skripsi dian.pdf
TRANSCRIPT
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
1/129
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurang lebih 81,2 % dari Wilayah Indonesia bertempat tinggal di desa.
Partisipasi masyarakat pedesaan amat diperlukan bagi berhasilnya pembangunan
dan sekaligus akan dapat meningkatkan penghidupan di pedesaan (Bintarto, 1984
:11).
Di Indonesia kata pembangunan sudah menjadi tujuan disegala bidang. Secara
umum, pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan
masyarakat dan warganya; sering kali, kemajuan yang dimaksudkan terutama
adalah kemajuan material. Maka, pembangunan seringkali diartikan sebagai
kemajuan yang dicapai oleh satu masyarakat di bidang ekonomi; bahkan dalam
beberapa situasi yang sangat umum pembangunan diartikan sebagai suatu bentuk
kehidupan yang kurang diharapkan bagi sebagian orang tersingkir dan sebagai
ideologi politik yang memberikan keabsahan bagi pemerintah yang berkuasa
untuk membatasi orang-orang yang mengkritiknya ( Budiman, 1995:1-2 ).
Dalam keadaan kaum perempuan yang masih terbelakang, upaya
pemberdayaan perempuan untuk semua umur di segala bidang dan di seluas
mungkin wilayah Indonesia, merupakan jawaban yang ampuh agar pengembangan
kesetaraan dan keadilan gender segera terwujud serta pembangunan
pemberdayaan perempuan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional,
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
2/129
karena sebagai sumber daya manusia, kemampuan perempuan yang berkualitas
sangat diperlukan .
Perempuan secara langsung menunjuk salah satu dari dua jenis kelamin,
meskipun didalam kehidupan sosial selalu dinilai sebagai the other sex yang
sangat menentukan mode representasi sosial tentang status dan peran perempuan.
Marjinalisasi permpuan yang muncul kemudian menunjukkan bahwa perempuan
menjadi the second sexseperti juga sering disebut sebagai warga kelas dua yang
keberadaannya tidak begitu diperhitungkan (Abdullah, 2006: 3).
Dikotomi nature dan culture, misalnya telah digunakan untuk menunjukkan
pemisahan dan stratifikasi diantara dua jenis kelamin ini, yang satu memiliki
status lebih rendah dari yang lain. Perempuan yang memiliki sifat alam (nature)
harus ditundukan agar mereka lebih berbudaya (culture). Usaha membudayakan,
perempuan tersebut telah menyebabkan terjadinya proses produksi dan reproduksi
ketimpangan hubungan antara laki-laki dan perempuan (Abdullah, 2006:4).
Hubungan pria dan wanita adalah salah satu bentuk dari interaksi sosial.
Memang interaksi soial ini adalah kunci dari kehidupan bersama. Pola pergaulan
ditentukan olehperanan, yang mengatur perikelakuan seseorang, oleh kedudukan,
yang menunjukkan posisinya dalam masyarakat dan identitas serta citra diri
dimana ciri-ciri khasnya sudah dijiwai. Pembentukan sikap, konsep tentang
dirinya dan pola bertingkah laku semuanya dipelajari melalui proses sosialisasi.
Secara umum ketidakadilan gender dalam berbagai bidang kehidupan lebih
banyak dialami oleh perempuan. Ketidak adilan ini dapat bersumber dari berbagai
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
3/129
perlakuan atau sikap yang secara langsung membedakan peran dan kedudukan
antara perempuan dan laki-laki.
Peran mencakup berbagai hal dalam masyarakat, yang dikemukakan oleh
Soekanto (1990) bahwa peran paling sedikit mencakup tiga hal yaitu:meliputi
norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat, merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat serta sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat.
Gerakan kaum perempuan adalah gerakan transformasi perempuan yaitu
suatu proses gerakan untuk menciptakan hubungan antar sesama manusia yang
secara fundamental, lebih baik dan lebih adil. Maka, dengan kata lain, proses
transformasi social sesungguhnya bisa dinamakan proses demokratisasi. Proses
demokratisasi itu merupakan alternative bagi developmentalism, karena pada
kenyataannya developmentalism merupakan perwujudan system yang secara
ekonomi sesungguhnya sangat represif dan secara cultural melahirkan dominasi.
Demokratisasi merupakan satu-satunya cara dan proses yang memungkinkan
terciptanya ruang kesempatan, wewenang dan memungkinkan rakyat mengelola
dirinya sendiri melalui diskusi dan aksi bersama, dengan prinsip persamaan dan
keadilan.
Gerakan transformasi gender lebih merupakan gerakan pembebasan
perempuan dan laki-laki dari sistem yang tidak adil. Maka transformasi gender
adalah upaya liberasi dari segala bentuk penindasan, baik secara structural,
personal, kelas, warna kulit maupun ekonomi internasional. Sehingga,
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
4/129
transformasi gender sebagai jalan menuju transformasi social yang lebih luas
harus merupakan proses penghapusan atau penyingkiran segala bentuk ketidak
adilan, penindasan, dominasi dan diskriminasi sebagai hubungan yang saling
terkait, yang meliputi hubungan ekonomi, social, cultural, ideology, lingkungan
atau termasuk di dalamnya adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan. Jelas
sekali, bahwa gerakan transformasi gender mempunyai arah tujuan yang tidak
sekedar memperbaiki status perempuan dengan menggunakan ukuran indicator
norma laki-laki, melainkan suatu usaha untuk meningkatkan martabat dan
kekuatan perempuan.
Tentu saja, dalam hal tersebut, sangat dibutuhkan perubahan peran gender,
baik perempuan maupun laki-laki. Kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan
internal dalam rangka mengontrol hidup dan kemampuan mendapatkan akses
terhadap alokasi sumber-sumber material dan non-material.
Bukan hanya dalam persoalan domestic dan social ekonomi terjadi perlakuan
ketidak adilan bagi wanita. Dalam hal pembangunan kampung terjadi ketidak
adilan gender atau diskriminasi. Persoalan ketidak adilan gender dalam
pembangunan bersumber pada logika dominasi yang merupakan hasil dari
pemikiran modern yang sangat kuat. Akibat dari dominasi ini adalah terpinggirnya
wanita dari proses pembangunan.
Pembangunan biasanya didefinisikan sabagai rangkaian usaha mewujudkan
pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu
Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation-
building). Dari pengertian tadi Pembangunan masyarakat dan pembangunan
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
5/129
individu satu kesatuan yang saling berkaitan, karena individu secara kodrati
mempunyai keinginan untuk bermasyarakat. Sehingga perencanaan adalah proses
pemikiran dan penentuan secara matang mengenai hal-hal yang akan dikerjakan
pada masa yang akan datang.
Pembangunan masyarakat tidak saja membina hubungan dan kehidupan
setiap orang dalam masyarakat melainkan juga untuk membangun masyarakat.
Makna pembangunan dapat dipahami beragam, bagi masyarakat industry berarti
karakteristik masyarakat ditandai dengan spesialisasi yang tinggi terhadap
masing-masing bidang pekerjaan. Demikian pula makna pembangunan bagi
masyarakat pascaindustri yang ditandai dengan peningkatan jasa, informasi dan
professional. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui beberapa kegiatan antara lain
peningkatan prakarsa dan swadaya masyarakat, perbaikan lingkungan dan
perumahan, pengembangan usaha ekonomi desa, pengembangan Lembaga
Keuangan Desa, serta kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam menaikkan hasil produksinya.
Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat bawah (grass root), yang dalam kondisi sekarang
tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan (empowering) adalah
memampukan dan memandirikan masyarakat miskin. Pemberdayaan masyarakat
dapat juga diartiakan proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk
memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
6/129
Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.
SDM yang berkualitas diharapkan memahami dan mampu mengelola sumber daya
alam secara bertanggung jawab serta mendaya gunakan prasarana pembangunan
untuk kesejahteraan masyarakat. Pembangunan dikatakan berhasil apabila
melibatkan seluruh elemen dalam masyarakat. Artinya, seluruh elemen masyarajat
harus mengambil bagian atau berperan dalam proses pelaksanaan pembangunan,
sehingga hasil dari pembangunan tersebut dirasakan benar-benar merupakan karya
dari semua elemen tanpa memandang perbedaan gender.
Persoalan yang terjadi di Kaiburse adalah jumlah laki-laki jauh lebih banyak
dibandingkan jumlah perempuan. Dengan jumlah perempuan yang relatif sedikit
seehingga peran perempuan jarang di perlibatkan dalam pembangunan kampung.
Artinya perempuan tidak bisa menjadi andalan serta memegang peranan penting
dalam proses pembangunan kampung. Dengan demikian perempuan Kaiburse
seakan-akan menjadi penonton dalam proses pembangunan yang dilaksanakan.
Dalam pengamatan awal yang telah dilakukan oleh penulis ditemukan fakta
bahwa dalam setiap pelaksanaan program pembangunan di Kaiburse, baik dari
pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun kabupaten, peran perempuan
sangatlah kurang. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai kontrol dan
evaluasi, perempuan belum menunjukan peran yang berarti.
Disamping itu juga kualitas Sumber Daya Perempuan yang ada di kampung
Kaiburse sangat relatif rendah, kemudian kurang ditunjang adanya strata
pendidikan yang memadai untuk proses pembangunan di segala bidang
khususnya dalam pembangunan kampung.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
7/129
Bertolak dari kondisi obyektif tersebut, maka peran perempuan dalam
pembangunan kampung menjadi kajian yang menarik untuk diteliti, sehingga
penulis memilih judulANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERAN PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN KAMPUNG. (Studi Kasus
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri di Kampung Kaiburse
Distrik Malind Kabupaten Merauke).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dalam penelitian ini, masalah
yang akan diteliti adalah:
1.
Bagaimana peran perempuan dalam PNPM Mandiri di Kampung Kaiburse?
2. Apa faktor-faktor peran perempuan dalam pembangunan di Kampung
Kaiburse?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana peran perempuan dalam PNPM Mandiri di
Kampung Kaiburse.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peran perempuan dalam
pembangunan di Kampung Kaiburse.
D.
Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat/kegunaan Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna
dan bermanfaat untuk:
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
8/129
1. Lebih mengembangkan cakrawala berfikir penulis dan menerapkan hasil
pendidikan yang di peroleh di Universitas Musamus.
2. Dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan
ilmu social pada khususnya.
3.
Dapat memberikan informasi dan bahan masukan bagi upaya peningkatan
peran perempuan dalam kesejahteraan keluarga di Kampung Kaiburse Distrik
Malind, Kabupaten Merauke.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
9/129
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP PEMBANGUNAN
1. Pengertian Pembangunan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian pembangunan adalah
proses, perbuatan cara membangun. Dan proses ini disesuaikan dengan
konteksnya, seperti dalam dunia yaitu ikhtiar untuk mengubah keadaaan dunia
masa lampau yang tidak sesuai dengan cita cita kehidupan manusia lahir maupun
batin dengan tujuan agar dapat mewariskan masa depan yang membahagiakan
bagi masa datang.
Menurut (Poostchi, 1986) dalam Soetomo (2008:159) bahwa pembangunan
desa terpadu adalah suatu strategi pembangunan yang merupakan perkembangan
lebih lanjut dari strategi pembangunan desa. Dalam pembangunan desa dilakukan
usaha yang intensif dengan tujuan dan kecenderungan memberikan fokus
perhatian kepada kelompok maupun daerah tertentu, melalui penyampaian
pelayanan, bantuan dan informasi kepada masyarakat desa.
Dalam pandangan ini pembangunan desa terpadu merupakan suatu strategi
untuk mencapai tujuan melalui sinkronisasi yang lebih baik dari berbagai
kegiatan, mata rantai, usaha serta koordinasi yang efektif dari berbagai instansi
terkait. dari sumber yang sama juga disebutkan, bahwa pembangunan desa
terpadu merupakan tema kegiatan yang melibatkan bukan saja perubahan fisik dan
ekonomi, melainkan juga perubahan sosial psikologis (Soetomo, 2008: 160).
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
10/129
Di Indonesia kata pembangunan sudah menjadi kunci bagi segala hal. Secara
umum, pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan
masyarakat dan warganya; sering kali, kemajuan yang dimaksudkan terutama
adalah kemajuan material. Maka, pembangunan seringkali diartikan sebagai
kemajuan yang dicapai oleh satu masyarakat di bidang ekonomi; bahkan dalam
beberapa situasi yang sangat umum pembangunan diartikan sebagai suatu bentuk
kehidupan yang kurang diharapkan bagi sebagian orang tersingkir dan sebagai
ideologi politik yang memberikan keabsahan bagi pemerintah yang berkuasa
untuk membatasi orang-orang yang mengkritiknya ( Budiman, 1995:1-2 ).
Pembangunan sebenarnya meliputi dua unsur pokok; pertama, masalah
materi yang mau dihasilkan dan dibagi, dan kedua, masalah manusia yang
menjadi pengambil inisiatif, yang menjadi manusia pembangun. Bagaimanapun
juga, pembangunan pada akhirnya harus ditujukan pada pembangunan manusia;
manusia yang dibangun adalah manusia yang kreatif, dan untuk bisa kreatif ini
manusia ini harus merasa bahagia, aman, dan bebas dari rasa takut. Pembangunan
tidak hanya berurusan dengan produksi dan distribusi barang-barang material;
pembangunan harus menciptakan kondisi-kondisi manusia bisa mengembangkan
kreatifitasnya ( Budiman, 1995:13-14 ).
Konsep pembangunan desa terpadu secara garis besar, tujuan pembangunan
pada umumnya dan pembangunan masyarakat desa pada khususnya adalah
peningkatan kesejahteraan atau peningkatan taraf hidup masyarakat (Soetomo,
2008:164).
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
11/129
Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu proses transformasi masyarakat
dari suatu keadaan pada keadaan yang lain yang makin mendekati tata
masyarakat yang dicita-citakan; dalam proses transformasi itu ada dua hal yang
perlu diperhatikan, yaitu keberlanjutan (continuity) dan perubahan
(change), pembangunan nasional adalah proses perubahan yang direncanakan
untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat kearah yang
diinginkan, melalui kebijakan, strategi dan rencana.
Proses pembangunan terjadi dalam semua aspek kehidupan masyarakat, baik
yang berlangsung pada tingkat nasional maupun wilayah/daerah. Karakteristik
yang cukup penting dalam pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan
(progress), pertumbuhan, dan difersifikasi. Kemajuan misalnya, dapat
diidentifikasi dari adanya peningkatan dalam rasionalisasi kehidupan masyarakat,
teknologi dan efisiensi. Sedangkan pertumbuhan identik dengan kemajuan
ekonomi yang ditandai oleh peningkatan pendapatan masyarakat sebagai akibat
dari pertumbuhan produktifitas dan diikuti oleh diversifikasi kegiatan ekonomi
baik vertikal maupun horizontal. Dengan demikian pembangunan memiliki tiga
ciri dasar yaitu: pertumbuhan, diversifikasi/diferensiasi dan perbaikan (progress )
yang terjadi pada semua aspek dan tingkat kehidupan masyarakat. Proses
pembangunan dapat dibedakan menurut kecepatan ( rate ), arah ( direction ) dan
level dimana proses tersebut berlangsung. Hal ini terjadi karena variabel-variabel
pembangunan berubah dengan rates( kecepatan ) yang berbeda di tempat berbeda
(Mosse, 2007:163).
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
12/129
Dalam mempelajari konsep pembangunan ( development ) secara baik,
hendaknya memperhatikan juga sejarah dan proses kemunculan konsep tersebut di
dalam ilmu sosial, karena keduanya tidak terpisahkan. Perkembangan ekonomi
dan perubahan sosial telah tercatat di dalam sejarah peradaban semua masyarakat
dunia, tetapi munculnya kesadaran tentang perlunya intervensi terhadap
penciptaan perubahan tersebut masih relatif baru. Perhatian terhadap usaha-usaha
intervensi melalui kebijakan pembangunan, terjadi terutama setelah perang dunia
II di negara-negara yang baru merdeka.
Oleh sebab itu cukup beralasan bahwa titik berat perhatian dalam
pembangunan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri, yang berarti juga
membangun aspek manusiannya, secara tegas pengertian tersebut juga terungkap
dalam UNESCO (dalam Poostchi 1986:1) yang mengatakan bahwa tujuan
pembangunan masyarakat bukan membangun barang melainkan membangun
orang dan membangun masyrakat.
Dalam sejarah perkembangannya, tedapat banyak pemikiran atau teori yang
berbicara tentang pembangunan. Berikut ini akan dipaparkan beberapa
diantaranya.
a.
Teori Evolusi
Teori yang juga berpengaruh pada teori modernisasi dan pembangunan adalah
teori evolusi. Teori evolusi atau teori organik adalah warisan pengaruh zaman
pencerahan khususnya yang menonjol pada zaman itu dan yang berdampak
terhadap pemikiran manusia tentang perubahan sosial. Teori ini lahir setelah
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
13/129
revolusi industry dan revolusi Prancis pada awal abad ke-19. Teori ini
berdasarkan pada enam asumsi tentang perubahan, yakni bahwa perubahan dilihat
sebagai natural, dereksional, immanent, continue, suatu keharusan, dan berjalan
melalui sebab yang sama.
Meskipun pada awalnya perkembangan teori evolusi ini berpangkal dari
pikiran Frederich Hegel, namun filosof Prancis Auguste Comte lah yang
menjadikan teori evolusi menjadi pengetahuan ilmu sosial positivistic. Tidak
seperti Hegel, August Comte tidak meletakkan Tuhan dalam pusat teori
evolusinya. August Comte menggambarkan bahwa perubahan adalah melalui
fase-fase dari theological dimana suatu masyarakat dikuasai oleh pendeta, dan
diperintah oleh militer. Fase kedua methaphysical dimana didasarkan pada
pemikiran filosof manusia, sedangkan tingkat ketiga adalah scientific atau
positive yakni dengan memahami hokum alam dan eksperimentasi ilmiahkarena
itulah yang oleh masyarakat akademi disebutkan sebagai ilmiah pada dasarnya
adalah menganut logika dan kepercayaan positivisme.
Menurut teori evolusi, masyarakat akan berkembang dari masyarakat
sederhana (primitive) menuju ke masyarakat modern (complex) memerlukan
proses jangka panjang fase demi fase seperti yang digambarkan oleh Comte
diatas. Penganut teori ini berasumsi bahwa masyarakat akan berubah secara linier
atau seperti garis lurus, dari masyarakat primitif ke masyarakat maju. Asumsi ini
membawa pada asumsi mereka selanjutnya bahwa masa depan manusia sudah
dapat dipastikan, yakni akan melalui suatu proses yang panjang melalui menuju
masyarakat maju. Asumsi tersebut dikuatkan oleh asumsi mereka yang lain yakni
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
14/129
bahwa masyarakat yang dicita-citakan yakni masyarakat modern, disebut sebagai
bentuk tujuan suatu masyarakat yang bernilai baik dan sempurna. Mereka
terkandung mencampuradukkan antara pandangan subyektif tentang nilai dengan
tujuan akhir perubahan sosial yang disebutkan sebagai kemajuan, kemanusiaan
dan kebudayaan. Atas dasar itu pulalah bagi penganut teori evolusi, sebaliknya
masyarakat sederhana, atau pandangan yang mengenai konservativisme,
tradisionalisme, adalah masalah. Asumsi iitu pulalah yang membuat penganut
teori evolusi tidak memberikan penghargaan maupun rekognisi terhadap kearifan
tradisional (dalam Soemarno, 1984:89).
Teori evolusi ini sangat berpengaruh terhadap hampir semua teori tentang
perubahan sosial setelahnya seperti teori Fungsionalisme yang dikembangkan
oleh Talcot Parson maupun teori modernisasi dan pembangunan yang
dikembangkan oleh Rostow, David McClelland dan Inkeles dikemudian hari.
Hanya saja jika teori evolusi menganut paham bahwa perubahan masyarakat
terjadi dalam waktu yang lama, bagi penganut teori modernisasi dan
pembangunan proses perubahan tersebut dipercepat dengan pendekatan revolusi
melalui pelbagai intervensi. Bagi Comte,intervensi manusia sangat menentukan
perkembangan fase-fase evolusi tersebut. Pandangan ini yang menjadi pijakan
bahwa proses modernisasi bias direkayasa. Pengetahuan ilmiah dapat
direncanakan, yang oleh pengikut mereka sering menyebutnya dengan rekayasa
sosial (social-engenering), suatu proses yang oleh Herbeth Spencer disebut
sebagai Social Darwinisme. Aplikasi teori ini sangatmempengaruhi pemikiran
modern tentang pembangunan dan bahkan sendi dasar dari paham Globalisasi
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
15/129
dikemudian hari, bahwa masyarakat bergerak dari masyarakat miskin non-industri
sebagai primitive dan akan berevolusi ke masyarakat industry yang komplek dan
berbudaya. Bagi teori ini tradisi mereka lihat lebih sebagai masalah. Teori evolusi
ini menjadi dasar paradigma teori perubahan sosial Modernisasi dan teori
pembangunan yang mendominasi pemikiran tentang perubahan sosial setelah
perang dunia kedua.
Pembangunan sosial yang diambil dari dari rumusan Pre-Conference Eorking
Partydari International Conference of social Well-fare. Dalam rumusan tersebut
pembangunan sosial diartikan sebagai aspek keseluruhan pembangunan yang
berhubungan dengan relasi-relasi sosial, sistem-sistem sosial dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan hal itu (Soetomo, 1984:312).
b.Teori Fungsionalisme Struktural
Teori fungsionalisme struktural merupakan salah satu dari empat varian teori
yang tergabung dalam paradigma fakta social. Teori ini menekankan pada
keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam
masyarakat. Dalam teori fungsionalisme structural dikenal sebagai integration
approach, order approach, dan equilibrium approach, menekankan keteraturan
sebagai sumber integrasi dan keseimbangan. Menurut teori ini masyarakat
merupakan suatu system social yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang
saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi
pada suatu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain.
Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sisitem social, fungsional
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
16/129
terhadap yang lain, secara ekstrim dapat digambarkan bahwa semua peristiwa dan
semua struktur adalah fungsional bagi masyarakat.
Sementara para ahli konflik sangat berbeda dengan pandangan dalam teori
fungsional structural, mereka menekankan konflik sebagai sumber perubahan,
lahirnya teori konflik merupakan suatu reaksi terhadap teori fungsionalisme
struktural, dimana konsep sentralnya adalah adanya wewenang dan posisi yang
keduanya merupakan fakta sosial. Menurut pandangan teori ini adalah bahwa
adanya distribusi wewenang dan kekuasaan yang tidak merata dapat menjadi
faktor pemicu terbentuknya konflik secara sistematis.
Thomas Bernard menempatkan kedua teori ini kedalam dalam konteks
pembahasan yang lebih luas antara teori consensus (salah satu diantaranya adalah
fungsionalisme struktural) dan teori konflik (salah satu diantaranya adalah teori
konflik). Teori consensus memandang norma dan nilai sebagai landasan
masyarakat, memusatkan perhatiannya pada kepada keteraturan social
berdasarkan atas kesepakatan diam-diam dan memandang perubahan sosial terjadi
secara lambat dan teratur. Sebaliknya, teori konflik menekankan pada dominasi
kelompok social tertentu oleh kelompok lain, melihat keteraturan social
didasarkan atas perubahan manipulasi dan control oleh kelompok dominan dan
memandang perubahan social terjadi secara cepat dan menurut cara yang tak
teratur ketika kelompok-kelompok subordinat menggulingkan kelompok yang
semula dominan. Benard bahkan melacak akar perdebatan tersebut ke masa
yunani kuno (juga perbedaan antara Plato (consensus) dan Aristoteles (Konflik).
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
17/129
Adapun dalam paradigma fungsional beberapa teori menurut beberapa ahli
seperti teori stratifikasi fungsional yang diungkapkan oleh Kingsley Davis dan
Wilbert Moore (1945), yang menjelaskan bahwa mereka menganggap stratifikasi
sosial sebagai fenomena universal dan penting. Mereka menyatakan bahwa tidak
ada masyarakat yang tidak terstratifikasi atau sama sekali tanpa kelas. Menurut
pandangan mereka stratifikasi adalah keharusan fungsional. semua masyarakat
memerlukan sistem seperti keperluan ini menyebabkan adanya sistem stratifikasi.
Selain itu fungsionalisme struktural Tallcot Parsons dapat dilihat dari
pembahasannya tentang empat fungsi penting untuk semua system tindakan
yang terkenal dengan skema AGIL. Suatu fungsi (function) adalah Kumpulan
kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan
system (Rocher,1975:40) dalam teori ini Parson yakin bahwa ada empat fungsi
penting yang dibutuhkan dalam sebuah system yakni Adaptation (A), Goal
Attainment (G), Integration (I), Latensi (L). Agar sistem dapat bertahan maka
sistem tersebut harus memiliki empat fungsi tersebut.
Dalam teori fungsionalisme struktural memiliki titik prioritas pada
keteraturan sosial dan sedikit memperhatikan masalah perubahan social seperti
asumsi yang di kemukakan oleh Parson:
1. Sistem memiliki properti keteraturan dan bagian-bagian yang saling
tergantung.
2. Sistem cenderung bergerak kearah mempertahankan keteraturan-diri atau
keseimbangan.
3. Sistem mungkin statis atau bergerak dalam proses perubahan yang teratur.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
18/129
4. Sifat dasar bagian suatu sistem berpengaruh terhadap bentuk bagian-bagian
yang lain.
5. Sistem memelihara batas-batas dengan lingkungannya.
6.
Alokasi dan integrasi merupakan dua proses fundamental yang diperlukan
untuk memelihara keseimbangan sistem.
7. Sistem cenderung menuju kearah pemeliharaan keseimbangan-diri yang
meliputi pemeliharaan batas dan pemeliharaan hubungan antara bagian-bagian
dengan keseluruhan sistem, mengendalikan lingkungan yang berbeda-beda dan
mengendalikan kecenderungan untuk merubah sistem dari dalam.
c. Teori Modernisasi
Teori Modernisasi muncul pada pasca perang dunia kedua, yaitu pada saat
Amerika terancam kehilangan lawan dagang sehingga terjadi kejenuhan pasar
dalam negeri; dari keterlibatan Amerika inilah negara-negara Eropa yang porak-
poranda seusai perang mulai bangkit dari keterpurukannya, keterlibatan ini bukan
saja banyak menolong negara-negara Eropa, tetapi di balik itu justru banyak
memberikan keuntungan yang lebih bagi Amerika itu sendiri.
Teori modernisasi lahir dalam bentuknya yang sekarang ini, paling tidak
menurut tokoh-tokoh Amerika Serikat, sebagai produk sejarah tiga peristiwa
penting dunia setelah masa Perang Dunia II. Pertama, munculnya Amerika
Serikat sebagai kekuatan doninan dunia. Kedua, pada saat yang hampir
bersamaan, terjadi perluasan gerakan komunis dunia. Ketiga, lahirnya negara-
negara merdeka baru di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Dalam situasi dunia
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
19/129
seperti ini wajar jika elite politik AS memberikan dorongan dan fasilitas bagi
ilmuan sosialnya untuk mempelajari permasalahan Dunia Ketiga.
Pada perkembangannya kemudian, keberhasilan pembangunan yang
diterapkan pada negara-negara di Eropa ini memberikan pemikiran lanjut untuk
melakukan ekspansi pasar ke negara-negara dunia Ketiga dan banyak memberikan
bantuan untuk pembangunannya; dalam kenyataannya, keberhasilan yang pernah
diterapkan di Eropa, ternyata banyak mengalami kegagalan di negara-negara
dunia Ketiga penjelasan tentang kegagalan ini memberikan inspirasi terhadap
sarjana-sarjana sosial Amerika, yang kemudian dikelompokkan dalam satu teori
besar, dan dikenal sebagai teori Modernisasi ( Budiman, dalam: Frank, 1984:ix ).
Menurut Frank (1965) mengatakan bahwa Tekanan kegagalan pembangunan
bukan disebabkan oleh faktor-faktor eksternal melainkan internal; (3) Resep
pembangunan yang ditawarkan bisa berlaku untuk siapa, kapan dan dimana saja (
Budiman, 1984: 10)
Satu hal yang menonjol dari teori modernisasi ini adalah, modernisasi seolah-
olah tidak memberikan celah terhadap unsur luar yang dianggap modern sebagai
sumber kegagalan, namun lebih menekankan sebagai akibat dari dalam
masyarakat itu sendiri. Asumsi ini ternyata banyak menimbulkan komentar dari
berbagai pihak terutama dari kelompok pendukung teori Dependensi, sehingga
timbul paradigma baru yang dikenal sebagai teori Modernisasi Baru (Suwarson,
1991 :58-61 ).
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
20/129
d.
Teori Dependensi
Dependensi pertama kali muncul di Amerika Latin. Pada awal kelahirannya
teori ini lebih merupakan jawaban atas kegagalan program yang dijalankan oleh
Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Amerika Latin pada masa
awal tahun 1960-an. Pada tahun 1950-an banyak pemerintahan di Amerika Latin
mencoba untuk menerapkan strategi pembangunan dari KEPBAL yang
menitikberatkan pada proses industrialisasi melalui program industrialisasi
substitusi impor( ISI ) yang diharapkan memberikan keberhasilan berkelanjutan
pada pertumbuhan ekonomi, pemerataan hasil pembangunan dan kesejahteraan
rakyat serta pembangunan politik demokratis. Namun strategi ini mengalami
kegagalan sehingga mengakibatkan timbulnya perlawanan rakyat dan tumbangnya
pemerintahan yang populis dan kemudian digantikan oleh pemerintahan yang
otoriter.
Keterbelakangan yang dialami oleh negara-negara berkembang yang telah
secara intensif mendapat bantuan dari negara-negara maju menyebabkan
ketidakpuasan terhadap asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh teori modernisasi.
Keadaan ini menimbulkan reaksi keras dari pemerhati masalah-masalah negara
yang kemudian mendorong timbulnya teori dependensi. Teori ini menyatakan
bahwa karena sentuhan modernisasi itulah negara-negara dunia Ketiga kemudian
mengalami kemunduran ( keterbelakangan ), secara ekstrim dikatakan bahwa
kemajuan atau kemakmuran dari negara-negara maju pada kenyataannya
menyebabkan keterbelakangan dari negara-negara lainnya ( the development of
underdevelopment ) siapa sebenarnya yang menolong dan siapa yang ditolong?.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
21/129
Andre Gunter Frank ( 1967 ) dianggap sebagai salah seorang tokoh pencetus teori
Dependensi ini mengatakan bahwa kecenderungan justru merupakan hasil dari
kontak yang diadakan oleh negara-negara berkembang dengan negara-negara
maju (Budiman, 1984: 11-13 ).
Teori Dependensi ini bukannya tanpa kekurangan, bahkan kritik yang
dilontarkan mungkin lebih banyak dari sanggahan terhadap teori Modernisasi
(Sumarsono, 1991:137 ). Salah satu persoalan yang luput dari perhatian teori
Dependensi adalah kurangnya pembahasan tentang kolonialisme yang pernah
tumbuh subur dikebanyakan negara-negara berkembang. Menurut perspektif
Dependensi, pemerintahan negara didirikan dengan tujuan menjaga stabilitas
pemerintahan jajahan, dan pemerintahan ini tidak akan pernah dibentuk dengan
tujuan untuk membangun negara pinggiran ( Sumarsono, 1991:121 ).
Sesuai dengan teori-teori dan pengertian diatas maka secara ringkas dapat
diartikan bahwa pembangunan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan
terencana serta terstruktur dan dilaksanakat secara berkelanjutan dengan strategi
yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dengan tujuan untuk mencapai
cita-cita kesejahteraan dan perubahan dalam kehidupan masyarakat.
2. Pengertian Pembangunan Kampung
Menurut undang-undang nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi
Propinsi Papua menyebutkan tentang pengertian kampung adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentinagan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
22/129
setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah
kabupaten/kota.
Menurut pereturan pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang desa, disebut
bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hokum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari beberapa konsep pembangunan kampung di Indonesia diatas dapat
disimpulkan tentang pembangunan desa adalah peningkatan taraf hidup
masyarakat dan peningkatan parisipasi masyarakat dan adanya bimbingan dari
pemerintah yang memberikan kewenangan untuk mengatur dan memajukan
masyarakat setempat.
B. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan
Ada beberapa elemen penting dalam pembahasan tentang partsisipasi
masyarakat dalam pembangunan
1.
Keterlibatan Masyarakat dalam Perencanaan
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan merupakan suatu
komponen yang amat penting bagi keberhasilan proyek-proyek pembangunan.
Partisipasi dalam perencanaan. Program-program pembangunan dapat
menegmbangkan kemandirian (self-reliance) yang dibutuhkan oleh para anggota
masyarakat pedesaan demi akselerasi pembangunan (Uma Lele, 1975 :150).
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
23/129
Uraian ini sebagaimana ditegaskan oleh Siagian (1985:21): Pembangunan
untuk masyarakat akan terwujud dengan cara atau melalui dan bersama rakyat
sendiri. Ide atau rencana dibawa dalam rapat dan rakyat diberitahu serta di ajak
untuk berdiskusi. Sedangkan menurut Korten dalam Supriatna, (2000 :213)
mengemukakan bahwa walaupun pada tahap pertama usaha pembangunan
dengan titik bera pada pengerahan dana dan daya, orang kebanyakan bersedia
menerima pengambilan keputusan yang terpusat, pada suatu titik ia menghendaki
diikutsertakan dalam pengambilan keputusanyang mempengaruhi
penghidupannya dan perikehidupan anggota keluarga setempat.
Dalam kaitan dengan itu, (Supriatna, 2000 :215) menyatakan para perencana
menyadari bahwa orang-orang yang terkena sasaran suatu proyek haruslah
dilibatkan sebanyak mungkin dalam tahapan perencanaan dengan tujuan agar
dapat memberikan kepastian menegenai informasi yang mendetail bagi kebutuhan
dan kondisi sosial yang mudah diperoleh, dan memberi dorongan masyarakat
untuk berpartisipasi dan komitmen yang besar terhadap proyek.
Mencermati beberapa pemikiran diatas, diharapkan masyarakat diajak untuk
memberikan aspirasi dan kepentingan scara bersama-sama; mendiskusikan
sehinggaa keputusan yang dihasilkan dapat mengakomodir aspirasi dan
kepentingan rakyat. Pada gilirannya menjadi stimulus bagi rakyat untuk aktif
berpartisipasi dalam tahapan berikutnya bahkan tanggung jawab secara penuh
untuk mensukseskan keberhasilan program tersebut.
Dalam kaitan dengan partisipasi masyarakat dalam perencanaan
pembangunan, Ndraha (1987:49) berpendapat: Dalam partispasi dalam
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
24/129
perencanaan wujudnya bisa berupa kehadiran dalam rapat, pemikiran dan waktu.
Partisipasi dalam pembuatan keputusan itu akan mencakup keterlibatan dalam
pertemuan, diskusi, votingmungking juga lobbyin, menyatakan keluhan-keluhan,
ikut berkontribusi dalam organisasi-organisasi dan bahkan mungkin juga
mencakup kegitan demonstrasi atau oposisi Cohen dan Uphoff (1987:28).
2. Keterlibatan Masyarakat dalam Pelaksanaan
Koentjaraningrat (1985:15) menegemukakan dalam pelaksanaan proyek-
proyek pembangunan rakyat diajak untuk berpartisipasi dengan jalan
menyumbangkan tenaga atau harta kepada proyek-proyek pembangunan khusus
biayanya bersifat fisik. Menurut Keith davis dalam Satropoetro (1986:16)
mengatakan: Jenis Partisipasi masyarakat itu berwujud sebagai sebuah pikiran,
tenaga, ketrampilan, harta benda dan uang.
3. Keterlibatan Masyarakat dalam pemanfaatan hasil
Berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam menerima hasil
pembangunan, menunjukan tingkat partisipasi masyarakat dalam menerima out
put dan outcome dari pembangunan. Keluaran itu dapat bersifat fisik dan non
fisik. Cohen dan Uphoff (1977:47) menyebutkan partisipasi jenis ini merupakan
participation in benefit yang dalam uraian dibedakan menjadi:
Pertama, manfaat material seperti peningkatan income atau aset lain yang
penting bagi kepentingan pribadi. Kedua, manfaat sosial, pendidikan, kesehatan
dan jasa-jasa lain. Ketiga, manfaat individual seperti pengembangan diri,
kekuasaan politik dan kepercayaan umum bahwa seseorang mulai dapat
mengendalikan kuasanya. Keempat,Konsekuensi yang diharapkan.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
25/129
Sedangkan Ndraha (1985:50) menyatakan partisipasi dalam menerima hasil
pembangunan itu berarti:
a. Menerima setiap hasil pembangunan sebagai seolah-olah milik sendiri.
b. Menggunakan/memanfaatkan setiap hasil pembangunan.
c. Mengusahakan (menjadikan suatu lapangan usaha, mengeksploitasikannya)
misalnya pembangkit tenaga listrik, perusahaan desa, dan sebagainya.
d. Merawat/memelihara secara rutin dan sistematis, tidak dibiarkan rusak
dengan anggapan bahwa kelak toh ada bantuan pemerintah untuk
pembangunan yang baru. Dalam hubungan ini perlu diperhatikan
engineering life dan accounting prasarana atau bangunan yang
bersangkutan.
e. Mengatur penggunaan dan pemanfaatannya, pengusahaan dan
pengamanannya.
Pendapat diatas memperlihatkan bahwa partisipasi dalam menerima kembali
hasil pembangunan tersebut tidak hanya mengunakan atau memanfaatkan hasil
pembangunan yang telah dicapai tetapi lebih dari itu termasuk pula dalam
memelihara dan menegembangkan hasil pembangunan yang ada. Hal ini menurut
Loekman Soetrisno, (1995 :222) kemauan rakyat untuk secara mandiri
melestarikan dan mengembangkan hasil proyek.
4.
Keterlibatan Masyarakat dalam Pengawasan dan Evaluasi
Setiap usaha pembangunan yang dilaksanakan tentunya memerlukan suatu
pengawasan dan evaluasi sehingga pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut
dapat sesuai dengan rencana yang ditetapkansebelumnya dan bila terjadinya
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
26/129
penyimpangan segera diperbaiki. Dalam kaitan dengan partisipasi masyarakat
dalam mengawasi pembangunan Kartasasmita (1996:146) mengungkapkan:
Tanpa pengawasan (dan pengendalian), apa yang direncanakan dan dilaksanakan
dapat menuju ke arah yang bertentangan dengan tujuan yang telah digariskan. Ini
menunjukan bahwa pengawasan masyarakat dalam pembangunan mutlak
dilakukan sehingga selain apa yang dikerjakan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan, tetapi juga untuk menjamin agar hasil pembangunan baik fisik
maupun non fisik memenuhi kebutuhan yang benar-benar dirasakan oleh
masyarakat.
Dalam kaiatan dengan itu, menurut Ndraha (1989:48) mengatakan:
Pengawasan merupakan suatu proses operaso/produksi dengan produknya, dan out
putnya feedback positif maupun negatif bagi peencanaan kembali. Dijelaskan
lebih lanjut oleh Ndraha (1989:48) yang mengatakan:
Agar pengawasan dapat berlangsung, diperlukan beberapa prasyarat atau
kondisi:
1. Adanya norma, aturan, atau standar
2. Adanya usaha pemantauan kegiatan yang diatur dengan norma atau
aturan tersebut.
3. Adanya informasi yang cukup, dapat dipercaya, dan tersedia pada
waktunya, tetntang kegiatan dan hasil kegiatan yang dimaksud.
4. Adanya Evaluasi Kegiatan, yaitu pembandingan antara norma dan
dengan informasi.
5. Adanya keputusan guna menetapkan hasil evaluasi tersebut.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
27/129
6. Adanya tindakan, pelaksanaan keputusan.
C. Konsep Tentang Peran
Peran (role) merupakan salah satu aspek dinamis dari kedudukan (status).
Status dapat diasosiasikan dengan beberapa peranan yang menyertainya.
Bilamana seseorang telah menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan
statusnya maka mereka telah menjalankan suatu peran.
Sebagaimana halnya dengan kedudukan, maka setiap orang pun dapat
mempunyai macam-macam peran yang berasal dari pola pergaulan hidupnya. Hal
tersebut berarti bahwa, peran menentukan apa yang diperbuatnya bagi
masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat
kepadanya. Peran di sini sangat penting karena dapat mengatur perilaku
seseorang, antara lain menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku orang-
orang sekelompoknya.
Peran mencakup berbagai hal dalam masyarakat, yang dikemukakan oleh
Soekanto (1990) bahwa peran paling sedikit mencakup tiga hal yaitu:meliputi
norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat, merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat serta sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat.
Untuk melihat lebih jauh peranan perempuan dalam perspektif gender yaitu
dari segi kehidupan sosial, maka lingkungan masyarakat adalah tempat yang
pertama bagi laki-laki, sedangkan perempuan lebih akrab dengan lingkungan
rumah tangga. Selain itu, perempuan pada umumnya juga kurang dikenal dan
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
28/129
kurang berwewenang dalam ingkungan adat. Penafsiran inilah yang mengikat
mereka untuk hanya mengasuh anak-anak dan tetap menyelesaikan segala urusan
domestik dalam rumah tangga.
Adapun yang menyebabkan perempuan kurang berpartisipasi dalam arena
publik, yaitu: 1) faktor kultural yang diperkuat oleh interpretasi agama,
perempuan berada pada posisi subordinat terhadap laki-laki, sehingga dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sosial, politik,
ekonomi, maupun kehidupan pribadinya sendiri, perempuan tidak memiliki hak
untuk membuat sebuah keputusan; 2) adanya dikotomi maskulin dan feminin,
peranan manusia sebagai akibat dari determinasi biologis seringkali
mengakibatkan marginalisasi terhadap perempuan; 3) adanya dikotomi peran
publik dan peran domestik yang berakar dari pemahaman bahwa peran
perempuan adalah di rumah pada gilirannya melestarikan pembagian antara
fungsi produktif dan reproduktif antara laki-laki dan perempuan; 3) adanya
konsep "beban kerja ganda" yang melestarikan wawasan bahwa tugas utama
perempuan adalah di rumah sebagai ibu rumah tangga, cenderung mengalami
aktualisasi potensi perempuan secara utuh; 4) adanya sindroma subordinasi dan
peran marginal perempuan telah melestarikan wawasan bahwa peran dan fungsi
perempuan dalam masyarakat adalah bersifat sekunder. (Tjokroaminoto, 2003:
59).
Pada umumnya perempuan terutama pada masyarakat primitif menjadi
subordinat dari laki-laki. Predikat laki-laki dan perempuan dianggap simbol
kedudukan. Laki-laki diidentikkan sebagai orang yang memilki karakteristik
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
29/129
kejantanan, sedangkan perempuan diidentikkan sebagai orang yang memiliki
karakteristik keperempuanan. Perempuan dipersepsikan sebagai manusia yang
cantik dan lembut. Sebaliknya laki-laki dipersepsikan sebagai manusia yang
perkasa dan tegas. Anggapan-anggapan budaya yang seperti ini jelas akan
memberikan peran yang lebih luas kepada laki-laki.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa peran dan fungsi perempuan
adalah peran kodrati (reproduktif), peran ekonomi (produktif),dan peran sosial
(kemasyarakatan).
1.
Peran reproduksi
Secara historis kultural, peran perempuan yang dikaitkan dengan
kerumahtanggaan didasarkan pada kodrat perempuan yang mengarah pada aspek
biologis. Kalau mengakar pada aspek budaya dan agama, maka peran kodrati
tidak hanya terbatas pada peran reproduktif (hamil, melahirkan dan menyusui),
tetapi juga terjadi pada pembagian kerja domestik dan publik antara suami-istri.
Peran reproduktif dikatakan esensi dari peran kodrati karena ia tidak dapat
digantikan oleh jenis gender lainnya, akan tetapi dalam proses melahirkan
keturunan itu perlu dilibatkan jenis gender laki-laki.
2 . Peran Ekonomi (peran produktif)
Peran ini disebut esensi peran gender karena jelas peran ini dilakukan oleh
laki-laki, namun kalau perempuan juga melakukannya atas kemauannya sendiri
sebagai pilihan, berarti keduanya mempunyai peran yang serupa.
Pada dasarnya peran perempuan dalam ekonomi tidak dapat diabaikan,
hanya saja kontribusi mereka kurang disadari baik oleh perempuan sendiri
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
30/129
maupun oleh masyarakat luas. Apabila ditinjau lebih jauh, perempuan merupakan
tenaga kerja (dalam rumah tangganya) tetapi tidak dibayar dengan uang. Lain
halnya apabila pekerjaan rumah tangga dilakukan di tempat lain, maka mereka
diberi status sebagai pekerja yang menerima imbalan tunai atau natura. Oleh
sebab itu maka dikatakan bahwa curahan waktu bekerja bagi perempuan lebih
lama dan Iebih panjang dibanding laki-laki, karena apabila perempuan bekerja di
luar rumah untuk mencari nafkah, pekerjaan rumah tangga juga menjadi
kewajibannya. Sehingga dikatakanlah bahwa peran mereka tersebut adalah peran
ganda.
3. Peran Sosial (kemasyarakatan).
Tingginya potensi perempuan dalam banyak hal, selama ini tidak
teraktualisasikan diakibatkan adanya stereotipe bahwa perempuan didominasi
oleh emosi dan laki-laki oleh rasio. Namun, hal ini tertantang oleh munculnya
gambaran baru bahwa laki-laki maupun perempuan sesungguhnya memilki kedua
unsur utama eros dan logos (pikiran dan perasaan cinta kasih) yang harus berjalan
seimbang.
Dewasa ini orang sudah mulai melihat bahwa perlunya perempuan bermulti
fungsi, yaitu: seorang perempuan berpeluang untuk jadi ilmuwan yang sukses,
istri yang penyayang, sebagai ibu dan pendidik yang bijaksana, seorang penulis
yang berhasil serta pekerja sosial yang berbudi luhur.
Teknologi dan profesionalisasi sangat memberi kemudahan bagi perempuan
untuk mendapatkan keinginan mereka setelah melaksanakan tugas rutin yang
selama ini melilitnya. Dengan demikian terbuka peluang bagi perempuan untuk
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
31/129
lebih berpartisipasi secara lebih dalam tugas-tugas kemasyarakatannya misalnya
bidang politik.
Potensi dasar yang dimiliki oleh perempuan sebagai mahkluk religius,
individu, sosial dan budaya sebenarnya tidak berbeda dengan laki-laki. Berbagai
hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan tentang
kemampuan dasar potensial dari kedua jenis (laki-laki dan perempuan). Dari
penelitian tersebut dapat dilihat bahwa perempuan memiliki beberapa kelebihan
khas, antara lain perempuan lebih mampu untuk berperan ganda, disamping
mengembangkan kodratnya sebagai ibu yang mengandung, melahirkan,
menyusui, dan membesarkan anak dengan kasih sayang, perempuan memiliki
potensi untuk tahan uji, rela berkorban, tahan menderita, ulet dan sabar dibanding
laki-laki.
D. Peran Perempuan Dalam Pembangunan
Kemampuan memotifasi perempuan yang diungkapkan dari hasil penelitian
Rifai (1996:220) menunjukkan wujud sosok perempuan actor transformasi dalam
upaya mencapai kesejahteraan keluarga yang ditopang oleh tiga wujud
penampilan mereka, yaitu sebagai dirinya (self), ibu rumah tangga, dan sebagai
kader PKK. Penampilan mereka berakar kuat pada nilai social (kerja sama) yang
diikat oleh nilai kasih sayang yang diwadahi oleh nilai keimanan dan ketaqwaan.
Nilai-nilai ini merupakan perekat dalam tindakan atau penampilan mereka yang
mengandung makna nilai social, ekonomi, pengetahuan dan keterampilan. Para
perempuan actor transformasi ini berkemampuan mengubah, membelajarkan
orang lain yang tidak mau menjadi mau, yang tidak suka menjadi suka, sehingga
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
32/129
orang-orang yang dibinanya menjadi orang-orang yang bersedia dan mampu
mengembangkan dirinya sendiri. Actor transformasi ini adalah sosok pribadi yang
mampu menghadirkan suatu situasi belajar bagi dirinya sendiri, bagi anggota
keluarganya dan orang-orang di lingkungannya yang menjadi binaannya (Rifai,
1996:221).
Kehadiran program pembinaan kesejahteraan keluarga sebagai program
pembangunan masyarakat merupakan peluang yang berharga bagi wanita yang
aktif membangun dirinya sendiri dan lingkungannya dalam upaya mereka
mencapai dan meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka sendiri dan keluarga
binaannya. Kondisi dan situasi ini memungkinkan mereka melakukan tindakan
transformasi dalam berbagai upaya pencapaian kesejahteraan keluarga yang
menyangkut dimensi fisik, ekonomi, social, moral dan cultural di dalam perannya
sabagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah tambahan disesuaikan tugas dan
perannya sebagai kader PKK, mereka mampu mengubah lingkungannya dari
lingkungan kehidupan social yang positif ke suasana kehidupan bermasyarakat
yang aktif dinamis dan produktif. Tindakan mereka ini bersumber pada makna
nilai social budaya dan social ekonomi yang diwadahi dalam makna nilai agama
(Rifai, 1996:224). Mereka termasuk orang yang tidak melewatkan kesempatan
baik untuk mendoakan tambahan penghasilan keluarga, bahkan mereka mampu
menciptakan kesempatan untuk mendapatkan nafkah tambahan tersebut, ini
dilakukan atas persetujuan suami.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
33/129
Hasil kaji tindak Sudjana (1995:59) menunjukkan terjadinya perubahan dalam
pengembangan sumber daya perempuan berupa: (a) meningkatnya pengetahuan
dan kesadaran tentang peranan perempuan dalam pembentukkan SDM yang
produktif, (b) meningkatnya keterampilan untuk meningkatkan kondisi kesehatan
dan kesejahteraan ekonomi keluarga, (c) meningkatnya kesadaran mengenai
peranan pendidikan dalam peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja,
dan (d) meningkatnya kesadaran dan kemampuan untuk saling belajar dalam suatu
wadah kegiatan belajar.
Kedua hasil penelitian tersebut terakhir menyimpulkan bahwa model
pembinaan untuk perempuan perlu dirancang secara sistematis dengan
memperhatikan karakteristik masyarakat sasaran yang khas. Pendekatan
kesadaran (conscientization approach) melalui teknik pengemukaan masalah
(problem possing technique)perlu diterapkan dalam pembinaan perempuan untuk
membangun kemandirian mereka.
Kebijaksanaan peningkatan peranan perempuan dalam perspektif gender
telah disadari oleh pemerintah sejak tahun 1980-an. Kebijakan tersebut
dilakasanakan melalui program khusus diperuntukan bagi perempuan untuk
mengejar ketinggalannya, pengintegrasian peranan,kepentingan dan aspirasi
perempuan dalam program umum. Menurut Achmad (1992:49) bahwa
kebijaksanaan umum dalam pembangunan, yaitu:perlu memperhatikan
keanekaragaman perempuan Indonesia serta kebutuhan, kepentingan dan
aspirasinya.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
34/129
UNESCO merekomindasikan pentingnya persamaan hak dan kesempatan
bagi perempuan pada bidang pendidikan memasuki abd XXI. Menurutnya,
beberapa tujuan fundamental masayarakat internasional tentang persamaan akses
oleh perempuan atas pendidikan untuk menghapuskan illiteracybagi perempuan
dan perbaikan akses utuk perempuan terhadap pelatihan keterampilan, sains dan
teknologi pendidikan, serta pendidikan berkelanjutan (Delors, 1996:176).
Strategi pengembangan perempuan, meliputi perhatian ditujukan untuk
peningkatan kesejahteraan perempuan yang tergolong dalam kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah, mendorong perempuan berpenghasilan
rendah, mendorong perempuan berpenghasilan remdah untuk mendapat
kesempatan lebih besar dalam menuntut pendidikan pasca pendidikan dasar,
mendorong makin ikut berperannya perempuan dalam mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan ilmu dan teknologi bagi pembangunan. Langkah-
langkah pokok kebijakan tersebut, dilaksanakn melalui penyusunan rencana dan
pelaksanaan program peningkatan kedudukan dan peranan perempuan secara
lintas sektoral, menyusun program khusus yang diperuntukan bagi perempuan,
agar dapat mengejar ketinggalannya dari kaum pria diberbagi bidang,
meningkatkan kegiatan pendidikan bagi perempuan baik kegiatan sektoral
maupun kegitan khusus peranan perempuan, dan mengupayakan perluasan
kesempatan kerja dan berusaha disektor formal dan informal dengan
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesejahteraan dan produkktifitas kerja
serta peningkatan perlindungan kerja bagi perempuan (Achmad, 1992:51-52).
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
35/129
Berdasarkan sasaran kajian ini maka pendekatan yang digunakan adalah
model pembangunan yang berpusat pada manusia yaitu program pengembangan
yang ditawarkan: dirancang, diorganisir, dikendalikan, dan dikembangkan
bersama masyarakat sasaran, sehingga mampu meningkatkan kualitasnya untuk
mengantisipasi dan menjawab tantangan kehidupannya.
E. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian yang terdahulu yang relevan berdasarkan sumber-
sumbernya penelitian terdahulu adalah sebgai berikut:
1). Ratih Twidaryati (2010) dengan judul : Analisis Ekonomi Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Di Kecamatan
Tanon Kabupaten Sragen tentang Analisis Data Uji Beda Mean
Produktivitas, Tenaga Kerja dan Penghasilan Uji beda mean digunakan untuk
mengetahui perbedaan rata-rata produktifitas, tenaga kerja dan penghasilan
yang diperoleh anggota kelompok UPPKS sebelum dan setelah pelaksanaan
program PNPM.
Berdasarkan hasil uji beda rata-rata didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Ada perbedaan rata-rata yang signifikan jumlah tenaga kerja pada usaha
anggota kelompok UPPKS sebelum dengan sesudah adanya PNPM, dengan
jumlah tenaga kerja setelah lebih besar dibandingkan sebelum adanya PNPM.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
36/129
b. Ada perbedaan rata-rata yang signifikan produktivitas pada usaha anggota
kelompok UPPKS sebelum dengan setelah adanya PNPM, dengan
produktivitas setelah lebih besar disbanding sebelum adanya PNPM.
c. Ada perbedaan rata-rata yanhg signifikan penghasilan perbulan usaha
anggota kelompok UPPKS sebelum dengan setelah adanya PNPM, dengan
penghasilan perbulan setelah lebih besar dibandingkan sebelum adanya
PNPM.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa :
1.
Program Pengembangan Kecamatan (PPK) di Kecamatan Karangmojo
telah dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip program yaitu desentralisasi,
keterbukaan, partisipasi, keterlibatan orang miskin, keterlibatan
perempuan, kompetisi sehat, swadaya dan pemantauan serta pelestarian.
2. Program Pengembangan Kecamatan (PPK) di Kecamatan Karangmojo
dilaksanakan dengan melalui tahapan-tahapan :
Musyawarah Antar Desa (MAD) I ,Musyawarah Desa I , Penggalian
Gagasan, Musyawarah Khusus Perempuan, Musyawarah Desa II,
Musyawarah Antar Desa (MAD) II, Musyawarah Antar Desa (MAD)
III, Musyawarah Desa III, Pelaksanaan, Musyawarah Monitoring,
Musyawarah Desa Serah Terima.
Hal tersebut juga menunjukkan bahwa pelaksanaan PPK di Kecamatan
Karangmojo benar-benar berdasarkan musyawarah dari masyarakat. Berarti juga
bahwa proses perencanaan sampai tahap pelaksanaan dilaksanakan penuh oleh
masyarakat sendiri. Dengan melalui tahapan-tahapan musyawarah dalam
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
37/129
masyarakat tersebut berarti juga prinsip-prinsip program telah dilaksanakan,
karena melalui forum musyawarah tersebut prinsip-prinsip seperti dalam poin 1
(satu) di atas diterapkan.
3.
Alokasi dana PPK untuk kegiatan ekonomi telah mampu memberikan
pinjaman kepada kelompok-kelompok usaha produktif serta simpan
pinjam di Kecamatan Karangmojo. Didapatkan tingkat pengembalian
kegiatan SPP dan UEP mencapai harapan, yaitu mencapai kurang lebih
80%. Hal tersebut sekaligus menunjukkan bahwa pelestarian kegiatan
mencapai hal yang positif. Yang berarti juga bahwa tingkat kesadaran
warga untuk melestarikan dengan cara ketepatan dan rajin dalam
membayar angsuran cukup baik.
4.
Program Pengembangan Kecamatan (PPK) di Kecamatan Karangmojo
telah berhasil menghimpun dana abadi yang dapat dimanfaatkan bagi
pengembangan kemampuan dan kapasitas masyarakat .
5. Jenis-jenis pekerjaan yang diusulkan dan telah dilaksanakan dalam
UDKP/MAD selama 3 (tiga) tahun pelaksanaan PPK di Kecamatan
Karangmojo adalah:
a. Perkerasan Jalan
b. Cor Rabat Beton Jalan
c. Jembatan dan Talud
d. Sarana Air Bersih dan MCK/Sanitasi
e. Pasar
f. Gedung Sekolah
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
38/129
6. Program Pengembangan Kecamatan (PPK) di Kecamatan Karangmojo
telah mampu sebagai program stimulan yang berarti hanya memberikan
rangsangan kepada masyarakat agar bisa mandiri dan meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan melalui kegiatan pembangunan prasarana
fisik dan kegiatan ekonomi produktif. Keterlibatan masyarakat dalam
program ini juga telah menunjukkan hal yang sangat positif. Masyarakat
Kecamatan Karangmojo sangat apresiasif terhadap PPK, sehingga
memunculkan wujud partisipasi yang sangat mendukung kegiatan tersebut.
Partisipasi masyarakat Kecamatan Karangmojo terwujud melalui
keterlibatan penuh warga dalam setiap tahapan kegiatan bahkan partisipasi
telah mewujud dalam keikhlasan melakukan swadaya untuk mendukung
kegiatan. Dalam 3 tahun PPK dilaksanakan di Kecamatan Karangmojo
sembilan (9) desa yang telah mengeluarkan swadaya yang merupakan hal
yang positif terhadap proses pembangunan lokal.
7. Partisipasi perempuan dalam PPK di Kecamatan Karangmojo juga
menunjukkan hal yang cukup menggembirakan. Di Kecamatan
Karangmojo menunjukkan bahwa perempuan mendominasi sebesar 65%
untuk kegiatan ekonomi melalui Usaha Ekonomi Produktif dan Simpan
Pinjam. Melalui PPK, kaum perempuan telah berani menyalurkan
aspirasinya dan tidak lagi pasif dalam menerima proses-proses
pembangunan. Di PPK Kecamatan Karangmojo juga dilakukan
Musyawarah Khusus Perempuan (MKP) yang memberikan saluran
aspirasi terhadap kaum perempuan.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
39/129
F. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran merupakan model konseptual
tentang bagaimana landasan teori yang telah dijabarkan berhubungan secara logis
dengan berbagai faktor yang diidentifikasi sebagai masalah yang penting Berikut
kerangka pemikiran yang disusun dalam penelitian ini :
Menurut Davis (dalam Budiman), Pembangunan pada hakekatnya adalah
suatu proses transformasi masyarakat dari suatu keadaan pada keadaan yang lain
yang makin mendekati tata masyarakat yang dicita-citakan. Dalam proses
transformasi tersebut terdapat dua komponen penting yakni: keberlanjutan
(continuity) dan perubahan (change), pembangunan nasional adalah proses
perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan
masyarakat kearah yang diinginkan, melalui kebijakan, strategi dan rencana
a. Keberlanjutan (continuity) artinya sebuah konsep pembangunan
merupakan sebuah rencana yang panjang dan kerkelanjutan.
b. Perubahan (change). Perubahan sosial merupakan aspek penting sangat
mempengaruhi dinamika pembangunan.
Peran menurut Faqih (2008) merupakan salah satu aspek dinamis dari
kedudukan (status). Status dapat diasosiasikan dengan beberapa peranan yang
menyertainya. Bilamana seseorang telah menjalankan hak dan kewajibannya
sesuai dengan statusnya maka mereka telah menjalankan suatu peran. Setiap
orang pun dapat mempunyai macam-macam peran yang berasal dari pola
pergaulan hidupnya. Hal tersebut berarti bahwa, peran menentukan apa yang
diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
40/129
masyarakat kepadanya. Peran di sini sangat penting karena dapat mengatur
perilaku seseorang, antara lain menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku
orang-orang sekelompoknya.
Terdapat 3 peran utma perempuan dalam perspektif gender
a.
Peran Reproduksi
b. Peran Ekonomi
c.
Peran Sosial Kemasyarakatan
Dari ketiga peran tersebut yang akan menjadi pusat kajian adalah peran
sosial kemasyarakatan. Hal ini disebabkan karena, dalam peran sosial
kemasyarakatan inilah perempuan memainkan perennya dalam pembangunan.
Namun berdasarkan pengamatan awal penulis menemukan bahwa peran
perempuan dalam pembangunan khususnya di Kaiburse belum maksimal.
Menurut Cokroaminoto, yang menyebabkan perempuan kurang berpartisipasi
dalam arena publik atau pembagunan adalah, yaitu:
1. faktor kultural yang diperkuat oleh interpretasi agama, perempuan berada
pada posisi subordinat terhadap laki-laki, sehingga dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sosial, politik, ekonomi,
maupun kehidupan pribadinya sendiri, perempuan tidak memiliki hak
untuk membuat sebuah keputusan;
Perempuan yang memiliki sifat alam (nature) harus ditundukan agar
mereka lebih berbudaya (culture). Uasaha membudayakan, perempuan
tersebut telah menyebabkan terjadinya proses produksi dan reproduksi
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
41/129
ketimpangan hubungan antara laki-laki dan perempuan (Abdullah,
2006:4).
2.
Adanya dikotomi maskulin dan feminin, peranan manusia sebagai akibat
dari determinasi biologis seringkali mengakibatkan marginalisasi terhadap
perempuan.
Adanya dikotomi peran publik dan peran domestik yang berakar dari
pemahaman bahwa peran perempuan adalah di rumah pada gilirannya
melestarikan pembagian antara fungsi produktif dan reproduktif antara
laki-laki dan perempuan.
3.
Adanya konsep "beban kerja ganda" yang melestarikan wawasan bahwa
tugas utama perempuan adalah di rumah sebagai ibu rumah tangga,
cenderung mengalami aktualisasi potensi perempuan secara utuh.
4. Sindroma subordinasi dan peran marginal perempuan telah melestarikan
wawasan bahwa peran dan fungsi perempuan dalam masyarakat adalah
bersifat sekunder. (Tjokroaminoto, 2003: 59).
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
42/129
Berdasarkan penjelasan tersebut maka kerangka pemikiran penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Pembangunan
Kampung
PeranPerempuanSosial
Kemasyarakatan
(DomainPublik)
FaktorFaktor
1.
Kultural/Budaya
2.
DikotomiMaskulindan
Feminim.
3.
DikotomiPeranPublikdan
domestik.
4.
SindromSubordinasidan
Marginal
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
43/129
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian dan Jenis Penelitian
Dalam membahas, tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peran
perempuan dalam pembangunan Kaiburse dalam gerakan pembangunan kampung
serta untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang terperinci mengenai
terma tersebut, penulis melakukannya dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, maka penulis menggunakan
metode studi kasus, yang bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi
sebanyak mungkin tentang masalah pokok yang dibahas. Sedangkan jenis
penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan secara objektif dan apa adanya.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam rangka mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan maka
penelitian ini dilaksanakan bulan April sampai Juli 2013.
Tempat penelitian adalah di Kampung Kaiburse Distrik Malind Kabupaten
Merauke.
C. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah terdiri informan utama dan informan
penunjang. Informan utama dalam penelitian ini adalah ibu-ibu Kaiburse adalah
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
44/129
sebanyak 10 Orang sedangkan informan penunjang terdiri dari Kepala Distrik,
Kepala Dusun dan Kepala Kampung.
D. Sumber Dan Jenis Data
1. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dimana penelitian dilakukan sumber data dalam
penelitian ini adalah para informan yang telah ditentukan oleh penulis sebelum
penelitian (purposive sampling) yaitu orang yang merespon pertanyaan atau
pernyataan peneliti, baik tertulis maupun lisan apabila peneliti menggunakan
teknik observasi maka sumber datanya bisa berupa manusia, benda, gerak,
peristiwa, atau gejala-gejala alam lainnya. Apabila peneliti menggunakan teknik
dokumentasi maka sumber datannya adalah dokumen atau catatan.
2. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan penelitian
langsung terhadap objek penelitian melalui hasil observasi dan hasil wawancara
dari informan kunci maupun penunjang.
b. Data Skunder
Data skunder adalah data diperoleh bahan lain yang tersedia dan melengkapi
data primer seperti literature, dokumen, koran dan majalah yang erat kaitannya
dengan penelitihan ini.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
45/129
E. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrument Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan peneliti untuk memperoleh hasil
penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrument berupa
pertanyaan panduan yang digunakan untuk mendapatkan data yang ada di
Kampung Kaiburse.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode dalam
pengumpulan data yaitu:
a. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2009 :82). Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan
mencatat dan menyalin berbagai dokumen yang ada dalam instansi terkait,
Arikunto (2002 : 135). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi tidak
turut serta. Jadi yang menjadi objek observasi ini adalah bagaimana peran
perempuan dalam pembangunan kampung.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
46/129
b. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada dalam
objek penelitian Arikunto (2002 :133). Jadi yang menjadi penelitian ini adalah
data-data yang diperoleh dengan cara mencatat secara langsung objek yang diteliti
yaitu factor-faktor yang mempengaruhi peran perempuan dalam pembangunan
Kampung Kaiburse Distrik Malind.
F. Teknik Analisa Data
Analisa data merupakan bagian sangat penting dari proses penelitian ini.
Teknik yang digunakan dalam analisa data ini adalah teknik analisa data
komponensial atau dengan menganalisa komponen-komponen atau data-data yang
berhubungan dengan faktor-faktor yang diteliti (Sugiono, 2009:102).
Analisis komponensial, data ini dicari melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen akan dapat ditemukan
(Sugiono, 2009:114).
G. Konsep yang Digunakan.
Untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian, maka beberapa konsep dan
istilah perlu didefinisikan secara operasional. Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. peran: apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat serta
sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
47/129
2. Pembangunan:suatu penyusunan model pembangunan ekonomi kampung di
landasi atas suatu prinsip bahwa apa yang disebut kampung swasembada
adalah suatu kampung yang berkemampuan untuk berkembang sendiri.
Masukan dari luar kampung akan mempercepat laju pembangunan.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
48/129
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
1. Gambaran Umum Kampung Kaiburse
Lokasi penelitian merupakan objek yang dijadikan sebagai tempat penelitian,
untuk mempermudah proses penelitian yang sesuai dengan judul yang diangkat
oleh penulis, maka yang menjadi lokasi penelitian adalah pada Kampung Kaiburse
Distrik Malind Kabupaten Merauke.
Kampung Kaiburse adalah salah satu dari beberapa kampung yang ada di
Distrik Malind. Kampung ini terletak di pinggiran pantai laut Arafura kampung
ini terdiri dari 4 RT dan 2 RW, dengan luas wilayah 543,11 Km2, Kampung
Kaiburse menurut tata wilayahnya Sebelah Utara berbatasan dengan Kampung
Padang Raharja, dan Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafura, berbatasan
dengan Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Onggari, Sebelah Timur
berbatasan dengan Kampung Kumbe dan jarak ke Distrik 2,0 Km.
Ditinjau dari segi klimatologis dan berdasarkan letak geografisnya, Kampung
Kaiburse memiliki sifat - sifat tropis dengan musim penghujan dan kemarau
sepanjang tahun serta memiliki suhu yang relatif sama dengan daerah -daerah
merauke dan sekitarnya.
Di Kampung Kaiburse memiliki jumlah penduduknya 339 jiwa dengan
jumlah laki-laki 183 jiwa dan jumlah perempuan 156 jiwa.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
49/129
2.
Kondisi Kependudukan, Sosial, Ekonomi,Wilayah
a. Kependudukan
Jumlah penduduk Kampung Kaiburse Distrik Malind Kabupaten Merauke
berdasarkan monografi adalah 339 jiwa, dengan jumlah 94 KK. Tabel di bawah
ini menunjukkan jumlah penduduk Kepala Keluarga :
Tabel 4.1 Jumlah penduduk menurut Kepala Keluarga
Kepala keluarga Laki-laki Perempuan Jiwa
94 183 156 339
(Sumber : Data Kampung Kaiburse 2013).
Kampung kaiburse memiliki jumlah penduduk 339 jiwa , dengan jumlah
laki-laki 183 Jiwa serta jumlah perempuan sebanyak 156 jiwa , yang terdiri dari
94 kepala keluarga.
Tabel 4.2 Jumlah dan Presentase Penduduk Menurut Golongan Umur di
kampung Kaiburse, 2013.
No Umur Jumlah (Orang) Presentasi
1 0-5 39 27,43
2 6-10 43 12,68
3 11-20 67 19,76
4 21-30 57 16,81
5 31-40 47 13,86
6 41-50 35 10,32
7 51-60 39 11,508 60> 12 3,54
Jumlah 339 100,00
Sumber: Data Monografi Kampung Kaiburse 2013
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
50/129
b. Keadaan Sosial
Warga Kampung Kaiburse merupakan kelompok masyarakat yang
mengutamakan nilai -nilai persaudaraan dan kebersamaan. Hal itu dapat dilihat
dari cara hidup mereka yang selalu saling membantu dan rukun dalam hidup
sosial bermasyarakat. Berdasarkan data yang ada di Kampung Kaiburse yang
menganut agama dan kepercayaan Islam sebanyak 23 orang, agama Katolik
berjumlah 312 orang, yang menganut agama Protestan berjumlah 4 orang. Warga
Kampung Kaiburse lebih dominan beragama Khatolik, hal ini dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.3 Deskripsi Susunan Penduduk Menurut Agama
NO AGAMA JUMLAH (ORANG )
1 ISLAM 23
2 KHATOLIK 312
3 PROTESTAN 4
JUMLAH 339(Sumber :Data Kampung Kaiburse 2013)
Kemudian jumlah penduduk yang berdasarkan suku di Kampung Kaiburse
ini berdasarkan data yang di peroleh oleh peneliti bahwa kampung kaiburse
memiliki beberapa suku diantaranya suku Malind berjumlah 306 orang, suku Jawa
berjumlah 16 orang , suku Bugis berjumlah 7 orang, suku Flores berjumlah 4
orang, dan suku Auyu berjumlah 6 orang. Jadi jumlah penduduk berdasarkan suku
dapat dilihat pada tabel berikut :
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
51/129
Tabel 4.4 Deskripsi Susunan Penduduk Menurut Suku
NO SUKU JUMLAH (ORANG)
1 MALIND 306
2 JAWA 16
3 BUGIS 7
4 FLORES 4
5 AUYU 6
JUMLAH 339
(Sumber : Data Kampung Kaiburse 2013)
c. Pendidikan.
Penduduk di Desa Kaiburse mayoritas berpendidikan SD, yaitu sebesar 114
orang ( 33,63%), lulusan SMP sebesar 41 orang ( 12,09% ), lulusanSMA sebesar
18 orang ( 5,31% ), lulusan SMK sebesar 7 orang ( 2,07% ) , sedangkan yang
tidak dan belum bersekolah sebesar 159 ( 46,90% ).
Tabel 4.5 Jumlah Persentase Penduduk Menurut Pendidikan di Kampung
Kaiburse, 2013
NO Pendidikan Jumlah (Orang) Presentse
1 Tidak/ Belum Bersekolah 159 46,90
2 SD 114 33,63
3 SMP 41 12,09
4 SMA 18 5,31
5 SMK 7 2,07
6 DIPLOMA -
7 S1 -
Jumlah 339 100,00
Sumber :Data Monogrfi Kmpung Kaiburse 2013
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
52/129
Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan rata-
rata penduduk di Kampung Kaiburse masih rendah. Hal ini di sebabkan karena
mereka tidak mempunyai biaya untuk melnjutkan pendidikan yang lebih tinggi,
serta kurngnya motivasi untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
d. Keadaan Perekonomian
Mayoritas penduduk Kampung Kaiburse bermata pencaharian berkebun
sebanyak 233 dengan tingkat persentasi 70 % yaitu berkebun kelapa, kemudian
50 jiwa dengan taraf persentasi 15 % bertani ( padi ,sayuran), dan 33 warga
berprofesi sebagai nelayan sebanyak 33 orang dengan tingkat persentasi 10 %
nelayan, serta dilihat dari yang berprofesi sebagai peternak di kampung kaiburse
sebanyak 16 orang dengan taraf persentasi 5 % berternak .Penghasilan
masyarakat diperoleh dari berjualan buah kelapa sebagai potensi penghasil
pendapatan ekonomi keluarga, (Sumber Data kampung kaiburse 2013).
Kegiatan Perekonomian di Kampung Kaiburse Distrik Malind bertumpu
pada hasil pertanian dan perkebunan khususnya kelapa. Sehari hari mayarakat
Kaiburse berpenghasilan dengan berjualan buah kelapa kepada pengepul,
dihargai dengan harga Rp 500,- per buah, dari hasil berjualan kelapa tersebut
kemudian di tukarkan untuk membeli beras atau kebutuhan yang lainnya. Dengan
kondisi perekonomian yang demikian, dapat dikatakan bahwa Kampung Kaiburse
Distrik Malind tergolong dalam masyarakat yang berpenghasilan rendah.
e. Potensi Wilayah
Potensi sumber daya alam Kampung Kaiburse adalah pada sektor pertanian
dan perkebunan. Kampung Kaiburse memiliki tanah yang subur, di bidang
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
53/129
pertanian khususnya padi bisa tambah subur tanpa menggunakan pupuk kimia,
hanya saja pengetahuan masyarakat tentang bertani masih kurang, sehingga hasil
yang di capai masih relatif kecil/rendah. Sedangkan di bidang perkebunan hasil
buah kelapa melimpah ruah, yang perharinya hasil perkebunan bisa mencapai 500
buah kelapa( sumber: kepala Kampung)
Selain itu juga pada sektor peternakan sangat menjanjikan di dukung dengan
hamparan tanah yang kosong/padang rumput yang masih luas. Potensi untuk
berternak sangat besar hanya saja masyarakat masih kekurangan modal untuk
berternak ( membeli ternak sebagai modal awal )
Dari data yang peneliti peroleh dari jumlah hewan atau ternak yang ada di
kampung kaiburse memiliki ternak ayam kampung berjumlah 500 ekor, dan warga
kampung kaiburse memiliki ternak sapi sebanyak 100 ekor sapi, babi sebanyakn
25 ekor, kemudian waga yang memiliki ternak kuda berjumlah 5 ekor kuda.
Dengan demikian berdasarkan data yang ada masyarakat kampung kaiburse lebih
banyak berternak ayam kampung dan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.6 Deskripsi Jumlah Hewan Ternak
NO. Hewan Ternak Jumlah (Ekor)
1 Ayam Kampung 500
2 Sapi 100
3 Babi 25
4 Kuda 5
(Sumber : Kampung Kaiburse 2013).
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
54/129
f. Kelembagaan Kampung
Kelembagaan kampung adalah sarana dan prasarana Sebagai wadah
organisasi yang tumbuh untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan
tujuan pembangunan kampung , dan saat ini Kampung Kaiburse memiliki seorang
Kepala Kampung. Dalam melaksanakan tugas - tugasnya, Kepala Kampung
dibantu oleh seorang Sekretaris Kampung dan Aparat Kampung
Adapun tugas dan fungsi dari aparatur kampung yang telah tersusun sebagai
berikut:
a. Kepala Kampung Emanuel Samkakay, yang bertugas mengatur seluruh
aktifitas kegiatan stuktural pemerintahan kampung dan mempunyai fungsi
memberikan pelayanan administatif masyarakat dan memberikan pembinaan
sesuai dengan lingkup tugasnya.
b. Kepala Dusun Yosep.M.Gebze, yang bertugas sebagai kepala adat kampung
kaiburse dan mempunyai fungsi dari oranisasi sebagai tokoh lembaga
masyarakat adat.
c. Sekretaris Kampung Yeremias Gebze, mempunyai tugas sebagai pelayanan
seluruh administratif masyarakat. Dan berfungsi sebagai pelaksana kegiatan
aparatur kampung.
d. Kaur umum Thomas Mahuze, yang mempunyai tugas melaksanakan seluruh
kebijakan kampung yang bersifat spesifik di bidang umum kelembagaan
kampung. Kaur umum memiliki fungsi sebagai pelaksana pelayanan
administratif kampung dan melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh
kepala kampung.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
55/129
e. Kaur Kesra Yulianus Samkakay, mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
yang bersifat spesifik di bidang kesejahteraan masyarakat kampung. Kaur
kesra memiliki fungsi sebagai pelaksana pelayanan administratif kampung
dan melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh kepala kampung.
f. Kaur Pemerintahan Gergorius Kaize, bertugas sebagai pelayanan masyarakat
di bidang pemerintahan, kaur pemerintahan memiliki fungsi sebagai
pelaksana pelayanan administratif kampung dan melaksanakan tugas lain
yang di berikan oleh kepala kampung.
g. Kaur Pembangunan Pangrasius Samkakay, bertugas sebagai pelayanan
dibidang pembangunan yang berfungsi melaksanakan tugas dan tangung
jawab pembangunan kampung sesuai lingkup tugasnya.
Adapun struktural lembaga organisasi pemerintahan kampung kaiburse dapat
dilihat sebagai berikut :
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
56/129
Gambar 4.1 Deskripsi Struktur pemerintahan Kampung Kaiburse
STRUKTUR PEMERINTAHAN KAMPUNG KAIBURSE
DISTRIK MALIND
KEPALA
DUSUN
YOSEP.M.GEBZE
PEMBANGUNAN
PANGRASIUS
SAMKAKAY
PEMERINTAHAN
GERGORIUS.KAIZEKAUR
KESRA
YULIANUS
SAMKAKAY
KAUR
UMUM
THOMAS
MAHUSE
KEPALA
KAMPUNG
EMANUELSAMKAKAY
SEKRETARIS
KAMPUNG
YEREMIASGEBZE
RWII
SILFESTERKAIZE
RWI
DEMIANUSNDIKEN
RT02
PAULINUS
SAMKAKAY
RT
01
PETRUSBALAGAIZE
RT
03
YOHANISMAHUZE
RT
04
ADRIANUS
NDIKEN
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
57/129
1. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang dimiliki kampung untuk
digunakan seluruh masyarakat. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di
Kampung Kaiburse Distrik Malind dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Sarana dan Prasarana Kampung Kaiburse.
Bangunan Jumlah
a) Balai Kampung 1 Buah
b) Prasarana Kesehatan
Pustu 1 Buah
Puskesmas -
c. Prasarana Pendidikan
Gedung Sekolah Paud 1 buah
Gedung Sekolah SD/Sederajat 1 Buah
Gedung Sekolah SMP/Sederajat -
Gedung Sekolah SMA/Sederajat -
d) Prasarana Ibadah
Masjid -
Gereja Katolik 1 Buah
Gereja Protestan -
(Sumber: Data Monografi Kampung Kaiburse,2013)
2. Pembinaan dan Kesejahteraan Keluarga
Gerakan program pembinaan dan kesejahteraan keluarga yang selanjutnya
disingkat PKK, adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang
tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh, untuk masyarakat menuju
terwujudnya keluarga yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa,
berakal mulia, dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri.
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
58/129
Tabel 4.8 Nama-nama Anggota PKK Kampung Kaiburse
No Jabatan Nama1 Ketua Bernadeta Gebze
2 Wakil Beata Yolmen
3 Sekertaris 1 Maria Evakolama Gebze
4 Sekretaris 2 Fisensia Gebze
5 Bendahara Rosalina Kaise
6 Ketua Pokja1 Ana Maria Ndiken
7 Anggota Pokja 1 1. Faleria Gebze
2. Transina Mahuse
3.
Romina Leha
4.
Ana Lea Gebze8 Ketua Pokja II Wihelmina Gebze
9 Anggota Pokja II 1. Engel Berta Gebze
2.
Dolse Gebze
3.
Viktoria Gebze
4. Sisiliya Mahuse
10 Ketua Pokja III Sisilya Samkakai
11 Anggota Pokja III 1.
Melanya Balagaise
2.
Teresia Gebze
3.
Natalia Heatubun
4.
Sekondina Gebze(Anggota PKK Sumber kampung Kaiburse 2013 )
Tabel 4.9 Laporan Kegiatan Pkk Kampung
NO TANGGAL /
BULAN
KEGIATAN
1. 10-04-2011 Acara pelantikan PKK Distrik yang di lantik
oleh ibu Bupati
2. 20-04-2011 Apotik hidup di setiap pekarangan rumah yang
dinilai dari kabupaten
3. 21-04-2011 Acara hari Kartini, di adakan di Kampung
Onggari di adakan bersama ibu Bupati di
samping itu diadakan perlombaan-perlombaan
antar 7 kampung (Tarik tambang dan bakar
sagu sep)
4. 01-06-2012 Penanaman obat tradisional di kintal rumah
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
59/129
5. 02-07-2012 Masak- memasak 4 Sehat Lima Sempurna (
Makanan bayi, Balita)
6. `10-07-2012 Perlombaan pembuatan abon ikan, bakso ikan,
pentolan ikan, yang diikuti 5 Kampung di
Kampung Kaiburse, Kumbe, Padang Raharja,
Rawa Sari, Kurik 4, dan Kurik 6
7. 02-05-2012 Acara perlombaan Wayase antar Kampung di
laksanakan di Distrik
8. 04-03-2013 Pertemuan KDRT ( Kekerasan dalam Rumah
Tangga ) yang di ikuti masing-masing pokja di
adakan di Kantor Distrik.
Pembahasan KDRT
Prinsipnya Ibu, Bapak dan Anak-anak
Undang-undang KDRT
(Anggota PKK Sumber kampung Kaiburse 2013 )
Jadi di kampung Kaiburse ada kegiatan yang dilakukan oleh ibu-ibu Pkk
selain itu juga ada program-program yang di rencanakan oleh anggota Pkk di
kampung kaiburse.
B. TIPOLOGI INFORMAN PENELITIAN
1. Tipologi Informan
Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapatkan data dan
mengumpulkan data dari informan dilapangan, baik informan utama maupun
informan penunjang. Untuk mendapatkan data para informan, peneneliti
melakukan pemilihan informan dengan menentukan kriteria tertentu pada
informan dengan tujuan bahwa peneliti akan mendapatkan gambaran nyata dan
apa adanya tentang peranan perempuan dalam pembangunan pada PNPM Mandiri
di Kampung Kaiburse Distrik Malind Kabupaten Merauke, para infporman yang
dipilih adalah informan yang telah melihat dan mengetahui bagaimana peran
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
60/129
perempuan dalam pembangunan pada PNPM Mandiri di Kampung Kaiburse
Distrik Malind Kabupaten Merauke.
Data yang ada dalam penelitian ini yaitu peran perempuan serta faktor-faktor
yang mempengaruhi pembangunan dalam Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) Kampung Kaiburse Distrik Malind
Merauke maka, sebelum data dianalisis terlebih dahulu peneliti memberikan
gambaran penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara
objektif dan apa adanya. Berikut adalah data kasar atau data natural yang ada
dilapangan sesuai wawancara yang di berikan responden yang berjumlah 13
Informan, terdiri dari Kepala Distrik, Kepala Kampung, Kepala Adat Kampung
serta 10 Informan Ibu-ibu Kampung Kaiburse .
1. Informan 1 (MDR)
Informan penunjang yang dipilih adalah bapak dengan inisial MDR, bapak
MDR adalah seorang Kepala Distrik Malind yang kini bapak MDR sudah
berumur 46 tahun. Bapak MDR telah menjabat sebagai Kepala Distrik Malind
dari tahun 2010 sampai dengan sekarang. Bapak MDR menempuh pendidikan
sampai dengan Tingkat Strata Satu (S1) pendidikan.
Wawancara dengan bapak MDR dilakukan sebanyak tiga kali yaitu
pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 22 juni 2013 jam 10.00 WIT selama
30 menit dengan bertempat di kantor Distrik Malind, yaitu tepatnya di ruangan
informan. Sebelumnya saya memperkenalkan diri saya dan maksud kedatangan
saya adalah memberikan surat untuk dilakukan penelitian, disamping itu juga saya
-
5/19/2018 skripsi dian.pdf
61/129
melakukan perjanjian waktu untuk kesediaan bapak kepala distrik untuk dilakukan
wawancara di waktu yang akan datang tentang peran perempuan dalam
pembangunan PNPM Mandiri di Kampung Kaiburse. Wawancara dilakukan
dengan suasana santai di lingkungan Distrik.
Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 25 juni 2013 jam 08.30 WIT
selama 60 menit yang bertempat di Kantor Distrik Malind. Setelah mereka
mengetahui maksud kedatangan saya barulah saya mengajukan beberapa
pertanyaan kepada informan, pertanyaan yang diajukan adalah tentang bagaimana
peran perempuan dalam pembangunan kampung terhadap program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai dari program-program,
kontribusi, tingkat kehadiran keterampilan, pengambilan keputusan, partisipasi
perempuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi peranan perempuan. Selain itu