skripsi editan bab 1
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Karya sastra merupakan media untuk menyampaikan pesan pengarang
kepada pembacanya. Lewat karya sastra, pengarang menyampaikan maksud dan
tujuan tertentu bagi pembaca atau penikmat sastra. Pengarang menurut Esten
(dalam Widiastuti, 2009:439) ingin mengirimkan pesan melalui karya sastranya
kepada orang lain tentang sesuatu yang mereka pikir sebagai permasalahan
manusia.
Karya sastra mempunyai nilai-nilai yang bersifat mendidik, baik yang
tersirat maupun yang tersurat. Pesan tersirat tampak pada nilai-nilai dalam karya
sastra yang mencakup nilai etika (moral), nilai sosial, nilai estetika (budaya), nilai
religi (agama), dan nilai pendidikan. Nilai-nilai tersurat juga tampak pada amanat
yang disampaikan melalui simbol-simbol tertulis pada sebuah karya sastra.
Membaca karya sastra pada dasarnya bertujuan untuk memperkaya
pengalaman pembaca dan menjadikannya lebih tanggap terhadap peristiwa di
sekelilingnya. Tujuan akhirnya adalah menanamkan, menumbuhkan, dan
mengembangkan kepekaan terhadap masalah-masalah manusiawi, pengenalan,
dan rasa hormat terhadap tata nilai, baik dalam konteks individual maupun sosial
(Widiastuti, 2009:439).
Salah satu fungsi sastra ialah memberikan kesenangan, kegembiraan,
menghibur, dan memberi manfaat bagi pembacanya (Kosasih, 2003:194).
1
2
Selanjutnya, sastra juga mampu berperan dalam menumbuhkan pemahaman,
pemaknaan warisan, khasanah budaya, mampu berperan, dan mengasuh serta
meluaskan imajinasi penikmatnya. Selain itu, sastra (dengan media bahasanya)
mampu memberikan kontribusi dalam pengajaran dan dapat mengembangkan
anak-anak di bidang bahasa, di bidang sosial, kognitif, dan di bidang
kepribadiannya.
Pengarang cerita anak harus memperhatikan ruang lingkup dan daya
tanggap yang terbatas, selain itu juga harus berhati-hati jangan sampai terjerumus
ke dalam sifat yang tidak edukatif, sadisme, pornografi, maupun norma-norma
yang berlaku di masyarakat (Liotohe dalam Widiastuti, 2009:439). Anak-anak
pada umumnya lebih senang dengan isi cerita, belum begitu mementingkan
keindahan gaya bahasa sebagai sarana pengantar cerita. Selain itu, sastra
dipercaya mempunyai pengaruh yang signifikan dalam perkembangan anak. Ia
memberikan kenikmatan, mengembangkan imajinasi, memberi pengalaman baru,
memberi pengertian atas kebiasaan manusia, dan memperkenalkan keuniversalan
pengalaman (Huck dalam Widiastuti, 2009:439).
Masa kanak-kanak adalah masa pembentukan watak, karakter, dan
kepribadian. Dengan sentuhan sastra yang mempunyai nilai edukatif, anak-anak
akan sangat mudah menyerap nilai-nilai yang ada di dalamnya. Nilai edukatif
merupakan nilai-nilai pendidikan yang di dalamnya mencakup sikap individu
dalam kehidupan pribadi merupakan nilai-nilai yang digunakan untuk
melangsungkan hidup, mempertahankan sesuatu yang benar, dan untuk
berinteraksi. Nilai-nilai edukatif dalam kehidupan sosial merupakan nilai-nilai
3
yang dapat menuntun tiap individu ketika berperilaku dalam kehidupan
masyarakat (Widiastuti, 2009:439).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembinaan dan
pembentukan watak, karakter, dan kepribadian anak melalui bacaan sastra sangat
tepat dilaksanakan dalam pendidikan anak. Dalam hal ini bacaan sastra yang
berupa kumpulan cerita anak dapat digunakan sebagai contoh atau model untuk
memberi rangsangan bagi kegiatan belajar anak. Melalui bacaan yang berupa
kumpulan cerita anak ini dapat disampaikan pesan dan amanat kepada anak secara
tidak langsung serta diselingi oleh berbagai hal yang mengasyikkan sehingga anak
dapat menerima pesan tanpa merasa bosan. Dengan demikian, analisis nilai
edukatif dalam Kumpulan Cerita Anak-anak karya S. Haryanto Arkoboesono
merupakan suatu hal yang dirasa sangat penting. Dalam Kumpulan Cerita Anak-
anak karya S. Haryanto Arkoboesono terdapat nilai-nilai edukatif yang sangat
penting bagi perkembangan anak. Nilai-nilai edukatif ini dapat dijadikan pedoman
untuk perkembangan mental dan spiritual anak.
Dari segi isi, cerita-cerita dalam Kumpulan Cerita Anak-anak karya S.
Haryanto Arkoboesono sebagaimana umumnya cerita-cerita dalam dongeng yang
dikhususkan untuk anak-anak, maka cerita ini pun mengandung pendidikan moral
dan budi pekerti. Di antaranya diajarkan bahwa tanpa bekerja giat orang tidak
akan mendapat rezeki, bahwa segala perbuatan yang merugikan diri sendiri
haruslah dihindarkan, dan sebagainya. Dalam Kumpulan Cerita Anak-anak karya
S. Haryanto Arkoboesono ini dihidupkan tokoh-tokoh yang terdiri atas cecak,
4
burung, ayam, serigala, yang masing-masing memiliki watak dan kelakuan
sendiri-sendiri.
Kekuatan lain dari karya S. Haryanto Arkoboesono adalah gaya bahasanya
yang lugas, jernih, dan sederhana. Bahasa yang digunakan komunikatif sehingga
pembaca khususnya anak-anak lebih mudah memahami cerita yang ada.
Pencitraan yang diekspresikan dalam setiap karyanya begitu terlihat jelas dalam
setiap susunan kata dan kalimatnya. Pencitraan dalam setiap cerita yang terdapat
dalam Kumpulan Cerita Anak-anak karya S. Haryanto Arkoboesono dapat
menimbulkan pertalian batin antara pembaca (anak) dan tokoh sehingga seolah-
olah pembaca (anak) berada di tengah-tengah mereka.
Selain itu, buku Kumpulan Cerita Anak-anak karya S. Haryanto
Arkoboesono ini diterbitkan oleh Balai Pustaka. Menurut perjalanan waktu, bisa
jadi hingga kini sudah ribuan penerbit pernah ada di Indonesia yang ikut
mewarnai dunia perbukuan sejak zaman kolonial Belanda. Namun, dari ribuan
penerbit itu hanya segelintir penerbit yang bisa bertahan dalam jangka waktu
lama, lebih dari 50 tahun. Salah satunya adalah penerbit Balai Pustaka yang tetap
memegang teguh idealisme dan tetap setia terhadap komitmen awal yang menjadi
dasar terjunnya ke bisnis penerbitan.
Balai Pustaka resmi berdiri pada 22 September 1917 sebagai kelanjutan
Commisie voor Inlandsche School en Volklectuur yang dibentuk 14 September
1908. Puluhan buku dan majalah diterbitkan saat itu dalam bahasa Melayu dan
berbagai bahasa daerah. Para sastrawan dan tokoh pergerakan seperti Abdoel
Moeis memanfaatkannya untuk membangkitkan kesadaran kebangsaan hingga
5
lahir Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Budayawan Marah Rusli, Muhammad
Yamin, Idrus, Hamka, hingga Sutan Takdir Alisjahbana juga menyebarkan pikiran
kebangsaan melalui lembaga ini (sumber: balai pustaka.co.id).
Dilihat dari segi profil penulis, S. Haryanto Arkoboesono adalah seorang
penulis cerita anak-anak yang lahir di Surabaya pada tanggal 14 Juni 1942.
Setelah lulus SMA, ia melanjutkan Sekolah di Taman Guru (SGA) Taman Siswa
di Kediri dan di sini ia mulai menulis puisi. Tahun 1959, ia hijrah ke Jakarta dan
mengikuti ujian ekstrainei SPG Setia Budi, Jakarta. Kemudian, ia kuliah di IKIP
PGRI Jakarta Utara. Sejak tahun 1961 mulai menulis artikel di berbagai surat
kabar. Dongeng-dongengnya dimuat di Buana Minggu, Minggu Merdeka dan
Warta Minggu, sedang karangannya tentang cerita anak-anak dimuat di Harian
Pedoman, Kongres, Indonesia Raya dan Majalah Jaya. Karya-karyanya yang
sudah terbit, diantaranya: (1) Menaklukkan Puncak Berkabut – PN Balai Pustaka,
(2) Nyayian Kecapi (Sandiwara anak-anak) – PN Balai Pustaka, (3) Perjalanan
ke Pulau – BPK Gunung Mulia, (4) Mencari Jejak di Marunda – BPK Gunung
Mulia.
Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Hal ini dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam melalukan
penelitian. Oleh karena, itu tinjauan terhadap penelitian terdahulu sangat penting
untuk mengetahui relevansinya.
Penelitian mengenai nilai edukatif dalam karya sastra pernah dilakukan
Rini Widiastuti (2009) dengan judul “Nilai Edukatif dalam Novel Anak Jejak
Putih di Tanah Basah karya Tria Ayu Kusumawardhani. Novel anak Jejak Putih
6
di Tanah Basah adalah salah satu karya sastra anak. Novel tersebut menceritakan
perjuangan seorang anak untuk mendapatkan keinginannya dalam keterbatasan
hidup yang sarat dengan nilai edukatif. Nilai edukatif yang terkandung dalam
novel tersebut diungkapkan Widiastuti yang terdiri atas nilai rajin beribadah,
ketekunan, berbakti kepada orang tua, kreatif, dan kejujuran. Pada kesimpulan,
Widiastuti mengatakan penanaman nilai-nilai positif kepada anak, salah satunya
dengan memberikan bahan bacaan yang bermutu sangat penting karena secara
tidak langsung dapat memberikan pengaruh pada kebiasan dan pola pikir anak.
Anak-anak dapat menikmati jalan ceritanya sekaligus mengambil pelajaran dari
apa yang mereka baca.
Penelitian lain dilakukan Wardiah (2003) dengan judul “Telaah Struktur
dan Fungsi Dongeng Materi Ajar pada TK FKIP Universitas Syiah Kuala”.
Wardiah mendeskripsikan genre, struktur, dan fungsi dongeng sebagai materi ajar
pada TK FKIP Universitas Syiah Kuala. Hasil analisis data menunjukkan bahwa,
jenis dongeng yang dibacakan guru adalah dongeng yang ditokohi binatang dan
manusia, semua dongeng yang dianalisis memiliki struktur yang sama seperti
cerita rekaan pada umumnya, tema yang diangkat lebih banyak mengenai sikap
dan sifat pribadi tokoh tokohnya, dan fungsi dongeng pada umumnya adalah
sebagai alat pendidikan, alat kontrol sosial, dan sebagai alat hiburan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya adalah peneliti mengaitkan kedua hal yang telah dilakukan pada
penelitian sebelumnya. Artinya, mula-mula peneliti menganalisis struktur yang
membangun cerita dalam Kumpulan Cerita Anak-anak karya S. Haryanto
7
Arkoboesono, setelah itu, peneliti akan menganalisis nilai edukatif yang
terkandung di dalam cerita tersebut.
Sehubungan dengan hal di atas, peneliti tertarik menganalisis nilai-nilai
edukatif yang terdapat dalam Kumpulan Cerita Anak-anak karya S. Haryanto
Arkoboesono. Dari empat belas cerita dalam Kumpulan Cerita Anak-anak akan
dianalisis struktur yang membangun cerita, kemudian akan dicari nilai-nilai
edukatif yang terkandung di dalamnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas didapatkan
rumusan masalah sebagai berikut.
1) Bagaimana struktur yang membangun cerita dalam Kumpulan Cerita
Anak-anak karya S. Haryanto Arkoboesono?
2) Bagaimana nilai edukatif yang terkandung dalam Kumpulan Cerita Anak-
anak karya S. Haryanto Arkoboesono?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan suatu arah yang hendak dicapai peneliti. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan struktur yang membangun cerita dalam Kumpulan Cerita
Anak-anak karya S. Haryanto Arkoboesono.
2) Memaparkan nilai edukatif yang terkandung dalam Kumpulan Cerita
Anak-anak karya S. Haryanto Arkoboesono.
8
1.4 Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan,
terutama bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya bagi pembaca
dan pecinta sastra.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan sebagai bahan
pembelajaran khususnya Bahasa dan sastra Indonesia yang bertujuan
untuk menanamkan nilai religi.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
tambahan referensi dalam memilih media pembelajaran
b. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa dan Sastra
Indonesia serta melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang
proses kegiatan belajar mengajar untuk menghasilkan lulusan yang
berkualitas.
c. Bagi anak hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
anak dalam mengapresiasi cerita anak khususnya memahami dan
mengamalkan nilai religi yang terkandung di dalamnya.