skripsi dian.pdf

Upload: qhoiruul-anaam-al-mas-iruul

Post on 09-Oct-2015

77 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    1/129

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Kurang lebih 81,2 % dari Wilayah Indonesia bertempat tinggal di desa.

    Partisipasi masyarakat pedesaan amat diperlukan bagi berhasilnya pembangunan

    dan sekaligus akan dapat meningkatkan penghidupan di pedesaan (Bintarto, 1984

    :11).

    Di Indonesia kata pembangunan sudah menjadi tujuan disegala bidang. Secara

    umum, pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan

    masyarakat dan warganya; sering kali, kemajuan yang dimaksudkan terutama

    adalah kemajuan material. Maka, pembangunan seringkali diartikan sebagai

    kemajuan yang dicapai oleh satu masyarakat di bidang ekonomi; bahkan dalam

    beberapa situasi yang sangat umum pembangunan diartikan sebagai suatu bentuk

    kehidupan yang kurang diharapkan bagi sebagian orang tersingkir dan sebagai

    ideologi politik yang memberikan keabsahan bagi pemerintah yang berkuasa

    untuk membatasi orang-orang yang mengkritiknya ( Budiman, 1995:1-2 ).

    Dalam keadaan kaum perempuan yang masih terbelakang, upaya

    pemberdayaan perempuan untuk semua umur di segala bidang dan di seluas

    mungkin wilayah Indonesia, merupakan jawaban yang ampuh agar pengembangan

    kesetaraan dan keadilan gender segera terwujud serta pembangunan

    pemberdayaan perempuan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional,

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    2/129

    karena sebagai sumber daya manusia, kemampuan perempuan yang berkualitas

    sangat diperlukan .

    Perempuan secara langsung menunjuk salah satu dari dua jenis kelamin,

    meskipun didalam kehidupan sosial selalu dinilai sebagai the other sex yang

    sangat menentukan mode representasi sosial tentang status dan peran perempuan.

    Marjinalisasi permpuan yang muncul kemudian menunjukkan bahwa perempuan

    menjadi the second sexseperti juga sering disebut sebagai warga kelas dua yang

    keberadaannya tidak begitu diperhitungkan (Abdullah, 2006: 3).

    Dikotomi nature dan culture, misalnya telah digunakan untuk menunjukkan

    pemisahan dan stratifikasi diantara dua jenis kelamin ini, yang satu memiliki

    status lebih rendah dari yang lain. Perempuan yang memiliki sifat alam (nature)

    harus ditundukan agar mereka lebih berbudaya (culture). Usaha membudayakan,

    perempuan tersebut telah menyebabkan terjadinya proses produksi dan reproduksi

    ketimpangan hubungan antara laki-laki dan perempuan (Abdullah, 2006:4).

    Hubungan pria dan wanita adalah salah satu bentuk dari interaksi sosial.

    Memang interaksi soial ini adalah kunci dari kehidupan bersama. Pola pergaulan

    ditentukan olehperanan, yang mengatur perikelakuan seseorang, oleh kedudukan,

    yang menunjukkan posisinya dalam masyarakat dan identitas serta citra diri

    dimana ciri-ciri khasnya sudah dijiwai. Pembentukan sikap, konsep tentang

    dirinya dan pola bertingkah laku semuanya dipelajari melalui proses sosialisasi.

    Secara umum ketidakadilan gender dalam berbagai bidang kehidupan lebih

    banyak dialami oleh perempuan. Ketidak adilan ini dapat bersumber dari berbagai

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    3/129

    perlakuan atau sikap yang secara langsung membedakan peran dan kedudukan

    antara perempuan dan laki-laki.

    Peran mencakup berbagai hal dalam masyarakat, yang dikemukakan oleh

    Soekanto (1990) bahwa peran paling sedikit mencakup tiga hal yaitu:meliputi

    norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam

    masyarakat, merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu

    dalam masyarakat serta sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur

    sosial masyarakat.

    Gerakan kaum perempuan adalah gerakan transformasi perempuan yaitu

    suatu proses gerakan untuk menciptakan hubungan antar sesama manusia yang

    secara fundamental, lebih baik dan lebih adil. Maka, dengan kata lain, proses

    transformasi social sesungguhnya bisa dinamakan proses demokratisasi. Proses

    demokratisasi itu merupakan alternative bagi developmentalism, karena pada

    kenyataannya developmentalism merupakan perwujudan system yang secara

    ekonomi sesungguhnya sangat represif dan secara cultural melahirkan dominasi.

    Demokratisasi merupakan satu-satunya cara dan proses yang memungkinkan

    terciptanya ruang kesempatan, wewenang dan memungkinkan rakyat mengelola

    dirinya sendiri melalui diskusi dan aksi bersama, dengan prinsip persamaan dan

    keadilan.

    Gerakan transformasi gender lebih merupakan gerakan pembebasan

    perempuan dan laki-laki dari sistem yang tidak adil. Maka transformasi gender

    adalah upaya liberasi dari segala bentuk penindasan, baik secara structural,

    personal, kelas, warna kulit maupun ekonomi internasional. Sehingga,

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    4/129

    transformasi gender sebagai jalan menuju transformasi social yang lebih luas

    harus merupakan proses penghapusan atau penyingkiran segala bentuk ketidak

    adilan, penindasan, dominasi dan diskriminasi sebagai hubungan yang saling

    terkait, yang meliputi hubungan ekonomi, social, cultural, ideology, lingkungan

    atau termasuk di dalamnya adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan. Jelas

    sekali, bahwa gerakan transformasi gender mempunyai arah tujuan yang tidak

    sekedar memperbaiki status perempuan dengan menggunakan ukuran indicator

    norma laki-laki, melainkan suatu usaha untuk meningkatkan martabat dan

    kekuatan perempuan.

    Tentu saja, dalam hal tersebut, sangat dibutuhkan perubahan peran gender,

    baik perempuan maupun laki-laki. Kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan

    internal dalam rangka mengontrol hidup dan kemampuan mendapatkan akses

    terhadap alokasi sumber-sumber material dan non-material.

    Bukan hanya dalam persoalan domestic dan social ekonomi terjadi perlakuan

    ketidak adilan bagi wanita. Dalam hal pembangunan kampung terjadi ketidak

    adilan gender atau diskriminasi. Persoalan ketidak adilan gender dalam

    pembangunan bersumber pada logika dominasi yang merupakan hasil dari

    pemikiran modern yang sangat kuat. Akibat dari dominasi ini adalah terpinggirnya

    wanita dari proses pembangunan.

    Pembangunan biasanya didefinisikan sabagai rangkaian usaha mewujudkan

    pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu

    Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation-

    building). Dari pengertian tadi Pembangunan masyarakat dan pembangunan

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    5/129

    individu satu kesatuan yang saling berkaitan, karena individu secara kodrati

    mempunyai keinginan untuk bermasyarakat. Sehingga perencanaan adalah proses

    pemikiran dan penentuan secara matang mengenai hal-hal yang akan dikerjakan

    pada masa yang akan datang.

    Pembangunan masyarakat tidak saja membina hubungan dan kehidupan

    setiap orang dalam masyarakat melainkan juga untuk membangun masyarakat.

    Makna pembangunan dapat dipahami beragam, bagi masyarakat industry berarti

    karakteristik masyarakat ditandai dengan spesialisasi yang tinggi terhadap

    masing-masing bidang pekerjaan. Demikian pula makna pembangunan bagi

    masyarakat pascaindustri yang ditandai dengan peningkatan jasa, informasi dan

    professional. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui beberapa kegiatan antara lain

    peningkatan prakarsa dan swadaya masyarakat, perbaikan lingkungan dan

    perumahan, pengembangan usaha ekonomi desa, pengembangan Lembaga

    Keuangan Desa, serta kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan

    masyarakat dalam menaikkan hasil produksinya.

    Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan

    martabat lapisan masyarakat bawah (grass root), yang dalam kondisi sekarang

    tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

    keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan (empowering) adalah

    memampukan dan memandirikan masyarakat miskin. Pemberdayaan masyarakat

    dapat juga diartiakan proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk

    memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    6/129

    Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.

    SDM yang berkualitas diharapkan memahami dan mampu mengelola sumber daya

    alam secara bertanggung jawab serta mendaya gunakan prasarana pembangunan

    untuk kesejahteraan masyarakat. Pembangunan dikatakan berhasil apabila

    melibatkan seluruh elemen dalam masyarakat. Artinya, seluruh elemen masyarajat

    harus mengambil bagian atau berperan dalam proses pelaksanaan pembangunan,

    sehingga hasil dari pembangunan tersebut dirasakan benar-benar merupakan karya

    dari semua elemen tanpa memandang perbedaan gender.

    Persoalan yang terjadi di Kaiburse adalah jumlah laki-laki jauh lebih banyak

    dibandingkan jumlah perempuan. Dengan jumlah perempuan yang relatif sedikit

    seehingga peran perempuan jarang di perlibatkan dalam pembangunan kampung.

    Artinya perempuan tidak bisa menjadi andalan serta memegang peranan penting

    dalam proses pembangunan kampung. Dengan demikian perempuan Kaiburse

    seakan-akan menjadi penonton dalam proses pembangunan yang dilaksanakan.

    Dalam pengamatan awal yang telah dilakukan oleh penulis ditemukan fakta

    bahwa dalam setiap pelaksanaan program pembangunan di Kaiburse, baik dari

    pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun kabupaten, peran perempuan

    sangatlah kurang. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai kontrol dan

    evaluasi, perempuan belum menunjukan peran yang berarti.

    Disamping itu juga kualitas Sumber Daya Perempuan yang ada di kampung

    Kaiburse sangat relatif rendah, kemudian kurang ditunjang adanya strata

    pendidikan yang memadai untuk proses pembangunan di segala bidang

    khususnya dalam pembangunan kampung.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    7/129

    Bertolak dari kondisi obyektif tersebut, maka peran perempuan dalam

    pembangunan kampung menjadi kajian yang menarik untuk diteliti, sehingga

    penulis memilih judulANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    PERAN PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN KAMPUNG. (Studi Kasus

    Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri di Kampung Kaiburse

    Distrik Malind Kabupaten Merauke).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dalam penelitian ini, masalah

    yang akan diteliti adalah:

    1.

    Bagaimana peran perempuan dalam PNPM Mandiri di Kampung Kaiburse?

    2. Apa faktor-faktor peran perempuan dalam pembangunan di Kampung

    Kaiburse?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui bagaimana peran perempuan dalam PNPM Mandiri di

    Kampung Kaiburse.

    2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peran perempuan dalam

    pembangunan di Kampung Kaiburse.

    D.

    Kegunaan Penelitian

    Adapun manfaat/kegunaan Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna

    dan bermanfaat untuk:

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    8/129

    1. Lebih mengembangkan cakrawala berfikir penulis dan menerapkan hasil

    pendidikan yang di peroleh di Universitas Musamus.

    2. Dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan

    ilmu social pada khususnya.

    3.

    Dapat memberikan informasi dan bahan masukan bagi upaya peningkatan

    peran perempuan dalam kesejahteraan keluarga di Kampung Kaiburse Distrik

    Malind, Kabupaten Merauke.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    9/129

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. KONSEP PEMBANGUNAN

    1. Pengertian Pembangunan

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian pembangunan adalah

    proses, perbuatan cara membangun. Dan proses ini disesuaikan dengan

    konteksnya, seperti dalam dunia yaitu ikhtiar untuk mengubah keadaaan dunia

    masa lampau yang tidak sesuai dengan cita cita kehidupan manusia lahir maupun

    batin dengan tujuan agar dapat mewariskan masa depan yang membahagiakan

    bagi masa datang.

    Menurut (Poostchi, 1986) dalam Soetomo (2008:159) bahwa pembangunan

    desa terpadu adalah suatu strategi pembangunan yang merupakan perkembangan

    lebih lanjut dari strategi pembangunan desa. Dalam pembangunan desa dilakukan

    usaha yang intensif dengan tujuan dan kecenderungan memberikan fokus

    perhatian kepada kelompok maupun daerah tertentu, melalui penyampaian

    pelayanan, bantuan dan informasi kepada masyarakat desa.

    Dalam pandangan ini pembangunan desa terpadu merupakan suatu strategi

    untuk mencapai tujuan melalui sinkronisasi yang lebih baik dari berbagai

    kegiatan, mata rantai, usaha serta koordinasi yang efektif dari berbagai instansi

    terkait. dari sumber yang sama juga disebutkan, bahwa pembangunan desa

    terpadu merupakan tema kegiatan yang melibatkan bukan saja perubahan fisik dan

    ekonomi, melainkan juga perubahan sosial psikologis (Soetomo, 2008: 160).

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    10/129

    Di Indonesia kata pembangunan sudah menjadi kunci bagi segala hal. Secara

    umum, pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan

    masyarakat dan warganya; sering kali, kemajuan yang dimaksudkan terutama

    adalah kemajuan material. Maka, pembangunan seringkali diartikan sebagai

    kemajuan yang dicapai oleh satu masyarakat di bidang ekonomi; bahkan dalam

    beberapa situasi yang sangat umum pembangunan diartikan sebagai suatu bentuk

    kehidupan yang kurang diharapkan bagi sebagian orang tersingkir dan sebagai

    ideologi politik yang memberikan keabsahan bagi pemerintah yang berkuasa

    untuk membatasi orang-orang yang mengkritiknya ( Budiman, 1995:1-2 ).

    Pembangunan sebenarnya meliputi dua unsur pokok; pertama, masalah

    materi yang mau dihasilkan dan dibagi, dan kedua, masalah manusia yang

    menjadi pengambil inisiatif, yang menjadi manusia pembangun. Bagaimanapun

    juga, pembangunan pada akhirnya harus ditujukan pada pembangunan manusia;

    manusia yang dibangun adalah manusia yang kreatif, dan untuk bisa kreatif ini

    manusia ini harus merasa bahagia, aman, dan bebas dari rasa takut. Pembangunan

    tidak hanya berurusan dengan produksi dan distribusi barang-barang material;

    pembangunan harus menciptakan kondisi-kondisi manusia bisa mengembangkan

    kreatifitasnya ( Budiman, 1995:13-14 ).

    Konsep pembangunan desa terpadu secara garis besar, tujuan pembangunan

    pada umumnya dan pembangunan masyarakat desa pada khususnya adalah

    peningkatan kesejahteraan atau peningkatan taraf hidup masyarakat (Soetomo,

    2008:164).

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    11/129

    Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu proses transformasi masyarakat

    dari suatu keadaan pada keadaan yang lain yang makin mendekati tata

    masyarakat yang dicita-citakan; dalam proses transformasi itu ada dua hal yang

    perlu diperhatikan, yaitu keberlanjutan (continuity) dan perubahan

    (change), pembangunan nasional adalah proses perubahan yang direncanakan

    untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat kearah yang

    diinginkan, melalui kebijakan, strategi dan rencana.

    Proses pembangunan terjadi dalam semua aspek kehidupan masyarakat, baik

    yang berlangsung pada tingkat nasional maupun wilayah/daerah. Karakteristik

    yang cukup penting dalam pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan

    (progress), pertumbuhan, dan difersifikasi. Kemajuan misalnya, dapat

    diidentifikasi dari adanya peningkatan dalam rasionalisasi kehidupan masyarakat,

    teknologi dan efisiensi. Sedangkan pertumbuhan identik dengan kemajuan

    ekonomi yang ditandai oleh peningkatan pendapatan masyarakat sebagai akibat

    dari pertumbuhan produktifitas dan diikuti oleh diversifikasi kegiatan ekonomi

    baik vertikal maupun horizontal. Dengan demikian pembangunan memiliki tiga

    ciri dasar yaitu: pertumbuhan, diversifikasi/diferensiasi dan perbaikan (progress )

    yang terjadi pada semua aspek dan tingkat kehidupan masyarakat. Proses

    pembangunan dapat dibedakan menurut kecepatan ( rate ), arah ( direction ) dan

    level dimana proses tersebut berlangsung. Hal ini terjadi karena variabel-variabel

    pembangunan berubah dengan rates( kecepatan ) yang berbeda di tempat berbeda

    (Mosse, 2007:163).

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    12/129

    Dalam mempelajari konsep pembangunan ( development ) secara baik,

    hendaknya memperhatikan juga sejarah dan proses kemunculan konsep tersebut di

    dalam ilmu sosial, karena keduanya tidak terpisahkan. Perkembangan ekonomi

    dan perubahan sosial telah tercatat di dalam sejarah peradaban semua masyarakat

    dunia, tetapi munculnya kesadaran tentang perlunya intervensi terhadap

    penciptaan perubahan tersebut masih relatif baru. Perhatian terhadap usaha-usaha

    intervensi melalui kebijakan pembangunan, terjadi terutama setelah perang dunia

    II di negara-negara yang baru merdeka.

    Oleh sebab itu cukup beralasan bahwa titik berat perhatian dalam

    pembangunan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri, yang berarti juga

    membangun aspek manusiannya, secara tegas pengertian tersebut juga terungkap

    dalam UNESCO (dalam Poostchi 1986:1) yang mengatakan bahwa tujuan

    pembangunan masyarakat bukan membangun barang melainkan membangun

    orang dan membangun masyrakat.

    Dalam sejarah perkembangannya, tedapat banyak pemikiran atau teori yang

    berbicara tentang pembangunan. Berikut ini akan dipaparkan beberapa

    diantaranya.

    a.

    Teori Evolusi

    Teori yang juga berpengaruh pada teori modernisasi dan pembangunan adalah

    teori evolusi. Teori evolusi atau teori organik adalah warisan pengaruh zaman

    pencerahan khususnya yang menonjol pada zaman itu dan yang berdampak

    terhadap pemikiran manusia tentang perubahan sosial. Teori ini lahir setelah

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    13/129

    revolusi industry dan revolusi Prancis pada awal abad ke-19. Teori ini

    berdasarkan pada enam asumsi tentang perubahan, yakni bahwa perubahan dilihat

    sebagai natural, dereksional, immanent, continue, suatu keharusan, dan berjalan

    melalui sebab yang sama.

    Meskipun pada awalnya perkembangan teori evolusi ini berpangkal dari

    pikiran Frederich Hegel, namun filosof Prancis Auguste Comte lah yang

    menjadikan teori evolusi menjadi pengetahuan ilmu sosial positivistic. Tidak

    seperti Hegel, August Comte tidak meletakkan Tuhan dalam pusat teori

    evolusinya. August Comte menggambarkan bahwa perubahan adalah melalui

    fase-fase dari theological dimana suatu masyarakat dikuasai oleh pendeta, dan

    diperintah oleh militer. Fase kedua methaphysical dimana didasarkan pada

    pemikiran filosof manusia, sedangkan tingkat ketiga adalah scientific atau

    positive yakni dengan memahami hokum alam dan eksperimentasi ilmiahkarena

    itulah yang oleh masyarakat akademi disebutkan sebagai ilmiah pada dasarnya

    adalah menganut logika dan kepercayaan positivisme.

    Menurut teori evolusi, masyarakat akan berkembang dari masyarakat

    sederhana (primitive) menuju ke masyarakat modern (complex) memerlukan

    proses jangka panjang fase demi fase seperti yang digambarkan oleh Comte

    diatas. Penganut teori ini berasumsi bahwa masyarakat akan berubah secara linier

    atau seperti garis lurus, dari masyarakat primitif ke masyarakat maju. Asumsi ini

    membawa pada asumsi mereka selanjutnya bahwa masa depan manusia sudah

    dapat dipastikan, yakni akan melalui suatu proses yang panjang melalui menuju

    masyarakat maju. Asumsi tersebut dikuatkan oleh asumsi mereka yang lain yakni

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    14/129

    bahwa masyarakat yang dicita-citakan yakni masyarakat modern, disebut sebagai

    bentuk tujuan suatu masyarakat yang bernilai baik dan sempurna. Mereka

    terkandung mencampuradukkan antara pandangan subyektif tentang nilai dengan

    tujuan akhir perubahan sosial yang disebutkan sebagai kemajuan, kemanusiaan

    dan kebudayaan. Atas dasar itu pulalah bagi penganut teori evolusi, sebaliknya

    masyarakat sederhana, atau pandangan yang mengenai konservativisme,

    tradisionalisme, adalah masalah. Asumsi iitu pulalah yang membuat penganut

    teori evolusi tidak memberikan penghargaan maupun rekognisi terhadap kearifan

    tradisional (dalam Soemarno, 1984:89).

    Teori evolusi ini sangat berpengaruh terhadap hampir semua teori tentang

    perubahan sosial setelahnya seperti teori Fungsionalisme yang dikembangkan

    oleh Talcot Parson maupun teori modernisasi dan pembangunan yang

    dikembangkan oleh Rostow, David McClelland dan Inkeles dikemudian hari.

    Hanya saja jika teori evolusi menganut paham bahwa perubahan masyarakat

    terjadi dalam waktu yang lama, bagi penganut teori modernisasi dan

    pembangunan proses perubahan tersebut dipercepat dengan pendekatan revolusi

    melalui pelbagai intervensi. Bagi Comte,intervensi manusia sangat menentukan

    perkembangan fase-fase evolusi tersebut. Pandangan ini yang menjadi pijakan

    bahwa proses modernisasi bias direkayasa. Pengetahuan ilmiah dapat

    direncanakan, yang oleh pengikut mereka sering menyebutnya dengan rekayasa

    sosial (social-engenering), suatu proses yang oleh Herbeth Spencer disebut

    sebagai Social Darwinisme. Aplikasi teori ini sangatmempengaruhi pemikiran

    modern tentang pembangunan dan bahkan sendi dasar dari paham Globalisasi

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    15/129

    dikemudian hari, bahwa masyarakat bergerak dari masyarakat miskin non-industri

    sebagai primitive dan akan berevolusi ke masyarakat industry yang komplek dan

    berbudaya. Bagi teori ini tradisi mereka lihat lebih sebagai masalah. Teori evolusi

    ini menjadi dasar paradigma teori perubahan sosial Modernisasi dan teori

    pembangunan yang mendominasi pemikiran tentang perubahan sosial setelah

    perang dunia kedua.

    Pembangunan sosial yang diambil dari dari rumusan Pre-Conference Eorking

    Partydari International Conference of social Well-fare. Dalam rumusan tersebut

    pembangunan sosial diartikan sebagai aspek keseluruhan pembangunan yang

    berhubungan dengan relasi-relasi sosial, sistem-sistem sosial dan nilai-nilai yang

    berhubungan dengan hal itu (Soetomo, 1984:312).

    b.Teori Fungsionalisme Struktural

    Teori fungsionalisme struktural merupakan salah satu dari empat varian teori

    yang tergabung dalam paradigma fakta social. Teori ini menekankan pada

    keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam

    masyarakat. Dalam teori fungsionalisme structural dikenal sebagai integration

    approach, order approach, dan equilibrium approach, menekankan keteraturan

    sebagai sumber integrasi dan keseimbangan. Menurut teori ini masyarakat

    merupakan suatu system social yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang

    saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi

    pada suatu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain.

    Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sisitem social, fungsional

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    16/129

    terhadap yang lain, secara ekstrim dapat digambarkan bahwa semua peristiwa dan

    semua struktur adalah fungsional bagi masyarakat.

    Sementara para ahli konflik sangat berbeda dengan pandangan dalam teori

    fungsional structural, mereka menekankan konflik sebagai sumber perubahan,

    lahirnya teori konflik merupakan suatu reaksi terhadap teori fungsionalisme

    struktural, dimana konsep sentralnya adalah adanya wewenang dan posisi yang

    keduanya merupakan fakta sosial. Menurut pandangan teori ini adalah bahwa

    adanya distribusi wewenang dan kekuasaan yang tidak merata dapat menjadi

    faktor pemicu terbentuknya konflik secara sistematis.

    Thomas Bernard menempatkan kedua teori ini kedalam dalam konteks

    pembahasan yang lebih luas antara teori consensus (salah satu diantaranya adalah

    fungsionalisme struktural) dan teori konflik (salah satu diantaranya adalah teori

    konflik). Teori consensus memandang norma dan nilai sebagai landasan

    masyarakat, memusatkan perhatiannya pada kepada keteraturan social

    berdasarkan atas kesepakatan diam-diam dan memandang perubahan sosial terjadi

    secara lambat dan teratur. Sebaliknya, teori konflik menekankan pada dominasi

    kelompok social tertentu oleh kelompok lain, melihat keteraturan social

    didasarkan atas perubahan manipulasi dan control oleh kelompok dominan dan

    memandang perubahan social terjadi secara cepat dan menurut cara yang tak

    teratur ketika kelompok-kelompok subordinat menggulingkan kelompok yang

    semula dominan. Benard bahkan melacak akar perdebatan tersebut ke masa

    yunani kuno (juga perbedaan antara Plato (consensus) dan Aristoteles (Konflik).

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    17/129

    Adapun dalam paradigma fungsional beberapa teori menurut beberapa ahli

    seperti teori stratifikasi fungsional yang diungkapkan oleh Kingsley Davis dan

    Wilbert Moore (1945), yang menjelaskan bahwa mereka menganggap stratifikasi

    sosial sebagai fenomena universal dan penting. Mereka menyatakan bahwa tidak

    ada masyarakat yang tidak terstratifikasi atau sama sekali tanpa kelas. Menurut

    pandangan mereka stratifikasi adalah keharusan fungsional. semua masyarakat

    memerlukan sistem seperti keperluan ini menyebabkan adanya sistem stratifikasi.

    Selain itu fungsionalisme struktural Tallcot Parsons dapat dilihat dari

    pembahasannya tentang empat fungsi penting untuk semua system tindakan

    yang terkenal dengan skema AGIL. Suatu fungsi (function) adalah Kumpulan

    kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan

    system (Rocher,1975:40) dalam teori ini Parson yakin bahwa ada empat fungsi

    penting yang dibutuhkan dalam sebuah system yakni Adaptation (A), Goal

    Attainment (G), Integration (I), Latensi (L). Agar sistem dapat bertahan maka

    sistem tersebut harus memiliki empat fungsi tersebut.

    Dalam teori fungsionalisme struktural memiliki titik prioritas pada

    keteraturan sosial dan sedikit memperhatikan masalah perubahan social seperti

    asumsi yang di kemukakan oleh Parson:

    1. Sistem memiliki properti keteraturan dan bagian-bagian yang saling

    tergantung.

    2. Sistem cenderung bergerak kearah mempertahankan keteraturan-diri atau

    keseimbangan.

    3. Sistem mungkin statis atau bergerak dalam proses perubahan yang teratur.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    18/129

    4. Sifat dasar bagian suatu sistem berpengaruh terhadap bentuk bagian-bagian

    yang lain.

    5. Sistem memelihara batas-batas dengan lingkungannya.

    6.

    Alokasi dan integrasi merupakan dua proses fundamental yang diperlukan

    untuk memelihara keseimbangan sistem.

    7. Sistem cenderung menuju kearah pemeliharaan keseimbangan-diri yang

    meliputi pemeliharaan batas dan pemeliharaan hubungan antara bagian-bagian

    dengan keseluruhan sistem, mengendalikan lingkungan yang berbeda-beda dan

    mengendalikan kecenderungan untuk merubah sistem dari dalam.

    c. Teori Modernisasi

    Teori Modernisasi muncul pada pasca perang dunia kedua, yaitu pada saat

    Amerika terancam kehilangan lawan dagang sehingga terjadi kejenuhan pasar

    dalam negeri; dari keterlibatan Amerika inilah negara-negara Eropa yang porak-

    poranda seusai perang mulai bangkit dari keterpurukannya, keterlibatan ini bukan

    saja banyak menolong negara-negara Eropa, tetapi di balik itu justru banyak

    memberikan keuntungan yang lebih bagi Amerika itu sendiri.

    Teori modernisasi lahir dalam bentuknya yang sekarang ini, paling tidak

    menurut tokoh-tokoh Amerika Serikat, sebagai produk sejarah tiga peristiwa

    penting dunia setelah masa Perang Dunia II. Pertama, munculnya Amerika

    Serikat sebagai kekuatan doninan dunia. Kedua, pada saat yang hampir

    bersamaan, terjadi perluasan gerakan komunis dunia. Ketiga, lahirnya negara-

    negara merdeka baru di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Dalam situasi dunia

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    19/129

    seperti ini wajar jika elite politik AS memberikan dorongan dan fasilitas bagi

    ilmuan sosialnya untuk mempelajari permasalahan Dunia Ketiga.

    Pada perkembangannya kemudian, keberhasilan pembangunan yang

    diterapkan pada negara-negara di Eropa ini memberikan pemikiran lanjut untuk

    melakukan ekspansi pasar ke negara-negara dunia Ketiga dan banyak memberikan

    bantuan untuk pembangunannya; dalam kenyataannya, keberhasilan yang pernah

    diterapkan di Eropa, ternyata banyak mengalami kegagalan di negara-negara

    dunia Ketiga penjelasan tentang kegagalan ini memberikan inspirasi terhadap

    sarjana-sarjana sosial Amerika, yang kemudian dikelompokkan dalam satu teori

    besar, dan dikenal sebagai teori Modernisasi ( Budiman, dalam: Frank, 1984:ix ).

    Menurut Frank (1965) mengatakan bahwa Tekanan kegagalan pembangunan

    bukan disebabkan oleh faktor-faktor eksternal melainkan internal; (3) Resep

    pembangunan yang ditawarkan bisa berlaku untuk siapa, kapan dan dimana saja (

    Budiman, 1984: 10)

    Satu hal yang menonjol dari teori modernisasi ini adalah, modernisasi seolah-

    olah tidak memberikan celah terhadap unsur luar yang dianggap modern sebagai

    sumber kegagalan, namun lebih menekankan sebagai akibat dari dalam

    masyarakat itu sendiri. Asumsi ini ternyata banyak menimbulkan komentar dari

    berbagai pihak terutama dari kelompok pendukung teori Dependensi, sehingga

    timbul paradigma baru yang dikenal sebagai teori Modernisasi Baru (Suwarson,

    1991 :58-61 ).

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    20/129

    d.

    Teori Dependensi

    Dependensi pertama kali muncul di Amerika Latin. Pada awal kelahirannya

    teori ini lebih merupakan jawaban atas kegagalan program yang dijalankan oleh

    Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Amerika Latin pada masa

    awal tahun 1960-an. Pada tahun 1950-an banyak pemerintahan di Amerika Latin

    mencoba untuk menerapkan strategi pembangunan dari KEPBAL yang

    menitikberatkan pada proses industrialisasi melalui program industrialisasi

    substitusi impor( ISI ) yang diharapkan memberikan keberhasilan berkelanjutan

    pada pertumbuhan ekonomi, pemerataan hasil pembangunan dan kesejahteraan

    rakyat serta pembangunan politik demokratis. Namun strategi ini mengalami

    kegagalan sehingga mengakibatkan timbulnya perlawanan rakyat dan tumbangnya

    pemerintahan yang populis dan kemudian digantikan oleh pemerintahan yang

    otoriter.

    Keterbelakangan yang dialami oleh negara-negara berkembang yang telah

    secara intensif mendapat bantuan dari negara-negara maju menyebabkan

    ketidakpuasan terhadap asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh teori modernisasi.

    Keadaan ini menimbulkan reaksi keras dari pemerhati masalah-masalah negara

    yang kemudian mendorong timbulnya teori dependensi. Teori ini menyatakan

    bahwa karena sentuhan modernisasi itulah negara-negara dunia Ketiga kemudian

    mengalami kemunduran ( keterbelakangan ), secara ekstrim dikatakan bahwa

    kemajuan atau kemakmuran dari negara-negara maju pada kenyataannya

    menyebabkan keterbelakangan dari negara-negara lainnya ( the development of

    underdevelopment ) siapa sebenarnya yang menolong dan siapa yang ditolong?.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    21/129

    Andre Gunter Frank ( 1967 ) dianggap sebagai salah seorang tokoh pencetus teori

    Dependensi ini mengatakan bahwa kecenderungan justru merupakan hasil dari

    kontak yang diadakan oleh negara-negara berkembang dengan negara-negara

    maju (Budiman, 1984: 11-13 ).

    Teori Dependensi ini bukannya tanpa kekurangan, bahkan kritik yang

    dilontarkan mungkin lebih banyak dari sanggahan terhadap teori Modernisasi

    (Sumarsono, 1991:137 ). Salah satu persoalan yang luput dari perhatian teori

    Dependensi adalah kurangnya pembahasan tentang kolonialisme yang pernah

    tumbuh subur dikebanyakan negara-negara berkembang. Menurut perspektif

    Dependensi, pemerintahan negara didirikan dengan tujuan menjaga stabilitas

    pemerintahan jajahan, dan pemerintahan ini tidak akan pernah dibentuk dengan

    tujuan untuk membangun negara pinggiran ( Sumarsono, 1991:121 ).

    Sesuai dengan teori-teori dan pengertian diatas maka secara ringkas dapat

    diartikan bahwa pembangunan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan

    terencana serta terstruktur dan dilaksanakat secara berkelanjutan dengan strategi

    yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dengan tujuan untuk mencapai

    cita-cita kesejahteraan dan perubahan dalam kehidupan masyarakat.

    2. Pengertian Pembangunan Kampung

    Menurut undang-undang nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi

    Propinsi Papua menyebutkan tentang pengertian kampung adalah kesatuan

    masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

    kepentinagan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    22/129

    setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah

    kabupaten/kota.

    Menurut pereturan pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang desa, disebut

    bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hokum yang memiliki batas-batas

    wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

    setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

    dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Dari beberapa konsep pembangunan kampung di Indonesia diatas dapat

    disimpulkan tentang pembangunan desa adalah peningkatan taraf hidup

    masyarakat dan peningkatan parisipasi masyarakat dan adanya bimbingan dari

    pemerintah yang memberikan kewenangan untuk mengatur dan memajukan

    masyarakat setempat.

    B. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

    Ada beberapa elemen penting dalam pembahasan tentang partsisipasi

    masyarakat dalam pembangunan

    1.

    Keterlibatan Masyarakat dalam Perencanaan

    Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan merupakan suatu

    komponen yang amat penting bagi keberhasilan proyek-proyek pembangunan.

    Partisipasi dalam perencanaan. Program-program pembangunan dapat

    menegmbangkan kemandirian (self-reliance) yang dibutuhkan oleh para anggota

    masyarakat pedesaan demi akselerasi pembangunan (Uma Lele, 1975 :150).

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    23/129

    Uraian ini sebagaimana ditegaskan oleh Siagian (1985:21): Pembangunan

    untuk masyarakat akan terwujud dengan cara atau melalui dan bersama rakyat

    sendiri. Ide atau rencana dibawa dalam rapat dan rakyat diberitahu serta di ajak

    untuk berdiskusi. Sedangkan menurut Korten dalam Supriatna, (2000 :213)

    mengemukakan bahwa walaupun pada tahap pertama usaha pembangunan

    dengan titik bera pada pengerahan dana dan daya, orang kebanyakan bersedia

    menerima pengambilan keputusan yang terpusat, pada suatu titik ia menghendaki

    diikutsertakan dalam pengambilan keputusanyang mempengaruhi

    penghidupannya dan perikehidupan anggota keluarga setempat.

    Dalam kaitan dengan itu, (Supriatna, 2000 :215) menyatakan para perencana

    menyadari bahwa orang-orang yang terkena sasaran suatu proyek haruslah

    dilibatkan sebanyak mungkin dalam tahapan perencanaan dengan tujuan agar

    dapat memberikan kepastian menegenai informasi yang mendetail bagi kebutuhan

    dan kondisi sosial yang mudah diperoleh, dan memberi dorongan masyarakat

    untuk berpartisipasi dan komitmen yang besar terhadap proyek.

    Mencermati beberapa pemikiran diatas, diharapkan masyarakat diajak untuk

    memberikan aspirasi dan kepentingan scara bersama-sama; mendiskusikan

    sehinggaa keputusan yang dihasilkan dapat mengakomodir aspirasi dan

    kepentingan rakyat. Pada gilirannya menjadi stimulus bagi rakyat untuk aktif

    berpartisipasi dalam tahapan berikutnya bahkan tanggung jawab secara penuh

    untuk mensukseskan keberhasilan program tersebut.

    Dalam kaitan dengan partisipasi masyarakat dalam perencanaan

    pembangunan, Ndraha (1987:49) berpendapat: Dalam partispasi dalam

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    24/129

    perencanaan wujudnya bisa berupa kehadiran dalam rapat, pemikiran dan waktu.

    Partisipasi dalam pembuatan keputusan itu akan mencakup keterlibatan dalam

    pertemuan, diskusi, votingmungking juga lobbyin, menyatakan keluhan-keluhan,

    ikut berkontribusi dalam organisasi-organisasi dan bahkan mungkin juga

    mencakup kegitan demonstrasi atau oposisi Cohen dan Uphoff (1987:28).

    2. Keterlibatan Masyarakat dalam Pelaksanaan

    Koentjaraningrat (1985:15) menegemukakan dalam pelaksanaan proyek-

    proyek pembangunan rakyat diajak untuk berpartisipasi dengan jalan

    menyumbangkan tenaga atau harta kepada proyek-proyek pembangunan khusus

    biayanya bersifat fisik. Menurut Keith davis dalam Satropoetro (1986:16)

    mengatakan: Jenis Partisipasi masyarakat itu berwujud sebagai sebuah pikiran,

    tenaga, ketrampilan, harta benda dan uang.

    3. Keterlibatan Masyarakat dalam pemanfaatan hasil

    Berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam menerima hasil

    pembangunan, menunjukan tingkat partisipasi masyarakat dalam menerima out

    put dan outcome dari pembangunan. Keluaran itu dapat bersifat fisik dan non

    fisik. Cohen dan Uphoff (1977:47) menyebutkan partisipasi jenis ini merupakan

    participation in benefit yang dalam uraian dibedakan menjadi:

    Pertama, manfaat material seperti peningkatan income atau aset lain yang

    penting bagi kepentingan pribadi. Kedua, manfaat sosial, pendidikan, kesehatan

    dan jasa-jasa lain. Ketiga, manfaat individual seperti pengembangan diri,

    kekuasaan politik dan kepercayaan umum bahwa seseorang mulai dapat

    mengendalikan kuasanya. Keempat,Konsekuensi yang diharapkan.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    25/129

    Sedangkan Ndraha (1985:50) menyatakan partisipasi dalam menerima hasil

    pembangunan itu berarti:

    a. Menerima setiap hasil pembangunan sebagai seolah-olah milik sendiri.

    b. Menggunakan/memanfaatkan setiap hasil pembangunan.

    c. Mengusahakan (menjadikan suatu lapangan usaha, mengeksploitasikannya)

    misalnya pembangkit tenaga listrik, perusahaan desa, dan sebagainya.

    d. Merawat/memelihara secara rutin dan sistematis, tidak dibiarkan rusak

    dengan anggapan bahwa kelak toh ada bantuan pemerintah untuk

    pembangunan yang baru. Dalam hubungan ini perlu diperhatikan

    engineering life dan accounting prasarana atau bangunan yang

    bersangkutan.

    e. Mengatur penggunaan dan pemanfaatannya, pengusahaan dan

    pengamanannya.

    Pendapat diatas memperlihatkan bahwa partisipasi dalam menerima kembali

    hasil pembangunan tersebut tidak hanya mengunakan atau memanfaatkan hasil

    pembangunan yang telah dicapai tetapi lebih dari itu termasuk pula dalam

    memelihara dan menegembangkan hasil pembangunan yang ada. Hal ini menurut

    Loekman Soetrisno, (1995 :222) kemauan rakyat untuk secara mandiri

    melestarikan dan mengembangkan hasil proyek.

    4.

    Keterlibatan Masyarakat dalam Pengawasan dan Evaluasi

    Setiap usaha pembangunan yang dilaksanakan tentunya memerlukan suatu

    pengawasan dan evaluasi sehingga pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut

    dapat sesuai dengan rencana yang ditetapkansebelumnya dan bila terjadinya

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    26/129

    penyimpangan segera diperbaiki. Dalam kaitan dengan partisipasi masyarakat

    dalam mengawasi pembangunan Kartasasmita (1996:146) mengungkapkan:

    Tanpa pengawasan (dan pengendalian), apa yang direncanakan dan dilaksanakan

    dapat menuju ke arah yang bertentangan dengan tujuan yang telah digariskan. Ini

    menunjukan bahwa pengawasan masyarakat dalam pembangunan mutlak

    dilakukan sehingga selain apa yang dikerjakan sesuai dengan rencana yang

    ditetapkan, tetapi juga untuk menjamin agar hasil pembangunan baik fisik

    maupun non fisik memenuhi kebutuhan yang benar-benar dirasakan oleh

    masyarakat.

    Dalam kaiatan dengan itu, menurut Ndraha (1989:48) mengatakan:

    Pengawasan merupakan suatu proses operaso/produksi dengan produknya, dan out

    putnya feedback positif maupun negatif bagi peencanaan kembali. Dijelaskan

    lebih lanjut oleh Ndraha (1989:48) yang mengatakan:

    Agar pengawasan dapat berlangsung, diperlukan beberapa prasyarat atau

    kondisi:

    1. Adanya norma, aturan, atau standar

    2. Adanya usaha pemantauan kegiatan yang diatur dengan norma atau

    aturan tersebut.

    3. Adanya informasi yang cukup, dapat dipercaya, dan tersedia pada

    waktunya, tetntang kegiatan dan hasil kegiatan yang dimaksud.

    4. Adanya Evaluasi Kegiatan, yaitu pembandingan antara norma dan

    dengan informasi.

    5. Adanya keputusan guna menetapkan hasil evaluasi tersebut.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    27/129

    6. Adanya tindakan, pelaksanaan keputusan.

    C. Konsep Tentang Peran

    Peran (role) merupakan salah satu aspek dinamis dari kedudukan (status).

    Status dapat diasosiasikan dengan beberapa peranan yang menyertainya.

    Bilamana seseorang telah menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan

    statusnya maka mereka telah menjalankan suatu peran.

    Sebagaimana halnya dengan kedudukan, maka setiap orang pun dapat

    mempunyai macam-macam peran yang berasal dari pola pergaulan hidupnya. Hal

    tersebut berarti bahwa, peran menentukan apa yang diperbuatnya bagi

    masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat

    kepadanya. Peran di sini sangat penting karena dapat mengatur perilaku

    seseorang, antara lain menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku orang-

    orang sekelompoknya.

    Peran mencakup berbagai hal dalam masyarakat, yang dikemukakan oleh

    Soekanto (1990) bahwa peran paling sedikit mencakup tiga hal yaitu:meliputi

    norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam

    masyarakat, merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu

    dalam masyarakat serta sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur

    sosial masyarakat.

    Untuk melihat lebih jauh peranan perempuan dalam perspektif gender yaitu

    dari segi kehidupan sosial, maka lingkungan masyarakat adalah tempat yang

    pertama bagi laki-laki, sedangkan perempuan lebih akrab dengan lingkungan

    rumah tangga. Selain itu, perempuan pada umumnya juga kurang dikenal dan

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    28/129

    kurang berwewenang dalam ingkungan adat. Penafsiran inilah yang mengikat

    mereka untuk hanya mengasuh anak-anak dan tetap menyelesaikan segala urusan

    domestik dalam rumah tangga.

    Adapun yang menyebabkan perempuan kurang berpartisipasi dalam arena

    publik, yaitu: 1) faktor kultural yang diperkuat oleh interpretasi agama,

    perempuan berada pada posisi subordinat terhadap laki-laki, sehingga dalam

    pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sosial, politik,

    ekonomi, maupun kehidupan pribadinya sendiri, perempuan tidak memiliki hak

    untuk membuat sebuah keputusan; 2) adanya dikotomi maskulin dan feminin,

    peranan manusia sebagai akibat dari determinasi biologis seringkali

    mengakibatkan marginalisasi terhadap perempuan; 3) adanya dikotomi peran

    publik dan peran domestik yang berakar dari pemahaman bahwa peran

    perempuan adalah di rumah pada gilirannya melestarikan pembagian antara

    fungsi produktif dan reproduktif antara laki-laki dan perempuan; 3) adanya

    konsep "beban kerja ganda" yang melestarikan wawasan bahwa tugas utama

    perempuan adalah di rumah sebagai ibu rumah tangga, cenderung mengalami

    aktualisasi potensi perempuan secara utuh; 4) adanya sindroma subordinasi dan

    peran marginal perempuan telah melestarikan wawasan bahwa peran dan fungsi

    perempuan dalam masyarakat adalah bersifat sekunder. (Tjokroaminoto, 2003:

    59).

    Pada umumnya perempuan terutama pada masyarakat primitif menjadi

    subordinat dari laki-laki. Predikat laki-laki dan perempuan dianggap simbol

    kedudukan. Laki-laki diidentikkan sebagai orang yang memilki karakteristik

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    29/129

    kejantanan, sedangkan perempuan diidentikkan sebagai orang yang memiliki

    karakteristik keperempuanan. Perempuan dipersepsikan sebagai manusia yang

    cantik dan lembut. Sebaliknya laki-laki dipersepsikan sebagai manusia yang

    perkasa dan tegas. Anggapan-anggapan budaya yang seperti ini jelas akan

    memberikan peran yang lebih luas kepada laki-laki.

    Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa peran dan fungsi perempuan

    adalah peran kodrati (reproduktif), peran ekonomi (produktif),dan peran sosial

    (kemasyarakatan).

    1.

    Peran reproduksi

    Secara historis kultural, peran perempuan yang dikaitkan dengan

    kerumahtanggaan didasarkan pada kodrat perempuan yang mengarah pada aspek

    biologis. Kalau mengakar pada aspek budaya dan agama, maka peran kodrati

    tidak hanya terbatas pada peran reproduktif (hamil, melahirkan dan menyusui),

    tetapi juga terjadi pada pembagian kerja domestik dan publik antara suami-istri.

    Peran reproduktif dikatakan esensi dari peran kodrati karena ia tidak dapat

    digantikan oleh jenis gender lainnya, akan tetapi dalam proses melahirkan

    keturunan itu perlu dilibatkan jenis gender laki-laki.

    2 . Peran Ekonomi (peran produktif)

    Peran ini disebut esensi peran gender karena jelas peran ini dilakukan oleh

    laki-laki, namun kalau perempuan juga melakukannya atas kemauannya sendiri

    sebagai pilihan, berarti keduanya mempunyai peran yang serupa.

    Pada dasarnya peran perempuan dalam ekonomi tidak dapat diabaikan,

    hanya saja kontribusi mereka kurang disadari baik oleh perempuan sendiri

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    30/129

    maupun oleh masyarakat luas. Apabila ditinjau lebih jauh, perempuan merupakan

    tenaga kerja (dalam rumah tangganya) tetapi tidak dibayar dengan uang. Lain

    halnya apabila pekerjaan rumah tangga dilakukan di tempat lain, maka mereka

    diberi status sebagai pekerja yang menerima imbalan tunai atau natura. Oleh

    sebab itu maka dikatakan bahwa curahan waktu bekerja bagi perempuan lebih

    lama dan Iebih panjang dibanding laki-laki, karena apabila perempuan bekerja di

    luar rumah untuk mencari nafkah, pekerjaan rumah tangga juga menjadi

    kewajibannya. Sehingga dikatakanlah bahwa peran mereka tersebut adalah peran

    ganda.

    3. Peran Sosial (kemasyarakatan).

    Tingginya potensi perempuan dalam banyak hal, selama ini tidak

    teraktualisasikan diakibatkan adanya stereotipe bahwa perempuan didominasi

    oleh emosi dan laki-laki oleh rasio. Namun, hal ini tertantang oleh munculnya

    gambaran baru bahwa laki-laki maupun perempuan sesungguhnya memilki kedua

    unsur utama eros dan logos (pikiran dan perasaan cinta kasih) yang harus berjalan

    seimbang.

    Dewasa ini orang sudah mulai melihat bahwa perlunya perempuan bermulti

    fungsi, yaitu: seorang perempuan berpeluang untuk jadi ilmuwan yang sukses,

    istri yang penyayang, sebagai ibu dan pendidik yang bijaksana, seorang penulis

    yang berhasil serta pekerja sosial yang berbudi luhur.

    Teknologi dan profesionalisasi sangat memberi kemudahan bagi perempuan

    untuk mendapatkan keinginan mereka setelah melaksanakan tugas rutin yang

    selama ini melilitnya. Dengan demikian terbuka peluang bagi perempuan untuk

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    31/129

    lebih berpartisipasi secara lebih dalam tugas-tugas kemasyarakatannya misalnya

    bidang politik.

    Potensi dasar yang dimiliki oleh perempuan sebagai mahkluk religius,

    individu, sosial dan budaya sebenarnya tidak berbeda dengan laki-laki. Berbagai

    hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan tentang

    kemampuan dasar potensial dari kedua jenis (laki-laki dan perempuan). Dari

    penelitian tersebut dapat dilihat bahwa perempuan memiliki beberapa kelebihan

    khas, antara lain perempuan lebih mampu untuk berperan ganda, disamping

    mengembangkan kodratnya sebagai ibu yang mengandung, melahirkan,

    menyusui, dan membesarkan anak dengan kasih sayang, perempuan memiliki

    potensi untuk tahan uji, rela berkorban, tahan menderita, ulet dan sabar dibanding

    laki-laki.

    D. Peran Perempuan Dalam Pembangunan

    Kemampuan memotifasi perempuan yang diungkapkan dari hasil penelitian

    Rifai (1996:220) menunjukkan wujud sosok perempuan actor transformasi dalam

    upaya mencapai kesejahteraan keluarga yang ditopang oleh tiga wujud

    penampilan mereka, yaitu sebagai dirinya (self), ibu rumah tangga, dan sebagai

    kader PKK. Penampilan mereka berakar kuat pada nilai social (kerja sama) yang

    diikat oleh nilai kasih sayang yang diwadahi oleh nilai keimanan dan ketaqwaan.

    Nilai-nilai ini merupakan perekat dalam tindakan atau penampilan mereka yang

    mengandung makna nilai social, ekonomi, pengetahuan dan keterampilan. Para

    perempuan actor transformasi ini berkemampuan mengubah, membelajarkan

    orang lain yang tidak mau menjadi mau, yang tidak suka menjadi suka, sehingga

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    32/129

    orang-orang yang dibinanya menjadi orang-orang yang bersedia dan mampu

    mengembangkan dirinya sendiri. Actor transformasi ini adalah sosok pribadi yang

    mampu menghadirkan suatu situasi belajar bagi dirinya sendiri, bagi anggota

    keluarganya dan orang-orang di lingkungannya yang menjadi binaannya (Rifai,

    1996:221).

    Kehadiran program pembinaan kesejahteraan keluarga sebagai program

    pembangunan masyarakat merupakan peluang yang berharga bagi wanita yang

    aktif membangun dirinya sendiri dan lingkungannya dalam upaya mereka

    mencapai dan meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka sendiri dan keluarga

    binaannya. Kondisi dan situasi ini memungkinkan mereka melakukan tindakan

    transformasi dalam berbagai upaya pencapaian kesejahteraan keluarga yang

    menyangkut dimensi fisik, ekonomi, social, moral dan cultural di dalam perannya

    sabagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah tambahan disesuaikan tugas dan

    perannya sebagai kader PKK, mereka mampu mengubah lingkungannya dari

    lingkungan kehidupan social yang positif ke suasana kehidupan bermasyarakat

    yang aktif dinamis dan produktif. Tindakan mereka ini bersumber pada makna

    nilai social budaya dan social ekonomi yang diwadahi dalam makna nilai agama

    (Rifai, 1996:224). Mereka termasuk orang yang tidak melewatkan kesempatan

    baik untuk mendoakan tambahan penghasilan keluarga, bahkan mereka mampu

    menciptakan kesempatan untuk mendapatkan nafkah tambahan tersebut, ini

    dilakukan atas persetujuan suami.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    33/129

    Hasil kaji tindak Sudjana (1995:59) menunjukkan terjadinya perubahan dalam

    pengembangan sumber daya perempuan berupa: (a) meningkatnya pengetahuan

    dan kesadaran tentang peranan perempuan dalam pembentukkan SDM yang

    produktif, (b) meningkatnya keterampilan untuk meningkatkan kondisi kesehatan

    dan kesejahteraan ekonomi keluarga, (c) meningkatnya kesadaran mengenai

    peranan pendidikan dalam peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja,

    dan (d) meningkatnya kesadaran dan kemampuan untuk saling belajar dalam suatu

    wadah kegiatan belajar.

    Kedua hasil penelitian tersebut terakhir menyimpulkan bahwa model

    pembinaan untuk perempuan perlu dirancang secara sistematis dengan

    memperhatikan karakteristik masyarakat sasaran yang khas. Pendekatan

    kesadaran (conscientization approach) melalui teknik pengemukaan masalah

    (problem possing technique)perlu diterapkan dalam pembinaan perempuan untuk

    membangun kemandirian mereka.

    Kebijaksanaan peningkatan peranan perempuan dalam perspektif gender

    telah disadari oleh pemerintah sejak tahun 1980-an. Kebijakan tersebut

    dilakasanakan melalui program khusus diperuntukan bagi perempuan untuk

    mengejar ketinggalannya, pengintegrasian peranan,kepentingan dan aspirasi

    perempuan dalam program umum. Menurut Achmad (1992:49) bahwa

    kebijaksanaan umum dalam pembangunan, yaitu:perlu memperhatikan

    keanekaragaman perempuan Indonesia serta kebutuhan, kepentingan dan

    aspirasinya.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    34/129

    UNESCO merekomindasikan pentingnya persamaan hak dan kesempatan

    bagi perempuan pada bidang pendidikan memasuki abd XXI. Menurutnya,

    beberapa tujuan fundamental masayarakat internasional tentang persamaan akses

    oleh perempuan atas pendidikan untuk menghapuskan illiteracybagi perempuan

    dan perbaikan akses utuk perempuan terhadap pelatihan keterampilan, sains dan

    teknologi pendidikan, serta pendidikan berkelanjutan (Delors, 1996:176).

    Strategi pengembangan perempuan, meliputi perhatian ditujukan untuk

    peningkatan kesejahteraan perempuan yang tergolong dalam kelompok

    masyarakat berpenghasilan rendah, mendorong perempuan berpenghasilan

    rendah, mendorong perempuan berpenghasilan remdah untuk mendapat

    kesempatan lebih besar dalam menuntut pendidikan pasca pendidikan dasar,

    mendorong makin ikut berperannya perempuan dalam mengembangkan dan

    memanfaatkan kemajuan ilmu dan teknologi bagi pembangunan. Langkah-

    langkah pokok kebijakan tersebut, dilaksanakn melalui penyusunan rencana dan

    pelaksanaan program peningkatan kedudukan dan peranan perempuan secara

    lintas sektoral, menyusun program khusus yang diperuntukan bagi perempuan,

    agar dapat mengejar ketinggalannya dari kaum pria diberbagi bidang,

    meningkatkan kegiatan pendidikan bagi perempuan baik kegiatan sektoral

    maupun kegitan khusus peranan perempuan, dan mengupayakan perluasan

    kesempatan kerja dan berusaha disektor formal dan informal dengan

    meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesejahteraan dan produkktifitas kerja

    serta peningkatan perlindungan kerja bagi perempuan (Achmad, 1992:51-52).

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    35/129

    Berdasarkan sasaran kajian ini maka pendekatan yang digunakan adalah

    model pembangunan yang berpusat pada manusia yaitu program pengembangan

    yang ditawarkan: dirancang, diorganisir, dikendalikan, dan dikembangkan

    bersama masyarakat sasaran, sehingga mampu meningkatkan kualitasnya untuk

    mengantisipasi dan menjawab tantangan kehidupannya.

    E. Penelitian Terdahulu

    Adapun penelitian yang terdahulu yang relevan berdasarkan sumber-

    sumbernya penelitian terdahulu adalah sebgai berikut:

    1). Ratih Twidaryati (2010) dengan judul : Analisis Ekonomi Program Nasional

    Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Di Kecamatan

    Tanon Kabupaten Sragen tentang Analisis Data Uji Beda Mean

    Produktivitas, Tenaga Kerja dan Penghasilan Uji beda mean digunakan untuk

    mengetahui perbedaan rata-rata produktifitas, tenaga kerja dan penghasilan

    yang diperoleh anggota kelompok UPPKS sebelum dan setelah pelaksanaan

    program PNPM.

    Berdasarkan hasil uji beda rata-rata didapatkan hasil sebagai berikut :

    a. Ada perbedaan rata-rata yang signifikan jumlah tenaga kerja pada usaha

    anggota kelompok UPPKS sebelum dengan sesudah adanya PNPM, dengan

    jumlah tenaga kerja setelah lebih besar dibandingkan sebelum adanya PNPM.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    36/129

    b. Ada perbedaan rata-rata yang signifikan produktivitas pada usaha anggota

    kelompok UPPKS sebelum dengan setelah adanya PNPM, dengan

    produktivitas setelah lebih besar disbanding sebelum adanya PNPM.

    c. Ada perbedaan rata-rata yanhg signifikan penghasilan perbulan usaha

    anggota kelompok UPPKS sebelum dengan setelah adanya PNPM, dengan

    penghasilan perbulan setelah lebih besar dibandingkan sebelum adanya

    PNPM.

    Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa :

    1.

    Program Pengembangan Kecamatan (PPK) di Kecamatan Karangmojo

    telah dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip program yaitu desentralisasi,

    keterbukaan, partisipasi, keterlibatan orang miskin, keterlibatan

    perempuan, kompetisi sehat, swadaya dan pemantauan serta pelestarian.

    2. Program Pengembangan Kecamatan (PPK) di Kecamatan Karangmojo

    dilaksanakan dengan melalui tahapan-tahapan :

    Musyawarah Antar Desa (MAD) I ,Musyawarah Desa I , Penggalian

    Gagasan, Musyawarah Khusus Perempuan, Musyawarah Desa II,

    Musyawarah Antar Desa (MAD) II, Musyawarah Antar Desa (MAD)

    III, Musyawarah Desa III, Pelaksanaan, Musyawarah Monitoring,

    Musyawarah Desa Serah Terima.

    Hal tersebut juga menunjukkan bahwa pelaksanaan PPK di Kecamatan

    Karangmojo benar-benar berdasarkan musyawarah dari masyarakat. Berarti juga

    bahwa proses perencanaan sampai tahap pelaksanaan dilaksanakan penuh oleh

    masyarakat sendiri. Dengan melalui tahapan-tahapan musyawarah dalam

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    37/129

    masyarakat tersebut berarti juga prinsip-prinsip program telah dilaksanakan,

    karena melalui forum musyawarah tersebut prinsip-prinsip seperti dalam poin 1

    (satu) di atas diterapkan.

    3.

    Alokasi dana PPK untuk kegiatan ekonomi telah mampu memberikan

    pinjaman kepada kelompok-kelompok usaha produktif serta simpan

    pinjam di Kecamatan Karangmojo. Didapatkan tingkat pengembalian

    kegiatan SPP dan UEP mencapai harapan, yaitu mencapai kurang lebih

    80%. Hal tersebut sekaligus menunjukkan bahwa pelestarian kegiatan

    mencapai hal yang positif. Yang berarti juga bahwa tingkat kesadaran

    warga untuk melestarikan dengan cara ketepatan dan rajin dalam

    membayar angsuran cukup baik.

    4.

    Program Pengembangan Kecamatan (PPK) di Kecamatan Karangmojo

    telah berhasil menghimpun dana abadi yang dapat dimanfaatkan bagi

    pengembangan kemampuan dan kapasitas masyarakat .

    5. Jenis-jenis pekerjaan yang diusulkan dan telah dilaksanakan dalam

    UDKP/MAD selama 3 (tiga) tahun pelaksanaan PPK di Kecamatan

    Karangmojo adalah:

    a. Perkerasan Jalan

    b. Cor Rabat Beton Jalan

    c. Jembatan dan Talud

    d. Sarana Air Bersih dan MCK/Sanitasi

    e. Pasar

    f. Gedung Sekolah

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    38/129

    6. Program Pengembangan Kecamatan (PPK) di Kecamatan Karangmojo

    telah mampu sebagai program stimulan yang berarti hanya memberikan

    rangsangan kepada masyarakat agar bisa mandiri dan meningkatkan

    pendapatan dan kesejahteraan melalui kegiatan pembangunan prasarana

    fisik dan kegiatan ekonomi produktif. Keterlibatan masyarakat dalam

    program ini juga telah menunjukkan hal yang sangat positif. Masyarakat

    Kecamatan Karangmojo sangat apresiasif terhadap PPK, sehingga

    memunculkan wujud partisipasi yang sangat mendukung kegiatan tersebut.

    Partisipasi masyarakat Kecamatan Karangmojo terwujud melalui

    keterlibatan penuh warga dalam setiap tahapan kegiatan bahkan partisipasi

    telah mewujud dalam keikhlasan melakukan swadaya untuk mendukung

    kegiatan. Dalam 3 tahun PPK dilaksanakan di Kecamatan Karangmojo

    sembilan (9) desa yang telah mengeluarkan swadaya yang merupakan hal

    yang positif terhadap proses pembangunan lokal.

    7. Partisipasi perempuan dalam PPK di Kecamatan Karangmojo juga

    menunjukkan hal yang cukup menggembirakan. Di Kecamatan

    Karangmojo menunjukkan bahwa perempuan mendominasi sebesar 65%

    untuk kegiatan ekonomi melalui Usaha Ekonomi Produktif dan Simpan

    Pinjam. Melalui PPK, kaum perempuan telah berani menyalurkan

    aspirasinya dan tidak lagi pasif dalam menerima proses-proses

    pembangunan. Di PPK Kecamatan Karangmojo juga dilakukan

    Musyawarah Khusus Perempuan (MKP) yang memberikan saluran

    aspirasi terhadap kaum perempuan.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    39/129

    F. Kerangka Konseptual

    Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran merupakan model konseptual

    tentang bagaimana landasan teori yang telah dijabarkan berhubungan secara logis

    dengan berbagai faktor yang diidentifikasi sebagai masalah yang penting Berikut

    kerangka pemikiran yang disusun dalam penelitian ini :

    Menurut Davis (dalam Budiman), Pembangunan pada hakekatnya adalah

    suatu proses transformasi masyarakat dari suatu keadaan pada keadaan yang lain

    yang makin mendekati tata masyarakat yang dicita-citakan. Dalam proses

    transformasi tersebut terdapat dua komponen penting yakni: keberlanjutan

    (continuity) dan perubahan (change), pembangunan nasional adalah proses

    perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan

    masyarakat kearah yang diinginkan, melalui kebijakan, strategi dan rencana

    a. Keberlanjutan (continuity) artinya sebuah konsep pembangunan

    merupakan sebuah rencana yang panjang dan kerkelanjutan.

    b. Perubahan (change). Perubahan sosial merupakan aspek penting sangat

    mempengaruhi dinamika pembangunan.

    Peran menurut Faqih (2008) merupakan salah satu aspek dinamis dari

    kedudukan (status). Status dapat diasosiasikan dengan beberapa peranan yang

    menyertainya. Bilamana seseorang telah menjalankan hak dan kewajibannya

    sesuai dengan statusnya maka mereka telah menjalankan suatu peran. Setiap

    orang pun dapat mempunyai macam-macam peran yang berasal dari pola

    pergaulan hidupnya. Hal tersebut berarti bahwa, peran menentukan apa yang

    diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    40/129

    masyarakat kepadanya. Peran di sini sangat penting karena dapat mengatur

    perilaku seseorang, antara lain menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku

    orang-orang sekelompoknya.

    Terdapat 3 peran utma perempuan dalam perspektif gender

    a.

    Peran Reproduksi

    b. Peran Ekonomi

    c.

    Peran Sosial Kemasyarakatan

    Dari ketiga peran tersebut yang akan menjadi pusat kajian adalah peran

    sosial kemasyarakatan. Hal ini disebabkan karena, dalam peran sosial

    kemasyarakatan inilah perempuan memainkan perennya dalam pembangunan.

    Namun berdasarkan pengamatan awal penulis menemukan bahwa peran

    perempuan dalam pembangunan khususnya di Kaiburse belum maksimal.

    Menurut Cokroaminoto, yang menyebabkan perempuan kurang berpartisipasi

    dalam arena publik atau pembagunan adalah, yaitu:

    1. faktor kultural yang diperkuat oleh interpretasi agama, perempuan berada

    pada posisi subordinat terhadap laki-laki, sehingga dalam pengambilan

    keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sosial, politik, ekonomi,

    maupun kehidupan pribadinya sendiri, perempuan tidak memiliki hak

    untuk membuat sebuah keputusan;

    Perempuan yang memiliki sifat alam (nature) harus ditundukan agar

    mereka lebih berbudaya (culture). Uasaha membudayakan, perempuan

    tersebut telah menyebabkan terjadinya proses produksi dan reproduksi

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    41/129

    ketimpangan hubungan antara laki-laki dan perempuan (Abdullah,

    2006:4).

    2.

    Adanya dikotomi maskulin dan feminin, peranan manusia sebagai akibat

    dari determinasi biologis seringkali mengakibatkan marginalisasi terhadap

    perempuan.

    Adanya dikotomi peran publik dan peran domestik yang berakar dari

    pemahaman bahwa peran perempuan adalah di rumah pada gilirannya

    melestarikan pembagian antara fungsi produktif dan reproduktif antara

    laki-laki dan perempuan.

    3.

    Adanya konsep "beban kerja ganda" yang melestarikan wawasan bahwa

    tugas utama perempuan adalah di rumah sebagai ibu rumah tangga,

    cenderung mengalami aktualisasi potensi perempuan secara utuh.

    4. Sindroma subordinasi dan peran marginal perempuan telah melestarikan

    wawasan bahwa peran dan fungsi perempuan dalam masyarakat adalah

    bersifat sekunder. (Tjokroaminoto, 2003: 59).

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    42/129

    Berdasarkan penjelasan tersebut maka kerangka pemikiran penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    Pembangunan

    Kampung

    PeranPerempuanSosial

    Kemasyarakatan

    (DomainPublik)

    FaktorFaktor

    1.

    Kultural/Budaya

    2.

    DikotomiMaskulindan

    Feminim.

    3.

    DikotomiPeranPublikdan

    domestik.

    4.

    SindromSubordinasidan

    Marginal

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    43/129

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Tipe Penelitian dan Jenis Penelitian

    Dalam membahas, tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peran

    perempuan dalam pembangunan Kaiburse dalam gerakan pembangunan kampung

    serta untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang terperinci mengenai

    terma tersebut, penulis melakukannya dengan menggunakan pendekatan

    kualitatif. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, maka penulis menggunakan

    metode studi kasus, yang bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi

    sebanyak mungkin tentang masalah pokok yang dibahas. Sedangkan jenis

    penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

    menggambarkan secara objektif dan apa adanya.

    B. Waktu dan Tempat Penelitian

    Dalam rangka mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan maka

    penelitian ini dilaksanakan bulan April sampai Juli 2013.

    Tempat penelitian adalah di Kampung Kaiburse Distrik Malind Kabupaten

    Merauke.

    C. Informan Penelitian

    Informan dalam penelitian ini adalah terdiri informan utama dan informan

    penunjang. Informan utama dalam penelitian ini adalah ibu-ibu Kaiburse adalah

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    44/129

    sebanyak 10 Orang sedangkan informan penunjang terdiri dari Kepala Distrik,

    Kepala Dusun dan Kepala Kampung.

    D. Sumber Dan Jenis Data

    1. Sumber Data

    Sumber data adalah subjek dimana penelitian dilakukan sumber data dalam

    penelitian ini adalah para informan yang telah ditentukan oleh penulis sebelum

    penelitian (purposive sampling) yaitu orang yang merespon pertanyaan atau

    pernyataan peneliti, baik tertulis maupun lisan apabila peneliti menggunakan

    teknik observasi maka sumber datanya bisa berupa manusia, benda, gerak,

    peristiwa, atau gejala-gejala alam lainnya. Apabila peneliti menggunakan teknik

    dokumentasi maka sumber datannya adalah dokumen atau catatan.

    2. Jenis Data

    a. Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan penelitian

    langsung terhadap objek penelitian melalui hasil observasi dan hasil wawancara

    dari informan kunci maupun penunjang.

    b. Data Skunder

    Data skunder adalah data diperoleh bahan lain yang tersedia dan melengkapi

    data primer seperti literature, dokumen, koran dan majalah yang erat kaitannya

    dengan penelitihan ini.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    45/129

    E. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data

    1. Instrument Penelitian

    Instrumen adalah alat yang digunakan peneliti untuk memperoleh hasil

    penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrument berupa

    pertanyaan panduan yang digunakan untuk mendapatkan data yang ada di

    Kampung Kaiburse.

    2. Teknik Pengumpulan Data

    Pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode dalam

    pengumpulan data yaitu:

    a. Dokumentasi

    Menurut Sugiyono (2009 :82). Dokumen merupakan catatan peristiwa yang

    sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

    monumental dari seseorang.

    Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan

    mencatat dan menyalin berbagai dokumen yang ada dalam instansi terkait,

    Arikunto (2002 : 135). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi tidak

    turut serta. Jadi yang menjadi objek observasi ini adalah bagaimana peran

    perempuan dalam pembangunan kampung.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    46/129

    b. Observasi

    Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

    dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada dalam

    objek penelitian Arikunto (2002 :133). Jadi yang menjadi penelitian ini adalah

    data-data yang diperoleh dengan cara mencatat secara langsung objek yang diteliti

    yaitu factor-faktor yang mempengaruhi peran perempuan dalam pembangunan

    Kampung Kaiburse Distrik Malind.

    F. Teknik Analisa Data

    Analisa data merupakan bagian sangat penting dari proses penelitian ini.

    Teknik yang digunakan dalam analisa data ini adalah teknik analisa data

    komponensial atau dengan menganalisa komponen-komponen atau data-data yang

    berhubungan dengan faktor-faktor yang diteliti (Sugiono, 2009:102).

    Analisis komponensial, data ini dicari melalui observasi, wawancara, dan

    dokumentasi yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen akan dapat ditemukan

    (Sugiono, 2009:114).

    G. Konsep yang Digunakan.

    Untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian, maka beberapa konsep dan

    istilah perlu didefinisikan secara operasional. Konsep-konsep tersebut antara lain:

    1. peran: apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat serta

    sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    47/129

    2. Pembangunan:suatu penyusunan model pembangunan ekonomi kampung di

    landasi atas suatu prinsip bahwa apa yang disebut kampung swasembada

    adalah suatu kampung yang berkemampuan untuk berkembang sendiri.

    Masukan dari luar kampung akan mempercepat laju pembangunan.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    48/129

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

    1. Gambaran Umum Kampung Kaiburse

    Lokasi penelitian merupakan objek yang dijadikan sebagai tempat penelitian,

    untuk mempermudah proses penelitian yang sesuai dengan judul yang diangkat

    oleh penulis, maka yang menjadi lokasi penelitian adalah pada Kampung Kaiburse

    Distrik Malind Kabupaten Merauke.

    Kampung Kaiburse adalah salah satu dari beberapa kampung yang ada di

    Distrik Malind. Kampung ini terletak di pinggiran pantai laut Arafura kampung

    ini terdiri dari 4 RT dan 2 RW, dengan luas wilayah 543,11 Km2, Kampung

    Kaiburse menurut tata wilayahnya Sebelah Utara berbatasan dengan Kampung

    Padang Raharja, dan Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafura, berbatasan

    dengan Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Onggari, Sebelah Timur

    berbatasan dengan Kampung Kumbe dan jarak ke Distrik 2,0 Km.

    Ditinjau dari segi klimatologis dan berdasarkan letak geografisnya, Kampung

    Kaiburse memiliki sifat - sifat tropis dengan musim penghujan dan kemarau

    sepanjang tahun serta memiliki suhu yang relatif sama dengan daerah -daerah

    merauke dan sekitarnya.

    Di Kampung Kaiburse memiliki jumlah penduduknya 339 jiwa dengan

    jumlah laki-laki 183 jiwa dan jumlah perempuan 156 jiwa.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    49/129

    2.

    Kondisi Kependudukan, Sosial, Ekonomi,Wilayah

    a. Kependudukan

    Jumlah penduduk Kampung Kaiburse Distrik Malind Kabupaten Merauke

    berdasarkan monografi adalah 339 jiwa, dengan jumlah 94 KK. Tabel di bawah

    ini menunjukkan jumlah penduduk Kepala Keluarga :

    Tabel 4.1 Jumlah penduduk menurut Kepala Keluarga

    Kepala keluarga Laki-laki Perempuan Jiwa

    94 183 156 339

    (Sumber : Data Kampung Kaiburse 2013).

    Kampung kaiburse memiliki jumlah penduduk 339 jiwa , dengan jumlah

    laki-laki 183 Jiwa serta jumlah perempuan sebanyak 156 jiwa , yang terdiri dari

    94 kepala keluarga.

    Tabel 4.2 Jumlah dan Presentase Penduduk Menurut Golongan Umur di

    kampung Kaiburse, 2013.

    No Umur Jumlah (Orang) Presentasi

    1 0-5 39 27,43

    2 6-10 43 12,68

    3 11-20 67 19,76

    4 21-30 57 16,81

    5 31-40 47 13,86

    6 41-50 35 10,32

    7 51-60 39 11,508 60> 12 3,54

    Jumlah 339 100,00

    Sumber: Data Monografi Kampung Kaiburse 2013

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    50/129

    b. Keadaan Sosial

    Warga Kampung Kaiburse merupakan kelompok masyarakat yang

    mengutamakan nilai -nilai persaudaraan dan kebersamaan. Hal itu dapat dilihat

    dari cara hidup mereka yang selalu saling membantu dan rukun dalam hidup

    sosial bermasyarakat. Berdasarkan data yang ada di Kampung Kaiburse yang

    menganut agama dan kepercayaan Islam sebanyak 23 orang, agama Katolik

    berjumlah 312 orang, yang menganut agama Protestan berjumlah 4 orang. Warga

    Kampung Kaiburse lebih dominan beragama Khatolik, hal ini dapat dilihat pada

    tabel dibawah ini :

    Tabel 4.3 Deskripsi Susunan Penduduk Menurut Agama

    NO AGAMA JUMLAH (ORANG )

    1 ISLAM 23

    2 KHATOLIK 312

    3 PROTESTAN 4

    JUMLAH 339(Sumber :Data Kampung Kaiburse 2013)

    Kemudian jumlah penduduk yang berdasarkan suku di Kampung Kaiburse

    ini berdasarkan data yang di peroleh oleh peneliti bahwa kampung kaiburse

    memiliki beberapa suku diantaranya suku Malind berjumlah 306 orang, suku Jawa

    berjumlah 16 orang , suku Bugis berjumlah 7 orang, suku Flores berjumlah 4

    orang, dan suku Auyu berjumlah 6 orang. Jadi jumlah penduduk berdasarkan suku

    dapat dilihat pada tabel berikut :

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    51/129

    Tabel 4.4 Deskripsi Susunan Penduduk Menurut Suku

    NO SUKU JUMLAH (ORANG)

    1 MALIND 306

    2 JAWA 16

    3 BUGIS 7

    4 FLORES 4

    5 AUYU 6

    JUMLAH 339

    (Sumber : Data Kampung Kaiburse 2013)

    c. Pendidikan.

    Penduduk di Desa Kaiburse mayoritas berpendidikan SD, yaitu sebesar 114

    orang ( 33,63%), lulusan SMP sebesar 41 orang ( 12,09% ), lulusanSMA sebesar

    18 orang ( 5,31% ), lulusan SMK sebesar 7 orang ( 2,07% ) , sedangkan yang

    tidak dan belum bersekolah sebesar 159 ( 46,90% ).

    Tabel 4.5 Jumlah Persentase Penduduk Menurut Pendidikan di Kampung

    Kaiburse, 2013

    NO Pendidikan Jumlah (Orang) Presentse

    1 Tidak/ Belum Bersekolah 159 46,90

    2 SD 114 33,63

    3 SMP 41 12,09

    4 SMA 18 5,31

    5 SMK 7 2,07

    6 DIPLOMA -

    7 S1 -

    Jumlah 339 100,00

    Sumber :Data Monogrfi Kmpung Kaiburse 2013

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    52/129

    Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan rata-

    rata penduduk di Kampung Kaiburse masih rendah. Hal ini di sebabkan karena

    mereka tidak mempunyai biaya untuk melnjutkan pendidikan yang lebih tinggi,

    serta kurngnya motivasi untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

    d. Keadaan Perekonomian

    Mayoritas penduduk Kampung Kaiburse bermata pencaharian berkebun

    sebanyak 233 dengan tingkat persentasi 70 % yaitu berkebun kelapa, kemudian

    50 jiwa dengan taraf persentasi 15 % bertani ( padi ,sayuran), dan 33 warga

    berprofesi sebagai nelayan sebanyak 33 orang dengan tingkat persentasi 10 %

    nelayan, serta dilihat dari yang berprofesi sebagai peternak di kampung kaiburse

    sebanyak 16 orang dengan taraf persentasi 5 % berternak .Penghasilan

    masyarakat diperoleh dari berjualan buah kelapa sebagai potensi penghasil

    pendapatan ekonomi keluarga, (Sumber Data kampung kaiburse 2013).

    Kegiatan Perekonomian di Kampung Kaiburse Distrik Malind bertumpu

    pada hasil pertanian dan perkebunan khususnya kelapa. Sehari hari mayarakat

    Kaiburse berpenghasilan dengan berjualan buah kelapa kepada pengepul,

    dihargai dengan harga Rp 500,- per buah, dari hasil berjualan kelapa tersebut

    kemudian di tukarkan untuk membeli beras atau kebutuhan yang lainnya. Dengan

    kondisi perekonomian yang demikian, dapat dikatakan bahwa Kampung Kaiburse

    Distrik Malind tergolong dalam masyarakat yang berpenghasilan rendah.

    e. Potensi Wilayah

    Potensi sumber daya alam Kampung Kaiburse adalah pada sektor pertanian

    dan perkebunan. Kampung Kaiburse memiliki tanah yang subur, di bidang

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    53/129

    pertanian khususnya padi bisa tambah subur tanpa menggunakan pupuk kimia,

    hanya saja pengetahuan masyarakat tentang bertani masih kurang, sehingga hasil

    yang di capai masih relatif kecil/rendah. Sedangkan di bidang perkebunan hasil

    buah kelapa melimpah ruah, yang perharinya hasil perkebunan bisa mencapai 500

    buah kelapa( sumber: kepala Kampung)

    Selain itu juga pada sektor peternakan sangat menjanjikan di dukung dengan

    hamparan tanah yang kosong/padang rumput yang masih luas. Potensi untuk

    berternak sangat besar hanya saja masyarakat masih kekurangan modal untuk

    berternak ( membeli ternak sebagai modal awal )

    Dari data yang peneliti peroleh dari jumlah hewan atau ternak yang ada di

    kampung kaiburse memiliki ternak ayam kampung berjumlah 500 ekor, dan warga

    kampung kaiburse memiliki ternak sapi sebanyak 100 ekor sapi, babi sebanyakn

    25 ekor, kemudian waga yang memiliki ternak kuda berjumlah 5 ekor kuda.

    Dengan demikian berdasarkan data yang ada masyarakat kampung kaiburse lebih

    banyak berternak ayam kampung dan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

    Tabel 4.6 Deskripsi Jumlah Hewan Ternak

    NO. Hewan Ternak Jumlah (Ekor)

    1 Ayam Kampung 500

    2 Sapi 100

    3 Babi 25

    4 Kuda 5

    (Sumber : Kampung Kaiburse 2013).

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    54/129

    f. Kelembagaan Kampung

    Kelembagaan kampung adalah sarana dan prasarana Sebagai wadah

    organisasi yang tumbuh untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan

    tujuan pembangunan kampung , dan saat ini Kampung Kaiburse memiliki seorang

    Kepala Kampung. Dalam melaksanakan tugas - tugasnya, Kepala Kampung

    dibantu oleh seorang Sekretaris Kampung dan Aparat Kampung

    Adapun tugas dan fungsi dari aparatur kampung yang telah tersusun sebagai

    berikut:

    a. Kepala Kampung Emanuel Samkakay, yang bertugas mengatur seluruh

    aktifitas kegiatan stuktural pemerintahan kampung dan mempunyai fungsi

    memberikan pelayanan administatif masyarakat dan memberikan pembinaan

    sesuai dengan lingkup tugasnya.

    b. Kepala Dusun Yosep.M.Gebze, yang bertugas sebagai kepala adat kampung

    kaiburse dan mempunyai fungsi dari oranisasi sebagai tokoh lembaga

    masyarakat adat.

    c. Sekretaris Kampung Yeremias Gebze, mempunyai tugas sebagai pelayanan

    seluruh administratif masyarakat. Dan berfungsi sebagai pelaksana kegiatan

    aparatur kampung.

    d. Kaur umum Thomas Mahuze, yang mempunyai tugas melaksanakan seluruh

    kebijakan kampung yang bersifat spesifik di bidang umum kelembagaan

    kampung. Kaur umum memiliki fungsi sebagai pelaksana pelayanan

    administratif kampung dan melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh

    kepala kampung.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    55/129

    e. Kaur Kesra Yulianus Samkakay, mempunyai tugas melaksanakan kebijakan

    yang bersifat spesifik di bidang kesejahteraan masyarakat kampung. Kaur

    kesra memiliki fungsi sebagai pelaksana pelayanan administratif kampung

    dan melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh kepala kampung.

    f. Kaur Pemerintahan Gergorius Kaize, bertugas sebagai pelayanan masyarakat

    di bidang pemerintahan, kaur pemerintahan memiliki fungsi sebagai

    pelaksana pelayanan administratif kampung dan melaksanakan tugas lain

    yang di berikan oleh kepala kampung.

    g. Kaur Pembangunan Pangrasius Samkakay, bertugas sebagai pelayanan

    dibidang pembangunan yang berfungsi melaksanakan tugas dan tangung

    jawab pembangunan kampung sesuai lingkup tugasnya.

    Adapun struktural lembaga organisasi pemerintahan kampung kaiburse dapat

    dilihat sebagai berikut :

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    56/129

    Gambar 4.1 Deskripsi Struktur pemerintahan Kampung Kaiburse

    STRUKTUR PEMERINTAHAN KAMPUNG KAIBURSE

    DISTRIK MALIND

    KEPALA

    DUSUN

    YOSEP.M.GEBZE

    PEMBANGUNAN

    PANGRASIUS

    SAMKAKAY

    PEMERINTAHAN

    GERGORIUS.KAIZEKAUR

    KESRA

    YULIANUS

    SAMKAKAY

    KAUR

    UMUM

    THOMAS

    MAHUSE

    KEPALA

    KAMPUNG

    EMANUELSAMKAKAY

    SEKRETARIS

    KAMPUNG

    YEREMIASGEBZE

    RWII

    SILFESTERKAIZE

    RWI

    DEMIANUSNDIKEN

    RT02

    PAULINUS

    SAMKAKAY

    RT

    01

    PETRUSBALAGAIZE

    RT

    03

    YOHANISMAHUZE

    RT

    04

    ADRIANUS

    NDIKEN

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    57/129

    1. Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang dimiliki kampung untuk

    digunakan seluruh masyarakat. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di

    Kampung Kaiburse Distrik Malind dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.7 Sarana dan Prasarana Kampung Kaiburse.

    Bangunan Jumlah

    a) Balai Kampung 1 Buah

    b) Prasarana Kesehatan

    Pustu 1 Buah

    Puskesmas -

    c. Prasarana Pendidikan

    Gedung Sekolah Paud 1 buah

    Gedung Sekolah SD/Sederajat 1 Buah

    Gedung Sekolah SMP/Sederajat -

    Gedung Sekolah SMA/Sederajat -

    d) Prasarana Ibadah

    Masjid -

    Gereja Katolik 1 Buah

    Gereja Protestan -

    (Sumber: Data Monografi Kampung Kaiburse,2013)

    2. Pembinaan dan Kesejahteraan Keluarga

    Gerakan program pembinaan dan kesejahteraan keluarga yang selanjutnya

    disingkat PKK, adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang

    tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh, untuk masyarakat menuju

    terwujudnya keluarga yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa,

    berakal mulia, dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri.

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    58/129

    Tabel 4.8 Nama-nama Anggota PKK Kampung Kaiburse

    No Jabatan Nama1 Ketua Bernadeta Gebze

    2 Wakil Beata Yolmen

    3 Sekertaris 1 Maria Evakolama Gebze

    4 Sekretaris 2 Fisensia Gebze

    5 Bendahara Rosalina Kaise

    6 Ketua Pokja1 Ana Maria Ndiken

    7 Anggota Pokja 1 1. Faleria Gebze

    2. Transina Mahuse

    3.

    Romina Leha

    4.

    Ana Lea Gebze8 Ketua Pokja II Wihelmina Gebze

    9 Anggota Pokja II 1. Engel Berta Gebze

    2.

    Dolse Gebze

    3.

    Viktoria Gebze

    4. Sisiliya Mahuse

    10 Ketua Pokja III Sisilya Samkakai

    11 Anggota Pokja III 1.

    Melanya Balagaise

    2.

    Teresia Gebze

    3.

    Natalia Heatubun

    4.

    Sekondina Gebze(Anggota PKK Sumber kampung Kaiburse 2013 )

    Tabel 4.9 Laporan Kegiatan Pkk Kampung

    NO TANGGAL /

    BULAN

    KEGIATAN

    1. 10-04-2011 Acara pelantikan PKK Distrik yang di lantik

    oleh ibu Bupati

    2. 20-04-2011 Apotik hidup di setiap pekarangan rumah yang

    dinilai dari kabupaten

    3. 21-04-2011 Acara hari Kartini, di adakan di Kampung

    Onggari di adakan bersama ibu Bupati di

    samping itu diadakan perlombaan-perlombaan

    antar 7 kampung (Tarik tambang dan bakar

    sagu sep)

    4. 01-06-2012 Penanaman obat tradisional di kintal rumah

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    59/129

    5. 02-07-2012 Masak- memasak 4 Sehat Lima Sempurna (

    Makanan bayi, Balita)

    6. `10-07-2012 Perlombaan pembuatan abon ikan, bakso ikan,

    pentolan ikan, yang diikuti 5 Kampung di

    Kampung Kaiburse, Kumbe, Padang Raharja,

    Rawa Sari, Kurik 4, dan Kurik 6

    7. 02-05-2012 Acara perlombaan Wayase antar Kampung di

    laksanakan di Distrik

    8. 04-03-2013 Pertemuan KDRT ( Kekerasan dalam Rumah

    Tangga ) yang di ikuti masing-masing pokja di

    adakan di Kantor Distrik.

    Pembahasan KDRT

    Prinsipnya Ibu, Bapak dan Anak-anak

    Undang-undang KDRT

    (Anggota PKK Sumber kampung Kaiburse 2013 )

    Jadi di kampung Kaiburse ada kegiatan yang dilakukan oleh ibu-ibu Pkk

    selain itu juga ada program-program yang di rencanakan oleh anggota Pkk di

    kampung kaiburse.

    B. TIPOLOGI INFORMAN PENELITIAN

    1. Tipologi Informan

    Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapatkan data dan

    mengumpulkan data dari informan dilapangan, baik informan utama maupun

    informan penunjang. Untuk mendapatkan data para informan, peneneliti

    melakukan pemilihan informan dengan menentukan kriteria tertentu pada

    informan dengan tujuan bahwa peneliti akan mendapatkan gambaran nyata dan

    apa adanya tentang peranan perempuan dalam pembangunan pada PNPM Mandiri

    di Kampung Kaiburse Distrik Malind Kabupaten Merauke, para infporman yang

    dipilih adalah informan yang telah melihat dan mengetahui bagaimana peran

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    60/129

    perempuan dalam pembangunan pada PNPM Mandiri di Kampung Kaiburse

    Distrik Malind Kabupaten Merauke.

    Data yang ada dalam penelitian ini yaitu peran perempuan serta faktor-faktor

    yang mempengaruhi pembangunan dalam Program Nasional Pemberdayaan

    Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) Kampung Kaiburse Distrik Malind

    Merauke maka, sebelum data dianalisis terlebih dahulu peneliti memberikan

    gambaran penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara

    objektif dan apa adanya. Berikut adalah data kasar atau data natural yang ada

    dilapangan sesuai wawancara yang di berikan responden yang berjumlah 13

    Informan, terdiri dari Kepala Distrik, Kepala Kampung, Kepala Adat Kampung

    serta 10 Informan Ibu-ibu Kampung Kaiburse .

    1. Informan 1 (MDR)

    Informan penunjang yang dipilih adalah bapak dengan inisial MDR, bapak

    MDR adalah seorang Kepala Distrik Malind yang kini bapak MDR sudah

    berumur 46 tahun. Bapak MDR telah menjabat sebagai Kepala Distrik Malind

    dari tahun 2010 sampai dengan sekarang. Bapak MDR menempuh pendidikan

    sampai dengan Tingkat Strata Satu (S1) pendidikan.

    Wawancara dengan bapak MDR dilakukan sebanyak tiga kali yaitu

    pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 22 juni 2013 jam 10.00 WIT selama

    30 menit dengan bertempat di kantor Distrik Malind, yaitu tepatnya di ruangan

    informan. Sebelumnya saya memperkenalkan diri saya dan maksud kedatangan

    saya adalah memberikan surat untuk dilakukan penelitian, disamping itu juga saya

  • 5/19/2018 skripsi dian.pdf

    61/129

    melakukan perjanjian waktu untuk kesediaan bapak kepala distrik untuk dilakukan

    wawancara di waktu yang akan datang tentang peran perempuan dalam

    pembangunan PNPM Mandiri di Kampung Kaiburse. Wawancara dilakukan

    dengan suasana santai di lingkungan Distrik.

    Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 25 juni 2013 jam 08.30 WIT

    selama 60 menit yang bertempat di Kantor Distrik Malind. Setelah mereka

    mengetahui maksud kedatangan saya barulah saya mengajukan beberapa

    pertanyaan kepada informan, pertanyaan yang diajukan adalah tentang bagaimana

    peran perempuan dalam pembangunan kampung terhadap program Nasional

    Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai dari program-program,

    kontribusi, tingkat kehadiran keterampilan, pengambilan keputusan, partisipasi

    perempuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi peranan perempuan. Selain itu