beberapa huruf, angka atau kata,

seperti nama panggilan (Nurjanah, 2017). Permasalahan yang terjadi

terkait aspek motorik saat ini merupakan motorik halus anak usia 3-6

tahun belum menunjukan perkembangan motorik halus yang optimal.

Kemampuan gerak otot halus anak masih kaku dan anak cenderung belum

mandiri dalam menyelesaikan tugas pembelajaran. Salah satu faktor yang

memperngaruhi yaitu kurangnya kesempatan anak untuk bereksplorasi

Page 25: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

3

pada berbagai media serta kurang variatifnya kegiatan yang membuat

ruang gerak motorik halus anak menjadi sangat minim (Suhartini, 2015).

Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2014,

terdapat lebih dari 200 juta anak usia prasekolah yang tidak berkembang

untuk potensi, tidak mendapatkan intervensi sederhana yang penting untuk

mendukung perkembangan anak. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014,

mengemukakan jumlah balita 0-2 tahun di Indonesia sebanyak 14.228.917

jiwa, sementara balita dengan interval umur 1-4 tahun berjumlah

19.388.791 jiwa. Sekitar 16% dari anak usia dibawah lima tahun (balita) di

Indonesia mengalami gangguan perkembangan saraf dan otak mulai ringan

sampai berat. Sekitar 5–10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan

perkembangan namun penyebab keterlambatan perkembangan umum

belum diketahui dengan pasti, dan diperkirakan sekitar 1-3% khusus pada

anak dibawah usia 5 tahun di Indonesia mengalami keterlambatan

perkembangan umum yang meliputi perkembangan motorik, bahasa,

sosio–emosional, dan kognitif (Kemenkes, 2016). Ikatan Dokter Anak

Indonesia (IDAI) Jawa Timur melakukan pemeriksaan terhadap 2.634

anak dari usia 0-72 bulan. Dari hasil pemeriksaan perkembangan

ditemukan sebanyak 53% tidak normal, yaitu meragukan sebanyak 23%,

penyimpangan perkembangan sebanyak 30%. Di Kabupaten Madiun

melakukan pemeriksaan terhadap 34. 375 anak usia 12-59 bulan, dari hasil

pemeriksaan didapatkan 25 anak (0,07%) yang mengalami gangguan

motorik kasar, 10 anak (0,02%) yang mengalami gangguan motorik halus,

Page 26: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

4

22 anak (0,06%) yang mengalami gangguan bicara dan bahasa, 13 anak

(0,03%) yang mengalami gangguan sosialisasi dan kemandirian (Dinkes

Kabupaten Madiun, 2017).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Taman

Kanak-kanak Sirapan Kabupaten Madiun, dengan melakukan uji coba

menggunakan DDST mengambil 10 anak secara acak dari 42 anak,

didapatkan 5 anak bisa menirukan dan 5 tidak bisa menirukan, yang

memiliki keterlambatan yang menandakan masih adanya perkembangan

motorik halus yang tidak sesuai dengan usia pertumbuhan. Berdasarkan

pengalaman peneliti dalam kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan

fisik motorik halus kemampuan anak dari 10 anak didapatkan 5 anak tidak

bisa meniru lingkaran dengan benar dan membuat gambar orang yang

tidak sesuai.

Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu lembaga yang

diperuntukkan untuk anak usia 4-6 tahun. Pada masa prasekolah ini

merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan

kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, konsep diri, disiplin,

kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama (Kurniawati, 2017). Salah

satu aspek yang menjadi fokus pengembangan di taman kanak-kanak

adalah pengembangan motorik halus, motorik halus merupakan dasar dari

segala aktifitas yang akan dilakukan oleh anak dikemudian hari.

Meningkatkan keterampilan motori halus dapat dilatih dengan berbagai

Page 27: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

5

kegiatan yang positif seperti mewarnai dan meronce merupakan salah satu

cara meningkatkan keterampilan motorik halus anak.

Melalui perkembangan motorik yang normal akan memungkinkan

anak dapat bermain dan bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan

anak dengan perkembangan motorik yang tidak normal akan menghambat

anak dalam bergaul dengan teman sebayanya bahkan akan muncul

perasaan yaitu anak merasa terkucilkan atau menjadi anak yang fringer

(terpinggirkan). Sejak usia dini anak-anak perlu dilatih motorik halusnya

karena keterampilan tangan anak merupakan jendela pengetahuan bagi

anak untuk mengembangakan segala potensi yang dimilikinya. Ada

banyak cara untuk melatih keterampilan motorik halus anak diantaranya

yaitu, permainan tebak benda, merangkai puzzle, menarik dan mendorong,

bermain playdough, menempelkan stiker, membalikkan halaman buku satu

persatu, mencoret-coret, menggunting kertas, melipat kertas, menyusun

balok, finger painting dan meronce (Nurjanah, 2017).

Melatih perkembangan motorik halus merupakan hal yang sangat

penting, maka dibutuhkan kegiatan yang dapat membantu dalam proses

perkembangan motorik halus, salah satunya adalah melalui kegiatan finger

painting dan meronce. Aktifitas anak prasekolah untuk mengingkatkan

motorik halusnya adalah melalui finger painting dan meronce manik-

manik. Kegiatan ini dapat melatih perkembangan motorik halus anak.

Dalam kegiatan finger painting dan meronce manik-manik dapat melatih

keterampilan, merangsang aktifitas, mengasah mental menjadi tekun,

Page 28: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

6

telaten dan sabar. Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka

pengalaman anak semakin optimal.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat disimpulkan dari latar belakang di atas

adalah “Apakah ada perbedaan efektivitas terapi finger painting dan terapi

meronce manik-manik terhadap perkembangan motorik halus pada anak

prasekolah TK Sirapan Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan efektivitas terapi finger painting dan

meronce manik-manik terhadap perkembangan motorik halus pada anak

prasekolah di TK Sirapan Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi perkembangan motorik halus pada anak prasekolah

di TK Sirapan sebelum dan sesudah diberikan terapi finger painting.

2. Mengidentifikasi perkembangan motorik halus pada anak prasekolah

di TK Sirapan sebelum dan sesudah diberikan terapi meronce manik-

manik.

3. Menganalisis perbedaan efektivitas terapi finger painting dengan

terapi meronce manik-manik terhadap perkembangan motorik halus

pada anak prasekolah.

Page 29: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberi manfaat bagi

perkembangan ilmu keperawatan anak terkait dengan perkembangan

motorik halus pada anak prasekolah.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang

berguna bagi perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan

keperawatan.

2. Bagi Institusi Kesehatan

Hasil penelitian ini bermanfaat dalam memberikan alternatif terapi

dalam pengetahuan masalah tumbuh kembang anak.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapakan masyarakat mengetahui informasi

tentang perkembangan tumbuh kembang anak.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat digunakan untuk

referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel

yang berbeda.

Page 30: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

8

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Penulis; Judul artikel; Tahun Metode (Desain, Sampel,

Instrumen, Analisis) Hasil Penelitiann

1. P : Lilis Maghfuroh

J : Pengaruh finger painting

terhadap perkembangan

motorik halus anak usia

prasekolah di TK SARTIKA I

Sumbergenuk Kecamatan

Babat Lamongan

T : 2017

D : pra-eksperimental

dengan one group pra-

post test design.

S : 42 anak

I : Penelitian lembar

observasi

A : Uji Wilcoxon Sign Rank

Ada pengaruh finger painting

terhadap perkembangan

motorik halus anak usia

prasekolah di TK SARTIKA I

Sumurgenuk Kecamatan

Babat Lamongan.

2. P : Nunung Nurjannah

J : Pengaruh finger painting

terhadap perkembangan

motorik halus anak

prasekolah di TK At-Taqwa.

T : 2017

D : quasi eksperimen

S : 25 anak

I : KSPS dan Denver II

A : Uji Wilcoxon Sign Rank

Ada perbedaan yang

signifikan perkembangan

motorik anak usia prasekolah

sebelum dan sesudah

diberikan kegiatan finger

painting.

3. P : Immas Nandari

J : Pengaruh kegiatan seni finger

painting terhadap

kemampuan motorik anak

kelompok B TK RA As

Sa’adah Driyorejo Gresik.

T : 2017

D : pre-eksperimental

design dengan one

group pre test dan post

test

S : 22 anak

I : Observasi dan

dokumentasi

A : Wilcoxon Matched

Pairs Test

Kegiatan seni finger painting

berpengaruh terhadap

kemampuan motorik halus

anak kelompok B TK RA As

Sa‟adah Driyorejo Gresik.

4. P : Anis Kurniawati

J : Pengaruh finger painting

terhadap kemampuan

mengenal konsep

warnaobservasi pada anak

kelompok A.

T : 2017

D : pre-eksperimental

design dengan one

group pre test dan post

test

S : 13 anak

I : Penelitian observasi dan

dokumentasi

A : Wilcoxon Sign Rank

Finger painting berpengaruh

terhadp kemampuan mengenal

konsep warna pada anak

kelompok A di Tk Dharma

Wanita Krikilan III Driyorejo

Gresik.

5. P : Dwi Rahmawati

J : Pengaruh meronce bermedia

manik-manik dan makroni

terhadap kemampuan motorik

halus anak kelompok A1 TK

Yapita Sukolilo Surabaya.

T : 2017

D : pre eksperimental

dengan one group pre

test dan post test design

S : 20 anak

I : lembar observsi

A : Wilcoxon Match Pairs

Ada pengaruh meronce

bermedia manik-manik dan

makroni terhadap kemampuan

motorik halus anak kelompok

A1 Tk Yapita Sukolilo

Surabaya.

6. P : Suhartini

J : Meningkatkan kemampuan

motorik halus melalui

kegiatan meronce pada anak

usia 4-5 tahun di PAUD As-

Sakinah Desa Sungai Jalau

Kecamatan Kampar Utara

Kabupaten Kampar.

T : 2016

D : Observasi dan analisis

data

S : 15 anak

I : Lembar ceklist penilaian

perkembangan motorik

A : -

Kegiatan meronce dapat

meningkatkan kemampuan

motorik halus anak usia 4-5

tahun di PAUD As-Sakinah

Desa Sungai Jalau Kecamatan

Kampar Utara Kabupaten

Kampar.

Page 31: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

9

No Penulis; Judul artikel; Tahun Metode (Desain, Sampel,

Instrumen, Analisis) Hasil Penelitiann

7. P : Sri Yuniarti

J : Pengaruh terapi bermain

(melompat tali dan meronce

manik-manik) terhadap

perkembangan motorik pada

siswa diPAUD Fajar

Purnama Mandiri Kecamatan

Cimahi Selatan Kota Cimahi

T : 2015

D : quasi eksperimen dengan

one group pre tes dan

post test design

S : 37 anak

I : alat ukur lembar ceklist

A : Uji T-Test

Ada pengaruh memantau

tumbuh kemabang anak,

memberikan informasi,

penyuluhan secara rutin

kepada guru, orang tua agar

selalu merangsang

perkembangan motorik anak

melalui bermain.

8. P : Maria Qori‟ah

J : Pengaruh kegiatan meronce

dengan media sedotan

terhadap kemampuan motorik

halus anak kelompok A di

KB/TK Islam Darul Fatah

Surabaya

T : 2018

D : Quasi esperimental

design dengan non-

equivalent control

S : 20 anak

I : Observasi dan

dokumentasi.

A : Uji Mann Whitney

Ada pengaruh kegiatan

meronce dengan media

sedotan terhadap kemampuan

motorik halus anak kelompok

A di KB/TK Islam Darul

Fatah Surabaya.

Page 32: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Anak Usia Prasekolah

2.1.1 Definisi Anak Usia Prasekolah

Anak usia dini merupakan kelompok usia yang berada dalam proses

perkembangan unik, karena proses tumbuh kembang terjadi bersama

dengan golden age (masa peka). Golden age merupakan waktu yang paling

tepat tepat untuk memberikan bekal yang kuat kepada anak, artinya golden

age merupakan masa yang sangat tepat untuk menggali segala potensi

kecerdasan anak sebanyak-banyaknya (Yuniarti, 2015).

Anak usia prasekolah merupakan anak berusia 3-6 tahun yang

merupakan sosok individu, makhluk sosial kultural yang sedang

mengalami suatu proses perkembangan yang sangat fundamental bagi

kehidupan selanjutnya dengan memiliki sejumlah potensi dan karakteristik

tertentu (Potter&Perry, 2005). Anak usia dini merupakan sosok individu

sebagai makhluk sosiokultural yang sedang mengalami proses

perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya dan

memiliki sejumlah karakteristik tertentu (Sari, 2018).

Anak usia prasekolah merupakan anak yang berusia anak nol sampai

enam tahun. Mereka biasanya mengikuti program preshool. Di Indonesia

untuk usia 4-6 tahun biasanya mengikuti program Taman Kanak-Kanak

(Dewi, 2015). Masa prasekolah merupakan fase falik, dimanan fase ini

Page 33: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

11

anak mulai mengenal adanya perbedaan jenis kelamin perempuan dan

jenis kelamin laki-laki pada fase ini anak akan sering meniru apa yang

bapak ibu mereka lakukan dengan apa yang mereka lihat (Permata, 2018).

2.1.2 Ciri Umum Anak Usia Prasekolah

Menurut Sowman dalam Dewi (2015) mengemukakan ciri-ciri anak

usia pra sekolah meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.

a. Ciri fisik anak usia prasekolah

Anak usia prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah

memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat menyukai

kegiatan yang dilakukan sendiri. Otot-otot besar pada pada anak usia

prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan.

Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan

pandangannya pada objek-objek yang kecil ukurannya, sebabnya

koordinasi tangan dan matanya masih kurang sempurna. Rata-rata

kenaikan berat badan per tahun sekitar 16,7-18,7 kg dan tinggi sekitar

103-110 cm. Mulai terjadi erupsi gigi permanen.

b. Ciri sosial anak usia prasekolah

Anak usia prasekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan

orang disekitarnya, mereka mempunyai sahabat yang berjenis kelamin

sama. Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu

terorganisasi secara baik, oleh karena itu kelompok tersebut cepat

berganti-ganti. Anak menjadi sangat mandiri, agresif secara fisik dan

verbal, bermain secara asosiatif, dan mulai mengeksporasi seksualitas.

Page 34: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

12

c. Ciri emosional anak usia prasekolah

Anak cenderung mengekpresikan emosinya dengan bebas dan

terbuka. Sikap sering marah dan iri hati sering diperlihatkan.

d. Ciri kognitif anak usia prasekolah

Anak usia prasekolah umumnya telah terampil dalam berbahasa.

Sebagian besar dari mereka senang berbicara, khususnya dalam

kelompoknya. Sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara.

Sebagian dari mereka perlu dilatih untuk menjadi pendengar yang

baik.

2.1.3 Karakteristik Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Karakteristik perkembangan anak usia prasekolah menurut Potter & perry

(2005) yaitu :

1. Perkembangan fisik

Pada masa prasekolah, pertumbuhan fisik terus menjadi stabil

dalam tahun prasekolah. waktu rata-rata denyut jantung dan

pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90 kali per menit dan 22

sampai 24 kali pernapasan per menit. Tekanan darah meningkat

sedikit ke nilai rata-rata 95/58 mmHg. Berat badan anak meningkat

kira-kira 2,5 kg per tahun; berat badan rata-rata pada usia 5 tahun

adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah

bertumbuh 2 sampai 3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua

kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun, dan berada pada tinggi rata-

rata 43 inci pada ulang tahun ke lima mereka. Perpanjangan tungkai

Page 35: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

13

kaki menghasilkan penampilan anak yang lebih kurus. Kepala sudah

mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun keenam.

Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki

sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan

lemak.

Terjadi peningkatan koordinasi otot besar dan halus. Prasekolah

berlari dengan baik, berjalan naik dan turun dengan mudah, dan

belajar untuk melompat dan melempar serta menangkap bola.

Peningkatan keterampilan motorik halus membiarkan manipulasi yang

kompleks. Mereka belajar untuk mencontoh lingkaran, silang, kotak,

dan segitiga. Keterampilan ini membuat kemungkinan menulis huruf

dan angka.

2. Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif anak usia prasekolah menurut Piaget

masih masuk pada tahap pra-operasional. Tahap ini ditandai oleh

adanya pemakaian kata-kata lebih awal dan memanipulasi simbol-

simbol yang menggambarkan objek atau benda dan ketertarikan atau

hubungan diantara mereka. Tahap pra-opereasional ini juga ditandai

oleh beberapa hal, antara lain: egosentrisme, ketidakmatangan

pikiran/ide/gagasan tentan sebab-sebab dunia di fisik, kebingungan

antara simbol dan objek yang mereka wakili, kemampuan untuk fokus

pada satu dimensi pada satu waktu dan kebingungan tentang identitas

orang dan objek.

Page 36: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

14

3. Perkembangan psikososial

Menurut Erikson, anak usia prasekolah berada pada tahap ke-3:

inisiatif vs kesalahan. tahap ini dialami pada anak usia 4-5 tahun

(preshool age). Antara usia 3 dan 6 tahun, anak menghadapi krisis

psikososial dimana Erikson mengistilahkannya sebagai (initiative

versus guilt). Pada usia ini, anak secara normal telah menguasai rasa

otonomi dan memindahkan untuk menguasai rasa inisiatif. Anak

prasekolah adalah seorang pelajar yang energik, antusiasme dan

penggangu dengan imajinasi yang aktif. Perkembangan rasa bersalah

terjadi pada waktu anak dibuat merasa bahwa imajinasi dan

aktivitasnya tidak dapat diterima. Anak prasekolah mulai

menggunakan lasana sederhana dan dapat bertoleransi terhadap

keterlambatan pemuasan dalam periode yang lama.

4. Perkembangan bahasa

Anak usia 3 tahun dapat menyatakan 900 kata, menggunakan tiga

sampai empat kalimat dan berbicara dengan tidak terputus-putus

(ceriwis). Anak usia 4 tahun dapat menyatakan 1500 kata,

menceritakan cerita yang berlebihan dan menyanyikan lagu sederhana

(ini merupakan usia puncak untuk pertanyaan „mengapa‟). Anak usia

5 tahun dapat mengatakan 2100 kata, mengetahui empat warna atau

lebih, nama-nama hari dalam seminggu dan nama bulan.

Page 37: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

15

5. Perkembangan moral

Perembangan moral adalah perubahan penalaran, perasaan,

perilaku tentang konsep benar dan salah. Anak prasekolah berada pada

tahap pre-konvensional pada tahap perkembangan moral yang

berlangsung sampai usia 10 tahun. Pada fase ini, kesadaraan timbul

san penekanannya pada control eksternal. Standar moral anak berada

pada orang lain dan ia mengobservasi mereka untuk menghindari

hukuman dan mendapat ganjaran.

6. Perkembangan spiritual

Pada usia prasekolah pengetahuan anak tentang keyakinan dan

agama diamati dan dipelajari dari orang yang bermakna dalam hidup

mereka, biasanya dari orang tua dan kegiatan praktik keagamaan.

Pemahaman anak terhadap hal-hal spiritualitas dipengaruhi oleh

kemampuan kognitifnya. Anak mulai mengenal konsep Tuhan,

mengerti kisah sederhana mengenai kenyakinan mereka, dan

menghapal doa-doa singkat walaupun mereka belum mampu untuk

memaknainya.

7. Perkembangan citra tubuh

Perekembangan citra tubuh merupakan hal yang penting dalam

aspek perkembangan anak usia prasekolah. Anak prasekolah mulai

paham keinginan akan penampilan yang sesuai dengan apa yang

mereka mau dan enggan berpenampilan yang tidak sesuai dengan

keinginan mereka. Ketika anak telah mencapai usia 5 tahun, anak akan

Page 38: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

16

mulai membandingkan ukuran tubuhnya dengan teman sebaya.

Walaupun citra tubuh telah berkembang dengan baik, anak prasekolah

belum mampu untuk mendefinisikan ruang lingkup tubuhnya.

2.2 Hakekat Perkembangan Motorik

2.2.1 Konsep Perkembangan Motorik

Motorik adalah semua gerakan tubuh, meliputi gerak internal yang

tidak diamati (motor) yaitu penangkapan stimulus oleh indera-

penyampaian stimulus oleh susunan syaraf sensorik ke otak (memori)-

pemroses dan pembuatan keputusan oleh otak penyampaian keputusan

oleh susunan syaraf motorik ke otot, dan gerak eksternal yang diamati

(movement). Perkembangan motorik merupakan aspek perilaku dan

kontrol motorik yang terkait dengan perubahan performans motorik

sepanjanng rentang kehidupan. Perkembangan motorik meliputi pertama

perkembangan kemampuan gerak yang ensesial dan kedua penguasaan

keterampilan gerakan. Perkembangan motorik merupakan suatu proses

yang sejalan dengan penambahan usia dimana secara bertahap dan

berkesinambungan gerakan individu meningkat dari sederhana ke yang

komplek, dari yang tidak terorganisir menjadi terorganisir dengan baik,

dan pada akhirnya kearah penyesuaian keterampilan dengan proses menua.

Perkembangan motorik adalah perubahan progresif dalam perilaku

motorik sebagai akibat interaksi anatara faktor-faktor biologis

(kematangan) dan pengalaman dalam siklus kehidupan manusia.

Page 39: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

17

Perkembangan motorik adalah perkembangan daripada unsur-unsur

kematangan dan pengendalian gerak tubuh, yang terkait erat dengan

perkembangan pusat motorik di otak. Keterampilan motorik berkembang

sejalan dengan kematangan syaraf dan otot. Perkembangan motorik

merupakan proses sepanjang hayat, meliputi seluruh perubahan dan

penguasaan kemampuan fasikal, pemantapan dan pengurangan

keterampilan motorik. Perkembangan motorik dapat dikatagorikan dalam

perkembangan kemampuan fasikal dan perkembangan gerakan.

Kemampuan fasikal dan kemampuan performans motorik merupakan

dua istilah yang sering digunakan berkaitan dengan kesehatan, kebugaran

(kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan aerob, fleksibilitas, dan

komposisi tubuh), dan kemampuan gerakan (kecepatan gerakan, agilitas,

koordinasi, keseimbangan, dan power) bersama-sama. Kemampuan fasikal

berhubungan dengan kapasitas untuk menyelesaikan tugas-tugas gerak.

Kemampuan gerak merupakan suatu istilah yang komprehensif yang

digunakan untuk pengelompokkan ketiga gerakan secara bersama-sama

(lokomotor, manipulatif, dan stabilitas atau non lokomotor) (Rohendi,

2017).

2.2.2 Prinsip Perkembangan Motorik

Proses perkembangan individu yang berlangsung sejak masa bayi

hingga mencapai kematangan merupakan proses yang kompleks,

mengikuti dan dikendalikan oleh hukum-hukum alamiah. Penampilan

Page 40: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

18

karakteristik khusus pada tingkat usia tertentu mengacu kepada prinsip-

prinsip perkembangan menurut Rohendi (2017) yaitu :

1. Perkembangan motorik melibatkan perubahan-perubahan kualitatif

yang terjadi secara alamiah dan pengalaman pada ukuran, proposi, dan

struktur.

2. Perkembangan mengikuti suatu pola yang berurutan,

berkesinambungan, dan dapat diprediksi. Setiap tahap perkembangan

merupakan hasil dari fase terdahulu dan setiap fase perubahan

merupakan pra-syarat bagi perkembangan berikutnya. Perkembangan

motorik berlangsung secara berkesinambungan sejak konsepsi hingga

kematian dan terjadi menurut kecepatan yang berbeda-beda.

3. Mengikuti pola atau hukum cephalocaudal dan hukum proximodistal.

Bahwa hukum cephalocaudal kemajuan dalam struktur dan fungsi

pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan, dan akhirnya

di bagian kaki. Dan hukum proximodistal perkembangan bergerak

dari yang yang dekat ke yang jauh ke luar dari sumbuh pusat tubuh

menuju ujung-ujungnya.

4. Kecepatan perkembangan berbagai bagian tubuh berbeda-beda.

Perkembangan memiliki berbagai karakteristik fisikal berlangsung

secara berkesinambungan, kecepatan dan lamanya perkembangan

berbagai bagian tubuh sampai kepada tingkat kematangan berbeda-

beda.

Page 41: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

19

5. Perkembangan motorik berlangsung dari respon umum ke yang

khusus.

6. Kecepatan perkembangan dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan

individual. Perbedaan ini disebabkan oleh kondisi internal dan

eksternal.

7. Proses berkembang melalui tahapan umum perkembangan lebih

dahulu dan tidak terjadi pada usia yang sama, tumbuh dan kembang

menurut kecepatan masing-masing anak.

8. Terdapat hubungan erat antara struktur pertumbuhan organisme dan

pola perilaku yang mengiringi.

9. Mengacu pada prinsip asimetris.

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik

Proses perkembangan motorik dipengaruhi oleh sejumlah faktor

biologis dan lingkungan baik secara terpisah maupun bersama-sama

kombinasi keduanya. Individu merupakan hasil interaksi antara kedua

faktor ini. Baik proses maupun produk, suatu gerakan dan performans

fisikal bersumber dari latar belakang warisan genetik dan lingkungan

menurut Rohendi (2017) yaitu :

2.2.3.1 Faktor biologis (genetik)

Sifat genetik yang diwariskan kepada setiap individu banyak

kesamaan. Salah satu persamaannya itu adalah kecenderungan

perkembangan manusia yang teratur dan dapat diramalkan. Sejumlah

Page 42: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

20

faktor biologis yang mempengaruhi perkembangan motorik tampak pada

pola perkembangan.

1. Arah perkembangann

Arah perkembangan mengacu kepada keteraturan, urutan yang dapat

diprediksi daripada perkembangan fisik yang berawal dari kepala

hingga kaki (cephalocaudal) dan dari pusat tubuh ke bagian periferi

(proximodistal). Proses cephalocaudal dan proximodistal berlangsung

sepanjang hayat dan cenderung terbalik sejalan pertambahan usia.

2. Laju pertumbuhan

Laju pertumbuhan seseorang mengikuti pola karakter yang universal

dan tahan terhadap pengaruh eksternal. laju dan kecepatan terganggu

pertumbuhan masih tetap berkompensasi oleh proses self regulatory

yang belum dapat dijelaskan cara bekerjanya membantu anak dalam

mencapai kedewasaan. Proses self regulatory dari pertumbuhan akan

dapat mengkompensasi penyimpangan-penyimpangan kecil dalam

pola pertumbuhan, akan tetapi tidak akan dapat menanggulangi

penyimpangan besar seperti anak yang lahir dengan berat badan yang

kurang dari 1,25 kg. Terbatasnya kesempatan bergerak dan hilangnya

pengalaman motorik yang terjadi secara berulang-ulang dan terlihat

pengaruhnya terhadap kemampuan tugas-tugas performans anak yang

merupakan karakteristik terutama pada tingkat usia.

Page 43: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

21

3. Perbedaan dan Integrasi

Jalinan yang berbelit-belit dan progresif serta terkoordinasi daripada

mekanisme sistem persarafan otot berlawanan dalam hubungannya

untuk meningkatkan kematangan merupakan karakteristik

perkembangan karakter anak. Terdapat dua proses yang berkaitan

dengan kompleksitas peningkatan fungsional ini yaitu diferensiasi dan

integrasi. Diferensiasi merupakan kemajuan secara bertahap dan

menyeluru daripada pola gerakan kasar pada masa bayi menjadi

gerakan-gerakan yang lebih halus dan fungsional pada masa kanak-

kanak dan masa adolesensi sesuai dengan tingkat kematangannya.

Integrasi merupakan upaya menjadi hubungan bermacam-macam otot

dan sistem persarafan agar menjadi selaras.

4. Kesiapan (Readiness)

Thorndike, bapak teori belajar pertama-tama mengemukakan tentang

prinsip-prinsip dasar readiness dalam kaitannya dengan respon

emosional terhadap suatu tindakan yang diharapkan. Konsep readiness

pada dewasa ini lebih luas dan merujuk kepada kesiapan belajar.

Kesiapan atau readiness diartikan sebagai keseluruhan kondisi

individu yang membuat siap untuk memberikan respon dengan cara

tertentu terhadap suatu situasi. Konsep readiness dewasa ini tidak

terkait dengan kematangan biologis tetapi juga termasuk

pertimbangan terhadap faktor lingkungan yang dapat dimodifikasi

atau dimanipulasi untuk mendorong atau meningkatkan pembelajaran.

Page 44: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

22

5. Periode belajar kritis

Konsep ini terkait dengan kesiapan dan berkisar seputar pengamatan

terhadap waktu tertentu dimana individu lebih peka terhadap jenis-

jenis rangsangan tertentu. Perkembangan normal pada periode

berikutnya dapat terganggu jika anak gagal menerima rangsangan

yang tepat selama masa kritis.

6. Perbedaan individu

Setiap orang adalah individu yang unik dengan periode perkembangan

yang berbeda-beda. Masa perkembangan inidvidu merupakan

gabungan dari hereditas dan pengaruh-pengaruh lingkungan meskipun

urutan munculnya karakteristik perkembangan dapat diramalkan.

Kecenderungan menunjukan perbedaan individu terkait erat dengan

konsep kesiapan dan dapat membantu untuk menjelaskan mengapa

ada individu yang siap untuk belajar keterampilan baru sedangkan

yang lain belum siap melakukan.

7. Pilogeni dan Ontogeni

Banyak kemampuan rudimentary pada bayi dan kemampuan gerakan

fundamental pada anak-anak dianggap sebagai fiogenetik. Gerakan itu

sering muncul secara otomatis dan urutannya dapat diprediksi dalam

proses kematangan anak. Kemampuan rudimentary seperti

menjangkau (meraih), menggenggam, melepaskan benda, tugas gerak,

stabilitas dalam mengontrol otot-oto besar pada tubuh, kemampuan

dasar lokomotor seperti berjalan, melompat, berlari merupakan contoh

Page 45: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

23

terampilan pilogenetik. Keterampilan seperti berenang, bersepeda dan

ski-es adalah keterampilan untuk ontogenetik sebab keterampilan ini

tidak muncul secara otomatis pada individu tetapi membutuhkan satu

periode belajar atau latihan dari pengalaman serta dipengaruhi oleh

kultur seseorang.

2.2.3.2 Faktor lingkungan

1. Ikatan

Ikatan pada dasarnya adalah suatu perasaan kasih sayang yang kuat

dan penuh perasaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ikatan

emosional ini mulai terbentuk saat kelahiran dan pembentukannya

akan gagal bila bayi dipisahkan dari ibunya saat awal kelahirannya,

(Kennell, 1974, Robson, 1967 dan Winterm 1973). Pemisahan terlalu

awal antara orang tua dan anak akan mempengaruhi perkembangan

anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi mengawali pada pemisahan

awal adalah kelahiran prematur, lahir dengan berat badan yang

kurang.

2. Stimulasi dan Deprivasi

Kematangan dan pembelajaran keduanya memainkan peran penting

dalam penguasaan kemampuan gerak. Kebutuhan anak yang paling

utama adalah kesempatan anak untuk berlatih keterampialn pada

perkembangan sudah siap untuk memberikan keuntungan pada

mereka.

Page 46: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

24

3. Temperamen

Klasifikasi temperamen anak-anak dapat dilakukan dengan berbagai

cara. Chase dan Thomas (1982) mengklasifikasikan anak berdasarkan

temperamen sebagai anak yang mudah, anak yang sulit, anak yang

lambat bereaksi.

2.2.3.3 Faktor fisikal

1. Kelahiran prematur

Berat bayi pada proses kelahiran normal adalah kira-kira 3,3 kg. Bayi

baru lahir yang berat badannya di bawah 2, 5 kg digolongkan bayi

prematur. Faktor penyebab kelahiran bayi sebelum lahir yang

berkaitan dengan ibunya adalah pengaturan pola makan, penggunaan

obat, merokok, terkena infeksi, dan terserang penyakit. Faktor lain

berpengaruh pada proses kelahiran adalah tingkat sosial ekonomi,

kelahiran kembar dan letak geografis.

2. Pola makan

Seseorang mudah mengkomsumsi sejumlah besar makanan yang

mengandung karbohidrat.

3. Tingkat kebugaran

Faktor yang mempengaruhi perkembangan perilaku manusia. Dalam

domain psiko motorik faktor tersebut disebut kemampuan fisik.

Kemampuan fisik dikaitkan dengan komponen kebugaran dan

kebugaran gerak yang membangun kemampuan fisik dan

mempengaruhi tingkat performans.

Page 47: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

25

4. Biomekanik

Prinsip biomekanika yang terkait dengan gerakan-gerakan lokomotor

atau stabilitas dan manipulasi antara lain keseimbangan, pemberian

tenaga, dan menerima tenaga.

2.3 Konsep Perkembangan Motorik Halus

2.3.1 Definisi Motorik Halus

Motorik halus merupakan salah satu proses perkembangan pada anak,

motorik halus merupakan kemampuan pada anak yang berhubungan pada

keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot kecil, koordiansi mata dan

tangan. Saraf motorik halus dapat dilatih, dikembangkan melalui kegiatan,

dan rangsangan yang terus menerus diberikan dengan tujuan sebagai

latihan (Permata, 2018). Gerakan halus yang melibatkan bagian-bagian

tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil, gerakan motorik halus ini

memerlukan koordinasi yang cermat. Semakin baik gerakan motorik halus

membuat anak dapat berkreasi. Karakter pengembangan motorik halus

anak lebih ditekankan pada gerakan tubuh yang lebih spesifik seperti

menulis, menggambar, menggunting dan melipat (Sari, 2018).

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Motorik Halus

Faktor yang mempengaruhi motorik halus anak menurut Chamidah (2015)

yaitu :

1. Faktor internal

a. Perbedaan ras atau etnik

Page 48: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

26

b. Keluarga

c. Umur

d. Jenis kelamin

e. Kelainan genetik

f. Kelainan kromosom

2. Faktor Eksternal

a. Gizi

b. Stimulasi

c. Psikologis

d. Sosial ekonomi

2.3.3 Karakter Perkembangan Motorik Halus

Tahapan usia yang memiliki karakteristik perkembangan motorik halus

anak prasekolah (Soetjiningsih, 2016) yaitu :

1. Umur 3 tahun

Pada usia ini, anak mampu mencontoh lingkaran, menggoyangkan ibu

jari, menara 8 kubus dan meniru garis vertikal.

2. Umur 4 tahun

Pada usia ini, anak mampu membuat gambar sebuah persegi empat

yang ditunjukan, menggambar orang, mencontoh segi empat.

3. Umur 5 tahun

Pada usia ini, anak mampu membuat gambar sebuah segitigadan juga

mampu membuat tangga dengan 6 kubus.

Page 49: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

27

2.3.4 Prinsip Perkembangan MotorikHalus

Prinsip perkembangan motorik menurut Hurlock (1980) Edisi kelima

antara lain :

1. Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis.

2. Peran kematangan dan belajar dalam perkembangan.

3. Perkembangan mengikuti pola yang tertentu dan yang dapat

diramalkan.

4. Semua individu berbeda.

5. Setiap tahap perkembangan mempunyai perilaku karakteristik.

6. Setiap tahap perkembangan mempunyai resiko.

7. Perkembangan dibantu rangsangan.

8. Perkembangan dipengaruhi oleh perubahan oleh perubahan budaya.

9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan.

2.3.5 Tujuan Peningkatan Motorik Halus

1. Anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang

berkaitan dengan keterampilan dalam menggerakkan kedua tangan.

2. Anak mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan

gerak jari-jari tangan.

3. Anak mampu untuk mengkoordinasikan antara penggunaan mata dan

aktivitas tangan.

4. Anak mampu mengendalikan emosi dalam melakukan aktivitas yang

merangsang motorik halus.

Page 50: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

28

2.3.6 Penilaian Perkembangan Menggunakan DDST (Denver Develomental

Screening Test)

2.3.6.1 Definisi DDST (Denver Developmental Screening Test)

Ada dua tes yang digunakan untuk mengukur perkembangan yaitu

DDST (Denver Develomental Screening Test) dan KSPS (Kuesioner Pra

Screening Perkembangan). DDST merupakan salah satu dari metode

skrinning terhadap kelainan perkembangan anak. DDST memenuhi semua

persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik, tes ini

mudah dan cepat hanya memerlukan waktu 15-20 menit. DDST ini secara

efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak

prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan dan pada

“follow up” selanjutnya 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami

kegagalan disekolah 5-6 tahun. DDST dinamakan Denver II

(Soetjiningsih, 2012).

Dalam pelaksanaan skrinning dengan DDST ini, umur anak perlu

ditetapkan terlebi dahulu dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu

bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.

2.3.6.2 Fungsi tes Denver II

Menurut Soejiningsih 2016 yaitu :

1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umumnya.

2. Menilai perkembangan anak sejak baru lahir sampai umur 6 tahun.

3. Menjaring anak tanpa gejala terhadap kemungkinan adanya kelahiran

perkembangan.

Page 51: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

29

4. Memastikan anak dengan kecurigaan terdapat kelainan atau memang

benar mengalami kelainan perkembangan.

5. Melakukan pemantauan perkembangan anak yang berisiko (misal

anak dengan masalah perinatal).

2.3.6.3 Aspek perkembangan yang dinilai

Semua tugas perkembangan disusun berdasarkan urutan

perkembangan dan dibagi menjadi 4 kelompok besar (sektor

perkembangan), yang meliputi :

1. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi

yang cermat.

2. Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

3. Personal social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungan.

4. Language (bahasa)

Kemamouan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti

perintah dan berbicara spontan.

2.3.6.4 Langkah pemeriksaan Denver II

1. Sapa orang tua atau pengasuh anak dengan ramah.

Page 52: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

30

2. Jelaskan maksud dan tujuan test DDST pada orang tua.

3. Hitung umur anak dan buat garis umur.

a. Instruksi umum : catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal

pemeriksaan pada formulir.

b. Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi

tanggal lahir.

c. Bila anak lahir prematur, koreksi factor prematuritas. Untuk anak

yang lahir lebih dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan dan

berumur kurang dari 2 tahun, maka harus dilakukan koreksi.

4. Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal

pemeriksaan pada ujung atas garis umur. Formulir Denver dapat

digunakan untuk beberapa kali, gunakan garis umur dengan warna

yang berbeda.

5. Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan

dari kit sesuai dengan apa yang ingin ditestkan.

6. Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan

dimulai dari sektor yang paling mudah dan dimulai dengan tugas

perkembangan yang terletak disebelah kiri garis umur, kemudian

dilanjutkan sampai ke kanan garis umur.

a. Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang

paling dekat disebelah kiri garis umur serta tiap tugas

perkembanagan yang ditembus garis umur.

Page 53: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

31

b. Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada

langkah i (gagal / menolak / tidak ada kesempatan), lakukan uji

coba tambahan kesebelah kiri garis umur pada sektor yang sama

sampai anak dapat ”lulus” 3 tugas perkembangan. Bila anak

mampu melakukan salah satu tugas perkambangan pada langkah,

lakukan tugas perkembangan tambahan kesebelah kanan garis

umur pada sektor yang sama sampai anak : gagal” pada 3 tugas

perkembangan.

7. Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.

Hal yang perlu diperhatikan :

a. Selama test berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada

perilaku yang khas, dibandingkan anak lainnya. Bila ada perilaku

yang khas tanyakan kepada orang tua / pengasuh anak, apakah

perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-hari yang dimiliki

anak tersebut.

b. Bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat

memberikan perilaku yang menghambat test.

c. Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk

memberi rasa percaya diri dan kepuasan orang tua.

d. Memberikan pujian walaupun gagal melakukan.

e. Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban.

f. Intepretasi harus dipertimbangkan sebelum memberitahu orang

tua bahwa test hasil normal atau abnormal.

Page 54: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

32

g. Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua.

h. Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah penampilan anak

merupakan kemampuan atau perilaku pada waktu lain.

2.3.6.5 Skoring

Penilaian terhadap perkembangan anak pada Denver II yaitu :

1. Pass/lulus (P)

Bila anak melakukan tes dengan baik, atau orang tua atau pengasuh

anak memberi laporan (tepat/dapat dipercaya) bahwa anak dapat

melakukannya.

2. Fail/gagal (F)

Bila anak tidak dapat melakukan tes dengan baik, atau orang tua atau

pengasuh memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukan

dengan baik.

3. No Opportunity (NO)

Bila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan tes karena

ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada tes dengan tanda

“R”.

4. Refusal/menolak (R)

Bila anak menolak untuk melakukan tes.

2.3.6.6 Interprestasi penilaian individual

Interprestasi penilaian individu dalam Denver II (Soetjiningsih, 2016)

yaitu :

Page 55: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

33

1. Lebih awal (advanced)

Bila seseorang anak lulus (pass) pada item tugas perkembangan yang

terletak di kanan garis umur, dinyatakan perkembangan anak lebih,

karena kebanyakan anak sebayanya belum lulus.

Gambar 2.1 Gambaran advanced (lebih) pada interprestasi penilaian

indivisual Tes Denver II.

2. Normal

Bila seseorang anak gagal (fall) atau menolak (refusal) melakukan tes

pada item di sebelah kanan garis umur, maka perkembangan anak

dinyatakan normal. Anak tidak diharapkan lulus sampai umurnya

lebih tua.

Gambar 2.2 Gambaran normal pada interprestasi penilaian indivisual

Tes Denver II bila anak gagal atau menolak ujin coba

disebelah kanan garis umur.

Page 56: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

34

Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R) pada

tugas perkembangan dimana garis umur terletak antara persentil 25

dan 75, maka dikategorokan sebagai normal.

Gambar 2.3 Gambaran normal pada interprestasi penilaian indivisual

Tes Denver II bila anak lulus, gagal, atau menolak uji

coba pada garis umur antara persentil 25 dan 75.

3. Coution (peringatan)

Bila seseorang anak gagal atau menolak tes pada item dimana garis

umur terletak pada atau antara persentil 75 dan 90, maka skornya

adalah Countion (tulis C sebelah kanan kotak segi panjang).

Gambar 2.4 Gambaran Countion (perinagatan) pada interprestasi

penilaian indivisual Tes Denver II.

Page 57: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

35

4. Delay (Keterlambatan)

Bila seseorang anak gagal atau menolak melakukan tes pada item

yang terletak lengkap di sebelah kiri garis umur, karena anak gagal

atau menolak tes dimana 90% anak-anak sudah dapat melakukannya.

Keterlambatannya ditandai dnegan memberi warna pada bagian akhir

kotak segi panjang.

Gambar 2.5 Gambaran delay (keterlambatan) pada interprestasi

penilaian indivisual Tes Denver II.

5. Noopportunity (tidak ada kesempatan)

Pada tes yang dilaporkan orang tua atau anak tidak ada kesempatan

untuk melakukan atau mencoba, diberi skor sebagai NO.

Gambar 2.6 Gambaran no opportunity (tidak ada kesempatan) pada

interprestas penilaian indivisual Tes Denver II.

Page 58: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

36

2.3.6.7 Pengambilan kesimpulan

Pengambilan kesimpulan hasil tes skrinning perkembangan menurut

Denver II (Soetjiningsih, 2016) yaitu :

1. Normal

a. Bila tidak ada keterlambatan (F) atau paling banyak terdapat satu

(C).

b. Lakukan pemeriksaan ulang pada kontrol kesehatan berikutnya.

2. Abnormal

a. Terdapat 2 atau lebih keterlambatan (F).

b. Dirujuk untuk evaluasi diagnostik.

3. Suspek

a. Bila didapatkan dua atau lebih caution (C) dan atau satu atau lebih

keterlambatan (F).

b. Lakukan tes ulang dalam satu sampai dua minggu untuk

menghilangkan faktor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit,

mengantuk atau kelelahan.

4. Tidak dapat dites

a. Bila menolak pada satu item atau lebih di sebelah kiri garis umur

atau menolak pada lebih dari satu item yang tembus garis umur

pada daerah 75-90%.

b. Lakukan uji ulang dalam satu sampai dua minggu.

Page 59: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

37

Gambar 2.7 lembar DDST

Page 60: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

38

2.4 Konsep Bermain

2.4.1 Definisi Bermain

Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan

atau mempraktikkan keterampilan, memberi ekspresi terhadap pemikiran,

menjadi kratif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa

(Yuniarti, 2015). Bermain merupakan unsur yang penting untuk

perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan

sosial. Anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan

menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila

dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat

kesempatan bermain (Soetjiningsih, 2012). Bermain suatu kegiatan yang

menyenangkan bagi anak dan bermain adalah suatu kebutuhan yang sudah

ada dalam diri anak. Melalui bermain anak mulai membangun

keterampilan individu, berlatih memecahkan masalah dan berlatih

mengatasi hambatan mental dan fisik. Fungsi dari permainan adalah

sebagai alat perangsang pertumbuhan, kecerdasan dasar anak dan juga

mengoptimalkan fisik motorik anak secara baik (Nandari Immas, 2017).

2.4.2 Variasi dan Keseimbangan dalam Aktivitas Bermain

Variasi dan keseimbangan dalam aktivitas bermain menurut Soetjiningsih

(2016) yaitu :

1. Bermain aktif

a. Bermain mengamati atau menyelidiki (exloratory play).

Page 61: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

39

Anak yang baru memiliki alat permaianan, anak tersebut meraba,

mencium, menekan dan berusaha membongkar.

b. Bermain konstruksi (construction play)

Anak umur 3 tahun menyusun balok menjadi rumah-rumahan,

bermain puzzle, lego.

c. Bermain drama (dramatic play)

Anak main rumah-rumahan, bermian jual-jualan.

d. Bermain bola, tali, naik sepeda

2. Bermain pasif

Anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar.

Bermain pasif dilakukan apabila anak sudah lelah bermain aktif dan

membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihan.

Contoh bermain pasif :

a. Melihat gambar dibuku atau majalah.

b. Mendengar cerita, dongeng, dan musik.

c. Menonton televisi dan video.

2.4.3 Manfaat Bermain

Manfaat dari bermain (Soetjiningsih, 2012) yaitu :

1. Membuang ekstra-energi.

2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang,

otot, dan organ-organ.

3. Meningkatkan nafsu makan anak karena melakukan aktivitas.

4. Belajar mengontrol diri.

Page 62: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

40

5. Mengembangkan berbagai keterampilan yang akan berguna sepanjang

hidupnya.

6. Meningkatkan daya kreativitas dan perkembangan imajinasi.

7. Mendapatkan kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada

disekitar anak.

8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan

kedukaan.

9. Mendapatkan kesempatan untuk belajar bergaul dengan anak lainnya.

10. Mendapatkan kesempatan untuk menjadi pihak yang kalah atau pun

yang menang di dalam bermain.

11. Mendapatkan kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan.

12. Mengembangkan kemampuan intelektual, sosial dan emosional.

Pada anak yang sehat, kemampuan intelektual anak dipengaruhi selain

oleh stimulus, juga oleh gizi anak. Kekurangan gizi yang diserita sejak

masa janin sampai masa balita dapat mempengaruhi pertumbuhan otak

anak yang akan berdampak pada kemampuan intelektualnya.

2.4.4 Alat Permainan Edukatif dan Kreatif (APEK)

Alat permainan edukatif dan kreatif merupakan alat permainan yang

dapat mengoptimalkan perkembangan anak sesuai dengan usia dan tingkat

perkembangan menurut Soetijingsih (2016).

Manfaat alat permainan edukatif dan kreatif yaitu :

1. Mengembangkan aspek fisik yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat

menunjang atau merangsang pertumbuhan anak.

Page 63: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

41

2. Mengembangkan bahasa dengan melatih berbicara, menggunakan

kalimat yang benar.

3. Mengembangkan aspek kognitif yaitu dengan pengenalan suara,

ukuran, bentuk warna, dan konsep.

4. Mengembangkan aspek sosial yaitu hubungan dengan interaksi antara

ibu dana anak, keluarga dan masyarakat.

2.5 Konsep Terapi Finger Painting

2.5.1 Definisi Finger Painting

Finger painting merupakan teknik melukis secara langsung tanpa

menggunakan bantuan alat, anak dapat mengganti kuas dengan jari-jari

tangannya secara langsung. Finger painting dapat mengembangkan

ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan, mengembangkan

fantasi, imajinasi dan kreasi, melatih otot-otot tangan atau jari, koordinasi

otot dan mata, melatih kecakapan mengkombinasi warna, memupuk

perasaan terhadap gerakan tangan dan memupuk keindahan. Kegiatan

finger painting dapat digunakan sebagai kegaiatan alternatif guna

menggantikan krayon agar kegaiatan menggambar lebih menarik untuk

anak. Finger painting dapat membantu anak mengembangkan motorik

halusnya karena dapat melatih koordinasi mata dan tangan. Menurut

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 137 Tahun 2014, aspek

perkembangan motorik halus yang dapat dicapai oleh anak usia 3-6 tahun

adalah mampu mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan

Page 64: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

42

gerakan yang rumit, dengan indikator membuat berbagai bentuk dan

gambar dengan teknik finger painting.

2.5.2 Manfaat Terapi Finger Painting

Meningkatkan berfikir dan berbuat kreatif, mengembangkan

kemampuan dalam mengungkapkan nilai-nilai estetika dengan

menggambarkan karya-karya kreatif dan melatih otot-otot jari. Sebagai

media mencurahkan perasaan, alat bercerita, melatih ingatan, dapat

melatih kreativitas, mengembangkan rasa kesetiakawanan yang tinggi,

melatih koordinasi antara mata dan tangan (Suciati, 2016). Kegiatan

finger painting dapat digunakan untuk mengenalkan konsep warnapada

anak yaitu mengenalkan macam-macam warna primer dan sekunder,

untuk mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan

tangan, mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi, melatih otot-otot

tangan jari, koordinasi otot, melatih keterampilan tangan, kelentukan,

kerapian, dan keindahan. Oleh karenaitu, perlu dilakukan penelitian untuk

menguji kebenaran bahwa finger painting dapat mempengaruhi

kemampuan konsep warna dan kemampuan konsep warna dapat

dipengaruhi oleh kegiatan finger painting (Kuniawati Anis, 2017).

2.5.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan untuk bermain finger painting yaitu :

1. Cat warna khusus finger painting

2. Koran

3. Wadah kecil untuk tempat cat (pallete)

Page 65: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

43

4. Buku gambar

5. Air untuk cuci tangan

2.5.4 Langkah-langkah Bermain Finger Painting

Langkah-langkah untuk melakukan bermain finger painting yaitu :

1. Tuangkan beberapa cat dengan berbagai warna ke beberapa wadah.

2. Beri alas tempat bermain cat agar tidak kotor kemana-mana dengan

koran.

3. Lalu siapkan buku gambar untuk menggambar.

4. Siapkan air untuk cuci tangan.

5. Kemudian ajarkan anak terlebih dahulu untuk mencelupkan jari

tangan untuk mewarnai dan menggambar diatas buku gambar.

6. Setelah itu membiarkan anak untuk bereksplorasi sepuasnya

mengambar dan mewarnai.

7. Cuci tangan setelah melakukan menggambar dan mewarnai.

2.6 Konsep Terapi Meronce Manik-Manik

2.6.1 Definisi Terapi Meronce Manik-manik

Meronce merupakan suatu kegiatan perkembangan yang

meningkatkan motorik halus, di dalam membuat roncean terbuat dari

bahan-bahan yang di lubang dan disatukan dengan menggunakan tali dan

benang, untuk memasukkan benang atau tali kelubang-lubangnya dapat

menggunakan jarum atau tidak menggunakan jarum, gerakan meronce

Page 66: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

44

juga melibatkan bagian-bagian tubuh tubuh yang dilakukan otot kecil yang

membutuhkan koordinasi antara tangan dan mata (Rahmawati, 2017).

2.6.2 Manfaat Terapi Meronce Manik-manik

Manfaat terapi meronce manik-manik yaitu :

1. Stimulus otot anak dalam tahapan perkembangan menulis, meronce

membutuhkan kelincahan tangan dalam mengambil manik-manik dan

memasukan kedalam benang satu per satu.

2. Pengasah kemampuan kognitif anak.

3. Latihan anak dalam berkonsentrasi, kreatif dan kesabaran.

4. Melatih imajinasi dan melatih memegang dengan dua tangan.

2.6.3 Alat dan Bahan

1. Manik-manik aneka bentuk dan ukuran

2. Benang plastik

3. Lem

4. Gunting

2.6.4 Langkah - langkah Bermain Meronce Manik-manik

Langkah-langakh untuk bermain meronce manik-manik yaitu :

1. Potonglah benang sesuai ukuran yang diinginkan.

2. Mendesain atau menata manik-manik yang diinginkan.

3. Setelah selesai mendesain atau menata, masukan manik-manik ke

dalam benang dan tali dengan kuat.

4. Kemudian diberi lem pada pengait agar kuat.

Page 67: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

45

2.7 Kerangka Teori Penelitian

Konsep teori Imogene King tahun 1971, 1981, 1987 berfokus pada

interaksi tiga sistem yaitu sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem

sosial. Ketiganya membentuk hubungan personal antara perawat dan klien.

Hubungan perawat dan klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan

keperawatan. Tujuan perawat adalah memanfaatkan dan mempertahankan

adaptasi positif terhadap lingkungan (Potter&Perry, 2005).

Imogene King pada tahun 1971 mengembangkan suatu teori

pencapaian tujuan (theory of goal attainment)yang bersifat terbuka dan

dinamis. Kerangka kerja konseptual (conceptual framework). Teori King

terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting

Systems meliputi: personal systems (individual), interpersonal systems

(grup), social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi soaial,

sistem pelayanan kesehatan dan lain-lain) (Nursalam, 2016).

Hubungan teori king dengan keperawatan mengenai pencapaian

tujuan (1981) berasal dari kerangka konsepnya (kerangka kerja King

menunjukkan hubungan sistem personal (individu), sistem interpersonal

(kelompok seperti perawat-pasien), dan sistem sosial (sistem pendidikan).

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan

menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang

konstan dengan lingkungan.

Page 68: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

46

Kerangka Teori

Gambar 2.8 Kerangka konsep Imogene M. King

Gambar 2.8 kerangka konsep Imogene M. King menjelaskan pada

tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yang terdiri

atas tiga sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir dari

King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-personal,

interpersonal dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori yang

dicapai. King memilih 10 konsep dari literatur keperawatan (diri, peran,

persepsi, komunikasi, interaksi, transaksi, tumbuh-kembang, stress, waktu,

ruang pribadi, organisasi, status, kekuasaan, kewenangan, dan

Kerangka konsep Imogene M. King

Sistem sosial

Organisasi

Otorisasi

Kekuasaan

Pembuatan

keputusan

status

Sistem

interpersonal

Interaksi

Komunikasi

Transaksi

Peran

Stress

Sistem personal

Persepsi

Diri

Pertumbuhan

dan

perkembangan

Citra diri

Ruang

Waktu

Page 69: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

47

pengambilan keputusan) sebagai pengetahuan yang penting digunakan

oleh perawat. Dipilih sepuluh konsep dalam kerangka kerja tersebut (diri,

peran, persepsi, komunikasi, interaksi, transaksi, tumbuh-kembang, stress,

waktu dan ruang pribadi) sebagai pengetahuan inti yang digunakan

perawat dalam situasi keperawatan yang sesungguhnya.

2.8 Penerapan Kerangka Teori

Gambar 2.9 Kerangka teori perkembangan motorik halus anak

prasekolah menurut Imogene M. King

Perkembangan motorik halus

anak usia prasekolah

Sistem sosial Sistem personal

Mandiri

Agresif

Bermain secara

asosiatif

Mulai

mengeksporasi

seksualitas

Perkembangan

fisik

Kognitif

Psikososial

Bahasa

Moral

Spiritual

Citra tubuh

Sistem

interpersonal

Mudah

bersosialisasi

Sering marah

dan iri hati

dengan lainnya

Perubahan

perasaan

Perilaku benar

dan salah

Page 70: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

48

Gambar 2.9 menjelaskan bahwa perkembangan motorik halus yang

dapat mempengaruhi sistem sosial yang meliputi ras atau etnik, keluarga,

umur, jenis kelamin, kelainan genetik, kelainan kromosom. Sitem

interpersonal yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, psikososial,

bahasa, moral, spiritual, citra tubuh. Sistem personal yang meliputi gizi,

stimulus, psikologi, dan sosial ekonomi.

Page 71: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

49

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Keterangan :

: Diukur atau diteliti

: Tidak diukur atau diteliti

: Berhubungan

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Perbedaan Efektivitas Terapi

Finger Painting dan Terapi Meronce Manik-manik Terhadap

Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Prasekolah di TK

Sirapan.

Pencapaian

perkembangan

motorik halus :

1. Normal

2. Abnormal

3. Suspek

Terapi finger painting

dan terapi meronce

manik-manik

Faktor yang mempengaruhi

perkembangan motorik

halus anak :

Sistem sosial

Sistem interpersonal

Sistem personal

Faktor eksternal

Faktor internal

Page 72: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

50

Pada gambar 3.1 menjalaskan bahwa pada anak usia 3-6 tahun

melakukan terapi finger painting dan terapi meronce manik-manik yang

dapat mengembangkan ekspresi melalui media dengan gerakan tangan,

melatih otot-otot tangan atau jari, melatih anak untuk konsentrasi, kreatif,

dan kesabaran. Pencapaian dalam melakukan terapi finger painting dan

terapi meronce manik-manik yaitu perkembangan motorik halus normal,

abnormal dan suspek.

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan dan pernyataan

peneliti. Hipotesis juga merupakan suatu pernyataan asumsi tentang

hubungan dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu

pernyataan dalam suatu penelitian. setiap hipotesa atas suatu unit atau

bagian dari permasalahan (Nursalam, 2016).

H1 : Ada perbedaan efektivitas terapi finger painting dan terapi meronce

manik-manik terhadap perkembangan motorik halus pada anak

prasekolah di TK Sirapan Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun.

Page 73: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

51

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan perencanaan penelitian yang

menyeluruh yang menyangkut semua komponen dan langkah penelitian

dengan mempertimbangkan etika penelitian, sumber daya penelitian dan

kendala penelitian (Nasir, 2011). Desain penelitian adalah suatu strategi

untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan dan berperan sebagai

pedoman atau panutan penelitian pada seluruh penelitian (Nursalam,

2016).

Penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Experimental. Penelitian

ini ingin mengetahui perbandingan efektivitas terapi finger painting dan

terapi meronce manik-manik terhadap perkembangan motorik halus anak

usia prasekolah. Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah two

group pre-post test design. Penelitian ini melibatkan dua kelompok subjek

anak usia prasekolah yang diberikan intervensi terapi finger painting dan

satu sub yang lain diberikan meronce manik-manik.

Tabel 4.1 Desain Penelitian quasi-experimental

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Terapi finger

painting

A1 P1 A2

Terapi meronce

manik-manik

B1 P2 B2

Page 74: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

52

Keterangan :

A1 : Anak sebelum diberikan terapi finger painting

A2 : Anak sesudah diberikan terapi finger painting

B1 : Anak sebelum diberikan terapi meronce manik-manik

B2 : Anak sesudah diberikan terapi meronce manik-manik

P1 : Perlakuan terapi finger painting

P2 : Perlakuan terapi meronce manik-manik

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi adalam penelitian adalah subyek (misalnya

manusia: klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,

2016)

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh anak usia 3-5 tahun di

taman kanak-kanak sirapan yang berjumlah 20 orang.

4.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan subyek yang akan diteliti

yang dianggap mewakili suatu populasi (Hidayat, 2007). Sampel terdiri

atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek

penelitian melalui sampling (Nursalam, 2016).

Page 75: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

53

4.2.3 Kriteria Sampel

Sampel didapat dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum subyek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangka dan akan diteliti (Nursalam,

2016).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Anak usia 3-5 tahun.

b. Orang tua mengijinkan anaknya untuk menjadi responden.

c. Anak kooperatif.

d. Anak dalam kondisi sehat.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan menghilangkan atau mengeluarkan

subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai

sebab (Nursalam, 2016).

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Anak tidak hadir dalam pertemuan yang telah dijadwalkan oleh

peneliti.

4.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan proses menyeleksi porsi dari populasi

untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara

Page 76: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

54

yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang

benar sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian (Nursalam, 2016).

Pada penelitian ini menggunakan teknik penelitian total sampling.

Total sampling merupakam teknik pengambilan sampel dimana jumlah

sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007).

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja merupakan bagian kerja terhadap rancangan kegiatan

penelitian yang akan dilakukan meliputi bentuk kerangka atau alur

penelitian, mulai dari desain hingga analisis data (Hidayat, 2007).

Page 77: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

55

Gambar 4.1 Kerangka kerja efektivitas terapi finger painting dan terapi

meronce manik-manik terhadap perkembangan motorik halus

pada anak prasekolah.

Variabel

Variabel bebas :

Terapi finger painting dan

terapi meronce manik-manik

Variabel terikat :

Kemampuan motorik halus

anak usia prasekolah

Populasi

Seluruh anak Tk A yang berjumlah 20 anak di TK Sirapan

Sampel

20 anak yang normal, abnormal, suspek dan tidak dites

dalam pencapaian perkembangan motorik halus anak

Teknik Sampling

Total sampling

Jenis Penelitian

two group pre-post test design

Pengumpulan Data

Menggunakan kuesioner dan DDST (Denver Development

Screening Test)

Pengolahan Data

Editing, coding, scoring, and tabulating

Analisa Data

Uji Wilcoxon Sign Rank Test dan Man Whitney

Hasil dan Kesimpulan

Page 78: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

56

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.5.1 Identifikasi Variabel

Variabel merupakan perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain), variabel merupakan

konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu

fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian

(Nursalam, 2016). Dalam penelitian ini didapatkan 2 variabel yaitu :

1. Variabel independen (bebas)

Variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain

(Nursalam, 2016). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

terapi finger painting dan terapi meronce manik-manik.

2. Variabel dependen (terikat)

Variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain

(Nursalam, 2016). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

kemampuan motorik halus pada anak usia prasekolah.

4.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi berdasarkan karakteristik

yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran

secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Pada definisi

operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi, komunikasi, dan

replikasi (Nursalam, 2016).

Page 79: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

57

Tabel 4.2 definisi operasional

Variabel

Penelitian

Definisi

Operasional Parameter

Alat

ukur Skala Skor/kategori

Variabel

Independen :

1. Terapi finger

painting

Kegiatan melukis

secara langsung

tanpa

menggunakan

bantuan alat,

mengganti kuas

dengan jari-jari

tangannya secara

langsung.

1. Frekuensi: 1

kali seminggu

setiap hari

kamis

2. Durasi 60

menit

3. Cara (mode)

terapi :

kontiyu

4. Tempat :

Ruang kelas

TK Sirapan

5. Program

latihan 2

minggu

SOP

-

-

2. Terapi

meronce

manik-

manik

Kegiatan

Meronce

merupakan suatu

kegiatan

perkembangan

yang

meningkatkan

motorik halus, di

dalam membuat

roncean terbuat

dari bahan-bahan

yang di lubang

dan disatukan

dengan

menggunakan tali

dan benang,

menggunakan

jarum, gerakan

meronce.

1. Frekuensi: 1

kali seminggu

setiap hari

jumat.

2. Durasi 60

menit

3. Cara (mode)

terapi :

kontiyu

4. Tempat :

Ruang kelas

TK Sirapan

5. Program

latihan 2

minggu

SOP - -

Variabel

Dependen :

Kemampuan

motorik halus

anak usia

prasekolah

salah satu proses

perkembangan

pada anak,

motorik halus

merupakan

kemampuan pada

anak yang

berhubungan pada

keterampilan fisik

yang melibatkan

otot-otot kecil,

Anak usai 3-5

tahun:

1. Mencoret-

coret kertas

2. Menyusun 4

buah kubus

3. Menggaris

lurus kebawah

± 2,5 cm

4. Anak mampu

menggambar

DDST Ordinal Normal :

Tidak ada

keterlambatan.

Abnormal :

Memiliki 2

atau lebih

keterlambatan.

Suspek :

Memiliki 2

atau lebih

caution (c) dan

Page 80: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

58

Variabel

Penelitian

Definisi

Operasional Parameter

Alat

ukur Skala Skor/kategori

koordiansi mata

dan tangan. Saraf

motorik halus

dapat dilatih,

dikembangkan

melalui kegiatan,

dan rangsangan

yang terus

menerus

diberikan dengan

tujuan sebagai

latihan.

lingkaran

5. Menyusun 8

buah kubus

6. Menggambar

orang 3 bagian

7. Mencontoh

garis

berpotongan

8. Memilih garis

yang lebih

panjang.

atau lebih

keterlambatan

(f).

Tidak dites :

Bila menolak

pada satu item

atau lebih atau

menolak.

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau

mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data-data secara

sistematis serta objekif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau

menguji suatu hipotesis. Instrumen penelitian merupakan alat

pengumpulan data dalam suatu penelitian (Nasir, 2011). Pada penelitian

ini mengumpulkan data responden dengan memberikan kuesioner data

umum dan mengukur pencapaian perkembangan motorik halus dengan

menggunakan DDST (Denver Development Skrinning Test)

4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.7.1 Uji Validitas

Prinsip validitas merupakan pengukuran dan pengamatan yang berarti

prinsip-prinsip keandalan instrumen dalam pengumpulan data. Instrumen

Page 81: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

59

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2016). Menguji

apakah suatu kuesioner dianggap valid, maka perlu di uji coba dan

dilakukan analisis. Bila kuesinoner tersebut telah memiliki validitas

konstruk, berarti semua item (pernyataan) yang ada dalam kuesioner itu

mengukur apa yang kita ukur (Saryono, 2011). Untuk mengukur r atau

koefisiensi korelasi dan tingkat signifikasinya dapat digunakan bantuan

program komputer. Arikunto (2011) mengatakan validitas merupakan

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesalihan

suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau salih mempunyai

validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah. Rumus yang dapat digunakan adalah dikemukakan oleh

parson, yang dikenal rumus product moment person. Penentuan uji

validitas : jika p-value ≤ 0,05 maka item pertanyaan valid, jika p-value ≥

0,05 maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid.

4.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hasil pengukuran

konsisten atau tetap azas bila dilakukan pengukuran berulang (konsisten,

akurasi dan presisi) (Saryono, 2011). Uji reabilitas adalah uji yang

dijalukan untuk mengukur apakah instrumen yang dilakukan telah reliabel.

Suatu alat ukur dikatakan reliable alat itu mengukur suatu gejala dalam

berlainan senantiasa menunjukan hasil yang sama. Reliabilitas merupakan

kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan

Page 82: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

60

hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan.

Alat dan cara mengukur atau mengamati sama-sama memegang peranan

yang penting dalam waktu yang bersamaan (Nursalam, 2016).

4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.8.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Sirapan

Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun.

4.8.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan, dimana

pertemuan untuk terapi finger painting dan terapi meronce manik-manik

pada responden yang dilakukan sebanyak 6 kali. 1 kali pre-test, 5 kali

tretmen atau intervensi dan post test dilakukan setelah dilakukan tretmen

atau intervensi.

4.9 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlakukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2016). Dalam melakukan penelitian prosedur yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mengurus surat ijin penelitian dengan surat dari STIKES BHAKTI

HUSADA MULIA MADIUN.

2. Berkoordianssi dengan Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Sirapan.

Page 83: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

61

3. Melakukan survey data awal mengenai kondisi kemampuan motorik

halus anak.

4. Melakukan total sampel terhadap 20 anak Tk A

5. Mengelompokan responden menjadi 2 kelompok. Dimana kelompok

pertama diberikan terapi finger painting dan kelompok kedua

mendapatkan terapi meronce manik-manik.

6. Peneliti memberikan kuesioner yang harus diisi reponden yaitu orang

tua.

7. Peneliti mengecek dan memastikan kembali bahwa semua pertanyaan

sudah terisi. Bila terdapat jawaban yang terlewat, peneliti langsung

menanyakan kembali kepada responden.

8. Setelah semua data terkumpul peneliti melakukan pengolahan data,

analisis data danmembuat laporan hasil penelitian.

4.10 Teknik Analisi Data

4.10.1 Pengolahan data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini

disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari peneliti masih

mentah, belum diberikan informasi apa-apa dan belum siap untuk

disajikan (Notoatmodjo, 2013). Pengolahan data dilakukan melalui tahap-

tahap sebagai berikut :

Page 84: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

62

1. Editing

Editing merupakan daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para

pengumpul data. Tujuan editing adalah merupakan mengurangi

kesalahan atau kekurangan yang ada di daftar pertanyaan.Apabila ada

data-data yang belum lengkap, jika memungkinkan perlu dilakukan

pengambilan data ulang untuk melengkapi data-data tersebut

(Saryono, 2011).

2. Entri Data

Memasukkan data ke komputer dengan menggunakan aplikasi

program SPSS (Statitical Padage for Social Sciense)very 16.00 for

Window. Pada pengisian kode pada program SPSS masing-

masingvariabel penelitian diberi ode berupa angka.

3. Coding

Setelah data diedit dan disunting, selanjutnya dilakukan pemg

“kode”an atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau

bilangan. Coding yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Memberikan kode terhadap identitas responden

Usia ibu

20-30 tahun : kode 1

40-50 tahun : kode 2

Page 85: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

63

Tingkat pendidikan ibu

SD : kode 1

SMP : kode 2

SMA : kode 3

Perguruan Tinggi : kode 4

Pekerjaan ibu

Tidak bekerja/ ibu rumah tangga : kode 1

Swasta : kode 2

Wiraswasta : kode 3

PNS : kode 4

Jenis kelamin anak

Laki-laki : kode 1

Perempuan : kode 2

Usia anak

3 tahun : kode 1

4 tahun : kode 2

5 tahun : kode 3

b. Memberikan kode pada terapi

Terapi finger painting : kode 1

Terapi meronce manik : kode 2

Perkembangan motorik halus

Lulus/ pass : kode 1

Gagal/ fail : kode 2

Page 86: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

64

Tidak dites/ No Opportunity (No) : kode 3

Menolak/Refusal : kode 4

4. Scoring

Scoring merupakan penilaian data dengan memberikan skor pada

pertanyaan yang berkaitan dengan tindakan responden. Hal ini

dimaksutkan untuk memberikan bobot pada masing masing jawaban,

sehingga mempermudah perhitungan.

a. Pencapaian perkembangan motorik

Normal : 1

Abnormal : 2

Suspek : 3

Tidak dapat dites : 4

5. Tabulating

Tabulating yaitu pekerjaan membuat tabel, jawaban-jawaban yang

telah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Langkah

terakhir dari penelitian ini adalah melakukan analisa data. Selanjutnya

data dimasukkan ke komputer dan dianalisis secara statistik (Saryono,

2011). Dalam penelitian ini tabulasi efektivitas terapi dan

perkembangan motorik halus anak terdiri dari hasil data penelitian,

skor, dan kategori.

Page 87: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

65

4.10.2 Analisis Data

1. Analisa Univariat

Anaslisa univarat merupakan data yang diperoleh dari hasil

pengumpulan data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik. Jika data mempunyai

distribusi normal, maka mean dapat digunakan sebagai ukuran

penyebaran. Jika distribusi data tidak normal maka sebaliknya

menggunakan median sebagai ukuran pemusatan dan minimum-

maksimum sebagai ukuran penyebaran (Saryono, 2011).

Pada penelitian ini, peneliti menganalisa perbedaan efektifitas

terapi finger painting dan terapi meronce manik-manik terhadap

perkembangan motorik halus. Semua karakteristik responden dalam

penelitian ini seperti : usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, jenis

kelamin, terapi untuk perkembangan motorik halus anak.

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi

dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif.

Terdapat uji parametik dan non parametik pada analisis bivariat

(Saryono, 2011). Pada analisis bivariat ini dilakukan untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan terikat

dengan menggunakan statistik. Dalam penelitian ini analisis bivariat

dilakukan untuk mengetahui perbedaan efektivitas terapi finger

Page 88: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

66

painting dan terapi meronce manik-manik dengan kemampuan

motorik halus anak usia prasekolah.

Peneliti menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test, dasar yang

digunakan yaitu data dari dua variabel tidak berdistribusi normal

dengan α = 0,05. Selain itu juga melihat kemaknaan perhitungan jika

nila p-value ≤ α 0,05 berarti terdapat perbedaan yang bermakna

(signifikasi) atau H1 diterima dan H0 ditolak, artinya ada perbedaan

efektivitas terapi finger painting dan terapi meronce manik-manik

terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah. Jika nilai

p-value ≥ α 0,05 H1 ditolak dan H0 diterima artinya tidak ada

perbedaan efektivitas terapi finger painting dan terapi meronce manik-

manik terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah.

4.11 Etika penulisan

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek

penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar

manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,

sehingga peneliti yang akan dilaksanakan benar menjunjung tinggi

kebebasan manusia (Saryono, 2011). Beberapa prinsip etika penelitian

antara lain :

1. Prinsip etika penelitian

a. Prinsip manfaat

Page 89: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

67

Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk

penelitian yang dilakukan memiliki harapan dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan

membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan

pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi.

Penelitian yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dan

mempertimbangkan antara aspek resiko dengan aspek manfaat,

bila penelitian yang dilakukan dapat mengalami dilema dalam

etika.

b. Prinsip menghargai hak asasi manusia (Respect Human Dignity)

Manusia memiliki hak dan makhluk yang mulia yang harus

dihormati, karena manusia memiliki hak dalam menentukan

pilihan antara mau atau tidak untuk diikutsertakan menjadi

subyek penelitian.

c. Prinsip keadilan (Right To Justice)

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia

dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil,

hak menjga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan

terhadap manusia.

2. Masalah etika penelitian

Menurut Hidayat 2007 masalah etika penulisan yaitu :

a. Inform consent

Page 90: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

68

Inform consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Inform

consent ini merupakan lembar persetujuan umtuk menjadi

responden. Pemberian inform consent bertujuan agar subyek

mengerti maksud, tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya.

Setelah dijelaskan tujuan penelitian serta dampaknya sebagian

besar orang tua bersedia menjadi responden dan menandatangani

inform consent. Pengisian kuesioner dilakukan saat orang tua

mengantar anakanya berangkat sekolah sehingga ada beberapa

orang tua menolak untuk menjadi responden dikarenakan

keterbatasan waktu yang rata-rata calon responden buru-buru.

b. Prinsip anomality (tanpa nama)

Anomality berarti dalam menggunakan subyek penelitian tidak

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data. Penelitian

tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data.

Penelitian hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data. Peneliti tidak mencantumkan identitas responden hanya

menuliskan kode yang sudah ditentukan sebelumnya.

c. Prinsip confidentially (kerahasiaan)

Dalam hal ini kerahasian, informasi yang sudah didapatkan dari

responden harus menjamin kerahasiannya. Masalah ini

merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasian

hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Page 91: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

69

Disini peneliti tidak membicarakan atau tidak menuliskan atau

menyebutkan identitas dari responden.

Page 92: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

70

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini peneliti akan menyajikan hasil penelitian dan pembahasan

tentang Perbedaan Efektivitas Terapi Finger Painting Dan Terapi Meronce

Manik-Manik Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Anak

Prasekolah Di Tk Sirapan Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun.

Pengumpulan data dilakukan pada 20 responden ibu dan anak yang

melakukan terapi finger painting dan terapi meronce manik-manik, sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan pada penelitian maka hasil penelitian

berisi data umum. Data umum berisi tentang usia ibu, tingkat pendidikan,

pekerjaan ibu, jenis kelamin, usia anak dan pengukuran motorik dengan

DDST.

5.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian

Pengumpulan data dilakukan di TK Sirapan Kecamatan Madiun

Kabupaten Madiun, sebuah lembaga pendidikan formal yang berada di

Jalan Tejo Kusumo RT. 006 RW 003 Desa Sirapan. Dengan luas wilayah

sekitar ±165 meter, dengan batas sebelah timur lapangan sepak bola,

sebelah barat perkampungan Desa Sirapan, sebelah selatan SD Sirapan 01

dan sebelah utara Desa Dimong. Jumlah responden dalam penelitian ini

adalah 20 anak, yang terdiri dari 10 anak dengan terapi finger painting dan

10 anak dengan terapi meronce manik-manik Di TK Sirapan memiliki

Page 93: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

71

tenaga pengajar yaitu 1 kepala sekolah dan 3 guru pengajar. Fasilitas

sekolah yang memiliki sarana bermain yang cukup luas, memadai dan

lengkap.

5.2 Data Umum

5.2.1 Karakter Ibu Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian di Tk Sirapan Kecamatan/Kabupaten

Madiun didapatkan hasil sesuai dengan tabel 5.1 berikut :

Tabel 5.1 Hasil Distribusi Responden Berdasarkan Usia Ibu Di TK

Sirapan Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun. Usia Ibu Terapi Finger

Painting

Terapi Meronce

Manik-manik

Total %

n % N %

20-30 tahun 9 90 8 80 17 85

40-50 tahun 1 10 2 20 3 15

Jumlah 10 100 10 100 20 100

Berdasarkan tabel 5.1 bahwa dapat dilihat pada kelompok terapi

finger painting usia ibu sebanyak 9 responden (90%) berusia 20-30 tahun.

Pada terapi meronce manik-manik usia ibu sebanyak 8 responden (80%)

berusia 20-30 tahun.

5.2.2 Karakter Ibu Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.2 Hasil Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Di

TK Sirapan Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun. Pendidikan

Ibu

Terapi Finger Painting Terapi Meronce

Manik-manik

Total %

n % N %

SD 0 0 0 0 0 0

SMP 1 10 3 30 4 20

SMA/SMK 8 80 4 40 12 60

Perguruan

Tinggi

1 10 3 30 4 20

Total 10 100 10 100 20 100

Page 94: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

72

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan hasil pada kelompok terapi finger

painting semua ibu memiliki latar belakang pendidikan SMA/SMK

sebanyak 8 responden (80%). Pada terapi meronce manik-manik sebagian

besar memiliki latar belakang pendidikan SD dan Perguruan Tinggi yang

masing-masing sebanyak 3 responden (30%).

5.2.3 Karakteristik Ibu Berdasarkan Pekerjaan

TabeL 5.3 Hasil Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Di TK

Sirapan Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun. Pekerjaan Terapi Finger Painting Terapi Meronce manik-

Manik

Total %

n % n %

IRT 0 0 3 30 3 15

Swasta 5 50 2 20 7 35

Wiraswasta 5 50 3 30 8 40

PNS 0 0 2 20 2 10

Jumlah 10 100 10 100 20 100

Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan bahwa pada kelompok terapi finger

painting ibu responden memiliki pekerjaan swasta dan wiraswasta yang

masing-masing memiliki 5 responden (50%). Pada terapi meronce manik-

manik ibu responden bekerja sebagai irt dan wiraswasta yang masing-

masing memiliki 3 responden (30%).

5.2.4 Karakteristik Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.4 Hasil Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak

Terhadap Perkembangan Motorik Halus Di TK Sirapan

Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun. Jenis

Kelamin

Terapi Finger Painting Terapi Meronce Manik-Manik

Frekuensi (n) Presentase (%) Frekuensi (n) Presentase (%)

Laki-laki 4 40 5 50

Perempuan 6 60 5 50

Jumlah 10 100 10 100

Page 95: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

73

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa pada kelompok terapi

finger painting lebih banyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 6 anak

(60%). Pada terapi meronce manik-manik responden laki-laki dan

perempuan masing-masing memiliki 5 responden (50%).

5.2.5 Karakteristik Anak Berdasarkan Usia

Tabel 5.5 Hasil Distribusi Responden Berdasarkan Usia Anak Terhadap

Perkembangan Motorik Halus Di TK Sirapan Kecamatan

Madiun Kabupaten Madiun. Usia Anak Terapi Finger Painting Terapi Meronce Manik

Frekuensi (n) Presentase (%) Frekuensi (n) Presentase (%)

3 2 20 2 20

4 5 50 5 50

5 3 30 3 30

Jumlah 10 100 10 100

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dijelaskan pada kelompok terapi finger

painting dan terapi meronce manik-manik bahwa sebagian besar anak

berusia 4 tahun sebanyak 5 anak (50%).

5.2.6 Pengukuran Perkembangan Motorik Halus Dengan DDST Sebelum

Diberikan Terapi Finger Painting Dan Terapi Meronce Manik-manik

Hasil analisis dari pengukuran DDST anak sebelum diberikan terapi

di TK Sirapan Kecamatan/Kabupaten Madiun.

Tabel 5.6 Hasil Distribusi Frekuensi Pengukuran DDST Anak Sebelum

Diberikan Terapi Di TK Sirapan Kecamatan Madiun

Kabupaten Madiun. Perkembangan

Motorik

Terapi Finger Painting Terapi Meronce Manik-Manik

Frekuensi

(n)

Presentase

(%)

Frekuensi

(n)

Presentase

(%)

Normal 5 50 6 60

Suspek 5 50 4 40

Jumlah 10 100 10 100

Page 96: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

74

Berdasarkan tabel 5.6 dari total 20 anak didapatkan hasil

perkembangan motorik halus pada terapi finger panting sebanyak 5 anak

(50%) normal. Pada terapi meronce manik-manik sebanyak 6 anak (60%)

normal.

5.3 Data Khusus

5.3.1 Perkembangan Motorik Halus Anak Sebelum Dan Sesudah Diberikan

Terapi Finger Painting

Tabel 5.7 Hasil Distribusi Perkembangan Motorik Halus Anak Sebelum

Dan Sesudah Diberikan Terapi Finger Painting Di TK Sirapan

Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun. Hasil Terapi Pre Post Total

n % n % n %

Normal 5 50 8 80 13 65

Suspek 5 50 2 20 7 35

Total 10 100 10 100 20 100

Wilcoxon signed rank test p= 0,083

Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan kondisi motorik halus anak

sebelum terapi finger painting yaitu normal sebanyak 5 anak (50%) dan

sesudah dilakukan sebanyak 8 anak ( 80%).

Setelah dilakukan uji statistik dengan Wilcoxon Signed Rank Test

didapatkan nilai p= 0,083 (p> 0,05), yang artinya tidak ada perbedaan

efektivitas terapi finger painting terhadap perkembangan motorik halus

anak sebelum dan sesudah dilakukan terapi finger painting.

Page 97: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

75

5.3.2 Perkembangan Motorik Halus Anak Sebelum Dan Sesudah Diberikan

Terapi Meronce Manik-Manik

Tabel 5.8 Hasil Distribusi Perkembangan Motorik Halus Anak Sebelum

Dan Sesudah Diberikan Terapi Meronce Manik-manik Di TK

Sirapan Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun. Hasil Terapi Pre Post Total

n % n % N %

Normal 6 60 10 100 16 80

Suspek 4 40 0 0 4 20

Total 10 100 10 100 20 100

Wilcoxon signed rank test p= 0,046

Berdasarkan tabel 5.8 didapatkan kondisi motorik halus anak

sebelum terapi meronce manik-manik yaitu normal sebanyak 6 anak (60%)

dan sesudah dilakukan sebanyak 10 anak ( 100%).

Setelah dilakukan uji statistik dengan Wilcoxon Signed Rank Test

didapatkan nilai p= 0,046 (p< 0,05), yang artinya ada perbedaan terapi

meronce manik-manik terhadap perkembangan motorik halus anak

sebelum dan sesudah dilakukan terapi meronce manik-manik.

5.3.3 Perbedaan Efektifitas Terapi Finger Dan Terapi Meronce Manik-

Manik Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak

Tabel 5.9 Hasil Distribusi Motorik Halus Anak Sesudah Diberikan

Terapi Finger Painting Dan Terapi Meronce Manik-Manik Di

TK Sirapan Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun. Kondisi Motorik

Halus

Post Finger

painting

Post Meronce

Manik-manik

Total %

n % n %

Normal 8 80 10 100 18 90

Suspek 2 20 0 0 2 10

Jumlah 10 80 10 100 20 100

Man Whitney p= 0,146

Berdasarkan tabel 5.9 didapatkan hasil kondisi motorik halus anak

pada kelompok terapi finger painting sesudah diberikan sebanyak 8 anak

Page 98: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

76

(80%) normal dan kelompok sesudah diberikan terapi meronce manik-

manik motorik halus sebanyak 10 anak (100%) normal.

5.4 Pembahasan

Pada bagian ini akan dijelaskan hasil penelitian perbedaan efektivitas

terapi finger painting dan terapi meronce manik-manik terhadap

perkembangan motorik halus pada anak prasekolah di TK Sirapan

Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun.

5.4.1 Perkembangan Motorik Halus Anak Sebelum Dan Sesudah Diberikan

Terapi Finger Painting

Berdasarkan tabel 5.7 hasil penelitian yang dilakukan pada 10 anak

dengan terapi finger painting di TK Sirapan Kecamatan Madiun

Kabupaten Madiun menunjukkan sebagian besar anak dengan

perkembangan motorik normal sebanyak 5 anak (50%), sementara itu anak

dengan pencapaian perkembangan motorik suspek sebanyak 5 anak (50%).

Perkembangan motorik halus kelompok terapi finger painting

sebelum dan sesudah melalui uji Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan

hasil bahwa H1 ditolak. Hubungan ini menunjukkan tidak ada perbedaan

motorik halus anak sebelum dan sesudah dilakukan terapi finger painting.

Perkembangan motorik halus anak usia prasekolah menurut

(Rohendi 2017) akan terlihat pada perkembangan fisik dan perkembangan

kognitif. Pada perkembangan fisik terjadi peningkatan koordinasi otot

besar dan halus, proses perkembangan kognitif menurut Jean Peaget

Page 99: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

77

(1969) menekan pada proses kematangan, pengalaman (lingkungan).

Individu dapat meempengaruhi lingkungan sebaliknya lingkungan dapat

mempengaruhi individu. Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

adalah kematangan pengalaman dan transmisi sosial. Menurut

Soetjiningsih (2012) kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh

matangnya fungsi motorik, dan koordinasi neuromuskular yang baik,

fungsi visual yang akurat dan kemampuan intelek nonverbal. Dan

perbedaan perkembangan motorik halus anak dipengaruhi oleh

pembawaannya dan stimulasi yang didapatkan.

Penelitian ini sesuai dengan pendapat Nurjannah (2017), penelitian

ini menunjukkan hasil peningkatan perkembangan motorik halus anak TK

At-Taqwa pada peningkatan 23 responden anak dan 2 responden anak

yang tidak ada peningkatan. Berdasarkan penelitian Maghfuroh (2017),

pada penelitian ini menunjukan hasil pengaruh finger painting pada anak

usia prasekolah di TK Sartika I Sumurgenuk Kecamatan Babat Lamongan

pada peningkatan 40 responden anak dan 2 responden anak yang tidak ada

peningkatan. Menurut Fida & Maya (2012) mengemukakan perkembangan

motorik halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh

kesempatan untuk belajar dan berlatih. Pada terapi finger painting dapat

mengembangkan fantasi, imajinasi dan kreasi, melatih otot-otot tangan

atau jari, koordinasi otot dan mata, melatih kecakapan mengkombinasi

warna, memupuk perasaan terhadap gerakan tangan dan keindahan.

Page 100: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

78

Faktor yang mempengaruhi terapi finger painting adalah pekerjaan

ibu responden yaitu swasta dan wiraswasta. Ibu responden merupakan

wanita karir yang memiliki peran ganda sebagai ibu rumah tangga.

Dampak negartif dari ibu yang bekerja adalah tidak dapat memberikan

perhatian yang penuh pada anaknya ketika anak dalam masa tumbuh

kembang yang pesat (Lindawati, 2014). Perhatian ibu terhadap anak yang

kurang mendapat stimulasi yang optimal bagi perkembangan motorik

halus anak menyebabkan kemampuan motorik halus anak tidak

berkembang dengan baik.

5.4.2 Pekembangan Motorik Halus Pada Anak Prasekolah Sebelum Dan

Sesudah Diberikan Terapi Meronce Manik-Manik

Berdasarkan tabel 5.8 hasil penelitian yang dilakukan pada 10 anak

dengan terapi meronce manik-manik di TK Sirapan Kecamatan Madiun

Kabupaten Madiun menunjukan sebagian besar anak dengan

perkembangan motorik normal sebanyak 6 anak (60%), sementara itu anak

dengan pencapaian perkembangan motorik suspek sebanyak 4 anak (40%).

Perkembangan motorik halus kelompok terapi meronce manik-

manik sebelum dan sesudah melalui uji Wilcoxon Signed Rank Test

didapatkan hasil bahwa H1 diterima. Hubungan ini menunjukkan ada

perbedaan motorik halus anak sebelum dan sesudah dilakukan terapi

meronce manik-manik.

Meronce merupakan suatu kegiatan perkembangan yang

meningkatkan motorik halus di taman kanak-kanak, dalam membuat

Page 101: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

79

roncean terbuat dari bahan-bahan yang berlubang dan disatukan dengan

menggunakan tali dan benang. Untuk memasukkan benang atau tali

kelubang-lubangnya dapat menggunakan jarum atau tidak menggunakan

jarum. Gerakan motorik halus tidak banyak membutuhkan tenaga tetapi

membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian antara lain

mengkoordinasi tangan dan mata. Kegiatan meronce bermedia manik-

manik dan makroni, anak akan belajar melalui media benda konkrit yang

memberikan kesempatan untuk anak menggali tentang persamaan benda,

perbedaaan benda, dan konsentrasi yang dapat meningkatkan kemampuan

motorik halus anak ( Dwi Rahmawati, 2017).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Tantri Darmastuti (2014),

bahwa dengan melakukan kegiatan meronce manik-manik dengan metode

demonstrasi, pembelajaran meronce anak TK, menjadi lebih efektif. Dan

pada penelitian (Maria Qor‟iah, 2018) hasil penelitian di KB/TK Islam

Darul Fatah Surabaya bahwa gerak koordinasi yang dapat

mengembangkan perkembangan motorik halus adalah dapat membuat

roncean atau melakukan kegiatan meronce.

Faktor yang mempengaruhi terapi meronce manik-manik adalah usia

anak. Pada anak usia dini merupakan golden age (masa peka) yaitu waktu

yang paling tepat untuk memberikan bekal yang kuat kepada anak untuk

menggali segala potensi kecerdasan anak sebanyak-banyaknya (Yuniarti,

2015). Pada masa anak usia prasekolah ini anak dapat mengembangkan

fisik, kognitif, psikososial, bahasa, moral, spiritual dan citra tubuh. Usia

Page 102: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

80

prasekolah ini anak. Pada saat dilakukan terapi ini anak aktif dalam

berinteraksi dengan penelitian dan mengikuti intruksi yang diberikan

peneliti. Selain itu beberapa rekan dan guru juga membantu dalam

penelitian ini agar penelitian ini dalam mengkondisikan responden untuk

tetap fokus dan berkonsentrasi dalam mengikuti intruksi penelitian. Pada

kelompok terapi meronce manik-manik, anak tersebut mengalamin

peningkatan kemampuan motorik halus yang ditinjau dari tidak adanya

jumlah anak yang suspek. Semakin sering terjalin interaksi dengan anak,

tujuan interaksi untuk meningkatkan motorik halus anak yang dapat

dicapai dengan mudah.

5.4.3 Analisis Pebedaan Perkembangan Motorik Halus Anak Sesudah

Diberikan Terapi Finger painting Dan Terapi Meronce Manik-Manik

Berdasarkan tabel 5.9 perbedaan efektivitas terapi sebelum dan

sesudah terapi finger painting dan terapi meronce manik-manik melalui uji

Man Whitney didapatkan hasil bahwa p= 0,146 (p> 0,05) yang berarti H1

ditolak yaitu tidak ada berbedaan efektivitas terapi finger painting dan

terapi meronce manik-manik terhadap perkembangan motorik halus pada

anak prasekolah di Tk Sirapan Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun.

Hasil ini dapat terjadi karena hasil sesudah terapi finger painting dan

terapi meronce manik-manik semua responden memiliki perkembangan

motorik halus normal. Bila dilihat menggunakan uji Wlcoxon Signed Rank

Test didapatkan hasil bahwa terapi meronce manik-manik berpengaruh

Page 103: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

81

dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak dibandingkan

dengan terapi finger painting.

Faktor yang mempengaruhi terapi finger painting adalah Faktor yang

mempengaruhi terapi finger painting adalah pekerjaan ibu responden yaitu

swasta dan wiraswasta. Ibu responden merupakan wanita karir yang

memiliki peran ganda sebagai ibu rumah tangga. Dampak negartif dari ibu

yang bekerja adalah tidak dapat memberikan perhatian yang penuh pada

anaknya ketika anak dalam masa tumbuh kembang yang pesat (Lindawati,

2014). Dan saat dilakukan terapi finger painting anak tersebut sering

berlarian di dalam dan luar kelas meninggalkan terapi yang diberikan,

sehingga finger painting yang diwarnai yang dibuat hasilnya kurang

maksimal. Sebagian besar anak bermain bersama teman yang dikenalnya

serta anak mengeluh bosan saat dipertengahan terapi finger painting.

Konsentrasi anak tidak berfokus pada terapi finger painting yang peneliti

lakukan. Faktor yang mempengaruhi terapi meronce manik-manik adalah

usia anak. Pada anak usia dini merupakan golden age (masa peka) yaitu

waktu yang paling tepat untuk memberikan bekal yang kuat kepada anak

untuk menggali segala potensi kecerdasan anak sebanyak-banyaknya

(Yuniarti, 2015). Dan pada saat melakukan terapi meronce manik-manik

anak aktif dalam berinteraksi dengan penelitian dan mengikuti intruksi

yang diberikan peneliti. Hal ini bisa terjadi karena anak yang aktif

berinteraksi dan rasa ingin tahu terhadap terapi meronce manik-manik

yang ingin dilakukan oleh dirinya sendiri serta anak berkonsentrasi dalam

Page 104: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

82

mengikuti intruksi peneliti untuk melakukan terapi meronce manik-manik.

Pengalaman belajar meronce manik-manik lebih nyata dan lebih disukai

oleh anak-anak. Pada terapi meronce manik-manik anak lebih bersemangat

untuk membuat kreasi meronce sesuai tema.

Menurut Hajar Pamadi (2008) dalam Suhartini (2016) meronce

adalah menata atau menyusun benda-benda, pernik-pernik, hiasan dengan

memenuhi rasa keindahan dengan bantuan mengikat komponen tadi

dengan utas atau tali. Dengan teknik ikatan ini, seseorang akan

memanfaatkan bentuk ikatan menjadi lebih lama dibandingkan dengan

benda yang ditata tanpa ikatan. Kegiatan meronce ini membutuhkan

koordinasi yang cermat serta ketelitian dan finger painting merupakan

teknik melukis secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat, anak

dapat mengganti kuas dengan jari-jari tangannya secara langsung. Finger

painting dapat mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan

gerakan tangan, mengembangkan fantasi, imajinasi dan kreasi, melatih

otot-otot tangan atau jari, koordinasi otot dan mata, melatih kecakapan

mengkombinasi warna, memupuk perasaan terhadap gerakan tangan dan

memupuk keindahan.

Page 105: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

83

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang berjudul perbedaan efektivitas terapi

finger painting dan terapi meronce manik-manik terhadap perkembangan

motorik halus pada anak usia prasekolah di TK Sirapan Kecamatan

Madiun Kabupaten Madiun. Dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tidak ada perbedaan motorik halus anak sebelum dan sesudah

diberikan terapi finger painting. Hal ini disebabkan karena

jumlah anak dengan kategori motorik halus normal pada sebelum

diberikan terapi finger painting normal sebanyak 5 anak (50%),

suspek sebanyak 5 anak (50%). Dan jumlah anak dalam kategori

motorik halus sesudah diberikan terapi finger painting normal

sebanyak 8 anak (80%), suspek sebanyak 2 anak (20%).

2. Ada perbedaan motorik halus sebelum dan sesudah diberikan

terapi meronce manik-manik. Terapi meronce manik-manik dapat

mengoptimalkan perkembangan kemampuan motorik halus anak

prasekolah karena dengan meronce anak lebih teliti,

mengkoordinasikan tangan untuk memasukkan benang ke manik-

manik dikarenakan ukuran lubang manik-manik yang relatif kecil.

3. Tidak ada perbedaan efektivitas terapi finger painting dan terapi

meronce manik-manik terhadap perkembangan motorik halus

Page 106: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

84

anak. Dilihat dari sebelum dan sesudah dari terapi finger painting

dan terapi meronce manik-manik dapat meningkatkan dan

mengoptimalkan kemampuan motorik halus anak.

6.2 Saran

1. Bagi institusi pendidikan

Walaupun di sekolah telah diberikan materi pembelajaran untuk

perkembangan motorik halus anak, namun ada baiknya guru

untuk memberikan terapi finger painting dan terapi meronce

manik-manik untuk meningkatkan perkembangan motorik halus

anak usia prasekolah.

2. Bagi institusi kesehatan

Untuk tenaga kesehatan terutama perawat anak dapat menjadikan

terapi finger painting dan terapi meronce manik-manik sebagai

salah satu alternatif terapi dalam upaya meningkatkan

kemampuan motorik halus anak usia prasekolah.

3. Bagi masyarakat

Diharapkan masyarakat mengetahui terapi finger painting dan

terapi meronce manik-manik untuk meningkatkan kemampuan

motorik halus anak usia prasekolah.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan

terapi finger painting dan terapi meronce manik-manik sebagai

upaya peningkatan kemampuan motorik halus anak dengan

Page 107: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

85

melibatkan jumlah sampel lebih banyak dan bisa

membandingankan 2 atau lebih taman kanak-kanak.

Page 108: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

86

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Chamidah. 2015. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

Anak.

https://scholar.google.co.id/sholar?q=deteksi+dini+gangguan+pertumbuhan

+dan+perkembangan+anak&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p%3Dn

XjL-AL9QhUJ. Di download pada 11 Januari pukul 18.00 WIB.

Darmaastuti, Tantri. 2014. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak

Dalam Kegiatan Meronce Dengan Manik-Manik Melalui Metode

Demontrasi Pada Anak Kelompok A Di TK Khadijah 2 Surabaya. Nama

Jurnal, Volume 1, Nomor : 01.

Dewi, Rizki. 2015. Teori & Konsep Tumbuh Kembang Bayi Toodler, Anak Dan

Usia Prasekolah. Yogjakarta : Nusa Medika.

Fida, & Maya. 2012. Pengantar Ilmu kesehatan Anak. Yogjakarta : D-Medika.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah

Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan Edisi 5. Jakarta : Erlangga.

IDAI. 2012. Pemantauan Tumbuh Kembang Anak. http://

dokumen.tips/documents/rekomendasi-idai-pemantauan-tumbuh-kembang-

anak.pdf.html. Di download pada tanggal 03 Januari 2019 pukul 07.30 WIB.

Kurniawati, Anis. 2017. Pengaruh Finger Painting Terhadap Kemampuan

Mengenal Konsep Warna Pada Anak Kelompok A. Jurnal PAUD Teratai,

Vol. 6, Nomer : 3.

Lindawati. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perkembangan

Motorik Anak Usia Prasekolah. Jurnal Kesehatan, hal 22-27.

Maghfuroh, Lilis. 2017. Pengaruh Finger Painting Terhadap Perkembangan

Motorik Halus Anak Usia Prasekolah di TK Sartka 1 Sumbergenuk Ke.

Babat Lamongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 10, Nomer : 1, : 36-43.

Nandari, Immas. 2017. Pengaruh Kegiatan Seni Finger Painting Terhadap

Kemampuan Motorik Anak Kelompok B TK RA As Sa‟adah Drirejo

Gresik. Jurnal PAUD Teratai, Vol. 6, Nomer : 3.

Nasir, ABD. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Page 109: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

87

Notoadmojo, S. 2013. Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka

Cipta.

Nurjannah, Nunung. 2017.Pengaruh Finger Painting Terhadap Perkembangan

Motorik Halus Anak Prasekolah TK At-Taqwa. Jurnal Keperawatan BSI,

Vol. V, Nomer : 2.

Nursalam. 2016. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 4. Jakarta : Salemba

Media.

Permata, H. D. 2018. Pengaruh Terapi Bermain Menggunting Kain Flanel

Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Dalam Kegaitan

Menggunting di TK TARBIYATUL ATHFAL 31 SEMARANG. Jurnal

Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. 3, Nomer : 3, : 117-196.

Potter & Perry, AG 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,

dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC.

Qori‟ah, Maria. 2018. Pengaruh kegiatan Meronce Dengan Media Sedotan

Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Kelmpok A Di KB/TK Islam

Darul Fatah Surabaya. Volume 7, Nomor : 3, Tahun 2018.

Priyoto. 2018. Ilmu Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Pustaka Panasea.

Rahmawati, Dwi. 2017. Pengaruh Meronce Bermedia Manik-Manik Dan Makroni

Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A1 TK Yapita

Sukolilo Surabaya. Pengaruh Meronce Bermedia Manik-Manik Dan

Makroni Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A1.

Rohendi, A. 2017. Perkembangan Motorik. Bandung : Alfabeta.

Sari, L.P., 2018. Pengaruh Senam Otak Terhadap Peningkatan Motorik Halus

Pada Anak Usia 3-4 Tahun di Paud Mawar Tlogomas. Nursing News, Vol.

3, Nomer : 1.

Saryono. 2011 . Metodelogi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Edisi 2. Jakarta: EGC.

Soetjiningsih. 2016. Tumbuh Kembang Edisi 2. Jakarta: EGC.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Suciat i. 2016. Pengaruh Kegiatan Finger Painting Berbasis Teori Lokomosi

Terhadap Keterampilan Motorik alus Anak. E-journal Pendidikan Anak

Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4, Nomer : 2.

Page 110: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

88

Suhartini. 2015. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan

Meronce Pada Anak Usia 4-5 Tahun di Paud As-Sakinah Desa Sungai Jalau

Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar.

Yuniarti, S. 2015. Pengaruh Terapi Bermain (Melompat Tali Dan Meronce

Manik-Manik) Terhadap Perkembangan Motorik Pada Siswa di Paud Fajar

Purnama Mandiri Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Jurnal

Kesehatan Kartika, Vol. 10, Nomer : 3.

Page 111: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

89

Lampiran 1

Page 112: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

90

Lampiran 2

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun,

Nama : Annisa Maharany Buana Saputri

Nim : 201502042

Bermaksud melakukan penelitian tentang “Perbedaan Efektifitas Terapi

Finger Painting dan Terapi Meronce Manik-Manik Terhadap Perkembangan

Motorik Halus Anak Prasekolah di TK Sirapan. Sehubungan dengan ini, saya

mohon kesediaan saudara untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian

yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi saudara akan sangat kami jaga

dan informasi yang akan saya gunakan untuk kepentingan penelitian.

Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesedian saudara saya

ucapkan terima kasih.

Madiun, 11 Mei 2019

Peneliti,

Annisa Maharany

(201502042)

Page 113: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

91

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Dengan hormat,

Saya sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun,

Nama : Annisa Maharany B S

Nim : 201502042

Bermaksud melakukan penelitian tentang “Perbedaan Efektifitas Terapi

Finger Painting dan Terapi Meronce Manik-Manik Terhadap Perkembangan

Motorik Halus Anak Prasekolah di TK Sirapan Kec/Kab. Madiun”. Adapun

informasi yang saudara berikan akan dijamin kerahasiaanya saya bertanggung

jawab apabila informasi yang diberikan merugikan saudara.

Sehubung dengan hal tersebut, apabila saudara setuju ikut serta dalam

penelitian ini dimohon untuk menandatangani kolom yang telah disediakan.

Untuk kesedian dan kerjasamanaya saya mengucapkan terima kasih.

Madiun, Mei 2019

Peneliti

Annisa Maharany B

(201502042)

Responden/orang tua/guru TK

Page 114: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

92

Lampiran 4

KUESIONER DATA UMUM

RESPONDEN

A. Data Umum

Petunjuk : pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan kondisi ibu, dengan

memberikan tanda (X) sesuai dengan jawaban ibu. Dan isilah titik-titik

dengan kondisi ibu dan anak.

1. Usia ibu saat ini :

2. Tingkat pendidikan ibu :

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. PERGURUAN TINGGI

3. Pekerjaan ibu :

a. Tidak bekerja/ ibu rumah tangga

b. Swasta

c. Wiraswasta

d. PNS

4. Usia anak saat ini :

5. Tempat, tanggal lahir anak :

6. Jenis kelamin anak :

Page 115: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

93

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

Finger painting (mewarnai menggunakan tangan)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur tetap Tanggal terbit

Pengertian Teknik melukis secara langsung menggunakan jari-jari tangan

Tujuan 1. Mengenalkan konsep warna pada

2. Untuk mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan

tangan, mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi, melatih otot-otot

tangan jari, koordinasi otot.

3. Melatih keterampilan tangan, kelentukan, kerapian, dan keindahan.

Prosedur Uraian M TM Tanda

tangan

Persiapan alat :

1. Cat warna khusus finger painting

2. Koran

3. Air untuk cuci tangan

4. Wadah kecil untuk tempat cat (pallete)

5. Buku gambar

Persiapan pasien :

1. Identifikasi identitas anak

2. Menjelaskan kepada anak prosedur yang akan

dilakukan

3. Menanyakan kesiapan anak sebelum kegiatan

dilakukan

4. Mempersiapkan lingkungan tempat

Pelaksanaan :

1. Tuangkan beberapa cat dengan berbagai warna ke

beberapa wadah.

2. Beri alas tempat bermain cat agar tidak kotor

kemana-mana dengan koran.

3. Lalu siapkan buku gambar untuk menggambar.

4. Siapkan air untuk cuci tangan

5. Kemudian ajarkan anak terlebih dahulu untuk

mencelupkan jari tangan untuk mewarnai dan

menggambar diatas buku gambar.

6. Setelah itu membiarkan anak untuk bereksplorasi

sepuasnya menggambar dan mewarnai.

7. Cuci tangan setelah melakukan menggambar dan

mewarnai.

Dokumentasi

tindakan

Catatan

penilaian

M = dilakukan dengan memuaskan (dilakukan sampai selesai terapi finger)

TM = dilakuan tidak memuaskan (dilakukan tidak sampai selesai terapi finger)

Lampiran 5

Page 116: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

94

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

Meronce manik-manik

No. Dokumen

No. Revisi Halaman

Prosedur tetap Tanggal terbit

Pengertian Suatu kegiatan perkembangan yang meningkatkan motorik halus

dengan membuat roncean

Tujuan 4. Stimulus otot anak dalam tahapan perkembangan menulis,

meronce membutuhkan kelincahan tangan dalam mengambil

manik-manik dan memasukkan kedalam benang satu persatu

5. Mengasah kemampuan kognitif anak

6. Latihan anak dalam berkonsentrasi, kreatif dan kesabaran

7. Melatih imajinasi dan melatih memegang dengan dua tangan

Prosedur Uraian M TM

Tanda

tangan

Persiapan alat :

6. Manik-manik aneka bentuk dan

ukuran

7. Benang plastik

8. Lem

9. Gunting

Persiapan pasien :

5. Identifikasi identitas anak

6. Menjelaskan kepada anak

prosedur yang akan dilakukan

7. Menanyakan kesiapan anak

sebelum kegiatan dilakukan

8. Mempersiapkan lingkungan

tempat

Pelaksanaan :

8. Potonglah benang sesuai ukuran

yang diinginkan.

9. Mendesain atau menata manik-

manik yang diinginkan.

10. Setelah selesai mendesain/

menata, masukkan manik-manik

ke dalam benang dan tali kuat.

11. Kemudian diberi lem pada

pengait agar kuat.

Dokumentasi

tindakan

Catatan

penilaian

M = dilakukan dengan memuaskan (dilakukan sampai selesai terapi meronce)

TM = dilakukan tidak memuaskan (dilakukan sebagian terapi meronce)

Lampiran 6

Page 117: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

95

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

DDST (Denver Develoment Screening Test)

No. Dokumen

P.01.2012 No. Revisi Halaman

Prosedur tetap Tanggal terbit 2 januari 2012

Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menilai kemampuan

mahasiswa dalam melakukan Denver Test

Tujuan Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa keperawatan yang

akan melaukan praktek klinik rumah sakit dalam

1. Melakukan pemeriksaan pada tumbuh kembang anak

Prosedur Uraian M TM

Tanda

tangan

Persiapan alat :

1. Lembar DDST

2. DDST set

Persiapan pasien :

1. Identifikasi identitas

2. Menjelaskan kepada ibu pasien

prosedur yang akan dilakukan

3. Menanyakan kesiapan pasien sebelum

kegiatan dilakukan

4. Mempersiapkan lingkungan tempat

pemeriksaan

Pelaksanaan :

1. Menarik garis umur pada lembar

DDST dan menentukan tugas

perkembangan yang akan diujikan

2. Memberikan petunjuk pada pasien

cara melakukan tes. Kemudian

meminta klien melakukannya

3. Melakukan tes dimulai dari item yang

paling mudah

4. Melakukan tes secara urut dari item

yang menggunakan sedikit energi.

5. Memberikan pujian pada anak jika

berhasil melakukan tes

6. Menuliskan skor pada form DDST

setiap satu tindakan tes

7. Menyimpulkan hasil tes setelah

menyelesaikan minimal 5 tindakan

Dokumentasi

tindakan

Catatan penilaian

M = dilakukan dengan memuaskan TM = dilakukan tidak memuaskan

Lampiran 7

Page 118: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

96

Lampiran 8

Page 119: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

97

Lampiran 9

Page 120: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

98

Lampiran 10

Page 121: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

99

Page 122: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

100

Lampiran 11

DATA DEMOGRAFI RESPONDEN DI TK SIRAPAN KECAMATAN MADIUN KABUPATEN MADIUN

NO NAMA ANAK KELOMPOK

TERAPI

USIA

ANAK

JENIS KELAMIN USIA IBU DATA ORANG TUA

PENDIDIKAN PEKERJAAN

1 A 1 3 1 2 3 2

2 A 1 1 1 1 3 3

3 C 1 2 2 1 3 2

4 C 1 2 2 1 3 3

5 L 1 1 2 1 2 2

6 M 1 2 2 1 3 3

7 D 1 2 1 1 4 3

8 R 1 2 2 1 3 3

9 S 1 3 1 1 3 2

10 S 1 3 2 1 3 2

11 V 2 1 1 1 3 3

12 Q 2 2 2 1 2 1

13 M 2 2 2 1 4 1

14 M 2 3 1 1 3 3

15 O 2 3 1 1 4 4

16 A 2 3 1 1 2 2

17 B 2 2 2 1 4 4

18 Z 2 1 1 1 3 3

19 N 2 2 2 2 2 1

20 S 2 2 2 2 3 2

Page 123: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

101

Keterangan :

Kelompok terapi :

1 = terapi finger painting

2 = terapi meronce manik-manik

Usia anak :

1 = usia 3 tahun

2 = usia 4 tahun

3 = usia 5 tahun

Jenis kelamin :

1 = laki-laki

2 = perempuan

Usia ibu :

1 = 20-30 tahun

2 = 40-50 tahun

Pendidikan :

1 = SD

2 = SMP

3 = SMA/SMK

4 = PERGURUAN TINGGI

Pekerjaan :

1 = IRT

2 = swasta

3 = wiraswasta

4 = PNS

Page 124: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

102

Lampiran 12

DATA PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI TK SIRAPAN

KECAMATAN MADIUN KABUPATEN MADIUN

NO USIA ANAK JENIS

KELAMIN

PERKEMBANGAN

MOTORIK 1 5 L NORMAL 2 3 L SUSPEK 3 4 P NORMAL 4 4 P SUSPEK 5 3 P NORMAL 6 4 P NORMAL 7 4 L SUSPEK 8 4 P SUSPEK 9 5 L SUSPEK 10 5 P NORMAL 11 3 L NORMAL 12 4 P NORMAL 13 4 P NORMAL 14 5 L NORMAL 15 5 L NORMAL 16 5 L NORMAL 17 4 P SUSPEK 18 3 L SUSPEK 19 4 P SUSPEK 20 4 P SUSPEK

Page 125: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

103

Lampiran 13

DATA PERKEMBANGAN MOTORIK SEBELUM DAN SESUDAH

DIBERIKAN TERAPI FINGER PAINTING DAN TERAPI MERONCE

MANIK-MANIK

TERAPI FINGER PAINTING

NO NAMA ANAK HASIL TERAPI

PRE POST

1 A NORMAL NORMAL

2 A SUSPEK NORMAL

3 C NORMAL NORMAL

4 C SUSPEK SUSPEK

5 L NORMAL NORMAL

6 M NORMAL NORMAL

7 D SUSPEK NORMAL

8 R SUSPEK NORMAL

9 S SUSPEK SUSPEK

10 S NORMAL NORMAL

TERAPI MERONCE MANIK-MANIK

NO NAMA ANAK HASIL TERAPI

PRE POST

1 V NORMAL NORMAL

2 Q NORMAL NORMAL

3 M NORMAL NORMAL

4 M NORMAL NORMAL

5 O NORMAL NORMAL

6 A NORMAL NORMAL

7 B SUSPEK NORMAL

8 Z SUSPEK NORMAL

9 N SUSPEK NORMAL

10 S SUSPEK NORMAL

Page 126: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

104

Lampiran 14

DATA UMUM DAN DATA KHUSUS OUTPUT SPSS PERBEDAAN

EFEKTIVITAS TERAPI FINGER PAINTING DAN TERAPI MERONCE

MANIK-MANIK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

ANAK PRASEKOLAH DI TK SIRAPAN KECAMATAN MADIUN

KABUPATEN MADIUN

1. Usia Ibu

Terapi Finger Painting

Terapi Meronce Manik-Manik

usia_ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 20-30 tahun 8 80.0 80.0 80.0

40-50 tahun 2 20.0 20.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

usia_ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 20-30 tahun 9 90.0 90.0 90.0

40-50 tahun 1 10.0 10.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Page 127: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

105

2. Tingkat Pendidikan

Terapi Finger Painting

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SMP 1 10.0 10.0 10.0

SMA/SMK 8 80.0 80.0 90.0

PERGURUAN TINGGI 1 10.0 10.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Terapi Meronce Manik-Manik

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid PERGURU 3 30.0 30.0 30.0

SMA/SMK 4 40.0 40.0 70.0

SMP 3 30.0 30.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

3. Tingkat Pekerjaan

Terapi Finger painting

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SWASTA 5 50.0 50.0 50.0

WIRASWASTA 5 50.0 50.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Page 128: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

106

Terapi meronce manik-manik

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid IRT 3 30.0 30.0 30.0

SWASTA 2 20.0 20.0 50.0

WIRASWASTA 3 30.0 30.0 80.0

PNS 2 20.0 20.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

4. Jenis Kelamin Anak

Terapi finger painting

jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 4 40.0 40.0 40.0

perempuan 6 60.0 60.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Terapi meronce manik-manik

jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 5 50.0 50.0 50.0

perempuan 5 50.0 50.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Page 129: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

107

5. Usia Anak

Terapi finger painting

usia_anak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3 tahun 2 20.0 20.0 20.0

4 tahun 5 50.0 50.0 70.0

5 tahun 3 30.0 30.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Terapi meronce manik-manik

usia_anak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3 tahun 2 20.0 20.0 20.0

4 tahun 5 50.0 50.0 70.0

5 tahun 3 30.0 30.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

6. Perkembangan Motorik Halus Anak

Terapi finger painting

perkembangan_motorik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid normal 5 50.0 50.0 50.0

suspek 5 50.0 50.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Page 130: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

108

Terapi meronce manik-manik

perkembangan_motorik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid normal 6 60.0 60.0 60.0

suspek 4 40.0 40.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

7. Perkembangan Motorik Anak Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi

Terapi finger painting

pre_finger

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid normal 5 50.0 50.0 50.0

suspek 5 50.0 50.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

post_finger

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid normal 8 80.0 80.0 80.0

suspek 2 20.0 20.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Page 131: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

109

Terapi meronce manik-manik

pre_finger

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid normal 6 60.0 60.0 60.0

suspek 4 40.0 40.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

post_finger

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid normal 10 100.0 100.0 100.0

Page 132: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

110

Lampiran 15

HASIL NORMALITAS DATA DARI TERAPI FINGER PAINTING DAN

TERAPI MERONCE MANIK-MANIK

1. Terapi Finger Painting

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pre_finger 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

post_finger 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

pre_finger Mean 2.00 .333

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 1.25

Upper Bound 2.75

5% Trimmed Mean 2.00

Median 2.00

Variance 1.111

Std. Deviation 1.054

Minimum 1

Maximum 3

Range 2

Interquartile Range 2

Skewness .000 .687

Kurtosis -2.571 1.334

post_finger Mean 1.40 .267

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .80

Upper Bound 2.00

5% Trimmed Mean 1.33

Median 1.00

Variance .711

Std. Deviation .843

Minimum 1

Page 133: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

111

Maximum 3

Range 2

Interquartile Range 0

Skewness 1.779 .687

Kurtosis 1.406 1.334

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pre_finger .329 10 .003 .655 10 .000

post_finger .482 10 .000 .509 10 .000

a. Lilliefors Significance Correction

2. Terapi Meronce Manik-Manik

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pre_meronce 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

post_meronce 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

Descriptives

a

Statistic Std. Error

pre_meronce Mean 1.80 .327

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 1.06

Upper Bound 2.54

5% Trimmed Mean 1.78

Median 1.00

Variance 1.067

Std. Deviation 1.033

Minimum 1

Maximum 3

Range 2

Interquartile Range 2

Skewness .484 .687

Kurtosis -2.277 1.334

a. post_meronce is constant. It has been omitted.

Page 134: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

112

Tests of Normalityb

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pre_meronce .381 10 .000 .640 10 .000

a. Lilliefors Significance Correction

b. post_meronce is constant. It has been omitted.

Page 135: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

113

Lampiran 16

HASIL TABULASI DATA

Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Sebelum Dan Sesudah Diberikan

Terapi Finger Painting

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

post_finger - pre_finger Negative Ranks 3a 2.00 6.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 7c

Total 10

a. post_finger < pre_finger

b. post_finger > pre_finger

c. post_finger = pre_finger

Test Statisticsb

post_finger -

pre_finger

Z -1.732a

Asymp. Sig. (2-tailed) .083

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 136: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

114

Lampiran 17

Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Sebelum Dan Sesudah Diberikan

Terapi Meronce Manik-Manik

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

post_meronce -

pre_meronce

Negative Ranks 4a 2.50 10.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 6c

Total 10

a. post_meronce < pre_meronce

b. post_meronce > pre_meronce

c. post_meronce = pre_meronce

Test Statisticsb

post_meronce -

pre_meronce

Z -2.000a

Asymp. Sig. (2-tailed) .046

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 137: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

115

Lampiran 18

Hasil Uji Man Whitney Sesudah Terapi Finger Painting

Dan Terapi Meronce Manik-Manik

Mann-Whitney Test

Ranks

nama_anak N Mean Rank Sum of Ranks

hasil_terapi finger painting 10 11.50 115.00

meronce 10 9.50 95.00

Total 20

Test Statisticsb

hasil_terapi

Mann-Whitney U 40.000

Wilcoxon W 95.000

Z -1.453

Asymp. Sig. (2-tailed) .146

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .481a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: nama_anak

Page 138: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

116

Lampiran 19

LEMBAR KONSULTASI

Page 139: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

117

Lampiran 20

JADWAL KEGIATAN

NO Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 Pembuatan dan konsul

judul

2 Penyusunan proposal

3 Bimbingan proposal

4 Ujian proposal

5 Revisi proposal

6 Pengambilan data

7 Penyusunan dan konsul

skripsi

8 Ujian skripsi

Page 140: SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI FINGER …

118

Lampiran 21