(skripsi) oleh tri adinda anggraini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/55695/3/skripsi tanpa...
TRANSCRIPT
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP TINGKATKELUASAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PSAK
NO. 60 (REVISI 2014) PADA SEKTOR AGRIKULTUR YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA
(Skripsi)
Oleh
Tri Adinda Anggraini
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP TINGKATKELUASAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN
PSAK NO. 60 (REVISI 2014) PADA SEKTOR AGRIKULTUR YANGTERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh
TRI ADINDA ANGGRAINI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas, rasio
leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan struktur kepemilikan, terdahap
tingkat keluasan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Sampel penelitian
ini perusahaan agrikultur yang terdaftar di BEI. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling dan jumlah sampel sebanyak
18 perusahaan. Analisis data yang digunakan regresi berganda. Hasil penelitian ini
menunjukan rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas berpengaruh negatif dan
tidak signifikan, ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap tingkat keluasan kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan tahunan perusahaan.
Kata kunci : Likuiditas, leverage, Profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur
kepemilikan, laporan keuangan tahunan.
ABSTRACT
THE EFFECT OF CORPORATE CHARACTERISTICS ON THE LEVEL OFEXPOSURE TO DISCLOSURE OF FINANCIAL STATEMENTS BASED ON
PSAK NO. 60 (REVISION 2014) IN AGRICULTURAL SECTORSREGISTERED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
By
TRI ADINDA ANGGRAINI
This study aims to determine the effect of liquidity ratio, leverage ratio,profitability, firm size, and ownership structure on the level of exposure todisclosure of financial statements. The sample in this study was AgriculturalCompanies Listed on the Indonesia Stock Exchange. Sampling was done usingpurposive sampling method and the number of samples was 18 companies. Dataanalysis used multiple regression technique. The results in this study indicate theliquidity ratio, leverage ratio, profitability has a negative and insignificant effect,the firm size and ownership structure have a positive significant effect on the levelof exposure to disclosure of financial statements.
Keywords: Liquidity, leverage, profitability, firm size, ownership structure,financial statements
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT
KELUASAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN
PSAK NO. 60 (REVISI 2014) PADA SEKTOR AGRIKULTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh
Tri Adinda Anggraini
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pulau Panggung pada tanggal 25 Agustus
1996 dengan nama Tri Adinda Anggraini. Penulis adalah anak
ketiga dari empat bersaudara, dari Bapak M. Jaini dan Ibu
Henny Asmarwani. Penulis menyelesaikan pendidikan Dasar di
SD Negeri 18 Muara Enim pada tahun 2008. Sekolah Menengah
Pertama ditempuh oleh penulis di SMP Negeri 1 Muara Enim dan diselesaikan pada
tahun 2011. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di
SMAN 1 Muara Enim tahun 2014.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi
mahasiswi, penulis terdaftar sebagai Staff tim kreatif Kominfo BEM Unila tahun
2015-2017 dan sebagai anggota aktif Himakta Unila.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah
diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
Kedua orang tuaku
Bapak M. Jaini dan Ibu Henny Asmarwani
Saudaraku
Nainna Anjanni Adel Lestari
Yunni Darnila Sari
Sukma Apriando Gusti Pratama
Desy Ramadhani
Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan doa.
Seluruh sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
MOTTO
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
(Qs. Ar-Rahman: 61)
“Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada
mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada
mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera.”
(Qs. Al-Insan: 11-12)
“Jadilah orang yang mengenalmu dan memilikimu merasa beruntung karna dirimu”
(Tri Adinda Anggraini)
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur atas keridhoan Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak
lupa penulis sanjungkan pada Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan yang baik
dan pemimpin bagi kaumnya.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat
Keluasan Pengungkapan Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK No. 60 (Revisi
2014) Pada Sektor Agrikultur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”,
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program
Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt., CA. selaku Dosen Pembimbing 1
dan ibu Chara Pratami T. Tubarad, S.E., M.Acc., Akt., CIBP., CA. selaku Dosen
Pembimbing 2 yang telah memberikan waktu, kritik, saran, masukan dan
semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Penguji Utama
yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Nurdiono, S.E., M.M., Akt selaku Pembimbing Akademik selama
masa perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis selama
menempuh program pendidikan S1.
8. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan
skripsi, terimakasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.
9. Ibuku tercinta Henny Asmarwani dan Bapakku Muhammad Jaini yang selalu
mendoakan dan menjadi penyemangat serta selalu mendoakanku untuk
menyelesaikan studi ini. Terima kasih atas kasih sayang danpengorbanan yang
telah diberikan kepadaku.
10. Teruntuk Saudara-saudaraku Yuk Tari, Yuk Yuni, Rando, Cici yang selalu
memberikan dukungan dan semangat.
11. Para pejuang, teman curhat dan sahabatku AYAM BETINA Eka, Agus, Dinda,
Ninda, Katrin, Sendy, Tika, Umi, Indah, Merta, Wulan, Rahel yang selalu ada
setiap saat ku membutuhkan. Terima kasih selalu siap di saat sulit.
12. Teuruntuk Rahmad Hidayat, terimakasih selama ini sudah menemani dan
memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, serta selalu
mendengarkan kelu kesah dariku.
13. Sahabat terbaik yang selalu bisa mendengarkan segala keluh kesah walaupun
sudah jauh jaraknya Yunda, Ranti Ndut, Rina terimakasih selalu masih menjadi
yang terbaik.
14. Keluarga Ikam Sumsel, Clara, Ani, Clara Citra, Mutia, Mita, Leli, Puspa,
Loulita, Andre, Rio, Deka, Sabila, Gita, dan banyak lainnya. Terimakasih kalian
telah memberikan tawa, keluarga, dan rasa seperti dikampung halaman
15. Teman hidup selama 40 hari yang sangat kurindukan. Fitri, Uty, Anul, Riyan,
Eko dan Jodi. Semoga komunikasi kita tetap terjaga.
16. Kementrian Kominfo BEM Unila yang aku sayangi. Mba Nina, Kak Ben, Eka,
Rahmad, Bagus, Aini, Ridwan, Bayu, dan Evi. Terimakasih telah memberikan
pengalaman sebagai keluarga manis di Kementrian Kominfo BEM Unila.
17. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2014, Faisal, Famella,
Novyanti, Ely, Fricil, Andi, Ketut, Rangga, Kakdin, Bila, Winda, Saha dan yang
lainnya serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
18. Almamaterku tercinta, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Lampung.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagisemua pihakdan semoga
Tuhan memberikan berkat dan karunia-Nya untuk kita semua.
BandarLampung, 31 Januari 2019Penulis,
Tri Adinda Anggraini
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
1.3Tujuan Penelitian.............................................................................................. 4
1.4Manfaat Penelitian............................................................................................ 4
II. KAJIAN PUSTAKA.................................................................................... 6
2.1.Landasan Teori ................................................................................................ 6
2.1.1 Signalling Theory ......................................................................................... 6
2.1.2 Stakeholder Theory ...................................................................................... 8
2.1.3 Laporan Keuangan ....................................................................................... 9
2.1.4 Karakteristik Perusahaan ........................................................................... 10
2.1.4.1 Jenis Usaha atau Industri ....................................................................... 10
2.1.4.2 Struktur Kepemilikan ............................................................................. 11
2.1.4.3 Tingkat Likuidasi .................................................................................... 11
2.1.4.4 Tingkat Profitabilitas ............................................................................. 12
2.1.4.5 Ukuran Perusahaan ................................................................................. 12
2.1.5 Standar Akuntansi Keuangan.................................................................... 13
2.1.5.1 Laporan Posisi Keuangan ...................................................................... 16
2.1.5.2 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain ................. 19
i
2.1.5.3 Pengungkapan Lain ................................................................................ 19
2.1.5.4 Pengungkapan Risiko ............................................................................. 20
2.2.Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 21
2.3.Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 26
2.4.Hipotesis ......................................................................................................... 26
III. METODE PENELITIAN.......................................................................... 28
3.1Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................... 28
3.2Jenis Data dan Sumber Data ......................................................................... 29
3.3Metode Penelitian........................................................................................... 29
3.4Variabel Penelitian ......................................................................................... 30
3.4.1 Variabel Dependen ..................................................................................... 30
3.4.2 Variabel Independen .................................................................................. 33
3.5Teknik Analisis Data...................................................................................... 36
3.6Teknik Analisis Data...................................................................................... 37
3.6.1 Uji Normalitas ............................................................................................ 37
3.6.2 Uji Multikolinieritas................................................................................... 38
3.6.3 Uji Heteroskedastisitas .............................................................................. 38
3.7Pengujian Hipotesis........................................................................................ 39
3.7.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F).............................................. 39
3.7.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .......................... 39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 41
4.1Data dan Sampel .................................................................................... 41
4.2Analisis Data ................................................................................................... 41
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ...................................................................... 42
4.2.2 Analisis Regresi Berganda ........................................................................ 45
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 47
4.2.3.1 Uji Normalitas ......................................................................................... 47
4.2.3.2 Uji Multikoliniearitas ............................................................................. 48
4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 50
4.2.3.4 Uji Autokorelasi ...................................................................................... 51
4.2.4 Uji Hipotesis ........................................................................................... 52
4.2.4.1 Uji Koefisien Determinasi R2................................................................ 52
ii
4.2.4.2 Uji Signifikanpsi Simultan (Uji Statistik F) ........................................ 53
4.2.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)....................... 55
4.2.5 Pembahasan dan Hasil Analisis ............................................................ 57
4.2.5.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap PengungkapanInstrumen Keuangan Perusahaan ....................................................................... 57
4.2.5.2 Pengaruh Tingkat Struktur perusahaan (IO) terhadap PengungkapanInstrumen Keuangan Perusahaan ....................................................................... 58
4.2.5.3 Pengaruh Tingkat Leverage terhadap Pengungkapan InstrumenKeuangan Perusahaan.......................................................................................... 59
4.2.5.4 Pengaruh Tingkat Likuiditas terhadap Pengungkapan InstrumenKeuangan Perusahaan.......................................................................................... 60
4.2.5.5 Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan InstrumenKeuangan Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan ....................................... 62
V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 64
5.1Kesimpulan ..................................................................................................... 64
5.2Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 65
5.3Saran................................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Ikhtisar Perubahan PSAK 60 revisi 2014 ................................................ 15Tabel 2 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 21Tabel 3 Checklist Pengungkapan PSAK 60 (revisi 2014) .................................... 31Tabel 4 Kriteria Penerimaan Sampel .................................................................... 41Tabel 5 Statistik Deskriptif ................................................................................... 42Tabel 6 Uji Koefisien Regresi............................................................................... 45Tabel 7 Hasil Uji Multikolinieritas ....................................................................... 48Tabel 8 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................. 52Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)...................................................... 53Tabel 10 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................................... 54Tabel 11 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .......................... 56Tabel 12 Hasil Penelitian ...................................................................................... 63
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Pemikiran............................................................................. 26Gambar 2 Hasil Uji Normalitas Model Regresi .................................................... 48Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 51
v
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir semua negara di dunia menggunakan standar akuntansi berbasis
IFRS (International Financial Reporting Standards). International
Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International Financial
Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan
akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntansi berbasiskan prinsip
yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan pengungkapan yang
jelas dan transparan mengenai substansi transaksi ekonomi, penjelasan
hingga mencapai kesimpulan tertentu dan akuntansi terkait transaksi
tersebut. Saat ini Indonesia telah berkiblat pada standar akuntansi keuangan
berbasis IFRS, walaupun dalam perjalanannya masih ada beberapa standar
akuntansi yang terus direvisi secara berkesinambungan. Salah satu standar
akuntansi keuangan yang direvisi adalah kebijakan mengenai instrumen
keuangan, kebijakan tersebut diatur di dalam PSAK 50 (revisi 2006) yang
berisi penyajian dan pengungkapan intrumen keuangan dan PSAK 55 (revisi
2006) yang berisi tentang pengakuan dan pengukuran intrumen keuangan.
2
Pada tahun 2010, IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) merevisi kembali PSAK
50 (revisi 2006). PSAK 50 (revisi 2006) yang tadinya berisi tentang
penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan setelah direvisi PSAK 50
(revisi 2010) hanya berisi tentang penyajian instrumen keuangan sedangkan
kebijakan mengenai pengungkapan instrumen keuangan dipisahkan ke
dalam PSAK 60 (revisi 2010). PSAK 50 dan 60 (revisi 2010) berlaku efektif
mulai 1 Januari 2012. Secara konten PSAK 50 (revisi 2010) hampir sama
dengan PSAK 50 (2006) perbedaannya terdapat istilah puttable instrument
(instrumen yang memiliki opsi jual) yang dikategorikan dan disajikan
sebagai liabilitas keuangan, akan tetapi dapat dikategorikan sebagai
instrumen ekuitas jika memenuhi syarat seperti yang disebutkan dalam
PSAK 50 (revisi 2010). Sedangkan PSAK 60 (revisi 2010) berisi tentang
pengungkapan instrumen keuangan dan risiko. Sehingga pada saat 2014
PSAK 60 direvisi kembali menjadi PSAK 60 (revisi 2014) Instrumen
Keuangan: Pengungkapan yang diadopsi dari IFRS 7 dan efektif 1 Januari
2015.
Bagi pihak internal maupun eksternal suatu perusahaan, laporan keuangan
merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan guna memberikan
informasi mengenai suatu keadaan yang ada di perusahaan dan suatu bentuk
pertanggungjawaban pada masa pelaporan. Dalam memberikan sebuah
laporan keuangan, perusahaan diharapkan dapat lebih transparan, relevan
dan mengikuti standar akuntansi keuangan yang berlaku di negaranya dalam
mengungkapkan informasi keuangan perusahaan, sehingga dapat membantu
3
para pengambil keputusan seperti investor, kreditur, dan pemakai informasi
lainnya.
Karakteristik perusahaan merupakan ciri khas atau sifat yang melekat dalam
suatu perusahaan yang dapat dilihat dari beberapa segi, diantaranya jenis
usaha, struktur kepemilikan, tingkat likuiditasm tingkat profitabilitas,
ukuran perusahaan (Safitri, 2008). Dalam penelitian ini karakteristik yang
digunakan meliputi tingkat likuiditas, tingkat leverage, tingkat
profitabilitas, ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan.
Indonesia merupakan negara dengan berjuta-juta bahkan lebih kekayaan
alam agrikulturnya. Hal tersebut membuat Indonesia dipandang sebagai
negara agraris. Dalam menunjang perkembangan Indonesia, perusahaan
sektor agrikultur semestinya menjadi salah satu tolak ukur bagi negara
Indonesia terutama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan
demikian, pelaporan keuangan pada perusahaan di sektor agrikultur
diharapkan untuk mengikuti standar yang berlaku secara umum guna
kemajuan perusahaan serta negaranya.
Penelitian ini berfokus kepada pengaruh karakteristik perusahaan terhadap
tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan berdasarkan PSAK 60
(revisi 2014) pada perusahaan agrikultur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2015 sampai 2017.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu “Apakah rasio likuiditas, rasio
leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan struktur kepemilikan,
4
berpengaruh secara signifikan terdahap tingkat keluasan kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan sektor agrikultur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah rasio likuiditas, rasio
leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan struktur kepemilikan,
berpengaruh secara signifikan terdahap tingkat keluasan kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan sektor agrikultur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memahami secara mendalam fenomena yang
diteliti pada setting penelitian dan diungkapkan dengan apa adanya.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan serta wawasan peneliti
mengenai pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, profitabilitas,
ukuran perusahaan, dan struktur kepemilikan terhadap tingkat
keluasan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan
perusahaan sektor agrikultur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Bagi investor, diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan
pertimbangan untuk pihak eksternal dalam mengambil keputusan
dan bahan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan.
5
3. Bagi emiten, diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
perusahaan mengenai minimum disclosure agar informasi yang
disajikan dapat bermanfaat untuk analisis dan pengambilan
keputusan investasi.
4. Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai
tambahan referensi untuk melanjutkan penelitian sejenis yang telah
ada.
6
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Signalling Theory
Signalling theory merupakan teori mengenai penyampaian informasi dari
manajer kepada pihak yang berkepentingan (investor atau kreditur). Jika
dilihat dari sisi investor asumsi teori ini menjelaskan bahwa informasi yang
diungkapkan perusahaan atau organisasi diharapkan dapat memberikan
kabar positif atau goodnews kepada para investor dan pemangku
kepentingan lainya sehingga investor diharapkan dapat menangkap signal
yang diberikan oleh organisasi melalui informasi yang disampaikan
perusahaan tersebut.
Jika dalam perspektif pengungkapan laporan perusahaan, teori signalling
dapat menjelaskan bagaimana manajer harus memberikan informasi yang
memadai mengenai informasi lebih yang dihadapi perusahaan. Signalling
theory merupakan salah satu teori yang melatarbelakangi masalah asimetri
informasi (Sulistyaningsih dan Gunawan, 2016).
Dalam Teori Sinyal dikemukakan mengapa perusahaan memiliki dorongan
untuk mengungkapkan informasi keuangan terhadap pihak eksternal
7
perusahaan (Hargyantoro, 2010). Dorongan perusahaan untuk memberikan
informasi adalah untuk mengurangi asimetri informasi antara pihak agent
dan principal (Hargyantoro, 2010). Miller dan Whiting (2005)
mengindikasikan bahwa suatu perusahaan pasti akan melakukan sinyal yang
berupa informasi positif mengenai kondisi perusahaan yang diharapkan
dapat menarik minat para investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
Informasi yang ada dilakukan sebagai pengungkapan atas kinerja
perusahaan yang nantinya dapat mengurangi terjadinya asimetri informasi.
Pengungkapan informasi perusahaan secara memadai kepada pemilik maka
hal tersebut merupakan sinyal baik (good news) bagi perusahaan. Salah satu
sinyal tersebut dapat berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan
dapat mengurangi ketidakpastian mengenai masa depan perusahaan
(Hargyantoro, 2010). Pihak pemilik cenderung memilih melakukan
pengungkapan dengan harapan pihak investor dapat menginterpretasikannya
sebagai sinyal positif mengenai kinerja perusahaan dan mampu mengurangi
asimetri informasi. Pengungkapan merupakan suatu sinyal, karena dengan
pengungkapan dapat meningkatkan nilai perusahaan (Agustina, 2008),
memberi informasi mengenai apa yang telah dilakukan oleh manajemen
untuk merealisasikan keinginan pemilik, dan memberi informasi-informasi
lainnya yang dapat membuat keyakinan bahwa perusahaan tersebut lebih
baik dari perusahaan lainnya (Hargyantoro, 2010).
Manajer pada umumnya termotivasi untuk menyampaikan informasi yang
baik mengenai perusahaannya ke publik secepat mungkin, misalnya melalui
jumpa pers. Namun pihak diluar perusahaan tidak tahu kebenaran dari
8
informasi yang disampaikan tersebut. Jika manajer dapat memberi sinyal
yang meyakinkan, maka publik akan terkesan dan hal ini akan terefleksi
pada harga sekuritas. Jadi dapat disimpulkan karena adanya asymetric
information, pemberian sinyal kepada investor atau publik melalui
keputusan-keputusan manajemen menjadi sangat penting (Mubarok dan
Rohman, 2013).
Berdasarkan penjelasan diatas, teori signaling merupakan teori yang erat
kaitannya dalam pengungkapan instrumen keuangan pada laporan keuangan
perusahaan karena menyampaikan sinyal khusus kepada pengguna
informasi keuangan.
2.1.2 Stakeholder Theory
Teori pemangku kepentingan (stakeholder theory) adalah kebijakan koleksi
dan praktik yang berkaitan dengan pemangku kepentingan, nilai, kepatuhan
terhadap persyaratan hukum, menghormati masyarakat dan lingkungan,
serta komitmen bisnis untuk berkontribusi terhadap pembangunan
berkelanjutan (Ghozali dan Chairi, 2007). Pemangku kepentingan pada
dasarnya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi sumber daya ekonomi
yang digunakan oleh perusahaan. Bila pemangku kepentingan
mengendalikan sumber daya ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka
perusahaan akan bereaksi dengan cara memuaskan keinginan para
pemangku kepentingan tersebut (Moeljadi, 2014). Oleh karena itu teori
pemangku kepentingan umumnya terkait dengan bagaimana caranya
mengelola pemangku kepentingan mereka.
9
Teori ini juga mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat
untuk pemangku kepentingannya (Putu, et al., 2014). Terutama pemangku
kepentingan yang mempunyai kekuatan terhadap ketersediaan sumber daya
yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, seperti tenaga kerja,
pelanggan dan pemilik (Gozali dan Chairi, 2007). Oleh karena itu
kelangsungan hidup organisasi bergantung pada dukungan para pemangku
kepentingan sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan
tersebut. Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan para
pemangku kepentingan perusahaan adalah dengan mengungkapkan
menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan perundangan-undangan
yang berlaku sebagaimana mestinya. Dengan demikian maka pemangku
kepentingan dapat mengetahui kondisi perusahaan secara jelas.
2.1.3 Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2015).
Jadi, melalui laporan keuangan dapat dilihat perkembangan dan posisi
keuangan suatu perusahaan. Dengan kata lain, laporan keuangan berfungsi
sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-
pihak yang berkentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan
perusahaan dan kinerja perusahaan (Hery, 2016).
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas, serta materi penjelasan
10
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, skedul dan
informasi tambahan lainnya yang berkaitan laporan tersebut. Tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja,
dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) (IAI,
2002).
2.1.4 Karakteristik Perusahaan
Menurut Shehu (2012), karakteristik perusahaan (firm characteristics)
sebagai variabel-variabel insentif yang secara relatif melekat pada setiap
tingkat perusahaan selama waktu tertentu (The firm characteristics are those
incentive variables that relatively sticky at firms level across time).
Sedangkan menurut Safitri (2008) karakteristik perusahaan merupakan ciri
khas atau sifat yang melekat dalam suatu entitas usaha yang dapat dilihat
dari beberapa segi, diantaranya jenis usaha atau industri, struktur
kepemilikan, tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan.
2.1.4.1 Jenis Usaha atau Industri
Menurut Robert (1992) pada penelitian anggraini (2006), tipe industri
adalah jenis entitas bisnis berdasarkan sektor usaha yang digerakkannya.
Tipe industri diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu tipe industri high
profile dan low profile. Tipe industri high profile merupakan perusahaan
yang mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan,
tingkat risiko politik yang tinggi atau tingkat kompetensi yang ketat.
11
Sedangkan, low profile merupakan perusahaan yang mempunyai tingkat
risiko politik dan tingkat kompetensi yang rendah sehingga tidak terlalu
mendapat sorotan dari masyarakat luas mengenai aktivitas yang
digerakkannya.
2.1.4.2 Struktur Kepemilikan
Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006), struktur kepemilikan merupakan
jenis institusi atau perusahaan yang memegang saham terbesar dalam suatu
perusahaan. Struktur kepemilikan dapat berupa investor individual,
pemerintah, dan institusi swasta. Struktur kepemilikan terbagi dalam
beberapa kategori. Secara spesifik kategori struktur kepemilikan meliputi
kepemilikan oleh institusi domestik, institusi asing, pemerintah, karyawan
dan individual domestik.
2.1.4.3 Tingkat Likuidasi
Menurut Munawir (2010), likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih. Suatu perusahaan dikatakan memiliki tingkat
likuiditas yang baik apabila tingkat likuiditas berada di atas standar 1 : 1.
Dengan menentukan tingkat likuiditas yang baik merupakan suatu tindakan
hati-hati dari perusahaan dalam mengantisipasi suatu keadaan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat likuiditas suatu perusahaan
memegang peranan yang penting dan dapat menjadi perhatian utama apabila
perusahaan mengadakan analisis finansial, sebab tingkatan likuiditas suatu
12
perushaan merupakan salah satu faktor lain yang menentukan berhasil
tidaknya suatu perusahaan dikelola.
2.1.4.4 Tingkat Profitabilitas
Menurut Cecilia, et al., (2015) para investor melakukan overview suatu
perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi, karena
mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Profitabilitas merupakan
gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan yang
tercermin dalam keuntungan yang dicapai perusahaan pada suatu periode
tertentu. Tingkat Profitabilitas juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan
dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Dikatakan perusahaan
rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah
ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang dimilikinya.
Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan
(Kasmir, 2015).
2.1.4.5 Ukuran Perusahaan
Menurut Nurhayati (2013) Perusahaan besar dapat dengan mudah
mengakses ke pasar modal, sehingga memiliki fleksibilitas dan kemampuan
untuk mendapatkan dana. Dari sisi kepemilikan aset, perusahaan besar
memberikan keleluasaan pada manajemen dalam mengendalikan
perusahaan sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Ukuran perusahaan
(size) merupakan skala yang digunakan dalam menentukan besar kecilnya
suatu perusahaan (Oktari, et al., 2016).
13
2.1.5 Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK)
yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK
IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI)
serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah
pengawasannya. Pada 1 Januari 2015 Indonesia secara garis besar akan
konvergen dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) yang
berlaku efektif 1 Januari 2014. DSAK IAI telah berhasil meminimalkan
perbedaan antara kedua standar, dari tiga tahun di 1 januari 2012 menjadi
satu tahun di 1 Januari 2015. Ini merupakan suatu bentuk komitmen
Indonesia melalui DSAK IAI dalam memainkan perannya selaku satu-
satunya anggota G20 di kawasan Asia Tenggara (IAI, 2018)
Standar akuntansi keuangan yang berlaku ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi para pemangku kepentingan di Indonesia. Salah satu yang
termasuk dalam standar akuntansi keuangan di Indonesia yakni mengatur
persyaratan pengungkapan dalam laporan keuangan terhadap instrumen
keuangan. Persyaratan tersebut diatur dalam PSAK 60 (revisi 2010)
Instrumen Keuangan: Pengungkapan. PSAK 60 (revisi 2010) ini
sebelumnya diatur dalam PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan:
Penyajian dan Pengungkapan meskipun persyaratan PSAK 50 (revisi 2006)
tidak berubah. Kemudian pada 29 April 2014 DSAK-IAI mengesahkan
PSAK 60 (revisi 2010) menjadi PSAK 60 (revisi 2014) yang diadopsi dari
IFRS 7 Financial Instruments: Disclosures.
14
Menurut IAI (2014) terdapat perbedaan PSAK 60 (revisi 2014) dengan
IFRS 7, antara lain:
1. IFRS 7 paragraf 42D(f) tentang referensi terhadap IFRS 9 Financial
Instruments tidak diadopsi. Hal ini dikarenakan Indonesia belum
mengadopsi IFRS 9, sehingga referensi yang digunakan adalah PSAK
55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran yang diadopsi
dari IAS 39 Financial Instruments: Recognation and Measurement.
2. IFRS 7 paragraf 43 tentang tanggal efektif dan ketentuan transisi tidak
diadopsi. Opsi penerapan dini dihilangkan karena penerapan dini hanya
dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS terkait
diadopsi secara bersamaan menjadi SAK.
3. IFRS 7 paragraf 44-44J tentang tanggal efektif dan ketentuan transisi
tidak diadopsi karena tidak relevan.
4. IFRS 7 paragraf 44K-44X tentang tanggal efektif dan ketentuan transisi
tidak diadopsi karena hal tersebut tidak relevan. Adopsi IFRS 7 menjadi
PSAK 60 telah menggunakan IFRS 7 yang telah mengakomodir
amandemen tersebut.
5. IFRS 7 paragraf 45 tentang penarikan standar lain. IFRS 7 menarik IAS
30 Disclosure in the Financial Statements of Banks and Similiar
Financial Instituions. Penarikan tersebut tidak relevan karena IAS 30
tidak diadopsi.
6. IFRS 7 paragraf IGI3 tentang catatan kaki Improvment to IFRSs yang
diterbitkan Mei 2008 tidak diadopsi. Adopsi IFRS 7 menjadi PSAK 60
15
telah menjggunakan IFRS 7 yang telah mengakomodir penyesuaian
amandemen tersebut.
7. IFRS 7 paragraf IG40B tentang contoh penghentian pengakuan tidak
diadopsi karena tidak relevan. Hal ini karena Indonesia belum
mengadopsi IFRS 9 Financial Instruments.
8. IFRS 7 paragraf IG41 tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena
tidak relevan.
Tujuan PSAK 60 adalah mengatur entitas untuk memberikan pengungkapan
dalam laporan keuangannya yang memungkinkan pengguna untuk
mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan bagi posisi dan kinerja
keuangan entitas tersebut. Disamping sifat dan tingkat resiko yang muncul
akibat instrumen keuangan tersebut selama periode berjalan dan pada
tanggal pelaporan serta bagaimana entitas tersebut mengelola resiko
tersebut. PSAK 60 mensyaratkan untuk mengungkapkan instrumen-
instrumen keuangan (IAI, 2014):
Tabel 1 Ikhtisar Perubahan PSAK 60 revisi 2014
No. Pokok Bahasan PSAK 60 revisi 2014 PSAK 60 revisi 2010 update2012
1 Nilai wajar Pengaturan pengungkapan danhirarki nilai wajar mengacu padaPSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar
Mengatur tentangpengungkapan metode danasumsi yang diterapkan dalammenentukan nilai wajar untuksetiap kelompok aset keuanganatau liabilitas keuanganMemberikan pengaturanmengenai level hirarki nilaiwajar (paragraf 28–30).
Pengungkapan nilai wajar tidakdisyaratkan:1. ketika jumlah tercatat adalah
perkiraan nilai wajar.2. untuk investasi dalam instrumen
ekuitas yang tidak memiliki
Pengungkapan nilai wajartidak disyaratkan:1. ketika jumlah tercatat adalah
perkiraan nilai wajar.2. untuk investasi derivatif
yang tidak mempunyai
16
harga kuotasian di pasar aktifuntuk instrumen yang identik.
3. untuk kontrak yang mengandungfitur partisipasi tidak mengikat
kuotasi harga pasar aktifdan derivatif yang terkaitdengan instrumen ekuitastersebut.
3. untuk kontrak yangmengandung fiturpartisipasi tidak mengikat.
2 Saling hapus Entitas yang memenuhi persyaratanpenyajian saling hapus dalamPSAK 50 atau entitas yang tundukpada perjanjian induk untukmenyelesaikan secara neto(enforceable master nettingarrangement) atau perjanjianserupa mengungkapkan informasikuantitatif dan kualitatif.Informasi kuantitatif seperti:1. jumlah bruto aset dan liabilitas
keuangan yang diakui.2. jumlah yang disalinghapuskan
sesuai kriteria PSAK 50paragraf 45.
3. jumlah neto yang disajikandalam laporan posisikeuangan.
4. jumlah yang tunduk padaperjanjian induk untukmenyelesaikan secara netoatau perjanjian serupa.
Entitas mengungkapkanjumlah yang dapatdisalinghapuskan sesuai PSAK50 terkait dengan eksposurmaksimum risiko kredit.
3 Pengalihan asetkeuangan
Memberikan persyaratanpengungkapan yang berbeda untukentitas yang mengalihkan asetkeuangan yang tidak dihentikanpengakuannya secara keseluruhandan pengungkapan aset keuanganyang dihentikan secarakeseluruhan.
Memberikan persyaratanpengungkapan yang samauntuk entitas yangmengalihkan aset keuangankeuangan yang tidakdihentikan pengakuannyasecara keseluruhan dan asetkeuangan yang dihentikansecara keseluruhan.
Sumber: http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
2.1.5.1 Laporan Posisi Keuangan
a. Kategori Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan. Nilai tercatat dari
masing-masing kategori, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 55,
17
harus diungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan
atas laporan keuangan.
b. Aset Keuangan atau Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui
laba rugi. Entitas mengungkapkan metode yang digunakan untuk
memenuhi persyaratan, jika entitas meyakini bahwa pengungkapan yang
memenuhi persyaratan tidak menyajikan secara jujur perubahan nilai
wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan yang dapat di atribusikan
pada perubahan risiko kredit, alasan-alasan yang menghasilkan
kesimpulan tersebut dan faktor-faktor relevan yang dipercayai entitas.
c. Reklasifikasi. Jika entitas sudah mereklasifikasi suatu aset keuangan
sebagai aset yang diukur (i) pada harga perolehan atau biaya amortisasi,
bukan pada nilai wajarnya; atau (ii) pada nilai wajar, bukan pada harga
perolehan atau biaya amortisasi, PSAK 60 mensyaratkan bahwa entitas
itu mengungkapkan jumlah yang direklasifikasikan ke dalam atau
dihapus dari masing-masing kategori serta alasan reklasifikasi tersebut.
d. Saling Hapus Aset Keuangan Dan Liabilitas Keuangan. Jika suatu
entitas telah mengalihkan aset keuangan dengan suatu cara yang
mengakibatkan sebagian atau seluruh aset keuangan itu tidak memenuhi
syarat penghapusan dan pengakuan, PSAK 60 mensyaratkan bahwa
entitas itu mengungkapkan sifat aset itu, sifat risiko dan manfaat
kepemilikan yang tetap dimiliki entitas itu, nilai tercatat dari aset itu serta
liabilitas terkaitnya, nilai tercatat dari aset awal, saldo aset yang tetap
diakui oleh entitas itu, serta nilai tercatat dari liabilitas terkaitnya.
18
e. Agunan. Jika ada agunan (collateral) tertentu, PSAK 60 mensyaratkan
bahwa entitas itu mengungkapkan nilai tercatat dari aset keuangan yang
dijamin dalam liabilitas atau liabilitas kontijensi, termasuk saldo yang
telah direklasifikasi serta syarat dan ketentuan penjamin tersebut.
f. Akun Penyisihan Kerugian Kredit. Jika aset keuangan mengalami
penurunan nilai karena kerugian kredit dan entitas mencatat penurunan
nilai dalam pos terpisah (misalnya pos penyisihan digunakan untuk
mencatat penurunan nilai individual atau pos serupa yang digunakan
untuk mencatat penurunan nilai kolektif atas aset keuangan) daripada
secara langsung mengurangi nilai tercatat aset keuangan, maka entitas
mengungkapkan suatu rekonsiliasi perubahan pada akun tersebut selama
periode untuk setiap kelompok aset keuangan.
g. Instrumen Keuangan Majemuk dengan Derivatif Melekat. Jika
entitas menerbitkan instrumen yang mengandung komponen liabilitas
dan ekuitas (lihat PSAK 50:Instrumen Keuangan: Penyajian paragraf 31)
dan instrumen tersebut memiliki beberapa derivatif melekat yang
nilainya saling tergantung satu sama lain (seperti callable convertibledebt
instrument), maka entitas mengungkapkan keberadaan fitur tersebut.
h. Wanprestasi dan Pelanggaran Untuk utang pinjaman (loans payable)
yang diakui pada tanggal pelaporan, PSAK 60 mensyaratkan
mengungkapkan:
1. Rincian tentang segala Wanprestasi selama periode syarat jumlah
pokok pinjaman, bunga, dana tebusan, atau penebusan dari utang
pinjaman tersebut.
19
2. Nilai tercatat dari utang pinjaman dalam Wanprestasi pada tanggal
pelaporan.
3. Apakah Wanprestasi telah dipulihkan, atau syarat utang pinjaman
dinegosiasikan ulang, sebelum laporan keuangan disahkan pihak
berwenang untuk dikeluarkan.
2.1.5.2 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
a. Pos-Pos Penghasilan, Beban, Keuntungan dan Kerugian. PSAK 60
mensyaratkan pengungkapkan pos-pos penghasilan (income), beban
(expense),keuntungan (gain) atau kerugian (loss) berikut ini pada laporan
laba-rugi komprehensif atau dalam laporan perubahan ekuitas, atau dalam
catatan atas laporan keuangan.
2.1.5.3 Pengungkapan Lain
a. Kebijakan akuntansi. Sesuai dengan PSAK 1: Penyajian Laporan
Keuangan paragraf 117, entitas mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan
akuntansi yang signifikan, dasar pengukuran yang digunakan dalam
menyusun laporan keuangan dan kebijakan akuntansi lain yang relevan
untuk pemahaman suatu laporan keuangan.
b. Akuntansi Lindung Nilai. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut
secara terpisah untuk setiap jenis lindung nilai yang diuraikan dalam PSAK
55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (yaitu lindung nilai
atas nilai wajar, lindung nilai atas arus kas, dan lindung nilai atas investasi
neto pada operasi luar negeri).
c. Nilai Wajar Kecuali yang diuraikan, untuk setiap kelompok aset
keuangan dan liabilitas keuangan, entitas mengungkapkan nilai wajar dari
20
kelompok aset dan liabilitas keuangan tersebut dengan cara yang
memungkinkan untuk dibandingkan dengan jumlah tercatatnya.
2.1.5.4 Pengungkapan Risiko
PSAK 60 mensyaratkan bahwa suatu entitas mengungkapkan informasi
yang memungkinkan pengguna laporan keuangannya untuk mengevaluasi
sifat dan tingkat risiko yang muncul akibat instrumen keuangan yang
dihadapi entitas tersebut pada tanggal pelaporan.Risiko itu biasanya
meliputi, namun tidak berbatas pada, risiko kredit, risiko likuiditas, dan
risiko pasar.PSAK 60 secara khusus mensyaratkan pengungkapan baik
informasi kualitatif maupun informasi kuantitatif.
a. Pengungkapan kualitatif. Untuk setiap jenis risiko yang timbul dari
instrumen keuangan, entitas mengungkapkan (a) eksposur risiko dan
bagaimana risiko itu timbul. (b) Tujuan, kebijakan, dan proses
pengelolaan risiko dan metode yang digunakan untuk mengukur risiko
tersebut. (c) Segala perubahan butir (a) dan (b) dari periode sebelumnya.
b. Pengungkapan Kuantitatif. Jika data kuantitatif yang diungkapkan
pada tanggal pelaporan memperlihatkan risiko yang dihadapi suatu
entitas selama periode berjalan, maka entitas tersebut harus
mengungkapkan informasi yang representatif. Guna memenuhi
persyaratan ini, suatu entitas dapat mengungkapkan jumlah tertinggi,
terendah, dan rata-rata resiko yang akan dihadapinya selama periode
berjalan. Jenis risiko yang termasuk dalam pengungkapan kuantitatif
adalah Risiko kredit, Risiko Likuiditas dan Risiko Pasar.
21
2.2. Penelitian Terdahulu
Tabel 2 Penelitian Terdahulu
No Penelitian Tujuan Variabeldependen
Hasil
1 Febriati
AnalisisPenerapanPSAK 55 AtasCadanganKerugianPenurunan Nilai
Untukmengetahuisejauh manapenerapan PSAK55 (revisi 2011)atas pengakuandan pengukurancadangankerugianpenurunan nilaipada PT. BRI(Persero) Tbk.
Penerapan PSAK55
Hasil penelitian inidapat diketahui bahwadalam penentuancadangan kerugianpenurunan nilai PT. BRI(Persero) Tbk. masihmengacu pada PSAK 50(revisi 2006). Tetapidalam proses pengakuandan pengukuran CKPNyang diterapkan PT.BRI (Persero) Tbk. telahsesuai dengan PSAKyang telah menjadiacuan PSAK revisiterbaru yang telahdisahkan oleh IAI yaituPSAK 55 (revisi 2011).
2 Kaya
The Influence 0fFirm-SpecificCharacteristicson The Extent OfVoluntaryDisclosure inXBRL EmpiricalAnalysis of SECFilings
Untukmenyelidikisecara empirispengaruhbeberapakarakteristikspesifikperusahaan padatingkatpengungkapansukarela dalambahasa pelaporanbisnis eXtensible(XBRL).
Voluntarydisclosure inXBRL empirical
Hasil menunjukkanbahwa ukuranperusahaan dan tingkatinovasi perusahaansecara signifikan danpositif terkait dengantingkat pengungkapansecara keseluruhan.
3 Larasati, danSupatmi
PengungkapanInformasi AsetKeuangan danImpairment-nyadi PerbankanmenurutPSAK 50 dan 60
Untukmendeskripsikantingkat kepatuhanbank-bank diIndonesia ataspenerapan standartersebut.
Pengungkapaninformasi asetkeuangan danimpairmentnya
Hasil penelitianmenunjukkan asetkeuangan jenis pinjamanyang diberikan danpiutang, memiliki totalaset keuangan palingbesar sedangkan tersediauntuk dijual memilikipenurunan nilai yang
22
paling besar. Selain itudari tahun 2010-2012,semakin tinggi tingkatkepatuhan perbankanuntuk penerapan PSAK50 dan 60, dan semakinbanyak jumlahperbankan yangmengungkapkankebijakan instrumenkeuangan yang sangatspesifik.
4 Longgorung, danRudy
PengungkapanInformasi AsetKeuanganMenurut PSAK60 Pada PT.Bank RakyatIndonesia(Persero) Tbk
Untukmengetahuiapakahpengungkapaninformasi asetkeuangan padaPT. Bank RakyatIndonesia(persero) Tbktelah sesuaidengan PSAK 60penyesuaian2012.
PSAK 60 padaPT. Bank RakyatIndonesia
Hasil penelitianmenunjukkan bank BRIdalam pengungkapanaset keuangannya sudahsesuai dengan PSAK 60penyesuaian 2012 tetapimanajemen belummenerapkanpengungkapan gagalbayar dan pelanggaran.Sebaiknyamanajemenbank BRI menerapkankeseluruhan dari PSAK60 penyesuaian 2012sesuai dengan standaryangtelah ditentukan.
5 Murdianingrumdan Marita
PengungkapanAset Keuangandan Impairmentpada SektorPerbankanmenurut PSAK60 di Indonesia.
Untukmengetahuiapakahpengungkapanaset keuangan danimpairment padasektor perbankanmenurut PSAK 60di Indonesia.
PSAK 60 Hasil penelitian inimenunjukkan bahwaperusahaan sektor bankdi Indonesia telahmelakukanpengungkapan laporankeuangannya sesuaidengan peraturan yangditetapkan, yaitu PSAK60.
6 Nugroho
PengaruhKarakteristikPerusahaanTerhadapTingkatKeluasanPengungkapanLaporanKeuangan padaSektor IndustriMakanan danMinuman yang
Untukmengetahuipengaruh secarasimultan dansecara parsialrasio likuiditas,rasio leverage,profitabilitas,ukuranperusahaan danstrukturkepemilikanterhadap tingkatluas kelengkapan
Tingkat keluasanpengungkapanlaporan keuanganpada sektorindustri makanandan minumanyang terdaftar diBursa EfekIndonesia
Hasil penelitian terlihatbahwa kelengkapanpengungkapan wajiblaporan keuangan adalahminimum sebesar44,12% dan maksimumsebesar 85,29% denganrata-rata sebesar64,30%. Hal inimenunjukkan bahwabelum semua informasiyang disyaratkan dalamperaturan BapepamNo.SE-02/PM/2002
23
Terdaftar diBursa EfekIndonesia
pengungkapanlaporan keuangantahunanperusahaan yangterdaftar di BursaEfek Indonesia.
tanggal 27 Desember2002, pengungkapanwajib diungkapkansecara lengkap olehperusahaan (emiten).
7 Pangkey danRobert
EvaluasiPenerapanPengungkapanInformasi AsetKeuanganMenurut PSAK60 Pada PT.Bank NegaraIndonesia(Persero) Tbk
Untukmengetahuiapakah penerapanpengungkapaninformasi asetkeuangan padaPT. Bank RakyatIndonesia(persero) Tbktelah sesuaidengan PSAK 60penyesuaian2014.
PSAK 60 pada PTBank NegaraIndonesia
Hasil dari penelitianmenunjukkan bahwapengungkapan atas asetkeuangan PT. BankNegara Indonesia(persero) Tbk sebagianbesar telah sesuaidengan PSAK 60Instrumen Keuangan:Pengungkapan.Meskipun begitu masihada beberapa poin yangbelum sesuaipengungkapannyadengan PSAK 60 sepertidalam pengungkapangagal bayar danpelanggaran sertapengungkapan tentangsaling hapus asetkeuangan dan liabilitaskeuangan.
8 Pulumbara, danAnneke
AnalisisPenerapanPSAK 50:Penyajian danPsak 55:Pengakuan danPengukuran AtasCadanganKerugianPenurunan NilaiPada PT. BankCentral Asia(Persero) Tbk
Untukmengetahuisejauh manapenerapan PSAK50 dan 55 atascadangankerugianpenurunan nilaipada PT. BankCentral Asia Tbk.
Penerapan PSAK50 dan 55
Hasil penelitianmenunjukkan bahwadalam proses penyajian,pengakuan, pengukurandan penentuan cadangankerugian penurunannilai PT. Bank CentralAsia Tbk telah mengacupada PSAK 50 danPSAK 55. Pimpinan PT.Bank Central Asia Tbkdiharapkan agar standarakuntansi yang telahditerapkan tetapdipertahankan denganbaik dan konsisten agarPT. Bank Central AsiaTbk dapat menghasilkanlaporan keuangan yangakurat dan terpercaya.
9 Raharjo
Pengaruh
Untukmengetahuiapakah struktur
Kualitaspelaporankeuangan dan
Hasil penelitianmenunjukkan bahwadari tiga variabel yang
24
KarakteristikPerusahaanTerhadapKualitasPelaporanKeuangan danDampaknyaTerhadapEfisiensiInvestasi
perusahaan,monitoringperusahaan dankinerjaperusahaanberpengaruhterhadap kualitaspelaporankeuangan danapakah strukturperusahaan,monitoringperusahaan,kinerjaperusahaan dankualitas pelaporankeuanganberpengaruhterhadap efisiensiinvestasi.
dampaknyaterhadap efisiensiinvestasi
dianalisis, hanya kinerjadan pengawasan yangberpengaruh terhadapkualitas pelaporankeuangan. Variabelstruktur perusahaantidak berpengaruhterhadap kualitaspelaporan keuangan. Halserupa dengan efisiensiinvestasi, hasilmenunjukkan bahwaseluruh variabel bebas(struktur, pengawasan,kinerja, kualitaspelaporan keuangan)tidak berpengaruhsecara langsungterhadap efisiensiinvestasi.
10 Rotty dan Sonny
AnalisisPenerapanPengungkapanInformasi AsetKeuanganMenurut PSAK60 (Studi padaPT. BankTabunganPensiunNasional Tbk)
untuk mengetahuiapakah PT. BankBTPN Tbk.Cabang GirianKota Bitung yangdalampengungkapaninformasi asetkeuangannyatelah sesuaidenganPernyataanStandarAkuntansiKeuangan(PSAK) 60penyesuaiantahun 2014.
PSAK 60 pada PTBank TabunganPensiun Nasional
Hasil penelitianmenunjukkan bankBTPN dalampengungkapan asetkeuangannya sudahsesuai dengan PSAK 60penyesuaian 2014tetapimanajemen belummenerapkanpengungkapanreklasifikasi,wanprestasi danpelanggaran. Sebaiknyamanajemen bank BTPNmenerapkan keseluruhandari PSAK 60penyesuaian 2014 sesuaidengan standaryangtelah ditentukan.
11 Suhardjanto danAryane
PengungkapanRisiko Finansialdan Tata KelolaPerusahaan:Studi EmpirisPerbankanIndonesia
Untuk mengujiperan tata Kelolaperusahaan dalampengungkapanrisiko Finansial(financial riskdisclosure) padaperbankanIndonesia.
Pengungkapanrisiko finansialdan tata kelolaperusahaan
Hasil dari pengujianhipotesis menunjukkanTata kelola perusahaanmempengaruhi Tingkatpengungkapan risikofinansial. Variabel Tatakelola perusahaan yangmempengaruhi tingkatPengungkapan risikofinansial berupa ukuranDewan komisaris danjumlah rapat dewankomisaris. Variabel
25
lainnya yaitu komposisikomisaris
Independen, komposisikomite audit independenDan jumlah rapat komiteaudit tidak berpengaruhTerhadap pengungkapanrisiko finansial.
12 Supriyadi danHerman
AnalisisPengungkapanInformasi AsetKeuanganBerdasarkanPSAK 60 padaPT. BankCentral Asia Tbk
Untukmenganalisiskesesuaianpengungkapaninformasi asetkeuangan BankBCA denganPSAK No. 60.
PSAK 60 pada PTBCA
Hasil penelitianmenunjukkan bahwaBank BCA masihmengacu pada PSAK 60revisi 2010 namun daripembahasan dapatdisimpulkan bahwapengungkapan mengenaiaset keuangan danliabilitas keuangan,pengungkapan lain sertasifat dan cakupan resikoyang timbul dariinstrumen keuangantelah sesuai denganPSAK 60 revisi 2014.Hanya terdapat beberapapoin mengenai gagalbayar dan pelanggaran,akuntansi lindung nilaitidak diungkapkankeberadaannya secaramemadai dalam catatanatas laporan keuanganperusahaan.
13 Yasean, et al.,
The ValueRelevance ofFinancialInstrumentsDisclosure:Evidence FromJordan
Untukmenyelidikihubungan antaratata kelolaperusahaan dankarakteristikkeuangan dantingkatpengungkapantanggung jawabsosial perusahaan(csr) di amerikaserikat. Tatakelola perusahaandan karakteristikkeuangan iniadalah rapatdewan, usia rata-
Tata kelolaperusahaan dankarakteristikkeuangan
Hasil menunjukkanbahwa meskipun buktidisediakan bahwainformasi FI adalah nilaiyang relevan selama duaperiode penyelidikan,informasi yangdiberikan setelahpenerapan IFRS 7 lebihkuat terkait dengan nilaipasar. Analisis sub-komponen FIDmengungkapkan bahwarincian tentang neraca,nilai wajar, daninformasi risiko pentingketika menilai ekuitas.Secara keseluruhan,
26
rata anggotadewan, kehadiranwanita di dewan,ukuran dewan,dualitas chiefexecutive officer,leveragekeuangan,profitabilitas,ukuranperusahaan,komposisi dewandan komitmendewan terhadapcsr.
hasil menunjukkanbahwa investor menilaiinformasi terkait FIketika membuatkeputusan penetapanharga ekuitas mereka.Hasilnya menunjukkanbahwa kepatuhandengan persyaratanpengungkapan wajibIFRS memangmenghasilkan laporankeuangan yang relevan.
Sumber: Jurnal-jurnal tahun 2011-2017
2.3. Kerangka Pemikiran
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
2.4. Hipotesis
PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan adalah salah satu PSAK
yang sebagian besar langsung diadopsi dari IFRS 7. Karena dianggap dapat
diterapkan pada perusahaan di Indonesia dan sesuai dengan kebutuhan
pengungkapan laporan keuangan. Pada perusahaan terdapat karakteristik
perusahaan yang ciri khasnya melekat yang dapat dilihat dari beberapa segi,
diantaranya jenis usaha, struktur kepemilikan, tingkat likuiditasm tingkat
Rasio Likuiditas
Rasio Leverage
Profitabilitas
UkuranPerusahaan
StrukturKepemilikan
KeluasanKelengkapan
PengungkapanLaporan
KeuanganTahunan
Variabel DependenVariabel Independen
HHHHH
27
profitabilitas, ukuran perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka
hipotesis yang dikemukakan adalah :H : Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap keluasan
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan.H : Struktur kepemilikan perusahaan berpengaruh secara signifikan
terhadap keluasan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
tahunan.H : Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap keluasan
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan.H : Likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap keluasan
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan.H : Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap keluasan
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan.
28
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menurut (Sugiyono. 2005) adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan yang
bergerak dibidang agrikultur dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sampel menurut (Indriantoro dan Supomo, 2014) adalah sebagian anggota
dari populasi yang dipilih menggunakan proses tertentu sehingga dapat
mewakili populasi. Penetapan sampel dalam penelitian ini menggunakan
jenis metode purposive sampling. Teknik sampling ini di dalam
pengambilan sampelnya, peneliti menentukan kriteria dari populasi. Jenis
metode pemilihan berdasarkan pertimbangan dan kuota (Indriantoro dan
Supomo, 2014). Adapun kriteriannya yaitu :
1. Perusahaan agrikultur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI);
2. Perusahaan agrikultur yang menerbitkan laporan keuangan 2015- 2017;
29
3.2 Jenis Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
penelitian bersumber dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website
resmi perusahaan: www.idx.co.id. Data tersebut diperoleh dari laporan
keuangan periode 2015 sampai 2017 pada seluruh perusahaan agrikultur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Laporan keuangan
perusahaan agrikultur dipilih karena Indonesia terkenal sebagai negara
agraris dan diharapkan dapat ikut serta dalam pengembangan perekonomian
negara Indonesia.
Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif, data kualitatif
adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data
yang dianalisis merupakan laporan keuangan 2015 sampai 2017. Kemudian,
data kuantitatif yakni berupa angka-angka yang muncul pada
perhitungungan karakteristik perusahaan, antara lain rasio likuiditas,
leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan yang
diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan agrikultur di BEI
periode 2015 sampai 2017.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan tujuan
untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh karakteristik perusahaan
terhadap tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan berdasarkan
PSAK 60 (revisi 2014) pada perusahaan agrikultur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2015 sampai 2017. Menurut Indriantoro dan
30
Supomo (2012), Penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap masalah-
masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi.
Metode pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan metode
dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu melakukan aktivitas pengarsipan
dan penyalinan dari sumber-sumber sekunder yaitu berupa laporan tahunan
perusaaan. Data tentang indeks kelengkapan pengungkapan diambil dari
laporan tahunan perusahaan pada tahun 2015-2017. Data tentang rasio
likuiditas, rasio leverage, profitabilitas, jumlah asset, dan saham publik
dapat diambil dari laporan keuangan perusahaan agrikultur di BEI periode
2015-2017.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian,
karena sangat tidak memungkinkan bagi seorang peneliti melakukan
penelitian tanpa variabel. Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh seorang peneliti dengan tujuan
untuk dipelajari sehingga didapatkan informasi mengenai hal tersebut dan
ditariklah sebuah kesimpulan. Variabel penelitian dalam penelitian ini,
yakni variabel dependen dan independen.
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat menurut Sugiyono (2011)
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan 2015-2017. Adapun
31
variabel dalam penelitian ini didapat melalui hasil Disclosure Index dengan
teknik scoring.
Pengukuran disclosure index ini menggunakan teknik scoring sesuai dengan
penelitian dari Vergauwe dan Gaeremynck (2013), yaitu jika item yang
perlu diungkapkan dapat diterapkan (applicable) dalam perusahaan dan item
tersebut diungkapkan oleh perusahaan diberi skor 1, jika item tersebut tidak
diungkapkan diberi skor 0, dan jika item tersebut tidak dapat diterapkan
dalam perusahaan akan diberi tanda N/A (Not Applicable) dan dikurangkan
dari jumlah skor maksimal yang dapat diperoleh masingmasing perusahaan.
DISCL= ∑∑Keterangan:
DISCL: Disclosure Index
∑SCR: Skor pengungkapan yang sebenarnya
∑MAX: Skor maksimal yang dapat diperoleh masing-masing
perusahaan
Tabel 3
Checklist Pengungkapan PSAK 60 (revisi 2014)
No. Persyaratan Pengungkapan
Laporan Posisi Keuangan
1 Nilai tercatat kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan
2 Metode yang digunakan untuk memenuhi persyaratan, jumlah perubahan aset keuanganatau liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi
3 Jumlah yang direklasifikasikan ke dalam atau dihapus dari masing-masing kategori sertaalasan reklasifikasi tersebut.
Jika suatu entitas telah mengalihkan aset keuangan dengan suatu cara yangmengakibatkan sebagian atau seluruh aset keuangan itu tidak memenuhi syarat
32
penghapusan dan pengakuan.
Entitas harus mengungkapkan:
4 Sifat aset itu,
5 Sifat risiko dan manfaat kepemilikan yang tetap dimiliki entitas itu,
6 Nilai tercatat dari aset itu serta liabilitas terkaitnya
7 Nilai tercatat dari aset awal,
8 Saldo aset yang tetap diakui oleh entitas itu,
9 Serta nilai tercatat dari liabilitas terkaitnya.
Jika ada agunan tertentu, entitas mengungkapkan:
10 Nilai tercatat dari aset keuangan yang dijamin dalam liabilitas atau liabilitas kontijensi,
11 Saldo yang telah direklasifikasi,
12 Syarat dan ketentuan penjamin tersebut.
Jika aset keuangan mengalami penurunan nilai karena kerugian kredit dan entitasmencatat penurunan nilai dalam pos terpisah, entitas mengungkapkan:
13 Suatu rekonsiliasi perubahan pada akun tersebut selama periode untuk setiap kelompokaset keuangan.
14 Keberadaan fitur instrumen yang mengandung komponen liabilitas dan ekuitas yangmemiliki beberapa derivatif melekat yang nilainya saling bergantung satu sama lain
Wanprestasi dan Pelanggaran
15 Rincian tentang segala Wanprestasi selama periode syarat jumlah pokok pinjaman,bunga, dana tebusan, atau penebusan dari utang pinjaman tersebut.
16 Nilai tercatat dari utang pinjaman dalam Wanprestasi pada tanggal pelaporan.
17 Apakah wanprestasi telah dipulihkan, atau syarat utang pinjaman dinegosiasikan ulang,sebelum laporan keuangan disahkan pihak berwenang untuk dikeluarkan.Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
18 Pos-pos penghasilan (income),
19 Beban (expense),
20 Keuntungan (gain) atau kerugian (loss).
Pengungkapan Lain
33
21 Dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan
22 Kebijakan akuntansi lain yang relevan
23 Lindung nilai atas nilai wajar,
24 Lindung nilai atas arus kas,
25 Lindung nilai atas investasi neto pada operasi luar negeri
26 Nilai wajar dari kelompok aset dan liabilitas keuangan tersebut dengan cara yangmemungkinkan untuk dibandingkan dengan jumlah tercatatnya.Pengungkapan Risiko
2728
29
Pengungkapan kualitatif(a) eksposur risiko dan bagaimana risiko itu timbul.(b) Tujuan, kebijakan, dan proses pengelolaan risiko dan metode yang digunakan untukmengukur risiko tersebut.(c) Segala perubahan butir (a) dan (b) dari periode sebelumnya.
30Pengungkapan KuantitatifInformasi yang representatif; jumlah tertinggi, terendah, dan rata-rata resiko yang akandihadapinya selama periode berjalan.
Sumber: Ernst&Young IFRS Presentation and Disclosure Checklist 2013 yangdisesuaikan dengan PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan (Revisi 2014)
3.4.2 Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2011) adalah variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Rasio likuiditas. Penelitian ini menggunakan rasio lancar perusahaan
yang dijadikan sampel tahun 2015-2017, Rasio likuiditas adalah rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur
likuiditas adalah dengan menggunakan rasio lancar (current ratio).
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada
waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan
34
mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancarnya. Rasio
likuiditas ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
CR =
b. Rasio leverage. Penelitian ini menggunakan Debt To Equity Ratio (DER)
perusahaan yang dijadikan sampel pada tahun 2015-2017 yang diukur
dengan membagi total kewajiban dengan ekuitas pemegang saham untuk
mengukur presentase besarnya dana yang berasal dari hutang. DER (rasio
hutang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
DER =
c. Profitabilitas diukur berdasarkan rasio antara laba bersih terhadap
tingkat penjualan. Profitabilitas dihitung dari tahun 2015-2017 dari
perusahaan yang dijadikan sampel. Profitabilitas dalam penelitian ini
diwakili oleh Net Profit Margin (NPM). Net Profit Margin (NPM) adalah
rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak (Alexandri,
2008). Net Profit Margin dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
NPM =
Keterangan:
NPM: Net Profit Margin
EAT: Laba setelah pajak
Net Sales: Penjualan bersih
d. Ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dapat
diukur dengan menggunakan total aktiva dari perusahaan sampel tahun
35
2015-2017. Ukuran perusahaan (size) merupakan skala yang digunakan
dalam menentukan besar kecilnya suatu perusahaan (Oktari et al., 2016).
Perusahaan yang besar akan mendapat perhatian lebih dari pada
perusahaan kecil karena manajemen leluasa mengendalikan perusahaan
sehingga nilai perusahaan akan meningkat .Besar kecilnya perusahaan
diproksi dengan besar kecilnya aset yang dimiliki perusahaan yang
ditentukan dengan nilai dari logaritma natural (Ln) total aset. Size dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
S = Ln of Total Assets
e. Struktur Kepemilikan. Variabel ini menggunakan jenis struktur
kepemilikan yakni kepemilikan institusi. Kepemilikan institusional (IO)
merupakan kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan,
institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dan perwalian serta
institusi lainnya pada akhir tahun (Shien, et, al. 2006). Institusi biasanya
dapat menguasai mayoritas saham karena sumber daya yang lebih besar
dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Oleh karena itu variabel
ini diharapkan dapat mewakili dari beberapa jenis struktur kepemilikan
lainnya. Variabel kepemilikan intitusi ini diukur dengan membagi jumlah
saham yang dimiliki institusi dengan total saham.
% IO =
36
3.5 Teknik Analisis Data
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Melakukan perhitungan terhadap rasio-rasio variabel yang dianalisis,
yaitu: rasio likuiditas, rasio leverage, net profit margin, ukuran
perusahaan, saham publik, dan menghitung besarnya indeks kelengkapan
pengungkapan.
2. Analisis Deskriptif merupakan suatu metode dalam mengorganisir dan
menganalisis data kuantitatif, sehingga diperoleh gambaran yang teratur
mengenai suatu kegiatan.
3. Uji Asumsi Klasik, terdapat empat asumsi yaitu: Uji normalitas dengan
mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal suatu grafik P-P plot,
Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji autokorelasi.
4. Analisi Regresi Berganda dihasilkan dengan cara memasukkan input data
variabel ke fungsi regresi. Analisis persamaan regresi berganda
digunakan untuk mengetahuipengaruh dari beberapa variabel bebas
terhadap satu variabel terikat. Persamaan regresi berganda dapat
dinyatakan sebagai berikut:
INDEX = a + β1CR + β2DER + β3NPM + β4SIZE +β5IO + e
Keterangan:
INDEX = indeks skor pengungkapan laporan keuangan
a = konstanta (tetap)
β1 – β5 = koefisien regresi
CR = rasio likuiditas
DER = rasio leverage
37
NPM = net profit margin
SIZE = ukuran perusahaan
IO = struktur kepemilikan
3.6 Teknik Analisis Data
Setelah pengukuran masing-masing variabel kerja dilakukan, selanjutnya
akan dilakukan pengujian statistik untuk menjawab permasalahan utama.
Uji statistik yang dianggap relevan dalam penelitian ini yakni uji asumsi
klasik, terdapat tiga asumsi yaitu yang digunakan:
3.6.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau asumsi
ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid (Ghozali, 2013).
Menurut Ghozali (2013), uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak dalam
model regresi. Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula
melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui normalitas
residual adalah dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal
suatu grafik P-P plot. Menurut Ghozali (2013) ketentuannya adalah sebagai
berikut:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
38
3.6.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dengan menggunakan
metode berikut :
a. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (di atas 0,95), maka
hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
b. Menganalisis nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) yang
sifatnya saling berlawanan. Nilai cut off yang umum digunakan untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau
sama dengan nilai VIF > 10.
3.6.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan grafik pada SPSS. Dasar pengambilan
keputusannya adalah:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah
terjadi Heteroskedatisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
39
3.7 Pengujian Hipotesis
3.7.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
F-test juga digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali,
2013). Uji Statistik F dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi F
pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan signifikansi level 0.05
(α= 5%).
F-test (Uji-F) memiliki kriteria pengujian sebagai berikut:
a. Ha ditolak yaitu apabila value > 0,05 atau bila nilai signifikansi lebih dari
nilai α = 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini tidak layak (fit)
untuk digunakan dalam penelitian.
b. Ha diterima yaitu apabila value < 0,05 atau bila nilai signifikansi kurang
dari atau sama dengan nilai α = 0,05 berarti model regresi dalam
penelitian ini layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian.
3.7.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara
parsial (uji t). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara terpisah
atau parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak
terpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Uji t digunakan
untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Pengujian dilakukan pada penelitian ini dengan
40
menggunakan tingkat signifikansi 0,10 (α = 10%). Dasar pengambilan
keputusan pada uji statistik t adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,10 (sig < 0,10) maka hipotesis
terdukung, yang berarti variabel independen memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen.
Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,10 (sig > 0,10) maka hipotesis
tidak terdukung, yang berarti variabel independen tidak memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen.
64
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan,
struktur kepemilikan perusahaan, leverage, likuiditas, dan profitabilitas
terhadap keluasan pengungkapan instrumen keuangan pada laporan
keuangan tahunan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keluasan pengungkapan laporan keuangan perusahaan (DC). Dengan
demikian hipotesis pertama diterima (H1 diterima).
2. Struktur kepemilikan perusahaan (IO) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keluasan pengungkapan laporan keuangan perusahaan (DC).
Dengan demikian hipotesis kedua diterima (H2 diterima).
3. Leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER)
mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap
keluasan pengungkapan laporan keuangan perusahaan (DC). Dengan
demikian, hipotesis ketiga ditolak (H3 ditolak).
65
4. Likuiditas yang dihitung menggunakan Current Ratio (CR) mempunyai
pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap keluasan
pengungkapan laporan keuangan perusahaan (DC). Dengan demikian,
hipotesis keempat ditolak (H4ditolak).
5. Profitabilitas yang diproksikan dengan Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh negatifdan tidak signifikan terhadap keluasan pengungkapan
laporan keuangan perusahaan (DC). Dengan demikian hipotesis kelima
ditolak (H5 ditolak).
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya menggunakan variable ukuran perusahaan, struktur
kepemilikan perusahaan, leverage, likuiditas, dan profitabilitas. Variabel-
variabel lainnya yang mungkin berpengaruh terhadap keluasan
pengungkapan instrumen keuangan perusahaan (DC). Tidak diuji dalam
penelitian ini.
2. Dalam penelitian ini informasi mengenai item keluasan pengungkapan
laporan keuangan perusahaan dalam Disclosure Checklist (DC) yang
diperoleh melalui data annual report perusahaan belum mencerminkan
kondisi sebenarnya, hal ini dikarenakan tidak semua item keluasan
pengungkapan laporan keuangan perusahaan diungkapkan secara jelas
sehingga hasil perhitungan indeks masih terbatas. Kemungkinan adanya
faktor subjektifitas yang berbeda tiap peneliti dalam penelitian ini juga
berpengaruh dalam perhitungan Disclosure Checklist (DC).
66
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti mengemukakan beberapa
saran, antara lain:
1. Penelitian mendatang hendaknya menggunakan semua jenis perusahaan,
sehingga sampel yang digunakan dapat mewakili semua karakteristik
dalam populasi dan dapat mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya.
2. Pada penelitian ini telah terbukti bahwa proporsi pengaruh variabel
likuiditas, tingkat leverage, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, dan
struktur perusahaan terhadap variabel luas pengungkapan instrumen
keuangan hanya sebesar 9,6% dan 90,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain yang tidak dimasukkan ke dalam model sehingga untuk penelitian
selanjutnya disarankan agar faktor-faktor lain seperti tipe kepemilikan
perusahaan, umur perusahaan, basis perusahaan, penerbitan sekuritas
pada tahun berikutnya dimasukkan ke dalam model dan untuk
memperoleh penelitian yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Linda. 2008. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap LuasPengungkapan Informasi Keuangan pada Website Perusahaan. JurnalAkuntansi & Auditing, Vol. 2, (2), pp : 12.
Alexandri, Moh. Benny. 2008. Manajemen Keuangan Bisnis. Cetakan Kesatu.Bandung: Alfabeta.
Anggraini, R dan Reni. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dalam LaporanKeuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yangterdaftar Bursa Efek Jakarta). Simposium Akuntansi Nasional IX Padang.http://blog.umy.ac.id diakses 24 Mei 2018.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : PT Rineka Cipta.
Cecilia, S. Rambe, dan M.Z.B. Torong. 2015. Analisis Pengaruh Corporate SocialResponsibility, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap NilaiPerusahaan pada Perusahaan Perkebunan yang Go Public di Indonesia,Malaysia, dan Singapura. Simposium Nasional Akuntansi XVIII Medan. 16-19 September: 1-22. https://ejournal.stiesia.ac.id diakses 24 Mei 2018.
Febriati, Ekaputri Ciptani. 2013. Analisis Penerapan Psak 55 Atas CadanganKerugian Penurunan Nilai. Jurnal EMBA,Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 207-217.
Ghozali, Imam dan Chariri Anis. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro.
Hargyantoro, Febrian. 2010. Pengaruh Internet Financial Reporting dan TingkatPengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan SahamPerusahaan. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. PT Grasindo. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: SalembaEmpat
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: SalembaEmpat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpaAkuntabilitas Publik. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan IkatanAkuntan Indonesia.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas TanpaAkuntabilitas Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan.Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2012. Metode Penelitian Bisnis untukAkuntansi dan Manajemen , Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Kaluti, Stephani Novitasari Christianingsih dan Purwanto. 2014. PengaruhStruktur Kepemilikan dan Kebijakan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia Tahun 2010-2012). Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro,Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 1-12.
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-8. PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta.
Kaya, Devrimi. 2011. The Influence 0f Firm-Specific Characteristics on TheExtent Of Voluntary Disclosure in XBRL Empirical Analysis of SECFilings. International Journal of Accounting and Information Management,Vol. 22 Issue: 1, pp.2-17.
Kieso, Donald E, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield. 2010. IntermediateAccounting. Diterjemahkan oleh Adhariani, dkk. Edisi 13. Jakarta: SalembaEmpat.
Larasati, Agustina dan Supatmi. 2014. Pengungkapan Informasi Aset Keuangandan Impairment-nya di Perbankan Menurut PSAK 50 dan 60. JurnalEkonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Longgorung, Sifrid S. Pangemanan Dan Rudy J. Pusung. 2015. PengungkapanInformasi Aset Keuangan Menurut Psak 60 Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk. Jurnal EMBA, Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal. 524-533.
Martani, dwi. 2016. PSAK 60 (revisi 2014) Pengungkapan Instrumen Keuangan.http://staff.blog.ui.ac.id/martani/. Diakses pada 27 Mei 2018.
Miller, J. C., dan Whiting, R.H. 2005. Voluntary Disclosure of Intellectual Capitaland the Hidden Value. AFAANZ Conference, Melbourne, 3-5 Juli 2005.
Miller, James C. and Rosalind H. Whiting. 2008. Voluntary Disclosure ofIntellectual Capital and The Hidden Value. Journal of Human ResourceCosting & Accounting. Vol. 12 (1), pp : 26 - 50.
Moeljadi, 2014. Factors Effecting Firm Value: Theoritical Study on Manufactur-ing Firms in Indonesia. South East Asia Journal of Contemporary Business,Economics and Law, 5(2).
Nugroho, Agus Sumarnadi. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan TerhadapTingkat Keluasan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Sektor IndustriMakanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. JurnalIlmu & Riset Akuntansi Vol. 1 No. 12 (2012).
Mubarok, Muhammad Andi dan Abdul Rohman. 2013. Pengaruh KarakteristikPerusahaan dan Mekanisme Corporate Governance TerhadapPengungkapan Risiko Dalam Laporan Keuangan Interim. JurnalUniversitas Diponegoro. Fakultas Ekonomika dan Bisnis UniversitasDiponegoro. Vol. 2, (2), pp : 1-15.
Munawir, S. 2010. Analisis laporan Keuangan Edisi keempat. Cetakan KelimaBelas. Yogyakarta: Liberty
Murdianingrum dan Marita. 2015. Pengungkapan Aset Keuangan dan Impairmentpada Sektor Perbankan Menurut PSAK 60 di Indonesia. Jurnal AkuntansiUniversitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Vol 1, No 01.
Nurhayati, M. 2013. Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran PerusahaanPengaruhnya Terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan Sektor NonJasa. Jurnal Keuangan dan Bisnis 5 (2): 144-153.
Oktari, I.G.A.P., L. Handajani, dan E. Widiastuty. 2016. Determinan ModalIntelektual (Intellectual capital) pada Perusahaan Publik di Indonesia danImplikasinya terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional AkuntansiXIX Lampung. 1-29. https://ejournal.stiesia.ac.id diakses 24 Mei 2018.
Pangkey, Lintje Dan Robert. 2016. Evaluasi Penerapan Pengungkapan InformasiAset Keuangan Menurut PSAK 60 Pada PT. Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk. Jurnal Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado, Vol11, No 2.
Martini, Ni Nyoman G Putu, Moeljadi, Djumahir, dan Atim Djazuli. 2014.Factors Affecting Firms Value of Indonesia Public Manufacturing.International Journal of Business and Management Invention 3(2). Volume3 Issue 2.
Pulumbara, Jullie J. Sondakh Dan Anneke Wangkar. 2014. Analisis PenerapanPsak 50: Penyajian dan PSAK 55: Pengakuan dan Pengukuran AtasCadangan Kerugian Penurunan Nilai Pada PT. Bank Central Asia (Persero)Tbk. Jurnal EMBA, Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1350-1358.
Raharjo, Teguh Budi. 2017. Pengaruh Karakteristik Perusahaan TerhadapKualitas Pelaporan Keuangan dan Dampaknya Terhadap Efisiensi Investasi.Jurnal Ilmu Akuntansi, Volume 10 (2) Oktober 2017, Hal. 391 – 404.
Rotty, Lintje Kalangi dan Sonny Pangerapan. 2016. Analisis PenerapanPengungkapan Informasi Aset Keuangan Menurut PSAK 60 (Studi PadaPT. Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk). Jurnal EMBA, Vol.4 No.1Maret 2016, Hal. 242-250.
Santoso, Singgih. 2004. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo.
Shehu, Usman Hassan. 2012. Firm Characetristics and Financial ReportingQuality of Quoted Manufacturing Firm in Nigeria. Dissertasi. AhmaduBello University, Zaria. Nigeria.
Shien, et.al., 2006. Financial Accounting Theory 3th editon. Pearson PrenticeHall.
Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Lana Sularto. 2007. Pengaruh UkuranPerusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan PerusahaanTerhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. JurnalProceeding PESAT. Vol. 02, 21-22 Agustus 2007, ISSN: 1858-2559.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabet.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV.Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Afabeta
Suhardjanto dan Aryane Dewi. 2011. Pengungkapan Risiko Finansial dan TataKelola Perusahaan: Studi Empiris Perbankan Indonesia. Jurnal Keuangandan Perbankan, Vol. 15, No. 1 Januari 2011, hlm. 105–118.
Sulistyaningsih dan Barbara Gunawan, 2016. Analisis Faktor-Faktor YangMemengaruhi Risk Management Disclosure. Riset Akuntansi dan KauanganIndonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Vol.1, (1), pp : 1-11.
Supriyadi dan Herman Karamoy. 2016. Analisis Pengungkapan Informasi AsetKeuangan Berdasarkan PSAK 60 Pada PT. Bank Central Asia Tbk. JurnalEmba, Vol.4 No.1 Maret 2016, Hal. 676-687.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Pengungkapan Pelaporan Keuangan (EdisiIII). Yogyakarta: BPFE.
Vergauwe, Skrålan and A. Gaeremynck. 2013. Disclosure Comparability UnderIFRS. http://ssrn.com/abstract=2282593. Diakses tanggal 25 Mei 2018.
Wahyudi, U., dan H. P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan TerhadapNilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai VariabelIntervening. Symposium Nasional Akuntansi 9 Padang:1-25.
Yasean Tahat, T. Dunne, S. Fifield, D. Power. 2016. The value relevance offinancial instruments disclosure: evidence from Jordan, Asian Review ofAccounting, Vol. 24 Issue: 4, pp.445-473.