karya tulis ilmiah gambaran motilitas sperma …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2982/1/kti...

66
KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN MOTILITAS SPERMA PADA PEROKOK AKTIF Oleh : I NYOMAN WAHYU GANESHA P. NIM. P07134016 054 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN DENPASAR 2019

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KARYA TULIS ILMIAH

    GAMBARAN MOTILITAS SPERMA

    PADA PEROKOK AKTIF

    Oleh :

    I NYOMAN WAHYU GANESHA P.

    NIM. P07134016 054

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

    JURUSAN ANALIS KESEHATAN

    DENPASAR

    2019

  • ii

    KARYA TULIS ILMIAH

    GAMBARAN MOTILITAS SPERMA

    PADA PEROKOK AKTIF

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Menyelesaikan Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah

    Jurusan Analis Kesehatan

    Program Studi Diploma III

    Oleh :

    I NYOMAN WAHYU GANESHA P.

    NIM. P07134016 054

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

    JURUSAN ANALIS KESEHATAN

    DENPASAR

    2019

  • iii

    LEMBAR PERSEMBAHAN

    Terimakasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang senantiasa memberikan

    tuntunan dan terus menyertai setiap waktu.

    Terima kasih kepada pembimbing I dan II yang telah membimbing dan

    menginspirasi saya selama proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, Saya juga

    tidak akan mungkin mencapai tahap ini tanpa motivasi dari kedua orang tua saya

    yang selama ini mendidik dan mendukung saya.

    Terimakasih kepada orang orang hebat yang saya temui atas arahan, bimbingan,

    inspirasi dan motivasinya pada saya untuk tetap semangat menyelesaikan Karya

    Tulis Ilmiah ini. Terimakasih juga kepada teman teman, sahabat, adik, pacar dan

    keluarga JAK 16 untuk dukungan, semangat, bantuan, candatawa, serta

    perjuangan kita bersama

    Karya Tulis Ilmiah ini hanya sebagian kecil dari ilmu pengetahuan yang luas,

    namun saya berharap dapat menjadi inspirasi dan bagian dari karya selanjutnya

    yang lebih baik

    Karya ini sepenuh hati saya persembakan bagi semua orang yang membutuhkan

    dan semoga dapat bermanfaat

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    RIWAYAT PENULIS

    Penulis adalah I Nyoman Wahyu Ganesha P.

    dilahirkan di Jungutbatu pada tanggal 5 April 1998 dari

    Ayah I Ketut Suyana dan Ibu Ni Wayan Suratni.

    Penulis merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara dan

    berkewarganegaraan Indonesia serta beragama Hindu.

    Penulis memulai pendidikan pada tahun 2003-

    2004 di TK Kumara Jaya Desa Jungutbatu. Pada tahun 2004-2010 melanjutkan

    pendidikan ke jenjang sekolah dasar di SDN 1 Jungutbatu. Pada tahun 2010-2013

    penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah pertama di SMPN 4

    Nusa Penida. Pada tahun 2013-2016 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang

    sekolah menengah atas di SMAN 2 Denpasar dan lulus pada tahun 2016. Pada

    tahun 2016 penulis menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas dan

    melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan Denpasar program studi Diploma

    III Jurusan Analis Kesehatan.

  • viii

    DESCRIPTION OF SPERM MOTILITY IN ACTIVE SMOKERS

    ABSTRACT

    Infertility is a condition where a married couple has not been able to have

    offspring after having sexual intercourse without using any type of contraception.

    Infertility can be influenced by several factors, one of which is smoking. This

    study aims to determine the description of sperm motility in active smokers. The

    type of this study used is deskripitive research with the sampling technique using

    purbosive sampling technique by taking 10% of 200 samples which means 20

    samples. Analysis of the data used in this study is descriptive. The results obtained

    were active smokers who consumed alcohol as much as 75%, exercised as much

    as 30% and smoked more than 5 years as much as 65%. The results of sperm in

    all active smokers used as respondents were obtained by Progressive (PR) 100%,

    while Nonprogressive and Immotyl did not exist.

    Keyword : active smoker, sperm, sperm motility.

  • ix

    GAMBARAN MOTILITAS SPERMA

    PADA PEROKOK AKTIF

    ABSTRAK

    Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu

    memiliki keturunan setelah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat

    kontrasepsi jenis apapun. Infertilisasi dapat dipengaruhi beberapa faktor salah

    satunya yaitu merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

    motilitas sperma pada perokok aktif. Jenis penelitian yang digunakan adalah

    penelitian deskripitf dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

    purbosive sampling dengan mengambil 10% dari 200 sampel yang berarti 20

    sampel. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Hasil

    yang didapat adalah perokok aktif yang mengonsumsi alkohol sebanyak 75%,

    melakukan akitivitas olahraga sebanyak 30% dan merokok lebih dari 5 tahun

    sebanyak 65%. Hasil sperma pada semua perokok aktif yang dijadikan responden

    didapatkan hasil Progresif (PR) 100%, sedangkan Nonprogresif dan Immotyl

    tidak ada.

    Kata kunci: perokok aktif, sperma, motilitas sperma

  • x

    RINGKASAN PENELITIAN

    Gambaran motilitas sperma pada perokok aktif

    Oleh : I Nyoman Wahyu Ganesha P. (NIM : P0713416054)

    Tingginya angka pria perokok di seluruh dunia dan fakta bahwa asap rokok

    mengandung lebih dari 4000 bahan berbahaya yang dapat mengganggu sistem

    reproduksi. Gangguan yang terjadi dapat berupa penurunan kualitas spermatozoa

    yang dapat dilihat melalui analisis sperma. Parameter kelainan morfologi

    spermatozoa (teratozoospermia) diukur menurut kriteria WHO yaitu apabila

    jumlah sperma yang ditemukan dalam bentuk normal ≥ 30%. Hal ini akan

    menyebabkan terbentuknya sperma yang memiliki bentuk tidak sempurna dan

    mengganggu pergerakan sperma.

    Pemeriksaan sperma dilakukan untuk mengetahui kualitas sperma

    seseorang untuk dapat tidakmya orang tersebut melakukan pembuahan.

    Pemeriksaan sperma dilakukan mulai dari secara makroskopis, mikroskopis

    hingga pemeriksaan secara kimia, sebelum melakukan pemeriksaan sperma,

    terlebih dahulu subjek diberikan edukasi cara pengambilan sampel. Subjek harus

    melakukan puasa mengeluarkan sperma 3-7 hari. Pengambilan sampel dilakukan

    dengan melakukan masturbasi. Tidak dianjurkan untuk melakukan senggama

    terputus (koitus interuptus) karena dapat mengganggu hasil yang sebenarnya.

    Penampungan sampel harus menggunakan wadah pot kaca bersih dengan mulut

    lebar dan berulir. Sampel yang diperoleh harus segera dilakukan pemeriksaan, jika

    10 dilakukan penundaan, stabilitas sampel hanya 1 jam setelah liquefasi. Sperma

    ketika diejakulasikan akan berwarna putih keruh dan kental, sperma biasanya akan

    mengalami liquefasi (penurunan kekentalan) dalam waktu kurang dari 60 menit

    akibat adanya fibrinolysis.

  • xi

    Pengujian motilitas sperma bertujuan untuk mengetahui persentase sperma

    yang bergerak dengan bebas setelah sampel mengalami liquefasi, untuk

    melakukan pengujian motilitas sperma, diteteskan 10-50µl yang kemudian ditutup

    dengan cover glass berukuran 20x20 mm dan diamati dibawah mikroskop dengan

    pembesaran mulai 10x objektif untuk melihat penyebaran sperma yang merata

    pada preparat, kemudian dilanjutkan dengan pembesaran 40x objektif untuk

    menilai motilitas sperma.

    Berdasarkan penelitian gambaran motilitas sperma yang sudah dilakukan

    pada 20 sampel yang sudah disajikan pada Tabel 4 didapatkan hasil dari 20

    sampel adalah Progresif (PR) 100%, sedangkan Nonprogresif (NP) dan Immotyl

    (IM) didapatkan hasil 0%. Penelitian mengenai efek bahan kimia dari rokok

    menunjukkan adanya gangguan pada spermatogenesis melalui peningkatan

    produksi radikal bebas atau oksigen yang reaktif.

    Daftar bacaan : 16 (2006-2017)

  • xii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

    karena atas rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

    Ilmiah yang berjudul “Gambaran Motilitas Sperma pada Perokok Aktif”.

    Penulis berharap agar tulisan ini dapat memberikan manfaat secara

    keilmuan bagi semua kalangan medis khususnya analis kesehatan, serta dapat

    menjadi pengetahuan bagi masyarakat luas khususnya pria. Penulis menyadari

    bahwa keberhasilan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari

    bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan

    hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya

    kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu

    kepada :

    1. Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP., MPH selaku Direktur Politeknik

    Kesehatan Denpasar yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti

    pendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar.

    2. Cok. Dewi Widhya Hana Sundari, S.KM., M.Si selaku Ketua Jurusan

    Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar, yang telah memberikan

    kesempatan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

    3. Dr. dr. Dewi Sarihati, M.Biomed selaku pembimbing utama sekaligus

    pengajar yang telah banyak memberikan petunjuk dan bimbingan dalam

    penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

  • xiii

    4. I Nyoman Jirna, SKM., M.Si selaku pembimbing pendamping sekaligus

    pengajar yang telah banyak memberikan petunjuk dan bimbingan dalam

    penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

    5. Seluruh dosen yang telah memberikan bimbingan, saran, dan dukungannya

    sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat waktu.

    6. Ibu, Bapak, adik-adik, pacar, dan seluruh keluarga yang selalu

    memberikan motivasi dan dukungannya.

    7. Seluruh teman-teman Analis Kesehatan angkatan 2016 Politeknik

    Kesehatan Denpasar, selaku sahabat dan saudara seperjuangan yang tidak

    mungkin penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu serta memberi

    semangat dan motivasinya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

    8. Seluruh kerabat dan sejawat yang tidak mungkin penulis sebutkan satu

    persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

    Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

    sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak

    sangat diharapkan.

    Denpasar, Januari 2019

    Penulis

  • xiv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i

    HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii

    LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................... iii

    LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. iv

    LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................v

    LEMBAR SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................... vi

    RIWAYAT PENULIS ........................................................................ vii

    ABSTRACT ...................................................................................... viii

    ABSTRAK .......................................................................................... ix

    RINGKASAN PENELITIAN ................................................................x

    KATA PENGANTAR ........................................................................ xii

    DAFTAR ISI .....................................................................................xiv

    DAFTAR TABEL ............................................................................. xvii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xviii

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................xix

    DAFTAR SINGKATAN ..................................................................... xx

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar belakang ..................................................................................1

    B. Rumusan masalah ............................................................................4

    C. Tujuan penelitian .............................................................................4

    D. Manfaat penelitian ............................................................................4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  • xv

    A. Spermatozoa ....................................................................................6

    B. Spermatogenesis ..............................................................................6

    C. Fungsi dan kualitas sperma ...............................................................8

    D. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sperma ...........................9

    E. Pemeriksaan sperma ....................................................................... 12

    F. Faktor pengganggu motilitas sperma .............................................. 16

    G. Cara dan syarat mendapatkan spesimen sperma .............................. 17

    H. Kelainan sperma ............................................................................. 17

    BAB III KERANGKA KONSEP

    A. Kerangka konsep ............................................................................ 20

    B. Variabel penelitian dan definisi operasional variabel ...................... 21

    BAB IV METODE PENELITIAN

    A. Jenis penelitian ............................................................................... 22

    B. Tempat dan waktu penelitian .......................................................... 22

    C. Populasi dan sampel penelitian ....................................................... 22

    D. Jenis, teknik dan instrumen pengumpulan data ............................... 24

    E. Pengolahan dan analisis data .......................................................... 27

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil penelitian ............................................................................. 29

    B. Pembahasan .................................................................................. 33

    BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan ........................................................................................ 37

    B. Saran .............................................................................................. 37

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 38

  • xvi

    LAMPIRAN ........................................................................................ 39

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Definisi operasional variabel .................................................. 21

    Tabel 2 Karakteristik responden berdasarkan lama merokok .............. 30

    Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan mengonsusi alkohol ...... 30

    Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan aktivitas berolahraga .... 31

    Tabel 5 Hasil gambaran motil sperma pada perokok aktif ................... 31

    Tabel 6 Karakteristik pada responden yang berolahraga ...................... 32

    Tabel 7 Karakteristik pada responden yang mengonsumsi alkohol ..... 32

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Kerangka konsep ................................................................ 20

    Gambar 2. Bagan Prosedur penelitian .................................................. 28

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Lampiran Hasil ................................................................. 39

    Lampiran 2. Informed concent (surat persetujuan) ................................ 40

    Lampiran 3. Pedoman wawancara ........................................................ 41

    Lampiran 4. Hasil pengelompokan berdasarkan karakteristik ............... 42

    Lampiran 5. Kuesioner merokok .......................................................... 43

    Lampiran 6. Hasil pemeriksaan motil sperma responden ...................... 44

    Lampiran 7.Surat ijin ............................................................................ 45

    Lampiran 8. Dokumentasi kegiatan penelitian ....................................... 46

    DAFTAR SINGKATAN

  • xx

    ADH : Alkohol Dehidrogenase

    DM : Diabetes Melitus

    DNA : Deoxyribose-Nucleic Acid

    IM : Immotyl

    Kemenkes : Kementerian Kesehatan

    ml : Mili Liter

    NP : Non Progresif

    PAH : Polynuclear Aromatic Hydrogen

    pH : Power of Hydrogen

    PR : Progresif

    Poltekkes : Politeknik Kesehatan

    RI : Republik Indonesia

    ROS : Reactive Oxygen Species

    SK : Surat Keterangan

    SMA : Sekolah Menengah Atas

    WHO : World Health Organization

    µl : Micro Liter

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Kebiasaan merokok merupakan kebiasaan manusia sejak ratusan tahun yang

    lalu dan penggemarnya pun semakin meningkat. Saat ini sekitar 30% penduduk

    Indonesia adalah perokok, sedangkan berdasarkan jenis kelamin sekitar 60% laki-

    laki dan 5% wanita Indonesia adalah perokok. Dua reaksi yang terjadi pada proses

    merokok adalah reaksi pembakaran dan reaksi pirolisa. Reaksi pembakaran

    dengan oksigen akan membentuk senyawa CO2, H2O2, NO, SO, dan CO. Reaksi

    pirolisa menyebabkan pemecahan struktur kimia rokok menjadi banyak senyawa

    kimia yang strukturnya sangat kompleks. Dilaporkan ada sekitar 100 senyawa

    kimia yang terkandung dalam rokok bersifat toksik seperti bahan karsinogen, tar,

    nikotin, nitrosamin, karbon monoksida, senyawa PAH (Polynuclear Aromatic

    Hydrogen), fenol, karbonil, klorin dioksin, dan furan. (Rahmah, 2015).

    Tingginya angka pria perokok di seluruh dunia dan fakta bahwa asap rokok

    mengandung lebih dari 4000 bahan berbahaya yang dapat mengganggu sistem

    reproduksi. Gangguan yang terjadi dapat berupa penurunan kualitas spermatozoa

    yang dapat dilihat melalui analisis sperma. Parameter kelainan morfologi

    spermatozoa (teratozoospermia) diukur menurut kriteria WHO yaitu apabila

    jumlah sperma yang ditemukan dalam bentuk normal ≥ 30%. Hal ini akan

    menyebabkan terbentuknya sperma yang memiliki bentuk tidak sempurna dan

    mengganggu pergerakan sperma (Putra, 2014).

    Asap rokok sangat banyak mengandung campuran racun yang kompleks,

    beberapa dari racun tersebut adalah radikal bebas. Asap rokok dapat diuraikan

  • 2

    menjadi gas dan partikulat, tiap bentuk tersebut mempunyai zat kimia yang

    berbeda. Secara keseluruhan bentuk gas mengalami oksidasi sedangkan bentuk

    partikulat mengalami reduksi. Beberapa unsur pokok pada asap rokok dalam

    bentuk gas diantaranya adalah amonia (NH3), karbonmonoksida (CO), carbon

    diosida (CO2), nitrogen oksida (NO), nitrogen diokida (NO2), hidrogen sianida

    (HCN), sedangkan dalam bentuk partikulate diantaranya adalah tar, nikotin, metal

    (seperti kadmium, timah (lead), nikel, besi, kromium, arsenik) (Halliwell &

    Gutteridge, 1999). Berdasarkan kandungan zat kimia tersebut, maka dapat

    dipastikan efek rokok sangat merugikan bagi kesehatan, salah satunya pada

    kualitas kesehatan sperma (Sukendro, 2007).

    Beberapa penelitian mengenai efek bahan kimia dari rokok menunjukkan

    adanya gangguan pada spermatogenesis melalui peningkatan produksi radikal

    bebas atau oksigen yang reaktif. Merokok dapat meningkatkan radikal bebas dan

    menurunkan antioksidan pada semen serta dapat menimbulkan kerusakan DNA

    melalui fragmentasi DNA seluler dan abnormalitas morfologi (kepala, leher dan

    ekor) spermatozoa. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kadar 8-OhdG (marker

    fragmentasi DNA) sebesar 50% pada spermatozoa pria perokok. Merokok tidak

    hanya berbahaya bagi perokok aktif tetapi berbahaya juga untuk individu di

    sekitarnya atau disebut sebagai non-perokok (perokok pasif). Konsentrasi atau

    jumlah spermatozoa pada perokok aktif 23% lebih rendah dibandingkan dengan

    non-perokok (Aina, 2005).

    Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu

    memiliki keturunan setelah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 sampai 3

    kali seminggu dalam 1 tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun

  • 3

    Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas antara lain usia, stres, lingkungan,

    dan juga aktivitas seksual (frekuensi, posisi, waktu, dan lain-lain). Faktor

    lingkungan yang dimaksud disini adalah alkohol, ganja dan juga rokok. Merokok

    sendiri sudah menjadi hal yang lumrah di Indonesia, bukan hanya dilakukan oleh

    lelaki dewasa, tetapi juga oleh remaja bahkan anak-anak. Data Riset Kesehatan

    Dasar tahun 2010 menyebutkan prevalensi merokok di Indonesia mencapai

    34,7%, dengan umur rata-rata mulai merokok 17,6 tahun (RISKESDAS, 2010).

    Terdapat studi yang menyatakan bahwa rokok menurunkan antioksidan dan

    meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS) di dalam cairan semen, sehingga

    perokok lebih berisiko mengalami infertilitas karena tingginya radikal bebas

    dalam sperma dapat mengganggu DNA mitokondria dan apoptosis spermatozoa.

    Hal ini dapat mengakibatkan kelainan pada sperma, termasuk berkurangnya

    motilitas spermatozoa. Berdasarkan penelitian dari Joice Marlina pada tahun

    2010, dibuktikan bahwa terdapat penurunan motilitas spermatozoa pada pasien

    infertil perokok bila dibandingkan dengan pasien infertil yang tidak merokok.

    Penelitian terakhir menunjukan bahwa merokok dapat memiliki efek buruk pada

    fertilitas. Penelitian-penelitian ini menunjukan bahwa merokok dapat mengurangi

    jumlah sperma dalam ejakulasi dan menyebabkan kerusakan DNA dalam

    mengembangkan sel sperma. Menurut sebuah penelitian, perokok yang

    menghabiskan lebih dari 10 batang rokok perhari dilaporkan mengalami

    pengurangan jumlah sperma sekitar 13 sampai 17% jika dibandingkan dengan

    orang yang bukan perokok. Sebuah penelitian yang melacak jumlah sperma dari 3

    perokok 5 sampai 15 bulan sampai mereka berhenti merokok melaporkan bahwa

    jumlah sperma meningkat sampai sedikitnya 50%. Studi terakhir memperlihatkan

  • 4

    sel tunas dalam testis rentan terhadap kerusakan genetis, juga terbukti bahwa

    kerusakan DNA sperma akibat merokok dapat diteruskan kepada embrio dan

    anak. DNA sperma tersebut juga terkait terhadap peningkatan resiko anak

    terhadap kanker (Amarudin, 2012).

    B. Rumusalan masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam penelitian

    ini dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah gambaran motilitas sperma pada

    Perokok aktif?

    C. Tujuan penelitian

    1. Tujuan umum

    Untuk mengetahui gambaran motilitas sperma pada perokok aktif.

    2. Tujuan khusus

    a. Untuk mengetahui karakteristik perokok aktif

    b. Untuk menghitung jumlah spermatozoa motil pada perokok aktif.

    c. Untuk mendeskripsikan spermatozoa motil berdasarkan karakteristik

    responden seperti : mengonsumsi alkohol dan yang aktif berolahraga.

    D. Manfaat penelitian

    1. Manfaat praktis

    Sebagai bahan informasi sebagai bahan informasi dalam memberikan

    penyuluhan kepada masyarakst tentang efek merokok.

  • 5

    2. Manfaat teoritis

    Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan sumber

    informasi mengenai analisis sperma dan juga sebagai acuan untuk penelitian-

    penelitian selanjutnya yang membutuhkan informasi tentang motilitas sperma.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Spermatozoa

    Sistem reproduksi manusia terutama terdiri dari sistem reproduksi pria dan

    system reproduksi wanita. Sistem reproduksi pria menghasilkan spermatozoa.

    Spermatozoa yang berkualitas baik akan memungkinkan terjadinya fertilisasi.

    Kualitas spermatozoa meliputi beberapa aspek, yaitu motilitas spermatozoa yang

    dapat dibagi menjadi tiga kriteria (motilitas baik, motilitas kurang baik dan tidak

    motil), morfologi spermatozoa meliputi bentuknya (normal atau abnormal,

    abnormalitas dapat terjadi pada kepala, midpiece atau ekor), konsentrasi atau

    jumlah spermatozoa dan viabilitas (daya hidup) spermatozoa (Jonge, 2006).

    B. Spermatogenesis

    Spermatogenesis adalah suatu proses kompleks dimana sel germinativum

    primordial yang relatif belum berdiferensiasi, spermatogonia (masing-masing

    mengandung komplemen diploid 46 kromosom), berproliferasi dan diubah

    menjadi spermatozoa yang sangat khusus dan mudah bergerak, masing-masing

    mengandung sel haploid 23 kromosom yang terdistribusi secara acak.

    Spermatogenesis pada manusia membutuhkan waktu 64 hari untuk pembentukan

    dari spermatogenium menjadi sperma matang (Solihati et al., 2013).

    Spermatogenesis mencakup tiga tahapan utama:

    1. Proliferasi mitotic

    Spermatogonia yang berada di lapisan terluar tubulus terus menerus

    bermitosis, dengan semua sel anak mengandung komplemen lengkap 46

    kromosom identik dengan sel induk. Proliferasi ini menghasilkan pasokan sel

  • 7

    germinativum baru yang terus-menerus, kemudian setelah pembelahan mitotik

    sebuah spermatogonium, salah satu sel anak tetap di 2 tepi luar tubulus sebagai

    spermatogonium tak berdiferensiasi sehingga turunan sel germinativum tetap

    terpelihara. Sel anak yang lain mulai bergerak ke arah lumen sembari menjalani

    berbagai tahap yang dibutuhkan untuk membentuk sperma, yang kemudian akan

    dibebaskan ke dalam lumen. Pada manusia, sel anak penghasil sperma membelah

    secara mitosis dua kali lagi untuk menghasilkan empat spermatosit primer identik,

    setelah pembelahan mitotik terakhir, spermatosit primer masuk ke fase istirahat

    saat kromosom-kromosom terduplikasi dan untaian-untaian rangkap tersebut tetap

    menyatu sebagai persiapan untuk pembelahan meiotik pertama.

    2. Meiosis

    Selama meiosis, setiap spermatosit primer (dengan jumlah diploid 46

    kromosom rangkap) membentuk dua spermatosit sekunder (masing-masing

    dengan jumlah haploid 23 kromosom rangkap) selama pembelahan meiosis

    pertama, akhirnya menghasilkan empat spermatid (masing-masing dengan 23

    kromosom tunggal) akibat pembelahan meiotic, setelah tahap spermatogenesis ini

    tidak terjadi lagi pembelahan lebih lanjut. Setiap spermatid mengalami

    remodelling menjadi spermatozoa karena setiap spermatogonium secara mitosis

    menghasilkan empat spermatosit primer dan setiap spermatosit primer

    menghasilkan empat spermatid, maka rangkaian spermatogenesis pada manusia

    menghasilkan 16 spermatozoa setiap kali spermatogonium memulai proses 3 ini.

    Biasanya sebagian sel lenyap di berbagai tahap sehingga defisiensi produksi

    jarang setinggi ini.

  • 8

    3. Pengemasan

    Spermatid setelah meiosis masih memiliki struktur mirip spermatogonia

    yang belum berdiferensiasi, kecuali bahwa komplemen kromosomnya kini hanya

    separuh. Pembentukan spermatozoa yang sangat khusus dan bergerak dari

    spermatid memerlukan proses remodelling, atau pengemasan ekstensif elemen-

    elemen sel, suatu proses yang dikenal sebagai spermiogenesis.

    C. Fungsi dan kualitas sperma

    Fungsi sperma ialah untuk pembuahan secara alamiah, untuk mampu

    melakukan pembuahan tentunya sperma harus memiliki kualitas yang baik,

    penilaian kualitas sperma dapat dilihat dari fungsi organ hingga fungsi hormonal

    sel sperma itu sendiri, dalam menilai kualitas sperma dapat dilakukan melalui tiga

    penilaian, yaitu daya tahan sperma, flagel, dan komponen sitoplasma.

    Daya tahan sperma yang baik sangat dibutuhkan untuk keberhasilan

    fertilisasi, karena semakin baik daya tahan sperma maka semakin banyak sperma

    yang mampu mencapai sel telur sehingga kemungkinan keberhasilan fertilisasi

    semakin besar. pH sperma yang basa sangat berbeda dengan pH normal vaginal

    yang asam, sehingga perbedaan pH ini sangat berpengaruh terhadap daya tahan

    sperma. Daya tahan sperma dapat dinilai dengan melihat kelangsungan hidup

    sperma dari durasi motilitas sperma, jika terdapat banyak sperma yang IM maka

    dilanjutkan dengan melihat vitalitas sperma.

    Flagel berfungsi untuk melakukan pergerakan, sperma juga menggunakan

    flagel untuk melepaskan diri dari epitel oviduk. Flagel sperma juga berperan saat

    terjadinya pembuahan karena berfungsi ketika sperma melakukan penetrasi

    oopharus cumulus dan zona pelusida. Penilaian dapat dilakukan dengan melihat

  • 9

    motilitas sperma, dan juga dapat dilakukan dengan penilaian morfologi sperma.

    Komponen sitoplasma mempengaruhi morfologi kepala sperma, sehingga untuk

    menilai kualitas komponen sitoplasma dapat dilakukan dengan menilai morfologi

    sel sperma melalui sediaan kering dengan pengecatan (Nieschlag, 2010).

    D. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sperma

    1. Asap rokok

    Beberapa penelitian mengenai efek bahan kimia dari rokok menunjukkan

    adanya gangguan pada spermatogenesis melalui peningkatan produksi radikal

    bebas atau oksigen yang reaktif. Merokok dapat meningkatkan radikal bebas dan

    menurunkan antioksidan pada semen serta dapat menimbulkan kerusakan DNA

    melalui fragmentasi DNA seluler dan abnormalitas morfologi (kepala, leher dan

    ekor) spermatozoa. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kadar 8-OhdG (marker

    fragmentasi DNA) sebesar 50% pada spermatozoa pria perokok.

    2. Nutrisi

    Nutrisi atau makanan adalah salah satu hal yang dapat mempengaruhi

    motilitas spermatozoa. Nutrisi dapat memberikan dampak yang positif dan

    dampak yang negatif bagi motilitas spermatozoa. Nutrisi yang dapat memberikan

    dampak positif, yaitu makanan yang mengandung antioksidan, karena antioksidan

    dapat menangkal dan mereduksi radikal bebas atau senyawa ROS, contohnya

    adalah Vitamin C, Vitamin B2 dan B6, Selenium, dan Zinc. Nutrisi yang dapat

    memberikan dampak negatif antara lain alkaloid, minyak, astiri, dan tannin yang

    dpaat menyebabkan penhambatan motilitas spermatozoa dan kualitas

    spermatozoa.

  • 10

    3. Polutan (asap kendaraan)

    Sumber polusi terbesar dihasilkan asap kendaraan bermotor yang mencapai

    70%. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi

    masyarakat pengguna jalan dan mereka yang beraktivitas di dekat sumber polusi

    merupakan kelompok yang rentan terkena dampaknya, contohnya polisi lalu

    lintas. Sebuah penelitian dilakukan terhadap 290 polisi lalu lintas yang telah

    bekerja lebih dari 5 tahun dan 58 polisi non lalu lintas. Hasilnya, sperma polisi

    lalu lintas memiliki motilitas lebih rendah (44,5%) dibandingkan dengan kondisi

    normal (lebih dari 50%).

    4. Radiasi ponsel

    Radiasi gelombang elektromagnetik dari ponsel dapat mengakibatkan

    menurunnya jumlah dan kualitas spermatozoa pada laki-laki fertil pengguna

    ponsel, tetapi tidak sampai menyebabkan infertilitas. Mekanisme gangguan ini

    memungkinkan terjadi melalui penurunan integritas membrane sperma, hambatan

    produksi, dan sekresi hormon gonadotropin.

    5. Suhu

    Salah satu faktor suhu lingkungan cukup besar memegang peranan dalam

    proses spermatogenesis. Spermatogenesis akan terganggu atau 13 terhambat

    apabila terjadi peningkatan suhu testis beberapa derajat saja dari temperatur

    normal testis, yaitu 35oC. Berdasarkan penelitian sebelumnya, pemberian suhu

    40oC memberikan dampak signifikan terhadap penurunan kualitas spermatozoa,

    yang salah satunya adalah penurunan motilitas spermatozoa. Pemaparan suhu

    tersebut selama 45 menit per hari menunjukkan hubungan yang signifikan.

  • 11

    6. Status kesehatan

    Beberapa gangguan atau penyakit juga dapat menjadi salah satu faktor yang

    dapat mempengaruhi kualitas sperma, contoh penyakit-penyakit sistemik yang

    dapat merusak spermatogenesis dan fungsi seks antara lain adalah diabetes

    melitus dan penyakit nerulogis. Tuberculosis juga dapat menyebabkan

    epididimitis dan prostatitis. Selain itu pria dengan penyakit fibrokistik pankreas

    mempunyai angka kejadian tinggi pada disgenesis atau agenesis vas deferen.

    Orchitis berhubungan dengan parotitis dicatat sebagai kemungkinan penyebab

    kerusakan testis dapatan dan bukan sebagai kelainan sistemik.

    7. Alkohol

    Pada testis, alkohol dapat mempengaruhi sel-sel Leydig, yang memproduksi

    dan mengeluarkan hormon testoteron. Studi menemukan bahwa hasil konsumsi

    alkohol berat kadar testoteron berkurang dalam 14 darah. Alkohol juga

    mengganggu fungsi sel sertoli testis yang berfungsi untuk pematangan sperma.

    Alkohol juga dapat mengganggu produksi hormon di hipotalamus.

    8. Obat

    Beberapa obat-obatan yang menyebabkan kerusakan spermatogenesis

    sementara atau menetap dan dapat mengganggu infertilitas antara lain kemoterapi

    kanker pengobatan hormon kortikosteroid dosis tinggi, radiasi, simetidin,

    sulfasalasin, spironolakton, nitrofurantoin, nitridisial, kolkisin juga obat-obat

    antihipertensi dan obat penenang.

  • 12

    9. Lain-lain

    Masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi motilitas spermatozoa

    maupun proses spermatogenesis antara lain faktor psikis, faktor hormonal, faktor

    pekerjaan, dan lain-lain. (Ferrial, 2016).

    E. Pemeriksaan sperma

    Pemeriksaan sperma dilakukan untuk mengetahui kualitas sperma seseorang

    untuk dapat tidakmya orang tersebut melakukan pembuahan. Pemeriksaan sperma

    dilakukan mulai dari secara makroskopis, mikroskopis hingga pemeriksaan secara

    kimia, sebelum melakukan pemeriksaan sperma, terlebih dahulu subjek diberikan

    edukasi cara pengambilan sampel. Subjek harus melakukan puasa mengeluarkan

    sperma 3-7 hari. Pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan masturbasi.

    Tidak dianjurkan untuk melakukan senggama terputus (koitus interuptus) karena

    dapat mengganggu hasil yang sebenarnya. Penampungan sampel harus

    menggunakan wadah pot kaca bersih dengan mulut lebar dan berulir. Sampel yang

    diperoleh harus segera dilakukan pemeriksaan, jika 10 dilakukan penundaan,

    stabilitas sampel hanya 1 jam setelah liquefasi. Sperma ketika diejakulasikan akan

    berwarna putih keruh dan kental, sperma biasanya akan mengalami liquefasi

    (penurunan kekentalan) dalam waktu kurang dari 60 menit akibat adanya

    fibrinolysis (Solihati et al., 2013).

    1. Penilaian makroskopis

    a. Warna sperma normal putih keruh seperti cairan kanji. Warna putih yang

    terlalu pekat menunjukan adanya konsentrasi sel sperma yang berlebih atau

    terdapat sel leukosit dalam sampel. Warna kekuningan menandakan adanya

  • 13

    indikasi infeksi. Warna merah kecoklatan menandakan adanya perdarahan atau

    adanya luka sehingga terdapat darah pada cairan sperma (hemospermia).

    b. Kekentalan diukur untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan sperma untuk

    mencapai fase optimal pergerakan sperma. Pemeriksaan kekentalan sperma

    dilakukan dengan menggunakan pipet tetes dan mengukur panjang tetesan yang

    terbentuk. Pengukuran kekentalan sperma dilakukan setelah sampel sperma

    terliquefasi.

    2. Pengukuran volume sperma

    Pengukuran volume sperma bertujuan untuk melihat apakah jumlah ejakulat

    dalam batas normal atau tidak, pada umumnya volume sperma normal adalah 3ml

    sampai 5ml. Pengukuran volume sperma dilakukan dengan 11 menuangkan

    sampel sperma kedalam gelas ukur yang bersih dan dilakukan pengamatan jumlah

    volume sampel sperma (Nieschlag, 2010).

    3. Pengukuran pH sperma

    Pengukuran pH sperma cukup dilakukan dengan menggunakan kertas

    indikator pH. Biasanya nilai pH sperma menunjukan angka 6,0 sampai 7,0, jika

    nilai pH terukur >8,0 maka kemungkinan terjadi infeksi atau wadah penampungan

    sperma yang kurang bersih, apabila nilai pH sperma yang terukur

  • 14

    4. Pemeriksaan preparat basah

    a. Motilitas

    Pengujian motilitas sperma bertujuan untuk mengetahui persentase sperma

    yang bergerak dengan bebas setelah sampel mengalami liquefasi, untuk

    melakukan pengujian motilitas sperma, diteteskan 10-50µl yang kemudian ditutup

    dengan cover glass berukuran 20x20 mm dan diamati dibawah mikroskop dengan

    pembesaran mulai 10x objektif untuk melihat penyebaran sperma yang merata

    pada preparat, kemudian dilanjutkan dengan pembesaran 40x objektif untuk

    menilai motilitas sperma (Cheesbrough, 2006).

    Motilitas sperma dapat dikelompokkan menjadi (Nieschlag, 2010):

    1) PR = Progresif yang artinya sel sperma memiliki kecepatan pergerakan yang

    konstan dan arah gerakan yang lurus dan teratur dengan arah pergerakan yang

    luas.

    2) NP = Non Progresif yang artinya sperma memiliki gerakan yang tak

    beraturan dan arah yang tidak beraturan pula, arah pergerakan sempit (diam

    ditempat).

    3) IM = Immotil yang artinya tidak bergerak, terdapat kemungkinan sel sperma

    yang cacat flagel atau sel sperma mengalami kematian.

    b. Vitalitas sperma

    Pemeriksaan vitalitas sperma dilakukan untuk melengkapi pemeriksaan

    motilitas sperma. Banyaknya sel sperma yang Immotil dikonfirmasi dengan uji

    vitalitas sperma untuk melihat persentase sel sperma yang hidup dan mati.

    Pemeriksaan vitalitas sperma dilakukan dengan membuat preparat basah. Preparat

    basah dibuat dengan memipet 50µl sampel sperma dan ditambahkan dengan eosin

  • 15

    0,5% sebanyak 50µl. Penambahan eosin bertujuan untuk mewarnai sel sperma

    secara supravital. Preparat yang sudah jadi diamati di bawah mikroskop dengan

    pembesaran 40x. Sel sperma yang hidup akan ditunjukan dengan sel yang tidak

    terwarnai eosin 0,5% dan sperma yang mati ditunjukan dengan sel yang terwarnai

    eosin (Cheesbrough, 2006).

    c. Hitung jumlah sperma

    Perhitungan jumlah sperma digunakan sebagai prognosis karena

    mencerminkan keberhasilan pembuahan saat melakukan hubungan intim dengan

    pasangan, selain itu perhitung jumlah sperma juga dapat digunakan sebagai

    cerminan sistem duktus dan epididimis tempat cadangan sperma bekerja dengan

    baik. Perhitungan jumlah sperma penting dilakukan karena mencerminkan tingkat

    pengenceran oleh cairan kelenjar aksesori dari sel sperma yang dipancarkan dari

    epididimis melalui uretra pada saat ejakulasi. Hitung jumlah sperma diukur untuk

    menghitung jumlah total sperma dalam ejakulasi, yang diperoleh dengan

    mengalikan konsentrasi sperma dengan volume air mani (Nieschlag, 2010).

    Perhitungan jumlah sperma dilakukan dengan menggunakan kamar hitung,

    biasanya digunakan kamar hitung Improved Neubauer, sebelum dilakukan

    perhitungan, terlebih dahulu sperma diencerkan dengan menggunakan reagen

    hitung sperma atau dapat juga digunakan aquades, dengan besar pengenceran

    sebanyak 20x. Sperma yang telah diencerkan dimasukan kedalam kamar hitung

    dan diamati dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 40x objektif

    (Nieschlag, 2010).

  • 16

    d. Pemeriksaan morfologi sperma

    Pemeriksaan morfologi sperma dilakukan untuk menganalisis struktur sel

    sperma dominan yang mampu diproduksi oleh testis. Pemeriksaan ini

    mengevaluasi keadaan kepala sel sperma dan ekor sperma. Pada laki-laki normal,

    bentukan sel sperma normal akan banyak ditemukan pada sampel sperma.

    Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara membuat hapusan sperma kemudian di cat

    dengan menggunakan cat giemsa dan diamati dengan menggunakan mikroskop

    dengan pembesaran 100x objektif (Cheesbrough, 2006).

    e. Fertilisasi

    Kesuburan adalah multi-faktorial, dengan kata lain ada banyak hal yang

    dapat mempengaruhi kemampuan untuk berhasil melakukan pembuahan, dan

    tidak semua dari segi medis, untuk menemukan penyebab masalah kesuburan,

    penting untuk melihat setiap aspek kesehatan, emosi dan gaya hidup. Fungsi

    utama sperma adalah melakukan pembuahan terhadap sel telur, proses pembuahan

    secara alami terjadi pada tuba falofi. Ovulasi yang optimal biasanya terjadi pada

    pertengahan siklus menstruasi atau yang sering disebut masa subur (Glenville,

    2013).

    F. Faktor pengganggu motilitas sperma

    Gangguan motilitas dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya

    energi yang dihasilkan oleh mitokondria, terlalu banyak zat koagulasi 15 dalam

    semen sehingga menghalangi gerakan spermatozoa, dan kerusakan struktur

    normal terutama pada ekor (flagel) yang merupakan satu-satunya alat gerak

    spermatozoa. Kerusakan pada ekor yang dimaksud dapat berupa kerusakan tingkat

  • 17

    ultrastruktural seperti kerusakan membran pembungkus ekor spermatozoa dan

    kerusakan aksonem (Nilani, Eswaramohan and Balasubramaniam, 2012).

    G. Cara dan syarat mendapatkan spesimen sperma

    a. Persiapan subjek

    Subjek diwajibkan melakukan puasa mengeluarkan sperma selama 3-7 hari.

    Ejakulat sperma di tampung pada pot sperma yang bersih dan terbuat dari kaca,

    setelah sampel ditampung semua didalam pot sperma dilakukan pencatatan waktu

    untuk proses liquefasi dan dilakukan labeling sesaui identitas subjek, setelah

    sampel sperma melewati fase liquefasi 15 – 20 menit. Prosedur pengambilan dan

    penampungan sampel harus diinformasikan secara jelas dan tertulis.

    b. Pengambilan sampel

    Pengambilan sampel dilakukan di ruang tertutup dengan cara melakukan

    masturbasi tanpa menggunakan kondom. Koitus interuptus juga tidak dianjurkan

    lagi karena ejakulat pertama yang tinggi konsentrasi sperma kemungkinan

    tertinggal di dalam vagina, selain itu pH asam vagina dapat mempengaruhi

    motilitas sperma dan sperma juga dapat terkontaminasi sel vagina dan bakteri

    (Cheesbrough, 2006).

    H. Kelainan Sperma

    1. Azoosperma

    Azoosperma adalah sebuah kondisi medis dimana tidak ditemukan sperma

    pada semen. Terdapat berbagai penyebab azoosperma seperti gangguan hormon,

    bahkan gangguan genetik. Pada pemeriksaan sperma, tidak terlihat sel sperma

    yang memadai.

  • 18

    2. Oligozoosperma

    Oligozoosperma adalah keadaan dimana cairan sperma hanya mengandung

    sedikit sel sperma. Hal ini akan berdampak pada infertilitas pria. Konsentrasi

    sperma di bawah 20 juta sperma/ml dapat dikatakan oligozoosperma. Pada

    keadaan yang berat jumlah sperma dibawah 5 juta sperma/ml.

    3. Asthenozoosperma

    Asthenozoosperma adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

    adanya penurunan motilitas sperma. Sperma yang baik adalah sperma yang dapat

    bergerak dengan cepat dan lurus ke depan. Namun apabila terdapat gangguan

    morfologi sperma, maka akan menyebabkan kecepatan pergerakan sperma

    menurun.

    4. Teratozoosperma

    Teratozoosperma adalah keadaan dimana bentuk sperma tidak normal.

    Penyebab dari keadaan ini tidak diketahui pada sebagian besar kasus. Namun

    keadaan Teratozoosperma dikaitkan dengan penyakit Hodgkin‟s, penyakit coeliac

    dan penyakit Crohn. Bentuk sperma yang tidak normal dapat menyebabkan

    penurunan motilitas sperma dan mencegah masuknya sperma ke sel ovum.

    5. Hypospermia

    Hypospermia adalah keadaan medis dimana seorang pria memiliki jumlah

    cairan sperma yang sedikit, yaitu 1.5 ml. Bedakan dengan oligozoosperma yang

    berarti konsentrasi sperma yang rendah. Keadaan ini tidak menyebabkan

    infertilitas, namun jika jumlah cairan sperma diikuti dengan konsentrasi sperma

    yang rendah, maka keadaan ini dapat menyebabkan infertilitas.

  • 19

    6. Hyperspermia

    Hyperspermia adalah keadaan dimana seorang pria memiliki jumlah sperma

    yang banyak. Jumlah cairan sperma pada keadaan hyperspermia melebihi volume

    normal, sampai lebih dari 15.5 ml. Keadaan ini adalah lawan dari keadaan

    hypospermia (Churu, Road and Rajasthan, 2011).

  • 20

    BAB III

    KERANGKA KONSEP

    A. Kerangka konsep

    Gambar 1. Kerangka konsep gambaran motilitas sperma pada perokok aktif

    Keterangan :

    = diteliti

    = tidak diteliti

    Perokok aktif

    Faktor Internal :

    pH

    Komponen Sitoplasma

    Nutrisi

    Status kesehatan

    Faktor Eksternal :

    Puasa mengeluarkan

    Suhu

    Obat alkohol

    Asap rokok

    Motilitas sperma

  • 21

    B. Variabel penelitian dan definisi operasional variabel

    1. Variabel penelitian

    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah motilitas sperma pada

    perokok aktif.

    2. Definisi operasional variabel

    Definisi operasional dalam penelitian disajikan dalam tabel berikut.

    Tabel 1. Definisi operasional variabel

    Variabel Definisi Cara Ukur Skala

    Motilitas

    Spermatozoa

    Motilitas adalah

    pemeriksaan analisis

    sperma untuk melihat

    pergerakan

    spermatozoa.

    Intepretasi, bila

    ditemukan normal dan

    tidak normal.

    Dengan membuat

    preparat basah (1 tetes

    sampel diatas objek

    glass kemudian

    ditutup menggunakan

    cover glas) dan dibaca

    dibawah mikroskop.

    Nominal

    Perokok aktif Perokok yang

    mengonsumsi rokok

    dengan rutin

    meskipun sekecil

    apapun

    Observasi Nominal

  • 22

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mortiliti sperma pada

    perokok aktif, sehingga dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian

    deskriptif. Menurut Notoatmodjo (2012), dalam bidang kesehatan masyakarat

    penelitian survey deskriptif digunakan untuk menggambarkan masalah kesehatan

    yang terdapat di lingkungan masyarakat yang terkait dengan kesehatan kelompok

    penduduk atau orang yang tinggal dalam komunitas tertentu.

    B. Tempat dan waktu penelitian

    1. Tempat penelitian

    Tempat Pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Kimia Klinik Jurusan

    Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Denpasar.

    2. Waktu penelitian

    Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Pebruari–April 2019.

    C. Populasi dan sampel penelitian

    1. Populasi penelitian

    Populasi digunakan untuk mendefinisikan seluruh elemen/anggota dari

    suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian (Notoatmojo, 2012). Popilasi yang

    digunakan dalam proposal ini adalah laki laki Alumni SMA Negeri 2 denpasar

    angkatan 48, yang berjumlah kurang lebih 200 orang.

  • 23

    2. Teknik pengambilan sampel

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sperma dari alumni

    SMA Negeri 2 Denpasar angkatan 48, tahun 2016. Pengambilan sampel dalam

    penelitian ini dilakukan dengan teknik purbosive sampling dengan mengambil

    10% dari 200 sampel yang berarti 20 sampel.

    Menurut Sugiyono (2017), sampel adalah bagian dari jumlah dan

    karakteristik yang mewakili populasi penelitian. Sampel yang layak dalam suatu

    penelitian adalah 30-500, karena keterbatasan responden, waktu, dan tenaga dari

    peneliti sehingga dalam penelitian ini penelitian menggunakan sampel minimal

    yaitu 20 responden yang mewakili keseluruhan populasi.

    Kriteria dan ciri2 khusus tertentu pada penelitian ini adalah :

    a. Kriteria inklusi adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh setiap anggota

    populasi yang dapat diambil sebagai sampel, meliputi :

    1) Sampel sperma dari subjek yang melakukan puasa tidak mengeluarkan

    sperma selama 3-7 hari.

    2) Sampel sperma diperoleh dengan cara masturbasi dan ditampung dengan

    menggunakan pot sperma yang bersih dan terbuat dari kaca. Subjek bersedia

    sebagai responden.

    b. Kriteria eksklusi adalah anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai

    sampel, meliputi :

    1) Sampel sperma diperoleh dari subjek yang tidak melakukan puasa

    mengeluarkan sperma selama 3-7 hari.

  • 24

    2) Sampel sperma diperoleh dengan cara koitus interuptus atau masturbasi

    dengan menggunakan kondom serta penampungan sampel dengan menggunakan

    pot sperma yang bersih dan terbuat dari kaca.

    3) Subjek tidak bersedia sebagai responden.

    D. Jenis, teknik dan instrumen pengumpulan data

    2. Jenis data yang dikumpulkan

    Pada penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data primer, yaitu

    data yang diperoleh dari hasil pengamatan oleh peneliti. Data primer yang

    diperoleh berupa hasil pengamatan motilitas sperma.

    3. Cara pengumpulan data

    a. Praanalitik

    Dalam pra analitik probandus diharapkan untuk tidak melakukan aktivitas

    seksual selama 2-7 hari sebelum pengambilan sampel sperma. Pada saat

    pengambilan sperma menggunakan wadah tampung kaca dan volume dari sperma

    kurang lebih 3ml. Spermatozoa yang ditampung akan bertahan selama 30 menit.

    Catat riwayat mumps, penyakit akut dan demam yang lama, penyakit sistemik

    (DM), riawat pembedahan, trauma testis, keterpaparan dengan zat toksik atau

    bahan kimia, pengobatan dengan anabolik steroid, alkohol. 3. Melakukan

    pemeriksaan fisik terhadap penis, meatus uretra, testis, vasa deferens dan duktus

    epididimis, memeriksa ada tidaknya verikokel, memeriksa tanda-tanda seks

    sekunder dan colok dubur.

    b. Analitik

    Pada saat melakukan pemeriksaan motilitas spermatozoa sampel di tampung

    di wadah kaca dipipet dan diteteskan satu tetes pada objek glass kemudian di tutup

  • 25

    dengan cover glass kemudian diamati. Hasil yang didapat dibandingkan dengan

    nilai rujukan.

    c. Post analitik

    Interpretasi hasil : PR + NP > 40%

    PR > 32%

    Cara pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan pembuatan preparat

    basah kemudian menghitung jumlah pergerakan sperma (motilitas) dengan

    bantuan mikroskop. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian kali ini

    adalah melihat pergerakan spermatozoa, dengan kuesioner untuk mendapatkan

    data karakteristik yang meliputi umur, berat badan, tinggi badan, indeks massa

    tubuh, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.

    4. Instrument pengumpulan data

    a. Alat

    1) Pot sperma 8 buah (bermulut lebar dan berulir yang terbuat dari kaca).

    2) Gelas ukur 10 ml 3 buah, digunakan untuk mengukur volume sperma yang

    diejakulasikan subjek.

    3) Mikropipet 50 µl 1 buah, digunakan untuk memipet sampel pada objek glas

    sebagai preparat.

    4) Objek glass dan cover glass 1 kotak, objek glass berguna sebagai tempat

    dibuatnya preparat dan cover glass sebagai penutup karena preparat yang

    dibuat adalah preparat basah.

    5) Mikroskop binokuler 1 buah, digunakan untuk melakukan analisis secara

    mikroskopis pergerakan spermatozoa.

    5. Prosedur pemeriksaan

  • 26

    a. Persiapan subjek

    Subjek diwajibkan melakukan puasa mengeluarkan sperma selama 3-7 hari.

    Prosedur pengambilan dan penampungan sampel harus diinformasikan secara

    jelas dan tertulis.

    b. Pengambilan sampel

    Pengambilan sampel dilakukan di ruang tertutup dengan cara melakukan

    masturbasi tanpa menggunakan kondom. Koitus interuptus juga tidak dianjurkan

    lagi karena ejakulat pertama yang tinggi konsentrasi sperma kemungkinan

    tertinggal di dalam vagina, selain itu pH asam vagina dapat mempengaruhi

    motilitas sperma dan sperma juga dapat terkontaminasi sel vagina dan bakteri

    (Cheesbrough, 2006).

    c. Penampungan sampel

    Ejakulat sperma di tampung pada pot sperma yang bersih dan terbuat dari

    kaca, setelah sampel ditampung semua didalam pot sperma dilakukan pencatatan

    waktu untuk proses liquefasi dan dilakukan labeling sesaui identitas subjek,

    setelah sampel sperma melewati fase liquefasi 15 – 20 menit.

    d. Uji motilitas sperma

    Cairan sperma yang telah melewati fase liquefasi dilakukan pemeriksaan

    motilitas sperma dengan cara dipersiapkan alat dan bahan yang diperlukan

    terlebih dahulu, sampel sperma dibagi kedalam 4 tabung reaksi. Pada tabung

    reaksi 1 dipipet 50 µl sampel sperma dan diteteskan pada objek glass dan

    dihomogenkan dengan meratakan sperma menggunakan pipet, kemudian ditutup

    dengan cover glass. Biarkan selama 30 detik dan dibaca dibawah mikroskop

    dengan pembesaran 40x.

  • 27

    e. Perhitungan motilitas sperma

    Penilaian motilitas sperma dilakukan pada 200 spermatozoa dan

    dikelompokan kedalam PR (Progresif), NP (Non Progresif), IM (Immotyl) lalu

    disajikan dalam bentuk persentase (WHO, 2010).

    Nilai rujukan :

    PR + NP > 40%

    PR > 32%

    E. Pengolahan dan analisis data

    1. Teknik pengolahan data

    Data yang diperoleh dari pemeriksaan gambaran kualitas sperma pada

    perokok aktif dicatat, dikelompokkan, diolah, dan kemudian disajikan dalam

    bentuk tabel dan narasi.

    2. Analisis data

    Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu

    dengan mendeskripsikan hasil pemeriksaan yang dilakukan di lapangan

    berdasarkan karakteristik dan dengan teori yang ada mengenai motilitas sperma.

    3. Prosedur penelitian

    Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian yang

    dilakukan yaitu pemeriksaan motilitas sperma, dimana populasi sampel yang

    digunakan adalah Alumni SMA Negeri 2 Denpasar angkatan 48, tahun 2016.

    Motilitas sperma diperiksa untuk melihat kemampuan gerak sperma yang diamati

    pada 200 spermatozoa, dengan melihat pergerakan PR = Progresif dan NP = Non

    Progresif.

  • 28

    Bagan prosedur kerja pemeriksaan motilitas sperma :

    Hasil pemeriksaan

    PR + NP > 40%

    PR > 32%

    Sampel (n = 20)

    Pemeriksaan

    motilitas sperma

    (mikroskopis)

    Interpretasi hasil

    PR = Progresif dan

    NP = Non

    Progresif.

    Populasi

    Kriteria Penelitian

  • 29

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil penelitian

    1. Karakteristik Objek Penelitian

    Karakteristik cairan sperma secara makroskopis adalah berupa cairan kental

    berwarna putih kanji hingga putih susu dan memiliki bau khas, volume sperma

    yang diejakulasikan rata-rata 4,45 ± 0,48 ml dan rerata pH 7,2. Penelitian ini

    untuk melihat pergerakan sperma pada perokok aktif untuk melihat kemampuan

    bergerak spermatozoa. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang harus

    dikontrol yaitu tidak mengeluarkan sperma selama 3-7 hari sebelum pemeriksaan.

    Pada penampungan sperma setelah dikeluarkan secara mastrubasi, sampel

    disimpan pada wadah bersih terbuat dari kaca yang memiliki mulut lebar dan

    tutup berulir.

    2. Karakteristik Subjek Penelitian

    Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian gambaran motilitas

    sperma pada perokok aktif di SMA Negeri 2 Denpasar angkatan 48, tahun 2016

    sebanyak 10% dari 200 sampel yang berarti 20 sampel. Karakteristik dari subjek

    penelitian ini adalah :

  • 30

    a. Karakteristik Responden berdasarkan lama merokok

    Tabel 2

    Karakteristik Responden berdasarkan lama merokok.

    Lama merokok Jumlah Persentase (%)

    5 tahun 7 35%

    Total 20 100%

    Berdasarkan tabel 2 di atas dari 20 responden yang diteliti diperoleh data

    responden yang lebih banyak lama merokok

  • 31

    c. Karakteristik Respoden berdasarkan aktivitas berolahraga

    Tabel 4

    Karakteristik Responden berdasarkan

    aktivitas berolahraga

    No. Berolahraga Jumlah Persentase(%)

    1. Aktif 6 30%

    2. Tidak aktif 14 70%

    Total 20 100%

    Berdasarkan tabel 3 di atas dari 20 responden yang diteliti diperoleh data

    responden lebih banyak tidak melakukan aktivitas olahraga yaitu sebanyak 14

    orang dengan persentase 70%.

    3. Hasil gambaran motil sperma pada perokok aktif

    Tabel 5

    Motililitas sperma pada perokok aktif

    No. Motil sperma Jumlah Persentase(%)

    1. PR (progresif) 20 100%

    2. NP (non progresif) 0 0%

    3. IM (Immotyl) 0 0%

    Total 20 100%

    Berdasarkan tabel 5 di atas dari 20 responden yang diteliti diperoleh data

    semua responden memiliki motil sperma yang Progresif sebanyak 20 dengan

    persentase 100%.

  • 32

    4. Hasil gambaran spermatozoa motil berdasarkan karakteristik pada

    responden yang mengonsumsi alkohol dan aktif berolahraga

    Tabel 6

    Hasil gambaran motil spermatozoa motil berdasarkan karakteristik pada

    responden yang berolahraga

    No. Berolahraga Jumlah Persentase(%)

    1. Aktif 6 30%

    2. Tidak aktif 14 70%

    Total 20 100%

    Berdasarkan tabel 3 di atas dari 20 responden yang diteliti diperoleh data

    responden lebih banyak tidak melakukan aktivitas olahraga yaitu sebanyak 14

    orang dengan persentase 70%.

    Tabel 7

    Hasil gambaran motil spermatozoa motil berdasarkan karakteristik pada

    responden yang mengonsumsi alkohol

    No. Mengonsumsi alcohol Jumlah Persentase (%)

    1. Mengonsumsi alcohol 15 75%

    2. Tidak mengonsumsi alcohol 5 25%

    Total 20 100%

    Berdasarkan tabel 3 di atas dari 20 responden yang diteliti diperoleh data

    lebih banyak responden yang mengonsumsi alkohol yaitu sebanyak 15 orang

    dengan persentase 75%.

  • 33

    B. Pembahasan

    Pemeriksaan analisis sperma adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk

    memantau kemampuan spermatozoa untuk melakukan pembuahan (fertilisasi).

    Salah satu parameter pemeriksaan sperma adalah motilitas sperma yang melihat

    pergerakan yang dialami pada sperma. Pengujian motilitas sperma bertujuan

    untuk mengetahui persentase sperma yang bergerak dengan bebas setelah sampel

    mengalami liquefasi. Kualitas sperma yang baik merupakan suatu hal yang sangat

    penting untuk dapat memperoleh keturunan. Kualitas hasil sperma analisa

    ditentukan dari bagaimana dan dimana penampungan sperma dilakukan. Proses

    dan tempat penampungan sangat menentukan kualitas hasil pemeriksaan sperma

    (Nieschlag, 2010).

    Penelitian ini menggunakan metode mikroskopis dengan pengamatan

    langsung dibawah mikroskop pembesaran10x dan 40x, kemudian diamati

    pergerakan motilitas sperma yang dilaporkan sebagai progresif (PR), non

    progresif (NP) dan Immotyl (IM). Hasil penelitian menunjukan nilai motilitas

    sperma tanpa dilakukan penyimpanan (kontrol) menunjukan hasil dengan rata-rata

    70,99% ± 6,09. Nilai motilitas sperma tersebut termasuk ke dalam kategori nilai

    normal. Menurut WHO (2010), nilai normal untuk pemeriksaan motilitas sperma

    yang optimal untuk fertilisasi adalah > 50%.

    Pada penelitian gambaran motilitas sperma pada perokok aktif dengaan

    jenis penelitian deskritif menggunakan teknik Purbosive Sampling didapatkan 20

    responden yang akan diambil spermanya untuk kemudian diteliti. Pemeriksaan

    motilitas sperma dilakukan di Laboratorium Kimia Klinik, Jurusan Analis

    Kesehatan, Poltekkes Denpasar. Hasil penelitian dilakukan analisa mencakup

  • 34

    karakteristik berdasarkan subjek penelitian gambaran motilitas sperma pada

    perokok aktif berdasarkan karakteristik mengonsumsi alkohol dan aktivitas

    olahraga.

    Berdasarkan penelitian gambaran motilitas sperma yang sudah dilakukan

    pada 20 sampel yang sudah disajikan pada Tabel 4 didapatkan hasil dari 20

    sampel adalah Progresif (PR) 100%, sedangkan Non progresif (NP) dan Immotyl

    (IM) didapatkan hasil 0%, jadi dalam penelitian ini probandus yang merokok

    selama

  • 35

    oksigen reaktif (ROS). Produksi ROS dan stres oksidatif dalam sel hati dapat

    mengakibatkan alkoholik. Meningkatnya senyawa ROS oleh radikel bebas pada

    jaringan yang memproduksi spermatozoa dapat menyebabkan kerusakan membran

    spermatozoa, serta mengubah kestabilan dan fungsi membran. Apabila ROS

    dalam jumlah yang banyak dapat mengakibatkan toksik terhadap kualitas dan

    fungsi spermatozoa (Moustafa et al, 2009).

    Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara

    terstruktur dengan tujuan untuk mengekspresikan dan meningkatkan kesehatan

    fisik dan psikis, membentuk hubungan sosial, maupun sebagai sarana kompetisi

    dalam berbagai tingkat. Olahraga baik yang ringan maupun berat pada dasarnya

    menyebabkan peningkatan reactive oxygen species (ROS). Pada olahraga ringan

    jumlah ROS yang terakumulasi dapat diatasi melalui peningkatan aliran darah dan

    status antioksidan yang terjadi ketika melakukan olahraga dengan intensitas,

    frekuensi, dan durasi yang tepat, sedangkan pada olahraga yang berlebihan justru

    dapat menyebabkan peningkatan radikal bebas hingga 2 sampai 3 kali lebih

    banyak dari olahraga dengan intensitas sedang (Nurdyansyah, 2017).

    Akumulasi ROS sebagai salah satu oksidan (radikal bebas) dapat

    mengakibatkan ketidakseimbangan jumlah oksidan dan antioksidan intrasel.

    Kondisi ini disebut stres oksidatif yang dapat menyebabkan kerusakan berantai

    pada lipid, protein, dan pada deoxyribonucleic acid (DNA) sel spermatozoa.

    Radikal bebas dapat berasal dari sumber endogen, yaitu reaksi reduksi oksidasi

    normal dalam mitokondria, peroksisom, sedangkan radikal bebas dari sumber

    eksogen yaitu asap rokok, inflamasi, dan latihan olahraga berlebihan. Olahraga

    berlebihan seperti bersepeda lebih dari 5 jam bagi laki-laki dapat menurunkan

  • 36

    kualitas spermatozoa oleh karena peningkatan produksi ROS yang berlebihan.

    Sebuah penelitian yang membandingkan kualitas spermatozoa dari berbagai jenis

    aktivitas olahraga mulai dari olahragawan (perilaku olahraga berlebihan),

    kelompok yang memiliki gaya hidup sedentary (kurang beraktifitas fisik), serta

    pria dengan perilaku olahraga ringan mendapatkan hasil bahwa kelompok

    olahragawan didapatkan memiliki konsentrasi spermatozoa, motilitas, dan

    persentase spermatozoa dengan morfologi normal yang paling rendah di antara

    kedua kelompok lainnya. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan bahwa

    olahraga dapat memberikan dampak yang baik terhadap kualitas sperma jika

    dilakukan dengan dosis yang tepat, namun juga dapat memberikan dampak yang

    buruk terhadap kualitas sperma jika dilakukan dengan dosis yang berlebihan

    (HIFERI, 2013)

  • 37

    BAB VI

    SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan

    Berdasarkan penelitian tentang Gambaran motilitas sperma pada perokok aktif

    dengan 20 responden dapat disimpulkan sebagai berikut.

    1. Perokok aktif lebih banyak merokok kurang dari 5 tahun sebamyak 65 %,

    lebih banyak alkohol sebanyak 75% dan tidak aktif berolahraga 70%.

    2. Semua responden memiliki motilitas sperma yang progresif.

    3. Karakteristik responden yang mengonsumsi alkohol sebanyak 75% dan

    karakteristik responden yang tidak aktif berolahraga sebanyak 70%.

    B. Saran

    Adapun saran-saran yang ingin disampaikan melalui tulisan ini yaitu :

    1. Kepada pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian yang serupa,

    diharapkan melakukan pengembangan jenis pemeriksaan sperma seperti

    vitalitas, morfologi dan hitung jumlah sperma.

  • 38

    DAFTAR PUSTAKA

    Aina N. Pengaruh paparan asap rokok terhadap spermatogenesis dan kualitas

    spermatozoa mencit (Mus musculus L.) galur Swiss [skripsi]. UNS. 2005.

    hlm.1-2, 60-1Amarudin (2012) „Pengaruh Merokok Terhadap Kualitas

    Sperma Pada Pria Dengan Masalah Infertilitas Studi Kasus Kontrol Di

    Jakarta Tahun 2011‟, Jurnal Universitas Indonesia, pp. 1-120.

    Churu, J., Road, B. and Rajasthan, D. J. (2011) „ISSN 2230 – 8407 Prajapati

    Parimal M .* and Solanki Anil S .‟, 2(11), pp. 46–49.

    Putra, Y. (2014) „PENGARUH ROKOK TERHADAP JUMLAH SEL

    SPERMATOZOA MENCIT JANTAN (Mus Musculus, Strain Jepang),

    Jurnal Sainstek, VI(1), pp. 30–42. Available at:

    https://media.neliti.com/media/publications/129106-ID-pengaruh-rokok-

    terhadap-jumlah-sel-sperm.pdf.

    Cheesbrough,M. (2006) Laboratory Practice in Tropical Countries. Cambridge:

    Cambridge University Press.

    Glenville, Marilyn. (2013) Understanding Fertility and Infertility. Available at:

    https://www.dropbox.com/s/94zzmqtvi6mgy7s/Understanding-Fertility-

    andInfertility.pdf?dl=0.diakses tanggal 25 November 2016.

    Nieschlag, E., M, B. Hermann, dan N., Susan. (2010) Male Reproductive Health

    and Dysfunction . Heidelberg:Springer-Verlag Berlin.

    Nurdyansyah F. (2017) Stress oksidatif dan status antioksidan pada latihan fisik.

    Jendela Olahraga.2(1):105-9.

    K.Nilani, Eswaramohan and Balasubramaniam. (2012) Influence of Temperature

    on Motility and Viability of Bovine Spermatozoa during Cold Storage.

    International Journal of Scientific and Research Publications. Available at:

    https://www.dropbox.com/s/kmqf2pa1y2yw3vq/ijsrp-p1254.pdf?dl=0.

    Solihati, N. et al. (2013) „Perkembangan Sel-Sel Spermatogenik dan Kualitas

    Sperma Pasca Pemberian Ekstrak Pegagan ( Centella asiatica )‟, 18(3), pp.

    192–201. doi: 10.14334/jitv.v18i3.321.

    Rahmah, N. (2015) „Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan‟, Pengaruh Rokok

    Terhadap Kesehatan, 1(2), p. 78. Available at: https://abcd.com.

    RISKESDAS (2010). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2010.h.147-54.Diakses

    pada tanggal 28 November.

    Jonge, C.D and B. Christopher. (2006) The Sperm Cell. Cambridge: Cambridge

    University Press.

    Notoatmodjo, S. (2012) Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi Cetakan

    Kedua. Jakarta : Rineka Cipta.

    Moustafa M, Sharma R, Thorthon J, masche M (2009) Relationship between ROS

    Production, Apoptosis and DNA Denaturation in Spermatozoa From

    Patients Examined For Infertility. Human Reproduction. 19 (1) 129-138.

    Hanafiah, K. A. (2016) Rancangan Percobaan Teori & APlikasi. 3rd edn. Jakarta:

    Rajawali Pers.

    HIFERI, PERFITRI. (2013) Konsensus Penanganan Infertilitas Hestiantoro A,

    editor.

    WHO. (2010) Examination and processing of human semen, 5.

    https://media.neliti.com/media/publications/129106-ID-pengaruh-rokok-terhadap-jumlah-sel-sperm.pdfhttps://media.neliti.com/media/publications/129106-ID-pengaruh-rokok-terhadap-jumlah-sel-sperm.pdfhttps://www.dropbox.com/s/kmqf2pa1y2yw3vq/ijsrp-p1254.pdf?dl=0

  • 39

    Lampiran 1.

  • 40

    Lampiran 2.

    No Responden……………..

    Informed concent

    (surat persetujuan)

    Yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : ………………………..

    Alamat : ………………………..

    Setelah mendapat penjelasan, dengan ini saya menyatakan bersedia / tidak

    bersedia *) berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian yang berjudul

    “Gambaran Motilitas Sperma pada Perokok Aktif”. Bila sewaktu-waktu saya

    merasa dirugikan dalam bentuk apapun saya berhak membatalkan persetujuan ini.

    Demikian surat pernyataan ini dibuat tanpa ada pemaksaan dari pihak

    manapun dan informasi yang diperoleh dapat digunakan sepenuhnya untuk

    kepentingan penelitian.

    Denpasar, Maret 2019

    Responden

    (……………………….)

    *) coret yang tidak perlu

  • 41

    Lampiran 3.

    Pedoman wawancara

    Nama Responden : . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    Umur : . . . . . tahun

    Berilah tanda silang (X) pada pilihan yang disediakan

    1. Minum alkohol :

    a. Iya

    b. Tidak

    2. Tingkat pendidikan :

    a. Tidak sekolah

    b. SD

    c. SMP

    d. SMA/SMK

    e. Perguruan tinggi

    3. Pekerjaan :

    a. Pelajar/Mahasiswa

    b. Belum/Tidak bekerja

    c. Karyawan swasta

    d. Wiraswasta

    e. PNS

    f. Petani

    g. Dll. . . . . . . . . . .

    4. Tinggi Badan : …

    5. Berat Badan : …

  • 42

    Lampiran 4.

    Hasil pengelompokan berdasarkan karakteristik

    Responden Umur (tahun) Tinggi Badan

    (cm)

    Tingkat

    Pendidikan

    Pekerjaan

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

  • 43

    Lampiran 5.

    Kuesioner merokok

    Nama :

    Umur :

    Alamat :

    No. Telpon :

    1. Bagaimana kebiasaan merokok anda?

    a. Merokok setiap hari

    b. Kadang-kadang

    c. Saat ini sudah tidak merokok lagi

    d. Tidak pernah merokok

    2. Berapa hari dalam seminggu anda merokok?

    a. Satu hari atau kurang

    b. Setiap hari

    c. Dua s.d empat hari

    d. Hampir setiap hari

    e. Sudah tidak merokok lagi

    3. Sejak kapan anda merokok?

    Usia : …………………….. tahun

    4. Sudah berapa lama anda merokok?

    ……………………………. tahun

    5. Jenis rokok yang paling sering dihisap?

    Merk rokok : …………………………

    a. Kretek filter

    b. Kretek non filter

    c. Kretek putih

    6. Berapa rata-rata jumlah rokok yang dihisap dalam sehari?

    Per hari ………………………………………….. batang

  • 44

    Lampiran 6.

    Hasil pemeriksaan motilitas sperma responden

    Responden Umur

    (Tahun)

    Lama Waktu

    Merokok (Tahun)

    Jumlah Rokok

    Perhari (Batang)

    Hasil Motilitas

    Sperma

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

  • 45

    Lampiran 7.

    SURAT IJIN PENELITIAN

  • 46

    Lampiran 8.

    Dokumentasi Kegiatan Penelitian

    Penetesan specimen sperma

    ke objek glass

    Pengambilan specimen

    sperma dari wadang

    penampung kaca

    Penempatan cover glass

    Specimen sperma dalam

    wadah tampung kaca

    Pelabelan specimen

    sperma

    Hasil pembesaran 40%

    pada mikroskop