skripsi lengkap -feb-akuntansi-ayu ardhillah anwar.pdf

Upload: tian-as-star

Post on 13-Apr-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    1/100

    i

    SKRIPSI

    ANALISIS PERSPEKTIF STAKEHOLDER

    TERHADAP IMPLEMENTASI

    CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

    (Studi Kasus pada PT Samsung Electronics Indonesia)

    AYU ARDHILLAH ANWAR

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2013

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    2/100

    ii

    SKRIPSI

    ANALISIS PERSPEKTIF STAKEHOLDER

    TERHADAP IMPLEMENTASI

    CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

    (Studi Kasus pada PT Samsung Electronics Indonesia)

    sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

    gelar Sarjana Ekonomi

    disusun dan diajukan oleh

    AYU ARDHILLAH ANWAR

    A31107101

    kepada

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2013

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    3/100

    iii

    SKRIPSI

    ANALISIS PERSPEKTIF STAKEHOLDER

    TERHADAP IMPLEMENTASI

    CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

    (Studi Kasus pada PT Samsung Electronics Indonesia)

    disusun dan diajukan oleh

    AYU ARDHILLAH ANWARA31107101

    telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

    Makassar, April 2013

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak. Drs. Syahrir, M.Si., Ak.

    NIP 19650925 199002 2 001 NIP 19660329199403 1 003

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Akuntansi

    Dr. H. Abdul Hamid Habbe, S.E., M.Si.

    NIP 19630515 199203 1 003

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    4/100

    iv

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    5/100

    v

    PERNYATAAN KEASLIAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

    nama : Ayu Ardhillah Anwar

    NIM : A31107101

    jurusan : Akuntansi

    dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul:

    Analisis Perspektif Stakeholder terhadap Implementasi

    Corporate Social Responsibi l i ty (CSR)

    (Studi Kasus pada PT Samsung Electronics Indonesia)

    Adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang sepengetahuan saya di dalam

    naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang

    lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak

    terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

    kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam

    sumber kutipan atau daftar pustaka.

    Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan

    terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

    tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

    Makassar, 23 Mei 2013

    Yang membuat pernyataan,

    Ayu Ardhillah Anwar

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    6/100

    vi

    PRAKATA

    Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

    dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini

    merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada

    Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

    Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    membantu terselesaikannya skripsi ini. Pertama-tama, ucapan terima kasih

    peneliti berikan kepada Ibu Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak dan Bapak Drs.

    Syahrir, M.Si., Ak selaku dosen pembimbing atas waktu yang telah diluangkan

    untuk membimbing, memberi motivasi, dan memberi bantuan literatur, serta

    diskusi-diskusi yang telah dilakukan dengan peneliti.

    Ucapan terima kasih juga peneliti tujukan kepada Bapak Salim Azwar

    selaku Senior Manager Departemen Accounting atas pemberian izin kepada

    peneliti untuk melakukan penelitian di PT. Samsung Electronics Indonesia

    beserta staf akuntansi yang telah memberi andil yang sangat besar dalam

    pelaksanaan penelitian ini. Kepada camat setempat, yakni Bapak Drs. H.

    Abdullah Karim, M.Si, peneliti juga menghaturkan terima kasih atas izin

    melakukan penelitian di kantor pemerintahan. Semoga bantuan yang diberikan

    oleh semua pihak mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

    Terakhir, ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Anwar Alam, M.Si dan

    Ibu Wahyuni, S.Ag selaku orang tua dari peneliti, saudari Arwiny Fajriah Anwar,

    S.E., dan Ira Maghfirah Anwar, serta suami peneliti, Bapak Imran Saing, atas

    bantuan, nasehat, dan motivasi yang diberikan selama penelitian skripsi ini.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    7/100

    vii

    Semoga semua pihak mendapatkan kebaikan dari-Nya atas bantuan yang

    diberikan hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

    Skripsi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima bantuan

    dari berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi ini

    sepenuhnya menjadi tanggungjawab peneliti dan bukan para pemberi bantuan.

    Kritik dan saran yang membangun akan lebih menyempurnakan skripsi ini.

    Makassar, 20 Mei 2013

    Ayu Ardhillah Anwar

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    8/100

    viii

    ABSTRAK

    Analisis Perspektif Stakeholder terhadapImplementasi Corpo rate Socia l Respon sib i l i ty(CSR)

    (Studi Kasus pada PT Samsung Electronics Indonesia)

    Analysis o f Stakeholder Perspect ives on the

    Imp lementat ion o f Corpo rate Socia l Respon sib i l i ty (CSR)

    (case stud y on PT Samsung Electron ics Indonesia)

    Ayu Ardhillah AnwarDr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak

    Drs. Syahrir, M.Si., Ak

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perspektif stakeholder terhadapimplementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) serta mengetahuipengembangan konsep Community Development pada implementasi programCSR pada PT Samsung Electronics Indonesia. Data penelitian diperoleh daridata primer berupa angket dan wawancara langsung dengan narasumber.Temuan penelitian menunjukkan bahwa setiap stakeholder yang diteliti memilikipandangan masing-masing terhadap program CSR PT SEIN, mulai darikaryawan, pihak manajemen, pemerintah, pemilik perusahaan, dan masyarakatlokal. Secara umum, para stakeholder menilai bahwa program CSR PT SEIN

    sudah berjalan dengan baik sesuai tujuan masing-masing stakeholder, kecualiuntuk pihak pemerintah yang menilai bahwa implementasi CSR PT SEIN masihbelum optimal menerapkan konsep Community Development.

    Kata kunci: Perspektif Stakeholder, Corporate Social Responsibility, CommunityDevelopment

    This study aims to analyze the perspectives of stakeholders on theimplementation of its Corporate Social Responsibility (CSR) and to know thedevelopment of the concept of Community Development on the implementationof CSR programs on PT Samsung Electronics Indonesia. Data were obtained

    from the primary data in the form of questionnaires and interviews withinformants. Research findings showed that every stakeholder who has studiedthe views of each of the CSR program PT Sein, ranging from employees,management, government, business owners, and local communities. In general,the stakeholders considered that the CSR program PT Sein has been going wellfor the purpose for each stakeholder, except for the government considered thatthe implementation of CSR PT Sein still not optimal to implement the concept ofCommunity Development.

    Keywords : Stakeholder Perspective, Corporate Social Responsibility,Community Development

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    9/100

    ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN SAMPUL .. iHALAMAN JUDUL .. iiHALAMAN PERSETUJUAN . iiiHALAMAN PENGESAHAN ... ivHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... vPRAKATA viABSTRAK viiiDAFTAR ISI .......................... ixDAFTAR LAMPIRAN . xi

    BAB I PENDAHULUAN .... . 11.1 Latar Belakang .. 11.2 Rumusan Masalah 81.3 Tujuan Penelitian ........................ 81.4 Kegunaan Penelitian .......................... 9

    1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 91.4.2 Kegunaan Praktis 9

    1.5 Sistematika Penulisan .. 9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 112.1 Definisi Perspektif Stakeholder... 112.2 Stakeholder 11

    2.2.1 Definisi Stakeholder 112.2.2 Teori Stakeholder 132.2.3 Teori Legitimasi 17

    2.3 Corporate Social Responsibility (CSR) . 182.3.1 Definisi CSR . 182.3.2 Perkembangan CSR ... 202.3.3 Implementasi CSR .. 25

    2.4 Community Development 272.5 Penelitian Terdahulu 30

    BAB III METODA PENELITIAN .. 323.1 Rancangan Penelitian . 323.2 Kehadiran Peneliti . 323.3 Lokasi Penelitian .. 323.4 Sumber Data .. 333.5 Teknik Pengumpulan Data .. 343.6 Teknik Pengambilan Sampel . 353.7 Teknik Analisis Data . 36

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    10/100

    x

    BAB IV HASIL PENELITIAN 384.1 Gambaran Umum PT.Samsung Electronics Indonesia .. 38

    4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan . 384.1.2 Filosofi dan Nilai Perusahaan 41

    4.1.2.1 Filosofi Samsung 414.1.2.2 Nilai-nilai Samsung 41

    4.1.3 Struktur Organisasi .. 434.2 Kegiatan Corporate Social Responsibility(CSR) PT Samsung

    Electronics Indonesia (PT SEIN) . 464.3 Implementasi Program Corporate Social Responsibility(CSR)

    pada PT Samsung Electronics Indonesia (PT SEIN) menurut

    Perspektif Stakeholder Perusahaan ... 554.3.1 Perspektif Karyawan (Employee) . 564.3.2 Perspektif Manajemen (Management) . 65

    4.3.3 Perspektif Pemerintah (Government) .. 704.3.4 Perspektif Pemilik Perusahaan (Shareholder/Investor) 724.3.5 Perspektif Masyarakat Lokal (Local Communities) 74

    BAB V PENUTUP . 775.1 Kesimpulan 775.2 Saran .. 795.3 Keterbatasan Penelitian .. 79

    DAFTAR PUSTAKA ... 80

    LAMPIRAN .. 83

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    11/100

    xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1 Biodata 83

    2 Kuesioner 84

    3 Data Keuangan PT Samsung Electronics . 88

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    12/100

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Secara umum tujuan utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah

    mencari keuntungan (profit). Dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus

    menaati semua peraturan hukum yang berlaku di sebuah negara, mulai dari

    aturan perburuhan hingga aturan kelestarian lingkungan. Korporasi pada saat ini

    bukan lagi hanya berorientasi pada keuntungan saja melainkan wajib

    memperhatikan kehidupan sosial, ekonomi dan lingkungan. Isu-isu tentang

    kurangnya kesejahteraan masyarakat sekitar, kerusakan lingkungan, perlakuan

    tidak adil bagi pekerja dan lain sebagainya menjadi hal yang tengah hangat

    dibicarakan.

    Perlu untuk diakui bahwa industri atau perusahaan skala besar telah

    mampu memberikan kontribusi pada perekonomian nasional, namun tidak

    dipungkiri eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan oleh sektor industri

    seringkali menciptakan kerusakan lingkungan yang cukup signifikan yang

    kemudian berdampak pada keberlangsungan hidup masyarakat sekitar. Terkait

    dengan hal tersebut lahirlah konsep bahwa perusahaan harus turut serta

    menjaga dan peduli terhadap lingkungan sekitar baik itu masyarakat maupun

    lingkungan alam dimana perusahan tersebut beroperasi. Korporasi harus

    menyadari bahwa dirinya adalah bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat

    yang lebih luas, sehingga jika saatnya terjadi hal buruk yang menimpa dan

    merugikan masyarakat, pada gilirannya akan berdampak pada mereka juga.

    Oleh karenanya, perusahaan harus memperlakukan komunitasnya sebagai mitra.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    13/100

    2

    Jenis perusahaan tertentu selama ini dianggap sebagai biang rusaknya

    lingkungan, mengeksploitasi sumber daya alam, dan hanya mementingkan

    keuntungan semata, seperti perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan,

    perminyakan, dan sejenisnya. Kebanyakan perusahaan selama ini melibatkan

    dan memberdayakan masyarakat hanya untuk mendapat simpati. Program yang

    mereka lakukan hanya sebatas pemberian sumbangan, santunan dan pemberian

    sembako. Dengan konsep seperti ini, kondisi masyarakat tidak akan mengalami

    perkembangan dari waktu ke waktu dan akan tetap menjadi bagian yang

    termarginalkan.

    Citra perusahaan di mata masyarakat sangat berpengaruh terhadap

    produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Teknologi informasi sekarang

    ini memudahkan masyarakat dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai

    penjuru dunia. Jika perusahaan tidak menunjukkan komitmen sosial yang baik di

    suatu daerah, informasi ini akan cepat tersebar luas ke berbagai penjuru dunia

    yang akibatnya akan terbentuk citra yang negatif. Sebaliknya, jika perusahaan

    menunjukkan komitmen sosial yang tinggi terhadap kegiatan kemanusiaan,

    pelestarian lingkungan, kesehatan masyarakat, pendidikan, penanggulangan

    bencana alam, maka akan terbentuk citra yang positif.

    Salah satu konsep dari tanggung jawab sosial perusahaan adalah

    community development atau pengembangan masyarakat. Perusahaan yang

    mengedepankan konsep community development lebih menekankan pada

    pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat sehingga akan

    menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal sosial perusahaan untuk

    maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-peluang sosial-

    ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang diinginkan,

    cara ini juga dapat membangun citra sebagai perusahaan yang ramah dan peduli

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    14/100

    3

    lingkungan. Selain itu, akan menumbuhkan trust(rasa percaya) dari masyarakat.

    Sense of belonging (rasa memiliki) perlahan-lahan muncul dari masyarakat

    sehingga masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah

    mereka akan berguna dan bermanfaat. Dengan adanya citra positif ini, maka

    perusahaan akan lebih mudah memperoleh kepercayaan dari tiap-tiap komponen

    masyarakat. Perlu dilakukan beberapa langkah strategis guna mendapatkan citra

    yang positif ini, diantaranya komitmen antara pimpinan dan bawahan untuk

    mewujudkan tanggungjawab sosial perusahaan yang populer dikenal dengan

    Corporate Social Responsibility(CSR).

    Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini masih tetap hangat

    diperbincangkan seiring dengan perkembangan industri bisnis yang semakin

    pesat. Dimana tujuan dari penerapan kebijakan ini adalah sebagai

    pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan sekitar dengan

    dilakukannya penanggulangan dampak yang dihasilkan perusahaan secara

    berkelanjutan.

    Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-an

    dan semakin populer terutama setelah diterbitkannya buku Cannibals With Forks:

    The Triple Bottom Line in 21stCentury Business (1998), karya John Elkington.

    Mengembangkan tiga komponen penting dari sustainable development, yakni

    economic growth, envorinmental protection, dan social equity, yang digagas the

    World Commision on Environment and Development(WCED) dalam Brundtland

    Report(1987), Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus, yaitu profit, planet

    danpeople yang disingkat dengan istilah 3P. Perusahaan yang baik tidak hanya

    memburu keuntungan ekonomi belaka, melainkan pula memiliki kepedulian

    terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    15/100

    4

    Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-

    an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate

    Social Activity) atau aktivitas sosial perusahaan. Walaupun tidak menamainya

    sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang

    merepresentasikan bentuk peran serta dan kepedulian perusahaan terhadap

    aspek sosial dan lingkungan.

    Menurut Supomo (2004), kepedulian sosial perusahaan terutama didasari

    alasan bahwasanya kegiatan perusahaan membawa dampak for better or worse,

    bagi kondisi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat, khususnya di sekitar

    perusahaan beroperasi. Selain itu, perusahaan sejatinya bukan hanya dimiliki

    oleh pemegang saham, tetapi terdapat pihak-pihak lain yang berkepentingan

    terhadap eksistensi perusahaan, yakni para stakeholder perusahaan.

    Stakeholdersbukan hanya masyarakat dalam arti sempit yaitu masyarakat yang

    tinggal di sekitar lokasi perusahaan melainkan masyarakat dalam arti luas,

    misalnya pemerintah, investor, elit politik dan masyarakat secara umum. Bentuk

    kerjasama yang dibentuk antara perusahaan dan stakeholders hendaknya juga

    merupakan kerjasama yang dapat saling memberikan kesempatan untuk sama-

    sama maju dan berkembang. Program-program CSR yang dibuat untuk

    kesejahteraan masyarakat pada akhirnya akan berbalik arah yaitu memberikan

    keuntungan kembali bagi perusahaan tersebut.

    CSR bisa dilaksanakan secara langsung oleh perusahaan di bawah divisi

    human resource development ataupublic relations. CSR bisa pula dilakukan oleh

    yayasan yang dibentuk terpisah dari organisasi induk perusahaan namun tetap

    harus bertanggungjawab ke CEO atau dewan direksi. Sebagian besar

    perusahaan di Indonesia menjalankan CSR melalui kerjasama dengan mitra lain,

    seperti LSM, perguruan tinggi dan lembaga konsultan. Beberapa perusahaan

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    16/100

    5

    ada pula yang bergabung dalam sebuah konsorsium untuk secara bersama-

    sama menjalankan CSR, meskipun tim dan programnya tidak secara jelas

    berbendera CSR (Suharto, 2007).

    Pada awal perkembangannya, bentuk CSR yang paling umum adalah

    hanya pemberian bantuan terhadap organisasi-organisasi lokal dan masyarakat

    miskin di negara-negara berkembang. CSR pada tataran ini hanya sekedar do

    good dan to look good, berbuat baik dan agar terlihat baik. Perusahaan yang

    melakukannya termasuk dalam ketegori perusahaan impresif, yang lebih

    mementingkan tebar pesona dibandingkantebar karya(Suharto, 2008).

    Dewasa ini, semakin banyak perusahaan yang kurang menyukai

    pendekatan semacam itu, karena tidak mampu meningkatkan keberdayaan atau

    kapasitas masyarakat lokal. Pendekatan community development kemudian

    semakin banyak diterapkan karena lebih banyak mendekati konsep sustainable

    development. Menurut Ardianto (2011), Community development merupakan

    salah satu bentuk aktualisasi CSR dan biasanya program ini dilakukan oleh

    perusahaan atas dasar sikap dan pandangan yang telah ada dalam dirinya, yaitu

    sikap dan pandangan filantropis (kedermaan).

    CSR di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

    tentang Perseroan Terbatas, bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan

    usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

    melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Walaupun kini telah terbit

    Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial

    dan Lingkungan Perseroan Terbatas, tetapi wacana mengenai CSR masih tetap

    simpang siur karena tidak adanya standar yang menjadi acuan program. Para

    pengusaha berargumen bahwa CSR bagian dari strategi perusahaan sementara

    pemerintah mewajibkan perseroan menyisihkan dana CSR sebagai suatu wujud

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    17/100

    6

    tanggungjawab sosial lingkungan. Hal ini merugikan kepentingan pemegang

    saham karena akan meningkatkan biaya (cost) dan menurunkan laba perseroan.

    Sedangkan dari pihak masyarakat umumnya, CSR masih menjadi suatu program

    yang belum dipahami betul maksud dan tujuannya, tetapi tidak sedikit yang

    berpendapat CSR memberikan dampak positif jika dilihat dari sisi filantropis

    perusahaan. Jadi, banyak persepsi dan pendapat terkait terhadap konsep dan

    pelaksanaan CSR. Hal ini terkait dengan sebuah asumsi apakah CSR menjadi

    sebuah kewajiban atau berlandaskan pada tanggungjawab.

    Persepsi-persepsi tentang CSR yang berbeda tersebut terkait dengan

    konsep CSR yang sebenarnya merupakan konsep yang akan terus berkembang.

    Perkembangan baik pendekatan, elemen, maupun penerapan CSR tentu saja

    disesuaikan dengan kondisi politik, sosial maupun kultural dari negara yang

    bersangkutan.

    Berdasarkan pengamatan terhadap praktik CSR selama ini, tidak semua

    perusahaan mampu menjalankan CSR sesuai filosofi dan konsep CSR yang

    sejati. Menurut Suharto (2008), tidak sedikit perusahaan yang terjebak oleh bias-

    bias CSR berikut ini:

    1) Kamuflase. CSR yang dilakukan perusahaan tidak didasari oleh komitmen

    genuine, tetapi hanya untuk menutupi praktik bisnis yang memunculkan

    ethical questions. Bagi perusahaan seperti ini, CD bukan kepanjangan dari

    community development, melainkan celana dalam yang berfungsi menutupi

    aurat perusahaan.

    2) Generik. Program CSR terlalu umum dan kurang fokus karena dikembangkan

    berdasarkan template atau program CSR yang telah dilakukan pihak lain.

    Perusahaan yang impulsif dan pelit biasanya malas melakukan inovasi dan

    cenderung melakukan copy-paste yang terkadang dengan sedikit modifikasi

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    18/100

    7

    terhadap model CSR yang dianggap mudah dan menguntungkan

    perusahaan.

    3) Directive. Kebijakan dan program CSR dirumuskan secara top-down dan

    hanya berdasarkan misi dan kepentingan perusahaan (shareholder) semata.

    Program CSR tidak partisipatif sesuai prinsip stakeholders engagementyang

    benar.

    4) Lip service. CSR tidak menjadi bagian dari strategi dan kebijakan

    perusahaan. Biasanya, program CSR tidak didahului oleh needs assessment

    dan hanya diberikan berdasarkan belas kasihan (karitatif).

    5) Kiss and run. Program CSR bersifat ad-hoc dan tidak berkelanjutan.

    Masyarakat diberi ciuman berupa barang, pelayanan atau pelatihan, lalu

    ditinggalkan begitu saja. Program yang dikembangkan umumnya bersifat

    myopic, berjangka pendek dan tidak memerhatikan makna pemberdayaan

    dan investasi sosial. CSR hanya sekedar menanam jagung, bukan

    menanam jati.

    Dari berbagai permasalahan yang timbul berdasarkan pemaparan di atas,

    maka penulis tertarik melakukan suatu penelitian dengan judul Analisis

    Perspektif Stakeholder terhadap Implementasi Corporate Social

    Responsibi l i ty (CSR) (Studi Kasus pada PT. Samsung Electronics

    Indonesia). Perusahaan yang diteliti adalah PT. Samsung Electronics Indonesia

    mengingat perusahaan ini adalah salah satu perusahaan multinasional di

    Indonesia yang memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap perekonomian

    di Indonesia di bidang industri elektronik.

    Perusahaan elektronik ini pun merupakan capital company yang tentu

    sangat bersentuhan langsung dan secara mutlak menerapkan peraturan

    pemerintah dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    19/100

    8

    Terbatas. Terlebih setelah diterbitkannya Peraturan Pemerintah baru tentang

    Perseroan Terbatas, yaitu PP No. 47 Tahun 2012. Inilah yang akan menjadi

    kajian penulis menyangkut sejauh mana tingkat responsibility perusahaan PT.

    Samsung Electronics Indonesia (PT SEIN) dalam menerapkan program CSR ini.

    Progressnya seperti apa dan bagaimana tindak lanjut dari program ini.

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan latar belakang

    di atas, antara lain:

    1) Bagaimana perspektif stakeholder terhadap implementasi program Corporate

    Social Responsibility (CSR) pada PT. Samsung Electronics Indonesia (PT

    SEIN)?

    2) Bagaimana implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR)

    dalam mengembangkan konsep Community Development pada PT.

    Samsung Electronics Indonesia (PT SEIN)?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini

    adalah:

    1) Untuk mengetahui perspektif stakeholder terhadap implementasi program

    Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT SEIN.

    2) Untuk mengetahui implementasi program Corporate Social Responsibility

    (CSR) dalam mengembangkan konsep Community Development pada PT

    SEIN.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    20/100

    9

    1.4 Kegunaan Penelitian

    1.4.1 Kegunaan Teoritis

    1) Bagi peneliti, penelitian ini dapat ikut berkontribusi dalam

    pengembangan ilmu akuntansi dalam lingkup akuntansi

    keperilakuan, khususnya yang berkenaan dengan etika bisnis dan

    akuntansi sosial.

    2) Bagi akademisi, penelitian ini dapat memberikan sumbangan

    pengetahuan dan referensi mengenai CSR.

    1.4.2 Kegunaan Praktis

    1) Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

    pertimbangan dan referensi dalam pelaksanaan program Corporate

    Social Responsibility.

    2) Bagi pihak eksternal, penelitian ini dapat menjadi bahan acuan

    untuk penelitian sejenis.

    1.5 Sistematika Penulisan

    Pembahasan dalam penelitian ini dibagi dalam lima bab dan tiap bab

    dibagi dalam sub-sub bab. Adapun rincian masing-masing bab adalah sebagai

    berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah,

    rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

    sistematika penulisan.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    21/100

    10

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bab ini akan diuraikan mengenai tinjauan literatur dan teori-

    teori yang berkaitan dan menjadi acuan dalam pembahasan

    materi penelitian serta membahas mengenai penelitian terdahulu.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Pada bab ini akan dijelaskan mengenai lokasi penelitian, jenis

    penelitian, teknik pengumpulan data dan pengambilan sampel,

    serta metode analisis data.

    BAB IV PEMBAHASAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    Dalam bab ini akan dibahas perspektif stakeholder terhadap

    implementasi CSR mengenai konsep Community Development

    serta diberikan gambaran umum mengenai PT. Samsung

    Electronics Indonesia (PT SEIN).

    BAB VI PENUTUP

    Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    22/100

    11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Perspektif Stakeholder

    Perspektif adalah sebuah sudut pandang mengenai realitas yang

    ditangkap oleh pengalaman indera. Perspektif menyerupai pondasi dari segala

    pemikiran, maksudnya, pondasi dalam menentukan apa yang benar dan yang

    salah bagi tiap individu. Selain itu, perspektif untuk mengembangkan kehidupan

    ke arah yang lebih baik (Rizka, 2011). Stakeholder merupakan individu,

    sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan

    maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap

    suatu perusahaan. Jadi, perspektif stakeholder adalah sudut pandang yang

    dimiliki oleh individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik

    secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta

    kepentingan terhadap perusahaan ataupun lembaga.

    2.2 Stakeholder

    2.2.1 Definisi Stakeholder

    Stakeholdermerupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau

    masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki

    hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok,

    maupun komunitas dan masyarakat dapat dikatakan sebagai stakeholder jika

    memiliki karakteristik seperti mempunyai kekuasaan, legitimasi, dan

    kepentingan terhadap perusahaan (Budimanta dkk., 2008).

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    23/100

    12

    Jika diperhatikan secara seksama dari definisi di atas maka telah terjadi

    perubahan mengenai siapa saja yang termasuk dalam pengertian

    stakeholderperusahaan. Sekarang ini perusahaan sudah tidak memandang

    bahwa stakeholder mereka hanya investor dan kreditur saja. Konsep yang

    mendasari mengenai siapa saja yang termasuk dalam stakeholder

    perusahaan sekarang ini telah berkembang mengikuti perubahan lingkungan

    bisnis dan kompleksnya aktivitas bisnis perusahaan.

    Dengan menggunakan definisi di atas, pemerintah bisa saja dikatakan

    sebagai stakeholder bagi perusahaan karena pemerintah mempunyai

    kepentingan atas aktivitas perusahaan dan keberadaan perusahaan sebagai

    salah satu elemen sistem sosial dalam sebuah negara. Oleh kerena itu,

    perusahaan tidak bisa mengabaikan eksistensi pemerintah dalam melakukan

    operasinya. Terdapatnya birokrasi yang mengatur jalannya perusahaan

    dalam sebuah negara yang harus ditaati oleh perusahaan melalui kepatuhan

    terhadap peraturan pemerintah menjadikan terciptanya sebuah hubungan

    antara perusahaan dengan pemerintah. Hal tersebut berlaku sama bagi

    komunitas lokal, karyawan, pemasok, pelanggan, investor dan kreditur yang

    masing-masing elemen stakeholder tersebut memiliki kekuasaan, legitimasi,

    dan kepentingan sehinga masing-masing elemen tersebut membuat sebuah

    hubungan fungsional dengan perusahaan untuk bisa memenuhi

    kebutuhannya masing-masing.

    Perusahaan merupakan bagian dari sistem sosial yang ada dalam

    sebuah wilayah baik yang bersifat lokal, nasional, maupun internasional

    berarti perusahaan merupakan bagian dari masyarakat secara keseluruhan.

    Masyarakat sendiri menurut definisinya bisa dijelaskan sebagai kumpulan

    peran yang diwujudkan oleh elemen-elemen (individu dan kelompok) pada

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    24/100

    13

    suatu kedudukan tertentu yang peran-peran tersebut diatur melalui pranata

    sosial yang bersumber dari kebudayaan yang telah ada dalam masyarakat

    (Budimanta dkk, 2008).

    Perusahaan dalam hal ini merupakan bagian dari beberapa elemen

    yang membentuk masyarakat dalam sistem sosial yang berlaku. Keadaan

    tersebut kemudian menciptakan sebuah hubungan timbal balik antara

    perusahaan dan para stakeholder yang berarti perusahaan harus

    melaksanakan peranannya secara dua arah untuk memenuhi kebutuhan

    perushaan sendiri maupun stakeholder lainnya dalam sebuah sistem sosial.

    Oleh karena itu, segala sesuatu yang dihasilkan dan dilakukan oleh masing-

    masing bagian dari stakeholder akan saling mempengaruhi satu dengan yang

    lainya sehingga tidaklah tepat jika perusahaan menyempitkan pengertian

    stakeholderhanya dari sisi ekonominya saja.

    2.2.2 Teori Stakeholder

    Perkembangan teori stakeholder diawali dengan berubahnya bentuk

    pendekatan perusahaan dalam melakukan aktivitas usaha. Ada dua bentuk

    dalam pendekatan stakeholder (Budimanta dkk., 2008) yaitu old-corporate

    relationdan new-corporate relation.Old corporate relation menekankan pada

    bentuk pelaksanaan aktifitas perusahaan secara terpisah dimana setiap

    fungsi dalam sebuah perusahaan melakukan pekerjaannya tanpa adanya

    kesatuan diantara fungsi-fungsi tersebut. Bagian produksi hanya berkutat

    bagaimana memproduksi barang sesuai dengan target yang dikehendaki

    oleh manajemen perusahaan, bagian pemasaran hanya bekerja berkaitan

    dengan konsumennya tanpa mengadakan koordinasi satu dengan yang

    lainya. Hubungan antara pemimpin dengan karyawan dan pemasok pun

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    25/100

    14

    berjalan satu arah, kaku dan berorientasi jangka pendek. Hal itu

    menyebabkan setiap bagian perusahaan mempunyai kepentingan, nilai dan

    tujuan yang berbeda-beda bergantung pada pimpinan masing-masing fungsi

    tersebut yang terkadang berbeda dengan visi, misi, dan capaian yang

    ditargetkan oleh perusahaan.

    Hubungan dengan pihak di luar perusahaan bersifat jangka pendek dan

    hanya sebatas hubungan transaksional saja tanpa ada kerjasama untuk

    menciptakan kebermanfaatan bersama. Pendekatan tipe ini akan banyak

    menimbulkan konflik karena perusahaan memisahkan diri dengan para

    stakeholder baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar

    perusahaan. Konflik yang mungkin terjadi di dalam perusahaan adalah

    tekanan dari karyawan yang menuntut perbaikan kesejahteraan. Tekanan

    tersebut bisa berupa upaya pemogokan menuntut perbaikan sistem

    pengupahan dan sebagainya. Jika pemogokan tersebut terjadi dalam jangka

    waktu yang lama maka hal itu bisa mengganggu aktivitas operasi perusahaan

    dan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Sedangkan konflik yang

    mungkin terjadi dari luar perusahaan adalah munculnya tuntutan dari

    masyarakat karena dampak pembuangan limbah perusahaan yang

    berpotensi menimbulkan kerugian signifikan bagi perusahaan apabila

    diperkarakan secara hukum.

    New-corporate relation menekankan kolaborasi antara perusahaan

    dengan seluruh stakeholder-nya sehingga perusahaan bukan hanya

    menempatkan dirinya sebagai bagian yang bekerja secara sendiri dalam

    sistem sosial masyarakat karena profesionalitas telah menjadi hal utama

    dalam pola hubungan ini. Hubungan perusahaan dengan internal

    stakeholders dibangun berdasarkan konsep kebermanfaatan yang

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    26/100

    15

    membangun kerjasama untuk bisa menciptakan kesinambungan usaha

    perusahaan sedangkan hubungan dengan stakeholder di luar perusahaan

    bukan hanya bersifat transaksional dan jangka pendek namun lebih kepada

    hubungan yang bersifat fungsional yang bertumpu pada kemitraan selain

    usaha untuk menghimpun kekayaan yang dilakukan oleh perusahaan,

    perusahaan juga berusaha untuk bersama-sama membangun kualitas

    kehidupan external stakeholders.

    Pendekatan new-corporate relationmengeliminasi penjenjangan status

    di antara para stakeholderperusahaan seperti yang ada pada old-corporate

    relation. Perusahaan tidak lagi menempatkan dirinya di posisi paling atas dan

    mengeksklusifkan dirinya dari para stakeholder sehingga dengan pola

    hubungan semacam ini arah dan tujuan perusahaan bukan lagi pada

    bagaimana menghimpun kekayaan sebesar-besarnya namun lebih kepada

    pencapaian pembangunan yang berkelanjutan (sustainability development).

    Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak

    awal 1970-an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya

    sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan

    stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan

    masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi

    dalam pembangunan secara berkelanjutan. Stakeholder theory dimulai

    dengan asumsi bahwa nilai (value) secara eksplisit dan tak dipungkiri

    merupakan bagian dari kegiatan usaha (Freeman et al., 2002).

    Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas

    yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan

    manfaat bagi stakeholder-nya. Dengan demikian, keberadaan suatu

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    27/100

    16

    perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh

    stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).

    Tanggung jawab sosial perusahaan seharusnya melampaui tindakan

    memaksimalkan laba untuk kepentingan pemegang saham (shareholder),

    namun lebih luas lagi bahwa kesejahteraan yang dapat diciptakan oleh

    perusahaan sebetulnya tidak terbatas kepada kepentingan pemegang

    saham, tetapi juga untuk kepentingan stakeholder, yaitu semua pihak yang

    mempunyai keterkaitan atau klaim terhadap perusahaan (Untung, 2008).

    Mereka adalah pemasok, pelanggan, pemerintah, masyarakat lokal, investor,

    karyawan, kelompok politik, dan asosiasi perdagangan. Seperti halnya

    pemegang saham yang mempunyai hak terhadap tindakan-tindakan yang

    dilakukan oleh manajemen perusahaan, stakeholder juga mempunyai hak

    terhadap perusahaan.

    Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki

    kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang

    digunakan perusahaan (Waryanti, 2009). Power stakeholder dapat berupa

    kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas

    (modal dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh,

    kemampuan untuk mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk

    mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan

    (Brown dan Deegan, 1998). Jadi kemudian muncullah statement bahwa

    ketika stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi

    perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang

    memuaskan keinginan stakeholder (Ullman, 1982).

    Cara-cara yang dilakukan perusahaan untuk me-manage stakeholder-

    nya tergantung pada strategi yang diadopsi perusahaan (Ullman, 1982).

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    28/100

    17

    Organisasi dapat mengadopsi strategi aktif atau pasif. Strategi aktif adalah

    apabila perusahaan berusaha mempengaruhi hubungan organisasinya

    dengan stakeholder yang dipandang berpengaruh/penting. Sedangkan

    perusahaan yang mengadopsi strategi pasif cenderung tidak terus menerus

    memonitor aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi

    optimal untuk menarik perhatian stakeholder.Akibat dari kurangnya perhatian

    terhadap stakeholder adalah rendahnya tingkat pengungkapan informasi

    sosial dan rendahnya kinerja sosial perusahaan.

    2.2.3 Teori Legitimasi

    Teori legitimasi didasarkan pada pengertian kontrak sosial yang

    diimplikasikan antara institusi sosial dan masyarakat (Ahmad dan Sulaiman,

    2004). Teori tersebut dibutuhkan oleh institusi-institusi untuk mencapai tujuan

    agar kongruen dengan masyarakat luas. Menurut Gray et al. (1996:46) dalam

    Ahmad dan Sulaiman (2004) dasar pemikiran teori ini adalah organisasi atau

    perusahaan akan terus berlanjut keberadaannya jika masyarakat menyadari

    bahwa organisasi beroperasi untuk sistem nilai yang sepadan dengan sistem

    nilai masyarakat itu sendiri.

    Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa

    aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan

    menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan

    tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat.

    Dengan adanya penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan dapat

    meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba

    perusahaan. Hal tersebut dapat mendorong atau membantu investor dalam

    melakukan pengambilan keputusan investasi.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    29/100

    18

    Legitimasi mengalami pergesaran sejalan dengan pergeseran

    masyarakat dan lingkungan. Perusahaan harus dapat menyesuaikan

    perubahan tersebut baik terhadap produk, metode, dan tujuan. Legitimasi

    dapat diperoleh manakala terdapat kesesuaian antara keberadaan

    perusahaan yang tidak mengganggu atau sesuai dengan eksistensi sistem

    nilai yang ada dalam masyarakat dan lingkungan. Ketika terjadi pergesaran

    menuju ketidaksesuaian, maka pada saat itu legitimasi perusahaan dapat

    terancam (Nor Hadi. 2011)

    Menurut Nor Hadi (2011), Legitimacy gapdapat terjadi karena beberapa

    faktor:

    1) Ada perubahan dalam kinerja perusahaan, tetapi harapan masyarakat

    terhadap kinerja perusahaan tidak berubah.

    2) Kinerja perusahaan tidak berubah, tetapi harapan masyarakat terhadap

    kinerja perusahaan sudah berubah.

    3) Kinerja perusahaan dan harapan masyarakat berubah ke arah yang

    berbeda atau ke arah yang sama tetapi waktunya berbeda

    2.3 Corporate Social Respons ibi l i ty(CSR)

    2.3.1 Definisi CSR

    Pada awalnya, konsep CSR merupakan suatu pendekatan perubahan

    atau pengembangan masyarakat khususnya peningkatan sumber daya

    manusia yang dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai bagian dari

    tanggungjawab sosialnya.

    Pendekatan ini berasal dari pemikiran bahwa perusahaan harus turut

    berkontribusi terhadap pembangunan dimana lokasi perusahaan beroperasi.

    Oleh karena itu, CSR lahir sebagai sebuah etika bisnis baru dalam sejarah

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    30/100

    19

    perkembangan kapitalisme global. Pendekatan CSR ini bertujuan agar

    masyarakat turut terlibat atau menjadi bagian dari perusahaan tersebut dan

    menikmati manfaat dari keberadaan perusahaan di suatu wilayah tertentu.

    World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)

    (Sukada et al., 2007), mendefinisikan CSR sebagai komitmen untuk

    berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, bekerja

    dengan para karyawan dan keluarganya, masyarakat setempat dan

    masyarakat secara luas dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.

    Sedangkan Sukada et al., (2007) mendefinisikan CSR sebagai upaya

    sungguh-sungguh dari perusahaan untuk meminimumkan dampak negatif

    dan memaksimumkan dampak positif operasinya dalam ranah ekonomi,

    sosial, dan lingkungan, terhadap seluruh pemangku kepentingannya, untuk

    mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

    Pandangan yang lebih komprehensif mengenai CSR yang kemudian

    disebut sebagai teori Piramida CSR dikemukakan oleh Carroll (1998)

    bahwa tanggungjawab sosial perusahaan dapat dilihat berdasarkan empat

    jenjang (ekonomis, hukum, etis dan filantropis) yang merupakan satu

    kesatuan. Untuk memenuhi tanggungjawab ekonomis, sebuah perusahaan

    harus menghasilkan laba sebagai pondasi untuk mempertahankan

    perkembangan dan eksistensinya.

    Dari berbagai definisi CSR yang ada, Dahlsrud (2008) menjelaskan

    dan menyimpulkan bahwa definisi CSR itu secara konsisten mengandung 5

    dimensi, yaitu:

    1) Dimensi Lingkungan, yang merujuk ke lingkungan hidup dan

    mengandung kata-kata seperti lingkungan yang lebih bersih,

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    31/100

    20

    pengelolaan lingkungan, environmental stewardship, kepedulian

    lingkungan dalam pengelolaan operasi bisnis, dan lain sebagainya.

    2) Dimensi Sosial yaitu hubungan antara bisnis dan masyarakat dan

    tercermin melalui frase-frase seperti berkontribusi terhadap masyarakat

    yang lebih baik, mengintegrasi kepentingan sosial dalam operasi bisnis,

    memperhatikan dampak terhadap masyarakat, dan lain sebagainya.

    3) Dimensi Ekonomis yang menerangkan aspek sosio-ekonomis atau

    finansial bisnis yang diterangkan dengan kata-kata seperti turut

    menyumbang pembangunan ekonomi, mempertahankan keuntungan,operasi bisnis, dan lain sebagainya.

    4) Dimensi Pemangku Kepentingan (Stakeholder) yang tentunya

    menjelaskan hubungan bisnis dengan pemangku kepentingannya dan

    dijelaskan dengan kata-kata seperti interaksi dengan pemangku

    kepentingan perusahaan, hubungan perusahaan dengan karyawan,

    pemasok, konsumen dan komunitas, perlakukan terhadap pemangku

    kepentingan perusahaan, dan lain sebagainya.

    5) Dimensi Kesukarelaan (voluntary) sehubungan dengan hal-hal yang tidak

    diatur oleh hukum atau peraturan yang tercermin melalui frase-frase

    seperti berdasarkan nilai-nilai etika, melebihi kewajiban hukum (beyond

    regulations), voluntary, dan lain sebagainya.

    2.3.2 Perkembangan CSR

    Hingga tahun 1980 sampai 1990-an, wacana CSR terus berkembang.

    Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992 menegaskan konsep sustainibility

    development (pembangunan berkelanjutan) sebagai hal yang harus

    diperhatikan, tak hanya oleh negara, tapi terlebih oleh kalangan korporasi

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    32/100

    21

    yang kekuatan kapitalnya semakin menggila. Tekanan KTT Rio, terasa

    bermakna sewaktu James Collins dan Jerry Porras meluncurkan Built To

    Last; Succesful Habits of Visionary Companies di tahun 1994. Lewat riset

    yang dilakukan, mereka menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang

    terus hidup bukanlah perusahaan yang hanya mencetak uang semata.

    Terobosan besar dalam konteks CSR, dilakukan John Elkington pada

    tahun 1997 dalam bukunya: Cannibals with Forks, the Tripple Bottom Line of

    Twentieth Century Bussiness. Elkington mengembangkan konsep triple

    bottom line dalam istilah economic prosperity, environmental quality, dan

    social justice. Melalui konsep ini Elkington mengemukakan bahwa

    perusahaan yang ingin terus menjalankan usahanya harus memperhatikan

    3P yaitu profit, peopledan planet. Perusahaan yang menjalankan usahanya

    tidak dibenarkan hanya mengejar keuntungan semata (profit), tetapi mereka

    juga harus terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people), dan

    berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Ketiga

    prinsip tersebut saling mendukung dalam pelaksanaan program CSR. Sejak

    cetusan Elkington ini, bisa dikatakan CSR kian bergulir kencang, dan makin

    kencang setelah World Summit di Johanesburg pada tahun 2002, yang

    menekankan pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan.

    Di wilayah Asia, konsep CSR berkembang sejak tahun 1998, tetapi

    pada waktu tersebut belum terdapat suatu pengertian maupun pemahaman

    yang baik tentang konsep CSR. Sementara itu, di Indonesia konsep CSR

    mulai menjadi isu yang hangat sejak tahun 2001 dimana banyak perusahaan

    maupun instansi-instansi sudah mulai melirik CSR sebagai suatu konsep

    pemberdayaan masyarakat. Sampai saat ini, perkembangan tentang konsep

    dan implementasi CSR pun semakin meningkat, baik dari segi kuantitas

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    33/100

    22

    maupun kualitas (Budimanta dkk, 2008). Hal ini terbukti dari banyaknya

    perusahaan yang berlomba-lomba untuk melakukan CSR. Pelaksanaannya

    pun semakin beraneka ragam mulai dari bentuk program yang dilaksanakan,

    maupun dari sisi dana yang digulirkan untuk program tersebut. Contoh

    kegiatan untuk program CSR yang dilakukan oleh perusahaan antara lain

    pemberian beasiswa, bantuan langsung bagi korban bencana, pemberian

    modal usaha, sampai pada pembangunan infrastruktur seperti pembangunan

    sarana olah raga, sarana ibadah maupun sarana umum lainnya yang dapat

    dimafaatkan oleh masyarakat.

    Model pelaksanaan CSR juga bemacam-macam. Setidaknya terdapat

    empat model pelaksanaan CSR yang umum digunakan di Indonesia (Saidi

    dan Abidin, 2004). Keempat model tersebut antara lain:

    1) Terlibat langsung. Dalam melaksanakan program CSR, perusahaan

    melakukannya sendiri tanpa melalu perantara atau pihak lain. Pada

    model ini perusahaan memiliki satu bagian tersediri atau bisa juga

    digabung dengan yang lain yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

    kegiatan sosial perusahaan termasuk CSR.

    2) Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan

    mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Pada

    model ini biasanya perusahaan sudah menyediakan dana khusus untuk

    digunakan secara teratur dalam kegiatan yayasan. Contoh yayasan yang

    didirikan oleh perusahaan sebagai perantara dalam melakukan CSR

    antara lain; Danamon Peduli, Sampoerna Foundation, kemudian PT.

    Astra International yang mendirikan Politeknik Manufaktur Astra dan

    Unilever Peduli Foundation (UPF).

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    34/100

    23

    3) Bermitra dengan pihak lain. Dalam menjalankan CSR perusahaan

    menjalin kerjasama dengan pihak lain seperti lembaga sosial non

    pemerintah, lembaga pemerintah, media massa dan organisasi lainnya.

    Seperti misalnya Bank Rakyat Indonesia yang memiliki program CSR

    yang terintegrasi dengan strategi perusahaan dan bekerjasama dengan

    pemerintah mengeluarkan produk pemberian kredit untuk rakyat atau

    yang di kenal dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Contoh lain adalah

    kerjasama perusahan dengan lembaga-lembaga sosial seperti Dompet

    Dhuafa, Palang Merah Indonesia dan lain sebagainya.

    4) Mendukung atau bergabung dengan suatu konsorsium. Perusahaan turut

    mendirikan, menjadi anggota atau mendukung lembaga sosial yang

    didirikan untuk tujuan sosial tertentu.

    Dalam melakukan CSR, perusahaan memiliki alasan-alasan

    diantaranya adalah:

    1) Alasan Sosial

    Perusahaan melakukan program CSR untuk memenuhi tanggung jawab

    sosial kepada masyarakat. Sebagai pihak luar yang beroperasi pada wilayah

    orang lain perusahaan harus memperhatikan masyarakat sekitarnya.

    Perusahaan harus ikut serta menjaga kesejahteraan ekonomi masyarakat

    dan juga menjaga lingkungan dari kerusakan yang ditimbulkan.

    2) Alasan Ekonomi.

    Motif perusahaan dalam melakukan CSR tetap berujung pada

    keuntungan. Perusahaan melakukan program CSR untuk menarik simpati

    masyarakat dengan membangun imagepositif bagi perusahaan yang tujaan

    akhirnya tetap pada peningkatanprofit.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    35/100

    24

    Asumsi ini nampaknya didukung oleh hasil survey yang dilakukan oleh

    Environic International (Toronto), Conference Board(New York) dan Princes

    of Wales Busines Leader Forum(London) dimana dari 25.000 responden di

    23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini perusahaan, 60%

    mengatakan bahwa etika bisnis, praktek terhadap karyawan, dampak

    terhadap lingkungan, serta tanggung jawab perusahaan akan paling

    berperan. Sedangkan 40% menyatakan citra perusahaan dan brand image

    yang paling mempengaruhi kesan mereka.

    Sedangkan di Indonesia, data riset dari majalah SWA terhadap 45

    perusahaan menunjukkan bahwa CSR bermanfaat dalam memelihara dan

    meningkatkan citra perusahaan (37,38%), hubungan baik dengan

    masyarakat (16,82%), dan mendukung operasional perusahaan (10,28%).

    Hal ini tampaknya mempengaruhi perusahaan untuk melakukan program

    CSR dan tidak heran jika saat ini kita melihat di media-media baik media

    cetak maupun elektronik sudah banyak tayangan dan iklan mengenai

    program CSR dari beberapa perusahaan yang tujuannya adalah membangun

    imagepositif perusahaan.

    3) Alasan Hukum

    Alasan hukum membuat perusahaan melakukan program CSR hanya

    karena adanya peraturan pemerintah. CSR dilakukan perusahaan karena

    ada tuntutan yang jika tidak dilakukan akan dikenai sanksi atau denda dan

    bukan karena kesadaraan perusahan untuk ikut serta menjaga lingkungan.

    Akibatnya banyak perusahaan yang melakukan CSR sekedar ikut-ikutan atau

    untuk menghindari sanksi dari pemerintah. Hal ini diperkuat dengan

    dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

    Terbatas pada Pasal 74, yang isinya:

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    36/100

    25

    Ayat 1

    Dijelaskan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang

    dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung

    jawab sosial dan lingkungan.

    Ayat 2

    Dijelaskan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan

    kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya

    perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memerhatikan kepatutan

    dan kewajaran.

    Ayat 3

    Menggariskan perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana

    Pasal 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

    2.3.3 Implementasi CSR

    Wibisono (2007) mengatakan bahwa pada umumnya, perusahaan

    menerapkan CSR dengan menggunakan tahapan sebagai berikut:

    1) Tahap perencanaan

    Dalam tahap perencanaan ini, terdapat tiga langkah utama, yaitu: a)

    Awarness building, merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran

    mengenai arti penting CSR dan komitmen manajemen. Upaya ini dapat

    dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya, dsikusi kelompok, dan lain-

    lain; b) CSR assessment, merupakan upaya untuk memetakan kondisi

    perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan

    prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun

    struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif; c)

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    37/100

    26

    CSR manual building, hasil assessment merupakan dasar untuk menyusun

    manual atau pedoman implementasi CSR. Upaya yang mesti dilakukan

    antara lain melalui benchmarking, menggali dari referensi atau bagi

    perusahaan yang menginginkan langkah instan, penyusunan manual ini

    dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar

    perusahaan.

    2) Tahap pelaksanaan

    Dalam memulai aktivitas CSR, pada dasarnya ada tiga pertanyaan yang

    mesti dijawab, yakni siapa orang yang menjalankan, apa yang mesti

    dilakukan, dan bagaimana cara melakukan sekaligus alat apa yang

    diperlukan. Dalam istilah manajemen populer, pertanyaan tersebut

    diterjemahkan menjadi: a) Pengorganisasian (organizing) sumber daya yang

    diperlukan; b) Penyusunan (staffing) untuk menempatkan orang yang sesuai

    dengan jenis tugas atau pekerjaan yang dilakukannya; c) Pengarahan

    (directing) yang terkait dengan bagaimana cara melakukan tindakan; d)

    Pengawasan atau koreksi (controlling) terhadap pelaksanaan; e)

    Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana; f) Penilaian (evaluating)

    untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan.

    3) Tahap evaluasi

    Setelah program CSR dilaksanakan, langkah berikutnya adalah

    evaluasi. Tahap evaluasi merupakan tahap yang perlu dilakukan secara

    konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas

    penerapan CSR. Evaluasi selain dari internal perusahaan, juga dapat

    dilakukan dengan meminta pihak independen dengan melakukan audit

    terhadap implementasi atas praktik CSR yang dilakukan. Langkah ini tidak

    terbatas pada kepatuhan terhadap peraturan dan prosedur operasi standar,

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    38/100

    27

    tetapi juga mencakup pengendalian risiko perusahaan. Evaluasi dalam

    bentuk assessment audit atau scoring juga dapat dilakukan secara

    mandatory misalnya seperti yang diterapkan dalam lingkungan BUMN, untuk

    beberapa aspek penerapan CSR. Evaluasi tersebut dapat membantu

    perusahaan untuk menekankan kembali kondisi dan situasi serta pencapaian

    perusahaan dalam implementasi CSR sehingga dapat mengupayakan

    perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi yang diberikan.

    4) Tahap pelaporan

    Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi, baik

    untuk keperluan proses pengambilan kepututsan, maupun keperluan

    keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Jadi,

    selain berfungsi untuk keperluan shareholders, juga berfungsi untuk

    stakeholders yang lain.

    2.4 Comm uni ty Developm ent

    Salah satu program yang dianggap sebagai sarana yang tepat untuk

    melaksanakan aktivitas CSR yang proposional adalah community development

    yang berkembang sejak tahun 1990-an dimana Community Development

    (Pengembangan Masyarakat) adalah proses pembentukan kembali, struktur-

    struktur masyarakat manusia yang memungkinkan berbagai cara baru dalam

    mengaitkan dan mengorganisasikan kehidupan sosial serta pemenuhan

    kebutuhan manusia (Ife, 2008). Hal ini dapat dipahami dari beberapa

    pertimbangan.

    Pertama, sesuai dengan karakteristiknya melalui program community

    development dapat dikembangkan dan dimanfaatkan unsur modal sosial baik

    yang dimiliki dunia usaha maupun masyarakat. Dengan melaksanakan

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    39/100

    28

    community development, dunia usaha dapat membangun citra sehingga

    selanjutnya dapat berdampak pada perluasan jaringan dan peningkatan trust.

    Sementara itu bagi masyarakat, khususnya masyarakat lokal, melalui community

    development dapat dikembangkan dan dimanfaatkan unsur solidaritas sosial,

    kesadaran kolektif, mutual trust dan reciprocal dalam masyarakat untuk

    mendorong tindakan bersama guna meningkatkan kondisi kehidupan ekonomi,

    sosial dan kultural masyarakat.

    Kedua, melalui community development dapat diharapkan adanya

    hubungan sinergis antara kekuatan dunia usaha melalui berbagai bentuk

    bantuannya dengan potensi yang ada dalam masyarakat. Dengan demikian, apa

    yang dilakukan oleh dunia usaha melalui CSR bukan semata-mata bantuan yang

    bersifat filantropi, melainkan bagian dari usaha untuk mengembangkan kapasitas

    masyarakat. Oleh sebab itu melalui pendekatan community development dapat

    diharapkan program CSR tersebut akan mendorong usaha pembangunan oleh

    masyarakat lokal secara berkesinambungan dan terlembagakan.

    Ketiga, aktivitas bersama antara dunia usaha dengan masyarakat,

    terutama masyarakat lokal melalui community development dapat difungsikan

    sebagai sarana membangun jalinan komunikasi. Apabila media komunikasi

    sudah terlembagakan, berbagai persoalan dalam hubungan dunia usaha dengan

    masyarakat dapat dibicarakan melalui proses dialog yang elegan dan dapat

    mengakomodasi kepentingan semua pihak.

    Menurut Arthur Dunham, dalam bukunya yang berjudul Outlook for

    Community Development Review, Comdev dapat diklasifikasikan menjadi tiga

    bagian, yaitu: Development for Community, Development with Community, dan

    Development of Community.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    40/100

    29

    1) Development for Community

    Merupakan pendekatan yang menempatkan masyarakat pada posisi

    sebagai objek pembangunan. Karena itu inisiatif, perencanaan dan

    pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh aktor dari luar. Pendekatan semacam ini

    cocok diterapkan pada masyarakat yang kesadaran dan budayanya masih

    terdominasi. Namun demikian, berdasarkan pada temuan di lapangan terlihat

    bahwa pendekatan dengan cara ini sering menimbulkan ketergantungan

    masyarakat terhadap pihak luar.

    2) Development with Community

    Merupakan pendekatan yang dilakukan dalam bentuk kolaborasi antara

    aktor luar dan masyarakat setempat. Keputusan yang diambil merupakan

    keputusan bersama, dan sumber daya yang dipakai berasal dari kedua belah

    pihak. Bentuk Comdev ini merupakan yang paling populer dan paling banyak

    diterapkan. Dasar pemikiran untuk pendekatan ini adalah perlunya sinergi dari

    potensi yang dimiliki oleh masyarakat lokal dengan yang dikuasai oleh aktor luar.

    Keterlibatan masyarakat dalam upaya pembangunan juga diharapkan dapat

    mengembangkan rasa memiliki terhadap inisiatif pembangunan yang ada,

    sekaligus membuat proyek pembangunan menjadi lebih efisien.

    3) Development of Community

    Merupakan pendekatan yang menempatkan masyarakat sendiri sebagai

    agen pembangunan, sebagai inisiatif, perencanaan, dan pelaksanaan dilakukan

    sendiri oleh masyarakat. Masyarakat menjadi pemilik dari proses pembangunan

    dan peran aktor dari luar lebih sebagai sistem pendukung (Achda, 2006)

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    41/100

    30

    2.5 Penelitian Terdahulu

    Adapun penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian yang telah

    dilakukan oleh peneliti sebelumnya, antara lain:

    1. Kurniawan (2011), Persepsi Masyarakat, Pemerintah, dan Perusahaan

    terhadap Corporate Social Respons ibi l i ty (CSR) dalam Mengurangi

    Kemiskinan. Penelitian ini membahas mengenai gambaran dan analisis

    implementasi CSR pada PT. Maruki Internasional Indonesia dalam upaya

    mengurangi kemiskinan menurut persepsi masyarakat lokal, pemerintah,

    dan karyawan. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) masyarakat

    sebagian besar menilai aktivitas CSR yang dilakukan oleh PT. Maruki

    Internasional Indonesia cukup berpengaruh dalam peningkatan

    kesejahteraan masyarakat dan mampu mengurangi kemiskinan di

    lingkungan sekitar perusahaan, walaupun sebenarnya masyarakat belum

    memahami hakikat dari CSR itu sendiri; (2) pemerintah menilai aktivitas

    CSR yang dilakukan oleh PT. Maruki Internasional Indonesia dapat

    mengurangi kemiskinan, minimal di lingkungan sekitar perusahaan. Persepsi

    ini lahir tanpa didasari oleh pemahaman yang memadai tentang CSR; (3)

    perusahaan menilai aktivitas CSR yang dilaksanakan belum sepenuhnya

    optimal dalam hal mengurangi kemiskinan.

    2. Kusumadilaga (2010), Pengaruh Corporate Social Responsibi l i ty

    terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel

    Moderating. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengaruh CSR

    terhadap nilai perusahaan (2) Pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan

    dengan profitabilitas perusahaan sebagai variable moderating (3) Perbedaan

    luas pengungkapan CSR periode sebelum dan sesudah berlakunya UU

    Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dimana hasil penelitian

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    42/100

    31

    menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap

    nilai perusahaan. Profitabilitas sebagai variabel moderating tidak dapat

    mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR dan nilai perusahaan.

    Terdapat perbedaan luas pengungkapan CSR periode sebelum dan

    sesudah berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

    Perseroan Terbatas.

    3. Susilawati (2010), Pengaruh Corporate Social Responsibi l i ty (CSR)

    terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan

    sebagai Variabel Moderating. Penelitian ini membahas mengenai apakah

    CSR memiliki pengaruh terhadap ROA dan ROE sebagai pengukur kinerja

    perusahaan, dan apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap

    hubungan antara CSR dengan kinerja perusahaan tersebut. Hasil penelitian

    ini menunjukkan adanya pengaruh CSR yang cukup signifikan terhadap

    ROA dan ROE sebagai pengukur kinerja perusahaan. Begitu pula dengan

    ukuran perusahaan yang sifatnya memperkuat pengaruh CSR terhadap

    kinerja keuangan perusahaan.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    43/100

    32

    BAB III

    METODA PENELITIAN

    3.1 Rancangan Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif

    deskriptif. Penelitian lebih bersifat studi kasus yang dilakukan secara mendalam

    pada perusahaan yang bersangkutan, dalam hal ini PT. Samsung Electronics

    Indonesia (PT SEIN). Peneliti memilih pendekatan kualitatif dalam penelitian ini

    guna memperoleh gambaran yang sesungguhnya mengenai hal-hal yang

    berkaitan dengan penerapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan

    tersebut, khususnya kepada para stakeholderperusahaan.

    3.2 Kehadiran Peneliti

    Peneliti dalam melakukan penelitian ini bertindak sebagai instrumen

    sekaligus pengumpul data. Selama proses penelitian berlangsung, peneliti

    berperan sebagai pengamat partisipan dan status sebagai peneliti diketahui oleh

    subjek peneliti atau informan.

    3.3 Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di sebuah perusahaan dengan nama PT.

    Samsung Electronics Indonesia (PT SEIN) yang merupakan salah satu

    perusahaan multinasional di Indonesia yang bergerak di bidang manufakturing

    perangkat elektronik yang berpusat di Korea Selatan. Di Indonesia, perusahaan

    ini berlokasi di Jl. Raya Jababeka blok F Nomor 29-33, Bekasi, Jawa Barat.

    PT SEIN adalah pemimpin global dalam Semikonduktor, Telekomunikasi,

    Media Digital dan Teknologi Digital Konfergensi yang memiliki kurang lebih

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    44/100

    33

    214.508 karyawan (135.256 berada di Korea) di 337 kantor perwakilan yang

    beroperasi di 61 negara (SEINs training centre book, 2012). Sejak Samsung

    melakukan bisnis di Indonesia, perusahaan ini telah melakukan berbagai

    aktivitas sosial baik berupa kegiatan yang bersifat CSR maupun program

    penanganan bencana alam. Kegiatan CSR ini merupakan komitmen Samsung

    terhadap lingkungan sekitar yang bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata

    yang dapat dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat sekitar. Oleh karena telah

    terealisasinya program CSR pada perusahaan ini, maka peneliti tertarik untuk

    mengkaji lebih dalam lagi mengenai bagaimana perspektif para stakeholder

    dalam memahami dan melihat kegiatan CSR pada perusahaan ini.

    3.4 Sumber Data

    Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data

    kualitatif, yaitu data dari perusahaan dalam bentuk informasi baik lisan maupun

    tulisan seperti sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan

    yang disertai uraian tugasnya, serta data-data lain yang sifatnya kualitatif yang

    dibutuhkan dalam rangka penulisan.

    Terdapat dua sumber data dalam penelitian ini, yaitu:

    a) Data Primer

    Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil penelitian lapangan

    seperti melalui wawancara antara peneliti dengan pihak perusahaan seperti data

    mengenai gambaran umum pelaksanaan Corporate Social Responsibility

    ataupun melalui penyebaran angket (kuesioner).

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    45/100

    34

    b) Data Sekunder

    Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung tetapi dengan berbagai

    literature dan referensi seperti buku, jurnal, dan artikel ilmiah yang terkait dengan

    penelitian ini.

    3.5 Teknik Pengumpulan Data

    Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi,

    menurut Sugiyono (2005), triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data

    yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan

    sumber data yang telah ada, kegiatan dalam rangka pengumpulan data tersebut

    adalah :

    a) Wawancara

    Yaitu percakapan dengan maksud tertentu, menurut Moleong (1998) dan

    Aribowo (2004) menjelaskan bahwa wawancara adalah bentuk komunikasi

    antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi

    dari seseorang lainnya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

    berdasarkan tujuan tertentu.

    Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara

    semiterstruktur, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas jika dibanding

    wawancara terstruktur. Menurut Sugiyono (2005), wawancara semiterstruktur

    termasuk dalam kategori wawancara mendalam, yang menjadi sasaran ini

    adalah para tokoh kunci (key informant). Tokoh kunci adalah mereka yang

    dinilai memiliki wawasan atau pendapat mengenai pokok masalah yang

    diteliti, atau tokoh lain yang dianggap kompeten.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    46/100

    35

    b) Pengamatan Lapangan

    Kegiatan ini dilakukan untuk melihat kejadian yang sebenarnya, dengan

    pengamatan langsung ini, kita bisa mengecek silang dari kebenaran

    (keakuratan) data yang diambil sebelumnya. Pengamatan langsung

    dilakukan untuk memperhatikan beberapa rangkaian kejadian yang terjadi

    dalam satu waktu, lewat pengamatan ini pula dilakukan jika komunikasi tidak

    memungkinkan digunakan, seperti keterbatasan bahasa tutur informan yang

    terbatas.

    c) Studi dokumentasi,

    Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan analisis

    terhadap beberapa catatan dan dokumen yang dimiliki oleh perusahaan atau

    sumber lain yang terkait. Penggunaan dokumen yang paling penting adalah

    mendukung dan menambah bukti dari sumber-sumber lain. Data ini disebut

    data kedua, dokumen yang dipelajari tersebut berupa data numerikal dan

    non-numerikal.

    3.6 Teknik Pengambilan Sampel

    Pengambilan sampel dalam penelitian ini, baik untuk karyawan,

    pemerintah, manajemen, maupun masyarakat lokal, dilakukan dengan

    menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2005) bahwa,

    teknik purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data

    dengan pertimbangan tertentu, artinya kita mencari data kepada orang yang kita

    anggap paling tahu tentang informasi yang dibutuhkan. Untuk menentukan

    informan sebagai sumber informasi dalam kajian ini, diawali dengan meminta

    data kepada informan kunci yang merupakan tokoh masyarakat sekaligus orang

    yang dipercaya oleh PT.Samsung Electronics Indonesia untuk memfasilitasi

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    47/100

    36

    setiap program-program CSR yang digulirkan ke masyarakat. Data yang diambil

    yaitu data dari orang-orang yang pernah terlibat atau pernah menerima program-

    program CSR dari PT.Samsung Electronics Indonesia.

    3.7 Teknik Analisis Data

    Peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif guna menjawab

    rumusan masalah dalam penelitian ini. Dengan metode analisis deskriptif

    kualitatif, data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan mengkaji,

    memaparkan, menelaah, dan menjelaskan secara narasi data-data yang

    diperoleh mengenai implementasi CSR pada perusahaan sebagai wujud

    tanggung jawab sosial perusahaan.

    Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif, menurut

    Bogdan dalam Sugiyono (2005), bahwa analisis data kualitatif adalah proses

    mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

    wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi data, dengan cara

    mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

    melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

    yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami sendiri

    maupun orang lain.

    Teknik analisis data yang digunakan melalui tahapan-tahapan, yaitu

    sebagai berikut :

    1. Reduksi data, merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

    penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang diperoleh dari

    catata-catan lapangan. Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang

    menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    48/100

    37

    dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga

    kesimpulankesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diidentifikasi.

    2. Penyajian data, merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

    memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

    tindakan.

    3. Kesimpulan dan Verifikasi, kesimpulan akhir tergantung pada besarnya

    kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodean, penyimpangan dan

    metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti dan tuntutan

    sponsor. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu kegiatan dari

    konfigurasi yang utuh. Pembuktian kembali atau verifikasi dapat dilakukan

    untuk mencari pembenaran dan persetujuan sehingga validitas dapat

    tercapai.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    49/100

    38

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    4.1 Gambaran Umum PT. Samsung Electronics Indonesia (PT SEIN)

    4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

    Sebelum tahun 1997, Samsung lebih dikenal dengan reputasinya

    sebagai perusahan pembuat peralatan elektronik dengan produk-produk low-

    end. Perusahaan tersebut hanya dikenal sebagai imitator, bukan inovator

    karena tidak melakukan inovasi-inovasi produk pada saat itu. Produk-produk

    kompetitif berdasar pada low cost yang direfleksikan dengan tenaga kerja

    yang murah. Samsung belum mempunyai brand value dan belum memiliki

    pasar internasional. Strategi yang dilakukannya pada saat itu adalah

    cost/price leadership. Samsung berfokus pada pasar-pasar tertentu dan

    memilih fokus pada pasar dengan permintaan terbesar, pasar Amerika

    yang perkembangannya tinggi, juga pada pasar yang pertumbuhannya cepat,

    yaitu China.

    Samsung kemudian berkembang menjadi perusahaan berskala

    internasional. Dimulai dari menyewa staf yang berpendidikan Amerika atau

    berpengalaman secara signifikan di USA. Tiga warga yang bukan berasal

    dari Korea Selatan menjadi anggota komisi direktur. Warga asing memiliki

    60% saham dari grup. Perusahaan sekarang menghasilkan 70% dari

    pendapatannya di luar Korea Selatan, manufaktur di 14 negara, termasuk

    China dan Meksiko. Samsung juga mengadakan partnership dengan

    Amerika.

    Pada awal tahun 1997, Samsung hampir tidak berbisnis mobile phones

    di luar Korea Selatan, tapi kemudian setelah mengadakan partnership,

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    50/100

    39

    Samsung memperoleh pesanan 1,8 juta handsetssenilai $600 juta dari Sprint

    PCS Group. Reputasi Samsung sekarang adalah high-end mobile handsets

    dan berkembang sebagai penyuplai pada industri ini. Setelah mengadakan

    partnership dengan beberapa perusahaan ternama seperti Best Buy, Radio

    Shack, dan Circuit City, Samsung lebih sukses dari tahun-tahun sebelumnya.

    Pada tahun 2001 Samsung menjual produk-produk senilai $500, dan

    menargetkan penjualan $1 miliyar di tahun 2002. Penjualan terbaiknya

    adalah DVD/VCR player dan mobile phone serta PDA. Salah satu kunci

    sukses Samsung terletak pada desain. Teknologi dan desain pada Samsung

    sangat baik. Samsung memiliki 300 desainer bertalenta di Seoul dan empat

    kantor desain di USA, Eropa, dan Jepang. Penekanan produknya adalah

    pada gaya, best practice, sederhana, dan respon yang cepat pada

    perubahan-perubahan pasar.

    Samsung berdedikasi untuk membuat dunia yang lebih baik melalui

    berbagai bisnis yang hari ini diantaranya adalah teknologi tingkat tinggi,

    semikonduktur, pencakar langit dan konstruksi, petrokimia, fashion, obat-

    obatan, finansial, hotel dan banyak lagi. Perusahaan ini memimpin pasar

    global di bidang pembuatan barang elektronik teknologi tinggi dan media

    digital. Melalui inovasi, produk andal dan layanan-layanan, orang-orang

    berbakat, pendekatan bertanggung jawab pada bisnis dan warga negara

    global, juga kolaborasi dengan mitra bisnis serta pelanggan, Samsung

    membawa dunia ke arah baru yang imajinatif.

    Berawal dari bisnis ekspor kecil di Taegu, Korea, Samsung telah

    tumbuh menjadi salah satu perusahaan elektronik terkemuka di dunia,

    dengan spesialisasi pada media dan peralatan digital, semikonduktor,

    memori, dan integrasi sistem. Kini proses dan produk inovatif dan berkualitas

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    51/100

    40

    Samsung telah diakui di dunia. Hal tersebut kemudian menjadi tonggak

    utama dalam sejarah Samsung, menunjukkan bagaimana perusahaan ini

    telah mengembangkan jajaran dan pencapaian produknya, meningkatkan

    pendapatan dan saham pasarnya, dan mengikuti misinya untuk memberikan

    hidup yang lebih baik bagi pelanggan di seluruh dunia.

    Berikut perjalanan singkat Samsung yang telah berevolusioner menjadi

    perusahaan global yang memimpin industri digital dan teknologi.

    19381970 Samsung mengawali kiprahnya

    19701980 Melakukan Diversifikasi Industri dan Elektronika

    19801990 Memasuki Pasar Global

    19901994 Berkompetisi dalam Dunia Teknologi yang Berubah

    19941997 Menjadi Kekuatan Global

    19972000 Melampaui Batas Digital

    2000 - sekarang Memprakarsai Era Digital

    Era digital telah membawa perubahan dan kesempatan yang

    revolusioner bagi bisnis secara global, dengan teknologi yang canggih,

    produk yang kompetitif, dan inovasi yang konstan.

    Samsung memandang setiap tantangan sebagai peluang dan yakin

    telah menempati posisi sempurna sebagai salah satu pemimpin yang diakui

    dunia di industri teknologi digital. Komitmen untuk menjadi yang terbaik di

    dunia telah membuat Samsung sebagai pemegang pangsa pasar global

    terbesar untuk tiga belas item di antara produk Samsung, termasuk

    semikonduktor, TFT-LCD, monitor dan ponsel CDMA. Dengan pandangan ke

    depan, Samsung telah membuat kemajuan bersejarah di bidang riset dan

    pengembangan lini semikonduktor, termasuk flash memori dan non-memori,

    semikonduktor khusus pesanan, DRAM dan SRAM, dan juga memproduksi

    LCD yang terbaik di kelasnya, telepon seluler, peralatan digital, dan lebih

    banyak lagi.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    52/100

    41

    4.1.2 Filosofi dan Nilai Perusahaan

    4.1.2.1 Filosofi Samsung

    Samsung menganut filosofi bisnis yang sederhana, yaitu

    mencurahkan sumber daya manusia dan teknologi untuk menciptakan

    produk dan jasa yang luar biasa, sehingga dapat memberikan

    sumbangsih untuk masyarakat global yang lebih baik.

    Setiap hari, orang-orang Samsung membawa serta filosofi ini

    dalam kehidupan mereka. Para pemimpin mencari orang-orang

    terhebat dari seluruh dunia, dan memberi mereka sumber daya yang

    diperlukan untuk melakukan yang terbaik di bidangnya. Hasilnya,

    semua produk, dari chip memori yang membantu bisnis menyimpan

    pengetahuan penting hingga telepon seluler yang menghubungkan

    orang-orang antar benua, memiliki tenaga untuk memperkaya hidup.

    Itulah makna dari menciptakan masyarakat global yang lebih baik.

    4.1.2.2 Nilai-Nilai Samsung

    Samsung percaya bahwa hidup dengan berpegang teguh pada

    nilai adalah kunci menuju bisnis yang baik. Di Samsung,kode etik yang

    ketat dan nilai-nilai inti tersebut menjadi dasar dari setiap keputusan

    yang dibuat:

    a) Orang-orang

    Cukup sederhana, sebuah perusahaan adalah orang-orang

    yang ada di sana. Samsung memberi kesempatan yang sangat luas

    bagi orang-orang Samsung untuk mencapai potensi mereka

    sepenuhnya.

    http://www.samsung.com/id/aboutsamsung/corporateprofile/download/sec_global_codeofconduct.pdfhttp://www.samsung.com/id/aboutsamsung/corporateprofile/download/sec_global_codeofconduct.pdf
  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    53/100

    42

    b) Keunggulan

    Semua yang dilakukan di Samsung didorong oleh gairah yang

    tak tertahankan untuk mencapai keunggulan dan komitmen yang

    tak tergoyahkan- untuk mengembangkan produk dan layanan

    terbaik di pasar.

    c) Perubahan

    Dalam ekonomi global yang saat ini berjalan sangat cepat,

    perubahan secara konstan terjadi dan inovasi adalah hal yang

    sangat penting untuk mempertahankan sebuah perusahaan. Seperti

    yang telah dilakukan selama 70 tahun, Samsung mengarahkan

    pandangan ke masa depan, menangkap kebutuhan dan permintaan

    pasar agar dapat mengarahkan perusahaan menuju kesuksesan

    jangka panjang.

    d) Integritas

    Beroperasi dengan cara yang beretika adalah pondasi bisnis

    Samsung. Semua yang dilakukan dipandu oleh panduan moral yang

    memastikan keadilan, menghormati semua stakeholder dan

    transparansi sepenuhnya.

    e) Mendukung kemakmuran

    Sebuah bisnis tidak bisa berhasil bila tidak dapat menciptakan

    kemakmuran dan kesempatan untuk orang lain. Samsung

    didedikasikan untuk menjadi warga korporat yang bertanggung

    jawab secara sosial dan lingkungan dalam setiap komunitas di

    mana Samsung beroperasi di seluruh dunia.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    54/100

    43

    4.1.3 Struktur Organisasi

    Seorang Presdir (Presiden Director) dibantu oleh seorang CFO yang

    memimpin divisi ADM (Adminstration) dan 4 orang direktur dari Sales

    Division, OMS Division (Optical Media Solution) , VD Division (Visual Display)

    dan AV Division (Audio Video).

    1) Direktur OMS membawahi 6 departemen yaitu :

    a) PPC (Production Planning Control)

    PPC Departemen dipimpin oleh seorang manager dan departemen ini

    bertanggung jawab kepada masalah rencana produksi, rencana

    ekspor dan finish goods inventory.

    b) QC (Quality Control)

    Quality Control dipimpin oleh seorang General Manager dan

    departemen ini bertanggung jawab pada Quality material yang

    dikontrol oleh IQC section (Incoming Quality Control), Quality barang

    jadi yang dikontrol oleh OQC section (Outgoing Quality Control), pusat

    standard kerja dan Quality barang jadi di customers yang dikontrol

    oleh JQE (Join Quality Engineer).

    c) Procurement

    Procurement departemen dipimpin oleh seorang General Manager

    dan departemen ini membidangi masalah pembelian material dan

    consumable, material price, dan material control.

    d) Produksi

    Produksi departemen dipimpin oleh seorang General Manager dan

    departement ini bertanggung jawab dalam memproduksi material

    sampai menjadi barang jadi.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    55/100

    44

    e) Engineering

    Engineeringdepartemen dipimpin oleh seorang General Manager dan

    departemen ini mensupport produksi yang berhubugan dengan

    masalah teknik dan menganalisa masalah-masalah yang terjadi pada

    proses perakitan di departemen produksi.

    f) R & D (Research and Development)

    R & D departemen dipimpin oleh seorang General Manager dan

    departemen ini bertanggung jawab dalam melakukan penelitian dan

    pengembangan produk agar lebih baik sehingga produk yang

    dihasilkan mempunyai daya saing yang kompetitif baik dari segi

    kualitas maupun harga jual.

    2) CFO (Chief Finance Officer) yang memimpin divisi ADM (Adminstaration)

    yang dibantu oleh empat orang General manager untuk empat

    departemen, yaitu :

    a) HRD/GA (Human Resources and Development/General Affair)

    Dipimpin oleh seorang General Manager yang membawahi

    Departemen HRD & GA pada divisi Administrasi

    b) IT (Information and Technology) Dipimpin oleh seorang General

    Manager yang membawahi Departemen IT pada divisi Administrasi.

    c) EXIM (Export & Import) Dipimpin oleh seorang General Manager yang

    membawahi Departemen EXIM pada divisi Administrasi.

    d) Accounting General Manager yang membawahi Departemen

    Accountingpada divisi Administrasi

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    56/100

    45

    STRUKTUR ORGANISASI PT. SAMSUNG ELECTRONICS INDONESIA

    Sumber:SEINs training centre book

    PRESIDE

    N

    DIRECT

    SALES

    DIVISIO

    N

    VD

    DIVISIO

    N

    CFO

    OMS

    DIVISIO

    N

    AV

    DIVISIO

    N

    QC

    DEPT.

    PROCUREMEN

    T DEPT.PPC

    DEPT.

    PRODUCTIO

    N DEPT.

    ENGINEERI

    NG DEPT.R & D

    DEPT.

    IT

    DEPT.

    ACCOUNTIN

    G

    DEPT.

    EXIM

    DEPT.

    HR & GA

    DEPT.

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    57/100

    46

    4.2 Kegiatan CSR (Corporate Social Responsibi l i ty) PT. Samsung

    Electronics Indonesia (PT SEIN)

    Kegiatan CSR PT. SEIN sangat beragam, mulai dari bidang pendidikan,

    kesehatan, lingkungan hidup, serta perekonomian. Adapun beberapa

    diantaranya adalah:

    1. Samsung Hope for Chi ldren

    Dalam memenuhi tanggung jawabnya, PT. Samsung Electronics

    Indonesia melakukan beberapa upaya dalam menjalankan program

    Corporate Social Responsibilityperusahaan mereka. Dengan tema globalnya

    yakni Inovasi untuk Mendukung Pembangunan Manusia, beberapa anak

    perusahaan Samsung turut berpartisipasi dalam program yang diadakan oleh

    Samsung yaitu Samsung Hope for Children.Program tersebut diluncurkan

    secara global dengan tujuan untuk menarik perhatian seluruh dunia terhadap

    kebutuhan pendidikan dan kesehatan untuk anak. Program ini memberikan

    dukungan untuk anak-anak, dengan menyediakan produk, pengetahuan dan

    layanan relawan karyawan perusahaan Samsung. Untuk di Indonesia sendiri,

    program Samsung Hope for Children ini direalisasikan dengan mengadakan

    program Rumah Belajar di Desa Karangsari, Klender, Bekasi yang bekerja

    sama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB).

  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    58/100

    47

    Rumah Belajar salah satu program Samsung Hope for Children di Indonesia

    Sumber:http://www.samsung.com/id/

    Kegiatan di Rumah Belajar

    Sumber: http://www.samsung.com/id/

    http://www.samsung.com/id/http://www.samsung.com/id/http://www.samsung.com/id/http://bi2b.files.wordpress.com/2012/01/samsung-hope-for-children-3.jpghttp://bi2b.files.wordpress.com/2012/01/samsung-hope-for-children-2.jpghttp://bi2b.files.wordpress.com/2012/01/samsung-hope-for-children-3.jpghttp://bi2b.files.wordpress.com/2012/01/samsung-hope-for-children-2.jpghttp://www.samsung.com/id/
  • 7/27/2019 SKRIPSI LENGKAP -FEB-AKUNTANSI-AYU ARDHILLAH ANWAR.pdf

    59/100

    48

    Program Rumah Belajar tersebut didirikan karena Samsung

    memandang bahwa anak merupakan masa depan suatu bangsa. Untuk

    itulah, pendidikan sejak dini memegang peranan penting bagi

    perkembangan kualitas manusia. Program Rumah Belajar tersebut

    membidik siswa sekolah menengah atas yang berasal dari keluarga

    prasejahtera. Mereka diajarkan keterampilan teknik, seperti memperbaiki

    dan merakit telepon genggam Samsung selama satu tahun masa

    pendidikan. Dengan begitu, mereka akan memiliki keterampilan agar bisa

    terjun ke dunia kerja. Di samping itu, Samsung siap menyerap siswa

    lulusan Rumah Belajar tersebut.

    Melihat program yang diadakan oleh PT. Samsung Electronics

    Indonesia ini, peneliti menilai bahwa program tersebut sangat bermanfaat

    untuk jangka panjang dan turut membantu dunia pendidikan Indonesia.

    Terlebih siswa-siswa di Rumah Belajar tersebut merupakan anak-anak

    yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dengan pelatihan dan

    bimbingan yang dilakukan oleh Samsung, maka anak-anak tersebut

    diharapkan bisa memiliki keterampilan yang cukup untuk terjun di dunia

    kerja.

    2. Samsung