skripsi lengkap feb manajemen - adhita aryandini. a

130
SKRIPSI ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH PRODUK TABUNGAN MASA DEPAN DI PT. BANK SULSELBAR CABANG UTAMA MAKASSAR ADHITA ARYANDINI. A JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN

Upload: abialfarabi242403

Post on 16-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

wqeqewqe

TRANSCRIPT

JUDUL : ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI ELEKTRONIK PADA PT

PAGE - 5 -

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH PRODUK TABUNGAN MASA DEPAN DI PT. BANK SULSELBAR CABANG UTAMA MAKASSARADHITA ARYANDINI. A

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

SKRIPSIANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH PRODUK TABUNGAN MASA DEPAN DI PT. BANK SULSELBAR CABANG UTAMA MAKASSARsebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

ADHITA ARYANDINI. A

A21108864

kepada

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

PRAKATA

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Nasabah dalam Memilih Produk Tabungan Masa Depan di PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang telah memberikan pedoman dan suri tauladan yang terbaik hingga akhir jaman.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengakui masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Keadaan ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penulis, oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.

Dalam menyusun skripsi ini penulis mengalami banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan, namun berkat bantuan, bimbingan, petunjuk, dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan tak terhingga kepada :1. Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW yang merupakan sumber dari segala ilmu pengetahuan dan hanya atas rahmat dan izin-Nya skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Ucapan terima kasih kepada Ayahanda H. Amir Zainuddin, SE. dan Ibunda Hj. Ramdhani Amir serta saudara-saudaraku Alam Azhari Amir, Abdi Aryadi Amir, Muh. Akhsan Adhyatma Amir yang senantiasa memberikan doa, nasehat, dukungan, dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. H. Syamsul Alam, SE.M.Si. dan Ibu Dr. Indrianty Sudirman, SE.M.Si. yang telah membimbing dan mengarahkan penulis kearah penyempurnaan skripsi ini.4. Bapak Dr. Muhammad Yunus Amar, SE.M.T. selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Bapak Dr. Muh. Ismail Pabo, SE., M.Si Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.5. Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.

6. Rekan-rekan tercinta Cila, Arini, Sarah, Dj, Ade, Tri, Ita, Tiwi, Ela dan Inna yang telah memberikan support dan turut membantu penulis dalam merampungkan skripsi ini.7. Special for Andayani yang telah mensupport penulis dalam menyelesaikan studi ini.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa, sebagai manusia dengan kelebihan dan kekurangannya, masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi suatu karya yang berguna bagi kita semua.

Makassar, November 2012

PenulisABSTRAK

Analisis Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Nasabah Dalam Memilih Produk Tabungan Masa Depan Di PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar

Analysis of Brand Image Influence for the Customer Decision in Choosing the Long-term Saving Product in PT. Bank Sulselbar, in the main Branch of Makassar

Adhita Aryandini A

H. Syamsul Alam

Indrianty Sudirman

Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh brand image (citra produsen, citra konsumen, citra produk) terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan serta untuk menganalisis variabel dari brand image yang paling berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan di PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar.

Data penelitian ini diperoleh melalui observasi, interview dan hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden. Temuan penelitian menunjukkan bahwa hasil pengujian regresi linear berganda maka diketahui bahwa variabel citra produsen, citra konsumen dan citra produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan pada PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar. Berdasarkan hasil pengujian regresi maka dapat diketahui bahwa variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap keputusan konsumen dalam memilih produk tabungan masa depan adalah variabel citra produk, alasannya karena memiliki nilai beta yang terbesar serta memiliki nilai probabilitas yang terkecil dari variabel lainnya. Dari hasil pengujian secara serempak dan secara parsial (uji T dan Uji F) ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa semua dimensi (citra produsen, citra konsumen dan citra produk) dari variabel brand image secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk masa depan, sedangkan variabel dari brand image yang paling berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk masa depan adalah citra produk.

Kata kunci : Citra produsen, citra konsumen dan citra produk terhadap keputusan nasabah

This research aims to find out the influence of brand image (image of producer, image of consumer, and image of product) for the customer in choosing the long-term saving product as well as to analyze the most significant variable of the brand image influencing the customer decision in opting for the long-term saving product at PT. Bank Sulselbar, in the main branch of Makassar.

The data of the research was obtained by observing, interviewing, and also spreading out the questionnaire to the respondent. By utilizing the test of multiplied linear regression, the research designates that the image of producer, the image of consumer, and the image of product variables have saving product at PT. Bank Sulselbar, in the main branch of Makassar. Based on the result of the linear regression test, it is known that the most significant variables influencingthe costumer to choose the long-term saving product is the image of product variable. It is due to the highest beta and also the lowest probability value among other variables. From the test done simultaneously and partially (Test T and Test F), the research proves that all dimension (image of producer, image of consumer, and image of product) of brand image variable simultaneously have the significant effect influencing the costumer decision to choose long-term saving product, while the most influential variable influencing the customer to choose long-term saving product is the image of product.

Keywords : Image of producer, Image of consumer, and Image of product towards customer decision

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN SAMPUL

i

HALAMAN JUDUL

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

iii

HALAMAN PENGESAHAN

iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

v

PRAKATA

vi

ABSTRAK

vii

ABSTRACT

viii

DAFTAR ISI

ix

DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xii

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang

1

1.2. Rumusan Masalah

3

1.3. Tujuan Penelitian

4

1.4. Manfaat Penelitian

4

1.5. Sistematika Penulisan

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

6

2.1. Tinjauan Teori

6

2.2. Penelitian Terdahulu

22

2.3. Kerangka Pemikiran

23

2.4. Hipotesis

24

BAB III METODE PENELITIAN

26

3.1. Jenis/Rancangan Penelitian

26

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

26

3.3. Populasi dan Sampel

26

3.4. Jenis dan Sumber Data

27

3.5. Metode Pengumpulan Data

27

3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

28

3.7. Metode Analisis

29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

32

4.1. Hasil Penelitian

32

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

32

4.1.2 Visi PT. Bank Sulselbar

34

4.1.3 Misi PT. Bank Sulselbar

34

4.1.4 Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Tanggungjawab

PT. Bank Sulselbar

36

4.2. Hasil Analisis

50

4.2.1 Analisis Profil Responden

50

4.2.2 Deskripsi Variabel Brand Image dan Perhitungan Skor

Variabel Independent

53

4.2.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

58

4.2.4 Analisis dan Pembahasan Regresi Linear Berganda

61

4.2.5 Pengujian Hipotesis

63

4.3. Pembahasan

66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

71

5.1. Kesimpulan

71

5.2. Saran

72

DAFTAR PUSTAKA

73

DAFTAR TABEL Halaman

TABEL IPROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN

50

TABEL IIPROFIL RESPONDEN BERDASARKAN UMUR

51

TABEL IIIPROFIL RESPONDEN BERDASARKAN PEKERJAAN

52

TABEL IVPROFIL RESPONDEN BERDASARKAN PENDAPATAN

52

TABEL VTANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI CITRA PRODUSEN

54

TABEL VITANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI CITRA KONSUMEN

55

TABEL VIITANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI CITRA PRODUK

56

TABEL VIIITANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI PERILAKU

KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN MEMILIH PRODUK TABUNGAN MASA DEPAN

57

TABEL IXHASIL UJI VALIDITAS

59

TABEL XHASIL UJI RELIABILITAS

60

TABEL XIHASIL PERHITUNGAN REGRESI

61

TABEL XIIHASIL PERHITUNGAN UJI F (SECARA SIMULTAN)

64

TABEL XIIIHASIL PERHITUNGAN UJI T

65

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 2.1.Kerangka Pikir 24

Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Cabang Utama

Makassar 37BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Persaingan bisnis dalam jaman kecepatan, sehingga menuntut perusahaan harus dapat bersikap dan bertindak, hal ini disebabkan karena lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai ketidakpastian paling besar. Oleh karena itu, dalam abad millennium seperti sekarang ini perusahaan dituntut bersaing secara kompetitif dalam hal menciptakan dan mempertahankan konsumen yang loyal, dan salah satunya adalah melalui perang antar merek. Memasuki millennium baru di era globalisasi ini produsen dihadapkan pada persaingan untuk meraih dominasi merek.

Salah satu kegiatan usaha yang paling dominan dan sangat dibutuhkan keberadaannya didunia ekonomi dewasa ini adalah kegiatan usaha lembaga keuangan perbankan. Fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi sangat berperan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Selain itu peranan perbankan sebagai penunjang dari keputusan bisnis yang merupakan kebutuhan dari masyarakat untuk melakukan suatu aktivitas perekonomian.

Iklim usaha yang semakin menantang, seperti dalam dunia industri perbankan membuat manajemen perbankan dapat menjawab tantangan pasar dan memanfaatkan peluang pasar dalam struktur persaingan di masa kini maupun di masa mendatang. Kemampuan perusahaan dalam menangani masalah pemasaran, mencari dan menemukan peluang-peluang pasar akan mempengaruhi kelangsungan hidup perbankan dalam persaingan. Dalam keadaan ini pihak perbankan ditantang untuk lebih berperan aktif dalam mendistribusikan dan memperkenalkan produknya agar nasabah dapat mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan.

Salah satu cara yang dilakukan sehingga akan mempengaruhi nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan adalah melakukan brand image. Menurut Erna (2008:165) bahwa brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut, kemudian dalam penelitian yang dilakukan oleh Intan Indah Lestari dengan judul penelitian pengaruh brand image terhadap keputusan nasabah dalam memilih tabungan pada PT. Bank Central Asia Cabang Probolinggo. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial citra pemakai, citra produsen dan citra pembuat berpengaruh dan signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan.Kemudian perlu ditambahkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Intan dan peneliti adalah terletak dari produk tabungan, dimana penelitian yang dilakukan oleh Indah adalah tabungan tahapan yang sedangkan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah tabungan tampan. Alasannya peneliti memilih tabungan masa depan (tampan) adalah karena jenis produk Tampan yang ditawarkan oleh PT. Bank Sulselbar sangat diminati oleh nasabah penabung.

Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, mana penelitian ini ditentukan pada PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar. Dalam menunjang aktivitas operasional bank maka salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu perbankan adalah nasabah penabung, alasannya karena dengan adanya kenaikan jumlah nasabah penabung akan berdampak terhadap peningkatan financial tabungan nasabah disetiap bank, hal ini dapat disajikan melalui tabel 1 yaitu sebagai berikut :

Tabel 1.1 Perkembangan Nasabah Tabungan Masa Depan Januari Tahun 2011 s/d Juni 2012TahunTriwulan 1Triwulan 2Triwulan 3Triwulan 4Jumlah

Jan-MaretApril-JuniJuli-Sept.Okt-Des.

201170362219147

2012229398627

Jumlah nasabah secara keseluruhan774

Sumber : Data diolah dari PT. Bank Sulselbar Cabang Utama MakassarBerdasarkan tabel 1 yakni hasil analisis mengenai perkembangan jumlah nasabah tabungan masa depan pada PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar dalam 2 tahun terakhir yakni dari tahun 2011 dan tahun 2012 adalah sebanyak 774 orang nasabah. Sehingga dengan adanya perkembangan jumlah nasabah tersebut maka penulis perlu melakukan evaluasi mengenai pengaruh brand image atau citra merek yang mempengaruhi perilaku atau keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan yang ditawarkan oleh PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat tema ini lebih dalam dengan memilih judul : Analisis Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Nasabah Dalam Memilih Produk Tabungan Masa Depan di PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka masalah pokok yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :1) Apakah brand image yang terdiri dari citra produsen, citra konsumen, citra produk, mempunyai pengaruh terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan di PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar.2) Variabel manakah dari brand image yang paling berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan di PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar.1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan :1) Untuk melihat sejauh mana pengaruh brand image (citra produsen, citra konsumen, citra produk) terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan di PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar.2) Untuk menganalisis variabel dari brand image yang paling berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan di PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar.1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dengan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis : Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu khususnya mengenai brand image terhadapkeputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan.

2) Manfaat Praktis : Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada perusahaan PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar agar perusahaan mengetahui brand image terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi penulis akan membahas kedalam enam bab dapat diperincikan sebagai berikut:

Bab pertama pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, masalah pokok, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.

Bab kedua tinjauan pustaka yang berisikan tinjauan teori, tinjauan empirik, kerangka pikir dan hipotesis.Bab ketiga metode penelitian yang terdiri dari jenis atau rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, definisi operasional variabel, metode analisis.

Bab keempat hasil penelitian dan pembahasan.

Bab kelima penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Arti pemasaran sering dikacaukan dengan pengertian-pengertian (1) penjualan, (2) perdagangan, dan (3) distribusi. Padahal isitilah-istilah tersebut hanya merupakan satu bagian dari kegiatan pemasaran secara keseluruhan. Proses pemasar itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan.

Sehingga sejak orang mengenal kegiatan pemasar, telah banyak definisi-definisi pemasaran yang dikemukakan. Definisi-definisi tersebut mula-mula menitik beratkan pada barang, kemudian pada lembaga-lembaga yang diperlukan untuk melaksanakan proses penjualan, dan kemudian pada fungsi-fungsi yang dijalankan untuk memungkinkan dilakukannya transaksi-transaksi pemasaran.

Definisi yang paling luas yang dapat menerangkan secara jelas arti pentingnya pemasaran dikemukakan oleh William J. Stanton yang dikutip oleh Dharmmesta dan Handoko (2008:4) berpendapat bahwa : Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun potensial.

Dari definisi di atas dapatlah diterangkan bahwa arti pemasaran adalah jauh lebih luas daripada arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifisir kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran/penjualan produk tersebut. Jadi, kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubuangan sebagai suatu sistem.

Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi di dalam suatu lingkungan yang terus-menerus berkembang sebagai konsekuensi sosial dari perusahaan, tetapi juga dibatasi oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri dan peraturan-peraturan yang ada. Bagi pemasaran, perubahan lingkungan dapat merupakan tantangan-tantangan baru yang memerlukan tanggapan dan cara penyelesaian yang baru pula, atau sebaliknya dapat berupa suatu peluang atau kesempatan mengembangkan usahanya.

Boyd dkk (2000:4) berpendapat bahwa : Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.

Meningkatnya pembagian dan spesialisasi tenaga kerja merupakan sebagian dari perubahan-perubahan yang paling penting yang terjadi ketika masyarakat bergerak dari ekonomi primitif menuju tingkat pembangunan ekonomi yang lebih tinggi. Tapi, meskipun membantu memperbaiki standar kehidupan masyarakat, peningkatan spesialisasi menimbulkan masalah yang berbeda : Spesialis tidak lagi berswadaya. Pengrajin yang berspesialisasi dalam membuat tembikar menjadi sangat terampil dan efisien pada pembuatan tembikar, memproduksi surplus tembikar, tetapi mereka tidak membuat jenis barang dan jasa lain yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup dan untuk meningkatkan gaya hidup mereka. Suatu masyarakat tidak dapat memetik manfaat penuh dari spesialisasi, sampai masyarakat itu mengembangkan sarana untuk mendukung perdagangan dan pertukaran dari kelebihan barang di antara anggota-anggotanya. Demikian pula, suatu negara tidak dapat menikmati seluruh barang dan jasa yang ada di dunia atau melakukan penetrasi ke semua pasar bagi keluaran ekonomi dari penduduknya kecuali jika pertukaran dapat terwujud melewati batas-batas nasional.

Sedangkan Kasmir dan Jakfar (2003:74) mengemukakan bahwa : Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta memper-tukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

Pemasaran dapat pula diartikan sebagai upaya untuk menciptakan dan menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu. Pemasaran berusaha menciptakan dan mempertukarkan produk baik barang maupun jasa kepada konsumen dipasar. Penciptaan produk tentu saja didasarkan kepada kebutuhan dan keinginan pasar. Akan sangat berbahaya jika penciptaan produk tidak didasarkan kepada keinginan dan kebutuhan konsumen. Konsumen yang menginginkan dan membutuhkan produk adalah individu (perorangan), atau kelompok tertentu (industri).

Menurut Subagyo (2010:4) mendefinisikan dalam arti bisnis Pemasaran adalah sebuah sistem bagian dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar.

Definisi diatas mempunyai beberapa pengertian penting mengingat :

1. Ini adalah definisi sistem yang manajerial.

2. Seluruh sistem dari kegiatan bisnis harus berorientasi pasar atau konsumen. Keinginan konsumen diketahui dan dipuaskan secara efektif.

3. Pemasaran adalah proses bisnis yang dinamis karena merupakan sebuah proses integral yang menyeluruh dan bukan gabungan aneka fungsi dan pranata yang terurai.

Pemasaran bukan kegiatan tunggal atau kegiatan gabungan, pemasaran adalah hasil interaksi dari berbagai kegiatan.

4. Program pemasaran dimulai dengan sebutir gagasan produk dan tidak terhenti sampai keinginan konsumen benar-benar terpuaskan mungkin beberapa waktu setelah penjualan dilakukan.

5. Untuk berhasil pemasaran harga memaksimalkan penjualan yang menghasilkan laba dalam jangka panjang.

2.1.2 Pengertian Merek dan Manfaat Merek

Menurut Sumarwan (2003:303) merek adalah nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-merek produk yang sudah lama dikenal oleh konsumen telah menjadi citra bahkan simbol status bagi produk tersebut. Maka tidaklah mengherankan jika merek seringkali dijadikan kriteria dalam mengevaluasi suatu produk.

Merek memiliki karakteristik yang lebih luas daripada produk yaitu citra pengguna produk, country of origin, asosiasi perusahaan, brand persobalit, simbol-simbol dan hubungan merek/pelanggan. Selain itu merek juga dapat menghantarkan manfaat tambahan seperti manfaat ekspesi diri pengguna dan manfaat emosional.

Ferrinadewi (2008:137) berpendapat bahwa : Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi keseluruhannya, yang ditujukan untuk mengidetifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk .

Herman (2003) dari Herman Strategik Consulting yang dikutip oleh Ferrinadewi (2008, hal. 138) menyatakan bahwa pandangan di atas dalam satu definisi menjadi : A Brand is the anticipation of consumers feel, toward a spesific benefit toward about to be derived fron a idebtified source (a product, a service, and so forth) aften asssociated with a standardized set of symbolic representations (name, logo,emblem, calor, togline, tagline, image etc).

Berdasarkan definisi merek di atas menekankan bahwa mereka erat kaitannya dengan alam pikir manusia. Alam pikir manusia meliputi semua yang eksis dalam pikiran konsumen terhadap merek seperi perasaan, pengalaman, citra, persepsi, keyakinan, sikap sehingga dapat dikatakan mereka adalah sesuatu yang sifatnya immaterial. Merek merubah atau menstransformasi hal yang sifatnya tangible menjadi sesuatu yang bernilai. Proses transformasi ini sepenuhnya menjadi wewenang konsumen untuk melanjutkan atau menghentikannya.

Merek memberi banyak manfaat bagi konsumen diantaranya membantu konsumen dalam mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas produk. Konsumen lebih mempercayai produk dengan merek tertentu daripada produk tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan serupa.

Ferrinadewi (2008:139) merek menawarkan 2 jenis manfaat yaitu manfaat fungsional dan manfaat emosional. Manfaat fungsional mengacu pada kemampuan fungsi produk yang ditawarkan. Sedangkan manfaat emosional adalah kemampuan merek untuk membuat penggunaannya merasakan sesuatu selama proses pembelian atau selama konsumsi.

Heggelson & Suphelen, 2004 yang dikutip oleh Ferrinadewi (2008:139) manfaat lain yang ditawarkan merek kepada konsumen adalah manfaat simbolis mengacu pada dampak psikologi yang akan diperoleh konsumen ketika ia menggunakan merek tersebut artinya merek tersebut akan mengkomunikasikan siapa dan apa konsumen pada konsumen lain. Ketika konsumen menggunakan merek tertentu maka ia akan terhubung dengan merek tersebut artinya konsumen akan membawa serta citra dari pengguna sekaligus karakteristik merek itu sendiri.

Merek bertumpu pada pemahaman psikologis konsumen. Bagaimana konsumen berpikir dan bertindak. Carl Jung yang dikutip oleh Ferrinadewi (2008:140) dalam karyanya menunjukkan bahwa terdapat 4 fungsi dari alam pikir yaitu:

1. Pemikiran

Bagian berpikir dalam otak kita berhubungan dengan rasionalitas dan logika. Seringkali disebut sebagai aktivitas otak kiri. Kegiatan rasional seperti analisa, berhitung terjadi disini. Bagi sejumlah konsumen rasionalitas dan logika dapat menjadi perayu yang kuat karena memiliki kemampuan untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian.

2. Perasaan

Perasaan juga merupakan alat yang dapat digunakan untuk mempengaruhi konsumen. Melalui iklan dan aktivitas promosi untuk menstimulasi perasaan konsmen. Perasaan diatur oleh otak kanan yang biasanya berhubungan dengan emosi, rasa bahagia, rasa takut, marah atau sedih bahkan cinta. Iklan yang menanyakan rasa bahagia akan mampu menarik keinginan konsumen untuk melakukan pembelian karena keinginan untuk mendapatkan rasa bahagia yang serupa.

3. Sensasi

Sensasi berkaitan erat dengan sentuhan, rasa, suara, bau, dan penghilatan. Semuanya merupakan fungsi otak kanan. Pemasar dapat menstimulasi sensasi ini melalui aktivitas promosi seperti penyediaan tester. Sensasi berhubungan dengan emosi dan perasaan sehingga menjadi pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

4. Intuisi

Intuisi dapat dikatakan sebagai penyimpangan dari rasionalitas dan logika dan seringkali muncul sebagai tindakan impulsif.

Bagi pemasar, tantangan dalam membangun merek yang kuat adalah dengan memastikan bahwa konsumen mendapatkan pengalaman yang tepat dengan produk dan jasa agar hasrat, pemikiran, perasaan, citra, keyakinan, persepsi dan opini mereka terhubung dengan merek.

2.1.3 Pengertian Brand Image (Citra Merek)

Istilah image ini mulai populer sejak tahun 1950-an, yang dikemukakan dalam berbagai konteks seperti image terhadap organisasi, image terhadap perusahaan, image nasional, image terhadap merek atau brand image, image publik, self-image, dan sebagainya.

Buchari (2003:92) citra adalah merupakan impresi, perasaan atau konsepsi yang ada pada publik mengenai perusaaan, mengenai suatu object, orang atau mengenai lembaga.

Citra ini tidak dapat dicetak seperti mencetak barang di pabrik, tetapi citra ini adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan pemahaman seseorang tentang sesuatu. Citra terbentuk dari bagaimana perusahaan melaksanakan kegiatan operasionalnya, yang mempunyai landasan utama pada segi layanan.

Jadi image ini akan diperhatikan publik dari waktu ke waktu dan akhirnya akan membentuk suatu pandangan positif yang akan dikomunikasikan dari satu mulut ke mulut lain. Dalam kesibukan kita sehari-hari jangan melupakan keadaan fisik bisnis, penampilan, fasilitas, kantor dan karyawan yang melayani publik harus selalu dalam garis dengan satu tujuan memuaskan konsumen. Katakan pada mereka apa yang akan kita perbuat untuk menjaga agar mereka selalu puas, dan tanyakan lagi apa yang mereka inginkan agar dapat diperbaiki di masa yang akan datang.

Image ini dibentuk berdasarkan impresi, berdasar pengalaman yang dialami seseorang terhadap sesuatu, sehingga membangun suatu sikap mental. Sikap mental ini nanti dipakai sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan, karena image dianggap mewakili totalitas pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Lembaga pendidikan dan juga lembaga non profil lainnya, mencari dana yang diperlukan untuk menjalankan organisasi. Dana ini diperoleh dari orang-orang yang berhubungan dengan organisasi. Oleh sebab itu, agar dana lebih mudah mengalir, maka perlu dibentuk image yang baik terhadap organisasi. Masalah image ini pada seseorang, mungkin saja tidak tepat, karena apa yang dialaminya tidak sama dengan apa yang dialami oleh orang lain. Disisnilah perlunya organisasi harus setiap saat memberi inormasi yang diperlukan oleh publik.

Menurut Ferrinadewi (2008:165) berpendapat bahwa : Brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut.

Dapat juga dikatakan bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Oleh karena itu dalam konsep ini persepsi konsumen menjadi lebih penting daripada keadaan sesungguhnya.

Brand image terdiri dari 2 komponen yaitu brand association atau asosiasi merek dan favorability, strenght & uniqueness of brand association atau sikap positif, kekuatan dan keunikan merek.

Konsumen dapat membuat asosiasi merek berdasarkan atribut produk, manfaat produk dan keseluruhan evaluasinya atau sikapnya terhadap merek. Konsumen dapat membuat asosiasi berdsarkan atribut yang berkaitan dengan produk misalnya harga dan kemasan atau atribut yang berhubuangn dengan produk misalnya warna, ukuran, desain dan fitur-fitur lain. Asosiasi juga dapat diciptakan berdasarkan manfaat produk..

Sikap positif (favorability) dan keunikan asosiasi merek terdiri dari 3 hal dalam benak konsumen yaitu adanya keinginan, kemudian keyakinan bahwa merek tertentu dapat memenuhi keinginannya dan yang terpenting adalah keyakinan konsumen bahwa merek tersebut memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan merek lainnya.

Kekuatan asosiasi merek ditentukan dari pengalaman langsung konsumen dengan merek, pesan-pesan yang sifatnya non komersial maupun yang sifatnya komersial. Pada awalnya, asosiasi merek dibentuk dari kombinasi natara kuantitas perhatian konsumen pada merek dan ketika konsumen menemukan relevansi juga konsistensi antara konsep dirinya dengan merek.

Seringkali ini menjadi lebih luas seperti adanya store image, product image dan corporte image. Menurut Stern et al., (2001) yang dikutip oleh Ferrinadewi (2008 : 167) terdapat beberapa aspek yang membuat brand image menjadi begitu bervariasi yaitu :

1). Dimana letak citra/image artinya apakah citra tersebut berada dalam benak konsumen atau memang pada objeknya.

2). Sifat alaminya artinya apakah citra tersebut mengacu pada aprose, bentuk atau sebuah transaksi.

3). Jumlahnya artinya berapa banyak dimensi yang membentuk citra.

Sebagai contoh, brand image dan store image memiliki persamaan dalam hal letak citranya artinya kedua konsep ini mengacu pada letak citra ada pada obyeknya dan ada pada benak konsumen, tetapi berbeda dengan corporate image karena letak citranya ada pada objeknya saja bukan dalam benak konsumen.2.1.4 Komponen yang Membentuk Citra Merek

Faktor lingkungan dan personal sebagai awal terbentuknya suatu citra merek, karena faktor lingkungan dan personal mempengaruhi persepsi seseorang. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi adalah atribut-atribut teknis yang ada pada suatu produk dimana faktor ini dapat dikontrol oleh produsen, selain itu juga sosial budaya termasuk dalam faktor ini. Faktor personal adalah kesiapan mental konsumen untuk melakukan proses persepsi, pengalaman konsumen sendiri, mood, kebutuhan serta motivasi konsumen. Citra merupakan produk akhir dari sikap awal dan pengetahuan yang terbentuk lewat proses pengulangan yang dinamis karena pengalaman.

Citra merek merupakan asosiasi dari semua informasi yang tersedia mengenai produk, jasa, dan perusahaan dari merek yang dimaksud. Informasi ini didapat dari dua cara, yang pertama melalui pengalaman konsumen secara langsung yang terdiri dari kepuasan fungsional dan kepuasan emosional.

Kotler (2008:32) mendefinisikan : Citra merek sebagai seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek, karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut. Citra merek merupakan syarat dari merek yang kuat. Menurut Biels dalam Consugno (2006:137) mengatakan bahwa : Citra merek dapat diukur dengan 3 bagian yaitu : citra pembuat, citra pemakai dan citra produk.Simamora (2008:33) mengatakan : Citra adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka waktu panjang. Sehingga tidak mudah untuk membentuk citra, citra sekali terbentuk akan sulit untuk mengubahnya. Citra yang dibentuk harus jelas dan memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pesaingnya, saat perbedaan dan keunggulan merek dihadapkan dengan merek lain.

Komponen citra merek (brand image) terdiri atas tiga bagian yaitu :

1. Citra produsen (Production image) yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu barang/jasa. Bagi produsen, manfaat brand adalah :a. Brand memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul.

b. Brand memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri khas produk.

c. Brand memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan.

d. Brand membantu penjual melakukan segmentasi pasar.2. Citra Konsumen (Customer image) yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang/jasa. Bagi konsumen, manfaat brand adalah :

a. Brand dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu.

b. Brand membantu menarik perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka.

3. Citra produk (produk image) yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang/jasa. (http:/jurnal brand image.pdf.Nitropdf.

Professional).a. Kualitas produk asli atau palsu.b. Berkualitas baik.

c. Desain menarik.d. Bermanfaat bagi konsumen.2.1.5 Konsep Merek dan Tujuan Penggunaan Merek

Pembuatan merek tidak hanya mengenai urbiquitas, visibilitas dan fungsional, tetapi juga menyangkut ikatan emosional dengan manusia dalam hidup mereka sehari-hari. Ketika produk atau jasa menyatakan dialog emosional dengan pelanggan, produk atau jasa akan menyatakan kualitasnya melalui merek.

Merek adalah value indikator kinerja yang dikembangkan melalui strategi, program dan value yang tepat yang diberikan kepada pelanggan sebagai :

1. Kombinasi (tidak selalu) dari desain, symbol (logo), tanda dan nama yang mengidentifikasi dan membedakan produk perusahaan dan pesaing

2. Kontrak yang tertulis tentang nilai intristik dan keunggulan produk dengan pemakainya

3. Upaya manajemen untuk memperlihatkan integritas produk perusahaan

4. Janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada para pembeli

5. Pernyataan kepercayaan dan penggunaan risiko

Banyak menyebut bahwa desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Produk yang baik dapat menyampaikan makna tambahan tentang jaminan kualitas produk yang memiliki keunikan yang khas, menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk bagi pemakainya, mudah diucapkan, dikenali dan diingat, dan tidak mengandung arti yang buruk di Negara dan bahasa lain, serta dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk-produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk.

Sedangkan tujuan penggunaan merek dapat di uraikan satu persatu dibawah ini :

1. Sebuah identitas, yang bermanfaat sebagai pengenali pasar dalam diferensiasi produk dengan produk pesaing yang memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat melakukan pembelian ulang.

2. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk

3. Untuk membina citra, yang memberikan keyakinan jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen

4. Menciptakan keuntungan kompetitif, jika merek yang memiliki ekuitas yang tinggi akan menghasilkan keuntungan sebagai berikut :

a) Dapat memberikan pertahanan terhadap persaingan harga yang kompetitif

b) Perusahaan akan lebih mudah meluncurkan perluasan merek, kepada peroduk yang memiliki kredibilitas yang tinggi

c) Mampu bertahan pada harga yang lebih tinggi dari pesaing, karena konsumen memiliki keyakinan terhadap kualitas produk

d) Pelanggan sangat mengharapkan merek yang mereka maksud sehingga posisi tawar menawar produsen dengan distributor-pengecer lebih kuat

e) Karena tingkat kesadaran dan kesetiaan konsumen terhadap merek sangat tinggi, maka perusahaan dapat menikmati biaya pemasaran yang lebih rendah.

2.1.6 Keputusan Nasabah

Keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Namun, hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar dan yang salah, tetapi yang justru sering terjadi ialah pilihan antara yang hampir benar dan yang mungkin salah. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting di antara keduanya. Keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau pada tingkat kolektif. Keputusan kaitannya dengan proses merupakan keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Keputusan dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktivitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana.

Menurut Salusu (2003:47) mengemukakan bahwa: Keputusan nasabah ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi.

Selanjutnya Amirullah (2002:61) bahwa: Keputusan nasabah adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.

Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya suatu organisasi, terutama karena masa depan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pengambilan keputusan sekarang. Pentingnya pengambilan keputusan dilihat dari segi kekuasaan untuk membuat keputusan, yaitu apakah mengikuti pola sentralisasi atau desentralisasi. Pengambilan keputusan selain dilihat dari segi kekuasaan juga dilihat dari segi kehadirannya, yaitu tanpa adanya teori pengambilan keputusan administratif, kita tidak dapat mengerti, apakah meramalkan tindakan-tindakan manajemen sehingga kita tidak dapat menyempurnakan efektivitas manajemen.

Proses keputusan pembelian suatu produk mengikuti urutan. Peran seseorang (bukan pembeli utama) dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk perlu diketahui oleh marketer, karena diantara mereka ini terkadang justru menjadi faktor pendorong yang sangat kuat bagi pengambil keputusan pembelian. Sejumlah orang yang memiliki keterlibatan dalam keputusan pembelian, adalah sebagai berikut :

1. Initiator adalah orang yang pertama kali menyadari adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan berinisiatif mengusulkan untuk membeli produk tertentu.

2. Influencer adalah orang yang sering berperan sebagai pemberi pengaruh yang karena pandangan, nasehat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Decider adalah orang berperan sebagai pengambil keputusan dalam menentukan apakah produk jadi dibeli, produk apa yang akan dibeli, bagaimana cara membeli, dan dimana produk itu dibeli.

4. Buyer adalah orang yang melakukan pembelian aktual

5. User adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk yang dibeli

Marketer harus paham betul peran-peran tersebut dijalankan oleh siapa. Jika dalam satu keluarga peran di atas dimainkan oleh anak, ibu dan lebih dominan ditentukan oleh seorang bapak, maka pesan komunikasi pemasaran harus diarahkan pada yang lebih dominan sebagai pengambil keputusan akhir untuk menentukan pembelian.

Keterlibatan psikologis dalam proses pengambilan keputusan pembelian itu berbeda-beda, sesuai dengan sifat keputusan itu sendiri, yaitu pengambilan keputusan yang kompleks, (extended decision making) pengambilan keputusan yang terbatas (limited decision making) dan pengambilan keputusan berdasarkan kebiasaan.

Proses pengambilan keputusan pembelian berakhir pada tahap perilaku purnabeli dimana nasabah merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan akan memengaruhi perilaku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, ia akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang atau membeli produk lain pada perusahaan yang sama di masa mendatang, dan cenderung merekomendasikan kepada orang lain. Banyak orang berpendapat bahwa pembeli yang puas merupakan iklan yang terbaik bagi produk. (Hasan 2008:138-139).

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Yonanda (2012) berjudul : Pengaruh Citra Merek (brand image) terhadap keputusan pembelian handphone Blackberrry. Hasil penelitian bahwa citra merek (brand image) yang terdiri dari : citra pembuat (corporate image), citra pemakai (user image) dan citra produk (product image) berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian handphone Blackberry. Lebih lanjut Heni Pujiastuti yang meneliti mengenai Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian telepon seluler merek Nokia, dimana hasil penelitian bahwa citra merek, citra pembuat dan citra pemakai berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli Hp Nokia.Adelina, Rosa (2010) yang menelitian mengenai pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian konsumen Pizza Hut Semeru Malang, dari hasil analisis menunjukkan bahwa brand image memiliki pengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian konsumen Pizza Hut Semeru Malang. Kemudian dapat diketahui bahwa citra produk dari brand image memiliki pengaruh dominan dibanding dengan variabel bebas yang lain. Secara keseluruhan variabel bebas yaitu citra perusahaan, citra pemakai dan citra poduk memiliki kontribusi terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian sebesar 52,9%. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan dalam strategi pemasaran, dan sebaiknya perusahaan menjaga brand image agar mempengaruhi keputusan pembelian pada konsumen.

Tommy Tansir (2012) analisis pengaruh brand image terhadap perilaku konsumen dalam membeli produk Blackberry pada perusahaan Rubby Celluler di Makassar. Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda maka diketahui bahwa variabel citra pembuat, citra produk dan citra pemakai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumen dalam membeli handphone Blackberry di Makassar.2.3 Kerangka PemikiranSalah satu yang mempengaruhi keputusan setiap nasabah dalam memilih produk tabungan adalah brand image. Menurut Keller dalam Bayu (2010) yang mengatakan bahwa brand image berkaitan dengan anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpengaruh pada ingatan konsumen. Sedangkan komponen brand image dapat dibedakan atas 3 bagian yaitu citra pembuat (corporate image), citra pemakai (user image), dan citra produk (product image). Sedangkan penelitian yang sebagaimana dilakukan oleh Intan (2011) dengan penelitian analisis pengaruh brand image terhadap keputusan nasabah dalam memilih tabungan tahapan pada PT. Bank Central Asial Cabang Probolinggo. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara citra pembuat, citra pemakai dan citra produk terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan.Demikian halnya dengan PT. Bank Sulselbar Cabang Utama di Makassar, dimana dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Sehingga salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah adalah faktor citra merek. Sedangkan penelitian ini dilakukan dengan mengambil produk tampan, alasannya karena produk tabungan tampan paling banyak diminati oleh nasabah. Dalam hubungannya dengan uraian tersebut diatas maka akan disajikan kerangka pikir dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

1) Diduga bahwa brand image (citra produsen, citra konsumen dan citra produk) mempunyai pengaruh yang positif/negatif terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan pada PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar.2) Diduga bahwa variabel brand image yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan di PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar adalah citra produk.BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 Jenis/Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eskperimental yaitu penelitian yang mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat dan menguji hipotesa yang telah diajukan.3.2 Tempat dan Waktu PenelitianUntuk menunjang pembahasan dalam penulisan ini, penulis memusatkan pada obyek tertentu yaitu pada PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar berlokasi di Jalan Dr. Ratulangi No.16 Makassar. Sedangkan waktu penelitian diperkirakan satu bulan di mulai dari bulan September sampai dengan bulan Oktober tahun 2012.3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang memiliki rekening tabungan masa depan dimana menurut data nasabah penabung masa depan ditentukan sebesar 774 nasabah. Sedangkan jumlah sampel dalam penelitian ini dapat ditentukan dengan rumus Sloving (Husein Umar, 2003 : 146) yaitu :

N

n = --------------

1 + N (e)2

774n = ------------------------

1 + 774 (0,10)2n = 88,55 dibulatkan 89 sampel

Sehingga jumlah sampel penelitian ini ditentukan sebesar 89 orang nasabah. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling penarikan sampel didasari kriteria yaitu :

1. Nasabah memiliki rekening tabungan masa depan.

2. Nasabah penabung yang telah menabung lebih dari 1 tahun.3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden mengenai keterangan-keterangan secara tertulis mengenai masalah citra merek (Brand Image) yang dapat mempengaruhi nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan di PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar.

Sedangkan untuk menunjang pembahasan dalam penelitian ini maka sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang bersumber dari obyek yang diamati, dalam hal ini adalah responden yang diberi kuesioner.3.5 Metode Pengumpulan data

Untuk memperoleh data serta keterangan yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui :

1. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan melakukan pengamatan secara langsung aktivitas keseharian pada pada PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar, seperti : data jumlah nasabah yang mengambil produk tabungan masa depan, jumlah sampel, serta data lainnya yang menunjang pokok pembahasan. 2. Interview yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan wawancara atau tanya jawab kepada pimpinan pada PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar dan beberapa karyawan, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang mendukung penelitian ini.

3. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan jawaban dari para responden melalui pertanyaan secara terstruktur yang diajukan dalam bentuk tertulis.3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : VariabelDefinisiIndikator Pengukuran

Citra produsen

(X1)sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan perusahaan PT. Bank Sulselbar terhadap perusahaan yang membuat suatu produk jasa perbankana. Logo atau lambang PT. Bank Sulselbar menarik bagi setiap nasabah

b. Pembukaan cabang-cabang tersedia dan tersebar di setiap kanwil

c. Keluhan dan saran nasabah ditanggapi dengan baik oleh nasabah

d. Jaminan kualitas pelayanan bank telah memberikan kepuasan bagi nasbah

Sangat Tidak Setuju =1Tidak Setuju = 2

Cukup Setuju = 3

Setuju = 4

Tidak Setuju = 5

Citra konsumen (X2)sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap konsumen yang menggunakan suatu produk jasa perbankane. PT. Bank Sulselbar merupakan bank yang terpercaya .

f. Penataan desain dan tata letak PT. Bank Sulselbar yang menarik bagi konsumen

g. Produk tabungan masa depan yang ditawarkan oleh perbankan menjamin kualitas produk bank.Sangat Tidak Setuju =1

Tidak Setuju = 2

Cukup Setuju = 3

Setuju = 4

Tidak Setuju = 5

Citra produk (X3)sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan perusahaan perbankan terhadap suatu produk jasa perbankana. Produk tabungan masa depan merupakan investasi bagi setiap nasabah

b. Harapan nasabah terhadap produk tabungan masa depan sesuai dengan kebutuhan nasabah

c. Produk tabungan masa depan memberikan jaminan untuk masa depan nasabahSangat Tidak Setuju =1

Tidak Setuju = 2

Cukup Setuju = 3

Setuju = 4

Tidak Setuju = 5

Keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan (Y)suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkana. Citra Bank Sulselbar memberikan keputusan bagi nasabah untuk memilih produk tabungan masa depan.

b. Keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan karena adanya jaminan yang dipegang nasabah.

c. Tabungan masa depan memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah

d. Keputusan memilih produk tabungan masa depan karena sangat menarik bagi nasabahSangat Tidak Setuju =1

Tidak Setuju = 2

Cukup Setuju = 3

Setuju = 4

Tidak Setuju = 5

3.7 Metode Analisis

Untuk memecahkan permasalahan pokok yang dihadapi oleh perusahaan, maka digunakan metode analisis sebagai berikut:

1) Analisis Deskriptif adalah suatu analisis yang menguraikan tanggapan responden mengenai citra merek (Brand Image) terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan di PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar dengan menyebarkan kuesioner kepada nasabah yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

2) Analisis Regresi Linear Berganda yaitu suatu analisis untuk menganalisis pengaruh citra merek (Brand Image) Terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan dengan menggunakan rumus yang dikutip dari buku Riduwan dan Akdom (2007 : 142) yaitu:

Y = b0 + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + eKeterangan:

Y = Keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan b0 = Nilai constan/reciprocel

X1 = Citra produsen X2 = Citra konsumen X3 = Citra produk b1, b2, b3 = Koefisien regresi, e = Standar error

3) Pengujian Hipotesis adalah suatu analisis untuk menguji pengaruh brand image terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk masa depan dengan menggunakan uji t dan uji F.

a. Uji t

Pada tahapan ini dilakukan pengujian pengaruh masing-masing variabel bebas yang terdapat pada model yang terbentuk untuk mengetahui apakah semua variabel bebas yang ada pada model secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan pada model secara individual. Jika hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai probabilitas (P value) < alpha 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian variabel bebas dapat menerangkan variabel terikatnya secara parsial.b. Uji F

Pada tahapan ini dilakukan pengujian terhadap variabel bebas (X) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y). Dengan demikian akan dapat diketahui model hubungan fungsional antara variabel tidak bebas (dependent variable) dengan variabel bebasnya (independent variable) yang terbentuk pada penelitian ini. Jika hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai probabilitas (P value) < alpha 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model regresi dapat menerangkan variabel terikat secara serempak.4) Uji reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya/diandalkan. Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama, dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran teknik cronbach alpha pada SPSS. Dimana dikatakan reliable jika cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2005).5) Uji validitas

Uji validitas merupakan kemampuan dari indikator-indikator untuk mengukur tingkat keakuratan sebuah konsep. Artinya apakah konsep yang telah dibangun tersebut sudah valid atau belum. Dimana dikatakan valid jika nilai korelasi diatas 0,30 (Sugiyono, 2009 : 101).BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat PerusahaanDidirikan dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara dan berkedudukan di Makassar. Berdasarkan akte notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95 tanggal 25 Januari 1961, PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah statusnya menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulawesi Selatan.

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No. 02 tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, nama Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulawesi Selatan diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara Berdasarkan status Bank milik Pemerintah Daerah. Pada tahun 1979 Perda NO. 02 tahun 1964 mengalami perubahan, di mana nama Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara.

Perda NO. 02 tahun 1964 kembali mengalami perubahan dengan Perda No. 11 tahun 1984 tentang Modal Dasar. Berdasarkan Perda No. 01 tahun 1993 diadakan perubahan modal dasar menjadi Rp 25,000,000,000,- kemudian perubahan modal dasar ditetapakan pada Perda No. 08 tahun 1999.

Selanjutnya dalam rangka perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) , pada tanggal 20 Agustus 1993 dicetuskan Perda No. 13 tahun 2003, tentang perubahan bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan modal dasar Rp 650,000,000,- . Pada tanggal 27 mei 2004, dikeluarkan akte pendirian peseroan terbatas berdasarkan akte notaris Menstrariani Habie, SH No. 19 tahun 2004. Di mana PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan (disingkat Bank Sulsel) telah ditetapkan bukan lagi sebagai Perusahaan Daerah melainkan menjadi Perseroan Terbatas, dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. 13 tanggal 15 Februari 2005, tambahan No.1655/2005.

Perubahan status Bank Sulsel dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas juga diikuti dengan perubahan logo Bank Sulsel, hal ini dilakukan melalui pelaksanaan sayembara logo yang diikuti oleh ribuan karya. Dan pada tanggal 22 Desember 2005, logo baru Bank Sulsel diluncurkan ke publik.

Selanjutnya pada tahun 2011 PT. Bank Sulsel memperluas kiprahnya dengan mengambil bagian barat Sulawesi Selatan sehingga berubah nama dari PT. Bank Sulsel menjadi PT. Bank Sulselbar.

Tugas pokok PT. Bank Sulselbar adalah sebagai salah satu alat kelengkapan otonomi daerah pada bidang keuangan/perbankan dalam menjalankan usahanya sebagai bank umum dengan memenuhi segala ketentuan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, PT. Bank sulselbar mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Pendorong terciptanya tingkat pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

2. Pemegang kas daerah dan pengelola uang daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

3. Pemegang kas daerah dan pengelola uang daerah.

4. Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Perkembangan produk dan penyempuraan layanan perbankan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan Teknologi Informasi (TI) hampir semua produk dan jasa PT. Bank Sulselbar telah menerapkan dan memanfaatkan penggunaan Teknologi Informasi, antara lain:

1. Sistem Sentralisasi database dengan jaringan layanan online real time terus dikembangkan, terutama dalam mendukung efisiensi dan efektifitas proses rekonsiliasi pembukuan atas jutaan rekening yang dikelolanya. Jaringan layanan online real time tersebut telah mencakup seluruh kantor cabang,kantor cabang pembantu dan kantor kas diseluruh wilayah Sulawesi Selatan dan Barat.

2. Layanan Delivery Channel yang sudah dikembangkan di Bank Sulsel saat ini, antara lain: menyediakan layanan ATM Bersama dan Phone Banking atau SMS Banking.4.1.2 Visi PT. Bank Sulselbar

Menjadi Bank terbaik di Kawasan Indonesia Timur dengan dukungan manajemen dan Sumber Daya Manusia yang profesional serta memberikan nilai tambah kepada pemerintah daerah dan masyarakat.4.1.3 Misi PT. Bank Sulselbar

1. Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi daerah.

2. Pemegang kas daerah dan atau melaksanakan penyimpanan uang daerah.

3. Menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah khususnya Sulawesi Selatan.

Dalam menjalankan visi dan misinya, PT. Bank Sulselbar melakukan aktivitas penghimpunan dan penggunaan dana sebagai berikut :

1. Penghimpunan dana yang berasal dari simpanan masyarakat dan Pemda berupa

a. Giro

b. Deposito

c. Tabungan

d. SIMPEDA (Simpanan Pembangunan Daerah)

e. TAPEMDA (Tabungan Pembangunan Daerah)

f. Tabungan Haji dan Umroh

2. Penggunaan Dana disalurkan dalam bentuk kredit kepada masyarakat dengan berbagai jenis dan sektor ekonomi yang terdiri dari :

a. Jenis Kredit

1) KIB (Kredit investasi Biasa)

2) KMK (Kredit Modal Kerja)

3) Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

4) KUL (Kredit Umum Lainnya)

b. Sektor Ekonomi

1) Pertanian

2) Industri

3) Konstruksi

4) Perdagangan

5) Jasa-jasa

Disamping aktivitas penghimpunan dan penggunaan dana, PT. Bank Sulselbar juga memberikan jasa-jasa perbankan lainnya antara lain:

1. Kiriman uang

2. Inkasso

3. Jaminan Bank (Garansi Bank)

4. Penerimaan pembayaran rekening telepon, PDAM, listrik,pajak,dll.

5. Pembayaran gaji/pensiunan

6. Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan IbadahHaji (BPS-BPIH)

7. Perdagangan Valuta asing (money Changer)

8. Mobile Banking4.1.4 Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT Bank

Sulselbar

Dalam upaya pengembangan sumber daya manusia dan mengisi serta membina sesuai dengan peraturan organisasi atau struktur organisasi dalam rangka mendukukung tercapainya tujuan organisasi, umumnya setiap organisasi mengalami hambatan dalam menempatkan kerja sama sesuai dengan kemampuan, maka paling tidak semua organisasi membutuhkan sebuah perangkat organisasi antara lain struktur organisasi disertai deskripsi yang dilengkapi dengan spesifikasi serta penyertaan jabatan pekerjaan. Struktur organisasi perusahaan dibuat agar karyawan dapat melaksanakan tugas dan wewenang dengan baik dan bertanggung jawab. Adapun Struktur organisasi PT. Bank Sulselbar Makassar sebagai berikut :

Penetapan Struktur Organisasi Bank Sulselbar yang menjadi dasar penetapan wewenang, tanggung jawab dan tugas serta tata kerja dalam lingkungan perusahaan, dituangkan melalui surat keputusan Direksi Bank Sulselbar dalam SK/047/DIR pada tanggal 31 Oktober 1966. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi Bank Sulselbar adalah sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris

a. Dewan Komisaris memastikan terselenggarakannya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh tingkatan dan jenjang organisasi.

b. Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi secara berkala maupun sewaktu-waktu, serta memberikan nasihat kepada Direksi.

c. Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi Perseroan telah menindak-lanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Grup Audit Intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia.

d. Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Komite yang dibentuk telah menjalankan tugasnya secara efektif.

2. Dewan Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah menetapkan kebijaksanaan umum, dan menjalankan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah, dan bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah TK. I Sulawesi Selatan.

Cara menjalankan pekerjaan Dewan Pengawas ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah TK. I Sulawesi Selatan dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.3. Direksi

Bank dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari seorang Direktur Utama, Direktur Kepatuhan, Direktur Pemasaran dan Direktur Umum yang bidang tugas dan hubungan kerjanya dilakukan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas dan bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah TK.I Sulawesi Selatan melalui Dewan Pengawas.

Tata tertib dan tata cara menjalankan fungsi, tugas dan wewenang Direksi diatur dan ditetapkan oleh Dewan Pengawas yang berpedoman kepada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Adapun tugas dan tanggungjawab Direksi yaitu :

a. Direksi bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepentingan bank.

b. Direksi mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Direksi melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

d. Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern bank, auditor eksternal, dan hasil pengawasan Bank Indonesia.

4. Komite

a. Komite Audit

1) Melakukan evaluasi kesesuaian Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) GAI (Umum dan Khusus), dengan standar penyusunan laporan audit.

2) Melakukan evaluasi dan membandingkan realisasi pelaksanaan audit GAI pada cabang-cabang dan kantor pusat dengan perencanaan audit GAI sebagaimana yang tercantum dalam Program Kerja Audit Tahunan (PKAT) yang telah disetuji Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

3) Merekomendasikan penunjukkan Akuntan Independen untuk melakukan audit laporan keuangan tahunan tahun buku 2010.

4) Melakukan evaluasi atas temuan-temuan audit GAI tahun sebelumnya (audit intern dan ekstern) yang belum ditindaklanjuti.

5) Melakukan evaluasi terhadap temuan hasil pemeriksaan tahun ini (tahun berjalan).

b. Komite Remunerasi dan Nominasi

1) Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi

2) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai :

a) Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan dalam RUPS.

b) Kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.

6) Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewa Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

7) Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris uintuk disampaikan kepada RUPS.

8) Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi anggota komite.c. Komite Pemantau Resiko

1) Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut.

2) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas komite manajemen risiko.

3) Memberikan rekomendasi atas hasil pemantauan dan evaluasi pada point (1) dan (2) diatas, kepada Dewan Komisaris.

4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris sepanjang masih dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Staff Ahli

Staf Ahli diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan Gubernur KDH TK. I Sulawesi Selatan.

Anggota Staf Ahli terdiri dari satu orang atau lebih sesuai kebutuhan yang ditetapkan oleh Gubernur KDH TK.I Sulawesi Selatan dan tugas wewenangnya adalah memberikan pandangan, saran atau pertimbangan Kepada Dewan Pengawas diminta atau tidak diminta.

6. Divisi-Divisi

1) Grup Perencanaan dan Pengembangan

Grup Perencanaan dan Pengembangan mempunyai tugas menyusun perencanaan, merevisi, mengembangkan, mengusulkan dan merekomendasikan kepada Direktur Utama mengenai pemikiran-pemikiran strategis pengembangan bank secara umum, dan melakukan riset dan promosi dalam rangka pengembangan bank.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Divisi Perencanaan dan Pengembangan mempunyai fungsi :

a. Menyusun rencana kerja bank, baik jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

b. Melakukan penelitian mengenai perkembangan bank dan perkembangan struktur ekonomi dan keuangan.

c. Melakukan penelitian terhadap rencana pembangunan daerah dalam rangka mengikut sertakan peranan bank didalamnya.

d. Mengumpulkan, menyusun dan mengikuti pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi pemerintah terutama dibidang moneter dan perbankan.

e. Menyelenggarakan survey dan mengadakan analisa pasar secara umum untuk membantu penilaian cara promosi survey.

f. Mengupayakan langkah-langkah kerjasama dengan pihak lain dalam bidang riset dan promosi.

g. Melaksanakan study banding dalam bidang perencanaan dan pengembangan bank.

h. Mengusulkan perbaikan sistem dan prosedur serta tata kerja bank dari unit-unit organisasi dengan memperhatikan kondisi dan peraturan perundangan yang berlaku.

i. Mengusulkan program dan langkah-langkah pengembangan kegiatan biro sesuai kebutuhan.

j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

Untuk melaksanakan tugasnya, Divisi Perencanaan dan Pengembangan dilengkapi dengan :1. Dept. Perencanaan dan Anggaran

2. Dept. Pengelolaan Organisasi

3. Dept. Pengembangan Bisnis dan Jaringan

2) Grup Audit Intern

a. Memonitoring terhadap tindakan perbaikan yang telah disetujui bersama antara tim audit dengan audite.

b. Melakukan audit follow untuk memastikan bahwa tindakan-tindakan perbaikan tersebut telah benar-benar dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan dan target waktu yang ditetapkanUntuk melaksanakan tugasnya, Grup Audit Intern dilengkapi dengan :

a. Dept. Audit Intern I

b. Dept. Audit Intern II

c. Dept. Audit Syariah

3) Grup Manajemen Risiko

a) Menginventarisir dan memastikan seluruh aktivitas bank didukung oleh sistem dan prosedur pelaksanaan.

b) Mengawasi, mengarahkan dan memastikan kebijakan, sistem dan prosedur bank telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, baik intern maupun esktern.

c) Mengevaluasi dan mengkaji perjanjian/kontrak antara bank dengan pihak lainnya dan memberikan solusi atas masalah yang dihadapi bank.

d) Melakukan sosialisasi kepada seluruh unit kerja kantor pusat dan kantor cabang terhadap ketentuan, peraturan dan perundang-undangan.

Untuk melaksanakan tugasnya, Grup Manajemen Risiko dilengkapi dengan :

a. Dept. Pengendalian Risiko

b. Dept. Adm. Pelaporan

4) Grup Kepatuhan

a) Grup Kepatuhan mempunyai tugas mendistribusikan peraturan-peraturan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan atau otoritas lainnya sekaligus melakukan sosialisasi kepada group terkait.

b) Melaksanakan kajian terhadap kebijakan dan atau peraturan-peraturan internal.

c) Mengumpulkan dan menyediakan peraturan-peraturan internal Bank Sulselbar.

d) Melakukan kajian terhadap setiap perjanjian-perjanjian yang dilakukan Bank Sulselbar dengan pihak ketiga.

e) Membuat laporan atas hasil uji kepatuhan dan melakukan analisis atas pengimplementasian kepatuhan.

f) Pengenalan nasabah dalam rangka mengamankan kegiatan operasional khususnya terkait program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT).

g) Membuat laporan setiap bulannya kepada Direktur Utama dengan tembusan Dewan Komisaris terkait pelaksanaan tugas-tugas grup kepatuhan.

Untuk melaksanakan tugasnya, Group Kepatuhan dilengkapi dengan :

a. Dept. Hukum dan Kepatuhan

b. Dept. Pengenalan Nasabah

5) Grup Pengendalian Keuangan

a. Memonitoring mutasi pada neraca dan laba rugi

b. Menyampaikan laporan bulanan ke Bank Indonesia

c. Menjaga keharmonisan kinerja secara internal dan secara eksternal.Untuk melaksanakan tugasnya, Grup Pengendalian Keuangan dilengkapi dengan :

a. Dept. Akuntansi

b. Seksi Pelaporan Pajak

c. Dept. MIS dan Pelaporan

6) Grup Informasi Teknologi

Grup Informasi Teknologi mempunyai tugas melakukan pengembangan jaringan komunikasi IT, dengan melakukan mekanisme online ke seluruh satuan kerja operasional Bank Sulselbar. Untuk melaksanakan tugasnya, Grup Informasi Teknologi dilengkapi dengan :

a. Dept. Pengembangan IT

b. Dept. Operasional IT

c. Dept. Pengendalian IT

d. Dept. Librarian dan Administrasi

7) Grup Sekretariat dan Umum

Divisi Sekretariat dan Umum mempunyai tugas dalam bidang kesekretariatan, surat menyurat bidang hukum dan hubungan masyarakat. Untuk melaksnakan tugas tersebut Divisi Sekretariat dan Umum mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Mempersiapkan dan menyelenggarakan Rapat Direksi.

b. Menyelenggarakan administrasi surat-surat keluar masuk.

c. Melakukan pembinaan kearsipan baik di Kantor Pusat maupun di cabang-cabang.

d. Melakukan tugas-tugas protokoler dan upacara-upacara resmi.

e. Mengurus tamu-tamu bank termasuk keperluan-keperluan yang berhubungan dengan itu.

f. Menyiapkan, mengatur, dan menyelenggarakan dokumentasi berkenaan dengan tugas-tugas protokoler.

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

Dalam melaksanakan tugasnya, Divisi Sekretariat dan Umum dilengkapi dengan :

1. Dept. Logistik

2. Dept. Rumah Tangga

3. Dept. Sekretariat dan Humas

4. Seksi Protokoler

8) Grup Sumber Daya Manusia

Grup Sumber Daya Manusia mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijaksanaan kepegawaian yang ditetapkan oleh Direksi baik dari segi rekrutmen, pengembangan maupun kesejahteraannya guna mendukung kelancaran operasional bank.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Grup Sumber Daya Manusia mempunyai fungsi :

a. Menyusun program kerja di bidang Sumber Daya Manusia dan mengatur pelaksanaannya.

b. Menyelenggarakan pendidikan, latihan dan pengembangan dalam rangka meningkatkan keahlian/keterampilan pegawai.

c. Menyelenggarakan administrasi kepegawaian dan hubungan kerja.

d. Melakukan rekrutmen dan penempatan pegawai.

e. Menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan pembayaran gaji tunjangan-tunjangan dan kesejahteraan pegawai lainnya.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

Dalam melaksanakan tugasnya, Grup Sumber Daya Manusia dilengkapi dengan :

1. Dept. Pengembangan Pegawai

2. Dept. Administrasi Kepegawaian

9) Grup Treasury

Divisi Treasury mempunyai tugas pokok mengelola dan mengendalikan dana yang bersumber dari modal sendiri, dana masyarakat, kas daerah, likuiditas Bank Indonesia maupun dana-dana lain yang, untuk didayagunakan secara optimal dalam kegiatan pembiayaan dan pengembangan bank serta peningkatan usaha-usaha pelayanan jasa perbankan lainnya.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Divisi Treasury mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Melakukan analisa pasar yang mencakup account management dan asset liability management.

b. Memonitor aktivitas penarikan dana yang meliputi modal sendiri, dana masyarakat, kas daerah, likuiditas Bank Indonesia, maupun dana-dana lain yang dihimpun.

c. Mengusahakan hubungan kerjasama bidang dana/surat-surat berharga antar Bank dan lembaga keuangan lainnya.

d. Memonitor dan mengembangkan usaha-usaha pelayanan jasa perbankan lainnya dalam rangka meningkatkan aktivitas dan produktivitas Bank.

e. Mengelola dan mengadministrasikan dana-dana Pemerintah Daerah TK.I dan Pemerintah Daerah TK.II, dan dana-dana pihak lainnya sesuai kontrak dan ketentuan yang berlaku.

f. Mengusulkan program dan langkah-langkah pengembangan kegiatan divisi.

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

Untuk melaksanakan tugasnya, Grup Treasury dilengkapi dengan :

1. Dept. Pengelolaan Dana dan Likuiditas

2. Dept. ALMA

3. Dept. Settlement

10) Grup Pemasaran

a. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pembiayaan dan target-target operasional lainnya yang telah ditetapkan.

b. Menerima berkas permohonan pembiayaan.

c. Melakukan sosialisasi terhadap permohonan yang masuk.

d. Membuat usulan pembiayaan yang dinilai layak untuk diberikan fasilitas pembiayaan.

e. Membina dan mengawasi seluruh account pembiayaan yang telah disalurkan.

f. Menyampaikan laporan bulanan cabang ke kantor pusat ataupun ke Bank Indonesia.

g. Membantu kasie pemasaran dalam pencapaian target funding.

h. Bertanggungjawab dalam proses pemberian pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan pedoman produk pembiayaan Bank Sulselbar.Untuk melaksanakan tugasnya, grup pemasaran dilengkapi dengan :

1. Dept. Dana Pihak Ketiga

2. Dept. Kredit

3. Sub. Dept. Kredit Mikro

4. Sub. Dept. Kredit Program

5. Sub. Dept. Kredit Konsumer

6. Sub. Dept. Kredit Komersil

7. Dept. Supervisi Kredit

8. Dept. Kredit Khusus

9. Sub. Dept. Penyelematan dan Penyelesaian Kredit

10. Dept. Administrasi Pelaporan

11) Grup Unit Usaha Syariah

Grup Unit Usaha Syariah mempunyai tugas melakukan evaluasi untuk memastikan Bank telah memenuhi seluruh peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undagan lain yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian.

Untuk melaksanakan tugasnya, Grup Unit Usaha Syariah dilengkapi dengan :

a. Dept. Akuntansi dan Pelaporan

b. Dept. Treasury dan Pemasaran4.2 HASIL ANALISIS

4.2.1 Analisis Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah nasabah dalam memilih produk tabungan Masa Depan yang ditawarkan oleh perusahaan PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar. Sedangkan tehnik penarikan sampel dengan menggunakan teknik Sampling menurut Slovin, dengan jumlah sampel dalam penelitian ini diperkirakan sebanyak 89 orang responden. Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 89 examplar, dan semua kuesioner kembali dan responden telah mengisi kuesioner dengan benar dan sesuai dengan petunjuk pengisian kuesioner.

Selanjutnya dalam profil responden diperinci menurut jenis kelamin responden, umur responden, pekerjaan dan pendapatan responden. Salah satu tujuan dengan pengelompokkan responden adalah untuk mengetahui rincian profil responden yang dijadikan sampel penelitian. Adapun profil responden dapat digambarkan dari hasil penyebaran kuesioner yang dapat disajikan pada tabel berikut ini :

TABEL I

PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN

GenderJumlah (Orang)% (Persen)

Pria3539.3

Wanita5460.7

Total89100

Sumber : Data primer diolah, 2012

Profil responden berdasarkan jenis kelamin (gender) menjelaskan bahwa jenis kelamin yang terbesar dalam penelitian ini adalah wanita yakni sebanyak 54 orang atau 60,7%, sedangkan pria sebanyak 35 orang atau 39,3%, sehingga dari perbandingan prosentase profil responden menurut jenis kelamin maka dapatlah dikatakan bahwa rata-rata nasabah yang memilih produk masa depan pada PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar adalah wanita.

Kemudian akan disajikan profil responden berdasarkan umur responden yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL II

PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN UMUR

UmurJumlah (Orang)% (Persen)

21 30 tahun2528.1

31 40 tahun5056.2

41 50 tahun1112.4

Diatas 50 tahun33.4

Total89100

Sumber : Data primer diolah, 2012

Profil responden menurut umur menjelaskan bahwa umur responden yang terbesar dalam penelitian ini adalah berumur antara 31 40 tahun yakni sebanyak 50 orang atau 56.2%, kemudian disusul responden yang berumur antara 21 30 tahun yakni sebanyak 25 orang atau 28.1%, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata nasabah yang memilih produk tabungan masa depan pada PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar adalah nasabah yang memiliki umur antara 31 40 tahun.

Kemudian akan disajikan profil responden berdasarkan pekerjaan yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

TABEL III

PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN PEKERJAAN

PekerjaanJumlah (Orang)% (Persen)

PNS1314.6

BUMN910.1

Karyawan Swasta 1719.1

Pengusaha3539.3

Pelajar/mahasiswa1516.9

Total89100

Sumber : Data primer diolah, 2012

Dari tabel di atas yakni profil responden berdasarkan pekerjaan, maka terlihat bahwa pekerjaan responden yang dominan dalam penelitian ini adalah pengusaha yakni sebanyak 35 orang atau 39.3%, diikuti oleh karyawan swasta yakni sebanyak 17 orang atau sebesar 19,1%, kemudian pelajar atau mahasiswa yakni sebanyak 15 orang atau sebesar 16,9%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata nasabah yang memilih produk tabungan masa depan pada PT. Bank Sulkselbar adalah pengusaha.

Selanjutnya akan disajikan data profil responden berdasarkan pendapatan sebagaimana tampak pada tabel berikut ini :

TABEL IV

PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN PENDAPATAN

PendapatanJumlah (Orang)% (Persen)

< 1 Juta33.4

Rp.1 juta Rp. 3 juta2022.5

Rp. 3 juta Rp. 5 juta3337.1

> Rp.5 juta3337.1

Total89100

Sumber : Data primer diolah, 2012

Berdasarkan tabel mengenai profil responden berdasarkan pendapatan, menunjukkan bahwa pendapatan responden yang terbesar dalam penelitian ini adalah antara Rp 3 juta s/d 5 juta serta pendapatan di atas dari Rp. 5 juta, yakni masing-masing sebanyak 33 orang atau sebesar 37,1%, kemudian responden yang mempunyai pendapatan antara Rp. 1 juta s/d 3 juta, dan yang terakhir adalah responden yang mempunyai pendapatan dibawah dari 1 juta yakni sebanyak 3 orang atau 3,4%, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata nasabah yang memilih produk tabungan Masa Depan pada PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar adalah mempunyai pendapatan antara Rp.3 juta s/d Rp. 5 juta, serta pendapatan diatas dari 5 juta.

4.2.2 Deskripsi Variabel Brand Image dan Perhitungan Skor Variabel

Independent

Untuk melihat tanggapan responden terhadap indikator-indikator dan juga perhitungan skor untuk variabel brand image yang terdiri dari beberapa dimensi, yaitu citra produsen, citra konsumen, citra produk dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pernyataan mengenai Variabel Citra ProdusenCitra produsen adalah kesan yang dipikirkan dan yang diketahui oleh seseorang atau kelompok mengenai suatu hal, baik perusahaan maupun produknya yang diperoleh melalui pengalaman. Adapun tanggapan responden mengenai citra produsen dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

TABEL V

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI CITRA PRODUSENNo.PertanyaanTanggapan Responden

STSTSCSSSS

1.Menurut anda logo atau lambang PT. Bank Sulselbar menarik3

(3.4%)9(10.1%)43(48.3%)32(36%)2

(2.2%)

2.Menurut anda apakah pembukaan cabang-cabang tersedia dan tersebar disetiap kanwil3(3.4%)7

(7.9%)30(33.7%)42(47.2%)7(7.9%)

3.Menurut anda apakah keluhan dan saran nasabah ditanggapai baik oleh karyawan1

(1.1%)6

(6.7%)28(31.5%)46(51.7%)8(9%)

4.Apakah jaminan kualitas pelayanan bank telah memberikan kepuasan bagi nasabah 1

(1.1%)9(10.1%)31(34.8%)44(49.4%)4(4.5%)

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan hasil tanggapan responden mengenai citra produsen maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban setuju mengenai logo atau lambang PT. Bank Sulselbar menarik, rata-rata responnden memberikan jawaban cukup setuju yakni sebesar 43 orang atau sebesar (48.3%), pernyataan yang kedua bahwa pembukaan cabang-cabang tersedia dan tersebar disetiap kanwil nampak bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban setuju sebesar 42 orang atau sebesar (47,2%), pernyataan ketiga bahwa keluhan dan saran nasabah ditanggapi baik oleh karyawan sebagian responden memberikan jawaban setuju yakni sebesar 46 orang atau sebesar (51,7%), pernyataan keempat mengenai jaminan kualitas pelayanan bank telah memberikan kepuasan bagi nasabah, maka sebagian responden memberikan jawaban setuju yakni sebesar 44 orang atau sebesar (49.4%). 2. Pernyataan mengenai Citra KonsumenCitra konsumen terhadap suatu produk yang dapat berdampak positif maupun negatif yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan nasabah. Image dari produk dapat mendukung terciptanya sebuah brand image atau citra dari merek tersebut. Oleh karena itu untuk lebih jelasnya akan disajikan tanggapan responden mengenai variabel citra konsumen yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

TABEL VI

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI CITRA KONSUMENNo.PertanyaanTanggapan Responden

STSTSCSSSS

1.Menurut anda PT. Bank Sulselbar merupakan bank yang terpercaya3

(3.4%)2

(2.2%)33(37.1%)47(52.8%)4(4.5%)

2.Menurut anda apakah penataan desain dan tata letak PT. Bank Sulselbar menarik bagi konsumen4

(4.5%)5

(5.6%)25(28.1%)52(58.4%)3(3.4%)

3.Menurut anda apakah produk tabungan masa depan yang ditawarkan oleh bank menjamin kualitas produk bank2(2.2%)3

(3.4%)29(32.6%)48(53.9%)7(7.9%)

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel tersebut di atas yakni tanggapan responden mengenai citra konsumen, dengan pertanyaan bahwa PT. Bank Sulselbar merupakan bank yang terpercaya, maka jawaban terbanyak responden adalah setuju sebanyak 47 orang (52.8%), kemudian pernyataan kedua mengenai penataan desain dan tata letak PT. Bank Sulselbar menarik bagi konsumen nampak bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban setuju sebanyak 52 orang atau sebesar (58.4%), selanjutnya pernyataan ketiga produk tabungan masa depan yang ditawarkan oleh bank menjamin kualitas produk bank, maka rata-rata responden memberikan jawaban setuju sebesar 48 orang atau sebesar (53.9%). 3. Pernyataan Responden mengenai Citra ProdukCitra produk adalah segala sesuatu yang melekat pada produk dan menjadi bagian dari produk itu sendiri. Dalam hal ini produsen harus mampu untuk memberikan ingatan yang kuat dan mendalam pada produk yang dihasilkan, hanya dengan melihat produk tersebut atau hanya dengan mendengar nama produk tersebut. Untuk lebih jelasnya akan disajikan tanggapan responden mengenai citra pemakai yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

TABEL VII

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI CITRA PRODUKNo.PertanyaanTanggapan Responden

STSTSCSSSS

1.Menurut anda apakah produk tabungan masa depan merupakan investasi bagi setiap nasabah3

(3.4%)6(6.7%)36(40.4%)43(48.3%)1

(1.1%)

2.Menurut anda harapan nasabah terhadap produk tabungan masa depan sesuai dengan kebutuhan nasabah1

(1.1%)6(6.7%)32(36.0%)44(49.4%)6(6.7%)

3.Menurut anda apakah produk tabungan masa depan memberikan jaminan untuk masa depan nasabah1

(1.1%)6

(6.7%)39(43.8%)38(42.7%)5(5.6%)

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tanggapan responden mengenai variabel citra produk, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban setuju mengenai produk tabungan masa depan merupakan investasi bagi setiap nasabah, maka jawaban terbanyak responden memberikan setuju sebesar 43 orang atau sebanyak (48,3%), pernyataan kedua mengenai harapan nasabah terhadap produk tabungan masa depan sesuai dengan kebutuhan nasabah, maka rata-rata responden memberikan jawaban setuju sebesar 44 orang atau sebanyak (49,4%), kemudian pernyataan ketiga mengenai produk tabungan masa depan memberikan jaminan untuk masa depan nasabah, maka sebagian besar responden memberikan jawaban cukup setuju sebesar 39 orang atau sebanyak (43,8%).4. Keputusan nasabah dalam Memilih Produk Tabungan Masa DepanUntuk lebih jelasnya akan dikemukakan tanggapan responden mengenai keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan pada PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar dapat dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL VIII

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI PERILAKU KONSUMEN

DALAM KEPUTUSAN MEMILIH PRODUK TABUNGAN MASA DEPAN

No.PertanyaanTanggapan Responden

STSTSCSSSS

1.Menurut anda apakah citra bank Sulselbar memberikan Keputusan bagi nasabah untuk memilih produk tabungan masa depan-3

(3.4%)30(33.7%)49(55.1%)7(7.9%)

2.Menurut anda apakah keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan karena adanya jaminan yang dipegang nasabah-5(5.6%)40(44.9%)41(46.1%)3(3.4%)

3.Menurut anda apakah tabungan masa depan memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah-3(3.4%)29(32.6%)53(59.6%)4

(4.5%)

4.Menurut anda keputusan memilih produk tabungan masa depan karena sangat menarik bagi nasabah2

(2.2%)3(3.4%)20(22.5%)55(61.8%)9(10.1%)

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tanggapan responden mengenai keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan pada PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar, maka pernyataan citra bank Sulselbar memberikan Keputusan bagi nasabah untuk memilih produk tabungan masa depan sebagian besar responden memberikan jawaban setuju sebesar 49 orang atau sebanyak (55,1%), pernyataan kedua mengenai keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan masa depan karena adanya jaminan yang dipegang nasabah, maka jawaban terbanyak responden memberikan jawaban setuju sebesar 41 orang atau sebanyak (46.1%), selanjutnya pernyataan ketiga mengenai tabungan masa depan memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah, sebagian responden memberikan jawaban setuju sebesar 53 orang atau sebanyak (59,6%), kemudian pernyataan keempat mengenai keputusan memilih produk tabungan masa depan karena sangat menarik bagi nasabah, sebagian responden memberikan jawaban setuju sebesar 55 orang atau sebesar (61.8 %).4.2.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

4.2.3.1 Pengujian Validitas

Setelah mengumpulkan kuesioner dari responden, kemudian dilakukan uji validitas kembali terhadap data yang diperoleh. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan