skripsi kesehatan masyarakat_1
TRANSCRIPT
1
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU
TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN STATUS GIZI
BALITA DI DESA TAWANGHARJO KECAMATAN
WEDARIJAKSA KABUPATEN PATI TAHUN 2005
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I
Untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
Nama : Deni Kurniawati
NIM : 6450401012
Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2 0 0 5
2
SARI
Deni Kurniawati. 2005. “ Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu Tingkat
Konsumsi Energi dan Status Gizi Balita di Desa Tawangharjo Kecamatan
Wedarijaksa Kabupaten Pati”. Skripsi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Negeri Semarang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan
antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi balita dan apakah ada hubungan
tingkat konsumsi energi dengan status gizi balita di desa Tawangharjo Kecamatan
Wedarijaksa Kabupaten Pati. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi
balita serta untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi energi dan status
gizi balita.
Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatorial), dengan
metode survei analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dan balita
di desa Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati yang berjumlah 77
orang. Penentuan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik area random sampling yaitu pengambilan sampel yang
dilakukan secara acak berdasarkan wilayah kerja Puskesmas Wedarijaksa I di
Desa Tawangharjo yang berjumlah 47 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah
variabel bebas (X) pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi serta
variabel terikat (Y) status gizi balita. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah metode tes dan pengukuran, dengan pengukuran data primer menggunakan
kuesioner, timbangan injak, microtoice dan data sekunder menggunakan
dokumentasi. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik analisis
chi-square.
Dari analisis data hasil penghitungan statistik untuk mencari koefisien
korelasi dari hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi
balita diperoleh hasil chi-square hitung sebesar 14,360. hasil perhitungan statistik
untuk mencari koefisien korelasi dari hubungan antara tingkat konsumsi energi
dan status gizi balita diperoleh hasil chi-square hitung sebesar 47,338. Karena
harga chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel 12,592 dan 16,919 maka
mempunyai hubungan yang signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan ada korelasi yang
signifikan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita
serta ada korelasi yang signifikan antara tingkat konsumsi energi dan status gizi
balita. Oleh karena itu disarankan agar (1) Ibu yang mempunyai balita
meningkatkan pengetahuan gizi demi menunjang konsumsi energi pada balita
yang lebih baik,sehingga tercipta status gizi balita yang baik, (2) Informasi ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian lebih
lanjut dimasa yang akan datang.
3
PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Hari : Sabtu
Tanggal : 28 Januari 2006
Panitia Ujian
Ketua Panitia Sekretaris,
Drs. Sutardji, M.S. Drs. Herry Koesyanto,
M.S
NIP. 130523506 NIP. 131571549
Dewan Penguji,
1. Dra. ER. Rustiana, M.Si. (Ketua) …………….
NIP. 131472346
2. Dra. Endang Sri Hanani, M.Kes. (Anggota) ………
NIP. 131404303
3. dr. Mahalul Azam (Anggota) ………………..
NIP. 132297151
4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Motto Hidup”
“Ingat selalu kepada Allah dan kedua orang tua di manapun kita berada
dan syukuri setiap apa yang terjadi pada kita, karena semua ada hikmahnya”.
“Jangan pernah putus asa dalam menghadapi rintangan hidup ini, karena
sesungguhnya kesulitan beserta kemudahan” (Q.S. Al-Insyirah 5-6)
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kemampuan hambaNya, karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S. Al-
Baqarah, 280).
Skripsi ini ku persembahkan kepada:
1. Ibu dan Bapak tercinta, terimakasih atas
Do’a restu, kepercayaan dan semua
pengorbananya.
2. Adik-adikku tercinta, terimakasih untuk
do’a dan dukungannya selalu padaku.
3. Anton Indriyanto terimakasih telah
mencintaiku.
4. Sahabat-sahabatku Titin, Tina, Wati, dan
semua adik kost “Nusa Indah”
5. Teman-teman almamater IKM UNNES
2001
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT atas segala karunia
dan limpahan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi disusun guna memenuhi salah satu
syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Bapak
Drs. Sutardji M.S, atas pemberian ijin penelitian.
2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang, atas pemberian ijin penelitian.
3. Pembimbing Utama Ibu Dra. Endang Sri Hanani M.KES. dan pembimbing
Pendamping Bapak dr. Mahalul Azam, yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Kepala Puskesmas Wedarijaksa I Bapak dr. Abraham S P, yang telah
memberikan ijin untuk pengambilan data dalam penelitian ini.
5. Kepala desa Tawangharjo Bapak Warso, yang telah memberikan ijin untuk
pengambilan data dalam penelitian ini.
6. Masyarakat desa Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa, atas partisipasi dan
bantuannya dalam penelitian ini.
6
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.
Semoga segala amal baik dari semua pihak, mendapat pahala yang berlipat
ganda dari Allah SWT amin.
Semarang, Desember 2005
Penulis
7
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................ i
SARI ........................................................................................................... ii
PENGESAHAN ......................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul .......................................................................... 1
1.2 Permasalahan ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
1.4 Penegasan Istilah .................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori ...................................................................................... 9
2.1.1 Pengetahuan Ibu ............................................................................ 9
2.1.2 Konsumsi Gizi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya ............ 11
8
2.1.3 Status Gizi ..................................................................................... 17
2.1.4 Kerangka Teori .............................................................................. 20
2.1.5 Kerangka Konsep .......................................................................... 21
2.2 Hipotesis ................................................................................................ 21
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi Penelitian ................................................................................. 22
3.2 Sampel ................................................................................................... 22
3.3 Cara Pemilihan Sampel .......................................................................... 23
3.4 Variabel ................................................................................................. 23
3.5 Rancangan Penelitian ............................................................................. 24
3.6 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 25
3.7 Prosedur Penelitian ................................................................................ 26
3.8 Instrumen ............................................................................................... 27
3.9 Validitas dan Reliabilitas ........................................................................ 29
3.10 Faktor yang Mempengaruhi Penelitian ................................................. 30
3.11 Analisis Data ........................................................................................ 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Diskripsi Data ........................................................................................ 33
4.2 Hasil Penelitian ...................................................................................... 35
4.2.1 Pengetahuan Ibu ............................................................................ 36
4.2.2 Tingkat Konsumsi Energi Balita .................................................... 38
9
4.2.3 Status Gizi Balita ........................................................................... 39
4.2.4 Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Dan Tingkat Konsumsi Energi
Pada Balita .................................................................................... 40
4.2.5 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita ..... 43
4.3 Pembahasan ........................................................................................... 45
4.3.1 Hubungan Pengetahuan Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi Pada
Balita ............................................................................................. 45
4.3.2 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita ..... 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................................ 51
5.2 Saran ...................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 53
LAMPIRAN ............................................................................................... 55
10
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Angka Kecukupan Energi dan Rata-rata yang Dianjurkan (per orang per hari)
Untuk Anka Usia 1 – 6 Tahun ................................................................... 15
2. Klasifikasi Tingkat Konsumsi Zat Gizi ..................................................... 16
3. Klasisikasi Status Gizi Menurut WHO-NCHS dengan Skor Simpangan Baku
(Z-Score) .................................................................................................. 19
4. Distribusi Frekuensi Menurut Umur Responden ....................................... 33
5. Distribusi Frekuensi Menurut Tingkat Pendidikan .................................... 34
6. Pengkategorian Tingkat Pengetahuan Ibu ................................................. 36
7. Tingkat Konsumsi Energi Balita .............................................................. 38
8. Pengkategorian Status Gizi Balita ............................................................ 39
9. Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi Pada
Balita ....................................................................................................... 40
10. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita .............. 43
11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Teori ........................................................................................ 20
2. Kerangka Konsep ..................................................................................... 21
3. Rancangan Penelitian ............................................................................... 24
4. Distribusi Frekuensi Umur Responden ..................................................... 34
5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden ................................ 35
6. Pengkategorian Tingkat Pengetahuan Ibu ................................................. 37
7. Tingkat Konsumsi Energi Balita .............................................................. 39
8. Pengkategorian Status Gizi Balita ............................................................ 40
9. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi Pada
Balita ....................................................................................................... 41
10. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita .............. 43
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Kuesioner ................................................................................... 55
2. Kuesioner Penjaring ................................................................................. 56
3. Kuesioner Penelitian ................................................................................ 58
4. Formulir Recall 24 Jam ............................................................................ 62
5. Data Kasar Faliditas Kuesioner Penelitian ................................................ 63
6. Reliabilitas ............................................................................................... 64
7. Hasil Penilaian Pengetahuan Gizi Ibu ....................................................... 66
8. Data Kasar Penelitian Pengetahuan Gizi Ibu ............................................. 68
9. Hasil Penilaian Konsumsi Energi dan Status Gizi Balita ........................... 70
10. Perhitungan Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu ................................. 72
11. Perhitungan Analisis Chi-square Pengetahuan Ibu dan Tingkat Konsumsi
Energi Pada Balita ................................................................................. 73
12. Perhitungan Analisis Chi-square Tingkat Konsumsi Energi dengan Status
Gizi ........................................................................................................ 74
13. Cara Menghitung Status Gizi dan Kandungan Energi Bahan Makanan ... 75
14. Cara Penghitungan Pengkategorian Pengetahuan Gizi Ibu ...................... 76
15. Baku Berat Badan Menurut Tinggi Badan .............................................. 77
16. Tabel r Product Moment ......................................................................... 79
17. Tabel Chi-Kuadrat ................................................................................. 81
18. Tenaga Pelaksana Penelitian .................................................................. 82
13
19. Gambar Penelitian .................................................................................. 83
20. Gambar Peta Wilayah Puskesmas Wedarijaksa ...................................... 85
21. Surat Keputusan Penetapan Pembimbing ................................................ 86
22. Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................................... 87
23. Surat Keterangan Penelitian dari LITBANG ........................................... 88
24. Surat Keterangan Penelitian dari Desa .................................................... 89
25. Surat Pengangkatan Penguji Skripsi ....................................................... 90
26. Sertifikat Kalibrasi Timbangan Badan .................................................... 91
27. Sertifikat Kalibrasi Roll Meter (Microtoice) ........................................... 93
14
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Sumber Daya Manusia yang baik dan berkualitas sangat diperlukan dalam
mengisi dan mempertahankan kemerdekaan. Kualitas Sumber Daya Manusia
merupakan salah satu faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan
pembangunan nasional. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
tersebut maka harus dilakukan upaya-upaya yang saling berkesinambungan. Dari
beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia, faktor
kesehatan dan gizi memegang peranan penting, karena orang tidak akan dapat
mengembangkan kapasitasnya secara maksimal apabila yang bersangkutan tidak
memiliki status kesehatan dan gizi yang optimal ( Depkes,2001:1 )
Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia baik fisik maupun non
fisik harus dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung terus menerus selama
hidup. Salah satu upaya yang harus dilaksanakan adalah perbaikan,peningkatan
gizi dan kesehatan.
Upaya peningkatan gizi yang tepat dilakukan pada masa anak-anak.
Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh akan sesuai dengan
potensi ganetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini juga akan dipengaruhi
oleh intake zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Kekurangan atau
kelebihan akan dimanifestasikan dalam bentuk pertubuhan yang menyimpang dari
pola standart.
15
Gizi merupakan salah satu komponen dari lingkungan yang memegang
peranan penting dalam kesehatan dan tumbuh kembang anak. Apabila gizi
menurun maka kesehatan anak akan menurun, sedangkan angka mortalitas dan
morbilitas akan meningkat (Achmad Djaeni Sediaoetama, 1999:76)
Secara nasional ada empat masalah gizi utama di Indonesia yaitu: 1)
Kurang kalori dan protein, (2) Kekurangan vitamin A, (3) Kekurangan garam besi
dan anemia gizi, dan (4) gondok endemik (gangguan akibat kekurangan yodium).
Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, anak balita termasuk
golongan masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, sedangkan pada
saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat, dan
memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar. Khususnya untuk masa
balita merupakan masa perkembangan (nonfisik) dimana sedang dibina untuk
mandiri, berperilaku menyesuaikan dengan lingkungan, peningkatan berbagai
kemampuan, dan berbagai perkembangan lain yang membutuhkan fisik yang
sehat. Maka kesehatan yang baik ditunjang oleh keadaan gizi yang baik,
merupakan hal yang utama untuk tumbuh kembang yang optimal bagi seorang
anak. Kondisi ini hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan dan pembiasaan
serta penyediaan kebutuhan yang sesuai khususnya melalui makanan sehari-hari
bagi seorang anak ( Anies dan Soegeng Santoso, 1999:88)
Maka dari itu pengaruh orang tua sangat penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak secara normal. Untuk mendapatkan anak yang tumbuh
dengan normal juga tidak lepas dari tingkat pengetahuan ibu terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak.
16
Setelah bayi lahir sampai usia lima tahun merupakan masa dimana seorang
anak akan tumbuh dan berkembang secara pesat. Pengetahuan ibu dalam
mengatur konsumsi makanan dengan pola menu seimbang sangat diperlukan pada
masa tumbuh kembang balita. Pengetahuan gizi ibu ini dapat diperoleh melalui
pendidikan baik formal maupun nonformal. Pengetahuan gizi nonformal diperoleh
melalui berbagai media. Penyuluhan tentang kesehatan dan gizi diposyandu
merupakan salah satunya selain pengetahuan gizi yang didapat lewat media masa
(koran, majalah dll) dan media elektronik (televisi, radio).
Pengetahuan gizi ibu disini dimaksudkan agar seorang ibu itu dapat
menyusun, membuat makanan yang dikonsumsi oleh balita itu bervariasi atau
beraneka ragam. Keaneka ragaman bahan makanan itu bertujuan supaya sesuai
kebutuhan zat gizi seorang balita dapat terpenuhi dalam satu menu makanan.
Konsumsi zat gizi yang diperlukan balita adalah zat gizi sebagai sumber
tenaga atau energi (karbohidrat), sumber zat pembangun (protein), sumber zat
pengatur (vitamin). Ketiga sumber zat gizi itu sangat diperlukan dalam
pertumbuhan dan perkembangan balita. Namun perlu diketahui porsi atau ukuran
dari masing-masing sumber zat gizi itu harus sesuai dengan pedoman umum gizi
seimbang dan AKG (Angka Kecukupan Gizi) pada balita.
Keseimbangan konsumsi zat gizi akan membantu pertumbuhan anak yang
baik Pertumbuhan yang baik biasanya juga disertai dengan status gizi anak yang
baik. Status gizi dapat diketahui dengan cara pengukuran berat badan dan tinggi
badan yang sesuai dengan baku WHO-NCHS.
17
Berdasarkan fakta yang ada di masyarakat sekarang ini masalah gizi
kembali terjadi di Indonesia. Salah satu masalah gizi yang terjadi adalah Kurang
Energi Protein (KEP) atau balita gizi buruk. Jumlah kasus yang berpotensi
menderita gizi buruk di Jawa Tengah, berdasarkan data sampai akhir Mei 2005
sebanyak 5.871 anak yang tersebar di 35 kabupaten. Di Kabupaten Pati terdapat
168 penderita gizi buruk dan 2 diantaranya telah meninggal belum lama ini. Hal
ini diperoleh dari data profil kesehatan Jawa Tengah Tahun 2005.
Menurut data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten
Pati tahun 2004 jumlah penduduk di Kabupaten Pati adalah 1.195.632 jiwa.
Jumlah balita di Kabupaten Pati adalah 97.966 jiwa yang terdiri dari 50.273 balita
berjenis kelamin laki-laki dan 47.693 balita berjenis perempuan. Kabupaten Pati
terdiri dari 21 satu Kecamatan, Kecamatan Wedarijaksa I merupakan bagian dari
wilayah Kabupaten Pati yang terdiri dari 9 desa. Jumlah pendudukan di
Kecamatan Wedarijaksa I pada tahun 2004 adalah 30.941 jiwa. Jumlah balita di
Kecamatan Wedarijaksa I adalah 1.137 yang terdiri dari 532 balita laki-laki dan
605 balita perempuan. Berdasarkan data sekunder yang ada di Puskesmas
Wedarijaksa I 2005 terdapat 40 kasus balita gizi buruk. Desa Tawangharjo
merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Wedarijaksa dengan jumlah
penduduk 248 jiwa dan jumlah balita yang ada sebanyak 77 jiwa. Penderita gizi
buruk di desa Tawangharjo ada 7 anak.
Data terakhir dari Puskesmas Wedarijaksa I pada bulan Juli 2005 jumlah balita
gizi buruk di desa Tawangharjo menjadi 6 anak karena salah satunya telah
meninggal.
18
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka penelitian ini akan mencoba
untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan gizi ibu, tingkat konsumsi
energi serta status gizi balita yang ada di desa Tawangharjo. Oleh karena itu,
penelitian ini mengambil judul”Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu Tingkat
Konsumsi Energi Dan Status Gizi Balita di Desa Tawangharjo Kecamatan
Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun 2005”.
1.2 Perumusan Masalah
Setelah mengamati dan memahami urutan diatas, yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1.2.1 Apakah ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi
energi balita ?
1.2.2 Apakah ada hubungan antara tingkat konsumsi energi balita dan status gizi
balita?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.3.1 Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat
konsumsi energi balita.
1.3.2 Untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi energi balita dan
status gizi balita.
19
1.4 Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya salah tafsir atau salah pengertian terhadap
istilah yang digunakan pelitian ini maka ada beberapa istilah yang perlu
ditegaskan yaitu:
1.4.1 Pengetahuan Gizi Ibu
Peranan orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sangatlah
penting. Seorang ibu harus berpengetahuan luas tentang gizi guna mendapatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik. Adapun yang dimaksud dengan
pengetahuan gizi ibu dalam penelitian ini adalah tingkat pengertian atau
pemahaman ibu balita tentang konsumsi zat gizi dan status gizi balita. Skala
pengukurannya yaitu ordinal dengan kategori rendah bila ≤ x – SD, sedang bila
skor antara > - SD dan < + SD dan tinggi bila skor ≥ x + SD ( Agus Irianto, 2004 :
45). Cara penilaian yaitu jawaban yang benar disesuaikan dengan jenis
pertanyaan, baik pertanyaan positif maupun pertanyaan negatif untuk jawaban
benar diberi skor 2 dan jawaban salah diberi skor 1.
1.4.2 Tingkat Konsumsi Energi
Tingkat konsumsi energi adalah persentase dari jumlah energi total yang
dikonsumsi oleh setiap orang setiap harinya dibandingkan dengan Angka
Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan. Berdasarkan Buku Pedoman Petugas
Gizi Puskesmas, Depkes RI (1990), klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi
empat dengan cut of points masing-masing sebagai berikut: Baik: ≥ 100% AKG,
Sedang: 80 – 99% AKG, Kurang: 70 – 80%, Defisit: <70%.( I Dewa Nyoman
S.2001:114)
20
1.4.3 Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi keadaan akibat dari keseimbangan antara
konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau
keadaan fisiologis akibat tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh (I Dewa
Nyoman S, dkk, 2001: 17).
Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks antropometri NCHS dengan skor
simpangan baku (Z Score) berat badan menurut umur adalah sebagai berikut: Gizi
lebih Z score > 2,0 SD; gizi baik bila Z score berada pada interval -2 SD sampai
+2 SD, gizi kurang bila Z score <-2,0 SD, serta dikatakan gizi buruk bila Z score
<-3,0 SD.
1.4.4 Balita
Balita dalam penelitian ini adalah anak usia 3 – 5 tahun, karena pada usia
ini anak sudah tidak mendapatkan ASI.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi penulis
Menambah pengetahuan penulis di bidang pengetahuan gizi khususnya
konsumsi zat gizi dan status gizi untuk balita.
1.5.2 Bagi orang tua
Menambahkan pengetahuan pada orang tua tentang pentingnya konsumsi
zat gizi (energi) dan status gizi pada balita.
21
1.5.3 Bagi instansi / pengelola program
Sebagai informasi dalam meningkatkan taraf kesehatan dan gizi
masyarakat setempat pada umumnya dan balita pada khususnya.
22
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan
berat badan, tinggi badan atau ukuran tubuh lainnya, tetapi lebih dari itu
memberikan gambaran tentang keseimbangan antara pengetahuan gizi
ibu,konsumsi zat gizi serta stutus gizi seorang anak yang sedang dalam proses
tumbuh dan berkembang.
2.1 .1 Pengetahuan Ibu
Peranan orang tua dalam membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak sangatlah penting. Menurut Ki Hajar Dewantoro tokoh
pendidikan nasional kita, pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan ibu dapat diperoleh dari beberapa faktor baik formal seperti
pendidikan yang didapatkan di sekolah-sekolah maupun nonformal yang
diantaranya dapat diperoleh bila ibu tersebut aktif dalam kegiatan posyandu, PKK
maupun kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat. Pengetahuan merupakan
faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, dimana hal itu
dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan Rogers (1974) yang mengungkapkan
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:128)
23
Pengetahuan seorang ibu dibutuhkan dalam perawatan anaknya, dalam hal
pemberian dan penyediaan makanannya, sehingga seorang anak tidak menderita
kekurangan gizi. Kekurangan gizi juga dapat disebabkan karena pemilihan bahan
makanan yang tidak benar. Pemilihan makanan ini dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan ibu tentang bahan makanan. Ketidaktahuan dapat menyebabkan
kesalahan pemilihan dan pengolahan makanan, meskipun bahan makanan
tersedia.
Suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi
didasarkan pada tiga kenyataan:
1. Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan
kesejahteraan
2. Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya
mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan
tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi.
3. Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat
belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi.
Kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan
nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia. Kemiskinan dan
kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakan faktor penting dalam
masalah kurang gizi. Lain sebab yang penting dari gangguan gizi adalah
kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan
informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
24
Keterbatasan apapun yang diakibatkan kemiskinan dan kekurangan
pangan, kecuali pada keadaan genting tertentu, penggunaan yang lebih baik dari
pangan yang tersedia dapat dilakukan penduduk yang memahami bagaimana
mempergunakannya untuk membantu peningkatan status gizi (Suhardjo,2003;25).
Tingkat pengetahuan gizi yang tinggi dapat membentuk sikap yang positif
terhadap masalah gizi. Pada akhirnya pengetahuan akan mendorong seseorang
untuk menyediakan makanan sehari-hari dalam jumlah dan kualitas gizi yang
sesuai dengan kebutuhan. Kadar gizi anak dipengaruhi oleh pengasuhnya dalam
hal ini adalah ibu.
2.1.2 Konsumsi Gizi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia dari bayi hingga
dewasa, manusia memerlukan makanan yang sehat dan didalamnya terkandung
zat-zat gizi dalam jumlah yang cukup dan dalam proporsi yang seimbang. Hal ini
akan menjamin pertumbuhan sempurna baik jasmani maupun jiwa manusia
sewaktu dewasa kelak.
Zat gizi adalah zat atau unsur-unsur kimia yang terkandung dalam
makanan yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh secara normal. Zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral dan air.
Namun demikian, setiap jenis makanan mempunyai nilai yang berbeda-
beda dan tidak ada satu jenis bahan makanan yang mengandung semua bahan
esensial atau zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karenanya diperlukan
25
perpaduan berbagai jenis makanan dalam penyusunan suatu menu makanan (Elly
Nurachmah, 2001: 35). Susunan makanan yang seimbang adalah menyediakan zat
gizi penting yang diperlukan tubuh untuk tenaga, pemeliharaan, pertumbuhan dan
perbaikan jaringan.
Tujuan dari mengkonsumsi makanan adalah untuk memperoleh zat gizi
yang dibutuhkan tubuh. Kebutuhan zat gizi bagi masing-masing orang berbeda-
beda dan sangat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktifitas, suhu lingkungan
masa pertumbuhan dan kondisi kesehatan.
Fungsi utama golongan zat gizi adalah sebagai berikut: 1) Karbohidrat,
berfungsi menyediakan energi untuk kegiatan dan panas tubuh; 2) Lemak,
berfungsi sebagai cadangan energi yang disimpan dalam jaringan lemak; 3)
Protein, berfungsi memberikan bahan untuk pertumbuhan, pembentukan jaringan
dan pemeliharaan; 4) Vitamin, mengatur proses metabolisme; 5) Mineral,
berfungsi membantu dalam pembentukan jaringan tubuh dan proses metabolisme;
dan 6) Air, berfungsi menyediakan cairan tubuh (Achmad Djaeni S, 2000: 35, 75,
95, 107, 167).
Makanan melalui proses pencernaan dalam tubuh dipecah menjadi zat gizi.
Zat gizi kemudian diserap ke dalam darah yang kemudian mengangkutnya ke
bagian-bagian tubuh. Beberapa di antaranya segera digunakan untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Zat gizi yang tidak diperlukan setelah diserap segera disimpan
dalam tubuh untuk penggunaan di kemudian hari. Jika tubuh kelebihan zat gizi
yang dibutuhkan, zat gizi tersebut digunakan untuk memelihara susunan tubuh
26
dan fungsi yang normal. Keadaan tubuh yang demikian ini berkaitan dengan
status gizi dan kesehatan yang memuaskan.
Konsumsi gizi sehari-hari merupakan salah satu faktor lingkungan yang
membantu pola pertumbuhan badan. Bila syarat konsumsi tidak terpenuhi dalam
waktu yang cukup lama baik kurang atau lebih maka akan terjadi gizi kurang
(malnutrition) atau gizi lebih (overnutrition).
Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan atau
makanan. Kualitas hidangan atau makanan menunjukkan adanya semua zat gizi
yang diperlukan tubuh di dalam suatu hidangan dan perbandingannya yang satu
terhadap yang lain. Sedangkan kuantitas menunjukkan jumlah masing-masing zat
gizi terhadap kebutuhan tubuh. Kalau susunan hidangan atau makanan memenuhi
kebutuhan tubuh baik dari kualitas maupan kuantitasnya, maka tubuh akan
mendapatkan kondisi kesehatan sebaik-baiknya. Konsumsi yang menghasilkan
kesehatan gizi yang sebaik-baiknya ini disebut dengan konsumsi adekuat
(Anies dan Soegeng Santoso,1999:70).
Dalam usaha pencapaian konsumsi yang adekuat, maka dua faktor
terpenting yang dapat mempengaruhi konsumsi zat gizi sehari-hari yaitu:
tersedianya pangan dan pengetahuan gizi. Seseorang akan mampu
menyelenggarakan konsumsi yang adekuat bilamana mereka mampu untuk
menyediakan bahan pangan karena didukung dengan pandangan yang cukup. Zat
gizi yang telah dikonsumsi tersebut akan digunakan oleh tubuh untuk mencapai
status gizi yang optimal.
27
2.1.2.1 Kecukupan Energi
Energi diartikan sebagai suatu kapasitas untuk melakukan suatu pekerjaan.
Jumlah energi yang dibutuhkan seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin,
berat badan dan bentuk tubuh (Elly Nurachmah, 2001: 36). Energi dalam tubuh
manusia timbul dikarenakan adanya pembakaran karbohidrat, protein dan lemak.
Dengan demikian agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan
zat-zat makanan yang cukup pula ke dalam tubuhnya. Manusia yang kurang
makan akan lemah baik dikegiatanya, pekerjaan-pekerjaan fisik maupun daya
pemikirannya karena kurangnya zat-zat makanan yang diterima oleh tubuh yang
dapat menghasilkan energi (G. Kartasapoetra, dkk, 2003: 16).
Untuk menilai tingkat konsumsi makanan (energi dan zat gizi), diperlukan
suatu standar kecukupan yang dianjurkan atau Recommended Dietary Allowance
(RDA) untuk populasi yang diteliti. Untuk Indonesia, angka kecukupan gizi
(AKG) yang digunakan saat ini secara nasional adalah hasil Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi VI tahun 1998.
Adapun dasar penyajian angka kecukupan gizi (AKG) adalah sebagai
berikut: 1). Kelompok umur; 2). Jenis kelamin; 3). Tinggi badan; 4). Berat badan;
5). Aktifitas; 6). Kondisi khusus (hamil atau menyusui); (IDewa Nyoman S,
2002:112).
Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998
ditetapkan bahwa rata-rata AKG pada tingkat konsumsi energi untuk anak laki-
laki dan perempuan usia 1-6 tahun tertera pada tabel 1 di halaman 15:
28
Tabel 1
Angka Kecukupan Energi dan Rata-rata Yang Dianjurkan (per orang per hari)
untuk Anak Usia 1-6 Tahun
Golongan Laki-laki dan Perempuan
Umur (Tahun) BB (Kg) TB (cm) Energi (kkal)
1- 3 tahun 12 90 1250
4-6 tahun 18 110 1750
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI Tahun 1998 Dalam I Dewa
Nyoman Supariasa (2001: 312).
Angka Kecukupan Gizi diperoleh dari hasil perbandingan berat badan asli
dengan berat badan standar menurut umur. Hasil perhitungan tersebut kemudian
dikalikan dengan AKG standar. AKG individu yang telah diperoleh ini kemudian
dicari prosentase pencapaiannya.
Untuk klasifikasi dari tingkat konsumsi kelompok atau rumah tangga atau
perorangan belum ada standar yang pasti. Berdasarkan Buku Pedoman Petugas
Puskesmas, Depkes RI 1990 (2001: 114), klasifikasi tingkat konsumsi zat gizi
dibagi empat dengan cut of point masing-masing sebagaimana tercantum dalam
table 2 di bawah ini:
29
Tabel 2
Klasifikasi Tingkat Konsumsi Zat Gizi
Prosentase Pencapaian Konsumsi Zat Gzi Kategori
1 2
≥ 100 % AKG Baik
80 – 99 % AKG Sedang
70 – 80 % AKG Kurang
< 70 % AKG Defisit
Sumber: Buku Pedoman Petugas Puskesmas, Depkes 1990 Dalam I Dewa
Nyoman S (2001: 114).
2.1.2.2 Tingkat Konsumsi Energi
Manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Makanan
merupakan sumber energi untuk menunjang semua kegiatan atau aktifitas
manusia. Energi dalam tubuh manusia dapat timbul dikarenakan adanya
pembakaran karbohidrat, protein dan lemak, dengan demikian agar manusia selalu
tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup pula ke
dalam tubuhnya. Manusia yang kurang makanan akan lemah baik daya kegiatan,
pekerjaan-pekerjaan fisik maupun daya pemikirannya karena kurangnya zat-zat
makanan yang diterima tubuhnya yang dapat menghasilkan energi. Seseorang
tidak dapat bekerja dengan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari
makanan kecuali jika meminjam atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh,
namun kebiasaan meminjam ini akan dapat mengakibatkan keadaan yang gawat,
yaitu kekurangan gizi khususnya energi. (Suhardjo,2003:16).
30
Perhitungan tingkat konsumsi energi pada balita (3-5 tahun) dengan cara
recall 24 jam kemudian akan distandarkan dengan umur, berat badan dan jenis
kelamin sehingga dapat dihitung Angka Kecukupan Energi (AKE) yang
dianjurkan, dan akhirnya dapat ditentukan Tingkat Konsumsi Energi.
2.1.3 Status Gizi
Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi. (Sunita Almatsier,2001:3). Status gizi adalah tanda-tanda atau penampilan
fisik yang diakibatkan karena adanya keseimbangan antara pemasukan zat gizi
dan pengeluaran zat gizi oleh suatu organisme. Status gizi seseorang dipengaruhi
oleh tingkat konsumsi atau asupan makanan dan status kesehatan.
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik
atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang
digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan
satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh
memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah yang berlebihan, sehingga menimbulkan
efek toksis atau membahayakan. (2001:9).
Malnutrisi adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan
secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi. Ada empat bentuk malnutrisi
yaitu: 1) under nutrition, yaitu kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau
absolut untuk periode tertentu; 2) specific defisiensi, yaitu kekurangan zat gizi
tertentu, misalnya kekurangan vitamin A, yodium, Fe dan lain-lain;
31
3) over nutrition yaitu, kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu; 4)
imbalance yaitu, karena disproposi zat gizi misalnya: kolesterol terjadi karena
tidak seimbangnya LDL ( Low Density Lipoprptein).(I Dewa Nyoman S,
2001:18).
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) secara
langsung dengan antropometri, biokimia, klinis, biofisik dan 2) secara tidak
langsung dengan survei konsumsi makanan, statistik vital, faktor ekologi.
(2001: 21).
Pengukuran dengan antropometri paling sering digunakan di masyarakat
karena mudah dilakukan, sederhana, peralatan murah dan dapat dilakukan oleh
siapa saja. Secara umum antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari
sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. (2001:19).
Antropometri dapat digunakan untuk menentukan status gizi anak-anak,
maupun orang dewasa. Penilaian status gizi dengan antropometri dapat disajikan
dalanm bentuk: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur
(TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), dan lingkar lengan atas
menurut umur (LLA/U).
Dalam keadaan normal jika kesehatan baik dan terjadi keseimbangan
antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi maka, berat badan berkembang mengikuti
pertambahan umur. Sebaliknya, jika dalam keadaan abnormal, terdapat dua
32
kemungkinan perkembangan berat badan yaitu dapat berkembang cepat atau
lambat dari normal (I Dewa Nyoman S,2001:57).
Setelah didapatkan hasil pengukuran antropometri selanjutnya dilakukan
perbandingan dengan standar dari WHO-NCHS (National Center of Health
Statistic).
Klasifikasi status gizi WHO-NCHS dengan skor simpang baku (Z score)
dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3
Klasifikasi Status Gizi Menurut WHO-NCHS Dengan Skor Simpangan Baku
(Z Score)
No. Indeks Status Gizi Keterangan
1 2 3 4
1. BB/U Gizi lebih >2,0 SD
Gizi baik -2,0 s/d + 2,0 SD
Gizi kurang < -2,0 SD
Gizi buruk < -3,0 SD
2. TB/U Normal ≥ -2,0 SD
Pendek (stuted) < 2,0 SD
3. BB/TB Gemuk (obes) > 2,0 SD
Normal -2,0 SD s/d + 2,0 SD
Kurus (wasted) < -2,0 SD
Sangat kurus < -3,0 SD
Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII 2000.
33
Penilaian status gizi sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan
masyarakat di suatu wilayah. Penilaian status gizi secara tidak langsung dengan
survei konsumsi makanan. Survei konsumsi makanan sering digunakan sebagai
salah satu teknik untuk menunjukkan tingkat keadaan gizi. Survei konsumsi
makanan yang sering dipakai adalah recall 24 jam. Dalam metode ini, responden
disuruh untuk mengingat dan menceritakan semua yang dimakan dan diminum
selama 24 jam yang lalu atau kemarin (I Dewa Nyoman S,2001:94).
2.1.4 Kerangka Teori
Keterangan : = Variabel yang diukur
= Variabel yang tidak diukur
- Penyediaan
makanan
- Pemilihan bahan
makanan
keluarga
khususnya
untuk balita
Tingkat Konsumsi
energi Status
gizi
Tingkat Konsumsi
Lemak
Penyakit
Infeksi
Suhardjo, (1996: 31) I Dewa Nyoman S, (2001: 180)
Sosial
Ekonomi
Pengetahuan
Gizi Ibu
Pendidikan
Tingkat Konsumsi
Protein
Pelayanan
Kesehatan
34
2.1.5 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin di amati atau di ukur melalui penelitian-
penelitian yang akan dilakukan (Soekidjo Notoatmodjo, 1997: 69).
2.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan yang
dikemukakan dalam perumusan masalah, hipotesis kebenaran dan
ketidakbenarannya melalui pengumpulan dan penganalisaan data. Dalam
penelitian ini menggunakan hipotesis asosiatif yaitu suatu pernyataan yang
menunjukkan dugaan kalau ada hubungan antara dua variabel atau lebih
(Sugiyono, 2002: 86).
Dalam penelitian hipotesis yang dikemukakan adalah:
2.2.1 ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi
balita.
2.2.2 ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dan status gizi balita
Status Gizi Tingkat konsumsi
gizi balita (energi)
Pengetahuan
Gizi Ibu
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi Penelitian
Secara umum dapat diartikan populasi adalah kumpulan semua individu
dalam suatu batas tertentu (Eko Budiarto, 2004:7). Menurut Soekidjo
Notoatmodjo populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(2002:79).
Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa populasi adalah seluruh
individu yang akan dijadikan objek penelitian dan untuk memenuhi syarat suatu
populasi, keseluruhan dari individu-individu itu harus mempunyai minimal satu
sifat yang sama atau homogen. Jadi populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah semua ibu dan balita (3-5 tahun) di desa Tawangharjo kecamatan
Wedarijaksa Pati yang berjumlah 77 orang.
3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi disebut sampel penelitian (Soekidjo
Notoatmodjo, 2002:79). Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah
sebanyak 47 ibu dan balita (3-5 tahun).
36
3.3 Cara Pemilihan Sampel
Penentuan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang
dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2002:61). Adapun cara
pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
3.3.1 Sampel adalah orang yang menggunakan Puskesmas Wedarijaksa I
sebagai tempat pelayanan kesehatan..
3.3.2 Sampel adalah ibu yang mempunyai balita (3-5 tahun).
3.3.3 Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah orang yang mempunyai
pendapatan rata-rata 300.000-700.000 per bulan.
3.3.4 Sampel terdiri dari balita (3-5 tahun) yang dalam 3 bulan terakhir tidak
menderita penyakit infeksi.
3.4 Variabel
Variabel merupakan objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian
pada penelitian. Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki
anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok yang lain (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:70).
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah :
Variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi
( 2002:70). Pada penelitian ini menggunakan variabel bebas meliputi
pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi(X).
37
3.4.1 Variabel terikat (dependent) adalah variabel terpengaruh (Soekidjo
Notoatmodjo, 2002:70). Pada penelitian ini menggunakan variabel terikat
meliputi status gizi balita (3-5 tahun) (Y).
3.5 Rancangan penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatorial).
Metode yang digunakan adalah survai analitik, dengan pendekatan crossectional
di mana data yang menyangkut variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan
faktor efek diidentifikasi pada saat yang sama (Soekidjo Notoatmodjo,
2002:148).
Adapun rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Rancangan Penelitian
Sampel
Variabel Terikat
Status Gizi Balita
Variabel Bebas
Pengetahuan
Ibu
Variabel Bebas
Tk. Konsumsi
Energi Balita
38
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
3.6.1 Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena
sosial dan gejala-gejala fisik dengan jalan mengamati dan mencatat
(Soekidjo Notoatmodjo, 2002:93). Pada penelitian ini peneliti melihat dan
mengamati permasalahan kesehatan dan keadaan lingkungan masyarakat
di desa Tawangharjo kecamatan Wedarijaksa Pati.
3.6.2 Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan tanya jawab baik secara langsung maupun tidak
langsung (2002:102). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini,
bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita
dan tingkat konsumsi energi balita (recall 24 jam).
3.6.3 Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya, yang bukan
benda hidup tetapi benda mati (2002:93). Dalam penelitian ini
menggunakan data-data kesakitan pada balita di Puskesmas Wedarijaksa I
Pati.
3.6.4 Pengukuran status gizi
Status gizi balita dalam penelitian ini diperoleh dengan cara pengukuran
berat badan dan tinggi badan. Hasil pengukuran tersebut kemudian
dihitung berdasarkan standard pengukuran status gizi dari WHO-NCHS
dengan menggunakan metode Z-score.
39
3.7 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan langkah- langkah sebagai berikut :
3.7.1 Memilih masalah yang akan diteliti
3.7.2 Merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah, kemudian
berdasarkan masalah tersebut diadakan studi pendahuluan untuk
menghimpun informasi dan teori sebagai dasar menyusun kerangka
konsep penelitian.
3.7.3 Membuat asumsi atau tanggapan yang menjadi dasar perumusan hipotesis
penelitian.
3.7.4 Merumuskan hipotesis penelitian.
3.7.5 Menentukan populasi dan sampel. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah semua ibu dan balita di desa Tawangharjo kecamatan
Wedarijaksa Pati yang berjumlah 77 orang dan sampelnya juga terdiri dari
sebagian populasi tersebut yaitu dengan jumlah 47 orang. Adapun cara
pemilihan sampelnya dengan menggunakan teknik purposive sampling.
3.7.6 Menentukan alat pengumpulan data yang akan digunakan. Dalam
penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah microtoice,
timbangan injak, kuesioner, dokumentasi dan lembar observasi yang
digunakan untuk mengamati keadaan dan tingkat pengetahuan responden
tentang gizi pada balita.
3.7.7 Menentukan teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, pengukuran,
observasi dan dokumentasi.
40
3.7.8 Melakukan uji coba kuesioner dengan tujuan untuk menghindari
pertanyaan yang sulit dimengerti atau kekurangan dari materi kuesioner itu
sendiri. Hasilnya dapat dibaca dilampiran 5 dan 6 halaman 63 dan 64.
3.7.9 Melaksanakan penelitian yaitu dengan mewawancarai satu–persatu atau
door to door ke semua responden sesuai dengan kuesioner yang telah
dibuat dan melakukan pengukuran status gizi balita di desa Tawangharjo
kecamatan Wedarijaksa Pati.
3.8 Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk pengumpulan
data (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:48). Penelitian ini menggunakan instrumen
untuk melakukan pengukuran pengetahuan ibu dengan cara menggunakan bentuk
angket atau kuesioner dan wawancara dengan ibu yang mempunyai balita untuk
mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan gizi ibu dan metode recall 24 jam
untuk mengukur tingkat konsumsi energi balita. Adapun untuk mengukur status
gizi balita menggunakan alat microtoice dan timbangan injak.
3.8.1 Microtoice
3.8.2 Timbangan Injak
3.8.3 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data yang digunakan untuk
melengkapi penelitian (2002:93). Dalam penelitian ini menggunakan data
kesakitan pada balita desa Tawangharjo yang di Puskesmas Wedarijaksa I Pati.
41
3.8.4 Kuesioner /Angket
Kuesioner /Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui ( Soekidjo Notoatmodjo, 2002:112). Dalam penelitian
ini menggunakan kuesioner terstruktur dengan daftar pertanyaan tertutup yang
sudah disusun sedemikian rupa untuk di jawab oleh responden yang sedang
diteliti (2002:113).
Alasan dipilihnya kuesioner diasumsikan bahwa : (1) subjek adalah orang
yang paling tahu tentang dirinya, (2) apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti
adalah benar dan dapat dipercaya, (3) interprestasi subjek tentang pertanyaan yang
diajukan adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti (2002:116).
Kuesioner penelitian ini terdiri dari beberapa pertanyaan positif
(favorable), di mana pertanyaan positif (favorable) adalah pertanyaan yang
mendukung gagasan atau ide. Kuesioner untuk variabel pengetahuan, indikatornya
ialah meliputi definisi makanan sehat, sumber makanan sehat, kegunaan makanan
sehat, cara pengolahan dan penyimpanan makanan, dan pemberian ASI pada
balita. Adapun jumlah pertanyaannya ada 15 yang terdiri dari pertanyaan positif,
selanjutnya dalam setiap butir pertanyaan disediakan 2 alternatif jawaban dengan
diberi skor 2 untuk jawaban benar, dan 1 untuk yang salah (2002:130).
42
3.9 Validitas dan Reliabilitas
Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat untuk mendapatkan
hasil penelitian yang valid dan reliabel (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:129).
3.9.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan. Demikian halnya bila kita menggunakan
kuesioner, kuesioner tersebut harus dapat mengukur apa yang diukurnya. Uji
validitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji product moment dari Pearson.
Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih apabila korelasi tiap butir memiliki
nilai positif dan nilai r hitung > r tabel (2002:129).
Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner dengan program komputer
menunjukkan bahwa dari 15 butir kuesioner pengetahuan tentang gizi yang
diujicobakan dan diperoleh hasil yang valid pada semua butir pertanyaan karena
memiliki r hitung > r tabel (0,444), dengan α : 0,5 % dan n : 20.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (2002:133). Uji
reliabilitas (keterhandalan) menunjukkan sejauh mana instrumen yang digunakan
mempunyai ketepatan pengukuran untuk digunakan berkali- kali (konsisten).
Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya instrumen, hasil uji coba ditabulasi
dalam tabel analisis data dicari varian tiap item, kemudian dijumlahkan menjadi
varian total . Dinyatakan reliabel jika r alpha positif dan r alpha > r tabel
(2002:135).
43
Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner dengan program komputer pada
lampiran 5 dan 6 halaman 63 dan 64 menunjukkan bahwa dari 15 butir kuesioner
pengetahuan tentang gizi yang diujicobakan diperoleh nilai alpha 0,8969 > 0,444
maka instrumen itu dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena r
hitung > r tabel.
3.10 Faktor yang Mempengaruhi Penelitian
Dalam pengambilan data sering terjadi beberapa kesalahan yang tidak
disengaja baik sampel penelitian atau pada instrumen yang digunakan, hal tersebut
dapat terjadi dalam penelitian ini. Faktor pengaruh yang dimungkinkan terjadinya
kesalahan tersebut adalah sebagai berikut :
3.10.1 Faktor kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan saat
dilakukan wawancara. Faktor kesungguhan responden dalam menjawab
pertanyaan saat dilakukan wawancara ini dapat ditumbuhkan dengan
diberi pengertian dan penjelasan tentang informasi yang dapat diperoleh
untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dan tingkat konsumsi energi
pada balita.
3.10.2 Faktor waktu responden yang diteliti. Karena responden sangat sibuk
dengan pekerjaannya, sehingga peneliti dalam melakukan wawancara
harus bisa menyesuaikan dengan kesibukan responden.
44
3.11 Analisis Data
Pengolahan data dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
3.11.1 Editing: untuk memeriksa kelengkapan data yang diperoleh melalui
pengamatan dan wawancara.
3.11.2 Coding: Memberikan kode pada semua variabel untuk mempermudah
pengolahan data.
3.11.3 Entri data: yaitu kegiatan memasukkan data dengan menggunakan
program komputer.
3.11.4 Tabulasi: yaitu mengelompokkan data sesuai dengan variabel yang akan
diteliti guna memudahkan dalam analisa data.
3.11.5 Penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan deskriptif.
Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data, sehingga data tersebut dapat ditarik menjadi suatu simpulan.
Adapun data dianalisis dengan menggunakan bantuan program komputer yang
meliputi :
(1) Analisis Univariat
Analisis univariat ini digunakan untuk mendiskripsikan variabel
pengetahuan ibu dan tingkat konsumsi energi dan Status gizi pada balita yang
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.
(2) Analisis Bivariat
Analisis bivariat ini digunakan untuk mencari hubungan variabel bebas
dan variabel terikat dengan uji statistik yang disesuaikan dengan skala data yang
ada yaitu nominal dan nominal. Uji statistik yang digunakan adalah chi-khuadrat
45
atau chi- square. Taraf signifikasi yang digunakan adalah 95 % dengan nilai
kemaknaan 5 %. Kriteria hubungan berdasarkan nilai p value (probabilitas) yang
dihasilkan dibandingkan dengan nilai kemaknaan yang dipilih, dengan kriteria
sebagai berikut :
1) Jika p value > 0,05 maka Ho diterima
2) Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak
Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas
dengan terikat maka digunakan koefisien kontingensi. Kriteria keeratan dengan
menggunakan koefisien kontingensi yaitu sebagai berikut :
1) 0,00 – 0,19 : hubungan sangat lemah
2) 0,20 – 0,39 : hubungan lemah
3) 0,40 – 0,59 : hubungan cukup kuat
4) 0,60 – 0,79 : hubungan kuat
5) 0,80 – 1,00 : hubungan sangat kuat
(Sugiyono,2004:216)
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Diskripsi Data
4.1.1 Umur Responden
Dari hasil wawancara dengan 47 orang responden diketahui bahwa ibu
yang mempunyai balita berumur antara 20-40 tahun dan untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Menurut Umur Responden
No. Umur Frekuensi (Jiwa ) Persentase (%)
1. 20-25 14 29,78
2. 26-30 20 42,55
3. 31-35 8 17,02
4. 36-40 5 10,65
Jumlah 47 100
47
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden terdapat pada
kelompok umur 26-30 tahun sebanyak 20 responden dengan persentase 42,55%.
Gambar 4 Distribusi Frekuensi Umur Responden
4.1.2 Tingkat Pendidikan Responden
Dari hasil wawancara dengan 47 orang responden didapatkan hasil tingkat
pendidikan responden adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
No. Pendidikan Akhir Frekuensi (Jiwa) Persentase (%)
1. SD 17 36,17
2. SLTP 13 27,66
3. SLTA 14 29,79
4. PT 3 6,38
Jumlah 47 100
0
10
20
30
40
50
1
Distribusi Frekuensi Responden
Menurut Umur
20-25 th
26-30 th
31-35 th
36-40 th
48
Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden pada kelompok
SD sebanyak 17 orang dengan persentase 36,17%, SLTP 13 orang dengan
persentase 27,66%, SLTA sebanyak 14 orang dengan persentase 29,79%, dan PT
sebanyak 3 orang dengan persentase 6,38%.
Gambar 5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan di desa Tawangharjo Wedarijaksa Pati
diperoleh data tentang pengetahuan gizi ibu, tingkat konsumsi energi dan status
gizi balita.
Data yang diperoleh pada penelitian ini menggunakan metode penelitian
survei dengan teknik kuesioner dan pengukuran, yaitu dengan penilaian
pengetahuan ibu tentang gizi dengan menggunakan kuesioner, tingkat konsumsi
energi dengan menggunakan metode recall dan status gizi dengan menggunakan
microtoice dan timbangan injak serta pengukuran dengan metode Z-sqore.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
1
SD
SLTP
SLTA
PT
49
Dari hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut :
4.2.1 Pengetahuan Ibu
Dari hasil wawancara maka diperoleh hasil tingkat pengetahuan responden
sebagai berikut:
Tabel 6
Pengkategorian Tingkat Pengetahuan Ibu
Pengetahuan Ibu Frekuensi (orang) Persentase (%)
Rendah 8 17,02
Sedang 23 48,94
Tinggi 16 34,04
Jumlah 47 100
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan
rendah sebanyak 8 orang (17,02%) ini kebanyakan terdapat pada ibu yang
memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar, responden yang mempunyai tingkat
pengetahuan sedang 23 orang (48,94%) yang sebagian besar tingkat
pendidikannya SLTP dan SLTA sedangkan pengetahuan tinggi 16 orang
(34,04%) kebanyakan memiliki tingkat pendidikan SLTP dan SLTA.
50
0
5
10
15
20
25
Pengkategorian Tingkat Pengetahuan Ibu
Rendah
Sedang
Tinggi
Gambar 6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden
Tingkat pengetahuan ibu dapat diklasifikasikan berdasarkan skala
pengukurannya yaitu ordinal dengan kategori rendah bila ≤ x – SD, sedang bila
skor antara > - SD dan < + SD dan tinggi bila skor ≥ x + SD ( Agus Irianto,
2004:45). Untuk rentang nilai sebagai berikut :
4.2.1.1 Pengetahuan rendah bila total nilai <24, diperoleh dari M-S
4.2.1.2 Pengetahuan sedang bila total nilai 24-28, diperoleh dari (M-SD) – (M+
SD)
4.2.1.3 Pengetahuan tinggi bila total nilai >28, diperoleh dari M+ SD
Mean atau rata-rata skor pengetahuan responden sebelum dilakukan
pengkategorian adalah 26,02 dan median 26,00 yang menunjukkan bahwa 50%
pengetahuan responden adalah 26,00 ke atas dan 50% nya adalah 26,00 ke bawah.
Standart deviasinya yaitu sebesar 2,345 dengan nilai minimum 23 dan nilai
maksimum 30. Dalam hal ini mean dan standart deviasi digunakan untuk
melakukan pengkategorian, sedangkan median hanya untuk mengetahui nilai
tengah.
51
Setelah diketahui hasil tingkat pengetahuan tentang gizi pada tabel di atas
menunjukkan tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita di desa
Tawangharjo adalah ; kategori rendah (R) 8 sampel (17,02%), kategori sedang (S)
23 sampel (48,94%), dan kategori tinggi (T) 16 sampel (34,04%).
4.2.2 Tingkat Konsumsi Energi Balita
Sedangkan tingkat konsumsi energi pada balita diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 7 Tingkat Konsumsi Energi Balita
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Defisit 6 12,76
Kurang baik 8 17,02
Sedang 13 27,66
Baik 20 42,56
Jumlah 47 100
Setelah diketahui hasil konsumsi energi balita pada tabel di atas
menunjukkan konsumsi energi balita kategori defisit 6 sampel (12,76%)ini
terdapat pada usia 4 tahun , kategori kurang baik 8 sampel (17,02%) kebanyakan
terdapat pada usia 4 tahun, kategori sedang 13 sampel (27,66%) kebanyakan
terdapat pada usia 3 dan 4 tahun, dan kategori baik 20 sampel (42,56%) paling
banyak terdapat pada usia 3 tahun.
52
Gambar 7 Tingkat Konsumsi Energi Balita
4.2.3 Status Gizi Balita
Sedangkan status gizi pada balita diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 8 Pengkategorian Status Gizi Balita
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Sangat kurus 7 14,90
Kurus 9 19,15
Normal 28 59,57
Gemuk 3 6,38
Jumlah 47 100
Setelah diketahui hasil pengukuran status gizi balita pada tabel di atas
menunjukkan status gizi pada balita kategori sangat kurus 7 sampel (14,90%)
paling banyak terdapat pada balita usia 4 tahun, kurus 9 sampel (19,15%)
kebanyakan terdapat pada balita yang berusia 3 dan 4 tahun, normal 28 sampel
0
5
10
15
20
Tingkat Konsumsi Energi Balita
Defisit
Kurang baik
Sedang
Baik
53
(59,57%) paling banyak terdapat pada usia 3 tahun, dan kategori gemuk 3 sampel
(6,38%) terdapat pada usia 3 tahun.
Gambar 8 Pengkategorian Status Gizi Balita
4.2.4 Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi Balita
Tabel 9
Hubungan Pengetahuan Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi Balita
Tingkat Konsumsi Energi
Defisit Kurang
Baik Sedang Baik
Jml % Jml % Jml % Jml %
Rendah 3 50 1 12,50 4 30,77 0 0
Sedang 3 50 5 62,50 3 23,08 12 60 Pengetahuan Ibu
Tinggi 0 0 2 25 6 46,15 8 40
Total 6 100 8 100 13 100 20 100
Dari perhitungan analisis chi-square diperoleh x2 hitung = 14,360,
α = 5%, p value = 0,026 dan koefisien kontingensi = 0, 484
0
5
10
15
20
25
30
Pengkategorian Status Gizi Balita
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk
54
0
5
10
15
Defisit Kurang Baik
Sedang Baik
Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Tingkat Konsumsi Energi Balita
Pengetahuan Rendah
Pengetahuan Sedang
Pengetahuan Tinggi
Gambar 9 Hubungan Pengetahuan Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi Balita
Dari hasil tabulasi silang di atas terlihat bahwa persentase tingkat
konsumsi energi balita yang defisit pada responden ibu yang berpengetahuan
rendah (50%) dan ibu yang berpengetahuan sedang (50%) dibandingkan dengan
ibu yang berpengetahuan tinggi (0%), sedangkan persentase tingkat konsumsi
energi balita yang kurang baik pada ibu berpengetahuan rendah (12,50%), ibu
yang berpengetahuan sedang (62,50%) dan ibu yang berpengetahuan tinggi
(25%), persentase tingkat konsumsi energi balita yang sedang pada responden ibu
yang berpengetahuan rendah (30,77%), ibu yang berpengetahuan sedang
(23,08%), dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan tinggi (46,15%),
sedangkan persentase tingkat konsumsi energi balita yang baik pada ibu yang
berpengetahuan rendah (0%), ibu yang berpengetahuan sedang (60%), dan ibu
yang berpengetahuan tinggi (40%).
Setelah memperoleh data dari hasil kuesioner yang telah dilaksanakan
yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita, selanjutnya data tersebut
dikerjakan dengan statistik menggunakan analisis chi-kuadrat atau chi-square.
55
4.2.4.1 Analisis Chi Square
Analisis chi square digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita.
Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :
4.2.4.1.1 Komposisi hipotesis
Ho = Tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat
konsumsi energi pada balita
Ha = Ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi
energi pada balita
Level of significance α = 0,05
Melalui output SPSS derajat kebebasan (df) = 6
4.2.4.1.2 Nilai chi square hitung (2)
Berdasarkan output SPSS nilai chi square hitung = 14,360
4.2.4.1.3 Simpulan
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diperoleh chi square hitung =
14,360 > chi square tabel = 12,592, maka Ho ditolak, yang berarti ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita.
Berdasarkan perhitungan Chi-square pada tingkat signifikansi α = 0,05
diperoleh x2 sebesar 14,360 (x
2 hitung > x
2 tabel), dan p value sebesar 0,026
(p < 0,05) yang artinya ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat
konsumsi energi pada balita, diperoleh keeratan hubungan sebesar 0,484 yang
artinya ada hubungan yang cukup kuat antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat
konsumsi energi pada balita.
56
Semakin tinggi pengetahuan gizi ibu maka tingkat konsumsi energi balita akan
semakin baik.
4.2.5 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita
Tabel 10
Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita
Status Gizi Balita
Sangat
Kurus Kurus Normal Gemuk
Jml % Jml % Jml % Jml %
Defisit 5 71,43 1 11,11 0 0 0 0
Kurang
Baik 2 28,57 5 55,56 1 3,57 0 0
Sedang 0 0 3 33,33 9 32,14 1 33,33
Konsumsi
Energi
Baik 0 0 0 0 18 64,29 2 66,67
Total 7 100 9 100 28 100 3 100
Dari perhitungan analisis chi-square diperoleh x2 hitung = 47,338,
α = 5%, p value = 0,000 dan koefisien kontingensi = 0, 708
Gambar 10 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita
Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status
Gizi Balita
02468
101214161820
sangat
kurus
kurus normal gemuk
Status gizi balita
Konsumsi energi Defisit
Konsumsi energi
Kurang Baik
Konsumsi energi
Sedang
Konsumsi energi Baik
57
Dari hasil tabulasi silang diatas terlihat bahwa persentase status gizi balita
sangat kurus dengan tingkat konsumsi energi defisit (71,43%) dan tingkat
konsumsi energi kurang baik (28,57%) dan untuk tingkat konsumsi energi sedang
dan baik masing-masing (0%), sedangkan persentase status gizi balita kurus
dengan tingkat konsumsi energi defisit (11,11%), tingkat konsumsi energi kurang
baik (55,56%),tingkat konsumsi energi sedang (33,33%) dan tingkat konsumsi
energi baik (0%), dan persentase status gizi balita normal pada responden dengan
tingkat konsumsi energi defisit (0%), tingkat konsumsi energi kurang baik
(3,57%), tingkat konsumsi energi sedang (32,14%) dan tingkat konsumsi energi
baik (64,29%), sedangkan persentase balita yang gemuk dengan tingkat konsumsi
energi defisit dan kurang baik masing-masing (0%), tingkat konsumsi energi
sedang (33,33%) dan tingkat konsumsi energi baik (66,67%).
Setelah memperoleh data dari hasil kuesioner yang telah dilaksanakan
yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita, selanjutnya data tersebut
dikerjakan dengan statistik menggunakan analisis chi-kuadrat atau chi-square.
4.2.5.1 Analisis Chi Square
Analisis chi square digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
variabel bebas (tingkat konsumsi energi) dengan variabel terikat (status gizi
balita).
Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :
4.2.5.1.1 Komposisi hipotesis
Ho = Tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan
status gizi balita.
58
Ha = Ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi
balita.
Level of significance α = 0,05
Melalui output SPSS derajat kebebasan (df) = 9
4.2.5.2 Nilai chi square hitung (2)
Berdasarkan output SPSS nilai chi square hitung = 47,338
4.2.5.3 Simpulan
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diperoleh chi square hitung =
47,338 > chi square tabel = 16,919, maka Ho ditolak, yang berarti ada hubungan
yang signifikan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi balita.
Berdasarkan perhitungan Chi-square pada tingkat signifikansi α = 0,05
diperoleh x2 sebesar 47,338 (x
2 hitung > x
2 tabel), dan p value sebesar 0,000 (p <
0,05) yang artinya ada hubungan antara tingkat konsumsi gizi dengan status gizi
balita, diperoleh keeratan hubungan sebesar 0,708 (koefisien kontingensi < 0,5)
yang artinya ada hubungan yang kuat antara tingkat konsumsi energi dengan
status gizi balita. Semakin tinggi tingkat konsumsi energi pada balita maka status
gizi balita akan semakin baik sebaliknya jika konsumsi energi pada balita
berkurang maka status gizi akan semakin buruk.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hubungan Pengetahuan Ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita
Dari hasil wawancara dengan responden didapatkan kenyataan kurangnya
pengetahuan responden tentang gizi akan mempengaruhi tingkat konsumsi energi
59
pada balita yang buruk karena responden belum mengetahui dan menyadari akan
pentingnya pengetahuan gizi sebagai modal utama untuk menentukan dan tingkat
konsumsi energi yang baik bagi balita .
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan rendah (17,02%), responden yang mempunyai tingkat pengetahuan
sedang (48,94%) dan pengetahuan tinggi (34,04%). Jadi sebagian besar responden
berpengetahuan sedang (48,94%).
Informasi tentang pengetahuan responden sangat berhubungan dengan
pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
sangat diperlukan untuk mengembangkan diri. Pendidikan merupakan salah satu
faktor yang menjadi dasar untuk melakukan tindakan (Predisposing factor).
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Responden yang menempuh pendidikan ≤
SLTA yaitu 96,8% lebih besar daripada responden yang menempuh pendidikan
tingkat perguruan tinggi (3,2%). Hal ini membuktikan bahwa pendidikan
bukanlah faktor yang dominan dalam menentukan tingkat pengetahuan seseorang.
Pengetahuan ibu tentang gizi yang tinggi dalam penelitian ini sangat dipengaruhi
oleh keaktifan ibu dalam mengikuti kegiatan di posyandu. Memilih bahan
makanan yang tepat, mengolah dan menyajikan makanan yang baik dan sehat
untuk balita juga nerupakan faktor yang penting dalam menentukan pengetahuan
seorang ibu.
60
Pengetahuan tidak lain merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:127-128). Meskipun sulit dan butuh
ketekunan dan waktu yang lama untuk dapat memberikan pemahaman sehingga
dapat menanamkan kesadaran dan kemauan. Pemberian pemahaman dapat
dilakukan dengan pendidikan pelatihan atau penyuluhan. Media informasi yang
setiap saat dapat diterapkan sebagai sarana membantu responden dalam upaya
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi.
Sedangkan status gizi pada balita dapat diketahui dari hasil pengukuran
dengan metode Z-score di desa Tawangharjo dan diperoleh balita dengan status
gizi sangat kurus sebanyak 7 sampel (14,90%), kurus sebanyak 9 sampel
(19,15%), normal sebanyak 28 sampel (59,57%), dan status gizi gemuk sebanyak
3 sampel (6,38%).
Dari hasil tabulasi silang di atas terlihat bahwa persentase tingkat
konsumsi energi balita yang defisit pada responden ibu yang berpengetahuan
rendah (50%) dan ibu yang berpengetahuan sedang (50%) dibandingkan dengan
ibu yang berpengetahuan tinggi (0%), sedangkan persentase tingkat konsumsi
energi balita yang kurang baik pada ibu berpengetahuan rendah (12,50%), ibu
yang berpengetahuan sedang (62,50%) dan ibu yang berpengetahuan tinggi
(25%), persentase tingkat konsumsi energi balita yang sedang pada responden ibu
yang berpengetahuan rendah (30,77%), ibu yang berpengetahuan sedang
(23,08%), dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan tinggi (46,15%),
61
sedangkan persentase tingkat konsumsi energi balita yang baik pada ibu yang
berpengetahuan rendah (0%), ibu yang berpengetahuan sedang (60%), dan ibu
yang berpengetahuan tinggi (40%).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan perhitungan chi-square dengan
tingkat keeratan hubungan sebesar 0,484 dan nilai p value=0,026 (p<0.05) yang
artinya ada hubungan yang cukup kuat antara pengetahuan ibu dan tingkat
konsumsi energi balita.
Seseorang melakukan tindakan disebabkan karena adanya pengetahuan
dan sikap yang dimilikinya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Salah satu unsur yang
diperlukan agar dapat berbuat sesuatu adalah pengetahuan dan jika kita
menghendaki sesuatu dapat dikerjakan dengan terus-menerus maka diperlukan
pengetahuan yang positif tentang apa yang harus dikerjakan, dengan kata lain
tindakan yang dilandasi pengetahuan akan lebih langgeng dibanding tindakan
yang tanpa didasari pengetahuan (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:128).
Hubungan yang cukup kuat pada penelitian tersebut dipengaruhi oleh
pentingnya peran pengetahuan dalam membentuk perilaku seseorang yang pada
akhirnya akan menentukan kualitas kesehatan masyarakat. Faktor pengetahuan
merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan
berdasarkan penelitian Rogers menyatakan bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (1997:128).
62
4.3.2 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita
Dari hasil wawancara dengan ibu balita di dapatkan kenyataan kurangnya
tingkat konsumsi energi akan mempengaruhi status gizi yang buruk. Balita
dengan status gizi sangat kurus sebagian besar tingkat konsumsi energinya defisit
dan kurang baik.
Dari hasil tabulasi silang diatas terlihat bahwa persentase status gizi balita
sangat kurus dengan tingkat konsumsi energi defisit (71,43%) dan tingkat
konsumsi energi kurang baik (28,57%) dan untuk tingkat konsumsi energi sedang
dan baik masing-masing (0%), sedangkan persentase status gizi balita kurus
dengan tingkat konsumsi energi defisit (11,11%), tingkat konsumsi energi kurang
baik (55,56%),tingkat konsumsi energi sedang (33,33%) dan tingkat konsumsi
energi baik (0%), dan persentase status gizi balita normal pada responden dengan
tingkat konsumsi energi defisit (0%), tingkat konsumsi energi kurang baik
(3,57%), tingkat konsumsi energi sedang (32,14%) dan tingkat konsumsi energi
baik (64,29%), sedangkan persentase balita yang gemuk dengan tingkat konsumsi
energi defisit dan kurang baik masing-masing (0%), tingkat konsumsi energi
sedang (33,33%) dan tingkat konsumsi energi baik (66,67%).
Berdasarkan penjabaran diatas dapat diketahui bahwa balita yang tingkat
konsumsi energinya defisit dan kurang baik terdapat pada usia 4 tahun. Status gizi
balita yang sangat kurus dan kurus juga banyak terdapat pada balita yang berusia
4 tahun.
63
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan perhitungan chi-square dengan
tingkat keeratan hubungan sebesar 0,708 dan nilai p value=0,00 (p<0,05) yang
artinya ada hubungan yang kuat antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi
balita. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat konsumsi energi maka status gizi
balita juga akan semakin baik.
Bila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang
dikeluarkan maka tubuh kekurangan energi. Akibat yang dapat ditimbulkan
adalah tubuh akan mengalami ketidakseimbangan (energi negatif), sehingga berat
badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Sebaliknya, bila konsumsi
energi yang diperoleh dari makanan melebihi energi yang dikeluarkan maka
kelebihan energi tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh, akibatnya
terjadi berat badan yang melebihi berat badan idealnya (terjadi kegemukan).
(Sunita Almatsier, 2003: 150).
64
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
5.1.1 Ada hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan gizi ibu dan
tingkat konsumsi energi balita di desa Tawangharjo Kecamatan
Wedarijaksa Kabupaten Pati. Hal ini berarti semakin tinggi pengetahuan
gizi ibu maka tingkat konsumsi energi balita juga semakin baik.
5.1.2 Ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat konsumsi energi
dengan status gizi balita di desa Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa
Kabupaten Pati. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat konsumsi energi
maka status gizi akan semakin baik.
5.1.3 Faktor pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku ibu dalam menentukan
konsumsi makanan pada balita sangat penting karena dapat menetukan
status gizi balita.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai
berikut :
65
5.2.1 Adanya hubungan positif antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat
konsumsi energi dengan status gizi balita di desa Tawangharjo diharapkan
ibu mau meningkatkan pengetahuan gizi dalam menentukan konsumsi
makanan sehingga akan memperbaiki status gizi balita.
5.2.2 Bagi instansi terkait terutama Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu
bekerja sama dengan kader PKK dan karang taruna untuk meningkatkan
program penyuluhan kesehatan masyarakat dan pemantauan status gizi
balita di desa Tawangharjo secara rutin.
5.2.3 Bila ada penelitian lanjutan, hal ini dapat dijadikan informasi sebagai
langkah pengembangan program kesehatan di masyarakat.
66
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000. Ilmu Gizi Jilid I. Jakarta: Dian Rakyat.
Achmad Djaeni Sediaoetama, 1999. Ilmu Gizi Jilid II. Jakarta: Dian Rakyat.
Agus Irianto, 2004. Statistika Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Kencana.
Anies dan Soegeng Santoso, 1999. Mengatasi Gangguan Kesehatan Pada Anak-
Anak. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo Gramedia.
Anonim, 2004. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
Wedarijaksa I. Pati : Puskesmas Wedarijaksa I.
BPS Semarang, 2005. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2005. Semarang :
Kantor BPS.
Depkes RI, 2001. Modul I Indonesia Sehat 2010. Jakarta : Pusdiklat Kesehatan.
Dinkes Pati, 2004. Profil Kesehatan Kabupaten Pati Tahun 2004. Pati : Kantor
Dinkes.
Eko Budiarto, 2001. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Elly Nurachmah, 2001. Nutrisi Dalam Keperawatan. Jakarta: Sadung Seto.
G. Kartasapoetra, 2003. Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.
Hardinsyah, 2000. Daftar Kandungan Zat Gizi Bahan Makanan. Bogor: Fakultas
Pertanian IPB.
I Dewa Nyoman Supariasa, 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Indan Entjang, 2000. Ilmu Kesehatan Mayarakat. Bandung : Penerbit PT citra
Aditya Bakti.
67
Singgih Santoso, 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi
11,5. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Sjahmien Moehji , 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta : Penerbit Papas Sinar Sinanti.
Soekidjo Notoatmodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Penerbit
Rineka cipta.
Soekidjo Notoatmodjo, 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit
Rineka cipta.
Sugiyono, 2002. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit CV Alfabeta.
Suhardjo, 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sunita Almatsier, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
68
Lampiran 1
KISI-KISI KUESIONER
No Materi Sub Materi Indikator Keterangan
1.
Pengetahuan
ibu tentang gizi
Makanan Sehat
ASI
Status gizi
- Kegunaan
- Sumber makanan
sehat
- Cara pengolahan
dan penyimpanan
- Pemberian ASI
- Penimbangan
balita di Posyandu
/ KMS
1, 2
4, 5, 6, 7, 8,
14, 15
10, 11, 12,
13
9
3
69
Lampiran 2
Kuesioner Penjaring
Hubungan pengetahuan Gizi Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi balita dan status
gizi balita Di Desa Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun
2005
Tanggal Interview : .........................................
Alamat : .........................................
I. Karakteristik Sampel
Nama Balita : ...................................................................
Tgl Lahir / Umur : ...................................................................
Jenis Kelamin : ...................................................................
Berat Badan : ...................................................................
II. Identitas Responden
1. Nama Ayah : ................................. Umur : ...... Tahun
Nama Ibu : ................................. Umur : ...... Tahun
2. Apa pendidikan terakhir yang pernah ibu dapatkan
a. Tidak sekolah b. Tidak tamat SD
c. Tamat SD d. Tidak Tamat SLTP
e. Tamat SLTP / sederajat f. Tamat SLTA / sederajat
g. Akademi / PT
70
3. Pekerjaan Ibu
a. Ibu rumah tangga b. Buruh
c. Petani d. Pedagang
e. Pegawai Negeri
4. Pendapatan Keluarga Per Bulan
a. Rp. 250,000 – Rp. 350,000 b. Rp. 400,000 – Rp. 500,000
b. Rp. 550,000 – Rp. 650,000 d. Rp. 700,000 – Rp. 750,000
e. Lebih dari Rp. 750,000
5. Apakah Dalam 3 Bulan Terakhir Ini Anak Anda Menderita Penyakit Inferksi
(Daiare, Influensa, dll)
a. Tidak b. Ya
71
Lampiran 3
Kuesioner
Hubungan pengetahuan Gizi Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi balita dan status
gizi balita Di Desa Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun
2005
Tanggal Interview : .........................................
Alamat : .........................................
I. Karakteristik Sampel
Nama Balita : ...................................................................
Tgl Lahir / Umur : ...................................................................
Jenis Kelamin : ...................................................................
Berat Badan : ...................................................................
II. Identitas Responden
1. Nama Ayah : ................................. Umur : ...... Tahun
Nama Ibu : ................................. Umur : ...... Tahun
2. Apa pendidikan terakhir yang pernah ibu dapatkan
a. Tidak sekolah b. Tidak tamat SD
c. Tamat SD d. Tidak Tamat SLTP
e. Tamat SLTP / sederajat f. Tamat SLTA / sederajat
g. Akademi / PT
72
III. Pengetahuan Ibu
1. Menurut ibu, apakah guna makanan bagi tibuh kita ?
a. Sumber tenaga, pembangun, dan pengatur kerja organ tubuh.
b. Mengenyangkan perut.
2. Menurut ibu, bagaimana pertumbuhan anak yang sehat ?
a. Berat badannya naik setiap bulan dan sesuai dengan warna pita KMS.
b. Berat badanya tetap.
3. Menurut ibu bagaimana cara untuk mengetahui baik dan tidaknya status
gizi balita ibu ?
a. Menimbang badan dengan rutin di Posyandu / melihat KMS
b. Anak balita tidak sakit-sakitan
4. Coba sebutkan hidangan 4 sehat 5 sempurna ?
a. Nasi, lauk, sayur, buah, dan susu
b. Nasi, lauk, sayur, buah, dan jamu
5. Susunan hidangan yang baik untuk balita adalah yang bagaimana ?
a. Nasi, lauk, sayur, buah, susu
b. Nasi, lauk, sayur
6. Bahan makanan apa sajakah yang banyak mengandung karbohidrat ?
a. Beras, jagung, gandum, ketan, ubi, kentang.
b. Kelapa, kacang-kacangan, wortel, keju
7. Bahan makanan apa sajakah yang banyak mengandung vitamin A ?
a. Wortel, mangga masak, kening telur.
b. Jeruk, tomat, pepaya.
73
8. Bahan makanan apa sajakah yang banyak mengandung vitamin C ?
a. Jeruk, mangga, tomat, pepaya, bayam, sawi.
b. Menyak ikan, susu, hati.
9. Sampai berapakah sebaiknya anak balita di susui / diberi ASI ?
a. Umur 2 tahun
b. Umur 3 tahun
10. bagaimanakah cara-cara mengolah sayuran yang benar ?
a. Dicuci dulu baru di potong
b. Di potong dulu baru di cuci
11. Bagaimanakah cara memasak sayur yang benar ?
a. Dimasak tidak terlalu lama sehingga masih segar dan vitamin tidak
hilang.
b. Dimasak sampai lama sehingga layu.
12. Air minum bagaimanakah yang di sebut sehat dan bersih ?
a. Air minum yang sudah dimasak terlebih dahulu dan wadajnya bersih.
b. Air minum yang tidak dimasak dan wadahnya tdak bersih.
13. Bagaimana cara menyimpan makanan yang benar ?
a. Dalam wadah bersih dan ditutupi.
b. Dalam wadah bersih dan tidak di tutupi.
14. Bahan makanan sajakah yang banyak mengandung Protein Nabati ?
a. Tempe, tahu, daun singkong.
b. Wortel, kangkung.
74
15. Bahan makanan apa sajakah yang banyak mengandung Protein Hewani ?
a. Telur ayam, ikan, keju, udang.
b. Beras, jagung.
75
Lampiran 4
Formulir Recall 24 Jam Konsumsi Makanan Balita
Nama Responden : .............................................................
Tanggal Lahir : .............................................................
No Menu Bahan Makanan URT
Berat
(gr)
Energi
(Kkal)
1 Makan Pagi
2 Selingan
3 Makan Siang
4 Selingan
5 Makan
Malam
6 Selingan
76
Lampiran 5
DATA KASAR VALIDITAS KUESIONER PENELITIAN
No. Butir Pertanyaan
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Y
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 21
3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 17
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
5 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 17
6 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 22
7 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 21
8 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 21
9 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 17
10 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
11 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 21
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 16
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 16
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
16 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 18
17 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 22
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 16
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
20 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 27
X 28 30 24 22 23 22 29 25 25 24 24 23 27 24 29
77
Lampiran 6
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis
******
_
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)
Mean Std Dev Cases
1. VAR00001 1,4000 ,5026 20,0
2. VAR00002 1,5000 ,5130 20,0
3. VAR00003 1,2000 ,4104 20,0
4. VAR00004 1,1000 ,3078 20,0
5. VAR00005 1,1500 ,3663 20,0
6. VAR00006 1,1000 ,3078 20,0
7. VAR00007 1,4500 ,5104 20,0
8. VAR00008 1,2500 ,4443 20,0
9. VAR00009 1,2500 ,4443 20,0
10. VAR00010 1,2000 ,4104 20,0
11. VAR00011 1,2000 ,4104 20,0
12. VAR00012 1,1500 ,3663 20,0
13. VAR00013 1,3500 ,4894 20,0
14. VAR00014 1,2000 ,4104 20,0
15. VAR00015 1,4500 ,5104 20,0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 18,9500 17,2079 4,1482 15
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
VAR00001 17,5500 14,7868 ,5610 ,8912
VAR00002 17,4500 14,6816 ,5757 ,8906
VAR00003 17,7500 15,5658 ,4551 ,8947
VAR00004 17,8500 15,2921 ,7565 ,8862
VAR00005 17,8000 15,1158 ,6873 ,8868
VAR00006 17,8500 15,8184 ,5288 ,8926
VAR00007 17,5000 14,4737 ,6369 ,8878
VAR00008 17,7000 15,1684 ,5323 ,8920
VAR00009 17,7000 15,1684 ,5323 ,8920
VAR00010 17,7500 15,3553 ,5236 ,8922
VAR00011 17,7500 14,7237 ,7353 ,8843
VAR00012 17,8000 15,6421 ,4940 ,8932
VAR00013 17,6000 14,7789 ,5819 ,8901
78
VAR00014 17,7500 15,4605 ,4892 ,8934
VAR00015 17,5000 14,4737 ,6369 ,8878
_
Reliability Coefficients
N of Cases = 20,0 N of Items = 15
Alpha = ,8969
79
Lampiran 7
Tabel
Hasil Penilaian Pengetahuan Gizi Ibu
No Responden
Umur
(tahun)
Pendidikan Nilai Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 26 SLTA 30 Tinggi 2 28 SLTP 29 Tinggi
3 26 SLTP 29 Tinggi 4 39 SLTA 30 Tinggi
5 30 SD 28 Tinggi
6 39 SLTA 30 Tinggi 7 23 SLTP 28 Tinggi 8 22 SLTA 28 Tinggi 9 24 SLTP 30 Tinggi
10 27 SLTP 28 Tinggi
11 33 SD 27 Sedang
12 35 SLTP 28 Tinggi
13 37 SLTA 29 Tinggi
14 38 D3 29 Tinggi
15 23 SD 25 Sedang
16 35 SD 26 Sedang
17 33 SD 28 Tinggi
18 27 SLTP 27 Sedang
19 25 SD 26 Sedang
20 35 SD 27 Sedang
21 27 SLTP 29 Tinggi
22 23 D3 25 Sedang
23 25 SLTA 23 Rendah
24 28 SLTA 24 Sedang
25 29 SD 24 Sedang
26 25 SLTP 23 Rendah
27 23 SLTA 24 Sedang
28 36 SLTP 26 Sedang
29 27 SD 25 Sedang
30 28 SD 23 Rendah
31 26 SLTA 26 Sedang
32 28 SD 28 Tinggi
33 35 SLTP 24 Sedang
80
34 23 S1 24 Sedang
35 35 SLTP 23 Rendah
36 27 SLTA 24 Sedang
37 28 SD 23 Rendah
38 26 SD 24 Sedang
39 32 SD 26 Sedang
40 29 SLTA 23 Rendah
41 22 SD 23 Rendah
42 24 SLTP 25 Sedang
43 29 SD 25 Sedang
44 26 SLTA 24 Sedang
45 24 SLTA 26 Sedang 46 25 SD 23 Rendah 47 27 SLTA 24 Sedang
81
Lampiran 8
DATA KASAR PENELITIAN PENGETAHUAN GIZI
IBU
No. Butir pertanyaan
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Y
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 29
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 29
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
5 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 28
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
7 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 28
8 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 28
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
10 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 28
11 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 27
12 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 28
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 29
14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 29
15 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 25
16 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 26
17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 28
18 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 27
19 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 26
20 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 27
21 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 29
22 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 25
23 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 23
24 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 24
25 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 24
26 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 23
27 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 24
28 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 26
29 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 25
30 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 23
31 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 26
32 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
33 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 24
34 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 24
35 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 23
36 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 24
37 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 23
38 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 24
39 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 26
40 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 23
82
41 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 23
42 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 25
43 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 25
44 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 24
45 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 26
46 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 23
47 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 24
83
HASIL PENILAIAN KONSUMSI ENERGI DAN STATUS GIZI BALITA
Lampiran 9
No. Responden
Umur (Th)
Jenis Kelamin
Nilai Konsumsi
Energi
Keterangan Tk Konsumsi
Energi
Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (Cm)
Nilai Z
sqore
Keterangan Status Gizi
1 4 Laki-laki 1796 Baik 14 98 -0.9 Normal
2 3.7 Perempuan 1409 Baik 12.5 97 -1.6 Normal
3 4.5 Perempuan 1306 Kurang Baik 13 96 -1.02 Normal
4 5 Laki-laki 1492 Sedang 12.5 95 -1.5 Normal
5 5 Perempuan 1405 Sedang 13 96 -1.3 Normal
6 3.9 Laki-laki 1264 Baik 13.5 96 -0.9 Normal
7 3.8 Laki-laki 1761 Baik 21 100 3.3 Gemuk
8 3.1 Perempuan 1159 Sedang 14.2 91 0.7 Normal
9 3.2 Perempuan 1259 Baik 12 89 -0.6 Normal
10 5 Laki-laki 1748 Baik 12.5 94 -1.4 Normal
11 4.8 Laki-laki 1397 Kurang Baik 12 99 -2.5 Kurus
12 3.5 Perempuan 1024 Sedang 12 100 2.25 Gemuk
13 3.1 Laki-laki 1138 Sedang 17 100 0.8 Normal
14 4.8 Laki-laki 1649 Sedang 12 95 -1.9 Normal
15 3.8 Laki-laki 1494 Baik 18 113 -1 Normal
16 3.6 Perempuan 1379 Baik 13.5 98 -1 Normal
17 3.1 Laki-laki 1256 Baik 11.9 88 -0.8 Normal
18 4.6 Perempuan 1089 Defisit 8.8 96 -4.6 Sangat Kurus
19 3.5 Laki-laki 1632 Baik 13.4 93 -0.5 Normal
20 3.9 Laki-laki 1471 Baik 12 91 -1.25 Normal
21 3.8 Laki-laki 986 Kurang Baik 11 97 -2.7 Kurus
22 3.1 Laki-laki 1956 Baik 15 104 3.4 Gemuk
23 4.6 Perempuan 1551 Sedang 13 97 -1.2 Normal
24 3.9 Laki-laki 1467 Baik 15.8 100 0.06 Normal
25 3.6 Laki-laki 1184 Sedang 12 97 -2.3 Kurus
26 4.2 Laki-laki 1140 Defisit 11 95 -2.6 Kurus
27 3.5 Perempuan 1384 Baik 14 102 0.6 Normal
28 4.6 Laki-laki 1292 Kurang Baik 11 94 -2.6 Kurus
29 3.8 Laki-laki 1052 Sedang 12 98 -2.4 Kurus
30 4 Perempuan 1124 Defisit 10 98 -4 Sangat Kurus
31 4.2 Laki-laki 1761 Baik 15.8 100 0.07 Normal
32 5 Laki-laki 1749 Baik 12.5 94 -1.4 Normal
33 3.2 Laki-laki 996 Kurang Baik 10 96 -3.1 Sangat Kurus
34 4.7 Laki-laki 1637 Sedang 15 103 -1 Normal
35 4.1 Laki-laki 1467 Sedang 13.5 98 -1.3 Normal
36 4.5 Laki-laki 1225 Kurang Baik 8.8 95 -4.3 Sangat Kurus
37 3.8 Laki-laki 1201 Sedang 12 98 -2.4 Kurus
38 3.6 Perempuan 1397 Baik 14 99 0.8 Normal
39 3.1 Perempuan 1263 Baik 14 100 -1 Normal
84
40 4.3 Laki-laki 1638 Sedang 14.5 102 -1.2 Normal
41 4.3 Perempuan 986 Defisit 10.5 97 -3.1 Sangat Kurus
42 4.7 Perempuan 1772 Baik 15.5 103 -0.4 Normal
43 4 Perempuan 1052 Defisit 10.5 95 -3 Sangat Kurus
44 4.4 Laki-laki 1148 Kurang Baik 12 99 -2.5 Kurus
45 4.1 Laki-laki 1793 Baik 13 93 -0.8 Normal
46 5 Laki-laki 1232 Kurang Baik 10.5 89 -2.2 Kurus
47 4.2 Laki-laki 1012 Defisit 9.5 93 -3.7 Sangat Kurus
85
Lampiran 10
Frequencies Statistics
PENGETAHUAN IBU
N Valid 47
Missing 0
Mean 26.02
Median 26.00
Std. Deviation 2.345
Variance 5.500
Range 7
Minimum 23
Maximum 30
Percentiles 10 23.00
20 24.00
25 24.00
30 24.00
40 25.00
50 26.00
60 26.80
70 28.00
75 28.00
80 28.40
90 29.20
PENGETAHUAN IBU
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 23 8 17.0 17.0 17.0
24 9 19.1 19.1 36.2
25 5 10.6 10.6 46.8
26 6 12.8 12.8 59.6
27 3 6.4 6.4 66.0
28 7 14.9 14.9 80.9
29 5 10.6 10.6 91.5
30 4 8.5 8.5 100.0
Total 47 100.0 100.0
86
Lampiran 11
Crosstabs Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENGETAHUAN IBU * KONSUMSI ENERGI
47 100.0% 0 .0% 47 100.0%
PENGETAHUAN IBU * KONSUMSI ENERGI Crosstabulation
Count
KONSUMSI Total
Defisit Kurang Baik sedang baik PENGETAHUAN IBU
pengetahuan rendah
3 1 4 0 8
pengetahuan sedang
3 5 3 12 23
pengetahuan tinggi
0 2 6 8 16
Total 6 8 13 20 47
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 14.360(a) 6 .026
Likelihood Ratio 18.539 6 .005 Linear-by-Linear Association
6.604 1 .010
N of Valid Cases 47
a 9 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.02.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .484 .026
N of Valid Cases 47
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
87
Lampiran 12
Crosstabs Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KONSUMSI ENERGI * STATUS GIZI
47 100.0% 0 .0% 47 100.0%
KONSUMSI ENERGI * STATUS GIZI Crosstabulation
Count
STATUS
Sangat Kurus
Kurus Normal Gemuk Total
KONSUMSI Defisit 5 1 0 0 6
ENERGI Kurang Baik 2 5 1 0 8
Sedang 0 3 9 1 13
Baik 0 0 18 2 20
Total 7 9 28 3 47
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 47.338(a) 9 .000
Likelihood Ratio 48.565 9 .000 Linear-by-Linear Association
30.593 1 .000
N of Valid Cases 47
a 14 cells (87.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .38.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient
.708 .000
N of Valid Cases 47
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
88
CARA MENGHITUNG STATUS GIZI DENGAN CARA Z-SCORE
I. BILA “NILAI RIEL “ HASIL PENGUKURAN >= “NILAI MEDIAN”
BB/U, TB/U, ATAU BB/TB, MAKA RUMUSNYA:
Z-SCORE = NILAI RIEL – NILAI MEDIAN
SD UPPER
II. BILA “NILAI RIEL” HASIL PENGUKURAN < “NILAI MEDIAN”
BB/U, TB/U, ATAU BB/TB, MAKA RUMUSNYA:
Z-SCORE = NILAI RIEL – NILAI MEDIAN
SD LOWER
CARA MENGHITUNG KANDUNGAN ENERGI DALAM BAHAN
MAKANAN
)(100
)(
gr
grMakananBeratBahan x Kandungan Energi Pada Tabel x
100
BDD
CARA PENENTUAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI PADA BALITA
Misal: diketahui BB seorang anak laki-laki usia 4 tahun adalah 14 kg.
Berdasarkan hasil recall 24 jam diketahui tingkat konsumsi energi sehari
adalah 1796 kalori. Pada daftar AKG diketahui BB standart anak laki-laki
usia 4-6 tahun adalah 18 kg dan AKG untuk energi adalah 1750 kalori.
Beberapa AKG energi anak laki-laki tersebut?
AKG individu = kg
kg
18
14x 1750 = 1361 kalori
Pencapaian AKG (Tingkat Konsumsi Energi)
untuk individu= 1361
1796x 100%=131,96%
karena Tingkat Konsumsi Energi 131,96% ≥ 100% maka termasuk dalam
kategori Baik
89
Lampiran 14
Cara Penghitungan Pengkategorian Tingkat Pengetahuan Ibu
Tingkat pengetahuan ibu dapat diklasifikasikan berdasarkan skala
pengukurannya yaitu ordinal dengan kategori rendah bila ≤ x – SD, sedang bila
skor antara > - SD dan < + SD dan tinggi bila skor ≥ x + SD ( Agus Irianto,
2004:45). Untuk rentang nilai sebagai berikut :
4.2.1.4 Pengetahuan rendah bila total nilai <24, diperoleh dari M-S
4.2.1.5 Pengetahuan sedang bila total nilai 24-28, diperoleh dari (M-SD) –
(M+ SD)
4.2.1.6 Pengetahuan tinggi bila total nilai >28, diperoleh dari M+ SD
90
Lampiran 15
BAKU BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN ANAK 85 – 113 CM
DIUKUR BERDIRI
TINGGI ANAK LAKI-LAKI TINGGI ANAK PEREMPUAN
( cm ) MEDIAN SD Low SD Upp ( cm ) MEDIAN SD Low SD Upp
85,0 12,1 1,1 1,5 85,0 11,8 1,0 1,4
85,5 12,2 1,1 1,5 85,5 11,9 1,0 1,4
86,0 12,3 1,1 1,5 86,0 12,0 1,0 1,4
86,5 12,5 1,2 1,4 86,5 12,2 1,1 1,3
87,0 12,6 1,1 1,4 87,0 12,3 1,1 1,4
87,5 12,7 1,1 1,4 87,5 12,4 1,1 1,4
88,0 12,8 1,1 1,5 88,0 12,5 1,1 1,4
88,5 12,9 1,1 1,5 88,5 12,6 1,1 1,4
89,0 13,0 1,1 1,5 89,0 12,7 1,1 1,4
89,5 13,1 1,1 1,5 89,5 12,8 1,1 1,4
90,0 13,3 1,2 1,4 90,0 12,9 1,1 1,5
90,5 13,4 1,2 1,4 90,5 13,0 1,1 1,5
91,0 13,5 1,2 1,5 91,0 13,2 1,2 1,4
91,5 13,6 1,2 1,5 91,5 13,3 1,2 1,4
92,0 13,7 1,2 1,5 92,0 13,4 1,2 1,5
92,5 13,9 1,3 1,4 92,5 13,5 1,2 1,5
93,0 14,0 1,2 1,4 93,0 13,6 1,2 1,5
93,5 14,1 1,2 1,5 93,5 13,7 1,2 1,5
94,0 14,2 1,2 1,5 94,0 13,9 1,3 1,5
94,5 14,3 1,2 1,5 94,5 14,0 1,2 1,5
95,0 14,5 1,3 1,4 95,0 14,1 1,2 1,5
95,5 14,6 1,3 1,5 95,5 14,2 1,2 1,6
96,0 14,7 1,3 1,5 96,0 14,3 1,2 1,6
96,5 14,8 1,3 1,5 96,5 14,5 1,3 1,6
97,0 15,0 1,3 1,5 97,0 14,6 1,3 1,6
97,5 15,1 1,3 1,5 97,5 14,7 1,3 1,6
98,0 15,2 1,3 1,5 98,0 14,9 1,4 1,6
98,5 15,4 1,4 1,5 98,5 15,0 1,3 1,6
99,0 15,5 1,4 1,5 99,0 15,1 1,3 1,6
99,5 15,6 1,3 1,5 99,5 15,2 1,3 1,7
100,0 15,7 1,3 1,6 100,0 15,4 1,4 1,6
100,5 15,9 1,4 1,5 100,5 15,5 1,4 1,7
101,0 16,0 1,4 1,5 101,0 15,6 1,3 1,7
101,5 16,2 1,5 1,5 101,5 15,8 1,4 1,7
102,0 16,3 1,4 1,5 102,0 15,9 1,4 1,7
102,5 16,4 1,4 1,6 102,5 16,0 1,4 1,8
103,0 16,6 1,5 1,5 103,0 16,2 1,5 1,7
91
103,5 16,7 1,4 1,6 103,5 16,3 1,4 1,8
104,0 16,9 1,5 1,5 104,0 1,5 1,5 1,7
104,5 17,0 1,5 1,6 104,5 1,5 1,5 1,8 TINGGI ANAK LAKI-LAKI TINGGI ANAK PEREMPUAN
( cm ) MEDIAN SD Low SD Upp ( cm ) MEDIAN SD Low SD Upp
105,0 17,1 1,5 1,8 105,0 16,7 1,4 1,8
105,5 17,3 1,5 1,6 105,5 16,9 1,5 1,8
106,0 17,4 1,5 1,7 106,0 17,0 1,5 1,9
106,5 17,6 1,5 1,6 106,5 17,2 1,5 1,8
107,0 17,7 1,5 1,7 107,0 17,3 1,5 1,9
107,5 17,9 1,6 1,7 107,5 175 1,6 1,8
108,0 18,0 1,5 1,7 108,0 17,6 1,5 1,9
108,5 18,2 1,6 1,7 108,5 17,8 1,6 1,9
109,0 18,3 1,5 1,8 109,0 17,9 1,5 1,9
109,5 18,5 1,6 1,8 109,5 18,1 1,6 1,9
110,0 18,7 1,6 1,7 110,0 18,2 1,6 2,0
110,5 18,8 1,6 1,8 110,5 18,4 1,6 2,0
111,0 19,0 1,6 1,8 111,0 18,6 1,7 2,0
111,5 19,1 1,6 1,9 111,5 18,7 16 2,0
112,0 19,3 1,6 1,9 112,0 18,9 1,7 2,0
112,5 19,5 1,7 1,9 112,5 19,0 1,6 2,1
113,0 19,6 1,6 2,0 113,0 19,2 1,7 2,1
KATEGORI STATUS GIZI BB/TB:
> + 2 SD = GEMUK
+ 2 s/d – 2 SD = NORMAL
- 3 s/d < - 2 SD = KURUS
> - 3 SD = SANGAT KURUS
92
Lampiran 16
Tabel Harga Kritik dari r Product Moment
Taraf Signif Taraf Signif Taraf Signif
N
5 % 1 %
N
5 % 1 %
N
5 % 1 %
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306
7 0,754 0,774 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,734 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,698 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,665 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
93
17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
94
Lampiran 17
TABEL
NILAI-NILAI CHI KUADRAT
Taraf signifikansi dk
5 % 1 %
1 3,481 6,635
2 5,591 9,210
3 7,815 11,341
4 9,488 13,277
5 11,070 15,086
6 12,592 16,812
7 14,017 18,475
8 15,507 20,090
9 16,919 21,666
10 18,307 23,209
11 19,675 24,725
12 21,026 26,217
13 22,368 27,688
14 23,685 29,141
15 24,996 30,578
16 26,296 32,000
17 27,587 33,409
18 28,869 34,805
19 30,144 36,191
20 31,410 37,566
21 32,671 38,932
22 33,924 40,289
23 35,172 41,638
24 35,415 42,980
25 37,652 44,314
95
Lampiran 18
TENAGA PELAKSANA PENELITIAN
No. Nama Keterangan
1. Deni Kurniawati Mahasiswa IKM UNNES
2. Anton Indriyanto Mahasiswa Teknik
3. Siti Malikatin Mahasiswa IKM UNNES
4. Tina Mulyanti Mahasiswa IKM UNNES
5. Kadarwati Mahasiswa IKM UNNES
6. Aning Sri Wahyuni Bidan Puskesmas Wedarijaksa Pati
7. Sri Wahyuni Petugas Puskesmas Wedarijaksa Pati
8. Sri Wahyuni Kader Posyandu
9. Yunita Wijayanti Kader Posyandu
96
Lampiran 19
Gambar Penelitian
97