skripsi peran dinas kebudayaan dan pariwisata dalam
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM
PENGELOLAAN OBJEK WISATA PULAU CAMBA CAMBANG
KABUPATEN PANGKEP
Disusun dan diusulkan oleh
TINA
Nomor Stambuk : 10561 0489214
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
i
PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM
PENGELOLAAN OBJEK WISATA PULAU CAMBA CAMBANG
KABUPATEN PANGKEP
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Administrasi Negara
Disusun dan Diajukan Oleh
TINA
Nomor Stambuk : 10561 0489214
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ii
iii
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Tina
Nomor Stambuk : 105610489214
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil
plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan
apabila dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai
dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 13 Mei 2019
Yang Menyatakan,
Tina
v
ABSTRAK
TINA, Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam Pengelolaan Objek
Wisata Pulau Camba Cambang Kabupaten Pangkep (Dibimbing Oleh Anwar
Parawangi dan Ihyani Malik)
Penlitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dinas kebudayaan dan
pariwisata dalam pengelolaan objek wisata Pulau Camba Cambang Kabupaten
Pangkep. Peran Dinas Pariwisata sebagai pengelola Pulau Camba Cambang Yang
berperan sebagai motivator, Fasilitator dan dinamisator dalam mewujudkan
peningkatan wisatawan yang berkunjung serta mensejahterakan masyarakat
disekitar Pulau tersebut. Maka dari itu, dengan adanya peran Dinas Pariwisata
yang secara langsung optimal dan mendalam untuk membangun masyarakat. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif dimana data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Adapun informan dalam penelitian ini sebanyak empat orang
diantaranya kepala dinas parawisata Kab, Pangkep bidang pengembangan sumber
daya, bidang pariwisata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Dinas Pariwisata dalam
meningkatkan jumlah pengunjung Dinas Pariwisata melakukan berbagai promosi
melalui media online, event-event, pameran, spanduk dan brosur. Peningkatan
motivasi dengan memberi pelatihan pada masyarakat. Dinas Pariwisata
melakukan pemberdayaan kepada masyarakat sekitar pulau tersebut dengan
memberikan arahan dan sosialisasi dalam pembuatan souvenir.
Kata Kunci : Peran Dinas Pariwisata, Pengelolaan, Pulau Camba Cambang
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi yang berjudul “Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dalam
Pengelolaan Objek Wisata Pulau Camba Cambang Kabupaten Pangkep”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Ayahanda Dr. Anwar Parawangi, M.Si selaku Pembimbing I dan Ibunda
Dr. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ayahanda Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
4. Kakanda Nasrul Haq, S.Sos, M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Kakanda Nurbiah Tahir, S.Sos, M.AP selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Administrasi Negara.
6. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Ilmu Administrasi Negara atas limpahan
ilmu yang diberikan kepada penulis sebagai bekal di masa yang akan
datang.
7. Bapak dan Ibu Staff Tata Usaha di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Ucapan yang istimewa yang dibingkai dengan rasa cinta dan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada Kedua Orang Tua, Ayah Massi dan Ibu
Mariama yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik moril
maupun materil.
9. Saudara-saudariku Tini, Umar, Marhaya, dan Sattu atas bantuan, doa dan
dorongannya sehingga penulis dapat sukses dalam menempuh pendidikan.
10. Bapak Drs. Ahmad, M.Si selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pangkep beserta jajarannya yang tak bias penulis sebutkan satu
persatu telah menerima dan membantu penulis dalam penelitian ini.
11. Teman-teman seperjuangan Fisipol angkatan 2014 khususnya Ilmu
Administrasi Negara yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima
kasih atas kerja sama dan kekompakan yang diberikan selama menjalani
perkuliahan.
viii
12. Teman-teman khususnya kelas B Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang
sudah banyak membantu dan sahabat penulis Ayu Astuti Mukhtar, Riska
Ayu, Gustiana, Cucu Fitrianda, Andi Rini, Siska, Sunarti, Fitriadriani,
Wirda Al Mas’ud, Irmawati dan Wahrani yang memberi semangat serta
memotivasi dalam menyelesaikan studi ini.
13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat
disebutkan satu persatu semoga menjadi ibadah dan mendapatkan imbalah
dari-Nya.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat
dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang
membutuhkan.
Makassar, 13 Mei 2019
Tina
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR ............................................ ii
HALAMAN PENERIMAAN TIM ................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
ABSTRAK........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1) Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
2) Rumusan Masalah .......................................................................... 9
3) Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
4) Kegunaan Penelitian ...................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10
1. Kajian Pustaka ............................................................................... 10
1. Pengertian Peran ...................................................................... 10
2. Konsep Pengembangan ........................................................... 11
3. Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ................................ 14
4. Objek Wisata ........................................................................... 19
5. Pengelolaan Objek Wisata ...................................................... 20
6. Objek Wisata Pulau Camba Cambang .................................... 22
2. Kerangka Pikir .............................................................................. 23
3. Fokus Penelitian ............................................................................ 24
4. Deskripsi Fokus ............................................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 26
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................ 26
B. Jenis Dan Tipe Penelitian .............................................................. 26
C. Sumber Data .................................................................................. 27
D. Informan Penelitian ....................................................................... 27
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 27
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 28
G. Keabsahan Data ............................................................................. 30
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 32
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 32
1. Gambaran Umum Kabupaten Pangkep .................................... 32
2. Gambaran Umum Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kab. Pangkep .......................................................................... 33
3. Gambaran Umum Pulau Camba Cambang .............................. 42
4. Peran Dinas Pariwisata dalam Meningkatkan Kunjungan
Wisatawan di Kab. Pangkep .................................................... 45
5. Data Jumlah Pengunjung Pulau Camba Cambang ................... 57
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 59
A. Kesimpulan .......................................................................................... 59
B. Saran ..................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Jumlah Pengunjung Pulau Camba Cambang Pada Tahun 2017 ............ 57
Table 2. Data Jumlah Pengunjung Pulau Camba Cambang Pada Tahun 2018 ............ 58
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian......................................................................... 23
1
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah salah satu negara yang memilki banyak potensi
kekayaan alam yang merupakan modal dasar bagi dunia kepariwisataan yang
dapat menjadikan sebagai tempat objek wisata yang patut untuk dibanggakan
terlebih objek wisata pantai dan lautnya, sebab Indonesia merupakan negara
kepulauan yang mempunyai garis pantai yang panjang.Potensi kekayaan alam
apabila dikelola atau managemen dengan baik akan memberikan peranan yang
cukup besar dalam menunjang pencapaian pembangunan daerah. Banyak negara-
negara di dunia yang memiliki organisasi kepariwisataan yang didanai oleh
pemerintah untuk mempromosikan kegiatan kepariwisataannya secara
internasional.
Dalam upaya mempercepat perkembangan daerah, pembangunan dan
pembinaan perlu dapat perhatian semua pihak. Dengan cara ini dapat di antisipasi
dengan mudah segala permasalahan yang ada di daerah. Sumber daya yang ada
diupayakan penggunaannya secara optimal sehingga apa yang menjadi tujuan dari
pembangunan tersebut dapat tercapai.
Tujuan pengelolaan potensi objek wisata menurut Ricardson dan Fluker
(dalam Aditya, 2010:2) yang diluncurkan tahun 1995 oleh The Parcific Asian
Trevel Association (PATA) adalah:
1. Memenuhi kebutuhan konsumen
2. Meningktakan kotribusi ekonomi nasional Negara Indonesia
2
3. Meminimalisasi dampak pariwisata terhadap lingkungan
4. Menyediakan pengembalian finacial yang cukup bagi orang-orang yang
berusaha di pariwisata.
Dinas Pariwisata sangat berperan dalam pengelolaan objek wisata Pulau
Camba Cambang yang terletak di Kecamatan Tupabiring Utara Kabupaten
Pangkep karena yang paling mengetahui situasi dan kondisi objek wisata tersebut.
Dalam pengelolaanya Dinas Pariwisata membuat berbagai program-program
untuk meningkatkan kualitas objek wisata Pulau CambaCambang sehingga
memiliki daya tarik wisatawan yang kuat, selain itu Dinas Pariwisata juga dibantu
oleh pemerintah daerah Kabupaten Pangkep, pemerintah Desa serta Warga desa
disekitar pulau tersebut.
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah salah satu kabupaten yang
terletak di utara kota Makassar, yang memiliki daya tarik wisata alam pesisir salah
satunya adalah Pulau Camba Cambang yang ada di Kecamatan Tupabiring Utara,
Desa Mattiro Baji. Objek wisata ini sangat berpotensi untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat disekitarnya. Pulau Camba Cambang merupakan salah
potensi yang sangat menonjol di Kabupaten Pangkep sebagai ciri khas
pemandangan alamnya dan wisata yang terletak ditengah-tengah pulau, berbagai
fasilitas yang ada seperti waterboom,gezebo,villa dan juga merupakan tempat
pertemuan.
Menurut sumber data Dinas Kebudayaan dan Priwisata (DISBUPDAR)
Kabupaten Pangkep jumlah pengunjung objek wisata Pulau Camba Cambang
pada tahun 2016 berjumlah 13.929 orang, pada tahun berikutnya yaitu tahun 2017
3
jumlah pengunjung berkurang menjadi 9.601 dan sumber data yang terakhir
diperoleh yaitu pada bulan januari sampai november 2018 jumlah pengunjung
objek wisata Pulau Cambang cambang menurun secara derastis yaitu hanya 3.183
pengunjung. Jadi dalam hal ini sangat diperlukan kinerja pemerintah daerah dan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang
sudah tidak layak pakai dan mengadakan promosi yang lebih luas lagi agar
masyarakat atau pengunjung lebih tertarik berkunjung ke Pulau Camba Cambang
agar tujuan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menjadikan Pulau Camba
Cambang dapat menjadi salah satu objek wisata yang dapat memberikan kotribusi
yang besar terhadap pendapatan daerah dengan semakin bertambahnya jumlah
pengunjung. Saat ini kunjungan wisatawan untuk melakukan wisata bahari di
Pulau Camba Cambang menurun. Dilihat dari potensi seharusnya Pulau
CambaCambang dijadikan sebagai kawasan kegiatan bahari populer di
bandingkan dengan objek lainnya, inilah permasalahan yang perlu dipecahkan.
Di balik keindahan itu semua, pada kenyataannya kondisi kawasan wisata
Pulau Camba Cambang yang ada saat ini sangat memperhatinkan, kurang mampu
memanfaatkan dan mengelola potensi-potensi tersebut secara optimal. Akibat
kurang adanya pengelolaan yang baik, banyak aspek-aspek wisata yang
seharusnya dapat dikembangkan menjadi terabaikan dan tidak tertata atau
terpelihara. Begitupun dengan fasilitas-fasilitas yang ada, kurang mampu lagi
melayani kebutuhan para wisatawan, selain karena minim, kondisi fasilitas yang
tersedia hampir sebagian rusak dan kotor serta tidak merata.
4
Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah, Pemerintah Daerah
mempunyai fungsi untuk mengembangkan daerah berdasarkan potensi yang ada
di daerah tersebut seperti potensi pengembangan, perikanan, pertanian serta
potensi kepariwisataan.Demikian pula halnya Pemerintah Kabupaten Pangkep
memiliki potensi dalam bidang pariwisatanya.Untuk itulah Pemerintah beserta
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pangkep dapat mengembangkan
potensi pariwisata tersebut sebagai sumber penerimaan pendapatan daerah di
Kabupaten Pangkep.
Wisata Pulau Camba Cambang merupakan salah satu potensi yang sangat
menonjol di Kabupaten Pangkep sebagai ciri khas daerah yang dikelilingi oleh
pulau lain dan pasir putih. Untuk itulah adanya pemeliharaan cagar budaya dan
laut agar kawasan wisata dapat dikembangkan dan berdampak positif.
Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pangkep Nomor 13
tahun 2017 (pasal 14) bahwa seluruh penyelenggara kegiatan usaha daya tarik
alam wajib memperhatikan menjaga pelestarian lingkungan alam dan budaya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan
penjelasan diatas wilayah kawasan wisata yang kaya akan cagar budaya alam,
laut, serta terumbu karang harus dikelola dengan baik dan sesuai ketentuan agar
terciptanya tujuan pariwisata untuk pembangunan daerah.
Wilayah kawasan wisata Pulau Camba Cambang berjarak 15 km dari kota
Pangkep. Di sekitar Pulau Camba Cambang terdapat pulau saugi dan pulau
satando yang memiliki potensi ekosistem lautnya.Potensi-potensi inilah harus
secara terus-menerus ditingkatkan melalui peran khusus dari Pemerintah yang
5
diemban oleh Dinas Pariwisata.Oleh karena itu, perlu adanya upaya nyata
Pemerintah dalam meningkatkan daya tarik objek wisata bahari secara optimal
yaitu melalui penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan.
Tanggung jawab pemerintah dalam pengembangan destinasi Pariwisata
Unggulan Daerah (DPUD) di kawasan objek wisata tertuang dalam peraturan
Bupati Pangkep Nomor 13 tahun 2011 pasal 5 diuraikan bahwa Pemerintah
Daerah bertanggung jawab terhadap pembangunan daya tarik wisata,
pembangunan sarana dan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas
pariwisata, pembangunan aksesibilitas dan atau transportasi dan pemberdayaan
masyarakat.
Program yang dilaksanakan di kawasan wisata diatas bertujuan untuk
memperkenalkan Kabupaten Pangkep dan potensi wisatanya kepada wisatawan
yang berkunjung melalui media masyarakat sebagai pelakunya.Posisi masyarakat
sangatlah penting karena pariwisata dapat dijadikan sarana bagi masyarakat untuk
berkembang melalui kegiatan ekowisata, sehingga potensi manusia dapat
diberdayakan dengan baik dan tidak lagi menjadi penonton melainkan dapat
berinteraksi secara langsung dengan wisatawan mancanegara yang
berkunjung.Program itulah yang perlu dikembangkan oleh Pemerintah dan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pangkep sebagai implementasi tujuan
awal pemerintahan yaitu sebagai wujud hubungan antara kebijakan pemerintah
dengan masyarakat.
Dampak positif pengembangan kepariwisataan salah satunya yaitu mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi dari sektor
6
pariwisata dapat berasal dari banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung
maupun menginap di lokasi wisata tersebut.Wisatawan merupakan unsur penting
untuk berkembangnya suatu objek dan daya tarik kepariwisataan.Dengan tumbuh
dan berkembangnya kepariwisataan di Kabupaten Pangkep secara otomatis
mampu meningkatkan pendapatan bagi masyarakat setempat dan usaha-usaha
pariwisata.
Meningkatnya jumlah wisatawan dari berbagai pelosok nusantara
menunjukkan bahwa Kabupaten Pangkep adalah kawasan wisata yang cukup
dilirik oleh wisatawan yang ingin melakukan perjalanan wisata. Kondisi yang
tidak sebanding dengan antusias wisatawan lokal yang terus mengalami
penurunan, oleh karena itu peranan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pangkep juga dititikberatkan kepada kegiatan wisata untuk masyarakat lokal
melalui program sadar wisata dan pengembangan desa wisata agar minat dan
antusias wisatawan lokal akan tumbuh menjadi salah satu daya tarik destinasi
wisata. Pengembangan suatu destinasi wisata harus melalui perencanaan yang
tepat melalui aksebility, kondisi infrastruktur pariwisata, dan interaksi sosial
masyarakat dengan wisatawan.
Sebagai kawasan objek wisata yang cukup produktif dan mampu
meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat, peran Pemerintah juga
diperlukan dalam memberikan klasifikasi, pengawasan dan pembinaan kepada
masyarakat dalam kegiatan ekowisata masyarakat, diharapkan dengan adanya
kegiatan ekowisata dapat menunjang meningkatkan ekonomi masyarakat, dan
keterampilan masyarakat dan usaha pariwisata yang berdiri di kawasan objek
7
wisata Pulau Camba Cambang, usaha pariwisata merupakan komponen yang
sangat penting selain sebagai penunjang dan promosi produk wisata, usaha
pariwisata juga menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal.
Usaha kepariwisataan merupakan salah satu sektor yang secara terus
menerus diupayakan pengembangannya agar dapat didayagunakan sebagai salah
satu sektor andalan dalam kegiatan perekonomian daerah. Berkembangnya
kegiatan di suatu daerah akan memberikan pengaruh dan dorongan pembangunan
sektor-sektor lainnya, khususnya dalam memperluas lapangan kerja dan peluang
usaha.
Melihat bahwa Kabupaten Pangkep memiliki Sumber Daya Alam (SDA)
yang masih asli dengan keadaan alam dan budayanya, perkembangan ekowisata
akan terus meningkat seiring terus berkembang dan meningkatnya usaha
pariwisata. Potensi tersebut bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan
perekonomian, memajukan kebudayaan dan memberdayakan Sumber Daya
Manusia (SDM) di daerah. Terutama dengan adanya otonomi daerah, Pemerintah
menjadi memberikan otonomi kepada daerah untuk mengelola daerahnya tanpa
proses birokrasi yang cukup lama ke pemerintah pusat.
Oleh kerena itu rencana pengelolaan kawasan objek wisata harus dikaitkan
dengan berbagai kepetingan yang mendasar, yaitu permberdayaan masyarakat
pesisir. Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang memiliki banyak pengetahuan
tentang kondisi objek wilayahnya, oleh karena itu dalam pengelolaan kawasan
objek wisata, senantiasa hendaknya dimulai dengan pendekatan terhadap
masyarakat setempat sebagai suatu model pendekatan perencanaan partisipatif
8
yang menempatkan masyarakat pesisir memungkinkan saling berbagi,
meningkatkan dan menganalisa pengetahuan mereka tentang objek wisata dan
kehidupan pesisir, membuat rencana dan bertindak. Pembangunan yang berpusat
pada masyarakat lebih menekankan pada pemberdayaan, yang memandang
potensi masyarakat sebagai sumber utama dalam pembangunan dan memandang
kebersamaan sebagai tujuan yang akan dicapai dalam proses pembangunan.
Masyarakat pesisir adalah termasuk masyarakat hukum adat yang hidup secara
tradisional di dalam kawasan pesisir maupun diluar kawasan,
(Sastrayuda:2010:2).
Pengelolaan suatu objek wisata perlunya pemerintah setempat
mengeluarkan suatu kebijakan dalam melestarikan lingkungan dari segala
kerusakan yang dilakukan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap
alam. Selain itu, masyarakat pesisir dituntut untuk mengingatkan kreativitasdalam
bidang budaya tradisional untuk meningkatkan kreativitas dalam bidang budaya
tradisional untuk menambah daya tarik wisata Pulau Camba Cambang, untuk
masyarakat pesisir Pangkep yang mayoritasnya adalah Suku Bugis, sehingga
terdapat kebudayaan yang harus ditonjolkan. Tetapi kelemahan masyarakat pesisir
adalah sumber daya manusia.
Dengan demikian, perlu disadari oleh pemerintah Pangkep untuk mencari
solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut, mengingat kawasan wisata dan
kebudayaan pengembangan pulau-pulau merupakan potensi yang besar dalam
meningkatkan ekonomi daerah. Dengan kondisi demikian, pemerintah segera
9
fokus menyediakan dan menyiapkan sarana dam prasarana bagi pengelola objek
wisata.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Peran Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata dalam Pengelolaan Objek Wisata Pulau Camba Cambang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah
yang dibuat yaitu Bagaimana peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam
pengelolaan objek wisata Pulau Camba Cambang Kabupaten Pangkep?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
Untuk mengetahui peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam pengelolaan
objek wisata Pulau Camba Cambang Kabupaten Pangkep.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat dikemukakan penulis dari penelitian ini
sebagai berikut :
5. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pariwisata.
6. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat yang membutuhkan
informasi pariwisata secara umum dan berguna bagi peneliti dalam
menambah wawasan mengenai pengelolaan objek wisata Pulau Camba
Cambang di Kabupaten Pangkep.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Peran
Menurut Wulansari, (2009: 106) “Peran adalah konsep tentang apa
yang harus dilakukan oleh individu dalam masyarakat dan meliputi
tuntutan-tuntutan perilakudari masyarakat terhadap seseorang
danmerupakan perilaku individu yang penting bagi struktur
sosialmasyarakat”.
Menurut Duverger,(2010: 103) berpendapat bahwa Istilah
“peran”(role) dipilih secara baik karena ia menyatakan bahwa setiap orang
adalahpelaku didalam masyarakat dimana dia hidup, juga dia
adalahseorang aktor yang harus memainkan beberapa peranan seperti
aktor-aktorprofesional.
Menurut Narwoko dan Suyanto (2013:160) peranan dapat
membimbing
a. Seseorang dalam berperilaku, karena fungsi peran sendiri adalah
sebagai berikut: Memberi arah pada proses sosialisasi
b. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan
pengetahuan
c. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat, dan
d. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol sehingga dapat
melestarikan kehidupan masyarakat.
10
11
Berdasarkan pengertian peran diatas dapat disimpulkan bahwa peran
adalah suatu tindakan atau aktivitasyang diharapakan oleh masyarakat atau
pihak lainuntuk dilakukan oleh seseorang sesuai dengan status yang
mereka miliki sehingga peran tersebutdapat dirasakan pengaruhnya dalam
lingkup kehidupan.
2. Konsep Pengelolaan
Dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia (2010) memberikan
pengelolaan didefinisikan sebagai berikut :
a. Proses, cara, pembuatan mengelola,
b. Proses melakukan perbuatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang
lain,
c. Proses yang membantu merumuskan kebijksanaan dan tujuan
organisasi,
d. Proses yang memberikan pengawasan kepada semua hal yang terlibat
dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Secara umum pengelolaan merupakan kegiatan merubah sesuatu
hingga menjadi baik berat memiliki nilai-nilai yang tinggi dari
semula.Pengelolaan dapat juga diartikan sebagai untuk melakukan sesuatu
agar lebih sesuai serta cocok dengan kebutuhan sehingga lebih bermanfaat.
Nugroho (2011:119) mengemukakan bahwa Pengelolaan merupakan
istilah yang dipakai dalam ilmu manajemen. Secara etomologi istilah
pengelolaan berasal dari kata kelolah (to manage) dan biasanya merujuk
pada proses mengurus atau menangani sesuatu untuk mencapai tujuan
12
tertentu.Jadi pengelolaan merupakan ilmu manajemen yang berhubungan
dengan proses mengurus dan menangani sesuatu untuk mewujudkan tujuan
tertentu yang ingin dicapai.
Menurut Moekijat (2010:1) mengemukakan pengertian pengelolaan
adalah suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian,penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan danmencapai tujuan tertentu dengan
caramenggunakanmanusia dan sumber-sumber lain.Dengan demikian,
Moekijat menitikberatkan pengelolaan pada prosesmerencanakan,
mengorganisasi, menggerakkan, mengawasi untukmencapai tujuan yang
diinginkan dengan menggunakan sumber dayamanusia dan sumber-sumber
lain.
Menurut Terry (2009:9) mengemukakan bahwa Pengelolaan sama
dengan manajemen sehingga pengelolahan dipahamis ebagai suatu proses
membeda-bedakan atas perencanaan, pegorganisasian, penggerakan dan
pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni agar dapat
menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengelolaan atau yang sering disebut manajemen pada umumnya
sering dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas dalam organisasiberupa
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian,pengarahan,
danpengawasan. Istilah manajemen berasal dari kata kerja (to manage)
yang berarti menangani, memimpin, membimbing, atau mengatur.
Sejumlah ahli memberikan batasan bahwa manajemen merupakan suatu
13
proses, yang diartikan sebagai usaha yang sistematis untuk menjalankan
suatu pekerjaan. Proses ini merupakan serangkaian tindakan yang
berjenjang, berlanjut dan berkaitan dilakukan untukmencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
pengelolaan adalah suatu proses kegiatan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah suatu pemeliharaan yang berhubungan dengan
waktu yang akan datang dalam menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan yang diusulkan demi mencapai hasil yang dikehendaki.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokkan, dan
pengaturan berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk mencapai
tujuan.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan adalah usaha agar setiap anggota kelompok
mengusahakan pencapaian tujuan dengan berpedoman pada perencanaan
dan usaha pengorganisasian.
d. Pengawasan (Controling)
Pengawasan adalah proses penentuan apa yang seharusnya
diselesaikan yaitu penilaian pelaksanaan, bila perlu melakukan tindakan
korektif agar pelaksanaannya tetap sesuai dengan rencana.
14
3. Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kata peran merupakan salah satu kata yang sering kita dengar
danucapkan dalam kehidupan sehari-hari, namun terkadang orang tahu
kata itu tetapi belum paham arti dari kata tersebut. Soekanto (2002:221)
mengemukakan definisi peranan lebih banyak menunjukkan pada
fungsi,penyesuaian diri dan sebagai suatu proses, jadi tepatnya adalah
bahwa seseorangmenduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat
serta menjalankan suatuperanan.
Menurut Poerwodarminta (2003: 571) “peran merupakan tindakan
yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa”.
Berdasarkan pendapat Poerwadar minta maksud dari tindakan yang
dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa tersebut
merupakan perangkat tingkah laku yang diharapkan, dimiliki oleh orang
atau seseorang yang berkedudukan di masyarakat. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia : “Peran adalah seperangkat tingkat yang diharapkan
dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat”.
Berdasarkan definisi dan konsep di atas dapat disimpulkan bahwa
peran merupakan fungsi penyesuaian yang dimiliki oleh seseorang atau
kelompok yang mempunyai kedudukan dalam masyarakat. Apabila konsep
tersebut dikaitkan dengan fungsi pemerintah maka, dapat disimpulkan
definisi peran adalah organisasi pemerintah yang menjalankan tugas-tugas
negara dan fungsi-fungsi Pemerintahan Daerah di Kabupaten Pangkep
dalam hal ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
15
Pangkep. Pasal 24 Undang-Undang No 32 Tahun 2014 tentang Otonomi
Daerah mengatur mengenai Dinas yaitu:
a. Dinas Daerah melakukan unsur pelaksana otonomi daerah.
b. Dinas Daerah dpimpin oleh kepala dinas yang diangkat
dandiberhentikan oleh kepala daerah dari pegawai negeri sipil
yangmemenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah.
c. Kepala Dinas daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah
melaluisekretaris daerah.
Menurut Siagian (2012:128) pemerintah negara pada hakikatnya
berfungsi untuk mengatur dan melayani. Fungsi pengaturan biasanya
dikaitkan dengan hakikat negara modern sebagai suatu negara hukum
(legal state), sedangkan fungsi pelayanan dikaitkan dengan hakikat negara
sebagai suatu Negara kesejahteraan (welfare state).Disini terlihat jelas
bahwa peran pemerintah dipahami sebagai upaya yang dilakukan
pemerintah untuk mengatur maupun mengelola masyarakat di dalam suatu
negara dengan tujuan untuk menegakkan hukum dan menciptakan
kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Davey (2014:21) memaparkan bahwa terdapat lima fungsi utama
pemerintahan, antara lain pertama sebagai penyedia layanan, yaitu fungsi-
fungsi pemerintah yang berkaitan dengan penyediaan pelayanan yang
berorientasi pada lingkungan dan masyarakatnya. Kedua, fungsi
pengaturan, yaitu fungsi yang berkaitan dengan perumusan dan
penegakkan peraturan-peraturan. Ketiga, fungsi pembangunan yaitu fungsi
16
yang berkaitan dengan keterlibatan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
Keempat, fungsi perwakilan yaitu mewakili masyarakat di luar wilayah
mereka. Kelima, fungsi koordinasi yaitu berkaitan dengan peran
pemerintah dalam pengkoordinasiaan, perencanaan, investasi dan tata guna
lahan.
Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Kuncoro (2004: 113)
menyatakan bahwa peran pemerintah dapat mencakup peran-peran
wirausaha (entrepreneur), koordinator, fasilitator dan stimulator.
1. Wirausaha (entrepreneur), sebagai wirausaha Pemerintah Daerah
bertanggung jawab untuk menjalankan suatu usaha bisnis. Pemerintah
Daerah dapat memanfaatkan potensi tanah dan bangunan untuk tujuan
bisnis. Tanah atau bangunan dapat dikendalikan oleh Pemerintah Daerah
untuk tujuan konservasi atau alasan-alasan lingkungan lainnya, dapat juga
untuk alasan perencanaan pembangunan atau juga dapat digunakan untuk
tujuan-tujuan lain yang bersifat ekonomi. Hal tersebut bisa membuka
peluang kerja bagi masyarakat dan bisa mensejahterakan perekonomian di
sekitar.
2. Koordinator, pemerintah daerah dapat bertindak sebagai coordinator
untuk menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi
pembangunan di daerahnya. Perencanaan pengembangan pariwisata
daerah atau perencanaan pengembangan ekonomi daerah yang telah
dipersiapkan di wilayah tertentu, mencerminkan kemungkinan
pendekatan dimana sebuah perencanaan disusun sebagai suatu
17
kesepakatan bersama antara pemerintah, pengusaha, dan kelompok
masyarakat lainnya.
3. Fasilitator, pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan
melalui perbaikan lingkungan perilaku di daerahnya. Peran ini dapat
meliputi pengefisienan proses pembangunan, perbaikan prosedur
perencanaan dan penetapan peraturan.
4. Stimulator, pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan
pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan
mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut
dan menjaga agar perusahaan-perusahaan yang ada tetap berada di
daerah tersebut. Berbagai macam fasilitas dapat disediakan untuk
menarik pengusaha, dalam bidang kepariwisataan pemerintah daerah
dapat mempromosikan tema atau kegiatan khusus di objek wisata
tertentu.
Menurut Pitana dan Gayatri (2005:95), mengemukakan pemerintah
daerah memilikiperan untuk mengembangkan potensi pariwisata
daerahnya sebagai :
a) Motivator, dalam pengembangan pariwisata, peran pemerintah
daerahsebagai motivator diperlukan agar geliat usaha pariwisata
terusberjalan. Investor, masyarakat, serta pengusaha di bidang
pariwisatamerupakan sasaran utama yang perlu untuk terus diberikan
motivasiagar perkembangan pariwisata dapat berjalan dengan baik.
18
b) Fasilitator, sebagai fasilitator pengembangan potensi pariwisata
peranpemerintah adalah menyediakan segala fasilitas yang
mendukungsegala program yang diadakan oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Pangkep. Adapun pada prakteknnya
pemerintah bisa mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak, baik
itu swastamaupun masyarakat.
c) Dinamisator, dalam pilar good governance, agar dapat berlangsung
pembangunan yang ideal, maka pemerintah, swasta dan
masyarakatharus dapat bersinergi dengan baik. Pemerintah daerah
sebagai salahsatu stakeholder pembangunan pariwisata memiliki peran
untukmensinergiskan ketiga pihak tersebut, agar diantaranya tercipta
suatusimbiosis mutualisme demi perkembangan pariwisata.
Secara garis besar peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah
melakukan tugas pemerintah dengan mengelola pariwisata dan
kebudayaan yang ada di suatu daerah.Secara spesifik adalah
memberdayakan masyarakat untuk bersama mengembangkan pariwisata
yang ada di daerah. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh ahli, maka
peneliti bisa menyimpulkan bahwa peran Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kota Pangkep mencakup pendorong bagi masyarakat lokal
agar senantiasa mendukung perkembangan pariwisata di wilayahnya
(motivator), penyediaan fasilitas pendukung pariwisata (fasilitator),
kerjasama yang sinergis dengan berbagai stakeholder pariwisata
(dinamisator).
19
4. Objek wisata
Objekwisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata
yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke
tempat tersebut. Menurut SK MENPARPOSTEL No.: KM.
98/PW.102/MPPT-87, objek wisata adalah semua tempat atau keadaan
alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan
dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai
tempat yang dikunjungi wisatawan.
Objek wisata menurut Fandeli (dalam Ardian Prayoga Aditya,
2010:22) adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni
budaya, serta sejarah bangsa atau keadaan alam yang mempunyai daya
tarik wisata bagi wisatawan untuk dikunjungi wisatawan.
MenurutSuwantoro (2004: 19) daya tarik wisata yang juga disebut objek
wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan
kesuatu daerah tujuan wisata.
Menurut Laila Nagib, dkk (2013:02) Industri pariwisata merupakan
sektor andalan dalam pertumbuhan ekonomi, karenanya berperan strategis
dalam menangani permasalahan ekonomi maupun sosial. Kegiatan
pariwisata di suatu wilayah biasanya bergerak cepat dan dinamis dan
memiliki multiplier effect yang cukup besar terhadap perkembangan sektor
lainnya terutama sektor perindustrian, perdagangan tenaga kerja dan
pendidikan. Hal ini berarti dapat mendorong penciptaan lapangan kerja
diberbagai sektor perekonomian. Di sisi lain kegiatan pariwisata juga
20
sangat rentan dan rapuh terhadap berbagai isu dan kejadian baik bidang
keamanan, kesehatan maupun lingkungan hidup
Objek wisata dapat berupa wisata alam seperti gunung, danau,
sungai, pantai, laut, atau berupa objek bangunan seperti museum, benteng,
situs peninggalan sejarah, dan lain-lain.
5. Pengelolaan Objek Wisata
Arti dari kata pengelolaan oleh beberapa orang sering disamakan
dengan arti manajemen, dimana tujuan dari manajemen dan pengelolaan
adalah sama yaitu tercapainya tujuan organisasi lembaga. Pengelolaan
dapat diartikan sebagai proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan
semua sumberdaya, baik manusia maupun teknikal untuk mencapai
berbagai tujuan khusus yang ditetapkan dalamsuatu organisasi (Muniarti,
2014).
Pengelolaan objek wisata haruslah pengelolaan yang berkelanjutan
untuk menjadikan objek wisata tersebut sebagai daya tarik bagi wisatawan.
Menurut Dutton dan Hall (dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata). Pengelolaan berkelanjutan adalah pengelolaan yang dapat
memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia saat ini, tanpa mengorbankan
potensi pemenuhan kebutuhan dan aspirasi manusia di masa mendatang.
Pada kondisi ekologis tersebut seharusnya ditambahkan faktor-faktor
sosial yang berpengaruh langsung pada berkelanjutan interaksi antara
kelompok masyarakat dan lingkungan fisiknya.
21
Objek dan daya tarik wisata umumnya terdiri atas hayati dan non
hayati dimana masing-masing memerlukan pengelolaan sesuai dengan
kualitas dan kuantitasnya pengelolaan objek dan daya tarik wisata harus
memperhitungkan berbagai sumber daya wisatanya guna tercapainya
sasaranyang diinginkan. Dalam menunjang pengelolaan berbagai kegiatan
kepariwisataan, teknologi manajemen perlu diterapkan agar sumber daya
wisata yang murni alami dapat direkayasa secara berhasil guna, sehingga
dapat meningkatkan kualitas dan kuantitasnya termasuk lingkungan
alamnya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.67 Tahun 2015, pengelolaan
dan pengusahaan objek dan daya tarik wisata meliputi5 hal, yaitu :
a) Pembangunan sarana dan prasarana pelengkap dan fasilitas pelayanan
lain bagi wisatawan.
b) Pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam termasuk sarana dan
prasarana yang ada.
c) Penyediaan sarana dan fasilitas bagi masyarakat sekitarnya untuk
berperan serta dalam kegiatan pengusahaan objek dan daya tarik wisata
alam yang bersangkutan.
d) Penyelenggaraan persetujuan seni budaya yang dapat memberi nilai
tambah terhadap objek dan saya tarik wisata alam yang bersangkutan.
e) Penyelenggaraan pertujukkan seni budaya yang dapat memberi nilai
tambah terhadap objek dan daya tarik wisata yang bersangkutan.
22
6. Objek Wisata Pulau Camba Cambang
Pulau Camba-Cambang adalah pulau destinasi wisata bahari yang
berada di Desa Mattiro Baji yang dikelolah oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Pangkep telah melakukan sebuah pengembangan
sarana pariwisata
Lokasi Pulau Camba Cambang berada di Kecamatan Liukang
Tupabbiring Utara sebelah barat Bungoro, Kabupateng Pangkep (Kepulauan
Pangkajene). Dari kota Makassar perjalanan menuju Pangkep memakan waktu
kurang lebih 1 jam, dengan mobil atau motor tentunya.
Pemerintah setempat telah membangun berbagai fasilitas di sekitar
pulau untuk memberi kenyamanan bagi para pengunjung.Diantaranya yaitu
villa, gazebo, restauran, meeting room dan waterboom yang menghadap
lautan.Selain itu, ada pula fasilitas olah raga, seperti basket dan lapangan bola
mini yang dibuat di atas pasir putih.
Kehadiran objek wisata Pulau Camba Cambang kelak diharapkan
dapat menjadi sumber pemasukan dan pendapatan bagi masyarakat setempat
dan akan menjadi nilai plus bagi warga sekitar. Akses menuju Pulau Camba
Cambang terbilang mudah dan cukup murah. Pengunjung dapat menyewa
perahu-perahu masyarakat seharga Rp. 150.000/ kapal dengan jarak tempuh
kurang lebih 20 menit serta biaya masuk Pulau Camba Cambang 5000/orang.
Untuk memanjakan pengunjung saat ini Pulau Camba Cambang telah memiliki
11 unit tempat penginapan kecil dari 33 unit yang ditargetkan. Nantinya Pulau
Camba Cambang juga akan dilengkapi dengan waterboom yang berpadu
23
dengan laut. Sejak desember 2015 lalu kini menjadi ikon baru pariwisata di
Kabupaten Pangkep.
Objek wisata Pulau Camba-Cambang sendiri merupakan implementasi
rencana pengembangan wisata bahari oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
kabupaten pangkep dengan menjadikan Pulau Camba-Cambang sebagai
gerbang wisata bahari diwilayah kepulauan Kabupaten Pangkep yang
diharapkan dapat meningkatkan Pendapadat Asli Daerah (PAD) dan juga
memberikan dampak peningkatan ekonomi masyarakat, terutama yang berada
di wilayah kepulauan.
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang untuk melihat peran Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten pangkep. Oleh sebab itu penulis
menggunakan Teori Peran Pemerintah oleh Pitana dan Gayatri (Pitana & Gayatri
:2005) yang mengatakan yakni ada tiga peran pemerintah yakni: 1) Motivator 2)
Fasilitator 3) Dinamisator yang kemudian digunakan dalam kerangka pikir seperti
dibawah ini:
24
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini dilihat dari latar belakang masalah, kemudian
dirumuskan dalam rumusan masalah dan dikaji berdasarkan teori dan tinjauan
pustaka. Adapun fokus penelitian ini yaitu:
1. Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam pengelolaan objek wisata
Pulau Camba Cambang di Kabupatan Pangkep.
2. Bentuk peran pemerintah
A.Motivator
a). Memotivasi
b). Meningkatkan Keterampilan
Peran Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Pangkep
Motivator
a. Memotivasi
b. Meningkatkan
keterampilan
Fasilitator
a. Menyediakan Sarana &
Prasarana
b. Memfasilitasi aktivitas
masyarakat.
Dinamisator
a. . Pemberian
Bimbingan &
Pengarahan
b. Memberikan
Pelatihan
Peningkatan Jumlah
Pengunjung Objek Wisata
Pulau Camba Cambang
25
B. Fasilitator
a). Menyediakan Sarana dan Prasarana
b). Pendampingan
C. Dinamisator
a). Bimbingan dan Arahan
b). Memberikan Pelatihan
D. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Peran pemerintah adalah memberikan pengembangan suatu wilayah baik
dari sektor promosi, maupun pemberdayaan untuk melestarikan potensi
alam yang dimilikinya suatu daerah.
2. Motivator yaitu memberikan motivasi agar geliat usaha pariwisata dapat
berjalan dengan baik.
3. Fasilitator adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga
pengelola berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oelh calon penerima manfaat dalam
menghadapi inovasi.
4. Dinamisator adalah menggerakkan partisipasi masyarakat apabila sedang
terjadi kendala dalam suatu proses pembangunan untuk menjaga dan
memelihara dinamika pembangunan daerah.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pangkep.Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif yang
bertipe Deskriptif. Jenis Penelitian kualitatif merupakan prosedur yang dapat
menghasilkan data deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
pihak yang diamati..
Penelitian ini dilakukan untuk memahami dan mendiskripsikan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai suatu fakta, sifat serta hubungan yang
muncul dalam peran pemerintah dalam mengembangkan potensi wisata Pulau
Camba Cambang di Kabupaten Pangkep
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data tersebut
diperoleh.Sumber data dalam penelitian ini sangat penting dan dibutuhkan untuk
kelancaran penelitian ini, sehingga diperlukan data yang objektif dan relevan
dalam penyusunan penelitian ini. Jenis data-data tersebut antara lain sebagai
berikut:
1. Data Primer
Yaitu data yang didapatkan secara langsung dari lapangan melalui informan
yang telah dipilih dengan menggunakan teknik wawancara dengan orang atau
26
27
instansi yang dianggap bisa menjadi informan dengan mengajukan
pertanyaan yang mengarah kepada kedalam informasi.
2. Data sekunder
Penelitian dalam hal ini menggunakan data sekunder untuk mendukung data
primer.Data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang terkait dengan
permasalahan yang dibahas atau objek penelitian.
D. Informan Penelitian
Narasumber atau informan penelitian merupakan orang-orang yang
dianggap mampu memberikan informasi mengenai latar belakang dan keadaan
yang sebenarnya dari obyek wisata Pulau CambaCambang yang diteliti sehingga
data yang dihasilkan dapat akurat.Pihak-pihak yang dipilih menjadi informan
penelitian adalah kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pangkep
dan Masyarakat Pangkep.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan data yang lebih mendalam diantaranya adalah:
1. Wawancara
Wawancara pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi
terstruktur yaitu wawancara yang menggunakan pertanyaanterbuka, namun
ada batasan tema dan alur pembicaraan serta ada pedoman wawancara yang
digunakan sebagai kontrol dalam alur wawancara.
28
2. Observasi
Observasi dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi nonpartisipan.
Observasi non partisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen.Peneliti mengamati kegiatan pengunjung di pulau, kelengkapan
fasilitas pulau. Observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu
tentang variabel apa yang diamati.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan datayang
telah diolah baik dalam bentuk arsip tertulis maupun arsip rekaman.Arsip
tertulis dan rekaman tentang pengembangan potensi wisata museum dapat
membantu dalam data penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul tahap selanjutnya adalah mengolah data dan
menganalisis data. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif yaitu
dengan cara menghimpun fakta dan mendsskripsikannya. Analisis ini dilakukan
pada seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumen.
Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman dalam Rohidi 2013:16),
mengatakan bahwa analisis kualitatif dilakukan melalui empat tahap, yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Selanjutnya oleh Tjetjep Rohendi Rohidi disederhanakan menjadi tiga, yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, dengan penjelasan sebagai
berikut:
29
7. Reduksi data
Reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian atau
penyerdehanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang di dapat
dari catatan di lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus
selama penelitian dilakukan dan berlanjut terus sesudah penelitian lapangan.
Selain itu reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik
kesimpulan.
8. Penyajian data
Penyajian data merupakan upaya peyusunan sekumpulan informasi
kedalam suatu matriks atau konfigurasi yang mudah dipahami.Penyajian data
ini dapat berupa naratif, matrik, grafik atau bagian yang dirancang untuk
menggabungkan informasi sehingga mencapai analisis kualitatif yang valid.
9. Penarikan kesimpulan
Pada penarikan kesimpulan, penelitian awal pengumpulan data dan
mencari arti data yang telah dikumpulkan, setelah data disajikan, penelitian
dapat memberikan makna, tafsiran, argumen membandingkan data dan
mencari hubungan antara satu komponen yang lain sehingga dapat ditarik
kesimpulan.
30
G. Pengabsahan Data
Menurut Lofland (Meleong, 2014), pengabsahan data dan bentuk
batasan berkaitan suatu kepastian, bahwa yang berukur benar-benar
merupakan variabel yang diukur, keabsahan inidapat dicapai melalui suatu
proses pengumpulan data yang cepat. Salah satucaranya yaitu melalui proses
tringulasi.
1. Tringulasi Sumber
Tringulasi sumber adalah membandingkan cara mengecek ulang
derajat kepercayaan dari suatu informasi yang telah diperoleh dengan
melalui sumber yang berbeda. Misal, membandingkan hasil pengamatan
dengan wawancara, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen
yang ada.
2. Tringulasi Teknik
Dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data
dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk memperoleh
kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai
informasi tertentu. Adapun cara yang di lakukan peneliti adalah dengan
membandingkan antara hasil jawaban dari informan yang satu dengan
informan yang lain yang sesuai dengan keadaan yang terjadi di lapangan.
3. Tringulasi Waktu
Tringulasi waktu mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
31
masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih
valid sehingga kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas
data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan
secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.
Tringulasi dapat juga dilakukan dengan caramengecek hasil penelitian dari
tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Kabupaten Pangkep
Kabupaten Pangkep dikenal sebagai daerah “tiga dimensi”, wilayah
Pangkep meliputi pengunungan, dataran rendah dan kepulauan memiliki
karakteristik dan ciri bahari merupakan tantangan tersendiri dalam melaksanakan
pembangunan. Kawasan kepulauannya yang terletak di perairan Selat Makassar
merupakan wilayah penyebaran terumbu karang penting untuk menjadi perhatian.
Secara geografi Kabupaten Pangkep terletak pada koordinat antara
sampai 113” Lintang Selatan dan 40’ sampai 8.00” Bujur Timur, atau terletak
di pantai barat Sulawesi Selatan dengan batas-batas administrasi:
- Sebelah utara dengan Kabupaten Barru
- Sebelah selatan dengan Kabupaten Maros
- Sebelah timur dengan Kabupaten Bone dan
- Sebelah barat dengan pulau Kalimantan, Jawa, Madura, Nusa Tenggara
dan Bali.
Kabupaten Pangkep yang berjarak 60 km dari Kota Makassar mempunyai
wilayah seluas , terbagi dalam wilayah daratan dan kepulauan.
32
33
Secara administratif terbagi atas 9 kecamatan, masing-masing terdiri dari 5
wilayah kecamatan dataran rendah, 1 wilayah kecamatan pegunungan dan 3
wilayah kecamatan kepulauan. Ketiga kecamatan kepulauan tersebut adalah
Kecamatan Liukang Tuppabiring, Kecamatan Liukang Tangngayya dan
Kecamatan Liukang Kalukuang Massalimu (Kalmas). Kecamatan Liukang
Tupabbiring merupakan kecamatan yang memiliki dinamika tinggi dalam
berbagai aspek sosial dan ekonomi dibanding kecamatan lainnya dan merupakan
bagian dari guguran kepulauan spermonde.
Dalam wilayah Pangkep sendiri ada 114 buah pulau, dengan 94 pulau
diantaranya berpenghuni dengan jumlah penduduk 51.469 jiwa (34%). Luas laut
Kabupaten Pangkep , luas pulau kecil 35.150 Ha dan panjang garis
pantai 250 km dan luas terumbu karang 36.000 (DKP Kab. Pangkep, 2001).
2. Gambaran Umum Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Pangkep.
1. Visi dan Misi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangkep
a. Visi
Kepariwisataan Kabupaten Pangkep yang Unggul (Excelent) Berbasis
kepada Wisata Bahari dan Ekowisata yang Berdaya Saing dan
Berwawasan Global pada Tahun 2025.
b. Misi
1) Pemanfaatan dan pengelolaan terhadap sumber daya kepariwistaan
sehingga dapat berdaya saing dalam upaya meningkatkan kinerja
ekonomi daerah serta peningkatan taraf hidup masyarakat.
34
2) Perlindungan terhadap sumber daya kepariwisataan secara
bertanggung jawab guna menciptakan pembangunan dan peningkatan
potensi sumber daya pariwisata yang khas sebagai pendukung
terciptanya pariwisata Kabupaten Pangkep yang berwawasan
lingkungan.
3) Pernyataan berwawasan global mengandung arti bahwa Kabupaten
Pangkep harus menjadi destinasi berdaya saing dan bertaraf
internasional, serta diminati oleh wisatawan nusantara nusantara dan
mancanegara. Implikasi dari pernyataan tersebut sebagai destinasi
unggulan yang diminati oleh wisatawan nusantara dan mancanegara,
maka perlu dilakukan penataan terhadap berbagai aspek penting seperti
pengembangan produk wisata, pemasaran, sumber daya manusia, dan
kelembagaan.
4) Pembangunan apresiasi dan peran masyarakat mandiri dan
bertanggung jawab sebagai subjek dalam pengembangan
kepariwisataan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan guna
mendukung tercapainya pariwisata Pangkajene dan Kepulauan sebagai
destinasi pariwisata unggulan pada tingkat regional dan nasional.
5) Pembangunan kesejahteraan ekonomi dan sosial melalui
pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan
Kabupaten Pangkep yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
35
2. Susunan organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Pangkep
Susunan organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Pangkep sesuai
dengan Peraturan Daerah No. 14 Tahun 2016 tentang pembentukan dan
susunan perangkat daerah setelah perubahan dari Peraturan Daerah No. 10
Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Daerah Kabupaten
Pangkep sebagai telah diubah Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2014
tentang perubahan kedua atas Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2008
tentang organisasi dan tata kerja dinas daerah Kabupaten Pangkep.
Dinas Pariwisata Kabupaten Pangkep mempunyai beberapa tugas
pokok dan fungsi sebagai berikut:
a) Kepala Dinas Pariwisata
Kepala Dinas Pariwisata mempuyai tugas pokok membantu bupati
dalam mengkordinasikan penyelenggaraan kepariwisataan, untuk
melaksanakan tugas sebagai dimaksud dalam ayat (1) maka uraian
tugas jabatan kepala dinas adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan rencana strategis dinas pariwisata;
2) Mengkordinasikan kebijakan kepariwisataan agar tercipta
sinkronisasi dan integrasi kebijakan pemerintah;
3) Mengendalikan penyelenggaraan kepariwisataan di daerah;
4) Melaksanakan pengendalian, penempatan dan pembinaan
kepegawaian lingkup dinas pariwisata;
5) Mengendalikan pengelolaan sumber daya keuangan dinas
pariwisata;
36
6) Menyelenggarakn urusan umum dinas pariwisata;
7) Mengevaluasi secara berkala pelaksaan kebijakan pemeritah daerah
lingkup dinas pariwisata;
8) Mengkonsultasikan dan mengkordinasikan program dan kegiatan
dengan pemeritah pusat, provinsi dan lembaga lainnya dalam
rangka terciptanya keselarasan program dan kegiatan antar
tingkatan pemerintahan dan lingkup kerja dan kewenangan dinas
pariwisata;
9) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada
bawahan;
10) Menyusun laporan hasil pelaksaan tugas;
11) Melaporkan hasil pelaksaan tugas kepada atasan;
12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atas
yang sesuai dengan bidang tugasnya.
b) Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh sekretaris yang mnempuyai tugas pokok
membantu kepala dinas mengkoordinasikan penyelenggaraan
kesekretariatan dinas pariwisata. Untuk melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) maka uraian tugas jabatan
sekretaris adalah sebagai berikut:
1) Menyusun program dan laporan kegiatan dinas pariwisata;
2) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas pada
bawahan sehingga pelaksaan tugas berjalan lancar;
37
3) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan;
4) Melaksanakan pelayanan dan penatausahaan kesekretariatan dinas
pariwisata;
5) Merumuskan pedoman dan atau petunjuk teknis pelaksanaan
penyelenggaraan urusan kesekretariatan dinas pariwisata;
6) Mengevaluasi berkala pelaksanaan kegiatan kesekretariatan;
7) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas;
8) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan;
9) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan
sesuai bidang tugasnya.
c) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
pokok membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyiapan
administrasi surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga,
kepustakaan, kehumasan, administrasi kepegawaian dan pengelolaan
inventaris barang dan aset Dinas Pariwisata. Untuk melaksanakan
tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
5) Merencanakan kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
berdasarkan rencana operasional Sekretariat sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
38
6) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian;
7) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
8) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Umum
dan Kepegawaian sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku agar terhindar dari kesalahan;
9) Melaksanakan administrasi ketatausahaan dan rumah tangga
lingkup Dinas Pariwisata;
10) Melaksanakan kegiatan kearsipan dan pengelolaan kepustakaan;
11) Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan barang dan
pengelolaan barang dan aset lingkup Dinas Pariwisata;
12) Melaksanakan pembinaan dan manajemen kepegawaian lingkup
Dinas Pariwisata;
13) Melaksanakan fungsi kehumasan;
14) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian dengan cara mengidentifikasi hambatan
yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
15) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Umum
dan Kepegawaian sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
39
berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan
mendatang;
16) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik
lisan maupun tertulis.
d) Kepala Sub Bagian Keuangan
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok membantu
Sekretaris dalam melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana
anggaran, pembukuan, verifikasi, dan perbendaharaan Dinas
Pariwisata. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada huruf a, Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai rincian tugas
sebagai berikut:
1) Merencanakan kegiatan Sub Bagian Keuangan berdasarkan rencana
operasional Sekretariat sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub
Bagian Keuangan;
3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian
Keuangan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan
agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Keuangan
sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar
dari kesalahan;
40
5) Menyiapkan data, perhitungan anggaran, dan belanja Dinas
Pariwisata;
6) Melaksanakan penatausahaan keuangan lingkup Dinas Pariwisata
yang bersumber dari APBD maupun APBN;
7) Melaksanakan pengelolaan akuntansi dan pajak keuangan lingkup
Dinas Pariwisata;
8) Menyusun laporan keuangan lingkup Dinas Pariwisata;
9) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian
Keuangan dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam
rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
10) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian
Keuangan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku
sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang;
11) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik
lisan maupun tertulis.
e) Bidang Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Bidang Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempunyai
tugas merencanakan, melaksanakan, mengordinasikan, dan
mengendalikan kegiatan, perumusan, penyusunan, pelaksanaan
pengawasan, evaluasi dan pelaporan destinasi pariwisata dan ekonomi
kreatif yang meliputi destinasi pariwisata, pemberdayaan masyarakat
dan ekonomi kreatif serta industri pariwisata. Untuk melaksanakan
41
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bidang destinasi pariwisata
dan ekonomi kreatif mempunyai fungsi:
1) Perumusan kebijakan destinasi pariwisata dan ekonomi kreatif
yang meliputi destinasi pariwisata, pemberdayaan masyarakat dan
ekonomi kreatif serta industri pariwisata;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang destinasi pariwisata dan ekonomi
kreatif yang meliputi destinasi pariwisata, pemberdayaan
masyarakat dan ekonomi kreatif serta industri pariwisata;
3) Pengelolaan dan mengembangan daya tarik wisata, destinasi
pariwisata dan kawasan strategis pariwisata;
4) Pelaksanaan kerjasama dengan lintas sektor dan pemerintah
kabupaten kota serta stakeholder di bidang pengembangan
destinasi pariwisata dan industri pariwisata;
5) Penetapan tanda daftar usaha pariwisata;
6) Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat internalisasi dan
pengembangan sadar wisata masyarakat, tata kelola serta investasi
di bidang pariwisata; pelaksanaan bimbingan teknis di bidang
industri pariwisata dan ekonomi kreatif;
7) Penyediaan prasarana (zona kreatif/ruang kreatif/kotak kreatif) bagi
insan kreatif di daerah;
8) Pelaksanaan peningkatan kapasitas sumber daya manusia
pariwisata dan ekonmi kreatif tingkat dasar;
42
9) Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan
pelaksaan kegiatan di bidang destinasin pariwisata dan ekonomi
kreatif yang meliputi destinasi pariwisata, pemberdayaan
masyarakat dan ekonomi kreatif serta industri pariwisata;
10) Pelaksanaan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh kepala dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Gambaran Umum Pulau Camba Cambang
Keberadaan objek wisata Pulau Camba Cambang yang semakin
dikenal dan diminati oleh para wisatawan membuat Pemerintah Kabupaten
Pangkep memberi perhatian yang serius dengan membangun sejumlah
fasilitas yang dibutuhkan untuk menjadikan Pulau Camba Cambang sebagai
gerbang wisata bahari bagi kepulauan Spermonde.
Nama Camba Cambang berasal dari bahasa Makassar. Camba berarti
pohon asam. Dulu Pulau ini ditumbuhi oleh dua buah pohon asam secara
berdampingan sehingga ditafsirkan sebagai pasangan suami istri. Cambang
ditafsirkan sebagai laki-laki yang merupakan suami bagi yang tidak
bercambang. Berawal dari situlah sehingga pulau yang tidak berpenghuni ini
bernama Pulau Camba Cambang yang artinya pulau yang ditumbuhi pohon
camba yang bercambang. Pohon asam merupakan simbol keuletan karena
dapat tumbuh dimana saja, baik di pulau, pantai, darat maupun di gunung.
Kedua pohon asam tersebut tumbuh subur menjulang dengan daun
lebat sehingga tampak dari jauh, baik dari pulau seberang, maupun dari
43
pesisir pantai maccini baji Kecamatan Labakkang dan pantai pesisir Biring
Kassi Kecamatan Bungoro. Pohon camba besar tersebut sudah tumbang
akibat diterjang angin kencang pada tanggal 14 April 2008. Untuk
mengingat kembali asal muasal nama pulau tersebut.
Pada zaman kerajaan Gowa dan Bone berkuasa Pulau Camba Cambang
menjadi batas wilayah dari dua kerajaan tersebut jika kita berdiri di pulau Camba
Cambang menghadap ke barat, pulau yang ada di sebelah kanan kita adalah pulau-
pulau yang namanya berawalan Sa, antara lain : Saugi, Satando, Salemo, Sagara,
Sabangko, Sakuala, Sapuli, Sabutung, Samatellu, Sapuka, Salebbo dan seterusnya.
Pulau-pulau tersebut masuk dalam wilayah kerajaan Bone. Sedangkan pulau-
pulau yang berada di sebelah kiri kita adalah pulau-pulau yang namanya
berawalan Po-, antara lain : Polo Kalambing, Polo Laiyya, Polo Wali, Polo Pala,
Polo Badik, Pokoranrang dan seterusnya. Pulau-pulau tersebut masuk dalam
kerajaan Gowa. Semua pulau-pulau tersebut terletak dalam kawasan kepulauan
Supermonde.
Secara administratif pulau Camba Cambang berada di wilayah Kabupaten
Pangkep, Kecamatan Liukang Tuppabiring Utara Desa Mattiro Baji. Luas pulau
tersebut sekitar empat hektar. Pulau tersebut sangat mudah dijangkau karena
terletak kurang lebih 10 km dari dermaga Maccini Baji. Jika menggunakan perahu
kecil (jolloro) dari dermaga Maccini Baji, pulau Camba Cambang dapat dicapai
kurang lebih 15 menit, sedangkan dari dermaga Biringkassi kurang lebih 20 km
dari Biringkassi dengan perahu jolloro, pulau tersebut dapat dicapai kurang lebih
30 menit. Jarak pulau Cambang Cambang dari Kota Makassar kurang lebih 75
44
km, jarak dari Bandara Hasanuddin kurang lebih 65 km ke arah toraja. Jika ingin
ke pulau Camba-Cambang alat transportasi berupa jolloro sangat mudah
ditemukan di dermaga Maccini Baji dan dermaga Biringkassi.
Setelah Pemda Kabupaten Pangkep membenahi objek wisata dengan
membangun sejumlah fasilitas, Pulau Camba Cambang berganti tampilan dan
mempesona sehingga menjadi objek wisata unggulan di Kabupaten Pangkep.
Dengan objek dan fasilitas wisata yang terus berkembang, dan ditunjang dengan
keberadaan Dermaga Regional Maccini Baji dan Dermaga Biring Kassi, saya
sebagai Bupati Pangkep mencanangkan Pulau Camba Cambangg sebagai gerbang
wisata bahari Kabupaten Pangkep, khususnya Kepulauan Spermonde.
Kabupaten Pangkep adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi
Selatan dengan luas wilayah 12.362,73 km. Kabupaten Pangkep memiliki 112
pulau dengan luas seluruh wilayah daratan 898,29 km dan wilayah laut 11.464,44
km ( empat mil dari garis pantai).
Spermonde adalah istilah dari bahasa Belanda yang diberikan kepada
gugusan pulau-pulau yang membentang dari barat daya pulau Sulawesi, mulai
dari Takalar di bagian selatan hingga ke Pare-Pare di bagian utara. Dinamakan
Spermonde karena jika dilihat dari atas, gugusan kepulauan ini memang
menyerupai bentuk sperma. Spermonde terdiri atas kurang lebih 130 pulau
berpenghuni dan tidak berpenghuni. Umumnya pulau-pulau di Kepulauan
Spermonde berpasir putih dan masuk dalam gugusan terumbu karang.
Keanekaragaman hayati yang tinggi di kepulauan ini menjadi daya tarik bagi
45
wisatawan. Secara administratif, sebagian besar pulau di kepulauan spermonde
masuk dalam wilayah Kabupaten Pangkep.
4. Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam Pengelolaan Objek
Wisata Pulau Camba Cambang Kabupaten Pangkep
1. Motivator
Motivator dalam pengelolaan pariwisata, peran pemerintah daerah sebagai
motivator yang mendorong masyarakat untuk bergerak mengelola dan
mengembangkan potensi Pulau Camba Cambang, sebagai objek wisata Pangkep
yang potensial. Motivasi dirasa perlu karena masyarakat harus didorong supaya
lebih mengerti kemana arah pembangunan dan pengelolaan objek wisata alam
tersebut. diperlukan agar geliat usaha pariwisata terus berjalan. Investor,
masyarakat, serta pengusaha di bidang pariwisata merupakan sasaran utama yang
perlu untuk terus diberikan motivasi agar perkembangan pariwisata dapat berjalan
dengan baik. Berikut Hasil wawancara penulis dengan informan A.W Mengenai
Peran Dinas Pariwisata sebagai motivator yaitu:
“dinas pariwisata atau pemerintah berusaha menggali potensi sumber
daya manusia, alam, dan juga mengembangkan kesadaran anggota
masyarakat terhadap kendala maupun permasalahan yang dihadapi”.
( hasil wawancara dengan bidang pengembang sumber daya bapak A.W).
Berdasarkan hasil wawancara penulis dapat menyimpulkan bahwa masih
kurangnya kesadaran masyarakat untuk bergerak mengelola dan mengembangkan
potensi Pulau Camba Cambang yang ada perlu adanya dorongan dan motivasi dari
46
pihak pemerintah agar masyarakat sadar agar perkembangan pariwisata dapat
berjalan dengan baik.
Dinas Pariwisata sebagai motivator melakukan pengelolaan pariwisata
merupakan salah satu program kerja yang dilakukan oleh seksi promosi dan
pemasaran produk dalam bidang pembinaan dan pengelolaan pariwisata untuk
meningkatkan kualitas pelayanan pihak pemerintah beserta masyarakat terhadap
wisatawan Pulau Camba Cambang. Yang dilakukan Dinas Pariwisata dalam
pengelolaan pariwisata, karena sejatinya dalam bidang pariwisata yang ditawarkan
pelayanan yang menyenangkan dan memuaskan bagi wisatawan, sehingga
wisatawan merasa ingin kembali untuk berwisata ke destinasi wisata tersebut.
Adapun hasil wawancara dengan salah satu pengunjung yaitu CF yaitu:
“saya melihat keadaan di sekitar tempat wisata ini seakan
masyarakatnya kurang menyadari akan hal-hal yang dapat
meningkatkan daya tarik tempat wisata ini karna saya lihat tidak banyak
yang bias dinikmati seperti tidak adanya penjual souvenir, dan yang
menjual ya cuma ada satu dualah kayak warung-warung gitu”
Dinas Pariwisata melakukan pengelolaan di seluruh objek wisata Pulau
Camba Cambang dilakukan secara bertahap, karena sebagai peran Dinas
Pariwisata melakukan pengelolaan pariwisata untuk memberikan citra positif bagi
wisatawan yang datang ke Pulau Camba Cambang. Dinas Pariwisata melakukan
pengelolaan pariwisata agar kinerjanya, menghasilkan kebaikan terhadap
47
penilaian pemerintah pusat, agar dinilai Dinas Pariwisata sudah menjalankan
peran dengan hasil baik.
Dinas Pariwisata berperan penting seperti yang tercantum pada Visi Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangkep “Kepariwisataan Kabupaten
Pangkep yang Unggul (Excelent) Berbasis kepada Wisata Bahari dan Ekowisata
yang Berdaya Saing dan Berwawasan Global pada Tahun 2025”.
Masyarakat merupakan pelaku pengelolaan pariwisata yang memiliki
peranan yang sangat sentral, karena masyarakat juga sebagai tuan rumah secara
umum bersentuhan langsung dengan wisatawan yang berkunjung di Pulau Camba
Cambang seperti memberikan pelayanan jasa maupun menjaga ketertiban dan
kenyamanan kawasan wisata. Dinas Pariwisata Kabupaten Pangkep tidak akan
berdiri sendiri mengelolah parisiwata di Pulau Camba-Cambang, tanpa kerja sama
aparat pemegang kekuasaan yang ada yaitu masyarakat dan pihak pemerintah.
Dinas Pariwisata sudah berusaha melakukan pengelolaan pariwisata dengan baik.
Dinas Pariwisata merupakan salah satu dinas yang terletak di Kabupaten
Pangkep dengan peran yang disandangnya sebagai penyelenggara urusan
pemerintah daerah khususnya di bidang pariwisata dan kebudayaan kabupaten
pangkep. Sesuai dengan tugas dan fungsinya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pangkep memiliki peranan yang sangat besar terutama dalam
pengembangan pariwisata dan kelestarian kebudayaan yang ada di Kabupaten
Pangkep.
48
Dinas Pariwisata berkewajiban melakukan pengelolaan pariwisata, dengan
mengelola aset seni budaya daerah, nilai tradisi, situs sejarah dan purbakala. Dinas
Pariwisata mengenalkan potensi daerah/objek dan daya tarik wisata Pulau Camba
Cambang keluar daerah baik dalam negeri maupun luar negeri dengan strategi
yang dilakukannya, sebagai motivator itu harus melakukan pengelolaan
pariwisata. Meningkatkan daya tarik objek wisata atau pengelolaan pariwisata
yang mampu menggerakkan sektor-sektor lain termasuk kelestarian sumber daya
alam dan ekonomi rakyat disekitar daerah wisata.
2. Fasilitator
Fasilitator adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga
pengelola berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oelh calon penerima manfaat dalam menghadapi inovasi. Peran
pemerintah sebagai fasilitator adalah mencinptakan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan pembangunan atau menjembatani kepetingan berbagai pihak dalam
mengoptimalkan pembangunan daerah. Sebagai fasilitator pemerintah berusaha
menciptakan suasana yang tertib, nyaman dan aman, termasuk memfasilitasi
tersedianya sarana dan prasarana pembangunan seperti pendampingan dan
pendanaan.
Pemerintah berperan sebagai fasilitator yang memberikan atau
menyediakan fasilitas dalam hal ini Dinas Pariwisata sebagai pengelola objek
wisata. Dinas Pariwisata melanjutkan perannya yang kedua yaitu sebagai
fasilitator. Dalam konteks ini, dinas pariwisata pangkep memberikan pengarahan
49
kepada masyarakat tentang penggunaan teknis, strategi, dan pelaksanaan dalam
program yang bermanfaat bagi pengembangan potensi Pulau Camba Cambang.
a) Menyediakan sarana dan prasarana
Menyediakan alat maupun bangunan yang membuat pengunjung
betah di pulau tersebut yaitu dengan menyediakan mushollah,toilet, villa,gazebo
dan berbagai fasilitas lainnya.
b) Memfasilitasi Aktivitas Masyarakat
Memenuhi kebutuhan yang diinginkan pengunjung agar ingin dating
lagi ke pulau tersebut, seperti menyediakan kamar mandi, air bersih dan listrik.
Pemerintah berperan sebagai fasilitator yang memberikan atau menyediakan
fasilitas dalam hal ini Dinas Pariwisata sebagai pengelola objek wisata. Dinas
Pariwisata melanjutkan perannya yang kedua yaitu sebagai fasilitator. Dalam
konteks ini, dinas pariwisata pangkep memberikan pengarahan kepada masyarakat
tentang penggunaan teknis, strategi, dan pelaksanaan dalam program yang
bermanfaat bagi pengembangan potensi Pulau Camba Cambang.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan obyek wisata Pulau
Camba Cambang masih memerlukan fasilitas yang dapat menunjang
pengembangan objek wisata Pulau Camba Cambang misalnya mengingkatkan air
bersih dan aliran listriknya karena yang jadi tempat istirahat yang utama bagi
pengunjung aliran listriknya masih kurang memadai.
Berikut Hasil wawancara penulis dengan masyarakat sekitar objek wisata
Pulau Camba Cambang mengungkapkan bahwa:
50
“masyarakat disini maupun pengunjung yang datang masih sangat
memerlukan fasilitas yang memadai seperti halnya dengan pengadaan
aliran listrik, air bersih karena fasilitas aliran listrik dan air bersih masih
kurang memadai padahal ada sebagian pengunjung atau wisatawan yang
datang ingin menginap di villa adalah tempat para pengunjung untuk
beristirahat, saya ingat pernah ada rombongan mahasiswi mereka
mengeluh banyak fasilitas yang tidak bisa dioperasikan atau digunakan
walaupun mereka terkesima dengan pemandangan laut dan pasir putih
yang ada namun kurang mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat
di luar sana masih banyak yang belum mengetahui tempat ini masyarakat
berharap ada bantuan dari pihak pemerintah terkait pengembangan obyek
wisata Pulau Camba Cambang” (wawancara, SR)., ”
Adapun sarana dan prasarana dalam bidang pariwisata yang telah
disediakan oleh pihak pemerintah adalah alat selam, banana boat, snorkling,
waterpark, villa, meeting room, dan musollah. Selain itu informan A.N juga
mengungkapkan bahwa salah satu yang diberikan pemerintah dalam
meningkatkan pengelolaan Pulau Camba Cambang yaitu menyediakan sarana dan
prasarana dalam melaksanakan event. Adapun hasil wawancara sebagai berikut:
“salah satu fasilitas yang diberikan pemerintah salh satunya menyediakan
sarana dan prasarana dalam hal pengadaan event, dimana event ini
merupakan salah satu cara efektif dalam mempromisikan daerah dan
objek wisata Pulau Camba Cambang yang akhirnya mensejahterakan
51
masyarakat” (A.N, Seksi DTW KWS Strategi & destinasi wisata 12
februari 2019)
Fasilitator dinas adalah upaya dinas dari awal, tentunya itu dalam
memfasilitasi masyarakat dari setiap kacamatan untuk bisa mengelola di
wilayahnya masing-masing dengan mengangkat potensi apa yang ada dengan
membentuk organisasi atau tim dibawah pengawasan Dinas Pariwisata,intinya
agar masyrakat sekitar Pulau Camba Cambang sadar wisata, dan bisa hidup
sejahtera dengan potensi wisata yang sangat luar biasa, di Pulau Camba Cambang.
Jadi masyarakat juga berperan dalam pengelolaan pariwisata Pulau Camba
Cambang.
Dalam menjalankan perannya di bidang pariwisata dan budaya, dinas
Pariwisata Kabupaten Pangkep memfasilitasi wisatawan yang ingin mendapatkan
informasi mengenai pariwisata di Pulau Camba Cambang melalui fasilitas
pemandu wisata. Sebagaiamana yang di sampaikan salah satu informan AA yang
tergambar dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Dinas Pariwisata memfasilitasi kapal dan juga pemandu untuk para
wisatawan mancanegara sebagai akses menuju Pulau Camba Cambang.
Adapun untuk wisatawan lokal dapat menggunakan perahu/kapal yang
dimiliki masyarakat setempat”(hasil wawancara dengan ibu AA seksi
fasilitas hak kekayaan dan regulasi pada tanggal 15 februari 2019).
Dalam hal pengelolaan pariwisata Pulau Camba Cambang. Upaya yang
dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Pangkep. Memfasilitasi masyarakat demi
52
mewujudkan pariwisata berbasis masyarakat dan memfasilitasi berbagai macam
kebutuhan masyarakat maupun wisatawan dalam menunjang kegiatan
kepariwisataan. Adapun dalam menjalakan perannya sebagai fasilitator, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pangkep bekerjasama dengan pihak
masyarakat. Pihak masyarakat yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata adalah
pemilik perahu dan pemilik rumah makan.
Berbeda halnya dengan informan RA salah satu pengunjung objek wisata
Pulau Camba Cambang mengatakan bahwa fasilitas diberikan atau yang disiapkan
oleh pemerintah belum maksimal, hal ini tergambar dari hasil wawancara sebagai
berikut:
“fasilitas dari pemerintah itu belum maksimal, saya atau mungkin kami
para pengunjung merasa kurang puas dengan fasilitas yang ada sebab
fasiltas yang ada sudah banyak yang rusak dan ada juga yang tidak layak
pakai, litrik yang terbatas dan juga air bersih sangat terbatas jadi ya
merasa kurang puas aja.” ( hasil wawancara salah satu pengunjung RA).
Aspirasi dari masyarakat menjadi masukan berarti bagi Dinas Pariwisata
Kabupaten Pangkep sebagai suatu masukan yang dapat dijadikan pertimbangan
kebijakan dalam upaya membenahi pulau Camba Cambang. Sebaliknya, tindakan
dinas pariwisata juga memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat dalam
melestarikan objek wisata dan kekayaan budaya yang ada.
c. Dinamisator
53
Peran pemerintah sebagai dinamisator adalah menggerakkan partisipasi
masyarakat jika terjadi kendala-kendala dalam proses pembamgunan untuk
mendorong dan memelihara dinamika pembangunan daerah. Pemerintah berperan
melalui pemberian bimbingan dan pengarahan secara intensif dan efektif kepada
masyarakat. Biasanya pemberian bimbingan diwujudkan melalui tim penyuluh
maupun badan tertentu untuk memberikan pelatihan. Peran Dinas Kebudayaan
dan Priwisata Kabupaten Pangkep sebagai dinamisator yaitu:
a). Memberikan Bimbingan dan Pengarahan
Memberikan petunjuk atau pedoman kepada masyarakat sekitar pulau
untuk menggunakan kappa serta keahlian mereka untuk mendapatkan
penghasilan dari pengunjung.
b). Memberikan Pelatihan
Kegiatan yang mengarahkan masyarakat sekitar Pulau Camba
Cambang untuk mengasah keashlian mereka dalam pembuatan souvenir
atau oleh-oleh khas dari pulau tersebut untuk diperjual belikan pada
pengunjung. Sehingga ketiga peran Dinas Kebudayan dan Pariwisata
Kabupaten Pangkep saling berkesinambungan dalam peningkatan jumlah
pengunjung objek wisata Pulau Camba Cambang.
54
Berdasarkan hasil wawancara saya dengan informan bapak AW yang menyatakan
bahwa:
“sementara ini pemerintah telah membuat perda tentang pariwisata,
tetapi belum disahkan oleh DPR dan upaya selanjutnya yang dilakukan
oleh dinas pariwisata pangkep yaitu memberikan pemberdayaan atau
pelatihan kepada mayarakat sekitar Pulau Camba Cambang dalam
membuat kerajinan tangan atau ole-ole beserta souvenir yang dapat
menambah pendapatan masyarakat sekitar” (hasil wawancara dengan
bapak AW bidang pengembangan sumber daya pada tanggal 13 februari
2019).
Dinas Pariwisata melaksanakan pembangunan pariwisata dengan pihak
masyarakat dalam pengelolaan pariwisata Pulau Camba Cambang, karena sudah
dipastikan Dinas tidak bisa berjalan sendiri dan bekerja sendiri untuk mengelola
pariwisata Pulau Camba Cambang tanpa campur tangan pemegang kekuasaan
yang ada yaitu pemerintah dan masyarakat. Kegiatan pariwisata bersifat sistemik
dan pelaksanaannya tidak bisa dilaksanakan secara terpisah, sehingga mau tidak
mau memang harus ada sinergitas antar stakeholder yang ada. Berdasarkan hasil
wawancara sebagai berikut:
“saya sudah dua kali berkunjung di pulau camba cambang ini, kunjungan
pertama saya pada tahun 2014 dimana pulau camba cambang ini masih
dalam proses pembangunan sehingga beberapa sarana dan prasarana
disini belum memadai dan belum banyak pedagang dan kunjungan saya
55
yang kedua yaitu hari ini dimana menurut saya sarana dan prasarana
sudah lumayan banyak yaitu telah disediakannya tempat sampah,
musollah, villa untuk menginap, waterboom dan lain sebagainya tetapi
masih ada satu yang sangat dibutuhkan pengunjung yaitu air tawar yang
digunakan untuk mandi sehabis berenang dan itu belum disediakan oleh
pemda, jadi saya sebagai pengunjung menyarakan kepada pemda agar
tahun ini dapat menyediakan air tawar untuk pengunjung untk
meningkatkan jumlah pengunjung.” (hasil wawancara dengan salah satu
pengunjung yaitu ibu AM).
Dinas Pariwisata Kabupaten Pangkep dalam rangka menjalankan
peran dinamisator adalah melakukan monitoring wisata terutama masyarakat.
Selain melakukan monitoring terhadap usaha jasa pariwisata di Pulau Camba
Cambang, Dinas Pariwisata juga melakukan usaha atau pendekatan Bauran
destinasi, Pendekatan Manajemen Strategik, Pendekatan Perencaan terpadu dan
pendekatan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan untuk pemberdayaan
masyarakat di sekitar Pulau Camba Cambang. Karena banyak ditemukan pihak
masyarakat yang memiliki usaha di Pulau Camba Cambang. Sehingga dengan
upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangkep dalam
melakukan pendekatan terhadap pihak masyarakat tersebut akan banyak
memberikan manfaat bagi pembangunan pariwisata berbasis masyarakat.
Sebagai upaya Dinas Pariwisata dalam menjalankan perannya sebagai
dinamisator selama ini telah melakukan berbagai hal terkait dengan kerja sama
antar sektor, baik pihak pemerintah lainnya maupun masyarakat.
56
“kami dari pihak dinas pariwisata saat ini sedang melakukan berbagai
upaya untuk lebih meningkatkan objek wisata agar wisatawan tertarik
untuk berkunjung, kamipun masih banyak kendala seperti kurangnya
personil, serta di pulau camba cambang masih terbatas listriknya dan
juga air tawar . Memang masih ada kendala akan tetapi kami akan
membenahi saat ini kami merencanakan untuk bekerja sama dengan pihak
PLN dan juga pihak PDAM untuk penyediaan listrik dan air tawar” ( hasil
wawancara dengan seksi pengembangan SDM pariwisata budaya &
ekonomi kreatif bapak Syahruddin M, S.Pd).
Pihak-pihak pemerintah dan masyarakat dalam perkembangan pariwisata
sangat berperan penting, yang membantu perkembangan pariwisata Pulau Camba
Cambang. Dinas Pariwisata melaksanakan pembangunan pariwisata dengan
pihak masyarakat dalam perkembangan pariwisata itu harus dilakukan.
Agar masyarakat yang beralamat di daerah wisata berkewajiban mengangkat
pariwisata di daerahnya dan diramaikan dari adanya pihak asing. Dinas
Pariwisata melaksanakan pembangunan pariwisata dengan prinsip dan
pedoman yang digunakan berdasar pada kerakyatan. Yaitu sejauh mana
pengembangan sektor pariwisata dapat memberikan manfaat yang besar terhadap
masyarakat yang mendukung dari partisipasi masyarakat dalam hal
pengembangan pariwisata.
57
5. Data jumlah pengunjung Pulau Camba Cambang
No. Bulan Jumlah Pengunjung
1. Januari 461
2. Februari 149
3. Maret 255
4. April 958
5. Mei 1.740
6. Juni 1.969
7. Juli 806
8. Agustus 542
9. September 977
10. Oktober 124
11. November 311
12. Desember 1.309
2017 9.601
2016 13.929
2015 -
(Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Pangkep Tahun 2017,2016 & 2015)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 belum
adanya pengunjung di pulau Camba Cambang dikarenakan masih dalam proses
pembangunan, pada tahun 2016 jumlah pengunjung mulai meningkat menjadi
58
13.929 dan pada tahun 2017 jumlah pengunjung menurun sekitar 4.299 sehingga
jumlah pengunjung hanya 9.601 orang.
No. Bulan Jumlah Pengunjung
1. Januari 182
2. Februari 150
3. Maret 282
4. April 526
5. Mei 332
6. Juni 520
7. Juli 150
8. Agustus 309
9. September 246
10. Oktober 160
11. November 400
12. Desember -
2018 3.257
(Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kab. Pangkep Tahun 2018)
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan mengenai
pengelolaan objek wisata Pulau Camba Cambang Kabupaten Pangkep adalah
sebagai berikut:
1. Pengelolaan Pulau Camba Cambang oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pangkep telah dimulai dari tahun 2012 sampai tahun
2019 dengan menggunakan APBD. Pengelolahan Pulau Camba Cambang
tidak melibatkan masyarakat Desa Mattiro Baji khususnya masyarakat
pulau saugi, pada awalnya hanya dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pangkep akan tetapi pada tahun 2017 setelah selesai
pembangunan Pulau Camba Cambang dan telah dilengkapi dengan
berbagai fasilitas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kemudian melibatkan
masyarakat sekitar.
Pengelolaan yang kurang optimal karena keterbatasan personil,
dana yang ada maka di tahun 2019 pemerintah daerah mengajak investor
asing. Untuk mengembangkan wisata bahari yang ada di Kabupaten
Pangkep khususnya di Pulau Camba Cambang.
Pengelolaan Pulau Camba Cambang yang dikelolah oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pangkep. Pengelolaan yang
dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pangkep
59
60
belum optimal dan belum berjalan dengan baik. Karena banyaknya objek
wisata yang kurang diperhatikan sehingga semuanya terbengkalai sarana
dan prasarana yang ada sudah banyak yang rusak karena tidak adanya
perawatan, tenaga pengawas dan petugas kebersihan hanya satu orang hal
tersebut yang menyebabakan kurang minat wisatawan untuk berkunjung
atau wisata yang pernah berkunjung tidak berminat dating kembali ke
Pulau Camba Cambang karena tidak dirawat dengan baik. Adapun keluhan
masyarakat sekitar pulau mereka dijanjikan untuk terlibat langsung dalam
perawatan dan pelatihan homestay akan tetapi belum terealisasikan dan
hanya wacana saja.
B. Saran
Adapun saran dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1.Perlunya peningkatan promosi kewarga Negara asing maupun
mancanegara dengan adanya bwisata Pulau Camba Cambang di
Kabupaten Pangkep.
2.Peningkatan biaya masuk (karcis) pada objek wisata Pulau Camba
Cambang.
3. Perlunya penambahan tenaga kebersihan pada objek wisata Pulau
Camba Cambang.
61
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Ardian Prayoga. 2010. Studi Tentang Pengelolaan Potensi Objek Wisata
Pulau Derawan Kabupaten Berau Oleh Dinas Pariwisata Kabupaten
Berau. Samarinda: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polotik Universitas
Mulawarman.
Davey, Kenneth J. 2014. Pembiayaan Pemerintah Daerah, Praktek-Praktek
Internasional dan Relevansinya Bagi Dunia Kerja. Jakarta: UI Press.
Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Duverger, Maurice. 2010. Sosiologi Politik. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Hamid, Syamsuddin. 2015. Wisata Bahari Kawasan Camba Cambang. Surabaya:
Brilian Internasional.
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi Dan Pembangunan Daerah, Reformasi,
Perencanaan, Strategi, Dan Peluang. Jakarta: Erlangga.
Meleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: UI Press.
Moekijat. 2010. Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Mandar Maju.
62
Nagib, Laila dkk. 2003. Kualitas SDM Pariwisata. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Narwoko, J Dwi dan Bagong Suyanto. 2013. Sosiologi Teks Pengantar Dan
Terapan. Jakarta: Kencana.
Nugroho, Iwan. 2010. Ekowisata Dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Pitana, I Gede dan Putu Gede Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:
CV. Andi Offset.
Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Sastrayuda, Gumelar. 2010. Konsep Pengembangan Kawasan Ekowisata.
Yogyakarta: UGM.
Siagian, Sondang P. 2012. Pengawasan Melekat Di Lingkungan Pemerintahan.
Jakarta: Erlangga.
Soekanto, Soerjono. 2002. Teori Penerapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Solihin, Ismail. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Terry, George R. 2009. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Wulansari, Dewi. 2009. Sosiologi Konsep Dan Teori. Bandung: PT. Refika.
63
Sumber lain:
Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Otonomi Daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Pangkep Nomor 13 Tahun 2017 Pasal 14 Tentang
Kepariwisataan.
Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2015 Tentang Pengeloaan.
64
LAMPIRAN – LAMPIRAN
65
66
67
68
RIWAYAT HIDUP
Tina, dilahirkan di Kabupaten pangkep dusun Jatie Desa
Kassiloe Kecamatan Labakkang pada hari selasa tanggal 24
september 1996. Penulis merupakan anak kelima dari lima
bersaudara dari pasangan Massi dan Mariama. Pada tahun 2002
penulis memasuki sekolah dasar di SDN 13 Kassiloe dan lulus pada tahun 2008,
kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 Labakkang dan lulus pada
tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke SMAN 1
Bungoro dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan
pendidikan ke Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Jurusan Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dalam rangka menyelesaikan pendidikan dan
merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administara Negara
penulis melakukan penelitian dengan judul “Peran Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Dalam Pengelolaan Objek Wisata Pulau Camba Cambang Kabupaten
Pangkep” yang dibimbing oleh bapak Dr. Anwar Parawangi, M.Si dan ibu Dr.
Ihyani Malik, S.Sos.,M.Si.