skripsi dona (erc1c007002)
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG
TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2006 - 2009
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
DONA TRIASPO NASUTION
ERC1C007002
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI
UNIVERSITAS JAMBI
2012
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh :
Nama : Dona Triaspo Nasution
NIM : ERCIC007002
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi :ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2006-2009.
Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan dan kelaziman
yang berlaku dalam Ujian Komprehensif dan Ujian Skripsi pada tanggal yang
tertera dibawah ini:
Disetujui Oleh:
Jambi , Desember 2011
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Reka Maiyarni, S.E, M.Ak, Ak Fitrini Mansur, S.E.,M.SI
NIP : 19720528 199702 2001 NIP : 19731112 199802 2002
Ketua Program Ekstensi
Fakultas Ekonomi Universitas Jambi
Drs. Amril, M.E
NIP: 19570505 198701 1001
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi dan
Komprehensif Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Jambi pada:
Hari : Senin
Tanggal : 20 Februari 2012
Jam : 15 – 17.00 wib
Tempat : Ruang Sidang Program Ekstensi FE UNJA Telanai Pura
PANITIA PENGUJI
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua : Achmad Hizazi,SE,M.Com,Ak ________________
Sekretaris : Ridhwan, SE,M.E ________________
Penguji Utama : Netty Herawaty, SE,M.Si,Ak ________________
Anggota : Reka Maiyarni, SE,M.Ak,Ak ________________
Anggota : Fitrini Mansyur,SE, M.Si ________________
Disyahkan Oleh
Ketua Program Ekstensi Dekan Fakultas Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas Jambi Universitas Jambi
Drs. Amril, ME Dr. Afrizal, SE, M.Si, Ak
NIP. 19570505 198702 1001 NIP. 19590727198701 1002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melipahkan rahmat dan hidayah-
nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Penyusunan
skripsi “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2006-2009” ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.
Skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih
atas dukungan dan bantuan sehingga terselesaikannya skripsi ini, kepada:
1. Bpk Dr. H Afrizal, S.E M.Si, Ak. Selaku dekan Fakultas Ekonomi
universitas Jambi.
2. Bpk Drs. Amril, M.E. Selaku ketua program Ekstensi Fakultas Ekonomi
Universitas Jambi.
3. Ibu Netty Herawaty, S.E, M.Si, Ak dan Bpk Yulisman, S.E, M.Si, Ak
selaku ketua program studi Akuntansi dan Selaku Sekretaris program
Studi Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.
4. Ibu Reka Maiyarni S.E, M.Ak, Ak dan Ibu Fitrini Mansur, S.E, M.Si
selaku dosen pembimbing pertama dan pembimbing kedua yang
senantiasa memberikan arahan dan kesabaran dalam membimbing
penulis demi selesainya skripsi ini sebagai syarat mencapai gelar Sarjana
Ekonomi.
5. Seluruh Straf pengajar dan karyawan Fakultas Ekonomi Program
Ekstensi yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
6. Orang tua saya Bapak Aris Naution dan ibu Megawati,Hs. Yang
tersayang, kakakku Ari Endra dan kakak ipar saya Syifa, adikku Rian
Nasution dan Fitrina Sari terima kasih atas dukungannya dan doanya .
7. Teman temanku yang ada dalam himpunan mahasiswa Kabupaten
Bungo yang ada di jambi terima kasih atas dukungannya.
8. Teman teman yang ada di lingkungan kos saya Bu cik, Bang Ibnu, Siska
Melisya, Delpita, Nurul, Kak Penti, Ayu, dan Gebby terima kasih atas
dukungan dan do’a yang telah diberikan kepada saya.
9. Teman teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsiku Robi,
Tegar, Fajrin, Agus, Yusuf, Rian, Renita,Heri dan yang tidak dapat
disebutkan stu persatu terima kasih atas dukungannya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyusunan skripsi ini, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap
saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan penulisan.
Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak.
Jambi, Desember 2011
Penulis,
Dona Triaspo Nasution
ABSTRACT
The purpose of sudy is to know and examine the influence of profitability,
asset structure and growth of sales of the company’s capital structure partially,
simultaneous and to know the level of influence and where the mostinfluential
variable on Food and Beverages company listed on the Jakarta stock
exchange(BEI) period of 2006-2009. The sample used by thirteen manufacturing
companies in the sector Food and Beverages, where the method used is purposive
smpling, so the study sample (n) is obtained as many as fivety two observation,.
The analysis of data using multiple regression analysis with using F test and t
test. The result of data analysis or regression result indicate that simultaneous
profitability, asset structure and growth sales the capital structure. While the
partial variable that affect the profitability of capital structurewhile the variable
structure of asset and sales growth is partially not affect the capital structure.
Keywords : Structure capital (DER), Profitability (ROE), Structure Asset
(Tangibility), Growth Sales.
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur
Modal Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2006-2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menguji pengaruh antara profitabilitas, struktur aktiva, dan pertumbuhan
penjualan terhadap struktur modal perusahaan secara parsial, simultan dan untuk
mengetahui besarnya dan variable mana yang paling berpengaruh pada
perusahaan food and beverages yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2006- 2009. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 13 perusahaan
manufaktur pada sektor food and beverages, dimana metode yang digunakan
adalah purposive sampling, sehingga sampel penelitian (n) diperoleh sebanyak 52
data observasi. Analisis data menggunakan alat analisis uji regresi berganda
dengan menggunakan uji F dan uji t. Hasil analisis data atau hasil regresi
menunjukkan bahwa secara simultan profitabilitas, struktur aktiva dan
pertumbuhan penjualan mempengaruhi struktur modal. Sedangkan secara parsial
variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal adalah profitabilitas
sedangkan variabel struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan secara parsial tidak
mempengaruhi struktur modal.
Kata Kunci : Struktur Modal (DER), Profitabilitas (ROE), Struktur Aktiva
(Tangibility), Pertumbuhan Penjualan(Growth Sales).
DAFTAR ISI
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
ABSTRACT ..................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 8
2.1 Teori Struktur Modal..................................................................... 8
2.1.1 The Modigliani-Miller Model.............................................. 9
2.1.2 The Trade Off Mod ............................................................. 11
2.1.3 Pecking Order Theory ........................................................ 12
2.1.4 Signaling Theory ................................................................ 13
2.2 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal .................... 13
2.3 Struktur Modal .............................................................................. 15
2.3.1 Pengertian Struktur Modal ................................................... 15
2.3.2 Komponen Struktur Modal .................................................. 16
2.3.3 Arti Penting Struktur Modal ................................................ 20
2.4 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................ 25
2.5 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 26
2.6 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 31
3.1 Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 31
3.2 Populasi Dan Sampel ..................................................................... 31
3.3 Jenis Data Dan Sumber Data ........................................................ 33
3.4 Operasional Variabel ...................................................................... 34
3.4.1 Variabel Devenden ............................................................... 34
3.4.2 Variabel Indevenden ............................................................ 34
3.5 Metode Pengolahan Data ............................................................... 37
3.6 Menyusun Regresi Linier Berganda................................................ 40
3.7 Pengujian Hipotesis ......................................................................... 41
1. Uji t ............................................................................................. 41
2. Uji F ............................................................................................ 42
3. Koefisien Determin (R2) ............................................................. 43
4. Koefisien Beta ............................................................................. 43
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................... 44
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 44
4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ...................................... 44
4.1.2 Statistik Deskriptif ................................................................. 45
4.2 Pengujian Asumsi Klasik ................................................................ 47
1. Uji Normalitas ............................................................................. 47
2. Uji Heterokedastisitas ............................................................... 50
3. Uji Multikolinearitas ................................................................. 51
4. Uji Autokorelasi ........................................................................ 52
4.3 Analisis Regresi Berganda ............................................................. 53
4.4 Pengujian Hipotesis ....................................................................... 55
4.4.1 Hasil Uji Secara Parsial ........................................................ 55
4.4.2 Hasil Uji Secara Simultan .................................................... 59
4.5 Koefisien Determinasi ................................................................... 61
4.6 Koefisien Beta ............................................................................... 62
BAB V KESIMPULAN............................................................................. 63
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 63
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 64
5.3 Saran .............................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 67
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1 Model Penelitian ...................................................................................... 27
4.1 Pengujian Normalitas ............................................................................... 49
4.2 Pengujian Heteroskedastisitas .................................................................. 51
DAFTAR TABEL
Tabel Judul HALAMAN
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 25
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan ............................................................. 33
Tabel 3.2 Operasional Variabel...................................................................... 36
Tabel 4.1 Deskriptif Statistik ......................................................................... 46
Tabel 4.2 Uji Normalitas Awal ...................................................................... 48
Tabel 4.3 Uji Normalitas Setelah Transformasi Data .................................... 49
Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 50
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas ...................................................................... 52
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ............................................................................ 53
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Regresi ............................................................. 54
Tabel 4.8 Hasil Pengujian t ........................................................................... 55
Tabel 4.9 Hasil Pengujian F .......................................................................... 60
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi................................................................... 61
Tabel 4.11 Koefisien Beta ............................................................................... 62
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Data Sampel Perusahaan Food and Beverages Tahun 2006-2009 ..... 69
Lampiran 2 Data Outpu SPSS 17 (Hasil Pengolalahan Data) ............................... 73
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam menghadapi persaingan pada era globalisasi saat ini, setiap
perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi
penting yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan
dapat lebih unggul dalam menghadapi persaingan. Tujuan utama setiap
perusahaan biasanya mengutamakan keuntungan bagi pemiliknya atau para
pemegang saham. Dengan membeli sejumlah saham pada perusahaan tertentu,
berarti para pemegang saham mengharapkan return tertentu dengan risiko
minimal. Para pemegang saham akan tertarik dengan harga saham yang semakin
tinggi. Karena akan berakibat dengan tingginya tingkat return yang akan diperoleh
para pemegang saham, sehingga kesejahteraan pemegang saham akan meningkat.
Disamping itu juga bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan dan melakukan pengembangan usahanya.
Pada prinsipnya, perusahaan tidak akan terlepas dengan permasalahan
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana yang
akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya. Sumber dana
perusahaan dapat diperoleh dari sumber dana internal dan eksternal perusahaan.
Sumber dana internal artinya dana yang diperoleh dari hasil kegiatan operasi
perusahaan, yang terdiri atas laba ditahan dan depresiasi. Sedangkan dana
eksternal merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, yang terdiri
dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri. Apabila perusahaan dalam pemenuhan
kebutuhan modalnya semakin meningkat sedangkan dana yang dimiliki telah
habis digunakan, maka perusahaan tidak ada pilihan lain selain menggunakan
dana yang berasal dari luar yaitu dalam bentuk hutang maupun dengan
mengeluarkan saham baru untuk memenuhi kebutuhan modalnya.
Keputusan pendanaan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan
perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan juga akan berpengaruh
terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Organisasi bisnis yang disebut perusahaan
bahkan sering menggunakan akuntansi sebagai bahasa untuk memperlancar
kegiatan operasional, membuat keputusan bisnis, maupun untuk mempertanggung
jawabkan pelaksanaan tugas seorang menejer menurut (Warsono, 2009). Untuk
itu sebagian menejer tidak sepenuhnya mendanai perusahaannya dengan modal
sendiri tetapi juga disertai penggunaan dana melalui hutang baik itu hutang jangka
pendek maupun hutang jangka panjang. Karena terkait dengan sifat penggunaan
dari hutang tersebut yaitu bersifat mengurangi pajak.
Salah satu tugas dari seorang manajer keuangan dalam mencapai tujuannya
adalah mengambil keputusan pendanaan perusahaan. Namun perlu diingat bahwa
tidak ada keputusan terbaik, yang ada adalah keputusan yang lebih baik Menurut
Kozmetsky(1985) dalam buku (Harahap, 1997). Manajemen pendanaan pada
hakikatnya menyangkut keseimbangan antara aktiva dan pasiva Menurut
(Riyanto, 2001). Pemilihan susunan dari aktiva akan menentukan struktur
kekayaan perusahaan, sedangkan pemilihan dari pasiva akan menentukan struktur
financial (struktur pendanaan) dan struktur modal perusahaan.
Penentuan proporsi hutang dan modal dalam penggunaannya sebagai
sumber dana perusahaan berkaitan erat dengan istilah struktur modal. Struktur
modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang dengan
modal sendiri (Husnan, 2004 dalam skripsi Arli Arzuqni Fadhli).
Menurut (Husnan, 1998) struktur modal yang optimal adalah suatu struktur
dimana biaya marginal riil (marginal real cost) dari masing-masing sumber
pembelanjaan adalah sama, dengan biaya riil (real cost) yang dimaksudkan adalah
jumlah biaya implisit dan eksplisit. Menejer keuangan dalam praktiknya harus
dapat menentukan struktur modal yang tepat bagi perusahaannya. Kesulitan utama
dalam hal ini adalah menafsir biaya implisit sumber pembelanjaan bukan modal
sendiri.
Berfluktuasinya struktur modal juga mengakibatkan berfluktuasinya modal
sendiri dan meningkatnya hutang sehingga dapat juga mengakibatkan tingginya
biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Menurut (Martono dan agus 2007),
struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat
meminimalkan biaya penggunaan modal secara keseluruhan atau biaya modal
rata-rata. menurut (Bringham dan Houston , 2006), keputusan struktur modal
secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko pengembalian atau
keuntungan yang diharapkan yang di tanggung oleh pemegang saham.
Dari beberapa literatur penulis menemukan bahwa terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi struktur modal yang berkenaan dengan masalah pendanaan.
Dimana faktor-faktor tersebut antara lain klasifikasi industri, struktur aktiva,
likuiditas, risiko perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan pertumbuhan
penjualan.
Penelitian tentang faktor ini pernah diteliti oleh Fadhli 2009 dengan judul
faktor faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur
yang go publik. Dengan hasil penelitian ukuran perusahaan dan profitabilitas
berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan risiko bisnis dan pertumbuhan
aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil pengujian secara simultan
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aktiva dan
profitabilitas secara bersama sama berpengaruh terhadap struktur modal.
Soesan dengan judul analisis faktor faktor yang mempengaruhi strukrur
modal pada perusahaan asuransi yang go publik di (BEJ). Dengan hasil ukuran
perusahaan dan risiko bisnis berpengaruh positif terhadap struktur modal,
sedangkan pertumbuhan aktiva, profitabilitas dan struktur aktiva berpengaruh
negatif terhadap struktur modal. Hasil pengujian secara simultan semua variabel
independen berpengaruh terhadap struktur modal.
Hapsari dengan judul analisis faktor faktor yang mempengaruhi struktur
modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2006-2008
pada sektor automotif and allied. Dengan hasil penelitian ukuran perusahaan dan
risiko bisnis berpengaruh negatif, sedangkan pertumbuhan asset dan
kemampulabaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hasil pengujian
secara simultan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, risiko bisnis,
pertumbuhan asset dan kemampulabaan secara bersama sama berpengaruh
terhadap struktur modal.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi beberapa faktor yang akan
diteliti disesuaikan dengan data yang diperoleh yang diduga berpengaruh terhadap
struktur modal diantaranya profitabilitas, struktur aktiva dan pertumbuhan
penjualan. Peneliti mengambil beberapa faktor ini dikarenakan faktor-faktor ini
memiliki kecenderungan investor dalam menilai perusahaan untuk
menginvestasikan modalnya kedalam sebuah perusahaan dan pada penelitian
terdahulu faktor-faktor ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur
modal suatu perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Terlihat bahwa keputusan struktur
modal merupakan keputusan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup
perusahaan. maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2006 - 2009”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan fakta, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan pertumbuhan
penjualan terhadap struktur modal pada perusahaan Food and Beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2009 secara
parsial.
2. Bagaimana pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan pertumbuhan
penjualan terhadap struktur modal pada perusahaan Food and Beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2009 secara
simultan.
3. Berapakah besar dan variabel mana yang paling berpengaruh diantara
profitabilitas, struktur aktiva, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur
modal pada perusahaan industri Food and Beverages yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2009.
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari fakta yang diperoleh dari rumusan masalah diatas dapat
dirumuskan tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan
pertumbuhan penjualan, terhadap struktur modal pada Perusahaan Food and
Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2009
secara parsial.
2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan
pertumbuhan penjualan , terhadap struktur modal pada perusahaan Food and
Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2009
secara simultan.
3. Untuk mengetahui besarnya dan variable mana yang paling berpengaruh
diantara profitabilitas, struktur aktiva, dan pertumbuhan penjualan terhadap
struktur modal pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2006 – 2009.
1.3.2. Manfaat Penenlitian
Bertolak dari tujuan diatas maka diharapkan manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan agar bermanfaat bagi perusahaan Food and Beverages
sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap
struktur modalnya.
2. Diharapkan agar dapat memberikan informasi bagi para calon investor
tentang perkembangan struktur modal dan faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal dimana informasi itu dapat dipahami sebagai alat pengambil
keputusan dimasa yang akan datang.
3. Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat digunakan peneliti selanjutnya
sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian lain kususnya penelitian
yang berhubungan dengan keputusan struktur modal.
4. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti tentang
struktur modal pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Struktur Modal
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur
modal terhadap nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan, jika
keputusan investasi dan kebijakan deviden dipegang konstan. Jika perusahaaan
mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya apakah harga
saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan
keuangan lainnya.
Kalau perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti
tidak ada struktur modal yang terbaik, semua struktur modal adalah baik. Kalau
dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan
diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang dapat
memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga saham adalah struktur modal yang
terbaik.
Yang dimaksud dengan nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar
oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Husnan, 2000). Teori
mengenai struktur modal telah banyak dibicarakan oleh para peneliti, berikut ini
akan diuraikan mengenai teori-teori tersebut. Teori struktur modal bertujuan
memberikan landasan berpikir untuk mengetahui struktur modal yang optimal.
peneliti menggunakan satu teori yaitu The Modigliani-Miller Model,The trade off
model, pecking order theory, dan signaling theory.
2.1.1. The Modigliani-Miller Model
Teori mengenai struktur modal bermula pada tahun 1958, ketika Profesor
Franco Modigliani dan Profesor Merton Miller ( yang selanjutnya disebut MM)
mempublikasikan artikel keuangan yang paling berpengaruh yang pernah ditulis
yaitu “The Cost of capital, Corporation Finance, and The Theory of Invesment”.
MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur
modalnya (Brigham dan Houston, 2001). MM berpendapat bahwa dalam keadaan
pasar sempurna maka penggunaan hutang adalah tidak relevan dengan nilai
perusahaan, tetapi dengan adanya pajak maka hutang akan menjadi relevan
(Modigliani dan Miller, 1960 dalam Hartono, 2003). Namun, studi MM
didasarkan pada sejumlah asumsi yang tidak realistis, antara lain (Brigham dan
Houston, 2001);
1. Tidak ada biaya broker (pialang)
2. Tidak ada pajak
3. Tidak ada biaya kebangkrutan
4. Para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang sama
dengan perseroan.
5. Semua investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen
mengenai peluang investasi perusahaan pada masa mendatang
6. EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang.
Pada tahun 1963, MM menerbitkan makalah lanjutan yang berjudul
“Corporate Income Taxes and The Cost of Capital: A Correction” yang
melemahkan asumsi tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan
memperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tetapi
pembayaran deviden kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan. Perlakuan
yang berbeda ini mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam
struktur modalnya. MM membuktikan bahwa karena bunga atas hutang
dikurangkan dalam perhitungan pajak, maka nilai perusahaaan meningkat sejalan
dengan makin besarnya jumlah hutang dan nilainya akan mencapai titik
maksimum bila seluruhnya dibiayai dengan hutang (Brigham dan Houston, 2001).
Hasil studi MM yang tidak relevan juga tergantung pada asumsi bahwa
tidak ada biaya kebangkrutan. Namun, dalam praktek, biaya kebangkrutan bisa
sangat mahal. Perusahaan yang bangkrut mempunyai biaya hukum dan akuntansi
yang sangat tinggi, serta sulit menahan pelanggan, pemasok dan karyawan.
Masalah yang terkait kebangkrutan cenderung muncul apabila perusahaan
menggunakan lebih banyak hutang dalam struktur modalnya (Brigham dan
Houston, 2001). Apabila biaya kebangkrutan semakin besar, tingkat keuntungan
yang disyaratkan oleh pemegang saham juga semakin tinggi. Biaya modal hutang
juga akan semakin tinggi karena pemberi pinjaman akan membebankan bunga
yang tinggi sebagai kompensasi kenaikan risiko kebangkrutan.
Oleh karena itu, perusahaan akan terus menggunakan hutang apabila
manfaat hutang (penghematan pajak dari hutang) masih lebih besar dibandingkan
dengan biaya kebangkrutan. Jika biaya kebangkrutan lebih besar dibandingkan
dengan penghematan pajak dari hutang, perusahaan akan menurunkan tingkat
hutangnya. Tingkat hutang yang optimal, dengan demikian modal yang optimal,
terjadi pada saat tambahan penghematan pajak sama dengan tambahan biaya
kebangkrutan.
2.1.2. The Trade Off Model
Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan
merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang
dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut
(Hartono, 2003). Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah
menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat
penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih
diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih
besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Trade-off theory telah
mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan
personal tax dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur
modal tertentu (Suad Husnan, 2000). Kesimpulannya adalah pengguanan hutang
akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu.
Walaupun model trade-off theory tidak dapat menentukan secara tepat
struktur modal yang optimal, namun model tersebut memberikan kontribusi
penting yaitu (Hartono, 2003);
1. Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya menggunakan
sedikit hutang.
2. Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak
menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak
rendah.
2.1.3. Pecking Order Theory
Teori ini diperkenalkan pertama kali oleh Donalson pada tahun 1961
sedangkan penanaman pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun
1984 menurut (Husnan,1998). Secara singkat teori ini menyatakan bahwa
perusahaan menyukai internal financing pendanaan dari hasil operasi perusahaan
yang berwujud laba ditahan, apabila pendanaan dari luar external financing
diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman
terlebih dahulu yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh
sekuritas yang berkarateristik opsi, baru akhirnya apabila belum mencukupi
saham baru diterbitkan.
Dana internal lebih disukai dari dana eksternal karena dana internal
memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu mencari pinjaman lagi dari pihak
luar. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada penerbitan
saham baru, karena dua alasan. Pertama adalah pertimbangan biaya emisi, biaya
emisi obligasi lebih murah dari biaya emisi saham baru menurut (Husnan, 1998).
Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham
lama. Alasan kedua adalah menejer kawatir kalau penerbitan saham baru akan
ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh para pemodal dan membuat harga saham
turun. Hal ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya informasi
asimetrik antara pihak manajer dengan pihak pemodal.
2.1.4. Signaling Theory
Signaling Theory (Teori Persinyalan) menurut (Brigham dan Houston 2006)
merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi
petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek
perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba
menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang
diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk menggunakan utang di luar sasaran
struktur modal yang normal. Perusahaan yang kurang menguntungkan akan
cenderung untuk menjual sahamnya, yang artinya menarik investor-investor baru
untuk berbagi kerugian yang mereka alami. Adanya pengumuman penawaran
saham biasanya akan dianggap sebagai suatu sinyal bahwa prospek perusahaan
seperti yang dilihat manajemen tidak terlalu cerah. Hal ini selanjutnya
menunjukkan bahwa ketika sebuah perusahaan mengumumkan penawaran saham
baru, biasanya harga sahamnya akan menurun.
2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal.
Menurut Brigham dan Houston (2001: 39) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan, antara lain : pertumbuhan
penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas,
pajak, pengawasan, sifat manajemen, sikap kreditur dan 8 konsultan, kondisi
pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Dalam penelitian
ini, peneliti hanya mengambil beberapa faktor yang mempengaruhi struktur
modal, diantaranya profitabilitas, struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan.
Profitabilitas, pecking order theory mengatakan bahwa perusahaan lebih
menyukai internal funding. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi tentu
memiliki dana internal yang lebih banyak daripada perusahaan dengan
profitabilitas rendah. Karena itu profitabilitas akan berhubungan negatif
dengan leverage perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang
tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relaltif kecil. Tingkat
pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Semakin
tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah kebutuhan dana asing
hutang sehingga semakin rendah pula rasio struktur modalnya.
Struktur aktiva (tangibility), kebanyakan perusahaan industri yang
sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan
pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri,
sedangkan hutang bersifat sebagai pelengkap (Riyanto, 1995). Hal ini bisa
dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif horizontal
yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya, paling sedikit
dapat menutup jumlah aktiva tetap ditambah aktiva lain yang sifatnya
permanen. Sedangkan perusahaan yang sebagian besar aktivanya terdiri dari
aktiva lancar akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana
dengan utang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap
struktur modal suatu perusahaan. Struktur aktiva diukur dengan didasarkan
pada rasio Fixed Asset terhadap total aktiva, penggunaan rasio Fixed Asset
terhadap total aktiva dikarenakan Fixed Asset memberikan gambaran
mengenai jaminan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang. Secara
teori terdapat hubungan positif antara struktur aktiva dan struktur modal.
semakin tinggi rasio struktur aktiva semakin besar jumlah aktiva tetap, maka
perusahaan pun akan memiliki jaminan kemampuan yang lebih besar dalam
melakkukan pendanaan eksternal yang berarti berpotensi meningkatkan
leverage perusahaan.
Perusahaan dengan tingkat penjualan yang mengalami pertumbuhan dapat
lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman/ hutang yang besar dengan
risiko menanggung biaya tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang tidak mengalami pertumbuhan penjualan.
2.3. Struktur Modal
2.3.1. Pengertian Struktur Modal
Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang
keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Rasio total hutang terhadap modal
sendiri ( Debt To Equity Ratio) menggambarkan struktur modal perusahan dan
rasio hutang terhadap modal akan menentukan besarnya leverage keuangan yang
digunakan perusahaan (Riyanto, 2001).
Struktur modal ditentukan dengan perbandingan antara total hutang dan
modal sendiri yang digunakan perusahaan (Riyanto, 2001). Struktur modal
merupakan kombinasi antara bauran segenap pos yang masuk ke dalam sisi kanan
neraca sumber modal perusahaan. Pengertian struktur modal dibedakan dengan
struktur keuangan, dimana struktur modal merupakan pembelanjaan permanen
yang mencerminkan antara total hutang dengan modal sendiri, sedangkan struktur
keuangan mencerminkan perimbangan seluruh hutang baik jangka panjang
maupun jangka pendek dengan modal sendiri.
Struktur atau komposisi modal harus diatur sedemikian rupa sehingga
terjamin stabilitas finansial perusahaan, memang tidak ada ukuran yang pasti
mengenai jumlah dan komposisi modal dari tiap-tiap perusahaan, tetapi pada
dasarnya pengaturan terhadap struktur modal dalam perusahaan harus berorientasi
pada tercapainya stabilitas finansial dan terjaminnya kelangsungan hidup
perusahaan. Dari pengertian-pengertian yang dipaparkan dapat ditarik kesimpulan
tentang struktur modal yaitu perbandingan atau perimbangan antara hutang
dengan modal sendiri atau disebut (Debt To Equity Ratio). Keuangan yang
digunakan perusahaan dalam mencapai stabilitas finansial dan kelangsungan
hidup perusahaan.
2.3.2.Komponen Struktur Modal
Struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa
komponen (Riyanto, 2001) yaitu:
1. Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang jangka waktunya
adalah panjang umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini
pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi)
atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan
tersebut meliputi jumlah yang besar.
Komponen - komponen hutang jangka panjang ini terdiri dari:
a. Hutang hipotik (mortgage)
Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin dengan
aktiva tidak bergerak tanah dan bangunan.
b. Obligasi (bond)
Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa perusahaan
meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka
waktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran kembali obligasi dapat diambil dari
penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan
dari keuntungan.
Modal asing hutang jangka panjang di lain pihak, merupakan sumber dana
bagi perusahaan yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu tertentu.
Semakin lama jangka waktu semakin ringan syarat-syarat pembayaran kembali
hutang tersebut akan mempermudah dan memperluas bagi perusahaan untuk
mendayagunakan sumber dana yang berasal dari asing atau hutang jangka panjang
tersebut.
Meskipun demikian hutang tetap harus dibayar pada waktu yang sudah
ditetapkan, tanpa memperhatikan kondisi finansial perusahaan pada saat itu dan
harus sudah disertai dengan bunga yang sudah diperhitungkan sebelumnya.
Seandainya perusahaan tidak mampu membayar kembali hutang dan bunga, maka
kreditur dapat memaksa perusahaan dengan menjual asset yang dijadikan
jaminannya.
Oleh karena itu, kegagalan membayar hutang atau bunganya akan
mengakibatkan perusahaan kehilangan kontrol terhadap perusahaannya seperti
halnya sebagian atau keseluruhan modal yang ditanamkan dalam perusahaan.
Begitu pula sebaliknya para kreditur dapat kehilangan kontrol sebagian atau
keseluruhan dana pinjaman dan bunganya, karena segala macam bentuk yang
ditanamkan dalam perusahaan selalu dihadapkan pada risiko kerugian.
Struktur modal pada dasarnya merupakan suatu pembiayaan permanen yang
terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal sendiri terdiri dari
berbagai saham dan laba ditahan. Penggunaan modal asing akan menimbulkan
beban yang tetap dan besarnya penggunaan modal asing ini menurunkan Leverage
keuangan yang digunakan perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa semakin besar proporsi modal asing atau hutang
dalam struktur modal perusahaan akan semakin besar pula risiko kemungkinan
terjadinya ketidakmampuan untuk membayar kembali hutang beserta bunga pada
jatuh tempo. Bagi kreditur hal ini berarti bahwa kemungkinan turut serta dana
yang mereka tanamkan dalam perusahaan untuk dipertaruhkan pada kerugian juga
semakin besar.
2. Modal Sendiri (Shareholder Equity)
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan
yang tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu lamanya. Modal
sendiri berasal dari sumber Intern maupun Extern, sumber intern didapat dari
keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan sumber extern berasal
dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan.
Komponen modal sendiri terdiri dari:
a. Modal Saham
Saham adalah tanda bukti kepemilikan suatu perusahaan terbatas (P.T)
dimana modal saham terdiri dari:
1) Saham Biasa (common stock)
Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang
ditanamkan oleh investor, dengan memiliki saham ini berarti ia membeli
prospek dan siap menanggung segala risiko sebesar dana yang
ditanamkan.
2) Saham Preferen (preferred stock)
Saham preferen bentuk komponen modal jangka panjang yang
merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan hutang jangka
panjang.
b. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayarkan
sebagai deviden.
Komponen modal sendiri ini merupakan modal perusahan yang
dipetaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun risiko – risiko
kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak memperlukan jaminan atau keharusan
untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan maupun tidak adanya kepastian
tentang jangka waktu pembayaran kembali modal sendiri. Oleh karena itu, tiap–
tiap perusahaan harus mempunyai jumlah minimum modal yang diperlukan untuk
menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Modal sendiri yang bersifat permanen akan tetap tertanam dalam
perusahaan dan dapat diperhitungkan pada setiap saat untuk memelihara
kelangsungan hidup dan melindungi perusahan dari risiko kebangkrutan. Modal
sendiri merupakan sumber dana perusahaan yang paling tepat untuk
diinvestasikan pada aktiva tetap yang bersifat permanen dan investasi-investasi
yang menghadapi risiko kerugian yang relatif kecil. Karena suatu kerugian atau
kegagalan dari investasi tersebut dengan alasan apapun merupakan tindakan
membahayakan bagi kontinuitas kelangsungan hidup perusahaan.
2.3.3. Arti Pentingnya Struktur Modal
Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai operasi perusahan,
yang bisa dipenuhi dari pemilik modal sendiri atau dari pihak lain berupa hutang,
dana tersebut mempunyai modal yang ditanggung perusahaan.
Struktur modal akan menentukan biaya modal, biaya modal adalah balas
jasa yang harus dibayar perusahaan kepada masing-masing pihak yang
menanamkan modal dalam perusahaan. Dalam kaitannya dengan biaya modal
sendiri maupun hutang perlu dirinci lebih lanjut, karena tiap-tiap jenis modal
mempunyai konsekuensi tersendiri, baik jenis, cara perhitungan, maupun ada atau
tidak adanya keharusan untuk dibayarkan.
Sumber modal yang dimaksud disini terbatas pada modal tetapnya saja,
yaitu hutang jangka panjang, modal saham preferen dan modal saham biasa.
Keputusan untuk menggunakan tiap-tiap jenis modal tersebut atau
mengkombinasikan senantiasa dihadapkan pada berbagai pertimbangan baik yang
bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang mencakup tiga unsur penting yaitu:
1. Sifat keharusan untuk membayar balas jasa atas penggunaan modal kepada
pihak yang menyediakan dana tersebut atau sifat keharusan untuk pembayaran
biaya modal.
2. Sampai seberapa jauh kewenangan atau campur tangan pihak penyedia dana
dalam pengelola perusahaan.
3. Risiko yang dihadapi perusahan.
Arti pentingnya struktur modal terutama disebabkan oleh perbedaan
karakteristik diantara jenis modal tersebut, perbedaan karakteristik diantara jenis
modal tersebut secara umum mempunyai pengaruh pada dua aspek penting dalam
kehidupan perusahaan yaitu:
1. Terhadap kemampuan untuk menghasilkan laba.
2. Terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutang.
Arti penting struktur modal pada umumnya diperlukan dalam perusahan
(Riyanto, 2001):
1. Pada waktu mengkoorganisir atau mendirikan perusahaan.
2. Pada waktu membutuhkan tambahan modal baru untuk perluasan atau
ekspansi.
3. Pada waktu diadakan consolidation baik dalam bentuk merger atau
amalgamation.
4. Pada waktu dijalankan peyusunan kembali struktur modal Recapitalization,
pada waktu mengadakan perubahan-perubahan yang fundamental dalam
struktur modal debt Readjustment dan pada waktu dijalankan perbaikan-
perbaikan struktur modal financial reorganization yang terpaksa harus
dilakukan, karena perusahaan yang bersangkutan telah nyata-nyata dalam
keadaan insolvabel atau adanya ancaman insolvenci.
Perubahan-perubahan tersebut dimaksudkan supaya perusahaan tersebut
untuk selanjutnya dapat bekerja dalam basis finansial yang lebih kuat. Dalam hal
ini pendapatan yang dihasilkan dari sumber-sumber ekonomi yang dimiliki
perusahaan akan dialokasikan kepada masing-masing pihak yang menyediakan
dana sebagai berikut:
a. Kepada debitur dalam jumlah tertentu yang tidak tergantung pada jumlah
pendapatan yang dihasilkan bahkan juga terdapat ada atau tidak adanya
penggunaan sumber ekonomi dalam perusahaan. Bunga atas hutang kepada
kreditur harus dibayar, bahkan dalam keadaan dimana menderita kerugian
dalam operasinya.
b. Kepada pemilik saham, seluruh sisa pendapatan yang dihasilkan oleh
perusahan dari sumber sumber ekonominya setelah dikurangi haknya para
kreditur. Oleh karena itu, kemungkinan para pemilik saham akan memperoleh
bagian yang lebih besar, sama atau kurang dari bagian yang diterima oleh
kreditur, bahkan perusahaan mengalami kegagalan di dalam operasinya para
pemilik saham harus membayar ekstra untuk membalas jasa kepada para
kreditur. Dalam situasi demikian dana yang diinvestasikan oleh pemilik tidak
hanya berkurang karena adanya kerugian didalam operasinya tetapi sebagai
akibat dari kegiatan pembelanjaan.
Apabila suatu perusahan dalam memenuhi kebutuhan dananya
mengutamakan pemenuhan dengan sumber dari dalam perusahaan akan
mengurangi ketergantunganya kepada pihak luar. Tetapi apabila kebutuhan dana
sudah demikian meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan dan dana dari
sumber intern sudah digunakan semua.
Maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal dari luar
perusahaan baik hutang dengan mengeluarkan saham baru dalam memenuhi
kebutuhan dananya. Kalau dalam memenuhi kebutuhan dana dari sumber extern
tersebut mengutamakan pada hutang saja, maka ketergantungan kita pada pihak
luar akan semakin besar dan risiko finansialnya semakin besar, sebaliknya kalau
kita hanya mendasarkan pada saham saja, biaya akan sangat mahal.
Biaya penggunaan dana yang berasal dari saham baru adalah paling mahal
dibandingkan dengan sumbersumber dana lainya. Oleh karena, itu perlu
diusahakan adanya keseimbangan optimal antara kedua sumber dana tersebut.
Apabila kita mendasarkan pada prinsip hati-hati, maka kita mendasarkan pada
aturan struktur finansial konsevatif dalam mencari struktur modal yang optimal.
Untuk mengetahui besarnya “modal optimal“ diperlukan lebih dahulu menetapkan
jangka waktu kritis.
Jangka waktu kritis adalah waktu di mana biaya untuk kredit jangka panjang
sama besarnya dengan kredit jangka pendek (Riyanto,2001) kalau kredit yang
dibutuhkan itu jangka waktunya lebih lama daripada jangka waktu kritis tersebut,
lebih menguntungkan mengambil kredit jangka panjang dengan membungakan
kelebihan modal sementara yang digunakan. Sebaliknya apabila kebutuhan kredit
jangka waktunya lebih pendek daripada jangka waktu kritis adalah lebih
menguntungkan membiayai kebutuhan modal kerja itu dengan jangka pendek.
Dengan mengetahui besarnya modal optimum maka perusahaan dapat
menetapkan apabila kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri
ataukah dipenuhi dengan modal asing (hutang).
Dari uraian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa arti pentingnya
struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik
buruknya struktur modal akan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap
posisi finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal
yang kurang baik dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan
beban yang berat kepada perusahaan yang bersangkutan, sehingga akan
berpengaruh pada labanya, struktur modal merupakan cermin dari kebijaksanaan
perusahaan dalam menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan.
2.4. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 1.3 Hasil penelitian terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Variabel yang di
gunakan
Hasil
1 Arli Warzuqni
Fadhli (2008)
Faktor faktor ang
mempengaruhi struktur
modal pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar
di BEI.
Ukuran perusahaan,
profitabilitas, resiko
bisnis, dan
pertumbuhan aktiva.
Ukuran perusahaan
berpengaruh positif,
profitabilitas berpengaruh
negatif, sedangkan resiko
bisnis dan pertumbuhan
aktiva tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas.
2 Fitriah Soesan
(2007)
Analisis faktor faktor yang
mempengaruhi struktur
modal pada perusahaan
asuransi yang go publik di
(BEJ).
Ukuran perusahaan,
resiko bisnis,
pertumbuhan aktiva,
profitabilitas dan
struktur aktiva.
Ukuran perusahaan, resiko
bisnis berpengaruh positif
terhadap struktur modal,
sedangkan pertumbuhan
aktiva, profitabilitas,dan
struktur aktiva berpengaruh
negatif terhadap struktur
modal.
3 M Taufan
Nugroho(2006)
Analisis faktor faktor yang
mempengaruhi struktur
modal pada perusahaan
yang terdaftar di BEI.
Resiko bisnis, ukuran
perusahaan, struktur
aktiva dan
profitabilitas.
Resiko bisnis dan ukuran
perusahaan berpengaruh
negatif, struktur aktiva dan
profitabilitas berpengaruh
positif terhadap struktur
modal.
4 Laksmi Indri
Hapsari(2006)
Analisis faktor faktor yang
mempengauhi struktur
modal perusahaan
manufaktur yang terdaftar
di bursa efek indonesia
periode 2006-2008 pada
sektor automotif and allied
product.
Ukuran perusahaan,
resiko bisnis,
pertumbuhan asset,
kemampulabaan.
Ukuran perusahaan, resiko
bisnis berpengaruh negatif
sedangkan pertumbuhan
asset dan kemampulabaan
berpengaruh positif terhadap
struktur modal.
5 Yulinda
Rachmawardani
(2007)
Analisis
Pengaruh Aspek
Likuiditas,
Risiko Bisnis,
Profitabilitas,
dan Pertumbuhan
Penjualan
Terhadap
Struktur Modal
(Studi Empiris
Pada Sektor
Keuangan dan
Perbankan di
BEJ Tahun
2000-2005)
Independen:
Likuiditas,
risiko bisnis,
profitabilitas,
pertumbuhan
penjualan.
Dependen:
struktur modal
Likuiditas, risiko
bisnis,
profitabilitas, dan
pertumbuhan
penjualan
berpengaruh
positif terhadap
struktur modal
2.5. Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertauatan
antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan
antar variabel indevenden dan dependen. Pertautan antar variabel tersebut,
selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk varadigma penelitian. Oleh karena itu
pada setiap penyusunan varadigma penelitian harus didasarkan pada kerangka
berpikir. Menurut (Sugiono, 2009).
Penelitian ini menguji pengaruh profitabilitas, struktur aktiva dan
pertumbuhan penjualan, terhadap struktur modal. Penelitian ini akan dilakukan
untuk mengetahui perubahan, pengaruh, besarnya pengaruh dan variabel yang
paling berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini dikarenakan struktur modal
adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang dengan modal
sendiri. Struktur modal yang optimal merupakan perimbangan antara penggunaan
modal sendiri dengan penggunaan hutang, maksudnya adalah seberapa besar
modal sendiri dan seberapa besar hutang yang akan digunakan sehingga bisa
optimal (Husnan, 2004).
Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan Purposive
sampling atau pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan penulis. Penelitian
pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dengan menggunakan periode pengamatan tahun 2006-2009.
Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Model Penelitian
Profitabilitas
Struktur Aktiva Struktur Modal
Pertumbuhan Penjualan
Keterangan
Uji Parsial
Uji Simultan
2.6. Hipotesis Penelitian
Keputusan struktur modal merupakan keputusan yang sangat penting dalam
kelangsungan hidup perusahaan. Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal perusahaan menjadi hal yang penting sebagai dasar pertimbangan
dalam menentukan komposisi struktur modal perusahaan. Hipotesis penelitian
yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari
modal yang digunakan untuk menghasilkan laba menurut (Martono dan Agus,
2007). Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik dan semakin
meningkat kemakmuran perusahaan. Perusahaan yang profitabilitasnya tinggi
akan lebih banyak mempunyai dana internal daripada perusahaan yang
profitabilitasnya rendah. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan
menggunakan hutang lebih kecil karena perusahaan mampu menyediakan dana
yang cukup melalui laba ditahan.
Pecking Order Theory menyatakan bahwa perusahaan lebih suka untuk
menggunakan dana internal (laba ditahan) daripada dana eksternal (hutang dan
ekuitas) untuk membiayai pengeluaran modalnya sehingga dengan
profitabilitas yang tinggi perusahaan akan mengurangi tingkat penggunaan
hutang. Berdasarkan pengamatan diatas, maka hipotesis 1 dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H1 = Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
2. Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal
Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan total
aktiva. Hal ini menunjukkan proporsi komposisi aktiva tetap terhadap aktiva
perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan yang struktur aktivanya memiliki
perbandingan aktiva tetap yang lebih tinggi akan cenderung menggunakan
hutang lebih banyak karena aktiva tetap yang ada dapat digunakan sebagai
jaminan hutang. Perusahaan akan menggunakan modal sendiri atau hutang
yang sesuai dengan umur aktiva untuk diinvestasikan dalam bentuk aktiva
tetap. Perusahaan yang memiliki jumlah aktiva tetapnya tinggi akan lebih
mudah untuk mendapatkan hutang, karena aktiva tetap dapat dijadikan sebagai
jaminan. Semakin besar proporsi aktiva tetap, maka perusahaan akan
cenderung menggunakan lebih banyak hutang. Berdasarkan pengamatan diatas,
maka hipotesis 2 dapat dirumuskan sebagai berikut:
H2 = Struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
3. Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal
Penjualan yang tinggi akan meningkatkan laba perusahaan, sehingga
akan meningkatkan nilai perusahaan dan menunjang pertumbuhan perusahaan.
Jika penjualan meningkat per tahun, maka pembiayaan dengan hutang dengan
beban tertentu akan meningkatkan pendapatan pemegang saham. Hal ini
mendorong perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi akan cenderung
menggunakan jumlah hutang yang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah.
Semakin tinggi pertumbuhan penjualan perusahaan akan lebih aman dalam
menggunakan hutang sehingga semakin tinggi struktur modalnya. Berdasarkan
pengamatan diatas, maka hipotesis 3 dapat dirumuskan sebagai berikut:
H3 = Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal
perusahaan.
4. pengaruh faktor-faktor secara bersama-sama terhadap struktur modal (DER)
yaitu :
H4 = Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan secara
bersama sama berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Subjek Dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ialah sesuatu baik orang, benda ataupun lembaga
(organisasi) yang sifat keadaannya akan diteliti. Penelitian ini dilakukan pada
perusahaan Food and Beverages, dengan mengambil laporan keuangan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2009.
Subjek yang dipilih dalam peneilitian ini adalah perusahaan yang memiliki jumlah
asset diatas 250 miliar, terdiri dari 19 perusahaan yang tergolong kedalam
perusahaan Food and Beverages. Objek penelian ialah sesuatu yang di jadikan
sasaran dalam sebuah penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah struktur
modal, apakah variabel variabel indevenden dalam dalam penelitian ini diantara
profitabilitas, struktur aktiva, dan prtumbuhan penjualan mempunyai pengaruh
terhadap struktur modal.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas, subjek/objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono,2007). populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2006-2009 yang termasuk kedalam perusahaan yang bergerak di dalam
Food and Beverages terdiri dari 19 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono,2007). Dalam penelitian ini sampel perusahaan dipilih
dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Menurut Sugiono, Purposive
Sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan penulis. Metode
Purposive Sampling dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik dengan kriteria
sampel:
1. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten hingga akhir tahun 2009.
2. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah perusahaan
manufaktur.
3. Perusahaan yang tergolong kedalam perusahaan Food and Beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI).
4. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan periode 2006-2009 yang
telah dipublikasikan pada Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
5. Perusahaan yang memiliki jumlah asset di atas 250 miliar yang terdiri dari
periode 2006-2009.
Berdasarkan kriteria diatas yang tergolong kedalam industri Food and
Beverages terdiri dari sembilan belas perusahaan yang tergolong kedalamnya.
Diamana kesembilan belas perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan
keuangan. Hanya tiga belas perusahaan yang hanya mempunyai jumlah asset
diatas dua ratus lima puluh juta rupiah. berdasarkan kriteria tersebut maka yang
memenuhi kriteria hanya terdiri dari tiga belas perusahaan.
Daftar nama perusahaan yang memenuhi kriteria dari Periode 2006-2009
yang tergolong kedalam perusahaan Food and Beverages sebagai berikut.
Tabel 3.1
Daftar Sampel Perusahaan
NO Nama Perusahaan
1 PT Fast Food Indonesia Tbk
2 PT Siantar Top Tbk.
3 PT Davomas Abadi Tbk.
4 PT Cahaya Kalbar Tbk.
5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
6 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
7 PT sierad Produce Tbk.
8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk.
9 PT Aqua Golden Mississippi Tbk.
10 PT Multi Bintang Indonesia Tbk.
11 PT Ultra Jaya Milk Tbk.
12 PT Mayora Indah Tbk.
13 PT Smart Tbk.
3.3. Jenis Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data
sekunder adalah data yang sudah diolah oleh pihak perusahaan. Data diperoleh
dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2006-2009. Data yang
diambil adalah data perusahaan yang terdaftar di BEI dan masuk kedalam
kelompok perusahaan Food and Beverages dari tahun 2006-2009.
3.4. Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen
( varibel terikat ) dan independen ( variabel bebas ).
3.4.1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah dalam bahasa indonesia sering juga disebut
sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat , karena adanya variabel bebas (Sugiono 2007). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah sebagai berikut.
Struktur modal
Struktur modal (DER) adalah perbandingan antara total hutang (Debt)
dengan modal sendiri (Equity Ratio). Dalam penelitian ini pengukuran terhadap
struktur modal dilakukan dengan cara.
DER =
3.4.2.Variabel Independen
Variabel independen adalah dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen ( terikat
) menurut (Sugiono, 2011). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
Independen adalah sebagai berikut :
a. Profitabilitas (Return On Equity)
Profitabilitas (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal sendiri yang ada dalam perusahaan
itu. Profitabilitas dapat menjadi ukuran efisiensi bagi penggunaan modal sendiri
yang dioperasionalkan dalam perusahaan. Semakin besar profitabilitas berarti
semakin besar pula kemampuan perusahaan itu menghasilkan laba bagi pemilik
modalnya sendiri. Pengukurannya dapat dilakukan dengan menggunakan.
ROE =
b. Struktur Aktiva
Struktur aktiva (Tangibility) adalah perbandingan antara aktiva tetap
perusahaan (Fixed Asset) dengan total aktiva (Total Assets). Pengukuran struktur
aktiva dilakukan dengan melakukan perbandingan antara aktiva tetap perusahaan
dengan total aktiva yang dimiliki.
Tangibility =
c. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan (Growth Sales) merupakan perbandingan antara
penjualan tahun yang bersangkutan (tahun ke t) dikurangi penjualan tahun
sebelumnya (tahun ke t-1) kemudian dibagi dengan penjualan tahun sebelumnya
(tahun ke t-1).
Sales Growth =
Ringkasan definisi operasional variabel penelitian dalam penelitian ini,
sebagaimana terlihat pada tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
N
o
Variabel Konsep Definisi
Operasional
Pengukuran Skala
1 Dependen
(Y)
Struktur
modal
Struktur
modal
merupakan
seberapa
besar
penggunaan
antara hutang
jangka
panjang
maupun
modal sendiri
dalam
memenuhi
kebutuhan
modal
perusahaan.
(Juminang,
2006)
Perbandingan
antara berbagai
komponen
yang ada
dilaporan
keuangan
seperti:
1. Neraca
2. Laba
Rugi
Pengukuran
dilakukan
untuk
beberapa
periode
operasi.
DER=
Rasio
2 Independen
(X1)
Profitabilita
s
Profitabilitas
menunjukkan
seberapa
besar
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan
keuntungan
bagi pemilik
modal sendiri
yang ada
dalam
perusahaan
itu.( rianto,
2001)
Dilakukan melalui
dua pendekatan
diantaranya:
Mengukur
rasio-rasio
neraca dan
sejauh mana
laba diperoleh
dari
operasional
perusahaan Melalui
pendekatan
rasio-rasio
laba rugi
ROE=
Rasio
Independen
(X2)
Struktur
aktiva
Struktur
aktiva
menunjukkan
seberapa
besar aktiva
dapat
digunakan
menjadi
penjamin
pinjaman
hutang yang
besar yang
dilakukan
oleh suatu
perusahaan.
Di laporan
neraca dilihat
dari total aktva
tetap pada
periode
terrtentu
Di laporan
laba rugi
dilihat dari
total aktiva
yang dimiliki
perusahaan
pada periode
tertentu.
Tangibility=
Rasio
Independen
(X3)
Pertumbuha
n penjualan
Pertumbuhan
penjualan
menunjukkan
perusahaan
dengan
tingkat
penjualan
yang relatif
stabil dapat
lebih aman
memperoleh
pinjaman atau
hutang yang
besar dengan
risiko
menanggung
biaya tetap
yang lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
perusahaan
yang
penjualannya
tidak stabil.
(Husnan,
2000)
Menentukan
nilai
penjualan
bersih dari
tahun ketahun
pada laporan
laba rugi
perusahaan.
Melakukan
perhitungnan
pada
penjaualan
bersih.
SalesGrowth=
Rasio
Sumber : Konsep Penelitian Yang Diolah Dari Berbagai Buku dan Jurnal
3.5. Metode Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data, perlu diolah
terlebih dahulu. Tujuannya adalah menyederhanakan seluruh data yang
terkumpul, dan menyajikannya dalam susunan yang rapi, untuk kemudian
dianalisis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis :
1. Statistik Deskriptif
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan nilai minimum, nilai
maximum, rata rata dan standar deviasi masing masing variabel dependen dan
independen.
2. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan alat statistik regresi berganda mensyaratkan dilakukannya
pengujian asumsi klasik, jika asumsi klasik tidak terpenuhi akan menyebabkan
bias pada hasil penelitian. Asumsi klasik klasik yang perlu diuji adalah
normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan autokolerasi. Uji tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Untuk melihat dat berdistribusi normal atau
tidak dapat melihat nilainya pada kolmogorov- smirnov. Data dinyatakan
berdistribusi normal jika signifikan lebih besar dari 0,05 ( Priyatno,
2010:71). Dasar pengambilan keputusannya adalah :
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali,2005).
b. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidak samaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji
heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus
terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya masalah
heteroskedastisitas. Jika signifikan korelasi kurang dari 0,05 maka pada
model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas ( Priyatno,2010:81).
Dasar analisis terjadi Heteroskedastisitas adalah
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali,2005).
c. Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model
regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linear antar variabel indevenden dalam model regresi. Prasyarat
yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
multikolinearitas. Uji multikolinearitas dapat dilihat pada nilai inflasion
factor(VIF) pada model regresi. Pada umumnya jika nilai VIF lebih besar
dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas
dengan variabel bebas lainnya.
d. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1(sebelumnya) menurut (Ghozali 2005).Uji
Autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Waston (DW), dengan
ketentuan jika angka D-W lebih besar dari 1 dan lebih kecil dari 3 berati
model persamaanregresi bebas dari autokorelasi.
3.6. Menyusun Persamaan Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh
sejumlah variabel dependen terhadap variabel independen atau untuk
memprediksi suatu variabel dependen berdasarkan nilai variabel variabel
independen. Model regresi dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:
Y = α + β1(ROE) + β2(ASSET) + β3(GS) + ℮
Dimana:
Y = Struktur Modal
α = Konstanta
β1,β2,β3 = Koefisien variabel independent
ROE = Return On Equity
ASSET = Struktur Aktiva
GS = Growth of Sales atau Pertumbuhan Penjualan
℮ = Faktor pengganggu
3.7. Pengujian Hipotesis
1. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah masing masing variabel
secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Langkah langkah
dalam pengujian sebagai berikut :
1. Ho1 : β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Profitabilitas (ROE) terhadap struktur modal (DER).
Ha1 : β 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara Profitabilitas
(ROE) terhadap struktur modal (DER).
Ho2 : β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara struktur
aktiva( Tangibility) terhadap strukrur modal (DER).
Ha2 : β 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara struktur aktiva
(Tangibility) terhadap struktur modal (DER).
Ho3 : β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan anatara
pertumbuhan penjualan (Growth Sales ) terhadap struktur modal (DER).
Ha3 : β 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan
penjualan (Growth Sales)terhadap struktur modal (DER).
2. Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5%
3. Menentukan t hitung
4. Menentukan t tabel
(df) n-k-1
5. Kriteria pengujian
- Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
- Ho diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
6. Pengambilan keputusan
2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
secara simultan yang dimasukkan dapat berpengaruh terhadap variabel
dependen. Langkah-langkah dalam pengujian sebagai berikut :
1. Ho4 : β1 = β2 = β3 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Ha4 : β1, β2, β3 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
2. Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5%
3. Menentukan f hitung
4. Mnenentukan f tabel
df 1 (jumlah variabel -1) df2 (n-k-1)
5. Kriteria pengujian
-Ho ditolak bila F hitung > F tabel
-Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel
6. pengambilan keputusan
3. Koefisien Determin (R2)
Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam
menerangi variabel independen. Tapi, karena R2 mengandung kelemahan
mendasar dimana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang
dimasukkan dalam model. oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan
adjusted R2 berkisar antara nol dan satu. jika nilai adjusted R
2 makin
mendekati satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam
menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya.
4. Koefisien Beta
Untuk menentukan variabel bebas yang paling dominan
mempengaruruhi nilai variabel dependen dalam suatu model regresi linier,
maka digunakan koefisien beta yang dihasilkan dari analisis regresi. Nilai
beta yang paling besar menunjukkan variabel bebas yang paling dominan
mempengaruhi nilai variabel dependen.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Obyek penelitian dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada sektor food and beverages pada tahun
2006 sampai dengan tahun 2009 yang telah mengeluarkan data keuangan. Pada
periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 jumlah keseluruhan perusahaan
manufaktur pada sektor food and beverages adalah 19 perusahaan. Setelah
dilakukan penelitian sampel dengan metode purposive sampling dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten hingga akhir tahun 2009.
2. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah perusahaan
manufaktur.
3. Perusahaan yang tergolong kedalam perusahaan Food and Beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI).
4. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan periode 2006-2009 yang
telah dipublikasikan pada Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
5. Perusahaan yang memiliki jumlah asset di atas 250 miliar yang terdiri dari
periode 2006-2009.
Berdasarkan kriteria diatas, maka yang menjadi sampel adalah sebanyak 13
perusahaan. Dengan menggunakan metode penggabungan data maka diperoleh
data penelitian sebanyak 4 x 13 = 52 data observasi. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data keuangan perusahaan manufaktur pada sektor food and
beverages periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2009.
Nama-nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian pada masing-
masing tahun disajikan pada lampiran. Sebelum membahas terhadap pembuktian
hipotesis, secara deskriptif akan dijelaskan mengenai kondisi masing-masing
variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
4.1.2 Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif dari data yang diambil untuk penelitian ini adalah dari
tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yaitu sebanyak 52 data pengamatan.
Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian ini
meliputi nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dari satu variabel
dependen yaitu struktur modal dan tiga variabel independen yaitu profitabilitas
(ROE), struktur aktiva (Tangibility) dan pertumbuhan penjualan (Growth Sales).
Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data. Statistik
deskriptif menggambarkan karakter sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
Distribusi statistik deskriptif untuk masing-masing variabel terdapat pada Tabel
4.1 berikut :
Tabel 4.1
Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 52 -2.04 2.13 .0875 .82823
ROE 45 -1.97 5.78 2.3877 1.19222
TANGIBILITY 52 2.89 4.30 3.6655 .33509
GRWT 45 -.84 4.95 3.0282 1.16468
Valid N (listwise) 40
Sumber : Data sekunder yang diolah
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata masing-masing variabel berada
pada angka positif, meskipun terdapat angka negatif pada nilai minimum dari
variabel DER, ROE, dan Growth Sales.
Berdasarkan Tabel 4.1 Diketahui nilai Rata rata struktur modal (DER)
sebesar 0,0875, dengan standar deviasi sebesar 0,82823. PT. Multi Bintang
Indonesia pada tahun 2009 memiliki nilai maximum struktur modal (DER)
sebesar 2,13 sedangkan PT.Sierad Produce Tbk pada tahun 2006 memiliki nilai
minimum struktur modal (DER) sebesar -2,04 (lampiran 1 (DER) ).
Rata rata profitabilitas (ROE) sebesar 2,3877 dengan nilai standar deviasi
sebesar 1,19222. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2009 memiliki nilai
maximum profitabilitas (ROE) sebesar 5,78 sedangkan PT. Tiga Pilar Sejahtera
Tbk pada tahun 2006 memiliki nilai minimum profitabilitas (ROE) sebesar -1,97
(lampiran 1 (ROE) ).
Rata rata struktur aktiva (Tangibility) sebesar 3,6655 dengan standar
deviasi sebesar 0,33509. PT. Davomas Abadi Tbk pada tahun 2009 memiliki nilai
maximum struktur aktiva (Tangibility) sebesar 4,30 sedangkan PT. Fast Food
Indonesia Tbk pada tahun 2009 memiliki nilai minimum struktur aktiva
(Tangibility) sebesar 2,89 (lampiran 1 (Tangibility) ).
Rata rata pertumbuhan penjualan (Growth Sales) sebesar 3,0282 dengan
standar deviasi sebesar 1,16468. PT. Cahaya Kalbar Tbk pada tahun 2008
memiliki nilai maximum pertumbuhan penjualan (Growth Sales) sebesar 4,95
sedangkan PT. Siantar Top Tbk pada tahun 2009 memiliki nilai minimum
pertumbuhan penjualan (Growth Sales) sebesar -0,84(lampiran 4 (Growth Sales) ).
4.2. Pengujian Asumsi Klasik
Menguji hipotesis akan digunakan analisis regresi linier berganda. Namun
demikian akan terlebih dahulu diuji mengenai ada tidaknya penyimpangan
terhadap asumsi klasik yang diperlukan untuk mendapatkan model regresi yang
baik.
1. Pengujian Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Untuk melihat dat berdistribusi normal atau
tidak dapat melihat nilainya pada kolmogorov- smirnov. Data dinyatakan
berdistribusi normal jika signifikan lebih besar dari 0,05 ( Priyatno, 2010:71).
Tabel 4.2
Uji Normalitas Data Awal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DER ROE TANGIBILITY
GROWTH SALES
N 52 52 52 52
Normal Parametersa,,b
Mean 1.5275 14.4902 41.2265 24.3154
Std. Deviation
1.45063 48.65538 13.41507 35.38901
Most Extreme Differences
Absolute .178 .310 .096 .121
Positive .163 .310 .096 .121
Negative -.178 -.249 -.079 -.115
Kolmogorov-Smirnov Z 1.281 2.235 .693 .872
Asymp. Sig. (2-tailed) .075 .000 .723 .433
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap 52 data menunjukkan
bahwa satu variable yaitu Profitabilitas (ROE) dengan signifikan sebesar 0,000
belum berdistribusi normal signifikansi di bawah 0,05 (Priyatno, 2010). Hal ini
ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengujian Kolmogorov - Smirnov tersebut
lebih kecil dari 0,05.
Analisis regresi mensyaratkan adanya data yang berdisribusi normal, maka
dengan demikian penormalan data dilakukan diantaranya adalah dengan
mentransformasikan data. setelah menstranformasikan data diperoleh nilai yang
berdistribusi normal. Hasil pengujian selanjutnya diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.3
Uji Normalitas Setelah Mentransformasikan Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DER ROE TANGIBILITY GRWT
N 52 45 52 45
Normal Parametersa,,b
Mean .0875 2.3877 3.6655 3.0282
Std. Deviation .82823 1.19222 .33509 1.16468
Most Extreme Differences Absolute .106 .149 .078 .201
Positive .106 .121 .052 .091
Negative -.076 -.149 -.078 -.201
Kolmogorov-Smirnov Z .761 .997 .564 1.349
Asymp. Sig. (2-tailed) .609 .274 .908 .053
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil pengujian normalitas data menunjukkan bahwa seluruh variabel
sudah berdistribusi normal yang ditunjukkan nilai signifikansi pengujian
Kolmogorov Smirnov tersebut lebih besar dari 0,05.
Selain itu pengujian normalitas dapat juga dilihat dari grafik berikut ini:
Gambar 4.1
Uji Normalitas
Dapat dilihat dari tabel kolmogorov smirnop dan dari grafik bahwa data
telah berdistribusi secara normal.
2. Pengujian Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidak samaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji
heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus
terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya masalah
heteroskedastisitas. Jika signifikan korelasi kurang dari 0,05 maka pada
model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas ( Priyatno,2010:81).
Tabel 4.4
Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Unstandardized Residual ROE TANGIBILITY GRWT
Spearman's rho Unstandardized Residual
Correlation Coefficient 1.000 .195 .006 -.029
Sig. (2-tailed) . .229 .973 .860
N 40 40 40 40
ROE Correlation Coefficient .195 1.000 -.261 .062
Sig. (2-tailed) .229 . .083 .705
N 40 45 45 40
TANGIBILITY Correlation Coefficient .006 -.261 1.000 -.306*
Sig. (2-tailed) .973 .083 . .041
N 40 45 52 45
GRWT Correlation Coefficient -.029 .062 -.306* 1.000
Sig. (2-tailed) .860 .705 .041 .
N 40 40 45 45
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar tersebut diperoleh bahwa scatter plot membentuk titik-titik
yang menyebar secara acak dengan tidak membentuk pola yang jelas. Hal ini
menunjukkan tidak ada masalah heteroskedastisitas.
3. Pengujian Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model
regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linear antar variabel indevenden dalam model regresi. Prasyarat
yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
multikolinearitas. Uji multikolinearitas dapat dilihat pada nilai inflasion
factor(VIF) pada model regresi. Pada umumnya jika nilai VIF lebih besar dari
5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan
variabel bebas lainnya.
Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -3.753 1.616 -2.322 .026
ROE .269 .095 .430 2.830 .008 .934 1.071
TANGIBILITY .713 .376 .311 1.893 .066 .800 1.250
GRWT .177 .110 .257 1.613 .115 .850 1.177
a. Dependent Variable: DER
Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai VIF dari profitabilitas, tangability dan
growth sales memiliki nilai 1(satu). karena nilai VIF dari seluruh variabel tidak
ada yang bernilai diatas angka 5, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak ada
persoalan antar variabel independen.
4. Pengujian Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1(sebelumnya) menurut (Ghozali 2005).Uji
Autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Waston (DW), dengan
ketentuan jika angka D-W lebih besar dari 1 dan lebih kecil dari 3 berati
model persamaan regresi bebas dari autokorelasi.
Tabel 4.6
Pengujian Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .474a .225 .160 .71120 1.908
a. Predictors: (Constant), GRWT, ROE, TANGIBILITY
b. Dependent Variable: DER
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 1,908.
Karena nilai Durbin Watson lebih besar dari 1 dan lebih kecil dari 3 maka
persamaan regresi ini bebas dari autokorelasi.
4.3 Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis linear berganda untuk menguji
hipotesis, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu profitabilitas
(ROE), struktur aktiva (Tangibility), dan pertumbuhan penjualan (Growth Sales).
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Hasil
yang diperoleh selanjutnya akan diuji kemaknaan model tersebut secara simultan
dan secara parsial. Koefisien regresi dilihat dari nilai unstandardized coefficient
karena semua variabel independen maupun dependen memiliki skala pengukuran
yang sama yaitu rasio.
Tabel 4.7
Hasil Regresi Berganda
Sumber : Data sekunder yang diolah
Hasil pengujian persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Ln DER = -3,753 + 0,269 Ln ROE + 0,713 Ln TANGIBILITY + 1,77 Ln
GRWT
Persamaan regresi diatas memiliki makna :
1). Profitabilitas (ROE) mempunyai koefisien regresi dengan arah positif
sebesar + 0,269. Jika diasumsikan variabel independen lain konstan, hal ini
berarti setiap kenaikan profitabilitas (ROE) sebesar 1 persen maka
struktur modal (DER) perusahaan akan mengalami kenaikan sebesar 0,269
persen.
2). Struktur aktiva (Tangibility) mempunyai koefisien regresi dengan arah
positif sebesar + 0,713. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1
persen dari variabel struktur aktiva (Tangibility) akan menyebabkan
variabel struktur modal (DER) mengalami kenaikan sebesar 0,713 persen.
3). Pertumbuhan penjualan (Growth Sales) mempunyai koefisien regresi
dengan arah positif sebesar + 0,177. Hal ini berarti bahwa kenaikan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.753 1.616 -2.322 .026
ROE .269 .095 .430 2.830 .008
TANGIBILITY .713 .376 .311 1.893 .066
GRWT .177 .110 .257 1.613 .115
a. Dependent Variable: DER
sebesar 1 persen dari variabel pertumbuhan penjualan (Growth Sales) akan
menyebabkan variabel struktur modal (DER) naik sebesar 0,177 persen.
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1 Hasil Uji Secara Parsial (Uji-t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Uji statistik t digunakan untuk menguji hipotesis pertama sampai
dengan hipotesis keempat. Dari hasil pengujian analisis regresi sebagaimana pada
lampiran diketahui nilai t hitung sebagai berikut :
Tabel 4.8
Hasil Pengujian t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.753 1.616 -2.322 .026
ROE .269 .095 .430 2.830 .008
TANGIBILITY .713 .376 .311 1.893 .066
GRWT .177 .110 .257 1.613 .115
a. Dependent Variable: DER
Sumber : Data sekunder yang diolah
Untuk mendapatkan signifikansi pengaruh dari keempat variabel tersebut
terhadap struktur modal (DER) dapat diuji sebagai berikut :
1. Pengujian Hipotesis 1
Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil variabel profitabilitas (ROE) sebesar
nilai t = 2,380 dengan nilai signifikan sebesar 0,008. T tabel dicari pada α = 5 : 2
=2,5% dengan signifikan 0,025 (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1
atau 52-3-1 = 48 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel
independen). Lampriran pada uji t nilai pada baris ke 48 kolom 0,025 maka
didapat t tabel = 2,011 Karena nilai t hitung besar dari pada t tabel (2,380 > 2,011)
dengan signifikansi 0,008 di bawah α = 0,05. hal ini menunjukkan bahwa
variabel profitabilitas (ROE) berpengaruh signifikan terhadap struktur modal
(DER). Dengan demikian berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkna bahwa profitabilitas (ROE)
berpengaruh poitif dan signifikan terhadap struktur modal (DER). Hal ini
mendukung teori the trade-off model. Menurut teori the trade-off model,
profitabilitas diprediksikan memiliki pengaruh yang positif terhadap struktur
modal. Perusahaan yang memiliki profit (laba) yang tinggi akan menggunakan
lebih banyak utang dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pengurangan pajak. Karena bunga
merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan
pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak
yang tinggi. Karena itu semakin tinggi tarif pajak pajak, maka semakin besar
manfaat dari penggunaan hutang bagi perusahaan. Dan hal ini bertentangan
dengan teori pecking order theory yang menyatakan perusahaan lebih menyukai
internal financing.
2. Pengujian Hipotesis 2
Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil variabel struktur aktiva(Tangibility)
sebesar nilai t = 1,893 dengan nilai signifikan sebesar 0,066. T tabel dicari pada
α = 5 : 2 =2,5% dengan signifikan 0,025 (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan
(df) n-k-1 atau 52-3-1 = 48 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel
indevenden). Lampriran pada uji t nilai pada baris ke 48 kolom 0,025 maka
didapat t tabel = 2,011 Karena nilai t hitung kecil dari pada t tabel (1,893 < 2,011)
dengan signifikansi 0,66 di atas α = 0,05. hal ini menunjukkan bahwa variabel
struktur aktiva (Tangibility) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
struktur modal (DER). Dengan demikian berarti bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa struktur aktiva (tangibility)
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal (DER). Hal ini
juga mendukung teori the trade-off model. Menurut teori the trade-off model,
struktur aktiva diprediksikan memiliki pengaruh yang positif terhadap struktur
modal. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi struktur aktiva
(tangibility), maka akan semakin tinggi hutang yang dimiliki perusahaan. Ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki struktur aktiva (tangibility) yang
tinggi mempunyai jaminan yang cukup untuk mendapatkan pinjaman atau hutang
dari pada perusahaan yang tidak memiliki jaminan yang cukup terhadap hutang.
Tidak signifikannya hasil pengujian struktur aktiva (Tangibility) terhadap
struktur modal (DER) mungkin disebabkan oleh krisis yang di alami oleh
perusahaan-perusahaan manufaktur pada periode penelitian yaitu pada tahun 2006
hingga 2009. Salah satu perusahaan yang memiliki struktur aktiva (tangibility)
yang kecil dan bahkan mengalami penurunan dari tahun ke tahun yaitu Pt Fast
Food Indonesia Tbk.
Hal inilah yang mungkin menjadi penyebab bahwa struktur aktiva
(tangibility) perusahaan tidak berpengaruh signifikan dalam keputusan pendanaan
eksternal (hutang). Hal lain yang mungkin menjadi penyebab tidak signifikannya
struktur aktiva (tangibility) terhadap struktur modal (DER) adalah struktur aktiva
(tangibility) tidak diperhatikan oleh manajer dalam pengambilan keputusan
mengenai struktur modal perusahaan tetapi manajer perusahaan lebih
memperioritaskan atau lebih memilih faktor lain yang dianggap lebih berpengaruh
dalam pengambilan keputusan struktur modal (DER).
3. Pengujian Hipotesis 3
Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil variabel pertumbuhan penjualan
(Growth Sales) sebesar nilai t = 1,613 dengan nilai signifikan sebesar 0,115. T
tabel dicari pada α = 5 : 2 =2,5% dengan signifikan 0,025 (uji dua sisi) dengan
derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 52-3-1 = 48 (n adalah jumlah kasus dan k adalah
jumlah variabel indevenden). Lampriran pada uji t nilai pada baris ke 48 kolom
0,025 maka didapat t tabel = 2,011 Karena nilai t hitung kecil dari pada t tabel
(1,613 < 2,011) dengan signifikansi 0,115 di atas α = 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel pertumbuhan penjualan (Growth Sales) tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap struktur modal (DER). Dengan demikian berarti bahwa
Ho diterima dan Ha ditolak.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan
(growth sales) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal
(DER). Hal ini juga mendukung teori the trade-off model. Menurut teori the trade-
off model, struktur aktiva diprediksikan memiliki pengaruh yang positif terhadap
struktur modal. Dalam hal ini menjelaskan bahwa Perusahaan dengan tingkat
penjualan yang mengalami pertumbuhan dapat lebih aman memperoleh lebih
banyak pinjaman/ hutang yang besar dengan risiko menanggung biaya tetap yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak mengalami
pertumbuhan. Perusahaan perusahaan seperti sektor makanan dan minuman tidak
terlepas dari permaslahan pajak. Oleh karena itu perusahaan perusahaan tersebut
lebih cenderung menggunakan hutang, karena penggunaan hutang dapat
mengurangi pajak. Tidak signifikannya hasil pengujian pertumbuhan penjualan
(growth sales) terhadap struktur modal (DER) mungkin disebabkan oleh
pertumbuhan penjualan dari periode 2006-2009 tidak stabil diantara perusahaan
perusahaan yang tergolong kedalam Food and Beverages sehingga manajer
perusahaan tidak memperioritaskn atau lebih memilih faktor lain yang dianggap
lebih berpengaruh dalam pengambilan keputusan struktur modal (DER).
4.4.2 Hasil Secara Simultan ( Uji F )
Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen secara bersama-sama mempengaruhi struktur
modal(DER) (variabel dependen). Apabila Fhitung > Ftabel, maka variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. apabila (signifikansi) lebih
besar dari α (0,05) maka variabel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel debt to equity ratio, tetapi jika (signifikansi) lebih
kecil dari α (0,05) maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel debt to equity ratio.
Pengujian hipotesis uji F ini digunakan untuk melihat apakah secara
keseluruhan variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap
variabel terikat. Dari hasil pengujian simultan diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.9
Hasil Pengujian F
Data tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa model persamaan ini memiliki
nilai Fhitung sebesar 3,481 dan dengan tingkat signifikansi 0,026. F tabel dicari
dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df 1 ( jumlah variabel – 1 )
atau 4-1 = 3 dan df 2 (n-k-1) atau 52-3-1= 48 ( n adalah jumlah kasus dan k
adalah jumlah variabel independen ). Lampiran pada uji f nilai pada baris ke 48
kolom 0,05 maka didapat nilai f tabel = 2,798. Karena nilai f hitung lebih besar
dari nilai f tabel (3,841>2,798) dengan signifikan 0,026 lebih kecil dari α (0,05).
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum struktur
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.281 3 1.760 3.481 .026a
Residual 18.209 36 .506
Total 23.490 39
a. Predictors: (Constant), GRWT, ROE, TANGIBILITY
b. Dependent Variable: DER
modal (DER) dapat dijelaskan dengan kondisi profitabilitas (ROE), struktur aktiva
(Tngibility) dan pertumbuhan penjualan (Growth Sales). Maka dapat disimpulkan
bahwa variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu struktur modal (DER).
4.5. Koefisiensi Determinasi
Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen, yaitu
prpfitabilitas (ROE), struktur aktiva(Tangibility) dan pertumbuhan penjualan
(Growth Sales). Hasil uji koefisien adjusted R Square disajikan pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.10
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .474a .225 .160 .71120
a. Predictors: (Constant), GRWT, ROE, TANGIBILITY
b. Dependent Variable: DER
Berdasarkan tabel diperoleh angka adjusted (R Square) sebesar 0,160 atau
(16,0%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel
independen ( profitabilitas (ROE), Struktur Aktiva (Tangibility) dan Pertumbuhan
Penjualan (Growth Sales) terhadap variabel dependen struktur modal (DER)
sebesar 16,0%. Sedangkan sisanya sebesar 84% dipengaruhi oleh atau dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
4.6. Koefisiensi Beta
Analisis koefesiensi beta digunakan untuk melihat besarnya pengaruh yang
paling dominan terhadap struktur modal. pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai
koefisien beta yang paling besar. Hal ini dapat ditunjukkan pada tabel 4.11.
Tabel 4.11
Hasil Koefisien beta
Variabel
Koefisien Beta
Profitabilitas (ROE)
Struktur Aktiva
Pertumbuhan Penjualan
.403
.311
.257
Sumber : Data Diolah
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang paling
dominan dalam menentukan variabel dependen adalah profitabilitas (ROE)
dengan koefisien beta sebesar 0,403 sedangkan variabel struktur aktiva
(Tangibility) dan pertumbuhan penjualan (Growth Sales) memiliki koefisien beta
masing masing sebesar 0,311 dan 0,257. Profitabilitas memiliki pengaruh yang
paling dominan disebabkan karena pada periode 2006-2009 perusahan yang
tergolong dalam sektor Food and Beverages memiliki laba yang rendah maka
perusahaan tidak akan memiliki cukup dana yang tersedia dari laba yang ditahan
dalam bentuk (modal sendiri) untuk mendanai perusahaan pada periode yang akan
datang maka perusahaan lebih mendanai perusahaa dengan menggunakan
hutang.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, setelah melalui tahap
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan yang terakhir interpretasi
hasil analisis mengenai pengaruh profitabilitas (ROE), struktur aktiva
(Tangibility), dan pertumbuhan penjualan (Growth Sales) terhadap struktur modal
(DER). Dengan menggunakan data yang terdistribusi normal, tidak terdapat
multikolinearitas, bebas autokorelasi dan tidak adanya heterokedastisitas, maka
dihasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil uji hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa :
a. Profitabilitas (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur
modal (DER). Hal ini dapat dilihat dari t hitung besar dari pada t tabel
(2,380 > 2,011) dengan signifikansi 0,008 di bawah α = 0,05.
b. Struktur aktiva (Tangibility) tidak berpengaruh terhadap struktur modal
(DER). Hal ini dapat dilihat dari t hitung kecil dari pada t tabel (1,893 <
2,011) dengan signifikansi 0,66 di atas α = 0,05.
c. Pertumbuhan penjualan (Growth Sales) tidak berpengaruh terhadap
struktur modal (DER). Hal ini dapat dilihat dari t hitung kecil dari pada t
tabel (1,613 < 2,011) dengan signifikansi 0,115 di atas α = 0,05.
2. Hasil uji hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa:
a. Profitabilitas (ROE), struktur aktiva (Tangibility), dan pertumbuhan
penjualan (Growth Sales) secara bersama sama (simultan) berpengaruh
terhadap struktur modal (DER).
3. Berapakah besar pengaruh dan variabel yang paling berpengaruh terhadap
struktur modal (DER):
a. Struktur modal (DER) dapat dijelaskan oleh tiga variabel independen yaitu
profitabilitas (ROE), struktur aktiva (Tangibility) dan pertumbuhan
penjualan (Growth Sales) sebesar 16,0 % sedangkan sisanya sebesar 84%
struktur modal (DER) dijelaskan oleh variabel diluar penelitian ini.
b. Dari koefisien beta dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang
paling dominan dalam menentukan variabel dependen adalah
profitabilitas (ROE) dengan koefisien beta sebesar 0,403 sedangkan
variabel struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan memiliki koefisien
beta masing masing sebesar 0,311 dan 0,257.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan dalam hal:
1. Penelitian ini hanya mengambil jangka waktu 4 tahun yaitu dari tahun
2006 sampai dengan tahun 2009.
2. Penelitian ini hanya terbatas untuk sampel perusahaan manufaktur pada
sektor food and beverages.
3. penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel independen saja yang terdiri
dari profitabilitas (ROE), struktur aktiva (Tangibility), dan pertumbuhan
penjualan (Growth Sales).
5.3. Saran
1. Bagi pihak perusahaan sebaiknya sebelum menetapkan kebijakan struktur
modalnya agar terlebih dahulu memperhatikan struktur aktiva (Tangibility)
dan profitabilitas (ROE) perusahaan. Dengan memperhatikan variabel-
variabel tersebut, perusahaan dapat memutuskan besarnya struktur modal
yang sesuai sehingga dihasilkan kebijakan struktur modal yang optimal
bagi perusahaan.
2. Investor nampaknya perlu memperhatikan nilai struktur hutang perusahaan
dengan tetap mempertimbangkan dampak positif maupun negatifnya.
Dalam hal ini investor nampaknya perlu mencermati dari struktur hutang
yang dimiliki perusahaan serta pemanfaatannya agar hutang yang dimiliki
perusahaan dapat memiliki komposisi yang ideal dengan kemampuan dan
tingkat pertumbuhan perusahaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya.
Bagi Peneliti selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah jumlah
sampel dengan tidak hanya pada perusahaan manufaktur pada sektor
food and beverages saja.
Meneliti variabel-variabel lain selain variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yang mungkin berpengaruh terhadap struktur modal
(DER).
4. Bagi peneliti semoga dapat menambah wawasan peneliti tentang apa itu
struktur modal dan bagaimana menentukan struktur modal yang optimal.
Sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan dan mengalami
perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Indonesia Capital Market Directory. 2002.
Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi
Delapan. Jakarta.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. Edisi ke 10. Jakarta: Salemba Empat.
Fadhli, Arli. 2010. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur. Semarang: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariote dengan SPSS. Semarang:
Universitas Diponogoro.
Harahap, Sofyan. 1997. Analisis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Pt
RajaGrafindo Persada.
Hartono, 2003, “Kebijakan Struktur Modal: Pengujian Trade Off Theory dan
Pecking Order Theory (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat
di BEJ)”, Perspektif, Vol.8,No.2, Desember 2003: 249-257
Husnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang). Buku 1. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.
Husnan, Suad dan Pujiastuti, Enny. 2004. Dasar dasar Manajemen Keuangan.
jilid 4. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Indri, Laksmi. 2010. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Semarang: Skripsi
Universitas Diponegoro.
Jumingan.2006. Analisis Laporan Keuangan Edisi Pertama, PT. Bumi
Aksara;Jakarta.
Martono dan Agus Harjito. 2007. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan
Keenam. Yogyakarta: Ekonesia.
Nugroho, Taufan. 2009. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur
Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta.
Purwanto Suharyadi.2003.Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Jakarta: Salemba Empat.
Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi kelima.
Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Soesan Fitriah, 2006. .Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur
Modal Pada Perusahaan Asuransi Yang Go Public. Yogyakarta: Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Sugiono, 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiono,2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiono, 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Warsono, Sony. 2009. Akuntansi Itu Ternyata Logis Dan Mudah. Edisi Kedua.
Yogyakarta: Asgard Chapter.
LAMPIRAN 1
DATA SAMPEL PENELITIAN TAHUN 2006 - 2009
TOTAL DER AWAL PERIODE 2006 - 2009
No Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009 1 PT Fast Food Indonesia Tbk. 0,68 0,67 0,63 0,63
2 PT Siantar Top Tbk. 0,36 0,44 0,72 0,36
3 PT Davomas Abadi Tbk 1,77 2,27 4,37 5,28
4 PT Cahaya Kalbar Tbk. 0,44 1,80 1,58 0,89
5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 2,10 2,62 3,08 2,45
6 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 2,82 3,65 1,60 2,14
7 PT Sierad Produce Tbk. 0,13 0,29 0,34 0,39
8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. 1,87 2,14 1,63 1,44
9 PT Aqua Golden Mississippi Tbk. 0,77 0,74 0,71 0,73
10 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 2,08 2,14 1,73 8,44
11 PT Ultra Jaya Milk Tbk. 0,53 0,64 0,53 0,50
12 PT Mayora Indah Tbk. 0,58 0,73 1,32 1,03
13 PT Smart Tbk. 1,06 1,29 1,17 1,13
TOTAL DER SETELAH TRANSFORMASI DATA
No Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009 1 PT Fast Food Indonesia Tbk. -0,39 -0,40 -0,46 -0,46
2 PT Siantar Top Tbk. -1,02 -0,82 -0,33 -1,02
3 PT Davomas Abadi Tbk 0,57 0,82 1,47 1,66
4 PT Cahaya Kalbar Tbk. -0.82 0,59 0,46 -0,12
5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,74 0,96 1,12 0,90
6 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 1,04 1,29 0,47 0,76
7 PT Sierad Produce Tbk. -2,04 -1,24 -1,08 -0,94
8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. 0,63 0,76 0,49 0,36
9 PT Aqua Golden Mississippi Tbk. -0,26 -0,30 -0,34 -0,31
10 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 0,73 0,76 0,55 2,13
11 PT Ultra Jaya Milk Tbk. -0,63 -0,45 -0,63 -0,69
12 PT Mayora Indah Tbk. -0,54 -0,31 0,28 0,03
13 PT Smart Tbk. 0,06 0,25 0,16 0,12
TOTAL ROE AWAL PERIODE 2006 – 2009
No Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009
1 PT Fast Food Indonesia Tbk. 23,92 27,17 25,96 28,48
2 PT Siantar Top Tbk. 4,21 4,35 1,33 10,15
3 PT Davomas Abadi Tbk 20,11 17,60 -75,79 -50,75
4 PT Cahaya Kalbar Tbk. 7,87 11,27 11,86 16,42
5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 13,13 13,76 12,07 20,44
6 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 0,14 14,21 7,34 8,82
7 PT Sierad Produce Tbk. 4,16 2,11 2,64 3,16
8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. -12,85 10,35 -10,16 -25,87
9 PT Aqua Golden Mississippi Tbk. 10,92 12,99 14,16 14.60
10 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 37,08 42,68 64,59 323.59
11 PT Ultra Jaya Milk Tbk. 1,81 3,65 26,75 5,13
12 PT Mayora Indah Tbk. 9,65 13,09 15,76 23,53
13 PT Smart Tbk. -24,37 -28,03 22,67 15,61
TOTAL ROE SETELAH TRANSFORMASI DATA
No Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009 1 PT Fast Food Indonesia Tbk. 3,17 3,30 3,26 3,35
2 PT Siantar Top Tbk. 1,44 1,47 0,29 2,32
3 PT Davomas Abadi Tbk 3,00 2,87 0 0
4 PT Cahaya Kalbar Tbk. 2,06 2,42 2,47 2,80
5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 2,57 2,62 2,49 3,02
6 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. -1,97 2,65 1,99 2,18
7 PT Sierad Produce Tbk. 1,43 0,75 0,97 1,15
8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. 0 2,34 0 0
9 PT Aqua Golden Mississippi Tbk. 2,39 2,56 2,65 2,68
10 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 3,61 3,75 4,17 5,78
11 PT Ultra Jaya Milk Tbk. 0,59 1,29 3,29 1,64
12 PT Mayora Indah Tbk. 2,27 2,57 2,76 3,16
13 PT Smart Tbk. 0 0 3,12 2,75
TOTAL TANGIBILITY AWAL PERIODE 2006 – 2009
No Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009 1 PT Fast Food Indonesia Tbk. 23,20 22,25 21,24 18,02
2 PT Siantar Top Tbk. 51,19 58,40 51,88 59,39
3 PT Davomas Abadi Tbk 58,82 62,87 65,21 73,96
4 PT Cahaya Kalbar Tbk. 29,79 24,22 30,71 33,07
5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 39,74 27,36 24,21 26,76
6 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 51,23 55,24 55,02 40,37
7 PT Sierad Produce Tbk. 40,14 37,50 34,62 39,44
8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. 47,13 41,23 40,89 33,14
9 PT Aqua Golden Mississippi Tbk. 32,65 33,90 33,14 31,28
10 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 59,58 58,35 42,83 42,36
11 PT Ultra Jaya Milk Tbk. 63,26 56,19 44,58 46,68
12 PT Mayora Indah Tbk. 47,52 40,90 35,26 39,51
13 PT Smart Tbk. 30,92 24,88 28,55 33,20
TOTAL TANGIBILITY SETELAH TRANSFORMASI DATA
No Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009 1 PT Fast Food Indonesia Tbk. 3,14 3,10 3,06 2,89
2 PT Siantar Top Tbk. 3,94 4,07 3,95 4,08
3 PT Davomas Abadi Tbk 4,07 4,14 4,18 4,30
4 PT Cahaya Kalbar Tbk. 3,39 3,19 3,42 3,50
5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 3,68 3,31 3,19 3,29
6 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 3,94 4,01 4,01 3,70
7 PT Sierad Produce Tbk. 3,69 3,62 3,54 3,67
8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. 3,85 3,72 3,71 3,50
9 PT Aqua Golden Mississippi Tbk. 3,49 3,52 3,50 3,44
10 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 4,09 4,07 3,76 3,75
11 PT Ultra Jaya Milk Tbk. 4,15 4,03 3,80 3,84
12 PT Mayora Indah Tbk. 3,86 3,71 3,56 3,68
13 PT Smart Tbk. 3,43 3,21 3,35 3,50
TOTAL GROWTH SALES PERIODE 2006 – 2009
No Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009 1 PT Fast Food Indonesia Tbk. 24,12 24,54 27,24 21,34
2 PT Siantar Top Tbk. -13.48 8,13 4,01 0,43
3 PT Davomas Abadi Tbk 47,79 69,03 21,17 -88,03
4 PT Cahaya Kalbar Tbk. 62,46 107,80 141,64 -39,17
5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 16,93 26,97 39,27 -4,27
6 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 45.00 49,91 1,12 9,00
7 PT Sierad Produce Tbk. -22,03 46,90 42,83 39,06
8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. 34,04 15,43 18,84 -16,93
9 PT Aqua Golden Mississippi Tbk. 7,71 15,94 19,43 17,25
10 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 4,50 9,83 35,47 21,92
11 PT Ultra Jaya Milk Tbk. 17,35 34,91 20,93 18,44
12 PT Mayora Indah Tbk. 15,55 43,47 38,16 22,25
13 PT Smart Tbk. 1,11 71,61 99,28 -11,80
TOTAL GROWTH SALES SETELAH TRANSFORMASI DATA
No Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009 1 PT Fast Food Indonesia Tbk. 3,18 3,20 3,30 3,06
2 PT Siantar Top Tbk. 0 2,10 1,39 -0,84
3 PT Davomas Abadi Tbk 3,87 4,23 3,05 0
4 PT Cahaya Kalbar Tbk. 4,13 4,68 4,95 0
5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 2,83 3,29 3,67 0
6 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 3,81 3,91 0,11 2,20
7 PT Sierad Produce Tbk. 0 3,85 3,76 3,67
8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. 3,53 2,74 2,94 0
9 PT Aqua Golden Mississippi Tbk. 2,04 2,77 2,97 2,85
10 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 1,50 2,29 3,57 3,09
11 PT Ultra Jaya Milk Tbk. 2,85 3,55 3,04 2,91
12 PT Mayora Indah Tbk. 2,74 3,77 3,64 3,10
13 PT Smart Tbk. 0,10 4,27 4,60 0
LAMPIRAN 2
DATA OUTPUT SPSS 17
Hasil Pengolahan Data
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 52 .13 8.44 1.5275 1.45063
ROE 52 -75.79 323.59 14.4902 48.65538
TANGIBILITY 52 18.02 73.96 41.2265 13.41507
GROWTH SALES 52 -88.03 141.64 24.3154 35.38901
Valid N (listwise) 52
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 52 -2.04 2.13 .0875 .82823
ROE 45 -1.97 5.78 2.3877 1.19222
TANGIBILITY 52 2.89 4.30 3.6655 .33509
GRWT 45 -.84 4.95 3.0282 1.16468
Valid N (listwise) 40
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LDER ROE TANGIBILITY GROWTH SALES
N 52 52 52 52
Normal Parametersa,,b
Mean 1.5275 14.4902 41.2265 24.3154
Std. Deviation 1.45063 48.65538 13.41507 35.38901
Most Extreme Differences Absolute .178 .310 .096 .121
Positive .163 .310 .096 .121
Negative -.178 -.249 -.079 -.115
Kolmogorov-Smirnov Z 1.281 2.235 .693 .872
Asymp. Sig. (2-tailed) .075 .000 .723 .433
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DER ROE TANGIBILITY GRWT
N 52 45 52 45
Normal Parametersa,,b
Mean .0875 2.3877 3.6655 3.0282
Std. Deviation .82823 1.19222 .33509 1.16468
Most Extreme Differences Absolute .106 .149 .078 .201
Positive .106 .121 .052 .091
Negative -.076 -.149 -.078 -.201
Kolmogorov-Smirnov Z .761 .997 .564 1.349
Asymp. Sig. (2-tailed) .609 .274 .908 .053
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Correlations
Unstandardized Residual ROE TANGIBILITY GRWT
Spearman's rho
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient
1.000 .195 .006 -.029
Sig. (2-tailed) . .229 .973 .860
N 40 40 40 40
ROE Correlation Coefficient
.195 1.000 -.261 .062
Sig. (2-tailed) .229 . .083 .705
N 40 45 45 40
TANGIBILITY Correlation Coefficient
.006 -.261 1.000 -.306*
Sig. (2-tailed) .973 .083 . .041
N 40 45 52 45
GRWT Correlation Coefficient
-.029 .062 -.306* 1.000
Sig. (2-tailed) .860 .705 .041 .
N 40 40 45 45
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -3.753 1.616 -2.322 .026
ROE .269 .095 .430 2.830 .008 .934 1.071
TANGIBILITY .713 .376 .311 1.893 .066 .800 1.250
GRWT .177 .110 .257 1.613 .115 .850 1.177
a. Dependent Variable: DER
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .474a .225 .160 .71120 1.908
a. Predictors: (Constant), GRWT, ROE, TANGIBILITY
b. Dependent Variable: DER
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.753 1.616 -2.322 .026
ROE .269 .095 .430 2.830 .008
TANGIBILITY .713 .376 .311 1.893 .066
GRWT .177 .110 .257 1.613 .115
a. Dependent Variable: DER
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.281 3 1.760 3.481 .026a
Residual 18.209 36 .506
Total 23.490 39
a. Predictors: (Constant), GRWT, ROE, TANGIBILITY
b. Dependent Variable: DER
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .474a .225 .160 .71120
a. Predictors: (Constant), GRWT, ROE, TANGIBILITY
b. Dependent Variable: DER