bab i - vi eka wahyu s editan

66
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. 5 Keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat. Salah satu peran aktif masyarakat dan swasta dalam penyelenggaran upaya kesehatan masyarakat strata pertama diwujudkan melalui berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri, keluarga sampai dengan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat (UKBM). Upaya kesehatan yang bersumber masyarakat ini telah dikembangkan, salah satunya adalah posyandu. 5 Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka pengembangan kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia agar dapat membangun dan

Upload: mimba-wibiyana

Post on 16-Jan-2016

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.5

Keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia tidak terlepas dari partisipasi

aktif masyarakat. Salah satu peran aktif masyarakat dan swasta dalam

penyelenggaran upaya kesehatan masyarakat strata pertama diwujudkan melalui

berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri, keluarga sampai dengan upaya

kesehatan yang bersumber masyarakat (UKBM). Upaya kesehatan yang

bersumber masyarakat ini telah dikembangkan, salah satunya adalah posyandu.5

Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka pengembangan

kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia agar dapat membangun dan

menolong dirinya sendiri, sehingga dapat ditingkatkan pembinaannya.1

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh, dan

untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan disuatu wilayah kerja

Puskesmas, di mana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan,

maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat.1 Posyandu

merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang

kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat,

penyelenggaraannya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih di bidang

1

Page 2: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

2

kesehatan, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan

pemudi.2,3 Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk

masyarakat, yang bertugas untuk membantu kelancaran pelayanan kesehatan.

Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Sehingga

seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan

sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan

posyandu.1

Dalam keadaan tertentu, terutama di daerah perkotaan, karena kesibukan

yang dimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif

secara sukarela sebagai kader posyandu. Untuk mengatasi kedudukan dan peranan

kader posyandu dapat digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja

secara purna/paruh waktu sebagai kader posyandu dengan mendapatkan imbalan

khusus dari dana yang dikumpulkan oleh dan dari masyarakat.4 Kader kesehatan

mempunyai peran yang besar dalam upaya meningkatkan kemampuan

masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Selain itu peran kader juga ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan

melalui kegiatan yang dilakukan baik di posyandu maupun di luar posyandu.3

Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran organisasi dalam

mencapai produktifitas yang tinggi. Tercapainya kinerja yang baik tidak terlepas

dari kualitas sumber daya manusia yang baik pula. Kinerja merupakan suatu yang

lazim digunakan untuk memantau produktivitas kerja sumber daya manusia baik

yang berorientasi produksi barang, jasa maupun pelayanan.1 Pelayanan kesehatan

yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang.6

Page 3: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

3

Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang

berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan.

Mutu pelayanan kesehatan dapat semata-mata dimaksudkan adalah dari aspek

teknis medis yang hanya berhubungan langsung antara pelayanan medis dan pasien

saja, atau mutu kesehatan dari sudut pandang sosial dan sistem pelayanan

kesehatan secara keseluruhan, termasuk akibat-akibat manajemen administrasi,

keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan lainnya.6

Mutu pelayanan oleh seorang kader kesehatan masyarakat itu tergantung

pada keterampilan dan dedikasi dari masing-masing individu. Namun juga

tergantung pada mutu pelatihan yang pernah didapatnya, pengamatan terhadap

keterampilan mereka dilapangan maupun dukungan kepercayaan yang diberikan

kepada mereka serta jaringan komunikasi yang baik.5

Mutu merupakan faktor keputusan mendasar dari dan ditentukan oleh

konsumen. Keputusan konsumen didasarkan pada pengalaman nyata konsumen

terhadap produk atau jasa pelayanan berdasarkan hasil pengukurannya,

harapannya, jasa yang menjanjikan atau tidak, penyadarannya dan

objektifitasnya.9

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Dengan demikian persepsi merupakan gambaran arti atau interprestasi yang

bersifat subjektif, artinya persepsi sangat tergantung pada kemampuan dan keadaan

diri yang bersangkutan.7 Persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi dengan

sangat cepat dan kadang tidak kita sadari, dimana kita dapat mengenali stimulus

yang kita terima. Robin (2003) mendefinisikan persepsi sebagai proses di mana

Page 4: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

4

seseorang mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensasi yang dirasakan

dengan tujuan untuk memberi makna terhadap lingkungannya.8 Setiap orang

mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun mengamati objek yang sama.7

Pembentukan persepsi seseorang tergantung pada berbagai faktor yang

mempengaruhinya, baik faktor internal seperti: pengalaman, kebutuhan saat itu,

nilai-nilai yang dianut dan ekspetasi. Adapun faktor eksternal seperti: tampakan

produk, sifat-sifat stimulus dan situasi lingkungan.8,10

Perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan oleh niat orang

terhadap objek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan dari masyarakat sekitarnya,

ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan, kebebasan dari individu untuk

mengambil keputusan/bertindak, dan situasi yang memungkinkan ia

berprilaku/bertindak atau tidak berperilaku/tidak bertindak. Perilaku kesehatan

seseorang atau masyarakat ditentukan oleh pemikiran dan perasaan seseorang,

adanya orang lain yang dijadikan referensi dan sumber-sumber atau fasilitas-

fasilitas yang dapat mendukung perilaku dan kesehatan masyarakat.7

1.2 Permasalahan

Persepsi merupakan proses interpretasi seseorang terhadap suatu informasi

atau pesan. Persepsi terhadap mutu pelayanan seseorang tidak sama,hal ini dapat

disebabkan oleh pengalaman, nilai-nilai dan faktor lingkungan. Persepsi terhadap

mutu pelayanan posyandu akan mempengaruhi perilaku klien untuk datang ke

posyandu. Sejauh pengetahuan peneliti belum ada penelitian yang membuktikan

bahwa ada hubungan antara persepsi klien terhadap mutu pelayanan posyandu

dengan tingkat kunjungan ke posyandu. Berdasarkan hal tersebut, peneliti

Page 5: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

5

membuat rumusan masalah mengenai “apakah ada hubungan antara persepsi klien

terhadap mutu pelayanan posyandu dengan tingkat kunjungan ke posyandu”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui adakah hubungan antara persepsi klien terhadap mutu

pelayanan posyandu dengan tingkat kunjungan ke posyandu.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran persepsi klien terhadap mutu pelayanan

posyandu.

b. Untuk mengetahui gambaran tingkat kunjungan klien ke posyandu.

c. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi klien terhadap mutu pelayanan

posyandu dengan tingkat kunjungan ke posyandu.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi posyandu

Sebagai masukan bagi kader posyandu dalam meningkatkan mutu pelayanan

posyandu.

1.4.2 Bagi peneliti

a. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam pembelajaran

mengenai mutu pelayanan posyandu.

b. Untuk menerapkan dan memanfaatkan pengetahuan peneliti dalam membuat

penelitian.

Page 6: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

6

1.4.3 Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

1.5 Orisinalitas

Judul Penelitian/ Peneliti/Tahun Desain Hasil1. “Hubungan Persepsi Pasien

Tentang Kualitas Pelayanan dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang” oleh Ika Puspita tahun 2009.14

2. “Hubungan Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Dokter Terhadap Loyalitas Pasien Di Poliklinik Umum Instansi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang” oleh Putri Asmita W. tahun 2008.15

Kuantitatif

Kuantitatif

Dengan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p Value adalah 0.000 yang berarti p Value < 0,05, menunjukkan ada hubungan antara:a. Persepsi pasien tentang

reliability dengan citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.

b. Persepsi pasien tentang attitudes dengan citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.

c. Persepsi pasien tentang accessibility dengan citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.

d. Persepsi pasien tentang service recovery dengan citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.

e. Persepsi pasien tentang serviscape dengan citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.

Dengan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p-value = 0,0001 (p< 0,05), menunjukkan ada hubungan antara:a. Persepsi pasien tentang

ketrampilan teknis medis dokter dengan loyalitas pasien.

b. Persepsi pasien tentang mutu pelayanan sikap dokter dengan loyalitas pasien.

c. Persepsi pasien tentang mutu pelayanan penyampaian informasi dengan loyalitas

Page 7: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

7

pasien.d. Persepsi pasien tentang

ketepatan waktu pelayanan dokter dengan loyalitas pasien.

e. Persepsi pasien tentang mutu pelayanan ketersediaan waktu konsultasi dengan loyalitas pasien.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penilitian-penelitian di atas

adalah:

1. Variabel yang diteliti berbeda dengan penelitian sebelumnya. Variabel yang

akan diteliti adalah persepsi klien terhadap mutu pelayanan posyandu dan

tingkat kunjungan klien ke posyandu.

2. Tempat dan waktu penelitian berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Peneliti sebelumnya meneliti di Rumah Sakit dengan sasaran pasien yang

berobat ke Rumah Sakit dimana pasien mengeluarkan biaya setelah

mendapatkan pelayanan kesehatan. Sedangkan penelitian ini dilakukan di

posyandu dengan sasaran ibu hamil, ibu yang memiliki balita dan pasangan

usia subur yang berkunjung ke posyandu dimana para responden tidak perlu

mengeluarkan biaya setelah mendapatkan pelayanan kesehatan. Dilihat dari

kelengkapan fasilitas, Rumah Sakit memiliki fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap, sedangkan posyandu hanya memiliki beberapa fasilitas kesehatan

sederhana.

Page 8: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Posyandu

2.1.1 Definisi Posyandu

Posyandu adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh, dari, dan untuk

masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak pada khususnya.1 Posyandu

merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yaang dilaksanakan oleh, dari,

dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan

kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan balita.11

Penulis lain menyatakan posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya

Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan, guna memberdayakan mayarakat dan memberikan

kemudahan pada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.4 Menurut Buku Pintar

Kader Posyandu, posyandu merupakan wadah titik temu antara pelayanan

profesional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam

menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan

angka kematian bayi dan angka kelahiran.3

2.1.2 Tujuan Posyandu

Tujuan penyelenggaraan posyandu adalah:18

Page 9: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

9

Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu

hamil, melahirkan dan nifas).

Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).

Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencan (KB) serta

kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat

sejahtera.

Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,

Gerakan Kesehatan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta secara aktif

meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi, balita dan keluarga

serta mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita.

2.1.3 Sasaran Posyandu

Sasaran posyandu adalah semua anggota masyarakat yang membutuhkan

pelayanan kesehatan dasar yang ada di posyansu, terutama bayi dan balita, ibu

hamil, nifas, menyusui dan pasangan usia subur.1,3,11

2.1.4 Manfaat Posyandu

Bagi masyarakat1,11

- Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan

kesehatan anak balitanya dan ibu.

- Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita Gizi

Kurang atau Gizi Buruk.

Page 10: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

10

- Bayi dan balita mendapatkan Kapsul Vitamin A.

- Bayi memperoleh Imunisasi lengkap.

- Ibu hamil juga akan terpantau berat badannya dan memperoleh Tablet

Tambahan Darah serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

- Ibu nifas Memperoleh Kapsul Vitamin A dan Tablet Tambah Darah.

- Memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan

ibu dan anak.

Bagi kader posyandu4

- Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait

dengan penurunan AKI dan AKB.

- Dapat mewujudkan aktualisasi diri dalam membantu masyarakat

menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan

AKB.

Bagi Puskesmas4

- Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat

pelayanan kesehatan srata pertama.

- Dapat lebih sepesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

kesehatan sesuai kondisi tempat.

- Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian

pelayanan secara terpadu.

2.1.5 Kader Posyandu

Page 11: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

11

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk

masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Sehingga

seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan

sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan

posyandu. Seorang warga masyarakat dapat diangkat menjadi seorang kader

posyandu apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:1

Dapat membaca dan menulis.

Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.

Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.

Mempunyai waktu yang cukup.

Bertempat tinggal di wilayah posyandu.

Berpenampilan ramah dan simpatik.

Mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu.

Penulis lain menyatakan, kader posyandu dipilih oleh pengurus posyandu

dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk

menyelenggarakan kegiatan posyandu. Kader posyandu menyelenggarakan

kegiatan posyandu secara sukarela. Kriteria kader posyandu antara lain sebagai

berikut:4

Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.

Dapat membaca dan menulis huruf latin.

Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat.

Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang.

2.1.6 Pelayanan Posyandu

Page 12: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

12

Pelaksanaan kegiatan di posyandu dikenal dengan nama “sistem 5 meja”,

dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kegiatan khusus. Sistem 5

meja tersebut tidak berarti bahwa posyandu harus memiliki 5 buah meja untuk

pelaksanaannya, tetapi kegiatan posyandu tersebut harus mencangkup 5 pokok

kegiatan:1,4,11

- Meja 1 pendaftaran balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

- Meja 2 penimbangan balita.

- Meja 3 pencatatan hasil penimbangan.

- Meja 4 penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu

menyusui.

- Meja 5 pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit.

2.1.7 Jenjang Posyandu

Jenjang posyandu dikelompokkan menjadi 4:1,3,4

Posyandu Pratama (warna merah)

Posyandu Pratama memiliki ciri-ciri:

- Kegiatan belum mantap

- Kegiatan belum rutin

- Jumlah kader terbatas

Posyandu Madya (warna kuning)

Posyandu Madya memiliki ciri-ciri:

- Kegiatan lebih teratur

- Jumlah kader 5 (lima) orang

Posyandu Purnama (warna hijau)

Page 13: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

13

Posyandu Purnama memiliki ciri-ciri:

- Kegiatan sudah teratur

- Cakupan program/kegiatannya baik

- Jumlah kader 5 (lima) orang

- Mempunyai program tambahan

Posyandu Mandiri (warna biru)

Posyandu Mandiri memiliki ciri-ciri:

- Kegiatan secara teratur dan mantap

- Cakupan program/kegiatannya baik

- Memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap

2.2 Mutu Pelayanan Kesehatan

2.2.1 Definisi Mutu

Mutu adalah faktor keputusan mendasar dari pelanggan. Mutu adalah

gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan. Avedis

Donabedian (1980) mengatakan, mutu adalah suatu sifat yang dimiliki dan

merupakan suatu keputusan terhadap unit pelayanan tertentu dan bahwa pelayanan

dibagi ke dalam paling sedikit dua bagian; teknik dan interpersonal.6

Mutu pelayanan kesehatan adalah hasil akhir (outcome) dari interaksi dan

ketergantungan antara berbagai aspek, komponen atau unsur organisasi pelayanan

kesehatan sebagai suatu sistem. Milton I Roemer mengatakan, mutu pelayanan

kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai (yang berhubungan dengan

standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat

Page 14: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

14

memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah

mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan,

ketidakmampuan dan kekurangan gizi. Mutu merupakan fokus sentral dari tiap

upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan. Ditinjau dari beberapa sudut

pandang, menurut pasien dan masyarakat, mutu pelayanan berarti suatu empathi,

respek dan tanggap akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan

mereka, diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung.6

2.2.2 Dimensi Mutu

Dimensi mutu tepat untuk pelayanan klinis maupun manajemen untuk

mendukung pelayanan kesehatan. Ada delapan dimensi mutu, yaitu:6

1. Kompetensi teknis

Kompetensi teknis terkait dengan keterampilan, kemampuan dan

penampilan petugas, manajer, dan staf pendukung. Kompetensi teknis

berhubungan dengan bagaimana cara petugas mengikuti standar pelayanan yang

telah ditetapkan dalam hal: dapat dipertanggungjawabkan atau diandalkan

(dependability), ketepatan (accuracy), ketahanan uji (reliability) dan konsistensi

(consistency).

2. Akses terhadap pelayanan

Akses berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan

geografis, sosial, ekonomi, budaya, organisasi atau hambatan bahasa.

3. Efektifitas

Page 15: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

15

Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektifitas yang menyangkut

norma pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis sesuai standar yang ada.

4. Hubungan antar manusia

Ddimensi hubungan antar manusia berkaitan dengan interaksi antara petugas

kesehatan dan pasien, manajer dan petugas, dan antara tim kesehatan dengan

masyarakat. Hubungan antar manusia yang baik menanamkan kepercayaan dan

kredibilitas dengan cara: menghargai, menjaga rahasia, menghormati, responsif,

dan memberikan perhatian. Mendengarkan keluhan dan berkomunikasi secara

efektif juga penting.

5. Efisiensi

Efisiensi pelayanan kesehatan merupakan dimensi yang penting dari mutu

karena efisiensi akan mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apalagi sumber

daya pelayanan kesehatan pada umumnya terbatas. Pelayanan yang efisien akan

memberikan perhatian yang optimal daripada memaksimalkan pelayanan kepada

pasien dan masyarakat. Petugas akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan

sumberdaya yang dimiliki.

6. Kelangsungan pelayanan

Kelangsungan pelayana berarti klien akan menerima pelayanan yang

lengkap yang dibutuhkan tabpa interupsi, berhenti atau mengulangi diagnosa dan

terapi yang tidak perlu. Klien harus mempunyai akses terhadap pelayanan rutin

dan preventif yang diberikan oleh petugas kesehatan yang mengetahui riwayat

penyakitnya.

7. Keamanan

Page 16: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

16

Sebagai salah satu dimensi dari mutu, keamanan (safety) berarti mengurangi

resiko cedera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang berkaitan dengan

pelayanan. Keamanan pelayanan melibatkan petugas dan pasien.

8. Kenyamanan, Kenikmatan

Keramahan/kenikmatan (amenities) berkaitan dengan kesehatan yang tidak

berhubungan langsung dengan klinis, tetaapi dapat mempengaruhi kepuasan

pasien dan bersedianya untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh

pelayanan kesehatan berikutnya. Amenities juga penting karena dapat

mempengaruhi kepercayaan pasien dalam pelayanan kesehatan.

Menurut Parasuman, Zeithaml, dan Berry (1985), terdapat sepuluh dimensi

pokok kualitas pelayanan:9

1. Reliability

Mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja (performance) dan

kemampuan untuk dipercaya (dependability). Hal ini berarti organisasi jasa

kesehatan memberikan jasanya secara terpat semenjak saat pertama (right the

firsttime). Selain itu juga memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya

sesuai dengan jadwal yang disepakati.

2. Responsivenes

Yaitu kemauan atau kesiapan para karyawan untuk memberikan jasa yang

dibutuhkan pelanggan.

3. Competence

Page 17: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

17

Artinya setiap orang dalam suatu organisasi kesehatan memiliki

keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasan

tertentu.

4. Access

Meliputi kemudahan untuk dihubungkan dan ditemui. Hal ini berarti lokasi

fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu yang tidak terlalu lama,

saluran komunikasi organisasi mudah dihubungi, dan lain-lain.

5. Courtesy

Meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian, keramahan yang dimiliki

para contact personnel (seperti resepsionis, petugas pendaftaran, kasir, operator

telepon, dan lain-lain).

6. Communication

Artinya memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa yang dapat

mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan.

7. Credibility

Yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama

organisasi pelayanan kesehatan, reputasi, karakteristik pribadi contact personnal,

dan interaksi dengan pelanggan.

8. Security

Yaitu aman dari bahaya, risiko, atau keragu-raguan. Aspek ini meliputi

keamanan secara fisik, keamanan financial, dan kerahasiaan.

9. Understanding/Knowing the customer

Page 18: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

18

Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupa memahami pelanggan dan

kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual, dan mengenal

pelanggan reguler.

10. Tangibles

Yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang

dipergunakan.

2.2.3 Penilaian Mutu

Hubungan mutu dan aspek-aspek dalam pelayanan kesehatan dan cara-cara

peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat melalui pendekatan institusional

atau individu. Pada umumnya meningkatkan mutu pelayanan ada dua cara:6

Meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya, tenaga kerja, biaya,

peralatan, perlengkapan dan material yang diperlukan dengan menggunakan

teknologi tinggi atau dengan kata lain meningkatkan input atau struktur,

namun cara ini mahal.

Memperbaiki metode atau penerapan teknologi yang dipergunakan dalam

kegiatan pelayanan, hal ini berarti memperbaiki proses pelayanan organisasi

pelayanan kesehatan.

.2.4 Manajemen Mutu

Manajemen mutu harus meliputi kegiatan-kegiatan:13

Sistem untuk memberlakukan standar profesional, baik dari sudut tingkah

laku, organisasi serta penilaian kegiatan sehari-hari.

Page 19: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

19

Sistem pengamatan agar pelayanan selalu diberikan sesuai standar dan

dedikasi bila terdapat penyimpangan.

Sistem untuk senantiasa menunjang berlakunya standar profesional.

2.3 Persepsi

2.3.1 Definisi Persepsi

Persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi dengan sangat cepat dan

kadang tidak kita sadari, di mana kita dapat mengenali stimulus yang kita terima.

Robbin (2003) mendefinisikan persepsi sebagai proses di mana seseorang

mendefenisikan dan menginterpretasikan sensasi yang dirasakan dengan tujuan

untuk memberi makna terhadap lingkungannya.8

Walupun proses mulai dari rangsangan fisik hingga interpretasi terjadi

cepat, namun untuk mempelajari persepsi kita dapat membaginya menjadi dua

bagian besar yaitu: proses sensasi atau merasakan (sensation) yang menyangkut

proses sensoris dan proses persepsi yang menyangkut interpretasi kita terhadap

objek yang kita lihat atau kita dengar atau kita rasakan.8

Persepsi merupakan hal yang empiris dalam artian bahwa hal tersebut

didasarkan pengalaman masa lalu. Persepsi didefinisikan sebagai proses di mana

seorang memilih, mengorganisasikan dan memberikan arti kepada stimulus

lingkungan. Persepsi melibatkan kognisi (pengetahuan). Oleh karena itu, persepsi

merupakan interpretasi dari objek, simbol, dan orang yang didasarkan pada

pengalaman kita. Dengan kata lain, persepsi menangkap stimulus,

mengorganisasikan stimulus, dan menterjemahkan atau menginterpretasikan

Page 20: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

20

stimulus yang terorganisir untuk mempengaruhi perilaku dan pembentukan

sikap.12

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus dapat masuk dalam

rentang perhatian kita. Faktor penyebab ini dapat kita bagi menjadi dua bagian

yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang

melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat

pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut.8

1. Faktor eksternal

a) Kontras: cara termudah untuk menarik perhatian adalah dengan membuat

kontras baik pada warna, ukuran, bentuk dan gerakan.

Kontras warna: jika kita naik gunung maka kita dianjurkan

menggunakan jaket warna jingga. Hal ini untuk memudahkan pencarian

jika kita tersesat di gunung. Warna jingga yang kontras dengan warna

hijau di sekelilingnya akan lebih cepat menarik perhatian kita.

Kontras ukuran: cara ini banyak dilakukan oleh perusahaan iklan, di

mana mereka akan membuat papan iklan yang besar sekali (balihoo)

seperti yang dilakukan iklan-iklan rokok.

Kontras bentuk: di antara kumpulan orang yang kurus-kurus maka kita

akan cepat menjadi perhatian orang jika kita berbadan gemuk.

Kontras gerakan: gerakan akan menarik perhatian kita jika benda-benda

lainnya diam. Misalnya jika pada saat kuliah ada seorang mahasiswa

Page 21: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

21

yang terkantuk-kantuk dan kepalanya terayun-ayun, maka dosen pasti

dengan cepat memperhatikan mahasiswa ini dan menegurnya.

b) Perubahan intensitas: suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau

cahaya yang berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian kita.

Misalnya iklan dengan suara yang tiba-tiba menjadi keras akan lebih

menarik perhatian kita.

c) Pengulangan (repetition): iklan yang diulang-ulang akan lebih menarik

perhatian kita, walaupun sering kali kita merasa jengkel dibuatnya.

Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut tidak

masuk dalam rentang perhatian kita, maka akhirnya akan mendaapat

perhatian kita.

d) Sesuatu yang baru (novelty): suatu stimulus yang baru akan lebih menarik

perhatian kita daripada sesuatu yang telah kita ketahui. Misalnya: muncul

suatu cara terapi yang baru, di mana seseorang akan dimasukkan dalam

kapsul dan akan dipijat melalui alat, maka orang akan tertarik daripada

melihat alat pemijat yang kontrovesional.

e) Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak: suatu stimulus yang

menjadi perhatian orang banyak akan menarik perhatian kita.

2. Faktor internal

Faktor internal yang ada pada seseorang akan mempengaruhi bagaimana

seseorang menginterpretasikan stimulus yang dilihatnya. Itu sebabnya stimulus

yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda. Atau ibarat pepatah yang

mengatakan rambut sama hitam, pendapat dapat berbeda.

Page 22: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

22

Adapun faktor internal yaitu:

a) Pengalaman/pengetahuan: pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki

seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam

menginterpretasikan stimulus yang kita peroleh. Pengalaman masa lalu atau

apa yang telah kita pelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan

interpretasi.

b) Harapan atau expectation: harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi

persepsi terhadap stimulus.

c) Kebutuhan: kebutuhan akan menyebabkan stimulus tersebut dapat masuk

dalam rentang perhatian kita dan kebutuhan ini akan menyebabkan kita

menginterpretasikan stimulus secara berbeda.

d) Motivasi: motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. Jika seseorang

yang termotivasi untuk menjaga kesehatannya akan menginterpretasikan

rokok sebagai sesuatu yang negatif.

e) Emosi: emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus

yang ada. Seorang yang jatuh cinta merupakan contoh klasik yang bagus.

Jika kita sedang jatuh cinta maka semua akan kita persepsikan serba indah.

f) Budaya: seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan

menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda,

namun akan mempersepsikan orang-orang di luar kelompoknya sebagai

sama saja.

Page 23: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

23

2.4 Kerangka Teori

Kerangka Teori

Kunjungan klien:1

Kunjungan ibu yang memiliki balita

Mutu pelayanan:9

1. Reliability 6. Communication2. Responsivenes 7. Credibility3. Competence 8. Security4. Access 9. Understanding/Knowing the Customer5. Courtesy 10. Tangibles

Persepsi dibagi menjadi 2 bagian yaitu:8

1. Sensasi2. Interpretasi

Page 24: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

24

2.5 Kerangka Konsep

Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

2.6 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ada hubungan antara persepsi klien terhadap mutu pelayanan Posyandu

dengan tingkat kunjungan ke Posyandu.

Persepsi terhadap mutu pelayanan ditinjau dari:

1. Reliability 6. Communication2. Competence 7. Crecibility3. Access 8. Security4. Courtesy 9. Responsivenes5. Tangibles 10. Understanding/

Knowingthe Customer

Tingkat kunjungan klien ke posyandu:

- Kunjungan ibu hamil dan ibu yang memiliki balita ke posyandu.

Page 25: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan metode observasi studi cross

sectional dengan menggunakan data primer dan sekunder untuk mengetahui

hubungan antara persepsi klien terhadap mutu pelayanan posyandu dengan tingkat

kunjungan ke posyandu. Data primer diambil dengan menggunakan kuesioner

kepada responden yang terpilih sebagai sampel yang berisi pernyataan dan pilihan

jawaban yang telah disiapkan, dan data sekunder diperoleh dari posyandu.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di posyandu-posyandu Kelurahan Simpang

Baru. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 15. September. 2011 – 25.

Oktober. 2011.

3.3 Populasi Penelitian

1. Populasi target: ibu-ibu yang memiliki balita di Kelurahan Simpang Baru.

2. Populasi terjangkau: ibu-ibu yang memiliki balita yang berkunjung ke

posyandu.

25

Page 26: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

26

3.4 Sampel dan Cara pengambilan Sampel

Sampel penelitian adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria

inklusi. Cara pengambilan sampel melalui probability sampling dengan jenis

randomization sampling.

3.5 Besar Sampel

Untuk mencari besar sampel pada penelitian ini dapat menggunakan

penghitungan dengan rumus sebagai berikut:

n= N

1+N (d)2

Keterangan:

n : sapel awal

N : jumlah populasi

d : batas kemaknaan digunakan 10%

Jumlah sapel yang diambil dari populasi terjangkau adalah sebanyak 100

responden yang terdiri dari ibu yang memiliki balita (usia balita 12-60 bulan).

3.6 Pengelolaan Data dan Analisa Data

3.6.1 Pengumpulan Data

Data primer diambil dengan menggunakan kuesioner kepada responden

yang terpilih sebagai sampel yang berisi pernyataan dan pilihan jawaban yang

telah disiapkan, dan data sekunder yang diperoleh dari posyandu.

Page 27: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

27

3.6.2 Pengolahan Data

Setelah kuesioner terisi dan dikumpulkan dilakukan verifikasi data,

pengeditan dan coding jawaban pernyataan. Data lalu dimasukkan dan diolah

dengan menggunakan program statistik.

3.6.3 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang

distribusi frekuensi responden. Analisis ini digunkan untuk memperoleh gambaran

pada masing-masing variabel yang meliputi reliability, responsivenes,

competence, access, courtesy, communication, credibility, security,

Understanding/Knowing the customer dan tangibles.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen. Uji statistik yang digunakan yaitu

spearman rank.

3.7 Variabel dan Definisi Operasional

3.7.1 Variabel

Variabel bebas: persepsi mutu pelayanan

Variabel terikat: tingkat kunjungan

Page 28: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

28

3.7.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Sekala Ukur

Aspek pengukuran

1.

2..

Persepsi mutu pelayanan

Kunjungan ke Posyandu

Proses sensasi dan interpretasi seseorang terhadap mutu pelayanan posyandu.

Datangnya ibu balita ke posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Ordinal

Ordinal

- Sangat puas (SP)- Puas (P)- Biasa saja (B)- Tidak puas (TP)- Sangat tidak puas (STP)

- Aktif:8-12x/tahun

- Kurang aktif:< 8 x/tahun

3.8 Metode Pengumpulan Data

3.8.1 Instrumen

1. Kuesioner

Daftar pertanyaan-pertanyaan kepada klien tentang mutu pelayanan

posyandu.

2. Laporan register posyandu

Suatu data pencatatan kunjungan klien ke posyandu.

Page 29: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 05-27 Oktober 2011 di posyandu-

posyandu Kelurahan Simpang Baru. Kelurahan Simpang Baru terletak di

Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru – Riau.

Kelurahan Simpang Baru memiliki 15 posyandu, yaitu posyandu Markisa,

Sakinah, Kemiri, Belahan Hati, Apel, Murbai 1, Kasturi, Raflesia, Delima,

Lancang Kuning, Murbai 2, Nenas, Strawberi, Manggis, dan Mangga. Penelitian

ini mengambil batasan usia anak mulai dari 12-60 bulan, dan yang menjadi

respondennya adalah ibu anak tersebut.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisi

univariat dan analisis bivariat

4.2 Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini yaitu ibu-ibu yang memiliki balita dengan

usia balita 12-60 bulan.

4.3 Analisis Univariat

4.3.1 Distribusi Jawaban Responden Tentang Persepsi

Distribusi persepsi responden dapat dilihat dengan kuesioner melalui

wawancara. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

29

Page 30: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

30

Tabel 4.1. Persepsi Responden

No. Pernyataan PersepsiSP P B TP STP

1.2.

3.

4.

5.6.7.

8.

9.10.

11.12.

13.

Posyandu dilaksanakan tepat waktu.Petugas posyandu dapat mengoperasikan peralatan yang tersedia.Petugas posyandu tau cara mengukur, menimbang dan menuliskan data di KMS.Jarak tempuh antara tempat tinggal dengan tempat posyandu berdekatan.Jalan menuju ke posyandu mudah ditempuh.Petugas posyandu ramah.Petugas posyandu mampu mejelaskan pertanyaan.Petugas posyandu memberikan informasi dengan jelas.Pelayanan posyandu tidak dipungut biaya.Makanan yang disediakan layak untuk dikonsumsi dan tinggi nutrisi.Lokasi posyandu bersih dan rapi.Petugas posyandu berjumlah lima orang atau lebih.Peralatan yang tersedia dapat digunakan dengan baik.

2111

16

17

192113

13

1710

1312

8

7677

73

71

717176

81

7479

7581

79

311

10

8

879

6

910

125

11

01

1

4

212

0

01

02

2

00

0

0

000

0

00

00

0

Keterangan

% : persen B : biasa saja

SP : sangat puas TP : tidak puas

P : puas STP : sangat tidak puas

Berdasarkan tabel 4.1 sebagian besar responden berpendapat puas,

sedangkan yang berpendapat sangat tidak puas tidak ada.

4.3.2 Frekuensi Kunjungan Responden

Frekuensi kunjungan responden ke posyandu di Kelurahan Simpang Baru

seluruhnya aktif (100%).

Page 31: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

31

4.4 Analisi Bivariat

Tabel 4.2 Hubungan antara persepsi klien terhadap mutu pelayanandengan tingkat kunjungan

Persepsi Klien Terhadap Mutu Pelayanan

Tingkat Kunjungan RespondenAktif Kurang Aktif

SPPBTP

STPTotal

2871100

100

000000

r = 0,15 , p = 0,953

Tabel 4.2 menunjukan tidak terdapat hubungan antara persepsi klien

terhadap mutu pelayanan di posyandu dengan tingkat kunjungan ke posyandu.

Page 32: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

32

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

menyatakan puas terhadap pelayanan posyandu di Kelurahan Simpang Baru.

Dengan tingkat kunjungan 100% aktif. Hal ini dikarenakan jarak tempat tinggal

dengan posyandu tidak jauh, hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh

Lawrence Green bahwa faktor lingkungan fisik/letak geografis berpengaruh

terhadap tingkat kunjungan.7

Secara umum dirumuskan bahwa batasan pelayanan kesehatan yang

bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa

sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya

sesuai kode etik dan standar yang telah ditetapkan.6

Mutu pelayanan kesehatan dapat semata-mata dimaksudkan adalah dari

aspek teknis medis yang hanya berhubungan langsung antara pelayanan medis dan

pasien saja, atau mutu kesehatan dari sudut pandang sosial dan sistem pelayanan

kesehatan secara keseluruhan, termasuk akibat-akibat manajemen administrasi,

keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan lainnya.6

Mutu pelayanan oleh seorang kader kesehatan masyarakat itu tergantung

pada keterampilan dan dedikasi dari masing-masing individu. Namun juga

tergantung pada mutu pelatihan yang pernah didapatnya, pengamatan terhadap

keterampilan mereka dilapangan maupun dukungan kepercayaan yang diberikan

kepada mereka serta jaringan komunikasi yang baik.5

32

Page 33: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

33

Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun mengamati objek

yang sama.7 Pembentukan persepsi seseorang tergantung pada berbagai faktor

yang mempengaruhinya, baik faktor internal seperti: pengalaman, kebutuhan

saat itu, nilai-nilai yang dianut, ekspetasi maupun faktor eksternal seperti:

tampakan produk, sifat-sifat stimulus dan situasi lingkungan.8,10

Pada penelitian ini tidak tedapat hubungan antara persepsi klien terhadap

mutu pelayanan posyandu dengan tingkat kujungan ke posyandu. Menunjukkan

nilai r = 0,15 dengan nilai p = 0,953 (p > 0,05), walaupun persepsi responden puas

atau tidak puas terhadap mutu pelayanan, tingkat kunjungan responden tetap aktif.

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kunjungan ke posyandu

adalah minat ibu. Minat ibu untuk memeriksakan bayinya sangat dipengaruhi oleh

keadaan ibu seperti pengetahuan dan pendidikan ibu.7

Berkunjungnya ibu ke posyandu dikarenakan kesadaran ibu untuk

mendapatkan imunisasi dan memeriksakan kesehatan buah hatinya. Ibu-ibu

berkunjung ke posyandu dikarenakan peralatan dan petugas posyandu cukup

memadai, dan juga bebas biaya.11

Page 34: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

34

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Persepsi responden terhadap mutu pelayanan di posyandu sebagian besar

(71%) responden dalam katagori puas, sedangkan dalam katagori sangat

tidak puas dan tidak puas adalah tidak ada.

2. Tingkat kunjungan ibu balita ke posyandu seluruhnya aktif dengan

persentase 100%.

3. Tidak terdapat hubungan antara persepsi klien terhadap mutu pelayanan.

Saran

1. Meningkatkan kinerja dan kreatifitas kader posyandu.

2. Peningkatan mutu pelayanan posyandu oleh kader posyandu.

34

Page 35: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

35

DAFTAR PUSTAKA

1. Ismawati, S. dkk. Posyandu dan Desa Siaga. Media Book. 2001

2. Departemen Kesehatan RI. Buku Pegangan Kader. Jakarta. 2001

3. Program Perbaikan Gizi masyarakat Kabupaten Kampar Tahun Anggaran

2010. Buku Pintar Kader Posyandu. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 2010

4. Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu. Pedoman Umum Pengelolaan

Posyandu. 2009

5. Departemen Kesehatan RI. Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh

Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga. Jakarta. 2007

6. Wijono, D.Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Teori, Strategi dan

Aplikasi. Airlangga University Press. Surabaya. 2000

7. Notoatmojo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Rineka Cipta. Jakarta.

2007

8. Notoatmojo, S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta.

2005

9. Tjiptono, F. Total Quality Management. Penerbit ANDI. Yogyakarta.2005

10. Prasetijo, R. JJOI.Perilaku Konsumen. Penerbit ANDI. Yogyakarta. 2004

11. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Buku Pegangan Kader.

Jakarta. 2009

12. Ivancevich, M. dkk. Prilaku dan Manajemen Organisasi. Edisi 7. Jilid 1.

Erlangga. Jakarta. 2006

13. Aditama, T. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi 2. UI. Jakarta.

2002

35

Page 36: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

36

LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan pengisian Kuesioner

Saya selaku Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas

Abdurab Pekanbaru :

Nama : Eka Wahyu Santoso

NIM : 08101009

Menyatakan bahwa lembar penjelasan ini bertujuan untuk melakukan

penelitian mengenai “hubungan persepsi klien terhadap mutu pelayanan posyandu

dengan tingkat kunjungan ke posyandu”.

Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan ibu-ibu untuk

berperan sebagai responden. Responden diminta untuk mengisi kuesioner dengan

jujur sesuai petunjuk yang diberikan. Identitas pribadi ibu sebagai responden akan

dirahasiakan dan semua informasi yang berikan hanya akan digunakan untuk

penelitian ini. Pengisian kuesioner ini akan mengambil masa kira-kira 10-15

menit.

Pekanbaru, Agustus 2011

Peneliti

36

Page 37: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

37

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Pengisian Kuesioner

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah membaca penjelasan di atas, saya bersedia ikut berpartisipasi

sebagai salah satu responden dalam penelitian ini dengan kesukarelaan dan

bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

Pekanbaru, Agustus 2011

Responden

( )

Page 38: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

38

Lampiran 3 Lembar Kuesioner

1. Petunjuk Pengisian.

Isilah titik-titik di bawah ini dan berilah tanda cek list (√) atau silang (x) pada

kolom dibawah ini :

A. Identitas Responden

Nama Ibu

Nama (Inisial) :

Alamat :

Usia : Tahun

Pendidikan : SD SLTA

SLTP Perguruan Tinggi

Pekerjaan : Tidak ada/Ibu Rumah Tangga

Petani

PNS/TNI/Polisi

Wiraswasta

Nama Anak

Nama (Inisial) :

Usia : bulan

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Page 39: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

39

KUESIONER

Pilihlah salah satu jawaban di bawah dengan memberi tanda silang (X)

pada nomor jawaban :

1. Posyandu selalu diselenggarakan tepat pada waktunya (sebulan sekali).

a. Sangat puas d. Tidak puas

b. Puas e. Sangat tidak puas

c. Biasa saja (netral)

2. Petugas posyandu dapat menggunakan peralatan yang tersedia di posyandu.

a. Sangat puas d. Tidak puas

b. Puas e. Sangat tidak puas

c. Biasa saja (netral)

3. Petugas posyandu mengerti cara mengukur, menimbang, dan menuliskan hasil

dibuku yang telah tersedia.

a. Sangat puas d. tidak puas

b. Puas e. sangat tidak puas

c. Biasa saja (netral)

4. Jarak tempuh antara tempat tinggal dengan tempat posyandu berdekatan.

a. Sangat puas d. tidak puas

b. Puas e. sangat tidak puas

c. Biasa saja (netral)

5. Jalan dari tempat tinggal menuju tempat posyandu mudah ditempuh.

a. Sangat puas d. tidak puas

b. Puas e. sangat tidak puas

c. Biasa saja (netral)

6. Petugas posyandu selalu menyambut baik kedatangan ibu-ibu yang

menghadiri posyandu.

a. Sangat puas d. tidak puas

b. Puas e. sangat tidak puas

c. Biasa saja (netral)

Page 40: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

40

7. Petugas posyandu mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari klien.

a. Sangat puas d. tidak puas

b. Puas e. sangat tidak puas

c. Biasa saja (netral)

8. Petugas posyandu dapat memberikan informasi dengan jelas dan bahasa yang

mudah dimengerti.

a. Sangat puas d. tidak puas

b. Puas e. sangat tidak puas

c. Biasa saja (netral)

9. Pelayanan posyandu tidak dipungut biaya.

a. Sangat puas d. tidak puas

b. Puas e. sangat tidak puas

c. Biasa saja (netral)

10. Makanan yang disediakan layak dikonsumsi dan tinggi nutrisi.

a. Sangat puas d. tidak puas

b. Puas e. sangat tidak puas

c. Biasa saja (netral)

11. Lokasi diadakannya posyandu bersih dan rapi.

a. Sangat puas d. tidak puas

b. Puas e. sangat tidak puas

c. Biasa saja (netral)

12. Petugas posyandu berjumlah lima orang atau lebih, sehingga dapat melayani

klien dengan baik.

a. Sangat puas d. tidak puas

b. Puas e. sangat tidak puas

c. Biasa saja (netral)

13. Peralatan yang tersedia masih dapat digunakan dengan baik.

a. Sangat puas d. tidak puas

b. Puas e. asangat tidak puas

c. Biasa saja (netral)

14. Dalam setahun, berapa kali ibu berkunjung ke posyandu ?

a. 8-12 kali perbulan b. < 8 kali perbulan

Page 41: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

41

Lampiran 4 Uji Statistik

Uji univariat

Distribusi persepsi responden

Posyandu sebulan sekali

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid B 3 3.0 3.0 3.0

P 76 76.0 76.0 79.0

SP 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Petugas Posyandu mampu menggunakan alat

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TP 1 1.0 1.0 1.0

B 11 11.0 11.0 12.0

P 77 77.0 77.0 89.0

SP 11 11.0 11.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Petugas posyandu mengerti cara menimbang, mengukur, dan menuliskan hasil

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TP 1 1.0 1.0 1.0

B 10 10.0 10.0 11.0

P 73 73.0 73.0 84.0

SP 16 16.0 16.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 42: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

42

Jarak tempuh Posyandu dengan rumah

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TP 4 4.0 4.0 4.0

B 8 8.0 8.0 12.0

P 71 71.0 71.0 83.0

SP 17 17.0 17.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Jalan mudah ditempuh

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TP 2 2.0 2.0 2.0

B 8 8.0 8.0 10.0

P 71 71.0 71.0 81.0

SP 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Petugas Posyandu selalu menyambut baik kedatangan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TP 1 1.0 1.0 1.0

B 7 7.0 7.0 8.0

P 71 71.0 71.0 79.0

SP 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Petugas Posyandu mempu menjawab pertanyaan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TP 2 2.0 2.0 2.0

B 9 9.0 9.0 11.0

P 76 76.0 76.0 87.0

SP 13 13.0 13.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 43: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

43

Petugas Posyandu memberikan informasi dengan jelas

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid B 6 6.0 6.0 6.0

P 81 81.0 81.0 87.0

SP 13 13.0 13.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pelayanan Posyandu tidak dipungut biaya

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid B 9 9.0 9.0 9.0

P 74 74.0 74.0 83.0

SP 17 17.0 17.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Makanan yang disediakan layak dikonsumsi

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TP 1 1.0 1.0 1.0

B 10 10.0 10.0 11.0

P 79 79.0 79.0 90.0

SP 10 10.0 10.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Lokasi Posyandu rapi dan bersih

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid B 12 12.0 12.0 12.0

P 75 75.0 75.0 87.0

SP 13 13.0 13.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 44: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

44

Petugas Posyandu berjumlah 5 orang

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TP 2 2.0 2.0 2.0

B 5 5.0 5.0 7.0

P 81 81.0 81.0 88.0

SP 12 12.0 12.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Peralatan masih layak pakai

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TP 2 2.0 2.0 2.0

B 11 11.0 11.0 13.0

P 79 79.0 79.0 92.0

SP 8 8.0 8.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

persepsi responden terhadap layanan

Valid

B P SP Total

Frequency 1 71 28 100

Percent 1.0 71.0 28.0 100.0

Valid Percent 1.0 71.0 28.0 100.0

Cumulative Percent

1.0 72.0 100.0

tingkat kunjungan responden

Valid

aktif

Frequency 100

Percent 100.0

Valid Percent 100.0

Cumulative Percent

100.0

Page 45: BAB I - VI Eka Wahyu S Editan

45

Uji Bivariat

persepsi responden terhadap layanan * tingkat kunjungan responden Crosstabulation

Count

tingkat kunjungan responden

Totalaktif

persepsi responden terhadap layanan

B 1 1

P 71 71

SP 28 28

Total 100 100

Uji Sperman rank

Correlations

persepsi responden terhadap layanan

tingkat kunjungan responden

Spearman's rho persepsi responden terhadap layanan

Correlation Coefficient

1.000 .15

Sig. (2-tailed) . .953

N 100 100

tingkat kunjungan responden

Correlation Coefficient

.15 1.000

Sig. (2-tailed) .953 .

N 100 100