skripsi editan bab 1

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karya sastra merupakan media untuk menyampaikan pesan pengarang kepada pembacanya. Lewat karya sastra, pengarang menyampaikan maksud dan tujuan tertentu bagi pembaca atau penikmat sastra. Pengarang menurut Esten (dalam Widiastuti, 2009:439) ingin mengirimkan pesan melalui karya sastranya kepada orang lain tentang sesuatu yang mereka pikir sebagai permasalahan manusia. Karya sastra mempunyai nilai-nilai yang bersifat mendidik, baik yang tersirat maupun yang tersurat. Pesan tersirat tampak pada nilai-nilai dalam karya sastra yang mencakup nilai etika (moral), nilai sosial, nilai estetika (budaya), nilai religi (agama), dan nilai pendidikan. Nilai-nilai tersurat juga tampak pada amanat yang disampaikan melalui simbol-simbol tertulis pada sebuah karya sastra. 1

Upload: iqbal-gubey

Post on 10-Jul-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Editan Bab 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Karya sastra merupakan media untuk menyampaikan pesan pengarang

kepada pembacanya. Lewat karya sastra, pengarang menyampaikan maksud dan

tujuan tertentu bagi pembaca atau penikmat sastra. Pengarang menurut Esten

(dalam Widiastuti, 2009:439) ingin mengirimkan pesan melalui karya sastranya

kepada orang lain tentang sesuatu yang mereka pikir sebagai permasalahan

manusia.

Karya sastra mempunyai nilai-nilai yang bersifat mendidik, baik yang

tersirat maupun yang tersurat. Pesan tersirat tampak pada nilai-nilai dalam karya

sastra yang mencakup nilai etika (moral), nilai sosial, nilai estetika (budaya), nilai

religi (agama), dan nilai pendidikan. Nilai-nilai tersurat juga tampak pada amanat

yang disampaikan melalui simbol-simbol tertulis pada sebuah karya sastra.

Membaca karya sastra pada dasarnya bertujuan untuk memperkaya

pengalaman pembaca dan menjadikannya lebih tanggap terhadap peristiwa di

sekelilingnya. Tujuan akhirnya adalah menanamkan, menumbuhkan, dan

mengembangkan kepekaan terhadap masalah-masalah manusiawi, pengenalan,

dan rasa hormat terhadap tata nilai, baik dalam konteks individual maupun sosial

(Widiastuti, 2009:439).

Salah satu fungsi sastra ialah memberikan kesenangan, kegembiraan,

menghibur, dan memberi manfaat bagi pembacanya (Kosasih, 2003:194).

1

Page 2: Skripsi Editan Bab 1

2

Selanjutnya, sastra juga mampu berperan dalam menumbuhkan pemahaman,

pemaknaan warisan, khasanah budaya, mampu berperan, dan mengasuh serta

meluaskan imajinasi penikmatnya. Selain itu, sastra (dengan media bahasanya)

mampu memberikan kontribusi dalam pengajaran dan dapat mengembangkan

anak-anak di bidang bahasa, di bidang sosial, kognitif, dan di bidang

kepribadiannya.

Pengarang cerita anak harus memperhatikan ruang lingkup dan daya

tanggap yang terbatas, selain itu juga harus berhati-hati jangan sampai terjerumus

ke dalam sifat yang tidak edukatif, sadisme, pornografi, maupun norma-norma

yang berlaku di masyarakat (Liotohe dalam Widiastuti, 2009:439). Anak-anak

pada umumnya lebih senang dengan isi cerita, belum begitu mementingkan

keindahan gaya bahasa sebagai sarana pengantar cerita. Selain itu, sastra

dipercaya mempunyai pengaruh yang signifikan dalam perkembangan anak. Ia

memberikan kenikmatan, mengembangkan imajinasi, memberi pengalaman baru,

memberi pengertian atas kebiasaan manusia, dan memperkenalkan keuniversalan

pengalaman (Huck dalam Widiastuti, 2009:439).

Masa kanak-kanak adalah masa pembentukan watak, karakter, dan

kepribadian. Dengan sentuhan sastra yang mempunyai nilai edukatif, anak-anak

akan sangat mudah menyerap nilai-nilai yang ada di dalamnya. Nilai edukatif

merupakan nilai-nilai pendidikan yang di dalamnya mencakup sikap individu

dalam kehidupan pribadi merupakan nilai-nilai yang digunakan untuk

melangsungkan hidup, mempertahankan sesuatu yang benar, dan untuk

berinteraksi. Nilai-nilai edukatif dalam kehidupan sosial merupakan nilai-nilai

Page 3: Skripsi Editan Bab 1

3

yang dapat menuntun tiap individu ketika berperilaku dalam kehidupan

masyarakat (Widiastuti, 2009:439).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembinaan dan

pembentukan watak, karakter, dan kepribadian anak melalui bacaan sastra sangat

tepat dilaksanakan dalam pendidikan anak. Dalam hal ini bacaan sastra yang

berupa kumpulan cerita anak dapat digunakan sebagai contoh atau model untuk

memberi rangsangan bagi kegiatan belajar anak. Melalui bacaan yang berupa

kumpulan cerita anak ini dapat disampaikan pesan dan amanat kepada anak secara

tidak langsung serta diselingi oleh berbagai hal yang mengasyikkan sehingga anak

dapat menerima pesan tanpa merasa bosan. Dengan demikian, analisis nilai

edukatif dalam Kumpulan Cerita Anak-anak karya S. Haryanto Arkoboesono

merupakan suatu hal yang dirasa sangat penting. Dalam Kumpulan Cerita Anak-

anak karya S. Haryanto Arkoboesono terdapat nilai-nilai edukatif yang sangat

penting bagi perkembangan anak. Nilai-nilai edukatif ini dapat dijadikan pedoman

untuk perkembangan mental dan spiritual anak.

Dari segi isi, cerita-cerita dalam Kumpulan Cerita Anak-anak karya S.

Haryanto Arkoboesono sebagaimana umumnya cerita-cerita dalam dongeng yang

dikhususkan untuk anak-anak, maka cerita ini pun mengandung pendidikan moral

dan budi pekerti. Di antaranya diajarkan bahwa tanpa bekerja giat orang tidak

akan mendapat rezeki, bahwa segala perbuatan yang merugikan diri sendiri

haruslah dihindarkan, dan sebagainya. Dalam Kumpulan Cerita Anak-anak karya

S. Haryanto Arkoboesono ini dihidupkan tokoh-tokoh yang terdiri atas cecak,

Page 4: Skripsi Editan Bab 1

4

burung, ayam, serigala, yang masing-masing memiliki watak dan kelakuan

sendiri-sendiri.

Kekuatan lain dari karya S. Haryanto Arkoboesono adalah gaya bahasanya

yang lugas, jernih, dan sederhana. Bahasa yang digunakan komunikatif sehingga

pembaca khususnya anak-anak lebih mudah memahami cerita yang ada.

Pencitraan yang diekspresikan dalam setiap karyanya begitu terlihat jelas dalam

setiap susunan kata dan kalimatnya. Pencitraan dalam setiap cerita yang terdapat

dalam Kumpulan Cerita Anak-anak karya S. Haryanto Arkoboesono dapat

menimbulkan pertalian batin antara pembaca (anak) dan tokoh sehingga seolah-

olah pembaca (anak) berada di tengah-tengah mereka.

Selain itu, buku Kumpulan Cerita Anak-anak karya S. Haryanto

Arkoboesono ini diterbitkan oleh Balai Pustaka. Menurut perjalanan waktu, bisa

jadi hingga kini sudah ribuan penerbit pernah ada di Indonesia yang ikut

mewarnai dunia perbukuan sejak zaman kolonial Belanda. Namun, dari ribuan

penerbit itu hanya segelintir penerbit yang bisa bertahan dalam jangka waktu

lama, lebih dari 50 tahun. Salah satunya adalah penerbit Balai Pustaka yang tetap

memegang teguh idealisme dan tetap setia terhadap komitmen awal yang menjadi

dasar terjunnya ke bisnis penerbitan.

Balai Pustaka resmi berdiri pada 22 September 1917 sebagai kelanjutan

Commisie voor Inlandsche School en Volklectuur yang dibentuk 14 September

1908. Puluhan buku dan majalah diterbitkan saat itu dalam bahasa Melayu dan

berbagai bahasa daerah. Para sastrawan dan tokoh pergerakan seperti Abdoel

Moeis memanfaatkannya untuk membangkitkan kesadaran kebangsaan hingga

Page 5: Skripsi Editan Bab 1

5

lahir Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Budayawan Marah Rusli, Muhammad

Yamin, Idrus, Hamka, hingga Sutan Takdir Alisjahbana juga menyebarkan pikiran

kebangsaan melalui lembaga ini (sumber: balai pustaka.co.id).

Dilihat dari segi profil penulis, S. Haryanto Arkoboesono adalah seorang

penulis cerita anak-anak yang lahir di Surabaya pada tanggal 14 Juni 1942.

Setelah lulus SMA, ia melanjutkan Sekolah di Taman Guru (SGA) Taman Siswa

di Kediri dan di sini ia mulai menulis puisi. Tahun 1959, ia hijrah ke Jakarta dan

mengikuti ujian ekstrainei SPG Setia Budi, Jakarta. Kemudian, ia kuliah di IKIP

PGRI Jakarta Utara. Sejak tahun 1961 mulai menulis artikel di berbagai surat

kabar. Dongeng-dongengnya dimuat di Buana Minggu, Minggu Merdeka dan

Warta Minggu, sedang karangannya tentang cerita anak-anak dimuat di Harian

Pedoman, Kongres, Indonesia Raya dan Majalah Jaya. Karya-karyanya yang

sudah terbit, diantaranya: (1) Menaklukkan Puncak Berkabut – PN Balai Pustaka,

(2) Nyayian Kecapi (Sandiwara anak-anak) – PN Balai Pustaka, (3) Perjalanan

ke Pulau – BPK Gunung Mulia, (4) Mencari Jejak di Marunda – BPK Gunung

Mulia.

Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Hal ini dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam melalukan

penelitian. Oleh karena, itu tinjauan terhadap penelitian terdahulu sangat penting

untuk mengetahui relevansinya.

Penelitian mengenai nilai edukatif dalam karya sastra pernah dilakukan

Rini Widiastuti (2009) dengan judul “Nilai Edukatif dalam Novel Anak Jejak

Putih di Tanah Basah karya Tria Ayu Kusumawardhani. Novel anak Jejak Putih

Page 6: Skripsi Editan Bab 1

6

di Tanah Basah adalah salah satu karya sastra anak. Novel tersebut menceritakan

perjuangan seorang anak untuk mendapatkan keinginannya dalam keterbatasan

hidup yang sarat dengan nilai edukatif. Nilai edukatif yang terkandung dalam

novel tersebut diungkapkan Widiastuti yang terdiri atas nilai rajin beribadah,

ketekunan, berbakti kepada orang tua, kreatif, dan kejujuran. Pada kesimpulan,

Widiastuti mengatakan penanaman nilai-nilai positif kepada anak, salah satunya

dengan memberikan bahan bacaan yang bermutu sangat penting karena secara

tidak langsung dapat memberikan pengaruh pada kebiasan dan pola pikir anak.

Anak-anak dapat menikmati jalan ceritanya sekaligus mengambil pelajaran dari

apa yang mereka baca.

Penelitian lain dilakukan Wardiah (2003) dengan judul “Telaah Struktur

dan Fungsi Dongeng Materi Ajar pada TK FKIP Universitas Syiah Kuala”.

Wardiah mendeskripsikan genre, struktur, dan fungsi dongeng sebagai materi ajar

pada TK FKIP Universitas Syiah Kuala. Hasil analisis data menunjukkan bahwa,

jenis dongeng yang dibacakan guru adalah dongeng yang ditokohi binatang dan

manusia, semua dongeng yang dianalisis memiliki struktur yang sama seperti

cerita rekaan pada umumnya, tema yang diangkat lebih banyak mengenai sikap

dan sifat pribadi tokoh tokohnya, dan fungsi dongeng pada umumnya adalah

sebagai alat pendidikan, alat kontrol sosial, dan sebagai alat hiburan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya adalah peneliti mengaitkan kedua hal yang telah dilakukan pada

penelitian sebelumnya. Artinya, mula-mula peneliti menganalisis struktur yang

membangun cerita dalam Kumpulan Cerita Anak-anak karya S. Haryanto

Page 7: Skripsi Editan Bab 1

7

Arkoboesono, setelah itu, peneliti akan menganalisis nilai edukatif yang

terkandung di dalam cerita tersebut.

Sehubungan dengan hal di atas, peneliti tertarik menganalisis nilai-nilai

edukatif yang terdapat dalam Kumpulan Cerita Anak-anak karya S. Haryanto

Arkoboesono. Dari empat belas cerita dalam Kumpulan Cerita Anak-anak akan

dianalisis struktur yang membangun cerita, kemudian akan dicari nilai-nilai

edukatif yang terkandung di dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas didapatkan

rumusan masalah sebagai berikut.

1) Bagaimana struktur yang membangun cerita dalam Kumpulan Cerita

Anak-anak karya S. Haryanto Arkoboesono?

2) Bagaimana nilai edukatif yang terkandung dalam Kumpulan Cerita Anak-

anak karya S. Haryanto Arkoboesono?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan suatu arah yang hendak dicapai peneliti. Adapun

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan struktur yang membangun cerita dalam Kumpulan Cerita

Anak-anak karya S. Haryanto Arkoboesono.

2) Memaparkan nilai edukatif yang terkandung dalam Kumpulan Cerita

Anak-anak karya S. Haryanto Arkoboesono.

Page 8: Skripsi Editan Bab 1

8

1.4 Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan,

terutama bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya bagi pembaca

dan pecinta sastra.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan sebagai bahan

pembelajaran khususnya Bahasa dan sastra Indonesia yang bertujuan

untuk menanamkan nilai religi.

2) Manfaat Praktis

a. Bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

tambahan referensi dalam memilih media pembelajaran

b. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa dan Sastra

Indonesia serta melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang

proses kegiatan belajar mengajar untuk menghasilkan lulusan yang

berkualitas.

c. Bagi anak hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

anak dalam mengapresiasi cerita anak khususnya memahami dan

mengamalkan nilai religi yang terkandung di dalamnya.