bab i - vi eka wahyu s editan
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.5
Keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia tidak terlepas dari partisipasi
aktif masyarakat. Salah satu peran aktif masyarakat dan swasta dalam
penyelenggaran upaya kesehatan masyarakat strata pertama diwujudkan melalui
berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri, keluarga sampai dengan upaya
kesehatan yang bersumber masyarakat (UKBM). Upaya kesehatan yang
bersumber masyarakat ini telah dikembangkan, salah satunya adalah posyandu.5
Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka pengembangan
kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia agar dapat membangun dan
menolong dirinya sendiri, sehingga dapat ditingkatkan pembinaannya.1
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh, dan
untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan disuatu wilayah kerja
Puskesmas, di mana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan,
maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat.1 Posyandu
merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang
kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat,
penyelenggaraannya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih di bidang
1
2
kesehatan, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan
pemudi.2,3 Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk
masyarakat, yang bertugas untuk membantu kelancaran pelayanan kesehatan.
Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Sehingga
seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan
sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan
posyandu.1
Dalam keadaan tertentu, terutama di daerah perkotaan, karena kesibukan
yang dimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif
secara sukarela sebagai kader posyandu. Untuk mengatasi kedudukan dan peranan
kader posyandu dapat digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja
secara purna/paruh waktu sebagai kader posyandu dengan mendapatkan imbalan
khusus dari dana yang dikumpulkan oleh dan dari masyarakat.4 Kader kesehatan
mempunyai peran yang besar dalam upaya meningkatkan kemampuan
masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Selain itu peran kader juga ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan
melalui kegiatan yang dilakukan baik di posyandu maupun di luar posyandu.3
Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran organisasi dalam
mencapai produktifitas yang tinggi. Tercapainya kinerja yang baik tidak terlepas
dari kualitas sumber daya manusia yang baik pula. Kinerja merupakan suatu yang
lazim digunakan untuk memantau produktivitas kerja sumber daya manusia baik
yang berorientasi produksi barang, jasa maupun pelayanan.1 Pelayanan kesehatan
yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang.6
3
Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang
berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan.
Mutu pelayanan kesehatan dapat semata-mata dimaksudkan adalah dari aspek
teknis medis yang hanya berhubungan langsung antara pelayanan medis dan pasien
saja, atau mutu kesehatan dari sudut pandang sosial dan sistem pelayanan
kesehatan secara keseluruhan, termasuk akibat-akibat manajemen administrasi,
keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan lainnya.6
Mutu pelayanan oleh seorang kader kesehatan masyarakat itu tergantung
pada keterampilan dan dedikasi dari masing-masing individu. Namun juga
tergantung pada mutu pelatihan yang pernah didapatnya, pengamatan terhadap
keterampilan mereka dilapangan maupun dukungan kepercayaan yang diberikan
kepada mereka serta jaringan komunikasi yang baik.5
Mutu merupakan faktor keputusan mendasar dari dan ditentukan oleh
konsumen. Keputusan konsumen didasarkan pada pengalaman nyata konsumen
terhadap produk atau jasa pelayanan berdasarkan hasil pengukurannya,
harapannya, jasa yang menjanjikan atau tidak, penyadarannya dan
objektifitasnya.9
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Dengan demikian persepsi merupakan gambaran arti atau interprestasi yang
bersifat subjektif, artinya persepsi sangat tergantung pada kemampuan dan keadaan
diri yang bersangkutan.7 Persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi dengan
sangat cepat dan kadang tidak kita sadari, dimana kita dapat mengenali stimulus
yang kita terima. Robin (2003) mendefinisikan persepsi sebagai proses di mana
4
seseorang mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensasi yang dirasakan
dengan tujuan untuk memberi makna terhadap lingkungannya.8 Setiap orang
mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun mengamati objek yang sama.7
Pembentukan persepsi seseorang tergantung pada berbagai faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor internal seperti: pengalaman, kebutuhan saat itu,
nilai-nilai yang dianut dan ekspetasi. Adapun faktor eksternal seperti: tampakan
produk, sifat-sifat stimulus dan situasi lingkungan.8,10
Perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan oleh niat orang
terhadap objek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan dari masyarakat sekitarnya,
ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan, kebebasan dari individu untuk
mengambil keputusan/bertindak, dan situasi yang memungkinkan ia
berprilaku/bertindak atau tidak berperilaku/tidak bertindak. Perilaku kesehatan
seseorang atau masyarakat ditentukan oleh pemikiran dan perasaan seseorang,
adanya orang lain yang dijadikan referensi dan sumber-sumber atau fasilitas-
fasilitas yang dapat mendukung perilaku dan kesehatan masyarakat.7
1.2 Permasalahan
Persepsi merupakan proses interpretasi seseorang terhadap suatu informasi
atau pesan. Persepsi terhadap mutu pelayanan seseorang tidak sama,hal ini dapat
disebabkan oleh pengalaman, nilai-nilai dan faktor lingkungan. Persepsi terhadap
mutu pelayanan posyandu akan mempengaruhi perilaku klien untuk datang ke
posyandu. Sejauh pengetahuan peneliti belum ada penelitian yang membuktikan
bahwa ada hubungan antara persepsi klien terhadap mutu pelayanan posyandu
dengan tingkat kunjungan ke posyandu. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
5
membuat rumusan masalah mengenai “apakah ada hubungan antara persepsi klien
terhadap mutu pelayanan posyandu dengan tingkat kunjungan ke posyandu”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui adakah hubungan antara persepsi klien terhadap mutu
pelayanan posyandu dengan tingkat kunjungan ke posyandu.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran persepsi klien terhadap mutu pelayanan
posyandu.
b. Untuk mengetahui gambaran tingkat kunjungan klien ke posyandu.
c. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi klien terhadap mutu pelayanan
posyandu dengan tingkat kunjungan ke posyandu.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Bagi posyandu
Sebagai masukan bagi kader posyandu dalam meningkatkan mutu pelayanan
posyandu.
1.4.2 Bagi peneliti
a. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam pembelajaran
mengenai mutu pelayanan posyandu.
b. Untuk menerapkan dan memanfaatkan pengetahuan peneliti dalam membuat
penelitian.
6
1.4.3 Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.
1.5 Orisinalitas
Judul Penelitian/ Peneliti/Tahun Desain Hasil1. “Hubungan Persepsi Pasien
Tentang Kualitas Pelayanan dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang” oleh Ika Puspita tahun 2009.14
2. “Hubungan Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Dokter Terhadap Loyalitas Pasien Di Poliklinik Umum Instansi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang” oleh Putri Asmita W. tahun 2008.15
Kuantitatif
Kuantitatif
Dengan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p Value adalah 0.000 yang berarti p Value < 0,05, menunjukkan ada hubungan antara:a. Persepsi pasien tentang
reliability dengan citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.
b. Persepsi pasien tentang attitudes dengan citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.
c. Persepsi pasien tentang accessibility dengan citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.
d. Persepsi pasien tentang service recovery dengan citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.
e. Persepsi pasien tentang serviscape dengan citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.
Dengan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p-value = 0,0001 (p< 0,05), menunjukkan ada hubungan antara:a. Persepsi pasien tentang
ketrampilan teknis medis dokter dengan loyalitas pasien.
b. Persepsi pasien tentang mutu pelayanan sikap dokter dengan loyalitas pasien.
c. Persepsi pasien tentang mutu pelayanan penyampaian informasi dengan loyalitas
7
pasien.d. Persepsi pasien tentang
ketepatan waktu pelayanan dokter dengan loyalitas pasien.
e. Persepsi pasien tentang mutu pelayanan ketersediaan waktu konsultasi dengan loyalitas pasien.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penilitian-penelitian di atas
adalah:
1. Variabel yang diteliti berbeda dengan penelitian sebelumnya. Variabel yang
akan diteliti adalah persepsi klien terhadap mutu pelayanan posyandu dan
tingkat kunjungan klien ke posyandu.
2. Tempat dan waktu penelitian berbeda dengan penelitian sebelumnya.
Peneliti sebelumnya meneliti di Rumah Sakit dengan sasaran pasien yang
berobat ke Rumah Sakit dimana pasien mengeluarkan biaya setelah
mendapatkan pelayanan kesehatan. Sedangkan penelitian ini dilakukan di
posyandu dengan sasaran ibu hamil, ibu yang memiliki balita dan pasangan
usia subur yang berkunjung ke posyandu dimana para responden tidak perlu
mengeluarkan biaya setelah mendapatkan pelayanan kesehatan. Dilihat dari
kelengkapan fasilitas, Rumah Sakit memiliki fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap, sedangkan posyandu hanya memiliki beberapa fasilitas kesehatan
sederhana.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Posyandu
2.1.1 Definisi Posyandu
Posyandu adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh, dari, dan untuk
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak pada khususnya.1 Posyandu
merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yaang dilaksanakan oleh, dari,
dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan balita.11
Penulis lain menyatakan posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan mayarakat dan memberikan
kemudahan pada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.4 Menurut Buku Pintar
Kader Posyandu, posyandu merupakan wadah titik temu antara pelayanan
profesional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan
angka kematian bayi dan angka kelahiran.3
2.1.2 Tujuan Posyandu
Tujuan penyelenggaraan posyandu adalah:18
9
Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu
hamil, melahirkan dan nifas).
Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencan (KB) serta
kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera.
Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Kesehatan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta secara aktif
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi, balita dan keluarga
serta mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita.
2.1.3 Sasaran Posyandu
Sasaran posyandu adalah semua anggota masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan dasar yang ada di posyansu, terutama bayi dan balita, ibu
hamil, nifas, menyusui dan pasangan usia subur.1,3,11
2.1.4 Manfaat Posyandu
Bagi masyarakat1,11
- Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan anak balitanya dan ibu.
- Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita Gizi
Kurang atau Gizi Buruk.
10
- Bayi dan balita mendapatkan Kapsul Vitamin A.
- Bayi memperoleh Imunisasi lengkap.
- Ibu hamil juga akan terpantau berat badannya dan memperoleh Tablet
Tambahan Darah serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
- Ibu nifas Memperoleh Kapsul Vitamin A dan Tablet Tambah Darah.
- Memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan
ibu dan anak.
Bagi kader posyandu4
- Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait
dengan penurunan AKI dan AKB.
- Dapat mewujudkan aktualisasi diri dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan
AKB.
Bagi Puskesmas4
- Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat
pelayanan kesehatan srata pertama.
- Dapat lebih sepesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan sesuai kondisi tempat.
- Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian
pelayanan secara terpadu.
2.1.5 Kader Posyandu
11
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk
masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Sehingga
seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan
sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan
posyandu. Seorang warga masyarakat dapat diangkat menjadi seorang kader
posyandu apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:1
Dapat membaca dan menulis.
Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.
Mempunyai waktu yang cukup.
Bertempat tinggal di wilayah posyandu.
Berpenampilan ramah dan simpatik.
Mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu.
Penulis lain menyatakan, kader posyandu dipilih oleh pengurus posyandu
dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk
menyelenggarakan kegiatan posyandu. Kader posyandu menyelenggarakan
kegiatan posyandu secara sukarela. Kriteria kader posyandu antara lain sebagai
berikut:4
Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.
Dapat membaca dan menulis huruf latin.
Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat.
Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang.
2.1.6 Pelayanan Posyandu
12
Pelaksanaan kegiatan di posyandu dikenal dengan nama “sistem 5 meja”,
dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kegiatan khusus. Sistem 5
meja tersebut tidak berarti bahwa posyandu harus memiliki 5 buah meja untuk
pelaksanaannya, tetapi kegiatan posyandu tersebut harus mencangkup 5 pokok
kegiatan:1,4,11
- Meja 1 pendaftaran balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
- Meja 2 penimbangan balita.
- Meja 3 pencatatan hasil penimbangan.
- Meja 4 penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu
menyusui.
- Meja 5 pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit.
2.1.7 Jenjang Posyandu
Jenjang posyandu dikelompokkan menjadi 4:1,3,4
Posyandu Pratama (warna merah)
Posyandu Pratama memiliki ciri-ciri:
- Kegiatan belum mantap
- Kegiatan belum rutin
- Jumlah kader terbatas
Posyandu Madya (warna kuning)
Posyandu Madya memiliki ciri-ciri:
- Kegiatan lebih teratur
- Jumlah kader 5 (lima) orang
Posyandu Purnama (warna hijau)
13
Posyandu Purnama memiliki ciri-ciri:
- Kegiatan sudah teratur
- Cakupan program/kegiatannya baik
- Jumlah kader 5 (lima) orang
- Mempunyai program tambahan
Posyandu Mandiri (warna biru)
Posyandu Mandiri memiliki ciri-ciri:
- Kegiatan secara teratur dan mantap
- Cakupan program/kegiatannya baik
- Memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap
2.2 Mutu Pelayanan Kesehatan
2.2.1 Definisi Mutu
Mutu adalah faktor keputusan mendasar dari pelanggan. Mutu adalah
gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan. Avedis
Donabedian (1980) mengatakan, mutu adalah suatu sifat yang dimiliki dan
merupakan suatu keputusan terhadap unit pelayanan tertentu dan bahwa pelayanan
dibagi ke dalam paling sedikit dua bagian; teknik dan interpersonal.6
Mutu pelayanan kesehatan adalah hasil akhir (outcome) dari interaksi dan
ketergantungan antara berbagai aspek, komponen atau unsur organisasi pelayanan
kesehatan sebagai suatu sistem. Milton I Roemer mengatakan, mutu pelayanan
kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai (yang berhubungan dengan
standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat
14
memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan,
ketidakmampuan dan kekurangan gizi. Mutu merupakan fokus sentral dari tiap
upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan. Ditinjau dari beberapa sudut
pandang, menurut pasien dan masyarakat, mutu pelayanan berarti suatu empathi,
respek dan tanggap akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan
mereka, diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung.6
2.2.2 Dimensi Mutu
Dimensi mutu tepat untuk pelayanan klinis maupun manajemen untuk
mendukung pelayanan kesehatan. Ada delapan dimensi mutu, yaitu:6
1. Kompetensi teknis
Kompetensi teknis terkait dengan keterampilan, kemampuan dan
penampilan petugas, manajer, dan staf pendukung. Kompetensi teknis
berhubungan dengan bagaimana cara petugas mengikuti standar pelayanan yang
telah ditetapkan dalam hal: dapat dipertanggungjawabkan atau diandalkan
(dependability), ketepatan (accuracy), ketahanan uji (reliability) dan konsistensi
(consistency).
2. Akses terhadap pelayanan
Akses berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan
geografis, sosial, ekonomi, budaya, organisasi atau hambatan bahasa.
3. Efektifitas
15
Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektifitas yang menyangkut
norma pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis sesuai standar yang ada.
4. Hubungan antar manusia
Ddimensi hubungan antar manusia berkaitan dengan interaksi antara petugas
kesehatan dan pasien, manajer dan petugas, dan antara tim kesehatan dengan
masyarakat. Hubungan antar manusia yang baik menanamkan kepercayaan dan
kredibilitas dengan cara: menghargai, menjaga rahasia, menghormati, responsif,
dan memberikan perhatian. Mendengarkan keluhan dan berkomunikasi secara
efektif juga penting.
5. Efisiensi
Efisiensi pelayanan kesehatan merupakan dimensi yang penting dari mutu
karena efisiensi akan mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apalagi sumber
daya pelayanan kesehatan pada umumnya terbatas. Pelayanan yang efisien akan
memberikan perhatian yang optimal daripada memaksimalkan pelayanan kepada
pasien dan masyarakat. Petugas akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan
sumberdaya yang dimiliki.
6. Kelangsungan pelayanan
Kelangsungan pelayana berarti klien akan menerima pelayanan yang
lengkap yang dibutuhkan tabpa interupsi, berhenti atau mengulangi diagnosa dan
terapi yang tidak perlu. Klien harus mempunyai akses terhadap pelayanan rutin
dan preventif yang diberikan oleh petugas kesehatan yang mengetahui riwayat
penyakitnya.
7. Keamanan
16
Sebagai salah satu dimensi dari mutu, keamanan (safety) berarti mengurangi
resiko cedera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang berkaitan dengan
pelayanan. Keamanan pelayanan melibatkan petugas dan pasien.
8. Kenyamanan, Kenikmatan
Keramahan/kenikmatan (amenities) berkaitan dengan kesehatan yang tidak
berhubungan langsung dengan klinis, tetaapi dapat mempengaruhi kepuasan
pasien dan bersedianya untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh
pelayanan kesehatan berikutnya. Amenities juga penting karena dapat
mempengaruhi kepercayaan pasien dalam pelayanan kesehatan.
Menurut Parasuman, Zeithaml, dan Berry (1985), terdapat sepuluh dimensi
pokok kualitas pelayanan:9
1. Reliability
Mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja (performance) dan
kemampuan untuk dipercaya (dependability). Hal ini berarti organisasi jasa
kesehatan memberikan jasanya secara terpat semenjak saat pertama (right the
firsttime). Selain itu juga memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya
sesuai dengan jadwal yang disepakati.
2. Responsivenes
Yaitu kemauan atau kesiapan para karyawan untuk memberikan jasa yang
dibutuhkan pelanggan.
3. Competence
17
Artinya setiap orang dalam suatu organisasi kesehatan memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasan
tertentu.
4. Access
Meliputi kemudahan untuk dihubungkan dan ditemui. Hal ini berarti lokasi
fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu yang tidak terlalu lama,
saluran komunikasi organisasi mudah dihubungi, dan lain-lain.
5. Courtesy
Meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian, keramahan yang dimiliki
para contact personnel (seperti resepsionis, petugas pendaftaran, kasir, operator
telepon, dan lain-lain).
6. Communication
Artinya memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa yang dapat
mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan.
7. Credibility
Yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama
organisasi pelayanan kesehatan, reputasi, karakteristik pribadi contact personnal,
dan interaksi dengan pelanggan.
8. Security
Yaitu aman dari bahaya, risiko, atau keragu-raguan. Aspek ini meliputi
keamanan secara fisik, keamanan financial, dan kerahasiaan.
9. Understanding/Knowing the customer
18
Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupa memahami pelanggan dan
kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual, dan mengenal
pelanggan reguler.
10. Tangibles
Yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang
dipergunakan.
2.2.3 Penilaian Mutu
Hubungan mutu dan aspek-aspek dalam pelayanan kesehatan dan cara-cara
peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat melalui pendekatan institusional
atau individu. Pada umumnya meningkatkan mutu pelayanan ada dua cara:6
Meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya, tenaga kerja, biaya,
peralatan, perlengkapan dan material yang diperlukan dengan menggunakan
teknologi tinggi atau dengan kata lain meningkatkan input atau struktur,
namun cara ini mahal.
Memperbaiki metode atau penerapan teknologi yang dipergunakan dalam
kegiatan pelayanan, hal ini berarti memperbaiki proses pelayanan organisasi
pelayanan kesehatan.
.2.4 Manajemen Mutu
Manajemen mutu harus meliputi kegiatan-kegiatan:13
Sistem untuk memberlakukan standar profesional, baik dari sudut tingkah
laku, organisasi serta penilaian kegiatan sehari-hari.
19
Sistem pengamatan agar pelayanan selalu diberikan sesuai standar dan
dedikasi bila terdapat penyimpangan.
Sistem untuk senantiasa menunjang berlakunya standar profesional.
2.3 Persepsi
2.3.1 Definisi Persepsi
Persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi dengan sangat cepat dan
kadang tidak kita sadari, di mana kita dapat mengenali stimulus yang kita terima.
Robbin (2003) mendefinisikan persepsi sebagai proses di mana seseorang
mendefenisikan dan menginterpretasikan sensasi yang dirasakan dengan tujuan
untuk memberi makna terhadap lingkungannya.8
Walupun proses mulai dari rangsangan fisik hingga interpretasi terjadi
cepat, namun untuk mempelajari persepsi kita dapat membaginya menjadi dua
bagian besar yaitu: proses sensasi atau merasakan (sensation) yang menyangkut
proses sensoris dan proses persepsi yang menyangkut interpretasi kita terhadap
objek yang kita lihat atau kita dengar atau kita rasakan.8
Persepsi merupakan hal yang empiris dalam artian bahwa hal tersebut
didasarkan pengalaman masa lalu. Persepsi didefinisikan sebagai proses di mana
seorang memilih, mengorganisasikan dan memberikan arti kepada stimulus
lingkungan. Persepsi melibatkan kognisi (pengetahuan). Oleh karena itu, persepsi
merupakan interpretasi dari objek, simbol, dan orang yang didasarkan pada
pengalaman kita. Dengan kata lain, persepsi menangkap stimulus,
mengorganisasikan stimulus, dan menterjemahkan atau menginterpretasikan
20
stimulus yang terorganisir untuk mempengaruhi perilaku dan pembentukan
sikap.12
2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus dapat masuk dalam
rentang perhatian kita. Faktor penyebab ini dapat kita bagi menjadi dua bagian
yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang
melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat
pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut.8
1. Faktor eksternal
a) Kontras: cara termudah untuk menarik perhatian adalah dengan membuat
kontras baik pada warna, ukuran, bentuk dan gerakan.
Kontras warna: jika kita naik gunung maka kita dianjurkan
menggunakan jaket warna jingga. Hal ini untuk memudahkan pencarian
jika kita tersesat di gunung. Warna jingga yang kontras dengan warna
hijau di sekelilingnya akan lebih cepat menarik perhatian kita.
Kontras ukuran: cara ini banyak dilakukan oleh perusahaan iklan, di
mana mereka akan membuat papan iklan yang besar sekali (balihoo)
seperti yang dilakukan iklan-iklan rokok.
Kontras bentuk: di antara kumpulan orang yang kurus-kurus maka kita
akan cepat menjadi perhatian orang jika kita berbadan gemuk.
Kontras gerakan: gerakan akan menarik perhatian kita jika benda-benda
lainnya diam. Misalnya jika pada saat kuliah ada seorang mahasiswa
21
yang terkantuk-kantuk dan kepalanya terayun-ayun, maka dosen pasti
dengan cepat memperhatikan mahasiswa ini dan menegurnya.
b) Perubahan intensitas: suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau
cahaya yang berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian kita.
Misalnya iklan dengan suara yang tiba-tiba menjadi keras akan lebih
menarik perhatian kita.
c) Pengulangan (repetition): iklan yang diulang-ulang akan lebih menarik
perhatian kita, walaupun sering kali kita merasa jengkel dibuatnya.
Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut tidak
masuk dalam rentang perhatian kita, maka akhirnya akan mendaapat
perhatian kita.
d) Sesuatu yang baru (novelty): suatu stimulus yang baru akan lebih menarik
perhatian kita daripada sesuatu yang telah kita ketahui. Misalnya: muncul
suatu cara terapi yang baru, di mana seseorang akan dimasukkan dalam
kapsul dan akan dipijat melalui alat, maka orang akan tertarik daripada
melihat alat pemijat yang kontrovesional.
e) Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak: suatu stimulus yang
menjadi perhatian orang banyak akan menarik perhatian kita.
2. Faktor internal
Faktor internal yang ada pada seseorang akan mempengaruhi bagaimana
seseorang menginterpretasikan stimulus yang dilihatnya. Itu sebabnya stimulus
yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda. Atau ibarat pepatah yang
mengatakan rambut sama hitam, pendapat dapat berbeda.
22
Adapun faktor internal yaitu:
a) Pengalaman/pengetahuan: pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki
seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam
menginterpretasikan stimulus yang kita peroleh. Pengalaman masa lalu atau
apa yang telah kita pelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan
interpretasi.
b) Harapan atau expectation: harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi
persepsi terhadap stimulus.
c) Kebutuhan: kebutuhan akan menyebabkan stimulus tersebut dapat masuk
dalam rentang perhatian kita dan kebutuhan ini akan menyebabkan kita
menginterpretasikan stimulus secara berbeda.
d) Motivasi: motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. Jika seseorang
yang termotivasi untuk menjaga kesehatannya akan menginterpretasikan
rokok sebagai sesuatu yang negatif.
e) Emosi: emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus
yang ada. Seorang yang jatuh cinta merupakan contoh klasik yang bagus.
Jika kita sedang jatuh cinta maka semua akan kita persepsikan serba indah.
f) Budaya: seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan
menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda,
namun akan mempersepsikan orang-orang di luar kelompoknya sebagai
sama saja.
23
2.4 Kerangka Teori
Kerangka Teori
Kunjungan klien:1
Kunjungan ibu yang memiliki balita
Mutu pelayanan:9
1. Reliability 6. Communication2. Responsivenes 7. Credibility3. Competence 8. Security4. Access 9. Understanding/Knowing the Customer5. Courtesy 10. Tangibles
Persepsi dibagi menjadi 2 bagian yaitu:8
1. Sensasi2. Interpretasi
24
2.5 Kerangka Konsep
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
2.6 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ada hubungan antara persepsi klien terhadap mutu pelayanan Posyandu
dengan tingkat kunjungan ke Posyandu.
Persepsi terhadap mutu pelayanan ditinjau dari:
1. Reliability 6. Communication2. Competence 7. Crecibility3. Access 8. Security4. Courtesy 9. Responsivenes5. Tangibles 10. Understanding/
Knowingthe Customer
Tingkat kunjungan klien ke posyandu:
- Kunjungan ibu hamil dan ibu yang memiliki balita ke posyandu.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan metode observasi studi cross
sectional dengan menggunakan data primer dan sekunder untuk mengetahui
hubungan antara persepsi klien terhadap mutu pelayanan posyandu dengan tingkat
kunjungan ke posyandu. Data primer diambil dengan menggunakan kuesioner
kepada responden yang terpilih sebagai sampel yang berisi pernyataan dan pilihan
jawaban yang telah disiapkan, dan data sekunder diperoleh dari posyandu.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di posyandu-posyandu Kelurahan Simpang
Baru. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 15. September. 2011 – 25.
Oktober. 2011.
3.3 Populasi Penelitian
1. Populasi target: ibu-ibu yang memiliki balita di Kelurahan Simpang Baru.
2. Populasi terjangkau: ibu-ibu yang memiliki balita yang berkunjung ke
posyandu.
25
26
3.4 Sampel dan Cara pengambilan Sampel
Sampel penelitian adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria
inklusi. Cara pengambilan sampel melalui probability sampling dengan jenis
randomization sampling.
3.5 Besar Sampel
Untuk mencari besar sampel pada penelitian ini dapat menggunakan
penghitungan dengan rumus sebagai berikut:
n= N
1+N (d)2
Keterangan:
n : sapel awal
N : jumlah populasi
d : batas kemaknaan digunakan 10%
Jumlah sapel yang diambil dari populasi terjangkau adalah sebanyak 100
responden yang terdiri dari ibu yang memiliki balita (usia balita 12-60 bulan).
3.6 Pengelolaan Data dan Analisa Data
3.6.1 Pengumpulan Data
Data primer diambil dengan menggunakan kuesioner kepada responden
yang terpilih sebagai sampel yang berisi pernyataan dan pilihan jawaban yang
telah disiapkan, dan data sekunder yang diperoleh dari posyandu.
27
3.6.2 Pengolahan Data
Setelah kuesioner terisi dan dikumpulkan dilakukan verifikasi data,
pengeditan dan coding jawaban pernyataan. Data lalu dimasukkan dan diolah
dengan menggunakan program statistik.
3.6.3 Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang
distribusi frekuensi responden. Analisis ini digunkan untuk memperoleh gambaran
pada masing-masing variabel yang meliputi reliability, responsivenes,
competence, access, courtesy, communication, credibility, security,
Understanding/Knowing the customer dan tangibles.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen. Uji statistik yang digunakan yaitu
spearman rank.
3.7 Variabel dan Definisi Operasional
3.7.1 Variabel
Variabel bebas: persepsi mutu pelayanan
Variabel terikat: tingkat kunjungan
28
3.7.2 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Sekala Ukur
Aspek pengukuran
1.
2..
Persepsi mutu pelayanan
Kunjungan ke Posyandu
Proses sensasi dan interpretasi seseorang terhadap mutu pelayanan posyandu.
Datangnya ibu balita ke posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Ordinal
Ordinal
- Sangat puas (SP)- Puas (P)- Biasa saja (B)- Tidak puas (TP)- Sangat tidak puas (STP)
- Aktif:8-12x/tahun
- Kurang aktif:< 8 x/tahun
3.8 Metode Pengumpulan Data
3.8.1 Instrumen
1. Kuesioner
Daftar pertanyaan-pertanyaan kepada klien tentang mutu pelayanan
posyandu.
2. Laporan register posyandu
Suatu data pencatatan kunjungan klien ke posyandu.
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 05-27 Oktober 2011 di posyandu-
posyandu Kelurahan Simpang Baru. Kelurahan Simpang Baru terletak di
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru – Riau.
Kelurahan Simpang Baru memiliki 15 posyandu, yaitu posyandu Markisa,
Sakinah, Kemiri, Belahan Hati, Apel, Murbai 1, Kasturi, Raflesia, Delima,
Lancang Kuning, Murbai 2, Nenas, Strawberi, Manggis, dan Mangga. Penelitian
ini mengambil batasan usia anak mulai dari 12-60 bulan, dan yang menjadi
respondennya adalah ibu anak tersebut.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisi
univariat dan analisis bivariat
4.2 Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini yaitu ibu-ibu yang memiliki balita dengan
usia balita 12-60 bulan.
4.3 Analisis Univariat
4.3.1 Distribusi Jawaban Responden Tentang Persepsi
Distribusi persepsi responden dapat dilihat dengan kuesioner melalui
wawancara. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
29
30
Tabel 4.1. Persepsi Responden
No. Pernyataan PersepsiSP P B TP STP
1.2.
3.
4.
5.6.7.
8.
9.10.
11.12.
13.
Posyandu dilaksanakan tepat waktu.Petugas posyandu dapat mengoperasikan peralatan yang tersedia.Petugas posyandu tau cara mengukur, menimbang dan menuliskan data di KMS.Jarak tempuh antara tempat tinggal dengan tempat posyandu berdekatan.Jalan menuju ke posyandu mudah ditempuh.Petugas posyandu ramah.Petugas posyandu mampu mejelaskan pertanyaan.Petugas posyandu memberikan informasi dengan jelas.Pelayanan posyandu tidak dipungut biaya.Makanan yang disediakan layak untuk dikonsumsi dan tinggi nutrisi.Lokasi posyandu bersih dan rapi.Petugas posyandu berjumlah lima orang atau lebih.Peralatan yang tersedia dapat digunakan dengan baik.
2111
16
17
192113
13
1710
1312
8
7677
73
71
717176
81
7479
7581
79
311
10
8
879
6
910
125
11
01
1
4
212
0
01
02
2
00
0
0
000
0
00
00
0
Keterangan
% : persen B : biasa saja
SP : sangat puas TP : tidak puas
P : puas STP : sangat tidak puas
Berdasarkan tabel 4.1 sebagian besar responden berpendapat puas,
sedangkan yang berpendapat sangat tidak puas tidak ada.
4.3.2 Frekuensi Kunjungan Responden
Frekuensi kunjungan responden ke posyandu di Kelurahan Simpang Baru
seluruhnya aktif (100%).
31
4.4 Analisi Bivariat
Tabel 4.2 Hubungan antara persepsi klien terhadap mutu pelayanandengan tingkat kunjungan
Persepsi Klien Terhadap Mutu Pelayanan
Tingkat Kunjungan RespondenAktif Kurang Aktif
SPPBTP
STPTotal
2871100
100
000000
r = 0,15 , p = 0,953
Tabel 4.2 menunjukan tidak terdapat hubungan antara persepsi klien
terhadap mutu pelayanan di posyandu dengan tingkat kunjungan ke posyandu.
32
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan puas terhadap pelayanan posyandu di Kelurahan Simpang Baru.
Dengan tingkat kunjungan 100% aktif. Hal ini dikarenakan jarak tempat tinggal
dengan posyandu tidak jauh, hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh
Lawrence Green bahwa faktor lingkungan fisik/letak geografis berpengaruh
terhadap tingkat kunjungan.7
Secara umum dirumuskan bahwa batasan pelayanan kesehatan yang
bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa
sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya
sesuai kode etik dan standar yang telah ditetapkan.6
Mutu pelayanan kesehatan dapat semata-mata dimaksudkan adalah dari
aspek teknis medis yang hanya berhubungan langsung antara pelayanan medis dan
pasien saja, atau mutu kesehatan dari sudut pandang sosial dan sistem pelayanan
kesehatan secara keseluruhan, termasuk akibat-akibat manajemen administrasi,
keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan lainnya.6
Mutu pelayanan oleh seorang kader kesehatan masyarakat itu tergantung
pada keterampilan dan dedikasi dari masing-masing individu. Namun juga
tergantung pada mutu pelatihan yang pernah didapatnya, pengamatan terhadap
keterampilan mereka dilapangan maupun dukungan kepercayaan yang diberikan
kepada mereka serta jaringan komunikasi yang baik.5
32
33
Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun mengamati objek
yang sama.7 Pembentukan persepsi seseorang tergantung pada berbagai faktor
yang mempengaruhinya, baik faktor internal seperti: pengalaman, kebutuhan
saat itu, nilai-nilai yang dianut, ekspetasi maupun faktor eksternal seperti:
tampakan produk, sifat-sifat stimulus dan situasi lingkungan.8,10
Pada penelitian ini tidak tedapat hubungan antara persepsi klien terhadap
mutu pelayanan posyandu dengan tingkat kujungan ke posyandu. Menunjukkan
nilai r = 0,15 dengan nilai p = 0,953 (p > 0,05), walaupun persepsi responden puas
atau tidak puas terhadap mutu pelayanan, tingkat kunjungan responden tetap aktif.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kunjungan ke posyandu
adalah minat ibu. Minat ibu untuk memeriksakan bayinya sangat dipengaruhi oleh
keadaan ibu seperti pengetahuan dan pendidikan ibu.7
Berkunjungnya ibu ke posyandu dikarenakan kesadaran ibu untuk
mendapatkan imunisasi dan memeriksakan kesehatan buah hatinya. Ibu-ibu
berkunjung ke posyandu dikarenakan peralatan dan petugas posyandu cukup
memadai, dan juga bebas biaya.11
34
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Persepsi responden terhadap mutu pelayanan di posyandu sebagian besar
(71%) responden dalam katagori puas, sedangkan dalam katagori sangat
tidak puas dan tidak puas adalah tidak ada.
2. Tingkat kunjungan ibu balita ke posyandu seluruhnya aktif dengan
persentase 100%.
3. Tidak terdapat hubungan antara persepsi klien terhadap mutu pelayanan.
Saran
1. Meningkatkan kinerja dan kreatifitas kader posyandu.
2. Peningkatan mutu pelayanan posyandu oleh kader posyandu.
34
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Ismawati, S. dkk. Posyandu dan Desa Siaga. Media Book. 2001
2. Departemen Kesehatan RI. Buku Pegangan Kader. Jakarta. 2001
3. Program Perbaikan Gizi masyarakat Kabupaten Kampar Tahun Anggaran
2010. Buku Pintar Kader Posyandu. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 2010
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu. Pedoman Umum Pengelolaan
Posyandu. 2009
5. Departemen Kesehatan RI. Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh
Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga. Jakarta. 2007
6. Wijono, D.Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Teori, Strategi dan
Aplikasi. Airlangga University Press. Surabaya. 2000
7. Notoatmojo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
2007
8. Notoatmojo, S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta.
2005
9. Tjiptono, F. Total Quality Management. Penerbit ANDI. Yogyakarta.2005
10. Prasetijo, R. JJOI.Perilaku Konsumen. Penerbit ANDI. Yogyakarta. 2004
11. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Buku Pegangan Kader.
Jakarta. 2009
12. Ivancevich, M. dkk. Prilaku dan Manajemen Organisasi. Edisi 7. Jilid 1.
Erlangga. Jakarta. 2006
13. Aditama, T. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi 2. UI. Jakarta.
2002
35
36
LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Penjelasan pengisian Kuesioner
Saya selaku Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas
Abdurab Pekanbaru :
Nama : Eka Wahyu Santoso
NIM : 08101009
Menyatakan bahwa lembar penjelasan ini bertujuan untuk melakukan
penelitian mengenai “hubungan persepsi klien terhadap mutu pelayanan posyandu
dengan tingkat kunjungan ke posyandu”.
Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan ibu-ibu untuk
berperan sebagai responden. Responden diminta untuk mengisi kuesioner dengan
jujur sesuai petunjuk yang diberikan. Identitas pribadi ibu sebagai responden akan
dirahasiakan dan semua informasi yang berikan hanya akan digunakan untuk
penelitian ini. Pengisian kuesioner ini akan mengambil masa kira-kira 10-15
menit.
Pekanbaru, Agustus 2011
Peneliti
36
37
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Pengisian Kuesioner
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah membaca penjelasan di atas, saya bersedia ikut berpartisipasi
sebagai salah satu responden dalam penelitian ini dengan kesukarelaan dan
bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.
Pekanbaru, Agustus 2011
Responden
( )
38
Lampiran 3 Lembar Kuesioner
1. Petunjuk Pengisian.
Isilah titik-titik di bawah ini dan berilah tanda cek list (√) atau silang (x) pada
kolom dibawah ini :
A. Identitas Responden
Nama Ibu
Nama (Inisial) :
Alamat :
Usia : Tahun
Pendidikan : SD SLTA
SLTP Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Tidak ada/Ibu Rumah Tangga
Petani
PNS/TNI/Polisi
Wiraswasta
Nama Anak
Nama (Inisial) :
Usia : bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
39
KUESIONER
Pilihlah salah satu jawaban di bawah dengan memberi tanda silang (X)
pada nomor jawaban :
1. Posyandu selalu diselenggarakan tepat pada waktunya (sebulan sekali).
a. Sangat puas d. Tidak puas
b. Puas e. Sangat tidak puas
c. Biasa saja (netral)
2. Petugas posyandu dapat menggunakan peralatan yang tersedia di posyandu.
a. Sangat puas d. Tidak puas
b. Puas e. Sangat tidak puas
c. Biasa saja (netral)
3. Petugas posyandu mengerti cara mengukur, menimbang, dan menuliskan hasil
dibuku yang telah tersedia.
a. Sangat puas d. tidak puas
b. Puas e. sangat tidak puas
c. Biasa saja (netral)
4. Jarak tempuh antara tempat tinggal dengan tempat posyandu berdekatan.
a. Sangat puas d. tidak puas
b. Puas e. sangat tidak puas
c. Biasa saja (netral)
5. Jalan dari tempat tinggal menuju tempat posyandu mudah ditempuh.
a. Sangat puas d. tidak puas
b. Puas e. sangat tidak puas
c. Biasa saja (netral)
6. Petugas posyandu selalu menyambut baik kedatangan ibu-ibu yang
menghadiri posyandu.
a. Sangat puas d. tidak puas
b. Puas e. sangat tidak puas
c. Biasa saja (netral)
40
7. Petugas posyandu mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari klien.
a. Sangat puas d. tidak puas
b. Puas e. sangat tidak puas
c. Biasa saja (netral)
8. Petugas posyandu dapat memberikan informasi dengan jelas dan bahasa yang
mudah dimengerti.
a. Sangat puas d. tidak puas
b. Puas e. sangat tidak puas
c. Biasa saja (netral)
9. Pelayanan posyandu tidak dipungut biaya.
a. Sangat puas d. tidak puas
b. Puas e. sangat tidak puas
c. Biasa saja (netral)
10. Makanan yang disediakan layak dikonsumsi dan tinggi nutrisi.
a. Sangat puas d. tidak puas
b. Puas e. sangat tidak puas
c. Biasa saja (netral)
11. Lokasi diadakannya posyandu bersih dan rapi.
a. Sangat puas d. tidak puas
b. Puas e. sangat tidak puas
c. Biasa saja (netral)
12. Petugas posyandu berjumlah lima orang atau lebih, sehingga dapat melayani
klien dengan baik.
a. Sangat puas d. tidak puas
b. Puas e. sangat tidak puas
c. Biasa saja (netral)
13. Peralatan yang tersedia masih dapat digunakan dengan baik.
a. Sangat puas d. tidak puas
b. Puas e. asangat tidak puas
c. Biasa saja (netral)
14. Dalam setahun, berapa kali ibu berkunjung ke posyandu ?
a. 8-12 kali perbulan b. < 8 kali perbulan
41
Lampiran 4 Uji Statistik
Uji univariat
Distribusi persepsi responden
Posyandu sebulan sekali
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid B 3 3.0 3.0 3.0
P 76 76.0 76.0 79.0
SP 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Petugas Posyandu mampu menggunakan alat
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TP 1 1.0 1.0 1.0
B 11 11.0 11.0 12.0
P 77 77.0 77.0 89.0
SP 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Petugas posyandu mengerti cara menimbang, mengukur, dan menuliskan hasil
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TP 1 1.0 1.0 1.0
B 10 10.0 10.0 11.0
P 73 73.0 73.0 84.0
SP 16 16.0 16.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
42
Jarak tempuh Posyandu dengan rumah
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TP 4 4.0 4.0 4.0
B 8 8.0 8.0 12.0
P 71 71.0 71.0 83.0
SP 17 17.0 17.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Jalan mudah ditempuh
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TP 2 2.0 2.0 2.0
B 8 8.0 8.0 10.0
P 71 71.0 71.0 81.0
SP 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Petugas Posyandu selalu menyambut baik kedatangan
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TP 1 1.0 1.0 1.0
B 7 7.0 7.0 8.0
P 71 71.0 71.0 79.0
SP 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Petugas Posyandu mempu menjawab pertanyaan
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TP 2 2.0 2.0 2.0
B 9 9.0 9.0 11.0
P 76 76.0 76.0 87.0
SP 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
43
Petugas Posyandu memberikan informasi dengan jelas
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid B 6 6.0 6.0 6.0
P 81 81.0 81.0 87.0
SP 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pelayanan Posyandu tidak dipungut biaya
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid B 9 9.0 9.0 9.0
P 74 74.0 74.0 83.0
SP 17 17.0 17.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Makanan yang disediakan layak dikonsumsi
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TP 1 1.0 1.0 1.0
B 10 10.0 10.0 11.0
P 79 79.0 79.0 90.0
SP 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Lokasi Posyandu rapi dan bersih
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid B 12 12.0 12.0 12.0
P 75 75.0 75.0 87.0
SP 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
44
Petugas Posyandu berjumlah 5 orang
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TP 2 2.0 2.0 2.0
B 5 5.0 5.0 7.0
P 81 81.0 81.0 88.0
SP 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Peralatan masih layak pakai
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TP 2 2.0 2.0 2.0
B 11 11.0 11.0 13.0
P 79 79.0 79.0 92.0
SP 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
persepsi responden terhadap layanan
Valid
B P SP Total
Frequency 1 71 28 100
Percent 1.0 71.0 28.0 100.0
Valid Percent 1.0 71.0 28.0 100.0
Cumulative Percent
1.0 72.0 100.0
tingkat kunjungan responden
Valid
aktif
Frequency 100
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent
100.0
45
Uji Bivariat
persepsi responden terhadap layanan * tingkat kunjungan responden Crosstabulation
Count
tingkat kunjungan responden
Totalaktif
persepsi responden terhadap layanan
B 1 1
P 71 71
SP 28 28
Total 100 100
Uji Sperman rank
Correlations
persepsi responden terhadap layanan
tingkat kunjungan responden
Spearman's rho persepsi responden terhadap layanan
Correlation Coefficient
1.000 .15
Sig. (2-tailed) . .953
N 100 100
tingkat kunjungan responden
Correlation Coefficient
.15 1.000
Sig. (2-tailed) .953 .
N 100 100