skripsi kajian bentuk dan fungsi tari bedana di …

101
SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI SANGGAR CANTIKA LARAS BANDAR LAMPUNG OLEH: NI LUH PUTU EVA SAVITRI NIM: 2010 01 006 PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014

Upload: others

Post on 18-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

SKRIPSI

KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA

DI SANGGAR CANTIKA LARAS

BANDAR LAMPUNG

OLEH:

NI LUH PUTU EVA SAVITRI

NIM: 2010 01 006

PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI

JURUSAN SENI TARI

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

INSTITUT SENI INDONESIA

DENPASAR

2014

Page 2: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

i

SKRIPSI

KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA

DI SANGGAR CANTIKA LARAS

BANDAR LAMPUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Seni (S1)

PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI

JURUSAN SENI TARI

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

INSTITUT SENI INDONESIA

DENPASAR

2014

Page 3: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

ii

SKRIPSI

KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA

DI SANGGAR CANTIKA LARAS

BANDAR LAMPUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Seni (S1)

MENYETUJUI :

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Ni Nyoman Manik Suryani, SST., M.Si Dra. Antonia Indrawati, M.Si

NIP. 19590521 198603 2 002 NIP. 19630127 198803 2 001

Page 4: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

iii

Skrip karya ini telah digelarkan dan diuji oleh Dewan Penguji, Fakultas

Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar, pada:

Hari/tanggal : Selasa, 13 Mei 2014.

Ketua : I Wayan Suharta, SSKar., M.Si (..............................)

NIP. 19630730 199002 1 001

Sekretaris : I Dewa Ketut Wicaksana, SSP., M.Hum (..............................)

NIP. 19641231 199002 1 040

Dosen Penguji :

1. Dra. Dyah Kustiyanti, M.Hum (..............................)

NIP. 19581215 198902 2 001

2. Ni Nyoman Manik Suryani, SST., M.Si (..............................)

NIP. 19590521 198603 2 002

3. Dra. Antonia Indrawati, M.Si (..............................)

NIP. 19630127 198803 2 001

Disahkan pada tanggal : Senin, 19 Mei 2014

Mengesahkan : Mengetahui :

Fakultas Seni Pertunjukan Jurusan Seni Tari

Institut Seni Indonesia Denpasar Ketua,

Dekan,

I Wayan Suharta, SSKar., M.Si A.A.A Mayun Artati, SST., M.Sn

NIP. 19630730 199002 1 001 NIP. 19641227 199003 2 001

Page 5: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

iv

MOTTO

FOLLOW YOUR HEART

TRUST IN GOD

AND

DO THINGS SLOWLY BUT SURE

SO THE WORLD WILL SEE YOUR HARD WORK

IKUTI KATA HATIMU PERCAYA PADA TUHAN

DAN LAKUKAN SESUATU SECARA PELAN TAPI PASTI MAKA DUNIA AKAN MELIHAT KERJA KERASMU

Page 6: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

v

KATA PENGANTAR

OM SWASTIASTU

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah Tugas Akhir karya tulis

(skripsi) yang berjudul Kajian Bentuk dan Fungsi Tari Bedana di Sanggar

Cantika Laras, Bandar Lampung dapat disusun tepat pada waktunya. Skripsi ini

merupakan suatu proses sebagai bagian untuk memperoleh gelar Sarjana Seni

(S1) Jurusan Seni Tari, Bidang Pengkajian, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut

Seni Indonesia Denpasar. Dalam proses penyusunan skripsi tari Bedana ini,

penulis memperoleh banyak bantuan, bimbingan, arahan, saran-saran, serta

dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini, tidak lupa

penulis sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

Bapak Dr. I Gede Arya Sugiartha, SSKar., M.Hum., selaku Rektor Institut

Seni Indonesia Denpasar beserta jajarannya. Bapak I Wayan Suharta, SSKar.,

M.Si., selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar

beserta jajarannya. Ibu Anak Agung Ayu Mayun Artati, SST., M.Sn., selaku

Ketua Jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia

Denpasar beserta jajarannya. Seluruh pegawai dan staf Tata Usaha, baik yang ada

di Rektorat Institut Seni Indonesia Denpasar, maupun yang ada di Fakultas Seni

Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar dan seluruh Dosen Seni Tari dari

semester 1 sampai dengan semester 8 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Page 7: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

vi

Ibu Ni Wayan Iriani, SST., M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang

selalu mengarahkan dan membimbing dari awal perkuliahan hingga akhir. Ibu Ni

Nyoman Manik Suryani, SST., M.Si., selaku Pembimbing Tugas Akhir

(Pembimbing I) yang dengan kesabaran memberikan arahan, masukan, dan

koreksi dalam penyusunan skripsi ini. Ibu Dra. Antonia Indrawati, M.Si., selaku

Pembimbing Tugas Akhir (Pembimbing II) yang penuh dengan ketelitian

meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan demi

kelancaran skripsi tari Bedana ini. Ibu Dr. Ni Made Wiratini, SST., M.A dan Ibu

Dra. Dyah Kustiyanti, M.Hum. yang telah membimbing dan mengarahkan dari

awal proses penyusunan skripsi tari Bedana pada mata kuliah Bimbingan

Penulisan Skripsi I dan II serta mata kuliah Seminar I dan II.

Terimakasih untuk staf Perpustakaan Institut Seni Indonesia Denpasar,

Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung, Perpustakaan Taman Budaya Bandar

Lampung, Perpustakaan Universitas Lampung (Unila), Perpustakaan Pemerintah

Provinsi Dati I Bali, narasumber, dan Dosen Jurusan Seni Tari Institut Seni

Indonesia, yang sudi meminjamkan data penelitian berupa buku penunjang dalam

penyusunan skripsi ini. Terimakasih juga kepada para informan yakni Bapak

Nugraha Amijaya, Dra. Titik Nurhayati, Andesba, S.Si., Santi Tania, S.Pd., Aulia

Nurfebrilianti, Ivana Christiani, dan Shintya Sardi yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk memberikan informasi tentang tari Bedana yang ada

di Bandar Lampung.

Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orang tua penulis, I Wayan Jena

Saputra dan Ni Wayan Sarti, kedua adik penulis, I Made Krishnanda Putra dan I

Page 8: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

vii

Nyoman Dharma Jaya Putra karena selalu memberikan dukungan baik moral dan

material dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan, walaupun terpisahkan

oleh jarak. Terimakasih juga kepada orang terpenting dalam hidup penulis

Komang Rikma Bonatama yang telah membantu mencari data,

mendokumentasikan tari Bedana, tempat berbagi keluh dan kesah, memberikan

semangat dan motivasi, serta memberikan masukan-masukan yang bermanfaat

kepada penulis hingga skripsi ini terselesaikan dengan lancar, meskipun

terkadang terdapat hambatan yang tidak terduga.

Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada teman-teman Jurusan

Seni Tari angkatan 2010, khususnya untuk teman-teman Pengkajian yaitu Iga

Ananta, Dian Arista, Trisna Dewi, dan Bu Nyoman Suartini yang telah bersedia

diajak bertukar pikiran, saling memberikan dukungan, membantu dan bekerja

sama dari awal penjurusan Pengkajian hingga penyusunan Tugas Akhir.

Terimakasih juga kepada sahabat-sahabat penulis, Grace Wiguna, Putu Ari

Darmastuti, Ni Ketut Pitriasih, Imawati, Fitriah Purnama Putri, Ria Nuliyatini,

Noviyanti Anita Wulandari, dan teman-teman satu kos, Garis, Putra, Vika, Degol,

Aya, Bela, Kisna yang memberikan dorongan, masukan, membantu proses

perkuliahan hingga penyusunan Tugas Akhir. Terimakasih karena telah menjadi

sahabat sekaligus keluarga di kala sedih maupun senang. Semoga Ida Sang

Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya

bagi semua umat yang berhati mulia.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.

Demi kemajuan skripsi Tari Bedana di Sanggar Cantika Laras, Bandar Lampung

Page 9: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

viii

agar dapat berkembang dan diterima oleh para pembaca, maka dengan

kerendahan hati dan ketidaksempurnaan tulisan ini dibutuhkan kritik dan saran

yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, baik para

insan akademis seni maupun masyarakat luas dalam memperkaya

pengetahuannya tentang seni tari, khususnya tari yang berasal dari Lampung.

OM SANTI, SANTI, SANTI OM

Denpasar, Mei 2014

Penulis

Page 10: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PENGUJI ...................... iii

MOTTO ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR NOTASI LABAN ............................................................................ xii

DAFTAR FOTO ............................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

ABSTRAK ....................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 6

BAB II KAJIAN SUMBER DAN LANDASAN TEORI .......................... 7

2.1 Kajian Sumber ......................................................................... 7

2.2 Landasan Teori ........................................................................ 9

2.2.1 Teori Estetika ................................................................. 9

2.2.2 Teori Fungsional ............................................................ 10

Page 11: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

x

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 12

3.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 12

3.2 Lokasi Penelitian ..................................................................... 13

3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 14

3.4 Instrumen Penelitian ................................................................ 15

3.5 Pengumpulan Data ................................................................... 16

3.5.1 Observasi ....................................................................... 16

3.5.2 Wawancara .................................................................... 17

3.5.3 Dokumentasi .................................................................. 19

3.5.4 Studi Kepustakaan ......................................................... 20

3.6 Analisis Data ............................................................................ 20

3.7 Penyajian Data ......................................................................... 21

BAB IV BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI SANGGAR

CANTIKA LARAS BANDAR LAMPUNG ................................ 23

4.1 Bentuk Pertunjukan Tari Bedana ............................................. 28

4.1.1 Struktur Pertujukan ........................................................ 30

4.1.2 Penari ............................................................................. 41

4.1.3 Tata Rias dan Tata Busana ............................................ 42

4.1.4 Musik Iringan ................................................................ 52

4.1.5 Tempat Pementasan ....................................................... 56

4.2 Fungsi Tari Bedana .................................................................. 57

4.2.1 Fungsi Primer Tari Bedana ............................................ 58

4.2.2 Fungsi Sekunder Tari Bedana ....................................... 60

Page 12: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

xi

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 63

5.1 Simpulan .................................................................................. 63

5.2 Saran-saran .............................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 70

Page 13: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

xii

DAFTAR NOTASI LABAN

Notasi 1. Khesek Gantung ................................................................................ 33

Notasi 2. Khesek Injing ..................................................................................... 33

Notasi 3. Ayun .................................................................................................. 34

Notasi 4. Humbak Moloh .................................................................................. 34

Notasi 5. Jimpang ............................................................................................. 35

Notasi 6. Tahtim ............................................................................................... 35

Notasi 7. Belitut ................................................................................................ 36

Notasi 8. Gelek ................................................................................................. 36

Notasi 9. Gantung ............................................................................................. 37

Page 14: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

xiii

DAFTAR FOTO

Foto 1. Tari Bedana Massal .............................................................................. 27

Foto 2. Gerak Sembah Tari Bedana ................................................................. 30

Foto 3. Perbedaan Gerak Penari Putra dan Putri .............................................. 31

Foto 4. Sikap Awal Penari Ketika Memasuki Tempat Pementasan ................. 38

Foto 5. Pola Lantai Tari Bedana ....................................................................... 40

Foto 6. Penari Putra dan Putri ........................................................................... 41

Foto 7. Alat Make Up Penari di Sanggar Cantika Laras .................................. 42

Foto 8. Baju Kurung ......................................................................................... 44

Foto 9. Kain Tapis Lampung ............................................................................ 44

Foto 10. Bebe .................................................................................................... 45

Foto 11. Kalung Papan Jajar ........................................................................... 45

Foto 12. Peneken Rambut ................................................................................. 46

Foto 13. Sanggul Malam .................................................................................. 46

Foto 14. Sual Kira, Kembang Melati, dan Kembang Merah ............................ 47

Foto 15. Subang Giwir ..................................................................................... 48

Foto 16. Gelang Pipih ....................................................................................... 48

Foto 17. Bulu Serattei ....................................................................................... 49

Foto 18. Foto penari putri hadap depan ............................................................ 49

Foto 19. Foto penari putri hadap belakang ....................................................... 49

Foto 20. Kawai Teluk Belangan ....................................................................... 50

Foto 21. Kain Betumpal .................................................................................... 50

Foto 22. Ikat Pujuk ........................................................................................... 51

Foto 23. Kalung Buah Inuh .............................................................................. 51

Page 15: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

xiv

Foto 24. Foto penari putra hadap depan ........................................................... 52

Foto 25. Foto penari putra hadap belakang ...................................................... 52

Foto 26. Gambus Lunik .................................................................................... 53

Foto 27. Rebana ................................................................................................ 53

Foto 28. Karenceng .......................................................................................... 54

Foto 29. Accordion ........................................................................................... 54

Foto 30. Foto pemusik hadap depan ................................................................. 56

Foto 31. Foto pemusik hadap belakang ............................................................ 56

Foto 32. Foto Bersama Penari dan Pemilik Sanggar Cantika Laras ................. 77

Foto 33. Foto Bersama Pemusik di SMP Negeri 1 Bandar Lampung .............. 77

Foto 34. Foto Saat Wawancara dengan Bapak Nugraha Amijaya ................... 78

Foto 35. Foto Saat Wawancara dengan Aulia Nurfebrilianti ........................... 78

Page 16: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Glosarium ..................................................................................... 71

Lampiran 2. Daftar Informan ........................................................................... 73

Lampiran 3. Daftar Pertanyaan ......................................................................... 75

Lampiran 4. Peta Lampung .............................................................................. 76

Lampiran 5. Denah Lokasi Penelitian .............................................................. 76

Lampiran 6. Foto-foto ...................................................................................... 77

Lampiran 7. Notasi Musik untuk Permainan Rebana ...................................... 79

Lampiran 8. Notasi Musik Accordion Penayuhan ............................................ 80

Lampiran 9. Notasi Musik Accordion Bedana ................................................. 81

Lampiran 10. Notasi Musik Accordion Mata Kipit .......................................... 82

Lampiran 11. Surat Pra Penelitian .................................................................... 83

Lampiran 12. Kartu Bimbingan Tugas Akhir ................................................... 84

Page 17: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

xvi

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji bentuk dan fungsi tari Bedana yang berasal dari

Lampung, tepatnya masyarakat Lampung Saibatin yang sebagian besar tinggal di

daerah Pesisir. Tari Bedana adalah sebuah tari hiburan yang ditarikan secara

berpasangan oleh penari putra dan putri. Tari ini mencerminkan tentang tata

kehidupan masyarakat Lampung serta perwujudan simbolis dari adat istiadat dan

agama yang telah menyatu bersama pola hidup masyarakat Lampung. Untuk

menganalisis permasalahan dalam tari Bedana, maka digunakan metode kualitatif

yang berpedoman pada teori Estetika dan Fungsional. Data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini diperoleh melalui beberapa cara, yaitu observasi, wawancara,

dokumentasi, dan studi kepustakaan.

Tari Bedana merupakan wujud refleksi kebudayaan Lampung dan

Melayu. Akulturasi atau perpaduan budaya inilah yang menjadi keunikan dari tari

tersebut. Keunikan dari tari Bedana dapat dilihat dari musik iringan dan tata

busana yang digunakan. Tari ini juga mempunyai ciri khas, yaitu dalam

penyampaian ragam gerak tarinya, tari ini tidak memperkenankan para penari

yang berlawanan jenis (putra dan putri) bersentuhan dengan pasangannya. Ragam

gerak yang dimiliki oleh tari Bedana Lampung ada sembilan macam, yang dapat

dikombinasikan antara ragam gerak yang satu dengan yang lain. Sembilan

macam ragam gerak itu terdiri dari khesek gantung, khesek injing, jimpang, ayun,

tahtim, gelek, humbak moloh, gantung, dan belitut. Pertunjukannya dapat

ditarikan secara massal (banyak orang), tetapi tidak mengurangi keindahan

susunan pola lantai dan komposisinya.

Dilihat dari fungsinya, tari ini mempunyai fungsi primer sebagai tari

hiburan yang digunakan untuk menyambut tamu agung (biasanya orang penting

yang datang ke Lampung), acara hiburan yang ada di pernikahan, acara hiburan

untuk kegiatan pariwisata, dan acara-acara lain yang ada hubungannya dengan

kebudayaan Lampung. Selain sebagai tari hiburan, tari ini juga memiliki

beberapa fungsi lain, yaitu sebagai sarana pendidikan, pengikat dan pembangkit

rasa solidaritas, media komunikasi, sarana terapi, dan perangsang produktivitas.

Masyarakat Lampung memperkenalkan kebudayaan kesenian mereka melalui tari

Bedana dari generasi ke generasi agar tarian ini tidak punah dan terus

dilestarikan.

Kata Kunci: Tari Bedana Lampung, Melayu, Bentuk, dan Fungsi.

Page 18: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lampung memiliki kesenian yang sebagian besar mendapat pengaruh dari

budaya Melayu. Hal ini terlihat jelas dengan adanya gerakan tari yang lemah

gemulai dengan identitas budaya Melayu dan iringan tarinya memakai alat musik

yang biasanya digunakan tari-tarian Melayu. Beberapa macam tari yang

merupakan aset budaya Provinsi Lampung, yaitu tari Sembah, tari Melinting, tari

Bedana, tari Bedayo Tulang Bawang, dan tari Cangget. Tarian-tarian tersebut

sering digunakan untuk penyambutan atau penghormatan kepada tamu agung atau

undangan yang datang ke daerah Lampung, upacara adat pernikahan, serta pengisi

acara-acara hiburan lainnya.

Masyarakat Lampung sendiri terbagi menjadi dua bagian, yaitu Lampung

Pepadun dan Lampung Saibatin. Lampung Pepadun adalah sebutan bagi orang

Lampung yang berasal dari Sekala Brak di punggung Bukit Barisan (sebelah

Barat Lampung Utara) dan menyebar ke Utara, Timur, dan Tengah provinsi ini.

Adapun Lampung Saibatin adalah sebutan bagi orang Lampung yang berada di

sepanjang pesisir pantai selatan Lampung. Sebagaimana masyarakat lainnya,

mereka juga menumbuhkembangkan kesenian yang tidak hanya berfungsi sebagai

hiburan semata, tetapi juga sebagai identitas masyarakat pendukungnya.

Tarian yang cukup terkenal yang berasal dari masyarakat Lampung

Saibatin adalah tari Bedana. Tari Bedana merupakan tari hiburan yang ditarikan

Page 19: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

2

secara berpasangan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan I Wayan Dibia dalam

bukunya yang berjudul Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali, bahwa

pengertian dari tari hiburan sendiri adalah tarian yang dititikberatkan pada segi

hiburan pada umumnya, berbentuk tari pergaulan dan ditarikan secara

berpasangan (1999:8).

Tari Bedana merupakan wujud refleksi kebudayaan Lampung dan Melayu.

Dalam buku Indonesia Indah Seri Ketujuh: Tari Tradisional Indonesia, penulis

R.M. Soedarsono dkk., dikatakan bahwa secara garis besar tari yang berciri Islam

banyak berkembang di Sumatera serta daerah-daerah pantai Kalimantan yang

dihuni orang Melayu. Tari Melayu pada umumnya lebih mengandalkan permainan

langkah kaki dengan posisi kaki selalu tertutup dan tidak merendah. Kebanyakan

posisi badan selalu bergerak seperti ombak mengalun di pantai dan sikap posisi

lengannya yang tertutup pula (1996:69 dan 285). Pernyataan ini membuktikan

bahwa masyarakat Melayu dipengaruhi oleh unsur agama Islam, sehingga

masyarakat Melayu yang menetap di Lampung membawa pengaruh kebudayaan

Melayu yang berciri Islam ke tanah Lampung. Akulturasi atau perpaduan budaya

antara Lampung dan Melayu ini menjadi keunikan yang dimiliki oleh tari Bedana.

Hal ini dapat dilihat dari penggunaan busana dan alat musik yang digunakan

dalam tari Bedana. Tari Bedana menggunakan busana yang tertutup sesuai dengan

budaya masyarakat Melayu beragama Islam yang tidak boleh memperlihatkan

aurat, tetapi tetap menggunakan riasan kepala dengan budaya masyarakat

Lampung asli. Akulturasi budaya Lampung dan Melayu juga dapat dilihat dari

penggunaan alat musiknya. Alat musik yang digunakan seperti rebana dan

Page 20: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

3

accordion merupakan alat musik yang sering digunakan masyarakat Melayu. Hal

ini terkait dengan pernyataan Asnawi Murani dalam buku Kapita Selekta

Manifestasi Budaya Indonesia, bahwa musik Melayu dikenal khususnya di daerah

pesisir pantai Barat Sumatera sebagai salah satu hasil hubungan masyarakat

dengan pedagang-pedagang asing. Lagu yang dipakai biasanya syair dengan

bahasa setempat. Musik ini mempunyai pengaruh yang kuat dari Portugis, Arab,

dan diwarnai pula oleh anasir-anasir India dan Cina (1984:133).

Ciri khas dari tari Bedana sendiri ada tiga macam, yaitu pertama, dalam

penyampaian ragam gerak tarinya, tari ini tidak memperkenankan para penari

yang berlawanan jenis (putra dan putri) bersentuhan dengan pasangannya. Hal itu

merupakan refleksi suatu pergaulan masyarakat dan muda-mudi yang saling

menjaga kehormatan diri untuk tidak bersentuhan dengan orang yang bukan

mukhrim-nya, seperti kebiasaan orang Arab yang telah membawa tarian ini ke

tanah Lampung. Kedua, ragam gerak yang dimiliki oleh tari Bedana Lampung ada

sembilan ragam gerak pokok, yang dapat dikombinasikan antara ragam gerak

yang satu dengan yang lain. Sembilan ragam gerak pokok itu terdiri dari khesek

gantung, khesek injing, ayun, humbak moloh, jimpang, tahtim, belitut, gelek, dan

gantung. Ketiga, terletak pada bentuk pertunjukannya yang dapat ditarikan secara

massal (banyak orang), tetapi tidak mengurangi keindahan susunan pola lantainya.

Tari Bedana merupakan salah satu tarian wajib yang diajarkan di sekolah-

sekolah di Bandar Lampung, mulai dari Sekolah Menengah Pertama (SMP)

sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 1. Setiap pembelajaran atau

pembekalan materi tari Bedana di sanggar maupun di sekolah-sekolah yang ada di

Page 21: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

4

Lampung selalu diawali dengan memberikan kesembilan ragam gerak pokok tari

tersebut. Kini, banyak sanggar yang membuat tari Bedana menjadi tari kreasi

yang dalam bentuk dan struktur pertunjukannya menjadi berbeda antara sanggar

yang satu dengan yang lain.

Salah satu sanggar yang mempunyai pelatihan tari Bedana adalah Sanggar

Cantika Laras yang beralamat di Jalan Cemara 2 nomor 30, Tanjung Senang,

Bandar Lampung. Pemilik sanggar ini bernama Nugraha Amijaya. Selain

membuat tari Bedana Kreasi, sanggar ini juga tetap mempertahankan budaya asli

daerah Lampung dengan mengajarkan tari Bedana yang asli. Tidak hanya itu

keunggulan dari sanggar ini, dalam penyampaian materi, Pak Nugraha terbilang

tegas dan tidak pernah main-main. Anak didiknya harus benar-benar menguasai

sembilan ragam gerak pokok yang ada dalam tari Bedana. Pola lantai dan susunan

tari Bedana yang dilakukan oleh Pak Nugraha juga sangat bervariasi, sehingga

banyak orang yang mempercayakan sanggar Cantika Laras untuk membawakan

tari Bedana secara massal di berbagai macam acara, bahkan sampai di tingkat

Festival Krakatau yang merupakan festival kesenian terbesar di Lampung. Dengan

demikian, tari Bedana asli yang diangkat dalam penelitian ini akan terus ditarikan

dan dilestarikan.

1.2 Perumusan Masalah

Sehubungan dengan judul yang diangkat yaitu “Kajian Bentuk dan Fungsi

Tari Bedana di Sanggar Cantika Laras, Bandar Lampung”, dan dari uraian singkat

latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut.

Page 22: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

5

1. Bagaimanakah bentuk dan struktur pertunjukan tari Bedana di Sanggar

Cantika Laras, Bandar Lampung?

2. Apakah fungsi tari Bedana bagi masyarakat Lampung dan sekitarnya ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bentuk dan struktur pertunjukan tari Bedana di

Sanggar Cantika Laras, Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui fungsi tari Bedana bagi masyarakat Lampung dan

sekitarnya.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian tari Bedana diharapkan dapat

memberikan gambaran yang jelas kepada masyarakat, khususnya seniman di

bidang tari, dalam menambah pengetahuannya tentang seni pertunjukan tari dari

daerah Lampung. Seniman juga dapat mengakulturasi kebudayaan yang satu

dengan yang lain, khususnya dalam bentuk tari, sehingga lebih banyak tari kreasi

tercipta dan dapat dinikmati oleh penikmat seni. Diharapkan juga kepada

masyarakat Lampung atau penduduk yang ada di Lampung untuk melestarikan

tari Bedana, agar tidak hilang dan tetap dilestarikan untuk generasi penari dan

seniman selanjutnya.

Page 23: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Suatu penelitian memiliki batasan-batasan yang terkait dengan

permasalahan dari penelitian tersebut sehingga tidak akan menyimpang dari

pokok permasalahan yang ada. Dalam ruang lingkup ini dibatasi secara terperinci,

sistematis, konsisten dan sejalan dengan rencana penelitian. Adapun ruang

lingkup dalam penelitian ini terkait pada bentuk dan struktur pertunjukan serta

fungsi dari tari Bedana yang ada di Sanggar Cantika Laras, sehingga tari ini tetap

tumbuh dan dilestarikan oleh masyarakat Lampung dan sekitarnya.

Page 24: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

7

BAB II

KAJIAN SUMBER DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Sumber

Sumber-sumber data berupa buku penunjang sebagai pedoman dan acuan

dalam menambah referensi untuk penyelesaian penelitian ini, menjadi salah satu

hal terpenting agar dapat mendukung dan menegaskan segala pernyataan yang

disampaikan. Sumber tersebut hendaknya relevan dengan penelitian yang

dilakukan. Informasi tersebut akan berpengaruh sebagai pedoman, acuan, serta

landasan yang kuat dalam menguraikan berbagai macam permasalahan yang

ditemukan pada penelitian tari Bedana di Sanggar Cantika Laras, Bandar

Lampung. Fungsi dari kajian pustaka sendiri adalah untuk menunjukkan hasil-

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, untuk

memposisikan penelitian yang sedang dilakukan dan untuk menghindari

terjadinya duplikasi atau penjiplakan. Berikut ini merupakan sumber-sumber buku

atau kajian pustaka dalam penelitian tari Bedana di Sanggar Cantika Laras.

Buku Diskripsi Tari Bedana disusun oleh Hafizi Hasan dkk., tahun 1992

dan buku Mengenal Tari Bedana yang disusun oleh Junaidi Firmansyah, Hafizi

Hasan dan M. Kamsadi, tahun 1996, membahas secara global atau garis besar

bagaimana bentuk tari Bedana. Buku ini hanya menuliskan secara singkat dan

tidak diuraikan secara keseluruhan tentang musik pengiring, busana tari serta

make up yang digunakan. Walaupun demikian, buku ini sangat membantu dalam

penelitian terutama dalam menjelaskan istilah-istilah yang sulit dipahami. Terkait

Page 25: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

8

dengan itu, dalam penelitian ini akan diuraikan secara keseluruhan bentuk dan

struktur pertunjukan dari tari Bedana.

Buku Tari-tarian Indonesia I oleh Sudarsono, yang dalam penulisannya

tidak disebutkan tahun penerbitannya, membahas tentang pengertian serta aplikasi

tarian secara keseluruhan. Buku ini secara spesifik menjelaskan jenis-jenis tarian

yang ada di Indonesia salah satunya tentang tari Melayu, sehingga buku ini dapat

menjadi salah satu pendukung penting dalam penelitian tari Bedana. Tari Bedana

merupakan salah satu contoh tarian Nusantara yang tentu saja memiliki ciri khas

yang berbeda dari tari daerah lain. Apalagi dengan akulturasi antara budaya

Lampung asli dengan Melayu yang bernafaskan agama Islam membuat hubungan

antara sumber buku ini dengan tari Bedana menjadi sangat terkait antara satu

dengan yang lain.

Buku Indonesia Indah Seri Ketujuh: “Tari Tradisional Indonesia” oleh

R.M. Soedarsono dkk., tahun 1996, membahas tentang pengertian tari, tari dari

masa budaya pra-sejarah, tari dengan ciri-ciri pengaruh budaya Hindu, dan tari

dengan ciri-ciri pengaruh budaya Islam. Isi buku hampir sama dengan buku Tari-

tarian Indonesia I yang membahas tentang tari Nusantara, hanya saja dalam buku

ini lebih menekankan pada perkembangan tarian dari masa ke masa. Tari Bedana

sendiri merupakan sebuah tari dengan refleksi kebudayaan Islam, sehingga buku

ini sangat membantu dalam menyampaikan perkembangan pengaruh budaya

Islam dalam tari ini.

Buku Tari Komunal Buku Pelajaran Kesenian Nusantara untuk Kelas XI

oleh I Wayan Dibia, FX. Widaryanto, dan Endo Suanda pada tahun 2006

Page 26: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

9

membahas tentang tari-tarian yang ada di Indonesia, khususnya tentang tari

komunal atau kerakyatan, dan fungsi tari sebagai tari hiburan. Buku ini sangat

berguna, khususnya untuk menjelaskan tari Bedana sebagai sebuah tari kerakyatan

yang mempunyai fungsi sebagai tari hiburan dan ditarikan secara berpasangan

oleh masyarakat adat Saibatin. Selain itu, buku ini berguna sebagai sarana

pendidikan sehingga berkaitan dengan fungsi tari Bedana yang lain, yaitu sebagai

mata pelajaran kesenian untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai

dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 1.

2.2 Landasan Teori

Teori adalah suatu alat yang dipakai untuk menjelaskan masalah yang akan

diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk

menyusun instrumen penelitian (Sugiyono, 2012:213). Untuk menjelaskan

permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, dipergunakan Teori

Estetika (A.A.M. Djelantik) dan Teori Fungsional (R.M. Soedarsono).

2.2.1 Teori Estetika

Dalam buku Estetika: Sebuah Pengantar oleh A.A.M. Djelantik (2004),

diungkapkan bahwa keindahan buatan manusia pada umumnya disebut dengan

kesenian. Estetika merupakan nilai sebuah keindahan, sehingga dapat dikatakan

kesenian adalah salah satu wadah yang mengandung unsur-unsur keindahan. Ada

tiga aspek yang menjadi unsur-unsur estetika, yaitu :

Page 27: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

10

1. Wujud atau rupa (appearance) yaitu: unsur yang mendasar yang

terdiri dari bentuk (form) dan susunan atau struktur (structure).

2. Bobot yang terdiri dari tiga aspek, yaitu suasana (mood), gagasan

(idea), dan ibarat atau pesan (message).

3. Penampilan yang terdiri dari tiga unsur, yaitu bakat (talent),

keterampilan (skill), sarana atau media (Djelantik, 2004:9).

Suatu keindahan yang diresap oleh indera penglihatan dan perasaan dapat

ditunjukkan melalui beberapa komponen. Komponen yang menunjukkan

keindahan yaitu kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan

(symmetry), keseimbangan (balance), dan perlawanan (contrast) (Soedarsono,

2007:2). Keindahan dalam penelitian ini adalah hal menarik yang dapat

diperlihatkan oleh tari Bedana kepada masyarakat, sehingga tari ini terus

dilestarikan sampai sekarang. Teori estetika ini digunakan untuk menguraikan dan

menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang bentuk tari Bedana melalui konsep

keindahan dari tarian tersebut.

2.2.2 Teori Fungsional

Soedarsono dalam Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

menyatakan bahwa ada 2 fungsi dari seni pertunjukan, yaitu fungsi primer dan

fungsi sekunder. Fungsi primer dari seni pertunjukan dibagi menjadi tiga, yaitu

sebagai sarana ritual yang penikmatnya adalah kekuatan-kekuatan yang tak kasat

mata, sebagai sarana hiburan pribadi yang penikmatnya adalah pribadi-pribadi

yang melibatkan dirinya dalam pertunjukan dan presentasi estetis pertunjukan

Page 28: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

11

yang disajikan kepada penonton. Dalam penelitian ini, fungsi primer tidak hanya

sebagai sarana hiburan saja, tetapi juga sebagai pendidikan dan komukatif. Ini

didukung oleh pendapat The Liang Gie dalam bukunya yang berjudul Filsafat

Seni Sebuah Pengantar bahwa seni memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi

spiritual (kerohanian), fungsi hiburan (hedonistis), fungsi pendidikan (edukatif)

dan fungsi komunikatif (Gie, 2004:47-49).

Adapun fungsi sekundernya antara lain: 1) sebagai pengikat solidaritas; 2)

sebagai pembangkit rasa solidaritas; 3) sebagai media komunikasi; 4) sebagai

media propaganda keagamaan; 5) sebagai media propaganda politik; 6) sebagai

propaganda program-program pemerintahan; 7) sebagai media meditasi; 8)

sebagai sarana terapi; 9) sebagai perangsang produktivitas dan sebagainya

(Soedarsono, 2001:170-172). Melalui teori fungsional tersebut, pembahasan

tentang fungsi tari Bedana menjadi jelas, sehingga dalam menguraikannya tidak

akan keluar dari jalur teori yang telah digunakan.

Page 29: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

12

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:2). Tujuan penelitian tersebut yaitu

untuk mengetahui, mengembangkan, dan membuktikan kebenaran dari sebuah

ilmu pengetahuan. Dengan adanya metode penelitian, diharapkan penelitian tari

Bedana di Sanggar Cantika Laras ini dapat berjalan lancar dan data-data yang

dihasilkan lebih akurat dan semaksimal mungkin. Metode-metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.1 Rancangan Penelitian

Suatu penelitian ilmiah selalu dimulai dengan sebuah perencanaan yang

disusun secara sistematis dan dapat digunakan sebagai petunjuk untuk melakukan

sebuah penelitian. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menguraikan

bentuk dan struktur pertunjukan tari Bedana di Sanggar Cantika Laras dan

menjelaskan fungsi dari tari Bedana itu sendiri. Penelitian kualitatif merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, apa adanya, dan peneliti disebut sebagai instrumen kunci (Sugiyono,

2012:9). Jenis temuan penelitiannya diperoleh melalui prosedur pengumpulan

data dengan pengamatan atau observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Dalam penelitian kualitatif ada yang disebut batasan masalah atau

biasanya disebut juga dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih

Page 30: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

13

bersifat umum. Hal ini dikarenakan terlalu luasnya masalah sehingga peneliti

membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel (Sugiyono, 2012:207).

Penelitian ini menguraikan dua hal secara rinci. Pertama merumuskan tentang

bentuk dan struktur pertunjukan tari Bedana di Sanggar Cantika Laras. Bentuk

pertunjukan ini terdiri dari struktur pertunjukan, penari, tata rias dan busana,

musik iringan, dan tempat pementasan. Kedua, merumuskan tentang fungsi tari

Bedana bagi masyakat sekitarnya.

Penelitian kualitatif bersifat fleksibel atau luwes, maksudnya memberi

kemungkinan bagi perubahan-perubahan yang ditemukan saat penelitian tentang

sesuatu yang mendasar, menarik, dan unik serta bermakna di lapangan (Bungin,

2003:39). Uraian ini menyimpulkan bahwa seorang peneliti dapat secara bebas

mengungkapkan kejadian yang ditemukan di lapangan apabila terdapat

perubahan-perubahan ketika penelitian tersebut dilaksanakan. Demikian pula,

observasi yang dilakukan akan lebih baik jika tidak hanya dilakukan sekali, tetapi

juga beberapa kali untuk lebih memahami dan mendalami pertunjukan tari Bedana

di Sanggar Cantika Laras pada saat pertunjukan berlangsung.

3.2 Lokasi Penelitian

Tari Bedana merupakan salah satu tari populer di kalangan masyarakat

Lampung, bahkan hampir semua masyarakat Lampung pernah menyaksikan tari

ini, sehingga tidak sulit mencari tempat atau lokasi diadakannya pertunjukan tari

Bedana. Berbagai macam acara di Lampung biasanya mementaskan tarian ini

untuk menghibur para tamu atau pengunjung. Tari Bedana juga menjadi salah satu

Page 31: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

14

tarian wajib atau pokok yang diajarkan di beberapa sekolah di Lampung,

khususnya Kota Bandar Lampung, mulai dari tingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP) sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Lokasi penelitian tari Bedana berada di Sanggar Cantika Laras yang

beralamat di Jalan Cemara 2 nomor 30 Tanjung Senang Bandar Lampung. Akses

menuju sanggar ini strategis dan mudah dijangkau karena lokasinya yang

berdekatan dengan jalan raya By Pass Soekarno Hatta. Pemilik sanggar ini

bernama Nugraha Amijaya, yaitu guru kesenian yang mengajarkan tari Bedana di

SMP Negeri 1 Bandar Lampung. Dalam penyampaian materi, Pak Nugraha

terbilang tegas dan tidak pernah main-main. Anak didiknya harus benar-benar

menguasai sembilan ragam gerak pokok yang ada dalam tari Bedana, sehingga

materi yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif

berupa kata-kata, kalimat, ungkapan, dan tindakan. Penelitian ini menguraikan

bentuk dan struktur pertunjukan tari Bedana Sanggar Cantika Laras, dan

menjelaskan fungsi dari tari Bedana itu sendiri.

Sumber data yang digunakan dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari informan dan data dari

hasil observasi langsung di lapangan berbentuk catatan dan rekaman hasil

wawancara, pengamatan langsung baik dari pelaku seni (penari dan penabuh),

budayawan, serta tokoh masyarakat dalam objek penelitian tersebut. Selain itu

Page 32: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

15

juga data primer diambil melalui dokumentasi dalam bentuk foto dan rekaman

video dari pertunjukan yang sedang diteliti.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi pustaka (library

research) melalui buku-buku penunjang yang relevan dengan penelitian. Buku-

buku tersebut berupa data-data yang terkait dengan tari Bedana dan hasil

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan objek penelitian dan fenomena budaya

masyakat setempat.

3.4 Instrumen Penelitian

Penggunaaan instrumen penelitian merupakan bagian mutlak untuk

digunakan dalam setiap penelitian ilmiah. Instrumen dapat dipilih dan digunakan

sesuai dengan kepentingan peneliti, sehingga dapat menjaga tingkat validitas dan

reliabilitas data yang diperoleh. Instrumen utama dalam penelitian tari Bedana di

Sanggar Cantika Laras adalah peneliti sendiri yang mengumpulkan data dan

mengolah data tersebut secara sistematis. Instrumen ini dilakukan dengan

observasi, wawancara, dan pengambilan dokumentasi untuk mendukung

keabsahan dalam penelitian.

Instrumen penunjang yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain:

peralatan tulis menulis, camera, tape recorder dan video camera. Peralatan tulis

menulis sendiri terdiri dari kertas yang berupa buku catatan kecil dan pena.

Penelitian ini menggunakan camera Canon Power Shot A3300 IS dan Sony DSC-

W570. Tape Recorder menggunakan Handphone Nokia E72 dan Blackberry

Page 33: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

16

Curve, sedangkan Video Camera menggunakan Sony Handycam. Penulisan atau

pengetikan penelitian dituangkan melalui Laptop Toshiba Satellite L630.

3.5 Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dalam penelitian merupakan suatu hal yang

penting, maka diperlukan metode-metode yang tepat untuk proses

pengumpulannya. Dalam penelitian ini ditetapkan empat buah teknik

pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi

kepustakaan.

3.5.1 Observasi

Observasi adalah metode atau cara menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung. Metode ini digunakan untuk

melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti

memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti

(Basrowi dan Suwandi, 2008:93-94). Cara ini dilakukan oleh peneliti agar

memperoleh gambaran yang jelas tentang objek penelitian tersebut.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terfokus

yaitu suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu

sehingga dapat menemukan fokus (Sugiyono, 2012:231). Penelitian tentang tari

Bedana difokuskan di Sanggar Cantika Laras, Bandar Lampung dengan cara

datang dan langsung mengamati bagaimana objek yang diteliti saat pertunjukan

Page 34: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

17

atau pementasan tarian ini berlangsung. Observasi penelitian ini dilakukan

beberapa kali untuk mendapatkan hasil pengamatan yang lebih akurat. Observasi

pertama dilakukan pada bulan April 2013 dengan mendatangi UPTD (Unit

Pelaksana Teknis Daerah) Taman Budaya Lampung dan bertemu langsung

dengan pemilik Sanggar Cantika Laras, melihat lokasi, membaca situasi dan

memastikan kapan pementasan berlangsung. Observasi kedua dilakukan pada

bulan Oktober 2013 di Sanggar Cantika Laras untuk mendokumentasikan tari

Bedana, wawancara dengan pemilik sanggar, penari, dan pemusik. Observasi

ketiga dilakukan selama bulan Februari sampai April 2014. Observasi ini

dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam khususnya ragam gerak

dan musik iringan tari Bedana.

3.5.2 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju atau pemberi pernyataan dan

yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu

(Basrowi dan Suwandi, 2008:127). Wawancara diarahkan kepada informan kunci

(key informan) ditambah informan lain yang sudah ditentukan dan memang

memiliki pengetahuan yang mendalam tentang tari Bedana. Selain itu, untuk

memperkuat dan memperkaya informasi tentang tari Bedana juga dilakukan

wawancara dengan responden, yaitu pakar tari, seniman, penari, dan pemusik.

Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini terjadi dalam dua hal yaitu

wawancara secara langsung (face to face) dan tidak langsung (by phone).

Page 35: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

18

Wawancara tahap pertama dilakukan pada tanggal 2 April 2013 di SMA YP Unila

saat penulis bertemu dengan guru kesenian yang bernama Santi Tania dan

diarahkan untuk bertemu dengan Pak Nugraha selaku pemilik Sanggar Cantika

Laras. Setelah itu pada tanggal 4 April 2013, dilakukan wawancara dengan dua

orang penting yaitu Titik Nurhayati, budayawan yang bekerja di UPTD Taman

Budaya Lampung, dan Nugraha Amijaya sebagai pemilik Sanggar Cantika Laras.

Kedua wawancara ini membahas tentang asal usul, ragam gerak, dan

perkembangan tari Bedana saat ini.

Wawancara tahap kedua dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2013 di

Sanggar Cantika Laras dengan pemilik sanggar dan penari. Wawancara ini

dilakukan setelah diadakan pengambilan dokumentasi tari Bedana, baik itu berupa

foto dan video. Selanjutnya wawancara dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2013

di SMP Negeri 1 Bandar Lampung yang kebetulan pada saat itu sedang ada

sebuah latihan untuk pementasan musik pengiring tari Bedana bersama anak-anak

SMP 1, dengan narasumber Aulia Nurfebrilianti, yaitu seniman pemusik yang ada

di Bandar Lampung dan juga seorang guru kesenian di SMP tersebut. Aulia inilah

yang membantu dalam memperlancar penelitian ini. Wawancara tidak hanya

dilakukan sebatas itu saja, terkadang jika ada materi yang kurang jelas atau kurang

lengkap, maka diadakan wawancara tidak langsung melalui handphone dengan

mengirimkan pesan singkat/SMS (Short Message Service), telepon, dan melalui

sosial media berupa layanan Blackberry Messenger (BBM).

Page 36: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

19

3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang

(Sugiyono, 2012:240). Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan

mengadakan pemeriksaan terhadap data-data atau dokumen penting yang

diperoleh baik dari rekaman berupa kaset, tape recorder, CD, VCD, DVD, dan

foto-foto tentang tari Bedana yang diambil oleh orang lain. Hal ini dilakukan

untuk membandingkan dan menambah bahan materi penelitian yang diambil dari

sisi orang lain.

Dokumentasi yang dipakai dalam penelitian ini berupa video tari Bedana

yang sudah pernah diambil oleh orang lain. Ada dua buah video tari Bedana, yang

pertama video tari Bedana produksi Sanggar Classic Dance asuhan Budi

Hartawanita, dan yang kedua video Ragam Gerak Tari Bedana produksi Taman

Budaya Provinsi Lampung yang dipimpin langsung oleh Drs. Hi. Azwar Rais,

M.M., sebagai Kepala Taman Budaya Lampung. Melalui kedua video ini,

didapatkan sembilan ragam gerak pokok yang sama (antara satu video dengan

video yang lain). Dari kedua video ini juga terlihat kreativitas seniman dalam

mengolah perpaduan ragam gerak tari Bedana antara satu ragam gerak dengan

ragam gerak yang lain. Demikian pula dari segi tata rias dan busana terdapat

banyak persamaan, hanya beberapa saja yang berbeda, yaitu warna busana,

aksesoris yang dipakai, dan penggunaan warna eye shadow yang digunakan.

Page 37: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

20

3.5.4 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah proses pemahaman data penelitian melalui

penelusuran kepustakaan yang bermanfaat untuk memperdalam pengetahuan,

penguasaan materi terkait dengan objek penelitian yang dilakukan. Studi

kepustakaan ini diperlukan untuk memperoleh data sekunder (Muhadjir, 1996:29).

Data yang dikumpulkan berupa sumber tertulis seperti buku-buku yang terkait

dengan penelitian ini dan hasil penelitian terdahulu yang memperkaya informasi

tentang tari Bedana. Buku penunjang yang sangat berperan penting dalam

penelitian ini yaitu Buku Diskripsi Tari Bedana disusun oleh Hafizi Hasan dkk.

tahun 1992 dan buku Mengenal Tari Bedana yang disusun oleh Junaidi

Firmansyah, Hafizi Hasan dan M. Kamsadi tahun 1996. Data dari kedua buku

tersebut menunjang penelitian ini sehingga lebih akurat, valid dan sesuai dengan

objek yang diteliti. Buku-buku tersebut didapatkan di Perpustakaan Daerah

Provinsi Lampung, Perpustakaan Taman Budaya Bandar Lampung, dan

Perpustakaan Universitas Lampung (Unila).

3.6 Analisis Data

Analisis data merupakan usaha atau proses memilih, memilah, membuang,

dan menggolongkan data untuk menjawab dua permasalahan pokok, yaitu tema

dan beberapa data yang dapat menyokong tema tersebut (Basrowi dan Suwandi,

2008:192). Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan

dilakukan secara terus menerus sehingga mengakibatkan variasi data (Sugiyono,

Page 38: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

21

2012:243). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif

analisis dengan cara mendeskripsikan apa yang didapat di lapangan saat penelitian

berlangsung, sehingga diperoleh gambaran tentang bentuk dan struktur

pertunjukan, serta fungsi tari Bedana yang ada di Sanggar Cantika Laras. Data

dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi

kepustakaan. Setelah mengumpulkan data, hasil penelitian dipilih dan dipilah

kembali dengan cara melihat hasil dokumentasi saat penelitian berlangsung yang

kemudian dituangkan ke dalam tulisan.

3.7 Penyajian Data

Hasil penelitian tari Bedana di Sanggar Cantika Laras ini disajikan dengan

mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Lembaga Institut Seni Indonesia

Denpasar berupa buku Pedoman Tugas Akhir Fakultas Seni Pertunjukan tahun

2013.

Berdasarkan format penulisan yang ada, maka skripsi ini disajikan dalam 5

bab, yaitu:

- BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

- BAB II Kajian Sumber dan Landasan Teori. Kajian sumber menguraikan

tentang sumber-sumber data tertulis berupa buku-buku dan jurnal ilmiah

tentang tari Bedana, tari Nusantara, tari hiburan dan tari pergaulan, yang

mempunyai relevansi dengan objek penelitian yang sedang diteliti.

Page 39: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

22

Landasan Teori berisi tentang teori-teori yang digunakan untuk mengkaji

dan menjawab permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini.

- BAB III Metode Penelitian, berisi metode atau cara-cara yang digunakan

dalam penelitian ini mencakup rancangan penelitian, lokasi penelitian,

jenis dan sumber data, instrumen penelitian, pengumpulan data, serta

analisis data dan penyajian data.

- BAB IV Bentuk dan Fungsi Tari Bedana di Sanggar Cantika Laras

Bandar Lampung, berisi kajian bentuk dan fungsi tari Bedana yang ada di

Sanggar Cantika Laras yang di dalamnya mencakup deskripsi data dan

hasil penelitian.

- BAB V Penutup, berisi kesimpulan dari jawaban rumusan masalah dan

saran-saran.

- Pada akhir tulisan ini dilengkapi daftar pustaka dan lampiran-lampiran

yang terkait dengan penelitian tari Bedana di Sanggar Cantika Laras.

Page 40: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

23

BAB IV

BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA

DI SANGGAR CANTIKA LARAS BANDAR LAMPUNG

Lampung adalah provinsi yang berbatasan dengan provinsi Bengkulu dan

Sumatera Selatan. Ibukotanya adalah Bandar Lampung, yang merupakan

gabungan dari kota Tanjung Karang dan Teluk Betung. Masyarakatnya terdiri dari

berbagai macam suku sesuai dengan semboyan Lampung, yaitu “Sang Bumi Ruwa

Jurai” atau Satu Bumi Dua Cabang. Dua cabang ini maksudnya adalah dua

kelompok atau golongan yang ada dalam masyarakatnya, yaitu masyarakat asli

Lampung dan masyarakat pendatang yang menetap di Lampung (sumber:

http://saliwanovanadiputra.blogspot.com/2009/03/sang-bumikhuwjukhai .html.?m

=1, diakses pada 27 November 2013).

Islam adalah agama mayoritas di Provinsi Lampung. Ada sekitar 96% dari

7.691.007 total penduduk yang memeluk agama ini. Agama Islam masuk ke

Lampung sekitar abad ke-15 melalui 3 pintu utama, yaitu dari arah Minangkabau

masuk melalui Lampung Barat, dari arah Komering, pada masa pemerintahan

Adipati Arya Damar (1443), dari arah Banten melalui Labuhan Maringgai di

Keratuan Pugung (1525) oleh Fatahillah atau Sunan Gunung Jati. Dari ketiga

pintu masuk agama Islam itu, yang paling berpengaruh melalui jalur Selatan

(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Lampung, diakses pada 2

Desember 2013).

Page 41: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

24

Masyarakat Lampung yang beragama Islam sebagian besar merupakan

masyarakat suku Melayu yang berasal dari Kerajaan Melayu yang berada di

kawasan Sungai Batanghari. Dalam perkembangannya, Kerajaan Melayu takluk

dan menjadi bawahan Kerajaan Sriwijaya. Masyarakat ini bermukim di sebagian

besar pesisir Timur Sumatera. Masuknya agama Islam ke Nusantara, diserap baik-

baik oleh masyarakat Melayu. Islamisasi tidak hanya terjadi di kalangan

masyarakat jelata, namun telah menjadi corak pemerintahan kerajaan-kerajaan

Melayu (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Melayu, diakses pada 2

Desember 2013). Informasi tentang masuknya Suku Melayu dan Agama Islam ke

wilayah Lampung membuat akulturasi kebudayaan di daerah ini dipengaruhi oleh

kebudayaan Lampung dan Melayu yang kuat dengan agama Islamnya.

Menurut sejarah, tari Bedana hidup dan berkembang di daerah Lampung

seiring masuknya agama Islam (Firmansyah, Hasan dan Kamsadi, 1996:3). Hal ini

juga dipertegas oleh pernyataan Hafizi Hasan dkk. dalam buku yang berjudul

Diskripsi Tari Bedana yang menyatakan:

Tari Bedana merupakan salah satu dari berbagai macam kesenian yang

melekat pada masyarakat Lampung, ajaran moral, serta berisi nasehat yang

sangat berharga bagi perkembangan masyakarat di masa sekarang maupun

masa yang akan datang. Mengenai asal usul Tari Bedana adalah sebuah

tarian yang dibawa oleh orang Arab pada sekitar tahun 1930 yang

kemudian mengajarkan pada tiga (3) orang yaitu Makruf, Amang Kuta

serta Abdulah yang selanjutnya menyebarluaskan seluruh persada daerah

Lampung (1992:3).

Walaupun begitu, masyarakat Lampung tetap memberikan kesempatan

kepada masyarakat yang beragama lain untuk mempelajari seni budaya setempat

termasuk seni tarinya. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Lampung adalah

masyarakat yang terbuka bagi seluruh masyarakat sekelilingnya. Masyarakat yang

Page 42: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

25

tinggal di daerah pesisir biasanya lebih menonjolkan tarian hiburan karena saat

mereka pulang dari berlayar dan membawa banyak tangkapan, mereka akan

mengadakan sebuah pesta dan menari bersama-sama untuk meramaikan acara

tersebut. Sedangkan masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi biasanya

lebih menonjolkan tarian yang bersifat ritual dan mistis. Hal ini merupakan suatu

cara masyarakatnya untuk berterimakasih kepada alam semesta yang memberikan

mereka kehidupan. Menurut Nugraha Amijaya, saat wawancara di Sanggar

Cantika Laras pada tanggal 20 Oktober 2013, tari Bedana terwujud dari kegiatan

sehari-hari masyarakat Lampung pesisir yang kompak, ramah, selalu bekerja sama

antar masyarakatnya, dan merasa bahwa tanah Lampung adalah tanah mereka. Hal

ini dipertegas oleh Firmansyah, Hasan, dan Kamsadi dalam buku Mengenal Tari

Bedana yang menyatakan bahwa tari Bedana merupakan tari tradisional

kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat

Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, etika yang telah

menyatu, dan kehidupan masyarakat (1996:3).

Akulturasi atau perpaduan budaya antara Lampung dan Melayu dalam tari

Bedana menjadi keunikan yang dimiliki tari ini. Hal ini dapat dilihat dari

pemakaian busana dan alat musik yang digunakan. Tari Bedana menggunakan

busana yang tertutup sesuai dengan budaya masyarakat Melayu beragama Islam

yang tidak boleh memperlihatkan aurat, tetapi tetap menggunakan riasan kepala

dengan budaya masyarakat Lampung asli. Alat musik yang digunakan seperti

rebana dan accordion juga merupakan alat musik yang sering digunakan

masyarakat Melayu. Tidak hanya itu, penari putra dan putri yang tidak boleh

Page 43: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

26

saling bersentuhan antara yang satu dengan yang lain merupakan salah satu

kebiasaan masyarakat Melayu yang beragama Islam, sehingga dengan demikian

banyak perpaduan dari budaya Lampung dan Melayu yang dapat dilihat melalui

tari Bedana.

Tari Bedana banyak ditarikan sebagai tari hiburan saat acara pernikahan,

penyambutan tamu agung, dan untuk mengisi acara hiburan lain di tempat umum.

Hampir seluruh masyarakat Lampung mengenal dan mengetahui tari Bedana.

Apalagi dengan semakin banyaknya kreasi-kreasi baru yang berasal dari tari

Bedana yang menjadi inspirasi para koreografer dalam mengolah suatu tarian.

Dalam perkembangannya, tari Bedana yang sudah dikreasikan tidak hanya

ditarikan oleh penari putra dan putri, namun dapat ditarikan oleh penari putri saja

karena saat ini sulit untuk mencari penari putra.

Masyarakat Lampung, khususnya para seniman yang berkecimpung dalam

dunia tari, sangat antusias untuk melestarikan tari Bedana. Hal tersebut ditandai

dengan banyaknya sanggar yang membuat tari Bedana sesuai dengan kreasinya

masing-masing, seperti pernyataan yang diungkapkan oleh Made Bambang Oka

Sudira dalam buku Ilmu Seni – Teori dan Praktik bahwa seni akan mengalami

perubahan dan perkembangan di setiap suku-suku dikarenakan adanya pengaruh

seni dan budaya luar (2010:134). Dari semula tari Bedana tidak menggunakan

properti, banyak tari Bedana kreasi menggunakan properti seperti kipas, rebana

kecil atau ketipung, dan selendang. Perkembangan yang begitu pesat membuat

persaingan antarsanggar memunculkan inovasi serta kreasi para koreografernya,

sesuai dengan kebutuhan konsumen masyarakat sekitar.

Page 44: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

27

Eksistensi tari Bedana dalam dunia berkesenian di Lampung sendiri dapat

dikatakan cukup membuat bangga masyarakat Lampung. Tari Bedana tercatat

dalam Rekor Muri sebagai peserta penari massal terbanyak, yaitu sebanyak 2.000

penari. Rekor ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2013 di Stadion Pahoman,

Bandar Lampung. Para penari adalah pelajar yang berasal dari kota Bandar

Lampung (sumber: koran online Radar Lampung tanggal 21 Juni 2013). Tari

Bedana yang ditampilkan pada kesempatan ini adalah tari Bedana yang sudah

dikreasikan dengan menggunakan properti kipas. Hal ini membuktikan bahwa tari

Bedana menumbuhkan ide-ide kreatif dari para seniman yang ada di Lampung,

untuk terus mengembangkan kreativitasnya dalam berkarya sehingga banyak tari

kreasi yang tercipta.

Foto 1. Tari Bedana Massal (Dokumentasi: Google, 2014)

Salah satu sanggar yang berperan penting dalam pelestarian tari Bedana

adalah Sanggar Cantika Laras yang berada di Jalan Cemara 2 nomor 30, Tanjung

Senang, Bandar Lampung. Pemilik sanggar ini bernama Nugraha Amijaya,

seorang seniman yang bekerja di UPTD Taman Budaya Lampung yang

membidangi seni tari. Sanggar ini berdiri pada tahun 1997 dengan mengambil

penari dari murid SMP (Sekolah Menengah Pertama) Negeri 1 Bandar Lampung,

Page 45: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

28

saat pemilik sanggar tersebut menjadi pengajar di SMPN 1. Walaupun

perkembangan tari Bedana Kreasi sedang digemari masyarakat, tetapi sanggar ini

tetap melestarikan tari Bedana asli dengan sembilan ragam gerak pokok yang

dituangkan dalam komposisi dengan perpaduan antara pola gerak yang satu

dengan yang lain dan diperindah dengan pola lantai yang menarik sesuai dengan

koreografi atau rasa estetika khas Nugraha Amijaya. Oleh sebab itu, hal-hal yang

diteliti dalam penelitian ini difokuskan pada Sanggar Cantika Laras, Bandar

Lampung.

4.1 Bentuk Pertunjukan Tari Bedana

Dalam mengkaji tari Bedana yang ada di Sanggar Cantika Laras

dibutuhkan beberapa teori. Untuk menguraikan tentang bentuknya, teori yang

pertama terdapat dalam buku Estetika: Sebuah Pengantar oleh A.A.M. Djelantik

(2004), diungkapkan bahwa salah satu aspek yang menjadi unsur estetika adalah

wujud atau rupa, yaitu unsur yang mendasar yang terdiri dari bentuk (form) dan

susunan atau struktur (structure) (2004:9). Wujud yang dimaksud dalam tari

Bedana di Sanggar Cantika Laras adalah wujud nyata yang dapat dilihat dan

ditangkap oleh panca indera manusia, yang terbentuk dalam sebuah sajian seni

pertunjukan.

Dalam sebuah bentuk pertunjukan tentu terdapat elemen-elemen yang

mendasari pertunjukan tersebut. Elemen-elemen yang terdapat dalam uraian

bentuk pertunjukan tari Bedana di Sanggar Cantika Laras terdiri dari struktur

pertunjukan, penari, tata rias dan tata busana, musik iringannya, dan tempat

Page 46: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

29

pementasan. Tari Bedana ditarikan pada saat acara hiburan, seperti penyambutan

tamu agung (biasanya orang penting yang datang ke Lampung), acara hiburan di

pernikahan, acara hiburan untuk kegiatan pariwisata, dan acara-acara lain yang

ada hubungannya dengan kebudayaan Lampung. Masyarakat Lampung

memperkenalkan kesenian mereka melalui tari Bedana dari generasi terdahulu ke

generasi berikutnya sehingga tarian ini tidak akan punah. Hal ini dipertegas dalam

buku Mengenal Tari Bedana, bahwa tari Bedana merupakan kesenian rakyat yang

akrab dan bersatu serta mengandung nilai budaya yang dapat dijadikan cara dalam

menginterpretasikan pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus, dan dapat

diterima oleh pewaris generasi ke generasi (Firmansyah, Hasan, dan Kamsadi,

1996:4).

Tari Bedana merupakan tari tradisi kerakyatan dimana pengertian tari

kerakyatan adalah tari yang tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat dan

memiliki pola gerak sederhana, bersifat kegembiraan, memiliki ungkapan yang

dinamis, bersifat komunal/sosial. Pola garapannya memiliki penyajian yang baku,

tetapi tidak memiliki keterikatan teknis yang kuat (Winarto dan Harini, 2011:33).

Menurut Titik Nurhayati saat wawancara di UPTD Taman Budaya Lampung pada

tanggal 4 April 2013, pada mulanya ragam gerak tari Bedana tidak memiliki nama

yang baku. Ada yang menyebutnya gerak arab 1, gerak dana 1, dan sebutan-

sebutan lain di daerah pesisir. Setelah dilakukan penelitian dan penggalian tari

Bedana oleh Taman Budaya, barulah ditetapkan sembilan ragam gerak tari, yaitu

khesek gantung, khesek injing, ayun, humbak moloh, jimpang, tahtim, belitut,

gelek, dan gantung.

Page 47: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

30

4.1.1 Struktur Pertunjukan

Sanggar Cantika Laras adalah salah satu sanggar yang melestarikan tari

Bedana dengan sembilan ragam gerak pokok. Struktur pertunjukannya dibagi

menjadi 8 bagian. Pada bagian pertama ditandai dengan adanya gerakan sembah

yang dilakukan oleh para penari. Gerak sembah ini ditujukan kepada penonton

sebagai penghormatan awal tarian ini dimulai. Tiap pergantian antara bagian satu

ke bagian selanjutnya ditandai dengan pukulan rebana yang lebih kuat dan

memakai ragam gerak tahtim, jimpang atau gelek. Pada bagian pertama dan kedua

biasanya seluruh ragam gerak pokok ditampilkan terlebih dahulu, lalu bagian

ketiga sampai kedelapan merupakan pengulangan dari sembilan ragam gerak

dengan perpaduan ragam gerak satu dengan yang lain yang disusun oleh

koreografer. Pada akhir gerakan di bagian ketujuh juga dilakukan gerakan sembah

yang menandai berakhirnya tari Bedana. Bagian kedelapan penari melakukan

gerak tarian sambil keluar dari tempat pementasan.

Foto 2. Gerak Sembah Tari Bedana (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

Page 48: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

31

Tari Bedana termasuk dalam tarian yang mudah ditarikan oleh penari putra

dan putri. Walaupun tari ini ditarikan oleh putra dan putri, tetapi tidak ada

perbedaan ragam gerak antara penari, hanya sikap pokok geraknya yang berbeda.

Sikap pokok gerak untuk penari perempuan lebih gemulai dan sempit (kaki dan

tangannya tertutup), sedangkan untuk penari pria lebih gagah dan lebar (kaki dan

tangannya terbuka). Gerakan dari tari Bedana lebih didominasi oleh gerakan kaki

sehingga gerakan tangannya hanya mengikuti.

Foto 3. Perbedaan Gerak Penari Putra dan Putri (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

Sebagai kelengkapan untuk lebih memperjelas ragam gerak tari Bedana,

maka tulisan ini dilengkapi dengan notasi Laban pada ragam gerak kakinya.

Penotasian hanya dilakukan pada ragam gerak kaki dikarenakan dalam tarian ini

lebih didominasi oleh gerakan kaki, sedangkan untuk anggota tubuh yang lain

hanya mengikuti saja. Seperti pernyataan yang diungkapkan oleh Soedarsono

dalam buku Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata bahwa ciri utama tari

Melayu terletak pada langkah kaki (1999:403). Berikut adalah uraian gerak tangan

dan sembilan ragam gerak pokok, serta notasi Laban untuk gerak kaki dalam tari

Bedana.

Page 49: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

32

a. Untuk gerak tangan ada dua macam yaitu bekelai dan kimbang. Kedua

gerak ini, posisi tangannya ditekuk kurang lebih 45 derajat di depan dada

dan jari tangan mengepal. Pada gerak tangan bekelai, tangan selalu

mengikuti langkah kaki. Jika kaki kanan maju, tangan kiri ikut maju,

begitupun sebaliknya sehingga gerak tangan selalu dilakukan bersama

dengan gerak kaki. Sedangkan pada gerak tangan kimbang, tangan kanan

dan kiri ditekuk lalu diayunkan sesuai dengan gerakan kaki. Jika kaki

kanan maju, tangan kiri ikut diayunkan ke arah kaki kanan, begitupun

sebaliknya. Tangan dengan ragam kimbang diayunkan seperti ombak

sehingga gerakan tangannya lebih gemulai.

b. Untuk gerak kaki:

b.1. Ragam gerak khesek gantung: Ragam gerak ini dilakukan 8 hitungan

dengan 4 hitungan maju dan 4 hitungan mundur dengan menggunakan

gerak tangan bekelai.

Page 50: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

33

1.Langkah kaki kanan maju

2.Langkah kaki kiri maju

3.Tarik kaki kanan ke arah samping kanan (jinjit)

4.Tarik kaki kanan merapat ke samping kiri (angkat)

5.Langkah kaki kanan mundur

6.Langkah kaki kiri mundur

7.Tarik kaki kanan ke arah samping kanan (jinjit)

8.Tarik kaki kanan merapat ke samping kiri (angkat)

b.2.Ragam gerak khesek injing: Ragam gerak ini hampir sama dengan

ragam gerak khesek gantung. Ragam ini menggunakan gerak tangan

bekelai.

1.Langkah kaki kanan maju

2.Langkah kaki kiri maju

3.Kaki kanan tutup merapat ke samping kiri (jinjit)

4.Tarik kaki kanan ke arah samping kanan (jinjit)

5.Langkah kaki kanan mundur

6.Langkah kaki kiri mundur

7.Kaki kanan tutup merapat ke samping kiri (jinjit)

8.Tarik kaki kanan ke arah samping kanan (jinjit)

b.3. Ragam gerak ayun: Ragam gerak ini memiliki ragam gerak yang sama

dengan khesek gantung, hanya pada gerak keempat dan kedelapan

gerakan kaki seolah-olah menendang dengan diayunkan. Ragam ini

menggunakan gerak tangan kimbang.

Page 51: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

34

1.Langkah kaki kanan maju

2.Langkah kaki kiri maju

3.Langkah kaki kanan mundur

4.Angkat kaki kiri (ayun) dan tendang ke arah samping kanan

5.Langkah kaki kiri maju

6.Langkah kaki kanan maju

7.Langkah kaki kiri mundur

8.Angkat kaki kanan (ayun) dan tendang ke arah samping kiri

b.4.Ragam gerak humbak moloh: Gerak ini lebih seperti gerakan ombak

yang digerakkan ke kanan dan kiri. Pada gerak keempat dan kedelapan

gerakan kaki seolah-olah menendang dengan diayunkan. Ragam ini

menggunakan gerak tangan bekelai.

1.Kaki kanan melangkah ke samping kanan

2.Kaki kiri melangkah ke samping kanan dengan diombak

3.Kaki kanan melangkah ke samping kanan

4.Angkat kaki kiri (ayun) dan tendang ke arah samping kanan

5.Kaki kiri melangkah ke samping kiri

6.Kaki kanan melangkah ke samping kanan dengan diombak

7.Kaki kiri melangkah ke samping kiri

8.Angkat kaki kanan (ayun) dan tendang ke arah samping kiri

b.5.Ragam gerak jimpang: Ragam ini memakai gerak full 1x8 hitungan,

tetapi pada prinsipnya sama seperti gerak lain yaitu diawali dengan

kaki kanan dan kiri. Ragam ini menggunakan gerak tangan kimbang.

Page 52: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

35

1.Langkah kaki kanan maju

2.Langkah kaki kiri maju

3.Kaki kanan mundur

4.Langkah kaki kiri maju

5.Langkah kaki kanan maju

6.Putar kaki kiri ke samping kiri

7.Kaki kanan mengikuti dan balik putar ke arah depan

8.Angkat kaki kiri merapat ke samping kanan (jinjit)

b.6.Ragam gerak tahtim: Ragam gerak ini dilakukan pada awal tarian

dengan melakukan penyembahan kepada tamu atau penonton. Ragam

ini menggunakan gerak tangan kimbang.

1.Langkah kaki kanan maju

2.Langkah kaki kiri maju

3.Langkah kaki kanan maju badan miring, angkat kaki kiri

4.Kaki kiri mundur balik badan ke belakang kiri

5.Langkah kaki kanan mundur

6.Kaki kanan maju badan miring ke depan

7.Kaki kiri dan kanan melompat ke depan

8.Kaki kiri dan kanan melompat ke depan, kaki kanan jinjit dan

melakukan sembah

b.7.Ragam gerak belitut: Pada gerak ini dilakukan putar ke samping kanan

jika diawali dengan langkah kaki kanan, memutar ke samping kiri jika

awalnya menggunakan kaki kiri, dan diakhiri dengan menendang

Page 53: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

36

sambil berayun. Ragam ini menggunakan gerak tangan bekelai dan

kimbang.

1.Langkah kaki kanan silang ke samping kiri

2.Kaki kiri melangkah ke samping kiri

3.Langkah kaki kanan silang ke samping kiri

4.Kaki kiri melangkah ke samping kiri

5.Kaki kanan maju

6.Silang kaki kiri ke kanan putar badan

7.Mundur kaki kanan

8.Angkat kaki kiri (ayun) dan tendang ke arah samping kanan

b.8.Ragam gerak gelek: Pada gerak ini diawali dengan menendang sambil

berayun dan diakhiri dengan gerakan yang sama. Ragam ini

menggunakan gerak tangan kimbang.

1.Angkat kaki kanan (ayun) dan tendang ke depan

2.Langkah kaki kanan maju

3.Langkah kaki kiri maju

4.Langkah kaki kanan ke samping kanan

5.Kaki kiri mundur

6.Silang kaki kanan ke arah samping kiri

7.Silang kaki kiri ke arah samping kanan

8.Angkat kaki kanan (ayun) dan tendang ke depan

b.9.Ragam gerak gantung: Pada gerak ini hanya dilakukan di tempat

dengan gerakan menaruh kaki secara naik turun dengan mengayunkan

tangan yang ditekuk. Gerakan ini tidak dapat berdiri sendiri, misalnya

Page 54: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

37

khesek gantung 4 hitungan lalu dilanjutkan dengan gantung 4

hitungan. Ragam tangan yang dipakai adalah gerak bekelai.

a. Langkah kaki kiri

1.Angkat kaki kiri ke arah samping kanan

2.Merendah kaki kanan

3.Angkat kaki kiri ke arah samping kanan

4.Merendah kaki kanan

b. Langkah kaki kanan

1.Angkat kaki kanan ke arah samping kiri

2.Merendah kaki kiri

3.Angkat kaki kanan ke arah samping kiri

4.Merendah kaki kiri

Perlu diketahui, dalam pementasannya, tari Bedana mempunyai pola lantai

yang fleksibel, artinya koreografer dapat dengan bebas mengatur pola lantai sesuai

dengan daya kreativitasnya. Berikut ini pola lantai yang digunakan pada saat

latihan pementasan di Sanggar Cantika Laras.

Page 55: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

38

Foto 4. Sikap Awal Penari Ketika Memasuki Tempat Pementasan

(Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

Keterangan simbol pola lantai

: Penari Putri

: Penari Putra

: Arah yang akan dituju penari

No. Pola Lantai Keterangan

1.

Penari memasuki tempat

pementasan.

2.

Penari melakukan gerakan

sembah untuk mengawali

tari Bedana. Gerakan yang

dipakai adalah gerak

tahtim.

Page 56: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

39

3.

Penari mulai masuk ke

bagian pertama dengan

menarikan gerak khesek

gantung, khesek injing,

ayun, dan jimpang.

4.

Penari memasuki bagian

kedua dan saling

berhadapan dengan arah

gerak serong ke kanan dan

kiri. Gerakan yang

dillakukan adalah ayun

gantung, humbak moloh,

belitut, dan gelek.

5.

Penari memasuki bagian

ketiga dan seterusnya

dengan pengulangan dan

perpaduan ragam gerak

tari Bedana. Pada bagian

ini digunakan level penari,

penari putri duduk (level

rendah) dan penari putra

level biasa.

6.

Penari melakukan gerakan

dengan pola lantai bundar,

bergerak ke samping

kanan dan kiri.

7.

Penari putra bergerak ke

arah lingkaran luar dan

penari putri bergerak ke

arah lingkaran dalam.

Page 57: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

40

8.

Penari memasuki bagian

ketujuh dan melakukan

gerakan tahtim.

9.

Penari melakukan gerakan

sembah untuk mengakhiri

tari Bedana.

10.

Penari melakukan gerakan

sambil bergerak keluar

dari panggung.

Foto 5. Pola Lantai Tari Bedana (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

Page 58: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

41

4.1.2 Penari

Tari Bedana merupakan sebuah tari pergaulan yang ditarikan secara

berpasangan oleh penari putra dan putri. Tidak ada ketentuan umur dalam

menarikan tari Bedana, hanya saja akan terlihat lebih bagus jika ditarikan oleh

remaja putra dan putri. Walaupun tari ini tergolong dalam sebuah tari rakyat yang

berbentuk hiburan, tetapi para penari tidak bersentuhan antara yang satu dengan

yang lain. Hal ini sesuai dengan adat agama Islam yang ikut dalam membentuk

kebudayaan masyarakatnya, bahwa seorang yang bukan mukhrim-nya dilarang

saling bersentuhan antara yang satu dengan yang lain.

Foto 6. Penari Putra dan Putri (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

Tari Bedana dapat ditarikan secara berkelompok, biasanya terdiri dari

empat sampai delapan orang penari. Tidak hanya itu, tari ini juga dapat ditarikan

secara massal. Untuk sebuah pertunjukan besar, biasanya tari Bedana ditarikan di

sebuah lapangan. Susunan pola lantai dari tari ini akan semakin terlihat

keindahannya ketika ditarikan secara massal. Kreativitas dari seorang koreografer

akan terlihat pada garapan ini apabila perpaduan antara gerak dan musik itu

terlihat harmonis, tertata rapi, dan pola lantainya tersusun dan terpola.

Page 59: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

42

4.1.3 Tata Rias dan Tata Busana

Suatu pertunjukan tidak akan bisa lepas dari elmen-elemen yang

mendukungnya. Salah satu elemen tersebut adalah tata rias dan tata busana. Dari

tata rias dan busana ini akan terlihat ciri khas serta identitas budaya masyarakat

pendukung pertunjukan. Tata rias yang dimaksud adalah riasan wajah atau muka

penari saat pertunjukan tersebut berlangsung. Riasan yang digunakan oleh penari

akan membuat wajah penari putri terlihat lebih cantik dan penari putra akan

terlihat lebih ganteng. Riasan juga berfungsi untuk mempertegas bentuk wajah

seseorang. Pertunjukan tari Bedana di Sanggar Cantika Laras juga

mempergunakan rias wajah untuk penarinya. Tidak hanya penari putri saja, penari

putra juga menggunakan tata rias untuk mempertegas bentuk wajah mereka,

hanya saja lebih lembut atau soft. Penari putri mempergunakan riasan untuk

sebuah pementasan tari dengan mempergunakan alas bedak, bedak padat, pensil

alis, eye shadow, blush on, dan lipstick. Untuk penari putra mempergunakan

sedikit alas bedak dan bedak senada warna kulit.

Foto 7. Alat Make Up Penari di Sanggar Cantika Laras (Dokumentasi: Eva

Savitri, 2013)

Page 60: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

43

Tata busana adalah salah satu elemen penunjang keindahan sebuah

pertunjukan. Busana tari yang digunakan memperlihatkan identitas dan karakter

dari tari yang dibawakan. Di Lampung sendiri mempunyai ciri khas untuk busana

setiap tarian. Lampung memiliki hiasan kepala yang diberi nama siger. Siger

sebenarnya berukuran sangat besar, tetapi untuk hiasan kepala pada pertunjukan

tari, siger yang digunakan lebih kecil. Tidak hanya siger, kain tapis Lampung

juga merupakan salah satu ciri khas busana Lampung.

Tari Bedana sebenarnya mempunyai tata busana yang sudah dibakukan

untuk setiap pementasannya, hanya saja hal ini disesuaikan dengan warna kostum

yang dipakai. Ciri khas warna busana daerah Lampung sendiri adalah putih,

merah, dan kuning keemasan. Keindahan perpaduan warna dalam penataan

busana menjadi salah satu faktor penting, sehingga pemakaian perlengkapan

busana tari Bedana terkesan memiliki warna yang berbeda antara yang satu

dengan yang lainnya tetapi tetap memiliki standar yang sama. Berikut ini adalah

tata busana yang digunakan oleh penari putri dan putra tari Bedana di Sanggar

Cantika Laras, Bandar Lampung.

1. Busana Tari Bedana Putri:

a. Baju kurung

Baju kurung adalah baju khas Lampung, biasanya berbahan dasar

kebaya brokat.

Page 61: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

44

Foto 8. Baju Kurung (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

b. Kain tapis Lampung

Kain tapis Lampung adalah kain tenun khas Lampung dengan

menggunakan motif khas Lampung yang ditenun menggunakan

benang emas. Kainnya sendiri biasanya berwarna merah dan hitam

dengan jaitan berwarna emas untuk membentuk pola pada motifnya.

Motif kain masyarakat adat Pepadun biasanya adalah motif hiasan

kepala siger, segitiga, dan gajah. Sedangkan motif kain masyarakat

adat Saibatin biasanya adalah motif perahu, tombak, dan manusia.

Foto 9. Kain Tapis Lampung (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

Page 62: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

45

c. Bebe atau penutup dada

Bebe adalah penutup dada melingkar yang menutupi bagian depan

sampai belakang, berwarna kuning dengan mote-mote atau hiasan

berwarna emas.

Foto 10. Bebe (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

d. Kalung papan jajar

Kalung ini berwarna emas dan tersusun oleh 3 siger kecil dengan

mote-mote atau hiasan berwarna merah di tengah.

Foto 11. Kalung Papan Jajar (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

Page 63: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

46

e. Peneken rambut

Peneken adalah hiasan yang melingkari kepala dan berfungsi sebagai

pengikat aksesoris lain yang ada di kepala. Peneken berwarna merah

dengan sulaman benang emas motif khas Lampung.

Foto 12. Peneken Rambut (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

f. Sanggul malam

Sanggul berwarna hitam yang dipakai di belakang kepala. Sanggul ini

merupakan salah satu sanggul ciri khas Lampung. Sanggul ini

berbentuk oval, lonjong, dan ramping.

Foto 13. Sanggul Malam (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

g. Sual kira

Sual kira adalah hiasan berbentuk siger Lampung kecil yang

disematkan di atas sanggul malam yang berfungsi untuk menutupi

ikatan peneken rambut.

Page 64: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

47

h. Kembang melati

Hiasan ini merupakan duplikat dari kembang melati berwarna putih

yang dipakai di belakang kepala untuk menutupi sanggul malam.

i. Bunga merah

Dua buah bunga merah diletakkan di samping kanan dan kiri atas

sanggul malam.

Foto 14. Sual Kira, Kembang Melati, dan Kembang Merah

(Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

j. Subang giwir

Subang giwir adalah anting-anting panjang dengan rumbai-rumbai

berbentuk ketupat berwarna emas.

Sual Kira

Kembang Merah

Kembang Melati

Page 65: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

48

Foto 15. Subang Giwir (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

k. Gelang pipih atau gelang bibit

Gelang ini digunakan di lengan bawah penari putri, berbentuk pipih

berwarna emas.

Foto 16. Gelang Pipih (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

l. Bulu serattei

Bulu serattei adalah ikat pinggang yang dipakai penari. Ada dua

macam bulu serattei, yakni ikat pinggang berwarna emas yang terbuat

dari bahan kuningan dan yang terbuat dari kain bludru berwarna merah

dengan hiasan logam kuningan berbentuk bundar. Penggunaan bulu

serattei ini disesuaikan dengan warna busana yang dipakai.

Page 66: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

49

Foto 17. Bulu Serattei (Dokumentasi: Eva Savitri,2013)

Foto 18. Foto penari putri hadap

depan, memperlihatkan tata rias dan

tata busana penari putri dari depan

(Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

Foto 19. Foto penari putri hadap

belakang, memperlihatkan tata

busana penari putri dari belakang,

khususnya pada bagian kepalanya

(Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

Page 67: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

50

2. Busana Tari Bedana Putra:

a. Kawai teluk belangan

Kawai teluk belangan adalah seperangkat baju dan celana berwarna

merah dengan hiasan sulaman emas menggunakan motif khas

Lampung pada bagian pinggirnya.

Foto 20. Kawai Teluk Belangan (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

b. Kain betumpal

Kain betumpal hampir sama dengan kain tapis hanya saja lebih ringan

dan lebih tipis, dipakai di pinggang sampai selutut. Kain ini berwarna

merah dan hitam dengan hiasan motif Lampung berwarna emas.

Foto 21. Kain Betumpal (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

Page 68: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

51

c. Ikat pujuk

Ikat pujuk adalah ikat kepala yang terbuat dari kain betumpal dan

dipakai dengan sedikit mengerucut di atasnya. Jika tidak ada ikat

pujuk, maka penari dapat memakai peci berwarna hitam sebagai

penggantinya.

Foto 22. Ikat Pujuk (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

d. Kalung buah inuh

Kalung buah inuh adalah kalung panjang dengan hiasan seperti ketupat

berwarna emas yang melingkari dada penari.

Foto 23. Kalung Buah Inuh (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

Page 69: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

52

Foto 24. Foto penari putra hadap

depan, memperlihatkan tata rias

dan tata busana penari putra dari

depan (Dokumentasi: Eva Savitri,

2013)

Foto 25. Foto penari putra hadap

belakang, memperlihatkan tata

busana penari putra dari belakang

(Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

4.1.4 Musik Iringan

Sebuah tarian akan lebih lengkap penyajiannya jika menggunakan musik

iringan. Musik iringanpun tidak hanya terbentuk dari permainan alat musik saja,

melainkan dengan media suara dan gerak tubuh manusia, musik tersebut akan

tercipta. Perpaduan antara semua elemen dalam tarian akan lebih hidup dan

harmonis ketika diiringi oleh musik iringan. Berikut akan dijelaskan alat musik

pengiring dalam tari Bedana.

Page 70: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

53

a. Gambus lunik

Gambus lunik adalah alat musik berdawai tradisional Lampung yang

dimainkan dengan cara dipetik dan mempunyai senar berjumlah

empat. Gambus ini dinamakan gambus lunik karena sesuai dengan

bentuknya yang kecil atau lunik dalam bahasa Lampung.

Foto 26. Gambus Lunik (Dokumentasi: google, 2013)

b. Rebana

Rebana adalah alat musik yang berasal dari Timur Tengah berbentuk

bundar dan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan telapak

tangan.

Foto 27. Rebana (Dokumentasi: google, 2013)

Page 71: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

54

c. Karenceng

Karenceng adalah alat musik seperti rebana tetapi memiliki beberapa

kicrikan di sekitar pegangan atau kayu penyangganya.

Foto 28. Karenceng (Dokumentasi: google, 2013)

d. Accordion

Accordion adalah alat musik seperti piano dengan pipa di samping kiri.

Alat musik ini dimainkan dengan cara ditekan pada bagian tutsnya.

Pipa di samping kiri berfungsi untuk memperpanjang dan

memperpendek bunyi yang keluar.

Foto 29. Accordion (Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

Page 72: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

55

e. Vokal

Vokal yang dimaksud di sini adalah lagu-lagu yang dilantunkan atau

dibawakan oleh penyanyi sebagai pengiring dalam tari Bedana. Lagu

tersebut adalah pantun dengan bahasa Lampung yang alunannya

senada dengan permainan gambus lunik.

Dalam perkembangannya, tari Bedana sudah jarang dipentaskan dengan

diiringi musik seperti yang disebutkan. Hal ini disebabkan sulitnya mencari

pemain alat musik asli Lampung, khususnya untuk permainan gambus lunik.

Menurut Aulia Nurfebrilianti (pengajar musik iringan di SMPN 1) permainan

gambus lunik dapat digantikan dengan permainan accordion. Dengan begitu, tari

Bedana dapat diiringi oleh satu orang pemain accordion, lima orang pemain

rebana, tiga orang pemain karenceng, dan satu orang penyanyi. Seperti latihan

untuk pementasan tari Bedana di Sanggar Cantika Laras pada tanggal 20 Oktober

2013, latihan tersebut tidak menggunakan musik secara langsung melainkan

menggunakan compact disc atau CD, CD Player, dan seperangkat sound system.

Jika pementasan tari Bedana dilakukan secara langsung, busana untuk

pemusiknya menggunakan baju dan celana panjang dengan warna senada, ikat

kepala atau peci teluk belangan, dan sarung betumpal.

Page 73: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

56

Foto 30. Foto pemusik hadap depan

(Dokumentasi: Eva Savitri, 2013)

Foto 31. Foto pemusik hadap

belakang, (Dokumentasi: Eva Savitri,

2013)

4.1.5 Tempat Pementasan

Tempat pementasan adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan

yang disajikan oleh pelaku seni ke hadapan penonton. Sumandiyo Hadi dalam

buku Aspek-aspek Dasar Koreografi Kelompok menyatakan bahwa tempat

pementasan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu arena, proscenium, dan

pendhapa. Arena adalah tempat pementasan yang penontonnya melingkar dan

dapat menyaksikan dari segala arah. Proscenium adalah tempat pementasan yang

memisahkan wilayah pelaku seni dan penonton sehingga pelaku seni dapat

Page 74: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

57

bergerak secara leluasa serta memiliki panggung yang lebih tinggi daripada

penonton, khususnya penonton bagian depan. Pendhapa adalah tempat

pementasan yang memiliki atap joglo (2003:27-31). Terkait dengan hal itu, tari

Bedana adalah sebuah kesenian rakyat berbentuk tari hiburan yang tempat

pementasannya disesuaikan dengan jumlah penarinya, dapat dipentaskan di mana

saja, serta tidak terikat oleh tempat dan waktu..

Bentuk tempat pementasan tari Bedana biasanya dapat ditonton dari

panggung arena atau dari segala arah. Hal ini dikarenakan arah hadap penari, pola

lantai, dan perpaduan antara ragam gerak yang satu dengan yang lain dapat

berubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Apabila tari Bedana ditarikan

oleh satu atau dua pasang penari maka tari ini dapat dipentaskan di atas panggung

proscenium atau tempat pementasan lainnya seperti acara hiburan di pernikahan,

acara untuk kegiatan pariwisata dan acara lainnya.

4.2 Fungsi Tari Bedana

Sebuah seni pertunjukan, khususnya tari, tentu memiliki fungsi yang

terkandung di dalamnya. Soedarsono dalam Metodologi Penelitian Seni

Pertunjukan dan Seni Rupa menyatakan bahwa ada dua fungsi dari seni

pertunjukan, yaitu fungsi primer dan fungsi sekunder (1999:167-169). Terkait

dengan itu, tari Bedana memiliki fungsi primer dan fungsi sekunder.

Page 75: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

58

4.2.1 Fungsi Primer Tari Bedana

Salah satu fungsi primer dari seni pertunjukan menurut Soedarsono yaitu

sebagai sarana hiburan pribadi yang penikmatnya adalah pribadi-pribadi yang

melibatkan dirinya dalam pertunjukan (2001:170-172). Terkait dengan pernyataan

yang dijelaskan oleh Soedarsono, tari Bedana memiliki fungsi primer sebagai

sarana hiburan masyarakatnya, yaitu penyambutan tamu agung atau tamu penting

yang datang ke Lampung, acara hiburan di pernikahan, acara hiburan untuk

kegiatan pariwisata, dan acara hiburan lain yang ada hubungannya dengan

kebudayaan Lampung. Selain berfungsi sebagai tari hiburan, tari Bedana juga

memiliki beberapa fungsi lain, seperti fungsi pendidikan (edukatif), dan fungsi

komunikatif. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari The Liang Gie dalam bukunya

yang berjudul Filsafat Seni Sebuah Pengantar (Gie, 2004:47-49).

Seni sebagai bagian dari budaya memiliki nilai-nilai budaya seperti nilai

etika dan estetika (Sudira, 2010:135). Fungsi tari Bedana terkait dengan fungsi

pendidikan dapat dilihat dari nilai etika atau moral dan estetikanya. Nilai-nilai

tersebut terekspresi lewat penyampaian geraknya. Penari putra dan putri yang

tidak boleh saling bersentuhan adalah contoh nilai etika yang terdapat dalam tari

Bedana. Sebenarnya bukan hanya agama Islam saja yang mengajarkan hal

tersebut, pada dasarnya semua agama mengajarkan untuk tidak berbuat hal di luar

batas jika muda-mudi tersebut belum terikat pada sebuah hubungan pernikahan.

Hal ini tentu saja merupakan suatu pendidikan yang bernilai untuk menjunjung

tinggi etika pergaulan di masyarakat. Fungsi tari Bedana terkait nilai estetika atau

keindahannya terdapat dalam penyampaian ragam gerak serta musik

Page 76: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

59

pengiringnya. Geraknya yang dinamis, musik iringannya yang riang, ditambah

pola lantai yang disusun sedemikan rupa oleh koreografer akan terlihat harmonis

pada saat pementasan berlangsung. Tidak hanya itu, nilai estetika tari Bedana juga

terdapat dalam busana dan alat musik yang dipakai dalam tari ini. Busana dan alat

musik tari ini menggunakan perpaduan yang serasi antara Lampung dan Melayu.

Pakaiannya yang tertutup menunjukan nilai adat istiadat masyarakat beragama

Islam dalam berpakaian, tetapi tetap memakai aksesoris, riasan muka serta hiasan

kepala sehingga keindahan dari unsur busananya tetap terlihat dalam tari ini.

Sedangkan alat musiknya yang berasal dari alat musik Lampung dan Melayu

mempunyai satu alunan nada yang serasi dan harmonis sehingga menambah

keindahan tari Bedana.

Pertunjukan adalah sebuah komunikasi yang terjadi antara pengirim pesan

(pelaku pertunjukan) kepada sebuah tradisi yang dipahami bersama (Murgiyanto,

1996:156). Terkait dengan fungsi komunikatif, tari Bedana merupakan salah satu

tarian wajib yang diajarkan di sekolah-sekolah di Bandar Lampung mulai dari

Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai dengan Sekolah Menengah Atas

(SMA). Tiap pembelajaran atau pembekalan materi tari Bedana di sanggar

maupun di sekolah-sekolah yang ada di Lampung, selalu diawali dengan

memberikan kesembilan ragam gerak pokok tari tersebut. Hubungan antara

koreografer, penari, pemusik, dan pelaku lain yang ada pada saat latihan sampai

pementasan tari Bedana akan menjadi dekat antara yang satu dengan yang lain.

Selain itu, antar sekolah di Lampung juga memiliki pembelajaran kesenian yang

sama, sehingga siswa sekolah yang satu dengan yang lain dapat berkomunikasi,

Page 77: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

60

khususnya dalam bidang kesenian. Jika ada perlombaan antar sekolah terkait

dengan tari Bedana, siswa akan saling mengenal dan berbagi informasi bersama.

Pengajaran tari Bedana di sekolah ini secara tidak langsung akan menumbuhkan

rasa kecintaan, solidaritas, dan membangun komunikasi antar siswa terhadap

kebudayaan di wilayah Lampung, sehingga tari ini akan terus dilestarikan oleh

generasi penerusnya.

4.2.2 Fungsi Sekunder Tari Bedana

Fungsi sekunder dari seni pertunjukan menurut Soedarsono yaitu: 1)

sebagai pengikat dan pembangkit rasa solidaritas 2) sebagai media komunikasi; 3)

sebagai sarana terapi; 4) sebagai perangsang produktivitas (Soedarsono,

1999:167-169). Begitu pula dalam tari Bedana juga memiliki fungsi seperti yang

dijelaskan oleh Soedarsono antara lain sebagai berikut.

1. Sebagai pengikat dan pembangkit rasa solidaritas

Dengan adanya tari Bedana, secara tidak langsung akan terjalin sebuah

ikatan perasaan antara masyarakat yang satu dengan yang lain, khususnya

untuk para seniman. Ikatan tersebut terbentuk dari kegiatan seperti latihan

bersama, pementasan bersama dan diskusi bersama yang melibatkan

masyarakat sekitarnya. Dengan demikian, rasa solidaritas yang dimiliki

masing-masing individu semakin kuat dan rasa tolong menolong tercipta.

2. Sebagai media komunikasi

Fungsi tari Bedana sebagai media komunikasi dapat dilihat dari

penyampaian pesan yang disampaikan melalui tari ini. Nilai-nilai rasa

Page 78: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

61

kebersamaan yang terdapat dalam tari ini seperti adanya interaksi sesama

penari, kerukunan, persahabatan, komunikasi antar pendukung dengan

penonton akan tercipta. Tidak hanya itu, melalui tari ini juga tersampaikan

pesan yang terdapat dalam lagu pengiring tari Bedana, berupa pantun

berbahasa Lampung yang berisi tentang pola kehidupan masyarakat

sekitarnya. Tidak hanya itu, ketika mengadakan sebuah pementasan tentu

akan terjalin komunikasi antar masyarakat pendukungnya. Secara tidak

langsung hal tersebut akan membangun komunikasi dari masing-masing

individu untuk saling mengenal satu sama lain.

3. Sebagai sarana terapi

Fungsi tari Bedana sebagai sarana terapi dapat dilihat dari efek yang

ditimbulkan setelah menonton pementasan tari ini. Gerak dan musik tari

Bedana yang dinamis secara tidak langsung membuat penonton merasa

senang ketika menonton tari tersebut, sehingga suasana atau mood

seseorang menjadi berubah. Perasaan seseorang yang tadinya tidak

bersemangat akan menjadi bersemangat ketika menonton sebuah acara

hiburan, apalagi jika hiburan tersebut berupa sebuah tarian yang dinamis.

Tidak hanya dari sisi penonton saja, seorang penari ketika dapat

menarikan tari Bedana dengan baik dan sukses, penari tersebut akan

merasa puas. Dengan begitu, penari akan selalu memberikan penampilan

yang terbaik ketika menarikan tari Bedana sehingga dapat menghibur para

penonton dan menjadi kepuasan untuk dirinya sendiri.

Page 79: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

62

4. Sebagai perangsang produktivitas

Ketika seseorang menonton sebuah tarian, secara tidak langsung mereka

akan terbawa suasana yang ada dalam pementasan tersebut. Bagi seniman,

khususnya koreografer, mereka akan mendapatkan rangsangan berupa ide-

ide baru untuk menciptakan sebuah tarian yang lain. Hal ini terbukti

dengan banyaknya tari Bedana kreasi, yang diciptakan oleh masing-

masing sanggar di Bandar Lampung, untuk mengapresiasikan kreativitas

mereka dalam mengolah gerakan tari Bedana yang dinamis, menjadi

sesuatu yang baru sesuai dengan keinginan dan imajinasi mereka.

Page 80: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

63

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Tari Bedana adalah tari tradisional Lampung yang mencerminkan tata

kehidupan masyarakat Lampung serta perwujudan simbolis dari adat istiadat dan

agama yang telah menyatu bersama pola hidup masyarakat Lampung. Tari ini

berasal dari Lampung Pesisir dimana masyarakatnya adalah masyarakat dengan

adat Lampung Saibatin. Keunikan yang terdapat dalam tari Bedana yaitu adanya

akulturasi atau perpaduan budaya antara Lampung dan Melayu. Ciri khas dari tari

Bedana sendiri ada tiga macam, yaitu dalam penyampaian ragam gerak tarinya,

tari ini tidak memperkenankan para penari yang berlawanan jenis (putra dan putri)

bersentuhan dengan pasangannya. Ragam gerak yang dimiliki oleh tari Bedana

Lampung ada sembilan ragam gerak, yang dapat dikombinasikan antara ragam

gerak yang satu dengan yang lain. Sembilan macam ragam gerak itu terdiri dari

khesek gantung, khesek injing, jimpang, ayun, tahtim, gelek, humbak moloh,

gantung, dan belitut. Bentuk pertunjukannya juga dapat ditarikan secara massal

(banyak orang), tetapi tidak mengurangi keindahan susunan pola lantai dan

komposisinya.

Struktur pertunjukannya tari Bedana dibagi menjadi 8 bagian, dimana pada

awal dan akhir tari ini dilakukan gerakan sembah untuk mengawali dan

mengakhiri tarian tersebut. Tari Bedana ditarikan oleh penari berpasangan putra

dan putri yang dalam penyampaian kesembilan ragam gerak berbeda pada sikap

Page 81: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

64

pokok geraknya. Sikap gerak pokok untuk penari perempuan lebih gemulai dan

sempit (kaki dan tangannya tertutup), sedangkan untuk penari pria lebih gagah

dan lebar (kaki dan tangannya terbuka). Gerakan dari tari Bedana lebih

didominasi oleh gerakan kaki, sehingga gerakan tangannya hanya mengikuti.

Busana dan tata rias pentas digunakan oleh masing-masing penari putra dan putri

sesuai dengan kebutuhannya. Tata rias yang digunakan yaitu tata rias minimalis

untuk rias pentas. Tata busana tari Bedana dibedakan antara penari putra dan

putrinya. Tata busana penari putra terdiri dari kawai teluk belangan, kain

betumpal, ikat pujuk atau peci, dan kalung buah inuh, sedangkan tata busana

penari putri terdiri dari baju kurung, kain tapis Lampung, bebe adalah penutup

dada, kalung papan jajar, peneken rambut, sanggul malam, sual kira, kembang

melati, bunga merah, subang giwir, gelang pipih atau gelang bibit, dan bulu

serattei. Musik iringannya menggunakan gambus lunik, rebana, karenceng,

accordion, dan vokal yang melantunkan pantun-pantun berbahasa Lampung yang

dilagukan. Tempat pementasan tari Bedana disesuaikan dengan jumlah penarinya,

dapat dipentaskan di mana saja, dan tidak terikat oleh tempat dan waktu.

Tari Bedana memiliki fungsi primer sebagai sarana hiburan bagi

masyarakatnya. Tari ini ditarikan pada saat acara hiburan, seperti penyambutan

tamu agung (biasanya orang penting yang datang ke Lampung), acara hiburan

yang ada di pernikahan, acara hiburan untuk kegiatan pariwisata, dan acara-acara

lain yang ada hubungannya dengan kebudayaan Lampung. Selain berfungsi

sebagai tari hiburan, tari Bedana juga memiliki beberapa fungsi lain, seperti

fungsi pendidikan (edukatif), dan fungsi komunikatif. Fungsi tari Bedana terkait

Page 82: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

65

dengan fungsi pendidikan dapat dilihat dari nilai etika atau moral dan estetikanya.

Penyampaian ragam gerak penari putra dan putri yang tidak boleh saling

bersentuhan menjadi nilai etika, sedangkan musik iringan yang riang, pola lantai

yang tersusun sedemikan rupa dan terlihat harmonis menjadi nilai estetika tari

Bedana. Sedangkan dalam fungsi komunikatif, tari Bedana merupakan salah satu

tarian wajib yang diajarkan di sekolah-sekolah di Bandar Lampung mulai dari

Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai dengan Sekolah Menengah Atas

(SMA). Pengajaran tari Bedana di sekolah ini secara tidak langsung akan

menumbuhkan rasa kecintaan, solidaritas, dan membangun komunikasi antar

siswa terhadap kebudayaan di wilayah Lampung.

Fungsi sekunder tari Bedana, yaitu sebagai pengikat dan pembangkit rasa

solidaritas antarmasyarakat Lampung, sebagai media komunikasi antara pelaku

seni (penari, pemusik, dan koreografer) dengan penikmat seni (penonton dan

pemerhati seni), sebagai sarana terapi untuk penikmat seni dan si pelaku seni, dan

sebagai perangsang produktivitas bagi para seniman agar tercipta tari-tari kreasi

yang baru. Masyarakat Lampung memperkenalkan kebudayaan mereka melalui

salah satu kesenian, khususnya seni tari, yaitu tari Bedana dari generasi ke

generasi agar tarian ini tidak punah dan terus dilestarikan.

5.2 Saran-saran

Tari Bedana di Sanggar Cantika Laras adalah sebuah tari hiburan yang

dipentaskan pada saat acara hiburan. Hampir di setiap acara hiburan, tari ini selalu

ditampilkan. Untuk itu, perlu usaha dari masyarakat pendukungnya agar tari ini

Page 83: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

66

tetap dilestarikan sehingga Lampung tidak kehilangan identitas yang ada,

khususnya seni tarinya. Melalui pengajaran tari Bedana kepada siswa SMP dan

SMA di Bandar Lampung, maka rasa kecintaan yang ditanamkan akan semakin

kuat untuk mempertahankan kesenian yang ada.

Penelitian tari Bedana Lampung ini tentu menambah wawasan para

pembaca dan seniman akademik tentang kesenian yang berada di daerah lain

Indonesia. Diharapkan kepada para seniman untuk mengembangkan ide-ide

barunya agar tercipta sebuah karya tari baru hasil akulturasi budaya, khusunya

untuk budaya Lampung.

Page 84: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

67

DAFTAR PUSTAKA

Bandem, I Made. 1996. Etnologi Tari Bali. Yogyakarta: Kanisius.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

Dibia, I Wayan. 1999. Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali. Denpasar:

Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Dibia, I Wayan, FX. Widaryanto dan Endo Suanda. 2006. Tari Komunal Buku

Pelajaran Kesenian Nusantara untuk Kelas XI. Jakarta: Lembaga

Pendidikan Seni Nusantara.

Djelantik, A.A.M. 2004. Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni

Pertunjukan Indonesia.

The Liang Gie. 2004. Filsafat Seni Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Pusat Belajar

Ilmu Berguna.

Hadi, Sumandiyo Y. 2003. Aspek-aspek Dasar Koreografi Kelompok.

Yogyakarta: Lembaga Kajian Pendidikan dan Humaniora Indonesia.

. 2007. Sosiologi Tari. Yogyakarta: PUSTAKA.

Hasan, Hafizi, dkk. 1992. Diskripsi Tari Bedana. Bandar Lampung: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Taman

Budaya Provinsi Lampung.

Firmansyah, Junaidi, Hafizi Hasan, dan M. Kamsadi. 1996. Mengenal Tari

Bedana. Bandar Lampung: Gunung Pesagi.

Murani, Asnawi. 1984. Kapita Selekta Manifestasi Budaya Indonesia. Jakarta:

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Murgiyanto, Sal. 1996. Seni Pertunjukan Indonesia. Yogyakarta: Masyarakat Seni

Pertunjukan Indonesia.

Mustika, I Wayan. 2010. Mengenal Tari Bedayo Tulang Bawang Sebagai Sebuah

Seni Pertunjukan. Yogyakarta: Percetakan UPN.

Page 85: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

68

Noeng, Muhadjir. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

Rakesarasin.

Soedarsono, R.M. 1996. Indonesia Indah Seri Ketujuh: “Tari Tradisonal

Indonesia”. Jakarta: Yayasan Harapan Kita/BP 3 TMII.

. 1999. Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata. Yogyakarta:

Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia dan Arti Line.

. 2001. Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa.

Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Soehardjo A.J. 2012. Pendidikan Seni: Dari Konsep Sampai Program Buku Satu.

Malang: Universitas Negeri Malang dan IKAPI.

Sudarsono. t.t. Tari-tarian Indonesia I. Jakarta: Proyek Pengembangan Media

Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Sudira, Made Bambang Oka. 2010. Ilmu Seni – Teori dan Praktik. Jakarta: Inti

Prima Promosindo.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

CV. Alfabeta.

Tim Penyusun. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Winarto, Soerjo Wido dan Ninik Harini. 2011. Kemasan Seni Wisata. Malang:

Universitas Negeri Malang.

SUMBER INTERNET

Mediawiki. “Lampung”. Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 21 Mei 2012.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Lampung, diakses pada 23 Desember 2012).

. “Islam di Lampung”. Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 26 Juli 2013.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Lampung, diakses pada 2 Desember 2013).

. “Suku Melayu”. Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 7 September 2013.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Lampung, diakses pada 2 Desember 2013).

Page 86: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

69

Raspopo, Rilo. “Tari Bedana”. Scribd, 16 September 2010.

(http://www.scribd.com/doc/47451031/Tari-Bedana, diakses pada 23

Desember 2012).

Saliwa, Novan Adi Putra. “Sang Bumi Khuwa Jukhai”. Saliwa, 14 Maret 2009.

(http://saliwanovanadiputra.blogspot.com/2009/03/sang-bumi-khuw-

jukhai.html.?m=1, diakses pada 27 November 2013)

Seandanan. “Sejarah Perkembangan Hukum Adat Lampung Pesisir”. Cukuh Balak

– Tapis Lampung. (http://www.seandanan.wordpress.com/cukuh-balak-2/,

diakses pada 20 November 2013).

Sri Wahyuni, Endang. “Tari Bedana”. Step to Improve Better: Never Ending

Inspiration, 28 Desember 2011.

(http://endangsriwahyunie.wordpress.com/2011/12/28/tari-bedana/,

diakses pada 23 Desember 2012).

Page 87: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

70

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 88: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

71

Lampiran 1. Glosarium

Akulturasi : percampuran antara satu budaya dengan budaya yang lain

sehingga menghasilkan sebuah budaya yang baru.

Bekelai : gerakan tangan mengayun atau memutar (ukal).

Dawai : tali/senar yang dipakai pada gambus lunik.

Gelek : gerakan molek.

Humbak Moloh : gerakan ombak mengalun.

Injing : gerakan kaki jinjit.

Jimpang : gerakan melangkah/berjalan.

Joglo : gaya bangunan untuk tempat tinggal khas Jawa, atapnya

menyerupai trapesium, di bagian tengah menjulang ke atas

berbentuk limas, dan serambinya tidak bersekat-sekat.

Khesek : gerakan tari (geser).

Kimbang : gerakan ayunan tangan.

Lampung Pepadun : masyarakat Lampung yang dapat menaikkan status adatnya

saat mereka menikah atau menggantikan status ayah

kandungnya. Biasanya masyarakat adat ini tinggal di daerah

pegunungan.

Lampung Saibatin : masyarakat Lampung yang kedudukan adatnya ditentukan

berdasarkan garis keturunan. Biasanya mereka tinggal di

daerah pesisir Lampung.

Mote-mote : hiasan kecil berwarna-warni yang digunakan untuk

memperindah suatu barang dengan cara dijahit atau ditempel.

Mukhrim : hubungan antara putra dan putri yang memiliki hubungan

darah atau yang telah menikah.

Sang Bumi Ruwa

Jurai

: semboyan masyarakat Lampung yang berarti Satu Bumi Dua

Cabang. Cabang disini maksudnya adalah masyarakat asli

Lampung dan masyarakat pendatang yang menetap di

Lampung sampai sekarang.

Page 89: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

72

Siger : mahkota khas Lampung yang dipakai di kepala oleh

pengantin putri pada saat upacara pernikahan.

Tahtim : gerak sebagai pembuka/penutup.

Page 90: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

73

Lampiran 2. Daftar Informan

Nama :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Jabatan :

Nugraha Amijaya

48 tahun

Jalan Cemara 2 nomor 30c Tanjung Senang Bandar Lampung

PNS di UPTD Taman Budaya Lampung bagian tari

Pemilik Sanggar Cantika Laras

Nama :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Jabatan :

Dra. Titik Nurhayati

55 tahun

Jalan Cut Nyak Dien 24 Bandar Lampung

Pejabat fungsional Pamong Budaya bidang tari UPTD Taman

Budaya Lampung

Informan tari Bedana

Nama :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Jabatan :

Andesba, S.Si

22 tahun

Krui, Lampung Barat

Pemusik Lampung

Penerjemah Bahasa Lampung

Nama :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Jabatan :

Santi Tania, S.Pd

29 tahun

Jalan Tirtayasa Gang Pubian No. 55 Sukabumi Bandar Lampung

Guru Kesenian di SMA YP Unila Bandar Lampung

Informan tari Bedana

Page 91: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

74

Nama :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Jabatan :

Aulia Nurfebrilianti

21 tahun

Jalan Cuk Nyak Dien nomor 64/88 Bandar Lampung

Pemusik Lampung

Pemain musik

Nama :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Jabatan :

Ivana Christiani

21 tahun

Jalan Airan Raya Gang Camar Sukarame Bandar Lampung

Mahasiswi Universitas Lampung

Penari

Nama :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Jabatan :

Shintya Sardi

20 tahun

Jalan Raden Intan Pahoman Bandar Lampung

Mahasiswa Universitas Lampung

Penari

Page 92: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

75

Lampiran 3. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimanakah asal mula tari Bedana?

2. Siapakah pencipta tari Bedana?

3. Berasal darimanakah tari Bedana?

4. Bagaimana perkembangan tari Bedana masa kini?

5. Ada berapa bagian dalam tari Bedana?

6. Apa saja ragam gerak tari Bedana?

7. Bagaimana saja bentuk pola lantai yang digunakan saat tari Bedana ditarikan

secara berpasangan?

8. Apakah ragam gerak tari Bedana sulit untuk dihafalkan?

9. Apakah terdapat perbedaan sikap gerak antara penari putra dan putri?

10. Apa saja alat make up yang digunakan saat pementasan tari Bedana?

11. Apa saja busana yang digunakan oleh penari putri?

12. Apa saja busana yang digunakan oleh penari putra?

13. Apa warna ciri khas tari Bedana Lampung?

14. Bagaimana musik tari Bedana?

15. Apa saja alat musik yang digunakan?

16. Bagaimana perkembangan musik tari Bedana?

17. Lagu apa yang dinyanyikan dalam tari Bedana?

18. Apa arti dari lagu tersebut?

19. Berapa lama durasi tari Bedana?

20. Bagaimana tempat pementasan untuk tari Bedana?

Page 93: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

76

Lampiran 4. Peta Lampung

Peta Lampung (Dokumentasi: google, 2013)

Diedit oleh Putu Ari Darmastuti 2014

Lampiran 5. Denah Lokasi Penelitian

Denah Lokasi (Dokumentasi: Darmastuti, 2014)

Page 94: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

77

Lampiran 6. Foto-foto

Foto 32. Foto Bersama Penari dan Pemilik Sanggar Cantika Laras

(Dokumentasi: Bonatama, 2013)

Foto 33. Foto Bersama Pemusik di SMP Negeri 1 Bandar Lampung

(Dokumentasi: Bonatama, 2013)

Page 95: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

78

Foto 34. Foto Saat Wawancara dengan Bapak Nugraha Amijaya Pemilik Sanggar

Cantika Laras Bandar Lampung (Dokumentasi: Bonatama, 2013)

Foto 35. Foto Saat Wawancara dengan Aulia Nurfebrilianti Pengajar Musik dan

Seniman Musik di Lampung (Dokumentasi: Bonatama, 2013)

Page 96: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

79

Lampiran 7. Notasi Musik untuk Permainan Rebana

. . .

t - t d - t d

tang tang dung tang dung

(pukulan untuk ragam gerak biasa atau disebut tandoh)

. . . . .

t d t t d t t d t t

tang dung tang tang dung tang tang dung tang tang

. . .

d t d t t d

dung tang dung tang tang dung

. . . . .

t - t t d t t d t t

tang tang tang dung tang tang dung tang tang

. . .

d t d t t d

dung tang dung tang tang dung

(pukulan untuk pergantian ke bagian selanjutnya atau disebut tahto)

Page 97: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

80

Lampiran 8. Notasi Musik Accordion Penayuhan

Lagu penayuhan ini dinyanyikan sebagai lagu pertama pada bagian kedua dalam

tari Bedana.

Page 98: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

81

Lampiran 9. Notasi Musik Accordion Bedana

Arti:

Tari Bedana, tari Bedana tari kita dulu 2x

Berjalan gembira, berjalan gembira tangan gemulai 2x

Tari Bedana, tari Bedana lama dijaga 2x

Sambil berpantun, sambil berpantun lagu tayuhan 2x

Lagu Bedana ini dinyanyikan saat reff. atau pada saat pergantian dari bagian

kedua sampai bagian selanjutnya dalam tari Bedana.

Page 99: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

82

Lampiran 10. Notasi Musik Accordion Mata Kipit

Arti:

Anak ayam turun 10 kena injak 1 tinggal 9 (2x)

Mari kita bekerja jangan mudah marah, sama-sama menjaga jangan kira-kira (2x)

Ayo semua kawan bersama kalau kerjaan baik kita lestarikan (2x)

Sekarang kita bersama-sama, tarian lama tarian dulu iya sampai sekarang (2x)

Lagu Mata Kipit ini dinyanyikan pada saat akan berakhirnya pementasan tari

Bedana atau pada akhir bagian kedelapan saat penari keluar dari panggung.

Page 100: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

83

Lampiran 11. Surat Pra Penelitian

Page 101: SKRIPSI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI …

84

Lampiran 12. Kartu Bimbingan Tugas Akhir