skripsi pariwisata tangerang

85
SKRIPSI PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN TERHADAP PENERIMAAN RETRIBUSI DESTINASI WISATA, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN ANGGARAN PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG Disusun oleh Thomas Edy Rahardjo NIM : 511100077 Jurusan : Hospitality JURUSAN HOSPITALITY SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMPTA YOGYAKARTA 2015

Upload: thom-rahardja

Post on 05-Dec-2015

42 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Semua tentang pariwisata tangerang

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Pariwisata Tangerang

SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN

TERHADAP PENERIMAAN RETRIBUSI DESTINASI

WISATA, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN ANGGARAN

PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG

Disusun oleh

Thomas Edy Rahardjo

NIM : 511100077

Jurusan : Hospitality

JURUSAN HOSPITALITY

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMPTA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Skripsi Pariwisata Tangerang

PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN WISAT

TERHADAP PENERIMAAN RETRIBUSI DESTINASI

WISATA,PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN ANGGARAN

PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG

Pembimbing I

( Drs. Santosa, MM )

NIDN. 0519045901

(

ii

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN WISAT AWAN

TERHADAP PENERIMAAN RETRIBUSI DESTINASI

WISATA,PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN ANGGARAN

PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG

Disusun oleh

Thomas Edy Rahardjo

NIM : 511100077

Jurusan : Hospitality

Telah Disetujui oleh :

Pembimbing II

( Mona Erythrea Nur Islami, Sip, M.A

NIDN. 0519045901 NIDN. 0516097101

Mengetahui

Ketua Jurusan Hospitality

(ARIF DWI SAPUTRA,SS,M.M )

NIDN. 0525047001

AWAN

TERHADAP PENERIMAAN RETRIBUSI DESTINASI

WISATA,PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN ANGGARAN

Pembimbing II

( Mona Erythrea Nur Islami, Sip, M.A )

Page 3: Skripsi Pariwisata Tangerang

PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN TERHADAP PENERIMAAN RETRIBUSI DESTINASI

WISATA, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN ANGGARAN PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG

Telah dipertahankan di depan penguji

Penguji : Pembimbing I : Pembimbing II : Mona Erythrea Nur Islami, Sip, M.A

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Ampta

iii

BERITA ACARA UJIAN

PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN TERHADAP PENERIMAAN RETRIBUSI DESTINASI

WISATA, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN ANGGARAN PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG

Disusun oleh

Thomas Edy Rahardjo

NIM : 511100077

Jurusan : Hospitality

Telah dipertahankan di depan penguji

dan dinyatakan : Lulus

pada tanggal 09 Oktober 2015

: Dra. Sri Larasati, MM ( ) NIDN. 0511095401

: Drs. Santosa, MM ( ) NIDN. 0519045901

Mona Erythrea Nur Islami, Sip, M.A ( NIDN. 0516097101

Mengetahui

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Ampta

Drs. Santosa, MM

NIDN. 0519045901

PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN TERHADAP PENERIMAAN RETRIBUSI DESTINASI

WISATA, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN ANGGARAN

( )

( ) NIDN. 0519045901

)

Page 4: Skripsi Pariwisata Tangerang

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini,

Nama: Thomas Edy Rahardjo

NIM: 511100077

Program Studi: Sarjana/ S1 Pariwisata

Judul Skripsi: Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan Terhadap Penerimaan

Retribusi Destinasi Wisata, Pendapatan Asli Daerah dan Anggaran Pembangunan

Kota Tangerang

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta,25 September 2015

Penulis,

Thomas Edy Rahardjo NIM. 511100077

Page 5: Skripsi Pariwisata Tangerang

v

MOTTO

Kesuksesan itu bukanlah akhir segalanya, tetapi hanya sebuah pencapaian.

(Penulis)

Kecerdasan bukanlah tolak ukur kesuksesan, tetapi dengan menjadi cerdas

kita bisa menggapai kesuksesan. (Penulis)

Jangan menunda-nunda untuk melakukan suatu pekerjaan karena tidak

ada yang tahu apakah kita dapat bertemu hari esok atau tidak. (Penulis)

Rahasia terbesar mencapai kesuksesan adalah tidak ada rahasia besar,

siapapun Anda akan menjadi sukses jika Anda beusaha dengan sungguh-

sungguh. (Penulis)

Aku bukanlah orang yang hebat, tapi aku mau belajar dari orang – orang

yang hebat.

Aku adalah orang biasa tapi aku ingin menjadi orang yang luar biasa.

Dan aku bukanlah orang yang istimewa, tapi aku ingin membuat seseorang

menjadi istimewa. (Penulis)

Page 6: Skripsi Pariwisata Tangerang

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sang Juru Selamat Tuhan Yesus Kristus,

Tuhan seluruh makhluk yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. Karena atas

kuasa-Mu hingga kini anugerah dan karunia masih dapat kunikmati, sehat lahir

maupun batin.

Kupersembahkan karya ku ini untuk:

1. Bapak dan Ibuku, Yohanes Avilla Tulus dan Maria Cecillia Tumiyah,

sembah sungkem rasa hormat baktiku, terimakasih doa dan restunya.

2. Mbak Florentina Nancy, dan Mas F.X. Jhony yang selalu menyayangiku,

terimakasih nasehat dan dukungannya.

3. Keponakan tercinta Felicia Cristabel Jovena yang selalu menemani dan

mewarnai hari – hariku dengan senyum dan tawa indahnya.

4. Keluarga besar yang ada di Cawas sekalian yang tidak henti – hentinya

member semangat dan masukan yang berharga.

5. Keluarga besar yang ada di Naga Sari dan Yogyakarta yang selalu

memotivasi.

6. Sang Penjaga Hatiku Rosalina Simanjuntak yang selalu setia menemani

dan member semangat di saat aku terjatuh selama menyelesaikan skripsi.

Terima kasih sayang. I will always Loving You.

7. Teman – teman Angkatan 2011 yang selalu menjadi sahabat dari awal

masuk kuliah hingga sekarang. Thanks a lot of for you all guys.

Page 7: Skripsi Pariwisata Tangerang

vii

8. Kepala Badan Kesbang Dan Politik Provinsi Banten Bapak Hedy Utomo

beserta seluruh staf yang telah memberikan pengantar penelitian skripsi.

9. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Tangerang Bapak

Drs. H. Habibullah, M.Si beserta seluruh staf yang telah memberikan

surat rekomendasi penelitian skripsi.

10. Kepala Kesbanglinmas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang

diwakili oleh Kabid Kesbang Ibu Dra. Amiarsi Harwani, SH., MS.

beserta staf yang telah mengeluarkan rekomendasi penelitian lintas

provinsi.

11. Ibu Dewi selaku staf Perencanaan yang mewakili Kepala Dinas Pemuda,

Olah Raga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kota Tangerang yang telah

berkenan memberikan data dokumen kepada penulis beserta Seluruh Staf

Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kota Tangerang

yang telah membantu dalam kelancaran pencarian data Skripsi.

12. Bapak H. Mohamad Arfan, SH, MM. selaku Kepala Bidang Pajak

Daerah Dan Pendapatan Lainnya beserta staf Dinas Pengelolaan

Keuangan Daerah Kota Tangerang yang telah membantu dalam

kelancaran pencarian data Skripsi.

13. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan

sertasemangat yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal – amal kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis

mendapat balasan dan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa.

Page 8: Skripsi Pariwisata Tangerang

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Sang Juru Selamat Tuhan

Yesus Kristus, yang telah melimpahkan rahmat- Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Skripsi ini adalah sebagai tugas dalam

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Strata-1 Kepariwisataan jurusan

Hospitality dan Pariwisata di STP AMPTA Yogyakarta.

Dalam penulisan Skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak sejak awal sampai akhir penyusunan. Untuk itu perkenankan

penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. Santoso, MM selaku Dosen Pembimbing I yang selalu

memberikan bimbingan kepada penulis selama ini.

2. Ibu Mona Erythrea Nur Islami, Sip. selaku Dosen Pembimbing II

yang selalu memberikan bimbingan kepada penulis selama ini.

3. Ibu Dra. Sri Larasati,MM selaku Dosen Penguji yang telah berkenan

meluangkan waktu untuk melakukan pengujian skripsi ini.

4. Bapak Arif Dwi Saputra, SS.,MM.. selaku Ketua Jurusan Hospitality

STP AMPTA Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk

itu saran dan masukan sangat penulis hargai. Akhirnya semoga Skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yangmembutuhkan.

Tangerang, 25 September 2015

Penulis

Thomas Edy Rahardjo

Page 9: Skripsi Pariwisata Tangerang

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii BERITA ACARA UJIAN iii

HALAMAN PERNYATAAN iv

MOTTO v

HALAMAN PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

ABSTRAKSI xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Batasan Masalah 4

D. Tujuan Penelitian 5

E. Kegunaan Penelitian 5

Page 10: Skripsi Pariwisata Tangerang

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka 7

1. Pariwisata 7

a. Definisi Wisata 7

b. Definisi Pariwisata 7

c. Jenis Pariwisata 8

2. Pengertian Wisatawan 9

3. Pengertian Retribusi 10

4. Pengertian Pendapatan Asli Daerah 12

5. Pengertian Anggaran Pembangunan Daerah 18

B. Kerangka Pemikiran 19

C. Hipotesis Penelitian 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 22

B. Populasi Penelitian 22

C. Teknik Pengambilan Sampel 23

D. Jenis Sumber Data 23

E. Variabel Penelitian 25

F. Teknik Pengumpulan Data 25

G. Definisi Konseptual 26

H. Definisi Operasional 27

I. Teknik Analisis Data 28

1. Analisis Korelasi 28

2. Koefisien Parsial 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi 31

1. Kondisi Umum Wilayah Penelitian 31

Page 11: Skripsi Pariwisata Tangerang

xi

2. Kondisi Fisik 32

3. Pariwisata Kota Tangerang 34

4. Aksesbilitas 39

B. Analisis dan Pembahasan 41

1. Analisis Produk Moment 41

a. Analisis Produk moment Variabel Wisatawan 41

dan Variabel Retribusi

b. Analisis Produk moment Variabel Wisatawan 42

dan Variabel PAD

c. Analisis Produk moment Variabel Wisatawan 44

dan Variabel Anggaran

d. Analisis Produk moment Simultan 47

Variabel Wisatawan Terhadap Variabel Retribusi,

Variabel PAD dan Variabel Anggaran

2. Analisis Parsial 49

a. Analisis Parsial Variabel Retribusi dan Variabel PAD 49

sebagai variabel kontrol dengan Variabel Wisatawan

dan Anggaran

b. Analisis Parsial Variabel PAD 51

dan Variabel Wisatawan sebagai variabel kontrol

dengan Variabel Retribusi dan Anggaran

c. Analisis Parsial Variabel Retribusi 53

dan Variabel Wisatawan sebagai variabel kontrol

terhadap Variabel PAD dan Anggaran

Page 12: Skripsi Pariwisata Tangerang

xii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 56

B. Saran 57

DAFTAR PUSTAKA 58

LAMPIRAN

Page 13: Skripsi Pariwisata Tangerang

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Kriteria Penilaian Korelasi 29

Tabel 4.1 : Destinasi Wisata dan Persebarannya 35

di Wilayah Kota Tangerang

Tabel 4.2 : Hasil Korelasi Produk Moment Variabel Wisatawan 41

dan Variabel Retribusi

Tabel 4.3 : Hasil Korelasi Produk Moment Variabel Wisatawan 43

dan Variabel PAD

Tabel 4.4 : Hasil Korelasi Produk Moment Variabel Wisatawan 45

dan Variabel Anggaran

Tabel 4.5 : Hasil Korelasi Produk Moment Variabel Wisatawan terhadap 47

Variabel Retribusi, Variabel PAD, dan Variabel Anggaran

Tabel 4.6 : Hasil olah data analisis parsial antara Variabel Retribusi 49

dan Variabel PAD sebagai variabel kontrol terhadap

Variabel Wisatawan dan Anggaran

Tabel 4.7 : Hasil olah data analisis parsial antara Variabel PAD 51

dan Variabel Wisatawan sebagai variabel kontrol

dengan Variabel Retribusi Variabel Wisatawan dan Anggaran

Tabel 4.8 : Hasil olah data analisis parsial antara Variabel Retribusi 53

dan Variabel Wisatawan sebagai variabel kontrol

terhadap Variabel PAD dan Anggaran

Page 14: Skripsi Pariwisata Tangerang

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Penelitian ………………………………..… 20

Gambar 4.1 : Peta Administrasi Wilayah Kota Tangerang ………………….…. 34

Page 15: Skripsi Pariwisata Tangerang

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. : Surat Pengantar Penelitian Lintas Provinsi dari Kesbangpol Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta

Lampiran 2. : Surat Pengantar Penelitian Lintas Provinsi dari Kesbangpol Provinsi

Banten

Lampiran 3.: Surat Pengantar Penelitian Lintas Provinsi dari Kesbanglinmas

Kota Tangerang

Lampiran 4. : Surat Keterangan Penelitian Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah

Kota Tangerang

Lampiran 5. : Hasil dan Pembahasan Analisis Produk Moment

Lampiran 6. : Hasil dan Pembahasan Analisis Parsial

Lampiran 7. : Data Dokumen Jumlah Wisatawan Tahun 2010 - 2014

Lampiran 8. : Data Dokumen PAD dan Retribusi Kota Tangerang 2010 - 2014

Lampiran 9. : Data Dokumen Anggaran Disporparekraf Kota Tangerang 2010 –

2014

Lampiran10. : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 11.: Lembar Bimbingan

Page 16: Skripsi Pariwisata Tangerang

Kata Kunci : wisatawan, retribusi, PAD, dan Anggaran pembangunan xvi

ABSTRAK

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Kota Tangerang yang dengan keterbatasan sumber daya alam memiliki beberapa sektor yang dapat di kembangkan salah satunya adalah sektor pariwisata. Dari kontribusi tersebut, pula diharapkan dapat memacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi sehingga kota Tangerang nantinya bisa dikatakan sebagai kota yang maju dalam bidang pariwisata. Dengan semakin besar kontribusi dari sektor-sektor tersebut maka PAD Kota Tangerang akan meningkat sehingga dengan sendirinya Kota Tangerang mampu membiayai setiap kegiatan pembangunan yang ada di Kota Tangerang.

Penelitian ini memiliki tujuan adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh jumlah kunjungan wisatawan terhadap penerimaan retribusi destinasi wisata Kota Tangerang.

2. Mengetahui pengaruh jumlah kunjungan wisatawan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tangerang.

3. Mengetahui pengaruh jumlah kunjungan wisatawan terhadap anggaran pembangunan daerah Kota Tangerang.

4. Mengetahui pengaruh jumlah wisatawan terhadap jumlah total antara penerimaan retribusi destinasi wisata, pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tangerang, dan anggaran pembangunan Kota Tangerang?

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan melalui analisis korelasi dan parsial

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Jumlah wisatawan secara langsung berpengaruh positif terhadap jumlah retribusi yaitu 0,141 sehingga bertambahnya jumlah wisatawan akan meningkatkan penerimaan retribusi destinasi wisata.

2. Jumlah wisatawan secara langsung berpengaruh negatif terhadap PAD yaitu - 0,535 sehingga bertambahnya jumlah wisatawan belum tentu akan meningkatkan PAD karena kecilnya kontribusi dari penerimaan retribusi yang berasal dari sektor pariwisata.

3. Jumlah wisatawan secara langsung berpengaruh negatif terhadap anggaran pembangunan yaitu -0,696. Walaupun jumlah wisatawan meningkat belum tentu akan meningkatkan jumlah anggaran pembangunan dikarenakan kecilnya pendapatan yang diterima dari pungutan retribusi destinasi wisata.

4. Jumlah wisatawan secara langsung berpengaruh negatif terhadap Retribusi, PAD dan Variabel anggaran pembangunan yaitu – 0,496. Hal ini dikarenakan belum dimanfaatkannya potensi wisata yang ada di Kota Tangerang sebagai salah satu penerimaan daerah secara optimal.

Penelitian ini menyiratkan bahwa Pemerintah Kota Tangerang harus mendongkrak peningkatan pembangunan pariwisatanya yang secara koefisien korelasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan agar dapat jauh lebih baik dari periode 2010-2014 ini. Dalam pemungutan retribusi dan pendataan jumlah destinasi yang terdapat di Kota Tangerang juga sebaiknya diperbaiki dan diperlukan keterlibatan langsung Disporparekraf Kota Tangerang dalam pemungutan retribusi tersebut agar tidak terjadi kebocoran didalam pemungutan retribusi destinasi wisata.

Page 17: Skripsi Pariwisata Tangerang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk

dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha

memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan

pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan

dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Secara luas

pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari

rangkaian suatu proses pembangunan.

Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang

Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa

Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan

pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat, memperluas, memeratakan kesempatan berusaha

dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan

dan mendayagunakan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa

cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa

Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat

pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik

konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan

kegiatan produksi barang dan jasa. Sejalan dengan hal tersebut dampak

Page 18: Skripsi Pariwisata Tangerang

2

pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal

dikelompokan oleh Cohen dalam Pitana dan Diarta (2009:185) menjadi

delapan kelompok besar, yaitu (1) dampak terhadap penerimaan devisa,

(2) dampak terhadap pendapatan masyarakat, (3) dampak terhadap

kesempatan kerja, (4) dampak terhadap harga-harga, (5) dampak terhadap

distribusi masyarakat atau keuntungan, (6) dampak terhadap kepemilikan

dan kontrol, (7) dampak terhadap pembangunan pada umumnya dan (8)

dampak terhadap pendapatan pemerintah.

Pelaksanaan desentralisasi di Indonesia yang diimplementasikan di

dalam Undang-Undang Nomor 32 dan Nomor 33 Tahun 2004 mempunyai

konsekuensi pelimpahan keuangan dari pemerintah pusat ke pemerintah

daerah, yang mana pemerintah daerah memperoleh perimbangan keuangan

untuk menjalankan fungsi-fungsinya.

Kota Tangerang yang dengan keterbatasan sumber daya alam

memiliki beberapa sektor yang dapat dikembangkan yaitu sektor

pariwisata. Sektor pariwisata lewat tempat-tempat wisata yang terkenal ke

mancanegara seperti Masjid Kali Pasir, Bendungan Pintu Air Sepuluh

Sungai Cisadane, Museum Benteng, Situ Babakan, dan Situ Cipondoh

merupakan bagian yang dapat diandalkan dari kota Tangerang yang

berkontribusi sangat besar terhadap sektor perdagangan dan pariwisata

yang nantinya diharapkan dapat berimbas pada meningkatnya jumlah

wisatawan yang berkunjung sehingga meningkatkan penerimaan retribusi

dan pendapatan asli daerah. Wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata

Page 19: Skripsi Pariwisata Tangerang

3

di Kota Tangerang dikenakan retribusi sebagai upaya untuk menggali

potensi daerah dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dari kontribusi tersebut, pula diharapkan dapat memacu

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi sehingga kota Tangerang

nantinya bisa dikatakan sebagai kota yang maju dalam bidang pariwisata.

Dengan semakin besar kontribusi dari sektor-sektor tersebut maka PAD

Kota Tangerang akan meningkat sehingga dengan sendirinya Kota

Tangerang mampu membiayai setiap kegiatan pembangunan terutama

pembangunan di sektor pariwisata yang ada di Kota Tangerang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dijelaskan tersebut maka menjadi focus

penelitian adalah : “ Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan Terhadap

Penerimaan Retribusi Destinasi Wisata, Pendapatan Asli Daerah dan

Anggaran Pembangunan Kota Tangerang ”. Adapun rumusan masalah

penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Apakah jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh terhadap

penerimaan retribusi destinasi wisata Kota Tangerang ?

2. Apakah jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh terhadap

pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tangerang ?

3. Apakah jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh terhadap

anggaran pembangunan Kota Tangerang?

Page 20: Skripsi Pariwisata Tangerang

4

4. Apakah jumlah wisatawan berpengaruh terhadap jumlah total

antara, penerimaan retribusi destinasi wisata, pendapatan asli

daerah (PAD) Kota Tangerang, dan anggaran pembangunan

Kota Tangerang?

C. Batasan Masalah

Untuk menjawab dan memecahkan permasalahan dalam rumusan

masalah diatas, maka batasan masalah penelitian Pengaruh Jumlah

Kunjungan Wisatawan Terhadap Penerimaan Retribusi Destinasi Wisata,

Pendapatan Asli Daerah dan Anggaran Pembangunan Kota Tangerang ini

adalah :

1. Dalam mengidentifikasi Pengaruh Jumlah Kunjungan

Wisatawan Terhadap Penerimaan Retribusi Destinasi Wisata,

Pendapatan Asli Daerah dan Anggaran Pembangunan Kota

Tangerang batasan masalah penelitian ini secara substansi

memfokuskan pada kajian identifikasi jumlah wisatawan yang

berkunjung baik domestik maupun mancanegara ke seluruh

destinasi wisata yang ada di Kota Tangerang pertahunnya.

2. Peneliti membatasi pada sumbangan terhadap penerimaan

daerah yang bersumber dari retribusi tempat rekreasi atau dapat

mendatangkan devisa dari para wisatawan mancanegara yang

berkunjung.

Page 21: Skripsi Pariwisata Tangerang

5

3. Secara substansi dalam batasan mengenai pengaruh sumbangan

retribusi destinasi wisata terhadap pembangunan Kota

Tangerang terutama dalam sektor pariwisata yang tertuang di

dalam anggaran pembangunan.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya,

maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh jumlah kunjungan wisatawan terhadap

penerimaan retribusi destinasi wisata Kota Tangerang.

2. Mengetahui pengaruh jumlah kunjungan wisatawan terhadap

pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tangerang.

3. Mengetahui pengaruh jumlah kunjungan wisatawan terhadap

anggaran pembangunan daerah Kota Tangerang.

4. Mengetahui pengaruh jumlah wisatawan terhadap jumlah total

antara penerimaan retribusi destinasi wisata, pendapatan asli

daerah (PAD) Kota Tangerang, dan anggaran pembangunan

Kota Tangerang?

E. Kegunaan Penelitian.

1. Bagi Objek Penelitian

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan

bagi pemerintah daerah Kota Tangerang khususnya dalam rangka

Page 22: Skripsi Pariwisata Tangerang

6

menggali potensi dan sumber-sumber peningkatan Pendapatan Daerah

dalam rangka pembangunan daerah Kota Tangerang.

2. Bagi STP AMPTA

Secara akademis, penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan

dalam memberikan acuan, informasi dan rangsangan kepada pihak lain

untuk melakukan penelitian lebih lanjut terutama di kalangan

mahasiswa – mahasiswi STP AMPTA.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

peneliti mengenai pengaruh jumlah kunjungan wisatawan terhadap

penerimaan retribusi Destinasi wisata, pendapatan asli daerah dan

anggaran pembangunan Kota Tangerang.

Page 23: Skripsi Pariwisata Tangerang

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pariwisata

a. Definisi Wisata

Istilah wisata menurut Murphy dalam (Sedarmayanti, 2014:3)

berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya perjalanan atau

bepergian. Kata wisata (tour) secara harfiah dalam kamus berarti:

Perjalanan dimana si pelaku kembali ke tempat awalnya; perjalanan

sirkuler yang dilakukan untuk tujuan bisnis, bersenang – senang,

atau pendidikan, pada berbagai tempat dikunjungi dan biasanya

menggunakan jadwal perjalanan terencana Sedangkan definisi lain

Norval ( dalam Kesrul, 2003: 3 ) wisata adalah kegiatan yang

berhubungan dengan masuk, tinggal dan bergeraknya penduduk

asing di dalam atau luar suatu negara atau wilayah

b. Definisi Pariwisata

Dari definisi wisata juga terdapat istilah pariwisata dengan

penambahan kata pari (bahasa sansekerta) yang berarti berulang-

ulang. Menurut Sedarmayanti (2014:3), meskipun pariwisata telah

lama menjadi perhatian, baik dari segi ekonomi, politik,

administrasi kenegaraan, maupun sosiologi, sampai saat ini belum

Page 24: Skripsi Pariwisata Tangerang

8

ada kesepakatan mengenai apa itu wisatawan dan pariwisata”.

Macintosh dalam (Sedarmayanti, 2014: 3) menyebut pariwisata

adalah “The sum of the phenomena and relationships arising from

the interaction of tourist, businesses, hostgoverment, and

comunities, in the process of attracting and hosting these tourist

and other visitors”. Menurut Undang- Undang Nomor 10 tahun

2009, yang dimaksud Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan

wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang

disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan

pemerintah daerah.

Spillane dalam ( Maulana, 2014:129), menerangkan bahwa

jenis – jenis pariwisata yang terdapat di daerah tujuan wisata yang

menarik wisatawan untuk mengunjunginya sehingga dapat pula

diketahui jenis pariwisata yang mungkin layak untuk

dikembangkan dan mengembangkan jenis sarana dan prasarana

yang mendukung kegiatan pariwisata tersebut.

c. Jenis Pariwisata

Pendit (2006:38) merinci penggolongan pariwisata menjadi

beberapa 13 jenis wisata antara lain wisata budaya, wisata

kesehatan, wisata olah raga, wisata komersil, wisata industri,

wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian,

Page 25: Skripsi Pariwisata Tangerang

9

wisata maritim (marina) atau bahari, wisata cagar alam, wisata

buru, wisata pilgrim, wisata bulan madu.

2. Pengertian Wisatawan.

Menurut Undang- Undang Nomor 10 tahun 2009 Wisatawan

adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata. Jadi menurut

pengertian ini, semua orang yang melakukan perjalanan wisata

dinamakan wisatawan. Apapun tujuannya yang penting, perjalanan itu

bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah di tempat yang

dikunjungi. Pacific Area Travel Association dalam (Pendit, 1994:38)

memberi batasan bahwa wisatawan sebagai orang-orang yang sedang

mengadakan perjalanan dalam jangka waktu 24 jam dan maksimal 3

bulan di dalam suatu negeri yang bukan negeri di mana biasanya ia

tinggal, mereka ini meliputi:

a. orang-orang yang sedang megadakan perjalanan untuk

bersenang-senang, untuk keperluan pribadi, untuk keperluan

kesehatan,

b. orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk

pertemuan, konferensi, musyawarah atau sebagai utusan

berbagai badan/organisasi,

c. orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan

maksud bisnis,

d. pejabat pemerintahan dan militer beserta keluarganya yang di

tempatkan di negara lain tidak termasuk kategori ini, tetapi bila

Page 26: Skripsi Pariwisata Tangerang

10

mereka mengadakan perjalanan ke negeri lain, maka dapat

digolongkan wisatawan

3. Pengertian Retribusi

Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sumber penerimaan

daerah yang dapat digunakan untuk membiayai pelaksanaan

pemerintahan, disamping dana perimbangan, pinjaman daerah dan

penerimaan lain-lain yang sah. Peranan pemerintah dalam sistem

perekonomian negara adalah melakukan pemungutan pajak/retribusi.

Masalah pajak atau retribusi sulit dihindari, namun setiap orang wajib

membayar pajak. Dengan demikian masalah pajak atau retribusi adalah

masalah setiap orang dalam suatu masyarakat dan negara. Setiap orang

yang hidup dalam suatu negara harus atau pasti berurusan dengan

pajak atau retribusi. Oleh sebab itu, setiap orang sebagai anggota

masyarakat wajib mengetahui segala permasalahan yang berhubungan

dengan pajak atau retribusi. Para ahli dalam bidang perpajakan yang

memberikan pengertian atau definisi berbeda-beda mengenai pajak,

namun demikian mempunyai arti atau tujuan yang sama.

Menurut UU No. 34 tahun 2000 tentang perubahan UU No. 18

tahun 1997 bahwa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan

salah satu sumber pendapatan Daerah yang penting guna membiayai

penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan pembangunan Daerah.

Pajak Daerah atau yang disebut pajak adalah iuran wajib yang

dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan

Page 27: Skripsi Pariwisata Tangerang

11

langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan

pembangunan Daerah.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa bagian yang

mudah dalam menyusun retribusi yaitu menghitung dan menetapkan

tarif. Bagian tersulitnya adalah meyakinkan masyarakat (publik) tanpa

diluar kesadaran mereka tarif tetap harus diberlakukan.

Beberapa atau sebagian besar pemerintah daerah belum

mengoptimalkan penerimaan retribusi karena masih mendapat dana

dari pemerintah pusat. Upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah perlu dikaji pengelolaannya untuk mengetahui berapa besar

potensi yang riil atau wajar, tingkat keefektifan dan efisiensi.

Peningkatan retibusi yang memiliki potensi yang baik akan

meningkatkan pula Pendapatan Asli Daerah. Pemerintah daerah tidak

harus berdiri sendiri dari segi keuangan agar dapat memiliki tingkat

otonom yang berarti, yang penting adalah “wewenang di tepi” artinya

memiliki penerimaan daerah sendiri yang cukup sehingga dapat

mengadakan perubahan di sana-sini.

Perbedaan mendasar antara pajak dan retribusi adalah terletak pada

timbal balik langsung. Pada pajak tidak ada timbal balik langsung

kepada para pembayar pajak, sedangkan untuk retribusi ada timbal

balik langsung dari penerima retribusi kepada penerima retribusi.

Page 28: Skripsi Pariwisata Tangerang

12

Defenisi retribusi daerah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 66

tahun 2001 tentang retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus

disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau badan. Kebijaksanaan memungut

bayaran untuk barang dan layanan yang disediakan pemerintah pada

masyarakat berpangkal pada efisiensi ekonomis.

Menurut Koho (2001:154) bahwa retribusi yang diserahkan kepada

daerah cukup memadai, baik dalam jenis maupun jumlahnya. Namun

hasil rill yang dapat disumbangkan sektor ini bagi keuangan daerah

masih sangat terbatas karena tidak semua jenis retribusi yang dipungut

Kabupaten atau Kota memiliki prospek yang cerah. Lebih lanjut Koho

memberikan ciri-ciri pokok retribusi daerah sebagai berikut :

a. Retribusi dipungut daerah

b. Dalam pungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan

daerah yang langsung dapat ditunjuk

c. Retribusi dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan atau

mengenyam jasa yang disediakan daerah.

4. Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber penerimaan

daerah yang berasal dari sumber-sumber dalam daerah sendiri, yang

dipungut berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Hal tersebut

menuntut daerah untuk meningkatkan kemampuan dalam menggali

Page 29: Skripsi Pariwisata Tangerang

13

dan mengelola sumber-sumber penerimaan daerah khususnya yang

bersumber dari Pendapatan Asli Daerah.

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) mutlak harus

dilakukan oleh Pemerintah Daerah agar mampu untuk membiayai

kebutuhannya sendiri, sehingga ketergantungan Pemerintah Daerah

kepada Pemerintah Pusat semakin berkurang dan pada akhirnya daerah

dapat mandiri. Menurut Koswara (2000:50) bahwa ciri utama yang

menunjukkan suatu daerah otonom mampu berotonomi terletak pada

kemampuan keuangan daerah. Daerah otonom harus memiliki

kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber

keuangan sendiri, mengelola, dan menggunakannya untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan daerahnya

Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin,

sehingga Pendapatan Asli Daerah dapat menjadi bagian sumber

keuangan terbesar, yang didukung oleh kebijakan perimbangan

keuangan pusat dan daerah sebagai prasyarat mendasar dalam system

pemerintahan Negara. Menurut Mahi (2000:58 - 59) Pendapatan Asli

Daerah masih belum bisa diandalkan sebagai sumber pembiayaan

dalam mengantisipasi desentralisasi dan proses otonomi. Hal tersebut

dikarenakan oleh beberapa hal yaitu :

a. Relatif rendahnya basis pajak/retribusi daerah.

b. Peranannya yang tergolong kecil dalam total penerimaan

daerah.

Page 30: Skripsi Pariwisata Tangerang

14

c. Kemampuan administrasi pemungutan di daerah yang masih

rendah.

d. Kemampuan perencanaan dan pengawasan keuangan yang

lemah.

Ketidakmampuan Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber

pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

disebabkan karena selama ini pemerintah belum mampu untuk

menggali dan mengembangkan sumber - sumber penerimaan yang

terdapat di daerahnya. Hal tersebut terlihat banyaknya potensi

penerimaan daerah yang belum digali dan dipungut sebagaimana

mestinya.

Selama ini daerah dalam pemungutan sumber penerimaan daerah

menggunakan sistem “target” yang hendak dicapai dalam pemungutan.

Target yang ditetapkan oleh daerah cenderung tidak berdasarkan pada

potensi riil yang terdapat di daerah, melainkan berdasarkan pada target

tahun lalu ditambah dengan tunggakan tahun tersebut. Pemerintah

daerah secara umum masih menghadapi permasalahan dalam

pengelolaan penerimaan daerah terutama yang bersumber dari

Pendapatan Asli Daerah. Permasalahan tersebut disebabkan oleh

kurangnya sumber daya manusia dalam mengelola penerimaan di

daerah. Menurut Mardiasmo (2002:146), masalah- masalah tersebut

sebagai berikut :

Page 31: Skripsi Pariwisata Tangerang

15

a. Tingginya tingkat kebutuhan daerah yang tidak sesuai dengan

kapasitas fiskal yang dimiliki daerah, sehingga menimbulkan

fiskal gap.

b. Kualitas layanan publik yang masih memprihatinkan

menyebabkan produk layanan publik yang sebenarnya dapat

dijual kepada masyarakat direspon secara negatif, sehingga

menyebabkan keengganan masyarakat untuk taat membayar

pajak dan retribusi daerah.

c. Lemahnya infrastruktur prasarana dan sarana umum.

d. Berkurangnya dana bantuan dari pusat ( DAU dari pusat yang

tidak mencukupi )

e. Belum diketahuinya potensi PAD yang mendekati kondisi riil.

Sumber-sumber Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota

Tangerang adalah sebagai berikut :

a. Pajak Daerah

1) Pajak Hotel

2) Pajak Restoran

3) Pajak Hiburan

4) Pajak Reklame

5) Pajak Penerangan Jalan

6) Pajak Pengambilan dan Pengolahan

7) Pajak Parkir

b. Retribusi Daerah

Page 32: Skripsi Pariwisata Tangerang

16

1) Retribusi Jasa Umum

2) Retribusi Pelayanan Kesehatan

3) Retribusi Pelayanan Lab. Kesehatan

4) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

5) Retribusi Penggantian Biaya KTP

6) Retribusi Parkir di tepi Jalan

7) Retribusi Pelayanan Pasar

8) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

9) Retribusi Jasa Umum Lainnya

c. Retribusi Jasa Usaha

1) Retribusi Terminal

2) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga

d. Retribusi Perizinan Tertentu

1) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

2) Retribusi Izin Gangguan (HO)

3) Retribusi Izin Trayek

4) Retribusi Perizinan Tertentu Lainnya

e. Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

1) Bagian Laba atas Penyertaan Modal Pada Perusahaan

Milik Daerah ( BUMD )

a) Bank Pembangunan Daerah Banten

b) PDAM

f. Lain - Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Page 33: Skripsi Pariwisata Tangerang

17

1) Penerimaan Jasa Giro

2) Lain – lain Pendapatan.

Dalam Undang - Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa sumber pendapatan daerah

terdiri atas:

a. pendapatan asli daerah, yaitu 1) hasil pajak daerah, 2) hasil

retribusi daerah, 3) hasil perusahaan milik daerah, dan hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan 4) lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah,

b. dana perimbangan,

c. pinjaman daerah,

d. lain-lain pendapatan daerah yang asli.

Kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya sangat

ditentukan atau tergantung dari sumber - sumber pendapatan asli

daerah (PAD). Pemerintah daerah dituntut untuk dapat menghidupi

dirinya sendiri dengan mengadakan pengelolaan terhadap potensi yang

dimiliki, untuk itu usaha untuk mendapatkan sumber dana yang tepat

merupakan suatu keharusan. Terobosan-terobosan baru dalam

memperoleh dana untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah

harus dilakukan, salah satunya adalah sektor pariwisata.

Pendapatan asli daerah (PAD) adalah salah satu sumber

pendapatan daerah yang dituangkan dalam anggaran pendapatan dan

Page 34: Skripsi Pariwisata Tangerang

18

belanja daerah (APBD) dan merupakan sumber murni penerimaan

daerah yang selalu diharapkan peningkatannya.

Penambahan ini bisa dilihat dari meningkatnya pendapatan dari

kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat, berupa penginapan,

restoran, dan rumah makan, pramuwisata, biro perjalanan dan

penyediaan cinderamata. Bagi daerah sendiri kegiatan usaha tersebut

merupakan potensi dalam menggali PAD, sehingga perekonomian

daerah dapat ditingkatkan, (b) membuka kesempatan kerja, industri

pariwisata merupakan kegiatan mata rantai yang sangat panjang,

sehingga banyak membuka kesempatan kerja bagi masyarakat di

daerah tersebut, (c) menambah devisa negara, semakin banyaknya

wisatawan yang datang, maka makin banyak devisa yang akan

diperoleh, (d) merangsang pertumbuhan kebudayaan asli, serta

menunjang gerak pembangunan daerah.

5. Pengertian Anggaran Pembangunan Daerah

Menurut Bawasir (1994:40), Anggaran secara umum dapat

diartikan sebagai rencana keuangan yang mencerminkan pilihan

kebijaksanaan untuk suatu periode di masa yang akan datang. Struktur

anggaran mencerminkan pengelompokan komponen-komponen

anggaran berdasarkan suatu kerangka tertentu. Secara sempit

pengertian anggaran adalah suatu pernyataan tentang perkiraan

pengeluaran suatu daerah yang dialokasikan untuk membangun yang

diharapkan akan terjadi pada suatu periode yang akan datang, serta

Page 35: Skripsi Pariwisata Tangerang

19

data pengeluaran untuk membangun yang sungguh-sungguh terjadi

saat ini dan masa yang akan datang.

Anggaran Pembangunan suatu daerah merupakan alokasi dana

yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan daerah.

Anggaran pembangunan daerah dapat dilihat dari besarnya belanja

daerah yang dilakukan.

Sejarah anggaran pembangunan dari tahun 1991 sampai tahun

2010, dapat dijelaskan sebagai berikut. Anggaran Pembangunan Tahun

1990 – 2003 dinamakan pengeluaran pembangunan, Tahun 2004 –

2006 dinamakan anggaran belanja pelayanan publik. Tahun 2006

dengan ditetapkannya Permendagri No. 13 Tahun 2006 maka anggaran

pembangunan dinamakan Belanja Langsung.

B. Kerangka Pemikiran

Kepariwisataan dikembangkan tidak hanya untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi, tetapi mempunyai tujuan yang luas meliputi aspek

sosial-budaya, politik dan hankamnas. Walaupun demikian tujuan

ekonomis sangat menonjol, lagi pula aspek non ekonomis pembangunan

pariwisata sangat erat terkait dengan tujuan ekonominya. Sektor pariwisata

juga diharapkan sebagai lokomotif (penggerak) dan magnit (pemicu)

dalam memperbaiki kondisi ekonomi.

Pemerintah Kota Tangerang sebagai salah satu Kota yang termasuk

di dalam provinsi Banten berusaha menggali sumber-sumber keuangan

Page 36: Skripsi Pariwisata Tangerang

20

sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup

memadai untuk membiayai penyelengaraan pemerintah daerah, salah satu

sektor yang potensial untuk dikembangkan adalah sektor pariwisata.

Peningkatan pendapatan di sektor pawisata berjalan melalui kunjungan

wisatawan ke Destinasi wisata sehingga memberikan sumbangan retribusi

Destinasi wisata dan nantinya akan memberikan sumbangan/pemasukan

bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tangerang itu sendiri.

Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan memberikan

posisi yang lebih baik untuk pengelolaan penyelenggaraan Pemerintah

Daerah Kota Tangerang dalam rangka pelaksanaan pembangunan,

sehingga dari hasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) diharapkan dapat

meningkatkan anggaran pembangunan Kota Tangerang

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Destinasi Wisata ( X )

Penerimaan Retribusi Destinasi Wisata ( Y1 )

Pendapatan Asli Daerah ( Y2 )

Anggaran Pembangunan Daerah ( Y3 )

Page 37: Skripsi Pariwisata Tangerang

21

C. Hipotesis Penelitian

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan jumlah kunjungan wisatawan

terhadap penerimaan retribusi Destinasi wisata Kota Tangerang.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan jumlah kunjungan wisatawan

terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tangerang.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan jumlah kunjungan wisatawan

terhadap anggaran pembangunan Kota Tangerang.

4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan jumlah wisatawan terhadap

jumlah total antara penerimaan retribusi destinasi wisata, pendapatan

asli daerah (PAD), dan anggaran pembangunan Kota Tangerang?

Page 38: Skripsi Pariwisata Tangerang

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 25 Februari 2015 – 02

Oktober 2015 dengan alasan Pemerintahan Kota Tangerang belum

pernah melakukan penelitian tentang Pengaruh Jumlah Kunjungan

Wisatawan Terhadap Penerimaan Retribusi Destinasi Wisata dan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta Anggaran Pembangunan Kota

Tangerang.

B. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Menurut Sugiyono

(2008: 15), populasi didefinisikan sebagai “ Wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulan”. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan yaitu

“Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan Terhadap Penerimaan

Retribusi Destinasi Wisata dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta

Anggaran Pembangunan Kota Tangerang”, maka yang menjadi

populasi sasaran dalam penelitian ini adalah data laporan realisasi

pendapatan daerah tahunan dan saluran – saluran distribusinya

pemerintah Kota Tangerang sejak tahun 2010 - 2014.

Page 39: Skripsi Pariwisata Tangerang

23

C. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik non probability sampling, menurut Sugiyono

(2008) teknik tersebut merupakan “Teknik pengambilan sampel yang

tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Jenis

sampling yang dipilih adalah Purposive sampling, yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sesuai dengan objek

penelitiannya, sampel penelitian ini adalah laporan realisasi anggaran

pemerintah Kota Tangerang 2010 - 2014.

D. Jenis Sumber Data

1. Jenis Data menurut sifatnya

Jenis data menurut sifatnya dalam penelitian ini adalah :

a. Data Kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka-angka dan dapat

dihitung dengan satuan hitung (Data ini didapatkan melalui

Studi kepustakaan atau library research), yaitu dengan cara

mempelajari buku-buku, karangan ilmiah, jurnal serta dokumen

yang berkaitan dengan judul penelitian. Dalam hal ini data

yang digunakan antara lain : jumlah kunjungan wisatawan,

retribusi Destinasi wisata di Kota Tangerang, Pendapatan Asli

Page 40: Skripsi Pariwisata Tangerang

24

Daerah Kota Tangerang dan Anggaran Pembangunan Kota

Tangerang.

b. Data Kualitatif

Adalah data yang bukan angka-angka, melainkan

keterangan variabel - variabel yang ada serta faktor-faktor yang

mempengaruhi untuk argumentasi dari data.

Data ini didapatkan dari penelitian lapangan atau field

research, yaitu dengan cara melakukan penelitian di lapangan

dan wawancara langsung dengan para pegawai yang terkait.

2. Jenis data menurut sumbernya

Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan

dilakukan menggunakan sumber data sekunder dimana sumber data

sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data. Data sekunder yang digunakan

adalah data runtun waktu (time series) 5 ( lima ) tahun. Sumber -

sumber data sekunder diperoleh melalui Instansi Pemerintah

Daerah Kota Tangerang terutama dari Dinas Pariwisata Daerah

Kota Tangerang, Dinas Pendapatan Kota Tangerang, Badan

Perencanaan Daerah Kota Tangerang, Bagian Keuangan

Sekretariat Kota Tangerang dan Badan Pusat Statistik Propinsi

Banten.

Page 41: Skripsi Pariwisata Tangerang

25

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi

titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Dalam penelitian

ini terdapat satu variabel bebas ( X ) dan tiga variabel terikat ( Y ) yaitu

:

1. Variabel Bebas / Independent Variabel ( X )

Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang

diselidiki pengaruhnya. Yang menjadi variabel bebas dalam

penelitian ini adalah Variabel Jumlah Kunjungan Wisatawan,

2. Variabel Terikat / Dependent Variabel ( Y )

Variabel terikat adalah gejala atau unsur variabel yang

dipengaruhi variabel lain. Yang menjadi variabel terikat dari

penelitian ini adalah :

1. Variabel Penerimaan retribusi Destinasi Wisata,

2. Variabel Pendapatan Asli Daerah,

3. Anggaran Pembangunan Kota Tangerang.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini

digunakan teknik pengumpulan data berupa data dokumentasi yang

dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau dokumen-dokumen

Page 42: Skripsi Pariwisata Tangerang

26

dari instansi terkait seperti Dinas Pariwisata Daerah Kota Tangerang,

Dinas Pendapatan Kota Tangerang, Badan Perencanaan Daerah Kota

Tangerang, Bagian Keuangan Sekretariat Kota Tangerang dan Badan

Pusat Statistik Propinsi Banten.

G. Definisi Konseptual

1. Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata

(Undang- Undang Nomor 10 tahun 2009).

2. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran

atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan

dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan

orang pribadi atau badan ( Peraturan Pemerintah Nomor 66

tahun 2001 tentang retribusi daerah ).

3. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber penerimaan

daerah yang berasal dari sumber-sumber dalam daerah sendiri,

yang dipungut berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

4. Anggaran secara umum dapat diartikan sebagai rencana

keuangan yang mencerminkan pilihan kebijaksanaan untuk

suatu periode di masa yang akan datang ( Bawasir 1994:40 ).

Page 43: Skripsi Pariwisata Tangerang

27

H. Definisi Operasional

1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Destinasi Wisata merupakan

besarnya jumlah wisatawan baik mancanegara maupun

nusantara yang berkunjung ke Destinasi wisata yang berada di

Kota Tangerang yang dirangkum dalam data dokumen yang

dimiliki Pemerintah dari tahun 2010 – 2014.

2. Penerimaan Retibusi Destinasi Wisata yaitu penerimaan

retribusi Destinasi wisata dengan penerimaan total Pendapatan

Asli Daerah (PAD) yaitu seberapa besar sumbangan retribusi

Destinasi wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah seperti

retribusi karcis atau tiket masuk tempat rekreasi dan olah raga,

retribusi izin mendirikan bangunan seperti izin pendirian hotel

kelas melati dan berbintang, restoran, dan tempat hiburan.

3. Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah

pendapatan yang diperoleh dari daerah sendiri yang dipungut

berdasarkan peraturan daerah yang berasal dari pajak dan

retribusi sektor pariwisata berupa pajak hotel kelas melati dan

berbintang, pajak restoran, dan hiburan, retribusi karcis atau

tiket masuk tempat rekreasi dan olah raga, retribusi izin

pendirian bangunan hotel kelas melati dan berbintang, restoran,

dan tempat hiburan.

Page 44: Skripsi Pariwisata Tangerang

28

4. Anggaran Pembangunan Daerah, merupakan persentase jumlah

alokasi dana dari sektor pariwisata yang digunakan untuk

pembangunan daerah.

I. Teknik Analisis Data

1. Analisa Korelasi

Analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan antara

Variabel Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Destinasi Wisata,

Penerimaan Retibusi Destinasi Wisata, Pendapatan Asli Daerah,

dengan Anggaran Pembangunan Daerah adalah dengan

menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson.

Penghitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan program

SPSS. Kegunaan dari korelasi ini adalah yaitu untuk menguji dua

signifikansi dua variabel, mengetahui kuat lemah hubungan, dan

mengetahui besar retribusi.

Rumus paling sederhana untuk menghitung korelasi adalah

sebagai berikut: ∑��

��∑����∑���

Keterangan:

�� = Koefisiensi korelasi anatara variabel X dan variabel Y : dua

variabel yang dikorelasikan ( x = X - M ) dan( y = Y - M).

∑�� = Jumlah perkalian x dengan y

� = Kuadrat dari x (deviasi x)

Page 45: Skripsi Pariwisata Tangerang

29

� =Kuadrat dari y (deviasi y)

Dalam penelitian ini analisis korelasi pearson digunakan untuk

menjelaskan derajat hubungan antara variabel bebas (independent)

dengan variabel terikat (dependent) dengan nilai : -1 ≤ rs ≤ 1,

dimana :

a. Bilai nilai rs = -1 atau mendekati -1, maka korelasi kedua

variabel dikatakan sangat kuat dan negatif artinya sifat

hubungan dari kedua variabel berlawanan arah, maksudnya jika

nilai X naik maka nilai Y akan turun atau sebaliknya.

b. Bila nilai rs = 0 atau mendekati 0, maka korelasi dari kedua

variabel sangat lemah atau tidak terdapat korelasi sama sekali.

c. Bila nilai rs = 1 atau mendekati 1, maka korelasi dari

kedua variabel sangat kuat dan positif, artinya hubungan dari kedua

variabel yang diteliti bersifat searah, maksudnya jika nilai X naik

maka nilai Y juga naik atau sebaliknya.

Adapun kriteria penilaian korelasi menurut Sugiyono (2003 ;

216) yaitu :

Tabel 3.1

Kriteria Penilaian Korelasi

Interval Koefisian Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat Rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

Page 46: Skripsi Pariwisata Tangerang

30

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat Kuat

2. Korelasi Parsial

Analisis korelasi parsial (Partial Correlation) digunakan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel dimana variabel lainnya

yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai

variabel kontrol). Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai

semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel

semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara

dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan

searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan

terbalik (X naik maka Y turun). Data yang digunakan biasanya

berskala interval atau rasio.

Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan

interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

a. 0,00 - 0,199 = sangat rendah

b. 0,20 - 0,399 = rendah

c. 0,40 - 0,599 = sedang

d. 0,60 - 0,799 = kuat

e. 0,80 - 1,000 = sangat kuat

Page 47: Skripsi Pariwisata Tangerang

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi

1. Kondisi Umum Wilayah Penelitian

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang

Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang yang terbentuk pada

tanggal 28 Februari 1993, merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Tangerang. Pembentukan daerah ini berfungsi sebagai salah satu daerah

penyangga Ibukota Negara DKI Jakarta dan memiliki letak yang strategis

karena berada di antara DKI Jakarta, Kota Tangerang Selatan dan

Kabupaten Tangerang. Kondisi ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor

13 Tahun 1976 tentang Pengembangan Jabotabek ( Jakarta, Bogor,

Tangerang, Bekasi ), dan diatur pula dalam Perpres No. 54 Tahun 2008

tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,

Bekasi, Puncak, Cianjur.

Kota Tangerang memiliki motto seperti yang tercantum dalam

lambang daerahnya yaitu “Bhakti Karya Adhi Kertaraharja” yang memiliki

arti sebagai semangat pengabdian dalam bentuk karya pembangunan untuk

kebesaran negeri dan kemakmuran serta kesejahteraan wilayah. Kota

Tangerang berada pada posisi yang strategis sehingga menjadikan

perkembangan Kota Tangerang berjalan dengan pesat. Pada satu sisi,

menjadi daerah limpahan dari berbagai kegiatan di Kota Jakarta, di sisi

Page 48: Skripsi Pariwisata Tangerang

32

lainnya Kota Tangerang menjadi daerah pengembangan wilayah Kabupaten

Tangerang sebagai daerah dengan sumber daya alam yang produktif.

Pesatnya perkembangan Kota Tangerang, didukung pula dari

tersedianya sistem jaringan transportasi terpadu dengan wilayah

Jabodetabek, serta aksesibilitas dan konektivitas berskala nasional dan

internasional yang baik sebagaimana tercermin dari terdapatnya Bandara

Soekarno-Hatta, Pelabuhan Tanjung Priok, serta Pelabuhan Bojonegara

sebagai gerbang maupun outlet nasional. Bandara Soekarno-Hatta

melambangkan semangat pacu dalam mencapai cita-cita Pembangunan yang

luhur sebagai daerah penyangga Ibu Kota Republik Indonesia. Kedudukan

geostrategis Kota Tangerang tersebut telah mendorong berkembangnya

aktivitas industri, perdagangan dan jasa yang merupakan basis

perekonomian Kota Tangerang yang ditandai dengan semakin pesatnya

pertumbuhan sektor perindustrian saat ini.

2. Kondisi Fisik

a. Letak Geografis

Kota Tangerang memiliki luas wilayah berdasarkan data Badan

Pusat Statistik (BPS) Tahun 2014, seluas ±184,24 km2 (termasuk

Bandara Soekarno–Hatta seluas ±19,69 km2), yang secara administratif

terdiri dari 13 Kecamatan dan 104 Kelurahan dengan 970 Rukun Warga

(RW) dan 4.820 Rukun Tetangga (RT). Kota Tangerang berjarak ± 60

km dari Ibu Kota Provinsi Banten dan berjarak ± 27 km dari Ibu Kota

Page 49: Skripsi Pariwisata Tangerang

33

DKI Jakarta. Kota Tangerang secara geografis terletak pada 106036’–

106042’ Bujur Timur (BT) dan 606’–6013’ Lintang Selatan (LS), dengan

batas wilayah administrasi sebagai berikut:

1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Teluknaga,

Kecamatan Kosambi dan Kecamatan Sepatan

di Kabupaten Tangerang;

2) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Curug di

Kabupaten Tangerang serta Kecamatan Serpong

Utara dan Kecamatan Pondok Aren di Kota

Tangerang Selatan;

3) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jakarta Barat dan Jakarta

Selatan di DKI Jakarta;

4) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Pasar Kemis dan

Kecamatan Cikupa di Kabupaten Tangerang.

Diantara ke-13 kecamatan, Kecamatan Larangan merupakan

kecamatan terjauh dari Ibukota Tangerang (sekitar 14 km) dan

Kecamatan Tangerang merupakan kecamatan terdekat dari Ibukota

Tangerang. Jarak paling jauh antar kecamatan adalah antara Kecamatan

Larangan dengan Kecamatan Benda yaitu sekitar 21 km dan Jarak paling

dekat antar kecamatan adalah antara Kecamatan Cibodas dengan

Kecamatan Jatiuwung yaitu sekitar 1 km. Untuk lebih jelasnya, gambaran

kondisi geografis Kota Tangerang bisa dilihat pada gambar 4.1

Page 50: Skripsi Pariwisata Tangerang

34

Gambar 4.1

Peta Administrasi Wilayah Kota Tangerang

Sumber: Dinas Tata Kota, 2014

3. Pariwisata Kota Tangerang

Kota Tangerang memiliki beberapa lokasi objek wisata, baik wisata

alam, wisata budaya, maupun wisata rohani. Kota Tangerang memiliki 12

objek wisata yang dikelompokkan menjadi Objek Wisata Alam, Budaya,

Kuliner dan Rekreasi dimana diantaranya ada 4 objek wisata unggulan yang

pengembangan dan pengelolaannya dibina dan didampingi Pemerintah Kota

Tangerang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang.

Keempat objek wisata unggulan tersebut adalah Kawasan wisata Sungai

Cisadane, Benteng Heritage ( Rumah Arsitektur Cina ), Mesjid Jami' dan

Page 51: Skripsi Pariwisata Tangerang

35

Makam Kalipasir, Kawasan Kuliner Laksa Tangerang. Potensi pariwisata di

Kota Medan dapat terlihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Destinasi Wisata dan Persebarannya di Wilayah Kota Tangerang

NO

.

Nama Objek Wisata Jenis Obyek

Wisata

Lokasi

1. Kawasan wisata Sungai

Cisadane

Rekreasi Sungai Cisadane

2. Kawasan wisata Situ Cipondoh Rekreasi Kec. Cipondoh

dan Kec. Pinang

3. Kawasan wisata Situ Bulakan Rekreasi Kec. Periuk

4. Kawasan kampung wisata

Pinang

Rekreasi /

Edukatif

Kec. Pinang

5. Kawasan agrowisata Karang

Tengah

Rekreasi /

Edukatif

Kec. Karang

Tengah

6. Mesjid Raya Al-A'zhom Kec. Tangerang

7. Kawasan Kuliner Laksa

Tangerang

Kuliner Kel. Babakan -

Kec. Tangerang

8. Bendungan Pasar Baru Rekreasi Jl. KS. Tubun -

Koang Jaya, Kec.

Karawaci

9. Mesjid Jami' dan Makam Budaya / Sejarah Kampung

Page 52: Skripsi Pariwisata Tangerang

36

Kalipasir Kalipasir, kel.

Sukasari - Kec.

Tangerang

10. Klenteng Boen San Bio Budaya / Sejarah Jl. KS. Tubun

No.43. Kel. Pasar

Baru, Kec.

Karawaci

11. Benteng Heritage ( Rumah

Arsitektur Cina )

Budaya / Sejarah Jl. KS. Tubun -

Koang Jaya, Kec.

Karawaci

12. Lapas Anak Pria Tangerang Budaya / Sejarah Jln. Daan Mogot

No. 29C, Kec.

Tangerang

Sumber : Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan, dan Pariwisata ( 2014 )

Kepariwisataan Kota Tangerang memiliki potensi obyek dan daya tarik

wisata baik alam maupun budaya. Keberadaan alam yang saat ini mendukung

Kota Tangerang adalah Sungai Cisadane, Situ Cipondoh, Situ Bulakan dan

Hutan Kota yang tumbuh dengan asri baik di sepanjang Sungai Cisadane

maupun di pusat – pusat kota, telah memberikan kesejukan dan menangkal

kebisingan dan hiruk pikuk kota.

Sungai Cisadane, Situ Cipondoh dan Situ Bulakan saat ini masih belum

dimanfaatkan secara optimal sebagai daya tarik wisata. Sungai Cisadane lebih

cenderung menjadi hiasan Kota Tangerang dan belum dapat memberikan

Page 53: Skripsi Pariwisata Tangerang

37

warna pariwisata. Wisatawan yang datang ke Kota Tangerang lebih banyak

melakukan bisnis, ritual, olahraga dan pertemuan / Konferensi / seminar

ketimbang untuk berekreasi. Daya tarik wisata yang terdapat di Kota

Tangerang antara lain Situ Cipondoh, Situ Bulakan, pusat tanaman hias di

kecamatan Karang Tengah, pintu air Sepuluh dan pusat perbelanjaan.

Disamping itu Kota Tangerang memiliki objek dan daya tarik wisata

religi dan budaya seperti Mesjid kuno Kali Pasir, Mesjid Pintu Seribu, Mesjid

Raya Al-A’zhom , Kelenteng Boen Tek Bio (1684) dan Kelenteng Boen San

Bio (1689) sebagai tempat ritual bagi umat Budha dan Konghucu. Kedua

kelenteng tersebut merupakan kelenteng tertua di Provinsi Banten. Pada saat

acara keagamaan, para penganut agama Budha dan umat Konghucu banyak

yang datang ke Kota Tangerang dari berbagai kota di Indonesia.

Kota Tangerang memiliki sarana olahraga yang cukup besar dan modern

yaitu Padang Golf Modern Land dan Padang Golf Cengkareng. Padang Golf

Modern Land dapat digunakan untuk kegiatan bermain golf pada malam hari

yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti kolam renang, sauna, Jacuzzi

dan fasilitas restaurant dan fasilitas olahraga lainnya. Kedua lapang golf ini

telah menarik banyak pengunjung baik Nusantara maupun Mancanegara

terutama pada saat diselenggarakan turnamen / pertandingan baik yang bersifat

Nasional maupun Internasional.

Perkembangan industri pariwisata di Kota Tangerang lebih di dominasi

oleh usaha restaurant, rumah makan, hotel baik bintang maupun non bintang.

Page 54: Skripsi Pariwisata Tangerang

38

Jumlah hotel berbintang di Kota Tangerang tahun 2014 sebanyak 5 hotel

bintang yaitu hotel bintang lima 1 hotel, bintang empat 1 hotel dan hotel

bintang tiga sebanyak 3 hotel sedangkan hotel non bintang / melati sebanyak

17 hotel. Restaurant berkembang di pusat kota dengan menyajikan masakan

Indonesia dan masakan khas daerah serta restaurant siap saji / fast food seperti

Kentucky Fried Chicken (KFC), Mc Donald. Kota Tangerang memiliki

beberapa usaha perjalanan wisata terutama usaha perjalanan yang mengatur

perjalanan haji.

Kesenian khas Kota Tangerang adalah Cokek, music Gambang

Kromong, Lenong, Rebana, Tanjidor, Ketimpring dan Marwis. Beberapa jenis

kesenian Kota Tangerang banyak dipengaruhi oleh seni masyarakat etnis

Tionghoa seperti Cokek, Barongsai, Gambang Kromong.

Kota Tangerang memiliki beberapa pagelaran kesenian yang sering

dipertunjukan dalam festival Cisadane yang diisi pula dengan berbagai

kegiatan olah raga, penampilan aneka masakan khas Kota Tangerang seperti

Sayur Besan, Laksa, Gecom, Sayur Gabus, Pindang Bandeng, Kecap Benteng,

Dodol dan Cinderamata Kota Tangerang dalam bentuk kerajinan tangan yang

terbuat dari eceng gondok serta pelepah pisang dan yang lain terbuat dari daun

pandan serta bambu. Obyek-obyek wisata tersebut perlu dikelola dengan

profesional sehingga bukan hanya mencapai tujuan-tujuan ekonomis seperti

meningkatkan arus kunjungan wisatawan, tetapi juga dapat memelihara cagar

budaya dan sejarah yang sangat penting dalam perkembangan Kota Tangerang.

Selain itu, Kota Tangerang juga memiliki berbagai tempat dan agenda budaya

Page 55: Skripsi Pariwisata Tangerang

39

yang jika dikelola lebih baik akan mendatangkan arus wisatawan dan

mendorong perekonomian wilayah, serta akan meningkatkan apresiasi

masyarakat terhadap pariwisata, seni, dan budaya, serta akan memperkokoh

karakter dan jati diri masyarakat Kota Tangerang.

4. Aksesbilitas

Pola pengembangan jalan dan pola pengembangan transportasi di Kota

Tangerang akan berpengaruh kepada pola perjalanan wisata yang akan menuju

ke daerah tujuan wisata di Kota Tangerang. Di samping itu, akan berpengaruh

pula kepada pola penyusunan program/itinerary tour dan paket wisata.

Meskipun Kota Tangerang belum memiliki obyek dan daya tarik wisata

unggulan, namun di masa yang akan datang Kota Tangerang akan menjadi

daerah tujuan wisata yang memiliki beberapa kawasan wisata yang diharapkan

dapat berkembang dan dibangun baik oleh usaha swasta, usaha masyarakat dan

usaha pemerintah.

Pembangunan dan pengembangan kawasan wisata, perlu disertai dengan

perencanaan pola jalan, pola transportasi dan pola pelayanan terminal. Ketiga

unsur tersebut saling berkaitan menunjang dalam kemudahan pelayanan kepada

para wisatawan yang datang ke Kota Tangerang dari berbagai arah.

Kedatangan wisatawan baik dari Jakarta, Kota Kabupaten bertetangga yaitu

Bogor, Serang, Pandeglang, Rangkasbitung maupun kedatangan wisatawan

dari Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta. Bahkan dari sisi regional,

Kota Tangerang adalah pintu gerbang masuknya para pengguna jalan yang

akan memasuki Provinsi Banten dengan sekaligus merupakan pintu gerbang

Page 56: Skripsi Pariwisata Tangerang

40

kedatangan wisatawan yang akan mengadakan perjalanan ke daerah tujuan

wisata Provinsi Banten.

Posisi strategis dari Kota Tangerang ini, perlu ditunjang dengan

kemudahan para wisatawan untuk memasuki Kota Tangerang baik untuk

tujuan perjalanan wisata maupun tujuan bisnis. Kemudahan memasuki satu

kota adalah dasar kuat untuk meningkatkan citra satu kota, seperti Kota

Tangerang perlu ditata jalur masuk kota yang mudah dilalui oleh para

pengguna jalan atau mereka yang akan berwisata ke Kota Tangerang.

Dilintasi oleh jalur transportasi darat bebas hambatan Jakarta-Merak

sepanjang 100 Km yang menghubungkan penduduk Pulau Jawa dan Pulau

Sumatra. Dengan jalur tol tersebut jarak antara Jakarta-Kota Tangerang

sepanjang 30 Km dapat ditempuh sekitar 20 menit. Kini dilengkapi dengan

armada buslane melayani rute Terminal Poris Plawad Kota Tangerang menuju

Terminal Kalideres Jakarta Barat.

Dilengkapi pula dengan tiga ruas jalan Negara sepanjang 16,85 Km, jalan

provinsi sebanyak tujuh ruas sepanjang 25,10 Km sebanyak 247 ruas jalan kota

sepanjang 335,26 Km. Titik-titik rawan kemacetan di beberapa ruas jalan telah

dilakukan pelebaran serta dibangun fly over dan underpass di persimpangan

Jalan Jend. Sudirman dan Jalan MH Thamrin.

Page 57: Skripsi Pariwisata Tangerang

41

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Produk Moment

a. Analisis Produk moment Variabel Wisatawan ( X ) dan Variabel

Retribusi ( Y1 )

Untuk melihat hasil olah data produk moment antara Variabel Wisatawan

( X ) dan Variabel Retribusi ( Y1 ), akan terlihat hasilnya di dalam tabel di

bawah ini :

Tabel 4.2.

Hasil Korelasi Produk Moment Variabel Wisatawan dan Retribusi

Correlations

Wisatawan retribusi

Wisatawan Pearson

Correlation 1 .141

Sig. (2-tailed) .821

N 5 5

retribusi Pearson

Correlation .141 1

Sig. (2-tailed) .821

N 5 5

Pada hasil output spss di atas terlihat Korelasi antara variable jumlah

wisatawan dan retribusi adalah positif, rendah, dan tidak signifikan. Angka

koefesien korelasi hasilnya positif, yaitu 0,141. Rendah artinya nilai

variabel mendekati 0 yang dalam hitungan statistik besar korelasi adalah

Page 58: Skripsi Pariwisata Tangerang

42

0,141. Tidak signifikan artinya hubungan kedua variabel karena nilai

signifikan 0,821 > nilai probabilitas 0,05. Maka Ho diterima yang berarti

tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Wisatawan dengan

variabel Retribusi.

Jumlah wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata yang terdapat di

Kota Tangerang akan berpengaruh terhadap penerimaan retribusi obyek

wisata di Kota Tangerang. Semakin banyak wisatawan baik domestik

maupun mancanegara yang berkunjung ke obyek wisata akan meningkatkan

penerimaan retribusi obyek wisata yang terdapat di Kota Tangerang.

Berdasarkan analisis yang dilakukan bahwa jumlah kunjungan wisatawan

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap retribusi obyek wisata.

Nilai koefisien korelasi sebesar 0,141 menunjukan pengaruh tersebut sangat

lemah, Hal ini menunjukan jumlah kunjungan wisatawan memiliki

hubungan yang positif dan berpengaruh tidak signifikan terhadap

penerimaan retribusi destinasi wisata atau dapat ditafsirkan secara teoritis

bahwa penerimaan retribusi destinasi wisata akan meningkat jika jumlah

kunjungan wisatawan ke destinasi wisata di Kota Tangerang meningkat.

b. Analisis Produk moment Variabel Wisatawan ( X ) dan Variabel

PAD ( Y2 )

Untuk melihat hasil olah data produk moment antara Variabel Wisatawan

( X1 ) dan Variabel PAD ( X3 ), akan terlihat hasilnya di dalam tabel di

bawah ini :

Page 59: Skripsi Pariwisata Tangerang

43

Tabel 4.3

Hasil Korelasi Produk Moment Variabel Wisatawan dan Variabel

PAD

Correlations

Wisatawan PAD

Wisatawan Pearson

Correlation 1 -.535

Sig. (2-tailed) .353

N 5 5

PAD Pearson

Correlation -.535 1

Sig. (2-tailed) .353

N 5 5

Pada hasil output spss di atas terlihat korelasi dari variabel wisatawan

dan PAD adalah negatif, rendah, tidak signifikan. Angka koefisien korelasi

hasilnya negatif yaitu - 0,535; maka korelasi kedua variable bersifat tidak

searah. Rendah karena mendekati 0 dalam hitungan statistik dan besar

korelasi adalah -0.535. Tidak signifikan hubungan kedua variabel karena

nilai signifikan 0.353 > nilai probabilitas 0,05. Maka Ho ditolak artinya

hubungan antara variabel wisatawan ( X1 ) dan variabel PAD ( X3 ) tidak

bepengaruh secara signifikan.

Page 60: Skripsi Pariwisata Tangerang

44

Usaha peningkatan pendapatan asli daerah melalui jumlah kunjungan

wisatawan ke destinasi wisata di Kota Tangerang yang secara langsung akan

memberikan kontribusi terhadap penerimaan retribusi obyek wisata itu

sendiri, sehingga nantinya akan meningkatkan pendapatan asli daerah

(PAD) dan juga akan mempengaruhi kegiatan perekonomian masyarakat

sekitarnya. Analisisis yang dilakukan bahwa jumlah kunjungan wisatawan

berpengaruh negatif dan berpengaruh tidak signifikan terhadap pendapatan

asli daerah. Nilai koefisien korelasi jumlah kunjungan wisatawan sebesar –

0,535 menunjukan variabel jumlah kunjungan wisatawan memiliki

hubungan yang negatif terhadap pendapatan asli daerah atau dapat

ditafsirkan secara teoritis walaupun pendapatan asli daerah meningkat

sedangkan jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata di Kota Tangerang

menurun. Hal itu disebabkan penerimaan PAD berasal bukan hanya melalui

sektor pariwisata tetapi dari sektor industri yang telah lama menjadi andalan

pemasukan Kota Tangerang.

c. Analisis Produk moment Variabel Wisatawan ( X ) dan Variabel

Anggaran ( Y3 )

Untuk melihat hasil olah data produk moment antara Variabel Wisatawan

( X ) dan Variabel Anggaran ( Y3 ), akan terlihat hasilnya di dalam tabel di

bawah ini :

Page 61: Skripsi Pariwisata Tangerang

45

Tabel 4.4

Hasil Korelasi Produk Moment Variabel Wisatawan dan Variabel

Anggaran

Correlations

Wisatawan anggaran

Wisatawan Pearson Correlation 1 -.696

Sig. (2-tailed) .192

N 5 5

anggaran Pearson Correlation -.696 1

Sig. (2-tailed) .192

N 5 5

Pada hasil output spss di atas terlihat korelasi dari variabel wisatawan

dan Anggaran adalah memiliki hubungan negatif, rendah, dan tidak

signifikan. Angka koefisien korelasi hasilnya negatif yaitu -0,696. Artinya

ketika jumlah Wisatawan naik maka jumlah anggaran naik. Rendah karena

mendekati 0 dalam hitungan statistik dan besar korelasi adalah -0,696.

Tidak signifikan hubungan kedua variabel karena nilai signifikan 0.192 >

nilai probabilitas 0,05. Maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan

signifikan antara variabel wisatawan ( X ) dan variabel anggaran ( Y3 ).

Kunjungan wisatawan ke destinasi wisata di Kota Tangerang akan

memberikan pengaruh langsung terhadap retribusi obyek wisata.

Peningkatan retribusi destinasi wisata akan meningkatkan pendapatan asli

Page 62: Skripsi Pariwisata Tangerang

46

daerah Kota Tangerang. Meningkatnya pendapatan asli daerah diharapkan

akan meningkatkan alokasi anggaran pembangunan Kota Tangerang.

Analisis korelasi pengaruh jumlah kunjungan wisatawan terhadap anggaran

pembangunan yang dilakukan tidak menunjukan hubungan yang signifikan.

Hal ini berarti bahwa jumlah kunjungan wisatawan tidak berpengaruh

langsung secara signifikan terhadap anggaran pembangunan.

Tidak signifikannya pengaruh jumlah kunjungan wisatawan terhadap

anggaran pembangunan disebabkan oleh kecilnya kontribusi atau

sumbangan retribusi destinasi wisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD)

sehingga berpengaruh terhadap anggaran pembangunan.

Berdasarkan data dokumen jumlah wisatawan dalam 5 tahun terakhir

mengalami kenaikan dan penurunan yang apabila hal ini tidak dicermati

oleh Pemerintah Kota Tangerang melalui Disporparekraf Kota Tangerang

akan membuat kontribusi dari retribusi destinasi wisata mengalami

penurunan. Hal tersebut akan mempengaruhi kontribusi sektor pariwisata

terhadap PAD Kota Tangerang menjadi kecil. Sehingga jumlah pemasukan

untuk alokasi pembangunan terutama di sektor pariwisata menjadi kecil.

Apabila hal ini dibiarkan terus akan membuat sektor pariwisata tidak

akan menjadi sektor andalan Pemerintah Kota Tangerang selain sektor

industri yang selama ini menjadi andalan utama pemasukan daerah. Dengan

begitu tentunya akan membuat Pemerintah Kota Tangerang akan beralih

Page 63: Skripsi Pariwisata Tangerang

47

kepada sektor yang lain untuk menggantikan sektor pariwisata yang lebih

menjanjikan untuk dijadikan andalan pemasukan daerah.

d. Analisis Produk moment Simultan Antara Variabel Wisatawan (X),

terhadap Variabel Retribusi (Y1), Variabel PAD (Y2) Variabel

Anggaran (Y3)

Untuk melihat hasil olah data produk moment antara Variabel Wisatawan

terhadap Variabel Retribusi, Variabel PAD, Variabel Anggaran, akan

terlihat hasilnya di dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.5

Hasil Korelasi Produk Moment Variabel Wisatawan terhadap

Variabel Retribusi, Variabel PAD dan Variabel Anggaran

Correlations

Wisatawan total

Wisatawan Pearson Correlation 1 -.496

Sig. (2-tailed) .395

N 5 5

total Pearson Correlation -.496 1

Sig. (2-tailed) .395

N 5 5

Pada hasil output spss di atas terlihat korelasi dari variabel wisatawan,

terhadap variabel total ( variabel retribusi, variabel PAD dan variabel

Anggaran) adalah memiliki hubungan negatif, rendah, dan tidak signifikan.

Page 64: Skripsi Pariwisata Tangerang

48

Angka koefisien korelasi hasilnya negatif yaitu – 0,496. Rendah karena

mendekati 0 dalam hitungan statistik dan besar korelasi adalah – 0,496.

Tidak signifikan hubungan kedua variabel karena nilai signifikan 0.395 >

nilai probabilitas 0,05. Tidak signifikannya pengaruh jumlah kunjungan

wisatawan terhadap retribusi, PAD dan anggaran disebabkan oleh kecilnya

kontribusi atau sumbangan retribusi destinasi wisata terhadap pendapatan

asli daerah (PAD) sehingga berpengaruh terhadap anggaran pembangunan.

Berdasarkan data dokumen jumlah wisatawan dalam 5 tahun terakhir

mengalami kenaikan dan penurunan yang apabila hal ini tidak dicermati

oleh Pemerintah Kota Tangerang melalui Disporparekraf Kota Tangerang

akan membuat kontribusi dari retribusi destinasi wisata mengalami

penurunan. Hal tersebut akan mempengaruhi kontribusi sektor pariwisata

terhadap PAD Kota Tangerang menjadi kecil. Sehingga jumlah pemasukan

untuk alokasi pembangunan terutama di sektor pariwisata menjadi kecil.

Apabila hal ini dibiarkan terus akan membuat sektor pariwisata tidak

akan menjadi sektor andalan Pemerintah Kota Tangerang selain sektor

industri yang selama ini menjadi andalan utama pemasukan daerah. Dengan

begitu tentunya akan membuat Pemerintah Kota Tangerang akan beralih

kepada sektor yang lain untuk menggantikan sektor pariwisata yang lebih

menjanjikan untuk dijadikan andalan pemasukan daerah.

Page 65: Skripsi Pariwisata Tangerang

49

2. Analisis Parsial

a. Analisis Parsial Variabel Retribusi dan Variabel PAD sebagai

variabel kontrol dengan Variabel Wisatawan dan Anggaran

Untuk melihat hasil olah data analisis parsial antara Variabel Retribusi

dan Variabel PAD yang berfungsi sebagai variabel kontrol dengan Variabel

Wisatawan dan Anggaran, akan terlihat hasilnya di dalam tabel di bawah

ini:

Tabel 4.6

Hasil olah data analisis parsial antara Variabel Retribusi dan

Variabel PAD yang berfungsi sebagai variabel kontrol terhadap

Variabel Wisatawan dan Anggaran

Correlations

Control Variables Wisatawan Anggaran

Retribusi & PAD Wisatawan Correlation 1.000 -.735

Significance (2-tailed) . .474

df 0 1

Anggaran Correlation -.735 1.000

Significance (2-tailed) .474 .

df 1 0

Pada hasil output spss di atas terlihat bahwa variabel Retribusi dan

variabel PAD sebagai variabel kontrol terhadap variabel Wisatawan dan

variabel Anggaran memiliki hubungan negatif, rendah, dan tidak signifikan.

Angka analisis parsial hasilnya negatif yaitu - 0,735. Rendah karena

mendekati 0 dalam hitungan statistik dan besar korelasi adalah 0.474. Tidak

Page 66: Skripsi Pariwisata Tangerang

50

signifikan hubungan kedua variabel karena nilai signifikan 0.474 > nilai

probabilitas 0,05. Maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan signifikan

antara variabel Retribusi dan variabel PAD sebagai variabel kontrol

terhadap variabel Wisatawan dan variabel Anggaran.

Kunjungan wisatawan ke destinasi wisata di Kota Tangerang akan

memberikan pengaruh langsung terhadap retribusi obyek wisata.

Peningkatan retribusi destinasi wisata akan meningkatkan pendapatan asli

daerah Kota Tangerang. Meningkatnya pendapatan asli daerah diharapkan

akan meningkatkan alokasi anggaran pembangunan Kota Tangerang.

Analisis parsial antara variabel Retribusi dan variabel PAD sebagai variabel

kontrol terhadap variabel Wisatawan dan variabel Anggaran yang dilakukan

tidak menunjukan hubungan yang signifikan. Hal ini berarti bahwa jumlah

kunjungan wisatawan tidak berpengaruh langsung secara signifikan

terhadap anggaran pembangunan.

Tidak signifikannya pengaruh jumlah kunjungan wisatawan terhadap

anggaran pembangunan disebabkan oleh kecilnya kontribusi atau

sumbangan retribusi destinasi wisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD)

sehingga berpengaruh terhadap anggaran pembangunan.

Berdasarkan data dokumen jumlah wisatawan dalam 5 tahun terakhir

mengalami kenaikan dan penurunan yang apabila hal ini tidak dicermati

oleh Pemerintah Kota Tangerang melalui Disporparekraf Kota Tangerang

akan membuat kontribusi dari retribusi destinasi wisata mengalami

Page 67: Skripsi Pariwisata Tangerang

51

penurunan. Hal tersebut akan mempengaruhi kontribusi sektor pariwisata

terhadap PAD Kota Tangerang menjadi kecil. Sehingga jumlah pemasukan

untuk alokasi pembangunan terutama di sektor pariwisata menjadi kecil.

b. Analisis Parsial Variabel PAD dan Variabel Wisatawan sebagai

variabel kontrol dengan Variabel Retribusi dan Anggaran

Untuk melihat hasil olah data analisis parsial antara Variabel PAD

dan Variabel Wisatawan yang berfungsi sebagai variabel kontrol dengan

Variabel Retribusi dan Anggaran, akan terlihat hasilnya di dalam tabel di

bawah ini :

Tabel 4.7

Hasil olah data analisis parsial antara Variabel PAD dan Variabel

Wisatawan yang berfungsi sebagai variabel kontrol dengan Variabel

Retribusi dan Anggaran

Control Variables Anggaran Retribusi

PAD & Wisatawan Anggaran Correlation

1.000 .599

Significance (2-tailed) . .591

df 0 1

Retribusi Correlation .599 1.000

Significance (2-tailed) .591 .

df 1 0

Pada hasil output spss di atas terlihat bahwa Variabel PAD dan Variabel

Wisatawan yang berfungsi sebagai variabel kontrol dengan Variabel

Page 68: Skripsi Pariwisata Tangerang

52

Retribusi dan Anggaran memiliki hubungan positif, rendah, dan tidak

signifikan. Angka analisis parsial hasilnya positif yaitu 0,599. Rendah

karena mendekati 0 dalam hitungan statistik dan besar korelasi adalah 0.591.

Tidak signifikan hubungan kedua variabel karena nilai signifikan 0.591 >

nilai probabilitas 0,05. Maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan

signifikan antara variabel PAD dan Variabel Wisatawan yang berfungsi

sebagai variabel kontrol terhadap Variabel Retribusi Variabel Wisatawan

dan Anggaran.

Hal ini berarti apabila jumlah variabel wisatawan dan variabel PAD yang

didapat akan meningkatkan jumlah variabel retribusi dan PAD Kota

Tangerang. Sehingga sektor pariwisata dapat menjadi pendongkrak PAD

untuk kedepannya. Hal itu juga akan meningkatkan anggaran pembangunan

terutama pembangunan seluruh destinasi wisata yang dimiliki Kota

Tangerang.

Pemerintah Kota Tangerang dituntut untuk selalu berinovasi dalam upaya

menarik jumlah wisatawan dengan harapan jumlah wisatawan yang

berkunjung selalu meningkat dan tentunya akan meningkat retribusi bagi

daerah sehingga keinginan Pemerintah Kota Tangerang untuk menjadikan

sektor pariwisata sebagai andalan sumber pemasukan daerah selain dari

sektor industri yang selama ini menjadi andalan utama akan menjadi

kenyataan.

Page 69: Skripsi Pariwisata Tangerang

53

Inovasi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang salah

satunya adalah melakukan promosi yang gencar dengan memperkenalkan

destinasi wisata yang ada di Kota Tangerang melalui media internet, bekerja

sama dengan stakeholder bidang pariwisata.

c. Analisis Parsial Variabel Retribusi dan Variabel Wisatawan

sebagai variabel kontrol terahadap Variabel PAD dan Anggaran

Untuk melihat hasil olah data analisis parsial antara Variabel Retribusi

dan Variabel Wisatawan yang berfungsi sebagai variabel kontrol terahadap

Variabel PAD dan Anggaran, akan terlihat hasilnya di dalam tabel di bawah

ini :

Tabel 4.8

Hasil olah data analisis parsial antara Variabel Retribusi dan

Variabel Wisatawan yang berfungsi sebagai variabel kontrol terahdap

Variabel PAD dan Anggaran

Correlations

Control Variables Anggaran PAD

Wisatawan & Retribusi Anggaran Correlation 1.000 -.475

Significance (2-tailed) . .685

df 0 1

PAD Correlation -.475 1.000

Significance (2-tailed) .685 .

df 1 0

Pada hasil output spss di atas terlihat bahwa Variabel Retribusi dan

Variabel Wisatawan yang berfungsi sebagai variabel kontrol terhadap

Page 70: Skripsi Pariwisata Tangerang

54

Variabel PAD dan Anggaran memiliki hubungan negatif, rendah, dan tidak

signifikan. Angka analisis parsial hasilnya negatif yaitu – 0,475. Rendah

karena mendekati 0 dalam hitungan statistik dan besar korelasi adalah 0.685.

Tidak signifikan hubungan kedua variabel karena nilai signifikan 0.685 >

nilai probabilitas 0,05. Maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan

signifikan antara Variabel Retribusi dan Variabel Wisatawan yang

berfungsi sebagai variabel kontrol terahadap Variabel PAD dan Anggaran.

Usaha peningkatan pendapatan asli daerah melalui jumlah kunjungan

wisatawan ke destinasi wisata di Kota Tangerang yang secara langsung akan

memberikan kontribusi terhadap penerimaan retribusi destinasi wisata itu

sendiri, sehingga nantinya akan meningkatkan pendapatan asli daerah

(PAD) dan juga akan mempengaruhi kegiatan perekonomian masyarakat

sekitarnya. Analisis yang dilakukan bahwa jumlah kunjungan wisatawan

berpengaruh negatif dan berpengaruh tidak signifikan terhadap pendapatan

asli daerah. Nilai koefisien korelasi jumlah kunjungan wisatawan sebesar –

0,475 menunjukan variabel jumlah kunjungan wisatawan memiliki

hubungan yang negatif terhadap pendapatan asli daerah atau dapat

ditafsirkan secara teoritis walaupun pendapatan asli daerah meningkat

sedangkan jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata di Kota Tangerang

menurun. Hal itu disebabkan penerimaan PAD berasal bukan hanya melalui

sektor pariwisata tetapi dari sektor industri yang telah lama menjadi andalan

pemasukan Kota Tangerang.

Page 71: Skripsi Pariwisata Tangerang

55

Berdasarkan data dokumen jumlah wisatawan dalam 5 tahun terakhir

mengalami kenaikan dan penurunan yang apabila hal ini tidak dicermati

oleh Pemerintah Kota Tangerang melalui Disporparekraf Kota Tangerang

akan membuat kontribusi dari retribusi destinasi wisata mengalami

penurunan. Hal tersebut akan mempengaruhi kontribusi sektor pariwisata

terhadap PAD Kota Tangerang menjadi kecil. Sehingga jumlah pemasukan

untuk alokasi pembangunan terutama di sektor pariwisata menjadi kecil.

Apabila hal ini dibiarkan terus akan membuat sektor pariwisata tidak

akan menjadi sektor andalan Pemerintah Kota Tangerang selain sektor

industri yang selama ini menjadi andalan utama pemasukan daerah. Dengan

begitu tentunya akan membuat Pemerintah Kota Tangerang akan beralih

kepada sektor yang lain untuk menggantikan sektor pariwisata yang lebih

menjanjikan untuk dijadikan andalan pemasukan daerah.

Page 72: Skripsi Pariwisata Tangerang

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan

terdahulu, maka kesimpulan yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut.

1. Jumlah wisatawan secara langsung berpengaruh positif terhadap jumlah

retribusi yaitu 0,141 sehingga bertambahnya jumlah wisatawan akan

meningkatkan penerimaan retribusi destinasi wisata.

2. Jumlah wisatawan secara langsung berpengaruh negatif terhadap PAD

yaitu - 0,535 sehingga bertambahnya jumlah wisatawan belum tentu akan

meningkatkan PAD karena kecilnya kontribusi dari penerimaan retribusi

yang berasal dari sektor pariwisata.

3. Jumlah wisatawan secara langsung berpengaruh negatif terhadap anggaran

pembangunan yaitu -0,696. Walaupun jumlah wisatawan meningkat belum

tentu akan meningkatkan jumlah anggaran pembangunan dikarenakan

kecilnya pendapatan yang diterima dari pungutan retribusi destinasi

wisata.

4. Jumlah wisatawan secara langsung berpengaruh negatif terhadap

Retribusi, PAD dan Variabel anggaran pembangunan yaitu – 0,496. Hal

ini dikarenakan belum dimanfaatkannya potensi wisata yang ada di Kota

Tangerang sebagai salah satu penerimaan daerah secara optimal.

Page 73: Skripsi Pariwisata Tangerang

57

B. Saran

1. Pemerintah Kota Tangerang harus lebih meningkatkan fasilitas dan

perawatan destinasi wisata.

2. Pemerintah Kota Tangerang dapat menciptakan wisata baru untuk

menambah pemasukan daerah.

3. Dinas Pariwisata atau pengelola harus memiliki data lengkap tentang catatan

pemasukan di destinasi wisata.

4. Perwujudan dari RIPPDA harus benar – benar terwujud.

Page 74: Skripsi Pariwisata Tangerang

58

DAFTAR PUSTAKA

Bawazier, Said dan Jati P. Sitanggang, 1994, Memilih Saham Untuk Portofolio Optimal, Usahawan Tahun XXIII, No.1, Januari, hal 34-40.

Kesrul, M. 2003. Penyelenggarakan Operasi Perjalanan Wisata. Jakarta: Grasindo.

Koho. 2001. “Prospek Otonomi Daerah di Negara RI”. Cetakan ke 5 PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Koswara, E, 2000. Menyongsong Pelaksanaan Otonomi Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999; Suatu Telaahan Menyangkut Kebijaksanaan, Pelaksanaan dan Kompleksitasnya, Analisis CSIS Tahun XXIX/2000, No. 1,36 –53. Kunarjo. 1996. Perencanaan dan Pembiayaan.

Mahi. 2000. Prospek Desentralisasi di Indonesia ditinjau Dari Segi Pemerataan Antar Daerah dan Peningkatan Efesiensi Analisis CSI 8 Tahun XXIX/2000 Nomor I, 55 – 66.

Mardiasmo. 2002. “Perhitungan Potensi Pajak Dan Retribusi Daerah Di Kabupaten Magelang”, Laporan Akhir, Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang dengan Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Maulana, Addin. 2014. Strategi Pengembangan Wisata Spiritual di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Jurnal Kepariwisataan Indonesia. Edisi Juni 2014, Vol. 9, No. 2.

Nyoman S. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Pitana, IG & Diarta, IKS 2009, Pengantar Ilmu Pariwisata, penerbit Andi, Yogyakarta.

Sedarmayanti. 2014. Membangun dan Mengembangkan Kebudayaan Industri Pariwisata.Bandung: PT Refika Aditama.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Salah Wahab. 2003. Industri Pariwisata Dan Peluang Kesempatan Kerja, PT. Pertja Jakarta.

Page 75: Skripsi Pariwisata Tangerang

59

Undang-Undang

Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang Pengembangan Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi ).

Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah.

Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur.

Republik Indonesia, 1999, Undang-Undang Otonomi Daerah, Kuraiko Pratama Bandung.

Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Citra Umbara, Bandung.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Undang –Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Primbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Citra Umbara, Bandung.

Undang-Undang Nomor 2, Tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang.

Undang-Undang Nomor 34, Tahun 2000 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Page 76: Skripsi Pariwisata Tangerang
Page 77: Skripsi Pariwisata Tangerang
Page 78: Skripsi Pariwisata Tangerang
Page 79: Skripsi Pariwisata Tangerang

Correlations

Wisatawan retribusi

Wisatawan Pearson Correlation 1 .141

Sig. (2-tailed) .821

N 5 5

retribusi Pearson Correlation .141 1

Sig. (2-tailed) .821

N 5 5

Correlations

Wisatawan anggaran

Wisatawan Pearson Correlation 1 -.696

Sig. (2-tailed) .192

N 5 5

anggaran Pearson Correlation -.696 1

Sig. (2-tailed) .192

N 5 5

Page 80: Skripsi Pariwisata Tangerang

Correlations

retribusi PAD

retribusi Pearson Correlation 1 .700

Sig. (2-tailed) .188

N 5 5

PAD Pearson Correlation .700 1

Sig. (2-tailed) .188

N 5 5

Correlations

Wisatawan PAD

Wisatawan Pearson Correlation 1 -.535

Sig. (2-tailed) .353

N 5 5

PAD Pearson Correlation -.535 1

Sig. (2-tailed) .353

N 5 5

Page 81: Skripsi Pariwisata Tangerang

Correlations

retribusi anggaran

retribusi Pearson Correlation 1 .259

Sig. (2-tailed) .674

N 5 5

anggaran Pearson Correlation .259 1

Sig. (2-tailed) .674

N 5 5

Correlations

PAD anggaran

PAD Pearson Correlation 1 .562

Sig. (2-tailed) .324

N 5 5

anggaran Pearson Correlation .562 1

Sig. (2-tailed) .324

N 5 5

Correlations

Page 82: Skripsi Pariwisata Tangerang

Anggaran Total

Anggaran Pearson Correlation 1 .551

Sig. (2-tailed) .336

N 5 5

Total Pearson Correlation .551 1

Sig. (2-tailed) .336

N 5 5

Page 83: Skripsi Pariwisata Tangerang

Correlations

Control Variables Wisatawan Anggaran

Retribusi & PAD Wisatawan Correlation 1.000 -.735

Significance (2-tailed) . .474

df 0 1

Anggaran Correlation -.735 1.000

Significance (2-tailed) .474 .

df 1 0

Correlations

Control Variables Anggaran Retribusi

PAD & Wisatawan Anggaran Correlation 1.000 .599

Significance (2-tailed) . .591

df 0 1

Retribusi Correlation .599 1.000

Significance (2-tailed) .591 .

df 1 0

Correlations

Control Variables Anggaran PAD

Wisatawan & Retribusi Anggaran Correlation 1.000 -.475

Significance (2-tailed) . .685

df 0 1

PAD Correlation -.475 1.000

Significance (2-tailed) .685 .

df 1 0

Page 84: Skripsi Pariwisata Tangerang

DATA PRIBADI

NAMA : THOMAS EDY RAHARDJO

TEMPAT / TANGGAL LAHIR : DUMAI / 08 JANUARI 1987

STATUS PERKAWINAN : BELUM MENIKAH

NOMOR INDUK MAHASISWA : 511100077

ALAMAT ASAL : PERUM TERATAI GRIYA ASRI BLOK F3/12 LEGOK, KAB.TANGERANG

ASAL SLTA / TAHUN : SMA NEGERI 2 DUMAI / 2005

NAMA ORANG TUA : TULUS

NOMOR TELEPHONE : 081365349539

DOSEN PEMBIMBING

1. MATERI : Drs. Santoso, MM 2. PENULISAN : Mona Erythrea Nur Islami, Sip

PEMBIMBING AKADEMIK : Drs. Santoso, MM

JUDUL LAPORAN : Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan Terhadap Penerimaan Retribusi Wisata, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Anggaran Pembangunan Kota Tangerang

INDEKS PRESTASI : 3.23

Page 85: Skripsi Pariwisata Tangerang