skripsi - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/l gde muhamad subhan_e1c113069.pdf ·...

143
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII A DI SMPN 4 PUJUT MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Oleh LALU GDE MUHAMAD SUBHAN E1C 113 069 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2017

Upload: ngominh

Post on 07-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII A DISMPN 4 PUJUT MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu(S1) Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Oleh

LALU GDE MUHAMAD SUBHANE1C 113 069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DANDAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM2017

Page 2: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

ii

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANJl. Majapahit No. 62 Mataram 83125 Telp (0370) 623873 Fax. 634918

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul skripsi:

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII A Di SMPN 4 Pujut

Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal 21 Juni 2017

Dosen Pembimbing I

(Drs. Suyanu, M.Pd.)NIP.195802151984031001

Dosen Pembimbing II

(Syaiful Musaddat, M.Pd.)NIP.197712312005011003

Mengetahui,Ketua Prog. Studi

(Drs. Khairul Paridi, M.Hum.)NIP.196012311987031018

Page 3: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

iii

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANJl. Majapahit No. 62 Mataram 83125 Telp (0370) 623873 Fax. 634918

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII A di SMPN 4 PujutMenggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)”

Skripsi ini telah diuji dan disahkan pada tanggal 6 Juli 2017 oleh tim penguji

Dewan Penguji,

Ketua,

(Drs. Suyanu, M.Pd.)NIP.195802151984031001

Sekretaris,

(Syaiful Musaddat, M.Pd.)NIP.197712312005011003

Anggota,

(Dra. Siti Rohana Hariana Intiana, M.Pd.)NIP.196603311993032002

Mengetahui,

Page 4: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Iringi langkah dengan kejujuran dan kesabaran karena itu

adalah kunci menuju ketenangan yang abadi

Persembahan:

Alhamdulillah, berkat rahmat dan karunia Allah SWT skripsi ini dapat terselesaikan,

dan saya persembahkan untuk:

Mamik dan ibu tercinta, matur tampiasih yang tiada tara atas segala doa dan

pengorbanan yang pelungguh berikan dengan penuh keikhlasan.

Guru-guru saya tercinta, tidak lelah saya ucapkan jazaakallahu khoiron.

Kakak-kakak saya (k’ande, k’aji, k’adam, dan k’intan) yang selalu memberikan

doa dan dukungan baik moral maupun material.

Keponakan saya tersayang (alfa, ziden, biyan, azel, lati, iyas, embun) senyum

kalian memberi semangat dan keceriaan tersendiri untukku.

Keluarga besar yang di Pengembur Karang Dalam.

Sahabat-sahabat saya (eza, nazim, tofan, haris, gani, zaki, mega, ara, mini, dwi,

mushab) terima kasih selalu ada disaat suka dan duka.

Almamater tercinta.

Page 5: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

v

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita, Rasulullah Saw, beserta

keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan Allah SWT.

Penulis ucapkankan terima kasih kepada semua pihak yang dengan berkat

bantuannya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Wildan, M.Pd., Dekan FKIP Universitas Mataram.

2. Ibu Dra. Siti Rohana Hariana Intiana, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram, sekaligus

sebagai dosen anggota penguji skripsi. Terima kasih atas bimbingan, arahan, ilmu

dan semua waktu yang telah diberikan.

3. Bapak Drs. Khairul Paridi, M. Hum., Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.

4. Bapak Drs. Suyanu M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan serta arahan sehingga penulisan skripsi ini

terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Syaiful Musaddat, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang juga telah

meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan sehingga

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Page 6: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

vi

6. Semua dosen Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah yang telah

memberikan ilmu kepada penulis, semoga Allah SWT memberikan balasan yang

lebih baik.

7. Mamiq dan ibu tercinta yang selalu menjadi motivasi saya.

8. Guru-guru saya di SMPN 4 Pujut yang telah banyak membantu dalam pembuatan

skripsi ini dari awal sampai akhir.

9. Teman-teman seperjuangan PBSID khususnya We’are B angkatan 2013 yang

memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

10. Teman-teman saya yang tidak bias saya sebutkan satu per satu.

11. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Akhir kata, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang

telah berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhoi. Amin Ya Rabbal Alamin.

Mataram, …. Juli 2017

Penulis

Page 7: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas VIII A di SMPN 4 Pujut Menggunakan Strategi Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)” dapat diselesaikan.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesai-

kan program sarjana (S1) Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram. Penulis ucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang membantu, mendukung, membimbing dan mengarahkan

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Selanjutnya, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberi

manfaat bagi semua pihak seperti yang penulis harapkan.

Mataram, …. Juli 2017

Penulis

Page 8: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI................................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................... v

KATA PENGANTAR............................................................................................ vii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL........................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xi

ABSTRAK .............................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ................................................. 51.2.1 Rumusan Masalah ............................................................................... 51.2.2 Pemecahan Masalah ............................................................................ 6

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 71.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................................. 71.4.2 Manfaat Praktis.................................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN............................ 92.1 Landasan Teori............................................................................................... 9

2.2 Penelitian yang Relevan............................................................................... 20

2.3 Kerangka Berpikir........................................................................................ 23

2.4 Hipotesis Tindakan ...................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 24

3.1 Seting Penelitian .......................................................................................... 243.1.1 Lokasi Penelitian ............................................................................... 243.1.2 Waktu Penelitian ............................................................................... 24

Page 9: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

ix

3.2 Subyek dan Observer Penelitian .................................................................. 243.2.1 Subjek Penelitian ............................................................................... 243.2.2 Observer Penelitian ........................................................................... 24

3.3 Faktor yang Diteliti ...................................................................................... 253.3.1 Faktor Guru ....................................................................................... 253.3.2 Faktor Siswa ...................................................................................... 25

3.4 Variabel Penelitian....................................................................................... 253.4.1 Definisi Operasional Variabel Harapan............................................. 253.4.2 Definisi Operasional Variabel Tindakan ........................................... 26

3.5 Rancangan dan Langkah-Langkah Penelitian.............................................. 263.5.1 Rancangan Penelitian ........................................................................ 263.5.2 Langkah-Langkah Penelitian............................................................. 28

3.6 Jenis dan Metode Pengumpulan Data .......................................................... 323.6.1 Jenis Data........................................................................................... 323.6.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 33

3.7 Instrument Pengumpulan Data..................................................................... 343.7.1 Lembar Observasi.............................................................................. 343.7.2 Lembar Penilaian Keterampilan Berbicara ....................................... 42

3.8 Teknik Analisis Data.................................................................................... 453.8.1 Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ................................... 453.8.2 Data Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Siswa............................ 47

3.9 Indikator Kinerja .......................................................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 50

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 504.1.1 Deskripsi Data Siklus I...................................................................... 504.1.2 Deskripsi Data Siklus II..................................................................... 68

4.2 Pembahasan.................................................................................................. 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 90

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 90

5.2 Saran ............................................................................................................ 91

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 94

Page 10: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

x

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................................ 27

Gambar 4.1 Peningkatan Aktivitas Guru ................................................................. 84

Gambar 4.2 Peningkatan Aktivitas Siswa................................................................ 86

Gambar 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ......................................................... 89

TABEL

Tabel 3.1 Tahap Pelaksanaan Tindakan................................................................... 29

Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru ........................................................... 36

Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa.......................................................... 40

Tabel 3.4 Rubrik Penskoran Keterampilan Berbicara ............................................. 44

Tabel 3.5 Kriteria Aktivitas Guru ............................................................................ 46

Tabel 3.6 Kriteria Aktivitas Siswa........................................................................... 47

Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ......................................... 58

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ........................................ 61

Tabel 4.3 Data Rekapitulasi Hasil Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I.............. 64

Tabel 4.4 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ........................................ 74

Tabel 4.5 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II....................................... 76

Tabel 4.6 Data Rekapitulasi Hasil Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II ............ 79

Tabel 4.7 Perbandingan Aktivitas Guru................................................................... 83

Tabel 4.8 Perbandingan Aktivitas Siswa ................................................................. 85

Tabel 4.9 Perbandingan Keterampilan Berbicara Siswa.......................................... 87

Page 11: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Identitas Sekolah .................................................................................. 95

Lampiran 2 RPP Siklus I.......................................................................................... 96

Lampiran 3 Artikel dan Tugas ............................................................................... 103

Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ........................................ 104

Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ....................................... 106

Lampiran 6 Lembar Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus I ........................... 108

Lampiran 7 RPP Siklus II ...................................................................................... 110

Lampiran 8 Artikel dan Tugas ............................................................................... 117

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ....................................... 119

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II.................................... 121

Lampiran 11 Lembar Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus II........................ 123

Lampiran 12 Foto Dukumentasi ............................................................................ 125

Lampiran 13 Surat Tugas Dosen............................................................................ 127

Lampiran 14 Surat Penelitian dari Provinsi ........................................................... 128

Lampiran 15 Surat Penelitian dari Sekolah............................................................ 129

Lampiran 16 Kartu Seminar................................................................................... 130

Lampiran 17 Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi................................................ 131

Page 12: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

xii

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya kemampuan berbicara siswa padapembelajaran bahasa Indonesia, ini dilihat dari hasil observasi peneliti di SMPN 4Pujut. Penyebabnya adalah guru kurang inovatif dalam menerapkan modelpembelajaran, siswa kurang terampil berbicara, seperti kurang berani, kurangantusias, masih bermalas-malasan, dan kurang leluasa dalam pembelajaran berbicara.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimanakah peningkatanketerampilan berbicara siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pujut menggunakan strategipembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dari segi proses pembelajaran?;2) bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas VIII A SMP Negeri4 Pujut menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)dari segi hasil pembelajaran?. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi danevaluasi, dan refleksi. Tujuannya untuk mengetahui peningkatkan keterampilanberbicara siswa kelas VIII A di SMPN 4 Pujut. Data dikumpulkan dengan melakukanobservasi dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berbicarasiswa menggunakan model Think Pair Share (TPS) pada siklus I dari 22 siswamemperoleh nilai rata-rata kelas 76,14 dengan ketuntasan klasikal 68,18%. Kemudianpada siklus II dari 22 siswa memperoleh nilai rata-rata kelas 80,36 dengan ketuntasanklasikal 86,36%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategipembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkankemampuan berbicara pada siswa kelas VIII A SMPN 4 Pujut pada tahun pelajaran2016/2017.

Kata kunci: Keterampilan Berbicara, Strategi Pembelajaran Think Pair Share (TPS).

Page 13: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar mengajar akan terjadi komunikasi timbal-balik atau

komunikasi dua arah antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa.

Semua kegiatan yang terjadi ini merupakan kegiatan berbahasa. Guru bukan hanya

sekedar menguasai materi yang diajarkannya, tetapi guru tersebut juga berperan

sebagai guru bahasa.

Pada prinsipnya tujuan pembelajaran bahasa di sekolah adalah agar siswa

terampil berbahasa. Kemampuan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa melalui

pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah meliputi empat aspek keterampilan

berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Hal ini

seperti yang tercantum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa agar

mampu berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Selain untuk meningkatkan

siswa agar mampu berkomunikasi, pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk

mendorong siswa aktif dalam menyerap materi yang disampaikan serta mampu

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi.

Komponen yang paling penting dalam berkomunikasi adalah keterampilan berbicara.

Berbicara berarti mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif. Dalam

menyampaikan pesan, informasi yang disampaikan harus mudah dipahami oleh orang

lain agar terjadi komunikasi yang lancar.

Page 14: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

2

Sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat aktif, keterampilan

berbicara bukanlah hal yang mudah untuk dikuasai siswa. Penguasaanya

membutuhkan latihan yang intensif, bukan hanya menyangkut aspek kebahasaanya

tetapi juga aspek nonkebahasaanya. Menurut Tarigan (1981: 15), berbicara adalah

kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Berdasarkan KTSP, standar kompetensi (SK) yang seharusnya dicapai siswa

kelas VIII adalah mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan

diskusi dan protokoler, mengapresiasi kutipan novel remaja (asli atau terjemahan)

melalui kegiatan diskusi. Sedangkan untuk kompetensi dasar (KD) siswa menyam-

paikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai

dengan bukti atau alasan, mengomentari dan menanggapi kutipan novel remaja (asli

atau terjemahan). Indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan adalah siswa

mampu menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat melalui

diskusi, membawakan acara, mendata, mengomentari, menanggapi, dan mengemuka-

kan hal menarik tentang novel.

Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang

harus dikuasai siswa. Pembelajaran keterampilan berbicara perlu mendapat perhatian

agar siswa mampu berkomunikasi dengan baik. Biasanya siswa lancar berkomunikasi

dalam situasi tidak resmi atau di luar sekolah, tetapi ketika mereka diminta berbicara

di depan kelas siswa mengalami penurunan kelancaran berkomunikasi.

Kurangnya kemampuan berbicara juga terjadi pada siswa kelas VIII A SMP

Negeri 4 Pujut. Berdasarkan pengamatan dan sharring ideas dengan bapak Lalu

Page 15: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

3

Mahsyarudin, S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII di SMP

Negeri 4 Pujut, sebagian besar (62%) dari 26 siswa kelas VIII A mengalami

permasalahan dalam pembelajaran berbicara. Proses belajar-mengajar kemampuan

berbicara khususnya pada kompetensi dasar bercerita ternyata kurang berhasil. Hal

ini diketahui oleh peneliti setelah melihat daftar nilai siswa pada semester ganjil

tahun pelajaran 2016/2017, diketahui bahwa nilai siswa yang mencapai KKM ≥74

(tuntas) diperoleh 10 siswa, nilai ≤73 (tidak tuntas) diperoleh 16 siswa. Mengacu

pada hal di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam aspek berbicara

di kelas VIII A masih lemah dan belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal (85%)

dari banyaknya jumlah siswa di kelas.

Masalah tersebut disebabkan ketidakaktifan siswa ketika guru memberikan

kesempatan berbicara. Hanya sebagian kecil siswa yang mau tampil berbicara, itu

pun hanya memberikan tanggapan sangat minim bahkan tidak merespon sama sekali.

Hal tersebut dikarenakan siswa yang kurang terampil dalam berbicara. Dalam hal ini

adalah siswa yang kurang memahami topik, siswa yang kurang berani atau malu

tampil di depan kelas dan disertai dengan sikap siswa yang malas berbicara.

Faktor lain yang menyebabkan rendahnya kemampuan berbicara siswa adalah

latar belakang siswa. Latar belakang siswa yang mayoritas dalam keseharian mereka

berkomunikasi dengan bahasa ibu (bahasa Sasak) menyebabkan kemampuan

berbicara siswa dengan bahasa Indonesia masih kurang baik dan benar sehingga

siswa merasa pesimis, takut salah, takut ditertawakan sewaktu tampil di depan

temannya. Hal tersebut berdasarkan hasil observasi pertama peneliti di kelas VIII A.

Page 16: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

4

Penyebab kesulitan berbicara yang dihadapi oleh siswa juga tidak terlepas

dengan adanya metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Untuk

meningkatkan kemampuan berbicara siswa, seharusnya guru mengurangi teori untuk

berlatih (perform). Siswa seharusnya lebih banyak di suruh praktik berbicara

sehingga siswa terbiasa tampil berbicara di depan kelas dengan bahasa yang baik dan

benar tanpa rasa takut, malu, atau pun grogi.

Berdasarkan permasalahan di atas, dapat diketahui bahwa proses belajar

mengajar memerlukan strategi pembelajaran yang menyenangkan, mudah dipahami

siswa, dan menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang tidak hanya menerima

secara pasif apa yang disampaikan oleh guru. Guru harus menempatkan siswa sebagai

insan yang secara alami memiliki pengalaman, pengetahuan, keinginan, dan pikiran

yang dapat dimanfaatkan untuk belajar, baik secara individu maupun kelompok.

Metode pembelajaran yang dipilih guru hendaknya melibatkan siswa berperan aktif

dalam proses belajar pembelajaran, agar siswa mempunyai keyakinan bahwa dirinya

mampu belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicaranya.

Di dalam kelas, siswa harus mampu menerapkan keterampilan berbicaranya.

Agar dapat menyampaikan pikiran atau pendapat secara efektif, siswa harus

memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan atau disampaikan.

Oleh karena itu, perlu adanya pemecahan yang tepat untuk meningkatkan

kemampuan berbicara siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu alternatif yang

dilakukan adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

Alasan peneliti memilih strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS) ini adalah: (1) karena dengan strategi ini siswa akan dapat mengatasi

Page 17: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

5

rasa malu dan takut yang selalu mengganggu kelancaran berbicara siswa dalam

proses diskusi kelompok atau saat berbicara di depan teman-temannya; (2) karena

dengan strategi pembelajaran think pair share akan meningkatkan partisipasi siswa

untuk aktif latihan berbicara; (3) penerapan strategi Think Phair Share dalam

pembelajaran keterampilan berbicara belum pernah dilakukan.

Adapun langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS) yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar adalah dengan

meminta siswa berpikir secara individual (think), selanjutnya siswa belajar dari

pasangan (pair), dan terakhir adalah berbagi atau saling menyampaikan idenya untuk

didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas (share).

Sesuai dengan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melaksanakan

penelitian tindakan kelas sebagai usaha perbaikan kualitas proses dan hasil

pembelajaran keterampilan berbicara dengan judul: “Peningkatkan Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas VIII A di SMPN 4 Pujut Menggunakan Strategi Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)”.

1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas VIII A di

SMP Negeri 4 Pujut menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dari segi proses pembelajaran?

Page 18: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

6

2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas VIII A di

SMP Negeri 4 Pujut menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dari segi hasil pembelajaran?.

1.2.2 Pemecahan Masalah

Adapun langkah-langkah pemecahan masalah untuk memudahkan dalam

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang

digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Siswa menerima atau merespon materi yang disampaikan oleh guru.

2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang sudah

dipelajari.

3. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara individu (Think).

4. Siswa membentuk kelompok sesuai instruksi guru. Tiap kelompok masing-

masing terdiri dari 2 siswa dengan latar belakang sosial, dan kemampuan

akademik yang berbeda. Kemudian siswa duduk bersama kelompoknya dan

berdiskusi untuk belajar (Pair).

5. Siswa membentuk kelompok baru dari dua pasangan menjadi satu kelompok

dan berdiskusi dengan kelompok berempat.

6. Siswa berbagi atau mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas

(Share).

7. Siswa yang menyelesaikan tugasnya dengan baik menerima penghargaan dari

guru.

Page 19: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

7

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-

hal sebagai berikut:

1. Peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pujut

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dari

segi proses pembelajaran.

2. Peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pujut

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dari

segi hasil pembelajaran.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan

tentang penggunaan strategi think pair share dalam pembelajaran keterampilan

berbicara pada pelajaran bahasa Indonesia di sekolah lanjutan pertama.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa

a) Penerapan strategi think pair share pada pembelajaran keterampilan

berbicara, siswa akan menjadi termotivasi.

b) Penerapan strategi think pair share pada pembelajaran, keterampilan

berbicara siswa akan meningkat.

Page 20: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

8

2. Bagi Guru

a) Strategi think pair share sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi siswa

agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara.

b) Menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga

dapat menarik perhatian siswa.

3. Bagi Sekolah

a) Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang

inovatif.

b) Dapat digunakan sebagai acuan guru bidang studi lain karena strategi

pembelajaran kooperatif tipe think pair share diharapkan juga efektif

untuk meningkatkan keterampilan siswa pada mata pelajaran lainnya.

4. Bagi Peneliti

a) Mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti mengenai penerapan

pembelajaran keterampilan berbicara.

b) Dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh.

Page 21: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Keterampilan Berbicara

a. Pengertian Berbicara

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi

atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampai-

kan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan, 2015: 16). Berbicara

dalam KBBI disamakan dengan berkata, bercakap, dan berbahasa.

Berbicara merupakan kegiatan komunikasi lisan yang melibatkan dua

orang atau lebih.

Mulgrave (dalam Tarigan, 2015:16) menyatakan berbicara adalah

suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun

serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pen-

dengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang meng-

ungkapkan gagasannya secara langsung kepada penyimak, hal itu

dimaksudkan agar penyimak mengerti atau memahami gagasan yang

disampaikan oleh pembicara.

Sedangkan menurut Zulkifli Musaba (2012: 7) berbicara adalah

salah satu wujud kemampuan berbahasa, di samping kemampuan

menyimak, kemampuan membaca, dan kemampuan menulis. Masing-

Page 22: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

10

masing kemampuan tersebut memiliki ciri. Kemampuan menyimak

bersifat menerima (reseptif) sebagaimana membaca, sedangkan

kemampuan berbicara bersifat mengemukakan atau mengeluarkan

(produktif) sebagaimana menulis. Namun perlu dicamkan bahwa semua

kemampuan berbahasa sebenarnya bersifat aktif, termasuk mendengar-

kan dan membaca.

b. Tujuan Berbicara

Menurut Tarigan (2015: 27), tujuan orang berbicara adalah: (1)

melaporkan, (2) menghibur, (3) meyakinkan, dan (4) merundingkan.

Berbicara untuk melaporkan, untuk memberikan informasi, atau dalam

bahasa inggris disebut informative speaking sering digunakan dalam

kehidupan sehari-hari seperti memberi atau menanamkan pengetahuan,

menetapkan atau menentukan hubungan antara benda-benda,

menerangkan atau menjelaskan suatu proses, dan menginterpretasikan

atau menafsirkan sesuatu persetujuan atau pun menguraikan sesuatu

tulisan secara lisan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Keraf (dalam Musaddat, 2015:

59) tujuan berbicara adalah untuk menghibur, menginformasikan,

menstimulus, meyakinkan, dan berbicara untuk menggerakkan.

c. Faktor Penunjang Keterampilan Berbicara

Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara

selain harus memberikan kesan bahwa ia menguasai masalah yang

Page 23: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

11

dibicarakan, pembicara juga harus memperlihatkan keberanian dan

kegairahan. Selain itu pembicara harus berbicara dengan jelas dan

tepat. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh

pembicara untuk keefektifan berbicara, yaitu faktor kebahasaan dan

faktor nonkebahasaan. Arsjad dan Mukti (dalam Musaddat, 2015: 59)

merinci kedua faktor tersebut sebagaimana dijelaskan dibawah ini.

1. Faktor Kebahasaan

Faktor kebahasaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan

bahasa sebagai sarana alat ucap yang menghadirkan bunyi-bunyi

bahasa meliputi: (1) ketepatan ucapan, (2) penempatan tekanan

nada, send dan durasi yang sesuai, (3) pilihan kata (diksi), dan (4)

ketepatan sasaran pembicaraan.

Ketepatan ucapan cukup mempengaruhi proses komunikasi.

Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-

bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang

tidak tepat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan

atau kurang menarik, atau juga dapat mengalihkan perhatian

pendengar.

Kesesuaian penempatan tekanan, nada, dan durasi merupakan

daya tarik sendiri dalam berbicara. Bahkan merupakan faktor

penentu keefektifan berbicara. Walaupun masalah yang dibicarakan

kurang menarik, namun dengan penempatan tekanan nada, sendi,

dan durasi yang sesuai, akan menyebabkan masalahnya menjadi

Page 24: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

12

menarik. Sebaliknya jika penyampaiannya datar saja, hampir dapat

dipastikan akan menimbulkan kejemuan dan keefektifan berbicara

tentu berkurang.

Pilihan kata hendaknya tepat, jelas dan bervariasi. Jelas

maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi

sasaran. Pendengar akan lebih terangsang dan akan lebih paham,

kalau kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang sering

didengar oleh pendengar. Misalnya, kata populer tentu akan lebih

efektif dari pada kata yang ilmiah dan kata-kata yang berasal dari

bahasa asing. Kata-kata yang belum dikenal memang mem-

bangkitkan rasa ingin tahu, namun akan menghambat kelancaran

komunikasi.

Ketepatan sasaran pembicaraan menyangkut pemakaian

kalimat. Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan

memudahkan pendengar menangkap pembicaraannya. Susunan

penuturan kalimat sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan

penyampaian. Seorang pembicara harus mampu menyusun kalimat

efektif, kalimat yang mengenai sasaran, sehingga mampu

menimbulkan pengaruh dan meninggalkan kesan.

2. Faktor Nonkebahasaan

Keefektifan berbicara tidak hanya didukung oleh faktor

kebahasaan seperti yang sudah diuraikan di atas, tetapi juga

ditentukan oleh faktor nonkebahasaan. Bahkan dalam pembicaraan

Page 25: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

13

formal, faktor nonkebahasaan ini sangat mempengaruhi keefektifan

berbicara. Dalam proses pembelajaran berbicara sebaiknya faktor

nonkebahasaan ini ditanamkan terlebih dahulu, karena jika faktor

nonkebahasaan sudah dikuasai akan memudahkan penerapan faktor

kebahasaan. Yang termasuk faktor nonkebahasaan adalah 1) Sikap

yang wajar, tenang, dan tidak kaku; 2) pandangan harus diarahkan

kepada lawan bicara; 3) kesediaan menghargai pendapat orang lain;

4) gerak-gerik dan mimik yang tepat; 5) kenyaringan suara; 6)

kelancaran; dan 7) pengusaan topik.

Jika dalam keadaan berbicara kita harus bersikap wajar,

tenang, dan tidak kaku. Bersikap wajar berarti berbuat biasa saja

tidak mengada-ada. Sikap yang tenang adalah sikap dengan

perasaan hati yang tidak gelisah, tidak gugup dan tidak tergesa-

gesa. Sikap tenang dapat menjadikan jalan pikiran dan pembicaraan

menjadi lebih lancar. Dalam berbicara tidak boleh bersikap kaku,

tetapi harus bersikap luwes dan fleksibel.

Supaya pendengar dan pembicara betul-betul terlibat dalam

kegiatan berbicara, pandangan pembicara sangat membantu. Hal ini

sering diabaikan oleh pembicara. Pandangan yang hanya tertuju

pada satu arah, akan menyebabkan pendengar merasa kurang

diperhatikan.

Selanjutnya adalah sifat terbuka. Dalam menyampaikan isi

pembicaraan, seorang pembicara seharusnya memiliki sifat terbuka

Page 26: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

14

dalam arti dapat menerima pendapat orang lain, bersedia menerima

kritik, bersedia mengubah pendapatnya kalau ternyata memang

keliru.

Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat pula menunjang

keefektifan berbicara. Hal-hal yang penting selain mendapat

tekanan, biasanya juga dibantu dengan gerak tangan atau mimik.

Hal ini dapat menghidupkan komunikasi, artinya tidak kaku. Tetapi

gerak-gerik yang berlebihan akan mengganggu keefektifan

berbicara.

Tingkat kenyaringan suara juga sangat menentukan keefektifan

berbicara. Tingkat kenyaringan ini disesuaikan dengan situasi,

tempat, dan jumlah pendengar. Tetapi perlu diperhatikan jangan

berteriak. Aturlah kenyaringan suara kita supaya dapat didengar

oleh semua pendengar dengan jelas.

Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan

pendengar menangkap isi pembicaraannya. Sering kali kita dengar

pembicara berbicara putus-putus, bahkan antara bagian-bagian yang

terputus itu diselipkan bunyi-bunyi tertentu yang sangat

mengganggu penangkapan pendengar, misalnya: menyelipkan

bunyi ee, emm dan sebagainya. Sebaliknya pembicara yang terlalu

cepat berbicara juga akan menyulitkan pendengar menangkap

pokok pembicaraannya.

Page 27: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

15

Pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Tujuannya

tidak lain supaya topik yang dipilih betul-betul dikuasai.

Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan

kelancaran. Jadi, penguasaan topik ini sangat penting bahkan

merupakan faktor utama dalam berbicara.

d. Faktor Penghambat Keterampilan Berbicara

Menurut Taryono (dalam Syaiful Musaddat, 2015: 60), menge-

mukakan hambatan tersebut terdiri atas hambatan yang datang dari

pembicara sendiri (internal) dan hambatan yang datang dari luar

pembicara (eksternal).

1. Hambatan Internal

Hambatan internal adalah hambatan yang muncul dari dalam

diri pembicara. Hal–hal yang dapat menghambat kegiatan berbicara

adalah sebagai berikut:

a) Hambatan yang bersifat fisik

Contoh hambatan yang bersifat fisik antara lain sebagai berikut;

1) Alat ucap yang sudah tidak sempurna lagi.

2) Kondisi fisik kurang segar.

3) Kesalahan dalam mengambil postur dan posisi tubuh.

b) Hambatan yang bersifat mental/psikis

Hambatan yang bersifat mental atau psikis dibedakan menjadi

dua yaitu sebagai berikut;

Page 28: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

16

1) Hambatan mental yang bersifat temporer, misalnya rasa

malu, rasa takut, dan rasa ragu atau grogi.

2) Hambatan mental yang bersifat laten. Hambatan mental yang

bersifat laten ini dibagi menjadi empat jenis yaitu tipe

penggelisah, tipe ehm vokalis, tipe penggumam, dan tipe tuna

gairah.

c) Hambatan lain-lainnya

1) Kurangnya penguasaan kaidah yaitu tata bunyi, tatat bentuk,

tata kalimat, dan tata makna.

2) Kurangnya pengalaman dalam hal berbicara.

3) Kurangnya perhatian pada tugas yang diemban dibidang

berbicara.

4) Adanya kebiasaan yang kurang baik.

2. Hambatan Eksternal

Selain hambatan internal, pembicara akan menghadapi

hambatan yang datang dari luar dirinya. Hambatan itu kadang-

kadang muncul dan tidak disadari sebelumnya oleh pembicara.

Hambatan eksternal meliputi:

a) Hambatan yang berupa suara, dapat berasal dari dalam ruang

atau dari luar ruang.

b) Hambatan berupa gerak, sering terjadi dalam berbicara informal,

misalnya diatas bus, kereta, atau pesawat. Sedangkan pada

kondisi formal jarang dijumpai.

Page 29: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

17

c) Hambatan yang berupa cahaya, dapat terjadi jika pembicaraan

dilakukan dibawah cahaya, dapat terjadi jika pembicaraan

dilakukan dimalam hari atau ruang yang gelap tanpa

pencahayaan.

d) Hambatan yang berupa jarak, hal ini sering terjadi jika

pendengar atau pembicara tidak memperdulikan pentingnya

pengaturan jarak bicara antara pembicara dengan pendengar.

2.1.2 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni, 2009: 15). Slavin

(dalam Hobri, 2009: 47) menyatakan bahwa belajar kooperatif adalah

siswa belajar dalam kelompok kecil yang bersifat heterogen dari segi

gender, etnis, dan kemampuan akademik untuk saling membantu satu sama

lain dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan Artzt & Newman (dalam

al-Tabany, 2014: 108) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa

belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas kelompok

untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki

tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis.

Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling

berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok

Page 30: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

18

untuk saling membantu memecahkan masalah yang kompleks. Jadi hakikat

sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam

pembelajaran kooperatif (al-Tabany, 2014: 108).

Konsekuensi positif dari pembelajaran ini adalah siswa diberi

kebebasan untuk terlibat secara aktif dalam kelompok mereka. Dalam

lingkungan pembelajaran kooperatif, siswa harus menjadi partisipan aktif,

dan melalui kelompoknya dapat membangun komunitas pembelajaran

(learning comunity) yang saling membantu antar satu sama lain (Huda,

2011: 33).

2.1.3 Pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

a. Pengertian Strategi Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Strategi Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

memengaruhi pola interaksi siswa. Strategi ini pertama kali

dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas

Maryland sesuai yang dikutip Arends (dalam al-Tabany, 2014: 129-

130), menyatakan bahwa think-pair-share merupakan suatu cara yang

efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan

asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan

untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang

digunakan dalam think-pair-share dapat memberi siswa lebih banyak

waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.

Page 31: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

19

Think Pair Share dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari

siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan

sebelum disampaikan di depan kelas. Selain itu, Think Pair Share juga

dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi

kesempatan untuk berprestasi dalam kelas (al-Tabany, 2014: 129).

b. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Dalam buku Trianto (2009: 133) adapun langkah-langkah pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah sebagai berikut:

1. Langkah 1: Berpikir

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang

dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan

waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban

atau masalah.

2. Langkah 2: Berpasangan

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan

mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama

waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu

pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu

masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi

waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

3. Langkah 3: Berbagi

Page 32: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

20

Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk

berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal

ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan

melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat

kesempatan untuk melaporkan.

2.2 Penelitian yang Relevan

Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Tinjauan terhadap penelitian terdahulu sangat penting

untuk mengetahui relevansinya. Berdasarkan penelitian peneliti, berikut beberapa

penelitian terdahulu yang relevan atau yang terkait dengan objek penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Haryati (2013) dalam penelitiannya yang

berjudul “Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Role Playing Pada

Siswa Kelas IV Mush’ab Bin Umair SDIT Anak Sholeh Mataram Tahun

Pelajaran 2012-2013”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan berbicara siswa dengan teknik Role Playing. Penelitian ini

dilaksanakan di kelas IV Mush’ab Bin Umair SDIT Anak Sholeh Mataram

dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa yang dilaksanakan dalam 2 siklus,

setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Sumber data diperoleh dari evaluasi hasil belajar dan hasil observasi.

Penelitian ini dikatakan berhasil jika terjadi peningkatan hasil belajar siswa

pada aspek pembicaraan mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75 dengan

Page 33: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

21

ketuntasan belajar mencapai 85%. Berdasarkan hasil observasi sebelum

dilaksanakn PTK nilai rata-rata siswa adalah 68,36 dengan ketuntasan

42,86%. Setelah dilakukan penelitian pada siklus I, nilai rata-rata siswa

menjadi 73,57 dengan ketuntasan 67,86% sehingga mengalami peningkatan

25%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 85,71 dengan

ketuntasan 89,29% dan mengalami peningkatan 21,85% dari siklus I. oleh

karena hasil belajar siswa pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek berbicara

sudah melampaui KKM yang ditetapkan yaitu 75 dengan ketuntasan belajar

diatas 85%, maka berdasarkan analisa hasil penelitian tersebut penerapan

teknik Role Playing ternyata mampu meningkatkan kemampuan berbicara

siswa.

Adapun persamaan yang mendasar dalam penelitian ini dengan

penelitian terdahulu ialah sama-sama meneliti tentang aspek berbicara, tetapi

yang membedakannya adalah teknik atau strategi sebagai solusi yang

digunakan. Dalam penelitian ini adalah melalui strategi pembelajaran

kooperatif tipe think pair share, sedangkan penelitian terdahulu yaitu

menggunakan teknik role playing.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sumarlin (2012) dengan judul penelitian

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament

(TGT) dengan Media Potografi Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Belajar IPS pada Siswa Kelas V SDN 3 Gunungsari”. Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas. Langkah penelitian dilakukan dalam

tiga siklus. Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui tes hasil belajar,

Page 34: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

22

sedangkan data aktivitas belajar siswa dikumpulkan melalui lembar observasi.

Pada siklus I, perolehan rata-rata skor aktivitas belajar siswa adalah 12,32

dengan kategori cukup aktif. Sedangkan pada siklus II, perolehan rata-rata

skor aktivitas belajar siswa adalah14,65 dengan kategori aktif dan pada siklus

III perolehan rata-rata skor aktivitas belajar siswa adalah 15,97 dengan

kategori aktif. Selain itu, peningkatan terjadi pada rata-rata ketuntasan hasil

belajar IPS siswa dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III, yaitu dari 63,10

menjadi 74,4 kemudian menjadi 78,6 dengan presentase 45,45% menjadi 70%

kemudian menjadi 85,7%. Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Games Tournament (TGT) dengan media Potografi dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa dan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 3 Gunungsari.

Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat

ini adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif sebagai

solusi yang dipakai dari permasalahan masing-masing. Sedangkan yang

membedakannya adalah strategi yang digunakan dan tujuan memilih strategi

tersebut. Penelitian saat ini menggunakan strategi Think Pair Share untuk

meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VIII A di SMPN 4 Pujut,

sedangkan penelitian terdahulu menggunakan strategi tipe Team Games

Tournament dengan Media Potografi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar IPS pada siswa kelas V SDN 3 Gunungsari.

Page 35: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

23

2.3 Kerangka Berpikir

Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat merupakan kunci

keberhasilan dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Karena

bagaimanapun baik dan lengkapnya materi pelajaran yang disampaikan didepan

kelas apabila tidak disesuaikan, maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan

baik.

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk

meningkatkan keterampilan berbicara siswa adalah strategi pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share. Strategi ini merupakan pembelajaran yang

berlandaskan tim atau kelompok diskusi. Dengan strategi ini siswa akan dapat

mengatasi rasa malu dan takut yang selalu mengganggu kelancaran berbicara

dalam proses diskusi kelompok atau saat berbicara di depan teman-temannya, dan

dengan strategi ini memungkinkan semua siswa berpartisipasi untuk latihan

berbicara. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara

siswa kelas VIII A SMPN 4 Pujut.

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah jika strategi pembelajaran Think Pair Share

dilaksanakan dengan optimal, maka keterampilan berbicara pada siswa kelas VIII

A SMPN 4 Pujut akan meningkat.

Page 36: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 4 Pujut Kecamatan Pujut Kabupaten

Lombok Tengah.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap atau semester II tahun

pelajaran 2016/2017.

3.2 Subjek dan Observer Penelitian

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A semeter II tahun ajaran

2016/2017 yang jumlahnya adalah 26 siswa, 13 siswa laki-laki dan 13 siswa

perempuan.

3.2.2 Observer Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan dua observer. Adapun yang

menjadi observer I dalam penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia kelas

VIII SMPN 4 Pujut atas nama bapak Lalu Mahsyarudin, S.Pd dan guru

Bahasa Indonesia kelas IX atas nama bapak Lalu Burhanuddin S.Pd sebagai

observer II.

Page 37: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

25

3.3 Faktor yang Diteliti

3.3.1 Faktor Guru

Faktor guru yang diteliti adalah aktivitas guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran menggunakan strategi Think Pair Share.

3.3.2 Faktor Siswa

Adapun faktor siswa yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran pada materi

menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam

diskusi disertai dengan bukti atau alasan.

2. Hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran tipe Think Pair

Share.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Operasional Variabel Harapan

Variabel harapan dalam penelitian ini adalah peningkatan

keterampilan berbicara siswa kelas VIII A SMPN 4 Pujut pada materi pokok

menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam

diskusi disertai dengan bukti atau alasan, setelah mengikuti pembelajaran

melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, yang ditandai

dengan pelafalan, intonasi, kelancaran, kenyaringan suara, dan penguasaan

topik. Dalam hal ini adalah perbandingan hasil keterampilan berbicara

sebelum dan sesudah diberi tindakan.

Page 38: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

26

3.4.2 Definisi Operasional Variabel Tindakan

Variabel tindakan dalam penelitian ini adalah strategi Think Pair

Share (TPS). Strategi pembelajaran Think Pair Share (TPS) dalam penelitian

ini merupakan sebuah strategi pembelajaran yang mengharuskan siswa

berpikir, berpasangan (berkelompok), dan berbagi. Strategi pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang akan diterapkan dalam proses

belajar mengajar ini, pertama-tama meminta siswa berpikir secara individual,

selanjutnya siswa belajar dari temannya (berpasangan) untuk saling tukar

pendapat/pikiran, kemudian membentuk kelompok dengan pasangan lain

sehingga tiap kelompok terdiri dari empat anggota, masing-masing kelompok

akan berdiskusi, saat berdiskusi tiap siswa saling menyampaikan idenya

untuk menentukan kesimpulan akhir sebelum disampaikan di depan kelas, dan

langkah terakhir adalah tiap pasangan akan membagikan atau mem-

presentasikan hasil kelompoknya di depan kelas.

3.5 Rancangan dan Langkah-Langkah Penelitian

3.5.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Karena

berupa PTK, penelitian ini terdiri atas beberapa siklus. Masing-masing siklus

terdiri atas empat tahap. Adapun tahap pelaksanaan siklus tersebut dapat

dilihat pada bagan berikut:

Page 39: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

27

Gambar 3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2010: 137)

Refleksi SIKLUS I

SIKLUS IIRefleksi

?

Observasi dan Evaluasi

Perencanaan

Observasi dan Evaluasi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Page 40: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

28

3.5.2 Langkah-Langkah Penelitian

a. Siklus I

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Dalam tahapan perencanaan ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Penyusunan rancana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b) Mempersiapkan artikel untuk penugasan.

c) Mempersiapkan media yang diperlukan.

d) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru.

e) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa.

f) Mempersiapkan lembar penilaian kemampuan berbicara siswa.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan ini tahap-tahap yang dilakukan sesuai

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.

Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran keterampilan berbicara

dalam menyampaikan persetujuan, sanggahan atau penolakan pendapat

dalam diskusi disertai bukti dan alasan melalui strategi pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

Tindakan ini meliputi tiga tahap, di antaranya adalah sebagai berikut:

Page 41: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

29

Tabel 3.1 Tahap Pelaksanaan Tindakan

NoTahap

PelaksanaanTindakan

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 TahapPendahuluan

Membuka pembelajarandengan salam.

Menjawab salam.

Meminta siswa untukmemimpin temannyaberdoa.

Berdoa bersama.

Mengecek kehadiransiswa (daftar hadir/absensi).

Memberikan responsaat absensi.

Mengkondisikan siswaagar siap menerimapelajaran.

Mempersiapkan dirimenerima pelajarandan mempersiapkanalat pembelajaran.

Melakukan apersepsitentang materi pem-belajaran.

Menanggapiapersepsi.

Memotivasi siswadengan menjelaskanmanfaat materi yangakan dipelajari dalamkehidupan sehari-hari.

Menyimak motivasi.

Menyampaikan tujuanpembelajaran.

Menyimak tujuanpembelajaran.

2 TahapKegiatan Inti

Menjelaskan terlebihdahulu materi yangdiajarkan kepada siswa.

Merespon penjelasanguru dan membukabuku paket panduan.

Melakukan tanya jawabdengan siswa mengenaimateri yang telahdipelajari.

Melakukan tanyajawab mengenaimateri yang sudahdipelajari.

Memberikan tugasberupa sebuah artikel.Setiap siswa memikir-

Mengerjakan tugassecara individu.

Page 42: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

30

kan dan mengerjakantugas tersebut sendiri(Thinking).

Membagi siswamenjadi 13 kelompokdengan anggotamasing-masing terdiridari 2 siswa denganlatar belakang sosial,dan kemampuanakademik yangberbeda.

Membentuk kelompoksesuai instruksi guru.

Meminta siswa ber-pasangan (Pairing) danguru menyuruh tiappasangan untukberdiskusi.

Siswa duduk bersamakelompoknya danberdiskusi untukbelajar.

Meminta dua pasanganbertemu dalamkelompok berempat.Jadi tiap kelompokterdiri dari 4 siswa.Siswa mempunyaikesempatan untukmendiskusikan hasildiskusi kepadakelompok berempat.

Membentuk kelompokbaru dari dua pasanganmenjadi satukelompok danberdiskusi dengankelompok berempat.

Meminta kelompok-kelompok tersebutberbagi atau bekerjasama dengan kelassecara keseluruhan(Sharing) mengenaihasil kerjanya dari tiapkelompok.

Membagikan ataumempresentasikanhasil kerjakelompoknya didepankelas.

Memberikan penghar-gaan kepada siswa yangdapat menyelesaikan

Siswa mendapatkanpenguatan danapresiasi.

Page 43: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

31

tugasnya dengan baik.

3 TahapPenutup

Mengajak siswamenyimpulkan hasilpembelajaran.

Menyimpulkan hasilpembelajaran.

Guru menyempurnakanpemahaman siswa darihasil kesimpulan.

Menyimak kesimpulandari guru.

Menginformasikanmateri pada pertemuanberikutnya.

Mendengarkan materiuntuk pertemuanselanjutnya.

Memotivasi siswauntuk tetap giat belajar.

Mendapatkan motivasi

Mengajak siswamenutup pembelajarandengan membaca“Alhamdalah”.

Menutup pembelajarandengan bersama-samamembaca“Alhamdalah”.

3) Tahap Observasi dan Evaluasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui gambaran aktivitas di kelas

selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga dapat diketahui

kekurangan atau kendala yang muncul pada saat pelaksanaan tindakan.

Observasi berguna untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada setiap

siswa seperti aktivitas, perhatian, kemampuan, dan tanggung jawab siswa.

Evaluasi akan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran dengan

strategi yang digunakan telah selesai. Adapun tujuan evaluasi ini adalah

untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa. Dalam hal ini, ditandai

oleh pelafalan, intonasi, kelancaran, kenyaringan, dan penguasaan topik.

Page 44: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

32

4) Tahap Refleksi

Langkah yang terakhir adalah refleksi. Pada langkah ini dilakukan

analisis hasil belajar siswa pada pembelajaran berbicara menyampaikan

persetujuan, sanggahan atau penolakan pendapat dalam diskusi kelas. Data

yang terkumpul dari kegiatan observasi dianalisis dan diinterpretasi

sehingga diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah meningkatkan

hasil keterampilan berbicara siswa.

b. Siklus II

Bila penelitian yang dilakukan pada siklus I belum mampu

meningkatkan hasil belajar siswa, maka penelitian akan dilanjutkan ke siklus

II. Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II pada dasarnya sama

dengan siklus I, hanya saja pada siklus II dilakukan perbaikan terhadap

kekurangan pada siklus I.

3.6 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan

data kuantitatif. Data kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati, sedangkan data kuantitatif berupa angka-

angka sebagai alat keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui (Margono,

1996: 36). Data kualitatif dalam penelitian ini bersumber dari aktivitas siswa dan

aktivitas mengajar guru selama proses pembelajaran, sedangkan data kuantitatif

Page 45: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

33

dalam penelitian ini bersumber dari hasil tes atau evaluasi kemampuan berbicara

siswa.

3.6.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi

dan tes.

a. Metode Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi secara

langsung, yaitu mengamati langsung proses pembelajaran mulai dari awal

sampai akhir pembelajaran.

b. Metode Tes

Tes yang dilakukan dalam penelitian ini berupa tes lisan. Tes

dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan berbicara siswa

setelah diterapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS).

Page 46: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

34

3.7 Instrument Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data-data diambil dengan menggunakan dua instrument

penelitian, yaitu:

3.7.1 Lembar Observasi

a. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk mengumpulkan data

kemampuan guru selama proses pembelajaran dalam menerapkan strategi

pembelajaran Think Phair Share. Adapun indikator aktivitas guru yang

diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan dan persiapan pembelajaran

a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b) Menyiapkan perlengkapan untuk kegiatan belajar mengajar.

c) Mengajak siswa bedoa.

2) Persiapan proses belajar mengajar

a) Melakukan apersepsi.

b) Mengecek kehadiran siswa.

c) Mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran.

3) Penggunaan media dan sumber belajar

a) Menjelaskan materi sebagai pengantar pembelajaran.

b) Mengelompokkan siswa secara heterogen untuk pembelajaran

kooperatif Think Pair Share.

c) Memberikan penjelasan terhadap tugas yang dibagikan.

Page 47: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

35

4) Pengaturan kegiatan strategi pembelajaran kooperatif Think Pair Share

a) Memberikan kesempatan siswa mengerjakan tugas secara individu

berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

b) Mengontrol siswa saat membentuk kelompok.

c) Membimbing dan memberikan kesempatan siswa berbicara dalam

presentasi hasil kerja kelompok berdasarkan waktu yang sudah

ditentukan.

5) Pemberian umpan balik dan penguatan

a) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi, bertanya

terhadap komentar temannya.

b) Memberikan umpan balik dan penguatan terhadap tanggapan siswa.

c) Mengapresiasi hasil kerja tiap kelompok.

6) Menutup pembelajaran

a) Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang

belum dimengerti.

b) Memotivasi siswa untuk tetap rajin belajar.

c) Menyampaikan kesimpulan materi.

Lembar observasi aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 48: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

36

Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru

No DeskriptorSkor Rata-

rata skor0 1 2 31 Perencanaan dan persiapan pembelajaran

a) Membuat rencana pelaksanaan pem-belajaran (RPP).

b) Menyiapkan perlengkapan untuk kegiatanbelajar mengajar.

c) Mengajak siswa berdoa.2 Persiapan proses belajar mengajar

a) Melakukan apersepsi.b) Mengecek kehadiran siswa.c) Mengkondisikan siswa agar siap

menerima pelajaran.3 Penggunaan media dan sumber belajar

a) Menjelaskan materi sebagai pengantarpembelajaran.

b) Mengelompokkan siswa secara heterogenuntuk pembelajaran kooperatif Think PairShare.

c) Memberikan penjelasan terhadap tugasyang dibagikan.

4 Pengaturan kegiatan strategi pembelajarankooperatif Think Pair Sharea) Memberikan kesempatan siswa

mengerjakan tugas secara individuberdasarkan waktu yang telah ditentukan.

b) Mengontrol siswa saat membentukkelompok.

c) Membimbing dan memberikankesempatan siswa berbicara dalampresentasi hasil kerja kelompokberdasarkan waktu yang sudah ditentukan.

5 Pemberian umpan balik dan penguatana) Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menanggapi, bertanya terhadapkomentar temannya.

Page 49: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

37

b) Memberikan umpan balik dan penguatanterhadap tanggapan siswa.

c) Mengapresiasi hasil kerja tiap kelompok.6 Menutup pembelajaran

a) Memberikan kesempatan kepada siswabertanya tentang materi yang belumdimengerti.

b) Memotivasi siswa untuk tetap rajinbelajar.

c) Menyampaikan kesimpulan materi.Jumlah

Kategori

Petunjuk pengisian:

1) Berikan tanda checklist (√) pada kolom aktivitas apabila deskriptor

tampak.

2) Cara menentukan skor:

Skor 3 diberikan jika deskriptor nampak dan pelaksaan direspon oleh

seluruh siswa.

Skor 2 diberikan jika deskriptor nampak dan pelaksanaan direspon

oleh sebagian besar siswa.

Skor 1 diberikan jika deskriptor nampak dan pelaksanaan direspon

oleh sebagian kecil siswa.

Skor 0 diberikan jika deskriptor tidak nampak atau pelaksanaan tidak

direspon oleh semua siswa.

Page 50: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

38

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Adapun indikator untuk aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Kesiapan dalam mengikuti pelajaran

a) Masuk kelas tepat waktu.

b) Menyiapkan kelengkapan belajar seperti alat tulis.

c) Tidak mengerjakan kegiatan lain yang mengganggu situasi kelas.

2) Antusiasme siswa

a) Memperhatikan pembelajaran dengan baik dan seksama selama ke-

giatan belajar mengajar berlangsung.

b) Siswa tidak ribut atau berbicara dengan temannya saat guru men-

jelaskan.

c) Tidak terpengaruh oleh situasi diluar kelas.

3) Keaktifan siswa

a) Memperhatikan instruksi atau perintah guru.

b) Sering mengajukan pertanyaan.

c) Mengemukakan pendapat dalam berdiskusi.

4) Kerjasama kelompok

a) Kompak dalam melakukan diskusi.

b) Bekerjasama pada saat mengerjakan tugas kelompok.

c) Tidak menggangu kelompok lain pada saat melakukan diskusi.

5) Keseriusan siswa ketika menjelaskan dan memberi komentar atau saran

a) Menanggapi persoalan dari hasil diskusi kelompok.

Page 51: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

39

b) Saling membantu pada saat menanggapi persoalan.

c) Siswa tidak bermain-main saat menanggapi persoalan.

6) Keberanian siswa ketika menjelaskan dan memberi komentar atau saran

a) Mengacungkan jari (tanpa ditunjuk) untuk menanggapi persoalan yang

diajukan teman atau guru.

b) Menjawab hasil pertanyaan teman.

c) Menyimpulkan hasil persoalan permasalahan yang dibahas.

Lembar observasi aktivitas siswa dapat dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 52: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

40

Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No DeskriptorSkor Rata-

rata skor0 1 2 31 Kesiapan dalam mengikuti pelajaran

a) Masuk kelas tepat waktu.b) Menyiapkan kelengkapan belajar seperti

alat tulis.c) Tidak mengerjakan kegiatan lain yang

mengganggu situasi kelas.2 Antusiasme siswa

a) Memperhatikan pembelajaran dengan baikdan seksama selama kegiatan belajarmengajar berlangsung.

b) Siswa tidak ribut atau berbicara dengantemannya saat guru menjelaskan.

c) Tidak terpengaruh oleh situasi diluarkelas.

3 Keaktifan siswaa) Memperhatikan instruksi atau perintah

guru.b) Sering mengajukan pertanyaan.c) Mengemukakan pendapat dalam

berdiskusi.4 Kerjasama kelompok

a) Kompak dalam melakukan diskusi.b) Bekerjasama pada saat mengerjakan tugas

kelompok.c) Tidak menggangu kelompok lain pada

saat melakukan diskusi.5 Keseriusan siswa ketika menjelaskan dan

memberi komentar atau sarana) Menanggapi persoalan dari hasil diskusi

kelompok.b) Saling membantu pada saat menanggapi

persoalan.c) Siswa tidak bermain-main saat

menanggapi persoalan.

Page 53: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

41

6 Keberanian siswa ketika menjelaskan danmemberi komentar atau sarana) Mengacungkan jari (tanpa ditunjuk) untuk

menanggapi persoalan yang diajukanteman atau guru.

b) Menjawab hasil pertanyaan teman.c) Menyimpulkan hasil persoalan

permasalahan yang dibahas.Jumlah

Kategori

Petunjuk pengisian:

1) Berikan tanda checklist (√) pada kolom aktivitas apabila deskriptor

tampak.

2) Cara menentukan skor:

Skor 3 diberikan jika deskriptor nampak dan dilaksanakan oleh

seluruh siswa.

Skor 2 diberikan jika deskriptor nampak dan dilaksanakan oleh

sebagian besar siswa.

Skor 1 diberikan jika deskriptor nampak dan dilaksanaan oleh

sebagian kecil siswa.

Skor 0 diberikan jika deskriptor tidak nampak atau tidak dilaksanakan

oleh seluruh siswa.

Page 54: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

42

3.7.2 Lembar Penilaian Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara seseorang dapat dinilai dari dua aspek seperti yang di

ungkapkan oleh Arsjad dan Mukti (1987: 18) yaitu aspek kebahasaan dan

nonkebahasaan.

1) Aspek Kebahasaan

a) Pelafalan

(1) Semua pengucapan konsonan tepat. (skor 3)

(2) Sebagian besar pengucapan konsonan tepat. (skor 2)

(3) Sebagian besar pengucapan konsonan tidak tepat. (skor 1)

b) Intonasi

(1) Semua intonasi kalimat tepat. (skor 3)

(2) Kadang-kadang terjadi kesalahan intonasi. (skor 2)

(3) Sering terjadi kesalahan intonasi. (skor 1)

2) Aspek Nonkebahasaan

a) Kelancaran

(1) Berbicara dengan lancar. (skor3)

(2) Berbicara sedikit tersendat-sendat. (skor 2)

(3) Berbicara selalu tersendat-sendat. (skor 1)

b) Kenyaringan suara

(1) Suara jelas dan dapat didengar oleh semua siswa. (skor 3)

(2) Suara cukup jelas, dapat didengar oleh sebagian besar siswa. (skor

2)

Page 55: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

43

(3) Suara tidak jelas dan tidak dapat didengar oleh seluruh siswa. (skor

1)

c) Penguasaan topik

(1) Semua uraian/isi pembicaraannya sesuai dengan topik. (skor 3)

(2) Sebagian besar uraian/isi pembicaraannya sesuai dengan topik.

(skor 2)

(3) Sebagian besar uraian/isi pembicaraannya tidak sesuai dengan

topik. (skor 1)

Lembar penilaian berbicara tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 56: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

44

Tabel 3.4 Rubrik Penskoran Keterampilan Berbicara

No Nama SiswaNo Item dan

Perolehan SkorSkor

AktualSMi Nilai

Kategori

A B C D E TT T1 Ahmad Jainul H2 Baiq Nila Cahyani3 Dika Astuti4 Farida Iriyani5 L. Ali Asgar6 L. Moh Jayadi7 L. Muhali Ainul G8 Leni Susilawati9 Lola Eliza

10 Mahdina11 Mahendra Saputra12 Martikayati13 Marzuki14 Megayanti15 Najwa Apriliana16 Rizwan Hasim17 Rondi Anwar18 Sahrul Ahmad19 Saumin20 Sawiyah21 Siti Nursafika22 Susanti23 Taufik Hidayat24 Usman Jayadi25 Wildan Hadi26 Sulman Alfarizi

Keterangan:

A = Pelafalan

B = Intonasi

C = Kelancaran

D = Kenyaringan suara

E = Penguasaan Topik

SMi = Skor Maksimum ideal

Page 57: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

45

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran

a. Data Aktivitas Guru

Data aktivitas guru dianalisis dengan cara sebagai berikut:

1) Menentukan skor aktivitas guru untuk masing-masing indikator yaitu:

Skor 3 diberikan jika deskriptor nampak dan pelaksaan direspon oleh

seluruh siswa.

Skor 2 diberikan jika deskriptor nampak dan pelaksanaan direspon

oleh sebagian besar siswa.

Skor 1 diberikan jika deskriptor nampak dan pelaksanaan direspon

oleh sebagian kecil siswa.

Skor 0 diberikan jika deskriptor tidak nampak atau pelaksanaan tidak

direspon oleh semua siswa.

2) Menentukan skor aktivitas maksimal ideal (SMI)

Banyaknya indikator = 6

Skor maksimal setiap indikator = 3

Jadi untuk skor maksimal semua indikator: 6 x 3 = 18

3) Menentukan Mi (Mean ideal) dan SDi (Standar Deviasi ideal) dengan

rumus sebagai berikut (Nurkancana, 1990: 100)

Mi = × SMI SDi = × Mi

= × 18 = × 9

= 9 = 3

Page 58: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

46

4) Menentukan kriteria aktivitas

Tabel 3.5 Kriteria untuk menentukan aktivitas guru berdasarkan

skor standar

Interval Interval Skor KategoriMi + 1,5 SDi ≤ G ≤ Mi + 3 SDi 13,5 ≤ 18 Sangat baikMi + 0,5 SDi < G < Mi+ 1,5 SDi 10,5 ≤ G < 13,5 BaikMi - 0,5 SDi ≤ G < Mi + 0,5 SDi 7,5 ≤ G < 10,5 Cukup baikMi - 1,5 SDi ≤ G < Mi – 0,5 SDi 4,5 ≤ G < 7,5 Kurang baikMi - 3 SDi ≤ G < Mi – 1,5 SDi 0 ≤ G < 4,5 Tidak baik

Keterangan:

G = Aktivitas Guru

Mi = Mean Ideal

SDi = Standar Deviasi ideal

b. Data Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas siswa dianalisis dengan cara sebagai berikut:

1) Menentukan skor aktivitas siswa untuk masing-masing indikator yaitu;

Skor 3 diberikan jika deskriptor nampak dan dilaksanakan oleh

seluruh siswa.

Skor 2 diberikan jika deskriptor nampak dan dilaksanakan oleh

sebagian besar siswa.

Skor 1 diberikan jika deskriptor nampak dan dilaksanaan oleh

sebagian kecil siswa.

Skor 0 diberikan jika deskriptor tidak nampak atau tidak dilaksanakan

oleh seluruh siswa.

2) Menentukan skor aktivitas maksimal ideal (SMI)

Banyaknya indikator = 6

Skor maksimal setiap indikator = 3

Jadi untuk skor maksimal semua indikator: 6 x 3 = 18

Page 59: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

47

3) Menentukan Mi (Mean ideal) dan SDi (Standar Deviasi ideal) dengan

rumus sebagai berikut (Nurkancana, 1990: 100)

Mi = × SMI SDi = × Mi

= × 18 = × 9

= 9 = 3

4) Menentukan kriteria aktivitas

Tabel 3.6 Kriteria untuk menentukan aktivitas belajar siswa

berdasarkan skor standar

Interval Interval Skor KategoriMi + 1,5 SDi ≤ A ≤ Mi + 3 SDi 13,5 ≤ 18 Sangat aktifMi + 0,5 SDi < A < Mi+ 1,5 SDi 10,5 ≤ A < 13,5 AktifMi - 0,5 SDi ≤ A < Mi + 0,5 SDi 7,5 ≤ A < 10,5 Cukup aktifMi - 1,5 SDi ≤ A < Mi – 0,5 SDi 4,5 ≤ A < 7,5 Kurang aktifMi - 3 SDi ≤ A < Mi – 1,5 SDi 0 ≤ A < 4,5 Tidak aktif

Keterangan:

A = Aktivitas Siswa

Mi = Mean Ideal

SDi = Standar Deviasi Ideal

3.8.2 Data Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Siswa

Peningkatan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan

meningkat secara individu apabila siswa mampu memperoleh nilai ≥74

(KKM). Peningkatan hasil belajar dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Page 60: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

48

a. Ketuntasan Individual

Setiap individu dalam proses pembelajaran dikatakan tuntas apabila

memperoleh nilai ≥ 74. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan

nilai ketuntasan individu adalah sebagai berikut:

NA = × 100

Keterangan:

NA = Nilai Akhir

SA = Skor aktual yang diperoleh siswa

SMi = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

b. Ketuntasan Klasikal

Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah tercapainya

ketuntasan belajar dengan rumus:

KK = × 100%

Keterangan:

KK= Ketuntasan Klasikal

P = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥74 (KKM)

N = Jumlah siswa yang ikut tes

c. Nilai Rata-Rata Kelas

Nilai yang diperoleh siswa satu kelas, dihitung untuk mengetahui

keterampilan berbicara rata-rata kelas tiap siklus dengan menggunakan

rumus (Nurkancana, 1990: 174) sebagai berikut:

Page 61: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

49

M =

Keterangan:M = Nilai rata-rata (mean)

ΣfX = Jumlah seluruh skor

N = Jumlah siswa yang ikut tes

3.9 Indikator Kinerja

Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil apabila sebagai berikut:

1. Ketuntasan perorangan yaitu siswa dikatakan telah tuntas belajarnya apabila

telah mencapai nilai ≥74 sesuai dengan KKM dan persentase ketuntasan

klasikalnya 85% dari jumlah siswa yang mengikuti evaluasi.

2. Aktivitas guru dikatakan meningkat apabila skor aktivitas guru minimal

berkategori baik.

3. Aktivitas belajar siswa dikatakan meningkat apabila skor aktivitas siswa

secara klasikal minimal berkategori aktif.

Page 62: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan proses pembelajaran

menggunakan strategi kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dilakukan di kelas

VIII A SMPN 4 Pujut pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017.

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I terdiri dari dua kali

pertemuan dan siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Jadi total pertemuan sebanyak

empat kali pertemuan. Rincian hasil setiap siklus akan diuraikan sebagai berikut.

4.1.1 Deskripsi Data Siklus I

Kegiatan siklus I merupakan kegiatan pertama peneliti untuk meningkat-

kan keterampilan berbicara siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS). Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru,

sedangkan yang bertindak sebagai observer I adalah Lalu Mahsyarudin, S.Pd dan

yang menjadi observer II adalah Lalu Burhanudin, S.Pd. Langkah-langkah yang

ditempuh pada siklus I adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, guru dan peneliti melak-

sanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat

sebelumnya. Pada tahap ini, semua peralatan yang berkaitan dengan persiapan

mengajar telah disiapkan, seperti:

Page 63: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

51

a. Penyusunan rancana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b. Mempersiapkan artikel untuk penugasan.

c. Mempersiapkan media yang diperlukan.

d. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru.

e. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa.

f. Mempersiapkan lembar penilaian kemampuan berbicara siswa.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sesuai dengan

rencana pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS). Pembelajaran ini terbagi menjadi dua kali pertemuan, tiap

pertemuan terdiri dari tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan

penutup. Langkah-langkah pembelajaran dapat dipaparkan sebagai berikut.

a. Pertemuan I

Tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan sesuai jadwal

pelajaran Bahasa Indonesia pada hari rabu tanggal 08 Maret 2017, selama

2 x 40 menit pada jam 1-2 atau pukul 07.20-08.40 di kelas VIII A SMPN

4 Pujut.

1) Kegiatan Awal

Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

rencana pembelajaran yang dibuat sebelumnya. Pertama guru memberi

salam kepada siswa di kelas, kemudian guru meminta ketua kelas

untuk memimpin temannya berdo’a. Selanjutnya guru mengecek

daftar hadir siswa dan hasilnya ada tiga siswa yang tidak masuk. Di

Page 64: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

52

kelas tidak ada fasilitas seperti LCD sebagai alat bantu mengajar,

maka guru menyampaikan secara lisan materi maupun ulasan sedikit

mengenai strategi pembelajaran yaitu strategi kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS).

Guru menjelaskan pengertian strategi pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS) dan tahapan-tahapan dalam strategi

pembelajaran tersebut. Guru menjelaskan bahwa strategi pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) merupakan model pembelajar-

an yang menekankan pada keaktifan dan kerja sama siswa dalam suatu

kelompok. Guru juga menjelaskan agar siswa dapat belajar secara

bersama-sama dengan teman satu kelompoknya.

Selanjutnya, guru menjelaskan bahwa pada saat melakukan

tahap share atau presentasi terdapat hal-hal yang harus diperhatikan

yaitu aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan. Aspek kebahasaan

terdiri dari pelafalan dan intonasi. Sedangkan aspek nonkebahasaan

terdiri dari kelancaran, kenyaringan suara, dan penguasaan topik.

Beberapa hal tersebut yang nantinya akan diperlukan untuk penilaian.

2) Kegiatan Inti

Pada pertemuan pertama guru menyajikan pelajaran dengan

menjelaskan materi tentang pengertian dan contoh cara menyampaikan

persetujuan, sanggahan, atau penolakan pendapat dalam diskusi.

Setelah selesai menjelaskan, guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya tentang materi yang belum mereka pahami.

Page 65: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

53

Tetapi tidak ada satupun siswa yang bertanya, sehingga guru

menganggap siswa sudah mengerti dengan penjelasan guru.

Setelah itu, guru memberikan sebuah artikel yang berjudul

“Pengaruh Sinetron Terhadap Remaja”. Suasana kelas gaduh ketika

guru membagikan artikel tersebut, siswa mulai berbicara dengan

teman sebangkunya. Guru meminta siswa diam dan memperhatikan

penjelasan guru tentang tugas yang akan siswa kerjakan. Siswapun

menuruti perkataan guru dan langsung berhenti berbicara. Kelas yang

awalnya gaduh sekarang tenang.

Selanjutnya, guru menjelaskan tugas yang telah diberikan

kepada siswa. Guru meminta agar siswa memberi tanggapan berupa

persetujuan, sanggahan atau penolakan pendapat yang disertai bukti

dan alasan terhadap artikel tersebut.

Dalam memberi tanggapan persetujuan atau pun penolakan

siswa harus berpikir secara individu (tahap think). Tidak ada

pertanyaan dari siswa tentang tugas tersebut. Siswa mulai

mengerjakan secara individu, berpikir sendiri mencari jawaban atas

tugas tersebut. Pada tahap ini guru tidak berkeliling mendatangi siswa

atau membimbing siswa dalam mengerjakan tugasnya. Beberapa saat

kemudian suasana kelas yang awalnya tenang, berubah menjadi gaduh

karena siswa mulai bingung dan kesulitan dalam menjawab atau

memberikan tanggapannya.

Page 66: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

54

Selanjutnya, guru membagi kelas yang terdiri dari 23 siswa

yang hadir menjadi 11 pasangan. Masing-masing kelompok terdiri dari

dua orang siswa dan satunya terdiri dari tiga anggota. Kemudian guru

meminta siswa agar bekerja sama dengan pasangannya untuk

mendiskusikan hasil yang telah dikerjakan siswa secara individu

sebelumnya (tahap pair). Pada tahap ini suasana kelas tampak ramai,

ada beberapa pasangan yang tidak dapat mengerjakan karena kesulitan

menjawab atau mengeluarkan pendapatnya, sehingga mereka hanya

main-main. Ada juga pasangan yang merasa teman pasangannya tidak

cocok sehingga mengerjakan tugasnya sendiri. Pada keadaan seperti

ini, guru mendatangi siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan

tugasnya kemudian guru membimbing kelompok tersebut.

Selanjutnya, kelompok-kelompok kecil tersebut dibuat dalam

kelompok yang lebih besar yaitu dari 11 kelompok yang terdiri dari

dua orang dibuat menjadi empat orang atau dua pasangan

dipertemukan dalam satu kelompok. Dari 23 siswa yang hadir

dibentuk dalam 6 kelompok. Kelompok terakhir terdiri dari tiga

anggota. Pembentukan kelompok ini membuat keadaan kelas menjadi

gaduh, karena sebagian besar siswa memilih untuk menentukan

anggota kelompoknya masing-masing.

Kemudian, kedua pasangan yang bertemu dalam satu

kelompok ini dilanjutkan dengan diskusi kelompok berempat. Dalam

Page 67: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

55

diskusi kelompok berempat, sebagian besar siswa laki-laki masih

kurang serius dan suka menggangu kelompok lain.

3) Kegiatan Penutup

Setelah kegiatan inti sampai pada diskusi kelompok sebelum

dilanjutkan ke tahap Share atau presentasi pada pertemuan kedua

siklus satu. Pada kegiatan akhir atau penutup, guru meminta siswa

belajar dirumah untuk persiapan presentasi dan evaluasi pada

pertemuan kedua siklus I. kemudian guru memberikan sedikit motivasi

kepada siswa dan memberikan kesimpulan pembelajaran. Selanjutnya,

guru mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan bersama-sama

mengucap “alhamdalah”.

b. Pertemuan II

Tindakan siklus I pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Jumat

tanggal 10 maret 2017 selama 2 x 40 menit pada jam ke-2 atau pukul

08.00-09.20 di kelas VIII A SMPN 4 Pujut.

1) Kegiatan Awal

Kegiatan pendahuluan pada pertemuan kedua ini sama halnya

dengan pertemuan pertama. Guru melaksanakan kegiatan pembela-

jaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat sebelumnya.

Pertama guru memberi salam kepada siswa di kelas dan siswa

menjawab salam dari guru, kemudian meminta ketua kelas untuk

memimpin temannya berdo’a. Selanjutnya guru mengecek kehadiran

siswa dan ada empat siswa yang tidak masuk.

Page 68: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

56

Kemudian guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan pada

pertemuan pertama. Guru bertanya tentang pengertian persetujuan,

penolakan, dan contoh-contohnya tersebut. Sebagian kecil siswa

menjawab pertanyaan guru secara bersamaan. Tetapi guru

menghentikan jawaban siswa yang bersama-sama tersebut dengan

mengatakan “jika ingin menjawab acungkan tangan terlebih dahulu”.

Siswa tersebut langsung diam dan tidak ada yang mengacungkan

tangannya. Tetapi kemudian ada tiga siswa yang mengacungkan

tangannya dan guru memberikan kesempatan kepada ketiga siswa

tersebut. Jawaban ketiga siswa tersebut hampir sama. kemudian guru

memberikan penghargaan berupa tepuk tangan agar siswa merasa

senang dan termotivasi lagi.

Selanjutnya guru menerangkan tata cara dalam mem-

presentasikan hasil diskusi di depan kelas. Guru menjelaskan bahwa

pada saat melakukan presentasi (tahap share) terdapat hal-hal yang

harus diperhatikan yaitu aspek kebahasaan dan aspek non kebahasaan.

Aspek kebahasaan terdiri dari pelafalan dan intonasi. Aspek

nonkebahasaan terdiri dari kelancaran, kenyaringan suara, dan

penguasaan topik. Beberapa hal tersebut yang nantinya akan

diperlukan untuk penilaian.

Page 69: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

57

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti dalam pertemuan kedua merupakan tahap

terakhir dalam strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) pada siklus satu. Tahap Think dan Pair sudah dilaksanakan pada

pertemuan pertama. Setelah menjelaskan aspek-aspek penilaian,

selanjutnya guru meminta siswa duduk sesuai dengan kelompoknya

dan melakukan persiapan sebelum mempresentasikan hasil diskusinya

(share). Siswa mulai mendatangi dan duduk dengan kelompoknya.

Tiap kelompok mulai berdiskusi sebentar sehingga membuat kelas

menjadi sangat ramai. Setelah itu, guru meminta tiap kelompok secara

bergantian untuk menyampaikan hasil diskusinya (tahap Share).

Setelah presentasi kelompok selesai, guru memberikan pujian

kepada kelompok yang paling aktif. Kemudian guru melakukan

penilaian secara individu (evaluasi) dengan menyuruh siswa maju satu

per satu untuk menyampaikan persetujuan dan penolakan pendapat

terhadap artikel yang diberikan.

3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan akhir, guru meminta siswa untuk memberikan-

kan kesimpulan pembelajaran, namun hanya Farida, Najwa, dan

Hakim yang berani menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

pemahaman siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Page 70: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

58

Kemudian guru menarik kesimpulan mengenai hasil pem-

belajaran dan memotivasi siswa untuk tetap rajin belajar secara

kelompok agar berbagai kesulitan dalam belajar dapat diselesaikan

bersama-sama, karena belajar dari teman lebih mudah dalam

berkomunikasi. Selanjutnya guru mengakhiri pelajaran dengan

mengajak siswa dengan sama-sama membaca “alhamdalah”.

3. Observasi dan Evaluasi

Selama proses pembelajaran kegiatan guru dan kegiatan siswa diamati

oleh observer I, dan evaluasi kemampuan berbicara siswa oleh observer II.

Sedangkan yang bertindak sebagai guru dalam penelitian ini adalah peneliti.

a. Observasi

Berikut penyajian hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.

1) Hasil Observasi Aktivitas Guru

Berikut data hasil observasi aktivitas guru pada siklus I.

Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No Indikator Skor1 Perencanaan dan persiapan pembelajaran 32 Persiapan proses belajar mengajar 1,73 Penggunaan media dan sumber belajar 1,74 Pengaturan kegiatan strategi pembelajaran kooperatif

Think Pair Share1,7

5 Pemberian umpan balik dan penguatan 1,76 Menutup pembelajaran 1,7

Jumlah 11,5Kategori Baik

Page 71: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

59

Berdasarkan hasil observasi terdapat beberapa hal yang belum

berhasil dilaksanakan oleh guru pada saat proses pembelajaran ber-

langsung. Pada indikator pertama, perencanaan dan persiapan pem-

belajaran. Guru menyiapkan RPP, menyiapkan perlengkapan untuk

kegiatan belajar mengajar, dan mengajak siswa berdoa, pelaksanaanya

direspon oleh seluruh siswa. Sehingga rata-rata skornya adalah 3.

Indikator ke-2, persiapan proses belajar mengajar. Untuk apersepsi

dan mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran, deskriptor-

nya nampak namun pelaksanaannya direspon oleh sebagian kecil

siswa. Sedangkan saat mengecek kehadiran siswa pelaksanaannya

direspon oleh seluruh siswa. Sehingga rata-rata skornya adalah 1,7.

Indikator ke-3, penggunaan media dan sumber belajar. Pada saat

guru menjelaskan materi dan memberikan penjelasan terhadap tugas

yang diberikan, pelaksanaannya direspon oleh sebagian besar siswa.

Sedangkan untuk pengelompokan siswa secara heterogen direspon

oleh sebagian kecil siswa. Sehingga skor rata-ratanya adalah 1,7.

Indikator ke-4, pengaturan kegiatan strategi pembelajaran Think

Pair Share. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengerjakan

tugas sesuai waktu yang telah ditentukan hanya direspon oleh sebagian

kecil siswa. Sedangkan mengontrol siswa saat membentuk kelompok

dan memberikan kesempatan berbicara saat presentasi sesuai waktu

yang ditentukan, pelaksanaannya direspon oleh sebagian besar siswa.

Skor rata-ratanya adalah 1,7.

Page 72: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

60

Indikator ke-5, pemberian umpan balik dan penguatan. Pada saat

guru memberikan umpan balik terhadap anggapan siswa dan meng-

apresiasi hasil kerja tiap kelompok, pelaksanaannya direspon oleh

sebagian besar siswa. Sedangkan saat guru memberikan kesempatan

kepada semua siswa untuk menanggapi atau bertanya terhadap

komentar temannya direspon oleh sebagian kecil siswa. Sehingga rata-

rata skornya adalah 1,7.

Indikator ke-6, menutup pembelajaran. Saat guru memberikan

kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang belum

dimengerti hanya direspon oleh sebagian kecil siswa. Sedangkan saat

memotivasi siswa dan saat menyampaikan kesimpulan materi,

pelaksanaannya direspon oleh sebagian besar siswa. Sehingga rata-rata

skornya adalah 1,7.

Dari data hasil observasi aktivitas guru pada siklus I menunjukkan

bahwa total skor aktivitas guru adalah 11,5. Berdasarkan kriteria yang

telah ditentukan pada teknik analisis data maka aktivitas guru pada

siklus I adalah berkategori baik. Lembar observasi aktivitas guru dapat

dilihat pada lampiran.

Page 73: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

61

2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Berikut data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I.

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No Indikator Skor1 Kesiapan dalam mengikuti pelajaran 22 Antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran 1,33 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran 1,34 Kerjasama kelompok dalam kegiatan diskusi 1,35 Keseriusan siswa ketika menjelaskan dan

memberi komentar atau saran1,7

6 Keberanian siswa ketika menjelaskan danmemberi komentar atau saran

1

Jumlah 8,6Kategori Cukup Aktif

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, terdapat hal-hal yang

belum dicapai oleh siswa sepenuhnya pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Pada indikator pertama, kesiapan dalam mengikuti

pelajaran. Siswa masuk kelas tepat waktu, menyiapkan kelengkapan

belajar, dan tidak mengerjakan kegiatan lain, deskriptor nampak dan

dilaksanakan oleh sebagian besar siswa. Sehingga skor rata-ratanya

adalah 2.

Indikator ke-2, antusiasme siswa. Siswa memperhatikan pem-

belajaran selama kegiatan belajar mengajar, siswa tidak ribut atau

berbicara dengan temannya saat guru menjelaskan, deskriptor nampak

namun hanya dilaksanakan oleh sebagian kecil siswa. Sedangkan

siswa tidak terpengaru oleh situasi diluar kelas, dilaksanakan oleh

seluruh siswa. Sehingga rata-rata skornya adalah 1,3.

Page 74: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

62

Indikator ke-3, keaktifan siswa. Siswa memperhatikan instruksi

atau perintah guru, dilaksanakan oleh sebagian besar siswa. Sedangkan

siswa sering mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat

dalam berdiskusi, dilaksanakan oleh sebagian kecil siswa. Sehingga

rata-rata skornya adalah 1,3.

Indikator ke-4, kerjasama kelompok. Siswa kompak dalam

melakukan diskusi dan bekerjasama pada saat mengerjakan tugas

kelompok, deskriptornya nampak namun dilaksanakan oleh sebagian

kecil siswa. Sedangkan siswa tidak menggangu kelompok lain pada

saat diskusi, deskriptornya dilaksanakan oleh sebagian besar siswa.

Rata-rata skornya adalah 1,3.

Indikator ke-5, keseriusan siswa ketika menjelaskan dan mem-

berikan komentar atau saran. Siswa saling membantu pada saat

menanggapi persoalan hanya dilaksanakan oleh sebagian kecil siswa.

Sedangkan siswa menanggapi persoalan dari hasil diskusi kelompok

dan siswa tidak bermain-main pada saat menanggapi persoalan,

deskriptornya nampak dan dilaksanakan oleh sebagian besar siswa.

Sehingga skor rata-ratanya adalah 1,7.

Indikator ke-6, keberanian siswa ketika menjelaskan dan

memberi komentar atau saran. Siswa mengacungkan jari (tanpa

ditunjuk) untuk menanggapi persoalan yang diajukan teman atau guru,

menjawab hasil pertanyaan teman, dan menyimpulkan hasil persoalan

Page 75: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

63

yang dibahas, semua deskriptor nampak namun hanya dilaksanakan

oleh sebagian kecil siswa. Sehingga rata-rata skornya adalah 1.

Dari data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I menunjuk-

kan bahwa total skor aktivitas siswa adalah 8,6. Berdasarkan kriteria

yang telah ditentukan pada teknik analisis data maka aktivitas siswa

pada siklus I tergolong pada kategori cukup aktif. Hal ini berarti

indikator aktivitas siswa pada siklus I belum tercapai sepenuhnya.

Lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran.

b. Evaluasi Hasil Kemampuan Berbicara

Kemampuan berbicara siswa dinilai dengan instrument penilaian yang

sudah disiapkan peneliti dengan indikator-indikator sebagai berikut: a)

pelafalan; b) intonasi; c) kelancaran; d) kenyaringan suara; e) penguasaan

topik. Lembar penilaian kemampuan berbicara siswa dapat dilihat pada

lampiran.

Berikut hasil tes kemampuan berbicara siswa pada siklus I

Page 76: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

64

Tabel 4.3 Data Rekapitulasi Hasil Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I

No Nama SiswaNo Item dan

Perolehan Skor SkorAktual SMi Nilai

Kategori

A B C D E TT T1 Ahmad Jainul H 3 2 2 2 2 11 15 73 √2 Baiq Nila Cahyani 2 2 3 3 2 12 15 80 √3 Dika Astuti 2 2 3 2 3 12 15 80 √4 Farida Iriyani 2 2 3 3 3 13 15 87 √5 L. Ali Asgar - - - - - - - - - -6 L. Moh Jayadi 3 2 2 3 2 12 15 80 √7 L. Muhali Ainul G 2 2 2 2 2 10 15 67 √8 Leni Susilawati 2 1 2 1 3 9 15 60 √9 Lola Eliza 2 2 3 3 2 12 15 80 √

10 Mahdina 3 2 3 2 2 12 15 80 √11 Mahendra Saputra - - - - - - - - - -12 Martikayati 1 1 2 1 2 7 15 47 √13 Marzuki 2 3 2 3 2 12 15 80 √14 Megayanti 2 2 3 2 3 12 15 80 √15 Najwa Apriliana 3 2 3 3 3 14 15 93 √16 Rizwan Hasim - - - - - - - - - -17 Rondi Anwar 2 1 2 1 1 7 15 47 √18 Sahrul Ahmad 2 2 3 2 3 12 15 80 √19 Saumin 2 3 2 3 3 13 15 87 √20 Sawiyah 2 2 3 2 3 12 15 80 √21 Siti Nursafika 2 3 2 2 2 11 15 73 √22 Susanti 2 2 3 2 3 12 15 80 √23 Taufik Hidayat 2 2 3 3 3 13 15 87 √24 Usman Jayadi 2 2 2 2 2 10 15 67 √25 Wildan Hadi 3 2 3 3 2 13 15 87 √26 Sulman Alfarizi - - - - - - - - - -

Jumlah 1675Nilai Rata-Rata 76,14Nilai Terendah 47Nilai Tertinggi 93

Jumlah Siswa yang Tuntas 15Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 7

Ketuntasan Klasikal 68,18%

Dari tabel di atas, diketahui bahwa dari 26 siswa yang seharusnya

mengikuti tes menjadi 22 siswa dikarenakan ada empat siswa yang tidak

Page 77: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

65

masuk pada saat evaluasi atau pengambilan nilai. Terdapat 15 siswa yang

tuntas dalam belajar dan 7 siswa yang tidak tuntas belajarnya. Nilai

tertinggi yang diperoleh siswa adalah 93 dan nilai terendah yang diperoleh

siswa adalah 47. Ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 68,18%

dengan nilai rata-rata kelas mencapai 76,14. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pada siklus I ketuntasan belajar siswa secara klasikal

belum tercapai karena belum memenuhi indikator ketercapaian yaitu 85%

dari jumlah siswa yang mengikuti evaluasi.

Perolehan nilai keterampilan berbicara siswa juga dapat dilihat dari

per kriteria kemampuan berbicara yang dinilai. Berikut akan dipaparkan

perolehan nilai per kriteria kemampuan berbicara siswa pada siklus I.

1) Pelafalan

Dari 22 siswa yang mengikuti evaluasi ada 1 siswa atau 4,54%

yang sebagian besar pengucapan konsonan tidak tepat (skor 1), 16

siswa atau 72,73% yang sebagian besar pengucapan konsonan tepat

(skor 2), dan 5 siswa atau 22,73% yang semua pengucapan konsonan

tepat (skor 3).

2) Intonasi

Dari 22 siswa yang mengikuti evaluasi ada 3 siswa atau 13,64%

yang sering terjadi kesalahan intonasinya (skor 1), 16 siswa atau

72,73% yang kadang-kadang terjadi kesalahan intonasi (skor 2), dan 3

siswa atau 13,64% yang semua intonasi kalimatnya tepat (skor 3).

Page 78: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

66

3) Kelancaran

Dalam hal kelancaran berbicara siswa sudah cukup baik. Dari 22

siswa yang mengikuti evaluasi, tidak ada siswa yang berbicaranya

selalu tersendat-sendat (skor 1), 10 siswa atau 45,45% yang berbicara

sedikit tersendat-sendat (skor 2), dan 12 siswa atau 54,55% yang ber-

bicara dengan lancar (skor 3).

4) Kenyaringan suara

Dari 22 siswa yang mengikuti evaluasi ada 3 siswa atau 13,64%

yang suara tidak jelas dan tidak dapat didengar oleh seluruh siswa

(skor 1), 11 siswa atau 50% yang suaranya cukup jelas dan dapat

didengar oleh sebagian besar siswa (skor 2), dan 8 siswa atau 36,36%

yang suaranya jelas dan dapat didengar oleh semua siswa (skor 3).

5) Penguasaan topik

Untuk penguasaan topik, dari 22 siswa yang mengikuti evaluasi

ada 1 siswa atau 4,54% yang sebagian besar uraian/isi pembicaraannya

tida sesuai dengan topik (skor 1), 12 siswa atau 54,55% yang sebagian

besar uraian/isi pembicaraannya sesuai dengan topik (skor 2), dan 9

siswa atau 40,91% yang semua uraian/isi pembicaraannya sesuai

dengan topik (skor 3).

Lembar penilaian terhadap keterampilan berbicara siswa pada

siklus I dapat dilihat pada lampiran.

Page 79: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

67

4. Refleksi

Pada tahap refleksi dilakukan untuk mengkaji kembali hasil tindakan

yang telah dilakukan. Hasil observasi kemudian dianalisis untuk menentukan

tindakan perbaikan yang akan dilakukan, kemudian refleksi dilakukan

terhadap beberapa data yang telah diperoleh selama tindakan berlangsung,

yaitu hasil observasi terhadap guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS).

Dari hasil observasi pada siklus I maka peneliti akan mengkaji ulang

pelaksanaan pembelajaran untuk melihat kelemahan-kelemahannya sebagai

upaya perbaikan pada siklus II. Adapun kelemahan-kelemahan pada siklus I

adalah sebagai berikut:

a. Kelemahan-kelemahan untuk aktivitas guru

1) Guru tidak mengelompokkan siswa secara heterogen.

2) Pemanfaatan waktu untuk pembelajaran Think Pair Share kurang

efektif.

b. Kelemahan-kelemahan untuk aktivitas siswa

1) Siswa masih ribut atau berbicara dengan temannya saat guru

menjelaskan.

2) Tidak ada kelompok yang menanggapi dan bertanya dari hasil

kelompok yang presentasi.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang tampak pada siklus I, dapat

dikatakan bahwa pemanfaatan strategi pembelajaran Think Pair Share masih

Page 80: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

68

kurang maksimal. Berikut alternatif tindakan sebagai upaya perbaikan pada

siklus selanjutnya:

a. Guru membentuk kelompok secara heterogen pada siklus berikutnya.

b. Guru lebih memperhatikan alokasi waktu yang telah direncanakan,

mengatur waktu dengan baik, dengan cara menginformasikan kepada

siswa batasan waktu untuk setiap tahap pembelajaran.

c. Guru mengkondisikan siswa agar siswa lebih siap untuk mengikuti

pembelajaran, agar tidak terjadi keributan didalam kelas atau berbicara

dengan temannya ketika menerima penjelasan materi.

d. Saat presentasi pada siklus II, guru mewajibkan minimal satu perwakilan

dari setiap kelompok untuk menanggapi atau bertanya jika ada hal yang

belum jelas dari kelompok yang presentasi.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka kegiatan pembelajaran akan

dilanjutkan ke siklus II.

4.1.2 Deskripsi Data Siklus II

Siklus II merupakan usaha perbaikan siklus I, usaha perbaikan ini

meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan yang belum

sepenuhnya dilaksanakan pada siklus I. Adapun langkah-langkah dalam siklus II

adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan

Setelah melakukan analisis hasil kegiatan pada siklus I, maka perlu

dilakukan beberapa perbaikan dalam peoses pembelajaran agar hasil yang

Page 81: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

69

diinginkan dapat meningkat. Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

b. Penyusunan rancana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c. Mempersiapkan artikel untuk penugasan.

d. Mempersiapkan media yang diperlukan.

e. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru.

f. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa.

g. Mempersiapkan lembar penilaian kemampuan berbicara siswa.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus II sesuai dengan skenario

pembelajaran yang telah dibuat.

a. Pertemuan I

Tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan sesuai jadwal

pelajaran bahasa Indonesia pada hari rabu tanggal 22 maret 2017 selama 2

x 40 menit pada jam 1-2 atau pukul 07.20-08.40 di kelas VIII A SMPN 4

Pujut.

1) Kegiatan Awal

Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

rencana pembelajaran yang dibuat sebelumnya. Pertama guru memberi

salam kepada siswa di kelas, kemudian guru meminta ketua kelas

untuk memimpin temannya berdo’a. Selanjutnya guru mengecek

daftar hadir siswa dan hasilnya ada enam siswa yang tidak masuk.

Page 82: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

70

Sebelum masuk ke kegiatan inti, guru mengkondisikan siswa

agar siap menerima pelajaran dan menyiapkan perlengkapan belajar.

Kemudian guru melakukan apersepsi. Guru menjelaskan kembali

bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

merupakan model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan dan

kerja sama siswa dalam suatu kelompok. Guru juga menjelaskan agar

siswa dapat belajar secara bersama-sama dengan teman satu

kelompoknya.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti pertemuan pertama siklus II, dari ketiga

tahap yaitu tahap think, tahap pair, dan tahap share dilaksanakan

bersamaan dalam satu pertemuan. Peneliti sengaja tidak memisah

ketiga tahapan tersebut menjadi dua pertemuan karena siswa sudah

mengenal dan paham proses pembelajaran pada siklus I sehingga

alokasi waktu cukup jika ketiga tahapan tersebut menjadi satu pada

pertemuan pertama siklus II.

Pada pertemuan pertama, guru menyajikan pelajaran dengan

menjelaskan materi tentang pengertian dan contoh cara menyampaikan

persetujuan, sanggahan, atau penolakan pendapat dalam diskusi.

Setelah selesai menjelaskan, guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya tentang materi yang belum mereka pahami.

Tetapi tidak ada satupun siswa yang bertanya, sehingga guru

menganggap siswa sudah mengerti dengan penjelasan guru.

Page 83: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

71

Setelah itu, guru memberikan sebuah bacaan berupa artikel

yang berjudul “Resiko Perokok Aktif dan Pasif Sama”. Selanjutnya,

guru menjelaskan tugas yang telah guru berikan kepada siswa yaitu

memberi tanggapan berupa persetujuan, sanggahan atau penolakan

pendapat yang disertai bukti dan alasan terhadap artikel tersebut.

Kemudian guru menjelaskan aturan pembelajaran Think Pair Share,

pada tahap Think siswa memiliki waktu 5 menit, sedangkan tahap pair

adalah 20 menit, dan terakhir tahap Share selama 25 menit.

Siswa mulai mengerjakan secara individu, berpikir sendiri

mencari jawaban atas tugas tersebut. Kemudian guru membagi kelas

yang terdiri dari 20 siswa yang hadir menjadi 10 kelompok. Masing-

masing kelompok terdiri dari dua orang siswa. Kemudian guru

meminta siswa agar bekerja sama dengan pasangannya untuk

mendiskusikan hasil jawaban yang telah dikerjakan siswa secara

individu (tahap pair).

Selanjutnya, kelompok-kelompok kecil tersebut dibuat dalam

kelompok yang lebih besar yaitu dari 10 kelompok menjadi 5

kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari empat anggota.

Pembentukan kelompok kali ini adalah secara heterogen sehinnga

membuat keadaan kelas menjadi sedikit gaduh. Kemudian, kedua

pasangan yang bertemu dalam satu kelompok ini dilanjutkan dengan

diskusi kelompok berempat. Guru meminta siswa untuk menanggapi

dan bertanya terhadap komentar temannya. Dalam diskusi kelompok

Page 84: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

72

berempat, sebagian kecil siswa laki-laki masih kurang serius dan suka

menggangu kelompok lain.

Selanjutnya penyampaian hasil atau presentasi. Guru

mengintruksikan siswa untuk berbagi jawaban atau mempresentasikan

hasil diskusi dengan seluruh kelas (tahap share).

3) Kegiatan Penutup

Setelah kegiatan inti pada pertemuan pertama siklus II sampai

pada tahap Share atau presentasi. Selanjutnya pada kegiatan akhir atau

penutup, guru menyuruh siswa untuk menarik kesimpulan pelajaran,

dan meminta siswa belajar dirumah untuk persiapan evaluasi pada

pertemuan kedua siklus II. Guru juga memberikan sedikit motivasi

kepada siswa. Kemudian guru memberikan kesimpulan pembelajaran

dan mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan bersama-sama

mengucap “alhamdalah”.

b. Pertemuan II

Tindakan siklus II pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari jumat

tanggal 24 maret 2017 selama 2 x 40 menit pada jam 2-3 atau pukul

08.00-09.20 di kelas VIII A SMPN 4 Pujut.

1) Kegiatan Awal

Kegiatan pendahuluan pada pertemuan kedua ini sama halnya

dengan pertemuan pertama. Pertama guru memberi salam kepada

siswa di kelas dan siswa menjawab salam dari guru, kemudian

meminta ketua kelas untuk memimpin temannya berdo’a. Selanjutnya

Page 85: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

73

guru mengecek kehadiran siswa dan ada empat siswa yang tidak

masuk. Guru juga melakukan tanya jawab terhadap siswa untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan pada

pertemuan pertama. Pada tahap ini siswa mendengarkan dengan

tenang dan tidak ada satupun siswa yang bertanya.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti dalam pertemuan kedua siklus II merupakan

tahap evaluasi kemampuan berbicara siswa yang kedua kalinya. Pada

tahap kegiatan inti, guru menjelaskan bahwa pada saat evaluasi

terdapat hal-hal yang harus diperhatikan yaitu aspek kebahasaan dan

aspek non kebahasaan. Aspek kebahasaan terdiri dari pelafalan, dan

intonasi. Aspek nonkebahasaan terdiri dari kelancaran, kenyaringan

suara, dan penguasaan topik. Beberapa hal tersebut yang nantinya

akan diperlukan untuk penilaian.

Setelah menjelaskan kriteria penilaian, selanjutnya guru

melakukan penilaian individu dengan menyuruh siswa maju secara

bergiliran untuk menyampaikan persetujuan dan penolakan pendapat

terhadap artikel yang sudah diberikan.

3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan akhir, guru meminta siswa untuk merangkum

atau menarik kesimpulan pembelajaran. Kemudian guru memotivasi

siswa untuk tetap rajin belajar secara berkelompok agar berbagai

kesulitan dalam belajar dapat diselesaikan bersama-sama, khususnya

Page 86: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

74

dapat membantu melatih keterampilan berbicara ketika

berargumentasi. Selanjutnya guru mengakhiri pelajaran dengan

mengajak siswa dengan sama-sama membaca “alhamdalah”.

3. Observasi dan Evaluasi

Berikut penyajian hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa, serta hasil

kemampuan berbicara siswa dengan strategi pembelajaran Think Pair Share

pada siklus II.

a. Observasi

1) Hasil Observasi Aktivitas Guru

Berikut data hasil observasi aktivitas guru pada siklus II.

Tabel 4.4 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No Indikator Skor1 Perencanaan dan persiapan pembelajaran 32 Persiapan proses belajar mengajar 2,33 Penggunaan media dan sumber belajar 2,34 Pengaturan kegiatan strategi pembelajaran

kooperatif Think Pair Share2

5 Pemberian umpan balik dan penguatan 2,36 Menutup pembelajaran 2,3

Jumlah 14,2Kategori Sangat Baik

Pada indikator pertama, perencanaan dan persiapan pem-

belajaran. Guru menyiapkan RPP, menyiapkan perlengkapan untuk

kegiatan belajar mengajar, dan mengajak siswa berdoa, pelaksanaanya

direspon oleh seluruh siswa. Sehingga rata-rata skornya adalah 3.

Page 87: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

75

Indikator ke-2, persiapan proses belajar mengajar. Untuk

apersepsi dan mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran,

deskriptornya nampak dan pelaksanaannya direspon oleh sebagian

besar siswa. Sedangkan saat mengecek kehadiran siswa pelaksana-

annya direspon oleh seluruh siswa. Sehingga rata-rata skornya adalah

2,3.

Indikator ke-3, penggunaan media dan sumber belajar. Pada saat

guru menjelaskan materi dan mengelompokkan siswa secara

heterogen, pelaksanaannya direspon oleh sebagian besar siswa.

Sedangkan pada saat guru memberikan penjelasan terhadap tugas yang

diberikan, pelaksanaannya direspon oleh seluruh siswa. Sehingga skor

rata-ratanya adalah 2,3.

Indikator ke-4, pengaturan kegiatan strategi pembelajaran Think

Pair Share. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengerjakan

tugas sesuai waktu yang telah ditentukan, mengontrol siswa saat

membentuk kelompok, dan memberikan kesempatan berbicara saat

presentasi sesuai waktu yang ditentukan, semua deskriptornya nampak

dan pelaksanaannya direspon oleh sebagian besar siswa. Sehingga

skor rata-ratanya adalah 2.

Indikator ke-5, pemberian umpan balik dan penguatan. Pada saat

guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk menanggapi

atau bertanya terhadap komentar temannya, dan saat guru memberikan

umpan balik terhadap anggapan siswa, pelaksanaannya direspon oleh

Page 88: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

76

sebagian besar siswa. Sedangkan saat mengapresiasi hasil kerja tiap

kelompok, pelaksanaannya direspon oleh seluruh siswa. Sehingga

rata-rata skornya adalah 2,3.

Indikator ke-6, menutup pembelajaran. Saat guru memberikan

kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang belum

dimengerti dan menyampaikan kesimpulan materi, pelaksanaannya

direspon oleh sebagian besar siswa. Sedangkan saat guru memotivasi

siswa, pelaksanaannya direspon oleh seluruh siswa. Sehingga rata-rata

skornya adalah 2,3.

Dari tabel data hasil observasi aktivitas guru pada siklus II diatas

menunjukkan bahwa total skor aktivitas guru adalah 14,2. Berdasarkan

kriteria yang telah ditentukan pada teknik analisis data maka aktivitas

guru pada siklus II adalah berkategori sangat baik.

2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Berikut data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II.

Tabel 4.5 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

No Indikator Skor1 Kesiapan dalam mengikuti pelajaran 2,32 Antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran 23 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran 1,74 Kerjasama kelompok dalam kegiatan diskusi 2,35 Keseriusan siswa ketika menjelaskan dan

memberi komentar atau saran2

6 Keberanian siswa ketika menjelaskan danmemberi komentar atau saran

1,7

Jumlah 12Kategori Aktif

Page 89: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

77

Pada indikator pertama, kesiapan dalam mengikuti pelajaran.

Siswa masuk kelas tepat waktu dan tidak mengerjakan kegiatan lain,

deskriptor nampak dan dilaksanakan oleh sebagian besar siswa.

Sedangkan siswa menyiapkan kelengkapan belajar, deskriptornya

nampak dan dilaksanakan oleh seluruh siswa. Sehingga skor rata-

ratanya adalah 2.

Indikator ke-2, antusiasme siswa. Siswa memperhatikan pem-

belajaran selama kegiatan belajar mengajar, siswa tidak ribut atau

berbicara dengan temannya saat guru menjelaskan, dan siswa tidak

terpengaruh oleh situasi diluar kelas, semua deskriptornya nampak dan

dilaksanakan oleh sebagian besar siswa. Sehingga rata-rata skornya

adalah 2.

Indikator ke-3, keaktifan siswa. Siswa memperhatikan instruksi

atau perintah guru, dan mengemukakan pendapat dalam berdiskusi

dilaksanakan oleh sebagian besar siswa. Sedangkan siswa sering

mengajukan pertanyaan, deskriptornya hanya dilaksanakan oleh

sebagian kecil siswa. Sehingga rata-rata skornya adalah 1,7.

Indikator ke-4, kerjasama kelompok. Siswa kompak dalam

melakukan diskusi dan bekerjasama pada saat mengerjakan tugas

kelompok, deskriptornya nampak dan dilaksanakan oleh sebagian

besar siswa. Sedangkan siswa tidak menggangu kelompok lain pada

saat diskusi, deskriptornya telah dilaksanakan oleh seluruh siswa.

Rata-rata skornya adalah 2,3.

Page 90: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

78

Indikator ke-5, keseriusan siswa ketika menjelaskan dan mem-

berikan komentar atau saran. Siswa menanggapi persoalan dari hasil

diskusi kelompok, saling membantu pada saat menanggapi persoalan,

dan siswa tidak bermain-main pada saat menanggapi persoalan,

deskriptornya nampak dan dilaksanakan oleh sebagian besar siswa.

Sehingga skor rata-ratanya adalah 2.

Indikator ke-6, keberanian siswa ketika menjelaskan dan

memberi komentar atau saran. Siswa mengacungkan jari (tanpa

ditunjuk) untuk menanggapi persoalan yang diajukan teman atau guru,

menjawab hasil pertanyaan teman, deskriptornya nampak dan

dilaksanakan oleh sebagian besar siswa. Sedangkan menyimpulkan

hasil persoalan yang dibahas, deskriptornya nampak namun hanya

dilaksanakan oleh sebagian kecil siswa. Sehingga rata-rata skornya

adalah 1,7.

Dari data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II menunjuk-

kan bahwa total skor aktivitas siswa adalah 12. Berdasarkan kriteria

yang telah ditentukan pada teknik analisis data, maka aktivitas siswa

pada siklus II adalah berkategori aktif. Hal ini berarti indikator

aktivitas siswa pada siklus II sudah tercapai.

Page 91: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

79

b. Evaluasi Hasil Kemampuan Berbicara

Berikut hasil tes kemampuan berbicara siswa pada siklus II:

Tabel 4.6 Data Rekapitulasi Hasil Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II

No Nama SiswaNo Item dan

Perolehan Skor SkorAktual SMi Nilai

Kategori

A B C D E TT T1 Ahmad Jainul H 3 2 2 3 2 12 15 80 √2 Baiq Nila Cahyani 2 2 3 3 3 13 15 87 √3 Dika Astuti 2 2 3 2 3 12 15 80 √4 Farida Iriyani 3 2 3 3 3 14 15 93 √5 L. Ali Asgar 1 1 2 2 1 7 15 47 √6 L. Moh Jayadi 3 2 2 3 2 12 15 80 √7 L. Muhali Ainul G 3 2 3 3 2 13 15 87 √8 Leni Susilawati 2 2 3 2 3 12 15 80 √9 Lola Eliza 2 2 3 3 3 13 15 87 √

10 Mahdina 3 2 3 2 3 13 15 87 √11 Mahendra Saputra 2 2 2 3 3 12 15 80 √12 Martikayati 2 2 2 1 2 9 15 60 √13 Marzuki 2 3 2 3 2 12 15 80 √14 Megayanti 2 2 3 3 3 13 15 87 √15 Najwa Apriliana 3 2 3 3 3 14 15 93 √16 Rizwan Hasim 2 2 3 2 3 12 15 80 √17 Rondi Anwar 1 1 2 2 2 8 15 53 √18 Sahrul Ahmad - - - - - - - - - -19 Saumin 2 3 3 3 3 14 15 93 √20 Sawiyah 2 2 3 2 3 12 15 80 √21 Siti Nursafika - - - - - - - - - -22 Susanti - - - - - - - - - -23 Taufik Hidayat 2 2 3 3 3 13 15 87 √24 Usman Jayadi 2 2 2 3 3 12 15 80 √25 Wildan Hadi 3 2 3 2 3 13 15 87 √26 Sulman Alfarizi - - - - - - - - - -

Jumlah 1768Nilai Rata-Rata 80,36Nilai Terendah 47Nilai Tertinggi 93

Jumlah Siswa yang Tuntas 19Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 3

Ketuntasan Klasikal 86,36%

Page 92: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

80

Dari tabel di atas, diketahui bahwa dari 26 siswa yang seharusnya

mengikuti tes menjadi 22 siswa dikarenakan ada empat siswa yang tidak

masuk pada saat evaluasi atau pengambilan nilai. Terdapat 19 siswa yang

tuntas dalam belajar dan 3 siswa yang tidak tuntas belajarnya. Nilai

tertinggi yang diperoleh siswa adalah 93 dan nilai terendah yang diperoleh

siswa adalah 47. Ketuntasan klasikal pada siklus II mencapai 86,36%

dengan nilai rata-rata kelas mencapai 80,36. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal

sudah tercapai karena telah memenuhi indikator ketercapaian yaitu 85%

dari jumlah siswa yang mengikuti evaluasi.

Perolehan nilai keterampilan berbicara siswa juga dapat dilihat dari

per kriteria kemampuan berbicara yang dinilai. Berikut akan dipaparkan

perolehan nilai per kriteria kemampuan berbicara siswa pada siklus II.

1) Pelafalan

Dari 22 siswa yang mengikuti evaluasi ada 2 siswa atau 9,09%

yang sebagian besar pengucapan konsonan tidak tepat (skor 1), 13

siswa atau 59,09% yang sebagian besar pengucapan konsonan tepat

(skor 2), dan 7 siswa atau 31,82% yang semua pengucapan konsonan

tepat (skor 3).

2) Intonasi

Dari 22 siswa yang mengikuti evaluasi ada 2 siswa atau 9,09%

yang sering terjadi kesalahan intonasinya (skor 1), 18 siswa atau

Page 93: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

81

81,82% yang kadang-kadang terjadi kesalahan intonasi (skor 2), dan 2

siswa atau 9,09% yang semua intonasi kalimatnya tepat (skor 3).

3) Kelancaran

Dalam hal kelancaran berbicara siswa sudah cukup baik. Dari 22

siswa yang mengikuti evaluasi, tidak ada siswa yang berbicaranya

selalu tersendat-sendat (skor 1), 8 siswa atau 36,36% yang berbicara

sedikit tersendat-sendat (skor 2), dan 14 siswa atau 63,64% yang ber-

bicara dengan lancar (skor 3).

4) Kenyaringan suara

Dari 22 siswa yang mengikuti evaluasi ada 1 siswa atau 4,55%

yang suara tidak jelas dan tidak dapat didengar oleh seluruh siswa

(skor 1), 8 siswa atau 36,36% yang suaranya cukup jelas dan dapat

didengar oleh sebagian besar siswa (skor 2), dan 13 siswa atau 59,09%

yang suaranya jelas dan dapat didengar oleh semua siswa (skor 3).

5) Penguasaan topik

Untuk penguasaan topik, dari 22 siswa yang mengikuti evaluasi

ada 1 siswa atau 4,55% yang sebagian besar uraian/isi pembicaraan-

nya tida sesuai dengan topik (skor 1), 6 siswa atau 27,27% yang

sebagian besar uraian/isi pembicaraannya sesuai dengan topik (skor 2),

dan 15 siswa atau 68,18% yang semua uraian/isi pembicaraannya

sesuai dengan topik (skor 3).

Lembar penilaian terhadap keterampilan berbicara siswa pada siklus II

dapat dilihat pada lampiran.

Page 94: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

82

4. Refleksi

Berdasarkan data yang diperoleh, guru dan peneliti mengkaji

kembali. Refleksi dilaksanakan pada siklus II untuk menentukan apakah

pembelajaran ini berakhir atau perlu ditindak lanjuti pada siklus berikutnya.

Refleksi dilakukan terhadap beberapa data yang diperoleh selama siklus II

berlangsung, yaitu penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS), hasil observasi terhadap guru, dan hasil observasi terhadap

siswa. Pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus II sudah berjalan baik. Hal tersebut

terlihat dari nilai rata-rata siswa yaitu 80,36 dan ketuntasan klasikalnya

86,36% sudah melebihi standar yang ditentukan yaitu 85%. Pada siklus II ini

aktivitas guru juga sangat baik dengan skor yang diperoleh adalah 14,2.

Sedangkan pada aktivitas belajar siswa diketahui bahwa jumlah skor yang

diperoleh adalah 12. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa

sudah mencapai kriteria yang diharapkan yaitu berkategori aktif.

Berdasarkan pengamatan terhadap kemampuan guru dalam

melaksanakan perencanaan pembelajaran, dan hasil analisis terhadap aktivitas

siswa, serta kemampuan berbicara siswa, maka peneliti mengakhiri siklus

tindakan penelitian kelas dalam pembelajaran pada siklus II.

Page 95: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

83

4.2 Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan

kualitas atau proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berbicara siswa

dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII A SMPN 4 Pujut tahun

pelajaran 2016/2017. Adapun perbandingan hasil penelitian dari siklus I dan II yang

memuat kegiatan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa, akan dideskripsikan

sebagai berikut:

4.2.1 Aktivitas Guru

Berikut data perbandingan hasil observasi aktivitas guru.

Tabel 4.7 Perbandingan Aktivitas Guru

SiklusAktivitas Guru

Skor Kriteria

I 11,5 Baik

II 14,2 Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor aktivitas guru

dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Skor aktivitas guru dalam

pembelajaran pada siklus I dari 11,5 (kriteria baik) meningkat pada siklus II

menjadi 14,2 (kriteria sangat baik).

Menurut teori konstruktivis, satu prinsip yang paling penting dalam

psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan

pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di

dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini,

Page 96: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

84

dengan memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan

ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar

menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi

siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi,

dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (Nur

dalam Trianto, 2014: 29).

Peningkatan aktivitas guru terjadi karena adanya perbaikan-perbaikan

yang dilakukan pada siklus II, seperti guru sudah mampu mengkondisikan

kelas dengan baik dan membuat pembelajaran lebih menyenangkan sehinnga

siswa merespon kegiatan guru di kelas.

Peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 4.1 Peningkatan Aktivitas Guru

84

dengan memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan

ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar

menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi

siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi,

dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (Nur

dalam Trianto, 2014: 29).

Peningkatan aktivitas guru terjadi karena adanya perbaikan-perbaikan

yang dilakukan pada siklus II, seperti guru sudah mampu mengkondisikan

kelas dengan baik dan membuat pembelajaran lebih menyenangkan sehinnga

siswa merespon kegiatan guru di kelas.

Peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar

berikut:

Aktivitas Guru

11,514,2

2,7

Gambar 4.1 Peningkatan Aktivitas Guru

Siklus I Siklus II Peningkatan

84

dengan memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan

ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar

menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi

siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi,

dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (Nur

dalam Trianto, 2014: 29).

Peningkatan aktivitas guru terjadi karena adanya perbaikan-perbaikan

yang dilakukan pada siklus II, seperti guru sudah mampu mengkondisikan

kelas dengan baik dan membuat pembelajaran lebih menyenangkan sehinnga

siswa merespon kegiatan guru di kelas.

Peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar

berikut:

Page 97: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

85

4.2.2 Aktivitas Siswa

Berikut data perbandingan hasil observasi aktivitas siswa.

Tabel 4.8 Perbandingan Aktivitas Siswa

SiklusAktivitas Siswa

Skor Kriteria

I 8,6 Cukup Aktif

II 12 Aktif

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor dari siklus I ke

siklus II untuk aktivitas siswa mengalami peningkatan. Skor aktivitas siswa

pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dari 8,6 (kriteria cukup aktif)

meningkat pada siklus II menjadi 12 (kriteria aktif).

Peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus II tidak terlepas dari

treatmen yang diberikan oleh guru selama pembelajaran berlangsung dan

motivasi belajar yang disampaikan atau diberikan oleh guru, seperti pujian

dan penghargaan. Pujian dan penghargaan ini merupakan pemicu semangat

yang dapat digunakan untuk mengobarkan semangat belajar siswa. Sehingga

siswa menjadi termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas.

Menurut teori behavioristik, pembelajaran diartikan sebagai proses

pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Pembelajaran merupakan

proses pelaziman (pembiasaan). Teori behavioristik sering disebut stimulus-

respon (S-R) psikologi, artinya tingkah laku manusia dikendalikan oleh

ganjaran/reward dan penguatan/reinforcement.

Page 98: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

86

Tarigan (1996: 10) menjelaskan hubungan antara stimulus, respon, dan

penguatan dapat digambarkan sebagai berikut. Stimulus adalah suatu

rangsangan atau aksi yang menuntut suatu tindakan atau reaksi pada

seseorang atau organism. Responsi adalah perilaku yang timbul sebagai reaksi

seseorang terhadap suatu aksi atau stimulus. Penguatan atau “reinforcement”

adalah suatu stimulus baru yang mengikuti terjadinya suatu responsi. Stimulus

baru itu dapat membuat respon yang telah terjadi berulang terjadi lagi atau

tidak lagi. Penguatan yang menunjang suatu response berulang kembali

disebut sebagai penguatan positif atau “positive reinforcement”, misalnya

dalam bentuk hadiah atau pujian. Penguatan yang menghalangi terjadi

kembali response yang tidak diinginkan disebut penguatan negatif atau

“negative reinforcement”, misalnya hukuman.

Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar

berikut:

86

Tarigan (1996: 10) menjelaskan hubungan antara stimulus, respon, dan

penguatan dapat digambarkan sebagai berikut. Stimulus adalah suatu

rangsangan atau aksi yang menuntut suatu tindakan atau reaksi pada

seseorang atau organism. Responsi adalah perilaku yang timbul sebagai reaksi

seseorang terhadap suatu aksi atau stimulus. Penguatan atau “reinforcement”

adalah suatu stimulus baru yang mengikuti terjadinya suatu responsi. Stimulus

baru itu dapat membuat respon yang telah terjadi berulang terjadi lagi atau

tidak lagi. Penguatan yang menunjang suatu response berulang kembali

disebut sebagai penguatan positif atau “positive reinforcement”, misalnya

dalam bentuk hadiah atau pujian. Penguatan yang menghalangi terjadi

kembali response yang tidak diinginkan disebut penguatan negatif atau

“negative reinforcement”, misalnya hukuman.

Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar

berikut:

Aktivitas Siswa

8,612

3,4

Gambar 4.2 Peningkatan Aktivitas Siswa

Siklus I Siklus II Peningkatan

86

Tarigan (1996: 10) menjelaskan hubungan antara stimulus, respon, dan

penguatan dapat digambarkan sebagai berikut. Stimulus adalah suatu

rangsangan atau aksi yang menuntut suatu tindakan atau reaksi pada

seseorang atau organism. Responsi adalah perilaku yang timbul sebagai reaksi

seseorang terhadap suatu aksi atau stimulus. Penguatan atau “reinforcement”

adalah suatu stimulus baru yang mengikuti terjadinya suatu responsi. Stimulus

baru itu dapat membuat respon yang telah terjadi berulang terjadi lagi atau

tidak lagi. Penguatan yang menunjang suatu response berulang kembali

disebut sebagai penguatan positif atau “positive reinforcement”, misalnya

dalam bentuk hadiah atau pujian. Penguatan yang menghalangi terjadi

kembali response yang tidak diinginkan disebut penguatan negatif atau

“negative reinforcement”, misalnya hukuman.

Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar

berikut:

Page 99: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

87

4.2.3 Hasil Belajar Siswa

Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara siswa maka

dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil evaluasi keterampilan

berbicara siswa. Secara umum hasil perbandingan tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.9 Perbandingan Keterampilan Berbicara Siswa Secara Umum

Kriteria SkorSiklus I Siklus II

Jlh Siswa Presentase Jlh Siswa PresentaseTuntas 74-100 15 68,18% 19 86,36%

Tidak Tuntas 0-73 7 31,82% 3 13,64%Jumlah 22 100% 22 100%

Nilai rata-rata kelas 76,14 80,36

Ketuntasan Klasikal 68,18% 86,36%

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada siklus I, dari 22 siswa yang

mengikuti tes atau evaluasi terdapat 15 siswa atau 68,18% tuntas, sedangkan 7

siswa atau 31,82% tidak tuntas dalam belajar, dengan nilai rata-rata kelas

76,14. Setelah tindakan siklus II, dari 22 siswa yang mengikuti tes, jumlah

siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa atau 13,64% dan jumlah siswa yang

tuntas dalam belajarnya sebanyak 19 siswa atau 86,36% denan nilai rata-rata

kelas 80,36. Berdasarkan perbandingan antara siklus I dan siklus II

menunjukkan adanya peningkatan.

Strategi belajar dengan cara pengelompokan siswa memberikan

pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran, siswa dapat saling berbagi

pengetahuan dan informasi dari teman sebayanya. Menurut al-Tabany (2014:

Page 100: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

88

108) Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis.

Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi

dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling

membantu memecahkan masalah yang kompleks. Jadi hakikat sosial dan

penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran

kooperatif.

Peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini tidak terlepas dari

strategi belajar yang digunakan oleh guru. Penerapan strategi Think Pair

Share merupakan suatu proses pembiasaan dimana semua siswa memiliki

kesempatan untuk berlatih berbicara ketika saling bertukar pikiran atau

idenya. Menurut Tarigan (1996: 33) teori pembentukan kebiasaan ini

diaplikasikan dalam pengajaran bahasa dalam wujud peniruan atau latihan.

Siswa dilatih berulang-ulang mengucapkan bunyi bahasa, kalimat. Siswa pun

dilatih berulang-ulang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Melalui

kegiatan peniruan atau latihan ini siswa menguasai struktur bahasa dan

keterampilan berbahasa. Kegiatan peniruan itu biasanya diikuti oleh pujian,

penguatan dan perbaikan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dapat diketahui bahwa

belajar kelompok akan memberikan kesempatan siswa untuk belajar dari

sesama. Hal tersebut memberikan suasana yang menyenangkan dalam

pembelajaran sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa yang berdampak

pada peningkatan hasil kemampuan berbicara dan aktivitas siswa.

Page 101: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

89

Selain itu, peningkatan kemampuan berbicara siswa dari siklus I ke siklus II

untuk setiap aspeknya dapat dilihat pada gambar berikut:

Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa pembelajaran menggunakan strategi

pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

Dengan demikian, pada siklus berikutnya dapat dihentikan serta dapat diambil

kesimpilan bahwa penggunaan strategi pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat

meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas VIII A SMPN 4 Pujut tahun

pelajaran 2016/2017.

2,181,95

2,542,27 2,41

2,232

2,64 2,54 2,64

0,05 0,05 0,10,27 0,23

Pelafalan Intonasi Kelancaran KenyaringanSuara

Penguasaantopik

Gambar 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Siklus I Siklus II Peningkatan

Page 102: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Terjadi peningkatan aktivitas pembelajaran (proses pembelajaran), baik dari

aspek guru maupun siswa. Peningkatan aktivitas guru selama penggunaan

strategi pembelajaran Think Pair Share dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

pada pokok bahasan menyampaikan persetujuan, sanggahan atau penolakan

pendapat dalam diskusi disertai bukti dan alasan. Hal ini ditandai dengan

meningkatnya skor aktivitas guru dari 11,5 dengan kriteria baik pada siklus I

menjadi 14,2 dengan kriteria sangat baik pada siklus II. Penggunaan strategi

pembelajaran Think Pair Share juga dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa kelas VIII A SMPN 4 Pujut tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini terlihat

dari meningkatnya aktivitas siswa dari 8,6 dengan kriteria cukup baik pada

siklus I menjadi 12 dengan kriteria baik pada siklus II.

2. Terjadi peningkatan hasil belajar berupa peningkatan kemampuan berbicara

siswa kelas VIII A SMPN 4 Pujut tahun ajaran 2016/2017. Hal ini terlihat dari

meningkatnya nilai rata-rata kelas dari 76,1 pada siklus I menjadi 79,8 pada

siklus II dan meningkatnya persentase ketuntasan klasikal sebesar 18,2% dari

68,2% pada siklus I menjadi 86,4% pada siklus II.

Page 103: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

91

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini, ada beberapa

saran yang perlu dipertimbangkan, antara lain:

1. Bagi guru, strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat

dijadikan alternatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai upaya

meningkatkan keterampilan berbicara siswa di dalam kelas.

2. Bagi peneliti lain, peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian

ini untuk menemukan sesuatu yang baru dan mengarah pada kebaikan hingga

pada akhirnya benar-benar dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Page 104: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

92

DAFTAR PUSTAKA

Al-Tabany, Trianto I. B. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,

dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Haryati. 2013. “Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Role Playing Pada

Siswa Kelas IV Mush’ab Bin Umair SDIT Anak Sholeh Mataram Tahun

Pelajaran 2012-2013”. Skripsi tidak diterbitkan. Mataram: FKIP Unram.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar

Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Margono. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Musaba, Zulkifli. 2009. Terampil Berbicara Teori dan Pedoman Penerapannya.

Yogyakarta: CV. Aswaja Pressindo.

Musaddat, Syaiful. 2015. Panduan PLPG 2015 Materi Penelitian Tindakan Kelas.

Universitas Mataram: Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi Rayon 122

Universitas Mataram.

Nurkancana, Wayan, dan Sunartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha

Nasional.

Sumarlin. 2012. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games

Tournament (TGT) dengan Media Potografi Untuk Meningkatkan Aktivitas

dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V SDN 3 Gunungsari”. Mataram:

FKIP Unram: skripsi tidak diterbitkan.

Suyanto. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.

Page 105: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

93

Tarigan, Henry G. 2015. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: CV. Angkasa.

Tarigan, Djago. dan Sulistyaningsih, Lilis S. 1996. Analisis Kesalahan Berbahasa.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Fajar

Interpratama Offset.

Page 106: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

94

Page 107: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

95

Lampiran 1

IDENTITAS SEKOLAH

Nama Sekolah : SMP 4 Pujut

Akreditasi : B

NPSN : 50205174

Alamat : Jln. Tanak Awu – Pengembur Km.3

Kode Pos : 83573

Telp. : 0370 6175465

Fax : -

Email : [email protected]

Jenjang : SMP

Status : Negeri

Tgl SK Pendirian : 01-07-1995

Kelurahan : Pengembur

Kecamatan : Pujut

Kota/Kab. : Lombok Tengah

Propinsi : Nusa Tenggara Barat

Page 108: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

96

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Nama Sekolah : SMPN 4 Pujut

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII/2

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit ( 2x Pertemuan )

I. Standar Kompetensi

10. Mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan

diskusi dan protokoler.

II. Kompetensi Dasar

10.1.Menyampaikan persetujuan, sanggahan atau penolakan pendapat

dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan.

III. Indikator

Menyampaikan persetujuan, sanggahan atau penolakan pendapat dalam

diskusi disertai dengan bukti atau alasan.

Membuat notula setelah diskusi yang memuat catatan tentang

pendapat-pendapat yang disampaikan oleh peserta diskusi.

IV. Karakter Siswa yang Diharapkan

Dapat dipercaya

Rasa hormat dan perhatian

Tekun

Tanggung jawab

Page 109: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

97

V. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menyampaikan persetujuan, sanggahan atau penolakan

pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan setelah

diterapkanya strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share(TPS).

2. Siswa mampu membuat notula yang memuat catatan tentang pendapat

pendapat yang disampaikan oleh peserta diskusi.

VI. Materi Ajar

1. Pengertian Berbicara

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

2. Pengertian kalimat persetujuan, sanggahan atau penolakan pendapat.

a. Kalimat persetujuan adalah kalimat yang menunjukkan kesetujuan

dalam suatu hal.

Contoh : saya setuju dengan pendapat saudara karena

b. Kalimat sanggahan atau penolakan adalah kalimat pengungkapan

ketidak setujuan terhadap suatu masalah atau pembicaraan.

Contoh : saya tidak setuju karena

3. Pengertian Diskusi

Diskusi merupakan satu bentuk pembicaraan secara teratur dan

terarah. Jadi pada dasarnya diskusi merupakan suatu bentuk tukar

pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau

Page 110: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

98

besar. Dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian,

kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah.

4. Hal-hal yang harus diperhatikan saat menyampaikan persetujuan,

sanggahan atau penolakan pendapat dalam diskusi kelompok.

a. Menyertakan alasan yang logis.

b. Menyampaikan jalan keluar (jika penolakan).

c. Menguasai topik dan mengungkapkan dengan lancar, dan suara

nyaring.

d. Menggunakan pilihan kata, intonasi, dan pelafalan yang tepat.

VII. Strategi Pembelajaran

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Phair Share.

Diskusi.

VIII. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama (2x40)

Tahap Kegiatan PembelajaranAlokasiWaktu

Kegiatan Awal Membuka pembelajaran dengan salam. Meminta siswa untuk memimpin temannya

untuk berdoa. Mengecek kehadiran siswa (daftar hadir/

absensi).

Mengkondisikan siswa agar siap menerimapelajaran.

Mempersiapkan media pembelajaran.

Melakukan apersepsi tentang materi pem-belajaran.

Memotivasi siswa dengan menjelaskanmanfaat materi yang akan dipelajari dalam

15

menit

Page 111: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

99

kehidupan sehari-hari. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti Menjelaskan terlebih dahulu materi yangdiajarkan dan melakukan tanya jawabdengan siswa mengenai materi yangdipelajari.

Tahap Think Memberikan tugas berupa sebuah artikel. Guru menyuruh setiap siswa untuk berpikir

mengenai pendapat dalam artikel yangditugaskan. Dalam hal ini, siswamenentukan kalimat persetujuan besertaalasan yang logis (jika setuju), danmenentukan kalimat sanggahan sertamenyampaikan jalan keluar (jika tidaksetuju).

Tahap Pair Membagi siswa menjadi 13 kelompok

dengan anggota masing-masing terdiri dari2 siswa dengan latar belakang sosial, dankemampuan akademik yang berbeda untukberdiskusi mengenai kalimat persetujuanbeserta alasan yang logis (jika setuju), dankalimat sanggahan serta menyampaikanjalan keluar (jika tidak setuju) terhadapartikel yang diberikan.

Meminta dua pasangan bertemu dalamkelompok berempat. Jadi tiap kelompokterdiri dari 4 siswa. Siswa mempunyaikesempatan untuk mendiskusikan hasildiskusi kepada kelompok berempat.

Tahap Share Meminta tiap kelompok-kelompok berbagi

atau bekerja sama dengan kelas secara

50

menit

Page 112: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

100

keseluruhan (Sharing) mengenai hasilkerjanya dari tiap kelompok.

Guru meminta siswa membuat notula yangmemuat catatan tentang pendapat-pendapatyang disampaikan oleh peserta diskusi

Kegiatan Akhir Mengajak siswa menyimpulkan hasilpembelajaran.

Guru menyempurnakan pemahaman siswadari hasil kesimpulan.

Menginformasikan materi pada pertemuanberikutnya.

Memotivasi siswa untuk tetap giat belajar. Mengajak siswa menutup pembelajaran

dengan membaca “Alhamdalah”

15

menit

Pertemuan Kedua (evaluasi/pengambilan nilai) (2x40)

Tahap Kegiatan PembelajaranAlokasi

Waktu

Kegiatan Awal Membuka pembelajaran dengan salam.

Meminta siswa untuk memimpin temannyauntuk berdoa.

Mengecek kehadiran siswa (daftar hadir/absensi).

Mengkondisikan siswa agar siap menerimapelajaran.

Mempersiapkan media pembelajaran. Melakukan apersepsi tentang materi pem-

belajaran. Memotivasi siswa dengan menjelaskan

manfaat materi yang akan dipelajari dalamkehidupan sehari-hari.

Menyampaikan tujuan pembelajaran.

15

menit

Page 113: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

101

Kegiatan Inti Pengambilan nilai (evaluasi)

Guru memberikan tugas sebuah artikel. Siswa berpikir atau menentukan kalimat

persetujuan beserta alasan yang logis (jikasetuju), dan kalimat sanggahan sertamenyampaikan jalan keluar (jika tidaksetuju) terhadap artikel yang diberikan.

Semua siswa secara bergantianmengomentari artikel yang ditugaskan.Dalam hal ini, siswa mengungkapkanpersetujuan beserta alasan yang logis (jikasetuju), dan mengungkapkan sanggahanserta menyampaikan jalan keluar (jika tidaksetuju).

50

menit

Kegiatan Akhir Mengajak siswa menyimpulkan hasilpembelajaran.

Guru menyempurnakan pemahaman siswadari hasil kesimpulan.

Menginformasikan materi pada pertemuanberikutnya.

Memotivasi siswa untuk tetap giat belajar.

Mengajak siswa menutup pembelajarandengan membaca “Alhamdalah”

15

menit

IX. Sumber/Bahan/Alat

Buku paket Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII

Internet

X. Penilaian

1. Prosedur Tes

Tes proses dan hasil dilakukan untuk melihat keaktifan siswa selama

proses pembelajaran.

Page 114: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

102

2. Jenis dan Bentuk Tes

Tes lisan diberikan pada saat proses pembelajaran.

Tes kinerja (performa) setelah proses pembelajaran.

Pengembur, Februari 2017

Mengetahui:

Guru Bahasa Indonesia Peneliti

Lalu Mahsyarudin, S.Pd Lalu Gde Muhamad S

NIP. 197712312003121019 NIM. E1C113069

Kepala Sekolah SMPN 4 Pujut

Fathurrohman, S.Pd. M.Pd

NIP. 196912311995121024

Page 115: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

103

Lampiran 3

Resiko Perokok Aktif dan Pasif Sama

Risiko terhadap penyakit pada orang yang terkena asap rokok (perokok pasif)

sama dengan pengisap rokok (perokok aktif). Sementara itu, hampir 80% penderita

penyakit jantung kororer memiliki kebiasaan merokok. Kepala badan pengawas obat

dan makanan (POM), Sampurno mengatakan bukti-bukti cukup kuat menunjukkan

penyakit yang berkaitan dengan tembakau bisa sama-sama diderita perokok pasif

maupun mengisap rokok.

Pada pengisap rokokpun, katanya efek yang terjadi umumnya sekian lama

mereka menjadi perokok aktif. Mereka baru menyadari sesudah terserang penyakit.

Menurut Sampurno, efek jangka panjang akibat merokok dalam waktu lama berupa

penyakit jantung, stroke, dan kanker. Penyakit-penyakit ini disebabkan oleh 40 jenis

bahan kimia berbahaya dalam tembakau yang bersifat karsinogenik, seperti tar serta

karbon monoksida.

Dalam setiap batang rokok, katanya mengandung dua macam asap, masing-

masing asap utama maupun asap sampingan. Bahan kimia dalam asap sampingan tak

kalah kandungannya dengan asap utama. Berarti, pengisap rokok umumnya tidak

menyadari bahaya juga berpotensi besar menimpa perokok pasif. Ironis, beberapa

alasan yang mendorong seseorang merokok, misalnya akibat lingkungan atau

kebiasaan masyarakat, pengaruh orang terdekat, iklan maupun sponsor.

Setelah membaca teks di atas, kemudian tanggapilah (setuju, sanggahan atau

penolakan disertai bukti dan alasan) setiap siswa berpikirlah sendiri, berdiskusi

dengan pasangannya, mendiskusikan dengan kelompoknya dan berbagi atau bekerja

sama dengan kelas secara keseluruhan (diskusi kelas)!

1. Merokok sangat membahayakan kesehatan diri sendiri maupun kesehatan

keluarga.

2. Seseorang yang merokok biasanya terpengaruh oleh orang-orang terdekat

terutama bagi remaja muda terpengaruh untuk merokok.

3. Perokok pasif sangat berpotensi terkena penyakit jantung, kanker, dan stroke.

4. Resiko perokok aktif dan pasif sama.

Page 116: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

104

Lampiran 4

Page 117: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

105

Page 118: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

106

Lampiran 5

Page 119: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

107

Page 120: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

108

Lampiran 6

Page 121: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

109

Page 122: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

110

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Nama Sekolah : SMPN 4 Pujut

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII/2

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit ( 2x Pertemuan )

I. Standar Kompetensi

10. Mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan

diskusi dan protokoler.

II. Kompetensi Dasar

10.1.Menyampaikan persetujuan, sanggahan atau penolakan pendapat

dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan.

III. Indikator

Menyampaikan persetujuan, sanggahan atau penolakan pendapat dalam

diskusi disertai dengan bukti atau alasan.

Membuat notula setelah diskusi yang memuat catatan tentang

pendapat- pendapat yang disampaikan oleh peserta diskusi.

IV. Karakter Siswa yang Diharapkan

Dapat dipercaya

Rasa hormat dan perhatian

Tekun

Tanggung jawab

Page 123: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

111

V. Tujuan Pembelajaran

3. Siswa mampu menyampaikan persetujuan, sanggahan atau penolakan

pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan setelah

diterapkanya strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share(TPS).

4. Siswa mampu membuat notula yang memuat catatan tentang pendapat

pendapat yang disampaikan oleh peserta diskusi.

VI. Materi Ajar

5. Pengertian Berbicara

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

6. Pengertian kalimat persetujuan, sanggahan atau penolakan pendapat.

c. Kalimat persetujuan adalah kalimat yang menunjukkan kesetujuan

dalam suatu hal.

Contoh : saya setuju dengan pendapat saudara karena

d. Kalimat sanggahan atau penolakan adalah kalimat pengungkapan

ketidak setujuan terhadap suatu masalah atau pembicaraan.

Contoh : saya tidak setuju karena

7. Pengertian Diskusi

Diskusi merupakan satu bentuk pembicaraan secara teratur dan

terarah. Jadi pada dasarnya diskusi merupakan suatu bentuk tukar

pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau

Page 124: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

112

besar. Dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian,

kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah.

8. Hal-hal yang harus diperhatikan saat menyampaikan persetujuan,

sanggahan atau penolakan pendapat dalam diskusi kelompok.

e. Menyertakan alasan yang logis.

f. Menyampaikan jalan keluar (jika penolakan).

g. Menguasai topik dan mengungkapkan dengan lancar, dan suara

nyaring.

h. Menggunakan pilihan kata, intonasi, dan pelafalan yang tepat.

VII. Strategi Pembelajaran

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Phair Share.

Diskusi.

VIII. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama (2x40)

Tahap Kegiatan PembelajaranAlokasiWaktu

Kegiatan Awal Membuka pembelajaran dengan salam. Meminta siswa untuk memimpin temannya

untuk berdoa. Mengecek kehadiran siswa (daftar hadir/

absensi).

Mengkondisikan siswa agar siap menerimapelajaran.

Mempersiapkan media pembelajaran.

Melakukan apersepsi tentang materi pem-belajaran.

Memotivasi siswa dengan menjelaskanmanfaat materi yang akan dipelajari dalam

15

menit

Page 125: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

113

kehidupan sehari-hari. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti Menjelaskan terlebih dahulu materi yangdiajarkan dan melakukan tanya jawabdengan siswa mengenai materi yangdipelajari.

Tahap Think Memberikan tugas berupa sebuah artikel. Guru menyuruh setiap siswa untuk berpikir

mengenai pendapat dalam artikel yangditugaskan. Dalam hal ini, siswamenentukan kalimat persetujuan besertaalasan yang logis (jika setuju), danmenentukan kalimat sanggahan sertamenyampaikan jalan keluar (jika tidaksetuju).

Tahap Pair Membagi siswa menjadi 13 kelompok

dengan anggota masing-masing terdiri dari2 siswa dengan latar belakang sosial, dankemampuan akademik yang berbeda untukberdiskusi mengenai kalimat persetujuanbeserta alasan yang logis (jika setuju), dankalimat sanggahan serta menyampaikanjalan keluar (jika tidak setuju) terhadapartikel yang diberikan.

Meminta dua pasangan bertemu dalamkelompok berempat. Jadi tiap kelompokterdiri dari 4 siswa. Siswa mempunyaikesempatan untuk mendiskusikan hasildiskusi kepada kelompok berempat.

Tahap Share Meminta tiap kelompok-kelompok berbagi

atau bekerja sama dengan kelas secara

50

menit

Page 126: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

114

keseluruhan (Sharing) mengenai hasilkerjanya dari tiap kelompok.

Guru meminta siswa membuat notula yangmemuat catatan tentang pendapat-pendapatyang disampaikan oleh peserta diskusi

Kegiatan Akhir Mengajak siswa menyimpulkan hasilpembelajaran.

Guru menyempurnakan pemahaman siswadari hasil kesimpulan.

Menginformasikan materi pada pertemuanberikutnya.

Memotivasi siswa untuk tetap giat belajar. Mengajak siswa menutup pembelajaran

dengan membaca “Alhamdalah”

15

menit

Pertemuan Kedua (evaluasi/pengambilan nilai) (2x40)

Tahap Kegiatan PembelajaranAlokasi

Waktu

Kegiatan Awal Membuka pembelajaran dengan salam.

Meminta siswa untuk memimpin temannyauntuk berdoa.

Mengecek kehadiran siswa (daftar hadir/absensi).

Mengkondisikan siswa agar siap menerimapelajaran.

Mempersiapkan media pembelajaran. Melakukan apersepsi tentang materi pem-

belajaran. Memotivasi siswa dengan menjelaskan

manfaat materi yang akan dipelajari dalamkehidupan sehari-hari.

Menyampaikan tujuan pembelajaran.

15

menit

Page 127: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

115

Kegiatan Inti Pengambilan nilai (evaluasi)

Guru memberikan tugas sebuah artikel. Siswa berpikir atau menentukan kalimat

persetujuan beserta alasan yang logis (jikasetuju), dan kalimat sanggahan sertamenyampaikan jalan keluar (jika tidaksetuju) terhadap artikel yang diberikan.

Semua siswa secara bergantianmengomentari artikel yang ditugaskan.Dalam hal ini, siswa mengungkapkanpersetujuan beserta alasan yang logis (jikasetuju), dan mengungkapkan sanggahanserta menyampaikan jalan keluar (jika tidaksetuju).

50

menit

Kegiatan Akhir Mengajak siswa menyimpulkan hasilpembelajaran.

Guru menyempurnakan pemahaman siswadari hasil kesimpulan.

Menginformasikan materi pada pertemuanberikutnya.

Memotivasi siswa untuk tetap giat belajar.

Mengajak siswa menutup pembelajarandengan membaca “Alhamdalah”

15

menit

IX. Sumber/Bahan/Alat

Buku paket Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII

Internet

X. Penilaian

1. Prosedur Tes

Tes proses dan hasil dilakukan untuk melihat keaktifan siswa selama

proses pembelajaran.

Page 128: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

116

2. Jenis dan Bentuk Tes

Tes lisan diberikan pada saat proses pembelajaran.

Tes kinerja (performa) setelah proses pembelajaran.

Pengembur, Februari 2017

Mengetahui:

Guru Bahasa Indonesia Peneliti

Lalu Mahsyarudin, S.Pd Lalu Gde Muhamad S

NIP. 197712312003121019 NIM. E1C113069

Kepala Sekolah SMPN 4 Pujut

Fathurrohman, S.Pd. M.Pd

NIP. 196912311995121024

Page 129: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

117

Lampiran 8 Artikel dan Tugas

Pengaruh Sinetroon Terhadap Remaja

Kondisi tayangan televisi cenderung memberi contoh buruk pada para remaja.

Sebenarnya, bukan karena para insan pertelevisian kita tidak bisa membuat sinetron

yang bagus. Bukan juga karena para produser tidak dapat membuat acara yang

bagus. Menurut mereka membuat sinetron yang realistis cenderung tidak laku.

Sinetron yang disukai remaja adalah sinetron yang mengumbar kemewahan atau

menebar horor. Acara yang disukai juga acara yang cenderung hura-hura dan

mengumbar hawa nafsu. Dengan demikian, pemilik TV juga cenderung

mengutamakan keuntungan dari pada mendidik remaja kita melalui layar kaca.

Padahal apa yang ditonton remaja akan mempengaruhi pola pikirnya. Menurut

Dadang Hawari apa-apa yang ditayangkan televisi secara terus menerus akan

membuat orang mengikutinya. Contohnya saja iklan kartu as dengan slogannya “aku

lagi galau”. Orang-orang ikut-ikutan menggunakan “aku lagi galau” dalam

perbincangan sehari-hari. Hal ini juga terjadi waktu orang berbondong-bondong

mengidentifikasikan diri dengan tokoh di televisi, misalnya orang beramai-

ramai mengikuti gaya Syahrini. Demikian juga orang akan terbawa untuk meniru

busana maupun gaya artis cantik tersebut.

Adapun usia remaja merupakan usia yang paling rawan terkena pengaruh.

Pada usia antara 13-18 tahun atau setingkat SMP-SMA itu anak-anak sangat rentan

untuk terpengaruh perilaku yang ditontonnya. Remaja juga rentan terlibat narkoba,

pergaulan bebas, dan sebagainya. Ada perubahan sistem hormonal yang

mempengaruhi alam pikir, rasa, dan perilakunya. Jadi, remaja yang gemar

menonton film dan sinetron yang serba memperbolehkan semua perilaku bebas,

akan beranggapan perilaku itu diperbolehkan. Maka kita harus lebih perhatian

menjaga mereka.

Page 130: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

118

Menurutnya, jika sesuatu disampaikan berulang-ulang secara konsisten,

dengan pesan yang kurang lebih sama, bisa diprediksi akan terjadi perubahan

budaya sesuai yang disampaikan. Dia juga menekankan bahwa perilaku yang

ditiru remaja dan anak-anak tidak hanya sekedar bersifat fisik dan verbal. Tapi

lebih dari itu, mereka memang sudah dimasuki nilai-nilai yang dianut atau

diperankan oleh tokoh-tokoh dalam film dan sinetron yang ditontonnya itu.

Setelah membaca teks di atas, kemudian tanggapilah (setuju, sanggahan atau

penolakan disertai bukti dan alasan) pendapat berikut!

1. Melihat tayangan TV tidak memberi dampak apa-apa bagi remaja karena

menonton TV hanya sebagai hiburan saja.

2. Para insan pertelevisian Indonesia belum dapat membuat sinetron atau film yang

bagus sehingga yang ditayangakan di TV hanya mengumbar kemewahan saja.

3. Remaja mudah terpengaruh oleh gaya tokoh artis yang disukainya dan meniru

perilaku tokoh tersebut.

Page 131: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

119

Lampiran 9

Page 132: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

120

Page 133: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

121

Lampiran 10

Page 134: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

122

Page 135: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

123

Lampiran 11

Page 136: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

124

b

Page 137: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

125

Lampiran 12

Foto Dokumentasi

Saat guru mengecek daftar hadir siswa Guru memotivasi siswa

Guru menjelaskan materi Guru membimbing siswa dalam diskusi

Page 138: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

126

Presentasi kelompok

Siwa bertanya dan menyampaikan sanggahan

Evaluasi kemampuan berbicara siswa

Page 139: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

127

Lampiran 13

Page 140: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

128

Lampiran 14

Page 141: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

129

Lampiran 15

Page 142: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

130

Lampiran 16

Page 143: SKRIPSI - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/2982/1/L GDE MUHAMAD SUBHAN_E1C113069.pdf · skripsi ini dari awal sampai akhir. 9. ... Lampiran 3 Artikel dan Tugas ... pembelajaran

131

Lampiran 17