skripsi on kbk di ptai

84
1 PENGEMBANGAN KURIKULUM TARBIYAH (Studi Analisis Problema Distribusi Mata Kuliah PAI di Fakultas Tarbiyah UIN Malang tahun 2006) SKRIPSI Oleh : Khurin Rakhmawati 03110047 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG Oktober, 2007

Upload: aysararmy

Post on 30-Jul-2015

86 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi on KBK Di PTAI

1

PENGEMBANGAN KURIKULUM TARBIYAH

(Studi Analisis Problema Distribusi Mata Kuliah PAI

di Fakultas Tarbiyah UIN Malang tahun 2006)

SKRIPSI

Oleh :

Khurin Rakhmawati

03110047

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

Oktober, 2007

Page 2: Skripsi on KBK Di PTAI

2

PENGEMBANGAN KURIKULUM TARBIYAH

(Studi Analisis Problema Distribusi Mata Kuliah PAI

di Fakultas Tarbiyah UIN Malang tahun 2006)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Uniersitas Islam Negeri Malang

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)

Oleh :

Khurin Rakhmawati

03110047

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

Oktober, 2007

Page 3: Skripsi on KBK Di PTAI

3

LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN KURIKULUM TARBIYAH

(Studi Analisis Problema Distribusi Mata Kuliah PAI

di Fakultas Tarbiyah UIN Malang tahun 2006)

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh

Khurin Rakhmawati (03110047)

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal

2 Oktober 2007 dengan nilai B+

dan dinyatakan telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar strata satu Sarjan Pendidikan Agama Islam

(S. Pd. I)

Pada tanggal : 3 November 2007

Panitia Ujian

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang

Drs.H. Agus Maimun, M. Pd M. Amin Nur, M. A

NIP. 150 289 468 NIP. 150 327 263

Penguji Utama, Pembimbing,

Drs. H. M. Djazuli, M. PdI Drs. H . Agus Maimun, M. Pd

NIP. 150 019 224 NIP. 150 289 468

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony

NIP. 150 042 031

Page 4: Skripsi on KBK Di PTAI

4

PERSEMBAHAN

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang berkat rahmat dan hidayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa sholawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah mengantarkan kita kepada cahaya ilmu

pengetahuan.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis sepenuhnya menyadari bahwa, tugas

akhir studi ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa dukungan serta bantuan dari

orang-orang terdekat penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang berbahagia ini penulis

ingin mempersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang kusayangi.

Ayah dan Ibu tercinta, terimakasih atas segala ketulusan hati dalam memberikan

dukungan dan motivasi moril maupun materiilnya. Tentunya penulis menyadari bahwa tidak

hanya cukup dengan ucapan terimakasih saja, namun hanya itu yang bisa penulis

persembahkan saat ini. Semoga Ayah dan Ibu senantiasa dalam rahmat dan lindungan Allah

SWT.

Untuk suami tersayang Abdul Malik Karim Amrullah, mungkin penulis tidak dapat

mengungkapkan sesuatu yang lebih berharga dari ucapan terimakasih dari lubuk hati yang

terdalam. Karena begitu besar perannya atas terselesaikannya tugas ini dengan baik. Ucapan

maaf, beribu-ribu maaf penulis sampaikan kepada kakanda atas sikap dan perilaku penulis

selama ini yang mungkin sempat meninggalkan kesan yang kurang baik dihatimu. Terima

kasih, matur sembah nuwun, syukron katsir, kamsiah, and thank you so much……..Ya…

Allah lindungilah dan muliakanlah suamiku tercinta ini agar tetap sabar dalam menghadapi

hamba……

Dan yang terakhir untuk sahabat-sahabatku tersayang, Mbak Eri(met menempuh hidup

baru ya…), Tie-Toes (semoga cita-citamu dapat segera terwujud dan menemukan sosok yang

kau idamkan dalam mengarungi hidup ini, masak mo berpetualang terus sih pren ?

hehehe….), Lala (selamat ya pren ente udah selangkah lebih maju, kapan nih nikahnya ?), En-

en (Kalo inget yang satu ini bawaannya mo ketawa mlulu…hehehe…kadang romantis,

kadang juga culun…good luck ya pren…), and Icha (Suka deh nglihat icha yang kalem n

anteng…hehehe…makan yang banyak ya…). Kuucapkan banya kterima kasih atas motivasi

kalian dan kebersamaan kita selama ini, semoga Allah tetap menjaga silaturrahim kita

meskipun kita saat ini dah berjauhan ya….I love u all….

Page 5: Skripsi on KBK Di PTAI

5

MOTTO

óó óóΟΟΟΟ ÏÏ ÏÏ%%%% rr rr'''' ss ssùùùù yy yy7777 yy yyγγγγ ôô ôô____ uu uuρρρρ ÈÈ ÈÈ ÏÏ ÏÏ ee ee$$$$#### ÏÏ ÏÏ9999 $$$$ ZZ ZZ����‹‹‹‹ ÏÏ ÏÏΖΖΖΖ yy yymmmm 44 44 || ||NNNN tt tt���� ôô ôôÜÜÜÜ ÏÏ ÏÏùùùù «« ««!!!! $$ $$#### ÉÉ ÉÉLLLL ©© ©©9999 $$ $$#### tt tt���� ss ssÜÜÜÜ ss ssùùùù }} }}¨̈̈̈$$$$ ¨¨ ¨¨ΖΖΖΖ9999 $$ $$#### $$$$ pp ppκκκκ öö öö���� nn nn==== tt ttææææ 44 44 ŸŸ ŸŸωωωω ŸŸ ŸŸ≅≅≅≅ƒƒƒƒ ÏÏ Ïω‰‰‰ öö öö7777 ss ss???? ÈÈ ÈÈ,,,, ùù ùù==== yy yy⇐⇐⇐⇐ ÏÏ ÏÏ9999 «« ««!!!! $$ $$#### 44 44 šš šš���� ÏÏ ÏÏ9999≡≡≡≡ ss ssŒŒŒŒ

ÚÚ ÚÚ ÏÏ ÏÏ ee ee$$$$!!!! $$ $$#### ÞÞ ÞÞΟΟΟΟ ÍÍ ÍÍ hh hhŠŠŠŠ ss ss)))) øø øø9999 $$ $$#### �� ��∅∅∅∅ ÅÅ ÅÅ3333≈≈≈≈ ss ss9999 uu uuρρρρ uu uu���� ss ssYYYY òò òò2222 rr rr&&&& ÄÄ ÄĨ̈̈̈$$$$ ¨¨ ¨¨ΖΖΖΖ9999 $$ $$#### ŸŸ ŸŸωωωω tt ttββββθθθθ ßß ßßϑϑϑϑ nn nn==== ôô ôôèèèè tt ttƒƒƒƒ ∩∩∩∩⊂⊂⊂⊂⊃⊃⊃⊃∪∪∪∪

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)

fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan

pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak

mengetahui (Q. S Ar-Rum: 30).

Page 6: Skripsi on KBK Di PTAI

6

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan

dalam daftar pustaka.

Malang, 22 September 2007

Khurin Rakhmawati

Page 7: Skripsi on KBK Di PTAI

7

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Tak lupa sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang

telah membawa manusia menuju dunia ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi yang

berjudul “PENGEMBANGAN KURIKULUM TARBIYAH (Studi Analisis Problema

Distribusi Mata Kuliah PAI di Fakultas Tarbiyah UIN Malang tahun 2006)” ini tidak akan

terselesaikan bila tanpa adanya bantuan dari semua pihak, karena itu pada kesempatan ini

penulis dengan penuh kerendahan dan kesungguhan hati mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak. Prof. Dr. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Malang

2. Bapak. Dr. H. M. Djunaidi Ghony,selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

3. Bapak. Drs. M. Padil, M. Pd. I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN

Malang

4. Bapak. Drs. H. Agus Maimun, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan motivasi dan mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini

5. Bapak. Drs. M. Zainuddin, MA, selaku Pembantu Dekan bidang akademik UIN

Malang yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini

Page 8: Skripsi on KBK Di PTAI

8

6. Ibu Miftahul selaku kepala Bagian Administrasi Akademik (BAAK) UIN Malang

yang juga telah membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

7. Ayah dan Ibu yang senantiasa dengan tulus memberikan dukungan dan motivasinya

dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Allah berkenan memberikan balasan yang setimpal ataskebaikan yang nereka

berikan kepada penulis. Oleh karena itu, tiada sesuatu yang berharga yang ingin penulis

sampaikan kecuali ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Akhirnya penulis mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah-

mudahan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Penulis

Page 9: Skripsi on KBK Di PTAI

9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kartu Hasil Studi angkatan tahun 2005-2006, 2006-2007

Lampiran 2 : Daftar pertanyaan wawancara dan hasil wawancara

Lampiran 3 : Bukti Konsultasi

Lampiran Daftar Pertanyaan dan Hasil Wawancara

1. Bagaimana prosedur distribusi matakuliah di fakultas Tarbiyah ?

2. Apa yang mendasari Fakultas Tarbiyah merubah matakuliah?

3. Apakah ketika merubah matakuliah berpengaruh pada perubahan kode matakuliah?

4. Bagaimana prosedur perubahan matakuliah di Fakultas Tarbiyah?

5. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam distribusi matakuliah ?

6. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut ?

Menurut Pak Padil, Kajur Tarbiyah PAI

Pengelompokan mata kuliah PAI pada tahun 2006 sebenarnya didasarkan pada kurikulum

nasional 2004 yaitu dengan pengelompokan beberapa mata kuliah seperti MKDU (Mata

Kuliah Dasar Utama), MKDK, MKD. Mata kuliah MKDU ini akan didistribusikan pada

semester 1 dan 2. Berdasarkan kebijakan universitas maka MKDU hanya didistribusikan

pada semester 1 dan 2,dengan komposisi semester 1 hanya 19 sks dan semester 2 hanya 21.

Jadi pada dua semester ini mahasiswa tidak bisa mengambil jumlah sks yang lebih banyak

karena ada kendala teknis berkenaan dengan program andalan universitas yaitu PKPBA dan

PKPBI, selain itu juga mahasiswa semester ini diharuskan mengikuti kurikulum ma’had,

Page 10: Skripsi on KBK Di PTAI

10

dimana kurikulum ma’had ini sangat berperan membentuk kedalaman spiritual sebagaimana

tercantum dalam visi dan misi UIN Malang yaitu membentuk mahasiswa yang memiliki empat

kekuatan, yaitu kedalaman spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu dan kematangan

profesional.(1 September 2007, 19.30 dirmah Joyo Suko)

Pak Padil melanjutkan lagi

distribusi mata kuliah di fakultas PAI mempunyai prosedur sebagai berikut dilihat dari mata

kuliah yang disalurkan oleh universitas dan didadasarkan pada kelompok mata kuliah yang

akhirnya muncullah nama mata kuliah dari masing-masing kelompok mata kuliah. Kemudian

didasarkan pada prasyarat mata kuliah pilihan lantas muncul mata kuliah independen.

Mengomentari hal tersebut salah seorang staf pegawai bernama Imam Bani Mustolik

mengatakan bahwa

Mata kuliah ini sebenarnya diadakan untuk membekali mahasiswa pada ketrampilan yang

tidak diminati mahasiswa ketika muncul mata kuliah utama. Itu artinya tidak semua produk

yang diluncurkan oleh Tarbiyah akan langsung menghasilkan produk yang diinginkan oleh

mahasiswa, karena ada minat-minat lain yang ternyata ditemukan dan berkembang di

lapangan. Salah satu contoh mungkin kita kenal komar produk dari Tarbiyah yang masuk

wilayah seni dan banyak lagi yang masuk di wilayah-wilayah selain pendidikan.

Pak Zainuddin sendiri mengungkapkan bahwa :

Masa transisi UIN yang diawali dengan perubahan-perubahan status juga mengganjal

kinerja, karena akan berdampak pada perubahan standar kebijakan yang sudah ditetapkan.

Karena itu pak Padil mengomentari hal tersebut dengan memberikan beberapa langkah

kedepan dan saat ini sudah pernah dilakukan oleh fakultas Tarbiyah:

Page 11: Skripsi on KBK Di PTAI

11

Dalam perubahan mata kuliah ini fakultas Tarbiyah membuat prosedur sendiri yang pertama

harus dilakukan oleh fakultas untuk merubah mata kuliah adalah dengan mengadakan

workshop dalam workshop tersebut dibentuklah tim perumus untuk merumuskan beberapa

mata kuliah yang layak diadakan oleh fakultas lalu di SK kan oleh dekan. Setelah sk keluar,

maka mata kuliah baru otomatis akan resmi diberlakukan

Wawancara dari beberapa pihak antara lain dari pihak BAK mengatakan bahwa :

pergantian mata kuliah yang terlalu cepat tidak banyak disosialisasikan pada Puskom

sehingga para anggota Puskom melakukan ijtihad untuk melakukan pengkodean tersebut

(lihat perbandingan kode dibawah)

Mengomentari hal tersebut pak Zainudin mengungkapkan

Kode matakuliah memang selama ini yang merumuskan adalah pihak BAK, fakultas masih

belum diberikan keleluasan penuh untuk merumuskan secara independen. Di BAK sendiri

masih banyak overlaping pada sistem komputer yang tidak bisa diubah, karenanya pihak

BAK masih kesulitan untuk mengendalikannya, ditambah lagi dengan program komputer

sekarang yang sudah lebih canggih.

Peneliti sendiri juga sempat melakukan wawancara terhadap salah satu personel

PUSKOM (tidak bisa disebutkan namanya) bahwa :

selama ini terjadi kesalahan beberapa kode mata kuliah disebabkan karena kebijakan

dari atas selalu berubah-ubah, selain itu juga ada beberapa oknum yang melanggar prosedur

yang sudah ditetapkan oleh PUSKOM dengan cara meng ACC beberapa mahasiswa yang

sebenarnya dianggap sudah menyalahi prosedur, karena itu PUSKOM juga dengan terpaksa

merubah sistem yang sudah dibakukan. Contoh yang sering terjadi adalah penambahan nama

Page 12: Skripsi on KBK Di PTAI

12

pada absensi, secara otomatis kelas yang semestinya diisi dengan sekian mahasiswa menjadi

bertambah.

Ada beberapa tips dari pak Padil yaitu antara lain,

adanya workshop kurikulum Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) yang diadakan

oleh Universitas yang dilaksanakan di Lawang juga banyak membantu fakultas Tarbiyah

untuk mulai menata kembali kurikulum sampai dengan pendistribusian mata kuliah dari

kurikulum yang sudah dibakukan tersebut.

Kurikulum itu adalah perencanaan pembelajaran, karenanya menurut pak Zainuddin

memberikan komentar sebagai berikut:

Distribusi ini idealnya diiringi dengan penempatan dosen yang ahli dibidangnya, sehingga

akan memudahkan sebuah lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang sudah

dirumuskan dalam visi dan misi pendidikan. Keadaan seperti itu masih belum dilakukan oleh

fakultas Tarbiyah, hal itu didasarkan rekrutmen dosen yang terbentur dengan kebijakan

pusat.

Jadi dari statemen tersebut tampaknya fakultas Tarbiyah masih menerapkan sistem

pendidikan yang terpusat, karenanya hal itu menjadi kendala bagi fakultas Tarbiyah untuk

mencapai tujuan yang sudah dirumuskan dalam visi dan misi fakultas.

Page 13: Skripsi on KBK Di PTAI

13

DAFTAR ISI

A. HALAMAN JUDUL ........................................................ i

B. HALAMAN SAMPUL ………………………………… ii

C. HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………… iii

D. HALAMAN PENGESAHA ………………………………… iv

E. HALAMAN PERSEMBAHAN .. ………………………………… v

F. MOTO …………………………………… vi

G. NOTA DINAS PEMBIMBING ....................................................... vii

H. SURAT PERNYATAAN ....................................................... viii

I. KATA PENGANTAR …………………………………….. ix

J. DAFTAR LAMPIRAN …………………………………….. xi

K. DAFTAR ISI ....................................................... xii

L. ABSTRAKSI …………………………………… xv

Bab I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................... 7

Page 14: Skripsi on KBK Di PTAI

14

E. Batasan Masalah ....................................................... 7

Bab II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kurikulum ....................................................... 8

B. Landasan Kurikulum ....................................................... 12

C. Desain Kurikulum ` ....................................................... 14

D. Komponen Kurikulum ....................................................... 19

E.. Prinsip-prinsip Kurikulum ....................................................... 20

F. Manajemen Administrasi Kurikulum ............................ 22

G. Analisis Pengembangan Kurikulum PTAI ............................ 27

Bab III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .......................................... 41

B. Lokasi Penelitian .................................................................... 41

C. Kehadiran Peneliti .................................................................... 42

D. Data dan Sumber Data ........................................................ 42

E. Prosedur Pengumpulan Data .......................................... 44

F. Analisis Data .................................................................... 45

G. Pengecekan Keabsahan Data ......................................... 46

BAB IV. PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Page 15: Skripsi on KBK Di PTAI

15

A. Profil Fakultas Tarbiyah PAI ........................................ 47

B. Kondisi Obyektif Kurikulum ........................................ 50

C. Dasar-dasar Distribusi Mata Kuliah PAI …………. .. ………. 55

D. Problem-problem Distribusi ....................................... 55

E. Upaya Tarbiyah mengatasi problem-problem distribusi……… 56

BAB V. PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

A. Dasar-dasar Distribusi Mata Kuliah PAI ............. 57

B. Problem-problem Distribusi ....................................... 61

C. Upaya Tarbiyah mengatasi problem-problem distribusi……… 73

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN .................................................................. 76

SARAN ................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 78

LAMPIRAN

Page 16: Skripsi on KBK Di PTAI

16

ABSTRAK

Khurin Rakhmawati, PENGEMBANGAN KURIKULUM TARBIYAH (Studi Analisis

Problema Distribusi Mata Kuliah PAI di Fakultas Tarbiyah UIN Malang tahun 2006).

Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri

(UIN)Malang. Drs. H. Agus Maimun, M. Pd

Kurikulum adalah perencanaan pembelajaran, karena itu kurikulum harus

direncanakan untuk menghasilkan produk yang diiinginkan oleh sebuah lembaga. Karenanya

kurikulum akan dapat mengukur seberapa berhasilkah visi misi sebuah lembaga. Sebagai

salah satu bagian dari perguruan tinggi Islam, Fakultas Tarbiyah adalah fakultas yang akan

mencetak mahasiswa menjadi tenaga pendidik agama Islam pada jalur pendidikan formal dan

non formal yang mencakup kompetensi lulusan memiliki kompetensi dalam merencanakan

dan melaksanakan proses pembelajaran PAI, melakukan pembimbingan dan pelatihan pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah dan jenis pendidikan keagamaan Islam juga

membimbing dan menggerakkan kegiatan keagamaan Islam dan menjadi tenaga kependidikan

Islam yang mencakup memiliki kompetensi dalam membentuk, mengelola dan

mengembangkan program pendidikan keagamaan Islam.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana fakultas Tarbiyah menata

kurikulumnya sehingga akan menghasilkan produk yang diinginkan fakultas ini. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif deskriptif. Peneliti disini menggunakan cara observasi

partisipatif, karena itu peneliti juga mengamati beberapa distribusi mata kuliah yang

dipasarkan, serta peneliti melakukan wawancara kepada beberapa pihak yang dianggap cocok

dan representatif dalam penelitian ini seperti Pembantu Dekan I, Kepala Jurusan Tarbiyah,

serta kepala BAAK.

Page 17: Skripsi on KBK Di PTAI

17

Kebijakan pemerintah yang terus menerus “berubah” dari keputusan menteri Agama

RI Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum inti Perguruan Tinggi dan Keputusan Menteri

Agama RI Nomor 353 tahun 2004 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi

agama Islam, juga karena perubahan bentuk UIIS menjadi UIN mengakibatkan penataan

kurikulum fakultas Tarbiyah ikut berubah dan tidak menentu sehingga peneliti menemui

beberapa kejanggalan dari penataan mata kuliah yang dipasarkan terutama pada pengkodean

mata kuliah mulai dari 2003 sampai 2007 ini, akan tetapi peneliti hanya membatasi penelitian

ini hanya pada distribusi mata kuliah tahun 2006.

Kurikulum fakultas Tarbiyah pada tahun 2006 masih menggunakan kurikulum

berbasis kompetensi, dimana fakultas Tarbiyah PAI mendesaign kurikulumnya menjadi 3

kompetensi mata kuliah. Yang pertama adalah Mata Kuliah Kompetensi Dasar, yang kedua

Mata Kuliah lingkup kompetensi utama, yang ketiga mata kuliah lingkup kompetensi

pendukung.Adapun yang mendasari distribusi mata kuliah tersebut adalah didasarkan pada

pedoman universitas yang harus dijabarkan oleh masing-masing fakultas, selanjutnya fakultas

Tarbiyah menata kurikulumnya sesuai dengan kompetensi lulusan yang dicapai. Peneliti juga

melihat fakultas tarbiyah mendistribusikan mata kuliah pendukung yang berorientasi pada

pengembangan minat dan bakat mahasiswa yang ingin mengembangkan keilmuannya

dibidang lain seperti pendidikan kewirausahaan dan pendidikan seni religius.

Fakultas Tarbiyah mempunyai kiat untuk mengantisipasi problem tersebut, yaitu

dengan cara membuat manual prosedur, mensosialisasikan, membakukan serta menaati

prosedur tersebut sehingga tidak ada orang yang mampu melanggar prosedur itu.

Kata kunci : Kurikulum, Distribusi Mata Kuliah

Page 18: Skripsi on KBK Di PTAI

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum secara teori merupakan rencana pembelajaran yang dirangkai secara sistematis

dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki oleh sebuah lembaga. Ibarat sebuah pabrik roti yang

ingin mencetak sebuah roti tentu dibutuhkan perencanaan yang matang untuk mencetak produk yang

telah ditentukan yaitu roti. Perencanaan tersebut tentunya dibutuhkan bahan seperti tepung, gula, telur

sebagai bahan utama dan dibutuhkan bahan pendukung seperti minyak tanah, kanji, serbuk coklat agar

menjadi cetakan roti yang mempunyai rasa tertentu.

Kurikulum juga seperti sebuah bahan yang dibutuhkan oleh sebuah pabrik dalam hal ini

sebuah lembaga. Sebuah lembaga tentunya ingin mencetak para muridnya sesuai dengan cita-cita

lembaga tersebut. Jika lembaga tersebut ingin mencetak murid yang dapat trampil dalam ilmu

pendidikan tentunya bahan dasar yang dibutuhkan adalah materi-materi yang berkenaan dengan

pendidikan agar murid akan dapat dicetak berupa seorang pendidikan yang baik.

Jadi sebuah produk yang dibutuhkan oleh lembaga akan sangat dinantikan oleh tiga komponen

besar yaitu masyarakat, dunia kerja dan lembaga yang bersangkutan. Masyarakat akan menunggu

bagaimana manfaat produk tersebut bagi dinamisasi atau bahkan perkembangan masyarakat tersebut,

sedangkan dunia kerja semakin menuntut produk yang bisa mendukung produktivitasnya sehingga

menguntungkan secara material dan lembaga yang bersangkutan akan menjadi lembaga yang

terpercaya sebagai lembaga yang bisa mencetak produk yang dinantikan masyarakat dan dunia kerja.

Sebagai bagian dari lembaga yang akan menghasilkan produknya, PTAI pada mulanya

didorong oleh beberapa tujuan, yaitu: (1) untuk melaksanakan pengkajian dan pengembangan ilmu-

ilmu agama Islam pada tingkat yang lebih tinggi secara lebih sistematis dan terarah; (2) untuk

melaksanakan pengembangan dan peningkatan dakwah Islam; dan (3) untuk melakukan reproduksi

Page 19: Skripsi on KBK Di PTAI

19

dan kaderisasi ulama’ dan fungsionaris keagamaan, baik pada kalangan birokrasi negara maupun

sektor swasta, serta lembaga-lembaga sosial, dakwah, pendidikan dan sebagainya.

Pada perkembangannya PTAI menjadi sebuah lembaga tinggi yang eksis dan banyak diminati

oleh masyarakat. Banyak produk yang dihasilkan oleh kurikulum yang dibangun oleh PTAI. Namun

perkembangan jaman yang begitu cepat, menyebabkan posisi PTAI semakin diperbincangkan. Posisi

PTAI semakin tidak aman di mata masyarakat yang sudah mulai rasional, karena itu PTAI menjadi

lembaga yang “terpinggirkan”. Menurut Agus Maimun, perbincangan mengenai kurikulum PTAI saat

ini tidak bisa lepas dari komitmen para pejabat atau ahli pendidikan di lingkungan PTAI untuk lebih

meningkatkan mutu PTAI, mutu lulusannnya masih kurang memenuhi harapan masyarakat, dan

sumbangannya pada pengembangan ilmu agama Islam juga kurang signifikan. Hal tersebut antara lain

disebabkan karena kelemahan kurikulum PTAI, yaitu: (1) kurang relean dengan kebutuhan

masyarakat: banyak prodi yang tidak diminati masyarakat tetap dipertahankan; (2) kurang efektif,

yakni tidak menjamin dihasilkannya lulusan yang sesuai dengan harapan; (3) kurang efisien, yakni

banyaknya mata kuliah dan sks tidak menjamin dihasilkannya lulusan yang sesuai harapan; (4) kurang

fleksibel, yakni PTAI kurang berani secara kreatif dan bertanggungjawab mengubah kurikulum guna

menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat (setempat, nasional atau global); (5) readibility rendah,

tidak komunikatif (bisa menimbulkan banyak tafsir); (6) hanya berupa deretan mata kuliah; (7)

berbasis (berfokus) pada mata kuliah/ penyampaian materi, bukan pada tujuan kurikuler/hasil

belajar/mutu lulusan; dan (8) hubungan fungsional antara mata kuliah yang mengacu pada tujuan

kurikuler kurang jelas.1

Sebagai salah satu bagian dari perguruan tinggi Islam, Fakultas Tarbiyah adalah fakultas yang

akan mencetak mahasiswa menjadi tenaga pendidik agama Islam pada jalur pendidikan formal dan

non formal yang mencakup kompetensi lulusan memiliki kompetensi dalam merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran PAI, melakukan pembimbingan dan pelatihan pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah dan jenis pendidikan keagamaan Islam juga membimbing dan

1 Arief Furchan, et all, Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi Agama Islam (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2005), 32

Page 20: Skripsi on KBK Di PTAI

20

menggerakkan kegiatan keagamaan Islam dan menjadi tenaga kependidikan Islam yang mencakup

memiliki kompetensi dalam membentuk, mengelola dan mengembangkan program pendidikan

keagamaan Islam.2

Jadi tujuan yang akan dicapai fakultas Tarbiyah sudah ditetapkan sebagai produk asli lembaga

tersebut, artinya sudah barang tentu ketika mahasiswa masuk ke fakultas Tarbiyah mereka sudah

memiliki gambaran sekaligus tujuan mereka masuk ke fakultas ini. Mahasiswa akan siap dan

disiapkan dengan “bahan-bahan” yang akan membentuk dan mencetak sesuai dengan harapan mereka.

Secara filosofis, tujuan pendidikan Islam yang dirumuskan oleh fakultas Tarbiyah Universitas

Islam Negeri (UIN) Malang adalah untuk membangun manusia (insan) “Ulul Albab” secara utuh,

integral dan komprehensif meliputi aspek spiritual, akhlak, intelektual, dan professional yang

sekaligus dijadikan sebagai visi pendidikannya. Alasan filosofis ini untuk mempertegas arah dunia

pendidikan, bahwa pembangunan sumber sebagai salah satu factor strategis pembangunan bangsa ini

tidak selayaknya hanya menekankan pada aspek fisik yang berwujud (tangible), tetapi juga aspek non

fisik yang tak berwujud (untangible) yang juga sangat penting seperti aqidah dan kedalaman spiritual.

Dalam bahasa yang khas, fakultas Tarbiyah hendak mengarahkan pendidikannya untuk mewujudkan

kreativitas spiritual, kreativitas konseptual dan kreativitas social.

Hal tersebut merupakan “janji-janji” produk yang akan dicetak oleh fakultas Tarbiyah.

Karenanya semua perencanaan yang berupa materi baik materi yang diarahkan menuju tercapainya

produk tersebut. Materi yang sudah disiapkan dengan segala perhitungan siap diditribusikan menjadi

materi Mata Kuliah yang wajib ditempuh oleh seorang mahasiswa yang mengikuti proses

pembelajaran di fakultas Tarbiyah.

Dalam teori pengembangan kurikulum, materi itu akan didistribusikan setidaknya ada 3 faktor

kebutuhan, yaitu kebutuhan industri (industrial need), kebutuhan sosial (social need), dan kebutuhan

profesional (profesional need). Ketiga faktor tersebut akan sangat menentukan didistribusikannya

2 Pedoman Pendidikan Fakultas Tarbiyah, 2006

Page 21: Skripsi on KBK Di PTAI

21

produk mata kuliah, dengan tujuan agar peserta didik akan selalu dibutuhkan oleh 3 komponen

tersebut, sehingga produk akan siap bekerja dimanapun ia berada.

Dalam penelitian ini akan berupaya menganalisis isi kurikulum Tarbiyah yang sudah

dipasarkan dan juga akan mencari potensi-potensi pengembangan kurikulum fakultas Tarbiyah sampai

dimana sebenarnya produk yang akan dihasilkan oleh fakultas ini. Penelitian ini tentunya akan sangat

bermanfaat bagi pengembangan kebijakan akademik fakultas Tarbiyah agar bisa eksis dan terpercaya

oleh tiga komponen besar diatas.

Selain diartikan sebagai plan of learning kurikulum secara tradisional juga diartikan sebagai

mata kuliah. Disribusi mata kuliah hendaknya difokuskan pada kebutuhan stake holders yang akan

masuk dalam sebuah lembaga, jika distribusi mata kuliah lancar sesuai dengan prinsip-prinsip

manajerial yang baik, maka kesulitan-kesulitan yang bersifat administratif akan lebih mudah

diantisipasi oleh sebuah lembaga pendidikan.

Peneliti juga sempat melakukan kajian awal bagaimana keterkaitan antar mata kuliah satu

dengan yang lainnya di fakultas Tarbiyah. Dari situ peneliti juga mempunyai analisa awal bahwa

konstelasi antara mata kuliah satu dengan yang lain masih belum berimbang bahkan ada yang tidak

saling menyapa sama sekali. Kita ambil contoh mata kuliah politik, ekonomi yang menurut

pengamatan awal peneliti tidak mendukung sama sekali dengan pengembangan ketrampilan

mahasiswa Fakultas Tarbiyah terutama di jurusan PAI. Selain itu juga tampaknya ada beberapa

distribusi mata kuliah yang belum tertata dengan baik, hal itu terbukti ada beberapa mata kuliah yang

mestinya diposisikan sebagai mata kuliah penunjang namun disini ditemukan sebagai mata kuliah

utama contoh mata kuliah Perbandingan Agama.3 Selain itu juga peneliti melihat ada mata kuliah yang

mempunyai kode yang sama tetapi ada penambahan istilah seperti Psikologi Pendidikan pada tahun

2006 diganti dengan Psikologi Pendidikan Islam, sehingga ada beberapa teman yang sudah menempuh

mata kuliah tersebut, menempuh lagi dengan kode yang sama. Nah beberapa kasus ini dijadikan acuan

3 Ibid, 45

Page 22: Skripsi on KBK Di PTAI

22

oleh peneliti untuk melakukan penelitian tentang kendala yang dihadapi oleh Fakultas Tarbiyah dalam

distribusi mata kuliah.

B. Rumusan Masalah

Untuk mengawali penelitian ini peneliti akan membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi obyektif kurikulum PAI ?

2. Apa yang mendasari distribusi mata kuliah PAI ?

3. Bagaimana problem distribusi mata kuliah PAI ?

4. Bagaimana upaya mengatasi problem distribusi mata kuliah PAI?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mendeskripsikan Kondisi oyektif kurikulum PAI

b. Mendiskripsikan Dasar distribusi mata kuliah PAI

c. Mengidentifikasi Problem distribusi mata kuliah PAI

d. Menjelaskan Upaya Tarbiyah mengatasi problem distribusi mata kuliah PAI?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini sangat bermanfaat untuk bahan kajian bagaimana mengembangkan kurikulum

Tarbiyah kedepan, terutama dalam manajemen kurikulum. Selain itu juga penelitian ini akan

digunakan sebagai awal tindak lanjut penelitian-penelitian lain yang ingin menelaah kembali arah

kebijakan kurikulum PAI. Disamping itu juga sebenarnya penelitian ini adalah sarana bagi peneliti

untuk mengasah ketrampilan meneliti, sehingga peneliti akan merasakan dampak dari pengalaman

yang berharga ini.

Page 23: Skripsi on KBK Di PTAI

23

E. Batasan Penelitian

Dengan keterbatasan waktu dan dana Peneliti akan membatasi penelitian ini pada jurusan PAI

terutama pada mata kuliah yang dipasarkan tahun 2006. Istilah kurikulum yang dimaksud adalah

terbatas pada mata kuliah.

Page 24: Skripsi on KBK Di PTAI

24

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kurikulum

Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik

pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya.

Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran yang harus

disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Anggapan ini ada sejak zaman Yunani Kuno,

dalam lingkungan atau hubungan tertentu pandangan ini masih dipakai sampai sekarang, yaitu

kurikulum sebagai “…a resource of subject matters tobe mastered”. Pendapat-pendapat

selanjutnya telah beralih dari menekankan pada isi menjadi lebih menekankan pada

pengalaman belajar.4Definisi ini semakin lama semakin mapan dan terus digunakan dalam

berbagai sistem pendidikan yang dilaksanakan pada dunia modern ini termasuk di Indonesia.

Menurut Zahara Idris latar belakang yang menuntut adanya inovasi dalam

pendidikan dan kurikulum di Indonesia adalah ;

1. Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan teknologi yang

mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan Indonesia.

2. Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, sehingga daya tampung dan fasilitas

pendidikan sangat tidak seimbang.

3. Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.

4. Mutu pendidikan yang menurun.

5. Kurang ada relevansi antara program pendidikan dan kebutuhan.

6. Belum berkembangnya alat organisasi yang efektif serta belum tumbuhnya susana

dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan.5

4 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek (Bandung ; Rosdakarya, 2005),4 5 Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan (Bandung; Angkasa, 1982), 25

Page 25: Skripsi on KBK Di PTAI

25

Dalam pengembangan kurikulum pada hakikatnya sangat komplek karena itu banyak

faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaanya, dan tiap kurikulum didasarkan atas

asas-asas tertentu, yakni :

1. asas filosofis, yakni pada hakikatnya menentukan tujuan umum pendidikan

2. asas sosiologis, yang memberikan dasar untuk menentukan apa yang akan dipelajari

sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan dan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi

3. asas organisatoris yang memberikan dasar-dasar dalam bentuk bagaimana bahan

pelajaran disusun, bagaimana luas dan urutannya.

4. asas psikologis yang memberikan prinsip-prinsip tentang perkembangan anak dalam

berbagai aspek serta caranya belajar agar bahan yang disediakan dapat dicernakan dan

dikuasai oleh anak sesuai dengan taraf perkembangannya.6

1

6 S. Nasution, Pengembangan Kurikulum (Bandung; Citra Aditya Bakti, 2003),1- 2

Merumuskan

Tujuan

Menentukan Proses

Belajar-Mengajar

Membuat

Alat Penilaian

Memilih

Bahan Pelajaran

Page 26: Skripsi on KBK Di PTAI

26

Pada umumnya pengembangan kurikulum secara teoritis dimulai dengan perumusan

tujuan kurikulum, diikuti oleh penentuan atau pemilihan bahan pelajaran, proses belajar

mengajar, dan alat penilaianya, sebagaimana figure diatas.

Sementara itu tahapan pengembangan kurikulum juga dapat digambarkan sebagai

berikut :

PERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI

Proses pengembangan kurikulum dimulai dari kegiatan perencanaan kurikulum.

Dalam menyusun perencaan ini didahului oleh ide-ide yang akan dituangkan dan

dikembangkan dalam program. Ide kurikulum bisa berasal dari:

1) Visi yang dicanangkan

Visi (vision) adalah the statement of ideas or hopes, yakni pernyataan tentang cita-cita

atau harapan-harapan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan dalam jangka

panjang.

IDE

PROGRAM PENGALAMAN

SILABUS

E V A L U A S I

HASIL

Page 27: Skripsi on KBK Di PTAI

27

2) Kebutuhan stakeholders (siswa, masyarakat, pengguna lulusan), dan kebutuhan studi

lanjut.

3) Hasil evaluasi kurikulum sebelumnya dan tuntutan perkembangan ipteks dan zaman.

4) Pandangan-pandangan para pakar dengan berbagai latar belakangnya.

5) Kecenderungan era globalisasi, yang menuntut seseorang untuk memiliki etos belajar

sepanjang hayat, melek sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi.7

Dalam prakteknya semua unsur itu dipertimbangkan tanpa urutan yang pasti.

Sekalipun telah dimulai dengan perumusan tujuan, masih ada kemungkinan perubahan atau

tambahan setelah mempelajari bahan yang dianggap perlu diberikan. Jadi dalam proses

pengembangannya tampak proses interaksi menuju perpaduan dan penyempurnaan.

B. Landasan Kurikulum

Dalam perspektif pendidikan Islam menurut asy-Syaibani ada empat dasar pokok

atau landasan dalam kurikulum pendidikan Islam, yaitu landasan religi, landasan falsafah,

landasan psikologis, landasan sosiologis dan Prof. Dr. Muhaimin menambahkan dengan

landasan organisatoris.8

Landasan religius (agama) yang ditetapkan berdasarkan nilai-nilai Ilahi dalam al

Qur'an dan as Sunah. Adapun landasan falsafah atau filosofis adalah susunan kurikulum

mengandung suatu kebenaran yang membawa rumusan kurikulum pendidikan Islam pada tiga

dimensi ontologi, dimensi epistemologi, dan dimensi aksiologi. Sedangkan landasan

psikologis mempertimbangkan tahapan psikis anak didik berkaitan dengan perkembangan

jasmaniah, kematangan, bakat, intelektual, bahasa, emosi, sosial, kebutuhan dan keinginan

individu. Landasan ini terbagi atas dua macam, yaitu psikologi belajar dan psikologi anak.

Adapun landasan sosiologis memberikan implikasi bahwa kurikulum pendidikan memegang

7 Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam, Sebuah Telaah Komponen Dasar Kurikulum (Solo; Ramadani ,1991), 29 8 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum (Jakarta; Rajwali Press, 2005), 12

Page 28: Skripsi on KBK Di PTAI

28

peranan penting terhadap penyampaian dan pengembangan kebudayaan, proses sosialisasi

individu, rekonstruksi masyarakat. Dan yang terahir landasan organisatoris mengenai bentuk

penyajian bahan pelajaran yakni organisasi kurikulum.

Nana Sudjana menyebutnya ada 3 hal pokok yang menjadi landasan dalam

pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan kurikulum, yakni :

(1) Landasan filosofis, adalah cara berpikir yang radikal dan menyeluruh secara

mendalam kajian filsafat tentang hakikat manusia, apa sebenarnya manusia itu, apa

hakikat hidup manusia, apa tujuan hidup manusia dan sebagainya yang mencakup

logika, etika dan estitika. Kaitanya dengan kurikulum dari ketiga pandangan tersebut

sangat diperlukan dalam merumuskan arah dan tujuan pendidikan

(2) Landasan sosial budaya, kurikulum pendidikan harus dan sewajarnya pula dapat

menyesuaikan bahkan dapat mengantisipasi kondisi-kondisi yang bakal terjadi

disamping perlu penyesuaian dengan masyarakat.

(3) Landasan psikologis, yang berarti kurikulum senantiasa mempertimbangkan aspek

perubahan tingkah laku anak menuju kedewasaan. Semua proses belajar mengajar

selalu dikaitkan dengan teori-teori perubahan tingkah laku anak.9

C. Desain Kurikulum

Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen

kurikulum.10 Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi horisontal

dan vertikal. Dimensi horisontal berkenaan dengan penyusunan dari ruang lingkup isi kurikulum

(scope). Susunan lingkup ini sering diintegrasikan dengan proses belajar dan mengajarnya. Ruang

lingkup (scope) merupakan keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang harus dipelajari siswa.

Ruang lingkup bahan pelajaran sangat tergantung pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai. 11

Dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat kesukaran. Bahan

9 Nana Sudjana, Prinsip dan landasan Pengembangan Kurikulum (Bandung; Rosdakarya, 1991), 9 10 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Bandung; Rosdakarya, 1999), 113

11 Hamid Syarief, Pengembangan Kurikulum ( Surabaya; PT. Bina Ilmu, 1996), 97

Page 29: Skripsi on KBK Di PTAI

29

tersusun dari yang mudah, kemudian menuju pada yang lebih sulit, atau mulai yang dasar diteruskan

dengan lanjutan.12

Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa desain kurikulum pendidikan Islam ialah

pengorganisasian program pendidikan dan pengalaman belajar yang bercirikan ajaran Islam, baik asas-

asasnya maupun segala komponen-komponennya, yang direncanakan dan dilaksanakan dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan Islam.

a. Pola Desain Kurikulum

Desain kurikulum, sangat tergantung pada asas organisatoris, yakni bentuk penyajian bahan

pelajaran atau organisasi kurikulum. Untuk menentukan bagaimana belajar berlangsung, organisasi

kurikulum dapat dipandang sebagai salah satu faktor penting. Setiap organisasi kurikulum mempunyai

kebaikan akan tetapi tidak lepas dari kekurangan ditinjau dari perspektif tertentu. Berikut beberapa

pola desain kurikulum :

a.1 Separated Subject Curriculum

Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum mata pelajaran yang terpisah satu sama lainnya.

Kurikulum mata pelajaran terpisah (separated subject curriculum), bahkan kurikulumnya

dimaksudkan dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah yang kurang mempunyai keterkaitan

dengan mata pelajaran lainnya. Konsekuensinya adalah anak didik diharuskan mengambil mata

pelajaran semakin banyak.13 Kurikulum ini dipandang sebagai "the oldest approach to curriculum

organization", model desain ini telah ada sejak lama, orang Yunani dan kemudian Romawi

mengembangkan Trivium dan Quadrivium. Trivium meliputi gramatika, logika, dan retorika,

sedangkan Quadrivium, matematika, geometri, astronomi dan musik. Tyler dan Alexander

menyebutkan, sebagaiman dikutip Soetopo dan Soemanto, jenis kurikulum ini telah digunakan sejak

beberapa abad hingga saat ini pun masih banyak didapatkan dilembaga-lembaga pendidikan.

12 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, 114 13 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek (Jakarta; GMP, 1999), 27

Page 30: Skripsi on KBK Di PTAI

30

Kurikulum ini terdiri dari mata-mata pelajaran, yang tujuannya adalah anak didik perlu menguasai

bahan dari tiap-tiap mata pelajaran yang telah ditentukan secara logis, sistematis dan mendalam.14

Namun demikian bukan berarti desain kurikulum ini tanpa kritik,beberapa kritik yang juga

merupakan kekurangan model desain ini adalah :

1. pengetahuan diberikan secara terpisah-pisah, hal itu bertentangan dengan kenyataan, sebab

dalam kenyataan pengetahuan itu merupakan satu kesatuan

2. karena mengutamakan bahan ajar maka peran peserta didik sangat pasif

3. pengajaran lebih menekankan pengetahuan dan kehidupan masa lalu.15

b.2. Correlated Curriculum

Kurikulum jenis ini mengandung makna sejumlah mata pelajaran dihubungkan antara yang

satu dengan yang lain, sehingga ruang lingkup bahan tercakup semakin luas. Pada dasarnya kurikulum

ini merupakan modifikasi dari separated subject curriculum, sehingga bagaimanapun juga, kurikulum

ini masih berorientasi pada mata pelajaran.16 Sebagai contoh pada pelajaran Fiqh dapat dihubungkan

dengan mata pelajaran Al Qur'an, Hadits. Pada saat anak didik mempelajari shalat maka dapat

dihubungkan dengan pelajaran Al Qur'an (Surat Al Fatihah dan surat lainya), hadits yang berhubungan

dengan shalat dan lain sebagainya. 17 Desain kurikulum ini dapat digambarkan sebagai berikut :

a) Dalam korelasi ini dapat dilakukan dengan memperhatikan tipe korelasinnya yakni

: korelasi insidental atau aksional, maksudnya korelasi dilaksanakan secara tiba-

14 Soetopa dan Soemanto, W, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum: Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), 78 15 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, 114

16 Hamid Syarief, Pengembangan Kurikulum, 59

17 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, 28

Pelajaran

al Qur'an

Pokok

Masalah

Pelajaran

Fiqh

Page 31: Skripsi on KBK Di PTAI

31

tiba, yakni kebetulan ada pertalian dengan mata pelajaran lain. Misalnya, pada

pelajaran geografi dapat disinggung soal sejarah, ilmu hewan dan sebagainya.18

b) Korelasi sistematis, yang mana korelasi ini biasanya direncankan oleh guru.

Misalnya: mengenai bercocok tanam padi dibahas dalam geografi, ilmu tumbuh-

tumbuhan

c) Korelasi normatif yakni korelasi yang menekankan moral sosial antara dua atau

lebih mata pelajaran. Misalnya sejarah dikorelasikan dengan prinsip-prinsip moral

dan etika. 19

c.3. Learner- Centered Design

Sebagai reaksi sekaligus penyempurnaan terhadap beberapa kelemahan subject centered

design berkembang juga learner centered design. Desain ini berbeda dengan subject centered, yang

bertolak dari cita-cita untuk melestarikan dan mewariskan budaya dan karena itu mereka

mengutamakan peranan isi dari kurikulum. 20

Learner centered, memberi tempat utama kepada peserta didik. Guru hanya berperan sebagai

menciptakan situasi belajar mengajar, mendorong dan memberikan bimbingan sesuai dengan

kebutuhan peserta didik. Kurikulum ini bersumber dari konsep Rousseau tentang pendidikan alam,

menekankan perkembangan peserta didik. Pengorganisasian kurikulum didasarkan atas minat,

kebutuhan dan tujuan peserta didik.21

d.4. Problem Centered Design

Problem centered design berpangkal pada filsafat yang mengutamakan peranan manusia

(man centered). Berbeda dengan learner centered yang mengutamakan manusia atau peserta didik

secara individual, problem centered menekankan manusia dalam kesatuan kelompok yaitu

kesejahteraan manusia. Konsep pendidikan para pengembang model kurikulum ini berangkat dari

18 S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 192

19 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung; Sinar Baru,1989), 17

20 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, 117

21 Ibid, 118

Page 32: Skripsi on KBK Di PTAI

32

asumsi bahwa manusia sebagai mahluk sosial selalu hidup bersama. Dalam kehidupan bersama ini

manusia menghadapi masalah-masalah bersama yang harus dipecahkan bersama pula.

Isi kurikulum berupa masalah-masalah sosial yang dihadapi peserta didik sekarang dan yang

akan datang. Sekuens bahan disusun berdasarkan kebutuhan, kepentingan dan kemampuan peserta

didik.22

e.5.Integrated Curriculum

Kurikulum terpadu (integrated curriculum) merupakan suatu produk dari usaha

pengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai macam pelajaran. Integrated kurikulum didesain dengan

memusatkan pelajaran pada masalah tertentu yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan

dari berbagai disiplin atau mata pelajaran.23 Integrated curriculum meniadakan batas-batas antara

berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan, yang

penting bukan hanya bentuk kurikulum ini, akan tetapi juga tujuannya. Dengan kebulatan bahan

pelajaran diharapkan membentuk pribadi yang integrated, yakni manusia yang sesuai atau selaras

hidupnya dengan sekitarnya.24

Integrated curiculum dilaksanakan melalui pengajaran unit. Dalam pengajaran unit dengan

sengaja anak-anak dididik untuk berpikir secara ilmiah menurut langkah-langkah yang disebut Dewey

"the method of intellegence" . Langkah-langkah itu adalah :

1. Seorang berpikir bila ia menghadapi masalah. Masalah itu harus dirumuskan

setajam-tajamnya.

2. Memikirkan hipotesis-hipotesis, yaitu cara-cara yang mungkin memberi jawaban

atau penyelesaian masalah itu.

22 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, 120

23 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, 31

24 S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum, 196

Page 33: Skripsi on KBK Di PTAI

33

3. Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis itu ia perlu mengumpulkan keterangan

atau data sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber sesuai

dengan sifat masalah itu.

4. Dengan keterangan-keterangan yang diperoleh itu ia menguji kebenaran hipotesis-

hipotesis.

5. Jika diperoleh jawaban berdasarkan pemikiran yang dibenarkan oleh bukti yang

faktual, maka kita bertindak secara rasional.

D. Komponen Kurikulum

Komponen kurikulum ada beberapa pendapat, ada yang mengemukakan 5 (lima) komponen

kurikulum dan ada yang mengemukakan hanya 4 (empat). Menurut Subandiyah ada 5 (lima)

komponen kurikulum yaitu; (1) komponen tujuan; (2) komponen isi/materi; (3) komponen media

(sarana dan prasarana); (4) komponen strategi dan; (5) komponen proses belajar mengajar.25

Sementara Kerr dalam Soemanto mengemukakan ada 4 (empat) komponen kurikulum, yaitu

(1) objective (tujuan); (2) knowledges (isi dan materi) dan; (3) school learning experiences

(pengalaman belajar mengajar di Sekolah) dan; (4) evaluation (penilaian).26

Dari paparan diatas dapatlah dikemukana bahwa komponen kurikulum pada intinya terdiri

dari : (1) tujuan; (2) content/ isi; (3) strategi pelaksanaan PBM (proses belajar mengajar) dan (4)

evaluasi.

E. Prinsip-prinsip Kurikulum

Dalam mengembangkan kurikulum setidaknya ada beberapa prinsip yang harus kita

perhatikan yaitu antara lain :

25 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum (Jakarta; Rajagrafindo Persada, 1992), 4-6 26 Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum sebagai Substansi Problem Adsministrasi Pendidikan (Jakarta; Bina Aksara, 1986), 15

Page 34: Skripsi on KBK Di PTAI

34

Prinsip Relevansi

Relevansi adalah kesesuaian, keserasian pendidikan dengan tuntutan masyarakat. Pendidikan

dikatakan relevan jika hasil hasil pendidikan tersebut berguna secara fungsional bagi masyarakat.

Masalah relevansi pendidikan dengan masyarakat menyangkut : 1) Relevansi pendidikan dengan

lingkungan kehidupan peserta didik; 2) Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan

kehidupan yang akan datang; 3) Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja; 4) Relevansi

pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Prinsip Efektivitas dan Efisiensi

1) Prinsip efektivitas : Efektivitas dalam kegiatan berkenaan dengan sejauh mana yang

direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan/dicapai. Dalam program pendidikan

efektivitas yang dimaksud adalah efektivitas mengajar pendidik (sejauh mana KBM yang

direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik) dan efektivitas belajar peserta didik

(sejauh mana tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui KBM).

2) Prinsip efisiensi : Proses belajar mengajar dikatakan efisien jika usaha, biaya dan waktu

yang digunakan untuk menyelesaikan program pendidikan dapat merealisasikan hasil

yang optimal.

Prinsip Kesinambungan (kontinuitas)

Kurikulum sebagai wahana belajar yang dinamis perlu dikembangkan terus-menerus dan

berkesinambungan dalam pengembangan kurikulum yang menyangkut saling hubungan dan saling

menjalin antara berbagai tingkat dan jenis prodi. Kesinambungan antar berbagai bidang studi

menunjukkan bahwa dalam mengembangkan kurikulum harus memperhatikan keterkaitan antara

bidang studi yang satu dengan lainnya.

Prinsip Fleksibilitas

Prinsip ini menunjukkan bahwa kurikulum adalah tidak kaku. Hal ini berarti bahwa dalam

penyelenggaraan proses dan program pendidikan harus diperhatikan kondisi perbedaan yang ada

dalam diri peserta didik.

Page 35: Skripsi on KBK Di PTAI

35

Prinsip Berorientasi pada Tujuan

Prinsip ini berarti bahwa sebelum bahan ditentukan maka langkah pertama yang dilakukan

oleh pendidik adalah menentukan tujuan terlebih dahulu. Dengan kejelasan tujuan ini, pendidik dapat

menentukan secara tepat tentang metode mengajar, alat pengajaran dan evaluasi.

Pengembangan kurikulum dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, yaitu dengan jalan

mengadakannya terhadap pelaksanaan dan hasil-hasil yang telah dicapai untuk melakukan perbaikan,

pemantapan, dan pengembangan lebih berlanjut. (Drs. H. M. Ahmad, dkk, Pengembangan Kurikulum,

Pustaka Setia, Bandung, 1998 : 66-72)

Jika prinsip-prinsip tersebut bisa diterapkan oleh Fakultas Tarbiyah, maka kurikulum pasti

akan mengalami perkembangan yang signifikan baik dari proses maupun sampai pada produk

kurikulum.

F. Manajemen Administrasi Kurikulum

a. Ruang lingkup Studi Administrasi Kurikulum

Pokok kegiatan utama studi administrasi kurikulum adalah meliputi bidang perencanaan dan

pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan kurikulum serta evaluasi kurikulum berikut terdapat

beberapa administrasi kurikulum dilihat dari asumsi berbagai sudut yaitu :

1) Perencanaan dan pengembangan kurikulum, yaitu: telah tersedia informasi dan data

tentang masalah-masalah dan kebutuhan yang mendasari disusunnya perencanaan yang

tepat.

2) Pelaksanaan kurikulum berdasarkan asumsi bahwa : kurikulum telah direncanakan

sebelumnya dan siap dioperasionalkan

3) Perbaikan kurikulum yaitu: bahwa kurikulum sekolah perlu diperbaiki dan dikembangkan

lebih lanjut untuk meningkatkan mutu pendidikan.

4) Evaluasi kurikulum bahwa: perbaikan, perencanaan dan pelaksanaan membutuhkan

informasi balikan yang akurat.

Page 36: Skripsi on KBK Di PTAI

36

Dengan demikian jelaslah bahwa perencanaan dan pengembangan, pelaksanaan,

pengadministrasian, evaluasi dan perbaikan kurikulum bergerak dalam suatu sistem dalam siklus yang

berkesinambungan, yang berlangsung secara bertahap, bergilir dalam lingkaran proses system

pendidikan menyeluruh.

Studi administrasi dan supervisi kurikulum pada dasarnya bersumber dari studi administrsi

pendidikan, dimana fungsi manajemen telah tercakup didalamnya, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,

supervisi dan evaluasi sebagai kerangka pikir yang cukup sederhana dan lebih mudah dipelajari secara

mendalam, maka ruang lingkup studi terdiri dari:

a) Administrasi pengembangan kurikulum. Dalam konteks ini akan dipelajari masalah

pengembangan kurikulum dan pengembangan selanjutnya. Bidang penting mendapat perhatian

karena akan terkait erat dengan factor-faktor mendasar. Peran berbagai pihak dan metodologi

pengembangan itu sendiri, sehingga merupakan suatu proses keseluruhan kegiatan

pengembangan kurikulum.

b) Administrasi pengembangan kurikulum. Bidang ini penting dipelajari sebab erat kaitannya

dengan keterlaksanaan kurikulum disekolah atau pada lembaga pendidikan dan latihan. Peranan

administrator (kepala sekolah) dan guru mendapat sorotan lebih tajam, dalam artian

administrative.

c) Supervisi administrasi kurikulum. Bidang ini penting dibahas agak lebih mendasar dan meluas,

sebab erat kaitannya dengan upaya pembinaan dan pengembangan kemampuan personal

sekolah, yang mendapat tanggung jawab dalam proses pelaksanaan kurikulum, dan dengan cara

bagaimana mereka seharusnya dipersiapkan agar mampu bertindak sebagai supervisor efektif

d) Pemantauan dan penilaian kurikulum. Bidang ini perlu dabhas karena peranan dan fungsinya

sangat penting dalam rangka pengembangan, pelaksanaan, supervise dan perbaikan kurikulum.

e) Administrasi perbaikan kurikulum. Bidang ini penting mendapat perhatian, sebab erat kaitannya

dengan upaya membina relevansi pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan sejalan dengan

Page 37: Skripsi on KBK Di PTAI

37

perkembangan masyarakat secara menyeluruh yang pada akhirnya dapat dikembangkan suatu

kurikulum yang lebih baik.

b. Konsep Administrasi Pendidikan

Sondang S. Siagaan menyatakan bahwa salah satu administrasi pendidikan didefinisikan

sebagai Keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas

rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dalam rumusan tersebut

terkandung lima konsep pokok, yaitu:

1. Administrasi sebagai suatu proses keseluruhan.

Suatu proses pada dasarnya adalah serangkaian kegiatan yang perlu dillakukan dalam rangka

mencapai tujuan tertentu. Proses administrasi adalah suatu keseluruhan yang terpadu. Dalam proses

administrasi yang menyeluruh terdapat berbagai komponen seperti: tujuan yang hendak dicapai,

manusia yang berusaha mencapainya, kegiatan-kegiatan pelaksanaan dan tugas-tugas yang harus

dikerjakan, alat, fasilitas, biaya, tenaga, waktu dan komponen luar yaitu masyarakat yang berada diluar

proses itu sendiri yang mempunyai pengaruh tertentu terhadap proses administrasi.

2. Manusia yang terlibat dalam proses administrasi.

Administrasi dilaksanakan bersama-sama oleh sekelompok manusia yang bekerja sama atas

dasar rasionalitas tertentu. Mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan dan didorong oleh motivasi

baik instrinsik maupun ekstrinsik. Motivasi kebersamaan menyebabkan manusia bersatu dan bekerja

sama. Motivasi dapat timbul dari diri sendiri maupun tumbuh berkat pengaruh factor-faktor luar.

Karena adanya kebutuhan yang mendesak, maka dua orang atau lebih bermufakat untuk bekerja sama

mencapai tujuan bersama. Sejak adanya permufakatan dan usaha itu, sejak itu pula dimulainya proses

administrasi.

Page 38: Skripsi on KBK Di PTAI

38

3. Proses administrasi senantiasa bertujuan.

Tujuan merupakan hasil yang diinginkan, artinya hasil yang ingin diperoleh oleh orang-orang

yang terlibat dalam proses administrasi. Tanpa tujuan maka administrasi tidak punya arah dan tujuan.

Selain itu tujuan administrasi menjadi dasar dalam menentukan jenis dan bentuk kegiatan administrasi

yang akan dilakukan oleh manusia yang terlibat di dalamnya. Dalam penentuan administrasi

ditentukan oleh orang dalam sendiri tetapi bisa juga dari pihak luar.27

4. Pada prinsipnya prosesnya administrasi dilaksanakan dalam bentuk kerjasama.

Pada hakekatnya kerjasama merupakan metode pencapaian tujuan administrasi yang paling

efisien. Pengembangan kerjasama dapat berbentuk kerjasama sukarela dan kerjasama paksaan. Bentuk

kerjasama pertama, para anggota lebih menyadari manfaat kerjasama itu bagi usaha pencapaian tujuan,

sedangkan bentuk kedua karena dipaksakan maka kemungkinan antagonisme. Karena itu menurut

pandangan demokrasi kerjasama bentuk pertama akan lebih berhasil dari pada kerjasama bentuk

kedua.

5. Proses administrasi memerlukan, dukungan, peralatan dan perlengkapan.

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan ditentukan berdasarkan factor-faktor seperti:

� Tujuan yang hendak dicapai

� Jenis kegiatan yang akan dilakukan

� Jumlah orang yang terlibat dalam proses

� Bentuk kerjasama yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas-tugas.

Jika dalam proses administrasi hanya membutuhkan sedikit perlengkapan dan peralatan, tetapi

mencapai hasil yang optimal maka diartikan bahwa proses itu berlangsung secara efisien dan

produktif. Namun jika sebaliknya, berarti proses administrasi tidak berjalan secara efisien, dalam

keadaan mana diperlukan peninjauan ulang yang mencakup tujuan, kegiatan dan orang–orang yang

terlibat dalam proses administrasi tersebut.

27 Prof. Dr. Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), 50

Page 39: Skripsi on KBK Di PTAI

39

G. Analisis Pengembangan Kurikulum PTAI

Model Pengembangan Kurikulum PTAI Berbasis Kompetensi

Gambaran Umum tentang KBK di PTAI

Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi merupakan perwujudan dari pendekatan

teknologis, sehingga dalam menyususn kurikulum atau program pendidikan bertolak dari analisis

kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu.

Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen dan penuh tanggung jawab yang harus

dimiliki sesorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang

pekerjaan tertentu. Sifat inteligen harus ditunjukkan sebagai kemahiran, ketepatan dan keberhasilan

bertindak. Sifat penuh tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan, baik dipandang

dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika. Dalam arti, tindakan itu benar ditinjau dari

sudut ilmu pengetahuan; efisien, efektif dan memiliki daya tarik dilihat dari sudut teknologi; dan baik

ditinjau dari sudut etika.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang dianggap memiliki kompetensi dalam

melakukan tugas atau pekerjaan tertentu memerlukan: (1) Basic skills: raeding, writing, arithmetic &

mathematics, speaking and listening; (2) Thinking skills: thinking creatively, making decisions,

solving problem, visualizing things in the mind's eye, knowing how to learn & reasoning; (3) Personal

quality: individual responsibility, elf-esteem, sociability, self management & integrity (Muhamin,

2002). Karena itu, ketiga kemampuan atau kecakapan tersebut harus termuat dalam pengembangan

kurikulum.

Sejak ditetapkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang

Pedoman Penyusunan Kurikulum dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, yang kemudian disusul

dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2000 tentang Kurikulum Inti

Penddikan Tinggi, dikalangan PTAI timbul perbincangan tentang model pengembangan kurikulum

untuk merespons keputusan tersebut. Pertemuan para Pembantu Rektor/Pembantu Ketua I (Bidang

Page 40: Skripsi on KBK Di PTAI

40

Akademis) PTAI yang diselenggarakan pada tanggal 16-17 April 2001 di Jakarta merekomendasikan

agar masing-masing PTAI dapat merespons keputusan tersebut untuk selanjutnya akan dilakuakan

sharing ideas.

Rapat kerja para Rektor UIN/IAIN serta para ketua STAIN se Indonesia pada awal bulan

November 2002 yang lalu juga merespons beberapa SK tersebut di atas. Perbincangan tersebut

dilanjutkan dengan pertemuan para Pembantu Rektor I UIN dan IAIN serta Pembantu Ketua I STAIN

se Indonesia pada tanggal 22-24 Desember 2002. Perbincangan tersebut ditindaklanjuti dalam

pertemuan tim kecil dari beberapa pembantu rektor I IAIN dan Puket I STAIN, yang berlangsung

selama beberapa kali pertemuan. Pada tanggal 8-10 Juni 2003 ditindaklanjuti dengan pertemuan

Orientasi Peningkatan Mutu Akademis, yang dihadiri oleh seluruh Rektor UIN/IAIN dan Ketua STAN

seerta Pembantu Rektor I UIN/IAIN dan Pembantu Ketua I STAIN se Indonesia. Bahkan

ditindaklanjuti dengan pertemuan semua Ketua Program Studi di lingkungn PTAI se Indonesia, serta

pertemuan para pakar dalam bidangnya msing-masing, yang pembahasannya lebih terfokus pada

pengembangan kurikulum berbasis kompetensi pada masing-masing jurusan/program studi yang

dikembangkan di PTAI. Hasil-hasil dari berbgai pertemuantersebut diharapkan akan dijadikan bahan

pertimbangan untuk terbitnya SK Menteri Agama RI dan/atau SK Dirjen Bagais tentang kurikulum

inti PTAI dan Program Studi.

Perbincangan tersebut tidak bisa dilepaskan dari komitmen mereka untuk lebih

meningkatkan mutu PTAI, yang menurut direktur Pertais, mutu lulusannya dianggap masih kurang

memenuhi harapan masyarakat, dan sumbangannya pada pengembangan ilmu agama islam masih

dianggap kurang signifikan. Hal tersebut antara lain disebabkan karena kelemahan kurikulum PTAI,

yaitu (1) kurang relevan dengan kebutuhan masyarakat: banyak program studi yang tidak diminati

masyarakat tetap dipertahankan; (2) kurang efektif, yakni tidak menjamin dihasilkannya lulusan yang

sesuai dengan harapan; (3) kurang efisien, yakni banyaknya mata kuliah dan sks tidak menjamin

dihasilkannya lulusan yang sesuai harapan; (4) kurang fleksibel, yakni PTAI kurang berani secara

kreatif dan bertanggung jawab mengubah kurikulum guna menyesuaikan dengan kebutuhan

Page 41: Skripsi on KBK Di PTAI

41

masyarakat (setempat, nasional atau global); (5) readibility rendah, tidak komunikatif (bisa

menimbulkan banyak tafsir); (6) hanya berupa deretan mata kuliah; (7) berbasis (berfokus) pada mata

kuliah/penyampaian materi, bukan pada tujuan kurikuler/hasil belajar /mutu lulusan; dan (8) hubungan

fungsional antar mata kuliah yang mengacu pada tujuan kurikuler kurang jelas.

Untuk mengatasi berbagai kelemahan tersebut, maka direktur Pertais mengambil kebijakan

tentang pengembangan kurikulum, yaitu (1) kurikulum berbasis hasil belajar; (2) kurikulum terdiri

atas kurikulum inti dan kurikulum institusional; (3) kuriklum inti (40 %) ditetapkan oleh pemerintah

dan berlaku secara nasional, sedangkan kurikulum institusional (60 %) ditetapkan oleh PTAI dan

berlaku hanya di PTAI tersebut; (4) kurikulum secara keseluruhan (int dan institusional) ditetapkan

oleh PTAI; dan (5) kualitas kurikulum menjadi tanggung jawab PTAI.28

Kebijakan tersebut mengandung makna bahwa, (1) kurikulum perlu dikembangkan dengan

lebih menitikberatkan pada pencapaian target kompetensi daripada penguasaan materi; (2) lebih

mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia; (3)

memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di PTAI untuk mengembangkan

dan melaksanakan program pendidikan sesuai dengan kebutuhan; (4) menggunakan prinsip kesatuan

dalam kebijakan dan keragaman dalam pelaksanaan; dan (5) pengembangan kurikulum memuat

sekelompok mata kuliah pengembangan kepribadian (MPB) pada semua program studi, serta the four

pillars of education: learning to know (how and why/MKK), learning to do (MKB), learning to be or

capable to be (MPB), learning to live together (MBB).

Melalui pengembangan kurikulum berbasis kompetensi diharapkan agar:

1. mutu pendidikan lebih terjamin;

2. lebih dapat memenuhi kebutuhan lapangan kerja;

3. peran PTAI sebagai agen perubahan masyarakat dapat lebih terpenuhi 29.

28 Arief Furchan, et all, Pengembangan Kurikulum, 33 29Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A.,Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Rajawali Pers: Jakarta, 2005), 219-222

Page 42: Skripsi on KBK Di PTAI

42

Desain Kurikulum Universitas Islam Negeri

Dalam memenuhi tuntutan dan kebutuhan UIN dalam memberikan pelayanan pendidikan

kepada mahasiswanya, maka kurikulum UIN haruslah didesain ulang, terutama distribusi mata kuliah

keagamaan (keislaman), yang selama ini mendominasi. Karena itu, desain kurikulum UIN haruslah

dirancang sedemikian rupa untuk melayani semua fakultas dan jurusan umum, di samping

memperhatikan kompetensi dasar pengetahuan keagamaan yang harus dimiliki.

Dengan kata lain, desain kurikulum UIN menerima semua substansi pengetahuan umum

yang ditawarkan oleh fakultas dan jurusan sebagaimana layaknya perguruan tinggi umum, tetapi

khusus mata kuliah keagamaan (keislaman) didesain secermat mungkin sesuai dengan kompetensi

dasar umum dan khusus jurusan yang harus dikuasai oleh mahasiswa.

Desain kurikulum, dengan memperhatikan kompetensi dasar umum dan khusus jurusan akan

memberikan peluang untuk mengakomodasikan nilai-nilai keislaman yang dibutuhkan untuk

mendukung program penjurusan. Dengan desain tersebut, akan diperoleh beberapa manfaat, antara

lain :30

1. Pengetahuan umum sebagai spesialisasi akan tercerahkan oleh nilai-nilai keislaman

sehingga akan lahir sarjana plus (dengan pengetahuan umum dan keislaman).

2. Akan diperoleh daya tahan (feability) dan daya hidup (elan vital) UIN.

3. Luasnya ruang gerak dan harapan peran yang akan dimainkan oleh lulusan UIN.

4. Akomodatifnya UIN dalam menampung lulusan pendidikan menengah.

5. Meningkatkan gairah keilmuan yang luas, melalui research university.

6. Berperannya UIN sebagai social agent dan social building.

Dengan terbentuknya UIN, diharapkan juga komposisi mata kuliah yang dibangun sebagai

bagian penting dari proses dan kinerja UIN tersebut dapat lebih ramping, dan menjurus sesuai dengan

spesialisasi jurusan.

30 Dr. Mukhtar, MPd, Merambah Manajemen Baru Pendidikan Islam (Jakarta, Misaka Galiza, 2003), 267

Page 43: Skripsi on KBK Di PTAI

43

Sistem penyampaian dan penawaran mata kuliah kepada mahasiswapun harus dapat diarahkan

kepada adanya kompetensi spesialisasi jurusan, jangan justru semakin ke ujung, mata kuliah yang

ditawarkan kepada mahasiswa semakin mengambang dan bersifat umum. Karena hal ini akan

menyebabkan kurang komprehensifnya tingkat pemahaman ,ahasiswa dalam menyikapi spesialisasi

jurusan yang diambil.

Di sisi lain, komposisi mata kuliah dasar umum, haruslah memiliki perbandingan paling tidak

10-20 % dari mata kuliah jurusan yang ditawarkan. Komposisi mata kuliah tersebut dimaksudkan agar

mahasiswa dapat lebih mendalami materi mata kuliah jurusan yang ditawarkan kepadanya.

Dari segi kurikulum, UIN akan memformulasikan kurikulum ideal yang diinginkan dengan

memasukkan pengetahuan umum, sehingga akan kelihatan menjadi lebih hidup dan tidak terkesan

kaku, hal ini akan semakin memperluas kurikulum UIN, yang tidak hanya terbatas pada pengetahuan-

pengetahuan Islam saja. Dari segi kurikulum, UIN sudah pada waktunya melihat pengetahuan umum

sebagai bagian integral dari pendidikan Islam sehingga UIN haruslah mampu mengintegrasikan

pengetahuan umum tersebut ke dalam bingkai pendidkan Islam.

Akan tetapi, dalam bingkai pendidikan Islam di UIN, atribut keIslaman hendaknya tidak

dimunculkan ke permukaan, baik pada tingkat fakultas, jurusan, maupun gelar akademik, tetapi justru

atribut (label) Islam, hanya dimunculkan pada tingkatan universitas dan kurikulum.

Pada tingkat universitas, label Islam perlu dimunculkan untuk memberikan perbedaan khas

dengan universitas negeri lainnya yang tidak mencantumkan atribut Islam di dalamnya. Sementara,

pada tingkat kurikulum, atribut Islam dimaksudkan untuk memberikan spirit bagi penguasaan-

penguasaan berbagai pengetahuan umum melaluu sejumlah fakultas dan jurusan sehingga kurikulum

Islam dipersyaratkan sebagai mata kuliah yang wajib lulus dengan nilai yang tinggi, minimal dengan

nilai baik.

Page 44: Skripsi on KBK Di PTAI

44

Ketatnya perolehan nilai ini, dimaksudkan untuk memberi nuansa islami di dalamnya,

sehingga meskipun tidak semua mata kuliah yang ditawarkan kepada mahasiswa, akan cukup

mempengaruhi nuansa Islam di dalamnya.

Untuk mencapai perolehan nilai yang tinggi minimal baik tersebut, mata kuliah keagamaan

(keislaman) yang diasuh oleh dosen bersangkutan, haruslah dirancang sesuai dengan kompetensi dasar

minimal yang dicapai oleh mahasiswa.

Apabila hal itu tercapai, maka mahasiswa baru dapat lulus dalam suatu mata kuliah.

Sebaliknya, jika hal tersebut tidak tercapai, maka mahasiswa harus menguasai kompetensi dasar

minimal tersebut sampai lulus.

Kompetensi yang seharusnya dikembangkan oleh UIN haruslah memenuhi standar kualitas

minimal yang ditetapkan. Tanpa pemenuhan standar kualitas minimal tersebut, maka UIN akan

memberikan tingkat pelayanan yang rendah, yang pada akhirnya, kualitasnya pun akan dipertanyakan.

Kompetensi dasar yang dimaksud adalah: (a) penguasaan bahasa asing, (b) kemampuan analitis, (c)

karya ilmiah, (d) sanksi akademis, (e) spesialisasi dosen dan mata kuliah, dan (f) kompetensi

manajerial.

Kompetensi dasar berupa penguasaan bahasa asing, kemampuan analitis dan karya ilmiah,

dimaksudkan untuk membekali mahasiswa dengan keunggulan-keunggulan kompetitif untuk dapat

mengembangkan dan menggunakannya secara lebih luas yang pada akhirnya menumbuhkan sikap

kemandirian dan dapat melepaskan diri dari ketergantungan. Kompetensi dasar berupa sanksi

akademis meliputi penghargaan dan penegakan hukum akademis, spesialisasi dosen dan mata kuliah,

sampai kepada kompetensi manajerial yang dimaksudkan untuk memberikan kemampuan UIN sebagai

center of exellence for Islamic integrated (pusat keunggulan kajian integrasi pengetahuan Islam dan

umum).

Dalam memenuhi pencapaian nilai seperti ini, mahasiswa dipersyaratkan untuk menempuh

pendidikan tambahan yang diselenggarakan oleh pihak UIN. Untuk ke arah ini, UIN hendaknya

Page 45: Skripsi on KBK Di PTAI

45

mengupayakan pusat-pusat studi di lingkungan kampus yang meliputi studi keagamaan dan bahasa

terutama bahasa Arab.

Akan tetapi, pendidikan tambahan melalui pusat studi keagamaan dan bahasa seperti ini, tidak

masuk ke dalam SKS, jadualnya diatur sendiri, pembiayaan diatur sedemikian rupa dengan

rasionalisasi kepada mahasiswa.

Setelah lulus mata kuliah keagamaan dan bahas tersebut, barulah mahasiswa tersebut berhak

untuk memperoleh nilai yang tinggi minimal baik. Dengan lulusnya mata kuliah keagamaan dan

bahasa tersebut, barulah mahasiswa tersebut dapat menempuh ujian terakhir (ujian).

Di samping persyaratan lulus mata kuliah keagamaan yang ketat, juga harus diupayakan

beban-beban materi kuliah keagamaan, memuat materi keagamaan secara padat, sehingga

memungkinkan mahasiswa untuk menguasai secara teoritis dan praktis. Tanpa usaha ke arah ini, maka

tidak mustahil pengetahuan keagamaan (keislaman) akan termarjinalkan, yang juga berarti terjadi

sekulerisasi pendidikan tinggi (UIN).

Sisi lain yang perlu dicermati, adalah kurikulum UIN jangan terlalu banyak berorientasi

kepada studi masa lalu (historical studies), tetapi diharapkan lebih banyak berorientasi pada masa

depan (for tomorrow). Agus Maimun sendiri mengungkapkan dalam menghadapi compititienes di

masa kini dan masa depan, PTAI harus mengembangkan pendidikan kualitas total (total quality

education/TQE). Menurut Semiawan TQE memfokuskan pada dua persoalan mendasar, yaitu: pertama

stimulasi dari koherensi proses belajar mengajar, sehingga tidak terjadi disintegrasi kurikulum. Kedua,

unsur dasar yang lain adalah analisis kebutuhan berbagai kelompok mahasiswa. Mahasiswa perlu

perhatian khusus, karena kelak akan memasuki dunia kerja atau realitas sosial yang sangat

problematis. Untuk itu, orientasi terhadap mahasiswa adalah kunci utama untuk TQE. Hal ini

mencakup penghargaan,kepedulian, dan penilaian terhadap nilai-nilai fundamental lembaga

pendidikan.31

31 Arief Furchan, Pengembangan Kurikulum, 56

Page 46: Skripsi on KBK Di PTAI

46

Sikap seperti ini, bukan berarti menafikan peran studi sejarah (historical studies) tersebut,

tetapi justru lebih ditekankan kepada adanya kebutuhan UIN yang semakin kompleks dan mendesak,

disamping tawar-menawar (bargaining) atas adanya desain kurikulum UIN seperti ini.

Hal yang lebih menarik lagi adalah manakala dihadapkan kepada persoalan perluasan misi

UIN untuk memenuhi kebutuhan stakeholder-nya, yakni adanya dinamka kehidupan masyarakatyang

tidak hanya meliputi aspek kehidupan keagamaan, tetapi menyangkut semua nilai kehidupan, sehingga

pada akhirnya, UIN nantinya diharapkan mampu menghasilkan sarjana-sarjana yang tidak hanya

kental dengan nuansa-nuansa Islam dan sejarah, tetapi justru kering dari keilmuan, teknologi, dan

sumber daya.

Pada akhirnya, dengan penguasaan keislaman yang diintegrasikan ke dalam pengetahuan

umum, teknologi dan sumber daya, harapan peran (role expectation) yang dilakukan oleh UIN akan

sesuai dengan yang diharapkan, di samping untuk mewarnai ruang gerak keilmuan yang dibangun itu

sendiri.

Tawar-menawar (bargaining) atas adanya kemungkinan desain kurikulum UIN seperti ini,

akan lebih menarik manakala dihadapkan kepada persoalan perluasan misi UIN untuk menjaring calon

mahasiswa baru dengan label perguruan tinggi Islam.

Masalah lain yang mungkin dapat timbul dari komposisi mata kuliah seperti ini adalah kurang

tersedianya tenaga dosen yang spesialis. Untuk itu, UIN harus mampu mendatangkan dosen-dosen

tamu, baik dari dalam maupun luar negeri untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara berkala.

Dosen-dosen tamu yang didatangkanpun, harus dapat merata bagi UIN di daerah, sehingga

kualitas yang diharapkan juga akan merata bagi UIN baik di kota-kota besar maupun di daerah. Untuk

menjamin ke arah ini, pihak pemimpin UIN harus merencanakan secara matang kemungkinan

mendatangkan dosen-dosen tamu, dengan mengusulkan sendiri atau meminta kepada pemerintah.

Page 47: Skripsi on KBK Di PTAI

47

Terintegrasikannya ilmu pengetahuan umum ke dalam Islam melalui desain kurikulum UIN,

tidak akan dapat menjamin tercapainya manfaat yang diperlukan, manakala tidak dibarengi dengan

strategi pembelajaran, yaitu:

1. Penggunaan metodologi yang tepat.

2. Pembelajaran berbasis mahasiswa (student based learning).

3. Berdasarkan pada tujuh pilar pembelajaran UNESCO, yaitu:

- Learning how to know/learning how to think (belajar mengetahui/belajar

berpikir),

- Learning how to learn (belajar bagaimana belajar),

- Learning how to do (belajar berbuat),

- Learning how to live together (belajar hidup bersama),

- Learning how to be (belajar menjadi diri sendiri),

- Learning how to have a mastery of local (belajar menyesuaikan diri dengan

kebutuhan lokal),

- Learning how to understand the nature/God made (belajar memahami

lingkungan sekitar).

Pendekatan Pembelajaran

Untuk mendukung strategi pembelajaran tersebut, perlu pula dikembangkan beberapa

pendekatan, yaitu pendekatan supportif, evidentif, dan rasionalistik.

Pendekatan Supportif

Pendekatan supportif melihat bahwa pengetahuan mahasiswa harus dibangun melalui

peningkatan gairah keilmuan yang dimiliki oleh mahasiswa, misalnya dorongan untuk menulis karya

ilmiah dalam jurnal, buletin, surat kabar, sampai buku, disamping dorongan-dorongan lainnya.

Misi utama dari pendekatan ini adalah untuk membantu mahasiswa dalam mengembangkan

pengetahuan sebagai calon ilmuan, melalui proses penemuan potensi (internalisasi diri) menuju

Page 48: Skripsi on KBK Di PTAI

48

kemandirian dan kematangan diri sebagai pribadi yang utuh, bukan sebagai pribadi yang pecah (split

personality).

Pendekatan Evidentif

Pendekatan evidentif melihat bahwa ilmu pengetahuan itu selalu berkembang menuju titik

kesempurnaan. Karena itu, mahasiswa haruslah ditantang untuk lebih meningkatkan potensi dirinya

melalui pencarian bukti-bukti dan fakta-fakta ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, sebagai

penemuan dan hak paten. Pendekatan evidentif seperti ini akan melahirkan mahasiswa yang

compatible dan marketable, bahkan go international.

Misi utama pendekatan ini adalah mencari format-format baru yang lebih manusiawi dan lebih

berperadaban menuju terbentuknya UIN sebagai research university. Karakteristik yang diharapkan

dari pendekatan ini adalah:

1. Mahasiswa tertantang untuk mencari penemuan-penemuan sebagai ciri keilmuan.

2. Mahasiswa akan aktif dan sibuk melakukan aktivitas dan kajian-kajian khusus.

3. Akan lahir mahasiswa yang inovatif.

Pendekatan Rasionalistik

Pendekatan rasionalistik melihat bahwa proses pendidikan di UIN, merupakan konsekuensi

prinsip idealis dan eksternalisasi diri mahasiswa, dengan sejumlah harapan peran yang dicita-citakan.

Karena itu, UIN harus mampu melihat kondisi seperti ini sebagai sebuah kebutuhan alami.

Jaminan masa depan yang lebih baik dan jaminan kepastian hidup, merupakan konsekuensi

lain yang perlu dicermati oleh UIN, agar mampu mengantarkan mahasiswanya menuju gerbang

kemandirian dan cita-cita yang dinginkan.

Misi utama dari pendekatan rasionalistik ini adalah melihat bahwa mahasiswa UIN sebagai

suatu ikatan yang saling bertanggung jawab atas perubahan masa depan yang lebih baik32.

32 Opcit, 272

Page 49: Skripsi on KBK Di PTAI

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan metode kualitatif dengan memakai bentuk studi kasus

(case study). Dalam penelitian ini data yang akan dikumpulkan oleh peneliti bukan berupa angka-

angka atau statistik melainkan data tersebut berasal dari hasil wawancara, hasil catatan di lapangan,

dokumen pribadi seperti KPS, KRS dan dokumen resmi yang lainnya, lalu peneliti berusaha

memaknai hasil pengumpulan data tersebut dengan instrumen prinsip-prinsip pengembangan

kurikulum. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan realitas empiris dibalik fenomena yang

ada secara mendalam, rinci dan tuntas

Distribusi mata kuliah tentunya sangat terkait dengan visi dan misi fakultas dan universitas,

karena itu keterkaitan ini disebut peneliti sebagai sebuah fenomena. Bagaimana dasar pemikiran ketika

mata kuliah tersebut didistribusikan dalam beberapa klasifikasi.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan mengambil lokasi di fakultas Tarbiyah jurusan PAI sebagai pusat

data, sedangkan untuk data-data sekunder peneliti juga akan meneliti alur pemasaran mata

kuliah yang ada di unit BAK UIN Malang. Peneliti memilih fakultas Tarbiyah, sebenarnya

didasarkan pada posisi Tarbiyah yang selama ini dikenal sebagai fakultas pendidikan Islam

tertua di jawa timur dan banyak menghasilkan produk yang handal baik lokal maupun

nasional. Selain itu juga dalam masa transisi ini peneliti melihat banyak kejadian-kejadian

yang tidak seyogyanya terjadi, karena itu peneliti ingin ikut andil dalam membangun fakultas

Tarbiyah dengan menyajikan data-data yang selama ini tidak diperhatikan oleh semua pihak.

C. Kehadiran peneliti

Page 50: Skripsi on KBK Di PTAI

50

Dalam penelitian ini peneliti akan hadir di lapangan, karena peneliti merupakan

instrumen utama dalam menggali dan memaknai data yang ada di lapangan. Peneliti akan

berusaha dengan hati-hati menghadapi informan kunci yang akan membuka pintu bagi

peneliti untuk menggali data lebih dalam di lapangan.

Peneliti memposisikan sebagai seorang perencana, pelaksana pengumpulan data,

penganalisis data dan sekaligus sebagai pelapor dari hasil penelitian. Karena itu peneliti

menempuh prosedur-prosedur yang dirasa standard dalam penelitian “kualitatif formal” yang

ada di fakultas Tarbiyah yaitu (a) peneliti meminta izin kepada pihak Fakultas secara formal

dan menyiapkan segala peralatan yang diperlukan seperti tape recorder, camera; (b) peneliti

menyerahkan surat izin, memperkenalkan diri pada semua elemen yang ada di lembaga

tersebut serta menyampaikan tujuan; (c) mengadakan observasi di lapangan untuk memahami

latar penelitian sebenarnya; (d) membuat jadwal kegiatan berdasarkan kesepakatan antara

peneliti dan subyek penelitian dan; (e) melaksanakan kunjungan untuk mengumpulkan data

sesuai jadwal yang telah disepakati

D. Data dan Sumber Data

Data yang akan dicari adalah pemasaran mata kuliah yang ada di fakultas Tarbiyah

jurusan PAI dan juga pemasaran yang ada di unit BAK. Selain itu juga peneliti akan mencari

data di buku-buku pedoman fakultas Tarbiyah 2006. Peneliti juga sempat memotret

permasalahan teman-teman yang pernah mengalami masalah berkenaan dengan mata kuliah

yang mereka ambil antara lain :

1. Syamsul Huda semester XII “Dulu mata kuliah Aplikom adalah mata kuliah

penunjang dan sekarang mata kuliah tersebut diganti namanya dengan Teknologi

Informasi sehingga kesulitan untuk mengikuti ujian Komprehensif, sedangkan dia

sudah mengikuti lebih 160 sks yang semestinya sudah bisa mengikuti komprehensif

Page 51: Skripsi on KBK Di PTAI

51

tapi karena masih belum mengambil mata kuliah Aplikom, dan sekali lagi mata kuliah

tersebut sudah diganti namanya.

2. Syamsul Arifin semester XII mahasiswa transfer dari D2 “Saya sudah menempuh sks

lebih dari 160 yang semestinya bisa mengikuti ujian komprehensif, akan tetapi karena

masih belum menempuh perbandingan agama, maka saya tidak bisa mengikuti

komprehensif, sedangkan mata kuliah perbandingan agama pada saat saya jadi

mahasiswa merupakan mata kuliah dasar umum tapi sekarang menjadi mata kuliah

utama.

3. Peneliti sendiri mengalami permasalahan tentang pergantian jumlah sks PKLI, jika

semester kemarin yang satu angkatan dengan saya jumlah sksnya 6 tetapi sekarang

peneliti sendiri hanya dapat 4 sks

4. Peneliti juga mengalami hal serupa yaitu pada mata kuliah civic education yang di

KRS 2 sks tetapi di transkip nilai yang dikeluarkan BAK menjadi 3 sks

5. Di dalam buku pedoman ada perbedaan nama mata kuliah yang cukup

membingungkan bagi mahasiswa yang akan menempuh ulang yaitu sosiologi

pendidikan dengan sosiologi pendidikan Islam

E. Prosedur Pengumpulan Data

Sebagai sumber data dari penelitian ini adalah program pemasaran mata kuliah pada tahun

ajaran 2006 dan juga meneliti bagaimana isi sebagian silabus dari beberapa mata kuliah utama dengan

harapan peneliti menemukan beberapa materi perkuliahan yang masih tergolong rancu karena bisa

juga tumpang tindih antara satu mata kuliah dengan mata kuliah yang lain. Untuk mendapatkan data,

maka peneliti membuat prosedur pengumpulan data sebagai berikut :

• Metode dokumenter yaitu pengumpulan dokumen-dokumen yang berupa program-program

yang dipasarkan dari jurusan PAI, dan juga pengumpulan beberapa silabus mata kuliah,

Page 52: Skripsi on KBK Di PTAI

52

metode ini digunakan untuk menelaah apakah ada keterkaitan antara mata kuliah satu dengan

yang lain.

• Metode wawancara : dengan metode ini peneliti akan mewawancarai beberapa personal yang

terkait dengan sistem distribusi mata kuliah yang ada di fakultas Tarbiyah PAI seputar

orientasi fakultas Tarbiyah jurusan PAI dan kendala-kendala apa yang menghambat

pengembangan kurikulum Tarbiyah. Metode ini sangat bermanfaat sebagai bahan kajian dan

perbandingan antara idealitas dengan realitas fakultas Tarbiyah.

Adapun alur pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut

1. Peneliti membuat instrumen ukur untuk menentukan bagaimana kondisi obyektif

distribusi kurikulum Tarbiyah, adapun instrumen tersebut berupa pertanyaan-

pertanyaan wawancara kepada pembantu dekan 1 dan kajur dan pihak BAK tentang

bagaimana prosedur distribusi mata kuliah yang sudah dilakukan. Jika sudah

dilakukan wawancara maka peneliti akan membuat alur, dari situ peneliti akan tahu

apakah ada alur yang putus. Alur yang putus akan dianalisis oleh peneliti bagaimana

hal itu bisa terjadi. Dan analisa itu akan di crosscheck dengan dokumen yang sudah

diperoleh oleh peneliti

2. Peneliti juga akan menanyakan dasar pikiran distribusi mata kuliah yang bermasalah

kepada beberapa pihak diatas.

F. Analisa Data

Metode analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dan content analysis.

Dalam hal ini landasan teori tentang prinsip-prinsip pengembangan kurikulum sebagai instrumen

utama dalam mengukur ketepatan kurikulum Tarbiyah disamping peneliti juga memaknai secara

reflektif berdasarkan data-data yang sudah dikumpulkan peneliti.

Untuk menganalisa data, penulis menggunakan metode “content analysis” yang menurut

Holsti:

Page 53: Skripsi on KBK Di PTAI

53

“Bahwa analisis isi adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui

usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis”. Sebagai suatu

teknik penelitian, analisis ini mencakup prosedur-prosedur khusus yang menurut para ahli berupa

objektivitas, pendekatan sistematis dan generalisasi. Hal ini berfungsi untuk pemrosesan data secara

ilmiah, sebagaimana teknik penelitian. Ia bertujuan memberikan pengetahuan, membuka wawasan

baru dan panduan praktis pelaksanaannya.33

Selain itu juga peneliti menggunakan analisis komparatif yaitu membandingkan ide-ide,

pendapat–pendapat dan pengertian agar mengetahui persamaan dari berbagai macam ide dan sekaligus

mengetahui perbedaan dengan ide lainnya, kemudian dapat ditarik konklusi baru. Hal ini sebagaimana

yang telah diungkapkan oleh Winarno Surahmad bahwa suatu penyelidikan dapat dilakukan dengan

meneliti hubungan lebih dari suatu fenomena sejenis dengan menunjukkan unsur-unsur persamaan dan

unsur-unsur perbedaan.34

G. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mengecek apakah data-data yang peneliti ambil cukup valid, maka peneliti akan

mengecek data-data hasil wawancara tersebut dengan dokumen-dokumen tertulis, seperti

KRS ataupun KHS

33 Soejono Abdurrahman, 1999, Metode Penelitian, Suatu Pemikiran dan Penerapan, Rineka Cipta: Jakarta, hal: 14-15. 34 Sutrisno Hadi, 1985, Dasar dan Teknik Research, Tarsito: Bandung, hal: 136.

Page 54: Skripsi on KBK Di PTAI

54

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Fakultas Tarbiyah PAI

Fakultas Tarbiyah adalah cikal bakal lahirnya Universitas Islam Negeri (UIN)Malang.

Berdiri tahun 1961 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No 17

tahun 1961. Peresmian Fakultas Tarbiyah dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1961 oleh

Menteri Agama RI di Surabaya. Sebagai fakultas tertua diantara fakultas-fakultas lain di

lingkungan UIN Malang, fakultas Tarbiyah dalam perannya sebagai penyelenggara

pendidikan bidang kependidikan Islam telah banyak melahirkan pemikir, pengembang dan

praktisi Pendidikan Islam yang turut berperan membangun Indonesia. Kita lihat saja beberapa

tokoh seperti KH. Hasyim Muzadi, Drs. Djumransyah, Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony,

Prof.H.Imam Suprayogo, Prof.H. Muhaimin, dan masih banyak lagi praktisi dan pengembang

pendidikan Islam yang telah banyak berkiprah di masyarakat.

Arah pengembangan program-program studi di fakultas Tarbiyah Universitas Islam

Negeri (UIN) Malang, setidaknya didasarkan pada empat alasan strategis, yakni ; teologis,

filosofis, sosio-psikologis dan historis.Secara teologis, sebagaimana diyakini oleh para

pemeluk Islam, bahwa Islam merupakan agama yang serba mencakup (all-sufficient), utuh

(holistic), serba hadir (omni present) dan universal. Oleh karena itu, tidak selayaknya ada

pemisahan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum, sebagaimana halnya yang terjadi

pada perkembangan pendidikan di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri

maupun swasta (PTAIN/PTAIS) yang berjalan di Indonesia selama ini. Hal ini sejalan dengan

landasan ontologis, bahwa semua ilmu itu milik Allah SWT, sumber dari segala sumber ilmu.

Karena itu, tidak layak jika ilmu itu dipisah-pisahkan. Alasan tersebut untuk menghindari

Page 55: Skripsi on KBK Di PTAI

55

kesan bahwa Islam itu sempit, fokus pengembangan jurusan/program-program studi hanya

untuk mempelajari ilmu-ilmu agama saja.

Secara filosofis, tujuan pendidikan Islam yang dirumuskan oleh fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri (UIN) Malang adalah untuk membangun manusia “Ulul Albab”

secara utuh, integral dan komprehensif meliputi aspek kedalaman spiritual, keagungan akhlak,

kematangan profesional dan keluasan ilmu yang sekaligus dijadikan sebagai visi

pendidikannya. 35

Alasan filosofis ini untuk mempertegas arah dunia pendidikan, bahwa pembangunan

sumber daya manusia sebagai salah satu faktor strategis pembangunan bangsa ini tidak

selayaknya hanya menekankan pada aspek fisik yang berwujud (tangible), tetapi juga

aspeknon fisik yang tak berwujud (untangible) yang juga sangat penting seperti aqidah dan

kedalaman spiritual. Dalam bahasa yang khas, Fakultas Tarbiyah hendak mengarahkan

pendidikannya untuk mewujudkan kreatiitas spiritual, kreatiitas konseptual dan kreativitas

sosial.

Secara sosio-psikologis, arah pengembangan program studi fakultas Tarbiyah ini

untuk menghilangkan kesan bahwa PTAIN/PTAIS selama ini hanya menghasilkan lulusan

yang hanya dibekali sejumlah kemampuan untuk berpartisipasi di bidang pendidikan agama,

tetapi mereka tidak dibekali untuk mampu menjalankan fungsi sosialnya secara lebih luas,

kompleks dan penuh persaingan di era yang semakin mengglobal ini. Kesan ini muncul antara

lain disebabkan oleh pandangan masyarakat atas dunia Islam secara sempit, padahal Islam itu

pada hakekatnya adalah agama universal yang membawa rahmat bagi sekalian alam

(rahmatan lil alamin). Konsekuensinya kita sebagai generasi penerus kenabian (warasat al-

anbiya’) harus mampu berperan aktif dalam dunia yang serba kompleks dan global ini dalam

rangka mewujudkan kerahmatan untuk semua.

35 Buku Pedoman UIN 2004-2006, 9

Page 56: Skripsi on KBK Di PTAI

56

Secara historis, bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam pernah

mengalami kemajuan yang pesat di tangan para ulama’ atau cendikiawan muslim pada

pereode klasik yang kemudian mengalami kemunduran pada fase-fase sesudahnya. Selain itu,

dalam sejarah peradaban Islam tidak pernah terjadi pertentangan yang hebat antara agama di

satu sisi dengan ilmu pengetahuan disisi lain sebagaimana yang pernah dialami oleh Barat

pada zaman renaissance. Hal itu antara lain mengandung makna bahwa dunia Islam pernah

memiliki peradaban Islam, yakni ilmu pengetahuan berkembang pesat sesuai dengan nilai-

nilai dan kebutuhan pemeluk Islam pada waktu itu. Sejalan dengan latar belakang historis ini,

pengembangan pendidikan ilmu ketarbiyahan pada dasarnya hendak mengambil pelajaran dari

fenomena historis tersebut, antara lain ;

Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dilepaskan dari

nilai-nilai Islam yang bersifat universal; kedua, perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya; ketiga, oleh karena antara

agama dan sains tidak ada benturan yang saling menafikan, tetapi justru saling melengkapi,

maka kajian ilmu pendidikan Islam hendak mengintegrasikan antara agama dan sains itu

kedalam kurikulumnya.

Berdasarkan empat alasan strategis di atas, arah pengembangan jurusan/program studi

di fakultas tarbiyah memiliki sejumlah perbedaan mendasar itu tercermin dalam visi, misi dan

program pengembangan jurusan/program studi di lingkungan fakultas Tarbiyah.36

B. Kondisi Obyektif Kurikulum Tarbiyah 2006

Pada tahun 2006 Fakultas Tarbiyah PAI masih menggunakan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK). Sebagai operasionalisasi dari arah pengembangan program studi di Fakultas

Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, maka Tarbiyah mengembangkan kurikulum yang

mengarahkan pada pembentukan kompetensi lulusan masing-masing jurusan dan program studi.

36 Buku Pedoman Fakultas Tarbiyah 2006, 23

Page 57: Skripsi on KBK Di PTAI

57

Fungsi dan kompetensi lulusan setiap jurusan/program yang ada di Fakultas Tarbiyah secara ringkas

dapat dirumuskan sebagai berikut :

Fungsi dan kompetensi lulusan jurusan PAI dijabarkan kedalam matrik sebagai berikut:

No Fungsi Kompetensi Lulusan

1 Menjadi tenaga pendidik agama Islam pada jalur pendidikan formal dan non-formal

1. Memiliki kompetensi dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran PAI, menilai hasil pembelajaran PAI, melakukan pembimbingan dan pelatihan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dan jenis pendidikan Islam

2. Membimbing dan menggerakkan kegiatan keagamaan Islam

2 Menjadi tenaga kependidikan Islam

Memiliki kompetensi dalam membentuk, mengelola, dan mengembangkan program pendidikan keagamaan Islam

Dari kompetensi tersebut Tarbiyah mendistribusikan mata kuliah yang akan mencetak

kompetensi lulusan tersebut. Adapun mata kuliah yang didistribusikan adalah sebagai berikut dibagi

ke dalam tiga kelompok mata kuliah,yaitu : kelompok matakuliah lingkup kompetensi dasar (57 sks),

kelompok matakuliah lingkup kompetensi utama (93 sks) dan kelompok matakuliah lingkup

kompetensi pendukung (10 sks).

1. Mata Kuliah Lingkup Kompetensi Dasar

No Kode Mata Kuliah SKS Prasyarat

1 11101 Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan

2

2 11102 Pengantar Studi Islam 3

3 11103 Akhlak Tasawuf 3

4 11104 Ilmu Alamiah Dasar 2

5 11105 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

3

Page 58: Skripsi on KBK Di PTAI

58

6 11106 Bahasa Indonesia 2

7 11107 Maharat al-Istima’ I 2

8 11108 Maharat al-Kalam I 3

9 11109 Maharat al-Qira’ah I 2

10 11110 Maharat al-Kitabah I 2

11 11111 Maharat al-Istima’ II 2 11107

12 11112 Maharat al-Kalam II 3 11108

13 11113 Maharat al-Qira’ah II 2 11109

14 11114 Maharat al-Kitabah 2 11110

15 11115 Bahasa Inggris I 3

16 11116 Bahasa Inggris II 3 11115

17 11117 Studi al-Qur’an 3

18 11118 Studi al-Hadis 3

19 11119 Studi Fiqh 2

20 11120 Ilmu Tauhid/Ilmu Kalam 2

21 11121 Pengantar Filsafat Ilmu 2

22 11122 Sejarah Peradaban Islam I 2

23 11123 Manajemen Teknologi Informasi (MTI)

2

Jumlah 57

2. Mata Kuliah lingkup Kompetensi Utama

NO Kode Mata Kuliah SKS Prasyarat

1 11201 Dasar-dasar Pendidikan Islam 2

2 11202 Filsafat Pendidikan Islam 3

3 11203 Ilmu Pendidikan Islam 3 11201, 11202

4 11204 Manajemen Pendidikan Islam 3

5 11205 Psikologi Pendidikan 2

Page 59: Skripsi on KBK Di PTAI

59

6 11206 Perkembangan Peserta Didik 2

7 11207 Sosiologi Pendidikan Islam 2

8 11208 Sejarah Pendidikan Islam 2

9 11209 Teori Belajar dan Pembelajaran 3

10 11210 Pengembangan Kurikulum PAI 3

11 11211 Metodologi Pembelajaran PAI 3

12 11212 Pengembangan Sumber Belajar PAI 2

13 11213 Desain Pembelajaran PAI 2

14 11214 Inovasi Pendidikan Islam 2

15 11215 Evaluasi Pembelajaran PAI 3

16 11216 Statistika Pendidikan 2

17 11217 Metodologi Penelitian I 3 11216

18 11218 Metodologi Penelitian II 3 11217

19 11219 Tafsir dan Hadis 3 11117, 11118

20 11220 Tafsir dan Hadis Tarbawi I 3 11219

21 11221 Tafsir dan Hadis Tarbawi II 3 11120

22 11222 Sejarah Peradaban Islam II 3 11122

23 11223 Ushul Fiqh 3 11119

24 11224 Fiqh 2 11223

25 11225 Himatut Tasyri’ 2

26 11226 Masail al-Fiqhiyyah I 3 11224

27 11227 Masail al-Fiqhiyyah II 3 11226

28 11229 Filsafat Islam 2

29 11230 Bimbingan Membahas Kitab 3

30 11231 Perbandingan Agama 2

31 11232 PPL I/Ketrampilan Dasar Mengajar 3

32 11233 PPL II 4 11232

33 11234 Program Pengabdian kepada 4

Page 60: Skripsi on KBK Di PTAI

60

Masyarakat (PPM)

34 11235 Seminar Proposal 0

35 11236 Komprehensif 0

36 11237 Skripsi 6

Jumlah 93

3. Mata Kuliah Lingkup Kompetensi Utama

NO Kode Mata Kuliah Sks Prasyarat

1 11301 Sosiologi Agama 2

2 11302 Manajemen Dakwah 2

3 11303 Bimbingan dan Penyuluhan PAI 2

4 11304 Psikologi Agama 2

5 11305 Pendidikan Kewirausahaan 2

6 11306 Pemikiran Pendidikan Islam 3

7 11307 Isu-isu Pendidikan Kontemporer 2

8 11308 Pendidikan Perbandingan 3

9 11309 Strategi Pembelajaran Kitab 2

10 11310 Kapita Selekta Pendidikan 2

11 11311 Ilmu Jiwa Umum 2

12 11312 Bimbingan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

2

13 11313 Media Pembelajaran PAI 2

14 11314 Pendidikan Seni Religius 2

Jumlah 30

4. Rekapitulasi Mata Kuliah

No Jenis Kompetensi Sks

1 Kompetensi Dasar 57

Page 61: Skripsi on KBK Di PTAI

61

2 Kompetensi Utama 93

3 Kompetensi Pendukung dan lainnya 10

Jumlah 160

C. Dasar-dasar Distribusi Matakuliah PAI

Distribusi matakuliah PAI secara keseluruhan didasarkan pada pedoman uniersitas yang

kemudian dijabarkan menjadi pedoman pendidikan fakultas. Dalam hal ini fakultas tarbiyah

mendasarkan pada kurikulum nasional 2004 dengan beberapa kelompok matakuliah yaitu MKDU,

MKDK, MKD. Berdasarkan kebijakan universitas maka MKDU hanya didistribusikan dengan beban

maksimal 19-21 sks pada semester 1 dan 2, namun kenyataannya di lapangan peneliti menemukan ada

yang menempuh lebih dari jumlah sks yang ditetapkan dalam kebijakan tersebut pada angkatan 2006-

2007,yaitu ada yang menempuh sampai 21-24 sks (lihat KHs yang dilampirkan). Selain itu dalam

mendistribusikan matakuliah fakultas tarbiyah PAI juga mendasarkannya pada minat dan bakat

mahasiswa yang tidak semuanya ada dalam bidang pendidikan,sehingga muncullah matakuliah

pendukung yang diadakan untuk membekali mahasiswa pada ketrampilan yang tidak diminati

mahasiswa yang ada pada matakuliah utama.

D. Problem Distribusi Matakuliah PAI

Secara ideal perubahan matakuliah memang harus disertai dengan perubahan kode matakuliah,

karena akan berpengaruh pulapada pola pengajaran. Hal inilah yang tampaknya menjadi problem

paling besar dari analisis peneliti.

Adapun problema yang dihadapi fakultas Tarbiyah dalam hal ini antara lain :

1. Perubahan kode matakuliah yang tidak sesuai dengan perubahan matakuliahnya

2. Jumlah sks yang didstribusikan oleh fakultas dan BAK yang berbeda, sehingga

menambah beban sks yang harus ditempuh oleh mahasiswa.

Page 62: Skripsi on KBK Di PTAI

62

3. Fakultas tarbiyah masih terikat dengan sistem pendidikan yang terpusat

E. Upaya untuk Mengatasi Problema Distribusi Matakuliah PAI

Fakultas Tarbiyah berencana mengantisipasi kendala-kendala tersebut dengan cara

mengusulkan kepada pemerintah untuk mencanangkan perubahan kurikulum minimal 4 kali dalam

setahun, hal ini lebih memudahkan untuk membuat kebijakan-kebijakan fakultas yang bersifat

administratif. Diantara upaya-upaya yang dilakukan adalah :

1. Workshop kurikulum matakuliah pengembangan kepribadian (MPK) di Lawang

2. Membuat manual prosedur

3. Mensosialisasikan, membakukan serta mentaati prosedur tersebut sehingga tidak

terjadi pelanggaran terhadap prosedur yang berlaku.

Page 63: Skripsi on KBK Di PTAI

63

BAB V

PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

A. Dasar-dasar Distribusi Mata Kuliah PAI

Distribusi mata kuliah PAI secara keseluruhan didasarkan pada pedoman Universitas

kemudian di jabarkan menjadi pedoman pendidikan fakultas. Secara rinci distribusi

matakuliah PAI tahun 2006 didasarkan pada kurikulum nasional 2004, yaitu dengan

pengelompokan beberapa matakuliah seperti MKDU yang didistribusikan pada semester 1

dan 2 dengan komposisi maksimal masing-masing pada semester tersebut 19 sks dan 21 sks,

MKDK, dan MKD.

Kenyataan dilapangan peneliti menemukan beberapa temuan dari jumlah sks yang

ditempuh oleh semester 1 dan 2 pada angkatan 2006/2007. Pada semester pertama peneliti

menjumpai seorang mahasiswi yang menempuh 21 sks, sedangkan semester kedua ada 24 sks,

hal itu terlihat pada KHS yang dilampirkan peneliti dari hasil pelacakan peneliti.

Di samping itu, fakultas juga mendistribusikan matakuliah-matakuliah pilihan untuk

membekali mahasiswa pada ketrampilan yang tidak diminati mahasiswa yang ada pada

matakuliah-matakuliah utama. Hal ini disebabkan karena kenyataan dilapangan menunjukkan

ada bakat dan minat lain (di luar bidang pendidikan) dari produk fakultas tarbiyah PAI yang

ternyata berkembang lebih pesat.

Secara teori memang hal ini diperlukan, karena kurikulum memang harus disusun

mendasarkan pada 3 kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan industri (industrial needs), kebutuhan

sosial (social needs), dan kebutuhan profesional (profesional needs). Kebutuhan industri,

akan terus berubah karena memang industri akan terus menerapkan teknologi mutkahir.

Page 64: Skripsi on KBK Di PTAI

64

Industri dari fakultas Tarbiyah tentu saja sekolah. Sebelum ada teknologi komputer, sekolah

memakai teknologi mesin ketik manual sehingga pada saat itu mahasiswa diharuskan

mengikuti mata kuliah ketrampilan mengetik, akan tetapi sekarang mesin ketik sudah

ditinggalkan, yang dipakai adalah mesin komputer walhasil mahasiswa diharuskan mengikuti

mata kuliah Manajemen Teknologi Informasi (MTI).

Kebutuhan profesional dari fakultas Tarbiyah sendiri dituangkan dalam kompetensi

utama. Dari kompetensi utama tampaknya fakultas Tarbiyah membagi menjadi 3 (tiga)

kompetensi sebagai seorang guru. Yang pertama adalah seorang guru agama harus dibekali

penguasaan materi (cognitif), karena itu didistribusikanlah mata kuliah seperti Ushul Fiqh,

Masail al-Fiqhiyah, Fiqh, Bimbingan Membahas Kitab, Hikmah Tasyri’. Yang kedua adalah

seorang guru disamping menguasai materi dia harus juga trampil dalam mengajar

(psikomotorik) di kelas. Trampil menguasai materi artinya seorang guru harus dapat

mengembangkan pengajarannya, cara mengukur keberhasilan, bagaimana merencanakan

pembelajaran dan evaluasinya, karenanya didistribusikanlah mata kuliah seperti Metodologi

Pembelajaran, Pengembangan Kurikulum, Metodologi Penelitian. Yang ketiga adalah seorang

guru harus mempunyai sikap yang baik dan cara mendidik yang baik karenanya

didistribusikan mata kuliah seperti Akhlak Tasawuf, Psikologi Pendidikan, Psikologi Agama

Selain mendasarkan pada 3 kebutuhan tersebut, fakultas Tarbiyah juga mendasarkan

pada kurikulum pendidikan nasional yang ingin menghasilkan sikap sebagai warga negara,

sikap sebagai warga muslim, dan sikap sebagai mahasiswa. Sikap sebagai warga negara harus

berdasarkan Undang-undang dasar 1945 dan Pancasila dan wawasan nasional, karenanya

didistribusikan mata kuliah pendidikan kewarganegaraan, ilmu alamiah dasar dan ilmu sosial

dasar. Jadi produk fakultas Tarbiyah harus menjadi salah satu dari indikator keberhasilan

pendidikan nasional yang ingin mencerdaskan kehidupan bangsa dengan kata lain mahasiswa

fakultas Tarbiyah adalah bagian dari warga negara Indonesia. Selain sebagai warga negara

Page 65: Skripsi on KBK Di PTAI

65

Indonesia juga sebagai warga muslim dan juga warga mahasiswa. Sebagai warga Muslim,

maka didistribusikan mata kuliah pembelajaran bahasa Arab, Sejarah Peradaban Islam.

Sedangkan sebagai komunitas mahasiswa, maka mahasiswa fakultas Tarbiyah dituntut untuk

mempunyai pemikiran yang kritis karenanya didistribusikan mata kuliah Filsafat Ilmu.

Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat pada tabel dibawah ini.

Kebutuhan

kurikulum

Kompetensi yang

ingin dicapai

Distribusi mata kuliah

Industrial needs Ketrampilan dan

kecakapan teknologi

informasi

Manajemen Teknologi Informasi,

Pendidikan Bahasa Inggris

Social needs Kecakapan hidup

bermasyarakat

Perbandingan Agama, Ilmu Sosial

Dasar, Sosiologi Agama, Program

Pengabdian Masyarakat (PPM)

Profesional needs Kecakapan sebagai

seorang guru Agama

Aspek kognisi; Ushul Fiqh, Fiqh,

Masail al-Fiqhiyah, Hikmah

Tasyri’, Baca Kitab

Aspek Psikomotorik; Teori Belajar

dan Pembelajaran, PPL

I/Ketrampilan Dasar Mengajar

Aspek Afeksi; Akhlak Tasawuf

Sikap sebagai warga

negara

Sikap cinta tanah air Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Bahasa

Indonesia

Page 66: Skripsi on KBK Di PTAI

66

Sikap sebagai warga

Islam

Sikap cinta

Pendidikan dan atau

Agama Islam

Filsafat Pendidikan Islam, Tafsir

dan Hadis Tarbawi, Inovasi

Pendidikan Islam, Manajemen

Pendidikan Islam, Sosiologi

Pendidikan, Psikologi Pendidikan,

Pendidikan Bahasa Arab, Sejarah

Peradaban Islam

Sikap sebagai

mahasiswa

Sikap mahasiswa

yang kritis

Filsafat Ilmu

Tabel 1

B. Problem Distribusi Mata Kuliah

Secara ideal mestinya perubahan mata kuliah memang harus disertai dengan perubahan kode,

karena akan berpengaruh pula pada pola pengajaran. Masalah ini tampaknya yang paling besar dari

analisis peneliti. Di sini perlu ditegaskan bahwa yang menjadi problem distribusi matakuliah PAI

bukan karena adanya perubahan-perubahan kebijakan kurikulum, melainkan problemnya adalah

terjadinya kesalahan pengkodean matakuliah yang dirubah/diganti dan perbedaan jumlah beban sks

yang didstribusikan oleh fakultas dan BAK sehingga menambah beban/bobot matakuliah yang harus

ditempuh oleh mahasiswa.

Kesalahan tersebut terjadi akibat kurang disosialisasikannya pergantian kurikulum kepada

pihak yang bertugas mengadministrasi perubahan distribusi matakuliah, adanya beberapa oknum yang

melanggar prosedur yang sudah ditetapkan oleh PUSKOM dengan cara meng-ACC beberapa

mahasiswa yang telah menyalahi prosedur administrasi, kewenangan untuk mengadministrasi masih

berada dipihak pusat artinya fakultas belum mempunyai kewenangan penuh untuk mengadministrasi

secara otonom.

Page 67: Skripsi on KBK Di PTAI

67

Estimasi sementara peneliti, jika jumlah sks pada tahun angkatan 2006/2007 yang

mendasarkan pada produk BAK, maka bisa jumlah sks yang ditempuh akan melebihi dari 160 sks,

padahal dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 232/u/2000

tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa,

Bab III tentang Beban Studi Mahasiswa, pasal 5 disebutkan “Bebab studi program sekurang-

kurangnya 160 (seratus enam puluh) sks yang dijadwalkan untuk 8 (delapan) semester dan dapat

ditempuh dalam waktu kurang dan 8 semester dan selama-lamanya 14 (empat belas) semester setelah

pendidikan menengah”. Estimasi tersebut didasarkan pada pengalaman peneliti sebagai sebagai

mahasiswa PAI yang mengalami hal yang sama yaitu menempuh 164 sks (lihat lampiran).

Mungkin kita harus mempelajari sejarah bagaimana perjalanan kurikulum nasional kita.

Sejak ditetapkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman

Penyusunan Kurikulum dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, yang kemudian disusul dengan

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2000 tentang Kurikulum Inti Penddikan

Tinggi, dikalangan PTAI timbul perbincangan tentang model pengembangan kurikulum untuk

merespons keputusan tersebut. Pertemuan para Pembantu Rektor/Pembantu Ketua I (Bidang

Akademis) PTAI yang diselenggarakan pada tanggal 16-17 April 2001 di Jakarta merekomendasikan

agar masing-masing PTAI dapat merespons keputusan tersebut untuk selanjutnya akan dilakuakan

sharing ideas.

Rapat kerja para Rektor UIN/IAIN serta para ketua STAIN se Indonesia pada awal bulan

November 2002 yang lalu juga merespons beberapa SK tersebut di atas. Perbincangan tersebut

dilanjutkan dengan pertemuan para Pembantu Rektor I UIN dan IAIN serta Pembantu Ketua I STAIN

se Indonesia pada tanggal 22-24 Desember 2002. Perbincangan tersebut ditindaklanjuti dalam

pertemuan tim kecil dari beberapa pembantu rektor I IAIN dan Puket I STAIN, yang berlangsung

selama beberapa kali pertemuan. Pada tanggal 8-10 Juni 2003 ditindaklanjuti dengan pertemuan

Orientasi Peningkatan Mutu Akademis, yang dihadiri oleh seluruh Rektor UIN/IAIN dan Ketua STAN

seerta Pembantu Rektor I UIN/IAIN dan Pembantu Ketua I STAIN se Indonesia. Bahkan

Page 68: Skripsi on KBK Di PTAI

68

ditindaklanjuti dengan pertemuan semua Ketua Program Studi di lingkungn PTAI se Indonesia, serta

pertemuan para pakar dalam bidangnya msing-masing, yang pembahasannya lebih terfokus pada

pengembangan kurikulum berbasis kompetensi pada masing-masing jurusan/program studi yang

dikembangkan di PTAI. Hasil-hasil dari berbgai pertemuantersebut diharapkan akan dijadikan bahan

pertimbangan untuk terbitnya SK Menteri Agama RI dan/atau SK Dirjen Bagais tentang kurikulum

inti PTAI dan Program Studi.

Perbincangan tersebut tidak bisa dilepaskan dari komitmen mereka untuk lebih

meningkatkan mutu PTAI, yang menurut direktur Pertais, mutu lulusannya dianggap masih kurang

memenuhi harapan masyarakat, dan sumbangannya pada pengembangan ilmu agama islam masih

dianggap kurang signifikan. Hal tersebut antara lain disebabkan karena kelemahan kurikulum PTAI,

yaitu (1) kurang relevan dengan kebutuhan masyarakat: banyak program studi yang tidak diminati

masyarakat tetap dipertahankan; (2) kurang efektif, yakni tidak menjamin dihasilkannya lulusan yang

sesuai dengan harapan; (3) kurang efisien, yakni banyaknya mata kuliah dan sks tidak menjamin

dihasilkannya lulusan yang sesuai harapan; (4) kurang fleksibel, yakni PTAI kurang berani secara

kreatif dan bertanggung jawab mengubah kurikulum guna menyesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat (setempat, nasional atau global); (5) readibility rendah, tidak komunikatif (bisa

menimbulkan banyak tafsir); (6) hanya berupa deretan mata kuliah; (7) berbasis (berfokus) pada mata

kuliah/penyampaian materi, bukan pada tujuan kurikuler/hasil belajar /mutu lulusan; dan (8) hubungan

fungsional antar mata kuliah yang mengacu pada tujuan kurikuler kurang jelas.

Untuk mengatasi berbagai kelemahan tersebut, maka direktur Pertais mengambil kebijakan

tentang pengembangan kurikulum, yaitu (1) kurikulum berbasis hasil belajar; (2) kurikulum terdiri

atas kurikulum inti dan kurikulum institusional; (3) kuriklum inti (40 %) ditetapkan oleh pemerintah

dan berlaku secara nasional, sedangkan kurikulum institusional (60 %) ditetapkan oleh PTAI dan

berlaku hanya di PTAI tersebut; (4) kurikulum secara keseluruhan (int dan institusional) ditetapkan

oleh PTAI; dan (5) kualitas kurikulum menjadi tanggung jawab PTAI.37

37 Arief Furchan, et all, Pengembangan Kurikulum, 33

Page 69: Skripsi on KBK Di PTAI

69

Kebijakan tersebut mengandung makna bahwa, (1) kurikulum perlu dikembangkan dengan

lebih menitikberatkan pada pencapaian target kompetensi daripada penguasaan materi; (2) lebih

mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia; (3)

memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di PTAI untuk mengembangkan

dan melaksanakan program pendidikan sesuai dengan kebutuhan; (4) menggunakan prinsip kesatuan

dalam kebijakan dan keragaman dalam pelaksanaan; dan (5) pengembangan kurikulum memuat

sekelompok mata kuliah pengembangan kepribadian (MPB) pada semua program studi, serta the four

pillars of education: learning to know (how and why/MKK), learning to do (MKB), learning to be or

capable to be (MPB), learning to live together (MBB).

Melalui pengembangan kurikulum berbasis kompetensi diharapkan agar:

1. mutu pendidikan lebih terjamin;

2. lebih dapat memenuhi kebutuhan lapangan kerja;

3. peran PTAI sebagai agen perubahan masyarakat dapat lebih terpenuhi 38.

Prof. Djunaidi Ghony dalam pidato pengukuhannya juga melontarkan bagaimana sejarah

perubahan kurikulum Fakultas Tarbiyah dari waktu ke waktu. Fakultas Tarbiyah IAIN Malang terlihat

ketidakteraturan rentangannya, yaitu 1960-1970 (10 tahun), 1970-1975 (5 tahun), 1975-1982 (7

tahun), 1982-1988 (6 tahun), dan 1988-1995 (7 tahun). Masing-masing rentangan sesungguhnya

memiliki landasan pikir, latar belakang, dan filosofi yang berbeda-beda, sekalipun diantara masing-

masing pereode itu ditemukan juga adanya kesamaan dalam beberapa hal seperti yang tampak pada

kasus di Fakultas Tarbiyah UIN Malang. Jika konsep rentang waktu lima tahun rencana pembangunan

bangsa Indonesia sebagai suatu perencanaan pembangunan dapat diterima, maka rentang waktu

perubahan kurikulum idealnya juga 5 tahun, karena dengan rentang waktu ini dapat mengevaluasi

sejauhmana kurikulum yang dipergunakan pada pereode sebelumnya dapat menyesuaikan diri dengan

perkembangan pembangunan nasional. Akan tetapi, rentang waktu ideal tersebut belum dapat

menjamin adanya perubahan yang ideal. Apalagi pendidikan yang ideal bukan merupakan pendidikan

38Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A.,Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Rajawali Pers: Jakarta, 2005), 219-222

Page 70: Skripsi on KBK Di PTAI

70

ad hoc, bukan merupakan pendidikan yang diarahkan pada kebutuhan-kebutuhan langsung, bukan

pendidikan utilitarian, melainkan pendidikan yang diperhitungkan untuk mengembangkan pikiran.

Sebab, walaupun ada perbedaan lingkungan, hakikat manusia tetap sama dimana saja dan tugas

pendidikan ialah mengajarkan kebenaran universal yang sama dimana saja diatas dunia ini dan oleh

karenanya mahasiswa diajari mata pelajaran yang memperkenalkannya dengan hal-hal yang

berlangsung secara ajeg dan memiliki pola di dunia ini, melalui pelajaran bahasa, sejarah, sains,

filsafat, matematika, dan agama.39

Dari paparan diatas jelas bahwa kurikulum seharusnya disusun secara terencana dengan waktu

yang pas. Berbeda dengan kondisi di lapangan yang terjadi adalah perubahan yang terus menerus

dilakukan dengan rentang waktu yang cukup cepat, karena itu fakultas Tarbiyah juga mengalami

kesulitan-kesulitan terutama pengadministrasian. Secara garis besar ada beberapa problem yang

ditemui oleh peneliti, yaitu pada tabel sebagai berikut:

A. Mata Kuliah Lingkup Kompetensi Dasar

No Kode Mata Kuliah SKS Prasyarat

1 11101 Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan (dalam KHS tahun 2006/2007 yang dikeluarkan BAK tertulis kode yang berbeda dengan buku pedoman 0511001, lihat lampiran dan kode diatas)

2

2 11102 Pengantar Studi Islam (dalam KHS angkatan 2006/2007 yang dikeluarkan BAK tertulis kode yang berbeda dengan buku pedoman 0511003, lihat lampiran dan kode diatas)

3

3 11103 Akhlak Tasawuf (dalam KHS angkatan 2006/2007 yang dikeluarkan BAK

3

39 Djunaidi Ghony, Paradigma Pengembangan Kurikulum dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi Islam (Malang; UIN Malang, 2007), 30

Page 71: Skripsi on KBK Di PTAI

71

tertulis kode yang berbeda dengan buku pedoman 0511004, lihat lampiran dan kode diatas)

4 11104 Ilmu Alamiah Dasar (dalam KHS tahun 2006/2007 yang dikeluarkan BAK tertulis kode 0511002)(lihat lampiran dan kode diatas)

2

5 11105 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

3

6 11106 Bahasa Indonesia 2

7 11107 Maharat al-Istima’ I (dalam KHS angkatan 2006/2007 yang dikeluarkan BAK tertulis kode yang berbeda dengan buku pedoman 0411112, lihat lampiran dan kode diatas)

2

8 11108 Maharat al-Kalam I (dalam KHS angkatan 2006/2007 yang dikeluarkan BAK tertulis kode yang berbeda dengan buku pedoman 0411110, lihat lampiran dan kode diatas)

3

9 11109 Maharat al-Qira’ah I (dalam KHS angkatan 2006/2007 yang dikeluarkan BAK tertulis kode yang berbeda dengan buku pedoman 0411108, lihat lampiran dan kode diatas)

2

10 11110 Maharat al-Kitabah I (dalam KHS angkatan 2006/2007 yang dikeluarkan BAK tertulis kode yang berbeda dengan buku pedoman 0411106), lihat lampiran dan kode diatas

2

11 11111 Maharat al-Istima’ II 2 (sks yang diterbitkan

11107

Page 72: Skripsi on KBK Di PTAI

72

BAK ada 3)

12 11112 Maharat al-Kalam II 3 11108

13 11113 Maharat al-Qira’ah II 2 11109

14 11114 Maharat al-Kitabah 2 11110

15 11115 Bahasa Inggris I 3

16 11116 Bahasa Inggris II 3 11115

17 11117 Studi al-Qur’an 3

18 11118 Studi al-Hadis 3

19 11119 Studi Fiqh 2

20 11120 Ilmu Tauhid/Ilmu Kalam 2 (jumlah sks yang dikeluarkan BAK adalah 3)

21 11121 Pengantar Filsafat Ilmu 2

22 11122 Sejarah Peradaban Islam I 2

23 11123 Manajemen Teknologi Informasi (MTI)

2

Jumlah 57

B. Mata Kuliah lingkup Kompetensi Utama

NO Kode Mata Kuliah SKS Prasyarat

1 11201 Dasar-dasar Pendidikan Islam (dalam KHS yang dikeluarkan oleh BAK tertulis Dasar-Dasar Kependidikan dengan kode 0511005, lihat lampiran dan kode diatas)

2

2 11202 Filsafat Pendidikan Islam 3

3 11203 Ilmu Pendidikan Islam 3 11201, 11202

4 11204 Manajemen Pendidikan Islam 3

Page 73: Skripsi on KBK Di PTAI

73

5 11205 Psikologi Pendidikan 2

6 11206 Perkembangan Peserta Didik 2

7 11207 Sosiologi Pendidikan Islam 2

8 11208 Sejarah Pendidikan Islam 2

9 11209 Teori Belajar dan Pembelajaran 3

10 11210 Pengembangan Kurikulum PAI 3

11 11211 Metodologi Pembelajaran PAI 3

12 11212 Pengembangan Sumber Belajar PAI

2

13 11213 Desain Pembelajaran PAI 2

14 11214 Inovasi Pendidikan Islam 2

15 11215 Evaluasi Pembelajaran PAI 3

16 11216 Statistika Pendidikan 2

17 11217 Metodologi Penelitian I 3 11216

18 11218 Metodologi Penelitian II 3 11217

19 11219 Tafsir dan Hadis 3 11117, 11118

20 11220 Tafsir dan Hadis Tarbawi I 3 11219

21 11221 Tafsir dan Hadis Tarbawi II 3 11120

22 11222 Sejarah Peradaban Islam II 3 11122

23 11223 Ushul Fiqh 3 11119

24 11224 Fiqh 2 11223

25 11225 Himatut Tasyri’ 2

26 11226 Masail al-Fiqhiyyah I 3 11224

27 11227 Masail al-Fiqhiyyah II 3 11226

28 11229 Filsafat Islam 2 (jumlah sks yang didistribusikan BAK ada 3)

29 11230 Bimbingan Membahas Kitab 3

30 11231 Perbandingan Agama 2

Page 74: Skripsi on KBK Di PTAI

74

31 11232 PPL I/Ketrampilan Dasar Mengajar

3

32 11233 PPL II 4 11232

33 11234 Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)

4

34 11235 Seminar Proposal 0

35 11236 Komprehensif 0

36 11237 Skripsi 6

Jumlah 93

C. Mata Kuliah Lingkup Kompetensi Penunjang

NO Kode Mata Kuliah Sks Prasyarat

1 11301 Sosiologi Agama 2

2 11302 Manajemen Dakwah 2

3 11303 Bimbingan dan Penyuluhan PAI 2

4 11304 Psikologi Agama 2

5 11305 Pendidikan Kewirausahaan 2

6 11306 Pemikiran Pendidikan Islam 3

7 11307 Isu-isu Pendidikan Kontemporer 2

8 11308 Pendidikan Perbandingan 3

9 11309 Strategi Pembelajaran Kitab 2

10 11310 Kapita Selekta Pendidikan 2

11 11311 Ilmu Jiwa Umum 2

12 11312 Bimbingan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

2

13 11313 Media Pembelajaran PAI 2

14 11314 Pendidikan Seni Religius 2

Jumlah 30

Page 75: Skripsi on KBK Di PTAI

75

D. Rekapitulasi Mata Kuliah

No Jenis Kompetensi Sks

1 Kompetensi Dasar 57

2 Kompetensi Utama 93

3 Kompetensi Pendukung dan lainnya 10

Jumlah 160 (jika ditambah dengan sks yang diterbitkan BAK, maka jumlah sks total adalah 163)

Tabel 2

Dari paparan diatas, bisa dilihat beberapa problem sebagai berikut;

MK Kode MK yang didistribusikan dalam buku pedoman Tarbiyah 2006 /2007 dan jumlah sks

Kode MK yang didistribusikan dalam buku pedoman UIN 2006 /2007 dan jumlah sks

Kode MK yang didistribusikan BAK dan jumlah sks 2006/2007

Kode MK dan jumlah sks yang didistribusikan BAK 2005/2006

Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan

11101, 2 sks 2 sks 0511001, 2 sks 11001, 2 sks

Pengantar Studi Islam

11102, 3 sks 3 sks 0511003, 3 sks 11003, 3 sks

Akhlak, Tasawuf

11103, 3 sks 3 sks 0511004, 3 sks 11004, 3 sks

IAD 11104, 2 sks 2 sks 0511002, 2 sks 11002, 2 sks

ISD 11105, 3 sks 3 sks 0511105, 3 sks 11105, 3 sks

Bahasa Indonesia

11106, 2 sks 2 sks 0511106, 2 sks 11106, 2 sks

Maharat al- 11107, 2 sks 3 sks 0411112, 2 sks 11107, 2 sks

Page 76: Skripsi on KBK Di PTAI

76

Istima’ I

Maharat al-Kalam I

11108, 3 sks 2 sks 0411110, 3 sks 11108, 3 sks

Maharat al-Kitabah I

11110, 2 sks 2 sks 0411106, 2 sks 11110, 2 sks

Maharat al-Qira’ah I

11109, 2 sks 2 sks 0411108, 2 sks 11109, 2 sks

Maharat al-Istima’ II

11111, 2 sks 3 sks 0511111, 3 sks 11111, 2 sks

Maharat al-Kalam II

11112, 3 sks 2 sks 0511112, 2 sks 11112, 3 sks

Maharat al-Kitabah II

11114, 2 sks 2sks 0511114, 2 sks 11114, 2 sks

Maharat al-Qira’ah II

11113, 2 sks 2 sks 0511113, 2 sks 11113, 2 sks

Ilmu Kalam 11120, 3 sks 3 sks 0511120, 3 sks 11120, 3 sks

Pengantar Filsafat Ilmu

11121, 2 sks 2 sks 0511121, 2 sks 11121, 2 sks

Sejarah Peradaban Islam I

11122, 2 sks 2 sks 0511122, 2 sks 11122, 2 sks

Dasar-dasar Pendidikan Islam

11201, 2 sks 2 sks 0511005, 2 sks (Dasar-dasar Kependidikan)

11005, 2 sks (Dasar-dasar Kependidikan)

Filsafat Islam 11229, 2 sks 2 sks 0511229, 3 sks -

Tabel 3

Peneliti juga sempat mengecek kebenaran statemen itu dengan fenomena yang terjadi dan

ternyata salah satu penyebab dari kesalahan itu juga karena sistem scan yang belum disosialisasikan

bagaimana cara mengisinya sehingga banyak dari mahasiswa yang dirugikan karena sistem ini. Akan

tetapi sebenarnya sistem scan ini sebenarnya sangat efektif dan efisien untuk mengantisipasi

banyaknya jumlah mahasiswa yang semakin meningkat dari tahun ketahun. Akan tetapi karena sistem

scan tersebut tidak disosialisasikan dengan baik, maka banyak mahasiswa yang semestinya 24 sks

Page 77: Skripsi on KBK Di PTAI

77

yang keluar bisa hanya 18, secara tidak langsung mahasiswa protes dan menghadap ke kepala BAK

untuk diizinkan mengikuti perkuliahan yang namanya tidak tercantum dalam absensi kelas.

C. Upaya untuk mengatasi Problem-problem distribusi mata kuliah

Fakultas Tarbiyah berencana mengantisipasi kendala-kendala tersebut dengan cara

mengusulkan kepada pemerintah untuk mencanangkan perubahan kurikulum minimal 4 kali dalam

setahun, hal ini lebih memudahkan untuk membuat kebijakan-kebijakan fakultas yang bersifat

administratif. Selain itu juga fakultas tarbiyah sudah mulai membuat Manual Prosedur untuk

memastikan sebuah rencana dan menjamin kelancarannya. Sementara ini memang Manual Prosedur

yang mulai disosialisasikan masih terbatas pada skala prioritas dengan prinsip continous improvement,

karena Tarbiyah menginginkan proses ini mulai dari yang terkecil dan terus diperbarui satu demi satu.

Kemudian diadakannya workshop kurikulum Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) yang

diadakan oleh Universitas yang dilaksanakan di Lawang.

Menurut Undang-undang pedoman kurikulum yang baru disebutkan bahwa MPK (kelompok

mata kuliah pengembangan kepribadian) yaitu kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk

mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi

pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggungjawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. Workshop MPK tersebut telah menetapkan beberapa mata kuliah

(lihat lampiran). sebagai berikut;

NO Mata Kuliah Jumlah sks Kode MK

1 Ilmu Kalam 2 sks

2 Akhlak Tasawuf 2 sks

3 Studi al-Qur’an 2 sks

4 Studi al-Hadis 2 sks

Page 78: Skripsi on KBK Di PTAI

78

5 Sejarah Peradaban Islam 2 sks

6 Pendidikan Kewarganegaraan 3 sks

7 IAD 1 sks

8 IBD 1 sks

9 ISD 1 sks

10 Bahasa Indonesia 2 sks

11 Bahasa Arab (PKPBA) 12 sks

12 Bahasa Inggris (PKPBI) 12 sks

13 Filsafat Ilmu 2 sks

Total 44 sks

Tabel 2

Karena itu pihak Universitas menuntut fakultas untuk melanjutkan lagi workshop kurikulum

setelah MPK, yaitu dengan membahas MKK atau kelompok mata kuliah keilmuan dan ketrampilan

yaitu kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan

penguasaan ilmu dan ketrampilan tertentu, MKB atau kelompok mata kuliah keahlian berkarya yaitu

kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan

berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai, MPB atau kelompok mata kuliah perilaku

berkarya yaitu kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk membentuk

sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan

dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai, MBB atau kelompok mata kuliah berkehidupan

bermasyarakat yaitu kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat

memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.

Page 79: Skripsi on KBK Di PTAI

79

Selain itu juga posisi dosen wali sangat berperan dalam upaya mengantisipasi problem-

problem ini. Dosen wali harus mengetahui prosedur yang sudah disosialisasikan sehingga dosen wali

tidak gegabah untuk memberikan keleluasan kepada mahasiswa untuk mengambil mata kuliah yang

diluar kemampuan mahasiswa tersebut.

.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1) Kurikulum fakultas Tarbiyah pada tahun 2006 masih menggunakan kurikulum berbasis

kompetensi, dimana fakultas Tarbiyah PAI mendesaign kurikulumnya menjadi 3 kompetensi

mata kuliah. Yang pertama adalah Mata Kuliah Kompetensi Dasar, yang kedua Mata Kuliah

lingkup kompetensi utama, yang ketiga mata kuliah lingkup kompetensi pendukung.

2) Adapun yang mendasari distribusi mata kuliah tersebut adalah didasarkan pada pedoman

universitas yang harus dijabarkan oleh masing-masing fakultas, selanjutnya fakultas Tarbiyah

menata kurikulumnya sesuai dengan kompetensi yang diinginkan

3) Yang selama ini menjadi problem distribusi mata kuliah di fakultas Tarbiyah 2006 adalah

dengan adanya perubahan kurikulum yang terlalu cepat yaitu dari kurikulum 1994, kurikulum

berbasis kompetensi, dan kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan juga perubahan status UIN

yang berubah-ubah juga menyebabkan pengadministrasian kurikulum berjalan tidak

sempurna.

Page 80: Skripsi on KBK Di PTAI

80

4) Fakultas Tarbiyah mempunyai kiat untuk mengantisipasi problem tersebut, yaitu dengan cara

membuat manual prosedur, mensosialisasikan, membakukan serta menaati prosedur tersebut

sehingga tidak ada orang yang mampu melanggar prosedur itu.

SARAN

Sebagai calon alumni fakultas Tarbiyah, maka peneliti memberikan saran agar problem-

problem penataan mata kuliah yang selama ini banyak dibincangkan oleh teman-teman cepat

diselesaikan dengan sistematis dan terbuka. Dan hendaknya fakultas Tarbiyah PAI diberi hak otonom

untuk mengatur segala kegiatan administrasi yang berkaitan dengan proses perkuliahan,agar tidak

terjadi kesalahan-kesalahan administratif seperti yang telah terjadi dan untuk membantu pihak pusat

(BAK) agar lebih mudah dalam menjalankan tugasnya. Peneliti disini hanya bermaksud untuk ikut

andil dalam mensukseskan fakultas Tarbiyah agar kedepan fakultas ini semakin jaya. Karena itu data

yang ditulis peneliti ini semoga menjadi bermanfaat untuk perkembangan fakultas Tarbiyah amin…

Page 81: Skripsi on KBK Di PTAI

81

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad.M, Pengembangan Kurkulum untuk IAIN dan PTAIS. Pustaka Setya ; Bandung, 1998

Bakker, Anton dan Zubair, Achmad Haris, Metodologi Penelitian Filsafat, Kanisius:

Yogyakarta 1990

Furchan, Arif. et all. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi di PTAI. Yogyakarta, Pustaka

Pelajar, 2005

Ghony, Djunaidi, Paradigma Pengembangan Kurikulum dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi

Islam (Pidato Pengukuhan), UIN Malang Press, Malang, 2007

Hadi, Sutrisno. Dasar dan Teknik Research, Tarsito: Bandung, 1985.

Idi, Ahamad. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek .Jakarta; GMP, 1999

Idris, Zahara. Dasar-dasar Kependidikan .Bandung; Angkasa, 1982

Moleong. J Lexy, Metodolog Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya ; Bandung, 2001

Page 82: Skripsi on KBK Di PTAI

82

Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam, Sebuah Telaah Komponen Dasar Kurikulum. Solo;

Ramadani ,1991

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam : di Sekolah, Madrasah, dan

Perguruan Tinggi, Rajawali Pers : Jakarta, 2005

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum. Jakarta; Rajawali Press, 2005

Mukhtar, Merambah Manajemen Baru Pendidikan Tinggi Islam, Jakarta, Misaka Galiza, 2003

Pedoman Pendidikan Fakultas Tarbiyah UIN Malang. UIN Press, 2006

S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum .Jakarta: Bumi Aksara, 2003

S. Nasution, Pengembangan Kurikulum. Bandung; Citra Aditya Bakti, 2003

Soetopa dan Soemanto, W, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum: Sebagai Substansi

Problem Administrasi Pendidikan .Jakarta: Bumi Aksara, 1993

Soetopo, Hendyat dan Soemanto, Wasty. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum sebagai

Substansi Problem Adsministrasi Pendidikan. Jakarta; Bina Aksara, 1986

Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta; Rajagrafindo Persada, 1992

Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung; Sinar Baru,1989

Sudjana, Nana. Prinsip dan landasan Pengembangan Kurikulum. Bandung ; Rosdakarya,

1991

Syaodih Sukmadinata, Nana. Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek. Bandung ;

Rosdakarya, 2005

Syaodih Sukmadinata, Nana. Pengembangan Kurikulum. Bandung; Rosdakarya, 1999

Syarief, Hamid. Pengembangan Kurikulum. Surabaya; PT. Bina Ilmu, 1996

Page 83: Skripsi on KBK Di PTAI

83

Page 84: Skripsi on KBK Di PTAI

84