skripsi kinerja pemerintah daerah dalam …

101
Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN PERNIKAHAN USIA DINI DI DESA MAJANNANG KECAMATAN MAROS BARU KABUPATEN MAROS NUR HIDAYANTI Nomor Stambuk: 105610527115 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 27-Feb-2022

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

Skripsi

KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN

PERNIKAHAN USIA DINI DI DESA MAJANNANG KECAMATAN

MAROS BARU KABUPATEN MAROS

NUR HIDAYANTI

Nomor Stambuk: 105610527115

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN PERNIKAHAN

USIA DINI DI DESA MAJANNANG KECAMATAN MAROS BARU

KABUPATEN MAROS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Serjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh

NUR HIDAYANTI

Nomor Stambuk :10561 05271 15

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …
Page 4: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …
Page 5: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Nur Hidayanti

Nomor Stambuk : 10561 05271 15

Prongram Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan

plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai

aturan yang berlaku.

Makassar, 17 Januari 2020

Yang Menyatakan,

Nur Hidayanti

Page 6: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

v

ABSTRAK

Nur Hidayanti, Kinerja Pemerintah Daerah Dalam PenanggulanganPernikahan Usia Dini Di Desa Majannang Kecamatan Maros KabupatenMaros (dibimbing oleh Andi Rosdianti Razak dan Anwar Parawangi)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja pemerintah daerahdalam penanggulangan pernikahan usia dini di Kabupaten Maros. Jenis Penelitianini adalah penelilitian kualitatif. Adapun informan dalam penelitian ini berjumlah12 orang, pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.Analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja pemerintah dalam penanggulanganpernikahan usia dini di Kabupaten Maros sudah sangat memiliki kinerja yangbagus namun pernikahan usia dini masih tidak mencapai hasil yang memuaskandilihat dari empat dimensi yaitu: input(masukan) merupakan kebijakan yangdikeluarkan oleh pemerintah daerah dalam penanggulangan pernikahan usia dini,output(keluaran) kegiatan yang dapat berupa fisik dana atau nonfisik dalampencegahan pernikahan usia dini, outcome(hasil) pemerintah daerah telahmeluncurkan program yang sangat baik namun hasil yang dicapai tidak sangatmemuaskan, benefit(manfaat) manfaat tentang dampak buruk pernikahan dini, danimpact(dampak) pengaruh yang ditimbulkan baik itu pengaruh positive maupunpengaruh negative pernikahan dini.

Kata Kunci: Kinerja Pemerintah, Program Kebijakan, Pernikahan Usia Dini

Page 7: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAH SWT, karena berkat limpahan

Rahmat dan Hidayah-Nyalah sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini

yang berjudul “ Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Pernikahan

Usia Dini di Kabupaten Maros Kecamatan Maros Baru Desa Majannang “ yang

merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara

pada Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Shalawat serta salam tak lupa penulis ucapkan kepada baginda Nabi Muhammad

SAW.

Pada kesempatan ini Penulis hendak akan menyampaikan terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua, Ayahanda Herman dan Ibunda

Hartini atas segala kasih sayang, cinta dan pengorbanan yang luar biasa serta doa

yang tulus dan ikhlas yang senantiasa beliau panjatkan kepada ALLAH SWT

sehingga menjadi pelita terang dan semangat yang luar biasa bagi penulis untuk

menggapai cita-cita, semoga Ayahanda dan Ibunda senantiasa dilindungi dan di

Rahmati oleh ALLAH SWT. Ucapan terima kasih kepada Saudari penulis Nur

Hayati, Nur Haidah, Noerfadhilah, S.Pd,. M.Pd, Nor Hidayah, S.Pd yang

telah mendukung dan memberikan motivasi kepada Penulis. Semoga kalian

diberikan kesehatan dan kesuksesan untuk masa depan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan ini tidak akan terwujud tanpa

adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

Page 8: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

vii

kesempatan ini penulis akan mengucapkan terima kasih yang sebsar-besarnya

kepada Ibu Dr. Andi Rosdianti Razak, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak

Dr. Anwar Parawangi, M.Si selaku Pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dan tenaganya untuk membimbing dan memberikan pengarahan kepada

penulis mulai dari penulisan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Penulis juga tak lupa ucapkan terima kasih kepada :

1 Bapak Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2 Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3 Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si selaku Sekretaris dekan Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4 Bapak Nasrul Haq, S.Sos., M.PA selaku ketua jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

5 Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Administrasi Negara yang telah menyumbangkan

ilmunya kepada Penulis selama mengenyam pendidikan dibangku

perkuliahan.

6 Seluruh staff fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu Penulis.

7 Kepada seluruh pegawai kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Kabupaten Maros serta Masyarakat Kecamatan Maros

Baru khususnya Desa Majannang.

Page 9: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

viii

8 Kepada Pemerintah Kota Bontang yang sudah memberikan dukungan dalam

memfasilitasi selama mengenyam pendidikan di Makassar.

9 Kepada seluruh keluarga Himpunan Mahasiswa Bontang Cabang Makassar

yang berada di Kota Makassar terkhusus Warga Asrama Putri Bontang

Cabang Makassar yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada Saya.

10 Kepada Vivi Anggraeni, S.E, Ita Nilmalasari, SKM, Harnayanti Haruna, S.S,

Anggi Alpitasari, Nani Musriani Shuaib, Mutmainnah, Nur Qolbi yang telah

banyak memberikan semangat untuk saya.

11 Teristimewa untuk teman-teman yang selalu mendorong saya memberikan

semangat dukungan dalam penyelesaian skripsi ini, Nur Khalisa, Sumarni

Panting, S.Sos, Wananda Sari, S.Sos, Nur Aliya Arif, S.Sos, Yanti, S.Sos,

Kasmawati Mappaodang, S.Sos, Jurman Bin Jamaluddin, Musyawwir,

Sahabuddin S.Sos, Nur Firman.

12 Seluruh Keluarga Besar SOSPOL Universitas Muhammadiyah Makassar

terutama satu angkatan 2015, dan khsusunya Administrasi Negara Kelas B.

13 Kepada sahabat-sahabat terkasih saya di Bontang Kalimantan Timur, Nila

Karmila Saleh, Ziti Aisyah Almania, Siti Maysarah Rahamdini, Nikita Amalia

yang selalu memberi saya semangat serta doa dari awal saya kuliah hingga

tahap penyelesaian skripsi.

Terakhir, penulis ingin memohon maaf kepada seluruh pihak atas segala

kekurangan dan kekhilafan yang penulis perbuat baik yang disadari maupun tidak

disadari yang tidak menyenangkan di hati kalian semua. Penulis ini menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran

Page 10: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

ix

yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.

Semoga karya ini bermanfaat bagi kalian semua. Aamiin.

Makassar, 17 Januari 2020

Nur Hidayanti

Page 11: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

x

DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi ....................................................................... i

Halaman Persetujuan ................................................................................ .. ii

Penerimaan Tim........................................................................................... iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah........................................... iv

Abstrak ......................................................................................................... v

Kata Pengantar ........................................................................................... vi

Daftar Isi ..................................................................................................... .. x

Daftar Tabel ................................................................................................ xi

Daftar Gambar ............................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemerintah Daerah .................................................... 10

1. Fungsi Pemerintah Daerah .................................................... 12

2. Asas-asas pemerintah Daerah................................................ 13

B. Kinerja Pemerintah Daerah ......................................................... 15

1. Definisi Kinerja ..................................................................... 15

2. Indikator Kinerja ................................................................... 16

C. Pengertian Pernikahan Dini......................................................... 18

Page 12: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

xi

D. Kerangka Pikir............................................................................. 24

E. Fokus Penelitian .......................................................................... 25

F. Deskripsi Fokus Penelitian.......................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian....................................................... 27

B. Jenis dan Tipe Penelitian............................................................. 27

C. Sumber Data ................................................................................ 28

D. Informan Penelitian ..................................................................... 28

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 29

F. Teknik Analisis Data ................................................................... 30

G. Pengabsahan Data........................................................................ 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian ........................................................ 33

B. Upaya Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Pernikahan

Usia Dini ..................................................................................... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 68

B. Saran ........................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 73

Page 13: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Informan Penelitian........................................................................ 28

Tabel 2. Kelurahan/Desa kecamatan Maros Baru........................................ 34

Tabel 3. Pembagian Wilayah Administrasi ................................................. 35

Tabel 4. DaftarKepala Wilayah/CamatMarosBaru...................................... 35

Tabel 5. Susunan Panitia Pelaksana kegiatan ............................................. 53

Tabel 6. Daftar nama Pernikahan Usia Anak Kabupaten Maros ................. 56

Tabel 7. Data pernikahan Usia Anak Kabupaten Maros ............................. 59

Page 14: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pikir .......................................................................... 25

Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak .................................................................... 38

Page 15: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernikahan adalah peristiwa sakral, suci dan akan menjadi kenangan

seumur dalam hidup. Pernikahan juga sebagai lambang kejayaan, kehormatan,

prestise orang tua, prestasi dan sepasang pengantin. Sudut pandang Islam

pernikahan merupakan suatu ibadah, pernikahan adalah ibadah yang disyariatkan

oleh agama islam, jadi harus dilaksanakan dengan mengikuti aturan-aturan yang

telah ditetapkan. Pernikahan dini adalah perkawinan dilakukan oleh seseorang

yang memiliki umur relatif muda atau belum cukup umur. Umur yang relatif

muda yang dimaksud tersebut adalah usia pubertas yaitu antara 10-19 tahun. Saat

ini ada banyak sekali remaja yang terjebak dalam pernikahan dini, banyak sekali

penyebab atau pemicu utama mereka yang terlibat dalam pernikahan usia dini

mulai dari faktor keluarga, faktor ekonomi, dan faktor pendukung lainnya seperti

pengaruh pergaulan yang terlalu bebas.

Perkawinan yang dilangsungkan pada usia 15-19 tahun akan banyak

menimbulkan dampak dan berakibat tertentu yang akan di dihadapi oleh

kebanyakan pasangan, seperti pertengkaran dalam rumah tangga yang disebabkan

oleh kurang dewasanya dalam menghadapi persoalan sehingga tidak sedikit

menyebabkan meningkatkan angka perceraian didaerah tertentu. Kenyataan

seperti ini apabila dilanjutkan bukannya akan menciptakan suatu rumah tangga

yang sakinah, mawadah, dan warohmah akan tetapi semakin menjauh dari tujuan

Page 16: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

2

utama perkawinan yaitu tidak memperoleh kehidupan yang tenang dan tidak

mendapatkan cinta dan kasih sayang dalam rumah tangga yang bahagia dunia dan

akhirat.

Rata-rata usia pernikahan yang baik menurut Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasuional (BKKBN) usia 21 tahun untuk wanita dan usia 25

tahun untuk pria. Berdasarkan ilmu kesehatan umur yang matang secara

psikologis dan biologis yaitu 20-25 tahun bagi wanita dan umur 25-30 tahun bagi

pria. Dengan umur terebut sudah dianggap dewasa untuk berumah tangga dan

berpikiran dewasa. Setiap pasangan yang telah menikah harus dapat menjalankan

tanggung jawab dan tugasnya. Salah satu aspek yang diperhatikan adalah aspek

biologis dengan memperhatikan kematangan umur dan kondisi fisik. Berumah

tangga bukan hal yang di anggap mudah karena terdapat masalah atau guncangan

yang memerlukan pikiran kedewasaan, oleh karena itu perlu adanya pemahaman

kepada masyarakat tentang pernikahan dini.

Pernikahan yang dilakukan pada usia dini dapat kemungkinan terjadi

kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi, terutama terhadap wanita itu

sendiri karena pernikahan dini merupakan menikah disaat usia yang belum

matang baik secara psikologi dan medis. Konsekuensi yang akan terjadi dari

pernikahan dini seperti melahirkan prematur, dan berat badan bayi lahir rendah.

Wanita yang menikah pada usia dini/di bawah umur akan beresiko hamil yang

lebih panjang dan juga beresiko angka kelahiran yang lebih tinggi. Perkawinan

usia yang masih mudah/remaja dapat menimbulkan dampak seperti: rendahnya

Page 17: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

3

kualitas dalam keluarga, tidak bisa mengatasi masalah rumah tangga yang ada,

tidak siap dalam mendidik anak serta rumah tangganya sendiri, dan lain-lain.

Pernikahan dini di Sulawesi Selatan memiliki presentase yang paling

tinggi "Perkawinan Usia Anak di Indonesia" yang dikeluarkan BPS (Badan Pusat

Statistik) pada Januari 2017, yang mencatat bahwa Sulawesi Selatan adalah salah

satu provinsi yang memiliki angka tertinggi pernikahan anak di Indonesia.

Laporan itu juga menyebut perempuan sudah pernah menikah pada umur 20

sampai 24 tahun menikah sebelum memasuki umur 18 tahun. Angka tersebut

diperoleh dari Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan

Badan Pusat Statistik (BPS). Kabupaten Maros termasuk peringkat ke-5 di

Provinsi Sulawesi Selatan yang mengalami pernikahan dini tertinggi.

Berdasarkan observasi awal peneliti yang dilakukan di Kabupaten Maros

terdapat peningkatan setiap tahunnya kasus pernikahan dini. Kepala Dinas

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Maros mengatakan

data tiga tahun terakhir yang diambil dari Pengadilan Agama tahun 2015 terdapat

20 kasus pernikahan usia dini dan tahun 2016 terdapat 25 kasus pernikahan usia

dini. Tahun 2017 tidak mengalami penurunan, tetapi masih di angka yang sama 25

kasus pernikahan usia usia dini yang mendaftarkan diri di pengadilan agama untuk

pernikahan. Pada tahun 2018 sebanyak 22 kasus pernikahan usia dini, dan kasus

pernikahan dini marak terjadi pada bulan April dan Mei tahun 2018.

Pengajuan permohonan pernikahan yang terjadi di Kabupaten Maros

bahkan masih berusia diantaranya 12 tahun yang masih duduk dibangku Sekolah

Dasar. Pada umumnya usia yang mengajukan permohonan pernikahan dini di

Page 18: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

4

bawah 16 tahun bagi perempuan dan di bawah 18 tahun bagi laki-laki. Pernikahan

dini di Kabupaten Maros kerap terjadi di daerah pelosok, seperti di Desa

Majannang, Kecamatan Maros Baru pada bulan Mei tahun 2018. Pernikahan

yang terjadi di desa tersebut bahkan sempat menjadi sorotan di media sosial,

karena pernikahan tersebut dilakukan tanpa mendapatkan surat izin dari Kantor

Urusan Agama (KUA) atau Pengadilan Agama (PA). Meskipun tidak

mendapatkan izin dari KUA dan PA pernikahan tersebut tetap berlangsung.

Kepala Dinas Permberdayaan dan Perlindungan Anak mengatakan pernikahan

usia dini kerap kali terjadi di Kabupaten Maros yang disebabkan berbagai faktor

atau pertimbangan dari keluarga.

Sedangkan dalam perundang-undangan di Indonesia sendiri sudah jelas

tertulis peraturan yang memuat usia seseorang yang dikatakan sudah mampu

untuk menikah. Seperti dalam UU No. 1 tahun 1974 pasal 7 ayat (1) tentang

pernikahan, lalu usulan perubahan pada pasal 7 tahun 1974 ayat (2) untuk

menglangsungkan pernikahan masing-masing calon mempelai yang belum

mencapai 21 tahun, harus mendapatkan izin kedua orang tua, sesuai dengan

kesepakatan pihak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) yang telah melakukan kerja sama dengan MOU yang menyatakan

bahwa usia pernikahan pertama diijinkan apabila pihak pria mencapai umur 25

tahun dan wanita 20 tahun. Pernikahan memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu

membentuk suatu keluarga yang bahagia dan kekal abadi. Namun lain hal dengan

pernikahan yang dilakukan dalam usia yang tidak cukup matang, pernikahan usia

dini yang kerap terjadi akan berujung dari tujuan yang tidak seharusnya.

Page 19: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

5

Pemerintah daerah sebagai kepala daerah yang tugas utamanya adalah

pemimpin penyelenggara dan juga bertanggung jawab penuh atas jalannya

pemerintahan daerah. Pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mengajukan

rencana peraturan daerah atau perda yang sesuai dengan kondisi masyarakat di

daerah tersebut. Terkait hal tersebut pemerintah daerah memiliki hak, wewenang,

dan kewajiban terhadap masyarakat setempat. Peraturan yang dikeluarkan oleh

pemerintah daerah bagian dari usaha pemerintah menciptakan kesejahteraan di

masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu mengeluarkan peraturan

daerah yang terkait dengan permasalahan yang ada di daerah tersebut atau

mengeluarkan peraturan daerah untuk tidak terjadinya hal-hal yang tidak dapat

diinginkan, seperti pernikahan dini.

Peningkatan jumlah pernikahan dini dapat dicegah melalui upaya

pemerintah yang mengeluarkan program untuk menanggulangi peningkatan

pernikahan dini yang terjadi, seperti peraturan yang terdapat dalam pasal 6 ayat 2,

pasal 7 ayat 1 dan ayat 2 pasal 13 Pasal 14 Undang-Undang perkawinan telah

cukup memberikan perlindungan kepada anak khususnya perempuan, yaitu upaya

pencegahan perkawinan usia dini atau perkawinan dibawah umur. Peraturan diatas

menjelaskan tentang Undang-Undang perkawinan menentukan batas umur untuk

menikah baik pria maupun wanita didalam Undang-Undang tersebut menekankan

batas umur bagi perempuan untuk menikah yaitu di atas 16 tahun dan laki-laki di

atas 19 tahun, pembatasan umur tersebut guna sebagai salah satunya untuk

pencegahan perkawinan yang masih di belum cukup umur. Maraknya pernikahan

dini dapat di minimalisirkan melalui kegiatan-kegiatan pemerintah atau program-

Page 20: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

6

program pemerintah untuk lebih mengurangi tingginya tingkat pernikahan usia

dini. Karena di dalam hukum adat ataupun hukum islam tidak menyebut batas

usia minimum seseorang untuk diperbolehkan menikah. Fenomena terjadinya

pernikahan dini di masyarakat bukan lagi hal yang jarang terjadi, ini sudah

menjadi kebiasaan masyarakat dan menjadi hal yang sudah biasa, maka peneliti

dapat menjadikan dasar awal peneliti untuk menganalisis secara lebih mendalam

akan peningkatan pernikahan dini baik dari aspek internal maupun eksternal.

Penelitian yang terkait dengan penelitian ini yang dilakukan oleh Tsany

(2013) yang berjudul “Trend Pernikahan Dini di Kalangan Remaja (studi kasus di

Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta tahun 2009-2012)” yang menunjukkan

pernikahan dini terjadi karena pengaruh lingkungan setempat seperti faktor

ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan. Kebiasaan tersebut makin lama makin

mengakar sehingga menyebabkan sebuah tren yang terjadi berulang-ulang.Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa tren pernikahan dini yang terjadi di

Kabupaten Gunung Kidul DIY pada tahun 2009-2012 semakin meningkat.

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Afrianti dan Mufdillah (2016) yang berjudul “Analisis Dampak Pernikahan Dini

pada Remaja Putri di Desa Sidoluhur Kecamatan Godean Yogyakarta” bahwa

dampak sosial diantaranya faktor penyebab terjadinya pernikahan dini, yaitu

faktor pergaulan bebas, keinginan sendiri, budaya dan ekonomi.Dampak

psikologis diantaranya belum siap dalam membuahi janin/kehamilan

pertama.Dampak pada kesehatan pada remaja putri kehamilan dapat terjadi

hyperemesis dan anemia, pada persalinan dapat terjadi dengan bantuan alat, dan

Page 21: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

7

kondisi anak saat lahir dapat terjadi BBLR(Berat Bayi Lahir Rendah) dan dampak

tidak memperoleh ASI eksklusif. Penikahan dini dapat berdampak pada sosial

dengan berdampak psikologi dan dampak kesehatan remaja putri dan anak.

Perbedaan kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini, yaitu penelitian

ini mengkaji tentang kinerja pemerintah dalam mencegah pernikahan dini yang

terjadi di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, penelitian ini

akan meneliti tentang faktor pemerintah dalam menanggulangi pernikahan dini di

Kabupaten Maros. Penelitian ini akan mendeskripsikan upaya yang telah

dilakukan atau langkah-langkah yang akan ditempuh pemerintah daerah dalam

mengurangi atau memberantas pernikahan dini yang terjadi di Kabupaten Maros

sehingga pernikahan dini dapat berkurang dan mengarahkan para remaja untuk

mementingkan pendidikan serta mengkaji tentang faktor-faktor penyebab

pernikahan dini terjadi di Kabupaten Maros khususnya Kecamatan Maros baru.

Penelitian mengkaji kinerja pemerintah yang berperan sebagai lembaga

eksekutif Negara yang dapat bertanggung jawab mengenai hajat hidup warga

negaranya dan diperlukan untuk memiliki peran yang cukup besar dalam proses

pencegahan pernikahan dini. Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah

yaitu melindungi hak-hak disetiap warga Negaranya terkhusus dalam pencegahan

pernikahan dini. Program-program pemerintah maupun pemerintah daerah

menjadi peran penting dalam penanggulangan pernikahan dini dan upaya yang

dapat dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah tersebut agar

berkurangnya pernikahan dini disetiap tahunnya terkhusus di Kabupaten Maros

yang selalu mengalami peningkatan pernikahan dini selama 3 tahun terakhir.

Page 22: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

8

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih dalam tentang kinerja pemerintah daerah Kabupaten

Maros dalam mengatasi dan menanggulangi pernikahan usia dini.

Melalui pemaparan latar belakang masalah penelitian yang telah peneliti

kemukakan, maka judul penelitian ini adalah

“ KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN

PERNIKAHAN DINI DI DESA MAJANNANG KECAMATAN MAROS

BARU KABUPATEN MAROS “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan masalah penelitian

ini, yaitu Bagaimana kinerja pemerintah daerah dalam penanggulangan

pernikahan usia dini di Kabupaten Maros?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan, yaitu untuk

mengetahui kinerja pemerintah daerah dalam penanggulangan pernikahan usia

dini di Kabupaten Maros.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat dijadikan sebagai bahan dari informasi ini untuk membahas yang

berkaitan dengan kinerja pemerintah daerah di Kabupaten Maros

dalam penanggulangan pernikahan dini.

Page 23: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

9

b. Sebagai salah satu bahan bacaan atau sumber referensi yang di miliki

oleh Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

c. Sebagai salah satu sumber data dan informasi atau bahan referensi

dasar bagi para mahasiswa dan peneliti yang berminat untuk

melakukan penelitian upaya pemerintah Daerah dalam

penanggulangan pernikahan usia Dini

2. Manfaat Praktis

a. Dapat dijadikan masukan untuk pemerintah atau pengadilan agama

dalam mengurangi angka peningkatan pernikahan dini.

b. Sebagai bahan kajian atau studi banding bagi pemerintah daerah yang

ingin membuat kebijakan terkait dengan program pencegahan

pernikahan usia dini.

Page 24: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemerintah Daerah

Pemerintahan Daerah adalah suatu penyelenggaraan Pemerintahan yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) dengan berdasar pada asas otonomi dan tugas membantu dengan prinsip

otonomi yang luas dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

seperti yang dimaksudkan dalam Undang-Undang Dasar Negara. Negara

menghormati dan mengakui kesatuan pemerintahan daerah yang bersifat istimewa

ataupun bersifat khusus yang diatur dengan undang-undang. Negara menghormati

dan mengakui kesatuan-kesatuan hukum adat masyarakat, serta hak-hak

tradisonalnya yang berdasarakan dengan tingkat perkembangan masyarakat dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur oleh Undang-Undang.

Pembentukan pemerintahan daerah selaras dengan amanat Pasal 18

Undang-Undang Dasar 1945 sebagai awal dari berbagai produk peraturan

perundang-undangan dan Undang-Undang lainnya yang mengatur tentang

pemerintah daerah. Adapun tujuan pembentukan daerah pada dasarnya untuk

meningkatkan pelayanan publik untuk mempermudah terwujudnya kesejahteraan

masyarakat dan sebagai sarana pendidikan politik di tingkat lokal. Menurut

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah

daerah adalah merupakan kepala daerah sebagai bagian dari penyelenggara

Pemerintahan Daerah yang memimpin dan melaksanakan urusan pemerintahan

Page 25: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

11

yang memang sudah menjadi kewenangan daerah otonom. Adapun Pemerintahan

Daerah yaitu penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah(DPRD) dan pemerintah daerah berdasarkan pada asas otonomi dan

tugas membentuk dalam prinsip otonomi yang seluasnya berdasarkan pada sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti yang ada dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemerintah daerah meliputi Gubernur, Walikota atau Bupati, dan

perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Mengenai

dengan hal tersebut, Peran pemerintah daerah adalah segala sesuatu yang

dilakukan berkaitan dengan otonomi daerah sebagai suatu wewenang, hak serta

kewajiban pemerintah daerah untuk mengurus dan mengatur sendiri kepentingan

masyarakat dan urusan pemerintahan setempat berdasarkan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah bahwa pemerintahan daerah merupakan

penyelenggaraan urusan pemerintahaan yang dinaungi oleh pemerintah daerah

dan DPRD dengan asas otonomi dan tugas membantu dalam prinsip otonomi yang

seluasnya dan berdasar pada prinsip dan sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Negara

Tahun 1945. Melihat penjelasan tentang pemerintahan daerah seperti yang di

jelaskan di atas,maka pemerintahan daerah merupakan penyelenggaraan daerah

otonom oleh DPRD dan pemerintah daerah berdasarkan pada asas desentralisasi

dimana bagian unsur penyelenggara pemerintah daerah yaitu Gubernur, Walikota

atau Bupati serta perangkat daerah lainya.

Page 26: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

12

Dalam perkembangan sejarah Indonesia, sistem pemerintahan daerah

mengalami beberapa perubahan selaras dengan pergantian Undang-Undang dan

perubahan yang mengatur mengenai pemerintahan daerah. Terhitung pada tanggal

1 januari 2001 dari diberlakukannya Undang-Undang No.22 Tahun 1999, tentang

pemerintah daerah, kemudian dilakukan perubahan atau revisi menjadi Undang-

Undang nomor 32 tahun 2004, maka sistem pemerintahan daerah di indonesia

mengacu pada Undang-Undang tersebut. dengan Undang-Undang ini kepada

daerah diberikan otonomi yang luas nyata dan bertangung jawab. Jika Dilihat dari

bentuk kekuasaan pemerintahan daerah yang bersifat otonom, pemerintahan

dibedakan menjadi tiga kelompok (Bagir dalam Manan, 2001:103) yakni:

a) pemerintahan dalam arti sempit merupakan penyelenggaraan kekuasaan

dalam bidang eksekutif atau administrasi negara.

b) pemerintahan dalam arti sederhana yaitu merupakan penyelenggaraan

kekuasaan dalam bidang legislatif dan eksekutif tertentu yang ada pada

pemerintahan daerah otonom.

c) pemerintahan dalam arti luas yaitu penyelenggaraan yang mencakup semua

bidang jabatan negara baik dibidang legislatife, eksekutif , yudikatif dan lain

sebagainya.

1. Fungsi Pemerintahan Daerah

Fungsi pemerintah daerah diartikan sebagai perangkat daerah mengatur

,menjalankan, dan menyelenggarakan jalannya pemerintahan.

Fungsi pemerintah daerah menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 yaitu :

Page 27: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

13

a. Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

menurut asas otonomi dan tugas membantu urusan pemerintah daerah.

b. Menjalankan otonomi dengan seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan

yang menjadi urusan pemerintahan dengan tujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, daya saing daerah dan pelayanan umum.

c. Pemerintah daerah didalam melaksanakan penyelenggaraan urusan

pemerintahan memiliki hubungan kuat antara pemerintahan pusat dengan

pemerintahan daerah. Dimana hubungan tersebut meliputi pelayanan umum

wewenang, pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manuasia,

keuangan, serta sumber daya lainnya.

2. Asas Pemerintahan Daerah

Dalam urusan melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, khususnya

pemerintahan daerah, tentunya sangat berkaitan erat dengan beberapa asas hukum

dalam pemerintahan suatu negara, yaitu sebagai berikut:

a. Asas Sentralisasi

Asas sentralisasi merupakan suatu sistem pemerintahan dimana segala

kekuasaan dipusatkan pada pemerintah pusat.

b. Asas Desentralisasi

Asas desentralisasi adalah merupakan penyerahan wewenang pemerintahan dari

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bersifat otonom untuk

mengatur dan mengurus daerah otonom tersebut yang terikat dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 28: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

14

c. Asas Dekonsentrasi

Asas dekonsentrasi adalah pemberian wewenang pemerintahan dari

pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah kepada instansi vertikal

wilayah tertentu.

d. Asas Tugas Pembantuan

Asas tugas pembantuan merupakan penugasan dari pemerintah untuk

daerah atau Desa dan dari pemerintah Provinsi kepada pemerintah

Kabupaten/Kota dan Desa, dan dari pemerintah Kabupaten untuk Desa dengan

tugas tertentu.

Asas desentralisasi dalam pemerintahan daerah diIndonesia dinyatakan

sebagai hubungan hukum perdata, yaitu terdapat pendelegasian hak dari pemilik

hak kepada penerima sebagian hak berdasarkan obyek tertentu. Pemilik hak

pemerintahan dibawah pegangan pemerintah, serta hak pemerintahan daerah

diberikan kepada pemerintah daerah, dengan obyek hak seperti kewenangan

pemerintah dalam bentuk mengatur urusan pemerintahan, dan tetap dalam ligkup

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dilihat dari sudut pandang pelaksanaan

penyelenggaraan pemerintahan, desentralisasi mempunyai tujuan untuk

mengurangi beban dari Pemerintah Pusat. Dengan adanya desentralisasi tugas

serta pekerjaan dapat teralihkan kepada Daerah, oleh karena itu Pemerintah Pusat

hanya dapat berfokus pada hal yang berkaitan dengan Negara dan kepentingan

nasional secara keseluruhan.

Menurut hemat penulis desentralisasi adalah asas yang menyatukan

pendelegasian sebagian urusan pemerintahan dari pemerintah pusat kepada

Page 29: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

15

pemerintah daerah yang lebih rendah dan menjadi urusan rumah tangga sendiri

didaerah tersebut. Untuk itu semua prakarsa, tanggung jawab serta wewenang

yang terkait dengan urusan-urusan diberikan sepenuhnya untuk menjadi tugas dan

tanggung jawab daerah tersebut. Tujuan utama yang akan dicapai dengan

kebijaksanaan desentralisasi yaitu tujuan politik dan tujuan administratif.

a. Tujuan politik merupakan tujuan dengan menempatkan Pemerintah Daerah

sebagai medium dalam bidang pendidikan politik untuk masyarakat pada

tingkat lokal dan secara agregat akan memberikan kontribusi pada pendidikan

politik pada tingkat nasionaldemitercapainya civil society.

b. Tujuan administratif merupakan tujuan yang menempatkan Pemerintah

Daerah sebagai unit pemerintahan pada tingkat lokal yang mempunyai fungsi

untuk menyediakan serta memberikan pelayanan masyarakat secara efektif,

efisien, serta berdampak ekonomis yang dalam hal ini terkait dalam pelayanan

publik.

B. Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah

Salah satu tujuan aspek dari manajemen adalah memberikan informasi

ukuran kinerja dari kegiatan yang ada dalam organisasi. Informasi ukuran kinerja

akan sangat berguna dalam pengambilan keputusan organisasi (termasuk

didalamnya pemerintah daerah). Apabila dapat mengukur kinerja upaya maka kita

dapat melakukan pengelolaan.

1. Definisi pengukuran kinerja

a. Gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan

dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi.

Page 30: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

16

b. Daftar apa yang ingin dicapai yang tertuang dalam penskemaan

strategic suatu organisasi.

c. Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh orgnisasi

dalam periode tertentu.

Pengukuran kinerja adalah upaya atau proses mencatat, pencapaian,

pelaksanaan kegiatan dan anggaran dalam arah pencapaian misi melalui hasil-

hasil yang di tampilkan berupa produk, jasa ataupun proses pelayanan publik.

Dalam mengukur kinerja, diperlukan indikator kinerja. Indikator kinerja

pemerintah daerah memiliki karakteristik yang relative lebih rumit jika

dibandingkan dengan indikator kinerja organisasi privat karena indikator kinerja

pada pemerintah daerah indikator kinerja non finansial secara lebih dominan

dibandingkan indikator finansial.

2. Indikator Kinerja

a. Tujuan dan manfaat indikator kinerja

Pengukuran kinerja merupakan instrument di dalam manajemen

pencapaian kinerja. Pengukuran kinerja secara berkelanjutan akan memberikan

umpan baik sehingga upaya perbaikan secara terus-menerus akan mencapai

keberhasilan dimasa mendatang. Dengan informasi pencapaian indikator kinerja,

pemerintah daerah diharapkan dapat mengetahui prestasinya secara obyektif

dalam periode tertentu. Kegiatan dan program pemerintah daerah seharusnya

dapat diukur dan dievaluasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengukuran kinerja

merupakan alat manajemen untuk :

Page 31: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

17

1. Memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk

pencapaian kinerja.

2. Memastikan tercapainya skema kinerja yang disepakati.

3. Monitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkan dengan

skema kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja yang telah

disepakati.

4. Menjadikan alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya

memperbaiki kinerja organisasi.

5. Mengidentifikasi apakah kepuasan masyarakat sudah terpenuhi.

6. Membantu memahami proses kegiatan pemerintah.

7. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.

8. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan.

9. Mengungkapkan masalah yang terjadi.

b. Indikator pengertian kinerja

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah

ditetapkan. Indikator yang komperensif tidak hanya memperhatikan aspek output

saja, namun juga memperhatikan faktor-faktor sebelum output didapatkan dan

aspek setelah output itu dicapai. Dengan demikian upaya kinerja pemerintah

daerah yang didasarkan pada pelayanan yang diberikan kepada public didasarkan

pada indikator-indikator masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome),

manfaat (benefit) dan dampak (impact). Menurut Bastian (2006:267).

Page 32: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

18

1. Indikator input adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan

kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat

berupa sumber dana, sumber daya manusia, kebijaksanaan/peraturan

perundang-undangan.

2. Indikator keluaran adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari

suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dana tau nonfisik.

3. Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran kegiatan pada jangka menengah atau jangka panjang.

4. Indikator manfaat adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari

pelaksanaan kegiatan.

5. Indikator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun

negative terhadap tiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah

ditetapkan.

C. Pengertian Pernikahan Dini

Menurut Jamila.A, (2006) Perkawinan adalah suatu ikatan lahir, dan batin

antara seorang pria dengan seorang wanita, hidup bersama dalam rumah tangga,

melanjutkan keturunan menurut ketentuan hukum syariat islam. Sedangkan

menurut Diori (2005) mengemukakan bahwa pernikahan dini merupakan sebuah

perkawinan dibawah umur yang target persiapannya belum di katakan maksimal

persiapan fisik, persiapan mental, juga persiapan materi. Karena demikian maka

pernikahan dini bisa dikatakan sebagai pernikahan yang terburu-buru sebab

segalanya belum dipersiapkan secara matang dan baik.

Page 33: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

19

Dari kedua pendapat diatas menjelaskan pengertian yang berbeda pendapat

pertama mengatakan perkawinan adalah sesuatu acara yang sakral yang dilakukan

oleh kedua mempelai untuk melanjutkan kehidupan dan keturunan dan

menjelaskan perkawinan pada umumnya. Sedangkan pendapat kedua dia lebih

kepada pernikahan dini dia mengatakan bahwa pernikahan dini merupakan

perkawinan tanpa kesiapan baik dari kesiapan mental, fisik, rohani, dan jasmani.

Pengertian lainnya, berdasarkan sosialisasi Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana (BKKBN) yang memberikan deklarasi bahwa bila seorang

perempuan menikah pada usia dibawah 21 tahun dan laki laki menikah pada usia

25 tahun maka disebut sebagai pernikahan dini. Bila berbicara tentang mengenai

batasan usia anak/remaja, menurut Undang-Undang perlindungan anak No.23

Tahun 2012, yaitu mereka yang belum berusia delapan belas tahun, maka

siapapun yang menikah dibawah batas usia tersebut dapat dikatakan termasuk

pernikahan dini.

1. Faktor-Faktor Pernikahan Dini

Menurut Alfiyah (2010), ada beberapa faktor-faktor yang mendorong

terjadinya perkawinan usia muda yang sering sekali ditemukan dilingkungan

sekitar atau di masyarakat kita yaitu :

a) Ekonomi

Perkawinan usia muda rentan terjadi karena adanya keluarga yang masih

hidup di bawah garis kemiskinan, maka dari itu untuk meringankan beban orang

tua mengkawinkan anaknya yang masih belum cukup umur.

Page 34: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

20

b) Pendidikan

Rendahnya pendidikan maupun pengetahuan dari kedua orang tua anak,

anak dan juga masyarakat, yang menyebabkan ada kecenderungan mengkawinkan

anaknya yang masih belum cukup umur.

c) Faktor orang tua

Dari faktor Orang tua juga khawatir terkena aib disebabkan anaknya yang

perempuan berpacaran dan terlalu dekat dengan lawan jenisnya sehingga para

orang tua mengkawinkan anaknya.

d) Media Massa

Gencar dalam expose seks dimedia massa menyebabkan remaja modern

semakin permisif terhadap seks.

e) Faktor Adat

Perkawinan dibawah umur juga terjadi karena ketakutan orang tua apabila

anaknya dikatakan perawan tua hingga segera untuk di kawinkan.

f) Keluarga Cerai (Broken Home)

Banyak juga anak-anak korban perceraian yang sangat terpaksa harus

menikah dini dikarenakan dari berbagai faktor, contohnya : tekanan ekonomi

untuk lebih meringankan beban orang tua yang sudah tidak lagi utuh, atau orang

tua tunggal, juga membantu orang tua mendapatkan pekerjaan, serta untuk

meningkatkan taraf hidup.

Dari pendapat di atas menjelaskan berbagai akibat sehingga pernikahan

dini dapat terjadi pendapat diatas menjelaskan banyak-banyak sekali faktornya

mulai dari faktor dari anaknya sendiri, dari orang tua mereka dan bahkan dari

Page 35: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

21

pergaulan lingkungan sekitar. Pernikahan dini memiliki dampak seperti perubahan

perilaku remaja yang dapat menerima hubungan seksual perkawinan sebagai contoh

fungsi rekreasi, saat hubungan seksual sudah membuahi janin dapat berpengaruh terhadap

psikologis dan juga fisik (Manuaba, 2008).

a) Dampak Psikologis :

Usia pernikahan dini yang terjadi di bawah umur 20 tahun dalam keadaan

belum matangnya mental seorang anak remaja yang akan berpengaruh dalam

penerimaan kehamilan, dimana alat reproduksi remaja belum siap untuk

menerima janin, merasa asing dari pergaulan karenanya di anggap tidak mampu

mengendalikan diri, terkadang juga perasaan tertekan kerena mendapat cercaan

dari beberapa pihak seperti keluarga, teman serta lingkungan masyarakat

(Sarwono, 2006).

Sejatinya, anak yang berusia dibawah umur belum cukup paham mengenai

hubungan seks dan untuk apa tujuannya. Berakibat remaja sering murung dan

tidak bersemangat, bahkan remaja akan merasakan malu untuk bergaul dengan

anak-anak seusianya mengingat statusnya sebagai seorang istri.(Manuaba, 2008).

Pada sisi lainnya juga pernikahan dini berdampak negatif pada keharmonisan

suatu keluarga.

Hal ini disebabkan karena kondisi psikologisnya yang belum cukup

matang, sehingga cenderung labil (kekanak-kanakkan) dan rasa emosional. Pada

usia yang belum cukup matang ini biasanya remaja masih kurang untuk

bersosialisasi dan beradaptasi, dikarenakan ego remaja masih tinggi serta belum

matang dalam sisi kedewasaan untuk membentuk keluarga sehingga banyak

Page 36: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

22

ditemukan kasus-kasus cerai dan merupakan efek dari pernikahan diusia muda

(Sarwono, 2006).

b) Dampak Fisik

Fisik atau bahasa inggris Body merupakan sebuah kata yang mempunyai

arti badan atau benda dan dapat dilihat mata juga didefinisi oleh pikiran. Kata

fisik biasa digunakan untuk suatu benda atau badan yang terlihat mata. Dampak

fisik didalam pernikahan dini memang besar baik didalam melakukan hubungan

seksual atau pada saat persalinan. Pernikahan usia dini yang terus berlanjut

menjadi kehamilan sangat berdampak negatif pada status kesehatan reproduksi

wanita. (Manuaba, 2008).

Selain daripada itu dampak pernikahan usia dini apabila dilihat dari segi

fisik dan biologis, juga ditemukan berbagai efek negatif yang bisa dikatakan

berbahaya seperti banyaknya seorang ibu yang menderita anemia selagi hamil dan

melahirkan, sehingga menyebabkan tinginya angka kematian ibu yang melahirkan

dan bayi akibat pernikahan usia dini (Manuaba,2008).

Secara medis, usia yang matang untuk hamil pada usia 21-35 tahun, maka

bila usia kurang meski secara fisik telah menstruasi dan bisa di buahi, namun

bukan berarti siap untuk hamil dan melahirkan serta memilki kematangan mental,

yakni berpikir dan dapat menganggulangi resiko-resiko yang akan terjadi pada

saat kehamilan dan persalinan. Menurut Manuaba (2008), dampak fisik dari

pernikahan diusia muda dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :

1) Dampak ibu

a. Intra Uterin Fetal Death

Page 37: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

23

Intra uterin death atau juga kematian janin didalam kandungan ialah

keadaan tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan janin didalam

kandungan. Keadaan ini sering di jumpai pada kehamilan dibawah usia

20 minggu dan sesudah 20 minggu, yaitu ditandai kematian janin bila

ibu tidak merasakan gerakan janin, berakhir dengan abortus.

b. Premature

Persalinan prematur merupakan suatu proses kelahiran bayi yang

sebelum usia kehamilannya 37 minggu atau belum 3 minggu dari

waktu yang diperkirakan persalinan. Resiko terjadinya kelahiran

prematur, yaitu :

1. Umur ibu yang mengandung kurang dari 20 tahun

2. Wanita dengan gizi yang sangat kurang atau amenia

3. Lemahnya servik

4. Pendaharahan

5. Kematian Ibu

c. Dampak Bagi ibu

1. Kemungkinan janin lahir belum cukup umur kehamilan atau

kurang dari 37 minggu. Pada umur kehamilan tersebut tumbuh

janin belum sempurna.

2. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yaitu, bayi lahir Dengan berat

badan (BB) kurang dari 2.500 gram. Banyak ini dipengaruhi oleh

umur ibu saat hamil kurang 20 tahun dan ibu kurang gizi

(Manuaba, 2008).

Page 38: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

24

D. Kerangka pikir

Pernikahan usia dini memang bukan lagi masalah baru yang terjadi dalam

masyarakat. Pernikahan usia dini bahkan sudah marak terjadi, peningkatan

disetiap tahun dan dapat terjadi dimana saja, faktor dari berbagai pernikahan dini

pun beragam yang dapat mempengaruhidari faktor keluarga, ekonomi, pergaulan

dan masih banyak penyebab lainnya yang dapat mempengaruhi pernikahan usia

dini. Dalam pernikahan dini bisa saja di tanggulangi dalam kebijakan atau

program yang dibuat suatu pemerintahan dalam manangani masalah pernikahan

dini namun tidak semua program kebijakan dapat dikatakan berhasil dalam

menanggulangi masalah-masalah yang terjadi di masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas Penelitian ini berjudul “KINERJA

PEMERINTAH DAERAH DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN

USIA DINI DI DESA MAJANNANG KECAMATAN MAROS BARU

KABUPATEN MAROS“ Penelitian ini akan menganalisis kinerja yang

dilakukan pemerintah dengan menggunakan indikator input, output, outcome,

benefit, dan impact menurut Bastian (2006:267) karena teori ini mendukung

peneliti untuk dapat menganalisis upaya kinerja pemerintah dalam membuat suatu

kebijakan dalam pemerintahan daerah.

Page 39: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

25

Uraian yang telah di kemukakan mendasari lahirnya kerangka pikir

penelitian seperti berikut ini :

Gambar 1. Kerangka Pikir

E. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian yang dimaksud dengan peneliti yaitu, ialah

bagaimana kinerja pemerintah setempat dalam menanggulangi masalah

pernikahan dini di Kabupaten Maros yang terus terjadi dan meningkat di setiap

tahunnya.

F. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Indikator masukan (Input) segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Di

Kinerja Pemerintah Daerah Dalam PenanggulanganPernikahan Usia Dini di Kabupaten Maros

PELAKSANAAN PEMERINTAH DAERAHDALAM PENANGGULANGAN

PERNIKAHAN DINI

Bastian (2006:267)Kinerja Pemerintah Daerah

1. Input (masukan)2. Output (keluaran)3. Outcome (hasil)4. Benefit (manfaat)5. Impact (dampak)

Page 40: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

26

dalam indikator input ini lebih memfokuskan terhadap pemerintah,

bagaimana pemerintah daerah mengeluarkan suatu kebijakan, aturan atau

program dalam pencegahan pernikahan dini.

2. Indikator keluaran (output) sesuatu kegiatan yang berupa fisik atau

nonfisik, berkaitan dengan indikator input kegiatan atau hal apa dilakukan

oleh pemerintah dalam kebijakan yang dibuat dalam penanggulangan

pernikahan usia dini lebih fokus terhadap kegiatan pemerintah.

3. Indikator hasil (outcome) dalam indikator ini melihat bagaimana hasil dari

kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah di kabupaten maros,

melihat hasil dari output yang telah dilaksanakan dalam penanggulangan

atau upaya pemerintah daerah dalam pernikahan dini yang terjadi di

kabupaten maros dan dapat juga dilihat dari aspek masyarakat yang

menjadi target kebijakan.

4. Indikator manfaat (benefit) tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan, dalam

hal ini ingin dilihat bagaiamana manfaat yang didapatkan oleh masyarakat

di kabupaten maros dalam kebijakan pemerintah dalam penanggulangan

pernikahan dini.

5. Indikator dampak (impact) hasil akhir atau dampak yang terlihat dari

kebijakan pemerintah dalam penanggulangan pernikahan dini baik dari

aspek pemerintah maupun aspek dari masyarakat , apakah mempengaruhi

tingkat maraknya pernikahan usia dini dari kebijakan dan kegiatan yang

telah dilakukan oleh pemerintah di kabupaten maros dan bagaimana

dampak yang terjadi dari pernikahan usia dini di Kabupaten Maros.

Page 41: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama dua bulan dimulai dari tanggal 24 Juni

2019 sampai dengan 22 Agustus 2019 lokasi penelitian ini berada di Dinas

Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak Kabupaten Maros dan

Kecamatan Maros Baru Karena Dinas ini mengeluarkan kebijakan tentang

Pencegahan Pernikahan Usia Dini khususnya untuk Kabupaten Maros.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penilitian ini mengenai kinerja pemerintah daerah dalam penanggulangan

pernikahan usia dini di Kabupaten Maros. Maka peneliti harus dapat menilai

secara langsung bagaimana pemerintah kabupaten Maros menangani masalah

pernikahan dini yang terjadi di Kabupaten Maros. Sehingga peneliti menggunakan

jenis penelitian kualitatif.

2. Tipe Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan deskriptif penelitian, peneliti bermaksud

untuk memberikan suatu gambaran mengenai masalah kinerja pemerintah daerah

dalam menanggulangi pernikahan usia Dini di Kabupaten Maros.

Page 42: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

28

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh dari pemerintah/masyarakat yang berkaitan dengan

indikator kinerja pemerintahan daerah dalam pernikahan dini sesuai dengan yang

diperoleh melalui daftar petanyaan.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari dokumen-dokumen instansi yang erat kaitannya

dengan masalah penulisan berupa data, pemerintah yang mengeluarkan kebijakan,

masyarakat yang terlibat dalam pernikahan dini.

D. Informan Penelitian

Tabel 1. Informan penelitian

NO INFORMAN INISIAL JABATAN1.

Titiek Salmyati Sanrina,SE.,MM

TSSekretaris dinas

Pemberdayaan Perempuandan Perlindungan Anak

Kabupaten Maros2. Ermiwaty Mochtar,

S.Kom EMKepala Bidang Pemenuhan

Hak dan PerlindunganAnak

3.Fadia Mahmud, ST FM

Staff Bidang PemenuhanHak dan Perlindungan

Anak4. Ibrahim Safar IS Masyarakat

5.Ashar Syamsuddin

AS Masyarakat

6.Safaruddin

SF Staff Kantor UrusanAgama Kecamatan Maros

Baru7. Fadli Mahmud FM Imam Desa Majannang

Page 43: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

29

8. Syahrul Hadi & NurNahida

SH & NH Anak Nikah Dini

9.Muhammad Nur &

Damayanti SariMN &

DSAnak Nikah Dini

10. Muhammad Putra & JuliaPutri

MP & JP Anak Nikah Dini

11. Devia Safitri DS Anak Nikah Dini

12. Evi Permata Sari EP Anak Nikah Dini

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Moleong (20018:43) menjelaskan dalam melakukan teknik

pengumpulan data penelitian yaitu diperlukan adanya segala peralatan yang akan

di gunakan untuk mengelola, memperoleh dan menginterprestasikan informasi-

imformasi penting dari informan yang akan dilakukan dengan cara pengukuran

yang sama. Untuk memperoleh data yang benar dan akurat sehingga menjawab

permasalahan penelitian, maka pengumpulan data yang digunakan untuk penulis

antara lain:

1. Observasi lapangan adalah dengan melakukan pengamatan nyata

ataulangsung kepada obyek yang akan diteliti dengan mengamati bagaimana

kerja para aparat dalam memberikan pelayanan, gesture serta meninjau

fasilitas yang ada pada lokasi yang akan diteliti.

2. Wawancara yaitu mencari atau menggali informasi dari seseorang menjadi

responden. Wawancara adalah salah satu cara dalam pengumpulan data yang

akan di gunakan agar peneliti dapat memperoleh informasi langsung dari

Page 44: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

30

sumbernya. Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan wawancara atau

hanya tanya jawab secara langsung kepada infoman peneliti.

3. Dokumentasi yaitu teknik dalam pengumpulan data caranya dengan

menelusuri literatur pendukung dokumen resmi, hasil penelitian, jurnal,

makalah, artikel serta koran yang sangat berkaitan dengan profesionalisme

aparatur dan dalam pelayana publik, maka kegiatan yang akan dilakukan

penulis adalah dengan cara mengumpulkan data dan dokumentasi berupa

monografi pada kantor pemerintahan di Kabupaten Maros.

F. Teknik Analisi Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data secara kualitatif

dimana peniliti terjun lapangan untuk memperoleh data dari awal hingga akhir

peneliti. Kemudian data yang telah didapat diolah secara sistematis dan logis,

yaitu dengan menggambarkan kenyataan dan keadaan yang terjadi pada objek

penelitian secara apa adanya, yang diperoleh baik dari subjek peneliti maupun

informasi penelitian untuk mendapatkan kesimpulan. Adapun tahap dalam analisis

data dan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Reduksi Data (data reduction)

Mereduksi data, yaitu dari hasil penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti,

peneliti akan merangkum semua data yang diperoleh kemudian memilih hal-hal

yang pokok dan memfokuskan sesuai dengan focus peneliti. Dengan demikian,

data yang telah direduksi dapat memberikan suatu gambaran yang lebih jelas

mengenai kinerja yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Maros dalam

Page 45: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

31

mempertanggung jawabkan program Pencegahan Pernikahan Dini di kabupaten

Maros.

b. Penyaji Data

Setelah data dirangkum peneliti akan menyajikan data dalam bentuk suatu

uraian singkat, bagan, hubungan, antar kategori dan jenisnya, sehingga peneliti

akan lebih mudah menjelaskan mengenai hasil yang telah diteliti dan dapat

menarik kesimpulan.

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis dalam penelitian ini adalah penarikan

kesimpulan dan verifkasi. Yaitu dari hasil penelitian ini, peneliti akan

memberikan gambaran mengenai upaya pemerintah daerah dalam

penanggulangan pernikahan usia dini di Kabupaten Maros.

G. Pengabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

trianggulasi data menurut Moleong (2005:287) trianggulasi berupaya untuk

mengecek kebenaran data dan membandingkan data yang diperoleh dengan

sumber lain pada saat penelitian ini dilakukan dengan cara menggali informasi

dari dua sumber informasi yang berbeda.

1. Tringulasi Sumber

Trigulasi sumber berarti membandingkan cara mengecek ulang data yang

telah diperoleh melalui sumber yang berbeda dalam hal ini peneliti melakukan

pengumpulan dan pengujian data yang telah diperolah melalui hasil pengamatan,

wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian peneliti membandingkan

Page 46: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

32

hasil pengamatan dengan wawancaranya dan membandingkan hasil wawancara

dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik yaitu pengujian kreadibilitas data yang dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda dalam

hal ini data yang diperoleh dengan wawancara lalu diperiksa melalui observasi

dan dokumentasi.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu dapat digunakan untuk suatu data yang valid dan

berkualitas yang berhubungan dengan pengecekkan melalui wawancara, observasi

suatu data di berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu.

Page 47: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Kacamatan Maros Baru

Maros baru adalah nama sebuah kecamatan yang berada di wilayah

kabupaten maros, provinsi Sulawesi selatan, Indonesia. Ibu kota kecamatan ini

berada di Baju Bodoa, kelurahan Baju Bodoa dengan jarak 2 km dari kota turikale

yang merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan kabupaten maros.

2. Batas Daerah Kecamatan Maros Baru

Secara administrative Kecamatan Maros Baru memiliki batas-batas wilayah

sebagai berikut:

a) Disebelah Utara: Berbatasan Dengan Kecamatan Laut

b) Disebelah Selatan: Berbatasan Dengan Kecamatan Turikale dan Kecamatan

Marusu

c) Disebelah Barat: Berbatasan dengan Selat Makassar dan Kecamatan

Marusu.

d) Disebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Turikale

Kecamatan Maros Baru memiliki 25 wilayah di bawah Kelurahan/Desa

dengan rincian11 berstatus lingkungan dan 14 berstatus dusun.

Page 48: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

34

Tabel 2.Kelurahan/Desa

No Dusun Lingkungan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Dusun Lekoala

Dusun Padang Assitang

Dusun Pammentengan

Dusun Tebbange

Dusun Tebbang Orai

Dusun Borong Kaluku

Dusun Salarang

Dusun Sungguminasa

Dusun Tekolabbua

Dusun Balangkasa

Dusun Jawi-Jawi

Dusun Taipa

Dusun Kanjitongan

Dusun Manrimisi

Lompo

Lingkungan Allu

LingkunganMangallekana

LingkunganManrimisi Caddi

Lingkungan Satanggi

Lingkungan Betang

Lingkungan Kassi Kebo

Lingkungan Masembo

Lingkungan Data

Lingkungan Marusu

Lingkungan Panaikang

Lingkungan Pangkajene

Kecamatan Maros Baru memiliki penduduk yang mayoritasnya adalah suku

Makassar dan suku Bugis.Kecamatan maros baru memiliki 7 wilayah pembagian

administrasi dengan rincian 3 berstatus kelurahan dan4 berstatus desa sebagai

berikut:

Page 49: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

35

Tabel 3.Pembagian Wilayah Administrasi

No Desa/Kelurahan Luas(km²)

1 DesaBorikamase 5,24

2 DesaBorimasunggu 23,57

3 DesaMajannang 3,84

4 DesaMattirotasi 6,63

5 KelurahanBajiPamai 4,46

6 KelurahanBajuBodoa 3,76

7 KelurahanPallantikang 6,26

Jumlah 53,76

3. Pemerintahan

Kecamatan Maros Baru merupakan salah satu kecamatan tertua di

Kabupaten Maros. Sebelum dikepalai oleh seorang camat pada periode 2000-an

hingga saat ini, Kecamatan Maros Baru diperintah oleh seorang kepala wilayah.

Berikut ini adalah daftar kepala wilayah/camat Maros Baru:

Tabel 4.DaftarKepala Wilayah/CamatMarosBaru

No Nama AwalMenjabat AkhirMenjabat

1 Siradjuddin, BA 14 Februari 1968 -

2 Nadjamuddin, AM BA 2 Januari 1973 -

3 Andi Kamaruddin, BA 2 Januari 1993 -

4 Drs. Irwansyah Kasim DM. 11 Januari 1995 1997

Page 50: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

36

5 Drs. Baharuddin 26 November 1998 -

6 Drs. Andi Rijal Kadir, M.M. 24 Januari 2014 18 Januari 2015

7 Muh. Daud 19 Januari 2015 8 Januari 2017

8 Andi Ikbal 9 Januari 2017 31 Januari 2019

9 A. Zulkifli Riswan Akbar 1 Februari 2019 SedangMenjabat

4. Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kabupaten Maros

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab.Maros

adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam

penyelenggaraan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten

Maros, yaitu: Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kab.Maros dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang – undangan berlaku.

Sesuai dengan Peraturan Bupati Maros Nomor 07 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat

Daerah Dinas Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Maros

adalah membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan bidang

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan yang menjadi kewenangan daerah

dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah.

Dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak , makaDinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Kab.Maros mempunyai fungsi sebagai berikut, Dinas

Page 51: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

37

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab.Maros Perumusan

kebijakan urusan Pemerintahan bidang Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

a) Pelaksanaan kebijakan urusan Pemerintahan bidang Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak.

b) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

c) Pelaksanaan administrasi urusan Pemerintahan Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak.

d) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan

fungsinya.

5. Struktrur Organisasi Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan

Perlindungan Anak

Berdasarkan Peraturan Bupati Maros nomor 07 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat

Daerah Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten

Maros, maka susunan struktur organisasi yang dimiliki adalah

Struktur organisasi organisasi perangkat daerah adalah sebagai berikut:

Page 52: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

38

KEPALA DINAS

BIDANGPENGARUSUTAMAAN

GENDER

SEKSI KESETARAANGENDER

SEKSI KETAHANAN DANKUALITAS KELUARGA

SEKSI DATA DANINFORMASI GENDER

BIDANG PERLINDUNGANPEREMPUAN

SEKSI PERLINDUNGANHUKUM DAN HAK

PEREMPUAN

SEKSI PELAYANAN TERPADUPEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN ANAK

SEKSI DATA DANINFORMASI

PERLINDUNGANPEREMPUAN

BIDANG PEMENUHAN HAKDAN PERLINDUNGAN

ANAK

SEKSI PERLINDUNGANKHUSUS ANAK

SEKSI PEMENUHAN HAKANAK

SEKSI DATA DANINFORMASI ANAK

SEKRETARIS

SUB BAGIANPERENCANAAN DAN

KEUANGAN

SUB BAGIAN UMUM,ASSET DAN

KEPEGAWAIAN

Gambar 2.

Struktur Organisasi Dinas Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak

6. Bidang Pemenuhan Hak Dan Perlindungan Anak

a. Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e, dipimpin oleh Kepala Bidang Pemenuhan

Hak dan Perlindungan Anak mempunyai tugas membantu Kepala Dinas

dalam melaksanakan Kepala Dinas dalam mengoordinasikan dan

melaksanakan kebijakan teknis pemenuhan hak danperlindungan anak.

b. Untuk melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1), Kepala Bidang

Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak mempunyai fungsi :

Page 53: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

39

1. Perumusan kebijakan teknis Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan

Anak.

2. pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan

Anak.

3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Pemenuhan Hak dan

Perlindungan Anak.

4. pelaksanaan administrasi Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan

Anak.

5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya

c. Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2), Kepala Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak

mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

1. Merencanakan operasional kegiatan Bidang Pemenuhan Hak dan

Perlindungan Anak sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

2. Membagi tugas kepada bawahan berdasarkan tugas dan untuk

kelancaran pelaksanaan tugas.

3. Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai prosedur

dan bidang tugasnya agar terhindar dari kesalahan.

4. Menilai bawahan sesuai pelaksanaan pekerjaan agar tercapai tingkat

kinerja yang diharapkan.

5. Menyusun SOP berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.

6. Menyusun LAKIP Dinas sebagai landasan laporan kinerja pegawai.

Page 54: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

40

7. Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis Bidang Pemenuhan Hak

dan Perlindungan Anak meliputi pemenuhan hak anak, perlindungan

khusus anak, dan peran serta masyarakat dalam pemenuhan hak anak.

8. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis bidang

pemenuhan hak dan perlindungan anak meliputi pemenuhan hak anak,

perlindungan khusus anak, dan peran serta masyarakat dalam

pemenuhan hak anak.

9. Melaksanakan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis

bidang pemenuhan hak dan perlindungan anak meliputi pemenuhan hak

anak, perlindungan khusus anak, dan peran serta masyarakat dalam

pemenuhan hak anak.

10. Mengoordinasikan dan membangun kemitraan antara lembaga

pemerintah, non pemerintah, media massa, dan dunia usaha dalam

pelembagaan pemenuhan hak anak berdasarkan kewenangan

pemerintah daerah Provinsi.

11. Mengoordinasikan, melaksanakan, dan mengintegrasikan komitmen

dan sumber daya pemerintah, non pemerintah, media massa, dunia

usaha, dan masyarakat untuk menuju Provinsi/Kabupaten/Kota layak

anak.

12. Mengoordinasikan dan mengembangkan lembaga penyedia layanan

peningkatan kualitas hidup anak pada lembaga pemerintah, non

pemerintah, media massa, dunia usaha, dan Kabupaten/Kota.

Page 55: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

41

13. Mengoordinasikan, melaksanakan, dan membangun jejaring antar

lembaga pemerintah, non pemerintah, media massa, dan dunia usaha

dalam rangka penyediaan layanan bagi anak yang memerlukan

perlindungan khusus berdasarkan kewenangan pemerintah daerah

Provinsi.

14. Mengoordinasikan dan meningkatkan tanggungjawab masyarakat

dalam pemenuhan hak anak melalui pencegahan, deteksi dini,

penanganan, dan pengawasan penyelenggaraan perlindungan anak.

15. Mengoordinasikan dan mengembangkan model-model perlindungan

anak dan layanan perlindungan khusus anak berbasis masyarakat

berdasarkan kewenangan pemerintah daerah Provinsi.

16. Mengoordinasikan dan melaksanakan peningkatan kapasitas sumber

daya manusia dalam rangka pemenuhan hak anak, perlindungan khusus

anak dan peran serta masyarakat dalam pemenuhan hak anak

berdasarkan kewenangan pemerintah daerah Provinsi.

17. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk

mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan serta

memberikan penilaian prestasi kerja.

18. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas Bidang Pemenuhan Hak dan

Perlindungan Anak dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan

sebagai bahan perumusan kebijakan.

Page 56: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

42

19. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik

lisan maupun tertulis sesuai bidang tugasnya untuk kelancaran

pelaksanaan tugas.

7. Visi Misi Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan

Anak

a. Visi

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu

organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif,

inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan

kemana organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana

pelayanan harus dilaksanakan. Sedangkan menurut Undang - undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi

adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

perencanaan.

Dalam kerangka besar itulah, visi, misi dan program kerja Bupati/Wakil

Bupati terpilih untuk lima tahun ke depan (2017 – 2021), diarahkan untuk

membawa masyarakat Kabupaten Maros menuju suatu kehidupan masyarakat

yang sejahtera sesuai dengan Visi : Maros Lebih Sejahtera 2021.

b. Misi

Dalam mewujudkan visi tersebut maka dirumuskan beberapa misi

Bupati/Wakil Bupati terpilih yang kemudian digariskan menjadi misi

pembangunan Kabupaten Maros untuk 5 (lima) tahun kedepan (2017 – 2021),

yaitu:

Page 57: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

43

1. Meningkatkan Perekonomian Daerah

2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik

3. Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat

4. Meningkatkan Pembangunan Wilayah Dan Kawasan

5. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam

6. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Dan Teknologi Informatika

B. Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Pernikahan Usia

Dini Di Kabupaten Maros Kecamatan Maros Baru Desa Majannang

Upaya pemerintah daerah dalam penanganan pernikahan usia dini,

diantaranya adalah melalui pembatasan usia pernikahan. Untuk melangsungkan

pernikahan telah diatur dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974

pasal 7 bahwa perkawinan diizinkan bila laki-laki berumur 19 tahun dan

perempuan berumur 16 tahun. Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan

kebijakan tentang perilaku reproduksi manusia yang ditegaskan dalam UU No 10

Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa pemerintah menetapkan kebijakan upaya

penyelenggaraan Kelurga Berencana.

Dalam mengukur kinerja, diperlukan indikator kinerja. Indikator kinerja

pemerintah daerah memiliki karakteistik yang relative lebih rumit jika

dibandingkan dengan indikator kinerja organisasi privat karena indikator kinerja

pada pemerintah daerah indikator kinerja non finansial secara lebih dominan

dibandingkan indikator finansial. Perkawinan adalah suatu ikatan lahir, dan batin

antara seorang pria dengan seorang wanita, hidup bersama dalam rumah tangga,

melanjutkan keturunan menurut ketentuan hukum syariat islam. Pernikahan dini

Page 58: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

44

merupakan sebuah perkawinan dibawah umur yang target persiapannya belum di

katakan maksimal persiapan fisik, persiapan mental, juga persiapan materi.

Pernikahan dini yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, telah berlangsung

sejak lama dan masih bertahan sampai sekarang. Menurut pengakuan sebagaian

masyarakat, pernikahan usia dini terjadi tidak hanya faktor ekonomi semata, tetapi

lebih banyak di sebabkan faktor pergaulan bebas yang berakibat terjadinya hamil

di luar nikah.Dengan demikian upaya kinerja pemerintah daerah yang didasarkan

pada pelayanan yang diberikan kepada public didasarkan pada indikator-indikator

masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit) dan

dampak (impact). Menurut Bastian (2006:267).

1. Input (Masukan)

Input adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan

dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa sumber

dana, sumber daya manusia, kebijaksanaan/peraturan perundang-undangan yang

dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan untuk

menanggulangi pernikahan usia dini di kecamatan maros baru melalui undang-

undang no 1 tahun 1974 tentang perkawinan pasal 7 ayat (1) undang-undang

perkawinan mengatur batas usia menimun seseorang melakukan perkawinan

adalah 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan, akan tetapi

pengaturan batas usia ini dikesampingkan melalui proses dispensasi yang dapat

diberikan oleh pengadilan ataupun pejabat lain yang ditunjuk sesuai dengan pasal

7 ayat (2) undang-undang perkawinan. Untuk memberikan penjelasan mengenai

input(masukan) maka dilakukan wawancara dengan informan selaku Sekretaris

Page 59: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

45

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Maros

mengemukakan bahwa :

“Dalam penanggulangan pernikahan dini di Kecamatan Maros BaruKabupaten Maros, kami telah mengeluarkan surat edaran tentangpencegahan terjadinya perkawinan anak usia dini agar dapat masyarakattau bahwa anak yang melakukan pernikahan usia dini tidak diperbolehkanpada usia yang masih muda atau di bawa umur Karena melanggar aturanundang-undang perkawinan yang berlaku.”(hasil wawancara TS, tanggal 22 Juli 2019)

Hal senada juga disampaikan oleh informan selaku Kepala Bidang

Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak mengemukakan bahwa :

“Dalam penanggulangan pernikahan usia dini kami memiliki peraturanundang-undang no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, peraturan inidibuat agar masyarakat mengetahui bahwa anak yang menikah umurmudah sangat tidak baik sehingga pemerintah kantor kami mengeluarkansurat keputusan mengenai pencegahan terjadinya perkawinan usia anak.”(Hasil wawancara EM, tanggal 22 Juli 2019)

Menurut informan selaku staff Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan

Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Maros

mengemukakan bahwa :

“Kami melakukan pencegahan perkawinan usia dini dengan undang-undang yang telah ditetapkan, dengan undang-undang tersebut dapatmembantu kami dalam mensukseskan program pemerintah dalammencegah pernikahanan anak usia dini dan untuk meningkatkan perankeluarga dalam mendampingi anak untuk mencegah terjadinya pergaulanbebas.”(Hasil wawancara AT, tanggal 22 Juli 2019)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa input

(masukan) upaya pemerintah dalam penanggulangan pernikahan usia dini di

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Maros yaitu

dalam rangka melaksanakan amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang perlindunganan anak sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Page 60: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

46

Nomor 35 Tahun 2014 dan Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 8 Tahun

2017 tentang kabupaten Layak Anak. Hal-hal yang perlu dalam melaksanakan

amanah tersebut yaitu:

a. Pemerintah di Tingkat Desa/Kelurahan dan Kecamatan mewajibkan semua

anak di wilayahnya dapat menyelesaikan wajib belajar 12 tahun.

b. Peningkatan peran keluarga dalam mendampingi anak untuk mencegah

terjadinya pergaulan bebas.

c. Peningkatan peran aktiv forum anak sebagai agen pencengahan perkawinan

anak dalam mengawal wajib belajar 12 tahun dan mencegah terjadinya

pergaulan bebas serta melaporkan kelayanan perlindungan perempuan dan anak

jika menemukan indikasi perkawinan usia anak.

d. Pelibatan aktiv kepala kantor urusan agama, kader, penyuluhan agama dan

kesehatan, dan tenaga layanan dalam mensosialisasikan bahaya dan dampak

buruk perkawinan usia anak.

e. Pelibatan semua pihak dalam melakukan upaya pencegahan terjadinya

perkawinan usia anak.

f. Mengintegrasikan issue perkawinan usia anak kedalam dokumen perencanaan

pembangunan desa (RPJMDesa/RKPDesa)

g. Berkoordinasi dengan lembaga layanan pemenuhan hak anak jika terdapat

korban perkawinan anak.

Upaya pemerintah masih perlu ditingkatkan agar masyarakat mau

berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan yang dibuat oleh pemerintah agar tidak

adalagi yang tidak mengetahui batas usia pernikahan yang diperbolehkan seseorag

Page 61: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

47

menikah. Sehingga dalam upaya pemerintah kabupaten maros mengajak

masyarakat agar mereka mengenal batas usia menikah pada anak mereka dalam

hal ini diperlukan kerja sama antara masyarakat dan pemerintah.

2. Output (Keluaran)

Output adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan

yang dapat berupa fisik dana tau nonfisik, output alat untuk mendeskripsikan

bagaimana organisasi mengelola input tersebut dalam menghasilkan output dan

outcome. Dengan indikator output suatu unit kegiatan dapat menganalisis sejauh

mana kegiatan terlaksanakan sesuai dengan rencana, untuk dapat menilai

kemajuan suatu kegiatan tolak ukur output harus dikaitkan dengan sasaran-sasaran

kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur. Untuk menggambarkan

mengenai hal tersebut, indikator kinerja output dapat dikelompokkan menjadi

indikator yang menggambarkan tentang kuantitas output, kualitas output dan

efisiensi dalam menghasilkan output. Berkaitan dengan input, output merupakan

sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahan dalam mengeluarkan

kebijakan yang dibuat untuk menanggulangi pernikahan usia dini. Untuk

memberikan penjelasan mengenai output (keluaran) maka dilakukan wawancara

dengan informan selaku sekretaris kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Kabupaten Maros mengemukakan bahwa :

“Pemerintah Kabupaten Maros terutama Dinas Pemberdayaan Perempuandan Perlindungan Anak sangat mengapresiasi berbagai upaya pencegahankawin anak terutama dalam hal memberi penyadaran bagi setiap elemendalam masyarakat karena permasalahan kawin anak adalah permasalahanyang multi dimensional, tidak bisa kita cari solusinya tanpa kolaborasidengan semua pihak termasuk orang tua, dan ketua desa/camat,sertamelakukan beberapa pihak untuk kerja sama seperti Instittute of

Page 62: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

48

Community Justice (ICJ) yang disetujui langsung oleh Bupati Maros danbeberapa instansi lainnya pada saat program ini diluncurkan”(Hasil wawancara TS, tanggal 22 Juli 2019)

Hal senada juga disampaikan oleh informan selaku Kepala Bidang

Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak mengemukakan bahwa:

“Kami melakukan beberapa kerja sama dibeberapa instansi lainnya, sepertiDinas Kesehatan Dinas Sosial Kementrian Agama dan komunitas sertalapisan masyarakat di Kabupaten Maros, salah satu kegiatan kamimengadakan sosialisasi pada saat itu untuk memberitahukan dampaktidak baiknya pernikahan usia dini serta memberikan penjelasanpentingnya dunia pendidikan bagi anak-anak”(Hasil wawancara EM, tanggal 22 Juli 2019)

Menurut informan selaku staff Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan

Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Maros

mengemukakan bahwa :

“sangat dibutuhkan kerja sama dalam program ini, perjanjian kerjasama inidi maksudkan sebagai bentuk dukungan dan persetujuan atas kegiatandalam rangka pelaksanaan Program Pencegahan Perkawinan Anak diKabupaten Maros dengan tujuan memberikan pemahaman yangkompherensif tentang bahaya perkawinan anak pada masyarakat,mendorong keterlibatan semua pihak dalam pencegahan perkawinan anakdan berkontribusi pada upaya pemerintah untuk menurunkan angkaperkawinan anak di Kabupaten Maros”

(Hasil wawancara FM, tanggal 22 Juli 2019)

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa Output (keluaran) yang

dilakukan oleh pemerintah dalam pencegahan pernikahan dini ialah mengadakan

acara deklarasi dan sosialisasi dan melakukan perjanjian kerjasama dengan

instansi pemerintah lainnya, komunitas dan masyarakat.

Pemerintah kabupaten Maros dalam mengeluarkan kebijakan mencegah

perkawinan anak melakukan kerja sama dengan beberapa instansi seperti dinas

Page 63: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

49

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak provinsi Sulawesi selatan,

Dinas Pendidikan Kabupaten Maros, Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, Dinas

Sosial Kabupaten Maros, Kantor Wilayah Kementrian Agama Kabupaten Maros,

Lembaga Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi Selatan dengan Lembaga

Permasyarakatan kelas II A Kabupaten Maros. Sebelum melakukan kegiatan

program pencegahan pernikahan dini para pihak bersepakat untuk mengadakan

perjanjian kerjasama tentang penyelenggaraan Layanan Terpadu Bagi Anak Yang

berhadapan dengan Hukum di Lapas Kelas II Kabupaten Maros. Maksud

perjanjian kerjasama ini adalah untuk mengembangkan layanan terpadu bagi anak

yang berhadapan dengan Hukum di Lapas kelas II A Kabupaten Maros. Tujuan

perjanjian kerjasama ini adalah:

a) Memberikan layanan pemenuhan hak dan perlindungan anak secara terpadu

di Lapas Kelas II A Kabupaten Maros.

b) Meningkatkan kualitas layanan perlindungan khusus anak terpadu selama di

Lapas II A Kabupaten Maros maupun setelah reintegrasi sosial, melalui

kemitraan dengan OPD/Instansi terkait.

c) Melakukan pembinaan/bimbingan/pemulihan kepada anak yang berhadapan

dengan hokum untuk membangun dan/atau membentuk tabiat,watak, sifat

kejiwaan, akhlak/budi pekerti serta keterampilan anak sehingga dapat

menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik dan meningkatkan

keterampilan dan kreatifitas anak serta dapat menjadi agen pelopor dalam

lingkungan masyarakat.

Page 64: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

50

Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 8 Tahun 2017 dalam pasal 9

menjelaskan bahwa orang tua bertanggung jawab melindungi dan mencegah

terjadinya perkawinan anak dan pasal 20 menjelaskan bahwa pemerintah daerah

berkewajiban untuk mencegah dan melindungi serta tidak membiarkan terjadinya

perkawinan anak. Hal ini sangat menggambarkan bahwa sosialisasi pencegahan

perkawinan usia anak ini akan berhasil jika ada sinergi yang baik antara orang tua

sebagai “benteng” pertama anak dan juga pemerintah dan stekholder yang terkait

untuk bersama-sama dan berkomitmen untuk mencegah terjadinya pernikahan

usia anak.

Sosialisasi pencegahan perkawinan anak ini penting adanya untuk segara

disosialisasikan kepada segenap unsur OPD, Kecamatan, desa/Kelurahan serta

stakehoulder mengingat perkawinan usia anak di reprsentasi pemerintah telah ikut

menandatangani target khusus dalam tujuan Pembangunan berkelanjutan untuk

menghapuskan perkawinan anak.

Upaya pemerintah/Lembaga/Media Massa dalam pencegahan perkawinan Usia

Anak di Kabupaten Maros :

a. Payung Hukum Peraturan Daerah provinsi Sulawesi Selatan Nomor 4 Tahun

2013 tentang system perlindungan Anak yaitu: “ Pasal 7 tanggung jawab

orang tua salah satunya adalah melindungi dan mencegah serta tidak

membiarkan terjadinya pernikahan dini “

b. Peraturan gubernur Sulawesi selatan Nomor 80 Tahun 2018 tentang

pelaksanaan Perda Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 4 tahun 2013 tentang

SPA Yaitu : “ pasal 14 adalah pengembangan program ketahanan keluarga

Page 65: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

51

dan memfasilitasi pengembangan system perlindungan anak berbasis

masyarakat melalui penuatan dan perubahan norma, peningkatan

keterampilan hidup dan respon terhadap kekerasan anak.

c. Instruksi Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 1 tahun 2018 tentang STOP

PERKAWINAN ANAK di Sulawesi Selatan.

d. Pembuatan Road map pencegahan perkawinan Anak di Sulawesi Selatan.

e. Menindaklanjuti hasil/kajian yang dilakukan perguruan tinggi/Lembaga

pemerhati terkait pernikahan Usia anak

f. Mengembangkan kerjasama lintas sektor dengan berbagai lembaga.

Adapun dasar pelaksanaan Sosialiasasi Pencegahan perkawinan Usia Anak

adalah sebagai berikut :

a. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 8 Tahun 2017 Tentang

Kabupaten Layak anak.

b. Surat keputusan Bupati Maros Nomor: 1612/KPTS/266/VII/2018, tentang

Pembentukan Panitia, Narasumber dan Moderator kegiatan Sosialisasi

Pencegahan Perkawinan usia anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Kabupaten Maros

Sosialisasi pencegahan perkawinan Usia Anak 2018 bertempat di Baruga

B kantor Bupati Maros. Materi Sosialiasasi Pencegahan Pernikahan Usia Anak

yaitu :

a. Materi Pertama judul “Upaya Pemerintah dalam pencegahan Pernikahan Usia

anak” oleh Kabid Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Dinas PP dan PA

Prov. Sul-Sel.

Page 66: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

52

b. Materi Kedua berjudul “Perkawinan anak dalm sudut pandang KHA” Oleh

ketua TP.PKK Kab. Maros/

c. Materi Keempat “ Dampak buruk dari perkawinan Usia anak” Kadis

Kesehatan Kab. Maros.

Peserta terdiri dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Unsur

Organisasi Perangkat Daerah, Para Camat, Lurah/Kepala Desa, Organisasi

Masyarakat, Organisasi Kepemudaan, masyarakat Kab. Maros para pelaku dunia

usaha serta forum anak Kabupaten Maros. Narasumber terdiri dari Kabid

Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Prov. Sul-sel, ketua Lembaga

Perlindungan Anak (LPA) Sul-sel, Ketua TP.PKK Kab. Maros, kepala Dinas

Kesehatan Kab. Maros. Biaya yang digunakan bersumber dari Anggaran DPA

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun Anggaran 2018,

melalui Dana APBD Kabupaten Maros. Kegiatan sosialisasi dimulai dengan

Registrasi Peserta, dilanjutkan dengan pembacaan laporan oleh Ketua Panitia

dalm hal ini Kasi Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan

Perlindungan Anak Kabupaten Maros, sambutan oleh Kepala Dinas

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Maros juga dalam

hal ini membuka kegiatan Sosialisasi pencegahan Perkawinan Anak.

Penyampaian materi-materi dari Narasumber: Kabid Perlindungan Hak dan

Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Maros. sosialisasi

peraturan Daerah tentang Kabupaten Layak Anak diselenggarakan oleh panitia

pelaksana Bidang Pemenuhan Hak dan perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan

Page 67: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

53

Perempuan dan perlindungan Anak Kabupaten Maros. susunan penyelanggara

panitia pelaksana adalah :

Tabel 5. Susunan Panitia Pelaksana

No Nama/Jabatan Kedudukan Dalam Tim

1. Kadis Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan

Anak

Penanggung jawab

2. Kabid Pemenuhan Hak dan

Khusus Anak

Ketua

3. Kasi Perlindungan Khusus

Anak

Sekretaris

4. Nurhaedah Anggota

5. Hawang Anggota

6. Nana Diana Anggota

7. A. Ani Andriani Akhar Anggota

Dari penjabaran diatas, maka sosialisasi pencegahan perkawinan sangat

penting adanya. Agar semua lapisan masyarakat terutama stakeholders yang

terkait mulai dari Kabupaten, Kecamatan sampai dengan Desa/Kelurahan, KUA,

Pengadilan Agama, dan kemenag untuk memahami dan bersama-sama mencegah

dan mengahapus Perkawinan Usia Anak. Upaya-Upaya yang harus dilakukan

untuk mencegah terajadinya Perkawinan Usia Anak adalah:

1. Mensosialisasikan Undang-Undang terkait Pernikahan Usia Anak beserta

sanksi-sanksi bila melakukan pelanggaran dan menjelaskan dampak terburuk

yang bisa terjadi akibat pernikahan usia anak kepada masyarakat.

Page 68: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

54

2. Meningkatkan intervensi Perlindungan Anak Perempuan 15-17 tahun dengan

focus utama penyelesaian sekolah menengah.

3. Memberikan akses pendidikan tinggi kepada anak-anak guna menangani

masalah kerentanan ekonomi.

3. Outcome (Hasil)

Hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran

kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Pengukuran indikator hasil

sering kali rancau dengan indikator keluaran, walaupun produk telah berhasil

dicapai dengan baik, belum tentu hasil kegiatan tersebut telah tercapai. Hasil

menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin

mencakup kepentingan banyak pihak. Dengan indikator hasil maka Dinas

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Maros dapat

mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam pencegahan perkawinan usia

anak yang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberi kegunaan

yang besar bagi masyarakat Kabupaten Maros. Untuk memberikan penjelasan

mengenai outcome (Hasil) maka dilakukan wawancara dengan informan selaku

sekretaris kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kabupaten Maros mengemukakan bahwa :

“Dengan adanya progam pencegahan perkawinan usia anak ini telahmemberikan hasil yang sangat memuaskan, karena dengan progam inikami sangat membutuhkan kerja sama dengan masyarakat di kabupatenmaros untuk sama-sama memantau anak-anak mereka agar tidak terjadipernikahan di bawa umur, sehingga dalam hal ini pada tahun 2018mengalami penurunan pernikahan anak usia dini”.(Hasil wawancara TS, tanggal 22 Juli 2019)

Page 69: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

55

Hal senada juga disampaikan oleh informan selaku Kepala Bidang

Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anakmengemukakan bahwa:

“Dengan adanya program ini maka akan mengurangi tingkat pernikahananak di usia dini, kami sangat mengharapkan kerja sama denganmasyarakat kabupaten maros agar senantiasa dapat membantu kami dalammensuksekan program ini.Program ini terlaksana sejak tahun 2016 hinggasekarang”.(Hasil wawancara EM, tanggal 22 Juli 2019)

Menurut informan selaku staff Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan

Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Maros

mengemukakan bahwa :

“Program ini telah terlaksana dengan baik, program ini diadakan padatahun 2016 hingga sekarang ini, pada tahun 2016 masih sangat banyakanak di bawa umur yang menikah hingga mencapai 30 pasangan dan kamiterus melakukan sosialisasi kepada masyarakat kabupaten maros agardapat bekerja sama dengan kami dalam mensuksekan program ini,sehingga tidak ada lagi anak yang menikah di bawa umur”.(Hasil wawancara NA, tanggal 22 Juli 2019)

Sedangkan menurut informan staff Kantor Urusan Agama di Kecamatan

Maros Baru mengatakan bahwa :

“walaupun program pernikahan usia dini diadakan tidak menjaminpernikahan usia dini tidak terjadi lagi, terbukti masih banyak anak-anakyang melakukan usia dini dan terlebih lagi orang tua dari anak yanglangsung meminta untuk menikahkan anaknya. Memang benar setiaptahunnya pernikahan usia dini mengalami penurunan, namun pada tahun2018 terakhir masih saja ada anak yang meminta untuk melakukanpernikahan dalam 3 bulan pasti masih saja ada anak-anak yang dinikahkanterkhusus untuk di kecamatan ini. Mengenai faktor terjadinya pernikahanusia dini disini beragam salah satunya karena faktor budaya. Bagi sebagianmasyarakat disini menikahi sepupu ataupun keluarga dekat itu biar hartawarisan keluarga tidak jatuh ketangan orang lain dan mengenai umurmasyarakat masih banyak yang tidak mempermasalahkan”(Hasil Wawancara SF, 30 Juli 2019)

Page 70: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

56

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa Outcome (Hasil) dari program

yang dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kabupaten Maros telah memberikan hasil yang optimal, setiap usaha bersama

untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama masyarakat. Sehingga masyarakat

berhak berpartisipasi dalam pencegahan pernikahan usia anak dengan adanya

penyelanggaraan Pemerintah Kabupaten Maros masyarakat harus menikmati

hasilnya secara adil. Terlaksananya program pencegahan pernikahan usia anak

memberikan hasil yang baik kepada masyarakat hal ini dibuktikan dengan adanya

penurunan pernikahan anak usis dini pada tahun 2018. Pada awalnya di tahun

2016 masih sangat banyak pernikahan di usia anak hal ini disebakan oleh

kurangnya kepekaan dan tanggapan dari masyarakat mengenai sosialisasi yang di

lakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten

Maros.

Dalam indikator hasil juga telah dijelaskan di awal walaupun produktif

telah berhasil dicapai dengan baik, belum tentu hasil tersebut telah tercapai

dengan baik sepenuhnya, dalam menjelaskan indikator hasil hal ini dapat dilihat

dari aspek masyarakat yang terlibat dalam pernikahan usia dini sehingga

dilakukan wawancara dengan anak usia dini. Untuk memberikan penjelasan

mengenai hasil yang selalu tidak dicapai dengan baik di indikator hasil dilakukan

wawancara dengan informan sepasang pelaku pernikahan usia dini yaitu SH dan

NN mengemukakan bahwa :

“kami menikah karena perjodohan keluarga, saya tidak merasa dipaksakarena saya juga mau saja menerima perjodohan ini, lagipula saya jugasudah tidak ingin melanjutkan sekolah semenjak kelas 3 SMP jadi saya

Page 71: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

57

ketika diberikan pilihan kedua orang tua untuk menikah saya memilihmenikah tapi melalui perjodohan keluarga”(Wawancara NN, 28 Juli 2019)

“kami memang benar dijodohkan oleh keluarga waktu itu saya baru naikkelas 1 SMA, saya juga tidak menolak mengikuti kata orang tua sajawalaupun waktu itu saya dijodohkan menikah diusia segitu, tapi sayatetap disuruh melanjutkan sekolah saya, dibangku sekolah saya jugasudah sebagai suami dan saya terima-terima saja”(Wawancara SH, 28 juli 2019)

Lain halnya dengan alasan sepasang pelaku anak usia dini melakukan

pernikahan usia dini yaitu MN dan DS mereka mengemukakan bahwa :

“waktu itu kami berpacaran dan sama-sama suka, saya masih kelas 3 SMPdan dia juga tapi dengan sekolah yang berbeda saat itu rumah kami jugatidak terlalu jauh kami juga suka janjian untuk sering bertemu, waktu itusaya berkeinginan sendiri untuk menikah dan meminta ijin kepada orangtua dan mereka mengijinkan saya untuk menikah pada saat itu saya jugadinikahkan oleh orang tua saya”(Wawancara MN, 28 Juli 2019)

“kami waktu itu memang suka sama suka, sebelum dia datang untukmenikahi saya, kami menjalin hubungan pacaran kurang lebih 4 bulan itujuga tanpa sepengatahuan orang tua, ketika dia waktu itu memutuskanuntuk menikahi saya, saya terima karena orang tua saya juga menerimadia, setelah menikah juga kami berdua tidak ada yang memutuskan untukberhenti sekolah, kami tetap sekolah dilingkungan yang tidak banyak taubahwa saya atau pun dia sudah menikah, tapi ketika saya di tanya tentangpernikahan saya yah saya juga pun jawab jujur. Sampai ketika saya kelas2 SMA saya mengandung saat itu juga saya dapat surat pemberhentiandari sekolah karena sekolah itu tidak menerima siswi yang sedangmengandung tapi waktu itu saya juga tidak merasa malu karena ketikasaya hamil saya sudah melakukan pernikahan kurang lebih 2 tahun yanglalu pada saat itu, saat berhenti dari sekolah saya pun lebih fokus danbelajar untuk menjadi ibu dan istri yang baik”(Hasil Wawancara DS, 28 Juli 2019)

Hal senada juga dikatakan oleh pasangan anak nikah dini yaitu oleh

pasangan MP dan JP mereka mengemukakan bahwa :

“sebelum dinikahkan saya dan JP berpacaran, kami kenal karena kami satusekolah waktu itu kami sama-sama kelas 3 SMP dan sebentar lagi

Page 72: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

58

menghadapi UN. Waktu itu saya berbicara kepada kedua orang tua sayauntuk menikah mereka mengatakan setelah Ujian Nasional baru diijinkanmenikah oleh orang tua saya, setelah UN berakhir saya datang bersamaorang tua saya untuk melamar JP, ketika itu juga orang tua dari JP jugamenyepakati kami berdua untuk menikah”(Hasil wawancara, MP 28 Juli 2019)

“ketika itu orang tua saya kaget waktu saya berkata ada yang ingin datangmenikahi saya, namun orang tua saya juga punya pertimbangan sendiriuntuk menyetujui pernikahan itu orang tua saya takut ketika sayamelakukan hal-hal yang tidak baik orang tua saya takut ketika saya hamildiluar nikah jadi daripada hal itu terjadi kedua belah pihak keluarga kamimenyepakati pernikahan ini beberapa tahun lalu saat itu”(Hasil wawancara JP, 28 juli 2019)

Sedangkan menurut salah satu anak nikah usia dini yaitu DS dan IP

mereka mengemukakan bahwa :

“waktu itu saya menikah dini karena terjadi kecelakaan antara saya dan IP,kemudian orang tua saya tidak punya jalan lain katanya saya harusmenikah jadi saya pun menikah dengan IP, setelah pernikahan itu saya punputus sekolah dan IP juga tidak sekolah kami tinggal dirumah bersamaorang tua kami waktu itu di rumah IP, setelah lahiran bukan saya yangmengasuh anak tapi orang tua saya karena sempat putus sekolah kamidisuruh melanjutkan pendidikan jadi waktu itu saya ikut paket C kemudianmasuk SMA, begitu pun juga dengan IP. Anak kami di urus kedua orangtua dan kami tetap melanjutkan sekolah seperti anak seusia kami”(Hasil Wawancara DS, 1 agustus 2019)

Hal yang sama juga terjadi oleh pasangan anak nikah dini yaitu NS dan

RA mereka mengemukakan bahwa :

“saya menikah ketika saya duduk di kelas 2 SMP, pada usia itu saya hamilkarena berpacaran dengan kakak kelas saya di SMP yaitu RA kami sama-sama untuk mencoba saja setelah beberapa bulan kami melakukan ternyatasaya hamil, saya takut saat itu untuk mengatakan kepada kedua orang tuasaya karena saya tidak tau hal apa yang harus saya lakukan, namun ibusaya menyadari setalah saya mengandung 4 bulan kemudian kami dinikahkan ketika saat sudah menikah saat itu juga sekolah saya putus danRA juga putus dalam sekolahnya”(Hasil Wawancara NS, 3 Agustus 2019)

Page 73: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

59

Tabel 6. Daftar Usia Anak Nikah Dini Kabupaten Maros

Tahun 2016

Tahun 2017

No Anak

Laki-Laki

Umur Anak

Perempuan

Umur

1 MF 16 tahun IA 12 Tahun

2 MA 15 tahun FH 13 tahun

3 HR 15 tahun PK 11 tahun

4 SM 16 tahun MN 12 tahun

5 WH 16 tahun SR 15 tahun

6 MZ 15 tahun HM 15 tahun

7 AM 14 tahun AM 13 tahun

No AnakLaki-Laki

Umur AnakPerempuan

Umur

1 MN 14 tahun DS 11 tahun

2 SA 14 tahun NF 10 tahun

3 NA 15 tahun AS 12 tahun

4 SU 14 tahun MM 15 tahun

5 MH 17 tahun NM 11 tahun

6 JK 14 tahun PD 11 tahun

7 BS 15 tahun D 10 tahun

8 MA 14 tahun AD 13 tahun

9 SH 15 tahun PO 13 tahun

10 WR 15 tahun MS 13 tahun

11 RP 15 tahun MC 10 tahun

12 MP 16 tahun JP 16 tahun

13 SS 15 tahun NH 17 tahun

14 PY 14 tahun DS 17 tahun

15 S 17 tahun PS 13 tahun

Page 74: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

60

8 MI 14 tahun NR 17 tahun

9 SL 14 tahun AS 17 tahun

10 MO 16 tahun NC 13 tahun

11 MK 16 tahun VC 12 tahun

12 MB 15 tahun HH 12 tahun

13 - - SA 15 tahun

14 - - SM 12 tahun

15 - - NI 12 tahun

16 - - Q 12 tahun

Tahun 2018

No Anak

Laki-Laki

Umur Anak

Perempuan

Umur

1 JA 17 tahun RV 11 tahun

2 SH 12 tahun NN 12 tahun

3 MR 12 tahun SM 12 thaun

4 RR 15 tahun ZA 12 thaun

5 MS 16 tahun NK 17 tahun

6 MW 15 thaun NL 12 tahun

7 GN 15 thaun WD 11 tahun

8 HP 16 tahun NS 13 tahun

9 AP 14 tahun JA 15 tahun

10 AJ 17 tahun AE 14 tahun

11 - - JP 17 tahun

12 - - KA 17 tahun

Page 75: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

61

Tabel 7. Data Pernikahan Usia Anak Kabupaten Maros

Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah

2016 15 15 30

2017 12 16 28

2018 10 12 22

Sumber data: Pengadilan Agama, Maros 2018

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Dinas Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Maros telah melaksanakan

tugasnya dengan baik dalam pencegahan pernikahan usia anak seingga dapat

mencapai penurunan yang bail disetiap tahunnya, sehingga dalam hal ini program

pencegahan pernikahan usia anak di kabupaten maros dapat memberikan manfaat

yang baik terhadap masyarakat dan memberikan hasil kerja yang optimal dalam

menjalankan tugasnya.

Namun jika dilihat dari aspek masyarakat baik orang tua dan anak-anak

yang melakukan pernikahan usia dini, masih banyak orang tua-orang tua belum

mengetahui dampak-dampak buruk dari bahayanya pernikahan usia dini. Dari

hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa anak-anak pelaku pernikahan

dini banyak dari mereka yang menikah atas izin atau bahkan perintah dari kedua

orang tuanya sendiri, seharusnya ketika orang tua banyak mengetahui

pengetahuan tentang dampak pernikahan usia anak mereka dapat memikirkan

tentang anak-anaknya sebelum diizinkan untuk melakukan pernikahan,

pernikahan bukan merupakan tempat bermain anak sehingga penting untuk

Page 76: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

62

masyarakat dan yang terpenting yang berperan sebagai orang tua untuk

memikirkan banyak hal dalam pernikahan anak.

4. Benefit (Manfaat)

Manfaat adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan

kegiatan, dalam indikator ini dapat dilihat dari aspek masyarakat manfaat yang di

dapatkan oleh masyarakat khususnya di Kabupaten Maros dalam kebijakan atau

program yang dibuat oleh pemerintah Daerah dinas Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak untuk menanggulangi pernikahan usia anak. Untuk

memberikan penjelasan mengenai indikator benefit (manfaat) dalam

penanggulangan pernikahan usia dini, maka dilakukan wawancara dengan

informan selaku sekretaris kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Kabupaten Maros mengemukakan bahwa :

“perkawinan anak merupakan praktek buruk, karena mengancam tumbuhkembang anak. Pendidikan, kesehatan, dan kualitas keluarga, merekaakan bersoal. Saat mereka hamil, rahimnya sebenarnya belum cukup siapmenerima cabang bayi, maka dari itu program yang diluncurkan olehpemerintah daerah saat ini merupakan kegiatan yang sangat memberikanedukasi yang terutama terhadap masyarakat yang belum mengetahuidampak buruk dari pernikahan usia anak. Memberikan pengetahuan yangluas seperti umur berapa wanita yang pas untuk berproduksi janinnya,memberikan bahayanya anak yang melahirkan di usia dini bahkan dapatmengakibatkan kematian ibu, dan masih banyak mafaat-manfaat yangdapat diberikan oleh masyarakat dalam sosialisasi pencegahan pernikahanusia anak itu.”(Hasil wawancara TS, tanggal 22 Juli 2019)

Hal senada juga disampaikan oleh informan selaku Kepala Bidang

Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak mengemukakan bahwa:

“tentunya kami mengeluarkan kebijakan pasti mempunyai manfaatterutama kepada orang tua anak yang belum mengetahui bahayanya

Page 77: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

63

mengawinkan anak yang belum cukup umur. Mengawinkan anak di usiamuda berpotensi perempuan mudah mengalami pendarahan, melahirkananak berkebutuhan sosial hal-hal yang seperti ini kami dapatmenyampaikan kepada orang tua dan masyarakat bahwa menikahkananak yang terbilang belum cukup umur bukanlah hal yang baik. Jadidengan mengadakan kegiatan dalam pencegahan pernikahan usia anakagar orang tua tau dampak terburuk jika menikahkan anaknya di usiamuda”(Hasil wawancara EM, tanggal 22 Juli 2019)

Sedangkan menurut informan dari Imam Desa Majannang Kecamatan

Maros Baru mengatakan bahwa :

“waktu itu kegiatan sosialisasi pencegahan pernikahan usia anak memangsempat dilakukan di kecamatan ini, beberapa orang dari pemerintahmemberi tahu tentang bahayanya menikahkan usia anak, apalagi memangdesa kami sempat digegerkan dengan salah satu kasus anak SD yangmenikah, tentunya sangat memberikan manfaat yang besar terutama bagikami orang tua-orang tua yang belum mengetahui bahwa ketika anak-anak hamil dapat mengakibatkan bahkan sampai kematian. Namunwalaupun ada program pemerintah seperti itu anak menikah dini tetapterjadi dikalangan masyarakat desa disini. Itu mungkin pilihan orang tuadan anaknya juga tapi harusnya mereka memikirkan lagi dampaknyapernikahan dini ini seperti apa sehingga mereka tidak gampangmenikahkan anaknya yang masih belum cukup umur”(Hasil wawancara FM, tanggal 26 Juli 2019)

Dari penjabaran-penjabaran di atas membahasa tentang indikator

ke-empat yaitu manfaat. Upaya pemerintah daerah dalam memberikan manfaat

dalam kebijakan penangggulangan pernikahan usia dini khususnya yang didapat

oleh masyarakat kabupaten maros, kegiatan sosialisasi yang di lakukan untuk

mencegah perkawinan usia anak diharapkan dapat memberikan gambaran

menyeluruh kepada masyarakat bagaimana bahayanya dan dampak buruk dari

Perkawinan Usia Anak terutama bagi perempuan, manfaat yang didapat oleh

masyarakat adalah mengetahui resiko terkena kanker mulut rahim, kematian ibu

dan bayi saat melahirkan serta rentannya perceraian akibat usia yang sangat belia.

Page 78: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

64

Menjelaskan dampak resiko terburuk bisa terjadi baik dampak psikologi utamanya

dampak kesehatan bagi ibu dan anak. Namun sepertinya program pernikahan usia

dini yang dilakukan disalah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Maros

sepertinya tidak diterima sepenuhnya oleh masyarakat atau orang tua di

Kecamatan ini karena masih saja ada yang melakukan pernikaha usia dini dan

mengizinkan anaknya untuk menikah saja, buruknya dampak pernikahan usia dini

harusnya menjadi pertimbangan untuk masyarakat atau orang tau dalam

pernikahan anak.

5. Impact (dampak)

Indikator impact (dampak) merupakan pengaruh yang ditimbulkan baik itu

pengaruh positive maupun pengaruh negative. Dampak yang dimaksud dalam

indikator ini yaitu dampak yang terlihat dari kebijakan pemerintah daerah dalam

penanggulangan pernikahan usia dini, dampak juga bisa dilihat dari aspek

masyarakat yaitu dampak yang dihasilkan dari pernikahan dini yang dilakukan

masyarakat kabupaten Maros. Penjelasan ini juga selaras dengan indikator impact

yang dijelaskan oleh Mahsun (2013 : 71) mengatakan bahwa dampak yang

ditimbulkan yaitu dampak positif maupun negative. Untuk memberikan

penjelasan mengenai indikator impact (dampak) dalam penanggulangan

pernikahan usia dini, maka dilakukan wawancara dengan informan selaku staf

bidang pemenuhan hak dan perlindungan anak kantor Dinas Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Maros mengemukakan bahwa :

“berbicara tentang dampak pernikahan dini, tentu sangat banyak dampaktidak baik yang dihasilkan akibat pernikahan usia anak, terlebih lagi latarbelakang yang menyebabkan pernikahan dini terjadi di masyarakatkabupaten Maros, dampak yang terjadi dari perkiwanan anak bisa

Page 79: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

65

menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga, belum dapat menguruskeluarga dengan baik sehingga bisa menimbulkan kecekcokan dalamrumah tangga itu semua termasuk pemicunya dampak negative daripernikahan usia anak”(Hasil wawancara TS, tanggal 26 Juli 2019)

Hal senada juga dikatakan oleh sekretaris kantor Dinas Pemberdayaan

Perempuan dan perlindungan Anak mengatakan bahwa :

“dampak yang ditimbulkan dari perkawinan usia anak akan berakibat fatalpada alat reproduksinya, anak-anak yang belum cukup memiliki umuryang matang belum dapat berproduksi dengan baik saat mengandung,kemudiaan dampak dari kematangan ekonominya anak-anak yangmenikah dalam usia muda pasti belum mampu untuk memenuhi kebutuhansehari-harinya, kekerasan dalam rumah tangga juga dapat terjadi, banyakterdapat dampak negative yang terjadi dari perkawinan anak karena belumada kesiapan dari segi ekonomi, mental. Dan kembali lagi bagaimanacaranya untuk mengatasi hal-hal yang seperti ini yaitu dari sosialisasipencegahan pernikahan usia anak tadi”(wawancara EM, 26 juli 2019)

Sedangkan menurut informan anak yang melakukan pernikahan usia dini

di Desa Majannang Kecamatan Maros Baru mengatakan bahwa :

“setelah menikah saat masih duduk dibangku SMP kami diberikantunjangan oleh kedua orang tua, karena suami saya tidak bekerja jadi kalobukan dari kedua orang tua kami tidak dapat hidup, setelah menikah kamitinggal dirumah saya karena orang tua saya meminta seperti itu tetapiorang tua dari suami saya juga sering mengunjungi kami dan memberikankami uang. Waktu itu juga saya sempat hamil tapi anak saya tidakbertahan lama hanya 1 bulan saja saya mengalami keguguran jadisemenjak habis keguguruan kedua orang tua kami menyarankan untuktidak hamil lagi karena ketakutan terjadi hal seperti ini lagi danberuntungnya saya juga masih diberi umur yang panjang setelah kejadiankeguguran itu”(Hasil wawancara EP, 30 Juli 2019)

Berdasarkan hasil wawancara di atas berdasarkan indikator impact

(dampak), tentu dampak pernikahan usia anak memang sangat banyak pengaruh

negatifnya banyak faktor yang bisa terjadi akibat pengaruh pernikahan usia belum

cukup umur. Perkawinan usia anak perkawinan yang dilakukan secara sah oleh

Page 80: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

66

seseorang lelaki dan perempuan yang belum mempunyai persiapan dan

kematangan sehingga sangat dikhawatirkan pasti akan mengalami resiko-resiko

yang besar. Dampak buruk dari perkawinan usia anak yaitu berdampak ke segi

Biologis anak, resiko kesehatan terutama terjadi pada wanita atau pada pihak istri

bukan suami. Wanita “terpaksa” menerima kehamilan beresiko tinggi yang dapat

membahayakan nyawa ibu dan janin yang dikandungnya.

Dampak psikologis juga berpengaruh dalam pernikahan usia anak yang

ditimbulkan dalam psikologis yaitu emosi masih stabil, gejolak darah muda dan

pola piker yang belum matang. Rasa curiga yang berlebihan kepada pasangan

sehingga memicu pertengkaran suami istri. Pernikahan/perkawinan yang tidak

bahagia terutama karena ego masing-masing yang masih sangat tinggi sehingga

hal terburuk yang mungkin akan terjadi adalah perceraian.

Dampak sosial akibat pernikahan usia dini ialah kurangnya terpenuhi

kebutuhan keluarga karena faktor pendidikan dan keterampilan yang kurang

sehingga sangat sulit untuk bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Subordinasi keluarga laki-laki derajatnya dianggap lebih tinggi daripada

perempuan. KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) baik secara fisik, psikis,

seksual, penelantaran maupun ekspolitasi), banyaknya anak terlantar. Dampak

kesehatan yang tidak baik bagi anak yang menikah usia dini seperti tingginya

angka kematian ibu dan anak, resiko terinveksi HIV/AIDS tinggi, kanker rahim,

depresi, berat badan bayi lahir rendah (BBLR). Anak perempuan memang

menjadi salah satu yang paling dirugikan dalam kasus pernikahan anak, dalam

kasus kehamilan secara global, kehamilan merupakan penyebab utama kematian,

Page 81: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

67

anak perempuan usia 15-19 tahun ancaman kesehatan yang berakibat fatal ini

terjadi karena remaja perempuan dibawah 18 tahun belum memiliki kesiapan fisik

yang prima, baik dari stamina jantung tekanan darah atau organ reproduksinya.

Selain bagi perempuan dampak buruk perkawinan usia anak juga

berdampak buruk bagi pemerintah dan masyarakat. Perkawinan anak dapat

menyebabkan siklus kemiskinan yang berkelanjutan, peningkatan buta huruf,

kesehatan buruk kepada generasi yang akan dating, dan merampas produktifitas

masyarakat yang lebih luas baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Page 82: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas mengenai Kinerja pemerintah daerah dalam

penanggulangan pernikahan usia dini di Desa Majannang Kecamatan Maros Baru

Kabupaten Maros, maka dalam kesempatan ini penulis bermaksud untuk

memberikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan berikut:

1. Masukan (Input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan

kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Yang dimaksud adalah

kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam penanggulangan pernikahan

usia anak pearaturan yang telah dikeluarkan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Nomor 4 tahun 2013 tentang sistem perlindungan anak yaitu pasal 7 tanggung

jawab serta peran serta masyarakat dan pasal 9 tanggung jawab orang tua salah

satunya adalah melindungi dan mencegah serta tidak membiarkan terjadinya

pernikahan usia dini.

2. Keluaran (output) Output adalah sesuatu yang diharapkan langsung

dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dana tau nonfisik. Dalam

pencegahan pernikahan Usia dini pemerintah kabupaten Maros melakukan

deklarasi dan sosialisasi melakukan beberapa kerja sama di beberapa instansi

lainnya, serta pengikut sertaan masyarakat khususnya orang tua yang menikahkan

anaknya yang masih usia dini. Agar masyarakat dapat mengetahui dampak buruk

Page 83: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

69

ketika pernikahan dini dilakukan pada anak yang belum cukup usia untuk

membangun rumah tangga serta mengandung dalam usia yang tidak dianjurkan.

3. Hasil (Outcome) Hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Hasil

menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin

mencakup kepentingan banyak pihak. Dengan indikator hasil maka Dinas

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Marosdapat

mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam pencegahan perkawinan usia

anak yang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberi kegunaan

yang besar bagi masyarakat Kabupaten Maros. Peneliti menyimpulkan bahwa

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Maros telah

meluncurkan program dan mengeluarkan kebijakan yang sangat baik, namun hasil

yang dicapai untuk masyarakat sangat-sangat tidak menghasilkan hasil yang

memuaskan terbukti masih saja pernikahan dini itu terjadi walaupun mengalami

penurunan setiap tahun tetap saja program ini tidak berjalan dengan baik masih

banyak masyarakat yang tidak memahami bahaya pernikahan anak masih banyak

orang tua yang menikahkan anaknya dan tidak peduli terhadap dampak buruk

yang terjadi sehingga perlu ditingkatkan kinerja pemerintah dalam

penanggulangan pernikahan usia dini.

4. Manfaat (Benefit) Tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Manfaat adalah

sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan, dalam

indikator ini dapat dilihat dari aspek masyarakat manfaat yang di dapatkan oleh

masyarakat khususnya di Kabupaten Maros dalam kebijakan atau program yang

Page 84: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

70

dibuat oleh pemerintah Daerah dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak untuk menanggulangi pernikahan usia anak. Manfaat tentu sangat

didapatkan oleh masyarakat sehingga ketika masyarakat mengetahui dampak

buruk pernikahan usia anak terjadi jumlah nikah dini dapat mengalami penurunan

sehingga pernikahan usia anak lebih diminimalisirkan walaupun didalam program

pemerintah di kabupaten maros tidak mencapai hasil 100%.

5. Dampak (Impact) merupakan pengaruh yang ditimbulkan baik itu

pengaruh positive maupun pengaruh negative. Dampak yang dimaksud dalam hal

ini yaitu dampak yang terlihat dari kebijakan pemerintah daerah dalam

penanggulangan pernikahan usia dini, dampak juga bisa dilihat dari aspek

masyarakat yaitu dampak yang dihasilkan dari pernikahan dini yang dilakukan

masyarakat kabupaten Maros. Banyak dampak yang terjadi akibat pernikahan usia

anak, dapat berdampak di psikologis dan sosial anak, kematian ibu dan anak yang

diakibatkan dari sistem reproduksinya yang belum matang sehingga menyebabkan

kematian, perceraian serta kekerasan dalam rumah tangga pun kerap terjadi.

B. Saran

Setelah peneliti mengambil beberapa kesimpulan dari data informasi,

maka peneliti akan memberikan beberapa saran kepada Dinas Pemberdayaan

Perempuann dan Perlindungan Anak khususnya yang menangani masalah anak

bidang Perlindungan Hak dan Perlindungan Anak, maupun kepada masyakarat

pada umumnya, agar pernikahan usia anak untuk tahun-tahun yang akan datang

jumlah pernikahan usia dini lebih menurun atau sebisa mungkin pernikahan usia

Page 85: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

71

anak sudah tidak akan terjadi lagi. Adapun saran-saran penulis mengemukakan

antara lain:

1. Pemerintah Kabupaten Maros Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak lebih meningkatkan programnya untuk penanggulangan

pernikahan usia anak.

2. Kantor urusan Agama yang ada di Kabupaten Maros sebaiknya lebih

memperhatikan lagi serta lebih menegaskan aturan yang berlaku, ketika ada

sepasang anak yang ingin menikah dini sebaiknya di pertimbangkan lagi

ketika mengajukan persyaratan menikah.

3. Pemerintah Kabupaten Maros sebaiknya mengadakan program pencegahan

pernikahan usia anak disetap tahunnya tidak hanya pada saat tahun 2018,

ketika angka pernikahan dini di Kabupaten Maros terus mengalami

peningkatan disetiap tahunnya, disetiap tahunnya pun pemerintah

seharusnya memikirkan untuk program-program yang dilakukan untuk

pencegahan pernikahan usia anak dan tidak hanya satu tahun dalam sekali

mungkin bisa lebih dari 2x menananggulangi pernikahan usia dini di

Kabupaten Maros.

4. Pemerintah Kabupaten Maros menegakkan hukum pelanggaran pernikahan

usia anak, menerima sanksi dan hukum yang berlaku bagi mereka yang

terlibat dalam pernikahan usia anak.

5. Untuk masyarakat terutama orang tua di Kabupaten Maros harus mengetahui

dampak-dampak buruk yang akan terjadi kepada anaknya yang menikah

dalam usia yang belum cukup umur.

Page 86: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

72

6. Orang tua anak harus lebih memperhatikan anak-anak mereka dalam

pergaulan, karena pemicu pernikahan anak juga bisa dipengaruhi oleh

pergaulan yang terlalu bebas dan orang tua yang lalai dalam mengawasi

anak.

7. Mendidik pekerja sosial, pejabat hukum, tokoh masyarakat, tokoh agama,

orang tua, dan anak-anak perempuan tentang dampak dari perkawinan dan

kehamilan usia dini serta mendukung hubungan saling menghormati antara

anak laki-laki dan anak perempuan.

8. Meningkatkan informarsi dan pendidikan tentang hak asasi manusia,

kesetaraan gender, dan hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi di antara

remaja laki-laki dan remaja perempuan.

9. Memberikan layanan kepada anak-anak perempuan yang menikah dini,

khususnya mengenai kesehatan reproduksi perempuan.

Page 87: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,Rozali. 2000. Pelaksanaan Otonomi Luas dan Isu Federalisme sebagaisuatu alternatif.Jakarta:RajaGrafindo.

Adam, Reiner. 2005. Pengantar ilmu pemerintahan. Bandung: RefikaAditama

Alfiyah. 2010. Sebab-sebab pernikahan dini. Jakarta: risetkeperawatan

Bagir, Manan. 2001. Menyongsong Otonomi Daerah. Pusat Studi Hukum (PSH)Fakultas Hukum UII Yogyakarta.

FitrianaTsany. 2013. Tren Pernikahan Dini di Kalangan Remaja (StudiKasus diKabupaten Gunung Kidul Yogyakarta Tahun 2009-2012). Jurnal. Diaksespada tanggal 15 April 2019 pada Webfile:///C:/Users/ADAM/Downloads/1164-2241-1-SM.pdf.

Manuaba, Ayu. 2008. Penyakit Kandungan. Jakarta: EGC.

Moleong, L. J. 2010. Metodologi Pendekatan Kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya.

Muhadam, Labolo. 2006. Memahami Ilmu Pemerintahan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Ndraha, Taliziduhu. 2011, Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta:Rineka Cipta.

Koswara, E. 2003. Teori Pemerintah Dearah. Institute pemerintah Pers Jakarta.

Kusnardi, Mohdan Saragih, BintanR.. 2008. Ilmu Negara. Jakarta: Gaya MediaPratama.

Riska Afriani dan Mufdillah. 2016. Analisis Dampak Pernikahan Dini padaRemaja Putri di Desa Sidoluhur Kecamatan Gorden Yogyakarta. Jurnal.Diaksespada 15 April 2019 di Webfile:///C:/Users/ADAM/Downloads/2102-4332-1-SM.pdf.

Sarwono S.W 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada

Supriatna, Tjahya. 2013. Manajemen Pemerintahan Daerah. Bandung: IPDN

Syafiie, InuKencana. 2011.Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung: PTRefikaAditama.

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi sektor publik.Jakarta: Erlangga.

Page 88: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

74

Pemerintah Indonesia.1974. undang-undang republic indonesinomor 1 tahun1947 ayat (1) tentang perubahan atasUndang-undang 1 tahun 1947 ayat (2)tentang pernikahan. Lembaran RI Tahun 1947 NO. 1. Jakarta

Pemerintah Daerah.2014. Undang-undang nomor 32 tahun 2014 tentangpemerintah daerah lama perubahanatas Undang-UndangNomor 23 tahun2014 tentang pemerintah daerah baru. Jakarta

Pemerintah Daerah.2001. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentangpemerintah daerah perubahan atasUndang-undang No 22 tahun 1999tentang pemerintah daerah di Indonesia. Jakarta

Pemerintah Indonesia.1945. Undang-undang Republik Indonesia pasal 18 tantangperaturan yang mengatur pemerintah daerah. Jakarta

Pemerintah Daerah. 2004. Undang-Undang No 32 thaun 2004 tentang fungsipemerintah daerah. Jakarta

Pemerintah Indonesia.2012. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2012 tentangperlindungan anak. Jakarta

Peraturan Daerah.2013. Undang-Undang Nomor 4 tahun 2013 pasal 7 dan pasal9 tentang system perlindungan Anak. Sulawesi Selatan

Peraturah Gubernur.2018. Undang-Undang Nomor 80 Tahun 2018 tentangpelaksanaan Perda Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 4 Tahun 2013 tentangPerlindungan Anak Pasal 14. Sulawesi Selatan

Peraturan Daerah.2017. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2017 tentangKabupaten Layak Anak. Kabupaten Maros

Page 89: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

75

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 90: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

76

Wawancara Pertama dengan Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Kabupaten Maros pada tangga 22 July 2019

Pengenalan profil anak kabupaten Maros oleh Dinas Pemberdayaan Perempuandan Perlindungan Anak 22 july 2019

Page 91: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

77

Wawancara dengan Staff dan Kepala Bidang Pemenuhan Hak dan PerlindunganAnak dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tanggal 22July 2019

Wawancara dengan staff Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak dinasPemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tanggal 30 July 2019

Page 92: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

78

Wawancara Kedua dengan Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak kabupaten Maros 5 Agustus 2019

Wawancara Kedua dengan Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak kabupaten Maros 5 Agustus 2019

Page 93: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

79

Pengambilan Data Pernikahan Dini di Dinas Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak pada tanggal 5 Agustus 2019

Page 94: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

80

Foto bersama staff Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak pada tanggal30 July 2019.

Page 95: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …
Page 96: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …
Page 97: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …
Page 98: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …
Page 99: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …
Page 100: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …
Page 101: Skripsi KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM …

RIWAYAT HIDUP

NUR HIDAYANTI, lahir di Samarinda 16 November 1996, anak kedua

dari ketiga bersaudara dan merupakan buah kasih sayang dari pasangan

Herman dan Hartini. Penulis memulai pendidikannya pada tahun 2003 di

SD Negeri 015 Samarinda, kemudian tahun 2008 pindah ke SD Islam

Loktuan Bontang dan tamat pada tahun 2009, lalu penulis melanjutkan

pendidikan SMP di Yayasan Pendidikan Loktuan pada tahun 2009 dan tamat pada tahun

2012, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMK Putra Bangsa Bontang pada tahun

2012 dengan mengambil jurusan Perbankan. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMK

Putra Bangsa Bontang pada tahun 2015, penulis melanjutkan studinya kejenjang yang lebih

tinggi melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima di Jurusan

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar Program Studi Strata Satu (S1).

Atas Ridho Allah SWT, pada tahun 2020 penulis mengakhiri masa perkuliahan

dengan judul skripsi “Kinerja Pemerintah Daerah dalam Penanggulangan Pernikahan

Usia Dini di Desa Majannang Kecamatan Maros Baru Kabupaten Maros”.