skripsi penilaian tingkat kesehatan bank dengan

113
SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REC PADA PT BANK BRI SYARIAH TBK PERIODE 2014-2018 Oleh: SHELLA YULIANA NPM.1602100068 Jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 21-Feb-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

i

SKRIPSI

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE REC PADA PT BANK BRI

SYARIAH TBK PERIODE 2014-2018

Oleh:

SHELLA YULIANA

NPM.1602100068

Jurusan S1 Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1441 H/2020 M

Page 2: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

ii

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE REC PADA PT BANK BRI

SYARIAH TBK PERIODE 2014-2018

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

SHELLA YULIANA

NPM.1602100068

Pembimbing 1 : Hj. Siti Zulaikha, S.Ag.,MH

Pembimbing II : Selvia Nuriasari, M.E.I

Jurusan S1 Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1441 H/ 2020 M

Page 3: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

iii

Page 4: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

iv

Page 5: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

v

Page 6: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

vi

ABSTRAK

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN

METODE REC PADA PT BANK BRI SYARIAH TBK PERIODE 2014-2018

Shella Yuliana

NPM.1602100068

Penelitian tingkat kesehatan bank bertujuan mengetahui kondisi kesehatan PT

Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-2018 dengan menggunakan metode REC.

Sehingga dapat memberikan informasi kepada berbagai pihak yang berkepentingan

dibank tersebut. Dan dapat mengetahui kemampuan bank dalam menghimpun,

mengelola, dan menyalurkan dana dari masyarakat, lembaga lain, ataupun dari modal

sendiri. Serta untuk mengevaluasi berhasil atau tidaknya manajemen yang diterapkan

dalam memimpin perusahaan sehingga mengetahui kemampuan untuk memenuhi

kewajiban kepada pemilik modal, dan karyawan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library research), Sumber

data yang digunakan adalah data sekunder. Metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data adalah studi dokumentasi, dengan menggunakan literature

berupa buku, jurnal, laporan keuangan publikasi PT Bank BRI Syariah Tbk tahun

2014-2018, Peraturan Bank Indonesia dengan teknik analisis data berdasarkan NPF

(Non Performing Financing), ROA (Return On Assets) dan rasio CAR (Capital

Adequancy Ratio).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, NPF (Non Performing

Financing) pada PT Bank BRI Syariah tahun 2014 - 2018 cenderung mengalami

penurunan kesehatan. ROA (Return On Assets) PT Bank BRI Syariah tahun 2014 -

2018 cenderung mengalami penurunan kesehatan.CAR pada PT Bank BRI Syariah

tahun 2014 - 2018 cenderung mengalami peningkatan kesehatan. Berdasarkan hasil

penelitian dari ketiga rasio tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa PT Bank

BRI Syariah tahun 2014 - 2018 cenderung fluktuatif. Untuk menjaga kesehatan bank

tersebut agar selalu mengalami kenaikan tingkat kesehatan, bank harus

meningkatkan kinerja dalam mengelola aktiva dan meminimalisir resiko pembiayaan

bermasalah yang ada, menekan biaya, serta menjaga persentase kenaikan ATMR

tidak lebih besar dari persentase kenaikan modal. Agar laba yang diperoleh untuk

tahun tahun selanjutnya mengalami peningkatan

Kata Kunci: Kinerja Bank, Tingkat Kesehatan Bank, dan RGEC

Page 7: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

vii

Page 8: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

viii

MOTTO

ى يأمركم ان تؤدوا ال منت ال با تحكموا ان س النا وا ذا حكمتم بين اهلها ان الله

ان لعدل ا الله ان به يعظكم نعم ا بصيرا ن كا الله سميع

"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya

kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi

pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. An-

Nisa' 4: Ayat 58)

Page 9: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

ix

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih

dan Maha Penyayang, maka dengan ketulusan dan kerendahan hati karya ini peneliti

persembahkan kepada:

1. Ibunda tercinta Sri Rahayu dan Ayahanda Sunaryo, Terima kasih senantiasa

mendampingi dalam setiap langkah dengan penuh kasih sayang, nasihat,

dukungan serta doa yang tiada hentinya.

2. Teman - teman seperjuangan Serly Masahul Khoiriyah, Desi Fitriana,

Navidatulilla, Zerly Tivi Anisa, Mia Triana. Terimakasih telah mendukung,

mengingatkan serta mendoakan dalam penyusunan skripsi ini dan telah

menorehkan banyak kenangan bersama-sama selama ini.

Page 10: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode REC Pada PT

Bank BRI Syariah Tbk Periode 2014-2018, skripsi ini adalah bagian dari persyaratan

untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Metro guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

(S.E)

Dalam upaya penyelesaian skripsi ini, peneliti mengucapkan terima kasih

kepada pihak pihak yang telah membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh

karena itu peneliti secara khusus mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu.Prof.Dr.Hj. Enizar,M.Ag, selaku Rektor IAIN Metro.

2. Ibu Dr. Widhiya Ninsiana, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam IAIN Metro.

3. Ibu Reonika Puspita Sari, M.E.Sy, selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah

4. Ibu Hj. Siti Zulaikha, S.Ag.,MH selaku pembimbing I dan Ibu Selvia Nuriasari,

M.E.I selaku pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan dalam

mengarahkan dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen/karyawan IAIN Metro yang telah memberikan ilmu

pengetahuan, sarana dan prasarana selama peneliti menempuh pendidikan.

6. Keluarga kosan Adinda, serta teman-teman Perbankan Syariah Angkatan 2016.

Terimakasih telah mendukung, mengingatkan serta mendoakan dalam

Page 11: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

xi

Page 12: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii

NOTA DINAS ................................................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

ORSINALITAS PENELITIAN ....................................................................... vii

MOTTO .......................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN ............................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Batasan Masalah .............................................................................. 7

C. Rumusan Masalah ........................................................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 8

E. Penelitian Relevan ........................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Bank Syariah ................................................................................. 12

B. Laporan Keuangan ........................................................................ 13

C. Kesehatan Bank Menggunakan Metode RGEC .............................. 14

1. Risk Profile.............................................................................. 15

2. Good Corporate Governance (GCG) ........................................ 19

3. Earning .................................................................................... 20

4. Capital ..................................................................................... 22

5. Penilaian Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank ........... 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian .................................................................... 26

B. Sumber Data .................................................................................. 27

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 27

Page 13: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

xiii

D. Instrumen Penelitian ...................................................................... 28

E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT Bank BRI Syariah Tbk ................................ 33

B. Penilaian Kesehatan PT Bank BRI Syariah Tbk dilihat dari Metode

REC .............................................................................................. 39

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 58

B. Saran ............................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 14: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator NPF........................... 17

Tabel 2.2 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator GCG ......................... 20

Tabel 2.3 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator ROA......................... 21

Tabel 2.4 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator .................................. 23

Tabel 3.1 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator NPF........................... 29

Tabel 3.2 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator ROA......................... 30

Tabel 3.3 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator................................... 30

Tabel 4.1 Jumlah Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M) ........................................ 41

Tabel 4.2 Jumlah Pembiayaan ........................................................................... 42

Tabel 4.3 Laba Sebelum Pajak ........................................................................... 43

Tabel 4.4 Total Aset ........................................................................................... 44

Tabel 4.5 Rata- rata Total Aset ........................................................................... 46

Tabel 4.6 Total Modal ........................................................................................ 47

Tabel 4.7 Total ATMR....................................................................................... 48

Tabel 4.8 Perhitungan NPF Gross PT Bank BRI Syariah .................................... 49

Tabel 4.9 Perhitungan ROA PT Bank BRI Syariah ............................................ 52

Tabel 4.10 Perhitungan CAR PT Bank BRI Syariah ........................................... 55

Page 15: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 pencapaian kinerja PT Bank BRI Syariah ......................................... 4

Gambar 4.1 Pertumbuhan Total Aset ................................................................. 35

Gambar 4.2 Pertumbuhan Laba Sebelum Pajak .................................................. 36

Gambar 4.3 Pertumbuhan Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M) .......................... 37

Gambar 4.4 Pertumbuhan Total Pembiayaan ..................................................... 37

Gambar 4.5 Pertumbuhan Modal ....................................................................... 38

Gambar 4.6 Pertumbuhan ATMR ...................................................................... 39

Page 16: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi

2. SK Pembimbing Skripsi

3. Surat Keterangan Bebas Pustaka

4. Alat Pengumpul Data

5. Outline

6. Ikhtisar Keuangan PT Bank BRI Syariah Tahun 2014-2018

7. Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP

Page 17: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang Undang yang mengatur tentang perbankan syariah yaitu

Undang Undang No 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 2, bank adalah badan usaha

dalam aktivitasnya menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito

tabungan dan simpanan dari pihak yang memiliki kelebihan dana yang kemudian

disalurkan kembali kepada pihak yang membutuhkan atau kekurangan dana

dalam bentuk kredit untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.1

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang bergerak dibidang keuangan

dalam aktivitasnya berkaitan dengan menghimpun dana serta menyalurkan dana.2

Sistem keuangan di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok yaitu lembaga

keuangan bank syariah dan lembaga keuangan bukan bank syariah. Perbankan

syariah adalah sistem perbankan yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah

islam. Dimana terdapat larangan menggunakan sistem bunga atau yang biasa

disebut dengan riba dalam pinjam meminjam, larangan untuk melakukan usaha

yang haram seperti usaha yang berkaitan dengan minuman keras dan lain lain.3

Bank yang sehat adalah bank yang dapat memberi manfaat untuk semua

pihak yang terkait yaitu pemilik bank, pengelola bank, masyarakat umum, bank

1 Undang-Undang No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. 2 Irham Fahmi, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori Dan Aplikasi (Bandung:

Alfabeta, 2014), halaman 2. 3 Djoko Muljono, Buku Pintar Akuntansi Perbankan Dan Lembaga Keuangan Syariah

(Yogyakarta: ANDI, 2015), 414.

Page 18: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

2

sentral, pemerintah serta masyarakat yang telah menggunakan jasa bank.4

Gambaran kondisi keuangan bank biasanya tercermin didalam laporan

keuangannya. Laporan keuangan adalah hasil catatan seluruh kegiatan transaksi

keuangan perusahaan. Laporan ini dibuat untuk manajemen dan pihak lain yang

memiliki kepentingan dengan data keuangan perusahaan.Laporan keuangan

disusun untuk memberikan informasi berbagai pihak.5

Bank yang tidak sehat. selain membahayakan bank sendiri, dapat juga

membahayakan pihak lain. Penilaian kesehatan bank sangat penting karena bank

telah diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk mengelola dananya artinya

bank harus bisa menjaga dan memelihara kepercayaan dari masyarakat, apabila

masyarakat pemilik dana menarik dananya, bank harus sanggup mengembalikan

dana yang dikelola setiap saat.6

Untuk mengawasi kondisi kesehatan setiap bank telah ditentukan oleh

pemerintah melalui Bank Indonesia. Suatu bank diwajibkan membuat laporan

secara rutin atau berkala mengenai aktivitasnya dalam suatu periode. Penilaian

ini bertujuan agar dapat menjaga kualitas kinerjanya sehingga dapat mengetahui

apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak

sehat. Sehingga dapat memberikan informasi kepada berbagai pihak yang

berkepentingan dibank tersebut. Dan dapat mengetahui kemampuan bank dalam

menghimpun, mengelola, dan menyalurkan dana dari masyarakat, lembaga lain,

ataupun dari modal sendiri. Selain itu untuk mengevaluasi berhasil atau tidaknya

4 I Wayan Sudirman, Manajemen Perbankan: Menuju Bankir Konvensional Yang

Profesional (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), halaman 107. 5 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), halaman 4. 6 Herman Darmawi, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), halaman 210.

Page 19: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

3

manajemen yang diterapkan dalam memimpin perusahaan sehingga mengetahui

kemampuan untuk memenuhi kewajiban kepada pemilik modal, dan karyawan.7

Metode yang digunakan dalam menilai kesehatan bank saat ini mengacu

pada Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011

tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum baik secara individual maupun

secara konsolidasi yaitu dengan menggunakan pendekatan resiko (risk based

bank rating) dengan komponen penilaian melalui faktor faktor berikut: Risk

Profile, Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (Earnings): dan

Permodalan (Capital) atau sering disingkat dengan RGEC.8

Penilaian kuantitatif dalam Metode RGEC dilakukan dengan penilaian

terhadap komponen komponen antara lain: Untuk faktor Risk Profile pada

penelitian ini yang digunakan adalah risiko pembiayaan yaitu dengan

menggunakan rasio NPF (Non Performing Financing) yang merupakan rasio

penunjang. Dilihat dari laporan keuangan tahunan bahwa rasio NPF pada PT

Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-2018 cenderung meningkat dari tahun 2014

sebesar 4.60% sampai tahun 2018 sebesar 6.41% Pada faktor Earning penilaian

yang digunakan adalah rasio ROA (Return On Assets) yang merupakan rasio

penunjang. Rasio ROA pada PT Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-2018

cenderung fluktuatif dari tahun 2014 sebesar 0.08% sampai tahun 2018 sebesar

0.43%. Dan untuk faktor Capital penilaian yang digunakan adalah rasio CAR

(Capital Adequancy Ratio) yang merupakan rasio.utama. Rasio CAR pada PT

7 Ibid., halaman 210-214. 8 Heidy Arrvida Lasta, Zainul Arifin, and Nila Firdausi Nuzula, “Analisis Tingkat Kesehatan

Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings,

Capital),” Jurnal Administrasi Bisnis 13, no. 2 (Agustus 2014): halaman 1.

Page 20: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

4

Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-2018 cenderung meningkat dari tahun 2014

sebesar 12.89% sampai tahun 2018 sebesar 29.72%.9

Perbankan syariah di Indonesia telah diatur pada Undang Undang No 10

tahun 1998 tentang perubahan Undang Undang No 7 tahun 1992. Salah satu bank

syariah yang ada di Indonesia adalah PT Bank BRI Syariah Tbk yaitu hasil

akuisisi dari PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk yang mulai beroperasi pada

tanggal 17 November 2008. Berdasarkan asetnya PT Bank BRI Syariah Tbk saat

ini menjadi bank syariah ketiga terbesar. PT Bank BRI Syariah Tbk mengalami

peningkatan dari sisi aset, jumlah pembiayaan serta perolehan dana pihak ketiga.

Dalam mengembankan bisnis PT Bank BRI Syariah Tbk berfokus terhadap

kegiatan menghimpun dana masyarakat serta kegiatan konsumer berdasarkan

syariah islam.10

Gambar 1.1 pencapaian kinerja PT Bank BRI Syariah

Pertumbuhan aset pada PT Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-2018

cenderung mengalami peningkatan. Dilihat dari laporan keuangan tahunan

mengalami peningkatan aset sebesar 20,20% yakni dari tahun 2017 sebesar Rp.

31.543.384 ke tahun 2018 sebesar Rp.37.915.084 Faktor yang berpengaruh

9 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2017. 10

www.brisyariah.co.id.

0

50

100

150

200

Asset Laba Bersih Pembiayaan

2014

2015

2016

2017

2018

Page 21: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

5

terhadap peningkatan aset pada PT Bank BRI Syariah Tbk tahun 2018

dikarenakan naiknya penghimpun dana pihak ketiga sebesar 9,69%, dan

peningkatan penyaluran pembiayaan sebesar 14,96%.11

Pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada PT Bank BRI Syariah Tbk

tahun 2014-2018 cenderung mengalami peningkatan. Dilihat dari laporan

keuangan tahunan mengalami peningkatan total pembiayaan sebesar 14,96%

yakni dari tahun 2014 sebesar Rp 15.607.350 ke tahun 2018 sebesar Rp.

21.789.023. Seiring dengan meningkatnya total pembiayaan juga terjadi

peningkatan pada pembiayaan bermasalah yakni dari tahun 2014 sebesar

Rp.717.354 ke tahun 2018 sebesar Rp.1.396.399 yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba. Terjadinya peningkatan pembiayaan bermasalah

mengindikasikan kesehatan bank mengalami penurunan.12

Pertumbuhan laba bersih pada PT Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-

2018 cenderung fluktuatif. Dilihat dari laporan keuangan tahunan mengalami

penurunan laba bersih sebesar Rp. 69.120 (40,61%) yakni dari tahun 2016

sebesar Rp 170.209 ke tahun 2017 sebesar Rp.101.091. Faktor yang berpengaruh

terhadap penurunan laba bersih pada PT Bank BRI Syariah Tbk tahun 2017

dikarenakan pembiayaan yang disalurkan lebih kecil sedangkan terjadi

peningkatan yang signifikan sebesar Rp 133.551 (41,86%) pada pembentukan

beban cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan nonproduktif. Dan

terjadinya kerugian bersih pada segmen ritel sebesar Rp. 2.084 serta kerugian

11 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2018. 12

Ibid.

Page 22: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

6

bersih pada segmen komersial sebesar Rp.7.336. Penurunan laba

mengindikasikan kesehatan bank mengalami penurunan.13

Modal pada PT Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-2018 cenderung

mengalami peningkatan. Dilihat dari laporan keuangan tahunan mengalami

peningkatan modal dari tahun 2014 sebesar Rp1,767,087 ke tahun 2018 sebesar

Rp.5,922,283.14 Secara teori pengelolaan modal dikatakan berhasil bukan

didasarkan seberapa besar jumlahnya akan tetapi seberapa mampu bank

mengelola modal untuk menarik dana sebesar besarnya dari masyarakat

kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat sehingga mendapatkan laba.

Akan tetapi modal pada PT Bank BRI Syariah Tbk meningkat sedangkan labanya

mengalami penurunan.15 Berdasarkan teori tersebut dapat diartikan bahwa adanya

kesenjangan antara teori dan praktik, sehingga perlu adanya penilaian

pengelolaan modal untuk mengetahui kondisi modal pada PT Bank BRI Syariah

Tbk.

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk menganalisis

kesehatan pada PT Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-2018. Maka peneliti

tertarik untuk menulis penelitian yang berjudul :“ Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank dengan Menggunakan Metode REC Pada PT Bank BRI Syariah Tbk

Periode 2014- 2018’’

13 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2016 dan 31

Desember 2017. 14 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2018. 15 Frianto Pandia, Manajemen Dana Dan Kesehatan Bank (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012),

28.

Page 23: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

7

B. Batasan Masalah

Dikarenakan penilaian kesehatan bank mencakup seluruh kegiatan

perbankan, maka permasalahan pada penelitian ini dibatasi untuk memudahkan

pembahasan dan memfokuskan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Penilaian pada penelitian ini

dengan menggunakan metode REC yang mencakup Risk Profile (R), Ernings

(E), dan Capital (C). Untuk faktor Risk Profile pada penelitian ini yang

digunakan adalah risiko pembiayaan yaitu dengan menggunakan rasio NPF

(Non Performing Financing) yang merupakan rasio penunjang pada faktor

kualitas aset. Pada faktor Earning penilaian yang digunakan adalah rasio

ROA (Return On Assets) yang merupakan rasio penunjang pada komponen

rentabilitas. Dan untuk faktor Capital penilaian yang digunakan adalah rasio

CAR (Capital Adequancy Ratio) yang merupakan rasio utama pada

komponen permodalan.

2. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan laporan keuangan

yang telah dipublikasikan oleh PT Bank BRI Syariah Tbk periode 2014-2018.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan

diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana penilaian

tingkat kesehatan bank pada PT Bank BRI Syariah Tbk ditinjau dari aspek REC

pada tahun 2014-2018?

Page 24: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

8

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah: untuk mengetahui penilaian tingkat kesehatan bank pada PT Bank

BRI Syariah Tbk ditinjau dari aspek REC pada tahun 2014-2018.

2. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berguna dan

bermanfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

tentang cara mengukur tingkat kesehatan bank dengan menggunakan

Metode REC dan memperkaya ilmu pengetahuan mengenai tingkat

kesehatan bank dengan menggunakan Metode REC.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan

serta bahan pertimbangan bagi pihak manajemen bank untuk

meningkatkan kinerja perusahaan kedepannya. Dan penelitian ini

diharapkan dapat memberikan gambaran bagi masyarakat tentang kondisi

kesehatan bank dalam mengelola aset dengan menggunakan metode REC

berdasarkan perhitungan dan analisa pada rasio NPF, ROA, dan CAR..

Page 25: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

9

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini mampu memberikan pengetahuan dan wawasan

mengenai penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode

REC. Dan bagi peneliti penelitian ini dijadikan sebagai media untuk

menerapkan pengetahuan teoritis yang telah didapat selama masa

perkuliahan.

d. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi secara luas dan

mendalam untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penilaian

tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode REC berdasarkan

perhitungan dan analisa pada rasio NPF, ROA, dan CAR.

E. Penelitian Relevan

Setelah melakukan pengkajian pustaka, peneliti menemukan judul

penelitian yang serupa, adapun penelitian yang hampir sama dan relevan adalah

sebagai berikut:

1. Jurnal Ihtiyath yang berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan

Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance,

Earnings, Capital)” yang ditulis oleh Meutia Dewi mahasiswa Fakultas

Ekonomi. Jurnal ini membahas tentang penilaian kesehatan bank

menggunakan metode RGEC. Fokus penelitian ini Risk Profile yang terdiri

dari risiko pembiayaan (NPL), dan likuiditas (LDR), untuk Good Corporate

Governance tidak diukur secara kuantitatif, sedangkan Earning diukur

Page 26: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

10

dengan menggunakan rasio ROA, dan NIM , dan Capital diukur dengan

menggunakan rasio CAR. Hasil dari penelitian ini adalah PT. Bank Rakyat

Indonesia Tbk Periode 2013-2017 berada diperingkat komposit 1 yang

artinya bank secara umum sangat sehat dan dinilai sangat mampu untuk

menghadapi pengaruh negatif signifikan yang berasal dari perubahan kondisi

bisnis serta faktor eksternal lainnya.

2. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi yang berjudul “Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum Di Indonesia ” yang ditulis

oleh Kartika Wahyu Sukarno dan Muhamad Syaichu mahasiswa Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Fokus

penelitian ini rasio risiko pembiayaan (NPL), dan LDR, DER, sedangkan

Earning diukur dengan menggunakan rasio ROA, BOPO dan Capital diukur

dengan menggunakan rasio CAR. Hasil dari penelitian ini adalah Bank

umum yang ada di Indonesia periode 2000-2005 rasio CAR, LDR, dan NPL

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Dan rasio DER, dan

BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA

3. Jurnal Economicus yang berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT

Bank Muamalat Indonesia Tbk Dengan Menggunakan Metode RGEC (Risk

Profile, Good Corporate Governance, Earning & Capital) Periode 2013 -

2017” yang ditulis oleh Zeze Zakaria Hamzah Dosen program studi

manajemen dan Dewi Anggraini alumni program studi manajemen. Fokus

penelitian ini Risk Profile yang terdiri dari risiko pembiayaan (NPF), dan

likuiditas (FDR), sedangkan Earning diukur dengan menggunakan rasio

Page 27: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

11

ROA, ROE dan BOPO, dan Capital diukur dengan menggunakan rasio

CAR. Hasil dari penelitian ini adalah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk

periode 2013-2017 berada diperingkat komposit 4 yang artinya bank secara

umumkurang sehat dan dinilai kurang mampu untuk menghadapi pengaruh

negatif signifikan yang berasal dari perubahan kondisi bisnis serta faktor

eksternal lainnya.

Dari tiga penelitian relevan tersebut , peneliti dapat memberikan deskripsi

perbedaan dengan permasalahan yang diteliti saat ini. Perbedaan penelitian saat

ini dan terdahulu terletak pada teori, studi kasus,dan variable yang digunakan

untuk melakukan penilaian tingkat kesehatan bank.

Page 28: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bank Syariah

Perbankan syariah adalah sistem perbankan yang dijalankan

berdasarkan prinsip syariah islam. Dimana terdapat larangan menggunakan

sistem bunga atau yang biasa disebut dengan riba dalam pinjam meminjam,

larangan untuk melakukan usaha yang haram seperti usaha yang berkaitan

dengan minuman keras dan lain lain.1

Di Indonesia telah diatur Undang Undang yang mengatur tentang bank

syariah yaitu Undang Undang No 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 1, tentang

perbankan syariah, yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah , termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang asing yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.2

Menurut Undang Undang yang mengatur tentang perbankan syariah

yaitu Undang Undang No 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 2, bank adalah badan

usaha dalam aktivitasnya menghimpun dana dari masyarakat berupa giro,

deposito tabungan dan simpanan dari pihak yang memiliki kelebihan dana

yang kemudian disalurkan kembali kepada pihak yang membutuhkan atau

kekurangan dana dalam bentuk kredit untuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat.3

1 Muljono, Buku Pintar Akuntansi Perbankan Dan Lembaga Keuangan Syariah, 414. 2 “Undang-Undang No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah,” Pasal 1 ayat 1. 3 Ibid., Pasal 1 ayat 2.Pasal 1 Ayat 2

Page 29: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

13

B. Laporan Keuangan

Menurut Jumingan (2011:4), Laporan keuangan adalah hasil catatan

seluruh kegiatan transaksi keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun

untuk memberikan informasi berbagai pihak terdiri dari Neraca, Laporan Laba

Rugi, Laporan Modal Sendiri, serta Laporan Sumber Dan Penggunaan

Dana.4Menurut KDPPLKS, tujuan laporan keuangan adalah memberikan

informasi tentang posisi keuangan, perubahan posisi keuangan ataupun kinerja

keuangan sehingga dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak dalam

mengambil keputusan ekonomi. tujuan laporan keuangan lainnya adalah

sebagai berikut:

1. Meningkatkan kepatuhan, berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatan

usaha dan transaksinya.

2. Memberikan informasi keuangan, tentang bagaimana cara memperoleh

dan menggunakan aset, kewajiban pendapatan, dan beban.

3. Memberikan informasi kepada pihak manajemen yang mengevaluasi bank

dalam memenuhi kewajibannya untuk mengelola dananya dan

dinvestasikan dengan tingkat keuntungan yang layak.

4. Memberikan informasi yang berkaitan tentang jumlah keuntungan yang

didapat oleh pihak yang menanamkan modal , dan pemilik dana syirkah

temporer. Serta memberikan informasi tentang pemenuhan tanggung

jawab dalam mengelola dan menyalurkan dana ziswaf.5

4 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, halaman 4. 5 Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, and Abd Abdurahim, Akuntansi Perbankan

Syariah: Teori Dan Praktik Kontemporer (Yogyakarta: Salemba Empat, 2009), halaman 84.

Page 30: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

14

C. Kesehatan Bank Menggunakan Metode RGEC

Kesehatan bank adalah kemampuan bank dalam melakukan aktivitas

perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajiban dengan baik dan

sesuai dengan peraturan atau ketentuan perundang undangan yang berlaku.6

Kesehatan bank sangat penting untuk semua pihak yang terkait baik

pemilik, manajemen bank, bank indonesia serta pengguna jasa bank. Selain

membahayakan bank sendiri, bank yang tidak sehat dapat juga membahayakan

pihak lain. Penilaian kesehatan bank sangat penting karena bank telah

diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk mengelola dananya. Bank harus

bisa menjaga dan memelihara kepercayaan dari masyarakat, apabila

masyarakat pemilik dana menarik dananya, bank harus sanggup

mengembalikan dana yang dikelola setiap saat.7

Untuk mengawasi kondisi kesehatan setiap bank telah ditentukan oleh

pemerintah melalui Bank Indonesia. Suatu bank diwajibkan membuat laporan

secara rutin atau berkala mengenai aktivitasnya dalam suatu periode.8Metode

yang digunakan dalam menilai kesehatan bank saat ini mengacu pada Surat

Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang

penilaian tingkat kesehatan bank umum baik secara individual maupun secara

konsolidasi yaitu dengan menggunakan pendekatan resiko (risk based bank

rating) dengan komponen penilaian melalui faktor faktor berikut: Risk Profile,

Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (Earnings): dan

6 Arrvida Lasta, Arifin, and Firdausi Nuzula, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan

Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital),”

2. 7 Darmawi, Manajemen Perbankan, halaman 210. 8 Ibid., halaman 210-214.

Page 31: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

15

Permodalan (Capital) atau sering disingkat dengan RGEC.9 Komponen -

komponen penilaian tingkat kesehatan bank menggunakan metode RGEC

adalah sebagai berikut:

1. Risk Profile

Penilaian terhadap risiko inheren adalah penilaian risiko pada

kegiatan operasional bank yang dapat mempengaruhi finansial bank.10

Terdapat delapan resiko dalam kegiatan operasional bank yaitu resiko

pasar, risiko pembiayaan, risiko likuiditas, risiko operasional, resiko

kepatuhan, resiko hukum, resiko reputasi dan resiko stratejik.11 Dalam

penelitian ini peneliti mengukur dari komponen Risk Profile dengan

menggunakan satu indikator yaitu komponen risiko pembiayaan.

a. Resiko Pasar

Resiko yang terjadi akibat dari perubahan harga pasar.

Misalnya penurunan harga yang di jual atau disewakan yang dapat

mengakibatkan kerugian pada suatu perusahaan.12

b. Risiko Pembiayaan

Resiko pembiayaan adalah kerugian yang diakibatkan kelalaian

debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan kesepakatan

akad yang telah dibuat.13 Pembiayaan bermasalah adalah pinjaman

9 Arrvida Lasta, Arifin, and Firdausi Nuzula, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan

Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital),” halaman 1.

10 Fahmi, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori Dan Aplikasi, halaman 109. 11 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia (Jakarta: Sinar

Grafika, 2012), halaman 292-295. 12 Setia Mulyawan, Manajemen Resiko (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), halaman 36. 13

Ibid., halaman 64.

Page 32: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

16

dalam pelunasannya mengalami kesulitan dalam pembayaran misalnya

terjadi penundaan pembayaran, pengurangan pembayaran, ataupun

tidak membayar sama sekali.14 Risiko pembiayaan dihitung dengan

menggunakan rumus NPF (Non Performing Financing ):

NPF adalah rasio pembiayaan untuk mengukur potensi tak

tertagih pada penyaluran pembiayaan. Semakin tinggi NPF

menunjukkan bank tidak profesional dalam mengelola

pembiayaannya.15 NPF dikatakan sehat apabila tidak lebih dari 5%.

Jika terjadi peningkatan NPF mengindikasikan terjadinya kerugian dan

semakin besar resiko pembiayaan yang ditanggung oleh pihak bank.

Keterangan:

- Cakupan komponen pembiayaan dan kolektibilitas pembiayaan

berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Penilaian

Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha

Berdasarkan Prinsip Syariah Yang Berlaku.

- Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian

14 Puji Hadiyati, “Pengaruh Non Performing Financing Pembiayaan Mudharabah Dan

Musyarakah Pada Bank Muamalat Indonesia,” Jurnal Manajemen Dan Bisnis 1, no. 1 (Oktober

2013): 5. 15 Rima Cahya Suwarno and Ahmad Mifdlol Muthohar, “Analisis Pengaruh NPF, FDR,

BOPO, CAR, Dan GCG Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode

2013-2017,” Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam 6, no. 1 (June 2018): 103.

Pembiayaan (KL,D,M)

NPF = X 100%

Total Pembiayaan

Page 33: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

17

Tabel 2.1

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator NPF

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat NPF < 2%

2 Sehat 2% ≤ NPF <5%

3 Cukup Sehat 5% ≤ NPF <8%

4 Kurang Sehat 8% ≤ NPF <12%

5 Tidak Sehat NPF ≥ 12

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang diakibatkan

ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dari

sumber pendanaan arus kas atau aset likuid yang berkualitas tinggi.16

d. Risiko Operasional

Risiko operasional resiko yang diakibatkan tidak berjalan

lancar kegiatan operasional bank pada proses internal, kegagalan

sistem, human error, atau adanya kejadian eksternal yang

mempengaruhi operasional bank. Sumber risiko operasional dapat

ditimbulkan oleh sumber daya manusia, prosedur yang kurang, sistem

dan kejadian eksternal. 17

16 Mentari Anggraini, Moch Dzulkirom AR, and Muhammad Saifi, “Analisis Kinerja

Keuangan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC,”

Jurnal Administrasi Bisnis 27, no. 1 (Oktober 2015): 2. 17 Meutia Dewi, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan

Rgec (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital),” Jurnal Ihtiyath 2, no. 2

(Desember 2018): 194.

Page 34: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

18

e. Resiko Kepatuhan

Resiko yang diakibatkan tidak mematuhi atau melaksanakan

peraturan perundang undangan serta ketentuan yang berlaku. 18

f. Resiko Hukum

Resiko yang diakibatkan kelemahan aspek yuridis atau tuntutan

hukum yang disebabkan ketiadaaan peraturan undang undang yang

mendukung. 19 Misalnya tidak dipenuhi syarat sahnya akad atau

agunan yang tidak memadai.

g. Resiko Reputasi

Resiko yang diakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan

pemegang saham atau masyarakat akibat dari presepsi negatif

masyarakat terhadap bank ataupun publikasi negatif terkait dengan

kegiatan usaha bank. 20 Misalnya, pemberitaan media dan strategi

komunikasi bank yang kurang efisien.

h. Resiko Stratejik

Resiko yang diakibatkan ketidakpastian dalam pengambilan

keputusan stratejik serta kegagalan perubahan lingkungan bisnis.

Selain itu, resiko ini timbul karena tidak sejalannya penetapan strategi

dengan visi dan misi bank.21

18 Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia, halaman 294. 19 Meutia Dewi, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan

RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital),” Jurnal Niagawan 7, no. 3

(November 2018): 128. 20 Rahmani Timorita Yulianti, “Manajemen Risiko Perbankan Syari’ah,” Jurnal Ekonomi

Islam 3, no. 2 (Desember 2009): 158. 21 Zeze Zakaria Hamzah and Dewi Anggraini, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada

PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk Dengan Menggunakan Metode RGEC (Risk Profile, Good

Page 35: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

19

2. Good Corporate Governance (GCG)

GCG adalah tata kelola perusahaan yang berdasarkan peraturan

perundang - undangan serta etika berusaha. Bank Indonesia menerbitkan

PBI nomor 11/33/PBI/2009 yang berisi tentang pelaksanaan GCG untuk

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha syariah. Penerapan GCG dilakukan

sejak tanggal 7 Desember 2009. Dengan diberlakukannya GCG bank

syariah menunjukkan tanggung jawab terhadap masyarakat bahwasanya

bank syariah dikelola dengan baik , profesional serta menerapkan kehati-

hatian.22 GCG memiliki beberapa prinsip diantaranya sebagai berikut:

a. Transparansi, yaitu dalam memberikan informasi serta proses

pengambilan keputusan dilakukan secara terbuka.

b. Akuntabilitas yaitu dalam melaksanakan tanggung jawabnya, perlu

adanya kejelasan fungsi agar dalam pengelolaannya dapat berjalan

secara efektif.

c. Pertanggungjawaban, yaitu pengelolaan bank sesuai dengan undang

undang yang berlaku dan berdasarkan prinsip syariah.

d. Profesional, yaitu memiliki kemampuan dan komitmen yang tinggi

dalam mengembangkan bank syariah.

Corporate Governance, Earning & Capital) Periode 2013 - 2017,” Jurnal Economicus 10, no. 1

(June 2019): 49. 22 Muhamad, Manajemen Keuangan Syariah: Analisis Fiqh Dan Keuangan (Yogyakarta:

UPP STIM YKPN, 2014), halaman 656.

Page 36: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

20

e. Kewajaran, dapat memberikan keadilan dalam memenuhi hak hak

pemangku kepentingan berdasarkan akad yang telah disepakati serta

peraturan undang- undang.23

Bank diwajibkan melakukan penilaian sendiri (Self Assesment) dan

ditetapkan pelaksanaan GCG telah diatur pada Peraturan Bank Indonesia

Nomor 8/14/PBI/2006. Pada Good Corporate Governance (GCG) diambil

dari data kualitatif yang telah diolah bank.24

Tabel 2.2

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator GCG

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat GCG < 1.5

2 Sehat 1,5 ≤ GCG < 2,5

3 Cukup Sehat 2,5 ≤ GCG < 3,5

4 Kurang Sehat 3,5 ≤ GCG < 4,5

5 Tidak Sehat 4,5 ≤ GCG < 5

3. Earning

Merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan melalui operasi bank,

serta untuk mengetahui tingkat efisiesi usaha bank.25 Bank dikatakan sehat

apabila earning mengalami peningkatan diatas standar yang telah

ditetapkan.Penilaian terhadap indikator earning didasarkan pada rasio

Return On Asset (ROA) yaitu:

23 Trisadini P. Usanti and Abd Shomad, Transaksi Bank Syariah (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2013), halaman 79-80. 24 Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia, halaman 255. 25

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, halaman 243.

Page 37: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

21

ROA adalah rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan bank

dalam kegiatan operasionalnya untuk mendapatkan laba.26 Semakin besar

ROA menunjukkan semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh

bank dan semakin baik posisi bank ditinjau dari penggunaan aset.27 ROA

dikatakan sehat apabila berkisar diantara 0,5-1,25%.28 Jika terjadi

penurunan ROA menunjukkan perolehan laba bank rendah atau cenderung

mengalami kerugian.

Keterangan:

- Perhitungan laba sebelum pajak disetahunkan

- Perhitungan rata- rata total asset

Tabel 2.3

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator ROA

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat ROA >1.5%

2 Sehat 1,25% < ROA ≤ 1,5%

3 Cukup Sehat 0,5% < ROA ≤ 1,25%

4 Kurang Sehat 0% < ROA ≤ 0,5%

5 Tidak Sehat ROA ≤ 0%

26 Mamduh M. Hanafi and Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta: UPP

STIM YKPN, 2018), halaman 157. 27 Kartika Wahyu Sukarno and Muhamad Syaichu, “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kinerja Bank Umum Di Indonesia,” Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 3, no.

2 (July 2006): 48. 28 Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP Tahun 2011 Tentang Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum.

Laba Sebelum Pajak

ROA = X 100%

Rata rata total aset

Page 38: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

22

4. Capital

Merupakan indikator yang digunakan untuk menilai kemampuan

kecukupan modal bank untuk mendukung kegiatan bank secara efisien.

Kecukupan modal adalah faktor yang berperan penting bagi bank untuk

mengcover resiko saat ini dan mengatasi resiko yang akan terjadi dimasa

mendatang.29 Pengelolaan modal dikatakan berhasil bukan didasarkan

seberapa besar jumlahnya akan tetapi seberapa mampu bank mengelola

modal untuk menarik dana sebesar besarnya dari masyarakat kemudian

disalurkan kembali kepada masyarakat sehingga mendapatkan laba.30

Penilaian terhadap indikator capital didasarkan pada rasio CAR (Capital

Adequacy Ratio). CAR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kecukupan modal untuk menutupi kemungkinan terjadinya kegagalan

dalam pemberian pembiayaan.31

29 Khisti Minarrohmah, Fransisca Yaningwati, and Nila Firdausi Nuzula, “Analisis

Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good

Corporate Governance, Earnings, Capital),” Jurnal Administrasi Bisnis 17, no. 1 (Desember

2014): 4. 30 Pandia, Manajemen Dana Dan Kesehatan Bank, 28. 31

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, halaman 243.

Modal

CAR = X 100%

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

Page 39: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

23

Keterangan:

- Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko dilakukan

berdasarkan ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank

Syariah yang berlaku.

Tabel 2.4

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat CAR ≥ 12%

2 Sehat 9% ≤ CAR < 12%

3 Cukup Sehat 8% ≤ CAR < 9%

4 Kurang Sehat 6% ≤ CAR < 8%

5 Tidak Sehat CAR < 6%

5. Penilaian Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank

a. Peringkat Komposit 1 (PK-1) Mengindikasikan kondisi bank secara

umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi

pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta

factor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor

penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan

capital yang secara umum sangat baik. Apabila terdapat kelemahan

maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan

b. Peringkat Komposit 2 (PK-2) Mengindikasikan kondisi bank secara

umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatife

yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta faktor eksternal

lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor penilaian , antara

Page 40: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

24

lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan capital yang secara

umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum

kelemahan tersebut kurang signifikan.

c. Peringkat Komposit 3 (PK-3) Mengindikasikan kondisi bank secara

umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi

pengaruh negatife yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta

faktor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor

penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan

capital yang secara umum cukup baik. Apabila terdapat kelemahan

maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan apabila

tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu

kelangsungan usaha bank.

d. Peringkat Komposit 4 (PK-4) Mengindikasikan kondisi bank secara

umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi

pengaruh negatife yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta

faktor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor

penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan

capital yang secara umum kurang baik. Apabila terdapat kelemahan

maka secara umum kelemahan tersebut signifikan dan tidak dapat

diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu kelangsungan

usaha bank.

e. Peringkat Komposit 5 (PK-5) Mengindikasikan kondisi bank secara

umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi

pengaruh negatife yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta

Page 41: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

25

faktor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor

penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan

capital yang secara umum kurang baik. Apabila terdapat kelemahan

maka secara umum kelemahan tersebut sangat signifikan sehingga

untuk mengatasinya dibutuhkan dukungan dana dari pemegang saham

atau sumber dana dari pihak lain untuk memperkuat kondisi

keuangan.32

32 Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP Tahun 2011 Tentang Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum.

Page 42: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian

kepustakaan (library research), yaitu dalam melaksanakan penelitian

mengunakan literature literature berupa buku, jurnal, dokumen, laporan hasil

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan aspek aspek yang diteliti.1Dalam

hal ini yang menjadi obyek adalah laporan keuangan publikasi PT Bank BRI

Syariah Tbk pada tahun 2014-2018.

Sifat pada penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan

pendekatan deskriptif. Menurut Sugiyono penelitian kuantitatif yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, yang berlandaskan

pada pada filsafat positivisme. Metode ini disebut metode kuantitatif karena

penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan data penelitian berupa

angka angka dan dalam analisisnya menggunakan statistik atau menggunakan

kuantifikasi (pengukuran).2 Sedangkan pendekatan deskriptif yaitu penelitian

yang dilakukan untuk menggambarkan variabel yang terjadi dimasa lalu

ataupun masa sekarang dari data yang terkumpul dalam bentuk angka.3 Jadi

penelitian kuantitatif deskriptif adalah mendeskripsikan mengenai objek

1 Misbahuddin and Iqbal Hasan, Analisa Data Penelitian Dengan Statistik (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2006), 5. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2017), 7–8. 3 Toto Syatori Nasehudin and Nanang Gozali, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung:

CV Pustaka Setia, 2012), halaman 56.

Page 43: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

27

penelitian dari data yang terkumpul dalam bentuk angka dan dianalisis

menggunakan statistik ataupun menggunakan pengukuran.

B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

hal ini berdasarkan dengan penelitian peneliti yang berfokus pada penelitian

kepustakaan (library research), dimana library research, yaitu dalam

melaksanakan penelitian mengunakan literature literature berupa buku, jurnal,

dokumen, laporan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan aspek

aspek yang diteliti.4 Data sekunder merupakan data yang didapat dari bahan

bahan bacaan seperti buku, dokumen, publikasi, laporan penelitian dari dinas

atau instansi ataupun data yang dapat menunjang penelitian.5 Data sekunder

pada penelitian ini diperoleh dari Laporan keuangan publikasi PT Bank BRI

Syariah Tbk pada tahun 2014-2018 serta sumber sumber lain yang berkaitan

dengan PT Bank BRI Syariah Tbk.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara dan alat yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

menggunakan studi dokumentasi.6 Studi dokumentasi yaitu dengan cara

menjelajahi buku, dokumen, skripsi, jurnal, Peraturan Bank Indonesia yang

4 Misbahuddin and Hasan, Analisa Data Penelitian Dengan Statistik. 5 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2016), halaman 13. 6 Ibid., halaman 163-164.

Page 44: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

28

diakses melalui situs web resmi Bank Indonesia, serta laporan keuangan yang

diakses melalui situs web resmi PT Bank BRI Syariah Tbk.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data agar pekerjaanya menjadi lebih mudah , efisien dan

sistematis.7 Instumen pada penelitian ini menggunakan panduan dokumentasi

dan instrumen yang digunakan berupa dokumen dalam bentuk laporan

keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk periode 2014 sampai dengan 2018.

Laporan keuangan ini digunakan sebagai sumber informasi untuk mengetahui

tingkat kesehatan pada PT Bank BRI Syariah Tbk.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik penilaian tingkat

kesehatan bank dengan menggunakan metode REC. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu menggunakan variabel mandiri. Variabel mandiri

adalah variabel yang tidak menghubungkan serta membandingkan dengan

variabel lain.8 Variabel mandiri dalam penilaian tingkat kesehatan bank pada

PT Bank BRIsyariah Tbk dengan menerapkan metode REC yaitu dengan

menghitung Rasio NPF (Non Performing Financing), rasio ROA (Return On

Assets) dan rasio CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah sebagai berikut:

1. Rasio NPF (Non Performing Financing)

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, 224. 8 Ibid., 35–36.

Page 45: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

29

NPF adalah rasio pembiayaan untuk mengukur potensi tak tertagih

pada penyaluran pembiayaan. Semakin tinggi NPF menunjukkan bank

tidak profesional dalam mengelola pembiayaannya.9

Tabel 3.1

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator NPF

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat NPF < 2%

2 Sehat 2% ≤ NPF <5%

3 Cukup Sehat 5% ≤ NPF <8%

4 Kurang Sehat 8% ≤ NPF <12%

5 Tidak Sehat NPF ≥ 12

2. Rasio ROA (Return On Assets)

ROA adalah rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan bank

dalam kegiatan operasionalnya untuk mendapatkan laba.10 Semakin besar

ROA menunjukkan semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh

bank dan semakin baik posisi bank ditinjau dari penggunaan aset.11 ROA

dikatakan sehat apabila berkisar diantara 0,5-1,25%.12 Jika terjadi

penurunan ROA menunjukkan perolehan laba bank rendah atau cenderung

mengalami kerugian.

9 Cahya Suwarno and Mifdlol Muthohar, “Analisis Pengaruh NPF, FDR, BOPO, CAR,

Dan GCG Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2013-2017,” 103.

10 M. Hanafi and Halim, Analisis Laporan Keuangan, halaman 157. 11 Wahyu Sukarno and Syaichu, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Bank Umum Di Indonesia,” 48. 12 “Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP Tahun 2011 Tentang Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum.”

Pembiayaan (KL,D,M)

NPF = X 100%

Total Pembiayaan

Page 46: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

30

Tabel 3.2

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator ROA

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat ROA >1.5%

2 Sehat 1,25% < ROA ≤ 1,5%

3 Cukup Sehat 0,5% < ROA ≤ 1,25%

4 Kurang Sehat 0% < ROA ≤ 0,5%

5 Tidak Sehat ROA ≤ 0%

3. Rasio CAR (Capital Adequancy Ratio).

CAR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan

modal untuk menutupi kemungkinan terjadinya kegagalan dalam

pemberian pembiayaan.13

Tabel 3.3

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat CAR ≥ 12%

2 Sehat 9% ≤ CAR < 12%

3 Cukup Sehat 8% ≤ CAR < 9%

4 Kurang Sehat 6% ≤ CAR < 8%

5 Tidak Sehat CAR < 6%

13

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, halaman 243.

Modal

CAR = X 100%

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

Laba Sebelum Pajak

ROA = X 100%

Rata rata total aset

Page 47: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

31

4. Penilaian Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank

a. Peringkat Komposit 1 (PK-1) Mengindikasikan kondisi bank secara

umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi

pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta

factor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor

penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan

capital yang secara umum sangat baik. Apabila terdapat kelemahan

maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan

b. Peringkat Komposit 2 (PK-2) Mengindikasikan kondisi bank secara

umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatife

yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta faktor eksternal

lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor penilaian , antara

lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan capital yang secara

umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum

kelemahan tersebut kurang signifikan.

c. Peringkat Komposit 3 (PK-3) Mengindikasikan kondisi bank secara

umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi

pengaruh negatife yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta

faktor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor

penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan

capital yang secara umum cukup baik. Apabila terdapat kelemahan

maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan apabila

Page 48: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

32

tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu

kelangsungan usaha bank.

d. Peringkat Komposit 4 (PK-4) Mengindikasikan kondisi bank secara

umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi

pengaruh negatife yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta

faktor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor

penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan

capital yang secara umum kurang baik. Apabila terdapat kelemahan

maka secara umum kelemahan tersebut signifikan dan tidak dapat

diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu kelangsungan

usaha bank.

e. Peringkat Komposit 5 (PK-5) Mengindikasikan kondisi bank secara

umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi

pengaruh negatife yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta

faktor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor

penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan

capital yang secara umum kurang baik. Apabila terdapat kelemahan

maka secara umum kelemahan tersebut sangat signifikan sehingga

untuk mengatasinya dibutuhkan dukungan dana dari pemegang saham

atau sumber dana dari pihak lain untuk memperkuat kondisi

keuangan.14

14 “Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP Tahun 2011 Tentang Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum.”

Page 49: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT Bank BRI Syariah

1. Profil PT Bank BRI Syariah

a. Sejarah Perusahaan

PT Bank BRI Syariah Tbk yaitu hasil akuisisi dari PT Bank

Rakyat Indonesia Persero Tbk terhadap Bank Jasa Arta pada 19

Desember 2007. Mendapatkan izin usaha dari Bank Indonesia melalui

surat no. 10/67/Kep.GBI/ DPG/2008 pada 16 Oktober 2008 yang mulai

beroperasi secara resmi pada tanggal 17 November 2008 yang seluruh

kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah Islam.

BRIsyariah melihat adanya potensi besar pada segmen

perbankan syariah. Dengan tujuan menghadirkan bisnis keuangan yang

berlandaskan pada prinsip-prinsip perbankan syariah, Bank

berkomitmen untuk produk dan layanan terbaik yang menenteramkan,

serta terus tumbuh secara positif.

BRIsyariah fokus membidik berbagai segmen di masyarakat.

Basis nasabah yang terbentuk secara luas di seluruh penjuru Indonesia

menunjukkan bahwa BRIsyariah memiliki kemampuan tinggi sebagai

bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai

kebutuhan nasabah. Dan terus mengasah diri dalam menghadirkan

yang terbaik bagi nasabah dan seluruh pemangku kepentingan.

BRIsyariah Serta senantiasa memastikan terpenuhinya prinsip- prinsip

Page 50: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

34

syariah serta Undang-Undang yang berlaku di Indonesia. Sehingga,

BRIsyariah dapat terus melaju menjadi bank syariah terdepan dengan

jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.

Pada tahun 2018, BRIsyariah melaksanakan Initial Public

Offering pada tanggal 9 Mei 2018 di Bursa Efek Indonesia. IPO ini

menjadikan BRIsyariah sebagai anak usaha BUMN di bidang syariah

yang pertama melaksanakan penawaran umum saham perdanayang

berlandaskan pada prinsip-prinsip perbankan syariah. 62

b. Visi dan Misi Perusahaan

1) Visi

Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam

layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan

termudah untuk kehidupan lebih bermakna.

2) Misi

a) Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam

kebutuhan finansial nasabah.

b) Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika

sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

c) Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan

pun dan dimana pun.

62

“Www.brisyariah.co.id,” Diakses Pada 12 Januari 2020.

Page 51: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

35

d) Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas

hidup dan menghadirkan ketenteraman pikiran.63

2. Grafik Keuangan PT Bank BRI Syariah

Gambar 4.1

Pertumbuhan Total Aset

(Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: Hasil olah data peneliti

Data diatas diolah dengan menjumlahkan seluruh aset pada pos-

pos kas, giro dan penempatan pada bank indonesia, giro dan penempatan

pada bank lain – neto, investasi pada surat berharga – neto, piutang

murabahah - neto , piutang istishna – neto, pinjaman qardh - neto ,

pembiayaan mudharabah - neto , pembiayaan musyarakah - neto , aset

yang diperoleh untuk ijarah – neto, aset tetap - neto , aset pajak tangguhan

, aset lain-lain , ppap aset lain-lain , dan aset lain-lain - neto berdasarkan

laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh PT Bank BRI Syariah

Tbk periode 2014- 2018.

Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa total aset pada

PT Bank BRI Syariah dari tahun 2013 ke tahun 2018 cenderung

63

Ibid.

2013 2014 2015 2016 2017 2018

17.400.914 20.341.033 24.230.247 27.687.188

31.543.384 37.915.084 Total Aset

Page 52: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

36

mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 sebesar Rp17.400.914 naik

pada tahun 2018 sebesar Rp37.915.084.

Gambar 4.2

Pertumbuhan Laba Sebelum Pajak

(Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: Hasil olah data peneliti

Data diatas diolah dengan menjumlahkan laba sebelum pajak yaitu

pada pos pos jumlah pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai

mudharib, hak pihak ketiga atas bagi hasil, hak bagi hasil milik bank,

pendapatan operasional lainnya, jumlah pendapatan, jumlah beban

operasional lainnya, beban (pembalikan) ckpn – neto, beban (pembalikan)

ckpn – neto, laba usaha, dan beban (pembalikan) ckpn – neto, berdasarkan

laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh PT Bank BRI Syariah

Tbk periode 2014- 2018.

Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa laba sebelum

pajak pada PT Bank BRI Syariah dari tahun 2014 ke tahun 2018

cenderung fluktuatif. Pada tahun 2014 sebesar Rp15.385 naik hingga

tahun 2016 sebesar Rp238.609 dan mengalami penurunan hingga tahun

2018 sebesar Rp151.514.

2014 2015 2016 2017 2018

15.385

169.069

238.609

150.957 151.514

Laba Sebelum Pajak

Page 53: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

37

Gambar 4.3

Pertumbuhan Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M)

(Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: Hasil olah data peneliti.

Data diatas diolah dengan menjumlahkan pembiayaan bermasalah

yang (kurang lancar, diragukan, dan macet) pada pos- pos piutang,

pinjaman qardh, pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah dan

ijarah berdasarkan laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh PT

Bank BRI Syariah Tbk periode 2014- 2018.

Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa pembiayaan

(KL,D,M) pada PT Bank BRI Syariah dari tahun 2014 ke tahun 2018

cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar Rp717.354

naik pada tahun 2018 sebesar Rp1.396.399.

Gambar 4.4

Pertumbuhan Total Pembiayaan (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: Hasil olah data peneliti

2014 2015 2016 2017 2018

717.354 803.418 818.519

1.210.242 1.396.399

Pembiayaan (KL,D,M)

2014 2015 2016 2017 2018

15.607.350 16.535.945 17.911.153 18.910.843 21.789.023

Total …

Page 54: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

38

Data diatas diolah dengan menjumlahkan seluruh pembiayaan pada

pos- pos piutang, pinjaman qardh, pembiayaan mudharabah, pembiayaan

musyarakah dan ijarah berdasarkan laporan keuangan yang telah

dipublikasikan oleh PT Bank BRI Syariah Tbk periode 2014- 2018.

Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa total

pembiayaan pada PT Bank BRI Syariah dari tahun 2014 ke tahun 2018

cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar

Rp15.607.350 naik pada tahun 2018 sebesar Rp21.789.023

Gambar 4.5

Pertumbuhan Modal

(Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: Hasil olah data peneliti

Data diatas diolah dengan menjumlahkan seluruh modal pada pos-

pos modal inti, modal pelengkap, dan cadangan umum penyisihan

kerugian aset produktif berdasarkan laporan keuangan yang telah

dipublikasikan oleh PT Bank BRI Syariah Tbk periode 2014- 2018.

Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa modal pada PT

Bank BRI Syariah dari tahun 2014 ke tahun 2018 cenderung mengalami

2014 2015 2016 2017 2018

1.767.087 2.343.249 3.467.399 3.611.233

5.922.283

Modal

Page 55: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

39

peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar Rp1.767.087 naik pada tahun 2018

sebesar Rp5.922.283

Gambar 4.6

Pertumbuhan ATMR

(Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: Hasil olah data peneliti

Data diatas diolah dengan menjumlahkan seluruh ATMR pada pos-

pos resiko kredit, resiko pasar, dan resiko operasional berdasarkan laporan

keuangan yang telah dipublikasikan oleh PT Bank BRI Syariah Tbk

periode 2014- 2018.

Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa ATMR pada

PT Bank BRI Syariah dari tahun 2014 ke tahun 2018 cenderung

mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar Rp13.710.805 naik

pada tahun 2018 sebesar Rp19.928.066.

B. Penilaian Kesehatan PT Bank BRI Syariah Tbk dilihat dari Metode REC

Metode yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank ada dua

yaitu penilaian tingkat kesehatan dengan menggunakan metode CAMEL dan

2014 2015 2016 2017 2018

13.710.805 16.814.444 16.807.175 17.800.175

19.928.066

ATMR

Page 56: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

40

metode RGEC. Metode yang digunakan dalam menilai kesehatan bank saat ini

mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP tanggal 25

Oktober 2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum baik secara

individual maupun secara konsolidasi yaitu dengan menggunakan pendekatan

resiko (risk based bank rating) dengan komponen penilaian melalui faktor

faktor berikut: Risk Profile, Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas

(Earnings): dan Permodalan (Capital) atau sering disingkat dengan RGEC.64

Peneliti tertarik memfokuskan penelitian pada Risk Profile,

Rentabilitas (Earnings), dan Permodalan (Capital) dikarenakan adanya

masalah pada faktor faktor tersebut. Yang mana terjadinya peningkatan

pembiayaan bermasalah yang mengindikasikan kesehatan bank mengalami

penurunan sehingga berpengaruh terhadap penurunan pertumbuhan laba. Dan

terjadinya kesenjangan antara teroi dan praktek. Secara teori pengelolaan

modal dikatakan berhasil bukan didasarkan seberapa besar jumlahnya akan

tetapi seberapa mampu bank mengelola modal untuk menarik dana sebesar

besarnya dari masyarakat kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat

sehingga mendapatkan laba. Akan tetapi modal pada PT Bank BRI Syariah

Tbk meningkat sedangkan labanya mengalami penurunan.65 Sehingga perlu

adanya penilaian pengelolaan modal untuk mengetahui kondisi modal pada PT

Bank BRI Syariah Tbk.

64 Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP Tahun 2011 Tentang Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum. 65

Pandia, Manajemen Dana Dan Kesehatan Bank, 28.

Page 57: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

41

Untuk faktor Risk Profile pada penelitian ini yang digunakan adalah

risiko pembiayaan yaitu dengan menggunakan rasio NPF (Non Performing

Financing) yang merupakan rasio penunjang pada faktor kualitas aset. Pada

faktor Earning penilaian yang digunakan adalah rasio ROA (Return On

Assets) yang merupakan rasio penunjang pada komponen rentabilitas. Dan

untuk faktor Capital penilaian yang digunakan adalah rasio CAR (Capital

Adequancy Ratio) yang merupakan rasio utama pada komponen permodalan.

Berikut adalah perhitungan dari ketiga rasio tersebut:

1. Perhitungan NPF (Non Performing Financing)

NPF (Non Performing Financing) atau rasio pembiayaan

bermasalah. Yang merupakan rasio penunjang. Rasio ini yang digunakan

untuk mengukur potensi tak tertagih pada penyaluran pembiayaan. Data

yang didapat dari perusahaan untuk menghitung besarnya NPF (Non

Performing Financing) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Jumlah Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M)

Jumlah Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M)

POS-POS (Dalam Jutaan Rupiah)

2014 2015 2016 2017 2018

Piutang 443.017 492.613 548.177 817.088 804.514

Pinjaman Qardh 27.927 12.197 823 14.729 359

Pembiayaan

Mudharabah

2.932 4.216 1.479 10.770 6.500

Pembiayaan

Musyarakah

243.478 294.392 268.040 367.655 585.026

Ijarah - - - - -

Page 58: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

42

Jumlah

pembiayaan

717.354 803.418 818.519 1.210.242 1.396.399

Sumber: Hasil olah data peneliti dengan menjumlahkan seluruh pos pos

pembiayaan bermasalah.

Tabel 4.2

Jumlah Pembiayaan

POS-POS

(Dalam Jutaan Rupiah)

2014 2015 2016 2017 2018

Piutang 10.030.626 10.010.312 10.783.173 10.891.386 11.578.420

Pinjaman

Qardh

591.849 398.874 295.388 538.243 367.004

Pembiayaan

Mudharabah

803.078 997.537 1.166.581 757.074 418.788

Pembiayaan

Musyarakah

4.089.920 5.082.963 5.379.830 5.577.220 7.748.129

Ijarah 91.877 46.259 286.181 1.146.920 1.676.682

Jumlah

pembiayaan

15.607.350 16.535.945 17.911.153 18.910.843 21.789.023

Sumber: Hasil olah data peneliti dengan menjumlahkan seluruh pos pos

pembiayaan

Maka perhitungan NPF PT Bank BRI Syariah adalah sebagai berikut:

NPF Pembiayaan (KL,D,M)

Total Pembiayaan %

2014 717.35415.607.350

100%= 4,60%

Page 59: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

43

2015 803.418

16.535.945 100%= 4,86%

2016 818.519

17.911.153 100%= 4,57%

2017 1.210.242

18.910.843 100%= 6,40%

2018 1.396.399

21.789.023 100%= 6,41%

2. Perhitungan ROA (Return On Assets)

ROA adalah rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan bank

dalam kegiatan operasionalnya untuk mendapatkan laba. Semakin besar

ROA menunjukkan semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh

bank dan semakin baik posisi bank ditinjau dari penggunaan aset.

Sebaliknya jika terjadi penurunan ROA menunjukkan perolehan laba bank

rendah atau cenderung mengalami kerugian. Data yang didapat dari

perusahaan untuk menghitung besarnya ROA (Return On Assets) adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.3

Laba Sebelum Pajak

POS-POS

(Dalam Jutaan Rupiah)

2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah

Pendapatan

Pengelolaa

n Dana

Oleh Bank

Sebagai

Mudharib 2.056.602 2.424.752 2.634.201 2.816.524 3.120.307

Hak Pihak (994.824) (1.027.442) (1.035.501) 1.193.918 (1.317.100)

Page 60: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

44

Ketiga

Atas Bagi

Hasil

Hak Bagi

Hasil Milik

Bank 1.061.778 1.397.310 1.598.700 1.622.606 1.803.207

Pendapatan

Operasiona

l Lainnya 83.454 130.460 127.967 149.003 174.182

Jumlah

Pendapatan 1.145.232 1.527.770 1.726.667 1.771.609 1.977.389

Jumlah

Beban

Operasiona

l Lainnya (1.074.783) (1.137.438) (1.168.424) (1.178.743) (1.200.619)

Beban

(Pembalika

n) Ckpn –

Neto (65.570) (231.353) (319.011) (453.372) (619.297)

Laba

Usaha 9.887 158.979 239.232 139.494 157.473

Pendapatan

Non-

Operasiona

l - Neto 5.498 10.090 (623) 11.463 (5.959)

Laba

Sebelum

Beban

Pajak 15.385 169.069 238.609 150.957 151.514

Sumber: Hasil olah data peneliti dengan menjumlahkan seluruh pos pos

laba sebelum pajak.

Tabel 4.4

Total Aset

POS_POS (Dalam Jutaan Rupiah)

2014 2015 2016 2017 2018

Kas 240.483 279.855 318.105 347.997 231.268

Page 61: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

45

Giro dan

Penempatan

pada Bank

Indonesia

3.365.913 4.769.138 3.814.178 4.015.626 5.830.333

Giro dan

Penempatan

pada Bank

Lain - Neto

194.604 130.417 453.391 245.821 206.106

Investasi

Pada Surat

Berharga -

Neto

667.851 2.181.054 4.706.065 7.411.068 9.098.114

Piutang

Murabahah

- Neto

9.858.575 9.780.350 10.500.533 10.457.017 11.370.876

Piutang

Istishna -

Neto

9.538 7.241 5.760 4.309 3.212

Pinjaman

Qardh -

Neto

573.172 387.535 293.119 524.101 364.360

Pembiayaan

Mudharabah

- Neto

876.311 1.106.566 1.271.485 840.974 475.300

Pembiayaan

Musyarakah

- Neto

4.005.308 4.962.346 5.185.890 5.447.998 7.406.955

Aset yang

Diperoleh

Untuk

Ijarah -

Neto

91.877 46.259 286.181 1.146.920 1.676.682

Aset Tetap

- Neto

151.387 156.188 140.816 177.935 221.444

Aset Pajak

Tangguhan

7.421 28.186 52.152 140.883 163.670

Aset Lain-

lain

303.697 407.022 746.514 1.100.422 1.555.006

Page 62: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

46

PPAP Aset

Lain-lain

-

5.104

-

11.910

-

87.001

-

317.687

-

688.242

Aset Lain-

lain - Neto

298.593 395.112 659.513 782.735 866.764

TOTAL

ASET

20.341.033 24.230.247 27.687.188 31.543.384 37.915.084

Sumber: Hasil olah data peneliti dengan menjumlahkan seluruh pos pos

aset.

Tabel 4.5

Rata- rata Total Aset

Tahun (Dalam Jutaan Rupiah)

Total Aset Rata- Rata Total Aset

2013 17.400.914

2014 20.341.033 18.870.974

2015 24.230.247 22.285.640

2016 27.687.188 25.958.718

2017 31.543.384 29.615.286

2018 37.915.084 34.729.234

Sumber: Hasil olah data peneliti dengan menjumlahkan total aset tahun

sebelum dan total aset tahun dicari kemudian dibagi dua maka hasilnya

menjadi rata rata total aset.

Maka perhitungan ROA PT Bank BRI Syariah adalah sebagai berikut:

ROA Laba Sebelum Pajak

Rata-rata total aset %

2014 15.385

18.870.974 100%= 0,08%

2015 169.069

22.285.640 100%= 0,76%

2016 238.609

25.958.718 100%= 0,92%

Page 63: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

47

2017 150.957

29.615.286 100%= 0,51%

2018 151.514

34.729.234 100%= 0,43%

3. Perhitungan CAR (Capital Adequancy Ratio)

CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur kecukupan modal untuk menutupi kemungkinan

terjadinya kegagalan dalam pemberian pembiayaan. Yang merupakan

rasio utama. Data yang didapat dari perusahaan untuk menghitung

besarnya CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Total Modal

POS-POS (Dalam Jutaan Rupiah)

2014 2015 2016 2017 2018

Modal inti 1.659.698 2.224.219 2.336.293 2.452.308 4.743.689

Modal

pelengkap

1.000.000 1.000.000 1.000.000

Cadangan

umum

penyisihan

kerugian aset

produktif

107.389 119.030 131.106 158.925 178.594

Total modal 1.767.087 2.343.249 3.467.399 3.611.233 5.922.283

Sumber: Hasil olah data penelitidengan menjumlahkan seluruh pos pos

modal.

Page 64: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

48

Tabel 4.7

Total ATMR

ATMR (Dalam Jutaan Rupiah)

2014 2015 2016 2017 2018

Resiko

kredit

13.704.726 14.676.042 14.367.884 15.035.619 16.724.069

Resiko Pasar 6.079 140.746 49.569 12.347 55.147

Resiko

Operasional

1.997.656 2.389.722 2.752.209 3.148.850

Total ATMR 13.710.805 16.814.444 16.807.175 17.800.175 19.928.066

Sumber: Hasil olah data peneliti dengan menjumlahkan seluruh pos pos

ATMR

Maka perhitungan CAR PT Bank BRI Syariah adalah sebagai berikut:

CAR Modal

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko %

2014 1.767.087

13.710.805 100%= 12,89%

2015 2.343.249

16.814.444 100%= 13,94%

2016 3.467.399

16.807.175 100%= 20,63%

2017 3.611.233

17.800.175 100%= 20,29%

2018 5.922.283

19.928.066 100%= 29,72%

Page 65: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

49

4. Hasil Perhitungan dan Analisa

Tabel 4.8

Perhitungan NPF Gross PT Bank BRI Syariah

Tahun NPF Gross Peringkat Keterangan

Standar Kesehatan Nomor

13/24/ DPNP

Peringkat Kriteria

2014 4,60 2 Sehat 1 NPF < 2%

2015 4,86 2 Sehat 2 2% ≤ NPF <5%

2016 4,57 2 Sehat 3 5% ≤ NPF <8%

2017 6,40 3 Cukup Sehat 4 8% ≤ NPF <12%

2018 6,41 3 Cukup Sehat 5 NPF ≥ 12

Sumber: Hasil olah data peneliti

NPF PT Bank BRI Syariah dari tahun 2014-2015 sehat turun (dari

4,60% ke 4,86%) karena jumlah pembiayaan bermasalah mengalami

peningkatan 12% yaitu sebesar Rp86.064 dari tahun 2014 sebesar

Rp717.354 ke tahun 2015 sebesar Rp803.418 yang disebabkan oleh

naiknya jumlah pembiayaan bermasalah pada pembiayaan mudharabah

menjadi Rp4.216 atau 44% dan pembiayaan musyarakah naik menjadi

Rp294.392 atau 21%. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya

peningkatan pembiayaan bermasalah pada rasio NPF PT Bank BRI

Syariah adalah naiknya kolektibilitas macet pada pembiayaan mudharabah

sebesar Rp2.248. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio NPF PT Bank BRI

Syariah mengalami penurunan kesehatan dari tahun 2014 ke tahun 2015

karena naiknya kolektibilitas macet pada pembiayaan mudharabah.

Page 66: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

50

NPF PT Bank BRI Syariah dari tahun 2015-2016 sehat naik (dari

4,86% ke 4,57%).Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya

peningkatan kesehatan pada rasio NPF adalah PT Bank BRI syariah

mengambil langkah penyehatan dengan menambah jumlah modal 48%

yaitu sebesar Rp1.124.150 dari tahun 2015 sebesar Rp2.343.249 ke tahun

2016 sebesar Rp3.467.399 yang disebabkan oleh naiknya modal pelengkap

sebesar 100%. Dan PT Bank BRI syariah juga mengelola NPF dengan

melakukan restrukturisasi pembiayaan selama tahun 2015 dan 2016 adalah

sebesar Rp1,991 dan Rp2,621. Dari angka tersebut sebesar Rp1,736 di

tahun 2015 dan Rp2,463 di tahun 2016 merupakan pembiayaan

Performing. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio NPF PT Bank BRI

Syariah mengalami peningkatan kesehatan dari tahun 2015 ke tahun 2016

karena telah mengambil langkah-langkah penyehatan seperti fokus

terhadap kinerja, menambah jumlah modal, dan melakukan restrukturisasi

pembiayaan.

NPF PT Bank BRI Syariah dari tahun 2016-2017 cukup sehat turun

(dari 4,57% ke 6,40%) karena jumlah pembiayaan bermasalah mengalami

peningkatan 48% yaitu sebesar Rp391.723 dari tahun 2016 sebesar Rp

818.519 ke tahun 2017 sebesar Rp1.210.242 yang disebabkan oleh

naiknya jumlah pembiayaan bermasalah pada pinjaman qardh sebesar

1.690% dan pembiayaan mudharabah sebesar 628%. Faktor utama yang

mempengaruhi terjadinya peningkatan pembiayaan bermasalah pada rasio

NPF PT Bank BRI Syariah adalah naiknya kolektibilitas macet pada

Page 67: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

51

pinjaman qardh sebesar Rp7.159 dan pada pembiayaan mudharabah

sebesar Rp6.816. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio NPF PT Bank BRI

Syariah mengalami penurunan kesehatan dari tahun 2016 ke tahun 2017

karena naiknya kolektibilitas macet pada pinjaman qardh dan pembiayaan

mudharabah.

NPF PT Bank BRI Syariah dari tahun 2017-2018 cukup sehat turun

(dari 6,40% ke 6,41%) karena jumlah pembiayaan bermasalah mengalami

peningkatan 15% yaitu sebesar Rp186.157 dari tahun 2017 sebesar

Rp1.210.242 ke tahun 2018 sebesar Rp1.396.399 yang disebabkan oleh

naiknya jumlah pembiayaan bermasalah pada pembiayaan musyarakah

sebesar 59%. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya peningkatan

pembiayaan bermasalah pada rasio NPF PT Bank BRI Syariah adalah

naiknya kolektibilitas macet pada pembiayaan musyarakah sebesar

Rp60.304. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio NPF PT Bank BRI

Syariah mengalami penurunan kesehatan dari tahun 2017 ke tahun 2018

karena naiknya kolektibilitas macet pada pembiayaan musyarakah.

Jadi, tingkat kesehatan PT Bank BRI Syariah pada tahun 2014

sampai dengan tahun 2018 dilihat dari rasio NPF dapat dikatakan

mengalami penurunan tingkat kesehatan. Hal ini sesuai dengan dengan

matriks peringkat komposit tingkat kesehatan bank yang cenderung

mengalami penurunan tingkat kesehatan.Artinya kondisi bank

mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menagih pembiayaan

yang telah disalurkan, sehingga perlu adanya peningkatan kinerja dalam

Page 68: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

52

mengelola pembiayaan dengan cara melakukan restrukturisasi pembiayaan

serta menambah jumlah modal demi kelangsungan usaha bank.

Tabel 4.9

Perhitungan ROA PT Bank BRI Syariah

Tahun ROA Peringkat Keterangan

Standar Kesehatan nomor

13/24/DPNP

Peringkat Kriteria

2014 0,08 5 Tidak Sehat 1 ROA >1.5%

2015 0,76 3 Cukup Sehat 2 1,25% < ROA ≤

1,5%

2016 0,92 3 Cukup Sehat 3 0,5% < ROA ≤

1,25%

2017 0,51 3 Cukup Sehat 4 0% < ROA ≤ 0,5%

2018 0,43 5 Tidak Sehat 5 ROA ≤ 0%

Sumber: Hasil olah data peneliti

ROA PT Bank BRI Syariah dari tahun 2014-2015 cukup sehat naik

(dari 0,08% ke 0,76%) karena laba sebelum beban pajak mengalami

peningkatan 999% yaitu sebesar Rp 153.684 dari tahun 2014 sebesar Rp

15.385 ke tahun 2015 sebesar Rp 169.069 yang disebabkan oleh naiknya

laba usaha sebesar 1.508%. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya

peningkatan laba usaha pada PT Bank BRI Syariah dikarenakan

pendapatan dan operasional lainnya yang tumbuh lebih tinggi

dibandingkan peningkatan beban usaha bank dan Pendapatan Non-

Operasional – Neto sebesar 84% yang disebabkan oleh naiknya

pendapatan .keuntungan selisih kurs dan sewa gedung serta terjadi

Page 69: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

53

penurunan beban zakat. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio ROA PT

Bank BRI Syariah mengalami peningkatan kesehatan dari tahun 2014 ke

tahun 2015 karena pendapatan dan operasional lainnya tumbuh lebih tinggi

dibandingkan peningkatan beban usaha bank.

ROA PT Bank BRI Syariah dari tahun 2015-2016 cukup sehat naik

(dari 0,76% ke 0,92%) karena laba sebelum beban pajak mengalami

peningkatan 41% yaitu sebesar Rp 69.540 dari tahun 2015 sebesar Rp

169.069 ke tahun 2016 sebesar Rp 238.609 yang disebabkan oleh naiknya

laba usaha sebesar 50%. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya

peningkatan laba usaha pada PT Bank BRI Syariah dikarenakan terjadinya

peningkatan pendapatan dari pengelolaan dana yang diringi dengan

pengendalian terhadap beban operasionalnya. Maka dapat disimpulkan

bahwa rasio ROA PT Bank BRI Syariah mengalami peningkatan

kesehatan dari tahun 2015 ke tahun 2016 karena terjadinya peningkatan

pendapatan dari pengelolaan dana serta adanya pengendalian terhadap

beban operasional.

ROA PT Bank BRI Syariah dari tahun 2016-2017 cukup sehat

turun (dari 0,92% ke 0,51%) karena terjadinya penurunan laba sebelum

beban pajak 37% yaitu sebesar Rp87.652 dari tahun 2016 sebesar

Rp238.609 ke tahun 2017 sebesar Rp150.957 yang disebabkan oleh

meningkatnya secara signifikan pembentukan beban PPAN dan CKPN

pada periode 2017 sebesar 42% dibandingkan pembentukan beban PPAP

dan CKPN diperiode tahun 2016 sebesar Rp 319.011. Dan terjadinya

Page 70: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

54

kerugian bersih pada segmen ritel sebesar Rp. 2.084 juga kerugian bersih

pada segmen komersial sebesar Rp.7.336. Serta terjadi peningkatan yang

signifikan pada pembiayaan bermasalah menjadi Rp 1.210.242. yang

diakibatkan meningkatnya piutang menjadi Rp817.088 dan pembiayaan

musyarakah menjadi Rp367.655. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio

ROA PT Bank BRI Syariah mengalami penurunan kesehatan dari tahun

2016 ke tahun 2017 karena pembentukan beban PPAN dan CKPN,

terjadinya kerugian bersih dan peningkatan pembiayaan bermasalah secara

signifikan.

ROA PT Bank BRI Syariah dari tahun 2017-2018 tidak sehat turun

(dari 0,51% ke 0,43%) karena persentase kenaikan laba sebelum pajak

lebih kecil dari persentase kenaikan total aset. Selain itu pembiayaan

bermasalah pada tahun 2018 tinggi yaitu sebesar Rp1.396.399 yang

diakibatkan meningkatnya pembiayaan musyarakah menjadi Rp585.026.

Sehingga laba yang didapat pada tahun 2018 juga rendah. Pemasalahan

diatas tentunya sangat berhubungan karena salah satu unsur pendapatan

bank dari pembiayaan yang disalurkan, sehingga jika pembiayaan

bermasalah tinggi maka tingkat laba yang akan didapat juga berkurang.

Maka dapat disimpulkan bahwa rasio ROA PT Bank BRI Syariah

mengalami penurunan kesehatan dari tahun 2017 ke tahun 2018

dikarenakan persentase kenaikan laba sebelum pajak lebih kecil dari

persentase kenaikan total aset serta pembiayaan bermasalah yang tinggi.

Page 71: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

55

Jadi, tingkat kesehatan PT Bank BRI Syariah pada tahun 2014

sampai dengan tahun 2018 dilihat dari rasio ROA dapat dikatakan

mengalami penurunan tingkat kesehatan. Hal ini sesuai dengan dengan

matriks peringkat komposit tingkat kesehatan bank yang cenderung

mengalami penurunan tingkat kesehatan. Artinya kondisi bank

mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam dalam mengelola

aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan menekan biaya, sehingga perlu

adanya peningkatan kinerja dalam mengelola aktiva dengan cara

melakukan restrukturisasi pembiayaan bermasalah serta tidak melakukan

penambahan cadangan modal secara signifikan karena dapat menurunkan

kesehatan bank.

Tabel 4.10

Perhitungan CAR PT Bank BRI Syariah

Tahun CAR Peringkat Keterangan

Standar Kesehatan nomor

13/24/ DPNP

Peringkat Kriteria

2014 12,89 1 Sangat Sehat 1 CAR ≥ 12%

2015 13,94 1 Sangat Sehat 2 9% ≤ CAR < 12%

2016 20,63 1 Sangat Sehat 3 8% ≤ CAR < 9%

2017 20,29 1 Sangat Sehat 4 6% ≤ CAR < 8%

2018 29,72 1 Sangat Sehat 5 CAR < 6%

Sumber: Hasil olah data peneliti

CAR PT Bank BRI Syariah dari tahun 2014-2015 sangat sehat naik

(dari 12,89% ke 13,94%) karena jumlah modal mengalami peningkatan

33% yaitu sebesar Rp576.162 dari tahun 2014 sebesar Rp1.767.087 ke

tahun 2015 sebesar Rp2.343.249 yang disebabkan oleh naiknya modal inti

Page 72: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

56

sebesar Rp564.521 atau 34%. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio CAR

PT Bank BRI Syariah mengalami peningkatan kesehatan dari tahun 2014

ke tahun 2015 disebabkan oleh naiknya modal inti.

CAR PT Bank BRI Syariah dari tahun 2015-2016 sangat sehat naik

(dari 13,94% ke 20,63%) karena jumlah modal mengalami peningkatan

48% yaitu sebesar Rp1.124.150 dari tahun 2015 sebesar Rp2.343.249 ke

tahun 2016 sebesar Rp3.467.399 yang disebabkan oleh naiknya modal

pelengkap sebesar Rp 1.000.000 atau 100%. Maka dapat disimpulkan

bahwa rasio CAR PT Bank BRI Syariah mengalami peningkatan

kesehatan dari tahun 2015 ke tahun 2016 disebabkan oleh naiknya modal

pelengkap.

CAR PT Bank BRI Syariah dari tahun 2016-2017 sangat sehat

turun (dari 20,63% ke 20,29%) karena persentase kenaikan jumlah modal

lebih kecil dibandingkan persentase kenaikan ATMR. Faktor utama yang

mempengaruhi terjadinya penurunan CAR adalah meningkatnya

pembiayaan bermasalah menjadi Rp1.210.242 dan terjadinya penurunan

Laba bersih sebesar 40,13% menjadi Rp 101,091 yang berpengaruh

terhadap besarnya modal inti pada PT Bank BRI Syariah. Maka dapat

disimpulkan bahwa rasio CAR PT Bank BRI Syariah mengalami

penurunan kesehatan dari tahun 2016 ke tahun 2017 disebabkan oleh

peningkatan pembiayaan bermasalah dan penurunan laba bersih.

CAR PT Bank BRI Syariah dari tahun 2017-2018 sangat sehat naik

(dari 20,29% ke 29,72%) karena jumlah modal mengalami peningkatan

Page 73: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

57

64% yaitu sebesar Rp 2.311.050 dari tahun 2017 sebesar Rp3.611.233 ke

tahun 2018 sebesar Rp5.922.283 yang disebabkan oleh naiknya modal inti

sebesar Rp2.291.381 atau 93%. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio

CAR PT Bank BRI Syariah mengalami peningkatan kesehatan dari tahun

2017 ke tahun 2018 disebabkan oleh naiknya modal inti.

Jadi, tingkat kesehatan PT Bank BRI Syariah pada tahun 2014

sampai dengan tahun 2018 dilihat dari rasio CAR dapat dikatakan

mengalami peningkatan tingkat kesehatan. Hal ini sesuai dengan dengan

matriks peringkat komposit tingkat kesehatan bank yang cenderung

mengalami peningkatan tingkat kesehatan. Artinya kondisi bank mampu

mengelola aktiva dengan sangat baik dan mampu mengantisipasi resiko

kerugian yang akan terjadi dengan penggunaan modal yang dimiliki.

Untuk menjaga kesehatan bank tersebut agar selalu mengalami kenaikan

tingkat kesehatan bank harus menjaga agar persentase kenaikan ATMR

tidak lebih besar dari persentase kenaikan modal.

Page 74: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa pada Rasio NPF (Non

Performing Financing), ROA (Return On Assets, dan CAR (Capital

Adequancy Ratio) penilaian tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek REC

pada tahun 2014 sampai dengan 2018 adalah sebagai berikut:

NPF pada PT Bank BRI Syariah tahun 2014, 2015, dan 2016 masuk

dalam peringkat 2 (sehat). Sedangkan tahun 2017 dan 2018 menurun masuk

dalam peringkat 3 (cukup sehat). Artinya terjadi peningkatan potensi tak

tertagih dalam menyalurkan pembiayaan. Sehingga perlu adanya peningkatan

kinerja dalam mengelola pembiayaan dengan cara melakukan restrukturisasi

pembiayaan serta menambah jumlah modal demi kelangsungan usaha bank.

ROA pada PT Bank BRI Syariah tahun 2014 masuk dalam peringkat 5

(tidak sehat).Sedangkan tahun 2015, 2016, dan 2017 meningkat masuk dalam

peringkat 3 (cukup sehat). Dan pada tahun 2018 menurun masuk dalam

peringkat 5 (tidak sehat). Hal ini mengindikasikan bank mengalami kerugian

yang signifikan serta kurangnya kemampuan manajemen perusahaan dalam

mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan menekan biaya.

Sehingga perlu adanya peningkatan kinerja dalam meningkatkan pendapatan

dan menekan biaya dengan cara melakukan restrukturisasi pembiayaan

bermasalah serta tidak melakukan penambahan cadangan modal secara

signifikan karena dapat menurunkan kesehatan bank.

Page 75: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

59

CAR pada PT Bank BRI Syariah tahun 2014 – 2018 mengalami

peningkatan kesehatan dan konsisten berada di peringkat 1 (sangat sehat).Hal

ini mengindikasikan PT Bank BRI Syariah telah mampu mengelola aktiva

dengan sangat baik dan mampu mengantisipasi resiko kerugian yang akan

terjadi dengan penggunaan modal yang dimiliki. Untuk menjaga kesehatan

bank tersebut agar selalu mengalami kenaikan tingkat kesehatan, bank harus

menjaga agar persentase kenaikan ATMR tidak lebih besar dari persentase

kenaikan modal.

Secara umum kesehatan PT Bank BRI Syariah pada tahun 2014

sampai dengan 2018 jika dilihat dari ketiga rasio tersebut cenderung fluktuatif.

Untuk menjaga kesehatan bank tersebut agar selalu mengalami kenaikan

tingkat kesehatan, bank harus meningkatkan kinerja dalam mengelola aktiva

dan meminimalisir resiko pembiayaan bermasalah yang ada, menekan biaya,

serta menjaga persentase kenaikan ATMR tidak lebih besar dari persentase

kenaikan modal. Agar laba yang diperoleh untuk tahun tahun selanjutnya

mengalami peningkatan

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan melalui

hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, tingkat kesehatan bank merupakan hal penting yang

dapat membuat para nasabah dapat memberikan kepercayaan untuk

menanam dananya ke suatu bank. Maka disarankan PT Bank BRI Syariah

Page 76: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

60

meningkatkan kinerjanya dalam mengelola aktiva dan meminimalisir

resiko pembiayaan bermasalah yang ada, agar laba yang diperoleh untuk

tahun tahun selanjutnya mengalami peningkatan.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan memperluas cakupan indikator rasio

keuangan lainnya untuk melihat tingkat kesehatan PT Bank BRI Syariah

ataupun Bank syariah lainnya yang dijadikan objek penelitian agar

memperoleh perhitungan serta analisis yang lebih menyeluruh dan akurat

sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang terbaru.

Page 77: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Mentari, Moch Dzulkirom AR, and Muhammad Saifi. “Analisis

Kinerja Keuangan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Dengan

Menggunakan Pendekatan RGEC.” Jurnal Administrasi Bisnis 27, no. 1

(Oktober 2015).

Arrvida Lasta, Heidy, Zainul Arifin, and Nila Firdausi Nuzula. “Analisis Tingkat

Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile,

Good Corporate Governance, Earnings, Capital).” Jurnal Administrasi

Bisnis 13, no. 2 (Agustus 2014).

Cahya Suwarno, Rima, and Ahmad Mifdlol Muthohar. “Analisis Pengaruh NPF,

FDR, BOPO, CAR, Dan GCG Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum

Syariah Di Indonesia Periode 2013-2017.” Jurnal Bisnis Dan Manajemen

Islam 6, no. 1 (June 2018).

Darmawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2016.

Darmawi, Herman. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.

Dewi, Meutia. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan

Pendekatan Rgec (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings,

Capital).” Jurnal Ihtiyath 2, no. 2 (Desember 2018).

———. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan

RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital).”

Jurnal Niagawan 7, no. 3 (November 2018).

Fahmi, Irham. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori Dan Aplikasi.

Bandung: Alfabeta, 2014.

Hadiyati, Puji. “Pengaruh Non Performing Financing Pembiayaan Mudharabah

Dan Musyarakah Pada Bank Muamalat Indonesia.” Jurnal Manajemen

Dan Bisnis 1, no. 1 (Oktober 2013).

Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.

Page 78: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

62

Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2014.

Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2015.

Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2016.

Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2017.

Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2018.

M. Hanafi, Mamduh, and Abdul Halim. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:

UPP STIM YKPN, 2018.

Minarrohmah, Khisti, Fransisca Yaningwati, and Nila Firdausi Nuzula. “Analisis

Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk

Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital).” Jurnal

Administrasi Bisnis 17, no. 1 (Desember 2014).

Misbahuddin, and Iqbal Hasan. Analisa Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2006.

Muhamad. Manajemen Keuangan Syariah: Analisis Fiqh Dan Keuangan.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014.

Muljono, Djoko. Buku Pintar Akuntansi Perbankan Dan Lembaga Keuangan

Syariah. Yogyakarta: ANDI, 2015.

Mulyawan, Setia. Manajemen Resiko. Bandung: CV Pustaka Setia, 2015.

P. Usanti, Trisadini, and Abd Shomad. Transaksi Bank Syariah. Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2013.

Pandia, Frianto. Manajemen Dana Dan Kesehatan Bank. Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2012.

Page 79: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

63

Sudirman, I Wayan. Manajemen Perbankan: Menuju Bankir Konvensional Yang

Profesional. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta, 2017.

Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP Tahun 2011 Tentang Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Syatori Nasehudin, Toto, and Nanang Gozali. Metode Penelitian Kuantitatif.

Bandung: CV Pustaka Setia, 2012.

Timorita Yulianti, Rahmani. “Manajemen Risiko Perbankan Syari’ah.” Jurnal

Ekonomi Islam 3, no. 2 (Desember 2009).

Undang-Undang No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

Usman, Rachmadi. Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia. Jakarta: Sinar

Grafika, 2012.

Wahyu Sukarno, Kartika, and Muhamad Syaichu. “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kinerja Bank Umum Di Indonesia.” Jurnal Studi

Manajemen & Organisasi 3, no. 2 (July 2006).

www.brisyariah.co.id.

Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, and Abd Abdurahim. Akuntansi

Perbankan Syariah: Teori Dan Praktik Kontemporer. Yogyakarta:

Salemba Empat, 2009.

Zakaria Hamzah, Zeze, and Dewi Anggraini. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank

Pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk Dengan Menggunakan Metode

RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning & Capital)

Periode 2013 - 2017.” Jurnal Economicus 10, no. 1 (June 2019).

Page 80: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

64

LAMPIRAN

Page 81: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

65

Page 82: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

66

Page 83: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

67

Page 84: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

68

Page 85: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

69

Page 86: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

70

Page 87: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

71

Page 88: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

72

Page 89: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN
Page 90: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

74

Page 91: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

75

Page 92: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

76

Page 93: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

77

Page 94: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

78

Page 95: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

79

Page 96: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

80

Page 97: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

81

Page 98: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

82

Page 99: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

83

Page 100: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

84

Page 101: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

85

Page 102: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

86

ALAT PENGUMPUL DATA (APD)

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE REC PADA PT BANK BRI SYARIAH

TBK

PERIODE 2014-2018

A. Dokumentasi

1. Sejarah PT Bank Bri Syariah Tbk yang diakses melalui situs web resmi PT

Bank Bri Syariah Tbk..

2. Visi dan misi PT Bank Bri Syariah Tbk yang diakses melalui situs web

resmi PT Bank Bri Syariah Tbk.

3. Laporan keuangan publikasi PT Bank Bri Syariah Tbk dari tahun 2014

sampai dengan 2018 yang diakses melalui situs web resmi PT Bank Bri

Syariah Tbk.

4. Laporan posisi keuangan (neraca) PT Bank Bri Syariah Tbk periode

Desember dari tahun 2014 sampai 2018 yang diakses melalui situs web

resmi PT Bank Bri Syariah Tbk.

5. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain PT Bank Bri Syariah

Tbk periode Desember dari tahun 2014 sampai 2018 yang diakses melalui

situs web resmi PT Bank Bri Syariah Tbk.

6. Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011

tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang diakses melalui

situs web resmi Bank Indonesia..

Page 103: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

87

Page 104: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

88

Page 105: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

89

Page 106: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

90

Page 107: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

91

Page 108: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

92

Page 109: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

93

Page 110: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

94

Page 111: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

95

Page 112: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

96

Page 113: SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Shella Yuliana dilahirkan di

Tangerang, pada tanggal 10 Juli 1998. Nama

panggilan Sela, yang merupakan anak tunggal dari

pasangan Bapak Sunaryo dan Ibu Sri Rahayu dan

dibesarkan di Tangerang kemudian pindah di

Lampung sampai sekarang.

Peneliti telah menyelesaikan pendidikan

formalnya di SD Negeri 02 Suka Agung pada tahun 2010, SMP Negeri 01 Bumi

Agung pada tahun 2013 dan selanjutnya di SMA Negeri 03 Martapura pada tahun

2016. Pada tahun 2016 peneliti terdaftar menjadi mahasiswi Jurusan S1

Perbankan Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam

Negeri (IAIN Metro) melalui jalur pendaftaran SPAN-PTKIN.