skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

99
i SKRIPSI ANALISIS EFEKTIFITAS MANAJEMEN PIUTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP LIKUIDITAS PERUSAHAAN PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. TAHUN 2007-2011 NURAFIAH JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Upload: mada-imma

Post on 20-Jul-2015

251 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

i

SKRIPSI

ANALISIS EFEKTIFITAS MANAJEMEN PIUTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP LIKUIDITAS PERUSAHAAN

PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. TAHUN 2007-2011

NURAFIAH

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 2: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

ii

SKRIPSI

ANALISIS EFEKTIFITAS MANAJEMEN PIUTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP LIKUIDITASPERUSAHAAN

PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. TAHUN 2007-2011

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

NURAFIAH

A21109003

kepada

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2012

Page 3: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

iii

Page 4: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

iv

Page 5: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

v

Page 6: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

vi

PRAKATA

Bissmillahi Rahmani Rahim

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur Peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini

merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Shalawat dan salam tak lupa Penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad

S.A.W dan keluarganya serta para sahabatnya.

Skripsi ini saya persembahkan kepada Ayahanda Mastang dan Ibunda

Roshida yang telah melahirkan, mendidik, menasehati, dan tak pernah lelah

mendoakan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan, tanpa henti-hentinya

mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya demi keberhasilan Peneliti, untuk

itu dengan rasa rendah diri dan rasa hormat yang sangat tinggi Peneliti haturkan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada mereka. Begitu pula kepada

saudara-saudari Peneliti (Rusfiadhi dan Anugrah Tri Putri) yang telah

memberikan dukungan dan semangat yang besar kepada Peneliti selama ini.

Banyak rintangan yang Peneliti hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini,

namun tidak menyulutkan semangat Peneliti untuk terus berusaha dan berdoa.

Semua itu telah mengajarkan tentang pengabdian diri kepada masyarakat.

Skripsi ini terselesaikan bukanlah semata-mata hasil kerja keras Peneliti sendiri,

namun semua itu tidak lepas dari doa dan dukungan orang-orang yang ingin

melihat Peneliti menjadi seseorang yang berguna untuk masyarakat. Berkat doa-

doa mereka, dukungan mereka dan cita-cita Peneliti sendiri, akhirnya tibalah

pada hari ini, hari dimana Peneliti merasa bahwa sudah saatnya menyelesaikan

vi

Page 7: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

vii

studi dan sudah saatnya membalas jasa-jasa kedua orang tua dan mereka yang

telah memberikan arti dalam kehidupan Peneliti.

Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, Peneliti ucapkan rasa

terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. DR. Dr. Idrus Paturusi, Sp.Bo. selaku Rektor Universitas

Hasanuddin, Makassar

2. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Ali, SE., M.S. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Hasanuddin.

3. Bapak Dr. Darwis Said, SE., M.SA., Ak, selaku Wakil Dekan I Ekonomi

Universitas Hasanuddin.

4. Bapak Dr. Muhammad Yunus Amar, S.E, M.T. selaku Ketua Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin

5. Kepada Ibu Fahrina Mustafa, SE., M.Si selaku Penasehat Akademik

selama Peneliti menjadi Mahasiswa di Fakultas Ekonomi

6. Bapak Dr. Sumardi, SE., M.Si sebagai Pembimbing I dan Drs. Armayah

Sida, M.Si. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya

memberikan bantuan, arahan, serta bimbingan mulai dari awal penulisan

skripsi ini sampai selesai.

7. Kepada Bapak Dr. Musran Munizu, SE., M.Si, Bapak Drs. H. Gamalca,

M.Si dan Ibu Hj. A. Ratna Sari Dewi, SE., M.Si sebagai Penguji dalam

Proses Penulisan Skripsi ini. Saya sangat bangga di Uji oleh orang-orang

hebat seperti beliau.

8. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff,

serta yang telah berjasa membagikan banyak ilmu pengetahuan kepada

Penulis dan membantu proses yang Penulis lalui selama mengenyam

pendidikan.

Page 8: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

viii

9. Kepada Andi Armayadi yang senantiasa menemani Penulis dalam

keadaan suka dan duka, yang tidak hentinya memberikan dukungan,

semangat, serta tidak lupa mengingatkan akan tugas dan tanggung jawab

Penulis selama mengemban pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas

Hasanuddin, dan telah menjadi motivator bagi Penulis.

10. Kepada Takdir Bacotang beserta istri Rukmini Rasyid dan keluarga yang

telah bersedia menjadi wali bagi Penulis selama menempuh pendidikan

sebagai Mahasiswa dan terus memberi motivasi serta tidak lelah

mengingatkan Penulis untuk besungguh-sungguh dalam mengapai cita.

11. Kepada sahabat saya Dewi Debby Febriani dan Andi Anita Fitriani, SH.

yang telah tulus ikhlas membantu,mendengar, dan mengajarkan arti

persahabatan bagi Penulis.

12. Bapak dan Ibu pegawai PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang telah

membantu memudahkan urusan Penulis selama melakukan penelitian.

13. Teman-teman angkatan 2009 (LO9IC) dan seperjuangan saya yang

telah menemani melalui setiap tahapan di Fakultas Ekonomi, khususnya

kepada Andi Nilawati, Nurul Amalina A.I., Nurbaya, Marcy Silvia, dan Eva

Sustikawati, juga kawan-kawan yang tidak dapat saya sebutkan satu per

satu.

14. Kepada seluruh keluarga besar PMB-UH LATENRITATTA tanpa

terkecuali yang telah memberikan banyak arti persahabatan,

persaudaraan dan kebersamaan selama Penulis menginjakkan kaki di

Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin tahun 2009 lalu. Begitu

banyak kisah yang telah tercipta bersama mereka yang takkan pernah

Penulis lupakan. Sekalipun kita tak lagi ditempat yang sama namun

kenangan bersama kalian akan selalu menjadi teman dalam melanjutkan

Page 9: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

ix

petualangan Penulis dalam menggapai masa depan yang cerah dan

kehidupan yang sebenarnya.

15. Kepada keluarga besar Mahasiswa KKN UNHAS Gelombang 82,

khususnya KKN UNHAS Gelombang 82 Kabupaten Soppeng, Kecamatan

Marioriwawo, Desa Congko. Kepada Bapak Muh. Jafar, S,Sos. dan Ibu

St. Aminah serta teman-teman Congko, Nuning, Welsi, Marsel, Natas,

dan Caly yang senantiasa mengajarkan arti persaudaraan dan

kekeluargaan selama berada di lokasi KKN hingga kembali.

Akhir kata,

β€œAdabanirobbi fa-ahsana ta’dibi” Hamba diberi pendidikan (adab) oleh Rabbku, maka Dia menjadikan adab

(pendidikan)-ku yang terbaik. Menjadi hutang bagi penulis kepada Allah SWT

menjadi manusia yang baik.

Makassar, 26 November 2012

Penulis

Nurafiah

Page 10: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

x

ABSTRAK

ANALISIS EFEKTIFITAS MANAJEMEN PIUTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP LIKUIDITAS PERUSAHAAN PADA

PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk

RECEIVABLES MANAGEMENT EFFECTIVENESS

ANALYSIS OF LIQUIDITY AND ITS EFFECT ON PT TELECOMMUNICATIONS INDONESIA Tbk

Nurafiah

Sumardi

Armayah Sida

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen piutang dan

pengaruhnya terhadap likuiditas perusahaan pada PT Telekomunikasi Indonesia

Tbk, tahun 2007-2011. Data penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

perusahaan (Primer) dan dari website atau sumber lain (sekunder). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel independen (Receivable Turn Over,

Average Investment of Receivable, dan Average Collection Period) berbanding

lurus dengan variabel dependen (Current Ratio). Perusahaan berada pada

kondisi pengelolaan yang kurang efisien untuk meningkatkan likuiditas

perusahaan.

Kata Kunci: Receivabel Turn Over (RTO), Average Investment of Receivable (AIOR), Average Collection Period (ACP), dan Current Ratio (CR)

This study aims to analyze the receivable management and optimization of its

effect on liquidity of the company years 2007-2011. Data used in this research

were obtained from financial reports firm. Research finding show that the

independent variables (Receivable Turn Over, Average Investment of

Receivable, dan Average Collection Period) simultaneously affect of dependent

variable (Current Ratio). There is has not been effective to increased their

liquidity.

Key Words: Receivabel Turn Over (RTO), Average Investment of Receivable

(AIOR), Average Collection Period (ACP), and Current Ratio (CR)

x

Page 11: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN................................................... v

PRAKATA ................................................................................................ vi

ABSTRAK................................................................................................ x

ABSTRACT ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian....................................................... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ................................................. 8

1.4.1 Kegunaan Teoretis........................................ 8

1.4.2 Kegunaan Praktis.......................................... 8

xiv

Page 12: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

xii

1.5 Ruang Lingkup Batasan Penelitian........................... 8

1.6 Organisasi / Sistematika ........................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10

2.1 Tinjauan Teori dan Konsep....................................... 10

2.1.1 Piutang .......................................................... 10

2.1.2 Pengertian Piutang........................................ 10

2.1.3 Jenis Piutang ................................................. 11

2.1.4 Investasi Dalam Piutang ............................... 13

2.1.5 Kebijaksanaan Pengumpulan Piutang.......... 13

2.1.6 Teknik Pengumpulan Piutang ....................... 14

2.1.7 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Investasi

Piutang .......................................................... 15

2.1.8 Receivable Turn Over................................... 17

2.1.9 Average Investment of Receivable............... 19

2.1.10 Average Collection Period ............................ 19

2.1.11 Likuiditas........................................................ 19

2.1.12 Pengukuran Likuiditas Perusahaan ............ 21

2.2 Tinjauan Empirik ....................................................... 23

2.3 Kerangka Pemikiran.................................................. 24

2.4 Hipotesis.................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 26

3.1 Rancangan Penelitian ............................................... 26

3.2 Tempat dan Waktu.................................................... 26

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................... 28

Page 13: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

xiii

3.5 Instrumen Penelitian.................................................. 28

3.6 Analisis Data ............................................................. 28

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ......................................... 31

4.1 Gambaran Umum Perusahaan................................. 31

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ........................ 31

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan .................................... 33

4.1.3 Struktur Organisasi ....................................... 34

4.2 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha....... 35

4.3 Sanksi dan Denda..................................................... 35

4.4 Kriteria Pengukuran Efektifitas Piutang .................... 40

4.5 Receivable Turn Over............................................... 42

4.6 Average Investment of Receivable........................... 44

4.7 Average Collection Period ........................................ 46

4.8 Likuiditas.................................................................... 48

4.9 Hubungan Antar Variabel .......................................... 50

BAB V PENUTUP.................................................................................... 52

5.1 Kesimpulan ............................................................... 52

5.2 Saran ......................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 54

LAMPIRAN ............................................................................................... 55

Page 14: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Kinerja Piutang Usaha 5 (lima) Tahunan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk............................................................................... 6

3.1 Definisi Operasional Variabel ...................................................... 27

4.1 Matriks Kebijakan Sanksi Denda dan Isolir Sambungan Pokok Telepon, Sambungan IndukTelepon, Flexi Classy dan Flexi Home 36

4.2 Matriks Kebijakan Sanksi Denda dan Isolir Speedy ................... 38

4.3 Matriks Kebijakan Sanksi Denda dan Isolir Warung TELKOM ... 39

4.4 Piutang Usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2007-2011.............................................................................................. 41

4.5 Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) ........................ 43

4.6 Hasil Perhitungan Average Investment of Receivable ............... 45

4.7 Hasil Perhitungan Average Collection Period (ACP).................. 47

4.8 Hasil Perhitungan Current Ratio (CR) ......................................... 49

4.9 Hubungan Antar Variabel ............................................................. 50

Page 15: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir Penelitian......................................................... 24

4.1 Sejarah Singkat Telkom .......................................................... 32

4.2 Bagan Struktur Organisasi Telkom ......................................... 34

Page 16: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Biodata ..................................................................................... 56

2 Peta Teori................................................................................. 57

3 Laporan Keuangan .................................................................. 58

4 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha ..... 59

Page 17: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) atau biasa disebut Telkom

Indonesia atau Telkom merupakan perusahaan informasi dan komunikasi serta

penyedia jasa dan jaringan terbesar di Indonesia dengan jumlah pelanggan

telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta.

Telkom merupakan perusahaan BUMN yang sahamnya yang saat ini

dimiliki oleh pemerintah (51,19%), publik (40,21%), dan sisanya (8,60%) dimiliki

oleh The Bank of New York dan investor dalam negeri.

Tahun 1995 penawaran umum perdana saham Telkom (Initial Public

Offering/IPO) dilakukan pada tanggal 14 November 1995. Sejak itu saham

Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek

Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock

Exchange (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public

Offering Without Listing/POWL) di Tokyo Stock Exchange.

Tahun 1996 Kerja Sama Operasi (KSO) mulai diimplementasikan pada 1

Januari 1996 di wilayah Divisi Regional I Sumatra – dengan mitra PT Pramindo

Ikat Nusantara (Pramindo); Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten – dengan

mitra PT Aria West International (AriaWest); Divisi Regional IV Jawa Tengah dan

DI Yogyakarta – dengan mitra PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia

(MGTI); Divisi Regional VI Kalimantan – dengan mitra PT Dayamitra

Telekomunikasi (Dayamitra); dan Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia –

dengan mitra PT Bukaka Singtel. Tahun 1999 Undang-undang nomor 36/1999,

tentang penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi.

1

Page 18: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

2

Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat

sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di

Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan

kepemilikan silang antara Telkom dengan Indosat. Dengan transaksi ini, Telkom

menguasai 72,72% saham Telkomsel. Telkom membeli 90,32% saham

Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam

laporan keuangan Telkom.

Tahun 2002 Telkom membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap,

yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada tanggal

15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham

pada tanggal 31 Desember 2004. Telkom menjual 12,72% saham Telkomsel

kepada Singapore Telekom, dan dengan demikian Telkom memiliki 65% saham

Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoly penyelenggaraan telekomunikasi

lokal.

Sampai dengan tahun 2009, laba bersih konsolidasian PT Telkom

sebesar Rp11.332,1 miliar meningkat 6,7% dibanding tahun 2008 atau 100,8%

terhadap target tahun 2009. Sementara itu margin laba bersih PT Telkom

sebesar 17,5% di tahun 2009 yang merupakan pencapaian 105,4% terhadap

target margin laba bersih. Prestasi keuangan tersebut didukung oleh kinerja

operasional PT Telkom yang juga solid. Saat ini PT Telkom melayani 105,2 juta

pelanggan, dari bisnis seluler, telepon tidak bergerak dan telepon tidak bergerak

nirkabel. jumlah tersebut merupakan pencapaian 106% terhadap target

perusahaan. Penambahan pelanggan PT Telkom dipimpin oleh bisnis seluler

yang bertambah 16,34 juta pelanggan atau pencapaian 162% terhadap target

perusahaan tahun 2009.

Page 19: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

3

Untuk mendukung implementasi Good Corporate Governance dalam

setiap aspek kegiatan perusahaan, infomedia telah mengeluarkan kebijakan

pedoman tata kelola perusahaan di tahun 2008. Pada tanggal 30 juni 2009 PT.

Telekomunikasi Indonesia (Telkom) melalui PT. Multimedia Nusantara (Metra),

anak perusahaan yang 99,99% milik Telkom (selanjutnya disebut Telkom Group)

telah menandatangani Shares Sales & Purchase Agreement (SPA) untuk

membeli 49% saham PT Infomedia Nusantara (Infomedia) milik PT Elnusa Tbk

(Elnusa). Dengan telah dimilikinya 100% saham PT Infomedia Nusantara oleh

Telkom Group akan semakin memantapnya portofolio bisnis infomedia di bidang

penyediaan informasi direktori dan layanan komunikasi yang utama di kawasan

regional.

Telkom memiliki kas dan setara kas sebesar Rp9.634 miliar pada tanggal

31 Desember 2011. Jumlah kas dan setara kas meningkat Rp514 miliar sejak

tangal 31 Desember 2010.Selama tahun 2011, arus kas terutama berasal dari

kas yang dihasilkan dari kegiatan usaha yaitu sebesar Rp71.105 miliar. Arus kas

ini diimbangi oleh kas yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha, tapi

tidak terbatas pada:

Pembayaran beban;

Pendanaan belanja modal untuk infrastruktur, termasuk jaringan

utama atau backbone Kami, jaringan utama yang berbasis Internet

Protocol, regional-metro junction, satelit, infrastuktur bagi bisnis new

wave, termasuk broadband dan Metro-E, jaringan komunikasi data,

aplikasi TI dan konten, layanan nodes dan kabel, infrastruktur untuk

mengoptimalkan layanan telepon kabel tidak bergerak dan Flexi yang

menjadi legacy Kami, serta infrastruktur pendukung seperti perangkat

pendukung dan pusat layanan bantuan; dan

Page 20: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

4

Pembayaran utang terkait dengan utang bank dan pinjaman saat ini,

termasuk pinjaman penerusan, pinjaman jangka panjang yang jatuh

tempo dalam satu tahun serta pinjaman jangka pendek kami.

Aset lancar berjumlah Rp18.729 miliar pada tanggal 31Desember 2010

dan Rp21.258 miliar (US$2.344 juta) pada tanggal 31 Desember 2011

mencerminkan peningkatan sebesar Rp2.529 miliar atau 13,5%. Peningkatan

tersebut antara lain disebabkan oleh:

Peningkatan aset tersedia untuk dijual sebesar Rp791 miliar atau

100% pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp0 miliar pada tanggal

31 Desember 2010;

Peningkatan piutang usaha dari pihak ketiga sebesar Rp419 miliar

atau 11,8% dari Rp3.564 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp3.983

miliar pada tahun 2011;

Piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan dalam jumlah bersih

setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu yang ditentukan

berdasarkan penelaahan terhadap tingkat ketertagihan saldo piutang. Piutang

ragu-ragu dihapuskan dalam periode ketika piutang tersebut dipastikan tidak

dapat ditagih.

Penyisihan piutang ragu-ragu mencerminkan estimasi terbaik

perusahaan dan anak perusahaan atas jumlah kemungkinan kerugian dari tidak

tertagihnya piutang. Beban penyisihan tersebut dicatat sebagai bagian dari

beban umum dan administrasi pada laporan keuangan konsolidasian.

Peningkatan kas dan setara kas sebesar Rp 514 miliar, atau 5,6%,

dari Rp 9.120 miliar pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi Rp

9.634 miliar pada tanggal 31 Desember 2011.

Page 21: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

5

Peningkatan tagihan restitusi pajak sebesar Rp 238 miliar dari Rp133

miliar pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi Rp 371 miliar pada

tanggal 31 Desember 2011.

Risiko likuiditas muncul dalam situasi di mana perusahaan dan anak

perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban keuangan pada

saat jatuh tempo. Pengelolaan risiko likuiditas yang hati-hati menyiratkan upaya

menjaga kas dan setara kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban keuangan

perusahaan dan anak perusahaan. Perusahaan dan anak perusahaan terus

melakukan analisis untuk memonitor rasio posisi keuangan, antara lain, rasio

likuiditas, rasio utang terhadap persyaratan perjanjian utang.

Salah satu tujuan sebuah perusahaan adalah memperoleh profit yang

diperoleh melalui penjualan. Oleh sebab itu, perusahaan berusaha untuk

meningkatkan penjualan. Dalam dunia bisnis, banyak perusahaan menawarkan

beberapa jenis penjualan kepada konsumennya. Kegiatan penjualan terdiri dari

penjualan barang atau jasa baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam

transaksi penjualan kredit, jika order barang telah dikirimkan, maka dalam jangka

waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada konsumennya. Begitupun

pada penjualan jasa, ketika jasa telah digunakan maka dalam jangka waktu

tertentu akan timbul piutang pada perusahaan (Debora Siahaan: 2009).

Piutang merupakan aktiva lancar yang ada di dalam neraca yang tidak

lebih likuid jika dibandingkan dengan kas sebab pada umumnya pencairan

piutang telah memiliki tanggal jatuh tempo. Sehingga tidak sewaktu-waktu dapat

segera dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan financial perusahaan. Apabila

dana perusahaan tertanam dalam bentuk piutang tersebut maka Perusahaan

tidak dapat lagi memutar dananya untuk kegiatan yang lain sehingga

dikhawatirkan Perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan

Page 22: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

6

financial operasionalnya. Hal ini menyebabkan pengelolaan piutang menjadi

begitu penting bagi kelangsungan hidup suatu Perusahaan.

Semakin longgar persyaratan kredit yang diberikan, akan semakin besar

pula jumlah penjualan. Sebaliknya, semakin ketat persyaratan yang

diberlakukan, maka kemungkinan pelanggan akan beralih kepada pesaing

sehinga penjualan menjadi berkurang. Dengan demikian, investasi dana dalam

bentuk piutang menyangkut pertimbangan timbal balik (trade off) antara

profitabilitas dan resiko.

Tabel 1.1 Kinerja Piutang Usaha 5 (lima) Tahunan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2007 s.d. 2011 (dalam miliaran rupiah)

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi NO.

Uraian

Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

1 2 3 4 5 6

A. KINERJA PENDAPATAN

1. Pendapatan Usaha 62.683 64.166 67.678 68.629 71.253

2. Pendapatan lainnya 620 808 542 548 665

3. Total Pendapatan Bersih (1+2)

63.303 64.974 68.220 69.177 71.918

B. KINERJA PIUTANG USAHA

1. Saldo awal piutang usaha a. Piutang tahun lalu

784.789 1.100.456 1.203.905 1.273.550 1.277.983

b. Piutang tahun berjalan

c. Penghapusan piutang tak tertagih

490.374 387.155 561.162 4.433 5.250

(174.707) (283.706) (491.517) - -

2. Saldo akhir piutang usaha 1.100.456 1.203.905 1.273.550 1.277.983 1.283.233

Sumber : PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.,2012

Page 23: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

7

Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan inti permasalahan yang

dihadapi sebuah Perusahaan dalam hal manajemen piutang, dimana variabel

independen (x) yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu Receivbale

Turn Over, Average Collection Period, dan Average Investment of Receivable

untuk melihat sejauh mana efektifitas sebuah piutang dalam peranannya

terhadap likuiditas sebuah Perusahaan.

Maka masalah kemudian timbul ketika debitur melakukan pembayaran

piutang melampaui waktu jatuh tempo yang telah ditetapkan. Semakin besar

penjualan kredit yang diberikan Perusahaan, serta semakin tinggi saldo piutang

Perusahaan yang mengalami masalah dalam pelunasannya, maka semakin

tinggi kemungkinan Perusahaan tersebut mengalami masalah dalam likuiditas

keuangannya.

Untuk itulah pihak manajemen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

menyadari perlunya penanganan yang efisien dan serius secara profesional

untuk menetapkan kebijakan manajemen piutang sebagai upaya menjaga

kuantitas perolehan laba sekaligus memelihara likuiditas keuangan Perusahaan

mereka.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka penelitian ini

mengangkat judul β€œAnalisis Efektifitas Manajemen Piutang dan Pengaruhnya

terhadap Likuiditas Perusahaan pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka dikemukakan

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: β€œApakah optimalisasi manajemen

piutang Perusahaan yang efektif akan berbanding lurus dengan likuiditas

Perusahaan”

Page 24: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

8

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu:

Untuk mengukur efektifitas manajemen piutang dengan menggunakan

Receivable Turn Over, Average Collection Period, dan Average Investment of

Receivable dalam hubungannya terhadap likuiditas Perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk

meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh piutang terhadap

likuiditas Perusahaan.Selain itu memberikan kontribusi sebagai bahan referensi

untuk penelitian sejenis.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan

bagi pengambil keputusan Perusahaan untuk membantu proses pengambilan

keputusan dalam melakukan transaksi yang pembayarannya dilakukan beberapa

saat setelah pemakaian barang/jasa, sehingga pihak manajer dapat mengelola

aktiva Perusahaan secara efektif yang nantinya berdampak pada likuiditas

Perusahaan.

1.5 Ruang Lingkup Batasan Penelitian

Batasan masalah pada penelitian ini terbatas pada pengukuran efektifitas

manajemen piutang yang terdiri dari Receivable Turn Over, Average Collection

Period, dan Average Investment of Receivable dalam menilai tingkat likuiditas

Perusahaan pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Page 25: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

9

1.6 Organisasi/Sistematika

Sistematika penulisan dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan

gambaran isi penelitian. Adapun sistematika pembahasan yang terdapat dalam

penelitian ini terdiri dari lima bab.

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan tentang landasan teori serta penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya, dan kerangka pikir beserta hipotesis.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, objek

penelitan, jenis dan sumber data penelitian, serta metode analisis.

BAB IV Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian terhadap manajemen

piutang yang memepengaruhi tingkat likuiditas PT Telekomunikasi Indonesia

Tbk.

BAB V Penutup

Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian serta menambahkan

beberapa saran.

Page 26: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjaun Teori dan Konsep

2.1.1 Piutang

Penjualan kredit yang pada akhirnya akan menimbulkan hak penagihan

atau piutang kepada langganan, sangat erat hubungannya dengan persyaratan-

persyaratan kredit yang diberikan. Sekalipun pengumpulan piutang sering kali

tidak tepat waktu yang sudah ditetapkan, namun sebagian besar dari piutang

tersebut akan terkumpul dalam jangka waktu yang kurang dari satu tahun.

Dengan alasan itu maka piutang dimasukkan sebagai salah satu komponen

aktiva lancar perusahaan (Syamsuddin, 2011).

Pos piutang dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar

dari aktiva lancar dan oleh karenanya perlu mendapat perhatian yang cukup

serius agar perkiraan piutang ini dapat dikelola dengan cara yang seefisien

mungkin.

2.1.2 Pengertian Piutang

Piutang adalah semua tuntutan terhadap pelanggan, baik berbentuk

perkiraan uang, barang maupun jasa serta segala hal yang berbentuk perkiraan

seperti transaksi yang pembayarannya dilakukan beberapa waktu setelah

transaksi pengambilan atau penggunaan barang atau jasa.

Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang meliputi semua klaim dalam

bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau

organisasi lainnya”.

10

Page 27: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

11

Menurut Martono dan Harjito (2007 : 95), piutang merupakan tagihan

perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli

produk perusahaan.

Donald E. Kieso (2007:346-347) dalam Isdiati Hadirah (2010)

menyebutkan bahwa β€œPiutang (receivables) adalah klaim, uang, barang, atau

jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya”. Piutang diklasifikasikan

sebagai utang lancar (jangka pendek) atau tidak lancar (jangka panjang). Piutang

lancar diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu s iklus

operasi berjalan, mana yang lebih panjang. Semua piutang lain diklasifikan

sebagai piutang tidak lancar.

Definisi piutang menurut Benny Alexandri (2009:117) β€œPiutang adalah

sejumlah uang hutang dari konsumen pada perusahaan yang membeli barang

dan jasa secara kredit pada perusahaan”.

2.1.3 Jenis Piutang

Martono dan Harjito (2007:95) dalam Deboro Siahaan (2010)

menyebutkan bahwa untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan

sebagai lancar (jangka pendek) dan tidak lancar (jangka panjang). Piutang lancar

(current receivable) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun selama satu

siklus operasi berjalan, mana yang lebih panjang. Semua piutang lain

digolongkan sebagai piutang tidak lancar. Selanjutnya piutang diklasifikasikan

dalam neraca sebagai piutang dagang dan piutang non dagang.

1. Piutang Dagang (Trade Receivable)

Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk

barang atau jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis

Page 28: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

12

normal. Piutang dagang di subklasifikasikan lagi menjadi piutang usaha

dan wesel tagih.

a) Piutang Usaha (Account Receivable)

Piutang usaha adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang

atau jasa yang dijual. Piutang usaha biasanya dapat ditagih dalam 30

sampai 60 hari.

b) Wesel Tagih (Note Receivable)

Wesel tagih (note receivable) adalah jumlah yang terutang bagi

pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal.

”Wesel tagih dapat berasal dari penjualan, pembiayaan, atau

transaksi lainnya.

Wesel tagih dapat digolongkan dalam dua (2) jenis, yaitu:

(1) Wesel tagih berbunga (interest bearing note)

Wesel tagih berbunga ditulis sebagai perjanjian untuk membayar

pokok atau jumlah nominal dan ditambah dengan bunga yang

terhutang pada tingkat khusus.

(2) Wesel tagih tanpa bunga (non interest bearing note)

Pada wesel tagih tanpa bunga tidak dicantumkan persen bunga,

tetapi jumlah nominalnya meliputi beban bunga. Jadi, nilai

sekarang merupakan selisih antara jumlah nominal dan bunga

yang dimasukkan dalam wesel tersebut yang kadang-kadang

disebut bunga implisit atau bunga efektif.

2. Piutang Non Dagang (Nontrade Receivable)

Piutang non dagang adalah tagihan-tagihan yang timbul dari transaksi

selain penjualan barang atau jasa. Sejumlah contoh piutang non-dagang

dari berbagai transaksi misalnya:

Page 29: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

13

a) Uang muka kepada karyawan staf

b) Uang muka kepada anak perusahaan

c) Piutang deviden dan bunga

2.1.4 Investasi Dalam Piutang

(Syamsuddin, 2011) diakui atau tidak, penanaman modal dalam piutang

mempunyai biaya-biaya tertentu. Semakin besar piutang semakin besar pula

biaya-biayanya(carrying cost), demikian pula sebaliknya. Bilamana perusahaan

memperlunak standar kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan

memperkecil rata-rata piutang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

perlunakan standar kredit akan memperbesar carrying cost, dan apabila

sebaliknya, biaya-biaya tersebut akan semakin kecil. Perubahan rata-rata

piutang yang dikaitkan dengan β€œperubahan standar kredit” disebabkan oleh dua

faktor yaitu:

Perubahan volume penjualan

Perubahan dalam kebijaksanaan pengumpulan piutang

Singkatnya, perubahan dalam volume penjualan dan pengumpulan

piutang secara bersama-sama memperbesar biaya (carrying cosy) bilamana

standar kredit diperlunak, dan akan menurunkan carrying cost bilamana standar

kredit diperketat.

2.1.5 Kebijaksanaan Pengumpulan Piutang

Kebijaksanaan pengumpulan piutang suatu perusahaan adalah

merupakan prosedur yang harus diikuti dalam mengumpulkan piutang-

piutangnya bilamana sudah jatuh tempo. Sebagian dari kefektivan perusahaan

dalam menerapkan kebijaksanaan pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari

jumlah kerugian piutang atau debt expenses, karena jumlah piutang yang

Page 30: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

14

dianggap sebagai kerugian tersebut tidak hanya tergantung pada kebijaksanaan

pengumpulan piutang tetapi juga kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan

penjualan kredit yang diterapkan.

Apabila perusahaan akan mengubah kebijakan manajemen piutang,

misalnya diberikan potongan tunai bagi pelanggan yang membayar pada periode

tertentu, maka akan terjadi perubahan hal-hal antara lain sebagai berikut.

1. Hari rata-rata pengumpulan piutang (average collection period),

diharapkan akan berkurang, karena pelanggan yang tadinya

memperoleh potongan tunai, sekarang dapat memanfaatkannya. Hal

ini berarti terjadi pembayaran lebih awal sehingga perusahaan akan

mempunyai kesempatan lebih awal untuk menggunakan dana

tersebut.

2. Kerugian piutang (bad debts expenses) diharapkan akan menurun

pula karena banyaknya pelanggan yang memanfaatkan potongan

tunai yang ditawarkan perusahaan, maka proftabilitas kerugian

piutang akan semakin berkurang sehingga keuntungan perusahaan

jadi meningkat.

3. Aspek negatif dari potongan tunai adalah menurunnya sumber dana

yang berasal dari penerimaan piutang bilamana semakin banyak

pelanggan yang memanfaatkan potongan tunai yang ditawarkan

perusahaan.

2.1.6 Teknik Pengumpulan Piutang

Sejumlah teknik pengumpulan piutang yang biasanya dilakukan oleh

perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum membayar sampai dengan

waktu yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:

Page 31: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

15

1. Melalui Surat. Bilamana waktu pembayaran utang dari langganan

sudah lewat beberapa hari tetapi belum juga dilakukan pembayaran

maka perusahaan dapat mengirim surat dengan nada β€œmengingatkan”

langganan yang belum membayar tersebut bahwa utangnya sudah

jatuh tempo.

2. Melalui Telepon. Apabila setelah dikirimkan surat teguran ternyata

utang-utang tersebut belum juga terbayar, maka bagian kredit dapat

menelepon langganan dan secara pribadi memintanya untuk segera

melakukan pembayaran.

3. Kunjungan Personal. Teknik pengumpulan piutang dengan jalan

melakukan kunjungan secara personal atau pribadi ke tempat

langganan seringkali digunakan karena dirasakan sangat efektif

dalam usaha-usaha pengumpulan piutang.

4. Tindakan Yuridis. Bilamana ternyata langganan tidak mau membayar

utang-utangnya maka perusahaan dapat menggunakan tindakan-

tindakan hukum dengan mengajukan gugatan perdata melalui

pengadilan.

2.1.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun. Oleh karena itu, banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut.

Menurut Bambang Riyanto (2001 : 85), faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang, sebagai berikut :

Page 32: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

16

1. Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan,

maka makin besar pula jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya, berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang.

Makin besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko,

tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat

profitabilitasnya.

2. Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak.

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat, berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas. Syarat pembayaran yang lebih ketat

antara lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat.

3. Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan. Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan,

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang. Selain

itu, penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang. Dengan demikian,

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

Page 33: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

17

4. Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara

aktif maupun pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif

dalam menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih

besar untuk membiayai aktivitas ini. Dibandingkan dengan perusahaan

yang menjalankan kebijaksanaanya secara pasif.

5. Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut.

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount

period atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya

investasi dalam piutang. Apabila sebagian besar para langganan

membayar dalam waktu selama cash discount period, maka dana yang

tertanam dalam piutang akan lebih cepat bebas, berarti makin kecilnya

investasi dalam piutang.

Menurut Martono dan Agus Harjito (2008:95) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor. Pertama, adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total. Kedua, adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang).

2.1.8 Receivable Turn Over

Kelancaran penerimaan piutang dan pengukuran baik tidaknya investasi

dalam piutang dapat diketahui dari tingkat perputarannya. Perputaran piutang

adalah masa-masa penerimaan piutang dari suatu perusahaan selama periode

Page 34: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

18

tertentu. Piutang yang terdapat dalam perusahaan akan selalu dalam keadaan

berputar. Perputaran piutang akan menunjukkan berapa kali piutang yang timbul

sampai piutang tersebut dapat tertagih kembali ke dalam kas perusahaan.

Definisi perputaran piutang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini:

S.Munawir (2002) memberikan keterangan bahwa posisi piutang dan

taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat

perputaran piutang tersebut (Receivable Turn Over), yaitu dengan membagi total

penjualan kredit (netto) dengan piutang rata-rata.

Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001:90) menyatakan bahwa

tingkat perputaran piutang (Receivable Turn Over) dapat diketahui dengan

membagi jumlah credit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata

piutang (Average Receivable).

Menurut Warren, Reeve, Fess (2005:407) β€œPerputaran piutang mengukur

seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun.”

π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” = π‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘˜π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘ π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž

π‘π‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž (1)

Rasio ini dihitung dengan hanya memasukkan penjualan kredit karena

penjualan kas tidak menimbulkan piutang. Karena laporan keuangan jarang

mengungkapkan penjualan kas dan kredit secara terpisah, rasio ini sering kali

harus dihitung dengan menggunakan angka penjualan bersih (yaitu, dengan

mengasumsikan bahwa penjualan kas tidak signifikan). Piutang rata-rata dihitung

dengan menambahkan saldo awal dan saldo akhir piutang pada periode tersebut

dan membaginya dengan dua.

Perputaran piutang yang semakin tinggi adalah semakin baik karena

modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk piutang akan semakin rendah. Naik

turunnya perputaran piutang ini akan dipengaruhi oleh hubungan perubahan

penjualan dengan perubahan piutang. Perubahan perputaran piutang dari tahun

Page 35: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

19

ke tahun atau perbedaan perputaran piutang antar perusahaan merupakan

refleksi dari variasi kebijaksanaan pemberian kredit atau variasi tingkat

kemampuan dalam pengumpulan piutang.

2.1.9 Average Investment of Receivable

Metode yang biasa dilakukan untuk analisis investasi piutang pada

umumnya sama dengan analisis investasi pada barang modal. Dalam analisis

investasi piutang ditentukan juga dengan jumlah investasi yang tepat pada setiap

periode yang diharapkan mendekati kenyataan dengan rata-rata investasi

piutang yang terjadi. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan investasi

dalam piutang yang ditetapkan dengan investasi yang terjadi, analisis ini

dirumuskan sebagai berikut:

π΄π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ πΌπ‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘šπ‘’π‘›π‘‘ π‘œπ‘“ π‘…π‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ = π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘œπ‘ π‘‘ π‘œπ‘“ π‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘ π‘ π‘Žπ‘™π‘’

π‘Ÿπ‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘› π‘œπ‘£π‘’π‘Ÿ (2)

Atau

π΄π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ πΌπ‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘šπ‘’π‘›π‘‘ π‘œπ‘“ π‘…π‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ = 𝑓𝑖π‘₯𝑒𝑑 π‘π‘œπ‘ π‘‘ + π‘£π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘π‘™π‘’ π‘π‘œπ‘ π‘‘

π‘Ÿπ‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘›π‘œπ‘£π‘’π‘Ÿ

2.1.10 Average Collection Periode

Rata-rata umur piutang melihat berapa lama waktu yang diperlukan untuk

melunasi piutang yang dipunyai oleh perusahaan (merubah piutang menjadi

kas). Semakin lama rata-rata piutang berarti semakin besar dana yang tertanam

pada piutang. Dapat dihitung dengan rumus:

π‘…π‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘…π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘ˆπ‘šπ‘’π‘Ÿ π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” = 360

π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘π‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” (3)

2.1.11 Likuiditas

Sartono (2010) menyebutkan bahwa likuiditas perusahaan merupakan

pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen. Karena dividen bagi

Page 36: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

20

perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas

perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan

untuk membayar dividen. Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan

dan profitable akan memerlukan dana yang cukup besar guna membiayai

investasinya, oleh karena itu mungkin akan kurang likuid karena dana yang

diperoleh lebih banyak diinvestasikan pada aktiva tetap dan aktiva lancar yang

permanen.

Likuiditas perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap investasi

perusahaan dan kebijakan pemenuhan kebutuhan dana. Keputusan investasi

akan menentukan tingkat ekspansi dan kebutuhan dana perusahaan, sementara

itu keputusan pembelanjaan (kebutuhan pemenuhan akan kebutuhan dana) akan

menentukan pemilihan sumber dana untuk membiayai investasi tersebut.

Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan untuk membayar

kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan

ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk

diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan.

Dengan menggunakan laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

laporan rugi-laba, laporan perubahan modal maka rasio-rasio tersebut: (Sartono,

2011)

πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ π‘…π‘Žπ‘ π‘–π‘œ =π‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž π‘™π‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ

π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘™π‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ (4)

Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Aktiva lancar yang

dimaksud termasuk kas, piutang, surat berharga, dan persediaan. Dari aktiva

lancar tersebut, persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang liquid

dibanding dengan yang lain.

Page 37: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

21

Menurut Kasmir (2011:137), rumus untuk mencari rasio cepat dapat

digunakan sebagai berikut:

𝐴𝑐𝑖𝑑 𝑇𝑒𝑠𝑑 π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ = aktiva lancarβˆ’persediaan

π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘™π‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ (5)

Rasio ini seperti halnya current ratio, tetapi hanya memperhitungkan

aktiva lancar yang benar-benar liquid saja, yakni aktiva lancar di luar persediaan.

Pengertian likuiditas sebenarnya mengandung dua dimensi, yakni:

1. Waktu yang diperlukan untuk mengubah aktiva menjadi kas, dan

2. Kepastian harga yang akan terjadi.

Dengan demikian di antara ketiga elemen aktiva lancar tersebut

memang piutang lebih likuid dibanding dengan persediaan dan memerlukan

waktu yang lebih pendek untuk mengubah menjadi kas.

Syamsuddin (2011) menyatakan bahwa likuiditas merupakan suatu

indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban

financial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva

lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan

kseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya

untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.

2.1.12 Pengukuran Likuiditas Perusahaan

Dengan likuiditas perusahaan secara keseluruhan dimaksudkan bahwa

aktiva lancar dan utang lancar dipandang masing-masing sebagai satu

kelompok. Ada tiga cara penting dalam pengukuran tingkat likuiditas secara

menyeluruh ini, yaitu:

a. Net Working Capital

b. Current Ratio

c. Acid test ratio atau Quick ratio

Page 38: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

22

Sejumlah ratio dapat digunakan untuk mengukur likuiditas/aktivitas dari

masing-masing current account, misalnya pengukuran inventory, account

receivable,dan account payable. Di dalam pengukuran ratio-ratio ini diasumsikan

bahwa 1 (satu) tahun 360 hari dan 1 (satu) bulan 30 hari.

1. Tingkat Perputaran Piutang(Account Receivable Turnover)

Seprti halnya dengan inventory turnover, account receivable

turnover dimaksudkan untuk mengukur likuiditas atau aktivitas dari

piutang perusahaan. Perhitungannya dilakukan sebagai berikut:

π΄π‘π‘π‘œπ‘’π‘›π‘‘ π‘…π‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘›π‘œπ‘£π‘’π‘Ÿ =π‘Žπ‘›π‘›π‘’π‘Žπ‘™ π‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘ π‘ π‘Žπ‘™π‘’π‘ 

π‘Žπ‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ π‘Žπ‘π‘π‘œπ‘’π‘›π‘‘ π‘Ÿπ‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ (6)

Semakin tinggi account receivable turnover suatu perusahaan semakin

baik pengelolaan piutangnya. Account receivable turnover dapat ditingkatkan

dengan jalan memperketat kebijaksanaan penjualan kredit, misalnya dengan

jalan memperpendek waktu pembayaran. Tetapi kebijaksanaan seperti ini cukup

sulit untuk diterapkan, karena dengan semakin ketatnya kebijaksanaan penjualan

kredit kemungkinan besar volume penjualan akan menurun, sehingga hal

tersebut bukannya membawa kebaikan bagi perusahaan bahkan sebaliknya.

2. Umur Rata-Rata Piutang (The Average Age of Account

Receivable)

Umur rata-rata piutang atau dikenal juga dengan umur rata-rata

pengumpulan piutang, adalah merupakan suatu alat yang sangat penting di

dalam menilai kebijaksanaan penjualan kredit dan pengumpulan piutang.

Perhitungannya dapat dilakukan sebagai berikut:

π΄π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ π‘Žπ‘”π‘’ π‘œπ‘“ π‘Ÿπ‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ =360

π‘Žπ‘π‘π‘œπ‘’π‘›π‘‘ π‘Ÿπ‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘›π‘œπ‘£π‘’π‘Ÿ (7)

Page 39: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

23

Dibandingkan dengan account receivable turnover, maka penggunaan

umur rata-rata piutang adalah lebih baik di dalam menilai kebijaksanaan

penjualan kredit yang diterapkan.

2.2 Tinjauan Empirik

Judul yang diangkat tentu tidak lepas dari penelitian terdahulu sebagai

landasan dalam menyusun sebuah kerangka pikir ataupun arah dari penelitian

ini. Ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang kinerja keuangan. Penelitian

itu dilakukan oleh:

1. Gita Ganesha Putri (2012) dalam penelitiannya yang berjudul

β€œPenerapan Kebiajakan Manajemen Piutang dan Pengaruhnya

Terhadap Cash Ratio, Net Profit Margin, dan Earning Power pada PT

Angkasa Pura I(persero) Cabang Bandar Udara Sultan Hasanuddin

Makassar ”, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan

kebijakan manajemen piutang, mengetahui Average Collection Period

terhadap Cash Ratio pada PT. Angkasa Pura I (Persero), dan

mengetahui pengaruh average collection period terhadap Net Profit

Margin. Hasil penelitian menyatakan bahwa kebijakan manajemen

piutang pada PT Angkasa Pura telah cukup efektif dalam melakukan

penagihan piutang kepada para kreditur sehingga angka rata-rata

pengumpulan piutangnya lebih kecil dibandingkan dengan syarat

kredit yang diberlakukan.

2. Indrajit Wicaksana (2011) tentang Analisis Pengaruh Pengendalian

Piutang Terhadap Efektifitas Arus Kas. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui sistem manajemen piutang yang dijalankan serta

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang.

Page 40: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

24

Hasil penelitian menyatakan bahwa analisis terhadap sistem

manajemen piutang yang dilakukan, PT Z telah melakukan proses

manajemen, pengelolaan, dan pengendalian piutang berdasarkan

SOP yang telah ditetapkan dalam perusahaan namun dalam

pelaksanaannya masih terdapat beberapa hal yang tidak sesuai

dengan SOP. PT Z memiliki jumlah piutang yang cukup besar pada

laporan neraca terutama dipengaruhi oleh besarnya persentase

penjualan kredit dan usaha penagihan yang dilakukan. (Lampiran 2)

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah suatu tinjauan mengenai apa yang diteliti

yang dituangkan dalam sebuah bagan yang menjadi alur pemikiran penelitian.

Kerangka pikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Likuiditas Perusahaan (y)

Average

collection Period

(X3)

Average

Investment of receivable

(X2)

Receivable

Turn Over

(X1)

Page 41: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

31

2.4 Hipotesis

Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran di atas dan untuk

menjawab identifikasi masalah, maka Penulis dapat merumuskan hipotesis:

β€œDiduga bahwa pengelolaan manajemen piutang yang efektif akan berbanding

lurus dengan likuiditas perusahaan”.

Page 42: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian disusun berdasarkan laporan keuangan

perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia dalam hal ini Penulis menggunakan

neraca, laporan laba rugi, dan arus kas. Variabel yang digunakan Penulis dalam

penelitian ini terdiri dari analisis likuiditas perusahaan dan piutang yang terdiri

dari current ratio, receivable turnover, average investment of receivable, dan

average collection period.

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. yang

berlokasi di Makassar, dan guna menambah referensi untuk memperoleh

informasi tambahan lainnya melalui akses internet di http://www.idx.co.id serta

link lainnya yang relevan.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan,

maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu

penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian.

Secara teoritis, definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang

memberikan penjelasan atau keterangan tentang variabel-variabel operasional

sehingga dapat diamati atau diukur. Definisi operasional yang akan dijelaskan

Penulis adalah optimalisasi piutang yaitu variabel Receivable Turnover, Average

Investment of Receivable, dan Average Collection Period serta tingkat likuiditas

perusahaan yang diukur menggunakan current ratio.

26

Page 43: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

33

Piutang sebagai variabel bebas (X) merupakan sebagai kemungkinan

hasil yang diperoleh menyimpang dari hasil yang diharapkan. Variabel bebas (X)

terdiri dari Receivable Turn Over(X1), Average Investment of Receivable(X2), dan

Average Collection Period (X3). Tingkat likuiditas perusahaan dianggap sebagai

variabel terikat (Y), yang mengukur tingkat pemenuhan kebutuhan dana

perusahaan dengan menggunakan current ratio.

Variabel Receivable Turn Over, Average Investment of Receivable, dan

Average Collection Period dipilih sebagai representasi dari pengukuran piutang

karena dengan ketiga variabel ini kita akan dapat melihat nilai perputaran

piutang, nilai rata-rata, serta rata-rata waktu pengumpulan piutang.

Secara lebih rinci, operasionalisasi variabel penelitian adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala

Current Rasio

(Y)

π‘π‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ π‘Žπ‘ π‘ π‘’π‘‘

π‘π‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ π‘™π‘–π‘Žπ‘™π‘–π‘π‘–π‘™π‘–π‘‘π‘–π‘’π‘ x100% Rasio

Receivable Turnover

(X1)

𝑛𝑒𝑑 π‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘ π‘ π‘Žπ‘™π‘’

π‘Žπ‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ π‘Ÿπ‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’

Rasio

Average Investment of

Receivable

(X2)

π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘œπ‘ π‘‘ π‘œπ‘“π‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘ π‘ π‘Žπ‘™π‘’

π‘Ÿπ‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘› π‘œπ‘£π‘’π‘Ÿ Rasio

Average Collection

Period

(X3)

360

π‘Ÿπ‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘› π‘œπ‘£π‘’π‘Ÿ Rasio

Page 44: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

34

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan metode :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu, penelitian yang dilakukan secara langsung guna memperoleh

data yang erat kaitannya dengan penelitian ini. Data dari lapangan

dapat diperoleh dari penelitian.

2. Kepustakaan (Library Research)

Yaitu, data diperoleh dengan cara membaca literatur-literatur, bahan

referensi, bahan kuliah, dan hasil penelitian lainnya yang ada

hubungannya dengan obyek yang diteliti. Hal ini dilakukan Penulis

untuk mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai masalah yang

sedang dibahasnya.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang diukur adalah efektifitas piutang

terhadap likuiditas perusahaan pada perusahaan Telekomunikasi Indonesia.

Untuk menilai tingkat likuiditas perusahaan digunakan tiga variabel yaitu

Receivable Turn Over, Average Investment of Receivable, dan Average

Collection Period.

3.6 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif sesuai dengan

metode analisis yang diterapkan oleh perusahaan, artinya data yang diperoleh di

lapangan diolah sedemikian rupa sehingga memberikan data yang sistematis,

faktual dan akurat mengenai permasalahan yang diteliti. Teknik analisis deskriptif

yang digunakan untuk menganalisa data yaitu dengan cara:

Page 45: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

35

a. Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu

terjadi. Rasio perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan

kredit terhadap saldo piutang rata-rata selama periode tertentu. Apabila

angka piutang rata-rata sama dengan nol ( 0 ), berarti perusahaan sudah

tidak memiliki piutang lagi atau dengan kata lain, semua piutang sudah

tertagih.

b. Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang

diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas.

Hasil yang ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan

jumlah hari yang ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau

sama dengan, maka berarti pengendalian piutang dapat dikatakan

berhasil, dan sebaliknya. Maka berarti beberapa pelanggan kredit

melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit yang ditetapkan

perusahaan.

c. Average Investment of Receivable

Metode yang biasa dilakukan untuk analisis investasi piutang

pada umumnya sama dengan analisis investasi pada barang modal.

Dalam analisis investasi piutang ditentukan juga dengan jumlah investasi

yang tepat pada setiap periode yang diharapkan mendekati kenyataan

dengan rata- rata investasi piutang yang terjadi. Analisis ini dilakukan

dengan membandingkan investasi dalam piutang yang ditetapkan dengan

investasi yang terjadi.

Page 46: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

36

d. Current Ratio (CR)

Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Aktiva lancar

yang dimaksud termasuk kas, piutang, surat berharga, dan persediaan.

Dari aktiva lancar tersebut, persediaan merupakan aktiva lancar yang

kurang likuid dibanding dengan yang lain.

Page 47: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

37

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

(Telkom, Perseroan, Perusahaan, atau Kami) merupakan BUMN yang bergerak

di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia dan

karenanya tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku di negara ini. Dengan

statusnya sebagai perusahaan milik negara yang sahamnya diperdagangkan di

bursa saham, pemegang saham mayoritas Perusahaan adalah Pemerintah

Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh publik. Saham Perusahaan

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), New York Stock Exchange

(NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan public offering without listing

(POWL) di Jepang. Layanan telekomunikasi dan jaringan Telkom sangat luas

dan beragam meliputi layanan dasar telekomunikasi domestik dan internasional,

baik menggunakan jaringan kabel, nirkabel tidak bergerak (Code Division

Multiple Access atau CDMA) maupun Global System for Mobile Communication

(GSM) serta layanan interkoneksi antar operator penyedia jaringan. Di luar

layanan telekomunikasi, Telkom juga berbisnis di bidang Multimedia berupa

konten dan aplikasi, melengkapi portofolio bisnis Perusahaan yang disebut TIME.

Bisnis telekomunikasi adalah fundamental platform bisnis Perusahaan yang

bersifat legacy, sedangkan portofolio bisnis lainnya disebut sebagai bisnis new

wave yang mengarahkan Perusahaan untuk terus berinovasi pada produk

berbasis kreatif digital. Hal tersebut mempertegas komitmen Telkom untuk terus

meningkatkan pendapatan di dalam situasi persaingan bisnis di industri ini yang

31

Page 48: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

38

sangat terbuka. Adalah obsesi Perusahaan untuk secara berkelanjutan

membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah menjadi perusahaan

dengan skala besar, dengan tetap mengutamakan peningkatan kesejahteraan

masyarakat luas. Selain itu, Perusahaan juga terus melakukan diversifikasi

usaha baik melalui merger ataupun akuisisi.

Gambar 4.1 Sejarah Singkat Telkom

Page 49: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

39

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan

Visi

Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan TIME di

kawasan regional.

Misi

- Menyediakan layanan TIME yang berkualitas tinggi dengan harga

yang kompetitif.

- Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia

Tujuan

Menjadi posisi terdepan dengan memperkokoh bisnis legacy dan

meningkatkan bisnis new wave untuk memperoleh 60% dari pendapatan

industri pada tahun 2015.

Page 50: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

40

4.1.3 Struktur Organisasi

Gambar 4.2 Bagan Struktur Organisasi Telkom

Sumber: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Annual Report), 2012

Page 51: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

41

4.2 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha

Berdasarkan keputusan Senior General Manager FBCC Perusahaan

Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Nomor: KV. 472/HK230/

FCC-A1000000/2011 tentang pedoman Dunning Mangement Billling & Collection

Center. Menetapkan pedoman pengelolaan Dunning Management yang dikelola

oleh TELKOM Finance, Billing & Collection Center unit Billing & Collection

dengan menetapkan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit yang terlibat

di dalam proses pengolahan penagihan dan pembayaran (Collection), serta

pengelolaan tunggakan, penerapan sanksi atau denda, pengelolaan cabutan

sampai dengan write off (dunning) pada semua segmen pelanggan dan semua

jenis layanan. (Lampiran 4)

4.3 Sanksi dan Denda

Berdasarkan keputusan direksi perusahaan perseroan (persero) PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk. Nomor: KD 34/ HK. 220/ COO-C0020000/2010

tentang denda dan isolir Sambungan Pokok Telepon, Sambungan Induk

Telepon, Flexi Classy, Flexi Home, Speedy, dan fasilitas Telekomunikasi di

Warung Telkom menetapkan bahwa keputusan ini dibuat sebagai pedoman bagi

DCS/DBS/DIVES dan DTF dalam memberlakukan ketentuan denda maupun

isolir Sambungan Pokok Telepon, Sambungan Induk Telepon, Flexi Classy, Flexi

Home, Speedy, dan Warung TELKOM bagi pelanggan yang belum melakukan

pembayaran tagihan sampai dengan batas akhir periode pembayaran bulan N.

Tujuan penetapan mengenai denda dan isolir adalah untuk mengurangi

atau menahan tingginya churn dengan memberikan waktu retensi yang cukup

bagi pelanggan.

Page 52: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

42

Adapun Matriks kebijakan sanksi denda dan isolir bagi Sambungan

Pokok Telepon, Sambungan Induk Telepon, Flexi Classy, Flexi Home, Speedy,

dan Warung TELKOM.

a. Sanksi Denda dan Isolir Sambungan Pokok Telepon, Sambungan Induk

Telepon, Flexi Classy dan Flexi Home

Pelanggan yang melaksanakan pembayaran tagihan Sambungan Pokok

Telepon, Sambungan Induk Telepon, dan Flexi Calssy atau Flexi Home di luar

periode pembayaran, dikenakan sanksi dengan pengaturan sebgai berikut:

Tabel 4.1 Matriks Kebijakan Sanksi Denda dan Isolir Sambungan Pokok

Telepon, Sambungan Induk Telepon, Flexi Classy dan Flexi Home

Tanggal Pembayaran

Sanksi Denda

Sanksi Isolir

Keterangan

5 s.d. 20 bulan N

- - Sesuai Periode pembayaran

21 s.d. akhir bulan N

5% dari total tagihan atau minimal Rp

5.000,-

Isolir Outgoing

-Isolir outgoing dapat dilakukan mulai

tanggal 21

-isolir outgoing dibuka sesaat setelah

Pelanggan melakukan pembayaran

tagihan dan denda

1 s.d. akhir bulan (N+1)

10% dari total tagihan

atau minimal Rp

10.000,-

Isolir Outgoing

-Status Pelanggan diisolir outgoing

-Isolir outgoing dibuka sesaat setelah

Pelanggan melakukan pembyaaran

tagihan dan denda

Page 53: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

43

Tanggal Pembayaran

Sanksi Denda

Sanksi Isolir

Keterangan

1 s.d. akhir bulan (N+2)

15% dari total tagihan

atau minimal Rp

15.000,-

Isolir Outgoing

-Status Pelanggan diisolir outgoing

-Isolir outgoing dibuka sesaat setelah

Pelanggan melakukan pembayaran

tagihan dan denda

-Apabila sampai dengan akhir periode

bulan (N+2) belum melakukan

pembayaran, maka dilakukan change

tariff abonemen=nol

1 s.d. akhir bulan (N+3)

15% dari total tagihan

atau minimal Rp

15.000,-

Isolir Outgoing

-Apabila selama periode bulan (N+2)

Pelanggan tersebut pernah

menerima penagihan (incoming call),

dan pada fasilitas telekomunikasi

tersebut tidak ada yang menerima,

maka status Pelanggan tetap isolir

outgoing

-Isolir Outgoing dibuka sesaat setelah

Pelanggan melakukan pembayaran

tagihan dan denda, selanjutnya

abonemen dikembalikan sesuai

ketentuan yang berlaku

-Selama belum melakukan

pembayaran, maka tagihan bulan

(N+3) dan seterusnya adalah nol.

Dicabut

-Apabila selama periode bulan (N+2)

Pelanggan tersebut tidak pernah

menerima panggilan (incoming call),

maka status fasilitas telekomunikasi

dicabut pada tanggal 1 bulan (N+4)

-Selama bulan (N+3) dilakukan

retensi sebagai upaya winback.

Sumber: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, 2012

Page 54: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

44

b. Sanksi Denda dan Isolir Speedy

Pelanggan Speedy yang melaksanakan pembayaran tagihan Speedy di

luar periode pembayaran, dikenakan sanksi dengan pengaturan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Matriks Kebijakan Sanksi Denda dan Isolir Speedy

Tanggal Pembayaran

Sanksi Denda

Sanksi Isolir

Keterangan

5 s.d. 20 bulan N

- - Sesuai Periode pembayaran

21 s.d. akhir bulan N

5% dari total tagihan atau minimal Rp

5.000,-

Tidak diisolir

-Tagihan bulan N yang harus dibayar adalah sebesar monthly fee ditambah excess usage (jika ada) bulan (N-1) ditambah denda

1 s.d. akhir bulan (N+1)

10% dari total tagihan

atau minimal Rp

10.000,-

Diisolir

-Diisolir mulai tanggal 1 bulan (N+1) -Dibuka isolir sesaat setelah Pelanggan melakukan pembayaran tagihan

-Tagihan yang harus dibayar adalah tagihan bulan N berikut denda dan tagihan bulan (N+1)

-Apabila sampai dengan akhir bulan N+1 Pelanggan belum membayar tagihan dan denda, maka dilakukan change tariff abonemen= nol

1 bulan (N+2) s.d. akhir

bulan (N+3)

15% dari total tagihan

atau minimal Rp

15.000,-

Diisolir

-Diisolir -Change tariff abonemen= nol -Dilakukan caring agar Pelanggan melunasi tunggakan

-Apabila Pelanggan melakukan pembayaran, isolir speedy dikembalikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

1 s.d. akhir bulan (N+4)

15% dari total tagihan

atau minimal Rp

15.000,-

Dicabut

-Dicabut mulai tanggal 1 bulan N+4 -Setelah Pelanggan melunasi tagihan ditambah denda, apabila Pelanggan mengajukan pasang kembali, maka dilayani sesuai dengan prosedur pasang baru yang berlaku.

Sumber: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, 2012

Page 55: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

45

c. Sanksi Denda dan Isolir Fasilitas Telekomunikasi Warung TELKOM

Pengelola Warung TELKOM yang melaksanakan pembayaran di luar

periode pembayaran khusus untuk Pengelola Warung TELKOM, maka kepada

Pengelola Warung TELKOM yang bersangkutan dikenakan sanksi dengan

pengaturan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Matriks Kebijakan Sanksi Denda dan Isolir Warung TELKOM

Tanggal Pembayaran

Sanksi Denda

Sanksi Isolir

Keterangan

1 s.d. 10 bulan N

- - melakukan pembayaran sesuai periode pembayaran Warung TELKOM

11 s.d. akhir bulan N

5% dari total tagihan

atau minimal Rp

5.000,-

Diisolir total

semua SST

-Diisolir total semua SST mulai tanggal 11 bulan N

-Dibuka isolir total semua SST sesaat setelah pengelola Warung TELKOM melakukan pembayaran tagihan dan denda

1 s.d. akhir bulan (N+1)

10% dari total tagihan

atau minimal Rp

10.000,-

Dicabut semua SST

-Diisolir total semua SST mulai tanggal 11 bulan N

-Dicabut semua SST pada tanggal 1 bulan N+1

-Setelah Pengelola Warung TELKOM melunasi tagihan dan denda, apabila yang bersangkutan mengajukan pasang kembali maka dikenakan biaya sesuai ketentuan biaya PSB

1 s.d. akhir bulan (N+2)

15% dari total tagihan

atau minimal Rp

15.000,-

Dicabut semua

SST dan semua SST

tersebut dapat

dipasarkan

-Diisolir total semua SST mulai tanggal 11 bulan N

-Dicabut semua SST pada tanggal ! bulan N+1

-Pemutusan PKS secara sepihak oleh TELKOM

-Setelah Pengelola Warung TELKOM melunasi tagihan dan denda, apabila ybs mengajukan pasang kembali maka dilayani sesuai dengan prosedur pengajuan PKS sebagai Pengelola Warung TELKOM

Sumber: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, 2012

Page 56: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

46

4.4 Kriteria pengukuran Efektifitas Piutang

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, beberapa metode

analisis yang digunakan untuk mengukur efektifitas piutang usaha perusahaan

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., antara lain:

e. Receivable Turn Over (RTO)

f. Average Collection Period (ACP)

g. Average Investment of Receivable

h. Current Ratio (CR)

Page 57: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

47

Tabel 4.4 Piutang Usaha PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2007-2011

(dalam miliaran rupiah)

Sumber : PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, 2012

Tahun Saldo Awal Saldo Akhir Total Piutang Penjualan

Kredit Aset Lancar Utang Lancar

2007 784.789 1.100.456 1.885.245 17.491.964 15.978.000 21.018.000

2008 1.100.456 1.203.905 2.304.361 21.055.076 14.622.000 27.218.000

2009 1.203.905 1.273.550 2.477.455 22.522.318 16.095.000 26.892.000

2010 1.273.550 1.277.983 2.551.553 20.055.875 18.729.000 20.473.000

2011 1.277.983 1.283.233 2.561.216 18.514.814 21.258.000 22.189.000

Total 5.640.683 6.139.127 11.779.830 99.640.047 86.682.000 117.790.000

41

Page 58: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

48

4.5 Receivable Turn Over

Perputaran piutang yang semakin tinggi adalah semakin baik karena

modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk piutang akan semakin rendah. Naik

turunnya perputaran piutang ini akan dipengaruhi oleh hubungan perubahan

penjualan dengan perubahan piutang. Perubahan perputaran piutang dari tahun

ke tahun atau perbedaan perputaran piutang antar perusahaan merupakan

refleksi dari variasi kebijaksanaan pemberian kredit atau variasi tingkat

kemampuan dalam pengumpulan piutang.

π‘…π‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘› π‘‚π‘£π‘’π‘Ÿ = 𝑛𝑒𝑑 π‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘ π‘ π‘Žπ‘™π‘’

π‘Žπ‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ π‘Ÿπ‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ (1)

π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž =π‘ π‘Žπ‘™π‘‘π‘œ π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™+π‘ π‘Žπ‘™π‘‘π‘œ π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ

2

Adapun hasil perhitungan dari Receivable Turn Over adalah sebagai

berikut :

a. Tahun 2007

𝑅𝑇𝑂 =17.491.964

942.622,5= 18,557

π‘…π‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘…π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” =784.789 + 1.100.456

2= 942.622,5

b. Tahun 2008

𝑅𝑇𝑂 =21.055.076

1.152.180,5= 18,274

π‘…π‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘…π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” =1.100.456 + 1.203.905

2= 1.152.180,5

c. Tahun 2009

𝑅𝑇𝑂 =22.522.318

1.238.727,5= 18,181

π‘…π‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘…π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” =1.203.905 + 1.273.550

2= 1.238.727,5

Page 59: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

49

d. Tahun 2010

𝑅𝑇𝑂 =20.055.875

1.275.776,5= 15,720

π‘…π‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘…π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” =1.273.905 + 1.277.983

2= 1.275.776,5

e. Tahun 2011

𝑅𝑇𝑂 =18.514.814

1.280.608= 14,457

π‘…π‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘…π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” =1.277.983 + 1.283.233

2= 1.280.608

Hasil perhitungan Receivable Turn Over di atas dapat dilihat pada table

4.5 berikut:

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

(dalam miliaran rupiah)

Tahun Penjualan Kredit Rata-Rata Piutang RTO Perubahan

RTO

2007 17.491.964 942.622,5 18,557 -

2008 21.055.076 1.152.180,5 18,274 (0,283)

2009 22.522.318 1.238.727,5 18,181 (0,093)

2010 20.055.875 1.275.776,5 15,720 (2,461)

2011 18.514.814 1.280.608 14,457 (1,263)

Sumber: Data diolah, 2012

Receivable Turn Over (RTO) perusahaan Telkom pada tahun 2007-2011

terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Perubahan RTO tertinggi terjadi

pada tahun 2010 yaitu 2,461 kali karena pada tahun 2010 RTO 15,720

sedangkan pada tahun 2009 adalah 18,181 kali. RTO pada tahun 2007

merupakan RTO tertinggi yang dicapai perusahaan, hal ini disebabkan rata-rata

piutang perusahaan sebesar 942.622,5 yang merupakan rata-rata piutang

Page 60: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

50

terendah dalam lima tahun terakhir. Rata-rata piutang yang rendah menunjukkan

bahwa penjualan kredit rendah yang menyebabkan tingginya perputaran piutang,

dimana kita ketahui bahwa semakin tinggi RTO semakin baik karena modal kerja

yang tertanam dalam piutang semakin rendah.

4.6 Average Investment of Receivable

Dana yang tertanam di dalam piutang dalam satu kali perputaran,

dimana nilainya tergantung jumlah penjualan & periode kredit. Semakin lama

periode kredit, semakin besar dana yang tertanam dalam piutang,dan

sebaliknya.

π΄π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ πΌπ‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘šπ‘’π‘›π‘‘ π‘œπ‘“ π‘…π‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ = π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘œπ‘ π‘‘ π‘œπ‘“ π‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘ π‘ π‘Žπ‘™π‘’

π‘Ÿπ‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘› π‘œπ‘£π‘’π‘Ÿ (2)

Adapun hasil perhitungan dari Average Investment of Receivable adalah

sebagai berikut:

a. Tahun 2007

𝐴𝐼𝑂𝑅 = 17.491.964

18,557= 942.607,32

b. Tahun 2008

𝐴𝐼𝑂𝑅 = 21.055.076

18,274= 1.152.187,6

c. Tahun 2009

𝐴𝐼𝑂𝑅 = 22.522.318

18,181= 1.238.783,2

d. Tahun 2010

𝐴𝐼𝑂𝑅 = 20.055.875

15,720= 1.275.819

i. Tahun 2011

𝐴𝐼𝑂𝑅 = 18.514.814

14,457= 1.280.681,6

Page 61: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

51

Hasil perhitungan Average Investment of Receivable di atas dapat dilihat

pada table 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Average Investment of Receivable

(dalam miliaran rupiah)

Tahun Total Penjualan Kredit RTO (kali) AIOR Perubahan

AIOR

2007 17.491.964 18,557 942.607,32 -

2008 21.055.076 18,274 1.152.187,6 209.580,28

2009 22.522.318 18,181 1.238.783,2 86.595,6

2010 20.055.875 15,720 1.275.819 37.035,8

2011 18.514.814 14,457 1.280.681,6 4.862,6

Sumber: Data diolah, 2012

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa Average Investmen of Receivable

perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007

kinerja perusahaan membaik, dimana AIOR mencapai titik terendah, yaitu

942.607,32 (miliar). Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan

penjualan secara kredit hingga sebesar 17.491.964 (miliar) dan perputaran

piutang tertinggi selama lima tahun terakhir yaitu sebesar 18.557 (miliar).

Namun, pada tahun 2008 terjadi peningkatan penjualan kredit sebesar

3.563.1112 (miliar) dari tahun sebelumnya Pada tahun 2009, terjadi peningkatan

kembali pada piutang menjadi 22.522.318 dan penurunan pada RTO menjadi

18,181 yang menyebabkan peningkatan nilai pada AIOR dari 1.152.187,6

menjadi 1.238.783,2 (miliar).

Pada tahun 2010, AIOR mengalami kenaikan sebesar 37.035,8 yaitu dari

1.238.783,2 menjadi 1.275.819 (miliar) Pada tahun 2011, perubahan pada nilai

investasi piutang hanya menunjukkan angka perubahan sebesar 4.862,6 (miliar)

Page 62: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

52

dan juga merupakan angka perubahan terkecil selama lima tahun. Hal ini

disebabkan karena menurunnya angka penjualan kredit dan perputaran piutang.

4.7 Average Collection Period

Semakin lama rata-rata piutang berarti semakin besar dana yang

tertanam pada piutang. Semakin besar hasil average collection period

menunjukkan bahwa perusahaan belum melakukan efisiensi dalam penagihan

piutangnya.

π΄π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ πΆπ‘œπ‘™π‘™π‘’π‘π‘‘π‘–π‘œπ‘› π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘–π‘œπ‘‘ = 360

π‘…π‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘›π‘‚π‘£π‘’π‘Ÿ (3)

Adapun hasil perhitungan dari Average Investment of Receivable adalah

sebagai berikut:

a. Tahun 2007

𝐴𝐢𝑃 = 360

18,557= 19,4

b. Tahun 2008

𝐴𝐢𝑃 = 360

18,27419,7

c. Tahun 2009

𝐴𝐢𝑃 = 360

18,18181819,8

d. Tahun 2010

𝐴𝐢𝑃 = 360

15,720= 22,9

e. Tahun 2011

𝐴𝐢𝑃 = 360

14,457= 24,9

Page 63: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

53

Hasil perhitungan Average Collection Period di atas dapat dilihat pada

table 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Average Collection Period (ACP)

Tahun RTO (kali) ACP(hari) Perubahan ACP

2007 18,557 19,4 -

2008 18,274 19,7 0,3

2009 18,181 19,8 0,1

2010 15,720 22,9 3,1

2011 14,457 24,9 2

Sumber: Data diolah, 2012

Dari data pada tabel di atas, diketahui bahwa perusahaan belum efektif

dalam pengelolaan piutangnya karena terus mengalami peningkatan ACP setiap

tahunnya. Pada tahun 2011 perusahaan memiliki efektivitas penagihan piutang

yang paling tinggi pada lima tahun terakhir yaitu 24,9 hari dengan angka

perubahan dua (2) hari dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 dengan ACP

22,9 hari.

Pada tahun 2007 RTO perusahaan tertinggi selama lima tahun terakhir

yaitu sebesar 18,557 kali dengan nilai ACP 19,4 hari. Sementara pada tahun

2008 RTO menurun menjadi 18,274 kali dengan nilai ACP yang meningkat 0,3

dari tahun sebelumnya. Perusahaan mengalami penurunan RTO sebesar 93 kali

dibandingkan tahun 2008 yang menyebabkan terjadi penurunan ACP sebesar

0,1 hari. Pada tahun 2010 perusahaan mengalami perubahan ACP sebesar 3,1

dari tahun 2009 dengan nilai RTO 15,720 dan nilai ACP 22,9 hari.

Secara umum perusahaan masih berada pada ACP yang belum terlalu

baik khususnya berdasarkan ketetapan pembayaran yang dimilki perusahaan.

Page 64: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

54

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui juga bahwa pelanggan yang

mengunakan jasa Telkom masih memiliki kecenderungan menunggak

pembayaran rekening tagihan.

4.8 Likuiditas

Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Aktiva lancar yang

dimaksud termasuk kas, piutang, surat berharga, dan persediaan. Dari aktiva

lancar tersebut, persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang likuid

dibanding dengan yang lain.

πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ =πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑

πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ πΏπ‘–π‘Žπ‘™π‘–π‘π‘–π‘™π‘–π‘‘π‘–π‘’π‘ π‘₯100% (4)

Adapun hasil perhitungan dari Current Rtaio adalah sebagai berikut:

a. Tahun 2007

𝐢𝑅 = 15.978

21.018π‘₯100% = 76,0%

b. Tahun 2008

𝐢𝑅 = 14.622

27.218π‘₯100% = 53,75%

c. Tahun 2009

𝐢𝑅 = 16.095

26.892π‘₯100% = 59,9%

d. Tahun 2010

𝐢𝑅 = 18.729

20.473π‘₯100% = 91,5%

e. Tahun 2011

𝐢𝑅 = 21.258

22.189π‘₯100% = 95,8%

Page 65: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

55

Hasil perhitungan Current Ratio di atas dapat dilihat pada tabel 4.8

berikut:

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Current Ratio (CR)

(dalam miliaran rupiah)

Tahun Current

Asset

Current

Lialibilities Current Ratio Perubahan CR

2007 15.978 21.018 76,0% -

2008 14.622 27.218 53,57% (22,43%)

2009 16.095 26.892 59,9% 6,33%

2010 18.729 20.473 91,5% 31,6%

2011 21.258 22.189 95,8% 4,3%

Sumber: Data diolah, 2012

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio lancar perusahaan

mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 kinerja perusahaan

membaik, dimana rasio lancar mencapai titik tertinggi, yaitu sebesar 76,0 %. Hal

ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan utang jangka pendek menjadi

21.018 miliaran rupiah walaupun jumlah total asset lancarnya berada pada titik

kedua terendah selama lima tahun terakhir yaitu sebesar 15.978 miliar rupiah.

Namun, pada tahun 2008 terjadi peningkatan utang lancar sebesar 6.200 miliar

rupiah dari tahun sebelumnya yaitu 27.218 miliar rupiah atau rasio lancar turun

menjadi 53,57% atau mengalami perubahan sebesar 22,43%. Pada tahun 2009,

terjadi peningkatan pada asset lancar dan penurunan pada utang lancar masing-

masing sebesar 16.095 miliar rupiah dan 26.892 miliar rupiah yang

menyebabkan peningkatan nilai pada rasio lancar dari 53,57% menjadi 59,9%.

Pada tahun 2010, rasio lancar mengalami peningkatan sebesar 2.634

miliar rupiah dari tahun 2009 yaitu dari 16.095 mrnjadi 18.729 miliar rupiah,

Page 66: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

56

dimana jumlah asset lancar dan utang lancar tersebut menyebabkan perubahan

rasio lancar sebesar 31,6% yang juga merupakan persentase perubahan current

ratio terbesar selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2011, perubahan pada

current ratio hanya menunjukkan angka 4,3% dan juga merupakan persentase

terkecil selama lima tahun. Hal ini disebabkan karena meningkatnya current

asset menjadi 21.258 miliar rupiah dan current lialibilities yang juga cukup besar

yaitu 22.189 miliar rupiah. Hal tersebut menyebabkan persentase pada current

ratio sangat besar yaitu 95,8%.

4.9 Hubungan Antar Variabel

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis di atas dapat di jelaskan

hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian. Dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan RTO, AIOR, ACP, dan CR

Tahun Perubahan

RTO (Kali)

Perubahan AIOR

(miliaran Rp) ACP (hari) CR

2007 - - - -

2008 (0,283) 209.580,28 0,3 22,43%

2009 (0,093) 86.595,6 0,1 ( 6,33% )

2010 (2,461) 37.035,8 3,1 ( 31,6% )

2011 (1,263) 4.862,6 2 ( 4,3% )

Sumber: Data diolah, 2012

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa kinerja yang dicapai

perusahaan dalam mengendalikan piutang perusahaan semakin menurun setiap

tahunnya yang menyebabkan penurunan likuiditas perusahaan. Seperti telah

dibahas pada bab sebelumnya, likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan

Page 67: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

57

untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya.

Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva

yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga,

piutang, dan persediaan.. Hasil penelitian ini menunjukkan kesesuaian dengan

teori tersebut.

Perusahaan mengalami penurunan efisiensi dalam mengelola piutang,

hal ini terlihat dari RTO, AIOR, dan ACP yang prestasinya terus menurun setiap

tahunnya. Penurunan ini juga berpengaruh terhadap current ratio perusahaan.

Dimana kita mengetahui bahwa pengelolaan piutang yang tidak efektif akan

memengaruhi tingkat likuiditas perusahaan karena piutang merupakan aktiva

yang mudah diubah menjadi kas. Berpedoman pada prinsip RTO bahwa semakin

tinggi perputaran piutang maka semakin baik prestasi yang dicapai sebuah

perusahaan, begitupula pada investasi piutang, semakin rendah investasi dalam

piutang maka semakin baik presetasi perusahaan, dan semakin rendah periode

pengumpulan piutang maka semakin baik tingkat likuiditas sebuah perusahaan.

Perusahaan belum efisien dalam hal pengelolaan piutangnya dikarenakan

berbagai faktor, salah satunya adalah dengan pertimbangan bahwa jika standar

kredit diperketat, kemungkinan besar akan terjadi penurunan jumlah pelanggan

dikarenakan jumlah pesaing yang cukup banyak.

Page 68: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

58

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian yang telah dilakukan pada

bab sebelumnya Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:

a. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Persero) dalam melaksanaan

penerapkan prosedur pengelolaan dan sistem pengendalian piutang

belum efisien untuk meningkatkan likuiditas perusahaan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa optimalisasi manajemen piutang

Perusahaan yang efektif memang berbanding lurus dengan likuiditas

karena semakin menurunnya prestasi RTO, AIOR, dan ACP

menyebabkan penurunan pada likuiditas perusahaan.

b. Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2007 sangat meningkat

yaitu sebesar 18,557 kali, sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu

pada tahun 2011 sebesar 14,457 kali. Peningkatan RTO di tahun

2007 yang mencapai nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat

kepedulian dan kerja sama dari manajemen.

c. Average Investment of Receivable (AIOR) pada tahun 2007 sangat

rendah yaitu sebesar 942.607,32 miliar, sedangkan nilai AIOR yang

tertinggi yaitu pada tahun 2011 sebesar 1.280.681,6 miliar.

Peningkatan AIOR di tahun 2011 yang mencapai nilai tertinggi

disebabkan tingginya tingkat penjualan secara kredit.

d. Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-

ACP) lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan

oleh perusahaan, terutama nilai pada tahun 2011, dimana nilai

52

Page 69: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

59

Average Collection Periodnya mencapai 24,9 hari. Ini berarti

perusahaan belum efektif dalam mengelola piutang usahanya, sebab

standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh perusahaan

adalah batas pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-

lambatnya 1 s.d. 10 bulan N, dan 5 s.d. 20 bulan N sejak nota tagihan

diterima oleh pengguna jasa.

5.2 Saran

a. Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik, sehingga persentase

penagihan dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah

investasi dalam piutang timbulnya risiko kerugian piutang.

b. Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan

denda yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran

nota tagihan sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah

ditentukan.

c. Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang

atau penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan

piutang agar tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin

meningkat sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak

terlalu besar.

Page 70: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

60

DAFTAR PUSTAKA

Alam, Syamsu. 2010. Manajemen Keuangan I. Makassar: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin

Alexandri, Benny. 2009. Manajemen Keuangan Bisinis. Edisi Kedua. Penerbit Alfabeta. IKAPI. Bandung.

Annual Report 2011. Melaju Melampaui Batas Telekomunikasi .Laporan Tahunan 2011 PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (www.idx.co.id) (diakses 18 oktober 2012)

Hadirah.Isdiati. 2010. Analisis Cadangan Kerugian Piutang Aeronautika Pada

Makassar Air Traffic Service Center PT Angkasa Pura I (Persero). Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Ujung Pandang (Tidak Dipublikasikan)

Halim, Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis. Malang: Penerbit Ghalia Indonesia.

Kasmir. 2011.Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Keempat, Rajawali Pers. Jakarta

Keown, J. Arthur, Scott, F. David Jr., Martin, D. Jhon, & Pretty William J., 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh, Salemba Empat, Jakarta.

Keputusan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Nomor: KD 34./HK 220/COO-C0020000/2010 tentang

Denda dan Isolir

Martono & Harjito, 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima, Ekonisia, Jakarta.

Martono dan Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh). Ekonisia; Yogyakarta.

Munawir, S. 2002. Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty

Yogyakarta.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta :Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada.

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan. BPFE. Yogyakarta

Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Rajawali Pers. Jakarta

60

Page 71: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

61

Siahaan, Debora, 2009. Analisis Penerapan Kebijakan Manajemen

Piutang Serta Pengaruhnya Terhadap Cash Ratio, Net Profit Margin Dan Earning Power pada PT. Wijaya Indonesia Makmur Bicycle Industry CabangSetia Budi Medan. Skripsi Universitas

Sumatera Utara.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung.

Warren & Reeve. 2006. Pengantar Akuntansi. Buku Satu, Edisi Kedua puluh

satu. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Page 72: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

62

YAMINA JAYA Photocopy & Printing KANTIN RAMSIS UNHAS Phone: 081342933050

Page 73: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

63

LAMPIRAN

1

Page 74: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

64

BIODATA

Identitas Diri

Nama : Nurafiah

Tempat, Tanggal Lahir : Watampone, 12 Maret 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : BTN Dewi Kumalasari AC 19/1, Daya

No. HP : 085298334141

Alamat email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

Pendidikan Formal Tahun 1991-2003 :SD Negeri 23 Jeppe’e

Tahun 2003-2006 : SMP Negeri 2 Watampone

Tahun 2006-2009 : SMA Negeri 4 Watampone

Pendidikan Nonformal :

Riwayat Prestasi

Prestasi Akademik :

Prestasi Nonakademik :

Pengalaman

Organisasi :

Kerja : Bank BRI Cabang Watampone

Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.

Makassar,24 November 2012

NURAFIAH

Page 75: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

65

LAMPIRAN

2

Page 76: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

66

Lampiran 2

Tabel 2.3 Peta Teori

No. Penulis/Topik/Judul

Buku/Artikel Tujuan Penelitian/

Penulisan Buku/ Artikel Konsep/ Teori/

Hipotesis Variabel Penilitian dan

Teknik Analisis Hasil Penilitian/ Isi Buku

1 Gita GaneshaPutri., 2012. Penerapan kebijakan manajemen piutang dan pengaruhnya terhadap cash ratio, net profit margin, dan earning power Pada pt. Angkasa pura i (persero) Cabang bandar udara sultan hasanuddin makassar )

1. Untuk mengetahui penerapan kebijakan piutang pada PT. Angkasa Pura I (Persero)

2. Untuk mengetahui pengaruh Average Collection Period terhadap Cash Ratio pada PT. Angkasa Pura I (Persero)

3. Untuk mengetahui pengaruh Average Collection Period terhadap Net Profit Margin pada PT. Angkasa Pura I (Persero)

4. Untuk mengetahui pengaruh Average Collection Period terhadap Earning Power pada PT. Angkasa Pura I (Persero)

1. Diduga Average Collection Period berpengaruh terhadap Cash Ratio PT. Angkasa Pura I (Persero)

2. Diduga Average Collection Period berpengaruh terhadap Net Profit Margin pada PT. Angkasa Pura I (Persero)

3. Diduga average collection period berpengaruh terhadap earning power PT. Angkasa Pura I (Persero)

Variabel: a. Independen 1. Cash Ratio, 2. Net Profit Margin,

dan 3. Earning Power. b. Dependen

Jangkawaktu rata-rata pengumpulanpiutang

c. TeknikAnalisis: Analisisregresiberganda

1. Berdasarkan penilaianinternal diperoleh kesimpulan bahwa kebijakan manajemen piutang pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Sultan Hasanuddin Makassar telah cukup efektif dalam melakukan penagihan piutang kepada para kreditur sehingga angka rata-rata pengumpulan piutangnya lebih kecil dibandingkan dengan syarat kredit yang diberlakukan.

2. Average Collection Period berpengaruh positif terhadap Cash Ratio.

3. Average Collection Period berpengaruh positif terhadap Net Profit Margin.

4. Average Collection Period berpengaruh positif terhadap Return on Investment,

Page 77: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

67

Lanjutan Tabel 2.3

No. Penulis/ Topik/

Judul Buku/ Artikel Tujuan Penelitian/

Penulisan Buku/ Artikel Konsep/ Teori/

Hipotesis Variabel Penilitian

dan Teknik Analisis Hasil Penilitian/ Isi Buku

2 Indrajit Wicaksana., 2011.Analisis Pengaruh Pengendalian Piutang Terhadap Efektivitas Arus Kas

1. Mengetahui sistem manajemen piutang yang dijalankan pada PT. Z?

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang PT. Z?

1. Diduga system manajemenpiutang yang dijalankan PT Z telahsesuaidengan SOP

2. Diduga factor-faktor yang memengaruhipiutang PT Z adalahketentuanpenjualan, persentasepenjualankredit, tipepelanggan, danusahapenagihan.

Variabel: 1. System

pengendalianpiutang

2. Laporankeuangan

Teknik Analisis: Analisis data yang digunakananalisis per komponen, analisis trend, analisis cash conversion cycle, dan analisis rasio keuangan

1. Berdasarkan analisis terhadap sistem manajemen piutang yang dilakukan, PT. Z telah melakukan proses manajemen, pengelolaan, dan pengendalian piutang berdasarkan SOP yang telah ditetapkan olehperusahaan, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan SOP.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah piutang seperti persentase penjualan kredit, ketentuan penjualan, tipe pelanggan, dan usaha penagihan, PT. Z memiliki jumlah piutang yang cukup besar pada laporan neraca terutama dipengaruhi oleh besarnya persentase penjualan kredit dan usaha penagihan yang dilakukan.

Page 78: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

68

LAMPIRAN

3

Page 79: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

69

Page 80: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

70

Page 81: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

71

Page 82: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

72

Page 83: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

73

Page 84: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

74

Page 85: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

75

Page 86: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

76

LAMPIRAN

4

Page 87: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

77

Page 88: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

78

Page 89: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

79

Page 90: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

80

Page 91: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

81

Page 92: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

82

Page 93: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

83

Page 94: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

84

Page 95: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

85

Page 96: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

86

Page 97: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

87

Page 98: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

88

Page 99: Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah

89