skripsi pengaruh good corporate governance … · berpengaruh positif dan signifikan terhadap stock...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP STOCK PRICE DENGAN RETURN ON EQUITY ( ROE ) SEBAGAI
VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015
OLEH
CHRISTINE TANDIAS 130503136
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2017
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : CHRISTINE TANDIAS
NIM : 130503136
PROGRAM STUDI : S1 AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP STOCK PRICE DENGAN RETURN ON
EQUITY (ROE) SEBAGAI VARIABEL
MODERATING PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015
Tanggal Ketua Departemen Akuntansi
(Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA ) NIP. 19580222 198203 1 003
Tanggal Dekan
(Prof. Dr. Ramli, S.E, M.S) NIP. 19580602 198803 1 001
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : CHRISTINE TANDIAS
NIM : 130503136
PROGRAM STUDI : S1 AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP STOCK PRICE DENGAN RETURN ON
EQUITY (ROE) SEBAGAI VARIABEL
MODERATING PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015
Medan, 2017
Menyetujui, Pembimbing
(Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak) NIP. 19510425 198203 1 002
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
Telah diuji pada
Tanggal 12 Juni 2017
TIM PENGUJI SKRIPSI
Ketua Penguji : Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak.
Penguji : Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak.
Universitas Sumatera Utara
Pembanding : Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si., Ak.
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Stock Price Dengan Return On Equity (ROE) Sebagai Variabel
Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2015” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang
disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 12 Juni 2017 Yang membuat pernyataan,
NIM 130503136 Christine Tandias
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP STOCK PRICE DENGAN RETURN ON EQUITY ( ROE ) SEBAGAI
VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Good Corporate Governance terhadap stock price, serta menguji pengaruh Return On Equity (ROE) dalam memoderasi hubungan antara Good Corporate Governance terhadap stock price dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2015. Dalam penelitian ini terdapat 65 perusahaan manufaktur dalam sektor industri dasar dan kimia. Namun, hanya terdapat 19 perusahaan yang memenuhi kriteria. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data eksternal yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Metode analisis data dalam penelitian ini didahului dengan melakukan pengujian asumsi klasik kemudian diakhiri dengan pengujian hipotesis.
Berdasarkan hasil penelitian, hasil uji signifikansi pengaruh simultan
dengan uji F, proporsi dewan komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan asing, secara bersama-sama atau simultan, berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap stock price. Berdasarkan hasil uji pengaruh parsial dengan uji t, variabel bebas proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap stock price, variabel komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap stock price, dan variabel kepemilikan asing berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap stock price. Berdasarkan hasil pengujian moderasi dengan uji residual, diperoleh hasil Return On Equity (ROE) tidak signifikan dalam memoderasi hubungan Good Corporate Governance (GCG) terhadap stock price.
Kata kunci: Good Corporate Governance, stock price, Return On Equity (ROE)
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
EFFECTS OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON STOCK PRICE WITH RETURN ON EQUITY (ROE) AS A MODERATING VARIABLE
IN MANUFACTURING COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
DURING 2013-2015
This study aimed to analyze the effect of Good Corporate Governance on stock price with Return On Equity (ROE) as a moderating variable in manufacturing companies listed on IDX during 2013-2015. There were 65 companies on the sector of basic industry and chemicals but only 19 that fulfilled the criteria. The sample selection was done by using purposive sampling method. This research utilized external data obtained from the website www.idx.co.id. The methods of data analysis were classic assumption and examination of hypothesis.
Based on the research, the results of significance test the effect
simultaneously with the F test, proportions of the independent commissioners, audit committee, and foreign ownerships, together or simultaneously, have a significant effect (statistical) on stock price. Based on the test results of the partial effect by t test, proportions of the independent commissioners had a negative and not significant effect on stock price, the audit committee had both positive and significant effect on stock price,and the foreign ownership had a positive yet not significant effect on the stock price. Based on the result of moderating test, residual test, ROE was not significant on being a moderating variable between good corporate governance and stock price.
Keywords: Good Corporate Governance, stock price, Return On Equity (ROE)
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa menyertai
dengan kasih setia dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Stock Price
Dengan Return On Equity (ROE) Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015” sebagai
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program
Studi S1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan semangat, motivasi, bantuan, dan bimbingan selama
masa perkuliahan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA selaku Ketua
Departemen/Program Studi S1 Akuntansi dan Bapak Drs. Syahrul Rambe,
M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen/Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Dosen Pembimbing, Ibu Dra.
Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. M. Zainul
Bahri Torong,M.M.,Ak., selaku Dosen Pembanding yang telah meluangkan
waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
4. Kedua orang tua penulis, Bapak Riang Tandias dan Ibu Sumarni Widjaja
serta dua orang saudara penulis, Andreas Tandias, BHM (Hons) dan Kathryn
Tandias,SE,BBA yang telah memberikan dukungan material dan moril
dengan penuh kasih sayang kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
studi S1 ini.
5. Sahabat S1 Akuntansi (Livia, Chealsie, Winda, Hebert, Rudy dan Richi),
teman-teman seperjuangan stambuk 2013, dan teman-teman dekat lain yang
tidak penulis sebutkan satu per satu, yang tidak berhenti mendoakan,
memberi semangat dan dorongan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Dosen-dosen FEB USU yang telah membagi ilmu yang sangat berharga dan
para staf dan pegawai yang membantu dalan setiap proses penyelesaian
skripsi ini.
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 12 Juni 2017 Penulis,
NIM: 130503136
Christine Tandias
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN .............................................................................................. i ABSTRAK ...................................................................................................... ii ABSTRACT .................................................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ...................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................... 5 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 6
1.3.1 Tujuan Penelitian .......................................................... 6 1.3.2 Manfaat Penelitian ........................................................ 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis .................................................................... 8
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ................................. 8 2.1.2 Good Corporate Governance ....................................... 9
2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance ....... 9 2.1.1.2 Sejarah Good Corporate Governance ............ 11 2.1.1.3 Manfaat dan Tujuan Penerapan Good
Corporate Governance ................................... 12 2.1.1.4 Prinsip-prinsip Good Corporate
Governance ..................................................... 13 2.1.1.5 Penerapan Prinsip Good Corporate
Governance ..................................................... 15 2.1.3 Saham ........................................................................... 16
2.1.3.1 Pengertian Saham ........................................... 16 2.1.3.2 Harga Saham (Stock Price) ............................ 17
2.1.4 Dewan Komisaris ......................................................... 19 2.1.5 Komite Audit ................................................................ 20 2.1.6 Kepemilikan Asing ....................................................... 21 2.1.7 Return On Equity (ROE) .............................................. 22
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................... 23 2.3 Kerangka Konseptual ............................................................. 30 2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................ 31
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian .................................................................... 33 3.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................... 33
Universitas Sumatera Utara
3.3 Populasi dan Sampel Populasi ............................................... 33 3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian ................................................................................ 36 3.4.1. Variabel Independen ..................................................... 36 3.4.2. Variabel Dependen ....................................................... 37 3.4.3. Variabel Moderasi ........................................................ 37
3.5 Skala Pengukuran Variabel Penelitian ................................... 38 3.6 Metode Analisis ..................................................................... 38
3.6.1 Analisis Deskriptif Data ............................................... 39 3.6.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................ 39
3.6.2.1 Uji Normalitas .................................................. 39 3.6.2.2 Uji Multikolinearitas ......................................... 39 3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas ..................................... 40 3.6.2.4 Uji Autokorelasi ............................................... 41
3.6.3 Pengujian Hipotesis ...................................................... 42 3.6.3.1 Koefisien Determinasi ...................................... 43 3.6.3.2 Uji Statistik F .................................................... 43 3.6.3.3 Uji Statistik t ..................................................... 44 3.6.3.4 Uji Hipotesis dengan Menggunakan
Variabel Pemoderasi ........................................ 45
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ....................................................................... 46 4.2 Analisis Statistik Deskriptif ................................................... 46 4.3 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 48
4.3.1 Uji Asumsi Normalitas ................................................. 48 4.3.2 Uji Multikolinearitas ..................................................... 49 4.3.3 Uji Heterokedastisitas ................................................... 50 4.3.4 Uji Autokorelasi ........................................................... 51
4.4 Analisis Koefisien Determinasi ............................................. 52 4.5 Uji Signifkansi Pengaruh Simultan (Uji F) ............................ 52 4.6 Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikansi
Pengaruh Parsial (Uji t) .......................................................... 54 4.7 Uji Signifikansi ROE dalam Memoderasi Hubungan
proporsi dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan asing, terhadap stock price ................................ 56
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 57
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ............................................................................ 60 5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................... 60 5.3 Saran ....................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62 LAMPIRAN .................................................................................................... 65
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ................................................... 23 3.1 Daftar Perusahaan Manufaktur Tahun 2013-2015 ........................ 34 3.2 Sampel Penelitian .......................................................................... 36 3.3 Skala Pengukuran Variabel Penelitian .......................................... 38 4.1 Statistik Deskriptif dari Proporsi Dewan Komisaris
Independen, Komite Audit, Kepemilikan Asing, Stock Price, dan ROE .................................................................... 47
4.2 Uji Normalitas ............................................................................... 48 4.3 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 49 4.4 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson ............................... 51 4.5 Koefisien Determinasi ................................................................... 52 4.6 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F ............................................ 52 4.7 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) ...................................... 54 4.8 Uji Signifikansi ROE Dalam Memoderasi Hubungan
Proporsi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Asing Terhadap Stock Price ......................... 57
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 30 4.1 Uji Normalitas Dengan Pendekatan Normal
Probability Plot ........................................................................... 49 4.2 Uji Heterokedastisitas ................................................................. 50 4.3 Menghitung F tabel dengan Rumus FINV dalam
Microsoft Excel ........................................................................... 53 4.4 Menghitung F tabel dengan Rumus TINV dalam
Microsoft Excel ........................................................................... 55
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Halaman
1 Proporsi Ukuran Dewan Komisaris Independen ................. 65 2 Komite Audit ....................................................................... 66 3 Kepemilikan Asing .............................................................. 67 4 Harga Saham ........................................................................ 68 5 ROE ..................................................................................... 69 6 Hasil Output SPSS Statistik Deskriptif ................................ 69 7 Hasil Uji Normalitas dengan tabel One-Sample
Kolmogrov-Smirnov ............................................................ 70 8 Uji Normalitas dengan Pendekatan Normal
Probability Plot .................................................................... 70 9 Uji Multikolinearitas ............................................................ 71 10 Uji Heterokedastisitas .......................................................... 71 11 Uji Autokorelasi ................................................................... 71 12 Koefisien Determinasi ......................................................... 72 13 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F ................................... 72 14 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) ............................. 72 15 Uji Signifikansi ROE dalam Memoderasi
Hubungan Proporsi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Asing terhadap Stock Price (Uji Residual) .................................... 73
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Peningkatan kepedulian akan pentingnya praktek tata kelola perusahaan
yang baik (good corporate governance) terjadi karena kebangkrutan perusahaan
WorldCom dan Enron pada tahun 2001. Good Corporate Governance merupakan
penerapan serangkaian mekanisme yang mempengaruhi jalannya suatu
perusahaan.
Indonesia termasuk salah satu negara yang mengalami keterpurukan akibat
krisis ekonomi pada tahun 1997-1998. Pada tahun 1998, hampir seluruh investor
asing meninggalkan pasar saham Indonesia. Indonesia dianggap tidak kompetitif
untuk investasi jangka panjang yang membuat bursa Indonesia mencapai titik
terendah dalam lima tahun bursa beroperasi. Krisis keuangan global yang terjadi
pada Oktober 2008 juga memberikan dampak signifikan terhadap bursa saham
Indonesia dimana bursa saham mengalami penurunan indeks yang signifikan
hingga melebihi 11% yang memaksa Otoritas Bursa untuk menghentikan
perdagangan selama 3 hari untuk mencegah lebih terpuruknya bursa akibat
sentimen negatif. Untuk mengembalikan kondisi perekonomian yang lesu akibat
krisis ekonomi yang melanda Indonesia beberapa saat yang lalu, maka salah satu
cara yaitu dengan menerapkan good corporate governance agar menarik investor
untuk menanamkan saham. Namun, investor tidak sembarangan menanamkan
modal. Kondisi keuangan dari perusahaan yang akan diinvestasikan akan
dipertimbangkan investor. Kondisi keuangan dari suatu perusahaan itulah yang
Universitas Sumatera Utara
menentukan baik buruknya kinerja perusahaan tersebut, hal tersebut juga
mempengaruhi harga saham. Harga saham akan meningkat apabila kinerja
perusahaan baik, dan sebaliknya harga saham menurun jika kinerja perusahaan
buruk. Untuk itu, para pemilik perusahaan atau pemegang saham pasti akan
meminta pihak manajemen untuk memperbaiki kinerja perusahaan agar saham
perusahaan meningkat.
Investor dalam menanamkan sahamnya berharap akan mendapatkan
keuntungan atas modal yang telah mereka investasikan. Menurut Van Horne dan
Wachowicz (2005:225), ROE ( Return On Equity ) membandingkan laba bersih
setelah pajak dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham
perusahaan. Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi
berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan sering kali digunakan dalam
membandingkan dua atau lebih perusahaan atas peluang investasi yang baik dan
manajemen biaya yang efektif. Return on equity (ROE) ialah suatu pengukuran
dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik itu
pemegang saham biasa ataupun pemegang saham preferen) atas modal yang
mereka investasikan di dalam suatu perusahaan.
Namun, pada praktiknya seringkali pihak manajemen memiliki tujuan dan
kepentingan yang bertentangan dengan tujuan perusahaan sehigga mengabaikan
kepentingan pemegang saham. Hal ini menyebabkan munculnya konflik
kepentingan antara manajer dan pemegang saham atau dikenal dengan agency
conflict. Konflik ini terjadi karena perbedaan kepentingan antara manajer dengan
pemegang saham. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diterapkan GCG atau
Universitas Sumatera Utara
Good Corporate Governance. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara Nomor KEP-117/M-MBU/2002, Good Corporate Governance
adalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh BUMN untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan
nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan etika.
Menurut Surat Keputusan Menteri BUMN Kep-117/M-MBU/2002 tanggal
1 Agustus 2002 pasal 3 tentang penerapan praktik Good Corporate Governance
terdapat lima prinsip GCG, meliputi:
1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Kemandirian (independency), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh maupun tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
3. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
4. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders lainnya yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Mekanisme dari good corporate governance yang diharapkan dapat
meningkatkan pengawasan bagi perusahaan, antara lain proporsi dewan komisaris
independen, keberadaan komite audit, dan kepemilikan asing.
Komisaris independen merupakan anggota komisaris yang berasal dari luar
perusahaan dan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan. Dengan
Universitas Sumatera Utara
begitu, diharapkan komisaris independen dapat melakukan pengawasan yang
efektif kepada manajemen. Sehingga manajemen tidak dapat melakukan tindakan
manajemen yang dapat membuat nilai perusahaan semu. Sedangkan, komite audit
merupakan organ bentukan dewan komisaris dalam rangka membantu tugas dan
fungsi dewan komisaris. Komite audit bertugas untuk memberikan pendapat
kepada dewan komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh
dewan direksi kepada dewan komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang
memerlukan perhatian komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang
berkaitan dengan tugas dewan komisaris. Kepemilikan asing adalah jumlah saham
yang dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga
terhadap saham perusahaan di Indonesia.
Berbagai penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan penelitian ini
antara lain, penelitian yang dilakukan oleh Kurnia (2014) yang meneliti mengenai
“Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Harga Saham” dengan hasil
peneliitian harga saham dipengaruhi oleh Good Corporate Governance, yaitu
komisaris independen dan ukuran dewan direksi. Sedangkan kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, dan komite audit tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Selain Kurnia, Rizal (2015) juga meneliti “Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit Terhadap
Harga Saham Dengan Return On Investment (ROI) Sebagai Variabel Moderating
Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Tahun
2010-2013” dengan hasil penelitian bahwa secara simultan kepemilikan
manajerial, independensi dewan komisaris, dan komite audit berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
signifikan terhadap harga saham. Return On Investment (ROI) juga mampu
memoderasi hubungan antara kepemilikan manajerial, independensi dewan
komisaris dan komite audit terhadap harga saham.
Beberapa penelitian terkait dengan pengaruh penerapan prinsip-prinsip
good corporate governance terhadap harga saham mendokumentasikan hasil yang
berbeda-beda. Ada peneliti yang menyatakan GCG berpengaruh terhadap harga
saham dan ada pula yang menyatakan tidak berpengaruh. Berdasarkan perbedaan
hasil penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan analisis
pengaruh GCG terhadap stock price dan apakah ROE memperkuat atau
memperlemah hubungan GCG dengan stock price.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh
Good Corporate Governance Terhadap Stock Price Dengan Return On Equity
(ROE) Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan dari latar belakang yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskanlah masalah yang menjadi dasar
dalam penyusunan skripsi, yaitu:
1. Apakah Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dalam
proporsi dewan komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan
asing berpengaruh terhadap stock price?
Universitas Sumatera Utara
2. Apakah Return On Equity (ROE) sebagai variabel moderating mempunyai
pengaruh terhadap hubungan Good Corporate Governance (GCG) dengan
stock price ?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk
1. Menguji pengaruh Good Corporate Governance (GCG) yang
diproksikan dalam proporsi dewan komisaris independen, komite
audit, dan kepemilikan asing terhadap stock price.
2. Menguji pengaruh Return On Equity (ROE) sebagai variabel
moderating antara hubungan Good Corporate Governance (GCG)
dengan stock price.
1.3.2. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan
dan pemahaman yang mendalam berkaitan dengan Good Corporate
Governance serta pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan.
2. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
memberikan alternatif pertimbangan dalam menganalisis
pergerakan harga saham sebelum menanamkan modal mereka pada
pasar modal.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
tambahan bahan masukan bagi perusahaan bahwa Good Corporate
Governance memiliki pengaruh terhadap harga saham perusahaan,
sehingga perusahaan dapat menjaga kestabilan harga saham
mereka.
4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih
mendalam dan berkembang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Perspektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk
memahami isu corporate governanace. Adanya pemisahan kepemilikan oleh
principal dengan pengendalian oleh agen dalam sebuah organisasi cenderung
menimbulkan konflik keagenen diantara principal dan agen.
Jensen dan Meckling (1976 : 308) menjelaskan hubungan keagenan
sebagai “Agency relationship as a contract under which one or more person
(the principals) engage another person (the agent) to perform some service
on their behalf which involves delegating some decision making authority to
the agent”. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa hubungan
keagenan adalah kontrak antara satu orang atau lebih (pemilik modal) dengan
orang lain (agen atau manajemen) untuk melakukan pekerjaan atas nama
pemilik, yang melibatkan pendelegasian beberapa wewenang untuk
mengambil keputusan kepada manajemen.
Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada
teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberi
keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana
yang mereka investasikan. Menurut Sheifer dan Vishny (1997 : 737),
Corporate governance berkaitan dengan bagaimana investor yakin bahwa
manajer akan memberikan keuntungan bagi investor, yakin bahwa manajer
Universitas Sumatera Utara
tidak akan mencuri atau menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam
proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana atau
kapital yang telah ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan bagaimana
para investor mengendalikan para manajer.
Menurut Eisenhardt (1989 : 57) teori keagenan dilandasi oleh tiga
asumsi,yaitu:
1. Asumsi tentang sifat manusia. Menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion).
2. Asumsi tentang keorganisasian. Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asimetri informasi antara prinsipal dan agen.
3. Asumsi tentang informasi. Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjual belikan.
2.1.2 Good Corporate Governance (GCG)
2.1.1.1. Pengertian Good Corporate Governance (GCG)
Menurut FCGI (2001 : 3) pengertian Good Corporate
Governance adalah:
Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan esktern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.
Good Corporate Governance didefinisikan oleh Monks dan
Minow yang dikemukakan dalam Darmawati (2005 : 65) adalah sebagai
hubungan partisipan dalam menentukan arah dan kinerja. The
Universitas Sumatera Utara
Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) mendefinisikan
GCG sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-
organ perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah
perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang.
Pengertian Corporate Governance menurut Turnbull Report
di Inggris yang dikemukakan dalam Effendi (2009 : 1) adalah sebagai
berikut: “Corporate governance is a company’s system of internal
control, which has its principal aim the management of risks that are
significant to the fulfillment of its business objectivities, with a view to
safeguarding the company’s assets and enhancing over time the value
of the shareholder’s investment.”
Berdasarkan pengertian di atas, Corporate Governance
didefinisikan sebagai suatu sistem pengendalian internal perusahaan
yang memiliki tujuan utama untuk mengelola risiko yang signifikan
guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan
dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka
panjang.
Pengertian lain dikemukakan oleh Gregory dan Simss yang
dikemukakan dalam Bangun (2006 : 289) yang menyatakan bahwa
GCG adalah kombinasi hukum, peraturan, dan praktik pribadi yang
memungkinkan perusahaan untuk menarik modal masuk, memiliki
kinerja yang efisien, menghasilkan keuntungan, serta memenuhi
harapan masyarakat umum dan kewajiban hukum.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan definisi-definisi di atas, GCG secara singkat dapat
diartikan sebagai seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya untuk menciptakan
nilai tambah (value added) bagi para pemangku kepentingan.
2.1.1.2. Sejarah Good Corporate Governance (GCG)
Konsep Corporate Governance mulai berkembang setelah
kejadian The New York Stock Exchange Crash pada tanggal 19 Oktober
1987 dimana cukup banyak perusahaan multinasional yang tercatat di
bursa efek New York mengalami kerugian finansial yang cukup besar.
Sejak runtuhnya perusahaan-perusahaan besar seperti Enron
Corporation dan World.com, perhatian terhadap praktek Corporate
Governance meningkat. Gerakan untuk meningkatkan praktek
corporate governance dimulai dari tokoh-tokoh di Inggris yang
dipimpin oleh Sir Adrian Cadburt, Direktur Bank Of England pada kala
itu dan juga merupakan mantan CEO Group Cadbury. Sejak terbitnya
Cadrury Code of Corporate Governance pada tahun 1992, semakin
banyak institusi yang melakukan penyempurnaan dalam prinsip dan
petunjuk teknis praktik Good Corporate Governance, antara lain ICGN
(International Corporate Governance Network). ICGN (International
Corporate Governance Network) yang mendorong Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD) untuk mengeluarkan
OECD Principles on Corporate Governance. ICGN (International
Corporate Governance Network) sangat berkepentingan dalam
Universitas Sumatera Utara
implementasi Good Corporate Governance (GCG), karena anggota
mereka terdiri dari institusi dana pensiun dan asuransi yang mengelola
dana nasabah untuk investasi jangka panjang. Sejarah singkat GCG ini
dikutip dari Yusuf dalam Ridwan (2008). Di Indonesia sendiri,
pemerintah mendirikan Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG) pada akhir tahun 2004.
2.1.1.3. Manfaat dan Tujuan Penerapan Good Corporate
Governance (GCG)
Menurut FCGI (2001: 5) pelaksanaan good corporate
governance diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat berikut
ini:
1. meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders,
2. mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigit (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value,
3. mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan
4. pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders’s values dan dividen.
Tujuan GCG menurut FCGI (2001 : 8) ialah untuk
menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan
(shareholders). Selain tujuan tersebut terdapat tujuan lain yaitu :
1. mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya ekonomis dari sebuah usaha,
2. melindungi kepentingan pemegang saham dan memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,
3. meningkatkan iklim investasi nasional,
Universitas Sumatera Utara
4. memperbesar keuntungan secara nasional dari sebuah usaha yang dikelola secara baik. Pencapaian prestasi yang lebih baik dan penghematan sumber daya dan modal secara ekonomis akan meningkatkan produktivitas dalam negeri ketika bersaing di pasar internasional.
2.1.1.4. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
Menurut FCGI (2001) terdapat lima prinsip utama yang
penting dalam Corporate Governance yaitu keadilan (fairness),
transparansi (transparency), kemandirian (independency), akuntabilitas
(accountability), dan pertanggungjawaban (responsibility). Prinsip-
prinsip Good Corporate yaitu:
1. Keadilan (Fairness)
Keadilan (Fairness) dimaksudkan untuk menjamin hak-
hak pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas
dan para pemegang saham asing serta menjamin
terlaksananya komitmen dengan para investor.
2. Transparansi (Tranparency)
Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat
dan tepat pada waktunya serta transparansi atas hal penting
bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta pemegang
kepentingan.
3. Kemandirian (Independency)
Kemandirian adalah sebagai keadaan dimana
perusahaan bebas dari pengaruh ataupun tekanan pihak lain
yang tidak sesuai dengan mekanisme korporasi. Prinsip ini
Universitas Sumatera Utara
mengharuskan perusahaan menggunakan tenaga ahli dalam
setiap divisi atau bagian dalam perusahaannya sehingga
pengelolaan perusahaan dapat dipercaya. Prinsip ini juga
mengharuskan perusahaan memiliki kebijakan intern dalam
perusahaan yang sesuai dengan peraturan dan hukum yang
berlaku.
4. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas (accountability) dimaksudkan sebagai
prinsip yang mengatur peran serta tanggung jawab
manajemen agar dalam mengelola perusahaan dapat
mempertanggungjawabkan pekerjaannya serta mendukung
usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan
manajemen dan pemegang saham sebagaimana yang diawasi
oleh Dewan Komisaris. Dewan Komisaris dalam hal ini
memberikan pengawasan terhadap manajemen mengenai
kinerja dan pencapaian target return bagi pemegang saham
5. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Pertanggungjawaban (responsibility) berarti bahwa
sebuah perusahaan harus memenuhi dan mematuhi hukum
dan undangundang yang berlaku. Termasuk di dalamnya
pemeliharaan lingkungan hidup, hak-hak konsumen,
ketenagakerjaan dan sebagainya. Sebuah perusahaan tidak
hanya harus bertanggungjawab terhadap mereka yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan langsung dengan perusahan, tetapi mereka juga
tidak berhubungan secara langsung dengannya.
2.1.1.5. Penerapan Prinsip Good Corporate Governance
Bukan hanya para pemegang saham dan investor yang harus
diperhatikan, kreditor juga harus diperhatikan karena tidak ada
perusahaan yang dapat menjalankan usahanya hanya dengan modalnya
sendiri. Untuk itu tambahan dana dari pihak lain diperlukan untuk
menunjang kelanjutan usahanya.
Para kreditor selalu melakukan penilaian potensi suatu
perusahaan untuk menerima pinjaman kredit dan penerapan prinsip-
prinsip good corporate governance menjadi salah satu bahan
pertimbangan. Perusahan yang telah mengimplementasikan prinsip-
prinsip good corporate governance mempunyai kemungkinan yang
lebih besar untuk memdapat bantuan kredit untuk kelanjutan usahanya.
Hal tersebut berkaitan dengan filosofi dasar kepentingan kreditor, yaitu
mendapatkan profit maksimal dan menekan resiko kegagalan untuk
mengembalikan pinjaman hingga seminimal mungkin. Salah satu cara
yaitu meningkatkan efektivitas kinerja perusahaan debitor sehingga
dana yang dipinjam dapat dikembalikan. Untuk meningkatkan
efektivitas kinerja perusahaan debitor diperlukan penerapan good
corporate governance melalui harmonisasi manajemen perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Saham
2.1.3.1 Pengertian Saham
Menurut Tandelilin (2001 : 18), saham merupakan surat bukti
bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.
Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa saham adalah tanda
penyertaan modal atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan. Dengan adanya penyertaan modal tersebut, maka pihak
tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) yang diadakan perusahaan.
Berdasarkan hak kepemilikannya, maka saham dapat dibagi 2
jenis (Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 12), yaitu:
a. Saham Biasa (common stocks) Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling
junior dalam hal pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham biasa ini merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar. Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasanya memiliki hak yaitu: • Hak Kontrol - Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk
memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.
• Hak menerima Pembagian Keuntungan - Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen.
Universitas Sumatera Utara
• Hak Pre-emptive - Hak preemtive (pre-emptive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.
b. Saham Preferen (preferred stock) Saham ini mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi
dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi bisa juga mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Ada dua hal penyebab saham preferen serupa dengan saham biasa yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut dan membayar dividen. Perbedaan saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal yaitu klaim atas laba dan aktiva, dividen tetap selama masa berlaku dari saham, mewakili hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa.
2.1.3.2 Harga saham (Stock Price)
Harga saham adalah harga jual beli yang sedang berlaku di
pasar efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti tergantung
pada kekuatan permintaan (penawaran) dan penawaran (permintaan)
jual. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka
harga saham akan cenderung naik. Apabila kelebihan penawaran, maka
harga saham cenderung turun. Harga saham menunjukkan nilai dari
suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai saham, semakin banyak
keuntungan yang diperoleh. Keuntungan itu berupa capital gain serta
pencitraan yang baik atas suau perusahaan.
Menurut Sawidji Widoatmojo (1996 : 46) harga saham dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga):
Universitas Sumatera Utara
a. Harga Nominal Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan
oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. b. Harga Perdana
Harga ini merupakan harga saham yang dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh pinjaman emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana. c. Harga Pasar
Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten sebagai penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi dipasar sekunder, kecil sekali kemungkinan terjadinya negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan disurat kabar atau media lain adalah harga pasar.
Pendekatan penilaian harga saham terbagi atas dua bagian,
yaitu dengan analisis fundamental atau analisis teknikal.
a. Analisis Fundamental
Analisis fundamental ini yaitu memperkirakan harga saham
yang akan datang dengan cara memperkirakan nilai faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang, serta menerapkan variabel-variabel tersebut untuk
mengestimasi harga saham. Analisis ini membandingkan nilai
instrinsik dengan harga pasar untuk mencerminkan apakah harga
pasar sekuritas sudah mencerminkan nilai instrinsiknya atau
belum.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Bodie et al (2008 : 485) menyatakan:
“Analisis fundamental (fundamental analysis) menggunakan prospek laba dan dividen perusahaan, harapan tingkat bunga dimasa depan, dan evaluasi risiko perusahaan untuk menentukan harga saham yang tepat. Pada akhirnya, ini mnunjukan sebuah cara untuk menentukan nilai sekarang yang mendiskontokan sebuah pembayaran yang akan diterima pemegang saham dari setiap saham yang dimilikinya. Jika nilai tersebut melebhi harga saham, analisis fundamental akan merekomendasikan untuk membeli saham.”
b. Analisis teknikal
Analisis ini didasari oleh bahwa harga saham ditentukan oleh
penawaran dan permintaannya di pasar. Menurut Bodie et al
(2008 : 481) menyatakan bahwa:
“Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya pencarian pola perulangan yang dapat diprediksi dalam harga saham. Meskipun para pengguna teknik ini mengakui nilai informasi yang terkait dengan prospek ekonomi perusahaan di masa depan mereka percaya bahwa informasi seperti itu belum tentu merupakan strategi perdagangan yang berhasil. Karena apapun alasan fundamental untuk perubahan harga saham, jijka harga saham merespons cukup lambat, maka analis akan mampu mengidentifikasi tren yang dapat dimanfaatkan selama periode penyesuaian.”
2.1.4 Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan organ yang mengawasi kebijaksanaan
direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasihat kepada
direksi. Ukuran dewan komisaris suatu perusahaan sangat berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. Semakin besar ukuran dewan komisaris
perusahaan, semakin sulit perusahaan tersebut berkoordinasi, komunikasi dan
Universitas Sumatera Utara
mengambil keputusan. Dan sebaliknya, semakin kecil ukuran dewan
komisaris perusahaan, semakin mudah perusahaan tersebut berkoordinasi,
komunikasi serta mengambil keputusan. Dewan komisaris bertanggung jawab
untuk mengawasi kualitas informasi dalam laporan keuangan. Namun, dewan
komisaris tidak memiliki otoritas di perusahaan, manajemen yang
bertanggung jawab memberikan informasi kepada dewan komisaris. Semakin
besar ukuran dewan komiaris, semakin banyak pemegang saham perusahaan
tersebut dan semakin banyak modal yang dikelola sehingga berpengaruh pada
tingkat pengembalian modal perusahaan yang diharapkan pemegang saham
yang dikelola manajemen.
2.1.5 Komite Audit
Komite audit berasal dari kalangan luar perusahaan yang dibentuk
untuk melakukan tugas pemeriksaan dan penelitian yang diperlukan untuk
melaksanakan fungsi direksi dalam kegiatan pengelolaan sistem pelaporan
perusahaan. Komite audit hanya bertanggung jawab terhadap dewan
komisaris dan merupakan penghubung antara pemegang saham, dewan
komisaris, dan pihak manajemen. Fungsi dibentuknya komite audit adalah
agar hasil audit akurat.
Dalam pelaksanaan tugasnya komite audit memiliki wewenang yang
tidak terbatas untuk mengakses catatan, karyawan, dana, aset, serta sumber
daya lainnya yang berkaitan dengan tugas komite audit. Tugas komite audit
antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan, seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya.
2. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
3. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal
4. Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi
5. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada dewan komisaris atas pengaduan yang berhubungan dengan emiten.
6. Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan rahasia perusahaan.
2.1.6 Kepemilikan Asing
Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh
pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham
perusahaan di Indonesia. Kepemilikan asing diduga menjadi salah satu cara
untuk meng-upgrade perusahaan – perusahaan secara teknologi di negara–
negara berkembang, melalui impor langsung modal baru dan teknologi baru.
Perusahaan asing mendapat pelatihan yang lebih baik dalam bidang akuntansi
dari perusahaan induk di luar negeri, perusahaan asing mungkin memiliki
sistem informasi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan internal dan
perusahaan induk serta kemungkinan permintaan yang lebih besar pada
perusahaan berbasis asing dari pelanggan, pemasok, dan masyarakat umum.
Di Indonesia penelitian mengenai pengaruh kepemilikan asing belum banyak
ditemui dalam publikasi penelitian. Meski demikian, diduga bahwa
kepemilikan asing dapat menjadi salah satu pendukung mekanisme corporate
governance, sehubungan dengan adanya perusahaan – perusahaan milik asing
yang akan meningkatkan persaingan di pasar di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Return On Equity (ROE)
Definisi ROE menurut Sawir (2005 : 20) : “Return On Equity (ROE)
merupakan sebuah rasio yang sering dipergunakan oleh pemegang saham
untuk menilai kinerja perusahaan yang bersangkutan. ROE mengukur
besarnya tingkat pengembalian modal dari perusahaan.” ROE merupakan
sebuah rasio yang sering digunakan oleh para pemegang saham untuk menilai
kinerja perusahaan dan mengukur besarnya tingkat pengembalian modal
perusahaan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (White, Sondhi, Fried,
2003 : 135) :
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑁𝑁 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑁𝑁𝑁𝑁𝑎𝑎 𝑇𝑇𝑎𝑎𝑇𝑇
𝐴𝐴𝐴𝐴𝑁𝑁𝑎𝑎𝑎𝑎𝐴𝐴𝑁𝑁 𝐶𝐶𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑅𝑅𝐸𝐸𝐸𝐸𝑖𝑖𝑁𝑁𝐸𝐸
Keterangan :
Net Income After Tax adalah laba setelah pajak
Average Common Equity adalah rata-rata total saham biasa
Semakin besar rasio ROE menunjukkan kenaikan laba bersih dari
perusahaan yang bersangkutan. Ada hubungan yang positif antara ROE
dengan harga saham perusahaan yang dapat meningkatkan nilai buku saham
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Variabel Penelitian
Hasil penelitian
Ariani Agnita, 2011
Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Yang Terdaftar di Institute For Corporate Governance
Variabel independen : Penerapan GCG Variabel dependen: ROE, ROI, dan EPS
GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan secara parsial. ROE, ROI, dan EPS tidak dapat dijelaskan oleh penerapan GCG.
Purnama Sari Br Sukatendel, 2014
Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012
Variabel independen: ROA, ROI, NPM Variabel dependen: Harga saham
Secara parsial ROA, ROE, dan NPM berpengaruh positif dan tidak signifikan. Secara simultan ROA, ROE, dan NPM beperngaruh positif dan signifikan terhadap harga Saham.
Frendly Y Larosa, 2016
Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI
Variabel independen: GCG Variabel dependen: kinerja keuangan (BOPO, CAR, NIM, ROA, ROE)
Penerapan GCG pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI hanya berpengaruh signifikan terhadap ROE sebagai proksi kinerja keuangan, tetapi tidak berpengaruh terhadap BOPO, CAR, NIM, dan ROA.
Ria Sofiani, 2014
Pengaruh ROE dan GCG Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2009-2012
Variabel independen: ROE dan GCG Variabel dependen : harga saham
Secara parsial ROE berpengaruh terhadap harga saham sedangkan GCG tidak berpengaruh secara signifikan. Secara simultan ROE dan GCG berpengaruh terhadap harga saham.
Rizal Enka Pratama,
Pengaruh Kepemilikan
Variabel independen: Kepemilikan
Secara simultan kepemilikan manajerial, independensi
Universitas Sumatera Utara
2015 Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit Terhadap Harga Saham Dengan ROI Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013
Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, dan Komite Audit
Variabel dependen: Harga saham
Variabel moderating: ROI
dewan komisaris, dan komite audit berpengaruh signifikan terhadap harga saham. ROI juga mampu memoderasi hubungan antara kepemilikan manajerial, independensi dewan komisaris dan komite audit terhadap harga saham.
Kurnia Syafaatul, 2014
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Harga Saham
Variabel independen: GCG Variabel dependen: Harga Saham
Harga saham dipengaruhi oleh GCG, yaitu komisaris independen dan ukuran dewan direksi. Sedangkan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan komite audit tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Arnika Wihardiani Putri, 2010
Pengaruh Economic Value Added Dan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Harga Saham Pada Sektor Keuangan Yang Terdaftar di BEI
Variabel independen: Economic Value Added, Komposisi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan Asing Variabel dependen: harga saham
Economic Value Added berpengaruh terhadap harga saham, GCG berpengaruh terhadap harga saham, secara parsial ukuran dewan direksi, dan komposisi dewan komisaris memilii pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Ariani Agnita (2011), meneliti Analisis Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Yang Terdaftar di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Institute For Corporate Governance. Variabel independen dari peneliti ini
adalah Good Corporate Governance. Variabel dependen dari penelitian ini
adalah Return on Equity (ROE), Return On Investment (ROI), dan Earning
per Share (EPS). Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di
Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang dipilih dengan
metode purposive sampling. Data yang digunakan bersifat pooling (data
series dan cross sectional) dan diambil dari laporan CGPI dan laporan
keuangan tahunan dari tahun 2007-2009. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan metode statistik melalui analisis regresi sederhana. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan secara parsial. ROE, ROI, dan EPS tidak dapat dijelaskan oleh
penerapan GCG. Hal ini menunjukkan bahwa good corporate governance
bukan indikator yang berpengaruh besar terhadap peningkatan kinerja
perusahaan.
Purnama Sari Br Sukatendel (2014), melakukan penelitian tentang
Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2008-2012. Variabel independen penelitian adalah Return on Asset (ROA),
Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM), sedangkan variabel
independen adalah harga saham. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id dengan menggunakan sampel 15 perusahaan dari populasi
sebanyak 83 perusahaan yang terdaftar di indeks LQ-45 selama periode 2008-
Universitas Sumatera Utara
2012. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dan
dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu dengan signifikansi 5%. Hasil
penelitian membuktikan bahwa secara parsial ROA, ROE, dan NPM
berpengaruh positif dan tidak signifikan, secara simultan ROA, ROE, dan
NPM beperngaruh positif dan signifikan terhadap harga Saham pada
perusahaan Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012.
Hal ini dapat dijelaskan dalam adjusted R2 sebesar 12% variabel harga saham
dapat dijelaskan oleh variabel independen yang ada, dan sisanya 88%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan di dalam penelitian ini.
Frendly Y Larosa (2016), meneliti Pengaruh Good Corporate
Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang terdaftar
di BEI. Variabel independen berupa Good Corporate Governance. Variabel
dependen adalah kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dalam beban
operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), Capital Adequacy
Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On Assets (ROA) dan
Return On Equity (ROE). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-
2012 yang berjumlah 30 perusahaan. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak
19 perusahaan berdasarkan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah dokumentasi dengan mengumpulkan data sekunder berupa
laporan keuangan perusahaan sampel dari tahun 2009 – 2012. Metode analisis
data yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan persamaan regresi, uji-t, uji F dan koefisien determinasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan GCG pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI hanya berpengaruh signifikan terhadap ROE sebagai
proksi kinerja keuangan, tetapi tidak berpengaruh terhadap BOPO, CAR,
NIM, dan ROA.
Ria Sofiani (2014) menguji pengaruh Return On Equity (ROE) dan
Good Corporate Governance (GCG) terhadap harga saham perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012. Teknik
pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dan diperoleh 24 dari
139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2009-2012. Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa
variabel Return on Equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan manufaktur periode 2009-2012. Sedangkan Kepemilikan
Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, dan
Komite Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
manufaktur periode 2009-2012. Hasil pengujian secara simultan (uji F)
menunjukkan bahwa variabel Return on Equity, Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, dan Komite Audit
berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap harga saham
perusahaan manufaktur periode 2009-2012. Hasil pengujian koefisien
determinasi menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar 0.431, hal ini berarti
43.1% variabel dependen yaitu harga saham dapat dijelaskan oleh variabel
independen yaitu Return on Equtiy, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan
Universitas Sumatera Utara
Manajerial, Dewan Komisaris Independen, dan Komite Audit. Sedangkan
sisanya 56.9% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Rizal Enka Pratama (2015), meneliti Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit Terhadap Harga Saham
Dengan Return On Investment (ROI) Sebagai Variabel Moderating Pada
Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Tahun
2010-2013. Metode pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah
metode purposive sampling dengan total sampel 52 perusahaan dari tahun
2010-2013. Pengujian data menggunakan analisis statistic regresi linear
berganda, MRA (Moderated Regression Analysis), uji t, dan uji F. Dalam
penelitian ini variabel yang digunakan berupa Kepemilikan Manajerial,
Independensi Dewan Komisaris, dan Komite Audit sebagai variabel
independen, harga saham sebagai variabel dependen, serta ROI sebagai
variabel pemoderasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial dan komite audit secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham. Sedangkan independensi dewan komisaris berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Secara simultan kepemilikan manajerial, independensi
dewan komisaris dan komite audit berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Sedangkan untuk pengujian MRA didapatkan bahwa secara parsial
ROI tidak mampu memoderasi hubungan antara kepemilikan manajerial dan
komite audit terhadap harga saham. Namun ROI mampu memoderasi
hubungan antara independensi dewan komisaris terhadap harga saham secara
Universitas Sumatera Utara
parsial. Secara simultan, ROI mampu memoderasi hubungan antara
kepemilikan manajerial, independensi dewan komisaris dan komite audit
terhadap harga saham.
Dalam penelitian yang dilakukan Kurnia Syafaatul (2014), peneliti
menguji pengaruh GCG terhadap harga saham dimana GCG meliputi
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen,
ukuran dewan direksi, dan komite audit. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 47
perusahaan sampel dari populasi sebesar 148 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda yang diolah dengan
menggunakan program SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga
saham dipengaruhi oleh good corporate governance, yaitu komisaris
independen dan ukuran dewan direksi. Sedangkan kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, dan komite audit tidak berpengaruh terhadap harga
saham.
Arnika Wihardiani Putri (2010), melakukan penelitian Pengaruh
Economic Value Added dan Mekanisme Good Corporate Governance
Terhadap Harga Saham pada Sektor Keuangan yang Terdaftar di BEI.
Variabel independen dari penelitian ini Economic Value Added, Komposisi
Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan Asing. Variabel
dependen dari penelitian ini ialah harga saham. Hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa Economic Value Added berpengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara
harga saham. Secara bersama-sama penerapan Good Corporate Governance
yang terdiri dari komposisi dewan komisaris, ukuran dewan direksi dan
kepemilikan asing berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial, ukuran
dewan direksi dan komposisi dewan komisaris memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham sedangkan kepemilikan asing tidak memiliki
pengaruh terhadap harga saham.
2.3 Kerangka Konseptual
Penelitian ini menggunakan satu variabel independen yaitu Good Corporate
Governance (GCG) yang diproksikan dalam proporsi dewan komisaris
independen, komite audit, dan kepemilikan asing, satu variabel dependen yaitu
Stock Price dan variabel moderating Return on Equity (ROE). Berdasarkan latar
belakang masalah, tujuan penelitian, landasan teoritis dan tinjauan penelitian
terdahulu yang telah dikemukakan, maka kerangka konseptual penelitian adalah
sebagai berikut
Gambar 2.1.
Kerangka Konseptual
Return on Equity (ROE) (Z)
Stock Price (Y)
Good Corporate Governance H1
H2
Proporsi dewan komisaris independen (X1)
Komite audit (X2)
Kepemilikan asing (X3) H3
H5
H4
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Sumadi (2003 : 21), hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah
penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paing tinggi tingkat
kebenarannya.
Ukuran dewan komisaris adalah jumlah dewan direksi dalam perusahaan.
Semakin besar ukuran dewan direksi maka pengawasan terhadap kinerja keuangan
suatu perusahaan akan semakin baik. Hal ini akan berdampak terhadap
profitabilitas sehingga harga saham juga akan meningkat.
H1 : Proporsi dewan komisaris berpengaruh terhadap stock price.
Komite audit berasal dari kalangan luar perusahaan yang dibentuk untuk
melakukan tugas pemeriksaan dan penelitian yang diperlukan untuk
melaksanakan fungsi direksi dalam kegiatan pengelolaan sistem pelaporan
perusahaan. Semakin banyak jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan maka
semakin baik perlindungan dan kontrol yang diberikan, sehingga akan
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan pada akhirnya akan berdampak
terhadap harga saham.
H2 : Komite audit berpengaruh terhadap stock price.
Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak
asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham
perusahaan di Indonesia. Dengan semakin banyaknya pihak asing yang
menanamkan sahamnya di suatu perusahaan maka semakin baik kinerja
perusahaan tersebut. Hal ini diakibatkan oleh lebih baiknya sistem manajemen,
Universitas Sumatera Utara
teknologi dan inovasi sehingga membawa pengaruh positif terhadap bagi kinerja
perusahaan yang pada akhirnya juga berdampak pada peningkatan harga saham.
H3 : Kepemilikan asing berpengaruh terhadap stock price.
H4 : Proporsi dewan komisaris, komite audit dan kepemilikan asing
secara simultan berpengaruh terhadap stock price.
Dengan diterapkan Good Corporate Governance (GCG) dalam perusahaan,
diharapkan dapat meyakinkan investor bahwa manajemen akan memberikan
keuntungan atas dana yang telah diinvestasikan. Tujuan GCG adalah untuk
memberikan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Return On
Equity (ROE) adalah tingkat pengembalian ekuitas perusahaan yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam mengelola modal untuk mendapatkan laba yang
menjadi hak pemegang saham. Kehadiran ROE sebagai variabel moderating
menunjukkan bahwa penerapan GCG yang baik akan meningkatkan kinerja
perusahaan yang berpengaruh terhadap profitabilitas. Dengan demikian tingkat
pengembalian ekuitas perusahaan akan meningkat. Semakin besar tingkat
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi
pemiliknya, maka hal ini akan mempengaruhi terhadap kenaikan harga saham
tersebut.
H5 : ROE memoderasi hubungan GCG yang diproksikan dalam ukuran
dewan komisaris, komite audit dan kepemilikan asing dengan stock price.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain asosiatif dengan hubungan kausal yang
berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lain
atau bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30).
3.2 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder. Data penelitian
bersifat time series. Data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur
yang memenuhi kriteria sampel penelitian yang diperoleh dari laporan keuangan
sejumlah perusahaan untuk tahun 2013-2015 di Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) dan situs resmi Bursa Efek Indonesia.
3.3 Populasi dan Sampel Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan dalam kelompok
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. Jumlah populasi
dalam penelitian ini sebanyak 65 perusahaan dengan periode penelitian selama
tiga tahun. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan beberapa kriteria
tertentu. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2013-2015 .
Universitas Sumatera Utara
2. Perusahaan tersebut tidak rugi selama tahun 2013-2015.
3. Perusahaan yang memiliki data lengkap mengenai Komisaris perusahaan,
Komite Audit dan Kepemilikan Asing.
4. Menggunakan mata uang rupiah sebagai mata uang pelaporan.
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Manufaktur tahun 2013-2015
No Kode Nama Perusahaan kriteria sampel 1 2 3 4
1 AKKU Alam Karya Unggul Tbk √ - - - 2 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk √ √ √ √ 1 3 ALDO Alkindo Naratama Tbk √ √ √ √ 2 4 ALKA Alaska Industrindo Tbk √ - √ √ 5 ALMI Alumindo Light Metal Industry
Tbk √ - √ √
6 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk √ √ √ √ 3 7 APLI Asiaplant Industries Tbk √ √ √ √ 4 8 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk √ √ √ √ 5 9 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk √ - - √
10 BRNA Berlina Tbk √ - √ √ 11 BRPT Barito Pasific Tbk √ - √ - 12 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk √ √ √ √ 6 13 BUDI Budi Starch and Sweetener Tbk √ √ - √ 14 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk √ √ √ √ 7 15 CTBN Citra Turbindo Tbk √ √ √ - 16 DAJK Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk - - - √ 17 DPNS Duta Pertiwi Nusantara √ √ √ √ 8 18 EKAD Ekadharma Internasional Tbk √ √ - √ 19 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk √ - √ √ 20 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk √ - √ √ 21 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk √ - √ - 22 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk √ - √ √ 23 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk √ √ √ √ 9 24 IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri
Tbk √ - √ √
25 IMPC Impack Pratama Industri Tbk - √ - √ 26 INAI Indal Aluminium Industry Tbk √ √ - √ 27 INCI Intan Wijaya International Tbk √ √ √ √ 10 28 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk √ √ - √
Universitas Sumatera Utara
29 INRU Toba Pulp Lestari Tbk √ - √ - 30 INTP Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk √ √ √ √ 11
31 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk √ - √ - 32 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia
Tbk √ √ - √
33 JKSW Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk
√ - √ √
34 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk √ √ √ √ 12 35 JPRS Jaya Pari Steel Tbk √ - √ √ 36 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia
Tbk √ - √ √
37 KDSI Kedaung Setia Industrial Tbk √ √ - √ 38 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi
Tbk √ - √ √
39 KRAS Krakatau Steel Tbk √ - √ - 40 LION Lion Metal Works Tbk √ √ √ √ 13 41 LMSH Lionmesh Prima Tbk √ √ √ √ 14 42 MAIN Malindo Feedmill Tbk √ - √ √ 43 MLIA Mulia Industrindo Tbk √ - √ √ 44 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk √ - - - 45 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ √ √ 15 46 SIAP Sekawan Intipratama Tbk √ - √ √ 47 SIMA Siwani Makmur Tbk √ - √ √ 48 SIPD Siearad Produce Tbk √ - - √ 49 SMBR Semen Baturaja Persero Tbk √ √ - √ 50 SMCB Holcim Indonesia Tbk √ √ √ √ 16 51 SMGR Semen Indonesia Tbk √ √ √ √ 17 52 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk √ √ - √ 53 SPMA Suparma Tbk √ - √ √ 54 SRSN Indo Acitama Tbk √ √ √ √ 18 55 SULI SLJ Global Tbk √ - √ - 56 TALF Tunas Alfin Tbk - - √ √ 57 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk √ - √ - 58 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk √ - √ √ 59 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk √ √ - - 60 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk √ √ √ √ 19 61 TPIA Chandra Asia Petrochemical √ √ √ - 62 TRST Trias Sentosa Tbk √ √ - - 63 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk √ - √ - 64 WTON Wijaya Karya Beton Tbk - √ - √ 65 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk √ - - √
Universitas Sumatera Utara
Dari 65 populasi perusahaan manufaktur dalam sektor industri dasar dan
kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015, diperoleh
19 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel. Sehingga total
sampel dalam penelitian ini terdapat 57.
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan 1 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 2 ALDO Alkindo Naratama Tbk 3 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 4 APLI Asiaplant Industries Tbk 5 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 6 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk 7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 8 DPNS Duta Pertiwi Nusantara 9 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 10 INCI Intan Wijaya International Tbk 11 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 12 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 13 LION Lion Metal Works Tbk 14 LMSH Lionmesh Prima Tbk 15 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 16 SMCB Holcim Indonesia Tbk 17 SMGR Semen Indonesia Tbk 18 SRSN Indo Acitama Tbk 19 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian
Dalam penelitian ini ada 3 operasional variabel, yaitu variabel dependen,
variabel independen, dan variabel moderasi.
3.4.1. Variabel independen
Menurut Sugiyono (2006: 33), variabel bebas adalah variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat).
Universitas Sumatera Utara
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Good Corporate
Governance (GCG) yang diproksikan dalam :
1. Proporsi Ukuran Komisaris Independen, yaitu persentase jumlah
dewan komisaris independen terhadap jumlah total komisaris
yang ada dalam susunan dewan komisaris perusahaan sampel.
2. Komite Audit kalangan luar perusahaan yang dibentuk untuk
melakukan tugas pemeriksaan dan penelitian yang diperlukan
untuk melaksanakan fungsi direksi dalam kegiatan pengelolaan
sistem pelaporan perusahaan.
3. Kepemilikan Asing, yaitu jumlah saham yang dimiliki oleh pihak
asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap
saham perusahaan di Indonesia.
3.4.2. Variabel dependen
Menurut Sugiyono (2006: 33), variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Harga saham (stock price).
3.4.3. Variabel moderasi
Variabel moderator (variabel independen kedua), adalah variabel yang
mempengaruhi (memperkuat/memperlemah) hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini Return On Equity
(ROE) bertindak sebagai variabel moderasi.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Skala Pengukuran Variabel Penelitian
Ringkasan skala pengukuran variabel penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 3.3 Skala Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel Definisi Indikator Skala Proporsi Dewan Komisaris Independen
Persentase jumlah dewan komisaris independen dari keseluruhan jumlah dewan komisaris perusahaan
𝑗𝑗𝑗𝑗ℎ 𝑎𝑎𝑖𝑖𝐴𝐴𝐴𝐴𝑖𝑖𝑁𝑁𝑎𝑎 𝑘𝑘𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑘𝑘𝑎𝑎𝑎𝑎𝑖𝑖𝑘𝑘 𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑁𝑁𝑖𝑖𝑁𝑁𝑖𝑖𝑖𝑖𝑁𝑁𝑖𝑖𝑗𝑗𝑗𝑗ℎ 𝑘𝑘𝑁𝑁𝑗𝑗𝐸𝐸𝑎𝑎𝐸𝐸ℎ 𝑎𝑎𝑖𝑖𝐴𝐴𝐴𝐴𝑖𝑖𝑁𝑁𝑎𝑎 𝑖𝑖𝑁𝑁𝑑𝑑𝑎𝑎𝑖𝑖 𝑘𝑘𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑘𝑘𝑎𝑎𝑎𝑎𝑖𝑖𝑘𝑘
𝑇𝑇 100% Rasio
Komite Audit Komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan.
Jumlah keseluruhan anggota komite audit
Rasio
Kepemilikan Asing
Jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia
𝑗𝑗𝑗𝑗ℎ 𝑘𝑘𝑁𝑁𝑖𝑖𝑁𝑁𝑖𝑖𝑖𝑖𝑗𝑗𝑖𝑖𝑘𝑘𝑎𝑎𝑖𝑖 𝑘𝑘𝑎𝑎ℎ𝑎𝑎𝑖𝑖 𝑎𝑎𝑘𝑘𝑖𝑖𝑖𝑖𝐴𝐴𝑁𝑁𝑖𝑖𝑁𝑁𝑎𝑎𝑗𝑗 𝑘𝑘𝑎𝑎ℎ𝑎𝑎𝑖𝑖 𝑏𝑏𝑁𝑁𝑎𝑎𝑁𝑁𝑖𝑖𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑇𝑇 100% Rasio
Stock Price Harga Saham merupakan harga dari saham yang diperdagangkan pada pasar modal yang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran saham tersebut. Harga saham merupakan cerminan dari kinerja atau nilai perusahaan.
Harga saham diukur dengan melihat harga saham pada saat penutupan atau berakhirnya aktivitas bursa (Closing Price) saat penyampaian laporan keuangan pada Bursa Efek Indonesia.
Nominal
ROE Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menggunakan total ekuitas dalam menghasilkan laba untuk membayar total liabilitas
𝑗𝑗𝑎𝑎𝑏𝑏𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑁𝑁𝑎𝑎𝑘𝑘𝑖𝑖ℎ 𝑘𝑘𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑗𝑗𝑎𝑎ℎ 𝑖𝑖𝑎𝑎𝑗𝑗𝑎𝑎𝑘𝑘𝑁𝑁𝑖𝑖𝑁𝑁𝑎𝑎𝑗𝑗 𝑁𝑁𝑘𝑘𝐸𝐸𝑖𝑖𝑁𝑁𝑎𝑎𝑘𝑘
𝑇𝑇 100% Rasio
3.6 Metode Analisis
Data – data yang terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberi
jawaban permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis
data, peneliti menggunakan software SPSS 21.
Universitas Sumatera Utara
3.6.1 Analisis Deskriptif Data
Penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap fenomena atau
populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek berupa individu
organisasional, industri atau perspektif yang lain (Erlina, 2011 : 20).
Penelitian dskriptif membantu peneliti untuk menjelaskan karakter subjek
yang diteliti, menyajikan berbagai aspek dalam fenomena tertentu, dan
menawarkan ide masalah untuk pengujian atau penelitian lanjutannya.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
3.6.2.1 Uji Normalitas
Menurut Sumanto (2014 : 146), uji normalitas dimaksudkan
untuk memastikan bahwa data sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Pada uji normalitas, data dikatakan berdistribusi
normal jika residual (nilai pengganggu) mendekati nol. Pengujian
normalitas ini dilakukan dengan uji one sample Kolmogorov-Smirnov.
Dengan α = 5%, bila sig > α , maka data mempunyai distribusi
normal. Dan sebaliknya, jika sig < α, maka data mempunyai distribusi
yang tidak normal.
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditentukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent
variable). Jika variabel bebas saling berkorelasi maka variabel-
variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel
bebas yang nilai korelasi antar variabel sesama variabel bebas sama
Universitas Sumatera Utara
dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam
model regresi adalah sebagai berikut:
• Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empiris sangat tinggi tetapi secara individual variabel-variabel
bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel
terikat.
• Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas.
• Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai toleransi dan
lawannya serta Variance Inflation Factor (VIF). Menurut
Nugroho (2005: 58), jika nilai Variance Inflation Factor (VIF)
tidak lebih dari 10 dan jika nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1,
maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas.
Semakin tinggi Variance Inflation Factor (VIF) maka semakin
rendah Tolerance.
3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari pengujian heteroskedastisitas ini adalah untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel
dari residual satu pengamatan ke pangamatan yang lain. Jika varians
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap,
maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda, maka
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas. Gejala heteroskedastisitas dapat dideteksi
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di
Universitas Sumatera Utara
sekitar nilai residual dan variabel depanden suatu penelitian. Jika
terdapat pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi gejala
heteroskedastisitas.
3.6.2.4 Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat terjadi pada setiap penelitian dimana urutan
pada pengamatan-pengamatan memiliki arti. Oleh sebab itu,
autokorelasi sering juga disebut dengan korelasi serial (Serial
Correlation), umumnya terjadi pada data runtun waktu (time series).
Pada dasarnya autokorelasi merupakan gejala dimana error term pada
suatu periode waktu secara sistematik tergantung kepada error term
pada periodeperiode yang lain. Uji autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode
t-1. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi
masalah autokorelasi di antaranya dengan uji Durbin Watson, karena
uji ini yang umum digunakan. Pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi adalah sebagai berikut:
1. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau
Upper Bound (DU) dan 4 – DU, maka koefisien sama dengan
nol, berarti tidak autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower
Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol,
berarti ada autokorelasi pasitif.
Universitas Sumatera Utara
3. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4 – DL), maka koefisien
autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi
negatif.
4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas
bawah (DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka
hasilnya tidak dapat disimpulkan.
3.6.3 Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode regresi linier
berganda untuk menguji hipotesis. Uji regresi gunanya untuk mengetahui
bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Persamaan regresi linier berganda, yaitu :
Y= a+ 𝑏𝑏1𝑋𝑋1 +𝑏𝑏2𝑋𝑋2+ 𝑏𝑏3𝑋𝑋3 + e
Ket:
Y = Harga Saham
A = Konstanta
𝑋𝑋1 = Proporsi Dewan Komisaris Independen
𝑋𝑋2 = Komite Audit
𝑋𝑋3 = Kepemilikan Asing
𝑏𝑏1 , 𝑏𝑏2 , 𝑏𝑏3 = koefisien regresi linier
e = Variabel Penggangu
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dari Goodness of fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur
Universitas Sumatera Utara
dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t.
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).
Sebaliknya disebut tidak signifikan bila uji statistiknya berada dalam daerah
dimana H0 diterima.
3.6.3.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (𝑅𝑅2 ) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1.
Nilai 𝑅𝑅2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati suatu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar
penggunaan koefisien determinasi adalah hubungan terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen, maka 𝑅𝑅2 pasti meningkat tidak
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen. Nilai Adjusted 𝑅𝑅2 dapat naik atau turun
apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.
3.6.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah model regresi yang
digunakan fit. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Jika F-hitung < F-tabel, maka model regresi tidak fit (hipotesis
ditolak).
2. Jika F-hitung > F-tabel, maka model regresi fit (hipotesis diterima).
Uji F dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi F
pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan signifikansi
level 0,05 (α=5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari α maka
hipotesis ditolak, yang berarti model regresi tidak fit. Jika nilai
signifikansi lebih kecil dari α maka hipotesis diterima, yang berarti
bahwa model regresi fit.
3.6.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Dasar pengambilan
keputusannya adalah :
1. Jika t-hitung < t-tabel, maka variabel independen secara
individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
(hipotesis ditolak).
2. Jika t-hitung > t-tabel, maka variabel independen secara
individual berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis
diterima).
Uji t dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t
masing-masing variabel pada output hasil regresi menggunakan SPSS
dengan signifikansi level 0,05 (α=5%). Jika nilai signifikansi lebih
Universitas Sumatera Utara
besar dari α maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan),
yang berarti secara individual variabel independen tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai
signifikansi lebih kecil dari α maka hipotesis diterima (koefisien
regresi signifikan), berarti secara individual variabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.6.3.4 Uji Hipotesis dengan Menggunakan Variabel Pemoderasi
Variabel moderating adalah variabel independen yang akan
memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen
lainnya terhadap variabel dependen. Ada tiga cara menguji regresi
dengan variabel moderating yaitu : (1) uji interaksi, (2) uji nilai selisih
mutlak, dan (3) uji residual. Dari ketiga model diatas peneliti
menggunakan uji residual dalam penelitian ini. Uji residual digunakan
untuk menghindari multikolinearitas yang tinggi.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan
regresi persamaan :
Z = a + b1X1 + b2X2 + e......................(1)
Kemudian regresi dilanjutkan dengan persamaan :
| e | = a + b1Y.........................................(2)
Persamaan regresi (2) menggambarkan ROE sebagai variabel
pemoderasi jika nilai koefisien parameternya signifikan dan negatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linear berganda. Analisis
data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft exel,
selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasis dan regresi linier berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi linear berganda dilakukan dengan
menggunakan software SPSS versi 20 for windows. Prosedur ini dimulai dengan
memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan
menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 19 perusahaan manufaktur
yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini yang diamati
selama periode 2013-2015.
4.2 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan
nilai standar deviasi, dari variabel proporsi dewan komisaris independen, komite
audit, kepemilikan asing, stock price, dan ROE.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari Proporsi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Asing, Stock Price, dan ROE
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std Deviation Stock Price (Y) 57 50.00 25000.00 3801.4211 5920.97660 Proporsi Dewan Komisaris Independen (X1)
57 .25 .67 .3873 .09272
Komite Audit (X2) 57 3.00 5.00 3.2632 .55183 Kepemilikan Asing (X3) 57 .01 .96 .4798 .23439 ROE (Z) 57 .00 .31 .1194 .08819 Valid N (listwise) 57
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai Stock price minimum adalah 50 dan
nilai Stock price maksimum 25000. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari
Stock price adalah 3801.4211 dan 5920.97660. Diketahui nilai Proporsi dewan
komisaris independen minimum adalah 0.25 dan nilai Proporsi dewan komisaris
independen maksimum 0.67. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari Proporsi
dewan komisaris independen adalah 0.3873 dan 0.09272. Nilai Komite audit
minimum adalah 3 dan nilai Komite audit maksimum 5. Sementara rata-rata dan
standar deviasi dari Komite audit adalah 3.2632 dan 0.55183. Diketahui nilai
Kepemilikan asing minimum adalah 0.01 dan nilai Kepemilikan asing maksimum
0.96. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari Kepemilikan asing adalah
0.4798 dan 0.23439. Diketahui nilai ROE minimum adalah 0.00 dan nilai ROE
maksimum 0.31. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari ROE adalah 0.1194
dan 0.08819.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Asumsi Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan
𝛼𝛼 = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas 𝑖𝑖,
dengan ketentuan sebagai berikut.
Jika nilai probabilitas 𝑖𝑖 ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.
Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
Tabel 4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N 57 Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.60078136 Most Extreme Differences Absolute .158
Positive .158 Negative -.071
Kolmogorov-Smirnov Z 1.192 Asymp. Sig. (2-tailed) .116 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas p
atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,116. Karena nilai probabilitas p, yakni
0,116, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini
berarti asumsi normalitas dipenuhi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Pendekatan Normal Probability Plot
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan normal probability plot
(Gambar 4.1) titik-titik cenderung menyebar dekat dengan garis diagonal. Hal
ini berarti data telah memenuhi asumsi normalitas.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat
dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10
diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013 : 105).
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant)
Proporsi Dewan Komisaris Independen (X1) .859 1.164 Komite Audit (X2) .916 1.092 Kepemilikan Asing (X3) .837 1.194
Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui nilai VIF dari proporsi dewan
komisaris independen adalah 1.164, nilai VIF dari komite audit adalah 1.092,
dan nilai VIF dari kepemilikan asing adalah 1.194. Jika seluruh nilai VIF
Universitas Sumatera Utara
tidak lebih dari 10, maka diindikasi tidak terjadi multikolinearitas. Karena
nilai VIF dari proporsi dewan komisaris independen, komite audit, dan
kepemilikan asing, tidak lebih dari 10, maka diindikasi tidak terjadi
multikolinearitas.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada
sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X. Ghozali (2013 : 139) menyatakan
dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.2, tidak terdapat pola yang
begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.3.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson.
Berikut hasil berdasarkan uji Durbin-Watson.
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Model Durbin-Watson 1 2.366
Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih
besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field (2009 : 220) menyatakan
sebagai berikut.
“The size of the Durbin-Watson statistic depends upon the number of predictors in the model and the number of observations. For accuracy, you should look up the exact acceptable values in Durbin and Watson's (1951) original paper. As very conservative rule of thumb, values less then 1 or greater than 3 are definitely cause for concern; however, values closer to 2 may stil be problematic depending on your sample and model”.
Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 2,366.
Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1
dan 3, yakni 1 < 2,366 < 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan
kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (𝑅𝑅2 ) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang
mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan
dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas.
Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate DurbinWatson 1 .399a .159 .112 1.64546 2.366 a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Asing (X3), Komite Audit (X2), Proporsi
Dewan Komisaris Independen (X1) b. Dependent Variable: Stock Price (Y)
Berdasarkan Tabel 4.5, nilai koefisien determinasi 𝑅𝑅2 terletak pada kolom
R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 𝑅𝑅2 = 0,159 . Nilai
tersebut berarti seluruh variabel bebas, yakni proporsi dewan komisaris
independen, komite audit, dan kepemilikan asing, secara simultan mempengaruhi
variabel stock price sebesar 15,9%, sisanya sebesar 84,1% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain.
4.5 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji 𝑭𝑭)
Uji 𝐹𝐹 bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-
sama atau simultan terhadap variabel tak bebas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji 𝑭𝑭 ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 27.227 3 9.076 3.352 .026a Residual 143.500 53 2.708 Total 170.727 56
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Asing (X3), Komite Audit (X2), Proporsi Dewan Komisaris Independen (X1)
b. Dependent Variable: Stock Price (Y)
Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai F hitung adalah 3,352, sementara
nilai F tabel 2,779 (Gambar 4.3). Karena
Nilai F hitung 3,352 > F tabel 2,779
maka proporsi dewan komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan asing
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap stock price.
Df1 = 3 (X1,X2,X3)
Df2 = 53 (Jumlah pengamatan 57 – 4 (X1, X2,X3, Y) )
Gambar 4.3 Menghitung F tabel dengan Rumus FINV dalam Microsoft Excel
Diketahui nilai Sig. adalah 0,026. Karena Sig. 0,026 < 0,05, maka
disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas, yakni proporsi dewan komisaris
Universitas Sumatera Utara
independen, komite audit, dan kepemilikan asing, secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap stock price.
4.6 Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikansi Pengaruh Parsial
(Uji t)
Tabel 4.7 menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk
pengujian pengaruh secara parsial.
Tabel 4.7 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji 𝒕𝒕)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3.281 1.599 2.052 .045
Proporsi Dewan Komisaris Independen (X1)
-3.042 2.558 -.162 -1.189 .240
Komite Audit (X2) 1.291 .416 .408 3.100 .003 Kepemilikan Asing (X3) 1.360 1.025 .183 1.326 .190
Berdasarkan Tabel 4.7, diperoleh persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut.
Y = 3,281 – 3,042X1 + 1,291X2 + 1,360X3 + e
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, diketahui:
1. Nilai koefisien regresi dari proporsi dewan komisaris independen adalah -
3.042, yakni bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan
proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap stock
price.
Universitas Sumatera Utara
2. Nilai koefisien regresi dari komite audit adalah 1.291, yakni bernilai
positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan komite audit berpengaruh
positif terhadap stock price.
3. Nilai koefisien regresi dari kepemilikan asing adalah 1.360, yakni bernilai
positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan kepemilikan asing
berpengaruh positif terhadap stock price.
Uji t digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh
signifikan atau tidak terhadap stock price, pada suatu tingkat signifikansi tertentu
(dalam hal ini 0,05).
1. Jika |t hitung| > |nilai kritis t (t tabel)|, maka pengaruh variabel bebas
terhadap stock price signifikan.
2. Jika |t hitung| < |nilai kritis t (t tabel)|, maka pengaruh variabel bebas
terhadap stock price tidak signifikan.
Atau
1. Jika nilai probabilitas (Sig.) < 0,05, maka pengaruh variabel bebas
terhadap stock price signifikan
2. Jika nilai probabilitas (Sig.) > 0,05, maka pengaruh variabel bebas
terhadap stock price tidak signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 merupakan perhitungan nilai t tabel.
Df = 53 (Jumlah pengamatan 57 – 4 (X1, X2,X3,Y)
Gambar 4.4 Menghitung t tabel dengan Rumus TINV dalam Microsoft
Excel
Berdasarkan Tabel 4.7, diperoleh hasil sebagai berikut.
1. Diketahui Nilai probabilitas (Sig.) dari proporsi dewan komisaris
independen, yakni 0.240 > 0,05 Nilai statistik t dari proporsi dewan
komisaris independen |-1.189| < nilai kritis t |2.005746|, Maka variabel
proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan (secara
statistika) terhadap stock price.
2. Diketahui Nilai probabilitas (Sig.) dari komite audit, yakni 0.003 < 0,05
Nilai statistik t dari Komite audit |3.100| > nilai kritis t |2.005746| Maka
variabel komite audit berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap
stock price.
3. Diketahui Nilai probabilitas (Sig.) dari kepemilikan asing, yakni 0.190 >
0,05 Nilai statistik t dari kepemilikan asing |1.326| < nilai kritis t
|2.005746| Maka variabel kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan
(secara statistika) terhadap stock price.
Universitas Sumatera Utara
4.7 Uji Signifikansi ROE dalam Memoderasi Hubungan proporsi dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan asing, terhadap stock price
Ghozali (2013 : 160) menyatakan terdapat tiga cara menguji regresi
dengan varaibel moderating, yaitu: (1) uji interaksi, (2) uji nilai selisih mutlak,
dan (3) uji residual. Dalam penelitian ini digunakan uji residual. Digunakannya uji
residual karena pada uji interaksi dan uji nilai selisih mutlak mempunyai
kecenderungan akan terjadi multikolinearitas yang tinggi antar variabel
independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik dalam regresi ordinary least
square (OLS). Untuk mengatasi multikolinearitas ini, maka dikembangkan
metode lain yang disebut uji residual.
Tabel 4.8 Uji Signifikansi ROE dalam Memoderasi Hubungan Proporsi
Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Asing terhadap Stock Price ( Uji Residual)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .061 .022 2.726 .009
Stock Price (Y)
.001 .003 .050 .372 .712
a. Dependent Variable: abs_residual_moderasi Berdasarkan Tabel 4.8, diperoleh persamaan moderasi sebagai berikut.
|𝑁𝑁| = 0,061 + 0,001𝑌𝑌
Dalam pengujian moderasi dengan pendekatan uji residual, suatu variabel
dikatakan memoderasi variabel bebas jika koefisien regresi variabel tak bebas
bernilai negatif dan signifikan (Ghozali, 2013:244). Perhatikan bahwa koefisien
regresi dari stock price bernilai positif (0,001 > 0, yakni positif). Hal ini berarti
Universitas Sumatera Utara
ROE tidak signifikan dalam memoderasi hubungan proporsi dewan komisaris
independen, komite audit, kepemilikan asing, terhadap stock price.
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian variabel penelitian secara parsial
menunjukkan bahwa variabel independen yaitu:
1. Proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen yaitu stock price. Hal ini sesuai dari nilai signifikansi t
sebesar 0,240. Nilai ini lebih besar dari nilai probabilitas sebesar 0,05. Hasil ini
sesuai dengan penelitian Ria (2014) yang menunjukkan bahwa proporsi dewan
komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap stock price. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa komisaris independen belum mampu
melakukan pengawasan yang lebih efektif terhadap manajemen perusahaan
sehingga dengan semakin banyaknya jumlah komisaris independen tidak
memberikan dampak terhadap harga saham.
2. Komite audit berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu stock
price. Hal ini sesuai dari nilai signifikansi t sebesar 0,003. Nilai ini lebih kecil
dari nilai probabilitas sebesar 0,05. Hasil ini sesuai dengan penelitian Kurnia
(2014) yang menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh signifikan terhadap
stock price. Dari hasil penelitian ini ditarik kesimpulan bahwa komite audit
mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan dapat mengurangi tindak
kecurangan manajemen sehingga meningkatkan kinerja keuangan perusahaan
dan berdampak terhadap meningkatnya harga saham.
Universitas Sumatera Utara
3. Kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
yaitu stock price. Hal ini sesuai dari nilai signifikansi t sebesar 0,190. Nilai ini
lebih besar dari nilai probabilitas sebesar 0,05. Hasil ini sesuai dengan
penelitian Arnika (2010) yang menunjukkan bahwa kepemilikan asing tidak
berpengaruh signifikan terhadap stock price. Dari hasil ini disimpulkan bahwa
kepemilikan asing belum mampu untuk mempengaruhi harga saham. Semakin
besar kepemilikan investor asing tidak mencerminkan semakin meningkatnya
harga saham.
Berdasarkan nilai Sig. 0,026 < 0,05, maka disimpulkan bahwa seluruh
variabel bebas, yakni proporsi dewan komisaris independen, komite audit, dan
kepemilikan asing, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap stock price.
Dalam pengujian moderasi dengan pendekatan uji residual, koefisien
regresi dari stock price bernilai positif (0,001 > 0, yakni positif). Hal ini berarti
ROE tidak signifikan dalam memoderasi hubungan proporsi dewan komisaris
independen, komite audit, kepemilikan asing, terhadap stock price.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Seluruh variabel bebas, yakni proporsi dewan komisaris independen, komite
audit dan kepemilikan asing secara simultan mempengaruhi variabel stock
price sebesar 15,9% sedangkan sisanya sebesar 84,1% dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain.
2. Berdasarkan hasil uji simultan F, seluruh variabel bebas, yakni proporsi dewan
komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan asing secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap stock price.
3. Variabel proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap stock price.
4. Variabel komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap stock price.
5. Variabel kepemilikan asing berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap stock price.
6. ROE tidak signifikan dalam memoderasi hubungan proporsi dewan komisaris
independen, komite audit, dan kepemilikan asing terhadap stock price.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Setelah melakukan analisis hasil penelitian, diketahui bahwa penelitian ini
memiliki keterbatasan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Variabel independen yaitu bagian dari good corporate governance hanya tiga
yang di ambil yaitu proporsi dewan komisaris independen, komite audit dan
kepemilikan asing seharusnya bisa dimasukkan bagian dari GCG lainnya agar
data lebih valid.
2. ROE yang digunakan sebagai variabel moderating setelah diuji ternyata tidak
memiliki pengaruh apapun terhadap GCG maupun terhadap stock price.
Harusnya bisa melakukannya dengan pendekatan lainnya seperti ROA.
3. Penelitian ini hanya menggunakan sample penelitian dari perusahaan
manufaktur.
5.3 Saran
Bagi para peneliti yang berminat melakukan kajian ulang terhadap
penelitian ini hendaknya dapat melakukan perbaikan-perbaikan tertentu terhadap
penelitian ini sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih baik dan
komprehensif dari hasil penelitian ini. Beberapa perbaikan yang penulis usulkan
kepada peneliti lain ialah:
1. Lebih mengembangkan indikator-indikator selain yang digunakan dalam
penelitian ini.
2. Menggunakan sampel penelitian yang lebih banyak dan tidak terbatas pada
perusahaan manufaktur saja tetapi perusahaan yang lain yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
3. Mengumpulkan referensi yang lebih banyak dan memadai agar dapat
menunjang teori penelitian serta menutupi keterbatasan-keterbatasan yang
ada.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Agnita, Ariani, 2011. “Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan yang Terdaftar di Indonesia Institude For Corporate Governance”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Badan Pengawas Pasar Modal. 2004. Kep-29/PM/2004. Pembentukan dan Pedoman Kerja Komite Audit.
Bangun, N. Vincent, 2006. “Analisis Hubungan Komponen Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dengan Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI”, Jurnal Akuntansi / Tahun XII. No.03, hal 289-302.
Bodie, Zvi. Kane, Alex and Marcus, Alan J., 2008. Investasi : Terjemahan Investment. Buku 1. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat-McGrew Hill.
Darmawati, Deni, Khamsiyah dan Rika Gelar Rahayu, 2005. “Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 8 (Januari) : 65-81.
Effendi, Muh. Arief, 2009. The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi. Jakarta : Salemba Empat.
Eisenhardt, Kathleem. M., 1989. Agecy Theory: An Assessment and Review. Academy of Management Review, 14, hal 57-74.
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.
Fakhruddin, M. dan Hadianto M., 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal, Gramedia, Jakarta.
FCGI, 2001. Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga, Jakarta.
Field, Andy, 2009. Discovering Statistic Using SPSS, third edition. SAGE Publication.
Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat, Universitas Dipenogoro, Semarang.
Jensen, Michael C. & W.H. Meckling, 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics 3. p. 305-360.
Nugroho, Agung, 2005. Strategi Jitu memilih Metode statistik Penelitian dengan SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
Larosa, Frendly Y, 2016. “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-117/M/MBU/2002 tahun 2002, tentang Penerapan Praktek Good Coorporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara.
Pratama, Rizal Enka, 2015. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit Terhadap Harga Saham Dengan Return On Investment (ROI) Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Edisi Kelima, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sawidji, Widoatmojo, 1996. Cara sehat Investasi di Pasar Modal, Jurnalindo Aksan Grafika, Jakarta.
Shleifer, A dan R.W. Vishny, 1997. “A Survey of Corporate Governance”. Journal of Finance. Vol 52. No.2 Juni. p. 737.
Sofiani, Ria, 2014. “Pengaruh Return On Equity Dan Good Corporate Governance Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesembilan: CV Alfabeta, Bandung.
Sukatendel, Purnama Sari Br, 2014. “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Sumanto, 2014. Statistika Penerapan, Cetakan pertama. Yogyakarta.
Sumadi, Suryabrata, 2003. Metodologi Penelitian, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sutojo, Siswanto dan Aldridge E.John, 2005. Good Corporate Governance : Tata Kelola Perusahaan yang Sehat, Damar Mulia Pustaka, Jakarta.
Syafaatul, Kurnia, 2014. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Harga Saham”, Jurnal Ilmiah, Fakultas Ekonomis dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.
Universitas Sumatera Utara
Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi dan Teori Portofolio, CetakanPertama, BPFE, Yogyakarta.
Tunggal, Iman Sjahputra dan Amin Widjaja Tunggal, 2002. Membangun Good Good Corporate Governance (GCG). Cetakan 1 : Harva rindo, Jakarta.
Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Van Horne, James C. Dan M.Jhon Wachowicz, 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen keuangan, Diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrani, dan Taufik Hendrawan, edisi 12, PT.Salemba Empat, Buku Satu, Jakarta.
White, Gerald I., Ashwinpaul C. Sondhi, and Dov Fried, 2003. The Analysis and Use Of Financial Statements, Wiley & Sons, Inc., USA.
Wihardiani, Arnika Putri, 2010. “Pengaruh Economic Value Added dan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Harga Saham pada Sektor Keuangan yang Terdaftar di BEI”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta.
www.bpkp.go.id
www.idx.com
www.iicg.org
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Proporsi Ukuran Dewan Komisaris Independen yang diukur dengan jumlah anggota komisaris independen/jumlah seluruh anggota dewan komisaris
Nama Perusahaan Tahun 2013 2014 2015
AKPI 0.333333 0.333333 0.333333 ALDO 0.333333 0.333333 0.333333 AMFG 0.333333 0.333333 0.333333 APLI 0.333333 0.333333 0.333333
ARNA 0.666667 0.666667 0.666667 BTON 0.5 0.5 0.5 CPIN 0.333333 0.333333 0.4 DPNS 0.333333 0.333333 0.333333 IGAR 0.333333 0.333333 0.5 INCI 0.333333 0.333333 0.333333 INTP 0.428571 0.428571 0.428571 JPFA 0.333333 0.333333 0.5 LION 0.333333 0.333333 0.333333 LMSH 0.333333 0.333333 0.333333 PICO 0.5 0.333333 0.333333 SMCB 0.5 0.5 0.5 SMGR 0.333333 0.428571 0.285714 SRSN 0.375 0.375 0.375 TOTO 0.25 0.4 0.4
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2 : Komite audit yang diukur dengan jumlah keseluruhan anggota komite audit
Nama Perusahaan Tahun 2013 2014 2015
AKPI 3 3 3 ALDO 3 3 3 AMFG 4 4 4 APLI 3 3 3
ARNA 4 4 4 BTON 3 3 3 CPIN 5 5 5 DPNS 3 3 3 IGAR 3 3 3 INCI 3 3 3 INTP 3 3 3 JPFA 3 3 3 LION 3 3 3 LMSH 3 3 3 PICO 3 3 3 SMCB 3 3 3 SMGR 4 4 4 SRSN 3 3 3 TOTO 3 3 3
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3 : Kepemilikan asing yang diukur dengan jumlah kepemilikan saham asing/ total saham beredar x 100%
Nama Perusahaan Tahun 2013 2014 2015
AKPI 50.08% 50.08% 50.08% ALDO 58.41% 58.41% 62.55% AMFG 43.86% 43.86% 43.86% APLI 27.66% 28.28% 25.61%
ARNA 36.50% 40.90% 34.12% BTON 79.87% 79.87% 79.87% CPIN 35.25% 35.38% 36.51% DPNS 15.24% 8.46% 8.68% IGAR 79.42% 79.42% 79.42% INCI 1.06% 1.24% 1.84% INTP 51% 51% 51% JPFA 57.51% 57.51% 57.84% LION 57.92% 57.92% 57.92% LMSH 32.22% 32.22% 32.22% PICO 76.16% 76.16% 76.16% SMCB 95.96% 95.36% 96.32% SMGR 38.22% 38.60% 36.97% SRSN 37.54% 37.53% 37.53% TOTO 40.30% 40.12% 39.70%
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4 : Harga saham yang diukur dengan melihar harga saham pada saat penutupan atau closing price
Nama Perusahaan Tahun 2013 2014 2015
AKPI 810 830 875 ALDO 660 735 735 AMFG 7000 8050 6550 APLI 65 81 65
ARNA 820 870 500 BTON 550 540 435 CPIN 3375 3780 2600 DPNS 470 353 387 IGAR 295 315 224 INCI 240 238 305 INTP 20000 25000 22325 JPFA 1220 950 635 LION 12000 9300 1050 LMSH 8000 6450 575 PICO 155 160 128 SMCB 2275 2185 995 SMGR 14150 16200 11400 SRSN 50 50 50 TOTO 7700 3975 6950
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 : ROE yang diukur dengan laba bersih setelah pajak/total ekuitas
Nama Perusahaan Tahun 2013 2014 2015
AKPI 0.033634 0.03346 0.02496 ALDO 0.161699 0.141602 0.140871 AMFG 0.125604 0.149657 0.100685 APLI 0.008691 0.043153 0.008369
ARNA 0.3127 0.287799 0.079588 BTON 0.186515 0.051306 0.042407 CPIN 0.253056 0.158627 0.145891 DPNS 0.299134 0.061552 0.040859 IGAR 0.157814 0.21405 0.16561 INCI 0.081921 0.081046 0.110097 INTP 0.266456 0.244171 0.211891 JPFA 0.000124 7.57E-05 8.58E-05 LION 0.161086 0.114367 0.10123 LMSH 0.133974 0.067544 0.017289 PICO 0.071798 0.025894 0.02472 SMCB 0.109714 0.07689 0.020725 SMGR 0.246158 0.222662 0.164917 SRSN 0.050875 0.045058 0.045592 TOTO 0.228415 0.262778 0.191236
Lampiran 6 : Hasil Output SPSS
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation Stock Price (Y) 57 50.00 25000.00 3801.4211 5920.97660 Proporsi Dewan Komisaris Independen (X1)
57 .25 .67 .3873 .09272
Komite Audit (X2) 57 3.00 5.00 3.2632 .55183 Kepemilikan Asing (X3) 57 .01 .96 .4798 .23439 ROE (Z) 57 .00 .31 .1194 .08819 Valid N (listwise) 57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7 : Hasil Uji Normalitas dengan tabel One-Sample Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 57 Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.60078136 Most Extreme Differences Absolute .158
Positive .158 Negative -.071
Kolmogorov-Smirnov Z 1.192 Asymp. Sig. (2-tailed) .116 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Lampiran 8 : Uji Normalitas dengan Pendekatan Normal Probability Plot
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9 : Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant)
Proporsi Dewan Komisaris Independen (X1) .859 1.164 Komite Audit (X2) .916 1.092 Kepemilikan Asing (X3) .837 1.194
Lampiran 10 :Uji Heterokedastisitas
Lampiran 11 : Uji Autokorelasi
Model Durbin-Watson 1 2.366
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12 : Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .399a .159 .112 1.64546 2.366 a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Asing (X3), Komite Audit (X2),
Proporsi Dewan Komisaris Independen (X1) b. Dependent Variable: Stock Price (Y)
Lampiran 13 : Uji Pengaruh Simultan dengan Uji 𝑭𝑭
ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 27.227 3 9.076 3.352 .026a
Residual 143.500 53 2.708 Total 170.727 56
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Asing (X3), Komite Audit (X2), Proporsi Dewan Komisaris Independen (X1)
b. Dependent Variable: Stock Price (Y) Lampiran 14 : Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji 𝒕𝒕)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std.Error Beta 1 (Constant) 3.281 1.599 2.052 .045
Proporsi Dewan Komisaris Independen (X1)
-3.042 2.558 -.162 - 1.189
.240
Komite Audit (X2) 1.291 .416 .408 3.100 .003 Kepemilikan Asing (X3) 1.360 1.025 .183 1.326 .190
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15 : Uji Signifikansi ROE dalam Memoderasi Hubungan Proporsi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Asing terhadap Stock Price ( Uji Residual)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .061 .022 2.726 .009
Stock Price (Y)
.001 .003 .050 .372 .712
a. Dependent Variable: abs_residual_moderasi
Universitas Sumatera Utara