sistematika proposal skripsi dan skripsi prodi hi

35
A. Judul Penelitian “Diplomasi Pemerintah Australia Terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Dalam Pemberian Grasi” (Studi Kasus Pemberian Grasi Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terhadap Terpidana Narkoba Schapelle Leigh Corby) B. Latar Belakang Masalah Schapelle Leigh Corby, lahir 10 Juli 1977 adalah seorang mantan pelajar sekolah kecantikan dari Brisbane, Australia. Corby adalah seorang wanita Australia yang dihukum karena penyelundupan narkoba yang dipenjara di Indonesia. Dalam tas Corby ditemukan 4,2 kg ganja, yang menurut Corby bukan miliknya. Corby mengaku tidak mengetahui adanya ganja dalam tasnya sebelum tas tersebut dibuka oleh petugas bea cukai bandara Ngurah Rai Bali (www.sumsel.tribunnews.com diakses tanggal 16 Maret 2013). Corby diputuskan bersalah oleh Pengadilan Negeri Denpasar atas tuduhan yang diajukan 1

Upload: tio-makstur

Post on 16-Feb-2015

287 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

A. Judul Penelitian

“Diplomasi Pemerintah Australia Terhadap Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono Dalam Pemberian Grasi” (Studi Kasus Pemberian Grasi Oleh

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terhadap Terpidana Narkoba

Schapelle Leigh Corby)

B. Latar Belakang Masalah

Schapelle Leigh Corby, lahir 10 Juli 1977 adalah seorang mantan

pelajar sekolah kecantikan dari Brisbane, Australia. Corby adalah seorang

wanita Australia yang dihukum karena penyelundupan narkoba yang

dipenjara di Indonesia. Dalam tas Corby ditemukan 4,2 kg ganja, yang

menurut Corby bukan miliknya. Corby mengaku tidak mengetahui adanya

ganja dalam tasnya sebelum tas tersebut dibuka oleh petugas bea cukai

bandara Ngurah Rai Bali (www.sumsel.tribunnews.com diakses tanggal 16

Maret 2013).

Corby diputuskan bersalah oleh Pengadilan Negeri Denpasar atas

tuduhan yang diajukan terhadapnya dan divonis hukuman penjara selama 20

tahun pada 27 Mei 2005 dan denda sebesar Rp.100 juta. Pada 20 Juli 2005,

Corby kembali membuka persidangan dengan mengajukan banding dan

menghadirkan beberapa saksi baru. Pada tanggal 12 Oktober 2005, setelah

melalui banding, hukuman Corby dikurangi lima tahun menjadi 15 tahun.

Namun pada 12 Januari 2006, melalui putusan kasasi, MA memvonis Corby

kembali menjadi 20 tahun penjara, dengan dasar bahwa narkotika yang

1

Page 2: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

diselundupkan Corby tergolong kelas I yang berbahaya (Putusan MA No. 112

PK/Pid/2006).

Didalam UU NO. 35 Tahun 2009 narkoba dibagi menjadi atas 3

golongan yaitu :

Golongan Pengertian Jenis (contoh)

Golongan I Narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan.

ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium

Golongan II Narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian

petidin, benzetidin, dan betametadol

Golongan III Narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian

kodein dan turunannya

Pada bulan Maret 2010, Corby mengajukan petisi kepada Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono untuk grasi atas dasar penyakit mental, dan pada

bulan Mei 2012, Corby diberikan pengurangan hukuman 5 tahun penjara. Ini

pertama kali Presiden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan

grasi pada terpidana kasus narkotika. Hal itu bertentangan dengan kebijakan

pengetatan pemberian remisi pada napi kejahatan luar biasa, seperti korupsi,

narkotik, dan terorisme sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No

28 Tahun 2006 (www.antaranews.com diakses tanggal 8 Maret 2013).

Keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengabulkan

permohonan grasi bagi Schapelle Leigh Corby bertentangan dengan

kebijakan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang pengetatan

remisi dan pembebasan bersyarat bagi terpidana korupsi, narkotik, dan

2

Page 3: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

terorisme. Pemberian grasi kepada Corby juga bertolak belakang dengan

pidato Presiden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Peringatan Hari

Internasional Melawan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba di Istana

Negara tanggal 29 Juni 2005 yang menyatakan bahwa grasi untuk jenis

kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotik tidak akan pernah

dikabulkan, termasuk bagi Corby (www.presidenri.go.id diakses tanggal 8

Maret 2013).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengabulkan grasi untuk

Corby dengan mengurangi hukumannya selama lima tahun. Dalam hal ini

peran pemerintah terutama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seharusnya

lebih konsisten dalam memerangi narkotika karena Indonesia adalah negara

besar dan merdeka. Pemberian grasi kepada Corby dikhawatirkan dapat

berdampak buruk bagi terpidana narkotik lainnya. Hal ini menunjukkan

indikasi adanya tebang pilih dari pemerintah terhadap pemberian grasi bagi

terpidana.

Didalam undang-undang hukum pidana Indonesia, ganja

diklasifikasikan ke dalam narkotika golongan I yang dilarang keras

peredarannya secara umum. Akan tetapi, keringanan hukuman atau grasi

bagi Schapelle Leight Corby yang telah terbukti bersalah karena

menyelundupkan ganja seberat 4,2 kilogram ke wilayah hukum Indonesia

menimbulkan indikasi adanya tekanan politik dari pihak luar terutama

Pemerintah Australia terhadap Pemerintah Indonesia. Pemberian keringanan

bagi Corby menunjukkan bahwa Pemerintah Australia menekan Pemerintah

3

Page 4: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung. Diplomasi yang

dilakukan oleh Pemerintah Australia tersebut merupakan suatu bentuk

perlindungan terhadap warga negaranya yang terjebak kasus hukum dinegara

lain. Dalam perkara hukum yang melibatkan Corby sudah jelas bahwa Corby

dapat dikategorikan sebagai penyelundup narkoba namun Pemerintah

Australia tanpa malu-malu memberikan perlindungan kepada warganya

(www.antaranews.com diakses tanggal 8 Maret 2013).

Dalam pemberian grasi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

tidak terlepas dari pertimbangan hubungan diplomatik luar negeri Indonesia.

Pemerintah Indonesia tidak mau memberikan keringanan terhadap seseorang

dengan yang telah terbukti bersalah secara cuma-cuma sebagaimana kasus

Corby. Di mata internasional, kasus perdagangan narkoba merupakan

kesalahan berat. Kasus ini sama beratnya seperti kasus terorisme serta

perdagangan manusia (Junaidi, 2011: 64).

Dengan pemberian pengurangan masa hukuman oleh Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono terhadap Corby, Pemerintah Indonesia berharap

Pemerintah Australia juga melakukan hal yang sama terhadap warga

Indonesia di Australia yang sedang menghadapi masalah hukum, terutama

anak-anak yang jumlahnya cukup banyak. Pemberian grasi oleh Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono kepada Corby tidak terlepas dari peran

pemerintah Australia, baik dari Perdana Menteri Australia, Partai Politik

Australia, maupun NGO (Non-Government Organization) Australia.

4

Page 5: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana bentuk diplomasi yang dilakukan oleh Pemerintah

Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemberian

grasi kepada Terpidana Narkoba Schapelle Leigh Corby ?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk

diplomasi yang dilakukan oleh Pemerintah Australia terhadap Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono dalam pemberian grasi kepada Terpidana Narkoba

Schapelle Leigh Corby.

E. Manfaat Hasil Penelitian

1. Bagi Penulis

a. Menambah wawasan bagi penulis mengenai masalah politik tentang

diplomasi yang dilakukan oleh Pemerintah Australia kepada Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono terhadap pemberian grasi kepada

terpidana kasus narkoba Schapelle Leigh Corby.

b. Penulis dapat menerapkan teori-teori yang ada sebagai alat untuk

menganalisis peristiwa-peristiwa yang ada.

c. Meningkatan kapasitas dan kapabilitas penulis dalam menganalisis cara

berdiplomasi oleh suatu negara.

5

Page 6: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

2. Bagi Pembaca

a. Memberi gambaran secara jelas mengenai upaya diplomasi yang

dilakukan oleh Pemerintah Australia kepada Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono terhadap pemberian grasi kepada terpidana kasus narkoba

Schapelle Leigh Corby.

b. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian

selanjutnya yang terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini.

c. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai cara dan upaya yang

dilakukan dalam berdiplomasi agar suatu kepentingan dapat tercapai.

3. Bagi Progam Studi

Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khasanah kajian

keilmuan yang bermanfaat bagi bahan diskusi dan materi perkuliahan.

F. Tinjauan Pustaka

1. Landasan Teori

Untuk memudahkan pengkajian skripsi ini, maka dibutuhkan teori-

teori untuk dipakai dalam upaya diplomasi Pemerintah Australia terkait

pemberian grasi terhadap Corby. Teori-teori tersebut diantaranya seperti

teori diplomasi sebagai teori dasar untuk menjelaskan masalah yang sudah

dijelaskan diatas.

6

Page 7: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

a. Diplomasi

Ernest Satow dalam Mohammad Shoelhi (2011:76)

merumuskan bahwa diplomasi adalah suatu penerapan kecerdasan dan

taktik untuk menjalin hubungan resmi antar pemerintah negara

merdeka, meluas hingga ke hubungan mereka dengan negara

persemakmuran atau protektorat atau hubungan bisnis antar negara

melalui cara-cara damai.

Sedangkan Azerta Cungu dan Tanya Alfredson (2008: 6)

mendefinisikan diplomasi sebagai bsebuah rencana atau metode yang

digunakan dalam mencapai kebijakan luar negeri.

Dari beberapa definisi, diplomasi sangat erat hubungannya

dengan hubungan antar Negara. Diplomasi dapat dikatakan merupakan

suatu seni mengedepankan kepentingan suatu negara melalui negosiasi

dengan cara-cara damai dalam berhubungan dengan Negara lain.

b. Multitrack Diplomacy

Konsep Multi Track Diplomacy dikembangkan dari perdebatan

yang telah berlangsung lama dalam kajian tentang diplomasi antara

diplomasi sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah saja atau

diplomasi sebagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat ke

masyarakat (citizen diplomacy). Hal ini berkembang dari ide bahwa

perang dapat dihindari jika terdapat hubungan persahabatan dan

pemahaman yang baik antar masyarakat, dan usaha perdamaian dapat

dilakukan jika pihak-pihak yang terlibat dalam potensi dan konflik

7

Page 8: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

nyata berusaha untuk saling memahami posisi yang diambil oleh pihak

lawan. Teknik tawar-menawar dan negosiasi yang umumnya dipandang

sebagai bagian dari kontak diplomatik antar pemerintah dapat dialihkan

dan diadaptasi untuk megatur keterlibatan antar warga negara dari

berbagai sistem politik yang berbeda tersebut.

Multi Track Diplomacy pada dasarnya adalah sebuah kerangka

kerja konseptual dalam memandang proses perwujudan perdamaian

internasional sebagai sebuah sistem kehidupan. Semuanya tercakup

dalam sebuah model jaring-jaring yang saling terkait antara baik

kegiatan, individual, institusi dan komunitas yang bekerja bersama

untuk satu tujuan tunggal, yaitu sebuah dunia dalam perdamaian.

Konsep ini merupakan sebuah ekspansi dari paradigma Track One

(Government) dan Track Two (Non-Government) yang telah

membentuk kajian bidang ini dalam beberapa dekade terakhir. Dalam

perkembangan sejarahnya, konsep mengenai kedua jalur ini berawal

dari sebuah kesadaran bahwa tidak selamanya sebuah interaksi formal,

ofisial dan antar-pemerintah diantara perwakilan yang ditugaskan oleh

negara berdaulat masing-masing merupakan metode yang efektif dalam

mencapai kerjasama internasional yang mutualistik ataupun

menyelesaikan sebuah konflik/perbedaan. Bahkan warga negara biasa

dari berbagai macam latar-belakang dan keahlian bisa menghadirkan

sesuatu yang kredibel dan dapat membuat suatu bentuk perubahan.

8

Page 9: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

Multi Track Diplomacy terdiri dari 5 jalur yang kemudian

berkembang menjadi 9 jalur utama dalam sebuah kerangka kerja

konseptual dan praktikal, yang digunakan untuk memahami

kompleksnya sistem dari kegiatan perwujudan perdamaian, yakni antara

lain:

1. Pemerintah (Goverment)

Bidang ini mencakup bagaimana proses formal diplomasi,

perumusan kebijakan dan pembangunan perdamaian melalui ofisial

dan institusi pemerintahan dijalankan.

2. Karir Profesional (Non Goverment)

Di sinilah kegiatan para pemegang karir professional non

governmental (non pemerintah) berjalan. Mereka berusaha untuk

menganalisa, mencegah, menyelesaikan dan mengakomodasi konflik

internasional oleh aktor-aktor bukan negara.

3. Bisnis (Bussines)

Ini adalah bidang tempat kegiatan-kegiatan bisnis

menjalankan peran actual dan potensialnya dalam pembangunan

perdamaian melalui provisi kesempatan ekonomi, persahabatan dan

pemahaman internasional, saluran komunikasi informal dan

mendukung kegiatan perwujudan perdamaian lainnya.

4. Warga Negara (Privat Citizen)

Ini termasuk beraneka cara bagaimana warga Negara

individual berkontribusi dan terlibat dalam kegiatan pembangunan

9

Page 10: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

dan perdamaian melalui citizen diplomacy, progam pertukaran,

organisasi voluntari swasta, NGO (Non-Government Organization)

dan kelompok kepentingan tertentu.

5. Penelitian, Pelatihan dan Edukasi (Research, Training and

Education)

Jalur ini mencakup tiga kajian kerja, antara lain: Penelitian

yang berhubungan dengan program-program universitas, think tanks

dan pusat penelitian kelompok-kelompok kepentingan khusus;

Program Pelatihan yang mencari untuk menyediakan keahlian

praktisioner seperti negosiasi, mediasi, resolusi konflik dan fasilitasi

third-party; dan Edukasi termasuk proses pendidikan formal dari TK

sampai ke tingkat Doktoral yang mencakup berbagai macam aspek

global mengenai studi lintas-budaya, studi tata dunia dan

perdamaian, dan konflik analisis, manajemen dan resolusi.

6. Aktivisme (Activism)

Jalur ini melingkupi aktivisme perdamaian dan

environmental mengenai beberapa hal seperti disarmament, hak

asazi manusia, keadilan social dan ekonomi, serta advokasi kepada

kelompok kepentingan khusus mengenai kebijakan tertentu

pemerintah.

7. Agama (Religion)

Jalur ini mempelajari bagaimana suatu kepercayaan dan

kegiatan berorientasi perdamaian yang dilakukan oleh komunitas

10

Page 11: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

spiritual dan religius serta beberapa gerakan berbasis moral seperti

pacifisme, sanctuary dan anti-kekerasan.

8. Pendanaan (Funding)

Ini terkait langsung dengan komunitas funding; yaitu mereka

yang baik yayasan maupun filantropis individual yang meyediakan

dukungan finansial untuk banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh

jalur-jalur lainnya.

9. Komunikasi dan Media (Communication and the Media)

Di sini adalah tempat bagi suara semua orang yaitu

bagaimana opini public dapat dibentuk dan diekspresikan melalui

media cetak, radio, film, sistem elektronik dan seni.

(The University of Connecticut Project in International Negotiation

(CPIN), The Rules of Diplomacy, http://www.peace.ca/diplomacy.htm,

diakses tanggal 3 April 2013).

Dalam pelaksanaan multitrack diplomacy, terdapat 12 prinsip

yang menjadi landasannya, yaitu:

1. Relationship, yaitu membangun hubungan yang kuat inter-personal

dan intergroup dalam masyarakat.

2. Komitmen Jangka Panjang, yaitu membuat komitmen bersama

dalama masyarakat dalam jangka waktu yang lumayan lama.

3. Sinergi Budaya, yaitu menghargai kebajikan budaya dari semua

pihak dan terbuka terhadap interaksi kreatif dalam budaya yang

berbeda.

11

Page 12: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

4. Partnership – Kolaboratif, yaitu model yang menhendaki adanya

kerjasama antara pihak lokal dan institusi lain atau koalisi.

5. Multiple Technologies, yaitu pengguanaan berbagai macam

teknologi sebagai sebuah pendekatan baru, jika dibutuhkan dalam

kondisi dan situasi tertentu.

6. Fasilitas, yaitu memberikan kesempatan bagi pihak-pihak tertentu

untuk brtanggung jawab dalam mimpi dan tujuan mereka.

7. Empowerment /Kewenangan, yaitu mmbantu masyarakat sebagai

agen perubahan dalam masyarakat.

8. Penelitian Aksi, yaitu belajar dari apa yang dilakukan/pengalaman

dan membagikannya dengan orang/pihak lain.

9. Invitasi, yaitu memasuki sebuah sistem dimana ada invitasi dan pintu

terbuka.

10. Kepercayaan, yaitu membangun hubungan dimana didalamnya

terdapat mutual trust dan kepedulian dalam sistem.

11. Perjanjian/Engagemen, yaitu mengakui bahwa sekali kita

memasuki sebuah sistem, maka kita menjadi bagian unik dari itu,

dan menjadi mitra yang peduli dan akuntabel.

12. Transformasi, yaitu katalis yang mengubah tingkatan level paling

dalam baik dalam asumsi, keyakinan, nilai, seperti tindakan dan

struktur.

12

Page 13: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

(The University of Connecticut Project in International Negotiation

(CPIN), The Rules of Diplomacy, http://www.peace.ca/diplomacy.htm,

diakses tanggal 3 April 2013).

Sejak munculnya konsep negara bangsa di Eropa utara pada

pertengahan abad ke 16, kebutuhan akan interaksi antar bangsa menjadi

sangat penting dan sangat di butuhkan untuk memenuhi kebutuhan

masing-masing negara sehingga di bentuklah unit ataupun badan yang

secara administratif mewakili negara yang akan berhubungan kepada

negara lain yang berfungsi untuk menjelaskan secara mendetail bentuk

kebijakan luar negeri suatu negara. Kemudian berlanjut pada abad ke

17 dan 18 dimana abad ini dapat di kategorikan sebagai abad

perkembangan dari hubungan interasional dimana filsuf dan para

pemikir politik seperi Grotius, Hobbes, Abbe Saint-Pierre, Kant dan

Rousseau merasa penting untuk mengkaji masalah dalam hubungan

internasional. Diplomasi pada hakikatnya merupakan kebiasaan untuk

melakukan hubungan antar negara melalui wakil resmi ataupun tidak

resminya yang dapat melibatkan seluruh proses hubungan luar negeri,

perumusan kebijakan termasuk pelaksanaannya. Dalam arti yang luas,

diplomasi dan politik luar negeri adalah sama. Namun dalam artian

yang lebih sempit (tradisional) diplomasi melibatkan cara-cara dan

mekanisme, sedangkan dalam politik luar negeri ada dasar atau

tujuannya. Dalam artian yang lebih terbatas, diplomasi meliputi teknik

operasional dimana negara mencari kepentingan diluar yurisdiksinya.

13

Page 14: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

2. Kerangka Berpikir

Dr. Louise Diamond dan Ambassador John McDonald dalam

bukunya Multi-Track Diplomacy menyebutkan pentingnya diplomasi

“…..diplomacy is associated in our minds with an interactive process, a

back-and-forth between various parties, it about relationship,

communication, connectedness. These are the key elements not only of

peacemaking endeavors but also of social systems. If the term jiggles the

mind to associate the system with this efforts and qualities it will be

relevant.”. Berdasarkan teori ini, Peter Sutch dan Juanita Elias dalam

bukunya The Basics: International Relations mengungkapkan bahwa

segala jenis upaya diplomasi yang dilakukan harus dengan analisis objektif

dimana fokus tertuju pada kekuataan hubungan antara dua buah negara.

(Peter Stuch, Juanita Elias. 2007: 41-42)

Aktor-aktor pemerintah yang efektif dalam sebuah sistem akan

mempengaruhi suksesnya diplomasi. Diplomasi dianggap sukses apabila

kedua belah pihak berhasil mengatasi kepentingan-kepentingan yang

berbeda, atau apabila kedua belah pihak berhasil berkompromi dalam

mengatasi perbedaan kepentingan. (Sukawarsini Djelantik, 2008: 103).

Selain pemerintah, salah satu diplomasi multi-track yang patut

diperhitungkan ialah peran media massa dalam menciptakan opini publik.

Media merupakan salah satu faktor penting, baik bagi keberhasilan

maupun kegagalan diplomasi antara dua negara. Hal ini karena mobilisasi

opini publik melalui pencitraan media (multilateral dan unilateral) yang

14

Page 15: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

konsisten akan mempengaruhi dinamika diplomasi yang

diimplementasikan dalam foreign policysuatu negara. Pemberian grasi

terhadap terpidana kasus narkoba Schapelle Leigh Corby oleh Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono tidak lepas dari peran pemerintah Australia.

Beberapa kali pemerintah Australia melakukan lobi terhadap Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono agar Corby mendapatkan grasi. Hal yang

dilakukan oleh pemerintah Australia ini juga dikarenakan adanya tekanan

dari dalam negeri Australia baik dari NGO (Non-Government

Organization), Partai, Masyarakat Australia, dan media massa Australia

yang berasumsi bahwa Corby tidak bersalah.

15

Tekanan Dari Dalam Negeri Australia

Perdana Menteri Australia

Pemerintah Indonesia(Presiden Susilo Bambang Yudhoyono)

Grasi Bagi Schapelle Leigh Corby

Kunjungan Diplomatik

Ancaman Penarikan Dana

Bantuan Tsunami Aceh

Pertukaran Narapidana

Page 16: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah kualitatif

yaitu proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Margono,

2005 : 36). Pengertian lain mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-

kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2007: 6). Penelitian

kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang

berorientasikan pada gejala atau fenomena yang bersifat alami. Mengingat

orientasinya demikian maka sifatnya mendasar dan naturalistik atau

bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboraturium melainkan

di lapangan sesuai dengan sifat dan karakter permasalahan yang diangkat

dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang akan digunakan adalah

jenis penelitian kualitatif.

Penggunaan pendekatan ini disesuaikan dengan tujuan pokok

penelitian yaitu untuk megetahui bagaimana bentuk diplomasi yang

dilakukan oleh Pemerintah Australia terhadap Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono dalam pemberian grasi kepada Terpidana Narkoba Schapelle

Leigh Corby.

16

Page 17: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

Sebagaimana sifat dari penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan

utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkapkan (to describe

and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe and

explain), kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan

eksplanatori. Beberapa penelitian memberikan deskripsi situasi yang

kompleks, dan arah bagi penelitian selanjutnya.

2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penulisan merupakan data sekunder

yang dikumpulkan melalui studi pustaka. Studi pustaka adalah segala

usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang

relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti.

Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian,

karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,

ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber

tertulis baik tercetak maupun elektronik lain. Studi Pustaka menurut M.

Nazir (2003: 27) adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk

menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan

atau sedang diteliti.

Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting sekali dalam

metode ilmiah untuk mencari sumber data sekunder yang akan mendukung

penelitian dan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan

dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan

yang pernah dibuat.

17

Page 18: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

3. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengambil obyek utama penelitian

adalah bagaimana bentuk diplomasi yang dilakukan oleh Pemerintah

Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemberian

grasi kepada Terpidana Narkoba Schapelle Leigh Corby.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian ini perlu ditegaskan jenis-jenis

data dan kategori data yang dikumpulkan dalam melakukan pengumpulan

data ini perlu adanya ketekunan dan ketelitian yang baik mengenai data

yang berhubungan dengan judul penelitian.

Teknik pengumpulan data penulisan penelitian ini dengan

mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur,

catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan

bagaimana diplomasi Australia kepada Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono terkait pemberian grasi bagi terpidana narkoba Schapelle

Leigh Corby.

5. Teknik Analisis Data

Dalam penyusunan penelitian ini, analisa data dilakukan sejak awal

penelitian dan proses penelitian dilaksanakan. Teknik analisa data dalam

penelitian ini menggunakan model analisa interaktif, data yang telah

diperoleh kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis.

18

Page 19: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

Analisa Data Model Interaktif

(Gambar diambil dari Mile dan Huberman dalam Teori dan Paradigma

Penelitian Sosial, Agus Salim, 2006: 20-24 )

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaa, pengabstrakan dan transformasi dari data kasar

yang muncul dari catatan pustaka. Reduksi data dilakukan dengan cara

meringkas data, mengkode, menelusur tema, dan membuat gugus-gugus

(Moleong, 2006: 303). Reduksi data yang dilakukan dalam jenis

penelitian kualitatif yang bersumber pada data sekunder melalui studi

pustaka.

Data yang dikumpulkan dari sumber data disesuaikan dengan

tema dasar penelitian yaitu Diplomasi Pemerintah Australia terhadap

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait pemberian grasi kepada

terpidana kasus narkoba Schapelle Leigh Corby.

19

Pengumpulan Data

Penyajian Data Penarikan Kesimpulan

Reduksi Data

Page 20: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

b. Penyajian data

Penyajian data merupakan cara menyajikan data yang telah

direduksi. Dalam penelitian kualitatif pada umumnya data disajikan

secara naratif dengan menjabarkan informasi dan hasil interpretasi yang

dilakukan oleh penulis. Data-data yang telah direduksi dapat pula

disajikan dalam bentuk kategori-kategori, sketsa, diagram, dan tabel

yang sudah diolah sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

Dalam penelirian ini, data-data yang didapatkan dari sumber-

sumber yang ada disajikan dalam bentuk naratif dengan menguraikan

gambaran mengenai upaya Pemerintah Australia dalam melakukan

diplomasi terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkain

pemberian grati terhadap terpidana kasus narkoba Schapelle Leigh

Corby.

c. Penarikan kesimpulan (verifikasi)

Setelah diperoleh data yang cukup maka perlu untuk

menyimpulkan hal-hal yang akan ditulis, sehingga penulis dapat dengan

mudah untuk menrik kesimpulan dari data yang telah diperoleh. Dalam

tahap untuk menarik kesimpulan dari ketegori data yang telah direduksi

dan disajikan untuk selanjutnya menuju kesimpulan akhir sehingga

mampu menjawab permasalahan yang dihadapi. Tetapi dengan

bertambahnya data melalui verifikasi secara terus menerus, maka

diperoleh kesimpulan yang bersifat acak. Dengan kata lain, setiap

20

Page 21: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

kesimpulan senantiasa akan selalu terus dilakukan verifikasi selama

penelitian berlangsung.

H. Jadwal Penelitian

No. Jenis KegiatanBulan*

Maret April Mei Juni

1. Pen yusunan Proposal

2. Pengajuan Proposal

3. Pengumpulan Data

4. Analisis Data

*keterangan: Tahun 2013

21

Page 22: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

I. Daftar Pustaka

Sumber buku :

Alfredson, Tanya dan Azeta Cungu. 2008. Negotiation Theory and Practice:

A Review of the Literature. UN: Food and Agriculture Organization.

Bantarto. 1994. Refleksi Setengah Abad Kemerdekaan Indonesia. Jakarta:

Gramedia.

Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Djelantik, Sukawarsini. 2008. Diplomasi antara Teori & Praktik, Yogyakarta:

Graha Ilmu,

Ibrahim, Johnny. 2005 Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif.

Surabaya: Bayumedia.

Junaidi. 2011. Peraturan Perundang-undangan Hukum Narkoba. Jakarta:

Pustaka Elektronik.

Marlina. 2009. Upaya-Upaya Diplomasi Pemerintah Indonesia. Dalam Jurnal

Yustika Volume 12 Nomor 2.

Miles, Matthew B dan Huberman, A. Michael. 2009. Analisis Data Kualitatif.

Penerjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI-Press.

Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nasir, M. 2003. Metode Penelitian Cetakan ke-5. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Peter Stuch, Juanita Elias. 2007. The Basic: The International Relations. New

York: Routledge.

Shoelhi, Mohammad. 2011. Diplomasi: Praktik Komunikasi Internasional.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

22

Page 23: Sistematika Proposal Skripsi Dan Skripsi Prodi Hi

Sumber Media Online :

http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/288-metode-

pengumpulan-data-penelitian-kualitatif.html diakses pada 7 Maret 2013

http://www.pangupodit.com/2012/05/pengertian-studi-kepustakaan-

menurut-para-ahli diakses pada 7 Maret 2013

http://mudjiarahardjo.com/profile/270.html?task=view diakses pada 8 Maret

2013

http://www.antaranews.com/view/?i=1214216105&c=ART&s= diakses

pada 8 Maret 2013

http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-

metode-penelitian-kualitatif.html diakses pada 13 Maret 2013

http://staff.undip.ac.id/sastra/mudjahirin/2009/03/06/penelitian-sosial-

budaya/ diakses pada 13 Maret 2013

http://sumsel.tribunnews.com/m/index.php/2012/05/28 diakses pada 16

maret 2013

http://www.peace.ca/diplomacy.htm, The University of Connecticut Project

in International Negotiation (CPIN), The Rules of Diplomacy, diakses

tanggal 3 April 2013

23